pengembangan sistem

23

Click here to load reader

Upload: salazmath

Post on 29-Jun-2015

1.426 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN SISTEM

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Baik para manajer dan pengembang sistem dapat menerapkan pendekatan sistem untuk

memecahkan masalah. Pendekatan ini terdiri dari tiga fase upaya persiapan, definisi, dan solusi.

Di dalam setiap fase terdapat suatu urutan langkah-langkah. Pendekatan sistem diterapkan

untuk menghadapi masalah dalam perkembangan sistem dan hal ini dinamakan siklus hidup

perkembangan sistem (System Development Life Cycle-SDLC). Pendekatan tradisional terdiri dari

lima tahap, yang dilakukan satu persatu, secara berurutan. Prototipe adalah suatu perbaikan

dari pendekatan tradisional dengan mengenali kelebihan dari pengulangan permohonan umpan

balik dari pengguna, meresponnya dengan peningkatan sistem, dan melanjutkannya sampai

sistem tersebut memenuhi kebutuhan pengguna. Agar dapat memanfaatkan prototipe-

prototipe lainnya, RAD juga mendorong penggunaan pendekatan lain, seperti penggunaan

peralatan modeling komputer tertentu dan pemaanfaatan tenaga ahli untuk mempercepat

proses pengembangan.

Pendekatan SDLC yang sekarang sangat populer adalah pengembangan bertahap.

Pendekatan ini didasarkan pada gagasan bahwa suatu proyek dibagi lagi ke dalam modul, dan

usaha analisis, desain, dan konstruksi awal diarahkan pada masing-masing modul. Diagram arus

data (Data Flow Diagram-DFD), menjadi alat yang paling populer untuk proses-proses

permodelan selama dua tahun terakhir ini. Pengembangan sistem sangat mahal, baik yang

berkaitan dengan uang maupun waktu. Oleh karena itu, proses harus dikelola dengan baik. Para

eksekutif tingkat tinggi perusahaan memberikan pendapat dan pandangannya bahkan

berpartisipasi bersama steering committee (komite pengendali) yang mengawasi dan

mengendalikan berlangsungnya proyek.

1

Page 2: PENGEMBANGAN SISTEM

I.2 Tujuan

Memahami pendekatan sistem sebagai dasar kerangka kerja untuk menyelesaikan segala

jenis masalah

Mengetahui bagaimana menerapkan pendekatan sistem dalam memecahkan masalah-

masalah sistem

Mengerti bahwa siklus hidup pengembangan sistem (SDLC) merupakan metodologi cara

yang direkomendasikan dalam mengembangkan sistem

Mengenal dan memahami pendekatan SDLC utama traditional waterfall cycle,

prototyping, rapid application development, phased developed, dan business process

redesign

Mengetahui dasar-dasar proses permodelan, seperti data flow diagram dan use cases

Mengerti bagaimana proyek pengembangan sistem dikelola secara top down

2

Page 3: PENGEMBANGAN SISTEM

BAB II

ISI

PENGEMBANGAN SISTEM

II.1 PENDEKATAN SISTEM

Proses-proses pemecahan masalah secara sistematis pertama kali dikembangkan oleh

John Dewey, profesor filsafat di Univercity of Coloumbia sekitar satu abad yang lalu. Pada 1910

John Dewey menerbitkan bukunya yang mengidentifikasikan tiga seri pertimbangan yang perlu

dilibatkan untuk memutuskan suatu kontroversi atau masalah yang mengundang perbedaan

pendapat.

Pertimbangan tersebut adalah :

1) Mengenali kontroversi.

2) Mempertimbangkan berbagai alternatif pendapat.

3) Membuat penilaian.

Pendekatan sistem (System approach), yaitu suatu urutan pemecahan masalah dengan

langkah pertama masalah dipahami terlebih dahulu, langkah kedua mempertimbangkan

berbagai solusi alternatif, langkah ketiga member solusi terbaik.

RANGKAIAN LANGKAH-LANGKAH

Tahap I : Upaya Persiapan (Preparation Effort), yaitu mempersiapkan orang

atau personel yang bertugas memecahkan masalah dengan member mereka orientasi sistem.

Dalam upaya persiapan terdapat tiga langkah, yaitu :

Langkah pertama Pandang perusahaan sebagai sistem

Kita harus mampu melihat perusahaan sebagai sistem. Hal ini dicapai dengan

menggunakan model sistem.

3

Page 4: PENGEMBANGAN SISTEM

Langkah kedua Kenali sistem lingkungan

Hubungan organisasi atau perusahaan dengan lingkungannya juga penting. Delapan

unsure-unsur lingkungan memberikan cara yang efektif untuk memposisikan

perusahaan sebagai sistem dalam lingkungannya.

Langkah ketiga Mengidentifikasikan subsistem perusahaan

Subsistem utama peeusahaan dapat mengambil bebrapa bentuk. Yang paling mudah

dilihat oleh para manajer adalah area bisnis. Masing-masing dapat dianggap sebagai

suatu sistem terpisah.

Tahap II : Upaya Definisi (Definition Effort) terdiri dari identifikasi masalah yang

akan dipecahkan, kemudian pemahaman terhadap masalah tersebut. Upaya definisi pada

umumnya dirangsang oleh pemicu masalah (problem trigger), yaitu suatu sinyal yang

menunjukkan apakah sesuatunya berjalan lebih baik atau buruk dari perencanaan. Sinyal dapat

dimulai dari dalam perusahaan atau lingkungannya dan sinyal ini merupakan inisiasi proses

pemecahan masalah. Masalah didefinisikan sebagai peristiwa atau kondisi yang membahayakan

atau berpotensi membahayakan perusahaan, yang berpengaruh baik atau berpotensi pengaruh

baik bagi perusahaan. Dalam upaya definisi terdapat dua langkah, yaitu :

Langkah keempat Mengalihkan sistem menjadi subsistem.

Langkah kelima : Analisis bagian-bagian sistem dalam satu urutan tertentu.

Dalam langkah kelima ini terdapat beberapa elemen-elemen sistem yang dianalisis secara

berurutan, yaitu :

Elemen satu : Mengevaluasi standar. Standar kinerja untuk suatu sistem biasanya

dinyatakan dalam bentuk rencana, anggaran, dan kuota.

Elemen dua : Membandingkan output sistem dengan standar. Para manajer akan

mengevaluasi output sistem dengan membandingkannya dengan standar.

4

Page 5: PENGEMBANGAN SISTEM

Elemen tiga : Mengevaluasi manajemen. Suatu penilaian kritis dilakukan atas

manajemen sistem dan struktur organisasi.

Elemen empat : Mengevaluasi Pengolahan Informasi. Kebutuhan informasi bagi tim

manajer harus diidentifikasi dan suatu sistem informasi yang memadai harus dirancang dan

diterapkan.

Elemen lima : Mengevaluasi Input dan Sumber Daya Input. Saat analisis sistem pada

tingkat ini tercapai, sistem konseptual tidak lagi menjadi persoalan, dan permasalahan

berada pada sistem fisik.

Elemen enam : Mengevaluasi Proses Transformasi. Prosedur dan praktik yang tidak

efisien mungkin menyebabkan kesulitan dalam mengubah input menjadi output.

Elemen tujuh : Mengevaluasi Sumber Daya Output. Elemen ini mempertimbangkan

sumber daya fisik dalam elemen output dari sistem.

Tahap III : Upaya Pemecahan Masalah, meliputi pertimbangan berbagai alternatif yang

layak, pemilihan alternatif terbaik, dan penerapannya. Dalam upaya pemecahan masalah terdiri

dari lima langkah, yaitu :

Langkah keenam Mengidentifikasi berbagai Solusi Alternatif.

Manajer mengidentifikasikan bermacam-macam cara untuk memecahkan permasalahan

yang sama. Hal ini lebih mudah bagi para manajer yang berpengalaman, yang dapat

menerapkan solusi-solusi yang telah berhasil dimasa lalu, tetapi kreatifitas dan intuisi juga

berperan penting.

Langkah ketujuh Mengevaluasi Berbagai Solusi.

Semua alternative harus dievaluasi menggunakan kriteria evaluasi yang sama, untuk

mengukur apa keuntungan dan kerugian dari satu alternative tertentu bila diterapkan untuk

memecahkan masalah.

Langkah kedelapan Memilih Solusi Terbaik.

Henry Mintzberg, seorang ahli teori manajemen mengidentifikasikan tiga cara yang

dilakukan manajer dalam memilih alternative terbaik.

5

Page 6: PENGEMBANGAN SISTEM

1) Analisis yaitu suatu evaluasi sistematis atas pilihan-pilihan yang ada, kemudian

mempertimbangkan konsekuensi dari pilihan tersebut agar sesuai dengan tujuan

organisasi.

2) Judgement yaitu penilaian atau pertimbangan dari seorang manajer.

3) Tawar menawar (Bargaining), yaitu negosiasi antara beberapa manajer.

Langkah kesembilan Menerapkan Solusi.

Masalah tidak terpecahkan hanya dengan memilih solusi terbaik. Solusi itu perlu diterapkan.

Langkah kesepuluh Membuat Tindak Lanjut untuk Memastikan Bahwa Solusi itu

Efektif.

Manajer dan pengembang (Developers) harus selalu mampu mengatasi situasi untuk

memastikan bahwa solusi yang dipilih memiliki kinerja seperti yang direncanakan.

II.2 SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM (System Development Life Cycle-

SDLC)

Pendekatan sistem merupakan suatu metodologi. Metodologi adalah suatu jalan atau

cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi

dasar untuk pemecahan berbagai macam permasalahan. Siklus hidup pengembangan sistem

adalah suatu aplikasi dari pendekatan sistem untuk pengembangan suatu sistem informasi.

II.2.1 SDLC Tradisonal, tahap-tahapnya yaitu :

Perencanaan

Analisis

Desain

Implementasi

Penggunaan

6

Page 7: PENGEMBANGAN SISTEM

Proses pembuatan sistem baru kurang lebih meliputi jalur seperti berikut ini. Proyek

direncanakan dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan disusun. Sistem

yang telah berjalan dianalisis untuk memahami masalah dan menentukan kebutuhan fungsional

dari sistem baru. Kemudian sistem yang baru dirancang dan diimplementasikan. Setelah

implementasi, baru sistem tersebut benar-benar digunakan dalam proyek idealnya untuk

periode waktu lama.

Karena pekerjaan mengikuti suatu pola berurutan dan dilakukan dengan metode top-

down, SDLC Tradisonal sering dikenal sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach).

Aliran aktifitas berjalan satu arah dari awal sampai proyek selesai.

Tidak sulit untuk melihat bagaimana SDLC Tradisional merupakan suatu aplikasi

pendekatan sistem. Masalah didefinisikan dalam tahap perencanaan dan analisis. Kemudian

solusi alternatif diidentifikasikan dan dievaluasi dalam tahap desain. Selanjutnya, solusi terbaik

diimplementasikan dan digunakan. Selama tahap penggunaan, umpan balik informasi

dikumpulkan untuk melihat seberapa baik sistem dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

II.2.2 Pembuatan Prototipe (Prototyping)

Prototipe adalah suatu versi sistem potensial yang disediakan bagi pengembang dan

calon pengguna yang dapat memberikan gambaran bagaimana kira-kira sistem tersebut akan

berfungsi bila telah disusun dalam bentuk yang lengkap. Proses dalam memproduksi suatu

prototipe disebut prototyping. Tujuannya adalah menghasilkan prototipe secepat mungkin,

bahkan dalam satu malam, dan memperoleh umpan balik dari pengguna yang akan

memungkinkan prototipe untuk ditingkatkan secepat mungkin. Proses ini bisa diulang beberapa

kali sehingga menghasilkan prototipe yang dianggap sempurna.

Jenis-jenis Prototipe :

Prototipe Evolusioner (Evolutionary Prototype) adalah prototipe yang secara terus

menerus diperbaiki sampai semua kriteria sistem baru yang dibutuhkan pengguna

terpenuhi.

7

Page 8: PENGEMBANGAN SISTEM

Pengembangan prototipe evolusioner terdiri dari empat langkah, yaitu :

1) Identifikasi Kebutuhan Pengguna.

Pengembang mewawancarai pengguna untuk memperoleh suatu gagasan mengenai

apa yang dibutuhkan dari sistem.

2) Mengembangkan Prototipe.

Pengembang menggunakan satu atau lebih perkakas prototyping untuk

mengembangkan satu prototipe. Contoh perkakas prototyping adalah integrated

application generator (perangkat pembuat aplikasi terintegrasi), yaitu sistem

perangkat lunak prewritten yang mampu memproduksi semua fasilitas-fasilitas yang

diharapkan ada dalam suatu sistem baru. Yang termasuk ke dalam perkakas

prototyping (prototyping tookit) adalah bagian-bagian sistem perangkat lunak seperti

spreadsheet elektronik dan sistem manajemen database.

3) Menentukan Apakah Prototipe bisa diterima atau tidak.

Pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada pengguna untuk menentukan

apakah prototipe sudah memuaskan atau belum.

4) Menggunakan Prototipenya.

Prototipe menjadi suatu sistem produksi baru.

Prototipe Requirement (Requirement Prototype) dikembangkan sebagai cara untuk

menentukan kebutuhan fungsional dari sistem baru pada saat para pengguna tidak

mampu mengungkapkan dengan tepat apa yang mereka butuhkan. Dalam Pengembangan

prototipe requirement terdiri dari langkah-langkah yang diambil dalam mengembangkan

prototipe requirement. Tiga langkah pertama sama seperti langkah yang diambil dalam

mengembangkan prototipe evolusioner. Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai

berikut :

4) Memprogram Sistem Baru.

Pengembang menggunakan prototipe sebagai dasar untuk memprogram sistem baru.

5) Menguji Sistem Baru.

Pengembang menguji sistem tersebut.

6) Mempertimbangkan apakah sistem baru tersebut bisa di terima atau tidak.

8

Page 9: PENGEMBANGAN SISTEM

Pengguna memberikan masukan kepada pengembang mengenai kelayakan sistem

tersebut. Jika sistem baru dapat diterima, selanjutnya diambil langkah 7. Jika belum

dapat diterima, langkah 4 dan 5 diulangi.

7) Menggunakan sistem baru dalam proses produksi.

Daya Tarik Prototyping

Baik para pengguna dan pengembang tertarik pada prototyping dengan alasan berikut :

Komunikasi antara pengguna dan pengembang meningkat.

Pengembang dapat mempelajari dan mengetahui kebutuhan-kebutuhan pengguna secara

tepat.

Pengguna berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.

Pengembang dan pengguna memerlukan lebih sedikit usaha dan waktu dalam

mengembangkan sistem.

Implementasi akan lebih mudah sebab pengguna mengetahui apa yang akan didapat dari

sistem yang baru.

Keuntungan ini memungkinkan prototyping menekan biaya-biaya pengembangan dan

meningkatkan kepuasan pengguna terhadap sistem yang disediakan.

Potensi Kegagalan Prototyping

Prototyping memiliki potensi untuk gagal, hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan

pada prototyping adalah :

Terburu-buru dalam membuat prototipe dapat menyebabkan pengembang mengambil

jalan pintas (shortcut) dalam mendefinisikan masalah, membuat evaluasi alternatif, dan

dokumentasi.

Pengguna mungkin sangat terkesan terhadap prototipe, sehingga mempunyai harapan

yang tidak realistis terhadap sistem produksi.

9

Page 10: PENGEMBANGAN SISTEM

Prototipe evolusioner mungkin tidak efisien seperti sistem yang di program dengan suatu

bahasa pemrograman.

Interaksi antara computer dan manusia yang difasilitasi oleh prototyping tools (perangkat-

perangkat prototyping) tertentu tidak bisa mencerminkan teknik mendesain yang baik.

Baik pengembang dan pengguna harus menyadari potensi kegagalan ini jika mereka

memilih pendekatan prototyping. Prototyping telah terbukti merupakan salah satu metodologi

SDLC yang paling berhasil. Tidak mudah untuk menemukan proyek pengembangan yang tidak

menyertakan prototyping pada taraf tertentu.

II.2.3 RAPID APPLICATION DEVELOPMENT

RAD, singkatan dari Rapid Application Development (pengembangan aplikasi cepat),

adalah istilah yang dibuat oleh James Martin, seorang konsultan komputer, untuk

menggambarkan suatu siklus hidup pengembangan yang dibuat untuk menghasilkan sistem

secara tepat tanpa menurunkan kualitas.

RAD adalah seperangkat strategi, metodologi, dan peralatan yang terintegrasi dalam

suatu kerangka kerja menyeluruh, yang disebut rekayasa informasi (information engineering-IE).

Rekayasa informasi adalah nama yang diberikan Martin bagi pendekatan menyeluruh terhadap

pengembangan sistem. Rekayasa informasi dimulai pada tingkat eksekutif dengan perencanaan

sumber daya informasi strategis yang diterapkan pada seluruh perusahaan. Martin

menggunakan istilah Perencanaan Strategi Informasi Bisnis (Bussiness information strategi

planning) untuk menggambarkan tahap ini. Selanjutnya, setiap unit bisnis dalam perusahaan

menjadi subjek dari Analisis Area Bisnis (Bussiness area analysis atau BAA), untuk

mendefinisikan kegiatan dan data yang diperlukan oleh unit tersebut sehingga dapat berfungsi

seperti yang diinginkan. Dengan selesainya BAA, RAD dapat mulai diterapkan.

Unsur-unsur Penting RAD

RAD memerlukan empat unsure penting, yaitu :

Manajemen.

Manajemen, khususnya manajemen puncak, harus merupakan orang yang suka

bereksperimen dan melakukan hal yang baru atau orang yang cepat tanggap dalam

mempelajari dan menggunakan metodologi baru.

10

Page 11: PENGEMBANGAN SISTEM

Manusia.

Penggunaan satu tim tunggal untuk mengerjakan semua kegiatan SDLC tidak efisien,

RAD menyadari bahwa efisiensi dapat dicapai melalui penggunaan beberapa tim

yang terspesialisasi.

Metodologi.

Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD, yang terdiri dari empat tahap :

a) Perencanaan kebutuhan

b) Rancangan pengguna

c) Konstruksi

d) Cutover

Pemakai berperan penting dalam setiap tahap, bekerjasama dengan ahli informasi.

Tools (Peralatan)

RAD tools terutama terdiri dari bahasa-bahasa pemrograman generasi keempat

(fourth-generation language) dan peralatan CASE tools yang memudahkan

prototyping dan pembuatan kode.

II.2.4 PENGEMBANGAN BERFASE

Pengembangan Berfase adalah suatu pendekatan untuk mengembangkan sistem

informasi yang terdiri dari enam tahap, yaitu investigasi awal, analisis, desain, konstruksi awal,

konstruksi akhir, dan pengujian sistem serta instalasi.

Tahap-tahap pengembangan berfase :

a) Investigasi Awal.

Pengembang, termasuk para pengguna, seperti halnya ahli informasi melakukan suatu

analisis perusahaan dengan tujuan mempelajari masalah-masalah sistem organisasi, seperti

penetapan tujuan sistem yang baru, batasan, risiko, dan ruang lingkup, mengevaluasi

proyek dan kelayakan sistem, membagi sistem kedalam komponen-komponen utama dan

memperoleh umpan balik dari pengguna.

11

Page 12: PENGEMBANGAN SISTEM

b) Analisis.

Pengembang menganalisis kebutuhan fungsional pengguna untuk setiap modul sistem

menggunakan berbagai teknik untuk mengumpulkan informasi, dan menemukan dokumen

dalam bentuk proses, data, dan model-model objek.

c) Desain.

Pengembang mendesain komponen-komponen dan interface dengan sistem lain untuk

setiap modul sistem baru dan dokumen di desain menggunakan berbagai teknik modeling.

d) Konstruksi Awal.

Pengembang membuat konstruksi perangkat lunak dan data kemudian mengujinya pada

setiap modul sistem dan memperoleh umpan balik dari pengguna. Untuk modul-modul

yang tidak disetujui pengguna, maka tahap analisis, desain, dan langkah-langkah konstruksi

diulang kembali.

e) Konstruksi Akhir.

Perangkat lunak modul di integrasikan untuk membentuk sistem yang lengkap, yang diuji

menggunakan data. Sebagai tambahan, perangkat keras yang diperlukan disediakan dan

diuji, fasilitas dibangun, dan para pengguna dilatih. Pelatihan termasuk mempelajari

prosedur-prosedur yang harus diikuti pengguna dalam menggunakan dan memasang atau

installing.

f) Pengujian Sistem serta Instalasi.

Pengembang mendesain dan melaksanakan pengujian terhadap sistem yang tidak hanya

meliputi perangkat lunak dan data, tetapi juga sumber daya informasi yang lain, seperti

perangkat keras, fasilitas, personil dan prosedur.

Fase-fase modul

Fase-fase modul terintegrasi dalam pengembangan sisem. Sistem terbagi ke

dalam tiga modul, yaitu penulisan laporan, database, dan interface berbasis Web.

Banyaknya modul dalam sistem bervariasi, mulai dari satu, selusin, dan seterusnya.

Dalam anilsa, desain, konstruksi awal, dan tinjauan ulang pemakai dilakukan secara

terpisah untuk masing-masing modul. Selain itu dapat dilihat bahwa ketiga fase ini akna

diulangi bila belum selesai dengan kriteria berdasarkan penilaian pengguna.

12

Page 13: PENGEMBANGAN SISTEM

Pengembangan berfase dapat diterapkan untuk pengembangan sistem dalam semua

ukuran baik besar maupun kecil. Kuncinya adalah dalam pengembangan berfase sistem

terbagi ke dalam modul-modul dianalisis, dirancang, dan dibangun secara terpisah.

II.2.5 DESAIN ULANG PROSES BISNIS

Proses untuk meningkatkan dan memperbaiki sistem disebut Rekayasa Ulang

(reengenering). Proses ini kadang-kadang disebut juga rancang ulang proses bisnis (business

process redesign-BPR). BPR mempengaruhi operasi teknologi informasi perusahaan dalam dua

cara. Pertama, teknologi informasi dapat menerapkan BPR untuk merancang ulang sistem

informasi perusahan yang tidak dapat dipertahankan lagi dengan pemeliharaan biasa. Sistem

seperti itu disebut sistem warisan (legacy system), sebab sistem ini masih cukup berharga untuk

dibuang tetapi yidak dapat lagi berfungsi sebagai sumber daya informasi perusahaan.

Kedua, jika perusahaan menerapkan BPR pada operasi-operasi utamanya, maka kan

menimbulkan berbagai efek yang akhirnya menghasilkan rancang ulang sistem informasi.

Teknologi informasi menggunakan tiga teknik untuk menerapkan BPR, yaitu :

1) Rekayasa terbalik (reverse engineering)

Proses menganalisis suatu sistem untuk mengidentifikasi elemen-elemen dan cara elemen-

elemen itu berinteraksi, serta untuk menciptakan dokumentasi dalam tingkat yang lebih

tinggi dari yang sekarang telah ada.

2) Restrukturisasi (restructuring)

Proses transformasi suatu sistem dalam bentuk lain tanpa mengubah fungsionalitasnya.

3) Rekayasa ulang (reengineering)

Rancang ulang lengkap suatu sistem lama dengan tujuan untuk mengubah fungsionalitas

sistem tersebut.

13

Page 14: PENGEMBANGAN SISTEM

II.2.6 MENEMPATKAN SDLC TRADISIONAL, PROTOTYPING, RAD,

PENGEMBANGAN BERFASE, DAN BPR DALAM PERSPEKTIFNYA

SDLC Tradisional, Prototyping, dan BPR semuanya merupakan metodologi yang

menyediakan cara untuk mengembangkan sistem informasi. SDLC tradisional adalah pendekatan

sistem untuk menangani masalah-masalah dalam pengembangan sistem. Metodologi ini

mengandung semua unsure-unsur dasar pendekatan sistem, dimulai dengan identifikasi

masalah dan berakhir pada penggunaan sistem.

Prototyping atau proses pembuatan prototipe adalah ringkasan pendekatan sistem yang

memfokuskan pada memahami dan melayani kebutuhan pengguna. RAD adalah suatu

pendekatan alternatif untuk tahap-tahap perancangan dan implementasi SDLC.

II.2.7 PEMODELAN PROSES ( PROCESS MODELING )

Pada saat pengembang melaksanakan analisis dan desain, mereka membuat model tentang

data sistem, proses, dan objek. Disini kita akan menggambarkan bagaimana proses modeling

dibuat dengan menggunakan diagram arus data (Data Flow Diagrams-DFD) dan Use Cases.

Diagram arus data (DFD) adalah tampilan grafik suatu sistem yang menggunakan empat bentuk

untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui prose-proses yang saling

berhubungan. Symbol-simbol tersebut menggambarkan :

1) Unsur-unsur Lingkungan yang Berhubungan dengan Sistem

Unsur-unsur lingkungan berada diluar batas sistem. Unsur-unsur ini memberikan input data

pada sistem dan menerima output data dari sistem. Dalam DFD tidak dibedakan antara

informasi dan data. Semua aliran dianggap sebagai data. Terminator sering digunakan untuk

menggambarkan unsur-unsur lingkungan, karena mereka merupakan titik akhir sistem.

Suatu terminator dapat berupa :

a) Orang, seperti seorang manajer, yang menerima laporan dari sistem.

b) Organisasi, seperti suatu departemen dalam suatu perusahaan atau perusahaan lain yang

berhubungan, misalnya perusahaan pemasok bahan mentah.

c) Sistem lain, yaitu suatu sistem yang berhubungan dengan sistem yang kita miliki.

14

Page 15: PENGEMBANGAN SISTEM

2) Proses

Proses adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output.

3) Aliran Data

Terdiri dari kelompok-kelompok elemen data yang saling berhubungan secara logis yang

berjalan dari titik atau proses ke titik atau proses yang lain. Aliran data dapat bercabang jika

data yang sama berjalan menuju beberapa lokasi yang berbeda dalam sistem.

4) Penyimpanan Data (Data Store)

Dapat diibaratkan tempat data beristirahat. Penyimpanan data dapat digambarkan dalam

bentuk set garis sejajar atau segi empat panjang terbuka ataupun bentuk oval.

USE CASE adalah deskripsi naratif ringkasan suatu dialog yang terjadi antara sistem

primer dan sistem sekunder. Ada dua format use case. Pertama adalah naratif berkelanjutan

dengan masing-masing tindakan diberi nomor secara berurutan. Yang kedua disebut format

pingpong sebab terdiri dari dua naratif dan nomor menandai bagaimana tugas dilaksanakan

secara bergantian antara sistem primer dan sistem sekunder.

II.2.8 MANAJEMEN PROYEK

Proyek pengembangan sistem pertama kali dikelola oleh manajer dari unit IT,

dibantu oleh manajer analisis sistem, manajer programming dan operasi. Proyek pengembangan

diatur oleh management information system steering committee (MISS-SC) atau komite

pengendali sistem manajemen informasi. Komite ini bertanggungjawab dalam membuat guide

line atau petunjuk tata kerja proyek, menentukan arah proyek dan mengontrol jalannya proyek,

maka komite ini disebut steering committee (komite pengendali). MISS-SC melaksanakan tiga

fungsi utama, yaitu :

1) Menetapkan kebijakkan yang memastikan dukungan computer dalam mencapai tujuan

strategis perusahaan.

2) Menyediakan kendali fiskal dengan bertindak sebagai pejabat yang berwenang member

persetujuan bagi permintaan dana yang terkait dengan penggunaan komputer.

3) Pemecahan konflik yang muncul berkenaan dengan prioritas penggunaan komputer.

15

Page 16: PENGEMBANGAN SISTEM

Dengan fungsi-fungsi ini, maka tugas MISS-SC adalah menjalankan seluruh strategi yang

dibuat oleh komite eksekutif dan perencanaan strategis sumber daya informasi.

Dengan memusatkan manajemen siklus hidup sistem dalam steering committee (komite

pengendali), dua keuntungan utama didapatkan. Kemungkinan ditingkatkan :

Komputer akan digunakan untuk mendukung para pemakai seluruh perusahaan itu

Proyek computer akan mempunyai karakteristik perencanaan dan pengendalian baik

MISS-SC adalah bukti paling nyata bahwa perusahaan berusaha membuat sumberdaya

informasi tersedia dan mudah digunakan untuk semua pengguna yang mempunyai kebutuhan

yang berbeda-beda.

Kepemimpinan Proyek

MISS-SC jarang terlibat secara langsung dengan detail-detail pekerjaan lapangan. Segala

hal yang menyangkut pekerjaan lapangan menjadi tanggung jawab tim proyek. Satu tim

umumnya memiliki cukup banyak anggota yang berasal dari kalangan pengguna, ahli informasi

dan internal auditor. Aktifitas tim diarahkan oleh pemimpin tim atau pemimpin proyek yang

memberikan arahan selama proyek berlangsung.

Mekanisme Manajemen Proyek

Dasar manajemen proyek adalah rencana proyek, yang disiapkan selama tahap

investigasi awal dalam metodologi pengembangan berfase. Perencanaan pertama

dirancang secara umum, kemudian dibuat menjadi lebih spesifik.

16

Page 17: PENGEMBANGAN SISTEM

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pendekatan sistem terdiri dari tiga fase upaya yaitu upaya persiapan, upaya definisi, dan

upaya solusi. Ketika pendekatan sistem diterapkan pada pengembangan sistem, hasilnya adalah

siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle-SDLC). Beberapa metodologi

SDLC telah mengalami perubahan-perubahan, mulai dari siklus hidup tradisional, prototyping,

pengembangan aplikasi cepat atau RAD (Rapid Aplication Development), dan pengembangan

berfase yang cukup menarik perhatian para pengembang sistem.

Bila setelah sistem digunakan kemudian terdapat suatu kebutuhan untuk

mengembangkan kembali sistem tersebut menggunakan teknologi yang lebih modern, maka

digunakan metodologi yang disebut Desain Ulang Proses Bisnis (Business Process Redesaign-

BPR). Saat sistem dikembangkan, proses, data, dan objek dimodelkan. Satu alat proses

pemodelan yang popular adalah Diagram Aliran Data (Data Flow Diagram-DFD). DFD

menggunakan Simbol untuk proses-proses dan elemen-elemen lingkungan, setiap symbol

dihubungkan dengan anak panah untuk menunjukkan aliran data. Ketika perusahaan membuat

proyek pengembangan sistem informasi, proyek itu akan ditangani oleh hierarki manajer yang

tersusun dari komite eksekutif, SC-MIS dan manajer proyek tim pengembangan sistem.

17