pengembangan multimedia pembelajaran materi sistem
TRANSCRIPT
Pengembangan Multimedia Pembelajaran... (Mochamad Kamil Budiarto) 801
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM
PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD
NEGERI KARANGMLOKO 2
INSTRUCTIONAL MULTIMEDIA DEVELOPMENT CONTAINING MATERIAL CIRCULATION
SYSTEM OF HUMAN BLOOD FOR FIFTH GRADE OF 2nd KARANGMLOKO ELEMENTARY
SCHOOL
Oleh: Mochamad Kamil Budiarto, Teknologi Pendidikan FIP UNY, e-mail:[email protected]
Abstrak
Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui data empirik mengenai tingkat kelayakan multimedia
pembelajaran untuk mata pelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar. Penilaian ditinjau dari beberapa aspek, seperti aspek
tampilan, aspek program, aspek pembelajaran dan aspek isi/materi. Model pengembangan yang digunakan mengadopsi
model pengembangan ADDIE menurut Molenda. Kelayakan produk divalidasi oleh ahli media dan ahli materi serta uji
coba kepada siswa kelas V melalui lembar penilaian berupa kuisioner. Data hasil penilaian ahli dan penilaian siswa
dianalisis menggunakan skala lima. Rerata skor yang didapatkan dari ahli media dan ahli materi termasuk dalam kategori
baik. Uji coba lapangan 1 termasuk ke dalam kategori baik dan uji coba lapangan 2 mendapatkan rerata skor yang
dikonversikan ke tingkat kelayakan multimedia pembelajaran termasuk dalam kategori sangat baik. Secara keseluruhan
hasil pengembangan multimedia pembelajaran materi sistem peredaran darah pada manusia mata pelajaran IPA
dikatakan layak digunakan oleh siswa kelas V sebagai media pembelajaran.
Kata kunci: Multimedia Pembelajaran, IPA Sekolah Dasar, Sistem Peredaran Darah Pada Manusia, Siswa Kelas V SD
Abstract
This research and development was intended to develop an instructional multimedia that was suitable for science
subjects on fifth grader of Elementary School with circulation system of human blood material that reviewed form
several aspects of assessment, such as aspects of the display, program aspects, learning aspects and content aspects.
The development model used by the model development of ADDIE according to Molenda. Product eligibility is validated
by media expert and material expert.. The data on expert assessment and student assessment were analyzed using a
scale of five. Average scores obtained from media expert and material expert included in good criteria. The result on
field trial 1 included in good criteria and field trial 2 was included in excellent category. Overall, development of
instructional multimedia with circulation system of blood in human material on science subjects are proved to be
suitable for used by fifth grader as an instructional media.
Keyword: Instructional Multimedia, Circulation System Of Human Blood, Science Subject, Fifth Grade of Elementary
School
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu tolak ukur
kemajuan suatu bangsa. Segala sesuatu yang
berhubungan dengan pendidikan khususnya siswa
perlu mendapat perhatian lebih. Untuk itu
pembenahan dan pengembangan tidak hanya
difokuskan pada kurikulum, pendidik, sarana dan
prasarana, administrasi maupun anggaran.
Berdasarkan pernyataan tersebut, semua sistem
yang berkaitan dengan proses pelaksanaan
pendidikan maupun pembelajaran khususnya, harus
berdasarkan pertimbangan latar belakang siswa
sebagai agent of change serta kompetensi pendidik.
Manusia memerlukan pendidikan sebagai
suatu media untuk mengembangkan kemampuan
diri. Diperlukan suatu fase untuk mencerna dan
memproses berbagai macam kegiatan pendidikan
yang tidak bisa dilepaskan dari peran proses belajar
mengajar. Sarana merupakan salah satu komponen
penting pendukung dalam ketercapaian proses
pendidikan yang dialami oleh manusia.
Pendidikan seperti yang dicantumkan dalam
UU RI. No.2 Tahun 1989 Bab I pasal 1 dan dikutip
802 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 8 Tahun 2017
oleh Hamalik (2008: 2) bahwa pendidikan adalah
usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan
bagi peranannya di masa yang akan datang. Sekolah
sebagai suatu lembaga pendidikan formal, dengan
sistematis merencanakan suatu lingkungan
pendidikan bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan
belajar. Fungsi lingkungan pendidikan tersebut
diharapkan mampu memberikan kesempatan
kepada siswa untuk tumbuh dan berkembang
menuju kepada pencapaian cita-cita dan tujuan dari
pendidikan. Tujuan pendidikan menurut Undang-
Undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang dikutip oleh Hamalik
(2008: 5) bahwa tujuan Pendidikan Nasional ialah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rassa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.
Dalam proses belajar, ada beberapa elemen
yang mendukung keberlangsungan proses belajar
tersebut, seperti peran guru, aktivitas anak,
penggunaan sumber-metode-media belajar dan
aktivitas lainnya. Keberhasilan pembelajaran
selama ini lebih ditentukan oleh peran dan
kreativitas guru yang berarti guru dituntut harus
mampu mencapai tujuan pembelajaran yang sudah
ditetapkan. Salah satu peran guru ialah sebagai
fasilitator dalam proses pembelajaran dimana guru
memberikan suatu ruang yang memudahkan siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran. Kemampuan
memfasilitasi pembelajaran hendaknya didukung
dengan sarana dan pra sarana yang memadai, hal ini
menjadi komponen yang perlu diperhatikan bagi
setiap pendidik dalam proses pembelajaran.
Selain itu guru dituntut untuk selalu
berinovasi, hal ini bertujuan supaya siswa bisa
mendapatkan suatu proses pembelajaran yang
bermakna melalui proses pembelajaran yang
dikemas secara menarik. Seperti yang diungkapkan
oleh Uno (2009: 3) cara untuk mencapai tujuan
pembelajaran yaitu dengan melakukan
pengorganisasian pembelajaran, menyampaikan isi
pembelajaran dengan menata interaksi antara
sumber belajar yang digunakan dan pebelajar
supaya dapat berfungsi secara optimal.
Mata pelajaran IPA pada jenjang sekolah
dasar memiliki tujuan agar siswa memiliki
kemampuan diantaranya, mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu,
meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam
dan segala yang telah Tuhan ciptakan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
mata pelajaran IPA sekaligus wali kelas kelas V
pada Selasa 16 November 2016, terdapat kendala
untuk mencapai tujuan pembelajaran pada salah
satu pokok bahasan dalam mata pelajaran IPA yaitu
sistem peredaran darah. Siswa tidak dapat
mengingat dan memahami secara keseluruhan
materi tersebut hal ini diindikasikan dengan nilai
ulangan yang didapatkan siswa pada pokok bahasan
tersebut. 13 dari 31 siswa kelas V tidak dapat
mencapai kriteria ketuntasan minimun pada ulangan
ke-4 dimana materi sistem peredaran darah pada
manusia termasuk didalam materi yang diuji pada
pelaksanaan ulang harian tersebut. Pencapaian
Pengembangan Multimedia Pembelajaran... (Mochamad Kamil Budiarto) 803
kriteria ketuntasan minimum yang rendah oleh
siswa mengindikasikan bahwa materi sistem
peredaran darah pada manusia sulit untuk dipelajari
oleh siswa. Hal ini diperkuat dengan wawancara
dengan beberapa siswa. Siswa merasa kesulitan
dalam mempelajari materi organ dan sistem
peredaran darah karena materi yang harus dipelajari
sangat banyak dan penyampaian materi yang
dilakukan dengan ceramah oleh guru .
Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
pembelajaran adalah sumber dan media untuk
mendukung proses pembelajaran. Keterbatasan
media untuk mendukung proses belajar menjadikan
guru terhambar dalam menjalankan perannya,
sehingga diperlukan media pembelajaran untuk
mendukung kegiatan belajar di kelas. Media yang
dijadikan sebagai pendukung untuk belajar oleh
guru dan siswa hanya buku teks, LKS, torso dan
gambar yang menjadikan siswa bosan dan tidak
memperhatikan guru dalam menyampaikan materi
karena siswa hanya diberi suatu gambaran abstrak
mengenai materi yang disampaikan.
Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan
05 Januari 2017 di kelas V pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung, proses belajar yang
terjadi didominasi dengan metode ceramah oleh
guru dalam menyampaikan materi menimbulkan
rasa bosan pada siswa yang kemudian motivasi
belajar siswa menurun, karena siswa hanya duduk,
mendengarkan, menyimak tanpa ada kombinasi
penggunaan salah satu media pembelajaran yang
dapat menarik perhatian siswa untuk kembali fokus
pada guru yang menyampaikan materi ajar. Alat
pemusat perhatian memiliki peran yang penting
dalam proses belajar, seperti yang diungkapkan oleh
Budiningsih (2003:122), jika dalam proses belajar
perhatian siswa terpusat pada materi yang dipelajari
maka proses dan hasil belajar akan semakin baik.
Media merupakan salah satu dari sekian
banyak sumber belajar merupakan salah satu
komponen penting yang memiliki pengaruh
terhadap pecapaian tujuan pembelajaran dan
merupakan salah satu bentuk dari alat pemusat
perhatian yang dapat digunakan dalam
penyamapaian materi aja ketika proses
pembelajaran. Seperti yang diungkapan oleh
Heinich, dkk (dalam Azhar Arsyad, 2011: 4)
menyatakan bahwa istilah medium merupakan suatu
perantara yang mampu mengantarkan informasi
antara sumber dan penerima. Salah satu dari
berbagai macam media yang digunakan untuk
menyampaikan informasi adalah multimedia.
Multimedia diartikan sebagai suatu
penggunaan berbagai jenis media secara berurutan
maupun simultan untuk menyajikan suatu informasi
(Anitah, 2012: 52). Dengan adanya suatu
multimedia pembelajaran diharapkan dapat
memberikan dampak yaitu berupa interaktivitas dan
perhatian terhadap materi yang disampaikan, serta
dapat memberikan suatu motivasi belajar kepada
siswa. Seperti pendapat yang dikutip dari Munandi
(2013: 152-153), bahwa penggunaan multimedia
mampu meningkatkan motivasi belajar siswa serta
mampu memberikan suatu keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran melalui interaktivitas yang ada
pada multimedia pembelajaran.
Berdasarkan kendala-kendala yang telah
diuraikan di atas, dapat diketahui bahwa diperlukan
pengembangan suatu media pembelajaran yang
dapat digunakan untuk mendukung proses
pembelajaran di kelas. Multimedia pembelajaran
adalah media yang akan dikembangkan pada
804 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 8 Tahun 2017
penelitian dan pengembangan ini. Dengan
dikembangkannya multimedia pembelajaran materi
sistem peredaran darah pada manusia untuk siswa
kelas V Sekolah Dasar akan dapat membuat siswa
untuk fokus memperhatikan materi yang disajikan
pada multimedia tersebut dan siswa lebih
termotivasi untuk belajar, hal ini dikarenakan ketika
proses pembelajaran menggunakan atau
memanfaatkan multimedia pembelajaran maka
belajar akan lebih menyenangkan, efektif dan
efisien serta dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa (Winarno et al, 2009: 6).
Pengembangan multimedia sebagai media
pembelajaran untuk pokok materi sistem peredaran
darah mata pelajaran IPA kelas V tidak hanya
mengemas materi kedalam suatu multimedia saja,
melainkan proses pengembangannya disesuaikan
dengan prinsip-prinsip multimedia, karakteristik
peserta didik dengan harapan siswa akan tertarik
dengan multimedia pembelajaran yang berisi materi
mengenai sistem peredaran darah.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian Pengembangan
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu penelitian dan pengembangan
(researh & development) dengan menggunakan
model pengembangan ADDIE model yang diadopsi
dari pendapat Molenda. Hasil akhir dari penelitian
ini ialah menghasilkan multimedia pembelajaran
materi sistem peredaran darah pada manusia mata
pelajaran IPA kelas V SD Negeri Karangmloko 2.
Prosedur Penelitian
Dalam penelitian menggunakan model
ADDIE ini, terdapat lima tahapan atau fase, yaitu
analyze, design, development, implementation,
evaluation yang pada masing-masing tahapan
terdapat siklus evaluasi atau perbaikan-perbaikan
yang diperlukan ketika melakukan proses
pengembangan produk multimedia pembelajaran
(Prawiradilaga, 2008: 21).
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar
Negeri Karangmloko 2 yang berlokasi di Tegalrejo,
Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55581. Kegiatan penelitian ini
dilaksankan pada bulan September 2016 hingga
Juni 2017. Pengambilan data dalam penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juni 2017.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini ialah siswa kelas
V SD Negeri Karangmloko 2, Sleman, Yogyakarta,
yang dikelompokkan ke dalam kelompok uji coba
lapangan 1 dengan jumlah 8 siswa dan uji coba
lapangan 2 dengan jumlah 20 siswa.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dalam penelitian
ini adalah wawancara guru dan siswa, observasi,
dokumentasi serta kuisioner validasi ahli materi,
validasi ahli media, uji coba lapangan 1 dan uji coba
lapangan 2.
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh pada saat penelitian
diklasifikasikan menjadi data kualitatif dan data
kuantitatif kemudian dilakukan analisis
menggunakan teknik analisis deskriptif untuk
mengetahui hasil penilaian yang telah diberikan
oleh responden, ahli materi, ahli media, dan guru.
Data kualitatif terdiri dari kritik dan saran yang
diberikan oleh ahli media, ahli materi dan siswa
terkait penilaian terhadap tingkat kelayakan
multimedia pembelajaran yang dikembangkan,
Pengembangan Multimedia Pembelajaran... (Mochamad Kamil Budiarto) 805
sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan
perbaik-perbaikan atas dari saran dari responden.
Data kuantitif diperoleh dari hasil penilaian ahli
media, ahli materi, dan siswa melalui angket yang
telah masing-masing responden isi.
Kriteria dalam menentukan tingkat kelayakan
multimedia pembelajaran materi sistem peredaran
darah pada manusia mata pelajaran IPA didasarkan
atas data kuantitaf yang dikonversikan ke data
kualitatif. Data tersebut kemudian dianalisis
menggunakan skala likert dengan skala penilaian 1-
5 atau dari kriteria sangat kurang, kurang, cukup,
baik, dan sangat baik.
Pada multimedia yang dikembangkan melalui
penelitian ini, diterapkan suatu tingkat kelayakan
multimedia pembelajaran materi sistem peredaran
darah pada manusia dengan penilaian Cukup atau
dengan ketika jumlah skor yang didapatkan masuk
dalam interval skor 2,6 < X < 3,4 dari keseluruhan
penilaian yang diberikan oleh ahli media, ahli materi
dan siswa kelas V.
Data yang diperoleh kemudian dihitung rata-
ratanya dan diklasifikasikan pada kriteria kelayakan
suatu media pembelajaran. Klasifikasi kelayakan
multimedia adalah sebagai berikut Widoyoko
(2009: 238):
Tabel 1. Klasifikasi Kelayakan Multimedia
Interval Kategori Konversi
X > 4,2
3,4 < X < 4,2
2,6 < X < 3,4
1,8 < X < 2,6
X < 1,8
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
SangatKurang
Layak
Tidak Layak
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian berdasarkan serangkaian
kegiatan pada saat penelitian awal menyimpulkan
bahwa pengembangan multimedia pembelajaran
materi sistem peredaran darah pada manusia mata
pelajaran IPA sebagai salah satu alternatif media
pembelajaran bagi siswa kelas V SD Negeri
Karangmloko 2.
Hasil pengembangan awal multimedia
pembelajaran sesuai dengan karakteristik yang
terkandung pada multimedia pembelajaran seperti
ketersediaan proses interaktifitas dan umpan balik,
serta mampu memberikan kebebasan pada
pengguna dalam memilih topik untuk belajar
dengan kontrol yang sistematis (Munir, 2010: 235).
Proses pengembangan multimedia
pembelajaran diawali dengan tahapan analyze atau
analisis. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan,
didapatkan sebuah data sebagai berikut.
1) Siswa sering merasa bosan ketika proses
pembelajaran berlangsung. Hal tersebut
memberikan indikasi motivasi belajar siswa
yang cenderung rendah.
2) Beberapa siswa merasa sulit memahami materi
sistem peredaran darah manusia, hal ini
dikarenakan materi tersebut memiliki sifat
abstrak sehingga siswa harus memiliki daya
ingat yang kuat untuk menghafal materi yang
sudah dipelajari kemudian memahami materi.
3) Penggunaan buku pelajaran sebagai media
pembelajaran dalam proses belajar cenderung
kurang variatif dan membuat bingung siswa
dan terkadang muncul rasa bosan pada siswa
karena hanya mendengarkan guru
menyampaikan materi berdasarkan buku
pelajaran yang digunakan.
806 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 8 Tahun 2017
4) Media pembelajaran untuk beberapa materi
masih belum tersedia, salah satu diantaranya
ialah mengenai materi sistem peredaran darah
manusia.
5) Tersedianya beberapa unit komputer maupun
LCD Proyektor, yang layak untuk digunakan
namun belum bisa dimanfaatkan secara
optimal untuk proses pembelajaran.
6) Secara umum siswa sudah memiliki dasar
pengoperasian komputer melalui mata
pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi, namun belum pernah
memanfaatkan komputer untuk menjalankan
program multimedia pembelajaran.
7) Multimedia pembelajaran IPA materi sistem
peredaran darah manusia belum pernah
dikembangkan pada lokasi penelitian.
Berdasarkan hasil analisis yang dilaksanakan,
multimedia pembelajaran materi sistem peredaran
darah pada manusia diperlukan atas dasar
kebutuhan di lapangan.
Setelah tahapan analisis telah dilaksanakan,
hasil yang didapatkan kemudian dikonsultasikan
kepada dosen pembimbing sebagai bentuk evaluasi
guna memberikan tanggapan terkait data hasil
analisis yang telah peneliti laksanakan. Hasil
konsultasi yang dilaksanakan kepada dosen
pembimbing menyarankan kepada peneliti untuk
melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu tahapan
design dengan berlandaskan data analisis
kebutuhan.
Design, pada tahap ini dihasilkan suatu
rancangan untuk mengembangkan multimedia
pembelajaran. Hasil yang diperoleh pada tahapan
design ialah, mengembangan Garis Besar Isi Media
(GBIM) yang di dalamnya sudah termasuk
mengembangkan tujuan pembelajaran, menyusun
materi, membuat kisi-kisi soal evaluasi, membuat
soal evaluasi, membuat flow chart, membuat
storyboard serta mengembangkan instrumen untuk
penilaian multimedia pembelajaran yang
dikembangkan.
Setelah tahapan design telah dilaksanakan,
hasil yang didapatkan kemudian dikonsultasikan
kepada dosen pembimbing sebagai bentuk evaluasi
guna memberikan tanggapan terkait hasil
rancangan yang telah dikembangkan peneliti
khusunya pengembangan instrumen yang perlu
divalidasi oleh dosen pembimbing. Hasil konsultasi
yang dilaksanakan kepada dosen pembimbing
menyarankan kepada peneliti untuk melanjutkan ke
tahap selanjutnya, yaitu tahapan development
dengan berlandaskan hasil rancangan atau design
yang telah dikembangkan.
Development, pada tahap ini dihasilkan suatu
multimedia pembelajaran yang kemudian
divalidasi oleh ahli media, ahli materi untuk
mendapatkan penilaian mengenai tingkat
kelayakan multimedia pembelajaran yang telah
dikembangkan.
Hasil pengembangan awal multimedia
pembelajaran ialah sebagai berikut:
a. Tampilan awal, pada tampilan ini terdapat
tombol “mulai” untuk menuju tampilan
berikutnya. Yaitu tampilan persetujuan. Pada
tampilan persetujuan akan ada tombol “lanjut”
dan tombol “keluar” yang masing-masing
memiliki fungis untuk melanjutkan ke
tampilan berikutnya dan tombol lainnya untuk
keluar dari program multimedia.
b. Tampilan petunjuk penggunaan, pada tampilan
ini berisi petunjuk penggunaan bagi pengguna
Pengembangan Multimedia Pembelajaran... (Mochamad Kamil Budiarto) 807
ketika mengalami kesulitan dalam
menjalankan atau menggunakan program
multimedia.
c. Tampilan menu, pada tampilan ini berisi
pilihan beberapa tombol untuk menuju materi,
evaluasi & permainan, profil pengembang, SK-
KD dan sumber referensi.
d. Evaluasi & permainan, akan berisi soal-soal
evaluasi dan permainan yang ditujukan untuk
mengukur tingkat ketercapaian tujuan
pembelajaran ketika menggunakan program
multimedia pembelajaran.
Gambar 1. Tampilan Awal Multimedia
Gambar 2. Tampilan Menu Multimedia
Validasi ahli media dan ahli materi
dilaksanakan dengan menggunakan angket
penilaian multimedia pembelajaran yang telah
dikembangkan dan telah mendapatkan validasi dari
dosen pembimbing pada tahapan sebelumnya.
a. Validasi Ahli Media
Dosen ahli media melakukan penilaian terkait
aspek tampilan dan program yang didalamnya
terdapat beberapa komponen penyusun dari
masing-masing aspek. Validasi dilakukan sebanyak
2 kali oleh ahli media. Data hasil akhir penilaian
oleh ahli media untuk kedua hasil validasi tersebut
dapat dilihat pada tabel 2. berikut ini.
Tabel 2. Hasil Validasi Ahli Media
No Aspek Skor Kategori
1
2
Tampilan dan
Pemograman Tahap 1
Tampilan dan
Pemrograman Tahap 2
3,63
4,02
Baik (Layak)
Baik
(Layak)
Rata-rata 3,82 Baik (Layak)
Berdasarkan data hasil penilaian secara
keseluruhan yang didapatkan dari validasi ahli
media, secara keseluruhan multimedia yang
dikembangkan memperoleh rata-rata skor sejumlah
3,82 termasuk dalam kategori baik dan layak. Ahli
media memberikan penilaian bahwa multimedia
layak untuk diuji coba kepada siswa.
b. Validasi Ahli Materi
Dosen ahli materi melakukan penilaian
terkait aspek pembelajaran dan isi/materi yang
didalamnya terdapat beberapa komponen penyusun
dari masing-masing aspek. Validasi dilakukan
sebanyak 2 kali oleh ahli materi. Data hasil akhir
penilaian oleh ahli materi untuk kedua hasil validasi
ahli materi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Validasi Ahli Materi
No Aspek Skor Kategori
1
2
Pembelajaran dan
Isi/Materi Tahap 1
Pembelajaran dan
Isi/Materi Tahap 2
3,70
4,10
Baik (Layak)
Baik
(Layak)
Rata-rata 3,90 Baik (Layak)
808 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 8 Tahun 2017
Berdasarkan data hasil penilaian secara
keseluruhan yang didapatkan dari validasi ahli
materi, secara keseluruhan multimedia yang
dikembangkan memperoleh rata-rata skor sejumlah
3,9 termasuk dalam kategori baik dan layak. Ahli
materi memberikan penilaian bahwa multimedia
layak untuk diuji coba kepada siswa.
Serangkaian tahapan pengembangan atau
development telah dilaksanakan, untuk hasil yang
didapatkan kemudian peneliti melakukan
pengecekan ulang program multimedia
pembelajaran yang sudah dikembangkan dan sudah
divalidasi oleh ahli materi dan ahli media sebagai
bentuk evaluasi dari hasil pada tahapan
pengembangan atau development, hal ini bertujuan
meminimalisir kesalahan atau kekurangan yang ada
pada multimedia pembelajaran pada saat proses uji
coba kepada subjek penelitian.
Implementation, pada tahapan ini produk
yang sudah melalui tahapan validasi oleh ahli
media dan ahli materi dan mendapatkan predikat
layak untuk diuji cobakan akan di uji coba kepada
subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri
Karangmloko 2.
Pelaksanaan uji coba kepada siswa kelas V
dilakukan sebanyak 2 kali, dengan jumlah siswa
pada uji coba lapangan 1 yaitu 8 siswa dan 20 siswa
sebagai subjek uji coba lapangan 2. Pemilihan
subjek dilakukan secara acak yang mewakili
keseluruhan siswa kelas V.
a. Uji Coba Lapangan 1
Uji coba lapangan 1 dilaksanakan dengan 8
siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 2. Data dari
penilaian yang siswa berikan kepada multimedia
pembelaran dilakukan melalui angket yang peneliti
berikan kepada siswa.
Hasil uji coba lapangan 1 menunujukkan
bahwa multimedia pembelajaran yang
dikembangkan dengan materi sistem peredaran
darah pada manusia memperoleh rerata skor dengan
jumlah 4,14, sehingga dapat disimpulkan melalui
nilai rata tersebut bahwa multimedia pembelajaran
yang di uji cobakan kepada 8 siswa termasuk dalam
kategori “Baik”. Pada tahapan ini terdapat
komentar dari siswa, yaitu game yang ada pada
multimedia menarik dan mengasah otak.
Hasil pengamatan peneliti pada saat uji coba
lapangan, teradapat suatu kendala siswa ketika
menggunakan program multimedia, yaitu menekan
“tombol” sub materi, siswa merasa kebingungan
dan harus diberi petunjuk untuk menekan “tombol”
sub materi tersebut, sehingga atas dasar kendala
tersebut, peneliti merevisi produk yaitu
memberikan petunjuk berupa suatu ilustrasi arahan
kepada siswa sebagai pengguna multimedia
pembelajaran untuk menekan “tombol” sub menu
apabila ingin memunculkan tampilan materi.
b. Uji Coba Lapangan 2
Uji coba lapangan 2 dilaksanakan dengan 20
siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 2. Data dari
penilaian yang siswa berikan kepada multimedia
pembelaran dilakukan melalui angket yang peneliti
berikan kepada siswa.
Hasil uji coba lapangan 2 menunujukkan
bahwa multimedia pembelajaran yang
dikembangkan dengan materi sistem peredaran
darah pada manusia memperoleh rerata skor dengan
jumlah 4,36, sehingga dapat disimpulkan melalui
nilai rata tersebut bahwa multimedia pembelajaran
yang di uji cobakan kepada 20 siswa termasuk
dalam kategori “Sangat Baik”.
Pengembangan Multimedia Pembelajaran... (Mochamad Kamil Budiarto) 809
Berdasarkan hasil uji coba lapangan 2 yang
sudah dilaksanakan, secara keseluruhan siswa
merasa senang dengan kehadrian program
multimedia pembelajaran yang memuat materi
sistem peredaran darah pada manusia, karena
disamping tersedianya materi untuk belajar terdapat
gambar, teks yang interaktif, kejelasan petunjuk
penggunaan, evaluasi dan permainan yang
membuat siswa menjadi lebih termotivasi untuk
belajar mengenai sistem peredaran darah pada
manusia.
Pada uji coba lapangan 2 peneliti
memperoleh respon yang sangat baik dan tidak
memperoleh saran maupun komentar untuk
merevisi program multimedia pembelajaran yang
dikembangkan. Sehingga multimedia pembelajaran
yang dikembangkan sudah dapat dikategorikan
sebagai multimedia pembelajaran materi sistem
peredaran darah pada manusia mata pelajaran IPA
yang “Layak” dan dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif media pembelajaran yang bisa
digunakan.
Serangkaian tahapan implementasi atau
implementation telah dilaksanakan, dari hasil yang
didapatkan yaitu berupa data yang diberikan oleh
siswa untuk tingkat kelayakan multimedia
pembelajaran. Data tersebut disusun dalam berupa
laporan penelitian yang berbentuk tugas akhir
skripsi. Data tersebut kemudian diserahkan kepada
dosen pembimbing sebagai bentuk evaluasi terkait
hasil implementasi multimedia pembelajaran
melalui serangkaian uji coba lapangan yang telah
dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk
menyempurnakan beberapa hal yang sekiranya
masih terdapat kekurangan selama serangkaian
kegiatan uji coba lapangan atau memberikan
masukan terkait keseluruhan produk multimedia
yang telah dikembangkan dan telah melalui
serangkaian tahapan penilaian, baik penilaian yang
diberikan oleh ahli media, ahli materi maupun oleh
siswa.
Pembahasan
Pengambangan multimedia pembelajaran
materi sistem peredaran darah pada manusia
mengadopsi prosedur pengembangan ADDIE
dengan hanya melalui 4 tahapan prosedur
pengembangan. Tahapan-tahapan tersebut meliputi,
1) Analyze, 2) Design, 3) Development, 4)
Implementation. Pengembangan multimedia
pembelajaran ini berdasarkan kompetensi dasar
mengidentifikasi organ peredaran darah manusia
dan mengidentifiasi gnagguan pada organ peredaran
darah manusia.
Pada proses pengembangan multimedia
peneliti menggunakan aplikasi Adobe Flash CS6
dan Corel Draw X7. Proses pengembangan
dilakukan secara bertahap terhitung sejak proses
melakukan analisis permasalahan dan kebutuhan
dilapangan, kemudian dilanjutkan dengan mulai
mengembangkan garis besar isi media, flow chart,
dan storyboard.
Validasi dilakukan oleh ahli media dan ahli
materi, dengan masing-masing dilalui dengan dua
proses validasi. Uji coba lapangan 1 dan 2
dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan penilaian
dari siswa untuk multimedia yang dikembangkan.
Rangkaian kegiatan tersebut dimaksudkan
untuk mendapatkan suatu data yang selanjutnya bisa
dilakukan perbaikan-perbaikan atas saran dari ahli
dan siswa, sehingga multimedia pembelajaran
810 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 8 Tahun 2017
masuk dalam kriteria kelayakan yang layak dan bisa
digunakan untuk proses pembelajaran.
Multimedia yang dikembangkan
memperhatikan karakteristik dan kemampuan
sasaran pengguna, hal ini diindikasikan dengan
pengguna yang bisa mengakses materi secara
berulang-ulang pada bagian materi yang belum
dipahami oleh pengguna.
Pemberian feedback pada bagian akhir
evaluasi dan latihan soal yaitu berupa skor hasil
evaluasi atau latihan soal yang ditampilkan dan
dikombinasikan dengan penggunaan kata-kata
penyemangat bagi yang mampu memotivasi siswa
untuk belajar, dan bisa dikatakan sebagai salah satu
bentuk interaktifitas yang menjadi ciri atau
karakteristik tersendiri dari multimedia
pembelajaran (Daryanto, 2010: 53).
Penyajian materi yang ada pada multimedia
dinyatakan oleh siswa menarik untuk dipelajari,
karena materi pada multimedia yang dikembangkan
mengandung nilai-nilai pengetahuan hal tersebut
yang sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan
oleh Thorn (dalam Sanaky, 2009: 175).
Perpaduan antara teks, gambar, dan video
untuk menjelaskan materia mampu memberikan
suatu gambaran yang sedikit lebih konkret materi
sistem peredaran darah pada manusia, hal ini adalah
salah satu alasan yang menjadi acuan peneliti untuk
melaksanakan penelitian dengan tujuan
mengembangkan multimedia pembelajaran.
Selain itu materi yang dikemas dalam
multimedia pembelajaran sudah melalui tahapan
validasi oleh ahli materi, sehingga pada aspek
materi, materi yang disajikan baik dan kebenaran
konsep yang dimuat pada multimedia dapat
dipertanggung jawabkan.
Hasil validasi ahli media secara keseluruhan
menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran
yang dikembangkan dengan kualitas baik dengan
rerata skor 4,02, cakupan penilaiannya meliputi
aspek tampilan dan aspek program termasuk
berbagai komponen yang ada pada masing-masing
aspek.
Sementara untuk hasil validasi ahli materi
secara keseluruhan menunjukkan bahwa
multimedia pembelajaran yang dikebangkan dengan
kualitas yang baik hal ini ditunjukkan dengan rerata
skor 4,10. Cakupan penilaian meliputi aspek
pembelajaran dan aspek isi/materi termasuk berbagi
macam komponen yang ada pada masing-masing
aspek penilaian.
Setelah dinyatakan bahwa multimedia
pembelajaran yang dikembangkan layak oleh ahli
media dan ahli materi maka dilakukan uji coba
lapangan kepada siswa kelas V SD N Karangmloko
2. Melalui hasil uji coba lapangan 2 yang
melibatkan 20 siswa dengan 12 butir indikator,
peneliti memperoleh hasil penilaian dengan skor
1.047 dengan rerata skor 4,36. Apabila mengacu
pada tabel 5. konversi nilai untuk kriteria kelayakan
yang terkandung pada media pembelajaran, maka
siswa menilai multimedia pembelajaran materi
sistem peredaran darah pada manusia yang telah
dikembangkan merupakan multimedia
pembelajaran yang sangat baik.
Berdasarkan hasil validasi yang telah
dilakukan oleh ahli media, ahli materi dan penilaian
oleh siswa melalui serangkaian uji coba lapangan
serta analisis terhadap hasil penilaian dan validasi,
pengembangan multimedia pembelajaran materi
sistem peredaran darah pada manusia untuk kelas V
SD Negeri Karangmloko 2 yang dikembangkan
Pengembangan Multimedia Pembelajaran... (Mochamad Kamil Budiarto) 811
sudah menjadi produk akhir dan “Layak” untuk
digunakan oleh siswa sebagai salah satu alterfnatif
media pembelajaran.
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan
yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa hasil dari penelitian dan
pengembangan yaitu berupa multimedia
pembelajaran IPA materi sistem peredaran darah
pada manusia untuk siswa kelas V SD Negeri
Karangmloko 2 yang layak digunakan untuk proses
belajar. Multimedia pembelajaran dikemas dalam
bentuk kepingan CD (Compact Disci) beserta cover
yang ringan, dengan bahan plastik yang kuat dan
tidak mudah patah.
Secara keseluruhan multimeda pembelajaran
mata pelajaran IPA materi sistem peredaran darah
pada manusia dikategorikan layak dan dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif media
pembelajaran pada materi organ dan sistem
peredaran darah manusia.
Kategori layak didapatkan setelah melalaui
proses validasi ahli media, ahli materi dan penilaian
yang diberikan oleh siswa melalui serangkaian uji
coba lapangan yang terdiri dari uji coba lapangan 1
dan uji coba lapangan 2.
Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan
oleh ahli media, materi, dan siswa terhadap
multimedia pembelajaran, peneltian dan
pengembangan ini menghasilkan media yang telah
memenuhi kualitas media yang baik, dengan
beberapa kriteria yaitu, 1) terdapat kejelasan
mengenai tujuan pembelajaran, 2) materi sesuai
dengan tujuan pembelajaran, 3) kebenaran konsep
yang disajikan karena telah melalui validasi ahli
materi, 4) petunjuk penggunaan multimedia jelas, 5)
multimedia memiliki tingkat interaktifitas yang
baik, 6) dapat memilih materi sesuai keinginan, 7)
bahasa yang digunakan jelas dan mudah dipahami,
8) mampu memotivasi siswa untuk belajar, 9)
terdapat latihan soal disertai umpan balik, 10)
terdapat soal evaluasi dan permainan, 11) terdapat
petunjuk untuk mengerjakan soal evaluasi dan
permainan, 12) dapat digunakan pada pembelajaran
mandiri maupun kelompok, 13) fungsi navigasi
mudah untuk dipahami pengguna.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
menyatakan bahwa produk multimedia
pembelajaran mata pelajaran IPA materi sistem
peredaran darah layak atas dasar validasi dan
penilaian ahli media dan ahli materi, serta penilaian
yang diberikan oleh siswa, untuk itu terdapat
beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan, ialah
sebagai berikut:
1. Bagi pendidik atau guru. Bagi pendidik atau
guru di lokasi penelitian khsuusnya, diharapkan
agar dapat memanfaatkan multimedia
pembejaran yang telah dikembangkan sebagai
salah satu media pembelajaran guna
mendukung berlangsungnya proses
pembelajaran.
2. Bagi siswa, diharapkan agar dapat
memanfaatkan multimedia pembelajaran
materi sistem peredaran darah pada manusia ini
sebagai salah satu sumber untuk belajar selain
buku pegangan dan LKS.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk
dapat mengembangkan multimedia
pembelajaran dengan kompetensi dasar yang
812 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 8 Tahun 2017
lain sesuai dengan kebutuhan dan analisis
dilapangan. Pada penelitian ini hanya sampai
mengukur tingkat kelayakan multimedia
pembelajaran, bagi peneliti selanjutnya
diharapkan untuk dapat mengukur efektifitas
penggunaan multimedia ini ketika diterapkan
dalam proses pembelajaran, baik pembelajaran
mandiri maupun kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, S. (2102). Media Pembelajaran. Surakarta:
Yuma Pustaka.
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Daryanto. (2012). Media Pembelajaran:
Peranannya Sangat Penting dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran.
Yogyakarta: Gava Media.
Hamalik, O. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara.
Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran: Sebuah
Pendekatan Baru. Jakarta: GP Press Group.
Munir. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Bandung:
Alfabeta.
Prawiradilaga, D.S. (2007). Prinsip Disain
Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
Group.
Sanaky, H.A.H. (2013). Media Pembelajaran
Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba
Dipantara.
Uno, H.B. (2009). Perencanaan Pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara.
Widoyoko, E.P. (2009). Evaluasi Program
Pembelajaran: Panduan Praktis bagi
Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
BIODATA PENULIS
Nama : Mochamad Kamil Budiarto
NM : 13105244023
Prodi : Teknologi Pendidikan – S1
Tempat Lahir : Cirebon
Tanggal Lahir : 26 Oktober 1995
Alamat : Desa Bungko Lor, Rt/Rw
04/02, Kecamatan Kapetakan,
Kabupaten Cirebon, 45152
Riwayat Pendidikan
Dasar : SD N 2 Bungko Lor
Menengah : SMP N 2 Suranenggala
Atas : SMA N 6 Kota Cirebon
Tahun Lulus
Dasar : 2007
Menengah : 2010
Atas : 2013
Jurnal ini merupakan salah satu persyaratan
kelulusan dari perkuliahan di Universitas Negeri
Yogyakarta dengan Jurusan Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan, Program Studi Teknologi
Pendidikan – S1