pengelolaan biota ornamental
TRANSCRIPT
Perdagangan biota ornamental -fokus ikan-
TERANGINovember 2012
Latar Belakang Koleksi biota ornamental (hidup atau mati) adalah
hobby akan selalu ada permintaan Indonesia punya keanekaragaman yang tinggi
potential supplier Pemanfaatan belum setimbang dgn pengelolaan, a.l.
Belum semua rantai perdagangan pegang tanggung jawab
Ekstraksi tinggi belum didasari informasi bioekologi yang cukup
Pemanfaatan intensif mengundang kekhawatiran akan kondisi terumbu karang
Situasi saat ini
pro dan kontra masih berlangsung. Kontra, mayoritas datang dari pemerhati lingkungan, NGO & peneliti
Pengawas di ujung tombak/di lapangan masih lemah BKSDA: terlalu banyak jenis yang diurusi; karang hanya satu
bagian kecil Bea cukai (penjaga pintu terakhir ekspor dan penjaga pintu awal
impor): tidak mengerti tentang spesies CITES
Yang dikritisi a.l. (1) kualitas kesehatan organisme yang rendah, (2) perhatian pada isu lingkungan, (3) peran & pengaturan CITES
Situasi saat ini … lanjutan Isu lingkungan/konservasi:
US sebagai pasar terbesar, sustainable harvest belum pada praktek & aturan. Mungkin karena (1) utamakan kuantitas dari kualitas atau (2) sedikit yang tahu bhw Indonesia sudah mulai terapkan program sustainable harvest
Uni eropa sebagai pasar kedua, sustainable harvest diwujudkan dalam tindakan, a.l. (1) ikan hias di CITES tidak diatur tapi UE; (2) buyer lebih utamakan kualitas dari kuantitas; (3) SRG’s opinions
majoritas pembeli memilih organisms dengan harga lebih murah.
Situasi saat ini… Posisi indonesia Masih eksportir terbesar untuk karang dan ikan Dari sisi CITES:
Menurut akkii: otoritas CITES Indonesia sudah lebih mengerti tentang koral dibanding negara lain spt Vietnam, Fiji dan yemen
Sejak memiliki SK Menhut no. 447 tahun 2004: dari negara kategori C ke A
Selalu menjadi sorotan dari banyak pihak pengalihan MA utk biota laut dari Dephut ke DKP
sedang berlangsung
Kategori A artinya sangat baik dalam implementasi *aturan* CITES
Perkembangan saat ini… ikan Isu yang libatkan Indonesia: kuda laut dan banggai
cardinal fish (BCF) BCF:
usaha memasukkan BCF ke dlm Appendix II CITES terus dilakukan bukan isu ekologi tapi politik dagang
USA sudah berhasil memasukkan BCF ke Red List IUCN RPP untuk BCF sedang disusun pemerintah (draft pertama
sedang direview) Kuda laut
Appendiks II; pengelolaan di Indonesia sangat lemah Opini negatif UE
Opini publik
Pemanfaatan selalu ada pro dan kontra, namun perdagangan tetap berlangsung
NGO/peneliti/pecinta lingkungan: khawatir ekstraksi terus menerus akan merusak kondisi terumbu karang harapan: wild dialihkan ke budidaya(semua atau sebagian) ATAU ditutup total
Masyarakat internasional banyak yang belum mengetahui bhw beberapa negara telah lakukan upaya pengelolaan biota ornamental.
Dalam 5 hingga 10 tahun jika Indonesia tidak lakukan perbaikan pengelolaan, kualitas dan kuantitas ikan hias dari indonesia akan turun.
NasionalPeran
Publikasi & awareness ke pemda tentang penerapan program sustainable harvest. (Perbaikan mutu dan harga di tingkat nelayan dan supllier)
Penyediaan data bioekologi ikan & karang hias untuk pengelolaan
Publikasi dan awareness untuk pengusaha agar mengerti bhw masa depan ada di budidaya, bukan wild lagi.
Riset budidaya karang dan ikan Pendorong pemerintah utk pengalihan
wild ke budidaya (setidaknya utk karang)
Tantangan
Dipengaruhi isu internasional Yang perlu dikelola adalah 2 titik yaitu
policy makers & user pekerjaan berat Sumberdaya kurang (manusia & dana) Saran dan rekomendasi blm sepenuhnya
mendapat tanggapan dr SA / MA Metode budidaya ikan hias yang terbatas Belum ada kepastian bahwa budidaya
lebih menguntungkan secara finansial
Salah satu solusi
Harapan/Tujuan :
•Pemanfaatan berjalan ramah lingkungan
•Tekanan terhadap terumbu karang berkurang
Upaya mengatasi masalah :
Menerapkan pengelolaan pemanfaatan ikan hias ramah lingkungan.
Target Penerapan :
Pelaku Perdagangan :
•Nelayan
•Pengepul
•Eksportir
•Importir
•Pedagang di negara tujuan
Areal Tangkap :Ekosistem terumbu karang
Salah satu solusi
Harapan/Tujuan :
•Pemanfaatan berjalan ramah lingkungan
•Tekanan terhadap terumbu karang berkurang
Upaya mengatasi masalah :
Menerapkan pengelolaan pemanfaatan ikan hias ramah lingkungan.
Target Penerapan :
Pelaku Perdagangan :
•Nelayan
•Pengepul
•Eksportir
•Importir
•Pedagang di negara tujuan
Areal Tangkap :Ekosistem terumbu karang