pengelolaan sumberdaya batubara indonesia dan …

16
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 17, Nomor 2, Mei 2021 : 107 - 122 Naskah masuk : 11 November 2019, revisi pertama : 19 April 2021, revisi kedua : 05 Mei 2021, revisi terakhir : 21 Mei 2021. 107 DOI: 10.30556/jtmb.Vol17.No2.2021.1073 Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/) PENGELOLAAN SUMBERDAYA BATUBARA INDONESIA DAN PROSPEKNYA DALAM PASAR GLOBAL DENGAN ANALISIS SWOT Management of Indonesian Coal Resources and Its Prospects in the Global Market Using SWOT Analysis HARTA HARYADI Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Jalan Jend. Sudirman 623 Bandung 40211 Telp. (022) 6030483, Fax. (022) 6003373 e-mail: [email protected] ABSTRAK Dalam pengelolaan sumber daya batubara diperlukan kebijakan dan terobosan baru agar sektor batubara Indonesia memilliki daya saing yang tinggi dalam rangka menghadapi pasar global batubara. Studi ini bertujuan untuk menganalisis kondisi sektor pertambangan batubara Indonesia dalam kancah persaingan global, yang anggotanya sudah mencapai 164 negara pada 2019. Studi ini menggunakan pendekatan analisis Strength, Weakness, Opportunities and Threat (SWOT). Hasil analisis menunjukkan, pertama, diperlukan penguasaan teknologi dan pendayagunaan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional. Kedua, meningkatkan ketersediaan infrastruktur pendukung untuk mengatasi kendala supply energi serta peningkatan kualitas batubara agar berdaya saing tinggi dalam rangka meraih peluang pasar dalam dan luar negeri. Hasil analisis dapat dijadikan masukan bagi pemerintah dalam upaya meningkatkan daya saing sektor batubara dalam menghadapi pasar global dan terpenuhinya kebutuhan batubara untuk industri dalam negeri. Kata kunci: batubara, kekuatan, kelemahan, peluang, globalisasi ekonomi. ABSTRACT In managing coal resources, new policies and breakthroughs are needed so that the Indonesian coal sector has high competitiveness in facing the global coal market. This study aims to analyze the condition of the Indonesian coal mining sector in global competition that has 164 member countries in 2019. This study uses an analysis approach of Strength, Weakness, Opportunities and Threat (SWOT). The results of the analysis show that, first, it requires a mastery of technology and utilization of professional human resources. Second, increase the availability of supporting infrastructure to overcome energy supply constraints and improve the quality of coal to be highly competitive in order to seize market opportunities at home and abroad. The results of the analysis can be used as input for the government in an effort to improve the competitiveness of the coal sector in facing the global market and the fulfillment of coal needs for the domestic industry. Keywords: coal, strengths, weaknesses, opportunities, economic globalization.

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN SUMBERDAYA BATUBARA INDONESIA DAN …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 17, Nomor 2, Mei 2021 : 107 - 122

Naskah masuk : 11 November 2019, revisi pertama : 19 April 2021, revisi kedua : 05 Mei 2021, revisi terakhir : 21 Mei 2021. 107 DOI: 10.30556/jtmb.Vol17.No2.2021.1073

Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)

PENGELOLAAN SUMBERDAYA BATUBARA INDONESIA DAN PROSPEKNYA DALAM PASAR GLOBAL DENGAN ANALISIS SWOT Management of Indonesian Coal Resources and Its Prospects in the

Global Market Using SWOT Analysis

HARTA HARYADI

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara

Jalan Jend. Sudirman 623 Bandung 40211

Telp. (022) 6030483, Fax. (022) 6003373

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Dalam pengelolaan sumber daya batubara diperlukan kebijakan dan terobosan baru agar sektor batubara

Indonesia memilliki daya saing yang tinggi dalam rangka menghadapi pasar global batubara. Studi ini bertujuan

untuk menganalisis kondisi sektor pertambangan batubara Indonesia dalam kancah persaingan global, yang

anggotanya sudah mencapai 164 negara pada 2019. Studi ini menggunakan pendekatan analisis Strength,

Weakness, Opportunities and Threat (SWOT). Hasil analisis menunjukkan, pertama, diperlukan penguasaan

teknologi dan pendayagunaan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional. Kedua, meningkatkan

ketersediaan infrastruktur pendukung untuk mengatasi kendala supply energi serta peningkatan kualitas

batubara agar berdaya saing tinggi dalam rangka meraih peluang pasar dalam dan luar negeri. Hasil analisis

dapat dijadikan masukan bagi pemerintah dalam upaya meningkatkan daya saing sektor batubara dalam

menghadapi pasar global dan terpenuhinya kebutuhan batubara untuk industri dalam negeri.

Kata kunci: batubara, kekuatan, kelemahan, peluang, globalisasi ekonomi.

ABSTRACT

In managing coal resources, new policies and breakthroughs are needed so that the Indonesian coal sector has

high competitiveness in facing the global coal market. This study aims to analyze the condition of the

Indonesian coal mining sector in global competition that has 164 member countries in 2019. This study uses

an analysis approach of Strength, Weakness, Opportunities and Threat (SWOT). The results of the analysis show

that, first, it requires a mastery of technology and utilization of professional human resources. Second, increase

the availability of supporting infrastructure to overcome energy supply constraints and improve the quality of

coal to be highly competitive in order to seize market opportunities at home and abroad. The results of the

analysis can be used as input for the government in an effort to improve the competitiveness of the coal sector

in facing the global market and the fulfillment of coal needs for the domestic industry.

Keywords: coal, strengths, weaknesses, opportunities, economic globalization.

Page 2: PENGELOLAAN SUMBERDAYA BATUBARA INDONESIA DAN …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 17, Nomor 2, Mei 2021 : 107 - 122

108

PENDAHULUAN

Globalisasi ekonomi dengan sistem pasar bebas

dunia merupakan sistem perekonomian yang

harus dilalui dan harus diikuti oleh seluruh

negara di dunia untuk menciptakan

kesejahteraan perekonomian dunia (Nurhaidah

dan Musa, 2015). Negara yang tidak

mempersiapkan diri dan tidak mengembangkan

perekonomiannya ke dalam sistem

perekonomian global tersebut akan

menghadapi resiko kemunduran (Zaroni, 2015).

Dalam konteks pengelolaan sumber daya

batubara, Indonesia memerlukan kebijakan dan

terobosan baru agar sektor batubara memilliki

daya saing tinggi dan mampu memasuki dan

menghadapi pasar global batubara.

Sampai saat ini produksi tambang batubara

Indonesia sebagian besar ditujukan untuk pasar

ekspor khususnya ke Cina. Di satu sisi ekspor

batubara akan menghasilkan devisa, namun di

sisi lain kebutuhan batubara untuk kepentingan

domestik juga harus terpenuhi. Di sini terjadi

tarik menarik antara kepentingan ekspor dan

pemenuhan kebutuhan domestik.

Sebagian besar output energi dunia dan

produksi listrik dihasilkan oleh Pembangkit

Listrik Tenaga Uap (PLTU) karena tersedianya

batubara dalam jumlah besar. Proses

ekstraksinya relatif mudah dan murah,

demikian juga dengan biaya infrastrukturnya

yang lebih murah dibandingkan dengan

sumberdaya energi fosil (BP, 2018).

Permintaan batubara kualitas rendah dari Cina,

India, Jepang dan Korea sangat besar karena

banyak PLTU baru yang dibangun untuk

mensuplai kebutuhan listrik industrinya yang

besar (Sagawa, 2019). Indonesia memiliki

cadangan batubara kualitas menengah dan

rendah yang cukup besar, dengan harga

kompetitif di pasar internasional. Hal ini antara

lain disebabkan biaya produksi upah tenaga

kerja Indonesia yang rendah. Di samping migas,

batubara sangat dibutuhkan kontribusinya untuk

mendukung pendapatan negara (APBN) berupa

devisa yang cukup besar.

Permintaan terhadap batubara Indonesia

sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar global,

khususnya Cina sebagai konsumen batubara

terbesar dunia. Mengingat sebagian besar

batubara Indonesia ditujukan untuk pasar

ekspor, maka produksi dan ekspor batubara

Indonesia akan dipengaruhi harga di pasar

global.

Menurut data Direktorat Jenderal Mineral dan

Batubara (2018), cadangan batubara Indonesia

mencapai 24,24 miliar ton dan produksi 2017

sebesar 461 juta ton. Apabila tingkat produksi

saat ini diteruskan serta tidak ada eksplorasi

dan penemuan cadangan baru maka batubara

Indonesia diperkirakan akan habis kira-kira

dalam waktu 53 tahun mendatang. Di

kemudian hari kondisi energi Indonesia akan

menghadapi ketidakpastian karena menipisnya

supply batubara, sementara dibutuhkan energi

yang besar untuk pembangunan.

Sebelum menghadapi situasi buruk pemerintah

perlu meninjau kembali isu strategis dari

persoalan batubara. Isu strategis sebagaimana

dimaksud dapat dilakukan dengan analisis

Strengths, Weaknesses, Opportunites dan

Threats (SWOT). Analisis tersebut dapat

dimanfaatkan antara lain untuk pengelolaan

sumber daya batubara yang efektif dan efisien,

prospek meraih peluang di pasar global, serta

strategi untuk memenuhi kebutuhan dalam

negeri. Di samping itu hasil analisis SWOT

dapat dijadikan masukan kebijakan untuk

menjadikan batubara sebagai bahan galian

strategis karena bernilai tambah tinggi, serta

menjadi motor penggerak perekonomian

regional dan nasional (Nawatmi, 2011).

Terbentuknya Organisasi Perdagangan Dunia

(World Trade Organization/WTO) pada 1

Januari 1995 bertolak dari pemikiran bahwa

diperlukan badan tingkat tinggi untuk

mengawasi bekerjanya sistem perdagangan

multilateral dan untuk menjamin agar negara-

negara anggota WTO mematuhi peraturan-

peraturan yang telah disepakati serta memenuhi

kewajiban-kewajibannya (Jamilus, 2017). WTO

memiliki tujuan antara lain: mencapai

perdagangan internasional yang stabil dan

menghindari kebijakan perdagangan yang

merugikan; meningkatkan volume perdagangan

dunia; mengembangkan sistem perdagangan

multilateral; meningkatkan pemanfaatan sumber

kekayaan dunia untuk meningkatkan produksi

dan transaksi jual beli barang; dan menyatukan

kegiatan-kegiatan konsumsi, ekonomi produksi

dan investasi antar negara di seluruh penjuru

dunia (Kusumawardhana dan Zulkarnain, 2016).

Hingga 2019 anggota WTO berjumlah 164

Page 3: PENGELOLAAN SUMBERDAYA BATUBARA INDONESIA DAN …

Pengelolaan Sumberdaya Batubara Indonesia dan Prospeknya dalam Pasar Global … Harta Haryadi

109

negara dan 22 negara pengamat (Firmansyah

dan Hendra, 2015). Keikutsertaan Indonesia

dalam organisasi perjanjian perdagangan bebas

WTO, membawa konsekuensi bahwa

perdagangan antara negara di seluruh dunia

dilakukan tanpa hambatan apapun seperti tarif,

pajak ekspor dan impor. Harga barang-barang

menjadi lebih murah dengan kualitas makin

tinggi (Azzarqa dan Basuki, 2014).

Dengan berlakunya WTO akan terjadi

peningkatan persaingan sektor pertambangan

batubara di pasar domestik negara-negara

anggotanya (Agustiwi, 2016). Pengusaha

pertambangan batubara yang tidak efisien akan

memiliki daya saing rendah dan sulit

memasarkan produknya. Dengan adanya WTO,

pengusaha sektor pertambangan batubara

dengan tingkat produksi yang efisien akan

memiliki daya saing tinggi serta mampu

menguasai pasar global, sekaligus menyumbang

devisa yang besar serta mendorong

pertumbuhan ekonomi negaranya.

Pada umumnya, adanya pasar bebas akan

memberikan keuntungan ekonomi bagi negara

anggota WTO, di antaranya : Pertama, tidak ada

tarif impor dan tidak ada pembatasan (kuota)

dan hambatan impor lainnya sehingga akan

meningkatkan daya saing di pasar domestik

maupun pasar ekspor; harga bahan baku dan

input lainnya menjadi murah (Triono, 2013).

Kedua, pengaruh eksternalitas melalui alih ilmu

pengetahuan, teknologi, manajemen, organisasi

dan metode produksi yang lebih efisien dari

negara anggota WTO yang lebih maju ke negara

berkembang sesama anggota (Mahsun, 2013).

Ketiga, akses untuk mendapatkan barang modal

atau teknologi modern menjadi lebih mudah.

Negara anggota WTO yang belum mampu

mengembangkan teknologinya sendiri, tidak

akan ketinggalan karena bisa diperoleh dari

anggota negara WTO yang teknologinya sudah

maju (Putra dan Saraswati, 2016). Setiap

negara anggota WTO bisa memperluas pasar

dan variasi produk yang dapat diproduksi di

dalam negeri berdasarkan spesialisasi

(Suprijanto, 2011), alokasi sumber daya

produksi yang menjadi lebih efisien dan

produktif (Sumitro, 2015). Menurut Widayanto

(2016), pasar bebas bagi Indonesia dapat

meningkatkan kualitas produk dalam negeri;

membuka peluang bagi investor berproduksi di

Indonesia; meningkatkan devisa dari ekspor.

Selain memberi keuntungan, WTO memberikan

ancaman atau dampak negatif, antara lain:

supply bahan baku untuk kebutuhan dalam

negeri berkurang karena lebih banyak diekspor.

Hal ini berdampak terhadap perusahaan-

perusahaan di dalam negeri (Parimin dan Putra,

2018). Selain itu, Indonesia menjadi tergantung

pada negara lain; persaingan antara produk

dalam negeri dan luar negeri yang semakin ketat

(Sujati, 2018). Apabila kalah dalam persaingan

maka hal tersebut akan berdampak terhadap

menurunnya produksi dalam negeri yang pada

gilirannya akan berpengaruh terhadap

perekonomian makro nasional.

Menurut Badan Pusat Statistik (2018),

perdagangan bebas belum berdampak signifikan

terhadap kinerja perusahaan di Indonesia.

Artinya sampai saat ini belum terlihat ancaman

serius. Jumlah unit usaha dan kontribusi output

terhadap pembentukan produk domestik bruto

(PDB) terus bertambah setiap tahun.

Menurut Almahdy dan Imam Mustaqim (2011),

ada dua permasalahan yang akan dihadapi oleh

sektor pertambangan batubara Indonesia dalam

menghadapi WTO. Pertama, kemampuan

batubara dalam negeri bersaing dengan batubara

impor. Kedua, kemampuan memanfaatkan

peluang dari perdagangan bebas untuk

menguasai pasar. Terbentuknya WTO,

merupakan momentum untuk menghasilkan

batubara berkualitas tinggi agar dapat menguasai

pasar global.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah

untuk mendukung sektor batubara, yaitu

dikeluarkannya Undang Undang No. 4 Tahun

2009 Tentang Pertambangan Mineral dan

Batubara, yang mewajibkan seluruh pengusaha

sektor pertambangan batubara melakukan

pengolahan dan pemurnian sebelum diekspor,

agar diperoleh manfaat ekonomi yang besar

bagi pengusaha, bagi negara dan masyarakat,

serta memiliki daya saing yang tinggi di pasar

ekspor. UU tersebut telah diperbaharui dengan

terbitnya UU No. 3 Tahun 2020.

Sampai saat ini sektor pertambangan batubara

Indonesia belum memperlihatkan kemajuan,

ditandai dengan lambatnya para pengusaha

melaksanakan program hilirisasi batubara,

sementara kinerja perusahaan batubara

cenderung menurun ditandai dengan

banyaknya perusahaan yang berhenti dari

Page 4: PENGELOLAAN SUMBERDAYA BATUBARA INDONESIA DAN …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 17, Nomor 2, Mei 2021 : 107 - 122

110

rencana kegiatannya (Siregar dan Sunarti, 2017).

Menurut Hidayat dan Rahmat (2018), kalau

kondisi ini tidak segera diperbaiki, diprediksi

sektor pertambangan batubara Indonesia tidak

akan mampu bersaing di pasar dunia.

Pada lingkungan internal dan eksternal, ke

depan, sektor pertambangan batubara diprediksi

akan menghadapi perubahan dan

ketidakpastian (Istiqomah dan Andriyanto,

2017). Pemerintah, khususnya Kementerian

ESDM sebagai regulator sektor batubara perlu

merencanakan dan merumuskan strategi

bersaing menghadapi negara-negara produsen

batubara dunia lainnya sebelum permasalahan

sektor batubara semakin besar (Anwar dan

Utami, 2012). Pemerintah perlu memingkatkan

kinerja dan daya saing produk dan jasa sektor

batubara di pasar global dengan didukung

strategi yang tepat sesuai dengan perubahan

lingkungan strategis (Gunawan, 2013).

Salah satu alat analisis untuk merumuskan

strategi pencapaian sasaran tersebut adalah

analisis SWOT. Dengan analisis SWOT ini

diharapkan dapat dirumuskan berbagai

alternatif strategi yang perlu dilakukan sebagai

masukan dalam penyusunan kebijakan sektor

ESDM khususnya sektor batubara dalam

menghadapi pasar global sekaligus bisa

menguasai pasarnya (Bahari, Leksono dan

Ismiyah, 2018). Pendekatan SWOT dalam

pengelolaan sumber daya batubara Indonesia

serta prospeknya dalam pasar global

dimaksudkan untuk menganalisis kondisi

internal perusahaan batubara (kekuatan dan

kelemahan) dan menelaah kondisi eksternal

(peluang dan ancaman), dalam kerangka visi

dan misi perusahaan (Rahmayati, 2015;

Subaktilah, Kuswardani dan Yuwanti, 2018).

Sasarannya adalah agar organisasi atau

perusahaan batubara mampu memanfaatkan

informasi perubahan untuk mendapatkan

keunggulan kompetitifnya di masa depan

dalam rangka menguasai peluang pasar global

dan pemenuhan kebutuhan batubara industri

dalam negeri (Tamara, 2016). Selanjutnya

seluruh kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman di sektor batubara diintegrasikan ke

dalam sebuah tabel data sehingga faktor-faktor

internal dan eksternal dari pertambangan

batubara dapat dianalisis (Subaktilah,

Kuswardani dan Yuwanti, 2018).

METODE

Penelitian ini menggunakan metodologi

deskriptif kualitatif yaitu metode yang digunakan

untuk meneliti obyek, kondisi, sistem

perencanaan serta peristiwa yang kemungkinan

akan terjadi di masa depan, melalui pengamatan

langsung, observasi, wawancara dan pencarian

dokumen ke beberapa Dinas Energi dan Sumber

Daya Mineral (ESDM) dan beberapa perusahaan

tambang batubara sebagai responden, serta studi

literatur dari berbagai penelitian yang terkait.

Dari hasil identifikasi tersebut maka dapat

diketahui faktor internal (kekuatan dan

kelemahan sektor batubara); faktor-faktor

eksternal (peluang dan ancaman bagi sektor

batubara), faktor-faktor keunggulan

pertambangan batubara Indonesia di pasar

global. Selanjutnya seluruh faktor-faktor

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

dari pertambangan batubara dianalisis

(Wicaksono, 2018).

Setelah indikator-indikator SWOT diidentifikasi,

langkah pertama adalah menentukan bobot,

rating, dan score bobot. Bobot ditentukan

berdasarkan tingkat kepentingan dengan skala 1

sampai 4 (1 = tidak penting, 2 = cukup penting,

3 = penting, 4 = sangat penting). Langkah

kedua menjumlahkan bobot kekuatan dan bobot

kelemahan, sehingga diperoleh total bobot.

Selanjutnya dihitung bobot relatif untuk masing-

masing indikator dengan cara membagi masing-

masing bobot dengan total bobot dari kekuatan

dan kelemahan, sehingga hasil total nilai bobot

relatif tersebut bila dijumlahkan menjadi 1 atau

100%. Dengan cara yang sama dihitung bobot

relatif untuk peluang dan ancaman, sehingga

total nilai bobot tersebut menjadi 1 atau 100%.

Langkah ketiga adalah menentukan rating, yaitu

analisis yang memengaruhi organisasi,

selanjutnya, bobot dikalikan dengan rating.

Nilai rating untuk kekuatan dan peluang diberi

nilai 1 sampai 4:

a. Diberi nilai 4, kalau indikator tersebut lebih

baik dibanding pesaing.

b. Diberi nilai 3 kalau indikator kinerjanya

cukup baik dibanding pesaing.

c. Diberi nilai 2 kalau indikator kinerjanya

sama dengan pesaing utama.

d. Diberi nilai 1 kalau indikator kinerjanya

semakin menurun dibanding pesaing.

Page 5: PENGELOLAAN SUMBERDAYA BATUBARA INDONESIA DAN …

Pengelolaan Sumberdaya Batubara Indonesia dan Prospeknya dalam Pasar Global … Harta Haryadi

111

Pemberian nilai rating untuk variabel

kelemahan dan ancaman berkebalikan dengan

pemberian nilai rating untuk variabel kekuatan

dan peluang dan diberi nilai dari 1 sampai 4.

Semakin kecil nilai kinerja indikator tersebut

semakin buruk dibanding pesaing utama.

a. Diberi nilai 1 kalau indikator sangat banyak

kelemahannya dibanding pesaing.

b. Diberi nilai 2 kalau indikatornya banyak

kelemahannya dibanding pesaing.

c. Diberi nilai 3 kalau indikatornya cukup

banyak kelemahannya dibanding pesaing.

d. Diberi nilai 4 kalau indikator kelemahan

sedikit dibandingkan pesaing.

Nilai bobot diperoleh berdasarkan hasil nilai

bobot dikali nilai rating.

a. Total nilai faktor internal yaitu kekuatan dan

kelemahan (IFAS). Apabila nilainya

mendekati 4, kekuatan semakin besar

dibandingkan kelemahannya. Apabila total

nilai mendekati 1, semakin banyak

kelemahan dibandingkan kekuatannya.

b. Total nilai faktor eksternal atau peluang dan

ancaman (EFAS). Apabila total nilai

mendekati 1, semakin banyak ancamannya

dibandingkan dengan peluang. Apabila

total nilai mendekati 4, artinya semakin

banyak peluang dibandingkan ancaman.

Gabungan kondisi internal dan eksternal ini

selanjutnya dimasukkan ke dalam Internal

External Matrix (analisis keterkaitan dalam

matriks SWOT) (Sujoko, 2017), sehingga dapat

mengetahui posisi persaingan yang akan terjadi

pada perusahaan batubara yang dianalisis.

Berdasarkan posisi ini dapat ditentukan strategi

yang paling tepat dari sektor batubara untuk

menguasai pasar global dibanding negara-

negara penghasil batubara anggota WTO

lainnya (Tabel 1).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Internal Sektor Pertambangan

Batubara Indonesia

Menurut Direktorat Jenderal Minerba (2017),

sumber daya batubara Indonesia berjumlah

125,18 miliar ton dan cadangan sebesar 24,24

miliar ton (didominasi kalori sedang 62,83% =

78,66 miliar ton) dan ini merupakan kekuatan

yang cukup besar untuk menghadapi pasar

global (Tabel 2).

Tabel 1. Analisis keterkaitan dalam matriks SWOT (internal, external matrix)

FAKTOR EKSTERNAL

(EFAS/External factors

analysis strategic)

FAKTOR INTERNAL

(IFAS/Internal factors analysis strategic)

Strengths (S) Weaknesses (W)

Opportunities (O) Strategi SO (Maxi-Maxi)

Strategi dengan memanfaatkan kekuatan

(S) untuk mengambil peluang (O) dari

lingkungan eksternal.

Strategi WO (Mini-Maxi)

Strategi dalam mengatasi kelemahan (W)

dengan memanfaatkan peluang (O) di

lingkungan eksternal.

Treats (T) Strategi ST (Maxi-Mini)

Strategi dalam memanfaatkan kekuatan

(S) untuk mengatasi ancaman (T) di

lingkungan eksternal.

Strategi WT(Mini-Mini)

Strategi dalam mengatasi kelemahan (W)

dan mengatasi ancaman (T) di

lingkungan eksternal.

Tabel 2. Sumber daya dan cadangan batubara Indonesia

No. Provinsi Sumber Daya

(ribu ton)

Cadangan

(ribu ton)

1 Jawa 93.410,00 -

2 Sumatera 45.819.420,00 9.909.100,00

3 Kalimantan 79.060.740,00 14.330.860,00

4 Sulawesi 59.970,00 -

5 Maluku Utara 8.220,00 -

6 Papua 135.840,00 -

Total 125.177.600,00 24.239.960,00

Sumber : Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (2018)

Page 6: PENGELOLAAN SUMBERDAYA BATUBARA INDONESIA DAN …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 17, Nomor 2, Mei 2021 : 107 - 122

112

Indonesia adalah penghasil batubara yang

besar di dunia. Dari 10 negara pemilik

cadangan batubara dunia, posisi cadangan

Indonesia paling kecil, namun produksinya

menempati posisi nomor 5 dunia (melebihi

Rusia yang mempunyai cadangan 16%,

Ukraina 3%, Jerman 4%, Polandia 3% dan

Kazahstan 3%). Ekspor batubara thermal

Indonesia terdiri dari kualitas menengah atau

bituminous (5100-6100 kal/gr) dan kualitas

rendah (Lignite, < 5100 kal/gr) yang sebagian

besar importirnya Cina dan India.

Berdasarkan data (Sagawa, 2019), walaupun

sumber daya dan cadangan batubara Indonesia

cukup besar, tetapi cadangan batubara Indonesia

hanya 2% cadangan dunia, yang

menempatkannya pada posisi no. 8 dari 10

negara dengan cadangan batubara terbesar

dunia. Posisi cadangan terbesar dunia adalah AS

(24%), Rusia (15%), Australia (14%), Cina (13%),

India (9%), Jerman (4%), Afrika selatan, Polandia

dan Kazakhstan (masing-masing 3%) dan

Indonesia (2%) seperti terlihat pada Gambar 1.

Sampai saat ini Indonesia menambang

batubara secara besar-besaran dan sebagian

besar ditujukan ke pasar global khususnya ke

Cina. Selama periode 2013-2017, produksi

batubara Indonesia rata-rata mencapai 455,00

juta ton per tahun. Volume ekspor rata-rata

mencapai 345,00 juta ton per tahun. Pada

periode tersebut harga batubara sedang

menurun. Meningkatnya volume ekspor

diduga karena pasokan batubara untuk pasar

dalam negeri tidak terserap oleh pengguna

seperti sektor industri. Sebaliknya permintaan

impor dari pasar luar negeri cukup besar.

Dengan margin yang relatif kecil pasar ekspor

masih lebih menguntungkan dibandingkan

pasar domestik. Konsumsi batubara domestik

2013-2017 rata-rata mencapai 97,80 juta ton

(14,68%). Konsumsi 2013 97,00 juta ton, pada

2017 meningkat menjadi 142,00 juta ton

(Tabel 3 dan Gambar 2).

Sumber: Eniscuola Energy & Environment (2017)

Gambar 1. Posisi cadangan batubara dunia, 2017

Tabel 4 menunjukkan selama periode 2013-

2017 produksi batubara didominasi oleh PKP2B,

berkisar antara 59,12%-63,72%; sisanya

dihasilkan oleh IUP BUMN, IUP PMA, dan IUP

Daerah. Selama periode 2013-2017 tersebut,

ekspor menurun rata-rata -4,92% per tahun.

Penurunan ekspor ini sejalan dengan Kebijakan

Batubara Nasional (KBN) dan Kebijakan Energi

Nasional (KEN) untuk terus mengurangi ekspor

dan meningkatkan konsumsi dalam negeri. Hal

ini sejalan juga dengan upaya untuk mengurangi

penggunaan bahan bakar minyak (fosil) yang

cadangannya semakin menipis. Namun ekspor

batubara Indonesia tetap masih besar

dibandingkan dengan konsumsi domestiknya.

Tabel 3. Produksi, ekspor dan konsumsi batubara Indonesia (2013-2017)

Tahun Produksi

(Juta Ton)

Pertumbuhan

Produksi (%)

Ekspor

(juta ton)

Pertumbuhan

Ekspor (%)

Konsumsi

Domestik (juta

ton)

Pertumbuhan

Konsumsi (%)

2013 475,00 - 356,00 - 97,00 -

2014 458,00 -3,57 383,00 7,58 77,00 -20,61

2015 462,00 0,87 366,00 -4,43 87,00 12,98

2016 419,00 -9,30 333,00 -9,01 86,00 -1,14

2017 461,00 10,02 287,00 -13,81 142,00 65,11

2013-2017 455,00 0,05 345,00 -4,92 97,80 14,68

Sumber : Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (2018)

Page 7: PENGELOLAAN SUMBERDAYA BATUBARA INDONESIA DAN …

Pengelolaan Sumberdaya Batubara Indonesia dan Prospeknya dalam Pasar Global … Harta Haryadi

113

Tabel 4. Produksi batubara berdasarkan pelaku usaha, 2013– 2017 (ton)

(juta ton) Jenis Izin 2013 2014 2015 2016 2017

PKP2B 290,24

(61,20%)

291,91

(63,72%)

276,56

(59,86%)

269,73

(59,12%)

278,48

(60,37%)

IUP BUMN 13,60

(2,86%)

15,62

(3,41%)

19,06

(4,15%)

18,78

(4,11%)

23,38

(5,07%)

IUP PMA - - -

9,27

(2,03%)

17,60

(3,81%)

IUP Daerah 170,76

(35,94%)

150,57

(32,87%)

165,95

(35,99%)

158,43

(34,74%)

141,78

(30,75%)

Total 474,60 458,09 461,57 456,19 461,25

Sumber: Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (2018).

Keterangan: PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara); IUP (Izin Usaha Pertambangan); BUMN (Badan

Usaha Milik Negara); PMA (Penanaman Modal Asing).

Sumber: Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (2018)

Gambar 2. Grafik produksi, ekspor dan konsumsi batubara Indonesia 2013-2017

Data Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara

(2018) peningkatan konsumsi domestik

batubara dari 97,00 juta ton pada 2013

menjadi 142,00 juta ton pada 2017 terkait

dengan program pemerintah membangun

PLTU 35.000 MW. Walaupun konsumsi

batubara domestik meningkat cukup besar

namun industri pengguna di dalam negeri

belum sepenuhnya menyerap produksi

batubara nasional. Sebagian besar konsumsi

domestik diserap oleh PLTU, namun masih

kecil dibanding produksi, sehingga ekspor

masih besar jika dibandingkan dengan

konsumsi domestik.

Selain memiliki sumber daya batubara yang

besar, Indonesia juga memiliki jumlah

penduduk yang besar dan sebagian besar

merupakan usia produktif. Kedua hal tersebut

merupakan faktor utama yang membuat

Indonesia menjadi pasar potensial di mata

investor. Indonesia diproyeksikan menikmati

“bonus demografi” dalam periode 2015-2030,

yaitu jumlah penduduk produktif lebih besar

dari jumlah penduduk non produktif, sehingga

akan mendorong tingkat konsumsi dalam negeri

(Badan Pusat Statistik, 2018). Pada 2018 jumlah

penduduk Indonesia mencapai 266,70 juta atau

3,49% dari total populasi dunia dan berada di

peringkat keempat negara berpenduduk

terbanyak di dunia setelah Cina (1,42 miliar

jiwa), India (1,37 miliar jiwa), dan Amerika

Serikat (328 juta jiwa).

Pertumbuhan penduduk usia produktif itu juga

akan secara signifikan ikut mendorong naiknya

pertumbuhan ekonomi. Menurut Badan

Pembangunan dan Perencanaan Nasional

(2015), perkembangan perekonomian nasional

untuk periode 2015-2018 tumbuh rata-rata

5,04% per tahun (2015 sebesar 4,88%, 2016

sebesar 5,03%, 2017 sebesar 5,07% dan 2018

2013 2014 2015 2016 2017

Produksi 475 458 462 419 461

Domestik 97 77 87 86 142

Ekspor 356 383 366 333 287

-

100

200

300

400

500

Juta

To

n

Page 8: PENGELOLAAN SUMBERDAYA BATUBARA INDONESIA DAN …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 17, Nomor 2, Mei 2021 : 107 - 122

114

sebesar 5,17%). Pertumbuhan PDB dalam

jangka pendek ini memberi gambaran

perkembangan perekonomian nasional yang

cukup baik. Stabilitas pertumbuhan ekonomi

perlu dikawal dengan upaya peningkatan

teknologi, infrastruktur, ketersediaan energi

listrik yang memadai untuk mendukung

berjalannya segala aktivitas perekonomian.

Pertumbuhan ekonomi yang stabil akan

menjadi modal yang kuat bagi Indonesia dalam

menghadapi pasar global, namun seluruhnya

tergantung dari bagaimana cara pemerintah

mengelolanya agar kondisi tersebut dapat

dicapai.

Banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia

membutuhkan persiapan dari pemerintah serta

seluruh pemangku kepentingan di sektor

pertambangan batubara. Berdasarkan data

World Bank (2015) di bidang investasi,

Indonesia memiliki iklim investasi yang

kondusif. Namun demikian, Indonesia

menghadapi berbagai kendala untuk menarik

investasi. Pada 2015 Bank dunia mencatat

sejumlah permasalahan yang menghambat

investasi asing di Indonesia, antara lain: Proses

perizinan membutuhkan 1 tahun atau lebih,

sedangkan di Vietnam dan Thailand cukup 2

bulan. Pengurusan SNI 4,5 bulan dengan

banyak tahapan. Proses impor untuk produksi

ekspor mahal dan lama, di atas kertas surat

rekomendasi hanya 5 hari tapi dalam praktiknya

6 bulan. Regulasi inkonsisten dan saling

bertentangan. Peraturan daerah sering kontra

produktif dengan regulasi pemerintah pusat dan

diperkirakan ada 1.084 PERDA terkait retribusi

dan izin (Jamilus, 2017). Tidak ada entitas

(organisasi berbadan hukum tetap) tunggal yang

akuntabel untuk memastikan prioritas

pemerintah sehingga kalau ada permasalahan

bisa menuntut/ mengklaim pihak lain di

pengadilan. Dalam masalah penanaman modal

asing (PMA) dan divestasi saham juga masih

lemah, dampaknya dapat dilihat dengan

banyaknya perusahaan tambang batubara besar

yang dikuasai oleh pihak asing. Semakin lama

sumberdaya batubara yang dimiliki Indonesia

akan habis karena batubara merupakan produk

yang tidak terbarukan.

Program hilirisasi batubara masih sulit

dilaksanakan, disebabkan perkembangan

teknologi Indonesia masih jauh di bawah Cina,

negara yang sudah berhasil melakukan

hilirisasi. Sebenarnya kemampuan SDM

Indonesia untuk menguasai teknologi cukup

baik karena banyaknya SDM yang berkualitas

dan profesional yang dimiliki Indonesia.

Dalam masalah sosial dan keamanan di

Indonesia masih rentan ditandai dengan banyak

terjadinya gejolak sosial dan situasi keamanan

yang belum dapat dikendalikan terutama di

daerah yang kaya akan sumber daya batubara,

seperti Sumatera dan Kalimantan. Namun

dalam masalah pengelolaan lingkungan

pertambangan, reklamasi, penutupan tambang

dan rehabilitasi pascatambang, Indonesia

dianggap mempunyai kemampuan dan

pengalaman yang melebihi negara-negara

ASEAN (ASOMM, 2015).

Lemahnya daya saing sektor pertambangan

batubara disebabkan sampai saat ini, Indonesia

masih menjual batubara dalam bentuk mentah.

Program hilirisasi atau peningkatan nilai tambah

batubara yang dicanangkan oleh pemerintah

melalui Undang-Undang No. 4 tentang

Pertambangan Batubara masih belum berjalan.

Menurut para pengusaha hal ini disebabkan

karena infrastruktur (dermaga, jalan, pelabuhan)

untuk mendukung peningkatan nilai tambah

batubara belum memadai. Selain itu, pangsa

pasar batubara Indonesia juga hanya 4 negara

utama. 40%, ditujukan ke Cina dan sisanya

ditujukan India, Korea dan Jepang. Apabila

terjadi gejolak ekonomi atau perubahan

kebijakan energi yang terkait dengan batubara

di Cina, akan menimbulkan permasalahan

terhadap sektor pertambangan batubara

Indonesia.

Di bidang pelaksanaan hukum (law

enforcement) yang terkait dengan sektor

pertambangan batubara sangat lemah, ditandai

belum berjalannya Undang-Undang No. 4

tahun 20019 tentang hilirisasi mineral dan

batubara yang sudah 11 tahun lebih masih

belum berjalan. Untuk itu pemerintah

melakukan perubahan Undang-Undang

pertambangan tentang mineral dan batubara

dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2020.

Dalam birokrasi, Indonesia masih memiliki

masalah perizinan yang lama dan berbelit-belit.

Semua kondisi tersebut menyebabkan daya

saing produk Indonesia sangat lemah serta

menjadi penghambat dalam menarik investor

yang mau menanamkan modalnya di Indonesia.

Langkah pemerintah diperlukan untuk

Page 9: PENGELOLAAN SUMBERDAYA BATUBARA INDONESIA DAN …

Pengelolaan Sumberdaya Batubara Indonesia dan Prospeknya dalam Pasar Global … Harta Haryadi

115

mengatasi persoalan ini, yaitu dengan berusaha

memangkas jalur perizinan agar lebih mudah.

Kondisi Eksternal Sektor Pertambangan

Batubara Indonesia

Kondisi eksternal yang merupakan peluang

bagi sektor pertambangan batubara, antara lain

jumlah penduduk dunia setiap tahunnya

semakin bertambah. Berdasarkan Energy

Outlook yang dikeluarkan BPPT (Yudiartono,

Anindhita, Sugiyono, Wahid dan Adiarso,

2018), saat ini jumlah penduduk dunia sudah

mencapai 7,5 miliar lebih. Semakin banyak

penduduk dunia, maka kebutuhan energi akan

semakin besar dan penggunaan energi dunia

ke depan akan didominasi oleh batubara. Hal

ini disebabkan karena menipisnya cadangan

minyak dunia sehingga memberikan peluang

lebih besar bagi batubara sebagai substitusi

minyak.

Selain jumlah penduduk dunia, peluang yang

memengaruhi sektor pertambangam batubara

adalah pertumbuhan ekonomi dunia yang

fluktuatif. World Bank (2015) memproyeksikan

pertumbuhan ekonomi dunia 2019-2024, akan

merosot pada tingkat 3-3,2% karena banyak

tantangan terutama bagi negara-negara

berkembang dan terjadinya pandemi Covid-19.

Namun kebutuhan energi dunia masih stabil.

Peluang lainnya, kerjasama dengan negara

maju seperti Cina untuk alih teknologi dan

pengetahuan. Kerjasama tersebut juga dapat

meningkatkan upaya riset dan teknologi serta

investasi bidang energi batubara. Alih

teknologi dan pengetahuan dengan Cina

diharapkan dapat menciptakan SDM yang

berkualitas dan profesional di sektor

pertambangan batubara, dan mampu

mendorong perbaikan alokasi sumber daya

produksi (modal, SDM, mesin) kepada

kegiatan-kegiatan yang lebih produktif (Akbar,

Kholil dan A., 2015). Globalisasi ekonomi

pada akhirnya akan menjadi peluang atau

ancaman bagi Indonesia, bahkan dapat

mengintervensi kepentingan nasional dan

pihak asing bisa memengaruhi perumusan

kebijakan dalam negeri.

Analisis IFAS dan EFAS

Analisis yang digunakan adalah model SWOT

dengan menyusun matriks yang terdiri dari

komponen lingkungan internal atau internal

factors analysis strategic (IFAS) dan unsur

lingkungan eksternal atau external factors

analysis strategic (EFAS). IFAS memberikan

gambaran tentang kelemahan dan kekuatan

sektor pertambangan batubara, sementara EFAS

memberikan gambaran tentang peluang dan

ancaman dari yang akan membangun atau

meruntuhkan pelaksanaan misi perusahaan

(Budin dan Lianto, 2016). Melalui matriks IFAS

dan EFAS, kompleksitas permasalahan dapat

diidentifikasi sehingga memudahkan menyusun

strategi untuk memanfaatkan kekuatan dalam

meraih peluang, sekaligus meminimalkan

kelemahan dan mengatasi ancaman di

lingkungan ekonomi global (Dayani, Pribadiono

dan Noviandari, 2017). Hasil perhitungan IFAS

dan EFAS serta Matriks Analisis Keterkaitan

SWOT ditunjukkan pada Lampiran 1, 2 dan 3.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Indonesia memiliki posisi penting dalam

percaturan supply dan demand batubara dunia

sehingga akan menentukan harga komoditas

ini di pasar global. Alih teknologi, baik berupa

gasifikasi batubara, coal upgrading maupun

teknologi batubara lainnya dapat dilakukan

antara lain melalui kerjasama dengan Cina.

Dengan demikian pertambangan batubara

diharapkan lebih kompetitif dibanding negara-

negara produsen batubara lainnya sesama

negara-negara anggota WTO.

Saran

Di samping kerjasama dengan negara lain untuk

peningkatan kualitas dan daya saing batubara

nasional, langkah strategis yang perlu dilakukan

adalah:

a. Meningkatkan peran riset dan teknologi

pengolahan sumber daya batubara melalui

peningkaan kualitas SDM untuk mengejar

perkembangan teknologi pengolahan

batubara sehingga nilai tambah meningkat.

b. Meningkatkan pembangunan infrastruktur

pendukung batubara melalui kerjasama

lintas sektoral.

c. Penyederhanaan regulasi di berbagai sektor

yang membutuhkan batubara sehingga

meningkatnya investasi akan berdampak

langsung dan tidak langsung dengan

Page 10: PENGELOLAAN SUMBERDAYA BATUBARA INDONESIA DAN …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 17, Nomor 2, Mei 2021 : 107 - 122

116

permintaan batubara domestik yang tidak

terserap oleh ekspor.

d. Menciptakan lingkungan sosial dan

keamanan yang kondusif bagi kegiatan

pertambangan batubara.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi

Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Selatan

dan Provinsi Sumatera Selatan dan juga kepada

PT. Trubaindo Coal Mining, PT. Bharinto

Ekatama, PT. Golden Great Borneo, PT. Duta

Alam Sumatera, PT. Sungai Danau Jaya dan

KUD Karya Murni yang telah membantu

memberikan data terkait dengan masalah sektor

pertambangan batubara. Di samping itu penulis

juga mengucapkan terimakasih kepada rekan-

rekan atas bantuan data permasalahan ekonomi

baik nasional (domestik) maupun internasional

(WTO) yang telah memperkaya tulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Agustiwi, A. (2016) “Hukum sebagai instrumen

politik dalam era globalisasi,” Jurnal

Rechtstaat Nieuw, 1(1), hal. 45–57.

Akbar, M. S., Kholil, M. dan A., R. (2015) “Analisa

strategi pemasaran terhadap performance kerja

dengan menggunakan metode analisis

SWOT,” RATIH: Jurnal Rekayasa Teknologi

Industri Hijau, 1(1), hal. 1–14.

Almahdy, I. dan Imam Mustaqim, M. (2011)

“Perancangan strategi berbasis SWOT pada

industri tambang batubara,” Jurnal PASTI, 4(2),

hal. 1–17.

Anwar, M. C. dan Utami, M. C. (2012) “Analisis

SWOT pada strategi bisnis dalam kompetisi

pasar (Studi kasus : Toko pojok Madura),”

Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi,

5(1), hal. 1–9.

ASOMM (2015) ASEAN Senior Official Meeting on

Mineral (ASOMM). Bali.

Azzarqa dan Basuki, U. (2014) “Peranan pemerintah

daerah melindungi produk lokal menghadapi

globalisasi,” Jurnal Hukum Islam dan Bisnis,

6(1), hal. 67–82.

Badan Pembangunan dan Perencanaan Nasional

(2015) Perkembangan ekonomi Indonesia dan

dunia. Jakarta: Penerbit Deputi Bidang

Ekonomi Bappenas.

Badan Pusat Statistik (2018) Statistik Indonesia 2018.

Diedit oleh Subdirektorat Publikasi dan

Kompilasi Statistik. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Bahari, H., Leksono, E. B. dan Ismiyah, E. (2018)

“Pendekatan risk managment & analisis SWOT

untuk mengantisipasi penurunan laba di ECOS

minimarket Gresik,” Jurnal MATRIK, XVIII(2),

hal. 23–40.

BP (2018) BP statistical review of world energy

2018. 67 ed. BP.

Budin dan Lianto (2016) “Analisis SWOT pada

credit union Mura Kopa di Balai Karangan,”

MABIS, 7(2), hal. 81–97.

Dayani, D., Pribadiono dan Noviandari, I. (2017)

“Analisis SWOT sebagai strategi

pengembangan usaha pada aspek operasional

perusahaan pada PT. Indo Caliplast,” Jurnal

Manajemen Branchmark, 3(3), hal. 180–193.

Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (2018)

Laporan kinerja 2017. Jakarta: Direktorat

Jenderal Mineral dan Batubara.

Eniscuola Energy & Environment (2017) World coal

reserves in 2017, eniscoula.net. Tersedia pada:

http://www.eniscuola.net/en/mediateca/world

-coal-reserves-in-2017/ (Diakses: 1 Desember

2020).

Firmansyah, H. dan Hendra, E. (2015) “Implikasi

globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas

terhadap stabilitas nilai rupiah,” Asy-Syari’ah,

17(2), hal. 45–54. doi: 10.15575/as.v17i2.648.

Gunawan, G. M. (2013) “Manajemen dan

pengembangan operasional tambang batubara

pada PT. Tri Eka Bersama,” Jurnal AGORA,

1(1), hal. 1–9.

Hidayat, R. dan Rahmat, R. (2018) “Analisis SWOT

sebagai dasar keputusan atrategi pemasaran

pada perusahaan server pulsa di Kota Batam

(Studi kasus pada CV. Star Pratama),” JOURNAL

OF APPLIED BUSINESS ADMINISTRATION,

2(1), hal. 94–108. doi: 10.30871/jaba.v2i1.745.

Istiqomah dan Andriyanto, I. (2017) “Analisis SWOT

dalam pengembangan bisnis (Studi kasus pada

sentra jenang di Desa Wisata Kaliputu

Kudus),” Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam,

5(2), hal. 363–382.

Jamilus (2017) “Analisis fungsi dan manfaat WTO

bagi negara berkembang khususnya

Indonesia,” JIKH, 11(2), hal. 205–225.

Page 11: PENGELOLAAN SUMBERDAYA BATUBARA INDONESIA DAN …

Pengelolaan Sumberdaya Batubara Indonesia dan Prospeknya dalam Pasar Global … Harta Haryadi

117

Kusumawardhana dan Zulkarnain, I. (2016)

“Globalisation and strategy: Negara, teritori

dan kedaulatan di era globalisasi,” Jurnal Ilmu

dan Budaya, 40(54), hal. 6139–6160.

Mahsun, A. (2013) “Pendidikan Islam dalam arus

globalisasi: Sebuah kajian deskriptif analitis,”

Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu

Keislaman, 8(2), hal. 259–278.

doi: 10.21274/epis.2013.8.2.259-278.

Nawatmi, S. (2011) “Globalisasi dan inflasi,”

Dinamika Keuangan dan Perbankan, 3(1), hal.

88–101.

Nurhaidah dan Musa, M. I. (2015) “Dampak

pengaruh globalisasi bagi kehidupan Bangsa

Indonesia,” Jurnal Pesona Dasar, 3(3), hal. 1–

14.

Parimin dan Putra, M. U. M. (2018) “Perekonomian

Indonesia dalam era globalisasi ASEAN,” Jurnal

Wira Ekonomi Mikroskil, 8(1), hal. 1–12.

Putra, R. dan Saraswati, R. (2016) “Politik hukum

Pancasila dalam menghadapi arus globalisasi

(Pengaruh globalisasi ekonomi terhadap proses

ratifikasi charter of the association of Southeast

Asian Nations Menjadi Undang-Undang

Nomor 38 Tahun 2008 Tentang Pengesahan

Piagam ASEAN),” LAW REFORM, 12(2), hal.

256–265. doi: 10.14710/lr.v12i2.15878.

Rahmayati (2015) “Analisis SWOT dalam

menentukan strategi pemasaran udang beku

PT. Mustika Mina Nusa Aurora, Tarakan

Kalimantan Utara,” Jurnal Galung Tropika,

4(1), hal. 60–67.

Sagawa, A. (2019) “Outlook for coal market in

2019,” in The 431st Forum on Research Works

IEEJ. Japan: The Institute Of Energy Economics,

hal. 1–14.

Siregar, Y. H. I. dan Sunarti, S. (2017) “Analisis

strategi pemasaran untuk meningkatkan

volume penjualan ekspor (Studi kasus pada

perusahaan PT. Kaltim Prima Coal),” Jurnal

Administrasi Bisnis, 42(1), hal. 36–45.

Subaktilah, Y., Kuswardani, N. dan Yuwanti, S.

(2018) “Analisis SWOT: Faktor internal dan

eksternal pada pengembangan usaha gula

merah tebu (Studi kasus di UKM Bumi Asih,

Kabupaten Bondowoso),” JURNAL

AGROTEKNOLOGI, 12(02), hal. 107–115.

doi: 10.19184/j-agt.v12i02.9276.

Sujati, B. (2018) “Sejarah perkembangan globalisasi

dalam dunia Islam,” NALAR: Jurnal Peradaban

dan Pemikiran Islam, 2(2), hal. 98–109.

doi: 10.23971/njppi.v2i2.969.

Sujoko, E. (2017) “Strategi peningkatan mutu

sekolah berdasarkan analisis SWOT di Sekolah

Menengah Pertama,” Kelola: Jurnal

Manajemen Pendidikan, 4(1), hal. 83–96.

doi: 10.24246/j.jk.2017.v4.i1.p83-96.

Sumitro (2015) “Globalisasi ekonomi syariah di

Indonesia dan perannya terhadap UMKM,”

Jurnal Samudra Ekonomi dan Bisnis, 6(1), hal.

48–61.

Suprijanto, A. (2011) “Dampak globalisasi ekonomi

terhadap perekonomian Indonesia,” Jurnal

Ilmiah CIVIS, I(2), hal. 100–119.

Tamara, A. (2016) “Implementasi analisis SWOT

dalam strategi pemasaran produk mandiri

tabungan bisnis,” Jurnal Riset Bisnis dan

Manajemen, 4(3), hal. 395–406.

Triono (2013) “Pengaruh globalisasi terhadap

perdagangan perempuan Indonesia,” Jurnal

TAPIs, 9(1), hal. 83–98.

Wicaksono, A. (2018) “Strategi pemasaran dengan

menggunakan analisis SWOT tanpa skala

industri pada PT X di Jakarta,” Jurnal

Manajemen Industri dan Logistik, 1(2), hal.

192–201. doi: 10.30988/jmil.v1i2.19.

Widayanto, S. (2016) “WTO melindungi

kepentingan domestik negara anggotanya

secara optimal,” Jurnal Tinjauan Perdagangan

Indonesia, 35, hal. 1–16.

World Bank (2015) “Gross national income

percapita 2015, more than 217 countries,” in

World Development Indicator Database.

World Bank, hal. 625.

Yudiartono, Anindhita, Sugiyono, A., Wahid, L. M.

A. dan Adiarso (ed.) (2018) Outlook energi

Indonesia: Energi berkelanjutan untuk

transportasi darat. Jakarta: PPIPE dan BPPT.

Zaroni, A. N. (2015) “Globalisasi ekonomi dan

implikasinya bagi negara-negara berkembang :

Telaah pendekatan ekonomi Islam,” AL-

TIJARY, 1(1), hal. 1–22. doi:

10.21093/at.v1i1.418.

Page 12: PENGELOLAAN SUMBERDAYA BATUBARA INDONESIA DAN …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 17, Nomor 2, Mei 2021 : 107 - 122

118

Lam

pir

an 1

. Perh

itu

ngan I

FA

S s

ekto

r p

ert

am

bangan b

atu

bara

Indo

nesi

a

Fakto

r – F

akto

r Str

ate

gi

Inte

rnal

Bobot

Bobot

Rela

tif

Rati

ng

Bobot

X

Rati

ng

Kom

enta

r

KEK

UA

TA

N (

S)

Sum

ber

daya d

an c

adangan b

atu

bara

yan

g

dim

ilik

i In

don

esi

a s

angat

besa

r.

4

0,1

25

3

0,3

75

Sum

ber

daya s

ebesa

r 1

25,1

8 m

ilia

r to

n d

an c

adangan 2

4,2

4 m

ilia

r to

n,

terb

esa

r bera

da d

i Sum

ate

ra a

n K

ali

manta

n.

Sum

ber

daya m

anusi

a s

an

gat

mem

adai

kare

na

jum

lah p

end

ud

uk y

ang b

esa

r.

3

0,0

94

3

0,2

81

Sum

ber

daya m

anusi

a I

nd

on

esi

a s

angat

besa

r pada 2

018 m

encapai

266,7

0 j

uta

pend

ud

uk,

menem

pati

no.

4 d

i du

nia

sete

lah C

ina,

India

dan

AS.

K

ondis

i pere

ko

no

mia

n y

an

g s

tabil

. 2

0,0

63

3

0,1

88

Pert

um

bu

han e

ko

nom

i 2

01

5-2

018 t

um

bu

h r

ata

-rata

6,0

%.

Kondis

i in

i

dapat

men

du

ku

ng k

em

aju

an u

saha s

ekto

r p

ert

am

ban

gan b

atu

bara

.

Ik

lim

invest

asi

yang k

ond

usi

f 2

0,0

63

2

0,1

25

Keadaan i

kli

m i

nvest

asi

cukup k

on

dusi

f ,

nam

un s

eju

mla

h p

erm

asa

lahan

yang m

engham

bat

invest

asi

masi

h a

da.

K

em

am

puan p

enguasa

an t

eknolo

gi

yang

dim

ilik

i cukup b

aik

2

0,0

63

2

0,1

25

Perk

em

bangan t

ekn

olo

gi

belu

m m

um

puni

nam

un k

em

am

puan

pen

guasa

an t

ekn

olo

gi

dari

SD

M c

uku

p b

aik

.

K

em

am

puan p

engelo

laan l

ingkungan

pert

am

bangan b

atu

bara

cu

ku

p b

aik

.

2

0,0

63

3

0,1

88

Indo

nesi

a d

ian

ggap m

em

pun

yai

kem

am

puan p

en

gelo

laan l

ingkungan

pert

am

bangan,

rekla

masi

, penu

tupan t

am

bang d

an r

ehabil

itasi

pasc

a

tam

bang y

ang b

aik

Tota

l K

ekuata

n

1,2

81

KELEM

AH

AN

(W

)

A

ngkuta

n e

ksp

or

batu

bara

masi

h

mengandalk

an t

ransp

ort

asi

negara

lain

dan

Infr

ast

ruktu

r belu

m m

em

adai

(derm

aga,

jala

n,

pela

buhan,

kete

rsedia

an e

nerg

i li

stri

k ).

4

0,1

25

4

0,5

00

Kondis

i in

i m

enyebabkan d

aya s

ain

g s

ekto

r p

ert

am

bangan b

atu

bara

sangat

lem

ah.

Pangsa

pasa

r eksp

or

batu

bara

Indon

esi

a y

ang

kecil

.

2

0,0

63

3

0,1

88

Pangsa

pasa

r eksp

or

batu

bara

Indon

esi

a s

ebagia

n b

esa

r ke C

ina,

India

,

Kore

a S

ela

tan d

an J

epang.

R

endah

nya p

ela

ksa

naan

huku

m d

an a

tura

n d

i

sekto

r pert

am

ban

gan b

atu

bara

.

4

0,1

25

3

0,3

75

D

itandai

den

gan b

elu

m t

eri

mple

menta

sin

ya U

U N

o.

4 T

ahu

n 2

00

9

tenta

ng P

ert

am

ban

gan M

inera

l dan B

atu

bara

yan

g s

udah b

erj

ala

n l

ebih

dari

10 t

ahu

n,

dan t

erb

it p

em

baharu

an

nya,

yait

u U

U n

o 3

Tah

un 2

020

B

anyakn

ya g

ejo

lak d

an

kem

anan s

osi

al

yang

terj

adi

khusu

snya d

i se

kto

r p

ert

am

bangan

batu

bara

.

2

0,0

63

3

0,1

88

Banyak t

erj

adin

ya g

ejo

lak s

osi

al

dan s

ituasi

keam

anan y

an

g b

elu

m d

apat

dik

en

dali

kan t

eru

tam

a d

i daera

h y

ang k

aya a

kan s

um

ber

daya a

lam

,

sepert

i di

Pap

ua d

an N

angro

Aceh D

aru

ssala

m.

Lem

ah

nya b

irokra

si p

eri

zin

an

2

0,0

63

3

0,1

88

Ik

lim

invest

asi

yang b

aik

, nam

un d

ala

m m

asa

lah b

irokra

si m

em

ilik

i

masa

lah y

ang k

om

ple

ks

teru

tam

a d

ala

m m

asa

lah p

eri

zin

an

yang b

erb

eli

t-

beli

t se

rta b

anyaknya p

un

gguta

n l

iar

terk

ait

dengan i

nvest

asi

.

Page 13: PENGELOLAAN SUMBERDAYA BATUBARA INDONESIA DAN …

Pengelolaan Sumberdaya Batubara Indonesia dan Prospeknya dalam Pasar Global … Harta Haryadi

119

Lam

pir

an 1

. Perh

itu

ngan I

FA

S s

ekto

r p

ert

am

bangan b

atu

bara

Indo

nesi

a (

lanju

tan…

)

Fakto

r – F

akto

r Str

ate

gi

Inte

rnal

Bobot

Bobot

Rela

tif

Rati

ng

Bobot

X

Rati

ng

Kom

enta

r

KELEM

AH

AN

(W

)

D

aya s

ain

g p

rodu

k b

atu

bara

Indon

esi

a s

angat

rendah.

3

0,0

94

2

0,1

88

Dij

ual

dala

m b

entu

k m

enta

h,

dan s

ebagia

n b

esa

r adala

h b

atu

bara

kalo

ri

sedan

g d

an r

endah (

therm

al

coal)

.

Tota

l K

ele

mah

an

1,6

25

JUM

LA

H S

+ W

32

1,0

00

2,9

06

Kete

ran

gan

An

alis

is I

nte

rnal :

a.

Berd

asa

rkan

perh

itu

ngan

pad

a ta

bel

IFA

S d

i at

as,

keku

ata

n-k

eku

ata

n y

an

g d

imil

iki

sekto

r p

ert

amb

an

gan

batu

bara

In

do

nesi

a c

uku

p b

esa

r, (

nil

ai b

ob

ot

0,3

75),

SD

M y

an

g b

esa

r (n

ilai

bo

bot

0,2

81),

perl

tum

bu

han

eko

no

mi

yang s

tabil

dan k

em

amp

uan p

en

gelo

laan

lin

gku

ngan

(0,1

88).

b.

Teta

pi

sayan

g keku

ata

n i

ni

tid

ak

did

uku

ng o

leh a

dan

ya

fasi

lita

s b

eru

pa i

nfr

ast

ruktu

r yan

g ti

dak

mem

ad

ai (

0,5

00

), r

en

dahn

ya

Law

Enfo

rcem

ent,

lem

ah

nya

bir

okra

si p

eri

zin

an-p

eri

zin

an d

en

gan

ban

yakn

ya p

un

ggu

tan l

iar

sert

a m

asa

lah

peri

zin

an y

an

g b

erb

elit-

beli

t (n

ilai

sko

r 0,1

88

).

c.

Daya s

ain

g p

rod

uk

batu

bara

In

do

nesi

a m

enja

di

lem

ah,

kare

na k

ebij

akan

hil

iris

asi

bat

ub

ara

yan

g su

lit

un

tuk d

itera

pkan d

an t

eru

s m

en

dapat

pen

en

tan

gan

dari

para

pen

gu

sah

a m

en

yeb

ab

kan

kare

na y

an

g d

iju

al d

alam

ben

tuk m

en

tah

. O

leh

kare

na itu

, se

kto

r p

ert

amb

an

gan

bat

ub

ara

haru

s d

ap

at m

em

an

faat

kan

keku

ata

n d

an

men

gam

bil p

elu

an

g d

i p

asar

glo

bal

yan

g d

imil

iki,

seh

ingga

tan

tan

gan d

i p

asar

glo

bal d

ap

at d

iku

asa

i d

an

kele

mah

an-k

ele

mah

an y

ang d

imilik

i d

ap

at d

iperb

aik

i.

Page 14: PENGELOLAAN SUMBERDAYA BATUBARA INDONESIA DAN …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 17, Nomor 2, Mei 2021 : 107 - 122

120

Lam

pir

an 2

. Perh

itu

ngan E

FA

S s

ekto

r pert

am

bangan

batu

bara

Indo

nesi

a

Fakto

r – F

akto

r st

rate

gi

Ekst

ern

al

Bobot

Bobot

Rela

tif

Rati

ng

Bobot

Rati

ng

Kom

enta

r

PELU

AN

G (

O)

Ju

mla

h p

end

ud

uk g

lobal

yang b

esa

r m

enja

di

pelu

ang p

asa

r yang m

akin

besa

r untu

k i

ndust

ri

pert

am

bangan b

atu

bara

4

0,1

29

3

0,3

87

Meru

pakan p

elu

ang m

enin

gkatk

an p

an

gsa

pasa

r se

kto

r pert

am

bangan

batu

bara

(pelu

ang p

enin

gkata

n s

kala

ekon

om

is d

engan p

rodu

k y

ang

bern

ilai

tam

bah).

Pert

um

buhan e

kon

om

i gl

obal

yan

g st

abil

mes

kipun b

eber

apa

kali ter

jadi kr

isis

monet

er.

2

0,0

65

2

0,1

29

Pert

um

bu

han e

ko

nom

i in

i, m

en

jadi

pelu

an

g p

asa

r yan

g b

esa

r b

agi

batu

bara

untu

k e

nerg

i li

stri

k d

an u

ntu

k b

ahan b

aku i

nd

ust

ri.

A

danya p

ert

um

buhan e

kst

ern

ali

tas

sepert

i

pera

lihan p

en

geta

huan

dan teknolo

gi.

2

0,0

65

2

0,1

29

M

em

beri

kan p

elu

ang b

agi

sekto

r batu

bara

untu

k m

enin

gkatk

an d

aya

sain

g p

rodu

knya m

ela

lui

transf

er

teknolo

gi

dan t

ransf

er

pengeta

huan.

Pelu

ang y

an

g b

esa

r untu

k i

nvest

asi

teru

tam

a

terh

adap p

roduk u

nggula

n.

2

0,0

65

2

0,1

29

M

em

beri

kan p

elu

ang u

ntu

k m

encip

takan p

rod

uk-p

rod

uk s

pesi

ali

sasi

yang u

nggul

Pelu

ang y

an

g b

esa

r untu

k m

en

geksp

or

SD

M

yang b

erk

uali

tas

dan p

rofe

sio

nal.

3

0,0

97

2

0,1

94

Pelu

ang d

ala

m m

enin

gkatk

an k

om

pete

nsi

SD

M d

engan

mengik

uts

ert

akan p

ela

tihan

-pela

tihan d

i lu

ar

negeri

.

Perb

aik

an a

lokasi

sum

ber-

sum

ber daya p

rod

uksi

(modal,

SD

M d

an m

esi

n).

,

2

0,0

65

3

0,1

94

Sum

ber-

sum

ber

daya p

rodu

ksi

yang t

erb

ata

s akan t

ers

alu

rkan k

e

kegia

tan-k

egia

tan e

kon

om

i yan

g p

rod

ukti

f.

Tota

l P

elu

ang

1,1

61

AN

CA

MA

N (

T)

Tin

gkat

pers

ain

gan g

lobal

di

sekto

r

pert

am

bangan b

atu

bara

yang t

inggi.

4

0,1

29

2

0,2

58

Kala

u p

rodu

k h

asi

l ta

mbang t

idak m

em

ilik

i daya s

ain

g m

aka p

rodu

k

tidak a

kan l

aku d

an b

an

yak p

eru

sahaan a

kan b

erh

enti

Terj

adi

kekura

ngan

kete

rsedia

an

bahan b

aku

(input)

di

pasa

r dala

m n

egeri

.

2

0,0

65

3

0,1

94

H

ilangnya h

am

bata

n t

erh

adap e

ksp

or

bahan b

aku,

maka e

ksp

or

bahan

baku a

kan m

enin

gkat,

dan p

eru

sahaan

-peru

sahaan d

i dala

m n

egeri

akan

mengala

mi

kela

ngkaan a

tas

bah

an b

aku t

ers

eb

ut

sert

a h

arg

anya a

kan

mahal.

K

uali

tas

sum

ber

daya m

an

usi

a (

SD

M)

dan

teknolo

gi

negara

-negara

maju

yang l

ebih

baik

.

2

0,0

65

2

0,1

29

N

egara

yan

g m

em

ilik

i kete

rbata

san

kuali

tas

SD

M,

tekn

olo

gi

dan m

odal,

akan m

enyebab

kan b

anyak p

roduk p

eru

sahaan t

idak l

aku d

an a

kan

terj

adi

gejo

lak s

osi

al

akib

at

terj

adin

ya p

enganggura

n d

an l

apangan k

erj

a

yang s

edik

it.

Is

u l

ingku

ngan y

ang b

era

nggap

an b

ahw

a

kegia

tan p

enam

ban

gan b

atu

bara

sela

lu

meru

sak l

ingku

ngan.

3

0,0

97

2

0,1

94

Peru

sahaan t

idak a

kan k

ond

usi

f dala

m b

eru

saha k

are

na a

kan t

eru

s

men

dapatk

an p

erl

aw

anan d

ari

lem

baga-l

em

baga y

ang b

erb

asi

s

lingku

ngan h

idu

p.

A

danya k

risi

s m

onete

r dan r

ese

si m

ult

i dim

ensi

yang b

isa t

erj

adi

seti

ap s

aat.

2

0,0

65

2

0,1

29

Peru

sahaan a

kan m

en

gala

mi

kri

sis

kare

na p

rodu

knya t

idak d

ap

at

dip

asa

rkan k

are

na d

aya b

eli

masy

ara

kat

glo

bal

menuru

n a

kib

at

kekura

ngan f

inansi

al.

Page 15: PENGELOLAAN SUMBERDAYA BATUBARA INDONESIA DAN …

Pengelolaan Sumberdaya Batubara Indonesia dan Prospeknya dalam Pasar Global … Harta Haryadi

121

Lam

pir

an 2

. Perh

itu

ngan E

FA

S s

ekto

r pert

am

bangan

batu

bara

Indo

nesi

a (

lanju

tan…

)

Fakto

r – F

akto

r st

rate

gi

Ekst

ern

al

Bobot

Bobot

Rela

tif

Rati

ng

Bobot

Rati

ng

Kom

enta

r

AN

CA

MA

N (

T)

H

arg

a b

atu

bara

yang t

idak m

en

entu

di

pasa

r

glo

bal.

3

0,0

97

3

0,2

90

Peru

sahaan a

kan k

esu

lita

n u

ntu

k m

en

entu

kan t

ingkat

keu

ntu

ngan y

ang

dapat

dip

ero

leh.

Tota

l A

ncam

an

1,1

94

JUM

LA

H T

OTA

L O

+ T

31

1,0

00

2,3

55

Kete

ran

gan

An

alis

is E

kst

ern

al:

a.

Dari

perh

itu

ngan

tab

el

EFA

S n

ilai fa

kto

r p

em

bo

bota

n u

ntu

k p

elu

an

g yan

g p

alin

g t

inggi

poin

1 d

an

2,

yaitu

pelu

an

g p

asa

r glo

bal d

en

gan

sko

r pem

bo

bota

n s

eb

esa

r 0

,38

8 s

ert

a p

ert

um

bu

han

pelu

an

g p

enin

gkata

n S

DM

yan

g b

erk

ualita

s d

an

perb

aikan

alo

kasi

sum

ber

daya d

en

gan

sko

r 0,1

94.

b.

Kala

u k

on

dis

i SD

M t

idak d

itin

gkatk

an

menja

di

un

ggul

dan

tid

ak

ad

a m

od

ern

isasi

tekn

olo

gi

sert

a p

enin

gkata

n i

nvest

asi

, m

akan a

kan

menja

di an

cam

an b

agi

sekto

r p

ert

amb

an

gan

batu

bara

,

kare

na a

dan

ya k

eku

ran

gan

bah

an b

aku

bagi

inpu

t p

rod

ukn

ya a

kib

at b

anyak d

ieksp

or

ke n

egara

yan

g m

em

beri

kan

harg

a tin

ggi

un

tuk b

ah

an b

aku

.

Dari

tab

el

fakto

r in

tern

al-

ekst

ern

al,

dan

skala

san

gat

tin

ggi, t

inggi, s

ed

an

g,

dan

ren

dah

, m

aka k

ed

ud

ukan

sekto

r p

ert

am

ban

gan

batu

bara

In

do

nesi

a d

i p

asa

r

glo

bal

dari

hasi

l an

alisi

s d

ap

at

dir

an

gku

m,

an

tara

lain

:

IFA

S

2,9

06

EFA

S

2,3

55

Tota

l nil

ai

kekuata

n (

S)

1,2

81

Tota

l nil

ai

pelu

ang (

O)

1,1

61

Tota

l nil

ai

kele

mahan (

W)

1,6

25

Tota

l nil

ai

ancam

an (

T)

1,1

94

S –

W

- 0,3

44

O

– T

-

0,3

30

Page 16: PENGELOLAAN SUMBERDAYA BATUBARA INDONESIA DAN …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 17, Nomor 2, Mei 2021 : 107 - 122

122

Lam

pir

an 3

. M

atr

iks

anali

sis

kete

rkait

an S

WO

T

EFA

S (A

NA

LIS

IS

FA

KT

OR

EK

ST

ER

NA

L

IFA

S (A

NA

LIS

IS

FA

KT

OR

IN

TER

NA

L)

PELU

AN

G (O

)

1.

Jum

lah

pen

du

du

k g

lob

al yan

g b

esa

r m

en

jad

i p

elu

an

g p

asa

r yan

g

besa

r u

ntu

k in

du

stri

batu

bara

2.

Pert

um

bu

han

eko

nom

i gl

obal

yan

g st

abil.

3.

Pert

um

bu

han

ekst

ern

alita

s yan

g m

en

gu

ntu

ngkan

sep

ert

i pera

lih

an

pen

geta

hu

an

dan

tekn

olo

gi.

4.

Pelu

an

g y

an

g b

esa

r u

ntu

k i

nvest

asi

terh

ad

ap

pro

duk u

nggu

lan

.

5.

Pelu

an

g y

an

g b

esa

r u

ntu

k m

en

geksp

or

ten

aga k

erj

a (SD

M) yan

g

berk

ualita

s d

an

pro

fesi

on

al.

6.

Perb

aik

an

alo

kasi

su

mb

er-

sum

ber d

aya p

rod

uksi

(m

od

al, S

DM

dan

mesi

n).

AN

CA

MA

N (T

)

1.

Tin

gkat p

ers

ain

gan

glo

bal

sekto

r p

ert

am

ban

gan

batu

bara

yan

g tin

ggi.

2.

Terj

ad

i keku

ran

gan

kete

rsed

iaan

bah

an

baku

di

pasa

r d

ala

m n

egeri

, kare

na h

ilan

gn

ya

ham

bata

n-h

am

bata

n t

erh

ad

ap

eksp

or

bah

an

baku

.

3.

Ku

alita

s su

mb

er

daya m

an

usi

a (SD

M), t

ekn

olo

gi

dan

mo

dal n

egara

maju

yan

g leb

ih

baik

dari

In

do

nesi

a.

4.

Isu

lin

gku

ngan

yan

g b

era

nggap

an

bah

wa k

egia

tan

pen

am

ban

gan

batu

bara

sela

lu

meru

sak d

an

meru

gik

an

lin

gku

ngan

.

5.

Ad

an

ya k

risi

s m

on

ete

r dan

rese

si m

ult

i d

imen

si y

an

g b

isa terj

ad

i se

tiap

saat.

6.

Harg

a b

atu

bara

yan

g tid

ak m

en

en

tu d

i p

asa

r glo

bal.

KEK

UA

TA

N (

S)

1.

Su

mb

er

daya d

an

cad

an

gan

batu

bara

yan

g d

imil

iki

san

gat b

esa

r.

2.

Ters

ed

ian

ya s

um

ber

daya m

an

usi

a y

an

g m

em

ad

ai

den

gan

ju

mla

h p

en

du

du

k y

an

g s

an

gat b

esa

r.

3.

Pert

um

bu

han

eko

no

mi yan

g s

tab

il

4.

Iklim

in

vest

asi

yan

g k

on

du

sif

5.

Perk

em

ban

gan

tekn

olo

gi yan

g d

imilik

i su

dah

pro

ven

.

6.

Kem

am

pu

an

pen

gelo

laan

lin

gku

ngan

pert

am

ban

gan

batu

bara

ST

RA

TEG

I SO

(M

AX

I-M

AX

I)

a.

Men

ingkatk

an

kem

am

puan

SD

M a

gar

berk

ualita

s d

an

pro

fesi

on

al

un

tuk m

em

an

faatk

an

su

mb

er

daya b

atu

bara

yan

g b

esa

r agar

bis

a

men

gu

asa

i p

asa

r glo

bal.

b.

Pen

ggu

naan

tekn

olo

gi yan

g leb

ih m

od

ern

agar

men

gh

asi

lkan

pro

du

k

batu

bara

yan

g b

erk

ualita

s d

an

berd

aya s

ain

g tin

ggi

di p

asa

r glo

bal.

c.

Men

jaga p

ert

um

bu

han

eko

no

mi

yan

g s

tab

il u

ntu

k m

en

du

ku

ng a

lokasi

sum

ber

daya p

rod

uksi

yan

g leb

ih b

esa

r (m

od

al, S

DM

dan

mesi

n).

d.

Mem

bu

at p

era

tura

n d

an

peru

nd

an

g-u

ndan

gan

yan

g m

en

du

ku

ng

kem

aju

an

pen

gem

ban

gan

pert

am

ban

gan

batu

bara

un

tuk m

em

beri

kan

iklim

in

vest

asi

yan

g k

on

du

sif.

Str

ate

gi ST

(M

AX

I-M

INI)

a.

Men

ingkatk

an

ko

mpete

nsi

SD

M a

gar

bis

a b

ers

ain

g d

en

gan

SD

M n

egara

-negara

maju

di

pasa

r glo

bal.

b.

Men

ingkatk

an

ku

ali

tas

pro

du

k b

atu

bara

un

tuk m

en

gata

si k

ela

ngkaan

bah

an

baku

ind

ust

ri d

i d

ala

m n

egeri

.

c.

Men

ingkatk

an

kerj

asa

ma lin

tas

sekto

ral ju

ga d

en

gan

Litb

an

g a

gar

bis

a m

en

gh

asi

lkan

pro

du

k tam

ban

g y

an

g b

erk

uali

tas

yan

g m

am

pu b

ers

ain

g d

i p

asa

r glo

bal.

d.

Men

ingkatk

an

kem

am

puan

SD

M d

ala

m I

nfo

rmati

on

tech

no

logy (IT

) agar

bis

a

mem

asu

ki p

asa

r glo

bal

den

gan

mud

ah

e.

Men

ingkatk

an

ku

ali

tas

ko

nse

rvasi

dan

pen

gelo

laan

lin

gku

ng h

idu

p a

gar

bis

a terh

ind

ar

dari

isu

lin

gku

ngan

yan

g m

akin

gen

car

saat in

i.

KELEM

AH

AN

(W

)

1.

Infr

ast

ruktu

r (d

erm

aga, ja

lan

, p

ela

bu

han

,

kete

rsed

iaan

en

erg

i li

stri

k d

ll)

belu

m m

em

ad

ai.

An

gku

tan

eksp

or

batu

bara

masi

h m

en

gan

dalk

an

sara

na t

ran

spo

rtasi

negara

lain

2.

Pan

gsa

pasa

r eksp

or

batu

bara

In

do

nesi

a m

asi

h

kecil.

3.

Ren

dah

nya p

ela

ksa

naan

hu

ku

m d

an

atu

ran

di

sekto

r p

ert

am

ban

gan

batu

bara

4.

Ban

yakn

ya g

ejo

lak s

osi

al d

i w

ilayah

yan

g k

aya

akan

su

mber

daya tam

ban

g b

atu

bara

.

5.

Bir

okra

si d

an

peri

jin

an

yan

g b

erb

eli

t-b

eli

t d

an

ban

yakn

ya p

un

ggu

tan

lia

r.

6.

Daya s

ain

g p

rod

uk b

atu

bara

masi

h r

en

dah

.

ST

RA

TEG

I W

O (

MIN

I-M

AX

I)

a.

Mem

ban

gu

n i

nfr

ast

ruktu

r u

ntu

k m

en

du

ku

ng k

em

aju

an

sekto

r

pert

am

ban

gan

batu

bara

seh

ingga m

am

pu

mera

ih p

asa

r yan

g b

esa

r d

i

pasa

r glo

bal.

b.

Mem

ban

gu

n p

usa

t-p

usa

t en

erg

i li

stri

k d

i w

ilayah

yan

g k

aya a

kan

sum

ber

daya b

atu

bara

seb

agai d

uku

ngan

kep

ad

a p

eru

sah

aan

seh

ingga

pro

du

k tam

ban

g b

atu

bara

mem

ilik

i d

aya s

ain

g y

an

g tin

ggi

di p

asa

r

glo

bal.

c.

Men

ingkatk

an

eksp

lora

si u

ntu

k m

en

gata

si k

ela

ngkaan

su

mb

er

daya

dan

cad

an

gan

di m

asa

dep

an

dala

m r

an

gka m

en

du

ku

ng i

nd

ust

ri d

i

dala

m n

egeri

dari

kela

ngkaan

bah

an

baku

(in

pu

t).

d.

Men

ingkatk

an

i kem

am

pu

an

bir

okra

si d

an

SD

M d

i b

idan

g

pert

am

ban

gan

batu

bara

un

tuk m

era

ih p

elu

an

g in

vest

asi

, p

elu

an

g

eksp

or

dan

pelu

an

g p

en

ingkata

n k

ese

jah

tera

an

.

ST

RA

TEG

I W

T (

MIN

I-M

INI)

a.

Mem

ban

gu

n i

nfr

ast

ruktu

r agar

sekto

r p

ert

am

bagan

mam

pu

men

ingkatk

an

keu

ntu

ngan

dan

mam

pu

men

gh

ad

ap

i an

cam

an

pers

ain

gan

yan

g m

akin

tin

ggi d

i p

asa

r glo

bal.

b.

Men

gata

si k

ela

ngkaan

su

mb

er

daya d

an

cad

an

gan

batu

bara

di m

asa

dep

an

untu

k

men

gh

ad

ap

i an

cam

an

keku

ran

gan

bah

an

baku

di

dala

m n

egeri

.

c.

Pen

egakan

hu

ku

m y

an

g leb

ih k

eta

t la

gi, a

gar

dih

asi

lkan

bir

okra

t yan

g k

om

pete

n

seh

ingga b

isa m

en

gh

indari

an

cam

an

pen

gu

asa

an

su

mb

er

daya a

lam

di d

aera

h-d

aera

h

yan

g k

aya a

kan

su

mb

er

daya b

atu

bara

ole

h A

sin

g.

d.

Men

gata

si lem

ah

nya m

an

aje

men

SD

M m

ela

lui p

en

did

ikan

dan

pela

tih

an

(D

ikla

t) b

aik

di d

ala

m m

au

pu

n d

i lu

ar

negeri

un

tuk m

en

gata

si a

ncam

an

serb

uan

SD

M n

egara

Asi

ng.

e.

Ko

nsi

sten

si d

ala

m m

ela

ksa

nakan

pera

tura

n d

an

peru

nd

an

g-u

nd

an

gan

seh

ingga

mem

beri

kan

ko

nd

isi yan

g k

on

du

sif

bagi

para

pen

gu

sah

a tam

ban

g b

atu

bara

, agar

mam

pu b

ers

ain

g d

i p

asa

r glo

bal.

a.D

ari

an

ali

sis

kete

rkatian

dala

m m

atr

ik S

WO

T d

i ata

s d

ihasi

lkan

4 s

trate

gi,

an

tara

lain

str

ate

gi

SO

(M

axi

-Maxi

), S

trate

gi

ST

(M

axi

-Min

i),

Str

ate

gi

WO

(M

ini-

Maxi

) d

an

str

ate

gi

WT

(M

ini-

Min

i) s

eb

agaim

an

a d

iura

ikan

dala

m T

ab

el

7.

b.D

ari

perh

itu

ngan

di ata

s b

isa d

ikata

kan

bah

wa s

ekto

r p

ert

am

ban

gan

batu

bara

In

do

nesi

a i

ni m

em

ilik

i keku

ata

n y

an

g c

uku

p b

aik

, b

erd

asa

rkan

perh

itu

ngan

IFA

S p

ad

a tab

le 1

di ata

s, m

em

pu

nyai

keku

ata

n d

en

gan

po

in 1

,28

1.

c.K

ele

mah

an

sekto

r p

ert

am

ban

gan

In

do

nesi

a d

en

gan

po

in 1

,62

5,

an

gka i

ni

cu

ku

p b

esa

r u

ntu

k k

ate

go

ri k

ele

mah

an

. Selisi

h k

eku

ata

n d

an

kele

mah

an

in

i lu

mayan

besa

r, d

en

gan

sko

r -0

,34

4.

Hal

ini

dap

at

kele

mah

an

leb

ih b

esa

r

dari

keku

ata

n, se

hin

gga h

aru

s d

ijad

ikan

acu

an

bagi se

kto

r p

ert

am

ban

gan

batu

bara

dala

m m

en

eta

pkan

keb

ijakan

-keb

ijakan

baru

yan

g leb

ih k

reatif

dan

in

ovatif se

hin

gga k

eku

ata

n y

an

g d

imilik

i d

ap

at te

rman

faatk

an

den

gan

baik

dan

kele

mah

an

yan

g d

imil

iki d

ap

at

dim

inim

ali

sir.

d.P

ad

a a

nali

sis

sekto

r p

ert

am

ban

gan

batu

bara

In

do

nesi

a in

i m

em

pu

nyai p

oin

pelu

an

g 1

,16

1, an

gka in

i cu

ku

p b

esa

r w

ala

up

un

masi

h j

au

h d

ari

an

gka tert

inggi yan

g m

am

pu

dim

ilik

i se

kto

r in

i, y

ait

u 4

. H

al in

i ad

ala

h d

ap

at d

ijad

ikan

pela

jara

n b

agi se

kto

r b

atu

bara

un

tuk s

ela

lu m

en

cari

pelu

an

g lain

dala

m r

an

gka m

em

aju

kan

sekto

r in

i.

e.A

ncam

an

sekto

r p

ert

am

ban

gan

batu

bara

In

don

esi

a b

erd

asa

rkan

perh

itu

ngan

EFA

S a

dala

h s

eb

esa

r 1

,19

4 p

oin

, in

i m

eru

pakan

an

gka y

an

g c

uku

p b

esa

r. S

eli

sish

an

tara

pelu

an

g d

an

an

cam

an

ad

ala

h -0

,33

0. B

erd

asa

rkan

perh

itu

ngan

ini, a

rtin

ya b

an

yak h

al yan

g m

asi

h h

aru

s d

iupayakan

sekto

r in

i agar

an

cam

an

yan

g leb

ih b

esa

r d

ari

pelu

an

g d

ap

at

dia

tasi

.

f.K

ead

aan

sekto

r p

ert

am

ban

gan

batu

bara

In

don

esi

a i

ni

belu

m b

isa d

ikata

kan

baik

sete

lah

dilaku

kan

an

alisi

s SW

OT.

Masi

h b

an

yak h

al

yan

g h

aru

s d

i p

erb

aik

i gu

na m

em

pero

leh

kead

aan

yan

g s

tab

il s

eh

ingga d

ap

at

men

gam

bil

kep

utu

san

yan

g t

ep

at u

ntu

k k

em

aju

an

sekto

r in

i.