pengembangan desain produk sepatu dari …p4tksb-jogja.com/arsip/images/wi/pengembangan desain...

15
PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SEPATU DARI KULIT SISA (AVAL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PRODUKTIF SMK KRIYA KULIT DI PPPPTK SENI DAN BUDAYA SLEMAN YOGYAKARTA Oleh : Drs. MARSUDI, M.Pd. WIDYAISWARA PPPPTK SENI BUDAYA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan proses desain dalam pembuatan produk sepatu dari kulit sisa (aval) yang benar dengan pembelajaran proses desain dan strategi pembelajaran pada diklat produktif kriya kulit. Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Research and Development) dengan menggunakan metode eksperimen dan pendekatan kuantitatif. Eksperimen dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah memakai sistem baru (before-after) atau dengan membandingkan dengan kelompok yang tetap menggunakan sistem lama. Untuk menguji keabsahan data pada penelitian ini menggunakan pengecekan kebenaran informasi yang telah ditulis dalam laporan kepada nara sumber dan arahan dari pembimbing Hasil penelitian mengungkapkan bahwa secara kuantitatif menunjukan angka rata- rata nilai bagus, dalam memgaplikasi desain sepatu sebagai strategi bahwa kuantitatif menunjukkan desain sepatu untuk meningkatkan kompetensi produktif guru SMK pengembangan produk sepatu dari kulit sisa (aval) dapat digunakan sesuai dengan pembelajaran diklat produktif kriya kulit dengan alasan score penilaian produk pengembangan tersebut menunjukan sangat bagus 24%, bagus 52 % cukup 24% kurang 0% dan sangat kurang 0% Sedangkan hasil evaluasi dari evaluator uji coba produk sampai tahap ke-3 adalah dengahasil penilaian produk pengembangan tersebut menunjukan sangat bagus 55%, bagus 43 % cukup 2% kurang 0% dan sangat kurang 0%. Produk sepatu dari bahan kulit sisa (aval) sesuai untuk diklat kompetensi kriya kulit bagi guru. Dalam mengaplikasikan proses desain dalam pembuatan produk sepatu dari kulit sisa (aval) yang benar dengan pembelajaran pada diklat produktif kriya kulit, dan proses pembelajaran telah berdampak positif terhadap pihak peserta diklat maupun pihak PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta. I. PENDAHULUAN A. PENGANTAR Peningkatan mutu pendidikan pada saat ini telah menjadi komitmen besar pemerintah. Hal ini tercermin dalam produk undang-undang tentang pendidikan yang dikeluarkan pemerintah dalam rangka mendongkrak kualitas mutu pendidikan adalah undang-undang UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Salah satu alasan pemerintah mengeluarkan undang-undang guru dan dosen adalah bahwa guru dan dosen mempunyai fungsi, peran dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan. Kata kunci : Pengembangan, Desain, Produk Sepatu Kulit Sisa, PPPPTK Seni dan Budaya.

Upload: vuphuc

Post on 06-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SEPATU DARI …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/PENGEMBANGAN DESAIN PRODU… · pengembangan produk sepatu dari kulit sisa (aval ... D. SPESIFIKASI PRODUK

PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SEPATU DARI KULIT SISA (AVAL)

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PRODUKTIF SMK KRIYA

KULIT DI PPPPTK SENI DAN BUDAYA SLEMAN YOGYAKARTA

Oleh : Drs. MARSUDI, M.Pd.

WIDYAISWARA PPPPTK SENI BUDAYA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan proses desain dalam pembuatan produk sepatu dari kulit sisa (aval) yang benar dengan pembelajaran proses desain dan

strategi pembelajaran pada diklat produktif kriya kulit.

Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Research and

Development) dengan menggunakan metode eksperimen dan pendekatan kuantitatif. Eksperimen dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan keadaan sebelum dan

sesudah memakai sistem baru (before-after) atau dengan membandingkan dengan

kelompok yang tetap menggunakan sistem lama. Untuk menguji keabsahan data pada penelitian ini menggunakan pengecekan kebenaran informasi yang telah ditulis dalam

laporan kepada nara sumber dan arahan dari pembimbing

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa secara kuantitatif menunjukan angka rata-

rata nilai bagus, dalam memgaplikasi desain sepatu sebagai strategi bahwa kuantitatif menunjukkan desain sepatu untuk meningkatkan kompetensi produktif gu ru SMK

pengembangan produk sepatu dari kulit sisa (aval) dapat digunakan sesuai dengan

pembelajaran diklat produktif kriya kulit dengan alasan score penilaian produk pengembangan tersebut menunjukan sangat bagus 24%, bagus 52 % cukup 24%

kurang 0% dan sangat kurang 0% Sedangkan hasil evaluasi dari evaluator uji coba

produk sampai tahap ke-3 adalah dengahasil penilaian produk pengembangan tersebut menunjukan sangat bagus 55%, bagus 43 % cukup 2% kurang 0% dan sangat

kurang 0%. Produk sepatu dari bahan kulit sisa (aval) sesuai untuk diklat kompetensi

kriya kulit bagi guru. Dalam mengaplikasikan proses desain dalam pembuatan produk

sepatu dari kulit sisa (aval) yang benar dengan pembelajaran pada diklat produktif kriya kulit, dan proses pembelajaran telah berdampak positif terhadap pihak peserta diklat

maupun pihak PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta.

I. PENDAHULUAN

A. PENGANTAR

Peningkatan mutu pendidikan pada saat ini telah menjadi komitmen besar

pemerintah. Hal ini tercermin dalam produk undang-undang tentang pendidikan yang

dikeluarkan pemerintah dalam rangka mendongkrak kualitas mutu pendidikan adalah

undang-undang UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Salah satu alasan

pemerintah mengeluarkan undang-undang guru dan dosen adalah bahwa guru dan dosen

mempunyai fungsi, peran dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan

nasional dalam bidang pendidikan.

Kata kunci : Pengembangan, Desain, Produk Sepatu Kulit Sisa, PPPPTK Seni dan Budaya.

Page 2: PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SEPATU DARI …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/PENGEMBANGAN DESAIN PRODU… · pengembangan produk sepatu dari kulit sisa (aval ... D. SPESIFIKASI PRODUK

Kondisi kompetensi guru dalam mendesain pada tingkat pengembangan sangat

bervariatif, ada yang menguasai kompetensi mendesain dengan baik tapi ada juga yang

belum menguasai komptensi mendesain dengan baik. Di samping itu dalam proses

pembelajaran belum menggunakan strategi yang variatif yang masih konvensional.

Kurangnya pemahaman guru dalam pengembangan desain sepatu dari kulit sisa (aval)

berdampak pada hasil karya. Guru dalam membuat desain produk sepatu dari kulit sisa

(aval) tidak maksimal sehingga pada saat melakukan proses produksi terjadi perubahan-

perubahan yang tidak senada dengan desain yang telah disiapkan.

Bahan kulit sisa (aval) adalah sebagai bahan alterrnatif produk kreatif kulit yang

digunakan peserta diklat produktif kriya kulit. Bahan kulit sisa (aval) menjadi alternatif

yang tepat untuk membuat produk kreatif. Bahan kulit sisa juga bermanfaat bagi peserta

diklat dan studio kulit sebagai tempat pelaksanaan diklat produktif dengan maksud untuk

meningkatkan kreatifitas. Produk kretatif kriya kulit antara lain gantungan kunci, dompet,

tas, sepatu, sandal dan sebagainya. Pengembangan ialah merupakan ungkapan ide desain

yang akan dibuat karya/ produk yang dilakukan melalui pembuatan sketsa-sketsa

alternatif. Pengembangan desain dalam proses desain dituntut kreatifitas yang tinggi,

karena harus dapat mencari ide baru dalam membuat produk tersebut yang dilanjutkan

dengan proses produk yang menghasilkan sebuah produk baru atau yang lebih dikenal

dengan sebutan industri kreatif.

B. RUMUSAN MASALAH

Karena luasnya ruang lingkup pembelajaran kompetensi Produk Kreatif Kulit maka perlu

pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengembangan desain dalam pembuatan produk sepatu dari kulit sisa

(aval) yang benar sesuai dengan proses pembelajaran desain produk pada diklat

produktif kriya kulit?

2. Apakah pengembangan desain dalam pembuatan produk sepatu dari kulit sisa dapat

meningkatkan kompetensi produktif guru SMK?

C. TUJUAN PENGEMBANGAN

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui :

1. Untuk mengaplikasikan proses pengembangan desain dalam pembuatan produk

sepatu dari kulit sisa (aval) yang benar untuk meningkatkan kompetensi produktif

guru SMK.

Page 3: PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SEPATU DARI …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/PENGEMBANGAN DESAIN PRODU… · pengembangan produk sepatu dari kulit sisa (aval ... D. SPESIFIKASI PRODUK

D. SPESIFIKASI PRODUK YANG DIKEMBANGKAN

1. Produk sepatu yang memiliki nilai seni dan fungsi dari produk kriya.

2. Desain yang meningkatkan citra suatu benda.

3. Sesuai selera masyarakat pemakainya.

4. Produk kriya secara umum sangat perlu dalam perkembangannya.

E. PENTINGNYA PENGEMBANGAN

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengungkapkan ide desain

dalam mendesain dan cara mengembangkan produk yang dilakukan melalui

pembuatan sketsa-sketsa alternatif

2. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengungkapan ide desain

dalam pembuatan produk sepatu dari kulit sisa (aval). Untuk meningkatkan

ketrampilan dalam pembuatan produk pengembangan sebagai benda kriya yang

digunakan sebagai alat dan media diklat.

3. Untuk meningkatkan ketrampilan tentang pembuatan produk pengembangan yang

relevan dengan kompetensi kriya kulit untuk digunakan dalam penyampaian materi

pelajaran agar tujuan diklat tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Desain

Desain juga bisa menunjukkan fungsi dan kegunaannya ke pangsa pasar yang

dituju. Oleh sebab itu desain juga tergantung dari fungsi dan kegunaan suatu produk

tersebut akan dipasarkan. Produk kerajinan akan dihargai dengan semestinya sangat

bergantung dari desainnya. Tanpa desain yang memadai, suatu produk kerajinan akan

sulit bersaing di pasaran, karena nilai tambahnya sangat rendah. Karena itu agar produk

kerajinan dapat menjadi salah satu komuditas perdagangan yang bernilai ekonomi tinggi,

harus ada upaya meningkatkan mutu desain. Menurut Sachari (2003 : 8) Desain adalah

sebuah kegiatan kreatif yang mencerminkan keanekaan bentuk kualitas, proses pelayanan

dan sistem, bagaikan sebuah lingkaran yang saling berhubungan, selain itu desain

merupakan faktor yang membangun kegiatan inovasi pemanusiaan teknologi, dinamika

budaya dan perubahan ekonomi. Pada dasarnya manfaat desain yaitu untuk menciptakan

nilai tambah suatu produk kerajinan, maka desain juga harus berfungsi meningkatkan

Page 4: PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SEPATU DARI …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/PENGEMBANGAN DESAIN PRODU… · pengembangan produk sepatu dari kulit sisa (aval ... D. SPESIFIKASI PRODUK

citra suatu benda, dan pada akhirnya menggiring kecenderungan selera masyarakat

pemakainya.

B. Perkembangan Desain

Menurut Cooper dan Press dalam Materi Diklat Desain Produk TAP 2008 menjelaskan

bahwa untuk memahami keberadaan Desain bagi industri dan masyarakat secara umum

dapat dilihat dan konteks-konteks berikut ini :

a. Desain sebagai karya seni

Seniman desainer dan craf designers terkenal mendesain produk-produk prestis dan

eksklusif, target segmen pasar dan barang-barang ini adalah kalangan atas dan orang-

orang kaya. Tuntutan konsumen dalam level ini, sudah berada dalam tingkatan

pemenuhan kebutuhan akan obyek-obyek, nilai atau simbol-simbol sosial yang relevan

dengan gaya hidup mereka.

b. Desain sebagai kreativitas

Pekerjaan desain menurut kombinasi pikiran yang serasi antara logika dan institusi

sebagai hasilnya; kegiatan kreatif; desain tidak selalu dengan mudah sesuai tuntutan-

tuntutan dan kondisi-kondisi manajemen.

c. Desain sebagai problem solving

Desain sebagai kegiatan problem solving adalah tindakan untuk mencari oftimasi

keseimbangan antara faktor-faktor teknologi, produksi dan fungsi produk.

d. Desain sebagai planing proses

Desain bisa sangat berguna bila ditinjau sebagai strategi proses perencanaan agar dapat

menerapkan inovasi-inovasi yang potensial dari perusahaan dalam menjawab tuntutan-

tuntutan pasar yang berubah.

C. Proses Pembuatan Desain Barang Kulit

Proses pembuatan barang kulit dibagi menjadi dua bagian, yaitu Proses Desain dan proses

teknis. Contoh proses desain : 1) Konsep Pemasaran/ planing, 2) Pengembangan Desain,

3) Pengujian dan faktor teknis, 4) Aplikasi Desain, 5)Quality control Desain, 6)

Presentasi Desain, 7) Percobaan teknik produksi, 8) Produksi masal , dan 9) Promosi

penjualan.

Kebangkitan Desain Modern di Eropa dikutip Sachari (1999 : 17) Desain menurut

pandangan dunia modern, secara substantif tidak dapat dilepaskan dari ”dunia

gagas”manusia, yaitu unsur akal (rasio, logika, pikiran dan ide) dan unsur rasa

(kreativitas, intuisi, ilham, selera, dan niali-nilai).

Page 5: PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SEPATU DARI …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/PENGEMBANGAN DESAIN PRODU… · pengembangan produk sepatu dari kulit sisa (aval ... D. SPESIFIKASI PRODUK

D. Proses Produk kriya Kulit

Proses produksi adalah dalam produk ini diperlukan kompetensi -kompetensi

yang berkaitan dengan produk yang akan dibuat setelah merencanakan produk

dalam bentuk desain karena proses ini sangat menentukan terwujud tidaknya

suatu karya. Dalam pembuatan karya tak lepas dari bahan baku untuk membuat

suatu produk tersebut, bahan baku tersebut diantaranya kulit samak.

E. Kulit sisa (Aval)

Bahan kulit sisa(aval) adalah sisa kulit bahan yang digunakan untuk membuat

suatu produk yang telah dianggap tidak dapat lagi digunakan sebagai bahan

pokok produk tertentu. Bahan kulit sisa (aval) yang digunakan peserta diklat

produktif kriya kulit relevan dengan produk barang kulit yang diproduksi. Sebab itu

bahan kulit sisa (aval) menjadi alternatif yang tepat untuk membuat produk kreatif.

Kulit sisa bisa dibuat produk kreatif antara lain hiasan dinding, hiasan pintu,

dompet, tas, gantungan kunci, asbak, kipas kap lampu, sepatu, sandal dan

sebagainya.

F. Teknik Pembuatan Produk Sepatu kulit sisa (aval)

Dalam porto folio yang berisi tentang cara membuat sepatu diawali dari studi pustaka,

pembuatan sket, desain terpilih sesuai dengan tema, pembuatan pola, proses produksi,

benda jadi dan kalkulasi harga. Sistem pembelajaran demikian diharapkan peserta diklat

mampu membuat produk dengan langkah-langkah yang benar dan berkualitas. Salah satu

dari kerajinan kulit tersamak adalah sepatu fantovel. Sepatu fantovel adalah sepatu yang

tidak menggunakan tali. pemakaianya sangat praktis karena kaki langsung dimasukan

kedalam sepatu, dan bentuknya sederhana serta menarik. Bahan yang digunakan adalah

kulit box, sol bawah menggunakan sol cetak. Materi pembuatan sepatu fantovel ini terdiri

dari penggabungan dari beberapa kompetensi yaitu : Mempersiapkan alat kerja dan

bahan, pola potong dan pola kerja, memotong, menyeset, menjahit, merakit, membentuk

dan finishing

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Research and

Development) dengan menggunakan metode eksperimen dan pendekatan kuantitatif.

Metode ini, (eksperimen) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

produk tertentu, dan menguji kefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010).

Page 6: PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SEPATU DARI …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/PENGEMBANGAN DESAIN PRODU… · pengembangan produk sepatu dari kulit sisa (aval ... D. SPESIFIKASI PRODUK

Eksperimen dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan keadaan

sebelum dan sesudah memakai sistem baru (before-after) atau dengan membandingkan

dengan kelompok yang tetap menggunakan sistem lama. Dalam hal ini ada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono, 2010).

A. Prosedur Pengambangan

1. Studi Pendahuluan

Kondisi kompetensi guru dalam mendesain pada tingkat pengembangan sangat

bervariatif, ada yang menguasai kompetensi mendesain dengan baik tapi ada juga yang

belum menguasai komptensi mendesain dengan baik. Di samping itu dalam proses

pembelajaran belum menggunakan strategi yang variatif yang masih konvensional.

Kurangnya pemahaman guru dalam pengembangan desain sepatu dari kulit sisa (aval)

berdampak pada hasil karya. Guru dalam membuat desain produk sepatu dari kulit sisa

(aval) tidak maksimal sehingga pada saat melakukan proses produksi terjadi perubahan-

perubahan yang tidak senada dengan desain yang telah disiapkan.

2. Pengembangan Prototipe

Desain produk adalah propesi yang mengkaji dan mempelajari desain dengan

berbagai pendekatan dan pertimbangan baik dari segi fungsi, inovasi teknologi,

ekonomi, ergonomi, teknik material, sosial budaya, nilai estetis, pasar, hingga

pertimbangan-pertimbangan lingkungan

3. Uji lapangan

Uji lapangan ini dilakukan untuk menguji atau menilai apakah solusi

yang ditawarkan yang berupa produk pengembangan sepatu dari kulit samak

layak tidaknya sebagai peraga diklat :

a) Apakah produk pembelajaran memenuhi kriteria sebagai peraga diklat?

b) Apakah dengan menggunakan peraga produk pembelajaran diklat lebih

efektif ?

c) Apakah peraga produk pembelajaran dapat mengatasi permasalah dalam

pembelajaran diklat?

4. Teknik Pengumpulan Data

Strategi pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan tehnik berikut :

Wawancara

Observasi

Dokumentasi

Instrumen Penelitian

Page 7: PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SEPATU DARI …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/PENGEMBANGAN DESAIN PRODU… · pengembangan produk sepatu dari kulit sisa (aval ... D. SPESIFIKASI PRODUK

B. Sumber Data

Untuk menguji keabsahan data pada penelitian ini menggunakan pengecekan kebenaran

informasi yang telah ditulis dalam laporan kepada nara sumber dan arahan dari

pembimbing.

a. Validasi (Revisi Desain 1)

Desain yang ditawarkan sebagai produk pengembangan ini dilakukan

proses pembebenahan desain pada bagian yang perlu ditambahkan atau dikurangi

sesuai saran dari evaluator dan pembimbing.

b. Uji coba

Pada tahap ini dilakukan uji coba proses pembuatan produk untuk

dijadikan model pembuatan produk serupa nantinya sebagai peraga pembelajaran

dengan menggunakan peraga sepatu dari kulit tersamak.

c. Revisi produk (2)

Revisi produk adalah merupakan masukan atau saran dari pakar atau ahli

sebagai solusi perbaikan produk pengembangan sebagai peraga diklat.

c. Revisi produk (3)

Revisi produk adalah merupakan masukan atau saran dari pakar atau ahli

sebagai solusi perbaikan produk pengembangan sebagai peraga diklat.

e. Tahap akhir

Pada tahap ini semua data dianalisis melalui beberapa la ngkah dan diuji

melalui berbagai sumber, setelah itu baru diinterpretasikan dengan pertimbangan

data–data yang sudah diuji sebelumnya. Dan sebagai akhir kegiatan penelitian

ialah penulisan laporan penelitian yang diwujudkan dalam bentuk karya tulis

ilmiah.

IV. HASIL PENELITIAN

A. Sepatu

Sepatu merupakan salah satu perlengkapan pakaian manusia yang dikenakan pada

kaki untuk melindungi dari panas dan gangguan lain serta untuk menambah keindahan

penampilan. Hal-hal seperti itulah yang perlu mendapat perhatian dan penelitian yang

cermat bagi seorang perancang sepatu. Tidak sembarangan seorang perancang

menentukan kegunaaan sepatu yang dibuatnya. Perancang haruslah hati-hati dalam

menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkunganya.

Page 8: PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SEPATU DARI …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/PENGEMBANGAN DESAIN PRODU… · pengembangan produk sepatu dari kulit sisa (aval ... D. SPESIFIKASI PRODUK

Dalam perkembangannya kemudian, banyak timbul desain-desain alternatif yang

merupakan variasi dari desain-desain pokok, yang mewujudkan kreasi dan imajinasi

perancangnya. Tetapi kalau kita lihat maka model-model sepatu tersebut pada dasarnya,

tetap mengacu pada bentuk dasar model sepatu seperti Oxpord, Fantovel, Derby, Pump.

Produk sepatu adalah termasuk kerajinan/ leather handycraf, berbagai jenis

produk sepatu yang beredar dipasaran akan menimbulkan upaya produsen untuk selalu

meningkatkan mutu produknya, semakin berat produsen untuk bersaing dipasaran baik

mengenai desain, bahan dan teknik pengerjaan. Untuk itu perlu desain-desain baru yang

sesuai dengan selera konsumen.

B. Visualisasi desain

Sepatu fantofel menggunakan kulit tersamak, dengan ketebalan 2 mm, atasan

sepatu terdiri dari pola vamp utuh, quater lidah, tutup lidah (saddle) bagian dalam sepatu

terdiri dari pelapis penggerak dan texon, sool sepatu ukuran 39 dari bahan plastik.

Pembuatan pola sepatu fantovel adalah pembuatan komponen atau bagian-bagian produk

sepatu fantovel dengan menggunakan bahan seperti kertas malaga/duplek, karton atau

bahan lain berdasarkan gambar kerja. Berdasarkan gambar kerja, proses pembuatan pola

dapat dilakukan. Jumlah pola yang akan dibuat dapat dihitung sesuai dengan jumlah pada

gambar kerja, sedangkan ukurannya dibuat sesuai dengan ukuran gambar kerja. Dari

hasil pembuatan pola tersebut harus dicoba atau dirakit terlebih dahulu. Dengan demikian

bila terdapat kesalahan bentuk atau ukuran akan dapat diperbaiki.

C. PEMBAHASAN

Hasil produk sepatu adalah termasuk kerajinan/ leather handycraf, berbagai jenis

hasil produk sepatu yang beredar dipasaran akan menimbulkan upaya produsen untuk

selalu meningkatkan mutu produknya, semakin berat produsen untuk bersaing dipasaran

baik mengenai desain, bahan dan teknik pengerjaan. Untuk itu perlu desain-desain baru

yang sesuai dengan selera konsumen. Produk Sepatu ini merupakan produk yang

berfungsi sebagai pengaman/ perlindungan yang dipakai untuk kaki.

Produk Sepatu ini dalam penciptaanya mencerminkan bentuk yang indah, modern, efektif

sehingga menrik konsumen bahwa Produk Sepatu harus memilki hal-hal sebagai sebagai

berikut :

1. Harus memiliki komponen sepatu yang nyaman dipakai oleh pemakai.

2. Harus mencerminkan bentuk yang fleksibel bisa digunakan resmi dan santai

Page 9: PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SEPATU DARI …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/PENGEMBANGAN DESAIN PRODU… · pengembangan produk sepatu dari kulit sisa (aval ... D. SPESIFIKASI PRODUK

3. Mampu mengangkat keindahan pemakai

4. Memiliki nilai yang artistik dan nyaman bila digunakan pemakai.

Mengacu pada identifikasi masalah tersebut maka dibuat sebuah Produk Sepatu

dengan bahan kulit sapi, kertas pola, dan sol sepatu dengan konsep efektif, efesien,

bentuk sederhana, artistik, multifungsi dan dipasaran belum ada.

a. Desain Awal Produk

Sebagai alasan dalam pembuatan produk sepatu yang dilengkapai dengan nilai artistik

adalah bentuk produk sepatu yang ada dipasaran belum ada, sedang konsumen lebih

memilih produk sepatu yang praktis.Konsumen menginginkan produk yang baru baik

bentuk maupun bahan yang digunakan.

Dengan menggunakan bahan kulit samak, diharapkan bisa menambah keindahan dan

menambah semangat bagi penggunanya.

b. Konsep Penciptaan

Sumber Ide Penciptaan dalam pembuatan produk ini mengambil reverensi dari

internet, majalah, buku kulit yang akan menimbulkan suasana nyaman bagi yang

memakainya serta mengambil gambar atau model dari majalah maupun internet yang

berupa gambar produk sepatu.

Pengembangan ide desain yang akan dibuat karya/ cara pembuatan mengembangkan yang

dilakukan melalui pembuatan sketsa-sketsa alternatif. pengembangan desainya dalam

proses desain dilanjutkan dengan proses produk yang menghasilkan sebuah produk baru

atau yang lebih dikenal dengan sebutan industri kreatif, untuk menciptakan nilai tambah

suatu produk kerajinan, maka desain juga harus berfungsi meningkatkan citra suatu

benda.

D. PROTOTIPE HASIL PENGEMBANGAN :

1. Uji coba pengembangan produk sepatu wanita 1 :

Eksplorasi ide pada tahapan ini membuat beberapa sket pada kertas gambar sebagai ide

yang ada dipikiran sket terpilih adalah gambar dibawah ini :

Gb. sket terpilih hasil uji pertama Gb. hasil produk uji pertama

Page 10: PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SEPATU DARI …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/PENGEMBANGAN DESAIN PRODU… · pengembangan produk sepatu dari kulit sisa (aval ... D. SPESIFIKASI PRODUK

Evaluasi ini terdiri dari aspek pengembangan desain produk sepatu penilaian dengan

rentangan mulai dari sangat bagus sampai dengan sangat kurang.

Hasil evaluasi tahap 1:

1. Tentang pertanyaan apakah kompetensi pengembangan desain produk sepatu

dari bahan kulit sisa (aval) ini mencakup kompetensi, pola, potong , rakit, jahit,

dan finishing menurut pendapat evaluator adalah :

Ya, karena produk sepatu dari kulit aval terdapat pekerjaan pola, potong ,

rakit, jahit, dan finishing.

2. Tentang pertanyaan, apakah langkah pembuatan pengembangan desain

sepatu dari bahan kulit sisa (aval) dapat menjadi acuan untuk meningkatkan

kompetensi guru produktif menurut pendapat evaluator adalah :

Ya, karena pengembangan produk sepatu dar i kulit aval memerlukan

kreativitas pada tahapan proses produksinya.

3. Tentang pertanyaan, sejauhmana pengembangan desain produk sepatu dari

bahan kulit sisa (aval) ini dapat untuk meningkatkan kompetensi guru

produktif menurut pendapat evaluator adalah :

Desain sepatu kulit aval dapat meningkatkan kompetensi guru produktif,

tetapi desain dan produk pada tahap uji ini masih pada desain dasar.

Rekomendasi evaluasi tahap 1

Program ini dinyatakan : Layak uji coba produk dengan revisi

2. Uji coba pengembangan produk sepatu wanita 2 :

Eksplorasi ide pada tahapan ini membuat beberapa sket pada kertas gambar sebagai ide

yang ada dipikiran

Gb. sket terpilih hasil uji kedua Gb. hasil uji produk kedua

Evaluasi ini terdiri dari aspek pengembangan desain produk sepatu penilaian dengan

rentangan mulai dari sangat bagus sampai dengan sangat kurang.

Hasil evaluasi tahap 2:

1. Tentang pertanyaan apakah kompetensi pengembangan desain produk sepatu

dari bahan kulit sisa (aval) ini mencakup kompetensi, pola, potong , rakit, jahit,

dan finishing menurut pendapat evaluator adalah :

Page 11: PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SEPATU DARI …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/PENGEMBANGAN DESAIN PRODU… · pengembangan produk sepatu dari kulit sisa (aval ... D. SPESIFIKASI PRODUK

Ya, pada uji coba ini terdapat peningkatan pada metode pemolaan ,

pemotong , perakitan, penjahitan, dan finishing. Uji coba ini bisa ditingkatkan lagi

dengan metode yang lain.

2. Tentang pertanyaan, apakah langkah pembuatan pengembangan desain

sepatu dari bahan kulit sisa (aval) dapat menjadi acuan untuk meningkatkan

kompetensi guru produktif menurut pendapat evaluator adalah :

Kompetensi guru guru dapat ditingkatkan dengan tantangan pada

pengelolaan bahan dan proses produksinya. Uji coba ini terlihat ada

[peningkatan desain dan kualitasnya.

3. Tentang pertanyaan, sejauhmana pengembangan desain produk sepatu dari

bahan kulit sisa (aval) ini dapat untuk meningkatkan kompetensi guru

produktif menurut pendapat evaluator adalah :

Pembuatan produk sepatu dari kulit aval memerlukan metode pedapat

meningkatkan kompetensi guru produktif, tengerjaan yang sedikit berbeda

dengan produk dari kulit utuh Peranan modifikasi desain terlihat pada

tahap uji coba ke dua ini.

Rekomendasi tahap 2

Program ini dinyatakan :Layak uji coba produk dengan revisi

2) Hasil uji lapangan operasional

Eksplorasi ide pada tahapan ini membuat beberapa sket pada kertas gambar sebagai ide

yang ada dipikiran

Gb. sket terpilih hasil uji ketiga Gb. Hasil produk uji ketiga

Evaluasi ini terdiri dari aspek pengembangan desain produk sepatu penilaian dengan

rentangan mulai dari sangat bagus sampai dengan sangat kurang.

Hasil evaluasi tahap 3:

1. Tentang pertanyaan apakah kompetensi pengembangan desain produk sepatu dari

bahan kulit sisa (aval) ini mencakup kompetensi, pola, potong , rakit, jahit, dan

finishing menurut pendapat evaluator adalah :

Ya, pada desain sepatu uji coba 3 ini terdapat kompleksitas metode

pengerjaan karena desain semakin rumit .

Page 12: PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SEPATU DARI …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/PENGEMBANGAN DESAIN PRODU… · pengembangan produk sepatu dari kulit sisa (aval ... D. SPESIFIKASI PRODUK

2. Tentang pertanyaan, apakah langkah pembuatan pengembangan desain

sepatu dari bahan kulit sisa (aval) dapat menjadi acuan untuk meningkatkan

kompetensi guru produktif menurut pendapat evaluator adalah :

Sangat bisa untuk meningkatkan kompetensi guru produktif. Pada uji coba

ini diperlukan pemahaman dan ketrampilan lebih tinggi dari uji coba 1 dan

2.

3. Tentang pertanyaan, sejauhmana pengembangan desain produk sepatu dari

bahan kulit sisa (aval) ini dapat untuk meningkatkan kompetensi guru

produktif menurut pendapat evaluator adalah :

Kompetensi guru akan semakin meningkat jika dihadapkan pada desain

sepatu uji coba 3 Kreatifitas dan kemampuan teknis diperlukan untuk

mewujudkan desain uji coba sepatu uji coba 3 yang semakin meningkat.

Rekomendasi evaluasi tahap 3

Pengembangan ini dinyatakan : Layak uji coba produk tanpa revisi

Secara keseluruhan kemampuan guru dalam menguasai kompetensi

menunjukkan peningkatan dari sampel 6 guru yang mempelajari kompetensi,

sejumlah 7 kompetensi yang dilakukan guru.

Hasil wawancara dari 20 orang kolega fasilitator menunjukkan bahwa :

Diklat produktif dapat meningkatkan kompetensi peserta diklat kriya kulit

dalam mengaplikasi desain sepatu dari bahan kulit sisa(aval) dengan alasan

dengan diklat produktif :

1) Peserta diklat dalam menguasai kompetensi meningkat dan memiliki rasa

percaya diri dalam mengaplikasi desain sepatu dari bahan kul it sisa (aval)

membuat produk sepatu.

2) Kegiatan belajar mengajar dalam mengaplikasi desain sepatu dari bahan

kulit sisa (aval) jauh lebih baik.

3) Peserta diklat lebih kreatif, tambah wawasan dan pengalaman-pengalaman

dalam menguasai kompetensi.

4) Dapat meningkatkan kompetensi tertentu sesuai dengan lembaga diklat yang

digunakan untuk diklat produktif.

Peserta diklat dapat melaksanakan langkah-langkah penguasaan kompetensi

dalam mengaplikasi desain sepatu dari bahan kulit sisa (aval) kriya kulit dengan

benar dengan alasan dengan diklat produktif:

Page 13: PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SEPATU DARI …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/PENGEMBANGAN DESAIN PRODU… · pengembangan produk sepatu dari kulit sisa (aval ... D. SPESIFIKASI PRODUK

1) Dalam menguasai kompetensi pengembangan mendesain dapat dilakukan

dengan cara yang yang benar dan runtut.

2) Kompetensi pengembangan desain yang belum dikuasai diulang sampai

tuntas, baru melanjutkan kompetensi berikutnya.

3) Kompetensi dipelajari secara bertahap sampai benar -benar peserta diklat

menguasai kompetensi pengembangan desain yang dipelajari.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang dipoeroleh dari serangkaian pengamatan

Pengembangan Desain Produk Sepatu dari Kulit Sisa (Aval) dapat dinyatakan bahwa

semua aspek penilaian (responden) dan evaluator : Bahwa secara kuantitatif

menunjukkan angka rata-rata nilai bagus, mengaplikasi desain sepatu untuk

meningkatkan kompetensi produktif guru SMK pembelajaran sesuai digunakan

sebagai strategi pembelajaran diklat produktif kriya kulit dengan alasan score

penilaian produk pengembangan tersebut menunjukan sangat bagus 2 4%, bagus

52 % cukup 24% kurang 0% dan sangat kurang 0% Sedangkan hasil evaluasi dari

evaluator uji coba produk sampai tahap ke-3 adalah dengahasil penilaian produk

pengembangan tersebut menunjukan sangat bagus 55%, bagus 43 % cukup 2%

kurang 0% dan sangat kurang 0%.

Produk sepatu dari bahan kulit sisa(aval) untuk meningkatkan kompetensi produktif

guru SMK diklat produktif kriya kulit sangat sesuai untuk diklat kompetensi kriya

kulit bagi guru dengan alasan :

1). Produk sepatu dari bahan kulit sisa (aval) mencakup kompetensi yang ada pada

kompetensi kriya kulit untuk membuat suatu produk kreatif;

2). Penguasaan kompetensi pembuatan sepatu dari bahan kulit sisa (aval) untuk

meningkatkan kompetensi produktif guru SMK jauh lebih mudah untuk

melakukan produk kreatif.

3). Dengan meningkatkan kompetensi produktif guru SMK peserta diklat lebih

kreatif, wawasan dan pengalaman-pengalaman dalam menguasai

kompetensi pembuatan sepatu dari bahan kulit sisa (aval).

4). Kriteria keberhasilan pembuatan sepatu dari bahan kulit sisa (aval) dinilai

berdasarkan aspek desain, aspek ergonomik, aspek keindahan, aspek teknik, aspek

fungsi.

Page 14: PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SEPATU DARI …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/PENGEMBANGAN DESAIN PRODU… · pengembangan produk sepatu dari kulit sisa (aval ... D. SPESIFIKASI PRODUK

Hasil yang diperoleh dari segi pemanfaatan dari bahan kulit sisa(aval) untuk

meningkatkan kompetensi produktif guru SMK pembelajaran diklat produktif kriya

kulit dalam berkarya DPK Kulit dalam membuat sepatu dari bahan kulit sisa (aval)

mampu dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Agung Wicaksono, 2010 : Kehidupan Sosial Perajin Alas Kaki Sentra Kerajinan Kulit

Kelurahan Selosari, Magetan

Anik Gufron, Widyastuti Purbani, Sri Sumardiningsih, 2007 : Penelitian dan

Pengembangan Bidang Pendidikan dan Pembelajaran, Lembaga Penelitian UNY

Depdiknas. 2005. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen

Husaini Usman. 2011. Manajemen Teori Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Mulyasa, E. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Murtihadi, Dkk. 1981. Dasar Dasar Desain, Depdikbud Jakarta.

PT. Prasidha Adhikriya, 1996. Desain Kerajinan Kulit , Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta

Sachari Agus, 2003, Metodologi Penelitian Budaya Rupa, PT. Gelora Angkasa Pratama

Sachari Agus, 1999, Modernisme Sebuah Tinjauan Historis Desain Modern Balai Pustaka Jakarta.

Sachari Agus, 1984. Paradigma Desain Indonesia, CV. Rajawali, Jakarta.

Sepahelut Atisah dan Petrosumadi, 1981 Dasar Dasar Desain, Depdikbud

Jakarta.

Sulistyah Wiryodiningrat, 2008 : Pengetahuan Pembuatan pola sepatu/alas kaki,

Citra Media, Yogyakarta.

Sumber : http://grosirsepatukulit.com/sepatu-kulit-untuk-santai-e18/ Diambil

tanggal 20 September 202014

Page 15: PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SEPATU DARI …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/PENGEMBANGAN DESAIN PRODU… · pengembangan produk sepatu dari kulit sisa (aval ... D. SPESIFIKASI PRODUK

BIODATA PENULIS

1. a. Judul Penelitian : “Pengembangan Desain Produk Sepatu dari Kulit Sisa (Aval) untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Produktif

SMK Kriya Kulit di PPPPTK Seni dan Budaya Sleman

Yogyakarta”

b. Bidang Ilmu : Pendidikan Seni dan Budaya

c. Jenis Penelitian : Penelitian Pengembangan

2. Peneliti a. Nama lengkap : Drs. Marsudi, M.Pd

b. Tempat/ Tgl.lahir : Ponorogo, 24 Januari 1965

c. Nip : 1965 01241994121003 d. Jenis Kelamin : Laki-laki

e. Pangkat / golongan : Pembina Tingkat 1/ IV b

f. Jabatan : Widyaiswara Madya g. Institusi : PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta

h. Alamat Kantor : Jln. Kaliurang KM. 12.5, Klidon, Sukoharjo, Ngaglik,

Sleman Yogyakarta

i. Alamat Rumah : RT.04. RW.11 Kandangsari, Sukoharjo Ngaglik, Seman, Yogyakarta

j. No.Tlp.HP ,Email : 0274 896165 / HP.08125248905

,[email protected]

3. Lokasi Penelitian : PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta

4. Lama Penelitian : 4 bulan

Yogyakarta , 01 Maret 2015 Peneliti

Drs.Marsudi, M.Pd

NIP.196501241994121003