pengelolaan keuangan pendidikan

28
PENGELOLAAN KEUANGAN PENDIDIKAN Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan Di S U S U N Oleh: 1. Mery H (06081181419073) 2. Prasasti Anggun (06081181419071) 3. Vidya F S (060811819062) Dosen: 1. Dra.Nyimas Aisyah, M.Pd. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2015/2016

Upload: sherly-anggraini

Post on 09-Jan-2017

637 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengelolaan Keuangan Pendidikan

PENGELOLAAN KEUANGAN PENDIDIKAN

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan

Di

S

U

S

U

N

Oleh:

1. Mery H (06081181419073)

2. Prasasti Anggun (06081181419071)

3. Vidya F S (060811819062)

Dosen:

1. Dra.Nyimas Aisyah, M.Pd.

2. Meryansumayeka,S.Pd., M.Sc.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2015/2016

Page 2: Pengelolaan Keuangan Pendidikan

DAFTAR ISI

BAB I

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................

BAB II

II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelolaan Keuangan Pendidikan..............................

2.2 Tujuan Pengelolaan Keuangan Pendidikan....................................

2.3 Prinsip-Prinsip Pengelolaan Keuangan Pendidikan .......................

2.4 Tugas Pengelola Keuangan Sekolah...............................................

2.5 Sumber-Sumber Keuangan Sekolah...............................................

BAB III

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan.....................................................................................

3.2 Saran...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

Page 3: Pengelolaan Keuangan Pendidikan

BAB 1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan Pasal 46 Ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003, pendanaan

pendidikan menjadi tanggung-jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah

Daerah, dan masyarakat. Berkaitan dengan itu sekolah diharapkan mampu,

mengelola sumberdaya yang dimilikinya, untuk merancang berbagai program

yang akan ditawarkan kepada masyarakat, menetapkan prioritas, dan

membina/meningkatkan kerjasama dengan berbagai sumber dana yang potensial.

Dengan diterbitkannya UU No. 20 Tahun 2003, sekolah (negeri)

mempunyai keleluasaan untuk memperoleh dana dari berbagai sumber lain di luar

APBN/APBD, yaitu antara lain lewat iuran pendidikan, penerimaan siswa baru

(PSB), hibah perorangan, dll. Tentu saja keleluasaan yang diamanatkan oleh

undang-undang harus tetap memperhatikan kepada aturan main yang digariskan

dalam UU, PP, dan Kepmen yang berlaku.

Keleluasaan memperoleh dana masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor

antara lain favorit tidaknya suatu sekolah (akreditas). Bagi sekolah favorit, seperti

halnya SMA N 17 Palembang, masyarakat/wali murid tidak segan-segan

memberikan sumbangan yang terkait dengan pendidikan anaknya, sebaliknya bagi

sekolah pinggiran (pelosok) yang biasa-biasa saja dana masyarakat sulit

diharapkan. Dampak yang dirasakan dari perbedaan ini pada akhirnya

menyangkut kualitas siswa dan alumninya. Sekolah favorit maju dengan pesat

sedangkan sekolah pinggiran sulit untuk mengejar ketinggalan (semakin

keterbelakangan).

Oleh karena itu, akan dibahas Pengelolaan Keuangan Sekolah, sehingga

penggunaan dana pendidikan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Page 4: Pengelolaan Keuangan Pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelolaan Keuangan Pendidikan

Pengelolaan keuangan pendidikan merupakan salah satu substansi pengelolaan

sekolah yang turut menentukan  berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. 

Menurut Depdiknas (2000) bahwa pengelolaan keuangan merupakan tindakan

pengurusan dan ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan,

pelaksanaan, pertanggung jawaban dan pelaporan. Sedangkan,

Menurut Jones (1985), pengelolaan keuangan meliputi:

1. Perencanaan financial, yaitu kegiatan mengkoordinir semua sumber daya yang

tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematik tanpa efek

samping yang merugikan.

2. Pelaksanaan (implementation involves accounting), yaitu kegiatan berdasarkan

rencana yang telah dibuat.

3. Evaluasi, yaitu proses penilaian terhadap pencapaian tujuan.

Dengan demikian, pengelolaan keuangan sekolah merupakan proses

perencanaan, penggalian sumber, penyusunan anggaran dan penggunaan serta

pelaporan keuangan di tingkat sekolah. Adapun beberapa kegiatan pengelolaan

keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-sumber pendanaan,

pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan dan pertanggung jawaban (Lipham,

1985; Keith, 1991).

2.2 Tujuan Pengelolaan Keuangan Pendidikan

Melalui kegiatan pengelolaan keuangan ini maka kebutuhan pendanaan

kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan penyelenggaraannya, dibukukan

secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah

secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan pengelolaan keuangan adalah sebagai

berikut:

Page 5: Pengelolaan Keuangan Pendidikan

1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah.

2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.

3. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah

dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang

menguasai dalam pembukuan dan pertanggung jawaban keuangan serta

memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

2.3 Prinsip-Prinsip Pengelolaan Keuangan Pendidikan

Pengelolaan keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip.

Menurut undang-undang No.20 Tahun 2003 pasal 48 ayat (1) menyatakan bahwa

pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,

transparansi, dan akuntabilitas publik. Berikut akan dibahas masing-masing

prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.

1. Transparansi

Transparan berarti adanya keterbukaan. Di lembaga pendidikan, bidang

pengelolaan keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam

pengelolaan keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan

dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggung jawabannya harus jelas

sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk

mengetahuinya. Transparansi keuangan dapat menciptakan kepercayaan timbal

balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah, sehingga

dapat meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam

penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah.

Salah satu informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga

sekolah dan orang tua siswa misalnya rencana anggaran pendapatan dan belanja

sekolah (RAPBS). RAPBS ini bisa ditempel di papan pengumuman di ruang guru

atau di depan ruang tata usaha sehingga siapa saja yang membutuhkan informasi

Page 6: Pengelolaan Keuangan Pendidikan

itu dapat dengan mudah melihatnya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa

jumlah uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk apa

saja uang itu. Perolehan informasi ini dapat menambah kepercayaan warga

sekolah dan orang tua siswa terhadap sekolah.

2. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kualitas performansi seseorang dalam menyelesaikan

tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Jadi,akuntabilitas

di dalam pengelolaan keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat

dipertanggung jawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan dan

peraturan yang berlaku. Pertanggung jawaban dapat dilakukan kepada orang tua,

masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat

terciptanya akuntabilitas, yaitu:

a. Adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan

dan mengikut sertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah.

b. Adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam

melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya.

c. Adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam

menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang

murah dan pelayanan yang cepat.

3. Efektivitas

Efektif umumnya yaitu pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Garner

(2004) mendefinisikan efektivitas tidak berhenti sampai pencapaian tujuan saja

tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga.

Effectiveness ”characterized by qualitative outcomes”. Efektivitas lebih

menekankan pada kualitatif outcomes. Pengelolaan keuangan dikatakan

memenuhi prinsip efektivitas jika kegiatan yang dilakukan dapat mengatur

keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang

Page 7: Pengelolaan Keuangan Pendidikan

bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan.

4. Efisiensi

Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan.

Efficiency”characterized by quantitative outputs” (Garner,2004). Efisiensi adalah

perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (output) atau

antara daya dan hasil.

Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, dan biaya. Perbandingan

tersebut dapat dilihat dari dua hal:

1. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya

Kegiatan dapat dikatakan efisien jika penggunaan waktu, tenaga dan biaya

yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.

2. Dilihat dari segi hasil

Kegiatan dapat dikatakan efisien jika dengan penggunaan waktu, tenaga dan

biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun

kualitasnya.

Tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi memungkinkan terselenggaranya

pelayanan terhadap masyarakat secara memuaskan dengan menggunakan sumber

daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.

2.4 Tugas Pengelola Keuangan Sekolah

Dalam pelaksanaannya, pengelolaan keuangan menganut asas pemisahan

tugas antara fungsi Otorisator, Ordonator, dan Bendaharawan. Otorisator adalah

pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan

penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang

melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang

dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Bendaharawan adalah

Page 8: Pengelolaan Keuangan Pendidikan

pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran

uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggung jawaban.

Kepala Sekolah, sebagai pengelola, berfungsi sebagai Otorisator dan di

limpahi fungsi Ordonator untuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak

dibenarkan melaksanakan fungsi Bendaharawan karena berkewajiban melakukan

pengawasan ke dalam. Sedangkan Bendaharawan, disamping mempunyai fungsi

Bendaharawan, juga di limpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas

pembayaran.

Pengelola keuangan sekolah berkewajiban untuk menentukan keuangan

sekolah, cara mendapatkan dana untuk infrastruktur sekolah serta penggunaan

dana tersebut untuk membiayai kebutuhan sekolah. Tugas pengelola keuangan

antara lain:

1. Pengelolaan untuk perencanaan perkiraan.

2. Pengelolaan memusatkan perhatian pada keputusan investasi dan

pembiayaannya.

3. Pengelolaan kerjasama dengan pihak lain.

4. Penggunaan keuangan dan mencari sumber dananya.

Seorang pengelola keuangan harus mempunyai pikiran yang kreatif dan

dinamis. Hal ini penting karena pengelolaan yang dilakukan oleh seorang

pengelola keuangan berhubungan dengan masalah keuangan yang sangat penting

dalam penyelenggaraan kegiatan sekolah. Adapun yang harus dimiliki oleh

seorang pengelola keuangan yaitu strategi keuangan. Strategi itu antara lain:

1. Strategic Planning

Keterkaitan antara tekanan internal dan kebutuhan ekternal yang datang dari

luar. Terkandung unsur analisis kebutuhan, proyeksi, peramalan, ekonomic

dan financial.

Page 9: Pengelolaan Keuangan Pendidikan

2. Strategic Management

Upaya mengelolah proses perubahan, seperti: perencanaan, strategis, struktur

organisasi, kontrol, strategis dan kebutuhan primer.

3. Strategic Thinking

Sebagai kerangka dasar untuk merumuskan tujuan dan hasil secara

berkesinambungan.

2.5 Sumber-Sumber Keuangan Sekolah

Sesuai dengan Pasal 46 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan  Nasional,  menyatakan  pendanaan pendidikan menjadi tanggung

jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Dimana

menurut pasal 1 UU No. 20 Tahun 2003, ayat

(27) Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia nonpemerintah yang

mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.

(28) Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.

(29) Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, atau

pemerintah kota.

Dengan diterbitkannya UU No. 20 Tahun 2003 sekolah (negeri) mempunyai

keleluasaan untuk memperoleh dana dari berbagai sumber lain di luar

APBN/APBD, yaitu antara lain lewat iuran pendidikan, penerimaan siswa baru

(PSB), hibah perorangan, dll. Tentu saja keleluasaan yang diamanatkan oleh

undang-undang harus tetap memperhatikan kepada aturan main yang digariskan

dalam UU, PP, dan Kepmen yang berlaku.

Maka dapat kita simpulkan sumber-sumber pemasukan sekolah bisa berasal

dari pemerintah (pusat ataupun daerah), usaha mandiri sekolah, orang tua siswa,

dunia usaha dan industri, sumber lain seperti hibah yang tidak bertentangan

dengan peraturan perundangan yang berlaku,  yayasan  penyelenggara 

pendidikan  bagi lembaga pendidikan swasta, serta masyarakat luas.

Beberapa sumber-sumber keuangan sekolah yang akan kami bahas sebagai

berikut:

Page 10: Pengelolaan Keuangan Pendidikan

1. Dana dari Pemerintah

Dana dari pemerintah disediakan melalui jalur Anggaran Rutin dalam

Daftar Isian Kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada semua sekolah untuk

setiap tahun ajaran. Dana ini lazim disebut dana rutin. Mata anggaran dan

besarnya dana untuk masing-masing jenis pengeluaran sudah ditentukan

Pemerintah di dalam DIK. Pengeluaran dan pertanggung jawaban atas

pemanfaatan dana rutin (DIK) harus benar benar sesuai dengan mata anggaran

tersebut.

Selain DIK, pemerintah sekarang juga memberikan dana Bantuan

Operasional Sekolah (BOS). BOS/M merupakan dana pemerintah daerah (dari

APBD) yang distribusikan ke sekolah-sekolah untuk membiayai pengeluaran

rutin (operasional) non gaji.

2. Dana dari Orang Tua Siswa

Pendanaan dari masyarakat ini dikenal dengan istilah iuran Komite.

Besarnya sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa ditentukan

oleh rapat Komite sekolah. Pada umumnya dana Komite terdiri atas :

a. Dana tetap perbulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar oleh

orang tua setiap bulan selama anaknya menjadi siswa di sekolah.

b. Dana incidental yang dibebankan kepada siswa baru yang biasanya hanya

satu kali selama tiga tahun menjadi siswa (pembayarannya dapat

diangsur).

c. Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa terterntu

yang dermawan dan bersedia memberikan sumbangannya secara sukarela

tanpa suatu ikatan apapun.

3. Dana dari Masyarakat

Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat

dari anggota-anggota masyarakat sekolah yang menaruh perhatian terhadap

kegiatan pendidikan di suatu sekolah. Sumbangan sukarela yang diberikan

tersebut merupakan wujud dari kepeduliannya karena merasa terpanggil untuk

Page 11: Pengelolaan Keuangan Pendidikan

turut membantu kemajuan pendidikan. Dana ini ada yang diterima dari

perorangan, dari suatu organisasi, dari yayasan ataupun dari badan usaha baik

milik pemerintah maupun milik swasta.

4. Dana dari Alumni

Bantuan dari para Alumni untuk membantu peningkatan mutu sekolah

tidak selalu dalam bentuk uang (misalnya buku-buku, alat dan perlengkapan

belajar). Namun dana yang dihimpun oleh sekolah dari para alumni

merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari mereka yang merasa

terpanggil untuk turut mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan demi

kemajuan dan pengembangan sekolah. Dana ini ada yang diterima langsung

dari alumni, tetapi ada juga yang dihimpun melalui acara reuni sekolah.

5. Dana dari Peserta Kegiatan

Dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota masyarakat yang

menikmati pelayanan kegiatan pendidikan tambahan atau ekstrakurikuler,

seperti pelatihan komputer, kursus bahasa Inggris atau keterampilan lainnya.

6. Dana dari Kegiatan Wirausaha Sekolah

Ada beberapa sekolah yang mengadakan kegiatan usaha untuk

mendapatkan dana. Dana ini merupakan kumpulan hasil berbagai kegiatan

wirausaha sekolah yang pengelolaannya dapat dilakukan oleh staf sekolah atau

para siswa misalnya koperasi, kantin sekolah, bazaar tahunan, wartel, usaha

fotokopi, dll.

2.6 Proses Pengelolaan Keuangan di Sekolah

1. Perencanaan Anggaran

Peran anggaran dalam pengelolaan pembelajaran yang berkaitan dengan

layanan belajar dan manajemen sekolah serta manajemen sekolah secara

keseluruhan sangatlah penting untuk mencapai tujuan. Anggaran merupakan

rencana kuantitatif terhadap operasi organisasi sekolah. Anggaran meliputi

Page 12: Pengelolaan Keuangan Pendidikan

aspek keuangan maupun aspek non keuangan dari operasi yang direncanakan.

Proses penyiapan anggaran disebut penganggaran yaitu menyediakan anggaran

untuk melaksanakan program yang telah direncanakan.

Anggaran mempunyai peran penting dalam pengalokasian sumber daya

atau potensi sekolah, pengkoordnasian operasi pendidikan. Candoli Carl Cs.

(1985) mengemukakan dalam lembaga pendidikan anggaran sekolah

merupakan instrumen perencanaan dan instrumen pengendalian. Faktor-faktor

yang perlu dipertimbangkan dalam membuat anggaran menurut Yahya

(2003:46) adalah :

1) Permintaan terhadap hasil produksi dan stabilitas permintaan potensi

dasar

2) Jenis-jenis hasil produksi yang dibuat

3) Jenis-jenis dan sifat hasil produksi yang dibuat

4) Kemampuan menyusun jadwal mengatur pelaksanaan

5) Jumlah dana yang dipergunakan dibandingkan dengan hasil yang

mungkin dicapai.

6) Perencanaan dan pengawasan

2. Strategi Mencari Sumber Dana Sekolah

Mulyasa (2002), sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah

secara garis besar dapat dikelompokan atas tiga sumber, yaitu :

1. pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya, yang

bersifat umum atau khusus dan diperuntukan bagi kepentingan

pendidikan;

2. orang tua atau peserta didik;

3. masyarakat, baik yang mengikat maupun tidak mengikat.

Adapun strategi memperoleh dana pendidikan yaitu sebagai berikut;

1. mempunyai dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan

2. memahami progam dan prioritas instansi sumber dana pendidikan

3. mengindentifikasi program sekolah yang sesuai dengan program dan

prioritas instansi sumber dana

Page 13: Pengelolaan Keuangan Pendidikan

4. membuat usulan kegiatan yang didukung dengan dokumen kerangka

rujukan (tor)

5. paparan dan memasarkan usulan program/kegiatan yang diminta untuk

didanai

6. mengawal proses usulan sampai selesai

7. mempertanggungjawabkan efektivitas penggunaan dana yang diperoleh

3. Penggunaan Keuangan Sekolah

Dana yang diperoleh dari berbagai sumber dibukukan dan diagendakan

untuk menunjang kegiatan pembelajaran di kelas, laboratorium, perpustakaan,

serta di tempat lainnya digunakan secara efektif dan efisien, dan sasaran

penggunanaan dana tersebut sesuai rencana dan program yang diperkirakan

akan mencapai target dan tujuan pembelajaran sekaligus tujuan sekolah.

Pemerintah telah menyusun suatu kategori dalam bentuk mata anggaran,

kategori ini dimaksudkan agar sasaran penggunaan anggaran dapat tersusun

sedemikian rupa dan diukur tingkat pencapaian tiap-tiap komponen. Adapun

komponen yang baku dan yang berlaku disekolah menurut buku T.5

(Depdikbud, 1988:84) adalah:

1. Program Rutin

a. Gaji dan tunjangan

b. Tunjangan beras

c. Lembur

d. Keperluan alat kantor

e. Barang Inventaris

f. Langganan daya/jasa (Listrik, telepon, air)

g. Kegiatan belajar mengajar

h. Pemeliharaan Gedung

2. Program pembangunan

a. D.P.P = Dana Pembinaan Pendidikan

b. D.B.O = Dana Bantuan Operasi

c. O.P.F = Oprasi Pembangunan dan fasilitas

Page 14: Pengelolaan Keuangan Pendidikan

Berdasarkan SKB Mendikbud dan Menkeu No. 585/k/1987 dan 590/kmk

03/03/1987 tanggal 24 september 1987 kegiatan-kegiatan tersebut adalah

antara lain:

a. Pemeliharaan saran/prasanara

b. PBM/KBM

c. Pembinaan Kegiatan Siswa

d. Dukungan Kegiatan Personil

e. Kegiatan R.T Sekolah/Komite Sekolah

4. Pengawasan dan Evaluasi Anggaran

Yang dimaksud dengan pengawasan anggaran adalah suatu pemeriksaan

yang terutama ditujukan pada masalah keuangan (transaksi, dokumen, buku,

daftar serta laporan), antara lain untuk memperoleh kepastian bahwa berbagai

transaksi keuangan dilakukan sesuai dengan undang-undang, peraturan,

keputusan, instruksi untuk menilai kewajaran yang diberikan oleh laporan

keuangan. kaidah atau ukuran yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang

dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan sebagaimana diatur dalam

Instruksi Presiden No 15 tahun 1983 meliputi pengawasan fungsional dan

pengawasan melekat yang berpedoman kepada norma sebagai berikut :

1) Pengawasan tidak mencari-cari kesalahan, yaitu tidak mengutamakan

mencari siapa yang salah, tetapi apabila ditemukan kesalahan,

penyimpangan dan hambatan supaya dilaporkan sebab-sebab dan

bagaimana terjadinya, serta menemukan bagaimana memperbaikinya.

2) Pengawasan merupakan proses yang berlanjut yaitu dilaksanakn terus

menerus, sehingga dapat memperoleh hasil pengawasan yang

berkesinambungan,

3) Pengawasan harus menjamin adanya kemungkinan pengambilan koreksi

yang cepat dan tepat terhadap penyimpangan dan penyelewengan yang

ditemukan untuk mencegah berlanjutnya kesalahan dan atau

penyelewengan,

Page 15: Pengelolaan Keuangan Pendidikan

4) Pengawasan bersifat mendidik dan dinamis, yaitu dapat menimbulkan

kegairahan untuk memperbaiki, mengurangi atau meniadakan

penyimpangan di samping menjadi pendorong dan perangsang untuk

menertibkan penyempurnaan kondisi obyektif pengawasan.

4. Pelaporan dan Pertanggung Jawaban

Penerimaan  dan  pengeluaran  keuangan  sekolah harus dilaporkan dan

dipertanggungjawabkan secara rutin sesuai peraturan yang berlaku. Pelaporan

dan pertanggungjawaban  anggaran  yang  berasal  dari orang tua siswa dan

masyarakat dilakukan secara rinci dan transparan sesuai dengan sumber

dananya. Pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari

usaha mandiri sekolah dilakukan secara rinci dan transparan kepada dewan

guru dan staf sekolah. Beberapa prinsip yang dijadikan pegangan dalam

kegiatan mempertanggungjawabkan keuangan yang dilakukan oleh atasan

langsung, meliputi:

1) Diusahakan secara singkat dan dilaksanakan pada setiap akhir pecan.

2) Periksa terlebih dahulu Buku Kas Umum dalam hubungannya dengan

buku yang lain setiap akhir bulan.

3) Diperingatkan kepada bendaharawan mengenai: pengiriman SPJ (Surat

Pertanggung Jawaban) bulanan, penyetoran MPO/PPn.

4) Diperiksa pengurusan barang inventaris dan penyimpanan dokumen

pertanggal keuangan sewaktu-waktu.

5) Diadakan pemeriksaan kas dengan menyusun Berita Acara Pemeriksaan

Kas setiap akhir triwulan secara teratur.

6) Atasan langsung bendaharawan bertanggung jawab atas kerugian

keuangan Negara.

7) Dilaporkan dengan segera (paling lambat satu minggu) jika terjadi

kerugian yang diderita oleh Negara karena penggelapan atau perbuatan

lain, kepada Sekretaris Jenderal Depdiknas c.q. Kepala Biro Keuangan

dengan tembusan kepada Inspektur Jenderal Depdiknas dan BPK.

Page 16: Pengelolaan Keuangan Pendidikan

2.7 Alokasi Pengelolaan Keuangan Sekolah

Pendanaan pendidikan saat ini dapat dikelompokkan menjadi  biaya 

personalia  dan  operasi nonpersonalia. Biaya personalia,  terdiri dari gaji pendidik

dan tenaga  kependidikan  serta  tunjangan-tunjangan yang melekat pada gaji dan

biaya  nonpersonalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis

pakai, dan biaya tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan

sarana dan prasarana,uang  lembur,  transportasi,  konsumsi, pajak,  asuransi,  dll 

(baca  Permendiknas  nomor 69  tahun  2009,  tentang  Standar  Biaya  Operasi

Nonpersonalia Tahun 2009 Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),

Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah

Menengah  Atas/Madrasah  Aliyah  (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar

Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB).

Biaya operasi nonpersonalia adalah standar biaya yang diperlukan untuk

membiayai kegiatan operasi nonpersonalia selama 1 (satu) tahun sebagai bagian

dari  keseluruhan  dana  pendidikan  agar  satuan pendidikan dapat melakukan

kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan sesuai SNP.

Apabila dirinci anggaran sekolah  tersebut digunakan untuk:

1. Kegiatan peningkatan mutu pendidikan, antara lain  peningkatan 

kemampuan  profesional, supervisi pendidikan, dan evaluasi.

2. Kegiatan  ekstra-kurikuler,  antara  lain  usaha kesehatan  sekolah 

(UKS),  pramuka,  olahraga, kreativitas seni.

3. Bahan pengajaran praktek, keterampilan, antara lain  penambahan 

sarana  pengajaran,  bahan praktek.

4. Kesejahteraan  Kepala  Sekolah,  guru  dan pegawai.

5. Pembelian peralatan kantor dan alat tulis kantor.

6. Pengembangan perpustakaan.

7. Pembangunan sarana fisik sekolah.

8. Biaya listrik, telepon, air dan surat menyurat.

9. Dana sosial seperti bantuan kesehatan, pakaian seragam.

10. Biaya  pemeliharaan  gedung,  pagar  dan pekarangan sekolah

Page 17: Pengelolaan Keuangan Pendidikan

Pengeluaran anggaran tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan  jenis 

mata  anggaran  keluaran (MAK) sebagai berikut:

1. Belanja Pegawai

a. Belanja Gaji Pegawai

b. Belanja Honorarium Pegawai

2. Belanja Barang

a. Keperluan Sehari-Hari Perkantoran

b. Belanja Barang ATK

c. Langganan Daya dan Jasa

d. Pemeliharaan Gedung Kantor

e. Pemeliharaan Peralatan dan Mesin

f. Biaya Perjalanan Dinas

3. Belanja Modal

a. Belanja Modal Peralatan dan Mesin

b. Belanja Modal Gedung dan Bangunan

4. Belanja Sosial

Belanja  bantuan  sosial,  berupa  Penyediaan Beasiswa  dan 

peningkatan  Sumber  Daya Manusia

Dalam  rangka  peningkatan  mutu  pendidikan di  sekolah,  perlu 

pengelolaan  sumber  daya terpadu antara sumber daya manusia, sarana dan

prasarana serta dana. Ketiganya saling terkait satu sama lain. Dalam hal ini kepala

sekolah dituntut untuk  mengatur  keuangan  sekolah  dengan  tidak sebaik-

baiknya sehingga ada kegiatan yang semestinya  mendapat  prioritas  pendanaan 

tapi tidak memperoleh anggaran

Page 18: Pengelolaan Keuangan Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

_____.

Mengkaji Sepuluh Tahun Bantuan Operasional Sekolah. diakses 20/ 2/

2016, dari worldbank.org:

http://www.worldbank.org/in/news/feature/2015/06/15/reviewing-ten-

years-of-indonesia-school-grants-program

_____.PERAN PEMERINTAH TERHADAP ANGGARAN PENDIDIKAN. diakses

20/ 2/ 2016, dari atikanafridayanti.wordpress.com:

https://atikanafridayanti.wordpress.com/2014/05/20/peran-pemerintah-

terhadap-anggaran-pendidikan-untuk-kualitas-sekolah-di-indonesia-melalui-

dana-apbn/

_____.UU No 20 Tahun 2003. diakses 20/ 2/ 2016, dari kemenag.go.id:

http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf