pengembangan media kartu tanda baca dua dimensi …
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI
BERBASIS METODE MONTESSORI UNTUK CALON MAHASISWA
ASAL MAPPI PAPUA ANGKATAN 2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun Oleh:
Elisabeth Inosensia Marlin
NIM: 141224007
Disusun oleh:
Elisabeth Inosensia Marlin
NIM: 141224007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI
BERBASIS METODE MONTESSORI UNTUK CALON MAHASISWA
ASAL MAPPI PAPUA ANGKATAN 2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun Oleh:
Elisabeth Inosensia Marlin
NIM: 141224007
Disusun oleh:
Elisabeth Inosensia Marlin
NIM: 141224007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
iv
Halaman Persembahan
Karya ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai setiap langkah saya
Kedua orang tua saya, Basilius Blasius Gili dan Asteria Wasiyah. Adik-adik saya
tercinta serta keluarga saya yang selalu mendukung saya dan memberikan
semangat, sehingga saya selalu yakin untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
Sahabat tercinta, Merici Dicta, Maria Rosari, Maria Benita, dan Sr. Ika yang
selalu berusaha memahami saya, membantu, serta mendukung saya dalam
meyelesaikan karya ini.
.Teman-teman di kelas A PBSI 2014 dan Keluarga Besar PBSI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
v
MOTTO
Guru adalah murid, murid adalah guru.
(Rm. Y.B. Mangunwijaya)
Dimana hati diletakan disitu proses dimulai.
(Elisabeth Inosensia Marlin)
Kita tidak perlu televisi karna kita punya imajinasi.
(Spongebob Squerpants)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 12 Desember 2019
Peneliti
Elisabeth Inosensia Marlin
NIM: 141224007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta:
Nama : Elisabeth Inosensia Marlin
Nomor Mahasiswa : 141224007
Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang
berjudul:
Pengembangan media kartu tanda baca dua dimensi berbasis metode
Montessori untuk calon mahasiswa asal Mappi Papua angkatan 2018
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, dan mendistribusikan secara teratas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal, 12 Desember 2019
Yang menyatakan,
Elisabeth Inosensia Marlin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
viii
ABSTRAK
Marlin, Elisabeth Inosensia. 2019. Pengembangan media kartu tanda baca dua
dimensi berbasis metode montessori untuk calon mahasiswa asal mappi
papua angkatan 2018. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media yang dapat membantu
calon mahasiswa asal Mappi Papua memahami penggunaan tanda baca sesuai
kaidah yang ada. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini yaitu, (1)
Bagaimana proses pengembangan media kartu tanda baca dua dimensi (TABA
2D) berbasis metode Montessori untuk membantu calon mahasiswa asal Mappi
Papua dalam menggunakan tanda baca? (2) Bagaimana kualitas media kartu tanda
baca dua dimensi (TABA 2D) yang layak dikembangkan untuk membantu calon
mahasiswa asal Mappi Papua dalam menggunakan tanda baca?
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research &
Development). Proses pengembangan media pembelajaran berbasis Montessori
tersebut menggunakan enam langkah pengembangan yaitu meliputi (1) potensi
dan masalah, (2) pengumpula data, (3) desain produk, (4) validasi produk, (5)
revisi desain, (6) uji coba terbatas. Media pembelajaran divalidasi oleh tiga
validator. Skor rata-rata yang diperoleh dari hasil validasi adalah sebesar 3,5
dengan kategori sangat baik jika dilihat dari aspek menarik, bergradasi, auto-
educaion, auto-correction, dan kontekstual.
Uji coba dilakukan kepada 26 calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi
Papua. Hasil uji coba tersebut menunjukan bahwa calon mahasiswa lebih tertarik
belajar menggunakan media dan lebih mampu memahami pengunaan tanda baca
pada keterampilan menulis menggunakan media. Hal ini dibuktikan dari hasil
kerja posttest yang mengalami peningkatan sebesar 81% dari hasil pretest.
Kata kunci: Penelitian pengembangan, media pembelajaran, metode Montessori,
dan tanda baca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ix
ABSTRACT
Marlin, Elisabeth Inosensia. 2019. The Development of Punctuation Marks with
Two Dimensions’ Card Media based on Montessori Method for college
students’ candidates from Mappi Papua batch 2018. Thesis. Yogyakarta:
Indonesian Language and Literature Education, Faculty of Teaching and
Education, Sanata Dharma University.
This research aims to yield the media which is able to assist the college
students’ candidates from Mappi Papua, particularly in apprehending the use of
punctuation marks properly and rule-based grammar. The problems which
become the background of this research are, (1) How is the development’s process
of punctuation marks with two dimensions (TABA 2D) based on Montessori
Method to assist the college students’ candidates from Mippi Papua in using the
punctuation marks? (2) How is the quality of punctuation marks with two
dimensions’ card media which viable to be developed especially to assist the
college students’ candidates from Mippi Papua in using the punctuation marks?
This research used research and development method. As a result, the
development’s process of learning media based on Montessori Method used six
development processes which included; (1) potential and problems, (2) data
collection, (3) product design, (4) product validation, (5) design revision, (6)
limited trial. The learning media in this research is validated by three validators.
The average scores which are collected through the results of validation is 3.5
with very good categorization, particularly when it seen through the enticing
aspect, shades, auto-education, auto-correction, and contextual.
The trial is done to the twenty six college students’ candidates from Mappi
Papua. The result shows that the college students are more interested and more
understand to learn the punctuation marks in writing competency by using the
media. This result is proved through the posttest which improved into eighty one
percent from the pretest.
Keywords: development research, learning media, Montessori Method,
punctuation marks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa memberikan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “pengembangan media kartu tanda baca dua
dimensi berbasis metode montessori untuk calon mahasiswa asal mappi papua”.
Skripsi ini disusun oleh penulis sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan karena bantuan
dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih-Nya kepada saya.
2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si,. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Kaprodi dan dosen
pembimbing yang telah dengan sabar membimbing, mengarahkan dan
memotovasi saya dalam menyelasikan skripsi ini.
4. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., Danang Satria Nugraha S.S., M.A. dan
Irine Kurniastuti, M.Psi yang telah berkenan membantu memvalidasi
instrumen dan produk, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang
telah mendidik, membimbing, dan mendukung penulis dalam
menyelesaikan skripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
xi
6. Tanjung Pripambudi dan Rosensi Galih Susandi yang telah meluangkan
waktu untuk membantu penelitian beserta seluruh calon mahasiswa asal
kabupaten Mappi Papua yang juga telah mendukung kelancaran proses
penelitian.
7. Keluarga penulis tercinta, Bapak Basilius Blasius Gili, Ibu Asteria
Wasiyah, Gregorius Refirsto Yanus Desira, serta Benedita Anastasya
Carolina, yang selalu memberikan semangat dan dukungannya setiap hari
untuk penulis.
8. Teman-teman dan sahabat seperjuangan yang selalu memberikan semangat
dan dukungannya bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
9. Teman-teman PBSI kelas A angkatan 2014 atas semangat dan
dukungannya.
Yogyakarta, 12 Desember 2019
Elisabeth Inosensia Marlin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... iv
MOTTO .................................................................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi
HALAMAN PUBLIKASI ................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
E. Batasan Istilah .............................................................................................. 8
F. Spesifikasi Produk ........................................................................................ 9
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 14
A. Penelitian Terdahulu Yang Relevan........................................................... 14
1. Penelitian Tentang Pengembangan Media Berbasis Metode Montessori
2. Penelitian Tentang Kemampuan Penggunaan Tanda Baca .................. 15
B. Kajian Teori ............................................................................................... 19
1. Teori Perkembangan Kognitif .............................................................. 19
2. Media Pembelajaran ............................................................................. 21
3. Montessori ............................................................................................ 25
4. Tanda Baca ........................................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 45
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 45
B. Setting Penelitian ....................................................................................... 46
1. Objek Penelitian ................................................................................... 46
2. Subjek Penelitian .................................................................................. 47
3. Tempat Penelitian................................................................................. 47
4. Waktu Penelitian .................................................................................. 48
C. Prosedur Pengembangan ............................................................................ 48
1. Potensi dan Masalah ............................................................................. 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
xiii
2. Pengumpulan Data ............................................................................... 51
3. Desain Produk ...................................................................................... 52
4. Validasi Produk .................................................................................... 53
5. Revisi Desain ....................................................................................... 53
6. Uji Coba Produk ................................................................................... 54
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 55
1. Observasi .............................................................................................. 55
2. Wawancara ........................................................................................... 56
3. Kuisioner .............................................................................................. 57
4. Tes ........................................................................................................ 58
5. Trianggulasi.......................................................................................... 59
E. Instrument Penelitian ................................................................................. 61
1. Instrument Observasi ........................................................................... 61
2. Instrument Wawancara......................................................................... 62
3. Instrument Kuisioner Validasi Produk ................................................. 64
4. Instrument Tes ...................................................................................... 66
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 67
1. Analisis Data Kualitatif ........................................................................ 68
2. Analisis Data Kuantitatif ...................................................................... 68
3. Analisis Data Hasil Tes ........................................................................ 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA ...................................... 73
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 73
1. Identifikasi Potensi Dan Masalah......................................................... 74
2. Pengumpulan Data ............................................................................... 82
3. Desain Produk ...................................................................................... 91
4. Validasi Produk .................................................................................... 95
5. Revisi Produk ....................................................................................... 96
6. Uji Coba Produk ................................................................................. 108
B. Produk Akhir dan Pembahasan ................................................................ 115
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 115
A. Kesimpulan .............................................................................................. 115
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 116
C. Saran ......................................................................................................... 116
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan ....................................................................................... 17
Table 3.1 Kisi-kisi Observasi ............................................................................................... 62
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Pengajar Bahasa Indonesia .............................. 63
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Calon Mahasiswa ............................................ 64
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuisioner Validasi Produk .................................................................... 65
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest ...................................................................... 67
Tabel 3.6 Konversi Data Kualitatif ke Kuantitatif ............................................................... 70
Tabel 4.1 Hasil Observasi .................................................................................................... 75
Tabel 4.2 Hasil Validasi Instrumen Kuisioner Validasi Produk .......................................... 93
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Validasi Produk Media ............................................................... 94
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Validasi Produk Album .............................................................. 94
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Validasi Instrumen Pretest ..................................................... 94
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Validasi Instrumen Posttest ................................................... 96
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Pre-test .................................................................................. 97
Tabel 4.8 Jadwal Kegiatan Pembelajaran ............................................................................ 98
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Post-test ................................................................................. 98
Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Pretest dan Post-test ........................................................... 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kartu Tanda Baca Dua Dimensi (TABA 2D) .................................... 11
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaanMetode Research and Development
(R&D) .................................................................................................................... 48
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan yang Digunakan Peneliti ........... 49
Gambar 3.3 Trianggulasi Teknik Pengumpulan Data ............................................ 59
Gambar 3.4 Trianggulasi Sumber Data Wawancara .............................................. 60
Gambar 3.5 Rumus Rerata Hasil Penilaian Instrumen........................................... 68
Gambar 3.6 Rumus Penentuan Jarak Interval ........................................................ 69
Gambar 3.7 Rumus Penilaian Hasil Tes ................................................................ 70
Gambar 3.8 Rumus Rerata Nilai Calon Mahasiswa............................................... 71
Gambar 3.9 Rumus Presentase Kenaikan Nilai Pretest dan Posttest ..................... 71
Gambar 4.1 Trianggulasi Sumber Data Wawancara .............................................. 81
Gambar 4.2 Media Tanda Baca Dua Dimensi (TABA 2D) ................................... 82
Gambar 4.3 Kartu Materi Tanda Baca ................................................................... 83
Gambar 4.4 Kartu Kata dan Frasa .......................................................................... 84
Gambar 4.5 Kartu Pengendali Kesalahan Tahap 1 ................................................ 85
Gambar 4.6 Kartu Klausa dan Kalimat .................................................................. 86
Gambar 4.7 Kartu Pengendali Kesalahan Tahap 2 ................................................ 86
Gambar 4.8 Desain Album atau Buku Panduan Penggunaan Media ..................... 87
Gambar 4.9 Area Kerja Mahasiswa Pertemuan Pertama ....................................... 94
Gambar 4.10 Area Kerja Mahasiswa Pertemuan Kedua ........................................ 97
Gambar 4.11 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest .............................................. 100
Gambar 4.12 Rerata Nilai Pretest dan Posttest .................................................... 101
Gambar 5.1 Media Kartu Tanda Baca Dua Dimensi (TABA) ............................ 106
Gambar 5.2 Kartu Kategori Tanda Baca ............................................................. 106
Gambar 5.3 Kartu Materi .................................................................................... 106
Gambar 5.4 Kartu Kata dan Kartu Pengendali Kesalahan .................................. 107
Gambar 5.5 Kartu Frasa dan Kartu Pengendali Kesalahan ................................. 107
Gambar 5.6 Kartu Klausa dan Kartu Pengendali Kesalahan .............................. 107
Gambar 5.7 Kartu Kalimat dan Kartu Pengendali Kesalahan ............................. 107
Gambar 5.8 Album / Buku Panduan Penggnaan ................................................. 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakekatnya fungsi bahasa dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai alat
ekspresi jiwa, alat komunikasi, alat beradaptasi dan alat kontrol sosial (Mulyati,
2016: 3-8). Menurut Sastromiharjo (dalam Hidayat, 2009:3) berbahasa merupakan
kegiatan yang selalu mengisi bidang pendidikan kehidupan umat manusia misalnya,
bidang ekonomi, hukum, politik dan pendidikan. Kegiatan tersebut berlangsung baik
secara transaksional maupun interaksional. Melalui kegiatan tersebut penggunaan
bahasa berusaha memaparkan, memberi alasan, menceritakan, atau menyaranan
sesuatu.
Kemampuan menulis berkembang melalui pelatihan selama lebih dari dua
dekade ketika seseorang anak tumbuh dan mempelajari keterampilan
mengomposisikan selama masa akhir remaja dan awal dewasa. Penulis pemula
berkembang dari tingkat penyampaian pengetahuan ketingkat transformasi
pengetahuan, yaitu penulis dewasa. Penulis profesional terus berkembang
ketingkat ahli yaitu penciptaan pengetahuan yang mana penggambaran isi penulis,
teks, dan intepretasi pembaca terhadap teks termanipulasi oleh memori kerja.
Transformasi pengetahuan, dan khususnya penciptaan pegetahuan, hanya muncul
jika ada perhatian yang cukup untuk menciptakan pengawasan terhadap
pemeliharaan representasi teks demikian juga dengan perencanaan konsep isi,
teks, ulasan isi dan teks menurut Cahyani (dalam Hidayat, 2009:165).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perkembangan kognitif anak menunjukan perkembangan dari cara berfikir
anak. Ada faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut, yaitu faktor dalam
faktor yang ada di dalam diri anak antara lain faktor bawaan maupun yang
diperoleh termasuk di dalam ini antara lain hal-hal yang dturunkan dari orangtua,
unsur berfikir dan kemampuan intelektual, keadaan kelenjar zat-zat dalam tubuh,
dan emosi serta sifat-sifat tertentu. Faktor luar meliputi keluarga, gizi, budaya,
teman sebaya atau teman bermain. Unsur keluarga sangat mempengaruhi terhadap
sikap dan tingkah laku anak, begitu juga dengan aspek-aspek perkembangan yang
lain (Ahmad Susanto, 2012 dalam Ichsan dan Chusnandari, 2018; 218).
Berdasarkan teori dari para ahli yang telah disebutkan di atas, menulis
merupakan keterampilan berbahasa yang penting dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia, dalam arti lain, pembelajaran Bahasa Indonesia tidak bisa lepas dari
keterampilan berbahasa khususnya menulis. Penggunaan tanda baca yang baik
dan benar juga merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam
keterampilan menulis pada pelajaran Bahasa Indonesia. Perkembangan kognitif
mahasiswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam menggunakan tanda baca
dalam tulisan yang dibuat. Kemampuan dalam menggunakan tanda baca dalam
prembelajaran Bahasa Indonesia dapat dilatih dengan menggunakan media
pembelajaran. Selama proses pembelajaran dengan adanya media, mahasiswa
dapat lebih memahami materi karena dibantu dengan media konkretnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Namun, dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia pengajar seringkali
tidak menggunakan media konkret sebagai penunjang pembelajaran.
Pembelajaran sebaiknya dilakukan tidak hanya bersifat hafalan saja namun juga
mahasiswa diajak praktek menggunakan media yang disediakan oleh guru.
Dengan adanya media konkret lebih membantu mahasiswa dalam meningkatkan
kemamampuan belajar dibandingkan pembelajaran tanpa penggunaan media. Oleh
karena itu, diperlukan alat yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran agar
mahasiswa lebih menguasai materi bahkan materi yang sulit dapat lebih mudah
diterima oleh mahasiswa.
Penggunaan tanda baca dengan baik dan benar sangat penting dikuasai oleh
semua pembelajar. Sejak Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas guru
telah mengajarkan penulisan kata, frasa, klausa dan kalimat disertai tanda baca.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada calon mahasiswa asal
Kabupaten Mappi Papua ketika melakukan matrikulasi mata pelajaran Bahasa
Indonesia, calon mahasiswa dihadapkan pada bacaan yang menggunakan cukup
banyak tanda baca. Perlu diketahui bahwa, pemahaman mahasiswa tentang
penggunaan tanda baca tidak sama rata. Pemahaman mahasiswa terkait materi
pembelajaran termasuk dalam ranah kognitif.
Calon mahasiswa asal Mappi Papua dipilih oleh peneliti menjadi subjek
ujicoba produk yang dikembangkan. Alasan peneliti memilih calon mahsiswa asal
Mappi Papua yaitu, pertama calon mahasiswa masih tergolong sedang terlibat
dalam kegiatan pembelajaran yang tengah diteliti. Kedua, calon mahasiswa
mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi terkait pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
produk TABA 2D. Ketiga, selama masa perkuliahan para calon mahaiswa akan
menggunakan tanda baca pada tugas yang dibuatnya. Keempat, kemampuan
dalam menggunakan tanda baca oleh calon mahasiswa asal Mappi Papua masih
kurang.
Ketika calon mahasiswa diberikan teks bacaan, masih ada beberapa calon
mahasiswa yang mengalami kesulitan memahami isi bacaan. Penguasaan kosakata
menjadi faktor utama dalam masalah ini. Pendampingan pengajar sangat
dibutuhkan dalam kondisi ini, setelah pengajar memberikan teks bacaan
mahasiswa diminta mengerjakan soal berdasarkan teks bacaan tersebut.
Berdasarkan jawaban para mahasiswa, masih ada mahasiswa yang tidak
menngunakan tanda baca dalam tulisan yang dibuatnya.
Selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung, peneliti juga
tidak menemukan penggunaan media pembelajaran konkret, pengajar hanya
menjelaskan penggunaan tanda baca yang baik dan benar dengan ceramah.
Setelah beberapa pertemuan, mahasiswa masih kurang tepat menggunakan tanda
baca dalam tulisan yang dibuatnya. Hal ini bisa disebabkan karena mahasiswa
tidak belajar dengan media konkret, pembelajaran menggunakan media dianggap
mampu membantu calon mahasiswa dalam mengatasi masalahnya. Dengan
adanya media calon mahasiswa akan lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran serta meminimalisir kesalahan yang akan dilakukan oleh calon
mahasiswa. Pembelajaran menggunakan media akan membantu calon mahasiswa
memahami penggunaan tanda baca yang baik dan benar karena melalui media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
yang ada calon mahasiswa akan terlibat langsung dalam proses penggunaan tanda
baca.
Metode Montessori adalah metode yang bersandar pada perinsipnya, bahwa
pendidikan seorang anak harus muncul dari dan bertepatan dengan tahap-tahap
perkembangan anak itu sendiri. Maria Montessori meyakini bahwa anak-anak
mengalami kemajuan melalui serangkaian tahap perkembangan, masing-masing
tahap memerlukan jenis pembelajaran yang dirancang secara tepat dan spesifik
(Gutek, 2013). Dengan hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja calon
mahasiswa tentu tidak melakukan kegiatan apapun untuk lebih memahami
penggunaan tanda baca yang baik dan benar.
Berdasarkan teori Gutek tersebut, peneliti merasa bahwa media pembelajaran
Bahasa Indonesia berbasis metode Montessori adalah sebuah solusi yang tepat
dari masalah yang telah ditemukan di lapangan. Calon mahasiswa yang kurang
mampu menggunakan tanda baca dengan baik dan benar dalam keterampilan
menulis. Media berbasis Montessori mampu menumbuhkan niat belajar calon
mahasiswa dengan pengalamannya sendiri, maka anak akan memperoleh
pengetahuan melalui usahanya sendiri. Selain itu, media pembelajaran Bahasa
Indonesia untuk calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua berbasis
Montessori belum pernah dikembangkan sebelumnya sehingga peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian serta membuat desain media pembelajaran tanda
baca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti menuliskan dua rumusan masalah yaitu sebagai
berkut.
1. Bagaimana proses pengembangan media kartu tanda baca dua dimensi
(TABA 2D) berbasis metode Montessori untuk membantu calon mahasiswa
asal Mappi Papua dalam menggunakan tanda baca?
2. Bagaimana kualitas media kartu tanda baca dua dimensi (TABA 2D) yang
layak dikembangkan untuk membantu calon mahasiswa asal Mappi Papua
dalam menggunakan tanda baca?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan proses pengembangan media kartu tanda baca dua dimensi
(TABA 2D) berbasis metode Montessori untuk membantu calon mahasiswa
asal Mappi Papua dalam menggunakan tanda baca.
2. Mendeskripsikan kualitas media Montessori untuk membantu calon
mahasiswa dalam menggunakan tanda baca.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagi Calon mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Calon mahasiswa memiliki pengalaman langsung terhadap pembelajaran
Bahasa Indonesia secara aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan penggunaan
media pembelajaran berbasis Montessori. Calon mahasiswa akan mampu
menggunakan tanda baca dengan biak dan benar dalam penulisan kalimat atau
paragraf yang nantinya sangat bermanfaat bagi calon mahasiswa ketika mengikuti
perkuliahan.
2. Bagi Pengajar
Pengajar dapat memiliki inspirasi baru dalam mengembangkan media
pembelajaran, serta memberi pemahaman kepada pengajar bahwa media
pembelajaran sangatlah penting digunakan dalam mengatasi kesalahan yang
dilakukan calon mahasiswa selama proses pembelajaran.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan pemikiran baru bagi calon mahasiswa untuk
mengembangkan media pembelajaran yang baru dan inovatif dalam membantu
pembelajar selama proses pembelajaran. Penelitian ini juga memberikan
pengalaman baru kepada calon mahasiswa tentang pengembangan media
pembelajaran Montessori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
E. Batasan Istilah
1. Calon Mahasiswa Asal Kabupaten Mappi Papua
Calon mahasiswa Mappi Papua merupakan calon mahasiswa yang sedang
menjalani matrikulasi selama 1 tahun. Matrikulasi ini diakukan untuk memberikan
bekal pelajaran dasar sebelum menjadi mahasiswa.
2. Metode Montessori
Metode ini menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar
dengan tingkat perkembangan anak dan peran aktivitas fisik. Metode Montessori
mengajak anak untuk belajar mandiri dan juga akan bermain dengan aneka
permainan yang mendidik.
3. Media Montessori
Media Montessori dirancang secara sederhana dan menarik, bertujuan untuk
melatih anak belajar secara mandiri, memberi kesempatan pada anak untuk
bereksplorasi, serta membantu anak mengetahui dan memperbaiki kesalahannya
sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
4. Tanda Baca
Tanda baca merupakan simbol dalam Bahasa Indonesia yang digunakan dalam
keterampilan berbahasa menulis, untuk menunjukan struktur suatu tulisan. Tanda
baca juga akan menentukan intonasi dan jeda dalam kalimat yang dibacakan.
5. Kartu Tanda Baca Dua Dimensi (TABA 2D)
Kartu tanda baca dua dimensi (TABA 2D) merupakan media yang
dikembangkan dalam penelitian ini. TABA merupakan singkatan dari Tanda
Baca, yang dibuat dalam bentuk kartu 2 dimensi. Media ini buat dengan bentuk
persegi empat memiliki warna dan ukuran yang sama. Setiap kartu dilengkapi
tanda baca yang terdapat dalam Bahasa Indonesia.
F. Spesifikasi Produk
Produk yang akan dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini terdiri dari
lima komponen media, yaitu kartu tanda baca dua dimensi (TABA 2D), kartu
kategori, kartu material, kartu kata dan frasa tahap satu beserta kartu pengendali
kesalahan, kartu klausa dan kalimat tahap dua beserta kartu pengendali kesalahan,
serta buku panduan TABA 2D. Berikut penjelasan dan gambar dari kelima
komponen tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1. Kartu Tanda Baca Dua Dimensi (TABA 2D)
Kartu ini terdiri dari 15 kartu yang masing-masing berisikan tanda baca dalam
Bahasa Indonesia dengan warna dan ukuran yang sama. Setiap kartu tanda baca
memiliki ukuran panjang dan lebar yang sama yaitu 2,5 cm berwarna kuning.
Kartu ini digunakan dengan kartu kata, frasa, klausa dan kalimat.
Gambar 1.1 Kartu Tanda Baca Dua Dimensi (TABA 2D)
2. Kartu Kategori
Kartu ini terdiri dari kartu tanda baca yang berukuran 7x5 cm dengan warna
dasar kuning berjumlah 15 kartu, serta kartu yang berisikan penjelasan dari fungsi
penggunaan tanda baca dengan warna dasar putih berjumlah 40 kartu.
Gambar 1.2 Kartu Kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
3. Kartu Material
Kartu terdapat dua sisi dengan ukuran 12x8 cm. Bagian depan berisikan tanda
baca dengan warna dasar kartu kuning. Bagian belakang berisikan penjelasan dari
fungsi penggunaan tanda baca dengan warna dasar putih.
Gambar 1.3 Kartu Material
4. Kartu Kata dan Frasa Tahap Satu Beserta Kartu Pengendali Kesalahan
Kartu ini terdiri dari kartu kata dan frasa yang digunakan bersamaan dengan
kartu TABA 2D berukuran 3x8 cm berwarna putih berjumlah 78 kartu. Kartu
pengendali kesalahan adalah kartu yang berisikan kata dan frasa yang sudah
tersusun dengan tanda baca, berukuran 3x8 cm berwarna putih berjumlah 34
kartu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Gambar 1.4 Kartu Kata dan Frasa Tahap Satu Beserta Kartu Pengendali
Kesalahan
5. Kartu Klausa dan Kalimat Tahap Dua Beserta Kartu Pengendali
Kesalahan
Kartu ini terdiri dari klausa dan kalimat yang digunakan bersamaan dengan
kartu TABA 2D berukuran 3x8 cm berwarna putih berjumlah 60 kartu. Kartu
pengendali kesalahan adalah kartu yang berisikan klausa dan kalimat yang sudah
tersusun dengan tanda baca, berukuran 3x8 cm berwarna putih berjumlah 36
kartu.
Gambar 1.5 Kartu Klausa dan Kalimat Tahap Dua Beserta Kartu Pengendali
Kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
6. Buku Panduan TABA 2D
Buku ini merupakan buku yang berisikan petunjuk dalam menggunakan
media TABA 2D. Buku ini berukuran 19x26 cm dengan cover berwarna
kuning.
Gambar 1.6 Buku Panduan TABA 2D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
1. Penelitian Tentang Pengembangan Media Berbasis Metode Montessori
Yuniastuti (2017) mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis
Montessori. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan
pengembangan (R&D). Model pengembangan yang digunakan adalah model
Sugiyono serta Borg dan Gall yang kemudian dimodifikasi menjadi lima yang
meliputi (1) potensi dan masalah, (2) perencanaan, (3) pengembangan desain, (4)
validasi produk, dan (5) uji coba produk. Hasil validasi media pembelajaran oleh
ahli, menunjukan (1) kualitas media pembelajaran sangat baik, dengan rerata skor
sebesar 3,85, (2) nilai posttest lebih tinggi dari pretest dengan selisih rerata nilai
sebesar 24, media pembelajaran akar tumbuhan berbasis Montessori memiiki
kualitas sangat baik dan membantu siswa dalam memahami akar tumbuhan.
Astuti (2017) melakukan penelitian tentang pengembangan media kartu abjad
berbasis metode Montessori. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian
yang berawal dari adanya potensi dan masalah terkait membaca dan menulis
permulaan. Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Researc and
Development). Proses pengembangan media berbasis metode Montessori tersebut
menggunakan enam langkah pengembangan yang meliputi (1) potensi dan
masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) uji validasi desain, (5)
revisi desain produk, (6) uji coba produk. Media kartu abjad berbasis Montessori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
memiliki kualitas sangat baik dilihat dari perolehan skor validasi ahli yaitu sebesar
3,48 sehingga media kartu abjad yang sudah dikembangkan layak untuk
digunakan.
2. Penelitian Tentang Kemampuan Penggunaan Tanda Baca
Nurmawati, dkk (2014) melakukan penelitian dalam meningkatkan
kemampuan menggunakan tanda baca titik, tanda baca koma, dan tanda baca titik
dua dalam kalimat dengan menggunakan metode latihan siswa kelas IV SD.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan menggunakan tanda baca titik, tanda koma, dan tanda
titik dua pada mahasiswa kelas IV SDN Atananga melalui metode latihan.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang
terdiri dari dua siklus yaitu tes pra tindakan dan tes akhir tindakan serta setiap
siklus terdiri atas perencanaan. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Atananga
dengan melibatkan 12 orang siswa terdiri atas 5 orang laki-laki dan 7 orang
perempuan karena pada berdasarkan hasil observasi awal masih banyak siswa
yang belum mampu menulis kalimat dengan menggunakan tanda baca yang tepat
sehingga perlu untuk ditingkatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tes
awal pra tindakan tindakan diperoleh ketuntasan klasikal 41,66% dan daya serap
klasikal 55,83%. siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 58% dan daya serap
klasikal 60,83%. Pada tindakan siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 91,66% dan
daya serap klasikal 80%. Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran
dengan menerapkan metode latihan dapat meningkatkan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menggunakan tanda baca titik, koma, titik dua pada siswa kelas IV pada
pembelajaran Bahasa Indonesia di SDN Atananga.
Halimatussakdiah, dkk melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui pemahaman mahasiswa mengenai penggunaan tanda baca yang sesuai
dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penelitian dilaksanakan di Fakultas
Ekonomi UNIMED dengan populasi sebanyak 34 orang dan sampel yang
digunakan sebanyak 20 orang dimana sampel diambil secara acak. Teknik
pengumpulan data yang peneliti lakukan yaitu dengan memberikan tes
pemahaman kepada 20 sampel yang dipilih serta metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil analisis data menunjukan bahwa
hanya sebanyak 25% yang sangat paham mengenai penggunaantanda baca yang
sesuai dengan EYD sedangkan 10% paham, 20% cukup paham dan presentase
kurang paham mengambil porsi terbesar yaitu sebanyak 45%. Hasil ini
menunjukan bahwa mahasiswa masih kurang paham mengenai penggunaantanda
baca yang sesuai dengan EYD. Hal ini mungkin disebabkan adanya gangguan
pada kegiatan belajar mengajar. Diharapkan gangguan yang mungkin muncul
dapat diperkecil dan bagi mahaiswa diharapkan untuk terus belajar dan
memperbaiki kemampuan mengenai pemahaman tanda baca karena
penggunaantanda baca yang sesuai akan mempermudah pembaca untuk mengerti
maksud yang ingin disampaikan oleh penulis.
Penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian ini, dapat dilihat pada
tabel 2.1 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan
Metode Montessori PenggunaanTanda Baca
Pengembangan Media Pembelajaran
IPA SD Materi Akar Tumbuhan
Berbasis Media Montessori
Peningkatan Kemampuan
Menggunakan Tanda Baca Titik,
Koma, dan Titik Dua dalam Kalimat
Dengan Menggunakan Metode
Latihan siswa Kelas IV SDN
Atananga
Pengembangan Kartu Abjad Berbasis
Metode Montessori untuk Latihan
Membaca dan Menulis Permula
Pemahaman PenggunaanTanda Baca
Sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) Pada
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Kelas
A 2012 FE UNIMED
Yang diteliti
Pengembangan Media Kartu Tanda Baca Dua Dimensi Berbasis Metode
Montessori Untuk Calon Mahasiswa Asal Mappi Papua
Berdasarkan keempat penelitian yang dianggap peneliti relevan dapat di
simpulkan bahwa, keempat penelitian tersebut memiliki kontribusi yang cukup
besar bagi penelitian ini. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ada persamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dan perbedaan dengan penelitian ini. Pada penelitian pertama membahas
mengenai pengembangan media pembelajaran IPA SD materi akar tumbuhan
berbasis montessori. Persamaan penelitian pertama dengan penelitian ini, yaitu
peneliti sama-sama mengembangkan media pembelajaran berbasis montessori
dengan menggunakan model penelitian Reserch and Development. Sedangkan,
perbedaan penelitian pertama dengan penelitian ini terletak pada model
pengembangan yang digunakan oleh peneliti. Persamaan dengan penelitian kedua
yaitu, peneliti sama-sama mengembangkan media berupa kartu hanya saja pada
penelitian kedua peneliti mengembangkan kartu abjad sedangkan, pada penelitian
ini peneliti mengembangkan media berupa kartu yang berisi tanda baca.
Perbedaaannya dengan penelitian kedua, yaitu tujuan pengembangan media yang
dikembangkan serta subjek penelitian yang digunakan oleh peneliti. Pada
penelitian ketiga dan keempat persamaannya adalah peneliti membahas topik
tanda baca dan bertujuan untuk meningkatkan pemaham dalam menggunakan
tanda baca. Hanya saja, yang membedakan penelitian ini dengan penelitian ketiga
dan keempat, yaitu pada penelitian ini mengembangkan sebuah media sedangkan
pada penelitian ketiga dan keempat hanya terfokus pada pemahaman dan
peningkatan keamampuan penggunaan tanda baca dibantu dengan metode
tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
B. Kajian Teori
1. Teori Perkembangan Kogitif Menurut Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif anak yang menjadi landasan dalam penelitian
ini adalah teori perkembangan kognitif menurut Jean Piaget (1896-1980). Teori
tersebut peneliti gunakan karena memiliki kesesuaian dengan tahap
perkembangan kognitif subjek penelitian serta sesuai dengan metode Montessori
yang berlandaskan pada perkembangan kognitif anak.
Piaget membagi tahap perkembangan kognitif anak dalam 4 tahap yaitu tahap
sensorimotor, tahap pra-operasional, tahap oprasional konkret, dan tahap
operasional formal. Tahap sensorimotor ditandai dengan inteligensi anak yang
lebih didasarkan pada tindakan indrawi anak terhadap lingkungannya, seperti
melihat, meraba, menjamah, mendengar, membau, dan lainnya. Pada tahap ini,
anak belum dapat berbicara dengan bahasa. Tahap praoprasional ditandai dengan
adanya fungsi semiotik, yaitu penggunaan simbol atau tanda untuk menyatakan
atau menjelaskan suatu objek yang saat itu tidak berada bersama subjek. Tahap
oprasional konkret ditandai dengan perkembangan sistem pemikiran yang
didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah
memperkembangkan oprasi-oprasi logis. Tahap oprasional formal seorang remaja
sudah dapat berfikir logis, berfikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan
proposisi-proposisi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa
yang dapat diamati saat itu (Piaget 1981 dalam Suparno 2001; 88).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Tahap perkembangan kognitif yang sesuai dengan subjek penelitian ini adalah
tahap operasional formal. Pada tahap perkembangan ini, seorang remaja sudah
dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan
proposisi-proposisi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa
yang dapat diamati saat itu (Piaget & Inhelder, 1969; Piaget, 1981 dalam Suparno,
2001; 88).
Menurut Ginsburg dan Opper (1988) dalam Suparno 2001;88, seseorang pada
tahap ini sudah mempunyai tingkat ekuilibrium yang tinggi. Ia dapat berpikir
fleksibel dan efektif, serta mampu berhadapan dengan persoalan yang kompleks.
Ia dapat berfikir fleksibel karena dapat melihat semua unsur dan kemungkinan
yang ada. Ia dapat berfikir efektif karena dapat meilihat pemikiran mana yang
cocok untuk persoalan yang dihadapi. Ia dapat memikirkan bersama banyak
kemungkinan dalam suatu analisis. Ia dapat membuat suatu deasin untuk suatu
percobaan yang memerlukan percobaan yang memerlukan pemikiran dan
penggunaan banyak variabel secara bersamaan.
Berdasarkan tahap perkembangan kognitif menurut Piaget, calon mahasiswa
asal Kabupaten Mappi Papua berada pada tahap oprasional formal. Sifat pokok
pada tahap oprasional formal adalah pemikiran dedukatif hipotesis, induktif
saintifik, dan abstraktif reflektif. Perkembangan pemikiran pada tahap ini sudah
sama dengan pemikiran orang dewasa secara kualitatif. Perbedaan dengan
pemikiran orang dewasa hanya terletak pada kuantitas, yaitu banyaknya skema
pada orang dewasa (Suparno 2001;88).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Perkembangan kognitif anak menunjukan perkembangan dari cara berfikir
anak. Ada faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi aspek-aspek perkembangan antara lain: (Ahmad
Susanto, 2012 dalam Ichsan dan Chusnandari, 2018; 218).
1. Faktor Dalam (entern) yaitu faktor yang ada di dalam diri anak antara lain,
faktor bawaan maupun yang diperoleh termasuk di dalam ini antara lain hal-hal
yang dirutunkan dari orangtua, unsur berfikir dan kemampuan intelektual,
keadaan kelenjar dalam tubuh, emosi serta sifat-sifat tertentu.
2. Faktor Luar (ekstern) meliputi keluarga, gizi, budaya, teman sebaya atau teman
bermain. Unsur keluarga sangat mempengaruhi terhadap sikap dan tingkah
laku anak, begitujuga dengan aspek-aspek perkembangan yang lain.
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 892), mendefinisikan kata media
sebagai alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengajaran atau
pembelajaran. Winkel (dalam Suprihatiningrum 2016;15) mengatakan bahwa
belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam
pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Dari pengertian itu dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat dan bahan yang
digunakan dalam aktivitas mental/psikis untuk menghasilkan sejumlah perubahan
dalam pengetahuan-pemahaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Media pembelajaran adalah alat pelajaran yang telah diisi program
pembelajaran (Pranowo, 2014: 284). Pranowo juga mengatakan agar materi
pembelajaran dapat diserap oleh pembelajar sebanyak-banyaknya, guru harus
melakukan berbagai usaha. Usaha yang dilakukan oleh guru antara lain (a)
memberi porsi belajar kepada pembelajar lebih banyak, (b) mempersiapkan materi
pembelajaran secara rinci sebelumnya, (c) mempersiapkan teknik dan strategi
tertentu, (d) mempersiapkan media dan alat pembelajaran tertentu, (e)
menciptakan suasana di kelas yang kondusif untuk belajar pembelajaran dan
sebagainya. Berdasarkan pengetian media pembelajaran yang telah disampaikan
Pranowo, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang
berisi program yang dilakukan menggunakan beberapa usaha. Media
pembelajaran yang digunakan akan berhasil apabila guru melakukan bebrapa
usaha seperti yang telah disebutkan di atas.
Arsyad (2014: 3) mengatakan kata media berasal dari bahasa Latin medius
yang secara harafiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Geralach &
Ely (dalam Arsyad 2014:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara
garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat mahasiswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah. Berdasarkan dua
pengertian media pembelajaran yang dikatakan oleh dua ahli tersebut, dapat
disimpulkan bawa media pembelajaran merupakan penghubung yang membantu
mahasiswa memahami pembelajaran dengan baik melalui buku, dan alat lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Berdasarkan pengertian media menurut ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran merupakan alat dan bahan yang digunakan dalam aktivitas
mental/psikis untuk menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-
pemahaman.
b. Media Pembelajaran Montessori
Lillard dalam Mbawo (2018: 12) mengungkapkan bahwa media Montessori
dirancang secara mendetail sehingga anak dapat menggunakannya secara mandiri.
Media Montessori terdiri dari tiga unsur penting yang harus selalu diperhatikan,
yaitu membangun kemandirian anak dan membangun akademik anak, memiliki
nilai seni, dan mengembangkan rasa tanggung jawab serta menjaga media yang ia
miliki. Media yang dikembangkan memiliki prinsip kesederhanaan, daya tahan,
keindahan, mengembangkan kreativitas, dan anak belajar dari penemuan serta
memberikan kepada anak kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mereka
sendiri.
c. Ciri Media Pembelajaran Montessori
Setiap media pembelajaran yang dibuat dalam Montessori akan mempunyai
tujuan penggunaannya dan maknanya sendiri. Karakteristik media yang digunakan
dalam kelas Montessori yaitu:
1) Menarik
Montessori (2003:81) dalam Mbawo (2018:13) menjelaskan bahwa setiap
media pembelajaran harus mengandung unsur keindahan. Unsur keindahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
tersebut dapat dilihat dari segi warna, bentuk media, kualitas media, dll.
Montessori percaya dengan warna dan bentuk dapat mengundang minat dan
ketertarikan mahasiswa untuk belajar lebih giat dan menarik.
2) Bergradasi
Gradasi yang dimaksud yaitu media pembelajaran yang digunakan
melibatkan lebih dari satu indra. Selain itu, bergradasi juga dapat dilihat dari daya
guna media yang dapat digunakan oleh tingkat usia berbeda.
3) Memiliki Pengendali Kesalahan (Auto-Correction)
Lillard (1972:63) dalam Mbawo (2018:13-14) mengatakan bahwa pengendali
kesalahan adalah semua jenis indicator yang dapat menunjukan kepada kita
apakah yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai atau
tidak. Dengan adanya kartu pengendali kesalahan atau control of error ini akan
membantu anak mengidentifikasi kesalahannya serta memperbaikinya secara
mandiri.
4) Mengajarkan Mahasiswa Secara Mandiri (Auto-Education)
Lillard (1972:51) dalam Mbawo (2018:14) mengatakan bahwa auto-
education akan membantu anak belajar sendiri dan mengurangi keterlibatan guru.
5) Kontekstual
Montessori mengemukakan bahwa belajar hendaknya disesuaikan dengan
konteks (Lillard dalam Mbawo 2018:14).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3. Montessori
Metode Montessori adalah metode yang dikembangkan oleh Maria
Montessori. Metode Montessori sangat menekankan prinsip kebebasan anak
dalam beraktifitas di lingkungan yang disiapkan. Menurut prinsipnya tentang
belajar mandiri, kebebasan seorang anak memungkinkan anak untuk memilih
kegiatan belajar mereka sendiri (Gutek, 2015: 31)
Gutek (2013: 75-76) menjelaskan bahwa Montessori mengidentifikasi
pendidikan sebagai sebuah proses dinamis dimana anak-anak berkembang
menurut ketentuan diri kehidupan mereka. Montessori merangsang anak menuju
aktivitas diri untuk melaukan kegiatan-kegiatan yang mendukung pertumbuhan,
yang mengantar kepada perkembangan lebih lanjut dan kemandirian lebih besar.
Kemandirian yang didasarkan pada kebebasan untuk menjadi aktif merupakan
ketentuan dalam mengerjakan tugas dengan benar. Montessori menyiapkan bahan-
bahan pembelajaran yang bersifat mengoreksi diri sendiri yang digunakan untuk
melatih dan mengembangkan indra-indra dan pemikiran untuk mencapai
kemandirian.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti berpendapat bahwa media
pembelajaran berbasis metode Montessori adalah alat yang dirancang sesuai
karakteristik Montessori dan perkembangan anak. Jadi, media kartu tanda baca
dua dimensi (TABA 2D) adalah media yang dirancang bertujuan untuk membantu
anak belajar secara mandiri dan berkonsentrasi dalam memecahkan masalah yang
ditemukan dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
4. Tanda Baca
Dalam bahasa tuli, tanda baca ini sangat penting karena dengan adanya tanda
baca itu kita akan terbantu untuk dapat memahami suatu tulisan. Dalam sistem
ejaaan dikenal adanya tanda baca titik (.), koma (,), titik koma (;), titik dua (:),
tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda petik (“...”), tanda hubung (-), tanda pisah (--
), tanda kurung ([...]), tanda garis miring (/), dan tanda penyingkat (‘) Chaer
(2011:170-171).
Dalam Bahasa Indonesia terdapat 15 tanda baca yang didalamnnya ada aturan
penggunaannya masing-masing. Aturan penggunaan tanda baca tersebut di tulis
dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesi. Berikut merupakan
penjelasan penggunaan tanda baca menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) Hani’ah (2018:39).
1. Jenis-jenis Tanda Baca
A. Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
Misalnya:
- Mereka duduk di sana.
- Dia akan datang pada pertemuan itu.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,
atau daftar.
Misalnya:
a. Kondisi Kebahasaan di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
1. Bahasa Indonesa
a. Kedudukan
b. Fungsi
b. Bahasa Daerah
1. Kedudukan
2. Fungsi
c. Bahasa Asing
1. Kedudukan
2. Fungsi
1. Payokan Umum
1.1 Isi Kerangka
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
2. Patokan Khusus
...
...
Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah
bertanda kurung dalam suatu perincian.
Misalnya:
Bahasa Indonesiaberkedudukan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
1) bahasa nasional yang berfungsi, antara lain,
(a) lambang kebanggan nasional,
(b) identitas nasional, dan
(c) alat pemersatu bangsa;
2) bahasa negara ...
(2) tanda titik tidak dipakai pada akhir pedoman digital yang lebih
dari satu angka (seperti pada 2b).
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir
dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam
judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.
Misalnya:
Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia
Tabel 1.2 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia
Bagan 2 Struktur Organisasi
Bagan 2.1 Bagian Umum
Grafik 4 Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Bahasa
Indonesia
Grafik 4.1 Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia
Gamabar 1 Gedung Cakrawala
Gambar 1.1 Ruang Rapat
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
- pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35
menit, 20 detik)
- 01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
- 00.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
- 00.00.30 jam (30 detik)
4. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul
tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat
terbit.
Misalnya:
- Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
- Peta Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukan jumlah.
Misalnya:
- Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
- Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.
Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya:
- Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
- Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa IndonesiaPusat
Bahasa halaman 1305.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
- Nomor rekening panitia seminar adalah 0015645678.
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan, ilustri, atau tabel.
Misalnya:
- Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
- Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945)
- Gambar 3 Alat Ucap Manusia
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan
pengirim surat serta (b) tanggal surat.
Misalnya:
- Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki
Jalan Cikini Raya No.73
Menteng
Jakarta 10330
- Yth. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Jalan Daksinapati Barat IV
Rawamangun
Jakarta Timur
- 21 April 2013
- Jakarta, 15 Mei 2013 (tanpa kop surat)
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Misalnya:
Telfon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.
Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
Satu, dua, ... tiga!
2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan
sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Misalnya:
Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk
kalimatnya.
Misalnya:
Kalau diundang, saya akan datang.
Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Misalnya:
Saya akan data kalau diundang.
Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.
Kita harus membaa banyak buku agar memiliki wawasan yang
luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan
dengan itu dan meskipun demikian.
Misalnya:
Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh
beamahasiswa belajar di luar negri.
Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia
menjadi bintang pelajar.
Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya
berhasil menjadi sarjana.
5. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah,
aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, sperti Bu, Dik, atau
Nak.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, jalannya licin!
Nak, kapan selesai kuliahmu?
Siapa namamu, Dik?
Dia baik sekali, Bu.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
Misalnya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”
“Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya, “karena
manusia adalah makhluk sosial.”
Catatan: tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan
C. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat diganti sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam
kalimat majemuk.
Misalnya:
Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik membaca
cerita pendek.
2. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Misalnya:
Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah
(1) berkewarganegaraan Indonesia;
(2) berijazah sarjana S-1;
(3) berbadan sehat; dan
(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
D. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Misalnya:
Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau
mati.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Misalnya:
(1) Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : Siti Aryani
Bendahara : Aulia Arimbi
(2) Narasumber : Prof. Dr. Rahmat Effendi
Pemandu : Abdul Gani, M.Hum.
Pencatat : Sri Astuti Amelia, S.Pd.
3. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu: “Bawa koper ini, Nak!”
Amir: “Baik, Bu.”
Ibu: “Jangan lupa, letakkan baik-baik!”
E. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh
pergantian baris.
Misalnya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Di samping cara lama, diterapkan juga ca-
ra baru ….
Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum-
put laut.
Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
Misalnya:
anak-anak
berulang-ulang
kemerah-merahan
3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang
dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja
satu-satu.
Misalnya:
11-11-2013
p-a-n-i-t-i-a
4. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur Bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
di-sowan-i (bahasa Jawa, ‘didatangi’)
ber-pariban (bahasa Batak, ‘bersaudara sepupu’)
di-back up
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
me-recall
pen-tackle-an
F. Tanda Pisah (--)
1. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat
yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu -- saya yakin akan tercapai -- diperjuangkan
oleh bangsa itu sendiri.
Keberhasilan itu -- kita sependapat -- dapat dicapai jika kita mau
berusaha keras.
2. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi
atau keterangan yang lain.
Misalnya:
- Soekarno-Hatta -- Proklamator Kemerdekaan RI -- diabadikan
menjadi nama bandar udara internasional.
- Rangkaian temuan ini -- evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan
atom -- telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
- Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia -- amanat Sumpah
Pemuda -- harus terus digelorakan.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti
‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya:
Tahun 2010 -- 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tanggal 5 -- 10 April 2013
Jakarta -- Bandung
G. Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?
Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”?
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).
Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.
H. Tanda Seru (!)
1. Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
atau emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!
Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!
Bayarlah pajak tepat pada waktunya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Masa! Dia bersikap seperti itu?
Merdeka!
I. Tanda Elipsis (...)
1. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau
kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara
ialah ….
..., lain lubuk lain ikannya.
2. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.
Misalnya:
“Menurut saya … seperti … bagaimana, Bu?”
“Jadi, simpulannya … oh, sudah saatnya istirahat.”
Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah
titik empat buah).
J. Tanda Petik (“…”)
1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Repub-
lik Indonesia Tahun 1945, “Setiap warga negara berhak memperoleh
pendidikan.”
2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron,artikel,
naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu.
Marilah kita menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”!
3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau
kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
“Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.
Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!
K. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam
petikan lain.
Misalnya:
Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
“Kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang!’, dan rasa letihku
lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau
penjelasan kata atau ungkapan.
Misalnya:
tergugat ‘yang digugat’
retina ‘dinding mata sebelah dalam’
noken ‘tas khas Papua’
tadulako ‘panglima’
L. Tanda Kurung ((…))
1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).
Warga baru itu belum memiliki KTP (kartu tanda penduduk).
Lokakarya (workshop) itu diadakan di Manado.
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian utama kalimat.
Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal
di Bali) ditulis pada tahun 1962.
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan
baru pasar dalam negeri.
3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di
dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.
Misalnya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Transjakarta.
Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Padang.
4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan
sebagai penanda pemerincian.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan
(c) tenaga kerja.
Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan
(1) akta kelahiran,
(2) ijazah terakhir, dan
(3) surat keterangan kesehatan.
M. Tanda Kurung Siku ([…])
1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam
naskah asli yang ditulis orang lain.
Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah
Bahasa Indonesia.
Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia
dirayakan secara khidmat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang terdapat dalam tanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab
II [lihat halaman35─38]) perlu dibentangkan di sini.
N. Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
Nomor: 7/PK/II/2013
Jalan Kramat III/10
tahun ajaran 2012/2013
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.
Misalnya:
mahasiswa/mahasiswi ‘mahasiswa dan mahasiswi’
dikirimkan lewat darat/laut ‘dikirimkan lewat darat atau lewat
laut’
buku dan/atau majalah ‘buku dan majalah atau buku atau
majalah’
harganya Rp1.500,00/lembar ‘harganya Rp1.500,00 setiap lembar’
3. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam
naskah asli yang ditulis orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Misalnya:
Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak beberapakali.
Asmara/n/dana merupakan salah satu tembang macapat budaya Jawa.
Dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank.
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
1. Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Misalnya:
Dia ‘kan kusurati. (‘kan = akan)
Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)
5-2-‘13 (’13 = 2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
C. Kerangka Berpikir
Masalah penggunaan tanda
baca
Media Pembelajaran
Mengajak
berinteraksi dengan
lingkungan belajar
Meningkatkan
pemahaman terkait
materi pembelajaran
Pemanfaatan media yang masih
terbatas
Media kartu tanda baca dua
dimensi berbasis metode
Montessori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berupa
kartu tanda baca. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian dan pengembangan atau lebih dikenal dengan penelitian R & D
(Research and Develpment). Menurut Sugiyono (2012: 297) metode penelitian &
pengembangan atau dalam bahasa Inggris Research and Development adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian dan pengembangan berfungsi
untuk memvalidasi dan mengembangkan produk. Memvalidasi produk, berarti
produk itu telah ada, dan peneliti hanya menguji efektivitas atau validitas produk
tersebut. Mengembangkan produk dalam arti luas dapat berupa memperbaharui
produk yang telah ada (sehingga menjadi lebih praktis, efektif, efisien) atau
menciptakan produk baru (yang sebelumnya belum pernah ada) (Sugiyono,
2015:28). Peneliti pun memutuskan untuk menggunakan desain penelitian dan
pengembangan menurut Sugiyono (2012:298).
Tujuan akhir dari penelitian dan pengembangan ini yaitu 1) menghasilkan
suatu produk tertentu yang dianggap andal karena telah melewati pengkajian terus
menerus; 2) produk yang dihasilkan adalah produk yang sesuai dengan kebutuhan
lapangan; 3) proses pengembangan produk dimulai dari pengembangan produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
awal sampai sudah divalidasi, dilakukan secara ilmiah dengan menganalisis data
secara empiris (Sanjaya, 2013:130).
Berdasarkan beberapa teori di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian
dan pengembangan merupakan suatu penelitian yang digunakan untuk
mengembangkan atau menyempurnakan suatu produk yang disesuaikan dengan
kebutuhan lapangan sehingga menjadi lebih praktis, efektif, efisien.
B. Setting Penelitian
Bagian ini memaparkan tentang (1) objek penelitian, (2) subjek penelitian,
serta (3) lokasi dan waktu penelitian. Berikut penjelasan setting peelitian lebih
rinci.
1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pegembangan media Kartu TABA 2D berbasis
metode Montessori. Media ini disebut Kartu Tanda Baca Dua Dimesi yang
digunakan untuk pelajaran bahsa Indonesia. Tujan dari dikembangkannya media
ini yaitu untuk membantu calon mahasiswa memahami penggunaan tanda baca
dengan baik dan benar sesuai PUEBI. Media ini dirancang untuk calon mahasiswa
asal Mappi Papua yang sedang mengikuti matrikulasi selama satu tahun, tetapi
tidak menutup kemungkinan dapat digunakan oleh mahasiswa jenjang sekolah
apapun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah sekelompok calon mahasiswa asal Kabupaten
Mappi Papua angkatan 2018 yang berjumlah 26 calon mahasiswa. Pemilihan
calon mahasiswa tersebut berdasarkan hasil rekomendasi dari pengajar Bahasa
Indonesia dan hasil pengamatan secara langsung pada saat pembelajaran. 26
mahasiswa ini berasal dari salah satu kabupaten di Provinsi Papua. Sebuah
kabupaten yang terdiri atas 15 distrik/kecamatan, 2 kelurahan dan jumlah
penduduk 102.113 jiwa (2017). Kegiatan ekonomi daerah ini tidak terlepas dari
kebiasaan masyarakat yang sejak dulu suka berburu, berkebun dan hidup
berpindah-pindah. Potensi ekonomi yang nyata bagi masyarakat adalah mencari
kayu gaharu sampai ke pedalaman hutan (Wikipedia). Kualitas pendidikan di
kabupaten ini dapat dikatakan kurang baik, hal ini dibuktikan dari fasilitas yang
kurang memadai baik pengajar maupun sarana dan prasarana. Oleh karena itu,
kebutuhan pendidikan di Kabupaten Mappi kurang terpenuhi. Sedangkan, faktor
seperti lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat sangat mempengaruhi
perkembangan kognitif anak.
3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma yang beralamat di
Jl. Ahmad Jazuli No.2, Kotabaru, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55224. Calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Desain Produk Validasi
Produk Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
data
Revisi Desain Uji coba
Produk Revisi Produk Uji coba
Penggunaan
Revisi Produk Produk Masal
melaksanakan kaegiatan pembelajaran (matrikulasi) selama satu semester di
kampus ini.
4. Waktu Penelitian
Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan ini dimulai dari bulan
Januari 2019 – Oktober 2019.
C. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian dan pengembangan ini mengadopsi dari model Sugiyono
(2012: 298) yang terdiri dari langkah. Berikut adalah langkah-langkah tersebut.
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaanMetode Research and Development (R&D)
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono terdiri
dari 1 langkah, yaitu: dimulai dari adanya potensi dan masalah, kemudian peneliti
melakukan studi literatur dan pengumpulan data yang berkaitan dengan potensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dan masalah yang ditemukan oleh peneliti. Setelah data terkumpul dapat
dilanjutkan dengan membuat desain produk yang kemudian akan divalidas oleh
para ahli. Desain produk yang telah divalidasi oleh para ahli kemudian direvisi
dan dilanjukan dengan pembuatan produk. Setelelah prouduk tersebut jadi maka
peneliti akan melakukan uji coba terbatas kepada bebrapa subjek yang telah
dipilih oleh peneliti. Setelah diuji cobakan kepada beberapa subjek produk
tersebut akan direvisi untuk pertama kalinya dan akan diuji coba penggunaannya
pada subjek dalam jumlah yang lebih banyak. Langkah berikutnya yaitu revisi
kedua dan akan diakhiri dengan produk masal.
Pada penelitian ini, peneliti memodifikasi langkah-langkah tersebut menjadi
enam langkah agar sesuai dengan langkah yang akan dilakukan peneliti. Peneliti
memodifikasi langkah penelitian menjadi enam, karena dalam pengembangan
produk ini peneliti tidak melakukan revisi produk untuk yang kedua kalinya dan
tidak memerbanyak produk. Produk yang akan dibuat hanya akan diuji pada
sekelompok calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua yang sedang
mengikuti matrikulasi di Universitas Sanata Dharma. Keenam langkah tersebut
meliputi (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4)
validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk. Prosedur pengembangan
dan penelitian ini dijelaskan dalam gambar berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan yang Digunakan Peneliti
Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian dan pengembangan
yang digunakan oleh peneliti:
1. Potensi dan Masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah
segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sebagai
contoh dalam bidang sosial dan pendidikan, misalnya kita punya potensi
penduduk usia kerja yang cukup banyak, sehingga melalui model pendidikan
tertentu dapat diberdayakan sebagai tenaga kerja pertanian atau industri yang
berbasis bahan mentah alam Indonesia. Semua potensi akan berkembang menjadi
masalah bila kita tidak dapat mendayagunakan potensi-potensi tersebut. Misalnya
kita punya cadangan sumber daya alam yang banyak, tetapi tidak dapat
mendayagunakannya, sehingga akan menjadi masalah. Namun juga, masalah bisa
dijadikan potensi, apabila kita dapat mendayagunkannya.
Pengumpula
n data
Potensi dan
Masalah
Desain
Produk
Validasi
Produk
Revisi
Desain
Uji Coba
terbatas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Masalah, seperti yang telah dikemukan adalah penyimpangan antara yang
diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah yang dikemukan dalam
penelitian harus ditunjukan dengan data empirik. Data tentang potensi dan
masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang
lain, atau dokumentasi laporan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih
up to date (Sugiyono, 2012: 298-299).
Dalam penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti, peneliti
menemukan masalah yang seringkali terjadi dalam proses belajar Bahasa
Indonesia, yaitu penggunaan tanda baca. Peneliti menganggap kesalahan
penggunaan tanda baca dalam proses belajar calon mahasiswa Kabupaten Mappi
Papua merupakan sebuah masalah dan menjadi potensi dalam mengembangkan
sebuah produk kartu tanda baca. Produk yang akan dikembangkan oleh peneliti
diharapkan mampu membantu meningkatkan penggunaan tanda baca mahasiswa
yang sempat menjadi masalah.
2. Pengumpulkan Data
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual, maka
selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai data dari lapangan dan studi literatur
yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang
diharakan dapat mengatasi masalah tersebut (Sugiyono, 2012: 300).
Peneliti mengumpulkan data dengan melakukan observasi dalam kelas dan
wawancara kepada pengajar serta calon mahasiswa. Sebelum pengumpulan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
dilakukan, penelti menyiapkan instrumen penelitian yang terlebih dahulu
divalidasi oleh ahli pembelajaran Bahasa Indonesia serta ahli Montessori. Peneliti
melakukan observasi pada setiap kelas Bahasa Indonesia terkait proses belajar
calon mahasiswa serta penggunaan media pembelajaran Bahasa Indonesia. Selain
itu peneliti juga melakukan kegiatan wawacara dengan pengajar Bahasa Indonesia
dan juga empat calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua. Selanjutya, hasil
dari observasi dan wawancara akan dianalisis terkait karakteristik belajar calon
mahasiswa yang akan menjadi landasan peneliti dalam mengembangkan media.
Dengan pengumpulan data yang dilakukan, maka peneliti juga akan mendapatkan
hasil yang bisa dijadikan acuan dalam pembuatan produk yang efektif demi
menyelesaikan masalah yang ditemukan oleh peneliti.
3. Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development
bermacam-macam. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan
melalui penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, dan berkualitas, dan relevam
dengan kebutuhan. Hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan adalah
produk baru, yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain produk harus
diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai
pegangan untuk menilai dan membuatnya (Sugiyono, 2012: 300-301).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Desain produk yang dibuat oleh peneliti bisa dalam bentuk gambar, bagan,
atau uraian ringkasan, sehingga akan memudahkan pihak lain dalam
memahaminya. Penjabaran desain produk yang baik dan jelas dapat membantu
peneliti dalam mengembangkan produknya. Pihak lain atau ahli akan menilai
desain yang telah peneliti buat dan akan memberi masukan atau kritik apabila
masih ada desin yang efektif apabila diimplementasikan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia.
4. Validasi Produk
Validasi produk merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan
produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari
yang lama atau tidak. Dikatakan rasional, karena validasi disini masih bersifat
penilaian berdasarkan pemikiran rasional dari para ahli dan praktisi, dan belum
pengujian yang bersifat dicobakan secara empiris.
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar
atau tenaga ahli dan praktisi yang sudah berpengalaman untuk menilai produk
baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut,
sehingga selanjutnya dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi
peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut,
berikut keunggulannya (Sugiyono, 2012: 302). Desain produk yang telah
dikembangkan oleh peneliti akan divalidasi oleh ahli Bahasa Indonesia, ahli
Montessori dan pengajar Bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
5. Revisi Desain
Selain desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli
lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut
selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain (Sugiyono,
2012: 302). Peneliti akan memperbaiki produk yang akan di hasilkan sesuai
dengan hasil validasi yang telah dilakukan pada langkah sebelumnya. Kelemahan
produk yang telah diterima peneliti hasil validasi akan di kembangkan menjadi
lebih baik sesuai masukan para ahli dan pakar.
6. Uji coba Produk
Langkah penting dalam penelitian ini yaitu uji coba produk. Pada pengujian
produk peneliti sebelumnya sudah melakukan pengujian internal (pengujian
berdasarkan pendapat dan penilaian ahli). Setelah pengujian internal tersebut,
peneliti melakukan pengujian eksternal (pengujian lapangan dengan subjek
penelitian) dalam Sugiyono (2015:451).
Pada tahap pengujian eksternal dilakukan dengan cara mencobakan produk
yang telah dikembangkan dalam situasi nyata. Menurut Borg and Gall (2003)
tahap pengujian eksternal terdiri dari 8 langkah, yaitu (1) produk; (2) uji coba
lapangan terbatas; (3) revisi produk 1; (4) uji coba lapangan utama; (5) revisi
produk 2; (6) uji coba lapangan oprasional; (7) revisi produk 3; (8) diseminasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
implementasi. Dalam penelitian ini, peneliti hanya sampai pada tahap kedua yaitu
uji coba lapangan terbatas. Pengujian lapangan terbatas bisa dilakukan pada 1
sampai 3 sekolah, menggunakan 6 sampai 12 subjek (Sugiyono, 2015:491-492).
Peneliti melakukan uji coba terbatas dengan calon mahasiswa asal Mappi Papua
dengan subjek berjumlah 26 mahasiswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan salah satu bentuk pengumpulan data
primer. Observasi merupakan suatu cara yang sangat bermanfaat, sistematik dan
selektif dalam mengamati dan mendengarkan interaksi atau fenomena yang terjadi
(Widi, 2010: 236). Sanafiah Faisal dalam Sugiyono (2017: 224)
mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant
observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt
observation and covert observation), dan observasi yang tak berstruktur
(unstructured observation). Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi partisipatif.
Peneiti melakukan observasi partisipatif untuk mengetahui potensi dan
masalah yang ada. Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang
dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi
dalam aktivitas mereka (Sugiyono, 2017: 225).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Data yang diperoleh dari observasi yang lakukan peneliti terhadap proses
belajar calon mahasiswa berupa situasi belajar dalam kelas. Sekelompok calon
mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua yang sedang melalukan matrikulasi di
Universitas Sanata Dharma. Aspek yang diamati oleh peneliti yaitu ketersediaan
media pembelajaran Bahasa Indonesia untuk tanda baca yang digunakan oleh
pengajar dalam proses pembelajaran, serta penggunaan tanda baca oleh calon
mahasiswa dalam karya tulis.
2. Wawancara
Metode wawancara sering digunakan untuk mendapatkan informasi dari
orang atau masyarakat. Dalam perjalanan hidupnya seseorang dapat memperoleh
informasi melalui berbagai bentuk interaksi dengan orang lainnya. setiap interaksi
orang-per-orang diantara dua atau lebih individu dengan tujuan yang spesifik
dalam pemikirannya disebut sebagai wawancara (Widi, 2010: 241). Adapun jenis
wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur.
Kekuatan utama wawancara tidak terstruktur ini adalah kebebasan yang
diberikan pada peneliti dalam hal isi dan struktur wawancara memungkinkan para
peneliti melakukan kajian yang lebih mendalam dan sesuai dengan apapun yang
dikehendakinya. Peneliti mempunyai kebebasan dalam merumuskan pertanyaan
dan cara menjelaskannya kepada responden serta diskusi yang menyertainya.
Wawancara seperti ini dapat dilakukan terhadap individu maupun kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
(Widi, 2010: 243). Wawancara ditujukan kepada pengajar mata pelajaran Bahasa
Indonesia dan juga kepada calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua.
Data yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan
pengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia berupa tanggapan mengenai
keterampilan berbahasa apa yang dirasa pengajar perlu ditingkatkan oleh calon
mahasiswa, pemahaman calon mahasiswa terkait nama lambang tanda baca,
pemahaman calon mahasiswa terkait penggunaan tanda baca dalam kalimat yang
dibuatnya terkait keterampilan berbahasa menulis, tanda baca yang paling sering
digunakan selama pembelajaran, strategi dan media apa yang digunakan selama
dan dalam mengajarkan penggunaantanda baca serta kesulitan juga usaha yang
dilakukan pengajar untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada dalam
penggunaantanda baca oleh calon mahasiswa.
3. Kuisioner
Kuisioner merupakan daftar tertulis pertanyaan yang harus dijawab oleh
responden. Seringkali daftar pertanyaan tertulis tersebut telah disertai pilihan
jawaban-jawaban untuk dipilih responden guna menjawab pertanyaan-pertanyan
tersebut. Melalui metode pengumpulan data ini, responden membaca daftar
pertanyaan tertulis yang diberikan, dan untuk selanjutnya menuliskan jawaban
atau memilih jawaban yang telah disediakan. Perbedaan metode wawancara dan
kuisioner adalah bahwa pada metode pertama peneliti menanyakan semua daftar
pertanyaan kepada responden untuk dijawab, sementara peneliti mencatat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
jawaban-jawaban yang diberikan responden. Sedangkan pada metode kedua,
responden yang membaca dan menjawab serta mencatat sendiri jawabannya.
Artinya pada pengumpulan data menggunakan kuisioner, tidak ada yang
menjelaskan secara langsung terhadap responden tentang semua pertanyaan yang
diajukan, sehingga semua pertanyaan yang tertulis harus jelas dan mudah
dimengerti. Penataan tulisan pada kuisioner juga harus mudah terbaca dan tidak
membingungkan serta sebaiknya disusun secara interaktif agar responden merasa
ada seseorang yang mengajaknya berbicara.
a. Kuisioner Validasi Desain oleh Ahli
Kuisioner validasi produk oleh ahli dilakukan dengan tujuan memperoleh
data dalam menentukan kualitas produk yang dikembangkan oleh peneliti.
Validasi produk dilakukan dengan tujuan supaya mengetahui kekurangan pada
produk yang dikembangkan. Validasi produk dilakukan oleh ahli Bahasa
Indonesia, ahli Montessori, pengajar Bahasa Indonesia.
4. Tes
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka
melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai
pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau di
jawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek prilaku peserta didik (Arifin,
2009: 118). Widoyoko (2009: 49-78) mengkategorikan tes menjadi dua yaitu tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
objektif dan tes subjektif. Tes objektif adalah bentuk tes yang mengandung
kemungkinan jawaban jawaban atau respon yang harus dipilih oleh peserta tes,
sedangkan tes subjektif merupakan tes yang pada umumnya berbentuk uraian. Tes
bentuk uraian adalah butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang
jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara
mendeskripsikan pikiran pesrta tes (Asmawi Zaenal dan Noehi Nasution dalam
Widoyoko, 2009:78). Dalam penelitian ini, kategori tes yang digunakan oleh
peneliti yaitu tes subjektif tipe tes uraian bebas, yaitu bentuk tes uraian yang
memberi kebebasan kepada peserta tes untuk mengorganisasikan dan
mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab soal tes (Widoyoko,
2009: 79).
Dalam penelitan ini, peneliti menyiapkan soal pretest dan posttest. Pretest
akan dilakukan pada peremuan pertama dalam pembelajaran tanpa mengunakan
media. Setelah peneliti melakukan pretest dan mendapatkan hasil, selanjutnya
peneliti melakukan posttest. Posttest dilakukan setelah uji coba terbatas untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar calon mahasiswa menggunakan tanda baca
dengan media pembelajaran. Dengan demikian, posttest digunakan oleh peneliti
untuk membuktikan kualitas penggunaan media TABA 2D dalam penggunaan
tanda baca oleh calon mahasiswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
5. Trianggulasi
Dalam teknik pengumpulan data, trianggulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2015: 242)
Sugiyono (2015 :242) membedakan trianggulasi menjadi dua macam yaitu
trianggulasi teknik dan trianggulasi sumber. Trianggulasi teknik berarti penelitian
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan
data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi pertisipatif,
wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara
serempak. Sedangkan trianggulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari
sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
Peneliti mengumpulkan data menggunakan trianggulasi teknik. Trianggulasi
teknik pada penelitian ini dihasilkan melalui data yang dikumpulkan dengan
kegiatan observasi dan wawancara. Berikut adalah trianggulasi data yang
dilakukan oleh peneliti dan disajikan dalam gambar 3.3.
Gambar 3.3 Trianggulasi Teknik Pengumpulan Data
Gambar di atas terdapat dua teknik dalam mengumpulkan data dalam
penggunaan media pembelajaran dalam Bahasa Indonesia. Teknik yang digunakan
oleh peneliti terdiri dari dua teknik yaitu observasi dan wawancara. Data dari
kedua teknik tersebut yaitu observasi dan wawancara akan dianalisis untuk
Observasi Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
mempertimbangkan pembuatan media pembelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan pengajar dan calon mahasiswa. Peneliti menggunakan teknik
trianggulasi untuk menganalisis data observasi dan wawancara dengan pengajar
serta mahasiswa. Berikut merupakan gambar trianggulasi berdasarkan data
analisis kebutuhan yang peneliti dapat selama melakukan penelitian dan
penyusunan skripsi.
Gambar 3.4 Trianggulasi Sumber Data Wawancara
Bagan di atas merupakan dua sumber data dalam wawancara, yaitu pengajar
dam calon mahasiswa. Wawancara dilakuakan untuk memperoleh pendapat
narasumber mengenai penggunaan media pembelajaran dan kesulitan calon
mahasiswa dalam menggunakan tanda baca pada mata kuliah Bahasa Indonesia.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat ukur seperti tes, kuisioner, pedoman
wawancara dan pedoman observasi yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan
data dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2015: 156). Instrumen penelitian yang
akan digunakan oleh peneliti ada dua komponen yaitu observasi dan wawancara.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai instrumen yang akan digunakan oleh
peneliti selama proses penelitian berlangsung.
Pengajar Calon mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
1. Instrumen Observasi
Instrumen observasi disusun oleh peneliti sebagai acuan yang akan digunakan
selama observasi. Instrumen observasi juga disusun untuk melihat ketersedian
media pembelajaran serta penggunaan tanda baca dalam penulisan paragraf oleh
calon mahasiswa. Kisi-kisi instrumen observasi disajikan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi
Objek yang Diamati No Item
Adanya media pembelajaran yang untuk pembelajaran Bahasa
Indonesia.
1
Adanya penggunaan tanda baca pada lembar kerja calon
mahasiswa.
2
Instrumen observasi tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk
mengumpulakan data yang valid selama penelitian. Uji validasi yang dilakukan
adalah validasi konstruk. Validasi konstruk mengacu pada sejauh mana suatu
instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar
penyusunanan instrumen. Definisi atau konsep yang diukur berasal dari teori yang
digunakan (Widoyoko, 2009: 131).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2. Instrumen Wawancara
Instrumen wawancara ini dibuat dan digunakan oleh peneliti sebagai acuan
ketika melakukan wawancara kepada pengajar Bahasa Indonesia dan calon
mahasiswa Kabupaten Mappi Papua. Wawancara ini bertujuan menganalisis
kebutuhan calon mahasiswa yang berkaitan dengan penggunaan media
pembelajaran tanda baca dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam melakukan
wawancara peneliti menyiapkan daftar pertanyaan secara singkat dan mudah di
mengerti oleh responden saat peneliti bertanya. Pertanyaan yang ditanyakan oleh
peneliti dapat berkembang sesuai dengan jawaban yang diungkapkan responden.
a. Wawancara Kepada Pengajar Bahasa Indonesia
Wawancara dengan pengajar Bahasa Indonesia bertujuan supaya peneliti
mengetahui ketersediaan media pembelajaran serta proses pembelajaran Bahasa
Indonesia. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti secara tidak terstruktur,
namun menggunakan instrumen wawancara sebagai acuan untuk membuat
pertanyaan wawancara. Kisi-kisi instrumen wawancara dengan pengajar Bahasa
Indonesia dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Pengajar Bahasa Indonesia
No Topik Pertanyaan
1 Identitas
2 Proses pembelajaran Bahasa Indonseia
3 Penggunaanmedia pembelajaran selama proses
kegiatan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
4 Kesulitan yang dialami pengajar
5 Kesulitan yang dialami calon mahasiswa
6 Usaha yang dilakukan pengajar
7 Saran untuk pengembangan produk
b. Wawancara Kepada Calon mahasiswa Mappi Papua
Wawancara dilakukan dengan calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua
supaya peneliti mengetahui kesulitan belajar yang dialami calon mahasiswa dalam
menggunakan tanda baca dengan baik dan benar pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Kisi-kisi instrumen wawancara terhadap calon mahasiswa asal
Kabupaten Mappi Papua dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Calon Mahasiswa
No Topik Pertanyaan
1 Identitas
2 Proses kegiaan belajar calon mahasiswa
3 Penggunaanmedia pembelajaran
4 Kesulitan yang dialami calon mahasiswa
5 Usaha yang dilakukan calon mahasiswa
6 Pengembangan media pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
3. Instrumen Kuisioner Validasi Produk
Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan kuisioner validasi produk
oleh ahli. Kuisioner yang dibuat oleh peneliti digunkan untuk memperoleh data
dalam menentukan kualitas produk yang dikembangkan oleh peneliti. Berikut
kisi-kisi dai ketiga kuisioner yang dibuat oleh peneliti.
Kuisioner yang dibuat oleh peneliti menggunakan lima aspek yang sesuai
dengan karakteristik Montessori yaitu menarik, bergradasi, kontekstual, auto-
education, dan auto-corection. Kuisioner yang dibuat dan diberikan kepada ahli
serta pengajar berisikan 12 pertanyaan. Kisi-kisi analisis kebutuhan disusun
dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Fransisca
Mbawo (2018:37).
Kuisioner validasi produk yang peneliti buat dalam penelitian ini, berguna
untuk mengetahui kualitas produk yang dikembangkan oleh peneliti. Kuisioner
validasi produk akan diberikan dan divalidasi oleh ahli Bahasa Indonesia, ahli
Montessori dan pengajar Bahasa Indonesia. Kisi-kisi validasi produk
menggunakan lima aspek yang sesuai dengan karakteristik Montessori yaitu
menarik, bergradasi, kontekstual, auto-education, dan auto-corection, dengan
mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Fransisca Mbawo
(2018:37). Berikut tabel 3.4 berisi mengenai kisi-kisi kuisioner validasi produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuisioner Validasi Produk
Indikator Deskripsi
Menarik
1. Media pembelajaran memiliki warna yang menarik
2. Bentuk media menarik
3. Cara kerja media pembelajaran mudah dan menarik
Bergradasi 1. Media pembelajaran memiliki bentuk 2 dimensi
2. Melibatkan lebih dari satu indra
Auto-Education
1. Membantu mahasiswa memahami penggunaan
tanda baca dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
2. Membantu mahasiswa belajar secara mandiri
Auto-Correction
1. Media ini dilengkapi dengan pengendali kesalahan
2. Media ini membantu mahasiswa menemukan
kesalahan sendiri dalam proses belajar
3. Media ini membantu mahasiswa menemukan
jawaban yang benar
Kontekstual
1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar
tempat belajar
2. Sekolah/pengajar dapat memproduksi sendiri
dengan mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
4. Instrumen Tes
Kegiatan penilaian hasil belajar memerlukan instrumen untuk mengukur hasil
belajar yang akan dinilai. Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan
pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek
(Widoyoko, 2014:93). Peneliti menyiapkan soal pretest dan posttest untuk
mahasiswa berupa tes uraian bebas. Kisi-kisi soal pretest dan posttest dapat dilihat
pada tabel 3.5 dibawah ini.
Tabel 3.5 Kisi-kisi soal pretest dan posttest
No Indikator
1 Membuat kalimat menggunakan tanda baca
dengan baik dan benar.
F. Teknk Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang
lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke
dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat
diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2015: 368). Teknik analisis data ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dilakukan oleh peneliti setelah peneliti mendapatkan seluruh data yang dibutuhkan
melalui berbagai instrumen penelitian yang telah dibuat.
1. Analisis Data Kualitatif
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
observasi dan wawancara. Setelah semua pengambilan data dilaksanakan peneliti
akan menganalisis data observasi dan wawancara dengan teknik analisis data
kuatitatif. Berikut adalah penjelasan dari setiap teknik pengumpulan data.
Analisis data yang pertama yaitu hasil observasi dan wawancara. Data diolah
dengan cara pertama, membaca hasil observasi dan wawancara yang sebelumnya
telah dilakukan oleh peneliti. Kedua, mencari kata kunci atau pokok dari hasil
observasi dan wawancara. Ketiga, membuat kesimpulan sementara dari hasil
tersebut (Astuti, 2017: 49). Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui
kebutuhan mahasiswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam
materi penggunaan tanda baca. Setelah data diolah menggunakan tahapan
tersebut, data kualitatif diolah dengan menggunakan teknik trianggulasi. Hal ini
dilakukan untuk melihat kesesuaian jawaban dari masing-masing sumber.
2. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari penilaian instrumen observasi dan wawancara,
instrument pretest dan posttest, instrumen kuisioner validasi produk, serta uji hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
validasi produk oleh ahli. Analisis data pertama yang dilakukan, yaitu terhadap
hasil validasi instrumen observasi dan wawancara serta instrument pretest dan
posttest oleh ahli Bahasa Indonesia. Selanjutnya, data hasil validasi instrumen
kuisioner validasi produk, serta uji hasil validasi produk oleh tiga ahli. Instrumen
yang telah diberi nilai diolah untuk memperoleh rerata skor. Rerata hasil penilaian
dihitung dengan rumus pada gambar 3.5.
Gambar 3.5 Rumus Rerata Hasil Penilaian Instrumen
Perolehan skor dapat diolah dengan menghitung jumlah skor yang diperoleh
lalu dibagi dengan jumlah item soal yang buat. Setelah mendapatkan hasil akhir
maka akan disesuaikan dengan kategori nilai beserta klasifikasi yang telah
ditentukan. Kategori Penskoran ditentukan denan mengadopsi aturan pemberian
skor dan klasifikasi hasil penilaian berdasarkan pendapat Widoyoko (Widoyoko,
2014: 144).
1. Skor pernyataan yang negatif kebalikan dari pernyataan yang positif.
2. Jumlah skor tertinggi ideal = jumlah pernyataan atau aspek penilaian x
jumlah pilihan (gradasi skor dalam rubrik).
3. Skor akhir = (jumlah skor yang diperoleh: skor tertinggi ideal) x jumlah kelas
interval.
4. Jumlah kelas interval = skala hasil penilaian. Artinya kalau penilaian
menggunakan skala 4, hasil penilaian diklasifikasikan menjadi 4 interval.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
5. Penentuan jarak interval (Ji) diperoleh dengan rumus:
Gambar 3.6 Rumus Penentuan Jarak Interval
Keterangan: t = skor tertinggi ideal dalam skala, r = skor terendah ideal dalam
skala, dan Jk = jumlah kelas interval.
Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dibuat klasifikasi hasil penilaian dengan
skala 4 sebagai contoh, adalah sebagai berikut:
a. Skor tertinggi ideal = 4
b. Skor terendah ideal = 1
c. Jarak interval = (4-1)/4 = 0,75
d. Klasifikasi hasil penilaian =
Tabel 3.6 Konversi Data Kualitatif ke Kuantitatif
Skor Akhir Klasifikasi
>3,25 - 4,00 Sangat Baik (SB)
>2,50 - 3,25 Baik (B)
>1,75 - 2,50 Cukup (C)
1,00 - 1,75 Kurang (K)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
3. Analisis Data Hasil Tes
Tipe soal pretest dan posttest yang diberikan kepada calon mahasiswa
merupakan bentuk tes tipe uraian bebas yang jumlahnya 15 soal untuk pretest dan
10 soal untuk posttest. Penilaian terhadap hasil pretest dan posttest berdasarkan
kriteria penilaian jika benar nilainya 1 dan jika salah nilainnya 0. Rumus analisis
data hasil tes yang digunakan oleh peneliti diambil dari penelitian sebelumnya
oleh Mbawo (2018:40). Nilai-nilai dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut.
Gambar 3.7 Rumus Penilaian Hasil Tes
Langkah berikutnya adalah menghitung rerata tes yang diperoleh oleh
semua anak dengan cara sebagai berikut.
Gambar 3.8 Rumus Rerata Nilai Calon Mahasiswa
Kemudaian langkah terakhir yaitu peneliti membandingkan nilai hasil
pretest dengan posttest dengan cara menghitung persentase peningkatan nilai
dengan menggunakan rumus berikut.
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Gambar 3.9 Rumus Persentase Peningkatan Nilai Pretest dan Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada subbab ini dipaparkan uraian mengenai persiapan sampai dengan
pelaksanaan proses penelitian oleh peneliti. Peneliti akan membahas prosedur
pengembangan dan kualitas media pembelajaran kartu tanda baca berbasis metode
Montessori untuk calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua.
1. Idenifikasi Potensi dan Masalah
Berdasarkan prosedur pengembangan menurut Sugiyono (2012: 298) langkah
pertama dalam penelitian ini adalah peneliti mengetahui potensi dan masalah yang
ada terkait dengan penggunaan tanda baca pada calon mahasiswa asal Kabupaten
Mappi Papua. Tanda baca dalam Bahasa Indonesia sangat penting dalam
keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menulis. Struktur kalimat yang benar
sangat dipengaruhi dengan penggunaan tanda baca yang benar pula.
Potensi yang dilihat peneliti adalah panggunaan tanda baca dengan baik dan
benar dapat membantu calon mahasiswa pada keterampilan menulis dalam mata
kuliah Bahasa Indonesia. Selama masa perkuliahan calon mahasiswa akan
dihadapan pada kalimat sampai paragraf yang akan menggunakan banyak tanda
baca. Pengetahuan akan penggunaan tanda baca dengan baik dan benar sangat
besar manfaatnya bagi calon mahasiswa contohnya dalam menulis karya ilmiah.
Masalah yang terjadi yaitu masih ada calon mahasiswa yang mengalami kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dalam penggunakan tanda baca dengan baik dan benar. Penggunaan tanda baca
oleh calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua dengan baik dan benar yang
dimaksud oleh peneliti yaitu, seluruh calon mahasiswa mampu menggunakan
tanda baca pada keterampilan menulis sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia.
Masalah yang muncul bisa disebabkan karena pengajar belum mampu
menciptakan metode pembelajaran yang paling efektif serta media pembelajaran
yang menarik untuk digunakan dan membantu calon mahasiswa dalam
penggunaan tanda baca. Melihat dari permasalahan yang ada, maka peneliti akan
membuat media pembelajaran kartu tanda baca berbasis metode Montessori untuk
membantu calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua dalam penggunaan
tanda baca dengan baik dan benar.
2. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data sudah menggunakan trianggulasi.
Dalam teknik pengumpulan data, trianggulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
penggumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2012: 300). Data
yang diperoleh peneliti dengan teknik trianggulasi ini adalah data hasil observasi
dan wawancara. Berikut adalah penjelasan dari pengumpulan data observasi dan
wawancara yang telah diperoleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
a. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti untuk melihat penggunaan media
pembelajaran selama proses belajar dikelas serta penggunaan tanda baca dengan
baik dan benar dalam tulisan berupa paragraf milik calon mahasiswa. Peneliti
melakukan observasi di seluruh kelas calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi
Papua yang terdiri dari empat kelas yaitu kelas A, B, C, dan D. Peneliti juga
melakukan observasi dengan melihat tulisan berupa paragraf yang dibuat oleh
calon mahasiswa dalam lembar kerja selama perkuliahan. Sebelumnya pedoman
observasi divalidasi terlebih dahulu oleh ahli. Berdasarkan hasil validasi dari ahli
Bahasa Indonesia, instrumen penelitian yang buat oleh peneliti dianggap cukup
untuk digunakan sebagai instrumen observasi. Peneliti memperbaiki instrumen
observasi berdasarkan saran yang diberikan oleh ahli Bahasa Indonesia.
Peneliti melakukan kegiatan observasi pada tanggal 10 Desember 2018 hasil
observasi dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Observasi
No Objek yang Diamati Ya Tidak Catatan
1
Terdapat media
pembelajaran
Montessori dalam
pembelajaran Bahasa
Indonesia
√
Tidak ada media pembelajaran konkret
yang di letakan di dalam kelas khususnya
media Montessori, karena dari pihak
kampus memang tidak menyediakan
media untuk calon mahasiswa Mappi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
No Objek yang Diamati Ya Tidak Catatan
Media pembelajaran yang digunakan oleh
calon mahasiswa dibuat oleh pengajar
berupa teks bacaan saja. Tidak ada media
khusus lainnya karena pada kelas calon
mahasiswa, pengajar sudah tidak perlu
membahas materi tertentu dengan media
pembelajaran yang menarik.
2
Penggunaan tanda
baca pada karya tulis
yang dibuat oleh calon
mahasiswa.
√
Calon mahasiswa menggunakan tanda
baca pada tulisan yang dibuatnya. Tanda
baca yang paling sering ditemukan
peneliti dalam paragraf yang ditulis oleh
calon mahasiswa yaitu hanya tanda baca
titik dan koma. Tanda seru dan tanda
tanya ada namun bukan pada paragraf
melainkan hanya pada kalimat saja.
Berdasarkan observasi 50 lembar kerja
milik calon mahasiswa, peneliti
menemukan sekitar 20 calon mahasiswa
masih salah dalam penggunan tanda baca
pada paragraf. Penggunaan tanda titik
pada akhir kalimat hampir semua calon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
No Objek yang Diamati Ya Tidak Catatan
mahasiswa sudah benar, namun
penggunaan tanda koma masih banyak
yang salah. Karena pada lembar kerja
calon mahasiswa hanya dtemukan tanda
baca titik dan koma, untuk penggunaan
tanda baca lainnya belum begitu terlihat
kesalahannya.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, peneliti
mengambil kesimpulan bahwa dalam proses pembelajaan di kelas pengajar tidak
menggunakan media pembelajaran khusus untuk tanda baca, pengajar hanya
menggunakan media berupa teks bacaan saja. Dari 50 lembar kerja calon
mahasiswa yang berisikan tulisan dalam bentuk paragraf. Peneliti melihat 30
calon mahasiswa menulis paragraf menggunakan tanda baca dengan baik dan
benar sesuai kaidah, sedangkan sisanya yang berjumlah 20 calon mahasiswa
kurang mampu meggunakan tanda baca dengan baik dan benar sesuai kaidah.
b. Wawancara
Pengumpulan data yang selanjutnya dilakukan oleh peneliti yaitu wawancara
dengan pengajar Bahasa Indonesia berjumlah dua pengajar. Wawancara ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
bertujuan mengetahui pendapat calon mahasiswa mengenai pembelajaran Bahasa
Indonesia, penggunan media pembelajaran Bahasa Indonesia, serta mengetahui
kesulitan belajar calon mahasiswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Sebelum
peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan pengajar, insrumen wawancara
divalidasi terlebih dahulu oleh ahli pembelajaran Bahasa Indonesia.
1. Wawancara dengan Pengajar Bahasa Indonesia
Peneliti melakukan wawancara dengan pengajar Bahasa Indonesia, kegiatan
wawancara dilaksanakan pada tanggal 21 Desember 2018. Peneliti
mewawancarai pengajar Bahasa Indonesia yang mengajar calon mahasiswa
mappi bernama Eka Tanjung Pripambudi dan Rosensi Galih Susandi.
Pedamping kelas A, B dan D, serta sudah mengajar Bahasa Indonesia selama 4
bulan.
Peneliti menanyakan proses pembelajaran Bahasa Indonseia. Pengajar
melakukan proses pembelajaran bahasa Indonesia sebanyak empat kali
pertemuan dalam satu minggu dua kali pertemuan di kampus dan dua pertemuan
lagi di asrama calon mahasiswa Mappi. Pengertian tanda baca menurut pengajar,
tanda baca merupakan bagian penting dalam sebuah kalimat dan paragraf. Calon
mahasiswa sangat perlu diajarkan penggunaan tanda baca dengan baik dan benar
karena sangat penting dalam penulisan kalimat sampai paragraf. Pengunaan
tanda baca dengan baik dan benar akan memperjelas penyampaian pesan pada
kalimat yang dibuat oleh calon mahasiswa. Pada pembelajaran Bahasa Indonesia
tidak ada kompetensi khusus yang mempelajari tanda baca, pembelajaran tanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
baca diintegrasikan dengan materi lainnya. Selama proses pembelajaran
berlangsung pengajar menggunakan pendekatan komunikatif. Selama empat
bulan pembelajaran, tanda baca yang paling sering digunakan oleh calon
mahasiswa hanyalah tanda baca titik, tanda koma, tanda tanya, dan tanda seru.
Calon mahasiswa menggunakan tanda titik dan tanda koma pada paragraf
deskriptif dan naratif sedangkan tanda seru dan tanda tanya digunakan dalam
kalimat tanya dan kalimat perintah.
Perihal penggunaan media pembelajaran selama proses kegiatan belajar.
Pengajar tidak membuatkan media permainan, pengajar hanya mengunakan teks
bacaan sebagai media untuk calon mahasiswa. Karena penggunaan media
pembelajaran yang menarik sudah sangat jarang digunakan dalam kelas calon
mahasiswa. pengajar sering mengunakan teks bacaan dalam mengajar khususnya
untuk mengajarkan pengunaan tanda baca dengan baik dan benar.
Pengajar tidak mengalami kesulitan, kesulitan justru dialami oleh calon
mahasiswanya itu sendiri. Kesulitan yang dialami oleh calon mahasiswa antara
lain semangat belajar yang semakin menurun pada beberapa calon mahasiswa,
terlambat masuk kelas, untuk beberapa calon mahasiswa masih ada yang belum
lancar dalam membaca karena beberapa faktor. Usaha yang dilakukan pengajar
dalam mengalami kesulitan tersebut yaitu dengan menjadi pengajar yang tegas
namun tidak galak, agar calon mahasiswa tetap mau mengikuti proses belajar
dengan baik dan semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Pengajar memberi saran untuk produk yang sedang dikembangkan oleh
peneliti, yaitu pembuatan media sebaiknya menggunakan warna yang cerah
karena hampir semua calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua menyukai
warna yang cerah, misalkan warna merah, kuning, hijau, biru.
2. Wawancara dengan Calon mahasiswa Asal Mappi Papua
Wawancara kedua yang dilakukan leh peneliti yaitu melakukan wawancara
dengan calon mahasiswa asal kabupaten Mapi Papua.Wawancara dilakukan oleh
peneliti bertujuan untuk mengetahui penggunaanmeda pembelajaran Bahasa
Indonesia serta kesulian yang dialami calon mahasiswa selama proses belajar.
Peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan calon mahasiswa pada
tangga 20 November 2018. Peneliti menanyakan proses kegiatan belajar di kelas.
Selama matrikulasi Bahasa Indonesia seluruh calon mahasiswa mampu mengikuti
pembelajaran di kelas dengan baik. Untuk materi yang menggunakan banyak tand
baca, masih ada calon mahasiswa yang belum mampu menggunakan tanda baca
dengan baik dan benar sesuai kaidah. Tidak ada media pembelajaran yang bisa
digunakan untuk belajar sambil bermain. Media yang biasa digunakan oleh
pengajar hanya sebatas teks bacaan saja.
Perihal kesulitan yang dihadapi calon mahasiswa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia, masih ada calon mahasiswa yang belum menguasai keterampilan
membaca dikarenakan berbagai faktor, misalnya saja kemampuan melihat yang
sudah tidak baik. Kosa kata yang diketahui calon mahasiswa hanya sedikit,
sehingga apabila ada kosa kata baru maka akan mempengaruhi arti dari satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
kalimat yang ada. Usaha yang dilakukan oleh calon mahasiswa dengan
menumbuhkan semangat belajar dalam diri, terus belajar dan tidak mudah putus
asa.
Berdasarkan hasil wawancara kedua sumber tersebut, dapat disimpulkan
bahwa tidak ada penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh pengajar
selain teks bacaan. Pengajar hanya menggunakan teks bacaan yang kemudian
akan menjadi lembar kerja calon mahasiswa. Media konkret untuk pembelajaran
Bahasa Indonesia untuk calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua sangat
minim. Pengajar belum pernah menggunakan media konkret selama proses
pembelajaran di kelas. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban narasumber pada
trianggulasi sumber data wawancara gambar 4.1.
Gambar 4.1 Trianggulasi Sumber Data Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
3. Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu media kartu tanda baca dua
dimensi (TABA 2D). Peneliti juga menambahkan kartu materi, kartu kata, frasa,
klausa, kalimat dan buku panduan untuk pengajar. Media ini dikembangkan
berdasarkan karakteristik meda Montessori yaitu menarik, begradasi, aut-
education, auto-correction, dan kontekstual.
1. Desain Media TABA 2D
Dalam tahap ini peneliti akan dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan untuk membuat media TABA 2D seperti:
1. Corel Draw X7
2. PC/Komputer yang sudah terinstal browser internet
3. Buku sebagai sumber belajar
4. Printer (percetakan)
5. Kertas ivory, gunting, kater, penggaris besi, label, dan plastik klip.
Setelah semua alat dan bahan sudah disiapkan tahap selanjutnya adalah
memproduksi TABA 2D berbasis metode Montessori.
1. Pembuatan Produk
Pada tahap ini peneliti mengembangkan produk yang diberi nama TABA 2D.
produk tersebut terdiri dari 5 komponen kartu, yaitu kartu tanda baca dua dimensi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
kartu material, kartu kategori, kartu kata dan frasa (tahap 1) beserta kartu
pengendali kesalahan, dan kartu klausa dan kalimat (tahap 2) beserta kartu
pengendali kesalahan.
Kelima komponen kartu tersebut memiliki background warna dan ukuran
kartu yang berbeda. Semua kartu dicetak dengan kertas ivory 260. Setelah semua
kartu dicetak langkah selanjutnya akan divalidasi oleh ahli Bahasa Indonesia, ahli
Montessori, dan pengajar Bahasa Indonesia.
a) Pemilihan Betuk dan Warna Kartu
Pemilihan bentuk merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan
oleh peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran. Berdasarkan
karakteristik media Montessori menarik dan bergradasi. Pemilihan bentuk dan
warna yang menarik pada media pembelajaran akan mempengaruhi minat belajar
oleh calon mahasiswa. Pemilihan bentuk kartu dua dimensi melibatkan lebih dari
satu indra sehingga mengajak mahasiswa belajar lebih interaktif tidak hanya
melihat. Berikut gambar pemilihan bentuk dan warna kartu tanda baca, kartu
material, kartu kata, frasa, klausa, dan kalimat serta kartu kategori.
Gambar 4.2 Pemilihan Betuk dan Warna Kartu
Depan Belakang Depan Belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Depan Belakang Depan dan Belakang Sama
b) Pemilihan Ukuran
Pemilihan ukuran kartu peneliti dilakuan secara langsung oleh peneliti dan
disesuaikan dengan kartu permaianan yang biasa digunakan dimasyarakat. Ukuran
kartu materi sempat diubah oleh peneliti bedasarkan hasil saran oleh validaror
Montessori, yaitu memperbesar ukuran kartu materi. Berikut gambar pemilihan
ukuran kartu tanda baca, kartu material, kartu kata, frasa, klausa, dan kalimat serta
kartu kategori.
Gambar 4.3 Pemilihan Warna
Depan Belakang Depan Belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Depan Belakang Depan dan Belakang Sama
c) Penambahan Materi, Tanda Baca, Kata, Frasa, Klausa, dan Kalimat
Penambahan materi pada setiap komponen kartu didasarkan kebutuhan kartu
yang kan dikembangkan oleh peneliti. Berikut gambar penambahan materi, tanda
baca, kata, frasa, klausa, dan kalimat kartu tanda baca, kartu material, kartu kata,
frasa, klausa, dan kalimat serta kartu kategori.
Gambar 4.4 Penambahan Materi, Tanda Baca, Kata, Frasa, Klausa, dan
Kalimat
Depan Belakang Depan Belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Depan Belakang Depan dan Belakang Sama
Berikut peneliti memaparkan kelima komponen media pembelajaran yang
peneliti kembangkan.
1. Kartu Tanda Baca 2 Dimensi (TABA 2D)
Kartu tanda baca merupakan kartu utama dalam media ini, kartu tanda baca
ini terdiri dari 15 tanda baca seperti tanda titik, tanda koma, tanda tanya, tanda
seru, titik dua, tanda kutip dua, tanda pisah, tanda garis miring, tanda hubung,
tanda elipsis, tanda kutip satu/apostrof, tanda kurung siku, tanda kurung, tanda
kutip tunggal, dan tanda titik koma. Kartu tanda baca ini dibuat dengan bahan
kertas ivory 380 karena memiliki ketebalan dan kualitas kertas yang baik. Kartu
ini akan digunakan bersamaan dengan kartu kata, kartu frasa serta kartu kalimat.
Berikut ini adalah desain media TABA 2D seperti gambar dibawah ini.
dipakai pada akhir
kalimat
pernyataan.
Kura kura
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Gambar 4.4 Media Tanda Baca Dua Dimensi (TABA 2D)
Berdasarkan gambar 4.2, dapat dilihat bahwa 15 kartu tanda baca berbentuk
persegi mempunyai warna, bentuk dan ukuran yang sama, serta didalamnya
berisikan setiap tanda baca yang ada dalam Bahasa Indonesia. Pemberian warna
kuning pada dasar kartu memiliki arti kehangatan dan rasa bahagia sehingga
menimbulkan hasrat untuk bermain. Selain itu, warna kuning juga mengandung
makna optimis, semangat dan ceria. Kartu tanda baca ini berbentuk persegi empat
dengan panjang 2,5 cm serta lebar 2,5 cm.
2. Desain Kartu Materi Tanda Baca
Kartu materi merupakan kartu yang berisikan tanda baca beserta penjelasan
fungsi dan contohnya. Kartu materi dapat digunakan sebagai pengendali
kesalahan atau sebagai sumber belajar bagi pengguna media ini. Peneliti membuat
kartu dengan menggunakan program Microsoft Word. Kartu materi tanda baca
yang dibuat oleh peneliti terdiri dari 15 tanda baca. Desain kartu materi tanda baca
dapat dilihat pada gambar 4.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Gambar 4.5 Kartu Materi Tanda Baca
Cara yang dilakukan untuk membuat kartu pengendali kesalahan yaitu pertama
klik insert, lalu klik shape dan memilih bentuk rectangle dan selanjutnya
digambar pada word yang telah dibuka. Bentuk rectangle akan digunakan sebagai
bagian depan dan belakang dengan ukuran yang sama namun warna berbeda.
Bagian depan berwarna kuning sedangkan bagian belakang berwarna putih.
Kedua, memasukan gambar tanda baca dengan cara klik insert, lalu klik picture,
dan selanjutnya memilih gambar tanda baca yang akan dimasukan. Ketiga,
menuliskan fungsi setiap tanda baca sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia. Font Times New Roman 12. Keempat, dikonvert ke PDF sehingga
bentuk serta ukuran gambar tidak berubah.
3. Desain Kartu Kata dan Frasa
Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang
bebas atau satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri (KBBI daring). Frasa adalah
satuan sintaksis yang terdiri dari dua buah kata atau lebih, yang di dalam klausa
menduduki fungsi-fungsi sintaksis (Chaer, 2015;120). Kartu kata dan frasa disini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
merupakan kartu potongan kata dan frasa yang digunakan untuk latihan
memasangkan tanda baca yang sesuai. Kartu kata dan frasa digunakan pada tahap
1 dalam proses pembelajaran dengan beberapa kartu tanda baca. Kartu kata dan
frasa dapat di lihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.6 Kartu Kata dan Frasa
Kartu Kata Kartu Frasa
Langkah-langkah membuat kartu kata dan frasa sangatlah mudah yaitu, hanya
membuat bentuk rectangle ukuran 3 cm x 8 cm dan menuliskan kata dan frasa
pada kotak rectangle yang telah dibuat. Setelah selesai membuat semua kartu
yang dibutuhkan, dikonvert ke PDF dan di print dengan kertas ivory 380 lalu
mengguntingnya sesuai dengan bentuk kartu.
Gambar 4.7 Kartu Pengendali Kesalahan Tahap 1
Kartu Kata Kartu Frasa
Kartu kata dan frasa tahap 1 juga dilengkapi dengan kartu pengendali
kesalahan yang berfungsi sebagai jawaban sehingga pengguna dapat mengoreksi
Kura-kura Jalan Malioboro
II/10
Kura kura Jalan
Malioboro II 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
jawabannya secara mandiri. Kartu pengendali kesalahan tahap 1 dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
4. Desain Kartu Klausa dan Kalimat
Klausa adalah satuan sintaksis yang bersifat prediktif. Artinya, di dalam
satuan atau konstruksi itu terdapat sebuah predikat, bila tidak terdapat predikat,
maka satuan itu bukan sebuah klausa. Kalimat adalah satuan sintaksis yang
dibangun oleh konstituen dasar dan intonasi final (Chaer, 2015;150-165). Kartu
klausa dan kalimat merupakan kartu yang digunakan untuk latihan memasangkan
tanda baca yang sesuai. Kartu klausa dan kalimat digunakan pada tahap 2 dalam
proses pembelajaran. Kartu ini digunakan setelah selesai melakukan kegiatan
pembelajaran pada tahap 1. Pada tahap ini pengguna akan diminta untuk
memasangkan tanda baca pada klausa dan kalimat. Kartu klausa dan kalimat
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.8 Kartu Klausa dan Kalimat
Kartu Klausa Kartu Kalimat
Sama seperti kartu kata dan frasa pada tahap 1, kartu klausa dan kalimat
tahap 2 ini juga dilengkapi dengan kartu pengendali kesalahan. Berikut ini adalah
kartu pengendali kesalahan.
Aduh sakit sekali Ayahku tinggal di Solo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Gambar 4.9 Kartu Pengendali Kesalahan Tahap 2
Kartu Klausa Kartu Kalimat
5. Desain Album
Buku ini merupakan buku pendamping untuk pengajar menggunakan media
kartu tanda baca. Buku ini, berisikan penjelasan media kartu tanda baca berbasis
Montessori (TABA 2D) untuk pembelajaran Bahasa Indonesia, langkah-langkah
penggunaan media kartu tanda baca, serta soal latihan.
Gambar 4.10 Desain Album atau Buku Panduan Penggunaan Media
4. Validasi Produk
Setelah peneliti mengembangkan produk langkah selanjutnya adalah
melakukan uji kelayakan media atau validasi.Media divalidasi oleh tiga validator,
Aduh, sakit
sekali! Ayahku tinggal di
Solo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
yaitu ahli Bahasa Indonesia, ahli Montessori, pengajar Bahasa Indoensia.
Validasi dilakukan setelah semua produk selesai sebelum ujicoba produk.
Pengidentifikasian kuesioner ini menggunakan skala likert dengan 5 skala yaitu, 1=
sangat kurang, 2= kurang, 3= cukup, 4= baik, 5= sangat baik. Responden akan
memberikan pendapat mereka dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kolom
skala yang sudah disediakan. Pengklasifikasian data kuantitatif dalam skala likert ini
digunakan rumus yaitu 100 dibagi jumlah skor pada skala likert yaitu 5. Untuk
pengklasifikasian data secara kualitatif dalam skala likert ini terdiri dari 5 kategori yaitu
sangat rendah, rendah, cukup, tinggi, dan sangat tinggi.
b. Uji Instrumen Validasi Produk
Uji instrumen validasi produk dilakukan oleh ahli Bahasa Indonesia. Ahli
Bahasa Indonesia ini adalah dosen PBSI yang mengampu beberapa mata kuliah di
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Peneliti menyerahkan
instrumen kepada ahli pada tanggal 20 Februari 2019 kemudian karena ada
beberapa kesalahan dalam pembuatan instrumen validasi produk, peneliti merevisi
instrumen.
Sebelum peneliti menyerahkan instrumen kuisioner validasi pproduk,
sebelumnya peneliti memberikan instrument tersebut kepada ahli Bahasa
Indonesia untuk divalidasi terlebih dahulu instrumennya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Tabel 4.2 Hasil Validasi Instrumen Kuisioner Validasi Produk
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh total skor 53 dibagi dengan jumlah pernyataan
sebanyak 14 dan mendapatkan hasil 3,7. Skor ini termasuk rentang 3,25< X ≤4,00
dengan kategori sangat baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa instrument ini dapat
digunakan untuk validasi produk tanpa revisi.
a. Data Hasil Validasi Produk
Penilaian produk pengembangan media dilakukan oleh ahli Bahasa Indonesia,
ahli Montessori, dan pengajar calon mahasiswa Mappi. Peneliti membuat
kuisioner validasi produk berisikan 12 pernyataan sesuai dengan karakteristik
media berbasis Montessosi yaitu (1) menarik (2) bergradasi (3) auto-correction
(4) auto-education (5) kontekstual. Tujuan dari dibuatnya kuisioner ini yaitu
untuk melihat kelayakan produk yang dikembangkan oleh peneliti sebelum
dilakuakan uji coba lapangan terbatas. Berikut tabel hasil penilaian produk media
dan produk album.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Validasi Produk Media
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Validasi Produk Album
1) Ahli Pembelajaran Bahasa Indonesia
Penilaian produk pembelajaran dilakukan oleh ahli Bahasa Indonesia yang
merupakan dosen PBSI. Dosen ahli mengampu mata kuliah Bahasa Indonesia
yang berkaitan dengan media pembelajaran. Total skor yang diperoleh dari hasil
validasi produk oleh ahli yaitu 20 sehingga reratanya 3,33. Skor ini termasuk
rentang 3,25< X ≤4,00 dengan kategori sangat baik. Tidak ada komentar tertulis
maupun lisan mengenai perubahan yang harus dilakukan peneliti sehingga
validator mengatakan produk sudah bisa digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
2) Ahli Montessori
Penilaian produk dilakukan oleh ahli Montessori pada tanggal 25 Juli 2019.
Peneliti diminta mempresentasikan cara penggunaan media kartu tanda baca dua
dimensi dan albumnya. Total skor yang diperoleh dari hasil validasi produk oleh
ahli yaitu 3 sehingga reratanya 3,25. Skor ini termasuk rentang 3,25< X ≤4,00
dengan kategori sangat baik sehingga produk dapat digunakan. Ahli juga
memberikan beberapa komentar untuk ditambahkan dalam media Kartu Tanda
Baca Dua Dimensi, yaitu memberikan kode pada setiap kartu kata, frasa, klausa
dan kalimat. Peneliti juga perlu menambahkan kode pada kartu pengendali
kesalahan serta mengubah ukuran kartu materinya untuk menjadi lebih besar.
3) Pengajar Bahasa Indonesia Calon Mahasiswa Mappi
Total skor yang diperoleh dari validasi media yaitu 43 dengan rerata 3,6 dan
penilaian untuk album yaitu sangat baik dengan rerata 21 Skor ini termasuk
rentang 3,5 dengan kategori sangat baik sehingga produk ini dapat digunakan.
Validator juga meberikan komentar lisan untuk ditambahkan pada produk.
5. Revisi Produk
Berdasarkan hasil validasi produk, produk yang dikembangkan oleh peneliti
mendapat kategori sangat baik namun masih ada kartu yang perlu direvisi. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
karena itu, pada media peneliti perlu melakukan revisi sesuai yang disarankan
validaror tetapi pada album peneliti tidak perlu melakukan revisi.
a. Pembuatan Produk
Produk yang dibuat oleh peneliti terdiri dari media dan album. Media yang
dibuat terdiri dari kartu media Tanda Baca Dua Dimensi, kartu kata dan frasa
berserta kartu pengendali kesalahannya (tahap 1), kartu klausa dan kalimat beserta
kartu pengendali kesalahannya (tahap 2), dan kartu materi. Kartu TABA 2D
memiliki warna dan ukuran yang sama yaitu 2,5 cm, kartu tahap 1 dan tahap 2
meiliki ukuran 3x8 cm serta kartu materi memiliki ukuran 12x8 cm. Sedangkan,
album yang dibuat merupakan buku panduan yang berisikan langkah-langkah
mengunakan media dan soal latihan menggunakan media TABA 2D.
6. Uji coba Produk
a. Uji Validasi Instrumen Tes
Uji instrumen tes dilakukan dilakukan oleh ahli Bahasa Indonesia yang
merupakan dosen PBSI mengampu mata kuliah Bahasa Indonesia.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Validasi Instrumen Pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Validasi Instrumen Posttest
Berdasarkan tabel di atas dapat dilhat bahwa instrumen tes baik pretest
maupun posttest maupun posttest memiliki rerata skor 2,85. Jika dilihat pada tabel
3.5 (halaman 65) klasifkasi skor ini termasuk rentang dengan kategori baik
sehingga instrumen pretest maupun posttest dapat digunakan dengan revisi sesuai
saran.
b. Pembelajaran dengan Media
1. Pretest
Setelah instumen divalidasi oleh ahli dan dinyatakan sudah layak digunakan
untuk penelitian maka sebelum melakukan pembelajaran mengunakanmedia
TABA 2D peneliti memberikan pre-test kepada mahasiswa. Pre-test ini bertujuan
untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa sebelum menggunakan media
pembelajaran berbasis Montessori. Pre-test dilakukan pada tanggal 18 Oktober
2019 di K46 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil pre-test dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Pre-test
2. Uji coba Produk dalam Pembelajaran
Uji coba produk dilaksanakan sebanyak dua pertemuan, yaitu pada tanggal 18
dan 21 Oktober 2019. Subjek dari uji coba ini adalah 26 mahasiswa asal Mappi
Papua yang dipilih berdasarkan saran dosen Bahasa Indonesia. Sebelum
melakukan pembelajaran, peneliti mengkonsultasikan jadwal pertemuan yang
kemudain disarankan pada jam matrikulasi Bahasa Indonesia. Waktu yang paling
tepat adalah hari Jumat dan Senin, karena di hari tersebut mahasiswa tidak
memiliki jam kuliah yang padat. Berikut ini peneliti mendeskripsikan pengalaman
pembelajaran selama dua pertemuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Tabel 4.8 Jadwal Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Hari/tanggal/jam Materi
I Jumat, 18 Oktober 2019
Pukul 10.00-12.00
Pengenalan media TABA 2D: kartu
media Tanda Baca Dua Dimensi, kartu
kategori serta kartu kata dan frasa
berserta kartu pengendali kesalahannya
(tahap 1)
II Senin, 21 Oktober 2019
Pukul 15.00-18.00
kartu klausa dan kalimat beserta kartu
pengendali kesalahannya (tahap 2),
kartu materi serta post-test.
a. Pertemuan Pertama
Pada tanggal 18 Oktober 2019 peneliti mulai pertemuan pertama di K46
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti masuk ke ruangan bersama
dengan dua pengajar, mahasiswa mulai antusias dengan ekspresi penasaran
dengan media yang dibawa peneliti. Peneliti sebelumnya sudah pernah mengajar
subjek yang akan diteliti pada jam pelajaran matrikulasi. Jadi, para mahasiswa
sudah mengenal dan pernah belajar bersama peneliti.
Peneliti memulai pembelajaran dengan mempersiapkan area kerja
memperkenalkan diri terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan memperkenalkan
media tersebut pada mahasiswa. Setelah semua mahasiswa megetahui bagian-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
bagian media yang ada, peneliti meulai pembelajaran sesuai tahap dan langkah
pebelajaran. Berikut adalah gambar area kerja mahasiswa.
Gambar 4.11 Area Kerja Mahasiswa Pertemuan Pertama
Peneliti memperkenalkan penggunan tanda baca menggunakan katu tanda
baca sebagai medianya, dengan tanya jawab. Peneliti mengawali pertanyan
dengan “Tanda baca apa saja yang sudah kalian kenal dan pelajari sampai saat
ini?”. Sebelumnya seluruh mahasiswa sudah melaksanakan pembelajaran Bahasa
Indonesia yang secara langsung ada pengunaan tanda baca dalam pembuatan
kalimat pada matrikulasi, namun belum semua tanda baca yang dipelajari. “Kami
sudah belajar tanda titik, tanda koma, tanda tanya, tanda seru, itu saja sepertinya”.
Mereka menggingat bahwa belum semua tanda baca yang mereka pelajari, karena
tidak ada materi secara khusus yang mengajarkan penggunaan tanda baca. Setelah
mendapatkan jawaban dari mahasiswa penliti menanyakan nama setiap kartu
tanda baca yang tediri dari 15 tanda baca. Berdasarkan jawaban yang mereka
lontarkan, sekalipun mereka belum menggunakan dalam pembelajaran atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
penulisan kalimat namun mereka sudah cukup banyak mengetahui nama tanda
baca yang ada. Masih ada beberapa tanda baca yang mereka kurang ketahui atau
bedakan, misalnya tanda baca apostrof, tanda baca elipsis, perbedaan tanda baca
hubung dan pisah. Meskipun demikian, peneliti bisa menyimpulkan mahasiswa
sudah mampu mengenal cukup banyak tanda baca.
Setelah peneliti memperkenalkan bagian-bagian media yang akan digunakan
pada pembelajaran ini, kemudian peneliti menjelaskan tahap pertama yang akan
mahasiswa lakukan, yaitu memasangkan kartu tanda baca dengan kartu materi
berdasarkan kategori bentuk. Setelah mahasiswa menyelesaikan tahap ini,
dilanjukan pada tahap berikutnya yaitu mulai menggunakan kartu tanda baca pada
kartu kata dan frasa. Mahasiswa diminta menyusun kartu kata dan frasa yang ada
menggunakan tanda baca dengan baik dan benar. Setelah mahasiswa menyususn
semua kartu menggunakan tanda baca peneliti memberikan kartu pengendali
kesalahan untuk dicek oleh mahasiswa sendiri hasil pekerjaan mereka. Apabila
mahasiswa sudah selesai menyusun kata dan frasa menggunakan tanda baca
dengan baik dan benar. Langkah terakhir dalam pertemuan ini diakhiri dengan
mengulang kembali apa yang telah didapat dan dipelajari menggunakan kartu
tanda baca.
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2019 dengan materi
pembelajaran kelas klausa dan kalimat. Pembelajaran diawali dengan review
materi kelas kata dan frasa yang pada pertemuan pertama sudah dilakukan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
mahasiswa. Peneliti menanyakan bagaimana penggunaan tanda baca yang baik
dan benar dalam kata dan frasa yang kemarin sudah dipelajari. Peneliti meminta
kepada mahasiswa untuk kembali mengerjakan beberapa kartu menggunakan
tanda baca dengan baik dan benar. Setelah mahasiswa mengerjakan, peneliti
memberikan kartu dengan pengendali kesalahan untuk mahasiswa kembali
mengecek pekerjaan mereka apakah sudah benar.
Pada pertemuan kedua mahasiswa sudah lebih menguasai penggunaan tanda
baca pada kata dan frasa, walaupun masih ada beberapa tanda baca yang
digunakan belum tepat. Mahasiswa yang awalnya belum memahami perbedaan
tanda baca hubung dengan tanda baca pisah terbantu dengan kartu pengendali
kesalahan. Dalam hal ini, mahasiswa sudah mampu membuat definisi sendiri dan
memecahkan permasalahan yang ada dengan menemukan kesalahan mereka.
Selain itu, mahasiswa juga sudah mampu membuat contoh lain dari kartu kata dan
frasa yang ada dengan menggunakan tanda baca.
Gambar 4.12 Area Kerja Mahasiswa Pertemuan Ke 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Setelah review materi kata dan frasa selesai, pada pertemuan ini peneliti
menjelaskan langkah terakhir dalam media tanda baca dua dimensi ini. Kegiatan
pembelajaran diawali dengan memperkenalkan kartu yang akan digunakan,
komponen medianya sama seperti pada tahap pertama. Pada tahap ini yang
berbeda adalah kartu klausa dan kalimat, mahasiswa diminta untuk membuat
sebuah klausa dan kalimat menggunakan kartu yang sudah ada disertai
penggunaan tanda baca yang baik dan benar. Pada tahap ini, mahasiswa diminta
untuk lebih fokus dan teliti dalam mengerjakan. Peneliti memberikan kartu klausa
dan kalimat serta kartu tanda baca dua dimensi yang kemudian meminta
mahasiswa menyususnnya. Setelah mahasiswa dapat menyususn kartu-kartu
tersebut menjadi sebuah klausa dan kalimat, peneliti memberikan kartu dengan
pengendali kesalahan dari klausa dan kalimat. Fungsi dari kartu ini sama seperti
pada tahap pertama, mahasiswa dapat mengecek pekerjaannya menggunakan
kartu pengendali kesalahan apakah sudah benar atau belum tanpa bantuan
pengajar. Apabila semua mahasiswa sudah mampu menyusun klausa dan kalimat
menggunakan tanda baca dengan benar. Maka tahap selanjutnya yaitu mahasiswa
mengerjakan soal post-test.
3. Posttest
Uji coba produk dilaksanakan sebanyak dua pertemuan, yaitu pada tangga 18
dan 21 Oktober 2019. Subjek dari uji coba produk ini adalah 26 orang yang
dipilih secara acak oleh dosen Bahasa Indonesia. Peneliti sebelumnya
mengkonsultasikan terlebih dahulu oleh dosen Bahasa Indonesia terkait waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
pembelajaan dan disarankan untuk dilakukan diluar jam pembelajaran. Berikut ini
adalah jadwal kegiatan pembelajaan dalam pelaksanaan uji coba.
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Post-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
4. Data dan Analisis
Data yang dianalisis pada tes merupakan data hasil pretest dan posttest.
Dalam penelitian ini, kategori tes yang digunakan oleh peneliti yaitu tes subjektif
tipe tes uraian bebas, soal tesnya berupa perintah untuk membuat sebuah kalimat
menggunakan tanda baca dengan baik dan benar. Rekapitulasi hasil pretest dan
posttest dapat dilihat pada gambar 4.9 dan 4.11.
Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai pretest terendah diperoleh oleh A, E,
I, J, O, Y yaitu 33,3 namun mengalami peningkatan pada nilai posttest (tabel
4.11) yaitu: A mendapat nilai 80, E mendapat nilai 80, I mendapat nilai 80, J
mendapat nilai 70, O mendapat nilai 70, dan Y mendapat nilai 70. Terlihat
peningkatan yang signifikan oleh beberapa mahasiswa tersebut. Perbandingan hsil
nilai pretest dan psosttest dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Nilai Rerata
Pretetst 41
Posttest 74.6
0
20
40
60
80
Nila
i
RATA-RATA NILAI PRETEST DAN POSTTEST
Berdasarkan data nilai keduanya dapat dikatakan bahwa nilai yang diperoleh
mahmahasiswa pada saat pretest dan posttest menunjukan adanya peningkatan
yang sangat signifikan. Peningkatan nilai pretest dan posttest mahasiswa.
Selain itu, dapat dilihat perbedaan rerata nilai pretest dan posttest. Pada
pretest nilai rerata 41,0 sedangkan pada rerata niali posttest 74,6. Dengan
demikian, dapat dilihat selisih adalah 33,6. Berikut ini adalah grafik perbandingan
serta rerata nilai pretest dan posttest.
Gambar 4.13 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest
Gamabar 4.14 Rerata Nilai Pretest dan Posttest
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Pretest 33 40 53 40 33 40 40 53 33 33 40 40 40 46 33 40 46 46 40 40 40 46 40 46 33 46
Posttest 80 90 90 80 80 70 70 70 80 70 70 70 80 70 70 70 70 80 70 80 60 70 70 80 70 80
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
Nila
i
PERBANDINGAN NILAI PRETEST DAN POSTTEST
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Berdasarkan gambar 4.10 dapat dilihat perbedaan rerata nilai yaitu
mengalami peningkatan dengan rerata pretest 41 menjadi 74,6 pada nilai rerata
posttest. Rumus analisis data hasil tes yang digunakan oleh peneliti diambil dari
penelitian sebelumnya oleh Mbawo (2018:40). Persentase kenaikan hasil belajar
mahasiswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Rumus Persentase Kenaikan Nilai
=
=
=
=
= 81%
Jadi, persentase kenaikan hasil belajar mahasiswa yaitu 81%
Berdasarkan hasil perhitungan, persentase kenaikan nilai mahasiswa dari
pretest dan postest yaitu sebesar 81%. Dengan demikian, pembelajaran
menggunakan media tanda baca dua dimensi berbasis metode Montessori dapat
membantu mahasiswa memahami penggunaan tanda baca dalam keterampilan
menulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
B. Produk Akhir dan Pembahasan
1. Produk Akhir
Produk akhir penelitian ini adalah media pembelajaran kartu tanda baca dua
dimensi (TABA 2D) berbasis metode Montessori untuk membantu calon
mahasiswa asal Mappi Papua. Pengembangan produk ini melewati enam tahap
penelitian yaitu, (1) potensi dan masalah, (2) pengumpula data, (3) desain produk,
(4) validasi produk, (5) revisi desain, (6) uji coba terbatas. Media kartu tanda baca
dua dimensi (TABA 2D) telah layak untuk diujicobakan kepada calon mahasiswa
berdasarkan hasil validasi dari para ahli. Dari hasil validasi produk oleh ahli
Bahasa Indonesia diperoleh skor 3,6, ahli Montessori diperoleh skor 3,25,
pengajar Bahasa Indonesia diperoleh skor 3,6. Berdasarkan hasil validasi dari
ketiga ahli tersebut media kartu tanda baca dua dimensi (TABA 2D) mendapat
skor rerata 3,5 dengan kategori sangat baik. Berikut ini adalah produk akhir yang
telah melewati enam tahap penelitian.
Gambar 4.15 Media Kartu Tanda Baca Dua Dimensi (TABA 2D)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Pada gambar 4.11 media kartu tanda baca dua dimensi (TABA 2D)
berjumlah 15 kartu tanda baca sesuai PUEBI. Kartu TABA 2D digunakan dengan
komponen kartu tahap 1 dan tahap 2. Kartu tanda baca ini mempermudah calon
mahasiswa dalam menggunakan tanda baca pada kata, frasa, klausa dan kalimat.
Gambar 4.16 Kartu Kategori Tanda Baca
Pada gambar 4.12 karu kategori tanda baca digunakan pada langkah
pertama. Sebelumnya, para calon mahasiswa menyususn kartu kategori, calon
mahsiswa bebas menyusun kartu sesuai kategori kartu yang ingin dipelajari
terlebih dahulu. Kartu ini terdiri dari 15 kartu tanda baca dengan warna dasar
kuning, serta kartu yang berisikan penjelasan dari fungsi penggunaan tanda baca
dengan warna dasar putih berjumlah 40 kartu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Gambar 4.17 Kartu Materi
Pada gambar 4.13 kartu materi digunakan oleh calon mahsiswa sebagai kartu
pemberi informasi penggunaan tanda baca sesuai PUEBI. Calon mahsiswa akan
menggunakan kartu materi pada setiap langkah penggunan media. Bagian depan
berisikan tanda baca dengan warna dasar kartu kuning. Bagian belakang berisikan
penjelasan dari fungsi penggunaan tanda baca dengan warna dasar putih.
Gambar 4.18 Kartu Kata dan Kartu Pengendali Kesalahan
Gambar 4.19 Kartu Frasa dan Kartu Pengendali Kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Pada gambar 4.14 dan 4.15 kartu kata dan frasa digunakan pada tahap 1,
calon mahasiswa bebas untuk menyususn kartu mana saja dengan memasangkan
kartu tersebut dengan kartu tanda baca. Kartu ini terdiri dari kartu kata dan frasa
yang berjumlah 78 kartu. Kartu kata dan frasa juga dilengkapi dengan kartu
pengendali kesalahan. Kartu pengendali kesalahan adalah kartu yang berisikan
kata dan frasa yang sudah tersusun dengan tanda baca berjumlah 34 kartu.
Gambar 4.20 Kartu Klausa dan Kartu Pengendali Kesalahan
Gambar 4.21 Kartu Kalimat dan Kartu Pengendali Kesalahan
Pada gambar 4.16 dan 4.17 kartu klausa dan kalimat digunakan pada tahap 2,
calon mahasiswa bebas untuk menyususn kartu mana saja dengan memasangkan
kartu tersebut dengan kartu tanda baca. Kartu ini terdiri dari kartu klausa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
kalimat yang berjumlah 60 kartu. Kartu klausa dan kalimat juga dilengkapi
dengan kartu pengendali kesalahan. Kartu pengendali kesalahan adalah kartu yang
berisikan klausa dan kalimat yang sudah tersusun dengan tanda baca berjumlah 36
kartu.
Gambar 4.22 Album / Buku Panduan Penggnaan
Pada gambar 4.18 album/buku panduan penggunaan dibuat oleh peneliti
untuk pengajar. Buku ini merupakan buku yang berisikan petunjuk dalam
menggunakan media TABA 2D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
2. Pembahasan
Media kartu tanda baca dua dimensi berbasis metode Montessori telah
melalui proses validasi oleh tiga trianggulator yang terdiri dari ahli Bahasa
Indonesia memperoleh skor 3,25 dengan kriteria sangat baik, dari ahli Montessori
memperoleh skor 3,6 dengan kriteria sangat baik, dan dari pengajar Bahasa
Indonesia memperoleh skor 3,5 dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil
validasi dari ketiga validator tersebut diperoleh skor rerata 3,5. Jika dilihat dalan
tabel 4.3 skor ini termasuk rentang 3,25< X ≤4,00. Selain itu, album/buku
panduan penggunaan yang juga dikembangakan oleh peneliti telah divalidasi oleh
tiga ahli yang terdiri dari ahli Bahasa Indonesia ahli Montessori pengajar Bahasa
Indonesia. Dari penilaian tersebut diperoleh hasil skor 3,27 dengan kriteria baik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media dan juga album yang
dikembangkan oleh peneliti termasuk dalam kategori sangat baik dan layak
digunakan.
Media kartu tanda baca dua dimensi berbasis metode Montessori ini memiliki
kualitas sangat baik jika dilihat dari segi karakteristik Montessori, yaitu menarik,
bergradasi, auto-educational, auto-correction, dan kontekstual. Media dibuat
untuk menarik perhatian dari calon mahasiswa (Gutek, 2013:235-239). Media
kartu tanda baca dua dimensi berbasis metode Montessori ini, menarik dilihat dari
bentuk media yang memiliki warna cerah serta cara penggunaannya yang menarik
dalam pembelajaran. Media kartu tanda baca dua dimensi berbasis metode
Montessori ini, bergradasi dilihat dari bentuk media yang memiliki bentuk dua
dimensi serta dalam penggunaanya melibatkan lebih dari satu indra. Selain itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
media kartu tanda baca dua dimensi berbasis metode Montessori ini juga dapat
digunakan dalam berbagai usia. Media kartu tanda baca dua dimensi berbasis
metode Montessori ini, auto-educational dilihat dari fungsi media yang dapat
membantu mahasiswa dalam mempelajari penggunaan tanda baca pada
keterampilan menulis secara mandiri. Media kartu tanda baca dua dimensi
berbasis metode Montessori ini, auto-correction dilihat dari komponen media
yang terdiri dari kartu pengendali kesalahan sehingga mahasiswa mampu
menemukan kesalahannya sendiri selama proses belajar. Media kartu tanda baca
dua dimensi berbasis metode Montessori ini, kontekstual dilihat dari bahan yang
digunakan dalam pembuatan media ini, calon mahasiswa dapat dengan mudah
menemukan bahan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Media kartu tanda baca dua dimensi berbasis metode Montessori ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari media yang dikembangkan ini adalah
kartu tanda baca dua dimensi ini terdiri dari 15 tanda baca yang ada dalam Bahasa
Indonesia dan disertai dengan kartu yang sekaligus menjelaskan penggunan tanda
baca yang tepat dalam kata, frasa, klausa sampai kalimat. Produk yang
dikembangkan tidak hanya memiliki kelebihan saja, melainkan terdapat beberapa
kekurangan, yaitu pada komponen kartu kata, farasa, klausa dan kalimat yang
jumlahnya terbatas dan membutuhkan tempat belajar yang cukup luas karena
media terdiri dari lima komponen kartu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pengembangan dan penelitian media pembelajaran berbasis Powtoon
untuk materi fabel kelas VII telah selesai dilakukan dan dibahas sesuai dengan hasil
yang telah diperoleh. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut ini.
Pengembangan media kartu tanda baca dua dimensi berbasis metode
Montessori untuk calon mahasiswa asal Mappi Papua adalah sebagai berikut:
Pertama, potensi yang ada mengenai penggunaan tanda baca pada keterampilan
menulis yang disertai masalah mahasiswa berupa kesulitan menggunakan tanda
baca dengan baik dan benar. Kedua, pengumpulan data yang diperoleh melalui
trianggulasi berupa hasil wawancara dan observasi. Hasil wawancara diperoleh
dari dua sumber yaitu pengajar dan mahasiswa. Ketiga, desain produk berupa
pengembangan media berbasis metode Motessori berdasarkan karakteristik dari
Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan
kontekstual. Keempat, validasi produk yang dilakukan oleh tiga ahli, yaitu ahli
Bahasa Indonesia, ahli Montessori, dan pengajar Bahasa Indonesia. Kelima, revisi
produk dilakukan setelah melihat hasil validasi yang dilakukan oleh ahli,
berdasarkan saran dan komentar yang diberikan. Keenam, uji coba terbatas
dilakukan oleh 26 mahasiswa dengan tujuan mendapatkan data keefektifan media
pembelajaran serta kemampuan penggunaan tanda baca oleh mahasiswa setelah
menggunakan media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Kartu tanda baca dua dimensi (TABA 2D) berbasis metode Montessori untuk
membantu calon mahasiswa asal Mappi Papua dalam penggunaan tanda baca pada
keterampilan menulis, dikembangkan oleh peneliti melalui tahap-tahap
pengembangan salah satunya yaitu validasi produk oleh ahli. Produk divalidasi
oleh tiga ahli, yaitu ahli Bahasa Indonesia, ahli Montessori, dan pengajar Bahasa
Indonesia. Dari hasil validasi produk oleh ahli Bahasa Indonesia diperoleh skor
3,6, ahli Montessori diperoleh skor 3,25, pengajar Bahasa Indonesia diperoleh
skor 3,6. Berdasarkan hasil validasi dari ketiga ahli tersebut media kartu tanda
baca dua dimensi (TABA 2D) mendapat skor rerata 3,5 dengan kategori sangat
baik.
B. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:
1. Komponen kartu kata, farasa, klausa dan kalimat yang jumlahnya terbatas
sehingga contoh penggunaan tanda bacanya terbatas.
2. Membutuhkan tempat belajar yang cukup luas karena media terdiri dari lima
komponen kartu.
C. Saran
Saran yang dapat dpertimbangkan bagi penelitian selanjunya adalah sebagai
berkut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
1. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan dapat membuat media kartu tanda
baca dua dimensi dengan komponen kartu kata, farasa, klausa dan kalimat
yang lebih banyak. Sehingga contoh penggnaan setiap tanda bacanya
beragam.
2. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan mampu menyediakan tempat belajar
yang lebih luas karena media terdiri dari lima komponen kartu yang setiap
komponenya terdiri lebih dari 10 kartu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Pustaka
Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Astuti. 2017. Pengembangan Kartu Abjad Berbasis Metode Montessori untuk
Latihan Membaca dan Menulis Permulaan. Skripsi S1. FKIP PGSD
Universitas Sanata Dharma
Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2015. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta:
Rineka Cipta
Gutek, Gerald Lee. 2013. Metode Monttesori. USA: Rowman & Littlefield
Publisher.
Halimatussakdiah, dkk. 2014. Pemahaman Penggunaan Tanda Baca Sesuai
Dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Pada Mahasiswa Jurusan
Akuntansi Kelas A 2012 FE UNIMED. Skripsi S1. FKIP PBSI Universitas
Negri Medan.
Haris, dkk. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Hani’ah, Munnal. Panduan Terlengkap PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Idonesia). Yogyakarta: Laksana.
Hidayat. 2009
Ichsan dan Chusnandari. 2018
Jalianus, Nizwardani dan Ambiyar. 2016. Media & Sumber Pembelajaran.
Jakarta: Kencana.
Kemendikbud. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaaan Bahasa.
Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Flores: Nusa Indah.
Mbawo. 2018. Pengembangan Media Simbol Kata Tiga Dimensi Bebrbasis
Metode Montessori untuk Membantu siswa Sekolah Dasar Memahami Kelas
Kata Bahasa Indoensia. Skripsi S1. FKIP PGSD Universitas Sanata Dharma.
Mulyati, Y. 2016 Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nurmawati, dkk. 2014. Peningkatan KemampuanMenggunakan Tanda Baca Titik,
Koma, dan Titik Dua dalam Kalimat dengan Menggunakan Metode Latihan
Siswa Kelas IV SDN Atananga Kec. Bumi Raya Kab. Morowali. Jurnal S1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako.
Pranowo. 2014. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kecana
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan. Bandung: Alfabeta.
Suparno, P. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:
Kanisius.
Suprihatiningsih, Jamil. 2016. Strategi pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz
Media.
Widi. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Widoyoko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yuniastuti. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Akar
Tumbuhan Berbasis Metode Montessori.
Situs web
Arti Warna Menurut Para Ahli. Diakses dari situs https://goodminds.id/arti-
warna/. Diunduh pada tanggal 25 Januari 2018 Pukul 19.54 WIB.
Kabupaten Mappi Papua. Diakses dari situs
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Mappi Diunduh pada tanggal 24
Agustus 2018 Pukul 16.25 WIB.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Diakses dari situs
https://kbbi.kemdikbud.go.id/. Diunduh pada tanggal 16 Februari 2018 Pukul
15.17 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI