pengembangan dunia usaha · web viewproyek-proyek penanaman modal dalam negeri yang telah disetujui...

90
PENGEMBANGAN DUNIA USAHA

Upload: others

Post on 29-Jan-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

PENGEMBANGAN DUNIA USAHA

Page 2: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781
Page 3: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

B A B V

PENGEMBANGAN DUNIA USAHA

A. PENDAHULUAN

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dinyatakan, Pembangunan Ekonomi yang didasarkan kepada Demokrasi Ekonomi menentukan bahwa masyarakat harus memegang peranan aktif dalam kegiatan pembangunan. Salah satu bidang di mana masyarakat dapat memegang peranan aktif dalam kegiatan pembangunan adalah Dunia Usaha. Oleh karenanya Pemerintah memberikan perhatian khusus kepada pengembangan dunia usaha dengan cara memberikan pengarahan dan bimbingan, serta menciptakan iklim yang baik bagi pertumbuhan dan pengembangan usaha masyarakat yang praduktif. Dunia Usaha meli-puti usaha-usaha swasta nasional, perusahaan-perusahaan asing dan perusahaan-perusahaan milik negara.

Dalam usaha pengembangan Dunia Usaha Nasional maupun Asing, berbagai kebijaksanaan dan kelembagaan telah, diciptakan. Undang-undang Penanaman Modal dengan BKPM sebagai lembaga yang menangana Penanaman Modal, telah menunjukkan manfaat yang nyata. Penanaman Modal Asing dan Dalam Negeri berkembang secara kontinu.

Salah satu unsur penting daxipada Dunia Usaha Nasional adalah usaha-usaha masyarakat yang biasa disebutkan sebagai usaha golong-an ekonomi lemah. Golongan ini pada, umumnya berwujud satuansatuan usaha kecil yang tersebar di berbagai sektor, di kota

309

Page 4: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

maupun di pedesaan. Pada umumnya usaha-usaha ini berdiri sendiri-sendiri dan tidak terorganisasikan sehingga sekalipun potensinya cukup besar namun dalam kenyataannya kedudukannya lemah. Oleh sebab itu, maka Pemerintah mengambil berbagai kebijaksanaan untuk mengembangkannya. Usaha untuk mendorong pengembangan golongan ekonomi lemah menghadapi beraneka ragam masalah, karena tidak hanya menyangkut masalah permodalan dan teknik saja, tetapi terutama adalah

Page 5: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

karena usaha golongan ekonomi lemah masih bersifat serba tradi- sionil.

Sejak dimulainya REPELITA II, Pemerintah telah mengusaha-kan agar golongan ekonomi lemah ini dapat berkembang semakin cepat, dengan demikian dapat memegang peranan yang lebih besar dalam perkembangan perekonomian. Dalam rangka ini Pemerintah telah menyediakan sarana-sarana untuk mendorong dan membimbing golongan ekonomi lemah. Sarana-sarana tersebut meliputi bantuan permodalan seperti program Kredit Investasi Kecil (KIK) dan Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), bantuan management dan penyer-taan modal oleh PT. BAHANA, serta asuransi kredit aleh PT. ASKRINDO. Selain itu dilaksanakan pula program-program bimbingan teknis, latihan-latihan ketrampilan, bimbingan management dan pemasaran oleh berbagai Departemen dan Lembaga dengan maksud agar dapat berusaha lebih baik.

Untuk lebih mengefisienkan program-program yang telah dilak- sanakan oleh masing-masing Departemen-departemen dan Bank-bank Pemerintah secara sendiri-sendiri, maka telah diusahakan koordinasi untuk memadukan program-prograan dari semua Departemen dan Lembaga-lembaga pemerintah lainnya, yang turut menangani golongan ekonomi lemah.

B. KEBIJAKSANAAN-KEBIJAKSANAAN DI BIDANG PENANAMAN MODALUndang-undang No. 1 tahun 1967 tentang

Penanaman Modal Asing dan Undang-undang No. 6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri merupakan kebijaksanaan pokok di bidang Dunia Usaha. Setelah kedua Undang-undang tersebut berjalan beberapa tahun, maka dengan

Page 6: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

dikeluarkannya Undang-undang No. 11 tahun 1970 dan No. 12 tahun 1970, kedua Undang-undang Penanaman Mo-dal tersebut telah disempurnakan.

Dalam tahun-tahun terakhir pelaksanaan Repelita II perkem- bangan penanaman modal, khususnya PMA, telah mengalami kemunduran, yang diakibatkan oleh keadaan ekonomi internasional yang kurang menguntungkan. Sementara itu dirasakan pula perlunya men-310

Page 7: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

ciptakan iklim administrasi penanaman modal yang lebih merangsang dengan cara menghilangkan hambatan hambatan birokrasi yang mengganggu kelancaran kegiatan penanaman modal. Dalam hubungan ini-lah maka Pemerintah telah mengambil kebijaksanaan untuk menjadi-kan BKPM sebagai satu-satunya lembaga yang melayani dan menyelesaikan applikasi penanaman modal atau “one stop service”. Kebijaksanaan ini dituangkan dalam bentuk Keputusan Presiden No. 53 tahun 1977 tertanggal 3 Oktober 1977 tentang organisasi Badan Koordinasi Penanaman Modal yang menggantikan Keputusan Presiden No. 20 tahun 1973. Keputusan torsebut dimaksudkan untuk menggairahkan penanaman modal dengan cara menyederhanakan sistim, prosedur kerja dan tugas dari Badan Koordinasi Penanaman Modal, Biro Penanaman Modal pada Departemen-departemen dan Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah. Bersamaan dengan Keputusan Presiden No. 53 tahun 1977 tersebut, telah dikeluarkan pula Keputusan Presiden No. 54 mengenai tata-cara Penanaman Modal. Dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 54 tahun 1977 ter-sebut maka Keputusan Presiden No. 21 tahun 1973. dinyatakan tidak berlaku lagi.

Berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 53 tahun 1977, dan Keputusan Presiden RI No. 54 tahun 1977, Ketua BKPM telah mene-rima pelimpahan wewenang untuk memberikan persetujuan/keputus-an perizinan dalam rangka penanaman modal atas nama dari Para Menteri yang bersangkutan termasuk pemberian fasilitas penanaman modal.

Sejalan dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden RI No. 53 tahun 1977 dan No. 54 tahun 1977, telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 31 tahun 1977 sebagai penyempurnaan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1972 tentang PT Bonded Warehouse Indonesia (BWI). Dalam hubungan ini Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan Surat Keputusan No. 02/ 1977, memberikan pelim-pahan wewenang

Page 8: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

pengurusan dan penilaian tingkat pertama atas per -mohonan penanaman modal di daerah Bonded Warehouse kepada Di-reksi PT. Bonded Warehouse Indonesia (Persero).

Di samping pengaturan-pengaturan dalam rangka pelaksanaan ketentuan yang tercantum dalam Bab V pasal 6 dalam Undang-un-

311

Page 9: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

dang No. 6 tahun 1968, telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 1977 tanggal 29 Desember 1977, tentang Pengakhiran Kegiatan Usaha Asing Bidang Perdagangan, dan Keputusan Menteri Perdagangan No. 382/KP/XII/1977 tanggal 30 Desember 1977, tentang Ketentuan pelaksanaan Pengakhiran Kegiatan Usaha Asing bidang Perdagangan.

Dengan pengakhiran ini, maka penyaluran dan penyampaian barang hasil produksi kepada seluruh lapisan masyarakat berada di tangan nasional dan sekaligus usaha dalam bidang perdagangan yang relatip lebih mudah dan murah akan terbuka lebih luas lagi bagi pengusaha nasional.

Pengakhiran kegiatan perdagangan oleh pihak asing tersebut akan membawa pengaruh bagi pemerataan pendapatan, yaitu dalam bentuk pergeseran perputaran penjualan dari produsen asing ke tangan nasional. Selanjutnya kegiatan modal asing akan diarahkan untuk bergerak dalam bidang produksi.

Sebagaimana diutarakan di atas, selama Repelita II telah diten-tukan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam berbagai sektor yang menunjang penanaman modal, antara lain sebagai benikut :

1. Pengarahan Penanatman ModalUsaha pengarahan kegiatan PMA dan PMDN

sebagaimana tercantum dalam Repelita II bentujuan untuk (1) mengusahakan penggarapan potensi penanaman modal yang ada; (2) memperluas kesem-patan kerja bagi tenaga Indonesia; (3) meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan usaha; dan (4) menyebarkan kegiatan penanaman modal ke daerah.

Berdasarkan pengarahan tersebut di atas telah dikeluarkan Surat Keputusan Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal yang mengatur berturut-turut Daftar Skala Prioritas untuk tahun 1977 dan 1978.

Page 10: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

Daftar Skala Prioritas ini akan ditinjau dan di-perbaharui setiap tahun. Dengan keluarnya Daftar Skala Prioritas itu, para calon investor mendapat kepastian tentang bidang usaha yang akan ditempuh. Bidang-bidang usaha dalam rangka PMA dan PMDN menurut skala

312

Page 11: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

prioritas terbagi dalam 4 (empat) kategori, yakni: (1) Bidang-bidang usaha yang terbukan dengan prioritas; (2) Bidang-bidang usaha yang terbuka dengan fasilitas; (3) Bidang-bidang usaha yang terbuka tanpa fasilitas; dan (4) Bidang-bidang usaha yang tertutup.

DSP 1978 merupakan penyempurnaan DSP 1977. Jumlah kesempatan investasi dalam DSP 1978 meningkat dari 831 menjadi 1.097. Selanjutnya dalam DSP 1978 dicerminkan pelaksanaan kebijaksanaan pemerintah di berbagai bidang, misalnya di bidang kehutanan, yang membatasi jumlah ekspor kayu gelondongan untuk meningkatkan ekspor kayu yang telah diolah, penanaman modal di bidang perindustrian diarahkan untuk lebih banyak membikin bagian dan suku cadang kendaraan bermotor untuk meningkatkan nilai produksi dalam negeri; penanaman modal di bidang pembangunan perumahan diarahkan untuk merangsang pembuatan rumah sederhana. Di samping itu pula dalam DSP 1978 tercermin adanya pemberian kesempatan yang lebih luas kepada ikut sertanya golongan ekonomi lemah, yang sebagian besar terdiri dari golongan pribumi dalam kegiatan penanaman modal.

Bagi kegiatan usaha nasional, masih dimungkinkan adanya ke-giatan pada bidang-bidang usaha yang dinyatakan tertutup menurut Daftar Skala Prioritas dalam rangka Undang-undang PMA dan PMDN tersebut, dengan jalan menggunakan ketentuan Bedrijfs Reglementering Ordonantie 1934.

Kategori bidang usaha di dalam Daftar Skala Prioritas tersebut, didasarkan pada prioritas pembangunan sesuai dengan Repelita II, dan tingkat perkembangan pembangunan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berlaku. Pokok-pokok kebijaksanaan tersebut menyang-kut aspek-aspek kejenuhan, peningkatan perhatian pada usaha nasio-nal dan golongan ekonomi lemah, peningkatan ekspor dan substitusi impor, peningkatan produksi dengan

Page 12: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

komponen lokal untuk mengarahkan proses “full manufacturing” di dalam negeri secara bertahap, peningkatan usaha-usaha yang mempunyai kaitan ke depan dan ke belakang atau mempunyai efek multiplier yang besar, dan sebagainya.

Dalam rangka peningkatan partisipasi golongan ekonomi lemah yang sebagian terbesar adalah golongan pribumi dalam penanaman modal sesuai dengan Instruksi Presiden RI dalam Sidang Dewan Sta-

313

Page 13: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781
Page 14: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

bilisasi Ekonomi Nasional tanggal 22 Januari 1974, maka dalam berbagai kebijaksanaan Penanaman Modal selalu diperhatikan aspekaspek peningkatan partisipasi golongan tersebut dalam penanaman mo-dal. Kebijaksanaan tersebut pada pokoknya telah tercermin dalam ketentuan-ketentuan sebagai berikut:a. Permodalan PMA1) Semua penanaman modad asing (yang baru) harus

merupakan usa- ha bersama (joint venture) dengan pihak Indonesia, kecuali bebe-rapa bidang usaha yang secara khusus akan ditetapkan oleh Pe-merintah Indonesia.

2) Perbandingan saham antara pihak Indonesia dan pihak asing diusahakan agar dalam waktu 10 tahun sekurang-kurangnya menjadi 51% 49%.

3) Dalam tiap-tiap usaha bersama (joint venture) diusahakan agar sekurang-kurangnya 50% saham pihak Indonesia secara bertahap menjadi saham pribumi.

4) Batas minimum penanaman modal dalam rangka PMA ditetapkan US $ 1.000.000 dengan sekurang-kurangnya US $ 500.000,- harus berupa modal saham/equity.

b. Permodalan PMDN1) Perbandingan saham antara pribumi dan non-

pribumi dalam perusahaan-perusahaan PMDN harus diusahakan kearah keseimbangan minimal 50% : 50%.

2) Perusahaan PMDN non pribumi yzng telah melunasi pembayaran kredit yang pernah diterima, harus diusahakan untuk memberi kesempatan ikut sertanya golongan pribumi dengan menjual 50% dari saham perusahaan kepada golongan pribumi.

3) Yang dimaksud dengan perusahaan pribumi adalah:

Page 15: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

i. Bila seluruh saham perusahaan dimiliki oleh golongan pribumi.ii. Bila perbandingan saham antara pribumi dan

non pribumi minimum 75 % : 25 %.

314

Page 16: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

iii. Bila perbandingan saham antara pribumi dan non pribumi minimal 50 % 50 %, tetapi sebagian besar pengurus perusa-haan di tangan golongan pribumi.Serangkaian kebijaksanaan tersebut dilaksanakan

pada waktu meneliti aplikasi penanaman modal yang diajukan kepada BKPM.

2. Bidang Tenaga KerjaPeningkatan peranan pihak Indonesia selain dalam

bidang pemilikan saham juga diarahkan kepada peningkatan penggunaan tenaga kerja serta unsur management dari pihak Indonesia dalam tiap per- usahaan bersama (joint venture).

Dalam rangka memberikan kesempatan kerja yang seluas-luasnya bagi warga negara Indonesia, maka tenaga kerja Indonesia sebanyak mungkin didaya gunakan pada proyek-proyek pembangunan dan ke-giatan-kegiatan usaha lainnya di Indonesda.

Sehubungan dengan hal tersebut maka telah dikeluarkan Kepu.tusan Presiden RI No. 23 tahun 1974, tentang pembatasan penggunaantenaga kerja warganegara asing pendatang, sebagai tindak lanjut dari UU No. 3 tahun 1958. Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi, mengatur penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang, dengan mengadakan pembatasan-pembatasan sebagai berikut:a. menetapkan jenis-jenis pekerjaan yang tertutup

sama sekali bagi tenaga kerja warga negara asing pendatang, karena sudah tersedia tenaga kerja warga negara Indonesia.

b. menetapkan jenis-jenis pekerjaan, yang dalam jangka waktu ter-tentu dapat diisi oleh tenaga kerja warga negara asing pendatang, sementara menyiapkan tenaga kerja warga negara Indonesia untuk menggantinya.

c. menetapkan jenis-jenis pekerjaan yang untuk

Page 17: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

jangka waktu tertentu terbuka bagi tenaga kerja Warga Negara Asing Pendatang, sehubungan dengan penanaman modal dan kepercayaan yang diperlukan untuk itu.Sebagai tindak lanjut dari Keppres No. 23 Tahun

1974 tersebut Pemerintah dengan berbagai Keputusan Menteri, Dirjen dan beberapa

315

Page 18: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781
Page 19: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

surat Keputusan Bersama, telah menetapkan berbagai pengaturan tentang pelaksanaan pembatasan penggunaan tenaga kerja Warga Negara. Asing Pendatang. Keputusan-keputusan tersebut sementara telah men-cakup sektor-sektor pertambangan umum, minyak dan gas, kehutanan, pariwisata/perhotelan, perdagangan, dan industri tekstil, dengan maksud untuk secara bertahap mencakup sektor-sektor lainnya.

3. Bidang KehutananDalam bidang kehutanan telah ditetapkan

kebijaksanaan tentang pemberian Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dengan Keputusan Presiden R.I. No. 20 Tahun 1975. Pada dasarnya kebijaksanaan tersebut berisikan kewajiban bagi perusahaan asing di Indonesia yang pada saat ditetapkannya Keputusan Presiden ini memegang HPH, untuk berangsur-angsur memindahkan pemilikan sahamnya kepada perusahaan nasional selambat-lambatnya dalam waktu 10 (sepuluh) tahun, terhitung sejak dikeluarkannya HPH, sehingga pemilikan saham fihak nasional mencapai 51% (lima puluh satu persen).

Di samping itu pada tahun 1972 telah ditetapkan pula Pedoman Pelaksanaan Pendirian Industri Hasil Hutan dalam bentuk Keputusan Bersama Dirjen Kehutanan, Dirjen Perindustrian Ringan dan Kerajinan Rakyat dan Dirjen Perindustrian Kimia. Kebijaksanaan tersebut di ambil untuk menjamin kelancaran jalannya industri hasil hutan.

4. Bidang IndustriDalam rangka pembinaan industri dalam negeri

kearah perkembangan yang sehat, tetapi tetap memperhatikan kepentingan konsumen, pada akhir tahun 1976, telah diterbitkan Surat Keputusan Bersama Menteri-menteri Perdagangan, Keuangan dan Perindustrian mengenai ketentuari-ketentuan

Page 20: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

pengimporan barang-barang dalam rangka pembinaan industri dalam negeri. Keputusan tersebut merupakan kebijak- sanaan perlindungan dan dorongan terhadap industri dalam negeri.

Atas dasar Surat Keputusan Bersama tersebut, maka Menteri Perindustrian telah menetapkan perincian dan jenis barang yang sudah dapat dibuat di dalam negeri, dan diajukan pada Menteri Keuangan untuk dihapuskan pemberian fasilitasnya bagi proyek-proyek PMA

316

Page 21: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

dan PMDN yang bersangkutan. Atas dasar pengajuan Menteri Perindustrian itu, maka Menteri Keuangan telah menghapuskan pemberian fasilitas atas barang-barang tersebut bagi proyek-proyek PMA dan PMDN.

5. Bidang PerhubunganSelama masa Pelita II telah diambil kebijaksanaan

dalam bidang perhotelan, dengan dikeluarkannya Pedoman Menteri Perhubungan bulan Juli tahun 1974, mengenai pembangunan hotel non-internasional di Bali. Pedoman tersebut dikeluarkan sehubungan dengan terus mengalirnya permintaan untuk pembangunan hotel non-internasional baik dalam rangka PMA maupun PMDN, karena telah ditutupnya kesempatan membangun hotel bertaraf internasional sejak tahun 1972 di Bali, kecuali di Nusa Dua. Daiam kebijaksanaan tersebut pem-bangunan hotel-hotel kelas Non-Internasional di Bali, dibatasi sampai 1000 kamar. Di samping itu pada, tahun 1977 telah dikeluarkan peraturan baru tentang usaha dan klasifikasi hotel.

Dalam sektor perhubungan laut sejak tahun 1976 telah dikeluar-kan kebijaksanaan menutup usaha baru bagi perusahaan-perusahaan Pelayaran Nusantara Umum, Pelayaran Nusantara Khusus dan Pelayaran Khusus Lepas Pantai. Kebijaksanaan tersebut dikeluarkan dalam rangka memantapkan pembinsan perusahaan pelayaran yang sudah mendapat izin supaya dapat berkembang menjadi unit-unit usaha yang sehat. Perusahaan Pelayaran Samudra Umum dan Khusus telah dibatasi pula, supaya perusahaan-perusahaan yang telah ada dapat bekerja lebih efisien dalam rangka menghadapi persaingan di dunia internasional di bidang angkutan laut yang sangat tajam. Kebijaksana-an lain dalam sektor perhubungan laut adalah keharusan untuk tiaptiap joint venture untuk memberi kesempatan kepada pihak Indonesia untuk memiliki saham mayoritas (sekurang-

Page 22: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

kurangnya 51 %).

6. Bidang PerumahanPerumahan merupakan salah satu kebutuhan

pokok bagi masyarakat. Sehubungan dengan ini, maka pemerintah menetapkan kebijaksanaan untuk mendorong pelaksanaan pembangunan perumahan

317

Page 23: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

dari berbagai jenis dan dalam jumlah yang banyak, dengan dilengkapi prasarana-prasarana serta fasilitas-fasilitas sosial yang diperlukan oleh masyarakat penghuninya.

Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal telah mengeluarkan Surat Keputusan No. 28/A/SK/BKPM/IX/1974 tertanggal 12 Sep- tember 1974 tentang Pedoman Penanaman Modal Bidang Pemba- ngunan Perumahan beserta Fasilitasnya. Dalam Keputusan tersebut ditetapkan persyaratan pembangunan perumahan dalam rangka PMA dan PMDN (Real Estate) yang harus mempunyai, komposisi rumah mewah, rumah menengah, rumah mewah dan harus menye- diakan prasarana yang diperlukan dalam kompleks proyek perumah-an tersebut. Kebijaksanaan ini didasarkan atas pertimbangan bahwa proyek PMA dan PMDN akan memilih untuk membangun rumah mewah saja, karena lebih menguntungkan. Dalam usaha memenuhi kebutuhan perumahan murah, penanaman modal dalam rangka PMA dan PMDN diharapkan turut berpartiaipasi. Dasar pemikiran ini dikaitkan dengan kebijaksanaan penyediaan tanah dan pemberian izin-izin bangunan oleh fihak Pemerintah.

7. Bidang Pertambangan non minyak dan gas bumi

Dalam masa lebih dari 3 - 4 tahun sejak 1973, Penanaman Modal Asing di bidang pertambangan non minyak dan gas bumi tidak nampak, ada kegiatan. Hal itu tidak berarti, bahwa kegiatan penanaman modal di sektor ini telah mundur. Penanaman Modal Asing yang telah ada ternyata banyak menambah modal investasinya dalam nilai yang cukup mengesankan. Sejak tahun 1973 Pemerintah menyiapkan peraturan baru tentang Kontrak Karya Pertambangan yang disebut Kontrak Karya Pertambangan. Generasi Ketiga. Oleh karena itu persetujuan-persetujuan penanaman modal asing di

Page 24: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

bidang pertambangan non minyak dan gas bumi tertunda sampai Peraturan Kontrak Karya yang baru dikeluarkan oleh Pemerintah pada tahun 1976. Peraturan yang dimaksud adalah Peraturan Pemerintah No. 2l tahun 1976 yang memberikan fasilitas pembebasan pajak khusus dan pengaturan di bidang pungutan yang lebih seder-hana dan pasti. Secara menyeluruh langkah tersebut merupakan penyempurnaan ketentuan kontrak karya generasi kedua, yang se-

318

Page 25: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

cara paket merupakan pula satu langkah promosi PMA di sektor Pertambangan. Hasil dari kebijaksanaan baru tersebut telah dapat dilihat dari masuknya beberapa PMA baru di bidang pertambangan ini (lihat Tabel V - 5).

8. Bidang Prasarana Penanaman ModalUntuk mendorong usaha penanaman modal

dalam bidang industri, Pemerintah Pusat bersama-sama dengan Pemerintah Daerah telah mendirikan beberapa proyek industrial estate yakni di Jakarta, Surabaya dan Cilacap. Pembangunan industrial estate di daerah Medan, Ujung Pandang, Semarang dan Kalimailtan Timur, saat ini masih dalam taraf penelitian. Dalam tahun terakhir Repelita I, indus-trial estate di Jakarta telah selesai dibangun dan telah besgperasi, sedangkan industrial estate di Surabaya sejak tahun 1974/75 telah dapat menampung penempatan industri. Pendirian industrial estate di Cilacap telah mencapai tingkat pemecahan permasalahan tanah dan lokasinya. Sedangkan untuk daerah Medan, masalah lokasi dan pengaruhnya terhadap alam lingkungan telah pula diselesaikan.

Tujuan pembangunan industrial estate ialah, untuk menyediakan sarana dan jasa bagi pembangunan suatu industri yang meliputi ta-nah, jalan, air, listrik, dan izin-izin bangunan/usaha dari perusahaan yang bersangkutan. Di samping fungsi yang pokok tersebut, pembangunan industrial estate ini mempunyai kaitan langsung dengan berbagai rencana pembangunan lainnya, seperti planologi perkotaan, pembangunan daerah/regional, penyediaan lapangan kerja, pembina-an jenis-jenis industri tertentu dan sebagainya. Bentuk hukum dari

Page 26: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

industrial estate tersebut, adalah suatu perusahaan milik Pemerintah yang ditugaskan memberikan prioritas pelayanam kepada pengusaha dalam rangka PMDN.

Di samping kegiatan pembentukan industrial estate tersebut, beberapa daerah lainnya telah mengembangkan daerah-daerah indus- tri sesuai dengan perencanaan tatakota di daerahnya masing-masing. Pengarahan penanaman modal ke lokasi daerah industri tersebut se-nantiasa ditingkatkan.

319

9. Bidang pengembangan sarana untuk kegiatan processing barang-barang Ekspor

Dalam rangka mendorong usaha penanaman modal yang mengolah bahan baku impor serta mengekspor kembali hasil produksinya ke luar negeri, oleh Pemerintah telah disediakan fasilitas Bonded Warehouse dan Entrepot-entrepot Partikulir. Dengan sarana-sarana tersebut, bahan yang diimpor dapat diangkut langsung dari kapal ke tempat untuk diproses dengan secara cepat. Keuntungan lain ialah, selama barang-barang tersebut berada di Bonded Warehouse atau entrepot, belum/tidak dikenakan pembayaran bea masuk.

Sehubungan dengan terkaitnya kegiatan di dalam wilayah Bonded dengan program pengembangan ekspor, Pemerintah telah pula mengambil langkah-langkah pengembangan Export Processing Zone, yang merupakan wilayah tempat kegiatan penanaman modal untuk memproses barang ekspor. Untuk mendorong ekspor, Pemerintah merencanakan membentuk export

Page 27: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

processing zones baru di beberapa daerah.

10. Pengaturan tanah untuk proyek-proyekKebijaksanaan-kebijaksanaan yang menyangkut

masalah tanah secara terus menerus disempurnakan dalam rangka memberikan sarana tertib pembangunan dan mencegah timbulnya pengaruh negatif yang menyangkut masalah tersebut. Dalam hal ini Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan serangkaian kebijaksanaan, yakni :a. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5

Tahun 1973 jo. No. 7 Tahun 1973 dan No. 1 Tahun 1975 tentang "Ketentuan-ketentuan mengenai tatacara pemberian hak atas tanah".

b. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 1974 tentang "Ketentuan-ketentuan mengenai penyediaan dan pemberian tanah untuk perusahaan".

c. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 15 Tahun 1975 jo. No. 2 Tahun 1976 tentang "Ketentuan-ketentuan mengenai tatacara pembebasan tanah".

320

Page 28: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

d. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 1977, tentang “Tatacara permohonan dan penyelesaian pemberian hak atas bagianbagian tanah, hak pengelolaan serta pendaftarannya.Dengan mengingat pada peraturan-peraturan

tersebut diatas maka, dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 1977 tertanggal 23 Nopember 1977 telah dikeluarkan kebijaksanaan tentang "Ketentuan-ketentiaan mengenai penyediaan dan pemberian hak atas tanah serta pemberian izin bangunan dan izin undang-undang gang-guan untuk keperluan perusahaan-perusahaan yang mengadakan penanaman modal menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1967 dan Undang-undang No. 6 Tahun 1968.

11. Rencana proyek Penanaman Modal yang tidak terlaksana.

Dalam rangka meningkatkan realisasi penanaman modal, sekaligus merupakan peningkatan disiplin dan kepastian,hukum didalam pelaksanaan penanaman modal, Pemerintah telah mengambil kebijaksana-an untuk mencabut/membatalkan izin usaha atau izin fasilitas/keringanan fiskal kepada proyek-prroyek PMA maupun PMDN, yang tidak melaksanakan proyeknya sesuai dengan jadwal waktu dan izin penanaman modal yang diberikan (tidak ada realisasi/terbengkalai), Na- mun bagi proyek-proyek PMA dan PMDN yang belum dilaksanakan, oleh Pemerintah masih dapat diperhitungkan perpanjangan izin usaha-nya sepanjang proyek-proyek dimaksud, dipandang perlu untuk ditun-jang. Bagi proyek-proyek PMA yang belum dilaksanakan dan mendapat perpanjangan izin usaha, masih diberi kesempatap pula untuk meng-ganti peserta-peserta yang ternyafa tidak memiliki kemampuan dan kesungguhan didalam melaksanakan proyeknya, dengan calon peserta lain yang bonafide dan bersungguh-sungguh.

Dalam hal ini Ketua Badan Koordinasi Penanaman

Page 29: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

Modal telah mengeluarkan Surat Edaran No. B.46/A/BKPM,/I/1976, tertanggal 31 Januari 1976 mengenai pedoman langkah-langkah penyelesaian bagi proyek-proyek PMA dan PMDN yang terbengkalai.

Kebijaksanaan peningkatan pengawasan tahap pelaksanaan PMA dan PMDN tersebut, dimaksudkan agar diperoleh gambaran mengenai kapasitas produksi yang benar-benar dapat direalisasikan, menurut

321

Page 30: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

jadwal waktu yang ditetapkan. Dengan dicabutnya izin-izin PMA dan PMDN yang terbengkalai itu, berarti terbukanya kesempatan bagi PMA/PMDN baru.

Hal diatas secara terus menerus senantiasa akan dilaksanakan agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai sasaran kapasitas pro- duksi terpasang dan kapasitas yang terlaksana. Hal yang terakhir ini mempengaruhi kebijaksanaan Pemerintah dalam penetapan skala prio-ritas PMA/PMDN untuk sesuatu proyek. Termasuk datam ruang lingkup pengawasan ini adalah aspek di luar produksi seperti pemberian lapangan kerja, peningkatan penyertaan modal nasional, aspek pelaku (sebagai usaha preventif).

Dalam rangka kegiatan pembinaan dan pengawasan terhadap proyek-proyek PMA dan PMDN yang telah disetujui Pemerintah, BKPM Daerah/Team Pembantu Gubernur Urusan Penanaman Modal merupakan alat pengawasan yang efektip. Tujuan utama kegiatan pem-binaan dan pengawasan tersebut untuk mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran atau penyimpangan-penyimpangan terhadap ketentuan-ketentuan/persyaratan-persyaratan penanaman modal yang berlaku (sebagai usaha preventif).

C. PERKEMBANGAN PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN ASINGSelama 5 tahun terakhir ini perkembangan

penanaman modal di tanah air kita tidak dapat terlepas dari pengaruh perkembangan ekonomi dunia di satu pihak dan keadaan di Indonesia sendiri pada lain pihak, termasuk kebijaksanaan yang diambil oleh Pemerintah. Selama jangka waktu antara 1973 dan 1977 PMDN telah mencapai jumlah sekitar 1.500 proyek yang bernilai sekitar Rp. 1,9 trilyun ($ 4,6 mil-yar), sedangkan PMA telah mencapai jumlah sekitar 300 proyek dengan nilai sekitar $ 4,5 milyar. Laju pertumbuhan PMDN selama periode tersebut ternyata jauh lebih besar dari pada PMA.

Pertumbuhan ekonomi nasional, serta usaha untuk

Page 31: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

meratakan hasil penanaman modal tersebut dengan jalan, antara lain memperluas kesempatan kerja, mengalihkan keahlian dan ketrampilan, menumbuh-

322

Page 32: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

kan kegiatan yang saling berkaitan, mendorong pertumbuhan daerah, menciptakan sumber keuangan baru bagi pemerintah pusat dan daerah, dan sebagainya.

Sejalan dengan itu untuk makin menggairahkan penanaman modal bagi pembangunan, Pemerintah telah mengambil langkah-langkah un-tuk menyederhanakan sistem dan prosedur penanaman modal dan bersamaan dengan itu menyempurnakan organisasi BKPM. Dengan sistem baru ini proses penanganan penanaman modal dapat dipersingkat da-lam arti waktu, yang berarti pula penghematan usaha dan biaya.

Pengelolaan dan pengendalian penanaman modal juga diarahkan untuk mengembangkan dunia usaha nasional termasuk pemberian kesempatan yang makin meluas di bidang penanaman modal, khususnya bagi golongan ekonomi lemah, yang sebagian besar terdiri dari golongan pribumi. Untuk ini Pemerintah telah menetapkan antara lain persyaratan keikut sertaan golongan ekonomi lemah dalam kegi -atan penanaman modal dalam negeri maupun asing.

Pengikut sertaan ini diusahakan sedemikian rupa, sehingga go- longan ekonomi lemah ini tidak saja menjadi pemegang saham yang penting, tetapi juga ikut serta aktif mengendalikan dan memimpin kegiatan usaha penanaman modal tersebut. Di samping itu mereka juga harus merupakan bagian mata rantai kegiatan usaha penanaman modal, baik sebagai unsur kegiatan penyediaan bahan baku maupun sebagai unsur mata rantai pemasaran. Dengan demikian akan terwu- judlah asimilasi yang mantap di bidang permodalan dan pimpinan perusahaan antara golongan ekonomi lemah dan golongan ekonomi lainnya dalam wadah dunia usaha yang makin tumbuh secara sehat.

Page 33: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

1. Penanaman Modal Dalam NegeriDengan dikeluarkannya Undang-undang No. 6

tahun 1968 jo Undang-Undang No. 12 tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri, berbagai kegiatan investasi telah berkembang dan meliputi berbagai sektor ekonomi, antara lain sektor-sektor Pertanian/Perkebunan/Peternakan, Kehutanan, Perikanari, Pertambangan, Perindustrian, Konstruksi, Perdagangan, Hotel/Pariwisata, Pengangkutan/ Transportasi Perumahan dan lain lain.

323

Page 34: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

TABEL V – 1PERKEMBANGAN PROYEK-PROYEK PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI

YANG TELAH DISETUJUI OLEH PEMERINTAH RI MENURUT BIDANG USAHADARI TAHUN 1968 SAMPAI DENGAN DESEMBER 1977 +)

(investasi dalam jutaan rupiah)

324

Page 35: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

Proyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781 proyek dengan rencana investasi sebesar Rp. 2.592,5 milyard. Dari tahun ke tahun jumlah proyek yang disetujui maupun jumlah rencana investasi yang ditanam disetujui senantiasa terus bertambah meningkat sebagaimana dapat dilihat pada Tabel V - 1.

Perlu dijelaskan bahwa jumlah proyek dan jumlah rencana investasi yang tertera pada Tabel V - 1 adalah merupakan data-data yang telah diperbaiki dengan memperhitungkan proyek-proyek yang dica-but izin usahanya, sebagai akibat dari kesulitan yang dialami proyekproyek, seperti kesulitan datam mendapatkan permodalan, proyeknya tidak feasible lagi dan sebagainya. Jumlah proyek PMDN yang telah dicabut/dibatalkan sampai dengan 31 Desember 1977 adalah sebanyak 83 proyek dengan rencana investasi sebesar Rp. 34,3 milyard.

Ditinjau dari jumlah proyek,maupun jumlah rencana investasi proyek-proyek yang telah disetujui, dapat disimpulkan bahwa sektor perindustrian menduduki tempat tertinggi dibandingkan dengan sektor-sektor yang lain. Sektor perindustrian tersebut meliputi industri dasar, industri ringan, industri tekstil, industri kimia dan industri farmasi/ obat-obatan. Sampai dengan akhir bulan Desember 1977, proyek-pro-yek dibidang perindustrian yang telah disetujui berjumlah 2.033 atau 73,1% dari seluruh proyek yang telah disetujui. Nilai investasinya sebesar Rp. 1.781,0 milyar merupakan 66% dari seluruh reneana pe-nanaman modal dalam negeri yang telah disetujui oleh Pemerintah.

Bidang-bidang lain yang cukup menarik bagi para penanam mo-dal dilihat dari banyaknya proyek-proyek yang telah disetujui bertu- rut-turut adalah sektor-sektor kehutanan sebanyak 333 proyek dengan

Page 36: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

rencana investasi sebesar Rp. 247,9 milyar, pengangkutan/perhubung-an sebanyak 118 proyek dengan rencana investasi sebesar Rp. 136,5 milyar, hotel/pariwisata sebanyak 99 proyek dengan rencana inves- tasi sebesar Rp. 82,9 milyar dan pertanian/peternakan sebanyak 99 proyek dengan rencana investasi sebesar Rp. 164,3 milyar.

Selama tahun 1977 terjadi peningkatan penanaman modal yang cukup besar baik jumlah proyek maupun nilai, investasi dibandingkan dengan tahun 1976, (lihat Tabel V - 1). Kenaikan tersebut berkait-

325

Page 37: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

an erat dengan adanya penyempurnaan prosedur yang mempercepat proses persetujuan penanaman modal yang mulai berlaku bulan Oktober 1977.

Proyek-proyek PMDN sebagian besar masih berlokasi di pulau Jawa. Sampai dengan bulan Desember 1977 dari 2.781 proyek yang telah disetujui, 702 proyek (25%) terletak di DKI Jakarta. Kemudi-an disusul berturut-turut oleh Jawa Barat 592 proyek (21%), Jawa Timur, 334 proyek (12%), Jawa Tengah 234 proyek (9 %o) dan selebihnya sebanyak 876 proyek (32%), berada di luar pulau Jawa (lihat Tabel V - 2).

Sejalan dengan pengarahan untuk menciptakan perluasan ke- sempatan kerja, maka proyek-proyek penanaman modal diarahkan untuk dapat memberikan kesempatan kerja secara langsung. Proyek- proyek PMDN yang telah disetujui sampai dengan bulan Desember 1977 direncanakan dapat menciptakan pekerjaan baru yang dapat menampung 1.122.334 orang sebagai tenaga kerja (lihat Tabel V-3)

Sebagaimana diketahui, tiap-tiap proyek penanaman modal yang telah disetujui Pemerintah dalam rangka Undang-undang No. 6 ta-hun 1968 yo. Undang-undang No. 12 tahun. 1970. tentang Penanaman Modal Dalam Negeri, diberi fasilitas perpajakan berupa “fasilitas bebas pajak” (tax holiday) atau “fasilitas keringanan pajak” (invest-ment allowance).

Pemberian fasilitas-fasilitas tersebut ditetapkan untuk suatu jangka waktu tertentu. Dari proyek-proyek yang telah disetujui sejak tahun 1968 sampai dengan bulan Agustus 1977, sebagian telah ber-produksi secara komersiil. Sejak tahun 1972 sampai dengan Septem-ber 1977 proyek-proyek yang telah habis masa bebas pajaknya berjumlah 653 proyek dan yang telah habis masa keringanan pajaknya berjumlah

Page 38: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

306 proyek dengan rencana investasi masing-masing sebesar Rp. 266.3 milyar dan Rp. 144,3 milyar (lihat Tabel V - 4). Perlu dikemukakan bahwa sebelum tahun 1971 belum ada proyek penanaman modal yang berakhir masa bebas/keringanan pajaknya.

326

Page 39: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

TABEL V –2PENANAMAN MODAL, DALAM NEGERI YANG TELAH DISETUJUI

OLAH PEMERINTAH MENURUT LOKASI USAHA DARITAHUN 1968 SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER 1977 *)

(Jumlah modal dalam jutaan rupiah)

327

Page 40: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

TABEL V – 3JUMLAH TENAGA KERJA PADA PROYEK PMDN

NOPEMBER 1968 s/d DESEMBER 1977

328

Page 41: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

Jumlah penerimaan pajak dari perusahaan-perusahaan penanaman modal dalam negeri dari bulan April 1970 sampai dengan Agustus 1977 berjumlah Rp. 104,8 milyar. Sedangkan jumlah penerimaan pajak dari penanaman modal asing dalam periode yang sama adalah sebe-sar Rp. 243,2 milyar (lihat Tabel V - 12).

Realisasi penanaman modal dalamm negeri sampai dengan 31 Maret 1977 adalah sebesar Rp. 844,2 milyar atau sebesar 40% dari jumlah rencana investasi yang disetujui. Hal ini, disebabkan oleh karena beberapa faktor penghambat, seperti tersedianya modal per-obahan harga, berobahnya pasar dan sebagainya (lihat Tabel V - 5).

TABEL V – 4JUMLAH PROYEK DAN RENCANA PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI

YANG TELAH HABIS MASA FASILITASNYA,1971/73 – 1977/78

329

Page 42: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781
Page 43: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

TABEL V –5REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI

MENURUT SEKTORDari 21 Maret 1975 K 21 Maret 1977

(dalam jutaan rupiah)

330

Page 44: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

2. Penanaman Modal AsingSejak dikeluarkannya Undang-undang No. 1 tahun

1967 tentang Penanaman Modal Asing, yang kemudian dirobah/ditambah dengan Undang-undang No. 11 tahun 1970, Penanaman Modal Asing yang disetujui dalam jumlah proyek maupun dalam jumlah rencana inves- tasinya menunjukkan angka-angka yang meningkat. Namun demikian prosentase peningkatannya berbeda-beda antara tahun yang satu de-ngan tahun yang lain, tergantung dari keadaan perekonomian dunia pada umumnya.

Permohonan penanaman modal asing yang telah disetujui. oleh Pemerintah sampai dengan bulan Desember 1977 tercatat sebanyak 780 proyek dengan rencana investasi sebesar US $ 6.565,4 juta (lihat Tabel V - 6).

Perlu dijelaskan bahwa jumlah proyek dan jumlah rencana in-vestasi yang tertera pada tabel V 6 tersebut, merupakan data-data yang telah diperbaiki dengan memperhitungkan proyek-proyek yang dicabut/dibatalkan izin usahanya karena (1) mengalihkan usaha PMA menjadi PMDN; (2) mengadakan likwidasi perusahaan karena ditemui kesulitan-kesulitan dalam pelaksanaannya dan (3) mengundurkan diri/tidak ada kegiatan, karena kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh masing-masing proyek, antara lain: masalah permodalan, t idak ada persesuaian antara peserta asing dengan Indonesia, t idak feasible lagi proyeknya dan lain-lain. Sampai dengan 31 Desember 1977, proyek-proyek PMA yang telah dibatalkan izin usaha-nya sebanyak 101 proyek dengan rencana investasi sebesar US $ 701,2 juta.

Seperti halnya pada proyek-proyek PMDN, maka sektor perindustrian baik ditinjau dari jumlah proyek maupun rencana investa-sinya merupakan sektor yang

Page 45: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

paling menarik bagi Penanaman Modal Asing. Jumlah proyek disektor industri adalah sebanyak 467 buah dengan rencana investasi (termasuk penambahan-penambahan modal) sebesar US $ 3.961,2 juta. Dalam sektor industri tersebut, dilihat dari segi proyeknya maka sektor industri kimia dan barang logam merupakan bidang usaha yang paling banyak menarik para penanam

331

Page 46: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

modal Sampai dengan Desember 1977 meriurut urutan jumlah pro-yek penanaman modal asing, di bidang industri kimia adalah sebanyak 120 proyek sedangkan di bidang industri barang logam sebanyak 127 proyek dengan rencana investasi masing-masing sebesar US $ 470,0 juta dan US $ 361,5 juta. Kemudian disusul berturut-turut oleh industri tekstil sebanyak 66 proyek dengan rencana investasi sebesar US $ 1.024,7 juta industri makanan sebanyak 62 proyek dengan ren-cana investasi sebesar US $ 251.,0 juta, industri Iogam dasar sebanyak 20 proyek dengan rencana investasi sebesar US $ 1.192,2 juta.

Apabila dilihat dari besarnya nilai investasi maka industri logam dan tekstil masing-masing menunjukkan nilai investasi yang besar yaitu masing-masing sebesar US $ 1.192,2 juta dan US $ 1.024,7 juta.

Setelah sektor perindustrian maka saktor-sektor lain yang ba-nyak menarik para penanam modal asing adalah sektor kehutanan sebanyak 84 proyek dengan rencana investasi sebesar US $ 522,8 juta, sektor pertanian sebanyak 51 proyek dengan rencana investasi sebesar US $ 161,0 juta, jasa perdagangan sebanyak 33 proyek dengan rencana investasi sebesar US $ 222,8 juta dari pengangkutan/perhubungan sebanyak 19 proyek dengan rencana investasi sebesar US $ 43,0 juta.

Sejalan dengan meningkatnya jumlah proyek-proyek dan jumlah rencana investasi yang telah disetujui Pemerintah, maka meningkat pula besarnya realisasi penanaman modal asing. Realisasi sampai dengan Maret 1975 sebesar US $ 1.194.8 juta meningkat menjadi US $ 2.019,3 juta sampai Maret 1976 dan menjadi US $ 3.123,1 juta sampai Maret 1977. (Lihat Tabel V - 7).

Seperti halnya pada rencana investasi yang telah disetujui, maka realisasi penanaman modal asing

Page 47: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

yang terbesar juga terdapat pada sektor industri yakni sebesar US $ 1.593,6 juta atau 39 % dari rencana investasi yang telah disetujui. Pada sektor kehutanan jumlah realisasi penanaman modal asing adalah sebesar US $ 197,6 juta atau 39% dari rencana cti sektor tersebut setelah ada perubahan/ penambahan-penambahan modal. (Lihat Tabel V - 7).

332

Page 48: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

TABEL V – 6PERKEMBANGAN PROYEK-PROYEK PENANAMAN MODAL ASING

YANG TELAH DISETUJUI OLEH PEMERINTAH RIMENURUT BIDANG USAHA, 1967 – 1977 X)

(investasi dalam jutaan US $)

333

Page 49: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

TABEL V –7REALISASI PENANAMAN MODAL ASING MENURUT SEKTOR S/D BULAN

MARET 1977(modal dalam juta US $)

334

Page 50: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

TABEL V – 8PERKEMBANG PROYEK-PROYEK PENANAMAN MODAL ASINGTYANG TELAH DISETUJUI PEMERINTAH RI MENURUT LOKASI

DARI TAHUN 1967 S/D DESEMBER 1977 *)(investasi dalam jutaan US $)

335

Page 51: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

TABEL V – 9JUMLAH PROYEK PENANAMAN MODAL ASING YANG

TELAH DISETUJUI MENURUT BENTUK INVESTASINYA,(1967 s/d DESEMBER 1977 +)

Sampai dengan Desember 1977 dari 780 proyek penanaman modal asing yang telah disetujui sejumlah 300 proyek atau 39% dari seluruh jumlah proyek berlokasi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Besarnya rencana investasi termasuk penambahan-penambah-an modal adalah sebesar US $ 1.287,5 juta.

Dalam periode yang sama di Jawa Barat tercatat 155 proyek atau 20% dari seluruh preyek dengan investasi sebesar US $ 1.515,6 juta. Sebagian besar proyek-proyek di Jawa Barat berlokasi sekitar Jakarta. Jumlah proyek PMA di Jawa Timur dan Jawa Tengah ter-catat masing-masing sebesar 78 proyek dengan rencana investasi sebesar US $ 308,8 juta dan 19 proyek dengan investasi sebesar US $ 207,6 juta. Daerah-daerah di luar Jawa yang rencana investasinya di atas US $ 100 juta adalah Sumatera Utara dengan rencana inves-

Page 52: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

336

Page 53: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

tasi sebesar US $ 1.073,2 juta (45 proyek), Irian Jaya dengan rencana investasi sebesar US $ 259,4 juta (9 proyek), Kalimantan Timur dengan rencana investasi. sebesar US $ 329,6 juta (28 proyek). Su- lawesi Selatan dengan rencana investasi sebesar US $ 112,2 juta (10 proyek) dan Maluku dengan rencana investasi sebesar US $ 104,2 juta (10 proyek).

Berbeda dengan proyek-proyek dalam rangka penanaman modal dalam negeri, maka penyebaran lokasi proyek-proyek penanaman modal asing keluar Jawa belum menunjukkan kemajuan kemajuan seperti diharapkan. (Lihat Tabel V-8). Sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah tanggal 22 Januari 1974, proyek-proyek dalam rangka penanaman modal asing ditetapkan harus berbentuk joint venture,

TABEL V - 10JUMLAH TENAGA KERJA PADA PROYEK-PROYEK

PENANAMAN MODAL ASING,1967 s/d Desember 1977 x)

x) Telah diperbaiki dengan

Page 54: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

memperhitungkan proyekproyek yang dicabut izin usahanya.

337

Page 55: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781
Page 56: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

kecuali beberapa proyek yang memerlukan modal besar dan tehnologi tinggi dimana partisipasi nasional memungkinkan jumlah proyek PMA joint venture sampai Desember 1977 adalah 656 proyek atau 85% dari seluruh proyek-proyek penanaman modal asing yang telah disetujui. Jumlah proyek investasi langsung dan kontrak karya masing-masing 109 proyek dan 15 proyek. (Lihat Tabel V-9).

Proyek penanaman modal asing juga mempunyai peranan dalam memperluas kesempatan kerja. Dari proyek-proyek penanaman modal yang telah d setujui sampai dengan Desember 1977 dapat ditampung tenaga kerja sebanyak 408.654 orang, terdiri dari 381.222 tenaga kerja Indonesia dan 27.432 tenaga asing pendatang (Ldhat Tabel V - 10).

TABEL V – 11JUMLAH PROYEK DAN RENCANA PENANAMAN MODAL ASING

YANG TELAH HABIS MASA FASILITASNYA,SEJAK TAHUN 1970 S/D 1976/77

Angka-angka di perbaiki

Page 57: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

338

Page 58: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

Proyek Penanaman Modal Asing juga mempunyai. peranan se- bagai sumber penerimaan Negara, sedangkan jumlah penerimaan pajak dari perusahaan-perusahaan penanaman modal asing sejak bulan April 1970 sampai dengan bulan Agustus 1977 adalah sebesar Rp. 243,2 milyar (lihat Tabel V-12).

Seperti halnya pada Penanaman Modal Dalam Negeri sebagian dari proyek-proyek Penanaman Modal Asing telah melakukan produksi komersiil. Sebanyak 310 dari proyek-proyek tersebut telah habis masa bebas pajaknya (Tax Holiday) dan sejumlah 47 telah habis masa keringanan pajaknya (investment allowance), dengan rencana investasi masing-masing sebesar US $ 429,4 juta dari US $ 50,3 juta (Lihat Tabel. V-11). Terhadap proyek-proyek yang telah habis masa fasilitasnya tersebut juga dikenakan ketentuan-ketentuan perpajakanperpajakan yang berlaku.

TABEL V – 12PENERIMAAN PAJAK DARI PERUSAHAAN-PERUSAHAAN

PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN ASINGDARI APRIL 1970 S/D AGUSTUS 1977

(dalam jutaan rupiah)

Catatan : Belum terbentuk Inspeksi Pajak Penanaman Modal.Belum dapat diperinci antara pajak yang berasal

Page 59: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

dari PMA dan PMDN.

339

Page 60: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

D. PENGEMBANGAN PASAR UANG DAN MODAL

Persiapan pembentukan pasar uang dan modal telah dirintis sejak tahun 1968 dengan membentuk Team Persiapan yang kemudian ditingkatkan menjadi suatu Team Pasar Uang dan Modal pada tahun 1970. Selanjutnya pada tahun 1972 dibentuk Badan Pembina Pasar Uang dan Modal dengan tugas pokok untuk mempersiapkan pemben- tukan pasar uang dan modal serta mengawasi kegiatan Bursa Efek. Badan pembina ini telah dapat menghasilkan serangkaian peraturan aan persiapan kelembagaan untuk pembentukan lembaga-lembaga yang diperlukan agar pasal modal dapat beroperasi dengan baik. Atas dasar hasil-hasil pekerjaan dari Badan Pembina ini, maka pada akhir tahun 1976 dibentuk Badan Pelaksana Pasal Modal dan P.T. Dana Reksa.

Badan Pelaksana Pasar Modal mempunyai tugas untuk : mengadakan penilaian terhadap perusahaan yang akan menjual sahamsahamnya melalui pasar modal; menyelenggarakan bursa pasar modal yang efektif dan efisien; dan terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan-perusahaan yang menjual sahamnya melalui pasar modal.

Sebagaimana dituangkan dalam Keputusan Presiden No. 25 / 1976 maka maksud dan tujuan pembentukan P.T. Dana Reksa antara lain :(a). Mempercepat proses pengikut sertaan

masyarakat dalam pemilikan saham perusahaan-perusahaan menuju pemerataan pendapatan dengan jalan membeli saham-saham perusahaan melalui pasar modal dan memecahkan dalam pecahan kecil (sertifikat saham) sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat luas; dan

(b). Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dalam membeli efek perusahaan-perusahaan untuk diri sendiri dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan menjual

Page 61: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

sertifikat sendiri dengan maksud agar masyarakat luas pembeli sertifikat dapat menikmati keuntungannya.Dalam rangka penyelenggaraan pasar modal telah

dikeluarkan serangkaian peraturan yang mengatur tatacara perdagangan saham di

340

Page 62: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

pasar modal. Di dalamnya terdapat persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang akan menawarkan sahamnya di pasar modal, seperti pernyataan pendaftaran, penyusunan prospektus, pe-nyampaian laporan keuangan yang diperiksa oleh akuntan publik yang menunjukkan keuntungan selama 3 tahun berturut-turut, dan sebagainya.

Mengingat pasar modal tersebut merupakan hal yang baru, maka perlu diselenggarakan berbagai insentif. Dalam serangkaian peraturan di bidang pasar modal tersebut, diatur berbagai insentif yang mendorong fihak-fihak yahg bersangkutan untuk melakukan kegiatan di pasar modal. Insentif tersebut diberikan kepada perusahaan yang akan menawarkan saham di pasar modal, perseorangan/lembaga in-vestasi yang membeli saham di pasar modal, para pedagang perantara yang mengarahkan jual beli saham di pasar modal dan sebagainya. P.T. Dana Reksa sendiri diberi permodalan sebesar Rp. 50 milyar, yang akan disetor sebesar Rp. 10 milyar setiap tahun.

Pada saat ini telah ada satu Perusahaan yang menawarkan saham-nya di pasar modal. Percjagangan saham perusahaan dimulai sejak tanggal 10 Agustus 1977 yang lalu, dengan dibelinya sebanyak 150.000 saham oleh P.T. Dana Reksa. Dari jumlah tersebut oleh P.T. Dana Reksa diterbitkan sertifikat saham sebanyak 148.000 lembar dengan nilai Rp. 10.000,-/lembar.

Sampai dengan Desember 1977 telah terjual sebanyak 10.087 lembar sertifikat saham melalui Bursa dan sebanyak 80.280 lembar mela-lui perbankan. Beberapa perusahaan lain telah mempersiapkan diri untuk menjual sahamnya di pasar modal. Jika dikaitkan dengan ketentuan penanaman modal di mana PMA dan PMDN yang telah disyaratkan untuk membuka usahanya bagi partisipasi masyarakat, maka potensi perusahaan yang akan “go public” akan besar.

Page 63: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

Dalam usaha mengembangkan potensi pasar modal dan mening- katkan efektivitas lembaga-lembaga yang bergerak dalam kegiatan pasar tersebut, maka perlu dikembangkan dan dibina antara lain ke-percayaan dan keyakinan masyarakat mengenai manfaat tata kerja Pasar Modal.

341

Page 64: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

E. PENGEMBANGAN GOLONGAN EKONOMI LEMAHBerdasarkan GBHN, di mana dalam usaha

meratakan hasil pem- bangunan harus pula mencakup program untuk memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada golongan ekonomi lemah, yang sebagian besar terdiri dari golongan pribumi, maka selama Pelita II Pemerintah memberikan perhatian yang seluas-luasnya melalui ber-bagai program Inpres untuk mengembangkan kemampuan golongan ini, disertai kebijaksanaan perkreditan melalui perbankan yang sudah ada dan melalui lembaga-lembaga lainnya.

Di samping itu, pemerintah memberikan pula berbagai bantuan dalam bentuk bimbingan, konsultasi, serta latihan-latihan ketrampilan dan penyediaan sarana-sarana lainnya, agar mereka itu dapat meman-faatkan kesempatan dan kemampuan. yang lebih besar untuk memperkuat permodalannya, meningkatkan keahliannya untuk mengurus perusahaannya dan kesempatan untuk memasarkan hasil produksinya.

1. Pembiayaan Program Pengembangan Golongan Ekonomi Lemah.Untuk memberikan kesempatan kepada para

pengusaha kecil dalam mengembangkan usahanya sejak awal tahun 1974 telah di- laksanakan pemberian kredit dalam jumlah yang relatif kecil dengan prosedur yang sederhana serta persyaratan lebih lunak dalam rangka Kredit Investasi Kecil (KIK) dan Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP).

KIK merupakan pinjaman investasi. yang berjumlah setinggitingginya Rp. 5 juta dan berjangka waktu maksimum 5 tahun dengan suku bunga 12% setahun, sedangkan KMKP adalah pinjaman untuk modal kerja yang berjumlah setinggi-tingginya Rp. 5 juta dengan jangka waktu maksimum 3 tahun dan dikenakan bunga 15 % seta-hun. Sesuai dengan perkembangan perekonomian, maka suku bunga KIK diturunkan menjadi 10,5% setahun dan KMKP 12% setahun, yang

Page 65: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

mulai berlaku pada, tanggal 1 Januari 1978.Sejak tahun 1973/74 baik realisasi KIK dan KMKP

maupun jumlah permohonan yang telah disetujui selalu meningkat setiap

342

Page 66: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

tahun. Jika pada tahun 1973/74 jumlah permohonan KIK dan KMKP ang telah disetujui adalah masing-masing 4.611 nasabah dan 3.303 nasabah, maka pada akhir Desember 1977 masing-masing telah meningkat menjadi 39,737 nasabah dan 322.391 nasabah. Realisasi nilai kredit KIK dan KMKP juga telah meningkat masing-masing dari Rp. 3,96 milyar dan Rp. 2,9 milyar dalam tahun 1973/74 menjadi Rp. 50,5 milyar dan Rp. 61,8 milyar pada akhir Desember 1977 (lihat Tabel III - 15 dan Bab III).

Di samping kebijaksanaan KIK/KMKP yang menggunakan, dana Bank Sentral dan Bank-bank Pelaksana, juga dilaksanakan kredit lainnya seperti Kredit Mini dan Kredit Candak: Kulak (KCK). Dalam rangka Kredit Mini jumlah pinjaman bagi tiap nasabah adalah se-besar Rp. 10.000,- sampai maksimum Rp. 100.000,- dengan bunga 12% setahun untuk keperluan investasi dan 15% setahun untuk keperluan modal kerja. Pemberian KCK dilakukan dengan syarat yang sangat lunak dan dengan prosedur yang sederhana, dengan maksud untuk melindungi pedagang kecil dari lintah darat. Jumlah kredit per nasabah berkisar antara Rp. 2.000,- sampai dengan Rp. 15.000,- dan dikenakan suku bunga 12% setahun. Baik Kre-dit Mini maupun KCK, seluruh dananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Untuk melancarkan pemberian bantuan kredit kepada golongan ekonomi lemah, maka pada tahun 1971 didirikan P.T. Askrindo de- ngan tugas utama untuk membantu perkembangan perusahaan-perusahaan kecil dan menengah. Pada permulannya P.T. Askrindo beroperasi dengan menutup pertanggungan terhadap kredit exploitasi dari perbankan.

Pada tahun 1974 pemerintah menciptakan sistim kredit inves-tasi kecil (KIK) dan kredit modal kerja permarien (KMKP). Terhadap kedua jenis kredit ini

Page 67: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

P.T. Askrindo diwajibkan untuk me-nutup pertanggungan secara otomatis. Dalam operasinya P.T. As- krindo memberikan prioritas pada usaha-usaha yang bergerak di bidang pertanian, industri, perdagangan dan jasa. Hasil penutupan pertanggungan P.T. Askrindo dari sejak berdirinya (tahun 1971)

343

Page 68: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

TABEL – 13HASIL PENUTUPAN PERTANGGUNGAN KMKP 1977 X)

(dalam jutaan rupiah)

x) Sampai dengan Agustus 1977.

344

Page 69: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

TABEL V – 14HASIL PENUTUPAN PERTANGGUNGAN KMKP 1977 x)

(dalam jutaan rupiah)

x) Sampai dengan Agustus 1977

345

Page 70: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

sampai tahun 1977 telah meliputi 493.825 jumlah debitur dan Rp. 245.675.871.600,- plafond kredit dan terdiri dari kredit eksploitasi biasa (KEB), KIK dan KMKP.

Khusus untuk KIK dan KMKP, hasil penutupan gertanggunan P.T. Askrindo menurut sektor ekonomi

dapat diikuti pada Tabel V - 13 dan Tabel V - 14 di bawah ini. Dari kedua Tabel terse -but terlihat bahwa, baru sejak tahun 1974, P.T. Askrindo menutup pertanggungan terhadap kredit KIK dan KMKP.

Dalam pada itu perlu dijelaskan bahwa pada tahun-tahun permulaan, P.T. Askrindo belum menghadapi permasalahan. Tuntutan pertanggungan yang harus dibayar baru mulai timbul pada tahun 1975 akan tetapi terus meningkat setiap tahun. Jika pada tahun 1975 tuntutan pertanggungan yang harus dibayar adalah sebesar Rp. 15.289.600,-, maka pada tahun 1976 dan tahun 1977 tuntutan pertanggungan yang harus dibayar meningkat sehingga masing-masing menjadi Rp. 309,309.300, dan Rp. 1.369.784.600,-.

Pada tahun 1973 pemerintah mendirikan P.T. Bahana untuk membantu perseroan-perseroan terbatas golongan kecil dan menengah dalam hal permodalan serta dalam pengelolaan manajemen perusahaan. Di dalam membantu pengembangan golongan ekonomi lemah, P.T. Bahana telah menganut kebijaksanaan kerja sama dengan Bank-bank pemerintah, lembaga keuangan non Bank, instansi pemerintah dan instansi swasta.

Kerja sama dengan Bank-bank pemerintah dimaksudkan guna mendapatkan pengusaha-pengusaha nasional yang layak untuk dikem-bangkan dengan bantuan P.T. Bahana dan bantuan kredit investasi dari bank bank pemerintah, yaitu kredit investasi golongan I dan golongan II. Dengan lembaga keuangan non bank, telah dilakukan kerja sama

1977

Page 71: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

dalam bentuk joint apraisal atas proyek yang diminta-kan bantuan keuangan, joint financing dalam bentuk kredit dan penyertaan modal dasar atas proyek-proyek yang dianggap mempunyai harapan untuk dapat dikembangkan. Sedangkan kerja sama dengan instansi pemerintah dan swasta ditempuh dalam usaha untuk mendapatkan informasi mengenai pengusaha/perusahaan nasional mene-

346

Page 72: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

ngah yang kiranya mampu untuk dikembangkan, pendidikan dalam bentuk kursus-kursus, ceramah dan seminar.

Adapun kegiatan yang dilaksanakan, dalam usaha memberikan bantuan kepada para pengusaha swasta nasional, di antaranya ber-bentuk pemanduan, penjajagan, monitoring serta bimbingan proyekproyek yang dibantunya. Kegiatan pemanduan ditujukan untuk men-cari pengusaha/perushaan yang mempunyai harapan untuk dikem bangkan. Daerah-daerah yang telah dipandu antara lain meliputi DKI Jaya, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Su- matera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur.

2. Pembinaan Golonga n Ekonomi LemahMasalah pengembangan; golongan ekonomi lemah

ini sangat kompleks, karena meliputi berbagai macam faktor yang berkaitan satu dengan lainnya. Fasilitas bantuan kredit seperti yang diuraikan dalam bagian lain di atas masih belum banyak artinya, kalau tidak dibantu dengan usaha pembinaan dalam bidang ketrampilan teknik, manajemen, pemasaran serta pendadikan motivasi dan sebagainya.

Sementara itu kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh berbagai Departemen dan Lembaga lain dalam usaha pengembangan gelongan ekonomi lemah masih berjalan sendiri-sendiri. Dewasa ini telah diadakan usaha pembinaan untuk mengkoordinasikan berbagai kebijaksanaan tersebut agar dapat dihasilkan keserasian antara program-program, Departemen-Departemen dan Lembaga-lembaga yang turut serta meanbina pengembangan golongan ekonomi lemah.

Hasil nyata dari pembinaan golongan, ekonomi lemah secara kwantitatip masih sulit dikemukakan tetapi secara umum dapat di- katakan bahwa mereka sekarang tampak lebih trampil dan bergairah untuk

Page 73: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

berkembang. Perkembangan tersebut berjalan lambat, karena proses perubahan sikap dan pandangan hidup masyarakat golongan ekonomi lemah ini memakan waktu lama. Pembinaan golongan ekonomi lemah menyangkut bidang-bidang masyarakat yang luas sekali antara lain yang telah terjangkau secara mendalam barulah sektor

347

Page 74: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

pertanian pangan, terutama golongan petani padi, malalui program Bimas dan Inmas yang tercakup dalam kegiatan-kegiatan pemba-ngunan sektor pertanian. Program yang bersifat lintas sektoral ini meliputi kegiatan Departemen-departemen Pertanian, Keuangan, Dalam Negeri, Bank Indonesia, dan sebagiannya. Tujuannya ialah un-tuk meningkatkan produksi pangan dan sekaligus meningkatkan pendapatan para petani produsen. Biaya untuk melaksanakan program ini tidaklah sedikit, tetapi meliputi ratusan milyar rupiah kredit perbankan kepada para petani. Di samping itu juga disediakan ang- garan negara yang tidak kecil jumlahnya untuk irigasi/pengairan, dan prasarana lainnya serta untuk pembinaan dan bimbingan kepada para petani.

Dalam pada itu Departemen Pcrindustrian; juga talah melakukan pembinaan kepada golongan ekonomi lemah dengan program BIPIK. Dalam program BIPIK Direktorat-direktorat Jenderal dilingkungan Departemen Perindustrian meiakukan pembinaan dan bimbingan cabang-cabang industri kecil dan kerajinan rakyat di tempat-tempat tertentu, yang memenuhi potensi sebagai Pusat pengembangan industri. Pembinaan dan bimbingan-tersebut dilaksanakan dengan cara me-nyelenggarakan kursus-kursus ketrampilan tehnik dan manajemen, bimbingan tehnik, bantuan peralatan, pameran/display centre dan pusat-pusat pelayanan. Komoditi yang mendapat grioritas untuk mendapatkan bantuan antara lain, tebu rakyat, garam rakyat, minyak atseri, rotan, sabut kelapa, kulit, kayu ukiran, tekstil, pandai besi dan genteng.

Selama periode tahun 1974/75 sampai dengan tahun 1977/78 proyek BIPIK te lah memperoleh p la fond anggaran sebesar Rp . 5.735.254.000,- dan untuk seluruh sub-proyek BIPIK Wilayah sebesar Rp. 1.868.338.160, yang penggunaannya diarahkan kepada bantuan yang bersifat "Software" maupun "Hardware". Pembinaan industri kecil dan kerajinan berada diseluruh wilayah Indonesia, ke-cuali untuk propinsi

Page 75: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

Timor Timur yang langsung dikoordinir oleh Departemen Dalam Negeri.

Departemen Perdagangan dalam usahanya untuk ikut membina golongan ekonomi lemah telah mengadakan Proyek Pembinaan Pe-

348

Page 76: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781
Page 77: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

dagang Golongan Ekonomi Lemah dan program pengembangan ekspor. Dalam rangka pembinaan ini telah diadakan penataran dan konsultasi melalui kerjasama dengan beberapa universitas negeri. Selama ini telah dilakukan pembinaan di 9 Propinsi, yaitu : dalam tahun 1975/76 sebanyak 637 orang untuk penataran dan 391 orang untuk konsultasi; dalam tahun 1976/77 sebanyak 1.092 orang untuk penataran dan 916 orang untuk konsultasi; dan dalam tahun 1977/78 sebanyak 1.380 orang untuk penataran serta 1.163 orang untuk konsultasi. Bagi go- longan ekonomi lemah yang mempunyai potensi ekspor yang besar terutama batang-barang kerajinan dan industri kecil, diberikan bantuan dan bimbingan oleh Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) di dalam hal peningkatan mutu ekspor di samping mengadakan pame- ran-pameran di luar negeri dan dalam negeri.

Selanjutnya Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi dengan Pusat-Pusat Latihan Kerja (PLK) Industri, Pertanian, Kehu-tanan dan Manajemen telah menghasilkan tenaga-tenaga yang berasal dari golongan ekonomi lemah yang diberi ketrampilan-ketrampilan tertentu. Usaha memperluas fasilitas latihan bagi tenaga-tenaga tersebut dilakukan sedemikian rupa agar lebih tersebar di seluruh pelosok Tanah Air. Pada tahun 1975/76 telah ditatar sebanyak 18.244 orang, dalam tahun 1976/77 sebanyak 23.404 orang dan sampai dengan Oktober tahun 1977 sebanyak 8.540 orang.

Akhirnya dapat disebutkan pula bahwa, titik berat aktifitas Pusat Produktifitas Nasional (PPN) dalam Repelita II adalah meningkatkan produktifitas golongpn ekonomi lemah, dengan jalan memberikan penataran manajemen dan konsultasi kepada para pengusaha lemah. Pada tahun 1975/76 PPN telah melakukan kegiatan di beberapa tempat dengan peserta 225 pengusaha sedangkan pada tahun 1976/77 dan pada akhir 1977 masing-masing jumlah peserta telah mencapai 279 pengusaha dan 275 pengusaha.

Page 78: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781

349

Page 79: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781
Page 80: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA · Web viewProyek-proyek Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui Pemerintah sejak Nopember 1968 sampai dengan akhir Desember 1977 berjumlah 2.781