pengembangan e-tourism studi kasus kota sabang menggunakan model pendekatan rapid application...
DESCRIPTION
PENGEMBANGAN E-TOURISM STUDI KASUS KOTA SABANG MENGGUNAKAN MODEL PENDEKATAN RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD)TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN E-TOURISM STUDI KASUS KOTA SABANG MENGGUNAKAN MODEL PENDEKATAN
RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD)
Sebagai Tugas Pada Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak
Disusun Oleh
MUHAMMAD WALI 044142221042
PASCA SARJANA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA
DAN KOMPUTER ERESHA 2014
A. Pendahuluan
Pada saat ini Kemajuan teknologi Informasi sangatlah pesat, semakin
banyaknya situs-situs web di internet sebagai wadah informasi secara global yang
tidak mengenal waktu dan tempat menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh
setiap orang, terlebih bagi mereka yang haus akan informasi dan kecepatan akses
informasi dari seluruh penjuru dunia.
Indonesia adalah negara yang berada di jajaran jamrud khatuliswa yang
memiliki khasanah budaya bernilai tinggi dan sangat berperan dalam pembentukan
karakter dan kepribadian bangsa. Begitu kuat daya tarik Indonesia sehingga menarik
perhatian bangsa-bangsa di dunia untuk datang ke Indonesia dengan berbagai alasan
seperti mempelajari dan meneliti kebudayaan Indonesia atau sekedar jalan-jalan
saja.
Aceh merpakan salah satu Propinsi di Indonesia yang banyak terdapat kota-
kota. Kota-kota tersebut tentu mempunyai potensi sebagai sektor unggulan suatu
kota. Salah satu kota Kota di Provinsi Aceh adalah Kota Sabang. Kota Sabang
merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Aceh yang banyak memiliki potensi
pariwisata yang terdiri dari wisata alam dan wisata budaya atau sejarah peninggalan
pada jaman dahulu. Potensi pariwisata tersebut memerlukan suatu sistem informasi
yang dapat diperkenalkan kepada masyarakat luas baik dari luar kota bahkan yang
ada diluar propinsi agar keberadaan pariwisata di Kota Sabang lebih dikenal
masyarat luas.
Hal ini harus benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang
didukung oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan agar keberadaan pariwisata di
Sabang lebih dikenal masyarakat luas, khususnya masyarakat Indonesia. Sektor
pariwisata Sabang dapat digunakan sebagai tambang emas yang dapat menghasilkan
pendapatan tambahan daerah.
Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan sistem dengan menggunakan
pemanfaatan teknologi jaringan internet yang dapat diakses oleh masyarakat luas.
Dengan terhubung komputer satu dengan yang lain dalam suatu jaringan komputer
raksasa (internet), maka segala aktifitas seperti transfer data informasi yang
dibutuhkan dari satu komputer dengan komputer lain tanpa dibatasi ruang dan waktu
sangat mudah dan cepat dilaksanakan. Dengan lebih dikenalnya wisata Sabang,
diharapkan akan banyak pengunjung untuk datang ke wisata Sabang dan dapat
menambah pendapatan asli daerah untuk perkembangan daerah Sabang itu sendiri.
Melihat hal itu kami sebagai Developer Software akan terus mencoba
memberikan layanan yang bisa memenuhi semua kebutuhan klien kami, saat ini
kami siap melangkah lebih baik lagi, dengan optimisme tinggi disertai peningkatan
kemampuan tim-tim kami, kami siap bekerja sama dengan Anda untuk memiliki
sebuah website yang dinamis, professional dan elegant.
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pengembangan E-Tourism maka
digunakan sebauh metode pengembangan sistem (perangkat lunak). Metode yang
digunakan adalah metode rapid application development (RAD). Metode RAD
memiliki tiga tahapan utama yaitu requirement planning, RAD design workshop
dan implementation. Pada tahapan requirement planning memiliki kegiatan identify
object dan information requirement sedangkan pada tahapan RAD design
workshop memiliki kegiatan work with user to design system dan build the system
dan yang tahapan yang terakhir adalah implementation yang mempunyai kegiatan
introduce the new system.
B. Tinjauan Pustaka
Dalam memilih metode pengembang sistem kita dapat melihat dari bebera
sudut pandang, seperti kelibihan dan kekurangan dari metode yang kita pilih.
Menurut suhendra (2011) berikut adalah kelemahan dan kekurangan dari metode
rapid application development (RAD)
1 Kelebihan Metode
RAD Berikut adalah bebrapa kelebihan dari metode RAD:
1. Kebutuhan user (user requirement ) seringkali tidak tentu atau kurang tepat.
2. Memberi semangat terhadap user karena turut berpartisipasi dalam pembuatan
sistem
3. Project yang dikerjakan lebih jelas dan mudah mendapatkan dukungan
4. Stakeholder dapat melihat solusi dari proyek lebih cepat
5. Jika terdapat error dapat dideteksi sejak dini
6. Testing dan training terjadi secara natural
7. Pembangunan sistem lebih natural karena perubahan selalu dibutuhkan
2 Kekurangan Metode
RAD Kelemahan dari RAD adalah pengembang perangkat lunak akan sering
mengubah source code aplikasi yang dibuatnya jika tidak sesuai dengan keinginan
stakeholder . Kelemahan yang lain adalah:
1. Lebih sering mengubah code karena adanya prototyping
2. Rawan kesalahan dalam problem solving karena lemah disisi analisis
3. Dapat mematahkan semangat sistem analis untuk mempertimbangkan sistem
alternatif
4. Stakeholder merasa enggan untuk membuang prototype
5. Penekanan dari sisi kecepatan pembangunan proyek dapat berefek pada kualitas.
C. Pengertian E-Turism
Konsep e-tourism pada dasarnya merupakan konsep yang masih baru dan
belum mendapatkan perhatian dari berbagai pihak yang bergerak dalam bidang
pariwisata, terkhususnya di Indoensia. E tourism masih di lihat sebagai sesuatu hal
yang masih perlu di kaji lebih jauh mengenai keberadaan. Meskipun dilain pihak
dalam pengembangan pariwisata penekanan terhadap pemanfaatan Internet sudah
tinggi, namun hal ini tidak di barengi dengan aplikasi internet tersebut sebagai alat
pengembangan pariwisata.
Dalam laporan ekonomi informasi (Untat, 2005), dinyatakan bahwa “in 2001,
the E-commerce and development report (ECDR) analised e-commerce and tourism
with a view to exploring how the tourism industry was tarting to benefit from
information technologies and the internet, as the effect on developing countries’
competitiveness in tourism market”. Paparan diats memperlihatkan bahwa pariwisata
dan bisnis berusaha meningkatkan manfaat teknologi informasi dan internet dengan
melihat dampaknya terhadap negara berkembang melalui persaingan pasar
pariwisata. Lebih jauh ECDR mencacat satu perubahan mendasar yang dibawa oleh e
tourism telh mengangkat nilai pariwisata melalui peningkatan penerimaan dalam
dunia pariwisata.
Lebih dari pada itu dalam perencanaan sistem manajemen tujuan organisasi,
UNCTAD (2005), menyatakan bahwa di negara berkembang internet telah
digunakan sebagai tawaran dalam pasar pariwisata. Dalam hal ini, pemanfaatan
internet dalam pasar pariwisata dipakai sebagai landasan dalam pengambilan
kebijakan strategis pariwisata, dan merupakan dasar perubahan/inovasi pariwisata
yang lebih efektif. Hal ini terlihat dari pengembangan infrastruktur, human capacity,
dan integrasi konsep e-businiss tingkat rendah oleh provider pariwisata lokal,
pemerintah, dan DMOs, dengan menambah aturan utama dalam menumbuhkan
paritisipasi dan pemasukan perusahaan pariwisata dalam pasar pariwisata global
Hendriksson (..), menyatakan bahwa ada empat karateristik utama jikalau kita
ingin mengembangkan E – Tourism yaitu : 1) Produk Pariwisata; 2) dampak berantai
yang ditimbulkan oleh industri pariwisata; 3) sturktur industri pariwisata; dan yang
ke 4 adalah ketersediaan infrastuktur teknologi comunikasi dan informasi. Lebih jauh
Eriksson menyatakan, dalam mempersiapkan karateristik E Tourism, maka perlu
dilakukan pembangunan untuk mencapai penyempurnaan market place elecronic
seperti : 1) warisan sistem yang telah ada; 2) keberagaman informasi; 3) tidak ada
standar global dalam penukaran data; 4) seamless interoperability.
Berdasarkan pemahaman diatas, maka aplikasi internet dalam pariwisata pada
dasarnya tercermin dalam suatu sistem distribusi pariwisata yang lebih mengarah
pada tranformasi pemngembangan industri pariwisata dari perantara tradisional ke
arah perantara internet, seperti yang terlihat dalam gambar 1
Gambar 1 Sistem Distribusi Pariwisata
Sumber : UNTACT, Information Economy, 2005
Paparan gambar 1, menunjukkan beberapa sistem akses dengan menggunakan
jalur internet untuk tiket pesawat, penginapan, rental mobil, dan berbagai jasa
pelayanan lainnya. Gambar tersebut merupakan jalan keluar dalam jalur distribusi
ketergantungan tingkat rendah dari sistem pelayanan konsumen tradisional dan
sistem distribusi global. Dimana terdapat penghasil pariwisata (penginapan,
pesawat, restauran, tempat rekreasi dan trasportasi lainnya), perantara tradisional
seperti agen travel, operator tour, DMOs, dan asosiasi tour, serta daerah potensi
pariwisata. Web memiliki peranan penting sebagai jembatan penghubung antara
produsen pariwisata dan daerah potensi pariwisata, dalam memberikan pelayanan
kepada produser pariwisata melalui Global Distribution System dan Consumer
Distribution System.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah
menggunakan metode deskriptif. Diamana metode diskriptif merupakan metode
dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki Nazir (2003). Sedangkan metode pengembangan
sistem menggunakan metode RAD dengan tahapan pelaksanan sebagai berikut:
1. Pemodelan Bisnis
Pemodelan bisnis yang dilakukan pada pengembangan E-Tourism ini terdapat
beberapa macam. Yang pertama ada adalah menentukan proses bisnis. Proses bisnis
yang dilakukan mencakup mulai dari input hasil objek wisata.
2. Pemodelan Data
Pada tahapan pemodelan data dalam pengembangan E-Tourism ini dilakukan
pembuatan atau desain basis data E-Tourism wisata. Berikut adalah desain dari basis
data E-Tourism Kot Sabang :
Gambar 2 : Desain basis data E-Tourism
3. Pemodelan Proses
Pemodelan proses yang dilakukan pada pengembangan E-Tourism ini
menggunakan konseptual website desain. Penggunaan konseptual website desain
dikarnakan dalam pengembangan E-Tourism perencanaan pembangunan daerah
tersebut berbasis website (web based). Pemodelan proses tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut ini
Gambar 3 : Konseptual desain E-Tourism
E. Hasil dan Pembahasan
Pengembangan E-Tourism Kota Sabang menghasilkan sebuah sistem
informasi E-Tourism. Pembangkitan aplikasi yang dilakukan dalam pengembangan
E-Tourism dilakukan dengan beberapa tahapan. Untuk mencapai hasil yang
maksimal pada pembangkitan aplikasi peneliti menggunakan kode-kode yang suda
peneliti miliki sebelumya. Penggunaan kode tersebut meliputi kode input, edit dan
delete. Berikut adalah hasil dari pembangkitan aplikasi yang dilakukan mulai dari
pembangkitan login pengguna, halaman akses public. Penulis menggunakan flash
map agar menjadi interaktif, berikut gambarannya :
Halaman Index/ Utama
Halaman Public
Halaman Post
F. Kesimpulan
Penetrasi internet yang sangat tinggi memudahkan penggunanya dapat
berkomunikasi secara global. Internet sebagai sumber informasi memiliki kelebihan
karena memiliki tingkat interaktifitas dan kustomisasi yang tinggi sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi pemasaran. Internet tidak memerlukan
biaya yang besar dan memiliki kelebihan dalam menyajikan informasi secara real
time. Kelebihan-kelebihan tersebut memicu banyak orang mengakses informasi
melalui media ini.
Perkembangan teknologi informasi telah mempercepat dinamika globalisasi,
termasuk perkembangan dunia hiburan, rekreasi, dan pariwisata sehingga dapat
memperlancar laju informasi, meningkatkan daya guna, distribusi, memberikan jasa
layanan kepada customer dalam bentuk telematika, dan mempermudah akses
penyelenggaraan pemasaran pariwisata. Komunikasi pemasaran pariwisata
melibatkan keseluruhan aktivitas bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menetapkan harga, memasarkan, mendistribusikan produk serta jasa
kepadapelanggan potensial pariwisata dan seluruh rantai nilai pariwisata.
Pemasaran pariwisata online atau e-tourism muncul seiring perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat. Internet sebagai media
baru memberikan kemudahan terhadap akses informasi dan pelayanan bagi
konsumen industri pariwisata. E-tourism merupakan sarana pemasaran pariwisata
yang bersifat low budget high impact sehingga dapat dimanfaatkan oleh industri jasa
pariwisata untuk mempromosikan produk dan jasanya.
Industri pariwisata mengadopsi manfaat yang ditimbulkan oleh teknologi
untuk membangun komunikasi, mengembangkan, dan memasarkan produk atau
jasa, serta membangun kepercayaan dengan konsumen. Internet telah merubah
model perencanaan perjalanan secara konvesional menjadi lebih modern dengan
digitalisasi proses rantai nilai travel, hospitality, dan industri jasa sehingga rantai
nilai pariwisata dapat berkembang menjadi lebih dinamis dan informasi produk serta
jasa pariwisata dapat diakses dengan cepat secara global.
Website menyajikan informasi lengkap sehingga dapat menjadi panduan bagi
calon wisatawan untuk merencanakan perjalanan wisata ke suatu daerah. Panduan
tersebut memudahkan calon wisatawan memperoleh informasi destinasi tujuan
wisata, hotel/penginapan, atraksi wisata, tempat penyewaan kendaraan, kuliner, dan
sebagainya. Calon wisatawan memperoleh manfaat dari fitur-fitur tersebut sehingga
perjalanan menjadi lebih efisien.
E-tourism menekankan pengelolaan penjualan produk dan jasa pariwisata
kepada konsumen atau bisnis sehingga pemasarannya tidak cukup mengandalkan
pesona keindahan alam Kota Sabang saja, tetapi juga ditopang dengan pengelolaan
seluruh potensi wisata menjadi paket menarik yang dikemas secara efektif dan
efisien.