pengembangan karier pns - · pdf file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama...

58
MODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENGEMBANGAN KARIER PNS Penulis: 1. Yopi Koirewoa, SH, MM 2. Sri Gantini, S.Sos, M.AP PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL KEPEGAWAIAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA, 2014

Upload: duongdien

Post on 06-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

MODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN

PENGEMBANGAN KARIER PNS

Penulis:

1. Yopi Koirewoa, SH, MM

2. Sri Gantini, S.Sos, M.AP

PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL KEPEGAWAIAN

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

JAKARTA, 2014

Page 2: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian dinyatakan bahwa pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam suatu

jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan

kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu

serta syarat objektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras,

atau golongan. Pengangkatan dalam jabatan dimaksudkan untuk pengembangan

karier Pegawai Negeri Sipil yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan

dalam suatu organisasi sesuai dengan alur pengembangan karier yang telah

ditetapkan. Untuk memberikan kepastian arah pengembangan karier Pegawai Negeri

Sipil perlu adanya pola karier yang merupakan pola pembinaan Pegawai Negeri

Sipil yang menggambarkan alur pengembangan karier dan menunjukkan keterkaitan

dan keserasian antara unsur-unsur karier. Pola karier merupakan salah satu hal

penting yang harus dilakukan saat pemerintah melakukan perencanaan kepegawaian

dalam rangka mewujudkan PNS yang profesional, netral, dan sejahtera guna

mendukung terwujudnya tata kepemerintahan yang baik (good governance).

Manajemen PNS diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas

pemerintahan dan pembangunan secara berdayaguna dan berhasil guna. Untuk

mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan, diperlukan

PNS yang profesional, bertanggung jawab, jujur dan adil. Untuk meningkatkan

mutu dan keterampilan serta memupuk kegairahan bekerja maka perlu dilaksanakan

pembinaan PNS dengan sebaik-baiknya berdasarkan pada perpaduan sistem prestasi

kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Artinya,

bahwa proses pembinaan Pegawai Negeri Sipil mulai dari rekrutmen, seleksi,

penempatan dan pengangkatan dalam jabatan, promosi, pendidikan dan pelatihan

serta mutasi, harus didasarkan pada prestasi kerja (merit system). Hal ini

dimaksudkan untuk memberikan peluang bagi PNS yang berprestasi tinggi untuk

Page 3: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

2

meningkatkan kemampuannya secara profesional dan berkompetisi sehat dan

objektif. Dalam konteks pengelolaan pegawai, Undang-undang Nomor 43 Tahun

1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-

pokok Kepegawaian, antara lain, mengatur tentang pembinaan karier, dimana setiap

PNS memungkinkan untuk mengembangkan dirinya melalui pengembangan karier

melalui jalur jabatan struktural maupun melalui jalur jabatan fungsional.

Bagi PNS, yang memiliki kemampuan manajerial, dapat diangkat dalam

jabatan struktural, demikian halnya bagi PNS yang memiliki profesi/keahlian

tertentu dapat diangkat dalam jabatan fungsional. Prinsip pokok dalam penempatan

jabatan adalah “mendapatkan orang yang tepat pada tempat yang tepat”. Dalam

sistem pembinaan karier yang sehat selalu ada pengkaitan yang erat antara jabatan

dan pangkat, artinya seseorang Pegawai Negeri Sipil yang ditunjuk menduduki

sesuatu jabatan haruslah yang mempunyai pangkat yang sesuai untu jabatan itu.

Dengan demikian pengangkatan dalam jabatan harus didasarkan pada sistem

prestasi kerja yang didasarkan atas penilaian objektif terhadap prestasi kerja,

kompetensi, dan pelatihan PNS.

B. Deskripsi Singkat

Mata diklat ini membahas tentang pola dasar karier Pegawai Negeri Sipil yang

meliputi pengertian, tujuan, manfaat, ruang lingkup, dan pengembangan pola dasar

karier PNS.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti diklat ini peserta diharapkan mampu mengimplementasikan

perencanaan dan pengembangan kepegawaian.

D. Indikator Keberhasilan

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta mampu menjelaskan pola dasar

karier PNS sehingga dapat berperan aktif dalam memberikan kontribusi bagi

perencanaan dan pengembangan kepegawaian yang akan membawa dampak positif

bagi organisasi.

Page 4: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

3

BAB II

JABATAN STRUKTURAL

A. Pengertian Jabatan Struktural

1. Pengertian Jabatan

Organisasi terdiri dari bagian-bagian yang menunjukkan berbagai detail

tugas yang secara otomatis akan terjadi individual role atau ada orang yang akan

menduduki suatu jabatan. Sedangkan role sendiri sering disebut dengan job atau

position (jabatan). Oleh karena itu job atau position ini adalah kewajiban-

kewajiban yang dilakukan seseorang selama menjalankan tugasnya. Lebih

jelasnya ada beberapa definisi dari beberapa ilmuan tentang apa yang dimaksud

dengan jabatan sebagaimana disebutkan dalam bukunya Moekijat (1998:22-26)

yang berjudul Analisis Jabatan; Menurut Dale Yoder pengertian suatu jabatan

adalah gabungan tugas-tugas, kewajiban-kewajiban, dan tanggung jawab-

tanggung jawab yang biasanya diserahkan dan diselesaikan oleh seseorang.

Edwin B. Flipo mendefinisikan jabatan adalah sekelompok tugas-tugas yang

diserahkan kepada seseorang. Kemudian Roger Bellows menjelaskan suatu

jabatan menunjukkan pelayanan-pelayanan seorang karyawan yang melakukan

serangkaian kewajiban atau beberapa tugas. Dalam Undang-Undang Nomor 43

tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang No 8 tahun 1974 tentang

Pokok-pokok Kepegawaian, Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan

tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam suatu satuan

organisasi Negara

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa jabatan

pada intinya adalah suatu kumpulan tugas pekerjaan yang dilakukan oleh

seorang pegawai dalam menjalankan tugasnya, termasuk kewajiban, tanggung

jawab, serta syarat-syarat yang diperlukan. Jabatan dalam lingkungan birokrasi

pemerintah adalah jabatan karier. Jabatan karier adalah jabatan struktural dan

fungsional yang hanya dapat diduduki Pegawai Negeri Sipil setelah memenuhi

syarat yang ditentukan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diperlukan

peningkatan kualitas PNS terhadap keterampilan, motivasi, pengembangan, dan

Page 5: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

4

manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan

kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

pembangunan bidang kepegawaian di masa yang akan datang adalah

mempersiapkan PNS yang profesional, mampu bersaing, mampu mengantisipasi

perkembangan dunia yang besar diberbagai aspek kehidupan sehingga mampu

meningkatkan mutu pelayanan serta kinerja yang tinggi sesuai dengan standar

jabatan.

2. Pengertian Karier

Berikut ini adalah beberapa pengertian dan definisi karier menurut para

ahli (dalam ... Toruan dkk, 1999:23-24). Menurut Mathis dan Jackson; karier

merupakan posisi yang terkait dengan pekerjaan yang diduduki oleh seseorang

sepanjang hidupnya. Seseorang akan mengejar karier untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan individual secara mendalam. Sedangkan Sears; karier

merupakan the totality of work one does in a lifetime. Selain itu Schein; (dalam

…Toruan dkk, 1999:25) menyatakan bahwa karier bagi seorang individu

merupakan pola kehidupan kerja atau sebagai pekerjaan/profesi, sedangkan bagi

organisasi karier merupakan jenjang yang diikuti oleh orang dalam kehidupan

kerjanya. Dari pendapat-pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

karier merupakan rangkaian pekerjaan atau jabatan yang dipegang selama

kehidupan kerja seseorang. Secara sederhana kata karier sering diasosiasikan

dengan kemajuan yang dicapai seseorang dalam suatu organisasi.

Ada dua paradigma yang perlu dicermati mengenai masalah karier, yaitu

tentang karier dipandang dari sisi paradigma lama tradisional dan karier

dipandang dari sisi paradigma modern ke depan. Paradigma tradisional

memandang bahwa karier merupakan rangkaian atau urut-urutan posisi dari

pekerjaan seorang pegawai sepanjang kehidupan kerjanya (Kurnia ... dalam

Soetjipto dan Martdiyanty, 2006:130). Karier ini dipandang sebagai urutan

jabatan secara hirarkis vertikal dalam suatu organisasi, sehingga seorang dalam

merencanakan kariernya sangat ditentukan oleh alur jenjang tersebut. Karier

akan ditempuh kurang efektif karena adanya tahapan-tahapan paten yang harus

dilalui dan prediksi tentang kapan seorang akan menduduki jabatan, syarat-

syarat apa yang harus dipenuhi, seberapa lama mereka harus menunggu, serta

Page 6: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

5

sampai sejauh mana mereka bisa menduduki suatu jenjang jabatan. Kelemahan

dari sistem karier ini adalah akan membawa dan menghasilkan kompetensi

pegawai yang cenderung statis tidak kompetitif.

Sedangkan paradigma baru memandang bahwa karier adalah merupakan

rangkaian pekerjaan atau tugas yang disesuaikan dengan kepentingan dan tujuan

individu dan organisasi tidak lagi mencampuri terlalu banyak rencana karier

seseorang pegawai tersebut, konsep ini sering disebut dengan protean career

(Kurnia… dalam Soetjipto dan Martdiyanty, 2006:131). Protean career pada

intinya adalah karier yang didorong oleh adanya inisiatif individu bukan oleh

organisasi, hal tersebut senantiasa disesuaikan dengan keinginan dirinya sendiri

dan perubahan lingkungan. Dalam protean career seorang pegawai akan

menentukan arah kariernya sendiri sesuai dengan keinginan, nilai, kompetensi,

kekuatan, kelemahan, dan kemampuan yang dimiliki olehnya. Oleh karena itu

jenjang karier bukan merupakan fungsi waktu secara kronologis semata,

melainkan lebih sebagai suatu rangkaian terhadap proses belajar yang berkesi-

nambungan. Sedangkan tujuan dari karier ini adalah bukan semata pada promosi

atau posisi yang lebih tinggi, melainkan sukses psikologis yatu perasaan bangga,

atau senang atas pencapaian suatu tujuan dalam hidupnya dan prestasi kerja

yang biasanya dicerminkan dalam suatu kenaikan gaji atau promosi jabatan.

Mengacu pada penjelasan tentang pengertian karier di atas, kalau melihat

dan mencermati pada karier PNS dalam birokrasi instansi pemerintahan dalam

kenyataannya lebih mengarah pada jenis karier yang sifatnya tradisional. Karier

PNS selama ini hanya sebagai urutan jabatan secara hirarkis vertikal, di mana

PNS dalam merencanakan kariernya sangat ditentukan oleh alur jenjang jabatan

karier yang ada, baik pada jalur jabatan struktural maupun pada jabatan

fungsional.

B. Standar Jabatan

Standar jabatan merupakan aspek penting dalam menjalankan organisasi

agar sesuai dengan sasaran organisasi yang dirancang berdasarkan tuntutan

lingkungannya. Standar jabatan dapat dibangun berdasarkan faktor pekerjaan yang

dapat diterjemahkan dari hasil analisis jabatan suatu organisasi. Sesuai amanat

Page 7: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

6

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 bahwa manajemen kepegawaian harus

dilaksanakan dengan prinsip meritokrasi yang berimplikasi pada penerapan

manejemen kinerja secara utuh dalam manejemen kepegawaian. Oleh karena itu

penetapan standar jabatan dan kompetensi menjadi kebutuhan dasar yang harus

dijalankan dalam manejemen kepegawaian agar dapat memenuhi kebutuhan

individu dan organisasi. Cakupan standar kompetensi PNS pada prinsipnya dapat

didasarkan kepada jabatan struktural dan fungsional. Jabatan-jabatan tersebut

berdasarkan pada sifat pekerjaannya, sehingga dapat disusun standar kompetensi

PNS yang spesifik. Dengan adanya sandar kompetensi jabatan PNS yang ada atau

pegawai yang akan direkrut benar-benar disiapkan untuk memenuhi persyaratan

yang ditetapkan pada standar kompetensi jabatan tersebut sehingga akan diperoleh

calon pejabat yang paling sesuai dengan kompetensinya untuk menduduki jabatan

tertentu.

C. Pengembangan Karier Pegawai Negeri Sipil.

Salah satu bentuk motivasi yang dapat memacu seorang PNS bekerja lebih

profesional, antara lain adalah adanya sistem pola karier yang jelas. Pola karier PNS

adalah pola pembinaan pegawai yang menggambarkan alur perkembangan karier

yang menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara jabatan, pangkat, pendidikan

dan pelatihan jabatan, kompetensi, serta masa jabatan sejak pengangkatan pertama

dalam jabatan tertentu sampai dengan pensiun. Pola karier PNS disusun oleh pejabat

yang berwewenang sejak pengangkatan pertama sebagai CPNS/PNS/jabatan hingga

mencapai batas usia pensiun. Hakikat pola karier PNS adalah lintasan

perkembangan dan kemajuan pegawai dengan pola gerakan posisi pegawai baik

secara horizontal maupun vertikal yang selalu mengarah pada tingkat atau jenjang

posisi yang lebih tinggi.

Ditegaskan dalam Undang-Undang Pokok-pokok Kepegawaian, PNS

diangkat dalam jabatan dan pangkat, pada jabatan struktural dan jabatan fungsional.

Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang,

dan hak seseorang PNS dalam suatu satuan organisasi negara. Jabatan dalam

lingkungan birokrasi pemerintah adalah jabatan karier. Jabatan karier adalah jabatan

dalam lingkungan birokrasi pemerintah yang hanya dapat diduduki oleh Pegawai

Page 8: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

7

Negeri Sipil atau Pegawai Negeri yang beralih status sebagai PNS. Jabatan karier

dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional.

Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi.

Jabatan fungsional adalah jabatan yang tidak secara tegas disebutkan dalam struktur

organisasi, seperti peneliti, dokter, pustakawan, widyaiswara, dan jenis jabatan

fungsional lainnya, namun keberadaannya sangat dibutuhkan guna menunjang

efektivitas pencapaian tujuan organisasi.

Prinsip pengangkatan PNS dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan

prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang

pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu, serta syarat obyekif lainnya tanpa

membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, atau golongan. Dengan demikian,

dalam pengangkatan jabatan, baik dalam jabatan struktural maupun jabatan

fungsional, diharapkan relatif bebas dari unsur hubungan primordialisme (KKN)

antara pejabat yang mengangkat dan yang diangkat. Di samping itu, adanya forum

baperjakat memungkinkan semua kriteria objektif dapat diterapkan, sehingga

pejabat birokrasi diharapkan benar-benar diperoleh dari PNS yang terpilih melalui

mekanisme dan prosedur tetap yang diamanatkan undang-undang.

1. Pengertian Pengembangan Karier

Ada beberapa pengertian mengenai pola pengembangan karier , yaitu:

a. Karier adalah perjalanan atau pengalaman jabatan seseorang PNS sejak

mulai diangkat, dibina, secara terus menerus sampai dengan batas usia

pensiun.

b. Pola karier adalah urutan karier berdasarkan bidang serumpun yang harus

dilalui oleh seorang karyawan (Fuad dan Ahmad, 2009).

c. Pola karier merupakan arah pembinaan PNS yang menggambarkan karier

yang menunjukan keterkaitan dan keserasian antara jabatan, pangkat,

pendidikan dan pelatihan jabatan, kompetensi, serta masa jabatan seseorang

PNS sejak pengangkatan pertama dalam jabatan tertentu sampai dengan

pensiun. Jadi hakekat dari pola Karier adalah lintasan perkembangan dan

kemajuan pegawai dengan pola gerakan posisi pegawai baik horisontal

maupun vertikal yang selalu mengarah pada tingkat posisi yang lebih tinggi

(Hardijanto dalam http://www.depsos.go.id/29/9/2011).

Page 9: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

8

d. Pola Karier adalah pola pembinaan PNS yang menggambarkan alur pengem-

bangan karier yang menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara jabatan,

pangkat, Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) jabatan, kompetensi, serta masa

jabatan seorang PNS sejak pengangkatan pertama dalam jabatan tertentu

sampai dengan pensiun (Perka BKN Nomor 35 Tahun 2011 Tanggal 28

September 2011).

2. Tujuan Pengembangan Karier

Tujuan dari adanya pola dasar karier adalah untuk memberikan kepastian arah

pengembangan karier Pegawai Negeri Sipil. Pola dasar(PD) karier PNS

merupakan pola pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang menggambarkan alur

pengembangan karier dan menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara unsur-

unsur karier. Adapun tujuan lain yanglebih spesifik adalah adalah:

a. Mewujudkan iklim kerja yang kondusif, dan transparan sehingga mampu

meningkatkan motivasi kerja dan pengembangan potensi diri setiap PNS

sehingga kinerja unit organisasi meningkat.

b. Mewujudkan pola pembinaan PNS yang menggambarkan alur

pengembangan karir dengan mengetahui keterkaitan dan keserasian antara

jabatan, pangkat, pendidikan, diklat, kompetensi, dan masa kerja jabatan.

c. Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap PNS untuk meniti karir

secara optimal sesuai dengan kompetensinya.

3. Manfaat Pengembangan Karier.

Berdasarkan Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian dinyatakan bahwa pengangkatan PNS dalam suatu jabatan

dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi,

prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat

objektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, atau

golongan. Pengangkatan dalam jabatan dimaksudkan untuk pengembangan

karier PNS yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan dalam suatu

organisasi sesuai dengan jalur karier yang telah ditetapkan. Dengan demikian,

manfaat dari penyusunan pola dasar karier PNS tidak lain adalah untuk

mewujudkan prinsip profesionalisme pengangkatan PNS dalam suatu jabatan.

Page 10: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

9

D. Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil

1. Jenjang Jabatan Eselon

Dua hal yang perlu diketahui terkait dengan jenjang jabatan eselon, yaitu

pengertian jabatan dan jabatan struktural. Jabatan adalah kedudukan yang

menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak dalam suatu satuan

organisasi negara yang terdiri dari jabatan struktural dan jabatan fungsional.

Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung

jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam rangka memimpin suatu satuan

organisasi negara.

a. Eselon I

Eselon I merupakan hierarki jabatan struktural tertinggi yang terdiri atas dua

jenjang, yaitu: Eselon IA dan Eselon IB. Jenjang pangkat bagi Eselon I adalah

terendah Golongan IV/c dan tertinggi Golongan IV/e. Ini berarti secara

kepangkatan, personelnya sudah berpangkat PEMBINA yang makna

kepangkatannya adalah MEMBINA DAN MENGEMBANGKAN. Di tingkat

provinsi, Eselon I adalah PUCUK PIMPINAN WILAYAH (PROVINSI)

yang berfungsi sebagai penanggungjawab efektivitas provinsi yang

dipimpinnya. Hal itu dilakukan melalui keahliannya dalam menetapkan

kebijakan-kebijakan pokok yang akan membawa provinsi mencapai sasaran-

sasaran jangka pendek maupun jangka panjang.

b. Eselon II

Eselon II merupakan hirarki jabatan struktural lapis kedua yang terdiri atas

dua jenjang, yaitu: Eselon IIA dan Eselon IIB. Jenjang pangkat bagi Eselon II

adalah terendah Golongan IV/c dan tertinggi Golongan IV/d. Ini berarti

secara kepangkatan, personelnya sudah berpangkat PEMBINA yang makna

kepangkatannya adalah MEMBINA DAN MENGEMBANGKAN. Di tingkat

provinsi, maka Eselon II dapat dianggap sebagai MANAJER PUNCAK

SATUAN KERJA (INSTANSI). Mereka mengemban fungsi sebagai

penanggungjawab efektivitas instansi yang dipimpinnya melalui keahliannya

dalam perancangan dan implementasi strategi guna merealisasikan

implementasi kebijakan-kebijakan pokok provinsi.

Page 11: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

10

c. Eselon III

Eselon III merupakan hierarki jabatan struktural lapis ketiga, terdiri dari 2

jenjang: Eselon IIIA dan Eselon IIIB. Jenjang pangkat bagi Eselon III adalah

terendah Golongan III/d dan tertinggi Golongan IV/d. Ini berarti secara

kepangkatan, personelnya berpangkat PEMBINA atau PENATA yang sudah

mumpuni (Penata Tingkat I) sehingga tanggungjawabnya adalah MEMBINA

DAN MENGEMBANGKAN. Di tingkat provinsi, Eselon III dapat dianggap

sebagai MANAJER MADYA SATUAN KERJA (INSTANSI) yang

berfungsi sebagai penanggungjawab penyusunan dan realisasi program-

program yang diturunkan dari strategi instansi yang ditetapkan oleh Eselon II.

d. Eselon IV

Eselon IV merupakan hierarki jabatan struktural lapis keempat, terdiri dari 2

jenjang: Eselon IVA dan Eselon IVB. Jenjang pangkat bagi Eselon IV adalah

terendah Golongan III/b dan tertinggi Golongan III/d. Ini berarti secara

kepangkatan, personelnya berpangkat PENATA yang sudah cukup

berpengalaman. Makna kepangkatannya adalah MENJAMIN MUTU. Oleh

karenanya di tingkat provinsi, Eselon IV dapat dianggap sebagai MANAJER

LINI SATUAN KERJA (INSTANSI) yang berfungsi sebagai

penanggungjawab kegiatan yang dioperasionalisasikan dari program yang

disusun di tingkatan Eselon III.

Adapun eselon dan jenjang pangkat jabatan struktural dari yag tertinggi

sampai dengan yang terendah dalam bentuk table adalah sebagai berikut:

Page 12: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

11

Berikut contoh nama dan jenjang (tingkat) jabatan struktural di lingkungan

pemerintah Kabupaten/Kota:

a. Eselon IIb : Kepala Badan, Kepala Dinas.

b. Eselon IIIa : Sekretaris Badan, Sekretaris Dinas.

c. Eselon IIIb : Kepala Bidang, Kepala Bagian.

d. Eselon IVa : Kepala Seksi Kepala Sub Bidang, Kepala Sub Bagian.

2. Pola Pengangkatan Jabatan Struktural

Jabatan karier adalah jabatan struktural dan fungsional yang hanya dapat

diduduki PNS setelah memenuhi syarat yang ditentukan. Pengangkatan PNS

dalam jabatan struktural antara lain dimaksudkan untuk membina karier PNS

dlam jabatan struktural dan kepangkatan sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan dalam peraturan perudang-undangan yang berlaku. Untuk dapat

diangkat dalam jabatan structural seseorang harus berstatus sebagai PNS (bukan

calon PNS) dan memenuhi persyaratan jabatan yang ditentukan. Sesuai Pasal 12

ayat (1) PP Nomor 100 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan PP

Nomor 13 Tahun 2002, dinyatakan bahwa untuk menjamin kepastian arah

pengembangan karier ditetapkan pola dasar karier dengan Keputusan Presiden.

Pola dasar karier tersebut merupakan pedoman yang memuat teknik dan metode

penyusunan pola karier dengan menggunakan unsur-unsur antara lain

pendidikan formal, diklat, usia, masa kerja, pangkat, golongan ruang, dan tingkat

jabatan. Untuk itu, setiap pimpinan instansi wajib menyusun dan menetapkan

pola karier PNS di lingkungan masing-masing berdasarkan pola dasar karier.

Page 13: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

12

Page 14: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

13

Page 15: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

14

Page 16: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

15

Page 17: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

16

Page 18: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

17

3. Klasifikasi dan Persyaratan Jabatan

Klasifikasi dan persyaratan jabatan tidak dapat dilepaskan dari standar

kompetensi jabatan, yaitu persyaratan kompetensi manajerial minimal yang

harus dimiliki seorang PNS dalam melaksanakan tugas jabatan (Perka. BKN

Nomor 13 Tahun 2011). Kompetensi manajerial adalah karakteristik yang

mendasari individu dengan merujuk pada kriteria efektif dan/atau kinerja unggul

dalam jabatan tertentu. Dalam standar kompetensi jabatan terdapat kompetensi

jabatan minimal yang dipersyaratkan untuk melaksanakan tugas jabatan. Standar

kompetensi jabatan diperoleh dengan melakukan tahap-tahap sebagai berikut

pengumpulan data, identifikasi kompetensi jabatan, penyusunan daftar

sementara kompetensi jabatan, validasi kompetensi jabatan, dan penentuan

kompetensi jabatan. Berikut contoh standar kompetensi manajerial pada salah

satu jabatan struk-tural eselon IV.a:

Page 19: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

18

4. Pola Mutasi Pegawai Negeri Sipil.

Pola mutasi PNS atau pola perpindahan jabatan diawali dengan pengangkatan

pertama dalam jabatan sebagai karier awal. Karier awal PNS dilakukan melalui

pengangkatan pertama dalam jabatan fungsional umum maupun jabatan

fungsional tertentu dengan pola alur karier secara vertikal, horizontal, dan

diagonal. Pola perpindahan jabatan meliputi perpindahan secara vertikal,

horizontal, dan diagonal dengan memperhatikan faktor-faktor formasi jabatan,

jenjang pangkat dalam jabatan, tingkat dan kualifikasi pendidikan, Diklat

jabatan, pengalaman jabatan, kompetensi, dan penilaian prestasi kerja.

a. Perpindahan secara vertikal

Perpindahan secara vertikal merupakan perpindahan jabatan ke jabatan

setingkat lebih tinggi.

Contoh:

Saudara DR. Arief Abdul Aziz, NIP. 19750101 199803 1 001, pangkat

Penata Tingkat I, golongan ruang III/d, terhitung mulai tanggal 1 Maret 2008

diangkat dalam jabatan struktural eselon IVa sebagai Kepala Sub Bagian

Kepangkatan pada Biro Kepegawaian Kementerian Kehutanan. Pada bulan

Juni 2011 diangkat dalam jabatan struktural eselon IIIa sebagai Kepala

Bagian Kepangkatan dan Mutasi pada Biro Kepegawaian Kementerian

Kehutanan.

b. Perpindahan jabatan secara horizontal

Perpindahan jabatan secara horizontal merupakan perpindahan jabatan satu ke

jabatan lain yang masih setingkat.

Contoh:

Saudari Dra. Nur Azizah, M.Psi, NIP 19670210 199503 1 005, pangkat

Pembina golongan ruang IV/a, sebagai Kepala Bidang Informasi

Kepegawaian eselon IIIb pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota,

terhitung mulai tanggal 5 Mei 2008 dipindahkan dalam jabatan Kepala

Bidang Perencanaan dan Pengadaan PNS eselon IIIb.

c. Perpindahan jabatan secara diagonal

Perpindahan jabatan secara diagonal merupakan perpindahan jabatan struk-

tural ke jabatan fungsional atau sebaliknya.

Page 20: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

19

Contoh:

Saudari Ridajati, S.Sos, NIP.19720110 199903 2 001, pangkat Penata Tingkat

I, golongan ruang III/d, terhitung mulai tanggal 1 Maret 2008 diangkat dalam

jabatan struktural eselon IVa sebagai Kepala Sub Bagian Mutasi, pada Biro

Kepegawaian Kementerian Kehutanan. Pada bulan April 2011, dipindahkan

ke dalam Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian.

E. Tahap Pengembangan Karier Pegawai Negeri Sipil.

1. Tahap Orientasi

Tahap ini merupakan usaha dengan cara memberikan tugas khusus yang

terprogram dalam waktu tertentu sehingga pegawai tersebut :

a. Mempunyai gambaran secara umum kegiatan organisasi yang berkaitan

dengan pendidikan formal;

b. Mempunyai gambaran tentang usaha apa yang harus dilakukan untuk

mengembangkan kemampuan dasarnya menjelang tugas yang akan

dihadapinya.

Dalam tahapan ini, tugas penanggung jawab pengembangan SDM adalah

memonitor sejauh mana bakat, minat dan potensi pegawai tersebut, guna

penempatan selanjutnya.

2. Pelatihan Pra Tugas

Dengan mengenali prestasi kerja/potensi pegawai tersebut, selanjutnya

diperlukan pendidikan dan pelatihan teknis yang relevan, yang diikuti dengan

seleksi, dan penilaian guna mendapatkan pegawai yang semaksimal mungkin

disesuaikan dengan bakat dan minat.

3. Penempatan dalam rangka Pengembangan Profesi

Dari penggabungan antara bakat dan minat pegawai, dapat diarahkan untuk

diberi tugas dalam jabatan-jabatan yang memerlukan syarat kualifikasi teknis

dan kemampuan mengenal kegiatan-kegiatan manajemen. Pengawasan pada

tahap ini dikombinasikan dengan pelatihan-pelatihan teknik sosialisasi dan

teknik manajemen pada tingkat dasar.

Page 21: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

20

4. Penugasan dalam rangka Pemantapan Profesi

Dalam tahap ini secara selektif pegawai ditugasi:

a. Sebagai manajer staf dan manajer lainnya sesuai dengan kemampuannya

guna memantapkan kemampuan manajerialnya yang bersangkutan agar

dapat meniti jenjang jabatan yang lebih tinggi.

b. Sebagai spesialis sesuai dengan keahliannya untuk dapat mengenali, menilai

dan memecahkan setiap masalah dalam lingkup tugasnya, dalam konteks

keseluruhan, masalah yang dihadapi oleh organisasi.

5. Tahap Pematangan Profesi

Penugasan lebih lanjut sebagai jabatan manajer dan fungsional tingkat

menengah dan tinggi dengan spesifikasi penugasannya sebagai berikut :

a. Sebagai manajer/staf yang mempunyai kemampuan untuk mengarahkan dan

menetapkan kebijakan di bidang masing-masing sesuai dengan misi

organisasi/departemennya dan kebijaksanaan pimpinannya.

b. Sebagai spesialis fungsional yang mempunyai kemampuan berfikir menilai

dan memecahkan masalah yang dihadapi secara konsepsional dan

komperhensif di lingkungan organisasi/departemennya.

Dalam penyusunan dan pengembangan pola dasar karier PNS perlu diperhatikan

beberapa hal, seperti: Prinsip Pengembangan Karier, Pembentukan Tim Penyusun

Pola Karier, Metode Dan Teknik Penyusunan Pola Karier.

1. Prinsip Pengembangan Karier

Pola karier disusun dan dikembangkan berdasarkan prinsip:

a. Kepastian

Pola karier harus menggambarkan kepastian tentang arah alur karier yang dapat

ditempuh oleh setiap PNS yang telah memenuhi syarat yang ditentukan dalam

peraturan perundang-undangan.

b. Profesionalisme

Pola karier harus mendorong peningkatan kompetensi dan prestasi kerja PNS.

c. Transparan

Pola karier harus diketahui oleh setiap PNS dan memberi kesempatan yang

sama kepada PNS yang telah memenuhi syarat yang ditentukan dalam

peraturan perundang-undangan.

Page 22: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

21

2. Pembentukan Tim Penyusun Pola Karier

a. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan Daerah dalam menyusun pola karier

di lingkungannya, membentuk Tim Penyusun Pengembangan Karier (TPPK).

b. TPPK mempunyai tugas membantu Pejabat Pembina Kepagawaian Pusat dan

Daerah dalam menyusun pengembangan karier.

c. Syarat keanggotaan TPPK:

1) memiliki pengalaman dan kemampuan di bidang organisasi dan tata

laksana; dan

2) memiliki pengalaman dan kemampuan di bidang analisis jabatan, evaluasi

dan klasifikasi jabatan, atau standar kompetensi jabatan.

d. Susunan keanggotaan TPPK:

1) seorang Ketua merangkap anggota;

2) seorang Sekretaris merangkap anggota; dan

3) paling kurang 3 (tiga) orang anggota.

e. Ketua TPPK ditunjuk dari pejabat eselon II yang secara fungsional bertanggung

jawab di bidang kepegawaian.

f. Sekretaris TPPK ditunjuk dari pejabat eselon III atau pejabat eselon IV di unit

pengelola kepegawaian.

g. Anggota TPPK sebagaimana dimaksud pada angka 4 huruf c, dapat ditunjuk

dari PNS di luar unit pengelola kepegawaian.

3. Metode Dan Teknik Penyusunan Pengembangan Karier

Dalam penyusunan pola karier, setiap instansi harus melakukan tahapan sebagai

berikut:

a. Melaksanakan Analisis Jabatan

Dengan melaksanakan analisis jabatan akan dihasilkan informasi jabatan.

Informasi jabatan diperoleh dengan melakukan kegiatan penyusunan:

1) Uraian jabatan yang terdiri atas aspek-aspek nama jabatan, kode jabatan,

ikhtisar jabatan, uraian tugas, bahan kerja, perangkat kerja, hasil kerja,

tanggung jawab, wewenang, korelasi jabatan, kondisi lingkungan kerja, dan

risiko bahaya.

2) Syarat jabatan yang terdiri atas pangkat/golongan ruang, pendidikan, kursus

atau Diklat, pengalaman kerja, pengetahuan kerja, keterampilan kerja, bakat

Page 23: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

22

kerja, temperamen kerja, minat kerja, upaya fisik, kondisi fisik, dan fungsi

pekerja.

b. Melaksanakan Evaluasi Jabatan

Dengan evaluasi jabatan akan dihasilkan nilai dan kelas jabatan. Evaluasi

jabatan dilakukan dengan kegiatan penilaian jabatan, penyusunan peta jabatan,

dan penyusunan informasi faktor jabatan.

c. Menetapkan Peta Jabatan

Dalam menetapkan peta jabatan, maka instansi melakukan:

1) Menyusun nama dan tingkat jabatan baik jabatan struktural maupun jabatan

fungsional tertentu baik dari eselon maupun dari jenjang jabatan yang

paling rendah sampai dengan yang paling tinggi.

Peta jabatan menggambarkan seluruh jabatan yang ada dan kedudukan

dalam unit organisasi serta memuat jumlah pegawai, pangkat/golongan

ruang, kualifikasi pendidikan, dan beban kerja unit organisasi.

Contoh:

Nama dan tingkat jabatan di lingkungan pemerintah Kabupaten/Kota:

a) Jabatan struktural:

(1) Eselon IIb: Kepala Badan, Kepala Dinas.

(2) Eselon IIIa: Sekretaris Badan, Sekretaris Dinas.

(3) Eselon IIIb: Kepala Bidang, Kepala Bagian.

(4) Eselon IVa: Kepala Seksi Kepala Sub Bidang, Kepala Sub Bagian.

b) Jabatan fungsional tertentu:

(1) Kategori Keahlian:

(a) Jenjang Utama: Peneliti, Widyaiswara, Penyuluh Pertanian,

Penyuluh Perikanan.

(b) Jenjang Madya: Peneliti, Widyaiswara, Penyuluh Pertanian,

Penyuluh Perikanan.

(c) Jenjang Muda: Peneliti, Widyaiswara, Penyuluh Pertanian,

Penyuluh Perikanan.

(d) Jenjang Pertama: Peneliti, Widyaiswara, Penyuluh Pertanian,

Penyuluh Perikanan.

Page 24: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

23

(2) Kategori Keterampilan:

(a) Jenjang Penyelia: Penyuluh Pertanian, Penyuluh Perikanan.

(b) Jenjang Pelaksana Lanjutan: Polisi Kehutanan, Pengawas Bibit

Tanaman, Pranata Laboratorium Pendidikan.

(c) Jenjang Pelaksana: Analis Kepegawaian, Penyuluh Pertanian,

Penyuluh Perikanan.

(d) Jenjang Pelaksana Pemula: Penyuluh Pertanian, Penyuluh

Perikanan.

2) Mengidentifikasi jabatan-jabatan yang menjadi core business satuan

organisasi yang harus dilalui dalam menentukan alur karier jabatan.

d. Menetapkan Standar Kompetensi Jabatan

Dalam standar kompetensi jabatan terdapat kompetensi jabatan minimal yang

dipersyaratkan untuk melaksanakan tugas jabatan.

Standar kompetensi jabatan diperoleh dengan melakukan tahap-tahap sebagai

berikut pengumpulan data, identifikasi kompetensi jabatan, penyusunan daftar

sementara kompetensi jabatan, validasi kompetensi jabatan, dan penentuan

kompetensi jabatan.

4. Teknik Penyusunan Pengembangan Karier

a. Unsur-unsur pengembangan karier

Dalam menyusun pola karier dilakukan dengan cara mengkaitkan unsur-unsur

pola karier meliputi pendidikan formal, Diklat jabatan, usia, masa kerja,

pangkat/golongan ruang, tingkat jabatan, pengalaman jabatan, penilaian prestasi

kerja, dan kompetensi jabatan.

1) Pendidikan formal

Setiap jenjang jabatan harus ditetapkan tingkat dan kualifikasi pendidikan

formal, sehingga dapat mendukung pelaksanaan tugas dalam jabatannya

secara profesional, khususnya dalam upaya penerapan kerangka teori,

analisis, maupun metodologi pelaksanaan tugas dalam jabatannya.

Contoh:

a) Jabatan Kepala Biro Hukum dan Peraturan Perundang-undangan harus

berpendidikan paling rendah S1 Ilmu Hukum.

b) Jabatan fungsional Medik Veteriner harus berpendidikan Dokter Hewan.

Page 25: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

24

2) Diklat Jabatan

Diklat jabatan harus diikuti oleh seorang PNS yang diangkat dalam jabatan

untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian di bidang tugasnya.

Jenis dan jenjang Diklat jabatan harus sesuai dengan jabatannya.

Contoh:

a) Seorang PNS yang menduduki jabatan struktural harus mengikuti dan

lulus Diklat kepemimpinan (Diklatpim).

b) Seorang PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu harus

mengikuti dan lulus Diklat fungsional.

c) Seorang PNS baik yang menduduki jabatan struktural maupun jabatan

fungsional tertentu dapat mengikuti dan lulus Diklat teknis sesuai dengan

bidang tugasnya.

3) Usia

Usia berkaitan dengan pendidikan formal dan masa kerja yang dimiliki

dalam pengembangan karier seorang PNS.

Contoh:

Sdr. Simson Sitanggang, S.P, lahir tanggal 5 Desember 1980. Terhitung

mulai tanggal 1 Maret 2004 diangkat sebagai CPNS dengan golongan ruang

III/a. Terhitung mulai tanggal 1 April 2005 yang bersangkutan diangkat

sebagai PNS dengan pangkat Penata Muda golongan ruang III/a.

Selanjutnya yang bersangkutan diangkat dalam jabatan fungsional Penyuluh

Pertanian Pertama terhitung mulai tanggal 1 Juni 2006 dalam usia 25 (dua

puluh lima) tahun 6 (enam) bulan, masa kerja 2 (dua) tahun 3 (tiga) bulan.

Terhitung mulai tanggal 1 April 2007 yang bersangkutan dinaikkan

pangkatnya menjadi Penata Muda Tingkat I golongan ruang III/b dan

selanjutnya terhitung mulai tanggal 1 Juli 2008 yang bersangkutan

dinaikkan jabatannya menjadi Penyuluh Pertanian Muda. Kemudian

terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2010 yang bersangkutan dinaikkan

pangkatnya menjadi Penata golongan ruang III/c pada usia 29 (dua puluh

sembilan) tahun 10 (sepuluh) bulan dan masa kerja 6 (enam) tahun 7 (tujuh)

bulan.

Page 26: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

25

4) Masa Kerja

Masa kerja seorang PNS merupakan selisih antara usia saat diangkat dalam

suatu jabatan setingkat lebih tinggi dengan usia saat diangkat dalam jabatan

sebelumnya, kecuali usia pengangkatan jabatan setingkat lebih tinggi untuk

pertama kali.

Contoh:

Sdr. Achmad Setiyanto lahir tanggal 10 Februari 1964 dengan pendidikan

SMA pangkat Pengatur Tingkat I golongan ruang II/d terhitung mulai

tanggal 1 April 1994, selanjutnya yang bersangkutan diangkat sebagai

Kepala Tata Usaha pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 (eselon Va)

Kabupaten Klaten terhitung mulai tanggal 1 Mei 1994 dalam usia 30 (tiga

puluh) tahun 3 (tiga) bulan.

Terhitung mulai tanggal 1 April 1996 yang bersangkutan dinaikkan

pangkatnya menjadi Penata Muda golongan ruang III/a. Terhitung mulai

tanggal 15 Agustus 1996 Sdr. Achmad Setiyanto diangkat sebagai Kepala

Tata Usaha pada Sekolah Menengah Kejuruan (eselon IVb) Kabupaten

Klaten dalam usia 32 (tiga puluh dua) tahun 6 (enam) bulan dengan masa

kerja 2 (dua) tahun 3 (tiga) bulan.

Terhitung mulai tanggal 1 Oktober 1997 yang bersangkutan dinaikkan

pangkatnya menjadi Penata Muda Tingkat I golongan ruang III/b. Terhitung

mulai tanggal 10 Mei 1999 yang bersangkutan diangkat Kepala Sub Bagian

Keuangan pada Dinas Pendidikan (eselon IVa) Kabupaten Klaten dalam

usia 35 (tiga puluh lima) tahun 3 (tiga) bulan dengan masa kerja 2 (dua)

tahun 9 (sembilan) bulan.

Dengan demikian karier jabatan Sdr. Achmad Setiyanto sejak menduduki

jabatan struktural eselon Va sampai dengan eselon IVa membutuhkan masa

kerja 5 (lima) tahun.

5) Pangkat/Golongan Ruang

Pangkat/golongan ruang seorang PNS berkaitan dengan jabatan yang

diduduki dan/atau pendidikan formal yang dimiliki.

Contoh:

Page 27: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

26

a) Jenjang pangkat/golongan ruang terendah dan tertinggi untuk jabatan

struktural eselon IVa yakni Penata golongan ruang III/c dan Penata

Tingkat I golongan ruang III/d.

Dengan demikian, apabila seorang PNS berpendidikan Pasca Sarjana

Strata Dua (S2) diangkat dalam jabatan struktural eselon IVa, diberikan

kenaikan pangkat sampai dengan Penata Tingkat I golongan ruang III/d

karena yang bersangkutan berpendidikan Pasca Sarjana Strata Dua (S2),

maka dapat diberikan kenaikan pangkat Pembina golongan ruang IV/a.

b) Jenjang pangkat/golongan ruang terendah dan tertinggi untuk jabatan

struktural eselon IIIa yakni Pembina golongan ruang IV/a dan Pembina

Tingkat I golongan ruang IV/b.

Dengan demikian, apabila seorang PNS diangkat dalam jabatan

struktural eselon IIIa, jenjang pangkatnya Pembina golongan ruang IV/a

sampai dengan pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b.

c) Jenjang pangkat/golongan ruang terendah dan tertinggi untuk jabatan

fungsional tertentu jenjang Muda yakni Penata golongan ruang III/c dan

Penata Tingkat I golongan ruang III/d.

Dengan demikian, apabila seorang PNS diangkat dalam jabatan

fungsional tertentu jenjang Muda, jenjang pangkatnya Penata golongan

ruang III/c dan Penata Tingkat I golongan ruang III/d.

d) Jenjang pangkat/golongan ruang terendah dan tertinggi untuk jabatan

fungsional umum bagi PNS yang berpendidikan S1 yakni Penata Muda

golongan ruang III/a dan Penata Tingkat I golongan ruang III/d.

Dengan demikian, apabila seorang PNS berpendidikan S1 diangkat

dalam jabatan fungsional umum diberikan pangkat tertinggi Penata

Tingkat I golongan ruang III/d.

6) Tingkat Jabatan

Tingkat jabatan merupakan jabatan struktural dari eselon yang terendah

sampai dengan eselon yang tertinggi dan jabatan fungsional tertentu dari

jenjang jabatan yang terendah sampai dengan jenjang jabatan yang

tertinggi.

Page 28: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

27

7) Pengalaman Jabatan

Untuk menduduki suatu jabatan, seorang PNS harus memiliki pengalaman

yang ada korelasinya dengan bidang tugas jabatan yang akan didudukinya.

Contoh:

Untuk menduduki jabatan struktural eselon IIIa di lingkungan Biro

Kepegawaian, harus berasal dari pejabat struktural eselon IVa di lingkungan

Biro Kepegawaian yang bersangkutan, atau pejabat struktural eselon IIIa,

eselon IVa yang tugas pokok dan fungsinya memiliki korelasi dengan

bidang kepegawaian.

8) Penilaian prestasi kerja.

Penilaian prestasi kerja dilakukan terhadap seorang PNS yang akan atau

sedang menduduki jabatan.

9) Kompetensi Jabatan

Setiap jabatan yang ada dalam suatu satuan organisasi harus ditetapkan

standar kompetensi jabatan.

Contoh:

Jabatan Kepala Biro Hukum dan Peraturan Perundang-undangan, antara lain

harus teliti, mampu membuat perjanjian, memahami teknis penyusunan

Peraturan Perundang-undangan, mampu merumuskan instrumen hukum.

b. Alur karier PNS secara reguler dan fast track

Keterkaitan antara unsur-unsur pola karier sebagaimana dimaksud dalam

huruf a angka 1) sampai dengan angka 9), terdiri dari:

1) Alur karier PNS secara reguler.

Alur karier PNS secara reguler mendasarkan pada asumsi pendidikan

formal, usia sejak pengangkatan CPNS, sebagai berikut:

a) Pendidikan dan Usia.

Asumsi yang digunakan:

(1) Untuk pendidikan SLTA/DI, DII, DIII, S1/DIV, S2, dan S3,

pengangkatan pertama kali sebagai CPNS berusia 35 (tiga puluh

lima) tahun.

(2) Tidak terjadi penyesuaian ijazah.

Page 29: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

28

b) Kepangkatan dan masa kerja

Asumsi yang digunakan:

(1) Satu tingkat dibawah jenjang pangkat yang ditentukan untuk jabatan

yang bersangkutan.

(2) Kenaikan pangkat pilihan dipercepat selama 1 (satu) tahun dalam

jabatan dan 1 (satu) tahun dalam pangkat.

Alur karier PNS secara reguler untuk jabatan struktural, jabatan fungsional

tertentu kategori keterampilan, dan jabatan fungsional tertentu kategori

keahlian adalah sebagaimana dimaksud dalam Anak Lampiran 1 sampai

dengan Anak Lampiran 3 Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ini.

2) Alur karier PNS secara fast track.

Alur karier PNS secara fast track mendasarkan pada asumsi sebagai berikut:

a) Pendidikan dan Usia

Asumsi yang digunakan:

(1) Untuk pendidikan SLTA, pengangkatan pertama kali sebagai CPNS

berusia 18 (delapan belas) tahun.

(2) Untuk pendidikan DII, pengangkatan pertama kali sebagai CPNS

berusia 20 (dua puluh) tahun.

(3) Untuk pendidikan DIII, pengangkatan pertama kali sebagai CPNS

berusia 21 (dua puluh satu) tahun.

(4) Untuk pendidikan S1/DIV, pengangkatan pertama kali sebagai

CPNS berusia 23 (dua puluh tiga) tahun.

(5) Untuk pendidikan S2, pengangkatan pertama kali sebagai CPNS

berusia 25 (dua puluh lima) tahun.

(6) Untuk pendidikan S3, pengangkatan pertama kali sebagai CPNS

berusia 27 (dua puluh tujuh) tahun.

(7) Tidak terjadi penyesuaian ijazah.

b) Kepangkatan dan masa kerja.

Asumsi yang digunakan:

(1) Satu tingkat dibawah jenjang pangkat yang ditentukan untuk jabatan

yang bersangkutan.

Page 30: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

29

(2) Kenaikan pangkat pilihan dipercepat selama 1 (satu) tahun dalam

jabatan dan 1 (satu) tahun dalam pangkat.

Alur karier PNS secara fast track untuk jabatan struktural, fungsional

tertentu kategori keterampilan, dan jabatan fungsional tertentu kategori

keahlian adalah sebagaimana dimaksud dalam Anak Lampiran 4 sampai

dengan Anak Lampiran 6 Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ini.

c. Kategori jabatan

1) Kategori jabatan untuk setiap eselon dalam alur karier jabatan struktural,

terdiri dari:

a) Kategori jabatan pemula

Jabatan yang nilai dan kompleksitasnya relatif masih rendah dan

merupakan pengenalan tugas dan fungsi jabatan yang baru didudukinya.

b) Kategori jabatan pengembangan

Jabatan yang nilai dan kompleksitasnya lebih tinggi dari kategori jabatan

pemula, serta untuk menambah pengalaman jabatan dan pengembangan

kapasitas diri yang telah dimiliki.

c) Kategori jabatan pemantapan

Jabatan yang nilai dan kompleksitasnya sangat tinggi, hal ini merupakan

pemantapan pengalaman jabatan pemula dan/atau jabatan pengembangan

serta pemantapan kapasitas diri yang telah dimiliki dalam rangka

persiapan promosi ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.

2) Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan Daerah dapat menyusun dan

menetapkan 2 (dua) kategori atau 3 (tiga) kategori jabatan setiap eselon

untuk alur karier dalam jabatan struktural, dengan ketentuan untuk:

a) 2 (dua) kategori jabatan, terdiri dari:

(1) Kategori jabatan pemula; dan

(2) Kategori jabatan pemantapan.

b) 3 (tiga) kategori jabatan, terdiri dari:

(1) Kategori jabatan pemula;

(2) Kategori jabatan pengembangan; dan

(3) Kategori jabatan pemantapan.

Page 31: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

30

3) Kategori jabatan sebagaimana dimaksud dalam angka 2) disusun

berdasarkan pada nilai dan kelas jabatan dari suatu satuan organisasi.

Contoh:

Jabatan struktural di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten/Kota, terdiri dari Sekretaris BKD, Kepala Bidang Perencanaan

dan Pengadaan PNS, Kepala Bidang Mutasi, Kepala Bidang Pengembangan

Pegawai, dan Kepala Bidang Informasi Kepegawaian.

Dari jabatan struktural sebagaimana tersebut di atas, setelah dilakukan

evaluasi jabatan dihasilkan nilai dan kelas jabatan.

Berdasarkan nilai dan kelas jabatan tersebut, disusun kategori jabatan

sebagai berikut:

a) Kepala Bidang Informasi Kepegawaian merupakan kategori Jabatan

Pemula;

b) Kepala Bidang Perencanaan dan Pengadaan PNS, Kepala Bidang Mutasi,

dan Kepala Bidang Pengembangan Pegawai merupakan kategori Jabatan

Pengembangan; dan

c) Sekretaris BKD merupakan kategori Jabatan Pemantapan.

4) Untuk memperkaya pengalaman jabatan, maka seorang PNS sebelum

dipromosikan dalam jabatan yang lebih tinggi dapat terlebih dahulu

menduduki 2 (dua) atau 3 (tiga) kategori jabatan.

Contoh:

Untuk dipromosikan dalam jabatan Kepala Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten/Kota, apabila:

a) ditentukan terlebih dahulu melalui 2 (dua) kategori jabatan, maka

seorang PNS terlebih dahulu menduduki Kepala Bidang Informasi

Kepegawaian dan Sekretaris BKD.

b) ditentukan terlebih dahulu melalui 3 (tiga) kategori jabatan, maka

seorang PNS terlebih dahulu menduduki Kepala Bidang Informasi

Kepegawaian, Kepala Bidang Perencanaan dan Pengadaan PNS, dan

Sekretaris BKD.

5) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana tersebut pada angka 2),

pengangkatan dalam jabatan eselon I baik di instansi pusat maupun daerah.

Page 32: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

31

6) Untuk pejabat eselon II ke atas, dimungkinkan perpindahan diantara satuan

organisasi di lingkungan instansi pusat dan daerah tanpa melalui kategori

jabatan.

d. Pola perpindahan jabatan

1) Karier awal PNS dilakukan melalui pengangkatan pertama dalam jabatan

fungsional umum maupun jabatan fungsional tertentu dengan pola alur

karier secara vertikal, horizontal, dan diagonal.

2) Pola perpindahan jabatan meliputi perpindahan secara vertikal, horizontal,

dan diagonal dengan memperhatikan faktor-faktor formasi jabatan, jenjang

pangkat dalam jabatan, tingkat dan kualifikasi pendidikan, Diklat jabatan,

pengalaman jabatan, kompetensi, dan penilaian prestasi kerja.

3) Perpindahan secara vertikal merupakan perpindahan jabatan ke jabatan

setingkat lebih tinggi.

F. RANGKUMAN

Pola Karier adalah pola pembinaan PNS yang menggambarkan alur pengem-

bangan karier yang menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara jabatan, pangkat,

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) jabatan, kompetensi, serta masa jabatan seorang

PNS sejak pengangkatan pertama dalam jabatan tertentu sampai dengan pensiun

(Perka BKN Nomor 35 Tahun 2011 Tanggal 28 September 2011). Pola (dasar)

karier PNS merupakan pola pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang menggambarkan

alur pengembangan karier dan menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara

unsur-unsur karier. Tujuan dari adanya pola dasar karier adalah: 1) untuk

memberikan kepastian arah pengembangan karier Pegawai Negeri Sipil; 2)

mewujudkan iklim kerja yang kondusif, dan transparan sehingga mampu

meningkatkan motivasi kerja dan pengembangan potensi diri setiap PNS sehingga

kinerja unit organisasi meningkat; 3) mewujudkan pola pembinaan PNS yang

menggambarkan alur pengembangan karir dengan mengetahui keterkaitan dan

keserasian antara jabatan, pangkat, pendidikan, diklat, kompetensi, dan masa kerja

jabatan; dan 4) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap PNS untuk meniti

karir secara optimal sesuai dengan kompetensinya.

Page 33: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

32

Menurut Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999,

pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan

prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang

pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat objektif lainnya tanpa

membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, atau golongan. Pengangkatan dalam

jabatan dimaksudkan untuk pengembangan karier Pegawai Negeri Sipil yang

menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan dalam suatu organisasi sesuai

dengan alur pengembangan karier yang telah ditetapkan. Dengan demikian, manfaat

dari penyusunan pola dasar karier PNS tidak lain adalah untuk mewujudkan prinsip

profesionalisme pengangkatan PNS dalam suatu jabatan.

Page 34: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

33

G. LATIHAN

Untuk soal-soal latihan berikut, pilihlah salah satu jawaban yang tepat untuk setiap

pertanyaan di bawah ini dengan cara memberikan tanda silang (x) pada huruf a, b, c,

atau d yang dipilih.

1. Pola karier adalah pola pembinaan PNS yang menggambarkan…:

a. alur pengembangan karier.

b. alur jabatan.

c. alur pengalaman.

d. alur perintah.

2. Pola karier menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara:

a. jabatan, golru, diklat jabatan, kompetensi, dan masa jabatan PNS.

b. jabatan, pangkat, diklat jabatan, kompetensi, dan masa jabatan PNS.

c. jabatan, pangkat, diklat jabatan, kompetensi, dan pengalaman PNS.

d. jabatan, eselon, diklat jabatan, kompetensi, dan masa jabatan PNS.

3. Tujuan dari adanya pola dasar karier adalah untuk memberikan kepastian arah:

a. pengembangan jabatan.

b. tugas.

c. pengembangan karier PNS.

d. kedudukan.

4. Untuk mewujudkan prinsip profesionalisme pengangkatan PNS dalam suatu

jabatan adalah:

a. maksud dari penyusunan pola dasar karier PNS.

b. tujuan dari penyusunan pola dasar karier PNS.

c. cara dari penyusunan pola dasar karier PNS.

d. manfaat dari penyusunan pola dasar karier PNS.

5. Ruang lingkup pola dasar karier PNS terdiri atas: 1) Jenjang Jabatan Eselon; 2)

Pola Pengangkatan Jabatan Struktural; 3) Klasifikasi dan Persyaratan Jabatan;

dan 4) ………:

a. Pola Mutasi PNS.

b. Golongan Ruang PNS.

c. Gaji PNS.

d. Pensiun PNS.

Page 35: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

34

BAB III

JABATAN FUNGSIONAL

A. Pengertian Jabatan Fungsional

Selain Jabatan Struktural dalam suatu organisasi pemerintahan Negara,

terdapat juga jabatan fungsional. Jabatan fungsional merupakan jabatan yang secara

tidak tegas disebutkan dalam struktur organisasi, tetapi dari sudut fungsinya

diperlukan oleh organisasi. Jabatan Fungsional yaitu kedudukan yang mununjukkan

tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang PNS dalam suatu satuan

organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau

keterampilan serta bersifat mandiri. Oleh sebab itu Jabatan Fungsional terdiri dari

Jabatan Fungsional Keahlian dan Jabatan Fungsional Keterampilan.

Jabatan Fungsional Keahlian adalah kedudukan yang menunjukkan tugas

yang dilandasi oleh pengetahuan, metodologi dan teknis analisis yang didasarkan

atas disiplin ilmu yang bersangkutan dan/atau berdasarkan sertifikasi yang setara

dengan keahlian dan ditetapkan berdasarkan akreditasi tertentu. Sedangkan Jabatan

Fungsional Keterampilan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas yang

mempergunakan prosedur dan teknik kerja tertentu serta dilandasi kewenangan

penanganan berdasarkan sertifikasi yang ditentukan. Jabatan Fungsional

Keahlian dan Keterampilan dalam rangka pembinaan karier dan pengembangan

profesionalisme PNS telah ditetapkan dalam PP No. 16 Tahun 1994 tentang

Pengangkatan Jabatan Fungsional PNS. Pengangkatan PNS ke dalam jabatan

fungsional pada instansi pemerintah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai

dengan formasi yang ditetapkan.

B. Jenjang Jabatan Dan Pangkat Jabatan Fungsional

Jabatan-jabatan yang dihimpun dalam rumpun jabatan fungsional dapat

dikategorikan dalam jabatan fungsional keahlian atau jabatan fungsional

ketrampilan Jabatan fungsional Keahlian adalah jabatan fungsional kualifikasi

profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi di bidang keahliannya. Tugas utama Jabatan Fungsional

Page 36: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

35

Keahlian meliputi pengembangan pengetahuan, penerapan konsep dan teori, ilmu

dan seni untuk pemecahan masalah, dan pemberian pengajaran dengan cara yang

sistematis.

Kualifikasi profesional adalah kualifikasi yang bersifat keahlian yang

didasarkan pada ilmu pengetahuan yang didapatkan dari pendidikan yang

berkelanjutan secara sistematis yang pelaksanaan tugasnya meliputi penelitian,

pengembangan ilmu pengetahuan, pengembangan dan penerapan konsep, teori, ilmu

dan seni untuk pemecahan masalah serta memberikan pengajarannya dan terikat

pada etika profesi. Jabatan fungsional keahlian adalah jabatan fungsional yang

pelaksanaan tugasnya :

a. Mensyaratkan kualifikasi profesional dengan pendidikan serendah-sendahnya

berijasah Sarjana (Strata-1);

b. Meliputi kegiatan yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan,

peningkatan dan penerapan konsep dan teori serta metoda operasional dan

penerapan disiplin ilmu pengetahuan yang mendasari pelaksanaan tugas dan

fungsi jabatan fungsional yang bersangkutan;

c. Terikat pada etika profesi tertentu yang ditetapkan oleh ikatan profesinya.

Berdasarkan penilaian terhadap bobot jabatan fungsional, maka jabatan

fungsional keahlian dibagi dalam 4(empat) jenjang jabatan yaitu :

a. Jenjang Utama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yangNtugas dan fungsi

utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional

tingkat tertinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina Utama Madya,

golongan ruang IV/d sampai dengan Pembina Utama, golongan ruang IV/e.

b. Jenjang Madya, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi

utamanya bersifat strategis sektoral yang mensyaratkan kualifikasi profesional

tingkat tinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina, golongan ruang IV/a

sampai dengan Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.

c. Jenjang Muda, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi

utamanya bersifat taktis operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional

tingkat lanjutan dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c

sampai dengan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d,

Page 37: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

36

d. Jenjang Pertama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi

utamanya bersifat operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat

dasar dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda, golongan ruang III/a sampai

dengan Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.

Jabatan fungsional Ketrampilan adalah jabatan fungsional kualifikasi teknisi

atau penunjang profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan

penguasaan pengetahuan teknis di satu bidang ilmu pengetahuan atau lebih. Tugas

utama Jabatan Fungsional Ketrampilan meliputi pelaksanaan kegiatan teknis yang

berkaitan dengan penerapan konsep dan metoda operasional di bidang ilmu

pengetahuan tersebut serta pemberian pengajaran di tingkat pendidikan tertentu.

Kualifikasi teknisi atau penunjang profesional adalah kualifikasi yang bersifat

ketrampilan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan yang didapatkan dari

pendidikan kejuruan dan elatihan teknis yang pelaksanaan tugasnya meliputi

kegiatan teknis operasional berdasarkan prosedur standar operasional serta

melatihkannya dan terikat pada etika profesi. Jabatan fungsional ketrampilan adalah

jabatan fungsional yang pelaksanaan tugasnya:

a. Mensyaratkan kualifikasi teknisi profesional dan/atau penunjang profesional

dengan pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Umum atau Sekolah

Menengah Kejuruan dan setinggi-tingginya setingkat Diploma III (D-3);

b. Meliputi kegiatan teknis operasional yang berkaitan dengan penerapan konsep

atau metoda operasional dari suatu bidang profesi;

c. Terikat pada etika profesi tertentu yang ditetapkan oleh ikatan profesinya.

Berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional, maka jabatan fungsional

ketrampilan dibagi dalam 4(empat) jenjang jabatan yaitu :

a. Jenjang Penyelia, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan

fungsi utamanya sebagai pembimbing, pengawas, dan penilai pelaksanaan

pekerjaan pejabat fungsional tingkat di bawahnya yang mensyaratkan

pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang

ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan

ruang III/c sampai dengan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

b. Jenjang Pelaksana Lanjutan, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang

tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana tingkat lanjutan dan mensyaratkan

pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang yang didasari oleh

Page 38: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

37

suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu, dengan kepangkatan mulai dari Penata

Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Penata Muda Tingkat I, golongan

ruang III/b.

c. Jenjang Pelaksana, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas

dan fungsi utamanya sebagai pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan dan

pengalaman teknis operasional penunjang yang didasari oleh suatu cabang ilmu

pengetahuan

d. tertentu dengan kepangkatan mulai dari Pengatur Muda Tingkat I, golongan

ruang II/b sampai dengan Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.

e. Jenjang Pelaksana Pemula, adalah jenjang jabatan fiungsional ketrampilan yang

tugas dan fungsi utamanya sebagai pembantu pelaksana dan mensyaratkan

pengetahuan teknis operasional penunjang yang didasari oleh suatu cabang ilmu

pengetahuan tertentu dengan kepangkatan.

Jenjang Jabatan pangkat dan golongan ruang Jabatan Fungsional dalam

Keppres Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional PNS

Tingkat Jenjang Pangkat Gol.Ruang

Keahlian

Utama Pembina Utama Madya -

Pembina Utama IV/d - IV/e

Madya Pembina - Pembina

Utama Muda IV/a - IV/c

Muda Penata - Penata Tk.I III/c - III/d

Pertama Penata Muda - Penata

Muda TK I III/a - III/b

Keterampilan

Penyelia Penata - Penata Tk.I III/c - III/d

Pelaksana Lanjutan Penata Muda - Penata

Muda TK I III/a - III/b

Pelaksana Pengatur Muda TK. I -

Pengatur TK. I II/b - II/d

Pelaksana Pemula Pengatur Muda II/a

Jabatan-Jabatan Fungsional dimaksud dihimpun dalam suatu rumpun

jabatan. Rumpun jabatan fungsional adalah himpunan jabatan fungsional keahlian

dan/atau jabatan fungsional ketrampilan yang mempunyai fungsi dan tugas yang

berkaitan erat satu sama lain dalam melaksanakan salah satu tugas umum

Page 39: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

38

pemerintahan. Jenis rumpun jabatan fungsional adalah perumpunan jabatan

fungsional ditinjau dari perpaduan pendekatan antara jabatan dan bidang ilmu

pengetahuan yang digunakan sebagai dasar untuk meiaksanakan tugas dan fungsi

jabatan dalam rangka pelaksanaan tugas umum pemerintahan. Rumpun jabatan

fungsional sebagaimana diatur dalam Keppres No. 87 Tahun 1999, sebagai berikut

1. Rumpun Fisika, Kimia dan yang berkaitan;

2. Rumpun Matematika, Statistika dan yang berkaitan;

3. Rumpun Kekomputeran;

4. Rumpun Arsitek, Insinyur dan yang berkaitan;

5. Rumpun Penelitian dan Perekayasaan;

6. Rumpun Ilmu Hayat;

7. Rumpun Kesehatan;

8. Rumpun Pendidikan Tingkat Pendidikan Tinggi;

9. Rumpun Pendidikan Tingkat taman Kanak-Kanak, Dasar, Lanjutan dan Sekolah

Khusus;

10. Rumpun Pendidikan lainnya;

11. Rumpun Operator Alat-alat Optik dan Elektrik

12. Rumpun Teknisi dan Pengontrol Kapal dan Pesawat;

13. Rumpun Pengawas Kualitas dan Keamanan;

14. Rumpun Akuntan dan Anggaran;

15. Rumpun Asisten Profesional yang berhubungan dengan Keuangan dan

Penjualan;

16. Rumpun Imigrasi, Pajak dan Asisten Profesional yang berkaitan;

17. Rumpun Manajemen;

18. Rumpun Hukum dan Peradilan;

19. Rumpun Hak Cipta, Paten dan Merek;

20. Rumpun Penyidik dan Detektif;

21. Rumpun Arsiparis, Pustakawan dan yang berkaitan;

22. Rumpun Ilmu Sosial dan yang berkaitan;

23. Rumpun Penerangan dan Seni Budaya;

24. Rumpun Keagamaan;

25. Rumpun Politik dan Hubungan Luar Negeri.

Page 40: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

39

Jabatan-jabatan di dalam suatu rumpun jabatan tidak bersifat statis, akan

tetapi dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga

dapat terjadi pemerkayaan jabatan di dalam suatu rumpun jabatan. Sebagai contoh,

pada awalnya rumpun jabatan pendidikan, hanya terdiri dari dosen dan guru. Namun

karena tingkat kompleksitas kegiatan di bidang pendidikan dapat timbul kebutuhan

akan jabatan fungsional baru misalnya antara lain, ahli kurikulum dan ahli

Pengujian. Pemerkayaan jabatan seperti tersebut diatas pada hakekatnya adalah

merupakan pengembangan jabatan baru dalam suatu rumpun jabatan. Penetapan

jabatan fungsional dalam suatu organisasi dimungkinkan sepanjang jabatan

fungsional tersebut sesuai dengan tugas dan fungsi dari organisasi/instansi yang

bersangkutan.

Penetapan Jabatan Fungsional tersebut serta angka kreditnya ditetapkan oleh

Menteri yang bertanggung jabwab di bidang pendayagunaan aparatur negara dengan

memperhatikan usul dari pimpinan instansi yang bersangkutan setelah mendapatkan

pertimbangan teknis dari Kepala BKN, dengan mengacu pada rumpun jabatan yang

telah ditetapkan oleh Presiden tersebut. Penempatan jabatan fungsional dalam

instansi pemerintah harus sesuai dengan tugas pokok fungsi serta spesialisasi

kerjanya pada tiap-tiap unit organisasi, hal itu mengingat jabatan fungsional melekat

dengan spesialisasi tugas dan tempatnya. Sebagai contoh Peneliti tugasnya

melakukan penelitian tempatnya unit organisasi penelitian dan pengembangan

(litbang), Dokter tugasnya melaksanakan tindakan medis kedokteran tempatnya di

unit kesehatan (Rumah Sakit), Pustakawan tugasnya melakukan manajemen

perpustakaan tempat kerjanya di unit-unit perpustakaan pada tiap perkantoran

(Perpustakaan) dan lain-lain. Pembinaan Jabatan Fungsional dilakukan oleh Instansi

Pembina Jabatan Fungsional, yang ditetapkan oleh Presiden.

C. Pengangkatan Jabatan Fungsional.

Pengangkatan PNS dalam suatu jabatan fungsional disamping perlu

mempertimbangkan lingkup tugas organisasi dengan rincian tugas jabatan

fungsional, harus pula mempertimbangkan beban kerja yang ada yang memberi

kemungkinan untuk pencapaian angka kredit bagi pejabat fungsional yang

bersangkutan. Pengangkatan dalam Jabatan fungsional dapat dilakukan melalui:

Page 41: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

40

1. Inpassing

Pengangkatan dalam Jabatan fungsional bagi PNS yang melaksanakan tugas

pokok jabatan fungsional pada saat Jabatan Fungsional tersebut ditetapkan

dengan menetapkan jenjang jabatan sesuai dengan pangkat yang dimilik.

Penyesuaian / Inpassing dapat dilakukan dalam hal:

a. Penetapan Jabatan Fungsional baru

b. Penurunan persyaratan kualifikasi pendidikan

c. Diperintahkan oleh suatu peraturan perundang-undangan

Sebagai contoh dalam Pasal 49 PP Nomor 41 Th 2007 dinyatakan bahwa di

lingkungan pemerintah daerah ditetapkan jabatan fungsional sesuai dengan

peraturan perundang-undangan, dan dalam Pasal 50 PP tersebut dinyatakan

bahwa:

a. Perangkat daerah yg didukung oleh kelompok jabatan fungsional, dilakukan

penyerasian dan rasionalisasi struktur organisasi.

b. Penyerasian dan rasionalisasi dilakukan paling lama 1 (satu) tahun sejak

peraturan daerah tentang organisasi perangkat daerah ditetapkan.

Pelaksanaan penyerasian dan rasionalisasi struktur organisasi instansi pembina

jabatan fungsional dapat menetapkan program inpassing sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ketentuan Pelaksanaan Inpassing

a. PNS yang dapat diinpassing adalah PNS yang menduduki jabatan struktural

pada saat PERDA tentang organisasi perangkat daerah ditetapkan, yang tidak

tertampung dalam struktur organisasi baru.

b. PNS yang bersangkutan hanya dapat diangkat dalam jabatan fungsional yang

berada pada bidang organisasi jabatan struktural yang didudukinya.

c. PNS yang bersangkutan memenuhi persyaratan untuk diangkat dalam

jabatan fungsional yang bersangkutan.

d. Tersedia formasi untuk jabatan fungsional yang diduduki.

e. PNS yang bersangkutan memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas

pokok jabatan fungsional.

Page 42: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

41

2. Pengangkatan Pertama

Pengangkatan untuk mengisi formasi melalui CPNS. Persyaratan dalam

pengangkatan pertama kali adalah :

a. Adanya formasi

b. Memenuhi persayaratan pendidikan

c. DP3 bernilai baik dalam 1 tahun terakhir

Kebijakan :

a. PNS dapat diangkat dalam Jabatan fungsional sebelum mengikuti Diklat

b. Angka kredit dari unsur pendidikan ditetapkan sama dengan jumlah angka

kredit yang dipersyaratkan untuk pengangkatan pertama kali dalam jabatan

fungsional.

3. Perpindahan Jabatan

Perpindahan PNS antar jabatan fungsional atau antar jabatan fungsional dengan

jabatan struktural dimungkinkan sepanjang memenuhi syarat-syarat

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Pejabat yang berwenang mengangkat, memindahkan dan/atau

memberhentikan PNS dalam dan dari jabatan fungsional sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:

a. Presiden bagi PNS pusat/daerah untuk jenjang utama.

b. Menteri bagi PNS pusat dilingkungan Departemen untuk jenjang Pelaksana

Pemula sampai dengan penyelia dan jenjang pertama s/d madya.

c. Pimpinan Kesekretarian Lt/Ln, Non Departemen bagi PNS pusat

dilingkungan Lt/Ln, Non Departemen untuk jenjang pelaksana Pemula

sampai dengan penyelia dan jenjang pertama sampai dengan madya.

d. Gubernur/Bupati/Walikota bagi PNS daerah provinsi/kabupaten/kota

untuk jenjang pelaksana Pemula sampai dengan penyelia dan jenjang

pertama sampai dengan madya.

Penilaian prestasi kerja pejabat fungsional sebagai dasar dalam pengangkatan

jabatan fungsional dan kenaikan pangkat pejabat fungsional ditetapkan dengan

angka kredit oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit setelah

mendengar pertimbangan Tim Penilai, yang dibentuk oleh Instansi Pembina

Jabatan Fungsional atau instansi pengguna. Berdasarkan Surat Menpan No.

Page 43: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

42

B/81/M.PAN/1/2007 Pembentukan Tim Penilai jabatan fungsional satu Tim

Penilai untuk satu jabatan fungsional. Anggota Tim Penilai dapat terdiri dari

Pejabat fungsional senior yang dapat aktif melaksanakan tugas, apabila jumlah

tidak terpenuhi dari jabatan yang sama dapat diangkat dari pejabat lain yang

kompeten. Tim Penilai Jabatan Fungsional terdiri dari:

a. Tim Penilai Tingkat Pusat

b. Tim Penilai Tingkat Unit Kerja

c. Tim Penilai Tingkat Instansi

d. Tim Penilai Tingkat Daerah Prop/Kab/Kota

Angka kredit Jabatan Fungsional adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan

dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh pejabat

fungsional dalam rangka pembinaan kariernya termasuk untuk persyaratan atau

penentuan kepangkatan pada pengangkatan pertama. Kenaikan dalam jenjang

jabatan fungsional yang lebih tinggi di samping diwajibkan memenuhi angka

kredit yang telah ditetapkan harus pula memenuhi syarat-syarat sebagaimana

yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh

karena itu untuk meningkatkan kinerja pemerintahan dan untuk mengembangkan

karier pejabat fungsional yang lebih luas, dimungkinkan bagi seorang pejabat

fungsional tersebut menduduki jabatan beberapa tingkat lebih tinggi (fast track)

sepanjang memenuhi angka kredit yang telah ditetapkan.

Di samping itu seorang pejabat fungsional dimungkinkan untuk menduduki

jabatan struktural bila punya kompetensi, prestasi kerja baik, dedikasi,

persyaratan pangkat, dan peraturan lain sebagaimana telah diatur dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pejabat Fungsional dibebaskan

sementara dari jabatannya apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak

menduduki jabatan/pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit

minimal yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi. Pejabat

fungsional tersebut dapat diangkat kembali setelah mengumpulkan angka kredit

yang diwajibkan. Disamping pembebasan sementara karena tidak dapat

mengumpulkan angka kredit pejabat fungsional dibebaskan sementara dari

jabatannya apabila:

Page 44: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

43

1. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa

penurunan pangkat;

2. Diberhentikan sementara sebagai PNS;

3. Ditugaskan secara penuh di luar jabatannya;

4. Menjalani cuti di luar tanggungan negara kecuali untuk persalinan ke empat

dan seterusnya; atau

5. Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.

Pejabat Fungsional yang telah selesai menjalani pembebasan sementara pada

angka 1, 4, dan 5 dapat diangkat kembali dalam jabatan fungsional. Sedangkan

Pejabat Fungsional yang telah selesai menjalani pembebasan sementara karena

diberhentikan sementara sebagai PNS dapat diangkat kembali apabila

berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap

dinyatakan tidak bersalah. Pengangkatan kembali dalam jabatan fungsional

menggunakan angka kredit terakhir yang dimiliki dan angka kredit yang

diperoleh selama pembebasan sementara. Pejabat Fungsional yang dibebaskan

sementara karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan

diberhentikan dari jabatannya apabila dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak

pembebasan sementara dari jabatannya tidak dapat mengumpulkan angka kredit

yang ditentukan, Pejabat Fungsional juga diberhentikan dari jabatannya apabila

dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai kekuatan hukum

tetap, kecuali hukuman disiplin berat berupa penurunan pangkat. Pembebasan

sementara, pengangkatan kembali dan pemberhentian Pejabat Fungsional

ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian yang bersangkutan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

D. Pengembangan Karier Jabatan Fungsional

Pengembangan karier PNS yang menduduki jabatan fungsional secara garis

besar meliputi aspek:

1. Formasi jabatan.

Formasi jabatan merupakan ketentuan dasar untuk menentukan kekuatan PNS

berdasarkan kualifikasi jabatan untuk menjalankan tugas tertentu dalam jangka

waktu tertentu (1 tahun) guna menjaga keseimbangan antara kekuatan PNS

Page 45: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

44

dengan beban tugas yang ada. Sesuai dengan ketentuan Pasal 7 Peraturan

Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS, antara lain

ditentukan bahwa pengangkatan PNS ke dalam jabatan fungsional pada instansi

pemerintah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai formasi yang telah

ditetapkan. Formasi yang tersusun dan terukur dengan baik pada dasarnya akan

mempermudah dan memperlancar pejabat fungsional yang bersangkutan dalam

menjalankan tugasnya sesuai standar waktu kerja, standar prosedur kerja dan

kualitas hasil yang ditentukan dalam mengumpulkan angka kredit.

2. Pengangkatan Dalam Jabatan.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk pengangkatan PNS dalam

jabatan fungsional.

a. Tingkat dan jenis pendidikan dan pelatihan. Tiap jabatan fungsional

mempunyai metode teknik dan prosedur kerja tertentu, yang dalam

pelaksanaannya membutuhkan pengetahuan dan atau pelatihan tertentu.

Oleh karena itu setiap PNS yang akan diangkat dalam jabatan fungsional

dituntut untuk memiliki tingkat dan jenis pendidikan tertentu. Disamping

pendidikan formal kadang-kadang ada jabatan fungsional yang masih

menuntut keterampilan teknis tertentu yang biasanya didapatkan melalui

pelatihan yang khusus diadakan untuk maksud tersebut.

b. Ada Formasi Jabatan.

Pengangkatan PNS dalam jabatan fungsional harus didasarkan pada

kebutuhan yang ada.

c. Ada pembatasan usia maksimal

Dalam ketentuan yang mengatur persyaratan pengangkatan dalam

jabatan fungsional, menetapkan usia maksimal untuk dapat diangkat

dalam jabatan. Tujuan persyaratan ini adalah agar setiap orang yang

diangkat dalam jabatan fungsional mempunyai kemampuan dan potensial

untuk melaksanakan tugas pokok jabatan. Disamping itu ketentuan

tersebut untuk menghindari pengangkatan dalam jabatan dengan tujuan

untuk sekedar memperpanjang batas usia pensiun.

Page 46: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

45

3. Kenaikan jabatan/pangkat

Kenaikan jabatan/pangkat pejabat fungsional didasarkan pada angka

kredit.Yang dimaksud dengan angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir

kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus oleh

pejabat fungsional dalam rangka pembinaan karier yang bersangkutan.

Untuk kelancaran penilaian penetapan angka kredit, Pejabat Fungsional

wajib mencatat atau menginventarisir seluruh kegiatan yang dilakukan.

Secara hirarki Pejabat Fungsional dapat mengajukan usul penilaian dan

penetapan angka kredit apabila hasil catatan atau inventarisir seluruh

kegiatan dipandang sudah dapat memenuhi jumlah angka kredit yang

ditentukan untuk kenaikan pangkat / jabatan. Penilaian dan penetapan angka

kredit jabatan fungsional dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam

satu tahun, yaitu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum periode

kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil, sebagai berikut:

a) Untuk kenaikan pangkat periode April, angka kredit ditetapkan

selambat-lambatnya pada bulan Januari tahun yang bersangkutan.

b) Untuk kenaikan pangkat periode Oktober angka kredit ditetapkan

selambat-lambatnya pada bulan Juli tahun yang bersangkutan.

Pertimbangan kenaikan jabatan/pangkat didasarkan dan diberikan

setelah dalam penetapan angka kredit pejabat fungsional dipandang sudah

dapat memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan

jabatan/pangkat sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kenaikan jabatan/pangkat setiap kali dapat dipertimbangkan, apabila telah

memenuhi masa jabatan/kepangkatan tertentu, memenuhi angka kredit yang

ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi dan bernilai

baik setiap unsur penilaian prestasi kerjanya. Kenaikan jabatan/pangkat

ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu untuk

kenaikan jabatan sampai dengan jenjang Madya ditetapkan oleh Pejabat

Pembina Kepegawaian masing-masing dan untuk jenjang Utama ditetapkan

oleh Presiden setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN. Sedang

untuk kenaikan pangkat sampai dengan pangkat Penata Tingkat I golongan

ruang III/d ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Kabupaten/Kota,

Page 47: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

46

sampai dengan pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ditetapkan

oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Propinsi, dan untuk menjadi Pembina

Utama Muda golongan ruang IV/c sampai dengan Pembina Utama golongan

ruang IV/e ditetapkan oleh Presiden setelah mendapat pertimbangan teknis

Kepala BKN.

4. Tunjangan jabatan.

Norma dasar pemberian tunjangan jabatan adalah bahwa kepada PNS

yang menduduki jabatan fungsional dan telah ditetapkan angka kreditnya

diberikan tunjangan jabatan fungsional. Besarnya tunjangan jabatan

fungsional untuk setiap rumpun jabatan fungsional ditetapkan dengan

Peraturan Presiden setelah dilakukan evaluasi atas bobot dan kadar jabatan,

luas ruang lingkup tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak jabatan serta

resiko jabatan di samping kata akhir kemampuan keuangan negara. Besaran

tunjangan jabatan bervariasi antara satu jabatan fungsional dengan jabatan

fungsional lainnya, terutama tergantung pada kompleksitas jabatan masing-

masing. Jabatan fungsional yang memilki tingkat kompleksitas tinggii

memiliki tunjangan jabatan yang lebih tinggi pula.

5. Batas usia pensiun

Berdasarkan PP No. 32 Tahun 1979 batas usia pensiun PNS adalah

56 tahun, namun dalam jabatan fungsional secara selektif dapat dilakukan

evaluasi untuk perpanjangan batas usia pensiun sampai dengan 58 - 60 - 65

tahun dengan dasar pertimbangan :

a. Kaderisasi

b. Kompetensi

c. Kesehatan

Perpanjangan BUP sebagaimana dimaksud di atas harus berdasarkan prinsip

memiliki nilai investasi ke depan, pekerjaan bersifat analistik, konseptual,

inovatif, pembaharuan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi (seperti Guru Besar, Peneliti Utama).

Page 48: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

47

6. Pembinaan Jabatan Fungsional

Dalam Pasal 11 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994

tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya antara lain dinyatakan

pembinaan jabatan fungsional dilakukan oleh Instansi Pembina jabatan

fungsional dan untuk meningkatkan kemampuan Pejabat Fungsional secara

profesional sesuai dengan kompetensi jabatannya, Instansi Pembina

mempunyai kewajiban antara lain melakukan:

a. menyusun ketentuan pelaksanaan dan ketentuan teknis jabatan

fungsional;

b. menyusun pedoman formasi jabatan fungsional;

c. mengembangkan dan menyusun standar kompetensi jabatan fungsional;

d. menyusun pedoman penulisan karya tulis/karya ilmiah;

e. menyusun kurikulum pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional/teknis;

f. menyelenggarakan diklat fungsional/teknis;

g. menyelenggarakan uji kompetensi jabatan fungsional;

h. menganalisis kebutuhan diklat fungsional/teknis;

i. mengusulkan tunjangan dan perpanjangan batas usia pensiun jabatan

fungsional;

j. mengembangkan sistem informasi jabatan fungsional;

k. memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok jabatan fungsional;

l. melakukan sosialisasi jabatan fungsional, ketentuan pelaksanaan, dan

ketentuan teknisnya;

m. memfasilitasi penyusunan dan penetapan kode etik dan etika profesi

jabatan fungsional; dan

n. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan jabatan fungsional.

Page 49: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

48

E. Jabatan Rangkap

Jabatan struktural pada instansi pemerintah hanya dapat diduduki oleh PNS

dan tidak dapat dirangkap dari jabatan struktural lainnya. Berdasarkan UU Nomor 8

Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah dirubah dengan

UU Nomor 43 Tahun 1999, pada dasarnya PNS yang telah diangkat dalam jabatan

struktural tidak dapat merangkap dalam jabatan struktural lain atau jabatan

fungsional. Hal ini dimaksudkan agar PNS yang bersangkutan dapat memusatkan

perhatian dan kemampuannya dalam melaksanakan tugas jabatannya, sehingga

dapat menghasilkan kinerja yang optimal. Hanya ada beberapa pengecualian saja

jabatan yang dapat dijabat secara rangkap karena pekerjaan tersebut memang sangat

melekat pada tugas pokok dan fungsinya (tupoksi). Adapun beberapa jabatan yang

dapat dirangkap oleh PNS sebagaimana diatur dalam Pasal 2 PP Nomor 47 Tahun

2005 Tentang Perubahan PP Nomor 29 Tahun 1997 Tentang PNS Yang Menduduki

Jabatan Rangkap, pada pasal 2 disebutkan bahwa; ketentuan pelarangan menduduki

jabatan rangkap sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikecualikan bagi PNS yang

diangkat dan ditugaskan dalam jabatan;

1. Jaksa, dapat merangkap jabatan struktural di lingkungan kejaksaan yang tugas

pokoknya berkaitan erat dengan bidang penuntutan atau dapat diberi tugas

penuntutan.

2. Peneliti, merangkap jabatan struktural di lingkungan instansi pemerintah yang

tugas pokoknya berkaitan erat dengan bidang penelitian.

3. Perancang, merangkap jabatan struktural di lingkungan instansi pemerintah yang

tugas pokoknya berkaitan erat dengan bidang peraturan perundang-undangan.

Alasan spesifik tentang rangkap jabatan terhadap jaksa, peneliti dan perancang

UU juga dituangkan pada penjelasan PP 47 Tahun 2005, bahwa beberapa

jabatan-jabatan struktural di atas dapat dirangkap karena terdapat tugas PNS di

lingkungan instansi pemerintah yang hanya dapat dilaksanakan oleh PNS yang

menduduki jabatan fungsional tersebut. Hal ini mengingat sifat tugas dan

tanggung jawab jabatan struktural tersebut sebagai satu kesatuan yang tidak

terpisahkan dengan tugas dan tanggung jawab jabatan fungisonalnya.

Page 50: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

49

F. Rangkuman

Jabatan fungsional merupakan jabatan yang secara tidak tegas disebutkan dalam

struktur organisasi, tetapi dari sudut fungsinya diperlukan oleh organisasi. Jabatan

Fungsional yaitu kedudukan yang mununjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang

dan hak seseorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan

tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan serta bersifat mandiri.

Jabatan fungsional merupakan jabatan yang secara tidak tegas disebutkan dalam

struktur organisasi, tetapi dari sudut fungsinya diperlukan oleh organisasi. Jabatan

Fungsional yaitu kedudukan yang mununjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang

dan hak seseorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan

tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan serta bersifat mandiri.

Jabatan fungsional Keahlian adalah jabatan fungsional kualifikasi profesional yang

pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi di bidang keahliannya.

G. LATIHAN

Untuk soal-soal latihan berikut, pilihlah salah satu jawaban yang tepat untuk

setiap pertanyaan di bawah ini dengan cara memberikan tanda silang (x) pada huruf

a, b, c, atau d yang dipilih.

1. kedudukan yang mununjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak

seseorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya

didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan serta bersifat mandiri.

a. Jabatan Struktural

b. Pola dasar Pengembangan Karier.

c. Jabatan Rangkap.

d. Jabatan Fungsional.

2. Jabatan Fungsional terdiri dari dua jabatan sesuai dengan tingkat pendidikan :

a. jabatan fungsional ketrampilan dan eselonisasi

b. jabatan eselonisasi

c. jabatan fungsional keahlian dan ketrampilan

d. jabatan fungsional ketrampilan dan keahlian.

Page 51: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

50

3. Dasar pertimbangan Batas Usia pensiun jabatan fungsional, antara lain :

a. kaderisasi, kompetensi dan kesehatan

b. tugas,tanggung jawab dan fungsi.

c. fungsi dan tanggung jawab serta kompetensi

d. kedudukan,tanggung jawab dan kesehatan.

4. Kenaikan Pangkat jabatan fungsional didasarkan pada :

a. penilaian prestasi kerja.

b. pola dasar karier PNS.

c. batas periode yang ditentukan.

d. angka kredit.

5. Pengangkatan Jabatan Fungsional terdiri dari :

a. Tingkatan dan jenis pendidikan dan pelatihan,formasi jabatan dan usia

maksimal.

b. Pindah jabatan dan usia maksimal.

c. Promosi jabatan dan formasi jabatan.

d. Batas usia pensiun.

Page 52: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

51

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam suatu jabatan dilaksanakan

berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan

jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat objektif lainnya tanpa

membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, atau golongan. Pengangkatan dalam

jabatan dimaksudkan untuk pengembangan karier Pegawai Negeri Sipil yang

menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan dalam suatu organisasi sesuai

dengan alur pengembangan karier yang telah ditetapkan. Untuk memberikan

kepastian arah pengembangan karier Pegawai Negeri Sipil perlu adanya pola karier

yang merupakan pola pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang menggambarkan alur

pengembangan karier dan menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara unsur-

unsur karier. Untuk itu, dinilai perlu untuk menetapkan suatu peraturan mengenai

Pola Karier Pegawai Negeri Sipil maupun pedoman penyusunnnya seperti Peraturan

Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 35 Tahun 2011 tentang Pedoman

Penyusunan Pola Karier Pegawai Negeri Sipil.

Standar jabatan merupakan aspek penting dalam menjalankan organisasi

agar sesuai dengan sasaran organisasi yang dirancang berdasarkan tuntutan

lingkungannya. Standar jabatan dapat dibangun berdasarkan faktor pekerjaan yang

dapat diterjemahkan dari hasil analisis jabatan suatu organisasi. Sesuai amanat

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 bahwa manajemen kepegawaian harus

dilaksanakan dengan prinsip meritokrasi yang berimplikasi pada penerapan

manejemen kinerja secara utuh dalam manejemen kepegawaian. Oleh karena itu

penetapan standar jabatan dan kompetensi menjadi kebutuhan dasar yang harus

dijalankan dalam manejemen kepegawaian agar dapat memenuhi kebutuhan

individu dan organisasi.

Cakupan standar kompetensi PNS pada prinsipnya dapat didasarkan kepada

jabatan struktural dan fungsional. Jabatan-jabatan tersebut berdasarkan pada sifat

pekerjaannya, sehingga dapat disusun standar kompetensi PNS yang spesifik.

Page 53: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

52

Dengan adanya sandar kompetensi jabatan PNS yang ada atau pegawai yang akan

direkrut benar-benar disiapkan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan pada

standar kompetensi jabatan tersebut sehingga akan diperoleh calon pejabat yang

paling sesuai dengan kompetensinya untuk menduduki jabatan tertentu.

Sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Pokok-pokok Kepegawaian,

Pegawai Negeri Sipil (PNS) diangkat dalam jabatan dan pangkat, pada jabatan

struktural dan jabatan fungsional.

Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,

wewenang, dan hak seseorang PNS dalam suatu satuan organisasi negara. Jabatan

dalam lingkungan birokrasi pemerintah adalah jabatan karier. Jabatan karier adalah

jabatan dalam lingkungan birokrasi pemerintah yang hanya dapat diduduki oleh

Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Negeri yang beralih status sebagai PNS. Jabatan

karier dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu jabatan struktural dan jabatan

fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dalam struktur

organisasi. Jabatan fungsional adalah jabatan yang tidak secara tegas disebutkan

dalam struktur organisasi, seperti peneliti, dokter, pustakawan, widyaiswara, dan

jenis jabatan fungsional lainnya, namun keberadaannya sangat dibutuhkan guna

menunjang efektivitas pencapaian tujuan organisasi.

Prinsip pengangkatan PNS dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan

prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang

pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu, serta syarat obyekif lainnya tanpa

membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, atau golongan. Dengan demikian,

dalam pengangkatan jabatan, baik dalam jabatan struktural maupun jabatan

fungsional, diharapkan relatif bebas dari unsur hubungan primordialisme (KKN)

antara pejabat yang mengangkat dan yang diangkat. Di samping itu, adanya forum

baperjakat memungkinkan semua kriteria objektif dapat diterapkan, sehingga

pejabat birokrasi diharapkan benar-benar diperoleh dari PNS yang terpilih melalui

mekanisme dan prosedur tetap yang diamanatkan undang-undang.

Sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Pokok-pokok

Kepegawaian, PNS diangkat dalam jabatan dan pangkat, pada jabatan struktural dan

jabatan fungsional. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung

jawab, wewenang, dan hak seseorang PNS dalam suatu satuan organisasi negara.

Page 54: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

53

Jabatan dalam lingkungan birokrasi pemerintah adalah jabatan karier. Jabatan karier

adalah jabatan dalam lingkungan birokrasi pemerintah yang hanya dapat diduduki

oleh Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Negeri yang beralih status sebagai PNS.

Jabatan karier dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu jabatan struktural dan jabatan

fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dalam struktur

organisasi. Jabatan fungsional adalah jabatan yang tidak secara tegas disebutkan

dalam struktur organisasi, seperti peneliti, dokter, pustakawan, widyaiswara, dan

jenis jabatan fungsional lainnya, namun keberadaannya sangat dibutuhkan guna

menunjang efektivitas pencapaian tujuan organisasi.

Prinsip pengangkatan PNS dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan

prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang

pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu, serta syarat obyekif lainnya tanpa

membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, atau golongan. Dengan demikian,

dalam pengangkatan jabatan, baik dalam jabatan struktural maupun jabatan

fungsional, diharapkan relatif bebas dari unsur hubungan primordialisme (KKN)

antara pejabat yang mengangkat dan yang diangkat. Di samping itu, adanya forum

baperjakat memungkinkan semua kriteria objektif dapat diterapkan, sehingga

pejabat birokrasi diharapkan benar-benar diperoleh dari PNS yang terpilih melalui

mekanisme dan prosedur tetap yang diamanatkan undang-undang.

Page 55: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

54

ISTILAH - ISTILAH

1. Pola Karier adalah pola pembinaan PNS yang menggambarkan alur pengembangan

karier yang menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara jabatan, pangkat,

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) jabatan, kompetensi, serta masa jabatan seorang

PNS sejak pengangkatan pertama dalam jabatan tertentu sampai dengan pensiun.

2. Metode dan Teknik Penyusunan Pola Karier adalah cara, tahapan, dan langkah-

langkah menyusun pola karier dengan memadukan keterkaitan unsur-unsur pola

karier dengan pendidikan formal, Diklat, usia, masa kerja, pangkat/golongan ruang,

tingkat jabatan, pengalaman jabatan, penilaian prestasi kerja, dan kompetensi.

3. Masa kerja adalah masa jabatan seorang PNS dalam menduduki suatu jabatan.

4. Alur Pengembangan Karier yang selanjutnya disebut alur karier adalah lintasan

perpindahan jabatan secara vertikal, horizontal maupun diagonal yang dapat dilalui

PNS sejak pengangkatan pertama dalam jabatan sampai dengan jabatan tertinggi.

5. Lintasan perpindahan jabatan secara vertikal adalah perpindahan dari suatu jabatan

ke jabatan lain yang setingkat lebih tinggi.

6. Lintasan perpindahan jabatan secara horizontal adalah perpindahan dari suatu

jabatan ke jabatan lain yang masih setingkat.

7. Lintasan perpindahan jabatan secara diagonal adalah perpindahan dari suatu jabatan

struktural ke jabatan fungsional atau sebaliknya.

8. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang,

dan hak dalam suatu satuan organisasi negara yang terdiri dari jabatan struktural dan

jabatan fungsional.

9. Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung

jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam rangka memimpin suatu satuan

organisasi negara.

10. Jabatan fungsional tertentu adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas,

tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu satuan organisasi

yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan

tertentu serta bersifat mandiri dan untuk kenaikan jabatan dan pangkatnya

disyaratkan dengan angka kredit.

Page 56: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

55

11. Jabatan fungsional umum adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas,

tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu satuan organisasi

yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keterampilan tertentu dan untuk

kenaikan pangkatnya tidak disyaratkan dengan angka kredit.

12. Analisis jabatan adalah proses pengumpulan, pencatatan, pengolahan, dan

penyusunan data jabatan menjadi informasi jabatan.

13. Peta jabatan adalah susunan nama dan tingkat jabatan struktural dan fungsional yang

tergambar dalam suatu struktur unit organisasi dari tingkat yang paling rendah

sampai dengan yang paling tinggi.

14. Standar kompetensi jabatan adalah persyaratan kompetensi minimal yang harus

dimiliki seorang PNS dalam pelaksanaan tugas jabatan

Page 57: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

56

Kunci Jawaban Soal Bab II :

1. A

2. B

3. C

4. D

5. A

Kunci Jawaban Soal Bab III :

1. D

2. C

3. A

4. D

5. A

Page 58: PENGEMBANGAN KARIER PNS - · PDF file4 manajemen pengorganisasian yang merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks

57

DAFTAR PUSTAKA

Fuad, Noor dan Ahmad, Gofur (2009). Integrated Human Resourced Development

Berdasarkan Pendekatan CB-HRM, TB-HRM, CBT, dan CPD. Penerbit PT

Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2009.

UU Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas UU Nomor 8 Tahun 1974 Tentang

Pokok-Pokok Kepegawaian.

Peraturan Kepala BKN Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyusunan Standar

Kompetensi Jabatan.

Peraturan Kepala BKN Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyusunan Pola

Karier Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000, tentang Pengangkatan Pegawai Negeri

Sipil dalam Jabatan Struktural.

Hardijanto, Pembinaan Karier PNS melalui Jabatan Fungsional dalam

http://www.depsos.go.id/29/9/2011.