pengawasan dan penegakan hukum terhadap tenaga kerja …

53
Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Asing Illegal Di Daerah Istimewa Yogyakarta SKRIPSI Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Oleh Rezal Ardianto Nugroho 8111415111 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga

Kerja Asing Illegal Di Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum

Oleh

Rezal Ardianto Nugroho

8111415111

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020

Page 2: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

ii

Page 3: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

iii

Page 4: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

iv

Page 5: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Untuk mendapatkan sebuah kesuksesan, Keberanianmu harus lebih besar daripada

ketakutanmu” (Penulis)

“Man Jadda Wajada” (Nabi Muhammad SAW)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Kedua orangtua saya tercinta Bapak Kahpi dan Ibu Tina Warsih serta adek

saya tersayang Reksy Isnan Nugroho.

2. Keluarga besar Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

Negeri Semarang Kabinet Kolaborasi dan Kabinet Karya.

3. Partner saya Annisa Rizky Melliawati yang memberikan doa, semangat dan

motivasi.

4. Almamater UNNES dan Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang.

Page 6: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul

“Pengawasan dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Asing Ilegal di

Daerah Istimewa Yogyakarta)”, dapat terselesaikan dengan lancar.

Penyelesaian skripsi ini bertujuan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang. Penyelesaian

penelitian hingga tersusunnya skripsi ini atas bantuan dari berbagai pihak, sehingga

dengan rendah hati penulis sampaikan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Fatkhur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang

2. Dr. Rodiyah, S.Pd.,S.H.,M.Si. Dekan Fakultas Hukum Universitas Negeri

Semarang.

3. Saru Arifin, S.H.,LLM. Pembimbing yang telah memberikan bimbingan,

motivasi, saran, kritik dan bantuan dengan sabar.

4. Tri Sulistiyono, S.H.,M.H Dosen Wali selama proses perkuliahan di

Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang.

5. Dani Muhtada, M.Ag,M.P.A.,Ph.D Ketua Bagian Hukum Tata Negara dan

Hukum Administrasi Negara yang telah memberikan bimbingan, saran,

dan arahan selama proses perkuliahan dan pengajuan judul skripsi.

6. Ratih damayanti, S.H.,M.H Dosen Pembina Duta Fakultas Hukum

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bimbingan dan

motivasi.

Page 7: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

vii

7. Diandra Preludio Ramada, S.H.,M.H Dosen Pembina Duta Fakultas

Hukum Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bimbingan

dan motivasi.

8. Ayup Suran Ningsih, S.H., M.H., LL.M. Dosen Fakultas Hukum

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bimbingan, saran,

motivasi dan arahan selama berproses di perkuliahan.

9. Bayangsari Wedhatami, S.H., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan bimbingan, saran, motivasi dan

arahan selama berproses di perkuliahan.

10. Seluruh Dosen dan Staff Akademik Fakultas Hukum Universitas Negeri

Semarang.

11. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Daerah Istimewa

Yogyakarta yang telah memberikan arahan, saran dan izin melakukan

penelitian.

12. Sonny Sudarsono, S.H.,M.H selaku Kepala Divisi Keimigrasian

Kementerian Hukum dan HAM Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah

memberikan arahan, saran dan izin penelitian.

13. Kantor Imigrasi Kelas I Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah

memberikan izin penelitian.

14. Radhitya Jati Rumpoko selaku Kasubsi Intelijen Keimigrasian yang sudah

memberikan arahan, saran dan izin penelitian.

15. Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Daerah Istimewa Yogyakarta yang

telah memberikan izin penelitian.

Page 8: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

viii

16. Heny Widiastuti selaku Pengantar Kerja Muda Dinas Tenaga Kerja dan

Trasmigrasi Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah memberikan arahan,

saran dan izin penelitian.

17. Kedua orangtua, Bapak Kahpi dan Ibu Tina Warsih yang telah mendoakan,

memberikan motivasi dan mmberikan segalanya untuk kelangsungan

hidup selama kuliah.

18. Adek tersayang Reksy Isnan Nugroho yang selalu memberikan motivasi.

19. Keluarga Besar Eyang Manto Suwarno yang selalu memberikan semangat

dan motivasi.

20. Keluarga besar Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

Negeri Semarang Kabinet Kolaborasi dan Kabinet Karya yang telah

memberikan banyak ilmu, insipirasi dan pengalaman selama menjadi

mahasiswa.

21. Keluarga besar Private Commercial Law Community yang telah

memberikan ilmu dan pengalaman yang diberikan selama menjadi

mahasiswa.

22. Sahabat Sultan yang telah memberikan motivasi, semangat dan

memberikan kenyamanan yang menjadikan sebuah keluarga yang

harmonis selama menjadi mahasiswa.

23. Pahampalam yang telah memberikan kesempatan merasakan menjadi suatu

bagian keluarga yang penuh kekompakan dan keharmonisan.

24. Teman-teman kontrakan Pandawa (Dede, Fahmi, Ook, Abror dan

Wildan)yang sudah menjadi teman selama di bangku perkuliahan

Page 9: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

ix

Page 10: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

x

ABSTRAK

Rezal Ardianto Nugroho. 2019. “Pengawasan dan Penegakan Hukum Terhadap

Tenaga Kerja Asing Ilegal di Daerah Istimewa Yogyakarta”. Skripsi Program Studi

Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Saru

Arifin, S.H., LLM.

Kata Kunci: Pengawasan, Penegakan Hukum, Tenaga Kerja Asing

Pengawasan dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Asing Ilegal di Daerah

Istimewa Yogyakarta merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh

pemerintah daerah DIY sebagai bentuk perlindungan dan upaya peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Perlindungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

pada sektor ketenagakerjaan salah satunya adalah dilakukannya pengawasan dan

penegakan hukum terhadap tenaga kerja asing, maka tujuan penelitian yang muncul

adalah (1) Untuk mengetahui pengawasan yang dilakukan Kantor Wilayah

Kementerian Hukum & HAM Daerah Istimewa Yogyakarta dalam melaksanakan

pengawasan terhadap Tenaga kerja asing illegal. (2) Untuk mengetahui penegakan

hukum yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Daerah Istimewa

Yogyakarta dalam melaksanakan penegakan hukum terhadap Tenaga kerja asing

illegal.

Penelitian ini menggunakan motode penelitian yuridis sosiologis. Sumber data

terdiri dari data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data melalui

wawancara, dan studi kepustakaan, dideskripsikan dan dianalisis menggunakan

model triangulasi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pelanggaran yang dilakukan TKA

di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih banyak dengan berbagai jenis

pelanggaran. Sebagai langkah antisipasi untuk mengendalikan serbuan TKA maka

ada mekanisme pengendalian dan pengawasan penggunaan TKA yang dilakukan

oleh Pengawas Ketenagakerjaan. Pengawasan terhadap tenaga kerja asing di

wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih mengedepankan pengawasan

secara kolektif yang dilakukan oleh Tim Pengawasan Orang Asing (Tim PORA)

baik pengawasan secara administratif maupun pengawasan operasional. Penegakan

hukum terhadap tenaga kerja asing memiliki kendala yang sama dengan

pengawasan yaitu berkaitan dengan kendala dalam menentukan ranah lembaga

mana yang berhak melakukan penegakan hukum. Penegak hukum sebenarnya

terletak pada faktor-faktor yang mempengaruhinya, faktor tersebut mempunyai arti

netral sehingga dampak positif dan negatifnya terletak pada isi faktor tersebut.

Dalam melakukan penegakan hukum terhadap TKA di Daerah Istimewa

Yogyakarta, faktor hukum dan faktor penegakan hukum masih menjadi faktor

utama dan faktor masyarakat merupakan faktor pendukung berikutnya dalam

penegakan hukum. Saran dari penelitin ini adalah melakukan penguatan koordinasi

antar lembaga pemerintah dalam melakukan pengawasan dan penegakan hukum

yang efektif dan sinergis, dengan melalui peraturan yang lebih jelas pembagian

kewenangannya, memperbesar ruang bagi keterlibatan masyarakat dalam

pengawasan melalui perundang-undangan, memastikan bahwa tenaga kerja asing

benar-benar menguntungkan bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Page 11: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................ v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

ABSTRAK .................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................... 9

1.3 Pembatasan Masalah ........................................................................... 9

1.4 Rumusan Masalah .............................................................................. 10

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................... 10

1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................. 11

1.6.1 Manfaat Teoritis ..................................................................... 11

1.6.2 Manfaat Praktis ....................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 12

2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 12

2.2 Landasan Teori ................................................................................... 16

2.2.1 Teori Pengawasan .................................................................... 20

2.2.2 Teori Penegakan Hukum ......................................................... 23

2.3 Landasan Konseptual ........................................................................... 25

2.3.1 Tenaga Kerja asing ................................................................... 25

2.3.2 Pengawasan.............................................................................. 29

2.3.3 Penegakan Hukum ................................................................... 30

2.4 Kerangka Berfikir ............................................................................... 32

Page 12: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

xii

BAB III Metode Penelitian .......................................................................... 33

3.1 Pendekatan Penelitian ......................................................................... 33

3.2 Jenis Penelitian ................................................................................... 33

3.3 Fokus Penelitian ................................................................................. 33

3.4 Lokasi Penelitian ................................................................................. 34

3.5 Sumber Data Penelitian ...................................................................... 34

3.5.1 Data Primer ............................................................................. 34

3.5.2 Data Sekunder ........................................................................ 34

3.6 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 35

3.7 Validasi .............................................................................................. 35

3.8 Analisis Data ....................................................................................... 36

3.9 Sistematika .......................................................................................... 36

BAB IV Hasil dan Pembahasan ................................................................... 39

4.1 Gambaran Umum Tenaga Kerja Asing Daerah Istimewa Yogyakarta .. 39

4.2 Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja Asing di Daerah Istimewa

Yogyakarta .......................................................................................... 47

4.2.1 Pengawasan Administratif Terhadap Tenaga Kerja Asing di

Daerah Istimewa Yogyakarta ................................................... 49

4.2.2 Pengawasan Operasional Terhadap Tenaga Kerja Asing di Daerah

Istimewa Yogyakarta ............................................................... 57

4.3 Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Asing Ilegal di Daerah

Istimewa Yogyakarta ........................................................................... 66

4.3.1 Rekapitulasi Data Pelanggaran TKA ........................................ 73

BAB V Penutup ............................................................................................. 75

5.1 Simpulan ........................................................................................... 75

5.2 Saran .................................................................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 78

LAMPIRAN……………………………………………………………………82

Page 13: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data WNA Memasuki Wilayah DIY Per Juni Tahun 2019 ............ 45

Tabel 4.2 Data Sebaran Wilayah Tenaga Kerja Asing DIY ........................... 56

Page 14: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

xiv

DAFTAR BAGAN DAN GRAFIK

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir ........................................................................ 44

Grafik 4.1 Peringkat WNA dikenakan TAK .................................................. 41

Grafik 4.2 Peringkat WNA dikenakan Projustisia .......................................... 42

Page 15: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel 1. Data Objek Pengawasan

Lampiran 2 Tabel 2. Rekapitulasi Pengawasan TKA Tahun 2017-2019

Lampiran 3 Gambar 1. Surat Keterangan izin melakukan penelitian di

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah Istimewa

Yogyakarta

Lampiran 4 Gambar 2. Surat Keterangan telah melakukan penelitian di

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah Istimewa

Yogyakarta

Lampiran 5 Gambar 3. Surat Keterangan izin melakukan penelitian di Kantor

Wilayah Hukum dan HAM Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

Lampiran 6 Gambar 4. Surat Keterangan persetujuan penelitian di Kantor

Imigrasi Kelas I Daerah Istimewa Yogyakarta

Lampiran 7 Gambar 5. Surat Keterangan rekomendasi penelitian dari

pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta

Lampiran 8 Gambar 6. Surat Keterangan telah melakukan penelitian di Kantor

Imigrasi Kelas 1 Daerah Istimewa Yogyakarta

Lampiran 9 Gambar 7. Foto Bersama Narasumber Dari Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Daerah Istimewa Yogyakarta

Lampiran 10 Gambar 8. Foto Bersama Narasumber Dari Kantor Imigrasi

Kelas I Daerah Istimewa Yogyakarta

Page 16: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara yang memiliki posisi strategis dalam

pergaulan internasional, baik dari aspek geografis maupun potensi sumber daya

alam dan sumber daya manusia, mengakibatkan arus lalu lintas orang masuk dan

keluar wilayah Indonesia semakin meningkat. Kehadiran orang asing di Indonesia,

disisi lain telah memberikan pengaruh positif, juga telah memberikan pengaruh

negatif berupa timbulnya ancaman terhadap pembangunan itu sendiri. Banyaknya

arus imigran gelap, penyelundupan orang, perdagangan anak dan wanita yang

berdimensi internasional dan meningkatnya sindikat-sindikat internasional di

bidang terorisme, narkotika, pencucian uang, penyelundupan dan lain-lain. Hukum

Internasional memberikan hak dan wewenang kepada semua negara untuk

menjalankan yurisdiksi atas orang dan benda serta perbuatan yang terjadi di dalam

wilayah negara tersebut. Hal ini juga berarti bahwa setiap negara berhak untuk

merumuskan hal ikhwal lalu lintas antar negara baik orang, benda maupun

perbuatan yang terjadi di wilayahnya. Pengaturan terhadap lalu lintas antar negara

yang menyangkut orang di suatu wilayah negara, adalah berkaitan dengan aspek

keimigrasian yang berlaku di setiap negara memiliki sifat universal maupun

kekhususan masing-masing negara sesuai dengan nilai dan kebutuhan

kenegaraannya (Wahyudin, 2004:31).

Orang asing dapat mudah masuk ke negeri ini salah satunya adalah adanya

pemberlakuan kebijakan bebas visa kunjungan yang diberlakukan sejak

pertengahan tahun 2015 silam. Dikeluarkannya Peraturan Presiden (Perpers)

1

Page 17: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

2

Nomor 21 Tahun 2016 tentang Bebas Visa Kunjungan, yang memberikan bebas

visa kunjungan bagi 169 negara. Adanya kebijakan bebas visa oleh pemerintah ini

sebenarnya dengan tujuan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing

Indonesia. Berdasarkan kebijakan Selektif (Selective Policy) yang dijabarkan pada

paragaf ke VIII penjelasan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang

Keimigrasian yang menyebutkan bahwa, “hanya Orang Asing yang memberikan

manfaat serta tidak membahayakan keamanan dan ketertiban umum diperbolehkan

masuk dan berada di wilayah Indonesia (Wirasto, 2016: 172).

Semua aspek mengenai keimigrasian didasarkan pada apa yang telah

digariskan dalam UUD 1945 sebagai hukum dasar untuk operasionalisa. Di dalam

dasar-dasar pertimbangan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian disebutkan antara lain, bahwa pengaturan dan pelayanan di bidang

keimigrasian merupakan hak dan kedaulatan Negara Republik Indonesia sebagai

Negara hukum berdasarkan UUD 1945. Sebagai unit pelaksana yang menjalankan

fungsi keimigrasian untuk mengatur berbagai macam warga negara asing yang

keluar masuk di wilayah Indonesia yaitu Kantor Imigrasi dalam menjalankan tugas

keimigrasian sebagai pengawasan orang asing, Kantor Imigrasi berpedoman pada

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Semua hal yang

berkaitan dengan lalu lintas masuk dan keluarnya orang asing di wilayah Indonesia

telah diatur dalam undang-undang tersebut. Namun realitanya masih banyak

terdapat pelanggaran orang asing.

Fungsi keimigrasian merupakan fungsi penyelenggaraan administrasi

Negara atau penyelenggaraan administrasi pemerintahan, oleh karena itu sebagai

bagian dari penyelenggaraan kekuasaan eksekutif, yaitu fungsi administrasi negara

Page 18: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

3

dan pemerintahan, maka hukum keimigrasian dapat dikatakan bagian dari bidang

hukum administrasi Negara (Bagir Manan, 2000:7).

Pengawasan pada hakekatnya adalah suatu tindakan menilai (menguji)

apakah sesuatu telah berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Dengan

pengawasan, akan dapat ditemukan kesalahan-kesalahan yang kemudian kesalahan

tersebut dapat diperbaiki dan tidak terulang kembali. Hal ini berarti bahwa titik

berat pengawasan terletak pada usaha untuk menjamin agar pelaksanaan suatu tugas

dapat sesuai dengan rencana sehingga pengawasan dilakukan selama proses suatu

kegiatan sedang berjalan, bukan setelah akhir dari proses tersebut (Muchsan,

2000:37).

Proses penegakan hukum keimigrasian, pandangan tersebut sangat penting

karena penentuan suatu kasus pelanggaran diselesaikan dengan proses hukum

pidana atau administratif diletakkan pada kewenangan (diskresi) pejabat imigrasi.

Untuk itu perlu ada batasan dan kategorisasi yang tegas dalam proses penegakan

hukum yang dapat ditempuh yaitu antara tindakan hukum pidana dengan tindakan

hukum administratif, sehingga tidak lagi digantungkan pada penilaian pejabat

imigrasi tetapi didasarkan sistem atau peraturan perundang-undangan dengan

memperhatikan proses penyelesaian perkara keimigrasian secara cepat, efektif dan

efisien.

Menurut jurnal internasional yang berjudul “Federalism and immigration:

Models and Trends" Menyatakan bahwa: “Although the immigration policy

continues to be upgraded from the aspect of the rule if it is not supported by the

correct personnel in carrying out its duties and functions then the rules or policy

system will not proceed according to the expected goals and rules. The design of

Page 19: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

4

service rules, law enforcement, traffic security and oversight are not supported by

a person's honesty so the rules will not go well. Therefore, a good system device

should be supported with personnel, when policy rules are expected to work

properly” (Spiro, 2001.67-63).

Prosedur pengawasan yang ketat dan selektif perlu dilakukan, mulai dari

pemberian Visa (VITAS/Visa Tinggal Terbatas) pada perwakilan Republik

Indonesia di luar negeri, kegiatan yang dilakukan hingga orang asing meninggalkan

wilayah Indonesia maka diharapkan akan memberikan saringan dan pengawasan

yang efektif terhadap orang asing, sesuai dengan sistem hukum yang berlaku di

Indonesia dahulu (Karianga, 2011:91)

Ketentuan dalam Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi, “tiap-tiap warga

Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”

Sehingga, negara berkewajiban untuk kesejahteraan warga negaranya, dalam hal

berarti pekerjaan yang layak untuk warga Negara Indonesia harus terpenuhi. Di era

globalisasi ini, pentingnya akan kebutuhan tenaga ahli di Indonesia yang

profesional membuat perusahaan-perusahaan, baik itu swasta asing maupun swasta

nasional menggunakan tenaga kerja asing. Dalam bidang ketenagakerjaan yang

sesuai ketentuan UUD 1945 disebutkan dalam Pasal 28D ayat (2) UUD 1945 yang

mana berimplikasi pada kewajiban Negara untuk memfasilitasi warga Negara agar

dapat memperoleh pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan.

Pasal 28 ayat (2) UUD 1945 menegaskan bahwa, “setiap orang berhak untuk

bekerja serta mendapat imbalan serta perlakuan yang adil dan layak dalam

hubungan kerja”, sehingga pengaturan tersebut sebagai landasan terhadap

penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia terhadap kondisi pasar kerja

Page 20: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

5

dalam negeri, kebutuhan investasi, kesepakatan Internasional dan liberalisasi pasar

bebas dengan berkaitan kepentingan nasional untuk memberikan perlindungan

terhadap kesempatan tenaga kerja Indonesia (TKI).

Penggunaan Tenaga Kerja Asing secara filosofis yaitu asas manfaat, aspek

keamanan, aspek legalitas, yaitu masuknya Tenaga Kerja Asing harus mendapatkan

ijin kerja dari Menteri Tenaga Kerja, sejalan dengan penggunaan Tenaga Kerja

Asing adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional di bidang

tertentu yang belum dapat terisi oleh Tenaga Kerja Indonesia dengan percepatan

ahli teknologi dan keahlian serta peningkatan investasi. Sehingga Tenaga Kerja

Asing di Indonesia tidak dapat dihindari penggunaannya, dan pada prinsipnya

penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia adalah mereka yang dibutuhkan

dalam dua hal yakni mereka Tenaga Kerja Asing yang membawa modal (sebagai

investor) dan membawa skill dalam hal transfer of knowledge. Selain kedua hal

tersebut maka pada hakekatnya tidak di perkenankan dan harus dengan

mengutamakan penggunaan tenaga kerja dari Indonesia (C. Sumarprihatiningrum,

2006:56).

Pengaturan mengenai Tenaga Kerja Asing diatur dalam Undang - Undang

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan diatur pada Bab VIII tentang

penggunaan Tenaga Kerja Asing. Kemudian dalam rangka tertib administrasi dan

kelancaran pelayanan kepada orang asing yang berkepastian hukum terhadap

pemberian Izin Tinggal Keimigrasian sebagai Tenaga Kerja Asing dipandang

sangat penting bagi peran pihak Imigrasi. Didalam melaksanakan penempatan

tenaga-tenaga asing itu Pemerintah berpendapat bahwa khusus untuk

menghilangkan unsur-unsur kolonial dalam struktur ekonomi negara kita dalam

Page 21: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

6

lapangan usaha yang vital bagi perekonomian nasional. Pada saat ini, tata cara

penggunaan tenaga kerja asing diatur melalui Pasal 26 Ayat 1 Peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 12 tahun 2013 tentang Tata Cara

Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu wilayah dari Indonesia

yang berkembang, dan menjadi salah satu tujuan utama warga negara asing untuk

berbagai macam tujuan, baik wisata, pendidikan, budaya bahkan untuk bekerja, saat

ini masih banyak ditemukan permasalahan pada tenaga kerja asing. Dalam

pelaksanaannya dilapangan, terdapat pelanggaran keimigrasian terkait dengan izin

tinggal.

Orang asing yang dikenai tindakan keimigrasian adalah orang asing yang

melakukan kegiatan berbahaya dan patut diduga membahayakan keamanan dan

ketertiban umum untuk tidak menghormati dan tidak menaati peraturan perundang

– undangan sebagaimana diatur dalam pasal 75 Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2011 tentang Keimigrasian atau secara spesifik telah melakukan pelanggaran

keimigrasian seperti overstay, penyalahgunaan izin tinggal dan pemalsuan

dokumen. Tenaga kerja asing yang terpaksa melakukan pelanggaran keimigrasian

terkait izin tinggal dikarenakan tidak lengkapnya dokumen, tidak berlakunya visa

izin tinggal mereka, menggunakan visa kunjungan untuk bekerja. Masalah tersebut

sangat lah merugikan masyarakat Indonesia yang ingin bekerja, tetapi diduduki oleh

tenaga kerja asing yang tidak memiliki izin tinggal terbatas untuk bekerja.

Menurut data di sistem keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta,

di Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat kurang lebih 779 perusahaan dan

perwakilan perseorangan Warga Negara Indonesia yang mempekerjakan tenaga

Page 22: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

7

kerja asing di Daerah Istimewa Yogyakarta. Diluar dari 779 perusahaan dan

perwakilan perseorangan yang sudah terdaftar tersebut, ternyata masih banyak

tenaga kerja asing yang belum terdaftar atau dilaporkan oleh pihak sponsor atau

perusahaannya. Hal ini biasanya diketahui ketika Tim Pengawasan Orang Asing

(TIMPORA) dari Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta melakukan pengawasan di

lapangan.

Permasalahan yang timbul berkaitan dengan penggunaan tenaga kerja asing

di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah pelanggaran izin tinggal dan ijin kerja.

Dalam paspor para tenaga kerja asing tersebut tertulis bahwa izin yang diberikan

pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta oleh pihak imigrasi adalah untuk bekerja

sebagai tenaga kerja asing dengan jabatan dan waktu tertentu, bahkan hanya sebagai

wisatawan atau turis. Terdapat perusahaan pengguna tenaga kerja asing

menyembunyikan para pekerjanya yang disebut tenaga kerja asing illegal. Namun

ada beberapa fakta yang ditemukan dilapangan ternyata masih banyak kasus yang

baru ditemukan setelah melakukan pengawasan di lapangan. Misalnya saja

penyalahgunaan izin tinggal keimigrasian bagi warga negara asing pemegang visa

wisata, diketahui ternyata bekerja setelah Tim Pengawasan Orang Asing melakukan

pengecekan lapangan. Ada pula tenaga pendidik yang ada di salah satu lembaga

bahasa ternyata diketahui pemegang visa wisata, yang seharusnya tidak boleh

melakukan pekerjaan apapun di wilayah , termasuk menjadi tenaga pengajar, ada

perusahaan yang ternyata mempekerjakan Tenaga Kerja Asing tapi tidak

melaporkan dan mendapatkan ijin yang sah (IMTA) dan ada juga pekerja asing

yang mendapatkan izin di perusahaan X diketahui ternyata bekerja di perusahaan

Y. Menurut penelitian dari Astiti Herniasih di Daerah Istimewa Yogyakarta ada

Page 23: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

8

permasalahan tentang Tenaga Kerja Asing yang mengenai perkawinan campuran

dengan WNI.

Hal-hal tersebut ternyata menunjukkan bahwa pengawasan terhadap Tenaga

Kerja Asing di Daerah Istimewa Yogyakarta diketahui belum berjalan sebagaimana

mestinya karena fungsi dari Tim Pengawasan Orang Asing di Daerah Istimewa

Yogyakarta masih belum berjalan sesuai dengan pasal 15 dalam Peraturan Menteri

Hukum & HAM Nomor 50 tahun 2016 tentang Tim Pengawasan Orang Asing.

Dengan sistem yang berlangsung saat ini, maka masih banyak peluang atau celah

bagi para tenaga kerja asing, baik yang legal maupun ilegal untuk melakukan

pelanggaran keimigrasian.

Dari data yang ada di Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta, dari 779

perusahaan dan perwakilan perseorangan Warga Negara Indonesia yang

mempekerjakan tenaga kerja asing di Daerah Istimewa Yogyakarta, diketahui

sekitar 40 % perusahaan dan perwakilan perseorangan berada di wilayah Kota

Yogyakarta.

Dengan berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis merasa perlu

adanya penelitian dan mengajukan penelitian dengan judul PENGAWASAN DAN

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA ASING ILLEGAL

DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Adanya mobilitas orang asing yang semakin meningkat dikarenakan

Daerah Istimewa Yogyakarta salah satu kota untuk berbagai macam

tujuan, baik wisata, pendidikan, budaya bahkan untuk bekerja.

Page 24: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

9

2. Adanya penyalahgunaan izin tinggal keimigrasian bagi negara asing

pemegang visa wisata yang diketahui digunakan untuk bekerja.

3. Adanya perusahaan yang mempekerjakan Tenaga kerja asing tanpa

mendapatkan IMTA yang sah.

4. Adanya Tenaga kerja asing yang mendapatkan izin di perusahaan X

diketahui ternyata bekerja di perusahaan Y.

5. Adanya kendala Kantor Wilayah Kementerian Hukum & HAM serta

Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Daerah Istimewa Yogyakarta

yaitu Keterbatasan Sumber Daya Manusia dalam melakukan

pengawasan dan penegakan hukum terhadap Tenaga kerja asing

illegal.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan sejumlah masalah yang berhasil diidentifikasi, maka

peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Pengawasan terhadap tenaga kerja asing illegal di Daerah Istimewa

Yogyakarta.

2. Penegakan hukum terhadap tenaga kerja asing illegal di Daerah

Istimewa Yogyakarta.

1.4 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengawasan terhadap Tenaga kerja asing illegal di Daerah

Istimewa Yogyakarta?

2. Bagaimana penegakan hukum terhadap Tenaga kerja asing illegal di

Daerah Istimewa Yogyakarta?

Page 25: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

10

1.5 Tujuan Penelitian

Pada dasarnya setiap penelitian mempunyai tujuam tertentu, penulisan

skripsi ini selain untuk tugas akhir guna memenuhi syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang,

adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui pengawasan yang dilakukan Kantor Wilayah

Kementerian Hukum & HAM Daerah Istimewa Yogyakarta dalam

melaksanakan pengawasan terhadap Tenaga kerja asing illegal.

2. Untuk mengetahui penegakan hukum yang dilakukan Dinas Tenaga

Kerja & Transmigrasi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam

melaksanakan penegakan hukum terhadap Tenaga kerja asing illegal.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini di harapkan memberikan manfaat bagi

berbagai pihak. Manfaat penelitian ini meliputi manfaat teoritis dan manfaat

praktis.

1.6.1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan pengawasan dan penegakan hukum terhadapTenaga

kerja asing di Daerah Istimewa Yogyakarta.

b. Dapat Dapat dijadikan sebagai sumber dan kontribusi pemikiran

bagi penelitian hukum berikutnya.

Page 26: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

11

1.6.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran

dalam memberikan pandangan terhadap masyarakat dan dapat dijadikan

masukan untuk meningkatkan kualitas pemerintah Indonesia dalam

melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum terhadap pekerja asing.

Page 27: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian, “Pengertian keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang

masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta pengawasanya dalam rangka menjaga

tegaknya kedaulatan Negara”. Ada dua hal yang sangat mendasar dalam hal

pengertian keimigrasian Indonesia yaitu pertama adalah aspek lalu lintas orang

antar negara, sedang yang kedua adalah menyangkut pengawasan orang asing yang

meliputi pengawasan terhadap masuk dan keluar, pengawasan keberadaan serta

pengawasan terhadap kegiatan orang asing di Indonesia.

Fungsi keimigrasian merupakan fungsi penyelenggaraan administrasi

Negara atau penyelenggaraan administrasi pemerintahan, oleh karena itu sebagai

bagian dari penyelenggaraan kekuasaan eksekutif, yaitu fungsi administrasi negara

dan pemerintahan. Pengawasan keimigrasian mencakup penindakan keimigrasian

atau penegakan hukum keimigrasian baik yang bersifat administratif maupun tindak

pidana keimigrasian. Sesuai dengan UU No. 6 tahun 2011 tentang imigrasi layanan

dan pengawasan di bidang imigrasi dilakukan berdasarkan prinsip kolektif.

Penggunaan Tenaga Kerja Asing secara filosofis yaitu asas manfaat, aspek

keamanan, aspek legalitas, yaitu masuknya Tenaga Kerja Asing harus mendapatkan

ijin kerja dari Menteri Tenaga Kerja, sejalan dengan penggunaan Tenaga Kerja

Asing adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional di bidang

tertentu yang belum dapat terisi oleh Tenaga Kerja Indonesia. Pengaturan mengenai

Tenaga Kerja Asing diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

12

Page 28: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

13

Ketenagakerjaan diatur pada Bab VIII tentang penggunaan Tenaga Kerja Asing.

Kemudian dalam rangka tertib administrasi dan kelancaran pelayanan kepada orang

asing yang berkepastian hukum terhadap pemberian Izin Tinggal Keimigrasian

sebagai Tenaga Kerja Asing dipandang sangat penting bagi peran pihak Imigrasi.

Didalam melaksanakan penempatan tenaga-tenaga asing itu Pemerintah

berpendapat bahwa khusus untuk menghilangkan unsur-unsur kolonial dalam

struktur ekonomi negara kita dalam lapangan usaha yang vital bagi perekonomian

nasional. Pengawasan tenaga kerja asing memiliki aspek yang sangat luas sehingga

diperlukan system pengawasan yang komprehensif, yakni semenjak awal tenaga

kerja asing masuk ke Indonesia wajib memiliki dokumen Perjalanan yang sah dan

masih berlaku, hingga kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kerja asing selesai.

Untuk menguragi kemungkinan resiko yang terjadi maka dilakukan pelaksanaan

pengawasan izin tinggal terbatas bagi tenaga kerja asing. Pengawasan tenaga kerja

asing dilakukan oleh kantor Imigrasi di setiap wilayah. Pengawasan ini dilakukan

tidak hanya pada saat masuk, tetapi juga selama mereka berada di wilayah

Indonesia termasuk kegiatan tenaga kerja asing tersebut. Untuk melindungi hak

warga negara Indonesia dalam mendapatkan pekerjaan yang layak, maka untuk

pekerjaan-pekerjaan yang mampu diisi tenaga kerja Indonesia tidak diijinkan

diduduki Tenaga Kerja Asing, sehingga penggunaan Tenaga Kerja Asing bersifat

sementara selama tenaga kerja Indonesia belum mampu melaksanakan pekerjaan

tersebut. Oleh karena itu Tenaga Kerja Asing yang akan dipekerjakan di Indonesia

hanya dalam hubungan kerja untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu Pasal 42

Ayat (4) UU No 13 Tahun 2003.

Page 29: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

14

Penegakan hukum yang dilakukan jika ada perusahaan atau pemberi kerja

yang menggunakan pekerja asing ilegal maka dapat dikenakan sanksi pidana

penjara paling singkat satu tahun dan paling lama empat tahun dan atau denda

paling sedikit Rp. 100 juta dan paling banyak Rp. 400 juta.

Jika jabatan Tenaga Kerja Asing tidak sesuai kompetensi dan/atau pemberi

kerja tidak menunjuk Tenaga Kerja Indonesia pendamping, dapat dikenakan

hukuman penjara 1 – 12 bulan dan denda Rp 10 juta – Rp 40 juta. Jika pemberi

kerja tidak melakukan pembayaran Dana Kompensasi Penggunaan Tenaga Kerja

Asing (DKPTKA) dan/atau memulangkan TKA setelah masa perjanjian kerja

selesai, maka bisa dikenakan sanksi administrasi. Salah satunya pencabutan IMTA.

Permasalahan yang timbul berkaitan dengan penggunaan tenaga kerja asing

di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah pelanggaran izin tinggal dan ijin kerja.

Dalam paspor para tenaga kerja asing tersebut tertulis bahwa izin yang diberikan

pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta oleh pihak imigrasi adalah untuk bekerja

sebagai tenaga kerja asing dengan jabatan dan waktu tertentu, bahkan hanya sebagai

wisatawan atau turis. Terdapat perusahaan pengguna tenaga kerja asing

menyembunyikan para pekerjanya yang disebut tenaga kerja asing ilegal. Namun

ada beberapa fakta yang ditemukan dilapangan ternyata masih banyak kasus yang

baru ditemukan setelah melakukan pengawasan di lapangan. Misalnya saja

penyalahgunaan izin tinggal keimigrasian bagi warga negara asing pemegang visa

wisata, diketahui ternyata bekerja setelah Tim Pengawasan Orang Asing melakukan

pengecekan lapangan. Ada pula tenaga pendidik yang ada di salah satu lembaga

bahasa ternyata diketahui pemegang visa wisata, yang seharusnya tidak boleh

melakukan pekerjaan apapun di wilayah, termasuk menjadi tenaga pengajar, ada

Page 30: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

15

perusahaan yang ternyata mempekerjakan Tenaga Kerja Asing tapi tidak

melaporkan dan mendapatkan ijin yang sah (IMTA) dan ada juga pekerja asing

yang mendapatkan izin di perusahaan X diketahui ternyata bekerja di perusahaan

Y.

Sementara penelitian yang dilakukan oleh Astiti Herniasih, dalam

penelitian ini membahas mengenai permasalahan adalah bagaimanakah implikasi

peraturan tentang keimigrasian dalam hal pemberian izin tinggal bagi tenaga kerja

asing pelaku perkawinan campuran dengan WNI terhadap peraturan tentang

ketenagakerjaan bagi tenaga kerja asing? Kesimpulan dalam tesis ini adalah

peraturan tentang keimigrasian dalam hal pemberian izin tinggal bagi tenaga kerja

asing pelaku perkawinan campuran dengan WNI tidak memberikan implikasi yang

cukup berarti terhadap peraturan tentang ketenagakerjaan. Oleh karena ketentuan

dalam undang-undang nomor 13 tahun 2003 menyebutkan bahwa yang dimaksud

dengan tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan

maksud bekerja di wilayah Indonesia, maka kebijakan keimigrasian tersebut di atas

tidak serta merta dapat diterapkan. Dengan ini kebijakan mengenai penggunaan

tenaga kerja asing tetap mengutamakan peraturan ketenagakerjaan tanpa

mempertimbangkan status perkawinan tenaga kerja asing tersebut.

2.2. Landasan Teori

Perkembangan dari segi substansi hukum keimigrasian, ada beberapa

perkembangan prinsip politik hukum keimigrasian dari Undang-Undang Nomor 9

Tahun 1992 ke Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011. Kedua undang-undang

menganut prinsip selective policy dalam hal masuk dan keluarnya orang dari dan ke

Page 31: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

16

wilayah Indonesia didasarkan pada aspek manfaat terhadap kepentingan nasional.

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 lebih dilekatkan pada prinsip keamanan

nasional, sementara dalam Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2011 prinsip tersebut

dilekatkan dengan prinsip hak asasi manusia. Hal tersebut menunjukkan bahwa

pembentuk Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2011 menginginkan adanya

keseimbangan antara prinsip kebijakan selektif dengan prinsip HAM. Selain

penghapusan penangkalan terhadap WNI, Termasuk dalam beberapa hal

mengkoreksi atau mengatur kembali berbagai ketentuan yang sebelumnya belum

sejalan atau belum mengakomodasi dengan nilai-nilai HAM pada umumnya,

misalnya dalam hal hak atas pekerjaan bagi orang asing tertentu yang berada di

Indonesia. Prinsip kebijakan selektif berdasarkan Undang-Undang Nomor 06

Tahun 2011. dalam hal tertentu lebih ketat dibandingkan dalam Undang-Undang

Nomor 9 tahun 1992, terutama dalam hal prosedur masuk dan keluarnya orang dari

wilayah Indonesia maupun keberadaan orang asing di Indonesia (Tony Mirwanto,

2016: 54).

Dalam menjalankan tugas keimigrasian sebagai pengawasan orang asing,

Kantor Imigrasi berpedoman pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 31 Tahun 2013 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011. Semua hal yang

berkaitan dengan lalu lintas masuk dan keluarnya orang asing di wilayah Indonesia

telah diatur dalam undang-undang tersebut. Namun realitanya masih banyak

terdapat pelanggaran orang asing.

Hal ini terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu wilayah

dari Indonesia yang berkembang, dan menjadi tujuan utama warga negara asing

Page 32: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

17

untuk berbagai macam tujuan, baik wisata, pendidikan, budaya bahkan untuk

bekerja, saat ini masih banyak ditemukan permasalahan pada tenaga kerja asing.

Dalam pelaksanaannya dilapangan, terdapat pelanggaran keimigrasian terkait

dengan izin tinggal. Orang asing yang dikenai tindakan keimigrasian adalah orang

asing yang melakukan kegiatan berbahaya dan patut diduga membahayakan

keamanan dan ketertiban umum untuk tidak menghormati dan tidak menaati

peraturan perundang–undangan sebagaimana diatur dalam Pasal 75 Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian atau secara spesifik telah

melakukan pelanggaran keimigrasian seperti overstay, penyalahgunaan izin tinggal

dan pemalsuan dokumen. Tenaga kerja asing yang terpaksa melakukan pelanggaran

keimigrasian terkait izin tinggal dikarenakan tidak lengkapnya dokumen, tidak

berlakunya visa izin tinggal mereka, menggunakan visa kunjungan untuk bekerja.

Masalah tersebut sangat lah merugikan masyarakat Indonesia yang ingin bekerja,

tetapi diduduki oleh tenaga kerja asing yang tidak memiliki izin tinggal terbatas

untuk bekerja.

Menurut data di sistem keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta,

Di Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat kurang lebih 779 perusahaan dan

perwakilan perseorangan Warga Negara Indonesia yang mempekerjakan tenaga

kerja asing di Daerah Istimewa Yogyakarta. Diluar dari 779 perusahaan dan

perwakilan perseorangan yang sudah terdaftar tersebut, ternyata masih banyak

tenaga kerja asing yang belum terdaftar atau dilaporkan oleh pihak sponsor atau

perusahaannya. Hal ini biasanya diketahui ketika Tim Pengawasan Orang Asing

(TIM PORA) dari Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta melakukan pengawasan di

lapangan.

Page 33: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

18

Melihat tingginya jumlah perusahaan dan perwakilan perseorangan Warga

Negara Indonesia yang mempekerjakan tenaga kerja asing di Daerah Istimewa

Yogyakarta, maka sudah jelas banyak orang asing yang melakukan aktivitas di

Daerah Istimewa Yogyakarta. Aktivitas tersebut dapat berupa tindakan positif

maupun tindakan negatif yang dapat melanggar undang-undang keimigrasian.

Dengan hal tersebut mengakibatkan fungsi pengawasan, penindakan dan

penegakan hukum sedikit terabaikan.

Pelaksanaan pengawasan keimigrasian yang dilakukan Kantor Kementerian

Hukum & HAM Daerah Istimewa Yogyakarta seharusnya mencakup penegakan

hukum keimigrasian, baik yang bersifat administratif maupun tindak pidana

keimigrasian (Hamidi, 2015:113). Proses pengawasan terhadap orang asing tidak

hanya dilakukan pada saat masuk, tetapi juga pada kegiatan mereka selama berada

di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan permasalahan-permasalahan faktual

(factual problems) yang terjadi terkait terjadinya disparitas kuantitas Tenaga Kerja

Asing antara kemenkumham dan Kemenaker, serta maraknya orang asing yang

melakukan pelanggaran keimigrasian terkait izin tinggal, tujuan kedatangan, dan

yang lainnya, maka peneliti merumuskan permasalahan tersebut pada bagaimana

pengaturan regulasi perundang-undangan terkait Tenaga Kerja Asing dan

bagaimana optimalisasi pengawasan dan pengendalian Tenaga Kerja Asing yang

dilakukan instansi terkait.

Kebijakan ketenagakerjaan termasuk kebijakan penggunaan Tenaga Kerja

Asing dalam menyikapi perubahan-perubahan multidimensional mengarah pada

prinsip selektivitas (selective policy) dan satu pintu (one gate policy), sehingga

kepentingan perlindungan tenaga kerja dapat terlaksana tanpa mengabaikan prinsip

Page 34: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

19

globalisasi dan pelaksanaan otonomi daerah. Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang; Ketenagakerjaan Bab VIII; Penggunaan Tenaga Kerja Asing, Pasal

42 Ayat (1) dan Pasal 43 Ayat (1) bahwa Kewenangan Ijin Mempekerjakan Tenaga

Kerja Asing (IMTA) dan pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing

(RPTKA) merupakan kewenangan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Saat

ini telah diterbitkan beberapa peraturan pelaksanaan penggunaan Tenaga Kerja

Asing sebagai perintah dari Undang-Undang dengan tetap memperhatikan

kepentingan globalisasi, otonomi daerah, dan demokratisasi yang mengarah pada

peningkatan pelayanan penempatan (employment services) dengan menempatkan

sebanyak mungkin angkatan Kerja pada kesempatan kerja yang terus diperluas

dengan memanfaatkan penggunaan Tenaga Kerja Asing yang lebih terarah dan

terkendali dengan rambu-rambu yang rasional dan kondusif. Bahwa dalam

pembangunan nasional masih memerlukan modal atau investasi, teknologi, dan

tenaga kerja ahli asing dari luar negeri. Terkait dengan penggunaan Tenaga Kerja

Asing, bahwa pasar kerja dalam negeri belum mampu sepenuhnya menyediakan

tenaga kerja ahli/skill baik secara kuantitas maupun kualitas, sehingga kebijakan

penggunaan Tenaga Kerja Asingharus searah dengan perlindungan tenaga kerja

Indonesia melalui penyediaan kesempatan kerja sesuai amanat Undang-Undang

Dasar 1945 dan yang diamandemen yaitu Pasal 27 Ayat bahwa; tiap-tiap warga

negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan

Pasal 28 D Ayat 2 bahwa setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan

imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Artinya,

penggunaan Tenaga Kerja Asing harus memberikan manfaat sebanyak mungkin

untuk kepentingan tenaga kerja Indonesia melalui upaya perluasan usaha yang akan

Page 35: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

20

berdampak positif pada penciptaan dan perluasan kesempatan kerja serta terjadinya

alih teknologi dari Tenaga Kerja Asing ke tenaga kerja Indonesia.

2.2.1. Teori Pengawasan

Pengawasan pada hakikatnya merupakan bagian integral dari pengendalian

dan pemeriksaan adalah subsistem atau tindakan hukum dalam melakukan fungsi

pengawasan atau pengendalian pemerintahan. Pengawasan merupakan hal yang

paling substansial dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik

(good governance). Pengawasan digunakan sebagai salah satu alat ukur dimana

roda pemerintahan dapat berjalan dengan baik atau tidak dalam pencapaian tujuan

suatu pemerintahan. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan Robert Kreitner,

sebagaimana dikutip oleh Suseno yaitu “control is the process of taking the

necessary preventive or corrective actions to ensure that organization’s mission

andobjectives are accomplished as effectively and efficiently as possible” (Suseno,

2010: 16).

Dalam kamus bahasa Indonesia istilah “Pengawasan berasal dari kata awas

yang artinya memperhatikan baik-baik, dalam arti melihat sesuatu dengan cermat

dan seksama, tidak ada lagi kegiatan kecuali memberi laporan berdasarkan

kenyataan yang sebenarnya dari apa yang diawasi”.

Menurut Sondang P. Siagian, “pengawasan adalah proses pengamatan dari

pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua

pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang

ditetapkan” (Siaigan,2004).

Menurut Lucky Agung Binarto, menjelaskan bahwa Pengawasan orang

asing terdapat 2 (dua) macam, yaitu pengawasan administratif dan pengawasan

Page 36: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

21

operasional. Pengawasan administratif, yaitu pengawasan yang dilakukan melalui

penelitian surat-surat atau dokumen, berupa pencatatan, pengumpulan data dan

penyajian maupun penyebaran informasi secara manual dan elektronik tentang lalu

lintas keberadaan dan kegiatan orang asing. Sedangkan pengawasan operasional,

yaitu pengawasan lapangan yang dilakukan berupa pemantauan, patroli, razia

dengan mengumpulkan bahan keterangan, pencarian orang dan alat bukti yang

berhubungan dengan tindak pidana keimigrasian (Binarto, 2006).

Pengertian pengawasan juga dikemukakan oleh Prayudi, yakni:

“Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang

dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki,

direncanakan dan diperhatikan” (Prayudi, 1981: 80).

Menurut Harold Koonz yang dikutip dalam buku John Salindeho

mengatakan bahwa pengawasan adalah “Pengukuran dan pembetulan terhadap

kegiatan para bawahan untuk menjamin bahwa apa yang terlaksana itu cocok

dengan rencana. Jadi pengawasan itu mengukur pelaksanaan dibandingkan dengan

cita-cita dan rencana, memperlihatakan dimana ada penyimpanangan yang negatif

dengan menggerakkan tindakan-tindakan untuk memperbaiki penyimpangan-

penyimpangan, membantu menjamin tercapainya rencana- rencana” (Salindeho,

1998 :39).

Beragam definisi dari pengawasan tersebut memberikan pengertian bahwa

pelaksanaan pengawasan bagi pemerintahan dan organisasi memiliki tujuan urgentif. Hal

ini telah dikemukakan oleh Alfred sebagaimana dikutip oleh Agung Suseno, yang

mengemukakan bahwa : “Tujuan pengawasan adalah menjamin pekerjaan mengikuti

rencana, mencegah kekeliruan, memperbaiki efisiensi, mewujudkan ketertiban pada

pekerjaan, menjajaki dan memperbaiki kekliruan secara lebih mudan dan meyakinkan,

Page 37: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

22

mengenali dan menggambarkan prestasi yang maksimal dan memperbaiki kualitas

manajemen secara keseluruhan” ( Suseno, 2010 : 15).

Fungsi pengawasan adalah mencegah dan menindak segala bentuk

penyimpangan tugas-tugas pemerintah dari yang telah digariskan dan menghindari

atau mengoreksi kekeliruan baik yang disengaja atau tidak dalam rangka administrasi

negara. Sedangkan tujuan pengawasan adalah untuk mengetahui apakah tujuan negara

itu tercapai atau tidak (Hidayat, 2009;73).

Sedangkan menurut Pasal 66 Ayat (2) Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, Pengawasan keimigrasian meliputi:

1. Pengawasan terhadap Warga Negara Indonesia yang memohon

dokumen perjalanan, keluar atau masuk Wilayah Indonesia, dan yang

berada di luar Wilayah Indonesia; dan

2. Pengawasan terhadap lalu lintas orang asing yang masuk atau keluar

Wilayah Indonesia serta pengawasan terhadap keberadaan dan

kegiatan orang asing di wilayah Indonesia.

Pengertian, tujuan dan fungsi pengawasan secara umum tersebut menjadi

hal fundamental dalam menganalisis ruang lingkup pengawasan dalam bidang

pemerintahan daerah.

2.2.2. Teori Penegakan Hukum

Hukum adalah sarana yang di dalamnya terkandung nilai-nilai atau konsep

tentang keadilan, kebenaran dan kemanfaatan sosial dan sebagainya. Kandungan

hukum itu bersifat abstrak. Menurut Satjipto Rahardjo sebagaimana di kutip oleh

Ridwan H.R, penegakan hukum pada hakikatnya merupakan penegakan ide-ide

atau konsep yang abstrak itu. Penegakan hukum adalah usaha untuk mewujudkan

ide-ide tersebut menjadi kenyataan (Ridwan, 2013:229).

Page 38: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

23

Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau

berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam

lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan

bernegara. Masalah penegakan hukum merupakan masalah universal. Tiap Negara

mengalaminya masing-masing, dengan falsafah dan caranya sendiri-sendiri,

berusaha mewujudkan tegaknya hukum di dalam masyarakat. Tindakan tegas

dengan kekerasan, ketatnya penjagaan, hukuman berat, tidak selalu menjamin

tegaknya hukum. Apabila masyarakat yang bersangkutan tidak memahami hakekat

hukum yang menjadi pedoman, maka hal itu akan menghambat hukum dan disiplin

hukum (Soedjono, 1978:1).

Secara konsepsional, maka inti dan arti penegakan hukum terletak pada

kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam kaidah-

kaidah yang mantap dan mengejawantah dan sikap tindak sebagai rangkaian

penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan

kedamaian pergaulan hidup. Konsepsi yang mempunyai dasar filosofis tersebut,

memerlukan penjelasan lebih lanjut, sehingga akan tampak lebih konkret

(Soekanto, 2007:2).

Penegakan hukum sebagai suatu proses yang pada hakikatnya merupakan

penerapan direksi yang menyangkut membuat keputusan yang tidak secara ketat

diatur oleh kaidah hukum akan tetapi mempunyai unsur-unsur penilaian pribadi

(Wayne La-Favre). Secara konsepsional, maka inti dan arti penegakan hukum

terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam

kaidah-kaidah yang mantap dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai

tahap akhir, untuk menciptakan, melahirkan dan mempertahankan kedamaian

Page 39: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

24

pergaulan hidup. Sehingga dapat dikatakan bahwa gangguan terhadap penegakan

hukum mungkin terjadi apabila ada ketidakserasian antara ”tritunggal” nilai, kaidah

dan pola perilaku gangguan tersebut terjadi apabila ada ketidakserasian antara nilai-

nilai yang berpasangan, yang menjelma di dalam kaidah-kaidah yang bersimpang

siur, dan pola perilaku tidak terarah yang mengganggu kedamaian pergaulan hidup.

(Soekanto, 2012:5)

Secara umum penegakan hukum dapat diartikan sebagai tindakan

menerapkan perangkat sarana hukum tertentu untuk memaksakan sanksi hukum

guna menjamin terhadap ketentuan yang ditetapkan. Penegakan hukum juga dapat

diartikan sebagai proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya

norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam hubungan

secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam hubungan-hubungan hukum terhadap

kehidupan bermasyarakat dan bernegaran. Ditinjau dari sudut subyeknya,

penegakan hukum dapat dilakukan oleh subyek yang luas dan dapat pula diartikan

sebagai upaya yang penegakan hukum yang melibatkan semua subyek hukum

dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan normatif yang

melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan mendasarkan dari pada

norma aturan hukum yang berlaku, berarti dia yang menjalankan atau menegakan

hukum. Dalam arti sempit dari segi subyek penegakan hukum dapat diartikan

sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan

tegaknya hukum.

2.3. Landasan Konseptual

Suatu kerangka konseptual, merupakan kerangka yang menggambarkan

hubungan antara konsep-konsep khusus, yang ingin atau akan diteliti. Dalam

Page 40: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

25

kerangka konseptual ini dituangkan beberapa konsepsi atau pengertian yang

digunakan sebagai dasar dari penelitian hukum, berikut kerangka konsepsi yang

digunakan dalam penulisan skripsi ini.

2.3.1. Tenaga Kerja Asing

Pengertian Tenaga Kerja Asing tercantum pada UU Ketenagakerjaan

Nomor 13 Tahun 2003 pada Pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa setiap orang yang

mampu melakukan pekerjaan guna menghasikan barang dan jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Kemudian Penggunaan

Tenaga Kerja Asing diatur pada Bab VIII Pasal 42 yang disebutkan bahwa:

a. Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib

memiliki izin tertulis dari Menteri atau Pejabat yang ditunjuk.

b. Pemberi kerja orang perseorangan dilarang mempekerjakan tenaga

kerja asing

c. Kewajiban memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak

berlaku bagi perwakilan negara asing yang mempergunakan tenaga

kerja asing sebagai pegawai diplomatik dari konsuler

d. Tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di Indonesia hanya dalam

hubungan kerja untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu

e. Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan waktu tertentu sebagaimana

dimakasud dalam ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan Menteri

f. Tenaga kerja asing sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) yang masa

kerjanya habis dan tidak dapat di perpanjang dapat digantikan oleh

tenaga kerja asing lainnya

Page 41: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

26

Secara umum Tenaga Kerja Asing yang berada di Indonesia dikategorikan

pada 2 (dua) kategori, yaitu:

1. Tenaga Kerja Asing legal (memiliki dokumen resmi); hal ini mengacu pada

ketentuan umum UU No. 6/2011 tentang keimigrasian, Pasal 1 Ayat 13 & 14

yang berbunyi:

a. Dokumen Perjalanan adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh

pejabat yang berwenang dari suatu negara, Perserikatan Bangsa-

Bangsa, atau organisasi internasional lainnya untuk melakukan

perjalanan antarnegara yang memuat identitas pemegangnya.

b. Dokumen Keimigrasian adalah Dokumen Perjalanan Republik

Indonesia, dan Izin Tinggal yang dikeluarkan oleh Pejabat Imigrasi

atau pejabat dinas luar negeri.

Jadi agar dapat keluar masuk wilayah Indonesia maka setiap orang asing

termasuk di dalamnya Tenaga Kerja Asing diwajibkan memiliki Dokumen

Perjalanan (Paspor dan Surat Perjalanan Laksana Paspor) yang sah dan masih

berlaku serta memiliki Visa yang sah dan masih berlaku, kecuali ditentukan lain

berdasarkan Undang-Undang ini dan perjanjian internasional (lihat ketentuan Pasal

8 Ayat (1) dan (2) UU Kemigrasian).

2. Tenaga Kerja Asing Illegal (tanpa dokumen resmi)

Pemberi kerja dapat memperkerjakan Tenaga kerja asing untuk bekerja di

Indonesia. Namun, jika penggunaan Tenaga kerja asing tidak mengikuti aturan

yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan berarti telah memperkerjakan Tenaga kerja asing illegal.

Penggunaan Tenaga kerja asing ilegal merupakan hal yang melanggar hukum dan

Page 42: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

27

dapat menimbulkan akibat hukum berupa sanksi pidana. Sanksi pidana dapat

dikenakan kepada Tenaga kerja asing maupun kepada pemberi kerja yang telah

mempekerjakan orang asing yang melanggar ketentuan Pasal 185 Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, menyatakan:

a. Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 42 Ayat dan Ayat (2), Pasal 68, Pasal 69 Ayat (2), Pasal 80,

Pasal 82, Pasal 90 ayat (1), Pasal 143, dan Pasal 160 Ayat (4) dan Ayat

(7), dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan

paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp

100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp

400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah).

b. Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) merupakan

tindak pidana II.

Jadi, pemberi kerja yang akan menggunakan Tenaga Kerja Asing wajib

memiliki izin tertulis dari menteri atau pejabat yang ditunjuk dan pemberi kerja

orang perseorang dilarang memperkerjakan Tenaga Kerja Asing sebagaimana

diatur dalam Pasal 42 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan dan bila melanggar ketentuan penggunaan Tenaga Kerja

Asing yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan maka akan dikenakan sanksi pidana.

Penggunaan Tenaga Kerja Asing secara filosofis yaitu asas manfaat, aspek

keamanan, aspek legalitas, yaitu masuknya Tenaga Kerja Asing harus mendapatkan

ijin kerja dari Menteri Tenaga Kerja, sejalan dengan penggunaan Tenaga Kerja

Asing adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional di bidang

Page 43: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

28

tertentu yang belum dapat terisi oleh Tenaga Kerja Indonesia dengan percepatan

ahli teknologi dan keahlian serta peningkatan investasi. Sehingga Tenaga Kerja

Asing di Indonesia tidak dapat dihindari penggunaannya, dan pada prinsipnya

penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia adalah mereka yang dibutuhkan

dalam dua hal yakni mereka Tenaga Kerja Asing yang membawa modal (sebagai

investor) dan membawa skill dalam hal transfer of knowledge. Selain kedua hal

tersebut maka pada hakekatnya tidak di perkenankan dan harus mengutamakan

penggunaan tenaga kerja dari Indonesia (Muhammad Fadli, 2015:285).

2.3.2. Pengawasan

Dalam ketentuan Pasal 71 UU Keimigrasian disebutkan bahwa setiap Orang

Asing yang berada di Wilayah Indonesia wajib:

a. Memberikan segala keterangan yang diperlukan mengenai identitas

diri dan/atau keluarganya serta melaporkan setiap perubahan status

sipil, kewarganegaraan, pekerjaan, Penjamin, atau perubahan

alamatnya kepada Kantor Imigrasi setempat

b. Memperlihatkan dan menyerahkan Dokumen Perjalanan atau Izin

Tinggal yang dimilikinya apabila diminta oleh Pejabat Imigrasi yang

bertugas dalam rangka pengawasan Keimigrasian

Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari

adanya kemungkinan penyelewengan atau penyim- pangan atas tujuan yang akan

dicapai. Melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan

yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif

dan efisien.Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang

Page 44: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

29

bercirikan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), pengawasan

merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan

sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama pentingnya

dengan penerapan good governance itu sendiri. Disebutkan pada Pasal 66 ayat (2)

Undang-Undang Keimigrasian, bahwa pengawasan keimigrasian meliputi:

a. Pengawasan terhadap Warga Negara Indonesia yang memohon

dokumen perjalanan, keluar atau masuk wilayah Indonesia, dan yang

berada di luar wilayah Indonesia

b. Pengawasan terhadap lalu lintas orang asing yang masuk atau keluar

wilayah Indonesia serta pengawasan terhadap keberadaan dan

kegiatan orang asing selama berada di wilayah Indonesia.

Sebagai langkah antisipasi untuk mengendalikan serbuan Tenaga kerja

asing maka ada mekanisme pengendalian dan pengawasan penggunaan Tenaga

kerja asing yang dilakukan oleh pengawsan Ketenagakerjaan yang tercantum pada

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 ayat (32)

yang berbunyi “Pengawasan ketenagakerjaan adalah kegiatan mengawasi dan

menegakkan pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang

ketenagakerjaan”.

Sedangkan pengawasan yang diatur di dalam keimigrasian tercantum pada

Pasal 68 ayat (1) yang berbunyi “Pengawasan keimigrasian terhadap orang asing

dilaksanakan pada saat permohonan Visa, masuk atau keluar dan pemberian izin

tinggal”.

Page 45: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

30

2.3.3. Penegakan Hukum

Penegakan hukum terhadap Tenaga kerja asing di lihat dari aspek hukumnya

yang terdiri dari:

a. Proses tindakan administratif

b. Proses tindak pidana

c. Karantina imigrasi

d. Alur Deportasi

e. Pengawasan orang asing

Menurut Lawrence Meir Friedman (Friedman, 1975:12), seorang ahli

sosiologi hukum dari Stanford University, Ia berpendapat bahwa berhasil atau

tidaknya Penegakan Hukum bergantung pada tiga unsur sistem hukum yang

diantaranya adalah:

a. Substansi Hukum (legal substance) bisa dikatakan sebagai norma,

aturan, dan perilaku nyata manusia yang berada pada sistem

b. Struktur Hukum (legal structure) dan Struktur Hukum/Pranata

Hukum.

c. Budaya Hukum (legal culture)

Page 46: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

31

2.4. Kerangka Berfikir

Input:

1. UUD 1945 Pasal 27 Ayat (2) & 28 Ayat (2)

2. UU No.6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian

3. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

4. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2018

Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing

5. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 Tentang

Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013

Implementasi pengawasan Tenaga

Kerja Asing Illegal di Daerah

Istimewa Yogyakarta

Implementasi penegakan hukum

terhadap Tenaga Kerja Asing

Illegal di Daerah Itimewa

Yogyakarta

Teori Pengawasan

Teori Penegakan hukum

Metode Penelitian: Yuridis Sosiologis

Pendekatan Penelitian: Kualitatif Hukum

Mengetahui implementasi dari pengawasan

dan penegakan hukum terhadap Tenaga

Kerja Asing Illegal di Daerah Istimewa

Yogyakarta

Page 47: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

75

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait pengawasan dan

penegakan hukum terhadap tenaga kerja asing illegal di Daerah Istimewa

Yogyakarta, maka peneliti menarik simpulan sebagai berikut:

1. Pengawasan terhadap TKA yang dilakukan oleh Tim Pengawasan Orang

Asing di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta belum berjalan secara

maksimal sebab sinergitas antar lembaga masih menjadi kendala, selain itu

masalah jumlah SDM yang dimiliki juga menjadi kendala dalam melakukan

pengawasan terhadap TKA. Pengawasan dilakukan melalui pengawasan

administratif dan pengawasan operasional. Pengawasan administratif, yaitu

pengawasan yang dilakukan melalui penelitian surat-surat atau dokumen,

berupa pencatatan, pengumpulan data dan penyajian maupun penyebaran

informasi secara manual dan elektronik tentang lalu lintas keberadaan dan

kegiatan yang dilakukan orang asing. Sedangkan pengawasan operasional,

yaitu pengawasan lapangan yang dilakukan berupa pemantauan, patroli,

razia dengan mengumpulkan bahan keterangan, pencarian orang dan alat

bukti yang berhubungan dengan tindak pidana keimigrasian. Pengawasan

administratif dan operasional terhadap TKA dilakukan oleh Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi yang bekerja sama dengan Kantor Imigrasi yaitu

mulai dari proses masuk hingga selesai bekerja..

2. Penegakan hukum terhadap tenaga kerja asing illegal di Daerah Istimewa

Yogyakarta memiliki kendala yang sama dengan pengawasan. Seperti

75

Page 48: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

76

kendala dalam menentukan ranah lembaga mana yang berhak melakukan

penegakan hukum. Penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-

faktor yaang mempengaruhinya, faktor tersebut mempunyai arti netral

sehingga dampak positif dan negatifnya terletak pada isi faktor tersebut

Dalam melakukan penegakan hukum terhadap TKA di Daerah Istimewa

Yogyakarta, faktor hukum dan faktor penegakan hukum masih menjadi

faktor utama dan faktor masyarakat merupakan faktor pendukung

berikutnya dalam penegakan hukum, faktor sarana atau fasilitas yang

mendukung penegakan hukum sudah cukup baik, namun untuk faktor

kebudayaan sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada rasa

kemanusiaan dalam pergaulan hidup belum berjalan dengan baik.

5.2. Saran

Pentingnya pengawasan dan penegakan hukum terhadap tenaga kerja asing

di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam mewujudkan kesejahteraan umum

sebagai negara yang berdaulat, sehingga aktifitas orang asing yang berada di

wilayah DIY harus dapat dipastikan bermanfaat bagi kepentingan wilayah maupun

nasional, maka dari itu peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Melakukan penguatan koordinasi antar lembaga pemerintah dalam

melakukan pengawasan dan penegakan hukum yang efektif dan sinergis,

dengan melalui peraturan yang lebih jelas pembagian kewenangannya,

selain itu salah satu pengawasan yang di lakukan Tim PORA perlu ada

koordinator yang berperan aktif dalam melakukan koordinasi secara rutin

berkaitan dengan perkembangan kasus-kasus yang terjadi di lapangan.

Page 49: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

77

2. Dalam melakukan pengawasan, keterlibatan masyarakat perlu untuk

mendapatkan ruang yang lebih besar dalam perUndang-Undangan.

3. Pengawasan terhadap orang asing khususnya adalah tenaga kerja asing yang

berada dan melakukan kegiatan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

(DIY) harus dapat dipastikan kalau orang asing tersebut benar-benar

menguntungkan bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Page 50: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

78

DAFTAR PUSTAKA

a. Buku

Ahmadi, A. 1982. Psikologi Sosial. Surabaya: Penerbit PT. Bina Ilmu

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Hukum. Yogyakarta: Rienka

Cipta

Bagir, M. 2000. Hukum Keimigrasian dalam Sistem Hukum Nasional,

Jakarta.

Chaerudin, Syaiful Ahmad Dinar, Syarif Fadillah, 2008. Strategi

Pencegahan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi,

Refika Editama, Bandung.

Fajar, Mukti dkk. 2013. Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan

Empiris. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Friedman, L., M.1975. “The legal System A Social Scince Prespective”.

Russel sage foundation. New york.

Hamaidi, Jazim. 2015. Hukum Keimigrasian bagi Orang Asing di

Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Hidayat, A. 2009. Buku Ajar Hukum Administrasi Negara Lanjut.

Semarang: Fakultas Hukum UNNES.

Iman. 1968, Pengantar Hukum Perburuhan, Jakarta: Djambatan Agustus

1974.

Indra, Muhammad. 2008. Perspektif Penegakan Hukum dalam Sistem

Keimigrasian Indonesia. Disertasi. Bandung: Universitas

Padjadjaran.

Jazuli, Ahmad 2016, Implementasi Kebijakan Bebas Visa Dalam

Persepektif Keimigrasian, Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum

Volume 10 Nomor 3 Tahun 2016

Jazuli, Ahmad 2018, Eksistensi Tenaga Kerja Asing Di Indonesia Dalam

Perspektif Hukum Keimigrasian, Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum

Volume 12 Nomor 1 Tahun 2018.

John, S. 1998. Tata Laksana Dalam Manajemen. Jakarta :Sinar Grafika.

Karianga, Hendra. 2011. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan

Keuangan Daerah Perspektif Hukum dan Demokrasi. Bandung:

PT Alumni.

Lexy J. Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Lexy J. Moleong. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi.

Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Muchsan. 2000. Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat

pemerintah dan Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia.

Yogyakarta: Liberty.

78

Page 51: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

79

Prayudi. 1981. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: PT.Ghalia

Indonesia.

Ridwan, H.R. 2013. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Rajawali Pers.

Santoso, M. Imam, Prospek UndangUndang Keimigrasian Indonesia

dalam Kaitannya dengan Konvensi PBB Menentang Kejahatan

Transnasional Terorganisasi dan Protokolnya, Disertasi, Progam

Doktor, Program Pascasarjana, Bandung: Universitas

Padjadjaran, 2006.

Siaigan,Sondang P. 2004. Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Sitorus, Thoga M. 2007. Membatasi Penggunaan Tenaga Kerja Asing,

Jakarta: Sinar Grafika.

Sumarprihatiningrum, C. 2006. Penggunaan Tenaga Kerja Asing di

Indonesia, Jakarta: HIPSMI.

Soedjono. 1978. Penegakan Hukum dalam Sistem Pertahanan Sipil.

Bandung: Karya Nusantara.

Soekanto, Soerjono. 2007. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Penegakkan Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Soekanto, Soerjono. 2012, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penegakan Hukum. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Ukun, Wahyudin. 2004. Deportasi Sebagai Instrumen Penegakan

Hukum dan Kedaulatan Negara di Bidang Keimigrasian. Jakarta:

PT. Adi Kencana Aji.

Wenger, Etienne. 2004. Knowledge Management as A Doughnut:

Shaping Your Knowledge Strategy Through 95 Communities of

Practice.

Wirasto, Warhan, dkk. 2011. “Pelaksanaan Pengawasan Warga Negara

Asing di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas II Belawan

Berdasarkan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011” USU Law

Journal Volume 4 No.1 Januari 2016, hlm. 168-185

b. Jurnal

Ariani, Nevey A. Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kejra Asing

Ilegal Di Indonesia. Jurnal Penelitian Hukum De Jure, Akreditasi

LIPI: No:740/AU/P2MI-LIPI/04/2016.

Fadli M. Optimalisasi Kebijakan Ketenagakerjaan Dalam Menghadapi

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Jurnal Rechtsvind Media

Pembinaan Hukum Nasional, Vol 3 No.2.

Suseno, Agung. 2010. Eksistensi BPKP Dalam Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan. Bisnis & Bisnis & Birokrasi, Jurnal Imu

Administrasi dan Organisasi. Vol 17 Nomor 1.

Suhaidi, Warhan W. Pelaksanaan Pengawasan Warga Negara Asing di

Wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas II Belawan Berdasarkan

Page 52: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

80

UU NO.6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.” USU Law Journal.

Vol.4 No.1. 2016.Hal.172.

Suhadi, Pengawasan Berbasis Komunitas: Sebuah Tawaran Menuju

Efektivitas dan Sinergitas Pengawasan Lapangan Terhadap

Orang Asing. Jurnal Fakultas Hukum Universitas Negeri

Semarang Vol. Nomor 1 Tahun 2017.

Spiro, Peter J. 2001. Federalism and immigration: Models and Trends.

International Social Science Journal.

Tony Mirwanto. 2016. Sistem Hukum Pengawasan Tenaga Kerja Asing

Terhadap Penyalahgunaan Izin Tinggal Kunjungan Untuk

Bekerja Pada Perusahaan Penanaman Modal Asing Di

Indonesia. Lex et Societatis, Vol. IV/No. 3.

Dikutip juga oleh Wafa Silvi Deshinta dalam Jurnal Seminar Nasional

Hukum Universitas Negeri Semarang Vol 3 Nomor 1 Tahun

2017, 5-28 dengan judul Fungsi Pengawasan Keimigrasian

dalam Pengendalian Radikalisme Pasca Penerapan Kebijakan

Bebaas Visa Kunjungan.

c. Peraturan Perundang-Undang

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2013

Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2011 Tentang Keimigrasian.

Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penggunaan Tenaga

Kerja Asing.

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2018 Tentang Tata

Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang

Keimigrasian.

d. Skripsi dan Tesis

Binarto, Lucky Agung. 2006. Pelaksanaan Penyidikan Oleh Penyidik

Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Imigrasi Dalam Rangka

Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Undang-Undang

Keimigrasian. Tesis Universitas Diponegoro, Semarang.

Herniasih, Astiti. 2015. Tenaga Kerja Asing Yang Melakukan

Perkawinan Campuran Dengan WNI. Tesis Universitas Gajah

Mada, Yogyakarta.

Page 53: Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja …

81

Risalah Kebijakan (Policy Brief) Kajian Eksistensi Tenaga Kerja Asing

di Indonesia dalam Perspektif Keimigrasian, (Jakarta: Balitbang

Hukum dan HAM, 2017).