pengelolaan pembelajaran ipa kelas v di sd negeri … · 2018. 2. 11. · 1 pengelolaan...

17
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI GAMBIRSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Administrasi Pendidikan Oleh : DEWI KRISTIANI Q 100140053 PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Upload: others

Post on 02-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI … · 2018. 2. 11. · 1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI GAMBIRSARI SURAKARTA ABSTRAK Abad 21 merupakan era transformasi

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI

GAMBIRSARI SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister Administrasi Pendidikan

Oleh :

DEWI KRISTIANI

Q 100140053

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI … · 2018. 2. 11. · 1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI GAMBIRSARI SURAKARTA ABSTRAK Abad 21 merupakan era transformasi
Page 3: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI … · 2018. 2. 11. · 1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI GAMBIRSARI SURAKARTA ABSTRAK Abad 21 merupakan era transformasi
Page 4: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI … · 2018. 2. 11. · 1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI GAMBIRSARI SURAKARTA ABSTRAK Abad 21 merupakan era transformasi
Page 5: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI … · 2018. 2. 11. · 1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI GAMBIRSARI SURAKARTA ABSTRAK Abad 21 merupakan era transformasi

1

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI

GAMBIRSARI SURAKARTA

ABSTRAK

Abad 21 merupakan era transformasi bagi dunia pendidikan. Terkait dengan transformasi

pendidikan, maka guru harus berusaha menggeser paradigma pengelolaan pembelajaran dari yang

berpusat pada guru ( teacher centered) menjadi berpusat pada peserta didik (student centered).

Penelitian ini untuk mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran IPA kelas V di SDN Gambirsari

Surakarta mengenai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Penelitian ini menggunakan deskriptif

kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi

dan dokumentasi. Model analisis data menggunakan analisis interaktif yang di lakukan dengan

empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Pengujian

keabsahan data di lakukan dengan mengunakan teknik triangulasi sumber dan metode. Hasil dari

penelitian menyimpulkan perencanaan meliputi menyusun perangkat pembelajaran, menetapkan

metode, media, pendekatan pembelajaran dan menyiapkan alat peraga. Perangkat pembelajaran

terdiri dari Program Tahunan, Program Semester, Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Pelaksanaan terdiri dari tiga tahap pembelajaran yaitu pendahuluan, inti dan penutup. Kegiatan inti

dibagi menjadi tiga yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Evaluasi terbagi menjadi tiga yaitu

kognitif, afektif dan psikomotorik.

Kata kunci : pembelajaran IPA, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.

ABSTRACT

Twenty first century is transformation era for education world. Related to education

transformation, the teacher should attempt to shift the learning management paradigm from

teacher-oriented to student-centered one. This research aimed to describe the management of

Natural Science Learning in the 5th

graders of SD Negeri Gambirsari Surakarta concerning

planning, implementing, and evaluating. This research employed a descriptive qualitative method

with ethnographic approach. Techniques of collecting data used were interview, observation, and

documentation. The data analysis was conducted using an interactive model of analysis

encompassing four steps: data collection, data reduction, data display, and data verification. Data

validation was carried out using source and method triangulation technique. From the result of

research, it could be concluded that the planning involved developing learning set, determining

learning method, media, and approach, and preparing visual aids. Learning set consisted of Annual

Program, Semester Program, Syllabus and Learning Implementation Plan. The implementation

consisted of three steps: preliminary, main, and closing activities. Main activity was divided into

three: exploration, elaboration, and confirmation. Evaluation was divided into three: cognitive,

affective and psychomotor.

Keywords: Natural Science learning, planning, implementation, evaluation

1. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri

peserta didik. Pendidikan akan mencetak peserta didik menjadi generasi penerus

Page 6: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI … · 2018. 2. 11. · 1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI GAMBIRSARI SURAKARTA ABSTRAK Abad 21 merupakan era transformasi

2

yang berkualitas dan bisa diandalkan oleh bangsa dan negara. Menurut Undang-

undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab 1 pasal 1

ayat 1 menyebutkan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif

mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Abad 21 merupakan era transformasi bagi dunia pendidikan di mana arus

perubahan antara guru dan peserta didik memainkan peranan penting dalam

kegiatan pembelajaran. Menurut Rusman (2012:16) Peranan guru bukan hanya

sebagai transfer of knowledge atau guru merupakan satu-satunya sumber belajar

yang bisa melakukan apa saja (teacher center), melainkan guru sebagai mediator

dan fasilitator aktif untuk mengembangkan potensi aktif siswa yang ada pada

dirinya. Hal ini dipertegas lagi dengan pendapat Jufri (2013:166-167) terkait

dengan penataan sistem pembelajaran, maka guru harus berusaha menggeser

paradigma pengelolaan pembelajaran dari yang dahulunya berpusat pada guru

(teacher centered) menjadi berpusat pada peserta didik (student centered).

Permasalahan yang ada dewasa ini adalah pembelajaran berfokus pada

guru. Guru dipandang sebagai satu-satunya sumber belajar, sehingga kreatifitas

peserta didik tidak berkembang, penggunaan strategi dan metode pembelajaran

kurang variatif, pengelolaan pembelajaran belum maksimal sehingga membuat

pembelajaran tidak menyenangkan, tidak menarik bahkan menjenuhkan.

Berdasarkan kenyataan di atas, maka pembelajaran di sekolah dasar yang

bisa memberdayakan potensi, membentuk kompetensi, dan menumbuhkan

berpikir kritis, inovatif, kreatif, serta menciptakan penemuan-penemuan yang

baru bagi peserta didik adalah pembelajaran IPA. Menurut Jufri (2013:87) makna

hakiki dari belajar dan pembelajaran dalam IPA adalah bahwa pendidikan harus

diartikan sebagai proses pembentukan kompetensi (competency based learning),

bukan sekedar proses transfer pengetahuan oleh guru (knowledge based learning)

kepada peserta didik. Pembentukan kompetensi pembelajaran IPA dapat

mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, berinovasi, dan berpikir kreatif.

Penelitian yang dilakukan oleh Jamaluddin (2010) menyimpulkan bahwa dengan

Page 7: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI … · 2018. 2. 11. · 1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI GAMBIRSARI SURAKARTA ABSTRAK Abad 21 merupakan era transformasi

3

strategi pembelajaran IPA, suasana belajar yang variatif dan menyenangkan

berpengaruh signifikan terhadap pengembangan berpikir kreatif siswa.

Pembelajaran IPA menurut taksonomi Bloom dalam Trianto (2010:142)

bahwa pembelajaran sains diharapkan pula memberikan keterampilan

(psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahamanan, kebiasaan, dan

apresiasi. Menurut Ward (2010:152) pembelajaran dalam sains adalah tentang

membuat keterhubungan, agar siswa memahami dunia sekitar. Pembelajaran

dunia sekitar akan memberikan pengalaman langsung dan berharga bagi peserta

didik. Menurut Sapriati (2014) Pembelajaran IPA di SD menekankan pemberian

pengalaman belajar langsung melalui penggunaan dan pengembangan

keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Menurut Jufri (2013:85) dalam rangka mengembangkan proses

pembelajaran yang efektif, pendidik perlu mengembangkan strategi pembelajaran,

merancang metode, dan teknik yang akan dipilih dalam upaya untuk

membelajarkan peserta didik. Beberapa strategi belajar yang penting untuk

dikuasai oleh setiap calon pendidik dan pendidik atau guru, terutama dalam

bidang sains antara lain ialah strategi pembelajaran berbasis inkuiri, strategi

pembelajaran berbasis masalah, strategi pembelajaran kontekstual, dan strategi

pengajaran langsung. Menurut Sapriati (2014) IPA seharusnya dibelajarkan secara

inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,

bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting

kecakapan hidup. Penelitian ini mendeskripsikan tentang pengelolaan

pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Gambirsari Surakarta yang terdiri dari

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

2. METODE

Penelitian dilakukan di SD Negeri Gambirsari Surakarta menggunakan penelitian

kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data melalui

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada kepala

sekolah, guru kelas V, dan peserta didik. Peneliti masuk dan mengikuti

pembelajaran di kelas maupun di luar kelas serta mengamati lingkungan sekolah

melalui observasi. Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data seperti visi

Page 8: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI … · 2018. 2. 11. · 1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI GAMBIRSARI SURAKARTA ABSTRAK Abad 21 merupakan era transformasi

4

misi, profil, perangkat pembelajaran, Program Tahunan (Protah), Program

Semester (Promes), Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

foto-foto pembelajaran. Model analisis data menggunakan analisis interaktif yang

di lakukan dengan empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian

data dan verifikasi data. Pengujian keabsahan data di lakukan dengan

mengunakan teknik triangulasi sumber dan metode.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perencanaan pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Gambirsari Surakarta

dilakukan dengan menyusun perangkat pembelajaran, menetapkan metode

pembelajaran, menetapkan media pembelajaran, menetapkan pendekatan

pembelajaran, dan menyiapkan alat peraga.

Perencanaan pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Gambirsari Surakarta

yang pertama adalah menyusun perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran

merupakan pedoman dan acuan guru dalam mengajar yang terdiri dari Program

Tahunan (Protah), Program Semester (Promes), Silabus, dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kebebasan untuk mendesain pembelajaran

dalam mengembangkan perangkat kurikulum diberikan guru dalam menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Sulfasyah

(2015) bahwa guru merupakan unsur penting yang efektif dalam perubahan

kurikulum dan menjadi elemen yang diharapkan dari desain kebijakan pendidikan.

Dukungan dari pemerintah terutama dari sekolah sangat diharapkan oleh

guru dalam mengembangkan perangkat kurikulum yang terdapat dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran, seperti dikemukakan Inge (2015) bahwa guru

membutuhkan dukungan dan waktu untuk mengembangkan kurikulum, sehingga

diharapkan guru mempunyai kualitas yang tinggi dalam mendidik peserta didik.

Guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus dapat

mengembangkan perencanaan pembelajaran IPA, mengelola materi pembelajaran

secara efektif dan memberikan pembelajaran yang bervariasi supaya tujuan

pembelajaran IPA dapat tercapai. Seperti yang dikemukakan Sutama (2013)

bahwa guru harus mengembangkan perencanaan pembelajaran dan dapat

mengelola materi pembelajaran secara efektif yang berkaitan dengan kehidupan

Page 9: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI … · 2018. 2. 11. · 1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI GAMBIRSARI SURAKARTA ABSTRAK Abad 21 merupakan era transformasi

5

sehari-hari peserta didik dan memberikan pembelajaran yang bervariasi serta

mendukung peserta didik agar dapat belajar dengan cara yang baik.

Perencanaan pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Gambirsari Surakarta

yang kedua adalah menetapkan metode pembelajaran. Metode pembalajaran yang

digunakan guru dalam pembelajaran IPA adalah tanya jawab, diskusi, dan

eksperimen, sehingga dengan menggunakan metode pembelajaran yang variatif

dapat membuat peserta didik menjadi aktif, kreatif dan inovatif. Seperti yang

dikemukakan Jamaluddin (2010) bahwa penggunaan metode pembelajaran secara

bervariasi sangat penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif

peserta didik. Pemilihan metode pembelajaran IPA juga harus tepat dan sesuai

dengan materi yang diajarkan guru kepada peserta didik supaya pembelajaran IPA

dapat berlangsung dengan efektif, efisien dan tepat waktu sesuai dengan jadwal

pembelajaran yang sudah dirancang guru. Seperti yang dikemukakan Rusli (2014)

bahwa efektifitas pembelajaran tergantung dari metode pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran IPA kelas V SD Negeri Gambirsari Surakarta

yang ketiga adalah menyiapkan media pembelajaran IPA berupa proyektor.

Peserta didik dapat melihat gambar tubuh manusia atau materi pembelajaran IPA

yang lain melalui LCD. Hal ini akan memudahkan peserta didik memahami

materi pembelajaran IPA seperti yang dikemukakan Tank (2014) bahwa untuk

memahami tentang tubuh manusia dan berbagai sistem pembelajaran IPA sangat

penting membangun keterampilan berkomunikasi seperti dalam bentuk gambar,

atau secara lisan.

Perencanaan yang keempat adalah menetapkan pendekatan pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V

materi sifat-sifat cahaya di SD Negeri Gambirsari Surakarta adalah pendekatan

pembelajaran kontekstual dan berbasis alam. Pendekatan konstektual membuat

peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran IPA, peserta didik saling

berkomunikasi antara sesama peserta didik maupun bersama guru, dengan

didukung peran guru sebagai motivator dan fasiltator akan meningkatkan hasil

belajar kognitif peserta didik seperti yang dikemukakan Irwandi (2013) bahwa

Page 10: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI … · 2018. 2. 11. · 1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI GAMBIRSARI SURAKARTA ABSTRAK Abad 21 merupakan era transformasi

6

pendekatan kontekstual dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar kognitif

peserta didik.

Pendekatan pembelajaran berbasis alam dilakukan di luar kelas dengan

menggunakan alam sekitar sebagai sumber belajar seperti batu, air, daun, kertas.

Pendekatan ini membuat pembelajaran menjadi menyenangkan karena peserta

didik mendapatkan pengalaman langsung mempraktekkan materi sifat-sifat

cahaya, sehingga peserta didik menjadi kreatif, dan aktif. Seperti yang

dikemukakan Bay (2015) bahwa pembelajaran di luar kelas dengan praktek

langsung dan melakukan eksperimen langsung dengan suasana alam yang

menyenangkan akan meningkatkan kemampuan berpikir positif dan kreatif

peserta didik. Pendekatan berbasis alam dengan menggunakan alam sekitar

sebagai sumber belajar juga memberikan pengalaman berharga bagi peserta didik,

seperti penelitian yang dilakukan May (2004) menyimpulkan bahwa kualitas

pembelajaran di luar kelas memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi

peserta didik.

Perencanaan pembelajaran IPA Kelas V di SD Negeri Gambirsari

Surakarta yang kelima adalah menyiapkan alat peraga. Alat peraga pembelajaran

IPA kelas V materi sifat-sifat cahaya yang disiapkan adalah kaca pembesar, daun,

kertas, air, cermin, tempat air. Guru sebaiknya melakukan latihan terlebih dahulu

dalam menggunakan alat peraga dengan sesama guru atau seorang ahli yang

mumpuni, dengan harapan guru akan sukses dan berhasil dalam menggunakan

alat peraga , Seperti yang dikemukakan Revees (2015) bahwa penggunaan alat

pembelajaran IPA akan sukses ketika diimplementasikan secara kolaborasi

dengan dukungan dari para ahli dan ketika guru dilatih dalam menggunakan alat

peraga.

Alat peraga dalam pembelajaran IPA apabila digunakan dengan tepat dan

sesuai dengan materi pembelajaran IPA dapat mengoptimalkan hasil belajar

peserta didik, dan peserta didik akan aktif selama pembelajaran IPA berlangsung,

seperti yang dikemukakan Anidityas (2012) dengan menggunakan alat peraga

dalam pembelajaran IPA dapat mengoptimalkan kualitas belajar peserta didik,

Page 11: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI … · 2018. 2. 11. · 1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI GAMBIRSARI SURAKARTA ABSTRAK Abad 21 merupakan era transformasi

7

hasil belajar meningkat dan peserta didik menjadi aktif selama pembelajaran

berlangsung.

Pelaksanaan pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Gambirsari

Surakarta terdiri dari tiga tahapan pembelajaran yaitu kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Ketiga tahapan pembelajaran

IPA tersebut sangat penting karena mencakup rangkaian kegiatan dari awal

sampai akhir dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru, sehingga

pelaksanaan ketiga tahapan pembelajaran tersebut harus efektif bagi peserta didik.

Seperti yang dikemukakan Ayub (2013) yaitu pendidik harus memastikan bahwa

pelaksanaan proses pengajaran, pembelajaran, dan pengawasan harus efektif dan

tepat bagi peserta didik.

Tiga tahapan kegiatan pembelajaran IPA Kelas V di SD Negeri Gambirsari

Surakarta yang pertama adalah kegiatan pendahuluan. Melalui kegiatan

pendahuluan ini guru sebagai pemimpin efektif di dalam kelas melakukan

apersepsi dalam bentuk tanya jawab dengan tujuan untuk menggali materi

pembelajaran yang sudah dipelajari peserta didik sebelumnya, seperti yang

diungkapkan Raslie (2015) seorang pemimpin yang efektif akan memantau

pemahaman anggota kelompoknya melalui pertanyaan dan klarifikasi informasi

yang diberikan.

Tahapan kegiatan yang kedua adalah kegiatan inti. Kegiatan inti dibagi

menjadi tiga yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Ketiga kegiatan inti ini

harus dikelola guru secara efektif sehingga dapat meningkatkan proses

pembelajaran IPA. Seperti yang dikemukakan Momani (2012) bahwa guru harus

mengelola manajemen kelas yang efektif sehingga dapat menyebabkan

peningkatan dalam proses pembelajaran.

Kegiatan inti yang pertama adalah kegiatan eksplorasi yaitu menggali

potensi peserta didik mengenai materi pembelajaran IPA yang akan diajarkan

guru dengan metode tanya jawab, dilanjutkan dengan mendengarkan materi dari

guru dengan menggunakan metode ceramah dibantu media pembelajaran berupa

proyektor. Berdasarkan wawancara dan observasi di lapangan pelaksanaan

pembelajaran IPA dilakukan dengan berpusat pada peserta didik. Seperti yang

Page 12: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI … · 2018. 2. 11. · 1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI GAMBIRSARI SURAKARTA ABSTRAK Abad 21 merupakan era transformasi

8

dikemukakan Patria (2012) bahwa pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada

peserta didik adalah contoh dari praktek yang baik dari manajemen perubahan

dalam pendidikan.

Pembelajaran di dalam kelas saat sekarang ini berpusat pada peserta didik,

dalam pembelajaran peserta didik memainkan peranan yang sangat penting. Guru

memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi yang

ada dalam diri peserta didik, sehingga dalam pembelajaran di dalam kelas peserta

didik menjadi dinamis, aktif, dan kreatif. Guru berperan memberikan fasilitas

yang diperlukan peserta didik dalam pembelajaran, seperti yang dikemukakan

Panigrahi (2014) bahwa pembelajaran yang berpusat pada peserta didik membuat

peserta didik menjadi dinamis dan aktif di kelas.

Kegiatan inti pembelajaran IPA yang kedua adalah elaborasi. Kegiatan

elaborasi adalah kegiatan mengajak peserta didik untuk terlibat dalam

pembelajaran IPA dengan metode diskusi kelompok. Potensi dan kualitas guru

terlihat saat guru dapat mengoptimalkan potensi yang ada pada diri peserta didik

melalui metode diskusi kelompok dan mempresentasikan hasil diskusi di depan

kelas seperti yang dikemukakan Nwogu (2014) menyimpulkan bahwa penyediaan

kuantitas dan kualitas guru akan mampu mengajar dan membekali peserta didik

sehingga dapat mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri peserta didik.

Kegiatan elaborasi selain dilakukan di dalam kelas (indoor learning) juga

dilakukan di luar kelas (outdoor learning). Pembelajaran di luar kelas (outdoor

learning) dapat memberikan pengalaman nyata dan otentik bagi peserta didik

dalam pembelajaran IPA. Zimmerman (2014) mengemukakan bahwa upaya untuk

mereformasi pendidikan sains telah berfokus pada membuat pengalaman otentik

bagi semua peserta didik dan dalam pendidikan sains mendapatkan keuntungan

yaitu dapat berpikir secara ilmiah.

Kegiatan inti pembelajaran IPA yang ketiga adalah konfirmasi yaitu guru

melakukan tanya jawab mengenai hasil pembelajaran, dan memberikan penguatan

dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta

didik. Guru memuji hasil pembelajaran peserta didik dengan kata-kata “pintar”,

“bagus”, “pandai” (lisan), guru juga memberikan nilai (tertulis) kepada peserta

Page 13: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI … · 2018. 2. 11. · 1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI GAMBIRSARI SURAKARTA ABSTRAK Abad 21 merupakan era transformasi

9

didik, dengan acungan jempol (isyarat), dan hadiah. Ustunluoglu (2012)

mengemukakan bahwa menawarkan kesempatan bagi para guru untuk

meningkatkan kesadaran akan manfaat memuji perilaku positif peserta didik.

Guru juga memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau

belum berpartisipasi aktif selama pembelajaran IPA berlangsung. Motivasi

diberikan kepada peserta didik dengan penuh kasih sayang, dengan tujuan supaya

peserta didik merasa dihargai dan tidak rendah diri. Ullah (2013) mengemukakan

guru harus memotivasi peserta didik dengan mendirikan lingkungan kasih sayang,

koordinasi, dan partisipasi. Pemberian motivasi juga memberikan peranan yang

besar bagi hasil prestasi peserta didik karena motivasi memberikan semangat

dalam belajar dan rasa percaya diri pada diri peserta didik serta akan menjalin

hubungan yang positif antara guru dengan peserta didik. Seperti yang

dikemukakan Rana (2015) menunjukkan bahwa motivasi dapat memberikan

hubungan yang positif dan signifikan terhadap pembelajaran sains dan prestasi

peserta didik.

Tahapan kegiatan pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Gambirsari

Surakarta yang ketiga adalah kegiatan penutup, yaitu guru memberikan Pekerjaan

Rumah (PR) kepada peserta didik dengan tujuan supaya peserta didik dapat

mengulang kembali materi pembelajaran IPA sehingga dengan mengingat materi

pembelajaran IPA maka prestasi belajar dapat meningkat. Hal ini sesuai dengan

penelitian Kilani (2015) yang menyimpulkan bahwa dengan memberikan PR,

peserta didik dapat mengambil ide tentang konsep yang disebutkan dalam

pelajaran sehingga hal ini menegaskan pentingnya pekerjaan rumah dan perannya

dalam meningkatkan prestasi.

Evaluasi pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Gambirsari Surakarta

terbagi menjadi tiga aspek yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif. Ranah kognitif

pada pembelajaran IPA kelas V di SDN Gambirsari Surakarta berhubungan erat

dengan kemampuan berpikir termasuk didalamnya kemampuan menghafal,

memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan

mengevaluasi. Ranah kognitif untuk pengukurannya menggunakan tes tertulis.

Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik,

Page 14: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI … · 2018. 2. 11. · 1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI GAMBIRSARI SURAKARTA ABSTRAK Abad 21 merupakan era transformasi

10

misalnya menulis, memukul, melompat, penilaiannya menggunakan tes unjuk

kerja, lembar tugas atau lembar pengamatan. Ranah afektif mencakup perilaku

seperti sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral, penilaiannya menggunakan

pengamatan Seperti yang dikemukakan Sutama (2015) manajemen evaluasi

pembelajaran pada aspek kognitif dapat dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan,

tugas, sedangkan untuk evaluasi pada aspek afektif melalui observasi.

4. PENUTUP

Perencanaan pembelajaran IPA Kelas V SD Negeri Gambirsari Surakarta meliputi

menyusun perangkat pembelajaran, menetapkan metode pembelajaran seperti

ceramah, diskusi, dan eksperimen, menetapkan media pembelajaran seperti LCD,

menetapkan pendekatan pembelajaran seperti pendekatan kontekstual dan

berbasis alam yang menggunakan alam sekitar sebagai sumber belajar,

menyiapkan alat peraga seperti kaca pembesar, kertas, daun, matahari, air.

Perangkat pembelajaran terdiri dari Program Tahunan (Protah), Program Semester

(Promes), Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Pelaksanaan pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Gambirsari

Surakarta terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

Guru dalam kegiatan pendahuluan melakukan apresepsi, menjelaskan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai, dan menyampaikan uraian kegiatan yang akan

dilaksanakan. Kegiatan inti ada tiga yaitu eksplorasi, kolaborasi dan konfirmasi.

Kegiatan eksplorasi adalah kegiatan guru menggali potensi peserta didik dengan

tanya jawab. Kegiatan elaborasi adalah kegiatan mengajak peserta didik untuk

terlibat dalam pembelajaran IPA seperti diskusi dan eksperimen dengan

pendekatan pembelajaran kontekstual dan berbasis alam. Kegiatan konfirmasi

adalah kegiatan guru melakukan tanya jawab mengenai hasil pembelajaran dan

memberikan penguatan kepada peserta didik dalam bentuk lisan, nilai, isyarat,

maupun hadiah. Kegiatan penutup, peserta didik menyimpulkan materi

pembelajaran IPA, guru memberikan penilaian terhadap hasil kerja peserta didik.

Evaluasi pembelajaran IPA kelas V SD Negeri Gambirsari Surakarta

dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sampai sejauhmana peserta didik

menguasai materi pembelajaran IPA yang sudah diajarkan guru kepada peserta

Page 15: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI … · 2018. 2. 11. · 1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI GAMBIRSARI SURAKARTA ABSTRAK Abad 21 merupakan era transformasi

11

didik. Evaluasi pembelajaran terbagi menjadi tiga aspek yaitu ranah kognitif,

psikomotor, dan afektif. Pengukuran ranah kognitif menggunakan tes tertulis,

ranah psikomotor menggunakan tes unjuk kerja, lembar tugas atau lembar

pengamatan dan ranah afektif menggunakan pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA

Anidityas, A. N.;Utami, N. R.; Widiyaningrum, P. (2012). “Penggunaan Alat

Peraga Sistem Pernapasan Manusia Pada Kualitas Belajar Siswa SMP

Kelas VIII”. Unnes Science Education Journal.

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej. November 2012.

Ayub, D.; Othman, N. (2013).”Entrepreneurship Management Practices in

Creating Effective School”. Asian Social Science. Canadian Center of

Science and Education. Agustus 2013. Vol. 9, No. 12, p. 69-78.

Bay, D. N. (2016). “Outdoor in Preschool Teaching: A Model Implementation in

Turkey”. International of studies in Educatioan. Macrothink Institute,

Vol. 6, Num. 1, February 2016, p. 56-73.

Haryati, M. (2013). Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan

Pendidikan. Jakarta.Referensi.

Irwandi. (2013).”Pengaruh Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar

Kognitif Siswa SMA”. Jurnal Ilmu Pendidikan. Lembaga Pendidikan

Tenaga Kependidikan dan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia. Juni

2013, Jilid 1, No. 1, p. 100-105.

Jamaluddin. (2010). “Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SD Dalam

Pembelajaran IPA”. Jurnal Ilmu Pendidikan. Lembaga Pendidikan

Tenaga Kependidikan dan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia. Oktober

2010, Jilid 17, No. 3, p. 202-209.

Jufri, W. (2013). Belajar dan Pembelajaran Sains. Jawa Barat: Pustaka Reka

Cipta.

Kilani, M. A. (2015).” The Impact of Pre and Post Homework Assignment on the

Ninth Grade Students’ Achievement in Islamic”. International Journal of

Education. Macrothink Institute, 2015. Vol. 7 No. 1, p. 209-220.

May, T. S. (2004) “Teaching in the Field: Working With Students in the Outdoor

Classroom”. The Journal of Environmental Education. Proquest,

Vol.35,Num. 4, 2004, p. 67.

Page 16: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI … · 2018. 2. 11. · 1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI GAMBIRSARI SURAKARTA ABSTRAK Abad 21 merupakan era transformasi

12

Momani, M. A; Allouh, Z.; Homran, M. A. (2012). “Teachers Implementation of

Effective Classroom Management from Vocational Educational

Students’ Perspectives. International Journal of Education. Macrothink

Institute, Vol. 4 No. 3, 2012, p. 137-146.

Nwogu, U, J.; Esobhawan, B. I. (2014).” Teacher Quality dan Quantity :

Implications For The Implementation Of Universal Basic Education In

Nigeria”. Academic Research International. Savap International, Vol. 5,

Num. 1, January 2014, p. 199-208.

Panigrahi, M, R. (2013). “School Effectiveness At Primary Levels Of Education

In Relation To Community Participation”. International Journal on New

Trends in Educational and Their Implications. Ijonta. Vol. 4 Issue: 2,

Article: 17, April 2013, p.171-184.

Patria, B. (2012). “Change Management in the Higher Education Context: A Case

of Student-centred Learning Implementation”. Internatioanl Journal of

Education. Macrothink Institute, Vol. 4, No. 4, 2012, p.176-191.

Rana, R. A.; Mahmood, N.; Reid, N.(2015).”Motivation and Science

Perforamnce:Influence on Student Learning in Science”.Institute of

Education and Research.,2015.Col.7,Num.2,p.1445-1452.

Raslie, H.; Mikeng, D.; Ting, S. H. (2015). “Reciprocal Teaching and

Comprehension of Struggling Readers”. International Journal of

Education, Macrothink Institute, 2015, Vol.7, No. 1, p. 131-142.

Reeves, J. (2015). “Addressing Radicalisation into the Classroom – A New

Approach to Teacher and Pupil Learning”. Journal of Education and

Training. Macrothink Institute. 2015, Vol. 2, No. 2, p. 20-39.

Rusli, M.; Ardhana, I. W.; Sudana, I. N.; Kamdi, W. (2014). “The Effect Of

Presentation Strategy On Multimedia Learning-Animation Vs Static

Visualition-And Learning Style To Learning Result”. Academic Researc

International. Proquest. September 2014, Vol. 5, No. 1, p. 216-226.

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan

Profesionalisme Abad 21. Bandung: Alfabeta.

Sapriati, A. (2014). Pembelajaran IPA di SD. Cetakan ketiga belas. Tangerang

Selatan: Universitas Terbuka.

Sulfasyah; Haig, Y.; Pugh, B. C. (2015). “Indonesian Teachers’ Implementation

of New Curriculum Initiatives in Relation to Teaching Writing in Lower

Primary School”. International Journal of Education. Macrothink

Institute. 2015, Vol. 7, No. 4, p. 53-72.

Page 17: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI … · 2018. 2. 11. · 1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA KELAS V DI SD NEGERI GAMBIRSARI SURAKARTA ABSTRAK Abad 21 merupakan era transformasi

13

Sutama; Haryoto; Narimo, S. (2013). “Contextual Math Learning on Lesson

Study Can Increase Study Communication”. International Journal of

Education. Macrothink Institute. 2013, Vol. 5, No. 4, p. 48-60.

Sutama; Narimo, S.; Samino. (2015).”Management Of Curriculum 2013

Mathematic Learning Evaluation I Junior High School”. Internatioanl

Journal of Education. Macrothink Institute, Vol. 7,Num.3, September

2015,p.164-174.

Tank, K. M.; Coflino, K. (2014).”Learning Science Through Talking Science in

Elementary Classroom”. Cultur Student of Science Education, Num.9,

2014, p.193-200.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Cetakan kedua. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Ullah, M, I; Sagheer, A.; Sattar, T.; Khan, S. (2013).”Factors Influencing Students

Motivation to Learn in Bahauddin Zakariya University, Multan

(Pakistan)”. International Journal of Human Resource Studies.

Macrothink Institute. 201, Vol. 3, No. 2, p. 90-108.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Ustunluoglu, E.; Culha, D. G. (2012). “Investigating Student Evaluation of

Teachers by Using Latent Class Analysis: A Case Study at a Tertiary

Level”. Internatioanl Journal of Education. Macrothink Institute, Vol. 4,

No. 3. 2012, p. 147-159.

Vinje, I. (2015). “Teaching Future Teachers in the Subject of Pedagogy”.

International journal of Education. Macrothink Institute, Vol. I, May

2015, p. 19-35.

Ward, H. (2010). Pengajaran Sains Berdasarkan Cara Kerja Otak. Jakarta Barat:

PT Indeks.

Zimmerman, C. (2014). “A Prospective Cognition Analysis of Scientific Thinking

and the Implications for Teaching and Learning Science”. Journal of

Cognitive Education and Psychology. Springer Publishing Company.

2014, Vol. 13, No. 2, p. 245-257.