14 penelitian dan pengembangan biota laut kepulauan karimunjawa

21
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIOTA LAUT KEPULAUAN KARIMUNJAWA Balitbang Prov. Jateng bekerjasama dengan PT Karsa Haryamulya Jl. Imam Bonjol 190 Semarang RINGKASAN Pendahuluan Kepulauan Karimunjawa dengan luas sekitar 111,625 ha terletak 45 mil laut sebelah barat laut kota Jepara yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah Pemerintah Kabupaten Jepara. Kawasan tersebut karena keragaman dan keutuhan sumberdaya alam dan ekosistem perairannya, sejak tahun 1986 telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi (cagar alam laut) berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 121/Kpts-II/1986, dengan pertimbangan utama tingginya keanekaragaman terumbu karang dan specifikasi jenis terumbu karang dan biota penyusunnya. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No.161/Menhut-II/1988 tanggal 29 Februari 1988, Kawasan Kepulauan Karimunjawa ditetapkan sebagai Taman Nasional Laut. Kemudian melalui Keputusan Menteri Kehutanan dan

Upload: adindaryvania

Post on 27-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

begitulah

TRANSCRIPT

Page 1: 14 Penelitian Dan Pengembangan Biota Laut Kepulauan Karimunjawa

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIOTA LAUT KEPULAUAN KARIMUNJAWA

Balitbang Prov. Jateng bekerjasama dengan PT Karsa Haryamulya

Jl. Imam Bonjol 190 Semarang

RINGKASAN

Pendahuluan

Kepulauan Karimunjawa dengan luas sekitar 111,625 ha terletak 45 mil laut

sebelah barat laut kota Jepara yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah

Pemerintah Kabupaten Jepara. Kawasan tersebut karena keragaman dan keutuhan

sumberdaya alam dan ekosistem perairannya, sejak tahun 1986 telah ditetapkan sebagai

kawasan konservasi (cagar alam laut) berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No.

121/Kpts-II/1986, dengan pertimbangan utama tingginya keanekaragaman terumbu

karang dan specifikasi jenis terumbu karang dan biota penyusunnya.

Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan

No.161/Menhut-II/1988 tanggal 29 Februari 1988, Kawasan Kepulauan Karimunjawa

ditetapkan sebagai Taman Nasional Laut. Kemudian melalui Keputusan Menteri

Kehutanan dan Perkebunan No. 78/Kpts-II/1999 ditetapkan perubahan fungsi Kawasan

Cagar Alam Karimunjawa dan perairan laut sekitarnya menjadi Taman Nasional dengan

nama Taman Nasional Karimunjawa.

Kawasan pesisir tersusun dari berbagai macam ekosistem yang dicirikan oleh

sifat dan proses biotik dan abiotik yang jelas, satu sama lain tidak berdiri sendiri bahkan

saling terkait. Kawasan ini memiliki kekhususan karena dipengaruhi oleh berbagai

macam kegiatan manusia dan proses alamiah yang terdapat di lahan atas (upland areas)

maupun laut lepas (oceans). Berdasarkan fungsi utamanya, kawasan ini meliputi kawasan

Page 2: 14 Penelitian Dan Pengembangan Biota Laut Kepulauan Karimunjawa

lindung dan kawasan budidaya, yang berdasarkan kegiatan utamanya meliputi kawasan

pedesaan yang kegiatan utamanya dibidang pertanian, termasuk perikanan.

Pengelolaan sumberdaya alam di kawasan pesisir pada hakekatnya

menghendaki bagaimana mengelola sumberdaya alam di kawasan tersebut yang sesuai

(compatible) dengan ekosistemnya. Permasalahan yang ada adalah Belum optimalnya

pelestarian dan pengelolaan sumberdaya alam kawasan pesisir yang terdiri dari berbagai

ekosistem terutama di Kepulauan Karimunjawa menjadi dasar perlunya diketahui

bagaimana strategi pengelolaan, pelestarian dan pengembangan biota laut Kepulauan

Karimunjawa.

Tujuan Penelitian adalah (1) Mengetahui kondisi ekosistem biota laut kawasan

kepulauan Karimunjawa (2) Menyusun data biota laut kawasan kepulauan Karimunjawa

(3) Mengidentifikasi kerusakan ekosistem biota laut kawasan kepulauan Karimunjawa

dan penyebab kerusakannya (4) Menyusun rencana penanganan dan pengendalian

kerusakan ekosistem biota laut kawasan kepulauan Karimunjawa (6) Mengidentifikasi

potensi pengembangan ekosistem biota laut kawasan kepulauan Karimunjawa.

Manfaat Penelitiannya adalah (1) Diketahuinya kondisi ekosistem biota laut

kawasan kepulauan Karimunjawa (2) Tersusunnya data biota laut di kawasan Kepulauan

Karimunjawa. (3) Teridentifikasinya kerusakan ekosistem biota laut kawasan kepulauan

Karimunjawa dan penyebab kerusakannya (4) Tersusunnya rencana penanganan dan

pengendalian kerusakan ekosistem biota laut kawasan kepulauan Karimunjawa (5)

Teridentifikasinya potensi pengembangan ekosistem biota laut kawasan kepulauan

Karimunjawa.

Hasil Yang Diharapkan (1) Data kondisi ekosistem biota laut kawasan

kepulauan Karimunjawa (2) Data biota laut di kawasan kepulauan Karimunjawa (3)

Identifikasi kerusakan ekosistem biota laut kawasan kepulauan Karimunjawa dan

penyebab kerusakannya (4) Penyusunan rencana penanganan dan pengendalian

Page 3: 14 Penelitian Dan Pengembangan Biota Laut Kepulauan Karimunjawa

kerusakan ekosistem biota laut kawasan kepulauan Karimunjawa (5) Identifikasi potensi

pengembangan ekosistem biota laut kawasan kepulauan Karimunjawa

Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat eksplorasi dan deskriptif. Bersifat eksplorasi digunakan

untuk mengetahui tingkat kepekaan lingkungan dalam penentuan sistem pengelolaan

Kepulauan Karimunjawa sedangkan bersifat deskriptif digunakan untuk menelaah

penataan dan pemanfaatan dari setiap pulau.

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini

diperlukan adanya serangkaian analisis yang saling terkait dengan penekanan pada aspek

identifikasi, aspek konservasi, aspek penataan dan pemanfaatan untuk sumberdaya

perikanan dan pariwisata, aspek pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat kepulauan Karimunjawa dan aspek pengelolaan untuk menjaga

keberlanjutan kegiatan Taman Nasional Karimunjawa sesuai dengan fungsinya.

Untuk itu serangkaian analisis yang diperlukan dilakukan dalam penelitian ini,

meliputi : Analisis penggunaan dan penutupan lahan, Analisis potensi biogeofisik,

Analisis hidro-oceanografi, Analisis potensi biota laut dan Analisis sosial ekonomi

budaya.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil Penelitian dan Pengembangan Biota Laut Kepulauan

Karimunjawa, dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Kepulauan Karimunjawa terdiri dari 27 pulau dengan 7 pulau berpenghuni, dan 6

gosong pasor yang tersusun oleh 4.730,41 Ha daratan yang didominisi oleh kebun

campuran, kelapa dan semak belukar. Adapun wilayah perairan sampai npada

kedalaman 15 meter didapatkan luasan 5.709,50 Ha yang didominisi oleh tutupan

pasir. Kasaran dan luasan pulau dari yang terkecil 0,5 ha (P.Batu, P.Mertica) dan

Page 4: 14 Penelitian Dan Pengembangan Biota Laut Kepulauan Karimunjawa

terbesar 4,302,5 ha ( 60%) P.Karimun Jawa ( sebagai tipe “High Island”), serta pulau

kecil (tipe Low Island) sebesar 40%;

2. Hasil analisis potensi biogeofisik didapatkan informasi bahwa kepulauan

Karimunjawa merupakan sistem perairan yang berpantai landai dengan kedalaman

laut <50 meter. Ekosistem Kepulauan Karimunjawa menggambarkan ”keunitan

habitat”sebagai akibat biota laut dilindungi, 2 jenis vegetasi Dewandru ( endemik )

dan ” keanekaragaman Struktural Habitat”, sebagai akibat keragaman ukuran pulau.

Kedua ciri di atas mempunyai makna ekologis: kerentanan/fragilitas akan

pemanfaatan yang sangat berlebihan, keterbatasan sumberdaya air tawar, dan

kecenderungan percepatan kerusakan bila terjadi perubahan yang berlebihan/bencana

alam.

3. Berdasarkan hasil potensi biota laut di Kepulauan Karimunjawa, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

a. Secara keseluruhan ditemukan sebanyak 147 species karang dengan penyebaran

yang beragam di antara pulau. Ikan karang yang ditemukan seluruhnya adalah 145

species dengan penyebaran yang beragam di antera pulau di Karimunjawa.

b. Kualitas tutupan karang bervariasi dari 21% sampai dengan 66%. Tutupan karang

hidup tinggi rata-rata dijumpai di kawasan sebelah barat kepulauan Karimunjawa

dengan teringgi di Pulau Krakal Besar sebesar 66%, diikuti oleh P.Bengkoang

sebesar 61%, DAN p. Krakal Kecil dan P. Kembar yang masing-masing sebesar

57%. Sedangkan ekosistem terumbu karang dengan kualitas yang buruk rata-rata

dijumpai dikawasan timur kepulauan Karimunjawa, dengan tutpan terjelek di P.

Cilik sebesar 21%, P. Sambangan 25% dan Tengah 26%.

c. Berdasarkan tingkat keberadaan species karang, maka kondisi ekosistem karang

pada umumnya mempunyai tipe keanekaragaman dan keseragaman yang cukup

tinggi pada semua lokasi, namun mempunyai profil suksesional yang beragam.

Page 5: 14 Penelitian Dan Pengembangan Biota Laut Kepulauan Karimunjawa

Tingkat suksesi tinggi yaitu pada stadium 2 ( sesuai kriterian Frontier ) umumnya

berada di Kawasan sebelah barat Kepulauan Karimunjawa.

d. Terdapat perbedaan yang cukup jelas antara biota penting yang terdapat di bagian

windward dengan leeward,yang menunjukan bahwa lingkungan lokal sangat

mempengaruhi penyebaran biota penting menyangkut keragaman dan kelimpahan

biota penting tersebut.

e. Secara umum, antara wilayah Karimunjawa bagian sebelah barat dengan tengah

terdapat kemiripan yang lebih dekat dibandingkan dengan bagian timur, kecuali

untuk komunitas ikan yang memperlihatkan kemiripan yang lebih dekat terlihat

jelas antara pulau-pulau sewilayah.

f. Tidak ada pulau baik dalam sewilayah maupun antar wilayah yang sangat mirip

dalam kemiripan kelimpahan tiga komunitas biota kecuali Pulau Merico dan

Pulau Batu untuk komunitas Moluska dan Echinodermata di bagian Leeward.

g. Terdapat kemiripan sangat dekat antara Pulau Seruni dengan Tengah dan antara

Merico dengan Sambungan untuk komunitas Echinodermata di Windward; antara

Merico dengan Batu dan Serumi dengan Tengah untuk komunitas Echinidermata

di Leeward; antara Krakal Besar dengan Kumbang, Gundul dengan Cilik, dan

antara Menyawakan dengan Batu, untuk komunitas Mouska di Windward; antara

Merico dengan Batu, Cendekian dengan Cilik,dan antara Burung dengan Gundul

untuk komunitas Moluska di Leeward; antara Batu dengan Tengah, Merico

dengan Cilik Windward; antara Katang dengan Batu, Menangan Kecil dengan

Cilik dan antara Kumbang dengan Tengah untuk komunitas ikan karang.

h. Terdapat beberapa kawasan yang mempunyai potensi eutropik, sehingga dapat

mengancam kelestarian terubu karang. Kawasan-kawasan yang mempunyai

potensi tersebut adalah Kemujan dan Karimunjawa yang mengarah ke barat;

perairan sekitar Pulau Menjangan Besar; Kawasan sekitar Pulau Sambungan.

Page 6: 14 Penelitian Dan Pengembangan Biota Laut Kepulauan Karimunjawa

4. Kawasan kepulauan Karimunjawa termasuk dalam iklim-C, dengan curah hujan rata-

rata 3000 mmth, suhu udara 30-31’C ; gelombang laut cukup besar (2m) terjadi pada

musim baratan (Desember-Februari ), musim timuran ( uni-Agustus), musim perairan

yang mempunyai kondisi laut tenang pada bulan Maret-Mei( 3 bulan ) dan September

– Nopember (3 bulan ). Dengan demikian selama 6 bulan suasana tenang dan 6 bulan

suasana dinamik ). Dalam kawasan tidak terdapat sungai besar, namun terdapat mata

air yang umlahnya cukup besar yaitu Legon Goprak,Legon :ee, Nyamplungan.

5. Jumlah Penduduk di kecamatan Karimunjawa 8.150 jiwa. Penduduk ini tersebar di

tiga desa yang ada di Kecamatan Karimunjawa, yaitu Desa Karimunjawa (3.830

jiwa), Desa Kemujan (2.619 jiwa ) dan Desa Parang ( 1.481 jiwa ) dengan separuhnya

(48 % ) tinggal di Desa Karimunjawa. Lebih dari 50% penduduknya belum atau tidak

pernah mengenyam bangku sekolah, sedangkan mereka yang pernah sekolah

mayoritas hanya sampai Sekolah Dasar (44,7%), baik tamat maupun tidak tamat.

Sesuai dengan daerahnya yang merupakan daerah kepulauan, lebih dari separuh

masyarakat daerah penelitian umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan (58%).

Namun cukup banyak pula penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani

(24,8%).

6. Berdasarkan hasil analisis tingkat kepekaan lingkungan di tiap pulau, didapatkan nilai

kisaran IKL 56 sampai 92. Hal ini menunjukan tingginya tingkat kerawanan

ekosistem akibat adanya gangguan baik yang bersifat alami maupun akibat kegiatan

manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam. Tetapi bila hal ini diaplikasikan

sepenuhnya dalam upaya konservasi, maka potensi sumberdaya alam yang tinggi

tidak dapat azas konservasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hasil analisis

dinamika hidro-oceanografi, daerah dan jalur penangkapan ikan secara kelayakan

sosekbud didapatkan 4 zonasi yaitu mintakat inti, perlindungan, pemanfaatan dan

penyangga.,dengan luasan masingmasing 19%,24%,36%,dan 21%.

Page 7: 14 Penelitian Dan Pengembangan Biota Laut Kepulauan Karimunjawa

7. Perkembangan pariwisata di Taman Nasional Kepulauan Karimunjawa menyebabkan

tumbuh suburnya resort di daerah tersebut. Namun ini menimbulkan masalah baru,

berkaitan dengan faktor pembatas, yaitu kebutuhan air tawar, pembangunan dermaga

dan sarana wisata pantai, status kepemilikan lahan dan pengaturan pengunjung nyang

tidak mengindahkan asas konservasi. Berkaitan dengan hal tersebut dalam penelitian

ini disusun obyek wisata dan paket wisata yang didasarkan pada asas konservasi dan

pemanfaatan estetika pantai.

8. Untuk mempermudah pengelolaan pariwisata di wilayah TNL Karimunjawa mak

dalam pengembangan wisata dilakukan pembentukan satuan (Sub) Pengembangan

Wisata dalam 3 sub wilayah pengembangan (SWP), yaitu : SWP I, meliputi sub-sub

pengembangan wisata kota pantai Karimunjawa, wisata pantai Tg.Pudak, wisata

P.Menanjang Kecil dan P. Menanjang Besar, wisata Teluk Legon Lele, dan wisata

Tg.Gelam;SWP II,meliputi sub wilayah pengembangan wisata pantai di pulau

Kemujan, pulau Cilik, pulau Tengah, pulau Sintok dan pulau Bengkoang ; SWP III,

meliputi kegiatan yang bersifat petualangan baik petualangan darat maupun

petualangan bawah air, yang berada di pulau Parang, pulau Nyamuk, Pulau

Kumbang, pulau Katang, pulau Kembar, pulau Krakal Besar,pulau Krakal Kecil,

pulau Karang Kapal dan pulau Karang Besi.

9. Agar dapat membantu Pengelolaan wilayah yang dilindungi, Tanaman Nasional Laut

Karimunjawa dibagi kedalam dua zone : Zone bagian timur, terdiri dari 5,985 Ha

daratan dan 50,812.5 Ha lautan; dan Zone bagian barat yang terdiri dari 870 ha

daratan dan 55,442.5 Ha lautan sebelah dalam. Pengelolaan Taman Laut berada

dibawah tanggungjawab Direktur Konservasi Alam-Departemen Kelautan. Namun

demikian, pemerintah dan masyarakat setempat harus didorong untuk ikut

berpartisipasi di dalam pengelolaan Tanam Laut Nasional Karimun Jaw

Page 8: 14 Penelitian Dan Pengembangan Biota Laut Kepulauan Karimunjawa

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil potensi biota laut di Kepulauan Karimunjawa, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Kepulauan Karimunjawa terdiri dari 27 pulau dengan 7 pulau berpenghuni, dan 6

gosong pasor yang tersusun oleh 4.730,41 Ha daratan yang didominisi oleh kebun

campuran, kelapa dan semak belukar.

2. Hasil analisis potensi biogeofisik didapatkan informasi bahwa kepulauan

Karimunjawa merupakan sistem perairan yang berpantai landai dengan kedalaman

laut <50 meter.

3. Kawasan kepulauan Karimunjawa termasuk dalam iklim-C, dengan curah hujan

rata-rata 3000 mmth, suhu udara 30-31’C ; gelombang laut cukup besar (2m) terjadi

pada musim baratan (Desember-Februari ), musim timuran ( uni-Agustus), musim

perairan yang mempunyai kondisi laut tenang pada bulan Maret-Mei( 3 bulan ) dan

September – Nopember (3 bulan ).

4. Sesuai dengan daerahnya yang merupakan daerah kepulauan, lebih dari separuh

masyarakat daerah penelitian umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan (58%).

Namun cukup banyak pula penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani

(24,8%).

5. Hasil analisis tingkat kepekaan lingkungan di tiap pulau menunjukan tingginya

tingkat kerawanan ekosistem akibat adanya gangguan baik yang bersifat alami

maupun akibat kegiatan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam.

6. Perkembangan pariwisata di Taman Nasional Kepulauan Karimunjawa

menyebabkan tumbuh suburnya resort di daerah tersebut. Namun ini menimbulkan

masalah baru, berkaitan dengan faktor pembatas, yaitu kebutuhan air tawar,

pembangunan dermaga dan sarana wisata pantai, status kepemilikan lahan dan

pengaturan pengunjung nyang tidak mengindahkan asas konservasi.

Page 9: 14 Penelitian Dan Pengembangan Biota Laut Kepulauan Karimunjawa

7. Untuk mempermudah pengelolaan pariwisata di wilayah TNL Karimunjawa mak

dalam pengembangan wisata dilakukan pembentukan satuan (Sub) Pengembangan

Wisata dalam 3 sub wilayah pengembangan (SWP). Agar dapat membantu

Pengelolaan wilayah yang dilindungi, Tanaman Nasional Laut Karimunjawa dibagi

kedalam dua zone

Saran

A. Rekomendasi Kebijakan Pemerintah

1. Sinkronisasi antara perencanaan tanam Nasional dengan perencanaan pengembangan

Wilayah.

Berhasil tidaknya pengoperasian pengelolaan kepulauan Karimunjawa, tidak

hanya tergantung kepada perencanaan yang baik dan program pengelolaan yang

menarik, tetapi yang penting juga ialah adanya sinkronisasi dengan pengembangan

wilayah. Untuk itu kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Jepara

atau khususnya Kecamatan Karimunjawa, perlu adanya konsistensi perencanaan

pengembangan wilayah yang mengkaitkan dengan keberadaan Taman Nasional Laut

Karimunjawa, terutama dalam pemberian ijin kepemilikan lahan dan pemanfaatan

lahan untuk suatu kegiatan dari setiap pulau terutama pada pulau atau wilayah

perairan yang termasuk dalam perlindungan.

2. Kebijakan peningkatan peran Pemerintah Daerah dan Masyarakan dalam Pengelolaan

Kepulauan Karimunjawa

Karena sifat pembangunan yang lintas sektoral, maka kecamatan dan

kelurahan sebagai aparat pemerintah yang paling mengetahui atau memahami kondisi

Kepulauan Karimunjawa harus diberi peran dan tanggung jawab yang paling kongkrit

sekaligus merupakan ujung tombak koordinasi.

Selain itu perlunya peningkatan pemahaman dan kesadaran bahwa

keberhasilan pengelolaan Kepulauan Karimunjawa menjadi kepentingan masyarakat

Page 10: 14 Penelitian Dan Pengembangan Biota Laut Kepulauan Karimunjawa

kecamatan Karimunjawa untuk terlibat didalamnya serta merupakan kebanggaan dan

harga diri nasional. Dengan demikian partisipasi masyarakat dalam membantu

kegiatan-kegiatan pengelolaan kepulauan Karimunjawa akan dapat membudayakan

dikalangan segala tingkat masyarakat termasuk di dalamnya membuat program

pengembangan masyarakat yang memberikan alternatif kegiatan peningkatan

pendapatan, peningkatan pengetahuan tentang pembangunan wisata yang

berkesinambungan.

Karena itu Tugas Taman Nasional dan instansi terkait, termasuk penggandaan

hubungan / komunikasi yang baik dan serasi dengan masyarakat dan pimpinan

wilayah Kacamatan Karimunjawa. Ia harus selalu membuka pintu bagi masyarakat

dan instansi-instansi dalam rangka menamakan keyakinan bahwa pembangunan dan

pengembangan Taman Nasional Laut Karimunjawa, mempunyai efek positif dibidang

sosial,budaya dan ekonomi serta politis dalam kaitannya dengan peningkatan

kesejahteraan masyarakat Kepulauan Karimunjawa.

B. Rekomendasi Kebijakan Peningkatan Pariwisata:

1. Penyebaran informasi dan data yang terpercaya untuk para pengguna

2. Menganjurkan penduduk setempat untuk terlibat didalam semua proses

pembangunan pariwisata

3. Penyiapan buku petunjuk, garis pedoman dan kebijaksanan yang dapat

mengkoordinasi kegiatan para penduduk dan wisatawan, menjaga keselarasan

antara proses pembangunan dan konservasi lingkungan serta membuat pengelolaan

Kepulauan Karimunjawa menjadi efektif.

4. Perumusan dan penindaklanjutan program pendidikan masyarakat untuk

memberikan pengertian manfaat pariwisata bagi masyarakat dan daerah setempat.

Hal ini dapat dicapai dengan program konservasi dan konsep pariwisata

berkesinambungan.

Page 11: 14 Penelitian Dan Pengembangan Biota Laut Kepulauan Karimunjawa

5. Media ( TV,Radio,koran) seharusnya digunakan untuk menyentuh potensi daerah

dan segala sektor dalam masyarakat usaha untuk pemasaran.

6. Menyediaan suatu kebutuhan yang mendasar dan pelayanan prasarana ( air, listrik,

pembungan sampah) harus direncanakan secara teliti.

7. Prasaran yang dibutuhkan dalam pembangunan pariwisata dianggap sebagai suatu

bagian yang integral dari perencanaan pembangunan setempat dan daerah.

8. Didalam perancangan saranan pariwisata seharusnya di pertimbangkan faktor

kenyamanan fisik, budaya, daya tarik estesis dan faktor penepatan yang jauh dari

unsur sumberdaya yang sensitif.

9. Perawatan yang dapat menjaga ketersediaan air kaerena persediaan air terbatas.

10. Jumlah pengunjung sebaiknya dibatasi sesuai dengan kemampuan sumberdaya

Kepulauan tersebut, sebagai contoh air. Hanya jumlah pengunjung dalam jumlah

kecil yang dapat diakomodasi dengan penampungan air hujan jika jumlahnya besar

mungkin membutuhkan suatu pengambilan air dari sumber air tanah atau

penyulingan air laut.

C. Rekomendasi kebijakan pengelolaan kepulauan Karimunjawa

1. Meningkatkan pelestarian tatanan lingkungan agar dapat menjamin pembangunan

yang berkelanjutan;

2. Merumuskan kembali tentang aturan pengelolaan sumberdaya yang ada dengan

mengacu pada upaya konservasi;

3. Mengoptimalkan upaya pengendalian eksplorasi potensi sumberdaya alam di

Karimunjawa;

4. Pemanfaatan yang bersifat tidak terus menerus, sehingga kawasan pemanfaatan

zonasi yang ada mempunyai waktu untuk recovery;

5. Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan sosio ekonomin;

Page 12: 14 Penelitian Dan Pengembangan Biota Laut Kepulauan Karimunjawa

6. Memperbaiki fungsi lingkungan yang mudah menurun kualitas lingkungannya

sehingga dapat dimanfaatkan kembali;

D. Penataan sistem zonasi atau sistem pemanfaatan zona

Kebijakan yang dirumuskan :

1. Melaksanakan pemetaan pola pemanfaatan sumberdaya zona yang ada di

Karimunjawa;

2. Menyusun rencana tata ruang wilayah kepulauan dan peraturan daerah tentang pola

pemanfatan zona di Kepulauan Karimunjawa dengan sasaran utama pada

kepentingan konservasi dan pengembangan pariwisata;

3. Melibatkan masyarakat secara aktif dalam merumuskan pemanfaatan zona yang ada

di Keplauan Karimunjawa

E. Penyusunan Indikasi program umum dan sektoral.

Kebijakan yang di rumuskan adalah :

1. Menyusun program kerja yang terfokus, berkesinambungan dengan melibatkan

stakeholder yang terkait dan melaksanakan program kerja secara efektif dan efisien

mungkin dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada.

2. Mengembangkan pengelola Eko-Wisata sebagai alternatif pemanfaatan sumberdaya

alam di Kepulauan Karimunjawa ;

3. Meningkatkan penyediaan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat ( Pendidikan,

kesehatan, transportasi).

4. Mengembangkan sektor basis ekonomi masyarakat diantaranya melalui program

pemberdayaan ekonomi masyarakat daerah nelayan serta upaya pengembangan

usaha-usaha jasa kepariwisataan;

5. Mengembangkan prasarana perhubungan kepulauan Karimunjawa baik antar pulau,

maupun dengan wilayah regional atau nasional.

Page 13: 14 Penelitian Dan Pengembangan Biota Laut Kepulauan Karimunjawa

F. Kebijakan Kelembagaan dan Pembiayaan

Akhir-akhir ini Kepulauan Karimunjawa mendapat banyak perhatian, baik dari

kalangan pemerintah, swasta dan masyarakat karena menjadi alternatif beberapa kegiatan

pembangunan. Kondisi ini perlu diterapkan pengelolaan secara terpadu dengan

melibatkan masyarakat setempat, agar dapat meningkatkan kualitas hidup mereka melalui

pemanfaatan sumberdaya yang lestari dan berkelanjutan. Disamping itu perlu diupayakan

pembiayaan yang memadai untuk melaksanakan program-program strategis mengingat

dikepulauan Karimunjawa karakteristik serta permasalahan yang berbeda dengan wilayah

yang lain yang tentunya berimplikasi pada semakin besarnya pembiayaan yang

digunakan pengelolaan pembangunan dikepulauan Karimunjawa.

Kebijakan yang dirumuskan adalah :

1. Meningkatkan upaya kerjasama secara kelembagaan yang terintergrasi dengan

otoritasnya yang merupakan cerminan dari intitusi / lembaga yang telah ada di

Kepulauan Karimunjawa ( Balai Taman Nasional, Pemerintah Kabupaten dan Instansi

yang lain );

2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan, kemampuan personil dan partisipasi

masyarakat;

3. Meningkatkan peran serta dan keterlibatan masyarakat, termasuk dunia usah dalam

pengembangan Karimunjawa;

4. Meningkatkan kinerja investasi dikepulauan Karimunjawa, khususnya untuk

pengembangan pariwisata melalui insentif dan kemudahan untuk mendorong swasta

melakukan inventeris seperti kemudahan perijinan, hak guna bangunan / hak pakai

yang cukup lama dan lain-lain.

5. Mengadakan kemitraan dengan swasta yang paling menguntungkan sebagai bentuk

alternatif efisiensi pembiayaan pengelolaan pengembangan pembangunan di

Kepulauan Karimunjawa.

Page 14: 14 Penelitian Dan Pengembangan Biota Laut Kepulauan Karimunjawa

6. Pengembangan sektor maupun aparatur negara, yang dilakukan dengan

pengembangan dengan personal aparatur pemerintah dalam sistem pengelolaan

Taman Nasional Laut maupun pembangunan daerah.

7. Peningkatan / Pengembangan fasilitas / Prasarana dan sarana aparat Pemerintah.

Hak Cipta © 2004 Balitbang Prov. JatengJl. Imam Bonjol No. 190 Semarang

50132Telp : (024) 3540025,

Fax : (024) 3560505Email : [email protected]