pengembangan media pembelajaran menggunakan video …

21
Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video Simulasi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga Pada Siswa Kelas X SMKN 1 Bancak Artikel ilmiah Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Oleh : Eka Nugraha Marfiska Ganantara NIM : 702011054 Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2016

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …

Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video

Simulasi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Olahraga Pada Siswa Kelas X SMKN 1 Bancak

Artikel ilmiah

Diajukan

Kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh :

Eka Nugraha Marfiska Ganantara

NIM : 702011054

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2016

Page 2: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …
Page 3: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …
Page 4: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …
Page 5: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …
Page 6: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …
Page 7: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …
Page 8: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN VIDEO

SIMULASI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN

DAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS X

1) Eka Nugraha Marfiska Ganantara, 2) Mila C. Paseleng, S.Si., M.Pd

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1) [email protected], 2) [email protected]

ABSTRACT

Learning media development research goal is to help students who are unable to

understand the sports movement material quickly, it also produces media worthy

simulation video learning used on sports subjects X-grade SMK N 1 Bancak. development

of this media using the method of development of Research and Development. The subject

of this research is to grade X Motorcycle Engineering 3 SMK N 1 Bancak, which

amounted to 34 students. Data collection instruments in the form of sheets of material

and media expert validation, and now to know the response of the students after using

video simulation learning media. The results showed that the resulting overall media

meets the following criteria: (1) validation of expert material from the aspect of the

contents is in compliance with the objectives and needs of the students learning about

material that has not been controlled, (2) the results of the validation of media experts

from the aspect of learning sduah media display is good, the sound in the video sound is

clear, (3) the use of the video simulation can help students who could not understand the

sports movement and do well and right.

Keywords: Learning Media video simulation, sports, Research and Development.

ABSTRAK

Tujuan penelitian pengembangan media pembelajaran ini untuk membantu siswa

yang tidak mampu memahami materi gerakan olahraga secara cepat, selain itu

juga menghasilkan media pembelajaran video simulasi yang layak digunakan

pada mata pelajaran olahraga kelas X SMKN 1 Bancak. Pengembangan media ini

menggunakan metode pengembangan Research and Development. Subjek

penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik Sepeda Motor 3 SMKN 1 Bancak,

yang berjumlah 34 siswa. Instrumen pengumpulan data berupa lembar validasi

Page 9: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …

ahli materi dan media, dan angket untuk mengetahui respon siswa setelah

menggunakan media pembelajaran video simulasi. Hasil penelitian menunjukkan

media yang dihasilkan secara keseluruhan memenuhi kriteria sebagai berikut: (1)

pada validasi ahli materi dari aspek isi sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran

dan kebutuhan siswa tentang materi yang belum dikuasai, (2) hasil validasi dari

ahli media dari aspek tampilan media pembelajaran sduah baik, suara dalam video

terdengar jelas, (3) penggunaan video simulasi bisa membantu siswa yang tidak

bisa memahami dan melakukan gerakan olahraga dengan baik dan benar. Kata Kunci: Media pembelajaran video simulasi, Olahraga, Research and Development.

Page 10: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …

1

1. Pendahuluan

Hakikatnya pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan diberikan di

sekolah untuk membentuk “insan yang berpendidikan secara jasmani”[1].

National Standards for Physical Education (NASPE) menggambarkan

dengan syarat siswa dapat memenuhi standar : (1) Mendemonstrasikan

kemampuan keterampilan motorik dan pola gerak yang diperlukan untuk

menampilkan sebagai aktivitas fisik, (2) Mendemonstrasikan pemahaman

akan konsep gerak, prinsip-prinsip strategi, dan taktik sebagaimana yang

mereka terapkan dalam pembelajaran dan kinerja berbagai aktivitas fisik, (3)

Berpartisipasi secara regular dalam aktivitas fisik, (4) Mencapai dan

memelihara peningkatan kesehatan dan derajat kebugaran, (5) Menunjukkan

tanggung jawab personal dan sosial berupa respek terhadap diri sendiri dan

orang lain dalam suasana aktivitas fisik, dan (6) Menghargai aktivitas fisik

untuk kesehatan, kesenangan, tantangan, ekspresi diri, dan interaksi sosial [1].

Pencapaian standar pendidikan jasmani dapat dilihat dari tingkat pemahaman

siswa terhadap materi yang disampaikan guru, siswa bisa mendemonstrasikan

gerakan yang dilakukan oleh guru dengan baik dan benar. Selain itu juga

dapat dilihat dari kepedulian siswa tentang kesehatan terhadap diri sendiri

maupun orang lain.

Berdasarkan wawancara dengan guru pendidikan jasmani di SMKN 1

Bancak, tujuan pembelajaran belum bisa tercapai secara menyeluruh.

Sebagian besar siswa tidak memahami gerakan yang di demonstrasikan oleh

guru. Guru akan mengulangi gerakan yang sama jika siswa belum bisa

mempraktikkan. Selain itu, guru tidak bisa memberi perhatian lebih kepada

setiap siswa yang sedang dibimbingnya, mengingat banyaknya jumlah siswa

dalam satu kelas yang berjumlah 34. Kemudian guru tidak bisa memberikan

contoh latihan terbaik, karena ada gerakan yang sangat cepat yang sulit dilihat

dan dipraktekkan. Kondisi tersebut membuat siswa melakukan gerakan tidak

sesuai dengan teknik yang benar, jadi sering mengalami cidera dalam

melakukannya. Ada satu hal lagi yang jarang diberikan guru berupa materi

tentang kesehatan yang juga masuk di dalam silabus, yaitu memberikan

materi pelajaran tentang kesehatan.

Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah

dengan memanfaatan media video simulasi dalam proses pembelajaran.

Media video simulasi dapat memberikan gambaran setiap gerakan yang jelas

dan dapat di putar ulang, sehingga siswa dapat mengikuti gerakan dengan

baik dan benar [2]. Selain itu juga terdapat materi tentang informasi

kesehatan seperti makanan dan minuman sehat, dan informasi dampak dari

penggunaan narkoba. Di dalam kemasan video simulasi terdapat gerakan

yang belum bisa dilakukan oleh siswa dengan baik, contohnya dalam

melakukan teknik gerakan dasar bola voli, bola basket, lempar lembing dan

materi tentang kesehatan. Penambahan materi kesehatan pada video

diantaranya, makanan minuman sehat serta informasi bahaya narkoba. Jadi

guru tidak perlu mengulang – ulang gerakan yang sama apabila siswa kurang

jelas dalam gerakan tersebut, guru tinggal memutar video dan siswa tinggal

mempraktekkannya lagi. Dengan demikian, para guru dapat menghemat

Page 11: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …

2

tenaga dan bisa memberikan perhatian yang lebih kepada setiap siswa. Hal ini

juga dapat mengurangi kemungkinan cidera yang dialami oleh siswa, yang

disebabkan oleh proses latihan yang kurang/tidak benar. Selain itu kelebihan

pembuatan video simulasi, guru dapat menyisipkan materi tentang kesehatan,

sehingga siswa juga mempunyai wawasan tentang kesehatan dan mempunyai

banyak waktu untuk mempelajari materi yang ada.

Penggunaan media pembelajaran video simulasi bisa membantu

mengatasi masalah siswa pada saat proses pembelajaran. Video simulasi

dapat membantu siswa yang mempunyai daya tangkap lemah dalam proses

pembelajaran. Jadi, siswa yang belum bisa mempraktekkan gerakan dapat

memutar video sampai bisa menguasai gerakannya. Selain dapat membantu

siswa yang tidak dapat menirukan gerakan dengan baik, guru dapat

menyisipkan materi tentang informasi kesehatan.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian sebelumnya oleh Muhrodin pada tahun 2015 yang berjudul

“Pengembangan Media Pembelajaran Gerak Dasar Guling Lenting Pada

Siswa Sekolah Menengah Pertama”. Tujuan penelitian menghasilkan media

pembelajaran gerak dasar guling lenting (Roll kip) berupa audio-visual yang

ditujukan kepada siswa kelas VIII SMP IT. Dan hasil media pembelajaran

yang dihasilkan yaitu video gerak dasar guling lenting yang dapat digunakan

sebagai alternatif sumber belajar dan media bantu bagi guru penjaskes di

SMP IT Permata Bunda Bandar Lampung[4]. Penelitian lain yang dilakukan

oleh Amelia Fitriyati pada tahun 2015 yang berjudul “Pengembangan Media

Latihan Teknik Dasar Tangkisan Bela Diri Untuk Anak Usia Dini”. Tujuan

penelitian untuk menghasilkan suatu produk berupa media latihan teknik

dasar tangkisan beladiri untuk anak usia dini. Hasil penelitian dengan pokok

bahasan materi (teknik tangkisan) ini dikategorikan layak digunakan dalam

latihan untuk anak usia dini. Berdasarkan uji coba, kelayakan dari media

latihan video teknik dasar tangkisan untuk peserta didik SD kelas 1-6

meliputi: Segi Materi 97,6%, dari segi media 88,25%, uji coba lapangan

kelayakan sebesar 91,41%.[5].

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa media pembelajaran audio

visual dapat membantu siswa yang sulit menirukan gerakan atau sulit

memahami materi dengan baik. Dalam penelitian ini menggunakan media

pembelajaran video simulasi, karena video simulasi dapat menyamai proses

yang terjadi dibuat semirip mungkin. Jadi, siswa dapat menirukan gerakan

dengan baik dan benar dan video dapat diputar ulang oleh siswa.

Pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga merupakan mata pelajaran

yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kebugaran jasmani,

kemampuan berpikir, dan pendidikan kesehatan sehingga siswa dapat

menjalani pola hidup sehat. Penjasorkes merupakan bagian integral dari

pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek

kesegaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek

pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani,

olahraga, dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam

Page 12: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …

3

rangka mencapai tujuan pendidikan nasional [6]. Jadi, pendidikan jasmani

adalah usaha sadar yang dilakukan guru untuk mengembangkan dan

meningkatkan kebugaran jasmani, kemampuan motorik, kemampuan berpikir

dan sikap positif melalui berbagai bentuk aktivitas permainan, olahraga, dan

pendidikan kesehatan sehingga anak dapat menjalani pola hidup sehat

sepanjang hayatnya. Pembelajaran olahraga pada siswa kelas X mempelajari

beberapa materi diantaranya, gerak dasar permainan bola basket

(dribble,passing,shooting), gerak dasar permainan bola voli (passing dan

blocking), teknik dasar lempar lembing, dan pemberian materi informasi

kesehatan (makanan minuman sehat dan zat psikotropika). Siswa diharapkan

mampu melakukan gerakan-gerakan dasar olahraga dengan baik dan benar,

serta dapat mengetahui informasi kesehatan dan dapat menerapkannya.

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah

berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟ [2]. Selain itu media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan

lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media

dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat – alat grafis,

photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun

kembali informasi visual dan verbal [2]. Ciri – ciri media pembelajaran

sebagai berikut : (1) ciri fiksatif yaitu, Ciri yang menggambarkan kemampuan

media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu

peristiwa atau objek, (2) ciri manipulatif yaitu, ciri yang bisa merubah suatu

kejadian atau proses. Contoh, kejadian yang memakan waktu berhari – hari

dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dalam teknik

pengampilan gambar time-laspe recording, (3) ciri distributif yaitu,

merupakan ciri media yang bisa direproduksi seberapa kali pun dan siap

digunakan secara bersamaan di berbagai tempat. Kemiripan informasi yang

telah direkam akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya [2].

Fungsi media pembelajaran ada 4 yaitu : (1) fungsi atensi yaitu, fungsi

yang berguna untuk menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk

berkonsentrasi kepada isi pelajaran, (2) fungsi afektif yaitu, fungsi yang dapat

menggugah minat, emosi dan sikap siswa melalui media visual. Dapat terlihat

dari tingkat kenikamatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang

bergambar, (3) fungsi kognitif yaitu, fungsi yang mencakup tentang

pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Jadi media pembelajaran berupa

video dapat membantu pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat

informasi atau pesan yang terkandung, (4) fungsi kompensatoris yaitu, fungsi

yang digunakan untuk membantu siswa yang lemah dalam

mengorganisasikan informasi maupun teks[2]. Fungsi yang berkaitan dengan

media video simulasi adalah fungsi kognitif, karena pada mata pelajaran

olahraga ada gerakan yang sulit dilakukan atau dipahami oleh siswa, maka

dengan adanya media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami

dan mengingat gerakan yang sulit. Dan yang berkaitan juga adalah fungsi

kompensatoris, yaitu fungsi yang memberikan konteks untuk memahami

Page 13: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …

4

gerakan yang sulit dilakukan oleh siswa yang daya ingatnya lemah atau

lambat.

Peran media pembelajaran yaitu, (1) Memperjelas penyajian pesan

dan informasi, sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses

belajar, (2) Meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat

menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan

lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai

dengan kemampuan dan minatnya, (3) Mengatasi keterbatasan indera, ruang,

dan waktu; (a) objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan

langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film,

radio, atau model; (b) objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak

oleh indera dapat disajikan dengan ban¬tuan mikroskop, film, slide, atau

gambar; (c) kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam

puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide

disamping secara verbal [3].

Menurut Walker dan Hess (1984:206) memberikan kriteria dalam me-

review media pembelajaran yang berdasarkan kualitas diamtaranya, (1)

Kualitas isi dan tujuan meliputi, kesesuaian contoh gerakan dengan

penjelasan uraiannya, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian

dengan tujuan pembelajaran (2) Kualitas pembelajaran diantaranya, dapat

memberikan bantuan untuk belajar, dapat memberikan dampak yang

signifikan bagi siswa dalam menerima materi (3) Kualitas teknis meliputi,

media pembelajaran mudah untuk digunakan, kualitas tampilan dan kualitas

suara [3].

Video simulasi merupakan program simulasi dengan bantuan

komputer yang mencoba untuk menyamai proses dinamis yang terjadi di

dunia nyata [2]. Kelebihan pembuatan media video simulasi sebagai media

pembelajaran adalah : (1) dengan alat perekam pita video sejumlah besar

penonton dapat memperoleh informasi dari ahli – ahli atau spesialis, (2)

demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga

pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya, (3)

menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang – ulang, (4) keras

lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar

yang akan didengar, (4) gambar proyeksi biasa di-“beku”-kan untuk diamati

dengan seksama [2].

Di dalam pembuatan video simulasi, guru mendemonstrasikan

gerakan yang sulit diikuti siswa, antara lain: gerak dasar bola basket, bola

voli, dan teknik lempar lembing. Jadi, siswa bisa terfokus dengan materi-

materi yang kurang dikuasai saja. Penyusunan media pembelajaran video

simulasi dalam penelitian ini berpedoman pada silabus dan sesuai kebutuhan

yang dibutuhkan guru pada saaat mengalami masalah pada proses

pembelajaran.

3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan

pengembangan atau lebih dikenal dengan Research and Development.

Metode Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian yang

Page 14: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …

5

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan

produk tersebut [7].

Gambar 1. Bagan Langkah – langkah penelitian R&D [7]

Berdasarkan prosedur pengembangan yang sudah dikemukakan,

dalam pengembangan media pembelajaran video simulasi dilakukan yang

pertama mencari potensi dan masalah; Pada langkah pertama ini melakukan

observasi ke SMK N 1 Bancak kelas X sebagai tempat penelitian. Selanjutnya

mengumpulkan data; Dalam tahapan ini mengumpulkan data-data yang

terkumpul, yang kemudian dapat digunakan sebagai bahan untuk

perencanaan. Setelah data terkumpul kemudian mendesain produk; Dalam hal

ini tahapan yang dilakukan adalah memulai membuat media pembelajaran

olahraga menggunakan video simulasi. Sebelum pembuatan media, perlu

menyiapkan materi dan aplikasi-aplikasi yang diperlukan dalam pembuatan

video. Tahap selanjutnya validasi desain; Setelah media dibuat, tahapan

selanjutnya melakukan penilaian terhadap media. Ahli materi dan ahli media

memvalidasi apakah media tersebut layak atau tidak digunakan sebagai media

pembelajaran. apabila terdapat kekurangan dalam penilaian media, kemudian

media tersebut diperbaiki atau direvisi. Setelah dilakukan revisi, kemudian

menguji coba produk pada beberapa siswa kelas X. Pada langkah ini

digunakan angket sebagai pengumpulan data tentang media pembelajaran

yang dikembangkan. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan

kekurangan pada media. Apabila dalam pengujian produk terdapat kesalahan

maupun kekurangan maka media tersebut diperbaiki. Pada uji coba

pemakaian, media video simulasi digunakan dalam proses pembelajaran mata

pelajaran olahraga. Apabila terdapat kekuranga pada media, maka media

direvisi kembali agar lebih baik. Setelah tidak ada revisi pada media

pembelajaran yang dikembangkan, maka media pembelajaran video simulasi

siap digunakan.

Isi materi media pembelajaran mengacu kepada kurikulum yang

berlaku, dan sesuai kebutuhan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada

saat pembelajaran. Dalam proses perancangan desain media pembelajaran,

perlu adanya sketsa desain yang digunakan untuk menggambarkan

pembuatan media. Sketsa tersebut dibentuk dalam sebuah storyboard.

Storyboard adalah rancangan sebelum pembuatan media untuk memudahkan

dalam pembuatan media tersebut [10]. Storyboard pengembangan media ini

dapat dilihat sebagai berikut;

Page 15: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …

6

Gambar 2. Rancangan tampilan pembuka

Tampilan pertama merupakan judul video simulasi. Tampilan

berikutnya terdapat materi bola voli, bola basket, lempar lembing, narkoba,

serta makanan dan minuman sehat. Nantinya siswa bisa memilih materi

gerakan yang belum dikuasainya, karena didalam materi diatas terdapat video

dan penjelasan masing-masing materi.

Gambar 3. Rancangan tampilan bola basket

Pada saat berada pada tampilan materi basket, akan muncul beberapa

pilahan materi yaitu teknik drible, passing, dan shoting. Didalam teknik-

teknik bola basket terdapat penjelasan serta video gerakannya. Diatas tulisan

judul materi terdapat video yang berkaitan dengan materi tersebut. Sehingga

siswa yang tidak memahami bisa melihat video dan mempraktekkannya lagi.

Gambar 4. Rancangan tampilan bola voli

Pada saat berada pada tampilan materi bola voli, terdapat beberapa

pilahan materi yaitu teknik passing dan blocking. Didalam teknik-teknik bola

voli terdapat penjelasan serta video gerakannya. Di dalam materi tersebut

terdapat penjelasan serta contoh gerakan teknik passing dan blocking.

Gambar 5. Rancangan tampilan lempar lembing

Pada saat berada pada materi lempar lembing, terdapat beberapa

pilihan materi yaitu teknik pegangan, lemparan, dan membawa lembing.

Didalam teknik-teknik lempar lembing terdapat penjelasan serta video

gerakannya. Tampilan berikutnya terdapat tampilan makanan dan minuman

sehat, serta narkoba, kemudian diarahkan pada video. Di dalamnya terdapat

Page 16: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …

7

informasi seputar makanan dan minuman sehat serta, informasi

penyalahgunaan narkoba.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

angket,observasi dan wawancara. Angket digunakan untuk mengetahui

pendapat ahli media untuk menilai dari segi tampilan. Ahli materi untuk

menilai kesesuaian materi yang ada di dalam video sesuai dengan silabus dan

kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan. Kemudian siswa sebagai sasaran

untuk menilai dari fungsi, peran maupun manfaat media yang dibuat.

Observasi dan wawancara digunakan untuk melihat kebutuhan yang

diperlukan di lapangan. Berikut adalah indikator untuk ahli media, materi dan

siswa :

Tabel 1. Indikator kesesuaian materi pada media [9]

Aspek Indikator Jumlah Item

Aspek Isi / Materi

Kesesuaian dengan indikator 7 Kesesuaian contoh dengan uraian

Kejelasan uraian

Kejelasan contoh

Aspek Pembelajaran

Kesesuaian pendekatan (pemberitahuan

tujuan,kompetensi,apersepsi)

5

Urutan penyajian/penjelasan gerakan

Kesesuain dengan karakteristik

sasaran

Indikator pada tabel 1 digunakan untuk pembuatan angket yang

diberikan pada ahli materi. Angket digunakan untuk mengetahui data tentang

kualitas materi dilihat dari segi aspek isi maupun pembelajaran. angket ahli

materi diberikan sebelum diberikan kepada siswa. Jadi, apabila ada perbaikan

bisa direvisi terlebih dahulu. Angket dinilai oleh ahli materi sesuai

kompetensinya.

Tabel 2. Indikator kesesuaian media yang digunakan [9]

Aspek Indikator Jumlah Item

Tampilan Daya tarik opening 8 Ketajaman gambar

Kesesuaian gambar dengan materi

Keterbacaan, tulisan, ukuran huruf, warna huruf

Suara musik 7

Penggunaan bahasa

Kejelasan dialog (intonasi, dialek, pengucapan)

Indikator pada tabel 2 digunakan untuk pembuatan angket yang

diberikan pada ahli media. Angket digunakan untuk mengetahui data tentang

kualitas media dilihat dari segi aspek tampilan maupun suara. angket ahli

Page 17: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …

8

media diberikan sebelum diberikan kepada siswa. Angket ahli media dinilai

oleh ahli media yang berkompetensi dibidangnya.

Tabel 3. Indikator penilaian peran, fungsi pembuatan media [9]

Aspek Indikator Jumlah Item

Aspek Isi/Materi

Kejelasan Uraian 4 Kejelasan Contoh

Aspek Media Kesesuaian gambar dengan materi 7

Keterbacaan,tulisan,ukuran huruf,warna huruf

Kejelasam suara

Aspek fungsi Media dalam

pembelajaran

Fungsi media dalam pembelajaran 7

Aspek peran

media dalam pembelajaran

Peran media dalam pembelajaran 8

Setelah media diuji oleh ahli media dan ahli materi dan dilakukan

revisi maka, media video simulasi bisa dipakai oleh siswa. Indikator pada

tabel 3 digunakan untuk mengetahui peran dan fungsi media dalam proses

pembelajaran. Media video simulasi nantinya bisa digunakan untuk

mengatasi masalah yang dialami siswa seperti, kurang memahami gerakan

yang dilakukan oleh guru.

Uji coba media yang dikembangkan dilakukan sebanyak dua kali,

yaitu: uji ahli dan uji lapangan. Sebelum dilakukan uji coba produk yang

dilakukan siswa, terlebih dahulu dilakukan validasi terhadap media

pembelajaran yang dihasilkan, yang bertindak sebagai validator ahli materi

yaitu dua orang guru pendidikan jasmani kesehatan dan yang bertindak

sebagai validator ahli media yaitu dosen Fakultas Teknologi Informasi.

Setelah mendapatkan masukan dan saran dari ahli materi dan ahli media,

kemudian dilakukan revisi. Setelah dilakukan analisis dan tidak ada revisi

lagi dilanjutkan dengan uji lapangan. Hasil dari uji lapangan kemudian

dianalisis dengan menghitung persentase kelayakan media pembelajaran

video simulasi. Instrumen dikembangkan dengan menggunakan 4 skala. Skor

terendah diberi angka 1 dan skor tertinggi diberi skor [7]. Jenis data yang

didapatkan dari hasil validasi dan uji coba yaitu berupa data kuantitatif dan

data kualitatif (deskriptif). Data kuantitatif diambil dari data kuesioner berupa

skor penilaian dan data kualitatif diperoleh dari kritik, saran dan komentar

pada kuesioner. Hasil angket dianalisis dengan menggunakan skala likert

yang terdiri dari 4 skor, 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, 1 sangat tidak

setuju [7]. Data yang terkumpul diproses dengan cara dijumlahkan,

dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase, atau

dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut; [7]

Persentase Kelayakan (%) = Skor yang diobservasi

Skor yang diharapkan𝑋 100%

Page 18: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …

9

Data yang sudah dihitung persentasenya kemudian dianalisis. Setelah itu

diubah dalam bentuk persentase, langkah selanjutnya mendeskriptifkan dan

mengambil kesimpulan tentang masing-masing indikator. Kesesuaian aspek

dalam pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran dapat

menggunakan tabel berikut: [8]

Tabel 4. Tabel skala persentase

Persentase Pencapaian Interpretasi

75,01 – 100,00 % Sangat Layak (dapat digunakan tanpa revisi)

50,01 – 75,00 % Cukup Layak (dapat digunakan dengan revisi kecil)

25,01 – 50,00 % Tidak Layak (tidak dapat digunakan)

0,00 – 25,00 % Sangat tidak Layak (terlarang digunakan)

4. Hasil dan Pembahasan

Setelah merancang sebuah media, kemudian dilakukaan proses

implementasi untuk merealisasikan rancangan desain yang sebelumnya sudah

dibuat. Untuk implementasi penggunaan dalam proses pembelajaran yaitu,

pada awal pembelajaran diputarkan materi gerakan yang ada di video,

kemudian siswa mempraktekkan materi yang sudah diberikan, video bisa

diputar lagi apabila ada siswa yang kurang paham. Berikut beberapa halaman

implementasi video simulasi dalam pembelajaran;

Gambar 6. Implementasi tampilan pembuka dan beranda

Hasil implementasi tampilan pembuka menggunakan huruf dan warna

yang jelas, dengan penggunaan warna dan huruf jelas siswa bisa memahami

materi dengan baik. Selanjutnya tampilan beranda terdapat pilihan materi

teknik bola basket, bola voli, lempar lembing, narkoba, dan makanan

minuman sehat. Contoh teknik gerakan dibuat semirip mungkin dengan saat

proses pembelajaran berlangsung. Dengan teknik gerakan dibuat semirip

mingkin bisa membantu siswa yang sulit menirukan gerakan dasar olahraga

dengan baik. Jadi, siswa tinggal memilih materi yang belum dikuasai dan bisa

diulang – ulang. Implementasi tampilan menu basket ada beberapa pilihan

materi yaitu teknik drible, teknik passing, teknik shooting. Siswa yang belum

memahami materi terdapat sedikit penjelasan di awal tentang apa itu teknik

drible, teknik passing, dan teknik shooting. Dan untuk penjelasan serta

contoh gerakan yang lengkap terdapat dalam video masing – masing materi.

Page 19: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …

10

Sebelum digunakan sebagai media pembelajaran perlu diujikan kepada

ahli media dan ahli materi. Setelah diujikan dan setelah ada revisi produk,

maka media siap digunakan untuk media pembelajaran. Validasi video

simulasi oleh ahli media dilakukan oleh dua orang dosen yang kajiannya

berkaitan dengan media dalam pembelajaran. penilaian dilakukan dengan

mengisi angket dengan memberikan penilaian mulai dari sangat baik sampai

kurang baik, dan memberikan saran perbaikan.

Pada tahap validasi ahli media terdapat kekurangan yang harus direvisi

dan saran perbaikan antara lain: (1) Background terlalu luas, sebaiknya

dikurangi terutama pada saat narasi/penjelasan, (2) Suara saat menjelaskan

tidak terdengar jelas, sebaiknya suara di dubing, (3) Tambahkan musik

instrumen (4) Untuk penutup tambahkan sumber (pustaka). Saran perbaikan

dari ahli media yang diberikan sudah dilakukan dan diperbaiki. Dari hasil

perhitungan yang diambil dari angket, maka penilaian produk media

pembelajaran video simulasi oleh ahli media yaitu 69,16% dengan jumlah

skor 83.Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran video

simulasi ini cukup valid dapat digunakan dengan revisi kecil untuk digunakan

sebagai media pembelajaran.

Validasi angket video simulasi untuk ahli materi dilakukan oleh guru

olahraga di SMKN 1 Bancak, yang langsung berhubungan dengan mata

pelajaran olahraga. Penilaian dilakukan menggunakan angket, dengan

memberikan penilaian mulai dari sangat baik sampai kurang baik, dan

memberikan saran perbaikan. Pada tahap validasi ini terdapat kekurangan

yang harus direvisi dan saran perbaikan dari ahli materi, antara lain:

tambahkan materi untuk makanan dan minuman sehat, bisa dilengkapi dari

sumber – sumber lain. Saran perbaikan dari ahli materi yang diberikan sudah

dilakukan dan diperbaiki.

Tabel 5. Hasil Penilaian Ahli Materi

No Aspek Penilaian % Kriteria

1 Aspek Isi/ Materi 77,08 Sangat layak

layak

2 Aspek Pembelajaran 73,91 Cukup layak

layak

Jumlah 75,49 Sangat

layak

Hasil pengisian angket yang dilakukan oleh ahli materi dari segi isi

memperoleh jumlah 75,49% dengan kriteria sangat layak. Materi didalam

video sudah sesuai antara contoh gerakan dengan penjelasan. Tetapi dalam

aspek pembelajaran atau penerapannya terdapat beberapa masalah

dikarenakan, ada beberapa siswa yang suka langsung beraktivitas dilapangan.

Secara keseluruhan dari aspek materi sangat layak digunakan dalam proses

pembelajaran.

Page 20: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …

11

Tabel 6. Hasil Penilaian Ahli Media

No Aspek Penilaian % Kriteria

1 Tampilan 73,33 Cukup valid

2 Suara 65,00 Cukup

Valid

Jumlah 69,16 Cukup valid

Hasil pengisian angket yang dilakukan oleh ahli media dari segi

tampilan dan suara memperoleh jumlah 69,16%. Dari segi ketajaman gambar,

kecerahan, warna huruf, tulisan dan ukuran huruf sudah jelas untuk dilihat.

Kualitas suara saat menjelaskan gerakan ada beberapa bagian yang tidak

terdengar jelas. Dengan melihat tampilan dan contoh gerakan yang jelas,

siswa dapat memahami materi dengan baik. Dan secara keseluruhan media

yang dibuat sudah layak digunakan sebagai media pembelajaran.

Tabel 7. Hasil Penilaian Siswa

No Aspek Penilaian % Kriteria

1 Aspek isi/materi 79,65 Sangat

valid

2 Aspek media 76,37 Sangat valid

3 Aspek fungsi

media dalam pembelajaran

75,09 Sangat

valid

4 Aspek peran

media dalam

pembelajaran

77,84 Sangat

valid

Jumlah 76,79 Sangat

valid

Pengujian media pembelajaran video simulasi dilakukan di SMKN 1

Bancak pada kelas X Teknik Sepeda Motor. Jumlah siswa yang melakukan

pengisian angket berjumlah 34 siswa. Berdasarkan hasil angket yang

diperoleh dari siswa memperoleh jumlah 76,79%. Dari aspek isi/materi sudah

sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, aspek fungsi media dalam

pembelajaran sudah berjalan dengan baik, ditunjukkan dengan siswa bisa

berkonsentrasi pada isi pelajaran, tingkat pemahaman dan pengetahuan siswa

meningkat. Tetapi dalam aspek media yang berupa kejelasan suara di

sebagian materi ada yang kurang jelas.

5. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat

disimpulkan bahwa penggunaan video simulasi dalam pembelajaran olahraga,

dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa dalam melakukan

gerakan dasar olahraga. Pengujian yang dilakukan oleh ahli media dan ahli

materi serta uji terbatas oleh siswa.Kelayakan media pembelajaran video

simulasi pada mata pelajaran olahraga sebagai berikut; Penilaian kelayakan

Page 21: Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video …

12

ahli media dalam persentase 69,16%, dari segi ketajaman gambar, kesesuain

gambar dengan materi, tulisan, ukuran huruf, warna huruf, kedetailan suara,

sudah bisa membantu siswa untuk memahami materi. Penilaian kelayakan

ahli materi dalam persentase 75,49% dari aspek isi sudah sesuai dengan

tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa tentang materi yang belum

dikuasai,. Penilaian dari siswa memperoleh persentase 76,79%, penggunaan

video simulasi bisa membantu siswa yang tidak bisa memahami dan

melakukan gerakan olahraga dengan baik dan benar. Berdasarkan hasil yang

diperoleh dalam penelitian ini, maka disarankan pada penelitian selanjutnya

dapat melaksanakan penelitian yang sama dengan memperbaiki isi media.

Dapat ditambahkan materi serta informasi seputar kesehatan yang lebih

banyak dari sumber yang lain.

6. Daftar Pustaka

[1] Syarifudin dan Sudrajat Wiradihardja.2014.Pendidikan Jasmani,Olahraga

dan Kesehatan. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,

Kemdikbud. Diakses tanggal 06 Oktober 2015 dari

http://bse.kemdikbud.go.id/index.php/buku/details/20142407133380/dow

nload

[2] Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta : PT RajaGrafindo

Persada.

[3] Umar.2013.Media Pendidikan:Peran dan Fungsinya dalam Pembelajaran.

Diakses tanggal 05 Oktober dari

http://stainmetro.ac.id/ejournal/index.php/tarbawiyah/article/download/1

91/180

[4] Muhrodin. 2015 .Pengembangan Media Pembelajaran Gerak Dasar

Guling Lenting Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Diakses tanggal

06 Oktober 2015 dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=315048&val=7231&title=

PENGEMBANGAN%20MEDIA%20PEMBELAJARAN%20GERAK%20DA

SAR%20GULING%20LENTING%20PADA%20SISWA%20SEKOLAH%20MENENGAH%20PERTAMA

[5] Amelia Fitriyati. 2015. Pengembangan Media Latihan “Video Tutorial

Teknik Dasar Tangkisan Bela Diri”. Diakses tanggal 06 Oktober 2015

dari http://eprints.uny.ac.id/22845/1/Skripsi%20Amel_2015.pdf

[6] Siswoyo H.K.2015. Pengembangan Model Pembelajaran Sepak Takraw

Teknik Dasar Sepak Sila Menggunakan Bolserka Pada Siswa Kelas V

dan VI SD. Diakses pada tanggal 06 Oktober 2015 dari

http://lib.unnes.ac.id/21459/1/6102411032-S.pdf

[7] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

[8] Akbar, Sa‟adun. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta : Cipta Media.

[9] Kustandi Cecep, dkk. 2011. Media Pembelajaran; Manual dan Digital.

Bogor: Ghalia Indah.

[10] Sadiman Arief,dkk.2012.Media Pendidikan; Pengertian,Pengembangan,

dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.