pengembangan megaregion: aglomerasi, lokalisasi, globalisasi
TRANSCRIPT
Pengembangan megaregion:
Aglomerasi, lokalisasi, globalisasi
Delik Hudalah, ST., MT., M.Sc., Ph.D.
Ketua Program Studi Magister dan Doktor Perencanaan Wilayah dan Kota
Ketua Program Studi Magister dan Doktor Transportasi
Kelompok Keahlian Perencanaan Wilayah dan Perdesaan
Institut Teknologi Bandung
In House Training Pemerintah Propinsi Jawa Barat, 29 Januari 2021
Aglomerasi
• Aglomerasi = pemusatan kegiatan-kegiatan ekonomi pada suatu lokasi
• Berkumpulnya industri pada suatu lokasi
▫ meningkatkan permintaan terhadap faktor-faktor produksi pada lokasitersebut, sehingga harga faktor produksi meningkat
▫ meningkatkan skala penyediaan fasilitas bersama, sehinggameningkatkan efisiensi produksi
• Suatu industri akan beraglomerasi jika peningkatan efisiensiproduksi dapat mengkompensasi peningkatan harga faktorproduksi
Mengapa industri beraglomerasi?
• Menurut Marshall (1920) aglomerasi industri muncul karena beberapa alasan:▫ Berbagi input produksi lokal (local
input sharing)
▫ Pemusatan pasar tenaga kerja (labor-market pooling/matching)
▫ Pelimpahan informasi (knowledge spillovers)
(Non-traded) local inputs sharing
• ‘Non-traded’ inputs ▫ Dapat dibedakan dari ‘consumed’ inputs karena tidak secara
langsung digunakan sebagai input produksi
▫ Terdiri dari sejumlah perusahaan yang berperan secara khususmenyediakan jasa penunjang bagi sektor utama pada suatulokasi: mis. infrastruktur jalan akses, pelabuhan ekspor/ impor, pengelolaan limbah, Catering, rental kendaraan, pengacara
• Aglomerasi bermaksud untuk memaksimalkan dampak increasing return to scale▫ Jika sejumlah perusahaan sejenis berkelompok pada suatu lokasi
maka sejumlah non-traded input dapat disediakan untukkelompok tsb secara lebih efisien daripada jika perusahaan-perusahaan tersebut menyebar
(Non-traded) local inputs sharing
• Dampak local input sharing▫ Forward/backward linkage
▫ Outsourcing
▫ Spesialisasi
• Keuntungan aglomerasi▫ Penyediaan pelayanan untuk pasar yang besar dapat
menurunkan biaya rata-rata produksi
▫ Pemusatan industri-industri yang saling terkait akan menurunkan ongkos transportasi
• Contoh: kawasan industri dengan rantai produksi yang kompleks seperti industri kendaraan di Bekasi-Karawang dan Detroit
Labor market pooling
• Perusahaan membutuhkan jumlah tenaga kerja yang cukup untuk bisa tanggap menghadapi dinamika naik/turun permintaan pasar
• Perusahaan membutuhkan tenaga kerja berkeahlian/kualifikasi khusus agar dapat menjalankan fungsi-fungsi dengan benar
Labor market pooling
• Keuntungan pemusatan pasar tenaga kerja▫ menurunkan ongkos rekrutmen tenaga kerja
▫ meningkatkan kedekatan kualifikasi antara sediaan pekerja dan kebutuhan industri
menurunkan/ menghilangkan ongkos pelatihan tenaga kerja
▫ memberikan keamanan/asuransi bagi pekerja.
Information spillovers
• Informasi (pengetahuan) merupakan barang publik: penggunaan suatu informasi oleh suatu perusahaan tidak akan mengurangi jatah penggunaannya oleh perusahaan lain
• Difusi informasi dalam sekelompok perusahaan membangkitkan eksternalitas positif antar perusahaan
• Karena informasi yang dimiliki setiap perusahaan berbeda, terjadi pertukaran informasi sehingga keuntungan komunikasi biasanya meningkat seiring dengan peningkatan jumlah perusahaan yang terlibat
Information spillovers
• Karena kualitas informasi dapat terdistorsi oleh jarak, keuntungannya lebih besar jika perusahaan-perusahaan berlokasi berdekatan satu sama lain.
• Jika industri berkumpul pada lokasi yang sama maka pekerja antar industri akan mudah untuk saling berkomunikasi langsung (face-to-face) baik secara formal (mis. pertemuan bisnis) maupun informal (mis. makan siang, olah raga, event sosial)
Tacit information
• Tacit information = informasi yang implisit(“kebatinan”), rumit, tidak lengkap dan biasanya sulit menyebar melalui mekanismepasar (tidak melalui tulisan, verbal)• Contoh: bahasa, desain, trend, inovasi
• Information spillover: pengelompokkanspasial dapat meningkatkan pertemuanformal maupun informal yang mendorongperusahaan untuk saling berbagi tacit information secara sukarela sehinggainformasi yang diperoleh masing-masing perusahaan semakin utuh
• Berbagi informasi “tacit” mendorong proses pembelajaran dan inovasi perusahaan.
• Contoh:▫ Industri ICT, industri kreatif, industri high-
tech, industri pasar modal, perdagangan valuta asing
Ekonomi skala dalam ruang
Internal returns to scale UrbanisasiLokalisasi
Klasifikasi aglomerasi menurut
skalanya• Reskalasi
▫ Ukuran perusahaan yang besar di suatu lokasimeningkatkan ekonomi skala produksi
▫ Contoh: Perusahaan Astra di Cikarang; Toyota city• Lokalisasi
▫ Pengelompokkan industri serupa/serantai di suatukawasan karena kebutuhan industri spesialis
▫ Contoh: Kawasan industri Lippo Cikarang• Urbanisasi
▫ Pengelompokkan industri yang tidak saling terkait karenakebutuhan bersama akan pelayanan perkotaan
▫ Contoh: kota industri Cikarang = kawasan industri + fasilitas perkotaan + perumahan
Klasifikasi aglomerasi menurut proses
pembentukannyaAglomerasi
murniIndustrial complex
Social network
Jenis hubungan Transaksi pasar Kontrak formal jangka panjang
Kepercayaan
Ukuranperusahaan
Kecil Besar Beragam
Pola hubungan Tidak stabil Stabil Fleksibel
Keanggotaan Terbuka Tertutup, mahal Semi terbuka
Cara akses Sewa /jual beli Investasi Sejarah/ jejaringsosial
Penyebab utama Non traded input Labor/capital pool
Informationspillover
Contoh Kota industri, kota pelabuhan
Kawasan industri, KEK
Klaster industrikerajinan/ kreatif
Ukuran aglomerasi optimal
• Pada awalnya, kota kecil cenderung tidak stabil dan kota besar cenderung lebih stabil (bandingkan anak kecil dengan orang dewasa!)
• Memang kota besar menawarkan pelayanan lebih beragam, akses terhadap modal, dan tenaga kerja ahli dan terspesialisasi tetapi konsekuensinya ongkos tenaga kerja dan transportasi lebih tinggi.
• Ukuran kota yang optimal didapatkan jika keuntungan marjinal sama dengan ongkos marjinal
• Ukuran kota yang optimum merupakan kompromi antara keuntungan skala ekonomi dan kerugian ongkos (transportasi):
▫ Seiring dengan pertumbuhan kota, ongkos transportasi akan naik, baik karena pertambahan jarak maupun karena kemacetan sebagai akibat bertambah padatnya kota.
▫ Pada tingkat tertentu, keuntungan ekonomi skala akan mengalami kejenuhan
Ukuran kota optimal
Pengaruh globalisasi terhadap ukuran kota
Pusat kota Kota
Kawasan perkotaan/metropolitan
Georg, Blaschke & Taubenbock (2016)
Pengaruh globalisasi terhadap ukuran kota
Georg, Blaschke & Taubenbock (2016)
City
Metropolitan area
Mega-urban region
Megaregion
“network of metropolitan centers and their surrounding areas that
are spatially and functionally linked through environmental,
economic, and infrastructure interactions” (Ross 2009, 1)
Megaregion
Megaregion trajectory
North America
Western Europe
Asia
Global factors/ significance
Policy/
intention
(institutional)
Domestic
factors/
significance
“megaregions as an intentional
(consciously imagined, planned,
and, to a greater or lesser extent,
implemented) process of urban
rescaling influenced by government
policy and intervention” (Hudalah
et al 2020: 3)
Megaregionalisasi
“the longest city in the world ... one prolonged, urbanized area” (Nas 2002, 721)
“This 1,200 km corridor ... mainly connects the mega-urban regions of Jakarta and Surabaya” (Hudalah et al 2020: 5)
Hudalah, D., Octifanny, Y., Talitha, T., Firman, T., & Phelps, N. A. (2020). From Metropolitanization to
Megaregionalization: Intentionality in the Urban Restructuring of Java’s North Coast, Indonesia. Journal of
Planning Education and Research. https://doi.org/10.1177/0739456X20967405
Megaregionalisasi Pantura Jawa
• Urban structure : Two or more metropolitan/ mega-urban regions and their exurban realms and in-between cities
• Key spatial form: Special economic zone, transport hub
• Functional flow: Seasonal migration, freight
• Physical network: Interregional expressway, interregional (high-speed) railway, seaport, airport
• Typical rural-urban transition process
• Exurbanization/ in-between urbanization
• Large-scale/ planned rural to urban transformation in formerly neglected or nonproductive land beyond/ between mega-urban regions
• Policy issues: ecology, food-energy-water security, regional imbalance, regional competitiveness, national-local coordination
Hudalah, D., Octifanny, Y., Talitha, T., Firman, T., &
Phelps, N. A. (2020). From Metropolitanization to
Megaregionalization: Intentionality in the Urban
Restructuring of Java’s North Coast, Indonesia. Journal of
Planning Education and
Research. https://doi.org/10.1177/0739456X20967405
Megaregion Pantura Jawa
Hudalah, D., Octifanny, Y., Talitha, T., Firman, T., & Phelps, N. A. (2020). From
Metropolitanization to Megaregionalization: Intentionality in the Urban Restructuring of Java’s
North Coast, Indonesia. Journal of Planning Education and
Research. https://doi.org/10.1177/0739456X20967405
Perencanaan Megaregion Jawa
Indikator perencanaan megaregion
Paten
Star Scientist
Indikator perencanaan megaregion
Kampus “senior”/ flagship (Rektor)
Kampus “junior” (Dir/ Dekan)
Penelitian
Pengajaran
Pengabdian
Masyarakat
Kebutuhan
lokal
Kemitraan
strategis lokal
Keunikan
lokalitas
Prodi
KK PP/P
Konsep Tridarma
Peran universitas (kasus ITB):
“Locally relevant, globally respected university”