pengembangan sepeda listrik tenaga surya dengan emergency charging system

65
PENGEMBANGAN SEPEDA LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN EMERGENCY RADIANT CHARGER SYSTEM

Upload: mual-alim

Post on 30-Jul-2015

308 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

PENGEMBANGAN SEPEDA LISTRIK TENAGA SURYA

DENGAN EMERGENCY RADIANT CHARGER SYSTEM

Page 2: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

PENDAHULUAN

Bukan rahasia umum lagi hampir seluruh perusahaan pembuat mobil

terkemuka di dunia berlomba menciptakan kendaraan dengan sumber tenaga

alternatif. Selain Bensin, ada Fuel Cell atau kombinasi Dry Cell dan Fossil Fuel

yang biasa kita dengar dengan nama Kendaraan Hybrid.

Sebenarnya riset dan pengembangan EV (Electric Vehicle) sebagai pengganti

BBM telah dimulai 10 tahun yang lalu, namun masih belum dapat menembus pasar

mobil BBM karena harganya yang relative mahal.

Dari berbagai jenis kendaraan listrik yang pernah dikembangkan, ternyata

sepeda motor listriklah yang paling sukses dikembangkan dan disosialisasikan,

terutama di Amerika, Eropa, Cina dan Jepang. Di negara tersebut, pemakaian sepeda

motor listrik telah sangat meluas, mulai dari kendaraan di dalam kompleks,

kendaraan kerja, sekolah, hingga instansi. Penyebabnya adalah kendaraan ini dapat

menghemat biaya, lebih murah, dan ramah lingkungan serta super irit.

Bahkan penjualan sepeda motor listrik di negara negara tersebut menunjukkan

trend yang terus meningkat. Namun motor ini sosoknya lebih pas disebut sebagai

Sepeda Listrik dengan Accu kering yang dapat menyimpan energi listrik dan dapat

menggerakan Dinamo yang ada di Sepeda Listrik tersebut. Dengan perpaduan yang

tepat dan dengan teknologi elektronika yang saat ini sangat berkembang pesat maka

laboratorium sistem manufaktur Universitas Trunojoyo berusaha memproduksi

Sepeda Listrik (E-BIKE).

Sejarah Sepeda Listrik

Akhir 1860 : Referensi pertama tentang sepeda motor listrik dipatenkan.

1911 : Menurut Popular Mechanics article sepeda motor listrik telah tersedia.

1920 : Perusahaan Ransomes, pembuat forklift, meneliti penggunaan motor

bertenaga listrik.

1941 : Krisis bahan bakar di Eropa mendorong perusahaan Socovel dari

Austrian membuat sepeda motor listrik kecil. Saat itu kendaraan yang

dibuat berjumlah sekitar 400 buah.

1946 : Terinspirasi oleh kelangkaan BBM dari masa Perang Dunia II, Merle

Williams menciptakan kendaraan listrik pertamanya. Kemudian beliau

mulai memproduksi kendaraan ini di garasi rumah dan bisnis ini terus

bergulir hingga akhirnya menjadi Perusahaan dengan nama Marketeer.

Page 3: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

1967 : Sepeda motor listrik bertenaga surya pertama berhasil dibuat oleh Karl

Kordesch.

1967 : Sepeda motor listrik bertenaga ringan dengan nama "Papoose" dibuat

oleh pabrik sepeda motor suku Indian di Springfield, Massachusetts,

dibawah pengarahan Flyod Clymer.

1973 : Mike Corbin membuat sepeda motor listrik pertamanya dengan rekor

kecepatan 162km/jam.

1974 : Corbin-Gentry Inc. mulai penjualan sepeda motor listrik secara legal.

1978 : Harley Davidson MK2 bertenaga listrik dibuat oleh Transitron di

Honolulu, Hawaii.

1988 : Eyeball Engineering membuat sepeda motor listrik KawaSHOCKi and

produk ini menghiasi majalah-majalah utama saat itu.

1990 : Scott Cronk dan EMB membuat sepeda motor listrik dengan nama

EMB Lectra VR24. Pelopor untuk jenis variable reluctance motors

(VR) dan dijual secara resmi.

2000 : Killacycle mencatat rekor 244.62 km/jam pada Woodburn Drags 2000.

2004: Tanggal 24 August Honda membuat sebuah percontohan motor hibrida

50cc yang diberi nama Honda Numo. Percontohan ini membawa

Honda selangkah lebih dekat kepada jenis sepeda motor hibrida yang

dapat diproduksi secara massal.

2007 : Killacycle membuat sebuah sepeda motor listrik bertenaga Li-Ion dan

dengan kecepatan 250.7 km/jam di Phoenix, AZ pada AHDRA 2007.

Solusi BBM dengan sepeda listrik (E-BIKE)

Kenaikan harga BBM memang berefek luas, segala sesuatu menjadi mahal

terutama kebutuhan bahan pokok yang semakin melambung. pada kondisi seperti

sekarang ini alangkah lebih baik seandainya kita sama-sama berupaya bagaimana

caranya mensiasati kenaikan BBM dengan menciptakan sumber energi baru selain

BBM seperti sumber energi yang berasal dari listrik salah satu contoh nya adalah

sepeda dengan menggunakan energi dari listrik.

E-BIKE bisa menjadi salah satu pilihan untuk mengurangi ketergantungan kita

akan BBM, beberapa keuntungan dari E-BIKE adalah :

1. karena E-BIKE Tidak menggunakan BBM maka dalam pengisiannya pun mudah

sekali , cukup diisi ulang layaknya telpon genggam, sehingga ketergantungan

kita dengan pom bensin tidak terlalu besar.

Page 4: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

2. kendaraan yang selama ini kita pakai mengeluarkan polusi yaitu polusi suara dan

polusi asap tapi dengan E-BIKE semua itu tidak akan terjadi karena suara dari

mesin ini sangat halus bahkan seperti tidak mengeluarkan suara dan tidak

meninggalkan bau asap kendaraan.

3. jarak tempuh yang tidak kalah dengan kendaraan berbahan bakar bensin,

menurut pengalaman 1 kali isi ulang selama 2 jam bisa menempuh jarak hingga

40 kilometer.

1. Analisis Situasi

1.1. Studi Pasar

Sepeda Motor masih menjadi alat transportasi yang paling populer bagi sebagian

besar masyarakat Indonesia. Pendapatan masyarakat yang relatif masih rendah,

infrastruktur lalu lintas yang belum memadai dan kemudahan dalam pembiayaan

ditengarai menjadi faktor penyebab penggunaan sepeda motor telah menempatkan

Indonesia sebagai pangsa pasar paling potensial (baca: nomor tiga di Asia setelah Cina

dan India). Pabrikan seolah berlomba melancarkan jurus untuk merebut pangsa pasar.

Salah satunya adalah menambah varian baru sepeda motor yang didukung oleh hi-tech

yang disesuaikan dengan karakteristik masyarakat Indonesia.

Penjualan sepeda motor mengalami pertumbuhan yang sangat mengesankan

pasca krisis. Pada 2000 dan 2001, penjualan sepeda motor masing-masing meningkat

59,3% dan 57% dengan penjualan 1,1 juta unit dan 1,7 juta unit. Pada 2003, penjualan

sepeda motor telah mencapai angka 3,1 juta unit, meningkat 30,5% dibanding 2002.

Realisasi penjualan 2003 ini jauh lebih tinggi dari yang diproyeksikan sebelumnya

yang sebesar 2,7 juta unit. Sedangkan pada caturwulan I 2004 angka penjualan sudah

mencapai 1,3 juta unit, sehingga diperkirakan pada akhir 2004 angka penjualan akan

menembus 4,2 juta unit.

Page 5: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

Tabel 1. Volume produksi sepeda Motor anggota AISI 1999-2004

Tabel 2. Volume produksi sepeda Motor anggota AISI 2004-2008

http://www.datacon.co.id/Otomotif2009.html

Tabel 3. Penjualan Sepeda Moteor per bulan tahun 2008

http://www.wartakota.co.id/

Page 6: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

Tabel 4. Jumlah Penjualan Menurut Merek

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menyatakan, penjualan motor agen

tunggal pemegang merek (ATPM) pada Februari 2009 naik 12,7 persen menjadi

414.004 unit dibandingkan Januari, 367.205 unit. http://autos.okezone.com/

Peluang Pasar

Ada beberapa faktor yang menjadi pendorong prospektifnya industri sepeda

motor di Indonesia. Pertama, masih sangat besarnya potensi pasar yang tersedia.

Kedua, berkembangnya ojek sebagai alternatif sarana transportasi umum di Indonesia.

Ketiga, semakin terjangkaunya harga sepeda motor sehingga meningkatnya

aksesibilitas masyarakat terhadap kepemilikan sepeda motor. Keempat, sepeda motor

merupakan salah satu alternatif alat transportasi baik karena infrastruktur transportasi

yang kurang memadai maupun karena relatif tidak terjangkaunya harga mobil oleh

sebagian besar masyarakat. Kelima, menjamurnya lembaga pembiayaan maupun bank

yang bermain di sektor pembiayaan pembelian sepeda motor dengan proses dan

persyaratan yang mudah, cepat dan dengan tingkat bunga yang relatif rendah sehingga

meningkatkan akses masyarakat terhadap pemilikan sepeda motor.

Sebagian besar industri perakitan sepeda motor tersebar di Jabotabek (49 unit),

dan Jatim (11 unit). Sisanya tersebar di provinsi lainnya. Diperkirakan, total kapasitas

produksi industri sepeda motor Indonesia saat ini mencapai 5 juta unit per tahun.

Kapasitas produksi terbesar dimiliki grup Astra yang mencapai 1,92 juta unit per

tahun, diikuti oleh Suzuki dengan kapasitas 850 ribu unit per tahun, dan Yamaha 750

ribu unit per tahun.

Di luar anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) kapasitas

produksi terbesar di miliki Kanzen yang mencapai 45 ribu unit per tahun. Dengan

kapasitas produksi yang cukup besar tersebut, saat ini hampir seluruh kebutuhan

sepeda motor di dalam negeri dipasok oleh produk rakitan di dalam negeri.

Page 7: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

Industri sepeda motor Indonesia didukung oleh sekitar 200 industri komponen

(sebagian besar merupakan industri komponen sepeda motor), yang terkonsentrasi di

Jabotabek dan Jawa Timur (Surabaya, Sidoarjo, dan Pasuruan). Jumlah ini jauh lebih

sedikit dibandingkan Thailand yang telah memiliki sekitar 1.500 industri komponen.

Disamping itu, sebagian besar industri komponen Indonesia merupakan industri kecil.

Dari 200 industri komponen yang ada, sebanyak 7 perusahaan diantaranya merupakan

industri mesin sepeda motor dan body parts mobil, 11 perusahaan industri yang

memproduksi axle, brake, clutch, transmission, steering, dan shock absorber, dan 182

perusahaan industri komponen strata dua yakni pressed part, glass, radiator, muffler,

electrical, rubber & palstic, dan casting.

Tabel 5. Tingkat Kepadatan Sepeda Motor dan Potensi Pasar

Sumber: Badan Pusat Statistik, Diolah *) Potensi pasar adalah kebutuhan sepeda motor untuk mencapai rasio 1:15 (titik jenuh kepemilikan sepeda motor)

Page 8: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

Dalam beberapa tahun ke depan industri sepeda motor hampir dapat dipastikan

masih sangat prospektif untuk dikembangkan. Potensi pasar Indonesia yang sangat

besar membuat Indonesia juga menjadi incaran produsen sepeda motor asing untuk

pasar sepeda motor sehingga merupakan tantangan bagi industri lokal untuk

meningkatkan daya saingnya

Tantangan lain yang dihadapi industri sepeda motor Indonesia adalah masih

belum memadainya dukungan industri komponen untuk industri perakitan sepeda

motor. Sehingga, seringkali ketika terjadi lonjakan permintaan sepeda motor yang

cukup besar, permintaan industri perakitan sepeda motor tidak dapat dipenuhi secara

maksimal oleh industri komponen. Akibatnya, permintaan yang terjadi tidak dapat

dipenuhi oleh pabrikan lokal, sehingga harus dipasok dari produk impor

Dengan pertumbuhan penjualan yang mencapai 30 hingga lebih dari 50% per

tahun, potensi pasar sepeda motor di Indonesia masih sangat besar. Ini disebabkan

masih relatif rendahnya tingkat kepemilikan sepeda motor di Indonesia dibandingkan

jumlah penduduk. Dengan total penduduk lebih dari 220 juta jiwa pada 2008, jumlah

kepemilikan sepeda motor baru mencapai 20 juta unit yang berarti satu sepeda motor

dimiliki 11 orang penduduk. Padahal, menurut hitungan AISI, pasar sepeda motor

baru akan mencapai titik jenuh apabila kepemilikan sepeda motor sudah mencapai 5

orang per sepeda motor.

Bila dilihat penyebaran sepeda motor pada masing-masing wilayah kepolisian

daerah, terlihat bahwa sebagian besar wilayah masih memiliki tingkat kepadatan

sepeda motor yang relatif rendah (Tabel 5). Terdapat 9 wilayah Polda yang memiliki

rasio diatas 1:5 hingga 1:10; 3 wilayah memiliki rasio 1:10 hingga 1:15; dan 11

wilayah Polda yang memiliki rasio diatas 1:15. Sementara itu, hanya terdapat 3

wilayah Polda yang tingkat kepemilikan sepeda motornya sudah jenuh dengan tingkat

kepadatan dibawah 1:5 yakni DKI Jakarta (1:3), Bali (1:3) dan DI Yogyakarta (1:5).

Dengan perhitungan pasar sepeda motor akan mencapai titik jenuh pada saat

kepemilikan sepeda motor mencapai 5 orang per sepeda motor, potensi pasar sepeda

motor yang masih tersedia secara nasional pada 2009 mencapai 22,3 juta unit.

Potensi pasar sepeda motor terbesar di Jawa Barat & Banten (7,7 juta unit),

Jawa Timur (3 juta unit), Jawa Tengah (2,8 juta unit), Sulsel (1,7 juta unit), Sumut

(1,2 juta unit), Lampung (1 juta unit), Sumsel (1 juta unit), NTT (719 ribu unit), NTB

(6.167 ribu unit), dan Sumbar (552 ribu unit). Di lapis berikutnya dengan potensi

Page 9: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

pasar antara 300 hingga 500 ribu unit adalah Sulawesi Tenggara, Bengkulu & Bangka

Belitung, Kalbar, Riau, Papua, Sulut dan Nanggroe Aceh Darussalam.

Besarnya potensi pasar sepeda motor juga menyebabkan ketatnya tingkat

persaingan di sektor pembiayaan kendaraan bermotor. Ketatnya persaingan ditandai

dengan semakin relatif mudahnya persyaratan kredit sepeda motor (sehingga

meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap kredit sepeda motor), proses kredit

yang sangat cepat (bahkan hanya dalam 1 hari) terutama oleh lembaga pembiayaan,

maraknya jumlah bank dan lembaga pembiayaan yang menawarkan kredit sepeda

motor.

KelemahanPeralatan serta teknologi dibutuhkan investasi tinggi. Kondisi ini menjadikan suatu

masalah yang harus dipecahkan yaitu dengan menjalin kerjasama dengan mitra di bidang sparepart yang berkaitan dengan E-Bike. Dengan alternatif solusi tersebut diharapkan masalah yang ada bisa diminimalisir dan peluang bisa ditingkatkan.Kelebihan

Model E-Bike yang direncanakan akan dibuat adalah berbasis tenaga surya dengan emergency radiant charging system memiliki beberapa kelebihan yaitu:

1. Sitem suspensi lebih nyaman karena menggunakan sisten suspensi lengan arm.2. Desain ergonomis untuk orang Indonesia.3. Berat lebih ringan sehingga bisa melaju lebih kencang.4. Bateray lebih awet karena menggunakan system radiant charger (tegangan tinggi

ampere rendah)5. Jarak tempuh lebih jauh dari 40 Km/jam karena menggunakan energi tambahan dari

tenaga surya.Secara detil gambaran system Ebike tenaga surya dengan emergency radiant charging system adalah sebagai berkut;

Panel Solar CellAccumulatorSumber UtamaEbike

Regulator 1

Accumulator Radiant Charger Storage

Emergency Radiant Charger

Regulator 1

Page 10: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

Dengan sistem tersebut maka E-Bike tidak perlu melakukan pengisian ulang secara manual sehinga accu akan terisi secara otomatis dan E-Bike dapat menempuh jarak lebih jauh dari Ebike yang ada di pasaran.

Peluang (Opportunity)

Tingginya permintaan terhadap sepeda motor di Indonesia juga dipacu oleh

maraknya lembaga pembiayaan yang mengucurkan dana untuk pembiayaan pembelian

sepeda motor. Diperkirakan terdapat sekitar 30 bank (pemerintah maupun swasta

nasional) dan sekitar 121 perusahaan pembiayaan (multifinance) yang

mengalokasikan sebagian dananya untuk pembiayaan pembelian sepeda motor.

Fenomena ini paling tidak merupakan salah satu indikasi sangat atraktifnya

bisnis sepeda motor di Indonesia. Dengan angka pertumbuhan yang cukup fantastis

dalam beberapa tahun terakhir ini, prospek industri sepeda motor dalam beberapa

tahun ke depan diperkirakan masih akan sangat cerah.

TantanganSaat ini memang cukup banyak pesaing E-Bike yang ada dipasaran misalnya E-

Motto, Yahonta Tiger,Sunrace,Betrix dll. Namun disisi lain ada tantangan yang bisa

menjadi peluang besar yaitu persepsi masyarakat Indonesia masih menganggap E-bike yang

aa di pasaran tidak bisa menempuh jarak jauh karena keterbatasan kemampuan

penyimpanan energi dalam accumulator dimana rata-rata hanya mampu menempuh jarak

sekitar 40 km/sekali charge ulang. Selain itu jika kehabisan energi di tengah jalan maka tiak

ada system pengisian accu untuk keadaan darurat tersebut. Berdasarkan tantangan kondisi

ini maka sebenarnya masih terbuka luas peluang dan kesempatan untuk mengembangkan

sepeda listrik yang mempunyai jarak tempuh lebih jauh dan dilengkapi dengan system

pengisian accu untuk keadaan darurat

Page 11: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

Gambar 1. Peluang Usaha E-BIKE

Gambar 2. Polusi udara Kota Surabaya pada jam sibuk

Pencemaran udara yang telah menjadi permasalahan yang serius di kota-kota besar

Indonesia disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini :

1. Pertumbuhan penduduk dan laju urbanisasi mendorong peningkatan mobilitas dan

kebutuhan transportasi. Disisi lain, pertambahan panjang dan lebar jalan tidak

sebanding dengan laju pertumbuhan kendaraan bermotor sehingga konsentrasi

kendaraan bermotor berpengaruh pada kualitas udara kota.

2. Keseimbangan dalam penataan ruang. Perkembangan kota yang pesat mendorong

terjadinya alih fungsi lahan perkotaan dan percampuran dalam pemanfaatan ruang

kota. Lahan terbuka hijau terus menurun luasannya menjadi lahan terbangun.

Page 12: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

3. Pertumbuhan ekonomi yang berpengaruh terhadap perilaku dan gaya hidup

masyarakat. Peningkatan pendapatan dan kemudahan pembiayaan yang diberikan

lembaga keuangan telah membuat masyarakat kota berupaya untuk tidak saja

memenuhi kebutuhan primernya namun juga berupaya meningkatkan status

sosialnya dengan cara memiliki kendaraan bermotor dan barang lainnya yang pada

akhirnya akan menambah konsumsi energi dan mempengaruhi kualitas udara.

4. Ketergantungan pada minyak bumi sebagai sumber energi. Indonesia masih

sangat tergantung pada sumber energi yang berasal dari minyak bumi. Di sisi lain,

rendahnya harga bahan bakar minyak bersubsidi mengakibatkan terhambatnya

pengembangan bahan bakar bersih yang ramah lingkungan karena harga bahan

bakar tersebut menjadi lebih mahal dari harga bahan bakar yang bersubsidi. Tinggi

konsumsi minyak bumi pada sektor transportasi merefleksikan tingginya potensi

pencemaran udara dari sektor transportasi.

5. Perhatian masyarakat terhadap kualitas udara.l.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 141 tahun 2003 tentang

Ambang Batas Emisi Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor yang

sedang di produksi maka Kementerian Lingkugan Hidup meluncurkan Program

Mandatory Disclosure of Automotive Emissio (MDAE).

Program ini merupakan suatu program untuk mempublikasikan hasil uji emisi

kendaraan bermotor dan beberapa parameter tambahan yang didasarkan pada standar

EURO 2 sesuai dengan Kep. Men LH No. 141 tahun 2003.

Tujuan Program MDAE :

Mendorong Industri kendaraan Bermotor menciptkan kendaraan bermotor ramah

lingkungan

Memberikan informasi pertimbangan emisi kendaraan dalam pemilihan kendaraan

emisi pemilihan kendaraan bermotor tipe baru

Membentuk pressure group untuk menyaring kendaraan yang akan masuk ke

publik dalam rangka menjalankan Kep-Men LH No.141 tahun 2003

Sebagai evaluasi atas pelaksanaan Kep-Men LH No.141 tahun 2003

Alasan Penetapan MDAE :

Belum efektifnya pengawasan emisi kendaraan bermotor tipe baru

Masyarakat belum mempertimbangkan aspek emisi dalam pemilihan kendaraan

bermotor.

Mencegah masuknya kendaraan import yang tidak ramah lingkungan

Page 13: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

Pencemaran udara dikota-kota besar di Indonesia telah mencapai tahap yang

mengkhawatirkan

Untuk itu maka revolusi teknologi kendaraan bermotor semakin mengarah

pada keunggulan safety dan environment hal ini sesuai dengan keselarasan antara

tuntutan perbaikan kualitas hidup manusia dan perlindungan terhadap lingkungan

hidup, sehingga pengembangan produksi E-BIKE adalah solusi yang tepat.

ASUMSI PASAR

Asumsi yang digunakan untuk menghitung target konsumen :

Masyarakat semakin sadar akan akibat pencemaran lingkungan akibat emisi

kendaraan bermotor.

Pemerintah (melalui Menteri Negara Lingkungan Hidup) mendukung

sepenuhnya MDAE.

1% (1% x 6 juta = 60 ribu per tahun) pangsa pasar sepeda motor akan beralih

ke E-BIKE.

Segmen pasar yang dibidik adalah usia remaja, model cenderung sport

1.4. Tujuan Kegiatan

Tujuan pengembangan produksi E-BIKE adalah :

Memberikan kesempatan dan pengalaman kerja kepada mahasiswa untuk

menyelesaikan kasus nyata dalam dunia industri yang akan dihadapi mahasiswa

setelah lulus kuliah.

Membangun Sumber Daya Manusia yang siap pakai bagi dunia industri terutama

keahlian dan kemampuan dibidang sistem produksi.

Menumbuhkan budaya penerapan hasil penelitian kepada mahasiswa secara

komersial.

Mengembangan budaya kewirausahaan bagi mahasiswa jurusan Teknik Industri

Universitas Trunojoyo.

Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk membina kerjasama dengan

sektor swasta termasuk pihak industri dan sektor pemasaran.

Page 14: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

Bab 2. SPESIFIKASI PRODUK, POLA PENERAPAN IPTEK DAN MANFAAT

1.5. Perumusan Produk Usaha

Bill of Material

Bill of Material (BOM) adalah suatu daftar yang menerangkan komponen-komponen

yang digunakan untuk membangun suatu produk. Bill of Material berisi informasi

item bahan baku (raw material) yang diperlukan untuk membuat E-BIKE.

Page 15: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

Gambar 3. Rancangan E-BIKE

Page 16: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

Tabel 6. Bill of Material E-BIKE

No Part Number Part Name Number of

Item Material/Normal Qty make/buy

1 e.1.MF.00 Frame/ Rangka 1     fabricated

2 e.1.MF.01 Back Bone 1 ms rectang 18x38x1,8 mm   make

3 e.1.MF.02 Comsteer 1 ms stalbuis tube 120 mm make

4 e.1.MF.03 Left Under Bone 1 ms rectang 18x38x1,8 mm   make

5 e.1.MF.04 Right Under Bone 1 ms rectang 18x38x1,8 mm   make

6 e.1.MF.05 Bridge Frame 1 ms rectang 18x38x1,8 mm   make

7 e.1.MF.06 Pillar 1 ms rectang 18x38x1,8 mm   make

8 e.1.MF.07 Left Swing Arm Post 1 ms rectang 18x38x1,8 mm   make

9 e.1.MF.08 Right Swing Arm Post 1 ms rectang 18x38x1,8 mm   make

10 e.1.MF.09 Post Shock Breaker A 1 ms plate strip 38x3 mm 40 mm make

11 e.1.MF.10 Bridge 1 ms rectang 18x38x1,8 mm   make

12 e.1.MF.11 Seat Post A 1 ms rectang 18x38x1,8 mm   make

13 e.1.MF.12 Seat Post C 1 ms rectang 18x38x1,8 mm   make

14 e.1.MF.13 Battery Frame 1 ms plate strip 38x3 mm   make

15 e.1.MF.14 Handle Post 1     make

16 e.1.MF.15 Foot Step Post 2 ms plate strip 38x3 mm   make

17 e.1.SA.00 Swing Arm 1   1 unit fabricated

18 e.1.SA.01 Left Swing Arm 1 ms rectang 18x38x1,8 mm   make

19 e.1.SA.02 Right Swing Arm 1 ms rectang 18x38x1,8 mm   make

20 e.1.SA.03 Bridge Swing Arm 1 ms rectang 18x38x1,8 mm   make

21 e.1.SA.04 Stabilizer 1 ms rectang 18x38x1,8 mm   make

Page 17: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

Tabel 6. Bill of Material E-BIKE(Lanjutan)

No Part Number Part Name Number of

Item Material/Normal Qty make/buy

22 e.1.SA.05 Shock Breaker Post B 1ms rectang 18x38x1,8 mm   make

23 e.1.SA.06 Shaft 1     purchased

24 e.1.SA.07 Nut 2   2 unit purchased

25 e.1.SA.08 Bosh Arm 2   2 unit purchased

26 e.1.SA.09 Brake Post 1     purchased

27 e.2.JS.00 Jack Stand 1   1 unit purchased

28 e.2.JS.01 Post Jack Stand 2     make

29 e.3.SP.00 Suspension 1   1 unit purchased

30 e.3.SP.01 Shock Breaker 1   1 unit purchased

31 e.3.SP.02 Bolt 2   2 unit purchased

32 e.3.SP.03 Nut 2   2 unit purchased

33 e.3.SP.04 Ring Washer 2   2 unit purchased

34 e.4.SF.00 Set Fork 1     Assembly

35 e.4.SF.01 Front Fork 1   1 unit purchased

36 e.4.SF.02 Bantalan Bawah 1   1set purchased

37 e.4.SF.02.01 Bearing Cone 1   1 unit purchased

38 e.4.SF.02.02 Roller Cage 1   1 unit purchased

39 e.4.SF.02.03 Bearing Cup 1   1 unit purchased

40 e.4.SF.03 Bantalan Atas 1   1 set purchased

41 e.4.SF.03.01 Bearing Cone 1   1 unit purchased

42 e.4.SF.03.02 Roller Cage 1   1 unit purchased

Page 18: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

Tabel 6. Bill of Material E-BIKE(Lanjutan)

No Part Number Part NameNumber of

Item Material/Normal Qty make/buy

43 e.4.SF.03.03 Bearing Cup 1   1 unit purchased

44 e.4.SF.04 Ring Washer 1   1 unit purchased

45 e.4.SF.05 Lock Nut 1   1 unit purchased

46 e.4.ST.00 Set Steer 1     Assembly

47 e.4.ST.01 Steering Stem 1   1 unit purchased

48 e.4.ST.02 Wedge Expander 1   1 unit purchased

49 e.4.ST.03 Stem Bolt 1   1 unit purchased

50 e.4.ST.04 Handle Bar 1   1 unit purchased

51 e.4.ST.05 Bolt 4   4 unit purchased

52 e.4.ST.06 Ring Washer 4   4 unit purchased

53 e.4.ST.07 Nut 4 m6x15mm 4 unit purchased

54 e.5.BW.00 Set Back Wheel 1     Assembly

55 e.5.BW.01 Electric Motor Hub 1   1 set purchased

56 e.5.BW.02 Ring Washer 2   2 unit purchased

57 e.5.BW.03 Spacer 2   2 unit purchased

58 e.5.BW.04 Hold Spacer 2   2 unit purchased

59 e.5.BW.05 Tire Tube 1   1 unit purchased

60 e.5.BW.06 Tire 1   1 unit purchased

61 e.5.BW.07 Rem Tromol 1   1 set purchased

62 e.5.FW.00 Set Front Wheel 1     Assembly

63 e.5.FW.01 Hub/Tromol 1   1 unit purchased

Page 19: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

Tabel 6. Bill of Material E-BIKE(Lanjutan)

No Part Number Part NameNumber of

Item Material/Normal Qty make/buy

64 e.5.FW.02 Wheel Axle 1   1 unit purchased

65 e.5.FW.03 Bearing Cone 2   2 unit purchased

66 e.5.FW.04 Bantalan Bola 18   18 unit purchased

67 e.5.FW.05 Ring Washer 2   2 unit purchased

68 e.5.FW.06 Nut 2   2 unit purchased

69 e.5.FW.07 Velg 1   1 unit purchased

70 e.5.FW.08 Spoke 36   36 unit purchased

71 e.5.FW.09 Tire Tube 1   1 unit purchased

72 e.5.FW.10 Tire 1   1 unit purchased

73 e.6SE.00 Set Electric System 1     Assembly

74 e.6SE.01 Battery 4 12 volt 9Ah 4 unit purchased

75 e.6SE.02 Wiring Harnes 1   1 set purchased

76 e.6SE.03 Charger 1   1 set purchased

77 e.6SE.04 Speed Controller 1   1 set purchased

78 e.6SE.05 Indicator Battery 1   1 set purchased

79 e.7FB.00 Set Front Brake 1     Assembly

80 e.7FB.01 Handle Brake 1   1 unit purchased

81 e.7FB.02 Ring Washer 1   1 unit purchased

82 e.7FB.03 Bolt 1   1 unit purchased

83 e.7FB.04 Nut 1   1 unit purchased

84 e.7FB.05 Caliper 1   1 set purchased

Page 20: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

Tabel 6. Bill of Material E-BIKE(Lanjutan)

No Part Number Part NameNumber of

Item Material/Normal Qty make/buy

85 e.8SS.00 Set Seat 1   1 set Assembly

86 e.8SS.07 Seat Post B 1 ms rectang 18x38x1,8 mm   make

87 e.8SS.09 Frame Seat 1 ms rectang 18x38x1,8 mm   make

88 e.8SS.10 Bolt 2   2 unit purchased

89 e.8SS.11 Ring Washer 2   2 unit purchased

90 e.8SS.12 Nut 2   2 unit purchased

91 e.9.00 Set Acessories 1     Assembly

92 e.9.F.00 Set Front Acessories 1     Assembly

93 e.9.F.01 Front Fender 1   1 unit purchased

94 e.9.F.02 Lamp 1   1 set purchased

95 e.9.F.03 Karet Foot Step 2   2 unit purchased

96 e.9.F.04 Hand Grip 2   2 unit purchased

97 e.9.B.00 Set Back Acessories 1     Assembly

98 e.9.B.01 Back Fender 1   1 unit purchased

99 e.9.B.02 Lamp 1   1 unit purchased

100 e.10.SP.00 Set Paint 1   1 set fabricated

101 e.10.SP.01 Dempul 4   4 kaleng purchased

102 e.10.SP.02 Paint 3   3 kaleng purchased

103 e.11.ETC.01 Kawat Elektroda 1   1 pack purchased

104 e.11.ETC.02 Kikir 1   1 unit purchased

105 e.11.ETC.03 Kertas Gosok 2   2 unit purchased

Page 21: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

1.6. Penerapan Ipteks Dalam Pelaksanaan Usaha

OPERATION PROCESS CHART (OPC)

OPC adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang

dialami oleh bahan baku yag meliputi urutan proses operasi dan pemeriksaan.

Pembuatan OPC ini merupakan tahap pertama dalam urutan untuk merencanakan

Sistem Produksi.

Page 22: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 23: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 24: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 25: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 26: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 27: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 28: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 29: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 30: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 31: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 32: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 33: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 34: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

1.7. Kaitan Ipteks dengan HKI

Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dapat didefinisikan sebagai suatu perlindungan

hukum yang diberikan oleh Negara kepada seseorang dan atau sekelompok orang

ataupun badan yang ide dan gagasannya telah dituangkan ke dalam bentuk suatu karya

cipta (berwujud). Karya Cipta yang telah berwujud tersebut merupakan suatu hak

individu dan atau kelompok yang perlu dilindungi secara hukum, apabila suatu

temuan (inovasi) tersebut didaftarkan sesuai dengan persyaratan yang ada.

JENIS – JENIS HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

1. Hak Cipta (Copyrights)

2. Hak Kekayaan Industry

a. Paten (Patent)

b. Merek (Trademark)

c. Rahasia Dagang (Trade Secrets)

d. Desain Industri (Industrial Design)

e. Tata Letak Sirkuit Terpadu (Circuit Layout)

f. Perlindungan Varietas Tanaman (Plant Variety)

Untuk Unit Ib-IKK produksi E-BIKE Jenis HKI yang diharapkan adalah Hak

Kekayaan Industri jenis Merek (Trademark) (E-BIKE) dan Paten.(energi alternatif,

Alat keselamatan kerja, Komposisi material))

1.8. Nilai Tambah E-BIKE dari Sisi Ipteks

Inovasi yang diharapkan muncul pada Perencanaan sistem produksi E-BIKE

adalah :.

Disain Produk E-BIKE

Diharapkan muncul gagasan atau ide mengenai desain produk E-BIKE yang aman

nyaman (Ergonomis).

Komposis Material

Material pokok yang dipakai dalam produk E-BIKE adalah logam, diharapkan muncul

temuan komposisi material yang ringan tetapi kuat.

Disain Alat Keselamatan Kerja

Proses produksi E-BIKE banyak menggunakan mesin las, milling, drilling, Scrap,

gerinda dan pengecatan. Pada proses ini sering terjadi resiko kecelakaan kerja,

sehingga diharapkan muncul gagasan atau ide untuk mendisain alat keselaman kerja.

Page 35: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

Energi Alternatif

Ide awal proses produksi E-BIKE adalah mencari energi alternatif dari BBM.

Sehingga diharapkan pada pelaksanaannya nanti muncul ide atau temuan energi

alternatif pengganti BBM.

Accu

Sumber tenaga yang dipakai E-BIKE adalah accu, sehingga diharapkan pada

pelaksanannya nanti muncul temuan accu yang ringan, tipis, tahan lama dan murah.

1.9. Manfaat E-BIKE dari aspek sosial ekonomi Secara Nasional

E-BIKE sebagai Alat Transportasi Alternatif

E-BIKE diharapkan mampu sebagai alat transportasi alternatif sebagai pengganti

sepeda motor yang murah dan ramah lingkungan.

E-BIKE mengurangi Dampak Pencemaran Udara

Dengan menggunakan E-BIKE sebagai sarana tranportasi sebagai pengganti

sepeda motor yang menggunakan BBM, manfaat yang diperoleh adalah pencemaran

udara akibat emisi dapat dikurangi.

Pencemaran udara dapat menyebabkan kerusakan tehadap manusia dan

lingkungan, misalnya peningkatan morbilitas dan mortalitas, penurunan produktivitas

pertanian, penurunan kualitas ekosistem, mengganggu estetika, dan sebagainya. Dari

dampak pencemaran udara tersebut di atas, dampak terhadap kesehatan dan

kesejahteraan manusia adalah yang dominan dengan kontribusi kurang lebih 90% dari

total kerusakan akibat pencemaran udara.

Tabel 7. Dampak Pencemaran Udara

Sumber: Shechter, M., Kim,M., Golan, L., Valuing a Public Good: Direct and Indirect Valuation Approaches to the Measurement of the Benefits from Pollution Abatement, 1986

Page 36: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

Selain dampak tersebut di atas, pencemaran udara juga menyebabkan kerugian

ekonomi lebih dari Rp 973.000.000.000,00 per tahun, kerugian ekonomi tersebut

diperhitungkan berdasarkan biaya kesehatan akibat pencemaran PM10 dan NOx terkait

dengan pencemaran udara. (Laporan Akhir Estimasi Dampak Polusi Pemakaian BBM

dari Sektor Transportasi dan Industri, Balitbang Kota Surabaya 2007)

Tabel 8. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan

Sumber: Colvilleet al, 2001; Sillman,1999

E-BIKE Membantu Penghematan BBM

Di Indonesia, minyak bumi yang dihasilkan sudah tidak mampu mengimbangi

permintaan konsumen, hingga harus mengimpor minyak mentah dan produk BBM

sebanyak 26 juta barel per bulan. Upaya untuk mencari sumur minyak baru masih

Page 37: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

rendah karena investor menilai pemerintah memberlakukan syarat yang memberatkan,

misalnya dalam hal perpajakan. Permintaan pasar domestik terhadap produk minyak

meningkat karena laju perekonomian didorong oleh peningkatan sektor konsumsi.

PT Pertamina beberapa waktu lalu mengungkapkan, konsumsi premium mulai

Maret naik rata-rata lima persen, dari 43,6 ribu kilo liter pada Maret menjadi 45,8 ribu

kilo liter di bulan Mei, sedangkan penggunaan solar bertambah rata-rata 8% hingga

menjadi 70,4 ribu kilo liter sehari. Kecenderungan kenaikan ini sulit dihentikan sebab

animo membeli kendaraan bermotor terus meningkat. Di lain pihak, daya serap

industri juga terus bertambah sebagai konsekuensi perekonomian yang mulai sehat.

Keseimbangan relatif antara produksi dan konsumsi BBM diperkirakan akan terjadi

bila cadangan minyak di blok Cepu mulai diproduksi. Blok tersebut diduga

mempunyai potensi cadangan sebanyak 2,6 miliar barel, dengan kapasitas produksi

300 ribu barel sehari. Suatu jumlah yang sangat berarti dibandingkan dengan produksi

minyak nasional yang mencapai hampir 400 juta barel setahun. Keseimbangan relatif

tersebut boleh jadi akan terwujud di akhir dekade ini. Sesuatu hal yang amat

menggembirakan karena akan membawa bangsa keluar dari satu beban yang cukup

berat. Produksi minyak di blok Cepu itu, bagaimanapun masih merupakan cahaya di

ujung terowongan. Untuk mencapainya diperlukan bilangan tahun hingga masih

banyak devisa yang harus dikeluarkan guna mengimpor minyak mentah dan produk

minyak. Konsumen juga akan terus dikejutkan dengan goncangan harga. Sekarang

saja, Pertamina butuh dana US$ 1,35 miliar setiap bulan untuk mengimpor minyak

mentah dan produknya dengan asumsi US$ 55 per barel.

Menyadari kondisi seperti di atas, penghematan BBM merupakan alternatif

yang tepat. Pemerintah sendiri tampaknya akan menggencarkan kampanye

penghematan BBM, bahkan konon akan didasarkan kepada keputusan pemerintah.

Kalau kampanye ini berjalan efektif maka yang dihemat bukan hanya devisa,

ketergantungan secara politis-ekonomis, tetapi juga kondisi lingkungan hidup yang

dicemari penggunaan BBM. Kalau pemerintah berhasrat melakukan penghematan

BBM maka itu harus lebih dulu dilakukan instansi-instansi pemerintah.

Mendorong penghematan BBM tetapi tidak membangun sistem transportasi

yang mendukung terwujudnya pengurangan konsumsi produk minyak mentah oleh

masyarakat. Contohnya, pemerintah getol merealisasikan pembuatan jalan tol padahal

ia akan mendorong pembelian kendaraan bermotor. Alasan klasik yang sering

dikemukakan adalah pemerintah kekurangan dana, hingga menyerahkannya kepada

Page 38: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

swasta. Padahal kita mengetahui, investasi asing di Indonesia sebetulnya merupakan

implementasi konsep terpadu yang diselaraskan dengan kepentingan nasional hingga

tidak mungkin ada perbenturan di antara mereka.

Pemerintah harus mengambil keputusan tegas dalam pembangunan proyek-

proyek transportasi massal yang akan menghemat penggunaan energi serta

lingkungan. Bukankah masih ada investor negara lain yang berminat? Di lain pihak,

penghematan energi oleh dunia usaha terutama akan sangat ditentukan oleh harga

BBM itu. Bila harganya sudah tidak ekonomis lagi, mereka akan cenderung mencari

sumber energi alternatif lain. Industri oleochemical misalnya, telah memanfaakan

bahan bakar methil esther untuk menggantikan solar dan gas. Jadi pemerintah

sebetulnya dapat berperan sebagai fasilitator, misalnya dengan memberikan berbagai

kemudahan bagi industri yang hemat BBM.

Bab 3. RENCANA USAHA

1.10. Bagan Alir Proses Produksi

Dari berbagai macam proses manufacturing yang telah dikenal dan bisa dipilih

untuk mrngerjakan sebuah benda kerja melalui prosedur yang paling efektif dan

ekonomis, maka perlu digambarkan bagaimana langkah-langkah tersebut seharusnya

dilaksanakan yaitu melalui lembaran proses atau process sheet. Ada berbagai macam

lembaran proses yang dikenal seperti peta proses operasi (operation process chart),

route sheet, dll. Dalam peta proses operasi akan digambarkan aliran material yang

diproses dari awal sampai akhir dengan melalui berbagai macam proses yang

dilakukan. Peta ini akan memberikan informasi mengenai semua proses operasi dan

inspeksi, sedangkan untuk aktifitas transportasi, delay, dan storages tidak akan

ditampilkan. Penggambaran secara lengkap seluruh proses operasi, inspeksi,

transportasi, storage dan delay dibuat dalam peta aliran proses (flow process chart).

Penggambaran aktifitas-aktifitas tersebut dilakukan dengan menggunakan

simbol-simbol yang telah distandardkan oleh ASME ( American Siciety of

Mechanical Engineering ), untuk E-BIKE peta aliran prosesnya sebagai berikut :

Page 39: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 40: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 41: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 42: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 43: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 44: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 45: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 46: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

DIAGRAM ALIRAN MATERIAL PEMBUATAN E-BIKE

Page 47: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

1.11. Lokasi dan Bangunan Unit Usaha (uraian lokasi, luas dan tata letak bangunan unit usaha dilengkapi dengan denah)

Lokasi tempat usaha perakitan E-BIKE terletak di Laboratorium Sistem

Manufaktur, Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Jl Raya

Telang Po. Box 02 Bangkalan Madura.

Laboratoruim sistem Manufaktur Teknik Industri Universitas Trunojoyo

mempunyai Ruang 12 x 8 meter, dengan fasilitas yang dimiliki adalah 2 buah mesin

bubut, 2 buah mesin las, 1 buah mesin milling, 1 buah mesin NC, 1 buah mesin uji

tarik logam, 1 buah kompresor, 1 buah mesin Scrap, 1 buah mesin bor dan 1 buah

mesin sewing.

Dengan fasilitas yang dimili dan kurikulum muatan lokal yang menekankan

pada kemandirian dan kewirausahaan, laboratorium sistem maufaktur jurusan Teknik

Industri merencanakan membuat rancangan perakitan produksi E-BIKE yang

harapannya dapat menjadi pusat inkubasi dan konsultasi usaha kecil dan menengah.

Pengembangan ke depan diharapkan unit usaha ini menjadi cikal bakal dari unit bisnis

jurusan Teknik Industri sehingga menjadi sumber alternatif penggalian dana

operasional jurusan Teknik Industri..

SDM yang terdapat di laboratorium sistem manufaktur cukup memadai

mengingat jurusan Teknik Industri menekankan pada perancangan sistem integral baik

itu manufaktur, jasa maupun agro. Beberapa dosen juga telah pernah melakukan

pengabdian masyarakat dalam pembuatan mesin perkakas.

Page 48: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 49: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 50: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 51: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System
Page 52: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

RENCANA FINANSIAL

1. Hub Motor 350 Watt = 1.100.0002. Brushless control = 500.0003. Reguler Charger = 350.000,-4. Velg depan+belakang = 1.000.0005. Accumulator kering 5 unit, 12 V 12 Ah = 2.000.0006. Panel Surya 50 Watt 12 V = 1.500.0007. Regulator 12 V = 350,000

52

Page 53: Pengembangan Sepeda Listrik Tenaga Surya Dengan Emergency Charging System

53