pengembangan modul pembelajaran biologi...

70
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI DISERTAI MIND MAP PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SEMESTER II DI SMPN 1 PADANG PANJANG BERDASARKAN KTSP SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan PONDA ANGGELIKA PUTRI NIM 86217 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

Upload: vuhuong

Post on 04-Apr-2019

243 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI

DISERTAI MIND MAP PADA MATERI EKOSISTEM

UNTUK SISWA KELAS VII SEMESTER II

DI SMPN 1 PADANG PANJANG

BERDASARKAN KTSP

SKRIPSI

untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana

pendidikan

PONDA ANGGELIKA PUTRI

NIM 86217

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2012

ABSTRAK

Dalam pembelajaran biologi guru masih cendrung menggunakan metode

ceramah dan mencatat yang sekaligus menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya

hasil belajar siswa. Salah satu cara yang dapat membantu proses belajar mengajar

adalah dengan pemberian modul yang disertai mind map. Mind map merupakan cara

sederhana untuk membuat catatan kreatif dan efektif yang akan memetakan pikiran-

pikiran kita. Selain itu, mind map juga akan memberi pandangan menyeluruh

terhadap pokok suatu masalah serta menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan

diingat. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk

menghasilkan modul pembelajaran biologi yang disertai mind map pada materi

ekosistem dan kemudian mengetahui validitas dan praktikalitasnya.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan 3-

D dari 4-D models yang telah dimodifikasi menjadi 3 tahap yaitu, define

(pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan). Tahap define terdiri

dari analisis kurikulum, analisis siswa dan analisis tugas. Pada tahap design dilakukan

perancangan modul yang disertai mind map. Pada tahap develop dilakukan uji

validitas oleh 5 orang validator (2 orang dosen biologi dan 3 orang guru biologi

SMPN 1 Padang Panjang) dan uji praktikalitas oleh 3 orang guru biologi dan 25

orang siswa kelas VII SMPN 1 Padang Panjang. Data ini dianalisis dengan analisis

deskriptif.

Hasil uji validitas modul oleh validator menunjukkan bahwa modul ini valid

ditinjau dari aspek didaktik, konstruksi dan teknis. Hasil uji praktikalitas modul oleh

guru dan siswa menunjukkan bahwa modul ini praktis ditinjau dari aspek kemudahan

penggunaan, manfaaat yang didapat dan efektivitas waktu pembelajaran. Hal ini

menunjukkan bahwa modul pembelajaran biologi yang disertai mind map pada materi

ekosistem yang dihasilkan sudah valid dan praktis sehingga bisa dimanfaatkan untuk

pembelajaran di kelas VII semester II SMPN 1 Padang Panjang.

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan penulisan skripsi berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran

Biologi Disertai Mind map Pada Materi Ekosistem Untuk Siswa Kelas VII Semester

II di SMP Negeri 1 Padang Panjang Berdasarkan KTSP”. Skripsi ini diajukan sebagai

salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Biologi

FMIPA di Universitas Negeri Padang.

Terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada semua pihak yang

ikut membantu penyelesaian skripsi ini, baik berupa sumbangan pikiran, bimbingan,

ide, dan motivasi yang sangat berarti bagi penulis. Untuk itu penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Anizam Zein, M. Si sebagai pembimbing I, yang telah menyediakan

waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran untuk membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Ernie Novriyanti, S.Pd., M.Si sebagai pembimbing II, yang telah

menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan kesabaran untuk membimbing penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. H. Rusdi Adnan, Bapak Drs. Mades Fifendy M.Biomed, Ibu

Muhyiatul Fadilah, S.Si, M.Pd sebagai dosen penguji.

4. Bapak Dr. Ramadhan Sumarmin, S. Si., M. Si dan Bapak Drs. Ardi M. Si sebagai

validator modul pembelajaran biologi disertai mind map yang penulis hasilkan.

ii

5. Bapak Syahrizal, S. Pd dan Ibu Lahara Yanuarsih, S. Pd serta Hj. Gusmayeni A.

Md Pd sebagai validator modul pembelajaran biologi disertai mind map yang

penulis hasilkan.

6. Pimpinan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negri Padang.

7. Bapak/Ibu staf pengajar, karyawan/karyawati dan laboran Jurusan Biologi

FMIPA Universitas Negri Padang.

8. Kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Padang Panjang.

9. Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Padang Panjang sebagai subjek coba dalam

penelitian ini.

10. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu dalam penelitian

ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah dan

mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis telah berusaha semaksimal

mungkin untuk menyelesaikan skripsi ini, dan juga mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis

semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Padang, 4 Januari 2012

Penulis

iii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5

C. Batasan Masalah ............................................................................ 6

D. Rumusan Masalah ......................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

F. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 7

II. KERANGKA TEORITIS

A. Kajian Teori .................................................................................. 8

B. Kerangka konseptual .................................................................... 26

III. METODE PENELITIAN

A. Model Penelitian ............................................................................ 27

B. Defenisi Operasional .....................................................................

C. Model Pengembangan ...................................................................

27

28

D. Prosedur penelitian ...……………………………………………. 28

E. Uji coba produk ...……………………………………….............. 36

iv

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data ................................................................................. 40

B. Pembahasan ................................................................................... 45

V. PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 51

B. Saran .............................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 53

LAMPIRAN ....................................................................................... 55

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perbedaan antara catatan biasa dengan catatan mind map ............... 23

2. Nama validator untuk modul ........................................................... 33

3. Nama validator, tempat dan waktu validasi modul yang disertai

mind map pada materi ekosistem kelas VII semester 2 di SMPN 1

Padang Panjang kurikulum KTSP ...……………………………….

40

4. Hasil validasi modul yang disertai mind map .................................. 41

5. Saran validator untuk revisi I modul yang disertai mind map

……........................................................................................... 42

6. Nama guru SMP, tempat dan waktu uji praktikalitas modul yang

disertai mind map………………………………………………………… 43

7. Hasil uji praktikalitas modul yang disertai mind map oleh guru

……...……………………………………………………………… 43

8. Hasil uji praktikalitas modul yang disertai mind map dan oleh

siswa ........................................................................................ 44

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.

2.

3.

4.

Mind map tinjauan materi ekosistem ...............................................

Mind map tinjauan materi keanekaragaman makhluk hidup ...……

Kerangka konseptual ........................................................................

Langkah-langkah 3-D dari 4-D …………………...........................

24

25

26

35

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1.

2.

Kisi-kisi lembaran validasi modul yang disertai mind map pada

materi ekosistem ...........................................................................

Angket validasi modul pembelajaran biologi ................................... 55

56

3. Hasil validasi modul yang disertai mind map pada materi ekosistem

................................................................................................... 91

4. Kisi-kisi angket praktikalitas modul yang disertai mind map pada materi

ekosistem kelas VII semester II oleh guru biologi di SMPN 1 Padang Panjang ........................................................................... 93

5. Angket praktikalitas modul yang disertai mind map pada materi ekosistem

kelas VII semester II oleh guru biologi di SMPN 1 Padang Panjang ...................................................................................... 94

6. Hasil praktikalitas modul yang disertai mind map pada materi ekosistem

kelas VII semester II oleh guru biologi SMPN 1 Padang Panjang ....................................................................................... 110

7. Kisi-kisi angket praktikalitas modul yang disertai mind map pada materi

ekosistem kelas VII semester II oleh siswa SMPN 1 Padang Panjang

..................................................................................... 111

7. Angket praktikalitas modul yang disertai mind map pada materi ekosistem

kelas VII semester II oleh siswa SMPN 1 Padang Panjang

.................................................................................................... 112

8. Hasil praktikalitas modul yang disertai mind map pada materi ekosistem

kelas VII semester II oleh siswa SMPN 1 Padang Panjang

.................................................................................................. 118

9. Dokumentasi Kegiatan Uji Praktikalitas modul pembelajaran biologi yang disertai mind map pada materi ekosistem oleh Siswa Kelas VII semester II

SMPN 1 Padang Panjang ...............................................

120

10. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang .......................................................... 123

11. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Padang

Panjang ......................................................................................... 124

viii

12. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 1 Padang Panjang ........ 125

13. Print Out Modul pembelajaran biologi disertai mind map pada materi

ekosistem untuk siswa kelas VII semester II di SMPN 1 Padang

Panjang berdasarkan KTSP

ix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan tidak terlepas dari suatu proses pembelajaran yang melibatkan

guru dan siswa. Interaksi antara guru dan siswa diharapkan mampu mencapai tujuan

tertentu yang telah dirumuskan sebelum pembelajaran. Ketercapaian tujuan

pembelajaran dapat terlihat jika siswa mampu menguasai materi yang diberikan

secara tuntas. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu membantu siswa untuk dapat

mencapai ketuntasan dalam materi pembelajaran. Guru merupakan salah satu faktor

penting dalam proses pembelajaran, jadi seorang guru harus memiliki kemampuan

yang profesional dalam menjalankan tugasnya.

Kemampuan profesional yang dimaksud adalah seorang guru harus ahli dalam

bidangnya, hal ini mencakup bagaimana seorang guru dapat menerapkan strategi,

pendekatan dan metode serta penggunaan media yang sesuai dan bervariasi dalam

pembelajaran sehingga terciptanya pembelajaran yang efektif. Hal ini dikemukakan

oleh Slameto (2003:74) “Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk

meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang

ingin dicapai”. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu memperhatikan

media pembelajaran yang digunakan. Mengembangkan dan menggunakan media

pembelajaran merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki guru. Hal ini karena

penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa dalam memahami

1

materi pembelajaran serta dapat dijadikan sebagai alat untuk memotivasi siswa dalam

pencapaian tujuan pembelajaran.

Pencapaian tujuan pembelajaran siswa dapat terjadi karena adanya peranan

media. Menurut Sardiman, dkk (2009: 7), media adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengiring ke penerima sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian

rupa sehingga proses belajar terjadi. Banyak media yang digunakan oleh guru dalam

proses pembelajaran. Salah satu media yang digunakan guru adalah media cetak

berupa modul. Modul merupakan media cetak tertulis yang dapat disiapkan oleh guru

untuk menuntun siswa memahami materi pelajaran secara mandiri dan meningkatkan

motivasi siswa dalam belajar.

Pada pelajaran biologi ini materinya cukup banyak, terutama pada materi

ekosistem, dimulai dari mengetahui apa itu ekosistem dan satuan-satuan dalam

ekosistem, mengetahui bagaimana bentuk diagram rantai makanan, jaring-jaring

makanan dan piramida makanan, mengetahui makhluk hidup yang tergolong langka,

pentingnya membudidayakan makhluk hidup yang tergolong langka serta upaya

pelestariannya. Menurut Lufri (2007:17) menyatakan bahwa “materi atau bahan

pelajaran biologi pada dasarnya berupa fakta, konsep, prinsip dan teori”. Selain itu

pada pelajaran biologi, siswa bukan hanya membutuhkan kemampuan menghafal

saja, tapi kemampuan memahami konsep sangat dibutuhkan untuk dapat mencapai

sasaran tersebut, maka ketertarikan siswa pada pelajaran biologi harus diupayakan.

2

Salah satu cara untuk membuat pelajaran biologi menarik adalah dengan

melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif yaitu dengan memberikan

modul pembelajaran kepada siswa yang disertai mind map, supaya siswa belajar

mandiri dan berpikir secara efektif dan kreatif. Seorang siswa harus menata sendiri

dalam pikiran mereka apa yang didengar dan dilihatnya menjadi satu kesatuan yang

bermakna. Karena dalam pembelajaran guru harus memberikan peluang kepada

semua siswa untuk mendiskusikan, mengajukan pertanyaan serta memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat mereka masing-masing

baik secara lisan maupun tulisan, agar terjadi interaksi antara siswa dan guru serta

menciptakan pembelajaran yang mandiri serta aktif dan kreatif.

Dari hasil wawancara dengan siswa kelas VII SMPN 1 Padang Panjang bahwa

pelajaran biologi memiliki materi yang cukup banyak, terutama pada pokok bahasan

ekosistem, sehingga siswa sulit untuk mengingat dan memahami pelajaran secara

efektif dan efisien. Salah satu solusi yang tepat untuk membantu siswa agar dapat

belajar sendiri serta berpikir secara efektif dan kreatif dalam mencapai tujuan-tujuan

pembelajarannya dan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan serta

menciptakan pembelajaran bermakna dan mudah dalam mengingat adalah dengan

membuat modul pembelajaran disertai mind map dari materi yang dipelajari. Karena

modul merupakan jenis kesatuan kegiatan belajar yang terencana dirancang untuk

membantu para siswa secara individual dalam mencapai tujuan-tujuan

pembelajarannya.

3

Penggunaan modul dalam kegiatan belajar mengajar bertujuan agar pendidikan

bisa dicapai secara efektif dan efisien. Di SMPN 1 Padang Panjang, dalam

pembelajaran biologi, khususnya untuk kelas VII belum tersedianya modul

pembelajaran untuk siswa yang disertai mind map yang dapat memotivasi siswa

untuk belajar mandiri, efektif dan kreatif. Permasalahan ini merupakan sebagai salah

satu faktor penyebab masih berlakunya pembelajaran ceramah dan mencatat bahan

yang sekaligus menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya efisiensi dan efektifitas

dalam pembelajaran bermuara pada kurang optimalnya pencapaian hasil belajar mata

pelajaran biologi.

Dengan menggunakan modul dalam kegiatan pembelajaran tentu ada hal yang

dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Dengan adanya interaksi

siswa dengan lembar kerja yang digunakan merupakan aktivitas yang sengaja

diciptakan untuk mewujudkan iklim konstruktivistik dalam pembelajaran. Dalam

kegiatan ini siswa sepenuhnya berlatih memecahkan masalah yang ada pada lembar

kerja menggunakan kemampuan masing-masing dalam kelompok kecil. Dengan

adanya modul disertai mind map tersebut, maka siswa lebih termotivasi untuk belajar

dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai dengan tuntutan kurikulum atau

terlaksana dengan baik karena adanya modul disertai mind map, sehingga hasil

belajar siswa akan meningkat.

Mind map merupakan cara sederhana untuk membuat cacatan kreatif, efektif,

dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Dengan mind map siswa

4

mudah mengingat dan tidak mudah lupa pada materi pelajaran, terutama pada materi

pokok ekosistem karna adanya gambar, simbol, dan warna-warni. Mind map juga

merupakan metode mempelajari konsep yang didasarkan pada cara kerja otak dalam

menyimpan informasi. Dengan adanya modul yang disertai mind map siswa lebih

termotivasi untuk melihat, mengingat dan mengerjakan pelajaran karena dengan

adanya mind map yang ada warna, gambar dan juga simbol yang menarik yang

membangkitkan kreatifitas siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis telah mengembangkan modul

pembelajaran biologi pada materi pokok ekosistem dengan judul “ Pengembangan

Modul Pembelajaran Biologi Disertai Mind map pada Materi Ekosistem Untuk

Siswa Kelas VII Semester II di SMPN 1 Padang Panjang Berdasarkan KTSP”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka, dapat diidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut.

a. Belum ditemukan modul pembelajaran biologi di SMPN 1 Padang

Panjang.

b. Belum ditemukan metode mempelajari konsep di SMPN 1 Padang Panjang

untuk memudahkan dalam mempelajari pokok bahasan ekosistem.

c. Belum ditemukan modul yang sesuai dengan KTSP di SMPN 1 Padang

Panjang maka dikembangkan bahan ajar berbentuk modul pembelajaran

disertai mind map.

5

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dikemukakan dan mengingat keterbatasan yang peneliti miliki, maka penelitian

ini difokuskan pada pengembangan modul pembelajaran biologi disertai mind

map pada materi ekosistem untuk siswa kelas VII semester II di SMPN 1 Padang

Panjang berdasarkan KTSP.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi diatas, maka rumusan pada penelitian ini adalah

“bagaimanakah validitas dan praktikalitas modul pembelajaran biologi yang

disertai mind map pada materi ekosistem untuk siswa kelas VII semester II di

SMPN 1 Padang Panjang berdasarkan KTSP yang dikembangkan”?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Menghasilkan modul biologi disertai mind map pada materi ekosistem untuk

siswa kelas VII semester II di SMPN 1 Padang Panjang berdasarkan KTSP.

2. Mengetahui validasi dan praktikalitas modul yang disertai mind map yang

dihasilkan.

3. Mengetahui praktikalitas siswa terhadap modul yang disertai mind map

yang dihasilkan.

6

F. Manfaat Penelitian

1. Dengan dihasilkannya modul untuk materi ekosistem diharapkan berguna

bagi guru dan peneliti sebagai contoh dalam mengembangkan modul untuk

pembelajaran biologi.

2. Dihasilkannya modul yang disertai mind map untuk materi pokok

ekosistem yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran oleh guru

biologi dan siswa kelas VII semester II di SMPN 1 Padang Panjang.

3. Sumber data dan informasi bagi penelitian lanjutan yang berhubungan

dengan penelitian ini.

7

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Kajian Teori

1. Tinjauan Belajar dan Proses Pembelajaran

Dalam pendidikan, kegiatan yang perlu mendapatkan perhatian utama adalah

proses belajar. Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal tanpa makna sehingga

hasil belajar yang didapatkan sekedar mendapatkan nilai semata. Menurut Thursan

Hakim (2005:11), belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian

manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan

kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,

pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan

yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam

seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefenisikan sebagai suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungnnya. Dalam pendidikan, kegiatan yang perlu mendapatkan

perhatian utama adalah proses belajarbukanlah hanya sekedar menghafal tanpa

makna, sehinnga hasil belajar yang didapatkan sekedar mendapatkan nilai semata.

8

Menurut Daryanto (2009: 2) mendefinisikan belajar sebagai “suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Sedangkan menurut lufri (2007:11) ”belajar didefenisikan sebagai

modifikasi atau peneguhan perilaku melalui pengalaman (learning is defined as the

modification or strengthening of behavior through experiencing)”. Berdasarkan

pengertian ini, belajar bukan suatu hasil dan bukan pula suatu tujuan tetapi

merupakan suatu proses atau suatu aktivitas.

Belajar bukan hanya proses mengingat atau menghafal, tetapi jauh dari itu,

yakni proses mengalami sesuatu. Seseorang dikatakan telah belajar apabila terjadi

perubahan prilaku dalam dirinya. Perubahan muncul setelah siswa berinteraksi

dengan lingkungan sehingga terjadi proses berfikir yang mampu menimbulkan

pengalaman dalam diri siswa. Dalam setiap kegiatan belajar mengajar akan terjadi

prosespembelajaran. Pembelajaran merupakan proses peningkatan kualitas manusia,

yang diperoleh dari berbagai cara.

Pembelajaran adalah proses membangun pengalaman belajar siswa dengan

berbagai keterampilan proses sehingga mendapatkan pengalaman dan pengetahuan

baru. Sedangkan kreatif dimaksudkan agar guru mampu menciptakan kegiatan belajar

yang beragam sehingga memenuhi dan mampu memberikan pelayanan pada berbagai

tingkat kemampuan dan gaya belajar siswa. Selanjutnya guru mampu menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatian secara

penuh.

9

Pembelajaran kreatif dan menyenangkan merupakan usaha membangun

pengalaman belajar siswa dengan berbagai keterampilan proses untuk mendapatkan

pengalaman dan pengetahuan baru, melalui penciptaan kegiatan belajar yang beragam

dan mengkondisikan suasana belajar sehingga mampu memberikan pelayanan pada

berbagai tingkat kemampuan dan gaya belajar siswa, serta siswa lebih terpusat

perhatiannyapada pelajaran.

Pembelajaran kreatif dan menyenangkan dalam pelaksanaannya hendaknya

memperhatikan hal-hal berikut:

a. Memahami sifat yang dimiliki anak

Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan kebebasan berimajinasi.

Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau

bukan anak Indonesia yang terlahir tidak mengalami gangguan jiwa memiliki kedua

sifat itu.

b. Mengenal anak secara perorangan

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki

kemampuan yang berbeda. Dalam pembelajaran kreatif dan menyenangkan

perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan

pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama,

melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki

kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor

10

sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat

kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara optimal.

Pembelajaran berhubungan erat dengan belajar, dimana dengan belajar

seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya dan pembelajaran merupakan suatu

upaya penciptaan kondisi belajar yang mudah dan sistematis untuk mendapatkan hasil

belajar. Proses pembelajaran merupakan kesatuan kegiatan yang tidak dapat

dipisahkan antara siswa yang belajar dengan guru, karena dalam proses pembelajaran

akan selalu melibatkan serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan

timbal balik untuk mencapai tujuan tertentu. Kegiatan pembelajaran merupakan

kegiatan pokok dalam proses pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya

pendidikan bergantung pada bagaimana pembelajaran yang dialami siswa. Proses

pembelajaran terdiri dari belajar dan mengajar.

Menurut Slameto (2003: 2) ”Belajar adalah usaha seseorang dalam perubahan

tingkah laku karena dipengaruhi lingkungan”. Pendapat ini juga diperkuat oleh

Sardiman (2007: 20) yang mengemukakan bahwa ”belajar adalah perubahan tingkah

laku atau penampilan, dengan berbagai kegiatan misalnya dengan membaca,

mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya”. Sedangkan mengajar menurut

Ali (1998: 12) ”Upaya yang disengaja untuk siswa sehingga terjadilah proses belajar

sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan”. Seseorang dikatakan telah belajar

apabila terjadi perubahan perilaku dalam dirinya. Perubahan muncul setelah siswa

11

berinteraksi dengan lingkungan sehingga terjadi proses berfikir yang mampu

menimbulkan pengalaman dalam diri siswa.

Menurut Hamzah (2007: 16), terdapat tiga ciri yang tampak dari orang yang

mempelajari suatu objek (pengetahuan) tertentu, yaitu:

1. Adanya objek (pengetahuan, sikap, keterampilan) yang menjadi tujuan

untuk dikuasai

2. Terjadinya proses, berupa interaksi antara seseorang dengan lingkungannya

atau sumber belajar (orang, media, dan sebagainya), baik melalui

pengalaman langsung atau belajar berpartisipasi dengan berbuat sesuatu

maupun pengalaman pengganti.

3. Terjadinya perubahan perilaku baru sebagai akibat mempelajari suatu

objek (pengetahuan) tertentu.

Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan

kelakuan. Sejalan dengan itu ada pula pendapat yang mengatakan bahwa belajar

adalah proses perubahan tingkah laku melalui interaksi individu dengan

lingkungannya. Perubahan yang dimaksud tampak dalam bentuk peningkatan kualitas

dan kuantitas tingkah laku. Bentuk peningkatan kualitas ditunjukkan dengan adanya

peningkatan kemampuan seseorang untuk memahami tentang sesuatu hal yang

dipelajarinya. Kemampuan yang ada pada dirinya itu akan menciptakan hasil belajar

yang baik yang merupakan bentuk perubahan peningkatan kuantitas tingkah laku

pada dirinya. Guru sebagai pembimbing pembelajaran harus berusaha mengiring

siswa dalam menemukan konsep dan menyediakan kondisi yang mungkin untuk

menunjang kegiatan pembelajaran yang akan mewujudkan perubahan tingkah laku

12

siswa. Pembelajaran biologi selama ini lebih banyak menghafalkan fakta, prinsip, dan

teori saja. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dikembangkan strategi

pembelajaran biologi yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka.

Proses pembelajaran diupayakan mengikutsertakan siswa secara aktif agar dapat

mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Keterlibatan siswa secara aktif

dalam proses belajar mengajar baik secara fisik maupun mental memberikan

kontribusi terhadap pencapaian hasil pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu

guru harus mampu memilih strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan minat,

aktivitas dan dan hasil belajar siswa.

2. Tinjauan tentang media

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang berarti perantara atau pengantar. Gagne dalam Sardiman, Arief dan

Rahardjo. dkk (2006: 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen

dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Dalam suatu

proses belajar mengajar, dan unsur yang paling penting adalah metode mengajar dan

media pembelajaran. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar

dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan

rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis

terhadap siswa.

13

Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan

sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi

pelajaran pada saat belajar. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media

pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, penyajian data

dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan

informasi.

Gagne dalam Sardiman. dkk (2006:17-18) Manfaat media pendidikan dalam

pembelajaran adalah sebagai berikut.

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan)

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, misalnya:

Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita gambar,

film bingkai.

Objek yang kecil, dibantu dengan proyektor mikro.

Konsep yang terlalu luas (seperti pada materi pokok ekosistem)

dapat dibuat dalam bentuk modul disertai mind map.

3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi

sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:

Menimbulkan kegairahan belajar

Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik

dengan lingkungan dan kenyataan.

Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuan dan minatnya.

4. Dengan sifat yang unik pada siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan

pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan

14

ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan

apabila semuanya harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang

lingkungan guru dengan siswa berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media

pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:

Memberikan perangsang yang sama.

Mempersamakan pengalaman.

Menimbulkan persepsi yang sama.

3. Tinjauan tentang modul

a. Sistem pengajaran dengan modul

Menurut Nana sudjana (2001:132) “modul merupakan suatu unit program

pengajaran yang disusun dalam bentuk tertentu untuk keperluan belajar”. Kemudian

Sudjana dan Rivai (2007: 131) menjelaskan bahwa:

Pada kenyataannya modul merupakan jenis kesatuan kegiatan

belajar yang terencana, dirancang untuk membantu para siswa

secara individual dapat mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Modul

ini bisa dipandang sebagai paket program pengajaran yang terdiri

dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan

pelajaran, metode belajar, alat atau media, serta sumber belajar

dan sistem evaluasinya.

Sebuah modul akan bermakna apabila siswa dapat dengan mudah

menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang siswa yang

memiliki kemampuan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau

lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan siswa lainnya. Dengan demikian maka

modul harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa

disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan

ilustrasi. Penggunaan modul dalam pembelajaran bertujuan agar tujuan pendidikan

bisa dicapai secara efektif dan efisien.

15

Para siswa dapat mengikuti pembelajaran sesuai dengan kecepatan dan

kemampuan mereka, lebih banyak belajar mandiri, dapat mengetahui hasil belajar

mereka serta menekankan penguasaan bahan pembelajaran secara optimal. Guru

harus menegaskan hal-hal khusus yang terdapat di dalam modul kepada para

siswanya, menegaskan agar tidak perlu tergesa-gesa dalam menyelesaikan modul,

tetapi secepatnya menguasai bahan pelajaran, memperbolehkan bertanya kepada guru

atau teman sendiri yang dianggap lebih mengetahui, mengadakan pengecekan keliling

guna mengetahui pemahaman atau kesulitan siswa, menghentikan sementara

pembelajaran apabila seluruh siswanya mengalami kesulitan belajar yang sama.

Modul ini diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran berlangsung, agar siswa

dapat mempelajari modul untuk persiapan dalam pembelajaran.

b. Karakteristik modul

Modul mempunyai beberapa karakteristik tertentu, misalnya berbentuk unit

pengajaran terkecil dan lengkap, berisi rangkaian kegiatan belajar yang dirancang

secara sistematis, berisi tujuan belajar yang dirumuskan secara jelas dan khusus,

memungkinkan siswa belajar mandiri, dan merupakan realisasi perbedaan individual

serta perwujudan pengajaran individual.

c. Tujuan pengajaran dengan modul

Penggunaan modul dalam kegiatan belajar mengajar bertujuan agar tujuan

pendidikan bisa dicapai secara efektif dan efisien. Para siswa dapat mengikuti

program pengajaran sesuai dengan kecepatan dan kemampuan sendiri, menekankan

penguasaan bahan dalam pelajaran secara optimal.

16

d. Menulis modul

Modul disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun kerangka modul dengan cara menetapkan atau merumuskan

tujuan instruksional umum, menjadi tujuan instruksional khusus, menyusun

soal-soal evaluasi guna mengukur pencapaian tujuan khusus,

mengidentifikasi pokok-pokok materi dalam urutan yang logis, menyusun

kegiatan langkah-langkah belajar siswa, memeriksa langkah-langkah

kegiatan belajar untuk mencapai semua tujuan, mengidentifikasi alat-alat

yang diperlukan dengan kegiatan belajar dengan modul itu.

2. Menulis program secara rinci yang meliputi pembuatan petunjuk guru,

lembar kegiatan siswa, lembar jawaban, lembaran tes, dan lembaran

jawaban tes.

e. Komponen-komponen modul

Berdasarkan defenisinya dapat diuraikan secara rinci komponen-komponen

modul, yaitu:

1. Pedoman guru, berisi petunjuk-petunjuk agar guru mengajar secara efisien

serta memberikan penjelasan tentang jenis-jenis kegiatan yang harus

dilakukan oleh siswa, waktu untuk menyelesaikan modul, alat-alat pelajaran

yang harus dipergunakan dan petunjuk-petunjuk evaluasinya.

2. Lembaran kegiatan siswa, memuat pelajaran yang harus dikuasai oleh

siswa, susunan materi harus sesuai dengan tujuan instruksional yang akan

dicapai, disusun langkah demi langkah sehingga mempermudah siswa

17

belajar. Dalam lembar kegiatan tercantum kegiatan-kegiatan yang harus

dilakukan oleh siswa, misalnya melakukan percobaan.

3. Lembaran kerja, menyertai lembar kegiatan siswa yang dipakai untuk

menjawab atau mengerjakan soal-soal tugas atau masalah-masalah yang

harus dipecahkan.

4. Kunci lembaran kerja, berfungsi sebagai evaluasi atau mengkoreksi sendiri

hasil pekerjaan siswa apabila terdapat kekeliruan dalam pekerjaannya siswa

dapat meninjau kembali pekerjaannya.

5. Lembaran tes, merupakan alat evaluasi untuk mengukur keberhasilah tujuan

yang telah dirumuskan dalam modul. Lembaran tes berisi soal-soal guna

menilai keberhasilan siswa dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam

modul.

6. Kunci lembaran tes merupakan alat koreksi terhadap penilaian yang

dilaksanakan oleh para siswa itu sendiri. (Sudjana dan Rivai 2007:133-134)

f. Evaluasi pengajaran dengan modul

Sistem modul lebih mementingkan kualitas dalam penguasaan bahan pelajaran.

Paling tidak 80 % dari tujuan harus dikuasai untuk kemudian, baru dapat melanjutkan

atau pindah ke modul berikutnya. Oleh sebab itu perlu tes formatif pada setiap modul

untuk mengetahui tercapai atau tidaknya kriteria 80 % tersebut.

g. Peranan guru dalam pengajaran dengan modul

Peranan guru dalam sistem pengajaran dengan modul bukan sebagai

penyampai informasi, melainkan sebagai pengelola kelas yaitu:

18

1. Pada saat dimulainya pemakaian modul, guru harus mempelajari

pedoman guru dan bahan modul yang akan dipelajari oleh siswa, juga

mempelajari alat-alat dan sumber belajar apa yang harus disiapkan para

siswanya agar modul bisa digunakan secara maksimal.

2. Pada saat berlangsungnya proses belajar, sekalipun pedoman guru tidak

memberikan petunjuk secara rinci mengenai peranan guru dari waktu

ke waktu, secara garis besarnya ada beberapa petunjuk bahwa guru

dalam melaksanakan tugasnyaharus sesuai dengan apa yang digariskan

dalam pedoman guru. Guru harus menegaskan hal-hal yang khusus

yang terdapat dalam modul kepada para siswanya, menegaskan agar

para siswa tidak perlu dalam menyelesaikan modul, tetapi secepatnya

menguasai bahan pelajaran, memperbolehkan bertanya pada guru atau

pada temannya sendiri yang dianggap lebih mengetahui pemahaman

atau kesulitan para siswanya guna memberikan penjelasan bila seluruh

kelas mengalami kesulitan belajar yang sama.

3. Pada saat siswa selesai mengerjakan seluruh lembaran kegiatan siswa

dan lembaran kerja, siswa hanya diizinkan mengambil tes bilamana

sudah benar-benar menguasai materi modul yang akan dipelajari

melalui lembar kerja yang telah diisi. Guru mengecek sejauh mana

siswa menguasai modul untuk kemudian memberikan tes bila siswa

telah menyelessaikan lembaran kegiatan dan lembaran kerja secara

kualitatif maupun kuantitatif.

19

4. Pada saat siswa telah menyelesaikan lembaran tes, kepada siswa yang

telah mencapai skor 80%, guru segera memberikan tugas-tugas

pengayaan atau memberikan modul baru sebagai lanjutan. Bagi siswa

yang belum mencapai skor 80 % guru harus mengidentifikasi item-item

yang dibuat salah oleh siswa lalu memberikan.

4. Tinjauan tentang mind map

Mind map merupakan cara sederhana untuk membuat cacatan kreatif, efektif,

dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Selain itu, mind map juga

akan memberi pandangan menyeluruh terhadap pokok suatu masalah serta

menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna, dan diingat (Buzan. 2006: 4). Selain itu

mind map juga merupakan metode mencatat kreatif yang memudahkan untuk

mengigat banyak informasi. Mind map menggunakan pengingat-pengingat visual dan

sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan.

Dalam Buzan (2006: 42) dikemukakan urutan evolusi otak manusia sebagai

berikut:

a) Batang otak, mengendalikan fungsi-fungsi penyangga

kehidupan misalnya pernafasan dan laju denyut jantung

b) Serebelum, atau otak kecil, mengendalikan gerakan

tubuh dalam ruang dan menyimpan ingatan untuk

respon-respon dasar yang dipelajari.

c) Sistem limbik, yang posisinya sedikit lebih ke depan

dan terdiri atas talamus dan ganglia basal-atau otak

tengah. Sistem limbik penting bagi pembelajaran dan

ingatan jangka pendek tetapi juga menjaga homeostatis

di dalam tubuh (tekanan darah, suhu tubuh, dan kadar

gula darah).

d) Serebrum, atau korteks serebral, membungkus seluruh

otak dan posisinya berada di depan. Serebrum adalah

20

karya besar evolusi alam dan bertanggung jawab atas

berbagai keterampilan termasuk ingatan, komunikasi,

pembuatan keputusan, dan kreativitas. Serebrum adalah

hasil evolusi yang paling mengagumkan, serebrum

adalah bagian terakhir otak yang berkembang, dan

adalah bagian yang memungkinkan kita membuat mind

map. Mind mapping adalah fungsi master piece evolusi.

Cara kerja Mind map adalah menuliskan tema utama sebagai titik

sentral/tengah dan memikirkan cabang-cabang atau tema-tama turunan yang keluar

dari titik tengah tersebut dan mencari hubungan antara tema turunan. Hal ini berarti

bahwa setiap kali mempelajari suatu hal, maka fokus diarahkan pada tema utama.

Poin-poin penting dari tema utama yang sedang dipelajari. Pengembangan dari setiap

poin penting tersebut dan mencari hubungan antara setiap poin. Dengan cara ini dapat

menggambarkan hal-hal apa saja yang telah diketahui dengan area mana saja yang

belum dikuasai dengan baik (Khanza, 2008: 1).

Menurut pendapat Wycoff (2005: 67) ada beberapa unsur-unsur dalam mind

map yaitu:

a. Fokus pusat yang berisi citra atau lambang gambar masalah atau

informasi yang dipetakan, diletakan ditengah halaman.

b. Gagasan dibiarkan mengalir bebas tanpa penilaian.

c. Kata-kata kunci digunakan untuk menyatakan gagasan

d. Gagasan kata kunci dihubungkan kefokus pusat dengan garis.

e. Warna digunakan untuk menerangi dan menekankan pentingnya

sebuah gagasan.

f. Warna dan lambang digunakan untuk menyoroti gagasan

Mind map memiliki manfaat yaitu membantu dalam mengingat, mendapatkan

ide, menghemat waktu, berkonsentrasi, mendapatkan nilai yang lebih bagus, mengatur

pikiran dan hobi, media bermain, bersenang-senang dalam menuangkan imajinasi

21

yang tentunya memunculkan kreativitas. Keuntungan lain yaitu mengumpulkan

sejumlah besar data di suatu tempat, mendorong pemecahan masalah dengan

membiarkan melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru, merupakan sesuatu yang

menyenangkan untuk dipandang, dibaca, direnungkan dan diingat.

Menurut Michael Michalko, dalam bukunya Cracking Creativity dalam Buzan

(2007: 6), mind map akan:

1) Mengaktifkan seluruh otak

2) Membereskan akal dari kekusutan mental

3) Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan

4) Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian

informasi yang saling terpisah

5) Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian

6) Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita

membandingkannya.

7) Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok

bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari

ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

Mind map atau peta pikiran adalah metode mempelajari konsep yang ditemukan

oleh Tony Buzan (2007). Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan

informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi

dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel

saraf yang berbercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti

cabang-cabang pohon. Dari fakta tersebut maka disimpulkan apabila kita juga

menyimpan informasi seperti cara kerja otak, maka akan semakin baik informasi

tersimpan dalam otak dan hasilnya proses belajar siswa akan semakin mudah.

Mind map bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis

yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali

22

informasi yang telah dipelajari. Berikut ini disajikan perbedaan antara catatan

tradisional (catatan biasa) dengan catatan peta pikiran (mind map), yaitu:

Tabel 1. Perbedaan antara catatan biasa dengan catatan mind map

No Catatan biasa Mind map

1. Hanya berupa tulisan-tulisan saja Berupa tulisan, simbol dan

gambar

2. Hanya dalam satu warna Warna warni

3. Untuk mereview diperlukan waktu

yang lama

Untuk mereview diperlukan

waktu yang cukup pendek

4. Waktu yang diperlukan untuk

belajar lebih lama

Waktu yang diperlukan untuk

belajar lebih cepat dan efektif

5. Membuat individu cendrung statis Membuat individu menjadi

lebih kreatif

Sumber: Sugiarto (2004: 76)

Dari uraian tersebut, Mind map adalah satu teknik mencatat yang

mengembangkan gaya belajar visual. Mind map memadukan dan mengembangkan

potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan

kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan

mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal.

23

5. Tinjauan Tentang Materi Ekosistem

a. Ekosistem

24

b. Keanekaragaman makhluk hidup

25

B. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah dikemukakan di atas,

maka kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3. Kerangka konseptual

Perlu dikembangkan modul pembelajaran biologi yang disertai

mind map yang sesuai KTSP

Menyusun kriteria modul pembelajaran biologi yang disertai mind

map yang sesuai dengan KTSP

Modul pembelajaran biologi yang disertai mind map

Uji validasi dan praktikalitas modul pembelajaran biologi disertai

mind map

Pengembangan modul pembelajaran biologi yang disertai mind map

berdasarkan modifikasi dari 4-d models

Modul pembelajaran biologi yang disertai

mind map yang valid dan praktis

Belum tersedianya modul pembelajaran biologi yang disertai

mind map pada materi ekosistem yang valid dan praktis

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Penelitian

Penelitian ini merupakan pengembangan (research and the development).

Produk yang dikembangkan adalah modul. Sejalan dengan masalah dan tujuan

pengembangan yang dikemukakan pada bagian pendahuluan, maka model

pengembangan ini adalah model prosedural. Model prosedural adalah model yang

bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk

menghasilkan suatu produk (Marzuki, 2000: 37).

B. Defenisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda terhadap judul penelitian ini,

maka penulis memberi penjelasan tentang modul ini. Modul ini merupakan jenis

kesatuan kegiatan belajar yang terencana, dirancang untuk membantu para siswa

secara individual dapat mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Modul ini bisa dipandang

sebagai paket program pengajaran yang terdiri dari komponen-komponen yang berisi

tujuan belajar, bahan pelajaran, metode belajar, alat atau media, serta sumber belajar

dan sistem evaluasinya. Sebuah modul akan bermakna apabila siswa dapat dengan

mudah menggunakannya.

Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang siswa yang memiliki

kemampuan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih

kompetensi dasar dibandingkan dengan siswa lainnya. Mind map merupakan metode

27

mencatat kreatif yang memudahkan untuk mengingat banyak informasi. Mind map

menggunakan teknik curah gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas, simbol,

warna,gambar, dan melukiskannya secara kesatuan belajar. Selain itu, mind map juga

akan memberi pandangan menyeluruh terhadap pokok suatu masalah serta

menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna, dan diingat.

C. Model Pengembangan

Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah 4-D models yang telah

dimodifikasi. Prosedur penelitian pengembangan meliputi 4 tahap pengembangan,

yaitu pendefinisian (define), tahap perencanaan (design), tahap pengembangan

(develop), dan tahap penyebaran (disseminate). Cara ini dimodifikasi dari

Thiagarajan, Semmel dan Semmel (1974) dalam Trianto (2010: 92-93). Mengingat

keterbatasan waktu dan biaya, penelitian ini dilakukan sampai tahap develop saja.

Prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.

D. Prosedur Penelitian

a. Tahap define (pendefenisian)

Tahap define bertujuan menentukan masalah dasar yang dibutuhkan dalam

mengembangkan modul sehingga dapat menjadi alternatif media pembelajaran yang

sesuai. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

28

1) Analisis kurikulum di SMP

Dalam merancang modul sangat terkait dengan kurikulum. Untuk

mengetahui indikator apa yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran

sehingga standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat dicapai.

2) Analisis siswa

Analisis siswa meliputi kemampuan akademik, usia dan tingkat

kedewasaan dan pengalaman atau dengan kata lain harus dipertimbangkan

keterampilan apa yang dimiliki siswa. Hasil analisis ini dapat dijadikan

gambaran untuk menyiapkan materi pembelajaran. Dalam penelitian ini yang

akan dijadikan subjek adalah siswa SMP kelas VII yang rata-rata berusia 13-14

tahun. Pada usia ini siswa berada pada tahap transisi atau kurang mampu

berfikir abstrak. Hasil analisis ini digunakan untuk menjadi gambaran

pengembangan modul. Dengan mengetahui karakteristik siswa sehingga

peneliti dapat merancang modul yang sesuai dengan kebutuhannya.

3) Analisis tugas

Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menemukan isi satuan

pelajaran. Analisis tugas dilakukan dengan merinci isi materi ajar dalam

bentuk garis besar. Analisis ini terdiri atas 2 yaitu analisis struktur isi dan

analisis prosedural.

29

a) Analisis struktur isi

Analisis struktur isi dilakukan dengan berpedoman kepada kurikulum

yang berlaku, yaitu KTSP. Hasil analisis struktur isi KTSP untuk mata

pelajaran biologi SMP sebagai berikut ini:

a) Menentukan standar kompetensi

Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem

b) Menentukan kompetensi dasar.

Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen

ekosistem serta mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk

hidup dalam pelestarian ekosistem.

c) Menentukan materi pokok (bahan kajian materi yang digunakan

adalah ekosistem)

b) Analisis konsep

Analisis konsep merupakan identifikasi konsep-konsep utama pada

materi ekosistem. Peneliti menyusun konsep-konsep utama yang akan

diajarkan secara sistematik serta mengaitkan suatu konsep dengan konsep

lainnnya yang relevan, sehingga membentuk suatu konsep yang akan

digunakan untuk melaksanakan pendekatan kontekstual. Konsep utama

dalam materi ekosistem dapat dilihat dalam mind map pada Gambar 1 dan

2 pada tinjauan materi ekosistem.

30

c) Analisis tujuan pembelajaran

Analisis tujuan pembelajaran dijadikan dasar untuk merancang

perencanaan pengembangan modul. Acuan dari analisis tujuan pembelajaran

ini adalah indikator pembelajaran yang sesuai dengan KTSP. Indikator

pembelajaran untuk materi ekosistem adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasikan satuan-satuan dalam ekosistem dan

menyatakan matahari merupakan sumber energi utama.

2. Menggambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan dan

jaring-jaring kehidupan berdasar hasil pengamatan suatu

ekosistem.

3. Mendefinisikan makhluk hidup yang tergolong langka

4. Menyebutkan contoh tumbuhan dan hewan yang tergolong

makhluk hidup langka di suatu lokasi.

5. Mengemukakan pentingnya membudidayakan tumbuhan dan

hewan langka.

6. Mendeskripsikan usaha-usaha yang dilakukan untuk melestarikan

keanekaragaman hayati.

b. Tahap design (perancangan)

Tahap design bertujuan untuk merancang modul dalam bentuk tabel yang berisi

materi, gambar dan simbol. Pengembangan modul dilakukan dengan pertimbangan:

1) kekonsistenan pernyataan dengan materi pembelajaran.

2) Kelogisan dan kesistematisan skema hubungan antara materi pokok.

31

3) Kesesuaian pemilihan dan penataan materi pokok (Soekartawi, dkk 1995:

47)

c. Tahap develop (pengembangan)

Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa modul. tahap ini terdiri

dari:

1) Uji Validitas modul

Modul yang dikembangkan oleh peneliti kemudian dikonsultasikan

dengan validator agar diperoleh modul yang baik. Masukan dari validator

digunakan untuk merevisi modul yang dikembangkan. Revisi ini merupakan

revisi pertama dari perangkat pembelajaran yang dihasilkan.

Setelah modul selesai dibuat, maka langkah selanjutnya adalah

menguji validasi modul terhadap pakar (dosen) dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Meminta kesediaan dua orang dosen Jurusan Biologi FMIPA UNP untuk

melihat kelayakan modul serta kebenaran konsep pembelajaran yang telah

dibuat.

2. Dosen diminta untuk melakukan penilaian terhadap modul yang sudah dibuat

berdasarkan item-item yang ada pada lembar validasi.

3. Setelah penilaian dilakukan, penulis melakukan revisi terhadap modul sesuai

dengan saran-saran yang telah diberikan.

32

Setelah modul direvisi sesuai dengan saran dan kritikan yang diberikan oleh

validator pakar, peneliti meminta kesediaan tiga orang guru biologi SMP memberikan

penilaian terhadap modul yang telah dibuat berdasarkan item-item yang ada pada

lembar validasi. Kemudian penulis melakukan revisi dan perbaikan berdasarkan

kritikan dan saran dari guru.

Tabel 2. Nama validator untuk modul

No Nama Jabatan

1. Dr. Ramadhan Sumarmin, S.Si., M.Si. Validator Staf Pengajar Biologi

FMIPA UNP

2. Drs. Ardi, M.Si. Validator Staf Pengajar Biologi

FMIPA UNP

3. Drs. Anizam Zein, M.Si. Validator Staf Pengajar Biologi

FMIPA UNP

4. Sahrizal, S.Pd. Validator Guru Biologi SMPN 1

Padang Panjang

5. Lahara Yanuarsih, S.Pd. Validator Guru Biologi SMPN 1

Padang Panjang

6. Hj. Gusmayeni, A.Md.Pd. Validator Guru Biologi SMPN 1

Padang Panjang

2) Uji praktikalitas

Setelah tahap uji validitas, modul ini direvisi dan selanjutnya diujicobakan

untuk mengetahui praktikalitasnya. Praktikalitas adalah tingkat kepraktisan

modul ketika digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Kegiatan ini bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana kemudahan penggunaan, manfaat dan efisiensi

waktu pembelajaran menggunakan modul disertai mind map. Uji praktikalitas

dilakukan dengan mengisi angket uji praktikalitas modul disertai mind map.

33

1. Uji praktikalitas oleh guru

b) Peneliti memberikan modul disertai mind map yang sudah direvisi dan

angket praktikalitas modul disertai mind map kepada guru.

c) Peneliti memberi pengarahan cara pengisian angket kepada guru.

d) Peneliti menjelaskan petunjuk singkat penggunaan modul disertai mind map.

e) Guru membaca modul disertai mind map.

f) Peneliti meminta guru untuk mengisi angket yang sudah berisi pernyataan

mengenai modul disertai mind map.

2. Uji praktikalitas modul oleh siswa

a) Peneliti membagikan modul disertai mind map kepada siswa.

b) Siswa diminta untuk membaca lembaran petunjuk belajar yang ada pada

bagian awal modul.

c) Siswa melanjutkan membaca uraian materi yang ada pada modul.

d) Setelah siswa selesai membaca uraian materi, dilanjutkan dengan

mengerjakan lembar kerja yang ada pada modul.

e) Guru membagikan kunci lembaran kerja dan lembaran evaluasi kepada

siswa.

f) Siswa membandingkan jawabannya dengan kunci modul yang dibagikan

guru.

g) Siswa diminta untuk memberikan respon, saran, dan kritikan terhadap modul

disertai mind map dengan mengisi angket penelitian.

34

Langkah-langkah 3-D dari 4-D models dalam penelitian ini diringkas seperti

pada gambar 4.

Gambar 4. Langkah-langkah 4-D Models pembuatan modul disertai mind map

(dimodifikasi oleh Triagarajan, Semmel dan Semmel (1974, dalam Trianto 2010:94 )

Analisis siswa

Analisis tugas

Desain awal modul

(Draft I)

Uji validitas

Define

Design

Develop

Revisi I

Analisis kurikulum

Uji praktikalitas oleh guru dan siswa kelas VII SMP

Analisis

struktur isi

Analisis tujuan

pembelajaran

Analisis hasil uji praktikalitas

Draft II

Analisis

konsep

Revisi II

Produk modul yang disertai mind map

yang valid dan praktis

35

E. Uji Coba Produk

a. Subjek coba

Uji coba terbatas dilakukan terhadap siswa SMPN 1 Padang Panjang dengan

jumlah siswa 25 orang.

b. Jenis data

Jenis data yang diambil pada penelitian ini adalah data primer. Data pertama

berupa hasil validasi modul yang diberikan oleh validator, yaitu hasil validasi

modul data kedua diperoleh pada saat uji coba. Pada uji coba ini dua data berupa:

(1) Praktikalitas guru terhadap modul yang dihasilkan (2) Praktikalitas siswa

terhadap modul yang dihasilkan.

c. Instrumen pengumpul data

Instrumen yang digunakan utuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah:

1. Lembaran validasi modul

Lembar validasi modul disusun sesuai materi. Lembaran validasi ini

digunakan untuk melihat kebenaran konsep dan penyajian materi

2. Angket praktikalitas modul disertai mind map oleh guru SMPN 1 Padang

Panjang

36

Setelah divalidasi, modul ini direvisi dan selanjutnya diuji cobakan di

sekolah. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana bentuk, isi,

kepraktisan dan keefisienan modul oleh guru dan siswa. Respon guru dan

siswa dikumpulkan menggunakan instrumen berupa angket. Angket ini

bertujuan memperoleh masukan dari guru dan siswa terhadap modul yang

dikembangkan.

3. Angket praktikalitas siswa terhadap modul

Angket bertujuan untuk memperoleh respons atau tanggapan dari siswa

terhadap modul yang telah dikembangkan. (Anggariyani, 2006: 124).

d. Data dan Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah hasil validasi

modul, dan praktikalitas terhadap modul yang dihasilkan. Data ini di analisis

dengan analisis deskriptif.

1. Analisis validitas modul yang disertai mind map

Analisis validitas modul berupa syarat didaktik, konstruksi, dan teknis

berdasarkan skala Likert. Skala Likert yang dikemukakan dalam Arikunto

(2008: 180), dengan menggunakan alternatif jawaban sangat setuju (SS),

setuju (S), tidak berpendapat (TB), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju

(STS). Dalam pengukuran sering terjadi kecenderungan responden memilih

jawaban pada kategori tidak berpendapat (TB). Untuk mengatasi hal tersebut,

37

penulis menggunakan modifikasi skala Likert dengan menggunakan empat

alternatif jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan

sangat tidak setuju (STS). Penskoran terhadap jawaban mulai dari 4, 3, 2, 1.

Analisis hasil validasi modul dilakukan dengan beberapa langkah berikut ini.

a. Memberikan skor jawaban dalam bentuk skala Likert dengan kriteria

berikut ini.

4 = sangat setuju

3 = setuju

2 = tidak setuju

1 = sangat tidak setuju.

b. Menentukan skor tertinggi

Skor tertinggi = jumlah validator x jumlah indikator x skor maksimum.

c. Menentukan jumlah skor dari masing-masing validator dengan

menjumlahkan semua skor yang diperoleh dari masing-masing indikator.

d. Menentukan skor yang diperoleh dengan menjumlahkan skor dari masing-

masing validator.

e. Penentuan nilai validitas dengan cara:

Nilai validitas = nggiskor tertijumlah

diperoleh yangskor jumlah x 100 %

f. Memberikan penilaian validitas dengan kriteria yang dimodifikasi dari

Purwanto (2009: 82) berikut ini.

38

90% - 100% = sangat valid

80% - 89% = valid

60% - 79% = cukup valid

0% - 59% = tidak valid

2. Analisis praktikalitas modul yang disertai mind map

Data uji praktikalitas penggunaan modul yang dilengkapi mind map

dengan persentase (%), menggunakan rumus berikut ini.

Nilai praktikalitas = maksimumskor

skor semuajumlah X 100 %

Setelah persentase diperoleh, dilakukan pengelompokan sesuai kriteria yang

dimodifikasi dari Purwanto (2009: 102-103) berikut ini.

90%- 100% = sangat praktis

80% - 89% = praktis

65% - 79% = cukup praktis

55% - 64% = kurang praktis

0 %- 54% = tidak praktis.

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Analisis Data

1. Validitas modul yang disertai mind map

Uji validitas modul disertai mind map meliputi tiga aspek yaitu, syarat

didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis. Validator terdiri dari 2 orang dosen

dan 3 orang guru biologi SMP. Nama-nama validator dapat dilihat pada tabel 2

a. Nama validator, tempat dan waktu validasi modul yang disertai mind map

pada materi ekosistem untuk siswa kelas VII semester II di SMPN 1 padang

panjang berdasarkan KTSP.

Tabel 3. Nama validator, tempat dan waktu validasi modul

No. Validator Tempat Tanggal

1. Dr. Ramadhan Sumarmin, S.Si., M.Si FMIPA UNP

4 juni 2011

2. Drs. Ardi, M.Si FMIPA UNP 28 mei 2011

3. Drs. Anizam Zein, M.Si FMIPA UNP 11 januari 2012

3. Sahrizal, S.Pd

Guru biologi

SMPN 1 Padang

Panjang

8 juni 2011

4. Lahara Yanuarsi, S.Pd

Guru biologi

SMPN 1 Padang

Panjang

10 juni 2011

5. Hj. Gusmayeni, A.Md.Pd

Guru biologi

SMPN 1 Padang

Panjang

6 juni 2011

40

b. Hasil validasi modul yang disertai mind map dapat dilihat pada Tabel 4,

sedangkan hasil pengolahan data lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3

halaman 91.

Tabel 4. Hasil validasi modul yang disertai mind map

No. Aspek

penilaian

Validator Jumlah

Nilai

Validitas

(%)

Kriteria

1 2 3 4 5 6

1 Syarat

didaktik 25 21 24 24 23 24 119 85,11 Valid

2 Syarat

konstruksi 66 59 63 68 63 64 323 88,65 Valid

3 Syarat

teknis 40 40 49 41 42 47 210 83,01 Valid

Rata-rata 85,59 Valid

Hasil validasi modul yang disertai mind map yang ditampilkan pada Tabel 4

menunjukkan bahwa secara umum penilaian validator terhadap modul yang disertai

mind map adalah valid dengan nilai rata-rata validitas 85,59%. Hal ini berarti bahwa

modul yang disertai mind map yang dihasilkan sudah valid dan dapat digunakan

setelah dilakukan beberapa revisi. Revisi I modul yang disertai mind map dilakukan

sesuai dengan saran dari validator. Aspek-aspek modul yang diperbaiki sesuai dengan

saran dan masukan dari validator dapat dilihat pada Tabel 5.

41

Tabel 5. Saran validator untuk revisi I modul yang disertai mind map

No. Aspek Saran dari Validator Keterangan

1 Syarat

didaktik

a. Buat pembahasan untuk kunci jawaban

lembar evaluasi.

Sudah

diperbaiki

a. Pernyataan pada Lembaran Kerja Siswa

diperbaiki lagi agar lebih menantang.

Sudah

diperbaiki

2 Syarat

konstruksi

a. Penulisan kalimat perlu ditata sedemikian

rupa dan gunakan warna gelap agar

menjadi modul yang bagus.

Sudah

diperbaiki

b. Tata penulisan kalimat dalam bahasa

Indonesia disesuaikan dengan Ejaan yang

Disempurnakan (EYD).

Sudah

diperbaiki

c. Petunjuk penggunaan modul untuk guru

agar lebih dispesifikkan lagi.

Sudah

diperbaiki

3 Syarat

teknis

a. Gambar yang ukurannya terlalu kecil

sebaiknya diperbesar.

Sudah

diperbaiki

b. Ukuran mind map pada materi ekosistem

diperbesar dan dirapikan lagi.

Sudah

diperbaiki

c. Buatkan format yang berbeda antara

lembaran kegiatan siswa dengan lembaran

kerja siswa untuk menghindari kesalahan

penafsiran.

Sudah

diperbaiki

Setelah uji validitas, dilakukan revisi modul yang disertai mind map sesuai

dengan saran yang diberikan oleh validator. Setelah dilakukan revisi maka dihasilkan

modul yang disertai mind map yang telah valid dan dapat digunakan untuk uji

praktikalitas.

2. Praktikalitas modul yang disertai mind map

Modul yang disertai mind map yang sudah valid diujicobakan kepada siswa

kelas VII SMPN 1 Padang Panjang pada tanggal 16 Juni 2011. Data hasil uji

praktikalitas modul yang disertai mind map didapatkan dari angket yang dibagikan

kepada guru biologi dan siswa kelas VII SMPN 1 Padang Panjang. Kegiatan ini

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemudahan penggunaan, manfaat, dan

42

efektivitas waktu pembelajaran menggunakan modul yang disertai mind map yang

valid. Daftar nama guru yang mengisi angket uji praktikalitas dapat dilihat pada Tabel

6.

Tabel 6. Nama guru SMP, tempat dan waktu uji praktikalitas modul yang disertai

mind map

No. Nama Tempat Tanggal

1

Sahrizal, S. Pd

SMPN 1 Padang Panjang

8 juni 2011

2

Lahara Yanuarsi, S. Pd

SMPN 1 Padang Panjang

10 juni 2011

3

Hj. Gusmayeni, A. Md Pd SMPN 1 Padang Panjang

6 juni 2011

a. Praktikalitas modul yang disertai mind map oleh guru biologi SMP

Tabel 7. Hasil uji praktikalitas modul yang disertai mind map oleh guru

No. Aspek Nilai Praktikalitas

(%)

Kriteria

1 Kemudahan dalam penggunaan 88,33 Praktis

2 Manfaat yang didapat 87,50 Praktis

3 Efektivitas waktu pembelajaran 88,88 Praktis

Rata-rata 88,24 Praktis

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa secara umum penilaian tingkat kepraktisan

modul yang disertai mind map oleh guru SMP adalah praktis dengan rata-rata nilai

praktikalitas 88,24%. Berdasarkan kriteria yang terdapat pada uji praktikalitas maka

modul yang disertai mind map yang dihasilkan temasuk ke dalam kriteria praktis

untuk digunakan baik dari segi kemudahan dalam penggunaan, manfaat yang didapat

43

dan efektivitas waktu pembelajaran. Pengolahan data hasil uji praktikalitas modul

yang disertai mind map oleh guru biologi SMP secara rinci dapat dilihat pada

Lampiran 6 halaman 110.

b. Praktikalitas modul yang disertai mind map oleh siswa kelas VII SMP

Dari hasil uji praktikalitas dari angket yang diberikan kepada siswa diperoleh

data yang terdapat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil uji praktikalitas modul yang disertai mind map dan oleh siswa

No. Aspek Nilai Praktikalitas

(%)

Kriteria

1 Kemudahan dalam penggunaan 81,50 Praktis

2 Manfaat yang didapat 82,00 Praktis

3 Efektivitas waktu pembelajaran 83,66 Praktis

Rata-rata 82,33 Praktis

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa secara umum hasil uji praktikalitas oleh

siswa terhadap modul yang disertai mind map oleh siswa adalah praktis dengan rata-

rata nilai praktikalitas 82,33%. Berdasarkan kriteria yang terdapat pada uji

praktikalitas oleh siswa maka modul yang disertai mind map yang dihasilkan temasuk

kedalam kriteria praktis untuk digunakan baik dari kemudahan dalam penggunaan,

manfaat yang didapat dan kesesuaian dengan waktu. Pengolahan data hasil uji

praktikalitas modul yang disertai mind map oleh siswa SMPN 1 Padang Panjang

secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 118.

44

B. Pembahasan

Analisis data hasil uji validitas menunjukkan bahwa modul yang disertai mind

map yang dihasilkan memperoleh rata-rata nilai validitas 85,59% dan memenuhi

kriteria valid. Uji validitas yang dilakukan terhadap modul ini meliputi tiga aspek,

yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi dan syarat teknis.

Dari aspek syarat didaktik, modul yang disertai mind map ini dinyatakan valid

oleh validator karena sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Oleh sebab itu,

modul yang disertai mind map dapat dijadikan media pembelajaran dalam proses

pembelajaran, karena guru tidak perlu risau akan ketidaksesuaian media cetak dengan

kurikulum yang berlaku. Dengan demikian, diharapkan media cetak tidak hanya

dijadikan media tambahan yang digunakan oleh siswa di rumah, tetapi dapat

dijadikan media pembelajaran utama yang digunakan di sekolah.

Selain hal di atas, modul yang disertai mind map ini dinyatakan valid oleh

validator karena sudah memperlihatkan adanya perbedaan individu sehingga modul

yang disertai mind map baik digunakan oleh siswa untuk belajar mandiri. Modul ini

juga dapat digunakan sebagai sarana latihan dalam menjawab soal-soal serta dapat

mengukur tingkat pemahaman siswa. Perbaikan modul yang dilakukan terkait dengan

aspek syarat didaktik adalah meningkatkan tingkat kesulitan soal pada lembaran kerja

siswa dan lembaran evaluasi, serta membuat pembahasan untuk kunci jawaban soal

evaluasi.

Dari aspek syarat konstruksi, modul yang disertai mind map yang dihasilkan

juga dinyatakan valid oleh validator karena urutan komponen modul sudah benar,

45

susunan kalimat dalam modul secara umum sudah tepat, kesederhanaan pemakaian

kata dan kejelasan kata pada hakikatnya sudah tepat guna dan dapat dimengerti oleh

siswa. Revisi ringan yang dilakukan terkait dengan kaidah penulisan dalam bahasa

Indonesia dan tulisan yang berwarna merah telah diganti dengan warna yang lebih

gelap.

Dari aspek syarat teknis, modul yang disertai mind map juga dinyatakan valid

karena sudah memenuhi syarat teknis, yaitu berkaitan dengan penggunaan bahasa

yang sudah tepat, penggunaan tulisan (jenis huruf) dan gambar yang sudah sesuai,

serta penampilan modul yang sudah baik. Revisi ringan yang dilakukan terkait

dengan aspek syarat teknis adalah merapikan mind map dan menambahkan judul

materi untuk setiap lembaran kegiatan siswa dan lembaran kerja siswa.

Hasil validasi di atas menunjukkan bahwa modul yang disertai mind map

yang dihasilkan telah teruji kualitasnya dan telah dinyatakan valid oleh validator.

Validator yang menilai validitas modul yang disertai mind map adalah orang-orang

yang telah berpengalaman di bidang pendidikan dan pengembangan media

pembelajaran, menguasai materi pokok ekosistem yang dibahas di dalam modul dan

memahami kaidah penulisan bahasa Indonesia yang benar. Oleh sebab itu, hasil

validasi ini telah dapat dipertanggungjawabkan.

Modul yang disertai mind map yang valid selanjutnya diujicobakan di SMPN

1 Padang Panjang. Uji praktikalitas meliputi tiga aspek, yaitu kemudahan dalam

penggunaan, manfaaat yang didapat dan efektivitas waktu pembelajaran. Analisis

data hasil uji praktikalitas oleh guru dan siswa menunjukkan bahwa modul yang

46

disertai mind map yang dihasilkan memenuhi kriteria praktis dengan rata-rata nilai

praktikalitas oleh guru 88,24% dan rata-rata nilai praktikalitas oleh siswa 82,38%.

Hal ini menunjukkan bahwa modul yang disertai mind map ini praktis digunakan baik

dari aspek kemudahan dalam penggunaan, manfaat yang didapat dan efektivitas

waktu pembelajaran. Hal ini didukung oleh respon positif dari siswa yang

menyatakan bahwa modul yang disertai mind map pada materi pokok ekosistem ini

sangat berguna untuk menunjang proses pembelajaran dan mengharapkan agar modul

ini dikembangkan untuk seluruh pokok bahasan. Selain itu, penampilan modul

menarik karena dilengkapi dengan gambar yang lucu dan warna-warna yang cerah,

serta gambar-gambar yang lengkap dan mewakili semua materi yang disajikan di

dalam modul. Respon positif tersebut menunjukkan bahwa modul yang disertai mind

map ini bermanfaat bagi siswa dalam menunjang proses pembelajaran. Hal ini sesuai

dengan penjelasan Sudjana dan Rivai (1992 dalam Arsyad, 2006: 24) mengemukakan

manfaat media dalam pembelajaran sebagai berikut:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar.

2. Pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh

siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak terbatas pada komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan.

47

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas belajar yang lain seperti

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Dari aspek kemudahan penggunaan, modul yang disertai mind map

memperoleh nilai praktikalitas oleh guru 88,33% dengan kriteria praktis, sedangkan

nilai praktikalitas oleh siswa adalah 81,50% dengan kriteria praktis. Hal ini

menunjukkan bahwa modul mudah digunakan karena penggunaan modul yang

disertai mind map ini tidak memerlukan keahlian khusus.

Dari aspek manfaat yang didapat, modul yang disertai mind map memenuhi

kriteria praktis dengan nilai praktikalitas oleh guru 87,50% dan nilai praktikalitas

oleh siswa 82,00%. Hal tersebut menunjukkan bahwa modul yang disertai mind map

yang dihasilkan bermanfaat untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran. Hal

ini sesuai dengan pernyataan Wijaya, Djadjuri, dan Rusyan (1992: 97) yang

mengemukakan beberapa manfaat modul, bahwa dengan pengajaran modul sangat

dimungkinkan:

1. Adanya peningkatan motivasi belajar.

2. Adanya peningkatan kreativitas guru dalam mempersiapkan alat dan bahan yang

diperlukan dan pelayanan individual yang lebih mantap.

3. Dapat mewujudkan prinsip maju berkelanjutan secara tidak terbatas.

4. Dapat mewujudkan belajar yang lebih berkonsentrasi.

Dari aspek efektivitas waktu pembelajaran, modul yang disertai mind map dan

memenuhi kriteria praktis dengan nilai praktikalitas oleh guru 88,89% dan nilai

48

praktikalitas oleh siswa 83,66%. Hal ini menunjukkan bahwa modul telah sesuai

dengan salah satu tujuan utama sistem pengajaran dengan modul yang dikemukakan

oleh Mulyasa (2006: 232), yaitu untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas waktu

pembelajaran di sekolah guna mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.

Setelah uji praktikalitas, dilakukan revisi II sesuai dengan saran dari guru dan

siswa yang diperoleh dari angket uji praktikalitas. Saran dari guru yaitu sebaiknya

penulisan pada modul harus sesuai dengan EYD dan soal pada lembar kerja siswa

dibuat lebih menantang sehingga siswa dapat berpikir kritis. Sedangkan saran dari

siswa secara umum adalah sebaiknya tulisan dan warna mind map diperjelas supaya

mudah dibaca. Sebaiknya tambahan gambar-gambar yang sesuai materi. Modul

pembelajaran biologi yang disertai mind map sudah diperbaiki sesuai saran-saran

tersebut.

Dari keseluruhan hasil uji validitas dan uji praktikalitas, modul yang disertai

mind map yang dihasilkan adalah valid dan praktis. Hal ini dapat menjawab beberapa

permasalahan yang dikemukakan di latar belakang. Dengan adanya modul yang

dilengkapi mind map ini diharapkan media cetak tidak hanya digunakan sebagai

media pelengkap yang digunakan oleh siswa di rumah tetapi dapat dijadikan sebagai

media pembelajaran di sekolah. Hal ini juga diharapkan dapat membantu pelaksanaan

proses pembelajaran dan dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa. Selain

itu penggunaan mind map dan keseluruhan komponen penyusun modul lainnya telah

teruji dapat mambantu siswa dalam memahami konsep dan materi, khususnya untuk

materi pokok ekosistem.

49

Kendala yang dihadapi dalam penelitian ini dapat diperkecil karena peneliti

sudah mempelajari kekurangan dari beberapa penelitian pengembangan yang sudah

pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya. Kendala yang dihadapi oleh Rafi

(2011:56) yang juga melakukan penelitian pengembangan modul adalah keterbatasan

pada waktu. Dalam hal ini siswa tidak dapat membaca seluruh isi modul karena

keterbatasan waktu yang tersedia. Umumnya siswa mengalami kesulitan dalam

mengerjakan lembaran kerja siswa karena waktu yang tersedia untuk siswa

mempelajari materi tidak sebanding dengan soal-soal yang harus dikerjakannya.

Untuk menghindari permasalahan tersebut terulang kembali, peneliti

memberikan petunjuk dan instruksi yang jelas kepada siswa sebelum mereka

membaca modul dan mengerjakan soal-soal pada lembaran kerja. Siswa diberi

kesempatan untuk mempelajari LKS satu, yang sebelumnya membaca halaman

pendahuluan serta petunjuk penggunaan modul bagi siswa. Kemudian siswa diberi

kesempatan untuk membaca secara acak isi modul agar siswa mengetahui komponen-

komponen modul secara menyeluruh. Selain itu, peneliti juga memberikan batasan

yang jelas tentang materi yang harus dibaca untuk dapat mengerjakan soal-soal pada

lembaran kerja sesuai dengan waktu yang tersedia.

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1. Dihasilkan modul yang disertai mind map pada materi ekosistem di SMPN 1

Padang Panjang yang memenuhi kriteria valid dengan nilai validitas 85,80%.

2. Dihasilkan modul yang disertai mind map pada materi ekosistem di SMPN 1

Padang Panjang yang memenuhi kriteria praktis dengan nilai praktikalitas oleh

guru 88,24%.

3. Dihasilkan modul yang disertai mind map pada materi ekosistem di SMPN 1

Padang Panjang yang memenuhi kriteria praktis dengan nilai praktikalitas oleh

siswa 82,38%.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan hal-

hal sebagai berikut:

1. Sebelum uji praktikalitas oleh siswa dilaksanakan, disarankan agar modul yang

disertai mind map diberikan kepada siswa satu minggu sebelum uji praktikalitas

dilaksanakan. Dengan demikian siswa telah membaca materi dan mengetahui isi

modul secara menyeluruh di rumah, sehingga waktu yang digunakan oleh siswa

untuk membaca modul di sekolah lebih efektif lagi.

51

2. Pelaksanaan uji praktikalitas disarankan untuk dilakukan tidak hanya pada satu

sekolah, sehingga data hasil uji praktikalitas yang didapatkan lebih banyak lagi.

3. Disarankan untuk peneliti selanjutnya agar mengembangkan modul yang disertai

mind map untuk materi yang lainnya sehingga dapat dijadikan media

pembelajaran.

52

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad. 1998. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Sinar Maju

Algensido.

Anggaryani. 2006. Pengembangan LKS Pesawat Sederhana yang Disesuaikan dengan

KTSP untuk Kelas VII. ” Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: Universitas

Negeri Surabaya.

Arikunto. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Buzan, Tony. 2006. Buku pintar mind map. Jakarta: Gramedia.

----------------. 2007. mind map.

(http://pkab.wordpress.com/2009/05/10/imindmap-4-0-review/. Online.

Diakses 30 Maret 2011).

Daryanto. 2009. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara. h. 1.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2073898-pengertian-

pembelajaran-yang-aktif-dan/#ixzz1IfZueW3j. Online.Diakses 30 April

2011).

Hamzah B. Uno. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya, analisis di bidang

pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kementerian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Padang. 2011. Buku Panduan

Penulisan Tugas Akhir/Skripsi Universitas Negeri Padang. Padang: UNP.

Khanza, Fauziah. 2008. Mind Mapping.

(http://khanza99.wordpress.com/2008/06/24/mind-mapping, Online.

Diakses 4 Februari 2011).

Lufri. 2007. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

53

Nana Sudjana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sardiman, Arief S, R. Raharjo, Anung Haryono dan Rahardjito. 2009. Media

Pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo Persada.

------------. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo Persada.

------------. 2007. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.

Remaja Rosdakarya.

Soekartawi, Suhardjono, Hartono, T. dan Anshsrullah, A. 1995. Meningkatkan

Rancangan Instruksional (Instructional design) untuk Memperbaiki kualitas

Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2007. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiarto, Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak dengan Berfikir Holistik

dan Kreatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Warma, Rafika. 2011. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Yang Dilengkapi

Mind Map dan Daftar Istilah Pada Materi Plantae Untuk Kelas X SMA.

Padang: UNP.

Wijaya, Cece, Djadja Djadjuri, dan A. Tabrani Rusyan. 1992. Upaya Pembaharuan

dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wycoff, Joyce. 2005. Menjadi Super Kreatif. Bandung: Kaifa.

54

Lampiran 1

KISI-KISI LEMBARAN VALIDASI MODUL YANG DISERTAI MIND MAP

PADA MATERI EKOSISTEM

Aspek Indikator Nomor indicator

Didaktik 1. Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP).

2. Sesuai dengan SK dan KD yang

ingin dicapai

3. Membantu dalam pemahaman materi

dengan adanya mind map.

4. Sesuai dengan karakteristik siswa

5. Meningkatkan proses pembelajaran

menjadi lebih efektif.

6. Isi modul sesuai dengan tingkat

pendidikan siswa

7. Materi membuat siswa membangun

konsep.

a

b

c

d

e

f

g

Konstruksi 1. Tujuan pembelajaran sesuai dengan

indikator.

2. Memiliki identitas jelas dan materi

pokok yang rinci.

3. Penyajian jelas dan adanya hubungan

dengan konsep pada materi.

4. Penggambaran modul sesuai dengan

materi.

5. Informasinya menarik dan

menimbulkan rasa ingin tahu siswa

terhadap mata pelajaran biologi.

6. Dapat digunakan perorangan dan

perkelompok

7. Mind map mendorong siswa belajar

secara efektif dan kreatif.

a dan b

c,d,e,f,g,h

i,j,k

l,m,n,o

p

q

r

Teknis a. Penampilan modul menarik.

b. Huruf yang tepat dan jelas.

c. Kesesuaian gambar dalam modul.

d. Modul meningkatkan peran guru

e. Adanya catatn kecil

A

b,c,d.i.j.k

e,f,g,m

h

l

55

Lampiran 2

ANGKET VALIDASI MODUL PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Peneliti : Ponda Anggelika Putri

Mata Pelajaran : Biologi BP/NIM: 2007/86217

Kelas/Semester : VII/2

Materi pokok : ekosistem

A. Pengantar

Pemberian lembaran validasi ini kepada Bapak/Ibu sebagai pakar/ahli dalam

pembelajaran biologi dan pendesainan media pembelajaran, dimaksudkan untuk

mendapatkan masukan tentang validitas modul yang disertai mind map. Data hasil

validasi dari lembaran validasi akan digunakan sebagai data penelitian skripsi peneliti

di Jurusan Biologi FMIPA UNP yang berjudul “ Pengembangan Modul Pembelajaran

Biologi disertai Mind Map pada Materi Ekosistem Untuk Siswa Kelas VII Semester

II di SMPN 1 Padang Panjang Berdasarkan KTSP”.

Peneliti sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu berupa pendapat/masukan,

saran, dan kritik dalam bentuk pengisian lembaran validasi yang sesuai dengan

keadaan sebenarnya. Atas bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima

kasih.

B. Petunjuk Pengisian

Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan dengan validitas

modul yang disertai mind map yang dirancang untuk pembelajaran biologi siswa

56

kelas VII semester II di SMPN 1 Padang Panjang. Pilihlah alternatif jawaban yang

paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu pada lembaran validasi dengan cara

memberi tanda cek (√) pada kolom yang tersedia.

Keterangan:

SS = sangat setuju

S = setuju

TS = tidak setuju

STS = sangat tidak setuju

A. Instrumen Uji Validitas modul disertai mind map

No Kriteria Modul Penilaian

SS S TS STS

1 Syarat didaktik

a. Materi mengacu pada kurikulumKTSP

b. Modul pembelajaran yang dibuat sesuai dengan

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin

dicapai pada materi ekosistem

c. Modul yang dibuat dengan mind map dapat

mendukung pemahaman konsep

d. Modul yang dibuat sesuai dengan karakteristik siswa

e. Modul yang dibuat dapat meningkatkan proses

pembelajaran menjadi lebih efektif

f. Kedalaman isi modul sesuai dengan tingkat

pendidikan siswa

g. Materi memungkinkan siswa membangun konsep

2 Syarat Konstruksi

a. Memiliki tujuan pembelajaran yang jelas

b. Konsep yang disampaikan sesuai dengan tujuan

pembelajaran

57

No Kriteria modul Penilaian

SS S TS STS

c. Materi memunculkan aspek penalaran danpembuktian

d. Mempunyai identitas (judul materi)

e. Materi yang disajikan secara sistematis (berurutan)

f. Materi menyediakan tugas atau kegiatan yang

mendorong siswa untuk mengkomunikasikan ide

mereka dalam berbagai bentuk secara tertulis dan

lisan

g. Materi menyediakan persoalan kontekstual

h. Materi memuat hubungan antar konsep yang

dibicarakan dengan kehidupan sehari-hari

i. Penyampaian menjelaskan pengaitan antara konsep

dengan gambar atau ilustrasi

j. Penyajian memunculkan proses pembentukan

pengetahuan

k. Penyajian dimulai dari hal-hal yang bersifat konkret

ke hal-hal yang bersifat abstrak

l. Ilustrasi yang mengandung informasi cukup jelas dan

mudah dibaca oleh siswa

m. Ilustrasi dalam modul memperlihatkan komponen

ekosistem

n. Ilustrasi mendukung pemahaman konsep

o. Ilustrasi membangkitkan semangat belajar siswa

p. Informasi yang disajikan dapat menimbulkan

ketertarikan dan rasa ingin tahu siswa terhadap mata

pelajaran biologi

q. Modul ini dapat digunakan untuk perorangan dan

kelompok

58

No

Kriteria modul

Penilaian

SS S TS STS

r. Modul yang disertai mind map ini mendorong siswa

belajar/ bekerja secara efektif, kreatif dan mandiri

3 Syarat Teknis

a. Penampilan modul yang dilengkapi mind map

b. Tulisan yang disajikan dalam modul jelas dan

penggunaan huruf sudah tepat

c. Struktur kalimat sesuai dengan tuntutan bahasa

indonesia yang baik dan benar

d. Bahasanya mudah dimengerti dan dipahami oleh

siswa

e. Gambar yang disajikan dalam modul sesuai dengan

konsep

f. Objek yang digambar cukup jelas dan proposional

g. Gambar disajikan dengan jelas dan menarik untuk

meningkatkan motivasi belajar

h. Penggunaan modul meningkatkan peran guru sebagai

fasilitator

i. Semua halaman bernomor

j. Huruf untuk setiap bab, sub bab, judul, cukup menarik

serta mudah dibaca oleh siswa

k. Huruf tebal dan huruf miring digunakan sesuai dengan

fungsinya

l. Mencantumkan catatan kecil yang menunjukkan

pengetahuan umum

m. Ilustrasi, gambar dan yang lainnya diletakkan sesuai

dengan isi tulisannya dan ukuran proporsional

59

Keterangan:

SS = SangatSetuju

S = Setuju

TS = TidakSetuju

STS = SangatTidakSetuju

Komentar Dan Saran :

1. Komentar

Setelah Bapak/Ibu mengamati dan menganalisis modul pembelajaran biologi

dengan mind map pada materi ekosistem di tingkat SMP, bagaimanakah

komentar atau tanggapan Bapak/Ibu?

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

2. Saran-Saran

Setelah Ibu/Bapak menganalisis modul ini, apa saran Bapak/Ibu berikan agar dapat

digunakan dalam perbaikan dan penyempurnaan modul pembelajaran biologi dengan

mind map pada materi ekosistem di tingkat SMP?

.........................................................................................................................................

...................................................................................................................... ...................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

Padang,..............................

Validator

(.........................................)

60