pengembangan multimedia pembelajaran materi sistem

12
Pengembangan Multimedia Pembelajaran... (Mochamad Kamil Budiarto) 801 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI KARANGMLOKO 2 INSTRUCTIONAL MULTIMEDIA DEVELOPMENT CONTAINING MATERIAL CIRCULATION SYSTEM OF HUMAN BLOOD FOR FIFTH GRADE OF 2 nd KARANGMLOKO ELEMENTARY SCHOOL Oleh: Mochamad Kamil Budiarto, Teknologi Pendidikan FIP UNY, e-mail:[email protected] Abstrak Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui data empirik mengenai tingkat kelayakan multimedia pembelajaran untuk mata pelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar. Penilaian ditinjau dari beberapa aspek, seperti aspek tampilan, aspek program, aspek pembelajaran dan aspek isi/materi. Model pengembangan yang digunakan mengadopsi model pengembangan ADDIE menurut Molenda. Kelayakan produk divalidasi oleh ahli media dan ahli materi serta uji coba kepada siswa kelas V melalui lembar penilaian berupa kuisioner. Data hasil penilaian ahli dan penilaian siswa dianalisis menggunakan skala lima. Rerata skor yang didapatkan dari ahli media dan ahli materi termasuk dalam kategori baik. Uji coba lapangan 1 termasuk ke dalam kategori baik dan uji coba lapangan 2 mendapatkan rerata skor yang dikonversikan ke tingkat kelayakan multimedia pembelajaran termasuk dalam kategori sangat baik. Secara keseluruhan hasil pengembangan multimedia pembelajaran materi sistem peredaran darah pada manusia mata pelajaran IPA dikatakan layak digunakan oleh siswa kelas V sebagai media pembelajaran. Kata kunci: Multimedia Pembelajaran, IPA Sekolah Dasar, Sistem Peredaran Darah Pada Manusia, Siswa Kelas V SD Abstract This research and development was intended to develop an instructional multimedia that was suitable for science subjects on fifth grader of Elementary School with circulation system of human blood material that reviewed form several aspects of assessment, such as aspects of the display, program aspects, learning aspects and content aspects. The development model used by the model development of ADDIE according to Molenda. Product eligibility is validated by media expert and material expert.. The data on expert assessment and student assessment were analyzed using a scale of five. Average scores obtained from media expert and material expert included in good criteria. The result on field trial 1 included in good criteria and field trial 2 was included in excellent category. Overall, development of instructional multimedia with circulation system of blood in human material on science subjects are proved to be suitable for used by fifth grader as an instructional media. Keyword: Instructional Multimedia, Circulation System Of Human Blood, Science Subject, Fifth Grade of Elementary School PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan khususnya siswa perlu mendapat perhatian lebih. Untuk itu pembenahan dan pengembangan tidak hanya difokuskan pada kurikulum, pendidik, sarana dan prasarana, administrasi maupun anggaran. Berdasarkan pernyataan tersebut, semua sistem yang berkaitan dengan proses pelaksanaan pendidikan maupun pembelajaran khususnya, harus berdasarkan pertimbangan latar belakang siswa sebagai agent of change serta kompetensi pendidik. Manusia memerlukan pendidikan sebagai suatu media untuk mengembangkan kemampuan diri. Diperlukan suatu fase untuk mencerna dan memproses berbagai macam kegiatan pendidikan yang tidak bisa dilepaskan dari peran proses belajar mengajar. Sarana merupakan salah satu komponen penting pendukung dalam ketercapaian proses pendidikan yang dialami oleh manusia. Pendidikan seperti yang dicantumkan dalam UU RI. No.2 Tahun 1989 Bab I pasal 1 dan dikutip

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM

Pengembangan Multimedia Pembelajaran... (Mochamad Kamil Budiarto) 801

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM

PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD

NEGERI KARANGMLOKO 2

INSTRUCTIONAL MULTIMEDIA DEVELOPMENT CONTAINING MATERIAL CIRCULATION

SYSTEM OF HUMAN BLOOD FOR FIFTH GRADE OF 2nd KARANGMLOKO ELEMENTARY

SCHOOL

Oleh: Mochamad Kamil Budiarto, Teknologi Pendidikan FIP UNY, e-mail:[email protected]

Abstrak

Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui data empirik mengenai tingkat kelayakan multimedia

pembelajaran untuk mata pelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar. Penilaian ditinjau dari beberapa aspek, seperti aspek

tampilan, aspek program, aspek pembelajaran dan aspek isi/materi. Model pengembangan yang digunakan mengadopsi

model pengembangan ADDIE menurut Molenda. Kelayakan produk divalidasi oleh ahli media dan ahli materi serta uji

coba kepada siswa kelas V melalui lembar penilaian berupa kuisioner. Data hasil penilaian ahli dan penilaian siswa

dianalisis menggunakan skala lima. Rerata skor yang didapatkan dari ahli media dan ahli materi termasuk dalam kategori

baik. Uji coba lapangan 1 termasuk ke dalam kategori baik dan uji coba lapangan 2 mendapatkan rerata skor yang

dikonversikan ke tingkat kelayakan multimedia pembelajaran termasuk dalam kategori sangat baik. Secara keseluruhan

hasil pengembangan multimedia pembelajaran materi sistem peredaran darah pada manusia mata pelajaran IPA

dikatakan layak digunakan oleh siswa kelas V sebagai media pembelajaran.

Kata kunci: Multimedia Pembelajaran, IPA Sekolah Dasar, Sistem Peredaran Darah Pada Manusia, Siswa Kelas V SD

Abstract

This research and development was intended to develop an instructional multimedia that was suitable for science

subjects on fifth grader of Elementary School with circulation system of human blood material that reviewed form

several aspects of assessment, such as aspects of the display, program aspects, learning aspects and content aspects.

The development model used by the model development of ADDIE according to Molenda. Product eligibility is validated

by media expert and material expert.. The data on expert assessment and student assessment were analyzed using a

scale of five. Average scores obtained from media expert and material expert included in good criteria. The result on

field trial 1 included in good criteria and field trial 2 was included in excellent category. Overall, development of

instructional multimedia with circulation system of blood in human material on science subjects are proved to be

suitable for used by fifth grader as an instructional media.

Keyword: Instructional Multimedia, Circulation System Of Human Blood, Science Subject, Fifth Grade of Elementary

School

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu tolak ukur

kemajuan suatu bangsa. Segala sesuatu yang

berhubungan dengan pendidikan khususnya siswa

perlu mendapat perhatian lebih. Untuk itu

pembenahan dan pengembangan tidak hanya

difokuskan pada kurikulum, pendidik, sarana dan

prasarana, administrasi maupun anggaran.

Berdasarkan pernyataan tersebut, semua sistem

yang berkaitan dengan proses pelaksanaan

pendidikan maupun pembelajaran khususnya, harus

berdasarkan pertimbangan latar belakang siswa

sebagai agent of change serta kompetensi pendidik.

Manusia memerlukan pendidikan sebagai

suatu media untuk mengembangkan kemampuan

diri. Diperlukan suatu fase untuk mencerna dan

memproses berbagai macam kegiatan pendidikan

yang tidak bisa dilepaskan dari peran proses belajar

mengajar. Sarana merupakan salah satu komponen

penting pendukung dalam ketercapaian proses

pendidikan yang dialami oleh manusia.

Pendidikan seperti yang dicantumkan dalam

UU RI. No.2 Tahun 1989 Bab I pasal 1 dan dikutip

Page 2: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM

802 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 8 Tahun 2017

oleh Hamalik (2008: 2) bahwa pendidikan adalah

usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan

bagi peranannya di masa yang akan datang. Sekolah

sebagai suatu lembaga pendidikan formal, dengan

sistematis merencanakan suatu lingkungan

pendidikan bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan

belajar. Fungsi lingkungan pendidikan tersebut

diharapkan mampu memberikan kesempatan

kepada siswa untuk tumbuh dan berkembang

menuju kepada pencapaian cita-cita dan tujuan dari

pendidikan. Tujuan pendidikan menurut Undang-

Undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional yang dikutip oleh Hamalik

(2008: 5) bahwa tujuan Pendidikan Nasional ialah

mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,

yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap

Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,

memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan

mandiri serta rassa tanggung jawab kemasyarakatan

dan kebangsaan.

Dalam proses belajar, ada beberapa elemen

yang mendukung keberlangsungan proses belajar

tersebut, seperti peran guru, aktivitas anak,

penggunaan sumber-metode-media belajar dan

aktivitas lainnya. Keberhasilan pembelajaran

selama ini lebih ditentukan oleh peran dan

kreativitas guru yang berarti guru dituntut harus

mampu mencapai tujuan pembelajaran yang sudah

ditetapkan. Salah satu peran guru ialah sebagai

fasilitator dalam proses pembelajaran dimana guru

memberikan suatu ruang yang memudahkan siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran. Kemampuan

memfasilitasi pembelajaran hendaknya didukung

dengan sarana dan pra sarana yang memadai, hal ini

menjadi komponen yang perlu diperhatikan bagi

setiap pendidik dalam proses pembelajaran.

Selain itu guru dituntut untuk selalu

berinovasi, hal ini bertujuan supaya siswa bisa

mendapatkan suatu proses pembelajaran yang

bermakna melalui proses pembelajaran yang

dikemas secara menarik. Seperti yang diungkapkan

oleh Uno (2009: 3) cara untuk mencapai tujuan

pembelajaran yaitu dengan melakukan

pengorganisasian pembelajaran, menyampaikan isi

pembelajaran dengan menata interaksi antara

sumber belajar yang digunakan dan pebelajar

supaya dapat berfungsi secara optimal.

Mata pelajaran IPA pada jenjang sekolah

dasar memiliki tujuan agar siswa memiliki

kemampuan diantaranya, mengembangkan

pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu,

meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam

dan segala yang telah Tuhan ciptakan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru

mata pelajaran IPA sekaligus wali kelas kelas V

pada Selasa 16 November 2016, terdapat kendala

untuk mencapai tujuan pembelajaran pada salah

satu pokok bahasan dalam mata pelajaran IPA yaitu

sistem peredaran darah. Siswa tidak dapat

mengingat dan memahami secara keseluruhan

materi tersebut hal ini diindikasikan dengan nilai

ulangan yang didapatkan siswa pada pokok bahasan

tersebut. 13 dari 31 siswa kelas V tidak dapat

mencapai kriteria ketuntasan minimun pada ulangan

ke-4 dimana materi sistem peredaran darah pada

manusia termasuk didalam materi yang diuji pada

pelaksanaan ulang harian tersebut. Pencapaian

Page 3: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM

Pengembangan Multimedia Pembelajaran... (Mochamad Kamil Budiarto) 803

kriteria ketuntasan minimum yang rendah oleh

siswa mengindikasikan bahwa materi sistem

peredaran darah pada manusia sulit untuk dipelajari

oleh siswa. Hal ini diperkuat dengan wawancara

dengan beberapa siswa. Siswa merasa kesulitan

dalam mempelajari materi organ dan sistem

peredaran darah karena materi yang harus dipelajari

sangat banyak dan penyampaian materi yang

dilakukan dengan ceramah oleh guru .

Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil

pembelajaran adalah sumber dan media untuk

mendukung proses pembelajaran. Keterbatasan

media untuk mendukung proses belajar menjadikan

guru terhambar dalam menjalankan perannya,

sehingga diperlukan media pembelajaran untuk

mendukung kegiatan belajar di kelas. Media yang

dijadikan sebagai pendukung untuk belajar oleh

guru dan siswa hanya buku teks, LKS, torso dan

gambar yang menjadikan siswa bosan dan tidak

memperhatikan guru dalam menyampaikan materi

karena siswa hanya diberi suatu gambaran abstrak

mengenai materi yang disampaikan.

Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan

05 Januari 2017 di kelas V pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung, proses belajar yang

terjadi didominasi dengan metode ceramah oleh

guru dalam menyampaikan materi menimbulkan

rasa bosan pada siswa yang kemudian motivasi

belajar siswa menurun, karena siswa hanya duduk,

mendengarkan, menyimak tanpa ada kombinasi

penggunaan salah satu media pembelajaran yang

dapat menarik perhatian siswa untuk kembali fokus

pada guru yang menyampaikan materi ajar. Alat

pemusat perhatian memiliki peran yang penting

dalam proses belajar, seperti yang diungkapkan oleh

Budiningsih (2003:122), jika dalam proses belajar

perhatian siswa terpusat pada materi yang dipelajari

maka proses dan hasil belajar akan semakin baik.

Media merupakan salah satu dari sekian

banyak sumber belajar merupakan salah satu

komponen penting yang memiliki pengaruh

terhadap pecapaian tujuan pembelajaran dan

merupakan salah satu bentuk dari alat pemusat

perhatian yang dapat digunakan dalam

penyamapaian materi aja ketika proses

pembelajaran. Seperti yang diungkapan oleh

Heinich, dkk (dalam Azhar Arsyad, 2011: 4)

menyatakan bahwa istilah medium merupakan suatu

perantara yang mampu mengantarkan informasi

antara sumber dan penerima. Salah satu dari

berbagai macam media yang digunakan untuk

menyampaikan informasi adalah multimedia.

Multimedia diartikan sebagai suatu

penggunaan berbagai jenis media secara berurutan

maupun simultan untuk menyajikan suatu informasi

(Anitah, 2012: 52). Dengan adanya suatu

multimedia pembelajaran diharapkan dapat

memberikan dampak yaitu berupa interaktivitas dan

perhatian terhadap materi yang disampaikan, serta

dapat memberikan suatu motivasi belajar kepada

siswa. Seperti pendapat yang dikutip dari Munandi

(2013: 152-153), bahwa penggunaan multimedia

mampu meningkatkan motivasi belajar siswa serta

mampu memberikan suatu keterlibatan siswa dalam

proses pembelajaran melalui interaktivitas yang ada

pada multimedia pembelajaran.

Berdasarkan kendala-kendala yang telah

diuraikan di atas, dapat diketahui bahwa diperlukan

pengembangan suatu media pembelajaran yang

dapat digunakan untuk mendukung proses

pembelajaran di kelas. Multimedia pembelajaran

adalah media yang akan dikembangkan pada

Page 4: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM

804 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 8 Tahun 2017

penelitian dan pengembangan ini. Dengan

dikembangkannya multimedia pembelajaran materi

sistem peredaran darah pada manusia untuk siswa

kelas V Sekolah Dasar akan dapat membuat siswa

untuk fokus memperhatikan materi yang disajikan

pada multimedia tersebut dan siswa lebih

termotivasi untuk belajar, hal ini dikarenakan ketika

proses pembelajaran menggunakan atau

memanfaatkan multimedia pembelajaran maka

belajar akan lebih menyenangkan, efektif dan

efisien serta dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa (Winarno et al, 2009: 6).

Pengembangan multimedia sebagai media

pembelajaran untuk pokok materi sistem peredaran

darah mata pelajaran IPA kelas V tidak hanya

mengemas materi kedalam suatu multimedia saja,

melainkan proses pengembangannya disesuaikan

dengan prinsip-prinsip multimedia, karakteristik

peserta didik dengan harapan siswa akan tertarik

dengan multimedia pembelajaran yang berisi materi

mengenai sistem peredaran darah.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian Pengembangan

Jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu penelitian dan pengembangan

(researh & development) dengan menggunakan

model pengembangan ADDIE model yang diadopsi

dari pendapat Molenda. Hasil akhir dari penelitian

ini ialah menghasilkan multimedia pembelajaran

materi sistem peredaran darah pada manusia mata

pelajaran IPA kelas V SD Negeri Karangmloko 2.

Prosedur Penelitian

Dalam penelitian menggunakan model

ADDIE ini, terdapat lima tahapan atau fase, yaitu

analyze, design, development, implementation,

evaluation yang pada masing-masing tahapan

terdapat siklus evaluasi atau perbaikan-perbaikan

yang diperlukan ketika melakukan proses

pengembangan produk multimedia pembelajaran

(Prawiradilaga, 2008: 21).

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar

Negeri Karangmloko 2 yang berlokasi di Tegalrejo,

Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta 55581. Kegiatan penelitian ini

dilaksankan pada bulan September 2016 hingga

Juni 2017. Pengambilan data dalam penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Juni 2017.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini ialah siswa kelas

V SD Negeri Karangmloko 2, Sleman, Yogyakarta,

yang dikelompokkan ke dalam kelompok uji coba

lapangan 1 dengan jumlah 8 siswa dan uji coba

lapangan 2 dengan jumlah 20 siswa.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dalam penelitian

ini adalah wawancara guru dan siswa, observasi,

dokumentasi serta kuisioner validasi ahli materi,

validasi ahli media, uji coba lapangan 1 dan uji coba

lapangan 2.

Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh pada saat penelitian

diklasifikasikan menjadi data kualitatif dan data

kuantitatif kemudian dilakukan analisis

menggunakan teknik analisis deskriptif untuk

mengetahui hasil penilaian yang telah diberikan

oleh responden, ahli materi, ahli media, dan guru.

Data kualitatif terdiri dari kritik dan saran yang

diberikan oleh ahli media, ahli materi dan siswa

terkait penilaian terhadap tingkat kelayakan

multimedia pembelajaran yang dikembangkan,

Page 5: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM

Pengembangan Multimedia Pembelajaran... (Mochamad Kamil Budiarto) 805

sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan

perbaik-perbaikan atas dari saran dari responden.

Data kuantitif diperoleh dari hasil penilaian ahli

media, ahli materi, dan siswa melalui angket yang

telah masing-masing responden isi.

Kriteria dalam menentukan tingkat kelayakan

multimedia pembelajaran materi sistem peredaran

darah pada manusia mata pelajaran IPA didasarkan

atas data kuantitaf yang dikonversikan ke data

kualitatif. Data tersebut kemudian dianalisis

menggunakan skala likert dengan skala penilaian 1-

5 atau dari kriteria sangat kurang, kurang, cukup,

baik, dan sangat baik.

Pada multimedia yang dikembangkan melalui

penelitian ini, diterapkan suatu tingkat kelayakan

multimedia pembelajaran materi sistem peredaran

darah pada manusia dengan penilaian Cukup atau

dengan ketika jumlah skor yang didapatkan masuk

dalam interval skor 2,6 < X < 3,4 dari keseluruhan

penilaian yang diberikan oleh ahli media, ahli materi

dan siswa kelas V.

Data yang diperoleh kemudian dihitung rata-

ratanya dan diklasifikasikan pada kriteria kelayakan

suatu media pembelajaran. Klasifikasi kelayakan

multimedia adalah sebagai berikut Widoyoko

(2009: 238):

Tabel 1. Klasifikasi Kelayakan Multimedia

Interval Kategori Konversi

X > 4,2

3,4 < X < 4,2

2,6 < X < 3,4

1,8 < X < 2,6

X < 1,8

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

SangatKurang

Layak

Tidak Layak

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian berdasarkan serangkaian

kegiatan pada saat penelitian awal menyimpulkan

bahwa pengembangan multimedia pembelajaran

materi sistem peredaran darah pada manusia mata

pelajaran IPA sebagai salah satu alternatif media

pembelajaran bagi siswa kelas V SD Negeri

Karangmloko 2.

Hasil pengembangan awal multimedia

pembelajaran sesuai dengan karakteristik yang

terkandung pada multimedia pembelajaran seperti

ketersediaan proses interaktifitas dan umpan balik,

serta mampu memberikan kebebasan pada

pengguna dalam memilih topik untuk belajar

dengan kontrol yang sistematis (Munir, 2010: 235).

Proses pengembangan multimedia

pembelajaran diawali dengan tahapan analyze atau

analisis. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan,

didapatkan sebuah data sebagai berikut.

1) Siswa sering merasa bosan ketika proses

pembelajaran berlangsung. Hal tersebut

memberikan indikasi motivasi belajar siswa

yang cenderung rendah.

2) Beberapa siswa merasa sulit memahami materi

sistem peredaran darah manusia, hal ini

dikarenakan materi tersebut memiliki sifat

abstrak sehingga siswa harus memiliki daya

ingat yang kuat untuk menghafal materi yang

sudah dipelajari kemudian memahami materi.

3) Penggunaan buku pelajaran sebagai media

pembelajaran dalam proses belajar cenderung

kurang variatif dan membuat bingung siswa

dan terkadang muncul rasa bosan pada siswa

karena hanya mendengarkan guru

menyampaikan materi berdasarkan buku

pelajaran yang digunakan.

Page 6: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM

806 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 8 Tahun 2017

4) Media pembelajaran untuk beberapa materi

masih belum tersedia, salah satu diantaranya

ialah mengenai materi sistem peredaran darah

manusia.

5) Tersedianya beberapa unit komputer maupun

LCD Proyektor, yang layak untuk digunakan

namun belum bisa dimanfaatkan secara

optimal untuk proses pembelajaran.

6) Secara umum siswa sudah memiliki dasar

pengoperasian komputer melalui mata

pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi, namun belum pernah

memanfaatkan komputer untuk menjalankan

program multimedia pembelajaran.

7) Multimedia pembelajaran IPA materi sistem

peredaran darah manusia belum pernah

dikembangkan pada lokasi penelitian.

Berdasarkan hasil analisis yang dilaksanakan,

multimedia pembelajaran materi sistem peredaran

darah pada manusia diperlukan atas dasar

kebutuhan di lapangan.

Setelah tahapan analisis telah dilaksanakan,

hasil yang didapatkan kemudian dikonsultasikan

kepada dosen pembimbing sebagai bentuk evaluasi

guna memberikan tanggapan terkait data hasil

analisis yang telah peneliti laksanakan. Hasil

konsultasi yang dilaksanakan kepada dosen

pembimbing menyarankan kepada peneliti untuk

melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu tahapan

design dengan berlandaskan data analisis

kebutuhan.

Design, pada tahap ini dihasilkan suatu

rancangan untuk mengembangkan multimedia

pembelajaran. Hasil yang diperoleh pada tahapan

design ialah, mengembangan Garis Besar Isi Media

(GBIM) yang di dalamnya sudah termasuk

mengembangkan tujuan pembelajaran, menyusun

materi, membuat kisi-kisi soal evaluasi, membuat

soal evaluasi, membuat flow chart, membuat

storyboard serta mengembangkan instrumen untuk

penilaian multimedia pembelajaran yang

dikembangkan.

Setelah tahapan design telah dilaksanakan,

hasil yang didapatkan kemudian dikonsultasikan

kepada dosen pembimbing sebagai bentuk evaluasi

guna memberikan tanggapan terkait hasil

rancangan yang telah dikembangkan peneliti

khusunya pengembangan instrumen yang perlu

divalidasi oleh dosen pembimbing. Hasil konsultasi

yang dilaksanakan kepada dosen pembimbing

menyarankan kepada peneliti untuk melanjutkan ke

tahap selanjutnya, yaitu tahapan development

dengan berlandaskan hasil rancangan atau design

yang telah dikembangkan.

Development, pada tahap ini dihasilkan suatu

multimedia pembelajaran yang kemudian

divalidasi oleh ahli media, ahli materi untuk

mendapatkan penilaian mengenai tingkat

kelayakan multimedia pembelajaran yang telah

dikembangkan.

Hasil pengembangan awal multimedia

pembelajaran ialah sebagai berikut:

a. Tampilan awal, pada tampilan ini terdapat

tombol “mulai” untuk menuju tampilan

berikutnya. Yaitu tampilan persetujuan. Pada

tampilan persetujuan akan ada tombol “lanjut”

dan tombol “keluar” yang masing-masing

memiliki fungis untuk melanjutkan ke

tampilan berikutnya dan tombol lainnya untuk

keluar dari program multimedia.

b. Tampilan petunjuk penggunaan, pada tampilan

ini berisi petunjuk penggunaan bagi pengguna

Page 7: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM

Pengembangan Multimedia Pembelajaran... (Mochamad Kamil Budiarto) 807

ketika mengalami kesulitan dalam

menjalankan atau menggunakan program

multimedia.

c. Tampilan menu, pada tampilan ini berisi

pilihan beberapa tombol untuk menuju materi,

evaluasi & permainan, profil pengembang, SK-

KD dan sumber referensi.

d. Evaluasi & permainan, akan berisi soal-soal

evaluasi dan permainan yang ditujukan untuk

mengukur tingkat ketercapaian tujuan

pembelajaran ketika menggunakan program

multimedia pembelajaran.

Gambar 1. Tampilan Awal Multimedia

Gambar 2. Tampilan Menu Multimedia

Validasi ahli media dan ahli materi

dilaksanakan dengan menggunakan angket

penilaian multimedia pembelajaran yang telah

dikembangkan dan telah mendapatkan validasi dari

dosen pembimbing pada tahapan sebelumnya.

a. Validasi Ahli Media

Dosen ahli media melakukan penilaian terkait

aspek tampilan dan program yang didalamnya

terdapat beberapa komponen penyusun dari

masing-masing aspek. Validasi dilakukan sebanyak

2 kali oleh ahli media. Data hasil akhir penilaian

oleh ahli media untuk kedua hasil validasi tersebut

dapat dilihat pada tabel 2. berikut ini.

Tabel 2. Hasil Validasi Ahli Media

No Aspek Skor Kategori

1

2

Tampilan dan

Pemograman Tahap 1

Tampilan dan

Pemrograman Tahap 2

3,63

4,02

Baik (Layak)

Baik

(Layak)

Rata-rata 3,82 Baik (Layak)

Berdasarkan data hasil penilaian secara

keseluruhan yang didapatkan dari validasi ahli

media, secara keseluruhan multimedia yang

dikembangkan memperoleh rata-rata skor sejumlah

3,82 termasuk dalam kategori baik dan layak. Ahli

media memberikan penilaian bahwa multimedia

layak untuk diuji coba kepada siswa.

b. Validasi Ahli Materi

Dosen ahli materi melakukan penilaian

terkait aspek pembelajaran dan isi/materi yang

didalamnya terdapat beberapa komponen penyusun

dari masing-masing aspek. Validasi dilakukan

sebanyak 2 kali oleh ahli materi. Data hasil akhir

penilaian oleh ahli materi untuk kedua hasil validasi

ahli materi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Validasi Ahli Materi

No Aspek Skor Kategori

1

2

Pembelajaran dan

Isi/Materi Tahap 1

Pembelajaran dan

Isi/Materi Tahap 2

3,70

4,10

Baik (Layak)

Baik

(Layak)

Rata-rata 3,90 Baik (Layak)

Page 8: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM

808 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 8 Tahun 2017

Berdasarkan data hasil penilaian secara

keseluruhan yang didapatkan dari validasi ahli

materi, secara keseluruhan multimedia yang

dikembangkan memperoleh rata-rata skor sejumlah

3,9 termasuk dalam kategori baik dan layak. Ahli

materi memberikan penilaian bahwa multimedia

layak untuk diuji coba kepada siswa.

Serangkaian tahapan pengembangan atau

development telah dilaksanakan, untuk hasil yang

didapatkan kemudian peneliti melakukan

pengecekan ulang program multimedia

pembelajaran yang sudah dikembangkan dan sudah

divalidasi oleh ahli materi dan ahli media sebagai

bentuk evaluasi dari hasil pada tahapan

pengembangan atau development, hal ini bertujuan

meminimalisir kesalahan atau kekurangan yang ada

pada multimedia pembelajaran pada saat proses uji

coba kepada subjek penelitian.

Implementation, pada tahapan ini produk

yang sudah melalui tahapan validasi oleh ahli

media dan ahli materi dan mendapatkan predikat

layak untuk diuji cobakan akan di uji coba kepada

subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri

Karangmloko 2.

Pelaksanaan uji coba kepada siswa kelas V

dilakukan sebanyak 2 kali, dengan jumlah siswa

pada uji coba lapangan 1 yaitu 8 siswa dan 20 siswa

sebagai subjek uji coba lapangan 2. Pemilihan

subjek dilakukan secara acak yang mewakili

keseluruhan siswa kelas V.

a. Uji Coba Lapangan 1

Uji coba lapangan 1 dilaksanakan dengan 8

siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 2. Data dari

penilaian yang siswa berikan kepada multimedia

pembelaran dilakukan melalui angket yang peneliti

berikan kepada siswa.

Hasil uji coba lapangan 1 menunujukkan

bahwa multimedia pembelajaran yang

dikembangkan dengan materi sistem peredaran

darah pada manusia memperoleh rerata skor dengan

jumlah 4,14, sehingga dapat disimpulkan melalui

nilai rata tersebut bahwa multimedia pembelajaran

yang di uji cobakan kepada 8 siswa termasuk dalam

kategori “Baik”. Pada tahapan ini terdapat

komentar dari siswa, yaitu game yang ada pada

multimedia menarik dan mengasah otak.

Hasil pengamatan peneliti pada saat uji coba

lapangan, teradapat suatu kendala siswa ketika

menggunakan program multimedia, yaitu menekan

“tombol” sub materi, siswa merasa kebingungan

dan harus diberi petunjuk untuk menekan “tombol”

sub materi tersebut, sehingga atas dasar kendala

tersebut, peneliti merevisi produk yaitu

memberikan petunjuk berupa suatu ilustrasi arahan

kepada siswa sebagai pengguna multimedia

pembelajaran untuk menekan “tombol” sub menu

apabila ingin memunculkan tampilan materi.

b. Uji Coba Lapangan 2

Uji coba lapangan 2 dilaksanakan dengan 20

siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 2. Data dari

penilaian yang siswa berikan kepada multimedia

pembelaran dilakukan melalui angket yang peneliti

berikan kepada siswa.

Hasil uji coba lapangan 2 menunujukkan

bahwa multimedia pembelajaran yang

dikembangkan dengan materi sistem peredaran

darah pada manusia memperoleh rerata skor dengan

jumlah 4,36, sehingga dapat disimpulkan melalui

nilai rata tersebut bahwa multimedia pembelajaran

yang di uji cobakan kepada 20 siswa termasuk

dalam kategori “Sangat Baik”.

Page 9: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM

Pengembangan Multimedia Pembelajaran... (Mochamad Kamil Budiarto) 809

Berdasarkan hasil uji coba lapangan 2 yang

sudah dilaksanakan, secara keseluruhan siswa

merasa senang dengan kehadrian program

multimedia pembelajaran yang memuat materi

sistem peredaran darah pada manusia, karena

disamping tersedianya materi untuk belajar terdapat

gambar, teks yang interaktif, kejelasan petunjuk

penggunaan, evaluasi dan permainan yang

membuat siswa menjadi lebih termotivasi untuk

belajar mengenai sistem peredaran darah pada

manusia.

Pada uji coba lapangan 2 peneliti

memperoleh respon yang sangat baik dan tidak

memperoleh saran maupun komentar untuk

merevisi program multimedia pembelajaran yang

dikembangkan. Sehingga multimedia pembelajaran

yang dikembangkan sudah dapat dikategorikan

sebagai multimedia pembelajaran materi sistem

peredaran darah pada manusia mata pelajaran IPA

yang “Layak” dan dapat digunakan sebagai salah

satu alternatif media pembelajaran yang bisa

digunakan.

Serangkaian tahapan implementasi atau

implementation telah dilaksanakan, dari hasil yang

didapatkan yaitu berupa data yang diberikan oleh

siswa untuk tingkat kelayakan multimedia

pembelajaran. Data tersebut disusun dalam berupa

laporan penelitian yang berbentuk tugas akhir

skripsi. Data tersebut kemudian diserahkan kepada

dosen pembimbing sebagai bentuk evaluasi terkait

hasil implementasi multimedia pembelajaran

melalui serangkaian uji coba lapangan yang telah

dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk

menyempurnakan beberapa hal yang sekiranya

masih terdapat kekurangan selama serangkaian

kegiatan uji coba lapangan atau memberikan

masukan terkait keseluruhan produk multimedia

yang telah dikembangkan dan telah melalui

serangkaian tahapan penilaian, baik penilaian yang

diberikan oleh ahli media, ahli materi maupun oleh

siswa.

Pembahasan

Pengambangan multimedia pembelajaran

materi sistem peredaran darah pada manusia

mengadopsi prosedur pengembangan ADDIE

dengan hanya melalui 4 tahapan prosedur

pengembangan. Tahapan-tahapan tersebut meliputi,

1) Analyze, 2) Design, 3) Development, 4)

Implementation. Pengembangan multimedia

pembelajaran ini berdasarkan kompetensi dasar

mengidentifikasi organ peredaran darah manusia

dan mengidentifiasi gnagguan pada organ peredaran

darah manusia.

Pada proses pengembangan multimedia

peneliti menggunakan aplikasi Adobe Flash CS6

dan Corel Draw X7. Proses pengembangan

dilakukan secara bertahap terhitung sejak proses

melakukan analisis permasalahan dan kebutuhan

dilapangan, kemudian dilanjutkan dengan mulai

mengembangkan garis besar isi media, flow chart,

dan storyboard.

Validasi dilakukan oleh ahli media dan ahli

materi, dengan masing-masing dilalui dengan dua

proses validasi. Uji coba lapangan 1 dan 2

dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan penilaian

dari siswa untuk multimedia yang dikembangkan.

Rangkaian kegiatan tersebut dimaksudkan

untuk mendapatkan suatu data yang selanjutnya bisa

dilakukan perbaikan-perbaikan atas saran dari ahli

dan siswa, sehingga multimedia pembelajaran

Page 10: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM

810 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 8 Tahun 2017

masuk dalam kriteria kelayakan yang layak dan bisa

digunakan untuk proses pembelajaran.

Multimedia yang dikembangkan

memperhatikan karakteristik dan kemampuan

sasaran pengguna, hal ini diindikasikan dengan

pengguna yang bisa mengakses materi secara

berulang-ulang pada bagian materi yang belum

dipahami oleh pengguna.

Pemberian feedback pada bagian akhir

evaluasi dan latihan soal yaitu berupa skor hasil

evaluasi atau latihan soal yang ditampilkan dan

dikombinasikan dengan penggunaan kata-kata

penyemangat bagi yang mampu memotivasi siswa

untuk belajar, dan bisa dikatakan sebagai salah satu

bentuk interaktifitas yang menjadi ciri atau

karakteristik tersendiri dari multimedia

pembelajaran (Daryanto, 2010: 53).

Penyajian materi yang ada pada multimedia

dinyatakan oleh siswa menarik untuk dipelajari,

karena materi pada multimedia yang dikembangkan

mengandung nilai-nilai pengetahuan hal tersebut

yang sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan

oleh Thorn (dalam Sanaky, 2009: 175).

Perpaduan antara teks, gambar, dan video

untuk menjelaskan materia mampu memberikan

suatu gambaran yang sedikit lebih konkret materi

sistem peredaran darah pada manusia, hal ini adalah

salah satu alasan yang menjadi acuan peneliti untuk

melaksanakan penelitian dengan tujuan

mengembangkan multimedia pembelajaran.

Selain itu materi yang dikemas dalam

multimedia pembelajaran sudah melalui tahapan

validasi oleh ahli materi, sehingga pada aspek

materi, materi yang disajikan baik dan kebenaran

konsep yang dimuat pada multimedia dapat

dipertanggung jawabkan.

Hasil validasi ahli media secara keseluruhan

menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran

yang dikembangkan dengan kualitas baik dengan

rerata skor 4,02, cakupan penilaiannya meliputi

aspek tampilan dan aspek program termasuk

berbagai komponen yang ada pada masing-masing

aspek.

Sementara untuk hasil validasi ahli materi

secara keseluruhan menunjukkan bahwa

multimedia pembelajaran yang dikebangkan dengan

kualitas yang baik hal ini ditunjukkan dengan rerata

skor 4,10. Cakupan penilaian meliputi aspek

pembelajaran dan aspek isi/materi termasuk berbagi

macam komponen yang ada pada masing-masing

aspek penilaian.

Setelah dinyatakan bahwa multimedia

pembelajaran yang dikembangkan layak oleh ahli

media dan ahli materi maka dilakukan uji coba

lapangan kepada siswa kelas V SD N Karangmloko

2. Melalui hasil uji coba lapangan 2 yang

melibatkan 20 siswa dengan 12 butir indikator,

peneliti memperoleh hasil penilaian dengan skor

1.047 dengan rerata skor 4,36. Apabila mengacu

pada tabel 5. konversi nilai untuk kriteria kelayakan

yang terkandung pada media pembelajaran, maka

siswa menilai multimedia pembelajaran materi

sistem peredaran darah pada manusia yang telah

dikembangkan merupakan multimedia

pembelajaran yang sangat baik.

Berdasarkan hasil validasi yang telah

dilakukan oleh ahli media, ahli materi dan penilaian

oleh siswa melalui serangkaian uji coba lapangan

serta analisis terhadap hasil penilaian dan validasi,

pengembangan multimedia pembelajaran materi

sistem peredaran darah pada manusia untuk kelas V

SD Negeri Karangmloko 2 yang dikembangkan

Page 11: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM

Pengembangan Multimedia Pembelajaran... (Mochamad Kamil Budiarto) 811

sudah menjadi produk akhir dan “Layak” untuk

digunakan oleh siswa sebagai salah satu alterfnatif

media pembelajaran.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan

yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa hasil dari penelitian dan

pengembangan yaitu berupa multimedia

pembelajaran IPA materi sistem peredaran darah

pada manusia untuk siswa kelas V SD Negeri

Karangmloko 2 yang layak digunakan untuk proses

belajar. Multimedia pembelajaran dikemas dalam

bentuk kepingan CD (Compact Disci) beserta cover

yang ringan, dengan bahan plastik yang kuat dan

tidak mudah patah.

Secara keseluruhan multimeda pembelajaran

mata pelajaran IPA materi sistem peredaran darah

pada manusia dikategorikan layak dan dapat

digunakan sebagai salah satu alternatif media

pembelajaran pada materi organ dan sistem

peredaran darah manusia.

Kategori layak didapatkan setelah melalaui

proses validasi ahli media, ahli materi dan penilaian

yang diberikan oleh siswa melalui serangkaian uji

coba lapangan yang terdiri dari uji coba lapangan 1

dan uji coba lapangan 2.

Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan

oleh ahli media, materi, dan siswa terhadap

multimedia pembelajaran, peneltian dan

pengembangan ini menghasilkan media yang telah

memenuhi kualitas media yang baik, dengan

beberapa kriteria yaitu, 1) terdapat kejelasan

mengenai tujuan pembelajaran, 2) materi sesuai

dengan tujuan pembelajaran, 3) kebenaran konsep

yang disajikan karena telah melalui validasi ahli

materi, 4) petunjuk penggunaan multimedia jelas, 5)

multimedia memiliki tingkat interaktifitas yang

baik, 6) dapat memilih materi sesuai keinginan, 7)

bahasa yang digunakan jelas dan mudah dipahami,

8) mampu memotivasi siswa untuk belajar, 9)

terdapat latihan soal disertai umpan balik, 10)

terdapat soal evaluasi dan permainan, 11) terdapat

petunjuk untuk mengerjakan soal evaluasi dan

permainan, 12) dapat digunakan pada pembelajaran

mandiri maupun kelompok, 13) fungsi navigasi

mudah untuk dipahami pengguna.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

menyatakan bahwa produk multimedia

pembelajaran mata pelajaran IPA materi sistem

peredaran darah layak atas dasar validasi dan

penilaian ahli media dan ahli materi, serta penilaian

yang diberikan oleh siswa, untuk itu terdapat

beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan, ialah

sebagai berikut:

1. Bagi pendidik atau guru. Bagi pendidik atau

guru di lokasi penelitian khsuusnya, diharapkan

agar dapat memanfaatkan multimedia

pembejaran yang telah dikembangkan sebagai

salah satu media pembelajaran guna

mendukung berlangsungnya proses

pembelajaran.

2. Bagi siswa, diharapkan agar dapat

memanfaatkan multimedia pembelajaran

materi sistem peredaran darah pada manusia ini

sebagai salah satu sumber untuk belajar selain

buku pegangan dan LKS.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk

dapat mengembangkan multimedia

pembelajaran dengan kompetensi dasar yang

Page 12: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM

812 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 8 Tahun 2017

lain sesuai dengan kebutuhan dan analisis

dilapangan. Pada penelitian ini hanya sampai

mengukur tingkat kelayakan multimedia

pembelajaran, bagi peneliti selanjutnya

diharapkan untuk dapat mengukur efektifitas

penggunaan multimedia ini ketika diterapkan

dalam proses pembelajaran, baik pembelajaran

mandiri maupun kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. (2102). Media Pembelajaran. Surakarta:

Yuma Pustaka.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Daryanto. (2012). Media Pembelajaran:

Peranannya Sangat Penting dalam

Mencapai Tujuan Pembelajaran.

Yogyakarta: Gava Media.

Hamalik, O. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran.

Jakarta: Bumi Aksara.

Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran: Sebuah

Pendekatan Baru. Jakarta: GP Press Group.

Munir. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi. Bandung:

Alfabeta.

Prawiradilaga, D.S. (2007). Prinsip Disain

Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media

Group.

Sanaky, H.A.H. (2013). Media Pembelajaran

Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba

Dipantara.

Uno, H.B. (2009). Perencanaan Pembelajaran.

Jakarta: Bumi Aksara.

Widoyoko, E.P. (2009). Evaluasi Program

Pembelajaran: Panduan Praktis bagi

Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

BIODATA PENULIS

Nama : Mochamad Kamil Budiarto

NM : 13105244023

Prodi : Teknologi Pendidikan – S1

Tempat Lahir : Cirebon

Tanggal Lahir : 26 Oktober 1995

Alamat : Desa Bungko Lor, Rt/Rw

04/02, Kecamatan Kapetakan,

Kabupaten Cirebon, 45152

Riwayat Pendidikan

Dasar : SD N 2 Bungko Lor

Menengah : SMP N 2 Suranenggala

Atas : SMA N 6 Kota Cirebon

Tahun Lulus

Dasar : 2007

Menengah : 2010

Atas : 2013

Jurnal ini merupakan salah satu persyaratan

kelulusan dari perkuliahan di Universitas Negeri

Yogyakarta dengan Jurusan Kurikulum dan

Teknologi Pendidikan, Program Studi Teknologi

Pendidikan – S1