pengembangan sikap tanggung jawab anak melalui...
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN SIKAP TANGGUNG JAWAB ANAK MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
KELOMPOK A TK JANNATUL ATHFAAL BANJARAN
SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Siti Wahyu Murni
NIM : 23050160007
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
ii
iii
PENGEMBANGAN SIKAP TANGGUNG JAWAB ANAK MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
KELOMPOK A TK JANNATUL ATHFAAL BANJARAN
SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Siti Wahyu Murni
NIM : 23050160007
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Dra. Siti Asdiqoh M. Si.
Dosen Pembimbing IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Hal : Naskah Skripsi
Lamp : 4 eksemplar
Saudari : Siti Wahyu Murni
Kepada :
Yth Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Tempat
Assalamualaikum wr.wb
Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami
kirimkan naskah skripsi saudari :
Nama : Siti Wahyu Murni
NIM : 23050160007
Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan Islam Anak Usia Dini.
Judul :”PENGEMBANGAN SIKAP TANGGUNG JAWAB ANAK
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED
LEARNING KELOMPOK A DI TK JANNATUL ATHFAAL
BANJARAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020”
Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Salatiga, 10 Juli 2020
Pembimbing
Dra. Siti Asdiqoh, M.Si
NIP. 19680812 1994032003
v
vi
vii
MOTTO
و ب ر ج اف ار ع ن ك ت ط ح ل
“Jarib wa laahidzh takun a’arifan”
Cobalah dan perhatikanlah, niscaya kau jadi orang yang tahu
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini
penulis ini persembahkan untuk :
1. Ibuku tersayang, Umi Kulsum (Alm) yang selalu menjadi motivasi hidupku
untuk terus berjuang dan sukses.
2. Pamanku dan bibiku (Zumri, Ida Royati, Muslih, Kalimah) atas motivassi yang
tak ada hentinya sehingga proses penempuhan gelar bisa tercapai.
3. Dosen pembimbing skripsi, Ibu Dra. Siti Asdiqoh M.Si.
4. Kepala dan segenap guru TK Jannatul Athfaal yang selalu menyemangati,
memberikan izin dan membantu melaksanakan penelitian.
5. Kepada sahabatku tersayang Ardria Oxfa Fatekhhah, Afiah Novianti, Fitriyah,
Inka Hanna Irfanti, Ambarwati Mahendra yang selalu menemani dan memberi
motivasi untuk tidak menyerah menyelesaikan skripsi secepatnya.
6. Kepada sahabatku tersayang Aini, Defi, Diah, Atina, Ainina yang selalu
memberikan dukungan dan doa pada penulis, terimakasih sudah menjadi yang
terbaik.
7. Keluarga seperjuangan PIAUD 2016
8. Kepada keluarga KKN IAIN SALATIGA Posko 73 Magelang yang selalu
menyemangati satu sama lain.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
د م ح ن ا عهىكمحالواستغفراللهمنكمذنةل
Puji syukur alkhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah SWT
yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik serta hidayah-Nya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengembangan Sikap
Tanggung Jawab Anak Melalui Model Pembelajaran Project Based Learning Kelompok
A TK Jannatul Athfaal Banjaran Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020”.
Tidak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi
akhiruzzaman nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat serta para
pengikutnya yang selalu setia dan menjadikan suri tauladan bagi umat islam.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang
telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Prof. Zakiyudin Baidhawi, M.Ag.
2. Dekan FTIK, Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag.
3. Ketua Program Studi PIAUD, Bapak Imam Mas Arum, M.Pd.
4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing
dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga
skripsi ini telah terselesaikan.
x
5. Ibu Nur Mutmainah, S.Pd.I,.M.Pd selaku pembimbing akademik yang selalu
memberi semangat dan bimbingan.
6. Bapak ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, serta
karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang
pendidikan S1.
7. Kepala dan Guru TK Jannatul Athfaal Banjaran Salatiga yang telah memberikan
izin dan membantu peneliti melaksanakan penelitian.
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga hasil penelitian
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Salatiga, 21 Februari 2020
Siti Wahyu Murni
xi
ABSTRAK
Murni, Siti Wahyu.2020.Pengembangan Sikap Tanggung Jawab Anak Melalui Model
Pembelajaran Project Based Learning Kelompok A TK Jannatul Athfaal
Banjaran Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi, Jurusan
Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Institute Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dra. Siti
Asdiqoh M.Si.
Kata Kunci: Tanggung Jawab, Model Pembelajaran Project Based Learning
Sikap tanggung jawab memerlukan bimbingan dan arahan yang tepat
sehingga dapat menciptakan kepribadian yang baik dan selalu menyenangkan.
Tentunya seorang guru harus memilki variasi pembelajaran untuk diajarkan ke
anak didik sehingga anak didik mudah menerima ilmu yang disampaikan dan
senang hati melakukan kegiatan yang sudah guru sampaikan. Rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu Apakah melalui Model Pembelajaran Project Based
Learning dapat mengembangkan sikap tanggung jawab pada anak kelompok A
TK Jannatul Athfaal Banjaran Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020 ? Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui Model Pembelajaran Project Based
Learning dapat mengembangkan sikap tanggung jawab pada anak kelompok A
TK Jannatul Athfaal Banjaran Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 4
tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Subjek dalam
penelitian ini adalah anak kelompok A yang berjumlah 17 anak di TK Jannatul
Athfaal Banjaran Salatiga yang meliputi 10 laki-laki dan 7 anak perempuan.
Instrument penelitian meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH), lembar observasi anak dan guru, lembar evaluasi anak, metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu tes, observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran Project Based
Learning dapat mengembangkan tanggung jawab kelompok A di TK Jannatul
Athfaal Banjaran Salatiga tahun pelajaran 2019/2020. Siklus I sebelum ada nilai
yang mencakup indikator keberhasilan yaitu 75%, terdapat 6 anak yang Mulai
Berkembang (MB) dan 10 anak yang Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
dengan pencapaian 59% sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak
belum maksimal dan masih memerlukan perbaikan. siklus II terdapat ada 8 anak
yang Berkembang Sangat Baik (BSH) dan 9 anak yang Berkembang Sesuai
Harapan (BSH) dengan pencapaian individu 100%. Selisih peningkatan siklus I
dan Siklus II lumayan banyak yaitu 30%. Sehingga penelitian tindakan kelas
dihentikan pada siklus II ini.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... ii
LEMBAR LOGO IAIN ................................................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULUSAN .................................................................. v
PENGESAHAN KELULUSAN................................................................................... vi
MOTTO ........................................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. x
ABSTRAK ................................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6
D. Kegunaan Penelitian ......................................................................................... 6
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ........................................... . .7
F. Metode penelitian .......................................................................................... ...8
G. Sistematika Penulisan .................................................................................... .. 15
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ....................................................................................................
1. Pengertian Anak Usia Dini ............................................................... 17
2. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini .................................................. 18
3. Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini .................................................. 19
4. Karakteristik Anak Usia Dini ........................................................... 21
5. Pengembangan Sikap Tanggung Jawab ........................................... 24
6. Perkembangan Sosial ........................................................................ 31
7. Model Pembelajaran PAUD ............................................................. 39
B. Kajian Pustaka ............................................................................................... 53
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Identitas Sekolah .............................................................................. 56
2. Sejarah Berdiri .................................................................................. 56
3. Visi,dan Misi ................................................................................... 57
4. Keadaan Guru .................................................................................... 58
5. Keadaan Siswa yang Diteliti ............................................................ 59
6. Kelebihan TK Jannatul Athfaal ....................................................... 60
7. Kurikulum yang Digunakan ............................................................. 61
8. Tata Tertib dan Pembiasaan di TK Jannatul Athfaal ........................ 62
9. Sarana Prasarana ............................................................................... 65
10. Prestasi Sekolah ................................................................................ 65
B. Deskripsi Pra Siklus ................................................................................... 66
1. Deskripsi Kondisi Awal .................................................................... 66
2. Penilaian Pra Siklus .......................................................................... 68
C. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan Tindakan ...................................................................... 70
2. Pelaksanaan Tindakan ..................................................................... 70
xiv
3. Observasi ........................................................................................... 75
4. Refleksi ............................................................................................. 75
D. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan Tindakan ..................................................................... 78
2. Pelaksanaan Tindakan ..................................................................... 79
3. Observasi ......................................................................................... 83
4. Refleksi ............................................................................................ 84
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data ........................................ 86
2. Deskripsi Siklus I .............................................................................. 86
3. Deskripsi Siklus II ............................................................................. 92
B. Pembahasan ................................................................................................ 98
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 99
B. Saran ............................................................................................................. 100
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 101
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Ketentuan pemberian nilai tanggung jawab menggunakan Model
Pembelajaran Project Based Learning ...................................................................... 8
Tabel 3.1 Data Guru dan Tenaga Kependidikan TK Jannatul Athfaal ...................... 59
Tabel 3.2 Subjek Penelitian Kelompok A ................................................................. 59
Tabel 3.3 Jadwal KBM TK Jannatul Athfaal ............................................................ 62
Tabel 3.4 Daftar Prestasi TK Jannatul Athfaal .......................................................... 65
Tabel 3.5 Hasil Penilaian Pra Siklus ........................................................................ 68
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Siklus I ............................................................................. 87
Tabel 4.2 Hasil Observasi Anak Pada Siklus I .......................................................... 89
Tabel 4.3 Hasil Observasi Guru Pada Siklus I .......................................................... 90
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus II ............................................................................ 92
Tabel 4.5 Hasil Observasi Anak Pada Siklus II ........................................................ 94
Tabel 4.6 Hasil Observasi Guru Pada Siklus II ......................................................... 96
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Model Tahap-Tahapan Pelaksanaan PTK ............................................. 9
Gambar 4.1 Diagram Perkembangan Sikap Tanggung Jawab ................................. 98
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Lampiran 1. Daftar Riwayar Hidup ................................................................ 103
Daftar Lampiran 2. Daftar Nilai SKK ....................................................................... 104
Daftar Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian.............................................. 105
Daftar Lampiran 4. Indikator Tiap Siklus yang diamati ............................................ 106
Daftar Lampiran 5 Tema dan Subtema Pembelajaran ............................................... 107
Daftar Lampiran 6 RPPM .......................................................................................... 108
Daftar Lampiran 7 RPPH .......................................................................................... 109
Daftar Lampiran 8. Hasil Penilaian Siklus I dan Siklus II ........................................ 111
Daftar Lampiran 9. Observasi Siklus I dan Siklus II. ................................................ 116
Daftar Lampiran 10. Gambar Kegiatan Siklus I dan Siklus II…………......…......122
Daftar Lampiran 11 Surat Melakukan Penelitian ................................................ ….126
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kata-kata mutiara terkenal dalam islam disebutkan :
ء ن و ي ر ان م ف ه ي س هم اتع ان م د ع
Artinya : “Belajarlah, sesungguhnya manusia tidak dilahirkan dalam
keadaan berilmu”, betapa pentingnya pendidiklan telah terbukti dengan modal
yang telah dibekalkan kepada manusia berupa akal untuk berfikir membuatnya
berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya yang lain.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu jenjang pendidikan
sebelum anak memasuki jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya
pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun,
dan dilakukan para orang tua dibantu para guru melalui pemberian rangsangan
pendidikan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohani anak
agar memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut, baik
yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal. (Meity
H.Idris,dkk, 2015:2)
Pendidikan merupakan modal dasar untuk insan yang unggul dan
berkarakter. Pendidikan anak usia dini adalah suatu pembinaan yang ditunjukkan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui
2
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut (Ucu Sulastri dan wahyudi, 2015:3).
Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting untuk membangun karakter
anak sejak dini. PAUD adalah suatu wadah untuk memberikan rangsangan atau
stimulasi bagi anak usia dini yang penuh dengan kejadian penting dan unik
karena pendidikan di usia dini sebagai dasar bagi seseorang di masa dewasa.
Jadi dalam masa tumbuh kembang anak diberikan rangsangan positif sebagai
bekal awal dalam masa pertumbuhan nya. Sehingga, pengalaman yang dilalui
oleh seseorang pada tahap awal belajar akan tersimpan sampai mencapai
kedewasaan. Kedua, PAUD merupakan proses yang terjadi terus menerus antara
belajar dengan perkembangan nya dan ini menjadi dasar bagi anak, yang di
awali melalui pengalaman belajar menuju perkembangan ke tahap
selanjutnya(Meity H.Idris,dkk, 2015:3).
Pendidikan anak usia dini memegang peranan yang sangat penting dan
menentukan bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya sebab pendidikan anak
usia dini merupakan fondasi bagi dasar kepribadian anak. Anak yang
mendapatkan pembinaan yang baik sejak usia dini akan dapat meningkatkan
kesehatan, kesejahteraan fisik dan mentalnya, dan tentunya akan berdampak
pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja dan produktivitas. Akhirnya, anak
akan lebih mampu untuk mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki
(Siti Aisyah, 2011:8).
3
Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada mahasiswa agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhur pancasila
dalam kehidupannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk
berketuhanan. Pendidikan karakter berfungsi (1) mengembangkan potensi dasar
agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik ; (2) memperkuat dan
membangun perilaku bangsa yang multikultur; (3) meningkatkan peradaban
bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia. Pembangunan karakter
dilakukan dengan pendekatan sistematik dan integratif dengan melibatkan
keluarga, satuan pendidikan, pemerintah, masyarakat sipil, anggota legislatif,
media masa, dunia usaha dan dunia industri. Jadi tanggung jawab adalah salah
satu pilar karakter yang dapat dibangun melalui pendidikan dan
implementasinya dalam setiap aspek kehidupan manusia.
Project Based Learning merupakan metode pembelajaran yang mampu
untuk mendorong menerapkan pengetahuan dan keterampilan. Project Based
Learning merupakan pendekatan pengajaran yang dibangun diatas kegiatan
pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik
yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara
berkelompok. Karakteristik model Project Based Learning diantaranya yaitu
peserta didik dihadapkan pada permasalahan konkret, mencari solusi dan
mengerjakan projek dalam tim untuk mengatasi tersebut. Kegiatan ini sangat
cocok untuk membantu peningkatan tanggung jawab anak dikarenakan pada
kegiatan ini anak harus bisa memecahkan masalahnya sendiri, menyelesaikan
4
tugasnya dan bertanggung jawab terhadap kegiatan yang ia lakukan. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode Project Based Learning
berpusat kepada anak. Pendapat tersebut sejalan dengan ciri-ciri pembelajaran
yang berpusat pada anak yaitu : 1) prakarsa kegiatan tumbuh dari anak, 2) anak
memilih bahan dan memutuskan sendiri apa yang ingin dikerjakan, 3) anak
mengekspresikan bahan secara aktif dengan seluruh indranya, 4) anak
menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung dengan objek, 5) anak
menggunakan otot kasarnya ketika sedang belajar, 6) anak berkesempatan untuk
menceritakan pengalamannya. (Masitoh, 2008: 8)
Tanggung jawab adalah perilaku yang menentukan bagaimana reaksi
terhadap situasi setiap hari, yang memerlukan beberapa jenis keputusan yang
bersifat moral. Tanggung jawab adalah sikap yang berkaitan dengan janji atau
tuntutan terhadap hak , tugas, kewajiban sesuai dengan aturan, nilai, norma,
adat-istiadat yang dianut warga masyarakat (Mudjiono, 2012: 23). Berdasarkan
pengertian diatas maka tahap tanggung jawab pada anak usia dini yaitu anak
mampu menentukan reaksi dirinya terhadap sesuatu yang ia lihat, ia pilih dan
yang ia jalani setiap harinya sehingga ketika reaksi yang ia berikan reaksi negatif
maka anak tersebut akan mendapat penyesalan.
Seperti halnya, menyelesaikan tugas yang ia pilih, mengembalikan
mainan ke tempat semula, membuang sampah ke tempat sampah, meminta maaf
jika berbuat salah, menaruh sepatu di rak sepatu, menyelesaikan tugas dari guru,
5
dll. Berdasarkan konsep tanggung jawab diatas TK Jannatul Athfaal lebih
mengedepankan moralitas anak .
Jannatul Athfaal merupakan suatu lembaga pendidikan anak usia dini
yang mempunyai kualitas baik dan mengedepankan tanggung jawab anak usia
dini. Sikap tanggung jawab memerlukan bimbingan dan arahan yang tepat
sehingga dapat menciptakan kepribadian yang baik dan selalu menyenangkan.
Tentunya seorang guru harus memiliki variasi pembelajaran untuk diajarkan ke
anak didik sehingga anak didik mudah menerima ilmu yang disampaikan dan
senang hati melakukan kegiatan yang sudah guru sampaikan. Untuk itu TK
Jannatul Athfal mengajarkan anak bertanggung jawab melalui model
pembelajaran Project Based Learning.
Mencermati kondisi diatas penulis bermaksud melakukan kegiatan
penelitian melalui “PENGEMBANGAN SIKAP TANGGUNG JAWAB ANAK
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
KELOMPOK A TK JANNATUL ATHFAAL BANJARAN SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, maka dapat
dirumuskan pokok permasalahan pada penelitian ini, yaitu : Apakah melalui
Model Pembelajaran Project Based Learning dapat mengembangkan sikap
6
tanggung jawab pada anak kelompok A TK Jannatul Athfaal Banjaran Salatiga
Tahun Pelajaran 2019/2020 ?
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Model Pembelajaran Project
Based Learning dapat mengembangkan sikap tanggung jawab pada anak
kelompok A1 TK Jannatul Athfaal Banjaran Salatiga Tahun Pelajaran
2019/2020
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Pentingnya memahami karakteristik anak
b. Pentingnya memahami cara pengembangan karakteristik berdasarkan
minat anak
c. Guru lebih mudah untuk menyampaikan pesan moral yang ditujukan
kepada seluruh anak salah satunya dengan model pembelajaran
Project Based Learning
d. Menarik minat anak untuk mendengarkan motivasi posititf dari
seorang guru.
2. Manfaat Praktis
a. Membantu mengembangkan sikap kerja sama anak
b. Mengembangkan imajinasi anak
8
c. Mengembangkan kemampuan berpikir logis dan kritis dalam
memecahkan masalah yang dihadapi dikehidupan sehari-hari baik
sekarang maupun dimasa yang akan datang
d. Menarik perhatian anak
e. Memahamkan anak mengenai sebab-akibat akan terjadinya suatu
peristiwa
f. Membantu guru dalam menyampaikan pilar karakter tanggung
jawab
g. Membantu guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan menarik bagi siswa
h. Guru dapat menyampaikan nilai-nilai moral melalui model
pembelajaran Project Based Learning.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis tindakan adalah “dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk
mengatasi masalah”(Wardhani, 2012 :10). Adapun hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah “ Model Pembelajaran Project Based Learning dapat
Mengembangkan Sikap Tanggung Jawab anak kelompok A TK Jannatul
Athfaal Banjaran Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020”.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah minimal anak
mendapat nilai BSH sedangkan indikator keberhasilan kelas dalam penelitian ini
adalah mencapai presentase 75% yang mendapat nilai BSH.
9
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1
Ketentuan pemberian nilai tanggung jawab menggunakan Model
Pembelajaran Project Based Learning
Simbol
Bintang
Skor/
Nilai
Kategori Kriteria/ Ketentuan
1 BB (Belum
Berkembang)
Jika anak belum mau
bertanggung jawab dengan
kegiatannya
2 MB (Mulai
Berkembang)
Jika anak bisa bertanggung
jawab dengan bantuan
meniru teman
3 BSH (Berkembang
Sesuai Harapan)
Jika anak bisa bertanggung
jawab dengan mandiri
4 BSB (Berkembang
Sangat Baik)
Jika anak mau bertanggung
jawab pada dirinya sendiri
dan bisa mengingatkan
temannya
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-
masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. (Tukiran
taniderja,dkk, 2010:15)
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengangkat masalah-
10
masalah yang aktual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan
pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki
dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak didik Kelompok A TK jannatul
Athfaal Banjaran tahun pelajaran 2019/2020 di Jalan Hassanudin No. 5
Banjaran Mangunsari Sidomukti, Salatiga dengan jumlah siswa 60.
3. Langkah-langkah Penelitian
Tahapan penelitian tindakan kelas ini meliputi yang pertama
perencanaan, tindakan pelaksanaan, tindakan pengamatan, dan tindakan
refleksi terhadap tindakan (Tukiran taniredja,dkk, 2010 : 42).
Gambar 1.1 Tahapan Pelaksanaan PTK
(adaptasi Wibawa tt :23)
Pra PTK
Perencanaan Tindakan
Pengamatan Tindakan
Refleksi Terhadap Tindakan
Pelaksanaaan Tindakan
11
4. Tahapan Pelaksanaan PTK
a. Tahap Perencanaan. Perencanaan tindakan adalah tahap dimana
peneliti melakukan serangkaian persiapan penelitian. Mulai dari
perencanaan, persiapan teknis pra-simulasi, simulasi penjajakan,
pelaksanaan analisis dan diagnosa awal (sementara), penyusunan
hipotesa, dan diakhiri dengan persiaan teknis akhir pelaksanaan
penelitian. Untuk tahap persiapan seorang guru menyiapkan rencana
pembelajaran harian dan format penilaian.
b. Tahap Pelaksanaan. Pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atas
penerapan isi rancangan didalam kelas. Dalam pelaksanaan tindakan
harus taat pada rancangan yang sudah dirumuskan.
c. Tahap Pengamatan. Pengamatan tindakan yaitu pelaksanaan
pengamatan oleh pengamat. Pengamatan dilakukan pada saat
berlangsungnya pelaksanaan tindakan, hal-hal yang perlu diamati
adalah kegiatan guru mengajar dan kegiatan anak mengikuti
pembelajaran serta hasil kerja.
d. Tahap Refleksi. Refleksi atau pantulan yaitu kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Refleksi perlu
dilakukan untuk merenung kegiatan yang sudah dilakukan, untuk
mengetahui kelemahan dan kekurangan yang dialami baik pada
perencanaan maupun pada pelaksanaan tindakan. Agar dapat
dijadikan acuan untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
12
5. Teknik Pengumpulan Data
Ada sejumlah tehnik pengumpulan data yang dapat digunakan ,
akan tetapi tidak semua tehnik cocok untuk semua jenis data. Oleh
karena itu, penelitian harus memilih strategi yang tepat. Adapun tehnik
yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian
tindakan kelas ini antara lain :
a. Tes
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang
berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau
sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang
tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang kemudian
dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau
standar yang telah ditetapkan (Depdiknas, 2016).
Peneliti memberikan kegiatan yang melibatkan sikap tanggung
jawab anak seperti mengembalikan mainan ke tempat semula,
menata sepatu, guru memberikan kegiatan agar anak
menyelesaikannya, dll. Kemudian guru menilai kegiatan anak dan
menyimpulkan penilaiannya di lembar penilaian harian (rating
scale).
13
b. Teknik Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
pengamatan terhadap objek (benda, peristiwa) diikuti pencatatan
secara cermat”. Pengamat dapat, mengobservasi guru dan siswa
terkait proses belajar mengajar, aktivitas dan interaksinya(Sani
dan sudiran, 2016: 63).
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan mengamati langsung objek yang akan
diteliti. Teknik ini digunakan untuk mengamati dari dekat dalam
upaya menggali dan mencari data melalui pengamatan secara
langsung dan mendalam terhadap subjek dan objek penelitian.
Dalam hal ini peneliti mengamati proses pembelajaran,
bagaimana cara guru mengajarkan berhitung pada anak dan juga
alat peraga apa yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran.
c. Teknik Dokumentasi
Selain kedua teknik pengumpulan data diatas, teknik lain yang
bisa digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik
dokumentasi. Dengan teknik ini, dimungkinkan peneliti
memperoleh informasi dari berbagai macam sumber tertulis,
seperti portofolio dari hasil kegiatan belajar yang sudah
dikerjakan oleh anak didik. Selain itu teknik dokumentasi bisa
14
juga digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah,
data siswa, data guru dan lain-lain. Dokumentasi dapat digunakan
sebagai penguat data, misalnya gambaran umum TK Jannatul
Athfaal Salatiga, struktur organisasi, kegiatan-kegiatan yang
diadakan oleh sekolah, sarana dan fasilitas yang dimiliki dan lain
sebagainya.
6. Instrumen Penelitian
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), Yaitu
seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru
dalam mengajar dan menyusun untuk tiap putaran. Masing-
masing RPPH berisi tentang tingkat pencapaian perkembangan,
indikator, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar hasil
penelitian.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati selama proses
pembelajaran berlangsung.
c. Lembar penilaian
Lembar penilaian berguna untuk mencatat perkembangan anak
saat pembelajaran. Untuk penilaian melalui 2 format penilaian
yaitu rating scale (penilaian harian) dan catatan anekdot.
15
7. Analisis Data
Analisis data merupakan sebuah proses memilih, memilah dan
menggolongkan data yang akan digunakan untuk menjawab
permasalahan yang ada. Analisis data merupakan bagian penting dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Kualitas dan hasil analisis data
menentukan kebermaknaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan.
Dalam penelitian ini penulis menggunaan teknik pengolahan data model
kualitatif dengan metode deskriptif, yaitu cara analisis yang berisi uraian
kata untuk menjelaskan objek yang diteliti. Data yang diperoleh di
lapangan dirangkum kemudian disusun, setelah data terkumpul
diklasifiasikan ke dalam 2 kelompok data yaitu kuantitatif berupa angka
untuk mencari presentase keberhasilan belajar data kualitatif yang
berupa informasi berbentuk kalimat.
16
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi adalah sebagai beriikut :
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
E. Manfaat Penelitian
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
2. Subjek Penelitian
3. Langkah-langkah Penelitian
4. Pengumpulan data
5. Instrumen Penelitian
6. Analisis Data
G. Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
B. Kajian Materi Penelitian
C. Kajian Pustaka
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian
17
B. Deskripsi pelaksanaan Siklus I (Perancanaan, Pelaksanaan, Pengamatan Dan
Releksi)
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II dan Seterusnya mengikuti empat tahapan
tersebut
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMAHASAN
A. Deskripsi per siklus (data hasil penelitian)
B. Pembahasan
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu upaya merangsang
berbagai potensi yang dimiliki anak supaya dapat berkembang dengan
optimal. Sebagaimana disebutkan dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003
yang menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya
pembinaan yang ditujukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembngann jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pandangan agama islam anak merupakan amanah (titipan) Allah SWT
yang harus dijaga, dirawat, dan dipelihara dengan sebaik-baiknya oleh
setiap orang tua. Islam memerintahkan untuk selalu memberikan pendidikan
kepada anak, sebagai upaya pengembangan potensinya. Masa-masa
keemasan seorang anak (golden age) yaitu masa ketika anak mempunyai
banyak potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Pada tahap inilah,
waktu yang sangat tepat untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang
nantinya diharapkan akan dapat membentuk kepribadiannya.
19
2. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan
berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. (Kemendikbud Dirjen PAUDNI,
2015:15-16) Sedangkan menurut kemendikbud, tujuan pendidikan anak
usia dini yang utama, adalah :
a. Menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan agar
mampu menolong diri sendiri, yaitu mandiri dan bertanggung jawab
terhadap diri sendiri mampu merawat dan menjaga kondisi fisiknya,
mampu mengendalikan emosinya dan mampu membangun hubungan
dengan orang lain.
b. Meletakkan dasar-dasar tentang bagaimana seharusnya belajar. Hal ini
sesuai dengan perkembangan paradigma baru dunia pendidikan melalui
empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO yaitu learning
to know, learning to do, learning to live together yang implementasinya
di pendidikan anak usia dini melalui pendekatan (learning by playing),
belajar yang menyenangkan (joyfull learning), serta
menumbuhkembangkan keterampilan hidup (life skills) sederhana
mungkin.
Oleh karena itu, tujuan pendidikan anak usia dini adalah untuk
memberikan rangsangan kepada peserta didik sesuai usianya. Strategi
pembelajaran bagi anak usia dini berorientasi pada :
20
a. Tujuan yang mengarah pada tugas-tugas perkembangan disetiap rentang
usia
b. Materi yang diberikan harus mengacu dan sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan yang sesuai dengan perkembangan anak
c. Metode yang dipilih seharusnya bervariasi sesuai dengan tujuan
kegiatan belajar dan mampu melibatkan anak secara aktif dan kreatif
serta menyenangkan
d. Media dan lingkungan bermain yang digunakan haruslah aman, nyaman
dan menimbulkan ketertarikan bagi anak dan perlu adanya waktu yang
cukup untuk bereksplorasi
e. Evaluasi yang terbaik dan dianjurkan untuk dilakukan adalah rangkaian
sebuah assement melalui observasi partisipatif terhadap apa yang
dilihat, didengar dan diperbuat anak.
Oleh karena itu, strategi yang harus diperhatikan dalam mengembangkan
setiap aspek yang dimiliki anak usia dini yaitu harus benar-benar
memperhatikan objek dan kapasitas kesanggupan anak usia dini dalam
menerima pembelajaran yang akan ia terima.
3. Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini
Berdasarkan tujuan pendidikan anak usia dini dapat di telaah beberapa
fungsi program stimulasi edukasi menurut dirjen PAUDNI yaitu :
21
a. Fungsi Adaptasi
Berperan dalam membantu anak melakukan penyesuaian diri dengan
berbagai kondisi serta menyesuaikan diri dengan keadaan dirinya.
Contoh : membiasakan anak bergaul dengan teman sebaya tanpa merasa
malu dan penuh percaya diri.
b. Fungsi Sosialisasi
Berperan dalam membantu anak agar memiliki keterampilan-
keterampilan sosial yang berguna dalam pergaulan dan kehidupan
sehari-hari dimana ia berada. Contohnya : anak mau menolong orang
lain yang kesusahan, membantu menghapuskan papan tulis, memelihara
tanaman yang ada disekolah.
c. Fungsi pengembangan
Berkaitan dengan pengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak.
contohnya : anak yang suka menggambar dapat mengembangkan
kegemarannya minat belajarnya disertai dengan pengarahan oleh guru
yang berkompeten.
d. Fungsi Bermain
Bermain merupakan hak anak sepanjang rentang hidupnya, melalui
bermain anak dapat memperoleh anak dapat memperoleh banyak
pengetahuan dan melalui kegiatan bermain neuron-neuron otak anak
berkembang dengan pesat.
22
e. Fungsi Ekonomi
Pendidikan yang terencana pada anak merupakan investasi jangka
panjang yang dapat menguntungkan pada setiap rentang perkembangan
selanjutnya.
Dapat disimpulkan fungsi pendidikan anak usia dini adalah untuk
membantu anak beradaptasi dengan lingkungan, memiliki keterampilan
sosial, sebagai tempat pengembangan diri, sebagai tempat anak untuk
bermain sebagai investasi jangka panjang untuk masa depan. Selain itu,
fungsi pendidikan anak usia dini adalah untuk penerapan nilai-nilai karakter
terhadap anak yang terintegrasi dalam pembelajaran dan pembiasaan yang
dilakukan sesuai dengan tahapan usia anak.
4. Karakteristik Anak Usia Dini
Anak adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan
selanjutnya. Anak memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh
berbeda dari dunia orang dewasa. Anak-anak sangat aktif, dinamis, antusias
dan selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya dan anak-
anak sebenarnya tidak pernah berhenti belajar.
Menurut pandangan psikologis anak usia dini memiliki karakteristik
yang berbeda-beda antara anak yang satu dengan anak yang lainnya.
Karakteristik anak usia dini adalah sebagai berikut :
23
a. Anak bersifat egosentris
Pada masa ini anak cenderung melihat dan memahami sesuatu dari
sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Hal ini dapat diihat dari
periakunya. Misalnya, masih berebut alat mainan, menangis bila
menghendaki sesuatu yang tidak dipenuhi oleh orangtuanya atau
memaksakan sesuatu terhadap orang lain. Menurut piaget pada masa
egosentris, anak usia dini sedang berada pada fase transisi dari fase
praoperasional (2-7 tahun) ke fase operasional konkret (7-11 tahun).
Pada fase praoperasional pola berpikir anak bersifat egosentrik dan
simbolik, semnetara pada fase operasional konkret anak sudah mulai
menerapkan logika untuk memahami persepsi-persepsi.
b. Anak memiliki rasa ingin tahu
Rasa keingintahuannya sangat bervariasai tergantung dengan apa yang
menarik perhatiannya. Sebagai contoh anak lebih tertarik dengan
benda-benda yang menimbulkan akibat daripada benda yang terjadi
dengan sendirinya.
c. Anak adalah makhluk sosial
Anak senang diterima dan berada dengan teman sebayanya. Mereka
senang bekerjasama dengan membuat rencana dan menyesuaikan
pekerjaannya. Mereka bersama saling memberikan semangat dengan
sesama temannya. Anak membangun konsep diri melalui interaksi
24
sosial disekolah. Anak membangun kepuasan melalui penghargaan diri
ketika diberikan kesempatan untuk bekerjasama dengan temannya.
d. Anak bersifat unik
Anak merupakan individu yang unik dimana masing-masing memiliki
bawaan, minat, kapabilitas, dan latar belakang kehidupan yang berbeda-
beda. Anak juga memiliki keunikan tersendiri seperti dalam gaya
belajar, minat, dan latar belakang keluarga.
e. Anak umumnya kaya dengan fantasi
Anak menyukai hal-hal yang bersifat imajinatif, sehingga pada
umumnya anak kaya dengan fantasi. Anak dapat bercerita melebihi
pengalaman-pengalaman aktualnya atau kadang bertanya tentang hal-
hal ghaib sekalipun. Hal ini disebabkan imajinasi anak berkembang
melebihi apa yang dilihatnya.
f. Anak memiliki daya konsentrasi yang pendek
Anak sulit untuk berkonsentrasi pada suatu kegiatan dalam jangka
waktu yang lama. Anak cepat mengalihkan perhatian pada kegiatan
lain, kecuali kegiatan tersebut menyenangkan dan bervariasi. 10 menit
adalah waktu yang wajar bagi anak usia 5 tahun untuk dapat duduk dan
memperhatikan sesuatu secara nyaman. Daya perhatian yang pendek
membuat anak masih sangat sulit untuk duduk dan memperhatikan
sesuatu dalam jangka waktu yang lama.
25
g. Anak merupakan masa belajar yang paling potensial
Masa anak usia dini disebut sebagai masa yaitu masa-masa awal
kehidupan tersebut sebagai masa-masanya belajar. Hal ini disebabkan
bahwa selama rentang waktu usia dini, anak mengalami berbagai
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat dan pesat pada
berbagai aspek.
5. Pengembangan Sikap Tanggung Jawab
a. Pengertian Sikap
Sikap merupakan penguatan positif cenderung akan lebih
memberikan suatu penguatan terhadap apa yang telah diperbuat. (Alo
Liliweri, 2005 :195). Sikap merupakan kecenderungan (tendency) untuk
mendekati (approach) atau menjauhi (avoid), serta melakukan sesuatu,
baik secara positif maupun negatif terhadap suatu lembaga, peristiwa,
gagasan atau konsep. (Syamsu Yusuf, 2006 : 169) Ketika seseorang
menyukai suatu kegiataan, seseorang tersebut cenderung akan terus
menerus atau mendekati kegiatan tersebut.
Dalam berhubungan dengan orang lain, tidak hanya begitu saja
tetapi juga menyadari perbuatan yang dilakukan dan menyadari pula
situasi yang ada sangkut pautnya dengan perbuatan. Kesadaran ini tidak
hanya mengenai tingkah laku yang mungkin terjadi, kesadaran individu
yang menentukan perbuatan nyata dan perbuatan-perbuatan tersebut itu
yang mungkin terjadi. Secara individu, setiap orang memiliki sikap
26
yang berbeda. Sikap seseorang menentukan perbuatan dan tingkah laku,
Sikap adalah kecenderungan yang relative yang menetap untuk bereaksi
dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu’’.
Dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap suatu
kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu. Dari segi
psikologis, sikap adalah pengaturan proses-proses kejiwaan seseorang
yang keluar melalui tingkah laku yang berkenan dengan beberapa aspek
lain. Sikap ini menunjukan adanya pengalaman-pengalaman
sebelumnya dengan mana seseorang melakukan pendekatan terhadap
situasi (termasuk di dalam aspek) yang bersama-sama dengan
pengaruh-pengaruh yang baru menentukan perbuatan sesorang.
Sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipasif,
predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara
sederhana, sikap adalah respons terhadap situasi stimulan sosial yang
telah di kondisikan’’. Dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu
dapat kita anggap suatu kencenderungan siswa untuk bertindak dengan
cara tertentu. Sikap yang tertanam pada diri seseorang akan menentukan
prilaku nyatanya, dan dapat di ubah dan dapat di pelajari.
b. Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kemampuan untuk membuat keputusan yang
pantas dan efektif. Pantas berarti merupakan menetapkan pilihan yang
terbaik dalam batas-batas normal sosial dan harapan yang umum
27
diberikan, untuk meningkatkan hubungan antar manusia yang positif,
keselamatan, keberhasilan dan kesejahteraan mereka sendiri, misalnya
menanggapi sapaan dan senyuman. Sedangkan tanggapan yang efektif
berarti tanggapan yang memampukan anak mencapai tujuan yang hasil
akhirnya adalah makin kuatnya harga diri mereka, misalnya bila akan
belajar kelompok harus mendapat izin dari orang tua. Mampu
bertanggung jawab jika melakukan tugas rutin tanpa diberi tahu, dapat
menjelaskan apa yang dilakukannya, tidak menyalahkan ornag lain
yang berlebihan, mampu menentukan pilihan dari beberapa alternatif,
dapat berkonsentrasi pada belajar yang rumit, menjalin komunikasi
dengan sesama kelompok,memiliki kemampuan dalam mengemukakan
pendapat, mengakui kesalahan tanpa mengajukan alasan yang dibuat-
buat. (Wiyoto, 2001:89)
Tanggung jawab adalah perilaku yang menentukan bagaimana
bereaksi terhadap situasi setiap hari, yang memerlukan beberapa jenis
keputusan bersifat moral. Tanggung jawab adalah sikap yang berkaitan
dengan janji atau tuntutan hak, tugas, kewajiban, sesuai dengan aturan,
nilai, norma, adat-istiadat yang dianut warga masyarakat. (Mudjiono,
2012:23). Tanggung jawab adalah kesanggupan untuk menetapkan
sikap terhadap suatu perbuatan yang diemban dan kesanggupan untuk
menetapkan sikap terhadap suatu perbuatan yang diemban dan
kesanggupan untuk memikul resiko dari suatu perbuatan yang
28
dilakukan. Tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dilakukan
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya),
negara dan Allah yang Maha Esa.
Anak-anak mulai belajar tanggung jawab pada saat usia dua tahun.
(Sylvia Rimm, 2003:34). Anak-anak belajar merapikan permainan,
menggantung tas pada tempatnya, meletakkan sepatu pada tempatnya
dan anak membantu tugas orang tua dengan cara membagi tugas.
Misalnya, ketika ibu sedang memasak, anak bisa memberi makan
hewan peliharaan.
Meningkatkan tanggung jawab anak dilakukan dengan cara
memberikan kepercayaan kepada anak bahwa anak bisa melakukannya.
Selain itu, anak dapat menghargai waktu. Misalnya, anak menepati
janjinya ketika pergi dan harus pulang pada jam yang sudah ditentukan,
anak harus menyelesaikan tugas sesuai batas waktu yang telah
ditentukan. Begitu juga ketika anak berangkat sekolah dengan tepat
waktu dan pada saat mengerjakan tugas anak menyelesaikannya dengan
tepat waktu.
Faktor-faktor yang mendorong timbulnya tanggujng jawab pada
anak yakni faktor internal dan faktor eksternal. Indikator
yangdigunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan Standar
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) kurikulum 2013,
29
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Menurut kurikulum 2013 lingkup perkembangan anak tehadap rasa
tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain pada usia 5-6 tahun
adalah sebagai berikut :
1) Tahu akan haknya
2) Mentaati aturan kelas (kegiatan, aturan)
3) Mengatur diri sendiri
4) Bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan sendiri.
Berdasarkan uraian diatas tanggung jawab merupakan kemampuan
untuk memahami mengenai apa yang bersifat positif dan negatif,
berusaha untuk melakukan hal yang positif. Tanggung jawab
merupakan mengambil keputusan yang patut dan efektif, merupakan
pilihan yang terbaik dalam batas-batas norma sosial, kesangguapan
untuk menenetukan suatu sikap dan memikul resiko terhadap apa yang
telah dilakukannya. Tanggung jawab berkaitan dengan dengan tahapan
perkembangan dan kapasitasnya. Memegang tanggung jawab pada
sesuatu atau seseorang berarti bahwa kita dapat mempertanggung
jawabkan tindakan kita.
Sikap tanggung jawab anak meliputi anak dapat menghargai waktu,
anak mengerjakan tugas yang telah diberikan kepadanya, menjaga
barang-barang miliknya sendiri, dan meletakkan barang sesuai dengan
tempatnya. Anak dapat berlatih tanggung jawab dengan cara
30
memberikannya suatu tugas dimana anak diharuskan untuk
bertanggung jawab dengan tugas tersebut. Selain itu, pendidik dan
orang tua harus percaya bahwa anak dapat bertanggung jawab akan
tugasnya. Pendidik dan orang tua hanya perlu memberikan motivasi,
membimbing, dan memberikan pujian untuk anak.
c. Pentingnya Mengenalkan Sikap Tanggung Jawab Kepada Anak
Pendidik dan orang tua mengetahui betapa pentingnya membimbing
sikap tanggung jawab anak usia dini. Karena usia dini merupakan akar
dari pembentukan sikap. Membantu anak untuk belajar bertanggung
jawab sama pentingnya dengan membantu anak belajar membaca.
Dalam membantu anak untuk belajar membaca dan setelah membaca.
Misalnya ketika anak mengambil buku bacaan dan buku tulis miliknya
dan ketika sudah selesai belajar anak harus belajar merapikan tempat
dan mengembalikan buku tulis dan buku bacaannya ke tempat semula.
d. Cara Menanamkan Sikap Tanggung Jawab Pada Anak Usia Dini
Sebenarnya sejak dini secara alamiah anak mempunyai dorongan
untuk bertanggung jawab. Anak-anak suka merapikan permainannya,
menempatkan benda sesuai dengan tempatnya, menata buku sekolahnya
sendiri. Cara menanamkan sikap tanggung jawab pada anak antara lain
yaitu :
31
1) Ajarkan anak untuk bertanggung jawab atas barang-barang
miliknya
Disamping membiasakan anak untuk menyimpan dan
membereskan barang-barangnya, orang tua dapat memberikan
kepercayaan kepada anak untuk bertanggung jawab atas barang
miliknya pada saat anak berada diluar rumah.
2) Ajari anak merapikan kamar tidur sendiri
Kamar tidur pribadi juga bisa menjadi area tanggung jawab anak.
orang tua tidak perlu menunggu sampai anak cukup besar untuk
melakukannya sendiri. Secara bertahap, anak bisa diajak untuk
merapikan kamar tidur sendiri sesuai dengan kemampuan dan
tahapan pertumbuhan mereka
3) Dorong anak untuk berani menerima tanggung jawab diluar rumah
Setelah terbiasa menerima tanggung jawab dari orang tua dirumah,
dorong anak untuk memulai berani menerima tanggung jawab dari
lingkungan sosialnya.
4) Beri pujian atas tanggung jawab anak
Pujian orang tua akan menjadi faktor penguat bagi anak untuk
berbuat baik lagi. Satu hal yang perlu diingat orang tua maupun
pendidik adalah tidak hanya menghargai hasil akhir yang baik dari
usaha anak, namun juga harus menghargai proses mental yang telah
dilalui anak. apresiasi pendidik atas usaha anak akan membuat anak
32
merasa dipahami. Hal ini akan memacu anak untuk bekerja lebih
keras lagi.
5) Jadilah manusia yang bertanggung jawab
Mengembangkan tanggung jawab anak diperlukan tiga hal yaitu
contoh, contoh dan contoh. Jadi untuk menumbuhkan sikap
tanggung jawab pada anak, terlebih dahulu orang tua atau pendidik
harus berusaha untuk menjadi orang yang bertanggung jawab, baik
pada keluarga, pekerjaan maupun masyarakat.
6) Tentukan batasan yang jelas
Sekolah merupakan rumah kedua anak. Jadi, pendidik harus
memberikan kenyamanan dan batasan-batasan yang jalas kepada
anak. Misalnya, memberikan peraturan sekolah bahwa anak harus
sampai disekolah jam 07.30 WIB dan memberikan peraturan pada
saat pembelajaran. (Anita Lie dan Sarah Prasasti, 2004: 3).
Ada berbagai cara menanamkan sikap tanggung jawab untuk anak
usia dini , hal itu dapat dilakukan mulai dari hal yang paling sederhana
sebagai keseharian anak sehingga anak belajar konsisten terhadap apa
yang ia lakukan.
6. Perkembangan Sosial
a. Pengertian Perkembangan Sosial
Secara bahasa sosial berarti sesuatu yang berkenaan dengan orang
lain atau masyarakat. Sosial juga bisa berarti suka memperhatikan
33
kepentingan umum, seperti suka menolong, menderma, dan sebagainya.
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam
hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi,
meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi, dan
bekerjasama.
Perkembangan sosial dan emosi merupakan dua aspek yang
berlainan tetapi dalam kenyataannya satu sama lain saling
mempengaruhi. Pada kesehariannya, saat berinteraksi dengan orang lain
perilaku anak usia dini selalu dilingkupi dengan perasaannya dan
perasaan yang melingkupi anak usia dini juga akan berpengaruh
terhadap perilaku yang dimunculkannya.
Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti, dia belum
memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Untuk
mencapai kematangan sosial anak harus belajar tentang cara-cara
penyesuaian diri dengan orang lain.
Terdapat beberapa alasan mengapa anak perlu mempelajari berbagai
perilaku sosial. Ada empat alasan mengapa anak perlu mempelajari
perilaku sosial, diantaranya:
1) Agar anak dapat bertingkah laku yang dapat diterima
lingkungannya.
34
2) Agar anak dapat memainkan peran sosial yang bisa diterima
kelompoknya, misalnya berperan sebagi laki-laki dan perempuan.
3) Agar anak dapat mengembangkan sikap sosial yang sehat terhadap
lingkungannya yang merupakan modal penting untuk sukses dalam
kehidupannya kelak.
4) Agar anak mampu menyesuaikan diri dengan baik di
lingkungannya. (Sujiono, 2005:78)
Adapun contoh perilaku sosial anak yang dapat dibiasakan yaitu
menyapa atau mengucapkan salam kepada teman atau orang yang lebih
tua, tidak menyakiti teman, meminta maaf ketika berbuat salah, tidak
mudah menyalahkan orang lain atau teman atas kesalahan yang ia
perbuat dan perilaku-perilaku sosial lainnya.
b. Pola Perilaku Dalam Situasi Sosial Pada Anak Usia Dini
Pola perilaku sosial pada anak dibagi menjadi dua, yaitu pola positif
dan pola negatif. Diantaranya sebagai berikut:
1) Pola positif
a) Simpati, yaitu sikap emosional yang mendorong anak untuk
menaruh perhatian terhadap orang lain, mau mendekati atau
bekerjasama dengannya. Contoh : seorang anak melihat temannya
tidak membawa bekal kesekolah, kemudian ia membagi sebagian
bekalnya itu temannya tersebut.
35
b) Empati, kemampuan meletakan diri sendiri dalam posisi orang
lain dan menghayati pengalaman orang tersebut. Contoh : ketika
seorang anak melihat temnnya yang sedih ia mencoba
menghiburnya.
Meniru kebaikan, dengan meniru seseorang yang diterima baik
oleh kelompok sosial anak-anak mengembangkan sifat baik yang
menambah penerimaan kelompok terhadap diri mereka.
c) Kerja sama, yaitu sikap mau bekerja sama dengan kelompok.
d) Dukungan sosial, yaitu menjelang berakhirnya awal masa kanak-
kanak dukungan dari teman-teman menjadi lebih penting dari
pada persetujuan orang dewasa.
e) Membagi, yaitu anak mengetahui bahwa salah satu cara untuk
memperoleh persetujuan sosial ialah membagi miliknya, terutama
mainan untuk anak-anak lainnya. Pada momen-momen anak juga
rela membagi makanan kepada anak lain.
Pola perilaku postif akan berdampak positif sehingga anak akan
selalu merasa percaya diri dan senantiasa berbuat baik dimanapun
dan kapanpun ia berada tanpa memandang perbedaan status.pola
pengasuhan orang tua sangat berpengaruh terhadap reaksi-reaksi
anak usia dini.
36
2) Perilaku negatif
a) Pembangkangan, terjadi pada anak usia mulai 18 bulan sampai 3
tahun, yaitu suatu bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku
ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau
tuntutan orangtua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan
kehendak anak. Contoh : seorang anak yang dipaksa belajar
terus menerus dia akan merasa jenuh dan malas ketika
melakukan kegiatan belajar.
b) Agresi, yaitu perilaku menyerang balik secara fisik maupun
kata-kata. Agresi ini merupakan salah satu bentuk reaksi
terhadap rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau
keinginannya. Contoh : anak akan melawan atau membalas
ketika ia tidak terima atas perlakuan orang lain.
c) Berselisih atau bertengkar, terjadi apabila seorang anak merasa
tersinggung atau terganggu oleh sikap dan perilaku oranglain.
d) Persaingan, yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu
didorong atau distimulasi oleh orang lain.
e) Tingkah laku berkuasa, yaitu sejenis tingkah laku untuk
menguasai situasi sosial, mendominasi, atau bersikap bossiness.
f) Mementingkan diri sendiri, yaitu sikap egosentris dalam
memenuhi keinginannya. Anak selalu merasa apa yang
37
diinginkan harus didapat tanpa mengetahui apakah orang lain
merasa kecewa dan terganggu dengan yang dilakukannya.
c. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak Usia Dini
Secara garis besar terdapat dua faktor yang mempengaruhi proses
perkembangan bagi seorang anak, yaitu faktor Internal dan Eksternal.
1) Faktor Internal adalah factor-faktor yang terdapat dalam diri anak itu
sendiri, baik yang berupa bawaan maupun yang diperoleh dari
pengalaman anak. Faktor Internal meliputi :
a) Hal-hal yang diturunkan dari orangtua.
b) Unsur perpikir dan kemampuan intelektual
c) Keadaan kelenjar zat-zat dalam tubuh atau unsur hormone
d) Emosi dan sifat-sifat tertentu
2) Faktor Eksternal adalah faktor-faktor yang diperoleh anak dari luar
dirinya seperti
a) Keluarga. Keluarga merupakan sekelompok orang yang pertama
kali bertanggung jawab atas perkembangan anak. dan cikal
bakal utama dalam perkembangan setiap aspek seorang anak.
Anak yang hidup di keluarga yang egosentrisnya tinggi, dia
akan tumbuh menjadi anak yang egosentris tinggi. Anak yang
terbiasa berada dalam keluarga yang tenang dalam setiap
38
mengahadapi masalah anak juga akan menjadi anak yang tenang
dan mudah menerima saran.
b) Budaya. Budaya merupaka suatau adat atau kebiasaan yang
terjadi di suau wilayah. disetiap daerah berbeda-beda. Ketika
anak berada dilingkungan yang budayanya buruk seperti suka
mabuk-mabukan, pencuri anak cenderung akan tumbuh menjadi
orang yang demikian pula, meskipun tidak bisa dipastikan sudah
pasti begitu namun dalam ratingnya akan lebih mengarah ke
ranah negatif tersebut. Berbeda dengan anak yang hidup
dilingkungan sekitarnya berbudaya baik seperti rajin menari atau
sering diadakan suatu kegiatan. Amak anak-anak akan
berantusias dalam mengembangkan kegiatan mereka.
c) Teman bermain. Teman bermain sangat berpengaruh dalam
perkembangan sosial emosional anak. dikarenakan akan lebih
mudah menyerap sesuatu yang diajarkan oleh temannya.
Contohnya anak yang terbiasa beteman dengan teman yang baik,
perilakunya mencerminkan perilaku yang baik di mana brada.
Kemudian, anak yang teman sebaya nya bersama anak yang
kurang abik seperti perkataan yang kotor, perbuatan kasar sepeti
suka memukuli temannya. Anak cenderung lebih aktif meniru
kegiatan tersebut bahkan sampai dirumah.
39
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak usia dini
yaitu:
a) Adanya kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang yang ada
disekitarnya dengan berbagai usia dan latar belakang.
b) Adanya minat dan motivasi untuk bergaul.
c) Adanya bimbingan dan pengajaran dari orang lain, yang
biasanya menjadi model untuk anak.
d) Adanya kemampuan berkomunikasi yang baik yang dimiliki
anak. (Dini Pujiana, 2005:31),
4) Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan anak
usia dini antara lain :
a) Adanya kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang yang ada
di sekitarnya dengan berbagai usia dan latar belakang.
b) Adanya minat dan motivasi untuk bergaul.
c) Adanya bimbingan dan pengajaran dari orang lain.
d) Adanya kemampuan berkomunikasi yang baik yang dimiliki
anak.
Setiap perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
menyertainya, dimana faktor tersebut sangat berperan penting dan
dapat menjadi tolak ukur perkembangan suatu anak.
40
7. Model Pembelajaran Project Based Learning
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
dikelas. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelas. Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran
untuk mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam
kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik
pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar. Dalam suatu model pembelajaran ditentukan bukan hanya
apa yang harus dilakukan guru, akan tetapi menyangkut tahapan-
tahapan, prinsip-prinsip reaksi guru dan siswa serta sistem penunjang
yang disyaratkan.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang digunakan
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan
kelas. (Suprijono, 2013: 46). Model pembelajaran adalah suatu pola
atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan
untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi
petunjuk kepada pengajar di kelasnya. (Isjoni, 2013: 50)
41
Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi
ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah
pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait
yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses
belajar. (Istarani, 2011: 1).
Model pembelajaran kurikulum 2013 memiliki empat ciri khusus
yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur.(Amri, 2013:
34). Ciri-ciri tersebut yaitu:
1) Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar
(tujuan pembelajaran yang akan dicapai).
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai.
5) Dalam pembelajaran yang efektif dan bermakna peserta didik
dilibatkan secara aktif, karena peserta didik adalah pusat dari
kegiatan pembelajaran serta pembentukan kompetensi dan
karakter. Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya
belajar peserta didik dan gaya mengajar guru. Usaha guru dalam
membelajarkan peserta didik merupakan bagian yang sangat
42
penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang
sudah direncanakan.Oleh karena itu pemilihan berbagai metode,
strategi, teknik maupun model pembelajaran merupakan suatu hal
yang utama.
Dari pendapat ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu pola atau perencanaan yang di rancang
untuk menciptakan pembelajaran di kelas secara efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran dapat
dijadikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas. Model-model pembelajaran memiliki banyak
variasi, salah satunya model Project Based Learning .
b. Pengertian Project Based Learning
Project Based Learning dalam bahasa indonesia disebut
pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan penggunaan
berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukann
konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk
menghadapi segalasesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.
Berikut ini beberapa pengertian Model Pembelajaran Project
Based Learning dari beberapa sumber buku :
1) Project Based Learning adalah satu model yang diatndai dengan
penggunan masalah yang ada didunia nyata untuk melatih siswa
43
berfikir kritis dan terampil memecahkan masalah, dan
memperoleh pengetahuan tentang konsep yang penting dari apa
yang dipelajari (Wijayanto, 2009 :15)
2) Project Based Learning merupakan suatu model pembelajaran
yang berbasis pada maslah, dimana masalah tersebut digunakan
sebagai stimulus yang mendorong mahasiswa menggunakan
pengetahuannya untuk merumuskan sebuah hipotesis, pencarian
informasi relevan yang bersifat student-centered melalui diskusi
dalam sebuah kelompok kecil untuk mendapatkan solusi dari
masalah yang diberikan (Suyatno, 2009:58).
3) Project Based Learning merupakan suatu pendekatan
pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada masalah autentik
(nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun
pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan
tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan
kepercayaan dirinya (Trianto, 2007:68).
4) Problem Based Learning merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian
masalah yang dihadapi secara ilmiah. Hakekat permasalahan yang
diangka dalam PBL adalah kesenjangan antara situasi nyata
dengan situasi yang diharapkan, atau antara yang terjadi dengan
harapan. (Sanjaya, 2006 : 214).
44
Berdasarkan penjelasan project based learing beberapa ahli diatas
maka dapat disimpulkan bahwa project based learning merupakan
rangkaian aktifitas pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaian masalah dan objek kegiatannya adalah anak itu sendiri
sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya
sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan
inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
c. Karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning
Project Based Learning memiliki karakteristik yang membedakan
model yang lain. karakteristik tersebut antara lain :
1) Centraly (berpusat)
Pada project based learning proyek menjadi pusat dalam
pembelajaran. Dan anak menjadi pusat pembelajarannya.
2) Driving question (pertanyan bergilir)
Project Based Learning difokuskan pada pertanyaan atau masalah
yang mengarahkan siswa untuk mencari solusi dengan konsep
atau prinsip ilmu pengetahuan yang sesuai.
3) Constructive Investigation (investigasi kontruktif)
Pada Project Based Learning, siswa membangun pengetahuannya
dengan melakukan investigasi secara mandiri (guru sebagai
fasilitator).
45
4) Autonomy
Project Based Learning menuntut student centered, siswa sebagai
problem solver dari masalah yang dibahas. Pembelajaran berpusat
pada anak, guru atau pendidik hanya sebagai fasilitator anak.
5) Realisme
Kegiatan siswa difokuskan pad pekerjaan yang serupa dengan
situasi yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas
otentik dan menghasilkan nsikap profesional.
Adapun Karakteristik Model Pembelajaran Project Based
Learning yang lain adalah :
1) Adanya pengajaun pertanyaan atau masalah.
2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
3) Penyelidikan autentik
4) Mengahsilkan produk atau karya dan mempresentasikannya
5) Kerjasama
Ketika kegiatan pembelajaran berlangsung anak akan melalui
berbagai masalah yang ia hadapi, anak berusaha menyelesaikannya
sendiri namun ketika anak merasa benar-benar tidak bisa
menyelesaikannya anak akan bertanya kepada guru atau teman
sebyanya. Makadari itu terjadilah interaksi soasial anak terhadap
lingkungannya.(Trianto, 2009:3)
46
Selanjutnya, Karakteristik model pembelajaran Project Based
Learning adalah sebagai berikut :
1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar
2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada
didunia nyata yang tidak terstruktur
3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda
4) Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,
sikap dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi
kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.
5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama
6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaanya
dan evaluasi sumberb informasi merupakan proses yang esensial
dalam problem based learning
7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi dan kooperatif.
8) Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah
sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk
mencari solusi dari sebuah permasalahan/
9) Sintesis dan inteegrasi dari sebuah proses belajar
10) Project based learning melibatkan evaluasi dan review
pengalaman siswa dan proses belajar (Rusman, 2010:232).
Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa
karakteristik model pembelajaran Project Based Learning yaitu: (1)
47
pembelajaran berpusat pada anak, pendidik menjadi fasilitator (2)
Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada didunia
nyata yang tidak terstruktur, dapat mengembangkan dan
meningkatkan minat belajar anak.
d. Tujuan Model Pembelajaran Project Based Learning
Tujuan yang dicapai oleh project based learning adalah
kemampuan siswa untuk berpikir kreatif, analitis, sistematis dan logis
untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi
data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah. berikut
ini beberapa tujuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
project based learning :
1) Mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan
memecahkan masalah
2) Proses-proses berpikir tentang ide-ide abstrak berbeda dari proses-
proses yang digunakan untuk berpikir tentang situasi-situasi dunia
nyata. Resnick menekankan pentingnya konteks dan keterkaitan
pada saat berpikir yaitu meskipun proses berpikir memiliki
beberapa kesamaan anatara situasi dan proses itu bervariasi
tergantung dengan apa yang dipikirkan seseorang dalam
memecahkan maslah.
3) Belajar peran orang dewasa.
48
Project Based Learning juga dimaksudkan untuk membantu siswa
berkinerja dalam situas-situasi kehidupan nyata dan belajar peran-
peran penting yang biasa dilakukan oelh orang dewasa. Bentuk
pembelajaran ini penting untuk menjebatani kerjasama dalam
menyelesaikan tugas, memiliki elemen-elemen belajar magang
yang mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga
dapat memahami peran diluar sekolah.
4) Keterampilan-keterampilan untuk belajar mandiri
Guru yang secara terus menerus membimbing siswa dengan cara
mendorong dan mengarahkanns iswa untuk mengajukan pertanyaan
dan memberi pengarahan untuk pertanyaan-pertanyaan berbobot
yang mereka ajukan, dengan mendorong siswa mencari
solusi/penyelesaian terhadp masalah nyata yang dirumuskan oleh
siswa sendiri, maka diharapkan siswa dapat belajar menangani
tugas-tugaas pencarian solusi itu secara mandiri dalam hidupnya
kelak.
e. Langkah-langkah Penggunaan Model Project Based Learning
Langkah-langkah operasional dalam proses pembelajaran yang
dikonsepkan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan adalah sebagai
berikut :
49
1) Konsep dasar (Basic Concept)
Pembelajara dimulai dengan sebuah pertanyaan driving question yang
dapat memberi penugasan pada peserta didik untuk melakukan suatu
aktivitas. Topik yang diambil sesuai dengan realita dunia nyata dan
dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
2) Pendefinisian masalah dan merencanakan proyek
Guru menyampaikan beberapa materi yang akan dibahas dan peserta
didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming/tanya jawab dan
semua anggota kelompok mengungkapkan ide, tanggapan secara
bebas terhadap materi yang dibahas sehingga dimungkinkan muncul
berbagai macam alternatif pendapat. Kemudian guru memberikan
arahan kepada anak untuk membuat suatu kegiatan atau suatu benda
sesuai dengan ide-ide yang telah anak munculkan ketika kegiatan
tanya jawab.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang
dapat mendukung , serta menginformasikan alat dan bahan yang dapat
dimanfaatkan untuk menyelesaikan proyek.
3) Menyusun jadwal aktifitas
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Waktu penyelesaian proyek harus jelas
dan peserta didik diberi Arahan untuk mengelola waktu yang ada.
Biarkan peserta didik mencoba menggali nsesuatu yangt baru, akan
50
tetapi guru juga harus tetapmengingatkan apabila aktifitas peserta
didik melenceng dari tujuan proyek.
4) Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Peserta didik memulai mengerjakan kegiatan yang telah ia pilih dan ia
rencanakan berdasarkan tanya jawab dan ketentuan-ketentuan yang
telah disepakati dengan menggunakan fasilitas yang telah disediakan
disekolah. Setelah melaksanakan tugasnya ada kalanya peserta didik
akan mengalami sebuah masalah pada pekerjaannya. Disaat itu lah
peserta didik akan menanyakan masalahnya kepada guru atau teman
sebaya nya sehingga akan ada pemecahan masalah yang ia hadapi.
5) Mengawasi jalannya proyek
Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktifitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara emmfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan
kata lain gruu berperan sebagai mentor bagi aktifitas peserta didik.
Guru mengajarkan kepada peserta didik bagaimana bekerja dalam
sebuah kelompok. Setiap peserta didik dapat memilih perannyadengan
tidak mengesampingkan kepentingan kelompok.
Guru membiarkan peserta didik terus berimajinasi dan menemukan
masalah-masalah yang ia temui dengan memberikan respon yang
positif yaitu guru menanyakan apa yang peserta didik kerjakan,
konsep-konsep apa yang dikembangkan oleh anak, apa saja materi
51
yang dibutuhkann anak untuk menyelesaikan kegiatan tersebut dengan
menggunakan kalimat-kalimat aktif yang membangun imajinasi anak.
6) Penilaian
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur kecapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing
peserta didik, memberi umpan baliktentang tingkat pemahaman yang
sudah dicapai oleh peserta didik, serta membantu guru dalam
menyusun strategi pembelajaran berikutnya. Penilaian produk
dilakukan saat masing-masing kelompok mempresentasikan
produknya didepan kelompok lain secara bergantian.
7) Evaluasi
Pada akhir proses pembelajaran, Guru dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok.
Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan
dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
Dalam melaksanakan model pembelajaran Project based learning
langkah-langkah yang dilakukan harus runtut yaitu pertama, mengajarkan
konsep dasar. Kedua, mendefinisikan masalah dan merencanakan proyek.
Ketiga, menyusun jadwal aktifitas. Keempat, pembelajaran mandiri yang
dilakukan oleh peserta didik. Kelima, guru mengawasi jalannya proyek
dengan memberikan stimulasi-stimulasi pertanyaan aktif. Keenam, guru
52
melakukan penilaian secara langsung disaat anak menunjukkan
kreatifitasnya. Dan yang terakhir yaitu evaluasi, guru dan peserta didik
melakukan refleksi terhadap aktifitas dan hasil proyek yang sudah
dijalankan.
f. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Project Based Learning
1) Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
a) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar,
mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan
penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
b) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem-problem yang kompleks.
c) Meningkatkan kolaborasi.
Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.
d) Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber.
Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan
praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu
dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan
tugas.
53
e) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik
secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia
nyata.
f) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi
dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian
diimplementasikan dengan dunia nyata.
g) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta
didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
2) Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
a) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
b) Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di
mana instruktur memegang peran utama di kelas.
c) Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
d) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat kita simpulkan
kelemahan dari model ini adalah memerlukan banyak waktu dalam
proses pembelajaran, guru harus selalu memantau setiap aktivitas siswa
jadi aktifitas guru harus lebih ekstra kerja keras dalam mengawasi pada
setiap aktifitas yang dilakukan anak.
54
D. Kajian Pustaka
Kajian Pustaka atau yang sering diisebut dengan tinjauan pustaka
merupakan langkah penelitian yang menjelaskan tentang kajian kepustakaan
yang dilakukan selama mempersiapkan atau mengumpulkan referensi sehingga
ditemukan topik sebaga ppermasalahan yang layak untuk dikaji melalui
penelitian skripsi. Oleh karenanya, peneliti mengkaji sekripsi atau penelitian
terdahulu yang relevan dengan permasalahan sebagai bahan pertimbangan dan
perbandingan terhadap penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan peneliti antara lain :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rohyati NIM:11111241015 yang berjudul
“Peningkatan Sikap Tanggung Jawab Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode
Proyek Di Tk Tunas Ibu Kalasan”. Berdasarkan hasil penelitiannya diketahui
bahwa penggunaan metode proyek memberikan dampak terhadap
peningkatan sikap tanggung jawab anak. Sikap tanggung jawab anak sebelum
dilakukan tindakan memiliki nilai 4,2, pada siklus I meningkat menjadi 5,7
pada siklus II meningkat menjadi 6,8 dan pada siklus III sikap tanggung
jawab anak meningkat menjadi 7,5. Berdasarkan hasil penelitian ini sudah
membuktikan bahwa metodeproyek dapat meningkatkan sikap tanggung
jawab anak usia 5-6 tahun di TK Tunas Ibu Senden II Kalasan, Sleman. Hal
inin terlihat dari nilai rata-rata yang telah dibandingkan dari skor pra tindakan
siklus I, siklus II dan siklus III.
55
(https://eprints.uny.ac.id/26480/1/Skripsi_Rohyati_111111241015. Di akses
11 April 2020, pukul 12:19).
Peneliti menemukan perbedaan dan kesamaan yang mana peneliti
memfokuskan pada peningkatan sikap tanggung jawab anak melalui metode
proyek sedangkan penelitian yang akan diteliti yaitu mengembangkan sikap
tanggung jawab melalui model pembelajaran Project Based Learning.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Fajriani Sam’atul Aisyah yang berjudul
“ Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan
Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini 5-6 Tahun Kelompok B TK Negeri
Pembina Cileunyi Kabupaten Bandung”. Berdasarkan penelitian tersebut di
hasilkan data sebagai berikut : pada siklus I mendapat nilai mendapat rata-rata
33,8 (BB) lalu pada siklus ke II meningkat rata-ratanya menjadi 53,4 (MB)
dan pada siklus ke III yang merupakan siklus terakhir nilai rata-rata yang di
dapat anak mencapai 72,51 (BSH). Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
model Project basaed learning dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran
untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini.
(http://Repostory.upi.edu/id/eprint/32549/. Di akses 10 Desember 2018, pukul
02:58).
Peneliti menemukan perbedaan dalam penelitian, peneliti telah memfokuskan
pada meningkatkan kemampuan berbicara dengan model pembelajaran
project based learning, sedangkan penelitian yang akan dilakukan ialah
56
tentang mengembangkan sikap tanggung jawab melalui model pembelajaran
project based learning.
sedangkan persamaan yang terdapat pada penelitian ini yaitu sama-sama
membahas mengenai model pembelajaran Project Based Learning.
3. Penelitan yang dilakukan oleh Indah Saptarini, Siti Wahyuningsih, Yudianto
Sujana. Yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui
Projcet Based Learning Pada Anak Kelompok B TK Siwi Peni XI Laweyan
Tahun Ajaran 2015/2016. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam
dua siklus, dapat disimpulkan bahwa kegiatan project based learning dapat
meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada setiap siklus, yaitu
ketuntasan pada pra siklus sebanyak 27% atau 3 anak dari 11 anak. kemudian
pada siklus I prosentase ketuntasan anak meningkat menjadi 64% atau 7 anak
dari 11 anak. pada siklus II ketuntasan anak meningkat lagi menjadi82% atau
9 anak yang tuntas dari 11 anak. hasil pada siklus II sudah melebihi target
penelitian yaitu 75%. (https://jurnal.uns.ac.id. Di akses juli 2016 )
Peneliti menemukan perbedaan dalam penelitian, peneliti telah memfokuskan
pada meningkatkan kemampuan motorik halus dengan model pembelajaran
project based learning, sedangkan penelitian yang akan dilakukan ialah
tentang mengembangkan sikap tanggung jawab melalui model pembelajaran
project based learning.
Sedangkan persamaan yang terdapat pada penelitian ini yaitu sama-sama
membahas mengenai model pembelajaran Project Based Learning.
57
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : TK Jannatul Athfaal
Nama Yayasan : Miftahul Jannah
Alamat Yayasan : Banjaran RT.05 RW.07 Mangunsari Sidomukti
Salatiga 50721
Alamat Sekolah : Banjaran RT.05 RW.07 Mangunsari Sidomukti
Salatiga 50721
Status Sekolah : Swasta
Tahun Berdiri : 2010
SK Badan Hukum : AHU-2424-AH.01.02
Nomor Ijin Oprasional : 421.9/0397/101
NPSN : 69818917
NPWP Lembaga : 02.254.068.5-505.000
Nomor Telepon/HP : 081393125905
Email : [email protected]
Kode Pos : 50721
2. Sejarah Berdiri
Pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama semua pihak. Berhasil
tidaknya pendidikan anak tergantung pada bagaimana peran semua elemen
58
masyarakat dalam mendidiknya. Sementara itu, lingkungan banjaran RW07
Mangunsar, Sidomukti, Salatiga adalah sebuah lingkungan masyarakat yang
plural (terdiri dari berbagai macam suku, agama dan tingkat pendidikan).
Disana merupakan lingkungan masyarakat menengah kebawah, yang rata-
rata memiliki cukup banyak anak usia dini pra-sekolah (0-6 tahun).
Kebutuhan akan lingkungan pendidikan yang brmutu dan islami bagi anak-
anak mereka adalah kebutuhan yang sangat mendesak.
Menyadari akan hal itu, kami sebuah yayasan yang bergerak dibidang
sosial, kemanusiaan adna keagamaan, ingin memfsilitasi pendidikan anak-
anak tersebut, dengan suatu lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan yang
akan diselenggarakan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang terdiri dari
kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak. Selain bagi warga Banjaran
RW07 tidak tertutup kemungkinan, bahwa lembaga pendidikan ini nantinya
juga memberi kesempatan kepada anak-anak tinggal dilingkungan terdekat
untuk dapat bergabung dan belajar bersama dilingkungan ini. buktinya
bahwa dengan adanya lembaga ini, tidak hanya warga banajaran yang ingin
belajar namun juga ada anak-anak yang tinggal disekitar lingkungan
banjaran yang terdaftar sebagai siswa ada sekitar 25%. TK Jannatul
Athfaal didirikan pada tanggal 01 Desember 2009.
3. Visi dan Misi
Visi dan Misi TK Jannatul Athfaal Salatiga adalah “ Unggul dalam
prestasi, santun dalam berperilaku, beriman dan bertaqwa” adapun jabaran
59
dari visi tersebut adalah diharapkan anak usia dini yang belajar di tk jannatul
athfaal menjadi anak yang selalu unggul dalam prestasinya, berbudi pekerti
luhur, sopan dalam bertingkah laku, mengedepankan agama, menjadi anak-
anak yang patuh terhadap perintah Allah dan menjauhi segala larangannya,
menjadi anak yang cerdas serta mempunyai moral etika dan budaya yang
sesuai dengan moral dan budaya di Indonesia.
Sedangkan misi dari TK Jannatul Athfaal Salatiga adalah sebagai
berikut :
a. Membekali anak didik dengan berbagai kemampuan sesuai dengan
karakteristik anak usia dini.
b. Menanamkan nilai nilai keagaamaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
c. Memberdayakan potensi kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi,
kecerdasan sosial, dan kecerdasan religius anak didik yang berkarakter.
d. Membekali anak dalam hal budi pekerti luhur dan terpuji sesuai dengan
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
4. Keadaan Guru
TK Jannatul Athfaal mempunyai 3 orang guru kelas, 3 orang guru
pendamping, 1 orang kepala sekolah dan 1 orang Cleaning service.
Data guru dan tenaga kependidikan TK Jannatul Athfaal tahun pelajaran
2019/2020 secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :
60
Tabel 3.1
Data Guru dan Tenaga Kependidikan TK Jannatul Athfaal
No. Nama Jabatan
1. Watik Handayani, S.pd Kepala Sekolah
2. Siti Nur Jannah, S.Pd.I Guru Kelas
3. Eni Kusmiati, S.E Guru Kelas
4. Yuniar Widha Agnesi, S.Pd Guru Kelas
5. Siti Wahyu Murni Guru Pendamping
6. Erma Yulvida Pratiwi Guru Pendamping
7. Miyarti Guru Pendamping
5. Keadaan Siswa Yang Diteliti
Berikut ini adalah data peserta didik kelas A TK Jannatul Athfaal
Salatiga tahun pelajaran 2019/2020, yang menjadi subyek penelitian.
Tabel 3.2
Subjek Penelitian Kelompok A1
No NIS Nama Siswa Jenis
Kelamin
1. 201900187 Syaiful Fajar Rahmandika Budi Rahayu L
2. 201900191 Marsha Astila Fitri P
3. 201900198 Muhammad Rafi Maulana Rizky L
4. 201900185 Aurelia Asya Fredella Achmadi P
61
5. 201900188 Krisna Agha Satrio L
6. 201900180 Khanza Aqila Ramadhania P
7. 201900190 Navaura Kirana Damayanti P
8. 201900202 Sa’daan Hibatullah Abdul Ghani L
9. 201900195 Qanita Naura Kamali P
10. 201900181 Ayesha Azzalea Sakhi P
11. 201900193 Kalina Queisha Anya P
12. 201900192 Kantya Queisha Anya P
13. 201900197 Muhammad Rizki Saputra L
14. 201900204 Afian Achmad Ridho Shafy L
15. 201900213 Ahmad Nur Fadhilun Ni’am L
16. 201900205 Hisyam Abid Hibatullah L
17. 201900201 Muhammad Ariful Huda L
6. Kelebihan TK Jannatul Athfaal
Peneliti sengaja memilih TK Jannatul Athfaal sebagai tempat
penelitian karena walaupun belum puluhan tahun berdiri namun TK
Jannatul Athfaal sudah memiliki kualitas dan pelayanan pendidikan yang
baik. Sekolah ini sering menjadi salah satu sekolah pilihan untuk
melakukan penelitian pembelajaran oleh dinas setempat atau PP PAUD
Jateng sekalipun. Manajemen pendidikan yang ada sangat bagus. Sehingga
siswa yang belajar di TK Jannatul Athfal tidak hanya warga setempat saja,
62
namun banyak siswa yang bertempat tinggal diluar daerah dusun Banjaran
yang ikut bersekolah ini, contohnya Pengilon, Klaseman, bahkan ada siswa
dari Sumogawe kab. Semarang.
TK Jannatul Athfaal juga memiliki beberapa fasilitas pebelajaran yang
lengkap. Siswa dan guru TK Jannatul Athfaal sudah banyak meraih
prestasi sehingga terciptalah guru yng kreatif dan aktif sehingga peneliti
merasa perlu melakukan penelitian disana agar terpenuhinya rasa ingintahu
terhadap fenomena yang ada disana serta agar peneliti dapat
mengembangkan diri dan kemampuannya mengenai cara mengembangkan
sikap tanggung jawab anak melalui model pembelajaran project based
learning.
7. Kurikulum Yang Digunakan
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendiikan
yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam
satu jenjang pendidikan.
Adapun kurikulum yang digunakan di TK Jannatul Athfaal yaitu
Kurikulum 2013(K-13) yang mengacu pada pusat pembelajaran yang
dipusatkan terhadap minat anak. K-13 PAUD disusun mengacu pada
Standar Nasional PAUD serta kerangka dasar dan struktur kurikulum
PAUD. Dalam pembelajaran kurikulum k-13 memuat beberapa dokumen
penting seperti visi, misi, tujuan pembelajaran, kalender pendidikan,
63
program semester (prosem), program mingguan (RPPM), program harian
(RPPH), rangkaian penilaian (anekdot, hasil karya dan penilaian harian),
dll sebagainya. Di TK Jannatul Athfal penyusunan berkas dan pelaksanaan
setiap programnya tertata dengan rapi. Kurikulum dikembangkan prinsip
berpusat pada anak yaitu dengan mempertimbangkan potensi, minat,
bakat, perkembangan, dan kebutuhan semua anak, termasuk anak yang
mempunyai kebutuhan khusus.
8. Tata Tertib dan Pembiasaan di TK Jannatul Athfaal
a. Kegiatan Belajar Mengajar
KBM di TK Jannatul Athfaal dilaksanakan setiap hari Senin – Jumat
pukul 07.30 s/d 10.30 WIB dengan urutan sebagai berikut :
Tabel 3.3 Jadwal KBM TK Jannatul Athfaal
WAKTU KEGIATAN
07.00-07.30 WIB KEDATANGAN
07.30-08.00 WIB DOA, ICE BREAKING, HAFALAN
08.00- 08.15 WIB TOILET TRAINING
08.15 – 08.30 WIB JURNAL PAGI
08.30 – 09.15 WIB KEGIATAN INTI
09.15 – 09.45 WIB ISTIRAHAT
09.45 - 10.15 WIB PENGEMBANGAN KEAGAMAAN
10.15 – 10.30 WIB PENUTUP – PULANG
64
1) Upacara bendera setiap hari Senin dan Hari Besar Nasional
2) Memeriksa kuku setelah kegiatan upacara selesai
3) Toilet training sebelum memasuki kelas
4) Menabung setiap hari Senin dan Kamis.
5) Sholat berjamaah setiap hari Selasa dan Rabu
6) Senam setiap hari Kamis dan Jum’at
7) Infak harian setiap hari Senin – Jum’at
8) Olahraga/jalan sehat setiap hari Jum’at
b. Seragam Sekolah Dan Perlengkapan Murid
1) Jadwal Seragam Sekolah :
Senin : Putih – pink
Selasa : Hijau (batik)
Rabu : Kuning- Hijau ( Olahraga)
Kamis : Kaos Merah
Jum’at : Bebas
2) Setiap hari anak harus membawa baju ganti guna mengantisipasi
ketika melibatkan kegiatan yang dapat mengotori seraga
3) Perlengkapan murid yang harus dibawa kesekolah dan ditinggal
adalah sandal, cangkir, sikat gigi, pasta gigi, map plastik.
4) Semua perlengkapan murid diberi nama panggilan
5) Membawa bekal makan dan minum setiap hari
65
c. Tidak Masuk Sekolah Dan Konsultasi
1) Apabila tidak masuk sekolah karena sakit atau hal lain harus ada
surat, telpon/ sms/ wa dari orang tua/wali pada hari murid tersebut
tidak masuk
2) Tidak masuk sekolah tanpa pemberitahuan dianggap bolos pada
akhirnya akan merugikan murid yang bersangkutan
3) Apabila sesuatu hal murid terpaksa meninggalkan kelas saat
berlangsung KBM orang tua / wali murid yang menjemput dapat
meminta ijin dengan guru kelas.
4) Konsultasi secara lisan dan tertulis
5) Konsultasi antara guru dengan wali murid melalui buku
penghubung yang telah disediakan sekolah.mencakup segala
pengumuman dari sekolah, konsultasi secara tertulis anatara wali
murid dan guru
6) Buku penghubung wajib dikembalikan setelah dibaca dan ditanda
tangani wali murid
d. Larangan – larangan
1) Tidak diperbolehkan mengenakan perhiasan berharga, kecuali
anting untuk murid perempuan
2) Tidak diperbolehkan membawa mainan, jajanan berupa ciki dan
permen, dan membawa uang kecuali untuk berinfak.
66
3) Rambut murid laki-laki tidak boleh melebihi telinga
4) Tidak boleh melepas kerudung bagi murid perempuan di area
sekolah kecuali ada suatu hal yang mendesak.
9. Sarana dan Prasarana
a. Kamar mandi
b. Dapur
c. Tempat bermain indoor dan outdoor
d. Uks
e. Perpustakaan
10. Prestasi Sekolah
Tabel 3.4 Daftar Prestasi TK Jannatul Athfaal
No Lomba Tingkat Juara Tahun
1. Puisi Anak Kecamatan II 2012
2. Mengucap Syair Kota Salatiga Harapan
II
2012
3. Menyanyi Tunggal Kecamatan Harapan
I
2013
4. Menangkap Ikan Kota Salatiga I 2014
5. Kreatifitas Finger
Painting
Kota Salatiga Harapan
III
2015
6. Hafalan TKL.B Kota Salatiga III 2016
67
7. Memasukkan
Kelereng dan
Nembang Jawa
Kecamatan I 2016
8. Membentuk Plastisin
dan Estafet Geometri
Kecamatan I 2016
9. Melukis Tampah dan
Nembang Jawa
Kecamatan I 2016
10. Finger Painting dan
Estafet Geometri
Kecamatan I 2016
11. Menempel Kertas
Warna Dengan Pola
Kecamatan Harapan
III
2017
12. Memasukkan Bola
dalam Keranjang
Kecamatan Harapan
I
2017
13. Tari Kreasi Baru Kecamatan Harapan
III
2018
14. Mengancingkan Baju Kecamatan I 2018
15. Estafet Bola Kecamatan I 2018
B. Deskripsi Pra Siklus
1. Deskripsi Kondisi Awal
Pada tahap awal dari penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengadakan
pengamatan awal terhadap aktivitas siswa dan terhadap proses pembelajaran
68
yang berlangsung pada kelompok A. Jumlah anak pada kelompok A terdiri
dari 17 anak yaitu 9 anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Anak-anak
kelompok A kurang memperhatikan pembelajaran, dalam menyelesaikan
tugas pun anak kelompok A kurang bertanggung jawab akan tugasnya.
Ketika pembelajaran selesai, beberapa anak kelompok A tidak membantu
untuk membersihkan tempat dan alat yang telah digunakan. Anak kelompok
A terlihat bosan dalam mengerjakan tugas yang diberikan pendidik, hal ini
terlihat ketika anak diminta untuk membuat sebuah gambar, anak hanya
asal-asalan dalam membuatnya. Terdapat anak yang sudah mau membuat
gambar dengan baik akan tetapi pada akhirnya anak mulai bermalasan untuk
melanjutkan kegiatannya.
Oleh karenanya peneliti melakukan perencanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Project based learning pada tahap
selanjutnya dengan harapan dapat meningkatkan tanggung jawab anak
kelompok A TK Jannatul Athfaal Salatiga yang menjadi objek penelitian.
Proses pembelajaran di TK Jannatul Athfaal, yaitu menggunakan
pembelajaran sentra. Terdapat 5 sentra yaitu sentra alam, sentra bahasa,
sentra agama, sentra balok dan sentra seni. Dalam proses pembelajarannya,
anak-anak mendengarkan saat apersepsi, pendidik menjelaskan 4 kegiatan
yang harus dikerjakan oleh masing-masing anak secara bergantian. Namun
ada beberapa anak yang hanya mau melakukan satu atau dua kegiatan saja..
Skor yang diperoleh dari pra tindakan ini nantinya akan dibandingkan
69
dengan skor pada siklus I dan siklus II yaitu skor yang diperoleh setelah
melakukan tindakan peningkatan sikap tanggung jawab anak melalui
metode project based learning. Skor yang dilakukan pada pra tindakan
dengan skor siklus I, siklus II dan siklus III diharapkan dapat terlihat jelas
peningkatan sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan.
2. Penilaian Pra Siklus
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti sebelum Siklus penelitian
dilakukan. Didapatakan bahwa masih banyak anak yang masih kurang
berkembang sikap tanggung jawab dalam setiap kegiatan yang di lakukan
seperti ketika mendapat tugas dari guru anak tidak menyelesaikannya secara
mandiri, anak tidak bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri,
dll. Adapun data hasil pengamatan prasiklus yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.5 Hasil Pengamatan Pra Siklus
No Aspek yang dinilai Tingkat pencapaian Rata-rata
BB MB BSH BSB
1. Anak menyelesaikan tugas tepat
waktu
- 6 11 - BSH
2. Anak mengerjakan tugas secara
mandiri
3 8 6 - MB
3. Anak menjaga barang miliknya 2 7 6 2 MB
4. Anak meletakkan barang sesuai
dengan tempatnya
5 7 4 1 MB
Rata-rata tingkat pencapaian persiklus MB
70
Keterangan Nilai Kriteria :
BB : Belum Berkembang antara 0% - 25%
MB : Mulai Berkembang antara 25% - 50%
BSH : Berkembang Sesuai Harapan antara 50% - 75%
BSB : Berkembang Sangat Baik antara 75% - 100%
Berdasarkan data Pra Siklus hasil kemampuan belajar anak untuk
mengembangkan sikap tanggung jawab anak kelompok A di TK Jannatul
Athfaal Banjaran Salatiga yaitu 75% anak Mulai berkembang (BB), 25% Anak
Berkembang Sesuai Harapan (BSH).
Rata-rata pencapaian presentase pra siklus adalah 25% dan belum mencapai
kriteria keberhasilan yang ditentukan, karena indikator keberhasilan yang
ditetapkan dalam pembelajaran ini adalah 85%. Apabila dalam pembelajaran
belum mencapai indikator yang ditetapkan berarti pembelajaran pra siklus belum
berhasil sehingga akan dilaksanakan tindakan Siklus I.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pada siklus I peneliti telah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Project Based Learning dalam mengembangkan sikap
tanggung jawab anak kelompok A1, yaitu sebagai berikut :
71
1. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan ini mencakup kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
a. Merencanakan proses pembelajaran dengan model pembelajaran project
based learning pada tahap tanggung jawab awal, sesuai dengan tema
pada saat pelaksanaan siklus, yaitu tema tanaman dengan subtema
tanaman sayur mayur.
b. Menetapkan materi pembelajaran yang akan diajarkan pada siklus I,
yaitu mengenai tumbuhan wortel.
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
d. Menyiapkan alat pembelajaran berupa bahan-bahan tradisional / barang
bekas (lose part) seperti botol bekas, daun kering, serpihan genting,
plastik, kertas bekas, kardus bekas, ranting kayu, kapas, dan lain-lain.
e. Membuat instrumen penelitian yang meliputi lembar observasi untuk
mengamati siswa selama proses pembelajaran mengenai sikap
tanggunng jawab anak usia 4-5 tahun.
f. Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran
2. Pelaksanaan Tindakan
Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 19 November 2019 dengan tema
tanaman dan subtema tanaman sayur. Pada tahap pelaksanaan dibagi menjadi
beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru, yaitu sebagai berikut :
72
a. Pra pembelajaran
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan siswa untuk
pembelajaran yaitu kertas lipat, gunting dan lem.
2) Mengkondisikan siswa untuk tenang dan fokus terhadap
pembelajaran
3) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).
4) Menyiapkan penilaian berupa rating scale untuk menilai kegiatan
anak
b. Kegiatan awal
Pada tahap kegiatan awal ada beberapa hal yang dilakukan oleh guru,
yaitu :
1) Guru mengajak anak berbaris di depan kelas, kemudian mengajak
anak untuk melakukan gerakan fisik motorik kasar, sebagaimana
yang terdapat dalam RPPH.
2) Guru mengajak anak masuk kedalam kelas secara tertib, dan
mempersilakan anak melapas dan menata sepatunya di rak sepatu
yang sudah disediakan.
3) Guru mengajak anak untuk duduk dengan membuat bentuk lingkaran
dan menambahkan sedikit ice breaking untuk mengetahui minat anak
apakah sudah siap untuk belajar.
73
4) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama dengan siswa sesuai
dengan SOP (Standar Oprasional Prosedur) yang telah ditetapkan
sekolah tentang doa pembuka.
5) Guru mengabsen siswa dan menanyakan kabar siswa.
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Yaitu tema tanaman
sayur .
7) Guru melakukan apersepsi dengan anak mengenai macam-macam
tanaman sayur, manfaat dan warnanya, terutama tanaman wortel
8) Guru mengajak anak untuk menyampaikan minat idenya bagaimana
cara membuat tanaman wortel dari kertas lipat.
9) Guru mengajak anak untuk membuat aturan bermain, waktu
pelaksanaannya yaitu 30 menit. Dan ketika kegiatan selesai anak
mengembalikan alat yang telah digunakan ke tempat semula.
10) Guru mengajak anak untuk jurnal pagi yaitu menggambar bebas
sesuai minatnya.
c. Kegiatan inti
Hal-hal yang dilakukan guru pada tahap kegiatan inti adalah sebagai
berikut :
1) Guru mengajak anak mengamati peralatan yang sudah disiapkan
oleh guru dan menyebutkan kembali nama-nama peralatan yang
digunakan.
74
2) Guru mengingatkan kembali aturan permaianan yang telah
disepakati bersama salah satunya yaitu mengembalikan alat ke
tempat semula apabila kegiatan telah selesai dilakukan.
3) Guru menjelaskan materi pembelajaran menggunakan model
pembelajaran project based learning, dengan kegiatan sebagai
berikut :
a) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
membua tanaman wortel dari kertas lipat.
b) Guru menentukan waktu penyelesaian kegiatan anak yaitu
selama 30 menit.
c) Guru mempersilakan anak untuk mengambil peralatan yang ia
gunakan dimeja yang tealah disediakan guru
d) Anak mulai membuat wortel bautan dengan menempel kertas
lipat yang telah digulung diatas kertas kosong.
e) Guru mengamati proses kegiatan setiap anak disertai dengan
menanyakan bagaiamana cara ia menggulung kertas lipatnya,
bagian mana yang harus ditempel terlebih dahulu, dan lain-lain
f) Setelah anak selesai. Maka anak dipersilakan untuk
memperlihatkan hasil karyanya kepada teman-temannya.
g) Guru mendokumentasiakan hasil karya setiap anak.
75
h) Guru mempersilakan anak mengembalikan alat-alat yang telah
ia gunakan sesuai tempat semula dan membersihkan tempat
yang telah ia gunakan.
d. Kegiatan penutup
Pada tahap kegiatan penutup, hal-hal yang dilakukan guru adalah sebagai
berikut :
1) Guru melakukan recalling terhadap materi pembelajaran yang telah
disampaikan.
2) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang telah
menyelesaikan tugas dengan baik, dengan memberi cap bintang di
punggung tangan anak dan guru memberi arahan dan motivasi
kepada anak yang belum mau atau belum tuntas menyelesaikan
tugasnya.
3) Guru menanyakan apakah kegiatan yang dilakukan pada hari ini
menyenangkan
4) Guru memberitahukan sub tema yang akan dibahas esok dan
menanyakan minat anak untuk menentukan kegiatan yang akan
dilaksanakan esok hari.
5) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam dan do’a
penutup.
76
3. Observasi
Sesuai dengan tujuan penelitian tindakan kelas ini yaitu untuk
meningkatkan tanggung jawab anak, maka observasi difokuskan pada
penyelesaian kegiatan yang telah dipilih anak apakah kegiatan tersebut
dapat ia selesaikan secara tepat waktu. Maka dari itu pada tahap ini
peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang
berlangsung, yaitu meliputi :
a. Memperhatikan sikap dan perilaku siswa saat proses pembelajaran
b. Mengamati dengan menggunaan lembar observasi yang telah
dipersiapkan untuk melakukan pengamatan terhadap aktifitas anak
dalam menyelesaikan tugas secara tepat waktu atau tidak dan
melakukan pengamtan terhadap aktifitas guru dalam mengelola
pembelajaran
4. Refleksi
Refleksi merupakan tahap akhir dari siklus I ini. pada tahap ini
Peneliti dapat menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai. Namun
meskipun demikian peneliti juga menemukan beberapa kekurangan
dalam pembelajaran tersebut. Adapun keberhasilan yang telah dicapai
pada siklus I ini antara lain :
a. Sebelum masuk kepada kegiatan inti guru sudah mengadakan
apersepsi untuk masuk kepada materi pembelajaran.
77
b. Guru melaksanakan model pembelajaran project based learning
dengan baik dengan berperan sebagai fasilitator anak
c. Sebagian siswa telah menyelesaikan tugasnya dengan baik pada
waktu yang telah ditentukan
d. Sebagian siswa merasa enjoy dengan kegiatan yang ia lakukan
e. Sebagian siswa mau bertanggung jawab mengembalikan alat dan
bahan telah ia gunakan.
Sedangkan, kekurangan yang peneliti temukan pada siklus I ini,
yaitu sebagai berikut :
a. Saat pembelajaran berlangsung masih ada siswa yang kurang aktif
dan masih banyak bertanya dan minta tolong kepada guru untuk
menyelesaikan kegiatannya
b. Guru masih belum terbiasa membiarkan anak melakukan
kegiatannya sendiri
c. Sebagian siswa belum menyelesaikan tugasnya tepat waktu .
d. Guru masih kewalahan dalam mengamati proses pembelajaran per
anak.
Untuk mengatasi kekurangan yang peneliti temukan pada siklus I,
maka peneliti merencanakan perbaikan-perbaikan agar pada siklus
berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama sehingga hasilnya bisa
maksimal. Berikut ini adalah rencana perbaikan yang peneliti susun :
78
a. Guru mengulangi lagi aturan bermain yang telah disepakati
sebelum pembelajaran berlangsung.
b. Guru membuat perencanaan waktu dengan baik agar waktu
pembelajaran efektif dan efisien, sehingga semua kegiatan dapat
terlaksana dengan baik dan juga siswa dapat menyelesaikan lembar
tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
c. Mencoba mengubah metode kegiatan dengan kegiatan
berkelompok .
d. Guru menambah media gambar dalam penyampaian materi
sehingga anak akan lebih tertarik dan imajinasi yang muncul dari
anak semakin banyak.
e. Guru lebih banyak memotivasi anak untuk menyelesaikan tugasnya
dengan mandiri dengan mengungkapkan bahwa guru percaya jika
anak pasti bisa.
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Dikarenakan pada siklus I belum didapatkan hasil yang maksimal dari
penerapan model pembelajaran Project based learning dalam pembelajaran,
maka dilaksanakan tindakan lanjutan yaitu pelaksanaan siklus II. Pada siklus II
ini tahap-tahap dilakukan oleh peneliti sama dengan pada siklus I tetapi dengan
melengkapi kekurangan yang ditemukan pada siklus I tetapi dengan melengkapi
kekurangan yang ditemukan pada siklus I dengan melakukan perbaikan
79
sebagaimana yang telah disusun, sehingga pada siklus II ada peningkatan yang
dicapai sehingga hasilnya lebih baik dari siklus I. adapun tahapan-tahapan yang
peneliti lakukan pada siklus II ini adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan ini mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Merencanakan proses pembelajaran dengan model pembelajaran project
based learning pada tahap tanggung jawab awal, sesuai dengan tema
pada saat pelaksanaan siklus, yaitu tema tanaman subtema tanaman
sayur.
b. Menetapkan materi pembelajaran yang akan diajarkan pada siklus II,
yaitu mengenai Perkebunan.
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
d. Menyiapkan alat pembelajaran berupa bahan-bahan tradisional / barang
bekas (lose part) seperti botol bekas, daun kering, serpihan genting,
plastik, kertas bekas, kardus bekas, ranting kayu, kapas, busa dan lain-
lain.
e. Membuat instrumen penelitian yang meliputi lembar observasi untuk
mengamati siswa selama proses pembelajaran mengenai sikap
tanggunng jawab anak usia 4-5 tahun.
f. Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran
80
2. Pelaksanaan Tindakan
Siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis, 21 November 2019 dengan
tema tanaman subtema tanaman sayur dan sub-subtema perkebunan. Pada
tahap pelaksanaan dibagi menjadi beberapa kegiatan yang dilakukan oleh
guru, yaitu sebagai berikut :
a. Pra pembelajaran
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan siswa untuk
pembelajaran yaitu berupa lose part (batu-batuan, ranting
kering, daun kering, botol, pecahan genting,kardus, tutup
botol, biji-bijian.
2) Mengkondisikan siswa untuk tenang dan fokus terhadap
pembelajaran
3) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH).
4) Menyiapkan penilaian berupa rating scale untuk menilai
kegiatan anak
5) Menyiapkan cap bintang
b. Kegiatan awal
Pada tahap kegiatan awal ada beberapa hal yang dilakukan oleh guru,
yaitu :
81
1) Guru mengajak anak berbaris di depan kelas, kemudian
mengajak anak untuk melakukan gerakan fisik motorik kasar,
sebagaimana yang terdapat dalam RPPH.
2) Guru mengajak anak masuk kedalam kelas secara tertib, dan
mempersilakan anak melapas dan menata sepatunya di rak
sepatu yang sudah disediakan.
3) Guru mengajak anak untuk dudukk dengan membuat bentuk
lingkaran dan menyanyikan lagu tanaman kemudian
menanyakan anak apakah sudah siap untuk belajar.
4) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama yang dipimpin
oleh salah satu anak kelompok A.
5) Guru mengabsen dan menanyakan kabar anak.
6) Guru menyampaikan materi yang akan dibahas hari ini, yaitu
tentang perkebunan.
7) Guru melakukan apersepsi dengan cara tanya jawab dengan
anak mengenai apa itu kebun, siapa yang pernah melihat,
benda apa saja yang ada di kebun.
8) Guru menawarkan 2 kegiatan yaitu membuat kebun dan
mencari jalan menuju kebun.
9) Guru membagi kelompok dalam kelas menjadi 5 kelompok
yaitu 3 kelompok masing-masing 3anak dan 2 kelompok
masing-masing 4 anak.
82
10) Guru mengajak anak bergabung dengan kelompoknya untuk
mendiskusikan kegiatan yang mana yang akan dipilih
11) Guru mengajak anak untuk membuat aturan bermain mulai
dari waktu pelaksanaan, kesepakatan yang tidak boleh
dilanggar, dan konsekwensi yang akan diterima apabila anak
melakukan pelanggaran saat bermain. Contoh : mengganggu
teman saat sedang melakukan kegiatan pembelajaran.
c. Kegiatan inti
Hal-hal yang dilakukan guru pada tahap kegiatan inti adalah sebagai
berikut :
1) Guru mengajak anak mengamati peralatan yang akan
digunakan
2) Guru mengingatkan kembali aturan permaianan yang telah
disepakati bersama salah satunya yaitu mengembalikan alat ke
tempat semula apabila kegiatan telah selesai dilakukan.
3) Guru menjelaskan materi pembelajaran menggunakan model
pembelajaran project based learning, dengan kegiatan sebagai
berikut :
a) Guru menawarkan beberapa kegiatan yang telah
dirancang guru dalam RPPH. anak dipersilakan memilih
salah satu kegiatan yang akan ia lakukan.
83
b) Guru menentukan waktu penyelesaian kegiatan anak
yaitu selama 30 menit.
c) Guru mempersilakan anak untuk memulai kegiatan yang
ia pilih dan mempersilakan anak untuk mengambil dan
memilih bahan yang akan ia gunakan sebagai alat
penyelesaian kegiatannya.
d) Guru mengamati proses kegiatan setiap anak disertai
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan aktif sebagai
interaksi pembelajaran yaitu menanyakan apa yang
sedang ia buat, bagaimana cara membuatnya, apa
kegunaannya, apa saja bagian-bagian benda tersebut, apa
saja bahan yang ia gunakan. Jika ada sesuatu yang
menarik menanyakan mengapa anak membuat hal itu.
e) Setelah waktu penyelesaian kegiatan telah habis. Maka
anak dipersilakan untuk memperlihatkan hasil karyanya
kepada teman-temannya.
f) Guru mendokumentasiakan hasil karya setiap anak.
g) Guru mempersilakan anak mengembalikan alat-alat yang
telah ia gunakan sesuai tempat semula dan
membersihkan tempat yang telah ia gunakan.
84
d. Kegiatan penutup
Pada tahap kegiatan penutup, hal-hal yang dilakukan guru adalah
sebagai berikut :
1) Guru melakukan recalling terhadap materi pembelajaran yang
telah disampaikan.
2) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang telah
menyelesaikan tugas dengan baik, dengan memberi cap bintang di
punggung tangan anak dan guru memberi arahan dan motivasi
kepada anak yang belum mau atau belum tuntas menyelesaikan
tugasnya.
3) Guru menanyakan apakah kegiatan yang dilakukan pada hari ini
menyenangkan
4) Guru memberitahukan sub tema yang akan dibahas esok dan
menanyakan minat anak untuk menentukan kegiatan yang akan
dilaksanakan esok hari.
5) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam dan do’a
penutup.
3. Observasi
Dari pengamatan yang peneliti lakukan dengan menggunakan lembar
pengamatan, maka diketahui bahwa pada siklus II ini terjadi peningkatan
kemampuan siswa dalam bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri
85
dibandingkan hasil yang dicapai sebelumnya pada siklus I. Perhatian
siswa terhadap materi meningkat dengan lebih menariknya penyampaian
guru disertai dengan gambar-gambar konkret sebagai pemicu imajinasi
anak dan anak lebih mudah dalam membuat suatu karyanya karena ada
gambar nyata yang dapat dijadikan acuan. Dengan begitu anak lebih
optimis dalam menyelesaikan kegiatannya sehingga tepat waktu. Dengan
dibentuknya kelompok guru lebih mudah dalam mengamati proses
kegiatan anak, anak juga menjadi lebih bersemangat dan semakin aktif
menyelesaikan kegiatannya.
4. Refleksi
Setelah mengumpulkan data dan menganalisinya, didapatkan hasil
bahwa belajar siswa pada siklus II sudah jauh lebih baik daripada siklus I
dan telah mencapai target yang direncanakan. Adapun hasil refleksi dari
siklus II adalah sebgai berikut :
a. Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran project
based learning berjalan dengan baik dan mudah diterima siswa
b. Siswa sangat antusias menyelesaikan kegiatannya dan merasa enjoy
dengan model pembelajaran project based learning yang
menyenangkan
86
c. Semua siswa menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu dan dengan
tertib mengembalikan benda yang telah ia guanakan dengan baik dan
benar
d. Siswa lebih aktif dan bersemangat dalam pembelajaran.
Dari pelaksanaan siklus II ini dapat diketahui bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran project based learning dapat
meningkatkan tanggung jawab anak. hal ini dapat dilihat dari
peningkatan sikap tanggung jawab dari setiap siklusnya, maka kegiatan
penelitian ini dihentikan pada siklus II dan tidak perlu dilanjutkan ke
siklus berikutnya.
87
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data
Adapun penilaian yang diberikan pada lembar kerja anak, berupa symbol
gambar bintang yang mana symbol gambar bintang tersebut akan diubah
kedata yang bersifat angka atau kualitatif untuk sementara, kemudian akan
dioplah dalam bahasa kualitatif. Adapaun indikator yang akan digunakan
setiap siklus adalah sama, dan gambar yang digunakan pada setiap
pertemuan juga bervariasi.
2. Siklus I
a. Hasil Perkembangan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan
pengolahan data pada siklus I, maka dapat disajikan ke dalam tabel
sebagai berikut :
88
Tabel 4.1 Hasil Penelitian siklus I
No Nama
Anak
Nilai pada indikator siklus I
(I.1) (I.2) (I.3) (I.4)
Nilai
anak
Presentase keterangan
1 Rafi 2 2 3 3 10 62,5% BSH
2 Sa’daan 3 1 2 2 8 50 % MB
3 Syaiful 3 3 3 3 12 75 % BSH
4 Marsya 2 3 2 3 10 62,5 % BSH
5 Aurel 3 3 3 3 12 75% BSH
6 Naura 1 2 3 2 8 50% MB
7 Kalina 3 2 2 2 9 56,25% MB
8 Kantya 2 1 2 3 8 50 % MB
9 Riski 3 2 2 1 8 50% MB
10 Krisna 2 3 2 3 10 62,5 % BSH
11 Fadhil 2 2 2 2 8 50 % BSH
12 Abid 3 2 3 3 11 68,75% BSH
13 Alfath 2 3 2 3 10 62,5 % BSH
14 Khanza 3 3 3 3 12 75 % BSH
15 Afian 3 2 3 4 12 75% BSH
16 Kirana 3 2 2 3 10 62,5 % BSH
17 Huda 2 2 2 2 8 50% MB
Jumlah Nilai Anak 166 61,02 % BSH
Keterangan Indikator butir Amatan :
Indikator 1 : Anak mampu menyelesaikan tugas tepat waktu
Indikator 2 : Anak mampu menyelesaikan tugasnya secara mandiri
Indikator 3 : Anak mampu menjaga barang miliknya
89
Indikator 4 : Anak mau mengembalikan atau meletakkan barang sesuai
tempatnya
Katerangan Nilai Kriteria :
BB : Belum Berkembang antara 0% - 25%
MB : Mulai Berkembang antara 25% - 50%
BSH : Berkembang Sesuai Harapan antara 50% - 75%
BSB : Berkembang Sangat Baik antara 75% - 100%
Berdasarkan data diatas, rata-rata presentase pencapaian kelas
pada Siklus I mencapai 61,02%. Diketahui presentase pencapaian tiap
anak belum ada yang mencakup nilai indikator keberhasilan, yaitu 75%,
ada 6 anak yang Mulai Berkembang (MB) dan 10 anak yang
Berkembang Sesuai Harapan (BSH), sehingga dapat dikatakan bahwa
hasil belajar anak belum maksimal dan masih memerlukan perbaikan.
90
b. Hasil Observasi Anak dan Guru
Tabel 4.2 Hasil Observasi Anak Pada Siklus I
No Nama Aspek yang Diamati Jumlah
Anak Memperhatikan
guru ketika
sedang
menyampaikan
materi
Keaktifan
anak dalam
menjawab
pertanyaan
Tidak mudah
mengeluh dan
minta bantuan
ketika melakukan
Project
Fokus
menyelesai
kan
kegiatan
Project
Skor
Nilai
1 Rafi 2 1 2 3 8
2 Sa’daan 3 2 3 3 11
3 Syaiful 3 3 3 2 11
4 Marsya 2 2 2 2 8
5 Aurel 3 3 2 3 11
6 Naura 1 1 2 2 6
7 Kalina 2 1 2 3 8
8 Kantya 2 2 3 3 10
9 Riski 3 3 2 2 10
10 Krisna 2 3 3 2 10
11 Fadhil 2 3 2 2 9
12 Abid 3 1 2 2 8
13 Alfath 2 1 1 2 6
14 Khanza 3 3 3 3 12
15 Afian 3 2 2 3 10
91
16 Kirana 3 2 2 2 9
17 Huda 2 2 2 3 9
Jumlah Nilai Anak 156
Keterangan :
Rata-rata pengamatan terhadap siswa Siklus I
Presentase Nilai Rata-rata = (156) Jumlah Skor X 100%
(272) Skor Maksimal
= 57,35 %
Taraf Keberhasilan :
0%-25% : Belum Berkembang (BB)
26%-50% : Mulai Berkembang (MB)
51%-75% : Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
76%-100% : Berkembang Sangat Baik ( BSB)
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1. Kemampuan guru saat mengkondisikan anak
a. Menyiapkan RPPH V
b. Menyiapkan perlengkapan mengajar V
c. Menyiapkan lembar observasi V
2. Kemampuan guru saat menjelaskan inti pelajaran
92
a. Mengkondisikan kelas V
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran V
c. Memberikan motivasi saat pembelajaran
berlangsung
V
3. Langkah-langkah guru saat melaksanakan
kegiatan menggunakan model pembelajaran
project based learning
a. Cara guru memprovokasi media lose part
sebagai alat untuk bermain
V
b. Cara guru memberikan semangat dan
pertanyaan aktif untuk menggali kreatifitas
anak
V
c. Cara guru dalam mengevaluasi setiap
kegiatan anak
V
Jumlah Skor 26
Keterangan :
Rata-rata hasil pengamatan guru Siklus I
Presentase Nilai Rata-rata = (26) Jumlah Skor X 100%
(36) Skor Maksimal
= 72,2 %
Taraf Keberhasilan :
90%-100% : Sangat Baik
80%-90% : Baik
70%-80% : Cukup
60%-70% : Kurang
0%-60% : Sangat Kurang
93
Berdasarkan tabel diatas, maka diketahui bahwa rata-rata hasil
pengamatan guru terhadap model pembelajaran peneliti sebesar 72,2%
yang dapat diartikan cukup dan rata-rata hasil pengamatan guru terhadap
siswa 57,35% yang dapat diartikan Berkembang Sesuai Harapan.
Berdasarkan hasil pengamatan, beberapa aspek yang belum , maka perlu
adanya perbaikan pada Siklus II.
3. Siklus II
a. Hasil Perkembangan Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan
data pada Siklus II, maka dapat disajikan kedalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Penelitian Siklus II
NO NAMA ANAK
NILAI PADA INDIKATOR SIKLUS I
NILAI ANAK PRESENTASE KETERANGAN
I.1 I.2 I.3 I.4
1 Rafi 3 3 4 3 13 81,25% BSB
2 Sa’daan 3 4 3 3 13 81,25% BSB
3 Syaiful 4 3 3 4 14 87,50% BSB
4 Marsya 3 3 3 4 13 81,25% BSB
5 Aurel 4 3 3 3 13 81,25% BSB
6 Naura 3 2 3 4 12 75% BSH
7 Kalina 4 2 4 2 12 75% BSH
8 Kantya 3 4 2 3 12 75% BSH
9 Riski 3 2 4 2 11 68,75% BSH
10 Krisna 2 3 3 3 11 68,75% BSH
11 Fadhil 2 3 3 3 11 68,75% BSH
12 Abid 3 2 4 3 12 75% BSH
94
13 Alfath 4 3 3 3 12 81,25% BSH
14 Khanza 3 3 4 4 14 87,50% BSB
15 Afian 4 2 3 4 13 81,25% BSB
16 Kirana 4 3 2 3 12 75% BSH
17 Huda 3 3 4 2 12 75% BSH
JUMLAH NILAI ANAK 210 77,60% BSH
Keterangan Indikator butir Amatan :
Indikator 1 : Anak mampu menyelesaikan tugas tepat waktu
Indikator 2 : Anak mampu menyelesaikan tugasnya secara mandiri
Indikator 3 : Anak mampu menjaga barang miliknya
Indikator 4 : Anak mau mengembalikan atau meletakkan barang sesuai
tempatnya
Katerangan Nilai Kriteria :
BB : Belum Berkembang antara 0% - 25%
MB : Mulai Berkembang antara 25% - 50%
BSH : Berkembang Sesuai Harapan antara 50% - 75%
BSB : Berkembang Sangat Baik antara 75% - 100%
Berdasarkan data diatas, rata-rata presentase pencapaian kelas pada
Siklus II mencapai 77,6%. Diketahui presentase pencapaian tiap anak
belum ada yang mencakup nilai indikator keberhasilan, yaitu 75%, ada 8
anak yang Berkembang Sangat Baik (BSH) dan 9 anak yang
95
Berkembang Sesuai Harapan (BSH), sehingga dapat dikatakan bahwa
hasil belajar anak sudah maksimal. Pencapaian pada Siklus I sebesar
61,02% dan pada Siklus II 77,6%. Artinya bahwa perkembangan yang
sangat baik dari setiap siklus.
b. Hasil Observasi Anak dan Guru
Tabel 4.5 Hasil Observasi Anak Pada Siklus II
No Nama Aspek yang Diamati Jumlah
Anak Memperhatikan
guru ketika
sedang
menyampaikan
materi
Keaktifan
anak dalam
menjawab
pertanyaan
Tidak mudah
mengeluh dan
minta bantuan
ketika melakukan
Project
Fokus
menyelesai
kan
kegiatan
Project
Skor
Nilai
1 Rafi 4 2 3 4 13
2 Sa’daan 4 3 4 4 15
3 Syaiful 4 4 3 3 13
4 Marsya 3 3 3 3 12
5 Aurel 4 3 3 3 13
6 Naura 2 3 3 3 10
7 Kalina 3 2 3 4 12
8 Kantya 3 3 3 3 12
9 Riski 3 4 3 2 12
10 Krisna 3 4 3 3 13
96
11 Fadhil 3 3 3 3 12
12 Abid 3 2 3 2 10
13 Alfath 3 2 2 3 10
14 Khanza 4 3 4 3 14
15 Afian 3 3 3 3 12
16 Kirana 3 3 3 3 12
17 Huda 3 3 3 3 12
Jumlah Nilai Anak 207
Keterangan :
Rata-rata pengamatan terhadap siswa Siklus I
Presentase Nilai Rata-rata = (207) Jumlah Skor X 100%
(272) Skor Maksimal = 76,10 %
Taraf Keberhasilan :
0%-25% : Belum Berkembang (BB)
26%-50% : Mulai Berkembang (MB)
51%-75% : Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
76%-100% : Berkembang Sangat Baik ( BSB)
Tabel 4.6 Hasil Observasi Guru Pada Siklus II
No Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1. Kemampuan guru saat mengkondisikan anak
a. Menyiapkan RPPH V
b. Menyiapkan perlengkapan mengajar V
97
c. Menyiapkan lembar observasi V
2. Kemampuan guru saat menjelaskan inti pelajaran
a. Mengkondisikan kelas V
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran V
c. Memberikan motivasi saat pembelajaran
berlangsung
V
3. Langkah-langkah guru saat melaksanakan
kegiatan menggunakan model pembelajaran
project based learning
a. Cara guru memprovokasi media lose part
sebagai alat untuk bermain
V
b. Cara guru memberikan semangat dan
pertanyaan aktif untuk menggali kreatifitas
anak
V
c. Cara guru dalam mengevaluasi setiap
kegiatan anak
V
Jumlah Skor 33
Keterangan :
Rata-rata hasil pengamatan guru Siklus I
Presentase Nilai Rata-rata = (33) Jumlah Skor X 100%
(36) Skor Maksimal
= 91,7%
Taraf Keberhasilan :
90%-100% : Sangat Baik
80%-90% : Baik
70%-80% : Cukup
98
60%-70% : Kurang
0%-60% : Sangat Kurang
Berdasarkan tabel diatas, maka diketahui bahwa rata-rata hasil
pengamatan guru terhadap model pembelajaran peneliti sebesar 91,7%
yang dapat diartikan sangat baik dan rata-rata hasil pengamatan guru
terhadap siswa 76,10% yang dapat diartikan Berkembang Sangat Baik.
berdasarkan pengamatan, beberapa aspek sudah banyak mengalami
peningkatan dari Siklus I.
99
B. Pembahasan
Berdasarkan pada lembar hasil penelitian yang diperoleh, nilai pada
siklus II lebih meningkat jika dibandingkan dengan Siklus I. Hal ini
membuktikan PTK telah berhasil dan hasilnya sudah baik. Maka pada Siklus II
ini telah cukup untuk memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar,
sehingga peneliti tidak perlu melanjutkan siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil perbandingan dari Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
dapat digambarkan pada grafik dibawah ini sebagai berikut :
Gambar 4.1 Diagram Perkembangan Sikap Tanggung Jawab
Peningkatan dari rata-rata pencapaian presentase kelas pada grafik di atas
dapat dijelaskan bahwa pada siklus I sebesar 61,02% dan pada siklus II sebesar
77,6%. Dapat disimpulkan dari data yang telah disajikan, bahwa terdapat
perkembangan sikap tanggung jawab melalui model pembelajaran project
based learning pada anak kelompok A di TK Jannatul Athfaal Banjaran
Salatiga. Hal ini dibuktikan dengan adanya perkembangan dari Pra Siklus
dengan Presentase 25% dan Siklus I dengan nilai presentase 61,02% ditambah
lagi perkembangan pada siklus II telah melampaui batas dari indikator
keberhasilan 75% dengan pencapaian meningkat yang bernilai 77,6%.
0
5
10
Pra Siklus Siklus I Siklus II
100
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa melalui model
pembelajaran Project Based Learning dapat mengembangkan sikap tanggung
jawab anak kelompok A TK Jannatul Athfaal Banjaran Salatiga. Pada indikator
disebutkan bahwa anak mampu menyelesaikan tugasnya secara mandiri, anak
mengerjakan tugasnya tepat waktu, anak menjaga barang amiliknya, anak
meletakkan baranag sesuai tempatnya. Siklus I sebelum ada nilai yang
mencakup indikator keberhasilan yaitu 75%, terdapat 6 anak yang Mulai
Berkembang (MB) dan 10 anak yang Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
dengan pencapaian 59% sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak
belum maksimal dan masih memerlukan perbaikan. siklus II terdapat ada 8 anak
yang Berkembang Sangat Baik (BSH) dan 9 anak yang Berkembang Sesuai
Harapan (BSH) dengan pencapaian individu 100%. Selisih peningkatan siklus I
dan Siklus II lumayan banyak yaitu 30%.
Dari pemaparan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran project based learning dapat mengembangkan sikap tanggung
jawab anak kelompok A TK Jannatul Athfaal Banjaran Salatiga tahun pelajaran
2019/2020.
101
B. Saran
1. Bagi Guru
Agar proses peningkatan sikap tanggung jawab anak melalui metode
proyek dapat berhasil dengan baik, sebaiknya guru menjelaskan apa saja
tanggung jawab yang harus dilakukan oleh anak. Pada proyek membuat
kebun sayur guru menjelaskan tugas yang harus dilaksanakan oleh anak
yaitu anak harus menyelesaikan proyek sesuai dengan waktu yang
ditentukan, mengerjakan proyek secara berkelompok, anak menggunakan
alat dan bahan dengan hati-hati, dan merapikan alat dan tempat yang sudah
digunakan.
2. Bagi Peneliti Lain
Penelitian melalui metode proyek ini hanya pada peningkatan sikap
tanggung jawab anak. Oleh karena itu, untuk peneliti selanjutnya dapat
meneliti sikap tanggung jawab dan aspek sosial emosional yang lain agar
lebih optimal, dan memperluas wilayah generalisasi.
102
DAFTAR PUSTAKA
Alo, Liliweri. 2015. Komunikasi Antar Personal. Jakarta : Kencana Prenadamedia
Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi.
Bandung :Alfabeta
Meity, H Idris,dkk. 2015. Menjadi Pendidik yang Menyenangkan & Profesional.
Jakarta : Pt. Luxima Metro Medi
Rohyati. 2020. Peningkatan Sikap Tanggung Jawab Anak Usia 5-6 Tahun Melalui
Metode Proyek di TK Tunas Ibu Kalasan.
(https://eprints.uny.ac.id/26480/1/Skripsi_Rohyati_111111241015. Di akses 11
April 2020, pukul 12:19).
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan.Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Sani, Ridwan abdullahh, Sudiran. 2016. Peneliitian Tindakan Kelas Pengembangan
Profesi Guru. Tangerang : Tsmart.
Saptarini, Indah, dkk. 2016. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Project
based Learning Pada Anak Kelompok B TK Siwi Peni XI Laweyan Tahun Ajaran
2015/2016. Solo : UNS. https://jurnal.uns.ac.id
Siti Aisyah,dkk. 2011. Perkembangan Dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini. Jakarta : universitas terbuka
103
Sulastri, ucu dan Wahyudi. 2015. Trik Dan Tips Guru Yang Mampu Menggali Potensi
Kecerdasan Anak. Jakarta : Pt Luxima Metro Media
Suyatno, 2009. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).
Sidoarjo : Masmedia Buana.
Sylvia, Rimm. 2003. Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Taniredja T, Pujiati Irma dan nyata. 2010. Penelitian tindakan kelas untuk
pengembangan profesi guru praktik, praktis dan mudah. Bandung : CV Alfabeta
Wiyoto, A. 2001. Melatih Anak Bertanggung Jawab. Jakarta : Mikra Utama
Yusuf, Syamsu. 2006. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya
104
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Siti Wahyu Murni
Tempat, tanggal lahir : Kab. Semarang, 09 Maret 1999
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kwarganegaraan : Indonesia
Alamat : Promasan RT03 RW02 Kumpulrejo Argomulyo Salatiga
Email : [email protected]
Riwayat pendidikan :
Sekolah Tahun Jurusan
MI Al Mahmud Kumpulrejo 01 2005 - 2010 -
MTs. Amal Sholeh 2010 – 2013 -
MAN Salatiga 2013 – 2016 Ilmu Pengetahuan Alam
IAIN Salatiga 2016 – 2020 Pendidikan Islam Anak
Usia Dini
105
Lampiran 2
106
Lampiran 3
107
Lampiran 4
Indikator Tiap Siklus Yang Diamati
Indikator 1 : Anak mampu mengerjakan tugas yang telah diberikan secara mandiri
Indikator 2 : Anak mampu menyelesaikan tugas tepat waktu
Indikator 3 : Anak menjaga barang miliknya
Indikator 4 : Anak meletakkan barang sesuai dengan tempatnya
108
Lampiran 5
109
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN
110
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
SIKLUS I
111
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
SIKLUS II
112
Lampiran 8
HASIL PENELITIAN PRA SIKLUS
No Aspek yang dinilai Tingkat pencapaian Rata-rata
BB MB BSH BSB
1. Anak menyelesaikan tugas tepat
waktu
- 6 11 - BSH
2. Anak mengerjakan tugas secara
mandiri
3 8 6 - MB
3. Anak menjaga barang miliknya 2 7 6 2 MB
4. Anak meletakkan barang sesuai
dengan tempatnya
5 7 4 1 MB
Rata-rata tingkat pencapaian persiklus MB
Keterangan Nilai Kriteria :
BB : Belum Berkembang antara 0% - 25%
MB : Mulai Berkembang antara 25% - 50%
BSH : Berkembang Sesuai Harapan antara 50% - 75%
BSB : Berkembang Sangat Baik antara 75% - 100%
113
HASIL PENELITIAN SIKLUS I
No Nama
Anak
Nilai pada indikator siklus I
(I.1) (I.2) (I.3) (I.4)
Nilai
anak
Presentase keterangan
1 Rafi 2 2 3 3 10 62,5% BSH
2 Sa’daan 3 1 2 2 8 50 % MB
3 Syaiful 3 3 3 3 12 75 % BSH
4 Marsya 2 3 2 3 10 62,5 % BSH
5 Aurel 3 3 3 3 12 75% BSH
6 Naura 1 2 3 2 8 50% MB
7 Kalina 3 2 2 2 9 56,25% MB
8 Kantya 2 1 2 3 8 50 % MB
9 Riski 3 2 2 1 8 50% MB
10 Krisna 2 3 2 3 10 62,5 % BSH
11 Fadhil 2 2 2 2 8 50 % BSH
12 Abid 3 2 3 3 11 68,75% BSH
13 Alfath 2 3 2 3 10 62,5 % BSH
14 Khanza 3 3 3 3 12 75 % BSH
15 Afian 3 2 3 4 12 75% BSH
16 Kirana 3 2 2 3 10 62,5 % BSH
17 Huda 2 2 2 2 8 50% MB
Jumlah Nilai Anak 166 61,02 % BSH
Keterangan Indikator butir Amatan :
Indikator 1 : Anak mampu menyelesaikan tugas tepat waktu
Indikator 2 : Anak mampu menyelesaikan tugasnya secara mandiri
Indikator 3 : Anak mampu menjaga barang miliknya
114
Indikator 4 : Anak mau mengembalikan atau meletakkan barang sesuai
tempatnya
Katerangan Nilai Kriteria :
BB : Belum Berkembang antara 0% - 25%
MB : Mulai Berkembang antara 25% - 50%
BSH : Berkembang Sesuai Harapan antara 50% - 75%
BSB : Berkembang Sangat Baik antara 75% - 100%
115
HASIL PENELITIAN SIKLUS II
No Nama
Anak
Nilai pada indikator
siklus I
(I.1) (I.2) (I.3) (I.4)
Nilai
anak
Presentas
e
keterangan
1 Rafi 3 3 4 3 13 81,25% BSB
2 Sa’daan 3 4 3 3 13 81,25% BSB
3 Syaiful 4 3 3 4 14 87,5% BSB
4 Marsya 3 3 3 4 13 81,25% BSB
5 Aurel 4 3 3 3 13 81,25% BSB
6 Naura 3 2 3 4 12 75% BSH
7 Kalina 4 2 4 2 12 75% BSH
8 Kantya 3 4 2 3 12 75% BSH
9 Riski 3 2 4 2 11 68,75% BSH
10 Krisna 2 3 3 3 11 68,75% BSH
11 Fadhil 2 3 3 3 11 68,75% BSH
12 Abid 3 2 4 3 12 75% BSH
13 Alfath 4 3 3 3 13 81,25% BSB
14 Khanza 3 3 4 4 14 87,5% BSB
15 Afian 4 2 3 4 13 81,25% BSB
16 Kirana 4 3 2 3 12 75% BSH
17 Huda 3 3 4 2 12 75% BSH
116
Jumlah Nilai Anak 210 77,6% BSH
Keterangan Indikator butir Amatan :
Indikator 1 : Anak mampu menyelesaikan tugas tepat waktu
Indikator 2 : Anak mampu menyelesaikan tugasnya secara mandiri
Indikator 3 : Anak mampu menjaga barang miliknya
Indikator 4 : Anak mau mengembalikan atau meletakkan barang sesuai
tempatnya
Keterangan Nilai Kriteria :
BB : Belum Berkembang antara 0% - 25%
MB : Mulai Berkembang antara 25% - 50%
BSH : Berkembang Sesuai Harapan antara 50% - 75%
BSB : Berkembang Sangat Baik antara 75% - 100%
117
Lampiran 9
HASIL OBSERVASI LAPANGAN SIKLUS I
Hasil Observasi Anak Pada Siklus I
No Nama Aspek yang Diamati Jumlah
Anak Memperhatikan
guru ketika
sedang
menyampaikan
materi
Keaktifan
anak dalam
menjawab
pertanyaan
Tidak mudah
mengeluh dan
minta bantuan
ketika melakukan
Project
Fokus
menyelesai
kan
kegiatan
Project
Skor
Nilai
1 Rafi 2 1 2 3 8
2 Sa’daan 3 2 3 3 11
3 Syaiful 3 3 3 2 11
4 Marsya 2 2 2 2 8
5 Aurel 3 3 2 3 11
6 Naura 1 1 2 2 6
7 Kalina 2 1 2 3 8
8 Kantya 2 2 3 3 10
9 Riski 3 3 2 2 10
10 Krisna 2 3 3 2 10
11 Fadhil 2 3 2 2 9
12 Abid 3 1 2 2 8
118
13 Alfath 2 1 1 2 6
14 Khanza 3 3 3 3 12
15 Afian 3 2 2 3 10
16 Kirana 3 2 2 2 9
17 Huda 2 2 2 3 9
Jumlah Nilai Anak 156
Keterangan :
Rata-rata pengamatan terhadap siswa Siklus I
Presentase Nilai Rata-rata = (156) Jumlah Skor X 100%
(272) Skor Maksimal
= 57,35 %
Taraf Keberhasilan :
0%-25% : Belum Berkembang (BB)
26%-50% : Mulai Berkembang (MB)
51%-75% : Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
76%-100% : Berkembang Sangat Baik ( BSB)
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1. Kemampuan guru saat mengkondisikan anak
d. Menyiapkan RPPH V
e. Menyiapkan perlengkapan mengajar V
119
f. Menyiapkan lembar observasi V
2. Kemampuan guru saat menjelaskan inti pelajaran
d. Mengkondisikan kelas V
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran V
f. Memberikan motivasi saat pembelajaran
berlangsung
V
3. Langkah-langkah guru saat melaksanakan
kegiatan menggunakan model pembelajaran
project based learning
d. Cara guru memprovokasi media lose part
sebagai alat untuk bermain
V
e. Cara guru memberikan semangat dan
pertanyaan aktif untuk menggali kreatifitas
anak
V
f. Cara guru dalam mengevaluasi setiap
kegiatan anak
V
Jumlah Skor 26
Keterangan :
Rata-rata hasil pengamatan guru Siklus I
Presentase Nilai Rata-rata = (26) Jumlah Skor X 100%
(36) Skor Maksimal
= 72,2 %
Taraf Keberhasilan :
90%-100% : Sangat Baik
80%-90% : Baik
70%-80% : Cukup
60%-70% : Kurang
0%-60% : Sangat Kurang
120
HASIL OBSERVASI LAPANGAN SIKLUS II
Hasil Observasi Anak Pada Siklus II
No Nama Aspek yang Diamati Jumlah
Anak Memperhatikan
guru ketika
sedang
menyampaikan
materi
Keaktifan
anak dalam
menjawab
pertanyaan
Tidak mudah
mengeluh dan
minta bantuan
ketika melakukan
Project
Fokus
menyelesai
kan
kegiatan
Project
Skor
Nilai
1 Rafi 4 2 3 4 13
2 Sa’daan 4 3 4 4 15
3 Syaiful 4 4 3 3 13
4 Marsya 3 3 3 3 12
5 Aurel 4 3 3 3 13
6 Naura 2 3 3 3 10
7 Kalina 3 2 3 4 12
8 Kantya 3 3 3 3 12
9 Riski 3 4 3 2 12
10 Krisna 3 4 3 3 13
11 Fadhil 3 3 3 3 12
12 Abid 3 2 3 2 10
13 Alfath 3 2 2 3 10
14 Khanza 4 3 4 3 14
121
15 Afian 3 3 3 3 12
16 Kirana 3 3 3 3 12
17 Huda 3 3 3 3 12
Jumlah Nilai Anak 207
Keterangan :
Rata-rata pengamatan terhadap siswa Siklus I
Presentase Nilai Rata-rata = (207) Jumlah Skor X 100%
(272) Skor Maksimal = 76,10 %
Taraf Keberhasilan :
0%-25% : Belum Berkembang (BB)
26%-50% : Mulai Berkembang (MB)
51%-75% : Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
76%-100% : Berkembang Sangat Baik ( BSB)
Tabel 4.6 Hasil Observasi Guru Pada Siklus II
No Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1. Kemampuan guru saat mengkondisikan anak
d. Menyiapkan RPPH V
e. Menyiapkan perlengkapan mengajar V
f. Menyiapkan lembar observasi V
2. Kemampuan guru saat menjelaskan inti pelajaran
d. Mengkondisikan kelas V
122
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran V
f. Memberikan motivasi saat pembelajaran
berlangsung
V
3. Langkah-langkah guru saat melaksanakan
kegiatan menggunakan model pembelajaran
project based learning
d. Cara guru memprovokasi media lose part
sebagai alat untuk bermain
V
e. Cara guru memberikan semangat dan
pertanyaan aktif untuk menggali kreatifitas
anak
V
f. Cara guru dalam mengevaluasi setiap
kegiatan anak
V
Jumlah Skor 33
Keterangan :
Rata-rata hasil pengamatan guru Siklus I
Presentase Nilai Rata-rata = (33) Jumlah Skor X 100%
(36) Skor Maksimal
= 91,7%
Taraf Keberhasilan :
90%-100% : Sangat Baik
80%-90% : Baik
70%-80% : Cukup
60%-70% : Kurang
0%-60% : Sangat Kurang
123
Lampiran 10
GAMBAR KEGIATAN SIKLUS I
Pembiasaan hari selasa , sholat dhuha berjamaah
Kegiatan menempel kertas lipat menjadi wortel Hasil karya anak
124
GAMBAR KEGIATAN SIKLUS II
Kegiatan doa bersama Pemanasan sebelum masuk kelas
Anak membuat pekarangan ( kebun durian) beserta jalannya
`
125
Anak merasakan relaksasi rerumputan perkebunan
126
GAMBAR MEDIA LOSE PART
127
Lampiran 11