pengembangan karakter sportif pemuda.docx

22
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai “Pengembangan Karakter Sportif Pemuda” Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. 1

Upload: ikhsan-m-n

Post on 29-Sep-2015

91 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Bagaimana menamam, membina, dan pengembangan karakter sportif pemuda dalam olahraga

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai Pengembangan Karakter Sportif PemudaMakalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Makassar, 19 April 2015

Penulis

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR1DAFTAR ISI2I. PENDAHULUAN3A. Latar Belakang3B. Rumusan Masalah5C. Manfaat6II. PEMBAHASAN7A. Pengertian Karakter, Sportif, dan Pemuda7B. Urgensi Pembinaan Karakter9C. Pengembangan Karater Sportif pada Pemuda11III. PENUTUP13A. Kesimpulan13B. Saran13DAFTAR PUSTAKA14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Partisipasi dalam olahraga selalu menjadi bagian penting di lingkungan manusia. Pada zaman kehidupan modern sekarang ini manusia tidak bisa dipisahkan dari kegiatan olahraga. Orang-orang mengikuti kegiatan olahraga dengan alasan kesehatan dan kebugaran, namun ada pula dengan maksud untuk membangun karakter dan sosialisasi. Olahraga dapat membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani serta mempunyai watak disiplin dan pada akhirnya akan terbentuk manusia yangberkualitas, karenapembangunan manusia pada hakikatnya menuju manusia seutuhnya yang sehat jasmani dan rohani. Olahraga bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkam nilai moral dan akhlak mulia, sportifitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkokoh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Olahraga dengan segala aspek dan dimensi kegiatannya yang mengandung unsur pertandingan atau kompetisi, harus disertai dengan sikap dan perilaku yang didasarkan pada kesadaran moral. Sikap itu menyatakan kesiapan untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan peraturan. Kesiapan di dalam olahraga tidak hanya loyal terhadap ketentuan yang tersirat, tetapi juga kesanggupan untuk membaca dan memutuskan pertimbangan berdasarkan kata hati terhadap kepatutan tindakan itu yang bersumber dari batiniah. Dunia olahraga penuh dengan masalah, silang pendapat, dan lebih-lebih di lingkungan olahraga kompetitif, sering ditandai dengan persaingan yang tidak sehat. Seperti halnya dalam konteks pendidikan jasmani yang mengemban misi kependidikan, olahraga pada umumnya menyediakan kesempatan yang melimpah bagi setiap individu untuk berinteraksi, belajar, mengalihkan dan menegakkan nilai moral. Ketegangan moral yang dialami para pelaku ketika menghadapi situasi yang serba dilematis, misalnya: konflik antara kepentingan untuk memenangkan pertandingan dan norma fair play yang secara bersamaan melahirkan konflik moral. Kegiatanberolahraga adalah sebagai gambaran kecil seseorang dihadapkan dengan replika kehidupan yang sesungguhnya, oleh karena itu kegiatan berolahraga sangat potensial untuk melaksanakan pendidikan moral, apabila dikelola dan dilaksanakan sebaik-baiknya. Persoalan yang paling menonjol dewasa ini adalah pengembangan karakter penerapan fair play atau sportifitas sebagai nilai inti dalam bidang olahraga, sehingga dalam kesempatan berolahraga seseorang dihadapkan dengan struktur sosial yang dapat diterima dan dinilai adil dan dalam kesempatan tersebut peraturan yang diterapkan dipandang lebih fair dari kehidupan yang sesungguhnya. Pendidikan olahraga yang selama ini banyak dipandang sebelah mata ternyata banyak mendidik nilai perilaku yang secara riil dapatdiwujudkan apabila direncanakansecara sistematis. Nilai dasardalam kehidupan sehari-hari olahraga sering disikapi sebagaimedia hiburan, pengisi waktu luang, senam, rekreasi, kegiatan sosialisasi, dan meningkatkanderajat kesehatan. Secara fisikolahraga memang terbukti dapat mengurangi risiko terserang penyakit, meningkatkan kebugaran, memperkuat tulang, mengatur berat badan, dan mengembangkan keterampilan. Hal itu berbanding terbalik dengan kenyataannya, nilai-nilai yang lebih penting dalam konteks pendidikan olahraga dan psikologi, yaitu pembentukan karakterdan kepribadian, masih kurang disadari. Kepribadian, sosialisasi, dan pendidikan kesehatan, serta kewarganegaraan hakikatnya adalah agenda penting dalam proses pendidikan. Sebagaimana pentingnya membaca, menulis, dan berhitung, saat ini perlu ditambahkan lagi denganrespectandresponsibility mengapa, sebab, sesungguhnya dalam perspektif sejarah sudah sejak lama pendidikan jasmani dan olahraga dijadikan andalan sebagai wahana yang efektif untuk pembentukan watak, karakter, dan kepribadian. Bahkan pembentukan sifat kepemimpinan seseorang dapat dicapai melalui media ini. Dalam ruang lingkup kehidupan masyarakat mengharapkan generasi baru memahami norma salah benar, kearifan dalam hidup bermasyarakat, memiliki sikap sportif, disiplin, serta taat asas dalam tata pergaulan. Hidup bersama melalui aktivitas olahraga dapat memberi pelajaran bahwa permainan dengan tata aturan tertentu dapat menguntungkan semua pihak dan mencegah konflik perbedaan pandangan. Melalui olahraga juga dapat belajar bersosialisasi melalui peranannya dan fasilitas seperti ini nyaris luput dari perhatian layanan publik. Melalui aktivitas seperti ini, pelaku olahraga memiliki minat sejenis dapat berbagi pengalaman yang dapat ditransformasikan melalui komunikasi dan interaksi yang kohesif. Peran olahraga sangat penting danstrategis dalam konteks pengembangankualitas sumber daya manusia yang sehat, mandiri, bertanggung jawab,dan memiliki sifat kompetitif yang tinggi. Selain itu juga penting dalam pengembangan identitas, nasionalisme, dan kemandirian bangsa. Olahraga yang dikelola secara profesional akan mampu mengangkat martabat bangsa dalam dunia internasional.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan karakter?2. Apakah yang dimaksud dengan sportif?3. Apakah yang dimaksud dengan pemuda?4. Bagaimana urgensi pembinaan karakter?5. Bagaimana pengembangan karakter sportif pada pemuda?C. Manfaat Semoga makalah ini sangat bermanfaat bagi para pembaca sekalian dan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan dalam memberi pengajaran kepada para peserta didik sekaligus dapat menjadi rujukan tentang bagaimana mengembangkan karakter sportif pada remaja.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Karakter, Sportif, dan Pemuda

1. Karakter Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu, oleh karena itu apabila pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu. Karakter adalah nilai-nilai yang menjadi ciri khas tiap individu dan diaplikasikan dalam nilai-nilai kebaikan yang tercermin baik dalam bentuk tindakan maupun tingkah laku. Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan. Menurut Ditjen Mandikdasmen, Kementrian Pendidikan Nasional, Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara. Individu yang berkarakter baik adalah individeu yang bias membuat keuputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Wyne mengungkapkan bahwa kata karakter berasal dari bahasa Yunani karasso yang berarti to mark yaitu menandai atau mengukir, yang memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang yang berprilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan personality (kepribadian) seseorang.

2. Sportif Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sportif adalah bersifat kesatria, jujur, dsb. Perilaku sportif dalam olahraga melibatkan sebuah kerja keras menuju sukses yang berkelanjutan yang didukung dengan sifat dan komitmen pada semangat permainan, sehingga etika-etika standar dalam olahraga tersebut dapat lebih dipentingkan daripada kepentingan strategi permainan ketika keduanya berselisih, dengan kata lain seorang atlet akan berlaku sportif meskipun itu bisa menyebabkan kekalahan dalam suatu pertandingan.

3. Pemuda Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Secara internasional,WHO menyebut sebagai young people dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut adolescenea atau remaja. International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda.Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural. Sedangkan menurut draft RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda.

B. Urgensi Pembinaan Karakter

Karakterdidefinisikan sebagai suatu tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan dapat disebut dengan kebiasaan.Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran, karena di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya dan merupakan pelopor segalanya. Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola berpikirnya yang bisa mempengaruhi perilakunya. Program yang tertanam tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran universal, maka perilakunya berjalan selaras dengan hukum alam dan hasil dari perilaku tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, apabila program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum universal, maka perilakunya membawa kerusakan dan menghasilkan penderitaan. Dari hal di atas dapat di kaji bahwa pikiran harus mendapatkan perhatian serius, dengan memahami cara kerja pikiran, seseorang akan memahami bahwa pengendalian pikiran menjadi sangat penting. Kemampuan seseorang dalam mengendalikan pikiran ke arah kebaikan, maka seseorang juga akan mudah mendapatkan apa yang diinginkannya, yaitu kebahagiaan. Sebaliknya, jika pikiran seseorang lepas kendali sehingga terfokus kepada keburukan dan kejahatan, maka akan terus mendapatkan penderitaan-penderitaan yang disadari maupun tidak. Semakin banyak informasi yang diterima dan semakin matang sistem kepercayaan dan pola pikir yang terbentuk, maka semakin jelas tindakan, kebiasan, dan karakter unik dari masing-masing individu. Setiap individu akhirnya memiliki sistem kepercayaan (belief system), citra diri (self-image), dan kebiasaan (habit) yang unik. Apabila sistem kepercayaannya benar dan selaras, karakternya baik, dan konsep dirinya bagus, maka kehidupannya akan terus baik dan semakin membahagiakan. Sebaliknya, apabila sistem kepercayaannya tidak selaras, karakternya tidak baik, dan konsep dirinya buruk, maka kehidupannya akan dipenuhi banyak permasalahan dan penderitaan. Karakter dalam olahraga merujuk pada sebuah kesatuan karakteristik yang dapat dikembangkan dalam olahraga (pada umumnya mengandung nilai-nilai moral bahwa kita semua menginginkan para atlet untuk mengembangkan karakter yang baik dalam olahraga). Pihak-pihak yang mendukung adanya manfaat-manfaat pengembangan karakter dalam olahraga berpendapat bahwa atlet (peserta) belajar untuk mengatasi segala rintangan, bekerjasama dengan rekan satu tim, mengembangkan kemampuan kontrol diri, dan tahan terhadap kekalahan. Karakter dapat dilihat sebagai sebuah konsep menyeluruh yangmemadukanantara fair play dan perilaku positif dalam olahraga dengan dua nilai penting lain yaitu perasaan dan integritas, oleh karena itu karakter dalam olahraga menggabungkan empat nilai yang saling terkait: perasaan, keadilan, perilaku sportif dalam olahraga, dan integritas. Perasaan dalam hal ini berkaitan dengan empati, yaitu sebuah kemampuan untuk memahami dan menghargai perasaan orang lain. Pada saat seseorang menggunakan perasaan kepada orang lain, maka akan berusaha untuk memahami sudut pandang atau pendapat-pendapat orang lain. Integritas adalah kemampuan untuk mempertahankan moral dan keadilan seseorang berdampingan dengan keyakinan bahwa seseorang akan bisa memenuhi tujuan moral seseorang. Pada intinya, hal tersebut merupakan kesadaran moral seorang atlet atau pelatih dan merupakan sebuah keyakinan bahwa seseorang akan melakukan hal yang benar dan baik saat dihadapkan dengan sebuah dilema moral.

C. Pengembangan Karakter Sportif pada Pemuda

Kemenangan dalam suatu pertandingan adalah hal yang penting, tetapi ada yang lebih penting lagi, yaitu menampilkan keterampilan terbaik dengan semangat persahabatan. Lawan bertanding sejatinya adalah juga kawan bermain. Pendidikan olahraga adalah wahana yang sangat ampuh bagi perkembangan karakter dan kepribadian anak bangsa apabila dikembangkan secara sistematis. Olahraga mengandung dimensi nilai dan perilaku sportif yang terbukti faktanya. Pertama, sikap sportif, kejujuran, menghargai teman dan saling mendukung, membantu dan penuh semangat kompetitif. Kedua, sikap kerja sama team, saling percaya, berbagi, saling ketergantungan, dan kecakapan membuat keputusan bertindak. Ketiga, sikap dan watak yang senantiasa optimistis, antusias, partisipasif, gembira, dan humoris. Keempat, pengembangan individu yang kreatif, penuh inisiatif, kepemimpinan, kerja keras, kepercayaan diri, dan kepuasan diri. Keunggulan pendidikan olahraga dalam pembentukan karakter terletak pada perlengkapan nilai-nilai ke dalam perilaku. Seorang psikolog olahraga asal Canada, Robert Vallerand dan rekan-rekannya mengadakan sebuah penelitian yang bertujuan untuk memahami bagaimana para atlet itu sendiri memahami Perilaku sportif olahraga. Secara khusus penelitian tersebut mengadakan survey terhadap 1.056 atlet Perancis dan Canada yang berusia antara 10-18 tahun yang mewakili tujuh cabang olahraga yang berbeda. Penelitian ini meneliti tentang Perilaku sportif olahraga dengan melakukan survei langsung pada para atlet. Terdapat lima faktor yang mempengaruhi Perilaku sportif dalam olahraga terungkap dalam penelitian ini. Kelima faktor tersebut adalah sebagai berikut

1) Komitmen penuh pada keikutsertaan (berpartisipasi dan bekerja keras selama latihan dan pertandingan, mempelajari kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki); 2) Menghormati dan memperhatikan peraturan dan ofisial (bahkan saat offisial tampak kurang kompeten); 3) Menghormati dan memperhatikan kebiasaan-kebiasaan sosial (berjabat tangan setelah pertandingan, mengakui penampilan baik dari lawan, menjadi pihak kalah yang baik); 4) Menghormati dan memperhatikan lawan (meminjamkan peralatan pada lawan, setuju untuk tetap bertanding meskipun tim lawan dating terlambat, menolak untuk mengambil keuntungan saat lawan cedera); 5) Mencegah perilaku dan sifat-sifat buruk dalam keikutsertaan (menolak sebuah pendekatan untuk menang dengan cara apapun, tidak menunjukkan kemarahan setelah membuat kesalahan, tidak berkompetisi hanya untuk penghargaan dan hadiah perorangan).

Sikap-sikap inilah yang harus ditanamkan pada jiwa pemuda dalam mengembangkan karakter pemuda sehingga terbentuklah karakter yang diharapkan yaitu karakter sportif pada pemuda.

Dan adapun kesimpulan dari penelitian tersebut mengisyaratkan bahwa para atlet mengartikan perilaku sportif olahraga sebagai menghormati dan memperhatikan peraturan-peraturan, kebiasaan sosial, pihak lawan, serta komitmen penuh seseorang pada sebuah olahraga dan ketiadaan pendekatan-pendekatan negatif dalam keikutsertaan olahraga.

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan Partisipasi dalam olahraga tidak secara otomatis mempunyai efek positif terhadap pembentukan karakter. Pengalaman yang diperoleh melalui olahraga dapat membentuk karakter, tetapi hal ini hanya dapat terjadi apabila lingkungan olahraga diciptakan dan ditujukan untuk mengembangkan karakter. Olahraga dapat membentuk karakter positif hanya jika kondisi-kondisi yang menyokong ke arah positif dipenuhi. Karakter sportif dapat dipelajari dan dibentuk dalam olahraga. Pengalaman yang diperoleh melalui olahraga dapat membentuk karakter sportif, tetapi hal ini hanya dapat terjadi apabila lingkungan olahraga diciptakan dan ditujukan untuk mengembangkan karakter. Olahraga menyediakan lingkungan sosial, yang secara kultural memungkinkan untuk memperoleh nilai-nilai dan perilaku positif. Hal ini mengimplikasikan bahwa hal-hal positif yang dipelajari dalam olahraga dapat ditransfer ke dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini olahraga menjadi agen perkembangan sosial, yang memungkinkan pelaku-pelakunya menumbuhkan sikap dan perilaku positif dan tentunya sportif. 2. Saran Penyusun sangat mengharap atas segala saran dan kritik bagi para pembaca yang penyusun hormati guna untuk membangun pada masa yang akan datang untuk menjadi yang lebih baik dalam membenarkan alur-alur yang semestinya kurang memuaskan bagi tugas yang penyusun laksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Lutan, Rusli. 2001.Olahraga dan etika fair play. Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Olahraga, Direktorat Jendral Olahraga, Depertemen Pendidikan Nasional.

Agus Sarengat. Pembentukan Karakter Melalui Olahraga. 26 Desember 2012.http://agustsarengat.blogspot.com/2012/12/26/pembentukan-karakter-melalui-olahra/Hidayat Taufiq. Pengertian Pemuda. 15 Oktober 2012. https://taufikhidayah21.wordpress.com/tag/pengertian-pemuda/

1