pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe · 2018. 6. 12. · marmer, juliana krisna murti...
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE
NESTED UNTUK SISWA KELAS IV SD MENGACU PADA KURIKULUM
2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Yustina Hersa Bertha Novia
NIM: 141134193
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
TUHAN YESUS KRISTUS
Yang selalu memberi saya kekuatan, memberkati, dan melindungi penulis disetiap
waktu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Keluarga terkasih
Bapak Hermanus, Ibu Sebina, adik-adik saya Andreas Noval Seniba dan
Oktavutdeus Tryhesa Novis yang selalu memberi doa dan dukungan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Sahabat dan kerabat terkasih
Andwi Agustin Berhaningsih, Agnestya Cahya Kirana Marmer, Juliana Krisna
Murti Dewi, Anastasya, Monika Dini Landria, Maria Theresia Wua Dheo,
Francisca Sekar, Afrano Amran dan kerabat yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu yang selalu memberikan semangat dan keceriaan disaat penulis
menyelesaikan skripsi ini.
Yang Terkasih
Benidectus Dhimas Kawiswara yang selalu memberikan semangat, motivasi dan
menemani dalam penulisan skripsi.
Teman PGSD angkatan 2014
Teman-teman PGSD angkatan 2014 yang sudah berdinamika selama perkuliahan
berlangsung.
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku tercinta
Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Diberkatilah orang yang mengandalkan
TUHAN, yang menaruh harapannya pada
TUHAN! - Yeremia 17:7
Don’t make it sad!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 Mei 2018
Peneliti
Yustina Hersa Bertha Novia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yustina Hersa Bertha Novia
Nomor Mahasiswa : 141134193
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Nested untuk Siswa
Kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum Tahun 2013
Berserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
Peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 24 Mei 2018
Yustina Hersa Bertha Novia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE
NESTED UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGACU
KURIKULUM 2013
Yustina Hersa Bertha Novia
Universitas Sanata Dharma
2018
Pembelajaran terpadu tipe nested merupakan pengintegrasian kurikulum di
dalam satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan fokus pengintegrasian pada
sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada
siswanya dalam suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Tujuan peneliti
melakukan penelitian ini, yaitu menjelaskan langkah-langkah pengembangan R&D
dan mendeskripsikan kualitas produk perangkat pembelajaran terapadu tipe nested.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan kombinasi dari
Borg dan Gall, dan Dick dan Carey. Kedua prosedur pengembangan tersebut
diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang
dijadikan landasan dalam penelitian.
Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 7
langkah yaitu: (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4)
validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk dan
menghasilkan produk perangkat pembelajaran terpadu tipe nested untuk siswa kelas
IV SD yang mengacu Kurikulum 2013. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar
pertanyaan wawancara potensi masalah dan lembar kuisoner untuk validasi.
Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV di SD N
Kledokan dan SD N Puren, sedangkan kuisoner digunakan untuk validasi kualitas
perangkat pembelajaran terpadu tipe nested oleh pakar pembelajaran terpadu dan
guru kelas IV.
Berdasarkan validasi dua orang pakar pembelajaran terpadu kurikulum
2013 menghasilkan skor 3,96 (baik) dan 4,19 (baik), dua guru kelas IV SD
menghasilkan skor 4,05 (baik) dan 4,23 (sangat baik). Perangkat pembelajaran
tersebut memperoleh rerata skor 4,10 dan termasuk dalam kategori “baik”. Dengan
demikian perangkat pembelajaran terpadu tipe nested untuk siswa kelas IV SD
mengacu Kurikulum 2013 dikembangkan dengan kualitas baik dan layak digunakan
berdasarkan validasi pakar pembelajaran terpadu dan guru SD kelas IV.
Kata Kunci: Perangkat pembelajaran, pembelajaran terpadu tipe nested,
Kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF INTEGRATED LEARNING TOOLS TYPE
NESTED FOR FOURTH GRADE PRIMARY SCHOOL STUDENTS
REFERRING CURRICULUM OF 2013
Yustina Hersa Bertha Novia
Universitas Sanata Dharma
2018
Integrated learning type nested is curriculum integration especially focus
on the number of learning skills that needed to be trained by teachers to students
in one learning unit to the attainment of the subject matter. This research is a kind
of research development. The study aimed to explain some steps of research and
development (R&D) product development and to describe the quality of integrated
learning tools type nested. The researcher used research and development
combination method by Borg and Gall, and Dick and Carey. Both development
procedures were adapted into a simpler development model, which is used as the
basis for research.
The development procedures used in the research includes seven steps: (1)
potential problems, (2) collecting data, (3) designing product, (4) validating design,
(5) revising design (6) product trial, (7) reviewing product and producing
integrated learning tools type nested for fourth graded of students in primary school
based on curriculum 2013. The instruments in the research were potential problems
interview question list and questionnaire sheet for validation. Interviews were used
to analyze the needs of the fourth grade class teachers at SD Negeri Kledokan and
SD Negeri Puren, whereas the questionnaires were used to validate the quality of
integrated learning tools type nested by the integrated learning experts and fourth
grade class teachers.
Based on the validation of two integrated learning experts curriculum of
2013 resulted in scores of 3.96 (good) and 4.19 (good), and two fourth grade class
teachers resulted in scores 4.05 (good) and 4.23 (very good). The learning devices
obtained the average score of 4,10 and was included in the "good" category.
Therefore, the integrated learning device type nested for the fourth graders of
primary school based on curriculum of 2013 was developed in a good quality and
was proper to be used based on validation of integrated learning experts and fourth
grade primary school teachers.
Keywords: Learning tool, integrated learning type nested, curriculum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat
dan penyertaan-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat
Pembelajaran terpadu Tipe Nested Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Mengacu
Kurikulum 2013 dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dalam pembuatan dan
penyelesaiannya, mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Maka dalam
kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbingan, motivasi, kecerian, semangat, dan
dukungan yang baik secara langsung maupun tidak langsung selama proses
penelitian dan penyusunan skripsi.
Ucapan terimakasih peneliti ucapkan kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
4. Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dan memberi motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
5. Dosen pembelajaran terpadu selaku validator yang telah membantu dalam
memvalidasi produk dalam penelitian skripsi ini.
6. Rahmat Pandoyo Susanto, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kledokan.
7. Lisnur, S.Pd selaku guru kelas IV SD Negeri Kledokan selaku validator dan
memotivasi penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Suryadi, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah SD Negeri Puren.
9. Adjie Nugroho Surya P, S.Pd selaku guru kelas IV SD Negeri Puren selaku
validator dan memotivasi penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.
10. Para dosen dan staf PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas bantuan
dan ilmu pengetahuan yang telah diberikan.
11. Guru, Karyawan serta siswa kelas IV SD Negeri Kledokan yang telah
memberikan dukungan dan semangat
12. Guru kelas IV SD Negeri Puren yang bersedia peneliti wawancara untuk
membantu memberi data dalam membuat skripsi ini.
13. Kedua orang tua saya Bapak Hermanus, Ibu Sebina dan adik-adik saya Andreas
Noval Seniba dan Oktavultdeus Tryhesa Novis yang selalu mendukung saya
dan menyemangati saya dengan cinta dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Kekasih saya Benidectus Dhimas Kawiswara dan partner saya, Juliana Krisna
Murti Dewi yang mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
15. Sahabat terkasih saya Andwi Agustin Berhaningsih, Agnestya Cahya Kirana
Marmer, Juliana Krisna Murti Dewi yang telah membawa kecerian, semangat,
motivasi, dan kasih selama penulis menyusun skripsi ini.
16. Teman-teman terkasih Anastasya, Monika Dini Landria, Maria Theresia Wua
Dheo, Francisca Sekar, Abram Eka Dharma Putra, Afrano Amran dan teman-
teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memotivasi dan
memberikan kecerian kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
17. Teman-teman seperjuangan payung pembelajaran terpadu dan seluruh kelas E
angkatan 2014 yang memberikan dinamika dan dukungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
18. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk
bantuan dan dukungan selama ini.
Yogyakarta, 24 Mei 2018
Peneliti
Yustina Hersa Bertha Novia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
LEMBARAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
MOTTO .................................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. xi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4
E. Batasan Istilah .............................................................................................. 5
F. Spesifik Produk yang Diterapkan................................................................. 6
Bab II LANDASAN TEORI ................................................................................... 7
A. Kajian Pustaka .............................................................................................. 7
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 44
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 49
D. Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 53
Bab III METODE PENELITIAN ......................................................................... 54
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 54
B. Prosedur Pengembangan ............................................................................ 64
C. Setting Penelitian ....................................................................................... 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 70
E. Instrumen Penelitian................................................................................... 72
F. Teknis Analisis Data .................................................................................. 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 77
A. Analisis Kebutuhan .................................................................................... 77
B. Deskripsi Produk awal ............................................................................... 81
C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk .......... 84
D. Data Validasi Guru Kelas IV Pelaksana Kurikulum 2013 ......................... 87
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ...................................................... 89
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 98
A. Kesimpulan ................................................................................................ 98
B. Keterbatasan Pengembangan ..................................................................... 99
C. Saran ........................................................................................................... 99
Daftar Referensi .................................................................................................. 100
Riwayat Penulis ................................................................................................... 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ............................................................. 74
Tabel 3.2 Konversi Nilai Skala Lima .................................................................... 76
Tabel 3.3 Kriteria Skor Skala Lima ...................................................................... 78
Tabel 4.1 Saran Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi ........................................ 85
Tabel 4.2 Saran Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulim SD 2013 ..................... 88
Tabel 4.3 Rekapitulasi Validasi Pakar dan Guru SD Kelas IV ............................. 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ilustrasi model fragmented ............................................................... 33
Gambar 2.2 Ilustrasi model connected ................................................................. 34
Gambar 2.3 Ilustrasi model nested ....................................................................... 34
Gambar 2.4 Ilustrasi model sequence .................................................................. 35
Gambar 2.5 Ilustrasi model shared ...................................................................... 36
Gambar 2.6 Ilustrasi model webbed ..................................................................... 37
Gambar 2.7 Ilustrasi model threaded ................................................................... 38
Gambar 2.8 Ilustrasi model integreted ................................................................. 39
Gambar 2.9 Ilustrasi model immerse ................................................................... 40
Gambar 2.10 Ilustrasi model jejaring kerja (networked) ..................................... 41
Gambar 2.11 Contoh model nested (tersarang) mata pelajaran Sains Fisika ...... 44
Gambar 2.12 Penelitian yang Relevan ................................................................. 50
Gambar 2.13 Kerangka Berfikir ........................................................................... 53
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ............................. 57
Gambar 3.2 Desain Intruksional Menurut Dick & Carey .................................... 61
Gambar 3.3 Prosedur Pengembangan Penelitian ................................................. 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ........................................................ 102
Lampiran 2 Hasil Wawancara di SD Negeri Babarsari Yogyakarta ................... 103
Lampiran 3 Hasil Wawancara di SD Negeri Deresan Yogyakarta ..................... 105
Lampiran 4 Hasil Wawancara di SD Negeri Kintelan Yogyakarta .................... 107
Lampiran 5 Pertanyaan Validasi Perangkat Pembelajaran ................................. 109
Lampiran 6 Pertanyaan Uji Coba Perangkat Pembelajaran ................................ 113
Lampiran 7 Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu 1 .......................................... 117
Lampiran 8 Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu 2 .......................................... 124
Lampiran 9 Validasi Uji Coba Guru Kelas IV 1 ................................................. 130
Lampiran 10 Validasi Uji Coba Guru Kelas IV 2 ............................................... 135
Lampiran 11 Surat Permohonan Ijin Penelitian .................................................. 140
Lampiran 12 Surat Pernyataan Kepala Sekolah SD Negeri Kledokan ............... 141
Lampiran 13 Surat Pernyataan Kepala Sekolah SD Negeri Puren ..................... 142
Lampiran 14 Foto-foto Kegiatan ......................................................................... 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha dasar terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Jika
membicarakan pendidikan tidak lepas dari keterkaitan tentang kurikulum. Di
Indonesia kurikulum banyak mengalami perubahan mulai dari dari Kurikulum
1954 hingga Kurikulum 2013. Saat ini penerapan Kurikulum 2013 sedang
dilakukan di beberapa Sekolah Dasar yang ada di Indonesia. Sasaran pada
Kurikulum 2013 ini adalah untuk menghasilkan individu yang produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif melalui 3 tahap penguatan yaitu sikap,
keterampilan dan juga pengetahuan yang terintegrasi. Kurikulum adalah
perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu
lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pembelajaran yang
akan diberikan kepada siswa dalam satu periode jenjang pendidikan. Menurut
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pengertian kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pembelajaran di sekolah memberikan dampak pada pendidikan di
Indonesia. Maka dari itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
mencetuskan Pendidikan Berbasis Karakter dengan tujuan yang
mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut
untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki
sopan santun disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, pengembangan Kurikulum
2013 yang berbasis kompetensi dan karakter sangat diperlukan sebagai
instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi : (1) manusia berkualitas
yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah dan
(2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan (3) warga negara
yang bermartabat, demokratis, dan bertanggungjawab. Penerapan Kurikulum
2013 sudah diterapkan sejak tahun 2013. Dengan diselenggarakannya
penerapan Kurikulum 2013, guru diharapkan mempunyai kualitas yang baik
dalam pengajaran. Didalam kurikulum 2013 yang menggunakan pembelajaran
terpadu terdapat beberapa tipe pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh
Forgaty. Forgaty (2009: 12) mengatakan bahwa ada 10 tipe pembelajaran
terpadu yaitu fragmented (tipe pisah), connected (tipe hubungan), nested (tipe
sarang), sequenced (tipe urutan), shared (tipe gabungan bagian), webbed (tipe
jaring laba-laba), threaded (tipe untaian), integrated (tipe keterpaduan),
immersed (tipe celup), networked (tipe jaringan).
Salah satu model pembelajaran terpadu adalah nested. Kurinawan (2014:
66) mengatakan bahwa model pembelajaran terpadu tipe nested adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
integrasi multi target kemampuan yang ingin dicapai disajikan dalam satu topik
yang ada pada satu mata pembelajaran tertentu yang difokuskan dengan
kemampuan sosial, kemampuan berpikir, dan kemampuan penguasaan.
Pembelajaran terpadu tipe nested ini memberikan pemahaman yang lebih pada
siswa serta memudahkan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan juga
menumbuhkan kreativitas pada guru. Karakteristik yang dimiliki tipe nested
yaitu kemampuan sosial, kemampuan berpikir, dan kemampuan penguasaan
berkaitan dengan kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
merupakan orientasi peningkatan dan keseimbangan yang ada di dalam
Kurikulum 2013.
Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas I dan IV di SD Negeri
Babarsari Yogyakarta, SD Negeri Deresan Yogyakarta, dan SD Negeri Kintelan
1 Yogyakarta yang sudah menerapkan Kurikulum 2013, guru di SD masih
banyak yang mengalami kesulitan dalam penerapan model pembelajaran terpadu
pada Kurikulum 2013. Guru belum siap dalam mengimplementasikan karena
terbatasnya pengetahuan mengenai model pembelajaran. Selain itu guru juga
masih kebingungan dalam penyusunan perangkat pembelajaran dan memerlukan
contoh perangkat pembelajaran terpadu tipe nested. Berdasarkan informasi yang
diperoleh dari hasil wawancara, peneliti terdorong untuk melakukan upaya
pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe nested.
Dari uraian diatas, dipilih fokus penelitian ini, guru membutuhkan contoh
perangkat pembelajaran terpadu tipe nested yang valid untuk dijadikan acuan.
Dalam pengembangan perangkat pembelajaran terpadu, peneliti berpacu pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
penelitian (research) dan pengembangan (development) yang terdapat pada
buku Borg dan Gall, dan Dick dan Carey. Penelitian yang di kembangkan
berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Nested untuk
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Mengacu pada Kurikulum 2013”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran terpadu tipe nested untuk
siswa kelas IV SD mengacu pada Kurikulum 2013?
C. Tujuan Penelitian
Mendeskripsikan kualitas produk perangkat pembelajaran terpadu tipe nested
untuk siswa kelas IV SD mengacu pada Kurikulum 2013.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang peneliti harapkan bagi beberapa pihak dari melakukan
penelitian ini sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman dan menambah wawasan pengetahuan
dalam mengembangkan tipe nested.
b. Bagi Guru
Memperoleh pengetahuan mengenai tipe nested dan dapat
meningkatkan kegiatan pembelajaran.
c. Bagi siswa
Menjadi mudah saat proses pembelajaran dan dapat mengembangkan
lebih tinggi dalam tingkat pemahaman materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
d. Bagi sekolah
Hasil produk dapat menjadi contoh konkret pengembangan perangkat
pembelajaran terpadu tipe nested yang mengacu pada Kurikulum
2013.
E. Batasan Istilah
1. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan
Indonesia. Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek
pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku.
2. Perangkat pembelajaran adalah hal yang harus disiapkan oleh guru sebelum
melaksanakan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dalam bentuk
silabus dan RPP dengan melakukan penyiapan media, sumber belajar, dan
skenario pembelajaran.
3. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan
telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas
mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa
indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
4. Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang dalam pembahasan
materinya meliputi atau saling mengaitkan berbagai bidang studi atau mata
pelajaran secara terpadu dalam suatu fokus tertentu.
5. Tipe nested (tersarang) merupakan pengintegrasian kurikulum di dalam
satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan fokus pengintegrasian pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru
kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi
pelajaran (content).
F. Spesifik Produk yang Diterapkan
Spesifikasi produk yang akan dikembangkan berupa:
1. Perangkat pembelajaran terdiri dari bagan peta konsep, RPP,
penilaian, LKS, rangkuman materi, media, dan lembar refleksi.
2. Judul buku mewakili isi buku.
3. Jenis huruf yang dipilih adalah Times New Roman, Arial, Kristen
ITC.
4. Isi buku dicetak menggunakan kertas A4s 80g/m2.
5. Buku perangkat pembelajaran terpadu tipe nested tertuang dalam 45
halaman yang berisi a) daftar isi, b) kata pengantar, c) teori dasar
pembelajaran terpadu tipe nested, d) pemetaan jaringan kompetensi
dasar dan indikator berdasarkan pembelajaran terpadu tipe nested,
e) rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe nested, dan f)
daftar referensi.
6. Alokasi waktu dalam RPP 6 x 35 menit.
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini bersifat praktis dan
fungsional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Bab II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Karakteristik Kurikulum SD 2013
Sudirman (dalam Trianto, 2009: 33) menyatakan bahwa istilah
kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan dengan pengertian
semula ialah sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus
ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu tingkat atau
ijazah. Beberapa ahli memandang kurikulum sebagai rencana
pendidikan atau pengajaran. Salah seorang dari mereka adalah Mac
Donald, menurut dia sistem persekolahan dibentuk atas empat
subsistem, yaitu: mengajar, belajar, pembelajaran dan kurikulum.
Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau
pegangan dalam proses kegiatan belajar-mengajar (Beeby dalam
Trianto, 2009: 34). Sementara Supano (dalam Trianto, 2009: 34),
memandang kurikulum sebagai suatu pedoman proses belajar dengan
cara yang lebih menyeluruh serta lebih kompleks dibandingkan dengan
yang mungkin dicapai oleh rencana isi atau materi pelajaran yang biasa,
dan pengembangannya lebih banyak berorientasi pada pihak yang
belajar dibanding dengan substansi isi.
Majid (2014: 27-28) menyatakan pengembangan Kurikulum 2013
merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan.
Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill)
dan pengetahuan (knowladge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No.
20 Tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan Pasal 35, yaitu
kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencangkup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan
standar nasional yang telah disepakati. Hal ini sejalan pula dengan
pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada
tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu.
Permendikbud RI No. 67 Tahun 2013 (dalam Prastowo 2015: 57)
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah bahwa karakteristik Kurikulum 2013
sebagai berikut:
1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap
spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan
kemampuan intelektual dan psikomotorik.
2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana di mana peserta didik menerapkan apa
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar.
3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang
diperinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi kompetensi
dasar, di mana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
kompetensi inti.
7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata
pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal).
Prastowo (2015: 57-58) menyatakan bahwa Kurikulum 2013
dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-
based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Kurikulum 2013
menganut: pertama, pembelajaran yang dilakukan guru (taught
curiculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan kedua,
pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curiculum) sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta
didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi
hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik
menjadi hasil kurikulum.
Permendikbud RI No. 67 Tahun 2013 (dalam Prastowo 2015:
58-61) menyatakan ciri khas lain dari Kurikulum 2013 untuk SD/MI
yaitu meliputi: kompetensi inti, mata pelajaran, beban belajar,
kompetensi dasar, dan muatan pembelajaran. Penjelasan selengkapnya
tentang kelima aspek tersebut diuraikan sebagai berikut:
1) Kompetensi Inti
Kompetensi Inti adalah istilah baru yang muncul dalam
Kurikulum 2013. Kompetensi inti adalah tingkat kemampuan
untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus
dimiliki seorang siswa pada setiap tingkat kelas atau program.
2) Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan
alokasi waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidik.
Mata pelajaran yang disajikan di SD/MI pada Kurikulum 2013,
yaitu: pertama, mata pelajaran SBdP dapat memuat Bahasa
Daerah. Kedua, selain kegiatan intrakurikuler terdapat pula
kegiatan ekstrakurikuler. Ketiga, kegiatan ekstrakulikuler
mendukung pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
terutamanya sikap peduli. Keempat, mata pelajaran kelompok A
yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran
kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran SBdP dan PJOK
yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi
dengan konten lokalyang dikembangkan oleh pemerintah
daerah.
Kelima, Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan
secara terintegrasi dengan mata pelajaran SBdP. Keenam,
sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam
pelajaran per minggu untuk tiap mata pelajaran adalah relatif.
Ketujuh, jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas
merupakan jumlah minim yang dapat ditambah sesuai dengan
kebutuhan peserta didik. Kedelapan, khusus untuk mata
pelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Ibtidaiyah dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh
Kementrian Agama. Kesembilan, mata pelajaran yang diajarkan
di SD/MI dari kelas I-VI semuanya diajarkan dengan
pendekatan pembelajaran tematik terpadu.
3) Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus
diikuti siswa dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun
pembelajaran. Beban belajar di SD/MI dinyatakan dalam jam
pembelajaran per minggu. Ada sejumlah perbedaan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006 (KTSP). Dalam
Kurikulum 2013 beban belajarnya diatur sebagai berikut:
a. Beban belajar satu minggu Kelas I, 30 jam pembelajaran.
b. Beban belajar satu minggu Kelas II, 32 jam pembelajaran.
c. Beban belajar satu minggu Kelas III, 34 jam pembelajaran.
d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI, 36 jam
pembelajaran.
Adapun pada Kurikulum 2006 (KTSP), beban belajar di SD/MI
diatur sebagai berikut:
a. Kelas Is.d. III, 29 s.d. 32 jam pembelajaran.
b. Kelas IV s.d. VI, 34 jam pembelajaran.
4) Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi
inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan
memperhatiakn karakteristik peserta didi, kemampuan awal, serta
ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi
empat kelompok sesuai dengan pengelompokan kompetensi inti
sebagai berikut: pertama, kelompok 1: kelompok kompetensi
dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1; kedua,
kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam
rangka menjabarkan KI-2; ketiga, kelompok 3: kelompok
kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dan keempat, kelompok 4: kelompok kompetensi dasar
keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
5) Muatan Pembelajaran
Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui
pembelajaran dengan pendekatan tematik terpadu dari Kelas I
sampai Kelas VI. Mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti dikecualikan untuk tidak menggunakan pembelajaran
tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai
kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai
tema.
Kunandar (dalam Prastowo 2015: 67) menyatakan bahwa
karakteristik Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap
spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama
dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.
2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana di mana peserta didik
menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan
berbagai sikap, pengetahuan, dan ketermpilan.
4) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas
yang diperinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata
pelajaran.
5) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) kompetensi dasar, di mana semua
kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan
untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi
inti.
6) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling perkuat dan memperkaya antarmata pelajaran
dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
2. Perangkat Pembelajaran
Ibrahim (dalam Trianto 2010: 96) menyatakan bahwa perangkat
yang dipergunakan dalam proses pembelajaran disebut dengan
perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang diperlukan
dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa: buku siswa,
silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan
Siswa (LKS), Instrumen Evaluasi atau Tes Hasil Belajar (THB), serta
media pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1) Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Majid (2014: 125) menyatakan bahwa Rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur
dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam
silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu)
kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator
untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
Kurniawan (2014: 122-123) menyatakan bahwa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah detail rencana aktivitas
pembelajaran untuk mencapai satu KD tertentu, atau gabungan KD
apabila dalam pembelajaran terpadu. Dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) inilah kegiatan pembelajaran apa yang akan
dilakukan diuraikan. Dengan demikian, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP akan menjadi pedoman.
Berdasarkan urian teori di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur yang disertai langkah-langkah sebagai upaya
penjabaran kurikulum (yang di berlakukan) sekolah ke dalam kegiatan
pembelajaran di kelas melalui proses berpikir secara rasional tentang
sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2) Prinsip-prinsip Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Majid (2014: 125) menyatakan bahwa berbagai prinsip dalam
mengembangkan atau menyusun Pengembangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dapat dijelaskan sebagai berikut.
a) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dengan
memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat
intelegtual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan
sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
b) Mendorong partisipasi aktif peserta didik.
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik
untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
kemandirian, dan semangat belajar.
c) Mengembangkan budaya membaca dan menulis.
Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam
berbagai bentuk tulisan.
d) Memberikan upan balik dan tindak lanjut Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) memuat rancangan program pemberian umpan
balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
e) Keterkaitan dan keterpaduan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dengan
memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
f) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dengan
mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi
secara terintegrasi, sistemastis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.
3) Komponen Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kurniawan (2014: 124) menyatakan bahwa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) menyantumkan tema dan sejumlah mata pelajaran
yang dipadukan, serta penting untuk memperlihatkan keterkaitan
komponen dengan tema yang digunkan. Komponen Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terpadu/tematik, setidaknya memiliki
komponen di bawah ini:
a) Identitas (kelas, tema, alokasi waktu)
b) Kompetensi dasar (dari mata-mata pelajaran yang akan dipadukan
dan sesuai tema)
c) Indikator hasil belajar (Jabaran hasil kemampuan khusus dari KD
mata pelajaran yang dipadukan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
d) Prosedur pembelajaran (menjelaskan pelaksanaan pembelajaran
yang meliputi kegiatan awal pembelajaran/pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan akhir/penutup)
e) Metode, sumber, dan media (yang digunakan dalam pembelajaran)
f) Penilaian (teknik, soal, dan sistem skoring)
Majid (2014: 126) menyatakan bahwa komponen Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah sebagai berikut:
a) Mencantumkan identitas
Identitas meliputi: Sekolah, Kelas/Semester, Tema, Subtema,
Pembelajaran, dan Alokasi Waktu. Prastowo (2015: 70) menyatakan
bahwa Kompetensi Inti merupakan gambaran secara kategorial
mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang
solah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi Inti berfungsi sebagai
unsur pengorganisasian kompetensi dasar. Kompetensi dasar
merukan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran.
Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal yang harus dicapai
siswa dalam penguasaan konsep atau materi pelajaran yang
diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b) Mencantumkan Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran memuat penguasaan kompetensi yang bersifat
operasional yang ditargetkan/dicapai dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan
mengacu pada rumusan yang terdapat dalam indikator, dalam bentuk
pernyataan yang operasional. Dengan demikan, jumlah rumusan
tujuan pembelajaran dapat sama atau lebih banyak daripada
indikator.
Tujuan pembelajaran mengandung unsur audience (A), behavior
(B), condition (C), dan degree (D). Audience (A) adalah peserta
didik yang menjadi subjek tujuan pembelajaran tersebut. Behavior
(B) merupakan kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan
audience setelah pembelajaran. Kata kerja ini merupakan jantung
dari rumusan tujuan pembelajaran dan HARUS terukur. Condition
(C) merupakan situasi pada saat tujuan tersebut diselesaikan. Degree
(D) merupakan standar yang harus dicapai oleh audience sehingga
dapat dinyatakan telah mencapai tujuan.
c) Mencantumkan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Hal yang harus diketahui adalah bahwa materi
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan
pengembangan dari materi pokok yang terdapat dalam silabus. Oleh
karena itu, materi pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Pembelajaran (RPP) harus dikembangkan secara terinci bahkan jika
perlu guru dapat mengembangkannya menjadi Buku Siswa.
d) Mencantumkan Model/Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat
pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran.
Penetapan ini diambil bergantung pada karakteristik pendekatan dan
atau strategi yang dipilih. Selain itu, pemilihan metode/ pendekatan
bergantung pada jenis materi yang akan diajarkan kepada peserta
didik karena tidak ada satu metode yang dapat digunakan untuk
mengajar semua materi.
e) Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat
pendahuluan/kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, dan
masing-masing disertai alokasi waktu yang dibutuhkan.
f) Mencantumkan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang terdapat
dalam silabus. Perencanaan yang disipakan berupa media,
alat/bahan, dan sumber belajar dengan penyusunan harus
mengeksplisitkan secara jelas. Guru harus memahami secara benar
pengertian media, alat, bahan, dan sumber belajar.
g) Mencantumkan Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Penilaian dijabarkan atas jenis/teknik penilaian, bentuk instrumen,
dan instrumen yang digunkan untuk mengukur ketercapaian
indikator dan tujuan pembelajaran. Sajiannya dapat dituangkan
dalam bentuk matriks horizontal maupun vertikal. Penilaian
hendaknya dicantumkan: teknik/jenis, bentuk instrumen dan
insrumen, kunci jawaban/rambu-rambu jawaban dan pedoman
penskoran.
Berdasarkan teori-teori di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
komponen-komponen Rencana Pelaksanaan Perencanaan (RPP) adalah
sebagai berikut:
a) Identitas Rencana Pelaksanaan Perencanaan (RPP) (sekolah,
kelas/semester, Tema, Subtema, Pembelajaran, dan Alokasi Waktu)
b) Kompetensi Inti
c) Kompetensi dasar
d) Tujuan pembelajaran
e) Materi pembelajaran
f) Metode/model/pendekatan
g) Alat dan sumber pembelajaran
h) Langkah-langkah pembelajaran (kegiatan awal, inti, dan akhir)
i) Penilaian (soal, teknik penilaian, instrumen penilaian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3. Pembelajaran Terpadu
a. Hakikat Pembelajaran Terpadu
Kurniawan (2014: 59) menyatakan bahwa secara umum,
pembelajaran terpadu memiliki kesamaan dengan pembelajaran biasa,
non terpadu, yang membedakan secara mendasar adalah pembelajaran
terpadu dalam pengemasan materi belajarnya tidak mengikuti struktur
suatu disiplin ilmu atau mata pelajaran tertentu, tapi terjadi lintas bahasa
bidang studi/ topik bahasan yang dipadukan oleh suatu fokus tertentu.
Bahasan materi dalam pembelajaran terpadu tidak terpola oleh susunan
materi bahasan suatu bidang studi tertentu, tapi bahasan difokuskan
pada suatu topik tertentu dan bahasannya ditinjau dari berbagai sudut
pandang mata pelajaran atau bidang studi yang ada, yang dipandang
sesuai atau perlu untuk memperjelas topik yang akan dibahas.
Pembelajaran terpadu tidak tunggal sehingga membahas topik yang
menjadi penyatuan dari berbagai mata pelajaran. Jadi menurut
Kurniawan pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang dalam
pembahasan materinya meliputi atau saling mengaitkan berbagai
bidang studi atau mata pelajaran secara terpadu dalam suatu fokus
tertentu.
Bell (dalam Majid 2014: 83) menyatakan bahwa pembelajaran
terpadu berawal dari pengembangan skema-skema pengetahuan yang
ada di dalam diri siswa. Pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak
melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Majid (2014: 84) menyatakan bahwa pada dasarnya pembelajaran
terpadu dikembangkan untuk menciptakan pembelajaran yang di
dalamnya siswa sendiri aktif secara mental membangun
pengetahuannya yang dilandasi oleh struktur kognitif yang telah
dimilikinya. Jadi menurut Majid pembelajaran terpadu merupakan
suatu konsep yang dapat dikatakan sebagai pendekatan belajar-
mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan
pengalaman yang bermakna kepada anak. dikatakan bermakna karena
dalam pembelajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep
yang mereka pelajari itu melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Berdasarkan teori-teori di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
hakikat pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang memadukan
beberapa mata pelajaran atau bidang studi sehingga menjadi satu
pembahasan topik agar anak mendapatkan pengalaman belajar yang
bermakna.
b. Landasan Pembelajaran Terpadu
Majid (2014: 87-88) menyatakan bahwa landasan pembelajaran
terpadu adalah sebagai berikut:
1) Landasan filosofis
Dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran
filsafat yaitu: progresivisme, kontruktivisme, dan humanisme.
Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah
kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan
pengalaman siswa. Aliran kontruktivisme melihat pengalaman
langsung siswa sebagai kunci dalam pembelajaran. Aliran
humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya,
potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.
2) Landasan psikologis
Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan
isi/materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa agar tidak
keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal
bagaimana isi/materi pembelajaran tersebut disampaikan kepada
siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
3) Landasan yuridis
Dalam pembelajaran berkaitan dengan berbagai kebijakan atau atau
peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran di sekolah
dasar. Asrohah dan Kadir (2014: 22) menyatakan bahwa landasan
yuridis adalah sebagai legalitas penyelenggaraan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
c. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Majid (2014: 89-90) menyatakan bahwa sebagai suatu model
pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran terpadu memiliki
karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1) Berpusat pada siswa
Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa. Hal ini sesuai dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menepatkan siswa
sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan
sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada
siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2) Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa. Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan
pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami
hal-hal yang lebih abstrak.
3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus
pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling
dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut
secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
memecah masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari.
5) Bersifat fleksibel
Pembelajaran terpadu bersifat luwes dimana guru dapat mengaitkan
bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang
lainnya, bahkan mengaitkan dengan kehidupan siswa dan keadaan
lingkingan di mana sekolah dan siswa berada.
6) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
TIM Pengembang PGSD, 1997 (dalam Majid 2014: 90-91)
menyatakan bahwa adapun karakteristik dari pembelajaran terpadu
adalah sebagai berikut:
1) Holistik, suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian
dalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang
studi sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
2) Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek,
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar-skemata yang
dimiliki oleh siswa, yang pada gilirannya nanti, akan memberikan
dampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
3) Otentik, pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami
secara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari.
4) Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar pada
pendekatan inquiry discovery di mana siswa terlibat secara aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dalam proses pembelajaran, mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga
proses evaluasi.
Kurniawan (2014: 92) menyatakan hasil studi penulis atas sejumlah
literatur, diperoleh informasi bahwa pembelajaran terpadu memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Berpusat pada anak. Dalam proses pembelajaran, anak menjadi
pertimbangan utama dalam proses pembelajaran.
2. Memberi pengalaman langsung. Dalam pembelajaran terpadu,
sejauh mungkin diupayakan memberikan pengalaman langsung atas
materi belajar.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak jelas. Terjadi fusi atau integrasi
sejumlah mata pelajaran yang dibahas, sesuai dengan kebutuhan dan
tema.
4. Penyajian berbagai konsep mata pelajaran dalam satu proses
pembelajaran. Karenanya adanya tema dan pembahasan
memerlukan penjelasan dari berbagai sudut pandang, maka dengan
sendirinya akan terjadi penyajian konsep yang bersamaan dari
beberapa mata pelajaran.
5. Fleksibel. Fleksibel ini merujuk pengertian: a) tidak mengikuti pola
bahasan yang ada pada struktur mata pelajaran, b) penggunaan tema
yang bisa bervariasi, c) dalam pemilihan dan penggunaan media dan
metode pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
6. Hasil belajar dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan anak.
karena pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa.
Dengan demikian tampak, bahwa terdapat kesesuaian tingkat
perkembangan dan kecenderungan proses belajar siswa, dan sifat dari
pembelajaran terpadu. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa
model pembelajaran terpadu cocok digunakan pada pendidikan dasar,
terutama pada kelas-kelas rendah.
Berdasarkan teori-teori di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
karakteristik pembelajaran terpadu memiliki beberapa hal yang
berpusat pada anak, memberikan pengalaman langsung kepada anak,
pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari
berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel, dan menggunakan prinsip
belajar sambil bermain dan menyenangkan.
d. Keunggulan Pembelajaran Terpadu
Asrohah dan Kadir (2014: 26) menyatakan bahwa keunggulan
pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut:
1) Dapat mengurangi overlapping antara berbagai mata pelajaran,
karena mata pelajaran disajikan dalam satu unit.
2) Menghemat pelaksanaan pembelajaran terutama dari segi waktu,
karena pembelajaran tematik dilaksanakan secara terpadu antara
beberapa mata pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3) Anak didik mampu melihar hubungan-hubungan yang bermakna
sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau
alat, bukan tujuan akhir.
4) Pembelajaran menjadi hilsontik dan menyeluruh akumulasi
pengetahuan dan pengalaman anak didik tidak tersegmentasi pada
disiplin ilmu atau mata pelajaran tertentu, sehingga anak didik akan
mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang saling
berkaitan antara satu sam lain.
5) Keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan lainnya akan
menguatkan konsep yang telah dikuasai anak didik, karena didukung
dengan pandangan dari berbagai perspektif.
Majid (2014: 92) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu
memiliki keunggulan, yaitu:
1) Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan
dengan tingkat perkembangan anak.
2) Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan
kebutuhan peserta didik.
3) Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga
hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.
4) Pembelajaran terpadu menumbuhkembangkan keterampilan
berpikir dan sosial peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
5) Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis.
Dengan permasalahan yang sering ditemui dalam
kehidupan/lingkungan riil peserta didik.
6) Jika pembelajaran terpadu dirancang bersama dapat meningkatkan
kerja sama antarguru bidang kajian terkait, guru peserta didik,
peserta didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan
narasumber sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam
situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.
Selain itu, Majid 2014: 92-93) juga menyatakan kelebihan dan arti
penting mengenai pembelajaran terpadu, yakni sebagai berikut:
1) Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan anak
didik;
2) Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar-mengajar yang
relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak didik;
3) Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan
bermakna;
4) Mengembangkan keterampilan berpikir anak didik sesuai dengan
persoalan yang dihadapi;
5) Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama;
6) Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan
orang lain;
7) Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan
yang dihadapi dalam lingkungan anak didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Berdasarkan uraian teori-teori di atas, dapat diambil kesimpulan
keunggulan pembelajaran terpadu meliputi pengalaman dan kegiatan-
kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat
perkembangan anak, kegiatan disesuaikan dengan minat, kegiatan
belajar lebih bermakna, serta menumbuh kembangkan keterampilan
menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis.
e. Tipe-tipe Pembelajaran Terpadu
Forgaty (dalam Kurniawan, 2014: 65-76) mengatakan bahwa
terdapat tiga klasifikasi model pengintegrasian kurikulum. Masing-
masing klasifikasi terdiri dari beberapa model, yang jumlah seluruhnya
ada sepuluh model. Berikut ini klasifikasi dan model-model integrasi
yang menggambarkan keragaman pandangan tentang cara
pengintegrasian kurikulum, yaitu:
1. Integrasi dalam Satu Mata Pelajaran
a) Fragmented Model
Model Fragmented adalah organisasi kurikulum yang secara tegas
memisahkan mata pelajaran sebagai entilas dirinya sendiri. Tidak
ada keterkaitan antara mata pelajara satu dengan lainnya. Jika pun
ada, mata pelajaran yang tampaknya saling tumpang tindih
(beririsan), seperti fisika dan kimia, hubungan diantara keduanya
adalah bersifat impisit, tidak ekspisit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 2.1 Ilustrasi model fragmented
(Forgaty, 1991: 4)
b) Connected Model
Pada model ini, mata pelajaran masih terpisah, akan tetapi sudah ada
upaya khusus untuk membuat hubungan secara eksplisit dalam mata
pelajaran. Menghubungkan satu topik dengan topik lainnya,
menghubungkan satu konsep dengan konsep lainnya, satu skill
dengan skill terkait lainnya, pekerjaan satu dengan pekerjaan
lainnya/ selanjutnya, atau ide dalam satu semester dengan ide
semester selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 2.2 Ilustrasi model connected (Forgaty, 1991: 14)
c) Nested Model
Dalam organisasi kurikulum model tersarang (nested) ini, yaitu
integrasi multi target kemampuan yang ingin dicapai disajikan dalam
satu topik yang ada pada satu mata pelajaran tertentu. Contoh,
kemampuan sosial, kemampuan berpikir, dan kemampuan
penguasaan materi pelajaran diintegrasikan dalam satu topik materi
fotosintesis pada mata pelajaran IPA.
Gambar 2.3 Ilustrasi model nested (Forgaty, 1991:24)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2. Integrasi Lintas Mata Pelajaran
a) Sequence Model
Organisasi kurikulum model terurut (sequence) yaitu upaya
pengaturan dan pengurutan kembali materi yang memiliki ide yang
sama dari dua mata pelajaran, dimana terjadi penyatuan materi dari
satu mata pelajaran ke mata pelajaran lainnya, sehingga
menghasilkan struktur baru. Namun dalam pembahasannya masih
mempertahankan mata pelajaran utama. Dengan demikian, akan
terjadi saling memperkaya pembahasan antara satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran lainnya. Serta akan membantu siswa untuk
mampu membuat hubungan kritikal antar mata pelajaran.
Gambar 2.4 Ilustrasi model Sequence (Forgaty, 1991:34)
b) Shared Model
Model shared adalah organisasi kurikulum dan pembelajaran yang
melibatkan dua mata pelajaran. Model sahred berbasis pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
pemikiran berbagi tumpang tindih (overlaving) yang ada pada mata
pelajaran. Ide berupa konsep, skill, dan sikap yang tumpang tindih
selanjutnya dijadikan dasar untuk payung materi pelajaran. Cara ini
analogi dengan kita memandang objek jauh menggunakan teropong
binokular yang menggunakan dua lensa. Dimana kejelasan
pandangan akan tercapai ketika dua pandangan atas suatu objek yang
sama, yang tertangkap oleh masing-masing lensa, dipadukan
menjadi satu tangkapan pandangan atas objek tersebut sehingga
pandangan yang tadinya samar dan terpisah menjadi bersatu dan
jelas.
Gambar 2.5 Ilustrasi model shared (Forgaty, 1991: 44)
c) Webbed Model
Model terjala atau jejaring tema (webbed) ini merupakan model yang
paling populer. Dalam model ini, ibarat kita memandang kurikulum
menggunakan teleskop. Organisasi kurikulum model terjala
(webbed) adalah pendekatan tematik dalam pengintegrasian mata
pelajaran. Satu tema dijadikan rujukan untuk membahas materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sejumlah mata pelajaran yang sejalan atau memiliki keterkaitan ide
dan tema. Tema menjadi sesuatu yang sangat penting untuk merajut
topik materi dari sejumlah mata pelajaran menjadi uraian yang
terpadu. Oleh karena itu, pemilihan “tema subur” yaitu tema yang
bisa relevan untuk mengembangkan dan pembahasan materi
berbagai mata pelajaran, menjadi suatu yang sangat penting.
Gambar 2.6 Ilustrasi model webbed (Forgaty, 1991: 54)
d) Threaded Model
Threaded model adalah pendekatan pengembangan kemampuan
belajar berkelanjutan tentang kemampuan yang sangat mendasar
melalui semua mata pelajaran. Kemampuan tersebut yaitu
kemampuan mendasar yang meliputi: keterampilan berpikir
(thinking skill), keterampilan sosial (social skill), keterampilan studi
(study skill), pengornanisasi grafis, teknologi, dan kecerdasan
majemuk (multiple intelligent) yang kesemuanya disebut dengan
metacurriculum melalui semua mata pelajaran. Artinya model
integrasi yang diorientasikan pada metacurriculum yang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
penting dan berkaitan yang ada pada semua mata pelajaran. Materi
kurikulum dari berbagai mata pelajaran terfokus untuk
mengembangkan salah satu kemampuan tersebut.
Gambar 2.7 Ilustrasi model threaded (Forgaty, 1991:64)
e) Integreted Model
Model terpadu (integreted) adalah pengorganisasian kurikulum
yang menggunakan pendekatan interdisipliner, mencocokpadukan
beberapa mata pelajaran (menurut Forgaty: empat mata pelajaran)
dengan berlandaskan pada konsep dan topik yang ada dan saling
tumpang tindih diantara keempat mata pelajaran tersebut. Dengan
merujuk pada tema terpilih, selanjutnya dilakukan pengaturan
kembali pola organisasi materi. Yaitu materi yang sudah terintegrasi
atau terpadu, tidak berdasarkan mata-mata pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 2.8 Ilustrasi model integreted (Forgaty, 1991: 76)
3. Integrasi Dalam dan Lintas (Internal) Siswa
a) Immerse Model
Integrasi model terbenam (immerse) adalah pengintegrasian yang
dilakukan secara internal dan intrinsik oleh siswa secara personal
dengan sedikit atau bahkan tanpa intervensi dari luar. Siswa
mengintegrasikan materi dipelajari setelah difilter terlebih dahulu
dengan lensa pengalaman, peminatan, kebutuhan, dan atau
kepakaran siswa sendiri. Berikutnya materi yang terfilter akan
membenam menjadi pengetahuan dan pengalaman pribadinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 2.9 Ilustrasi model immerse (Forgaty, 1991: 86)
b) Networked Model
Integrasi model jejaring kerja (networked) ini memiliki kesamaan
dengan model integrated diatas, yaitu adanya proses penyaringan
informasi yang dibutuhkan melalui lensa kaca mata keahlian dan
peminatan. Hanya saja, dalam model ini ada proses menghubungkan
informasi internal dengan jejaring informasi eksternal dari para ahli
dalam bidang yang terkait.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 2.10 Ilustrasi model jejaring kerja networked (Forgaty,
1991: 89)
4. Pembelajaran Terpadu Tipe Nested
a. Pengertian dan karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe Nested.
Forgaty (dalam Trianto 2010: 45) menyatakan bahwa pembelajaran
terpadu tipe nested (tersarang) merupakan pengintegrasian kurikulum di
dalam satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan fokus pengintegrasian
pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang
guru kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian
materi pelajaran (content). Keterampilan-keterampilan belajar itu
meliputi keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan sosial
(social skill) dan keterampilan mengorganisasi (organizing skill).
b. Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested.
Trianto (2010: 45) menyatakan bahwa pada dasarnya langkah-
langkah pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) mengikuti tahap-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi tiga
tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
1) Tahap Perencanaan
a. Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang
dipadukan. Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk
kegiatan awal. Seperti contoh yang diberikan Fogarty (dalam Trianto
2010:45) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat
dipadukan keterampilan berpikir dengan keterampilan sosial.
Sedangkan untuk mata pelajaran sains dan matematika dapat
dipadukan keterampilan berpikir dan keterampilan mengorganisir.
b. Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
indikator. Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan
point keterampilan dari masing-masing keterampilan yang dapat
diintegrasikan dalam suatu unit pembelajaran.
c. Menentukan sub keterampilan yang dipadukan. Secara umum
katerampilan-keterampilan yang harus dikuasai ada tiga, yaitu:
keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan sosial (social
skill) dan keterampilan mengorganisasi (organizing skill).
d. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator). Berdasarkan
kompetensi dasar dan sub kterampilan yang telah dipilih dirumuskan
tujuan pembelajaran khusus (indikator). Setiap indikator dirumuskan
berdasarkan kaidah penulisan tujuan pembelajaran khusus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
(indicator) yang meliputi; audience, behaviour, condition dan
degree.
e. Menentukan langkah-langkah pembelajaran. Langkah ini diperlukan
sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub
keterampilan yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan
Depdiknas (1996:6) menyatakan bahwa prinsip-prinsip pelaksanaan
pembelajaran terpadu, meliputi :
a. Guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi
pembicaan dalam proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan peran
guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan siswa
menjadi pelajar mandiri.
b. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam
setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
c. Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali
tidak terpikirkan dalam proses perencanaan.
3) Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan
evaluasi hasil pembelajaran. Depdiknas (1996:7) menyatakan bahwa
tahap evaluasi hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi
pembelajaran terpadu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri
di samping bentuk evaluasi lainnya.
b. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi hasil belajar
yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian
tujuan yang akan dicapai.
c. Contoh bagan peta konsep Tipe Nested
Gambar 2.11 contoh model nested (tersarang) mata pelajaran Sains-
Fisika
(Trianto, 2010:47)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
d. Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested
1) Kekuatan Tipe Nested
Trianto (2010:46) menyatakan bahwa kekuatan tipe nested (tersarang)
adalah guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam
suatu pembelajaran di dalam satu mata pelajaran. Dengan menjaring dan
mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman siswa, pembelajaran
menjadi semakin diperkaya dan berkembang. Dengan memfokuskan
pada isi pembelajaran, strategi berpikir, keterampilan sosial dan ide-ide
penemuan lain, satu pelajaran dapat mencangkup banyak dimensi. Tipe
tersarang juga memberikan perhatian pada berbagai bidang penting
dalam satu saat, tipe ini tidak memerlukan penambahan waktu untuk
bekerja dengan guru lain. dalam tipe ini, satu guru dapat memadukan
kurikulum secara meluas.
2) Kelemahan Tipe Nested
Trianto (2010:46) menyatakan bahwa kekurangan tipe nested terletak
pada guru ketika tanpa perencanaan yang matang memadukan beberapa
keterampilan yang menjadi target dalam suatu pembelajaran. Hal ini
berdampak pada siswa, dimana prioritas pelajaran akan menjadi kabur
karena siswa diarahkan untuk melakukan beberapa tugas belajar
sekaligus.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini
dapat dipaparkan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
1. Tesis ini berjudul “Pengembangan Kurikulum Terpadu Sistem Full Day
School (Studi Multi Kasus di SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota
Magelang, SDIT Ihsanul Fikri Kota Magelang dan SD Terpadu Ma’arif
Gunungpring Magelang)” yang ditulis oleh Lilies Widyowati bertujuan
untuk mengetahui bentuk pengembangan kurikulum terpadu di SD
Islam di Magelang dengan menggunakan sistem full day school yang
diwakili oleh SD Muhammadiyah 1 Alternatif, SDIT Ihsanul Fikri dan
SD Terpadu Ma’arif Gunungpring. Jenis penelitian ini adalah kualitatif
dengan pendekatan fenomenologis. Sumber data yang diperoleh yaitu
sumber data primer dan sekunder. Pengumpulan data melalui teknik
observasi, interview, dan dokumentasi. Teknik analisis datanya dengan
deskriptif analitis dan deskriptif komparatif. Deskriptif analitis cara
mereduksi data, display data dan mengambil kesimpulan.
Permasalahan yang dibahas meliputi konsep, model desain dan
implementasi pengembangan kurikulum terpadu sistem full day school.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep pengembangan kurikulum
terpadu merupakan pengintegrasian kurikulum Diknas yang diwarnai
dengan nilai-nilai islami dengan penambahan bidang studi keislaman,
dan untuk pelaksanaanya dengan menerapkan full day school. Desain
kurikulum terpadu berorientasi pada kebutuhan peserta didik,
lingkungan, kebutuhan masyarakat dan perkembangan IPTEK yang
diorganisasikan dalam sebuah kurikulum. Implementasi kurikulum di
sekolah dengan melibatkan peran kepala sekolah sebagai pelaksana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kurikulum tingkat lembaga sekolah, guru sebagai pelaksana kurikulum
di kelas dan waka kurikulum sebagai perencana kurikulum di sekolah.
Implementasi kurikulum merupakan integrasi secara fungsional antara
aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
2. Penelitian ini berjudul “Analisis Proses Perencanaan Pembelajaran
Terpadu Menggunakan Pendekatan Saintifik di SD Negeri Monggang,
Sewon, Bantul, Yogyakarta” yang ditulis oleh Indah Haryanti Amakae
bertujuan untuk mendeskripsikan analisis proses perencanaan
pembelajaran terpadu menggunakan pendekatan saintifik, kendala yang
dialami guru dalam membuat perencanaan pembelajaran terpadu
menggunakan pendekatan saintifik, serta upaya guru dalam mengatasi
kendala yang dihadapi dalam membuat perencanaan pembelajaran
terpdu menggunakan pendekatan saintifik di SD Negeri Monggang
Kec. Sewon Kab. Bantul Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini
dilaksanakan di SD Negeri Monggang Kec. Sewon Kab. Bantul
Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga guru kelas rendah
di SD Negeri Monggang Kec. Sewon Kab. Bantul Yogyakarta. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara dan analisis dokumen.
Proses analisis data dimulai dari menelaah seluruh data hasil
wawancara dengan perangkat pembelajaran terpadu. Setelah itu,
dilanjutkan dengan mengadakan reduksi data ke dalam tabel dan
verivikasi untuk mengambil kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
bahwa guru membuat perencanaan pembelajaran tematik dengan cara
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan berdasarkan pada
silabus yang telah disediakan oleh pihak sekola, Kendala yang dialami
guru dalam membuat perencanaan pembelajaran tematik menggunakan
pendekatan saintifik yaitu guru masih kesulitan dalam mengaitkan
kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran. Selain itu, penerapan
pendekatan saintifik juga masih bersifat sederhana. Upaya untuk
mengatasi kendala tersebut adalah guru tetap menerapkan langkah-
langkah pendekatan saintifik serta membuat perencanaan pembelajaran
sendiri untuk bagian-bagian yang tidak dapat dipadukan.
3. Aleks Rumaikew (2015) melakukan penelitian mengenai
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sub Tema Keunikan Daerah
Tempat Tinggalku Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar”. Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru
yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu
Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini mengasilkan
produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum
2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan
saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian
secara otentik pada kegiatan belajarnya. enelitian ini menggunakan
modifikasi pengembangan perangkat pembelajaran model Kemp dan
prosedur penelitian R&D model Borg and Gall. Pengembangan tersebut
meliputi lima langkah pengembangan, yaitu 1) potensi dan masalah, 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain,
sampai dihasilkan produk akhir yang berupa perangkat pembelajaran
mengacu Kuirikulum 2013 subtema Keunikan Daerah Tempat
Tinggalku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum
SD 2013 subtema keunikan daerah tempat tinggalku untuk siswa kelas
IV Sekolah Dasar memiliki kulatias yang “sangat baik” sehingga dapat
menjadi contoh untuk guru dalam membuat perangkat pembelajaran
yang mengacu Kurikulum 2013.
Berdasarkan ketiga penelitian di atas, penelitian terebut memiliki
relevansi dengan pengembangan perangkat pembelajaran. Penelitian ini
dikhususkan pada pengembangan perangkat pembelajaran terpadu yang
mengacu Kurikulum 2013. Kebaharuan dari penelitian yang dilakukan
berupa pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe nested kelas IV
SD mengacu Kurikulum 2013.
Relevansi dari pemaparan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan
dapat dilihat pada bagan berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 2.12 Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berpikir
Kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran dan program
pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan
yang berisi rancangan pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.
Pada tahun 2013, pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan penerapan
Indah Haryati Amakae (2016)
Analisis Proses Perencanaan
Pembelajaran Terpadu Menggunakan
Pendekatan Saintifik di SD Negeri
Monggang, Sewon, Bantul Yogyakarta.
Novia (2017)
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Nested untuk Siswa Kelas IV SD
Mengacu Kurikulum 2013
Lilies Widyowati (2014)
Pengembangan Kurikulum Terpadu
Sistem Full Day School (Studi Multi
Kasus di SD Muhammadiyah 1 Alternatif
Kota Magelang, SDIT Ihsanul Fikri Kota
Magelang dan SD Terpadu Ma’arif
Gunungpring Magelang)
Aleks Rumaikew (2015)
Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Sub Tema Keunikan Daerah Tempat
Tinggalku Mengacu Kurikulum 2013
Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 berlaku dalam
Sistem Pendidikan Indonesia yang diterapkan oleh pemerintah untuk
menggantikan Kurikulum 2006 (sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan) telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Hal yang
menjadi sorotan dalam Kurikulum 2013 adalah penggunaan pembelajaran
terpadu. Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam
intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dalam model
pembelajaran terpadu terdapat tipe nested yang dipadukan dengan materi
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memperoleh
pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi
bermakna bagi siswa. Karakteristik yang dimiliki tipe nested akan lebih
sempurna jika diintegrasikan dalam pembelajaran Kurikulum 2013. Fokus
pengintegrasian pada tipe nested yaitu sejumlah keterampilan belajar yang
ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu unit
pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content).
Pada wawancara yang dilakukan oleh peneliti di beberapa SD di
Yogyakarta yang telah menerapkan Kurikulum 2013, peneliti menemukan
jika masih banyak guru yang kurang paham akan pembelajaran terpadu yang
diterapkan pada Kurikulum 2013. Melalui wawancara guru kelas IV di SD
Negeri Babarsari, SD Negeri Deresan dan SD Negeri Kintelan peneliti
menemukan jika guru di SD bersangkutan kurang memahami model
pembelajaran terpadu, khususnya tipe nested. Guru masih kesulitan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
menyusun perangkat pembelajaran seperti Rancangan Pelanksanaan
Pembelajaran (RPP) dalam tipe nested. Dari permasalahan yang ada peneliti
melihat jika sekolahan maupun guru membutuhkan contoh yang relevan
dari perangkat pembelajaran tipe nested. Maka dari itu peneliti ingin
membuat atau mengembangkan sebuah produk buku berisi seputar
perangkat pembelajaran terpadu tipe nested.
Beranjak dari hal di atas, guru diharapkan mampu memilih,
mengembangkan, mendesain dan merevisi perangkat pembelajaran terpadu
yang akan digunakan untuk mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Gambar 2.13 Kerangka Berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori di atas maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe nested untuk
siswa kelas IV di Sekolah Dasar menurut pakar pembelajaran terpadu?
2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe nested untuk
siswa kelas IV di Sekolah Dasar menurut guru SD melalui uji coba
terbatas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Bab III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian R & D (Research and Development). Sugiyono (2012: 297)
menyatakan bahwa “metode penelitian dan pengembangan adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk dan
menguji keefektifan produk”. Produk yang ada dalam penelitian ini
adalah suatu bahan ajar mengacu pada Kurikulum 2013 dengan
subtema Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Model
nested untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Borg dan Gall (dalam
Sugiyono 2012: 298-312) menyatakan bahwa terdapat 10 tahap
penelitian pengembangan yaitu potensi masalah, pengumpulan data,
desain produk, validasi produk, revisi desain, uji coba produk, revisi
desain, uji coba pemakaian, revisi produk, produk masal.
Borg dan Gall (dalam Sugiyono 2012: 298-312) menyatakan bahwa
tahap pertama, potensi masalah yang menjadi acuan pada proses
selanjutnya. Tahap kedua, penelitian melakukan pengumpulan data
sesuai dengan permasalahan yang ada. Tahap ketiga, data yang
diperoleh akan dikumpulkan dan menjadi penelitian dalam
merencanakan desain produk. Tahap keempat, penelitian melakukan uji
coba produk untuk mengetahui kekurangan pada produk. Tahap kelima,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
jika terdapat kesalahan setelah dilakukan validasi pakar saat tahap
kelima akan dilakukan revisi produk. Tahap keenam, penelitian
melakukan uji coba produk untuk mengetahui masih adakah
kekurangan dalam produk tersebut. Tahap ketujuh, penelitian
melakukan revisi pada produk jika ada kesalahan. Tahap kedelapan,
peneliti melakukan uji coba pemakaian produk. Tahap kesembilan,
peneliti melakukan revisi kekurangan yang masih muncul saat uji coba
pemakaian, tahap ini merupakan tahap akhir revisi produk. Tahap
kesepuluh, setelah melakukan revisi-revisi, pada tahap ini produk sudah
bisa diproduksi secara masal. Dalam penelitian Bord dan Gall langkah
yang diambil hanya sampai tahap ketujuh karena produk yang
dihasilkan merupakan hasil dari uji coba yang terbatas.
Berikut merupakan bagan beserta pemaparan langkah-langkah
pelaksanaan pengembangan Borg dan Gall (dalam Sugiyono 2012:
298):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
Menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono 2012: 312)
Dalam hal prosedur Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode Research and Development (R&D). Hal ini sesuai
dengan tujuan penelitian, yaitu untuk pengembangan perangkat
pembelajaran terpadu model nested yang mengacu pada kurikulum
Sekolah Dasar tahun 2013. Borg dan Gall (1989), penelitian
pengembangan pendidikan (R&D) adalah sebuah proses yang
digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk
pendidikan. Hasil dari penelitian pengembangan tidak hanya
pengembangan sebuah produk yang sudah ada melainkan juga untuk
menemukan pengetahuan atau jawaban atas permasalahan praktis.
Secara singkat langkah-langkah penelitian R&D menurut Borg dan
Gall (dalam Sugiyono, 2013: 408) dapat diuraikan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
1. Potensi dan Masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi
adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai
tambah. Masalah adalah penyimpanan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi. Data tentang potensi dan masalah tidak harus
dicapai sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain.
2. Pengumpulan Data
Langkah kedua ini peneliti melakukan studi pendahuluan atau studi
eksploratif untuk mengkaji, menyelidiki, dan mengumpulkan
informasi.
3. Pengembangan Draf Produk (Develop Premilinary From of
Product)
Pada langkah ini, peneliti mulai mengembangkan produk awal yang
mencakup bahan pembelajaran, proses pembelajaran, serta
instrumen evaluasi.
4. Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Test)
Pada langkah keempat dilakukan pengujian produk yang telah
dihasilkan secara terbatas. Uji coba ini dilakukan pada 1 sampai 3
sekolah dengan melibatkan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru) dan
data hasil wawancara, observasi dan angket dikumpulkan serta
dianalisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
5. Revisi Hasil Uji Coba (Main Product Revision)
Langkah selanjutnya adalah revisi hasil uji coba yang dilakukan
berdasarkan hasil uji coba awal. Revisi hasil uji coba ini bertujuan
untuk memperbaiki atau menyempurnakan produk. Produk yang
telah direvisi kemudian diadakan uji coba lapangan.
6. Perbaikan Produk Operasional (Operasional Product Revision)
Produk yang telah direvisi, berdasarkan hasil uji coba skala kecil,
kemudian melakukan uji coba kepada unit atau subjek secara lebih
luas yang dilakukan terhadap sebanyak 5 sampai 15 sekolah dengan
melibatkan 30 sampai 100 subjek. Data kuantitatif hasil belajar
sebelum dan sesudah menerapkan model yang diujicobakan
dikumpulkan dan dianalisis. Hasil-hasil pengumpulan data ini,
selanjutnya dievaluasi atau jika memungkinkan dibandingkan
dengan kelompok pembanding sehingga diperoleh data untuk
melakukan revisi produk lebih lanjut.
7. Penyempurnaan Produk Hasil Uji Coba Lapangan (Operational
Product Revision)
Melakukan revisi tahap kedua untuk penyempurnaan dan perbaikan
produk atas hasil uji coba lapangan berdasarkan masukan dan saran-
saran. Jadi perbaikan kali ini merupakan perbaikan kedua sesudah
dilaksanakannya uji coba lapangan yang lebih luas dari pada uji coba
lapangan pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
8. Uji Pelaksanaan Lapangan (operasional field testing)
Uji lapangan ini melibatkan unit atau subjek yang lebih besar lagi.
Uji lapangan ini bisa melibatkan 10 sampai 30 sekolah atau terhadap
40 sampai 200 subjek; dan disertai wawancara, observasi, dan
penyampaian angket dan kemudian dilakukan analisis.
9. Perbaikan Produk Akhir (Final Product Revision)
Langkah revisi produk akhir, yaitu revisi yang dikerjakan
berdasarkan uji lapangan yang lebih luas. Revisi produk akhir
merupakan penyempurnaan produk yang sedang dikembangkan.
Penyempurnaan ini yang menjadi ukuran bahwa produk tersebut
benar-benar dikatakan valid karena telah melewati serangkaian uji
coba secara bertahap.
10. Disminasi dan Implementasi (Dissemination and Implementation)
Disminasi dan implementasi, merupakan tahap pelaporan produk
kepada para pengguna dan profesional melalui forum pertemuan
atau menuliskan dalam jurnal dan implementasi produk pada praktik
pendidik. Selain itu, memonitor penyebaran untuk pengontrolan
kualitas.
Berikut ini bagan dan pemaparan oleh model pengembangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model dari Dick dan Carey
(dalam Tung, 2017: 16 dan Setyosari, 2010: 201).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Gambar 3.2 Desain Intruksional Menurut Dick dan Carey (dalam
Tung, 2017: 27)
1. Assess Need to Identify Goal
Melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan program
atau produk yang akan dikembangkan. Dengan mengkaji kebutuhan,
pengembangan akan mengetahui adanya suatu keadaan yang
seharusnya ada dan keadaan nyata di lapangan yang sebenarnya.
Pengembang mencoba menawarkan suatu alternatif pemecah
masalah dengan cara mengembangkan suatu produk atau desain
tertentu.
2. Conduct Instructional Analysis
Setelah analisis kebutuhan dan tujuan maka selanjutnya analisis
pembelajaran yang mencangkup keterampilan, proses, prosedur, dan
tugas-tugas belajar. Tahap ini mengidentifikasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
mengembangkan hal-hal yang menjadi kebutuhan dalam rancangan
produk sehingga dapat menjadi spesifikasi produk lebih lanjut dan
memiliki kekhasan tersendiri.
3. Analyze Learners and Contexts
Analisis pembelajaran dan konteks, yang mencakup kemampuan,
sikap, dan karakteristik pembelajaran dalam latar pembelajaran. Hal
tersebut dilakukan bersama dengan analisis pembelajaran awal atau
setelah analisis pembelajaran.
4. Write Performance Objectives
Hal penting yang harus ditunjukan pada pandangan behaviorisme
adalah performance objectives. Pada behaviorisme, indikator
perilaku harus dapat diukur untuk menunjukan hasil yang diperoleh
setelah proses pembelajaran dilakukan. Write performance objective
adalah menuliskan Tujuan Instruks Khusus – TIK, menuliskan hasil
belajar ketika sebagian atau satu topik pembelajaran selesai
dilakukan. TIK menjadi satu-satunya dasar dalam menyusun kisi-
kisi tes, karena itu TIK harus mengandung unsur-unsur yang dapat
memberikan petunjuk kepada pembuat tes agar dapat
mengembangkan tes yang benar-benar dapat mengukur indikator
keberhasilan atau perilaku yang terdapat di dalamnya. Unsur-unsur
dalam TIK terkait dengan lingkungan pembelajaran ABCD
(Audience, Behaviour, Condition, dan Degree)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
5. Develop Criterion Performance Test
Dalam tahap ini terdapat dua jenis yaitu: Pretest; digunakan untuk
mengukur kemampuan awal dalam mengidentifikasi pengajaran
sesuai dengan tujuan (termasuk identifikasi pembelajaran yang
diinginkan). Posttest; digunakan untuk mengukur kemampuan akhir
setelah mendapat pembelajaran. Pengukuran dilakukan terhadap
tujuan instruksional yang khusus.
Evaluasi tes dan item tes, dalam membuat ukuran bagi keberhasilan
instrumen tes harus memperhatikan beberapa hal penting yaitu:
konstruksi tes itu sendiri, perangkat formulir respon, materi
pengajaran, situasi, dan lingkungan pengajaran serta pencapain dari
murid.
6. Develop Instructional Strategy
Mengembangkan strategi instruksional berarti mengembangkan
strategi pembelajaran dalam skenario yang sistematis.
Pengembangan strategi instruksional bertujuan mencapai
kemampuan yang ditetapkan dalam tujuan instruksional khusus
(hasil belajar).
7. Develop/Select Instructional Material
Tahapan yang dilakukan untuk mengembangkan bahan instruksional
adalah sebagi berikut: a) menjelaskan faktor yang dapat
menyebabkan perbaikan dalam pemilihan media dan sistem
penympaian agar sesuai dengan kegiatan instruksional, b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
menjelaskan dan menyebutkan faktor-faktor dalam komponen
instruksional, c) memberikan peran desainer dalam pengembangan
materi dan penyampaiannya kegiatan instruksional, d) menjelaskan
prosedur yang akan digunakan untuk mengembangkan bahan
instruksional yang sesuai dengan strategi instruksional, e) membuat
bahan instruksional berdasarkan strategi instruksional.
8. Develop/conduct formative evaluation
Merancang dan melakukan evaluasi terhadap tes formatif dilakukan
setelah selesai pengajaran. Hasil evaluasi proses pengajaran menjadi
data untuk mengidentifikasi bagaimana meningkatkan
instruksi/pengajaran. Evaluasi formatif digunakan sebagai proses
menyediakan informasi yang akan dijadikan sebagai dasar
pengambilan keputusan dallam rangka meningkatkan kualitas
produk atau program instruksional. Tahapan evaluasi formatif
adalah sebagai berikut, dengan tinjauan ulang oleh ahli bidang studi
diluar tim pengembangan instruksional: (a) evaluasi satu-satu atau
clinical; (b) evaluasi kelompok kecil; dan (b) uji coba lapangan.
9. Develop/conduct Revise Instruction
Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur,
program, atau produk dikaitkan dengan langkah-langkah
sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
10. Develop/conduct Sumative Evaluation
Evaluasi sumartif merupakan evaluasi untuk menilai efektivitas
pengajaran dan dilakukan untuk mengevaluasi suatu tujuan
pembelajaran perwaktu tertentu biasanya pada akhir semester akhir
suatu program.
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengkobinasikan
langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall serta
desain intruksional dari Dick dan Carey. Langkah dalam penelitian ini
didesain mejadi tujuh langkah.
Langkah pengembangan Borg dan Gall (1989: 3) mengatakan bahwa
rangkaian langkah-langkah penelitian dan pengembangan dilakukan
secara siklus, dan pada setiap langkah yang akan dilalui atau dilakukan
selalu mengacu pada hasil langkah sebelumnya hingga pada akhirnya
diperoleh suatu produk pendidikan yang baru. Borg dan Gall (dalam
Sugiyono, 2012: 9) mengatakan juga bahwa penelitian dan
pengembangan (research and development) merupakan metode
penelitian yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
Sedangkan Dick dan Carey (dalam Tung, 2017: 12) mengatakan
bahwa desain instruksional merupakan suatu proses dalam mendesain
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan mengatasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
masalah rencana pembelajaran, metode dan evaluasi unit pengajaran
yang tersusun secara analisis sistematik dengan kondisi belajar yang
ada.
Dalam penelitian ini mengkombinasikan pengembangan Borg dan
Gall, dan Dick dan Carey karena langkah penelitian dan pengambangan
Borg dan Gall merupakan langkah penelitian yang pada umumnya
digunakan dalam penelitian Research and Development (R&D),
sedangkan desain pembelajaran Dick dan Carey merupakan langkah
pengembangan yang memungkinkan untuk dikombinasikan dengan
langkah penelitian lain sehingga penelitian ini menghasilkan produk
yang lebih efektif dan efesien.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti akan dijelaskan
sebagai berikut:
1) Potensi dan masalah
Langkah pertama, peneliti melakukan potensi dan masalah yang
meliputi analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan
wawancara kepada beberapa guru kelas IV, yaitu SD Negeri
Babarsari, SD Negeri Deresan, dan SD Negeri Kintelan. Analisis
kebutuhan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
guru mengenai model pembelajaran terpadu terkhusus tipe nested,
apakah guru telah menerapkan atau menggunakan model yang ada
di dalam pembelajaran terpadu, pengimplementasian pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
terpadu di Sekolah Dasar dan menganalisis kebutuhan akan
perangkat pembelajaran terpadu tipe nested kelas IV SD mengacu
Kurikulum 2013.
2) Pengumpulan data
Langkah kedua, setelah mengetahui potensi masalah, peneliti
melakukan pengumpulan informasi secara detail berdasarkan hasil
wawancara dengan guru kelas IV. Hasil wawancara digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk yang berupa
perangkat pembelajaran terpadu tipe nested mengacu Kurikulum
2013.
3) Desain produk
Langkah ketiga, produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pengembangan produk
dimulai dengan Assess Need to Identify Goal dan dilanjutkan
Conduct Instructional Analysis untuk menentukan KI, KD,
merumuskan indikator berpikir tingkat tinggi, merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan Audience, Behaviour, Condition, Degree
(ABCD), memilih keterampilan yang akan diimplementasikan pada
pembelajaran terpadu tipe nested, memilih mata pelajaran yang
sesuai, membuat jaringan kompetensi dasar dan indikator. Setelah
semua tersusun peneliti akan menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Perangkat pembelajaran yang disesuaikan
dengan pembelajaran terpadu tipe nested mengacu Kurikulum 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
untuk kelas IV SD. Sifat dari perangkat pembelajaran ini mudah
dipahami, mudah dilaksankan, dan memiliki banyak manfaat
sebagai pendoman pembelajaran.
4) Validasi Desain
Produk yang telah di desain sebelum diujicoba akan divalidasi oleh
2 pakar pembelajaran terpadu yang merupakan dosen pengampu
mata kuliah pembelajaran terpadu. Pakar tersebut melakukan
penilaian terhadap produk yang dihasilkan. Validasi desain ini
bertujuan untuk mengetahui kekurangan, kelebihan dan kelayakan
produk sebelum diujicoba. Hasil masukan yang diberiakan oleh
pakar akan digunakan untuk merivisi sehingga layak diujicobakan.
5) Revisi Desain
Revisi desain merupakan langkah yang digunakan sebagai bahan
revisi produk yang ditempuh atas dasar analisis validasi ahli. Hasil
validasi yaitu berupa masukan mengenai kelemahan ataupun
kelebihan desain produk yang telah diberikan kepada validator ahli.
Produk diperbaiki berdasarkan kekurangan produk yang dapat
dilihat melalui catatan, komentar secara umum dan saran perbaikan.
6) Ujicoba Produk
Desain produk yang telah direvisi akan diujicoba kepada siswa. Uji
coba produk ini dilakukan bertujuan untuk menentukan tingkat
efisiensi dan efektifitas produk di lapangan. Uji coba ini dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
oleh peneliti sendiri dengan pengawasan dan penilain oleh wali dua
pakar yaitu guru kelas IV SD.
7) Revisi setelah ujicoba
Penelitian melakukan revisi produk bahan ajar berdasarkan hasil
ujicoba dari masukan para siswa. Tahap akhir setelah revisi desain
ini merupakan produk final yang telah dikembangkan yaitu bahan
ajar kelas IV subtema Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Terpadu Model nested yang mengacu pada Kurikulum 2013.
Berikut adalah langkah-langkah pengembangan yang di gunakan
dalam penelitian dan pengembangan produk ini, yang divisualisasikan
dalam bentuk bagan di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 3.3 Prosedur Pengembangan Penelitian
C. Setting Penelitian
Pada setting penelitian ini membahas empat hal yaitu tempat
penelitian, waktu penelitian, subjek penelitian dan objek penelitian.
Tahap III
Pengembangan Produk Awal
1. Assess Need to Identify Goal
2. Conduct Instructional Analysis
3. Analyze Learners and Contexts
4. Write Performance Objectives
5. Develop Criterion Performance Test
6. Develop Instructional Strategy
7. Develop/Select Instructional Material
8. Develop/conduct formative evaluation
9. Develop/conduct Revise Instruction
10. Develop/conduct Sumative Evaluation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kledokan, yang beralamatkan
di Jalan Garuni 3, Kledokan, Catur Tunggal, Depok Sleman,
Yogyakarta. 55281 dan di SD Negeri Puren yang beralamatkan di
Jalan Tantular Catur Tunggal, Depok Sleman, Yogyakarta. 52283.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian berlangsung selama 10 bulan. Dimulai dari bulan
April 2017 hingga Februari 2018.
3. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah guru kelas I di SD Negeri Kledokan dan di
SD Negeri Puren Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018.
4. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah perangkat pembelajaran terpadu tipe
nested yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara dan kuisoner dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara atau interviu (interview) merupakan salah satu
bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam
peneliti deskriptif kualitatif dan kuantitatif (Nana 2008: 216).
Wawancara dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
yang ditunjukan untuk memperoleh data dari individu dilaksanakan
secara individual. Sebelum melakukan wawancara para peneliti
menyiapkan instrumen wawancara yang disebut pedoman
wawancara yang disebut pedoman wawancara (interview guide).
Pedoman ini berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang
meminta untuk dijawab atau direspon responden. Isi pertanyaan atau
pernyataan bisa mencangkup fakta, data, pengetahuan, konsep dan
pendapat, persepsi atau evaluasi responden berkenaan dengan fokus
masalah atau variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian. Bentuk
pernyataan atau pertayaan bisa sangat terbuka, sehingga responden
mempunyai keluasan untuk memberikan jawaban atau penjelasan.
Bagi peneliti pedoman wawancaraini hanya berupa pertanyaan
pokok atau pertanyaan inti saja dan jumlahnya tidak lebih dari 7 atau
8 pertanyaan. Alam pelaksanaan wawancara, pertanyaan-pertanyaan
tersebut dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kondisinya.
2. Kuisioner
Kuisioner atau angket (questionnaire) merupan suatu teknik
atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak
langsung bertanya-tanya dengan responden) (Nana 2008: 218) .
Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut kuisioner
berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau
direspon oleh responden. Sama dengan pedoman wawancara, bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
pertanyaan bisa bermacam-macam, yaitu pertanyaan terbuka,
pertanyaan berstruktur dan pertanyaan tertutup.
Pada angket dengan pertanyaan terbuka, angket berisi
pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan pokok yang bisa dijawab
atau direspon secara bebas. Tidak ada anak pertanyaan ataupun
rincian yang memberikan arah dalam pemberian jawaban atau
respon. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan
jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya.
Karena kuisioner dijawab atau diisi sendiri oleh responden dan
peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, maka
dalam penyusunan kuisioner perlu diperhatikan bebarapa hal.
Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau pernyataan ada
pengantar dan petunjuk pengisian. Kedua, butir-butir pertanyaan
dirumuskan secara jelas, menggunakan kata-kata yang lazim
(populer), kalimat tidak terlalu panjang dan tidak beranak cucu.
Ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyatann terbuka dan
berstruktur disediakan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon
dari responden secukupnya.
E. Instrumen Penelitian
Sugiono (2015:156) menyatakan bahwa instrument penelitian
merupakan alat untuk mengumpulkan data. Fraenkel, Wallen (dalam
Sugiono, 2015: 156) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
berbagai alat ukur yang digunakan secara sistematis untuk pengumpulan
data seperti tes, kuesioner, dan pedoman wawancara.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengembangan ini
berupa pedoman wawancara. Pedoman wawancara digunakan untuk
analisis kebutuhan guru dan siswa terhadap perangkat pembelajaran
tematik kelas IV mengacu Kurikulum 2013. Pedoman wawancara
menggunakan sejumlah daftar pertanyaan dengan tujuan menganalis
kebutuhan terhadap perangkat pembelajaran terpadu tipe nested untuk
siswa kelas IV Sekolah Dasar yang mengacu Kurikulum 2013.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kebutuhan Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Terpadu
No. Indikator Pertanyaan
1 Pemahaman Apakah sudah mengetahui bahwa Kurikulum 2013 harus
menggunakan pembelajaran terpadu ?
Apakah pernah mengikuti pelatihan seputar Kurikulum
2013 ?
Apakah mengetahui dan menguasai sepuluh tipe
pembelajaran terpadu ?
Apakah mengetahui salah satu tipe pembelajaran terpadu
tipe nested ?
2 Penerapan Sejak kapan menerapkan Kurikulum 2013 ?
Apakah kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran
terpadu ?
3 Efektivitas
perangkat
pembelajaran
terpadu
Apakah kesulitan dari merencanakan pembelajaran
terpadu ?
Apakah membutuhkan contoh perangkat pembelajaran
terpadu tipe nested ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
F. Teknis Analisis Data
Pada umumnya, kegiatan analisis data penelitian dilakukan setelah
pengumpulan data selesai. Pada penelitian dan pengembangan jumlah
kegiatan analisis data akan tergantung pada level penelitian, jenis dan
jumlah rumusan masalah, serta jumlah rumusan hipotesis. Dalam
penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Data Kualitatif
Sugiono (2015: 252) mengatakan data kualitatif adalah data yang
berbentuk kata, kalimat, foto, bagan, dan perasaan. Data kualitatif
ada dua macam yaitu data kualitatif empiris (sebagaimana adanya)
dan juga data kualitatif bermakna. Makna adalah kata dibalik yang
tampak.
Dalam penelitian ini data kualitatif dihasilkan dari komentar-
komentar pakar pembelajaran terpadu maupun guru yang
memberikan komentar dan saran pada produk. Komentar dari pakar
maupun guru ini dijadikan landasan peneliti untuk memperbaiki lagi
produk yang telah ada.
2. Data Kuantitatif
Sugiono (2015: 253) mengatakan bahwa teknik analisis data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif
yang diangkatkan (scoring). Dalam penelitian dan pengembangan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
analisis data kuantitatif merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
subjek/ reponden atau sumber data lain terkumpul.
Data kuantitatif ini berbentuk bilangan ataupun angka-angka
yang di dapat dari hasil penggabungan angka ataupun pengukuran.
Dalam penelitian ini data kuantitatif diperoleh dari jumlah skor pada
lembar validasi produk oleh para ahli serta tes uji coba produk. Data
yang dianalisis sebagai dasar dari hasil penilaian kuesioner diubah
menjadi interval. Langkah awal yang dilakukan yaitu menghitung
rata-rata dari hasil instrumen yang dinilai dengan rumus sebagai
berikut:
Rata-rata = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
Skala penilaian terhadap perangkat pembelajaran yang
dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang
baik (2), sangat kurang baik (1). Skor yang sudah didapat kemudian
dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan
menurut Sukardjo (2008: 101) sebagai berikut :
Table. 3.2 Konversi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
X>𝑋i + 1,80 Sbi Sangat baik
𝑋i +0,60 SBi < X ≤ 𝑋i + 1,80 Sbi Baik
𝑋i - 0,60 SBi < X ≤ 𝑋i + 0,60 Sbi Cukup
𝑋i - 1,80 SBi < X ≤ 𝑋i - 0,60 Sbi Kurang
X ≤ 𝑋i - 1,80 Sbi Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Keterangan :
Rerata ideal ( x i ) : 1
2 (skor maksimal ideal + skor minimal)
Simpangan baku ideal (SBi): 1
6 (skor maksimal ideal – skor minimal)
X : Skor actual
Bedasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif
dilakukan untuk memperoleh data kuantitatif dengan menerapkan rumus
konversi tersebut. Penentuan rumus kuantitatif pengembangan ini
diterapkan dengan konversi sebagai berikut :
Diketahui :
Skor maksimal ideal : 5
Skor minimal ideal : 1
Rerata ideal ( x i ) : 1
2 (5+1) = 3
Simpangan baku ideal : 1
6(5-1) = 0,67
Ditanyakan : interval skor kategori sangat baik,
baik, cukup, kurang baik, sangat kurang baik.
Jawaban :
Kategori sangat baik = X > x i + 1,80 SBi
= X > 3 + (1,80 . 0,67)
= X > 3 + (1,21)
= X > 4,21
Kategori baik = x i + 0,60 SBi < X ≤ x i + 1,80 SBi
= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67)
= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)
= 3,40 < X ≤ 4,21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Kategori cukup baik = x i – 0,60 SBi < X ≤ x i + 0,60 SBi
= 3- (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67)
= 3 – (0,40) < X ≤ 3 + (0,40)
= 2,60 < X ≤ 3,40
Kategori kurang baik = x i – 1,80 SBi < X ≤ x i – 0,60 SBi
= 3 – (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 – (0,60 . 0,67)
= 3 – (1,21) < X ≤ 3 – (0,40)
= 1,79 < X ≤ 2,60
Kategori sangat kurang baik = X ≤ x i – 1,80 SBi
= X ≤ 3 – (1,80 . 0,67)
= X ≤ 3 – (1,21)
= X ≤ 1,79
Bedasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif
menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Skor Skala Lima
Interval skor Kriteria
4,22 -5,00 Sangat baik
3,41 - 4,21 Baik
2,61 – 3,40 Cukup
1,78 – 2,60 Kurang
1,00 – 1,79 Sangat kurang
Hasil dari perhitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan
akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera
pada tabel kriteria skor skala lima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan
Langkah awal dalam melakukan penelitian pengembangan
perangkat pembelajaran adalah dengan melakukan analisis kebutuhan di
beberapa Sekolah Dasar. Peneliti melakukan analisis kebutuhan
berdasarkan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran
yang telah diuraikan pada Bab III. Analisis kebutuhan dilakukan oleh
peneliti dengan melakukan kegiatan wawancara. Wawancara pertama
diajukan kepada guru kelas IV di SD Negeri Babarsari, yaitu dengan ibu
S dan ibu WH pada tanggal 5 April 2017. Wawancara kedua diajukan
kepada guru kelas IV di SD Negeri Deresan, yaitu dengan ibu W pada
tanggal 11 April 2017. Wawancara ketiga diajukan kepada guru kelas
IV di SD Negeri Kintelan, yaitu dengan bapak P pada tanggal 14 April
2017. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi
adanya fakta dan masalah yang terjadi di sekolahan berkaitan dengan
pemahaman mengenai Kurikulum 2013 dan ketersediaan perangkat
pembelajaran terpadu berupa RPP pada tipe nested di kelas IV. Dari
hasil wawancara tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam
pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP yang disusun
sesuai dengan upaya pencapaian tujuan yang diharapkan dalam
pembelajaran terpadu khususnya tipe nested di kelas IV. Ketersediaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan guru untuk
mendukung dan mencapai tujuan pembelajaran. sehingga tujuan upaya
pencapaian pengembangan perangkat pembelajaran dapat disusun
seperti yang diharapkan dalam Kurikulum 2013.
1. Hasil Wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa guru kelas
IV di SD Negeri Babarsari, SD Negeri Deresan, dan SD Negeri
Kintelan, pada bulan April 2014. Wawancara tersebut berpedoman
pada 8 butir pertanyaan untuk melakukan analisis kebutuhan
perangkat pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. Berikut
data hasil wawancara dengan beberapa guru kelas IV.
a) Butir pertanyaan pertama yaitu mengenai penerapan
Kurikulum 2013. Guru memberi jawaban bahwa sekolahan
tersebut sudah menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahun
2014 yang dimulai pada kelas I dan IV. Namun penerapan
tersebut masih terdapat kendala, karena hanya beberapa guru
yang memahami dan mengikuti sosialisasi Kurikulum 2013.
b) Butir pertanyaan kedua yaitu mengenai pemahaman guru
terkait dengan Kurikulum 2013 yang harus menggunakan
pembelajaran terpadu. Guru tersebut menjawab bahwa
bapak/ibu guru kelas I dan IV telah mengetahui bahwa pada
penerapan Kurikulum 2013 semua mata pelajaran berbasis
tema. Pada setiap tema menggabungkan beberapa mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
pelajaran yang saling berkaitan dan dituntut untuk kreatif
dalam penyampaian pembelajaran serta kegiatan
pembelajaran siswa.
c) Butir pertanyaan ketiga yaitu keterlibatan guru mengikuti
pelatihan kurikulum 2013. Guru tersebut pernah mengikuti
pelatihan Kurikulum 2013 saat awal penerapan di
sekolahannya. Guru juga memaparkan dengan mengikuti
pelatihan Kurikulum 2013, sangat membantu pengetahuan
mereka dan ketika mulai penerapan untuk pertama kalinya
masih belum berhasil dilaksakan. Sehingga membutuhkan
untuk mengikuti sosialisasi mengenai Kurikulum 2013
berkali-kali.
d) Butir pertanyaan keempat yaitu tentang sejauh mana
pemahaman guru tekait dengan 10 tipe yang ada di dalam
Kurikulum 2013. Dari beberapa SD Negeri yang peneliti
ajukan wawancara, belum ada guru yang mengenal dan
mengusai kesepuluh tipe tersebut. Guru memberi jawaban
bahwa mereka kesulitan untuk memahami 10 tipe yang ada
pada Kurikulum 2013.
e) Butir pertanyaan kelima yaitu tentang kesulitan guru dalam
merencanakan pembelajaran terpadu. Guru tersebut
menjawab ketika membuat rencana pembelajaran tidak
mengalami kesulitan. Hanya saja ketika awal penerapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Kurikulum 2013 saat pembelajaran berlangsung yang
menjadi kendala adalah siswanya yang sulit menerima
pembelajaran tersebut karena belum terbiasa.
f) Butir pertanyaan keenam yaitu tentang kesulitan guru dalam
melaksanakan pembelajaran terpadu. Guru tersebut
menjawab prosesnya tidak begitu sulit, namun masalahnya
terdapat pada siswanya yang terkadang masih bingung untuk
membedakan materi yang sedang dibahas. Sehingga ketika
melakukan refleksi akan terlihat dari jawaban yang diberikan
oleh siswa.
g) Butir pertanyaan ketuju yaitu mengenai pemahaman guru
terkait dengan pembelajaran terpadu tipe nested yang ada di
dalam Kurikulum 2013. Guru memaparkan bahwa
pengetahuan mereka belum sampai pada tipe-tipe yang ada
pada pembelajaran terpadu. Maka dari itu masih banyak
kekurangan mereka saat melakukan penerapan Kurikulum
2013 di kelas.
h) Butir pertanyaan kedelapan yaitu tentang contoh perangkat
pembelajaran terpadu tipe nested. Menurut guru, mereka
membutuhkan perangkat pembelajaran tipe nested agar lebih
menguasai lagi beberapa tipe-tipe pembelajaran terpadu.
Diharapkan perangkat pembelajaran terpadu tipe nested
sesuai dengan Kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dijabarkan di atas,
peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa guru sudah cukup
memahami Kurikulum 2013. Namun, guru masih belum
mengetahui apa saja tipe-tipe yang terdapat pada pembelajaran
terpadu dalam Kurikulum 2013. Pemahaman guru mengenai tipe
nested juga belum mendalam. Guru telah mampu membuat RPP
untuk pembelajaran terpadu yang mengacu pada Kurikulum 2013
tetapi masih menemukan kesulitan. Guru masih sangat
membutuhkan contoh RPP pembelajaran terpadu tipe nested yaitu
suatu tipe pembelajaran mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam
setiap pembelajaran terpadu yang meliputi tiga tahap yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
B. Deskripsi Produk awal
Pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan
pembelajaran terpadu tipe nested. Peneliti penggunakan buku guru dan
buku siswa Kurikulum 2013 untuk kelas IV SD edisi revisi 2017.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara ke beberapa SD Negeri
yang sudah menerapkan Kurikulum 2013. Kemudian peneliti membuat
pemetaan konsep untuk setiap mata pelajaran beserta indikator dan
tujuan pembelajaran. Langkah selanjutnya, yaitu merancang pemetaan
KD, indikator, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
berdasarkan tipe nested. Kemudian peneliti membuat lembar kerja siswa
untuk siswa kelas IV yang menerapkan nilai karakter pada kegiatan
pembelajaran. Dalam lembar kerja siswa berisikan materi pokok, soal-
soal dan kegiatan yang akan dilakukan siswa. Langkah terakhir yang
dilakukan peneliti yaitu memberikan avaluasi dan refleksi pada akhir
pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana atau
rancangan kegiatan yang menggambarkan prosedur pembelajaran untuk
mencapai pemetaan KD dan indikator setiap tipe yang ada di dalam
Kurikulum 2013. RPP terdiri dari berbagai komponen, yaitu: (1)
identitas sekolah, (2) Kompetensi inti Kurikulum 2013, (3) Kompetensi
Dasar, (4) indikator, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi pembelajaran,
(7) pendekatan dan metode pembelajaran, (8) media, alat dan sumber
pembelajaran, (9) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (10)
penilaian, (11) lampiran-lampiran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat untuk satu mata
pelajaran karena menyesuaikan tipe nested yang ada di dalam
Kurikulum 2013. Proses pembelajaran memiliki alokasi waktu (6x35)
untuk sekali pertemuan. RPPTH ini memiliki kelebihan yaitu memiliki
desain yang dibuat secara terperinci namun sederhana sehingga guru
dapat memahami dan menggunakan untuk pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran dibuat sesuai langkah-langkah yang berfungsi untuk
mengaktifkan siswa dan menumbuhkan tingkat kreatifitas yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
sehingga peran guru hanya sebagai fasilitator. Pada RPP dilampirkan
pula penilaian yang sesuai dengan kegiatan yang telah direncanakan.
Lembar kerja siswa juga merupakan salah satu lampiran yang ada di
dalam RPP. Lembar kerja siswa yang dikembangkan oleh peneliti
adalah lembar kerja siswa untuk kelas IV SD yang mengacu pada
tematik tipe nested Kurikulum 2013. Lembar kerja siswa berisi materi
pokok yang dapat dipahami siswa serta sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan. Kegiatan pembelajaran dalam lembar kerja siswa dibuat
semenarik mungkin sehingga dapat menumbuhkan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran. Selain itu pendidikan karakter juga
diterapkan saat kegiatan pembelajaran seperti sikap percaya diri,
bertanggung jawab, menghargai perbedaan pendapat, serta sikap
spiritual yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk
Produk yang telah dibuat oleh peneliti divalidasi oleh dua orang
pakar Kurikulum 2013 yaitu dua orang dosen PGSD. Validasi bertujuan
untuk mengetahui tingkat kelayakan pembelajaran saat akan
diimplementasikan di kelas. Validator dapat memberikan saran dan
kritik yang menjadi acuan ketika akan direvisi. Peneliti melakukan
validasi produk kepada pakar Kurikulum 2013 yaitu H seorang dosen
dan M juga seorang dosen. Produk divalidasikan oleh pakar M pada
tanggal 20 September 2017 dan pakar H pada tanggal 9 Oktober 2017.
Terdapat beberapa aspek dalam intstrumen penelitian yang digunakan.
Aspek yang dinilai yaitu 1) identitas RPP, 2) perumusan indikator, 3)
perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) sumber
belajara, 6) media pembelajaran, 7) metode pembelajaran, 8) skenario
pembelajaran, 9) karakteristik pembelajaran terpadu tipe nested 10)
penilaian, 11) lembar kerja siswa, dan 12) bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
Berdasarkan hasil validasi pada kedua pakar kurikulum M memberi
skor rata-rata 4,19 dan dengan kategori “baik”. Perangkat pembelajaran
dinyatakan layak untuk digunakan atau uji coba lapangan dengan revisi
sesuai saran. Sedangkan pakar kurikulum H memberi skor rata-rata 3,96
dengan kategori “baik”. Perangkat pembelajaran dinyatakan layak untuk
digunakan atau uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Pada
validasi dengan pakar Kurikulum 2013 M memberi masukan agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
penulis memperbaiki pada bagian penilaian dan membuat contoh
penampilan hasil kegiatan yang menarik menurut peneliti. Sedangkan
pakar Kurikulum 2013 H memberi saran untuk menambah sumber
belajar.
Table 4.1 Saran Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi
No Aspek Komentar Revisi
E. SUMBER BELAJAR
2. Sumber belajar
yang digunakan
beragam
Hanya dari
Kemendikbud
tahun 2016.
Menambah sumber
belajar yang akan
digunakan, seperti
dari internet, buku
paket, dsb.
H. SKENARIO PEMBELAJARAN
5. Keterpaduan antar
konsep/muatan
pembelajaran
tertata dengan
baik sehingga
perpindahan antar
konsep/muatan
pelajaran berjalan
landai
Muatan
pembelajarannya
masih belum tertata
dengan baik
sehingga
perpindahannya
berlangsungnya
pembelajaran
Membuat
keterpaduan
konsep/muatan
pembelajaran
dengan tertata
baik, sehingga
perpindahan antar
konsep/muatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
menjadi tidak
landai.
pelajaran berjalan
landai.
J. PENILAIAN
4. Kesesuaian tugas
dengan rubrik
penilaian
Pemilihan rubrik
penilaian untuk
tugas siswa masih
kurang sempurna.
Menyesuaikan
tugas siswa dengan
rubrik penilaian
yang tepat.
5. Kesesuaian
pedoman
penskoran dari
soal dan rubrik
penilaian
Kesesuaian
pedoman penskoran
dari soal dan rubrik
penilaian masih
belum sempurna.
Menyesuaikan
pedoman
penskoran dari soal
dan rubrik
penilaian yang
tepat.
K. LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
9. Tersedia beberapa
pertanyaan untuk
refleksi
Tidak melampirkan
pertanyaan untuk
refleksi di dalam
RPP.
Akan melampirkan
pertanyaan untuk
refleksi di dalam
RPP.
10. Tampilan LKS
indah dan menarik
LKSnya bisa dibuat
lebih menarik.
Akan
menampilkan LKS
yang menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
D. Data Validasi Guru Kelas IV Pelaksana Kurikulum 2013
Produk yang sudah divalidasikan oleh pakar Kurikulum 2013
kemudian diimplementasikan di kelas dan divalidasikan oleh guru wali
kelas tersebut. Guru yang menjadi validator dalam produk penelitian ini
adalah L merupakan guru kelas IV SD Negeri Kledokan, dan A
merupakan guru kelas IV SD Negeri Puren. Validasi yang dilakukan
oleh L pada tanggal 9 Novemeber 2017, sedangkan A pada tanggal 14
November 2017. Berdasarkan validasi dengan guru tersebut, Ibu L
memberi skor rata-rata 4,05 dengan kategori “baik” dan perangkat
pembelajaran dapat dinyatakan layak untuk digunakan/ dengan revisi
saran. Skor rata-rata yang diberikan Bapak A adalah 4,25 dengan
kategori “sangat baik” dan dinyatakan layak untuk digunakan/ dengan
revisi saran.
Pada validasi dengan Ibu L tidak ada saran dan masukan untuk
perbaikan hanya ada komentar pada media pembelayaran yaitu materi
dalam powerpoint perlu ditambah lagi untuk materi penyampaian
kepada siswa. Pada validasi dengan Bapak A tidak ada saran dan
masukan hanya komentar untuk penulisan dalam RPPnya masih
ditemukan beberapa kata yang salah ketik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Table 4.2 Saran Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013
dan Revisi
No. Aspek Komentar Revisi
B. PERUMUSAN INDIKATOR
2. Kesesuaian
penggunaan
kata kerja
operasional
dengan
kompetensi
yang diukur
Terdapat kosa
kata yang kurang
sesuai dalam
indikatornya.
Memperbaiki
kosakata yang
tidak baku menjadi
baku.
D. PEMILIHAN MATERI AJAR
2. Kesesuaian
materi ajar
dengan
lingkungan
(kontekstual)
dan karakteristik
peserta didik
PPT yang
sebagai media
pembelajaran
belum
memasukan
semua materi
yang
dilampirkan di
dalam RPP.
Memperbaiki
materi ajar dalam
PPT agar lebih
sempurna untuk
ditampilkan
kepada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
H. SKENARIO PEMBELAJARAN
4. Materi
pembelajaran
disajikan
dengan skenario
yang sistematis
Penyajian materi
dapat dilakukan
lebih sistematis.
Akan menyajikan
materi
pembelajaran
dengan sistematis
yang lebih baik
lagi.
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan
Produk akhir diperoleh dari saran perbaikan yang diberikan oleh
kedua validator Pakar Kurikulum 2013 dan kedua guru kelas IV SD
pelaksana Kurikulum 2013. Peneliti melakukan revisi pada produk awal
yang dihasilkan. Revisi dilakukan sesuai saran perbaikan yang diberikan
oleh para validator. Revisi tersebut bertujuan agar menghasilkan produk
akhir yang lebih baik dari produk awal. Produk akhir dikemas menjadi
satu jilid Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian beserta
penilaian dan lembar kerja siswa untuk kelas IV SD.
1. Kajian Produk Akhir
Produk akhir yang dihasilkan pada Rencana Pembelajaran
(RPP) adalah hasil revisi sesuai dengan saran perbaikan yang
diberikan oleh validator. Peneliti memperbaiki dan menambahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
RPP beserta penilaian sesuai dengan saran yang diberikan.
Komponen yang terdapat pada RPP yaitu (1) identitas sekolah, (2)
Kompetensi inti Kurikulum 2013, (3) Kompetensi dasar, (4)
indikator, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi pembelajaran, (7)
pendekatan dan metode pembelajaran, (8) media, alat dan sumber
belajar, (9) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (10)
penilaian. (11) lampiran-lampiran.
Pertama, identitas RPP berisikan nama satuan instansi,
kelas/semester, mata pelajaran, tema/subtema, pembelajaran ke-,
dan alokasi waktu. Kedua adalah kompetensi inti, kompetensi inti
merupakan gambaran mengenai kompetensi yang harus dipelajari
dalam aspek sikap sosial dan spiritual, pengetahuan dan
keterampilan.
Ketiga, kompetensi dasar. Kompetensi dasar adalah
kemampuan khusus yang mencangkup sikap sosial dan spiritual,
pengetahuan dan keterampilan. Keempat indikator, indikator
dikembangkan sesuai karakter siswa dan digunakan sebagai alat
untuk penilaian. Indikator disusun dengan urutan kompetensi yang
mencangkup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap sosial dan
spiritual.
Kelima, tujuan pembelajaran disusun berdasarkan
kompetensi dasar dan menggunakan kata kerja yang dapat diukur
dan diamati sehingga menjadi operasional yang mengandung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
ABCD yaitu Audience, Behavior, Condition, dan Degree. Keenam
adalah materi pembelajaran hanya dituliskan materi pokok saja.
Ketuju metode pembelajaran dan pendekatan. Metode
pembelajaran dituliskan sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan tematik
integratif dan saintifik.
Kedelapan yaitu media, alat dan sumber belajar yang
digunakan saat pembelajaran disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan. Kesembilan, langkah-langkah
pembelajaran yaitu urutan skenario pembelajaran menjelaskan
kegiatan yang dilakukan. Kesepuluh adalah penilaianyang berisi
jenis/teknik penilaian, bentuk instrumen dan pedoman penskoran.
Kesebelas, lampiran-lampiran penilaian muatan pelajaran,
LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat menarik dalam
kegiatanmaupun tampilannya. Kemudian terdapat juga refleksi
yang berisikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui perasaan
yang dirasakan siswa selama proses pembelajaran. Selain itu
terdapat juga evaluasi yang dilakukan saat akhir pembelajaran yang
bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terkait materi
yang telah diberikan. Daftar pustaka berisi mengenai buku-buku
dan referensi lain yang digunakan dalam pembuatan lembar kerja
siswa yang mengacu Kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
2. Pembahasan
Produk dikembangkan berdasarkan spesifikasi produk yang
dituliskan penulis pada Bab I, pertama, buku perangkat
pembelajaran terpadu tipe nested ditujukan untuk Sekolah Dasar
kelas IV. Kedua, judul buku mewakili isi buku yaitu “Perangkat
Pembelajaran Terpadu Tipe Nested Mengacu Pada Kurikulum
2013 untuk SD Kelas IV”, hal ini bertujuan untuk memberikan
cerminan kepada pembaca. Dengan melihat judul buku maka sudah
dapat mengetahui isi dari buku.
Ketiga, jenis huruf yang dipilih adalah Times New Roman,
Arial, Kristen ITC. Jenis huruf yang dipilih adalah jenis huruf yang
jelas sehingga mudah dibaca dan dipahami. Selain itu, juga
menggunakan lebih dari satu jenis huruf, hal ini dilakukan agar
buku terlihat lebih menarik. Keempat, isi buku dicetak
menggunakan kertas A4s 80g/m2. Kertas A4s 80g/m2 dipilih
untuk mencetak isi buku karena tebal sehingga tidak mudah sobek.
Kelima, buku perangkat pembelajaran terpadu tipe nested
tertuang dalam 45 halaman yang berisi:
a. Daftar Isi
Daftar isi merupakan lembar halaman yang menjadi petunjuk
pokok isi buku dan nomor halaman. Daftar isi berfungsi
untuk mempermudah menemukan bahasa tertentu
menggunakan nomor halaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
b. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi tentang ucapan syukur kepada Tuhan,
kerangka berpikir mengenai pembelajaran terpadu tipe
nested, spesifik produk yang dikembangkan, dan ucapan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan produk.
c. Teori Dasar Pembelajaran Terpadu Tipe Nested
Teori dasar yang dicantumkan dalam buku rencana
pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe nested meliputi
pengertian, langkah pengembangan, contoh bagan, peta
konsep tipe nested, kelebihan dan kekurangan tipe nested.
d. Pemetaan Jaringan Kompetensi Dasar dan Indikator
berdasarkan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested.
Di dalam buku rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu
tipe nested terdapat tiga contoh mengenai pemetaan jaringan
Kompetensi Dasar (KD) dan indikator berdasarkan
pembelajaran terpadu tipe nested untuk kelas IV Sekolah
Dasar.
e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested
Komponen dalam RPP meliputi identitas RPP, kompetensi
inti, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran,
materi ajar, pendekatan tipe dan metode pembelajaran, media
pembelajaran, alat/bahan dan sumber belajar, skenario
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
pembelajaran, penilaian, lampiran. Lampiran terdiri dari
rubrik penilaian, materi pembelajaran, LKS, soal evaluasi.
f. Daftar Referensi
Daftar referensi berisi sumber-sumber yang digunakan dalam
penulisan buku ini. Mulai dari buku teori mengenai
pembelajaran terpadu tipe nested dan buku-buku yang
digunakan dalam penyusunan RPP mulai dari buku guru,
buku siswa dan sumber belajar lain yang relevan.
Keenam, RPP dikembangkan berdasarkan pembelajaran
terpadu tipe nested dengan alokasi 6 x 35 menit untuk sekolah
yang menerapkan enam hari kerja. Ketujuh, RPP ini bersifat
praktis atau dengan kata lain mudah dilaksanakan dan
fungsional atau bisa dikatakan memiliki banyak manfaat
sebagai pedoman pembelajaran.
Berdasarkan pembuatan perangkat pembelajaran dan hasil
validasi oleh dua orang pakar Kurikulum 2013 serta dua orang
guru SD Kelas IV pelaksanaan Kurikulum 2013 diperoleh hasil
bahwa perangkat pembelajaran tersebut masuk dalam kategori
“Baik” dengan skor rerata yaitu 4,10. Hasil tersebut peneliti
jabarkan pada tabel sebagai berikut:
Table 4.3 Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum 2013 dan Guru
SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum 2013
Perangkat Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
No. Validasi Skor kategori
1. Pakar Kurikulum 2013 3,96 Baik
2. Pakar Kurikulum 2013 4,19 Baik
3. Guru SD Kelas IV 4,05 Baik
4. Guru SD Kelas IV 4,23 Sangat Baik
Jumlah 16,43
Rerata (Jumlah total:
Responden)
4,10
Kategori Baik
Hasil validasi tersebut berpedoman pada 12 aspek yaitu 1)
identitas RPP, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan
pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) sumber belajara, 6)
media pembelajaran, 7) metode pembelajaran, 8) skenario
pembelajaran, 9) karakteristik pembelajaran terpadu tipe nested
10) penilaian, 11) lembar kerja siswa, dan 12) bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Pada validasi perangkat pembelajaran,
pakar Kurikulum 2013 (A) memberi skor 3,96 dengan kategori
“baik”. Pakar Kurikulum 2013 (B) memberi skor 4,19 dengan
kategori “baik”. Pada guru SD kelas IV (A) memberi skor 4,05
dengan kategori “baik”. Guru SD kelas IV (B) memberi skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
4,23 dengan kategori “sangat baik”. Dari keseluruhan hasil
validasi tersebut didapatkan rerata skor dengan kategori “baik”.
Perangkat pembelajaran dikategorikan “baik” karena
sudah memenuhi semua aspek RPP yang dibuat memuat 1)
identitas RPP sudah lengkap, 2) perumusan indikator sudah
sesuai dengan KI dan KD dan sudah mencerminkan kegiatan
berpikir tingkat tinggi, contohnya: Menceritakan kegiatan
ekonomi atau jenis pekerjaan orang tua, 3) perumusan tujuan
pembelajaran sudah mengandung ABCD yaitu Audience,
Behavior, Condition, dan Degree (Permendikbud, 2013:40)
contohnya: Melalui diskusi dalam kelompok, siswa mampu
menceritakan pekerjaan orang tuanya dengan hasil pekerjaan
yang kreatif, 4) pemilihan materi ajar sudah sesuai dengan
kegiatan pembelajaran, 5) pemilihan sumber belajar sudah
relevan, 6) pemilihan media belajar sudah menarik dan sesuai,
7) metode pembelajaran sudah menggunakan pendekatan
tematik integratif dan saintifik, 8) skenario pembelajaran sudah
sesuai dengan kegiatan saintifik dalam pembelajaran contohnya
siswa membuat, 9) penilaian sudah menyesuaikan dengan
kegiatan siswa, 10) lembar kerja siswa dibuat menarik dan
sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Dengan demikian,
produk yang dikembangkan dapat dikatakan memiliki kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
yang sangat baik dan layak untuk digunakan sebagai perangkat
pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
BAB V
PENUTUP
Bab ini memaparkan kesimpulan, keterbatasan, dan saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe nested untuk siswa
kelas IV di Sekolah Dasar menurut pakar pembelajaran terpadu 1
termasuk dalam kategori “baik” dengan skor 3,96 dan pakar
pembelajaran terpadu 2 memberi skor 4,19 dengan kategori “baik”.
Skor tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran terpadu
tipe nested mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV SD
memiliki kualitas “baik” yang ditinjau dari hasil validasi kualitas
perangkat pembelajaran terpadu tipe nested.
2. Kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe nested untuk siswa
kelas IV menurut guru Sekolah Dasar melalui uji coba terbatas.
Guru kelas IV SD (1) memberi skor 4,05 dengan kategori “baik”
dan guru kelas IV SD (2) memberi skor 4,23 dengan kategori
“sangat baik”. Skor tersebut menunjukkan bahwa perangkat
pembelajaran terpadu tipe nested mengacu Kurikulum 2013 untuk
siswa kelas IV SD memiliki kualitas “baik” yang ditinjau dari hasil
validasi uji coba perangkat pembelajaran terpadu tipe nested.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
B. Keterbatasan Pengembangan
Perangkat pembelajaran yang dikembang pada penelitian ini memiliki
beberapa keterbatasan yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Validasi untuk analisis kebutuhan hanya dilakukan dengan dua
orang guru SD kelas IV sehingga data yang diperoleh kurang
banyak dan akurat.
2. Produk yang dihasilkan hanya berupa 1 RPP saja.
C. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada peneliti yang akan
mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD
2013 selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Validasi untuk analisis kebutuhan sebaiknya dilakukan kepada
beberapa guru SD kelas IV agar mendapatkan data yang lebih
banyak dan akurat.
2. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan seharusnya lebih dari satu
sehingga lebih bermanfaat bagi pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Daftar Referensi
Borg, W., & Gall, M. (1989). Educational Research : An Introduction, Fifth
Edition. New York: Longman.
Depdikbud. (1996). Pembelajaran Terpadu D-II PGSD dan S-2 Pendidikan Dasar.
Jakarta: Depdikbud RI.
Depdiknas. (2003). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional . Jakarta: Depdiknas RI.
Dick, W., Lou, C., & O, J. (2001). The systematic Design of Intruction (5th ed) .
New York: Logman.
Fogarty, R. (2009). How To Integrate the Curricula . USA: Library of Congress
Cataloging-in-Pulication Data.
Forgaty, R. (1991). How to Integrate the Curricula. California. Palatine, Iinois:
IRI/Sky Light Publishing, Inc.
Kadir, A., & Asrohah, H. (2014). Pembelajaran Tematik. Jakarta: Raja Wali Pers.
Kurniawan , D. (2014). Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan
Penilaian). Bandung: Alfabeta.
Majid, A. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu . Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Prastowo, A. (2015). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tematik Terpadu. Jakarta: Kencana.
Setyosari, P. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan . Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pengembangan . Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Sukardjo. (2008). Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran . Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Syaodih, N. (2008). Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Trianto. (2009). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Kencana.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) .
Jakarta: PT Bumu Aksara.
Tung, K. (2017). Desain Instruksional. Yogyakarta : CV Andi OFFSET.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 1
Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kebutuhan Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Terpadu
No. Indikator Pertanyaan No.
Item
1 Pemahaman Apakah sudah mengetahui bahwa Kurikulum
2013 harus menggunakan pembelajaran terpadu
?
2
Apakah pernah mengikuti pelatihan seputar
Kurikulum 2013 ?
3
Apakah mengetahui dan menguasai sepuluh tipe
pembelajaran terpadu ?
4
Apakah mengetahui salah satu tipe pembelajaran
terpadu tipe nested ?
7
2 Penerapan Sejak kapan menerapkan Kurikulum 2013 ? 1
Apakah kesulitan dalam melaksanakan
pembelajaran terpadu ?
7
3 Efektivitas
perangkat
pembelajaran
terpadu
Apakah kesulitan dari merencanakan
pembelajaran terpadu ?
6
Apakah membutuhkan contoh perangkat
pembelajaran terpadu tipe nested ?
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 2
Rangkuman Hasil Wawancara di SD Negeri Babarsari Yogyakarta
Narasumber: Drs. Sulistiyanta dan Wahyu Sri Handayani, S.Pd. (Guru
Kelas IV)
No. Daftar Pertanyaan Jawaban Pertanyaan
1. Sejak kapan menerapkan
kurikulum 2013?
SD Negeri Babarsari sudah
menerapkan Kurikulum 2013 sejak
tahun 2013 yang dimulai pada kelas I
dan kelas IV.
2. Apakah Bapak/Ibu sudah tahu
bahwa kurikulum 2013 harus
menggunakan pembelajaran
terpadu?
Bapak dan Ibu selaku wali kelas I dan
IV telah mengetahui bahwa pada
penerapan Kurikulum 2013 semua
mata pelajaran berbasis tema. Pada
setiap tema menggabungkan
beberapa mata pelajaran yang saling
berkaitan dan dituntut untuk kreatif
dalam penyampaian pembelajaran
serta kegiatan pembelajaran siswa.
3. Apakah Bapak/Ibu pernah
mengikuti pelatihan kurikulum
2013?
Bapak dan Ibu selaku wali kelas I dan
IV telah mengikuti pelatihan
kurikulum 2013 sebanyak satu kali,
yaitu pada awal penerapan kurikulum
2013 di SD Negeri Babarsari.
4. Ada 10 jenis pembeljaran terpadu,
apakah Bapak/Ibu mengenal dan
menguasai 10 jenis itu ?
Bapak dan Ibu selaku wali kelas I dan
IV tidak mengenal dan menguasai 10
jenis pembelajaran terpadu, beliau
hanya mengetahuai bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
karakteristik pembelajaran
kurikulum 2013 menggunakan tema
dan berbasis tematik
5. Apakah ada kesulitan dalam
merencanakan pembelajaran
terpadu ?
Bapak dan Ibu selaku wali kelas I dan
IV masih mengalami kesulitan,
karena beliau hanya mempunyai satu
contoh RPPTH yang diperoleh dari
buku guru sehingga beliau masih
membutuhkan contoh RPPTH yang
lebih kreatif
6. Apakah ada kesulitan dalam
melaksanakan pembelajaran
terpadu ?
Bapak dan Ibu selaku wali kelas I dan
IV mengalami kesulitan dalam
penilaian hasil belajar siswa
7. Apakah Bapak/Ibu membutuhkan
contoh perangkat pembelajaran
terpadu?
Bapak dan Ibu selaku wali kelas I dan
IV masih membutuhkan contoh
perangkat pembelajaran terpadu yang
lebih kreatif dalam proses
pemeblajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 3
Rangkuman Hasil Wawancara di SD Negeri Deresan Yogyakarta
Narasumber: Ibu Warsi (Guru Kelas IV)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan menerapkan
Kurikulum 2013?
Dari tahun 2014-tahun 2015 akan
tetapi hanya berlangsung selama
1 semester saja, lalu dilanjutkan
pada tahun ajaran 2016-2017 tapi
hanya difokuskan pada kelas 1
dan kelas 4.
2. Apakah bapak/ ibu sudah tahu
bahwa Kurikulum 2013
menggunakan pembelajaran
terpadu?
Beliau sudah mengetahuinya
bahwa di dalam menerapkan
kurikulum 2013 haruslah
menggunakan model
pembelajaran terpadu.
3. Apakah bapak. Ibu pernah
mengikuti pelatihan Kurikulum
2013?
Beliau sudah pernah mengikuti
pelatihan tentang kurikulum 2013
untuk mengembangkan
kemampuan seorang guru dalam
menerapkan kurikulum 2013
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
4. Ada 10 tipe pembelajaran terpadu,
apakah bapak/ ibu mengenal dan
menguasai 10 model itu? Jika
mengenal bagaimana
implementasi dalam pembelajaran
di kelas?
Beliau belum mengenal dan
menguasai 10 jenis model
pembelajaran terpadu.
5. Apakah ada kesulitan dalam
merencanakan pembelajaran
terpadu? Jika ada apakah
kesulitannya? Jika tidak ada
mengapa?
Ketika merencanakan
pembelajaran terpadu guru
tersebut tidak merasa kesulitan.
6. Apakah ada kesulitan dalam
pelaksanaan pembelajaran
terpadu? Jika ada apakah
kesulitannya? Jika tidak ada
mengapa?
Dalam pelaksanaan guru tersebut
tidak merasa kesulitan. tetapi
hanya saja beliau kekurangan
waktu untuk dapat belajar lebih
lanjut tentang kurikulum 2013 ini
7. Salah satu jenis tipe pembelajaran
terpadu adalah tipe nested, apakah
bapak/ ibu membutuhkan contoh
perangkat pembelajaran terpadu
tipe nested?
Guru mengatakan bahwa contoh
perangkat pembelajaran terpadu
tersebut sangat diperlukan untuk
memberikan gambaran kepada
guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 4
Rangkuman Hasil Wawancara di SD Negeri Kintelan 1 Yogyakarta
Narasumber: Pak Pius (Guru Kelas IV)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan menerapkan Kurikulum 13? Sejak tahun 2015/2016, semester 1 tetapi
semester 2 tidak menerapkan dan pada
tahun 2016/2017 mulai menggunakan
Kurikulum 13 lagi namun dalam
perjalanannya banyak keluhan.
2. Apakah sudah mengetahui bahwa
Kurikulum 13 harus menggunakan
pembelajaran terpadu?
Yang diketahui yaitu menggunakan
pendekatan saintifik (5M), belum
mengenal pembelajaran terpadu.
3. Apakah sudah pernah mengikuti
pelatihan Kurikulum 13?
Pernah mengikuti sebanyak 2 kali di UPT
dan Kota Madya. Pelatihan tersebut
membahas tentang Kurikulum 13,
perangkat pembelajaran, penilaian, rapot
dan proses pembelajaran.
4. Ada 10 jenis pembelajaran terpadu,
apakah bapak/ibu mengenal dan
menguasai 10 jenis pembelajaran
terpadu tersebut?
Untuk pembelajaran terpadu sudah
mengetahui jika terdapat 10 tipe, namun
tidak menguasai keseluruhan dari tipe-tipe
tersebut.
5. Apakah ada kesulitan dalam
merencanakan pembelajaran terpadu?
Ada kesulitan, membuat guru lelah karena
1 pembelajaran dari pagi sampai siang ada
beberapa muatan KI, KD dari berbagai
mata pelajaran.
6. Apakah ada kesulitan dalam
melaksanakan pembelajaran terpadu?
Prosesnya tidak begitu sulit, namun
masalahnya terdapat pada saat ulangan
karena dalam melakukan penilaian cukup
sulit.
7. Apakah bapak/ibu mengetahui
pembelajaran terpadu tipe nested?
Belum mengetahui tipe pembelajaran
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
8. Apakah bapak/ibu membutuhkan contoh
perangkat pembelajaran terpadu tipe
nested?
Iya membutuhkan perangkat
pembelajaran tipe nested agar lebih
menguasai lagi beberapa tipe-tipe
pembelajaran terpadu. Diharapkan
perangkat pembelajaran terpadu tipe
nested sesuai dengan Kurikulum 13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 5
Pernyataan Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Nested
NO. KOMPONEN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A IDENTITAS RPP
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (Satuan pendidikan, kelas, semester, pembelajaran
terpadu tipe tertentu, alokasi waktu)
B PERUMUSAN INDIKATOR
1 Kesesuaian rumusan indikator dengan KI, dan KD
2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur
3 Kesesuaian dengan aspek (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan)
4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
C PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN
1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator
2 Kelengkapan komponen ABCD (Audience, Behaviour, Condition, Degree) dalam
rumusan tujuan pembelajaran
3 Menggunakan kata kerja yang dapat diamati dan diukur
4 Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku
D PEMILIHAN MATERI AJAR
1 Kesesuaian materi ajar dengan indikator/tujuan pembelajaran
2 Kesesuaian materi ajar dengan lingkungan (kontekstual) dan karakteristik peserta
didik
3 Kesesuaian materi ajar dengan alokasi waktu
E SUMBER BELAJAR
1 Sumber belajar seusai dan mutakhir
2 Sumber belajar yang digunakan beragam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
NO. KOMPONEN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
3 Sumber belajar yang dikutip ditulis dengan tata tulis baku
F MEDIA PEMBELAJARAN
1 Kesesuaian media pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran.
2 Kesesuaian media pembelajaran untuk mengimplementasikan pendekatan scientific.
3 Kesesuaian media belajar dengan karakteristik peserta didik
G METODE PEMBELAJARAN
1 Kesesuaian metode pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran
2 Kesesuaian metode pembelajaran dengan pendekatan Scientific
H SKENARIO PEMBELAJARAN
1 Menampilkan kegiatan pendahuluan dengan jelas (apersepsi, motivasi, orientasi)
2 Menampilkan kegiatan inti sesuai dengan pendekatan scientific (mengamati,
menanya, menalar, mencoba/mempraktikkan, mengomunikasikan)
3 Menampilkan kegiatan penutup dengan jelas (menyimpulkan, posttest, refleksi,
tindak lanjut)
4 Materi pembelajaran disajikan dengan skenario yang sistematis
5 Skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah metode pembelajaran yang
dipilih dan kondisi/proses yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran
5 Keterpaduan antar konsep/muatan pelajaran tertata dengan baik sehingga
perpindahan antar konsep/muatan pelajaran berjalan landai
6 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk memberdayakan siswa
7 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk terciptanya pembelajaran yang
menyenangkan dan bermakna
8 Pengaturan skenario pembelajaran dengan alokasi waktu proporsional
I KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TERPADU TIPE NESTED
1 Konsep suatu materi memiliki keterpaduan dengan keterampilan-keterampilan
menjadi suatu kesatuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
NO. KOMPONEN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
2 Keterpaduan keterampilan berfikir, sosial, dan mengirganisir.
3 Memahami fenomena dari berbagai sisi.
4 Terbentuknya jalinan antar konsep yang berhubungan dari berbagai macam aspek.
5 Memahami prinsip dan konsep secara langsung.
J PENILAIAN
1 Penilaian bersifat otentik (kontekstual dan menggunakan beragam teknik penilaian)
meliputi (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan)
2 Kesesuaian teknik, bentuk, dan instrumen penilaian dengan indikator yang akan
dicapai
3 Kesesuaian kunci jawaban dengan soal
4 Kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian
5 Kesesuaian pedoman penskoran dari soal dan rubrik penilaian
J LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (tujuan, petunjuk, kegiatan belajar, dan refleksi)
2 Rumusan petunjuk umum LKS sederhana dan mudah dipahami siswa
3 Rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS singkat, sederhana, dan mudah
dipahami siswa
4 Urutan kegiatan pembelajaran pada LKS runtut
5 Kegiatan pembelajaran dalam LKS memungkinkan tercapainya indikator /tujuan
pembelajaran
6 Kegiatan pembelajaran dalam LKS menunjukkan karakteristik pembelajaran terpadu
tipe Integrated
7 Kegiatan pembelajaran dalam LKS mencerminkan pendekatan scientific
8 Bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
9 Tersedia beberapa pertanyaan untuk refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
NO. KOMPONEN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
10 Tampilan LKS indah dan menarik
J BAHASA
1 RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai dengan Ejaan
Bahasa Indonesia (EBI))
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 6
Pernyataan Uji Coba Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Nested
NO. KOMPONEN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A IDENTITAS RPP
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (Satuan pendidikan, kelas, semester,
pembelajaran terpadu tipe tertentu, alokasi waktu)
B PERUMUSAN INDIKATOR
1 Kesesuaian rumusan indikator dengan KI, dan KD
2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang
diukur
3 Kesesuaian dengan aspek (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan)
4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
C PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN
1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator
2 Kelengkapan komponen ABCD (Audience, Behaviour, Condition, Degree)
dalam rumusan tujuan pembelajaran
3 Menggunakan kata kerja yang dapat diamati dan diukur
4 Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku
D PEMILIHAN MATERI AJAR
1 Kesesuaian materi ajar dengan indikator/tujuan pembelajaran
2 Kesesuaian materi ajar dengan lingkungan (kontekstual) dan karakteristik
peserta didik
3 Kesesuaian materi ajar dengan alokasi waktu
E SUMBER BELAJAR
1 Sumber belajar seusai dan mutakhir
2 Sumber belajar yang digunakan beragam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
NO. KOMPONEN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
3 Sumber belajar yang dikutip ditulis dengan tata tulis baku
F MEDIA PEMBELAJARAN
1 Kesesuaian media pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran.
2 Kesesuaian media pembelajaran untuk mengimplementasikan pendekatan
scientific.
3 Kesesuaian media belajar dengan karakteristik peserta didik
G METODE PEMBELAJARAN
1 Kesesuaian metode pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran
2 Kesesuaian metode pembelajaran dengan pendekatan Scientific
H SKENARIO PEMBELAJARAN
1 Menampilkan kegiatan pendahuluan dengan jelas (apersepsi, motivasi,
orientasi)
2 Menampilkan kegiatan inti sesuai dengan pendekatan scientific (mengamati,
menanya, menalar, mencoba/mempraktikkan, mengomunikasikan)
3 Menampilkan kegiatan penutup dengan jelas (menyimpulkan, posttest, refleksi,
tindak lanjut)
4 Materi pembelajaran disajikan dengan skenario yang sistematis
5 Skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah metode pembelajaran
yang dipilih dan kondisi/proses yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran
5 Keterpaduan antar konsep/muatan pelajaran tertata dengan baik sehingga
perpindahan antar konsep/muatan pelajaran berjalan landai
6 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk memberdayakan siswa
7 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk terciptanya pembelajaran
yang menyenangkan dan bermakna
8 Pengaturan skenario pembelajaran dengan alokasi waktu proporsional
I IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TERPADU TIPE NESTED
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
NO. KOMPONEN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
1 Karakteristik keterpaduan pembelajaran terpadu tipe Nested nampak jelas
dalam proses pembelajaran
2 Karakteristik keterpaduan pembelajaran terpadu tipe Nested nampak jelas
dalam proses pembelajaran
3 Dst.
4 RPP pembelajaran terpadu tipe Nested memiliki sifat praktis dan fungsional
5 RPP pembelajaran terpadu tipe Nested mampu memberdayakan siswa
6 RPP pembelajaran terpadu tipe Nested menciptakan suasana pembelajaran yang
bermakna (menyenangkan)
7 RPP Pembelajaran terpadu mampu mngembangkan keutuhan perkembangan
pribadi siswa
J PENILAIAN
1 Penilaian bersifat otentik (kontekstual dan menggunakan beragam teknik
penilaian) meliputi (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan)
2 Kesesuaian teknik, bentuk, dan instrumen penilaian dengan indikator yang akan
dicapai
3 Kesesuaian kunci jawaban dengan soal
4 Kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian
5 Kesesuaian pedoman penskoran dari soal dan rubrik penilaian
J LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (tujuan, petunjuk, kegiatan belajar, dan refleksi)
2 Rumusan petunjuk umum LKS sederhana dan mudah dipahami siswa
3 Rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS singkat, sederhana, dan mudah
dipahami siswa
4 Urutan kegiatan pembelajaran pada LKS runtut
5 Kegiatan pembelajaran dalam LKS memungkinkan tercapainya indikator /tujuan
pembelajaran
6 Kegiatan pembelajaran dalam LKS menunjukkan karakteristik pembelajaran
terpadu tipe ...
7 Kegiatan pembelajaran dalam LKS mencerminkan pendekatan scientific
8 Bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
9 Tersedia beberapa pertanyaan untuk refleksi
10 Tampilan LKS indah dan menarik
J BAHASA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
NO. KOMPONEN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
1 RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai dengan Ejaan
Bahasa Indonesia (EBI))
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 7
Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 8
Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 9
Validasi Uji Coba Guru Kelas IV 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 10
Validasi Uji Coba Guru Kelas IV 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 11
Surat Permohonan Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 12
Surat Pernyataan Kepala Sekolah SD Negeri Kledokan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 13
Surat Pernyataan Kepala Sekolah SD Negeri Puren
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 14
Foto-foto Kegiatan
Keterangan :
1. Penelitian menjelaskan materi kepada siswa secara individu.
2. Peneliti menanyakan apa yang sudah dijelaskan kepada siswa.
3. Peneliti meminta siswa untuk bertanya.
4. Peneliti menjelaskan materi kepada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Riwayat Penulis
Yustina Hersa Bertha Novia lahir di Kenyauk,
Kalimantan Barat 14 November 1996. Anak pertama
dari pasangan Hermanus dan Sebina. Penulis
memperoleh pendidikan Taman Kanak-kanak di TK
Bhayangkara Pontianak, tamat pada tahun 2002.
Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah
Dasar di SD Negeri 40 Engkersik, tamat pada tahun
2008. Penulis melanjutkan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama di SMP Negeri 04 Engkersik,
tamat pada tahun 2011.
Pendidikan penulis dilanjutkan di SMA Negeri 01 Sekadau, tamat pada tahun 2014.
Pada tahun 2014, penulis melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan tercatat sebagai
mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Pendidikan di
perguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul: “Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Nested untuk Siswa Kelas IV SD Mengacu
Kurikulum 2013”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI