pengelolaan lahan
DESCRIPTION
cara pengelolaan tanah yang baik dan benarTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT bahwa kami
telah menyelesaikan tugas kelompok mata kulah Ilmu Tanah dengan membahas “
Pengelolaan Tanah Kolam Budidaya Perairan Darat”.
Dalam mengerjakan tugas ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki oleh kami. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan tugas ini.
Dalam mengerjakan tugas ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Ibu Setya Widi Ayuning P, S. Pi yang telah memberikan tugas, petunjuk,
kepada kami sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
Semoga hasil dari tugas ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan
yang diharapkan dapat tercapai, Amin.
Malang, 15 Desember 2012
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGENTAR ................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................. 3
2.1 Definisi Pengeloaan dan Budidaya ............................. 3
2.2 Pengelolaan Kolam Tanah Budidaya Yang Baik ............... 4
2.3 Pengaruh Pengelolaan Kolam Budidaya Terhadap
Kualitas Air Dan Kehidupan Ikan ........................................... 7
2.4 Dampak Kolam Yang Tidak Dilakukan Pengelolaan dan
Perbadingannya Dengan Kolam Tanpa Pengelolaan........ 7
BAB III PENUTUP ............................................................................. 10
3.1 Kesimpulan ................................................................. 10
3.2 Saran .............................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. iii
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia diiringi dengan peningkatan
kebutuhan pangan salah satunya protein ikan akan turut memicu perkembangan
produksi akuakultur. Konsekuensi dari meningkatnya kebutuhan akan ikan ini
akan memicu para petani ikan untuk membudidayakan ikan secara lebih. Petani
akan terus melakukan proses budidaya dengan mengesampingkan salah satu
faktor penting dan sangat vital dalam usaha bidaya yakni pengelolaan lahan.
Pengelolaan lahan budaya ikan merupakan suatu cara untuk tetap menjaga
kualitas dari daya dukung lahan atau kolam budidaya. Pengelolaan lahan atau
kolam budidaya ikan dapat dilakukan dengan beberapa hal antara lain pemupukan,
pembalikan tanah serta manajemen penggunaan kolam budidaya. Kolam yang
terlalu diporsir untuk kegiatan budidaya akan menurunkan daya dukung
lahannya. Daya dukung lahan merupakan kemampuan suatu lahan budidaya atau
kolam untuk mendukung kehidupan ikan. Daya dukung lahan ini akan
mempengaruhi kestabilan kualitas air yang secara langsung dapat mempengaruhi
kehidupan ikan. Jika daya dukung lahan menurun akan berimbas pada
menurunnya hasil produksi ikan budidaya.
Minimnya pengelolaan yang baik oleh petani ikan mengakibatkan
penurunan produksi ikan dan menimbulkan banyak masalah lingkungan. Sebagai
contoh penggunaan pupuk yang berlebih pada lahan budidaya dapat
mengakibatkan eutrofikasi dan blooming algae. Penggunaaan pakan buatan
berlebih juga akan mengakibatkan pencemaran terhadap lahan budidaya yang
akan meningkatkan pH karena berlebihnya unsur hara.
Berdasarkan masalah di atas penulis tertarik untuk membuat makalah
mengenai pengelolaan tanah kolam budidaya perairan darat yang bertujuan untuk
memberitahukan akan pentingnya pengelolaan tanah kolam budidaya.
3
1.2. Rumusan Masalah
Seberapa penting pengelolaan kolam budidaya ?
Bagaimana cara pengelolaan kolam budidaya yang baik ?
Adakah pengaruh pengelolaan kolam budidaya terhadap kualitas air
dan kehidupan ikan ?
Adakah perbedaan antara kolam yang dikelola dengan baik dengan
kolam yang tidak dikelola ?
Apa dampak tanah kolam budidaya yang tidak dikelola dengan baik ?
1.3. Tujuan
Agar mahasiswa mengerti mengenai arti pengelolaan dan dapat
mempraktikannya dalam kehidupan sehari – hari.
Menambah wawasan mahasiswa mengenai definisi budidaya ikan.
Memberikan pengetahuan mahasiswa akan pentingnya pengelolaan
kolam budidaya terhadap kualitas air dan kelangsungan hidup ikan.
Menambah pengetahuan mengenai cara pengelolaan kolam tanah
untuk budidaya.
Memberikan pengetahuan mengenai dampak yang ditimbulkan oleh
kolam bidaya yang tidak di kelola dengan baik.
4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pengelolaan (Manajemen) dan Budidaya
Menurut Rickkets (1997) dalam Naji (2010), para ahli telah
mendefinisikan kurang lebih sebanyak 350 definisi mengenai pengelolaan atau
menajemen pada 75 tahun terakhir. Topik manajemen selalu berada di bawah
perhatian masyarakat dan negara. Beberapa ahli menerangkan bahwa pengelolaan
atau menajemen adalah sebuah proses. Ada juga yang mengartikan pengelolaan
atau manajemen adalah sebuah seni dan ada pula yang mendefinisikan
pengelolaan atau menajemen sebagai sebuah kemampuan.
Menurut naji (2010), manajement atau pengelolaan adalah sebuah proses
memimpin atau mengolah suatu permasalahan untuk tujuan bersama dan utilitas
publik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kaitannya dalam pengelolaan tanah
pada kolam budidaya adalah bagaimana seseorang mengelola atau memanajemen
suatu lahan budidaya agar daya dukung lahan tetap baik dan produksi ikan dapat
dipertahankan.
Budidaya adalah Pembudidayaan organisme akuatik termasuk ikan,
moluska, krustasea dan tanaman air.kegiatan dalam budidaya adalah stocking,
pemberian pakan, melindungi dari predator dan lain – lain. Budidaya merupakan
sektor yang tumbuh paling cepat dari ekonomi pangan dunia, meningkat lebih dari
10% per tahun dan saat ini mencakup lebih dari 30% dari semua ikan yang
dikonsumsi. Sementara masyarakat dunia menganggap bahwa budidaya
merupakan salah satu solusi yang potensial untuk menyediakan sumber daya ikan
yang stabil (White et al, 2004).
5
2.2. Pengelolaan Kolam Tanah Budidaya Yang Baik
Langkah - langkah dalam pengelolaan kolam budidaya yang baik adalah
sebagai berikut :
a. Pengeringan
Pengeringan kolam merupakan suatu bagian dari kegiatan budidaya
ikan pada persiapan kolam ikan. Pengeringan kolam dilakukan dengan tujuan
untuk membunuh hama dan bibit penyakit yang ada pada kolam, pada kolam
pemijahan pengeringan kolam ini bertujuan untuk merangsang pemijahan
ikan, dengan bau ampo yang dihasilkan dari tanah yang terairi air kolam.
Kegiatan pengeringan kolam biasanya dilakukan selama 3 hari sampai kondisi
tanah dasar kolam retak-retak. Pada kegiatan pengeringan kolam ini saluran
air masuk ke kolam harus ditutup agar proses pengeringan berjalan sempurna.
Menurut Mollah et al (1979), Kolam yang sudah kering umumnya tanah
dasarnya berubah warna menjadi keabu – abuan, hal ini disebabkan oleh
timbunan bahan organik.
b. Pengapuran
Pengapuran adalah salah satu tahapan dalam proses pengelolaan kolam
tanah. Pengapuran ini berfungsi untuk menetralkan pH, membunuh bibit
penyakit dan memperbaiki kualitas tanah.
Menurut Mollah et al (1979), Kecenderungan asam terhadap tanah
diakibatkan oleh kekurangan oksigen antara air dan tanah sebagai akibat dari
dekomposisi bahan organik melambat sehingga menimbulkan berkurang atau
sebagian teroksidasi menjadi senyawa seperti HJS, asam lemak CH4 dan
rantai pendek yang merupakan agen penyebab untuk membuat tanah sangat
asam, kecuali secara alami buffer.
6
Kalsium merupakan elemen penting yang harus hadir dalam
lingkungan bagi kehidupan kegiatan organisme. Ramamirtham et al
(1988), kolam yang kurang zat kapur baik di tanah dan air akan akan kurang
produktif dari pada kolam yang memiliki zat kapur yang cukup.
Mollah et al (1979) mengamati hubungan terbalik antara kalsium
dalam air dan kalsium dalam tanah di salah satu kolam mereka bekerja, dan
dalam beberapa korelasi yang lain tidak jelas
Schaperclaus (1933) dalam Mollah et al (1979) melaporkan bahwa
sedikit pH basa adalah menguntungkan untuk kedua tanah dan air dari kolam
ikan, reaksi tanah yang hampir netral (pH 6.5 - 7.5) dari tambak adalah
optimal untuk budidaya ikan, sementara cukup asam (pH 5,5 -6,5) dan cukup
reaksi basa (pH 7,5 - 8,5) kemungkinan besar akan menghasilkan hasil rata-
rata ikan.
c. Pembalikan Tanah dan Pemupukan
Menurut Das et al (1996), Unsur hara memegang peran penting dalam
produktifitas biologi dalam air. Karena penipisan unsur hara sering dialami di
kolam ikan budidaya, sudah menjadi kewajiban untuk mempertahankan
tingkat unsur hara optimal yang akan mendukung produksi ikan berkelanjutan.
Pemupukan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan unsur hara di
tanah. Pupuk untuk kolam budidaya di bagi menjadi 2 yaitu pupuk organik
dan anorganik. Unsur-unsur penyuburkolam yang utama adalah nitrogen,
fosfor, potasium dan kalsium sedangkan unsur pendukung antara lain mangan,
boron, sulfur, besi, tembaga, seng dll. Keuntungan dari pupuk anorganik
adalah memiliki sifat kimia tertentu, komposisi unsur yang tepat dan bisa
langsung larut dalam air. Pupuk yang digunakan dalam kolam ikan harus
memiliki kriteria yang baik dan sesuai dengan karakteristik kolam. Meskipun
sejumlah besar pupuk digunakan dalam produksi untuk tanaman pertanian,
namun kolam budidaya membutuhkan pemupukan dalam jumlah yang sedikit
7
untuk menunjang kehidupan organisme. Pupuk yang biasa digunakan untuk
kolam adalah ZA, TSP dan UREA.
Aplikasi pupuk anorganik juga dikenal mempercepat mineralisasi dari
pupuk. Kurangnya informasi tentang dosis pupuk dan pupuk untuk digunakan
dalam kolam ikan, mengakibatkan beberapa dampak negatif terhadap
lingkungan. Dengan demikian, pengaruh pupuk terhadap produksi ikan
sangatlah berpengaruh. Dosis fosfor yang dianjurkan berbeda dari satu negara
ke negara yang lain yang lain tergantung pada perbedaan geoclimatik dan ikan
yang dibudidayakan. Uni Soviet memiliki penetapan dosis fosfor sebesar 15 -
20 kg/ ha, sedangkan di Eropa Barat dosis yang dianjurkan untuk amonium
sulfat 30 - 40 kg/ha setiap dua minggu. Di USA, dosis yang dianjurkan 50 kg /
ha (Das et al, 1996).
Pembalikan tanah berfungsi untuk mengaduk pupuk dengan tanah agar
tercampur dengan rata. Selain itu, pembalikan tanah juga bermanfaat untuk
menciptakan ruang pori serta menggemburkan tanah. Pembalikan tanah dapat
dilakukan menggunakan cangkul atau traktor pada kolam yang memiliki lebar
yang lebih dari 500 m2.
d. Pengisian Air Kolam
Kolam yang telah dilakukan proses pengeringan, pemupukan,
pembalikan tanah dasar, dan perbaikan tanggul yang rusak selanjutnya air
dimasukkan ke dalam kolam. Namun kolam tidak dapat langsung di pakai
sebab perlu menunggu tumbuhnya plankton yang berfungsi sebagai pakan
alami ikan serta sebagai indikator kesuburan perairan. Selain itu, dengan
menunggu beberapa saat maka kita dapat melakukan proses pengkayaan
oksigen terlarut dalam air untuk menunjang kehidupan ikan nantinya. Menurut
Banerjea (1967), mengatakan bahwa oksigen terlarut di suatu perairan tidak
boleh kurang dari 3,0 ppm.
8
2.3. Pengaruh Pengelolaan Kolam Budidaya Terhadap Kualitas Air dan
Kehidupan Ikan
Kualitas air adalah faktor – faktor yang mempengaruhi kehidupan ikan.
Terdapat 3 parameter kualitas air yaitu parameter kimia, parameter fisika dan
parameter biologi. parameter fisika air meliputi suhu, kecerahan, kekentalan dan
warna air. Parameter kimia meliputi DO, CO2, BOD, COD, nitrat, fosfat dan
nitrogen. Sedangkan parameter biologi meliputi kepadatan plankton.
Kolam yang tidak dilakukan pengeringan akan banyak menimbun bahan
organik sehingga meningkatkan organisme untuk mendegradasi bahan organik
tersebut yang berimbas pada pH tanah yang asam. Kolam yang tidak dilakukan
pemupukan akan kekurangan unsur hara yang mengakibatkan susahnya organisme
renik akuatik seperti plankton hidup. Selain itu, jika pengelolaan tidak dilakukan
sifat – sifat tanah akan berpengaruh terhadap sifat kimia dan fisika air. Hal ini
sesuai menurut Banerjea (1967), mengatakan bahwa faktor kesuburan tanah lebih
penting dibandingkan dengan kualitas air, sebab kualitas air dipengaruhi oleh
tanah dasar kolam dan secara tidak langsung berimbas pada kelangsungan hidup
ikn.
Menurut Mollah et al (1979), dalam kolam yang normal kualitas airnya
tidak di pengaruhi oleh faktor eksternal, melainkan disebabkan oleh sifat – sifat
tanah dasar. Tanah memainkan peran yang sangat penting dalam mengatur
produksi organisme planktonik di kolam ikan baik kualitas maupun kuantitasnya.
Kondisi tanah mempengaruhi sifat fisika dan kimia air. Keduanya saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Jika tanah memiliki kestabilan yang
baik maka kualitas air juga akan stabil.
2.4 Dampak Kolam Yang Tidak Dilakukan Pengelolaan dan perbandingan nya
dengan kolam tanpa pengelolaan
9
Kolam yang tidak dilakukan pengelolaan akan mengurangi daya dukung
lahan untuk budidaya. Penurunan daya dukung ini disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain menipisnya unsur hara dalam tanah yang dapat mempengaruhi
kandungan unsur hara dalam air, penumpukan bahan organik yang bisa
mengakibatkan timbulnya gas amonia yang berbahaya bagi kelangsungan hidup
ikan. Pemupukan yang tidak teratur mempengaruhi ketersediaan unsur hara di
dalam tanah. Secara umum, jadwal pemupukan kolam tanah harus diatur dan
didasarkan pada kebutuhan unsur hara ekosistem kolam perairan darat. Selain itu,
faktor seperti karakteristik tanah kolam, faktor iklim, spesies ikan yang
dibudidayakan, waktu resistensi air, kualitas dan kuantitas dari vegetasi dan
banyak faktor lainnya yang saling berinteraksi. Namun dalam penggunaannya
jangan berlebih sebab menimbulkan ancaman terhadap lingkungan saat
digunakan dalam jumlah berlebih ( Das et al, 1996).
Kolam yang tidak dikelola tanahnya dengan baik dapat menurunkan hasil
produksi. Kolam yang di lakukan pengelolaan tanah, daya dukungnya akan tetap
stabil untuk menjaga kelangsungan hidup biota akuatik di dalamnya.
Perbandingan hasil panen juga sangat mencolok, dimana kolam tanpa pengelolaan
berbeda 30% dengan kolam yang dilakukan pengelolaan, namun jika tidak
dilakukan pegelolaan secara terus menerus akan menunjukkan perbandingan yang
lebih signifikan (Mollah et a,l 1979)
10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan kolam tanah pada periran darat sangat penting. Sebab pengelolaan
tanah sangat berpengaruh terhadap kualitas air dan daya dukung lahan.
Pengelolaan sendiri didefinisikan sebagai proses atau langkah untuk mengatur
suatu permasalah untuk mencapai tujuan yang sama. Jika dikaitkan dengan
pengelolaan tanah maka memiliki arti bahwa pengelolaan tanah adalah suatu
kegiatan mengatur atau mengolah lahan atau kolam budidaya agar tetap memiliki
kondisi yang baik serta memiliki daya dukung lahn yang stabil. Pengelolaan tanah
terdiri dari pegeringan yang bertujuan untuk membunuh bakteri dan bibit penyakit
yang dapat mengancam kelangsungan hidup ikan, pengapuran yang bertujuan
untuk meningkatkan pH sehingga ph menjadi netral, pemupukan yang bertujuan
untuk menambahkan unsur – unsur hara dalam kolam tanah dan pembalikan dasar
kolam tanah yang bertujuan untuk membuat ruang pori agar terisi udara dan
mencampurkan pupuk.
Budidaya sendiri didefinisikan sebagai suatu kegiatan memelihara biota akuatik.
Dalam praktiknya budidaya dilakukan di kolam tanah terutama budidaya yang
dilakukan diperairan darat.
3.2 Saran
Sebaiknya pengelolaan terhadap lahan budidaya tetap dilakukan karena
penting sekali untuk menunjang kelangsungan hidup ikan yang dibudidayakan
serta keberlanjutannya budidaya ikan. Seharusnya para petani ikan kita jangan
hanya mementingkan dari hasil saja yang secara tidak langsung akan
11
mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi ikan. Dan sebaiknya pemerintah
atau mahasiswa mengenalkan bagaimana budidaya yang berwawasan lingkungan
serta cara pengelolaan lahan budidaya yang baik.
12
DAFTAR PUSTAKA
Banerjea S. M. 1967. Water Quality and Soil Condition of Fish Ponds in
Some States of India in Relation to Fish Production. [ Online ].
http://epubs.icar.org.in/ejournal/index.php/IJF , diakses pada 18 Desember 2012.
Das S. K. and B. B. Jana. 1996. Pond Fertilization Through Inorganic
Sources:
an Overview. [ Onlie ]. http://epubs.icar.org.in/ejournal/index.php/IJF , diakses
pada 18 Desember 2012.
Mollah M. F. A, A. K. M aminul Haque, M. eaqub, M. idris and M. Y.
Chowdhury. 1979. Interaction Between Pond-Bottom Soil and Water Qualities.
[Online]. http://epubs.icar.org.in/ejournal/index.php/IJF , diakses 19 Desember
2012.
Naji, mohammad. 2010. Management And Cultural Development. [ Online ].
http://epubs.icar.org.in/ejournal/index.php/IJF , diakses 18 Desember 2012.
White, kathryn, Brendan O’neill, zdravka tzankova. 2004. At a Crossroads :
Will Aquaculture Fulfill the Promise of the Blue Evolution. [ Online ].
www.aquacultureClearinghouse.org , diakses pada 18 Desember 2012.
13