pengembangan lembar kegiatan peserta didik matematika …digilib.unila.ac.id/59336/3/tesis tanpa bab...

105
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA BERBASIS PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS IV SEKOLAH DASAR (Tesis) Oleh EKA SEPTIANA PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KEGURUAN GURU SD FAKULTAS KEGURUGAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 10-Feb-2020

30 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIKMATEMATIKA BERBASIS PICTORIAL RIDDLE UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITISPESERTA DIDIK KELAS IV SEKOLAH DASAR

(Tesis)

Oleh

EKA SEPTIANA

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KEGURUAN GURU SDFAKULTAS KEGURUGAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2019

Page 2: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIKMATEMATIKA BERBASIS PICTORIAL RIDDLE UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITISPESERTA DIDIK KELAS IV SEKOLAH DASAR

Oleh

EKA SEPTIANA

Masalah dalam penelitian dan pengembangan ini adalah rendahnya

kemampuan berpikir kritis peserta didik, sebagai implikasi LKPD yang

digunakan tidak mendukung kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas IV

SD di Kecamatan Bangunrejo. Penelitian dan pengembangan ini bertujuan

untuk mengembangkan dan mendeskripsikan kelayakan dan keefektivan LKPD

berbasis pictorial riddle yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis

peserta didik.

Model penelitian dan pengembangan yang digunakan merujuk pada teori Borg

& Gall. Populasi pada penelitian ini mencakup peserta didik kelas IV Sekolah

Dasar Kecamatan Bangunrejo, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi

Lampung. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 204 yang didistribusikan

dalam 7 kelas. Sampel ditentukan menggunakan teknik purposive sampling

sebanyak 32 siswa kelas IVB UPTD SDN 1 Tanjung Jaya. Data dikumpulkan

dengan menggunakan angket, lembar observasi dan soal tes. Teknik analisis

Page 3: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

data yang digunakan dalam penelitian ini berupa deskriptif kuantitatif dan

kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKPD berbasis pictorial riddle yang

dikembangkan layak digunakan dan efektif untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis peserta didik. Hai ini dibuktikan dengan hasil validasi ahli materi

dan ahli media dengan kategori “Sangat baik”. LKPD berbasis pictorial riddle

juga efektif digunakan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis,

dibuktikan dengan hasil belajar peserta didik pada skor pretest dan posttest

dengan hasil perhitungan gain sebesar 0,50 dengan kategori “Sedang”.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pengembangan ini dapat

disimpulkan bahwa LKPD matematika berbasis pictorial riddle layak dan

efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas IV

SD.

Kata Kunci: LKPD, pictorial riddle, berpikir kritis.

Eka Septiana

Page 4: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF MATHEMATICS WORKSHEET BASED ONPICTORIAL RIDDLE TO IMPROVE CRITICAL THINKING

STUDENTS’ ABILITY IN FOUR GRADEELEMENTARY SCHOOL

By

EKA SEPTIANA

The problem in this research and development is the low ability of students'

critical thinking, as an implication the Student Worksheet that is used does not

support the critical thinking skills of Fourth Grade Elementary School students in

Bangunrejo District. This research and development aim to develop and describe

the feasibility and effectiveness of the Student Worksheet based on the pictorial

riddle that can improve students' critical thinking skills.

The research and development model used is referred to as Borg & Gall's theory.

The population in this study included fourth-grade students in Bangunrejo

District, Central Lampung District, Lampung Province. The population in this

study were 204 distributed in 7 classes. The sample was determined using a

purposive sampling technique of 32 fourth grade students of the Regional

Technical Implementation Unit of Public Elementary School 1 Tanjung Jaya.

Data were collected using questionnaires, observation sheets, and test questions.

Data analysis techniques used in this study were quantitative and qualitative

descriptive.

Page 5: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

The results showed that student Tanjung Jaya based on the pictorial riddle that

was developed was appropriate and effective to improve students' critical thinking

skills. This is proved by the results of the validation of material experts and media

experts in the "Very good" category. Pictorial riddle based Student Worksheet is

also effectively used in improving critical thinking skills, as proved by the

learning outcomes of students on the pretest and posttest scores with the results of

the gain calculation of 0.50 in the "Medium" category. Based on the data analysis

of the results of this research and development, it can be concluded that the

mathematical Student Worksheet based on pictorial riddle is feasible and effective

to improve the critical thinking skills of fourth-grade elementary school students.

Keywords: Student Worksheet, pictorial riddle, critical thinking.

Eka Septiana

Page 6: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK

MATEMATIKA BERBASIS PICTORIAL RIDDLE UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

PESERTA DIDIK KELAS IV SEKOLAH DASAR

Oleh

EKA SEPTIANA

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KEGURUAN GURU SD

FAKULTAS KEGURUGAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019

Page 7: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus
Page 8: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus
Page 9: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus
Page 10: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Bangunrejo, Kecamatan

Bangunrejo, Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 26

September 1995, sebagai anak kesatu dari dua bersaudara

pasangan Bapak Sahidin dan Ibu Ngatini.

Pendidikan peneliti dimulai dari jenjang pendidikan dasar di SD Negeri 4

Bangunrejo, lulus pada tahun 2007. Kemudian peneliti melanjutkan ke sekolah

lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus pada tahun 2010.

Jenjang sekolah lanjutan tingkat atas di SMA Negeri 1 Bangunrejo pada tahun

2013, dan pendidikan Sarjana (S1) program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(PGSD) FKIP Universitas Lampung lulus pada tahun 2017.

Kemudian pada tahun 2017 penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa

Pascasarjana Program Studi Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar (MKGSD)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Page 11: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

MOTTO

“Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah

benar.”

(Q.s. Al-Rum[30]:60)

“Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu

ilmu. Niscaya Allah memudahkannya ke jalan menuju

syurga”.

(H.R. Turmudzi)

“Keberhasilan bukanlah milik orang yang pintar,

keberhasilan adalah kepunyaan mereka yang senantiasa

berusaha.”

(B.J. Habibie)

Page 12: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

PERSEMBAHAN

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT atas Rahmad-Nya

Tesis yang sederhana ini dapat terselesaikan.Sholawat dan salam tak lupa selalu tercurah kepadaRasullah Muhammad SAW.

Teriring rasa syukur atas limpahan nikmat-Nya yang tak terhingga,kupersembahkan karya ini untuk:

Mamaku Ngatini dan Bapakku Sahidin tersayangSebagai tanda bakti dan rasa terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan

karya ini kepada Ibu dan ayah yang telah memberikan segala untaian doa yangsenantiasa dimohonkan kepada Illahi Rabbi untuk kebaikanku serta

memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiadaterhingga yang tiada mungkin dapat kubalas.

Adikku Nur Dwi As’ariAdikku tersayang yang senantiasa mendoakan, memberikan dukungan,

semangat serta memberikan bantuan usaha hingga tesis ini dapat terselesaikan.

Semua sahabat dan teman seperjuanganMKGSD UNILA angkatan 2017

Bapak dan Ibu Dosen yang telah membekali dengan ilmupengetahuan yang bermanfaat

Almamater tercinta Universitas Lampung

Page 13: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

SANWACANA

Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul

“Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik Matematika Berbasis Pictorial

Riddle untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas IV

Sekolah Dasar”. Tak lupa shalawat teriring salam semoga senantiasa tercurahkan

kepada Rasulullah Muhammad SAW yang syafaatnya sangat diinginkan dan

dirindukan kelak di Yaumil Akhir. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat

yang harus ditempuh untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan di

Universitas Lampung.

Penyusunan Tesis ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,

untuk itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati peneliti

menyampaikan terimakasih kepada berbagai pihak sebagai berikut.

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin., M.P, Rektor Universitas Lampung

yang selalu memberi dorongan untuk kemajuan Universitas Lampung,

sehingga peneliti termotivasi untuk menyelesaikan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Mustofa, M.A., Ph.D., selaku Direktur Pascasarjana

Universitas Lampung yang telah memperlancar dalam penyusunan tesis.

Page 14: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

3. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., Dekan FKIP Universitas Lampung yang

telah memfasilitasi dan memberi kemudahan sehingga tesis ini dapat

diselesaikan dengan baik.

4. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang menyetujui

penulisan tesis ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

5. Bapak Dr. Alben Ambarita, M. Pd., Ketua Program Studi MKGSD Jurusan

Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung sekaligus sebagai Dosen Penguji

I dan Validator Ahli Materi yang telah memberikan saran, kritik, motivasi,

dan semangat kepada penulis demi terselesaikannya tesis ini.

6. Ibu Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik atas segala

kesediaan dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan, saran, kritik, dan

motivasi dalam proses penyelesaian tesis ini.

7. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Pembimbing I kesediaan dan kesabarannya

dalam memberikan bimbingan, saran, kritik, dan motivasi dalam proses

penyelesaian tesis ini.

8. Bapak Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd., selaku Pembimbing II atas

jasanya dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran demi kesempurnaan

dalam penulisan tesis ini.

9. Bapak Dr Arwin Surbakti, M.Si., selaku Penguji II yang telah memberikan

masukan dan saran kepada penulis demi kesempurnaan tesis ini.

10. Ibu Dr. Adelina Hasyim M.Pd, selaku Dosen ahli (Validator) yang telah

memberikan bimbingan dan saran dalam pembuatan pengembangan

instrumen ini.

Page 15: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

11. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf MKGSD yang telah banyak memberikan

ilmu dan masukan serta membantu kelancaran penulisan tesis ini. Dan hanya

Tuhan yang bisa membalas semua hal yang telah beliau-beliau berikan

kepada saya.

12. Kepala Sekolah dan Bapak/Ibu dewan guru dan staf SD Negeri 1 Tanjung

Jaya serta SD Negeri yang telah memberikan izin dan membantu peneliti

selama penyusunan tesis ini.

13. Siswa-siswi kelas IV SD 1 Tanjung Jaya yang telah membantu dengan

berpartisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

14. Sahabat MKGSD 2017 yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

membantu, memberikan dukungan dan motivasi yang luar biasa.

15. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dalam kelancaran

tesis ini, semoga Allah membalasnya.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa tulisan ini tidaklah sempurna, karena

kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan dan peningkatan mutu dunia pendidikan terutama ke SD-an.

Bandar Lampung, Agustus 2019Penulis,

Eka Septiana

Page 16: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

xv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xx

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 9

C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 9

D. Rumusan Permasalahan .......................................................................... 9

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10

G. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 11

II. KAJIAN TEORI

A. Teori Belajar ........................................................................................... 13

1. Teori Belajar Behaviorisme ............................................................. 13

2. Teori Belajar Kognitif ..................................................................... 14

3. Teori Belajar Konstruktivisme ......................................................... 16

B. Belajar .................................................................................................... 17

C. Hasil Belajar ........................................................................................... 18

D. Kemampuan Berpikir kritis .................................................................... 21

E. Matematika ............................................................................................ 24

1. Pengertian Matematika ..................................................................... 24

2. Karakteristik Pembelajaran Matematika .......................................... 25

F. Model Pictorial Riddle ............................................................................ 27

1. Pengertian Pictorial Riddle .............................................................. 27

2. Langkah-langkah Pictorial Riddle ................................................... 30

Page 17: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

xvi

3. Kelebihan dan Kekurangan Pictorial Riddle ................................... 33

G. LKPD ..................................................................................................... 35

1. Pengertian LKPD ............................................................................. 35

2. Tujuan LKPD ................................................................................... 37

3. Manfaat LKPD ................................................................................. 38

4. Langkah-langkah Membuat LKPD .................................................. 39

5. Syarat-syarat Penyusunan LKPD ..................................................... 41

H. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 42

I. Kerangka Pikir Penelitian ....................................................................... 45

J. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 48

III. METODE PENELITIAN

A. Metode dan Prosedur Penelitian ............................................................. 49

B. Definisi Konseptual Variabel ................................................................ 53

C. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 54

D. Populasi dan Sampel ............................................................................... 56

E. Instrumen Penelitian .............................................................................. 57

1. Instrumen Non Tes ............................................................................ 57

2. Instrumen Tes ..................................................................................... 62

F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 70

1. Analisis Data Validitas LKPD ............................................................ 70

2. Analisis Efektivitas LKPD ................................................................. 72

3. Uji Hipotesis ....................................................................................... 73

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umun Lokasi Penelitian. ....................................................... 75

B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 76

1. Pengembangan LKPD berbasis Pictorial Riddle ................................ 76

2. Uji Efektivitas ..................................................................................... 100

C. Pembahasan ............................................................................................ 101

1. Pengembangan Produk LKPD berbasis Pictorial Riddle ................... 101

2. Efektivitas LKPD berbasis Pictorial Riddle ....................................... 108

Page 18: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

xvii

3. Kelebihan LKPD berbasis Pictorial Riddle ........................................ 109

4. Keterbatasan LKPD berbasis Pictorial Riddle ................................... 111

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................. 112

B. Implikasi ................................................................................................. 112

C. Saran ....................................................................................................... 114

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 116

LAMPIRAN .................................................................................................... 122

Page 19: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Statistik Nilai Ujian Tengah Semester (UTS) Ganjil Peserta Didik

Kelas IV SD pada Mata Pelajaran Matematika TP.2018/2019 .............. 5

2. Data Populasi Peserta Didik Kelas IV SD di Empat Sekolah di

Gugus Ahmad Yani ................................................................................ 56

3. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Penilaian Ahli Media ................................ 58

4. Kisi-kisi Instrumen Lembar Penilaian Ahli Materi ................................ 60

5. Kisi-kisi Instrumen Berpikir Kritis ......................................................... 63

6. Rubrik Penilaian Berpikir Kritis ............................................................. 63

7. Kisi-kisi Instrumen Tes........................................................................... 64

8. Rekapan Uji Validitas ............................................................................. 66

9. Kriteria Reliabilitas ................................................................................. 67

10. Indeks Kesulitan Butir Soal .................................................................... 68

11. Indeks Daya Beda ................................................................................... 69

12. Kriteria Penilaian LKPD......................................................................... 72

13. Kategori n-Gain Ternormalisasi ............................................................. 74

14. KD dan Indikator yang Dikembangkan dalam

LKPD Berbasis Pictorial Riddle ............................................................ 79

15. Skor Penilaian Validasi Ahli Materi ....................................................... 89

16. Skor Penilaian Validasi Ahli Media/Desain ........................................... 92

17. Skor penilaian Validasi Pendidik Kelas IV ............................................ 95

18. Rekapitukasi Data Hasil Belajar Peserta Didik

pada Kelompok Kecil ............................................................................ 97

19. Rekapitulasi data Hasil Belajar Peserta Didik

pada Uji Coba Lapangan Utama ........................................................... 99

20. Hasil Perhitungan N-Gain ....................................................................... 100

21. Hasil Analisis Berpikir Kritis ................................................................. 101

Page 20: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ..................................................................... 47

2. Prosedur Penelitian R & D Borg and Gall (1983: 781) .......................... 49

3. Sampul LKPD ......................................................................................... 83

4. Kata Pengantar LKPD ............................................................................ 84

5. Daftar Isi LKPD ...................................................................................... 84

6. KD dan Indikator LKPD ......................................................................... 85

7. Kompetensi Inti LKPD ........................................................................... 85

8. Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 86

9. Petunjuk Penggunaan LKPD .................................................................. 86

10. Tampilan Materi .................................................................................... 87

11. Tampilan LKPD dengan langkah-langkah Pictorial Riddle ................... 87

12. Tampilan LKPD dengan langkah-langkah Pictorial Riddle ................... 88

13. Tampilan KD Sebelum Direvisi ............................................................. 90

14. Tampilan KD Setelah Direvisi................................................................ 90

15. Langkah-langkah Penyelesaian LKPP Sebelum direvisi....................... 91

16. Langkah-langkah Penyelesaian LKPP Setelah direvisi .......................... 91

17. Gambar dalam LKPD Sebelum direvisi ................................................. 93

18. Gambar dalam LKPD Setelah direvisi ................................................... 93

19. Tujuan LKPD Sebelum direvisi.............................................................. 94

20. Tujuan LKPD Setelah Direvisi ............................................................... 94

Page 21: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Surat Izin Penelitian Pendahuluan dari Fakultas .................................... 122

2. Surat Izin Pene;itian dari Fakultas ........................................................... 123

3. Surat Izin Penelitian dari SD ................................................................... 124

4. Surat Keterangan Penelitian dari SD ....................................................... 125

5. Angket Analisis Kebutuhan Pendidik/Guru ............................................ 126

6. Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik .............................................. 128

7. Analisis Kebutuhan Pendidik/Guru ......................................................... 129

8. Analisis Kebutuhan Peserta Didik ........................................................... 130

10. Uji Validasi Ahli Materi ........................................................................ 131

11. Uji Validasi Ahli Media ........................................................................ 139

12. Uji Validasi Pendidik Kelas IV ............................................................. 147

12. Hasil Ui Validitas ................................................................................. 154

13. Hasil Uji Reabilitas dan Tingkat Kesukaran Soal ................................. 155

14. Hasil Uji Daya Beda Instrumen Tes ...................................................... 156

16. Silabus ................................................................................................... 157

12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................... 161

13. Soal Pretest dan Posttest sesudah di Validasi ....................................... 171

19 Kunci Jawaban dan Penyekoran ............................................................. 175

20. Hasil Postest Peserta Didik .................................................................... 184

21. Hasil Belajar Postes pretes Kelompok Kecil ......................................... 188

22. Hasil Nilai Tiap-Tiap Indikator Pretest Uji Coba Lapangan Utama ..... 190

23. Hasil Nilai Tiap-Tiap Indikator Pretest Uji Coba Lapangan Utama ..... 192

24. Dokumentasi ......................................................................................... 194

Page 22: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas

sumber daya manusia.Tingkat kualitas sumber daya manusia yang dimiliki

suatu bangsa akan berpengaruh terhadap tingkat kemajuan suatu bangsa. Oleh

karena itu, mutu pendidikan harus terus ditingkatkan dan diselaraskan

dengan tuntutan perkembangan zaman.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 pendidikannasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watakserta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskanbangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agarmenjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, danmenjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Untuk mencapai fungsi dan tujuan tersebut pendidikan di Indonesia dalam

prosesnya mengacu pada sebuah kurikulum. Kurikulum yang digunakan saat

ini adalah kurikulum 2013, di dalam kurikulum tersebut terdapat Standar

Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Penerapan kurikulum 2013 ini dilakukan sebagai upaya menyelaraskan

pendidikan dengan perkembangan zaman, tuntutan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan dalam kehidupan, kurikulum

2013 ini mengacu pada kemampuan yang diperlukan di abad 21.

Page 23: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

2

Menurut Bailik (2015: 5) kemampuan yang harus dimiliki peserta didik pada

abad 21 ini adalah Creativity, Critical Thinking, Communication, and

Collaboration. Salah satu kemampuan yang diperlukan pada abad 21 yaitu

critical thinking atau berpikir kritis. Menurut Alazzi dalam Masfer (2014: 38)

dibutuhkan warga negara yang berpendidikan dan tenaga kerja yang

berkualitas serta kemampuan warga negara untuk berpikir kritis dan bernalar

hal tersebut telah dianggap sebagai hasil yang penting dari pendidikan,

kemudian Sanjaya (2013: 1) mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran

yang memfasilitasi kemampuan berpikir kritis belum digunakan secara baik

dalam proses pembelajaran di kelas sehingga kurang dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis dan sistematis yang dimiliki siswa. Penerapan

berpikir kritis dalam pembelajaran ditekankan pada bagian merumuskan

masalah, menganalisis suatu permasalahan dengan mencari berbagai

informasi yang mendukung pada masalah tersebut kemudian menyimpulkan

dari hasil observasi masalah tersebut.

Terkait pembelajaran matematika pada Kurikulum 2013, Permendikbud

nomor 24 tahun 2016 menjelaskan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran

pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dilakukan dengan

pendekatan pembelajaran tematik-terpadu, kecuali untuk mata pelajaran

matematika dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK), dari

penjelasan tersebut diketahui bahwa pada kelas rendah matematika

terintegrasi dalam suatu tema, sedangkan untuk kelas tinggi matematika

berdiri sendiri sebagai mata pelajaran. Muatan matematika pada revisi

Kurikulum 2013 di SD mengalami perubahan mendasar yang berfokus pada

Page 24: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

3

mengganti pembelajaran matematika yang bersifat mekanistik (alat hitung

menghitung) menjadi realistik (kontekstual).

Matematika digunakan untuk melatih kemampuan berpikir dan menalar

sehingga mampu memecahkan masalah-masalah kehidupan nyata. Burns

(2007: 8) menjelaskan “the goals of mathematics instruction today are clear

develop children’s ability to think and reason mathematically and help them

learn the concepts and skills they need to do so, skills in all of the content

areas of mathematics to a range of problem-solving situations.” Tujuan

matematika bukan hanya membuat peserta didik mampu memanfaatkan

matematika secara teoritis namun juga aplikatif, mempunyai kemampuan

bernalar yang logis dan kritis dalam pemecahan masalah.

Kemendikbud (2013) menjelaskan pembelajaran matematika menurut

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam

pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan scientific (ilmiah). Dalam

pembelajaran matematika kegiatan yang dilakukan agar pembelajaran

bermakna yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan

mencipta. Semua kemampuan yang telah dinyatakan di atas, diharapkan dapat

dimiliki oleh siswa. Namun tidak dapat terwujud apabila hanya

mengandalkan proses pembelajaran yang mengajarkan teori/definisi

kemudian diberikan contoh-contoh dan terakhir diberikan latihan soal seperti

yang umumnya dilakukan dalam proses pembelajaran selama ini. Proses

belajar tersebut tidak membuat anak didik berkembang dan memiliki

Page 25: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

4

bernalar berdasarkan pemikirannya, tapi justru lebih menerima ilmu secara

pasif.

Berdasarkan hasil dari penelitian awal yang dilakukan SDN yang ada di

gugus Ahmad Yani kecamatan Bangunrejo pada tanggal 1- 3 November 2018

dapat diketahui bahwa sebagian besar proses pembelajaran yang dilakukan

masih teacher centered, dalam hal ini peserta didik kurang mengeksplorasi

pengetahuannya karena guru tidak menekankan siswa untukaktif dalam

proses pembelajaran, terlihat juga banyak peserta didik yang kurang

termotivasi mengikuti pembelajaran terlihat peserta didik ribut dan

menganggu temannya karena tidak bersemangat dalam mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru yang umumnya hanya terpaku pada buku. Selain

itu, LKPD yang digunakan dalam proses pembelajaran kurang bervariasi,

lebih didominasi dengan kegiatan mengerjakan soal yang peserta didik belum

dituntun dan diarahkan untuk berpikir kritis, tetapi masih menitikberatkan

hasil belajar kognitif tingkat rendah, dalam proses pembelajarannya.

Pembelajaran yang seperti ini membuat siswa memperoleh sedikit

pengalaman untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Berikut

ini adalah tabel persentase ketuntasan hasil belajar matematika peserta didik

kelas IV di Gugus Ahmad Yani Kecamatan Bangunrejo.

Page 26: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

5

Tabel 1. Data Nilai Ujian Tengah Semester (UTS) Ganjil PesertaDidik Kelas IV SD pada Mata Pelajaran Matematika TP.2018/2019.

Nama SekolahBanyakPesertaDidik

KKMPeserta DidikTidak Tuntas

PersentasePeserta DidikTidak Tuntas

SD Negeri 1 Tanjung Jaya 63 70 36 57,14%SD Negeri 2 Tanjung Jaya 26 70 12 46,15%SD Negeri 3 Tanjung Jaya 38 70 20 52,63%SD Negeri 4 Tanjung Jaya 35 70 17 48,57%SD Negeri 5 Tanjung Jaya 22 70 12 54,54%SD Negeri 6 Tanjung Jaya 20 70 13 65,00%Jumlah 204 110 53,92%

(Sumber : Dokumentasi Nilai UTS Kelas IV)

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa hasil UTS peserta didik kelas IV SD

pada mata pelajaran matematika gugus Ahmad Yani Kecamatan Bangunrejo

tahun pelajaran 2018/2019 masih rendah, hal tersebut disebabkan oleh

permasalahan yang ditemukan pada saat observasi yang telah dijelaskan

sebelumnya. Salah satunya yaitu proses pembelajaran yang dilakukan tidak

membuat peserta didik terfasilitasi untuk melatih kemampuan berpikir

kritisnya.

Hasil analisis kebutuhan mengenai kemampuan berpikir kritis menggunakan

angket dengan sasaran 200 peserta didik kelas IV di SDN di Bangunrejo

yang dilakukan pada tanggal 22-23 Oktober 2018. Berdasarkan analisis

kemampuana berpikir kritis pada mata pelajaran matematika diperoleh hasil

bahwa aspek kemampuan berpikir kritis peserta didik masih rendah dilihat

dari persentase yang diperoleh pada aspek menyampaikan pendapat dan

membuat kesimpulan masing-masing sebesar 35% dan 31%. Rendahnya

persentase pada aspek menyampaikan pendapat dan membuat kesimpulan

Page 27: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

6

menandai bahwa kemampuan berpikir kritis peserta didik masih rendah hal

tersebut diguga karena guru dalam proses pembelajaran kurang melatih dan

menstimulus peserta didik untuk selalu aktif dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran yang dilakukan masih monoton, belum menggunakan

variasi model pembelajaran sehingga membuat peserta didik merasa bosan.

Kemudian rendahnya aspek membuat kesimpulan diduga karena

pembelajaran belum mengonstruksi pengetahuan peserta didik dan

mengaktualisasikan potensi peserta didik.

Hasil analisis kebutuhan mengenai LKPD juga dilakukan dengan subjek 7

orang guru kelas IV SD yang dilakukan melalui pengisian angket diperoleh

bahwa 71,43% guru yang tidak membuat LKPD sendiri dan 100% LKPD

yang disusun tidak memuat struktur LKPD (judul, petunjuk belajar,

kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, dan penilaian). Hasil

angket analisis kebutuhan juga menunjukkan bahwa 100% guru setuju

bahwa LKPD yang digunakan belum memacu peserta didik untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Selanjutnya dari hasil analisis

kebutuhan guru juga dapat diketahui bahwa 100% guru setuju jika dibuat

LKPD yang berisi gambar yang menstimulus peserta didik untuk berpikir

kritis sehingga peserta didik mampu mengeluarkan ide-idenya untuk

membangun konsep materi yang dipelajari.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menfasilitasi kemampuan

berpikir kritis peserta didik dalam proses pembelajaran adalah dengan

membuat Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang dapat melibatkan

Page 28: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

7

peserta didik termotivasi untuk akif berpikir dalam proses pembelajaran.

LKPD merupakan lembar kerja yang berisi petunjuk langkah kerja sesuai

dengan strategi pembelajaran yang dirancang agar mampu meningkatkan

kemampuan berpikir kritis peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar

dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Menurut Yasir, dkk (2013:

76) LKPD merupakan bimbingan (stimulus) guru dalam pembelajaran yang

disajikan secara tertulis yang perlu memperhatikan kriteria media grafis

sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta didik dan pemilihan

materi serta pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan efektif.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016, LKPD yang baik adalah

LKPD yang mengarah pada proses pembelajaran aktif, baik kegiatan secara

berkelompok maupun mandiri. Pembelajaran aktif yang dimaksud adalah

pembelajaran yang terjadi secara multiarah, yaitu guru dengan siswa

maupun siswa dengan siswa. LKPD yang baik bukan hanya berisi

kumpulan-kumpulan soal yang wajib peserta didik selesaikan, tapi perlu

adanya langkah-langkah kegiatan yang menuntun peserta didik dalam

menemukan konsep pengetahuan yang akan mereka dapatkan. Lembar

kegiatan peserta didik perlu dikemas dan disajikan dalam bentuk petunjuk

kerja terstruktur dan sistematis yang mampu mengajak dan menuntun siswa

beraktivitas dalam proses pembelajaran agar siswa mampu memahami dan

mempelajari materi secara mandiri serta memfasilitasi kemampuan berpikir

kritis siswa.

Page 29: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

8

LKPD berbasis pictorial riddle merupakan satu media pembelajaran yang

dirancang mempunyai langkah-langkah yang sistematis. Menurut

Sulistiyani (2015: 23) pictorial riddle merupakan salah satu bagian dari

model inkuiri karena dalam proses pembelajaran menekankan pada kegiatan

tanya jawab dan menemukan sendiri sebuah konsep. Proses inkuiri dapat

dilakukan oleh guru dengan menggunakan model pictorial riddle dalam

pembelajaran. Shinta (2013: 59) menjelaskan bahwa model pembelajaran

inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada

proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan

sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Menurut Sund

dalam Masfuah (2016: 106) pictorial riddle merupakan salah satu model

inkuiri yang dapat mengembangkan motivasi dan minat berupa gambar,

peragaan, atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk

meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa. Oleh karena itu, upaya

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, guru harus

mampu melibatkan peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran,

sehingga konsep pemahaman materi dapat dikuasi oleh peserta didik. Guru

harus mampu mengarahkan peserta didik dalam pembelajaran untuk

menggali gagasan, ide kritis peserta didik. Berdasarkan dari beberapa

penjelasan diatas dan hasil angket analisis kebutuhan, maka peneliti

beranggapan bahwa diperlukan pengembangan LKPD berbasis pictorial

riddle untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Page 30: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

9

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas,maka identifikasi masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Rendahnya hasil belajar matematika peserta didik yang menunjukkan masih

di bawah KKM.

2. Kemampuan berpikir kritis peserta didik masih rendah.

3. LKPD yang digunakan belum memacu peserta didik untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritisnya.

4. Proses pembelajaran yang dilaksanakan masih teacher centered.

5. Peserta didik tidak termotivasi untuk aktif dalam proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penelitian ini

dibatasi pada masalah LKPD yang digunakan belum memacu peserta didik

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya, dalam hal ini akan dibatasi

pada pengembangan LKPD matematika berbaisis pictorial riddle untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas IV.

D. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, rumusan

permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah kelayakan pengembangan LKPD matematika berbasis

pictorial riddle untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta

didik kelas IV SD?

Page 31: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

10

2. Bagaimanakah efektivitas pengembangan LKPD matematika berbasis

pictorial riddle dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta

didik kelas IV SD?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Untuk menghasilkan LKPD pictorial riddle yang layak digunakan untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

2. Untuk mengetahui efektivitas LKPD pictorial riddle dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis peserta didik.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan khasanah keilmuan, wawasan,

danpengetahuan sebagai sumbangan pemikiran mengenai tahap dan proses

pengembangan LKPD matematika berbasis pictorial Riddle yang

diharapkan dapat dimanfaatkan oleh guru dan peserta didik dalam

pembelajaran di sekolah.Dengan demikian, kemampuan berpikir kritis

peserta didik dapat terfasilitasi dengan baik melalui LKPD tersebut.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan akan diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut.

Page 32: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

11

a. Bagi Peserta Didik

Diharapkan dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis.

b. Bagi Guru

Diharapkan dapat memberi motivasi guru untuk lebih kreatif dalam

menyajikan pembelajaran agar peserta didik lebih tertarik mengikuti

kegiatan belajar. LKPD berbasis pictorial riddle dapat menjadi panduan

dan alat bantu dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika di

kelas IV SD.

c. Bagi Sekolah

Diharapkan dapat dipakai sebagai sumbangan pemikiran untuk lebih

meningkatkan proses pembelajaran khususnya dalam pengembangan

bahan ajar dan penggunaan LKPD pada proses pembelajaran.

d. Bagi Peneliti Lain

Memberikan informasi bagi para peneliti berikutnya yang ingin

melakukan penelitian di bidang pendidikan.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah mencakup hal-hal sebagai berikut.

1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah mata pelajaran

matematika.

2. Ruang Lingkup Pendekatan

Ruang lingkup pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.

Page 33: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

12

3. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek penelitian yang akan dilakukan adalah

pengembangan LKPD berbasis pictorial riddle sebagai bahan ajar dalam

pembelajaran matematika kelas IV.

4. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek pada penelitian yang akan dilakukan adalah peserta

didik kelas IV SD Negeri 1 Tanjung Jaya

5. Ruang Lingkup Waktu dan Tempat

Ruang lingkup waktu dan tempat yang akan dilaksanakan penelitian

adalah pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019 di SD Negeri 1

Tanjung Jaya.

Page 34: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

13

II. KAJIAN TEORI

A. Teori Belajar

Teori belajar mendeskripsikan bagaimana manusia belajar. Teori belajar

diperlukan sebagai landasan terjadinya proses belajar. Menurut Trianto

(2011: 27) teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan bagaimana

terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa.

Pada pengembangan LKPD pictorial riddle ini mengacu pada teori-teori

belajar behaviorisme, kognitif, dan konstruktivisme.

1. Teori Belajar Behaviorisme

Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan

perubahan perilakunya. Menurut Sukarjo dan Ukim (2012: 34) teori ini

dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output

yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada

peserta didik, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan peserta didik

terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Teori ini

mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal

penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku

tersebut.

Menurut Santrock dalam Syah (2013: 111) paham behaviourisme yaitu

pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui

Page 35: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

14

proses pengalaman yang dapat diamati, bukan dengan proses mental.

Menurut kaum behavioris, perilaku adalah segala sesuatu yang kita

lakukan dan bisa dilihat secara langsung. Proses mental didefinisikan

sebagai pikiran, perasaan, dan motif yang dialami namun tidak bisa dilihat

oleh orang lain. Meskipun kita tidak bisa melihat secara riil. Selanjutnya

Sani (2014: 34: 34-35) Belajar menurut kaum behaviorisme adalah

perubahan tingkah laku yang dapat diamati dari hasil hubungan timbal

balik antara pendidik sebagai pemberi stimulus dan peserta didik sebagai

respon tindakan stimulus yang diberikan. Teori Behavioristik merupakan

teori dengan pandangan tetang belajar adalah perubahan dalam tingkah

laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon, atau dengan

kata lain Thorndike dalam Dimyati (2009: 123) berpendapat bahwa belajar

adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk

bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara

stimulus dan respon. Berdasarkan teori behaviorisme ini, Agustin (2014:

92) juga berpendapat bahwa peserta didik dihadapkan dengan masalah

bahwa ia harus mempunyai pemahaman yang sama dengan apa yang

diberikan oleh guru.

2. Teori Belajar Kognitif

Menurut teori kognitifisme yang dikemukakan oleh Slavin dalam Sanjaya

(2008: 169) belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman,

perubahan tersebut tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang

diamati. Asumsi dasar teori ini adalah bahwa setiap orang telah

Page 36: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

15

mempunyai pengalaman dan pengetahuan di dalam dirinya, pengetahuan

dan pengalaman ini tercatat dalam bentuk kognitif. Teori ini

mengungkapkan bahwa proses belajar akan lebih baik bila materi pelajaran

yang baru dapat beradaptasi secara tepat dan struktur kognitif yang sudah

dimiliki siswa. Suprijono (2013: 22) mengemukakan bahwa menurut teori

kognitivisme belajar merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa

behavioral tampak lebih nyata hampir setiap peristiwa belajar. Menurut

Komalasari (2011: 20) teori kognitivisme berpendapat bahwa proses

belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan

sesuai dengan umurnya. Pola dan tahap-tahap ini bersifat hierarkis, artinya

harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan seseorang tidak dapat belajar

sesuatu yang berada diluar tahap kognitifnya.

Hartley dan Davies (2010: 67) mengemukakan bahwa prinsip-prinsipkognitifisme banyak diterapkan dalam dunia pendidikan khususnyadalam melaksanakan kegiatan perancangan pembelajaran, yangmeliputi: (1) peserta didik akan lenih mampu mengingat danmemahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkanpola dan logika tertentu; (2) Penyusunan materi pelajaran harus dariyang sederhana ke yang rumit. Untuk dapat melakukan tugas denganbaik peserta didik harus lebih tahu tugas-tugas yang bersifat lebihsederhana; (3) Belajar dengan memahami lebih baik daripadamenghafal tanpa pengertian. Sesuatu yang baru harus sesuai denganapa yang telah diketahui siswa sebelumnya. Tugas guru disini adalahmenunjukan hubungan apa yang telah diketahui sebelumnya; dan (4)adanya perbedaan individu pada siswa harus diperhatikan karenafaktor ini sangat mempengaruhi proses belajar siswa.

Hartley dan Davies (2010: 68) menyatakan bahwa perbedaan ini meliputi

kemampuan intelektual, kepribadian, kebutuhan akan sukses dan lain-lain.

Page 37: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

16

3 Teori Belajar Kontruktivisme

Filsafat kontruktifisme menjadi landasan bagi banyak strategi

pembelajaran, yang dikenal dengan nama student-centered learning, yang

digunakan adalah pembelajaran bukan belajar mengajar. Menurut paham

konstruktivime, Agustin (2014: 2) berpendapat bahwa belajar merupakan

hasil konstruksi sendiri (pembelajar) sebagai hasil interaksinya terhadap

lingkungan belajar. Sejalan dengan pendapat tersebut Sanjaya (2013: 236)

mengemukakan belajar menurut teori konstruktivistik bukanlah sekedar

menghafal, akan tetapi, proses mengonstruksi pengetahuan melalui

pengalaman. Menurut teori konstruktivis, satu prinsip yang paling penting

dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa. Selanjutnya Sani (2014: 34-35)

menjelaskan bahwa teori belajar konstruktivisme membahas kesadaran

sosial dalam kegiatan sosial kemudian terjadi pemaknaan atau kontruksi

pengetahuan baru serta transformasi. Peserta didik dapat membangun

konsep dari pengalaman-pengalamannya.

Degeng (2007: 31) menyatakan teori belajar konstruktifisme adalah sebuah

teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar

atau mencari kebutuhan dengan kemampuan menemukan keinginan atau

kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitas orang lain. Sehingga teori

ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan

sendiri kompetensi, pengetahuan, teknologi dan hal lain yang diperlukan

guna mengembangkan dirinya sendiri.Menurut Suprijono (2013: 38),

upaya perbaikan kualitas pembelajaran ke arah pembelajaran

Page 38: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

17

konstruktivisme kian populer di bidang pendidikan pada dekade terakhir

ini, pembelajaran konstruktivisme lebih menekankan pada belajar operatif,

autentik, belajar kolaboratif dan kooperatif.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teori

belajar adalah penjelasan mengenai bagaimana informasi diproses dalam

pikiran peserta didik, serta psoses terjadinya belajar dan pembelajaran.

Teori behaviorisme, konstruktivisme dan kognitif merupakan teori yang

dapat mendukung dalam mengembangkan LKPD berbasis pictorial riddle

pada penelitian ini.

B. Belajar

Proses belajar akan terjadi jika terjadi perubahan yang dialami oleh siswa

melalui berbagai cara yang diajarkan. Menurut Daryanto (2010: 2) belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Adapun

Pengertian belajar menurut Winkel dalam Susanto (2013: 4) adalah suatu

aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang

dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap yang bersifat relatif

konstan dan berbekas.

Belajar menurut Sutikno (2014: 180) merupakan suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut

Page 39: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

18

Hilgard & Bower dalam Fathurrohman & Sutikno (2010: 5), belajar

berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi

tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam

situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan. Menurut

Gagne dalam Suprijono (2013: 2), belajar adalah perubahan disposisi atau

kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi

tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

alamiah.

Berdasarkan teori para ahli tersebut disimpulkan bahwa belajar adalah proses

interaksi peserta didik dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan

tingkah laku peserta didik. Perubahan tingkah laku yang dialami tersebut

karena adanya pengalaman baru yang diperoleh peserta didik. Belajar bukan

sekedar mengingat atau menghafal saja, namun lebih luas dari itu merupakan

mengalami.

C. Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan peserta didik terhadap materi

pelajaran yang telah ditempuhnya selama proses pembelajaran yang

berlangsung. Menurut Sutikno (2014: 180) hasil belajar merupakan

kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar.

Kemudian Suprijono (2013: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apersepsi

dan keterampilan. menurut Sudjana dalam Susanto (2013: 15) berpendapat

bahwa hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dipengaruhi oleh dua

Page 40: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

19

faktor utama, yaitu faktor dalam diri peserta didik dan faktor dari luar diri

peserta didik atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri

peserta didik itu sendiri terutama terletak pada kemampuannya. Kemampuan

yang dimiliki oleh peserta didik sangat berpengaruh terhadap hasil belajar

peserta didik.

Dalam penelitian ini aspek penilaian yang diukur adalah aspek kognitif.

Inididasarkan tentang perubahan taksonomi tujuan pendidikan Bloom versi

1956 menjadi taksonomi belajar, mengajar dan asesmen pembelajaran.

Perubahan tersebut diawali oleh riset bertahun-tahun yang dilakukan

Anderson dalam Soedjadi, dkk (2006: 56) diantaranya terjadi perubahan

mendasar dari klasifikasi tujuan pendidikan untuk proses kognitif menjadi

duadimensi yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan.

Dimensikognitif meliputi: (1) mengingat, (2) mengerti, (3) menerapkan,

(4)menganalisis, (5)mengevaluasi, dan (6) mencipta.

Anderson dalam Sumantri (2015: 66-88) mengelompokkan proses kognitif

peserta didik dalam enam jenjang sebagai berikut.

a) Mengingat (Remembering)Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalampembelajaran bermakna (meaningfull learning) dan pemecahan masalah(problem solving). Mengingat meliputi mengenali (recognition) danmemanggil kembali (recalling).

b) Memahami (Understanding)Memahami berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan(classification) dan membandingkan (comparing). Mengklasifikasikanakan muncul ketika peserta didik berusaha mengenali pengetahuanyang merupakan anggota dari kategori pengetahuan tertentu.

c) Menerapkan (Applaying)Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan procedural(procedural knowledge). Menerapkan meliputi kegiatan menjalankanprosedur (executing) dan mengimplementasikan (implementing).

Page 41: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

20

d) Menganalisis (Analysing)Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut(attributeing) dan mengorganisasikan (organizing).

e) Menilai (Evaluating)Menilai meliputi mengecek (cheking) dan mengkritisi (critiquing).Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian halhal yang tidakkonsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Mengkritisimengarah pada penilaian suatu produk atau operasi berdasarkan padakriteria dan standar eksternal.

f) Menciptakan (Creating)Menciptakan mengarah pada kegiatan mengorganisasikan beberapa unsur

menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakanmeliputi menggeneralisasikan (generating) dan memproduksi(producing).

Nawawi dalam Susanto (2014: 5) berpendapat bahwa terkait dengan

pendidikan formal, hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan

peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan

dalam skor yang diperoleh dari hasil tes. Tes yang mampu mengukur

kemampuan kognitif dan psikomotor, sedangkan kemampuan afektif dapat

diamati dalam proses belajar peserta didik.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang hasil belajar, maka dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada peserta didik

dalam proses belajar terhadap penguasaan mata pelajaran yang telah

ditempuh melalui penilaian yang komprehensip antara sikap, pengetahuan,

dan keterampilan. Hasil belajar yang diharapkan sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap pembelajaran. Di sekolah hasil

belajar ini dapat dilihat dari penguasaan peserta didik terhadap mata pelajaran

yang telah ditempuhnya selama proses pembelajaran yang berlangsung.

Page 42: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

21

D. Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir kritis membantu seorang individu untuk menyelesaikan

permasalahanya. Ennis (dalam Fisher 2009: 5) mengemukakan bahwa

berpikir kritis adalah proses yang bertujuan agar dapat membuat keputusan

yang masuk akal, jadi apa yang dipikirkan adalah yang terbaik dari kebenaran

yang dapat dilakukan dengan benar.

Amri dan Ahmadi (2015: 149-152) berpikir kritis adalah suatu aktivitas

kognitif yang berkaitan dengan penggunaan nalar. Menalar merupakan bagian

dari kegiatan berpikir kritis. Selanjutnya De Porter. dkk (2013: 298)

menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan keterampilan tingkat tinggi

yang sangat penting dimiliki kepada peserta didik selain keterampilan

berpikir kreatif. Pada kegiatan berpikir kritis kita berlatih atau memasukkan

penilaian atau evaluasi yang cermat, seperti menilai kelayakan suatu gagasan

atau produk. Zayabalaradjane (2016:10) menjelaskan berpikir kritis sebagai

berikut.

“Critical thinking is the ability and willingness to assess claims and makeobjective judgments on the basis of well-supported reasons. It is the abilityto look for flaws in arguments and resist claims that have nosupportingevidence. It also fosters the ability to be creative and constructive togenerate possible explanations for findings, think of implications, andapply new knowledge to a broad range of social and personal problems.”

Menurut Kowiyah (2012: 175) berpikir kritis adalah mode berpikir mengenai

suatu hal, substansi atau masalah apa saja, guna meningkatkan kualitas

pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang

melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual

padanya. Kemampuan berpikir kritis siswa tidak muncul dengan sendirinya

Page 43: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

22

pada diri siswa. Tapi, perlu adanya pendekatan pembelajaran, baik metode

atau sumber belajar yang digunakan untuk meningkatan kemampuan berpikir

kritis siswa. Seperti halnya menurut pendapat Musharafa (2016: 28),

kemampuan berpikir kritis siswa dapat ditingkatkan dengan pendekatan

pembelajaran yang lebih banyakmelibatkan siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran.Indikator berpikir kritis siswa menurut Saputro (2013: 3)

sebagai berikut.

1. Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikansebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahuipengorganisasian struktur tersebut, dalam keterampilan tersebut tujuanpokoknya adalah memahami sebuah konsep global dengan caramenguraikan atau merinci globalitas tersebut ke dalam bagian-bagianyang lebihkecil dan terperinci;

2. Keterampilan mensistesis merupakan keterampilan yang berlawanandengan keterampilan menganalisis. Keterampilan menganalisis adalahketerampilan menghubungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukanatau susunan yang baru;

3. Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah,keterampilan inimerupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertianbaru. Keterampilan ini menutut pembaca untuk memahami bacaandengan kritis sehingga setelah kegiatan membaca selesai siswa mampumenangkap beberapa pikiran pokok bacaan,sehingga mampu mempolasebiah konsep. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar pembaca mampumemahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahanatau ruang lingkup baru;

4. Keterampilan meyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusiaberdasarkan pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinyadapat beranjak mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yangbaru yang lain;

5. Keterampilan mengevaluasi, keterampilan ini menuntut pemikiran yangmatang dalam menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yangada. Keterampilan menilai menghendaki pembaca agar memberikanpenilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standartertentu.

Menurut Fisher (2009: 8), beberapa keterampilan berpikir kritis yang sangat

penting sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi elemen-elemen dalam kasus yang dipikirkan,khususnya alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan.

Page 44: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

23

2. Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi.3. Mengklarifikasi dan menginterprestasi pertanyaan-pertanyaan dan

gagasan-gagasan.4. Menilai ekseptabilitas, khususnya kredibilitas, klaim klaim.5. Mengevaluasi ergumen-argumen yang beragam jenisnya.6. Menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan penjelasan-penjelasan.7. Menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan.8. Menarik inferensi-inferensi.9. Menghasilkan argumen argumen.

Menurut Dike (2010: 22), aspek dan sub indikator kemampuan berpikir kritis

adalah sebagai berikut.

1. Definisi dan klarifikasi masalah. Aspek ini memiliki beberapa subindikator antara lain :a. Mengidentifikasi isu-isu sentral atau pokok-pokok masalah.b. Membandingkan kesamaan dan perbedaan.c. Membuat dan merumuskan pertanyaan secara tepat (critical

question).2. Menilai informasi yang berhubungan dengan masalah

a. Siswa menemukan sebab-sebab kejadian permasalahan.b. Siswa mampu menilai dampak atau konsekuensi.c. Siswa mampu memprediksi konsekuensi lanjut dari dampak

kejadian.3. Solusi masalah/membuat kesimpulan dan memecahkan

a. Siswa mampu menjelaskan permasalahan dan membuat kesimpulansederhana.

b. Siswa merancang sebuah solusi sederhana.c. Siswa mampu merefleksikan nilai atau sikap dari peristiwa

Berdasarkan penjelasan tentang berpikir kritis oleh para ahli, dapat

disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan proses aktif yang dilakukan

untuk membuka pikiran dalam memperluas pemahaman yang bertujuan agar

dapat memecahkan masalah dan membuat keputusan yang benar dan masuk

akal. Indikator berpikir kritis yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah

mengidentifikasi, menganalisis, menghubungkan, dan memecahkan masalah.

Page 45: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

24

E. Matematika

1. Pengertian Matematika

Matematika merupakan salah satu ilmu yang dimanfaatkan dalam

kehidupan sehari-hari, untuk peserta didik pada jenjang Sekolah Dasar

matematika merupakan kajian abstrak yang harus disajikan secara

konkret kata matematika menurut Depdiknas (dalam Susanto 2014:

184) berasal dari bahasa latin, “manthanein” atau “mathema” yang

berarti belajar atau hal yang perlu dipelajari. Sedangkan dalam bahasa

Belanda, matematika disebut “wiskunde” yang memiliki arti ilmu pasti.

Definisi-definisi matematika tersebut memiliki pengertian bahwa

matematika berhubungan dengan penalaran, bukan dengan hasil

eksperimen atau hasil observasi.

Menurut Sriwongchai (2015: 3) “mathematics is the science of thinking

and important thing to enhance thinking potency in learning process.

This because to learn concepts and solve the problem in mathematics

well, critical and creative thinking skills is needed”. Myklebustdalam

Abdurrahman (2012: 202) mengungkapkan bahwa matematika adalah

simbol yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-

hubungan kuantitatif dan ruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah

untuk memudahkan berfikir. Permendiknas No. 22 Tahun 2006

menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta

didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan

kreatif serta kemampuan kerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan

Page 46: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

25

agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola,

dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang

selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Menurut Sutawijaya dalam

Aisyah (2014: 1), matematika mengkaji benda abstrak (benda pikiran)

yang disusun dalam suatu sistem aksiomatis dengan menggunakan

simbol (lambang) dan penalaran deduktif.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan matematika

adalah ilmu yang tersusun dari konsep-konsep abstrak hasil berpikir

logis, dan dimanipulasi melalui bahasa simbol atau notasi matematika

yang diperlukan dalam pemecahan persoalan. Matematika merupakan

ilmu yang diterapkan hampir disetiap aspek kehidupan.

2. Karakteristik Pembelajaran Matematika

Karakteristik artinya mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan

tertentu. Menurut Hendriana (2014: 2-3) ciri matematika yaitu memiliki

bahasa simbol yang efisien, adanya sifat keteraturan, dan memiliki

kemampuan analisis kuantitatif yang membantu menghasilkan model

matematika yang diperlukan dalam pemecahan masalah berbagai

cabang ilmu pengetahuan dan masalah kehidupan sehari-hari.

Menurut Soejadi (2017: 13) secara umum matematika memiliki

beberapa karakteristik yang dapat merangkum pengertian matematika

yaitu (1) memiliki objek kajian abstrak, (2) bertumpu pada

kesepakatan, (3) berpola pikir deduktif, (4) memiliki symbol yang

kosong dari arti, (5) memperhatikan semesta pembicaraan, dan (6)

Page 47: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

26

konsisten dalam sistemnya. Karakteristik matematika menurut

Sumardyono (2014: 31-45) antara lain sebagai berikut.

1) Matematika memiliki objek kajian abstrak yang terdiri dari:a) Fakta

Fakta adalah pemufakatan atau konvensi dalam matematikayang biasanya diungkapkan melalui simbol-simbol tertentu

b) Operasi atau RelasiOperasi adalah pengerjaan hitung, pengertian aljabar danpengerjaan matematika lainnya, sedangkan relasi adalahhubungan antara dua atau lebih elemen.

c) KonsepKonsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untukmenggolongkan atau mengkategorikan sekumpulan objek.

d) PrinsipPrinsip adalah objek matematika yang terdiri atas beberapafakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi atauoperasi.

2) Berlandaskan atas KesepakatanSimbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika merupakankesepakatan atau konvensi yang penting. Penggunaan ini akanlebih mudah untuk melakukan penghitungan dan melakukanpenyampaian hasil secara rinci pada pembahasan selanjutnya.

3) Berpola Pikir DeduktifMatematika bersifat deduktif. Pola pikir deduktif secarasederhana dapat dikatakan pemikiran yang berpangkal dari halyang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yangbersifat khusus.

4) Konsisten dalam SistemMatematika dibentuk dari beberapa aksioma dan memuatbeberapa teorema. Masing-masing sistem berlaku sifat konsistensiartinya dalam setiap sistem tidak boleh terkontradiksi.

5) Memiliki Simbol yang BerartiMatematika memiliki banyak sekali simbol-simbol, simbol-simbol tersebut membentuk kalimat dalam matematika yang biasadisebut model matematika.

6) Memperhatikan Ruang LingkupCakupan atau biasa disebut ruang lingkup bisa sempit bisa pulaluas. Benar salahnya atau ada tidaknya penyelesaian suatu soalatau masalah juga ditentukan oleh ruang lingkup yang digunakan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik

matematika berbentuk penalaran deduktif, berupa simbol-simbol yang

memiliki arti, berisi kajian abstrak, menggunakan landasan yang

Page 48: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

27

disepakati secara global, bersifat konsisten, dan memiliki ruang lingkup

tersendiri. Selain itu, matematika memiliki kemampuan dalam

menganalisis data-data secara kuantitatif yang dapat melakukan

perhimpunan data menjadi model matematika dan menyelesaikannya.

F. Model Pictorial Riddle

1. Pengertian Pictorial Riddle

Model pembelajaran pictorial riddle menurut Sund dalam Purwanto dkk

(2014: 118) merupakan salah satu tipe yang termasuk ke dalam

pembelajaran inkuiri. Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang

dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban

terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Menurut Shinta (2013: 59)

model pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran

yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk

mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang

dipertanyakan . Model pembelajaran pictorial riddle dijelaskan oleh

Sulistiyani (2015: 23) merupakan salah satu bagian dari model inkuiri

karena dalam proses pembelajaran menekankan pada kegiatan tanya

jawab dan menemukan sendiri sebuah konsep. Proses inkuiri dapat

dilakukan oleh guru dengan menggunakan model pictorial riddle dalam

pembelajaran.

Menurut Faturrohman (2015:106) dan Amien (1987: 57-61) ada

beberapa macam model inkuiri diantaranya sebagai berikut.

Page 49: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

28

1. Guide InquiryPembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaraninkuiri yang dalam pelaksanaanya pendidik menyediakan bimbinganatau petunjuk cukup luas kepada peserta didik. Sebagaiperencanaanya dibuat oleh pendidik, peserta didik tidak merumuskanproblem atau masalah. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing,pendidik tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukanoleh peserta didik. Inkuiri terbimbing biasanya digunakan terutamabagi peserta didik yang belum berpengalaman belajar denganpendekatan inkuiri. Pada tahap-tahap awal pelaksanaanya diberibimbingan lebih banyak. Bimbingan tersebut berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah agar peserta didik mampu menemukan sendiriarah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkanmasalah yang disodorkan oleh pendidik. Pertanyaanpertanyaanpengarah yang langsung dikemukakan oleh pendidik juga diberikanmelaui pertanyaan yang dibuat dalam lembar kerja peserta didik(LKS) maupun model.

2. Modified Inquiry Modelpembelajaran inkuiri ini memiliki ciri pendidik hanya memberikanpermasalahan tersebut melalui pengamatan, percobaan, atauprosedur penelitian untuk memperoleh jawaban. Di samping itu,pendidik merupakan narasumber yang tugasnya hanya memberikanbantuan yang diperlukan untuk menghindari kegagalan dalammemecahkan masalah. Jika peserta didik tidak mengalami kegagalandan mampu memecahkan masalahnya, pendidik hanya sebagaifasilitator saja.

3. Free InquiryPada model ini peserta didik harus mengidentifikasikan danmerumuskan macam problem yang dipelajari dan dipecahkan. Jenismodel inkuiri ini lebih bebas dari pada kedua jenis inkuirisebelumnya. Pada model inkuiri ini pendidik memberikan masalahsaja, sedangakan prosedur dan pemecahan masalah tergantungkepada peserta didik. Jadi, pembelajaran aktif akan terbentuk dalammodel ini. Namun, model pembelajaran ini akan mengakibatkanpeserta didik yang berada di bawah standar tidak mampu mengikutipelajaran dengan baik.

4. Inquiry Role ApproachPendekatan model inkuiri ini melibatkan peranan peserta didikdalam timtim yang masing-masing terdiri atas empat orang untukmemecahkan masalah yang diberikan. Masing-masing anggotamemegang peranan yang berbeda, yaitu sebagai koordinator tim,penasihat teknis, pencatat data, dan evaluator proses.

Page 50: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

29

5. Invitation into InquiryJenis model inkuiri ini melibatkan peserta didik dalam prosespemecahan masalah dengan cara-cara lain yang ditempuh parailmuan. Suatu invitasi memberikan problem atau masalah kepadapara peserta didik melalui pertanyaan yang telah direncanakandengan hati-hati dan mendorong peserta didik untuk melakukanbeberapa kegiatan sebagai berikut: a) Merancang eksperimenb) Merumuskan Hipotesis c) Menentukan sebab akibatd) Menginterprestasikan data e) Membuat grafik f) Menentukanperanan dalam diskusi dan kesimpulan dalam merencanakanpenelitian g) Mengenal bagaimana kesalahan eksperimental mungkindapat dikurangi atau diperkecil.

6. Pictorial RiddleModel ini merupakan model pembelajaran yang dapatmengembangkan motivasi dan minat peserta didik dalam diskusikelompok kecil atau besar yang dapat digunakan untukmeningkatkan cara berfikir kritis dan kreatif para peserta didik.Biasanya, suatu materi berupa gambar dipapan tulis, poster, ataudiproyeksikan dari suatu transparasi kemudian pendidik mengajukanpertanyaan yang berkaitan dengan materi itu.

7. Synectics LessonPada jenis ini pendidik hendaknya memusatkan keterlibatan pesertadidik untuk membuat berbagai macambentuk kiasan supaya dapatmembuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnta. Hal inidapat dilaksanakan karena kiasan dapat membantu peserta didikdalam berpikir untuk memandang suatu problem sehingga dapatmenunjang timbulnya ide-ide kreatif.

8. Value ClarificationPada model pembelajaran inkuiri jenis ini peserta didik lebihfokuskan pada pemberian kejelasan tentang suatu tata aturan ataunilai-nilai pada suatu proses pembelajaran. Model pembelajaranyang satu ini merupakan bagian dari model pembelajaran inkuiriyang mengarah pada internalisasi nilai-nilai yang telah menjadisebuah budaya. Praktiknya adalah peserta didik di ajak untukmengenal nilai-nilai yang ada disekitarnya lalu di arahkan untukmencari maksud dari nilai tersebut dan berusaha untuk diterapkan.

Sesuai dengan penjelasan Faturrohman (2015:205) bahwa pictorial riddle

merupakan model pembelajaran yang dapat mengembangkan motivasi dan

minat peserta didik dalam diskusi kelompok kecil atau besar yang dapat

digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif para peserta

Page 51: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

30

didik. Kemudian menurut Kristianingsih, dkk (2010: 10) pictorial riddle

adalah suatu model pembelajaran untuk mengembangkan aktivitas siswa

dalam diskusi kelompok kecil maupun besar melalui penyajian masalah

yang disajikan dalam bentuk ilustrasi. Menurut Sund dalam Masfuah

(2016: 106) pictorial riddle merupakan salah satu model inkuiri yang

dapat mengembangkan motivasi dan minat berupa gambar, peragaan, atau

situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara

berpikir kritis dan kreatif siswa. Sejalan dengan teori tersebut Maghfira

(2018: 8) juga menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri pictorial

riddle dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan keaktifan siswa,

penggunaan gambar atau animasi harus dipilih sesuai materi dan mampu

menarik perhatian siswa sehingga meningkatkan motivasi siswa untuk

memahami materi pelajaran.

Berdasarkan penjelasan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pictorial riddle merupakan salah satu model pembelajaran inkuiri dimana

peserta didik harus menyelesaikan permasalahan berupa gambar riddle di

dalamnya berisi suatu konsep dari materi yang diajarkan yang dapat

memotivasi dan menstimulus peserta didik untuk berpikir kritis dan

kreatif, dan penyelesaian masalah dilakukan dengan cara berdiskusi.

3. Langkah-langkah Pictorial Riddle

Samsudin (2009 : 11) menjelaskah langkah-langkah pictorial riddle adalah

sebagai berikut.

1. Peserta didik disajikan permasalahan dengan gambar peristiwayang menimbulkan teka-teki.

Page 52: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

31

2. Peserta didik mengidentifikasi masalah secara berkelompokdari permasalahan yang diberikan.

3. Peserta didik melakukan pengamatan berdasarkan riddlebergambar yang mengandung permasalahan.

4. Peserta didik merumuskan penjelasan melalui diskusi.5. Siswa melakukan kegiatan analisis inkuiri melalui tanya jawab.

Dalam hal ini peserta didik mempresentasikan hasil diskusikelompoknya.

Adapun sintak pembelajaran dari pictorial riddle yang dikemukakan

oleh Sudirman (1992: 192 ) adalah sebagai berikut.

1. Penyajian masalah. Siswa diundang ke dalam suatupermasalahan berupa peristiwa yang menimbulkan teka-teki,permasalahan tersebut disajikan dalam bentuk gambar

2. Pengumpulan dan verifikasi data3. Mengidentifikasi masalah secara berkelompok dari

permasalahan yang diberikan4. Mengadakan eksperimen dan pengumpulan data5. Melakukan pengamatan berdasarkan riddle (gambar) yang

mengandung permasalahan6. Siswa merumuskan penjelasan7. Siswa melakukan diskusi8. Siswa melakukan tanya jawab

Trowbridge and Bybee dalam Awal (2015 : 4) langkah-langkah

pembelajaran pictorial riddle adalah sebagai berikut.

1. Langkah pembelajaran pictorial riddle dimulai denganmenyajikan masalah dalam bentuk gambar

2. Mengumpulkan dan memverifikasi data secara berkelompok,kemudian

3. Siswa melakukan pengamatan pada gambar yang mengandungpermasalahan,

4. Setelah itu siswa melakukan diskusi untuk merumuskanpenjelasan, dan

5. Siswa mengadakan analisis untuk melakukan tanya jawab.

Langkah-langkah pembelajaran pictorial riddle Iqbal (2018 : 12) yaitu

sebagai berikut.

1. Disajikan permasalahan kepada siswa berupa gambar peristiwayang menimbulkan teka-teki.

2. Guru memberikan pertanyaan tentang gambar (masalah)kepada siswa.

Page 53: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

32

3. Siswa mengidentifikasi masalah secara berkelompok.4. Siswa melakukan pengamatan berdasarkan gambar riddle yang

mengandung permasalahan.5. Siswa mengadakan analisis inkuiri melalui diskusi.6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.

Menurut Trowbridge and Bybee dalam Awal (2015 : 4) Langkah-

langkah dalam membuat rancangan suatu riddle sebagi berikut.

1. Memilih beberapa konsep atau prinsip yang akan diajarkanatau didiskusikan

2. Melukis suatu gambar, menunjukkan suatu ilustrasi ataumenggunakan potret (gambar) yang menunjukkan konsep,proses atau situasi

3. Suatu prosedur bergantian untuk menunjukkan sesuatu yangtidak sewajarnya, dan kemudian meminta siswa untukmencari dan menemukan mana yang salah dengan riddletersebut

4. Membuat pertanyaan-pertanyaan berbentuk divergen yangberorientasikan pada proses dan berkaitan dengan riddle(gambar dan sebagainya) yang akan membantu siswamemperoleh pengertian tentang konsep atau prinsip apakahyang terlibat di dalamnya

Adapun Salimatun (2015: 14) mengemukakan langkah-langkah dalam

membuat rancangan suatu riddle sebagi berikut.

1. Guru memilih beberapa konsep atau prinsip yang akandiajarkan atau didiskusikan.

2. Memilih suatu gambar, menunjukkan suatu ilustrasi ataumenggunakan potret gambar yang menunjukkan suatukonsep, proses atau situasi dan menyajikan kepada siswapermasalahan dari suatu gambar yang menimbulkan teka-teki.

3. Siswa diminta untuk mengidentifkasi masalah secaraberkelompok dari permasalahan yang diberikan.

4. Siswa diminta untuk melakukan pengamatan berdasarkangambar yang mengandung permasalahan.

5. Siswa merumuskan penjelasan melalui diskusi.6. Siswa mengadakan analisis melalui tanya jawab

Selajutnya Nilova (2017: 27) menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran pictorial riddle sebagai berikut.

Page 54: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

33

1. Disajikan permasalahan kepada siswa berupa gambar peristiwayang menimbulkan teka-teki.

2. Guru memberikan pertanyaan tentang gambar (masalah)kepada siswa.

3. Siswa mengidentifikasi masalah secara berkelompok.4. Siswa melakukan pengamatan berdasarkan gambar riddle

yangmengandung permasalahan.5. Siswa mengadakan analisis inkuiri melalui diskusi.6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.

Dapat disimpulkan langkah-langkah pembelajaran pictorial riddle

sebagai berikut.

1. Disajikan masalah dalam bentuk gambar kepada peserta didik.

2. Peserta didik mengamati tampilan gambar tersebut.

3. Peserta didik merumuskan permasalahan yang terdapat dalam

gambar.

4. Peserta didik mengumpulkan data/informasi dari rangkaian jawaban

gambar yang ditampilkan.

5. Peserta didik melakukan diskusi dan menyatukan argumen serta

pendapat mereka terkait gambar yang telah ditampilkan.

6. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan

dalam kelompoknya.

7. Peserta didik melakukan tanya jawab antar kelompok.

8. Peserta didik membuat kesimpulan.

3. Kelebihan dan Kekurangan

Seperti halnya model pembelajaran yang lain Samsudin (2009: 17)

pembelajaran pictorial riddle juga mempunyai kelebihan maupun

kekurangan. Adapun kelebihan model pembelajaran pictorial riddle,

antara lain.

Page 55: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

34

1. Siswa lebih memahami konsep-konsep dasar dan dapatmendorong siswa untuk mengeluarkan ide-idenya.

2. Melalui teka-teki bergambar, materi yang diberikan dapat lebihlama terekam dalam ingatan siswa.

3. Mendorong siswa untuk berpikir kritis sehingga siswa mampumengeluarkan inisiatifnya sendiri.

4. Mendorong siswa untuk dapat berpikir intuitif dan merumuskanhipotesisnya sendiri.

5. Meningkatkan motivasi belajar siswa.6. Siswa tidak hanya belajar tentang konsep-konsep dan prinsip-

prinsip, tetapi ia juga mengalami proses belajar tentangpengarahan diri sendiri, tanggung jawab, komunikasi sosial.

7. Dapat membentuk dan mengembangkan self-concept pada dirisiswa.

8. Dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajarisehingga materi dapat bertahan lama di dalam ingatan.

Adapun kekurangan pembelajaran pictorial riddle, antara lain sebagai

berikut.

1. Siswa yang terbiasa belajar dengan hanya menerima informasidari guru akan kesulitan jika dituntut untuk berpikir sendiri.

2. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajarnya yang mulanyasebagai pemberi atau penyaji informasi menjadi sebagaifasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar.

3. Banyaknya kebebasan yang diberikan siswa dalam belajar tidakmenjamin bahwa siswa belajar dengan tekun, penuh aktivitas, danterarah.

4. Berbagai sumber belajar dan fasilitas yang dibutuhkan tidakselalu mudah disediakan.

5. Siswa membutuhkan lebih banyak bimbingan guru untukmelakukan penyelidikan atau pun aktivitas belajar lain.

6. Penggunaan model pembelajaran ini pada kelas besar serta jumlahguru yang terbatas membuat tidak optimalnyapembelajaran.Pemecahan masalah dapat bersifat mekanistis,formalitas, dan membosankan

Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa kelebihan pembelajaran

pictorial riddle adalah dapat merangsang siswa untuk berfikir lebih

kritis terhadap permasalahan yang disajikan dalam bentuk teka-teki

bergambar. Hal tersebut karena teka-teki bergambar dapat menggugah

keingintahuan siswa terhadap permasalahan yang dihadirkan, sehingga

Page 56: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

35

siswa terdorong untuk lebih dalam lagi mempelajari permasalahan

tersebut. Sedangkan kekurangan pembelajaran pictorial riddle adalah

sulitnya pengkondisian kelas yang nantinya guru lakukan dikarenakan

dalam model pembelajaran ini siswa mempunyai kebebasan yang lebih

banyak untuk melakukan aktivitas di dalam kelompoknya.

G. LKPD

1. Pengertian Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

LKPD berperan sangat besar dalam proses pembelajaran karena

bertujuan untuk mempermudah peserta didik melakukan proses-proses

belajar, selain itu dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam

belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran dapat membantu guru

untuk mengarahkan peserta didiknya menemukan konsep-konsep

melalui aktivitasnya sendiri. Menurut Prastowo (2012: 204) LKPD

merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembaran-lembaran yang

berisi materi, ringkasan dan petunjuk yang harus dilaksanakan oleh

peserta didik. Menurut Töman (2013: 174) Worksheets are one of the

teaching methods which can be done individually or in group work and

enable conceptual development. LKPD merupakan alat yang digunakan

sebagai metode pembelajaran yang dilakukan secara individu atau

kelompok. Depdiknas (2008: 13) menyatakan bahwa LKPD adalah

lembaran-lembaran berisi pertanyaan-pertanyaan atau soal-soal yang

harus dikerjakan oleh peserta didik, yang didalamnya disertai petunjuk

dan langkah-langkah kerja untuk menyelesaikan soal-soal berupa teori

maupun praktik. Yasir, dkk (2013: 76) menyatakan bahwa LKPD

Page 57: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

36

merupakan bimbingan (stimulus) guru dalam pembelajaran yang

disajikan secara tertulis yang perlu memperhatikan kriteria media grafis

sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta didik dan

pemilihan materi serta pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan

efektif. Menurut Abdurrahman (2015: 28) LKS merupakan sejumlah

lembar yang berisi aktivitas yang bisa dilakukan oleh siswa untuk

melaksanakan aktivitas realistik ber kaitan dengan objek/permasalahan

yang sedang dipelajari, kemudian menurut Dahar dalam Suyanto dkk

(2011), Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembar kerja yang berisikan

informasi dan interaksi dari guru kepada siswa agar siswa dapat

mengerjakan sendiri suatu aktifitas belajar, melalui praktek atau

penerapan hasil-hasil belajar untuk mencapai tujuan instruksional.

Menurut Trianto (2012: 222) LKPD adalah panduan peserta didik yang

digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan

masalah. Lembar kerja peserta didik dapat berupa panduan untuk

latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk semua

aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau

demonstrasi. Sedangkan menurut Choo, dkk (2011: 519) lembar kerja

sebagai alat instruksional yang terdiri dari serangkaian pertanyaan dan

informasi yang dirancang untuk membimbing peserta didik untuk

memahami ide-ide yang kompleks karena mereka bekerja secara

sistematis. Peserta didik dapat berkonsultasi dengan menggunakan

lembar kerja ini untuk memantau sejauh mana mereka mengalami

kemajuan dalam pemecahan masalah.

Page 58: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

37

Berdasarkan pernyataan para ahli terkait LKPD, peneliti menyimpulkan

bahwa LKPD merupakan media cetak berupa lembaran yang digunakan

peserta didik untuk mengerjakan tugas dari pelajarannya guna melatih

dan mengukur pemahaman serta melihat pengembangan peserta didik

aspek kognitif maupun semua aspek pembelajaran dalam bentuk

panduan eksperimen atau demonstrasi. LKPD sangat membantu dalam

kegiatan pembelajaran peserta didik yang tidak hanya dengan

mendengarkan penjelasan pendidik tetapi juga dapat menuntun peserta

didik dalam melakukan kegiatan seperti melakukan pengamatan,

percobaan, mengidentifikasi tugas yang diberikan guru.

2. Tujuan LKPD

Tujuan dari penyusunan LKPD menurut pendapat Prastowo (2012:206)

adalah sebagai berikut.

1. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untukberinteraksi dengan materi yang diberikan.

2. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan pesertadidik terhadap materi yang diberikan.

3. Melatih kemandirian belajar peserta didik.4. Memudahkan guru dalam memberikan tugas kepada peserta

didik.5. Memperkuat dan menunjang tujuan pembelajaran dan

ketercapaian indikator serta kompetensi dasar dan kompetensiinti yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

6. Membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

tujuan LKPD adalah untuk memudahkan siswa dalam memahami

materi pelajaran. Selain itu mendorong pembelajaran menjadi lebih

aktif khususnya bagi peserta didik.

Page 59: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

38

3. Manfaat LKPD

Menurut Lee (2014: 95) Lembar Kegiatan (LK) dapat bermanfaat

dalam banyak hal termasuk prestasi akademik. Misalnya, sebagai

suplemen untuk buku-buku, memberikan informasi tambahan untuk

kelas tertentu, dapat membantu mengkontruksi pengetahuan peserta

didik, selain itu LK akan dapat menarik minat peserta didik jika

digabungkan dengan metode pengajaran tertentu. Depdiknas (2008: 9)

menjelaskan bahwa LKPD disusun dengan tujuan sebagai berikut.

(a) Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutankurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik,karakteristik dan lingkungan peserta didik. (b) Membantupeserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar disamping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh. (c)Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Menurut Darmojo dan Kaligis (1993: 40) mengajar dengan

menggunakan LKPD dalam proses belajar mengajar memberikan

manfaat, antara lain, memudahkan guru dalam mengelola proses

pembelajaran. Misalnya, dalam mengubah kondisi belajar yang semula

berpusat pada guru (teacher centered) menjadi berpusat pada peserta

didik (student centered). Selanjutnya, Abdurrahman (2015: 98)

mengungkapkan beberapa manfaat LKPD sebagai berikut:

(1)dapat membantu guru dalam mengarahkan peserta didiknyauntuk dapat menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnyasendiri atau dalam kelompok kerja,(2) dapat digunakan untukmengembangkan keterampilan proses, sikap ilmiah sertamembangkitkan minat peserta didik terhadap alam sekitarnya,dan (3)dapat memudahkan guru untuk melihat keberhasilanpeserta didik dalam mencapai tujuan belajar.

Page 60: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

39

Kelebihan LKPD diungkapkan menurut Trianto (2011: 212), LKPD

untuk mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran,

membantu peserta didik menemukan dan mengembangkan konsep,

melatih peserta didik menemukan konsep, menjadi alternatif cara

penyajian materi pelajaran yang menekankan keaktifan peserta didik,

serta dapat memotivasi peserta didik. Dilihat dari kelebihannya LKPD

merupakan salah satu sumber belajar peserta didik yang dapat

membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

telah ditentukan.

4. Langkah-Langkah Membuat LKPD

LKPD yang bermanfaat bagi peserta didik atau guru, diperlukan

pemahaman mengenai langkah-langkah pembuatan LKPD sehingga

LKPD yang diciptakan guru efisien digunakan dalam pembelajaran.

LKPD disusun secara sistematis berdasarkan langkah-langkah yang

ditentukan. Hal ini bertujuan agar LKPD dapat memenuhi syarat-syarat

penyusunan LKPD yang harus dipenuhi. Menurut Prastowo (2012: 210)

langkah-langkah penyusunan LKPD adalah; (a) melakukan analisis

kurikulum, (b) menyusun peta kebutuhan LKPD, (c) menentukan judul

judul LKPD, dan (d) penulisan LKPD. Ranjit (2012: 2) menyarankan

sembilan tahapan dalam mengembangkan LKPD sebagai berikut.

1. Identifikasi kebutuhan dan masalah2. Analisis masalah, identifikasi faktor kebutuhan dan motivasi,

serta taktik persuasi3. Merumuskan dan menetapkan tujuan4. Menyeleksi topik5. Menyeleksi bentuk (format)6. Penyusunan konten: visual script

Page 61: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

40

7. Editing8. Testing (pengujian)9. Revisi

Depdiknas (2008: 23) menjelaskan dalam menyiapkan LKPD dapat

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Analisis KurikulumAnalisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKPD. Biasanya dalammenentukan materi dianalisis dengan cara melihat materi pokokdan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan,kemudian kompetesi yang harus dimiliki oleh peserta didik.

2. Menyusun Peta Kebutuhan LKPDPeta kebutuhan LKPD berguna untuk mengetahui jumlah LKPDyang harus ditulis dan sekuensi atau urutan LKPD-nya juga dapatdilihat. Sekuens LKPD ini sangat diperlukan dalam menentukanprioritas penulisan.

3. Menentukan Judul-judul LKPDJudul LKPD ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi pokokatau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KDdapat dijadikan sebagai judul LKPD apabila KD tidak terlalubesar.

4. Penulisan LKPDPenulisan LKPD dapat dilakukan dengan langkah-langkahsebagai berikut.a) Perumusan KD yang harus dikuasai

Rumusan KD pada suatu LKPD langsung diturunkan daridokumen standar isi.

b) Menentukan alat PenilaianPenilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerjapeserta didik. Karena pendekatan pembelajaran yangdigunakan adalah kompetensi, dimana penilaiannya didasarkanpada penguasaan kompetensi, maka alat penilaian yang cocokadalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Patokan(PAP) atau Criterion Referenced Assesment.

c) Penyusunan MateriMateri LKPD sangat tergantung pada KD yang akan dicapai.Materi LKPD dapat berupa informasi pendukung, yaitu ruanglingkup substansi yang akan dipelajari. Tugas-tugas harusditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari pesertadidik tentang hal-hal yang seharusnya peserta didik dapatmelakukannya.

d) Struktur LKPDStruktur LKPD secara umum adalah sebagai berikut. - Judul -Petunjuk belajar (petunjuk peserta didik) - Kompetensi yang

Page 62: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

41

akan dicapai - Informasi pendukung - Tugas-tugas danlangkah-langkah kerja - Penilaian

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dibuat garis besar bahwa

langkah-langkah pengembangan LKPD meliputi melakukan analisis

kebutuhan, merumuskan tujuan, penulisan LKPD, dan melakukan

revisi.

5. Syarat-syarat Penyusunan LKPD

LKPD yang baik harus disusun dengan mengacu pada berbagai syarat

yang harus dipenuhi. Guru dapat mengembangkan desain LKPD

dengan memperhatikan tingkat kemampuan dan pengetahuan peserta

didik. Roheati (2012: 21) menjelaskan syarat LKPD sebagai berikut.

(1)syarat didaktik mengatur penggunaan LKPD yang bersifatuniversal, menekankan pada proses menemukan konsep, terdapatvariasi stimulus melalui berbagai media. (2) syarat konstruksiberhubungan dengan penggunaan bahasa, tingkat kesukaran, dankejelasan dalam LKPD. (3) Syarat teknis menekankan pada tulisan,gambar, penampilan dalam LKPD.

Menurut Darmodjo (2012: 41-46) LKPD dikatakan berkualitas baik bila

memenuhi syarat sebagai berikut.

1. Syarat-syarat Didaktik LKPDsebagai salah satu bentuk sarana pembelajaran haruslahmemenuhi persyaratan didaktik, artinya LKPD harus mengikutiasas-asas belajar dan mengajar yang efektif, yaitu:a) Memperhatikan adanya perbedaan individual.b) Tekanan pada proses untuk menemukan konsep-konsep.c) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan

peserta didik.d) Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial,

emosional, moral, dan estetika pada diri peserta didik.e) Pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan

pribadi peserta didik dan bukan ditentukan oleh materi bahanpelajaran.

Page 63: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

42

2. Syarat-syarat KonstruksiSyarat konstruksi ialah syarat-syarat yang berkenaan denganpenggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa-kata, tingkatkesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepatguna dalam arti dapat dimengerti oleh pengguna yaitu pesertadidik.a) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan

peserta didik.b) Menggunakan struktur kalimat yang jelas.c) Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat

kemampuan peserta didik.d) Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka.e) Tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan

keterbacaan peserta didik.f) Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan

pada peserta didik untuk menuliskan jawaban ataumenggambar pada LKPD.

g) Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek.h) Menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata.i) Dapat digunakan untuk semua peserta didik, baik yang lamban

maupun yang cepat.j) Memiliki tujuan belajar yang jelas serta bermanfaat sebagai

sumber motivasi.k) Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.

3. Syarat-syarat Teknisa) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf Latin

atau Romawi.b) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf

biasa yang diberi garis bawah.c) Gunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris.d) Gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan

jawaban peserta didik.e) Usahakan perbandingan besarnya huruf dengan gambar serasi.

H. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Pramesti (2017) menunjukkan bahwa

LKPD berbasis pictorial riddle dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kritis peserta didik yang tunjukkan dengan peningkatan nilai kemampuan

berpikir kritis peserta didik.

Page 64: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

43

2. Penelitian yang dilakukan Purwanto, dkk (2014) hasil penelitian

menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri tipe pictorial riddle

dengan konten integrasi-interkoneksi pada materi suhu dan kalor efektif

atau berpengaruh positif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

siswa SMA.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Iqbal (2018), menunjukkan bahwa

dengan menggunakan model inkuiri tipe pictorial riddle berpengaruh

terhadap kemampuan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa kelas

eskperimen meningkat lebih tinggi Siswa tertarik mengikuti pembelajaran

dengan model inkuiri tipe pictorial riddle.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Masfuah (2016) menunjukkan bahwa

metode pictorial riddle melalui pembelajaran, Attention, Relevance

Confidence, Satisfaction (ARCS) dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah dan motivasi berprestasi siswa.

5. Penelitian Sulistiyani (2015) yang dilakukan oleh model pembelajaran

Pictorial Riddle efektif untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi uang

dan pengelolaan uang tema permainan siswa SD

6. Penelitian yang dilakukan oleh Kristianingsih (2010), hasil yang diperoleh

hasil bahwa model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Chusni (2016) menunjukkan bahwa

penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan metode pictorial riddle

mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Page 65: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

44

8. Penelitian yang dilakukan oleh Awal (2015) menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan penguasaan konsep fisika siswa SMAN 1 Bontonompo

setelah diajar menggunakan metode pictorial riddle dalam kategori

sedang, sehingga metode pictorial riddle dapat dijadikan sebagai salah

satu alternatif metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran fisika.

9. Penelitian yang dilakukan oleh Luziyati (2017) menunjukkan bahwa

model pembelajaran inquiry pictorial riddle dapat digunakan untuk

meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

10. Penelitian yang dilakukan oleh Nilova (2017) hasil yang diperoleh yaitu

terdapat pengaruh yang signifikan dari pengaruh metode pembelajaran

pictorial riddle bebasis mind mapping terhadap kemampuan berpikir kritis

dan sikap kreatif peserta didik pada materi keanekaragaman hayati

Indonesia.

11. Penelitian yang dilakukan oleh Lee (2014) dengan hasil penelitian

mengungkapkan bahwa lembar kerja dapat berguna dalam hal prestasi

akademik , sebagai penunjang untuk buku teks, lembar kerja dapat

digunakan untuk menambah informasi untuk kelas tertentu. Selain itu,

lembar kerja dapat digunakan peserta didik untuk mengonstruksi

pengetahuan.

12. Penelitian yang dilakukan oleh Toman (2013) hasil penelitian

menunjukkan bahwa LKPD yang dikembangkan berbasis model

pembelajaran 5 E dan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi

akademik peserta didik.

Page 66: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

45

Penelitian yang relevan di atas memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti. Kesamaannya diaantaranya adalah

menggunakan pictorial riddle sebagai model pembelajaran, mengembangkan

LKPD berbasis pictorial riddle, dan bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis peserta didik. Perbedaannya adalah materi pokok

yang diajarkan dan subjek uji coba produk berbeda-beda tingkatan.

I. Kerangka Pikir Penelitian

Tuntutan abad 21 mengharuskan siswa memiliki kemampuan Creativity,

Critical Thinking, Communication, and Collaboration. Proses belajar

mengajar akan berjalan efektif dan efisien bila didukung dengan tersedianya

bahan ajar atau alat bantu yang menunjang. Penyediaan bahan ajar serta

metode mengajar yang sesuai sangat diperlukan bagi pengembangan potensi

peserta didik secara optimal.

Kerangka pikir dari penelitian ini berupa input (kondisi awal), process

(tindakan) dan output (kondisi akhir). Input yang isinya adalah rendahnya

hasil belajar matematika peserta didik yang menunjukkan masih di bawah

KKM. Kemampuan berpikir kritis masih rendah. LKPD yang digunakan

belum memacu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kritisnya. Proses pembelajaran yang dilaksanakan masih teacher centered.

Peserta didik tidak termotivasi untuk aktif dalam proses pembelajaran.

Lalu, dilanjutkan dengan process yang berkaitan dengan masalah LKPD

yang digunakan belum memacu peserta didik untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritisnya. Keberhasilan proses belajar tidak hanya

Page 67: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

46

terpaku dengan guru sebagai pendidik saja, namun butuh partisipasi aktif dari

peserta didik dan bervariasinya media atau alat pembelajaran. Salah satu

media pembelajaran yang dapat menunjang proses belajar yaitu dengan

adanya bahan ajar berupa LKPD. LKPD merupakan bahan ajar media cetak

yang berisi lembaran-lembaran pekerjaan atau bahan-bahan sebagai panduan

peserta didik belajar secara aktif dan membangun aktivitas melakukan

kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah. Tindakan dengan masalah

LKPD sudah tersedia tetapi masih kurang dalam membantu meningkatkan

pengetahuan peserta didik dan berpikir kritis peserta didik, dapat diatasi

dengan mengembangkan LKPD berbasis pictorial riddle. Kondisi akhir yang

diharapkan adalah produk LKPD berbasis pictorial riddle dapat

menumbuhkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Borg&Gall (1983: 781), Langkah-langkah tersebut yaitu; 1) penelitiandan

pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3) pengumpulan format produk

awal, 4) uji coba awal, 5) revisi produk, 6) uji coba lapangan, 7) revisi

produk, 8) uji coba lapangan, 9) revisi produk akhir, 10) desiminasi dan

implementasi. Pada penelitian dan pengembangan ini peneliti menggunakan

langkah satu sampai dengan langkah tujuh.

Output yang diharapkan adalah terciptanya sebuah produk LKPD berbasis

pictorial riddle. LKPD pictorial riddle yang layak memenuhi kebutuhan

pembelajaran yang di digunakan setelah melalui validasi ahli materi dan ahli

media, serta efektif digunakan peserta didik untuk mendukung pembentukan

pengetahuan melalui proses pembelajaran sehingga meningkat

Page 68: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

47

kemampuanberpikir kritis peserta didik. Kerangka pikir penelitian dapat

dilihat pada gambar 1 sebagai berikut.

1. Rendahnya hasil belajar matematika peserta didikyang menunjukkan masih di bawah KKM.

2. Kemampuan berpikir kritis masih rendah.3. LKPD yang digunakan belum memacu peserta didik

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya.4. Proses pembelajaran yang dilaksanakan masih teacher

centered.5. Peserta didik tidak termotivasi untuk aktif dalam

proses pembelajaran.

Pictorial Riddle

Bahan Ajar

LKPD

LKPD pictorial riddle yang layak dan efektif digunakan

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta

didik kelas IV SD.

INPUT

OUTPUT

PROCESS

Model Pembelajaran

Pengembangan LKPD Berbasis PictorialRiddle

Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian.

Page 69: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

48

2.10 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pengembangan LKPD matematika berbasis pictorial riddle layak untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas IV SD.

2. Pengembangan LKPD berbasis pictorial riddle efektif dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas IV SD.

Page 70: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

49

III. METODE PENELITIAN

A. Metode dan Prosedur Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah R & D atau metode penelitian dan

pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2015: 35)

metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkanproduk tertentu dan menguji keefektifan

produk tersebut. Sedangkan menurut Setyosari (2015: 275-277) penelitian

pengembangan memfokuskan pada bidang desain atau rancangan, apakah itu

berupa model desain dan desain bahan ajar. Penelitian R&D yang digunakan

dalam penelitian ini adalah model desain Borg dan Gall (1983: 781) langkah-

langkah utama dalam melaksanakan penelitian pengembangan ini

dapat digambarkan dengan bagan berikut ini.

Gambar 2. Prosedur Penelitian R&D Borg dan Gall (1983: 781)

Pengumpulaninformasi dan

penelitian awal

Perencanaan Pengembanganproduk

Uji coba produkawal

Revisi produkawal

Uji coba produkutama

Revisi produk utama Uji coba produkoperasional

Revisi produk final

Diseminasi

Page 71: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

50

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa LKPD yang

kemudian diterapkan pada pembelajaran matematika di kelas IV SD pada

materi menganalisis segi banyak beraturan dan tidak beraturan diharapkan

dapat digunakan dalam proses pembelajaran bagi peserta didik untuk

memahami materi tersebut.

Dengan tetap mengacu pada model pengembangan (R&D) oleh Borg and

Gall (1983: 781) maka dalam proses pengembangan ini peneliti hanya akan

melakukan 7 langkah yaitu sampai pada langkah melakukan revisi produk

operasional berdasarkan hasil uji coba utama. Hal ini dikarenakan langkah

delapan dan selanjutnya harus dilakukan dengan skala besar, desiminasi

produk harus dilakukan setelah melalui quality control sebelum dapat

diterbitkan. Langkah delapan sampai sepuluh memerlukan waktu yang lebih

lama sedangkan penyelesaian tesis ini dibatasi oleh waktu.

Berikut penjelasan langkah-langkah pengembangan menurut Borg and Gall:

1. Pengumpulan Informasi dan Penelitian Awal

Langkah ini dilakukan dengan melakukan studi pendahuluan berupa

observasi dengan penyebaran angket. Kegiatan yang dilakukan adalah

observasi lapangan yang mengidentifikasi potensi

atau permasalahan. Observasi yang dilakukan merupakan kegiatan

penelitian pendahuluan untuk mengumpulkan data awal menggunakan

angket yang dijadikan dasar pengembangan. Data yang didapatkan

berupa gambaran kondisi pembelajaran yang berlangsung meliputi

bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran, sarana prasarana, serta

hasil belajar peserta didik.

Page 72: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

51

2. Perencanaan

Melakukan perencanaan yang meliputi identifikasi dan definisi kondisi

awal, penetapan tujuan, penentuan urutan,dan uji coba pada skala kecil.

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan

perencanaan kompetensi dasar, indikator pembelajaran, tujuan

pembelajaran, dan cakupan materi, serta menyusun kisi-kisi instrumen.

3. Pengembangan Produk

Pada langkah ini dilakukan perencanaan pembuatan produk berupa

LKPD berbasis pictorial riddle untuk kelas IV SD yang memperhatikan

kelayakan isi,kesesuaian penyajian dengan model pembelajaran,

kesesuaian syarat didaktik, kesesuaian syarat kontruksi, dan kesesuaian

syarat teknis.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan format produk

awal ini adalah sebagai berikut.

a. Penyusunan Kerangka LKPD

Penyajian LKPD ini disusun secara urut yang terdiri dari halaman

sampul, halaman sampul dalam, kata pengantar, daftar isi, petunjuk

umum penggunaan LKPD, pemetaan kompetensi dasar, pembelajaran 1

sampai pembelajaran 4 (berisi pemetaankompetensi dasar, indikator

pembelajaran, tujuan pembelajaran,materi pelajaran), dan daftar

pustaka.

b. Penyusunan Peta Kebutuhan LKPD

Melakukan kembali penyusunan dan penyesuaian peta kebutuhan

LKPD berdasarkan KI, KD, dan Indikator yang telah ditetapkan.

Page 73: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

52

c. Menentukan Judul LKPD

Judul LKPD mengacu pada materi yang ada serta model pembelajaran

yang digunakan.

d. Penulisan LKPD

Penulisan rancangan LKPD disesuaikan dengan syarat-syarat penulisan

LKPD yang telah ditetapkan. LKPD yang disusun juga disesuaikan

dengan materi dan model pembelajaran yang digunakan, dalam

pengembangan LKPD model pictorial riddle.

4. Uji Coba Lapangan Awal

Uji coba awal ini dilakukan dengan melibatkan beberapa pakar/ahli yang

berpengalaman untuk menilai produk yang dirancang. Uji coba awal

adalah dilakukannya validasi desain produk berupa uji validasi media dan

uji validasi materi dan uji validasi pendidik kelas IV. Uji validasi media

dan uji validasi materi ini dilakukan untuk kemudian diketahui kelemahan

dan kekurangan dari produk yang dibuat peneliti, sehingga ditindaklanjuti

dengan melakukan perbaikan/revisi. Uji coba kelompok kecil yang

berjumlah 10 orang peserta didik yang terdiri dari peserta didik yang

memiliki kemampuan rendah, sedang, dan tinggi.

5. Merevisi Produk Utama

Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran

dari hasil uji lapangan awal. Berdasarkan hasil validasi instrumen dan

LKPD, dengan saran dari ahli maka dilakukan revisi produk utama.

Page 74: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

53

6. Uji Coba Lapangan Utama

Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 32 subjek. Pada

tahap uji lapangan, LKPD berbasis pictorial riddle diujikan pada peserta

didik kelas IV B SDN 1 Tanjung Jaya. Tes atau penilaian tentang prestasi

belajar peserta didik dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran.

7. Revisi Produk Akhir

Setelah dilakukan uji coba lapangan kemudian produk direvisi kembali.

Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan hasil uji coba

lapangan utama, saran dan masukan yang diberikan validator dan praktisi

terkait produk yang dikembangkan.

B. Definisi Konseptual Variabel

Definisi konseptual variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Kemampuan Berpikir Kritis

Amri dan Ahmadi (2015: 149-152) berpikir kritis adalah suatu aktivitas

kognitif yang berkaitan dengan penggunaan nalar. Menalar merupakan

bagian dari kegiatan berpikir kritis. Selanjutnya De Porter. dkk

(2013: 298) menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan keterampilan

tingkat tinggi yang sangat penting dimiliki kepada peserta didik selain

keterampilan berpikir kreatif. Berpikir kritis merupakan proses aktif yang

dilakukan untuk membuka pikiran dalam memperluas pemahaman yang

bertujuan agar dapat memecahkan masalah dan membuat keputusan yang

benar dan masuk akal.

Page 75: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

54

2. LKPD Berbasis Pictorial Riddle

Menurut Sund dalam Purwanto, dkk (2014: 118)pictorial riddle

merupakan salah satu tipe yang termasuk ke dalam pembelajaran inkuiri.

Sesuai dengan penjelasan Faturrohman (2015:205) bahwa pictorial riddle

merupakan model pembelajaran yang dapat mengembangkan motivasi dan

minat peserta didik dalam diskusi kelompok kecil atau besar yang dapat

digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif para peserta

didik.

LKPD sendiri menurut Depdiknas (2008: 13) adalah lembaran-lembaran

berisi pertanyaan-pertanyaan atau soal-soal yang harus dikerjakan oleh

peserta didik, yang didalamnya disertai petunjuk dan langkah-langkah

kerja untuk menyelesaikan soal-soal berupa teori maupun praktik.Menurut

Trianto (2012: 222) LKPD adalah panduan peserta didik yang digunakan

untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah.

Sehingga jika kedua pengertian tersebut dipadukan, LKPD berbasis

pictorial riddle adalah adalah lembaran-lembaran yang berisi gambar,

pertanyaan dan panduan peserta dalam proses pembelajaran yang dapat

meningkatkan motivasi dan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan proses aktif yang dilakukan untuk membuka

pikiran dalam memperluas pemahaman yang bertujuan agar dapat

memecahkan masalah dan membuat keputusan yang benar dan masuk

Page 76: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

55

akal. Kemampuan berpikir kritis peserta didik diukur dengan tes

kemampuan berpikir kritis pada hasil belajar peserta didik di kelas IV

SDN 1 Tanjung Jaya melalui pretest dan posttest. Hasil belajar berupa

soal yang berbentuk uraian. Ranah kognitif dalam penelitian

pengembangan ini mengacu untuk mengetahui peningkatan kemampuan

berpikir kritis peserta didik dengan menggunakan indikator

1) mengidentifikasi 2) menganalisis, 3) menghubungkan, 4) memecahkan

masalah. Skor berpikir kritis yang didapatkan jawaban di setiap soal yaitu

dari 1 – 4 yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

2. LKPD Berbasis Pictorial Riddle

LKPD berbasis pictorial riddle adalah adalah lembaran-lembaran yang

berisi gambar, pertanyaan dan panduan peserta dalam proses

pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan

berpikir kritis peserta didik. Pengukuran dilakukan untuk menilai proses

pembelajaran dengan memanfaatkan pengembangan LKPD berbasis

pictorial riddle. Penyusunan LKPD berbasis pictorial riddle harus

memenuhi persyaratan pada aspek materi dan media. Pada aspek materi,

syarat LKPD meliputi kesesuaian LKPD berbasis pictorial riddle dan

kualitas isi LKPD. Pada aspek media, LKPD berbasis pictorial riddle

harus memenuhi syarat didaktif, konstruktif, dan teknik LKPD divalidasi

oleh ahli materi dan ahli media.Data kuantitatif berupa data skor

penilaian ahli materi dan media dari lembar validasi yang diisi oleh

kedua ahli akan dianalisis dengan acuan yang diadaptasi dengan

menggunakan skala Likert dengan 4 skala yang nantinya akan

Page 77: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

56

didekriptifkan secara kualitatif, dengan memberikan penilaian pada aspek

penilaian dengan memberikan skor 4, 3, 2, 1. Skor 4 untuk kategori

sangat baik, skor 3 untuk kategori baik, skor 2 untuk kategori kurang dan

skor 1 untuk kategori sangat kurang.

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SD Negeri yang

berada di gugus Ahmad Yani Kecamatan Bangunrejo, yaitu SD Negeri 1

Tanjung Jaya, SD Negeri 2 Tanjung Jaya, SD Negeri 3 Tanjung Jaya dan

SD Negeri 4 Tanjung Jaya, SD Negeri 5 Tanjung Jaya, SD Negeri 6

Tanjung Jaya dengan jumlah peserta didik 204 orang. Berikut tabel jumlah

peserta didik kelas IV tersebut.

Tabel 2. Data Populasi Peserta Didik Kelas IV di Empat Sekolah diGugus Ahmad Yani

Nama SekolahBanyakPesertadidik

RombelKeterangan

L P

SD Negeri 1 Tanjung Jaya 63 2 29 34SD Negeri 2 Tanjung Jaya 26 1 10 16SD Negeri 3 Tanjung Jaya 38 1 15 23SD Negeri 4 Tanjung Jaya 35 1 15 20SD Negeri 5 Tanjung Jaya 22 1 9 13SD Negeri 6 Tanjung Jaya 20 1 8 12Jumlah 204 7 86 118

(Sumber : data observasi)

Berdasarkan data tersebut, sampel penelitian ditentukan dengan teknik

sampling purposive yaitu dengan pertimbangan tertentu. Sampel merujuk

pada peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Tanjung Jaya. Sampel yang

digunakan untuk penelitian yaitu peserta didik kelas IV B SDN 1 Tanjung

Jaya.

Page 78: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

57

E. Instrumen Penelitian

Jenis data yang dikumpulkan pada tahap penelitian ini adalah data kuantitatif

dan data kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian pengembangan

ini adalah sebagai berikut.

1. Instrumen non tes

Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai pendapat para

ahli (validator) terhadap kelayakan LKPD yang disusun. Instrumen ini

akan menjadi pedoman dalam merevisi dan menyempurnakan LKPD yang

disusun. Data yang diproleh dari hasil validasi akan dianalisis sebagai

dasar untuk merivisi/menyempurnakan LKPD yang akan digunakan dan

dikembangkan.

1. Lembar Uji Validasi Ahli Media

Instrumen ini digunakan untuk menguji konstruksi LKPD yang

dikembangkan oleh ahli media. Instrumen akan ini digunakan untuk

menilai dan mengumpulkan data tentang kelayakan produk yang

dihasilkan sebagai media pembelajaran dari segi kelayakan aspek

didaktik, konstruksi, dan teknis.

Berikut kisi-kisi instrumen lembar penilaian ahli materi digunakan

untuk pacuan dalam membuat instrumen lembar penilaian ahli

materi yang digunakan sebagai penilaian LKPD.

Page 79: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

58

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Lembar Penilaian Ahli Media

No Aspek yangDinilai

Indikator JumlahItem

1. KesesuaianLKPD dengansyaratdidaktik

1. Penyusunan LKPD bersifatuniversal.a. LKPD dapat dipahami oleh

peserta didik, baik yangberkemampuan rendah, sedang,atau tinggi.

b. Pertanyaan dalam LKPD sesuaidengan tingkat kemampuanberpikir kritis peserta didik SDkelas IV.

2

2. LKPD menekankan pada prosespenemuan konsep.a. Langkah-langkah pembelajaran

dalam LKPD disusun secarasistematis untuk membantupeserta didik menemukankonsep.

b. Kegiatan dalam LKPDmemfasilitasi siswa untukberpikir ilmiah.

2

3. LKPD mengajak siswa aktif dalamproses pembelajarana. Kegiatan dalam LKPD

merangsang peserta didik untukaktif mengajukan ataumenjawab pertanyaan

b. Kegiatan dalam LKPDmenuntun siswa untukmelakukan demonstrasi,presentasi atau unjuk kerja.

2

4. LKPD mengembangkankemampuan komunikasi, sosial,emosional, moral, dan estetika.a. Kegiatan dalam LKPD

memfasilitasi peserta didikuntuk mampu berkomunikasi,menyampaikan ide atau gagasansesama anggota kelompok

b. Kegiatan dalam LKPDmengandung pesan moral.

c. Kegiatan dalam LKPDmenjadikan peserta didikberpikir kritis.

3

2. KesesuaianLKPD dengansyaratkonstruksi

1. Penggunaan bahasa dalam LKPDa. Bahasa yang digunakan sesuai

dengan tingkat pemahamanpeserta didik.

b. Bahasa yang digunakan dalamLKPD efektif dan tidak ambigu

2

Page 80: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

59

(tidak bermakna ganda).2. Penggunaan Kalimat dalam LKPD

a. Kalimat yang digunakan sesuaidengan tingkat pemahamanpeserta didik.

b. Kalimat yang digunakan dalamLKPD efektif dan tidak ambigu(tidak bermakna ganda).

2

3. Kesekaran dan kejelasan LKPDa. Tingkat Kesukaran LKPD sesuai

dengan tuntutan Indikatorb. Pertanyaan dalam LKPD jelasc. Materi dalam LKPD jelas

.

3

3. KesesuaianLKPD dengansyarat teknis

1. Tulisana. Bentuk dan ukuran huruf jelas.b. Tulisan dalam LKPD

menggunakan kalimat pendek, 1sampai 10 kata dalam satu baris.

c. Ukuran huruf dengan gambarserasi.

3

2. Gambara. Gambar dalam LKPD jelasb. Gambar dalam LKPD menarikc. Gambar dalam LKPD sesusi

dengan materi pembelajaran

3

3. Penampilan LKPDa. Desaincover menarik.b. Penampilan LKPD pada bagian

baru diperkenalkan dengan carayang berbeda sehingga tidakmembosankan.

c. Format penyusunan LKPDmemuat seluruh judul, KI, KD,indikator, tujuanpembelajaran,petunjukpenggunaan LKPD, langkah-lanhgkah dalam kegiatan dankesimpulan.

3

Jumlah 25

2. Lembar Uji Validasi Ahli Materi

Instrumen ini digunakan untuk menguji substansi LKPD yang

dikembangkan. Instrumen ini dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah

Page 81: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

60

dibuat. Instrumen ini meliputi kesesuaian indikator dengan

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang mencakup

aspek kelayakan isi/materi, aspek kelayakan isi/materi, penyajian,

dan bahasa. Kedua instrumen validasi ahli ini digunakan pada tahap

uji coba lapangan.

Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Penilaian Ahli Materi

No Aspek yangDinilai

Indikator JumlahItem

1. KesesuaianLKPD denganberbasispictorial riddle

a. LKPD menyajikan langkah-langkah model pictorial riddleyaitu:1) Menyajikan masalah

LKPD menyajikan masalahyang sesuai dengan materiyangdibahas.

2) Mengamati gambarLKPD mememberikankesempatan peserta didik untukmerumuskan permasalahanyang ada dalam masalah yangdisajikan.

3) Merummuskan PermasalahanLKPD memberikankesempatan peserta didikuntuk merumuskanpermasalahan yang ada dalammasalah yang disajikann.

4) Mengumpulkan datadaninfirmasiLKPD memberikankesempatan peserta didikuntuk mengumpulkan data daninformasi yang terdapat padamasalah yang disajikan,sebagai bahan untukmenyelesaikan masalahtersebut,

5) Diskusi dan menyatukanArgumenLKPD memberikankesempatan kepada pesertadidik untuk berdiskusibersama temansekelompoknya danmenyatukan argumen atau

8

Page 82: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

61

pendapat mereka untukmeyelesaikan masalah yangdisajikan

6) Mempersentasikan hasildiskusiLKPD memberikan penjelasankepada peserta didik untukmempersentasikan hasildiskusi

7) Melakukan tanya jawabLKPD memberikan penjelasankepada peserta didik untukmelakukan tanya jawabdengan bimbingan guru

8) KesimpulanLKPD memberikankesempatan kepada pesertadidik untuk membuatkesimpulan dari hasil diskusimenyelesaikan masalah.

2. KualitasLKPD

a. Kesesuaian materi dengan KDberdasarkan Kurikulum 20131) Kesesuaian materi dengan KD

berdasarkan Kurikulum 20132) Tujuan pembelajaran

matematika sesuai KD.3) Kegiatan dalam LKPD sesuai

dengan materi pembelajaran.

3

b. LKPD menyajikan bahan ajar yangmenarik dan mudah bagi pesertadidik untuk memahami materi.1) LKPD memuat petunjuk belajar

menggunakan LKPD2) Waktu yang digunaan untuk

mempelajari materi LKPD sesuai3) Informasi yang ada dalam LKPD

jelas dan mudah dipahami4) Materi dalam LKPD disusun dari

yang mudah kemudian menujumateri yang sulit

5) Penjelasan materi disertaigambar yang mempermudahpeserta didik memahami materi

5

c. Isi LKPD memberikan pengalamandari kegiatan pembelajaran1) Materi dalam LKPD disusun

sesuai dengan pengalaman yangada dilingkungan peserta didik

2) Materi dalam LKPDmemberikan pengalaman

2

Page 83: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

62

berupa pesan moral bagikehidupan peserta didik.

d. Jenis kegiatan dalam LKPDbersifat hands on (mengarahkanpeserta didik untuk beraktivitas)

1) Kegiatan dalam LKPDmenuntut peserta didik untukmelakukan pengamatab

2) Kegiatan dalam LKPDmenuntut peserta didik untukmelakukan analisi

2

e. Pertanyaan dalam LKPD bersifatproduktif1) Pertanyaan dalam LKPD

sesuai dengan materi pelajaran2) Ketetapan alokasi waktu yang

digunakan dalammenyelesaikan tugas yang adadalam LKPD

3) Pertanyaan dalam LKPDmenjadikan peserta didik lebihberpikir kritis

3

Jumlah 23

2. Instrumen Tes

Tes tertulis yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa uraian

yang sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah dibuat.

Tes akan dilakukan dua kali yaitu awal tes (pre-test) dan akhir (post-

test). Tujuan dari tes tertulis ini untuk memperoleh data hasil belajar

peserta didik pada materi segi banyak beraturan dan segi banyak tidak

beraturan kelas IV SDN 1 Tanjung Jaya. Data hasil belajar peserta

didik tersebut untuk mengetahui efektivitas LKPD model pictorial

riddle dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Berikut ini kisi-kisi instrumen hasil belajar yang mengacu pada

kemampuan berpikir kritis.

Page 84: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

63

Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Berpikir Kritis

No IndikatorSkor

4 3 2 11 Mengidentifikasi2 Menganalisis3 Menghubungkan4 Memecahkan masalah

Tabel 6. Rubrik Penilaian Berpikir Kritis

Aspek yangDiukur

Respon Siswa terhadap Soal Skor

Mengidentifikasi Bisa menentukan informasi dari soal yangdiberikan, tetapi belum bisa memilih informasiyang penting.

1

Bisa menentukan informasi dari soal yangdiberikan, dan bisa memilih informasi yangpenting.

2

Bisa menentukan informasi dari soal yangdiberikan, dan bisa memilih informasi yangpenting, dan memilih strategi yang benar dalammenyelesaikannya, tetapi melakukan kesalahandalam perhitungan.

3

Bisa menetukan informasi dari soal yangdiberikan,dan bisa memilih informasi yangpenting, dan memilih strategi yang benar dalammenyelesaikannya dan benar dalam melakukanperhitungan.

4

Menganalisis Bisa menentukan fakta, data, dan konsep, tetapibelum bisa menghubungkannya 1

Bisa menentukan fakta, data, konsep dan bisamenghubungkan dan menyimpulkannya antarafakta, data, dan konsep tetapi salah dalammelakukan perhitungan.

2

Bisa menentukan fakta, data, konsep dan bisamenghubungkan dan menyimpulkannya antarafakta, data, dan konsep yang didapat dan benardalam melakukan perhitungan.

3

Bisa menemukan fakta data, dan konsep dan bisamenghubungkan dan menyimpulkan antarafakta, data, konsep yang didapat sertamenjawawab dengan benar kemudian mengujikebenaran dari jawaban

4

Menghubungkan Belum bisa menemukan fakta, data, dan konsepserta belum bisa menghubungkan antara fakta,data, konsep yang di dapat.

1

Page 85: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

64

Bisa menemukan fakta, data, dan konsep sertamenghubungkan antara fakta, data, konsep yangdi dapat tetapi salah dalam perhitungannya.

2

Bisa menemukan fakta, data, dan konsep sertamenghubungkan antara fakta, data, konsep yangdi dapat serta benar dalam perhitungannya.

3

Bisa menemukan fakta, data, dan konsep sertamenghubungkan antara fakta, data, konsep yangdi dapat serta benar dalam perhitungannya danmengecek kebenaran yang terjadi.

4

MemecahkanMasalah

Mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan,kecukupan unsur) dengan benar tetapi modelmatematika yang dibuat salah.

1

Mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan,kecukupan unsur) dengan benar dan membuatmodel matematika dengan benar tetapipenyelesaiannya salah.

2

Mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan,kecukupan unsur) dengan benar dan membuatmodel matematika dengan benar serta benardalam penyelesaiannya.

3

Mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan,kecukupan unsur) membuat dan menyelesaikanmodel matematika dengen benar, dan mengecekkebenaran jawaban yang diperolehnya.

4

Tabel 7. Kisi-Kisi Instrumen TesKompetensi Dasar Indikator Pencapaian

KompetensiRanahkognitif

Jumlahbutirsoal

Nomorsoal

3.9 Menjelaskandan menentukankeliling dan luaspersegi, persegipanjang, dansegitiga sertahubunganpangkat duadengan akarpangkat dua

3.9.1 Menjelaskanmakna darikeliling danluas persegi.

3.9.2 Menemukanrumus kelilingdan luaspersegi

3.9.3 Menjelaskanhubunganpangkat duadengan akarpangkat dua

3.9.4 Menentukankeliling danluas persegi

3.9.5 Menjelaskanmakna dari

C2

C4

C2

C3

C2

1, 14

2, 12

3, 5

4,15

17, 19

Page 86: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

65

keliling danluas persegipanjang

3.9.6 Menemukanrumus kelilingdan luaspersegipanjang

3.9.7 Menentukankeliling danluas persegipanjang

3.9.8 Menjelaskanmakna kelilingdan luassegitiga

3.9.9 Menemukanrumus kelilingdan luassegitiga

3.9.10 Menentukankeliling danluas segitiga.

C4

C3

C2

C4

C3

7, 20

13, 18

10, 8

16, 9

6, 11

Lembar tes kemampuan berpikir kritis dapat digunakan jika telah

memenuhisyarat valid, reliabel, tingkat kesukaran soal merata dan daya

pembeda soal yang baik.

a. Validitas Instrumen Tes

Validitas isi dari tes dapat diketahui dari kesesuaian antara tujuan

pembelajaran dan ruang lingkup materi yang telah diberikan dengan

butir-butir tes yang menyusunnya. Tes tersebut dikatakan valid jika tes

tersebut tepat mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Widoyoko

(2014: 177) validasi butir soal dapat menggunakan rumus product

moment dengan angka kasar.

Page 87: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

66

rxy =

∑ (∑ )(∑ ){ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }Keterangan:X = Skor butirY = Skor total

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

Penafsiran harga koefisien korelasi dilakukan dengan membandingkan

harga rxy dengan harga kritis. Adapun karena jumlah responden 20

orang peserta didik maka harga kritis atau r tabel yang digunakan

adalah 0,444 artinya apabila rxy (r hitung) ≥ 0,444, maka butir instrumen

dikatakan valid. Berikut ini adalah hasil pengolahan data uji validitas.

Tabel 8. Rekapan Uji Validitas Instrumen Tes.

No. Uji Validitas Jumlah Instrumen Tes1. Jumlah soal valid 112. Jumlah soal tidak valid 9

20Sumber : Hasil Penelitian (data lengkap di lampiran 12 halaman 154)

Berdasarkan dara di atas, jumlah soal yang diujicobakan sebanyak 20

soal, dengan responden sebanyak 20 peserta didik, soal yang valid

berjumlah 11 soal yaitu soal nomor 1, 2, 3,5, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15.

Sedangkan soal yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 10 soal,

soal yang tidak terpakai untuk penelitian adalah soal no 2 dengan

pertimbangan penyesuaian indikator pencapaian kompetensi dan nilai

validitas tertinggi.

Page 88: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

67

b. Reliabilitas Instrumen

Suatu instrumen dikatakan reliabilitas apabila tes tersebut memiliki

konsistensi dalam mengukur kemampuan yang hendak diukur.

menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg (stabil).

Dalam penelitian ini, instrumen tes berupa soal essay/uraian. Menurut

Sugiyono (2013: 365) pengujian reliabilitas dapat menggunakan

teknik Alfa Cronbach. Rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach

adalah sebagai berikut.

= [ ] ∑

Keterangan:

: Reliabilitas instrumen∑ : Nilai varian skor tiap-tiap itemk : Banyaknya butir soal

: Varians total skor

Perhitungan reliabilitas tes pada penelitian ini dibantu dengan program

microsoft office exel 2010. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh

hasil r hitung = 0,91. Hasil uji reliabilitas pada penelitian ini dapat dilihat

pada lampiran 13 halaman 155. Selanjutnya menginterpretasikan

besarnya nilai reliabilitas tersebut dengan indeks korelasi sebagai

berikut.

Tabel 9. Kriteria ReliabilitasInterval Koefisien Reliabilitas0,80 – 1,00 Sangat kuat0,60 – 0,79 Kuat0,40 – 0,59 Sedang0,20 – 0,39 Rendah0,00 – 0,19 Sangat rendah

(sumber: Sugiyono, 2015: 257)

Page 89: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

68

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan dan diketahui bahwa tes

yang digunakan memiliki kriteria reabilitas yang sangat kuat sehingga

soal tersebut dapat digunakan untuk penelitian.

c. Tingkat Kesulitan

Tingkat kesulitan (difficulty index, difficulty level) butir soal menurut

Sudjana (2010:137) adalah proporsi peserta tes menjawab dengan benar

terhadap suatu butir soal Sudijono (2008:372) menyatakan suatu tes

dikatakan baik jika memiliki derajat kesukaran sedang, yaitu tidak

terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Rumus untuk menentukan

tingkat kesulitan butir soal adalah sebagai berikut.

TK =

Keterangan:

TK : nilai tingkat kesukaran suatu butir soal: jumlah skor yang diperoleh semua siswa pada butir soal yang

diolah: jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh semua siswa padasuatu butir soal

Berikut ini adalah hasil analisis tingkat kesulitan butir soal instrumen

tes.

Tabel 10. Indeks Kesukaran Butir Soal

Indeks KesukaranButir Soal

Keterangan

0,00 - 0,15 Sangat sukar0,16 - 0,30 Sukar0,31 - 0,70 Sedang0,71 - 0,85 Mudah0,86 - 1,00 Sangat mudah

(Sumber: Sudijono 2008)

Page 90: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

69

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis tingkat kesukaran butir soal

diketahui bahwa dari 10 soal yang telah valid yang digunakan untuk

penelitian diperoleh hasil bahwa 3 soal dengan katagori “sulit” dan 6

soal dengan kategori “sedang” dan 2 soal dengan kategori “mudah”.

Hasil uji tingkat kesukaran pada penelitian ini dapat dilihat pada

lampiran 13 halaman 155.

d. Daya Beda

Daya beda (Descriminating Power) butir soal menurut Sudjana

(2010:141) adalah indeks yang menunjukkan tingkat kemampuan butir

soal membedakan peserta didik yang pandai (kelompok atas) dengan

peserta didik yang kurang pandai (kelompok bawah). Rumus untuk

mencari indeks daya beda menurut Sudjana (2010: 139) adalah sebagai

berikut.

DB =

Keterangan.

DP : indeks daya pembeda suatu butir soal tertentuJA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolahJB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolahIA : jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah).

Tabel 11. Indeks Daya BedaIndeks Daya Pembeda Keterangan-1,00 - 0,10 Sangat Buruk0,11 - 0,19 Buruk0,20 - 0,29 Cukup baik0,30 - 0,49 Baik0,50 - 1,00 Sangat Baik

Sumber: Sudijono (2008:389)

Page 91: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

70

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis daya beda butir soal

instrumen tes yang digunakan untuk penelitian dari 10 soal instrumen

yang telah dinyatakan valid diketahui bahwa 9 item soal dengan

kategori “sangat baik”, dan 1 soal dengan kategori “baik”. Hasil uji

daya beda pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 14 halaman

156.

F. Tenik Analisis Data

Instrumen yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah berbentuk tes. Tes

dilakukan sebanyak dua kali tes yang diberikan pada awal (pretest) dan akhir

(posttest) pertemuan, yang bertujuan mengukur peningkatan kemampuan

berpikir kritis peserta didik melalui hasil belajar peserta didik kelas IV SD

Negeri 1 Tanjung Jaya.

1. Analisis Data Validitas LKPD

Data yang diperoleh saat validasi LKPD berbasis pictorial riddle adalah

hasil penilaian validator terhadap bahan ajar melalui skala kelayakan.

Analisis yang digunakan berupa deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data

kualitatif berupa komentar dan saran dari validator dideskripsikan secara

kualitatif sebagai acuan untuk merevisi dan menyempurnakan LKPD.

Data kuantitatif berupa skor penilaian ahli materi, dan ahli media

dideskripsikan secara kuantitatif. Sedangkan data kuantitatif berupa data

skor penilaian ahli materi dan media dari lembar

validasi yang diisi oleh kedua ahli akan dianalisis dengan acuan yang

diadaptasi denganmenggunakan skala Likert dengan 4 skala yang

Page 92: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

71

nantinya akan didekriptifkan secara kualitatif dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

e. Melakukan tabulasi data oleh validator yang diperoleh dari ahli

materi, ahli media dan pendidik kelas IV. Tabulasi data dilakukan

dengan memberikan penilaian pada aspek penilaian dengan

memberikan skor 4, 3, 2, 1 berdasarkan skala pengukuran Skala

Likert, Skor 4 untuk kategori sangat baik, skor 3 untuk kategori baik,

skor 2 untuk kategori kurang dan skor 1 untuk kategori sangat kurang,

f. Pada tahap ini, data skor penilaian kevalidan LKPD yang telah

ditabulasi kemudian nanti dihitung rata-ratanya. Rata-rata skor

penilaian kevalidan LKPD dihitung menggunakan rumus sebagai

berikut.

N = x 100

N : Nilai yang dicari atau diharapkanR : Skor mentah yang diperolehSM : Skor maksimal100 : Bilangan tetapSumber: Purwanto (2019: 102)

g. Perbandingan rata-rata skor dengan kriteria yang ditentukan. Cara

yang digunakan untuk menyatakan rata-rata skor dalam nilai kualitatif

adalah dengan membandingkannya dengan kriteria penilaian kualitas

tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada

tabel berikut.

Page 93: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

72

Tabel. 12 Kriteria Penilaian LKPD

Besar Persentase Interpretasi86-100 Sangat Baik71-85 Baik56-70 Cukup Baik0-55 Kurang Baik

(Sumber: Arikunto, 2010: 276)

2. Analisis Efektivitas LKPD

Uji efektivitas dilakukan untuk mengukur peningkatan kemampuan

berpikir kritis peserta didik melalui tes hasil belajar pada ranah kognitif

dengan materi keliling dan luas bangun datar (persegi, persegi panjang,

segitiga). Data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui peningkatan

kemampuan berpikir kritis sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

Nilai masing-masing pretest dan posttest dapat ditentukan dengan rumus

sebagai berikut.

Nilai individu = 100Menurut Hake (dalam Sundayana, 2015: 149) besarnya peningkatan

kemampuan berpikir kritis setiap siswa dihitung dengan rumus gain

setiap individu sebagai berikut.

N-Gain =( ) ( )

Page 94: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

73

3. Uji Hipotesis

1) Hipotesis Pertama

“Pengembangan LKPD matematika berbasis pictorial riddle layak

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas

IV SD”.

Tahap uji hipotesis pertama dilaksanakan untuk menguji validitas

hasil penelitian pengembangan berupa produk LKPD matematika

berbasis pictorial riddle. Uji hipotesis yang pertama dilaksanakan

dengan cara uji validasi dengan menggunakan instrumen validasi.

Uji validasi dari produk LKPD tersebut yaitu : 1) Uji validasi oleh

satu dosen ahli materi, 2) uji validasi satu dosen ahli desain LKPD,3)

Uji validasi oleh guru kelas IV. Berdasarkan nilai yang diperoleh

dari validator selanjutnya dikategorikan.

2) Hipotesis Kedua

“Pengembangan LKPD berbasis pictorial riddle efektif untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas IV SD”.

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan N-gain

ternormalisasi. Hake (dalam Sundayana, 2015: 149) mengungkapkan

bahwa untuk mengetahui efektivitas suatu pembelajaran dalam

pemahaman konseptual, maka dilakukan dengan analisis rata-rata

gain nilai yang ternormalisasi. Besarnya peningkatan kemampuan

berpikir kritis setiap siswa dihitung dengan rumus gain kemudian

nilai yang diperoleh dikategorikan dengan gain nilai ternormalisasi.

Page 95: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

74

Tabel 13. Kategori n-Gain Ternormalisasi

Nilai Gain-Ternormalisasi Interpretasi-1,00 ≤ g <0,00 Terjadi Penurunang = 0,00 Tetap0,00 < g < 0,30 Rendah0,30 ≤ g < 0,70 Sedang0,70 ≤ g < 1,00 Tinggi

Sumber: Sundayana (2015: 151)

Page 96: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

112

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1) Produk LKPD matematika berbasis pictorial riddle yang

dikembangkan layak digunakan dalam proses pembelajaran untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas IV. Hal

ini dibuktikan dengan hasil validasi ahli materi, ahli media dan

pendidik kelas IV yang menunjukkan kategori “Sangat Baik”.

2) Produk LKPD matematika berbasis pictorial riddle efektif digunakan

dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kritis peserta didik kelas IV. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan

hasil belajar peserta didik pada skor pretest dan posttes memperoleh

gain yang menunjukkan kategori “Sedang”.

B. Implikasi

Implikasi penelitian dan pengembangan LKPD berbasis pictorial riddle

adalah sebagai berikut.

1) Implikasi penelitian dan pengembangan LKPD berbasis pictorial

riddle yang layak, mampu memperhatikan adanya perbedaan

individual, sehingga dapat digunakan baik oleh peserta didik yang

Page 97: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

113

lamban, yang sedang maupun yang pandai. Materi yang disajikan

dalam bentuk teka-teki bergambar atau penyajian masalah bergambar

dalam LKPD matematika berbasis pictorial riddle yang harus

diselesaikan oleh peserta didik dapat memperkaya dan memperdalam

materi yang dipelajari serta dapat lama terekam dalam ingatan peserta

didik, Kelayakan LKPD matematika berbasis pictorial riddle juga

dapat memfasilitasi peserta didik untuk belajar tidak hanya tentang

konsep-konsep dan prinsip-prinsip, tetapi juga mengalami proses

belajar tentang proses pengarahan diri sendiri, tanggung jawab,

komunikasi sosial.

2) Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan LKPD berbasis

pictorial riddle yang efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir

kritis peserta didik melalui pengembangan dan penerapan materi

pelajaran yang terdapat dalam LKPD berbasis pictorial riddle. LKPD

matematika berbasis pictorial riddle yang efektif dapat memfasilitasi

kemampuan berpikir kritis peserta didik. Melalui kemampuan berpikir

kritis, peserta didik dapat membuka pikiran, memperluas pemahaman,

mencari pengetahuan secara mandiri melalui keterampilan penalaran,

kemudian peserta didik juga dapat memecahkan masalah dan

mengambil keputusan yang memungkinkan peserta didik untuk

mencapai hasil yang diinginkan secara benar, masuk akal dan efisien.

Page 98: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

114

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang diuraikan di atas, saran yang

disampaikan adalah sebagai berikut.

1) Peserta didik

Diharapkan peserta didik ketika mengamati gambar dapat fokus

terhadap masalah yang harus diselesaikan peserta didik kemudian

dapat selalu aktif mengajukan berbagai pertanyaan kepada pendidik

dan kepada teman yang sedang mempresentasikan selau aktif dalam

sebagai usaha pencarian informasi dalam mengoptimalkan

kemampuan berpikir kritis. Selain itu juga memanfaatkan LKPD

berbasis pictorial riddle ini sebagai sumber belajar mandiri khususnya

pada materi luas dan keliling bangun datar (persegi, persegi panjang

dan segitiga), sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kritis dalam rangka mencapai kompetensi yang diharapkan.

2) Pendidik

Pendidik hendaknya dalam menerapkan LKPD berbasis pictorial

riddle hendaknya memahami prosedur penggunaan LKPD dan dalam

memilih gambar hendaknya memilih gambar benda yang dapat

dimengerti peserta didik. Pendidik juga diharapkan untuk dapat

melaksanakan langkah-langkah model pictorial riddle dengan cepat

guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, seperti

mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman yang diperoleh

peserta didik agar pembelajaran menjadi bermakna dan

menyenangkan.

Page 99: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

115

3) Sekolah

LKPD berbasis pictorial riddle dapat dijadikan salah satu contoh

pengembangan bahan ajar yang mudah dipahami dan sesuai dengan

pembelajaran pada kurikulum 2013, sehingga diharapkan agar sekolah

memfasilitasi pendidik untuk mengembangkan bahan ajar yang mudah

dipahami, sesuai dengan lingkungan sekitar, dan sesuai dengan

kurikulum 2013.

4) Peneliti Selanjutnya

Penelitian pengembangan ini dilakukan dengan mengembangkan

LKPD matematika berbasis pictorial riddle pada materi “Keliling dan

Luas Bangun Datar (Persegi, Persegi Panjang, Segitiga)” untuk kelas

IV Sekolah Dasar. Diharapkan peneliti berikutnya agar dapat

mengembangkan dan melakukan penelitian pada materi atau pada

kelas lainnya.

Page 100: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

116

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 2015. Guru Sains Sebagai Inovator: Merancang PembelajaranSains Inovatif Berbasis Riset. Media Akademi. Yogyakarta. 110 hlm.

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. RinekaCipta. Jakarta. 297 hlm.

Agustin, M. 2014. Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. RefikaAditama. Bandung. 128 hlm.

Aisyah, N. 2014. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. DirektoratJenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 214hlm.

Amien, M. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) denganMenggunakan Metode “Discovery dan Inquiry”. Proyek PengembanganLembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral PendidikanTinggi Depdikbud. Jakarta.

Amri & Ahmadi. 2015. Implementasi Pembelajaran Aktif dalam Kurikulum 2013.Prestasi Pusakaraya. Jakarta. 218 hlm.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendidikkan Praktis. Rineka Cipta.Jakarta. 413 hlm.

Awal, Siti. 2015 Peranan Metode Pictorial Riddle terhadap Penguasaan KonsepFisika Pada Siswa SMAN 1 Bontonompo. Jurnal Pendidikan Fisika . 4(2): 250-265.

Bailik, M & Fadel, C. 2015. Skill for the 21st Century. Center for CurriculumRedesign. Boston. 351 hlm.

Borg, W.R., dan Gall, M. D. 1983. Education Research: An Introduction.Longman. New York. 936 hlm.

Burns, Marilyn. 2007. About Teaching Mathematic. Math Solution Publitions.USA. 225 hlm.

Choo, Serene S.Y, Rotgans J.I, Yew E.H.J, Schmidt, H.G. 2011. Effect ofWorksheet Scaffolds on Students Learning in Problem Based Learning.Journal Adv in Health Science Education, Springerlink. 16: 517–528.

Page 101: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

117

Chusni, Muhammad, Minan. 2016. Penerapan Pendekatan Inkuiri Terbimbingdengan Metode Pictorial Riddle Untuk Meningkatkan Pemahaman KonsepFisika Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika. 4(2): 111-123.

Darmojo, H., & Kaligis, J. R.E.. 1993. Pendidikan IPA II. Depdikbud, Jakarta. 198hlm.

Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Yrama Widya. Bandung. 234 hlm.

Degeng, N.S. 2007. Ilmu Pembelajaran (Klasifikasi Variabel untuk PengembanganTeori dan Penelitian). Arasmedia. Bandung. 203 hlm.

Depdiknas. 2003. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional. Depdiknas. Jakarta.

----------. 2018. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Depdiknas. Jakarta.

De Porter, H & Bobbi. 2013. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyamandan Menyenangkan. Kaifa. Bandung. 356 hlm.

Dike, Daniel. 2010. Peningkatan Berpikir Kritis Siswa dengan Model TASC(Thinking Actively in a Social Context) pada Pembelajaran IPS. JurnalPenelitian.1(1): 15-29.

Dimyati. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran Terpadu. Alfabeta. Bandung.266 hlm

Fathurrohman, M. 2015. Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013. Kalimedia.Yogyakarta. 237 hlm.

Fisher, Alec. 2009. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Erlangga. Jakarta. 247 hlm.

Hartley, D. 2010. Assure Model Learning: Instructional Media and Technologiesfor Learning. Merrill. New Jersey. 331 hlm.

Hendriana. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta. 420 hlm.

Iqbal, Muhammad. 2018. Pengaruh Model Inkuiri Tipe Pictorial Riddle terhadapHasil Belajar Siswa pada Konsep Teori Kinetik Gas.(Skripsi). UIN SyarifHidayatullah.

Kemendikbud, 2013 Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. KementerianPendidikan dan Kebudayaan RI. Jakarta.

Komalasari 2011. Pembelajaran Kontekstual (konsep dan Aplikasi). PT. RefikaAditama. Bandung. 321 hlm.

Page 102: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

118

Kowiyah. 2012. Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan Dasar3(5): 175- 179.

Kristianingsih, (2010). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui ModelPembelajaran Inkuiri dengan Metode Pictorial Riddle pada Pokok BahasanAlat-alat Optik di SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 6(3): 10-13.

Lee, Che-Di. 2014. Worksheet Usage, Reading Achievement, Classes’ Lack ofReadiness, and Science Achievement A Cross-Country Comparison.International Journal of Education in Mathematics, Science andTechnology. 2(2): 96-106.

Lesy Luzyawati. 2017. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA MateriAlat Indera melalui Model Pembelajaran Inquiry Pictorial Riddle.EduSains: Jurnal Pendidikan Sains & Matematika. Vol.5, No.2, Hal 9-21.

Maghfira, Febriana,. 2018. Penerapan model pembelajaran Inquiry Pictorial Riddleuntuk meningkatkan keaktifan siswa. Jurnal Pendidikan Fisika danKeilmuan (JPFK). 4(2): 6-12.

Masfer, A.A. 2014. Islamic Teachers’ Perceptions of Improving Critical ThinkingSkills in Saudi Arabian Elementary Schools. Saudi Arabia CanadianCenter of Science and Education . 3(4): 37-48.

Masfuah, S. 2016 Pictorial Riddle Melalui Pembelajaran Attention, Relevance,Confidence, Satisfaction (ARCS) untuk Meningkatkan KemampuanPemecahan Masalah dan Motivasi Berprestasi Siswa. Jurnal KonselingGusjigang, 2(1). 114-110.

Musharafa. 2016. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswamelalui Pendekatan Metacognitive Instruction. Jurnal PendidikanMatematika. 5(2): 28-35.

Nilova, Nila. 2017. Pengaruh Metode Pembelajaran Pictorial Riddle Berbasis MindMapping Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Sikap Kreatif PesertaDidik Kelas X Pada Mata Pelajaran Biologi Di Sman 7 Bandar Lampung.(Skripsi). Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Pramesti, A. 2017. Development of Student Work Sheets Based on Pictorial Riddleto Increase Critical Thinking Skills For Senior High School Students OnWork And Energy Subject Lecture. Jurnal Pendidikan Fisika. 6(4): 293-303.

Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press.Yogyakarta. 419 hlm.

Page 103: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

119

Purwanto, dkk. 2014. Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Pictorial Riddledengan Konten Integrasi-Interkoneksi pada Materi Suhu dan Kalorterhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1Piyungan. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Purwanto, Ngalim. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Belajar. Yogyakarta.

Ranjit. 2012. Prosedur Penyusunan dan Pengembangan Bahan Ajar. RemajaRosdakarya Offset. Bandung. 120 hlm.

Rohaeti, E, & Padmaningrum, R. T. 2009. Pengembangan Lembar Kerja Siswa(LKS) mata pelajaran sains kimia untuk SMP. Jurnal Inovasi Pendidikan,10(1): 12-20.

Salimahtun, S. 2015. Pengaruh Metode Pembelajaran Pictorial Riddle TerhadapPemahaman Konsep Fisika Siswa Smp Negeri 1 Sigaluh Banjarnegara.(Skripsi). Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UniversitasNegeri Semarang,Semarang.

Samsudin, Achmad. 2009. Model-Model Pembelajaran. [On line] tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/D%20%20FPMIPA/JUR.%20FISIKA/AHMAD%20SAMSUDIN/BPF/MODELMODEL%20PEMBELAJARANx. pdfpada Senin 2 Desember 2018.

Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. 336hlm.

Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. KencanaPrenada Media Grup. Jakarta. 241 hlm.

---------. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Prenada Media Grup. Jakarta. 367hlm.

Saputro, Rahmanto Dwi & Gunansyah, Ganesa. 2013. Peningkatan KeterampilanBerpikir Kritis Melalui Model Pembelajaran Inkuiri pada pembelajaranIPS di Sekolah Dasar.Ejournal Unesa. Surabaya.

Setyosari, P. 2015. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. PrenadamediaGrup. Jakarta. 340 hlm.

Shinta D.D, Nur Ngazizah, Eko Setiyadi. 2013. Pengembangan Lembar KerjaSiswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing untukMnegoptimalkan Kemampuan Berfikir Kritis Peserta Didik Pada MateriListrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X. Jurnal UniversitasMuhammadiyah Purworejo. Vol 3 No 1

Page 104: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

120

Soedjadi, R., 2017. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat JendralPendidikan Tinggi Depertemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 206 hlm.

Sriwongchai, A, Jantharajit, N & Chookhampaeng, S. 2015. Developing theMathematics Learning Management Model for Improving CreativeThinking in Thailand. International Education Studies. 8(11): 77-87.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada.Jakarta. 504 hlm.

Sudjana, Nana. 2010. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Rosdakarya.Bandung. 320 hlm.

Sudirman, N. 1992. Ilmu Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung. 301 hlm.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Alfabeta. Bandung. 380 hlm.

Sukarjo, M. & Komarudin, U. 2012. Landasan Pendidikan. PT. Raja GrafindoPersada. Jakarta. 86 hlm.

Sulistiyanti. 2015. Keefektifan Model Pictorial Riddle Dalam Pembelajaran IlmuPengetahuan Sosial Kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 KarangmanyarKabupaten Purbalingga. (Skripsi). Universitas Negeri Semarang.

Sumantri, Mohamad Syarif. 2015. Strategi Pembelajaran: Teori dan Praktik diTingkat Pendidikan Dasar. Rajawali Pers. Jakarta.

Sumardyono. 2014. Karakteristik Matematika dan Implikasinya terhadapPembelajaran Matematika. Depertemen Pendidikan Nasional. Yogyakarta.210 hlm.

Sundjana. 2015. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosda karya.Bandung. 330 hlm.

Suprijono, A. 2013. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Pustaka.Belajar. Yogyakarta. 344 hlm.

Surtriyanti, E. 2017. Pengaruh Metode Pembelajaran Pictorial Riddle terhadapKeterampilan Berpikir Kritis Siswa SD pada Materi PelestarianLingkungan. Jurnal Pena Ilmiah. 2 (11): 331- 340.

Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana.Jakarta. 322 hlm.

Sutikno, M. 2014. Metode & Model-model Pembelajaran. Holistica, Lombok. 208hlm.

Page 105: PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK MATEMATIKA …digilib.unila.ac.id/59336/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan lulus

121

Syah, Muhamad. 2013. Panduan Pembelajaran Kreatif dan Inovatif IPA Fisika SD.Remaja Karya, Bandung. 104 hlm

Toman, Ufuk. 2013. Extended Worksheet Developed According To 5E ModelBased On Constructivist Learning Approach. International Journal.University Postecondary: Turki. 4: 173-183.

Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi, danImplementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. BumiAksara. Jakarta. 381 hlm.

---------. 2011. Mendesain Pembelajaran Inovatif-Produktif. Kencana PrenadaMedia Group. Jakarta. 326 hlm.

Widodo, Supriyono. 2006. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta. 242 hlm.

Widoyoko, Eko P. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. PustakaPelajar. Yogyakarta. 359 hlm.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional (Sisdiknas). Depdiknas. Jakarta.

Yasir, M., Susantini, E., dan Isnawati. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa(LKS) Berbasis Strategi Belajar Metakognitif Untuk Meningkatkan HasilBelajar Siswa Pada Materi Pewarisan Sifat Manusia. Jurnal Bioedu. 2(1):77-83.

Zayabalaradjane, Z. (2016). Understanding Critical Thinking To Create BetterDoctors. Journal Of Advances In Medical Education And Research.1(3): 9-13.