pengaturan keberadaan saksi mahkota dalam tindak …eprints.umm.ac.id/39552/1/pendahuluan.pdf ·...
TRANSCRIPT
PENGATURAN KEBERADAAN SAKSI MAHKOTA DALAM TINDAK
PIDANA KORUPSI DI INDONESIA DITINJAU DARI PRINSIP HAK
ASASI MANUSIA (HAM) TERHADAP TERSANGKA/TERDAKWA
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagai Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Program Studi Ilmu Hukum
Disusun Oleh:
ZATWA AMELIA
Nim : 201410110311002
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS HUKUM
2018
ii
PENULISAN HUKUM
PENGATURAN KEBERADAAN SAKSI MAHKOTA DALAM TINDAK
PIDANA KORUPSI DI INDONESIA DITINJAU DARI PRINSIP HAK
ASASI MANUSIA (HAM) TERHADAP TERSANGKA/TERDAKWA
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum
Oleh:
Zatwa Amelia
201410110311002
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS HUKUM
2018
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PENULISAN HUKUM
PENGATURAN KEBERADAAN SAKSI MAHKOTA DALAM TINDAK
PIDANA KORUPSI DI INDONESIA DITINJAU DARI PRINSIP HAK
ASASI MANUSIA (HAM) TERHADAP TERSANGKA/TERDAKWA
Disusun dan diajukan Oleh :
Zatwa Amelia
Nim : 201410110311002
Telah disetujui oleh Pembimbing untuk dilakukan
Ujian Penulisan Hukum
Pada tanggal : 27 Januari 2018
DOSEN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Sidik Sunaryo, SH., M.Si., M.Hum Dr. Haris Tofli, SH. M.Hum
Mengetahui,
Dekan Fak. Hukum UMM
Dr. Tongat, SH.,M.Hum
iv
v
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Zatwa Amelia
Nim : 201410110311002
Program Studi : Ilmu Hukum
Fakultas : Hukum
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Tugas Akhir Penulisan Hukum dengan judul:
“PENGATURAN KEBERADAAN SAKSI MAHKOTA DALAM
TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA DITINJAU DARI
PRINSIP HAK ASASI MANUSIA (HAM) TERHADAP
TERSANGKA/TERDAKWA” adalah benar-benar karya saya, dan
dalam naskah Tugas Akhir Penulisan Hukum ini tidak terdapat karya
ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
akademik disuatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun
keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan
disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
2. Apabila ternyata didalam Tugas Akhir Penulisan Hukum ini dapat
dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia Tugas Akhir
Penulisan Hukum ini DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG
TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan
ketentuan ketentuan hukum yang berlaku.
3. Tugas akhir penulisan hukum ini dapat dijadikan sumber pustaka yang
merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKSLKLUSIF.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagai
mana mestinya.
Malang, 26 Januari 2018
Yang menyatakan,
Zatwa Amelia
vi
Motto dan Persembahan
Motto
“Jika engkau berada di pagi hari, jangan tunggu sampai petang hari. Jika engkau
berada di petang hari, jangan tunggu sampai pagi. Manfaatkanlah waktu sehatmu
sebelum datang sakitmu. Manfaatkanlah waktu hidup sebelum datang matimu.”
(HR. Bukhari)
Kupersembahkan Kepada:
1) Kedua Orang Tua Tercinta Yurdiansyah dan Gt. Masliani, Adik tercinta
Nabila, dan Keluarga besar terkasih.
2) Saudara-saudara seperjuanganku di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Cabang Malang Komisariat Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.
3) Teman-teman seperjuangan FH UMM 2014.
vii
ABSTRAKSI
Nama : Zatwa Amelia
Nim : 201410110311002
Judul : PENGATURAN KEBERADAAN SAKSI MAHKOTA
DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI DI
INDONESIA DITINJAU DARI PRINSIP HAK ASASI
MANUSIA (HAM) TERHADAP
TERSANGKA/TERDAKWA
Pembimbing : Dr. Sidik Sunaryo, SH., M.Si., M.Hum
Dr. Haris Tofli, SH., M.Hum
Bahwa dalam proses pembuktian perkara pidana di persidangan khususnya
dalam tindak pidana yang bersifat penyertaan terdapat pembaruan dalam
praktiknya yakni munculnya istilah “Saksi Mahkota”. Namun belum terdapat
pengaturanya dalam hukum positif hanya dalam praktiknya terdapat yurisprudensi
putusan Mahkamah Agung. Dalam Yurisprudensi yang memuat perihal saksi
mahkota masih ada disparitas yakni ada yang membolehkan dan ada pula yang
tidak memperbolahkan. Penggunaan saksi tidak diperbolehkan menurut putusan
Mahkamah Agung No. 1174 K/Pid/1994 jo No.1592 K/Pid/1994. Berdasarkan hal
tersebut penulis hendak mengkaji dengan rumusan masalah: 1) Bagaimana
pengaturan keberadaan saksi mahkota dalam sistem pembuktian tindak pidana
korupsi di Indonesia saat ini ditinjau dari aspek prinsip HAM terhadap
tersangka/terdakwa? 2) Bagaimana konsep ideal pengaturan saksi mahkota dalam
pembaharuan hukum acara pidana tindak pidana korupsi di Indonesia yang
berlandaskan prinsip-prinsip HAM terhadap tersangka/terdakwa? Penelitian ini
menggunkan metode yuridis-normatif dengan pendekataan undang-undang dan
pendekatan konseptual. Penelitian menemukan bahwa pengaturan saat ini masih
belum ideal ditinjau berdasarkan aspek HAM khususnya terkait dengan prinsip
non self incrimination. Sebab menurut prinsip non self incrimination seorang
terdakwa tidak boleh dipaksa untuk memberikan kesaksian yang memberatkan
dirinya. Sedangkan dalam praktik kesaksian seorang saksi mahkota dapat
memberatkan dirinya dan terdakawa lain yang didakwa melakukan penyertaan.
Kemudian pengaturan saksi mahkota saat ini masih bersifat parsial sehingga
terdapat pertentangan antara satu dengan lainya. Untuk itu, idealnya pengaturan
mengenai saksi mahkota diatur dengan undang-undang untuk melengkapi
instrumen yang ada sehingga pengaturan dan perlindungan terhadap saksi
mahkota dapat dilakukan secara komprehensif dan tidak bertentangan dengan
prinsip non self incrimination.
Kata kunci : Saksi Mahkota, Hak Asasi Manusia, Non Self Incrimination, Tindak
Pidana Korupsi
viii
ABSTRACT
Name : Zatwa Amelia
Nim : 201410110311002
Judul : RULES FOR THE EXISTENCE OF A CROWN
WITNESS IN A CORRUPTION CRIME IN
INDONESIA IN TERMS OF HUMAN RIGHT
PRINCIPLES AGAINTS SUSPECTS OF
DEFENDANTS
Pembimbing : Dr. Sidik Sunaryo, SH., M.Si., M.Hum
Dr. Haris Tofli, SH., M.Hum
In the process of proving a criminal case at a trial particularly
on deelneming practice, there is a renewal on it which is the emergence of “The
Crown Witness” term. However, in the ius constitutum (positive law) there is no
regulation of it yet, mere in the practice there is the jurisprudence of the supreme
court. In the jurisprudence that contains the crown witness, there is a disparity in
which there are two sides either permitted or prohibited. The utilizing of
a prohibited witness based on the jurisprudence of the supreme court is Numb.
1174 K/Pid/1994 jo Numb.1592 K/Pid/1994. Based on that case this study is
aimed at investigating the following research questions: 1) How the regulation of
the crown witness existence in the corruption proofing system in Indonesia which
is viewed from the aspect of human right against the suspect? 2) How the ideal
concept of the crown witness’s regulation in the renewal of criminal procedure
law of corruption in Indonesia based on the principle of the right of the suspect?
This study is conducted using a juridis-normative method with the constitution
and conceptual approach. This finding of this study is the current regulation is not
ideal based on the aspect of human rights on the non self incrimination principle.
Since according to non self incrimination principle, a suspect is not able to be
forced to testify that which encumber him. Furthermore, the regulation of the
current crown witness is still partial, thus there is a conflict between one another.
Therefore ideally the regulation of the crown witness is governed by the
constitution, as a result the regulation and protection of the crown witnesses are
able to be carried out comprehensively and not against the principle of non self
incrimination.
Keywords: The crown witness, Human right, Non self incrimination, Criminal act
of corruption.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, dengan ini penulis panjatkan segala puji bagi
Allah SWT sang pemilik segala ilmu dan semesta alam yang telah melimpahkan
rahmat Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir/skripsi sebagaimana mestinya. Sholawat dan Salam selalu tercurahkan
kepada baginda Rasulullah SAW yang selalu penulis rindukan, beliau sebagai suri
tauladan contoh kehidupan bagi umat muslim. hingga sampai saat ini juga, penulis
bisa merasakan indahnya islam dan manisnya iman.
Penyelesaian penulisan tugas akhir/skripsi ini merupakan suatu hal yang
membahagiakan dan membanggakan bagi penulis, karena proses penyelesaian
penulisan tugas akhir/skripsi ini telah mengajarkan dan menyadarkan penulis
tentang perjuangan dan mimpi-mimpi, serta merupakan pertanggung jawaban
penulis selama menempuh kuliah atau menimba ilmu di Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari akan keterbatasan yang dimiliki dan berterima kasih
dengan setulus hati atas segala bantuan, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir/skripsi ini. Dengan selesainya
tugas akhir/skripsi ini, maka penulis dengan segala kerendahan hati dan rasa
penghormatan serta penghargaan yang tulus serta ikhlas, penulis mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua Orang Tua tercinta (Yurdiansyah dan Gt.Masliani) terima kasih
yang tiada terhingga telah merawat penulis sejak kecil dan menyekolahkan
penulis sampai jenjang perguruan tinggi, serta adik penulis yang terkasih
Nabila;
2. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Drs. Fauzan, M.Pd, selaku
motivator dan inspirator penulis selama menimba ilmu dikampus putih
tercinta beserta jajarannya;
3. Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP, selaku mantan Rektor UMM yang
mengukuhkan penulis sebagai Mahasiswa Fakultas Hukum UMM pada
tahun 2014. Penulis bangga pernah dipimpin bapak di kampus putih,
semoga amanah dengan tugas yang baru sebagai Menteri Pendidikan RI;
4. Bapak Dr. Tongat, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum dan Ibu
Catur Wido Haruni, S,H., M.Si., M.Hum selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr.
Haris Tofli, SH., M.hum selaku Wakil Dekan II, Bapak Said Noor P, S.H.,
M.H selaku Wakil Dekan III, dan Bapak Bayu Dwi Widdy Djatmiko, S.H.,
M.Hum selaku Kepala Laboratorium Fakultas Hukum, terimakasih telah
menjadi motivator dan inspirasi penulis;
5. Bapak Dr. Sidik Sunaryo, SH., M.Si.,M.Hum selaku dosen pembimbing I
serta bapak Dr. Haris Tofli, SH.,M.Hum selaku dosen pembimbing II yang
selalu sabar membimbing penulis dalam menyelesaian tugas akhir ini,
melalui bimbingan dan saran-saran konstruktif penulis banyak menimba
ilmu dalam proses konsultasi dan penyempurnaan skripsi penulis,
terimakasih atas segala bimbingan dan perhatiannya.
x
6. Bapak Nu’man Aunuh, SH., M.Hum. sekalu dosen wali penulis yang telah
membantu dan membimbing penulis dari awal perkuliahan sampai penulis
menyelesaikan study, terimakasih bapak jasamu tak akan pernah penulis
lupakan;
7. Bapak Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang
yang tidak dapat sebutkan satu Persatu dalam skripsi ini. Terimakasih atas
ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan selama ini, semoga ilmu yang
diberikan bisa bermanfaat didunia dan akhirat amin, jasa-jasa beliau tiada
batasnya;
8. Instruktur Laboratorium Fakultas Hukum UMM dan pejabat Tata Usaha
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang telah banyak
membantu penulis;
9. Kasyful Qulub, SH., MH., Mursalim Nasrudin, SH., dan Lanang
Zussaukah yang telah sabar menjadi tempat berkeluh kesah dan telah
memberikan masukan bagi penulis dalam menyelesaikan tugas
akhir/skripsi ini;
10. Sahabat-sahabat terbaikku Ka Selvi, Dita, Ari S, Risma, Caca, Richa, Dea,
dan Petre yang selalu memberikan semangat saat penulis dalam keadaan
susah, terima kasih sudah menjadi sahabat terbaik selama menempuh study
di Malang, khususnya di Fakultas Hukum UMM.
11. Recht Basketball Assosiation yang selalu menjadi obat dikala penulis
merasakan jenuhnya bangku perkuliahan serta yang telah memberikan
banyak pengalaman dan pelajaran untuk penulis;
12. Rifki Ali Murfikin selaku ketua umum HMI Komisariat Hukum dan
kawan-kawan se ideologi di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI ’47)
Fakultas Hukum, terima kasih sudah menjadi teman diskusi, beraksi dalam
bingkai organisasi. Yakusa!
13. Kawan-kawan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang
angkatan 2014, dan kelas A yang telah menemani selama perkuliahan,
terimakasih kawan-kawan canda tawa bersama kalian akan sangat penulis
rindukan.
14. Teman terdekat penulis yaitu M. Azhari Rifani yang telah menemani
penulis sejak SMA hingga sekarang selalu memberikan semangat dan
membantu penulis saat penulis mengalami kesulitan dalam masa-masa
perkuliahan di Fakultas Hukum UMM hingga penulis bisa menyelesaikan
tugas akhir ini.
Malang, 26 Januari 2018
Zatwa Amelia
xi
DAFTAR ISI
COVER DALAM ...................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .......................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi
ABSTRAKSI ............................................................................................. vii
ABSTRACT .............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 9
C. Tujuan ............................................................................................ 10
D. Manfaat .......................................................................................... 10
E. Kegunaan ....................................................................................... 12
F. Metode Penelitian........................................................................... 12
1. Jenis Penelitian ......................................................................... 13
2. Pendekatan Masalah ................................................................. 14
3. Jenis dan Sumber Bahan Hukum .............................................. 15
4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum......................................... 18
5. Teknik Analisa Bahan Hukum .................................................. 19
G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 22 A. Tinjauan Umum Tentang Pembuktian Dalam Perkara Pidana .......... 22
1. Pengertian Pembuktian .............................................................. 22
2. Jenis-jenis Teori Pembuktian dalam Hukum Acara Pidana ......... 25
3. Prinsip Pembuktian Dalam Perkara Pidana ................................ 29
4. Sistem Pembuktian .................................................................... 32
5. Beban Pembuktian ..................................................................... 35
B. Tinajauan Umum Tentang Saksi ...................................................... 36
1. Pengertian Saksi ........................................................ ................ 36
2. Jenis-jenis Saksi..................... .................................................... 37
3. Saksi Mahkota ........................................................................... 39
C. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Korupsi ............................ 42
1. Pengertian Tindak Pidana Korupsi ............................................. 42
2. Tindak Pidana Korupsi Sebagai Tindak Pidana Khusus ............. 48
D. Tinjauan Umum Tentang Hak Asasi Manusia .................................. 54 1. Hak Asasi Manusia .................................................................... 54
2. Dasar Hukum Pengaturan Hak Asasi Manusia ........................... 55
xii
3. Pembagian Hak Asasi Manusia .................................................. 56
4. Prinsip Hak Asasi Manusia yaitu Non Self Incrimination terhadap tersangka atau terdakwa............................................... 58
E. Tinjauan Umum Tentang Pembaharuan Hukum Pidana di Indonesia ........................... ................................................................ 63
1. Latar Belakang Perlunya Pembaharuan Hukum Pidana .............. 63 2. Urgensi Pembaharuan Hukum Pidana di Indonesia .................... 64
3. Pembaharuan Hukum Pidana Dalam RUU KUHP ..................... 65
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................... 67
A. Analisis Pengaturan Keberadaan Saksi Mahkota dalam Sistem
Pembuktian Tindak Pidana Korupsi di Indonesia ditinjau dari Aspek
Prinsip Hak Asasi Manusia terhadap tersangka atau terdakwa ......... 67
B. Konsep Ideal Pengaturan Saksi Mahkota dalam Pembaharuan Hukum
Acara Pidana Tindak Pidana Korupsi di Indonesia yang Berlandaskan
Prinsip Hak Asasi Manusia terhadap tersangka atau terdakwa ......... 85
1. Pengaturan Saksi Mahkota Dalam RUU KUHAP ...................... 87
2. Konsep Aturan Dalam Penggunaan Saksi Mahkota Sebagai Alat
Bukti yang Tidak Melanggar HAM ........................................... 89
3. Syarat-syarat yang wajib dipenuhi dalam penggunaan Saksi
Mahkota .................................................................................. .. 93
4. Pengaturan Saksi Mahkota dalam Pembaharuan Hukum Pidana di
Indonesia Ditinjau dari Aspek Prinsip HAM .............................. 99
BAB IV PENUTUP ................................................................................... 101
A. Kesimpulan ..................................................................................... 101
B. Saran ............................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 106
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Perbedaan aturan yang memperbolehkan dan yang tidak
memperbolehkan penggunaan saksi mahkota dalam pembuktian tindak
pidana korupsi ............................................................................................ 76
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan 1: Penggunaan Saksi Mahkota Sebagai Alat Bukti............................ 97
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Tugas
Lampiran 2: Berita Acara Seminar Proposal Tugas Akhir
Lampiran 3: Kartu Kendali Bimbingan Tugas Akhir
xvi
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Abdulkadir Muhammad, 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. PT.Citra Aditya
Bakti. Bandung.
Adami Chazawi, 2008. Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi. Bandung.
PT.Alumni.
Andi Hamzah, 2006. Analisis dan Evaluasi Hukum Tenatang Pelaksanaan Asas
Oportunitas Dalam Hukum Acara Pidana. Jakarta: BPHN.
Andi Hamzah, 2006. Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional
dan Internasional. Jakarta. Rajagrafindo Persada.
Andi Hamzah, 2007. Hukum Acara Pidana. Edisi Kedua. Dalam Indriyanto Seno
Adji.
Anshoruddin, 2004. Hukum Pembuktian Menurut Hukum Acara Islam dan Hukum
Positif. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Barda Nawawi Arief, 1996. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Bandung :
Penerbit PT.Citra Aditya Bakti.
Barda Nawawi Arief, 2009. RUU KUHP Baru Sebuah Restrukturisasi/
Rekonstruksi Sistem Hukum Pidana Indonesia. Semarang. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Barda Nawawi Arief, 2010. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, cetakan
kedua. PT.Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Darwan Prinst, 2002. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.. PT. Citra Aditya
Bakti. Bandung.
Djoko Sumaryanto, 2009. Pembalikan Beban Pembuktian Dalam Rangka
Pengembalian Kerugian Keuangan Negara. Jakarta. Prestasi Pustaka.
Eddy O.S. Hiariej. 2012. Teori dan Hukum Pembuktian. Yogyakarta. PT. Gelora
Aksara Pratama
Evi Hartanti, 2005. Tindak Pidana Korupsi. Edisi Kedua. Semarang. Sinar
Grafika.
xvii
Hari Sasongko dan Lily Rosita, 2003. Hukum Pembuktian Dalam Perkara
Pidana. Bandung. Mandar Maju.
Henry Compbell Black, Black’s Law Dictionary With Pronounciations, (St. Paul,
Minn: West Publishing Co., 1983.
Johny Ibrahim, 2006. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Bayu
Publlishing. Malang.
Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Kumpulan Kitab Undang-Undang Hukum, 2014. KUH Perdata, KUHP, KUHAP.
Wacana Intelektual.
Lilik Mulyadi , 2007. Putusan Hakim Dalam Hukum Acara Pidana : Teori,
Praktik, Teknik Penyusunan dan Permasalahannya. Citra Aditya Bakti,
Bandung.
M.Yahya Harahap. 2008. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP :
Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan
Kembali. Edisi Kedua. Jakarta. Sinar Grafika.
Mukti Fajar, Yulianto Achmad, 2015. Dualisme Penelitian Hukum-Normatif dan
Empiris. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Nicholas Fyfe dan James Sheptycki, 2005. Facilitating Witness Co-operation In
Organised Crime Cases: An International Review. London. Crown
Research Development and Statistic Directorate Home Office.
Peter Mahmud Marzuki, 2011. Penelitian Hukum. Kencana Prenada Media
Group. Jakarta.
R. Soesilo, 1980. Teknik Berita Acara (Proses Verbal) Ilmu Bukti dan Laporan,
Bogor : Politeia.
R. Subekti, 2008. Hukum Pembuktian. Jakarta. Pradnya Paramita.
Suryono Sutart, 1991. Hukum Pidana Jilid I. Badan Penerbit UNDIP. Semarang.
Syaiful Bakhri, 2009. Pidana Denda dan Korupsi. Yogyakarta. Total Media.
Waluyadi. 2004. Hukum Pembuktian dalam Perkara Pidana untuk Mahasiswa
dan Praktisi. Bandung Mandar Maju.
xviii
JURNAL:
Setiyono, 2007. Eksistensi Saksi Mahkota Sebagai Alat Bukti Dalam Perkara
Pidana. Lex Jurnalica Vol. 5 No.1.
Dwinanto Wibowo, 2011. Peranan Saksi Mahkota dalam Peradilan Pidana di
Indonesia. Universitas Indonesia.
PERUNDANG-UNDANGAN:
Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban
Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana
Undang-Undang RI No.39 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang RI No. 21 Tahun
2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Undang-Undang No. 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan Internasional Covenant
On Civil and Political Right (Kovenan Internasional tentang Hak-Hak
Sipil dan Politik