materi fotografi

34
MATERI FOTOGRAFI 5 Mitos Fotografi 1. Kamu Harus Punya Kamera SLR Mahal Untuk Bisa Memotret Dengan Baik Kamera SLR yang mahal sudah pasti menawarkan lebih banyak fitur yang bisa membantumu mengkomposisi foto yang bagus. Tapi, kenyataannya, keputusan kreatiflah yang membuat sebuah foto jadi indah, bukan fitur kameranya. Jadi, kamu sesungguhnya bisa memotret dengan kamera jenis apapun, tentu termasuk SLR, kamera saku, bahkan kamera ponsel. Kunci untuk foto yang bagus adalah menangkap sebuah objek secara kreatif dan imajinatif. Temukan cara pandangmu sendiri melalui lensa, tidak perduli jenis kamera apa yang kamu punya. 2. Ada Pengaturan Exposure Yang Selalu Tepat Sesungguhnya, tidak ada pengaturan exposure yang benar atau salah saat kamu memotret apapun. Semuanya kembali lagi ke tujuanmu memotret objek yang bersangkutan. Misalnya, kamu bisa memotret satu objek dengan banyak cara. Apakah kamu ingin membuat objeknya diam? Maka bukalah apertture selebar mungkin dan gunakan shutter speed sekitar 1/500 detik. Bagaimana dengan motion blur? Gunakan shutter speed yang lebih lambat, sekitar 1/15 atau 1/30 detik. dan bukaan aperture yang lebih kecil. Gerakkan kamera bersamaan dengan objek untuk mendapatkan foto objek yang tajam tapi dengan background yang blur sehingga memberi kesan bergerak pada foto. Tentukan apa yang ingin kamu sampaikan dan pilihlah pengaturan kamera berdasarkan keputusan ini. Juga, kenali kamera yang kamu gunakan dan bagaimana fiturnya bisa mempengaruhi foto yang akan kamu ambil. 3. Kamera Bisa Merekam Apa Yang Kamu Lihat Mitos ini sangat penting untuk diingat, karena tidak benar. Mata manusia adalah alat yang sangat luar biasa; banyaknya cahaya dan warna yang bisa dilihat oleh mata tidak terbatas. Kamera, sebaliknya, punya keterbatasan. Kamera menangkap warna cahaya, dan tidak selalu warna asli dari benda yang difoto. Misalnya, selembar kain berwarna biru yang difoto dibawah lampu fluorescent akan jadi sedikit kehijauan. Juga, bayangan bisa muncul lebih tajam dalam foto dan tampak seperti sebuah benda dibandingkan bila dilihat langsung oleh mata. Ini sebabnya foto hitam & putih seringkali punya bayangan yang tajam dalam komposisinya. 4. Ada Aturan Untuk Komposisi Dan Keputusan Kreatif Fotografi adalah seni dan suatu cara untukmu mengekspresikan diri. Karena itu, tidak ada peraturan dalam fotografi; yang ada hanyalah panduan yang bisa kamu pilih untuk ikuti atau tidak. Orang yang belajar fotografi akan belajar teknik dari fotografer sukses untuk tahu tentang apa yang membuat foto mereka jadi hebat. Tapi, seperti bentuk seni apapun, inovasi dalam fotografi adalah hal yang penting. Misalnya, peraturan tentang rule-of-thirds. Menurut peraturan ini, kamu sebaiknya tidak meletakkan objek di tengah frame, tapi lebih ke pojok kiri, kanan, atas, atau bawah. Tapi, tentunya masih sangat mungkin untuk membuat foto yang indah dengan menempatkan objek tepat di tengah-tengah frame. Panduan yang berbeda bisa berhasil jika diterapkan di beberapa foto tertentu, tapi tidak di foto yang lainnya, jadi gunakanlah insting artistikmu untuk memilih mana panduan yang cocok untukmu.

Upload: abu-masih-cinta-faila

Post on 05-Jan-2016

127 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

Materi Fotografi SMK

TRANSCRIPT

Page 1: MATERI FOTOGRAFI

MATERI FOTOGRAFI

5 Mitos Fotografi

1. Kamu Harus Punya Kamera SLR Mahal Untuk Bisa Memotret

Dengan BaikKamera SLR yang mahal sudah pasti menawarkan lebih banyak fitur yang bisa membantumu mengkomposisi foto yang

bagus. Tapi, kenyataannya, keputusan kreatiflah yang membuat sebuah foto jadi indah, bukan fitur kameranya. Jadi,

kamu sesungguhnya bisa memotret dengan kamera jenis apapun, tentu termasuk SLR, kamera saku, bahkan kamera

ponsel. Kunci untuk foto yang bagus adalah menangkap sebuah objek secara kreatif dan imajinatif. Temukan cara

pandangmu sendiri melalui lensa, tidak perduli jenis kamera apa yang kamu punya.

2. Ada Pengaturan Exposure Yang Selalu TepatSesungguhnya, tidak ada pengaturan exposure yang benar atau salah saat kamu memotret apapun. Semuanya

kembali lagi ke tujuanmu memotret objek yang bersangkutan. Misalnya, kamu bisa memotret satu objek dengan banyak

cara. Apakah kamu ingin membuat objeknya diam? Maka bukalah apertture selebar mungkin dan gunakan shutter

speed sekitar 1/500 detik. Bagaimana dengan motion blur? Gunakan shutter speed yang lebih lambat, sekitar 1/15 atau

1/30 detik. dan bukaan aperture yang lebih kecil. Gerakkan kamera bersamaan dengan objek untuk mendapatkan foto

objek yang tajam tapi dengan background yang blur sehingga memberi kesan bergerak pada foto. Tentukan apa yang

ingin kamu sampaikan dan pilihlah pengaturan kamera berdasarkan keputusan ini. Juga, kenali kamera yang kamu

gunakan dan bagaimana fiturnya bisa mempengaruhi foto yang akan kamu ambil.

3. Kamera Bisa Merekam Apa Yang Kamu LihatMitos ini sangat penting untuk diingat, karena tidak benar. Mata manusia adalah alat yang sangat luar biasa; banyaknya

cahaya dan warna yang bisa dilihat oleh mata tidak terbatas. Kamera, sebaliknya, punya keterbatasan. Kamera

menangkap warna cahaya, dan tidak selalu warna asli dari benda yang difoto. Misalnya, selembar kain berwarna biru

yang difoto dibawah lampu fluorescent akan jadi sedikit kehijauan. Juga, bayangan bisa muncul lebih tajam dalam foto

dan tampak seperti sebuah benda dibandingkan bila dilihat langsung oleh mata. Ini sebabnya foto hitam & putih

seringkali punya bayangan yang tajam dalam komposisinya.

4. Ada Aturan Untuk Komposisi Dan Keputusan KreatifFotografi adalah seni dan suatu cara untukmu mengekspresikan diri. Karena itu, tidak ada peraturan dalam fotografi;

yang ada hanyalah panduan yang bisa kamu pilih untuk ikuti atau tidak. Orang yang belajar fotografi akan belajar teknik

dari fotografer sukses untuk tahu tentang apa yang membuat foto mereka jadi hebat. Tapi, seperti bentuk seni apapun,

inovasi dalam fotografi adalah hal yang penting. Misalnya, peraturan tentang rule-of-thirds. Menurut peraturan ini, kamu

sebaiknya tidak meletakkan objek di tengah frame, tapi lebih ke pojok kiri, kanan, atas, atau bawah. Tapi, tentunya

masih sangat mungkin untuk membuat foto yang indah dengan menempatkan objek tepat di tengah-tengah frame.

Panduan yang berbeda bisa berhasil jika diterapkan di beberapa foto tertentu, tapi tidak di foto yang lainnya, jadi

gunakanlah insting artistikmu untuk memilih mana panduan yang cocok untukmu.

5. Kamu Harus Memotret Sesuatu Yang Indah Untuk Mendapat

Foto Yang BagusKeindahan ada di sekeliling kita, tapi tidak selalu tampak jelas bila kamu ada di tempat barang bekas dibandingkan bila

kamu ada di taman. Kadang-kadang, pemandangan yang paling indah justru muncul di foto-foto yang membosankan.

Orang-orang melihat sesuatu yang indah, seperti pegunungan atau air terjun, dan berasumsi bahwa keindahan

pemandangan itu akan dengan mudah berpindah ke foto mereka nantinya. Mereka tidak mempertimbangkan objek atau

berpikir tentang elemen komposisi lain seperti pengaturan kamera dan pencahayaan. Fotografer yang baik bisa

mengubah sesuatu yang biasa-biasa saja jadi foto yang menarik atau seni yang emosional. Juga, gunakanlah objek-

Page 2: MATERI FOTOGRAFI

objek yang berbeda di dalam foto-fotomu untuk menciptakan harmoni. Temukan keindahan dalam apapun yang kamu

bidik, dan bagikan keindahan itu melalui foto.

http://fotonela.com/1112/5-mitos-fotografi-yang-kamu-harus-tahu/

5 Tips Fotografi Dasar Untuk Pemula

Rule of ThirdsIni adalah teknik komposisi yang sangat mudah untuk dipelajari. Intinya, fotomu akan kelihatan lebih menarik kalau

objeknya tidak tepat di tengah. Semua kamera digital – bahkan yang ada di ponselmu – punya pengaturan ‘grid’, yang

terdiri dari dua garis vertikal dan dua horizontal yang ‘melapisi’ fotomu sehingga akan tampak seperti terbagi menjadi 9

bagian. Jika kamu mengaktifkan pilihan ini, maka kamu akan bisa mengatur letak objek di dua pertiga bagian foto

berdasarkan garis-garis panduan ini.

Ubahlah Ketinggian Kamera Atau Sudut PandangmuUmumnya orang memotret dengan ketinggian kamera sejajar mata. Tapi ini adalah cara yang membosankan. Cobalah

untuk menggerakkan kamera ke atas atau ke bawah untuk mendapatkan foto yang lebih menarik. Mungkin ini akan

terasa sulit karena kamu tidak bisa melihat apa yang kamu foto melalui viewfinder. Tapi seiring waktu, kamu akan

menemukan cara memotret dengan cara-cara yang unik atau – sederhananya – kamu bisa menggunakan kamera yang

punya LCD fleksibel yang bisa dimiringkan ke segala arah untuk mengontrol komposisi.

Selalu Gunakan Pilihan Resolusi dan Kualitas MaksimalKarena memory card sekarang sudah bukan barang mewah lagi, tidak ada alasan untuk menghemat kapasitasnya

dengan menggunakan pilihan ukuran foto kecil atau resolusi rendah. Selalu gunakan pilihan tertinggi yang disediakan

kameramu. Dengan begitu, kamu punya foto dengan kualitas bagus yang bisa dicetak, diedit, dan dibagikan tanpa

mengurangi keindahannya. Kalau kameramu mendukung format RAW – yaitu dimana semua data yang direkam sensor

kamera tersimpan – gunakanlah format itu.

Trio Penting Dalam Exposure: ISO, Aperture, dan Shutter SpeedIni adalah bagian tersulit tentang fotografi bagi pemula. Secara singkat, penjelasannya begini:

ISO adalah seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya; ISO tinggi akan memungkinkanmu memotret

bahkan di bawah cahaya redup, tapi akan ada lebih banyak ‘noise’. ISO rendah lebih baik, tapi tidak selalu

memungkinkan untuk digunakan terutama di dalam ruangan.

Aperture menentukan focal length(angka f atau f/ ) dan menggambarkan ukuran fisik bukaan lensa. Angka tinggi

berarti ada lubang kecil yang memasukkan sedikit cahaya, yang hasilnya akan menunjukkan ketajaman pada

daerah background. Angka f kecil berarti bukaan lensanya besar, dan background akan nampak kabur atau out of

focus.

Shutter Speed adalah seberapa lama shutter tetap terbuka untuk membiarkan cahaya masuk ke sensor. Jika

terbuka untuk waktu yang cukup lama, maka foto yang dihasilkan akan menunjukkan gerakan, sementara waktu

singkat akan menangkap hanya satu gerakan diam.

Pelajari Mode Yang Ada Di KameramuBahkan kamera saku pun setidaknya punya mode-mode berikut:

Page 3: MATERI FOTOGRAFI

Manual mode yang akan membiarkanmu mengatur semua pilihan pemotretan.

Otomatis yang menyerahkan pengaturan sepenuhnya pada kamera.

Programmed yang menyediakan pilihan-pilihan yang lebih spesifik untuk objek atau teknik tertentu seperti

olahraga, portrait, kembang api, dan sebagainya.

Pada kamera dSLR, kamu akan menemukan beberapa mode lainnya, dan penting juga untuk kamu ketahui.

Pengaturan-pengaturan ini akan membiarkanmu mengatur beberapa variabel dan menyerahkan sisa pengaturannya

pada kamera.

Av/A: Aperture Value. Ini adalah yang paling umum digunakan untuk pemotretan secara umum dan memberimu

keleluasaan untuk mengatur angka Aperture atau f/. Kamera akan kemudian menghitung shutter speed dan ISO

terbaik untuk bekerja sama dengan angka f yang kamu pilih.

Tv/S: Time Value/Shutter Speed. Ini akan memberimu kontrol atas shutter speed, tentunya. Lalu kamera akan

menentukan angka aperture dan ISO terbaik untuk digunakan.

Dua mode diatas adalah yang akan paling banyak kamu pelajari jika kamu benar-benar baru menggunakan dSLR.

http://fotonela.com/1198/5-tips-fotografi-dasar-untuk-pemula/

10 “ATURAN” DASAR KOMPOSISI FOTOGRAFI

Meski memang pada dasarnya tidak ada aturan pasti dalam fotografi, namun ada hal-hal yang secara sadar atau tidak berlaku secara universal di dunia fotografi. Pedoman-pedoman komposisi ini dapat digunakan di hampir seluruh situasi, sehingga sang fotografer dapat membuat fotonya lebih tepat sasaran dan berdampak lebih kuat kepada yang melihat.Penasaran apa saja mereka? Yuk intip penjelasan singkatnya di bawah ini.

1. Rule of Thirds

Mudahnya, rule of thirds artinya membagi gambar menjadi 9 segmen yang sama dengan menggunakan 2 garis

horizontal dan 2 garis vertikal. Dengan begini, akan lebih mudah untuk mengatur posisi objek dan kita bisa

mendapatkan hasil yang lebih seimbang dan lebih menarik dari segi visual. Beberapa kamera telah menambahkan

fungsi ini, sehingga penggunaannya dapat lebih praktis. 

1. Keseimbangan Elemen

Jika kamu meletakkan semua objek menarik dalam fotomu ditengah, atau diluar segmen tengah dari rule of thirds,

sementara pada sisi lainnya dibiarkan kosong, kamu akan membuat fotomu tidak seimbang dan terlihat tidak menarik

sama sekali. Oleh karena itu, penting untuk menyeimbangkan fotomu agar tidak “berat” sebelah, misalnya dengan

menempatkan objek lain di sisi yang kosong. 

1. Leading Lines

Memanfaatkan garis yang ada pada gambar dapat membantu kita mengarahkan perhatian viewers, baik untuk melihat

ke arah objek foto maupun menjelajahi setiap sudut foto. Leading line dapat berupa garis lurus, bergelombang,

diagonal, zigzag atau pun yang lainnya. Semuanya dapat digunakan untuk menambah kompisisi foto kita. 

1. Simetri dan Pola

Sesuatu yang simetris atau sesuatu yang memiliki pola secara umum memang memanjakan mata. Kita bisa memotret

sesuatu yang simetris mau pun yang berpola untuk menangkap perhatian orang yang melihat. Cara lain untuk

memanfaatkan simetri dan pola adalah dengan “merusak” mereka, misalnya dengan menambahkan suatu benda di

salah satu sisinya. Hal ini dapat memunculkan sesuatu yang berbeda di sana dengan membuat foto tersebut tidak lagi

simetris atau berpola monoton,. 

1. Sudut pandang

Sebelum memotret sesuatu, pikirkan baik-baik darimana kamu akan memotretnya. Sudut pandang dapat berdampak

besar komposisi foto kita, dan tentu saja berdampak pula kepada orang yang melihat nantinya. Jangan terbatas hanya

Page 4: MATERI FOTOGRAFI

memotret dari ketinggian mata saja, cobalah memotret dari sisi yang berbeda dan tidak biasa. Bereksperimenlah agar

kamu bisa menemukan sudut pandang mana yang tepat untuk objek tersebut. 

1. Background

Background dapat menjadi dua sisi mata pisau yang berbeda. Di satu sisi ia dapat mempercantik foto kita, tapi di sisi

lain ia dapat membingungkan viewers. Background foto yang “ramai” dapat mengalihkan pandangan viewers dari objek

foto yang sebenarnya. Oleh karena itu, apabila fokus dari foto kita adalah suatu objek tertentu, carilah background

yang sederhana dan tidak terlalu mencolok, sehingga pandangan viewers dapat terfokus pada objek foto kita. 

1. Depth

Karena fotografi adalah media dua dimensi, kita harus sepintar mungkin mengatur komposisi agar dapat mengesankan

depth atau kedalaman yang sebenarnya dari scene yang kita potret. Bisa dengan mengatur depth of field sedemikian

rupa, atau dengan membuat objek di background , middle, dan foreground saling melapisi (overlay) sehingga viewers

tahu mana yang berada di depan, mana yang berada di belakang. 

1. Bingkai

Dunia ini penuh dengan bingkai-bingkai natural yang dapat kita gunakan untuk membingkai objek utama dari foto kita,

misalnya deretan pohon, lubang, bagian terbuka dari sesuatu, garis melengkung, dan sebagainya. Semuanya dapat

kita gunakan untuk menghasilkan foto yang lebih fokus dan dapat menarik perhatian viewers langsung ke objek utama. 

1. Cropping

Terkadang objek dari foto kita terlalu kecil dan dapat tenggelam dan hilang diantara background atau objek lain

disekitarnya. Dengan meng-crop foto kita dan menghilangkan atau mengurangi background disekitarnya, kita dapat

memastikan perhatian viewers akan terfokus pada objek foto kita yang sebenarnya. 

1. Bereksperimenlah!

Lagi dan lagi, terakhir kami pasti menyarankan kamu untuk bereksperimen. Pada era fotografi digital seperti ini,

seorang photographer tidak perlu lagi khawatir film nya akan terbuang percuma karena jepretan coba-coba yang salah.

Kita bisa memotret jutaan foto tanpa takut kehabisan film atau menghapus ribuan jepretan gagal tanpa khawatir harus

mengeluarkan dana ekstra untuk membeli film. Bereksperimen lah dengan idemu, karena kita tidak akan tahu apakah

suatu ide akan berhasil apabila kita tidak mencobanya. Setelah kamu familiar dengan aturan-aturan tersebut, kamu akan terkejut betapa universalnya mereka. Tapi, sekali lagi fotografi bukanlah suatu hal yang penuh aturan. Aturan-aturan diatas bisa kamu abaikan apabila kamu melihat bahwa aturan ini tidak bisa dipakai pada saat itu. Kalau menurutmu pada saat itu hasilnya akan lebih bagus bila mengabaikan aturan tadi, tidak apa, lanjutkan saja. Semua tergantung sense kamu sebagai fotografer, kok.

http://www.idseducation.com/2013/10/09/10-aturan-dasar-komposisi-fotografi/

Aturan Komposisi Fotografi

Komposisi Fotografi - Seorang yang baru saja terjun ke dunia fotografi tentu tidak pernah mempertimbangkan untuk belajar tentang komposisi fotografi. Mereka kebanyakan komposisi hanya berlaku bagi seorang pelukis. Kenapa? coba sobat bayangkan saja, tentu tidak mungkin bukan menanyakan pada seseorang yang sedang berlari mengejar Bis kota, "Maaf bisakah Anda berposisi disini? Saya lagi mencoba mengaplikasikan Rule of Thirds!" lalu dimana letak poin komposisi dalam fotografi? Bagi Fotografer pemula yang tidak menghiraukan komposisi fotografi akan berakhir pada banyaknya stock foto dalam hard disk mereka dan foto-foto itu pasti tanpa pertimbangan, tidak peduli apakah obyek foto tersebut bergerak atau diam.

Page 5: MATERI FOTOGRAFI

Sobat termasuk kategori diatas dalam belajar fotografi? dan belum mempertimbangkan perihal komposisi? maka berikut ini adalah beberapa aturan yang layak untuk dilakukan untuk memulai memasukkan komposisi dalam setiap jepretan kalian. Aturan secara alami memang dibuat untuk dilanggar, tetapi Sobat tidak bisa melanggarnya sebelum kalian menguasai aturan-aturan tersebut.

Rule of Thirds - Infotografi sempat mengulas dalam artikel sebelumnya, dan kami percaya aturan ini sudah banyak diketahui oleh fotografer di dunia. Kamera DSLr bahkan kebanyakan sudah dilengkapi dengan visual grid dalam viewfinder. Aturan ini menyatakan bahwa untuk membuat sebuah gambar yang menarik, fokuskan Focal Point di salah satu garis atau titik di sepertiga bagian frame. Sebagai contoh tempatkan horizon sebuah foto landscape pada sepertiga bawah dan jangan tepat di tengah-tengah frame, sebuah pohon yang ada di sebuah tempat terbuka hendaknya tempatkan  sejajar dengan salah satu dari dua garis vertikal.

Page 6: MATERI FOTOGRAFI

Rule of Odds - atau dalam bahasa kita adalah aturan ganjil. Aturan ini menyatakan bahwa sebuah gambar akan tampak lebih menarik secara visual ketika subyek berjumlah ganjil, sebagai contoh jika Sobat memotret di sebuah tempat dan ada lebih dari satu orang, maka jangan memotret 2 orang, ambil foto 3, 5, atau 7 orang dalam kelompok. Sobat mungkin akan merasa geli ketika mendengar aturan ini bukan? Tentu aturan ini kurang berlaku ketika memotret sebuah acara pernikahan atau foto keluarga dengan jumlah genap, tetapi gunakan aturan sebisa mungkin ketika tidak memotret 'real life' atau sebuah event (still life, kelompok orang, bunga dan lain-lain). Penelitan menunjukkan bahwa seseorang akan lebih mudah dan nyaman ketika melihat gambar dengan subyek yang berjumlah ganjil.

Page 7: MATERI FOTOGRAFI

Rule of Space - Aturan ruang kosong ini erat hubungannya dengan Rule of Thirds. Rule of Space biasanya sudah ada dalam otak kita, dan kita tidak sadar sejatinya itu adalah sebuah aturan dasar komposisi fotografi. Aturan ini menyatakan bahwa untuk menggambarkan sebuah pergerakan, konteks serta ruang yang lebih besar maka Sobat perlu memasukkan ruang kosong yang bebas dari 'clutter' atau pemecah perhatian. Sebagai contoh, jika sobat memotret seorang yang sedang berlari, maka berikan ruang kosong untuk tujuan lari, jangan memberikan ruang kosong di belakang pelari karena tidak membantu penikmat foto untuk melihat kedepan arah pelari. Contoh lainnya adalah ketika memotret wanita yang sedang tertawa, maka berikan ruang kearah dimana dia tertawa. Hal ini akan mengakibatkan penikmat foto kita berpikir apa yang sedang dituju oleh pelari atau apa yang sedang ditertawakan oleh wanita tersebut. Ini adalah alasan kenapa Rule of Space erat kaitannya dengan Rule of Thirds, ketika memberikan ruang kosong pada frame, maka akan otomatis juga akan mengaplikasikan Rule of Thirds.

Page 8: MATERI FOTOGRAFI

View Point - Dalam dunia fotografi aturan ini juga dikenal dengan POV atau Point of View, dan ini adalah aturan paling dasar dari komposisi fotografi. Sangat sederhana dan mudah diaplikasikan semudah menekan tombol shutter. Sobat adalah penikmat foto, Mata sobat adalah mata mereka, jika Sobat memotret seekor kucing pada eye level yang sama, penikmat foto kalian juga akan melihat pada eye level yang sama dengan kucing tersebut (memberikan kesan kesetaraan), jika Sobat memotret kucing dari bawah, maka penikmat foto akan melihat kucing dari bawah juga (memberikan kesan dominasi) dan jika Sobat memotret kucing dari atas, maka kalian berarti menyampaikan perasaan superioritas dari penikmat foto terhadap kucing tersebut.

5 Peraturan Komposisi Dasar1.  Kesederhanaan

Dengan berkonsentrasi pada beberapa elemen dasar saat memotret, kamu bisa menarik perhatian orang yang melihat

fotomu tepat ke titik yang kamu harapkan. Hindari latar belakang yang berantakan dengan mengganti sudut atau

perspektif dan memperpendek jarak ke objek. Tempatkan komponen utama sedikit keluar dari bagian tengah frame

untuk memberi efek visual. Tips untuk memotret foto minimalis bisa kamu baca disini.

Page 9: MATERI FOTOGRAFI

by Morag

2.  Rule of Thirds

Saat kamu sudah belajar memotret beberapa lama, kamu akan menyadari bahwa setiap foto terdiri dari tiga bagian

berbeda; foreground (bagian depan), middle-ground (tengah), dan background (latar belakang) yang seringkali muncul

dalam foto-foto landscape. Dengan memperhatikan dan menggunakan peraturan ini dalam komposisi foto, seorang

fotografer bisa menciptakan daya tarik visual dan bukan hanya sekedar foto. Bayangkan sebuah frame terbagi menjadi

sembilan bidang yang sama, maka rule of thirds menempatkan objek di dua pertiga frame, bukan di tengah.

by Raees Uzhunnan

 

3.  Keseimbangan

Page 10: MATERI FOTOGRAFI

Selain menyeimbangkan komponen fisik dalam sebuah foto, aspek lain yang kadang terlewatkan adalah

menyeimbangkan warna yang hadir dalam sebuah foto. Teori tentang warna adalah elemen yang penting dalam seni

fotografi. Foto-foto yang menitikberatkan warna-warna primer di dalamnya, cenderung dramatis. Beberapa warna

tertentu, seperti merah, jingga, dan kuning, biasanya harus digunakan secara seimbang dan terbatas hanya pada satu

atau dua elemen di dalam foto karena cenderung menarik perhatian. Terlalu banyak warna dengan energi tinggi,

terutama yang saling memberi kontras, bisa membuat foto tampak berlebihan dan tampak tegang; dengan

menyeimbangkan warna-warna yang kuat dengan yang lebih netral bisa menghasilkan komposisi gambar yang lebih

baik. Baca juga tips tentang padu padan warna disini.

Rainbow Lorikeets – Ann Cameron

4.  Framing

Komposisi foto yang baik membutuhkan framing yang sempurna. Fotografi adalah seni menggabungkan beberapa hal

sambil – pada saat bersamaan – menghilangkan hal lainnya; ini adalah tujuan utama framing. Dengan memilih elemen-

elemen yang penting, seorang fotografer berarti sudah mengedit fotonya sebelum ia memotret; dan dengan meng-crop

foto saat post-processing, framing berlanjut. Kamu tidak hanya bisa mengatur frame lewat lensa, kamu juga bisa

memanfaatkan benda-benda di alam untuk melakukannya seperti menggunakan pohon, dedaunan, bingkai jendela,

dan sebagainya.

Page 11: MATERI FOTOGRAFI

Eğirdir Lake – Güneş ER

5.  Garis

Garis-garis alami yang hadir dalam komposisi sebuah foto, baik disengaja maupun tidak, bisa memberi kesan tentang

kedalaman dan perspektif. Dengan memperhatikan garis-garis ini dan memanfaatkannya untuk menarik perhatian ke

arah PoI, seorang fotografer bisa menciptakan penekanan dan drama dalam foto yang ia buat dan memunculkan

sebuah pernyataan visual dalam tiap komposisinya. Garis diagonal cenderung menghasilkan jalur visual menuju PoI;

sementara garis yang berulang seringkali dianggap sebagai latar belakang oleh mata dan membawa fokus ke objek di

depan garis-garis itu.

Page 12: MATERI FOTOGRAFI

Lines Galore – Erik Rautine

http://fotonela.com/236/5-peraturan-komposisi-dasar/

Dasar Pemotretan Landscape : KOMPOSISI > Aturan 1/3

Aturan 1/3 (rule of third)

Dengan menggunakan aturan 1/3 ini kita bisa menghasilkan gambar yang lebih dinamis dimana perhatian orang yang menikmati foto kita nanti

tidak akan terpaku di satu sisi yang statis di tengah.

Page 13: MATERI FOTOGRAFI

MENEMPATKAN OBYEK MENARIK DI GARIS HAYAL

Aturan ini membagi frame menjadi 9 bagian dengan 2 garis hayalan horisontal dan 2 garis hayalan vertikal. Kita bisa menempatkan subyek

utama gambar di salah satu pertemuan garis hayalan tersebut.

dengan meletakan subyek utama tidak di tengah gambar membuat orang yang melihat foto akan lebih berkesempatan untuk mengekspolasi

seluruh frame.

OBYEK DITENGAH CENDERUNG STATIS

Kesalahan orang yang baru mempelajari fotografi adalah menepatkan subyek di tengah, walau juga tidak salah karena memang tidak ada salah

dan benar di dalam fotografi. Tapi dengan menempatkan subyek di tengah, mata kita hanya akan terpaku di tengah frame dan tidak banyak

mengeksplorasi daerah lainnya.

Page 14: MATERI FOTOGRAFI

HORIZON DI 1/3 BAWAH

kita juga bisa mengatur bagian utama dari foto pemandangan kita diantara garis hayalan tadi. Seperti contoh kita bisa meletakan horizon langit di

antara garis hayalan di 1/3 bagian bawah apabila di kita melihat bagian atas mempunyai obyek  yang lebih menarik.

HORIZON DI 1/3 ATAS

Page 15: MATERI FOTOGRAFI

atau meletakan horizon di 1/3 bagian atas bila dibagian bawah mempunyai obyek yang lebih menarik, seperti batuan pada tepi danau di bawah

Untuk mempermudah penempatan komposisi menggunakan aturan 1/3 ini di beberapa kamera keluaran terbaru sudah dilengkapi fasilitas garis

pembagi di Live view nya. Sehingga kita bisa lebih mudah meletakan subyek utama melalui garis panduan tadi.

http://www.landscapeindonesia.com/tips/photography/257-dasar-pemotretan-landscape-komposisi-g-aturan-13

10 Aturan komposisi fotografi dari para professionalPublished June 7, 2014

Dalam dunia fotografi bukan hanya subjek saja yang kita pentingkan, namun bagaimana cara kita

memotret juga sangat krusial. Foto yang memiliki komposisi buruk dapat membuat subjek yang luar

biasa terlihat biasa-biasa saja, atau mungkin sebaliknya subjek yang biasa-biasa akan nampak

istimewa dengan komposisi yang baik dan seimbang. Kita akan membahas 10 aturan komposisi

fotografi dari para professional yang perlu dikuasai, namun tentunya aturan tersebut butuh latihan dan

pembiasaan sehingga menyatu dengan diri kita. Tentu Tidak semuanya bisa diaplikasikan dalam setiap

kondisi, dan biasanya hanya satu atau beberapa yang cocok. Disinilah perlunya fleksibilitas, misalnya

untuk menerapkan rule of third kita tidak perlu terlalu kaku/menerapkan suatu keharusan karena

kembali lagi bahwa fotografi adalah seni, dengan karya yang bebas kita bisa menghasilkan sesuatu

yang spontan dan berkarakter. Berikut adalah penjelasannya:

1. Sederhanakan perspektif

Ketika kita melihat suatu pemandangan dengan mata telanjang, otak kita pasti akan otomatis mencari, dimanakah titik yang paling menarik. Namun kamera tidak mampu melakukan hal tersebut, dan mengabadikan apapun yang ada dihadapannya. Untuk menyederhanakan perspektif kita dapat mengubah focal range, atau mengubah sudut pandang yang berbeda sehingga mampu menonjolkan titik fokus dalam gambar. Kita bisa memburamkan daerah lain, namun juga bisa menajamkannya, tergantung apakah mau menjadikannya sebagai bagian dari atau hanya sebagai pelegkap subjek. Siluet, pola dan tekstur sangat berpengaruh untuk menghasilkan komposisi yang sederhana.

2. Isi Frame

Page 16: MATERI FOTOGRAFI

Ketika kita melihat subjek apapun, mungkin kita akan bingung sebesar apa kita perlu merekamnya dalam frame dan zoom in seperti apa yang pas. Faktanya, meninggalkan terlalu banyak ruang kosong adalah kesalahan komposisi yang sangat lazim dilakukan. Hal ini bisa membuat subjek terlihat lebih kecil dari sebenarnya dan dapat membingungkan pandangan karena fokus yang kurang sesuai. Untuk menghindari masalah tersebut kita bisa melakukan zoom in atau mendekati subjek dan mengisi penuh frame. Catatan: dalam teknik fotografi juga dikenal istilah negative space yakni ruang kosong yang lebih luas yang sengaja ditinggalkan dan hanya megabadikan subjek dalam area kecil untuk menambah kesan luas/tenang dalam gambar. Namun inipin memerlukan beberapa pengetahuan khusus yang bisa anda basa disini.

3. Rasio perbesaran

Umumnya kita memotret dengan memegang kamera secara horizontal, namun kadang juga verikal. Melakukan zoom in/mendekati subjek dan sedikit eksperimen hingga mendapatkan gambar yang diinginkan. Setelah itu, proses editing adalah hal yang dibutuhkan. Anda dapat melakukan cropping untuk melakukan komposisi ulang. Software yang umum digunakan adalah adobe photoshop dengan fitur cropnya. Kita dapat menggunakan rasio (misal 16×9) untuk efek widescreen, atau banyak sekali pilihan misal 4×3,5×7,8,5×11 dll yang bisa kita coba satu persatu untuk mendapatkan komposisi yang baik sesuai keinginan kita.

4. Cegah daerah tengah

Ketika seseorang belajar memotret biasanya hanya menempatkan fokus pada bagian tengah frame. Hal ini akan

Page 17: MATERI FOTOGRAFI

menghasilkan gambar yang statis dan membosankan. Untuk mengatasi hal tersebut kita bisa menggunakanrule of third , yakni membagi gambar menjadi 9 bagian sama besar menggunakan 2 garis vertikal dan 2 garis horizontal untuk kemudian mempertemukan 4 titik. Nah, kita dapat menempatkan fokus utama pada salah satu titik tersebut. Tidak cukup sampai disitu, ketika kita menempatkan fokus misal disebelah kiri maka kadang didaerah kanan ada sesuatu yang kurang. Kita dapat menggunakan benda/cahaya/warna yang mencolok/ apapun disebelah kanan untuk menyeimbangkan komposisi.

5. Gunakan leading lines

Foto dengan komposisi yang buruk akan membingungkan mata karena tidak menemukan tujuan kemana harus melihat/fokus mana yang ditonjolkan. Disinilah manfaat garis, kita bisa menggunakannya untuk mengarahkan pandangan mata menuju subjek utama. Garis sangat bermanfaat untuk membangun perspektif, menegaskan kesan 3 dimensi serta memandu mata untuk menonjolkan fokus utama. Kita bisa menggunakan garis lurus/melengkung berupa dinding, jalan, pagar, aliran air atau apapun yang menurut kita sesuai. Kemudian memadukannya dengan rule of third yakni menaruh subjek pada bagian off-center.

6. Gunakan garis diagonal

  Ini adalah aturan komposisi fotografi yang mungkin jarang diketahui oleh pemula. Garis horizontal menimbulkan kesan tenang sedangkan garis vertikal menimbulkan kesan permanen dan penyetabil. Untuk menambah variasi dan kesan “dramatis” kita dapat menggunakan garis diagonal. Garis itu bisa berupa benda apapun yang berbentuk diagonal. Kita dapat menggunakan teknik “Dutch Tilt” yakni dengan cara memiringkan kamera pada satu sisi sehingga subjek yang tadinya vertikal/horizontal terlihat diagonal. Cara teresebut juga bisa dipadukan dengan low angle shot untuk mendramatisir gambar.

7. Sisakan Ruang untuk bergerak

Page 18: MATERI FOTOGRAFI

Ketika kita melihat dari samping sepeda motor/mobil yang sedang dikendarai, kita bisa menyisakan sedikit ruang kosong didepannya. Hal ini sangat berguna karena pada kenyataanya motor itu sedang melaju dan dia butuh ruang untuk maju bukannya loncat keluar frame. Begitu pula foto portrait, saat subjek melihat ke samping sisakanlah ruang kosong didepan mata subjek, hal ini akan menambah kesan natural dan komposisi yang seimbang. Cara ini juga bisa dibarengi dengan merekam pergerakan / dengan Shutter speed lambat seperti contoh gambar disamping.

8. Perhatikan / atur Background

Background bisa saja menjadi bagian cerita yang tak terpisahkan dari sebuah subjek, jadi jangan hanya berkonsentrasi pada subjek. Kadang background dengan bokeh yang baik memang indah, namun itu juga tergantung pilihan seorang fotografer, apakah mau memburamkan atau memperjelas background. Saat menemukan background yang kurang pas, kita bisa saja menata background untuk mendapatkan gambar yang dramatis. Misal anak kita sedang bermain di ruang tamu, kita bisa atur pencahayaan dan menaruh kain warna-warni sebagai background. Atau saat kita melihat subjek dengan background yang biasa kita bisa berpindah atau bertukar posisi untuk mendapatkan background yang baik.

9. Kreatifitas Warna

Warna memegang peranan penting dalam seni visual apapun, termasuk seni mengabadikan gambar/fotografi. Warna-warna primer yang tajam sanggup menarik perhatian mata terlebih bila dipadukan dengan warna complement(pelengkap) dan mampu menjadi titik fokus yang menarik. Bila kita tidak menemukan warna-

Page 19: MATERI FOTOGRAFI

warna yang tajam, kita bisa menyiasatinya dengan menyertakan background yang berwarna monochrome. Dengan background monochrome yang senada warna subjek yang sangat sederhanapun akan terlihat mencolok dan menarik. Untuk menambah kontras, kita bisa menggunakan filter CPL/polarized yang biasanya juga digunakan untuk membirukan warna langit.

10. Breaking the rule

Komposisi fotografi adalah bahasa visual yang dapat kita gunakan untuk menyampaikan suatu pesan khusus. Beberapa aturan diatas bukanlah suatu keharusan, karena setiap orang memiliki ide/karakteristik masing-masing. Aturan komposisi fotografi terakhir adalah mematahkan aturan itu sendiri. Foto baik yang dihasilkan secara tidak sengaja tidak dihitung, hanya foto yang disengaja misal mematahkan aturan rule of third yang menempatkan fokus tepat di tengah dengan tujuan tertentu. Banyak sekali foto bagus yang dihasilkan(di internet) yang tidak menggunakan 9 aturan diatas.

http://askthephotographer.com/2014/06/07/10-aturan-komposisi-fotografi-dari-para-professional/

Aplikasi Warna Pada Fotografi

Ada beberapa jenis warna yang biasanya muncul dalam fotografi:

1. Warna Dominan

Memenuhi satu frame foto dengan banyak warna-warna mencolok tidak selalu menghasilkan gambar yang dramatis.

Warna yang saling bertabrakan akan menyebabkan kebingungan saat mata melihatnya dan akibatnya foto jadi terlihat

tidak indah. Terlalu banyak warna yang bertabrakan sama dengan melipatgandakan titik fokus yang merangsang mata

untuk melihat kemana-mana tanpa merasa pasti mana yang sebenarnya menjadi Point Of Interest. Lebih baik pilihlah

satu warna dominan yang akan menjadi pusat dari foto dan segera menarik perhatian orang yang melihatnya.

Semakintinggi intensitas warnanya, maka ia akan semakin mendominasi. Jadi pastikan objek utama foto menggunakan

warna ini.

Page 20: MATERI FOTOGRAFI

begitu banyak warna tapi tanpa titik fokus

2. Warna Yang Menonjol

Warna pada sisi “hangat” spektrum warna adalah warna-warna yang muncul dan meminta perhatian lebih. Misalnya

merah, ia kuat dan mencolok dan jika ada pada sebuah gambar akan mendominasi. Ia sangat menonjol hingga sedikit

warna merah saja pada foto, seperti bunga mawar di latar belakang, tetap membuat mata tertuju padanya. Kuning dan

jingga juga punya efek yang sama meskipun tidak sekuat merah. Jadi berhati-hatilah dengan warna-warna ini jika

mereka tidak digunakan pada objek.

“bercak-bercak” merah yang mencuri perhatian

3. Warna Yang Berdiri Di Belakang

Ini adalah konsep yang berkebalikan dengan nomer dua. Warna-warna yang termasuk pada bagian ini biasa menjadi

latar belakang dan lebih seperti peran pembantu pada film. Ia menambahkan elemen pada foto sehingga

keseluruhannya terlihat indah. Inilah mengapa warna biru dan hijau, yang ada pada sisi “dingin” spektrum warna,

Page 21: MATERI FOTOGRAFI

sangat baik bila digunakan sebagai background. Mereka mundur ke belakang dan membantu warna-warna lain untuk

muncul. Langit biru yang luas adalah pasangan yang pas untuk bukit-bukit hijau. Gunakan warna-warna semacam ini

dengan efektif, dan kamu akan mendapatkan foto-foto yang indah.

Beberapa fotografer suka menggunakan konsep hitam&putih pada foto-foto mereka tapi tetap bisa menampilkan

“warna”, karakter, cerita. 

http://fotonela.com/183/aplikasi-warna-pada-fotografi/

7 Tips Untuk Foto Yang Lebih Tajam

1. Awali Dengan Sebuah TripodSetiap fotografer profesional maupun amatir akan mengatakan bahwa sebuah tripod adalah bagian penting dari

peralatan fotografi kalau kamu mau foto yang tajam. Tentunya tidak selalu memungkinkan untuk menggunakan tripod,

tapi kapanpun bisa, gunakanlah. Tripod bisa membuat kamera stabil dan mencegah terjadinya goyangan dari tangan.

Tripod yang kokoh tentu tidak murah, tapi ini adalah bagian dasar dari perlengkapanmu dan fondasi dari foto yang

tajam. Banyak fotografer juga menggunakan tripod kecil yang lebih fleksibel dan bisa dililitkan ke beberapa benda untuk

digunakan dalam keadaan apapun. Tripod semacam ini dikenal dengan sebutan gorillapod.

2. Cable ReleaseJangan tekan tombol shutternya; gunakan cable release. Ini adalah sebuah kabel yang terhubung dengan kameraamu.

Dengan menekan tombol pada release ini, kamu tidak akan memindahkan gerakan apapun dari tangan ke kamera.

Sayangnya, tidak banyak kamera saku entry level yang menyediakan fitur ini, tapi jangan kuatir, masih ada point ketiga.

3. Self-timerKalau kamu lupa membawa cable release atau kameramu tidak punya fitur yang mendukung, gunakanlah self-timer

Semua kamera termasuk kamera saku punya fitur ini. Meskipun kamu masih harus menekan tombol shutter, tapi ada

jeda waktu dari 2 hingga 10 detik yang memungkinkan berkurangnya goyangan kamera sebelum shutter bekerja. Tetap

saja, kamu perlu menekan tombol shutter dengan perlahan untuk mencegah ada goyangan yang tersisa.

4. Mirror Lock-upFitur ini hanya berlaku untuk kamera dSLR. Ketika shutter ditekan, sebuah cermin – yang terletak antara sensor dengan

viewfinder, akan naik untuk membiarkan cahaya lewat dan masuk ke sensor. Gerakan kecil ini bisa mempengaruhi hasil

akhir fotomu, jadi produsen kamera telah menambahkan fitur mirror lock-up. Gunanya untuk mengunci cermin pada

posisinya setelah kamu selesai mengatur komposisi. Meskipun setelah cermin dikunci kamu tidak akan bisa melihat

apapun melalui viewfinder, tapi gerakan ‘naik’ tadi akan terhindarkan. Hanya gunakan cara ini jika kamu benar-benar

fanatik soal ketajaman foto.

5. Gunakan Aperture Paling Tajam Pada LensaSemua lensa punya sweet spot yang menghasilkan foto tertajam pada aperture tertentu. Biasanya dua stop dibawah

bukaan terbesar. Sayangnya, ini – sekali lagi – hanya berlaku untuk dSLR. Kamu bisa mengenali sweet spot ini dengan

membandingkan hasil foto dari beberapa bukaan aperture yang berbeda. Periksa data EXIF untuk melihat pengaturan

di baliknya, lalu gunakan setting ini kapanpun kamu bisa.

Page 22: MATERI FOTOGRAFI

6. ISOHindari menaikkan ISO karena ini bisa mengurangi ketajaman foto. Lebih baik gunakan tripod jika harus memotret

dengan cahaya redup. Memotret dengan ISO tinggi bisa menambah noise ke dalam foto yang mengakibatkan turunnya

ketajaman.

7. Matikan Image StabilizationJika kamu punya lensa atau kamera yang dilengkapi image stabilization atau VR (vibration reduction), matikan saja.

Ada motor kecil di bagian dalam lensa yang fungsinya menstabilkan foto tapi juga memberikan kontribusi pada kurang

tajamnya sebuah foto melalui getaran. Fitur ini bagus untuk cahaya redup atau situasi dimana tripod tidak

memungkinkan seperti dokumentasi pernikahan, tapi kalau kamu menggunakan tripod maka fitur ini sebaiknya

dimatikan.

Kalau memungkinkan, gabungkan semua trik diatas dan kamu akan melihat perubahan pada ketajaman yang

dihasilkan oleh kamera yang kamu gunakan.

http://fotonela.com/1219/7-tips-untuk-foto-yang-lebih-tajam/

Fotografi Dalam Ruangan & Cara Menguasai Cahaya RendahSatu hal yang mungkin paling penting untuk dipelajari tentang fotografi adalah bagaimana menguasai situasi ketika

cahaya yang tersedia sangat terbatas. Semua orang bisa membuat foto yang bagus dengan cahaya terang, kamera

dan lensa yang tidak terlalu mahal, juga keahlian mengedit foto. Tapi, tahu dengan pasti bagaimana memotret dalam

situasi rendah cahaya adalah yang membedakan foto pemula dari yang berpengalaman.

Apa yang dibutuhkan dari pengaturan kamera untuk memotret di dalam ruangan dengan cahaya redup tentu tergantung

dari objek yang akan difoto. Apakah ada gerakan? Apakah objeknya diam? Berikut beberapa tips untuk dua jenis

fotografi dalam ruangan yang paling umum sekaligus butuh trick untuk dikerjakan.

Portrait

Page 23: MATERI FOTOGRAFI

©Bahman Farzad

1. Stabilkan kamera

Karena salah satu pertimbangan paling penting tentang fotografi dengan cahaya rendah adalah shutter speed, maka

penting untuk membuat kamera sestabil mungkin untuk menghindari goyangan. Peraturan umumnya adalah, untuk

mendapatkan foto yang tajam kamu harus menggunakan tripod jika shutter speednya lebih tinggi dari focal length pada

lensa (misalnya, kalau kamu menggunakan lensa 50mm dan shutter speednya lebih lambat dari 1/50 detik). Tripod jua

penting saat kamu memotret beberapa foto dari frame yang sama dengan exposure yang berbeda.

2. Manfaatkan cahaya yang ada

Kalau kamu menggunakan hanya cahaya yang tersedia, bereksplorasi lah dan masukkan sumber cahaya ke dalam

foto. Misalnya lilin, lampu, obor, dan sebagainya.

3. Gunakan pakaian yang terang

Kalau kamu memotret dengan cahaya redup, lebih baik kenakan pakaian terang seperti putih atau warna-warna pucat

pada objek sehingga cahaya di sekelilingnya bisa terpantul dengan baik.

4. Gunakan reflektor

Sumber cahaya yang redup misalnya lampu sudut atau cahaya matahari terbenam bisa dimanfaatkan secara strategis

dengan menggunakan reflektor. Alat ini bisa mengambil cahaya yang sedikit tadi lalu memantulkannya ke arah objek

secara merata, sehingga membuat objek lebih menonjol dibandingkan latar belakang yang gelap.

5. Buat foto HDR

Kalau kamu ingin portrait statis tapi tidak dengan latar belakang yang gelap, buatlah foto HDR. Potretlah beberapa

frame dengan exposure yang berbeda untuk disatukan menjadi sebuah portrait HDR yang akan membuat shadow dan

highlight tersebar dengan baik dan merata di seluruh bagian frame. Teknik ini khususnya bagus jika digunakan dalam

situasi dengan kontras tinggi dengan banyak area gelap dalam foto.

Olahraga1. Pastikan kamu memahami peraturan dan konsep dasar dari olahraga yang akan kamu abadikan. Pelajari beberapa

foto dari jenis olahraga yang akan kamu liput, bisa dari internet atau media cetak dan lihat teknik apa yang harus kamu

terapkan.

2. Gunakan lensa cepat. Kalau kamu memang berniat memotret kegiatan olahraga indoor, carilah lensa dengan f-stop

serendah mungkin untuk memungkinkan masuknya banyak cahaya ke sensor yang akan bekerja sama dengan shutter

speed untuk menghentikan gerakan atlet tanpa harus menggunakan flash. Lensa yang terjangkau untuk ini adalah

lensa fixed, semacam Canon 50mm f1.4, atau kalau memungkinkan kamu bisa coba lensa tele semacam Canon 70-

200mm f2.8.

3. Kembali pada pentingnya poin 2: jangan gunakan flash! Biasanya ada larangan menggunakan blitz untuk kegiatan

olahraga indoor karena bisa mengganggu konsentrasi atlet.

4. Gunakan shutter speed cepat misalnya 1/500 detik. Karena cahaya dalam ruangan cenderung redup, dibutuhkan

pengaturan kamera yang tepat. Gunakan mode Manual, kunci shutter speed (1/500 atau lebih cepat), atur bukaan

aperture selebar mungkin (angka f-stop terkecil). Lalu pilihan terakhir adalah menaikkan ISO. Ini mungkin akan

memunculkan noise dalam foto, tapi lebih baik daripada mendapatkan foto dengan gerakan yang blur. Lagipula kamu

bisa memperbaiki ini di post-processing.

5. Gunakan burst mode. Olahraga adalah kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan cepat yang mungkin bisa

terlewatkan oleh kamera. Untuk menghindari ini, manfaatkan burst mode yang tersedia di kamera untuk memungkinkan

terekamnya setiap rangkaian gerakan yang dibutuhkan.

http://fotonela.com/1034/fotografi-dalam-ruangan-cara-menguasai-cahaya-rendah/

Page 24: MATERI FOTOGRAFI

8 Tips Fotografi Kreatif

1. Melanggar PeraturanBeberapa foto-foto yang paling kreatif muncul saat kamu mengabaikan peraturan tentang komposisi. Tentu saja, kamu

tetap harus memahami dasar dari bagaimana membuat foto, tapi cobalah untuk tidak mengikuti beberapa peraturan jika

kamu ingin mendorong kreativitasmu lebih jauh. Misalnya menempatkan cakrawala tepat di tengah-tengah foto

landscape. Cobalah untuk tidak menggunakan tripod saat shutter speed ada pada angka satu detik. Hasilnya mungkin

tidak tajam, tapi akan ada sense of motion di dalamnya atau bahkan blur yang artistik.

2. WarnaWarna   memberikan kesempatan luas untuk menciptakan foto yang kreatif. Carilah kombinasi foto yang bisa bekerja

sama. Apakah itu mencampurkan warna yang saling menguatkan untuk menghasilkan pemandangan yang harmonis

atau menggabungkan warna yang saling bertabrakan untuk membuat foto yang saling tarik-menarik. Juga, lakukanlah

eksperimen dengan white balance. Warna tidak harus selalu tepat dalam dunia kreativitas. Saya sendiri hampir selalu

menggunakan pengaturan ‘Cloudy’ pada WB karena bisa menambahkan nuansa hangat pada foto. Cobalah

‘Fluorescent’ di siang hari, atau ‘Daylight’ di dalam ruangan dengan penerangan tungsten.

3. Nikmati BlurGunakan blur sebagai alat kreativitas dan kamu akan mendapatkan hasil impresionis atau semi-abstrak yang fantastik.

Tapi, ada seni untuk melakukan teknik ini dengan benar, bukan sekedar memutar ring fokus dan membuat semuanya

jadi out-of-focus. Pilihan lensa dan aperture akan mempengaruhi karakter blur yang didapat. Bokeh disukai semua

orang, tapi bagaimana melakukan sesuatu yang beda dengannya? Kamu bisa coba membuat filter lensa untuk

mendapatkan bentuk-bentuk yang berbeda dari bokeh.

Untitled – Marianne Ellis

menggoyangkan kamera saat shutter menutup bisa menghasilkan efek yang bagus, bahkan untuk portrait seperti ini.

Page 25: MATERI FOTOGRAFI

4. Shutter SpeedKamu tentu ingin foto yang tajam dan tidak menampakkan motion blur atau pergerakan kamera, dan menggunakan

tripod atau pengaturan shutter speed yang cepat bisa mengatasi ini.Tapi, menambahkan pergerakan pada foto bisa

menambah dimensi (seperti yang disarankan pada poin 1 diatas). Jadi cobalah gunakan tangan untuk memegang

kamera saat long exposure.

5. Bereksperimen Dengan LensaCoba campur-adukkan kegunaan lensa khusus untuk memberikan sentuhan berbeda pada foto-fotomu.

Bereksperimenlah dengan lensa tilt-shift, yang umumnya digunakan untuk memperbaiki sudut yang melengkung pada

foto-foto arsitektur. Pada situasi yang “salah”, lensa ini bisa menghasilkan persepsi kedalaman, jarak, dan skala.

Alternatif yang lebih ekonomisnya adalah menggunakan Lensbaby.

6. Post-ProcessingGunakanlah kekuatan fotografi digital dan software image editing seperti Photoshop atauPixlr, yang kita bicarakan di

artikel yang lalu, dan kamu bisa menciptakan apa saja yang kamu inginkan dengan foto.Cobalah mengambil foto langit

lalu pindahkan ke foto lain dengan teknik copy+paste lewat image editor untuk menghasilkan multiple exposure.

Gunakan filter dan plug-in untuk efek yang keren.

7. Still LifeMembuat sendiri panggung still life   adalah cara yang bagus untuk mengeluarkan kreativitas, karena kamu akan punya

lebih banyak kontrol atas pencahayaan dan tiap elemen dalam komposisi. Apakah itu menggunakan lampu studio atau

lampu meja, kamu bisa memberikan sudut pandang baru untuk bahkan benda-benda yang sangat biasa.

Page 26: MATERI FOTOGRAFI

8. Asap & Air

“Smoke” – Jeff Martin

Pola alami yang diciptakan oleh asap dan air bisa menghasilkan bentuk-bentuk yang indah dan menarik. Bakarlah

incense stick dan gunakan extension flash untuk menangkap lekuk-lekuk asapnya, lalu gunakan Photoshop untuk

menaikkan warna, kontras, atau membalik warna untuk menciptakan latar belakang yang putih. Cobalah membekukan

tetesan air dengan shutter speed cepat. Semuanya bisa dilakukan di rumah.

Saat kamu sedang benar-benar sedang kehabisan ide, cobalah untuk berhenti sejenak. Dengarkan musik, baca buku,

berjalan-jalan, dan melihat-lihat hasil karya orang lain bisa membantu untuk membangkitkan inspirasi.

http://fotonela.com/487/8-tips-fotografi-kreatif/

AAperture : Bukaan lensa yang ukurannya dikontrol oleh diafragma. Istilah ini juga biasanya disebut f/stops, misalnya

f/4, f/5.6 dan seterusnya yang diukur dengan membagi focal length lensa dengan diameter aperture. Jadi, f/11 pada

lensa dengan focal length 110mm berarti bukaan lensanya 10mm. Semakin besar bukaannya, semakin rendah angka f-

Page 27: MATERI FOTOGRAFI

nya, dan semakin banyak cahaya yang masuk melalui lensa. Setiap langkah dalam aperture berarti membagi dua

jumlah cahaya. Jadi, f/8 akan memasukkan cahaya setengah dari f/5.6 dan dua kali lebih banyak daripada f/11.

Aperture Priority: Ini adalah mode pada kamera dSLR dimana fotografer bisa memilih angka aperture dan kamera

menentukan pengaturan lainnya yang sesuai. Pada kamera Nikon dilambangkan dengan huruf A dan pada Canon

dengan AV.

Autofokus: Cara menemukan titik fokus secara otomatis. Ditentukan oleh lensa kamera yang akan mendeteksi letak

objek yang akan dibidik. Pada kamera dSLR dilambangkan dengan AF.

Auto mode : Dilambangkan dengan warna hijau pada kamera. Mode pemotretan dimana kamera yang menentukan

semua pengaturan. Fotografer tinggal membidik dan menekan tombol shutter. Mode ini biasanya digunakan pada

kamera digital saku.

BBulb : Pengaturan shutter yang berarti shutter akan terus terbuka selama tombol shutter belum ditekan. Biasanya

digunakan untuk foto malam hari dengan cahaya rendah.

Background: Bagian pada sebuah foto yang terletak di bagian belakang objek utama. Background bisa dibuat tajam

atau tidak melalui teknik pemilihan fokus dan manipulasi depth of field.

Backlight: Pencahayaan yang datang dari bagian belakang objek berdasarkan posisi kamera. Biasanya objek yang

diberi cahaya backlight akan tampak gelap kecuali sebagian dari objek diberi cahaya lewat lampu atau fill-flash.

Backlight yang sempurna akan menghasilkan siluet.

Blur : Bagian yang tidak tajam pada sebuah foto akibat gerakan kamera atau objek saat exposure. Blur bisa

dimanfaatkan untuk banyak efek kreatif. Pada olah digital, penggunaan efek Blur dipilih untuk melembutkan beberapa

bagian pada foto.

Brightness : Terang atau gelapnya objek. Jumlah brightness pada objek tergantung pada seberapa banyak cahaya

meneranginya dan diukur dengan istilah EV pada kamera, yaitu kombinasi dari aperture dan shutter speed.

Bokeh : Teknik mengaburkan bagian background pada foto secara artistik, biasanya pada titik-titik cahaya yang akan

membentuk lingkaran-lingkaran lembut.

CCable release   : Sebuah kabel yang tersambung ke tombol shutter pada kamera yang ujung lainnya adalah tombol

pengganti. Digunakan untuk mencegah terjadinya goyangan pada kamera saat tombol shutter ditekan. Cocok

digunakan untuk long exposure.

Close-up   : Foto yang dibuat dengan jarak lebih dekat dari pandangan normal. Foto close-up biasanya akan

menampilkan detil dari objek-objek yang kecil.

Crop : Pemilihan sebagian dari sebuah foto penuh melalui program editor foto pada komputer. Ini akan memotong foto

aslinya ke bagian yang dipilih oleh fotografer.

DDepth of field : Disingkat DOF. Yaitu bagian dalam sebuah foto yang terfokus dan tertangkap tajam. DOF dipengaruhi

oleh ukuran lensa yang digunakan, angka aperture, dan jarak dari kamera ke objek. Bisa dangkal atau dalam dan

sepenuhnya diatur oleh fotografer. DOF yang dangkal berarti area fokusnya sempit, sementara DOF dalam area

fokusnya luas.

Page 28: MATERI FOTOGRAFI

Digital SLR : Kamera digital yang lensanya bisa diganti-ganti dan menyediakan pengaturan manual untuk kebebasan

fotografer menentukan hasil akhir foto yang diambilnya.

EExposure : Jumlah cahaya yang masuk melalui lensa dan sampai ke sensor. Exposure ditentukan oleh aperture, yaitu

diameter bukaan lensa, shutter speed – yang adalah lamanya cahaya terekam oleh sensor, dan ISO – kepekaan

sensor atau film terhadap cahaya. Jadi, exposure adalah kombinasi dari jumlah dan lamanya cahaya yang sampai ke

sensor.

FF-Number : Atau angka f. Serangkaian angka yang menggambarkan besar-kecilnya bukaan diafragma atau aperture.

Semakin besar angkanya, semakin kecil aperturenya. Sebaliknya, bila angkanya besar maka bukaan aperturenya

semakin kecil.

Filter   : Akesori kamera yang dipasang pada lensa. Bentuknya bisa linngkaran atau persegi. Dilengkapi kaca khusus

yang bisa menghasilkan efek saat memotret. Filter juga bisa berarti efek yang dihasilkan pada saat olah digital melalui

serangkaian pengaturan.

Flare   : Cahaya yang tertangkap oleh lensa yang bisa menghasilkan bagian terang silau atau bocoran cahaya berwarna

pada foto. Biasanya dihindari oleh fotografer tapi sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk foto yang lebih kreatif.

Flash : Lampu yang digunakan untuk memotret. Biasanya muncul dari kamera (built-in flash) atau ada juga yang

terpisah (extended flash) yang bisa dipasang pada bagian hot shoe pada kamera.

Focal length   : Jarak dari lensa ke sensor atau film yang mengarahkan cahaya. Ukuran panjang (length) ini

digambarkan dalam milimeter (mm). Lensa yang focal length-nya pendek, seperti 28mm, memberikan pandangan yang

cenderung lebih lebar – biasanya digunakan pada foto landscape. Sementara yang focal length-nya panjang, misalnya

200mm, digunakan pada foto-foto macro atau close-up untuk mempersempit pandangan dan mendekatkan objek ke

lensa.

Fokus   : Membuat cahaya membentuk titik atau bagian tajam pada foto melalui sensor atau film pada kamera.

Focus Lock : Atau FL, tersedia pada kamera dengan sistem autofokus. Gunanya mengunci jarak fokus yang sudah

didapat agar tidak berubah meskipun kamera bergoyang.

Frame : Bagian luar pada sebuah foto atau ukuran lebar dan tingginya foto. Bisa juga berarti area dimana benda-benda

akan masuk dalam foto dan bisa dikomposisi.

GGrain : Penampakan titik-titik halus pada foto, biasanya akibat pemotretan menggunakan ISO yang terlalu tinggi pada

saat cahaya redup.

HHighlight : Bagian paling terang pada sebuah foto yang – jika muncul terlalu banyak – akan mengakibatkan foto yang

overexposed. Jika dilihat akan tampak banyak bagian terang dan putih.

High key   : Teknik pencampuran kontras pada foto dimana bagian highlight lebih banyak daripada bagian gelap tapi

tidak overexposed.

Hot shoe : Bagian pada kamera tempat dipasangnya extended flash. Ada di bagian atas kamera dan punya titik-titik

kontak elektronik yang akan memberi sinyal pada flash untuk menembak saat tombol shutter ditekan.

Page 29: MATERI FOTOGRAFI

IInfinity : Pada pengukuran lensa kamera, infinity adalah jarak maksimal yang jauh lebih besar daripada angka yang

tertulis pada selongsong kamera. Dilambangkan dengan angka 8 horizontal dan biasanya digunakan untuk

mendapatkan DOF yang sangat dalam atau memotret sesuatu yang sangat jauh seperti bulan.

Infrared : Jenis cahaya yang tidak tertangkap oleh mata tapi bisa di-”lihat” oleh kamera. Bila dimanfaatkan melalui filter

lensa infrared atau kamera khusus infrared, bisa menghasilkan foto yang sangat indah.

ISO : Tingkat kepekaan film atau sensor terhadap cahaya. Semakin tinggi angka ISO-nya, semakin terang foto yang

dihasilkan. Bila ISO tinggi digunakan di cahaya redup biasanya bisa menimbulkan grain/noise pada foto.

LLandscape : Ukuran foto dimana bentuknya cenderung horizontal; lebih lebar daripada tinggi. Bisa juga berarti genre

fotografi yang menangkap pemandangan alam sebagai objek.

Lensa : Kombinasi kaca dan ruang udara yang diatur di dalam sebuah selongsong. Di dalamnya terdapat diafragma

yang bisa membuka dan menutup untuk memungkinkan sejumlah cahaya masuk. Ini dikontrol secara manual oleh

sebuah ring di baguan luar selongsong lensa, atau secara elektronis melalui pin di bagian sambungan lensa dengan

kamera. Lensa punya dua fungsi utama: satu – memusatkan cahaya ke film atau sensor, kedua – mengontrol jumlah

cahaya yang sampai ke sensor dengan penggunaan aperture. Lensa autofokus bisa dilengkapi motor untuk

memungkinkannya bergerak maju-mundur untuk mengubah fokus.

MMakro : Istilah lain dari fotografi close-up, tapi lebih spesifik lagi berarti memotret sebuah objek sampai ke ukuran

aslinya atau lebih besar lagi. Bisa digambarkan sebagai sebuah rasio; misalnya rasio 1:2 berarti objek dalam foto

setengah dari ukuran aslinya.

Manual   : Sebuah mode exposure dimana pengaturan exposure-nya dibuat oleh fotografer dengan memilih angka

aperture dan shutter speed secara manual. Bisa juga berarti buku panduan yang datang beserta paket kamera kamu.

Maximum aperture : Bukaan atau f-stop terbesar yang bisa dibuat oleh sebuah lensa. Sebuah lensa f/1.4 adalah lensa

cepat karena memiliki maximum aperture yang cenderung lebar; sementara lensa f/4.5 adalah lensa lambat karena

memiliki maximum aperture yang lebih sempit. Lensa cepat sangat membantu bila digunakan memotret dalam cahaya

redup.

Minimum aperture : Bukaan atau f-stop terkecil yang bisa dibuat oleh sebuah lensa. Biasanya, lensa wide angle punya

minimum aperture f/22; lensa normal f/16; dan lensa telephoto f/32.

Mode : Cara melakukan beberapa pemotretan. Beberapa mode pada kamera sudah diprogram lebih dulu dan bisa

dipilih sesuai dengan kondisi pemotretan atau objek. Ini termasuk mode aperture priority (A atau AV), shutter priority (S

atau TV), dan seterusnya.

OOverexposure : Saat melakukan exposure, jika ada terlalu banyak cahaya masuk mengenai sensor, maka

overexposure terjadi. Overexposure kecil bisa mengakibatkan hilangnya detil dan texture dalam highlight sebuah foto;

sementara overexposure yang parah bisa mengakibatkan kerusakan serius pada kualitas foto dan hilangnya informasi

foto.

Page 30: MATERI FOTOGRAFI

PPanning : Sebuah teknik pemotretan dimana kamera mengikuti gerakan objek saat exposure berlangsung, biasanya

dilakukan dengan shutter speed pelan.

Polarizing filter   : Sebuah filter yang meneruskan gelombang cahaya ke satu arah, digunakan untuk memperdalam

warna biru pada langit, mengurangi kontras pada tempat yang sangat terang, dan untuk menembus permukaan yang

memantulkan cahaya seperti air atau kaca.

Portrait : Ukuran foto dimana ukurannya cenderung vertikal; lebih tinggi daripada lebar. Bisa juga berarti genre fotografi

yang berfokus pada manusia sebagai objek.

Post-processing   : Proses yang dilakukan setelah foto diambil. Biasanya menggunakan program editor foto pada

komputer. Biasa juga disebut editing.

SSaturasi : Berhubungan dengan warna pada sebuah foto, yaitu cerah atau tidaknya warna-warna tersebut. Saturasi

bisa dimanipulasi melalui post-processing.

Shadow : Bagian tergelap pada sebuah foto. Kebalikan dari highlight. Biasanya menampilkan detil dan tekstur.

Sharpness : Bagian dari foto yang terfokus atau tajam.

Shutter : Serangkaian ‘tirai’ di dalam lensa yang bisa membiarkan cahaya masuk untuk sampai ke sensor dalam

rentang waktu tertentu.

Shutter release : Tombol yang digunakan untuk menentukan saat menutupnya shutter. Banyak tombol ini yang bekerja

dala dua langkah; jika ditekan setengah jalan akan mencari fokus pada mode autofokus, dan jika ditekan sepenuhnya

akan menutup tirai shutter.

Single-Lens-Reflex : disingkat SLR. Jenis kamera yang memiliki cermin yang bisa digerakkan dibelakang lensa dan

kaca untuk melihat objek. Sensor terletak di belakang susunan cermin ini yang akan bergerak jika exposure terjadi. SLR

dan DSLR adalah dua sistem yang berbeda, dimana DSLR adalah digital, sementara SLR adalah analog.

Slow : Istilah yang digunakan untuk jangka waktu exposure yang lama. Biasanya bila menggunakan aperture dengan

bukaan kecil atau bila shutter speed lebih lambat dari 1/30 detik.

Stop : Pengukuran cahaya yang digunakan untuk menggambarkan aperture atau shutter speed, meskipun lebih umum

digunakan bersama aperture. Perbedaan satu stop menandakan setengah atau dua kali lipat jumlah cahaya. Stop down

berartu mempersempit aperture; stop up berarti melebarkan.

T

Telephoto : Nama yang digunakan untuk lensa yang focal length-nya lebih panjang dari 50mm dan sudut pandanganya

kurang dari 45 derajat. Telephoto biasa panjangnya sekitar 80mm, medium sekitar 135mm, dan telephoto ekstrem bisa

sampai 300mm atau lebih (dikenal juga dengan istilah termos putih). Biasanya untuk memotret benda-benda jauh agar

tampak dekat, seperti cara kerja teropong.

Tripod : Sebuah alat berkaki tiga dengan landasan tempat memasang kamera, digunakan untuk menstabilkan kamera

selama exposure terjadi. Sangat berguna untuk exposure yang lebih lama dari 1/30 detik, atau jika beberapa foto harus

diambil dengan keseragaman yang tinggi.

Tone : Istilah lain untuk warna, tapi bisa juga berarti mood yang dihasilkan oleh kombinasi warna pada sebuah foto.

Page 31: MATERI FOTOGRAFI

UUnderexposed : Kegagalan mengekspos sensor dengan benar karena tidak ada cukup cahaya yang sampai ke sensor

untuk memunculkan warna dan brightness. Foto yang underexposed akan tampak gelap dan kekurangan warna.

UV Filter   : Sebuah filter lensa yang bening tanpa warna yang mencegah sinar ultraviolet terekam oleh film atau sensor.

Baik untuk memotret landscape jarak jauh atau melindungi lensa.

VViewfinder : Kotak tempat melihat objek saat dibidik. Disebut juga jendela bidik. Biasanya di layarnya tertera panduan

exposure, fokus, dan kesiapan flash. Ini adalah ruang kontrol tempat menentukan berhasil atau tidaknya gambar

diambil.

W

Warm tone : Penampilan atau mood warna sebuah foto yang cenderung kuning atau jingga. Pada foto hitam putih akan

menjadi sepia atau kecoklatan.

Wide angle : Jenis lensa yang memberikan pandangan luas, biasanya pada rentang focal length 35 sampai 24mm.

Ultra wide angle panjangnya 20 – 8mm. Lensa wide angle memungkinkan fokus yang merata pada seluruh bagian foto.

Biasanya digunakan untuk memotret landscape.

ZZoom : Kemampuan lensa untuk merubah focal length, kebalikan dari lensa dengan length yang tetap (fixed). Lensa

zoom tersedia dalam beberapa rentang yang berbeda, seperti 35 sampai 105mm.