pedoman umum pengelolaan air dan lahan

104
Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 1

Upload: widiana-safaat

Post on 05-Dec-2014

145 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 1

Page 2: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 2

KATA PENGANTAR

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Lahan

dan Air TA 2007 merupakan penjabaran dari pedoman yang telah dikeluarkan oleh Departemen Pertanian dan merupakan salah satu manifestasi yang menggambarkan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air sebagai instansi yang mengemban fungsi pelayanan di bidang pengelolaan lahan dan air.

Sebagai Pedoman Umum maka buku ini bersifat makro yang menggambarkan menu kegiatan yang menjadi prioritas kegiatan pengelolaan lahan dan air. Selain itu Pedoman Umum ini juga berisi alternatif kegiatan teknis, serta disusun secara luwes agar memberikan peluang untuk menyesuaikan dengan prioritas kegiatan dan kegiatan pembangunan dan kondisi di daerah. Oleh karena itu Pedoman Umum ini perlu dijabarkan lebih lanjut di tingkat Provinsi dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) bagi kegiatan yang dilaksanakan tingkat Provinsi. Demikian juga agar dijabarkan dalam Petunjuk Teknis bagi kegiatan yang dilaksanakan di tingkat Kabupaten/Kota.

Disamping itu, Pedoman Umum ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan operasional teknis bagi pelaksana kegiatan di lapangan dalam melaksanakan pengelolaan lahan dan air untuk mendukung pembangunan pertanian yang berbasis tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan serta menjadikan Departemen Pertanian yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat pertanian melalui penyelenggaraan birokrasi yang bersih untuk terwujudnya pembangunan pertanian berkelanjutan.

Akhirnya, semoga Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air ini bermanfaat dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan/kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Jakarta, Januari 2007 Direktur Jenderal,

Ir. Hilman Manan, Dipl.HE NIP. 110 018 140

Page 3: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 3

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR......................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................... ii I. PENDAHULUAN....................................................................... 1 II. KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR .............................. 3

A. TUJUAN .................................................................... 3 B. SASARAN.................................................................. 4 C. STRUKTUR PELAKSANAAN KEGIATAN TA.

2007......................................................................... 4 1. Tingkat Pusat...................................................... 5 2. Tingkat Propinsi .................................................. 6 3. Tingkat Kabupaten/ Kota .................................... 6

III. PRIORITAS KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN DAN

AIR TA. 2007 ................................................................... 7 A. Tanaman Pangan....................................................... 7 B. Hortikultura............................................................... 8 C. Perkebunan............................................................... 8 D. Peternakan................................................................ 9

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN TA 2007.................................... 10

A. Mendukung Tanaman Pangan..................................... 10 B. Mendukung Hortikultura ........................................... 17 C. Mendukung Perkebunan ............................................ 24 D. Mendukung Peternakan ............................................. 30

V. KEGIATAN KERJASAMA LUAR NEGERI LINGKUP

DITJEN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA. 2007............... 37 A. Proyek Perbaikan Lahan dan Jaringan Irigasi

(Islamic Development Bank) ....................................... 37 B. Participatory Irrigation Sector Project

Pinjaman Asian Development Bank (PISP).................... 37 C. Water Resouces and Irrigation Sector

Management Program (WISMP) Pinjaman World Bank (IBRD) .................................................... 38

D. Nusa Tenggara Barat – Water Resources Management Project (NTB-WRMP) Pinjaman World Bank (IBRD) .................................................... 39

E. The Post Tsunami Rehabilitation of Agriculture Infrastructure in Nanggroe Aceh Darussalam Province Pinjaman IDB............................................... 40

Page 4: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 4

F. Drip Irrigation Development for Horticultural Production through Shallow Ground Water (Pinjaman Pemerintah Spanyol) .................................. 41

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA. 2007 .........................................................................42

A. Jenis Laporan............................................................... 43 B. Hirarki Laporan ............................................................ 44 C. Pengiriman Laporan...................................................... 44 D. Kualitas Laporan .......................................................... 44 E. Indikator Pelaksanaan Kegiatan ..................................... 45 VII. INDIKATOR KEBERHASILAN PELAKSANAAN

KEGIATAN/KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA.2007 .................................................................... 47

VIII. PENUTUP ........................................................................ 49 LAMPIRAN .................................................................................... 50

Page 5: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 5

I. PENDAHULUAN

Dengan adanya perubahan pola penganggaran APBN

yang dimulai pada TA. 2005, dimana anggaran pembangunan

dan rutin menjadi satu kesatuan berupa penganggaran

terpadu (unified budget) berbasis kinerja (performance budget)

maka perencanaan pembangunan pertanian telah diarahkan

sesuai dengan pola penganggaran yang baru. Pada tahun 2007

pola ini akan dilaksanakan sepenuhnya. Untuk itu diperlukan

upaya pembenahan perencanaan anggaran maupun langkah-

langkah operasional yang harus ditempuh. Perubahan pola

penganggaran tersebut dimaksudkan guna mempermudah

pencapaian sasaran program pembangunan nasional secara

efektif, efisien, akuntable dan terukur.

Sejalan dengan UU No. 33 Tahun 2004 Tentang

Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, maka penyusunan

kegiatan dan anggaran tahun 2007 telah mengakomodasikan

ketentuan dalam UU tersebut. Adapun beberapa prinsip

mengenai pemanfaatan dana Dekonsentrasi dan dana Tugas

Pembantuan antara lain sbb:

• Dana Dekonsentrasi yg dilimpahkan ke propinsi hanya

boleh digunakan untuk kegiatan Non Fisik (Koordinasi,

perencanaan, fasilitasi, pelatihan, pembinaan, pengawasan

dan pengendalian)

• Dana Tugas Pembantuan hanya digunakan untuk kegiatan

Fisik

Page 6: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 6

• Tugas Pembantuan dapat dilimpahkan ke propinsi untuk

kegiatan yang lintas kabupaten/ kota

• Tugas Pembantuan dapat dilimpahkan ke kabupaten/ kota

untuk kegiatan fisik di daerah yang bersangkutan sesuai

dgn kebutuhan pembangunan pertanian

Berdasarkan ketentuan diatas maka kegiatan Direktorat

Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air pada tahun 2007 telah

diarahkan untuk mengikuti ketentuan tersebut.

Tahun 2007 ini adalah merupakan tahun Kedua bagi

Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air dalam

merencanakan dan melaksanakan kegiatan kerja pengelolaan

lahan dan air secara nasional. Untuk itu perlu koordinasi yang

lebih solid antara pusat, propinsi dan kabupaten dalam

melaksanakan, memonitor dan mengendalikan pelaksanaan

kegiatan di tingkat lapangan. Dengan demikian diharapkan

pelaksanaan kegiatan pengelolaan lahan dan air dapat berjalan

dengan lancar, efektif dan efisien serta sasaran pembangunan

lahan dan air secara nasional dapat tercapai.

Page 7: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 7

II. KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR

Sebagai bagian integral pembangunan pertanian secara

utuh, kegiatan pengelolaan lahan dan air diarahkan untuk

mendukung terwujudnya Departemen yang peduli terhadap

kesejahteraan masyarakat pertanian melalui penyelenggaraan

birokrasi yang bersih dalam mencapai pembangunan pertanian

berkelanjutan. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air, maka kegiatan

pengelolaan lahan dan air pada tahun 2007 diarahkan untuk

mendukung subsektor tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan dan peternakan dalam mencapai sasaran produksi

komoditas unggulan nasional.

Dalam rangka mempercepat pelaksanaan kegiatan

pengelolaan lahan dan air TA.2007, setiap petugas pelaksana

kegiatan pengelolaan lahan dan air agar menyusun rencana

kerja yang berpedoman kepada Jadwal Rencana Kerja

Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air TA.2007 yang

telah disepakati pada pertemuan Koordinasi Monitoring dan

Evaluasi TA.2006 di Pekanbaru seperti pada lampiran Matrik

Rencana Kerja Pelaksanaan Kegiatan PLA tahun 2007.

Berikut ini secara garis besar diuraikan tujuan, sasaran

dan struktur kegiatan pengelolaan lahan dan air TA. 2007.

A. TUJUAN

Tujuan Kegiatan Pembangunan Lahan dan Air TA. 2007

adalah sebagai berikut :

Page 8: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 8

1. Mengendalikan laju alih fungsi lahan

2. Memperluas areal pertanian pada kawasan tanaman

pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan

3. Mendayagunakan lahan pertanian terlantar

4. Melakukan upaya konservasi dan rehabilitasi lahan

pertanian

5. Melakukan upaya reklamasi lahan pertanian

6. Penguatan hak atas tanah

7. Melakukan upaya pengembangan sumber air irigasi

8. Melakukan upaya optimasi pemanfaatan air irigasi

9. Melakukan upaya konservasi air

10. Melakukan upaya pemberdayaan kelembagaan

pengelola air

11. Koordinasi kelembagaan dalam penanganan masalah

lahan dan air

12. Meningkatkan kualitas SDM pertanian di bidang

pengelolaan lahan dan air

B. SASARAN

Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1. Terkendalinya laju alih fungsi lahan

2. Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan

tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan

peternakan

3. Terwujudnya pendayagunaan lahan pertanian terlantar

4. Tercapainya konservasi, rehabilitasi dan reklamasi

lahan pertanian

Page 9: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 9

5. Meningkatnya penguasaan hak atas tanah

6. Tercapainya pengembangan sumber air irigasi

7. Tercapainya optimasi pemanfaatan air irigasi

8. Terwujudnya konservasi air

9. Terwujudnya pemberdayaan kelembagaan pengelola

air

10. Koordinasi kelembagaan dalam penanganan masalah

lahan dan air

11. Meningkatnya kualitas SDM pertanian di bidang

pengelolaan lahan dan air

C. STRUKTUR PELAKSANAAN KEGIATAN TA. 2007

Struktur kegiatan bidang pengelolaan lahan dan air

pada TA. 2007 disusun berdasarkan pengorganisasian

penyelenggaraan kegiatan dan anggaran kinerja secara

hierarkis antara pemerintah pusat, propinsi dan

kabupaten/kota, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Tingkat Pusat

Kegiatan pengelolaan lahan dan air secara nasional

menjadi tanggung jawab satuan kerja (satker) pusat

yaitu Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air.

Pokok kegiatannya mencakup pembinaan, fasilitasi,

koordinasi dan monev Propinsi. Sedangkan

kegiatannya difokuskan pada : ”Perumusan dan

pelaksanaan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang

Page 10: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 10

Pengelolaan Lahan dan Air”, dengan menyelenggarakan

fungsi-fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang

pengelolaan lahan dan air;

b. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan

prosedur dibidang pengelolaan lahan dan air;

c. Pemberian bimbingan teknis, monitoring, evaluasi

dan pelaporan;

d. Pelayanan administrasi dan pelayanan masyarakat.

Satker Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air

adalah penanggungjawab/ koordinator pelaksanaan

kegiatan pengelolaan air secara nasional (propinsi

seluruh Indonesia), bertugas sebagai koordinator

Satker Dinas Pertanian/Perkebunan/ Peternakan di

Propinsi dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan

lahan dan air.

2. Tingkat Propinsi

Kegiatan pokok pengelolaan lahan dan air ada di Satker

Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan Propinsi

mencakup penyiapan petunjuk pelaksanaan,

pembinaan, fasilitasi dan koordinasi serta pemantauan

dan evaluasi kegiatan/kegiatan kabupaten. Dalam

rangka pembinaan teknis sesuai kebutuhan daerah,

maka Dinas Pertanian / Perkebunan / Peternakan

Page 11: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 11

provinsi dimungkinkan melaksanakan kegiatan-kegiatan

yang bersifat percontohan lintas kabupaten/kota.

Satker Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan di

Propinsi adalah pendamping pelaksanaan kegiatan

pengelolaan lahan dan air di seluruh kabupaten/kota di

wilayahnya, bertugas sebagai koordinator Satker Dinas

Pertanian/Perkebunan/ Peternakan Kabupaten/Kota

dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan lahan dan

air.

3. Tingkat Kabupaten/Kota

Kegiatan pokok pengelolaan lahan dan air ada di Satker

Dinas Pertanian / Perkebunan / Peternakan

kabupaten/kota mencakup penyiapan petunjuk teknis,

pelaksanaan kegiatan pengelolaan lahan dan air di

tingkat lapangan.

Satker Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan di

Kabupaten/Kota adalah penanggungjawab/koordinator

kegiatan pengelolaan air di wilayahnya, bertugas

sebagai pelaksana kegiatan pengelolaan lahan dan air

di tingkat lapangan.

Page 12: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 12

III. PRIORITAS KEGIATAN PENGELOLAAN

LAHAN DAN AIR TA. 2007

Prioritas Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air TA 2007

adalah tersedianya lahan dan air secara berkelanjutan untuk

mendukung pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai

tambah dan daya saing produk pertanian serta peningkatan

kesejahteraan petani. Adapun prioritas kegiatan pengelolaan

lahan dan air secara rinci per aspek adalah sbb:

A. Tanaman Pangan

Prioritas kegiatan pembangunan lahan dan air TA 2007

dalam mendukung produksi tanaman pangan terefleksi

dari berbagai aspek sbb:

1. Aspek Perluasan Areal

a. Perluasan Areal Tanaman Pangan melalui

Pencetakan Sawah

b. Perluasan Areal Tanaman Pangan melalui

Pembukaan Lahan Kering

2. Aspek Pengelolaan Lahan

a. Optimasi Lahan

b. Reklamasi Lahan

c. Konservasi dan Rehabilitasi Lahan

d. Pengendalian Lahan

Page 13: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 13

3. Aspek Pengelolaan Air

a. Pengembangan Sumber Air

b. Rehabilitasi dan Optimasi Air

c. Pengembangan Konservasi Air Irigasi

d. Upaya Antisipasi Kekeringan dan Kebanjiran

e. Pemberdayaan Kelembagaan

B. Hortikultura

Prioritas Kegiatan kerja Pembangunan Pengelolaan Lahan

dan Air tahun anggaran 2007 dalam mendukung produksi

tanaman hortikultura terefleksi dari berbagai aspek sbb:

1. Aspek Perluasan Areal

a. Pembukaan Lahan Hortikultura

2. Aspek Pengelolaan Lahan

a. Optimasi Lahan

b. Reklamasi Lahan

c. Konservasi dan Rehabilitasi Lahan

d. Pengendalian Lahan

3. Aspek Pengelolaan Air

a. Pengembangan Sumber Air

b. Rehabilitasi dan Optimasi Air

c. Pengembangan Konservasi Air Irigasi

d. Upaya Antisipasi Kekeringan dan Kebanjiran

e. Pemberdayaan Kelembagaan

Page 14: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 14

C. Perkebunan

Prioritas Kegiatan kerja Pembangunan Pengelolaan Lahan

dan Air tahun anggaran 2007 dalam mendukung produksi

tanaman perkebunan terefleksi dari berbagai aspek

sebagai berikut :

1. Aspek Perluasan Areal

a. Pembukaan Lahan Perkebunan

2. Aspek Pengelolaan Lahan

a. Optimasi Lahan

b. Reklamasi Lahan

c. Konservasi dan Rehabilitasi Lahan

d. Pengendalian Lahan

3. Aspek Pengelolaan Air

a. Pengembangan Sumber Air

b. Rehabilitasi dan Optimasi Air

c. Pengembangan Konservasi Air Irigasi

D. Peternakan

Prioritas Kegiatan kerja Pembangunan Pengelolaan Lahan

dan Air tahun aggaran 2007 dalam mendukung produksi

peternakan terefleksi dari berbagai aspek sebagai berikut

:

1. Aspek Perluasan Areal

a. Pembukaan Lahan Hijauan Makanan Ternak (HMT)

Page 15: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 15

b. Pembukaan Ladang Padang Penggembalaan

2. Aspek Pengelolaan Lahan

a. Optimasi Lahan

b Konservasi dan Rehabilitasi Lahan

c. Pengendalian Lahan

3. Aspek Pengelolaan Air

a. Pengembangan Sumber Air

b. Pengembangan Konservasi Air Irigasi

Page 16: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 16

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN TA 2007

Pelaksanaan kegiatan pengelolaan lahan dan air mulai di

tingkat pusat, propinsi dan kabupaten harus terkait langsung

dan secara sinergis mampu mendorong pembangunan sub

sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan

peternakan. Kegiatan pengelolaan lahan dan air pada tahun

2007 dilaksanakan dengan pola kontraktual, bantuan sosial,

swakelola dan padat karya. Pelaksananaan kegiatan kontraktual

dan swakelola mengacu pada Kepress Nomor 80 tahun 2003

tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah, pelaksanaan kegiatan padat karya mengacu pada

Buku Pedoman Teknis Kegiatan Padat Karya Ditjen.

Pengelolaan Lahan dan Air Tahun 2007, dan pelaksanaan

kegiatan dengan pola bantuan sosial mengacu pada Buku

Pedoman Teknis Bantuan Sosial Ditjen Pengelolaan Lahan dan

Air Tahun 2007.

Adapun pelaksanaan kegiatan di tingkat pusat, propinsi

dan kabupaten/ kota adalah sebagai berikut:

A. Mendukung Tanaman Pangan

Kegiatan pengelolaan lahan dan air Tahun Anggaran

2007 untuk mendukung produksi tanaman pangan adalah

sebagai berikut :

1. Aspek Perluasan Areal

Page 17: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 17

a. Identifikasi Potensi Perluasan Areal Tanaman

Pangan

1) Penyusunan buku potensi perluasan sawah

pada lahan irigasi

2) Identifikasi potensi perluasan areal

tanaman pangan pada lahan irigasi

3) Identifikasi potensi perluasan areal

tanaman pangan pada lahan irigasi

b. Sosialisasi Pedoman Teknis Perluasan Areal

Tanaman Pangan

1) Sosialisasi pedoman teknis perluasan areal

tanaman pangan

c. Peningkatan Kemampuan Teknis Perluasan

Areal Tanaman Pangan

d. Apresiasi Perluasan Sawah pada Kawasan

Tanaman Pangan (barat, tengah dan timur)

e. Bimbingan Teknis Perluasan Areal Tanaman

Pangan

f. Pemantapan Pelaksanaan SID dan Konstruksi

Perluasan Areal Sawah

g. Monitoring dan Evaluasi Perluasan Areal

Tanaman Pangan.

1) Monitoring pendampingan cetak sawah

2) Monitoring perluasan areal pada kawasan

tanaman pangan

3) Evalusai perluasan areal pada kawasan

tanaman pangan

4) Penyusunan laporan monitoring dan

evaluasi

h. Evaluasi Potensi Lahan Perluasan Areal Sawah

Daerah Irigasi

Page 18: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 18

2. Aspek Pengelolaan Lahan

a. Optimasi Lahan

1) Sasaran lokasi untuk kegiatan optimasi lahan

diarahkan pada lahan-lahan sebagai berikut :

- Lahan pertanian terlantar/tidur

- Lahan pertanian yang diberakan oleh

petani

- Lahan pertanian dengan kesuburan yang

rendah

- Lahan pertanian yang mempunyai

intensitas pertanaman (IP) yang

mempunyai potensi bisa di tingkatkan.

2) Pelaksanaan Kegiatan

Pengembangan Optimasi Lahan

- Penyusunan Pedoman Umum

Pengembangan Optimasi Lahan

- Sosialisasi Pedoman Umum Pengembangan

Optimasi Lahan

- Bimbingan Teknis Pengembangan Optimasi

Lahan

- Monitoring dan Evaluasi Pengembangan

Optimasi Lahan.

Pengembangan Jalan Usaha Tani/ Jalan

Produksi Menunjang Optimasi Lahan

Page 19: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 19

- Penyusunan Pedoman Umum

Pengembangan Jalan Usaha Tani/ Jalan

Produksi

- Sosialisasi Pedoman Umum Pengembangan

Jalan Usaha Tani/ Jalan Produksi

- Bimbingan Teknis Pengembangan Jalan

Usaha Tani/ Jalan Produksi

- Monitoring dan Evaluasi Pengembangan

Jalan Usaha Tani/ Jalan Produksi

Inventarisasi Data Teknis Optimasi Lahan

- Penyusunan Juklak dan Kuesioner

Inventarisasi Data Teknis Optimasi Lahan

- Coaching Metoda Inventarisasi Data Teknis

Optimasi Lahan

- Inventarisasi Data Teknis Optimasi Lahan

- Pengolahan dan Evaluasi Data Teknis

Optimasi Lahan.

Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

- Pelatihan Teknis Pengelolaan Lahan

- Pelatihan Teknis Optimasi Lahan dengan

Metode System of Rice Intensification (SRI)

3) Komponen kegiatan

Ruang lingkup kegiatan optimasi lahan

pertanian berupa :

Page 20: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 20

- Pengolahan lahan adalah penyiapan bidang

olah agar dalam kondisi siap tanam

- Pembangunan/rehabilitasi jalan usaha tani

- Perbaikan kesuburan lahan, dilakukan pada

lahan-lahan yang tidak atau kurang subur

Mekanisme pelaksanaan kegiatan

dilaksanakan secara padat karya, agar

sebesar-besarnya melibatkan masyarakat

petani setempat sebagai tenaga kerja dan

meningkatkan rasa memiliki.

b. Reklamasi Lahan

1) Reklamasi Lahan sawah yang berkadar bahan

organik rendah (<1%) difokuskan pada

sentra produksi padi di daerah irigasi yang

diusahakan secara intensif, terutama Jawa,

Bali, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara,

Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.

2) Reklamasi lahan rawa pasang surut dan

lebak, difokuskan pada kawasan yang telah

selesai konstruksi jaringan drainase dan

pembawa tersier. Tetapi lahannya perlu

untuk direklamasi melalui berbagai

penggunaan teknologi dan perbaikan fisik

muka lahan. Reklamasi ini difokuskan di

Propinsi pulau Sumatera, Kalimantan, Papua,

dan Sulawesi.

Page 21: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 21

3) Reklamasi lahan rawa pasang surut dilokasi

eks Pengembangan Lahan Gambut (PLG)

Kalimantan Tengah.

c. Konservasi dan Rehabilitasi Lahan

Inventarisasi Data Teknis Lahan Kritis

1) Penyusunan Pedoman Inventarisasi Data

lahan kritis pada Sentra Produksi Tanaman

Pangan

2) Inventarisasi Data Potensi Lahan Kritis pada

Sentra Produksi Tanaman Pangan

3) Pemetaan Lokasi Lahan Kritis

4) Perumusan Kebijakan Penanganan Lahan

Kritis Sentra Produksi Tanaman Pangan

Pengembangan Usahatani Konservasi Lahan

1) Penyusunan Pedoman Umum usahatani

konservasi lahan pada Sentra Produksi

Tanaman Pangan

2) Sosialisasi Pedoman Umum usahatani

konservasi lahan

3) Pembinaan dan bimbingan teknis

pengembangan usahatani konservasi lahan

pada Sentra Produksi Tanaman Pangan

4) Peningkatan kemampuan petugas dalam

rangka pengembangan usahatani konservasi

lahan

Page 22: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 22

5) Koordinasi dan sinkronisasi dalam rangka

pengembangan usahatani konservasi lahan

6) Workshop dalam rangka mendukung Gerakan

Nasional Kemitraan Penghematan Air

(GNKPA)

7) Sosialisasi pengembangan usahatani

konservasi lahan dalam rangka mendukung

Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan

Air (GNKPA)

8) Monitoring dan Evaluasi pengembangan

usahatani konservasi lahan pada Sentra

Produksi Tanaman Pangan

d. Pengendalian Lahan

Kegiatan prioritas dalam aspek pengendalian

lahan tanaman pangan adalah menekan

terjadinya alih fungsi lahan pertanian tanaman

pangan ke non pertanian tanaman pangan,

dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Inventarisasi & pemetaan lahan pertanian

tanaman pangan produktif sebagai lahan

pertanian abadi.

2) Koordinasi dengan instansi terkait dalam

rangka lahan pertanian tanaman pangan

abadi.

3) Sosialisasi kepada stakeholder tentang lahan

pertanian tanaman pangan abadi.

Page 23: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 23

4) Koordinasi dengan Instansi Terkait

dalamrangka penetapan RTRW lahan

pertanian Tanaman Pangan melalui

Peraturan Daerah (PERDA).

5) Penguatan Hak Atas Tanah/Lahan Petani.

6) Penyusunan Pedoman Teknis Penguatan Hak

atas Tanah Petani.

3. Aspek Pengelolaan Air

a. Pengembangan Sumber Air

1) Penyusunan Pedoman Teknis Pengembangan

Sumber Air

2) Bimbingan Pengembangan Irigasi Permukaan

menunjang pengembangan Tanaman Pangan

dan Hortikultura.

3) Bimbingan Monitoringn dan Evaluasi

Pengembangan Sumber Air Tanah

menunjang Perkebunan

4) Bimbingan Monitoringn dan Evaluasi

Pengembangan Sumber Air Tanah

menunjang Peternakan

5) Bimbingan Monitoringn dan Evaluasi

Pengembangan Air Permukaan

6) Bimbingan Monitoringn dan Evaluasi

Pengembangan Irigasi Air Tanah Dangkal

7) Pelatihan Desain Prasarana Irigasi

Page 24: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 24

b. Rehabilitasi dan Optimasi Air

1) Apresiasi Pengelolaan irigasi tingkat usaha

tani

2) Pelatihan Desain Prasarana irigasi

3) Penyusunan pedoman rehabilitasi jaringan

irigasi dan optimasi air

4) Bimbingan penerapan irigasi tepat guna

5) Bimbingan rehabilitasi jaringan

6) Bimbingan optimasi air

7) Bimbingan pengembangan lahan rawa

8) Pengembangan Tata Air Mikro

9) Rehabilitasi JITUT JIDES

c. Pembinaan Konservasi Air Irigasi

1) Bimbingan Teknologi Konservasi Air melalui

Sumur Resapan.

2) Bimbingan Teknologi Konservasi Air melalui

Embung.

3) Bimbingan Teknologi Konservasi Air melalui

Dam Parit.

4) Pelatihan Desain Prasarana Irigasi.

d. Upaya Antisipasi Kekeringan dan Kebanjiran

1) Monitoring Kondisi Waduk untuk Air Irigasi

dan TMC

2) Operasional Posko Bencana Alam

Page 25: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 25

3) Bimbingan dan Monitoring Fenomina

Antisipasi Anomali Iklim

4) Bimbingan Pemanfaatan Curah Hujan Efektif.

5) Evaluasi Padat Karya Pengelolaan Air.

e. Kelembagaan

1. Apresiasi sistem informasi geografis

2. Identifikasi lokasi irigasi partisipatif

3. Bimbingan dan evaluasi kelembagaan

pengelola air irigasi

4. Pemberdayaan kelembagaan tani pemakai air

pada pilot proyek irigasi permukaan

5. sosialisai kebijakan pengembangan dan

pengelolaan irigasi

6. Bimbingan pelaksanaan irigasi partisipatif

7. Pelatihan Desain Prasarana Irigasi.

B. Mendukung Hortikultura

Kegiatan pembangunan lahan dan air Tahun Anggaran

2007 untuk mendukung produksi hortikultura adalah

sebagai berikut :

1. Aspek Perluasan Areal

a. Penyempurnaan dan Sosialisasi Pedoman Teknis

Perluasan Areal Hortikultura

1) penyempurnaan pedoman teknis perluasan

areal kawasan hortikultura

Page 26: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 26

2) Sosialisasi pedoman teknis perluasan areal

hortikultura

b. Apresiasi Perluasan Areal Hortikultura

c. Identifikasi Potensi Perluasan Areal Hortikultura

1) Konsultasi dan koordinasi dengan instansi

terkait

2) Identifikasi perluasan areal hortikultura wilayah

barat, tengah dan timur.

d. Peningkatan Kemampuan Teknis Perluasan Areal Hortikultura Wilayah Barat, Tengah dan Timur

e. Bimbingan dan Pembinaan Teknis Perluasan Areal Hortikultura

1) Bimbingan teknis perluasan areal hortikultura wilayah barat, tengah dan timur

f. Monitoring dan Evaluasi perluasan areal hortikultura

1) Monitoring perluasan areal kawasan

hortikultura wilayah barat, tengah dan timur

2) Evaluasi perluasan areal kawasan hortikultura

wilayah barat, tengah dan timur

g. Studi Inventarisasi Lokasi dan Pengembangan Daerah Perbatasan

2. Aspek Pengelolaan Lahan

a. Optimasi Lahan

1) Sasaran lokasi untuk kegiatan optimasi lahan

diarahkan pada lahan-lahan sebagai berikut :

• Lahan pertanian terlantar/tidur

Page 27: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 27

• Lahan pertanian yang diberakan oleh petani

• Lahan pertanian dengan kesuburan yang

rendah

• Lahan pertanian yang mempunyai intensitas

pertanaman (IP) yang mempunyai potensi bisa

di tingkatkan.

3) Pelaksanaan Kegiatan

Pengembangan Optimasi Lahan

• Penyusunan Pedoman Umum Pengembangan

Optimasi Lahan

• Sosialisasi Pedoman Umum Pengembangan

Optimasi Lahan

• Bimbingan Teknis Pengembangan Optimasi

Lahan

• Monitoring dan Evaluasi Pengembangan

Optimasi Lahan.

Pengembangan Jalan Usaha Tani/ Jalan Produksi

Menunjang Optimasi Lahan

• Penyusunan Pedoman Umum Pengembangan

Jalan Usaha Tani/ Jalan Produksi

• Sosialisasi Pedoman Umum Pengembangan

Jalan Usaha Tani/ jalan Produksi

• Bimbingan Teknis Pengembangan Jalan Usaha

Tani/ Jalan Produksi

• Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Jalan

Usaha Tani/ Jalan Produksi.

Page 28: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 28

Inventarisasi Data Teknis Optimasi Lahan

• Penyusunan Juklak dan Kuesioner Inventarisasi

Data Teknis Optimasi Lahan

• Coaching Metoda Inventarisasi Data Teknis

Optimasi Lahan

• Inventarisasi Data Teknis Optimasi Lahan

• Pengolahan dan Evaluasi Data Teknis Optimasi

Lahan.

Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

• Pelatihan Teknis Pengelolaan Lahan

3) Komponen kegiatan

Ruang lingkup kegiatan optimasi lahan pertanian

berupa :

• Pengolahan lahan adalah penyiapan bidang

olah agar dalam kondisi siap tanam

• Pembangunan/rehabilitasi jalan usaha tani

• Perbaikan kesuburan lahan, dilakukan pada

lahan-lahan yang tidak atau kurang subur

Mekanisme pelaksanaan kegiatan dilaksanakan

secara padat karya, agar sebesar-besarnya

melibatkan masyarakat petani setempat sebagai

tenaga kerja dan meningkatkan rasa memiliki.

b. Reklamasi Lahan

Page 29: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 29

1) Reklamasi lahan rawa pasang surut dan lebak

melalui usaha tani Sistem Surjan sesuai dengan

tingkat topografi dan kondisi muka air di lahan

rawa, sehingga lahan dapat diusahakan dengan

tanaman hortikultura dan tanaman pangan

2) Reklamasi lahan rawa untuk tanaman buah-buahan

melalui sistem tabukan

3) Reklamasi Lahan Potensial, lahan berpasir untuk

komoditas hortikultura, seperti di sepanjang Pantai

Selatan Jawa.

c. Konservasi dan Rehabilitasi Lahan

1) Inventarisasi Data Teknis Lahan Kritis

Penyusunan Pedoman Inventarisasi Data lahan

kritis pada Sentra Produksi Hortikultura

• Inventarisasi Data Potensi Lahan Kritis pada

Sentra Produksi Hortikultura

• Workshop Penanggulangan Degradasi Lahan

dan Pengambangan UKL.

• Perumusan Kebijakan Penanganan Lahan Kritis

pada Sentra

Produksi Hortikultura

Pengembangan Usahatani Konservasi Lahan

• Penyusunan Pedoman Umum usahatani

konservasi lahan pada Sentra Produksi

Hortikultura

Page 30: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 30

• Pengembangan tanaman hortikultura yang

bernilai ekonomis tinggi sesuai agroklimat

melalui pola usahatani konservasi lahan

• Sosialisasi Pedoman Umum usahatani

konservasi lahan pada Sentra Produksi

Hortikultura

• Pembinaan dan bimbingan teknis

pengembangan usahatani konservasi lahan

pada Sentra Produksi Hortikultura

• Peningkatan kemampuan petugas dalam

rangka pengembangan usahatani konservasi

lahan pada Sentra Produksi Hortikultura

• Koordinasi dan sinkronisasi dalam rangka

pengembangan usahatani konservasi lahan

pada Sentra Produksi Hortikultura

• Workshop dalam rangka mendukung Gerakan

Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA)

• Sosialisasi pengembangan usahatani konservasi

lahan dalam rangka mendukung Gerakan

Nasional Kemitraan Penghematan Air (GNKPA)

• Monitoring dan Evaluasi pengembangan

usahatani konservasi lahan pada Sentra

Produksi Hortikultura

d. Pengendalian Lahan

Kegiatan prioritas dalam aspek pengendalian lahan

tanaman hortikultura adalah menekan terjadinya alih

Page 31: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 31

fungsi lahan hortikultura ke non pertanian hortikultura,

dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Inventarisasi & pemetaan lahan pertanian

hortikultura produktif sebagai lahan pertanian

abadi.

2) Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka

lahan pertanian hortikultura abadi.

3) Sosialisasi kepada stakeholder tentang lahan

pertanian tanaman hortikultura abadi.

4) Penetapan RTRW lahan pertanian hortikultura

melalui Peraturan Daerah (PERDA).

5) Penguatan Hak Atas Tanah/Lahan Petani Tanaman

Hortikultura.

3. Aspek Pengelolaan Air

a. Pengembangan Sumber Air

1) Penyusunan Pedoman Teknis Pengembangan

Sumber Air

2) Bimbingan, Monitoring dan Evaluasi

Pengembangan Sumber Air Permukaan menunjang

pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura

3) Bimbingan Pengembangan Sumber Air Tanah

menunjang Hortikultura.

4) Bimbingan pengembangan air permukaan

5) Pembuatan irigasi air tanah dangkal

Page 32: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 32

b. Rehabilitasi dan Optimasi Air

1) Apresiasi Pengelolaan irigasi tingkat usaha tani

2) Pelatihan Desain Prasarana irigasi

3) Penyusunan pedoman rehabilitasi jaringan irigasi

dan optimasi air

4) Bimbingan penerapan irigasi tepat guna

5) Bimbingan rehabilitasi jaringan

6) Bimbingan optimasi air

7) Bimbingan pengembangan lahan rawa

8) Pengembangan Tata Air Mikro

9) Rehabilitasi JITUT JIDES

10) Pengembangan irigasi bertekanan

c. Pembinaan Konservasi Air Irigasi

1) Bimbingan Teknologi Konservasi Air melalui

Sumur Resapan.

2) Bimbingan Teknologi Konservasi Air melalui

Embung.

3) Bimbingan Teknologi Konservasi Air melalui Dam

Parit.

d. Upaya Antisipasi Kekeringan dan Kebanjiran

1) Monitoring Kondisi Waduk untuk Air Irigasi dan

TMC

2) Operasional Posko Bencana Alam

3) Bimbingan dan Monitoring Fenomina Antisipasi

Anomali Iklim

Page 33: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 33

4) Bimbingan Pemanfaatan Curah Hujan Efektif.

5) Evaluasi Padat Karya Pengelolaan Air.

e. Kelembagaan

1) Apresiasi sistim informasi geografis

2) Latihan usahatani hemat air

3) Identifikasi lokasi irigasi partisipatif

4) Bimbingan dan evaluasi kelembagaan pengelola

air irigasi

5) Pemberdayaan kelembagaan tani pemakai air

pada pilot irigasi permukaan

6) Sosialisasi kebijakan pengembangan dan

pengelolaan irigasi

7) Bimbingan pelaksanaan irigasi partisipatif

D. Mendukung Perkebunan

Kegiatan pembangunan lahan dan air Tahun Anggaran

2007 untuk mendukung peningkatan produksi perkebunan

adalah sbb:

1. Aspek Perluasan Areal

a. Identifikasi Potensi Perluasan Areal Perkebunan

1) Identifikasi potensi perluasan areal perkebunan

b. Identifikasi dan Inventarisasi Jalan Kebun

1) Identifikasi dan inventarisasi jalan kebun wilayah

barat, tengah dan timur.

Page 34: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 34

c. Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Perluasan Areal

Perkebunan

1) Penyempurnaan pedoman teknis perluasan areal

kawasan perkebunan

2) Pertemuan koordinasi perluasan areal

perkebunan

3) Sosialisasi dan bimbingan perluasan areal

perkebunan wilayah barat, tengah dan timur.

d. Pengembangan Teknis Pendampingan Perluasan

Areal Perkebunan

e. Monitoring dan Evaluasi Perluasan Areal

Perkebunan

1) Monitoring dan evaluasi perluasan areal

perkebunan wilayah barat, tengah dan timur

f. Survey Zona Agroekologi Kopi Arabika

2. Aspek Pengelolaan Lahan

a. Optimasi Lahan

1) Sasaran Lokasi

Sasaran lokasi untuk kegiatan optimasi lahan

diarahkan pada lahan pertanian terlantar/tidur.

2) Pelaksanaan Kegiatan

Pengembangan Jalan Usaha Tani/ Jalan

Produksi Menunjang Optimasi Lahan

Page 35: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 35

• Penyusunan Pedoman Umum

Pengembangan Jalan Usaha Tani/ Jalan

Produksi

• Sosialisasi Pedoman Umum Pengembangan

Jalan Usaha Tani/ Jalan Produksi

• Bimbingan Teknis Pengembangan Jalan

Usaha Tani/ Jalan Produksi

• Monitoring dan Evaluasi Pengembangan

Jalan Usaha Tani/ Jalan Produksi.

Inventarisasi Data Teknis Optimasi Lahan

• Penyusunan Juklak dan Kuesioner

Inventarisasi Data Teknis Optimasi Lahan

• Coaching Metoda Inventarisasi Data Teknis

Optimasi Lahan

• Inventarisasi Data Teknis Optimasi Lahan

• Pengolahan dan Evaluasi Data Teknis

Optimasi Lahan.

Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

• Pelatihan Teknis Pengelolaan Lahan

3) Komponen kegiatan

Ruang lingkup kegiatan optimasi lahan

pertanian berupa :

• Pengolahan Lahan untuk penyiapan bidang

olah agar dalam kondisi siap tanam

• Pembangunan/rehabilitasi jalan

produksi/koleksi

Page 36: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 36

• Perbaikan kesuburan lahan, dilakukan pada

lahan-lahan yang tidak atau kurang subur

Mekanisme pelaksanaan kegiatan dilaksanakan

secara padat karya, agar sebesar-besarnya

melibatkan masyarakat petani setempat

sebagai tenaga kerja dan meningkatkan rasa

memiliki.

b. Reklamasi Lahan

1) Reklamasi lahan rawa pasang surut dan lebak

di beberapa propinsi telah diusahakan dengan

tanaman kelapa, kelapa sawit atau kelapa

dalam, melalui pembangunan saluran

pembuangan, tanggul dan pintu-pintu air.

2) Reklamasi lahan bekas penambangan dan

industri yang diusahakan petani atau kerja

sama antara petani dengan perusahaan swasta

pada berbagai komoditas perkebunan rakyat,

misalnya tanaman lada, karet, kelapa di lahan

mineral melalui teknologi land clearing

3) Reklamasi lahan berbatu di perkebunan mete

atau kakao rakyat akibat usaha penambangan

batu apung dan kapur dari perusahaan swasta

di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara

Timur.

c. Konservasi dan Rehabilitasi Lahan

Page 37: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 37

1) Inventarisasi Data Teknis Lahan Kritis

- Penyusunan Pedoman Inventarisasi Data

lahan kritis pada Sentra Produksi Tanaman

Perkebunan

- Inventarisasi Data Potensi Lahan Kritis

pada Sentra Produksi pada Sentra Produksi

Tanaman Perkebunan

- Pemetaan Lokasi Lahan Kritis pada Sentra

ProduksiTanaman Perkebunan

- Perumusan Kebijakan Penanganan Lahan

Kritis pada Sentra Produksi Tanaman

Perkebunan

2) Pengembangan Usahatani Konservasi Lahan

- Penyusunan Pedoman Umum usahatani

konservasi lahan pada Sentra Produksi

Tanaman Perkebunan

- Pengembangan tanaman perkebunan yang

bernilai ekonomis tinggi sesuai agroklimat

melalui pola usahatani konservasi lahan

- Sosialisasi Pedoman Umum usahatani

konservasi lahan pada Sentra Produksi

Tanaman Perkebunan

- Pembinaan dan bimbingan teknis

pengembangan usahatani konservasi lahan

pada Sentra Produksi Tanaman

Perkebunan

Page 38: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 38

- Peningkatan kemampuan petugas dalam

rangka pengembangan usahatani

konservasi lahan pada Sentra Produksi

Tanaman Perkebunan

- Koordinasi dan sinkronisasi dalam rangka

pengembangan usahatani konservasi lahan

pada Sentra Produksi Tanaman

Perkebunan

- Workshop dalam rangka mendukung

Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan

Air (GNKPA)

- Sosialisasi pengembangan usahatani

konservasi lahan dalam rangka mendukung

Gerakan Nasional Kemitraan Penghematan

Air (GNKPA)

- Monitoring dan Evaluasi pengembangan

usahatani konservasi lahan pada Sentra

Produksi Tanaman Perkebunan

d. Pengendalian Lahan

Kegiatan prioritas dalam aspek pengendalian lahan

perkebunan adalah menekan terjadinya alih fungsi

lahan perkebunan ke non perkebunan, dengan

kegiatan sebagai berikut :

1) Inventarisasi & pemetaan lahan perkebunan

produktif sebagai lahan perkebunan abadi.

Page 39: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 39

2) Koordinasi dengan instansi terkait dalam

rangka lahan pertanian (perkebunan) abadi.

3) Sosialisasi kepada stakeholder tentang lahan

pertanian (perkebunan) abadi.

4) Penetapan RTRW lahan perkebunan melalui

Peraturan Daerah (PERDA).

5) Penguatan Hak Atas Tanah/Lahan Perkebunan.

3. Aspek Pengelolaan Air

a. Pengembangan Sumber Air

1) Penyusunan Pedoman Teknis Pengembangan

Sumber Air

2) Bimbingan Pengembangan Irigasi Permukaan

menunjang pengembangan Tanaman Pangan

3) Bimbungan Pengembangan Sumber Air Tanah

4) Penyusunan data potensi pengembangan

sumber air irigasi

5) Bimbingan pengembangan air permukaan

6) Pembuatan irigasi air tanah dalam

7) Pengadaan pompa air irigasi

b. Rehabilitasi dan Optimasi Air

1) Apresiasi Pengelolaan irigasi tingkat usaha tani

2) Pelatihan Desain Prasarana irigasi

Page 40: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 40

3) Penyusunan pedoman rehabilitasi jaringan

irigasi dan optimasi air

4) Bimbingan penerapan irigasi tepat guna

5) Bimbingan rehabilitasi jaringan

6) Bimbingan optimasi air

7) Bimbingan pengembangan lahan rawa

8) Pengembangan Tata Air Mikro

9) Rehabilitasi JITUT JIDES

10) Pengembangan irigasi bertekanan

c. Pembinaan Konservasi Air Irigasi

1) Bimbingan Teknologi Konservasi Air melalui

Sumur Resapan.

2) Bimbingan Teknologi Konservasi Air melalui

Embung.

3) Bimbingan Teknologi Konservasi Air melalui

Dam Parit.

d. Upaya Antisipasi Kekeringan dan Kebanjiran

1) Monitoring Kondisi Waduk untuk Air Irigasi dan

TMC

4) Operasional Posko Bencana Alam

5) Bimbingan dan Monitoring Fenomena Antisipasi

Anomali Iklim

6) Bimbingan Pemanfaatan Curah Hujan Efektif.

7) Evaluasi Padat Karya Pengelolaan Air.

e. Kelembagaan

1) Apresiasi sistem informasi geografis

Page 41: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 41

2) Latihan usahatani hemat air

3) Identifikasi lokasi irigasi partisipatif

4) Bimbingan dan evaluasi kelembagaan

pengelola air irigasi

5) Pemberdayaan kelembagaan tani pemakai air

pada pilot irigasi permukaan

6) Sosialisasi kebijakan pengembangan dan

pengelolaan irigasi

8) Bimbingan pelaksanaan irigasi partisipatif

D. Mendukung Peternakan

Kegiatan pembangunan lahan dan air Tahun Anggaran

2007 untuk mendukung peningkatan produksi peternakan

adalah sebagai berikut :

1. Aspek Perluasan Areal

a. Penyusunan Pedoman Perluasan Areal Kawasan

Peternakan

1) Penyempurnaan pedoman teknis perluasan areal

kebun HMT

2) Penyempurnaan pedoman teknis perluasan areal

padang penggembalaan

3) Pengumpulan bahan dan informasi perluasan areal

padang penggembalaan

4) Pengumpulan bahan dan informasi perluasan areal

kebun HMT

Page 42: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 42

b. Identifikasi Potensi Perluasan Areal Kawasan

Peternakan

1) Pengumpulan bahan dan informasi potensi

perluasan areal peternakan wilayah barat dan

timur.

2) Koordinasi dengan instansi terkait

c. Sosialisasi Pedoman Teknis dan Bimbingan Perluasan

Areal Peternakan

1) Apresiasi manajemen padang penggembalaan

2) Rapat teknis perluasan areal

3) Sosialisasi pedoman teknis perluasan areal padang

penggembalaan

4) Sosialisasi pedoman teknis perluasan areal kebun

HMT

5) Bimbingan perluasan areal peternakan kebun HMT

6) Bimbingan perluasan areal padang penggembalaan

d. Pengembangan Sarana Usaha Pos Kesehatan Hewan

1) Bimbingan pengembangan pos kesehatan hewan

wilayah barat dan timur

e. Monitoring dan Evaluasi Perluasan Areal Peternakan

1) Monitoring dan Evaluasi Perluasan Areal padang

penggembalaan

2) Monitoring dan Evaluasi Perluasan Areal kebun

HMT

3) Monitoring dan Evaluasi Perluasan Areal Pos

Kesehatan Hewan

Page 43: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 43

2. Aspek Pengelolaan Lahan

a. Optimasi Lahan

1) Sasaran Lokasi

Sasaran lokasi untuk Kegiatan optimasi lahan

diarahkan pada lahan-lahan pertanian

terlantar/tidur.

2) Pelaksanaan Kegiatan

Pengembangan Optimasi Lahan

- Penyusunan Pedoman Umum Pengembangan

Optimasi Lahan

- Sosialisasi Pedoman Umum Pengembangan

Optimasi Lahan

- Bimbingan Teknis Pengembangan Optimasi

Lahan

- Monitoring dan Evaluasi Pengembangan

Optimasi Lahan.

Pengembangan Jalan Usaha Tani/ Jalan Produksi

Menunjang Optimasi Lahan

- Penyusunan Pedoman Umum Pengembangan

Jalan Usaha Tani/Jalan Produksi.

- Sosialisasi Pedoman Umum Pengembangan

Jalan Usaha Tani/JalanProduksi

- Bimbingan Teknis Pengembangan Jalan

Usaha Tani/JalanProduksi

Page 44: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 44

- Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Jalan

Usaha Tani/Jalan Produksi.

Inventarisasi Data Teknis Optimasi Lahan

- Penyusunan Juklak dan Kuesioner

Inventarisasi Data Teknis Optimasi Lahan

- Coaching Metoda Inventarisasi Data Teknis

Optimasi Lahan

- Inventarisasi Data Teknis Optimasi Lahan

- Pengolahan dan Evaluasi Data Teknis

Optimasi Lahan.

Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

- Pelatihan Teknis Pengelolaan Lahan

3) Komponen kegiatan

Ruang lingkup kegiatan optimasi lahan pertanian

berupa :

- Pengolahan lahan untuk penyiapan bidang

olah agar dalam kondisi siap tanam

- Pembangunan/rehabilitasi jalan produksi

- Perbaikan kesuburan lahan, dilakukan pada

lahan-lahan yang tidak atau kurang subur

- Untuk kawasan peternakan dapat

dikembangkan Cropping Livestock System

(CLS) yaitu usaha tani terpadu antar

komoditas tanaman/hortikultura/ perkebunan

dengan peternakan.

Page 45: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 45

- Mekanisme pelaksanaan kegiatan

dilaksanakan secara padat karya, agar

sebesar-besarnya melibatkan masyarakat

petani setempat sebagai tenaga kerja dan

meningkatkan rasa memiliki.

b. Konservasi dan Rehabilitasi Lahan

1) Inventarisasi Data Teknis Lahan Kritis

- Penyusunan Pedoman Inventarisasi Data

lahan kritis pada Sentra Produksi Peternakan

- Inventarisasi Data Potensi Lahan Kritis pada

Sentra Produksi Peternakan

- Pemetaan Lokasi Lahan Kritis pada Sentra

Produksi Peternakan

- Perumusan Kebijakan Penanganan Lahan

Kritis pada Sentra Produksi Peternakan

2) Pengembangan Usahatani Konservasi Lahan

- Penyusunan Pedoman Umum usahatani

konservasi lahan pada Sentra Produksi

Peternakan

- Sosialisasi Pedoman Umum usahatani

konservasi lahan pada Sentra Produksi

Peternakan

- Pembinaan dan bimbingan teknis

pengembangan usahatani konservasi lahan

pada Sentra Produksi Peternakan

Page 46: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 46

- Peningkatan kemampuan petugas dalam

rangka pengembangan usahatani konservasi

lahan pada Sentra Produksi Peternakan

- Koordinasi dan sinkronisasi dalam rangka

pengembangan usahatani konservasi lahan

pada Sentra Produksi Peternakan

- Workshop dalam rangka mendukung Gerakan

Nasional Kemitraan Penghematan Air

(GNKPA)

- Sosialisasi pengembangan usahatani

konservasi lahan dalam rangka mendukung

Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan

Air (GNKPA)

- Monitoring dan Evaluasi pengembangan

usahatani konservasi lahan pada Sentra

Produksi Peternakan

c. Pengendalian Lahan

Kegiatan prioritas dalam aspek pengendalian lahan

untuk peternakan adalah menekan terjadinya alih

fungsi lahan peternakan ke non peternakan, dengan

kegiatan sebagai berikut :

1) Inventarisasi & pemetaan lahan peternakan

produktif sebagai lahan peternakan abadi.

2) Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka

lahan peternakan abadi.

Page 47: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 47

3) Sosialisasi kepada stakeholder tentang lahan

peternakan abadi.

4) Penetapan RTRW lahan peternakan melalui

Peraturan Daerah (PERDA).

5) Penguatan Hak Atas Tanah/Lahan Petani

Peternakan.

3. Aspek Pengelolaan Air

a. Pengembangan Sumber Air

1) Penyusunan Pedoman Teknis Pengembangan

Sumber Air

2) Bimbingan Pengembangan Irigasi Permukaan

menunjang pengembangan Tanaman Pangan

3) Bimbingan Pengembangan Sumber Air Tanah

4) Penyusunan data potensi pengembangan sumber

air irigasi

5) Bimbingan pengembangan air permukaan

6) Pembuatan irigasi air tanah dalam

7) Pengadaan pompa air irigasi

b. Rehabilitasi dan Optimasi Air

1) Apresiasi Pengelolaan irigasi tingkat usaha tani

2) Pelatihan Desain Prasarana irigasi

3) Penyusunan pedoman rehabilitasi jaringan irigasi

dan optimasi air

4) Bimbingan penerapan irigasi tepat guna

Page 48: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 48

5) Bimbingan rehabilitasi jaringan

6) Bimbingan optimasi air

7) Bimbingan pengembangan lahan rawa

8) Pengembangan Tata Air Mikro

9) Rehabilitasi JITUT JIDES

10) Pengembangan irigasi bertekanan

c. Pembinaan Konservasi Air Irigasi

1) Bimbingan Teknologi Konservasi Air melalui

Embung.

d. Upaya Antisipasi Kekeringan dan Kebanjiran

1) Monitoring Kondisi Waduk untuk Air Irigasi dan

TMC

2) Operasional Posko Bencana Alam

3) Bimbingan dan Monitoring Fenomena Antisipasi

Anomali Iklim

e. Kelembagaan

1) Apresiasi sistem informasi geografis

2) Latihan usahatani hemat air

3) Identifikasi lokasi irigasi partisipatif

4) Bimbingan dan evaluasi kelembagaan pengelola

air irigasi

5) Pemberdayaan kelembagaan tani pemakai air

pada pilot irigasi permukaan

Page 49: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 49

6) Sosialisasi kebijakan pengembangan dan

pengelolaan irigasi

7) Bimbingan pelaksanaan irigasi partisipatif

Page 50: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 50

V. KEGIATAN KERJASAMA LUAR NEGERI

LINGKUP DITJEN. PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA.

2007

Pada TA. 2007 ada beberapa kegiatan kerjasama luar

negeri (Pinjaman-Hibah Luar Negeri/ PHLN) di lingkup Ditjen.

PLA, yaitu:

a. Proyek Perbaikan Lahan dan Jaringan Irigasi

(Improvement of Land and Irrigation System at

Farm Level Project) Berbantuan Islamic

Development Bank

Kegiatan ini bertujuan untuk menunjang peningkatan

produksi tanaman pangan di 4 propinsi, yaitu: Sumatera

Utara, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi

Barat dan 18 kabupaten di 4 propinsi tersebut. Fokus

kegiatan proyek adalah perbaikan lahan dan jaringan

irigasi, khususnya pada skim irigasi desa. Namun kegiatan

lain juga dilaksanakan, antara lain: penyuluhan dan

demplot, penguatan kelembagaan, pelatihan petugas dan

petani, dll. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan mampu

memberdayakan (empowerment) petani sehingga pada

akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan petani.

Pedoman pelaksanaan untuk kegiatan ini secara lengkap di

susun dalam Buku Pedoman Manajemen Proyek Perbaikan

Lahan dan Jaringan Irigasi Berbantuan IDB.

Page 51: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 51

b. Participatory Irrigation Sector Project Pinjaman

Asian Development Bank (PISP)

Pembaharuan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan

irigasi yang dituangkan melalui Inpres 3 tahun 1999

dilakukan guna mendukung keberhasilan pembangunan

pertanian menuju ketahanan pangan. Melalui kebijakan

tersebut maka masyarakat petani pemakai air (P3A) diberi

peran yang cukup besar dalam pengelolaan sektor irigasi,

sedangkan peranan pemerintah sebagai fasilitator.

Dalam rangka mengimplementasikan program

Pembaharuan Kebijakan Pengelolaan Irigasi (PKPI)

tersebut, pemerintah Indonesia mendapat pinjaman lunak

(Loan) dari Asian Development Bank melaui Participatory

Irrigation Sector Project (PISP) Loan No. 2064-INO (SF) &

2065-INO. Proyek ini merupakan proyek yang dikerjakan

oleh 3 instansi yaitu Departemen Pekerjaan Umum (sebagai

executing agency), Departemen Dalam Negeri (sebagai co-

executing agency) dan Departemen Pertanian (sebagai co-

executing agency).

Proyek akan dilaksanakan di 6 (enam) propinsi yaitu

Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur

dan Sulawesi Selatan yang meliputi 25 kabupaten. Lokasi-

lokasi tersebut dipilih mengingat hampir 75% daerah irigasi

dan beberapa kebijakan pemerintah dalam reformasi irigasi

berhasil dilaksanakan di wilayah tersebut. Persiapan

Page 52: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 52

Proyek PISP berupa studi kelayakan sudah dilaksanakan

pada tahun 2002 dengan dana hibah ADB melalui Technical

Assistence (TA) ADB No.3793-INO.

Pedoman pelaksanaan untuk kegiatan ini secara lebih detail

akan disusun oleh Direktorat Pengelolaan Air.

c. Water Resources And Irrigation Sector Management

Program (WISMP) Pinjaman World Bank (IBRD)

Proyek yang dibiayai oleh Bank Dunia ini sudah berjalan

sejak tahun 2006 dan dikelola oleh 3 instansi yaitu

Departemen Pekerjaan Umum (sebagai executing agency),

Departemen Dalam Negeri (sebagai co-executing agency)

dan Departemen Pertanian (sebagai co-executing agency)

dan dilaksanakan secara berkoordinasi dengan pihak

Bappenas.

Adapun peran atau lingkup tugas dari Departemen

Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan

Air adalah melakukan dukungan dan koordinasi dengan

seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) secara

nasional, melakukan pemantauan dan pengamatan dari

aspek teknis dan keteknikan pertanian dalam tata guna air

tingkat usaha tani.

Tata guna air tingkat usaha tani adalah tata guna air yang

dilakukan pada jaringan lahan tingkat usaha tani dalam

rangka proses produksi tanaman yang menyangkut aspek-

Page 53: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 53

aspek teknis pertanian, sosial ekonomi, dan kelembagaan.

Berdasarkan definisi tersebut, maka aspek teknis yang

dilaksanakan meliputi: survei, investigasi, dan disain (SID);

konstruksi (meliputi pembangunan baru, peningkatan,

rehabilitasi); serta operasi dan pemeliharaan (O&P) di

tingkat usaha tani. Sedangkan aspek keteknikan pertanian

antara lain meliputi: rekomendasi kebutuhan air tanaman

sesuai dengan jenis dan tingkat pertumbuhannya,

pengaturan pola tanam, aplikasi air, penjadwalan air irigasi,

rekomendasi teknologi budidaya tanaman, dsb.

Propinsi pelaksana proyek ini sebanyak 11 Propinsi

(Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Sumatera

Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur,

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan NTT) yang meliputi

18 kabupaten.

Pedoman pelaksanaan untuk kegiatan ini secara lebih

detail akan disusun oleh Direktorat Pengelolaan Air.

d. Nusa Tenggara Barat- Water Resources Management

Project (NTB-WRMP) Pinjaman World Bank (IBRD)

Nusa Tenggara Barat –Water Resources Management

Project (NTB-WRMP) merupakan proyek bantuan hibah dari

Bank Dunia (World Bank) dengan persetujuan

administratifnya ditandatangani pada tanggal 20 desember

2005. Secara nasional managemen keproyekan akan

Page 54: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 54

digabungkan dengan Proyek WISMP. Pelaksanaan proyek

akan dilaksanakan oleh petugas propinsi melalui PPIU dan

kabupaten melalui KPIU (Kabupaten) sesuai struktur proyek

dalam WISMP. Tujuan proyek ini adalah mengembangkan

lahan basin dalam rangka pengentasan kemiskinan di

propinsi Nusa Tenggara Barat.

Pedoman pelaksanaan untuk kegiatan ini secara lebih detail

akan disusun oleh Direktorat Pengelolaan Air.

e. The Post Tsunami Rehabilitation of Agriculture

Infrastructure in Nanggroe Aceh Darussalam

Province Pinjaman IDB

Kerusakan yang diakibatkan oleh gempa bumi berkekuatan

8,9 skala richter di propinsi NAD yang diikuti oleh

gelombang tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 pada

sektor pertanian yang sangat besar, terutama terkait

dengan kondisi prasarana pertanian seperti jaringan irigasi,

jalan usaha tani dan prasarana lainnya.

IDB melalui program emergency berinisiatif untuk

memberikan bantuan kepada Pemerintah Indonesia dengan

memberikan pinjaman lunak untuk merehabilitasi daerah-

daerah yang terkena bencana tsunami. Bantuan yang

diinisiasi pada TA 2005, baru disetujui MoUnya pada

tanggal 29 Nopember 2006 untuk dilaksanakan selama 4

tahun, 2007 - TA 2010. Poyek ini bertujuan untuk

menciptakan kesempatan pekerjaan untuk meningkatkan

pendapatan, merehabilitasi atau merekonstruksi fasilitas

Page 55: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 55

irigasi pertanian, dll, memperbaiki asperk biologis dan sosial

sehingga petani kembali seperti sebelumnya dan

memperoleh produktivitas panen seperti sebelum terjadinya

tsunami.

Lokasi proyek terletak di 9 kabupaten yaitu Aceh Besar,

Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh

Selatan, Pidie, Bireun, Aceh Utara, dan Aceh Timur.

Pedoman pelaksanaan untuk kegiatan ini secara lebih detail

akan disusun oleh Direktorat Pengelolaan Air.

f. Drip Irrigation Development for Horticultural

Production through Shallow Groundwater (pinjaman

Pemerintah Spanyol)

Proyek ini telah masuk dalam MoU antara CGI dan

Pemerintah Indonesia tertanggal 12 Desember 2003

dimana Pemerintah Spanyol akan mengalokasikan dana

pinjaman sebesar 20 juta Euro. Saat ini proyek masih

dalam tahap persiapan dimana pemerintah Indonesia

diharapkan untuk dapat menyelesaikan proses lelang

pengadaan proyek sebelum Loan Agreement disetujui oleh

kedua belah pihak.

Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan usahatani

dengan menggunakan irigasi tetes, melalui :

• Peningkatan kualitas dan kuantitas tanaman

hortikultura pada lahan tadah hujan

Page 56: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 56

• Menstabilkan produksi tanaman hortikultura pada

lahan tadah hujan, terutama di musim kemarau

• Meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan

petani dan untuk mengurangi tingkat kemiskinan di

pedesaan

Lokasi proyek terletak di 10 propinsi, yaitu : Sumatera

Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur,

Bali, NTB, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.

Pedoman pelaksanaan untuk kegiatan ini secara lebih detail

akan disusun oleh Direktorat Pengelolaan Air.

Page 57: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 57

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR

TA. 2007

Monitoring merupakan kegiatan pengamatan terhadap

pelaksanaan kegiatan sehingga pelaksanaan atau

perkembangan pelaksanaan di lapangan secara berkala dan

berkesinambungan dapat dideteksi. Sedangkan pelaporan

adalah penyajian data dan informasi suatu kegiatan yang telah

/ sedang / akan dilaksanakan sebagai indikator pelaksanaan

kegiatan sesuai yang direncanakan.

Evaluasi adalah penilaian terhadap suatu kegiatan yang

sudah dilaksanakan untuk melihat keberhasilan sebagaimana

yang diharapkan dari kegiatan yang direncanakan.

Secara garis besar setiap Satuan Kerja (Satker) harus

melaporan kemajuan kegiatan mengacu pada SK Menteri

Pertanian Nomor 431/Kpts/RC.210/7/2004 tentang Sistem

Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Program/Proyek yang

disempurnakan dengan Surat Edaran Menteri Pertanian Nomor

391/RC.210/A/6/2005. Untuk kegiatan pengelolaan lahan dan

air yang tidak mempunyai satker tersendiri agar melaporkan

kemajuan kegiatan dengan menggunakan form DA.

Page 58: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 58

Tujuan dari monitoring, evaluasi dan pelaporan adalah :

a. Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan

dalam jangka waktu tertentu.

b. Untuk mengetahui keberhasilan penanganan kegiatan

pembangunan lahan dan air sesuai tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan dalam periode tertentu.

c. Untuk mengetahui permasalahan/kendala yang dihadapi

dan usaha-usaha pemecahannya.

Ruang lingkup monitoring, evaluasi dan pelaporan

kegiatan pembangunan lahan dan air yaitu :

A. Jenis Laporan

1. Dinas Tingkat Propinsi

a. Laporan Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV)

yang memuat perkembangan pelaksanaan kegiatan

dibuat oleh satker dan dikirm paling lambat pada

tanggal 10 setiap bulannya.

b. Rekapitulasi Laporan Kemajuan Kegiatan Pengelolaan

Lahan dan Air dari Dinas Kabupaten/Kota (Dana Tugas

Perbantuan) dengan menggunakan Form DA dan

dikirim paling lambat tanggal 10 setiap bulannya.

c. Laporan Evaluasi Kinerja, yaitu laporan kegiatan selama

satu tahun dikirm paling lambat 15 hari setelah tahun

anggaran berakhir, yang meliputi dana Dekonsentrasi

dan dana tugas perbantuan.

Page 59: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 59

2. Dinas Tingkat Kabupaten/Kota

a. Laporan kemajuan kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air

dengan menggunakan form DA. Laporan tersebut

dikirim ke kantor dinas terkait tingkat propinsi dengan

tembusan ke pusat, dan dikirm paling lambat tanggal 5

setiap bulannya.

b. Laporan Evaluasi Kinerja yaitu Laporan kegiatan selama

satu tahun dikirim paling lambat 5 hari setelah tahun

anggaran berakhir, dikirim ke kantor dinas terkait

tingkat propinsi dengan tembusan ke pusat.

B. Hierarki Laporan

a. Laporan dibuat secara berjenjang mulai dari (1)

Kabupaten, (2) Propinsi, dan (3) Pusat

b. Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) kegiatan Pengelolaan

Lahan dan Air tingkat kabupaten/kota mengirimkan

Laporan Kemajuan Kegiatan dengan menggunakan

Form DA ke propinsi dengan tembusan ke pusat. Dinas

Propinsi terkait merekap Laporan Form DA dari Dinas

Kabupaten/Kota dan melaporkannya ke Pusat.

C. Pengiriman Laporan

Laporan ditujukan kepada Direktorat Jenderal Pengelolaan

Lahan dan Air c.q. Sekretariat Direktorat Jenderal

Pengelolaan Lahan dan Air dengan alamat sebagai berikut :

Kantor Pusat Departemen Pertanian,

Page 60: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 60

Gedung D Lantai 8 Jalan Harsono RM No. 3

Ragunan,

Jakarta Selatan – 12550

Faximile 021 – 7816083

e-mail : [email protected]

D. Kualitas Laporan

a. Salah satu upaya kongkrit untuk mewujudkan

transparasi dan akuntabilitas untuk menuju ”Good

Governance” adalah penyampaian laporan tepat

waktu dan akurat disusun dengan mengikuti

petunjuk yang berlaku.

b. Simonev harus dapat melaporkan kinerja

pembangunan pertanian sesuai dengan rencana

(Tujuan dan Sasaran) yang telah ditetapkan

c. Laporan harus baik, benar, jujur dan dapat

dipertanggungjawabkan.

d. Ketaatan dan ketepatan waktu pengiriman laporan

merupakan indikator keseriusan dalam

melaksanakan pembangunan pertanian. Kualitas

laporan akan dijadikan salah satu indikator reward

dan punishment bagi setiap satker.

e. Laporan Fisik harus dilengkapi dengan foto-foto

pelaksanaan 0% ; 50% dan 100% yang diambil dari

titik tetap/titik yang sama

Page 61: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 61

E. Indikator Pelaksanaan Kegiatan.

Untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan di

lapangan, maka perlu ada acuan bagi petugas daerah

untuk menetapkan prosentasi kemajuan pelaksanaan

kegiatan tersebut, sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Kegiatan Secara Padat Karya.

a. Persiapan...............15 %

- Penetapan Personil (berupa SK KPA) 3 %

- Identifikasi Calon Lokasi serta jenis & Volume

Pekerjaan ............ 3%

- Penetapan Lokasi & petani/buruh tani peserta

padat karya ( berupa SK KPA ) 3 %

- SK Panitia Tender Pengadaan Material Padat

Karya..................3 %

- Proses Tender Pengadaan Material .............3 %

b. Pelaksanaan: ......... 85 %

- Pengiriman Material Padat Karya 15 %

- Kemajuan Volume Pekerjaan padat karya 70 %

(Berdasarkan realisasi fisik yang sudah

dilaksanakan di lapangan)

2. Pelaksanaan Kegiatan Secara Kontraktual

a. Persiapan...........................................................

..........15%

Page 62: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 62

- SK Panitia Tender................... 5 %

- Proses Tender...................... 10 %

b. Pelaksanaan.................................85 %

- Pengiriman Material/Saprodi 15 %

- Kemajuan volume pekerjaan 0 – 70 % (berdasarkan realisasi fisik yang sudah dilaksanakan di lapangan)

Page 63: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 63

VII. INDIKATOR KEBERHASILAN PELAKSANAAN

KEGIATAN / KEGIATAN PENGELOLAAN

LAHAN DAN AIR TA. 2007

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan kerja pengelolaan

lahan dan air diindikasikan oleh beberapa indikator, antara lain

sebagai berikut :

1. Terwujudnya perumusan kebijakan Departemen

Pertanian di bidang pengelolaan lahan dan air.

2. Tersedianya rumusan standar, norma, pedoman,

kriteria dan prosedur di bidang pengelolaan lahan dan

air.

3. Terlaksananya bimbingan teknis dan evaluasi

pengelolaan lahan dan air

4. Terwujudnya peningkatan pemanfaatan lahan dan

peningkatan infrastruktur pertanian (optimalisasi) pada

kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,

peternakan dan pendayagunaan lahan pertanian

terlantar.

5. Terwujudnya upaya reklamasi lahan-lahan pertanian

yang secara inherent dikategorikan marginal.

6. Terwujudnya upaya konservasi dan rehabilitasi lahan

pertanian melalui pengembangan usahatani konservasi

dan pengembangan demplot-demplot konservasi.

7. Terkendalinya laju alih fungsi lahan, melalui

perlindungan kawasan pertanian produktif yang

Page 64: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 64

ditetapkan, sehingga meningkatnya jumlah persil lahan

petani yang bersertifikat.

8. Terwujudnya sawah-sawah baru dalam upaya

mendukung peningkatan produksi tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan dan peternakan.

9. Terwujudnya pertambahan luas baku kawasan tanaman

pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.

10. Terwujudnya peningkatan produksi tanaman pangan

khususnya padi pada wilayah bukaan baru.

11. Tersedianya lahan HMT dalam upaya mendukung

peningkatan produksi peternakan.

12. Tercapainya pengembangan sumber air irigasi

13. Tercapainya optimasi pemanfaatan air irigasi

14. Terwujudnya konservasi air

15. Meningkatnya kualitas koordinasi kelembagaan dalam

menangani masalah lahan dan air.

16. Meningkatnya kualitas SDM pertanian dalam menangani

pengelolaan lahan dan air.

17. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani.

Indikator keberhasilan untuk masing-masing aspek dalam

rangka pengelolaan lahan secara rinci sebagaimana terdapat

pada lampiran.

Page 65: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 65

VIII. PENUTUP

Dalam melaksanakan kegiatan kegiatan lingkup

Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 baik

Kegiatan APBN maupun Kegiatan Pinjaman Luar Negeri (PLN)

diperlukan pemahaman para pelaksana terhadap kegiatan

pokok dan komponen-komponen kegiatan pembangunan lahan

dan air.

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan

Lahan dan Air disusun sebagai acuan dalam

melaksanakan/kegiatan pembangunan lahan dan air dalam

rangka mendukung pencapaian sasaran produksi sektor

tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan dari

aspek pengelolaan lahan, pengelolaan air, serta perluasan

areal. Melalui pemahaman kegiatan dan komponen-komponen

kegiatan tersebut diharapkan para pelaksana akan mampu

melaksanakan kegiatan kegiatan pembangunan lahan dan air

dengan benar dalam rangka mendukung Kegiatan Peningkatan

Ketahanan Pangan yang berbasis komoditas. Selain Pedoman

Umum ini juga disusun Pedoman Teknis (daftar terlampir) yang

dapat dijadikan dasar penyusunan Petunjuk Pelaksanaan di

tingkat propinsi dan Petunjuk Teknis di tingkat kabupaten.

Selanjutnya sejalan dengan Otonomi Daerah, Undang-

undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, serta

UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat

dan Daerah maka diharapkan kerjasama terpadu antar unit-unit

Page 66: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 66

kerja terkait mulai dari tingkat Pusat, Provinsi sampai ke tingkat

Kabupaten / Kota serta partisipasi petani secara aktif dapat

tercipta suatu sinergi guna mewujudkan masyarakat yang

sejahtera khususnya petani melalui pengembangan sistem dan

usaha agribisnis yang berdaya saing, berkeadilan, berkelanjutan

dan terdesentralisasi.

Page 67: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 67

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 68: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 68

DAFTAR PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR

Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air :

1. Pedoman Umum Pengelolaan Anggaran Pembangunan

Pertanian Tahun 2007

2. Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Lahan

dan Air TA.2007

Direktorat Perluasan Areal :

1. Pedoman Teknis Perluasan Areal Tanaman Pangan

2. Pedoman Teknis Perluasan Areal Hortikultura

3. Pedoman Teknis Perluasan Areal Perkebunan

4. Pedoman Teknis Pembukaan Lahan Hijauan Makanan Ternak

5. Pedoman Teknis Pembukaan Ladang Penggembalaan

Direktorat Pengelolaan Lahan :

1. Pedoman Teknis Optimasi Lahan

2. Pedoman Teknis Pengembangan Jalan Usaha Tani

3. Pedoman Teknis Pengembangan Jalan Produksi

4. Pedoman Teknis Reklamasi Lahan

5. Pedoman Teknis Pengembangan Usaha Tani Konservasi

Lahan Terpadu

6. Pedoman Teknis Penguatan Hak Atas Tanah Petani (

Sertifikasi Lahan Pertanian )

7. Pedoman Teknis Usaha Tani Padi Sawah Metode SRI

Direktorat Pengelolaan Air :

1. Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM)

2. Pedoman Teknis Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa

(JIDES)/Jaringan Irigasi Tingkat Usahatani (JITUT)

3. Pedoman Teknis Pembuatan Irigasi Air Tanah Dalam

4. Pedoman Teknis Pembuatan Irigasi Air Tanah Dangkal

5. Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan

Page 69: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 69

6. Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air melalui

Pengembangan Embung

7. Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air melalui

Pengembangan Sumur Resapan

8. Pedoman Teknis Konservasi Air melalui Pengembangan Dam

Parit

9. Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan ( Irigasi

Tetes dan Irigasi Sprinkler )

10. Pedoman Teknis Pengembangan Pengelolaan Irigasi

Partisipatif

Page 70: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 70

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN

NOMOR : 02/Permentan/KP.340/1 /2007

TENTANG

PELIMPAHAN WEWENANG KEPADA GUBERNUR DALAM PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB DANA

DEKONSENTRASI DEPARTEMEN PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2007

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERTANIAN,

Menimbang a. bahwa pendanaan dalam rangka

dekonsentrasi untuk pembangunan pertanian di daenah dapat dilaksanakan melalui pelimpahan kewenangan kepada Gubernur sebagal wakil pemerintah di daerah;

b. bahwa agar penyelenggaraan dana

dekonsentrasi dimaksud dapat berjalan Lancar dan berhasil balk, dipandang perlu menetapkan kewenangan pengefofaan. dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan pengelolaan APBN Dekonsentrasi Departemen Pertanian TA. 2007;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara NQmor 4286);

Page 71: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 71

2. Undang-Undang Nomer 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004

tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasionaf;

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomer 4437);

6. Undang-Undang Nomor33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomer 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

7. Undang-Undang Namer 18 Tahun 2006

tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2007 (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 4662);

8. Peraturan Pemenintah Nomor 106 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan Pertanggung Jawaban Keuangan dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas

Page 72: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 72

Pembantuan Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 203, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4023);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun

2001 Tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4095);

10. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun

2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Namer 4212) juncto Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4418);

11. Peraturan Pemerintah Namer 24 Tahun

2005 tentang Standar Akuntansi Pernerintahan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4503);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Namer 4614);

13. Peraturan Pemenintah Namer 39 Tahun

2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

Page 73: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 73

14. Keputusan Presiden Namer 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu;

15. Peraturan Presiden Namer 9 Tahun 2005

tentang Kedudukan Tugas, Fungsi, Susunan Onganisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia juncto Peraturan Presiden Namer 62 Tahun 2005;

16. Peraturan Presiden Namer 10 Tahun

2005’ tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon-I Kementenian Negara Republik Indonesia;

17. Keputusan Menteni Keuangan Nomar

523/KMK.03/2000 tentang Tata Cara Penganggaran, Penyaluran Dana, Pertanggung Jawaban dan Pelaparan Pelaksanaan Dekansentrasi dan Tugas Pembantuan;

18. Keputusan Menteni Keuangan Nomor

59/KMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat;

19. Peraturan Menteri Pertanian Namer

299/Kpts/OT. 140/7/2005 tentang Susunan Orgaisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian;

20. Peraturan Menteri Pertanian Namer

341/Kpts/OT. 140/7/2005 tentang Kefengkapan dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departernen Pertanian.

Page 74: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 74

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG

PELIMPAHAN WEWENANG KEPADA GUBERNUR DALAM PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB DANA DEKONSENTRASI DEPARTEMEN PERTAN IAN TAHUN ANGGARAN 2007

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal I Dalam Peraturan ml yang dimaksud dengan: 1. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dan

pemerintah pusat kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah.

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN adaish suatu rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui Dewan Perwakilan Rakyat.

3. Daftar Isian’ Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat untuk masing-masing satuan kerja dan fungsi sebagai dokumen perencanaan, pelaksanaan, pengendalian/pengawasan, evaluasi/pelaporan, serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemenintah.

4. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah.

5.. Bendahara adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas nama Negara/daerah, menerima, menyimpan dan membayar/ menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang Negara/daerah.

Page 75: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 75

BAB II

KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI DAERAH SEBAGAI PELAKSANMN DEKONSENTRASI

Pasal 2

(1) Kegiatan ~pembangunan pertanian yang dilaksanakan melalui dana dekonsentrasi Tahun Anggaran 2007 yaitu kegiatan non fisik yang mencakup Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Program Pengembangan Agnibisnis dan ‘Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, dengan nirtcian:

a. Program Peningkatan Ketahénan Pangan (PKP)

bertujuan memfasilitasi terjaminnya masyarakat untuk memperoleh pangan yang cukup setiap saát, sehat dan halal. Sasanan yang ingin dicapal yaitu: (1) dicapainya ketersediaan pangan tingkat na~ionaI, regional dan rumah tangga yang cukup, aman dan halal; (2) meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat; serta (3) meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah kerawanan pangan.

b. Program Pengembangan Agribisnis (PPA) bertujuan

untuk memfasilitasi: (1) berkembangnya usaha pertanian agar praduktif dan efisien menghasilkan berbagai produk pertanian yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi balk di pasar domestik maupun internasional, dan (2) meningkatnya kontribusi sek~or pertanian dalam perekonomian nasional, terutama melalul peningkatan devisa dan pertumbuhan PDB.

c. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani (PPK)

berrtujuan untuk memfasilitasi peningkatan pendapatan petani melalui pemberdayaan, peningkatan akses terhadap sumber daya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan dan penlindungan terhadap petani. Sasaran yang ingin dicapai yaitu : (1) meningkatnya kapasitas dan posisi

Page 76: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 76

tawar petani, (2) semakin kokohnya kelembagaan petani, (3) meningkatnya akses petani terhadap sumberdaya produktif dan (4) meningkatnya pendapatan petani.

(2) Kegiatan nan fisik di propinsi dan dana dekonsentrasi

meliputi: koordinasi perencanaan, fasilitasi, pelatihan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian, termasuk kegiatan fisik berupa: input pengadaan barang/jasa sebagai penunjang kegiatan non fisik.

(3) Kegiatan Program PKP, PPA dan PPK sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) lebih lanjut akan ditetapkan oleh Sekretanis Jenderal/ Dirèktur Jenderal/ Kepala Badan Iingkup Departemen Pertanian di dalam Pedaman Umum dan Pedoman Teknis Tahun 2007 sesual tugas pakok dan fungsinya.

BAB III

PENGELOLMN APBN

Pasal 3

Untuk pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, ‘kepada Gubernur dilimpahkan anggaran dekonsentrasi sesuai dengän dokumen DIPA Daerah Tahun Anggaran 2007.

Pasal 4 (1) Gubernur rengadministrasikan DIPA dekansentrasi dan

memberitahukan rencana kerja dan anggaran pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana dekonsentrasi Departemen Pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 kepada DPRD.

(2) Untuk meningkatkan kinerja pengelolaan APBN Tahun

2007 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 secara ekonomis, efisien dan efektif serta mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku, Gubernur menetapkan

Page 77: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 77

satuan kerja perangkat daerah sebagai pelaksana kegiatan pembangunan pertanian sebagaimana dimaksud dalam pasal 2.

Pésal 5

Untuk pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana dekonsentrasi sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2, Gubernur menetapkan Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penenimaan, Pejabat Pembuat Komitmen serta Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran.

Pasal 6 Kuasa Pengguna Anggaran dan Bendahara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dalam melaksanakan kegiatan yang dibiayai dan dana dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 harus sesuai dengan ketentuan peraturai~ perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 7 Dalam hal pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat menghasilkan penerimaan, maka merupakan penerimaan APBN dan harus disetor ke Kas Umum Negara sesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 8

Semua barang yang dipenoleh dan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 menjadi barang milik Negara.

Pasal 9 Penerimaan dan Pengeluaran yang berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diadministrasikan datam anggaran dekonsentrasi.

Page 78: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 78

Pasal 10 Apabila ada sisa/saldo anggaran Iebih atas pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, merupakan penierimaan kembali APBN dan disetor ke rekening Kas Umum Negara.

BABIV

PERTANGGUNG JAWABAN DAN PELAP.ORAN

Pasal 11 (1) Gubernun bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

kegiatan yang dibiayai dan dana dekansentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 kepada Menteni Pertanian.

(2) Kuasa Pengguna Anggaran bertanggung jawab kepada

Menteni Pertanian selaku Pengguna Anggaran melalui Gubernur.

(3) Mekanisme pelaporan pelaksanaan dana dekonsentrasi

dilakukan secana berjenjang dan Dinas/Badan Iingkup pertanian provinsi menyampaikan Iaporan kepada Gubernur dan unit kerja eselon-1 terkait yang selanjutnya unit kerja eselan-1 yang bersangkutan menyampaikan laporan kepada Menteri Pertanian melalui Sekretariat Jendenal.

(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), mencakup

laporan kinerja dan laparan sesual Sistem Akuntansi Instansi ‘(SAl) yang dilakukan setiap bulan, tn wulan dan semesteran.

(5) Format petaporan dan waktu penyampaian laporan

kinenja dan laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAl) akan ditetapkan Iebih lanjut oleh Sekretanis Jenderal Departemen Pertanian.

Page 79: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 79

Pasal 2 (1) Kepala.Satuan Kerja Pelaksana Daerah selaku Kuasa

Pengguna Anggaran menyampaikan Isporan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 kepada Gubernur.

(2) Gubernur menyampaikan laporan pertanggungjawaban

akhir seluruh pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 kepada Menteni Pertanian.

(3) Menteri Pertanian menyampaikan laporan

pertanggungjawaban petaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 kepada Presiden sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BABV

PENGAWASAN DAN PEMERIKSMN

Pasal 13

(1) Pengawasan anggaran pelaksanaan kegiatan yang

dibiayai dan dana dekonsentnasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan’ sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Pemeriksaan dana dekansentrasi dilaksanakan sesuai

dengan peratunan perundang-undangan di bidang pemeniksaan pengelotaan dan tanggung jawab keuangan negara.

Page 80: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 80

BAB VI

PEMBINMN

Pasal 14 Koordinasi, pembináan manajemen dan administrasi keuangan dilakukan oleh Sekretaniat Jenderal, sedangkan pembinaan teknis atas pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dilakukan oleh Eselon I Iingkup Departemen Pertanian yang bertanggungjawab sesual dengan tugas pokok dan fungsinya.

BAB VII

PENUTUP

Pasal 15 Peraturan mi mulal benlaku pada tangg’aI ditetapkan. Salinan Peraturan ini disampaikan Kepada Yth: 1. Menteni Koordinator Bidang Penekonomiar~ 2. Ketua Badan Pemeniksa Keuangan; 3. Menteni Keuangan; 4. Menteni Dalam Negeri; 5. Menteni Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional/Kepala BAPPENAS; 6. Pejabat Eselon I Iingkup Departemen Pertanian.

Page 81: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 81

Page 82: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 82

MENTERI PERTAN1AN

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN

NOMOR : 03/Penmentan/KP.34011 /2007

TENTANG PENUGASAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB DANA TUGAS PEMBANTUAN PROVINSI

TAHUN ANGGARAN 2007

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa pendanaan dalam rangka tugas

pembantuan untuk pembangunan pertanian di daerah dapat dilaksanakan melalui penugasan kepada Gubernur;

b. bahwa agar penyelenggaraan dana tugas pembantuan dimaksud dapat berjalan lancar dan berhasil balk, dipandang penlu menetapkan kewenangan pengelolaan dan tanggung jawab terhadap pengelolaari APBN Tugas Pembantuan Departemen Pertanian TA, 2007;

Mengingat : 1.Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003.

tentang Keuangan’ Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Namer 47, Tambahan Lembaran Negana Nomor 4286);

2, Undang-Undang Nornor 1. Tahun 2004

tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Namer 4355):

Page 83: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 83

3. Undang-Undang Nornor 15 Tahun 2004 tentang Pemeniksaan Pengelalaan dan Ta’nggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negana Tahun 2004. Namer 66, Tambahan Lembaran Negana Nomor 4400):

4. Undang-Undang Norhor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Penencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomon 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemenintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembanan Negara Nomon 4437):

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004

tentang Penimbangan Keuangan antana Pemenintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomon 126, Tambahan Lembaran Negara Nomar 4438);

7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2006

tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2007 (Lembanan Negara Tahun 2006 Namer 94, Tambahan Lembaran Negara Namer 4662);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun

2000 Tentang Pengelolaan dan Pertangung Jawaban Keuangan dalam Pelaksanaan Dekonsentrass dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomar 203, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4023);

Page 84: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 84

9. Peraturan Pemenintah Nomor 39 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Tugas pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor62, Tambahan Lembaran Negara Nomon 4095);

10.Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun

2002 tentang Pedoman Pelaksaniaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Namor 4212) juncto Keputusan Presiden Namer 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Namer 4418);

11, Penatu ran Pemenintah Nomer 24 Tahun

2005 tentang Standar Akuntansi Pemenintahan (Lembaran Negara Tahun 2005 Namer 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4503);

12.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

2006’tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614);

13. Peraturan. Pemenintah Namer 39 Tahun

2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

14.Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun

2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu;

15.Peraturan Presiden Namer 9 Tahun 2005

tentang Kedudukan Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Page 85: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 85

Kementerian Negara Republik Indonesia, juncto Penaturan Presiden Nomon 62 Tahun 2005;

16.Peraturan Presiden Namer 10 Tahun

2005’ tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon-I Kementerian Negara Republik Indonesia;

17.Keputusan Menteri Keuangan Namer

523/KMK.03/2000 tentang Tata Cara Penganggaran, Penyaluran Dana, Pertanggung Jawaban dan Pelaporan Petaksanaan Tugas pembantuan dan Tugas Pembantuan;

18. Keputusan Menteni Keuangan Namer

59/KMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat;

19.Peraturan Menteri Pertanian Nomor

299/Kpts/OT.14017/ 2005 tentan9 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian;

20. Penaturan Menteri Pertanian Namer

341/Kpts/ OT.140/7/2005 tentang Kelengkapan dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN

TENTANG PENUGASAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB DANA TUGAS PEMBANTUAN DEPARTEMEN PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2007

Page 86: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 86

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peratunan ini yang dimaksud dengan: 1. Dana Tugas Pembantuan adalah merupakan bagian

angganan kementenian negara/lembaga yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja dan anggaran kementerian/lembaga dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan.

2. Tugas Pembantuan adalah penugasan dan pemenintah pusat kepada daerah dan atau desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN adalah suatu nencana keuangah tahunan pemerintahan negara yang disetujui Dewan Perwakilan Rakyat. ‘

4. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat untuk masinig-masing satuan kerja dan fungsi sebagai dokumen perencanaan, pelaksanaan, pengendalian/pengawasan evaluasi/pelaporan, serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.

5, Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah.

6. Bendahara adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas nama Negara/daerah, menerima, menyimpan dan membayar/ menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang Negara/daerah,

Page 87: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 87

BAB II KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI DAERAH

SEBAGAI PELAKSANAAN TUGAS PEMBANTUAN

Passl 2 (1) Kegiatan pembangunan pertanIan yang dilaksanakan

melalui dana tugas pembantuan Tahun Anggaran 2007 yaitu untuk kegiatan fisik, mencakup Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Program Pengembangan Agribisnis dan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, dengan rincian:

a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (PKP)

bertujuan memfasilitasi terjaminnya masyarakat untuk memperoleh pangan yang cukup setiap saat, sehat ‘dan halal, Sasaran yang ingin dicapal yaitu: (1) dicapainya ketersediaan pangan tingkat nasional, regional dan rumah tangga yang cukup, aman dan halal; (2) meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat; serta (3) meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah kerawanan pangan.

b. Program Pengembangan Agribisnis (PPA) bertujuan

untuk memfasilitasi: (1) berkembangnya usaha pertanian agar produktif dan efisien menghasilkan berbagai produk pertanian yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi balk di pasan domestik maupun internasional, dan (2) meningkatnya kontribusi sektor pertanian dalam perekonomian nasional, terutama melalui peningkatan devisa dan pertumbuhan PDB.

c. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani (PPK)

berrtujuan~ untuk memfasilitasi peningkatan pendapatan petani melalui pemberdayaan. peningkatan akses terhadap sumber daya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan dan penlmndungan terhadap petani. Sasaran yang ingin dicapai yaitu: (1) meningkatnya kapasitas dan posisi

Page 88: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 88

tawar petani, (2) semakin kokohnya kelembagaan petani, (3) meningkatnya akses petani terhadap sumberdaya produktif dan (4) meningkatnya pendapatan petani.

(2) Kegiatan fisik (kegiatan fisik atas dasar patensi untuk

menunjang program ketahanan pangan, agribisnis dan kèsejahtenaan petani) di Pravinsi dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (I) merupakan kegiatan untuk menghasilkan keluaran (output) penambahan dan pemelihanaan aset pemenintab, termasuk belanja non fisik untuk mendukung kegiatan fisik itu sendiri, yang meliputi perencanaan dan pengawasan dalam konstruksi serta pelatihan dalam rangka kegiatan fisik, kegiatan fisik dimaksud bersifat Iintas kabupaten / kota seperti kegiatan fisik pengembangan perbenihan/perbibitan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman dan kesehatan hewan.

(3) Kegiatan Program PKP, PPA dan PPK sebagaim’ana

dimaksud pada ayat (1) lebih lanjut ditetapkan oleh Sekretanis Jenderal/ Direktur Jenderal/ Kepala Badan Iingkup Departemen Pertanian di dalarn Pedoman Umum dan Pedoman Teknis Tahun 2007 sesual tugas pokok dan fungsinya.

BAB III

PENGELOLAAN APBN

Pasal 3

Untuk pelaksartaan kegiatan pembangunan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, kepada Gubenhur dilimpahkan penugasan pengelolaan anggaran tugas pembantuan sesual dengan dokumen DIPA Tahun Anggaran 2007.

Page 89: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 89

Pasal 4 (1) Gubernur mengadministnasikan DIPA tugas pembantuan

provinsi dan membenitahukan rencana kerja dan anggaran pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan Departemen Pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 kepada DPRD.

(2) Untuk meningkatkan kinerja pengelolaan APBN Tahun

2007 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 secara ekonomis, efisien dan efektif serta mentaati peraturan perundang-undangan yang benlaku, Guberhur menetapkan satuan kerja perangkat daerah sebagai pelaksana kegiatan pembangunan Pertanian sebagaimana dimaksud dalam pasal 2.

Pasal 5

Untuk pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2, Gubernur menetapkari Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan, pejabat Pembuat Kemitmen serta Pejabat Penguji dan Penintah Pembayaran.

Pasal 6 Kuasa Pengguna Anggaran dan Bendahara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dalam melaksanakan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 harus sesuai dengan ketentuan penatunan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 7 Dalam hal pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat menghasilkan penenimaan, maka rnerupakan penenimaan APBN dan harus diseton ke Kas Umum Negara sesuai peraturan penundang-undangan.

Page 90: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 90

Pasal 8 Semua barang yang diperoleh dan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 menjadi barang milik Negara.

Pasal 9 Penenimaan dan Pengeluaran yang berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diadministrasikan dalam anggaran tugas pembantuan.

Pasal 10 Apabila ada sisa/saldo anggaran lebih atas pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, merupakan penerimaan kembali APBN dan disetor ke rekening Kas Umum’ Negara.

BAB IV

PERTANGGUNG JAWABAN DAN PELAPORAN

Pasal 11 (1) Gubernur bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 kepada Menteri Pertanian.

(2) Kuasa Pengguna Anggaran bertanggung jawab kepada

Menteri Pertanian selaku Pengguna Anggaran melalui Gubernur.

(3) Mekanisme pelaporan pelaksanaan dana Tugas

Pembantuan dilakukan secara berjenjang yaitu dan Dinas/Badan/Kantor/Balai Iingkup pertanian Pnovinsi menyampaikan laporan kepada Gubernur dan unit kerja eselon-I terkait yang selanjutnya unit kerja eselon-I yang bersangkutan. menyampaikan laporan kepada Menteri

Page 91: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 91

Pertanian melalui Sekretaniat Jenderal. (4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), mencakup

laporan kinerja dan laporan sesuai Sistem Akuntansi Instansi (SAl) yang dilakukan setiap bulan, tn wulan dan semesteran.

(5) Format pelapotàn dan waktu penyampaian laporan

kinenja dan laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAl) akan ditetapkan lebih lanjut oleh Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian.

Pasal 12

(1) Kepala Satuan Kerja Pelaksana Daenah selaku Kuasa

Pengguna Anggaran menyampaikan pelaporan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 kepada Gubernur.

(2) Gubernur menyampaikan laperan pertanggung jawaban

akhir selunuh pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 kepada Menteni Pertanian.

(3) Menteri Pertanian menyampaikan laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 kepada Presiden sesual dengan peraturan perundang-undangan.

BAB V

PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN

Pasal 13

(1) Pengawasan anggaran pelaksanaan kegiatan yang dibiayai

dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalám Pasal 2 di?aksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Page 92: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 92

(2) Pemeniksaan dana tugas pembantuan dilaksanakan sesuai dengan peratunan perundang-undangan di bidang pemeniks’aan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

BAB VI

PEMBINAAN

Pasal 14 Koordinasi, pembinaan administrasi dan keuangan dilaksanakan oleh Sekretariat Jendenal, sedangkan pembinaan teknis atas pelaksanaan kegiatan yang dibiayai darm dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dilakukan oleh Eselon I Iingkup Departemen Pertanian yang bertanggungjawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

BAB VII PENUTUP

Pasal 15

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Salinan Peraturan ini disampaikan kepada Yth: 1. Menteni Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Ketua Badan Pemeniksa Keuangan; 3. Menteni Keuangan; 4. Menteni Dalam Negeri; 5. Menteni Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional/Kepala BAPPENAS; 6. Pejabat Eselan I lingkup Departemen Pertanian,

Page 93: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 93

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDOt1ESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 04/Perrnentan/KP.340/I/2007

TENTANG

PENUGASAN KEPADA BUPATUWALIKOTA DALAM PENGELOLMN

DAN TANGGUNG JAWAB DANA TUGAS PEMBANTUAN

KABUPATEN/KOTA TAHUN ANGGARAN 2007

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERTAN IAN, Menimbang : a. bahwa pendanaan dalam rangka tugas

pembantuan untuk pembangunan pertanian di daerah dapat dilaksanakan melalui penugasan ,kepada bupati atau walikota;

b. bahwa agar penyelengganaan dana tugas

pembantuan dimaksud dapat berjalan lancan dan berhasil baik, dipandang perlu menetapkan kewenangan pengelblaan dan tanggung jawab tenhadap pengelolaari APBN Tugas Pembantuan Departemen Pertanian TA. 2007;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara (Lembaran Negana Tahun 2003 Namer 47, Tambahan Lembaran Negara Namer 4286);

2. Undang-Undang Namer 1 Tahun 2004

tentang Penbendaharaan Negara (Lemaran Negana Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor. 4355):

Page 94: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 94

3. Undang-Undang Nomon 15 Tahun 2004

tentang Pemeriksaan Pengelalaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negàra Tahun 2004 Namer 66, Tambahan Lembaran Negara Norner 4400);

4. Undang-Undang Namer 25 Tahun 2004 ,

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional:

5. Undang-Uridang Namer 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negana Tahun 2004 Namer 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437):

6. tindang-Undang Nomor 33 Tahun 2004

tentang Penimbangan Keuangan antana Pemenintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nornor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

7. Undang-Undang Namer 18 Tahun 2006

tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2007 (Lembaran Negara Tahun 2006 nomar 94,Tambahan Lembaran Negara Namer 4662):

8. Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun

2000 Tentang Pengelolaan dan Pertanggung Jawaban Keuangnn dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 203, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4023);

Page 95: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 95

9. Peraturan .Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomer 4095);

10.Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun

2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4212) juncto Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomer 92, Tambahan Lembaran Negara Namer 4418);

11. Peratunan Pemenintah Namer 24

Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemenintahan (Lembanan Negara Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4503):

12.Peraturan Pemenintah Nomor 8 Tahun

2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinenja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614);

13.Peraturan Pemenintah Namor 39 Tahun

2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

14.Keputusan Pnesiden Namer 187/M

Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Ipdonesia Bersatu;

15.Peraturan Pnesiden Namer 9 Tahun

2005 tentang Kedudukan Tugas, Fungsi,

Page 96: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 96

Susunan Onganisasi dan Tata Kerja Kementenian Negara Republik Indonesia, juncto Peratunan Presiden Nomar 62 Tahun 2005;

16.Peratunan Presiden Nomor 10 Tahun

2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon - I Kementenian Negara Republik Indonesia;

17. Keputusan Menteni Keuangan Nomon

523/KM K.03/2000 tentang Tata Cara Penganggaran, Penyaluran Dana, Pertanggung Jawaban dan Pelaporan Pelaksanaan Tugas pembantuan dan Tugas Pembantuan;

18. Keputusan Menteri Keuangan Nomor

59/KMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat;

19. Peraturan Menteri Pertanian Namer

299/Kpts/OT. 140/7/2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian;

20. Peratu ran Menteni Pertanian Namer

341 /Kpts/OT. 140/7/2005 tentang Kelengkapan dan Susunan Organisasi dan Tata Kenja Departemen Pertanian.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN

TENTANG PENUGASAN KEPADA BUPATI/WALIKOTA DALAM PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB DANA TUGAS PEMBANTUAN KABUPATEN / KOTA TAHUN ANGGARAN 2007

Page 97: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 97

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peratunan ini yang dimaksud dengan: 1. Dana Tugas Pembantuan adalah merupakan bagian

anggaran kementenian negara/Iembaga yang diaIokasikar~ berdasarkan rencana kerja dan anggaran kementenian/Iembaga dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan.

2. Tugas Pembantuan adalah penugasan dan pemenintah pusat kepada daerah dan atau desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

3. Angganan Péndapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN adalah suatu rencana keuangan tahunan pemenintahan negara yang disetujul Dewan Penwakilan Rakyat.

4. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah suatu dokumen pelaksanaaii anggaran yang dibuat untuk masing-masing satuan kerja~, dan fungsi sebàgai dokumen perencanaan, ~elaksanaan, pengendalian/pengawasan evaluasi/pelaporan, serta dokumen pendukung kegl’atan akuntansi pemenintah.

5. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan angganan kementenian negara/lembaga/satuan kenja perangkat daerah.

6. Bendahara adalah setiap orang atau badan yang dibeni tugas untuk dan atas nama negara/daerah, menenima, menyimpan’ dan membayan/ menyerahkan uang atau sunat berharga atau barang-barang Negara/daerah.

Page 98: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 98

BAB II KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI DAERAH

SEBAGAI PELAKSAN,AAN TUGAS PEMBANTUAN

Pasal 2 (1) Kegiatan pembangunan pertanian yang dilaksanakan

melalui dana tugas pembantuan Tahun Anggaran 2007 yaitu untuk kegiatan fisik, mencakup Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Program Pengembangan Agnibisnis dan Program Peningkatan Kesejahtenaan Petani, dengan rincian:

a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (PKP)

bertujuan memfasilitasi tenjaminnya masyarakat untuk memperoleh pangan yang cukup setiap saat, sehat dan halal. Sasanan yang ingin dicapai yaitu: (1) dicapainya ketersediaan pangan tingkat nasion~l, regional dan rumah tangga yang cukup, aman dan halal; (2) meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan masyanakat; serta (3) meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah kerawanan pangan.

b. Program Pengembangan Agnibisnis (PPA) bertujuan

untuk memfasilitasi: (1) berkembangnya usaha pertanian agar produktif dan efisien mehghasilkan berbagai produk pertanian yang mémiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi baik di pasar domestik maupun intennasional, dan (2) menin’~katnya kentnibusi sektor pertanian dalam perekonomian nasional, terutama melalui peningkatan devisa dan pertumbuhan PDB.

c. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani (PPK)

berrtujuan untuk memfasilitasi peningkatan pendapatan petani melalui pemberdayaan, peningkatan akses terhadap sumber daya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan dan perlindungan terhadap petani. Sasaran yang ingin dicapai yaitu: (1) meningkatnya kapasitas dan posisi tawar petani, (2) semakin kokohnya kelembagaan

Page 99: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 99

petani, (3) meningkatnya akses petani terhadap sumberdaya pnoduktifdan (4) meningkatnya pendapatan petani.

(2) Kegiatan fisik (kegiatan fisik atas dasar potensi untuk

menunjang program ketahanan pangan, agribisnis dan kesejahteraan petani) di kabupaten/kota dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan me!~ghasilkan keluanan (output) penambahan dan pemelihanaan aset pemenintah, termasuk belanja non fisik mendukung kegiatan fisik itu sendiri, sepertiperencanaan dan pengawasan dalam konstnuksi serta pelatihan dalam rangka kegiatan fisik.

(3) Kegiatan Program PKP, PPA dan PPK sebagaimana

dimaksud pada ayat (I) lebih lanjut akan ditetapkan oleh Sekretanis Jenderal/ Direktur Jenderal/ Kepala Badan Iingkup Departemen Pertanian di dalam Pedoman Umum dan Pedoman Teknis Tahun 2007 sesual tugas pokok dan fungsinya.

BAB III

PENGELOLMN APBN

Pasal 3

(1) Untuk pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian

sebagairr~ana dimaksud dalam Pasal 2, kepada bupati/walikota dilimpahkan penugasan pengelolaan ang~aran tugas pembantuan sesuai dengan dakumen DIPA Tahun Anggaran 2007.

(2) Untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas

pembantuan di kabupaten/kota, maka Gubernun selaku wakil pemenintah di pnovinsi untuk mengkoordinasikan perencanaan, mengadministrasikan DIPA, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dan pelaporan tugas pembantuan kabupaten/kota.

Page 100: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 100

Pasal 4 (1) Bupati/walikota mengadministrasikan DIPA tugas

pembantuan kabupaten/keta dan membenitahukan rencana kerja dan anggaran pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan Departemen Pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 kepada DPRD.

(2) Untuk meningkatkan kinenja pengelolaan APBN Tahun

2007 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 secara ekonomis, efisien dan efektif serta mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku, bupati/walikota menetapkan satuan kerja perangkat daerah sebagal pelaksana kegiatan pembangunan Pertanian sebagaimana dimaksud dalam pasal 2.

Pasal 5

Untuk pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2, bupati/walikota menetapkan Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara Pengeluaran, Bendaharà Penerimaan, Pejabat Pembuat Komitmen serta Pejabat Penguji dan Perintah Pembayanan.

Pasal 6 Kuasa Pengguna Anggaran dan Bendahara, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dalam melaksanakan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 101: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 101

Pasal 7 Dalam hal pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dad dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat menghasilkan penerimaan, maka merupakan penerimaan APBN dan harus disetor Ke Kas Umum Negara sesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 8 Semua barang yang diperoleh dan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebagaimaha dimaksud dalam Pasal 2 menjadi barang milik Negara.

Pasal 9 Penerimaan dan Pengeluaran yang berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diadministrasikan dalam anggaran tugas pembantuan.

Pasal 10 Apabila ada sisa/saldo anggaran lebih atas pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, merupakan penerimaan kembali APBN dan disetor ke rekening Kas Umum Negara.

BAB IV PERTANGGUNG JAWABAN DAN PELAPORAN

Pasal 11

(1) Bupati/walikota bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 kepada Menteri Pertanian.

(2) Kuasa Pengguna Anggaran bertanggung jawab kepada

Menteni Pertanian selaku Pengguna Anggaran melalui bupati/walikota.

Page 102: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007 102

(3) Mekanisme pelaporan pelaksanaan dana Tugas

Pembantuan dilakukan secara benienjang yattu dan Dinas/Badan/Kantor Iingkup pertanian kabupaten/kota menyampaikan laponan kepada Bupati/Walikota dan Dinas/Badan lingkup pertanian Propinsi dengan tembusan kepada Gubernur.

Pasal 12

(1) Setelah menenima laporan, Dinas/Badan Iingkup

pertanian provinsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (3) menekapitulasi dan menyampaikan laporan kepada unit kerja eselon-1 tenkait yang selanjutnya unit kenja eselon-I yang bersangkutan menyampaikan laporan ke Menteni Pertanian mela!ui Sekretaniat Jenderal.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 11 ayat (3),

mencakup laporan kinerja dan laporan sesuai Sistem Akuntansi Instansi (SAl) yang dilakukan setiap bulan, triwulan dan semesteran.

(3) Format pelaporan dan waktu penyampaian laporan

kinerja dan laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAl) akan ditetapkan !ebih lanjut etch Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian.

Pasal 13 (1) Kepala Satuan Kerja Pelaksana Daerah selaku Kuasa

Pengguna Anggaran menyampaikan laporan peaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 kepada bupati/walikota.

Page 103: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007

1

(2) Bupati/walikota menyampaikan laporan pertanggung

jawaban akhir seluruh pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 kepada Menteri Pertanian.

(3) Menteri Pertanian menyampaikan laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebágaimana dimaksud dalam Pasal 2 kepada Presiden sesual dengan peraturan perundangundangan.

BABV

PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN

Pasal 14

(1) Pengawasan anggaran pelaksanaan kegiatan yang dibiayai

dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Pemeniksaan dana tugas pembantuan dflaksanakan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan di bidang pemeniksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

BAB VI

PEMBINAAN

Pasal 15

Koordinasi, pembinaan manajemen dan administrasi keuangan dilakukan oleh Sekretaniat Jenderal, sedangkan pembinaan teknis atas pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dan dana tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dilakukan oleh Eselon I lingkup Departemen Pertanian yang bertanggungjawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Page 104: Pedoman Umum Pengelolaan Air Dan Lahan

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan

Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2007

2

BAB VII PENUTUP

Pasal 16

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Salinan Peraturan ini disampaikan Kepada Yth:

1. Menteni Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 3. Menteni Keuangan; 4. Menteni Dafam Negeri; 5. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala

BAPPENAS; 6. Pejabat Eselon I Iingkup Departemen Pertanian.