pengembangan lembar kerja peserta didik …digilib.unila.ac.id/56055/3/tesis tanpa bab...

115
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK E-LEARNING SCHOOLOGY MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SEJARAH (Tesis) Oleh GITA ADE PRADANA PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN IPS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 09-Mar-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIKE-LEARNING SCHOOLOGY MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DANHASIL BELAJAR SEJARAH

(Tesis)

OlehGITA ADE PRADANA

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN IPSFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK E-LEARNINGSCHOOLOGY MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

DAN HASIL BELAJAR SEJARAH

OlehGITA ADE PRADANA

Proses pembelajaran selama ini kurang efektif karena LKPD yang digunakan

belum bersifat E-Learning. Sehingga siswa kurang tertarik belajar, pasif

mendengarkan dan hanya mencatat apa yang disampaikan oleh guru dan

berdampak terhadap hasil belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan

LKPD E-learning melalui media Schoology pembelajaran Sejarah dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar menjadi optimal.

Metodologi penelitian ini mengikuti model pengembangan Borg dan Gall. Untuk

menguji kevalidan LKPD E-Learning ini diperlukan uji ahli materi, ahli bahasa

dan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI

IPS 1 MA Ma’arif 5 Lampung Timur sebagai calon penguna produk, tujuannya

untuk memperoleh masukan, kritik, serta saran perbaikan untuk kesempurnaan

LKPD yang dikembangkan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan beberapa

cara antara lain: observasi, literatur, wawancara, angket dan tes. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa LKPD E-learning melalui media Schoology dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar dalam pembelajaran

Sejarah.

Kata Kunci : e-learning, schoology, kemampuan berpikir kritis dan hasil belajarsejarah

Page 3: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

ABSTRACT

DEVELOPMENT STUDENT WORK SHEET OF SCHOOLOGY-BASEDE-LEARNING TO IMPROVE CRITICAL THINKING ABILITY AND

LEARNING OUTCOMES HISTORY

ByGITA ADE PRADANA

The learning process has been less effective because the LKPD isn’t used

e-learning. So the students are less interested in learning, passively listening and

noting what is conveyed by teachers and impact on learning outcomes. This study

aims to develop LKPD E-learning through History Schoology media in improving

the ability of critical thinking and learning outcomes to be effective. The

methodology of this study follows the Borg and Gall development model. The

Validation in this research are material linguist, media expert, and the

experimental subjects teacher and student subject of class XI MA Ma'arif 5

Lampung Timur as prospective user of the product, the purpose is to get input,

critic, and improvement suggestion for LKPD perfection developed. Data

collection techniques were conducted in several ways including: observation,

literature, interviews, questionnaires and tests. The results showed that LKPD

E-learning through the media Schoology can improve the ability of critical

thinking and learning outcomes in learning History class XI

Keywords: e-learning, schoology, critical thinking ability, learning outcomeshistory

Page 4: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIKE-LEARNING SCHOOLOGY MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DANHASIL BELAJAR SEJARAH

Oleh

GITA ADE PRADANA

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Pendidikan IPSFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN IPSFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS
Page 6: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS
Page 7: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS
Page 8: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Gita Ade Pradana, lahir pada tanggal 7 Maret 1991 anak

tunggal dari pasangan Bapak GITO, S.Pd dan Ibu SURIYAH.

Mengawali pendidikan formal di MIM Trimulyo tahun 1998-

2003, kemudian melanjutkan pendidikan di MTs Ma’arif NU

5 Sekampung Lampung Timur tahun 2003-2006, kemudian

dilanjutkan di SMA N 1 Batanghari tahun 2006-2009, di tingkat Universitas

mengambil program studi Sejarah di Universitas Muhammadiyah Metro tahun

2009-2013, pada tahun 2015 melanjutkan Strata 2 Pendidikan IPS di Universitas

Lampung. Penulis mengabdikan diri di MA Ma’arif NU 5 Sekampung Lampung

Timur dari tahun 2014 sampai dengan sekarang.

Page 9: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

MOTTO

“Kebahagian yang kita cari itu adanya bukan hanya di seberang sana atau di atas

sana, tetapi di dasar samudera jiwa kita ....”

AN. UBAEDY (Learner Practicioner and Counselor)

Page 10: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

PERSEMBAHAN

Dengan segenap hati yang tulus dan bahagia ku persembahkan Tesis ini kepada:

Bapak (GITO) dan Ibu (SURIYAH) serta seluruh keluargaku yang dengan

selaksa kasih dan untaian do’anya senentiasa mengiring langkahku.

Istriku (EVI JULIANTI) dan Anakku (DIVA ADEVI ARTANTI) yang selalu

memberi perhatian dan mendukungku dengan penuh kasih sayang.

Peserta didik Kelas XI MA Ma’arif NU 5 Sekampung.

Bapak Ibu Dewan Guru MA Ma’arif NU 5 Sekampung.

Teman-teman Kuliah Magister Pendidikan IPS angkatan 2015.

Almamater tercinta Universitas Lampung.

Page 11: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

SANWACANA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,

karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini berjudul

“Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik E-Learning Schoology

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Sejarah”, ditulis

sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi

Pascasarjana Magister Pendidikan IPS Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis ingin memberikan penghargaan dan ucapan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas

Lampung yang telah memfasilitasi sehingga penulisan tesis ini dapat

diselesaikan;

2. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Lampung yang telah memberi bimbingan, dukungan dan motivasi

sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan;

3. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberi bimbingan,

dukungan dan motivasi sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

4. Bapak Dr. Sunyono, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Bidang Akademik

dan Kerjasama.

Page 12: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

5. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan

Kuangan.

6. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaaan

dan Alumni.

7. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah

memberi bimbingan, dukungan dan motivasi sehingga penulisan tesis ini dapat

diselesaikan;

8. Ibu Dr. Trisnaningsih, M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister

Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung, sekaligus penguji I yang telah memberi bimbingan, dukungan, dan

motivasi sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan;

9. Bapak Dr. Darsono, M.Pd. selaku pembimbing pertama dan Ibu Dr. Erlina

Rufaidah, M.Si., selaku pembimbing kedua penulisan tesis ini yang telah

dengan sabar membimbing, mengarahkan, memberi dukungan, semangat,

motivasi sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan;

10. Bapak Dr. Pargito, M.Pd selaku penguji II yang telah memberi bimbingan,

dukungan, dan motivasi sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan;

11. Bapak dan Ibu dosen staf pengajar pada Program Studi Magister Pendidikan

IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah

memberikan ilmu, bimbingan, dukungan dan motivasi selama penulis

memempuh pendidikan;

Page 13: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

12. Bapak Fitriyanto, S.Pd., selaku Kepala MA Ma’arif NU 5 Sekampung dan

Bapak Sayoga Destiawan, S.Pd., selaku guru bidang studi Sejarah yang telah

membantu dalam penelitian tesis ini;

13. Dewan guru di MA Ma’arif NU 5 Sekampung yang telah membantu

memberikan informasi, masukan dan sarannya dalam penelitian tesis ini;

14. Rekan-rekan di Program Studi Magister Manajemen Pendidikan IPS angkatan

2015, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang

telah memberikan dukungan dan semangat sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini;

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas

saran dan bantuannya.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan pahala dan kebahagiaan atas

bantuan, dukungan, serta bimbingannya. Semoga tesis ini bermanfaat bagi orang

lain dan dunia pendidikan.

Bandar Lampung, 30 Januari 2019Penulis

GITA ADE PRADANANPM. 1523031021

Page 14: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

DAFTAR ISI

halaman

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ixDAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xDAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 11.2 Identifikasi Masalah ......................................................................... 91.3 Batasan Masalah ............................................................................... 101.4 Rumusan Masalah.............................................................................. 111.5 Tujuan Penelitian .............................................................................. 111.6 Manfaat Penelitian ............................................................................ 111.7 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 13

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 E-Learning ........................................................................................ 17

2.1.1 Pengertian E-learning ........................................................... 172.1.2 Konsep E-Learning................................................................ 212.1.3 Kelebihan dan Kekurangan E-Learning ............................... 222.1.4 Karakteristik dan Keunggulan E-learning............................. 232.1.5 Fungsi E-Learning ................................................................ 25

2.2 Schoology ......................................................................................... 262.2.1 Pengertian Schoology ........................................................... 262.2.2 Komponen Schoology ........................................................... 282.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Schoology ................................... 302.2.4 Langkah-langkah Schoology ................................................. 33

2.3 Kemampuan Berpikir Kritis ............................................................. 342.3.1 Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis ............................... 342.3.2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis .................................. 362.3.3 Pengukuran Kemampuan Berpikir Kritis ............................. 38

2.4 Belajar ............................................................................................... 392.4.1 Pengertian Belajar ................................................................. 392.4.2 Teori Belajar ......................................................................... 402.4.3 Hasil Belajar ......................................................................... 48

2.5 Pembelajaran Sejarah ....................................................................... 502.5.1 Pengertian Sejarah ................................................................... 502.5.2 Tujuan dan Manfaat Sejarah .................................................... 512.5.3 Ruang Lingkup Sejarah ........................................................... 53

Page 15: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

2.6 Penelitan yang Relevan .................................................................... 562.7 Kerangka Berpikir ............................................................................ 602.8 Hipotesis ........................................................................................... 63

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 643.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 643.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 653.4 Rancangan Penelitian ....................................................................... 653.5 Definisi Operasional Variabel .......................................................... 723.6 Sumber Data Penelitian .................................................................... 753.7 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 763.8 Alat Pengumpulan Data .................................................................... 783.9 Keabsahan Instrumen ....................................................................... 803.10 Analisis Data ..................................................................................... 803.11 Keabsahan Data ................................................................................... 86

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 874.1.1 Profil MA Ma’arif NU 5 Sekampung ................................... 874.1.2 Latar Belakang Historis ........................................................ 874.1.3 Kondisi Sekolah .................................................................... 904.1.4 Keadaan Fisik (Sarana dan Prasarana) ................................. 904.1.5 Tenaga Pendidik dan Kependidikan ..................................... 914.1.6 Keadaan Kantor dan Kepegawaian ...................................... 92

4.2 Hasil Penelitian.................................................................................. 934.2.1 Penelitian dan Pengumpulan Data (Research and Information

Collecting). ........................................................................... 944.2.2 Perencanaan (Planning) ........................................................ 954.2.3 Pengembangan Draf Produk (Develop Preliminary Form of

Product). ............................................................................... 974.2.4 Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Testing). ....... 1074.2.5 Merevisi Hasil Uji Coba (Main Product Revision). ............. 1084.2.6 Pelaksanaan Uji Coba Lapangan .......................................... 1094.2.7 Penyempurnaan Produk Hasil Uji Lapangan ........................ 1104.2.8 Uji Pelaksanaan Lapangan .................................................... 1114.2.9 Penyempurnaan Produk Akhir .............................................. 1154.2.10 Diseminasi dan Implementasi ............................................... 116

4.3 Pembahasan ...................................................................................... 116

Page 16: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 1215.2 Implikasi ........................................................................................... 1213.1 Saran ................................................................................................. 122

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Pengamatan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPS 1 ........................ 5

2.1 Fitur Schoology .............................................................................. 29

2.2 Resources Schoology ..................................................................... 30

2.3 Course Schoology .......................................................................... 31

2.4 Group Schoology ............................................................................ 31

2.5 Grade Schoology ............................................................................ 32

2.6 Kerangka Pikir Penelitian ............................................................... 62

3.1 Langkah-langkah Model Borg Dan Gall ........................................ 67

4.1. Material Courses Schoology ........................................................... 97

4.2. Materi pada Schoology ................................................................... 98

4.3 Latihan dan Diskusi pada Schoology ............................................. 99

4.4 Tes pada Schoology ........................................................................ 99

4.5 Pengamatan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPS 1 ........................ 112

4.6 Deskripsi Kemampuan Awal (Pre-Test) dan Kemampuan

Akhir (Post-Test) Hasil Belajar ...................................................... 114

4.8 Penyampaian Tujuan Pembelajaran E-Learning Schoology .......... 205

4.9 Aktivitas Pembelajaran Sejarah dengan E-Learning

Schoology ....................................................................................... 205

4.10 Aktivitas Pembelajaran Sejarah dengan E-Learning

Schoology ....................................................................................... 206

4.11 Pengamatan Aktivitas Berpikir Kritis Mata Pelajaran Sejarah

dengan E-Learning Schoology ....................................................... 206

Page 18: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

DAFTAR TABEL

HalamanTabel

1.1 Perbedaan antara LKPD konvnsional dengan LKPD berbasing

E-Learning ...................................................................................... 2

1.2. Data MA Ma’arif NU 5 Sekampung ............................................... 4

1.3. Hasil UTS Kelas XI.IPS 1 .............................................................. 5

2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ............................................ 36

3.1. Desain Pembelajaran ....................................................................... 70

3.2. Pedoman Mengkonversi Skor Ke Nilai Standar Berskala Lima ..... 81

3.3. Pedoman Mengubah Data Kuantitatif Menjadi Kualitatif .............. 82

4.1. Data Jumlah Siswa Pertahun ........................................................... 90

4.2 Kondisi Sarana Prasarana ............................................................... 91

4.3 Data Pendidik dan Kependidikan ................................................... 92

4.4 Kevalidan Media Oleh Ahli Materi ................................................ 101

4.5 Evaluasi Ahli Materi ....................................................................... 101

4.6 Kevalidan Oleh Ahli Media ............................................................ 102

4.7 Evaluasi Ahli Media ....................................................................... 103

4.8 Kevalidan Oleh Ahli Bahasa ........................................................... 104

4.9 Evaluasi Ahli Bahasa ...................................................................... 104

4.10 Skor Angket Penilaian Evaluasi Dari Ahli Materi tentang

LKPD .............................................................................................. 106

4.11 Skor Angket Penilaian Evaluasi Dari Ahli Media tentang

LKPD .............................................................................................. 106

4.12 Skor Angket Penilaian Evaluasi Dari Ahli Bahasa tentang

LKPD .............................................................................................. 107

4.13 Respon Guru dan Siswa Terhadap Media ....................................... 108

4.14 Respon Guru dan Siswa Terhadap Media ....................................... 110

Page 19: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

4.15 Deskripsi Kemampuan Awal (Pre-Test) dan Kemampuan

Akhir (Post-Test) Hasil Belajar ...................................................... 114

4.16 Analisis Uji T .................................................................................. 115

Page 20: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran

I. RPP ...................................................................................................... 130

II. Observasi Kemampuan Berpikiri Kritis .............................................. 154

III. Soal Hasil Belajar ................................................................................ 166

IV. Hasil Uji T-Tes .................................................................................... 178

V. Tabel t .................................................................................................. 180

VI. Lembar Validasi LKPD ....................................................................... 181

VII. Angket LKPD Respon Guru dan Siswa .............................................. 196

VIII. Dokumentasi ........................................................................................ 210

IX. Surat Penelitian .................................................................................... 212

X. LKPD ................................................................................................... 215

Page 21: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

1

I. PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini secara berturut-turut membahas mengenai latar belakang

masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat proses pembelajaran

dimana siswa mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya. Siswa bisa

belajar secara tuntas, melalui kurikulum tahun 2013 ditegaskan bahwa dalam

proses pembelajaran digunakan prinsip learning by doing dan individualized

learning. Learning by doing dapat menjadikan pembelajaran bermakna dan dapat

dikembangkan menjadi pembelajaran berbasis produksi. Individualized learning

memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan masing-masing dengan

pembelajaran sistem modular. Pembelajaran merupakan proses interaksi siswa

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

pemerolehan ilmu dan pengetahuan, serta pembentukan sikap dan kepercayaan

pada siswa. (Wena, 2011: 15)

Page 22: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

2

Pada proses pembelajaran selalu dituntut bagaimana bahan pelajaran dari guru

bisa dikuasai oleh siswa secara tuntas. Agar materi pelajaran bisa lebih mudah

diterima oleh siswa, maka perlu digunakanannya beberapa prinsip pengelolaan

kelas, penentuan metode belajar, serta penggunaan media pembelajaran yang

efektif, dan efisien. Selama ini, model pembelajaran dengan menggunakan metode

ceramah, guru lebih banyak menyampaikan materi secara lisan yang dibantu

fasilitas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh

pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKPD yang disusun

dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan

pembelajaran yang akan dihadapi. (Widjajajanti, 2008: 1).

Tabel 1.1Perbedaan antara LKPD Cetak dengan LKPD berbasis E-learning

No Perbedaan LKPD Cetak LKPD E-learning

1 Materi Disajikan dalambentuk deskriptif

Disajikan dalam bentuk hyperlink(materi, gambar, video)

2 Gambar, grafikmaupun tulisan

Disajikan dalambentuk statis

Disajikan dalam bentuk gambar,animasi dan didukung denganvideo pembelajaran

3 Komunikasi Dilakukan dengansatu arah

Dilakukan dengan interaktif dandiskusi online antara siswa ke gurudan siswa ke siswa.

4 Isi Menekankan banyakpada soal-soalkemampuan kognitif

Menekankan banyak pada soal-soalkemampuan kognitif dan analsisberpikir kritis

5 Tampilan Disajikan padalembar kertas

Disajikan dengan tampilan webpage (halaman internet) sistempembelajaran E-learning

6 Basis Berbasis media cetak Berbasis internet

Page 23: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

3

Martin Luther King, mengatakan; intelligence plus character that is the goal of

true education (kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang

sebenarnya). Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mendasar yang

harus ada dalam pendidikan berbangsa dan bernegara pastinya berdasar atas

hukum moral yang artinya sikap hormat dan bertanggung jawab. Nilai tersebut

mewakili dasar moralitas utama yang berlaku secara universal. Sebab, itu

memiliki tujuan dan merupakan nilai yang nyata bahwa terkandung nilai-nilai

baik bagi semua orang, baik secara individu maupun sebagai bagian dari

masyarakat. (Fauzan, 2011: 2)

Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I

UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional

adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan,

kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud

agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga

berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa

yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa

serta agama.

Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal,

yaitu: pertama, karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; kedua,

kemandirian dan tanggungjawab; ketiga, kejujuran/amanah, diplomatis; keempat,

hormat dan santun; kelima, dermawan, suka tolong-menolong dan gotong

royong/kerjasama; keenam, percaya diri dan pekerja keras; ketujuh,

kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik dan rendah hati, dan; kesembilan,

Page 24: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

4

karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan. Jika sembilan pilar karakter ini

sukses diinternalisasikan oleh para guru di sekolah penulis yakin harapan

pemerintah sekarang untuk melakukan revolusi mental bukanlah sebuah mimpi.

(Ratna, 2004: 16).

Tabel 1.2Data MA Ma’arif NU 5 Sekampung

Guru SiswaKelas

IPA IPS IAI Jumlah

60 orang 728 6 9 4 19 kelas

Berdasarkan data MA Ma’arif NU 5 Sekampung Lampung Timur didapatkan:

jumlah guru sebanyak 60 orang dan 728 siswa dari 19 kelas baik jurusan Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) maupun jurusan Ilmu

Agama Islam (IAI). Banyaknya jumlah guru dan siswa yang ada menjadikan MA

Ma’arif NU 5 Sekampung sekolah yang memiliki daya saing untuk dapat

menghasilkan lulusan yang dapat diterima di dunia kerja yang menguasai bidang

strategis dengan mengandalkan kemampuan teknologi informasi komputer.

Berdasarkan hasil pengamatan di Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung,

peneliti telah mengikuti proses kegiatan belajar-mengajar siswa di kelas. Dalam

pembelajaran Sejarah hanya mendengarkan dan ada sebagian yang mencatat apa

yang disampaikan oleh guru, sekarang yang diharapkan adalah kemampuan

berpikir kritis siswa seperti halnya sikap menanya, menganalisis, mengevaluasi

hingga menjelaskan. Hasil pengamatan proses pembelajaran didapatkan data

sebagai berikut:

Page 25: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

5

Gambar 1.1Pengamatan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPS 1

Hasil pengamatan menunjukkan kemampuan berpikir kritis anak rendah sebesar

41%, hal ini diindikatorkan pada pembelajaran terdapat 12 dari 29 anak yang

disaat pembelajaran hanya mampu memberikan penjelasan sederhana saat guru

memberikan pertanyaan, 10 orang atau 34% anak yang memiliki keterampilan

dasar dalam menerima penjelasan dan menyimpulkan. 7 dari 29 anak atau hanya

24% anak yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dengan memberikan

penjelasan yang terperinci dan menggunakan strategi yang baik. Kondisi ini

berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, sehingga sebagian besar siswa

belum mencapai kompetensi individu yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran

selanjutnya.

Tabel 1.3Hasil UTS Kelas XI.IPS 1

No Kriteria NilaiJenis Kelamin Total

Lk Prf %

F % F %1 > 75 5 17 6 21 11 382 < 75 8 28 10 34 18 62

Jumlah 13 45 16 55 29 100Sumber: Analisis Hasil Nilai UTS Siswa (2016)

41%

34%

24%

Kemampuan BerpikirKritis

Rendah

Sedang

Tinggi

Page 26: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

6

Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa aspek kemampuan kognitif siswa masih

sangat rendah. Terdapat 11 siwa dari 29 siswa di kelas X IPS 1 yang memenuhi

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yakni 75. Sedangkan 11

siswa (38%) harus melakukan pendalaman materi melalui program pengayaan

materi pelajaran. Banyak faktor yang diduga melatarbelakangi bagaimana

kemampuan kognitif siswa kelas XI masih rendah seperti metode mengajar yang

digunakan selama ini kurang mampu memfasislitasi siswa dalam mengembangkan

pengalaman belajar di dalam kelas.

Perkembangan teknologi informasi (TI) yang sangat pesat, merambah pada semua

aspek kehidupan, tak terkecuali pada bidang pendidikan dan pelatihan. Meskipun

awalnya dari ilmu dan teknologi komunikasi, namun dengan berkembangnya

teknologi komputer baik software maupun kemampuan hardware-nya, terjadilah

pergeseran paradigma yang berkembang pada tatanan masyarakat dimana

terbentuk suatu tatanan masyarakat informasi, yang mana menjadikan informasi

sebagai salah satu aspek dan pilar terpenting dalam kehidupan. Pada bidang

pendidikan khususnya pendidikan teknologi dan kejuruan (PTK). (Kuswadi, 2006:

25)

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, kebutuhan

akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tak

terelakan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan E-learning ini

membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke

dalam bentuk digital, baik secara isi (content) dan sistemnya. E-learning

Page 27: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

7

memberikan harapan baru sebagai alternatif solusi atas sebagian besar

permasalahan pendidikan di Indonesia, dengan fungsi yang dapat disesuikan

dengan kebutuhan, baik sebagai suplemen (tambahan), komplemen (pelengkap),

ataupun substitusi (pengganti) atas kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang

selama ini digunakan. (Ni Wyn, 2014: 2)

E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah

satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya

jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan proses belajar mengajar

berbasis web, sehingga dapat dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas

yaitu internet, Sistem elearning dengan menggunakan internet disebut juga

internet enabled learning. Penyajian E-learning berbasis web ini bisa menjadi

lebih interaktif. (Hidayati, 2010: 153-154)

E-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan

rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi

pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Pada pembelajaran dikelas dapat

digunakan E-learning berbasis Schoology yang juga merupakan bukti pesatnya

perkembangan tekonologi internet yang ada. Schoology adalah platform media

sosial bagi guru dan siswa atau dosen dan mahasiswa yang berfungsi untuk

berbagi ide, file, agenda kegiatan dan penugasan yang dapat menciptakan

interaksi guru dan siswa. Sehingga Schoology memungkinkan bisa diterapkan

sebagai media pembelajaran. (Yazdi, 2012: 146)

Page 28: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

8

Peran Schoology dalam dunia pendidikan adalah sebagai media pendukung yang

dapat mengatasi permasalahan pembelajaran di kelas. Media pendukung ini

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Learning Management System

(LMS) adalah suatu perangkat lunak atau software untuk keperluan administrasi,

dokumentasi, laporan sebuah kegiatan, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan

secara online (terhubung ke internet). E-learning dan materi-materi pelatihan,

yang semuanya dilakukan dengan online. Salah satu LMS yang dirasa cocok

digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran adalah Schoology (Pratiwi

2012: 3).

Berdasarkan hasil prasurvei di Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung telah

melaksanakan program pembelajaran berbasis komputerisasi dan internet, hal ini

didukung dengan adanya laboratorium komputer yang ada di Madrasah Aliyah

Ma’arif NU 5 Sekampung. Selain itu juga latar belakang siswa-siswi yang

mayoritas berasal dari ekonomi menengah sehingga beberapa siswa memiliki

laptop ataupun telepon pintar (smartphone).

Selain itu juga di Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung belum banyak guru-

guru yang mempuni di bidang komputerisasi, sehingga pelaksanaan pembelajaran

dengan memanfaatkan komputer hanya terbatas pada pelajaran TIK dan guru-guru

yang mampu IT. Berdasarkan visi dan misi MA Ma’arif bahwa: “Sebagai Pusat

Ilmu Pengetahuan dan Tekonologi (IPTEK) dan Seni yang Islami, Populis,

Berkualitas, bermanfaat bagi masyarakat dan Kemaslahatan Umat”, maka

diperlukan penerapan pembelajaran yang inovatif salah satunya adalah

Page 29: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

9

pemanfaatan teknologi komputerisasi dalam setiap pembelajaran untuk

menunjang antusias dan kreatifitas setiap siswa.”

Latar belakang ini yang mendorong peneliti untuk memaksimalkan pemanfaatan

pembelajaran dengan komputer (E-learning) dengan melakukan pengembangan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pembelajaran E-learning berbasis Schoology

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran sejarah kelas XI IPS di MA Ma’arif NU 5 Sekampung Lampung Timur.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Penentuan metode belajar, serta penggunaan media pembelajaran yang kurang

efektif, dan efisien. Selama ini, model pembelajaran dengan menggunakan

metode ceramah, dimana guru lebih banyak menyampaikan materi secara lisan

yang dibantu fasilitas LKPD cetak dan papan tulis, masih banyak diterapkan

di sekolah-sekolah.

2. Kurangnya daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan, proses

pembelajaran yang kurang efektif, serta menarik perhatian siswa, maka

diperlukan suatu metode pembelajaran yang inovatif, serta mudah difahami

oleh siswa.

3. Rendahnya minat belajar belum terlihat pada aktivitas seperti menanya,

menganalisis, mengevaluasi dan menjelaskan setiap pokok permasalahan yang

diberikan pada proses pembelajaran.

Page 30: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

10

4. Siswa kurang tidak termotivasi untuk mencari penyelesaian soal-soal yang

sifatnya analisis sehingga kemampuan berpikir kritis anak kurang terbentuk

dalam setiap pembelajaran.

5. Kurang opimalnya pemanfaatan media pembelajaran berbasis komputer dan

internet bagi siswa sehingga metode-metode pembelajaran yang diterapkan

oleh guru kurang bervariasi.

6. Inteligensi kehadiran media E-learning sangat penting penggunaannya bagi

siswa. Namun, masih banyak guru yang belum memanfaatkan dalam

pembelajaran sejarah.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka fokus penelitian ini adalah

efektifitas pembelajaran Sejarah dengan E-learning berbasis Schoology terhadap

hasil belajar pembelajaran Sejarah dan kemampuan berpikir kritis siswa MA

Ma’arif NU 5 Sekampung Lampung Timur sebagai berikut:

1. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pengembangan bahan ajar

pada pembelajaran E-learning berbasis Schoology.

2. Fokus penelitian yang dilaksanakan pada pengembangan Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) yang dirancang melalui media Schoology.

3. Dalam pembelajaran yang diterapkan, aspek yang diamati adalah kemampuan

berpikir kritis siswa dan hasil belajar pada mata pelajaran Sejarah materi

pokok Peristiwa Sekitar Proklamasi Sampai Terbentuknya NKRI.

4. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS di MA Ma’arif NU 5

Sekampung Lampung Timur.

Page 31: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

11

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, diperoleh beberapa rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengembangan LKPD berbasis Schoology dalam pembelajaran

Sejarah siswa kelas XI MA Ma’arif NU 5 Sekampung?

2. Apakah LKPD E-learning berbasis Schoology dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar dalam pembelajaran Sejarah siswa

kelas XI MA Ma’arif NU 5 Sekampung?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan akan tercapai, setelah membaca dan memahami

penelitian ini, yakni sebagai berikut:

1. Menghasilkan LKPD berbasis Schoology dalam pembelajaran Sejarah

siswa kelas XI MA Ma’arif NU 5 Sekampung.

2. Mengetahui E-learning melalui media Schoology dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar dalam pembelajaran Sejarah

siswa kelas XI MA Ma’arif NU 5 Sekampung.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini, diharapkan bermanfaat:

1. Bagi Siswa

a. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda, mudah dan menyenangkan

(fun learning)

b. Menjadi sebuah literasi, sehingga pembelajaran terasa menjadi nyata.

Page 32: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

12

c. Meningkatkan kemampuan IT siswa yang sangat berguna pada zaman

modernisasi saat ini.

d. Siswa dengan menggunakan Schoology dapan belajar secara berkelanjutan

baik di sekolah maupun di rumah.

e. Memupuk sifat bertanggung jawab siswa atas semua kegiatan belajar yang

dilakukan di dalam kelas.

2. Bagi Guru

Memberikan kemudahanan (efisiensi) kegiatan belajar dalam mentransfer

pengetahuan karena guru tidak harus melakukan kegiatan tatap muka secara

langsung dengan siswa. Guru cukup sebagai fasilitator yang baik di dalam

aktivitas belajar

3. Bagi Sekolah

Mencetak siswa dan guru yang berkualitas dan berkompetan dengan penerapan E-

learning melalui media Schoology.

4. Bagi Peneliti

Memberikan value added (nilai tambah) pembelajaran E-learning melalui media

Schoology terhadap hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu

juga memotivasi diri untuk menghasilkan inovasi yang lebih baik lagi untuk

pendidikan.

Page 33: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

13

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah pengembangan bahan ajar pembelajaran

E-learning berbasis Schoology untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah dengan mengambil tradisi

pewaris nilai kewarganegaraan (Citizenship Transmission) dan pembelajaran yang

mengidentifikasi masalah sosial melalui berpikir kritis (Reflective Inquiry).

1.7.1 Sifat dan Jenis Penelitian

Sifat penelitian adalah kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan sumber

informasi dari pengumpulan data-data di lapangan dan jenis penelitian ini

termasuk penelitian pengembangan (research and development / R&D) karena

peneliti ingin mengembangkan pembelajaran sejarah menggunakan E-learning

berbasis Schoology.

1.7.2 Model Pengembangan

Model pengembangan perangkat pembelajaran yang disusun dalam penelitian ini

mengacu pada jenis pengembangan model Borg & Gall. Model Borg & Gall

merupakan model desain sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-

tahapan dasar desain sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari.

1.7.3 Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian yang peneliti lakukan adalah pada tahun pelajaran

2016/2017.

Page 34: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

14

1.7.4 Lokasi Penelitian

MA Ma’arif NU 5 Sekampung Lampung Timur

1.7.5 Hasil Belajar

Hasil belajar yang menjadi fokus penelitian adalah mata pelajaran sejarah pada

materi pokok Peristiwa Sekitar Proklamasi Sampai Terbentuknya NKRI.

1.7.6 Kajian Keilmuan

Kajian keilmuan meliputi kajian studi pustaka buku, literatur dan jurnal penelitian

tentang pembelajaran berbasis internet (E-learning) Schoology, kemampuan

berpikir kritis, belajar dan hasil belajar serta pembelajaran Sejarah.

1.7.7 Spesisfikasi Produk

E-learning adalah proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi (TIK) secara sistematis dengan mengintegrasikan semua

komponen pembelajaran dapat berisikan berupa materi-materi tentang pelajaran

Sejarah yakni pada indikator 1) Jepang Kalah Perang dengan Sekutu; 2)

Perbedaan Pendapat dan Penculikan; 3) Perumusan Teks Proklamasi Hingga Pagi;

4) Pembacaan Proklamasi Pukul 10.00 Pagi dan 5) Kebahagiaan Rakyat atas

Kemerdekaan Indonesia, serta tempat mengerjakan atau mengapload tugas.

Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebuah perangkat LKPD

pembelajaran E-learning berbasis Schoology pada pembelajaran sejarah.

Perangkat yang dikembangkan dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran

mandiri.

Page 35: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

15

Rismayanti (2012: 2) Schoology merupakan aplikasi yang menarik bagi guru dan

siswa dengan elemen sosial yang menyerupai Facebook, tapi sesungguhnya ada

nilai lebih besar dalam aplikasi edukasi berbasis jejaring sosial ini yang memiliki

konsep yang sama dengan LMS + Social Networking.

Schoology menawarkan lebih dari sekedar faktor Facebook. Ini adalah sistem

manajemen pembelajaran yang kuat dengan aplikasi yang tersedia untuk

perangkat Mobile iPad, iPhone, Android, dan Kindle. Siswa dapat mengirimkan

tugas, mengerjakan tes, membuat komentar, dan mengajukan pertanyaan terhadap

materi yang belum dipahami dalam proses pembelajaran.

LKPD pembelajaran E-learning berbasis Schoology memberikan fasilitas untuk

komunikasi interaktif memungkinkan guru dalam menyampaikan pembelajaran

Sejarah dalam membuat pertanyaan diskusi, kelompok kolaboratif untuk tugas

yang memungkinkan beberapa jenis interaksi yang dinamis antara penyampaian

materi oleh guru dan siswa. Aspek kedua meliputi pertukaran informasi akademik,

Schoology menyediakan in-service (pelayanan) bagi guru untuk mengakses nilai-

nilai siswa, catatan kehadiran, dan umpan balik guru pada tugas elektronik yang

dikirimkan. Singkatnya, melalui Schoology, berbagai E-learning tugas dan

penilaian yang berbeda dimasukkan untuk melengkapi intensif pertemuan tatap

muka tradisional.

Biswas (2013: 95) LKPD pembelajaran E-learning berbasis Schoology juga

menyediakan fasilitas untuk mengelola nilai (grade) hasil quis atau aktivitas lain,

via Gradebook dan juga bisa diakses melalui mobile device, dengan menginstal

Page 36: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

16

Schoology Apps, yang bisa didownload dan gunakan secara gratis. Kita bisa

melakukan pengaturan/moderasi terhadap user yang ingin gabung pada

group/kelas, pada status Access Group sebagai Invite Only, Allow Requests

ataupun Open. Kita juga bisa memfilter posting-posting siswa pada sebuah course

sebelum postingan dipublish. Jadi siswa tidak bisa seenaknya update status pada

course-nya.

LKPD pembelajaran E-learning berbasis Schoology ini sangatlah lengkap dengan

berbagai alat pembelajaran, sama seperti di kelas dalam dunia nyata, mulai dari

absensi, tes dan kuis hingga kotak untuk mengumpulkan pekerjaan rumah.

Schoology menawarkan jejaring lintas sekolah, yang memungkin sekolah

berkolaborasi dengan berbagi data, kelompok dan juga diskusi kelas. Schoology

sangat cocok sebagai media pembelajaran dalam E-learning.

Mengembangkan pembelajaran media E-learning yang berbasis Schoology

pembelajaran Sejarah digunakan model Borg dan Gall. Pemilihan model ini

didasari atas pertimbangan bahwa model ini mudah untuk dipahami, selain itu

juga model ini dikembangkan secara sistematis dan berpijak pada landasan

teoretis desain pembelajaran yang dikembangkan. Model ini disusun secara

terprogram dengan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah

belajar yang berkaitan dengan media belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan

karakteristik siswa.

Page 37: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

17

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini diutarakan secara berturut-turut adalah tentang E-learning

Schoology, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, penelitan yang relevan,

kerangka pikir dan hipotesis.

2.1 E-learning

2.1.1 Pengertian E-learning

E-learning sebagai pembelajaran jarak jauh, mungkin sudah mulai dilirik oleh

para pelaku pendidikan untuk dijadikan salah satu solusi dari masalah pendidikan

di atas. Lebih tepatnya lagi mulai menjadi “trend-center” dalam dunia pendidikan

kita. Sebenarnya istilah tersebut sudah lama digaungkan bahkan diterapkan oleh

para pendidik maupun siswa dalam suatu proses pembelajaran yang dalam hal ini

lebih banyak dilakukan secara terpisah di luar kelas. Secara terpisah disini berarti

antara pendidik dan siswa tidak berada dalam satu ruangan yang sama bahkan

waktunyanya pun berbeda.

E-learning atau pembelajaran elektronik, merupakan salah satu bentuk dari

aplikasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan pembelajaran.

Ada beberapa definisi E-learning yang dikemukakan oleh para ahli. Definisi-

definisi tersebut memiliki cakupan yang berbeda, tergantung dari perspektif yang

Page 38: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

18

digunakan oleh ahli yang bersangkutan. Berikut adalah beberapa definisi

E-learning yang penulis dapatkan dari berbagai sumber:

a. Aldrich, Clark, (2010: 64) “A broad combination of processes, content, and

infrastructure to use computers and networks to scale and/or improve one or

more significant parts of a learning value chain, including management and

delivery.”

Definisi tersebut menyatakan bahwa E-learning berisi tentang kombinasi

antara proses, materi dan infrastruktur dalam penggunaan dan jaringannya

dalam rangka meningkatkan kualitas pada satu atau lebih bagian signifikan

dari aspek-aspek rangkaian kegiatan pembelajaran.

b. Jeurissen dalam Moeng, (2004: 75) “The use of innovative technologies and

learning models to transform the way individuals and organisations acquire

new skills and access knowledge”.

Definisi tersebut menyatakan bahwa E-learning sebagai pengaplikasian

teknologi dan model pembelajaran inovatif untuk mengubah cara individu atau

organisasi dalam mengakses ilmu pengetahuan dan keterampilan baru.

c. (Stockley, 2003: 153) “The delivery of a learning, training or education

program by electronic means. E-learning involves the use of a computer or

electronic device (e.g. a mobile phone) in some way to provide training,

educational or learning material.”

Definisi tersebut menyatakan bahwa E-learning adalah proses penyampaian

program pembelajaran, pelatihan atau pendidikan secara elektronik.

E-learning melibatkan penggunaan alat elektronik (misalnya telepon seluler)

Page 39: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

19

dalam berbagai cara untuk memberikan pelatihan pendidikan atau materi

pembelajaran.

d. The American Society for Training and Development/ASTD (2012: 79) “E-

learning is a broad set of applications and processes which include web-based

learning, computer-based learning, virtual and digital classrooms. Much of

this is delivered via the Internet, intranets, audio and videotape, satellite

broadcast, interactive TV, and CD-ROM. The definition of E-learning varies

depending on the organization and how it is used but basically it is involves

electronic means of communication, education, and training.” metode

maupun media yang digunakan dalam proses E-learning dimuat dalam situs

web about-elearning.com.

Definisi tersebut menyatakan bahwa E-learning merupakan proses dan

kegiatan penerapan pembelajaran berbasis web (web-based learning),

pembelajaran berbasis komputer (computer based learning), pendidikan

virtual (virtual education) dan/atau kolaborasi digital (digital collaboration).

Materi-materi dalam kegiatan pembelajaran elektronik tersebut kebanyakan

dihantarkan melalui media internet, intranet, tape, video atau audio, penyiaran

melalui satelit, interaktif dan CD-ROM. Definisi ini juga menyatakan bahwa

definisi dari E-learning bervariasi tergantung dari penyelenggara kegiatan E-

learning tersebut dan bagaimana cara penggunaannya, termasuk juga apa

tujuan penggunaannya.

Definisi ini juga menyiratkan simpulan yang menyatakan bahwa E-learning pada

dasarnya adalah pengaplikasian kegiatan komunikasi, pendidikan dan pelatihan

Page 40: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

20

secara elektronik. Definisi dari ASTD inilah yang banyak digunakan/dijadikan

pedoman oleh institusi-institusi pendidikan/penyedia layanan/software E-learning.

Contohnya: learnframe.com yang menyediakan manajemen E-learning atau

aplikasi CMS E-learning moodle yang banyak digunakan oleh institusi

pendidikan konvensional dalam kegiatan blended learningnya.

Proses pembelajaran elektronik ini dilaksanakan guna meningkatkan kualitas

rangkaian kegiatan pembelajaran. Selain sebagai sumber utama pengetahuan,

kegiatan pembelajaran ini juga memungkinkan penggunaan perangkat elektronik

lain seperti telepon seluler atau perangkat elektronik bergerak lainnya sebagai

media penyampaian materi pelajaran.

Model pembelajaran yang digunakan adalah model Pembelajaran Berbasis Web

(Web-Based Learning), Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer Based

Learning), Pendidikan Virtual (Virtual Education) dan/atau Kolaborasi Digital

(Digital Collaboration). Sedangkan materi pelajarannya sendiri dihantarkan

melalui media internet, intranet, tape, video atau audio, penyiaran melalui satelit,

interaktif dan CD-ROM.

Berdasarkan 4 definisi E-learning yang telah dikemukakan oleh Clark Adrich,

Victor Jeurissen, Derek Stockley dan ASTD di atas, penulis membuat suatu

simpulan bahwa, E-learning adalah penggunaan teknologi dan jaringan yang

disertai oleh penerapan model pembelajaran inovatif dalam rangka pelaksanaan

kegiatan pembelajaran yang akan memberikan akses luas kepada siswa terhadap

ilmu pengetahuan agar mereka memperoleh keterampilan baru.

Page 41: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

21

2.1.2 Konsep E-learning

Metode pengajaran tradisional masih kurang efektif jika dibandingkan dengan

metode pengajaran modern. Sistem E-learning diharapkan bukan sekedar

menggantikan tetapi diharapkan pula untuk dapat menambahkan metode dan

materi pengajaran tradisional seperti diskusi dalam kelas, buku, CD-ROM dan

pelatihan sistem non internet.

Elemen yang terdapat dalam sistem E-learning (Prasojo, 2010: 43) sebagai

berikut.

1) Soal-soal: materi dapat disediakan dalam bentuk LKPD, adanya soal-soal

yang disediakan dan hasil pengerjaannya dapat ditampilkan. Hasil tersebut

dapat dijadikan sebagai tolak ukur dan pelajar mendapatkan apa yang

dibutuhkan.

2) Komunitas: para pelajar dapat mengembangkan komunitas online untuk

memperoleh dukungan dan berbagi informasi yang saling menguntungkan.

3) Pengajar online: para pengajar selalu online untuk memberikan arahan

kepada para pelajar, menjawab pertanyaan dan membantu dalam diskusi.

4) Kesempatan bekerja sama: Adanya perangkat lunak yang dapat mengatur

pertemuan online sehingga belajar dapat dilakukan secara bersamaan atau

real time tanpa kendala jarak.

5) Multimedia: penggunaan teknologi audio dan video dalam penyampaian

materi sehingga menarik minat dalam belajar.

Page 42: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

22

2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan E-learning

2.1.3.1 Kelebihan E-learning

Beberapa kelebihan yang dimiliki dalam pemanfaatan E-learning untuk proses

pembelajaran sebagai berikut ini. (Prasojo, 2010: 46)

1) Pengalaman pribadi dalam belajar: pilihan untuk mandiri dalam belajar

menjadikan mahasiswa untuk berusaha melangkah maju, memilih sendiri

peralatan yang digunakan untuk penyampaian belajar mengajar,

mengumpulkan bahan-bahan sesuai dengan kebutuhan.

2) Mengurangi biaya: lembaga penyelenggara E-learning dapat mengurangi

bahkan menghilangkan biaya perjalanan untuk pelatihan, menghilangkan

biaya pembangunan sebuah kelas dan mengurangi waktu yang dihabiskan

oleh pelajar untuk pergi ke sekolah.

3) Mudah dicapai: pemakai dapat dengan mudah menggunakan aplikasi

E-learning di manapun juga selama mereka terhubung ke internet.

E-learning dapat dicapai oleh para pemakai dan para pelajar tanpa dibatasi

oleh jarak, tempat dan waktu.

4) Kemampuan bertanggung jawab: kenaikan tingkat, pengujian, penilaian,

dan pengesahan dapat diikuti secara otomatis sehingga semua peserta

(pelajar, pengembang dan pemilik) dapat bertanggung jawab terhadap

kewajiban mereka masing-masing di dalam proses belajar mengajar.

2.1.3.2 Kekurangan E-learning

Prasojo (2010: 50) Beberapa kekurangan yang dimiliki dalam pemanfaatan

E-learning untuk proses pembelajaran sebagai berikut:

Page 43: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

23

1) kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar atau bahkan antar pelajar

itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya

values dalam proses belajar mengajar;

2) kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan

sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial;

3) proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan;

4) berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik

pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik

pembelajaran yang menggunakan ICT;

5) tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan

dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer);

6) kurangnya mereka yang mengetahui dan memiliki keterampilan tentang

internet; dan

7) kurangnya penguasaan bahasa komputer.

2.1.4 Karakteristik dan Keunggulan E-learning

Pemanfaatan E-learning yang baik akan mendorong terciptanya lingkungan

belajar yang berpusat pada siswa (student-centered learning), karena E-learning

menuntut siswa untuk belajar secara mandiri dan mengkonstruk ilmu

pengetahuannya sendiri. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik E-learning yang

dikemukakan Riyana (2007: 20) sebagai berikut:

a) Daya tangkap siswa terhadap materi pembelajaran tidak tergantung kepada

instruktur/guru, karena siswa mengkonstruk sendiri ilmu pengetahuannya

melalui bahan-bahan ajar yang disampaikan melalui interface situs web;

Page 44: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

24

b) Sumber ilmu pengetahuan tersebar di mana-mana serta dapat diakses dengan

mudah oleh setiap orang. Hal ini dikarenakan sifat media Internet yang

mengglobal dan bisa diakses oleh siapapun yang terkoneksi ke dalamnya;

c) Pengajar/lembaga pendidikan berfungsi sebagai mediator/pembimbing;

d) Diperlukan sebuah restrukturisasi terhadap kebijakan sistem pendidikan,

kurikulum dan manajemen yang dapat mendukung pemanfaatan teknologi

informasi dan komunikasi untuk pendidikan secara optimal.

Empat karakteristik di atas merupakan hal yang membedakan E-learning dari

kegiatan pembelajaran secara konvensional. Dalam E-learning, daya tangkap

siswa terhadap materi pembelajaran tidak lagi tergantung kepada

instruktur/pengajar, karena siswa mengkonstruk sendiri ilmu pengetahuannya

melalui bahan-bahan ajar yang disampaikan melalui interface aplikasi E-learning.

Dalam E-learning pula, sumber ilmu pengetahuan tersebar di mana-mana serta

dapat diakses dengan mudah oleh setiap orang. Hal ini dikarenakan sifat media

internet yang mengglobal dan bisa diakses oleh siapapun yang terkoneksi ke

dalamnya. Terakhir, dalam E-learning pengajar/lembaga pendidikan berfungsi

sebagai mediator/pembimbing. Hal ini berkebalikan dengan kegiatan

pembelajaran konvensional di mana pengajar/lembaga pendidikan berfungsi

sebagai sumber utama ilmu pengetahuan.

Berdasarkan karakteristik tersebut, maka E-learning memiliki kelebihan tersendiri

bila dipandang sebagai sebuah alternatif untuk model pembelajaran konvensional.

Page 45: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

25

Lebih lanjut, Riyana (2007: 22) menyebutkan kelebihan-kelebihan tersebut

sebagai berikut:

1. Interactivity (Interaktifitas); tersedianya jalur komunikasi yang lebih

banyak, baik secara langsung (synchronous), seperti chatting atau

messenger atau tidak langsung (asynchronous), seperti forum, mailing list

atau buku tamu.

2. Independency (Kemandirian); fleksibilitas dalam aspek penyediaan waktu,

tempat, pengajar dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran

menjadi lebih terpusat kepada siswa (student-centered learning).

3. Accessibility (Aksesibilitas); sumber-sumber belajar menjadi lebih mudah

diakses melalui pendistribusian di jaringan Internet dengan akses yang

lebih luas daripada pendistribusian sumber belajar pada pembelajaran

konvensional.

4. Enrichment (Pengayaan); kegiatan pembelajaran, presentasi materi kuliah

dan materi pelatihan sebagai pengayaan, memungkinkan penggunaan

perangkat teknologi informasi seperti video streaming, simulasi dan

animasi.

2.1.5 Fungsi E-learning

E-learning sebagai suatu model pembelajaran yang baru memiliki beberapa fungsi

terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction). Siahaan

dalam Kamil (2010: 16), memaparkan fungsi E-learning tersebut sebagai berikut:

1. Suplemen; Dikatakan berfungsi sebagai suplemen atau tambahan apabila

siswa mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi

Page 46: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

26

pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada

kewajiban/keharusan bagi siswa untuk mengakses materi pembelajaran.

2. Komplemen; Dikatakan berfungsi sebagai komplemen atau pelengkap

apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi

materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Sebagai

komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk

menjadi materi reinforcement atau remedial bagi siswa di dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran secara konvensional.

3. Substitusi; Beberapa perguruan tinggi maju memberikan beberapa aternatif

model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswanya.

Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan

perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari.

2.2 Schoology

2.2.1 Pengertian Schoology

Schoology merupakan salah satu Learning Management System (LMS) berbentuk

web sosial yang menawarkan pembelajaran sama seperti di dalam kelas secara

percuma (gratis) dan mudah digunakan seperti Facebook. (Ni Wyn, 2014: 2)

Sekian banyak fasilitas yang tersedia pada LMS untuk mendukung proses

pembelajaran, anehnya sedikit guru-guru di Indonesia terutama yang sekolahnya

mempunyai fasilitas hotspot untuk memanfaatkan pembelajaran berbasis LMS.

Penggunaan LMS dapat mendukung program MA Ma’arif NU 5 Sekampung dalam

melaksanakan program pembelajaran berbasis komputerisasi dan internet, dengan

Page 47: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

27

memanfaatkan laptop ataupun telepon pintar (smartphone) yang dimiliki oleh para siswa.

Hal inilah yang mengatasi adanya masalah persepsi bahwa guru sebagai salah satu

fasilitator dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah sering kali belum dapat

bekerja secara optimal. (Basori, 2013: 2).

Perkembangan teknologi internet memberikan nuansa sistem pendidikan jarak

jauh yang lebih terbuka lagi. Sistem pembelajaran yang berbasis web yang

popular dengan sebutan electronic learning (E-learning), Web-Based Training

(WBT) atau kadang disebut Web-Based Education (WBE), kampus maya (Virtual

camous), m-learning (mobile learning) dan lain-lain sudah mulai dikembangkan

secara luas. Dengan keadaan yang demikianlah, belajar jarak jauh dan pendidikan

terbuka/jarak jauh akan menjadi pelopor memasuki dekade baru.

Sebagaimana dikemukakan oleh Pratiwi (2012: 5) bahwa “internet terbukti

berpengaruh dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.” Schoology

merupakan social network berbasis lingkungan sekolah (school based

environment). Tampilan Schoology hampir sama dengan jejaring sosial Facebook.

Situs jejaring sosial Facebook sudah lumrah di kalangan remaja bahkan anak usia

SD pun sudah mengenal apa yang namanya Facebook. Menurut Rismayanti

(2012: 2) Schoology adalah platform media sosial yang sering digambarkan

sebagai Facebook untuk sekolah dan dapat berfungsi lebih banyak lagi sesuai

dengan kebutuhan. Schoology merupakan aplikasi yang menarik bagi guru dan

siswa dengan elemen sosial yang menyerupai Facebook, tapi sesungguhnya ada

nilai lebih besar dalam aplikasi edukasi berbasis jejaring sosial ini.

Page 48: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

28

Di Indonesia belum banyak yang mengenal Platform (program) ini. Schoology

adalah jaringan sosial untuk sekolah (sekolah menengah) dan lembaga pendidikan

tinggi difokuskan pada kerja sama, yang memungkinkan pengguna untuk

membuat, mengelola, dan berbagi konten akademis. Juga dikenal sebagai sistem

manajemen pembelajaran (LMS) atau sistem manajemen kursus (CMS), platform

berbasis cloud menyediakan peralatan untuk mengelola sebuah kelas online.

Schoology was released commercially in August 2009 and it is similar toFacebook. It is an online platform that marries social media and the principles ofan electronic classroom management system and looks just like Facebook. Theinterface isn't unfamiliar to most students and its basic features are free. Thus,Schoology enables to create assignments, events, tests and quizzes. It is easy viathis tool to manage the grade book and the attendance and to track students'usage and courses analytics. The social features are very familiar and close toFacebook like blogs and profile pages. Mchichi, (2012: 109).

Mchichi menyatakan bahwa Schoology dirancang mirip dengan Facebook, sebuah

platform online yang menggabungkan media sosial dan prinsip-prinsip sistem

manajemen kelas elektronik. Antarmuka tidak asing bagi sebagian besar siswa dan

fitur dasar bebas. Schoology memungkinkan untuk membuat tugas, diskusi, tes

dan kuis. Sangat buku kelas dan kehadiran dan untuk melacak penggunaan dan

program analisis siswa. Fitur sosial yang sangat akrab dan dekat dengan Facebook

seperti blog dengan halaman profil.

2.2.2 Komponen Schoology

Schoology memiliki konsep yang sama dengan LMS + Social Networking.

Schoology memiliki fitur yang nyaris sama dengan Facebook seperti gambar 2.1

di bawah ini.

Page 49: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

29

Gambar 2.1. Fitur Schoology

Bagi para pengguna Facebook, tidak akan mengalami kesulitan ketika menjelajahi

fitur Schoology (lihat gambar 2.1 di atas). Meski tidak memiliki warna yang sama

dengan Facebook, namun fiturnya sangat mirip dengan fitur Facebook. Schoology

juga menggunakan istilah-istilah yang biasa kita gunakan pada Facebook seperti

Recent Activity, Messeges, Course, Resource, Groups, Assignment, Attendance

dan seterusnya.

Schoology menawarkan lebih dari sekedar faktor Facebook. Ini adalah sistem

manajemen pembelajaran yang kuat dengan aplikasi yang tersedia untuk

perangkat Mobile iPad, iPhone, Android, dan Kindle. Siswa menemukan bahwa

mengirimkan tugas, mengambil tes, membuat komentar, dan mengajukan

pertanyaan yang halus dan intuitif bagi mereka, dan mereka mempertahankan

akses ke sumber daya dalam kursus mereka setelah berakhir semester. (Alvin,

2015: 179). Pada Schoology, Library serupa dengan My Resources. Berikut

tampilannya:

Page 50: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

30

Gambar 2.2. Resources Schoology

2.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Schoology

Kelebihan lain Schoology adalah tersedianya fasilitas Attandance/absensi, yang

digunakan untuk mengecek kehadiran siswa, dan juga fasilitas Analityc untuk

melihat semua aktivitas siswa pada setiap course, assignment, discussion dan

aktivitas lain yang kita siapkan untuk siswa. Melalui fitur analytic ini, kita juga

bisa melihat di mana saja atau pada aktivitas apa saja seorang siswa biasa

menghabiskan waktu mereka ketika log in.

Schoology kita bisa melakukan pengaturan/moderasi terhadap user yang ingin

gabung pada group/kelas, pada status Access Group sebagai Invite Only, Allow

Requests ataupun Open. Kita juga bisa memfilter posting-posting siswa pada

sebuah course sebelum postingan dipublish. Jadi siswa tidak bisa seenaknya

update status pada course-nya. (Biswas, 2013: 95)

Page 51: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

31

Gambar 2.3. Course Schoology

Selain posting (update status), Schoology juga menyediakan fasilitas Blog untuk

memfasilitasi user yang ingin melakukan posting blog pada account Schoology-

nya. Secara khusus Schoology juga memiliki fasilitas untuk berkirim

surat/message dan hanya melalui direct post, maka pada Schoology, anda bisa

berkirim surat kemanapun melalui fasilitas Messages yang tersedia.

Schoology juga tidak hanya bisa mengupdate status Schoology untuk course atau

group anda saja, melainkan anda juga bisa mengintegrasikan (sharing) postingan

ke account Facebook atau Twitter. Choirudin (2017: 111)

Gambar 2.4. Group Schoology

Sejarah XI IPS 1

MA Ma’arif NU 5

Social

XI

Page 52: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

32

The facility for interactive communication permits teachers to create discussionquestions, collaborative groups for assignments that allow some kind of dynamicinteraction among the in-service teachers and their teachers. As for the secondaspect of academic information exchange, Schoology provides the in-serviceteachers the opportunity to access their grades, attendance records, and teacherfeedback on electronically-submitted assignments. In short, via Schoology, arange of different E-learning tasks and assessments were included to complementthe traditional intensive face-to-face meetings. Kean Wah (2013: 58)

Fasilitas dalam Schoology untuk komunikasi interaktif antara guru dalam

membuat pertanyaan dan diskusi, kelompok kolaboratif untuk tugas yang

memungkinkan beberapa jenis interaksi yang dinamis antara dan guru dan siswa.

Adapun aspek kedua pertukaran informasi akademik, Schoology menyediakan

kesempatan untuk guru mengakses nilai-nilai, catatan kehadiran, dan umpan balik

guru pada tugas yang dikirimkan.

Schoology juga menyediakan fasilitas untuk mengelola nilai (grade) hasil quis

atau aktivitas lain, via Gradebook. Schoology juga bisa diakses melalui mobile

device, dengan menginstal Schoology Apps, yang bisa didownload dan gunakan

secara gratis.

Gambar 2.5. Grade Schoology

Page 53: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

33

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam Schoology ini

sangatlah lengkap dengan berbagai alat pembelajaran, sama seperti di kelas dalam

dunia nyata, mulai dari absensi, tes dan kuis hingga kotak untuk mengumpulkan

pekerjaan rumah. Yang lebih hebat, Schoology menawarkan jejaring lintas

sekolah, yang memungkin sekolah berkolaborasi dengan berbagi data, kelompok

dan juga diskusi kelas. Schoology sangat cocok sebagai media pembelajaran

dalam E-learning.

Kelemahan penggunaan Schoology adalah 1) keterbatasan sekolah dalam

memenuhi kebutuhan fasilitas pendukung dalam pembelajaran seperti jaringan

internet yang kuat, fasilitas laboratorium yang memadai; 2) sulit diterapkan pada

guru-yang kurang memiliki kemampuan IT yang baik; 3) adanya masalah

eksternal seperti gangguan sinyal jaringan internet, serta listrik yang terkadang

tidak menentu; 4) File media yang akan digunakan sering kali terkena virus

sehingga file tersebut tidak bisa dibuka dan bahkan hilang. Hal tersebut tentunya

menghambat proses belajar siswa.

2.2.4 Langkah-langkah Schoology

Dalam mengembangkan pembelajaran media E-learning yang berbasis Schoology,

digunakan pembelajaran model Borg dan Gall. Pemilihan model ini didasari atas

pertimbangan bahwa model ini mudah untuk dipahami, selain itu juga model ini

dikembangkan secara sistematis dan berpijak pada landasan teoretis desain

pembelajaran yang dikembangkan. Model ini disusun secara terprogram dengan

kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan

Page 54: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

34

dengan media belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. (Ni

Wyn, 2014: 3)

Schoology merupakan media pembelajaran yang menggabungkan fitur jejaring

sosial dimana kita bisa berinteraksi sosial sekaligus belajar, berikut adalah

langkah-langkah menggunakan schoology: (schooloy.com)

1) Buka site http://schoology.com

2) Klik Sign Up sehingga muncul pilihan Instructor dan Student

3) Masukan kode akses yang telah diberikan guru untuk akses pembelajaran, klik

Continue.

4) Jika kode akses yang dimasukan benar, maka akan muncul form Register, isi

dengan nama pengguna (username), email, dan password.

5) Setelah selesai mengisi form Register sukses, maka akan dilanjutkan untuk

mengikuti klik Next dan jika tidak Close.

6) Klik Course untuk masuk di kelas pembelajaran.

2.3 Kemampuan Berpikir Kritis

2.3.1 Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis

Sekolah artinya belajar menggunakan pikiran dengan baik, berpikir kritis

mengahdapi persoalan-persoalan penting, serta menanamkan kebiasaan untuk

berpikir. (Johnson, 2002: 181). Kemampuan berpikir kritis adalah suatu kegiatan

atau proses kognitif dan tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan,

pemahaman dan keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan

melakukan keputusan secara deduktif dan induktif sesuai dengan tahapannya yang

Page 55: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

35

dilakukan dengan berpikir secara mendalam tentang hal-hal yang dapat dijangkau

oleh pengalaman seseorang, pemeriksaan dan melakukan penalaran yang logis

yang diukur melalui kecakapan interpretasi, analisis, pengenalan asumsi-asumsi,

deduksi, evaluasi inference, eksplanasi/penjelasan, dan regulasi diri. Kowiyah

(2012: 121)

Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai

kesimpulan berdasar pada inferensi atau pertimbangan yang seksama. (Nurhadi

(2004: 56). Johnson (2002: 187) mengartikan berpikir sebagai segala aktivitas

mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah, membuat

keputusan, atau memenuhi keinginan untuk memahami; berpikir adalah sebuah

pencarian jawaban, sebuah pencapaian makna.

Berpikir kritis merupakan suatu proses yang terarah dan jelas yang digunakan

dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan,

membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis

adalah kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang terorganisasi. Berpikir

kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot

pendapat pribadi dan orang lain. (Johnson, 2002: 183)

Berpikir kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif dan melibatkan evaluasi

bukti. Beberapa cara yang dapat digunakan guru untuk memasukkan pemikiran

kritis dalam proses pembelajaran, antara lain: (Santrock, 2008: 359)

1) Jangan hanya bertanya tentang “apa” yang terjadi, tetapi tanyakan juga

“bagaimana” dan “mengapa”.

Page 56: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

36

2) Kaji dugaan “fakta” untuk mengetahui apakah ada bukti yang mendukung.

3) Berdebatlah secara rasional bukan emosional.

4) Akui terkadang ada lebih dari satu jawaban atau penjelasan yang baik.

5) Bandingkan berbagai jawaban untuk suatu pertanyaan dan nilailah mana

yang benar-benar jawaban yang terbaik.

2.3.2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis dalam Hasaobah (2015: 87) memberikan lima kriteria berpikir

kritis, yaitu:

Tabel 2.1Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir Kritis Sub Berpikir Kritis

1. Memberikan penjelasansederhana

1. Memfokuskan pertanyaan2. Menganalisis pertanyaan dan bertanya3. Menjawab pertanyaan tentang suatu

penjelasan dan tantangan2. Membangun

keterampilan dasar4. Mempertimbangkan apakah sumber dapat

dipercaya atau tidak5. Mengamati serta mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi.3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi atau mempertimbangkan hasil

deduksi7. Meninduksi atau mempertimbangkan hasil

induksi8. Membuat serta menentukan nilai

pertimbangan4. Memberikan penjelasan

lanjut9. Mengidentifikasi istilah-istilah dan definisi

pertimbangan serta dimensi10. Mengidentifikasi asumsi

5. Mengatur strategi danteknik

11. Menentukan tindakan12. Berinteraksi dengan orang lain

Page 57: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

37

Peter Keneedler (dalam Dike, 2008: 22-24) mengedepankan pengembangan

kemampuan berpikir kritis model proses yang terbagi dalam 3 aspek kemampuan

berpikir kritis:

1. Definisi dan klarifikasi masalah (Defining and Clarifying the Problem) Aspek

ini memiliki sub indikator kemampuan berpikir kritis yaitu: (a)

mengidentifikasi isu-isu sentral atau pokok masalah, misal mengidentifikasi

ide-ide pokok, mencermati argumen-argumen atau pernyataan, (b)

membandingkan kesamaan-kesamaan atau perbedaan-perbedaan, (c)

menentukan informasi yang relevan, dan (d) kemampuan memformulasikan

atau menyusun pertanyaanpertanyaan secara tepat.

2. Menilai informasi yang berhubungan dengan masalah (Judging Information

Related the Problem)

Aspek ini memiliki sub indikator kemampuan berpikir kritis yaitu: (a)

kemampuan membedakan antara fakta, pendapat atau penilaian tertentu, yaitu

kemampuan untuk menggunakan kriteria-kriteria dalam menilai kualitas

pengamatan dan kesimpulan-kesimpulan, (b) mengecek konsistensi yaitu

kemampuan untuk menentukan apakah suatu pernyataan atau simbul-simbul yang

dipakai memiliki konsistensi satu sama lain, (c) mengidentifikasi asumsi-asumsi

yang tidak tertulis yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang penting

atau dibutuhkan meskipun tidak secara langsung dinyatakan dalam sebuah

argumen, (d) mengenali sterotip atau kata-kata klise yaitu kemampuan untuk

mengidentifikasi dugaan-dugaan ide atau gagasan dan pandangan umum terhadap

seseorang atau kelompok peristiwa atau kegiatan, (e) mengenali perbedaan

Page 58: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

38

orientasi nilai dan ideologi-ideologi yaitu kamampuan untuk mengenal kesamaan

atau perbedaan pandangan, ideologi, peristiwa atau situasi yang terjadi dalam

kurun waktu atau fase tertentu,

3. Memecahkan masalah atau membuat kesimpulan (Solving Problem or

Drawing Conclution)

Aspek ini memiliki sub indikator kemampuan berpikir kritis yaitu: (a) memiliki

keakuratan data dan fakta yaitu kemampuan untuk mengetahui informasi atau data

yang benar dan valid untuk mambuat kesimpulan, generalisasi, keputusan atau

hipotesis secara tepat, (b) memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi yaitu

kemampuan untuk memprediksi atau mengantisipasi konsekuensi, risiko atau

dampak peristiwa atau rangkaian kegiatan.

2.3.3 Pengukuran Kemampuan Berpikir Kritis

Pendapat mengenai kriteria atau ciri-ciri berpikir kritis dari para ahli, peneliti

tidak akan menggunakan semua kriteria yang ada. Dalam penelitian ini akan

mengidentifikasi kemampuan berpikir kritis siswa dalam hal (Desmita, 2016, 12):

(a) Menghindari pemikiran sempit, membiasakan mengeksplorasi opsi yang ada.

(b) Ditunjukan dengan kebiasaan bertanya, merenungkan, menyelidiki dan

meneliti.

(c) Menyusun rencana, menentukan tujuan, mencari arah untuk menciptakan hasil

(d) Adanya upaya mengecek ketidakakuratan atau kesalahan, bersikap cermat dan

teratur.

Page 59: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

39

Berpikir kritis adalah kemampuan dan disposisi untuk melibatkan pengetahuan

sebelumnya, penalaran, dan strategi kognitif untuk menggeneralisasi,

membuktikan, atau mengevaluasi situasi yang kurang dikenal dengan cara yang

reflektif. Kemampuan berpikir kritis sebagai serangkaian kemampuan berpikir

berupa kemampuan menemukan analogi, analisis, evaluasi, memecahkan masalah

tidak rutin dan msembuktikan. Pada saat proses pembelajaran, guru melibatkan

siswa dalam pembelajaran dan menciptakan situasi dan kondisi yang membuat

siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Oleh karena itu,

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis pembelajaran harus difokuskan

pada pemahaman konsep dengan berbagai pendekatan dari pada keterampilan

dalam pembelajaran.

2.4 Belajar

2.4.1 Pengertian Belajar

Definisi belajar diungkapkan bahwa: “Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa

raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut

kognitif, afektif, dan psikomotorik”. (Djamarah, 2006: 13)

Ditambahkan oleh Sanjaya (2010: 112) yang mengutif Hilgard mengungkapkan:

“Learning is the process by wich an activity originates or changed through

training procedurs (wheter in the laboratory or in the natural environment)”.

Bagi Hilgard, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur

latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

Page 60: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

40

Belajar adalah proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang

hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang

dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan di

mana saja. Salah satu petanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya

perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh

terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.

(Arsyad, 2013: 1)

Howard L. Kingsley berpendapat (dalam Soemanto, 2006: 104) bahwa “Learning

is the process by which behavior (in the broader sense) is origanated or changed

trough practice or training”. (Belajar adalah suatu proses dimana tingkah laku

(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan).

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar proses perubahan

tingkah laku yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya

dan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri si belajar akibat dari pengalaman

yang diperoleh dari serangkaian kegiatan dan bukan perubahan tingkah laku yang

diakibatkan karena kematangan (mature) atau kerusakan pada susunan saraf.

2.4.2 Teori Belajar

Berkembangnya psikologi dalam pendidikan, maka bersamaan dengan itu

bermunculan pula berbagai teori tentang belajar. Di dalam masa perkembangan

psikologi pendidikan ini muncullah beberapa aliran psikologi pendidikan, di

antaranya yaitu:

Page 61: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

41

1) Teori Belajar Behaviorisme

Teori belajar behaviorisme merupakan teori belajar yang telah cukup lama dianut

oleh para pendidik. Teori ini dicetuskan oleh Gage dan Berliner yang berisi

tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini

mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting

untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku. Teori behavioristik dengan

model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai

individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode

pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila

diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman (Nasution, 2011:

70).

Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya

dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata

lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan

individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-

refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.

Dengan kata lain proses pembelajaran menurut teori Behaviorisme adalah bahwa

proses pembelajaran lebih menekankan pada proses pemberian stimulus

(rangsangan) dan rutinitas respon yang dilakukan oleh siswa. Inti pembelajaran

dalam pandangan behaviorisme terletak pada stimulus respon (S-R).

Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil

dari pengalaman (Nasution, 2011: 71) Belajar merupakan akibat adanya interaksi

Page 62: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

42

antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar

sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini

dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang

berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa,

sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang

diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak

penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur.

Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang

diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus

dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran

merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan

tingkah laku tersebut.

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan

pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas yang menuntut pebelajar untuk

mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk

laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada

ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke

keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga

aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan

penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib

tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar.

Page 63: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

43

Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan

biasanya menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut

jawaban yang benar. Maksudnya bila siswa menjawab secara “benar” sesuai

dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan

tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari

kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan

pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan siswa secara

individual (Degeng, 2006: 26).

Prinsip-Prinsip dalam Teori Behavioristik:a) Obyek psikologi adalah tingkah laku.b) Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.c) Mementingkan pembentukan kebiasaan.d) Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri.e) Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus dihindari.

2) Teori kognitivistik

Teori belajar kognitif berasal dari pandangan Kurt Lewin (1890-1947), seorang

Jerman yang kemudian beremigrasi ke Amerika Serikat.Teori kognitivisme ini

memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses informasi dan pelajaran

melalui upayanya mengorganisir,menyimpan,dan kemudian menemukan

hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada.

Teori ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.

Karakteristik (Degeng, 2006: 30):a) Belajar adalah proses mental bukan behavioralb) Siswa aktif sebagai penyadurc) Siswa belajar secara individu dengan pola deduktif dan induktifd) Instrinsik motivation, sehingga tidak perlu stimuluse) Siswa sebagai pelaku untuk menuntun penemuanf) Guru memfasilitasi terjadinya proses insight.

Page 64: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

44

3) Teori Konstruktivistik

Menurut cara pandang teori konstruksivisme belajar adalah proses untuk

membanguin pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan. Artinya siswa

akan cepat memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangu atas dasar realitas

yang ada di dalam masyarakat. Evaluasi pembelajaran. Dalam treori

kontruktivisme, evaluasi tidak hanya dimaksudkan untuk mengetahui kualitas

siswa dalam memahami materi dari guru. Evaluasi menjadi saran untuk

mengetahui kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran (Nasution, 2011: 75).

Konstruktivisme sebagai deskripsi kognitif manusia seringkali diasosiasikan

dengan pendekatan paedagogi yang mempromosikan learning by doing. Teori ini

memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri

kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlakukan guna

mengembangkan dirinya sendiri.

Menurut asalnya, teori konstruktivime bukanlah teori pendidikan. Teori ini berasal

dari disiplin filsafat, khususnya filsafat ilmu. Pada tataran filsafat, teori ini

membahas mengenai bagaimana proses terbentuknya pengetahuan manusia.

Menurut teori ini pembentukan pengetahuan terjadi sebagai hasil konstruksi

manusia atas realitas yang dihadapinya. Dalam perkembangan kemudian, teori ini

mendapat pengaruh dari disiplin psikologi terutama psikologi kognitif Piaget yang

berhubungan dengan mekanisme psikologis yang mendorong terbentuknya

pengetahuan. Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif siswa

Page 65: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

45

mengkostruksi pengetahuan. Proses tersebut dicirikan oleh beberapa hal sebagai

berikut (Degeng, 2006: 37):

1. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan siswa dari apa yangmereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi makna ini dipengaruhioleh pengertian yang telah ia punyai.

2. Konstruksi makna merupakan suatu proses yang berlangsung terus-menerusseumur hidup.

3. Belajar bukan kegiatan mengumpulkan fakta melainkan lebih berorientasipada pengembangan berpikir dan pemikiran dengan cara membentukpengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil dari perkembangan melainkanperkembangan itu sendiri. Suatu perkembangan yang menuntun penemuan danpengaturan kembali pemikiran seseorang.

4. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skemata seseorang dalamkeraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi disekuilibriummerupakan situasi yang baik untuk belajar

5. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik danlingkungan siswa.

6. Hasil belajar siswa tergantung pada apa yang sudah diketahuinya.

Bagi kaum konstruktivis, belajar adalah suatu proses organik untuk menemukan

sesuatu, bukan suatu proses mekanis untuk mengumpulkan fakta. Dalam konteks

yang demikian, belajar yang bermakna terjadi melalui refleksi, pemecahan konflik

pengertian dan selalu terjadi pembaharuan terhadap pengertian yang tidak

lengkap.

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut dapat ditarik sebuah inferensi bahwa menurut

teori konstruktivisme belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan dengan

cara mengabstraksi pengalaman sebagai hasil interaksi antara siswa dengan

realitas baik realitas pribadi, alam, maupun realitas sosial. Proses konstruksi

pengetahuan berlangsung secara pribadi maupun sosial. Proses ini adalah proses

yang aktif dan dinamis. Beberapa faktor seperti pengalaman, pengetahuan awal,

kemampuan kognitif dan lingkungan sangat berpengaruh dalam proses konstruksi

Page 66: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

46

makna.Argumentasi para konstruktivis memperlihatkan bahwa sebenarnya teori

belajar konstrukvisme telah banyak mendapat pengaruh dari psikologi kognitif,

sehingga dalam batas tertentu aliran ini dapat disebut juga neokognitif.

Adapun prinsip-prinsip teori belajar konstruktivistik adalah sebagai berikut

(Degeng, 2006: 43):

1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya

dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar3. Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi

perubahan konsep ilmiah4. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses

kontruksi berjalan lancar.5. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa6. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah

pertanyaan7. Mmencari dan menilai pendapat siswa8. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.

4) Teori Humanistik

Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang

pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik

adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu

masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia

yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri

mereka (Nasution, 2011: 78).

Teori belajar humanistik pada proses belajar harus berhulu dan bermuara pada

manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari

proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang

Page 67: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

47

pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata

lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal

dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia

keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan

manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.

Teori belajar humanistik menganggap hasil belajar optimal jika si pelajar

memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses

belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri

dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari

sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya..

Tujuan utama para pendidik adalah membantu si peserta didik untuk

mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk

mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam

mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.

Beberapa prinsip Teori belajar Humanistik:

1. Manusia mempunyai belajar alami2. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid

mempuyai relevansi dengan maksud tertentu3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila

ancaman itu kecil5. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik dalam

memperoleh cara.6. Belajar yang bermakna diperolaeh jika peserta didik melakukannya7. Belajar lancer jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar8. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil

yang mendalam

Page 68: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

48

9. Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan denganmembiasakan untuk mawas diri

10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.

2.4.3 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha

untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam

kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang yang disebut kegiatan

pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan lebih

dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai

tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional. (Abdurrahman, 2009:

37-38)

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar guru

harus terampil memilih metode mengajar sehingga tujuan yang hendak dicapai

dapat terlaksana dengan baik yakni hasil belajar yang maksimal, karena pemilihan

metode di sini tiada lain adalah guna meningkatkan daya serap siswa terhadap

pelajaran yang diberikan.

Hasil belajar adalah suatu ukuran indikator pencapaian keberhasilan siswa dalam

belajar, hal ini senada dengan apa yang sampaikan oleh Pupuh Fathurrohman

sebagai berikut: Keberhasilah atau kegagalan dalam proses belajar merupakan

sebuah ukuran atas proses pembelajaran. Apabila merujuk pada rumusan

operasional keberhasilan belajar, maka belajar dikatakan berhasil apabila diikuti

ciri-ciri. (Fathurrohman, 2007: 31)

Page 69: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

49

- Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi, baik secara individu maupun kelompok

- Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus (TPK) telah

dicapai oleh siswa baik secara individu maupun kelompok.

- Terjadinya proses pemahaman materi yang secara sekuensial (squential)

mengantarkan materi tahap berikutnya.

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan

yang dialami oleh seseorang setelah mengalami kegiatan belajar. Untuk

mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa, diperlukan tes yang akan dinyatakan

dalam bentuk angka atau nilai tertentu. Hasil belajar sangat tergantung dari proses

pembelajaran yang dilalui oleh siswa, dalam hal ini siswa tidak bisa dipisahkan

dari peranan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.

Siswa dikatakan telah mengerti mengenai materi yang telah diajarkan atau belum

dapat dilihat dari hasil tes yang diperoleh siswa. Tujuan dari belajar adalah untuk

mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan ketrampilan seta pembentukan

sikap. Untuk mendapatkan itu semua siswa harus belajar. Proses pembelajaran

yang berlangsung tentu harus menyenangkan agar siswa mudah dalam menyerap

pelajaran. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses pembelajaran maka

diadakan evaluasi dengan menggunakan tes.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa menjadi dua macam, yakni:

(Ahmadi, 2005: 105-110),

Page 70: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

50

a. Faktor dari Luar1) Faktor environmental input (lingkungan)2) Faktor-faktor instrumental (gedung perlengkapan belajar/alat-alat

praktikum, perpustakaan, metode belajar dan sebagainya)

b. Faktor dari dalam2) Kondisi fisiologis anak (kesehatan siswa)3) Kondisi psikologis

a) Minatb) Kecerdasanc) Bakatd) Motivasie) Kemampuan-kemampuan kognitif.

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar dalam penelitian ini hanya akan dibahas

yaitu faktor dari luar yakni penerapan pembelajaran E-learning berbasis

Schoology dan faktor dari dalam yaitu keterampilan dan keaktifan siswa dalam

proses belajar mengajar sejarah, sehingga faktor-faktor tersebut dapat

menimbulkan hasil belajar yang diharapkan sesuai dengan harapan dan tujuan

pendidikan.

2.5 Pembelajaran Sejarah

2.5.1 Pengertian Sejarah

Sejarah adalah rekontruksi masa lalu, rekontruksi dalam sejarah tersebut adalah

apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan dan dialami oleh

orang. Sejarah itu juga merupakan suatu ilmu yang mempelajari peristiwa dalam

kehidupan manusia pada masa lampau. Sejarah banyak memaparkan fakta, urutan

waktu dan tempat kejadian suatu peristiwa. Sejarah itu dalam wujudnya

memberikan pengertian tentang masa lampau. Sejarah bukan sekedar melahirkan

cerita dari suatu kejadian masa lampau tetapi pemahaman masa lampau yang di

dalamnya mengandung berbagai dinamika, mungkin berisi problematika pelajaran

Page 71: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

51

bagi manusia berikutnya. Sejarah itu juga sebagai cabang ilmu yang mengkaji

secara sistematis keseluruhan perkembangan proses perubahan dan dinamika

kehidupan masyarakat dengan segala aspek kehidupannya yang terjadi dimasa

lampau (Kuntowijoyo, 2005: 18).

Sedangkan menurut Daldjoeni mendefinisikan sejarah dalam dua arti yaitu dalam

arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas sejarah mewujudkan catatan tentang hal-

hal yang pernah dikatakan dan diperbuat manusia. Dengan demikian sejarah dapat

mencakup segalanya yang dibicarakan dalam ilmu-ilmu sosial. Sedangkan sejarah

dalam arti sempit adalah yang membatasi diri pada sejarah manusia berdasarkan

catatan yang tersedia sampai 5000 tahun yang lampau. (Daldjoeni, 2008: 71)

Sejarah merupakan satu system yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan

tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama juga sejarah adalah

peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan atau bukti-bukti yang

saling berhubungan dan konkrit. (Hugiono, Poerwananta, 2012: 12)

Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah ilmu yang

mempelajari kehidupan dan kejadian-kejadian pada masa lalu serta merekontruksi

apa yang terjadi pada masa lalu masa lampau. Sejarah juga dipelajari oleh siswa

sehingga dapat membantu siswa dalam memahami perilaku manusia pada masa

lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.

Page 72: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

52

2.5.2 Tujuan dan Manfaat Sejarah

2.5.2.1 Tujuan Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran merupakan suatu upaya mengubah siswa yang belum terdidik,

menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan, menjadi

siswa yang memiliki pengetahuan. Dalam penelitian ini, kegiatan pembelajaran di

kelas difokuskan pada pembelajaran sejarah.

Amiruddin (2016: 199) mengemukakan ada 5 tujuan pembelajaran sejarah yang

harus dicapai, yaitu: Menambah pengetahuan mengenai fakta fakta sejarah;

Memahami nilai keteladanan dan memberikan apresiasi terhadap peristiwa

peristiwa sejarah; Mendapatkan kemampuan menilai dan mengkritik tulisan-

tulisan sejarah; Mempelajari teknik-teknik penulisan sejarah; dan Mempelajari

penulisan sejarah.

2.5.2.2 Manfaat Pembelajaran Sejarah

Sidi (2009: 4-10) mengidentifikasi empat jenis manfaat pembelajaran sejarah,

yakni edukatif, inspiratif, instruktif, dan rekreasi.

a) Edukatif

Artinya, bahwa sejarah membawa dan mengajarkan kebijaksanaan ataupun

kearifan-kearifan. Hal itu dikemukakan dalam ungkapan John Seeley yang

mempertautkan masa lampau dengan sekarang. “we study history, so that we may

be wise before the event”. Maka ada benarnya ungkapan yang mengatakan

belajarlah dari sejarah.

Page 73: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

53

b) Tujuan Inspiratif

Artinya, dengan mempelajari sejarah dapat memberikan inspirasi atau ilham.

Sebagai contoh, melalui belajar sejarah perjuangan bangsa, kita dapat terilhami

untuk meniru dan bila perlu “menciptakan” peristiwa serupa yang lebih besar dan

paling tidak dengan belajar sejarah dapat memperkuat “lesprit de corps” yaitu

spirit dan moral.

c) Tujuan Instruktif

Bahwa dengan belajar sejarah dapat berperan dalam proses pembelajaran pada

salah satu kejuruan atau ketrmpilan tertentu, seperti navigasi, jurnalistik, senjata

atau militer, dan sebagainya.

d) Tujuan Rekreasi

Artinya, dengan belajar sejarah dapat memberikan rasa kesenangan maupun

keindahan.

Pendapat ahli di atas dapat diketahui bahwa manfaat belajar sejarah yang ada pada

pelajaran sejarah adalah sejarah menyadarkan kepada siswa tentang adanya

perubahan dari dimensi waktu. Selain itu manfaat belajar sejarah yaitu untuk

menjelaskan tentang jati diri bangsa di masa lalu, sekarang dan masa akan datang.

2.5.3 Ruang Lingkup Sejarah

Lingkup sejarah sangat besar, perlu klasifikasi yang baik untuk memudahkan

penelitian. Bila beberapa penulis seperti H.G. Wells, Will Durant, dan Ariel

Durant menulis sejarah dalam lingkup umum, kebanyakan sejarawan memiliki

keahlian dan spesialisasi masing-masing. Beberapa dari mereka sepakat untuk

Page 74: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

54

membagi peranan kedudukan sejarah menjadi 3 kelompok besar yaitu; sejarah

sebagai peristiwa, sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai cerita (Ismaun, 2013: 277)

1) Sejarah sebagai peristiwa

Sesuatu yang terjadi pada manusia di masa lampau. Pengertian manusia di masa

lampau adalah sesuatu yang penting dalam definisi sejarah. Pengertian sejarah

sebagai peristiwa sebenarnya memiliki makna yang sangat luas dan beraneka

ragam. Namun, keluasan dan keanekaragaman tersebut sama dengan luasnya

kompleksitas kehidupan manusia. Sejarah sebagai peristiwa selingjuga disebut

sejarah sebagai kenyataan dan sejarah sebagai objektif (Ismaun, 2013: 279).

Artinya, peristiwa-peristiwa tersebut benar-benar terjadi dan didukung oleh bukti

yang menguatkan seperti berupa peninggalan (relics atau remains). Dan catatan-

catatan (records). Selain itu, dapat pula peristiwa itu diketahui dari sumber-

sumber yang bersifat lisan yang disampaikan dari mulut ke mulut.

2) Sejarah sebagai ilmu

Kita mengenal definisi sejarah yang bermacam-macarn, baik yang menyangkut

persoalan persoalan. Sejarah sebagai bagian dari ilmu sosial, sejarah sebagai

bagian dari ilmu yang berkernbang di sekitar makna dan hakikat yang terkandung

dalam sejarah.

Sejarah dikategorikan sebagai ilmu karena dalam sejarah pun memiliki batang

tubuh keilmuan (the body of knowledge), metodologi yang spesifik. Sejarah pun

memiliki struktur keilmuan tersendiri. Baik dalam fakta, konsep, maupun

generalisasiya. (Ismaun, 2013: 282)

Page 75: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

55

3) Sejarah sebagai cerita

Sejarah sebagai kisah adalah cerita berupa narasi yang disusun berdasarkan

pendapat seseorang, memori, kesan atau tafsiran manusia terhadap suatu peristiwa

yang terjadi pada masa lampau. Disebut sejarah sebagai subyek yang aslinya

sejarah tersebut telah mendapatkan penafsiran dari penyusunan cerita sejarah.

(Kartodirdjo, 2012: 195).

4) Sejarah Politik

Sejarah politik memiliki kedudukan yang dominan dalam historiografi barat.

Akibatnya, timbul tradisi yang kokoh bahwa sejarah konvensional adalah sejarah

politik (Kartodirdjo, 2012: 46). Karakteristik utama dalam sejarah konvensional

adalah bersifat deskriptif-naratif. Dalam hal itu, proses politik diungkapkan

melalui satu dimensi politik belaka. Dalam sejarah politik gaya lama, biasanya

mengutamakan diplomasi dan peranan, tokoh-tokoh besar serta pahlawan-

pahlawan yang berpengaruh besar.

5) Sejarah Kebudayaan Rakyat

Sebenarnya agak sulit untuk membedakan sejarah kebudayaan dengan sejarah

kebudayaan rakyat atau the history of popular culture. Kesulitan itu secara teoritik

tidak membedakan secara eksplisit antar “kebudayaan atas” dengan “kebudayaan

Bawah”. Namun secara realitas – empiric, perbedaan ini tampak bukan dalam

struktur, melainkan praksisnya.

Page 76: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

56

2.6 Penelitan yang Relevan

Penelitian sebelumnya yang relevan tentang pembelajaran E-learning yang

dijadikan acuan bagi penelitian ini adalah.

1. Lantip Diat Prasojo (2010: 50), Disertasi: model pembelajaran berbasis

E-learning pada Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta. Perangkat lunak E-learning Prodi Manajemen

Pendidikan dikembangkan dengan menggunakan open source Moodle.

Perangkat lunak ini berupa frame work sehingga memungkinkan penggunanya

untuk mengembangkannya sendiri untuk kebutuhan proses pembelajaran.

Pengguna perangkat lunak ini dapat berfungsi sebagai admin sehingga sangat

memungkinkan untuk mengembangkannya dalam rangka mendukung proses

pembelajaran.

2. Ali Hidayat (2006: 14), Pengaruh Penggunaan E-learning terhadap Motivasi

dan Efektivitas Pembelajaran Fisika Bagi Siswa SMA (Studi Kasus di SMA

Negeri 1 Depok), Penggunaan E-learning dalam proses pembelajaran dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga menumbuhkan semangat siswa

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dan mampu

mendorong siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih tinggi.

3. Wensi Ronald Lesli Paat (2014: 124), Analisis dan Pembangunan E-learning

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komunikasi Fakultas

Teknik Universitas Negeri Manado, E-learning sebagai pendukung

pembelajaran konvensional yang selama ini digunakan telah berhasil di

bangun berdasarkan konten dan struktur yang sesuai dengan kebutuhan pada

Page 77: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

57

Prodi PTIK FATEK UNIMA, yaitu dengan mengintegrasikan fungsi-fungsi

yang selama ini di anggap kurang membantu dalam proses belajar mengajar

seperti sarana informasi yang up to date, pengunduhan materi, pengumpulan

tugas, ujian online maupun forum baik itu forum umum ataupun forum kelas.

4. Prima Cristi Crismono (2017: 78) Pengaruh Outdoor Learning Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa, Mengacu pada teori

perkembangan kognitifnya penggunaan Outdoor Learning dengan

memanfaatkan lingkungan sekitar pada media pembelajaran dan semua

aktifitas belajar yang dilakukan oleh siswa di bawah pengawasan dan

bimbingan guru. Penggunaan sumber belajar yang bersifat kontektual mampu

mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Hasil analisis

didapatkan Outdoor learning berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis

matematis siswa.

5. Pramudya Dwi Aristya Putra, Sudarti (2015: 38) Pengembangan Sistem

E-learning untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa

Pendidikan Fisika. Perangkat yang dikembangkan melalui sistem e-learning

dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa. Dengan hasil uji

validasi adalah 3,44 (cukup valid). Hasil nilai rata-rata mahasiswa dalam

keterampilan berpikir kritis setelah proses menggunakan sistem e-learning

adalah 68 dengan nilai gain ternormalisasi adalah 0,5 Nilai tersebut masuk

dalam katagori sedang. Untuk penelitian selanjutnya penilaian tidak hanya

ditinjau dari ranah kognitif saja akan tetapi perlu dikembangkan pula model

instrument melalui e-learning terkait afektif dan psikomotor siswa.

Page 78: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

58

6. Mchichi, (2012: 15). Exploiting Web 2.0 Technologies in Promoting Learning

Activities E-learning - Web 2.0 Platform. ISESCO JOURNAL of Science and

Technology, Volume 8 – Number 14 November 2012 13-18. Schoology

memungkinkan untuk membuat tugas, peristiwa, tes dan kuis. Sangat mudah

melalui alat ini untuk mengelola buku kelas dan kehadiran dan untuk melacak

penggunaan dan program analisis siswa. Fitur sosial yang sangat akrab dan

dekat dengan Facebook seperti blog dengan halaman profil.

7. Lee, Kean Wah, Choon Keonga, T., Lajiuma, Denis, Shi Ing, N., (2013: 3).

Understanding the Blended Learning Experiences of English Language

Teachers in a Distance TESL Degree Programme in Malaysia. Jurnal

Teknologi Social Sciences 65:2 2013. Fasilitas untuk komunikasi interaktif

memungkinkan guru untuk membuat pertanyaan diskusi, kelompok

kolaboratif untuk tugas yang memungkinkan beberapa jenis interaksi yang

dinamis antara in-service guru dan guru-guru mereka. Adapun aspek kedua

pertukaran informasi akademik, Schoology menyediakan in-service guru

kesempatan untuk mengakses nilai-nilai mereka, catatan kehadiran, dan

umpan balik guru pada tugas elektronik yang dikirimkan. Singkatnya, melalui

Schoology, berbagai E-learning tugas dan penilaian yang berbeda dimasukkan

untuk melengkapi intensif pertemuan tatap muka tradisional.

8. Alvin S. Sicat., (2015: 5) Enhancing College Students’ Proficiency in

Business Writing Via Schoology. International Journal of Education and

Research Vol. 3 No. 1 January 2015. Schoology menawarkan lebih dari

sekedar faktor Facebook. Ini adalah sistem manajemen pembelajaran yang

Page 79: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

59

kuat dengan aplikasi yang tersedia untuk perangkat Mobile iPad, iPhone,

Android, dan Kindle. Siswa menemukan bahwa mengirimkan tugas,

mengambil tes, membuat komentar, dan mengajukan pertanyaan yang halus

dan intuitif bagi mereka, dan mereka mempertahankan akses ke sumber daya

dalam kursus mereka setelah berakhir semester.

9. Biswas. Shampa. (2013: 192). Schoology-Supported Classroom Management:

A Curriculum Review. Journal Fall 2013, Volume 11, Number 2 188.

Schoology kita bisa melakukan pengaturan/moderasi terhadap user yang ingin

gabung pada group/kelas, pada status Access Group sebagai Invite Only,

Allow Requests ataupun Open. Kita juga bisa memfilter posting-posting siswa

pada sebuah course sebelum postingan dipublish. Jadi siswa tidak bisa

seenaknya update status pada course-nya.

10. The American Society for Training and Development/ASTD (2012: 26).

Definition of E-learning. tanggal akses 14 Februari 2016. E-learning

merupakan proses dan kegiatan penerapan pembelajaran berbasis web (web-

based learning), pembelajaran berbasis komputer (computer based learning),

pendidikan virtual (virtual education) dan/atau kolaborasi digital (digital

collaboration). Materi-materi dalam kegiatan pembelajaran elektronik tersebut

kebanyakan dihantarkan melalui media internet, intranet, tape, video atau

audio, penyiaran melalui satelit.

Perbedaan mendasar terhadap penelitian terdahulu yang relevan adalah E-learning

yang dikembangkan adalah Moodle, aplikasi Moodle dianggap terlalu luas dan

lebih sulit, hal ini akan menghambat kepada para guru dan calon tenaga pendidik

Page 80: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

60

yang tidak memiliki pengetahuan IT akan sulit mengaplikasikan dalam

pembelajaran. Schoology lebih memiliki fitur yang sederhana dan mudah

diaplikasikan karena sama dengan jejaring sosial Facebook.

E-learning yang dikembangkan hanya sebatas pada peningkatan motivasi siswa

dalam belajar. Sedangkan Schoology lebih menekankan siswa dalam memperluas

kemampuan berpikir kritis sehingga akan mengoptimalkan hasil belajar.

2.6 Kerangka Berpikir

Pembelajaran yang efektif harus dilakukan dengan berbagi cara dan menggunakan

media berbagai macam media pembelajaran. Karakteristik dan kemampuan

masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih

media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. (Wena, 2011: 10)

Perluasan konsep tentang media, dimana teknologi bukan sekedar benda, alat,

bahan atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi dan

manajemen yang berhubungan dengan penerapan ilmu. (Arsyad, 2013: 5)

Berdasarkan hasil kajian konsep teori hasil belajar dan hasil penelitian terdahulu

yang relevan tentang penerapan media pembelajaran E-learning serta analisis

kebutuhan terhadap pentingnya wawasan siswa, diidentifikasi bahwa mata

pelajaran sejarah dengan pembelajaran E-learning berbasis Schoology dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Pembelajaran

E-learning dapat lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar karena siswa tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi lebih

Page 81: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

61

banyak melakukan kegiatan belajar seperti aktivitas mengamati, melakukan,

mendemonstrasikan dan lain-lain.

Dari segi keaktifan, siswa aktif dalam mengikuti rangkaian pembelajaran oleh

guru. Siswa aktif bertanya apabila ada hal yang belum dipahami dan aktif

memperhatikan siswa lain yang maju ke depan serta bersikap kritis terhadap hasil

jawaban teman. Pemberian poin oleh guru juga turut memberikan motivasi kepada

siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran sejarah. Sekalipun teknologi web

memungkinkan pembelajaran dilakukan virtual secara penuh, namun kesempatan

itu tidak dipilih. Interaksi satu sama lain untuk dapat berkomunikasi langsung

secara tatap muka masih dibutuhkan. Ada tiga alasan interaksi atau tatap muka

masih dibutuhkan, yaitu: perlunya untuk menjelaskan maksud dan mekanisme

belajar yang akan dilalui bersama secara langsung dengan semua peserta didik,

perlunya memberikan pemahaman sekaligus pengalaman belajar dengan

mengerjakan tugas secara kelompok, dan perlunya pemberian pelatihan dengan

menggunakan komputer yang akan digunakan sebagai media komunikasi berbasis

web (Rusman, 2009: 337).

Pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru dalam mengelola kegiatan

belajar untuk menciptakan proses belajar yang terarah dan terkendali sehingga

berdampak pada hasil belajar siswa. Input tentang keterbatasan media

pembelajaran, yaitu penggunaan LKPD sebagai sumber belajar, sarana

pembelajaran yang belum sebanding dengan jumlah siswa dan pembelajaran yang

berpusat pada guru berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Pengembangan

Page 82: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

62

pembelajaran dengan pemanfaatan media pembelajaran E-learning schoology

sebagai perbaikan kualitas pembelajaran dalam sistem dapat dilakukan melalui

analisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran sebagai dasar memilih metode dan

media pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran sehingga outputnya

LKPD berbasis E-learning efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis

dan hasil belajar siswa. Kerangka berpikir dalam penelitian dijelaskan oleh

gambar di bawah ini:

Gambar 2.6. Kerangka Pikir Penelitian

Pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru dalam mengelola

kegiatan belajar untuk menciptakan proses belajar yang terarah dan terkendali

sehingga berdampak pada hasil belajar siswa.

Input : Keterbatasan media pembelajaran, yaitu penggunaan LKPD sebagai

sumber belajar, sarana pembelajaran yang belum sebanding dengan jumlah

siswa dan pembelajaran yang berpusat pada guru berdampak pada rendahnya

hasil belajar siswa.

Pengembangan: Pemanfaatan media pembelajaran E-learning schoology

sebagai perbaikan kualitas pembelajaran dalam sistem dapat dilakukan

melalui analisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran sebagai dasar memilih

metode dan media pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran

Output: LKPD berbasi E-learning efektif dalam meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dan hasil belajar siswa

Page 83: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

63

2.7 Hipotesis

Hipotesis yang peneliti berikan adalah:

1) Terciptanya LKPD berbasis Schoology dalam pembelajaran Sejarah siswa

kelas XI MA Ma’arif NU 5 Sekampung.

2) E-learning melalui media Schoology dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dan hasil belajar dalam pembelajaran Sejarah siswa kelas XI

MA Ma’arif NU 5 Sekampung.

Page 84: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

64

III. METODE PENELITIAN

Berbagai hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (research and development /

R&D) dalam mengembangkan mata pelajaran sejarah menggunakan E-learning

berbasis Schoology dengan model Borg dan Gall (2003: 1) Penelitian dan

pengumpulan data (Research and information collecting). 2) Perencanaan

(Planning). 3) Pengembangan draf produk (Develop preliminary form of product).

4) Uji coba lapangan awal (Preliminary field testing). 5) Merevisi hasil uji coba

(Main product revision). 6) Uji coba lapangan (Main field testing). 7)

Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (Operasional product revision). 8) Uji

pelaksanaan lapangan (Operasional field testing). 9) Penyempurnaan produk akhir

(Final product revision). 10) Diseminasi dan implementasi (Dissemination and

implementation). Syaodih (2011: 169-170)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung

Lampung Timur. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan April

semester genap tahun pelajaran 2016/2017.

Page 85: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

65

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Subjek dalam pengembangan media ini adalah siswa kelas XI IPS 1 Madrasah

Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung. Jumlah siswa tersebut sebanyak 29 siswa.

Sampel sebagai ujicoba produk di kelas XI IPS 2 meliputi kelas kecil yang

berjumlah 6 orang dan kelas besar sebanyak 32 siswa dan 1 orang guru Sejarah

sebagai uji respon penggunaan media.

Sampel yang akan digunakan adalah kelas XI IPS Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5

Sekampung dengan teknik sampling yang digunakan adalah puposive random

sampling. (Arikunto, 2010: 108) Dari setiap kelompok siswa ditunjuk tersebut

diambil secara acak satu kelas sebagai kelas ujicoba instrumen penelitian yang

dapat mewakili seluruh siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5

Sekampung.

3.4 Rancangan Penelitian

Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall adalah suatu proses

yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.

(Setyosari, 2010: 194). Penelitian pengembangan itu sendiri dilakukan

berdasarkan suatu model pengembangan berbasis industri, yang temuan-

temuannya dipakai untuk mendesain produk dan prosedur, yang kemudian secara

sistematis dilakukan uji lapangan, dievaluasi, disempurnakan untuk memenuhi

kriteria keefektifan, kualitas, dan standar tertentu. (Setyosari, 2010: 195)

Page 86: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

66

Dari uraian di atas penelitian pengembangan adalah kegiatan yang menghasilkan

produk ataupun menyempurnakan produk kemudian diteliti keefektifan dan

kelayakan dari produk tersebut.

Penelitian dan pengembangan yang dilakukan adalah untuk menghasilkan produk

berupa LKPD dengan E-learning berbasis Schoology. Rancangan penelitian dan

pengembangan ini mengacu pada percobaan yang telah dilakukan pada Far West

Laboratory, secara lengkap menurut Borg dan Gall ada 10 langkah pelaksanaan

strategi penelitian dan pengembangan, yaitu: Syaodih (2011: 169-170)

1) Penelitian dan pengumpulan data (Research and information collecting).

2) Perencanaan (Planning).

3) Pengembangan draf produk (Develop preliminary form of product).

4) Uji coba lapangan awal (Preliminary field testing).

5) Merevisi hasil uji coba (Main product revision).

6) Uji coba lapangan (Main field testing).

7) Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (Operasional product revision).

8) Uji pelaksanaan lapangan (Operasional field testing).

9) Penyempurnaan produk akhir (Final product revision).

10) Diseminasi dan implementasi (Dissemination and implementation).

Sehingga langkah-langkah penelitian dan pengembangan ini dapat dilihat pada

gambar 3.1.

Page 87: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

67

Gambar 3.1: Langkah-langkah Model Borg Dan Gall

Syaodih (2011: 169-170)

Langkah-langkah pengembangan produk akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Penelitian dan Pengumpulan Data (Research and Information Collecting).

Peneliti memilih mengembangkan LKPD dengan E-learning berbasis Schoology

dan penelitian tersebut dilakukan di MA Ma’arif NU 5 Sekampung Lampung

Timur kelas XI, karena setelah melakukan wawancara dengan salah satu tenaga

pengajar disana diperoleh keterangan sebagai berikut:

a. Di MA Ma’arif NU 5 Sekampung pelajaran sejarah hanya menggunakan buku

paket saja, sehingga pelajaran terasa monoton dan kurang menarik.

b. Siswa kurang bersemangat dalam belajar (kurangnya motivasi).

Penelitian danPengumpulan Data

Perencanaan PengembanganDraf Produk

Ujicoba LapanganAwal

RevisiUjicoba Lapangan

PenyempurnaanProduk

PelaksanaanLapangan

PenyempurnaanProduk Akhir

Diseminasi danImplementasi

Page 88: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

68

c. Siswa malas belajar sejarah karena menganggap sejarah itu sesuatu yang telah

lampau dan tidak penting untuk dipelajari.

2) Perencanaan (Planning).

Tahap kedua yaitu tahap perencanaan yang akan dikembangkan. Peneliti membuat

rancangan secara umum yang meliputi desain Courses (Kursus), dimana fasilitas

ini untuk membuat kelas mata pelajaran. Group (Kelompok) merupakan fasilitas

untuk mempermudah membuat kelompok, dimana siswa bisa berinteraksi dengan

siapa saja yang tergabung dengan Group. Resource (Sumber belajar) yang akan

disajikan. Selain itu, penentuan alur pembelajaran yang akan dibuat serta

merencanakan simulasi animasi dalam penyajian materi. Desain yang telah dibuat

akan dikonsultasikan kepada validator ahli yakni ahli materi, ahli media dan ahli

bahasa. Revisi dan perbaikan akan dilakukan jika desain tersebut belum sesuai.

Jika desain telah dinilai baik, proses pengembangan media tersebut meningkat ke

tahap selanjutnya, yaitu tahap development (pembuatan produk). Pembuatan

produk tersebut berpedoman pada desain yang telah dibuat.

3) Pengembangan Draf Produk (Develop Preliminary Form of Product).

Pengembangan produk melalui beberapa tahapan, di antaranya:

Pada tahap ini, peneliti melanjutkan pembuatan produk berdasarkan desain yang

telah dibuat. Ada tiga bagian utama dalam media ini, yaitu bagian Course, Group

dan Resources. Ketiga bagian tersebut dikembangkan dengan menggunakan

aplikasi E-learning Schoology. Tidak lupa pula, pada tahap awal pembuatan

produk ini, peneliti mengkonsultasikan kepada ahli media, ahli materi dan ahli

Page 89: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

69

bahasa untuk revisi dan tindak lanjut tahap demi tahap. Media yang telah

dihasilkan kemudian dikaji oleh beberapa reviewer sebagai ahli media, ahli materi

dan ahli bahasa. Review media ini dilakukan untuk memperoleh penilaian

mengenai media yang telah dihasilkan dilihat dari tampilan dan dari cakupan

materi yang disajikan. Hasil penilaian dari reviewer digunakan untuk pedoman

revisi sehingga akan dihasilkan media yang layak uji baik dari segi tampilan

maupun materi.

4) Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary field testing).

Produk yang telah dinyatakan layak uji oleh reviewer diujicobakan kepada 6 siswa

kelas XI IPS 2 serta 1 guru sejarah. Mereka menggunakan dan mengevaluasi

produk tersebut dengan mengisi angket evaluasi untuk guru dan angket respon

untuk siswa. Hal tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan masukan-masukan

atau koreksi terhadap produk yang telah dikembangkan. Sedangkan untuk siswa,

selain angket respon, siswa juga mendapatkan tes setelah menggunakan media

tersebut untuk mengetahui efektivitas media pembelajaran yang telah

dikembangkan.

Setelah produk selesai dan melewati evalusi media, selanjutnya peneliti

mengimplementasikan (menerapkan) produk yang telah dibuat kepada kelas

eksperimen. Adapun untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar antara

sebelum dan sesudah pembelajaran maka dilakukan tes awal (Pre-Test) dan tes

akhir (Post-Test).

Page 90: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

70

Berdasarkan uraian tersebut maka metode yang digunakan adalah metode

eksperimen dengan desain penelitian One-Group Pre-Test-Post-Test (Syaodih dan

Nana, 2011: 204-205) sebagai berikut:

Tabel 3.1Desain Pembelajaran

Keterangan:

O1 : Pre-Test (tes kemampuan awal)X : pembelajaran E-learning melalui media SchoologyO2 : Post-Test (tes kemampuan akhir)

5) Merevisi hasil uji coba (Main product revision)

Tahap ujicoba akan diperoleh penilaian dan respon dari angket yang diberikan

kepada guru dan siswa serta hasil tes yang diberikan kepada siswa. Angket dan

hasil tes tersebut akan dianalisis yang selanjutnya dapat diketahui efektivitas

media tersebut. Hasil analisis ini digunakan sebagai acuan perlu tidaknya revisi

produk tahap akhir.

6) Uji Coba Lapangan

Langkah ini merupakan uji produk secara lebih, meliputi uji efektivitas desain

produk, uji efektivitas desain (pada umumnya menggunakan teknik eksperimen

model penggulangan). Hasil dari uji ini adalah diperolehnya desain yang efektif,

baik dari sisi substansi maupun metodologi. Uji ini dilakukan pada di kelas XI IPS

2 sebanyak 32 siswa. Pengumpulan data tentang dampak sebelum dan sesudah

Kelompok Pre-Test Treatment Post-Test

Kelas O1 X O2

Page 91: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

71

implementasi produk menggunakan kelas khusus, yaitu data kuantitatif

penampilan subjek uji coba (guru) sebelum dan sesudah menggunakan model

yang dicobakan. Hasil-hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin

dibandingkan dengan kelompok pembanding.

7) Penyempurnaan produk hasil uji lapangan

Langkah ini merupakan penyempurnaan produk atas hasil uji lapangan

berdasarkan masukan dan hasil uji lapangan utama. Jadi perbaikan ini merupakan

perbaikan kedua setelah dilakukan uji lapangan yang lebih luas dari uji lapangan

yang pertama. Penyempurnaan produk dari hasil uji lapangan lebih luas ini akan

lebih memantapkan produk yang dikembangkan, karena pada tahap uji coba

lapangan sebelumnya dilaksanakan dengan adanya kelompok kontrol. Desain

yang digunakan adalah pretest dan posttest. Selain perbaikan yang bersifat

internal. Penyempurnaan produk ini didasarkan pada evaluasi hasil sehingga

pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.

8) Uji pelaksanaan lapangan

Uji coba lapangan skala luas/uji kelayakan. Langkah ini sebaiknya dilakukan

dengan skala besar, meliputi uji efektivitas dan adaptabilitas desain produk, dan

uji efektivitas dan adabtabilitas desain melibatkan para calon pemakai produk.

Hasil uji lapangan berupa model desain yang siap diterapkan, baik dari sisi

substansi maupun metodologi. Misal uji ini dilakukan dilakukan melalui angket,

wawancara, dan observasi dan hasilnya dianalisis pada siswa kelas XI IPS 1

sebanyak 29 siswa.

Page 92: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

72

9) Penyempurnaan produk akhir

Langkah ini merupakan penyempurnaan produk yang sedang dikembangkan.

Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk yang

dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat

efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penyempurnaan produk akhir

memiliki nilai yang dapat diandalkan. Penyempurnaan didasarkan masukan atau

hasil uji kelayakan dalam skala luas.

10) Diseminasi dan implementasi

Setelah dihasilkan suatu produk final yang sudah teruji keampuhannya, langkah

selanjutnya adalah desiminasi, implementasi, dan institusionalisasi. Kegiatan ini

diwujudkan dalam bentuk sosialisasi terhadap produk hasil pengembangan kepada

calon pengguna dan pihak-pihak yang terkait di bidang pendidikan.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini dapat digambarkan operasionalisasi variabel berikut.

1) Sebagai variabel bebas (dependen variabel) yakni E-learning berbasis

Schoology

Aldrich, Clark, (2010: 64) E-learning adalah penggunaan teknologi komputer

dan jaringan komputer yang disertai oleh penerapan model pembelajaran

inovatif dalam rangka pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan

memberikan akses luas kepada peserta didik terhadap ilmu pengetahuan agar

mereka bisa memperoleh keterampilan baru. Schoology merupakan social

Page 93: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

73

network berbasis lingkungan sekolah (school based environment). Yang

ditujukan untuk penggunaan bagi guru, siswa dan orang tua siswa.

Pengembangan LKPD E-learning berbasis Schoology dengan model Borg dan

Gall (2003: 1) Penelitian dan pengumpulan data 2) Perencanaan 3)

Pengembangan draf produk. 4) Uji coba lapangan awal (Preliminary field

testing). 5) Merevisi hasil uji coba (6) Uji coba lapangan (Main field testing).

7) Penyempurnaan produk hasil uji lapangan. 8) Uji pelaksanaan lapangan (9)

Penyempurnaan produk akhir. 10) Diseminasi dan implementasi. Syaodih

(2011: 169-170).

LKPD yang dikembangkan dievaluasi kepada ahli media, ahli materi dan ahli

bahasa untuk menentukan kevalidan media serta evaluasi media sebagai acuan

revisi sebelum uji coba. Sekaligus diuji respon kepada siswa dan guru Sejarah

untuk mengetahui tingkat kelayakan.

2) Sebagai variabel terikat (independen variabel) pertama adalah kemampuan

berpikir kritis. Hasaobah (2015: 87) Kemampuan berpikir kritis adalah

kemampuan siswa dalam memberikan solusi pemecahan terhadap masalah

yang diberikan oleh guru dengan memperhatikan indikator-indikator yang

sesuai dengan kriteria berpikir kritis yaitu:

a) Memberikan penjelasan sederhana

b) Membangun keterampilan dasar

c) Menyimpulkan

d) Memberikan penjelasan lanjut

Page 94: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

74

e) Mengatur strategi dan teknik

Untuk menilai kemampuan berpikir kritis siswa, dapat diketahui dengan

melihat kemampuan siswa melalui lembar observasi dengan memberikan nilai

1-4 dengan menceklis ( √ ) setiap aktivitas di kelas. Observasi dilakukan

sebanyak 5 kali selama siswa diberikan pembelajaran menggunakan LKPD

Schoology dan dihitung rata-rata untuk diketahui peningkatannya.

3) Sebagai variabel terikat (independen variabel) kedua adalah hasil belajar.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang

berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif

menetap (Abdurrahman, 2009: 37-38).

Hasil belajar diukur dengan bentuk latihan soal pilihan ganda dengan jumlah

10 butir. Tes yang diberikan pada awal pembelajaran (pre test) dan di akhir

pembelajaran (post test) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

yang diajar dengan pembelajaran e-learning berbasis Schoology. Materi tes

disusun berdasarkan indikator materi Peristiwa Sekitar Proklamasi Sampai

Terbentuknya NKRI materi Sejarah kelas XI IPS dengan kisi-kisi hasil belajar

sebagai berikut:

a) Jepang Kalah Perang dengan Sekutu

b) Perbedaan Pendapat dan Penculikan

c) Perumusan Teks Proklamasi Hingga Pagi

d) Pembacaan Proklamasi Pukul 10.00 Pagi

e) Kebahagiaan Rakyat atas Kemerdekaan Indonesia

Page 95: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

75

3.6 Sumber Data Penelitian

Penelitian ini, data yang diperlukan adalah semua data yang berkaitan dengan MA

Ma’arif NU 5 Sekampung meliputi sejarah dan latar belakang, program kerja,

struktur organisasi, dan lainnya. Sumber data utama pada penelitian kualitatif

adalah kata-kata, dan tindakan. Selebihnya data tambahan seperti dokumen dan

lain-lainnya. Moeloeng (2015: 157) Sumber data dalam penelitian ini terbagi

menjadi dua yaitu:

3.6.1 Data Primer

Data primer yaitu sumber data yang digali dalam penelitian yang terdiri dari

sumber data utama yang berupa kata-kata dan tindakan, serta sumber data

tambahan yang berupa dokumen-dokumen. Sumber dan jenis data terdiri dari data

dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik Moeloeng (2015: 157). Kata-

kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan

sumber data utama. Sumber utama dicatat melalui catatan tertulis dan melalui

perekaman tape, pengambilan foto atau film, pencatatan sumber data utama

melaui wawancara atau pengamatan berperan serta sehingga merupakan hasil

utama gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya. Nazir (2009: 50).

Sehubungan dengan wilayah sumber data yang dijadikan sebagai subyek

penelitian ini, maka responden atau sumber data utama (primer), yaitu sumber

data yang diambil peneliti melalui wawancara dan observasi.

Page 96: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

76

3.6.2 Data Sekunder

Data Sekunder adalah sumber data tambahan di luar kata-kata dan tindakan yakni

sumber data tertulis yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku harian,

dan sebagainya atau catatan tentang adanya suatu peristiwa atau catatan yang

jaraknya telah jauh dari sumber orisinil Nazir (2009: 50). Data sekunder yang

peneliti peroleh dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung

dari pihak yang berkaitan dan berbagai literatur lain yang relevan dengan

pembahasan penelitian.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang ada diperoleh peneliti dengan menggunakan beberapa teknik,

antara lain:

3.7.1 Teknik Observasi

Arikunto (2010: 98) Teknik observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data

utama yaitu kemampuan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran E-learning

dengan media Schoology. Selain itu pengamatan dilakukan untuk mengamati

aspek-aspek yang dibutuhkan yang terkait dengan pengembangan media ini. Di

antaranya tentang lingkungan sekolah dan pembelajaran di kelas, pemanfaatan

media pembelajaran termasuk pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran

yang ada di sekolah. Teknik observasi digunakan untuk mengetahui hasil dari

aktivitas dengan pembelajaran E-learning melalui media Schoology mata

pelajaran Sejarah siswa kelas XI MA Ma’arif NU 5 Sekampung.

Page 97: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

77

3.7.2 Teknik Literatur

Arikunto (2010: 100) Teknik literatur dilakukan untuk memperoleh data tentang

istilah-istilah yang diperlukan dalam pengembangan media ini, baik sebagai acuan

maupun sebagai penguat data penelitian. Pendapat atau pun definisi yang

diperlukan akan dikutip dengan mencantumkan nama pemilik pendapat dan

pengarang buku sebagai referensi. Selain itu, teknik literatur ini dilakukan dalam

analisis karakteristik siswa, analisis kurikulum, analisis pemanfaatan komputer

sebagai media pembelajaran, serta analisis teknologi (E-learning Schoology).

Literatur yang digunakan untuk menganalisis karakteristik siswa dan teknologi

(E-learning Schoology) dapat berupa buku tentang perkembangan psikologi dan

tahapan berpikir anak serta tentang E-learning Schoology. Sedangkan untuk

analisis kurikulum dan analisis pemanfaatan komputer sebagai media

pembelajaran dapat dilakukan dengan literatur berupa standar isi yang memuat

SK-KD untuk memperoleh data berupa materi yang sesuai serta tentang mata

pelajaran sejarah di madrasah aliyah yang dapat menunjukkan kepemilikan

komputer di sekolah serta pemanfaatannya.

3.7.3 Teknik Wawancara

Arikunto (2010: 102) Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data informasi

permasalahan awal yang berkaitan dengan pembelajaran di kelas, metode dan

pemanfaatan media pembelajaran Sejarah, serta memperoleh informasi jumlah

siswa dan guru di MA Ma’arif NU 5 Sekampung. Teknik wawancara tersebut

dilakukan kepada kepala madrasah dan guru yang representatif.

Page 98: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

78

3.7.4 Teknik Angket

Arikunto (2010: 108) Teknik angket ini dibagi ke dalam dua bentuk yang dibuat

untuk mengetahui tingkat kevalidan dan respon terhadap penggunaan LKPD.

Untuk menentukan kevalidan media, angket tersebut diberikan kepada ahli media,

materi dan bahasa untuk dilakukan evaluasi sebagai acuan revisi. Sedangkan

angket untuk siswa dan guru Sejarah digunakan untuk mengetahui respon siswa

terhadap media yang telah dikembangkan.

3.7.5 Teknik Tes

Nazir (2009: 38) Tes ini dilakukan kepada para siswa setelah menggunakan media

yang telah dikembangkan. Hasil tes tersebut digunakan untuk menentukan hasil

belajar serta peningkatannya setelah menggunakan LKPD. Tes yang diberikan

disajikan dalam menu yang menampilkan suatu proses uji kompetensi dari materi-

materi yang telah dipelajari dalam media ini. Uji kompetensi ini terdiri dari 10

soal pilihan ganda yang dibuat oleh peneliti sesuai indikator pembelajaran Sejarah

yang berkaitan dengan tema peristiwa seputar kemerdekaan Indonesia. Teknik

penilaian yang diberikan setiap soal pilihan ganda yang dijawab benar maka siswa

diberikan nilai 10, jika salah nilai 0, nilai minimal siswa 0 dan maksimal 100.

3.8 Alat Pengumpulan Data

3.8.1 Macam-macam Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam pengembangan media ini adalah

berupa angket penelitian serta soal tes. Angket tersebut ada dua jenis, yaitu angket

evaluasi sebelum ujicoba dan angket setelah ujicoba. Angket tersebut berupa

Page 99: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

79

angket tertutup. Angket evaluasi sebelum ujicoba akan diberikan kepada ahli

media, ahli materi dan ahli bahasa yang akan menjadi acuan perlu tidaknya revisi

media sebelum ujicoba. Sedangkan angket respon setelah ujicoba akan diberikan

kepada guru dan siswa. Selain itu, siswa juga akan mengerjakan soal tes. Hal

tersebut dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas media yang telah

dikembangkan serta sebagai acuan revisi tahap akhir.

3.8.2 Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi yang digunakan diadaptasi dari general evaluation guidelines for

educational E-learning (Forcier dan Descy, 2005: 35) serta kriteria-kriteria

keefektivan suatu media. Penjabaran indikator dilakukan berdasarkan kebutuhan

dan penyesuaian terhadap media yang telah dikembangkan. Dari sisi materi,

aspek-aspek yang termuat meliputi kulitas isi, kualitas pembelajaran, kualitas

interaksi, dan kualitas tampilan. Sedangkan dari sisi media, menurut Yamasari

(2010: 86) aspek-aspek yang bisa dilihat antara lain meliputi aspek

kesederhanaan, keterpaduan, keseimbangan, bentuk, warna, serta bahasa. Selain

itu, karakteristik multimedia yang mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas

penggunaannya di antaranya berkaitan dengan visualisasi dengan multimedia

yang meliputi teks, animasi, sesuai tuntutan materi serta user friendly yang

meliputi kejelasan petunjuk, kemudahan penggunaan, interaksi, dan penggunaan

bahasa. Kisi-kisi angket evaluasi ahli materi meliputi kualitas isi, kualitas

pembelajaran, kualitas interaksi, kualitas tampilan. kisi-kisi angket evaluasi ahli

media meliputi aspek kesederhanaan, aspek keterpaduan, aspek interaksi

pembelajaran, aspek keseimbangan, aspek bentuk, aspek warna. kisi-kisi angket

Page 100: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

80

evaluasi ahli bahasa meliputi aspek huruf dan kata, spek keterpaduan. Kisi-kisi

angket respon guru dan siswa meliputi kualitas isi, kualitas pembelajaran, kualitas

interaksi dan kualitas tampilan. (Lampiran Kisi-kisi Instrumen)

3.9 Keabsahan Instrumen

Instrumen yang akan digunakan perlu diuji validitasnya. Validitas mempunyai arti

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen. Suatu instrumen yang valid/sahih mempunyai validasi tinggi. Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.

Arikunto (2010: 136).

Peneliti mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing mengenai komponen serta

aspek-aspek evaluasi yang diperlukan. Kemudian, instrument tersebut

dikonsultasikan kepada ahli sebagai validator instrumen. Komponen, aspek-aspek

evaluasi, maupun redaksi penulisan akan direvisi jika belum sesuai, sehingga akan

dihasilkan instrumen yang valid. Hasil validasi tersebut merupakan instrumen

yang siap digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.

3.10 Analisis Data

3.10.1 Data kualitatif

3.10.1.1 Data Angket Evaluasi Ahli Media, Ahli Materi dan Ahli Bahasa

Angket evaluasi ahli media, ahli materi dan ahli bahasa akan diperoleh saran dan

kritik perbaikan terhadap media yang telah dihasilkan. Selain itu, akan diperoleh

pula penilaian terhadap media sesuai dengan pernyataan yang ada dalam angket.

Penilaian tersebut akan diberi skor untuk menentukan kevalidan media.

Page 101: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

81

Perhitungan skor kevalidan media dilakukan mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Memberi skor untuk setiap butir pernyataan dalam angket berdasarkan

alternatif pilihan jawaban yang diberikan.

Pernyataan positif: Sangat Sesuai diberi skor 5Sesuai diberi skor 4Cukup Sesuai diberi skor 3Kurang Sesuai diberi skor 2Tidak Sesuai diberi skor 1

Pernyataan negatif: Sangat Sesuai diberi skor 1Sesuai diberi skor 2Cukup Sesuai diberi skor 3Kurang Sesuai diberi skor 4Tidak Sesuai diberi skor 5

2) Mengkonversi skor ke nilai standar berskala lima (stanfive)

Pedoman mengkonversi skor ke nilai standar berskala lima beserta pedoman

mengubah data kuantitatif menjadi kualitatif berikut sesuai yang diungkapkan

oleh Sudijono (2010: 329).

Tabel 3.2Pedoman Mengkonversi Skor Ke Nilai Standar Berskala Lima

Interval Skor Kategori

Mi + 1,5SDi < X Sangat validMi + 0,5SDi < X ≤ Mi + 1,5 Sdi ValidMi - 0,5SDi < X ≤ Mi + 0,5Sdi Cukup validMi - 1,5SDi < X ≤ Mi - 0,5Sdi Kurang valid

X ≤ Mi - 1,5Sdi Sangat kurang valid

Keterangan:

Mi = rerata ideal = 1/2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Page 102: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

82

SDi = simpangan baku ideal = 1/6 (skor maksimal ideal – skor

minimal ideal)

X = skor hasil uji coba

Sehingga:

Mi = rerata ideal = 1/2 (1 + 5) = 3

SDi = simpangan baku ideal = 1/6 (5 – 1) = 0,67

Pedoman mengkonversi skor ke nilai standar berskala lima beserta pedoman

mengubah data kuantitatif menjadi kualitatif yang digunakan adalah sebagai

berikut.

Tabel 3.3Pedoman Mengubah Data Kuantitatif Menjadi Kualitatif

Interval Skor Kategori

4 < X Sangat valid3,33 < X ≤ 4 Valid2,67 < X ≤ 3,33 Cukup valid2 < X ≤ 2,67 Kurang validX ≤ 2 Sangat kurang valid

Data-data yang diperoleh tersebut akan digunakan sebagai acuan dalam

melakukan revisi tahap awal sebelum uji coba. Revisi akan dilakukan pada

bagian-bagian yang pencapaian aspek-aspeknya masih kurang. Hal tersebut dapat

dilihat dari kategori kevalidan yang diperoleh.

3.10.1.2 Data Angket Respon Guru dan Siswa

Angket respon guru dan siswa, masing-masing akan diperoleh penilaian dan

respon untuk setiap pernyataan dalam angket. Penilaian dan respon tersebut akan

Page 103: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

83

diberi skor dan dipersentasekan berdasarkan aspeknya. Perhitungan tersebut

dilakukan dengan rumus yang diadaptasi dari rumus Yamasari (2010: 90).

Perhitungan persentase respon guru dan siswa mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Menentukan kategori untuk setiap butir pernyataan dalam angket

berdasarkan alternatif pilihan jawaban yang diberikan

Pernyataan positif:

Sangat Sesuai diberi skor 5Sesuai diberi skor 4Cukup Sesuai diberi skor 3Kurang Sesuai diberi skor 2Tidak Sesuai diberi skor 1

Pernyataan negatif:

Sangat Sesuai diberi skor 1Sesuai diberi skor 2Cukup Sesuai diberi skor 3Kurang Sesuai diberi skor 4Tidak Sesuai diberi skor 5

2) Menghitung persentase respon tiap kategori tiap aspek

Persentase respon tiap kategori tiap aspek dihitung dengan rumus:

%100j-kekategorii-keaspekresponmaksimalJumlah

j-kekategorii-keaspekresponJumlahK ij

Keterangan: Kij = persentase respon aspek ke-i kategori ke-j

3) Menghitung persentase respon total tiap kategori

m

i 1ijj KK

Keterangan:

Kj = persentase respon total tiap kategori

Page 104: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

84

m = banyaknya aspek

Perhitungan persentase respon positif guru dan siswa mengikuti

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Memberi skor untuk setiap butir pernyataan dalam angket

berdasarkan alternatif pilihan jawaban yang diberikan

Pernyataan positif: Sangat Sesuai diberi skor 5Sesuai diberi skor 4Cukup Sesuai diberi skor 3Kurang Sesuai diberi skor 2Tidak Sesuai diberi skor 1

Pernyataan negatif: Sangat Sesuai diberi skor 1Sesuai diberi skor 2Cukup Sesuai diberi skor 3Kurang Sesuai diberi skor 4Tidak Sesuai diberi skor 5

2) Menghitung persentase respon tiap aspek

Persentase respon tiap aspek dihitung dengan rumus:

%100i-keaspekmaksimalSkor

R 1i

n

jjP

Keterangan: Ri = persentase respon aspek ke-i

Pj = skor pernyataan ke-j

n = banyaknya pernyataan dalam aspek ke-i

3) Menghitung rata-rata persentase total:

Rata-rata persentase total dihitung dengan rumus:

m

m

i 1

iRRT

Keterangan: RT = rata-rata persentase total

Page 105: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

85

Ri = persentase respon aspek ke-i

m = banyaknya aspek

4) Menentukan kategori respon positif berdasarkan persentase yang

diperoleh

Kategori respon yang digunakan adalah menurut Yamasari (2010:

92), yaitu sebagai berikut:

85% ≤ RT: Sangat positif70% ≤ RT < 85%: Positif50% ≤ RT < 70%: Kurang positifRT < 50%: Tidak positifKet: RT = Rata-rata persentase respon

Data-data tersebut dapat diketahui respon siswa maupun guru terhadap media

yang telah dikembangkan. Selain itu masukan-masukan dari guru juga digunakan

sebagai pertimbangan untuk revisi tahap akhir.

3.10.2 Data Kuantitatif

Analisis data yang terakhir yaitu analisis statistik inferensial, analisis ini

digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas produk terhadap hasil belajar dan

kemampuan berpikir kritis siswa Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung

sebelum dan sesudah menggunakan produk pengembangan learning berbasis

Schoology. Data uji coba kelompok sasaran dikumpulkan dengan menggunakan

Pre-Test dan Post-Test terhadap materi pokok yang diujicobakan. Hasil Pre-Test

dan Post-Test kemudian dianalisis menggunakan uji-t untuk mengetahui perbedan

antara hasil Pre-Test dan Post-Test. Pengujian hipotesis digunakan uji t dengan

bantuan program komputer SPSS dan pentashihan hasil dengan penghitungan

manual. Adapun rumus untuk uji-t yaitu.

Page 106: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

86

21

21

n

1

n

1s

XXt

Koyan (2012: 29)

Dimana

2nn

s1ns1ns

21

222

2112

Keterangan :

1X = rata-rata hasil belajar Pre-Test

2X = rata-rata hasil belajar Post-Testn1 = jumlah siswa Pre-Testn2 = jumlah siswa Post-Tests1 = standar deviasi hasil belajar Pre-Tests2 = standar deviasi hasil belajar Post-Tests = standar deviasi gabunganDengan kriteria uji terima H0 jika:

-t (1-½α)< t < t(1-½α), dk= n1 + n2 –2 (Susetyo, 2010: 203-204)

Hipotesis diterima apabila didapat nilai ttes yang dianalisis dari hasil Pre-Test dan

Post-Test lebih besar dari t-tabel yang didapat dari tabel kritis t, dengan jumlah

derajat kebebasan jumlah siswa pada Pre-Test dan siswa pada Post-Test.

3.11 Keabsahan Data

Moeloeng (2015: 165) Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah

merupakan analisis data dengan mengecek dan memeriksa keabsahan data dengan

fenomena atau subyek studi maupun dokumentasi untuk membuktikan keabsahan

data yang peneliti kumpulkan. Dengan terkumpulnya data secara valid maka

selanjutnya diadakan analisis hasil penelitian dengan menyusun data-data yang

telah diperoleh dalam bentuk laporan hasil penelitian.

Page 107: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

121

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pengembangan media ini mengikuti model pengembangan Borg dan Gall

ada 10 langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan. Tahap

demi tahap telah dilaksanakan sesuai kebutuhan pengembangan. Salah satu

tahap yang utama adalah tahap development, yaitu pembuatan media serta

review ahli media, ahli materi dan ahli bahasa. Tujuan dari review oleh

ahli adalah untuk memperoleh masukan, kritik, serta saran perbaikan untuk

kesempurnaan media yang dikembangkan.

2. E-learning melalui media Schoology dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dan hasil belajar dalam pembelajaran Sejarah siswa kelas XI

MA Ma’arif NU 5 Sekampung.

5.2 Implikasi

Implikasi dirumuskan berdasarkan temuan-temuan penelitian yang merupakan

konsekuensi untuk mencapai kondisi ideal dalam pelaksanaan program

pembelajaran pada bidang studi Sejarah yang berkualitas. Pembelajaran Sejarah

Page 108: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

122

harus dirancang berdasarkan analisis kebutuhan yang akurat sehingga pelaksanaan

pembelajaran dapat terlaksana secara efektif, efisien dan hasilnya maksimal.

Pembelajaran dirancang menggunakan pembelajaran yang menekankan aktifitas

belajar menggunakan kemampuan berpikir kritis sehingga hasil belajarnya

maksimal.

5.3 Saran

Saran-saran yang dapat peneliti sampaikan dalam mengembangkan

pembelajaran Sejarah adalah sebagai berikut:

1. Kepada para siswa agar lebih memupuk sifat bertanggung jawab dan

meningkatkan motivasi belajar di dalam kelas.

2. Bagi guru, dalam proses pembelajaran sebaiknya guru Sejarah mengurangi

pembelajaran yang bersifat konvensional tetapi memanfaatkan teknologi

dan komunikasi dengan menggunakan media yang komputer dan internet,

misalnya dalam proses pembelajaran Sejarah menggunakan media

E-learning melalui media Schoology. Sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

3. Kepada sekolah untuk dapat mengembangkan media pembelajaran yang

dapat mendukung proses pembelajaran agar pembelajaran Sejarah lebih

menarik, tidak membosankan, dan memotivasi siswa.

4. Kepada peneliti lain, kegiatan penelitian ini sangat bermanfaat khususnya

bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan penelitian ini

dikembangkan lebih lanjut pada materi dan populasi yang lebih luas.

Page 109: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

123

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.Rineka Cipta, Jakarta.

Adhim, Fauzan. 2011. Hubungan Pendidikan Karakter Terhadap KecerdasanEmosional Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas KanjuruhanMalang, Jurnal Inspirasi Pendidikan Universitas Kanjuruhan Malang

Ahmadi, Abu. & Tri Prasetya, Joko. 2015. Strategi Belajar Mengajar UntukFakultas Tarbiyah Komponen MKDK. Pustaka Setia, Bandung.

Akhmad Fathurohman 2011, Tesis, Pengaruh Pengembangan ModelPembelajaran E-Learning Terhadap Prestasi Belajar MahasiswaFakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang, Diaksesdari: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-akhmadfath-6363-1-fathur.pdf

Aldrich, Clark. 2010. Learning Online with Games, Simulations, and VirtualWorlds: Strategies for Online Instruction. IGI Globa, USA.

Ali Hidayat 2006, Tesis: Pengaruh Penggunaan E-learning Terhadap Motivasidan Efektivitas Pembelajaran Fisika Bagi Siswa SMA Studi Kasus DiSMA Negeri 1 Depok. Diakses dari:http://lib.unnes.ac.id/17136/1/1102408024.pdf

Alvin S. Sicat., 2015 Enhancing College Students’ Proficiency in BusinessWriting Via Schoology. International Journal of Education and ResearchVol. 3 No. 1 January 2015.

Amiruddin. 2016. Peran Pendidikan Sejarah Dalam Membangun KarakterBangsa, Seminar Nasional “Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial MembentukKarakter Bangsa Dalam Rangka Daya Saing Global” Kerjasama:Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar dan Himpunan SarjanaPendidikan Ilmu-ilmu Sosial Indonesia Grand Clarion Hotel, Makassar,29 Oktober 2016

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik EdisiRevisi. Rineka Cipta, Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo, Jakarta.

Page 110: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

124

Basori. 2013. “Pemanfaatan Social Learning Network Schoology dalamMembantu Perkuliahan Teori Bodi Otomotif di Prodi PTM JPTK FKIPUNS”. JIPTEK, Vol. No. 21.

Biswas. Shampa. 2013. Schoology-Supported Classroom Management: ACurriculum Review. Journal Fall 2013, Volume 11, Number 2 188.

Borg, W.R. & Gall, MD. 2003, Educational Research An Introduction SeventhEdition, University of Oregon Utah

Budiningsih, Asri C. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Choirudin. 2015. Efektifitas Pembelajaran Matematika Dengan E-LearningBerbasis Schoology, Jurnal Repository UT

___________ , 2017. Efektivitas Pembelajaran Berbasis Schoology, JurnalMatematika dan Pendidikan Matematika Numerical Vol. 1, No. 2,Desember 2017, Hal 101 – 126

Clark, D. 2010. Defining eLearning. [Online]. Diakses dari:http://nwlink.com/~Donclark/hrd/elearning/define.html [24 Juli 2016].

Crismono, Prima Cristi. 2017. Pengaruh Outdoor Learning TerhadapKemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa, Jurnal PendidikanMatematika dan Sains UNY

Daldjoeni, N, 2008, Geografi Kota dan Desa. Penerbit Alumni. Bandung

Degeng. 2006. Teori Belajar dan Strategi Pembelajaran. Citra Raya. Surabaya.

Desmita. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja RosdaKarya.

Dike. 2008. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Model TASCThanking Actively in a Social Context pada Pembelajaran IPS SD. Tesistidak diterbitkan. Program Pasca Sarjan UNY, Yogyakarta.

Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Djamarah, Saiful Bahri., Zain, Azawar. 2013. Strategi Belajar Mengajar. RinekaCipta, Jakarta.

Fathurohman, Akhmad. 2011, Tesis, Pengaruh Pengembangan ModelPembelajaran E-Learning Terhadap Prestasi Belajar MahasiswaFakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang,

Page 111: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

125

Fathurrohman, Pupuh. & Sobry, Muhammad. 2007. Strategi Belajar MengajarMelalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. PT. RefikaAditama, Bandung

Fauzan, Adhim, 2011. Hubungan Pendidikan Karakter Terhadap KecerdasanEmosional Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas KanjuruhanMalang, Jurnal Inspirasi Pendidikan Universitas Kanjuruhan Malang

Ferdinand P, Fictor dan Ariebowo, Moekti. 2009. Praktis Belajar Biologi. Jakarta:Pusat Perbukuan.

Forcier, Richard dan Descy, Don. 2005. The Computer as An Educational Tool:Productivity and Problem Solving. Pearson Education, New Jersey.

Hanum, Numiek Sulistyo 2013, Keefektifan E-Learning Sebagai MediaPembelajaran Studi Evaluasi Model Pembelajaran E-Learning SmkTelkom Sandhy Putra Purwokerto, Jurnal Pendidikan Vokasi,

Hassoubah, 2015. Cara Berpikir Kritis dan Kreatif. Bandung: Nuansa

Hidayati, Novi. 2010. Sistem E-learning Untuk Meningkatkan Proses BelajarMengajar: Studi Kasus Pada Sma Negeri 10 Bandar Lampung, JurnalTelematika MKom, Vol.2 No.2, September 2010 ISSN 2085-725X.

http://schoology.com

https://www.youtube.com/watch?v=ZRU93--5aOg

https://www.youtube.com/watch?v=PfSlRk9hokaaQ

https://www.youtube.com/watch?v=4JwruATFkFI

Hugiono dan P.K.Poerwantana. 2012. Pengantar Ilmu Sejarah. PT Bina Aksara.Jakarta

Ismaun. 2013. Pengantar Belajar Sejarah sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan.Bandung: Historia Utama Press

Johnson. 2002. Contextual Teaching and Learning. Menjadikan Kegiatan BelajarMengajar Mengasikkan dan Bermakna. PT. MLC, Bandung.

Kamil, Siahaan. 2010. E-learning Sebuah Prospek Pembelajaran. Diakses dari:http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_LUAR_SEKOLAH/196111

Page 112: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

126

Kartodirjo, Sartono 2012. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: SejarahPergerakan Nasional.

Kean Wah, Lee. 2013 Understanding the Blended Learning Experiences ofEnglish Language Teachers in a Distance TESL Degree Programme inMalaysia, Jurnal Teknologi Social Sciences

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Sejarah Indonesia UntukSMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 2, Kementerian Pendidikan danKebudayaan, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.

Kowiyah. 2012. Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No.5 – Desember 2012

Koyan, I Wayan. 2012. Buku Ajar 2012; Statistik Teknik Analisis DataKuantitatif: Universitas Pendidikan Ganesha Press. Singaraja

Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: PT. Bintang Pustaka

Kurt, Lewin. 1947. A Dynamic Theory of Personality: Selected Papers. NewYork: McGraw-Hill.

Kuswadi. 2006. Memahami Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam. ElexMedia Komputindo. Jakarta

Lantip Diat Prasojo 2010, Disertasi: model pembelajaran berbasis E-learningpada Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Yogyakarta. Diakses dari:http://eprints.uny.ac.id/9716/4/bab%205%20-%20NIM%2007101241020.pdf

Lee, Kean Wah, Choon Keonga, T., Lajiuma, Denis, Shi Ing, N., 2013.Understanding the Blended Learning Experiences of English LanguageTeachers in a Distance TESL Degree Programme in Malaysia. JurnalTeknologi Social Sciences 65:2 2013

Mchichi, Tarik, Afdel, Karim., 2012. Exploiting Web 2.0 Technologies inPromoting Learning Activities E-learning - Web 2.0 Platform. ISESCOJOURNAL of Science and Technology, Volume 8 – Number 14 November2012 13-18.

Moeloeng, J. Lexy. 2005. Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya,Bandung.

Moeng. 2004. IBM Tackles Learning in the Workplace. [Online]. tanggal akses 14Februari 2016

Page 113: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

127

Nasution. 2011. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara.

Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian, Ghalia Indo, Jakarta.

Ni Wyn. Mei Ananda Putri, Nyoman Jampel, I Kadek Suartama. 2014.Pengembangan E-learning Berbasis Schoology. Journal EdutechUniversitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan Volume:2 No. 1 Tahun 2014.

Noormandiri, B.K., Endar Sucipto, Sejarah untuk SMA Jilid 1. Jakarta: Erlangga,2013.

Nurhadi, 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. UMPress, Malang.

Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk SatuanPendidikan Dasar dan Menengah

Prasojo. 2010. Model Pembelajaran Berbasis E Learning Pada Prodi ManajemenPendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.Yogyakarta: Disertasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas NegeriYogyakarta

Pratiwi , Dwi Rani. 2012. Pengaruh Pemanfaatan Internet Terhadap Hasil BelajarSiswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi danKomunikasi di SMA Negeri 1 Pengasih. Jurnal Elektronik PendidikanTeknik Informatika. 1,Volume 1, No: 3

Putra, Pramudya Dwi Aristya, Sudarti. 2015. Pengembangan Sistem E-Learninguntuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis MahasiswaPendidikan Fisika, Jurnal Fisika Indonesia

Ratna. 2004 diakses dari: http://www.pendidikankarakter.org/articles_004.html

Rismayanti, Anti. 2012. Mengenal Lebih Dekat Edmodo Sebagai Media E-learning dan Kolaborasi, diakses dari:http://download.smkn1majalengka.sch.id

Riyana. 2007. Konsep Dasar E-learning. Dokumen presentasi pada perkuliahanE-learning di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FakultasIlmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Rusman. 2009. Pemanfaatan Internet untuk Pembelajaran, dalam TeknologiInformasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran. Jurusan Kurikulum dan

Page 114: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

128

Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas PendidikanIndonesia. Bandung

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Kencana Prenada Media, Jakarta.

Santrock, John, W., 2008. Psikologi Pendidikan. Penerbit Kencana. Jakarta

Sembiring, Suwah. 2013. Sejarah SMA/MA kelas XI, Jakarta: YRama Widya

Setyosari, Punaji, 2010. Metode penelitian pendidikan dan pengembangan.Kencana. Jakarta

Sidi, Gizalda. 2009. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Bhatara Karya Aksara.Jakarta

Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition.Boston: Allyn and Bacon

Soemanto, Wasty. 2012. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja PemimpinPendidikan. Rineka Cipta Edisi Revisi. Jakarta

Stockley, Derek. 2003. Consultant Home. Tanggal Akses: tanggal akses 14Februari 2016

Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Setatistik Pendidikan Raja Grafindo Persada,Jakarta.

Suhmaji. 2014. Variasi Konstruk dalam pembelajaran Matematika JurnalKaunia, (9): 3.

Susetyo, B. 2010. Statistika Untuk Analisis Data Penelitan. Refika Aditama,Bandung.

Syaodih Sukmadinata, Nana. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. PT RemajaRosdakarya. Bandung

The American Society for Training and Development/ASTD. 2012. Definition ofE-learning. tanggal akses 14 Februari 2016

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wena. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara, Jakarta.

Wensi Ronald Lesli Paat 2014, Tesis, Analisis dan Pembangunan E-LearningProgram Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komunikasi

Page 115: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK …digilib.unila.ac.id/56055/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdan ahli media, serta subjek uji coba pada guru pembimbing dan siswa kelas XI IPS

129

Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado, Diakses dari: http://e-journal.uajy.ac.id/6555/1/MTF001901.pdf

Widjajanti, E. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah Seminar Pelatihanpenyusunan LKS untuk Guru SMK/MAK pada Kegiatan PengabdianKepada Masyarakat Jurusan Pendidikan FMIPA Universitas NegeriYogyakarta.

Yamasari, Yuni. 2010. Pengembangan media Mata pelajaran sejarah BerbasisICT yang Berkualitas. Seminar Nasional Pascasarjana X-ITS, Surabaya,4 Agustus 2010.

Yazdi, Mohammad. 2012. E-learning Sebagai Media Pembelajaran InteraktifBerbasis Teknologi Informasi, Jurnal Ilmiah Foristek Vol. 2, No. 1,Maret 2012.