pengelolaan keuangan

36
“PENGELOLAAN KEUANGAN” Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan Dosen : Dr. Romli Disusun Oleh: Dede Riska : 2221130721 Idaraya Martilona : 2221132385 Indah Yuni Astuti : 2221130924 Raudohtul Jannah : 2221131285 Wulan Rahmawati : 2221131832 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Upload: non-formal-education

Post on 06-Aug-2015

122 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengelolaan keuangan

“PENGELOLAAN KEUANGAN”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan

Dosen : Dr. Romli

Disusun Oleh:

Dede Riska : 2221130721

Idaraya Martilona : 2221132385

Indah Yuni Astuti : 2221130924

Raudohtul Jannah : 2221131285

Wulan Rahmawati : 2221131832

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Page 2: Pengelolaan keuangan

SERANG – 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur allhamdulilah kami panjatkan kepada Allah SWT, yang atas berkat dan

rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PENGELOLAAN

KEUANGAN” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami

berterima kasih kepada Bpk. Dr. H. Romli Ardie, M.Pd. selaku Dosen Pengelolaan Pendidikan

yang telah memberikan tugas ini kepada kelompok kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan

serta pengetahuan kelompok kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini

memiliki kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami

berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat

tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.

Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang

membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang

berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa

depan.

Serang, 23 Maret 2015

Penyusun

ii

Page 3: Pengelolaan keuangan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................................1

1.2 Tujuan........................................................................................................................3

1.3 Rumusan Masalah......................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1..Pengertian Pengelolaan Keuangan.............................................................................4

2.2..Tujuan Pengelolaan Keuangan ..................................................................................8

2.3..Prinsip – Prinsip Pengelolaan Keuangan...................................................................8

2.4..Fungsi Pengelolaan Keuangan ..................................................................................9

2.5..Pengelolaan Keuangan di Sekolah.............................................................................15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................21

iii

Page 4: Pengelolaan keuangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengelolaan keuangan merupakan salah satu substansi pengelola sekolah yang

akan turut menentukan  berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah.  Sebagaimana yang

terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan pengelolaan

keuangan dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian.

Sekolah adalah sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat komponen yang

saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah Staf Tata laksana

Administrasi, Staf Teknis pendidikan didalamnya ada Kepala Sekolah dan Guru, Komite

sekolah sebagai badan independent yang membantu terlaksananya operasional

pendidikan, dan siswa sebagai peserta didik yang bisa di tempatkan sebagai konsumen

dengan tingkat pelayanan yang harus memadai. Hubungan keempatnya harus sinergis,

karena keberlangsungan operasioal sekolah terbentuknya dari hubungan “simbiosis

mutualis”. Keempat komponen tersebut karena kebutuhan akan pendidikan demikian

tinggi, tentulah harus dihadapi dengan kesiapan yang optimal semata-mata demi

kebutuhan anak didik. Salah satu unsur yang penting dimiliki oleh suatu sekolah agar

menjadi sekolah yang dapat mencetak anak didik yang baik adalah dari segi keuangan.

Pengelolaan keuangan sekolah sangat penting hubungannya dalam pelaksanaan kegiatan

sekolah.

Adanya keragaman ini bergantung kepada besar kecilnya tiap sekolah, letak

sekolah dan julukan sekolah. Pada sekolah-sekolah biasa yang daya dukung

masyarakatnya masih tergolong rendah, pengelolaan keuangannya pun masih sederhana.

Sedangkan, pada sekolah-sekolah biasa yang daya dukung masyarakatnya besar, bahkan

mungkin sangat besar, tentu saja pengelolaan keuangannya cenderung menjadi lebih

rumit.

Kecenderungan ini dilakukan karena sekolah harus mampu menampung berbagai

kegiatan yang semakin banyak dituntut oleh masyarakatnya. Dilatar belakangi oleh

Pengelolaan Keuangan 1

Page 5: Pengelolaan keuangan

permasalahan tersebut diatas, penulis menyusun sebuah makalah yang membahas tentang

pengelolaan keuangan pendidikan.

Pengelolaan adalah sebuah kata yang besar sekali, yang mencakup pengelolaan

uang, waktu, orang, sumber daya, dan terutama pengelolaan informasi, pengaturan,

penyusunan dan pelaksanaan perancangan yang dibuat dan melibatkan penggemblengan

semua elemen yang ada di sekolah.

Setiap kegiatan perlu diatur agar kegiatan berjalan tertib, lancar, efektif dan efisien.

Kegiatan di sekolah yang sangat kompleks membutuhkan pengaturan yang baik.

Keuangan di sekolah merupakan bagian yang amat penting karena setiap kegiatan butuh

uang. Keuangan juga perlu diatur sebaik-baiknya. Untuk itu perlu pengelolaan keuangan

yang baik. Di dalam pengelolaan keuangan sekolah terdapat rangkaian aktivitas terdiri

dari perencanaan program sekolah, perkiraan anggaran, dan pendapatan yang diperlukan

dalam pelaksanaan program, pengesahan dan penggunaan anggaran sekolah. pengelolaan

keuangan dapat diartikan sebagai tindakan pengurusan/ ketatausahaan keuangan yang

meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggung jawaban dan pelaporan.

Sebagai suatu lembaga pendidikan perlu ditingkatkan dan disesuaikan denagan

kebutuhan dan perkembangan pembangunan disegala bidang baik segi sarana dan

prasarana Pendidikan, fasilitas kerja maupun kesejahtraan yang layak bagi seluruh tenaga

Pendidik. Untuk memenuhi sasaran tersebut sangat diperlukan biaya yang cukup dan

administrasi yang tertib.

Pengelolaan Keuangan 2

Page 6: Pengelolaan keuangan

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Pengelolaan keuangan?

2. Apa tujuan dari pengelolaan keuangan?

3. Apa saja prinsip pengelolaan keuangan?

4. Bagaimana fungsi pengelolaan keuangan?

5. Bagaimana pengelolaan keuagan yang di laksanakan di sekolah?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengelolaan keuangan.

2. Untuk mengetahui tujuan dari pengelolaan keuangan.

3. Untuk mengetahui prinsip – prinsip pengelolaan keuangan.

4. Untuk mengetahui fungsi dari pengelolaan keuangan.

5. Untuk mengetahui mengelola keuangan di sekolah.

Pengelolaan Keuangan 3

Page 7: Pengelolaan keuangan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelolaan Keuangan

Menurut kamus besar Indonesia, Pengelolaan artinya penggunaan sumber daya

secara efektif dan efisien. Pengelolaan keuangan adalah sumber daya yang diterima yang

akan dipergunakan untuk penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan keuangan

dimaksudkan sebagai suatu pengelolaan terhadap fungsi-fungsi keuangan.

Menurut Depdiknas (2000) bahwa pengelolaan keuangan merupakan tindakan

pengurusan dan ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan,

pelaksanaan, pertanggung jawaban dan pelaporan. 

Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan merupakan potensi yang sangat

menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian pengelolaan

pendidikan. Setiap lembaga pendidikan selalu berhubungan dengan masalah keuangan,

yang berkisar pada: uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), uang kesejahteraan

personel dan gaji serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan

lembaga pendidikan seperti perbaikan sarana prasarana dan sebagainya. 

E. Mulyasa (2002) menjelaskan bahwa tugas pengelolaan keuangan dapat dibagi

kedalam tiga fase, yaitu:

1. Financial Planning

Financial planning merupakan kegiatan mengkoordinir semua sumber daya yang

tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa

menyebabkan efek samping yang merugikan. 

2. Implementation

Ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi

penyesuaian jika diperlukan.

3. Evaluation

Merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran.

Pengelolaan Keuangan 4

Page 8: Pengelolaan keuangan

Secara sederhana pengelolaan dana pendidikan mencakup dua aspek :

1. Dimensi penerimaan atau sumber dana.

2. Dimensi pengeluaran atau alokasi dana.

Dimensi penerimaan antara lain bersumber dari : penerimaan umum pemerintah,

penerimaan khusus pemerintah yang diperlukan bagi pendidikan ,iuran sekolah dan

sumbangan – sumbangan masyarakat.

Sedangkan dimensi pengeluaran meliputi : pengeluaran modal/ kapital atau

anggaran pembangunan (capital outlay /exependiture).

Pengelolaan atas dana pendidikan itu akan menimbulkan manfaat, diantaranya :

a. Memungkinkan penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara efisien artinya dengan

dana tertentu diperoleh hasil / tujuan tertentu

b. Memungkinkan tercapainya kelangsungan hidup lembaga pendidikan sebagai salah

satu tujuan didirikannya lembaga tersebut (terutama bagi lembaga swasta termasuk

kursus – kursus).

c. Dapat mencegah adanya kekeliruan, kebocoran – kebocoran ataupun penyimpangan –

penyimpangan penggunaan dana dari rencana semula.

Berdasarkan hal diatas, pengelolaan keuangan pendidikan lebih difokuskan dalam

proses merencanakan alokasi secara teliti dan penuh perhitungan, serta mengawasi

pelaksanaan penggunaan dana, baik untuk biaya operasional maupun biaya capital,

disertai bukti – bukti secara administratif dan fisik (material) sesuai dengan dana yang

dikeluarkan.

1. Dimensi Penerimaan

Dalam undang – undang sistem pendidikan nasional no. 20 Tahun 2003

ditegaskan bahwa pengadaan dan pendayagunaaan sumber- sumber daya pendidikan

dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan atau keluarga peserta didik.

Adapun diantara dimensi penerimaan meliputi hal – hal :

a. Hasil penerimaan pemerintah umum

Yang termasuk kedalam golongan ini yaitu semua penerimaan pemerintah dari

pajak, pajak pendidikan dari perrusahaan – perusahaan, dan iuran iuran pembangunan

daerah. Pajak pendapatan dan pajak penjualan biasanya didistribusikan untuk biaya

rutin, sedangkan pajak kekayaan disalurkan untuk biaya capital

Pengelolaan Keuangan 5

Page 9: Pengelolaan keuangan

cara – cara yang tidak konvensional seperti pergerakan sumber – sumber terdapat

pada masyarakat , seperti tenaga, bahan bangunan, dana yang mungkin belum banyak

dimanfaatkan

b. Penerimaan pemerintah khusus untuk pendidikan

Antara lain bantuan atau pinjaman luar negeri seperti bantuan dari badan

internasional (PBB). Pinjaman dari bank dunia/bantuan yang bersumber dari luar

negeri ini mencakup bantuan teknik dan bantuan modal berupa pinjaman dan hibah.

Bantuan luar negeri bagi pendidikan dasar sangat dirasakan penting dalam

pengembangan kurikulum, pengadaan bahan atau sumber belajar, dan

memperkenalkan teknologi baru. Pada pendidikan menengah lebih difokuskan kepada

upaya peningkatan kemampuan professional guru, peningkatan alat – alat pelajaran ,

laboratorium, workshop, dan bahan – bahan pengajaran lainnya.

Sedangkan untuk pendidikan tinggi disamping untuk beasiswa untuk belajar diluar

negeri (biasanya doktor atau program master) juga untuk membantu keuangan, bahan,

bantuan teknik baik dalam rangka membantu mendirikan perguruan tinggi, maupun

fasilitas pendidikan baru.

c. Iuran sekolah

Termasuk dalam golongan ini adalah sumbangan pembinaan pendidikan (SPP)

atau BP3 yaitu bantuan dana yang diterima dari peserta didik atau orang tua siswa

pada setiap bulan yang disetorkan ke kantor dinas pendidikan. Biasanya besar

kecilnya SPP/BP3 telah ditentukan oleh kantor wilayah setempat untuk setiap tingkat

pendidikan. Sebagian dana SPP/BP3 ini dikembalikan lagi ke sekolah dalam bentuk

dana penunjang pendidikan atau sumbangan bantuan penyelenggaraan pendidikan

(DPP/SBPP) dan bantuan operasional pendidikan (BOP) dalam bentuk

sarana/peralatan kegiatan belajar mengajar.

d. Sumbangan- sumbangan sukarela dari masyarakat

Termasuk kedalam golongan ini adalah sumbangan – sumbangan swasta,

perorangan atau keluarga perusahaan ,badan – badan sukarela dan kelompok –

kelompok. Sumbangan perorangan atau keluarga siswa tidak hanya dalam bentuk

uang, tetapi juga tanah, tenaga dan bahan bangunan untuk mendirikan sekolah.

Sedangkan badan – badan sukarela seperti yayasan swasta turut membantu

memajukan pendidikan, mensponsori sekolah dalam bentuk gedung dan alat – alat.

Pengelolaan Keuangan 6

Page 10: Pengelolaan keuangan

2. Dimensi Pengeluaran

Dimensi ini secara garis besar dapat digolongkan kedalam dua jenis pengeluaran,

yaitu pengeluaran rutin yang sifatnya berulang (recurrent expenditure) atau aktiva

lancar dan pengeluaran kapital/modal (capital expenditure) atau aktiva tetap.

Pengeluaran rutin atau berulang adalah biaya yang dipergunakan secara berkala

dalam suatu masa tertentu (bulanan atau tahunan ) seprti gaji guru, gaji pengelola,

upah pegawai, pembelian bahan – bahan ATK . biaya pemeliharaan gedung , halaman

sekolah, dan dana-dana operasional.

Prinsip-prinsip pengelolaan kas, pengelolaan utang, dan pengelolaan

barang/fasilitas. Pengelolaan kas terutama menyangkut hal-hal sebagai berikut :

a. Penentuan jumlah tunai uang kas yang diperlukan agar tidak berlebihan dan juga

tidak terlampau kecil.

b. Pengendalian aliran uang tunai,baik yang masuk ke sekolah, maupun yang

dikeluarkan oleh sekolah.sedangkan pengelolaan utang menyangkut syarat-syarat

atau sanksi-sanksi yang dikenakan jika meminjam dana dari pihak luar baik

jangka panjang maupun jangka pendek.

Penggunana biaya tersebut biasanya bersumber dari anggaran pembangunan

(biaya proyek) yang diusulkan melalui daftar isian proyek (DIP). Apabila sumber-

sumber dana yang digunakan untuk biaya proyek ini diperoleh dari pinjaman yang

harus membayar bunga untuk jangka waktu tertentu, maka perlu analisis efektivitas

biaya.

Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan biaya dari beberapa program

pendidikan yang diusulkan, antara lain : (1) biaya perlulusan (biaya satuan), (2)

kualiltas latihan yang dinyatakan dalam analisis kurikulum, (3) penghargaan

pimpinan, (4) peluang untuk mendapatkan pekerjaan.

Selain itu juga dapat dipergunakan metode analisis untung-rugi, metode analisis

untung rugi membandingkan keuntungan moneter dengan biaya pelaksanaan program

(investasi) atau sering disebut ”rate of return” (hasil kembali).

Dalam organisasi pendidikan, baik anggaran rutin maupun anggaran

pembangunan terdapat sembilan kategori, yaitu:

1. Dana cadangan untuk keperluan khusus, seperti dana sosial, biaya menerima tamu

dll

2. Pembelian barang, gaji dan kesejahteraan personil.

3. Belanja untuk melaksanakan tugas, barang habis pakai pada waktu pengajaran

Pengelolaan Keuangan 7

Page 11: Pengelolaan keuangan

4. Dana pengadaan media, berbagai macam layanan,komunikasi

5. Biaya fasilitas air, lampu, sanitasi, sanggar, pertanian sekolah.

6. Biaya bimbingan konseling, dosen tamu, karya wisata.

7. Pajak tahunan

8. Perbaikan dan pengembangna kurikulum

9. Dana proyek, termasuk pembelian alat-alat dan konsrtuksinya.

2.2 Tujuan Pengelolaan Keuangan Pendidikan

Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah.

Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.

Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam

menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam

pembukuan dan pertanggung jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar

sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

2.3 Prinsip – Prinsip Pengelolaan Keuangan Pendidikan

Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-

undang No 20 Tahun 2003 Pasal 48 yang menyatakan bahwa pengelolaan dana

pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas

publik. Di samping itu, prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Masing-

masing prinsip tersebut, yaitu

Transparansi,

Akuntabilitas,

Efektivitas,

Efisiensi.

2.4 Fungsi Pengelolaan Keuangan Pendidikan

Pengelolaan Keuangan 8

Page 12: Pengelolaan keuangan

Pengelolaan keuangan secara garis besar mencakup 3 fungsi utama , yaitu:

Budgetting (membuat anggaran)

Accounting (pencatatan atau pembukuan)

Auditing ( pemerikasaan atau pengawasan)

1. Budgetting (Anggaran)

Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan dalam

ukuran keuangan. Penganggaran memainkan peran penting di dalam perencanaan,

pengendalian, dan pembuatan keputusan. Anggaran juga untuk meningkatkan

koordinasi dan komunikasi.

Anggaran berfungsi :

1) Dapat dijadikan alat untuk mendelegasikan wewenang dalam pelaksanaan suatu

rencana. Anggaran dirancang untuk mencatumkan penanggung jawaban suatu

kegiatan tertentu (penetapan pimpinan proyek).

2) Dapat menjadi alat pengawasan dan penilaian suatu penampilan (ferformance).

Dengan membandingkan pengeluaran biaya suatu kegiatan dengan alokasi

anggaran dan tingkat penggunaannya, merupakan pedoman sederhana untuk

mengetahui sampai dimana tingkat efektifitas dan efesiensi kegiatan yang

bersangkutan.

Bentuk-bentuk penganggaran

a. Penganggaran butir perbutir (line item budget)

Bentuk ini paling banyak digunakan dan dikategorikan sebagai yang konvensional

dan tradisional .meskipun memudahkan dalam pengawasan pengeluaran biaya, tetapi

sistem ini tidak membantu dalam pengambilan keputusan, seperti dalam mengeveluasi

harga (unit cost) dalam hubungannya dalam pencapaian suatu progaram.

Kelemahan:

a. tidak dapat menunjukan hubungan antara masukan program dengan keluaran,

b. tidak dapat berfungsi sebagai bahan [pertimbangan dalam pengambilan keputusan,

karena tidak memberikan analisis untung rugi (cost benefit analisis) dari berbagai

alterrnatif

Pengelolaan Keuangan 9

Page 13: Pengelolaan keuangan

c. lebih mengarahkan perhatian pada pembukuan , dan tyidak terrhadap tujuan suatu

program.

b. Anggaran program

Bentuk ini lebih menekankan kepada hasil suatu program yang telah ditetapkan.

Keuntungan:

1) mengorganisasikan sejumlah pengeluaran menjadi rencana yang logis dan konkrit

2) merangsang perencanaan tahunan ganda dan reevaluasi periodik dari pelaksanan

3) menghindari sentralisasi yang berlebihan

c. Anggaran berdasarkan hasil (Performance budget)

Anggaran ini menekankan hasil daripada keterincian anggaran. Hasil pengukuran

ini digunakan untuk menghitung masukan dana dan tenaga yang diperlukan untuk

mencapai suatu program. Anggaran berdasarkan hasil ini merupakan alat manajemen

yang dapat mengidentifikasi secara jelas satuann dari hasil suatu progaram dan

merinci butir perbutir dari kegiatan yang harus dibiayai. Bentuk ini menuntut akuntasi

yanf teliti dan proses data yang akurat . sistem ini menjadi relatif mahal terutama bagi

lembaga tang kecil / belum berkurang.

d. Sistem perencanaan penyusunan program dan penganggaran (SP4)

Sp4 dialihbahasakan dari PPBS (planning programing budgeting sistem ) SP4

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. perencanaan menggunakan pendekatan sistem

2. orientasi perencanaan pada kelurahan

3. penganggaran didasarkan pada program yang telah ditetapkan

4. keseimbangan antar otonomi dan pengrahan harus diperhatikan berdasar pada

prinsip peencanaan.

5. perencanaan merupakan kegiatan yang berkesinambungan

SP 4 pada dasarnya suatu cara untuk mencaopaiu tujuan yang telah ditetapkan

dengan memanfaatkan sarana dan sumberdaya yang tersedia. Sp4 mempunyai 3 unsur,

yaitu :

1. siklus operasi yang mengatur seluruh urutan jadwal kegiatan yang disesuaikan

dengan siklus DUP dan DIP

Pengelolaan Keuangan 10

Page 14: Pengelolaan keuangan

2. struktur program yaitu gambaran hirarki program yang disusun dengan bertitik

tolak da5ri permasalahan pokok yang di hadapi pada tahun menmdatang

3. sistem informasi yang meliputi dokumen pengarhan, perencanaan ,programming,

program koordinat, konsep program operasional , usulan program , memo

keuangan , daftar usulan proyek (DUP)

4. daftar isian proyek (DIP ) serta petunjuk operasional ( PO)

Keuntungan:

a. taksonomik, artinya penggolongan tujuan berdasarkan tujuan

b. analitik, ada perbandingan keuntungan dan kerugian alternatif

c. proyektif, yaitu memberi arah perencanaa jangka panjang

d. konsentrik, yaitu memberi perhatian pada pencapai tujuan akhir, evaluatif, yaitu

memberi kemudahan menilai keberhasilan program dan efektivitas penggunaan

sumber-sumber.

Kelemahannya:

1. kekeliruan menyebabkan keborosan sumber-sumber

2. sering kali mengabaikan tujuan kualitatif yang sukar diukur

3. kekuranagn data/informasi dapat mengakibatkan kesalahan penetuan proritas,

alokasi biaya, dan waktu penyelesaian suatu program.

2. Accounting (Pembukuan)

Pembukuan ini meliputi pencatatan berbagai transaksi yang terjadi yang

merupakan implementasi penganggaran. Pencatatan keuangan adalah suatu proses

pendataan semua transaksi-transaksi yang terjadi dalam sebuah perusahaan atau

organisasi yang dinilai dengan uang. Transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan

atau organisasi yang mengakibatkan perubahan baik harta, utang maupun modal perlu

dicatat dan disusun secara sistematis. Pencatatan transaksi tersebut merupakan dasar

penyusunan laporan keuangan. Secara tradisional sistem akuntansi terdiri dari

komponen-komponen berikut:

1. Bagan Perkiraan/Akun

2. Buku Besar

3. Jurnal

4. Buku cek

5. Buku pembantu

Pengelolaan Keuangan 11

Page 15: Pengelolaan keuangan

@ Siklus Akuntansi

1. Tahap Pencatatan

• Kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran dalam bentuk bukti transaksi

dan bukti pencatatan.

• Kegiatan pencatatan bukti transaksi ke dalam buku harian atau jurnal

• Memindahbukukan (posting) dari jurnal berdasarkan kelompok atau jenisnya

ke dalam akun buku besar.

2. Tahap Pengikhtisaran

• Penyusunan neraca saldo (trial balance) berdasarkan akun-akun buku besar

• Pembuatan ayat jurnal penyesuaian

• Penyusunan kertas kerja (work sheet)

• Pembuatan ayat jurnal penutup (closing entries)

• Pembuatan neraca saldo setelah penutupan

• Pembuatan ayat jurnal pembalik

3. Tahap Pelaporan

• Neraca

• Laporan Surplus Defisit/laporan aktiva

• Laporan arus kas

• Laporan Perubahan aktiva bersih

• Catatan atas laporan keuangan

@ Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang

merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

tahun buku yang bersangkutan.

Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:

“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan”. Laporan

keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan,

catatan juga termasuk jadwal dan informasi tambahan yang berkaitan dengan

laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta

pengungkapan pengaruh perubahan harga”.

Pengelolaan Keuangan 12

Page 16: Pengelolaan keuangan

Unsur-unsur dalam pelaporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Laporan perhitungan laba rugi

2. Laporan perubahan posisi keuangan

3. Neraca

Dalam pasal 77 ayat 1 ICW yang dimaksud bendaharawan adalah orang- orang

dan badan – badan yang karena negara ditugaskan untuk menerima ,menyimpan,

membayar (mengeluarkan atau menyerah kanuang atau kertas-kertas berharga dan

barang-barang didalam gudang-gudang atau tempat –tempat penyimpanan yang lain

sebagai dimaksud dalam pasal 55 ICW dan selaku demikian diwajibkan memberi

perhitungan (pertanggungjawaban) tentang hal pengurusannya kepada badan

pemerikasa keuangan.

Ada tiga macam bendaharawan, yaitu :

1. Bendaharawan umum (kepala kas kantor negara) dan termasuk bendaharawan

adalah kantor-kantor pos dimana dikota itu kantor kas negara

2. Bendaharawan khusus untuk penerimaan pendapatan tertentu

3. Bendaharawan khusus untuk pengeluaran –pengeluaran tertentu

Berdasarkan surat keputusan menteri keuangan no. Kep .322 /M /V

/9/1968tanggal 26 september 1968 pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa setiap

bendaharawan atau pemegang kas yang mengurus uang negara harus mempunyai

buku kas umum dan mencatat semua pengeluaran dan penerimaan.

3. Auditing (Pengawasan)

a. Pengertian pengawasan keuangan

Pengawasan keuangan adalah suatu pemeriksaan yang terutama ditujukan pada

masalah keuangan antara lain untuk memperoleh kepastian bahwa berbagai transaksi

dilakukan sesuai dengan undang-undang, peraturan, keputusan, intruksi untuk menilai

kewajaran yang dibeikan oleh laporan keuangan. UUD 1945 pasal 23 ayat 5

mengamanatkan bahwa: untuk memerikasa tanggung jawab tentang keuangan negara

diadakan suatu badan pemeriksa keuangan, yang peraturannya ditetapkan dengan

undang-undang.

Pengelolaan Keuangan 13

Page 17: Pengelolaan keuangan

Pengawan merupakan proses yang berlanjut yaitu dilaksanakan terus-menerus

sehingga dapat memperoleh hasil pengawasan yang berkesinambungan

Pengawasan harus bersifat mendidik dan dinamis, yaitu dapat menimbulkan

kegairahan untuk memperbaiki, mengurangi atau meniadakan penyimpangan

ddisamping menjadi pendorong dan perangsang untuk menertibkan penyempurnaan

kondisi obyektif pengawasan.

b. Proses dan standar pengawasan

Serangkaian tiindakan dalam melaksanakan pengawasan. Langkah-langkah

dalam pengawasan baik fungsional maupun pengawasan melekat menurut stoner

(1987) ialah :

1. Penetapan berapa jenis standar atau patokan yang dipergunakan, berapa

ukuran kuantitas , kualitas , biaya dan waktu.

2. Membandingkan atau mengukur kenyataan yang sebenarnya terhadap standar

3. Mengidentifikasi penyimpangan dan sekaligus pengambilan koreksi

Pengawasan menyinggung tiga aspek, yaitu rencana yang telah ditetapkan,

kebijaksanaan yang berlaku, dan prinsip efektivitas dabn efesiensi.

c. Cara mempertanggung jawabkan keuangan

1. Diusahakan secara singkat dan dilaksanakan pada setiap akhir pekan

2. Periksa terlebih dahulu buku kas umum dalam hubungannya dengan buku

yang lain setiap akhir bulan

3. Diperingatkan kepada bendaharawan mengenai: pengiriman SPJ (surat

pertanggung jawaban ) bulanan , penyetoran MPO/PPn

4. Diperiksa pengurusan baranmg inventaris dan penyimpanan dokumen

pertinggal keuangna sewaktu-waktu

5. Diadakan pemeriksaan kas dengan menyusun berita acara pemeriksaann kas

setiap akhir truwulan secara teratur

6. Atasan langsung bendaharawan bertanggung jawab atas kerugian keuangan

negara

7. Dilaporkan dengan segera (paling lambat 1 minggu)

Dalam rangka mempertanggung jawabkan keuangan negara ini ada 9 jenis

buku yang harus disediakan, yaitu :

1. buku kas umum

2. buku bank

Pengelolaan Keuangan 14

Page 18: Pengelolaan keuangan

3. buku kas posisi

4. buku kas pemerintah membayar uang

5. buku panjar kerja

6. buku penghitung pajak

7. buku penerbitan

8. buku inventaris

9. buku pembantu lain

Dalam menentukan pemerikasaan terhadap suatu kerja perlu mengadakan

penilaian mencakup:

1. terselenggaranya pengawasan atasan langsung yang menjamin pelaksanaan

tugas secara efektif dan efesien

2. ketaatan dalam ketetapan terhadap ketentuan yang berlaku

3. pencapaian dari rencana dan program baik target finansial, target fisik

maupun target fungsional dan

4. faktor ketenangan personil yang melaksanakan kegiatan pemerikasaan

Hasil pemerikasaan tersebut harus disertai bukti-bukti yang cukup relevan

dan dapat dipertanggung jawabkan .hasil pemeriksaan dilaporkan secara jelas dan

mudah dimengerti, penayajian informasi yang didukung atas bukti yang cukup

memuat temuan dan kesimpulan pemeriksaan secara obyektif dan lengkap

disertai saran tindakan yang konstruktif.

2.5 Pengelolaan Keuangan di Sekolah

a. Proses Pengelolaan Keuangan di Sekolah

Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan

terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama komponen-komponen lain. Dengan

kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya.

Dalam tataran pengelolaan cara mengatur lalu lintas uang yang diterima dan

dibelanjakan mulai dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

pengawasan sampai dengan penyampaian umpan balik. Kegiatan perencanaan

menentukan untuk apa, dimana, kapan dan beberapa lama akan dilaksanakan, dan

bagaimana cara melaksanakannya. Kegiatan pengorganisasian menentukan bagaimana

aturan dan tata kerjanya. Kegiatan pelaksanaan menentukan siapa yang terlibat, apa yang

dikerjakan, dan masing-masing bertanggung jawab dalam hal apa. Kegiatan pengawasan

dan pemeriksaan mengatur kriterianya, bagaimana cara melakukannya, dan akan

Pengelolaan Keuangan 15

Page 19: Pengelolaan keuangan

dilakukan oleh siapa. Kegiatan umpan balik merumuskan kesimpulan dan saran-saran

untuk kesinambungan terselenggarakannya Manajemen Operasional Sekolah.

Muchdarsyah Sinungan menekankan pada penyusunan rencana (planning) di

dalam setiap penggunaan anggaran. Langkah pertama dalam penentuan rencana

pengeluaran keuangan adalah menganalisa berbagai aspek yang berhubungan erat

dengan pola perencanaan anggaran, yang didasarkan pertimbangan kondisi keuangan,

line of business, keadaan para nasabah/konsumen, organisasi pengelola, dan skill para

pejabat pengelola.

Proses pengelolaan keuangan di sekolah meliputi:

1. Perencanaan anggaran

2. Strategi mencari sumber dana sekolah

3. Penggunaan keuangan sekolah

4. Pengawasan dan evaluasi anggaran

5. Pertanggungjawaban

b. Sumber-Sumber Keuangan Sekolah

1. Dana dari Pemerintah

Dana dari pemerintah disediakan melalui jalur Anggaran Rutin dalam Daftar

Isian Kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada semua sekolah untuk setiap tahun

ajaran. Dana ini lazim disebut dana rutin. Besarnya dana yang dialokasikan di dalam

DIK biasanya ditentukan berdasarkan jumlah siswa kelas I, II dan III. Mata anggaran

dan besarnya dana untuk masing-masing jenis pengeluaran sudah ditentukan

pemerintah di dalam DIK. Pengeluaran dan pertanggungjawaban atas pemanfaatan

dana rutin (DIK) harus benar-benar sesuai dengan mata anggara tersebut. Selain

DIK, pemerintah sekarang juga memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah

(BOS). Dana ini diberikan secara berkala yang digunakan untuk membiayai seluruh

kegiatan operasional sekolah.

2. Dana dari Orang Tua Siswa

Pendanaan dari orang tua siswa ini dikenal dengan istilah iuran komite.

Besarnya sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa ditentukan oleh

rapat komite sekolah. Pada umumnya dana komite terdiri atas :

Pengelolaan Keuangan 16

Page 20: Pengelolaan keuangan

a. Dana tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar oleh orang tua

setiap bulan selama anaknya menjadi siswa di sekolah

b. Dana incidental yang dibebankan kepada siswa baru yang biasanya hanya satu

kali selama tiga tahun menjadi siswa (pembayarannya dapat diangsur).

c. Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa terterntu yang

dermawan dan bersedia memberikan sumbangannya secara sukarela tanpa suatu

ikatan apapun.

3. Dana dari Masyrakat

Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari

anggota-anggota masyarakat sekolah yang menaruh perhatian terhadap kegiatan

pendidikan di suatu sekolah. Sumbangan sukarela yang diberikan tersebut

merupakan wujud dari kepeduliannya karena merasa terpanggil untuk turut

membantu kemajuan pendidikan. Dana ini ada yang diterima dari perorangan, dari

suatu organisasi, dari yayasan ataupun dari badan usaha baik milik pemerintah

maupun milik swasta.

4. Dana dari Alumni

Bantuan dari para Alumni untuk membantu peningkatan mutu sekolah tidak

selalu dalam bentuk uang (misalnya buku-buku, alat dan perlengkapan belajar).

Namun dana yang dihimpun oleh sekolah dari para alumni merupakan sumbangan

sukarela dari para alumni yang merasa terpanggil untuk turut mendukung kelancaran

kegiatan-kegiatan demi kemajuan dan pengembangan sekolah. Dana ini ada yang

diterima langsung dari alumni, tetapi ada juga yang dihimpun melalui acara reuni

atau lustrum sekolah.

5. Dana dari Peserta Kegiatan

Dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota masyarakat yang menikmati

pelayanan kegiatan pendidikan tambahan atau ekstrakurikuler, seperti pelatihan

komputer, kursus bahasa Inggris atau keterampilan lainnya.

6. Dana dari Kegiatan Wirausaha Sekolah

Ada beberapa sekolah yang mengadakan kegiatan usaha untuk mendapatkan

dana. Dana ini merupakan kumpulan hasil berbagai kegiatan wirausaha sekolah yang

Pengelolaan Keuangan 17

Page 21: Pengelolaan keuangan

pengelolaannya dapatj dilakukan oleh staf sekolah atau para siswa misalnya

koperasi, kantin sekolah, bazar tahunan, wartel, usaha fotokopi, dll.

d. Pengelolaan Keuangan Sekolah yang Efektif

Pengelolaan akan dianggap efektif apabila merujuk pada Rencana Anggaran

Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk satu tahun pelajaran. Para kepala

sekolah bersama semua pemegang peran di sekolah pada umumnya menempuh

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Merancang suatu program sekolah yang ideal untuk mencapai tujuan yang

diinginkan pada tahun pelajaran yang bersangkutan.

b. Melakukan inventarisasi semua kegiatan dan menghitung perkiraan kebutuhan

dana penunjang.

c. Melakukan peninjauan ulang atas program awal berdasarkan kemungkinan

tersedianya dana pendukung yang dapat dihimpun.

d. Menetapkan prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun pelajaran yang

bersangkutan.

e. Melakukan perhitungan rinci pemanfaatan dana yang tersedia untuk masing-

masing kegiatan.

f. Menuangkan perhitungan-perhitungan rinci tersebut ke dalam suatu format yang

telah disepakati untuk digunakan oleh setiap sekolah.

g. Pengesahan dokumen RAPBS oleh instansi yang berwenang. Dengan tersedianya

dokumen tertulis mengenai RAPBS tersebut, kepala sekolah dapat

mengkomunikasikannya secara terbuka kepada semua pihak yang memerlukan.

Sumber dana yang tersedia di dalam RAPBS di manfaatkan untuk membiayai

berbagai kegiatan manajemen operasional sekolah pada tahun pelajaran yang

bersangkutan. Pada umumnya pengeluaran dana yang dihimpun oleh sekolah

mencakup 5 kategori pembiayaan, sebagai berikut :

1) Pemeliharaan, rehabilitasi dan pengadaan sarana/prasarana pendidikan.

2) Peningkatan kegiatan dan proses belajar mengajar.

3) Peningkatan kegiatan pembinaan kesehatan

4) Dukungan biaya kegiatan sekolah dan peningkatan personil

5) Kegiatan rumah tangga sekolah dan BP3

Pengelolaan Keuangan 18

Page 22: Pengelolaan keuangan

Dana yang tersedia di dalam RAPBS dapat sekaligus mencakup kegiatan untuk

pengembangan sekolah. Namun demikian dana untuk keperluan pengembangan

sekolah dapat disediakan secara khusus, sebagai tambahan dari RAPBS yang telah

disusun. Untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah diprogramkan sekolah

dalam satu tahun pelajaran, diperlukan tersedianya sejumlah dana tertentu pula.

Berapa besarnya dana yang diperlukan oleh sekolah agar tujuan itu dapat dicapai telah

dihitung secara cermat oleh setiap sekolah melalui penyusunan RAPBS. Apabila

jumlah dana yang diperlukan pada satu tahun pelajaran dibagi dengan jumlah semua

siswa kelas I, II dan III di sekolah itu, maka akan ditemukan Satuan Harga Per Siswa

(SHPS). Jumlah dana yang diperlukan oleh setiap sekolah sangat beragam. Jumlah

siswa pada setiap sekolah pun berbeda-beda. Oleh karena itu SHPS pada masing-

masing sekolah dengan sendirinya akan berbeda pula. Meskipun demikian sebenarnya

harus ada suatu patokan SHPS minimal agar suatu mutu pendidikan tertentu dapat

dicapai secara nasional.

Pengelolaan Keuangan 19

Page 23: Pengelolaan keuangan

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pengelolaan keuangan adalah sumber daya yang diterima yang akan

dipergunakan untuk penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan keuangan

dimaksudkan sebagai suatu pengelolaan terhadap fungsi-fungsi keuangan. Tujuan

Pengelolaan Keuangan Pendidikan yaitu Meningkatkan efektivitas dan efisiensi

penggunaan keuangan sekolah,Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan

sekolah, dan Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip.

Undang-undang No 20 Tahun 2003 Pasal 48 yang menyatakan bahwa pengelolaan

dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi,

akuntabilitas publik. Di samping itu, prinsip efektivitas juga perlu mendapat

penekanan. Masing-masing prinsip tersebut, yaitu Transparansi, Akuntabilitas,

Efektivitas, Efisiensi.

Fungsi Pengelolaan Keuangan Pendidikan mencakup 3 fungsi utama , yaitu:

Budgetting (membuat anggaran). Accounting (pencatatan atau pembukuan). Auditing

( pemerikasaan atau pengawasan).

Pengelolaan Keuangan di Sekolah, Pengelolaan akan dianggap efektif apabila

merujuk pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk

satu tahun pelajaran. Para kepala sekolah bersama semua pemegang peran di sekolah

pada umumnya menempuh langkah-langkah diantaranya : Merancang suatu program

sekolah yang ideal untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada tahun pelajaran yang

bersangkutan,melakukan inventarisasi semua kegiatan dan menghitung perkiraan

kebutuhan dana penunjang, dan melakukan peninjauan ulang atas program awal

berdasarkan kemungkinan tersedianya dana pendukung yang dapat dihimpun.

Pengelolaan Keuangan 20

Page 24: Pengelolaan keuangan

DAFTAR PUSTAKA

https://amiamaliahanii.wordpress.com/2012/05/30/pengelolaan-keuangan-pendidikan.

http://wardonojakarimba.blogspot.com/2012/04/administrasi-keuangan-sekolah.html

Mustatofa. 2008. Konsep-konsep Dasar Pendidikan, pengelolaan Pendidikan. 2007.UPI

Bandung.

Sutikno, M Sobri. 2008. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Prospect.

Supriada, Dedi. 2004. Satuan Biaya Pendidikan. Bandung: Rosda.

Pengelolaan Keuangan 21