pengembangan media cai untuk meningkatkan hasil belajar materi teknik dasar fotografi pada mata...
DESCRIPTION
Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : PRINGGO SATRIYO YUDHA, http://ejournal.unesa.ac.idTRANSCRIPT
PENGEMBANGAN MEDIA CAI UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR MATERI TEKNIK DASAR FOTOGRAFI PADA MATA
PELAJARAN PRODUKTIF FOTOGRAFI UNTUK SISWA KELAS XI
MULTIMEDIA DI SMK NEGERI 11 SURABAYA
SKRIPSI
PRINGGO SATRIYO YUDHA
081024243
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
KURIKULUM & TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
2013
PENGEMBANGAN MEDIA CAI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR FOTOGRAFI PADA MATA PELAJARAN
PRODUKTIF FOTOGRAFI UNTUK SISWA KELAS XI MULTIMEDIA DI SMK NEGERI 11 SURABAYA
Pringgo Satriyo Yudha1, Ari Kurniawan2
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya
Kampus Lidah Wetan
ABSTRAK
Tujuan pengembangan media CAI ini ialah untuk menghasilkan media CAI teknik dasar fotografi pada yang dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran teknik dasar fotografi di SMK Negeri 11 Surabaya khususnya untuk siswa kelas XI Multimedia-A.
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan munir. Subyek penelitian ini adalah 30 siswa kelas XI Multimedia-A Surabaya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket untuk ahli materi, ahli media, serta siswa. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dengan 4 pilihan jawaban. Analisis data yang digunakan berupa penilaian deskripstif berdasarkan perhitungan persentase (%) sedangkan untuk melihat keefektifan media CAI dilihat melalui perbandingan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media CAI menggunakan uji-t.
Setelah diadakan analisis dengan menggunakan kriteria penetapan penilaian kuantitatif maka untuk ahli materi I adalah 80,76 % (Sangat Baik) Ahli Materi II adalah 80,76 % (Sangat Baik), Ahli Media I adalah 81,25 % (Sangat Baik), Ahli Media II 77,08 % (Sangat Baik), untuk uji coba perseorangan rata-rata adalah 76,64 % (Sangat Baik), uji coba kelompok kecil rata-rata adalah 76,61 (Sangat Baik), dan untuk uji coba kelompok besar adalah rata-rata 79,16 % (Sangat Baik). Setelah itu dari hasil pre-test dan post-test menggunakan teknik analisis data uji t diperoleh t hitung (6,67) > t tabel (1,69) dengan menggunakan taraf signifakansi 5 %. Artinya setelah pengunaan media CAI ini terdapat peningkatan hasil belajar.
Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa ada perbedaan skor antara sebelum dan sesudah penggunaan media CAI siswa kelas XI Multimedia-A SMK Negeri 11 Surabaya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media CAI ini dapat digunakan oleh siswa untuk memahami materi pelajaran teknik dasar fotografi serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata kunci : Pengembangan Media CAI, Teknik Dasar Fotografi
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi
yang pesat saat ini membuat
lembaga pendidikan Indonesia
harus menyiapkan kualitas lulusan
SDM (Sumber daya manusia) yang
berkualitas dan paham dengan
teknologi. Salah satu lembaga
pendidikan tersebut ialah SMK
(Sekolah menengah kejuruan).
Semakin sulitnya mencari lapangan
pekerjaan saat ini, membuat
pemerintah Indonesia saat ini lebih
gencar mempromosikan para
lulusan SMP untuk masuk ke
SMK, agar para siswa mengerti
akan dunia kerja karena terdapat
program magang atau yang
sekarang dikenal dengan istilah
Prakerin (Praktek Kerja Industri) di
berbagai dunia usaha serta dunia
industri yang tentunya sudah
bekerjasama dengan SMK tersebut
SMK Negeri 11 Surabaya
merupakan satu-satunya SMK Seni
dan Teknologi di Kota Surabaya
yang didalamnya terdapat 10
Kompetensi Keahlian yang
berkaitan dengan seni dan
teknologi yaitu Seni Lukis, Kria
Kayu, Kria Logam, Kria Tekstil,
Kria Kulit, Multimedia, Animasi,
Desain Komunikasi dan Visual
(DKV), Teknologi Pemesinan, dan
Desain Produk Interior dan
Landscaping (DPIL). Salah satu
jurusan favorit di SMK negeri 11
Surabaya ialah Multimedia, jurusan
ini mempunyai kompetensi
keahlian antara lain : Web Design,
CD Interactive, Editing Video,
Animasi 2 Dimensi, Animasi 3
Dimensi, PHP, MYSQL, LAN,
WAN, dan Fotografi, serta
Menghasilkan tamatan yang
terampil dan memiliki kemampuan
berwirausaha dibidang industri
kreatif dalam bidang software
aplikasi dan web design, melalui
penguasaan teori dan praktek serta
pemahaman aspek sosial budaya,
estetika dan teknologi, mampu
merancang web, dan CD interactif
dengan muatan desain grafis dan
animasi serta hasil shoting video
yang memiliki nilai jual, dan
mempunyai prospek karier
sebagai : Cameraman, Web Design
Artist, Administrator, Visualiser,
Editor Video dan Fotografer.
Salah satu kompetensi
keahlian yang terdapat pada
jurusan Multimedia yaitu
fotografidimana dalam mata
pelajaran produktif fotografi ini
keahlian yang diberikan kepada
para peserta didik yaitu keahlian
memotret serta keahlian editing
foto. Dalam keahlian memotret
siswa diberikan materi tentang cara
memotret menggunakan kamera
DSLR (Digital Single Lens Reflect)
dan untuk keahlian editing foto
siswa diberikan materi editing
menggunakan software Adobe
Photoshop.
Berdasarkan kuesioner yang
terdapat pada lampiran yang
disebar oleh guru mata pelajaran
fotografi diperoleh data yaitu
jumlah kamera yang tidak
memadai, sehingga siswa kurang
mendapat keterampilan dasar
memotret / Fotografi yaitu
pengaturan aperture, shutter speed,
dan iso yang terdapat pada kamera
DSLR. Menurut darwis (2011:105)
untuk menghasilkan foto yang baik
harus sering menggunakan kamera
untuk memotret objek apapun yang
menarik. Penggunaan kamera tipe
DSLR sendiri berbeda dengan
kamera digital biasa karena
terdapat tiga pengaturan dasar yaitu
Aperture(ukuran seberapa besar
bukaan lensa saat memotret) ,
Shutter Speed (rentang waktu saat
shutter di kamera anda terbuka),
dan ISO (ukuran tingkat sensifitas
sensor kamera terhadap cahaya)
diambil dari situs
belajarfotografi.com tanggal 1 mei
2012 pukul 22.44 WIB .
Oleh karena itu peneliti
memberikan solusi untuk
mengatasi masalah tersebut yaitu
dengan menggunakan media CAI
yang dikembangkan oleh peneliti
untuk menjelaskan materi teknik
dasar fotografi, peneliti memilh
mengembangkan media CAI
karena:
1. Materi teknik dasar
fotografi ini memerlukan
visualisasi animasi untuk
menggambarkan proses aperture,
shutter speed, dan ISO sehingga
siswa dapat mengetahui perbedaan
ketiganya, selain itu media CAI ini
terdapat simulator penggunaan
kamera DSLR yang berfungsi
sebagai latihan awal memotret
sebelum menggunakan kamera
DSLR yang sesungguhnya.
2. Media CAI merupakan
media pembelajaran yang
beorientasi pada pembelajaran
mandiri, sehingga dibutuhkan
fasilitas pendukung yang dapat
membantu proses pembelajarannya.
Di SMKN 11 Surabaya fasilitas
komputer yang tersedia sudah
memadai apalagi siswa juga sudah mempunyai laptop pribadi.
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Media CAI
Komputer ialah alat elektronik
yang mampu melibatkan berbagai
indera dan organ tubuh sepert
telinga (audio), mata (visual), dan
tangan (kinetik) sehingga informasi
yang disampaikan mudah
dimengerti. Komputer memiliki
kemampuan mengolah berbagai
macam simbol bahasa sebagai
stimulus mulai dari angka, huruf,
kata, simbol, suara, gambar diam
dan gerak.(Yudhi
Munadi,2010:148)
CAI ialah bentuk penyajian
bahan-bahan pembelajaran dan
keahlian atau keterampilan dalam
satuan unit-unit kecil, sehingga
mudah dipelajari dan dipahami
oleh siswa. Siswa dapat
berinteraksi langsung dengan
sistem komputer yang sengaja
dirancang atau dimanfaatkan oleh
guru. (Rusman, 2011 : 98)
Menurut (Rusman , 2011 : 98-99)
Pembelajaran berbasis CAI
mempunyai prinsip-prinsip sebagai
berikut :
a). Berorientasi Pada tujuan
pembelajaran
Dalam mengembangkan
pembelajaran CAI harus
berorientasi pada tujuan
pembelajaran baik kepada standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan
indikator yang harus pada kegiatan
pembelajaran, baik model
drill,tutorial, simulasi, maupun
games.
b). Berorientasi pada
pembelajaran individual
Dalam pelaksanaannya dilakukan
secara individual oleh siswa
c). Berorientasi pada
pembelajaran mandiri
Disini guru hanya berperan
sebagai fasilitator , semua
pengalaman belajar dikemas dalam
program CAI
d). Berorientasi pada
pembelajaran tuntas
Dalam pelaksanaan
pembelajaran berbasis CAI semua
siswa harus dapat menyelesaikan
semua pengalaman belajar yang
dikemas dalam program, baik itu
berupa pemahaman materi dan
tugas mengerjakan tes atau evaluasi
yang harus diselesaikan dengan
benar. Bila siswa salah dalam
mengerjakan soal latihan, maka
komputer akan memberikan
feedback , bahwa jawaban salah,
sehingga siswa harus kembali pada
uraian materi yang belum
dipahaminya, setelah itu siswa
dapat kembali ke soal latihan tadi
untuk dikerjakan dengan benar.
Sedangkan menurut
(Darmawan, 2011 : 36), ada 4
konsep pembelajaran CAI :
a). Konsep Pembelajaran
Interaktif
Pembelajaran interaktif
berbasis komputer tidak sekedar
memindahkan teks dalam buku
atau modul ke dalam komputer,
tetapi materi diseleksi yang benar-
benar representatif untuk dibuat
pembelajaran interaktif, misalnya
penambahan unsur video atau
animasi sehingga siswa tidak hanya
sekedar membaca teks, tetapi juga
melihat animasi atau video
sehingga mempermudah
pemahaman materi
b). Konsep Multimedia
Materi yang terdapat dalam
CAI mencakup teks, animasi,
suara, dan video yang sesuai
dengan tuntunan materi, tentu hal
ini cukup efektif untuk
mengajarkan materi-materi yang
sifatnya aplikatif, berproses, sulit
terjangkau, berbahaya apabila
langsung diperanaktifkan dan
memiliki tingkat keakurasian
tinggi.
c). Konsep Pembelajaran yang
bervariasi
Terdapat 4 variasi tipe
pembelajaran sesuai kajian teori
dalam CAI yaitu :
a. Tipe pembelajaran tutorial
b. Tipe pembelajaran Simulasi
c. Tipe pembelajaran
Permainan / Games
d. Tipe pembelajaran latihan
(drill)
Penggunaan tipe pembelajaran
diatas dapat dirancang secara
terpisah atau kolaboratif
disesuaikan dengan tuntutan
materi.
d). Konsep Respon Pembelajaran
dan Penguatan
Pembelajaran interaktif
memberikan respon terhadap
pengguna CAI, karena CAI telah
diprogram dengan menyediakan
database respon jawaban dari
pengguna selain itu setiap respon
dimungkinkan untuk diberikan
penguatan (reinforcement).
Penguatan diberikan untuk
meningkatkan motivasi dan
ketertarikan siswa pada program.
2. Format Penyajian Media
CAI
Menurut Warsita (2008:140),
ada beberapa format penyajian
media CAI yaitu :
a). Tutorial
Program ini merupakan
program yang penyampaian secara
tutorial, seperti yang guru atau
instruktur sajikan dengan teks,
gambar diam atau bergerak, serta
grafik. Pada saat siswa telah
membaca, menginterpretasi dan
menyerap konsep tersebut,
diajukan serangkaian pertanyaan
atau tugas. Jika jawaban atau
respon yang diberikan benar, siswa
boleh melanjutkan ke materi
berikutnya. Jika jawaban atau
respon yang diberikan salah, siswa
harus mengulang materi tersebut
(Remidial). Kemudian pada akhir
akan diberikan tes untuk mengukur
tingkat pemahaman peserta didik.
b). Drill and practice
Format ini untuk melatih
siswa sehingga memiliki
kemahiran dalam suatu
keterampilan atau memperkuat
penguasaan suatu konsep.
Program ini menyediakan
serangkaian soal atau pertanyaan
yang biasanya ditampilkan secara
acak, sehingga setiap kali
digunakan maka soal atau
pertanyaan yang tampil selalu
berbeda, atau paling tidak dalam
kombinasi yang berbeda. Program
ini dilengkapi dengan jawaban
yang benar lengkap dengan
penjelasannya sehingga diharakan
siswa akan bisa pula memahami
suatu konsep tertentu. Pada akhir,
siswa bisa melihat skor akhir
yang dicapai.
c). Simulation
Format ini mencoba
menyamai proses dinamis yang
terjadi didunia nyata, sehingga
format ini memberikan
pengalaman masalah dunia nyata
dan bisa mengetahui kekurangan
atau kelebihan sebelum
melakukan proses dinamis yang
sesungguhnya.
d). Eksperimen
Format ini mirip dengan
simulasi, namun lebih ditujukan
pada kegiatan yang bersifat
eksperimen, seperti kegiatan
pratikum.
e). Game
Format ini merupakan bentuk
permainan yang disajikan tetap
mengacu pada proses
pembelajaran, dan program ini
diharapkan terjadi aktivitas
belajar sambil bermain.
Dari beberapa format
penyajian, tadi pengembang
menggunakan format serta
simulasi dalam mengembangkan
media CAI tentang teknik dasar
memotret.
3. Kelebihan dan
Kekurangan Media CAI
Media CAI memiliki
beberapa kelebihan dan
kekurangan antara lain menurut
Arysad (2010:54-55) :
Keuntungan :
a. Komputer dapat merangsang
siswa mengerjakan latihan,
melakukan kegiatan
laboratorium atau simulasi
karena tersedianya animasi
grafik, warna, dan musik
yang dapat menambah
realisme.
b. Kendali berada ditangan
siswa sehingga tingkat
kecepatan belajar siswa
dapat disesuaikan dengan
tingkat penguasaanya.
Dengan kata lain, komputer
dapat berinteraksi dengan
siswa secara perorangan.
c. Kemampuan merekam
aktivitas selama
menggunakan suatu
program pembelajaran
memberi kesempatan lebih
baik untuk pembelajaran
secara perorangan dan
perkembangan setiap siswa
selalu dapat dipantau.
d. Dapat berhubungan dan
mengendalikan peralatan
lain seperti compact disc,
dan video tape, dengan
program pengendali dari
komputer.
Kelemahan :
a. Meskipun harga perangkat
keras komputer cenderung
semakin menurun (murah),
pengembangan perangkat
lunaknya makin relatif
mahal
b. Untuk menggunakan
komputer diperlukan
pengetahuan dan
keterampilan khusus
tentang komputer
c. Keragaman model
komputer (perangkat keras)
sering menyebabkan
program (software) yang
tersedia untuk satu model
tidak cocok (kompatibel)
dengan model lainya.
d. Komputer hanya efektif bila
digunakan oleh satu orang
atau beberapa kelompok
kecil.
Sedangkan kelebihan
serta kelemahan media
komputer pembelajaran
menurut warsita (2008:138-
139)
Keuntungan :
a. Memungkinkan peserta
didik belajar sesuai dengan
kemampuan dan
kecepatannya dalam
memahami materi pelajaran
yang disampaikan.
b. Menciptakan iklim belajar
yang efektif bagi peserta
didik yang lambat dalam
menerima pelajaran,tetapi
juga dapat memacu
efektivitas belajar bagi
peserta didik yang cepat
dalam menerima pelajaran
c. Memberikan umpan balik
terhadap hasil belajar dan
memberi pengukuhan
d. Kemampuan
mengintegrasikan
komponen warna,
musik,dan animasi
sehingga menyampaikan
materi pelajaran dengan
tingkat realisme yang
tinggi.
e. Meningkatkan prestasi
hasil belajar dengan
penggunaan waktu dan
biaya yang relatif kecil
Kekurangan :
a. Hanya berfungsi untuk
hal-hal sebagaimana yang
telah diprogramkan
b. Memerlukan peralatan
c. Perlu persyaratan minimal
prosesor, memori kartu
grafis dan monitor
d. Perlu kemampuan
pengoperasian, untuk itu
perlu ditambahkan
petunjuk pemanfaatan.
e. Pengembangannya
memerlukan adanya tim
yang profesional
f. Pengembangannya
memerlukan waktu yang
cukup lama
A. Fotografi
Fotografi (Photography,
Inggris) berasal dari 2 kata yaitu
Photo yang berarti cahaya dan
Graph yang berarti tulisan /
lukisan. Dalam seni rupa, fotografi
adalah proses melukis / menulis
dengan menggunakan media
cahaya. Sebagai istilah umum,
fotografi berarti proses atau metode
untuk menghasilkan gambar atau
foto dari suatu obyek dengan
merekam pantulan cahaya yang
mengenai obyek tersebut pada
media yang peka cahaya. Alat
paling populer untuk menangkap
cahaya ini adalah kamera. Darwis;
(2011:11).
Salah satu jenis kamera
yang populer saat ini yaitu kamera
jenis DSLR (Digital Single Lens
Reflect) . Kamera DSLR ialah
kamera digital yang menggunakan
sistem cermin otomatis dan
pentaprisma atau pentamirror untuk
meneruskan cahaya dari lensa
menuju ke viewfinder. Kamera ini
mempunyai 4 karateristik yaitu :
a. Apa yang kita lihat
adalah apa yang lensa lihat. "What
You See Is What
You Get"
b. Lensa dapat diganti-ganti
sesuai dengan kebutuhan
c. Biasanya memiliki ukuran
sensor yang besar yang akan
menghasilkan
gambar lebih baik.
d. Jeda waktu (lag time) jauh
lebih singkat dibandingkan kamera
biasa.
Diambil dari situs
http://id.wikipedia.org/wiki/Kamer
a_SLR tanggal 20 november 2012,
pukul 10.52 WIB.
Prinsip fotografi adalah
memfokuskan cahaya dengan
bantuan pembiasan sehingga
mampu membakar medium
penangkap cahaya. Medium yang
telah dibakar dengan ukuran
luminitas cahaya yang tepat akan
menghasilkan bayangan identik
dengan cahaya yang memasuki
medium pembiasan (selanjutnya
disebut lensa), seperti yang terlihat
pada gambar di bawah ini,
Gambar 2.1
Mekanisme kerja kamera DSLR
Pada gambar 2.1, cahaya
yang masuk, setelah melewati
jajaran lensa (1) akan dipantulkan
oleh cermin yang dipasang pada
posisi kemiringan 45 derajat (2)
dan diproyeksikan ke matte
focusing screen (5). Melalui
condensing lens (6) dan pantulan di
dalam pentaprism (7), gambar
objek kemudian diteruskan ke lensa
mata manusia (8). Ketika kita
menekan tombol shutter (bidik)
maka cermin (2) akan melipat ke
arah panah, focal plane shutter (3)
membuka dan kemudian gambar
akan ditangkap oleh sensor (4) dan
diteruskan ke prosesor gambar
kemudian disimpan di media
penyimpanan (MMC dan
sebagainya). Diambil dari situs
http://belajarfotografi.com/cara-
kerja-kamera-dslr-pengertian/ pada
tanggal 20 november 2012 pukul
10.40 WIB
Ada 4 Teknik Dasar
Fotografi menurut Pramana
(2011 : 63-71) yaitu :
a. Fokus (Focusing)
Fokus ialah kegiatan
mengatur ketajaman objek
foto yang dilakukan dengan
memutar ring fokus pada
lensa sehingga terlihat pada
jendela bidik (view finder) .
b. Aperture (Bukaan
Diafragma)
Aperture berfungsi
sebagai jendela pada lensa
yang mengendalikan sedikit
atau banyaknya cahaya
melewati lensa.
c. Shutter Speed (Kecepatan
Rana)
Shutter speed berfungsi
untuk mengendalikan lama cahaya
mengenai film.Jadi, cepat atau
lambatnya rana bekerja membuka
lalu menutup kembali dan cara
kerjanya seperti jendela.
d. ISO
ISO ialah teknologi sensor
untuk menangkap cahaya. Semakin
tinggi nilai ISO, semakin besar
juga cahaya yang dapat
ditangkap oleh sensor maka hasil
foto yang dihasilkan akan
semakin terang.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar tidak dapat
dipisahkan dari semua kegiatan
pembelajaran baik di kelas maupun
di luar kelas. Agar yang dialami
atau atau dikerjakan siswa akan
menunjukkan tingkat kemampuan
dalam penguasaan materi belajar.
Selama proses belajar tiap
siswa akan mengalami sebuah
transfer informasi dari pengajar
(guru) ke pesserta didik (siswa).
Informasi tersebut dapat berupa
pesan/informasi/ tentang materi
pembelajaran, pengetahuan umum,
pendidikan akhlak dan sebagainya,
sehingga tujuan belajar adalah agar
siswa dapat menunjukkan hasil
belajar sesuai dengan tujuan
program. Menurut Hamalik
(2007:159), hasil belajar adalah
hasil dari suatu kegiatan evaluasi
belajar terhadap siswa setelah
melakukan kegiatan belajar
mengajar dalam upaya untuk
mencapai tujuan pembelajaran
yang telah dicapai.
Untuk mengetahui hasil belajar
siswa yaitu dengan mengadakan
tes. Tes yang diberikan haruslah
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Tes ini digunakan untuk mengukur
satu atau beberapa sub pokok
bahsan tertentu dengan tujuan
mengetahui sejauh mana siswa
memahami materi yang telah
disampaikan. Hasil tes ini
digunakan untuk memperbaiki
proses belajar mengajar
selanjutnya.
2. Bentuk-Bentuk Hasil Belajar
Setelah selesai belajar,
penampilan yang dapat diamati
sebagai hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan
(capabilities). Kemampuan-
kemampuan tersebut dibedakan
berdasarkan atas kondisi mencapai
kemampuan tersebut berbeda-beda.
Ada lima kemampuan (kapabilitas)
sebagai hasil belajar yang diberikan
Gagne dalam Sudjana (2005:45)
yaitu :
a. Verbal Information (informasi
verbal)
Merupakan kemampuan siswa
untuk memiliki keterampilan
mengingat informasi verbal, ini
dapat dicontohkan kemampuan
siswa mengetahui benda-benda,
huruf alphabet dan yang lainnya
yang bersifat verbal.
b. Intellectual skills
(keterampilan intelektual)
Merupakan penampilan
yang ditunjukkan siswa tentang
operasi-operasi intelektual yang
dapat dilakukannya. Keterampilan
intelektual memungkinkan
seseorang berinteraksi dengan
lingkungannya melalui pengunaan
simbol-simbol atau gagasan-
gagasan. Yang membedakan
keterampilan intelektual pada
bidang tertentu adalah terletak pada
tingkat kompleksitasnya. Untuk
memecahkan masalah siswa
memerlukan aturan-aturan tingkat
tinggi yaitu aturan-aturan yang
kompleks yang berisi aturan-aturan
dan konsep terdefinisi, untuk
memperloleh aturan – aturan ini
siswa sudah harus belajar beberapa
konsep konkret, dan untuk belajar
konsep konkret ini siswa harus
menguasai diskriminasi-
diskriminasi.
c. Cognitive strategies (strategi
kognitif)
Merupakan sustu macam
keterampilan intelektual khusus
yang mempunyai kepentingan
tertentu bagi belajar dan berpikir.
Proses kontrol yang digunakan
siswa untuk memilih dan
mengubah cara-cara memberikan
perhatian, belajar, mengingat dan
berpikir. Beberapa strategi kognitif
adalah : (1) strategi menghafal, (2)
strategi elaborasi, (3) strategi
pengaturan, (4) strategi
metakognitif, (5) strategi afektif.
d. Attitudes (sikap-sikap)
Merupakan pembawaan yang
dapat dipelajari dan dapat
mempengaruhi perilaku seseorang
terhadap benda, kejadian atau
mahluk hidup lainnya. Sekelompok
sikap yang penting ialah sikap-
sikap kita terhadap orang lain.
Bagaimana sikap-sikap sosial itu
diperoleh setelah mendapat
pembelajaran itu yang menjadi hal
penting dalam menerapkan metode
dan materi pembelajaran.
e. Motor skills (keterampilan
motorik)
Merupakan keterampilan
kegiatan fisik dan penggabungan
kegiatan motorik dengan intelektual
sebagai hasil belajar. Keterampilan
motorik bukan hanya mencakup
kegiatan fisik saja tapi juga kegiatan
motorik dengan intelektual seperti
membaca, dan menulis.
C. Karateristik Peserta Didik
Dalam kegiatan pembelajaran
guru harus terlebih dahulu
mengetahui karakteristik awal siswa.
Tujuan mengenal karakteristik awal
siswa adalah untuk mengukur
mampu tidaknya siswa mencapai
tujuan belajarnya serta bagaimana
minat siswa terhadap pelajaran yang
diberikan.
Menurut Yusuf hadi miarso
( 2004: 219) karakteristik anak usia
13-17 tahun, siswa masih
memerlukan bimbingan kegiatan
belajar yang sesering mungkin .
Bimbingan itu dapat diberikan oleh
orang tua, tokoh masyarakat maupun
guru kepada siswa pun disarankan
agar mereka membentuk kelompok
belajar pada tingkat yang berdekatan,
kelompok itu tidak harus setingkat
atau dengan mata pelajaran yang
sama. Periode inilah yang biasanya
disebut “periode of formal
operation” pada periode ini tingkat
perkembangan siswa adalah
kemampuan berfikir secara simbolis
dan bisa memahami sesuatu secara
bermakna.
Pada periode perkembangan
anak usia SMK, Peserta didik telah
memiliki kemampuan mengkordinasi
baik secara stimultan maupun
berurutan dua ragam kelompok
kognitif yaitu menggunkan anggapan
dasar dan menggunakan prinsip-
prinsip abstrak.
METODE PENGEMBANGAN
A. Model Pengembangan
Model pengembangan yang
digunakan dalam pengembangan
Media CAI ini menggunakan model
pengembangan Munir. Adapun
langkah-langkah pengembangan
media menurut Munir (2010:241-
245) yaitu : (1) analisis, (2) desain,
(3) pengembangan, (4) Impementasi,
(5) penilaian. Lima langkah ini
melibatkan aspek pengguna media,
lingkungkan pembelajaran,
kurikulum, pengembangan produk
dengn ahli media dan ahli materi
serta penggunaan media dalam
proses pembelajaran untuk melihat
hasil belajar sebelum dan sesudah
menggunakan media.
B. Prosedur Pengembangan
Produk
Di dalam 5 tahap
pengembangan media juga
mempunyai proses tersendiri di tiap
tahapannya apabila digambarkan
dalam bentuk bagan maka bentuk
perencanaannya adalah sebagai
berikut,
1. Tahap Analisis
Pada tahap analisis ini
ditetapkan tujuan pengembangan
media CAI, baik bagi pelajar, guru,
maupun lingkungan dijurusan
Multimedia SMK Negeri 11
Surabaya sehingga perlu diketahui
bagaimana karateristik pelajar, tugas
guru maupun lingkungannya. Tahap
ini dilakukan pengembang media
CAI bekerja sama dengan guru mata
pelajaran fotografi yang tentunya
mengacu pada kurikulum yang
digunakan, setelah melakukan tahap
analisis ini maka selanjutnya
melakukan tahap desain media.
2. Tahap Desain
Tahap desan ini meliputi
penentuan unsur-unsur yang akan
dimuatkan dalam media CAI berupa
pembuatan storyboard yang berisi
tentang desain awal media CAI serta
aspek isi pengajaran fotografi
(Materi dan alokasi waktu )
berdasarkan kurikulum yang
digunakan, setelah melakukan tahap
desain media berupa pembuatan
storyboard maka tahap selanjutnya
yaitu melakukan tahap
pengembangan media.
3. Tahap Pengembangan
Tahap Pengembangan ini
merupakan proses pengembangan
media CAI menggunakan software
adobe flash CS 5sehingga akan
menghasilkan prototipe media CAI.
langkah-langkah pengembangannya
berupa memasukkan unsur-unsur
media sebagai pendukung aspek
materi fotografi yaitu : suara, video,
animasi, serta teks, setelah prototipe
selesai, maka dilakukan penilaian
terhadap prototipe, apakah layak
digunakan atau harus perbaikan atau
revisi, setelah tahap pengembangan
ini selesai maka tahap selanjutnya
yaitu menggunakan media CAI ini
dalam proses pembelajaran.
4. Tahap Implementasi dan
Penilaian
Tahap implementasi ini yaitu
proses uji coba produk dilapangan.
Siswa kelas XI Multimedia A terbagi
kedalam 3 kelompok lalu
menggunakan media CAI dalam
proses pembelajaran baik secara
individu maupun berkelompok,
untuk melihat hasil belajar sebelum
dan setelah menggunakan media
CAI. Setelah itu diadakan praktik
memotret untuk melihat kemampuan
dasar fotografi siswa.
C. Uji Coba Produk
Sebelum melakukan uji coba,
pengembang menyusun alat uji coba.
Dalam pengembangan media CAI ini
alat uji coba menggunakan angket
dan tes, sedangkan desain uji coba
yang dilakukan pada penelitian ini
adalah
a. Tahap Pertama
Tahap pertama terdiri dari 2
kegiatan yaitu :
1. Kegiatan awal pengembangan
Konsultasi dan diskusi dengan
dosen pembimbing mengenai
analisis serta desain (rancangan)
media CAI yang akan
dikembangkan.
2. Penyusunan produk awal I
Hasil dari kegiatan awal
disusun menjadi produk awal (I),
kemudian produk awal
dikonsultasikan dengan dosen
Pembimbing skripsi guna
memperoleh saran yang selanjutnya
saran tersebut digunakan untuk
merevisi produk I. Pengembang
menggunakan wawancara berupa
tanya jawabuntuk mengumpulkan
data berupa saran dari dosen
pembimbing skripsi. (Hasil terdapat
pada lampiran).
b. Tahap Kedua
Penyusunan Produk II yang
sudah lengkap dan telah direvisi
berdasarkan saran dari dosen
pembimbing skripsi kemudian
dikonsultasikan dengan ahli media
serta ahli materi guna memperoleh
saran yang selanjutnya saran tersebut
digunakan untuk merevisi produk II.
Pengembang menggunakan angket
untuk mengumpulkan data berupa
saran dari ahli media dan ahli materi.
c. Tahap Ketiga
Penyusunan Produk III yang
sudah lengkap dan telah direvisi
berdasarkan saran dariahli media dan
ahli materi kemudian dilakukan uji
coba satu-satu, kelompok kecil, dan
kelompok besar. Pengembang
menggunakan instrument angket
yang diperoleh dari uji coba guna
mengetahui respon dari siswa
sebagai masukan tentang efektifitas
hasil pengembangan dalam rangka
merevisi dan menyempurnakan hasil.
d. Tahap Keempat
Hasil pengembangan media CAI
yang telah dilakukan uji coba,
kemudian diidentifikasi kelemahan-
kelemahan yang ada pada media.
D. Subjek Uji Coba
Subjek penelitian adalah individu
yang ikut serta dalam penelitian serta
terlibat langsung dalam penelitian.
Pada pengembangan media CAI ini
yang dijadikan subjek penelitian
adalah :
1. Ahli materi terdiri dari 2
guru mata pelajaran produktif
fotografi Multimedia SMKN 11
Surabaya
2. Ahli media terdiri dari 2
orang dosen program studi
Teknologi Pendidikan Unesa.
3. Siswa kelas XI Multimedia-A
SMKN 11 Surabaya satu kelas
yang berjumlah 30 orang siswa,
yang dibagi menjadi :
a. Untuk uji coba satu-satu
terdiri dari 3 siswa
meliputi :
1 siswa yang berada
pada tingkat paling
bawah kemampuan
akademiknya, 1 siswa
yang berada pada
tingkat menengah
kemampuan
akademiknya, serta 1
siswa yang berada pada
tingkat paling tinggi.
b. Untuk uji coba
kelompok kecil terdiri
dari 9 siswa, meliputi :
3 siswa yang berada pada tingkat
paling bawah kemampuan
akademiknya, 3 siswa yang berada
pada tingkat menengah kemampuan
akademiknya, 3 siswa yang berada
pada tingkat paling tinggi
c. Untuk uji coba
kelompok besar terdiri
dari 18 siswa
4. Siswa kelas XI Multimedia-
A SMKN 11 Surabaya satu
kelas yang berjumlah 30
orang untuk pre test dan
post test.
E. Instrumen Penelitian
1. Metode Pengumpulan
Data
Metode pengumpulan data
merupakan suatu cara kerja dalam
kegiatan penelitian untuk
mendapatkan data atau keterangan-
keterangan yang diperoleh dalam
kegiatan sesuai dengan kenyataan.
Menurut Arikunto
(2006:137) menyatakan bahwa
“wawancara, observasi, angket,
kuisioner, dan dokumentasi yang
kesemuanya merupakan sebagian
dari metode pengumpulan data”.
Oleh karena itu seharusnya metode
yang digunakan dalam penelitian
haruslah memenuhi keinginan serta
tepat dan hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan. Pada
penelitian ini teknik pengumpulan
datanya adalah sebagai berikut :
a. Angket
Menurut Arikunto
(2002:18), Angket adalah
sejumlah pertanyaan tertulis
yang dilakukan untuk
memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal
yang ia ketahui. Ada beberapa
jenis angket yang dipandang
dari cara menjawabnya yaitu :
1). Angket terbuka
yang memberikan
kesempatan kepada
responden untuk
menjawab dengan
kalimatnya sendiri.
2). Angket tertutup
yang sudah disediakan
jawabannya sehingga
responden tinggal
memilih.
Dan jenis dipandang
dari bentuknya ialah
sebagai berikut :
1). Angket plihan
ganda
2). Angket isian
3). Check- list, sebuah
siklus dimana
responden tinggal
membubuhkan tanda
check (-) pada
kolom yang sesuai.
4). Rating scale (skala
bertingkat) yaitu sebuah
pertanyaan yang diikuti kolom-
kolom yang menunjukkan
tingkatan-tingkatan misal
mulai dari sangat setuju
sampai ke sangat tidak setuju.
Pada pengembangan ini
peneliti menggunakan angket
tertutup dan angket terbuka
untuk memberikan saran.
Angket ini digunakan sebagai
instrumen pengumpul data
yang diberikan kepada ahli
materi dan ahli media serta
siswa kelas XI Multimedia-A
itu sendiri. Angket ini
diberikan untuk mendapat
masukan mengenai produk
pengembangan media CAI
serta kesesuainnya dengan
materi pembelajaran.
b. Tes
Tes merupakan serentetan
pertanyaan atau latihan serta
alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau
kelompok. (Arikunto,
2006:150).
Pada pengembangan ini
peneliti menggunakan tes
evaluasi yang berupa pilihan
ganda, uraian, games serta tes
praktik. Tes uraian diberikan
sebelum siswa belajar
menggunakan media CAI
yang akan diuji coba (pre test)
serta tes praktik awal
memotret. Tes juga diberikan
setelah siswa belajar dengan
menggunakan media CAI yang
telah diuji coba (post test), tes
yang diberikan berupa soal
berbentuk games, serta soal
pilihan ganda yang terdapat
pada media CAI dan yang
terakhir tes praktik memotret
menggunakan kamera DSLR
setelah menggunakan
simulator kamera DSLR yang
terdapat pada media CAI.
Alat penelitian (tes)
dikatakan baik apabila
memenuhi dua hal, yaitu
ketepatannya (validitas) dan
ketetepannya (reliabilitas)
a) Validitas
Arikunto (2006:16)
menjelaskan bahwa validitas
adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan suatu instrument.
Suatu instrument yang valid
mempunyai validitas tinggi,
sebaliknya instrument yang
kurang valid berarti memiliki
validitas rendah.
Kemudian untuk
mengukur validitas seluruh
item soal menggunakan rumus
korelasi product moment,
rumus tersebut adalah :
Keterangan :
rXY = koefisien korelasi
∑X = jumlah skor item
∑Y = jumlah skor total
(seluruh item)
N = jumlah respondentelah
ditemukan hasil r
hitungnyan
b) Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan
pada suatu pengertian bahwa
suatu instrument cukup dapat
dipercaya untuk digunakan
sebagai alaT pengumpul data
karena instrument tersebut
sudah baik. Instrument yang
dapat dipercaya akan
menghasilkan data yang dapat
dipercaya. Apabila datanya
memang benar sesuai dengan
kenyataannya, maka berapa
kalipun diambil, tetap akan
sama. Adapun rumusan untuk
menghitung reliabilitas
instrument penelitian ini
menggunakan rumus
Spearman Brown (belah dua),
rumus tersebut adalah :
r11 =
keterangan :
r11 = reliabilitas
instrumen
r 1/21/2 = rxy yang disebutkan
sebagai indeks korelasi
antara dua belahan
instrument
Metode pengumpulan data
yang berupa tes ini diberikan
untuk mengetahui kemampuan
keterampilan serta
pengetahuan siswa.
Kemampuan dasar siswa dapat
diukur dengan menggunakan
pre test, sedangkan untuk
mengetahui pencapaian atau
prestasi siswa setelah
menggunakan media dapat
diukur dengan menggunakan
post test.
2. Metode Analisis Data
Pada tahap ini
langkah yang dilakukan yaitu
menentukan metode untuk
menganalisis data. Analisis
data sangat berhubungan erat
dengan rumusan masalah yang
ditunjukkan untuk menarik
kesimpulan baru data hasil
penelitian. (Arikunto,
1998:346).
a. Analisis Isi
Analisis isi digunakan
untuk menganalisis data yang
berupa data kualitatif yang
diperoleh dari masukan
tanggapan serta saran
perbaikan yang diberikan oleh
ahli media dan ahli materi serta
siswa perorangan dari hasil
analisis ini, kemudian
digunakan untuk merevisi
media CAI yang telah
dikembangkan.
b. Analisis Deskriptif
Jenis data yang telah
diperoleh dari uji coba produk
CAI ini berupa data kualitatif
yang selanjutnya akan
dikuantitatifkan terlebih
dahulu dengan menggunakan
penilaian deskriptif
berdasarkan kriteria
perhitungan % (persentase).
Hasil dari analisis persentase
ini digunakan untuk merevisi
program CAI. Data yang
diperoleh dari angket akan
dikuantitatifkan dengan
menggunakan rumus sebagai
berikut :
P =
x 100%
Keterangan :
P = Persentase nilai
yang diperoleh
F = Frekuensi jawaban
alternatif
N = Nilai tertinggi yang
semestinya diperoleh
Perhitungan persentase
dimaksudkan untuk
mengetahui nilai dari yang
dipresentasikan dan disajikan
berupa persentase. Teknik ini
sering disebut dengan teknik
deskriptif kuantitatif dengan
persentase. Untuk memberikan
penjelasan terhadap angka %
digunakan ketetapan kriteria
penilaian kuantitatif menurut
Arikunto (1998:246), yaitu :
76% - 100% = Sangat baik
56% - 75%= Baik
40% - 55%= Kurang baik
0% - 40 %= Tidak baik
Setelah kegiatan evaluasi
terlaksana dan data yang
diperlukan terkumpul, media
direvisi dan siap digunakan.
Langkah selanjutnya yang
dilakukan yaitu menganilisis
data untuk menghitung pre
test dan post test.
Adapun teknis analisis yang
digunakan adalah :
Keterangan :
Md : Mean dari deviasi
(d) antara post test dan pre test
Xd : Perbedaan deviasi
dan mean deviasi
N : Banyaknya subjek
df atau db : N-1
(Arikunto, 2006 : 86)
HASIL ANALISIS DATA
Setelah diadakan analisis dengan
menggunakan kriteria penetapan
penilaian kuantitatif maka untuk ahli
materi I adalah 80,76 % (Sangat
Baik) Ahli Materi II adalah 80,76 %
(Sangat Baik), Ahli Media I adalah
81,25 % (Sangat Baik), Ahli Media
II 77,08 % (Sangat Baik), untuk uji
coba perseorangan rata-rata adalah
76,64 % (Sangat Baik), uji coba
kelompok kecil rata-rata adalah
76,61 (Sangat Baik), dan untuk uji
coba kelompok besar adalah rata-rata
79,16 % (Sangat Baik). Setelah itu
dari hasil pre-test dan post-test
menggunakan teknik analisis data uji
t diperoleh t hitung (6,67) > t tabel
(1,69) dengan menggunakan taraf
signifakansi 5 %. Artinya setelah
pengunaan media CAI ini terdapat
peningkatan hasil belajar. Dari hasil
keseluruhan penelitian
pengembangan ini dapat
disimpulkan bahwa hasil analisis
data yang diperoleh dari hasil uji
coba media CAI teknik dasar
fotografi pada mata produktif
fotografi untuk siswa kelas XI
Multimedia di SMK Negeri 11
Surabaya secara umum dapat
dikategorikan sangat baik. Dari hasil
angket uji coba produk yang
dilakukan terhadap ahli materi dan
ahli media, media CAI ini dapat
dikategorikan sangat baik. Dari hasil
angket uji coba perorangan atau satu-
satu media CAI ini dapat
dikategorikan sangat baik. Hasil
angket pada uji coba kelompok kecil
juga dapat disimpulkan media CAI
ini dapat dikategorikan sangat baik.
Dan hasil angket pada uji coba
kelompok besar juga dapat
disimpulkan media CAI ini
dikategorikan sangat baik. Dari segi
hasil belajar, siswa mengalami
peningkatan hasil belajar setelah
menggunakan media CAI ini.
Oleh karena itu Media CAI
teknik dasar fotografi pada mata
pelajaran produktif fotografi untuk
siswa kelas XI Multimedia-A di
SMK Negeri 11 suarabaya ini dapat
digunakan atau dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran yang
dapat menunjang proses belajar
mengajar.
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada
Arikunto,Suharsimi.2003.Dasar-dasar Evaluasi.Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta
Arthana, Ketut dan Dewi, Damajanti Kusuma. 2005. Evaluasi Media Instruksional . Surabaya : Teknologi Pendidikan
Darmawan, Deni. 2011. Teknologi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Darwis, Edward. 2011. 9 langkah untuk fotografer pemula. Yogyakarta : Andi Publishing
Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran : Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta : Gaung Persada (GP) Press
Munir.2010. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta
Pramana, roy darwis.2011. Fotografi Digital Untuk Pemula. Yogyakarta : Klik Publishing
Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Mengembangan Profesionalisme Guru Abad 21). Bandung : Alfabeta
Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Mengembangkan Profesionalitas Guru) . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sadiman, Arief.S. 2008. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, Pemanfaatan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Seels, Barbara B dan Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran : Definisi dan Kawasannya. Terjemahan oleh Prawiradilaga, S. Dewi dkk. Jakarta : Unit Percetakan Universitas Negeri Jakarta
Sudjana, Nana.2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:Alfabeta
Sutop, Ariesto Hadi. 2012. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu
TIM. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
Warsita, Bambang . 2008. Teknologi Pembelajaran : Landasan dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta
Reza M.Fauzan, Hestiasari Rante, Moh. Hasbi Assidiqi, 2010. Pembuatan Simulator Kamera DSLR dengan pengaturan nilai aperture, Shutter Speed, dan ISO (www.eepis-its.edu/uploadta/downloadmk.php?id=1348,) diakses tanggal 15 juni 2012
situs belajarfotografi.com tanggal 1 mei 2012 pukul 22.44 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Kamera_SLR Pada tanggal 20 november 2012, pukul 10.52 WIB.
http://belajarfotografi.com/cara-kerja-kamera-dslr-pengertian/ pada
tanggal 20 november 2012 pukul 10.40 WIB