pengembangan sistem informasi geospasial berbasis...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOSPASIAL BERBASIS
WEB PADA PASANG SURUT AIR LAUT DENGAN METODE
ADMIRALTY
(STUDI KASUS : REGIONAL II INDONESIA)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu Program Studi Sistem Informasi
BAHTIAR RIFAI
1112093000039
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1439 H
i
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOSPASIAL BERBASIS
WEB PADA PASANG SURUT AIR LAUT DENGAN METODE
ADMIRALTY
(STUDI KASUS : REGIONAL II INDONESIA)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu Program Studi Sistem Informasi
BAHTIAR RIFAI
1112093000039
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1439 H
ii
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOSPASIAL BERBASIS WEB
PADA PASANG SURUT AIR LAUT DENGAN METODE ADMIRALTY
(STUDI KASUS : REGIONAL II INDONESIA)
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Satu Program Studi Sistem Informasi
Disusun Oleh:
BAHTIAR RIFAI
1112093000039
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1439 H
iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOSPASIAL BERBASIS
WEB PADA PASANG SURUT AIR LAUT DENGAN METODE
ADMIRALTY
(STUDI KASUS : REGIONAL II INDONESIA)
Disusun Oleh:
BAHTIAR RIFAI
NIM : 1112093000039
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Zainul Arham, S.Kom, M.Si Eva Khudzaeva, M.Si
NIP. 19740730 200710 1 002 NIDN. 306108301
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
Nia Kumaladewi, MMSI
NIP. 19750412 200710 2 002
iv
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul Pengembangan Sistem Informasi Geospasial Berbasis
Web Pada Pasang Surut Air Laut Dengan Metode Admiralty (Studi Kasus:
Regional II Indonesia) yang ditulis oleh Bahtiar Rifai, NIM 1112093000039
telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Rabu
18 Oktober 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.
Menyetujui,
Penguji I Penguji II
Eri Rustamaji, MBA Zulfiandri, MMSI
NIDN. 2002086402 NIP. 19700130 200501 1 003
Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,
Zainul Arham, S.Kom, M.Si Eva Khudzaeva, M.Si
NIP. 19740730 200710 1 002 NIDN. 306108301
Mengetahui,
Dekan Ketua
Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Sistem Informasi
v
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Januari 2018
Bahtiar Rifai
1112093000039
vi
ABSTRAK
BAHTIAR RIFAI (1112093000039), Pengembangan Sistem Informasi
Geospasial Berbasis Web Pada Pasang Surut Air Laut dengan Metode
Admiralty (Studi Kasus : Regional II Indonesia). Di bawah bimbingan Bapak
ZAINUL ARHAM dan Ibu EVA KHUDZAEVA
Seiring dengan berjalannya waktu, semakin berkembang pula teknologi
informasi bagi manusia. Informasi dapat berbentuk laporan, jurnal, berita,
dan dapat pula berbentuk pengukuran atau data pengamatan. Data
dikumpulkan dalam jumlah banyak dan data tersebut diperlukan untuk suatu
tujuan. PJKGG (Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika) adalah
salah satu unit pada BIG (Badan Informasi Geospasial). salah satu tugas
pokoknya adalah melaksanakan tugas di bidang jaring kontrol gaya berat dan
pasang surut. Pengetahuan mengenai kondisi pasang surut di Indonesia
sangat penting bagi pengukuran, analisis dan pengkajian data muka air laut
untuk berbagai kegiatan yang berkaitan dengan laut atau pantai seperti
pemetaan, pelayaran, pencemaran laut, pengelolaan sumberdaya hayati
perairan atau pertahanan nasional. Selain itu pengetahuan pasang surut juga
akan mempengaruhi cara hidup, cara kerja dan bahkan budaya masyarakat
yang hidup di wilayah pesisir. Namun selama ini informasi tentang pasang
surut masih sulit diperoleh masyarakat. Dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi, telah memungkinkan untuk
menyampaikan informasi mengenai informasi pasang surut berbasis web.
Oleh karena itu, dibangunlah suatu sistem yang dapat menyajikan informasi
pasang surut air laut yang dapat menyajikan informasi pasang surut yang ada
di Indonesia. Penulis menggunakan Unified Modelling Language (UML)
dalam perancangan “SIPASAL”. Sistem ini menggunakan Google Map,
bahasa pemograman PHP, MYSQL sebagai database, AJAX sebagai
metode interaksi antar halaman. PHP MyAdmin sebagai interface berbasis
web, yang dapat mengadministrasi MySQL, dan menggunakan Apache
sebagai web server, serta Notepad++ sebagai text editor. Hasil yang dicapai
berupa sistem informasi pasang surut air laut berbasis web, yang menyajikan
informasi pasang surut air laut di regional dua Indonesia berupa tabel.
Kata Kunci: Sistem Informasi Geospasial, Sistem Informasi Pasang Surut
Air Laut (SIPASAL), Metode Admiralty, BIG, Unified Modelling
Language, PHP, MySQL.
V Bab + 222 Halaman + xxv Halaman + 85 Gambar + 50 Tabel + 4 Daftar
Simbol + Lampiran
Pustaka Acuan (26, 2007 – 2016)
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirobbil’aalamin, puji syukur yang sebesar-besarnya
kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat, hidayah, dan taufiq-
Nya, penulis diberikan nikmat sehat dan ilmu sehingga dapat melaksanakan,
dan menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengembangan Sistem
Informasi Geospasial Berbasis Web pada Pasang Surut Air Laut
dengan Metode Admiralty (Studi Kasus: Regional II Indonesia).
Shalawat beriringan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, kerabat, serta muslimin, dan
muslimat, semoga kita semua mendapatkan syafa’at dari beliau di akhirat
kelak. Amin.
Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah banyak membantu baik moril dan materil dalam
menyelesaikan laporan ini. Untuk itu perkenankanlah peneliti
menyampaikan ungkapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
3. Ibu Meinarini Catur Utami, MT, selaku Sekertaris Program Studi
Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Zainul Arham, S.Kom, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I
yang telah memberikan motivasi, ilmu baru, arahan serta selalu
meluangkan waktu dalam membimbing proses penyusunan skripsi
ini.
5. Ibu Eva Khudzaeva, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan motivasi, ilmu baru, arahan serta selalu meluangkan
waktu dalam membimbing proses penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Eri Rustamaji, MBA, selaku Dosen Pembimbing Akademik
dan Penguji I skripsi yang telah memberikan motivasi, ilmu baru,
arahan serta selalu meluangkan waktu dalam membimbing saya
selama di kampus.
7. Bapak Zulfiandri, MMSI, selaku Dosen Penguji II yang telah
memberikan ilmu baru dalam proses penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh karyawan dan Staff Pengajar Akademik Fakultas Sains dan
Teknologi, khususnya Program Studi Sistem Informasi.
9. Bapak Dr. Ibnu Sofian, M.Eng, selaku Staff Peneliti Ahli di Bidang
Pasang Surut yang telah membimbing saya dan mengizinkan saya
untuk melakukan penelitian di Badan Informasi Geospasial
khususnya pada unit Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika.
ix
10. Mba Annisa Nur Fadilah, S.AP selaku Staff PKH (Perencanaan,
Kepegawaian dan Hukum) yang telah banyak membantu dan
memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi
ini selama di BIG.
11. Serta seluruh Staff Peneliti Gaya Berat dan Pasang Surut Badan
Informasi Geospasial yang tidak dapat saya sebutkan satu – persatu
nama nya yang telah banyak membantu selama saya melaksanakan
penelitian.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran agar
menjadi lebih baik lagi. Yang dapat disampaikan melalui e-mail
[email protected]. Akhir kata, peneliti berharap, insya Allah semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri peneliti, serta para pembaca, terutama
teman-teman Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik
sebagai bahan karya tulis berupa informasi, perbandingan maupun dasar
untuk penelitian materi lebih lanjut.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Jakarta, Januari 2018
Bahtiar Rifai
1112093000039
x
LEMBAR PERSEMBAHAN
Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mempersembahkan skripsi ini
kepada seluruh pihak yang telah membantu baik moril dan materil dalam
menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:
1. Bapak H. Nurdin S.Ag dan Ibu Hj. Mariam, orang tua saya yang
sangat saya cintai dan sayangi. Terimakasih atas doa, dukungan,
arahannya selama ini. semoga aku dapat membahagiakan dan
membuat ibu bapak bangga. akhirnya bisa menyelesaikan skripsi ini
setelah ditanya kapan lanjut S2. Sehat selalu ya emi, bapa.
2. Cilebut Family beserta seluruh keponakanku yang selalu
memberikan nasehat yang kadang bermutu kadang ngaur juga dan ga
berkaitan sama sekali dalam pembuatan skripsi ini. semoga selalu
menjadi contoh yang baik untuk adiknya.
3. Nenek ku Tercinta Hj. Sa’winah yang selalu mendoakan cucunya ini
agar menjadi manusia yang berguna bagi keluarga, agama, dan
negara. Terimakasih nek sehat selalu yaa.
4. Grup diskusi Fauzi, Kiki, Efi dan Fatimah terimakasih sudah
mendoakan dan membuat hidup saya semakin berarti, semoga tali
silaturahmi terus terikat di antar kita.
5. Achmad Tasa Farian, TERIMAKASIH telah banyak menolong dan
meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengayomi sebagai
teman sahabat seperjuangan. Semoga kita sukses dunia akhirat ya sa.
xi
6. Grup “Alamak Oee”, Yoga, Fajar, Luqman, Fadil, Asti, Sofie, Dita,
juga Grup lainnya Mia, Resti, Badru dan Galih. Terimakasih sudah
mendoakan dan membuat tersenyum selalu. Semoga kita bisa sukses
lulus dari UIN haha.
7. Teman-teman SI B 2012 dan SI A 2012. Terimakasih untuk
kebersamaan, kerjasama, motivasi, dan selalu mendoakan dalam
kebaikan.
8. Kakak-kakak senior dan adik kelas yang telah memberikan banyak
informasi, referensi, dan ilmu yang sangat berguna.
9. Seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian
skripsi ini yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, namun
tidak mengurangi sedikit pun rasa hormat dan rasa terimakasih.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. iii
PENGESAHAN UJIAN ....................................................................................... iv
PERNYATAAN ..................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xx
DAFTAR SIMBOL ........................................................................................... xxii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 9
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................. 10
1.4 Batasan Masalah ..................................................................................... 10
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 11
1.5.1 Tujuan Penelitian ............................................................................ 11
1.5.2 Manfaat Penelitian .......................................................................... 13
1.6 Metodologi Penelitian ............................................................................ 14
1.6.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 14
1.6.2 Metode Pengolahan Data ................................................................ 15
1.6.3 Metode Pengembangan Sistem ....................................................... 15
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................. 16
BAB II : LANDASAN TEORI ............................................................................ 18
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi ............................................................. 18
xiii
2.1.1 Pengertian Sistem ............................................................................ 18
2.1.2 Pengertian Informasi ....................................................................... 22
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi ........................................................... 23
2.2 Sistem Informasi Geospasial .................................................................. 23
2.2.1 Definisi Sistem Informasi Geospasial ............................................. 23
2.2.2 Data Pada SIG ................................................................................. 24
2.3 Peta ......................................................................................................... 25
2.3.1 Jenis-jenis Peta ................................................................................ 25
2.3.2 Skala Peta ........................................................................................ 27
2.4 Pasang Surut Air Laut ............................................................................ 29
2.4.1 Pengertian Pasang Surut Air Laut ................................................... 29
2.4.2 Komponen Pasang Surut Air Laut .................................................. 30
2.4.3 Tipe Pasang Surut Air Laut ............................................................. 31
2.4.4 Metode Admiralty ........................................................................... 33
2.5 Alat Perancangan Sistem ........................................................................ 35
2.5.1 Unified Modelling Language (UML).............................................. 35
2.5.2 Diagram-diagram Unified Modelling Language (UML) ................ 36
2.5.3 Tujuan Unified Modelling Language (UML) ................................. 42
2.6 Jenis dan Metode Pengumpulan Data..................................................... 43
2.6.1 Sumber Data Primer ........................................................................ 43
2.6.2 Sumber Data Sekunder .................................................................... 44
2.7 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem .................................... 44
2.7.1 Metode Pendekatan Sistem ............................................................. 44
2.7.2 Metode Pengembangan Sistem Model Strategi Air Terjun ............ 45
2.8 Konsep Sistem untuk Pemodelan Objek ................................................ 47
2.9 Internet .................................................................................................... 49
2.10 Website ................................................................................................... 49
xiv
2.10.1 Pengertian Website .......................................................................... 49
2.10.2 Web Database System ..................................................................... 50
2.11 Database dan DBMS .............................................................................. 50
2.11.1 Normalisasi ..................................................................................... 52
2.11.2 Database Management System (DBMS) ........................................ 54
2.12 PHP ......................................................................................................... 54
2.12.1 Kelebihan PHP ................................................................................ 55
2.13 MySQL ................................................................................................... 55
2.13.1 Auto Increment Field di MySQL .................................................... 56
2.14 Google Map API..................................................................................... 56
2.15 Teknik Pengujian Software..................................................................... 57
2.15.1 Black Box ........................................................................................ 57
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 58
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 58
3.2 Data dan Perangkat Penelitian ................................................................ 58
3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 59
3.3.1 Observasi ......................................................................................... 59
3.3.2 Wawancara ...................................................................................... 60
3.3.3 Studi Pustaka ................................................................................... 60
3.4 Pengolahan Data dengan Metode Admiralty .......................................... 61
3.4.1 Komponen Pasang Surut ................................................................. 61
3.4.2 Mencari Harga Amplitudo dan Beda Fase ...................................... 62
3.4.3 Tipe Pasang Surut ........................................................................... 63
3.4.4 Fluktuasi dan Elevasi Muka Air ...................................................... 63
3.5 Metode Pengembangan Sistem............................................................... 64
3.5.1 Model Proses Waterfall ................................................................... 64
3.5.1.1 Tahap Rekayasa Sistem dan Perencanaan ............................... 65
xv
3.5.1.2 Tahap Analisis Sistem ............................................................. 65
3.5.1.3 Tahap Perancangan .................................................................. 66
3.5.1.4 Tahap Pemrograman ( Coding )............................................... 68
3.5.1.5 Tahap Pengujian ( Testing ) ..................................................... 69
3.6 Alasan Menggunakan Waterfall ............................................................. 70
3.7 Kerangka Berpikir .................................................................................. 72
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 75
4.1 Tahap Rekayasa Sistem dan Perencanaan .............................................. 75
4.1.1 Gambaran Umum Badan Informasi Geospasial (BIG) ................... 75
4.1.1.1 Sejarah Singkat Badan Informasi Geospasial (BIG) ............... 75
4.1.1.2 Tujuan Pengembangan Sistem ................................................. 89
4.1.1.3 Ruang Lingkup Sistem............................................................. 90
4.2 Analisis Sistem ....................................................................................... 94
4.2.1 Analisis Sistem Berjalan ................................................................. 94
4.2.1.1 Proses Bisnis Berjalan ............................................................. 94
4.2.1.2 Kelebihan Sistem Berjalan ............................................................ 95
4.2.1.3 Kekurangan Sistem Berjalan ................................................... 96
4.2.1.4 Identifikasi Masalah ................................................................. 96
4.2.1.5 Analisis Sistem Usulan ............................................................ 97
4.3 Perancangan Sistem .............................................................................. 104
4.3.1 Desain Sistem ................................................................................ 105
4.3.1.1 Use Case Diagram ................................................................. 105
4.3.1.2 Activity Diagram ................................................................... 143
4.3.1.3 Class Diagram ....................................................................... 161
4.3.2 Desain Basis Data ......................................................................... 165
4.3.2.1 LRS (Logical Record Structured) .......................................... 165
4.3.2.2 Spesifikasi Basis Data ............................................................ 171
xvi
4.3.2.3 Sequence Diagram ................................................................. 178
4.3.3 Desain Antarmuka ................................................................. 183
4.3.3.1 Graphic User Interface ................................................................ 183
4.4 Implementasi ........................................................................................ 201
4.4.1 Pemrograman (Coding) .................................................................. 201
4.4.2 Testing ........................................................................................... 202
4.4.2.1 Pengujian Level Admin .......................................................... 202
4.4.2.2 Pengujian Level Staff Peneliti Pasut ...................................... 206
4.4.2.3 Pengujian Level Kepala Bidang Pasut ................................... 209
4.4.2.4 Pengujian Level Mitra Kerja.................................................. 211
4.4.2.5 Pengujian Level Public User ................................................ 215
BAB V : PENUTUP ........................................................................................... 217
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 217
5.2 Saran ..................................................................................................... 218
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 220
LAMPIRAN220
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Grafik Presentase Kecelakaan di Indonesia ...................................... 2
Gambar 1. 2 Grafik Kecelakaan Kapal Kandas di Indonesia ................................ 3
Gambar 1. 3 Grafik Persentase Kecelakaan Laut Berdasarkan Faktor Penyebab
di Indonesia ............................................................................................................. 4
Gambar 2. 1 Tipe pasang surut ............................................................................ 33
Gambar 2. 2 Bagan Alir pada Metode Admiralty ................................................ 35
Gambar 2. 3 Contoh Use Case Diagram ............................................................. 37
Gambar 2. 4 Contoh Class Diagram ................................................................... 38
Gambar 2. 5 Contoh Sequence Diagram ............................................................. 40
Gambar 2. 6 Contoh Activity Diagram ................................................................ 41
Gambar 2. 7 Strategi Air Terjun (Whitten et al. 2008) ....................................... 46
Gambar 2. 8 Hierarki Database .......................................................................... 51
Gambar 3. 1 Grafik Hasil Pengukuran Pasang Surut .......................................... 64
Gambar 3. 2 Pengembangan Sistem dengan Model Waterfall ............................ 65
Gambar 3. 3 Kerangka Berpikir ........................................................................... 74
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi BIG ................................................................. 85
Gambar 4. 2 Struktur Organisasi PJKGG ............................................................ 89
Gambar 4. 3 Rich Picture Sistem Berjalan .......................................................... 95
Gambar 4. 4 Rich Picture Sistem Usulan ............................................................ 98
Gambar 4. 5 Use Case SIPASAL ...................................................................... 110
Gambar 4. 6 Activity Diagram Sign in ............................................................... 143
Gambar 4. 7 Activity Diagram Sign out ............................................................. 144
Gambar 4. 8 Activity Diagram Update Profil .................................................... 145
Gambar 4. 9 Activity Diagram Lihat Pasut Terkini ........................................... 145
Gambar 4. 10 Activity Diagram Pencarian Pasut .............................................. 146
Gambar 4. 11 Activity Diagram Lihat Berita ..................................................... 147
Gambar 4. 12 Activity Diagram Kelola Berita .................................................. 148
Gambar 4. 13 Activity Diagram Lihat Teori ...................................................... 149
xviii
Gambar 4. 14 Activity Diagram Kelola Teori.................................................... 150
Gambar 4. 15 Activity Diagram Lihat Tentang ................................................. 151
Gambar 4. 16 Activity Diagram Update Tentang .............................................. 151
Gambar 4. 17 Activity Diagram Kelola Data User ............................................ 152
Gambar 4. 18 Activity Diagram Kelola Data Mitra Kerja ................................. 153
Gambar 4. 19 Activity Diagram Input Data Pasut ............................................. 154
Gambar 4. 20 Activity Diagram Kelola Data Pasut ........................................... 155
Gambar 4. 21 Activity Diagram Validasi Data Pasut ........................................ 156
Gambar 4. 22 Activity Diagram Input Permintaan Pasut................................... 157
Gambar 4. 23 Activity Diagram Verifikasi Permintaan Pasut ........................... 158
Gambar 4. 24 Activity Diagram Unduh Permintaan Pasut ................................ 159
Gambar 4. 25 Activity Diagram Ubah Password .............................................. 160
Gambar 4. 26 Class Diagram SIPASAL ........................................................... 164
Gambar 4. 27 LRS (Logical Record Structured) SIPASAL .............................. 170
Gambar 4. 28 Sequence Diagram Sign in .......................................................... 179
Gambar 4. 29 Sequence Diagram Teori ............................................................ 179
Gambar 4. 30 Sequence Diagram Berita ........................................................... 180
Gambar 4. 31 Sequence Diagram Tentang ........................................................ 180
Gambar 4. 32 Sequence Diagram Data Pasut Provinsi ..................................... 181
Gambar 4. 33 Sequence Diagram Data Pasut Tipe ........................................... 181
Gambar 4. 34 Sequence Diagram Data Stasiun Pasut ....................................... 182
Gambar 4. 35 Sequence Diagram Permintaan Pasut ......................................... 182
Gambar 4. 36 Menu Admin ............................................................................... 183
Gambar 4. 37 Menu Staff Peneliti Pasut .......................................................... 183
Gambar 4. 38 Menu Kepala Bidang .................................................................. 184
Gambar 4. 39 Menu Mitra Kerja ....................................................................... 184
Gambar 4. 40 Menu Public User ....................................................................... 185
Gambar 4. 41 Perancangan User Interface Sign in User ................................... 185
Gambar 4. 42 Perancangan User Interface dashboard Admin .......................... 186
Gambar 4. 43 Perancangan User Interface Kelola Data User ........................... 186
Gambar 4. 44 Perancangan User Interface Tambah Data User ....................... 187
xix
Gambar 4. 45 Perancangan User Interface Kelola Data Mitra Kerja ................ 187
Gambar 4. 46 Perancangan User Interface Tambah Data Mitra Kerja ............. 188
Gambar 4. 47 Perancangan User Interface Kelola Data Teori .......................... 188
Gambar 4. 48 Perancangan User Interface Tambah Data Teori........................ 189
Gambar 4. 49 Perancangan User Interface Kelola Data Permintaan Pasut ....... 189
Gambar 4. 50 Perancangan User Interface Tambah Data Permintaan Pasut .... 190
Gambar 4. 51 Perancangan User Interface Dashboard Staff Peneliti Pasut ..... 190
Gambar 4. 52 Perancangan User Interface Kelola Data Stasiun Pasut ............. 191
Gambar 4. 53 Perancangan User Interface Tambah Data Stasiun Pasut ........... 191
Gambar 4. 54 Perancangan User Interface Verifikasi Permintaan Pasut .......... 192
Gambar 4. 55 Perancangan User Interface Upload Permintaan Pasut .............. 192
Gambar 4. 56 Perancangan User Interface Dashboard Kepala Bidang ............ 193
Gambar 4. 57 Perancangan User Interface Validasi Peta .................................. 193
Gambar 4. 58 Perancangan User Interface Sign In Mitra Kerja ........................ 194
Gambar 4. 59 Perancangan User Interface Dashboard Mitra Kerja ................. 194
Gambar 4. 60 Perancangan User Interface Pasut Terkini ................................. 195
Gambar 4. 61 Perancangan User Interface Prediksi Pasut ................................ 195
Gambar 4. 62 Perancangan User Interface Teori Pasut .................................... 196
Gambar 4. 63 Perancangan User Interface Input Data Pasut ............................ 196
Gambar 4. 64 Perancangan User Interface Input Permintaan Pasut ................. 197
Gambar 4. 65 Perancangan User Interface Tentang .......................................... 197
Gambar 4. 66 Perancangan User Interface Home ............................................. 198
Gambar 4. 67 Perancangan User Interface Public User Pasut Terkini ............. 198
Gambar 4. 68 Perancangan User Interface Public User Prediksi Pasut ............ 199
Gambar 4. 69 Perancangan User Interface Public User Teori Pasut ................ 199
Gambar 4. 70 Perancangan User Interface Public User Teori Pasut Detail...... 200
Gambar 4. 71 Perancangan User Interface Public User Tentang ..................... 200
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Komponen Data Pasut ......................................................................... 62
Tabel 3. 2 Tabel Data Pasut .................................................................................. 62
Tabel 3. 3 Perbandingan Metodologi Pengembangan Sistem .............................. 70
Tabel 4. 1 Tabel Daftar Stasiun ............................................................................ 91
Tabel 4. 2 Tabel Kebutuhan Fungsional ............................................................. 100
Tabel 4. 3 Tabel Kebutuhan Non Fungsional ..................................................... 103
Tabel 4. 4 Tabel Deskripsi Use Case Diagram .................................................. 105
Tabel 4. 5 Tabel Interaksi Aktor Use Case Diagram ......................................... 106
Tabel 4. 6 Narasi Use Case Sign in .................................................................... 111
Tabel 4. 7 Narasi Use Case Sign out .................................................................. 112
Tabel 4. 8 Narasi Use Case Update Profil .......................................................... 112
Tabel 4. 9 Narasi Use Lihat Pasut Terkini .......................................................... 114
Tabel 4. 10 Narasi Use Case Pencarian Pasut .................................................... 116
Tabel 4. 11 Narasi Use Case Lihat Berita .......................................................... 118
Tabel 4. 12 Narasi Use Case Kelola Berita ........................................................ 119
Tabel 4. 13 Narasi Use Case Lihat Teori ........................................................... 120
Tabel 4. 14 Narasi Use Case Kelola Teori ......................................................... 121
Tabel 4. 15 Narasi Use Case Lihat Tentang ....................................................... 123
Tabel 4. 16 Narasi Use Case Update Tentang .................................................... 124
Tabel 4. 17 Narasi Use Case Kelola Data User ................................................. 126
Tabel 4. 18 Narasi Use Case Kelola Data Mitra Kerja ...................................... 128
Tabel 4. 19 Narasi Use Case Input Data Pasang Surut ...................................... 130
Tabel 4. 20 Narasi Use Case Kelola Data Pasut ................................................. 132
Tabel 4. 21 Narasi Use Case Validasi Data Pasut .............................................. 135
Tabel 4. 22 Narasi Use Case Input Permintaan Pasut ........................................ 136
xxi
Tabel 4. 23 Narasi Use Case Verifikasi Permintaan Pasut ................................. 138
Tabel 4. 24 Narasi Use Case Unduh Permintaan Pasut ..................................... 140
Tabel 4. 25 Narasi Use Case Ubah Password .................................................... 141
Tabel 4. 26 Objek Potensial Class Diagram ..................................................... 161
Tabel 4. 27 Seleksi Daftar Objek Potensial ........................................................ 162
Tabel 4. 28 Proposed Object List ....................................................................... 163
Tabel 4. 29 Bentuk Tidak Normal ...................................................................... 166
Tabel 4. 30 Normalisasi Tahap Pertama ( 1NF ) ................................................ 167
Tabel 4. 31 Normalisasi Tahap Kedua (2NF) ..................................................... 168
Tabel 4. 32 Normalisasi Tahap Ketiga ( 3NF ) .................................................. 169
Tabel 4. 33 Tabel User ....................................................................................... 171
Tabel 4. 34 Tabel Teori ...................................................................................... 172
Tabel 4. 35 Tabel Berita ..................................................................................... 173
Tabel 4. 36 Tabel Tentang .................................................................................. 173
Tabel 4. 37 Tabel Data Stasiun Pasut ................................................................. 174
Tabel 4. 38 Tabel Provinsi .................................................................................. 176
Tabel 4. 39 Tipe Pasut ........................................................................................ 176
Tabel 4. 40 Tabel Permintaan Pasut ................................................................... 177
Tabel 4. 41 Tabel Mitra Kerja ............................................................................ 178
Tabel 4. 42 Daftar Tools Pengembangan Perangkat Lunak (Software) Sistem . 201
Tabel 4. 43 Pengujian Level Admin .................................................................... 202
Tabel 4. 44 Pengujian Level Staff Peneliti Pasut ............................................... 206
Tabel 4. 45 Pengujian Level Kepala Bidang Pasut............................................. 209
Tabel 4. 46 Pengujian Level Mitra Kerja ........................................................... 211
Tabel 4. 47 Pengujian Level Public User .......................................................... 215
xxii
DAFTAR SIMBOL
DAFTAR UML (Unified Modelling Language)
No. Diagram Simbol Nama
1. Use Case Diagram
(Whitten et al.,
2008)
Actor1
Actor
UseCase1
Usecase
Extends
Include
Association
System
System
<<extend>>
<<include>>
xxiii
2. Activity Diagram
(Whitten et al.,
2008)
Initial State
Final State
Fork
Action State
Decision
Initiate Activity
xxiv
3. Sequence
Diagram
(Whitten et al.,
2008)
Life Line
Message
Return
Message
Object
xxv
4. Class Diagram
(Whitten et al.,
2008)
Class
Association
Generalization
Message
xxvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang berada di antara Samudera Pasifik
dan Samudera Hindia. Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang
dua pertiga luas wilayahnya merupakan lautan, serta posisinya yang
dipengaruhi oleh kondisi pasang surut, gelombang, angin dan arus laut.
Kejadian pasang surut berlangsung secara teratur seperti siang dan malam.
Pergerakannya dari waktu ke waktu relatif lebih mudah diperkirakan dengan
tepat, akan tetapi, sebagaimana kejadian alam, fenomena yang teratur ini
bisa berubah menjadi tidak teratur berupa badai pasang air laut oleh gerakan
angin yang sangat kencang (Wismadi, Tunjung. dkk. 2016).
Pengetahuan mengenai informasi pasang surut di Indonesia sangat
penting karena pengukuran, analisis dan pengkajian data pasang surut laut
untuk berbagai kegiatan yang berkaitan dengan laut atau pantai sangat
memerlukan pengetahuan informasi pasang surut air laut. Kegiatan tersebut
seperti survei dan pemetaan, manajemen kebencanaan dan lingkungan
pantai, keselamatan pelayaran, pengelolaan sumber daya hayati perairan,
pembangkit listrik, pariwisata, olah raga laut juga pertahanan nasional atau
bahkan perencanaan rekayasa dan konstruksi bangunan pantai. Selain itu
pengetahuan pasang surut juga akan mempengaruhi cara hidup, cara kerja
2
dan bahkan budaya masyarakat yang hidup di wilayah pesisir (Wismadi,
Tunjung. dkk. 2016).
Kegiatan di wilayah pesisir salah satunya adalah kegiatan
transportasi laut yaitu pelayaran. Namun sampai saat ini masih terjadi
kecelakan transportasi laut yang merugikan banyak pihak baik masyarakat,
pemerintah maupun instansi terkait. Laporan evaluasi kecelakaan moda
transportasi pada tahun 2007 – 2016 yang dirilis oleh Kementrian
Perhubungan pada gambar 1.1 , dari total data kecelakaan yang berjumlah
1.990 yaitu memiliki rata – rata persentase kecelakaan darat 22%,
kecelakaan kereta api 15%, kecelakaan laut 38% dan kecelakaan udara 25%.
Berikut grafik persentase kecelakaan di Indonesia :
Gambar 1. 1 Grafik Presentase Kecelakaan di Indonesia
(Sumber : Kementrian Perhubungan, 2016)
Dari data tersebut kecelakaan laut menyumbang jumlah musibah
terbesar. Di antaranya adalah kecelakaan laut yang terjadi akibat kondisi
pasang surut yaitu kapal kandas yang berjumlah 210 kecelakaan.
22%
15%
38%
25%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
Persentase Kecelakaan 2007 - 2016
Darat
Kereta api
Laut
Udara
3
Berikut grafik kecelakaan kapal kandas di Indonesia:
Gambar 1. 2 Grafik Kecelakaan Kapal Kandas di Indonesia
(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Laut : Trend Analisis
Laporan Tahunan Laut 2007 - 2016)
Hasil analisis kapal kandas di Indonesia pada gambar 1.2 di atas,
dari grafik tersebut selama beberapa tahun data kecelakaan kapal kandas
setiap tahunnya mengalami fluktuasi, namun dapat mengalami peningkatan
kembali. Hal yang menyebabkan kapal kandas adalah jika terjadi surut laut
pada ketinggian atau kerendahan tertentu kapal akan kandas dan tidak
mengambang melainkan terkena karang atau daratan yang ada di bawahnya
sehingga kapal tersebut kandas. Perlu diketahui bahwa peningkatan
kecelakaan kapal kandas setiap tahunnya tersebut tidak lepas dari faktor
teknis, alam, manusia, dan lain-lain. Berikut adalah grafik faktor yang
menyebabkan kecelakaan laut kapal kandas:
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Grafik Kecelakaan Kapal Kandas
4
Gambar 1. 3 Grafik Persentase Kecelakaan Laut Berdasarkan Faktor Penyebab di
Indonesia
(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Laut : Trend Analisis
Laporan Tahunan Laut 2006 - 2015)
Dari grafik di atas salah satu faktor penyebab kapal kandas adalah
sumber daya manusia (awak kapal atau nelayan) yang memiliki
pengetahuan terbatas dalam bernavigasi yang aman dan tidak mendapat
informasi pasang surut, mereka (awak kapal atau nelayan) masih ada yang
hanya mengandalkan naluri dalam berlayar karena sudah terbiasa. Oleh
sebab itu, informasi pasang surut sangat dibutuhkan awak kapal untuk
melakukan pelayaran.
Namun selama ini informasi pasang surut masih sulit diperoleh
baik oleh masyarakat maupun instansi terkait. Untuk keperluan operasional
dan teknik berbagai kegiatan di perairan seluruh wilayah Indonesia,
informasi pasang surut laut masih banyak mengandalkan buku tahunan
Teknis23%
Alam38%
SDM37%
Lain-lain2%
Persentase Kecelakaan Laut Berdasarkan Faktor Penyebab
Teknis Alam SDM Lain-lain
5
pasang surut yang diterbitkan oleh Dinas Hidroseanografi (Dishidros) TNI-
AL. Tetapi, kekurangan buku tersebut harus dipesan terlebih dahulu dan
cara membacanya untuk sebagian masyarakat masih sulit dipahami.
Dalam kaitan ini, berdasarkan Undang - Undang
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang pelayaran. Pada
bab kesepuluh mengenai kenavigasian, pada pasal 172 diatur mengenai
tanggung jawab pemerintah untuk menjaga keselamatan dan keamanan
pelayaran dengan menyelenggarakan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran
sesuai dengan perkembangan teknologi. Keselamatan dan keamanan
pelayaran paling sedikit memuat tentang kondisi pasang surut air laut yang
ada di Indonesia.
Badan Informasi Geospasial (disingkat BIG), sebelumnya bernama
Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (disingkat Bakosurtanal),
adalah lembaga pemerintah nonkementerian Indonesia yang bertugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang informasi geospasial. BIG
dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2011.
BIG memiliki salah satu unit yaitu Pusat Jaring Kontrol Geodesi
dan Geodinamika. Sesuai Peraturan Kepala BIG Nomor 3 Tahun 2012
pada pasal 39, salah satu tugas pokok tiap bidangnya adalah Bidang Jaring
Kontrol Gaya Berat dan Pasang Surut yang mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan penyusunan rencana dan program, perumusan dan
pengendalian kebijakan teknis, penyusunan norma, pedoman, prosedur,
6
standar, dan spesifikasi, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan,
penggunaan, dan pemutakhiran data dan informasi geospasial dasar, serta
pelaksanaan kerja sama teknis dengan badan atau lembaga pemerintah,
swasta, dan masyarakat di dalam dan/atau luar negeri di bidang jaring
kontrol gaya berat dan pasang surut.
Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi referensi peneliti,
Agung Koko Dwi Sasongko (2008) Institut Teknologi Sepuluh November
dengan judul “Studi Pembuatan Software Hitungan Pasang Surut dengan
Metode Admiralty”. Memberi kemudahan masyarakat untuk menghitung
pasang surut berdasarkan data yang akan di masukan dengan Borland
Delphi sebagai bahasa pemrograman. Perbedaan dengan sistem yang akan
dikembangkan yaitu pada sistem ini akan memuat informasi prediksi near
real time pasang surut air laut yang ada pada regional dua Indonesia dan
akan menghadirkan banyak fitur yang belum terakomodir dalam penelitian
sebelumnya ini, seperti : fitur pengguna dan admin, mengelola data pasang
surut , tampilan yang lebih menarik dan dikembangkan berbasis web.
Noncha Juwita (2012) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul
“Perancangan Sistem Informasi Pasut Berbasis Web”. Tujuan dari sistem
ini adalah menampilkan informasi pasang surut dari daftar buku
JANHIDROS AL tahun 2003 berbasis web spasial, Perbedaan dengan
sistem yang akan dikembangkan adalah menampilkan informasi pasang
surut near real time dengan uji hasil sebenarnya mendekati rata – rata di atas
50% , selain itu adanya beberapa fitur yang belum tersedia pada penelitian
7
sebelumnya, yaitu : pelayanan permintaan pasang surut, kelola admin,
kelola data pasang surut dan menampilkan umpan berita atau cuaca terkini.
Kemudian sistem yang akan dikembangkan akan fokus pada wilayah dua
Indonesia dari daftar buku pasang surut BIG tahun 2016.
Beberapa literatur Jurnal Terindeks 5 (lima) tahun terakhir yang
telah membahas tentang pasang surut, Kirana Crandrasari, Azis Rifai, dan
Gentur Handoyo (2015) Universitas Diponegoro dengan judul “Peramalan
Nilai MSL Berdasarkan Data Pasang Surut dengan Metode Admiralty dan
Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) di Perarian Pulau Pari
Kepulauan Seribu”. Tujuan dari penelitian ini untuk meramalkan nilai MSL
dengan pendekatan analisa harmonik menggunakan metode Admiralty dan
pendekatan statistik dengan metode ARIMA. Sajumon Scaria, K. Murali,
dan P. Shanmugam (2015) penelitian dengan judul “Numerical Analysis of
Tidal Dynamics in the Region Around Gulf of Mannar and Palk Strait”.
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan perbandingan numeris
ketinggian pasang surut real time di lokasi dengan data prediksi yang telah
di amati. L. Testut dan A. S. Unnikrishnan (2016) penelitian dengan judul
“Improving Modeling of Tides on the Continental Shelf off the West Coast
of India”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengembangkan model pasang
surut yang dapat mengolah data altimetkrik untuk menghasilkan anomali
permukaan laut. . Alamsyah Kurniawan, dkk, (2011) penelitian dengan
judul ”Sensitivity Analysis of the Tidal Representation in Singapore
Regional Waters in a Data Assimilation Environment”. Tujuan dari
8
penelitian ini untuk mengetahui perilaku sensitifitas pasang surut di wilayah
Singapura agar di pahami lebih baik. Do-Seong Byun dan Deirdre E.Hart
(2015) penelitian dengan judul “Predicting Tidal Heights for New Locations
Using 25h of in situ Sea Level Observations plus Reference Site Records: A
Complete Tidal Species Modulation with Tidal Constant Corrections”.
Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan konstruksi teoritis mengenai
metode pasang surut baru “CTSM +TCC” dari membandingan hasil dengan
metode yang telah ada. Dari jurnal yang telah dipaparkan di atas sudah
mampu menjelaskan mengenai keterkaitan antara pengembangan sistem
yang akan di buat, penulis terfokus pada metode Admiralty pasut
berdasarkan pada referensi jurnal terindex di atas.
Seperti yang kita ketahui bahwa perkembangan teknologi
informasi, khususnya internet, saat ini telah memungkinkan untuk
menyampaikan informasi spasial berbasis web. Kemudian aplikasi berbasis
web dapat di akses oleh siapa pun dengan platform apa pun tanpa harus
melakukan pemasangan terlebih dahulu. Ini dapat memudahkan pengguna
untuk mengakses informasi yang dibutuhkan.
Melihat dari latar belakang dan studi literatur yang telah dijelaskan
di atas, Penulis terdorong untuk melakukan penelitian dalam
mengembangkan sebuah Sistem Informasi Geospasial yang terkait dengan
pasang surut air laut. Sesuai dengan salah satu kegiatan pantauan informasi
kebumian pada Bidang Jaring Kontrol Gaya Berat dan Pasang Surut adalah
mengenai pasang surut air laut pada titik-titik yang tersebar diseluruh
9
Indonesia. Sehingga BIG dapat memberikan informasi yang tepat kepada
instansi terkait atau masyarakat terhadap kondisi pasang surut terkini.
Penulis mengusulkan sebuah sistem yang mampu memberikan informasi
geospasial pasang surut air laut kepada instansi terkait atau masyarakat
dengan pendekatan alat hitung metode Admiralty. Dengan demikian
informasi pasang surut air laut pun dapat diperoleh dengan cara yang lebih
cepat, mudah dipahami dan memiliki hasil lebih akurat.
Atasa dasar latar belakang itulah maka penyusun membuat sebuah
penelitian dengan judul “Pengembangan Sistem Informasi Geospasial
Berbasis Web Pada Pasang Surut Air Laut Dengan Metode Admiralty
(Studi Kasus : Regional II Indonesia)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dilihat dari latar belakang maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Informasi pasang surut hanya dalam bentuk tabel dan grafik yang
seharusnya terdapat informasi pasut berupa hasil tipe pasang surut,
elevasi atau ketinggian muka air, muka laut rata-rata, dan hasil
perhitungan prediksi pasang surut harian, bulanan atau tahunan
dengan metode admiralty. Metode perhitungan yang digunakan oleh
BIG adalah metode least square.
10
b. Informasi pasang surut dalam bentuk tabel dan grafik masih kurang
dapat dipahami oleh masyarakat umum.
c. Informasi pasang surut masih bersifat statik dengan broadcast
berkala waktu, pada sistem yang dikembangkan diharapkan
informasi pasut mendekati near real time.
d. Belum tersedianya integrasi data spasial dan tabular dalam penyajian
informasi pasang surut.
e. Sistem transaksi permintaan informasi pasang surut belum
terintegrasi di dalam sistem pelayanan informasi pasang surut.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka dapat di
rumuskan permasalahan yaitu:
a. Bagaimana merancang sistem informasi geospasial pada pasang surut
air laut yang ada di wilayah dua Indonesia yang dapat menampilkan
prediksi pasang dan surut air laut dari setiap stasiun?
b. Bagaimana agar informasi mengenai pasang surut air laut ini dapat
mudah dipahami oleh pengguna dengan baik?
1.4 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka batasan masalah
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
11
a. Penelitian ini dilakukan di Badan Informasi Geospasial (BIG) yang
beralamat di Jl. Raya Jakarta - Bogor KM. 46 Cibinong 16911, pada
unit Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika.
b. SIPASAL merupakan Sistem Informasi Geospasial yang dapat
menampilkan informasi prediksi pasang surut air laut yang tersebar di
seluruh regional dua Indonesia, meliputi Pulau Jawa, Kalimantan,
Bali, dan NTB.
c. Sistem ini dapat menampilkan hasil peta dan titik lokasi perhitungan
data pasang surut dalam bentuk grafik.
d. Sistem ini dikembangkan dengan platform berbasis web.
e. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah Waterfall
dengan alat pengembangan sistem Unified Modelling Language
(UML), diagram yang digunakan adalah use case diagram, activity
diagram, class diagram, dan sequence diagram .
f. Membuat sistem dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP,
XAMPP untuk web server, MySQL untuk menyimpan database non
spasial dan Google Map API untuk menampilkan data spasial.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun dari tujuan
penelitian ini tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut:
12
a. Tujuan Umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk
menyediakan sebuah sistem informasi geospasial
mengenai pasang surut air laut di regional dua Indonesia,
sehingga dapat memberikan informasi pasang surut laut
dengan mudah dan dapat dipahami dengan cepat.
b. Tujuan Khusus
1. Mengembangkan Sistem Informasi Geospasial mengenai
pasang surut air laut di regional dua Indonesia.
2. Mengintegrasikan data spasial dan tabular dalam
penyajian informasi pasang surut.
3. Mengembangkan sistem transaksi pelayanan informasi
pasang surut.
4. Mengembangkan fitur perhitungan informasi pasang
surut secara near real time.
5. Mengembangkan informasi pasut berupa hasil tipe
pasang surut, elevasi atau ketinggian muka air, muka laut
rata-rata, dan hasil perhitungan prediksi pasang surut
harian, bulanan atau tahunan dengan metode admiralty.
6. Mengembangkan fitur kelola pengguna, kelola pasang
surut, umpan beranda, cuaca harian dan teori pasang
surut.
13
1.5.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari pembuatan sistem dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
a. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu
(S1), Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
b. Mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang
ilmu pemrograman, sistem informasi pasang surut air
laut yang dibutuhkan masyarakat.
2. Bagi Pihak Pengguna (Instansi Terkait)
a. Memberikan kemudahan kepada pengguna untuk
memperoleh informasi pasang surut pada tiap stasiun
yang tersebar di regional dua Indonesia dengan lebih
efektif dan efisien.
b. Dapat memanfaatkan informasi yang lebih cepat dan
mudah dipahami.
3. Bagi Universitas
a. Sebagai kontribusi karya ilmiah dalam disiplin ilmu
Sistem Informasi.
14
b. Sebagai tambahan referensi terhadap penelitian di bidang
pasang surut berikutnya.
c. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa
dalam menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.
4. Masyarakat Umum
a Sebagai informasi untuk melakukan pelayaran, kegiatan
pariwisata seperti surfing, memancing, olahraga pantai
dan lain sebagainya.
b Sebagai Informasi kesiapan menghadapi banjir rob.
1.6 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu mengumpulkan
data dan informasi dengan cara membaca dan mempelajari buku-
buku literatur, referensi serta situs-situs penyedia layanan yang
berkenaan dengan judul skripsi yang dapat dijadikan acuan
pembahasan dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu mengumpulkan dan
menelaah data yang diperoleh dengan mengadakan penelitian
langsung di lapangan, dengan metode :
15
1. Wawancara (Interview)
Penulis melakukan tanya jawab dan wawancara pada
bagian yang berhubungan dengan masalah yang terkait,
sehingga dari pertanyaan tersebut diharapkan dapat
memberikan sebuah informasi yang dapat digunakan
dalam penelitian.
2. Observasi
Dengan cara meninjau dan mengamati secara langsung
kegiatan yang sehari-hari terjadi untuk mengetahui sistem
yang sedang berjalan.
1.6.2 Metode Pengolahan Data
Dalam pengolahan data ini, penulis menggunakan metode
Admiralty. Metode Admirlaty digunakan untuk menghitung data pasang
surut yang dikenalkan oleh Doodson (Djaja, Rochman. 2007).
1.6.3 Metode Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan sistem ini, penulis menggunakan metode
Metode Waterfall. Metode Waterfall atau yang biasa dikenal sebagai
model proses sequential linier melingkupi aktivitas-aktivitas sebagai
berikut : Rekayasa sistem, Analisis, Desain, Kode, Tes dan
Pemeliharaan (Jogiyanto, H.M. 2010).
16
1.7 Sistematika Penulisan
Penyusunan penelitian ini penulis bagi dalam lima bab yang
secara singkat akan diuraikan sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini menerangkan tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, perumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian yang digunakan serta sistematika penulisan
sebagai acuan dalam penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang mendasari
penelitian ini, yaitu mengenai semua dasar ilmu yang
berkenaan dengan tema “Pengembangan Sistem Informasi
Geospasial Berbasis Web Pada Pasang Surut Air Laut Dengan
Metode Peramalan Admiralty (Studi Kasus : Regional II
Indonesia)”.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan metode pengumpulan data dan
metode pengembangan sistem yang digunakan dalam
menganalisis dan merancang sistem. Penjelasan yang
terkait merupakan tahap dan kegiatan selama penelitian
yang dilakukan di Badan Informasi Geospasial (BIG).
17
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum, sejarah, visi, misi,
dan struktur organisasi Badan Informasi Geospasial (BIG).
Analisis permasalahan mengenai sistem yang berjalan saat
ini dan perancangan sistem yang akan dirancang, meliputi
perancangan database dan interface sistem ini sampai
implementasinya.
BAB V. PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari uraian yang telah di
terangkan pada bab – bab sebelumnya, dan juga berisi
saran – saran perbaikan terhadap sistem yang dihasilkan
untuk penelitian di masa yang akan mendatang.
18
18
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem dapat didefinisikan dengan 2 (dua) pendekatan,
yaitu sistem yang menekankan pada prosedur dan sistem yang
menekankan pada elemen komponennya. Sistem yang
menekankan pada prosedur, yaitu suatu urutan kegiatan yang
saling berhubungan, berkumpul bersama – sama untuk mencapai
tujuan tertentu. Sistem yang menekankan pada elemen
komponen, yaitu kumpulan komponen yang saling berkaitan dan
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Ladjamudin,
A.B. 2013).
Dari kedua definisi di atas adalah benar dan tidak
bertentangan namun yang berbeda hanya lah dari segi cara
pendekatannya kepada sistem. Pendekatan sistem yang
menekankan pada elemen dan komponen yang merupakan
definisi yang lebih banyak diterima karena dapat memudahkan
dalam menganalisis dan mengembangkan suatu sistem sehingga
tujuan atau sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai dengan
baik.
19
Berdasarkan definisi di atas penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa sistem merupakan suatu kumpulan atau
bagian – bagian yang memiliki kaitan satu sama lain, yang
bersama – sama beraksi menurut pola tertentu terhadap masukan
dengan tujuan untuk menghasilkan keluaran.
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat - sifat
tertentu, karakteristik sistem ditentukan sebagai berikut
(Jogiyanto, H.M. 2010):
1. Komponen (Components)
Terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi
dan bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-
komponen tersebut dapat terdiri dari beberapa subsistem
atau bagian - bagian dari sistem, di mana setiap
subsistem tersebut memiliki fungsi khusus yang akan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara
satu sistem dengan sistem lainnya/dengan lingkungan
luarnya.
3. Lingkungan luar Sistem (Environment)
Apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi
operasi sistem. Lingkungan luar dapat bersifat
menguntungkan dan merugikan. Lingkungan yang
20
menguntungkan harus tetap dijaga dan dipelihara,
sebaliknya lingkungan yang merugikan harus ditahan dan
dikendalikan kalau tidak ingin terganggu oleh
kelangsungan hidup sistem.
4. Penghubung (Interface)
Media penghubung antara subsistem, yang
memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu
subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran (Output) dari
satu subsistem akan menjadi masukkan (Input) untuk
subsistem lainnya melalui penghubung di samping
sebagai untuk mengintegrasikan subsistem-subsistem
menjadi satu kesatuan.
5. Masukkan (Input)
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem, yang dapat
berupa masukkan perawatan (maintenance input) dan
masukkan sinyal (signal input). Masukkan perawatan
adalah energi yang dimasukkan supaya sistem dapat
beroperasi, sedangkan masukkan sinyal adalah energi
yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Sebagai
contoh di dalam sistem komputer, program adalah
maintenance input yang digunakan untuk
mengoperasikan komputer, dan data adalah signal input
untuk di olah menjadi informasi.
21
6. Keluaran (Output)
Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
Keluaran dapat merupakan masukkan untuk subsistem
yang lain. Misalnya untuk sistem komputer, panas yang
dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan hasil
sisa pembuangan sedangkan informasi adalah keluaran
yang dibutuhkan.
7. Pengolah (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah
yang akan mengubah masukkan menjadi keluaran. Suatu
sistem produksi akan mengolah masukkan berupa bahan
baku dan bahan-bahan lain menjadi keluaran berupa
barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah data-data
transaksi menjadi laporan-laporan keuangan dan laporan
lain yang dibutuhkan oleh manajemen.
8. Sasaran (Objectives) atau Tujuan (Goal)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau
suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi
sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem
sangat menentukan sekali masukkan yang dibutuhkan
sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu
22
sistem dikatakan berhasil bila mengenai
sasaran/tujuannya.
2.1.2 Pengertian Informasi
Pengertian informasi dapat didefinisikan menjadi
beberapa pendapat, berikut ini dijelaskan pengertian informasi
menurut para ahli yaitu:
1. Informasi merupakan data yang telah diproses sedemikian
rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang
menggunkan data tersebut (Kadir, Abdul. 2014).
2. Informasi merupakan hasil pemrosesan data yang diperoleh
dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang
mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan
yang dibutuhkan oleh orang untuk menambah
pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada (Ladjamudin,
A.B. 2013).
3. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti lagi bagi yang menerimanya
(Jogiyanto, H.M. 2010).
Dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang
telah diolah, dimanipulasi sesuai dengan keperluan sehingga
lebih berarti bagi penerimanya.
23
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Terdapat berbagai macam pengertian sistem informasi
menurut beberapa ahli, di antaranya :
1. Sistem informasi adalah suatu entity (kesatuan) formal yang
terdiri dari berbagai sumber daya fisik maupun logika
(Prahasta, Eddy. 2014).
2. Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi
yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi
harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan
strategis dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto,
H.M. 2010).
Sistem informasi adalah suatu kumpulan sumber daya
manusia atau alat yang terpadu serta modal yang bertanggung
jawab untuk mengumpulkan data dan mengolah data demi
menghasilkan suatu informasi yang berguna bagi seluruh tingkat
operasi untuk kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pekerjaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi.
2.2 Sistem Informasi Geospasial
2.2.1 Definisi Sistem Informasi Geospasial
Menurut UU No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Spasial
pasal 1 – 4 menerangkan bahwa spasial merupakan aspek
24
keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi,
letak dan posisinya. Geospasial atau ruang kebumian adalah
aspek keruangan yang menunjukan lokasi, letak, dan posisi suatu
objek atau kejadian yang berada di bawah, pada atau di atas
permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat
tertentu. SIG merupakan sistem basis data dengan kemampuan
khusus dalam menangani data yang tereferensi secara spasial,
berikut sekumpulan operasi yang terkait dengan pengelolaan
data tersebut (Prahasta, Eddy. 2014).
Dari semua pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa Sistem Informasi Geopasial adalah sistem
terkomputerisasi yang dapat menyajikan informasi geospasial
serta melakukan transaksi data geospasial secara otomatis.
2.2.2 Data Pada SIG
Data spasial adalah data yang merepresentasikan aspek-
aspek dari fenomena yang berada di dunia (Prahasta, Eddy.
2014). Sesuai dengan perkembangannya, peta tidak hanya
merepresentasikan obyek-obyek yang ada di muka bumi, tetapi
berkembang menjadi merepresentasikan obyek di atas muka
bumi (di udara) dan di bawah permukaan bumi. Data spasial
memiliki dua jenis tipe, yaitu vektor dan raster. Model data
vektor menampilkan , menempatkan, dan menyimpan data
spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva,
25
atau poligon beserta atribut-atributnya. Model data raster
menampilkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan struktur matriks atau pixel-pixel yang membentuk
grid. Pemanfaatan kedua model data spasial ini menyesuaikan
dengan peruntukan dan kebutuhannya.
Sedangkan data non-spasial merupakan data yang
berupa teks atau angka yang disebut dengan atribut. Data non-
spasial ini yang akan menjelaskan data spasial. Dan dari data
non-spasial ini dapat dibentuk data spasial. Data non spasial
dapat tersimpan dalam bentuk tabel, yang kemudian disebut
dengan data tabular. Data ini tersimpan dalam bentuk database
dan dapat digabungkan pada peta dengan pola titik tertentu
maupun simbol tertentu.
2.3 Peta
Peta merupakan suatu representasi konvensional (miniatur) dari
unsur-unsur (features) fisik (alamiah dan buatan manusia) dari sebagian
atau keseluruhan permukaan bumi di atas media bidang datar dengan
skala tertentu (Prahasta, Eddy. 2014).
2.3.1 Jenis-jenis Peta
Berdasarkan isinya, peta bisa dikelompokkan ke dalam 2 jenis
yaitu:
26
1. Peta Umum
Peta umum merupakan peta yang berisikan semua
kenampakan bumi secara umum, baik kenampakan alami
maupun kenampakan buatan manusia. jenis-jenis peta umum
yaitu:
a Peta topografi: merupakan peta yang hanya menggambarkan
suatu wilayah tertentu di permukaan bumi.
b Peta kartografi: merupakan peta yang menggambarkan
sebagian permukaan bumi
c Peta Dunia: merupakan peta yang menggambarkan seluruh
permukaan bola bumi.
2. Peta Khusus
Peta yang dibuat untuk tujuan tertentu disebut juga peta
tematik.
Berdasarkan sifat nilai datanya dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Peta kuantitatif
Merupakan peta yang akan menjawab lokasi keberadaan
suatu objek beserta nilai objek tersebut.
2. Peta Kualitatif
Merupakan peta yang menunjukkan keberadaan suatu objek
di lokasi tertentu.
Berdasarkan sifat datanya:
1. Peta Stasioner
27
Merupakan peta dengan sifat data yang menggambarkan
permukaan bumi yang memiliki sifat tetap atau stabil.
Contoh nya peta jalur pegunungan.
2. Peta Dinamis
Merupakan peta yang menggambarkan keadaan permukaan
bumi yang selalu berubah-ubah atau tidak stabil. Contohnya
peta jaringan jalan atau peta kepadatan penduduk.
2.3.2 Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan jarak antara titik
sembarangan di peta dengan jarak horizontal kedua titik tersebut
di permukaan bumi (dengan satuan ukuran yang sama) (Arham,
Zainul. 2008).
1. Skala numeris
Digambarkan dalam bentuk 1 : 50.000 (numeric skala) atau
1/50.000. Artinya 1 satuan panjang di peta sama dengan
50.000 satuan panjang di lapangan misalkan 1 cm di peta
sama dengan 50.000 cm (0.5 km) di lapangan.
2. Skala dengan kalimat
Biasanya digunakan untuk peta-peta buatan Inggris atau
negara-negara bekas jajahan.
3. Skala grafis
28
Skala yang menampilkan suatu garis dengan beberapa satuan
jarak yang menyatakan suatu jarak pada tiap satuan jarak
tertentu.
Macam - macam peta berdasarkan skala dapat dibedakan
menjadi:
1. Peta skala besar
Memiliki skala antara 1: 5.000 sampai 1: 250.000.
2. Peta skala sedang
Memiliki skala antara 1: 250.000 sampai 1: 500.000.
3. Peta skala kecil
Memiliki skala antara 1: 500.000 sampai 1: 1.000.000.
2.3.2 Simbolisasi Peta
Dalam pembuatan suatu peta, ada beberapa hal yang
terdapat dalam suatu pera dansalah satunya adalah simbol-
simbol yang menjelaskan isi dari peta. Ada beberapa klasifikasi
dalam simbol peta, di antaranya adalah (Arham, Zainul. 2008):
a. Berdasarkan bentuk dan kenampakan geografi yang diwakili
1. Simbol Titik
Kenampakan-kenampakan geografi yang tidak memiliki
dimensi (0) seperti titik ketinggian, lokasi kota,
mercusuar, lokasi tambang, dinyatakan dengan simbol
titik.
29
2. Simbol Garis
Kenampakan-kenampakan geografis yang berdimensi
satu (1D) seperti jalan, sungai, jalan KA, arah angin,
dinyatakan dalam simbol garis.
3. Simbol Area
Kenampakan-kenampakan geografis yang berdimensi
dua (2D) seperti area perkebunan, wilayah administrasi,
dinyatakan dalam simbol area.
2.4 Pasang Surut Air Laut
2.4.1 Pengertian Pasang Surut Air Laut
Pasang surut air laut merupakan suatu fenomena
pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang
diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik
menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari,
bumi dan bulan (Suyarso, O.S.R. 2008). Pengaruh benda
angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau
ukurannya lebih kecil.
Berikut beberapa pengertian dan hal yang berkaitan
dengan pasang surut ait laut (Suyarso, O.S.R. 2008):
a. Pasut laut terjadi karena massa bulan menghasilkan gaya
tarik gravitasi terhadap air laut dan menarik air laut tersebut
30
kearah kedudukan bulan yang diimbangi oleh gaya tarik
bumi terhadap air laut.
b. Pasut laut dihasilkan oleh rotasi bumi serta revolusinya
mengelilingi matahari. Gerakan tersebut kemudian
menghasilkan gerakan air laut yang dimodifikasi oleh air
laut.
c. Pasut laut terjadi akibat adanya medan gaya di permukaan
bumi yang dibangkitkan oleh bulan dan matahari. Arah dan
bedanya gaya berubah-ubah secara periodik tergantung
kepada posisi kedua benda langit tersebut terhadap bumi.
Selanjutnya gaya-gaya tersebut merupakan gaya yang
membangkitkan pasut laut atau biasa disebut dengan gaya
pembangkit pasut.
d. Pasut laut merupakan naik turunnya permukaan air laut
secara periodik sebagai akibat adanya gaya tarik menarik
bumi, bulan dan matahari.
2.4.2 Komponen Pasang Surut Air Laut
Fenomena pasut yang kita amati di laut, sebenarnya
merupakan superposisi dari komponen-komponen pasut yang
disebabkan gaya tarik menarik bumi, bulan dan matahari,
pengaruh batimetri, serta geometri pantai. Komponen-komponen
pasut tersebut mempunyai amplitudo dan frekuensi yang berbeda
31
satu dengan yang lainnya. Berdasarkan hal tersebut maka ada
tiga komponen pasang surut utama, yaitu :
1. Komponen pasang surut periode panjang, contohnya Mf
dan Mm.
2. Komponen pasang surut diurnal, yaitu 1 kali pasang dan
1 kali surut dalam 1 hari. Contohnya yaitu K1, O1 dan P1.
3. Komponen pasang surut semidiurnal, yaitu 2 kali pasang
dan 2 kali surut dalam 1 hari. Contohnya yaitu M2, S2, K2
dan N2.
Selain ketiga komponen utama tersebut, terdapat juga
komponen pasang surut perairan dangkal yang timbul akibat
pengaruh geometri dan batimetri pantai. Komponen perairan
dangkal ini terbentuk akibat interaksi komponen diurnal dan
semidiurnal. Komponen pasang surut yang sudah diketahui
sekarang sudah lebih dari 120 buah komponen.
2.4.3 Tipe Pasang Surut Air Laut
Bentuk (tipe) dari pasang surut yang timbul berbeda-beda
tergantung pada tempat di mana pasang surut itu terjadi
(Suyarso, O.S.R. 2009). Klasifikasi dari bentuk-bentuk pasang
surut ini berdasarkan perbandingan antara jumlah amplitudo
komponen-komponen semidiurnal M2 dan S2. Perbandingan
tersebut dinyatakan dalam persamaan (Suyarso, O.S.R. 2009) :
32
Tipe pasut =Komponen diurnal 1 pasang + 1 surut
Komponen semidiurnal 2 pasang + 2 surut
F =𝐾1 + 𝑂1
𝑀2 + 𝑆2
Berdasarkan harga F ini ia membagi tipe pasang surut
yang terjadi menjadi 3 (tiga) tipe, dan oleh Courtier ditambah
menjadi 4 (empat) tipe, yaitu (Suyarso, O.S.R. 2009):
a. Pasang semidiurnal murni: 0 < F < 0.25
Dua kali pasang dalam sehari dengan tinggi yang sama.
Interval waktu transit bulan dan pasang naik untuk suatu
tempat hampir sama.
b. Pasang campuran berganda: 0.25 < F < 1.5
Terdapat dua kali pasang sehari tetapi tinggi dan interval
waktu transit bulan pasang naik tidak sama. Perbedaan
ini mencapai maksimum ketika deklinasi bulan telah
mencapai maksimum.
c. Pasang campuran tunggal: 1.5 < F < 3.0
Terkadang hanya terjadi satu kali pasang sehari yang
mengikuti deklinasi maksimum dari bulan, dan
terkadang terjadi dua kali pasang dalam sehari tetapi
tinggi dan interval waktu antara transit bulan dan pasang
naik sangat berbeda sekali, terutama bila bulan telah
melewati ekuator.
33
d. Pasang tunggal murni: F > 3.0
Satu kali pasang sehari. Pada saat pasang perbani ketika
bulan telah melewati bidang ekuator dapat juga terjadi
dua kali pasang sehari.
Gambar 2. 1 Tipe pasang surut
(Sumber : Suyarso, O.S.R. 2009)
2.4.4 Metode Admiralty
Pada tahun 1928, Doodson mengenalkan metode yang
amat praktis untuk analisis pasang surut dari pengamatan 15 atau
29 hari (15/29 Piatan), yang kemudian terkenal dengan sebutan
Admiralty Method of Analysis Of Tide (Djaja, Rochman. 2007).
Kelebihan utama metode ini yaitu dapat menganalisis data pasut
jangka waktu pendek, dimana revolusi bulan selama 29,5 hari
mempengaruhi kondisi pasut. Pada metode perhitungan metode
Admiralty digunakan untuk menghitung dua konstanta harmonik
dari data pasang surut yang ada. Dalam metode Admiralty harus
34
mencari nilai amplitudo dan phasa sesaat dari masing-masing
komponen.
Data masukan untuk analisis pasang surut ini adalah data
hasil pengamatan pasang surut di lapangan. Dari data pasut
tersebut, kita akan mendapatkan nilai-nilai komponen dari pasut
dimana komponen tersebut dapat kita gunakan untuk
mendapatkan nilai Muka air laut rerata, Muka air tinggi, Muka
air rendah, dan tipe pasut berdasarkan komponen tersebut. Nilai-
nilai tersebut merupakan hasil dari perhitungan. Cara ini
merupakan cara yang efektif untuk menentukan atau menghitung
data pasut karena selain pengerjaan yang cepat, komponen dari
pasut dapat kita ketahui semua.
Urutan analisis pasang surut adalah sebagai berikut:
a. Menguraikan komponen-komponen pasang surut.
b. Penentuan tipe pasang surut yang terjadi.
c. Meramalkan fluktuasi muka air akibat pasang surut.
d. Menghitung elevasi muka air.
Bagan alir pada metode Admiralty adalah sebagai
berikut:
35
Gambar 2. 2 Bagan Alir pada Metode Admiralty
(Sumber : Survei Kelautan, 2016)
2.5 Alat Perancangan Sistem
2.5.1 Unified Modelling Language (UML)
Unified Modeling Language (UML) adalah sekumpulan
konvensi tentang pemodelan yang digunakan untuk
36
menspesifikasi atau menggambarkan sistem software dalam hal-
hal tentang objek (Whitten et al., 2008).
Jika ingin membangun suatu model dari suatu sistem
yang kompleks. Tidak mungkin user dapat memahaminya secara
keseluruhan. Dengan meningkatnya kompleksitas sistem,
visualisasi dan pemodelan menjadi sangat penting. Sehingga
UML digunakan untuk merespon hal tersebut.
Dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai tujuan
pembuatan UML, yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan gambaran model konseptual peranti lunak dari
suatu bahasa pemrograman yang tekstual sehingga dapat
dimengerti oleh orang-orang yang non-programmer.
2. Membangun model yang tepat, tidak ambigu, dan lengkap
yang dapat membantu dalam tahap-tahap dari analisis,
perancangan, dan implementasi.
3. Dapat memodelkan beberapa jenis bahasa pemrograman, dan
membantu memetakan kembali model tersebut ke suatu
bahasa pemrograman yang lain.
4. Membantu dalam dokumentasi perancangan piranti lunak.
2.5.2 Diagram-diagram Unified Modelling Language (UML)
UML mempunyai sejumlah elemen grafis yang bisa
dikombinasikan menjadi diagram. UML mempunyai sejumlah
aturan untuk menggabungkan atau mengkombinasikan elemen-
37
elemen tersebut. Ada beberapa macam diagram dalam Unified
Modeling Language (UML), yaitu (Whitten et al., 2008) :
1. Use Case Diagram
Use case diagram secara grafis menggambarkan
interaksi antara sistem, sistem eksternal dan pengguna.
Dengan kata lain Use case diagram secara grafis
mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem
dan dalam cara apa pengguna (user) mengharapkan
interaksi dengan sistem itu. Use case secara naratif
digunakan untuk secara tekstual menggambarkan
sekuensi langkah-langkah dari setiap interaksi.
2. Narasi Use Case
Setelah semua kebutuhan bisnis telah didapatkan,
setiap use case perlu diberikan lebih banyak informasi
untuk menjelaskan spesifikasi sistem lebih mendalam
(Whitten et 2008). Untuk itu diperlukan system analysis
use case / use case narative yang meliputi narasi dari
Gambar 2. 3 Contoh Use Case Diagram
38
perspektif pengguna sistem dan hubungannya dengan
sistem.
3. Class Diagram
Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-
kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi dan
relasi-relasi antar objek. Class memiliki 3 (tiga) area
pokok, yaitu:
a. Nama (dan stereotype)
b. Atribut
c. Metoda
Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat
berikut:
a. Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang
bersangkutan.
b. Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang
bersangkutan dan anak - anak yang mewarisinya.
c. Public, dapat dipanggil oleh siapa saja.
Gambar 2. 4 Contoh Class Diagram
39
4. Sequence diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi
antar class atau objek di dalam dan di sekitar sistem
(termasuk pengguna, display, dan sebagainya)
berupa message yang digambarkan terhadap
waktu. Sequence diagram terdiri antar dimensi vertikal
(waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang
terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk
menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-
langkah yang dilakukan sebagai respons dari
sebuah event untuk menghasilkan output tertentu.
Diawali dari apa yang men- trigger aktivitas tersebut,
proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara
internal dan output apa yang dihasilkan. Masing-masing
objek, memiliki lifeline vertikal. Message digambarkan
sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek lainnya.
Pada fase desain berikutnya, message akan dipetakan
menjadi operasi atau metoda dari class. Activation
bar menunjukkan lamanya eksekusi sebuah proses,
biasanya diawali dengan diterimanya sebuah message.
Untuk objek-objek yang memiliki sifat khusus, standar
UML mendefinisikan icon khusus untuk objek
boundary, controller dan persistent entity.
40
Gambar 2. 5 Contoh Sequence Diagram
5. Activity diagram
Menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam
sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-
masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan
bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat
menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi
pada beberapa eksekusi. Activity
diagram merupakan state diagram khusus, di mana
sebagian besar state adalah action dan sebagian besar
transisi di- trigger oleh selesainya state sebelumnya
( internal processing ). Oleh karena itu activity
diagram tidak menggambarkan behaviour internal
sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara
eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan
jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum. Sebuah
41
aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau
lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan,
sementara use case menggambarkan bagaimana aktor
menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas. Sama
seperti state, standar UML menggunakan segiempat
dengan sudut membulat untuk menggambarkan
aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan
behaviour pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan
proses-proses paralel ( fork dan join ) digunakan titik
sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau
vertikal. Activity diagram dapat dibagi menjadi
beberapa object swimlane untuk menggambarkan objek
mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu.
Gambar 2. 6 Contoh Activity Diagram
42
6. Logical Record Structure (LRS)
Sebuah model sistem yang digambarkan dengan
sebuah diagram class akan mengikuti pola/aturan
pemodelan tertentu dalam kaitannya dengan konversi ke
LRS, maka perubahan yang terjadi adalah mengikuti
aturan-aturan berikut ini:
Setiap entitas akan diubah ke bentuk kotak;
sebuah atribut relasi disatukan dalam sebuah kotak
bersama entitas bila relasi 1:1 maka foreign key
diletakkan pada salah satu dari 2 entitas yang ada atau
menyatukan ke dua entitas tersebut. Bila relasi 1:M maka
foreign key diletakkan di entitas yang Many. Bila relasi
M:M (many to many) maka dibuat “file konektor” yang
berisi 2 foreign key yang berasal dari kedua entitas.
Membentuk tabel-tabel berdasarkan primary key yang
terpilih dengan syarat sudah mencapai aturan normalisasi
sekurang-kurangnya 3NF dari Skema DB/LRS yang ada.
2.5.3 Tujuan Unified Modelling Language (UML)
Tujuan utama UML adalah (Suhendar, Hariman Gunadi,
2007):
1. Memberikan model yang siap pakai, bahwa permodelan
visual yang ekspresif untuk mengembangkan dan saling
menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
43
2. Memberikan bahasa permodelan yang bebas dari berbagai
bahasa pemrograman dan proses rekayasa.
3. Menyediakan produk-produk yang terdapat dalam
permodalan.
2.6 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Di dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka suatu
metode yang digunakan sebagai alat atau sarana pengambilan data-data.
Metode yang dimaksud adalah sebagai berikut.
2.6.1 Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang menggunakan metode
penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang
dilakukan dengan cara mendatangi langsung tempat yang
dijadikan objek penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan
pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:
1. Pengamatan (Observasi) merupakan salah satu teknik
pengumpulan fakta atau data (fact finding technique)
pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan
(Jogiyanto, H.M. 2010).
2. Wawancara (Interview), wawancara (interview) telah diakui
sebagai teknik pengumpulan fakta atau data (fact finding
technique) yang penting dan banyak dilakukan dalam
pengembangan sistem (Jogiyanto, H.M. 2010). Untuk
44
mengumpulkan data dari pewawancara secara tatap muka
langsung dengan orang yang diwawancarai (interviewer).
2.6.2 Sumber Data Sekunder
Data sekunder merupakan cara pengumpulan data
dengan cara mempelajari data yang telah tersedia atau diberikan
oleh pihak yang bersangkutan (pihak perusahaan) kepada
penulis. Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data
sekunder adalah metode dokumentasi, yaitu dengan
mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dari sumber-
sumber kebanyakan dari materi sejenis dokumen yang berkenaan
dengan masalah yang diteliti. Metode ini digunakan untuk
pengumpulan data yang berhubungan dengan sejarah, tujuan,
kegiatan dan struktur organisasi.
2.7 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem
Metode pendekatan dan pengembangan sistem digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pengembangan sistem sehingga sistem yang
dihasilkan akan sesuai dengan yang diharapkan.
2.7.1 Metode Pendekatan Sistem
Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan yang
komplek di organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem
akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan
45
pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat waktu,
sesuai dengan anggaran biaya pengembangan, dapat
meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik
(Jogiyanto, H.M. 2010).
2.7.2 Metode Pengembangan Sistem Model Strategi Air Terjun
Proses pengembangan sistem adalah satu set aktivitas,
metode, praktik terbaik, siap dikirimkan, dan peralatan
terotomasi yang digunakan Stakeholder untuk mengembangkan
dan memelihara sistem informasi dan perangkat lunak (Whitten
et al., 2008).
Kebanyakan organisasi memiliki proses pengembangan
sistem resmi yang terdiri dari satu set standar proses-proses atau
langkah-langkah yang mereka harapkan akan diikuti oleh semua
proyek pengembangan sistem. Sementara proses ini bervariasi
untuk organisasi yang berbeda, ada karakteristik umum yang
ditemukan, proses pengembangan sistem di kebanyakan
organisasi mengikuti pendekatan pemecahan masalah.
Pendekatan tersebut biasanya terdiri atas beberapa langkah
pemecahan masalah yang umum (Suyarso, O.S.R. 2008):
1. Mengidentifikasi masalah
2. Menganalisis dan memahami masalah
3. Mengidentifikasi persyaratan dan harapan solusi
46
4. Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih tindakan yang
terbaik
5. Mendesain solusi yang dipilih
6. Mengimplementasikan solusi yang dipilih
7. Mengevaluasi hasilnya
Pengembangan sistem secara alamiah adalah proses
berurutan (sequential). Strategi ini mengisyaratkan
“penyelesaian” tiap proses satu per satu. Penyelesaian
“berurutan” menghasilkan pengembangan sistem informasi
yang seluruhnya baru. Karena penampilan pendekatan ini seperti
air terjun (waterfall), maka pendekatan ini disebut proses
“pengembangan air terjun” (waterfall development) (Whitten et
al., 2008).
Gambar 2. 7 Strategi Air Terjun (Whitten et al. 2008)
Berikut penjelasan Gambar di atas adalah:
1. Permulaan Sistem
Permulaan Sistem adalah perencanaan awal untuk sebuah
proyek untuk mendefinisikan lingkup, tujuan, jadwal, dan
47
anggaran bisnis awal. Pada permulaan sistem ini untuk
menentukan lingkup proyek dan rencana pemecahan
masalah.
2. Analisis Sistem
Analisis Sistem adalah studi domain masalah bisnis untuk
merekomendasikan perbaikan dan menspesifikasikan
persyaratan dan prioritas bisnis untuk solusi.
3. Desain Sistem
Desain Sistem adalah spesifikasi atau konstruksi solusi
yang teknis dan berbasis komputer untuk persyaratan bisnis
yang diidentifikasikan dalam analisis sistem. Desain
tersebut dalam bentuk prototipe yang bekerja.
4. Implementasi Sistem
Implementasi Sistem adalah konstruksi, instalasi,
pengujian, dan pengiriman sistem ke dalam produksi
(artinya operasi sehari-hari).
2.8 Konsep Sistem untuk Pemodelan Objek
Analisis sistem berorientasi objek didasarkan beberapa konsep.
Sebagian konsep ini membutuhkan cara pemikiran baru untuk sistem
dan proses pengembangannya (Whitten et al. 2008).
48
1. Objek adalah sesuatu yang ada atau dapat dilihat, disentuh, atau
dirasakan dan pengguna menyimpan data serta mencatat perilaku
mengenai sesuatu itu.
2. Atribut adalah data yang mewakili karakteristik tentang sebuah
objek.
3. Object instance adalah setiap orang khusus, tempat, sesuatu, atau
kejadian, dan juga nilai untuk atribut dari objek.
4. Behavior adalah kumpulan dari sesuatu yang dapat dilakukan oleh
objek dan terkait dengan fungsi-fungsi yang bertindak pada data
objek (atribut). Pada siklus berorientasi objek, perilaku objek
merujuk kepada metode, operasi, atau fungsi (istilah ini digunakan
berganti-ganti di sepanjang buku ini).
5. Enkapsulasi adalah pengemasan beberapa item ke dalam satu unit.
Konsep penting lain mengenai pemodelan objek adalah konsep
pengkategorian objek menjadi kelas (class) yaitu sebagai berikut
(Whitten et al., 2008):
1. Kelas adalah satu set objek yang memiliki atribut dan behavior yang
sama. Kadang-kadang disebut kelas objek.
2. Generalisasi/spesialisasi adalah sebuah teknik di mana atribut dan
behavior yang umum pada beberapa tipe kelas objek,
dikelompokkan (atau diabstraksi) ke dalam kelasnya sendiri disebut
supertype. Atribut dan metode kelas objek supertype kemudian
diwariskan oleh kelas objek tersebut (subtype).
49
2.9 Internet
Internet atau Interconnected Network merupakan jaringan
(network) komputer yang terdiri dari ribuan jaringan komputer
independen yang dihubungkan satu dengan yang lainnya (Jogiyanto,
H.M. 2010).
Ada beberapa cara untuk menghubungkan ke internet :
1. Menghubungkan ke internet lewat penyedia jasa Internet (internet
service provider). Dengan menjadi anggota yang ditawarkan oleh
service provider, pelanggan akan diberi nomor telepon yang dapat
dihubungi untuk menghubungkan komputer pelanggan ke jaringan
service provider, identitas pemakai dan password.
2. Menghubungkan ke internet lewat penyedia jasa informasi.
Penyedia jasa ini menyediakan bermacam-macam informasi yang
terbaru seperti tentang informasi olahraga, berita-berita,
perbelanjaan, permainan dan lainnya yang dikemas dalam bentuk
menu yang mudah dipilih. Karena populernya internet, penyedia jasa
ini juga menyediakan fasilitas untuk menghubungkan ke jaringan
internet.
2.10 Website
2.10.1 Pengertian Website
Web adalah sekumpulan dokumen, file, dan program
yang saling terkait (Hidayatullah, Priyanto. dkk. 2014). Web
50
dijalankan dengan program pada server dan menerima respon
dari klien. Dari hubungan tersebut maka beberapa komputer
menjadi webserver, yaitu server yang memungkinkan pengguna
(klien) mengakses dokumen dan menjalakan program komputer
yang secara fisik berada di komputer lain.
2.10.2 Web Database System
Web Database System adalah sistem di mana teknologi
web dan database digunakan secara bersamaan (Hidayatullah,
Priyanto. dkk. 2014). Web Database System menyediakan akses
yang lebih luas ke sistem database dan meningkatkan kegunaan
web.
2.11 Database dan DBMS
Database didefenisikan sebagai kumpulan informasi
yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dalam suatu cara
yang memudahkan pengambilan kembali (Hidayatullah,
Priyanto. dkk. 2014). Karena berfungsi sebagai basis penyedia
informasi bagi para pemakainya. Tujuan dari desain database
adalah untuk menentukan data-data yang dibutuhkan dalam
sistem sehingga informasi yang dihasilkan dapat terpenuhi
dengan baik. Desain database perlu dilakukan untuk
menghindari pengulangan data.
Adapun hierarki database adalah sebagai berikut :
51
Gambar 2. 8 Hierarki Database
(Sumber : Hidayatullah, Priyanto. dkk. 2014)
Dari gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Database yaitu kumpulan dari beberapa file/ tabel yang saling
berhubungan antara file yang satu dengan file yang lain.
2. File yaitu kumpulan dari record yang saling berkaitan dan
memiliki format field yang sama dan sejenis.
3. Record yaitu kumpulan dari field yang menggambarkan suatu
unit data individu tertentu.
4. Field yaitu suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu
item dari data nilai record sebuah field.
5. Byte yaitu atribut dari field yang berupa karakter yang
membentuk nilai dari sebuah field.
6. Bit yaitu bagian terkecil dari data secara keseluruhan yaitu
huruf karakter ASCII (American Standard Code From
Information Interchange) nol atau satu yang merupakan
komponen pembentuk byte.
52
2.11.1 Normalisasi
Menurut Kroenke (1999) Normalisasi adalah proses
untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu
kedalam dua buah relasi atau lebih yang tidak memiliki masalah
tersebut. Masalah yang dimaksud biasa disebut dengan istilah
anomali. Anomali adalah proses database yang memberikan efek
samping yang tidak diharapkan (misalnya menyebabkan
ketidakkonsistenan data atau membuat data hilang ketika data
lain di hapus) (Kadir, Abdul. 2014).
Dalam normalisasi harus ada field-field yang harus
digunakan antara lain:
a. Candidat Key (Kunci Calon): yaitu suatu atribut atau satu
set minimal atribut yang mengindentifikasikaan secara
unik suatu kejadian yang spesifik dari suatu entity.
b. Primary Key (Kunci Utama): yaitu suatu atribut atau satu
set minimal atribut yang tidak hanya
mengindentifikasikan secara unik suatu kejadian yang
spesifik, tetapi juga dapat mewakili setiap kejadiaan dari
suatu entity.
c. Alternate Key (Kunci Alternatif): candidate key yang
tidak terpilih sebagai Primary key.
53
d. Foreign Key (Kunci Tamu): satu atribut atau satu set
atribut yang melengkapi satu relationship atau hubungan
yang menunjukan ke induknya
Beberapa level yang biasa digunakan pada normalisasi
adalah sebagai berikut (Kadir, Abdul. 2014) :
a Unnormalized (UNF)
Suatu tabel dikatakan sebagai bentuk yang
unnormalized bila di dalamnya terdapat kelompok
berulang atau yang biasa dikenal repeating group.
b. Bentuk Normal Pertama “First Normal Form” (1NF)
Bentuk normal pertama biasa dikenakan pada tabel
yang belum ternormalisasi. Tabel yang belum
ternormalisasi adalah tabel yang memiliki atribut yang
berulang, atau definisi bentuk normal pertama adalah
sebagai berikut: “Suatu relasi dikatakan dalam bentuk
normal pertama jika dan hanya jika setiap atribut
bernilai tunggal untuk setiap baris”.
c. Bentuk Normal Kedua “Second Normal Form” (2NF)
Bentuk nomal kedua didefinisikan berdasarkan
dependensi fungsional. Suatu relasi berada dalam
bentuk normal kedua jika dan hanya jika: Berada pada
bentuk normal pertama. Semua atribut bukan kunci
54
memiliki dependensi sepenuhnya terhadap kunci
primer.
d. Bentuk Normal Ketiga “Third Normal Form” (3NF)
Suatu relasi dikatakan dalam bentuk normal ketiga jika:
Berada dalam bentuk normal kedua.
Setiap atribut bukan kunci tidak memiliki depedensi
transitif terhadap kunci primer.
2.11.2 Database Management System (DBMS)
Database Management System atau yang sering disebut
DBMS diperlukan untuk mengelola basis data. DBMS adalah
perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai
membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data
dengan cara yang praktis dan efisien (Raharjo, Budi. 2011).
2.12 PHP
PHP adalah salah satu bahasa pemrograman skrip yang
dirancang untuk membangun aplikasi web (Raharjo, Budi. 2011).
Aplikasi web adalah aplikasi yang disimpan dan dieksekusi (oleh PHP
Engine) di lingkungan web server. Setiap permintaan dilakukan oleh
user melalui aplikasi klien (web browser) akan direspon oleh aplikasi
web dan hasilnya akan dikembalikan lagi ke hadapan user. Dengan
aplikasi web, halaman yang tampil di layar web browser bersifat
55
dinamis, tergantung dari nilai data atau parameter yang dikirimkan oleh
user ke web server.
2.12.1 Kelebihan PHP
PHP memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
a. Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang
tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaannya.
b. Banyak web server yang mendukung PHP script antara lain:
Apache, AOL Server, Microsoft IIS, dan sebagainya. Web
server ini dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi,
dengan konfigurasi yang relatif mudah.
c. PHP mendukung banyak paket database, baik yang komersil
maupun non komersil, seperti Oracle, Informix, MySQL,
Microsoft SQL Server dan lain-lain
2.13 MySQL
MySQL (My Structure Query Languange) adalah sebuah
implementasi dari sistem manajemen basis data relasional (RDBMS)
yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public
Licensi) (Nur, Aditia Alan. 2010). Pemakaian database MySQL yang
dimaksud adalah pengembang aplikasi database yang ingin
menggunakan MySQL mempunyai kelebihan dapat diakses oleh banyak
bahasa pemrograman. MySQL merupakan software database server
yang ideal untuk data segala ukuran dengan kemampuan mempunyai
56
kecepatan yang sangat tinggi dalam pemrosesan data, multi-threaded,
multi-user dan query. Ukuran database MySQL lebih kecil dari
database file yang lain. Beberapa pertimbangan programmer memilih
My SQL dalam mengolah database yaitu kecepatan, mudah digunakan,
open source, kapabilitas, biaya murah, keamanan, lintas platform.
2.13.1 Auto Increment Field di MySQL
Auto increment field merupakan suatu tipe data numerik yang
mengisi nilainya secara otomatis secara incremental atau bertambah
terus (Raharjo, Budi. 2011). Auto increment field pada MySQL adalah
suatu tipe field integer yang secara otomatis akan bertambah nilainya
jika terjadi penambahan row pada tabel dimana field tersebut berada.
Otomatis disini artinya pada saat kita memasukkan data baik melalui
statement INSERT maupun melalui mekanisme data access lainnya,
field tersebut tidak perlu dimasukkan nilainya atau cukup diberi nilai
NULL, maka MySQL akan menentukan sendiri nilai apa yang akan
diberikan sebagai akibat penambahan baris data tersebut.
2.14 Google Map API
Google map adalah layanan aplikasi dan teknologi peta berbasis
web yang disediakan oleh Google secara gratis (bukan untuk
kepentingan komersial), termasuk di dalamnya website Google Map
(http://maps.google.com), Google Ride Finder, Google Transit, dan
peta yang dapat disisipkan pada website lain melalui Google Maps API.
57
Google Maps API dapat ditambahkan ke website kita menggunakan
JavaScript. API tersebut menyediakan banyak fasilitas dan utilitas
untuk memanipulasi peta dan menambahkan konten ke peta melalui
berbagai layanan, memungkinkan untuk membuat aplikasi peta yang
kuat pada website.
2.15 Teknik Pengujian Software
Tujuan dari pengujian adalah untuk menemukan kesalahan dan
merupakan sebuah tes yang bagus di mana dalam pengujian ini memiliki
kemungkinan besar untuk menemukan kesalahan. Pada penelitian ini,
pengujian yang dipakai adalah metode blackbox testing.
2.15.1 Black Box
Black box testing juga disebut pengujian tingkah laku,
memusat pada kebutuhan fungsional perangkat lunak. Teknik
pengujian black box memungkinkan memperoleh serangkaian
kondisi masukan yang sepenuhnya menggunakan semua
persyaratan fungsional untuk suatu program (Pressman, Roger S.
2009). Beberapa jenis kesalahan yang dapat diidentifikasi adalah
fungsi tidak benar atau hilang, kesalahan antar muka, kesalahan
pada struktur data (pengaksesan basis data), kesalahan
performasi, kesalahan inisialisasi dan akhir program.
58
58
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian : Badan Informasi Geospasial (BIG), pada unit
Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika.
Alamat : Jl. Raya Jakarta - Bogor KM. 46 Cibinong
16911, INDONESIA
Waktu Penelitian : Juli 2016 – September 2016
3.2 Data dan Perangkat Penelitian
a. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam pengembangan Sistem
Informasi Geospasial pada Pasang Surut Air Laut di Regional Dua
Indonesia adalah:
1. Data pasang surut air laut yang ada pada regional dua Indonesia
(BIG; 2016). Di antaranya adalah tabel komponen harmonik 40
stasiun pasang surut yang tersebar di seluruh regional dua
Indonesia.
2. Data koordinat lokasi stasiun pasang surut pada regional dua
Indonesia dari Google Maps.
b. Perangkat Penelitian
59
Perangkat yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Hardware atau perangkat keras :
a. Satu unit Personal Computer (PC)
b. Satu unit Printer
2. Software atau perangkat lunak :
a. Sistem Operasi : Windows 10
b. Tools perancangan sistem : Astah 7.1.0
c. IDE (Integrated Development Environment): XAMPP sebagai
aplikasi server
d. Tools perancangan mock up : Pencil
e. Sisi server konten:
1. Bahasa Pemrograman : Hypertext Preprocessor (PHP)
2. Database : MySQL
3. Format data : Keyhole Markup Languange (.kml/ .kmz)
f. Sisi web application: Google Chrome
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, terdapat data-data pendukung yang
digunakan oleh penulis. Dan data-data informasi tersebut sebagai bahan
yang dapat mendukung kebenaran akan materi yang disampaikan dalam
penelitian ini. Metode tersebut adalah sebagai berikut :
3.3.1 Observasi
Observasi yang dilakukan peneliti ialah dengan
mengunjungi langsung tempat dilaksanakannya penelitian, yaitu
60
Badan Informasi Geospasial (BIG). Peneliti melakukan
pengumpulan data dan informasi informasi pasang surut air laut di
Indonesia. Hasil yang dicapai dari pengumpulan data dan
informasi tersebut adalah pengembangan sistem informasi
geospasial pada pasang surut yang fokus di regional dua
Indonesia. Kegiatan pengamatan ini dilakukan di bawah
pengawasan Bapak Ibnu Sofian Selaku Peneliti pada unit Pusat
Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika.
3.3.2 Wawancara
Wawancara ini dilakukan secara langsung dengan Bapak
Ibnu Sofian selaku Peneliti pada unit Pusat Jaring Kontrol Geodesi
dan Geodinamika di BIG. Wawancara ini berguna untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam pengembangan sistem.
Dalam wawancara yang dilakukan diketahui bagaimana alur
sistem informasi pada pasang surut itu dilakukan (sistem berjalan).
Kesimpulan hasil wawancara yang berlangsung pada 18 Juli 2016
Bahwa dibutuhkan sistem yang mampu menjawab kemampuan
untuk menampilkan informasi pasang surut geospasial berbasis
web dan sistem transaksi permintaan data pasut yang terintegrasi
dengan pelayanan informasi pasut.
3.3.3 Studi Pustaka
Metode studi pustaka yang dilakukan pada pembuatan dan
pengembangan aplikasi ini, penulis mengambil bahan referensi
61
dari berbagai sumber yang dijadikan acuan dalam perancangan
Sistem Informasi Geospasial pada Pasang Surut Air Laut di
Regional Dua Indonesia. Referensi-referensi yang berupa data dan
informasi tersebut diperoleh dari buku, jurnal, internet dan lain-
lain yang berhubungan dengan pasang surut, metode Admiralty
pasang surut, bangunan pantai, hidrografi dan lain sebagainya.
3.4 Pengolahan Data dengan Metode Admiralty
Penulisan skripsi ini peneliti menggunakan metode pengolahan data
Admiralty. Pada metode Admiralty digunakan untuk menghitung data pasang
surut, penulis tidak melakukan pengamatan langsung terhadap data pasut tetapi
sudah ada pada buku informasi pasang surut yang diterbitkan oleh BIG.
Pengolahan data dengan Metode Admiralty merupakan cara yang efektif
karena selain pengerjaan yang cepat, komponen dari pasut dapat kita ketahui
semua.
3.4.1 Komponen Pasang Surut
Dengan cara menguraikan fluktuasi muka air akibat pasang
surut ke dalam 9 (sembilan) komponen pasang surut yang terdiri
dari M2, S2, K2 , N2, K1, O1, P1 , M4 dan MS4. Komponen ini nantinya
yang di rancang dalam sistem sehingga menghasilkan prediksi
pasang surut air laut atau yang di sebut juga sebagai data sekunder
(ada pada lampiran). Hasilnya seperti pada tabel di bawah ini :
62
Tabel 3. 1 Komponen Data Pasut
3.4.2 Mencari Harga Amplitudo dan Beda Fase
Pada Metode Admiralty hitungan untuk mencari harga
amplitudo (A) (cm) dan beda fase (g0) dari data pengamatan selama
15 atau 29 piantan (hari pengamatan) dan mean sea level (S0) yang
sudah terkoreksi (Smoothing), namun penulis tidak melakukan
langkah ini karena pada buku prediksi pasang surut dari BIG sudah
memberikan data yang dibutuhkan. Contoh hasil pada tabel di
bawah:
Tabel 3. 2 Tabel Data Pasut
Komponen Amplitudo
(A) (cm)
Beda
Fase
(g0)
S0 (MSL) 180,73 0,00
M2 7,30 184,20
S2 -0,10 160,80
N2 0,40 119,40
K1 40,80 246,50
O1 30,80 173,70
P1 13,60 256,60
M4 2,50 217,20
MS4 -0,10 291,00
63
3.4.3 Tipe Pasang Surut
Penentuan tipe pasang surut dengan nilai bilangan Formzhal,
hasil tersebut akan menentukan tipe pasang surut, di antaranya tipe
pasang surut tunggal, campuran dominan tunggal, campuran
dominan ganda dan pasang surut ganda.
𝐹 =𝐴𝐾1+𝐴𝑂1
𝐴𝑀2+𝐴𝑆2 =
40,8 + 30,80
7,30 + (−0,01)= 9,944
Besarnya nilai diperoleh F = 9,944 sehingga dapat disimpulkan
bahwa pasang surut di lokasi studi memiliki karakteristik pasang
surut harian Tunggal (diurnal) yaitu dalam satu hari terjadi 1 kali
pasang dan 1 kali surut. Periode pasang surut adalah 24 jam 50
menit.
3.4.4 Fluktuasi dan Elevasi Muka Air
Kemudian pengolahan fluktuasi muka air dengan fungsi waktu
pada Metode Admiralty dan melakukan perhitungan elevasi muka
air penting yang digunakan untuk mengukur ketinggian muka air
laut. Sebagai tahap akhir dari proses mencari komponen pasang
surut menurut Metode Admiralty . Sehingga menghasilkan tipe
pasang surut (sesuai langkah c), grafik elevasi muka air, dan
ketinggian muka air rata-rata atau MSL (Mean Sea Level).
64
Gambar 3. 1 Grafik Hasil Pengukuran Pasang Surut
3.5 Metode Pengembangan Sistem
Penulisan skripsi ini peneliti menggunakan metode Waterfall.
Metode Waterfall atau yang biasa dikenal sebagai model proses
sequential linier dalam perancangan sistem ini, merupakan suatu siklus
pengembangan sistem yang digunakan untuk menggambarkan
beberapa tahapan dalam proses pengembangan.
3.5.1 Model Proses Waterfall
Model Waterfall yang digunakan penulis dalam penelitian ini
memiliki beberapa tahapan sebagai berikut:
65
Rekayasa
Sistem
Analisis
Perancangan
(Design)
Pemrograman
(Coding)
Pengujian
(Testing)
Operasi &
Pemeliharaan
Gambar 3. 2 Pengembangan Sistem dengan Model Waterfall
( Sumber: Prahasta; Bandung: 2014 )
3.5.1.1 Tahap Rekayasa Sistem dan Perencanaan
Pada proses perencanaan awal ini yang merupakan
proses awal dari dibangunnya suatu aplikasi, penulis
menjelaskan gambaran umum perusahaan, seperti sejarah
singkat perusahaan, visi dan misi, kedudukan, tugas, dan fungsi,
susunan kerja dan struktur organisasi pada BIG. Serta
Menjelaskan tujuan pengembangan sistem dan ruang lingkup
penelitian.
3.5.1.2 Tahap Analisis Sistem
Pada tahap analisis sistem ini, penulis perlu melakukan
analisis terhadap sistem berjalan berupa proses bisnis berjalan,
kelebihan sistem berjalan, kelemahan sistem berjalan, dan
66
identifikasi masalah. Kemudian Penulis melakukan analisis
sitem usulan berupa proses bisnis usulan dan kebutuhan sistem
usulan. hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan sistem usulan
akan data-data untuk pembuatan sistem ini. Adapun kegiatan
yang dilakukan meliputi identifikasi jenis data, kebutuhan akan
interface yang ditampilkan, pengolahan data, serta fungsi-
fungsi lain dalam sistem yang dapat mendukung dibangunnya
sistem ini.
3.5.1.3 Tahap Perancangan
Desain sistem yang diusulkan dalam pembuatan
Perancangan Sistem Informasi Geospasial pada Pasang Surut
Air Laut di Regional Dua Indonesia ini meliputi beberapa
proses di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Membuat perancangan sistem dengan tools Unified
Modelling Language (UML), dengan tahapan sebagai
berikut :
1. Membuat Use Case Diagram
Pada tahap ini penulis mencoba menangkap kebutuhan
aplikasi
2. Membuat Use Case Scenario
Pada tahan ini penulis mendeskripsikan Use Case
Diagram yang telah dibuat sebelumnya.
3. Membuat Activity Diagram
67
Pada tahap ini penulis membuat sebuah alur kerja dari
suatu aktivitas ke aktivitas lainnya. Tahap ini berguna
pada saat menjelaskan bagaimana perilaku dalam
berbagai Use Case berinteraksi.
4. Membuat Class Diagram
Pada tahap ini penulis menggambarkan struktur kelas –
kelas dari sistem dan memperlihatkan hubungan antar
kelas dan penjelasan detail dari setiap kelas dalam
model desain (dalam Logical view) dari suatu sistem.
5. Membuat Sequence Diagram
Pada tahap ini penulis menjelaskan interaksi objek
yang disusun dalam suatu urutan waktu. Penulis
menjabarkan tahap demi tahap apa yang seharusnya
terjadi untuk menghasilkan proses yang ada pada Use
Case.
b. Membuat perancangan basis data dengan tahapan sebagai
berikut:
1. Membuat LRS (Logical Record Structured)
Penulis memvisualisasikan struktur kelas - kelas dari
suatu sistem dan memperlihatkan hubungan antar
kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas di dalam
model desain (dalam logical view) dari suatu sistem.
Adapun langkah-langkah menentukan hubungan
68
antar class dan key yang terlibat adalah dengan
melakukan normalisasi terlebih dahulu sampai dirasa
sudah selesai dan dirasa sudah cukup normal.
2. Membuat Spesifikasi Basis Data
Spesifikasi basis data ini dimaksudkan agar setiap
atribut dari sebuah tabel dapat terlihat dengan jelas
untuk pembuatan database.
3. Desain Interface
Desain interface ini bertujuan untuk menemukan
bentuk yang baik dari tampilan aplikasi, sehingga
dapat memudahkan pengguna.
3.5.1.4 Tahap Pemrograman ( Coding )
Pada tahap in dilakukan proses implementasi dari
rancangan yang telah dibuat berupa barisan kode program
(coding) yang dapat dimengerti oleh komputer. Ada beberapa
tahap yang dilakukan, di antaranya adalah :
1. Data titik koordinat stasiun pasang surut beserta komponen
harmonik dari setiap stasiun pasang surut dimasukkan ke
dalam database dan diklasifikasikan berdasarkan
kebutuhan.
2. Membuat tampilan layar User Interface.
3. Membuat sistem transaksi pelayanan informasi pasang
surut.
69
4. Membuat kode baris perhitungan prediksi pasang surut
berdasarkan rumus prediksi yang ditentukan dari metode
Admiralty dengan menggunakan script PHP dan terhubung
dengan basis data MySQL. Informasi tersebut akan
menampilkan hasil tipe pasang surut, elevasi atau
ketinggian muka air, muka laut rata-rata, dan hasil
perhitungan prediksi pasang surut harian, bulanan atau
tahunan Untuk source code program berada pada halaman
lampiran.
5. Membuat modul tambahan, umpan beranda, cuaca harian,
pengetahuan pasut, menu Admin seperti kelola User, kelola
data pasut dan lain sebagainya yang bertujuan untuk
menunjang aplikasi dari sistem ini.
3.5.1.5 Tahap Pengujian ( Testing )
Adapun untuk mengetahui suatu program baik atau
tidaknya, maka dilakukanlah suatu pengujian , metode terhadap
program tersebut, dan pengujian yang dilakukan dapat
menggunakan dua cara, yaitu dengan menggunakan metode
black box dan white box. Pengujian atau testing pada SIPASAL
yang akan di bangun dengan pengujian metode Black box, yaitu
dengan mengetahui fungsi yang ditentukan pada interface suatu
sistem agar dapat diketahui apakah proses yang dibuat sesuai
dengan rancangan yang telah dibuat.
70
3.6 Alasan Menggunakan Waterfall
Adapun alasan pemilihan metode Waterfall adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan sistem aplikasi pasang surut air laut ini dengan
metode Waterfall dapat dilakukan proses perencanaan yang
sistematis sehingga dapat memperkecil tingkat kesalahan dalam
pembuatan sistem. Dan sistem yang dibuat akan sesuai dengan
perencanaan sebelumnya.
2. Waterfall merupakan metode yang memungkinkan pengembangan
sistem untuk menyelesaikan satu langkah dulu, baru setelah selesai
berpindah menuju langkah berikutnya.
3. Sistem yang dikembangkan merupakan sistem yang membutuhkan
perawatan serta pembaharuan data. Dengan Waterfall ini, tahap
pemeliharaan dapat dilakukan untuk sistem.
Berikut adalah perbandingan beberapa metodologi pengembangan
sistem:
Tabel 3. 3 Perbandingan Metodologi Pengembangan Sistem
Model
Pengembangan
Kelebihan Kekurangan
Waterfall • Digunakan jika kebutuhan
pelanggan sudah dipahami
• Kecil kemungkinan
perubahan kebutuhan
selama pengembangan
sistem
• Struktur tahapan jelas
• Terjadinya kesulitan jika
terjadi perubahan kebutuhan
• Sistem yang diserahkan dapat
menjadi tidak fleksibel.
• Harapan akan spesifikasi
dapat didefinisikan secara
keseluruhan di depan
sehingga kadang tidak
realistis
71
Model
Pengembangan
Kelebihan Kekurangan
Prototype • Pendefinisian kebutuhan
pemakai lebih baik karena
keterlibatan pemakai yang
lebih intensif.
• Memperkecil kesalahan
disebabkan pada setiap
versi prototype kesalahan
segera terdeteksi oleh
pemakai.
• Pemakai mempunyai
kesempatan dalam
meminta perubahan-
perubahan.
• Apabila prototype tak
dikelola dengan baik dapat
mengakibatkan prototype tak
pernah berakhir karena usulan
perubahan terlalu sering
dipenuhi. - Waktu yang
singkat menghasil
• Waktu yang singkat
menghasilkan sistem yang
tidak lengkap dan kurang
teruji.
• Dokumentasi sering
terabaikan karena
pengembang lebih
berkonsentrasi pada tahap
pengujian dan pembuatan
prototype
Incremental
Prototype
• Digunakan untuk
menyelesaikan sistem
secara global terlebih
dahulu, kemudian untuk
fitur dari sistem akan
dikembangkan kemudian
• Mempercepat
pengimplementasian
proyek
• Memiliki risiko yang
rendah
• Batasan proses tidak jelas
• Sistem tidak terstruktur
Rational
Unified
Process
• Mendukung proses
pengulangan dalam
pengembangan software.
• Memungkinkan adanya
penambahan-penambahan
pada proses.
• Memungkinkan untuk
secara sistematis
mengontrol perubahan-
perubahan yang terjadi
pada software selama
proses pengembangannya.
• Metodologi ini hanya dapat
digunakan pada
pengembangan perangkat
lunak yang berorientasi objek
dengan berfokus pada UML
(Unified Modeling
Language)
72
Model
Pengembangan
Kelebihan Kekurangan
Rapid
Application
Development
• Siklus pembangunan yang
pendek/singkat karena jika
ada modul yang salah
maka akan langsung
dibuang.
• fleksibilitas yang besar.
• mengurangi biaya
• Sistem yang tidak bisa
dimodularisasi tidak cocok
untuk model ini.
• Proyek bisa gagal karena
waktu yang disepakati tidak
dipenuhi
3.7 Kerangka Berpikir
Pada penulisan skripsi ini peneliti akan menjabarkan kerangka
berpikir yang merupakan penjelasan dari tujuan khusus penelitian yang
telah di jabarkan di atas. Peneliti mula–mula melakukan pengumpulan
data berupa observasi ke BIG, kemudian mewawancarai Peneliti
Bidang Pasut dan melakukan studi kepustakaan berupa regulasi,
standardisasi dan penelitian sejenis. Kemudian data pasut yang di dapat
dari BIG diolah menggunakan metode Admiralty, mulai dari
menguraikan komponen pasut, mencari fluktuasi muka air, menentukan
tipe pasang surut, setelah itu membuat grafik elevasi muka air dan muka
laut rata – rata.
Pengembangan sistem menggunakan metode Waterfall yang
terdiri dari tahap permulaan, analisis, pengembangan dan implementasi
sistem. Permulaan sistem membahas tentang gambaran umum BIG,
tujuan penulis mengembangkan sistem, dan ruang lingkup sistem yang
dibuat. Pada tahap analisis yaitu tahap sistem berjalan menjelaskan
proses bisnis berjalan, kelebihan sistem berjalan, kelemahan sistem
73
berjalan, dan identifikasi masalah. Sistem usulan menjelaskan proses
bisnis usulan pengembangan Sistem Informasi Geospasial pada pasang
surut air laut di regional dua Indonesia, sistem dapat mengintegrasikan
data spasial dan tabular. Dalam penyajian informasi pasang surut, dan
sistem mampu melakukan transaksi pelayanan informasi pasang surut,
pada tahap analisis usulan juga menjelaskan kebutuhan sistem usulan
berupa kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional.
Pada tahap perancangan sistem, yaitu mendesain sistem dengan
use case dan narasi use case, activity diagram, class diagram, sequence
diagram, mendesain basis data dengan membuat LRS (Logical Record
Structured) dengan cara melakukan normalisasi kemudian membuat
spesifikasi basis data, kemudian desain antar muka berupa visualisasi
dari integrasi data spasial dan tabular, sistem transaksi pelayanan
informasi pasut dan fitur – fitur dalam SIPASAL seperti pasut secara
near real time, teori pasut dan lain sebagainya. Kemudian pada tahap
implementasi sistem adalah melakukan pengkodean dengan
menggunakan script PHP dan terhubung dengan basis data MySQL
Membuat sistem transaksi pelayanan informasi pasang surut,
perhitungan prediksi pasang surut berdasarkan rumus prediksi yang
ditentukan dari metode Admiralty. Informasi tersebut akan
menampilkan hasil tipe pasang surut, elevasi atau ketinggian muka air,
muka laut rata-rata, dan hasil perhitungan prediksi pasang surut
74
periodik. Tahap terakhir melakukan pengujian sistem metode black
box. Kesesuaian interface dengan proses sistem yang di kembangkan.
Gambar 3. 3 Kerangka Berpikir
75
75
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tahap Rekayasa Sistem dan Perencanaan
Dalam Waterfall tahap ini disebut juga dengan tahap rekayasa
sistem dan perencanaan awal untuk sebuah proyek. Tahapan yang
dilakukan pada fase ini adalah mengidentifikasi gambaran umum Badan
Informasi Geospasial (BIG), menentukan tujuan perancangan sistem,
menjelaskan ruang lingkup sistem.
4.1.1 Gambaran Umum Badan Informasi Geospasial (BIG)
4.1.1.1 Sejarah Singkat Badan Informasi Geospasial (BIG)
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, terdapat
banyak jawatan pengukuran, yang kemudian dijadikan satu
badan, disebut dengan Permante Kaarterings-Commissie
(Komisi Tetap untuk Pemetaan), pada tahun 1938.
Kenyataannya, badan tersebut tidak dapat memenuhi
harapan semula. Melalui Gouvernements Besluit van 17 Januari
1948 (Keputusan Pemerintah No. 3 tanggal 17 Januari 1948),
komisi itu dibubarkan dan dibentuk Raad en Directorium voor
het Meet en Kaarteerwezen in Nederlands Indies (Dewan dan
Direktorium untuk Pengukuran dan Pemetaan Hindia Belanda).
76
Setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia tahun
1949, pemerintah membubarkan Raad en Directorium voor het
Meet en Kaarteerwezwn (Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun
1951), selanjutnya membentuk Dewan dan Direktorium
Pengukuran dan Penggambaran Peta. Badan ini memiliki pola
organisasi yang sama seperti bentukan Hindia Belanda. Dewan
bertugas membuat kebijakan dan pengambilan keputusan,
sedangkan pelaksananya adalah Direktorium.
Di lain pihak, dibentuk pula Panitia ‘Pembuatan Atlas
Sumber-sumber Kemakmuran Indonesia’, dengan tugas
menunjang rencana pembangunan nasional. Panitia ini berada di
bawah Biro Ekonomi dan Keuangan - Menteri Pertama. Pada
tahun 1964, status Panitia Atlas ditingkatkan menjadi Badan
Atlas Nasional (Batnas), berdasarkan Keputusan Kabinet Kerja
No. Aa/D57/1964, yang ditandatangani oleh Wakil Perdana
Menteri II, Ir. Chaerul Saleh.
Kinerja Dewan dan Direktorium dinilai Presiden
Soekarno, lamban dan koordinasinya tidak berfungsi, hingga
akhirnya dibubarkan dan dibentuk organisasi berbentuk
komando, yaitu Komando Survei dan Pemetaan Nasional
(Kosurtanal) serta Dewan Survei dan Pemetaan Nasional
(Desurtanal), melalui Keppres No. 263 tahun 1965 tanggal 2
September 1965.
77
Hingga peristiwa G-30-S/PKI 1965, Desurtanal dan
Kosurtanal belum bekerja sebagaimana mestinya. Maka secara
khusus untuk survei dan peme taan nasional dibentuk
organisasi baru yang disebut BAKOSURTANAL (Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional).
BAKOSURTANAL dibentuk berdasar Keppres No. 63
tahun 1969 tanggal 17 Oktober 1969 (diperingati sebagai ulang
tahun BAKOSURTANAL).
Pertimbangan pembentukan BAKOSURTANAL, yaitu:
1. Perlu adanya koordinasi dalam kegiatan dan pelaksanaan
tugas surta (survei dan pemetaan) sehingga dapat
tercapai adanya efisiensi serta penghematan pengeluaran
keuangan negara;
2. Terkait dengan itu, dalam rangka penertiban aparatur
pemerintahan, dipandang perlu untuk meninjau kembali
kedudukan tugas dan fungsi badan-badan yang
melakukan kegiatan surta untuk dipersatukan dalam
suatu badan koordinasi surta nasional.
Dengan dibentuknya BAKOSURTANAL maka badan-
badan yang masih ada seperti Desurtanal serta Badan Atlas
Nasional dibubarkan dan fungsi-fungsi kedua badan tersebut
ditampung BAKOSURTANAL.
78
Hingga kini BAKOSURTANAL telah dipimpin oleh 6
kepala (dahulu ketua), yaitu : Ir. Pranoto Asmoro (1969-1984),
Prof. Dr. Ir. Jacub Rais, M.Sc. (1984-1993), Dr. Ir. Paul Suharto
(1993-1999), Prof. Dr. Ir. Joenil Kahar (1999-2002), Ir. Rudolf
Wennemar Matindas, M.Sc. (2002-2010), Dr. Asep Karsidi,
M.Sc. (2010-2014) dan Dr. Priyadi Kardono, M.Sc (2014-
sekarang).
Di antara masa itu, badan koordinasi ini pernah berkantor
di beberapa tempat berbeda. Pada awalnya di Jalan Wahidin
Sudirohusodo I/11, dan Jalan Merdeka Selatan No. 11, pernah
pula di Gondangdia, dan terakhir (hingga sekarang) di Kompleks
Cibinong Science Center.
Badan Informasi Geospasial (BIG) lahir untuk
menggantikan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
(BAKOSURTANAL) sebagai penuaian amanat pasal 22
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi
Geospasial (IG). UU ini disetujui Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia pada tanggal 15 April 2011 dan disahkan
oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono,
pada tanggal 21 April 2011. Lahirnya BIG ditandai dengan
ditandatanganinya Peraturan Presiden Nomor 94 tahun 2011
mengenai Badan Informasi Geospasial pada tanggal 27
Desember 2011.
79
Berdasarkan Bab XI Pasal 69 UU tentang Informasi
Geospasial yang kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam
Ketentuan Peralihan Bab VII Pasal 40 Peraturan Presiden
tentang Badan Informasi Geospasial, dinyatakan bahwa bidang
tugas yang terkait dengan informasi geospasial tetap
dilaksanakan oleh BAKOSURTANAL sampai dengan
selesainya penataan organisasi BIG. BAKOSURTANAL wajib
menyerahkan seluruh arsip dan dokumen yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugasnya kepada BIG dan seluruh hak dan
kewajiban BAKOSURTANAL, kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundangan, beralih kepada BIG.
BIG menjadi tulang punggung dalam mewujudkan
tujuan UU tentang Informasi Geospasial untuk :
1. Menjamin ketersediaan akses terhadap informasi geospasial
yang dapat dipertanggungjawabkan;
2. Mewujudkan penyelenggaraan informasi geospasial yang
berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) melalui kerja
sama, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi; dan
3. Mendorong penggunaan informasi geospasial dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat.
Dengan kerja keras dan dukungan seluruh pemangku
kepentingan di bidang informasi geospasial, dari unsur
80
pemerintah, akademisi, pengusaha, profesional dan segenap
masyarakat, BIG siap mengemban amanah sebagai institusi
terdepan dalam mengoptimalkan penyelenggaraan informasi
geospasial untuk negeri.
4.1.1.1.1 Visi dan Misi Badan Informasi Geospasial (BIG)
a. Visi :
Menjadi integrator penyelenggaraan informasi
geospasial sebagai landasan pembangunan Indonesia.
b. Misi :
• Meningkatkan sinergi proaktif dalam penyelenggaraan
informasi geospasial nasional.
• Mengintegrasikan informasi geospasial agar dapat
memberikan nilai tambah bagi pembangunan nasional.
• Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas penyelenggaraan
informasi geospasial nasional.
4.1.1.1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Badan Informasi Geospasial
(BIG)
a. Kedudukan
Berdasarkan Bab 1 Pasal 1 ayat (1) Peraturan Presiden
Nomor 94 Tahun 2011, Badan Informasi Geospasial adalah
Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di
81
bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. BIG
dipimpin oleh seorang Kepala.
b. Tugas:
Badan Informasi Geospasial mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Informasi
Geospasial.
c. Fungsi:
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 Perpres Nomor 94 Tahun 2011, BIG
menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan dan pengendalian kebijakan teknis di bidang
informasi geospasial.
2. Penyusunan rencana dan program di bidang informasi
geospasial;
3. Penyelenggaraan informasi geospasial dasar yang
meliputi pengumpulan data, pengolahan, penyimpanan
data dan informasi, dan penggunaan informasi geospasial
dasar.
4. Pengintegrasian informasi geospasial tematik yang
diselenggarakan oleh instansi pemerintah dan/atau
pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
82
5. Penyelenggaraan informasi geospasial tematik yang
belum diselenggarakan selain BIG meliputi pengumpulan
data, pengolahan, penyimpanan data dan informasi, dan
penggunaan informasi geospasial tematik.
6. Penyelenggaraan infrastruktur informasi geospasial
meliputi penyimpanan, pengamanan, penyebarluasan data
dan informasi, dan penggunaan informasi geospasial.
7. Penyelenggaraan dan pembinaan jaringan informasi
geospasial;
8. Akreditasi kepada lembaga sertifikasi di bidang informasi
geospasial.
9. Pelaksanaan kerjasama dengan badan atau lembaga
pemerintah, swasta, dan masyarakat di dalam dan/atau
luar negeri.
10. Pelaksanaan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi di
lingkungan BIG.
11. Pelaksanaan koordinasi perencanaan, pelaporan,
penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan
hukum.
12. Pembinaan dan pelayanan Administrasi ketatausahaan,
organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan,
keprotokolan, kehumasan, kerjasama, hubungan antar
83
lembaga, kearsipan, persandian, barang milik negara,
perlengkapan, dan rumahtangga BIG.
13. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan, serta promosi dan pelayan produk dan
jasa di bidang informasi geospasial.
14. Perumusan, penyusunan rencana, dan pelaksanaan
pengawasan fungsional.
4.1.1.1.3 Susunan Kerja Badan Informasi Geospasial (BIG)
a. Kepala BIG
Memimpin BIG dalam menjalankan tugas umumnya
yaitu dalam bidang Informasi Geospasial.
b. Sekretariat Utama
Sekretariat Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan
perencanaan, pembinaan, dan pengendalian terhadap
program, Administrasi, dan sumber daya di lingkungan
BIG.
c. Inspektorat
Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
intern di lingkungan BIG.
d. Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar
Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar mempunyai
tugas merumuskan, melaksanakan, dan mengendalikan
84
pelaksanaan kebijakan teknis di bidang Informasi
Geospasial Dasar (IGD).
e. Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik
Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik
mempunyai tugas merumuskan, melaksanakan dan
mengendalikan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang
Informasi Geospasial Tematik (IGT).
f. Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial
Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial
mempunyai tugas merumuskan, melaksanakan, dan
mengendalikan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang
Infrastruktur Informasi Geospasial (IIG).
g. Pusat Penelitian Promosi dan Kerjasama
Pusat Penelitian Promosi dan Kerja Sama mempunyai
tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di
bidang informasi geospasial, serta promosi, kerja sama,
hubungan masyarakat, dan hubungan antar lembaga.
85
4.1.1.1.4 Struktur Organisasi Badan Informasi Geospasial (BIG)
(Sumber : BIG)
4.1.1.1.5 Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika
a. Tugas Pokok
Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan
rencana dan program, perumusan dan pengendalian
kebijakan teknis, pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan, dan penggunaan data dan informasi
geospasial dasar, serta penyiapan pelaksanaan penelitian
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi BIG
86
dan pengembangan, dan pelaksanaan kerja sama teknis
di bidang jaring kontrol geodesi dan geodinamika.
b. Fungsi
1. Penyusunan rencana dan program di bidang jarin kontrol
horisontal dan vertikal, jaring kontrol gaya berat dan
pasang surut, serta geodinamika.
2. Penyiapan perumusan dan pengendalian kebijakan
teknis di bidang jaring kontrol horisontal dan vertikal,
jaring kontrol gaya berat dan pasang surut, serta
geodinamika.
3. Penyusunan norma, pedoman, prosedur, standar, dan
spesifikasi di bidang jaring kontrol horisontal dan
vertikal, jaring kontrol gaya berat dan pasang surut, serta
geodinamika.
4. Pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan
penggunaan data dan informasi geospasial dasar di
bidang jaring kontrol horisontal dan vertikal, jaring
kontrol gaya berat dan pasang surut, serta geodinamika.
5. Pemutakhiran data dan informasi geospasial dasar di
bidang jaring kontrol horisontal dan vertikal, jaring
kontrol gaya berat dan pasang surut, serta geodinamika.
6. Pelaksanaan kerja sama teknis dengan badan atau
lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat di dalam
87
dan/atau luar negeri di bidang jaring kontrol horisontal
dan vertikal, jaring kontrol gaya berat dan pasang surut,
serta geodinamika.
c. Tugas Pokok Tiap Bidang
1. Bidang Jaring Kontrol Horisontal dan Vertikal
Bidang Jaring Kontrol Horisontal dan Vertikal
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
penyusunan rencana dan program, perumusan dan
pengendalian kebijakan teknis, penyusunan norma,
pedoman, prosedur, standar, dan spesifikasi,
pengumpulan, pengolahan, penyimpanan,
penggunaan, dan pemutakhiran data dan informasi
geospasial dasar, serta pelaksanaan kerja sama teknis
dengan badan atau lembaga pemerintah, swasta, dan
masyarakat di dalam dan/atau luar negeri di bidang
jaring kontrol horisontal dan vertikal.
2. Bidang Jaring Kontrol Gaya Berat dan Pasang Surut
Bidang Jaring Kontrol Gaya Berat dan
Pasang Surut mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan penyusunan rencana dan program,
perumusan dan pengendalian kebijakan teknis,
penyusunan norma, pedoman, prosedur, standar, dan
spesifikasi, pengumpulan, pengolahan,
88
penyimpanan, penggunaan, dan pemutakhiran data
dan informasi geospasial dasar, serta pelaksanaan
kerja sama teknis dengan badan atau lembaga
pemerintah, swasta, dan masyarakat di dalam
dan/atau luar negeri di bidang jaring kontrol gaya
berat dan pasang surut.
3. Bidang Geodinamika
Bidang Geodinamika mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana
dan program, perumusan dan pengendalian
kebijakan teknis, penyusunan norma, pedoman,
prosedur, standar, dan spesifikasi, pengumpulan,
pengolahan, penyimpanan, penggunaan, dan
pemutakhiran data dan informasi geospasial dasar,
serta pelaksanaan kerja sama teknis dengan badan
atau lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat di
dalam dan/atau luar negeri di bidang geodinamika.
4. Kelompok Jabatan Fungsional
d. Struktur Organisasi
Berikut merupakan struktur organisasi Pusat
Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika :
89
Gambar 4. 2 Struktur Organisasi PJKGG
(Sumber : BIG)
4.1.1.2 Tujuan Pengembangan Sistem
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas,
maka dapat dirumuskan tujuan dari pengembangan sistem
adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan sistem dalam menyajikan informasi pasang surut
air laut pada setiap stasiun yang tersebar di Regional dua
Indonesia secara grafis maupun spasial, yang dapat diakses di
mana pun tanpa harus membaca terlebih dahulu buku prediksi
pasang surut.
2. Kemampuan sistem dalam memvisualisasikan data spasial dan
tabular yang terdiri dari 40 stasiun pasang surut yang tersebar di
Kepala Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan
Geodinamika
Bidang Jaring Kontrol Horisontal
dan Vertikal
Kepala Bidang JKHV
Staff Peneliti JKHV
Bidang Jaring Kontrol Gaya Berat dan Pasang Surut
Kepala Bidang JKGBPS
Staff Peneliti JKGBPS
Bidang Geodinamika
Kepala Bidang Geodinamika
Staff Peneliti Geodinamika
Kelompok Jabatan Fungsional
90
wilayah regional dua Indonesia, ke dalam bentuk tampilan
geospasial yang representatif dan mudah dalam memahami
penggunaannya.
3. Kemampuan sistem untuk melakukan transaksi pelayanan
informasi pasang surut.
4. Kemampuan sistem dalam mengolah sembilan komponen
harmonik yang digunakan untuk informasi pasang surut secara
near real time.
5. Kemampuan sistem untuk menyajikan informasi pasang surut
berupa hasil tipe pasang surut, elevasi atau ketinggian muka air,
muka laut rata-rata, dan hasil perhitungan prediksi pasang surut
harian, bulanan atau tahunan yang diakses melalui Google Maps
pada browser.
6. Selain itu fitur - fitur lain seperti peta sebaran stasiun pasang
surut, informasi prediksi pasang surut pada kurun waktu tertentu
seperti per jam, per hari, per bulan atau per tahun di setiap
stasiun, informasi tentang berita, cuaca harian, teori pasang
surut.
4.1.1.3 Ruang Lingkup Sistem
Ruang lingkup sistem dilakukan untuk menentukan
batasan sistem yang akan dibangun. Sistem yang akan dibangun
yaitu sistem informasi geospasial pada pasang surut air laut di
regional dua Indonesia, meliputi Pulau Jawa, Kalimantan, Bali,
91
dan NTB. Sistem ini mempunyai batasan sistem yaitu, aplikasi
berbasis web yang berfungsi sebagai media informasi yang
menunjukkan pengetahuan pasang surut air laut yang ada pada
regional dua Indonesia dalam bentuk grafik. Terdiri dari 40
stasiun pasang surut. Semua tersebar di regional dua Indonesia
dan BIG telah mendokumentasikan data dan penulis telah
mengolah data pasang surut di setiap stasiun dengan Metode
Admiralty . Sehingga sudah didapatkan komponen harmonik
pasang surut yang bisa dipergunakan untuk menghitung prediksi
yang berguna untuk membantu pengguna.
Berikut daftar stasiun Pasang Surut Zona B dan
Koordinatnya menurut buku prediksi pasang surut tahun 2016
yang diterbitkan oleh BIG :
Tabel 4. 1 Tabel Daftar Stasiun
N
o
.
Nama Stasiun
LA
TI
TU
DE
LONGI
TUDE Zona Waktu
1 Badas
08
28
S
117 22 E GMT +8
(WITA)
2 Balikpapan
01
16
S
116 48 E GMT +8
(WITA)
3 Banten
06
01
S
105 58 E GMT +7 (WIB)
4 Benoa
08
46
S
115 13 E GMT +8
(WITA)
92
5 Binuangeun
06
30
S
105 19 E GMT +7 (WIB)
6 Carik
08
13
S
116 25 E GMT +8
(WITA)
7 celukan bawang
08
11
S
114 50 E GMT +8
(WITA)
8 Cilacap
07
45
S
109 00 E GMT +7 (WIB)
9 Cirebon
06
44
S
108 35 E GMT +7 (WIB)
1
0
Jakarta
(Kolinlamil)
06
06
S
106 53 E GMT +7 (WIB)
1
1
Jakarta (Sunda
Kelapa)
06
07
S
106 48 E GMT +7 (WIB)
1
2
Jakarta (Tanjung
Priok)
06
07
S
106 52 E GMT +7 (WIB)
1
3 Jembrana
08
23
S
114 34 E GMT +8
(WITA)
1
4 Jepara
06
35
S
110 39 E GMT +7 (WIB)
1
5 Kalianget
07
03
S
103 56 E GMT +7 (WIB)
1
6 Karimun Jawa
05
47
S
110 28 E GMT +7 (WIB)
1
7 Kayong
01
15
S
109 56 E GMT +7 (WIB)
1
8 Ketapang
07
12
S
112 43 E GMT +7 (WIB)
1
9 Kotabaru
03
17
S
116 08 E GMT +8
(WITA)
93
2
0 Lembar
08
44
S
116 04 E GMT +8
(WITA)
2
1 Nunukan
04
08
N
117 40 E GMT +8
(WITA)
2
2 Nusa Penida
08
45
S
115 31 E GMT +8
(WITA)
2
3 Pacitan
08
13
S
111 04 E GMT +7 (WIB)
2
4 Palabuhan Ratu
06
59
S
106 33 E GMT +7 (WIB)
2
5 Pamayangsari
07
46
S
108 05 E GMT +7 (WIB)
2
6 Pameungpeuk
07
39
S
107 41 E GMT +7 (WIB)
2
7 Pangandaran
07
42
S
108 30 E GMT +7 (WIB)
2
8 Pemangkat
01
11
S
108 58 E GMT +7 (WIB)
2
9 Prigi
08
17
S
111 44 E GMT +7 (WIB)
3
0 Sadeng
08
11
S
110 48 E GMT +7 (WIB)
3
1 Sape
08
34
S
119 01 E GMT +8
(WITA)
3
2 Semarang
06
56
S
110 25 E GMT +7 (WIB)
3
3 Sendang Biru
08
26
S
122 41 E GMT +7 (WIB)
3
4 Serang
06
11
S
105 28 E GMT +7 (WIB)
94
3
5 Surabaya
07
12
S
112 44 E GMT +7 (WIB)
3
6 Tanjung Batu
02
16
S
118 05 E GMT +8
(WITA)
3
8 Tanjung Luar
08
46
S
116 31 E GMT +8
(WITA)
3
9 Tarakan
03
17
N
117 36 E GMT +8
(WITA)
4
0 Tuban
06
46
S
111 57 E GMT +7 (WIB)
4.2 Analisis Sistem
Tahap analisis sistem bertujuan untuk menganalisis sistem
yang sedang berjalan sebelumnya dan mengidentifikasi masalah yang
ada kemudian menguraikan pemecahan masalah, memberikan sistem
usulan dan menjabarkan kebutuhan sistem usulan.
4.2.1 Analisis Sistem Berjalan
4.2.1.1 Proses Bisnis Berjalan
BIG menyediakan data pasang surut air laut seluruh
Indonesia yang telah di observasi langsung ke lapangan oleh
Staff Peneliti Pasang surut. Tim Pelayanan menawarkan produk
pasang surut kepada pihak terkait yang membutuhkan.
Pihak terkait yang ingin mendapatkan data pasang surut
terkini dapat menghubungi Tim Pelayanan data dan informasi
BIG, melalui telepon atau email. Kemudian tim Pelayanan
meminta data yang dibutuhkan oleh pengguna kepada Staff
95
Peneliti Pasut, setelah Staff Peneliti Pasut mengolah data pasang
surut yang dibutuhkan, data tersebut menjadi informasi pasang
surut yang kemudian diberikan kepada Tim Pelayanan.
Kemudian oleh Tim Pelayanan informasi pasang surut tersebut
diberikan kepada pengguna terkait, baik dapat berupa buku atau
soft copy tergantung pada kesepakatan awal.
Proses bisnis dapat digambarkan dengan rich picture
sebagai berikut:
Gambar 4. 3 Rich Picture Sistem Berjalan
4.2.1.2 Kelebihan Sistem Berjalan
1. Pengguna terkait dapat bertanya kepada Tim Pelayanan
perihal informasi tentang pasang surut secara langsung dan
mendapatkan penjelasan dari Tim Pelayanan dengan baik dan
jelas.
2. Informasi pada pasang surut yang di dapatkan adalah data real
time, yaitu data yang diambil pada saat perekaman pasut
96
terbaru yang telah diolah langsung oleh Staff Peneliti pasang
surut.
4.2.1.3 Kekurangan Sistem Berjalan
1. Pengguna terkait harus menghubungi Tim Pelayanan atau
datang langsung ke kantor untuk mendapatkan informasi
pasang surut.
2. Kurang efektif dan efisien dalam hal waktu karena harus
menjelaskan secara terperinci.
3. Informasi pasang surut yang sudah diterima dapat di gunakan
oleh pengguna terkait namun akan terkendala pada visualisai
yang belum tersedia dalam bentu sistem informasi geospasial.
4.2.1.4 Identifikasi Masalah
Setelah melihat dari sistem berjalan saat ini, terdapat
beberapa masalah pokok yang dihadapi oleh pihak
perusahaan, di antaranya adalah :
1. Belum adanya Sistem Informasi Geospasial pasang surut air
laut, sehingga informasi hanya dalam bentuk tabel dan grafik
yang seharusnya informasi pasang surut dapat di
visualisasikan berupa hasil tipe pasang surut, elevasi atau
ketinggian muka air baik maksimum atau minimum dan
muka laut rata-rata.
2. Belum adanya sistem informasi pasut near real time, karena
informasi pasut yang beredar di masyarakat masih bersifat
97
statik dengan broadcast berkala waktu, sehingga sulit dalam
proses permintaan prediksi pasang surut untuk jangka waktu
dan stasiun tertentu, serta dalam proses pencarian data.
3. Belum adanya integrasi antara data spasial dan tabular dalam
penyajian informasi pasang surut.
4. Belum tersedianya sistem pelayanan transaksi permintaan
informasi pasang surut yang terintegrasi dengan Staff
Peneliti pasut. Sehingga pelayanan informasi pasang surut
kurang efektif dan efisien.
4.2.1.5 Analisis Sistem Usulan
4.2.1.5.1 Proses Bisnis Usulan
Solusi yang ditawarkan dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut adalah menerapkan Sistem
Informasi Geospasial berbasis web pada pasang surut air
laut dengan Metode Admiralty di regional dua
Indonesia. Sistem ini memberikan manfaaat sebagai
berikut:
1. Membantu BIG menginformasikan Sistem Informasi
Geospasial pada pasang surut di regional dua Indonesia.
Juga pengetahuan atau teori pasang surut kepada
pengguna terkait atau masyarakat Indonesia.
2. Membantu pengguna terkait/mitra
kerja/masyarakat/wisatawan mengetahui informasi
98
geospasial pada pasang surut air laut di regional dua
Indonesia.
3. Mempermudah pengguna terkait/mitra
kejra/masyarakat/wisatawan dalam mengakses
informasi geospasial pasang surut air laut near real time
di regional dua Indonesia.
4. Sistem ini berbasis web yang telah terintegrasi antara
data spasial dan tabular sehingga dapat diakses secara
cepat dan menggunakan tampilan yang sederhana untuk
memudahkan pemahaman pengguna.
5. Sistem ini dapat melayani transaksi permintaan
informasi pasang surut dan registrasi Mitra Kerja.
Gambar 4. 4 Rich Picture Sistem Usulan
99
Uraian sistem usulan pada gambar adalah sebagai
berikut:
1. Admin memiliki tugas untuk mengelola data User yang
ada pada sistem. Kemudian Admin memiliki fungsi
untuk mengelola berita, memperbarui tentang, kelola
User dan Mitra Kerja.
2. Staff Peneliti Pasut bertugas untuk mengelola data pasut,
yang di input baik oleh staff pasut internal BIG maupun
dari mitra kerja seperti BMKG, BPPT, pihak swasta dan
lain sebagainya. Staff ini juga bertugas untuk
memverifikasi permintaan pasut dan setelah selesai di
olah kemudian menggunggahnya dalam sistem,
kemudian kelola teori pasut.
3. Setelah data di kelola oleh Staff Peneliti Pasut di
verifikasi kemudian data integrasikan dengan data
spasial dan tabular dalam SIPASAL.
4. Kepala Bidang Pasut bertugas untuk memvalidasi peta
melalui halaman Kepala Bidang Pasut di dalam website
dan peta akan otomatis tampil setelah di validasi.
5. Mitra Kerja adalah Lembaga Pemerintah, swasta, ormas
dan masyarakat yang dapat melakukan input data pasut,
pencarian informasi pasut, lihat berita, lihat teori, lihat
100
tentang. Juga dapat melihat pelayanan permintaan pasut,
kemudian mengunduh data pasut yang telah di pesan.
6. Public User dapat mengakses sistem untuk melakukan
pencarian informasi pasut, lihat berita, lihat teori, lihat
tentang.
4.2.1.5.2 Kebutuhan Sistem Usulan
Kebutuhan sistem adalah suatu pernyataan
tentang apa yang harus dilakukan oleh sistem atau
karakteristik apa yang harus dimiliki oleh sebuah sistem.
Antara lain kebutuhan fungsional dan kebutuhan non
fungsional. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dijelaskan
sebagai berikut:
A. Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional dari sistem ini
menjelaskan mengenai layanan dan fasilitas apa saja
yang disediakan oleh sistem untuk memudahkan
aktor terkait dalam menggunakannya. Kebutuhan
fungsional yang dibangun SIPASAL adalah sebagai
berikut:
Tabel 4. 2 Tabel Kebutuhan Fungsional
No. Kebutuhan Fungsional Aktor
1 Sistem menyediakan informasi
geospasial yang berkaitan dengan
pasang surut air laut pada seluruh
Mitra Kerja ,
Public User
101
titik stasiun pasang surut pada
regional dua Indonesia.
2 Sistem menyediakan fungsi sign in Mitra Kerja,
Admin, Staff
Peneliti Pasut,
Kepala Bidang
Pasut
3 Sistem menyediakan fungsi sign out Mitra Kerja,
Admin, Staff
Peneliti Pasut,
Kepala Bidang
Pasut
4 Sistem menampilkan informasi
profil pengguna terkait
Mitra Kerja ,
Admin, Staff
Peneliti Pasut,
Kepala Bidang
Pasut
5 Sistem menyediakan fitur kelola
data spasial dengan menggunakan
metode admiralty, Peta tabular pada
pasang surut dan memverifikasi
nya.
Staff Peneliti
Pasut
6 Sistem menyediakan fitur input data
pasut
Staff Peneliti
Pasut, Mitra
Kerja
7 Sistem menyediakan fitur verifikasi
peta pasut
Staff Peneliti
Pasut
8 Sistem menyediakan fitur validasi
peta pasut
Kepala Bidang
Pasut
9 Sistem menyediakan informasi
geospasial pasang surut air laut near
real time dalam bentuk tabel dan
grafik yang terintegrasi data spasial
dan tabular.
Mitra Kerja ,
Public User
10 Sistem menyediakan informasi data
prediksi pasang surut pada periode
tertentu.
Mitra Kerja ,
Public User
102
11 Sistem Menampilkan umpan atau
berita terkait informasi pasang surut
atau kelautan.
Mitra Kerja ,
Public User
12 Sistem Menampilkan informasi
pengetahuan atau teori mengenai
pasang surut.
Mitra Kerja ,
Public User
13 Sistem menyediakan fitur untuk
mengelola data User dan mitar kerja.
Admin
14 Sistem menyediakan fitur untuk
pelayanan informasi pasut dan
mengunduh dari sistem.
Mitra Kerja
15 Sistem menyediakan fitur untuk
memverifikasi permintaan pasut dan
mengunggah ke dalam sistem.
Staff Peneliti
Pasut
16 Sistem menyediakan fungsi ubah
Password
Mitra Kerja ,
Admin, Staff
Peneliti Pasut,
Kepala Bidang
Pasut
17 Sistem menyediakan fitur kelola
data berita
Admin
18 Sistem menyediakan fitur kelola
data teori
Staff Peneliti
Pasut
19 Sistem menyediakan fitur Update
tentang
Admin
B. Kebutuhan Non Fungsional
Adapun kebutuhan non fungsional dari
sistem informasi geospasial pada pasang surut air
laut ini mengidentifikasi batasan dari fasilitas yang
disediakan oleh sistem. Kebutuhan non fungsional
ini mencakup kebutuhan privasi sistem, keamanan
sistem, performa sistem, bahasa pemrograman yang
103
digunakan dalam sistem, metode pengolahan data,
metode perancangan apa yang digunakan oleh
sistem, hardware dan software yang digunakan.
Kebutuhan non fungsional dari sistem yang
dibangun adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 3 Tabel Kebutuhan Non Fungsional
N
o.
Kebutuhan Non
Fungsional
Keterangan
1
Sistem yang
dibangun mengikuti
data dan ketentuan
yang ada dari Badan
Informasi Geospasial
Ketentuan dan data yang ada dari
BIG seperti proses bisnis aplikasi, Data
pasang surut, proses pengolahan data,
pelayanan data pasut dan lain – lain.
2
Username dan
Password.
Setiap User memiliki Username dan
Password sendiri yang memiliki hak
aksesnya masing-masing.
3
Metode Pengolahan
Data
Sistem yang dibangun menggunakan
metode pengolahan data Admiralty.
4
Bahasa pemrograman
yang digunakan
Dalam pengembangan sistem, Bahasa
pemrograman yang digunakan adalah
bahasa PHP dan Java dengan
menggunakan database MySQL.
104
5
Metode pengembangan
sistem
Metode pengembangan sistem
menggunakan pengembangan
Waterfall
6 Implementasi Sistem
Sistem ini diimplementasikan dalam
segala platform yang mendukung web
based application. Baik untuk sisi
Admin maupun sisi pengguna terkait.
7 Kebutuhan Hardware
Pada Server adalah Personal
Computer dan koneksi internet,
kemudian untuk pengguna terkait
adalah Personal Computer adan
koneksi internet.
8 Kebutuhan Software.
Sistem Operasi Windows, XAMPP,
Browser Google Chrome.
4.3 Perancangan Sistem
Pada fase perancangan sistem ini, dibuat desain yang merupakan
solusi dari hasil analisis pada tahap sistem usulan. Peneliti melakukan
perancangan sistem informasi geospasial pada pasang surut air laut
berdasarkan respon kebutuhan pengguna untuk mengembangkan sistem
dengan tools Unified Modelling Language (UML) yang terdiri dari
beberapa tahap berikut, antara lain:
105
4.3.1 Desain Sistem
4.3.1.1 Use Case Diagram
Use case diagram mendeskripsikan interaksi antar aktor
di dalam aplikasi SIPASAL yang akan dikembangkan, seperti
yang dijabarkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. 4 Tabel Deskripsi Use Case Diagram
No. Actor Description
1 Admin
Aktor yang mengelola lalu lintas
informasi pada aplikasi. Aktor ini
juga melakukan kelola permintaan
pasut, kelola berita, Update tentang,
kelola data User dan mitra kerja.
2 Staff Peneliti
Pasut
Aktor yang mengelola data pasang
surut, membuat informasi pasang
surut, memverifikasi data pasut dan
menggunggah permintaan pasut,
juga mengelola teori.
3 Mitra Kerja
Aktor yang memasukan data pasut,
sesuai dengan stasiun kerjasama
BIG, mengakses informasi peta
pasut, teori, tentang, berita dan
melakukan transaksi permintaan
pasut.
106
4 Kepala
Bidang Pasut
Aktor yang memvalidasi data pasut
agar dapat di tampilkan dalam
sistem.
5 Public User
Aktor yang dapat mengakses
website SIPASAL seperti
masyarakat umum atau instansi
terkait, dapat melihat informasi
pasut, teori, melihat berita, dan
melihat tentang.
Selanjutnya tabel di bawah ini menggambarkan interaksi
antara aktor pada tabel di atas dengan sistem.
Tabel 4. 5 Tabel Interaksi Aktor Use Case Diagram
No. Use Case
Name Description
Actor
1 Sign in
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk mengakses
aplikasi dengan memasukan
Username dan Password.
Admin , Mitra
Kerja, Staff
Peneliti Pasut,
Kepala Bidang
Pasut
2 Sign out
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk keluar dari
aplikasi.
Admin , Mitra
Kerja, Staff
Peneliti Pasut,
Kepala Bidang
Pasut
107
3 Update
Profil
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk
memperbaharui profil
pengguna User terkait dari
aplikasi.
Admin , Mitra
Kerja , Staff
Peneliti Pasut,
Kepala Bidang
Pasut
4 Lihat Pasut
Terkini
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk melihat peta
spasial pasang surut air laut
near real time terkini.
Mitra Kerja ,
Public User
5 Pencarian
Pasut
Use Case ini
menggambarkan kegiatan
untuk mencari tampilan
informasi mengenai titik
pasang surut air laut yang
berada pada menu “Prediksi
Pasut” dan menampilkan
hasil spasial dan tabular
dalam bentuk grafik dan
tabel.
Mitra Kerja ,
Public User
6 Lihat
Berita
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk melihat
informasi berita.
Mitra Kerja ,
Public User
7 Kelola
Berita
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk mengelola
data berita. Seperti tambah,
ubah atau hapus.
Admin
8 Lihat Teori
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk melihat
informasi pengetahuan atau
teori mengenai pasang surut.
Mitra Kerja ,
Public User
108
9 Kelola
Teori
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk mengelola
data teori pasang surut.
Sepert tambah, ubah atau
hapus teori.
Staff Peneliti
Pasut
10 Lihat
Tentang
Use case ini digunakan
untuk menggambarkan
kegiatan melihat informasi
tentang pengembang.
Mitra Kerja ,
Public User
11 Update
Tentang
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk
memperbaharui profil
website atau pengembang
terkait dari aplikasi.
Admin
12 Kelola
Data User
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk mengelola
data User. Seperti tambah,
ubah atau hapus.
Admin
13
Kelola
Data Mitra
Kerja
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk mengelola
data Mitra Kerja. Seperti
tambah, ubah atau hapus.
Admin
14 Input Data
Pasut
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk menginput
data spasial dan tabular pada
pasang surut.
Mitra Kerja
15 Kelola
Data Pasut
Use Case menggambarkan
kelola data pasut dengan
Metode Admiralty. Seperti
tambah, ubah atau hapus.
Staff Peneliti
Pasut
109
16 Verifikasi
Data Pasut
Use Case menggambarkan
kegiatan dalam
memverifikasi Data Pasut
yang telah di buat untuk di
validasi.
Staff Peneliti
Pasut
17 Validasi
Data Pasut
Use Case menggambarkan
kegiatan kepala Bidang
Pasut dalam memvalidasi
Data Pasut yang telah
terverifikasi untuk di
publish.
Kepala Bidang
Pasut
18
Input
Permintaan
Pasut
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk memasukan
Pelayanan permintaan
informasi pasut real time.
Mitra Kerja,
Admin
19
Verifikasi
Permintaan
Pasut
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk
memverifikasi permintaan
informasi pasut dengan cara
mengunggah data pasut
yang dibutuhkan.
Staff Peneliti
Pasut
20
Unduh
Permintaan
Pasut
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk mengunduh
permintaan data pasut.
Admin, Mitra
Kerja,
21 Ubah
Password
Use Case menggambarkan
kegiatan untuk mengubah
Password
Admin, Mitra
Kerja, Staff
Peneliti Pasut,
Kepala Bidang
Pasut
110
Pemodelan diagram use case dapat dilihat dari gambar
berikut:
Gambar 4. 5 Use Case SIPASAL
Selanjutnya proses yang terjadi pada gambar use case
diagram di atas lebih lanjut dijelaskan secara rinci pada tabel use
case scenario di bawah ini:
111
1. Narasi Use Case Sign in
Tabel 4. 6 Narasi Use Case Sign in
Use case name Sign in
Use case ide 01
Actor Admin , Staff Peneliti Pasut, Mitra Kerja dan
Kepala Bidang Pasut
Description Use case ini menggambarkan kegiatan aktor
memasukkan User id dan Password untuk dapat
masuk ke dalam sistem
Pre Condition -
Trigger Use case ini harus dilakukan aktor sebagai langkah
pertama untuk mengakses ke sistem
Typical course of events
Actor Action System Response
1. Aktor memasukan
Username dan
Password
2. Mengklik sign in
3. melakukan cek
Username dan
Password
4. Menampilkan
halaman Utama
Alternate courses 4. Jika Username atau Password yang dimasukkan
salah, maka sistem menampilkan pesan gagal dan
sistem akan kembali ke No. 1
Conclusion Aktor berhasil sign in
Post condition Sistem akan menampilkan menu utama bagi Actor
112
2. Narasi Use Case Sign out
Tabel 4. 7 Narasi Use Case Sign out
Use case name Sign out
Use case ide 02
Actor Admin , Mitra Kerja, Staff Peneliti Pasut dan
Kepala Bidang Pasut
Description Use case ini menggambarkan tentang proses
keluar dari sistem
Pre Condition Aktor sudah berhasil sign in dan sudah selesai
menggunakan sistem
Trigger Aktor yang akan keluar sistem harus melewati
tahapan ini
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Mengklik menu
sign out
2. Menghapus
session
3. Keluar dari
sistem dan
menampilkan
halaman
sign in
Alternate courses -
Conclusion Aktor berhasil sign out
Post condition Session terhapus dan halaman sign in muncul
3. Narasi Use Case Update Profil
Tabel 4. 8 Narasi Use Case Update Profil
Use case name Update Profil
113
Use case ide 03
Actor Admin, Mitra Kerja, Staff Peneliti Pasut,
Kepala Bidang Pasut
Description Use Case menggambarkan kegiatan untuk
melihat dan memperbaharui profil dari
aplikasi
Pre Condition Aktor telah sign in untuk bisa Update profil
Trigger Use Case ini dilakukan agar Aktor dapat meng-
Update Profil
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Mengklik menu
“Profil”
2. Menampilkan form
data profil
3. Melakukan input
data profil
4. Mengklik "Simpan"
5. Melakukan
pengecekan data
6. Menyimpan ke
database server
7. Menampilkan
halaman Profil terbaru
Alternate courses 4. Jika klik “Batal” maka data tidak tersimpan,
dan kembali ke menu profil.
5. Jika data yang di input tidak terisi dengan
benar, maka sistem menampilkan No. 3
kembali
114
Conclusion Aktor berhasil melihat atau memperbaharui
profil pada sistem
Post condition -
4. Narasi Use Case Lihat Pasut Terkini
Tabel 4. 9 Narasi Use Lihat Pasut Terkini
Use case name Lihat Pasut Terkini
Use case ide 04
Actor Mitra Kerja , Public User
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan untuk
melihat tampilan informasi mengenai titik stasiun
pasang surut terkini near real time.
Pre Condition Data Pasut telah tervalidasi
Trigger Use Case ini dilakukan jika Actor ingin mengetahui
pasang surut laut terkini pada peta
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Actor memilih lokasi
stasiun pasut dengan
klik marker pada
tampilan peta.
3. Actor memilih
tampilan peta dalam
bentuk “Street”
2. Sistem menampilkan
grafik informasi pasang
surut near real time.
115
4. Sistem menampilkan
peta dalam bentuk
“Street”
5. Tampil informasi peta
pasut
Alternate courses 3.a. Actor memilih tampilan pada peta dalam bentuk
“Satellite”
4.a. Sistem menampilkan peta dalam bentuk
“Satellite”.
3.b. Actor memilih tampilan pada peta dalam bentuk
“Hibryd”.
4.b. Sistem menampilkan peta dalam bentuk
“Hybrid”.
3.c. Actor memilih tampilan pada peta dalam bentuk
“Terrain”.
4.c. Sistem menampilkan peta dalam bentuk
“Terrain”.
Conclusion Aktor berhasil melihat lokasi pasang surut laut
terkini
Post condition -
116
5. Narasi Use Case Pencarian Pasut
Tabel 4. 10 Narasi Use Case Pencarian Pasut
User case name Pencarian Pasut
User case ide 05
Actor Mitra Kerja , Public User
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan
pencarian data pasang surut laut berdasarkan
wilayah stasiun pada waktu tertentu
Pre Condition Data Pasut telah tervalidasi
Trigger Use Case ini dilakukan jika Actor ingin
melakukan pencarian pasang surut laut
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Actor
mengklik kolom
stasiun
3. Actor memilih
nama stasiun
5. Actor
mengklik kolom
tanggal, bulan,
tahun
2. Menampilkan
daftar data pasut
4. Menampilkan
nama stasiun yang
berhasil dipilih
6. Menampilkan
daftar data tanggal
, bulan, tahun
117
7. Actor memilih
tanggal, bulan ,
tahun
9. Actor
mengklik kolom
Lama Prediksi
11. Pilih Lama
Prediksi
13. Actor klik
tombol “Hitung”
8. Menampilkan
data tanggal ,
bulan, tahun yang
berhasil dipilih
10. Menampilkan
daftar lama
prediksi
12. Menampilkan
lama prediksi yang
berhasil dipilih
14. Menampilkan
grafik hasil
pencarian
Alternate courses 14. Jika data stasiun pasut tidak tersedia maka
hasil pencarian grafik tidak tampil
Conclusion Aktor berhasil melakukan pencarian data
pasang surut laut yang menampilkan grafik
pasang surut laut
Post condition -
118
6. Narasi Use Case Lihat Berita
Tabel 4. 11 Narasi Use Case Lihat Berita
Use Case Name Lihat Berita
Use Case ID 06
Actor Mitra Kerja , Public User
Description Use Case ini berisikan informasi mengenai
Berita.
Precondition Data Berita telah dikelola
Trigger Use Case ini dilakukan jika Actor ingin
mengetahui Berita.
Typical Course of
Events
Actor Action System Response
1. Actor memilih menu
“Berita”
2. Menampilkan
halaman menu
“Berita” yang berisi
kolom-kolom
Berita.
Alternate Courses -
Conclusion Aktor berhasil melihat menu Berita
Postcondition -
119
7. Narasi Use Case Kelola Berita
Tabel 4. 12 Narasi Use Case Kelola Berita
Use case name Kelola Berita
Use case ide 07
Actor Admin
Description Use case ini menggambarkan tentang proses Mengelola
Berita
Pre Condition Aktor sudah berhasil sign in dan menampilkan halaman
utama
Trigger Aktor dapat menambah, mengedit atau menghapus Data
Berita
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu kelola
Berita
3. Pilih “Tambah” data
Berita
5. Input data Berita
6. Mengklik “Simpan”
2. Menampilkan daftar
Data Berita
4. Menampilkan form Data
Berita
7. melakukan verifikasi
data
8. Menyimpan di database
9. Menampilkan pesan
120
Alternate
courses
3.a. Pilih “Ubah” untuk mengubah data berita
3.b. Pilih “Hapus” untuk menghapus data berita
4.b. Konfirmasi hapus data Berita menampilkan pesan
“Anda yakin ingin menghapus?”
5.b. Klik “Ok”
6.b. (System): Sistem menghapus data dari database dan
akan menampilkan pesan.
5.b.1. Klik “Batal”
6.b.1. (System): Sistem akan menampilkan No. 2 kembali
6. Apabila klik “Batal”, maka data yang telah di masukan
tidak akan tersimpan dan akan kembali ke No.2
7. Jika data yang di input tidak terisi dengan benar, maka
sistem menampilkan No.5
Conclusion Admin berhasil mengelola Berita
Post condition Lihat Berita
8. Narasi Use Case Lihat Teori
Tabel 4. 13 Narasi Use Case Lihat Teori
Use Case Name Lihat Teori
Use Case ID 08
Actor Mitra Kerja , Public User
121
Description Use Case ini berisikan informasi mengenai Teori
dari pasang surut air laut.
Precondition Data teori telah dikelola
Trigger Use Case ini dilakukan jika Actor ingin
mengetahui teori pasang surut air laut.
Typical Course of
Events
Actor Action System Response
1. Actor memilih menu
“Teori”
2. Menampilkan
halaman menu
“Teori” yang berisi
kolom-kolom teori
pasang surut laut
Alternate Courses -
Conclusion Aktor berhasil melihat menu teori pasang surut
Postcondition -
9. Narasi Use Case Kelola Teori
Tabel 4. 14 Narasi Use Case Kelola Teori
Use case name Kelola Teori
Use case ide 09
Actor Staff Peneliti Pasut
Description Use case ini menggambarkan tentang proses
Mengelola Data Teori
122
Pre Condition Aktor sudah berhasil sign in dan menampilkan
halaman utama
Trigger Aktor dapat menambah, mengubah atau
menghapus Data Teori
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Memilih menu
kelola Teori
3. Pilih “Tambah”
data Teori
5. Input data Teori
6. Mengklik
“Simpan”
2. Menampilkan
daftar
Data Teori
4. Menampilkan
form Data Teori
7. melakukan
verifikasi data
8. Menyimpan di
database
9. Menampilkan
pesan
Alternate courses 3.a. Pilih “Ubah” untuk mengubah data Teori
3.b. Pilih “Hapus” untuk menghapus data
Teori
123
4.b. Konfirmasi hapus data Teori
menampilkan pesan “Anda yakin ingin
menghapus?”
5.b. Klik “Ok”
6.b. (System): Sistem menghapus data dari
database dan akan menampilkan pesan
5.b.1. Klik “Batal”
6.b.1. (System): Sistem akan menampilkan
No. 2
6. Apabila klik “Batal”, maka data yang telah di
masukan tidak akan tersimpan dan akan
menampilkan No. 2
7. Jika data yang di input tidak terisi dengan
benar, maka sistem menampilkan No.5
Conclusion Aktor berhasil mengelola data Teori
Post condition Lihat Berita
10. Narasi Use Case Lihat Tentang
Tabel 4. 15 Narasi Use Case Lihat Tentang
Use case name Lihat Tentang
Use case ide 10
Actor Mitra Kerja , Public User
124
Description Use case ini digunakan untuk
menggambarkan kegiatan melihat informasi
tentang pengembang.
Precondition Data tentang telah diperbaharui
Trigger Use Case ini dilakukan jika aktor membuka
halaman website
Typical Course of
Events
Actor Action System Response
1. Actor
mengklik
“Tentang”
2. Menampilkan
halaman Tentang
Alternate Courses -
Conclusion Aktor berhasil membuka halaman tentang
website
Postcondition -
11. Narasi Use Case Update Tentang
Tabel 4. 16 Narasi Use Case Update Tentang
Use case name Update Tentang
Use case ide 11
Actor Admin
125
Description Use Case menggambarkan kegiatan untuk
melihat dan memperbaharui profil tentang
sistem atau pengembang aplikasi
Pre Condition Aktor telah sign in untuk bisa Update Tentang
Trigger Use Case ini dilakukan agar Aktor dapat meng-
Update Tentang
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Mengklik menu
Update Tentang
2. Menampilkan form
data Tentang
3. Melakukan input
data Tentang
4. Mengklik "Simpan"
5. Melakukan
pengecekan data
6. Menyimpan ke
database server
7. Menampilkan
halaman Update
Tentang
Alternate courses 4. Jika klik “Batal”, maka data tidak
tersimpan, kemudian menampilkan halaman
update tentang
5. Jika data yang di input tidak terisi dengan
benar, maka sistem menampilkan No. 3
126
Conclusion Aktor berhasil melihat atau memperbaharui
Tentang pada sistem
Post condition Lihat Tentang
12. Narasi Use Case Kelola Data User
Tabel 4. 17 Narasi Use Case Kelola Data User
Use case name Kelola Data User
Use case ide 12
Actor Admin
Description Use case ini menggambarkan tentang proses
Mengelola Data User
Pre Condition Aktor sudah berhasil sign in dan menampilkan
halaman utama
Trigger Aktor dapat menambah, mengubah atau
menghapus Data User
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Memilih menu
kelola Data User
3. Pilih “Tambah”
Data User
5. Input Data User
2. Menampilkan
daftar
Data User
4. Menampilkan
form Data User
127
6. Mengklik
“Simpan”
7. melakukan
verifikasi data
8. Menyimpan di
database
9. Menampilkan
pesan
Alternate courses 3.a. Pilih “Ubah” untuk mengubah data User
3.b. Pilih “Hapus” untuk menghapus data
User
4.b. Konfirmasi hapus data User menampilkan
pesan “Anda yakin ingin menghapus?”
5.b. Klik “Ok”
6.b. (System): Sistem menghapus data dari
database dan akan menampilkan pesan
5.b.1. Klik “Batal”
6.b.1. (System): Sistem akan menampilkan
No. 2
6. Apabila klik “Batal”, maka data yang telah di
masukan tidak akan tersimpan dan akan
menampilkan No. 2
7. Jika data yang di input tidak terisi dengan
benar, maka sistem menampilkan No.5
128
Conclusion Admin berhasil mengelola data User
Post condition Sign in User
13. Narasi Use Case Kelola Data Mitra Kerja
Tabel 4. 18 Narasi Use Case Kelola Data Mitra Kerja
Use case name Kelola Data Mitra Kerja
Use case ide 13
Actor Admin
Description Use case ini menggambarkan tentang proses
Mengelola Data Mitra Kerja
Pre Condition Aktor sudah berhasil sign in dan menampilkan
halaman utama
Trigger Aktor dapat menambah, mengubah atau
menghapus Data Mitra Kerja
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Memilih menu
“Kelola Mitra
Kerja”
3. Pilih “Tambah”
Data Mitra Kerja
5. Input Data Mitra
Kerja
2. Menampilkan
daftar
Data Mitra
Kerja
4. Menampilkan
form Data Mitra
Kerja
129
6. Mengklik
“Simpan”
7. melakukan
verifikasi data
8. Menyimpan di
database
9. Menampilkan
pesan
Alternate courses 3.a. Pilih “Ubah” untuk mengubah data Mitra
Kerja
3.b. Pilih “Hapus” untuk menghapus data
Mitra Kerja
4.b. Konfirmasi hapus data Mitra Kerja
menampilkan pesan “Anda yakin ingin
menghapus?”
5.b. Klik “Ok”
6.b. (System): Sistem menghapus data dari
database dan akan menampilkan pesan
5.b.1. Klik “Batal”
6.b.1. (System): Sistem akan menampilkan
No. 2
6. Apabila klik “Batal”, maka data yang telah di
masukan tidak akan tersimpan dan akan
menampilkan No. 2
130
7. Jika data yang di input tidak terisi dengan
benar, maka sistem menampilkan No.5
Conclusion Admin berhasil mengelola data Mitra Kerja
Post condition Sign in Mitra Kerja
14. Narasi Use Case Input Data Pasut
Tabel 4. 19 Narasi Use Case Input Data Pasang Surut
Use case name Input data Pasang Surut
Use case ide 14
Actor Mitra Kerja
Description Use case ini menggambarkan tentang proses
menambah Data Pasang Surut
Pre Condition Aktor sudah berhasil sign in dan menampilkan
halaman utama Mitra Kerja
Trigger Aktor dapat menambah Data pasang surut
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Memilih menu
input Data pasang
surut
3. Pilih “Tambah”
data pasang surut
5. Input data pasut
2. Menampilkan
daftar Data pasut
Mitra Kerja
4. Menampilkan
form Data pasang
surut
131
6. Mengklik
“Simpan”
7. Verifikasi data
8. Menyimpan di
database
9. Menampilkan
pesan
Alternate courses 3.a. Pilih “Ubah” untuk mengubah data
pasang surut
3.b. Pilih “Hapus” untuk menghapus data
pasang surut
4.b. Konfirmasi hapus data pasang surut
menampilkan pesan “Anda yakin ingin
menghapus?”
5.b. Klik “Ok”
6.b. (System): Sistem menghapus data dari
database dan akan menampilkan pesan
5.b.1. Klik “Batal”
6.b.1. (System): Sistem akan menampilkan
No. 2
3.c. Pilih “Detail” untuk melihat detail data
pasut
4.c. Menampilkan detail Data pasang surut
132
6. Apabila klik “Batal”, maka data yang telah di
masukan tidak akan tersimpan dan akan
menampilkan No. 2
7. Jika data yang di input tidak terisi dengan
benar, maka sistem menampilkan No.5
Conclusion Aktor berhasil menambah data pasut dan
disimpan
Post condition Verifikasi Data Pasut
15. Narasi Use Case Kelola Data Pasut
Tabel 4. 20 Narasi Use Case Kelola Data Pasut
Use case name Kelola Data Pasut
Use case ide 15
Actor Staff Peneliti Pasut
Description Use case ini menggambarkan tentang proses
mengelola data pasang surut dengan Metode
Admiralty
Pre Condition Aktor sudah berhasil sign in dan menampilkan
halaman utama
Trigger Aktor dapat menambah, mengedit atau
menghapus Data pasang surut juga
memverifikasi data.
133
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Memilih menu
kelola Data pasang
surut
3. Pilih “Tambah”
data pasang surut
5. Input data pasut
6. Mengklik
“Simpan”
2. Menampilkan
daftar
Data pasang
surut
4. Menampilkan
form Data pasang
surut
7. melakukan
verifikasi data
8. Menyimpan di
database
9. Menampilkan
pesan
Alternate courses 3.a. Pilih “Ubah” untuk mengubah data
pasang surut
3.b. Pilih “Hapus” untuk menghapus data
pasang surut
4.b. Konfirmasi hapus data pasang surut
menampilkan pesan “Anda yakin ingin
menghapus?”
134
5.b. Klik “Ok”
6.b. (System): Sistem menghapus data dari
database dan akan menampilkan pesan
5.b.1. Klik “Batal”
6.b.1. (System): Sistem akan menampilkan
No. 2
3.c. Pilih “Detail” untuk melihat detail data
pasut
4.c. Menampilkan detail Data pasang surut
3.d. Pilih “Verifikasi” data pasut
4.d. Muncul Pop up verifikasi
5.d. Klik “Ok”
6.d. (System) Data Pasut ter verifikasi dengan
Metode Admiralty.
5.d.1. klik “Batal”, jika tidak ingin verifikasi
data pasut dan akan menampilkan No. 2
6. Apabila klik “Batal”, maka data yang telah di
masukan tidak akan tersimpan dan akan
menampilkan No. 2
7. Jika data yang di input tidak terisi dengan
benar, maka sistem menampilkan No.5
Conclusion Staff Peneliti Pasut berhasil mengelola data
pasut
135
Post condition Validasi Data Pasut
16. Narasi Use Case Validasi Data Pasut
Tabel 4. 21 Narasi Use Case Validasi Data Pasut
Use case name Validasi Data Pasut
Use case ide 16
Actor Kepala Bidang Pasut
Description Use Case menggambarkan kegiatan Kepala
Bidang Pasut dalam memvalidasi Data Pasut
Pre Condition Aktor sudah berhasil sign in dan data pasut telah
dikelola
Trigger Use case ini diinisiasi ketika Kepala Bidang
Pasut memvalidasi Data Pasut
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Memilih menu
Validasi Data Pasut
3. memilih
“Validasi” Data
Pasut
5. klik “Ok”
2. Menampilkan
halaman validasi
Data Pasut
4. Muncul pop up
validasi
6. Memproses
hasil validasi
136
7. Menyimpan di
database
8. Tampil pesan
tervalidasi
Alternate courses 3. klik “Detail”, untuk melihat detail data pasut
4. Akan menampilkan detail dari data pasut.
5. klik “Batal”, apabila ingin membatalkan
validasi data pasut dan menampilkan No. 2
kembali
6. Apabila tidak tervalidasi dengan benar
maka menampilkan nomor 2 kembali
Conclusion Aktor berhasil memvalidasi Data Pasut dan di
publish
Post condition Lihat Pasut Terkini
17. Narasi Use Case Input Permintaan Pasut
Tabel 4. 22 Narasi Use Case Input Permintaan Pasut
Use case name Input Permintaan Pasut
Use case ide 17
Actor Mitra Kerja, Admin
Description Use case ini menggambarkan tentang proses
Input Permintaan Pasut
137
Pre Condition Aktor sudah berhasil sign in dan menampilkan
halaman utama
Trigger Aktor dapat Input Permintaan Pasut
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Memilih menu
input Permintaan
Pasut
3. Pilih “Tambah”
data Permintaan
Pasut
5. Input data
Permintaan Pasut
6. Mengklik
“Simpan”
2. Menampilkan
daftar
Permintaan Pasut
4. Menampilkan
form Data
Permintaan Pasut
7. Verifikasi data
8. Menyimpan di
database
9. Menampilkan
pesan
Alternate courses 3. klik “Detail”, untuk melihat detail Permintaan
pasut
4. Akan menampilkan detail dari Permintaan
pasut.
138
6. klik “Batal”, apabila ingin membatalkan
permintaan data pasut dan menampilkan No.
2 kembali
7. Apabila tidak terverifikasi dengan benar
maka menampilkan nomor 5 kembali
Conclusion Aktor berhasil menambah data Permintaan
Pasut dan disimpan
Post condition Verifikasi Permintaan Pasut
18. Narasi Use Case Verifikasi Permintaan Pasut
Tabel 4. 23 Narasi Use Case Verifikasi Permintaan Pasut
Use case name Verifikasi Permintaan Pasut
Use case ide 18
Actor Staff Peneliti Pasut
Description Use Case menggambarkan kegiatan Staff
Peneliti Pasut dalam memverifikasi
permintaan pasut.
Pre Condition Staff Peneliti Pasut sudah berhasil sign in dan
menampilkan halaman utama
Trigger Use case ini diinisiasi ketika Staff Peneliti Pasut
memverifikasi permintaan pasut.
Actor Action System Response
139
Typical course of
events
1. Memilih menu
Verifikasi
permintaan pasut
3. klik “Upload”
5. mengisi data
permintaan pasut
6. Klik
“Verifikasi”
Permintaan data
pasut
7.
2. Menampilkan
halaman
permintaan pasut
4. Menampilkan
form Upload data
permintaan pasut
7. Verifikasi data
8. Menyimpan di
database
9. Menampilkan
pesan
terverifikasi
Alternate courses 3. klik “Detail”, untuk melihat detail Permintaan
pasut
4. Akan menampilkan detail dari Permintaan
pasut.
6. klik “Batal”, apabila ingin membatalkan
verifikasi data pasut dan menampilkan No. 2
kembali
140
7. Apabila tidak terverifikasi dengan benar
maka menampilkan nomor 5 kembali
Conclusion Aktor berhasil memverifikasi permintaan
pasut dan dapat memproses permintaan
Post condition Permintaan pasut terverifikasi dan dapat di
unduh.
19. Narasi Use Case Unduh Permintaan Pasut
Tabel 4. 24 Narasi Use Case Unduh Permintaan Pasut
Use case name Unduh Permintaan Data Pasut
Use case ide 19
Actor Admin, Mitra Kerja
Description Use Case menggambarkan kegiatan Aktor
dalam Unduh permintaan data Pasut
Pre Condition Aktor sudah berhasil sign in dan menampilkan
halaman Permintaan Pasut yang telah
terverifikasi
Trigger Use case ini diinisiasi ketika Aktor mengunduh
permintaan data Pasut
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Memilih “Unduh
Data Pasut”
2. Mengunduh
dari database
141
3. data
permintaan pasut
terunduh dari
sistem
4. menampilkan
pesan
Alternate courses -
Conclusion Aktor berhasil mengunduh permintaan pasut
ke dalam local disc
Post condition -
20. Narasi Use Case Ubah Password
Tabel 4. 25 Narasi Use Case Ubah Password
Use case name Ubah Password
Use case ide 20
Actor Admin, Mitra Kerja, Staff Peneliti Pasut dan
Kepala Bidang Pasut
Description Use Case menggambarkan kegiatan untuk
mengubah Password
Pre Condition Aktor sudah berhasil sign in dan menampilkan
halaman utama
Trigger Aktor dapat mengubah Password
Actor Action System Response
142
Typical course of
events
1. Memilih Ubah
Password
3. mengisi form
ubah Password
baru
4. klik “Simpan”
2. Menampilkan
form Ubah
Password
5. pengecekan
data
6. Menyimpan di
database
7. Menampilkan
pesan
Alternate courses 4. Klik “Batal”. Maka Password baru tidak
akan tersimpan dan akan menampilkan pesan
5. Jika data Password tidak terisi dengan
benar maka akan muncul pesan kesalahan dan
kembali ke No. 3
Conclusion Aktor berhasil mengubah Password
Post condition Perubahan data Password tersimpan dalam
database dan dapat Sign in
143
4.3.1.2 Activity Diagram
Activity Diagram menggambarkan aktivitas-aktivitas yang
terjadi dalam sistem informasi pasang surut air laut (SIPASAL)
1. Activity Diagram Sign in
Gambar 4. 6 Activity Diagram Sign in
Aktivitas Aktor melakukan Sign in untuk dapat mengakses
sistem. Hal yang pertama di lakukan adalah aktor memilih Sign in
pada sistem. Kemudian sistem akan memunculkan sebuah form Sign
in, pada form tersebut aktor memasukan User id dan Password yang
telah dimiliki, yang tentunya valid terdaftar pada sistem.
Setelah itu aktor dapat klik Sign in agar sistem dapat melakukan
proses pengecekan terhadap data yang telah di input. Jika data yang
di masukan tidak terdaftar maka sistem akan menampilkan pesan
gagal serta mengharuskan aktor untuk dapat melakukan input ulang
144
data User id dan jika sudah benar maka langsung menampilkan
halaman utama dari Aktor.
Di menu sign in ini antara user dan Mitra kerja melalui aktivitas
yang sama. Namun untuk dapat masuk ke dalam sistem
mengharuskan aktor untuk memiliki Nomor Identitas terlebih
dahulu karena tidak ada proses registrasi dalam sistem.
Nomor Identitas ini diberikan kepada seluruh staff BIG terkait,
juga diberikan kepada para pihak ketiga yang terkait dengan sistem.
Sehingga seluruh aktor dapat masuk ke dalam sistem, yang sesuai
dengan kegunaan nya masing-masing.
2. Activity Diagram Sign out
Gambar 4. 7 Activity Diagram Sign out
Aktivitas Aktor untuk keluar dari sistem. Aktor memilih Sign
out, maka sistem menampilkan menghapus sesi kemudian keluar
dari sistem dan menampilkan halaman login.
145
3. Activity Diagram Update Profil
Gambar 4. 8 Activity Diagram Update Profil
Aktivitas Aktor untuk memperbaharui profil dari sistem. Aktor
memilih Update Profil, maka sistem menampilkan form data profil
kemudian Aktor mengisi data profil dan klik simpan setelah itu
dilakukan pengecekan jika benar maka tampil pesan berhasil dan
jika salah kembali memasukan data profil.
4. Activity Diagram Lihat Pasut Terkini
Gambar 4. 9 Activity Diagram Lihat Pasut Terkini
146
Aktor mengklik marker pada peta kemudian sistem
akan menampilkan “Peta Pasut Terkini” yang berisi peta pasang
surut air laut terkini. Jika User memilih tampilan peta dalam
bentuk “Street” / “Satellite” / “Hibryd” / “Terrain” maka
sistem akan menampilkan peta sesuai jenis bentuk peta yang
dipilih aktor.
5. Activity Diagram Pencarian Pasut
Gambar 4. 10 Activity Diagram Pencarian Pasut
147
Aktivitas ini terjadi masih dalam menu “Pencarian Pasut”, ketika
Aktor ingin melakukan pencarian data pasang surut laut Aktor bisa langsung
klik tombol hitung untuk menampilkan hasil pencarian. Untuk langkah input
data pertama User akan menginput data stasiun dengan cara klik kolom
stasiun, kemudian sistem akan menampilkan list data stasiun, selanjutnya
User memilih nama stasiun dan sistem akan menampilkan data stasiun yang
berhasil dipilih oleh User.
Langkah selanjutnya adalah User input data waktu dengan
mengklik kolom tanggal, bulan, tahun kemudian sistem akan menampilkan
list data tahun, selanjutnya User memilih tanggal, bulan tahun dan sistem
akan menampilkan data tanggal, bulan tahun yang berhasil dipilih oleh
User. User memilih lama prediksi dan memamsukan lama prediksi dan
berhasil di pilih. User dapat kembali mengklik tombol “Hitung” dan sistem
akan menampilkan hasil pencarian data pasang surut sesuai dengan data
stasiun, tahun, bulan dan tanggal yang telah di input User. Hasil pencarian
ditampilkan sistem dalam bentuk grafik.
6. Activity Diagram Lihat Berita
Gambar 4. 11 Activity Diagram Lihat Berita
148
Ketika Aktor mengklik menu “Berita” maka sistem
akan menampilkan halaman menu “Berita” yang berisi kolom
dari Berita. Selanjutnya Aktor akan memilih / mengklik salah
satu kolom Berita, maka sistem akan menampilkan informasi
lengkap mengenai Berita yang dipilih.
7. Activity Diagram Kelola Berita
Gambar 4. 12 Activity Diagram Kelola Berita
149
Aktivitas Admin untuk menambah, mengubah atau
menghapus data Berita. Admin memilih menu data Berita lalu
sistem menampilkan halaman data Berita, kemudian Admin
memilih menu tambah, ubah atau hapus data Berita. Dan setelah
selesai sistem akan menyimpan data Berita dan menampilkan
pesan berhasil.
8. Activity Diagram Lihat Teori
Gambar 4. 13 Activity Diagram Lihat Teori
Ketika Aktor mengklik menu “Teori” maka sistem akan
menampilkan halaman menu “Teori” yang berisi kolom dari
teori pasang surut air laut. Selanjutnya Aktor akan memilih /
mengklik salah satu kolom teori pasang surut air laut, maka
sistem akan menampilkan informasi lengkap mengenai teori
pasang surut air laut.
150
9. Activity Diagram Kelola Teori
Gambar 4. 14 Activity Diagram Kelola Teori
151
Aktivitas Admin untuk untuk menambah, mengubah atau
menghapus data teori. Aktor memilih menu kelola data teori lalu
sistem menampilkan halaman data teori, kemudian Aktor memilih
menu tambah, ubah atau hapus data teori. Dan setelah selesai sistem
akan menyimpan data teori dan menampilkan pesan berhasil.
10. Activity Diagram Lihat Tentang
Gambar 4. 15 Activity Diagram Lihat Tentang
Aktor klik menu “Tentang” maka sistem menampilkan
halaman menu “Tentang” yang berisi kolom data Tentang.
11. Activity Diagram Update Tentang
Gambar 4. 16 Activity Diagram Update Tentang
152
Aktivitas Aktor untuk memperbaharui Tentang dari sistem.
Aktor memilih Update Tentang, maka sistem menampilkan form
data Tentang kemudian Aktor mengisi data Tentang dan klik simpan
setelah itu dilakukan pengecekan jika benar maka tampil pesan
berhasil dan jika salah kembali memasukan data Tentang.
12. Activity Diagram Kelola Data User
Gambar 4. 17 Activity Diagram Kelola Data User
Aktivitas Admin untuk menambah, mengubah atau
menghapus data User. Aktor memilih menu kelola data User lalu
153
sistem menampilkan halaman data User, kemudian Aktor Pasut
memilih menu input, edit atau hapus data User. Dan setelah selesai
sistem akan menyimpan data User dan menampilkan pesan berhasil.
13. Activity Diagram Kelola Data Mitra Kerja
Gambar 4. 18 Activity Diagram Kelola Data Mitra Kerja
Aktivitas Admin untuk menambah, mengubah atau
menghapus data Mitra Kerja. Aktor memilih menu kelola data Mitra
Kerja lalu sistem menampilkan halaman data Mitra Kerja, kemudian
Aktor Pasut memilih menu input, edit atau hapus data Mitra Kerja.
154
Dan setelah selesai sistem akan menyimpan data Mitra Kerja dan
menampilkan pesan berhasil.
14. Activity Diagram Input Data Pasut
Gambar 4. 19 Activity Diagram Input Data Pasut
Aktivitas Aktor untuk menginput, data pasang surut laut.
Aktor memilih menu input data pasang surut lalu sistem
menampilkan halaman input data pasang surut, Aktor memilih
155
tambah data pasang surut laut. Dan setelah selesai sistem akan
menyimpan data pasang surut laut dan menampilkan pesan berhasil.
15. Activity Diagram kelola Data Pasut
Gambar 4. 20 Activity Diagram Kelola Data Pasut
Aktivitas Staff Peneliti Pasut untuk menambah, mengubah
atau menghapus data pasang surut laut juga melihat detail dan
memverifikasi data pasut. Aktor memilih menu kelola data pasut,
kemudian aktor memilih atau mengklik Tambah untuk menambah
156
data pasut. Aktor dapat memilih Ubah untuk mengubah data pasut.
Aktor dapat memilih Hapus untuk menghapus data pasut.
Kemudian untuk melihat detail Aktor dapat memilih detail
untuk melihat detail data pasut. Di detail akan tampil seluruh
komponen pasut beserta letak dan tipe pasut yang sesuai dengan
deskripsi pasut.
Untuk peta yang akan di verifikasi, aktor dapat memilih
verifikasi data pasut setelah terverifikasi maka peta akan dapat
dilakukan ke menu selanjutnya. Pada proses verifikasi dilakukanlah
perhitungan metode admiralty pasut. Setelah perhitungan usai data
dapat segera terverifikasi.
16. Activity Diagram Validasi Data Pasut
Gambar 4. 21 Activity Diagram Validasi Data Pasut
157
Activity Diagram validasi peta menggambarkan proses memvalidasi data
pasut oleh kepala Bidang Pasut. Aktor memilih menu validasi peta,
kemudian aktor memilih atau mengklik “lihat detail” untuk menampilkan
data pasut. Aktor dapat memilih atau mengklik “validasi” untuk peta yang
akan di validasi. Setelah tervalidasi maka peta akan publish.
17. Activity Diagram Input Permintaan Pasut
Gambar 4. 22 Activity Diagram Input Permintaan Pasut
158
Activity Diagram Lihat Permintaan Pasut menggambarkan proses
Permintaan Pasut oleh Mitra Kerja dan Admin. Aktor memilih menu
Permintaan Pasut, kemudian aktor memilih atau mengklik “lihat detail”
untuk menampilkan permintaan data pasut. Aktor dapat memilih atau
mengklik “tambah permintaan” untuk permintaan yang akan akan di ajukan.
18. Activity Diagram Verifikasi Permintaan Pasut
Gambar 4. 23 Activity Diagram Verifikasi Permintaan Pasut
159
Activity Diagram Verifikasi Permintaan Pasut menggambarkan
proses memverifikasi Permintaan Pasut oleh Staff Peneliti Pasut. Aktor
memilih menu Verifikasi Permintaan Pasut, kemudian aktor memilih atau
mengklik “lihat detail” untuk menampilkan permintaan data pasut. Aktor
dapat memilih atau mengklik “verifikasi” untuk permintaan yang akan di
terima.
19. Activity Diagram Unduh Permintaan Pasut
Gambar 4. 24 Activity Diagram Unduh Permintaan Pasut
Activity Diagram Unduh Permintaan Pasut menggambarkan
proses Unduh Permintaan Pasut oleh Mitra Kerja. Aktor dapat
memilih atau mengklik “unduh” untuk permintaan yang akan di
unduh.
160
20. Activity Diagram Ubah Password
Gambar 4. 25 Activity Diagram Ubah Password
Aktivitas Aktor untuk mengubah Password profil dari sistem.
Aktor memilih ubah Password, maka sistem menampilkan form
ubah Password, kemudian Aktor mengisi Password baru dan klik
simpan setelah itu dilakukan pengecekan jika benar maka tampil
pesan berhasil dan jika salah kembali memasukan data profil.
161
4.3.1.3 Class Diagram
Class Diagram merupakan visualisasi dari struktur objek
sistem yang disarankan. Adapun langkah-langkah menentukan
objek yang terlibat adalah sebagai berikut :
1. Objek Potensial Class Diagram
Tabel 4. 26 Objek Potensial Class Diagram
Admin
Mitra Kerja
Staff Peneliti Pasut
Kepala Bidang Pasut
User
Public User
Sign in
Sign out
Update Profil
Pasut Terkini
Prediksi Pasut
Pencarian Pasut
Berita
Data Pasut
Peta
Teori
Permintaan Pasut
Tentang
Verifikasi Peta
Validasi Peta
Verifikasi
Permintaan Pasut
Upload
permintaan Pasut
Unduh
Permintaan Pasut
Ubah Password
Update Tentang
Data Berita
162
2. Menyeleksi Daftar Objek Potensial yang Diusulkan
Dari daftar potensial di atas, maka dilakukan
analisis untuk memilih objek.
Tabel 4. 27 Seleksi Daftar Objek Potensial
Objek Cek Keterangan
User Y Bagian dari Sistem
Data Pasang Surut Y Bagian dari Sistem
Teori Y Bagian dari Sistem
Permintaan Pasut Y Bagian dari Sistem
Admin Y Bagian dari Sistem
Mitra Kerja Y Bagian dari Sistem
Staff Peneliti Pasut Y Bagian dari Sistem
Kepala Bidang Pasut Y Bagian dari Sistem
Public User Y Bagian dari Sistem
Tentang X Bagian dari Tentang
Verifikasi Peta X Bagian dari Pasang Surut
Validasi Peta X Bagian dari Pasang Surut
Verifikasi Permintaan Pasut X Bagian dari Permintaan
Upload permintaan Pasut X Bagian dari Permintaan
Unduh Permintaan Pasut X Bagian dari Permintaan
Ubah Password X Bagian dari Permintaan
163
Berita X Bagian dari Berita
Sign in X Bagian dari User
Sign out X Bagian dari User
Update Profil X Bagian dari User
Prediksi Pasut X Bagian dari Pasang Surut
Pencarian Pasut X Bagian dari Pasang Surut
Update Tentang Y Bagian dari Sistem
Data Berita Y Bagian dari Sistem
Tabel 4. 28 Proposed Object List
Proposed Object List
Admin
Mitra Kerja
Staff Peneliti Pasut
Kepala Bidang Pasut
User
Sign in
Data Pasut
Teori
Permintaan Pasut
Public User
Data Berita
Tentang
164
3. Membuat Class Diagram
Dari daftar objek kelas di atas maka dibuat
struktur objek sistem dengan penggambaran class
diagram. Berikut ini merupakan class diagram
SIPASAL.
Gambar 4. 26 Class Diagram SIPASAL
165
4.3.2 Desain Basis Data
4.3.2.1 LRS (Logical Record Structured)
Setelah class diagram dibuat menggunakan
pemodelan data konseptual, maka pada riset ini penulis
menggunakan LRS (Logical Record Structured) sebagai
acuan dalam menentukan hubungan antar class dan key apa
saja yang dijadikan foreign key. Adapun langkah-langkah
menentukan hubungan antar class dan key yang terlibat
adalah sebagai berikut :
1. Melakukan Normalisai
Untuk membuat rancangan LRS pada SIPASAL maka
diperlukan terlebih dahulu rancangan basis data dalam
bentuk tidak normal, kemudian dilanjutkan dengan
normalisasi tahap ke satu, ke dua hingga tahap ke tiga
yang merupakan bentuk normal dari LRS. Berikut adalah
gambaran basis data sistem.
166
a. Bentuk Tidak Normal Basis Data Sistem
Tabel 4. 29 Bentuk Tidak Normal
id_U
ser
id_te
ori
id_pas
utid
_pro
vins
iid
_ P
erm
inta
anid
_M
itra_
Ker
jaid
_te
ntan
gId
_ber
ita
Use
rnam
eJu
dul
_te
ori
nam
a_ p
asut
Nam
a_pro
vins
iN
ama_
per
min
taan
Pass
word
Judul
_te
ntan
gJu
dul
_ber
ita
Pass
word
Gam
bar
Sta
tus
id_tip
eT
angg
al_per
min
taan
Nam
aG
ambar
_ber
ita
Nam
aT
angg
al_te
ori
Id_pro
vins
iN
ama_
tip
eF
oto
Gam
bar
_te
ntan
gT
angg
al_ber
ita
Foto
Id_tip
eIs
i_ p
erm
inta
anE
mai
lIs
i_ber
ita
Em
ail
Isi_
teori
Lat
Sta
tus_
per
min
taan
No_te
lp
No_te
lplo
n L
evel
Sta
tus
Sta
tus
Sta
tus_
ber
ita
Sta
tus
Sta
tus_
teori
Nam
a_per
usah
aan
Lev
el
Gm
tF
ile.p
df
Ala
mat
Ala
mat
as2
Gam
bar
,jpg
Isi
Lev
el
167
b. Normalisasi Tahap Pertama ( 1NF )
Tabel 4. 30 Normalisasi Tahap Pertama ( 1NF )
168
c. Normalisasi Tahap Kedua (2NF)
Normalisasi tahap kedua mensyaratkan
semua atribut memenuhi bentuk normal pertama
dan semua atribut bukan kunci hanya tergantung
pada atribut kuncinya (Full Functional
Depedency).
Tabel 4. 31 Normalisasi Tahap Kedua (2NF)
169
d. Normalisasi Tahap Ketiga ( 3NF )
Normalisasi tahap ketiga mensyaratkan
semua atribut memenuhi bentuk normal kedua dan
setiap atribut bukan kunci tidak tergantung transitif
terhadap kunci primernya.
Untuk perancangan database SIPASAL,
bentuk normal ketiga (3NF) adalah bentuk terbaik
dalam proses normalisasi (sudah mencukupi).
Normalisasi dengan level lebih tinggi tidak selalu
diharapkan. Jadi normalisasi diselesaikan pada
SIPASAL jika dirasa sudah cukup normal (dengan
mengikuti prasyarat normalisasi).
Tabel 4. 32 Normalisasi Tahap Ketiga ( 3NF )
170
e. Membuat LRS (Logical Record Structured)
Gambar 4. 27 LRS (Logical Record Structured) SIPASAL
171
4.3.2.2 Spesifikasi Basis Data
1. Tabel User
Nama Tabel : DB_User
Tipe tabel : Master
Primary Key : id_User
Tabel 4. 33 Tabel User
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
id_User Varchar 12 Id unik dari setiap User,
diawali dengan format big-
user-urutan
Username Varchar 30 Username dari User
Password Varchar 50 Password dari User yang di
enkripsi dengan fungsi MD5
Nama_lengkap Varchar 50 Nama dari User
Foto Varchar 20 Foto dari setiap User
Email Varchar 30 Email dari User
No_telp Varchar 20 Nomor telp User
Status Enum Status User
Alamat Varchar 50 Alamat lengkap User
Level Enum Level setiap User
172
2. Tabel Teori
Nama Tabel : DB_Teori
Tipe tabel : Master
Primary Key : id_teori
Foreign Key : id_User
Tabel 4. 34 Tabel Teori
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
id_teori Varchar 13 Id dari teori, diawalidengan format
big-teori-urutan
Judul_teori Varchar 100 Judul dari teori
Gambar Varchar 20 Gambar dari teori
Tgl_teori Date Tanggal dari teori
Isi_teori Text 3000 Isi dari teori
Status_teori Enum Status dari teori
Id_User Varchar 12 Id unik dari setiap User, diawali
dengan format big-user-urutan
3. Tabel Berita
Nama Tabel : DB_Berita
Tipe tabel : Master
Primary Key : id_berita
Foreign Key : id_User
173
Tabel 4. 35 Tabel Berita
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
id_berita Varchar 14 Id dari Berita, diawali dengan
format big-berita-urutan
Judul_ berita Varchar 100 Judul dari Berita
Gambar Varchar 20 Gambar dari Berita
Tanggal_ berita Date Tanggal dari Berita
Isi_ berita Text 3000 Isi dari Berita
Status_ berita Enum Status dari Berita
Id_User Varchar 12 Id unik dari setiap User, diawali
dengan format big-user-urutan
4. Tabel Tentang
Nama Tabel : DB_Tentang
Tipe tabel : Master
Primary Key : id_tentang
Foreign Key : id_User
Tabel 4. 36 Tabel Tentang
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
id_ Tentang Int 3 Id dari Tentang, auto increment
Judul_ Tentang Varchar 100 Judul dari Tentang
Gambar Varchar 20 Gambar dari Tentang
Isi_ Tentang Text 3000 Isi dari Tentang
174
Id_User Varchar 12 Id unik dari setiap User, diawali
dengan format big-user-urutan
5. Tabel Data Stasiun Pasut
Nama Tabel : DB_Pasut
Tipe tabel : Master
Primary Key : id_pasut
Foreign Key : id_User, id_mitra_kerja, id_tipe,
id_provinsi
Tabel 4. 37 Tabel Data Stasiun Pasut
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
id_pasut Int 5 id pasut.
nama_ pasut Varchar 30 nama stasiun pasut
Status Enum Status dari stasiun pasut
Id_provinsi Varchar 3 Id dari provinsi stasiun
Id_tipe Varchar 2 Id dari tipe Pasut
Lat Longtext latitude stasiun
lon Longtext longitude stasiun
Gmt Int 5 Waktu bagian stasiun
am2 Int 5 komponen pasang surut
as2 Int 5 komponen pasang surut
an2 Int 5 komponen pasang surut
175
ak2 Int 5 komponen pasang surut
ak1 Int 5 komponen pasang surut
ao1 Int 5 komponen pasang surut
ap1 Int 5 komponen pasang surut
am4 Int 5 komponen pasang surut
ams4 Int 5 komponen pasang surut
az0 Int 5 komponen pasang surut
Gm2 Int 5 komponen pasang surut
Gs2 Int 5 komponen pasang surut
Gn2 Int 5 komponen pasang surut
Gk2 Int 5 komponen pasang surut
Go1 Int 5 komponen pasang surut
gp1 Int 5 komponen pasang surut
Gm4 Int 5 komponen pasang surut
gms4 Int 5 komponen pasang surut
Gz0 Int 5 komponen pasang surut
Id_User Varchar 12 Id unik dari setiap User,
diawali dengan format big-
user-urutan
Id_mitra_kerja
Varchar 13 Id unik dari setiap Mitra
Kerja, diawali dengan format
big-mitra-urutan
176
6. Tabel Provinsi
Nama Tabel : DB_Provinsi
Tipe tabel : Master
Primary Key : id_ Provinsi
Foreign Key : -
Tabel 4. 38 Tabel Provinsi
Nama field Tipe Ukuran Keterangan
id_provinsi Varchar 3 id provinsi (primary key)
Nama_provinsi Varchar 30 nama provinsi
7. Tabel Tipe Pasut
Nama Tabel : DB_Tipe_Pasut
Tipe tabel : Master
Primary Key : id_ Tipe
Foreign Key : -
Tabel 4. 39 Tipe Pasut
Nama field Tipe Ukuran Keterangan
id_tipe varchar 2 id tipe (primary key)
Nama_ tipe varchar 30 nama tipe
8. Tabel Permintaan Pasut
Nama Tabel : DB_Permintaan
Tipe tabel : Transaksi
Primary Key : id_ Permintaan
Foreign Key : id_User , id_mitra_kerja
177
Tabel 4. 40 Tabel Permintaan Pasut
Nama Field Tipe
Data
Ukuran Keterangan
id_ Permintaan Varchar 8 Id dari permintaan, diawali
dengan format inv-urutan
Nama_permintaan Varchar 100 Judul dari permintaan
Tanggal_permintaan Date Tanggal dari permintaan
Isi_ permintaan Text 3000 Isi dari permintaan
Status_ permintaan Enum Status dari permintaan
Id_User Varchar 12 Id unik dari setiap User,
diawali dengan format big-
user-urutan
Id_mitra_kerja
Varchar 13 Id unik dari setiap Mitra
Kerja, diawali dengan
format big-mitra-urutan
9. Tabel Mitra Kerja
Nama Tabel : DB_Mitra_Kerja
Tipe tabel : Master
Primary Key : id_ Mitra_Kerja
Foreign Key : -
178
Tabel 4. 41 Tabel Mitra Kerja
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_mitra_kerja
Varchar 13 Id unik dari setiap Mitra Kerja,
diawali dengan format big-
mitra-urutan
Password Varchar 50 Password dari User yang di
enkripsi dengan fungsi MD5
Nama Varchar 30 Nama dari Mitra Kerja
Foto Varchar 20 Foto dari setiap Mitra Kerja
Email Varchar 30 Email dari Mitra Kerja
No_telp Varchar 20 Nomor telp Mitra Kerja
Status Enum Status Mitra Kerja
Nama_perusahaan Varchar 30 Nama dari perusahaan
Alamat Varchar 50 Alamat lengkap perusahaan
4.3.2.3 Sequence Diagram
Sequence Diagram menggambarkan bagaimana
objek berinteraksi dengan sistem melalui pesan dalam
eksekusi sebuah use case atau operasi dalam SIPASAL.
179
1. Sequence Diagram Sign in
Gambar 4. 28 Sequence Diagram Sign in
2. Sequence Diagram Teori
Gambar 4. 29 Sequence Diagram Teori
180
3. Sequence Diagram Berita
Gambar 4. 30 Sequence Diagram Berita
4. Sequence Diagram Tentang
Gambar 4. 31 Sequence Diagram Tentang
181
5. Sequence Diagram Data Pasut Provinsi
Gambar 4. 32 Sequence Diagram Data Pasut Provinsi
6. Sequence Diagram Data Pasut Tipe
Gambar 4. 33 Sequence Diagram Data Pasut Tipe
182
7. Sequence Diagram Data Stasiun Pasut
Gambar 4. 34 Sequence Diagram Data Stasiun Pasut
8. Sequence Diagram Permintaan Pasut
Gambar 4. 35 Sequence Diagram Permintaan Pasut
183
4.3.3 Desain Antarmuka
4.3.3.1 Graphic User Interface
1. Menu Admin
SIPASAL
Sign in Masukan
username dan
password
Dashboard
Admin
Dashboard Update TentangKelola Mitra
KerjaKelola User Ubah Password
Permintaan
PasutKelola Berita Update Profil
Gambar 4. 36 Menu Admin
2. Menu Staff Peneliti Pasut
SIPASAL
Sign in Masukan
username dan
password
Dashboard Staff
Peneliti Pasut
Dashboard
Verifikasi
Permintaan
Pasut
Kelola TeoriKelola Data
PasutUbah Password Update Profil
Gambar 4. 37 Menu Staff Peneliti Pasut
184
3. Menu Kepala Bidang
SIPASAL
Sign in Masukan
username dan
password
Dashboard
Kepala Bidang
Pasut
DashboardValidasi Data
PasutUbah Password Update Profil
Gambar 4. 38 Menu Kepala Bidang
4. Menu Mitra Kerja
SIPASAL
Sign in Masukan
username dan
password
Dashboard Mitra
Kerja
Home Prediksi Teori Input Data PasutBerita Tentang SistemPermintaan
PasutUpdate Profil Ubah Password
Gambar 4. 39 Menu Mitra Kerja
185
5. Menu Public User
SIPASAL
HOME PUBLIC
USER
HOME Prediksi Teori Berita Tentang Sistem
Gambar 4. 40 Menu Public User
Setelah membuat struktur menu, penulis akan membuat
perancangan User interface sistem informasi reservasi berobat rumah
sakit Syarif Hidayatullah sebagai berikut :
1. Perancangan User Interface Sign in User
Gambar 4. 41 Perancangan User Interface Sign in User
186
2. Perancangan User Interface dashboard Admin
Gambar 4. 42 Perancangan User Interface dashboard Admin
3. Perancangan User Interface Kelola Data User
Gambar 4. 43 Perancangan User Interface Kelola Data User
187
4. Perancangan User Interface Tambah Data User
Gambar 4. 44 Perancangan User Interface Tambah Data User
5. Perancangan User Interface Kelola Data Mitra Kerja
Gambar 4. 45 Perancangan User Interface Kelola Data Mitra Kerja
188
6. Perancangan User Interface Tambah Data Mitra Kerja
Gambar 4. 46 Perancangan User Interface Tambah Data Mitra Kerja
7. Perancangan User Interface Kelola Data Teori
Gambar 4. 47 Perancangan User Interface Kelola Data Teori
189
8. Perancangan User Interface Tambah Data Teori
Gambar 4. 48 Perancangan User Interface Tambah Data Teori
9. Perancangan User Interface Kelola Data Permintaan Pasut
Gambar 4. 49 Perancangan User Interface Kelola Data Permintaan Pasut
190
10. Perancangan User Interface Tambah Data Permintaan Pasut
Gambar 4. 50 Perancangan User Interface Tambah Data Permintaan Pasut
11. Perancangan User Interface Dashboard Staff Peneliti Pasut
Gambar 4. 51 Perancangan User Interface Dashboard Staff Peneliti Pasut
191
12. Perancangan User Interface Kelola Data Stasiun Pasut
Gambar 4. 52 Perancangan User Interface Kelola Data Stasiun Pasut
13. Perancangan User Interface Tambah Data Stasiun Pasut
Gambar 4. 53 Perancangan User Interface Tambah Data Stasiun Pasut
192
14. Perancangan User Interface Verifikasi Permintaan Pasut
Gambar 4. 54 Perancangan User Interface Verifikasi Permintaan Pasut
15. Perancangan User Interface Upload Permintaan Pasut
Gambar 4. 55 Perancangan User Interface Upload Permintaan Pasut
193
16. Perancangan User Interface Dashboard Kepala Bidang
Gambar 4. 56 Perancangan User Interface Dashboard Kepala Bidang
17. Perancangan User Interface Validasi Peta
Gambar 4. 57 Perancangan User Interface Validasi Peta
194
18. Perancangan User Interface Sign In Mitra Kerja
Gambar 4. 58 Perancangan User Interface Sign In Mitra Kerja
19. Perancangan User Interface Dashboard Mitra Kerja
Gambar 4. 59 Perancangan User Interface Dashboard Mitra Kerja
195
20. Perancangan User Interface Pasut Terkini
Gambar 4. 60 Perancangan User Interface Pasut Terkini
21. Perancangan User Interface Prediksi Pasut
Gambar 4. 61 Perancangan User Interface Prediksi Pasut
196
22. Perancangan User Interface Teori Pasut
Gambar 4. 62 Perancangan User Interface Teori Pasut
23. Perancangan User Interface Input Data Pasut
Gambar 4. 63 Perancangan User Interface Input Data Pasut
197
24. Perancangan User Interface Input Permintaan Pasut
Gambar 4. 64 Perancangan User Interface Input Permintaan Pasut
25. Perancangan User Interface Tentang
Gambar 4. 65 Perancangan User Interface Tentang
198
26. Perancangan User Interface Home
Gambar 4. 66 Perancangan User Interface Home
27. Perancangan User Interface Public User Pasut Terkini
Gambar 4. 67 Perancangan User Interface Public User Pasut Terkini
199
28. Perancangan User Interface Public User Prediksi Pasut
Gambar 4. 68 Perancangan User Interface Public User Prediksi Pasut
29. Perancangan User Interface Public User Teori Pasut
Gambar 4. 69 Perancangan User Interface Public User Teori Pasut
200
30. Perancangan User Interface Public User Teori Pasut Detail
Gambar 4. 70 Perancangan User Interface Public User Teori Pasut Detail
31. Perancangan User Interface Public User Tentang
Gambar 4. 71 Perancangan User Interface Public User Tentang
201
4.4 Implementasi
4.4.1 Pemrograman (Coding)
Tahap pemrograman atau coding adalah dimana semua telah
digambarkan dibuat menggunakan bahasa pemograman untuk
menjadi sebuah sistem yang dapat digunakan. Sejumlah tools
digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak sistem informasi
geospasial pasang surut . Berikut ini merupakan daftar tools yang
digunakan:
Tabel 4. 42 Daftar Tools Pengembangan Perangkat Lunak (Software) Sistem
No. Tools Kegunaan
1. Astah Professional Desain diagram UML
2. PHP
Bahasa pemrograman dalam pembuatan SIPASAL
berbasis web
3. MySQL Database dalam pembuatan SIPASAL berbasis web
4. XAMPP Web server dalam pembuatan SIPASAL berbasis web
5. PHP MyAdmin
Perangkat untuk mengakses database yang ada pada
XAMPP Apache
6. Notepad++ Sebagai alternatif code editor
7. Chrome Browser
Sebagai browser yang berfungsi untuk
mengintepretasi sintak bahasa pemrograman PHP ke
dalam tampilan grafis
202
Perangkat keras (hardware) yang digunakan memiliki
spesifikasi antara lain:
Laptop ASUS A455L Series :
1. Windows 10
2. CPU : Intel Core i3-4005U @ 1.7 GHz
3. RAM : 6.00 GB
4. 64-bit Operating System
4.4.2 Testing
4.4.2.1 Pengujian Level Admin
Tabel 4. 43 Pengujian Level Admin
No. Rancangan Proses Hasil yang diharapkan Hasil
Login
1.
Login (Username dan
Password) benar
Masuk ke halaman utama Sesuai
2.
Login (Username dan
Password) Salah
Menampilkan peringatan
Username atau Password salah
Sesuai
Home
3.
Pilih Home atau
Dashboard
Menampilkan halaman home /
dashboard
Sesuai
Permintaan Pasut
4.
Pilih data permintaan
pasut
Menampilkan daftar data
permintaan pasut
Sesuai
203
5.
Pilih tambah Menampilkan halaman tambah
permintaan pasut
Sesuai
6.
Pilih submit Menyimpan data ke dalam
database
Sesuai
7.
Pilih ubah Menampilkan halaman ubah
data permintaan pasut
Sesuai
8.
Pilih Update Memperbaharui data yang telah
diinput
Sesuai
9.
Pilih batal Menampilkan halaman sebelum
di ubah
Sesuai
10.
Pilih detail Menampilkan detail data
permintaan pasut
Sesuai
11.
Pilih kembali Menampilkan halaman data
permintaan pasut setelah lihat
detail
Sesuai
12.
Pilih hapus Menghapus data permintaan
pasut
Sesuai
Kelola Berita
13. Pilih data Berita Menampilkan daftar data Berita Sesuai
14.
Pilih tambah Menampilkan halaman tambah
Berita
Sesuai
204
15.
Pilih submit Menyimpan data ke dalam
database
Sesuai
16.
Pilih edit Menampilkan halaman ubah
data Berita
Sesuai
17.
Pilih Update Memperbaharui data yang telah
diinput
Sesuai
18.
Pilih batal Menampilkan halaman sebelum
di ubah
Sesuai
19.
Pilih hapus Menghapus data permintaan
pasut
Sesuai
Update Tentang
20.
Pilih data Update
Tentang
Menampilkan Update Tentang Sesuai
21.
Pilih simpan Menyimpan data ke dalam
database
Sesuai
22.
Pilih batal Menampilkan halaman sebelum
di ubah
Sesuai
Kelola User
23. Pilih data User Menampilkan daftar data User Sesuai
24.
Pilih tambah Menampilkan halaman tambah
User
Sesuai
205
25.
Pilih submit Menyimpan data ke dalam
database
Sesuai
26.
Pilih ubah Menampilkan halaman ubah
data User
Sesuai
27.
Pilih simpan Memperbaharui data yang telah
diinput
Sesuai
28. Pilih hapus Menghapus data User Sesuai
Kelola Mitra Kerja
29.
Pilih data Mitra Kerja Menampilkan daftar data Mitra
Kerja
Sesuai
30.
Pilih tambah Menampilkan halaman tambah
Mitra Kerja
Sesuai
31.
Pilih submit Menyimpan data ke dalam
database
Sesuai
32.
Pilih ubah Menampilkan halaman ubah
data Mitra Kerja
Sesuai
33.
Pilih simpan Memperbaharui data yang telah
diinput
Sesuai
34. Pilih hapus Menghapus data Mitra Kerja Sesuai
Ubah Password
29.
Pilih Ubah Password Menampilkan halaman Ubah
Password
Sesuai
206
31.
Pilih submit Menyimpan data ke dalam
database
Sesuai
4.4.2.2 Pengujian Level Staff Peneliti Pasut
Tabel 4. 44 Pengujian Level Staff Peneliti Pasut
No. Rancangan
Proses
Hasil yang diharapkan Hasil
Login
1. Login
(Username
dan
Password)
benar
Masuk ke halaman utama Sesuai
2. Login
(Username
dan
Password)
Salah
Menampilkan peringatan
Username atau
Password salah
Sesuai
Home
3. Pilih Home
atau
Dashboard
Menampilkan halaman
home / dashboard
Sesuai
Verifikasi Permintaan Pasut
207
4. Pilih data
permintaan
pasut
Menampilkan daftar data
permintaan pasut
Sesuai
5. Pilih upload Menampilkan halaman
upload permintaan pasut
Sesuai
6. Pilih
Verifikasi
Menyimpan data ke
dalam database
Sesuai
7. Pilih batal Menampilkan halaman
sebelum di ubah
Sesuai
8. Pilih detail Menampilkan detail data
permintaan pasut
Sesuai
9. Pilih kembali Menampilkan halaman
data permintaan pasut
setelah lihat detail
Sesuai
Kelola Data Pasut
10. Pilih data
Pasut
Menampilkan daftar data
Pasut
Sesuai
11. Pilih
verifikasi
Berhasil verifikasi,
merubah status menjadi
terverifikasi
Sesuai
12. Pilih tambah Menampilkan halaman
tambah data Pasut
Sesuai
208
13. Pilih submit Menyimpan data ke
dalam database
Sesuai
14. Pilih hapus Menghapus data Pasut Sesuai
15. Pilih detail Menampilkan detail data
Pasut
Sesuai
16. Pilih kembali Menampilkan halaman
data Pasut setelah lihat
detail
Sesuai
Kelola Teori
17. Pilih data
Berita
Menampilkan daftar data
Teori
Sesuai
18. Pilih tambah Menampilkan halaman
tambah Teori
Sesuai
19. Pilih submit Menyimpan data ke
dalam database
Sesuai
20. Pilih Ubah Menampilkan halaman
ubah data Teori
Sesuai
21. Pilih Update Memperbaharui data
yang telah di input
Sesuai
22. Pilih batal Menampilkan halaman
sebelum di ubah
Sesuai
23. Pilih hapus Menghapus data Teori Sesuai
209
Ubah Password
24. Pilih Ubah
Password
Menampilkan halaman
Ubah Password
Sesuai
25. Pilih submit Menyimpan data ke
dalam database
Sesuai
4.4.2.3 Pengujian Level Kepala Bidang Pasut
Tabel 4. 45 Pengujian Level Kepala Bidang Pasut
No. Rancangan
Proses
Hasil yang diharapkan Hasil
Login
1. Login
(Username
dan
Password)
benar
Masuk ke halaman
utama
Sesuai
2. Login
(Username
dan
Password)
Salah
Menampilkan peringatan
Username atau
Password salah
Sesuai
Home
210
3. Pilih Home
atau
Dashboard
Menampilkan halaman
home / dashboard
Sesuai
Validasi Data Pasut
4. Pilih Data
Pasut
Menampilkan daftar
Data Pasut
Sesuai
5. Pilih
Validasi
Berhasil validasi,
merubah status menjadi
tervalidasi
Sesuai
6. Pilih detail Menampilkan detail
Data Pasut
Sesuai
7. Pilih kembali Menampilkan halaman
Data Pasut setelah lihat
detail
Sesuai
Ubah Password
8. Pilih Ubah
Password
Menampilkan halaman
Ubah Password
Sesuai
9. Pilih submit Menyimpan data ke
dalam database
Sesuai
211
4.4.2.4 Pengujian Level Mitra Kerja
Tabel 4. 46 Pengujian Level Mitra Kerja
No. Rancangan
Proses
Hasil yang diharapkan Hasil
Login
1. Login
(Username
dan
Password)
benar
Masuk ke halaman utama Sesuai
2. Login
(Username
dan
Password)
Salah
Menampilkan peringatan
Username atau
Password salah
Sesuai
Home
3. Pilih Home
atau
Dashboard
Menampilkan halaman
home / dashboard
Sesuai
4. Lihat Pasut
Terkini
dengan klik
marker
Menampilkan tabel pasut
terkini home / dashboard
Sesuai
212
Permintaan Pasut
5. Pilih data
permintaan
pasut
Menampilkan daftar data
permintaan pasut
Sesuai
6. Pilih
Tambah
Menampilkan halaman
Tambah permintaan
pasut
Sesuai
7. Pilih simpan Menyimpan data ke
dalam database
Sesuai
8. Pilih Ubah Menampilkan halaman
ubah data permintaan
pasut
Sesuai
9. Pilih Update Memperbaharui data
yang telah di input
Sesuai
10. Pilih batal Menampilkan halaman
sebelum di ubah
Sesuai
11. Pilih detail Menampilkan detail data
permintaan pasut
Sesuai
12. Pilih kembali Menampilkan halaman
data permintaan pasut
setelah lihat detail
Sesuai
13. Pilih hapus Menghapus data
ermintaan pasut
Sesuai
213
Input Data Pasut
14 Pilih data
Pasut
Menampilkan daftar data
Pasut
Sesuai
15. Pilih tambah Menampilkan halaman
tambah data Pasut
Sesuai
16. Pilih simpan Menyimpan data ke
dalam database
Sesuai
17. Pilih Ubah Menampilkan halaman
ubah data Pasut
Sesuai
18 Pilih simpan Menyimpan perubahan
data ke dalam database
Sesuai
19. Pilih hapus Menghapus data Pasut Sesuai
20. Pilih detail Menampilkan detail data
Pasut
Sesuai
21. Pilih kembali Menampilkan halaman
data Pasut setelah lihat
detail
Sesuai
Update Profil
22. Pilih Update
Profil
Menampilkan Update
Profil
Sesuai
23. Pilih simpan Menyimpan data ke
dalam database
Sesuai
214
24. Pilih batal Menampilkan halaman
sebelum di ubah
Sesuai
Ubah Password
25. Pilih Ubah
Password
Menampilkan halaman
Ubah Password
Sesuai
26. Pilih simpan Menyimpan data ke
dalam database
Sesuai
Lihat Prediksi
27. Pilih Prediksi Menampilkan halaman
Prediksi
Sesuai
28. Pilih
Pencarian
dengan klik
hitung
Menampilkan halaman
Prediksi hasil perhitungan
pasut
Sesuai
Lihat Teori
29. Pilih Lihat
Teori
Menampilkan halaman
daftar data Lihat Teori
Sesuai
Lihat Berita
30. Pilih Lihat
Berita
Menampilkan halaman
daftar data Lihat Berita
Sesuai
Lihat Tentang Sistem
215
31. Pilih Tentang
Sistem
Menampilkan halaman
Tentang Sistem
Sesuai
4.4.2.5 Pengujian Level Public User
Tabel 4. 47 Pengujian Level Public User
Home
1. Pilih Home
atau
Dashboard
Menampilkan halaman
home / dashboard
Sesuai
2. Lihat Pasut
Terkini
dengan klik
marker
Menampilkan tabel pasut
terkini home / dashboard
Sesuai
Lihat Prediksi
3. Pilih Prediksi Menampilkan halaman
Prediksi
Sesuai
4. Pilih
Pencarian
dengan klik
hitung
Menampilkan halaman
Prediksi hasil perhitungan
pasut
Sesuai
Lihat Teori
5. Pilih Lihat
Teori
Menampilkan halaman
daftar data Lihat Teori
Sesuai
216
Lihat Berita
6. Pilih Lihat
Berita
Menampilkan halaman
daftar data Lihat Berita
Sesuai
Lihat Tentang Sistem
7. Pilih Tentang
Sistem
Menampilkan halaman
Tentang Sistem
Sesuai
217
217
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis, perancangan serta pembahasan
pada bab-bab sebelumnya, maka menghasilkan beberapa simpulan
sebagai berikut :
1. Sistem Informasi Geospasial Berbasis Web pada Pasang Surut Air
Laut (SIPASAL) dengan metode admiralty dibangun dengan
menggunakan metode pengembangan sistem waterfall, dan
menggunakan Unified Modelling Language sebagai alat
pemodelannya yang dimulai dari usecase diagram, activity diagram,
sequence diagram, class dan mapping diagram.
2. Terdapat 5 aktor dalam penelitian ini, yaitu Admin, Staff Peneliti,
Kepala Bidang Pasut, Mitra Kerja dan Public User
3. Dengan adanya SIPASAL mempermudah pengguna untuk
mengetahui pasang surut air laut secara near real time pada regional
dua Indonesia berupa tabel dan grafik yang mampu menampilkan
informasi pasut secara lengkap, berdasarkan pada penyajian record
data pasang surut laut Badan Informasi Geospasial.
4. Sistem informasi ini memberikan informasi mengenai pasang surut
yang dapat diakses oleh siapa saja tanpa harus melakukan registrasi
terlebih dahulu.
218
5. Sistem mampu menyediakan transaksi permintaan informasi pasang
surut yang terintegrasi dengan sistem pelayanan informasi pasang
surut Badan Informasi Geospasial.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang diusulkan untuk mendukung
jalannya sistem dan pengembangan sistem tersebut dengan baik, yaitu :
1. Disarankan untuk melakukan pengembangan sistem tidak hanya
prediksi pasang surut laut, namun dapat juga menambahkan
informasi pada setiap stasiun dengan mengintegrasikan data real
time seperti informasi cuaca, bahaya siaga bencana seperti tsunami
dan lain sebagainya.
2. Disarankan untuk memperluas persebaran informasi prediksi pasang
surut air laut tidak hanya di regional dua Indonesia, namun juga
regional Indonesia yang lain seperti regional satu dan regional tiga.
3. Disarankan untuk menambahkan fitur-fitur juga fasilitas agar
pengguna situs mendapatkan informasi yang lebih lengkap
mengenai pasang surut air laut seperti pop up informasi pasut terkini,
berlangganan informasi pasut dan lain sebagainya.
4. Disarankan untuk mengembangkan aplikasi ke dalam platform lain
seperti pengembangan aplikasi berbasis mobile seperti Android atau
iOS.
219
5. Disarankan untuk melakukan pengembangan menjadi sistem
pengambil keputusan berbasis spasial (SDSS) untuk perencanaan
strategi keselamatan transportasi laut.
6. Disarankan untuk melakukan pengembangan menjadi manajemen
pengetahuan spasial monitoring informasi pasang surut laut yang
dapat membantu menghasilkan rekomendasi pemberdayaan
kawasan perarian.
220
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, Eko. 2008. Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcView
GIS. Yogyakarta: Andi.
Djaja, Rochman. 2007. Cara Perhitungan Pasut Laut Dengan Metode
Admiralty. Jakarta: LIPI.
Hidayatullah, Priyanto dan Jauhari, Khairul Kawistara. 2014. Pemrograman
WEB. Bandung: Informatika Bandung.
Jeffrey Whitten dan Lonnie Bentley. 2008. Introduction to System Analysis
and Design,” New York: McGraw-Hill.
Jogiyanto, H.M. 2010. Analisa dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta:
Andi.
Ladjamudin, A.B. 2013. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Nur, Aditia Alan. 2010. Jago PHP dan MySQL. Jakarta: Dunia Komputer.
Pressman, Roger S. 2009. Software Engineering: A Practicioner's Approach.
7th Edition. McGraw-Hill International Edition.
Parker, Bruce. 2007. Tidal Analysis and Prediction Techniques. USA:
National Ocean Service (NOAA)
Prahasta, Eddy. 2014. Sistem Informasi Geografis Konsep-konsep Dasar
(Persfektif Geodesi dan Geodinamika). Bandung: Informatika.
Raharjo, Budi. 2011. Belajar Otodidak Pemrograman Web dengan PHP
+Oracle. Bandung: Informatika.
221
Suhendar, Hariman Gunadi, 2007. Visual Modeling Menggunakan UML dan
Rational Rose. Bandung: Informatika.
Suyarso, O.S.R. 2008. Pasang Surut. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, Pusat Penelitian & Pengembangan Oseanologi.
Suyarso, O.S.R. 2009. Penerapan Pengetahuan Pasang Surut. Asean
Australia Cooperative Programs On Marine Science Project I: Tides
and Tidal Phenomena. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia.
Wismadi, Tunjung. dkk. 2016. Prediksi Pasang Surut 2016 Zona B. Bogor:
BIG.
Skripsi
Fadli, Mohammad. 2007. Studi Perbandingan Pola Arus Pasang Surut Hasil
Pemodelan Dengan Hasil Peramalan Admiralty. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Juwita, Noncha. 2012. Perancangan Sistem Informasi Pasut Berbasis Web.
Tangerang Selatan: UIN Jakarta.
Sasongko, Agung K.D. 2008. Studi Pembuatan Software Hitungan Pasang
Surut dengan Metode Admiralty. Surabaya: ITS.
Jurnal dan Paper
Arham, Zainul. 2008. Modul Pelatihan ArcGIS Konsep-konsep Dasar.
Tangerang Selatan: Sistem Informasi UIN Jakarta.
Candrasari K, dkk. 2015. Peramalan Nilai MSL Berdasarkan Data Pasang
Surut dengan Metode Admiralty dan Autoregressive Integrated
Moving Average (ARIMA) di Perarian Pulau Pari Kepulauan Seribu
(pp.28-34). J.Oce. vol.4.
222
D. S. Byun dan D. E. Hart. 2015. Predicting Tidal Heights for New Locations
Using 25h of in situ Sea Level Observations plus Reference Site
Records: A Complete Tidal Species Modulation with Tidal Constant
Corrections (pp350-371). J.Aot, vol.32.
Kurniawan A, et al. 2011. Sensitivity Analysis of the Tidal Representation in
Singapore Regional Waters in a Data Assimilation Environment
(pp.1121-1136). J.Springer, vol.61.
L. Testut dan A.S. Unnikrishnan. 2016. Improving Modeling of Tides on the
Continental Shelf off the West Coast of India (pp.105-115).
J.Coastres, vol.32.
S. Scaria, et al., 2015. Numerical Analysis of Tidal Dynamics in the Region
Around Gulf of Mannar and Palk Strait,” J.Oce, vol.65.
LAMPIRAN
Lampiran 1 - Wawancara
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Bapak Ibnu Sofian
Jabatan : Peneliti pada unit Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan
Geodinamika
Penanya : Bahtiar Rifai
Tanggal : 18 Juli 2016
Tema : Prosedur sistem dan data yang ada
Tujuan : Mengetahui alur sistem informasi pada pasang surut di
regional kedua Indonesia (sistem berjalan) dan untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam pengembangan
sistem.
Hasil Wawancara :
Penanya Narasumber
1. Saat ini, bagaimana cara
penyebaran informasi pasang
surut air laut yang berjalan di
regional kedua Indonesia?
Informasi pasang surut pada regional dua
Indonesia bisa didapatkan dalam buku prediksi
pasang surut yang diterbitkan oleh BIG.
2. Apa saja yang disajikan dalam
buku tersebut?
Buku tersebut menyajikan informasi berupa
data prediksi pasang surut per jam di seluruh
regional dua Indonesia, komponen harmonik
dan titik koordinat stasiun pasang surut. Karena
Lampiran 1 - Wawancara
yang ditampilkan berupa tabel pasang surut
sehingga informasi yang di tampilkan belum
dapat memahami dengan mudah oleh sebagian
besar masyarakat.
3. Informasi apa saja yang
dibutuhkan oleh masyarakat,
namun belum terdapat di
dalam buku tersebut?
Sebenarnya masyarakat tidak perlu memahami
seluruh isi dalam buku pasang surut tersebut
yang mereka perlukan adalah data permukaan
air laut pada waktu tertentu, sehingga perlu
disederhanakan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Misalnya, data yang disajikan tidak
hanya tabel berupa angka-angka namun juga
berupa grafik dan tampilan peta spasial.
Sebenarnya masyarakat tidak perlu memahami
seluruh isi dalam buku pasang surut tersebut
yang mereka perlukan adalah data permukaan
air laut pada waktu tertentu, sehingga perlu
disederhanakan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Misalnya, data yang disajikan tidak
hanya tabel berupa angka-angka namun juga
berupa grafik dan tampilan peta spasial.
4. Jika kita telah memiliki data
pasang surut. Apakah data ini
bisa dihitung sendiri oleh
Ya, bisa. Perhitungan data pasang surut air laut
ini sebenarnya bisa dilakukan oleh masyarakat
luas dengan menggunakan metode yang telah
Lampiran 1 - Wawancara
masyarakat? Bagaimana cara
nya?
ada. Data prediksi pasang surut air laut berasal
dari data komponen harmonik dari setiap
stasiun, kemudian dihitung dengan rumus yang
ada menjadi data prediksi pasang surut air laut
beserta tipe pasang surut air laut.
5. Komponen harmonik pasang
surut didapatkan darimana?
Komponen harmonik pasang surut sebenarnya
berasal dari hasil pengukuran data pasang surut
dalam jangka waktu tertentu. Tetapi kita tidak
perlu melakukannya karena BIG sudah
mencantumkan data komponen pasang surut
didalam buku yang diterbitkan setiap tahunnya.
6. Manfaat apa saja yang
didapatkan oleh BIG terkait
penggunaan informasi pasang
surut?
Oh banyak, di antaranya pembuatan garis
pantai, banjir pada pantai, pengelolaan pantai,
untuk survei dan pemetaan dan olah raga
perairan laut.
7. Apa saja yang dapat peneliti
kembangkan dengan latar
belakang seorang analisis
sitem yang belum ada di
dalam BIG?
Salah satunya perhitungan data pasang surut air
laut berbasis web, pengelolaan data pasut dan
pelayanan data pasang surut air laut.
Lampiran 2 -Tabel Data Pasut
Lampiran 2 -Tabel Data Pasut
Lampiran 2 -Tabel Data Pasut
Lampiran 2 -Tabel Data Pasut
Lampiran 3 -Source Code Program
Source Code Program
Beberapa potongan source code program.
1 Index.php
Berikut source code index.php.
<?php
error_reporting(0);
include "admin/mysql/koneksi.php";
?>
<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0
Transitional//EN" "http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-
transitional.dtd">
<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">
<head>
<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8" />
<title>IPASAL v3</title>
<script src="lib/jquery-1.4.2.min.js" type="text/javascript"></script>
<style type="text/css">@import url(lib/ui.datepicker.css);</style>
<script src="lib/ui.datepicker.js" type="text/javascript"></script>
<link href="admin/style/awal_style.css" rel="stylesheet" type="text/css"
/>
</head>
<body>
<table width="100%" border="0" cellspacing="0" cellpadding="0"
style="height:100%">
<tr>
<td height="99" bgcolor="#a3d7fb" class="header"> </td>
</tr>
<tr>
<td height="32" align="left" bgcolor="#6FA6D2"><table
width="100%" border="0" cellpadding="4" cellspacing="2">
<tr>
<td width="40" align="center"><img src="images/system.png"
width="32" height="32" /></td>
<td><?php require('menu_1.php'); ?></td>
<td width="300" align="right" class="jamku"
id="jamku"> </td>
</tr>
</table></td>
</tr>
<tr>
<td align="left" bgcolor="#265299"><table width="100%"
border="0" cellspacing="6" cellpadding="0" style="height:100%">
Lampiran 3 -Source Code Program
<tr>
<td width="200" align="left" valign="top" bgcolor="#FFFFFF"
style="padding:10px"><?php require('menu_2.php'); ?></td>
<td align="center" valign="top" bgcolor="#FFFFFF"
id="terget_master"><?php require('home.php'); ?></td>
</tr>
</table></td>
</tr>
<tr>
<td height="30" bgcolor="#737373" align="center"><p><span
class="text_1" style="padding:20px">Copyright © 2016 - IPASAL v3-
UIN JAKARTA. All rights reserved</span></p></td>
</tr>
</table>
</body>
</html>
<?php require('load_java.php'); ?>
2 Home
Berikut merupakan source code Home.
<link href="admin/style/awal_style.css" rel="stylesheet"
type="text/css">
<table width="100%" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tr>
<td colspan="3" bgcolor="#DEFBDD"><table width="100%"
border="0" cellpadding="0" cellspacing="6">
<tr>
<td width="10"><img src="images/Copy of stock_data_tables.png"
width="16" height="16"></td>
<td class="jamku">SELAYANG PANDANG</td>
</tr>
</table></td>
</tr>
<tr>
<td height="6" colspan="3"/> </tr>
<tr>
<td width="860" valign="top" rowspan="15" bgcolor="#FFFFFF"
class="text_2" style="padding:10px"><?php require('flash_berita.php');
?></td>
<td height="218" colspan="2" align="right" valign="top"
bgcolor="#FFFFFF" style="padding:10px" merah>
<table width="100%" height="80%" border="0" cellpadding="0"
cellspacing="10" bgcolor="#CCCCFF">
<tr>
<td>
Lampiran 3 -Source Code Program
<a class="twitter-timeline" href="https://twitter.com/KemenKP"
data-widget-id="591635396540280834" height="550"
width="500">Tweets by @KemenKP</a>
<script>!function(d,s,id){var
js,fjs=d.getElementsByTagName(s)[0],p=/^http:/.test(d.location)?'http':'
https';if(!d.getElementById(id)){js=d.
createElement(s);js.id=id;js.src=p+"://platform.twitter.com/widg
ets.js";fjs.parentNode.insertBefore(js,fjs);}}(document,"script","twitter-
wjs");</script>
</td>
</tr>
</table>
</td>
</tr>
<tr>
<td height="100%" colspan="2" align="right" valign="top"
bgcolor="#FFFFFF" style="padding:10px" merah> </td>
</tr>
<tr>
<td height="3%" colspan="2" valign="top" bgcolor="#FFFFFF"
class="text_2" style="padding:10px" merah> </td>
</tr>
<tr>
<td colspan="2" valign="top" bgcolor="#FFFFFF" class="text_2"
style="padding:10px"></td>
</tr>
</table>
3 Data Peta
Berikut merupakan source code dari data peta pada sistem.
<?PHP
error_reporting(0);
$operasi=0;
require('admin/mysql/panggil_data.php');
$temp ="'&in_sts=' + document.getElementById('in_sts').value +";
$temp .="'&in_tanggal=' +
document.getElementById('in_tanggal').value+";
$temp .="'&in_durasi=' + document.getElementById('in_durasi').value";
$tampilkan = "reques_a('hasil.php','target_tabel',$temp,'ani_load')";
//$tampilkan =
"reques_a('hasilgrafik.php','target_tabel',$temp,'ani_load')";
?>
Lampiran 3 -Source Code Program
<?php
include("Charts/Includes/FusionCharts.php");
?>
<script language="JavaScript"
src="Charts/Includes/FusionCharts.js"></script>
<script language="javascript">
$(document).ready(function() {
$('.kal').datepicker({dateFormat: 'yy-mm-dd'});
$('#in_tanggal').datepicker({dateFormat: 'yy-mm-dd'});
/*$("#tdtampilkan").click(function(){
//alert("ok");
});*/
});
/*function tampilkan() {
reques_a('hasil.php','target_tabel',<?php echo $temp; ?>,'ani_load')
}*/
</script>
<link href="admin/style/awal_style.css" rel="stylesheet" type="text/css"
/>
<table width="100%" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tr>
<td bgcolor="#DEFBDD"><table width="100%" border="0"
cellpadding="0" cellspacing="6">
<tr>
<td width="10"><img src="images/Copy of stock_data_tables.png"
width="16" height="16"></td>
<td class="jamku">DATA SPASIAL</td>
</tr>
</table></td>
</tr>
<tr>
<td height="6"/>
</tr>
<tr>
<td bgcolor="#DEFBDD" ><table width="100%" border="0"
cellpadding="0" cellspacing="6" >
Lampiran 3 -Source Code Program
<tr>
<td height="30" align="left" bgcolor="#FFFFCC"
class="box_1"><table width="100%" border="0" cellspacing="0"
cellpadding="0">
<tr>
<td width="35" align="center"><img src="images/Copy of
stock_data_tables.png"/></td>
<td class="jamku">Pilihan Data</td>
</tr>
</table></td>
<td bgcolor="#FFFFCC" class="box_1"><table width="100%"
border="0" cellspacing="0" cellpadding="0">
<tr>
<td width="35" align="center"><img src="images/Copy of
stock_data_tables.png"/></td>
<td class="jamku">Tampilan Peta</td>
</tr>
</table></td>
</tr>
<tr>
<td width="200" align="center" valign="top"
bgcolor="#FFFFFF"><table width="100%" border="0" cellspacing="4"
cellpadding="0">
<tr>
<td align="center"><img src="images/BMKG Air Laut
Karangantu Surut, Itu Fenomena Biasa.jpg" width="100%"
height="70%"/></td>
</tr>
<tr>
<td align="left"><table width="100%" border="0"
cellspacing="0" cellpadding="2">
<tr>
<td height="30" align="left" class="text_2">Stasiun</td>
</tr>
<tr>
<td height="30" align="left" class="td_2"><select
name="in_sts" id="in_sts" style="width:180px">
<?php
while($val_data=mysql_fetch_array($rec_data))
{
?>
<option value="<?php echo $val_data['kode'] ?>"><?php
echo $val_data['nama_stasiun'] ?></option>
<?php
}
Lampiran 3 -Source Code Program
?>
</select></td>
</tr>
<tr>
<td height="30" align="left" class="text_2">Tanggal (yyyy-
mm-dd)</td>
</tr>
<tr>
<td height="30" align="left" class="td_2"><input type="text"
name="in_tanggal" id="in_tanggal" style="width:100%"
class="kal"/></td>
</tr>
<tr>
<td height="30" align="left" class="text_2">Durasi(hari)</td>
</tr>
<tr>
<td height="30" align="left" class="td_2"><select
name="in_durasi" id="in_durasi" style="width:180px">
<?php
for ($i=1;$i<=60;$i++)
{
?>
<option value="<?php echo $i ?>"><?php echo $i
?></option>
<?php
}
?>
</select></td>
</tr>
</table></td>
</tr>
<tr>
<td align="left"> </td>
</tr>
<tr>
<td align="right"><table border="0" cellspacing="0"
cellpadding="0">
<tr>
<?php /*?><td height="30" align="center"
class="tombol_box_2" onclick="<?PHP echo $tampilkan ?>">
Tampilkan</td><?php */?>
<td height="30" align="center" id="tdtampilkan"
onclick="<?PHP echo $tampilkan ?>">
<input name="tampilkan" type="button" class="tombol_box_2"
id="tdtampilkan" value="Tampilkan" />
Lampiran 3 -Source Code Program
</td>
</tr>
</table></td>
</tr>
</table></td>
<td bgcolor="#F8EDDE"><div id="mymap"></div></td>
</tr>
<tr>
<td height="30" align="center"><table border="0" cellpadding="0"
cellspacing="4" id="ani_load" style="visibility:hidden">
<tr>
<td width="5" align="right"><img
src="images/ani_2.gif"/></td>
</tr>
</table></td>
<td><table width="100%" border="0" cellspacing="0"
cellpadding="0">
<tr>
<td align="left"><table border="0" cellspacing="2"
cellpadding="4">
<tr>
<td align="center" class="tombol_box_2"
onclick="map.setMapTypeId(google.maps.MapTypeId.ROADMAP)">
Road Map</td>
<td align="center" class="tombol_box_2"
onclick="map.setMapTypeId(google.maps.MapTypeId.SATELLITE)">
Satellite</td>
<td align="center" class="tombol_box_2"
onclick="map.setMapTypeId(google.maps.MapTypeId.HYBRID)">Hib
ryd</td>
<td align="center" class="tombol_box_2"
onclick="map.setMapTypeId(google.maps.MapTypeId.TERRAIN)">Ti
rrain</td>
<td align="center" class="tombol_box_2"
onclick="map.setMapTypeId('OSM')">Openstreet</td>
<td align="center" class="tombol_box_2"
onclick="map.setMapTypeId('NatGeo_World_Map')">NatGeo
World</td>
<td align="center" class="tombol_box_2"
onclick="map.setMapTypeId('Relief')">Relief</td>
<td align="center" class="tombol_box_2"
onclick="map.setMapTypeId('World_Dark')">World Dark</td>
</tr>
Lampiran 3 -Source Code Program
</table></td>
<td width="300" align="right" class="text_2"
id="boxlatlon"> </td>
</tr>
</table></td>
</tr>
</table></td>
</tr>
<tr>
<td bgcolor="#999999" id="target_tabel"/>
</tr>
</table>
<script type="text/javascript">
panggilpeta();
</script>
4 Login admin
Berikut merupakan potongan kode untuk melakukan proses login yang dilakukan
oleh admin.
<?php
session_start();
include "mysql/koneksi.php";
function antiinjection($data){
$filter_sql=
mysql_real_escape_string(stripslashes(strip_tags(htmlspecialchars($data,EN
T_QUOTES))));
return $filter_sql;
}
$email = antiinjection($_POST['email']);
$password = antiinjection($_POST['password']);
$login=mysql_query("SELECT * FROM admin WHERE
email_admin='$email' AND password_admin='$password'");
$ketemu=mysql_num_rows($login);
$r=mysql_fetch_array($login);
// Apabila adminname dan password ditemukan
if ($ketemu > 0){
$_SESSION['kode_admin'] = $r['kode_admin'];
$_SESSION['email'] = $r['email_admin'];
$_SESSION['nama'] = $r['nama_admin'];
header('location:media.php?module=home');
}
Lampiran 3 -Source Code Program
else{
echo "<script>alert('LOGIN GAGAL!. adminname atau Password Anda tidak
benar, silahkan anda ulangi kembali'); location.href='index.php';</script>";
}
?>
5 Penambahan Data
Berikut merupakan potongan kode penambahan data yang dilakukan oleh admin
dalam menambah data konten.
<?php
session_start();
include "mysql/koneksi.php";
function antiinjection($data){
$filter_sql=
mysql_real_escape_string(stripslashes(strip_tags(htmlspecialchars($data,EN
T_QUOTES))));
return $filter_sql;
}
$email = antiinjection($_POST['email']);
$password = antiinjection($_POST['password']);
$login=mysql_query("SELECT * FROM admin WHERE
email_admin='$email' AND password_admin='$password'");
$ketemu=mysql_num_rows($login);
$r=mysql_fetch_array($login);
// Apabila adminname dan password ditemukan
if ($ketemu > 0){
$_SESSION['kode_admin'] = $r['kode_admin'];
$_SESSION['email'] = $r['email_admin'];
$_SESSION['nama'] = $r['nama_admin'];
header('location:media.php?module=home');
}
else{
echo "<script>alert('LOGIN GAGAL!. adminname atau Password Anda tidak
benar, silahkan anda ulangi kembali'); location.href='index.php';</script>";
}
?>
Lampiran 3 -Source Code Program
6 Pengubahan Data
Berikut merupakan potongan kode pengubahan data yang dilakukan oleh admin
dalam mengubah data konten.
<?php
$qpteoriedit = mysql_fetch_array(mysql_query("select * from
pengantar_teori where kode_teori = $_GET[id]"));
?>
<form name="form1" method="post" action="#">
<table width="800" border="0">
<tr>
<td width="97">Judul</td>
<td width="24">:</td>
<td width="665"><input name="judul" type="text" id="judul" size="40"
value="<?php echo $qpteoriedit['judul_teori']?>"></td>
</tr>
<tr>
<td>Teori</td>
<td>:</td>
<td> </td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3">
<textarea style="width:800px;" class="ckeditor" name="teori"><?php echo
$qpteoriedit['isi_teori']?></textarea>
</td>
</tr>
<tr>
<td>Status</td>
<td>:</td>
<td><select name="status" id="status">
<option value="1" <?php if($qpteoriedit['status_teori']==1) {?> selected
<?php } ?>>Aktif</option>
<option value="0" <?php if($qpteoriedit['status_teori']==0) {?> selected
<?php } ?>>Tidak Aktif</option>
</select>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3">
<input type="submit" name="simpan" id="simpan" value="Simpan">
Lampiran 3 -Source Code Program
<input type="button" name="cancel" id="cancel" value="Cancel"
onClick="location.href='media.php?module=pengantarteori'">
</td>
</tr>
</table>
</form>
<?php
if(isset($_POST['simpan'])) {
$judul=trim($_POST['judul']);
$teori=trim($_POST['teori']);
$status=trim($_POST['status']);
$menyimpan="UPDATE `pengantar_teori`
SET
`judul_teori` = '$judul',
`tgl_teori` = NOW(),
`isi_teori` = '$teori',
`status_teori` = '$status'
WHERE `kode_teori` = '$_GET[id]'";
if(empty($judul) or empty($teori))
{
echo"<script>alert('Data yang anda masukan masih ada yang kosong
!');</script>";
}
else
{
$simpan=mysql_query($menyimpan);
echo"<script> alert('Artikel
TelahTersimpan');location.href='media.php?module=pengantarteori';</script
>";
//echo"<meta http-equiv='refresh'content='0;url=#'>";
}
}
?>
7 Penghapusan Data
Berikut merupakan potongan kode penghapusan data yang dilakukan oleh admin
dalam mengubah data konten.
<?php
if (empty($_SESSION['kode_admin'])){
echo "<script>alert('Untuk mengakses modul ini, Anda harus login
terlebih dahulu'); location.href='index.php';</script>";
} else {
Lampiran 3 -Source Code Program
mysql_query("DELETE FROM pengantar_teori WHERE
kode_teori='$_GET[id]'");echo"<script> alert('Artikel Telah
Terhapus');location.href='media.php?module=pengantarteori';</script>";
}
?>
Lampiran 4 -Layout Sistem
Tampilan Peta (Layout)
Tampilan pada peta dalam bentuk “Satellite”
Tampilan pada peta dalam bentuk “Terrain”
Lampiran 4 -Layout Sistem
Tampilan pada peta dalam bentuk “Relief”
Tampilan pada peta dalam bentuk “Hybrid”
Lampiran 4 -Layout Sistem
Data Peta Perhitungan Pasang Surut Air Laut di Beberapa Stasiun
Data Pasang Surut Stasiun (cm) Tanjung Priok Tanggal 2018-01-12 Selama 2 Hari
Data Pasang Surut Stasiun (cm) Balikpapan Tanggal 2017-12-19 Selama 1 Hari
Lampiran 5-Surat Pendukung Penelitian
LAMPIRAN
SURAT PENDUKUNG PENELITIAN
Lampiran 5-Surat Pendukung Penelitian
Lampiran 5-Surat Pendukung Penelitian
Lampiran 5-Surat Pendukung Penelitian
Lampiran 5-Surat Pendukung Penelitian