pengaruhmetode ok5rterhadappeningkatan...

136
PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN CERPEN PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) oleh: Dzul Hamdi 108013000064 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: trinhnguyet

Post on 23-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN

KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN CERPEN

PADA SISWA KELAS VII3

MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

oleh:

Dzul Hamdi

108013000064

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

i

Page 3: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

ii

Page 4: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

iii

Page 5: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

iv

ABSTRAK

Dzul Hamdi, 108013000064, 2014, “Pengaruh Metode OK5R terhadap

Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Cerpen pada Siswa Kelas

VII 3 MTs Attaqwa Pusat Putra Bekasi Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Membaca merupakan kunci sukses siswa untuk meningkatkan

kemampuannya di setiap mata pelajaran sekolah. Dengan membaca, siswa dapat

memahami materi pelajaran yang disampaikan melalui media tulis. Sayangnya,

pembelajaran membaca di sekolah masih terdapat masalah. Salah satu masalahnya

adalah minimnya penggunaan metode membaca sehingga pembelajaran tersebut

menjadi monoton. Hal ini mengakibatkan siswa menjadi jenuh, sehingga proses

pembelajaran menjadi tidak efektif. Bahkan kondisi demikian mengakibatkan

siswa kurang menggemari kegiatan membaca yang pada akhirnya berdampak

pada penurunan kemampuan baca dan pemahaman siswa.

Bertalian dengan kondisi tersebut maka diperlukan serangkaian upaya untuk

meningkatkan kemampuan baca dan pemahaman siswa terhadap cerpen. Salah

satu upaya tersebut adalah dengan memperkenalkan dan menerapkan berbagai

metode membaca. Salah satu metode membaca yang tepat untuk meningkatkan

kemampuan baca dan pemahaman siswa terhadap cerpen yaitu OK5R. Metode ini

diawali dari overview, key ideas, read, record, recite, review, dan reflect.

Berdasarkan masalah yang diungkapkan sebelumnya, maka penelitian ini

mengambil judul Pengaruh Metode OK5R terhadap Peningkatan Keterampilan

Membaca Pemahaman Cerpen pada Siswa Kelas VII 3 MTs Attaqwa Pusat Putra

Bekasi Tahun Pelajaran 2012/2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode OK5R

terhadap peningkatan keterampilan membaca pemahaman cerpen siswa.

Penelitian ini dilakukan di MTs Attaqwa Pusat Putra Bekasi tahun pelajaran

2012/2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen dengan desain control group pre-test-post-test. Desain ini

menggunakan dua kelompok, pertama kelompok eksperimen, yaitu kelas VII 3,

dan kedua kelompok kontrol atau pembanding, yaitu kelas VII 2. Desain ini

memberikan perlakuan yang sama pada dua kelompok tersebut ketika diadakan

pretest. Selanjutnya, diberikan perlakuan yang berbeda ketika diadakan posttest.

Metode ini didukung dengan teknik pengumpulan data meliputi observasi,

wawancara, dan pemberian tes. Setelah dilakukan pengolahan data penelitian

dapat diketahui thitung > ttabel, yaitu 2,73 > 1,99, yang berarti hipotesis nol (Ho)

ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima, sehingga ada perbedaan yang

signifikan antara hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan

demikian terdapat pengaruh metode OK5R terhadap peningkatan keterampilan

membaca pemahaman cerpen pada siswa kelas VII 3 MTs Attaqwa Pusat Putra

Bekasi.

Kata Kunci: Metode OK5R, Keterampilan Membaca, Membaca Pemahaman

Cerpen

Page 6: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak

nikmat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selawat serta salam

semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para

sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi yang berjudul “Penerapan Metode OK5R dalam Peningkatan

Keterampilan Membaca Pemahaman Cerpen pada Siswa Kelas VII 3 MTs

Attaqwa Pusat Putra Bekasi Tahun Pelajaran 2012-2013” ini disusun untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan S1 (Strata Satu) pada Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini penulis

banyak menerima dukungan, bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA. Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M. Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang selalu

memberikan kemudahan dan semangat.

3. Dra. Hindun, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan

semangat dan bimbingan.

4. Rosida Erowati, M.Hum., dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktunya di sela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan,

dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

5. Kedua orang tua, H. Abd. Rochman dan Hj. Chosyi’ah, yang selalu

memberikan kasih sayang kepada penulis serta tak pernah hentinya

mendoakan penulis agar menjadi orang yang benar dan sukses.

6. Seluruh kakakku yang selalu mendukung.

Page 7: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

vi

7. Seluruh dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada

penulis selama mengikuti perkuliahan.

8. Teman-teman di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya

kelas B angkatan 2008.

9. Keluarga Besar MTs Attaqwa Pusat Putra Bekasi yang telah membantu

penulis dalam penelitian ini.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka dengan balasan yang berlipat

ganda, serta diberikan keberkahan dalam menjalani hidup sehari-hari.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak

kekurangan, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

bagi pembaca umumnya. Amin.

Ciputat, 18 Januari 2014

Penulis

Page 8: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………… i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ………………………….. ii

SURAT PERNYATAAN ………………………………………… iii

ABSTRAK ………………………………………………………… iv

KATA PENGANTAR ……………………………………………. v

DAFTAR ISI ………………………………………………………. vii

DAFTAR TABEL …………………………………………………. viii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................. 3

C. Pembatasan Masalah ............................................................. 3

D. Rumusan Masalah .................................................................. 3

E. Tujuan Penelitian ................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian ................................................................. 4

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................. 5

A. Membaca ................................................................................ 5

1. Pengertian Membaca ........................................................ 5

2. Tujuan Membaca .............................................................. 5

3. Manfaat Membaca ............................................................ 6

4. Membaca Pemahaman ...................................................... 7

B. Sastra ……………………………………………………….. 9

1. Hakikat Sastra ………………………………………….. 9

2. Ragam Sastra …………………………………………… 10

C. Cerita Pendek ........................................................................... 11

1. Hakikat Cerita Pendek ....................................................... 11

2. Ciri-ciri Cerita Pendek ....................................................... 12

3. Unsur-unsur Cerita Pendek ................................................ 12

Page 9: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

viii

D. Metode ……............................................................................ 15

E. Metode OK5R ………………………………………………. 17

F. Kerangka Konseptual ............................................................... 19

G. Hipotesis Penelitian ………………………………………….. 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................ 21

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 21

B. Metode Penelitian .................................................................... 21

1. Jenis Penelitian …………………………………………… 21

2. Desain Penelitian …………………………………………. 21

C. Populasi dan Sampel Penelitian ……………………………… 22

D. Variabel Penelitian …………………………………………… 22

E. Prosedur Penelitian …………………………………………… 23

1. Tahap Persiapan Sebelum Penelitian ……………………… 24

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ……………………………… 24

3. Tahap Penyelesaian Penelitian …………………………….. 24

F. Teknik Pengumpulan Data …………………………………… 23

1. Observasi …………………………………………………. 25

2. Pemberian Tes ……………………………………………. 25

3. Wawancara ……………………………………………….. 26

G. Instrumen Penelitian …………………………………………… 26

1. Kisi-Kisi Instrumen ………………………………………… 26

2. Kriteria Penilaian …………………………………………… 28

3. Uji Coba Instrumen Penelitian ……………………………… 30

H. Teknik Analisis Data ………………………………………….. 34

1. Teknik Analisis Deskriptif …………………………………. 34

2. Pengujian Prasyarat Analisis Data …………………………. 36

3. Analisis Data Hasil Belajar …………………………………. 39

BAB IV PEMBAHASAN …………………………………………….. 42

A. Deskripsi Data …………………………………………………. 42

1. Profil Madrasah …………………………………………….. 42

2. Data Nilai Harian …………………………………………… 52

Page 10: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

ix

3. Data Pretest dan Posttset ……………………………… 53

4. Penghitungan Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas

Eksperimen …………………………………………… 56

5. Penghitungan Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas

Kontrol ……………………………………………….. 60

6. Penghitungan Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas

Eksperimen …………………………………………… 64

7. Penghitungan Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas

Kontrol ……………………………………………….. 68

B. Analisis Data Hasil Belajar …………………………….. 74

1. Uji Normalitas Data …………………………………. 74

2. Uji Homogenitas Data ……………………………… 77

3. Pengujian Hipotesis …………………………………. 82

C. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………. 86

BAB V PENUTUP ……………………………………………… 89

A. Simpulan ……………………………………………….. 89

B. Saran …………………………………………………… 89

PUSTAKA ACUAN

UJI REFERENSI

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

x

DAFTAR BAGAN, DIAGRAM, DAN TABEL

BAGAN

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian

Bagan 4.1 Struktur Organisasi MTs Attaqwa Pusat Putra

DIAGRAM

Diagram 4.1 Diagram Batang Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Diagram 4.2 Diagram Batang Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Posttest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Keterampilan Membaca Pemahaman CerpenSoal

Prestest

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Keterampilan Membaca Pemahaman CerpenSoal

Posttest

Tabel 4.1 Daftar Tenaga Pendidik dan Tenaga Pendidikan MTs Attaqwa

Pusat Putra

Tabel 4.2 Daftar Rekapitulasi Siswa MTs Attaqwa Pusat PutraTahun

Pelajaran 2012/2013

Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana MTs Attaqwa Pusat Putra

Tabel 4.4 Data Nilai Harian Membaca PemahamanKelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol

Tabel 4.5 Data Pretest dan PosttestKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tabel 4.6 Nilai Pretest Kelas Eksperimen

Tabel 4.7 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen

Page 12: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

xi

Tabel 4.8 Nilai Pretest Kelas Kontrol

Tabel 4.9 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol

Tabel 4.10 Nilai Posttest Kelas Eksperimen

Tabel 4.11 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen

Tabel 4.12 Nilai Posttest Kelas Kontrol

Tabel 4.13 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol

Tabel 4.14 Rekapitulasi Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasi Pretest-

Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tabel 4.15 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen

Tabel 4.16 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol

Tabel 4.17 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen

Tabel 4.18 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol

Tabel 4.19 Tabel Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Tabel 4.20 Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tabel 4.21 Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tabel 4.22 Tabel Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tabel 4.23 Tabel Uji Hipotesis Data Pretest dan Data Posttest

Page 13: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, setiap siswa diharuskan menguasai

empat keterampilan berbahasa. Keterampilan tersebut adalah keterampilan

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak dan

membaca merupakan kemampuan berbahasa bersifat reseptif. Sedangkan

keterampilan berbicara dan menulis merupakan kemampuan berbahasa bersifat

produktif.

Salah satu keterampilan berbahasa yang semakin penting peranannya pada

abad ke-21 adalah membaca. Dengan majunya teknologi terutama di bidang

percetakan, ratusan bahkan ribuan judul buku atau artikel dari berbagai ilmu

pengetahuan terbit setiap harinya. Dengan memiliki keterampilan membaca yang

efektif dan efisien berbagai informasi yang terdapat dalam berbagai tulisan dapat

dipahami dengan mudah.

Di sekolah keterampilan membaca juga sampai saat ini masih merupakan hal

yang sangat penting. Hal ini disebabkan bahwa membaca mempunyai andil yang

besar bagi siswa dalam memperoleh berbagai ilmu pengetahuan dan

informasi.Membaca merupakan kegiatan yang tidak pernah absen dalam

pembelajaran di kelas. Bahkan di semua mata pelajaran sekolah membaca

merupakan hal yang dibutuhkan siswa untuk memahami materi yang diajarkan

guru.

Membaca merupakan kunci sukses siswa untuk meningkatkan

kemampuannya di setiap mata pelajaran sekolah. Tapi sayangnya, pembelajaran

membaca di sekolah itu sendiri masih terdapat masalah. Salah satu masalah yang

mendasar dalam pembelajaran membaca bahwa pembelajaran membaca belum

menitikberatkan pada usaha membentuk generasi muda yang cinta membaca.

Selain masalah di atas, pembelajaran membaca juga masih dianggap sebagai

pembelajaran yang monoton dan membosankan. Hal ini disebabkan oleh belum

maksimalnya guru dalam melaksanakan pembelajaran membaca di sekolah.

Page 14: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

2

Sebagian guru masih menerapkan prosedur membaca bagi siswa ala kadarnya

saja. Guru memberikan bacaan kepada siswa. Setelah siswa membacanya guru

memberikan beberapa soal untuk dijawab oleh siswa. Hal demikian seakan-akan

membaca bagi siswa hanya dianggap kegiatan menjawab pertanyaan-pertanyaan

guru, tanpa menyadari manfaat membaca yang lainnya.

Di sisi lain, penggunaan metode membaca untuk mengembangkan

kemampuan pemahanan siswa terhadap buku bacaan juga masih diabaikan.

Kondisi ini akan mempengaruhi kebiasaan atau perilaku siswa dalam membaca.

Pembiasaan membaca yang buruk dan kurangnya strategi membaca membuat

siswa hanya mampu membaca dengan satu gaya membaca untuk semua ragam

wacana. Padahal ada beberapa ragam wacana yang membutuhkan jenis membaca

tertentu, contohnya membaca sastra dengan membaca pemahaman.

Pelaksanaan membaca pemahaman terhadap karya sastra, khususnya cerpen

(cerita pendek) di sekolah juga monoton. Sering kali siswa ditugaskan untuk

membaca salah satu cerpen lalu mengerjakan soal yang telah disediakan. Hal

tersebut mengakibatkan siswa menjadi jenuh, sehingga proses pembelajaran

menjadi tidak efektif. Bahkan kondisi demikian mengakibatkan siswa kurang

menggemari kegiatan membaca yang pada akhirnya berdampak pada penurunan

kemampuan baca dan pemahaman siswa .

Bertalian dengan kondisi tersebut maka diperlukan serangkaian upaya untuk

meningkatkan kemampuan baca dan pemahaman siswa terhadap cerpen. Salah

satu upaya tersebut adalah dengan memperkenalkan dan menerapkan berbagai

metode membaca. OK5R merupakan metode yang dimungkinkan tepat untuk

meningkatkan kemampuan baca dan pemahaman siswa terhadap cerpen. Metode

ini mempunyai sejumlah langkah yang harus ditempuh oleh pembaca. Langkah itu

diawali dari overview, key ideas, read, record, recite, review, dan reflect.

Berdasarkan latar belakang di atas metode OK5R dikatakan metode yang

tepat untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman cerpen karena

metode tersebut salah satunya mempunyai langkah reflectatau perenungan.

Langkah ini mengajak pembaca untuk merenungkan ide-ide ceritadengan lebih

mendalam, kemudian dibandingkan satu sama lain untuk melihat persamaan dan

Page 15: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

3

perbedaannya. Selanjutnya dihubungkan atau dibandingkan dengan pengetahuan

yang telah ia miliki dari sumber lain, kemudian mengaitkannya dengan kehidupan

pembaca ataupun kehidupan di sekitarnya. Jadi, dengan adanya langkah ini alur

cerita dan nilai-nilai yang ada di dalam sebuah cerpen akan lebih membekas di

pikiran dan hati pembaca. Dengan demikian penelitian ini akan mengambil judul

“Pengaruh Metode OK5R terhadap Peningkatan Keterampilan Membaca

Pemahaman Cerpen pada Siswa Kelas VII 3 MTs Attaqwa Pusat Putra Bekasi

Tahun Ajaran 2012-2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah yang

dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran membaca belum menitikberatkan pada usaha membentuk

generasi muda yang cinta membaca.

2. Pembelajaran membaca masih dianggap sebagai pembelajaran yang monoton

dan membosankan.

3. Penggunaan metode membaca untuk mengembangkan kemampuan pemahanan

siswa terhadap buku bacaan masih diabaikan.

4. Pelaksanaan membaca pemahaman terhadap karya sastra, khususnya cerpen

(cerita pendek) di sekolah masih monoton.

5. Siswa memerlukanmetode yang tepat untuk meningkatkan membaca

pemahamancerpen.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi untuk mengetahui bahwa penggunaan metode OK5R

dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman cerpen pada siswa kelas

VII 3 MTs Attaqwa Pusat Putra Bekasi semester dua tahun pelajaran 2012-2013.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan

masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Adakahpengaruh

Page 16: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

4

penggunaanmetode OK5R terhadap peningkatan keterampilanmembaca

pemahamancerpenpada siswa kelas VII 3MTs Attaqwa Pusat Putra Bekasi tahun

pelajaran 2012-2013?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaanmetode

OK5R terhadap peningkatan keterampilanmembaca pemahaman cerpen pada

siswa kelas VII 3MTs Attaqwa Pusat Putra Bekasi tahun pelajaran 2012-2013.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat akademis, baik

secara teoretis maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai manfaat tersebut,

dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

a. Sebagai bahan perbandingan bagi guru dalam memilih metode membaca

cerpenyang tepat.

b. Untuk menambah khazanah konsep tentang penerapan metode OK5R.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan informasi tentang

metodepengajaran membaca yang dapat meningkatkan kemampuan

membaca dan pemahaman siswa terhadap cerpen.

b. Bagi siswa, hasil penelitian akan dapat meningkatkan kemampuannya

dalammembaca pemahaman cerpen dengan lebih baik.

c. Bagi pihak sekolah, kontribusi hasil penelitian ini adalah bukti konkret

untukmeningkatkan kualitas proses belajar mengajar siswa. Dengan

demikian,kualitas sekolah juga akan lebih baik.

Page 17: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

5

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Membaca

1. Pengertian Membaca

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa dari empat

keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis1.

Setiap keterampilan tersebut erat sekali hubungannya dengan tiga keterampilan

lainnya, sehingga keempat aspek keterampilan berbahasa itu tidak dapat

dipisahkan satu sama lainnya. Membaca mempunyai hubungan yang erat dengan

menulis. Misalnya ketika seseorangingin membaca tentu harus ada tulisan atau

buku. Tulisan atau buku tidak lain merupakan hasil dari kegiatan menulis. Begitu

juga sebaliknya, ketika seseorang ingin menulis tentu ia harus menulis sesuatu

yang orang lain bisa membacanyaatau minimal dirinya sendiri bisa membacanya.

Berbicara mengenai pengertianmembaca, maka harus mengacu kepada

pendapat para ahli. Tarigan mengungkapkan bahwamembaca adalah suatu proses

yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang

hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.2Rahim

berpendapat bahwa membaca adalah sesuatu yang rumit yang melibatkan banyak

hal, tidak hanyasekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,

berpikir, psikolingualistik, dan metakognitif.3

Menurut kedua pendapat ini pembaca tidak hanya menyuarakan bacaan tetapi

juga perlu berperan aktif dalam meresponssumber bacaan. Membaca merupakan

interaksi antara pembaca dan penulis. Interaksi tersebut tidak langsung, namun

bersifat komunikatif. Komunikasi antara pembaca dan penulis akan makin baik,

jika pembaca mempunyai kemampuan yang lebih baik. Membacamerupakan

aktivitas pembelajaran yang memerlukan interaksi aktif terhadap bacaan sehingga

memperoleh makna dan pemahaman dari apa yang dibaca.

1Henry Guntur Tarigan,Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa(Bandung: Angkasa,

Edisi Revisi2010), h. 1. 2Ibid., h. 7.

3 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 2.

Page 18: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

6

2. Tujuan Membaca

Paul S. Anderson mengemukakan beberapa tujuan membaca,4 yaitu (1)

membaca untuk memperoleh fakta atau perincian-perincian,yakni membaca untuk

mengetahui penemuan-penemuan yang telahdilakukan oleh tokoh, apa yang telah

diperbuat oleh tokoh, apa yang terjadi pada tokoh; (2) membaca untuk

memperoleh ide-ide utama, yaitu membaca untukmengetahui masalah, apa yang

dialami tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan tokoh untuk mencapai

tujuannya; (3) membaca untuk mengetahui urutan atauorganisasi cerita, yaitu

membaca untuk mengetahui setiap bagian cerita; (4) membacauntuk

menyimpulkan, yaitu membaca untuk mengetahui mengapa tokoh

berbuatdemikian, apa yang dimaksud pengarang dengan cerita atau bacaan itu,

mengapa terjadi perubahan pada tokoh; (5) membaca untuk mengelompokkan,

yaitu membacauntuk menemukan dan mengetahui hal-hal yang tidak biasa, apa

yang lucu dalamcerita atau bacaan, apakah cerita itu benar atau tidak; (6)

membaca untuk menilai,yaitu membaca untuk mengetahui apakah tokoh berhasil,

apa baik kita berbuat seperti tokoh; (7) membaca untuk membandingkan atau

mempertentangkan, yaitu membacauntuk mengetahui bagaimana caranya tokoh

berubah, bagaimana hidupnya yang kitakenal, bagaimana dua buah cerita

mempunyai kesamaan, dan sebagainya.

3. Manfaat Membaca

Menurut Widyamartaya manfaat membaca di antaranya dapat membuka

cakrawala kehidupan bagi pembaca; dapat menyaksikan dunia lain, yaitu dunia

pikiran dan renungan; dan merubah pembaca menjadi memesona dan terasa

nikmat tutur katanya.5 Khusus untuk membaca sastra ada beberapa manfaat

sebagaimana yang diungkapkan oleh Rahmanto di antaranya sebagai berikut.6

4A. Widyamartaya, Seni Membaca untuk Studi (Yogyakarta: Kasinius, 1992), h. 90.

5Ibid.,h. 140.

6B. Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra (Yogyakarta: Kanisius, 1996), h. 16-25.

Page 19: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

7

a. Membantu Keterampilan Berbahasa

Dalam proses pembelajaran di sekolah kegiatan bersastra dapat meningkatkan

keterampilan berbahasa siswa. Contohnya saat siswa membaca puisi atau cerpen

dapat berperan meningkatkan keterampilan membaca siswa menjadi lebih baik.

b. Meningkatkan Pengetahuan Budaya

Dengan adanya pengajaran sastra di sekolah dapat mengantarkan siswa

berkenalan dengan budaya yang diceritakan dalam sebuah karya sastra yang

dibacanya. Dengan demikian hal ini dapat menumbuhkan pemahaman siswa pada

setiap budaya dengan ciri khasnya masing-masing.

c. Mengembangkan Cipta dan Rasa

Dengan membaca cerpen dapat mengembangkan pemikiran pembaca karena

dalam kegiatan tersebut pembaca secara tidak langsung ikut aktif dalam

menganalisis dan memecahkan permasalahan-permasalahan yang diungkapkan di

dalam cerpen, meskipun pada akhirnya solusi pengaranglah yang mengatasi

permasalahan tersebut.Selain itu, pembaca karya sastra atau cerpen akan

memiliki perasaan yang lebih tanggap terhadap permasalah yang ada di

sekitarnya.

d. Menunjang Pembentukan Watak

Dengan dilakukannya kegiatan bersastra di sekolah, seperti membaca cerita

pendek siswa akan memiliki perasaan yang lebih peka. Karena di dalam karya itu

sendiri siswa dihadapkan pada rangkaian kemungkinan hidup manusia, seperti

kebahagian, kesetiaan, kesedihan, dan pengkhianatan. Selain itu, kegiatan

bersastra juga dapat membentuk watak siswa berdasarkan perbuatan tokoh yang

ada di dalam cerita atau pesan yang disampaikan pengarang, baik secara tersurat

ataupun tersirat.

4. Membaca Pemahaman

a. Pengertian Membaca Pemahaman

Tarigan mengungkapkan bahwa membaca pemahaman adalah sejenis

membaca untuk memahami standar kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan

Page 20: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

8

pola-pola fiksi.7Membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang

berupaya menafsirkan pengalaman; menghubungkan informasi yang telah

diketahui; menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan kognitif dari bahan

tertulis.8Abidin berpendapat bahwa membaca pemahaman dapat pula diartikan

sebagai proses sungguh-sungguh yang dilakukan pembaca untuk memperoleh

informasi, pesan, dan makna yang terkandung dalam sebuah bacaan.9

Kegiatan membaca pemahaman minimalnya membutuhkan dua keterampilan

dasar membaca, yakni keterampilan visual dan keterampilan kognitif.

Keterampilan visual merupakan keterampilanmembaca lambang-lambang bahasa

tulis dalam teks dan keterampilan kognitif merupakan keterampilan memaknai

informasi dan pesan yang terkandung dalam teks tersebut.10

Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang

ditekankan padapemahaman isi bacaan, terutama karya sastra secara mendalam.

b. Indikasi Membaca Pemahaman

Dalam membaca pemahaman terdapat beberapa indikasi pemahaman yang

perlu diperhatikan guna menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran. Indikasi

membaca pemahaman yang harus tercapai adalah sebagai berikut.11

1) Melakukan

Pembaca memberikan respons secara fisik terhadap perintah membaca.

2) Memilih

Pembaca memilih alternatif bukti pemahaman, baik secara lisan maupun

tulisan.

3) Mengalihkan

Pembaca mampu menyampaikan secara lisan apa yang telah dibacanya.

4) Menjawab

Pembaca mampu menjawab pertanyaan tentang isi bacaan.

7Tarigan, Op.Cit. h. 1.

8Henry Guntur Tarigan, Metodologi Pengajaran Bahasa (Bandung: Angkasa, 2009), h. 43.

9 Yunus Abidin, Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter (Bandung: Refika

Aditama, 2012), h. 60. 10

Ibid. 11

Ibid.

Page 21: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

9

5) Mempertimbangkan

Pembaca mampu menggarisbawahi atau mencatat pesan-pesan penting yang

terkandung dalam bacaan.

6) Memperluas

Pembaca mampu memperluas bacaan atau minimalnya mampu menyusun

bagian akhir cerita.

7) Menduplikasi

Pembaca mampu membuat wacana serupa dengan wacana yang dibacanya

(menulis cerita berdasarkan versi pembaca).

8) Modeling

Pembacamampu memainperankan cerita yang dibacanya.

9) Mengubah

Pembaca mampu mengubah wacana ke dalam bentuk wacana lain yang

mengindikasikan adanya pemrosesan informasi.

B. Sastra

1. Hakikat Sastra

Sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu sas dan

tra. Akar kata sas- bararti „mengarahkan, menajar, memberi petunjuk atau

intruksi‟ dan akhiran –tra berarti alat atau sarana. Dengan demikian sastra dapat

berarti „alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku intruksi atau pengajaran‟.

Misalnya Nitisastra, yang berarti kitab petunjuk tentang kebijaksanaan hidup.12

Wellek dan Warren dalam bukunya, Teori Kesusastraan, mengungkapkan

bahwa sastra adalah suatu kegiatan yang bersifat kreatif.13

Selain itu, sastra juga

berarti suatu karya seni yang terbatas pada segala sesuatu yang tertulis atau

dicetak.14

Dengan demikian segala sesuatu yang tertulis entah itu ilmu kedokteran,

ilmu sosial, atau apa saja yang tertulis adalah sastra.

12

A. Teeuw, Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1984),

h. 23. 13

Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusastraan (Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya, Cet. Ke-

5, 2014), h. 3. 14

Ibid., h. 10.

Page 22: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

10

Pembatasan sastra pada sesuatu yang tertulis, menurut Teeuw sesuai dengan

pengertian sastra itu sendiri dalam bahasa Barat, literature yang berarti sesuatu

yang tertulis, pemakaian dalam bentuk tertulis.15

Sastra dikatakan sesuatu tertulis

masih bersifat umum. Oleh karena itu, Wellek dan Warrenlebih lanjut membatasi

sastra pada “mahakarya” (great book), yaitu buku-buku yang dianggap “menonjol

karena bentuk dan ekspresi sastranya”. Dalam hal ini, kriteria yang dipakai adalah

nilai estetis dikombinasikan dengan nilai ilmiah.16

Lain halnya dengan Atar Sani. Ia mengungkapkan bahwa sastra adalah suatu

bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan

kehidupannya dengan bahasa sebagai mediumnya.17

Pendapat ini menjelaskan

bahwa sastra itu tidak harus berupa tulisan atau buku, akan tetapi semua hasil

kreativitas yang menggunakan bahasa, baik bahasa tulis maupun lisan, dan isinya

mengungkapkan pengalaman manusia.

2. Ragam Sastra

Karya sastra berdasarkan hakikatnya terbagi menjadi tiga, yaitu prosa, puisi,

dan drama.18

Prosa atau yang disebut dengan cerita rekaan, hakikatnya adalah

sebuah cerita atau narasi. Hal ini dikarenakan hampir semua karya sastra yang

berbentuk prosa disampaikan dengan narasi, meskipun ada beberapa prosa yang

disampaikan dengan bentuk dialog, seperti cerpen “Seribu Kunang-Kunang di

Manhattan” karya Umar Kayam. Prosa berdasarkan panjang-pendeknya

dibedakan menjadi tiga jenis: pertama cerita penjang (cerpan); kedua cerita

menengah (cermen); dan ketiga cerita pendek (cerpen).19

Hakikat drama adalah dialog. Setiap peristiwa yang ada dalam drama

dibangun berdasarkan rangkaian dialog tokoh-tokohnya. Dengan dialog ini juga

15

A. Teeuw, Op.Cit. h. 22. 16

Rene Wellek dan Austin Warren, Op.Cit. h. 11. 17

M. Atar Semi, Anatomi Sastra (Padang: Angkasa Raya, 1988), h. 8. 18

Maman S. Mahayana, 9 Jawaban Sastra Indonesia: Sebuah Orientasi Kritik (Jakarta: Bening

Publishing, 2005), h. 134. 19

Ibid., h. 134-135.

Page 23: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

11

dapat diketahui watak tokoh, latar tempat dan waktu, tema cerita, dan bentuk alur

cerita.20

Hakikat puisi adalah citraan. Setiap kata dalam wacana puisi mengandung

muatan makna sekaligus pula dapat menghadirkan citraan. Dengan citraan ini

membuka peluang bagi para pembaca untuk menghadirkan berbagai penafsiran

sesuai dengan wawasannya masing-masing21

.

C. Cerita Pendek

1. Hakikat Cerita Pendek

Cerita pendek atau short story merupakan salah satu jenis prosa modern

selain roman dan novel.Menurut Sumardjo cerpen secara umum adalah cerita atau

narasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi di mana

saja dan kapan saja) serta relatif pendek.22

Kosasih juga berpendapat yang sama

bahwa cerpen adalah cerita yang menurut wujud fisiknya berbentuk

pendek.23

Pernyataan tersebut didukung oleh Stewart Beach dalam Tarigan yang

menyatakan bahwa cerpen itu merupakan bentuk yang paling pendek dari fiction

atau prosa.24

Ukuran panjang-pendeknya suatu cerita itu relatif. Namun, pada

umumnya cerpen itu cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh sampai tiga puluh

menit. Jumlah katanya sebagaimana yang diutarakan oleh Notosusanto sekitar

5.000 kata atau kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap

pada dirinya sendiri.25

Dari segi isinya, menurut Mathewsdalam Tarigan cerpen setidaknya harus

ada sesuatu yang diceritakan.26

Sedangkan Sedgwick dan Camby dalam buku yang

samaberpendapat bahwa cerpen adalah cerita yang memberikan kesan tunggal

pada jiwa pembaca.27

Dengan demikian, cerita pendek pada umumnyabertema

20

Ibid., h. 136. 21

Ibid., h. 136-137. 22

Jakob Sumardjo dan Saini K.M., Apresiasi Kesusastraan (Jakarta: Gramedia, 1986), h. 37. 23

E. Kosasih, Dasar-dasar Keterampilan Bersastra (Bandung: Yrama Widya), h. 34. 24

Henry Guntur Tarigan, Prinsip-prinsip Dasar Sastra (Bandung: Angkasa), h. 179. 25

Ibid., h. 180. 26

Ibid., h. 179. 27

Ibid., h. 179.

Page 24: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

12

sederhana, jumlah tokohnya terbatas, jalan ceritanya sederhana, dan latarnya

meliputi ruang lingkup yang terbatas juga.

2. Ciri-ciri Cerita Pendek

Berdasarkan dari beberapa definisi cerpen di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa cerpen memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Cerpen memiliki bentuk yang pendek.

b. Cerpen merupakan jenis prosa yang paling pendek.

c. Jumlah katanya sekitar 5.000 kata.

d. Cerpen harus menimbulkan kesan tunggal pada jiwa pembaca.

e. Cerpen memiliki tema dan alur yang sederhana, serta jumlah tokoh dan

latar yang terbatas.

3. Unsur-unsur Cerita Pendek

Seperti rumah yang dibangun dari beberapa unsur, seperti pondasi, tiang,

atap, dan sebagainya,cerpen juga dibangun dari beberapa unsur. Unsur yang

membangun sebuah cerpen ada dua macam, yaitu unsur intrinsik dan unsur

ekstrinsik.

a. Unsur-unsur Intrinsik

Unsur intrinsik menurut Nurgiantoro adalah unsur-unsur yang membangun

karya itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang membuat karya sastra hadir sebagai

karya sastra. Unsur-unsur ini juga secara faktual akan dijumpai pembaca karya

sastra.28

Adapun unsur-unsur intrinsik cerpen sebagai berikut.

1) Tema

Tema menurut Kosasih adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita.

Tema suatu cerita menyangkut segala persoalan, seperti masalah

kemanusiaan dan masalah percintaan.29

Zaidan dkk. berpendapat bahwa

tema adalah gagasan, ide, pikiran utama, atau pokok pembicaraan di dalam

28

Burhan Nugiantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta: Gadjahmada University Press, 2001),

h. 23. 29

E. Kosasih, Op.Cit. h. 40.

Page 25: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

13

karya sastra yang dapat dirumuskan dalam kalimat pernyataan.30

SelanjutnyaStanton dan Kenny mendefinisikan tema adalah makna yang

dikandung oleh sebuah cerita.31

Sebagai kesimpulan bahwa tema adalah

gagasan atau pokok pembicaraan yang menjadi dasar sebuah cerita.

2) Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah orang yang memainkan peran dalam karya sastra.32

Sedangkan penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan

mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.33

Ada beberapa teknik

yang digunakan pengarang untuk menggambarkan karakteristik tokoh,

yaitu:

2.1) teknik analitik atau penggambaran langsung;

2.2) penggambaran fisik dan perilaku tokoh;

2.3) penggambaran lingkungan kehidupan tokoh;

2.4) penggambaran tata kebahasaan tokoh; dan

2.5) pengungkapan jalan pikiran tokoh.

3) Alur

Alur adalah pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab

akibat. Maksudnya urutan peristiwa yang ada dalam cerita disusun

berdasarkan hubungan sebab akibat. Peristiswa 1 merupakan sebab dari

peristiwa 2 dan peristiwa 2 merupakan akibat yang ditimbulkan dari

peristiwa 1 dan seterusnya.

Sedangkan menurut Tarigan alur adalah struktur yang menjadi penggerak

dalam fiksi atau drama.34

Pada dasarnya suatu fiksi haruslah bergerak dari

permulaan (begining), pertengahan (middle), sampai menuju akhir

(ending).35

3.1) Beginning

30

Abdul Rozak Zaidan dkk., Kamus Istilah Sastra (Jakarta: Balai Pustaka), h. 204. 31

Burhan Nugiantoro, Op.Cit. h. 67. 32

Abdul Rozak Zaidan dkk.Op.Cit. h. 206. 33

E. Kosasih, Op.Cit. h. 36. 34

Henry Guntur Tarigan,Op.Cit. h. 126. 35

Burhan Nugiantoro, Op.Cit. h. 142-145.

Page 26: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

14

Tahap awal sebuah cerita biasanya sebagai tahap perkenalan. Tahap

perkenalan berisi tentang informasi penting yang berkaitan dengan

berbagai hal, seperti tokoh cerita, latar cerita, dan pemunculan konflik

cerita.

3.2) Middle

Pada tahap ini konflik yang diceritakan pada tahap awal mulai

berkembang, meningkat, meruncing, dan mencapai klimaks. Oleh

karena itu tahap ini disebut sebagai tahap pertikaian karena konfliknya

menjadi menegangkan.

3.3) Ending

Tahap ini berisi bagaimana kesudahan cerita setelah konfliknya

mencapai klimaks.

4) Latar

Kosasih mengungkapkan bahwa latar atau setting merupakan tempat dan

waktu berlangsungnya kejadian dalam cerita. Latar berfungsi untuk

memperkuat dan mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya cerita

ataupun terhadap karakter tokoh.36

Dengan demikian jika pembaca sudah

menerima latar sebagai sesuatu yang benar adanya, maka ia cenderung lebih

siap untuk menerima karakter tokoh dan peristiwa-peristiwa yang ada dalam

cerita.

Nurgiantoro mengungkapkan bahwa latar itu tidak hanya mencakup tempat

dan waktu, tetapi juga keadaan sosial masyarakat yang diceritakan dalam

cerita. Latar sosial juga berhubungan status sosial tokoh yang

bersangkutan.37

5) Sudut Pandang

Sudut pandang atau point of view adalah posisi pengarang dalam

membawakan cerita.38

Ada dua macam sudut pandang, yaitu:

5.1) Sudut pandang orang pertama

36

E. Kosasih, Op.Cit. h. 38. 37

Burhan Nugiantoro,Op.Cit. h. 227-234. 38

E. Kosasih, Op.Cit. h. 69.

Page 27: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

15

Pengarang mengambil posisi sebagai tokoh utama cerita. Biasanya

ditandai dengan kata ganti orang pertama: aku atau saya.

5.2) Sudut pandang orang ketiga

Pengarang menjadi pengamat yang menceritakan apa yang terjadi di

antara tokoh-tokoh cerita yang dikarangnya. Biasanya ditandai dengan

kata ganti orang ketiga: dia atau ia.

6) Amanat

Amanat adalah ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak disampaikan

pengarang kepada pembaca melalui karyanya.39

b. Unsur-unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik menurut Kosasih adalah unsur dari luar yang turut

mempengaruhi isi karya sastra.Unsur tersebut meliputi latar belakang pengarang

dan keadaan sosial budaya saat karya tersebut dibuat.40

1) Latar belakang pengarang menyangkut di dalamnya asal daerah atau suku

bangsa, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, dan ideologi.

2) Keadaan sosial budaya dimaksudkan bahwa cerpen yang dibuat oleh

seseorang yang hidup di tengah-tengah kehidupan perkotaan akan berbeda

dengan cerpen yang dibuat di tengah-tengah kehidupan pedesaan.

C. Metode

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti jalan atau

cara. Subana dan Sunarti berpendapat bahwa metode dalam dunia pengajaran

adalah penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis

berdasarkan pendekatan tertentu.41

Pendapat ini sesuaidengan yang diungkapkan

Pringgawidagda dalam Abidin bahwa metode adalah tingkat yang menerapkan

teori-teori pada tingkat pendekatan.Berdasarkan tingkatannya, metode merupakan

penjabaran dari pendekatan. Maksudnya metode merupakan rencana keseluruhan

39

Ibid., h. 71. 40

.Ibid., h. 72. 41

Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia: Berbagai Pendekatan,

Metode, Teknik, dan Media Pembelajaran (Bandung: Pustaka Setia), h. 20.

Page 28: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

16

bagi penyajian bahan bahasa secara rapi dan tertib, tidak ada bagian-bagian yang

berkontradiksi dan semuanya itu didasarkan pendekatan yang digunakan. Metode

mengacu pada pengertian langkah-langkah secara prosedural dalam mengolah

kegiatan mengajar bahasa yang dimulai dari merencanakan, melaksanakan,

sampai dengan mengevaluasi pembelajaran.42

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri utama dari

metode adalah adanya prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh ketika

pelaksanaan pembelajaran.

D. Metode OK5R

Metode OK5R dikembangkan oleh Walter Pauk, direktur Reading-Study

Center dan Cornell University. Metode OK5R terdiri dari tujuh langkah, yaitu 1)

overview (menyelidiki); 2) key ideas (ide-ide kunci); 3) read (membaca); 4)

record (mencatat); 5) recite (mendaras); 6) review(mengulangi);dan 7)

reflect(merenungkan).43

OK5R stands for Overview, Key ideas, Read, Record, Recite, Review, Reflect.

Overview refers to skimming to get the general impression of the text yaou are

going to study. Key ideas refers to scanning the material for the key ideas. Read

through. Then write down. After writing down try to talk about the material from

your head. After that check through what you have written. Finally think about the

notes you have made in this session including asking yourself if there is any need

for more research on the same topic.44

Metode ini diawali siswa membaca skimming untuk mendapatkan kesan

umum dari teks bacaan yang akan dipelajari. Kedua,siswa mencari ide kunci teks

bacaannya. Ketiga, siswa mulai membacanya dari awal sampai akhir. Keempat,

siswa membuat catatan dari teks bacaan tersebut. Kelima, siswa menceritakan

kembali apa yang diperoleh dari teks bacaan. Keenam, siswa melihat kembali

catatan yang telah dibuatnya.Langkah terakhir atau ketujuh,siswa bertanya pada

diri sendiri tentang topik yang ada di teks bacaan.

42

Yunus Abidin, Op.Cit. h. 71-72. 43

A. Widyamartaya, Op.Cit. h. 62. 44

Sumbye Kapena, How to Succeed in Your Studies and Work (Limuru: Paulines, 2006), h. 28.

Page 29: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

17

Adapun langkah metode OK5R dalam membaca cerita pendek akan

dijelaskan sebagai berikut.

Langkah overview sama dengan survey. Dalam langkah ini, Pembaca

membaca secara cepatuntuk memperoleh gambaran besar mengenai ide-ide

yang dibahas dan problem-problem yang diungkap di dalam cerpen.

Langkah key ideas mengarahkan pembacamerumuskan ide-ide cerita setelah

melakukan overview.

Langkah read, pembaca mulai membaca cerpen secara teliti.

Langkah record meminta pembaca untuk membuat catatan-catatan, misalnya

menandai bacaan dan membuat ringkasan ide-ide pokok. Ringkasan ini dapat

berupa tulisan ringkas atau garis besar (outline).Pembaca juga mencatat hal-

hal yang penting dari cerpen, seperti tema, tokoh dan perwatakannya, alur,

latar, dan amanatnya.

Langkah recite, pembaca berusaha untuk mempertahankan kontruksi

pemahaman yang diperoleh dari hasil membaca dengan cara menceritakan

kembali isi cerpen dengan kata-kata sendiri.

Langkah review, pembaca mengulangi kembali apa yang telah dibaca.

Sehingga penguasaan bacaan menjadi bulat dan menyeluruh.

Langkahreflect mengajak pembaca untuk mengadakan perenungan. Ide-ide

cerita dipikirkan lebih mendalam, kemudian dibandingkan satu sama

lainuntuk melihat persamaan dan perbedaannya. Selanjutnya dihubungkan

ataudibandingkan dengan pengetahuan yang telah ia miliki dari sumber lain,

kemudian mengaitkannya dengan kehidupan pembaca ataupun kehidupan di

sekitarnya.

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang penerapan metode OK5R dan metode membaca yang lain

dalam kegiatan membaca siswa telah banyak dilakukan. Oleh karena itu penulis

mengutip beberapa penelitian yang relevan sebagai bahan penguat penelitian yang

penulis garap.

Page 30: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

18

1. Penelitian yang dilakukan Saryi (UNPAK), “Penggunaan MetodeOK5R dalam

Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Kelas X MAN 1 Bogor”. Peneliti

mengkaji mengenai penggunaan metode OK5R dalam meningkatkan

kemampuan membaca siswa. Hasil yang diperoleh pada siklus satu rata-rata

nilai siswa 66,77% sedangkan pada siklus dua nilai siswa meningkat mencapai

77,34%. Dengan demikian metode OK5R dapat meningkatkan kemampuan

membaca siswa.

Persamaan penelitian Saryi dengan skripsi initerletak pada variabel x atau

variabel bebas, yaitu penggunaan metode OK5R. Sedangkan perbedaannya

dengan skripsi ini terletak pada variabel y atau variabel terikatnya. Variabel

terikat pada penelitian Saryi adalah hasil belajar membaca bacaan nonsastra,

sedangkan penulis adalah hasil belajar membaca pemahaman bacaan sastra,

yaitu cerpen.

2. Penelitian oleh Lidwina Oktarina Damanik dengan judul “Pengaruh

Penggunaan Teknik Membaca OK5R terhadap Kemampuan Menceritakan

Kembali Cerita Anak yang Dibaca Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Medan

Tahun Pembelajaran 2012/2013.”Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode eksperimen dengan desain penelitian post-test only design

group. Instrumen yang digunakan adalah tes menceritakan kembali cerita anak

dalam bentuk tes lisan. Nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 72,8, sedangkan

untuk kelas kontrol adalah 57,6. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa nilai

rata-rata kemampuan menceritakan kembali cerita anak yang dibaca di kelas

eksperimen lebih tinggi daripada di kelas kontrol.

Persamaan penelitian Lidwina dengan skripsi ini adalah membahas pengaruh

penggunaan metode OK5R. Sedangkan perbedaannya dengan skripsi ini

adalahpenelitian yang dilakukan Lidwina untuk mengetahui pengaruh

penggunaan metode OK5R terhadap keterampilan menceritakan atau berbicara

siswa, sedangkan skripsi ini untuk mengetahui pengaruh OK5R terhadap

keterampilan membaca siswa.

3. Penelitian Nuryati Muhayat yang berjudul “Peningkatan Kemampuan

Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Metode OK5R Siswa Kelas VIII

Page 31: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

19

MTs Negeri Pakem.” Penelitian ini berjenis eksperimen dengan hasil penelitian

bahwa penggunaan metode OK5R dapat meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman siswa kelas VIIIC MTs Negeri Pakem. Penggunaan OK5R juga

dapat meningkatkan motivasi siswa dalam membaca pemahaman, wawasan

siswa terhadap suatu topik wacana menjadi lebih luas dan kegiatan membaca

pada mulanya siswa anggap sebagai kegiatan membosankan berubah menjadi

kegiatan yang menarik.

Persamaan penelitian Nuryati dengan skripsi iniadalah membahas pengaruh

penggunaan metode OK5R. Sedangkan perbedaannya dengan skripsi ini

terletak pada bahan bacaannya. Bahan bacaan yang digunakan Nuryati adalah

bacaan nonsastra, sedangkan penulis menggunakan bahan bacaan sastra, yaitu

cerpen.

4. Penelitian yang dilakukan Ahmad Syaeful Rahman dengan judul “Peningkatan

Keterampilan Membaca Pemahaman Cerpen dengan Metode SQ3R pada Siswa

Kelas IX A Madrasah Tsanawiyah Mathla‟ul Anwar 2 kota Bogor”. Nilai rata-

rata kemampuan membaca pemahaman siswa sebelum pretest yaitu 52,88 atau

berada pada tingkat penguasaan 52,88%. Setelah digunakan metode SQ3R

tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa mengalami kenaikan secara

signifikan, hasil posttest berubah menjadi 86,35 atau berada pada tingkat

penguasaan 86,35%. Dengan demikian penggunaan metode SQ3R telah

berhasil meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.

Persamaan penelitian Ahmad Syaeful dengan skripsi ini terletak pada

pembahasan pengaruh beberapa metode membaca terhadap peningkatan

keterampilan membaca pemahaman cerpen. Sedangkan perbedaan keduanya

terletak pada metode membaca yang digunakan. Metode yang digunakan

Ahamad Syaeful adalah SQ3R, sedangkan penulis menggunakan metode

OK5R.

F. Kerangka Konseptual

Membaca merupakan proses yang dilakukan pembaca untuk memperoleh

pesan atau informasi yang terkandung di dalam teks, baik yang tersirat maupun

Page 32: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

20

yang tersurat. Untuk memperoleh pemahaman terhadap pesan atau informasi yang

terkandung di dalam teks, pembaca perlu menginterpretasi tanda-tanda, huruf-

huruf, dan simbol-simbol kemudian menghubungkan tanda-tanda itu dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki pembaca sehingga terjadi

komunikasi antara pembaca dengan penulis melalui tanda-tanda dan simbol-

simbol bahasa. Kegiatan tersebut diperlukan dalam kegiatan membaca

pemahaman. Membaca pemahaman merupakan kunci keberhasilan siswa dalam

meraih kemajuan.

Mengingat peranan membaca pemahaman yang sangat besar maka

diperlukan metode membaca yang efektif, yaitu metode OK5R. Dengan

menerapkan metode tersebut diasumsikan dapat meningkatkan membaca

pemahaman siswa.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang

signifikan penggunaan metode OK5R terhadap peningkatan keterampilan

membaca pemahaman cerpen pada siswa kelas VII 3 MTs Attaqwa Pusat Putra

Bekasi Tahun Pelajaran 2012-2013.

Adapun kriteria hipotesis penelitian ini adalah:

H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode OK5R

terhadap peningkatan keterampilan membaca pemahaman cerpen siswa.

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode OK5R terhadap

peningkatan keterampilanmembaca pemahaman cerpen siswa.

Page 33: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu

Penelitian ini dilakukan di MTs Attaqwa Pusat Putra Jl. KH. Noer Alie, Kp.

Ujungharapan, Ds. Bahagia, Kec. Babelan, Kab. Bekasi pada siswa kelas VII

semester dua tahun pelajaran 2012/2013. Adapun waktu penelitian ini

dilaksanakan di semester dua dari bulan April sampai Juli 2013.

B. Metode penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif

dengan jenis penelitian eksperimen lapangan. Sukardi mengungkapkan bahwa

penelitian eksperimen merupakan penelitian yang paling produktif, karena jika

penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang

utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat.45

Penelitian ini melibatkan

kegiatan percobaan untuk melihat hasil yang diketahui dari variabel-variabel yang

diteliti.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah control group pre-test-post-test.Desain ini

memberikan perlakuan yang sama pada dua kelompok belajar ketika diadakan

pretest. Selanjutnya, diberikan perlakuan yang berbeda ketika diadakan posttest.

Tabel 3.1

Desain Penelitian

E 01 X 02

K 03 - 04

E = Kelompok eksperimen

K = Kelompok kontrol

45

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya (Jakarta: Bumi Aksara,

Cet. VIII, 2010), h. 179.

Page 34: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

22

01 = Hasil pretest kelas eksperimen

02 = Hasil posttest kelas eksperimen

X = Perlakuan (Membaca cerpen menggunakan metode OK5R)

03 = Hasil pretest kelas kontrol

04 = Hasil posttest kelas kontrol46

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau

sesuatu yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara berencana menjadi

target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.47

Populasi dapat berupa guru,

siswa, kurikulum, fasilitas, dan sebagainya. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas VII MTs Attaqwa Pusat Putra yang terdiri dari sembilan

rombel (rombongan belajar).

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian

eksperimen peneliti harus membagi objek yang diteliti menjadi dua grup. Pertama

grup treatment atau grup eksperimen, yaitu grup yang memperoleh perlakuan.

Kedua grup kontrol, yaitu grup yang tidak memperoleh perlakuan. Oleh karena

itu, dalam penelitian ini peneliti mengambil dua sampel kelas untuk dijadikan

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Untuk penentuan kelas mana yang menjadi kelas eksperimen dan kelas

kontrol digunakan teknik random sampling (sampling acak) dengan cara manual.

Melalui sistem tersebut diperoleh kelas eksperimen yaitu kelas VII 3 berjumlah 25

siswa, sedangkan kelas kontrol yaitu kelas VII 2 berjumlah 25 siswa.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sifat yang akan dipelajari dalam penelitian

kemudian ditarik kesimpulannya.48

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu

46

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, Cet

XIV, 2010), h.125-126. 47

Sukardi,Op.Cit. h. 53. 48

Sugiyono, Statistika untuk Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D(Bandung:

CV Alfabeta, 2009), h. 61.

Page 35: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

23

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi variabel dependen (terikat). Variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas. Pada penelitian ini metode OK5R sebagai

variabel bebas (x) dan hasil belajar membaca cerpen siswa sebagai variabel terikat

(y).

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan pada penelitian ini terdiri dari tiga

tahapan, yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan, dan tahap akhir.

1. Tahap persiapan sebelum penelitian

Langkah yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian adalah pengurusan

surat izin penelitian dari UIN syarif Hidayatullah Jakarta, dan langkah selanjutnya

meliputi:

a. menetapkan materi dan alokasi waktu;

b. menyususn RPP sesuai dengan pokok materi yang telah ditentukan;

c. menyusun instrumen penelitian;

d. melakukan koordinasi dengan pihak sekolah yang akan diteliti; dan

e. menentukan sampel penelitian.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap yang kedua setelah tahap

persiapan.Tahap pelaksanaan meliputi:

a. membuat instrumen pembelajaran;

b. memberi pretest pada kelas yang telah ditentukan sampelnya, yaitu sampel

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol;

c. menerapkanpembelajaran dengan metodeOK5R pada kelas eksperimen; dan

d. memberikan posttest untuk kedua kelompok.

3. Tahap penyelesaian penelitian

Tahap ini merupakan tahap terakhir, meliputi:

a. mengolah dan menganalisis data hasil penelitian dan

b. menguji hipotesis penelitian.

Page 36: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

24

Untuk lebih jelas langkah prosedur penelitian dapat dilihat pada bagan di

bawah ini.

Bagan 3.1

Prosedur Penelitian

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah cara yang digunakan

ketika memperoleh data-data empiris untuk mencapai tujuan penelitian. Teknik

pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi madrasah, pemberian tes,

dan wawancara.

TAHAP PERSIAPAN

1. Survei tempat

2. Penyusunan instrumen

TAHAP PELAKSANAAN

PRETEST

PENERAPAN METODE

OK5R PADA KELAS

EKSPERIMEN

PENERAPAN METODE

KONVENSIAL PADA KELAS

KONTROL

TAHAP AKHIR

1. Analisis data

2. Pembahasan hasil penelitian

3. Penarikan kesimpulan

POSTTEST

Page 37: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

25

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek

dengan menggunakan seluruh alat indra.49

Dalam penelitian ini peneliti

melakukan observasi secara langsung atau pengamatan langsung yang dilakukan

untuk mendapatkan gambaran tentang sekolah yang akan dijadikan tempat

penelitian, yaitu dengan mengamati dan mencatat fenomena-fenomena yang

diteliti di Madrasah MTs Attaqwa Pusat Putra. Adapun objek observasi di

antaranya:

a. Keadaan madrasah

b. Keadaan siswa

c. Keadaan guru

d. Keadaan sarana dan prasarana

e. Nilai Harian

2. Pemberian Tes

Tes menurut Arikunto adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat

lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi

kemampuan atau bakat yang dimiliki setiap individual maupun

kelompok.”50

Sedangkan Iskandarwassid menyatakan bahwa tes dalam proses

pembelajaran di kelas dapat diartikan “sebagai suatu alat yang digunakan oleh

pengajar untuk memperoleh informasi tentang keberhasilan peserta didik dalam

memahami suatu materi yang telah diberikan oleh pengajar.51

Teknik tes yang

digunakan yaitu pretest yang diberikan pada pertemuan pertama dan posttest yang

diberikan pada pertemuan kedua. Teknik ini dilakukan untuk mengukur

keberhasilan pengajaran keterampilan membaca pemahaman cerpen dengan

menggunakan metode OK5R.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen berupa tes tertulis

dalam bentuk uraian, untuk memperoleh data dan informasi mengenai

49

Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 199. 50

Suharsimi Arikunto, Op.Cit.,h. 193. 51

Iskandarwassid, Strategi Pembelajaran Bahasa,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. I,

2008), h. 180

Page 38: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

26

pemahaman bacaan yang telah dilakukan siswa. Adapun jumlah soal yang

ditentukan sebanyak 10 butir soal. Adapun mengenai instrumen penelitian akan

dibahas secara terperinci pada pembahasan yang terpisah.

3. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari terwawancara.52

Wawancara ini digunakan sebagai

data pendukung untuk melengkapi data yang telah terkumpul. Wawancara

dilakukan dengan pihak yang terkait dengan penelitian ini, yaitu salah satu guru

Bahasa Indonesia di MTs Attaqwa Pusat Putra.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian.

Instrumen utama yang digunakan adalah tes berbentuk soal uraian dengan 15

pertanyaan.

1. Kisi-Kisi Instrumen

Adapun kisi-kisi soal pretest dan postest sebagai berikut.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Soal Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

No. Bentuk

Soal

Jenis Soal Pertanyaan

1.

Uraian

Analisis Tema Cerpen tersebut mempunyai tema tentang ....

2. Analisis Sudut

Pandang

Cerita tersebut menggunakan sudut pandang

orang ….

3. Analisis Tokoh

dan Penokohan

Tiga tokoh dalam cerpen tersebut adalah ....

4.

Pemahaman Isi

Cerpen

Sepulang sekolah Sisi duduk sebentar di teras

rumahnya, dia mendengar suara ramai di dapur,

dia hafal kalau itu suara ibunya dan kakaknya

yang sedang …….

5. Analisis Amanat Amanat atau pesan yang ingin disampaikan

pengarang dalam cerpen tersebut adalah ....

6. Analisis Alur Konflik cerita tersebut adalah ….

7. Analisis Latar Latar tempat dan waktu ketika ibu menyuruh Sisi

mengantarkan kue adalah ....

8. Pemahaman Isi

cerpen

Ketika Sisi mau pulang, Nenek khasanah

memberikannya …………… sebagai tanda

52

Suharsimi Arikunto,Op.Cit., h. 198.

Page 39: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

27

terima kasih.

9.

Analisis

Relevansi Isi

Cerpen dengan

Realita Sosial

Perbuatan atau kelakuan tokoh dalam cerpen

tersebut yang sesuai dengan kehidupan sehari-

hari di sekitar kita adalah ....

10. Pemahaman Isi

cerpen

Sesampainya di rumah nenek Khasanah, Sisi

mendengar ….

11.

Pemahaman Isi

Cerpen

Alasan Sisi sempat menolak perintah ibunya

untuk mengantarkan kue ke rumah Nenek

Khasanah adalah ...

12. Pemahaman Isi

Cerpen

Nama ibu Sisi adalah ....

13.

Pemahaman Isi

Cerpen

Setelah menemui dan berbicara dengan Nenek

Khasanah, akhirnya Sisi mengetahui bahwa

Nenek Khasanah mempunyai sifat ....

14. Pemahaman Isi

Cerpen

Perasaan Sisi setelah mengetahui sifat sebenarnya

Nenek Khasanah adalah ....

15. Pemahaman Isi

Cerpen

Nenek Khasanah sempat memarahi Sisi karena ....

Tabel 3.3

Kisi-kisi Soal Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

No. Bentuk

Soal

Jenis Soal Pertanyaan

1.

Uraian

Analisis

Relevansi Isi

Cerpen dengan

Realita Sosial

Hal-hal apa saja dari cerpen tersebut yang sesuai

dengan kehidupan sehari-hari?

2. Pemahaman Isi

Cerpen

Apa makanan favorit John?

3.

Pemahaman Isi

Cerpen

Apa yang dibagikan ibu kepada anak-anaknya,

kemudian masing-masing anak mendapatkan

berapa?

4. Pemahaman Isi

Cerpen

Apa panggilan John ketika dipanggil saudara-

saudaranya?

5. Analisis Alur Peristiwa atau bagian apa dalam cerpen tersebut

yang menjadi konflik cerita?

6. Analisis Sudut

Pandang

Cerita tersebut menggunakan sudut pandang

orang ke berapa?

7.

Analisis Latar Sebutkan latar tempat yang ada dalam cerpen

tersebut, kemudian jelaskan peristiwa apa saja

yang ada dalam latar tersebut!

8. Analisis Tokoh

dan Penokohan

Bagaimana perwatakan John?

9. Analisis Tema Apa tema cerpen tersebut?

10.

Pemahaman Isi

Cerpen

Di desa John dan keluarganya tinggal di sebuah

rumah besar yang sudah lama tidak dihuni, rumah

itu adalah rumah warisan dari siapa?

Page 40: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

28

11. Pemahaman Isi

Cerpen

Mengapa John dan keluarganya pindah ke desa?

12. Analisis Tokoh

dan Penokohan

Bagaimana perwatakan ibu ketika menyikapi

pertengkaran antara John dan kakak-kakaknya?

13. Pemahaman Isi

Cerpen

Bagaimana sikap Paul dan Sarrah setelah

mengetahui pencuri yang sebenarnya?

14. Pemahaman Isi

Cerpen

Hukuman apa yang Ibu berikan kepada John?

15. Analisis Tema Apa amanat yang terdapat dalam cerpen tersebut?

2. Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian instrumen di atas meliputi aspek-aspek yang akan dinilai

seperti berikut.

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Keterampilan Membaca Pemahaman Cerpen

Soal Prestest No. Jenis Soal Skor Total Skor

1.

Analisis Tema Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

2.

Analisis Sudut Pandang Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

3.

Analisis Tokoh dan

Penokohan

Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

4.

Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

5.

Analisis Amanat Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

6.

Analisis Alur Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

7.

Analisis Latar Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

8.

Pemahaman Isi cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

9.

Analisis Relevansi Isi Cerpen

dengan Realita Sosial

Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

10.

Pemahaman Isi cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

11.

Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

Page 41: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

29

12.

Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

13.

Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

14.

Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

15.

Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

Jumlah Skor Maksimum 45

Tabel 3.5

Kriteria Penilaian Keterampilan Membaca Pemahaman Cerpen

Soal Posttest No. Jenis Soal Skor Total Skor

1.

Analisis Relevansi Isi Cerpen

dengan Realita Sosial

Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

2.

Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

3.

Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

4.

Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

5.

Analisis Alur Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

6.

Analisis Sudut Pandang Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

7.

Analisis Latar Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

8.

Analisis Tokoh dan

Penokohan

Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

9.

Analisis Tema Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

10.

Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

11.

Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

12. Analisis Tokoh dan

Penokohan

Baik skor 3

Cukup skor 2

3

Page 42: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

30

Kurang skor 1

13.

Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

14.

Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

15.

Analisis Tema Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

Jumlah Skor Maksimum 45

3. Uji Coba Instrumen Penelitian

Pengujian instrumenyang berupa tes uraian yang terdiri dari 15butir soal

dilakukan pada siswa kelas VII 7 dan VII 9MTs Attaqwa Pusat Putra Bekasi.

Adapun pengujian instrumen penelitian berupa uji validitas butir soal,uji

reliabilitas butir soal, uji tingkat kesukaran butir soal, danuji daya pembeda butir

soal.

a. Uji Validitas Butir Soal

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid

mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang tidak valid berarti

memiliki validitas rendah. Sebagaimana dikutip oleh Arikunto, Anderson

dkk, menyatakan “A test is valid if measures what it purpose to measure” atau

diartikan yaitu sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa

yang sebenarnya diukur.53

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur validitas tes adalah

dengan rumus korelasi “product moment” dengan angka kasar, yaitu:

=

Keterangan:

: Korelasi antara variabel x dan variabel y

n : Banyak siswa

x : Skor butir soal

y : Skor total

53

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 72.

Page 43: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

31

Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan hasil

penghitungan di atas dengan rtabel pada taraf signifikan 5% dengan ketentuan

bahwa jika rxy sama atau lebih besar dari rtabel maka hipotesis nihil ditolak,

berarti di antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi positif yang

signifikan, sehingga tes formatif tersebut dapat dinyatakan valid.54

b. Uji Reliabilitas Butir Soal

Reabilitas dapat diartikan sebagai kepercayaan bahwa suatu soal dapat

dengan ajeg atau tetap memberikan data yang sesuai dengan kenyataan.

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur reabilitas suatu tes yang

berbentuk uraian adalah dengan menggunakan rumus Alpha, yaitu:

= ( ) ( ) dengan =

Keterangan:

= Reliabilitas instrumen

= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= Jumlah varian butir

= Varian total55

c. Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal

Uji tingkat kesukaran butir soal bertujuan untuk mengetahui bobot soal

yang sesuai dengan kriteria perangkat soal yang diharuskan untuk mengukur

tingkat kesukaran. Untuk mengetahuinya digunakan rumus sebagai berikut.

P =

Keterangan:

P : Indeks kesukaran

B : Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran:

0,71 – 1,00 = Mudah

0,31 – 0,70 = Sedang

54

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali, 2007), h. 179-180. 55

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 239.

Page 44: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

32

0,00 – 0,30 = Sukar56

d. Uji Daya Pembeda Butir Soal

Uji daya pembeda butir soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan

soal dalam membedakan kemampuan siswa. Untuk mengetahuinya digunakan

rumus berikut.

DP =

Keterangan:

DP : Daya pembeda

BA : Jumlah skor kelompok atas yang menjawab benar

BB : Jumlah skor kelompok bawah yang menjawab benar

JA : Jumlah skor maksimum kelompok atas yang seharusnya

JB : Jumlah skor maksimum kelompok bawah yang seharusnya

Klasifikasi daya pembeda:

0,71 – 1,00 = Baik sekali (excellent)

0,41 – 0,70 = Baik (good)

0,21 – 0,40 = Cukup (satisfactory)

0,00 – 0,20 = Jelek (poor)57

Setelah mendapatkan data hasil instrumen, maka dilakukan penghitungan

uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Hasil

penghitungantersebut menghasilkan data sebagai berikut.

1) Soal Pretest

1.1) Dari 15 butir soal berbentuk uraian yang telah diujicobakan,

terdapat 2 butir soal yang tidak valid, yaitu soal nomor 2 dan 4

dikarenakan rhitung < rtabel (0,374), sedangkan soal yang valid

berjumlah 13 butir soal.

2.1) Hasil penghitungan reliabilitas dengan jumlah siswa 30 orang

dan jumlah soal 13 butir (setelah 2 butir soal tidak valid dari 15

butir soal yang diujicobakan) diperoleh nilai r11 sebesar 0,382.

Selanjutnya nilai r11dibandingkan dengan nilai rtabel pada tabel r

56

Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 225. 57

Ibid., h. 232.

Page 45: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

33

product moment dimana rtabel = 34 – 2 = 32, maka nilai rtabel

adalah 0,374. Dari hasil perhitungan tersebut r11 (0,349) > rtabel

(0,374) maka instrumen dinyatakan reliabel.

2.2) Dari 13 butir soal yang valid terdapat 1 butir soal yang

dikategorikan mudah, yaitu soal nomor 6. Sedangkan sisanya,

12 butir soal, dikategorikan sedang.

2.3) Dari 13 butir soal yang valid terdapat 2 butir soal yang memiliki

daya pembeda baik sekali, yaitu soal nomor 12 dan 15. 4 butir

soal memiliki daya pembeda baik, yaitu soal nomor 1, 11, 13,

dan 15. Sedangkan sisanya, yaitu 7 soal, memiliki daya

pembeda cukup.

2) Soal Posttest

2.1) Dari 15 butir soal berbentuk uraian yang telah diujicobakan,

terdapat 2 butir soal yang tidak valid, yaitu soal nomor 2 dan 4

dikarenakan rhitung < rtabel (0,349), sedangkan soal yang valid

berjumlah 13 butir soal.

2.2) Hasil penghitungan reliabilitas dengan jumlah siswa 34 orang dan

jumlah soal 13 butir (setelah 2 butir soal tidak valid dari 15 butir

soal yang diujicobakan) diperoleh nilai r11 sebesar 0,377.

Selanjutnya nilai r11dibandingkan dengan nilai rtabel pada tabel r

product moment dimana rtabel = 34 – 2 = 32, maka nilai rtabel

adalah 0,344. Dari hasil perhitungan tersebut r11 (0,377) > rtabel

(0,344) maka instrumen dinyatakan reliabel.

2.3) Dari 13 butir soal yang valid terdapat 1 butir soal yang

dikategorikan sulit, yaitu soal nomor 6; 9 butir soal dikategorikan

sedang, yaitu soal nomor 1, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 14, dan 15; dan 3

butir soal yang dikategorikan mudah, yaitu soal nomor 3, 12, dan

13.

Page 46: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

34

2.4) Dari 13 butir soal yang valid terdapat 3 butir soal yang memiliki

daya pembeda baik, yaitu soal nomor 11, 14, dan 15. Sedangkan

sisanya, yaitu 10 soal, memiliki daya pembeda cukup.

Setelah diketahui hasil penghitungan uji validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran, dan daya pembeda butir soal, maka soal yang digunakan untuk

pretest adalah soal nomor 1, 3, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 14, dan 15.Selanjutnya,

soal yang digunakan untuk posttest adalah soal nomor 1, 3, 5, 7, 9, 11, 12, 13,

14, dan 15.

H. Teknis Analisis Data

1. Teknik Analisis Deskriptif

Analisis data secara deskriptif dilakukan untuk menyajikan, mendeskripsikan,

serta mengkomunikasikan data mentah menjadi bentuk tabel, gambar, atau grafik.

Pengolahan dan penyajian data mentah hasil penelitian menggunakan perhitungan

dan bantuan komputer dengan program Microsoft Office Excel 2010. Dari

pengolahan data mentah tersebut, maka diperoleh nilai siswa, mean, median,

modus, dan simpangan baku. Selain itu, ditampilkan pula daftar distribusi

frekuensi yang kemudian divisualisasikan dalam diagram batang. Adapun rumus-

rumus yang digunakan dalam analisis deskriptif ini adalah sebagai berikut.

a. PenentuanNilai Siswa

S = x 100

Keterangan:

S :Nilai yang diharapkan

R :Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar

N :Skor maksimum dari tes tersebut58

Nilai yang diharapkan akan dibulatkan jika berbentuk nilai desimal.

b. Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi

58

M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja

Rosdakarya,Cet. XIII, 2006), h. 112

Page 47: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

35

Langkah-langkah membuat tabel distribusi frekuensi yaitu:

1) Mengurutkan data dari terkecil sampai terbesar.

2) Menghitung jarak atau rentang (R) dengan rumus:

R= Xmax - Xmin

Keterangan :

Xmax : Nilai tertinggi

Xmin : Nilai terendah

3) Menghitung jumlah kelas (K) dengan rumus:

K= 1 + 3,3 log n

Keterangan:

n : Jumlah data penelitian dan hasil akhirnya dijadikan bilangan bulat.

4) Menentukan panjang kelas interval (P) dengan rumus:

P =

5)Menentukan batas data terendah atau ujung data pertama, dilanjutkan

menghitung kelas interval, caranya menjumlahkan ujung bawah kelas

sampai data pada data akhir. Ujung data kelas pertama nilainya harus sama

dengan atau lebih rendah dari data terkecil.

6) Membuat tabel sementara (tabulasi data) dengan cara dihitung satu demi

satu yang sesuai dengan urutan interval kelas.

7) Membuat tabel distribusi frekuensi dengan cara memindahkan semua angka

frekuensi (f).59

c. Penentuan Mean, Median, Modus, dan Simpangan Baku

Formula yang digunakan yaitu :

1) Mean

=

Keterangan :

fi : Frekuensi

59

Sudjana, metode statistik (Bandung: Tarsito, 2005), h. 47-48.

Page 48: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

36

xi : Nilai tengah60

2) Median (Me)

Me = b + p

Keterangan:

b : Batas bawah kelas median

p : Panjang kelas

n : Banyak data

F : Nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median

f : Nilai frekuensi kelas median61

3) Modus (Mo)

Mo = b + p

Keterangan:

b : batas bawah kelas modus

p : panjang kelas

b1: frekuensi kelas modus dikurangi frekuensikelas sebelumnya

b2: frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya62

4) Simpangan Baku (S)

S =

2. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian kemudian diolah dan

dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan

menguji hipotesis. Pada penelitian ini data yang yang diperoleh dari instrumen tes

hasil belajar diolah dan dianalisis menggunakan statistik yaitu dengan uji t.

Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian

prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas untuk mengetahui

60

Ibid., h. 67-68. 61

Ibid., h. 79. 62

Ibid., h. 77.

Page 49: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

37

apakah data yang diperoleh berdistribusi normal dan mempunya ragam yang

homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data

sebagai berikut.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Pengujian

normalitas data menggunakan Uji Liliefors dengan langkah-langkah:

1) Menentukan taraf signifikansi (0,05) dengan hipotesis yang akan

diuji:

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

sampel tidak berasal dari populasi berdisribusi normal.

2.) Langkah-langkah pengujian normalitas sebagai berikut.

2.1. Data pengamatan dijadikan bilangan baku

dengan menggunakan rumus

(dengan dan s masing-masing merupakan rerata dan simpangan baku)

2.2. Menetukanbesar peluang masing-masing nilai Zi berdasarkan tabel Z,

dan sebut dengan F (Zi).

Jika Zi> 0, maka F (Zi) = 0,5 + nilai Tabel

Zi< 0, maka F (Zi) = 1 – (0,5 + nilai tabel)

2.3. Selanjunya dihitung proporsi yang lebih kecil atau sama

dengan . Jika proporsi ini dinyatakan oleh S maka:

yang <Zi

2.4. Menghitung selisih , kemudian menentukan harga

mutlaknya.

2.5. Mengambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut, sebagai harga Lo atau

Lo = max |F(Zi) – F(Zi)|

2.6. Menginterpretasikan dengan membandingkannya pada tabel L.

Page 50: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

38

2.7. Kesimpulan:

Jika

Lo< Lt : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Lo> Lt : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal63

Untuk menerima atau menolah Hipotesis nol ( dilakukan dengan

cara membandingkan Lo ini dengan atau yang didapat

dari tabel Liliefors untuk taraf nyata (signifikansi) yang dipilih, misal

.

b. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal daridata

yang ragamnya sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan pada pasangan skor

pretest dan posttest dengan menggunakan uji Fisher. Langkah-langkah yang

dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Menetukan varians.

2) Menghitung nilai F (homogenitas) dengan rumus:

F = di mana S2 =

Keterangan:

F : Nilai Uji F

S12 : Ragam terbesar

S22

: Ragam terkecil64

3) Menentukan nilai homogenitas, adapun kriteria pengujian untuk uji

homogenitas adalah jika Fhitung< Ft pada tarif signifikansi (α) = 0,05 maka

data berdistribusi homogen. Jika Fhitung > Ft, maka data berdistribusi tidak

homogen.

63

Sudjana, metode statistik, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466-468. 64

Ibid., h. 249-250.

Page 51: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

39

3. Analisis Data Hasil Belajar

Jika data telah dianalisis dan telah diketahui berdistribusi normal atau tidak,

homogen atau tidak, maka dilakukan pengujian lanjutan dengan menggunakan

pengujian hipotesis.

a. Pengujian Hipotesis

Pengajuan hipotesis yang akan digunakan dalam sebuah penelitian

disesuaikan dengan asumsi-asumsi statistika seperti asumsi distribusi dan

kehomogenan ragam. Berikut ini uji kondisi distribusi dan kehomogenan ragam

dari data hasil penelitian serta uji hipotesis yang seharusnya digunakan yaitu:

1) Data berdistribusi normal dan homogen

Uji hipotesis untuk data yang berdistribusi normal dan homogen digunakan

uji statistik parametrik berupa uji t sesuai persamaan berikut.

t =

Dengan:

Sg =

: Rata-rata skor kelompok eksperimen

: Rata-rata skor kelompok kontrol

: Ragam gabungan (kelompok eksperimen dan

kontrol)

: Ragam kelompok eksperimen

: Ragam kelompok kontrol

: Jumlah anggota sampel kelompok eksperimen

: Jumlah anggota sampel kelompok kontrol65

Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut.

1. Mengajukan hipotesis, yaitu:

a. Uji kesamaan dua rerata hasil pretest

H0 : x1 = x2

65

Ibid.h. 239.

Page 52: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

40

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

H0 : x1 ≠ x2

Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

b. Uji kesamaan dua rata-rata hasil posttest

H0 : x1 = x2

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

H0 : x1 ≠ x2

Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

2. Menghitung nilai thitung dengan uji t

3. Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus:

dk = (n1 – 1) + (n2 – 1)

4. Menentukan nilai ttabeldengan α = 0,05

5. Menguji hipotesis

Jika -ttabel< thitung< ttabelmaka H0 diterima pada tingkat kepercayaa 0,95.

Jika thitung ≤ -ttabel atau ttabel ≤ thitung,maka H0 diterima pada tingkat

kepercayaan 0,95.

2) Data berdistribusi normal dan tidak homogen

untuk data berdistribusi normal dan tidak homogen, maka untuk menguji

hipotesis digunakan uji t sebagai berikut.66

t =

: Rata-rata skor kelompok eksperimen

: Rata-rata skor kelompok kontrol

: Standar deviasi kelompok eksperimen

66

Ibid., h. 241.

Page 53: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

41

: Standar deviasi kelompok kontrol

: Jumlah anggota sampel kelompok eksperimen

: Jumlah anggota sampel kelompok kontrol

Kriteria pengujian:

1) Terima H0 jika thitung< ttabel

2) Tolak H0 jika thitung > ttabel

4. HipotesisStatistik

Hipotesis di dalam penelitian ini diuji menggunakan Uji t. Adapun hipotesis

dan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Hipotesis:

67

Keterangan:

: Rerata data kelompok eksperimen atau rerata peningkatan data

kelompok eksperimen.

: Rerata data kelompok kontrol atau rerata peningkatan data kelompok

kontrol.

H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode OK5R

terhadap peningkatan keterampilanmembaca pemahaman cerpen siswa.

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode OK5R terhadap

peningkatan keterampilan membaca pemahaman cerpen siswa.

67

Ibid. h. 239.

Page 54: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

42

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Profil Madrasah

a. Sejarah Singkat MTs Attaqwa Pusat Putra

MTs Attaqwa Pusat Putra merupakan salah satu lembaga pendidikan di

bawah naungan Pondok Pesantren Attaqwa Putra yang dikelola oleh Yayasan

Attaqwa yang dulu bernama Yayasan Pembangunan, Pemeliharaan, dan

Pertolongan Islam (Yayasan P3). Pondok Pesantren Attaqwa Putra didirikan oleh

KH. Noer Alie pada tahun 1940 sekembalinya beliau menuntut ilmu di Mekkah.

Pada waktu itu sistem pembelajaran di pesantren tersebut masih bersifat

tradisional. Sebagian besar muridnya adalah santri limpahan dari KH. Zainuddin

Asahan karena beliau harus kembali pulang ke kampung halamannya, Sumatra.68

Kini Pondok Pesantren Attaqwa Putra adalah pondok pesantren modern, yang

jenjang pendidikannya terdiri dari dua tingkatan, pertama tingkat tsanawiyah dan

kedua tingkat aliyah, yang masing-masing harus ditempuh selama tiga tahun.

Dengan demikian total waktu yang dihabiskan untuk menuntaskan pendidikan di

Pondok Pesantren Attaqwa adalah selama enam tahun. Setiap siswa yang

menamatkan pendidikannya selama enam tahun maka akan mendapatkan ijazah

MTs, ijazah MA, dan Syahadah Pondok.

Fungsi Syahadah Pondok bagi siswa adalah sebagai bekal administrasi untuk

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi luar negeri, khususnya Timur Tengah,

seperti Al-Azhar University Cairo Mesir, Islamabad, Pakistan, Riyadh, Qatar,

Sudan, Maroko dan lain-lain, karena syahadah Pondok Pesantren Attaqwa Putra

sudah mua’adalah (diakui) oleh universitas-universitas tersebut.

Kurikulum yang digunakan MTs Attaqwa Pusat Putra dan MA Attaqwa Pusat

Putra adalah kurikulum integrasi (integrated curriculum), yaitu perpaduan antara

kurikulum DEPAG, DIKNAS, dan kurikulum Internasional yang berafiliasi

kepada Timur Tengah. Dengan kurikulum ini siswa diharapkan dapat melanjutkan

68

Profil MTs Attaqwa Pusat Putra

Page 55: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

43

pendidikan ke perguruan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri dan dapat

hidup berkembang dalam membangun masyarakat.69

b. Identitas Madrasah

Nama Madrasah : MTs Attaqwa Pusat Putra

Nomor Statistik Madrasah : 21.2.32.18.11.110

Provinsi : Jawa Barat

Pemerintahan Kabupaten : Bekasi

Kecamatan : Babelan

Desa/Kelurahan : Bahagia

Jalan dan Nomor : Pesantren Attaqwa, 01

Kode Pos : 17612

Telepon : 021 89134895

Daerah : Pedesaan

Status Madrasah : Swasta

Kelompok Madrasah : MTsN Setu

Akreditasi : A (Unggulan)

Surat Keputusan/SK : Nomor B/Kw.10.4/MTs/18/2010

Penerbit SK : Drs. H. Iik M. Akib, Lc.

Tahun Berdiri : 1965

Tahun Perubahan : 2005

Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi dan Siang

Bangunan Madrasah : Milik Sendiri

Jarak ke Pusat Kecamatan : 10 KM

Jarak ke Pusat Kota : 15 KM

c. Visi, Misi dan Tujuan

69

Pondok Pesantren Attaqwa Putra Bekasi, “Akademi”, artikel diakses pada 10 Juli 2013 dari

http://v2.attaqwaputra.sch.id/akademik

Page 56: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

44

1) Visi MTs Attaqwa Pusat Putra

Membentuk manusia muslim yang ikhlas yang selalu berzikir, berfikir, dan

beramal saleh.

2) Misi MTs Attaqwa Pusat Putra

Melahirkan orang-orang yang amanah, benar, cerdas, beramal saleh, displin

serta terampil di dalam segala bidang, mampu melanjutkan pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi, baik di dalam negeri ataupun di luar negeri serta

mampu kembali ke masyarakat dengan bekal ilmu kemasyarakatan yang

telah dipelajari di MTs Attaqwa Pusat Putra.

3) Tujuan MTs Attaqwa Pusat Putra

3.1 Benar

3.1.1 Membentuk pribadi santri yang kaffah

3.1.2 Membekali aqidah yang benar/kuat

3.1.3 Bertakwa kepada Allah SWT

3.1.4 Memiliki Akhlakul Karimah

3.2 Cerdas

3.2.1 Membentuk pribadi santri yang cerdas

3.2.2 Mampu membaca kondisi sosial kemasyarakatan.

3.3 Terampil

3.3.1 Dengan bekal ilmu kemasyarakatan, santri akan mudah

mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan

bermasyarakat

3.3.2 Mempunyai kedisiplinan yang tinggi dalam mengatur waktu,

baik hubungan kepada Allah maupun kepada semua manusia.

d. Struktur Organisasi

Sebagai lembaga pendidikan formal MTs Attaqwa Pusat Putra memiliki satu

kesatuan komponen yang terorganisir dalam melaksanakan program kerjanya

untuk mencapai tujuan pendidikan. Struktur organisasi berguna untuk menentukan

Page 57: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

45

tugas dan fungsi masing-masing anggota organisasi sehingga akan menjadi jelas

tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.

Berdasarkan tingkatannya MTs Attaqwa Pusat Pusat berada pada naungan

Pondok Pesantren Attaqwa Putra, dan Pondok Pesantren Attaqwa Putra berada

pada naungan Yayasan Attaqwa. Adapun struktur organisasi MTs Attaqwa Pusat

Putra dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Pimpinan Yayasan Attaqwa : K.H. M. Amin Noer, MA.

Pimpinan Umum Pondok Putra : K.H. Nurul Anwar, Lc.

Kepala Madrasah Tsanawiyah : Drs. K.H. Mawardi HM, M.Pd.I.

Kepala Tata Usaha : H. Abd. Gafur, M. Pd.I.

Wakil Bidang Kurikulum : H.A. Zubair Dasuki, M. Si..

Wakil Bidang Kesantrian : Nasruddin Natsir, S.Ag.

Wakil Bidang BP/BK : Nasruddin Natsir, S. Ag.

Wakil Bidang Sarana dan Prasaran : Kamaluddin, S. Ag.

Page 58: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

46

Bagan 4.1

Struktur Organisasi

MTs Attaqwa Putra Putra Ujungharapan Bahagia Bekasi

e. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di MTs Attaqwa Pusat Putra

sebagian besar adalah guru-guru yang pernah mengenyam pendidikan di madrasah

tersebut, baik dari lulusan dalam negeri maupun luar negeri. Tingkat

Kepala Madarasah

Drs. KH.Mawardi HM, M.Pd.I.

Tata Usaha

H. Abd. Gafur, M.Pd.I.

Dadang Hawarie, M.Pd.

Nurhasan Jurjani, S.Pd.I.

Abd. Wadud Mughnie

BP3

Wkl. Kep. Madrasah

H.A. Zubair Dasuki, M. Si.

Wali Kelas/Guru-guru

OSIS

SANTRI

Pimpinan Pondok

KH. Nurul Anwar, Lc.

Bid. Kurikulum

H.A.Zubair Dasuki, M.Si.

Bid. Kesantrian

Nasruddin Natsir, S.Ag.

Bid. BP/BK

Nasruddin Natsir, S.Ag.

Bid. Humas

Kamaluddin, S.Ag.

Page 59: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

47

pendidikannya pun bermacam-macam, ada yang lulusan S1 dan S2. Karena

madrasah ini khusus siswa laki-laki, maka semua pegawai adalah laki-laki.

Secara lengkap jumlah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di MTs

Attaqwa Pusat Putra dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1

Daftar Tenaga Pendidik dan Tenaga Pendidikan

MTs Attaqwa Pusat Putra

No Nama Tempat/

Tanggal Lahir

Pend.

Terakhir Jurusan

Mata Pelajaran/

Jabatan

1 K.H. Nurul

Anwar, Lc.

Bekasi,

24/04/1954 S1 Syariah

Ushul Fiqih/

Pimpinan Umum

2 Drs. KH. Mawardi

HM, M.Pd.I.

Bekasi,

26/07/1958 S2 Manajemen

Shorof/ Kepala

Madrasah

3 H. A. Zubair

Dasuki, M.Si.

Bekasi,

12/07/1966 S2 Administrasi

Hadits/ Wakil

Kepala Madrasah

4 H. Abul Gafur, M.

Pd.I.

Bekasi,

13/08/1964 S2 Manajemen

Bhs. Arab/ Kepala

Tata Usaha

5 H. Abdul Wadud,

S. Pd.I.

Bekasi,

15/12/1959 S1 PAI Bahasa Indonesia

6 H. Nasruddin

Natsir, S.Ag.

Bekasi,

07/04/1967 S1 PAI Nahwu

7 H. Ahmad Fauzan,

S.Ag.

Jakarta,

04/09/1969 S1 PAI Khot/Imla

8 Muhdi, S.Pd.I Bekasi,

30/03/1970 S1 PAI Tauhid

9 Kamaluddin, S.

Ag

Bekasi,

18/08/1968 S1 PAI Bahasa Inggris

10 H. Shohibul

Hidayat, Lc.

Bekasi,

24/05/1972 S1 Syariah Fiqih

11 Nurhasan, S.Pd.I. Bekasi,

15/10/1980 S1 PAI

Tauhid dan

Imla/Staf TU

12 Nurhidayat,

S.Pd.I.

Jakarta,

28/10/1976 S1 PAI Matematika

Page 60: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

48

13 Abdul Wadud Mg,

S.Pd.I.

Bekasi,

11/10/1981 S1 PAI Penjaskes/ Staf TU

14 H. Ahmad Zaini,

Lc.

Jakarta,

01/10/1970 S1 Syariah Bahasa Arab

15 Dadang Hawarie,

M.Pd.

Bekasi,

11/06/1984 S2

Teknologi

Pendidikan TIK,SBK/Staf TU

16 Ahmad Hanif, S.

Hi.

Bekasi,

28/09/1979 S1 Syariah Bahasa Arab

17 Ahmad Fathoni, S.

Hi.

Bekasi,

24/07/1978 S1 Syariah Aqidah Akhlak

18

Ahmad

Syafiuddin, S.

Th.I.

Jakarta,

18/12/1979 S1 Dakwah IPS

19 Firman Rusydi,

S.Pd.I.

Bekasi,

22/12/1982 S1 PAI IPS

20 Khotibul Umam,

S.Pd.I.

Purwakarta,

08/06/1982 S1 PAI PKN

21 Aang Kunaifi, S.

Pd.I.

Bekasi,

10/05/1983 S1 PAI Tahfidz

22 Bustanul Arifin

Muhajir, S.Pd.I.

Bekasi,

28/03/1987 SLTA PAI Kaligrafi

23 Khairy Sumardhi

SN

Bekasi,

28/11/1958 S1 Syariah Ilmu Tajwid

24 Asep Sukarna,

S.Pd.

Bekasi,

30/12/1985 S1

Pendidikan

MIPA IPA

26 Anwar Hamzah,

S. Ag.

Bekasi,

12/11/1970 S1 PAI Penjaskes

27 H. Ahmad Fauzi

Thoha, Lc.

Bekasi,

30/06/1976 S1 Syariah SKI

28 Drs. H.

Najmuddin Ma'aly

Bekasi,

11/06/1970 S1 PAI Fiqih

29 Mirwan Nijan,

M.Pd.

Bekasi,

12/11/1984 S2

Teknologi

Pendidikan Nahwu

30 H. Moch. Adib

Sholeh, Lc.

Bekasi,

02/06/1979 S1 Syariah Fiqih

31 Muhammad Al-

Habsyi, S.Hi.

Bekasi,

15/01/1985 S1 Syariah Bahasa Inggris

32 Ahmad Fauzi Bekasi,

SLTA - MTK

Page 61: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

49

Muhajir 18/08/1990

33 Ali Mubarok, S.H. Bekasi,

08/08/1988 S1 Hukum Staf Kesiswaan

34 Amir Mahmud,

Lc.

Bekasi,

28/11/1990 S1 Syariah Nahwu

35 Dzul Hamdi Bekasi,

12/12/1989 SLTA - Bahasa Indonesia

36 Faiza Muzaki Jakarta,

12/05/1992 SLTA - Guru Piket

37 Masykur Nurhadi Bekasi,

27/05/1992 SLTA - Biologi

38 Muhammad

Subur, S.Pd.I.

Bekasi,

12/09/1983 S1 PAI Staf Tata Usaha

39 Yayat Priyatno Bekasi,

10/11/1976 - - OB

40 Muhammad Ali Bekasi,

04/05/1960 - - OB

41 Nanang

Trihandoko

Klaten,

11/08/1985 - - OB

f. Data Siswa MTs Attaqwa Pusat Putra Tahun Pelajaran 2012-2013

Siswa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan dunia

pendidikan. Bagaimana tidak, suatu lembaga atau sekolah tanpa adanya seorang

siswa maka kegiatan proses belajar mengajar tidak akan dapat berjalan. Dengan

demikian siswa menjadi faktor penting dalam suatu pembelajaran.

Jumlah siswa MTs Attaqwa Pusat Putra pada tahun pelajaran 2012/2013

tercatat berjumlah 735 siswa dengan perincian siswa kelas VII (tujuh) berjumlah

340 siswa, kelas VIII (delapan) berjumlah 237 siswa, dan kelas IX (sembilan)

berjumlah 158 siswa. Adapun jumlah rombongan belajar sebanyak 19 rombel.

Untuk rombongan belajar kelas VII (tujuh) terdiri dari 9 rombel, kelas VIII

(delapan) terdiri dari 6 rombel dan kelas IX (sembilan) terdiri dari 4 rombel.

Untuk lebih lengkapnya tentang keadaan siswa MTs Attaqwa Pusat Putra, akan

disajikan data berikut ini.

Page 62: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

50

Tabel 4.2

Daftar Rekapitulasi Siswa MTs Attaqwa Pusat Putra

Tahun Pelajaran 2012/2013

No. Kelas Rombel Jumlah Siswa

Jumlah

Keseluruhan

Siswa

1 VII 1 38 340

2 38

3 40

4 41

5 42

6 38

7 35

8 40

9 28

2 VIII 1 41 237

2 41

3 42

4 41

5 40

6 32

3 IX 1 43 158

2 43

3 36

4 36

Jumlah 735 735

Berdasarkan tempat berdomisilinya Siswa MTs Attaqwa Pusat Putra terbagi

menjadi dua, pertama santri mukim dan kedua santri PP (Pulang-Pergi). Santri

mukim adalah siswa yang tinggal atau mondok di asrama dikarenakan jarak antara

sekolah dan rumahnya jauh, sedangkan santri PP adalah siswa yang tinggal di

rumahnya masing-masing.

g. Sarana dan Prasarana Madrasah

MTs Attaqwa Pusat Putra sebagai sebuah lembaga yang bergerak di bidang

pendidikan, selalu berupaya memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah

yang mampu menunjang aktivitas proses belajar mengajar bagi seluruh siswa,

sehingga memudahkan siswa itu sendiri dalam menyerap berbagai mata pelajaran

Page 63: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

51

di sekolah. Hal ini sesuai dengan komitmen madrasah yang ingin mencerdaskan

siswa didiknya. Karena sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang

penting dalam menentukan berhasil atau tidak berhasilnya siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

Selain sarana utama seperti ketersediaan ruang belajar yang memadai, MTs

Attaqwa Pusat Putra juga didukung dengan keberadaan tiga buah laboratorium,

yaitu laboratorium komputer, laboratorium IPA, dan laboratorium bahasa. Di

samping itu madrasah juga menyediakan berbagai sarana olahraga, seperti futsal,

voli, badminton, dan tenis meja. Dengan adanya sarana pendukung olahraga ini

diharapkan, selain bugar dalam segi mental, siswa juga dapat bugar dari segi fisik

dan tentunya dapat menyalurkan potensi bakat yang dimiliki siswa agar

berkembang secara maksimal. Berikut ini, akan disajikan data mengenai sarana

dan prasarana MTs Attaqwa Pusat Putra yang peneliti dapatkan pada tahun

pelajaran 2012/2013.

Tabel 4.3

Sarana dan Prasarana MTs Attaqwa Pusat Putra

No. Jenis Jumlah Keadaan

1 Luas Area Tanah Pesantren 11 Hektar Baik

2 Ruang Belajar/Kelas 19 Baik

3 Ruang Pimpinan Umum Pondok

Pesantren Attaqwa Putra

1 Baik

4 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

5 Ruang Tata Usaha 3 Baik

6 Ruang Wakil Sekolah 1 Baik

7 Ruang Kurikulum 1 Baik

8 Ruang BP/BK dan Kesiswaan 1 Baik

9 Ruang Sarana dan Prasarana 1 Baik

10 Ruang OSIS (Sekretariat PPA) 1 Baik

11 Ruang Kesehatan 1 Baik

12 Masjid 1 Baik

Page 64: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

52

13 Aula Serba Guna 1 Baik

14 Ruang Perpustakaan 1 Baik

15 Ruang Guru 1 Baik

16 Laboratorium Komputer 1 Baik

17 Laboratorium IPA 1 Baik

18 Laboratorium Bahasa 1 Baik

19 Kantin dan Koperasi Pelajar 11 Baik

20 Toilet Guru 4 Baik

21 Toilet Siswa 7 Baik

22 Asrama 4 Baik

23 Rumah Guru Pengasuh Pesantren 2 Baik

24 Dapur Umum 1 Baik

25 Lapangan Futsal 1 Baik

26 Lapangan Bulutangkis 2 Baik

27 Lapangan Sepakbola 1 Baik

28 Lapangan Voli 2 Baik

29 Lapangan Upacara 1 Baik

30 Tenis Meja 2 Baik

2. Data Nilai Harian

Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam membaca pemahaman,

berikut ini adalah daftar nilai harian siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

dalam membaca pemahaman pada kompetensi dasar menulis kembali dengan

bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca atau didengar.

Tabel 4.4

Data Nilai Harian Membaca Pemahaman

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

No. Nama Siswa Nilai No. Nama Siswa Nilai

1 Ahmad Chaedar Ihsan 10 1 A. Kasyfi Badri Ali 7

2 Adam Ja’far Shodik 8 2 Abdul Hadi 7

3 Addin Mustopa Kamal 7 3 Abdul Rahman Assudais 6

Page 65: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

53

4 Adib Muhammad 6 4 Abdul Wahid 6

5 Ahmad Alfi Fauzi 7 5 Adibilla Muhammad 6

6 Ahmad Ariz 8 6 Ali Husni 6

7 Akbar Adyatama A 7 7 Arizal Hardiansyah 8

8 Aldo Frediansyah 6 8 Chiesa Alim Aulia 7

9 Ali Fikri 6 9 Dean Andaresta 6

10 Aqshacahya Abdilah 8 10 Edi Mahendra 6

11 Arkan Faiz Setiawan 8 11 Fachri Abdul Fattah 10

12 Asri Nurdin 6 12 Fiqri Nurrohman 6

13 Azhar Nur Fauzi 10 13 Lugu Prastiyo 6

14 Bagas Alfaisal Ardiansyah 6 14 M. Nurul Fikri 6

15 Devon Adriansyah 6 15 M. Adi Susilo 6

16 Fachri Hamzah 8 16 M. Adrian Rosyid 8

17 Hanafi 8 17 M. Anang Romadhon 10

18 Kevin Nur Zaman 6 18 M. Farhan Hawari 9

19 Khoirul Latief 7 19 M. Nur Faisal Hasan 6

20 M. Alwansyah 10 20 Miftahul Ibad 6

21 M. Farhan Alfianto 8 21 Noer Achmad Gifari 7

22 M. Dicky Ramadhan 6 22 Pramtama Zikrillah 7

23 Refian Rifaldi 7 23 Rahmat Sarjony 8

24 Ridwan Farizi 8 24 Rizal Syabani Subhawannur 7

25 Riki Azwar 6 25 Rizki Armandi 6

26 Riko Yanwar 7 26 Sofyan Sauri 6

27 Rizki Rahmat Jumantri 6 27 Syahrul Gunawan 6

28 Sulthan Bahari Awan 7 28 Try Anandya Putra 6

29 Sutrisno Abdul Majid 8 29 Wildanulhadi Muharrom 6

30 Tasy Khoerun 7

31 Whisnulingga Djatisunda H 6

32 Yudza Alaydrus 6

33 Zidni Fikri 10

34 Ahmad Nabil Zein 8

35 Alif Harist 7

36 Badruttamami 6

3. Data Pretest dan Posttest

a. Tahap Persiapan Penelitian

Tahap ini diawali dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

untuk dua kali pertemuan. Selanjutnya, menyusun instrumen untuk mengetahui

hasil belajar siswa.

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian adalah tahap ketika peneliti akan

merealisasikan perencanaan yang telah dibuat. Tahap pelaksanaan tersebut

bertujuan agar langkah-langkah yang dilaksanakan dalam pembelajaran lebih

Page 66: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

54

fokus dan terarah. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dua kali untuk kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Adapun tahap pelaksanaan penelitian meliputi:

1.) Tahap Pembelajaran

Tahap ini diawali guru memberikan salam kepada siswa, kemudian guru

mengkondisikan kelas dengan cara memerintahkan ketua kelas untuk

menyiapkan teman-temannya. Setelah itu guru mengecek kehadiran siswa.

Sebelum memberikan materi pelajaran, guru melakukan apersepsi dengan

menanyakan kembali kepada siswa tentang cerpen yang sebelumnya sudah

dipelajari. Tahap selanjutnya siswa mulai membaca materi tentang hubungan

cerpen dengan realitas sosial. Kemudian guru menjelaskan materi tersebut

sambil memberikan contoh.

Setelah itu guru membagikan sebuah cerpen dengan judul “Berburuk

Sangka” kepada setiap siswa dan memerintahkan semuanya untuk

membacanya dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Dalam kegiatan ini

terlihat sebagian besar siswa sangat antusias ketika menerima sebuah cerpen

yang dibagikan guru dan tampak serius ketika memulai membacanya. Selesai

membaca siswa mengumpulkan cerpen tersebut dan menyerahkannya kepada

guru. Selanjutnya guru memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui

tingkat pemahaman siswa.

2.) Tahap Pemberian Tes

2.1) Tahap Pemberian Tes Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Pada tahap pemberian tes ini, peneliti memberikan soal pretest kepada

seluruh siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung baik

kelas eksperimen maupun kelas kontrol, adapun soal tes berbentuk uraian

dengan sepuluh pertanyaan. Pretest dilakukan pada pertemuan pertama, hari

Selasa, 21 Mei 2013 pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan

waktu yang berbeda. Pada pertemuan pertama ini siswa dituntut untuk

membaca cerpen yang telah disediakan oleh peneliti, setelah itu diberikan tes

mengenai isi cerpen yang telah dibacanya.

2.2) Tahap Pemberian Tes Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Page 67: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

55

Pada pertemuan kedua hari Rabu, 22 Mei 2013 di kelas VII 3 sebagai

kelas eksperimen guru memperkenalkan metode OK5R dan menerangkan

teknik-teknik penggunaannya. Bahan bacaan yang menjadi contoh dalam

penerapan metode tersebut adalah cerpen yang dibaca siswa pada pertemuan

pertama. Dengan demikian siswa akan memiliki gambaran bagaimana

menerapkan metode tersebut.

Selanjutnya, guru memberikan siswa cerpen baru dengan judul “Pencuri

Kue”. Siswa dituntut untuk membacanya dengan menggunakan metode

OK5R. Dalam kegiatan tersebut sebagian besar siswa tampak sudah bisa

menggunakan metode tersebut. Terlebih dahulu mereka menyiapkan alat tulis

untuk mencatat hal-hal yang penting dari cerpen, kemudian mereka mulai

membacanya. Selain itu ada beberapa siswa yang tampak bingung dalam

menerapkan metode tersebut. Mengetahui hal itu guru menghampiri siswa

tersebut dan menjelaskan kembali bagaimana menerapkan metode tersebut.

Setelah membaca, semua cerpen yang dipegang siswa dikumpulkan

kembali dan diserahkan kepada guru. Siswa diberikan tes mengenai isi cerpen

yang telah dibacanya. Jumlah soal masih sama dengan soal pretest, yaitu 10

soal dengan bentuk uraian.

Sedangkan untuk kelas VII 2 sebagai kelas kontrol teknik pemberian

tesnya masih sama dengan tahap pemberian tes pretest. Siswa dituntut untuk

membaca cerpen yang telah disediakan tanpa menggunakan metode OK5R,

lalu diberikan tes mengenai isi cerpen yang dibacanya.

Hasil belajar siswa akan dianalisis untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh penerapan metode OK5R terhadap hasil membaca pemahaman

cerpen. Di bawah ini merupakan perolehan hasil belajar siswa, baik pretest

maupun posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 68: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

56

Tabel 4.5

Data Pretest dan Posttest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No.

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai

1 22 73 23 77 22 73 22 73

2 10 23 12 40 16 53 18 60

3 22 73 25 83 21 70 18 60

4 22 73 24 80 22 73 21 70

5 19 63 19 63 20 67 20 67

6 14 47 22 73 15 50 20 67

7 16 53 20 67 22 73 23 77

8 26 87 29 97 23 77 22 73

9 13 43 27 90 13 43 14 47

10 11 37 19 63 18 60 23 77

11 22 73 25 83 23 77 28 93

12 18 60 22 73 11 37 19 63

13 28 93 29 97 13 43 19 63

14 24 80 27 90 13 43 13 43

15 24 80 28 93 16 53 13 43

16 20 67 22 73 20 67 21 70

17 20 67 28 93 28 93 29 97

18 16 53 18 60 17 57 17 57

19 18 60 19 63 13 43 15 50

20 6 20 17 57 17 57 12 40

21 7 23 14 47 19 63 19 63

22 17 57 19 63 18 60 21 70

23 22 73 29 97 11 37 15 50

24 19 63 27 90 13 43 13 43

25 17 57 26 87 20 67 23 77

4. Penghitungan Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas

Eksperimen

Perolehan nilai terendah sampai tertinggi berdasarkan hasil pretest yang

didapat dari kelompok eksperimen adalah sebagai berikut.

Page 69: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

57

Tabel 4.6

Nilai Pretest Kelas Eksperimen

20 47 60 67 73

23 53 60 73 80

23 53 63 73 80

37 57 63 73 87

43 57 67 73 93

Dari hasil pretest di atas, diperoleh nilai maksimum (Xmak) adalah 93 dan nilai

minimum (Xmin) adalah 20. Selanjutnya dibuat tabel distribusi frekuensi dengan

terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang

kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan rumus berikut.

a. Rentang (R)

R = Xmak - Xmin

= 93 – 20

= 73

b. Banyak Kelas (K)

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log (25)

= 1 + 4,6

= 5,6

= 6

c. Panjang Kelas (P)

P =

=

= 12,16

= 13

Setelah diketahui nilai rentang kelas, banyak kelas, dan panjang kelas maka

dibuatlah tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan data terkecil untuk ujung

bawah kelas interval pertama.

Page 70: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

58

Tabel 4.7

Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pretest

Kelas Eksperimen

No. Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi)

Batas

Kelas fixi xi

2 fixi

2

19,5

1 20 – 32 3 26 78 676 2028

32,5

2 33 – 45 2 39 78 1521 3042

45,5

3 46 – 58 5 52 260 2704 13520

58,5

4 59 – 71 6 65 390 4225 25350

71,5

5 72 – 84 7 78 546 6084 42588

84,5

6 85 – 97 2 91 182 8281 16562

97,5

Jumlah (∑) 25 1534 23491 103090

Berdasarkan tabel distribusi di atas, maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ),

median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretest ini. Berikut adalah

penghitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.

a. Rata-rata ( )

=

=

=

Page 71: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

59

b. Median (Me)

Me = b + p

Keterangan:

b : batas bawah kelas median = 58,5

p : panjang kelas = 13

n : banyak data = 25

F : nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 3+2+5 = 10

f : nilai frekuensi kelas median = 6

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai median dan hasil

pretest sebagai berikut.

Me = 58,5 + 13

= 58,5 + (13 x 0,47)

= 58,5 + 6,11

= 64,61

= 65

c. Modus (Mo)

Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.

Mo = b + p

Keterangan:

b : batas bawah kelas modus = 71,5

p : panjang kelas = 13

b1 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi = 7 – 6 = 1

kelas sebelumnya

b2 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi = 7 – 2 = 5

kelas sesudahnya

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil

pretest sebagai berikut.

Page 72: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

60

Mo = 71,5 + 13

= 71,5 + (13 x 0,17)

= 71,5 +2,21

= 73,71

= 74

d. Standar deviasi (S)

S =

=

=

=

=

=

= 19,33

Berdasarkan penghitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata ( )

adalah 61,36, median (Me) 65 , modus (Mo) 74, dan standar deviasi (S) 19,33

5. Penghitungan Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas

Kontrol

Perolehan nilai terendah sampai tertinggi berdasarkan hasil pretest yang

didapat dari kelompok kontrol adalah sebagai berikut.

Tabel 4.8

Nilai Pretest Kelas Kontrol

37 43 57 67 73

37 43 57 67 73

43 50 60 67 77

Page 73: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

61

43 53 60 70 77

43 53 63 73 93

Dari hasil pretest di atas, diperoleh nilai maksimum (Xmak) adalah 93 dan nilai

minimum (Xmin) adalah 37. Selanjutnya dibuat tabel distribusi frekuensi dengan

terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang

kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan rumus berikut.

a. Rentang (R)

R = Xmak - Xmin

= 93 – 37

= 56

b. Banyak Kelas (K)

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log (25)

= 1 + 4,6

= 5,6

= 6

c. Panjang Kelas (P)

P =

=

= 9,33

= 10

Tabel 4.9

Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pretest

Kelas Kontrol

No. Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi)

Batas

Kelas fixi xi

2 fixi

2

36,5

Page 74: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

62

1 37 – 46 7 41,5 290,5 1722,25 12055,8

46,5

2 47 – 56 3 51,5 154,5 2652,25 7956,75

56,5

3 57 – 66 5 61,5 307,5 3782,25 18911,3

66,5

4 67 – 76 7 71,5 500,5 5112,25 35785,8

76,5

5 77 – 86 2 81,5 163 6642,25 13284,5

86,5

6 87 – 96 1 91,5 91,5 8372,25 8372,25

96,5

Jumlah (∑) 25 1507,5 28283,5 96366,3

Berdasarkan tabel distribusi di atas, maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ),

median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretest ini. Berikut adalah

penghitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.

a. Rata-rata ( )

=

=

=

= 60

b. Median (Me)

Me = b + p

Keterangan:

b : batas bawah kelas median = 56,5

p : panjang kelas = 10

Page 75: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

63

n : banyak data = 25

F : nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 7 + 3 = 10

f : nilai frekuensi kelas median = 5

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai median dan hasil

pretest sebagai berikut.

Me = 56,5 + 10

= 56,5 + (10 x 0,5)

= 56,5 + 5

= 61,5

c. Modus (Mo)

Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.

Mo = b + p

Keterangan:

b : batas bawah kelas modus = 66,5

p : panjang kelas = 10

b1 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi = 7 – 5 = 2

kelas sebelumnya

b2 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi = 7 – 2 = 5

kelas sesudahnya

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil

pretest sebagai berikut.

Mo = 66,5 + 10

= 66,5 + (10 x 0,26)

= 66,5 + 2,6

= 69,1

= 69

d. Standar deviasi (S)

Page 76: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

64

S =

=

=

=

=

=

= 15,09 = 15,1

Berdasarkan penghitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata ( )

adalah 60, median (Me) 61,5 , modus (Mo) 69, dan standar deviasi (S) 15,1

6. Penghitungan Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas

Eksperimen

Perolehan nilai terendah sampai tertinggi berdasarkan hasil posttest yang

didapat dari kelompok eksperimen adalah sebagai berikut.

Tabel 4.10

Nilai Posttest Kelas Eksperimen

40 63 73 83 93

47 63 73 87 93

57 63 77 90 97

60 67 80 90 97

63 73 83 90 97

Dari hasil posttest di atas, diperoleh nilai maksimum (Xmak) adalah 97 dan

nilai minimum (Xmin) adalah 40. Selanjutnya dibuat tabel distribusi frekuensi

dengan terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan

panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan rumus berikut.

a. Rentang (R)

Page 77: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

65

R = Xmak - Xmin

= 97 – 40

= 57

b. Banyak Kelas (K)

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log (25)

= 1 + 4,6

= 5,6

= 6

c. Panjang Kelas (P)

P =

=

= 9,5

= 10

Tabel 4.11

Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Posttest

Kelas Eksperimen

No. Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi)

Batas

Kelas fixi xi

2 fixi

2

39,5

1 40 – 49 2 44,5 89 1980,25 3960,5

49,5

2 50 – 59 1 54,5 54,5 2970,25 2970,25

59,5

3 60 – 69 6 64,5 387 4160,25 24961,5

69,5

4 70 – 79 4 75,5 302 5700,25 22801

79,5

5 80 – 89 4 84,5 338 7140,25 28561

Page 78: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

66

89,5

6 90 – 99 8 94,5 756 8930,25 71442

99,5

Jumlah (∑) 25 1926,5 30881,5 154696

Berdasarkan tabel distribusi di atas, maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ),

median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai posttest ini. Berikut

adalah penghitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.

a. Rata-rata ( )

=

=

= = 77,1

b. Median (Me)

Me = b + p

Keterangan:

b : batas bawah kelas median = 69,5

p : panjang kelas = 10

n : banyak data = 25

F : nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 6+1+2 = 9

f : nilai frekuensi kelas median = 4

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai median dari hasil

posttest sebagai berikut.

Me = 69,5 + 10

= 69,5 + (10 x 0,88)

= 69,5 + 8,8

= 78,3

Page 79: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

67

= 78

c. Modus (Mo)

Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.

Mo = b + p

Keterangan:

b : batas bawah kelas modus = 89,5

p : panjang kelas = 10

b1 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi = 8 – 4 = 4

kelas sebelumnya

b2 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi = 8 – 0 = 8

kelas sesudahnya

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil

posttest sebagai berikut.

Mo = 89,5 + 10

= 89,5 + (10 x 0,33)

= 89,5 + 3,3

= 92,8

= 93

d. Standar deviasi (S)

S =

=

=

=

=

Page 80: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

68

=

= 16,12 = 16,1

Berdasarkan penghitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata ( )

adalah 77,1, median (Me) 78 , modus (Mo) 93, dan standar deviasi (S) 16,1.

7. Penghitungan Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas

Kontrol

Perolehan nilai terendah sampai tertinggi berdasarkan hasil posttest yang

didapat dari kelompok eksperimen adalah sebagai berikut.

Tabel 4.12

Nilai Posttest Kelas Kontrol

40 50 63 70 77

43 50 63 70 77

43 57 63 70 77

43 60 67 73 93

47 60 67 73 97

Dari hasil posttest di atas, diperoleh nilai maksimum (Xmak) adalah 97 dan

nilai minimum (Xmin) adalah 40. Selanjutnya dibuat tabel distribusi frekuensi

dengan terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan

panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan rumus berikut.

a. Rentang (R)

R = Xmak - Xmin

= 97 – 40

= 57

b. Banyak Kelas (K)

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log (25)

= 1 + 4,6

= 5,6

= 6

Page 81: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

69

c. Panjang Kelas (P)

P =

=

= 9,5

= 10

Tabel 4.13

Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Posttest

Kelas Kontrol

No. Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi)

Batas

Kelas fixi xi

2 fixi

2

39,5

1 40 – 49 5 44,5 222,5 1980,25 9901,25

49,5

2 50 – 59 3 54,5 163,5 2970,25 8910,75

59,5

3 60 – 69 7 64,5 451,5 4160,25 29121,8

69,5

4 70 – 79 8 75,5 604 5700,25 45602

79,5

5 80 – 89 - 84,5 - 7140,25 -

89,5

6 90 – 99 2 94,5 189 8930,25 17860,5

99,5

Jumlah (∑) 25 1630,5 30881,5 111396

Berdasarkan tabel distribusi di atas, maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ),

median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai posttest ini. Berikut

adalah penghitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.

Page 82: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

70

a. Rata-rata ( )

=

=

= = 65,2

b. Median (Me)

Me = b + p

Keterangan:

b : batas bawah kelas median = 59,5

p : panjang kelas = 10

n : banyak data = 25

F : nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 5+3 = 8

f : nilai frekuensi kelas median = 7

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai median dan hasil

posttest sebagai berikut.

Me = 59,5 + 10

= 59,5 + (10 x 0,64)

= 59,5 + 6,4

= 65,9

= 66

c. Modus (Mo)

Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.

Mo = b + p

Keterangan:

b : batas bawah kelas modus = 69,5

p : panjang kelas = 10

Page 83: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

71

b1 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi = 8 – 7 = 1

kelas sebelumnya

b2 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi = 8 – 0 = 8

kelas sesudahnya

Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil

posttest sebagai berikut.

Mo = 69,5 + 10

= 69,5 + (10 x 0,11)

= 69,5 + 1,1

= 70,6

= 71

d. Standar deviasi (S)

S =

=

=

=

=

=

= 14,51 = 14,5

Berdasarkan penghitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata ( )

adalah 65,2, median (Me) 66 , modus (Mo) 71, dan standar deviasi (S) 14,5.

Selanjutnya, hasil penghitungan pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas

Page 84: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

72

kontrol yang masing-masing terdiri dari 25 siswa, ukuran pemusatan dan

penyebaran data dapat disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.14

Rekapitulasi Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest-

Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

Nilai Tertinggi 93 97 93 97

Nilai Terendah 20 40 37 40

Mean 61,36 77,1 60 65,2

Median 65 78 61,5 66

Modus 74 93 69 71

Standar Deviasi 19,33 16,1 15,1 14,5

Dari tabel di atas, ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest untuk

kelompok eksperimen yaitu: nilai tertinggi 93; nilai terendah 20; nilai mean

61,36; nilai median 65; nilai modus 74; dan standar deviasi 19,33. Sedangkan

untuk kelas kontrol diperoleh: nilai tertinggi 93; nilai terendah 37; nilai mean 60;

nilai median 61,5; nilai modus 69; dan standar deviasi 15,1.

Selanjutnya, ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil posttest untuk

kelompok eksperimen yaitu: nilai tertinggi 97; nilai terendah 40; nilai mean 77,1;

nilai median 78; nilai modus 93; dan standar deviasi 16,1. Sedangkan untuk kelas

kontrol diperoleh: nilai tertinggi 97; nilai terendah 40; nilai mean 65,2; nilai

median 66; nilai modus 71; dan standar deviasi 14,5.

Perbandingan ukuran pemusatan dan penyebaran data pretest dan posttest

kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada diagram batang di bawah

ini.

Page 85: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

73

Diagram 4.1

Diagram Batang Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Diagram 4.2

Diagram Batang Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Posttest kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

93

20

61.3665

74

19.33

93

37

60 61.5

69

15.1

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Nilai Maksimal

Nilai Minimal

Mean Median Modus Standar Deviasi

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

97

40

77.1 78

93

16.1

97

40

65.2 6671

14.5

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Nilai Maksimal

Nilai Minimal

Mean Median Modus Standar Deviasi

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Page 86: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

74

B. Analisis Data Hasil Belajar

Sebelum melakukan uji hipotesis menggunakan uji t, terlebih dahulu

dilakukan uji prasyarat analisi data, yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas

data.

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang

digunakan adalah uji Liliefors. Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut.

Jika Lo < Lt berarti data berdistribusi normal

Jika Lo > Lt berarti data tidak berdistribusi normal

a. Uji normalitas data pretest kelas eksperimen

Setelah diketahui nilai mean dan simpangan baku uji normalitas dapat

dihitung. Uji normalitas pada penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel berikut.

Tabel 4.15

Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen

No. xi fi zn zi zt f(zi) s(zi) f(zi) - s(zi)

1 20 1 1 -2,14 0,4838 0,0162 0,04 0,0238

2 23 2 3 -1,98 0,4761 0,0239 0,12 0,0961

3 37 1 4 -1,26 0,3962 0,1038 0,16 0,0562

4 43 1 5 -0,95 0,3289 0,1711 0,2 0,0289

5 47 1 6 -0,74 0,2703 0,2297 0,24 0,0103

6 53 2 8 -0,43 0,1684 0,3316 0,32 0,0116

7 57 2 10 -0,23 0,091 0,409 0,4 0,009

8 60 2 12 -0,07 0,0279 0,4721 0,48 0,0079

9 63 2 14 0,08 0,0319 0,5319 0,56 0,0281

10 67 2 16 0,29 0,1141 0,6141 0,64 0,0259

11 73 5 21 0,60 0,2258 0,7258 0,84 0,1142

12 80 2 23 0,96 0,3315 0,8315 0,92 0,0885

13 87 1 24 1,33 0,4082 0,9082 0,96 0,0518

14 93 1 25 1,64 0,4495 0,9495 1 0,0505

25

Dari tabel uji normalitas di atas dapat diketahui bahwa Lhitung terbesar adalah

0,1142. Selanjutnya nilai Ltabel pada tabel Liliefors dengan perhitungan n = 25

pada derajat signifikansi 95% (α = 0,05) adalah 0,173. Dengan demikian dapat

Page 87: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

75

simpulkan bahwa data berdistribusi normal karena Lhitung < Ltabel (0,1142 <

0,173).

b. Uji normalitas data pretest kelas kontrol

Tabel 4.16

Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol

No. xi fi zn zi zt f(zi) s(zi) f(zi) - s(zi)

1 37 2 2 -1,54 0,4382 0,0618 0,08 0,0182

2 43 5 7 -1,15 0,3749 0,1251 0,28 0,1549

3 50 1 8 -0,68 0,2517 0,2483 0,32 0,0717

4 53 2 10 -0,48 0,1844 0,3156 0,4 0,0844

5 57 2 12 -0,22 0,0871 0,4129 0,48 0,0671

6 60 2 14 -0,02 0,008 0,492 0,56 0,068

7 63 1 15 0,18 0,0714 0,5714 0,6 0,0286

8 67 3 18 0,44 0,17 0,67 0,72 0,05

9 70 1 19 0,64 0,2389 0,7389 0,76 0,0211

10 73 3 22 0,84 0,2995 0,7995 0,88 0,0805

11 77 2 24 1,11 0,3665 0,8665 0,96 0,0935

12 93 1 25 2,17 0,485 0,985 1 0,015

25

Dari tabel uji normalitas di atas dapat diketahui bahwa Lhitung terbesar adalah

0,1549. Selanjutnya nilai Ltabel pada tabel Liliefors dengan perhitungan n = 25

pada derajat signifikansi 95% (α = 0,05) adalah 0,173. Dengan demikian dapat

simpulkan bahwa data berdistribusi normal karena Lhitung < Ltabel (0,1549 <

0,173).

c. Uji normalitas data posttest kelas eksperimen

Tabel 4.17

Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen

No. xi fi zn zi zt f(zi) s(zi) f(zi) - s(zi)

1 40 1 1 -2,30 0,4898 0,0102 0,04 0,0298

2 47 1 2 -1,86 0,4686 0,0314 0,08 0,0486

3 57 1 3 -1,24 0,3925 0,1075 0,12 0,0125

4 60 1 4 -1,06 0,3554 0,1446 0,16 0,0154

5 63 4 8 -0,87 0,3078 0,1922 0,32 0,1278

6 67 1 9 -0,62 0,2324 0,2676 0,36 0,0924

Page 88: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

76

7 73 3 12 -0,25 0,0987 0,4013 0,48 0,0787

8 77 1 13 0,00 0 0,5 0,52 0,02

9 80 1 14 0,18 0,0714 0,5714 0,56 0,0114

10 83 2 16 0,37 0,1443 0,6443 0,64 0,0043

11 87 1 17 0,62 0,2324 0,7324 0,68 0,0524

12 90 3 20 0,80 0,2881 0,7881 0,8 0,0119

13 93 2 22 0,99 0,3389 0,8389 0,88 0,0411

14 97 3 25 1,24 0,3925 0,8925 1 0,1075

25

Dari tabel uji normalitas di atas dapat diketahui bahwa Lhitung terbesar adalah

0,1278. Selanjutnya nilai Ltabel pada tabel Liliefors dengan perhitungan n = 25

pada derajat signifikansi 95% (α = 0,05) adalah 0,173. Dengan demikian dapat

simpulkan bahwa data berdistribusi normal karena Lhitung < Ltabel (0,1278 <

0,173).

d. Uji normalitas data posttest kelas kontrol

Tabel 4.18

Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol

No. xi fi zn zi zt f(zi) s(zi) f(zi) - s(zi)

1 40 1 1 -1,74 0,4591 0,0409 0,04 0,0009

2 43 3 4 -1,53 0,437 0,063 0,16 0,097

3 47 1 5 -1,26 0,3962 0,1038 0,2 0,0962

4 50 2 7 -1,05 0,3531 0,1469 0,28 0,1331

5 57 1 8 -0,57 0,2157 0,2843 0,32 0,0357

6 60 2 10 -0,36 0,1406 0,3594 0,4 0,0406

7 63 3 13 -0,15 0,0596 0,4404 0,52 0,0796

8 67 2 15 0,12 0,0478 0,5478 0,6 0,0522

9 70 3 18 0,33 0,1293 0,6293 0,72 0,0907

10 73 2 20 0,54 0,2054 0,7054 0,8 0,0946

11 77 3 23 0,81 0,291 0,791 0,92 0,129

12 93 1 24 1,91 0,4719 0,9719 0,96 0,0119

13 97 1 25 2,19 0,4857 0,9857 1 0,0143

25

Dari tabel uji normalitas di atas dapat diketahui bahwa Lhitung terbesar adalah

0,1331. Selanjutnya nilai Ltabel pada tabel Liliefors dengan perhitungan n = 25

pada derajat signifikansi 95% (α = 0,05) adalah 0,173. Dengan demikian dapat

Page 89: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

77

simpulkan bahwa data berdistribusi normal karena Lhitung < Ltabel (0,1331 <

0,173).

Berdasarkan semua penghitungan uji normalitas data di atas, dapat diketahui

nilai Lhitung dan nilai Ltabel pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.19

Tabel Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

n 25 25 25 25

61,36 77,1 60 65,2

S 19,33 16,1 15,1 14,5

Lhitung 0,1142 0,1549 0,1278 0,1331

Ltabel 0,173

α 0,05

Kesimpulan Normal Normal Normal Normal

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Lhitung untuk data pretest dari

kelas eksperimen adalah 0,1142 dan kelas kontrol adalah 0,1278. Diketahui juga

bahwa nilai Lhitung untuk data posttest dari kelas eksperimen adalah 0,1549 dan

kelas kontrol adalah 0,1331. Selanjutnya nilai Ltabel dengan taraf signifikansi α =

0,05 dan n = 25 diperoleh 0,173.

Setelah diketahui semua nilai Lhitung dan Ltabel tampak bahwa semua Lhitung <

Ltabel (0,1142; 0,1278; 0,1549; dan 0,1331 < 0,173). Dengan demikian bahwa

data pretest dan posttest dari dua kelompok berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Data

Setelah kedua sampel kelompok dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya

dilakukan pengujian homogenitas data. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui

apakah data penelitian memiliki varian yang homogen atau tidak. Dalam

penelitian ini uji homogenitas dilakukan berdasarkan uji kesamaan varian kedua

Page 90: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

78

kelas dengan menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi α = 0,05. Kriteria

pengujian yang digunakan adalah jika Fhitung < Ftabel maka data dari kedua

kelompok mempunyai varian yang sama atau homogen.

a. Uji homogenitas data pretest kelompok eksperimen dan kontrol

Rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas data adalah sebagai

berikut.

F = di mana S2 =

Keterangan:

F : Nilai Uji F

S12 : Ragam terbesar

S22

: Ragam terkecil

Kriteria pengujian untuk uji homogenitas adalah H0 diterima jika Fhitung <

Ftabel, di mana H0 memiliki varian yang homogen, dan H0 ditolak jika Fhitung >

Ftabel, di mana H0 memiliki varian yang tidak homogen.

Untuk pengujian Homogenitas harus diketahui nilai variansi dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Berikut ini adalah nilai pretest kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

Tabel 4.20

Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No. x y x2

y2

1 73 73 5329 5329

2 23 53 529 2809

3 73 70 5329 4900

4 73 73 5329 5329

5 63 67 3969 4489

6 47 50 2209 2500

7 53 73 2809 5329

8 87 77 7569 5929

9 43 43 1849 1849

10 37 60 1369 3600

11 73 77 5329 5929

12 60 37 3600 1369

Page 91: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

79

13 93 43 8649 1849

14 80 43 6400 1849

15 80 53 6400 2809

16 67 67 4489 4489

17 67 93 4489 8649

18 53 57 2809 3249

19 60 43 3600 1849

20 20 57 400 3249

21 23 63 529 3969

22 57 60 3249 3600

23 73 37 5329 1369

24 63 43 3969 1849

25 57 67 3249 4489

1498 1479 98780 92629

Selanjutnya, nilai yang terdapat dalam tabel di atas dimasukkan dalam rumus

uji homogenitas data.

Sx2 = –

=

=

=

= 375,83

Sy2 = –

=

=

=

= 213,81

Berdasarkan penghitungan di atas dapat diketahui bahwa:

F = = = 1,76

S12 : Varian Kelas Eksperimen

S22

: Varian Kelas Kontrol

Page 92: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

80

Dari penghitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai Fhitung adalah 1,76.

Kemudian dari tabel distribusi F dengan dk pembilang n-1 (25-1=24) dan dk

penyebut n-1 (25-1=24) pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh Ftabel = 1,98. Dengan

demikian tampak bahwa Fhitung < Ftabel (1,76 < 1,98). Hal ini berarti bahwa data

pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen.

b. Uji Homogenitas data posttest Kelompok eksperimen dan kontrol

F = di mana S2 = –

Keterangan:

F : Nilai Uji F

S12 : Ragam terbesar

S22

: Ragam terkecil

Kriteria pengujian untuk uji homogenitas adalah H0 diterima jika Fhitung <

Ftabel, di mana H0 memiliki varian yang homogen, dan H0 ditolak jika Fhitung >

Ftabel, di mana H0 memiliki varian yang tidak homogen.

Untuk pengujian Homogenitas harus diketahui nilai variansi dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Berikut ini adalah nilai posttest kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

Tabel 4.21

Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No. x y x2

y2

1 77 73 5929 5329

2 40 60 1600 3600

3 83 60 6889 3600

4 80 70 6400 4900

5 63 67 3969 4489

6 73 67 5329 4489

7 67 77 4489 5929

8 97 73 9409 5329

9 90 47 8100 2209

10 63 77 3969 5929

11 83 93 6889 8649

12 73 63 5329 3969

13 97 63 9409 3969

14 90 43 8100 1849

Page 93: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

81

15 93 43 8649 1849

16 73 70 5329 4900

17 93 97 8649 9409

18 60 57 3600 3249

19 63 50 3969 2500

20 57 40 3249 1600

21 47 63 2209 3969

22 63 70 3969 4900

23 97 50 9409 2500

24 90 43 8100 1849

25 87 77 7569 5929

1899 1593 150511 106893

Selanjutnya, nilai yang terdapat dalam tabel di atas dimasukkan dalam rumus

uji homogenitas data.

Sx2 =

=

=

=

= 260,96

Sy2 =

=

=

=

= 224,46

Berdasarkan penghitungan di atas dapat diketahui bahwa:

F = = = 1,16

S12 : Varian Kelas Eksperimen

S22

: Varian Kelas Kontrol

Page 94: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

82

Berdasarkan penghitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai Fhitung adalah

1,16. Dari tabel distribusi F dengan dk pembilang n-1 (25-1=24) dan dk penyebut

n-1 (25-1=24) pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh Ftabel = 1,98. Dengan demikian

tampak bahwa Fhitung < Ftabel (1,16 < 1,98). Hal ini berarti bahwa data posttest

kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen.

Hasil uji homogenitas pretest dan posttest kedua kelas dapat dilihat pada tabel

di bawah ini.

Tabel 4.22

Tabel Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik

Pretest Posttest

Kelas

Eksperimen Kelas Kontrol

Kelas

Eksperimen Kelas Kontrol

N 25 25 25 25

375,83 213,81 260,96 224,46

Fhitung 1,76 1,16

Ftabel 1,98

Α 0,05

Kesimpulan Homogen Homogen

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa untuk data pretest diperoleh Fhitung =

1,76, data posttest diperoleh Fhitung = 1,16, dan Ftabel = 1,98. Dari ketiga data

tersebut didapatkan Fhitung < Ftabel (1,76 < 1,98 dan 1,16 < 1,98). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa data dari kedua kelompok penelitian tersebut

mempunyai varian yang sama atau homogen.

3. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa data hasil

belajar kelompok pada penelitian ini berdistribusi normal dan homogen, sehingga

pengujian data hasil belajar kedua kelompok dilanjutkan pada analisis data

Page 95: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

83

berikutnya, yaitu uji hipotesis menggunakan uji t. Kriterian pengujian yang

digunakan adalah sebagai berikut.

Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan H1 ditolak

Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan H1 diterima

a. Uji Hipotesis Data Pretest

t = dengan

t =

t =

t =

t =

t =

t =

Sg =

Sg =

Sg =

Sg =

Sg =

Sg =

Kemudian menentukan nilai ttabel pada distribusi t dengan taraf signifikasi 5%

(α = 0,05) dan dk n1 + n2 – 2 = 25 + 25 - 2= 48. Karena pada tabel distribusi t

tidak terdapat nilai dk = 48, maka untuk mendapatkan nilai ttabel dilakukan

perhitungan dengan menggunakan rumus interpolasi. Berikut adalah

penghitungannya.

= 2,0294

Keterangan :

C0 = Nilai t tabel dengan taraf signifikasi 5%, dk 40

C1 = Nilai t tabel dengan taraf signifikasi 5%, dk 60

B = n1 + n2 - 2

Page 96: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

84

B0 = Nilai urut pada tabel distribusi t sebelum dk 48

B1 = Nilai urut pada tabel distribusi t sesudah dk 48

Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui nilai ttabel adalah 2,0294. Dengan

demikian thitung ( ) < ttabel (2,0294), maka tidak terdapat perbedaan yang

signifikan. Hal ini dikarenakan belum diberikan perlakuan yang berbeda

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Uji Hipotesis Data Posttest

t = dengan

t =

t =

t =

t =

t =

t =

Sg =

Sg =

Sg =

Sg =

Sg =

Sg =

Kemudian menentukan nilai ttabel pada distribusi t dengan taraf signifikasi 5%

(α = 0,05) dan dk n1 + n2 – 2 = 25 + 25 - 2= 48. Karena pada tabel distribusi t

tidak terdapat nilai dk = 48, maka untuk mendapatkan nilai ttabel dilakukan

perhitungan dengan menggunakan rumus interpolasi. Berikut adalah

penghitungannya.

= 2,0294

Keterangan :

Page 97: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

85

C0 = Nilai t tabel dengan taraf signifikasi 5%, dk 40

C1 = Nilai t tabel dengan taraf signifikasi 5%, dk 60

B = n1 + n2 - 2

B0 = Nilai urut pada tabel distribusi t sebelum dk 48

B1 = Nilai urut pada tabel distribusi t sesudah dk 48

Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui nilai ttabel adalah . Dengan

demikian thitung ( ) > ttabel (2,0294), yang berarti terdapat perbedaan yang

signifikan.

Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh thitung untuk nilai pretest sebesar

0,29 dan thitung untuk nilai posttest sebesar 2,73. Selanjutnya nilai ttabel pada taraf

signifikansi α = 0,05 dan df = 48, diperoleh 2,0294. Berikut adalah tabel

pengujian hipotesis data hasil belajar.

Tabel 4.23

Tabel Uji Hipotesis Data Pretest dan Data Posttest

Statistik

Pretest Posttest

Kelas

Eksperimen Kelas Kontrol

Kelas

Eksperimen Kelas Kontrol

N 25 25 25 25

375,83 213,81 260,96 224,46

Sg 17,17 15,58

thitung 0,29 2,73

ttabel 0,05

Kesimpulan Tidak dapat perbedaan Terdapat perbedaan

Dari tabel di atas pada nilai pretest tampak bahwa thitung < ttabel, yaitu 0,29 <

1,99, sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak,

sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pretest kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian kedua kelas memiliki

kemampuan yang sama atau homogen dan layak dijadikan sampel penelitian.

Berbeda dengan nilai pretest, tampak bahwa pada nilai posttest kedua

kelompok setelah diberi perlakuan yang berbeda didapat thitung > ttabel, yaitu 2,73 >

Page 98: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

86

1,99, sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima,

sehingga ada perbedaan yang signifikan antara hasil pretest kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Dengan diterimanya H1 pada pengujian hipotesis tersebut, dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini dapat menguji kebenaran hipotesis yang telah

diajukan, yaitu terdapat pengaruh metode OK5R terhadap membaca pemahaman

cerpen.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua kelas, yaitu kelas VII 3

sebagai kelas eksperimen dan VII 2 sebagai kelas pembanding atau kelas kontrol.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen

dengan desain control group pre-test-post-test. Desain penelitian ini memberikan

perlakuan yang sama pada dua kelompok belajar ketika diadakan pretest.

Selanjutnya, diberikan perlakuan yang berbeda ketika diadakan posttest.

Berdasarkan hasil pretest diketahui nilai rata-rata kelas eksperimen adalah

61,36 dan kelas kontrol adalah 60. Selanjutnya, hasil posttest diketahui nilai rata-

rata kelas eksperimen sebesar 77,1 dan kelas kontrol sebesar 65,2. Nilai rata-rata

pretest kelas eksperimen tidak jauh berbeda dengan nilai rata-rata pretest kelas

kontrol yang hanya selisih 1,36. Hal ini dikarenakan kedua kelompok ini

diberikan perlakuan yang sama ketika diadakan penelitian. Hal tersebut berbeda

dengan nilai rata-rata posttest. Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen jauh lebih

besar dibandingkan nilai rata-rata posttest kelas kontrol dengan selisih 10,54

karena kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda.

Dari perbandingan data tersebut bahwa kelas eksperimen atau siswa yang

menggunakan metode OK5R dalam membaca pemahaman cerpen memiliki

peningkatan nilai lebih tinggi dibandingkan siswa yang tidak menggunakan

metode tersebut. Kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 15,74,

sedangkan kelas kontrol hanya naik sebesar 5,2.

Page 99: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

87

Setelah diketahui nilai rata-rata pretest dan posttest kedua kelas kemudian

penghitungan dilanjutkan dengan uji normalitas data. Berdasarkan penghitungan

tersebut diketahui bahwa kedua data baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol

berdistribusi normal, karena nilai Lo untuk data pretest kelas eksperimen dan kelas

kontrol (0,1142 dan 0,1278) dan nilai Lo untuk data posttest kelas eksperimen dan

kelas kontrol (0,1549 dan 0,1265), lebih kecil dari nilai Ltabel (0,173) dengan taraf

signifikansi α = 0,05 dan n = 25.

Setelah itu, penghitungan dilanjutkan dengan uji homogenitas data. Dari

hasil penghitungan sebelumnya ditarik kesimpulan bahwa kelas eksperimen dan

kelas kontrol memiliki varian yang sama atau homogen. Hal ini dikarenakan nilai

Fhitung dari data pretest (1,76) dan nilai Fhitung dari data posttest (1,16) lebih kecil

dari nilai Ftabel yang sebesar 1,98.

Selanjutnya, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t. Dari hasil

penghitungan untuk data pretest diketahui bahwa nilai Thitung (0,29) < Ttabel (1,99)

yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pretest kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini berarti kedua kelas memiliki kemampuan

yang sama atau homogen. Karena kedua kelas memiliki kemampuan yang sama

maka kedua kelas ini layak dijadikan sampel penelitian.

Setelah itu, dilanjutkan dengan penghitungan data posttest. Dari hasil

penghitungan tersebut diketahui bahwa nilai thitung (2,73) > ttabel (1,99), sehingga

hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima, sehingga ada

perbedaan yang signifikan antara hasil posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Dengan diterimanya H1 pada pengujian hipotesis tersebut, dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini dapat menguji kebenaran hipotesis yang telah

diajukan, yaitu terdapat pengaruh metode OK5R terhadap peningkatan

keterampilan membaca pemahaman cerpen siswa. Hal itu dibuktikan juga bahwa

rata-rata hasil belajar membaca pemahaman cerpen kelas VII 3 sebagai kelas

eksperimen lebih baik daripada rata-rata hasil belajar membaca pemahaman

cerpen kelas VII 2 sebagai kelas kontrol.

Page 100: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

88

Respon antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ketika pembelajaran pun

berbeda. Berdasarkan pengamatan peneliti, siswa kelas eksperimen lebih aktif

dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa harus menempuh langkah-

langkah dalam metode tersebut. Sebelum membaca cerpen siswa mempersiapkan

buku serta alat tulis untuk mencatat hal-hal yang penting. Setelah itu, siswa mulai

membacanya sambil menemukan unsur-unsur intrinsiknya. Setelah selesai

membacanya, tampak beberapa siswa mencoba menceritakan kembali cerpen

tersebut dengan membaca senyap. Yang terakhir mereka mencoba merenungkan

isi cerpen tersebut: apa pesan dalam cerita tersebut, apakah isinya sesuai dengan

keadaan dirinya atau orang-orang di sekitarnya. Dengan adanya langkah-langkah

ini siswa benar-benar mendalami isi cerpen tersebut.

Kondisi tersebut kontras dengan kelas kontrol. Kegiatan mereka terhenti

ketika selesai membaca. Sebagian besar mereka hanya menunggu tugas dari guru,

tidak ada upaya mendalami isi dari cerpen tersebut. Dengan kondisi seperti ini

pemahaman siswa terhadap cerpen yang dibacanya kurang maksimal.

Di samping itu, lebih dari setengah siswa kelas eksperimen mengalami

kendala ketika menerapkan metode tersebut. Kendala yang mereka hadapi adalah

masalah waktu. Metode OK5R dalam penerapannya memerlukan banyak waktu

karena metode ini mempunyai banyak langkah. Meskipun demikian, sebagian

besar mereka menyatakan bahwa penerapan metode OK5R sesuai dengan

pembelajaran membaca pemahaman cerpen.

Berdasarkan penghitungan dan pembahasan hasil penelitian di atas, maka

metode OK5R dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran membaca

pemahaman cerpen. Selain itu, penelitian ini juga menguatkan penelitian-

penelitian sebelumnya, yaitu tentang pengaruh metode tersebut dalam

meningkatkan kemampuan berbahasa siswa, yaitu kemampuan membaca dan

kemampuan berbicara.

Page 101: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

89

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penelitian

ini dapat menguji kebenaran hipotesis yang telah diajukan, yaitu terdapat

pengaruh yang signifikan penggunaan metode OK5R terhadap peningkatan

keterampilan membaca pemahaman cerpen pada siswa kelas VII 3 MTs Attaqwa

Pusat Putra Bekasi tahun pelajaran 2012-2013. Hal ini dibuktikan thitung (2,73) >

ttabel (1,99), yang berarti hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (H1)

diterima, sehingga ada perbedaan yang signifikan antara hasil posttest kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Selain itu, penggunaan metode OK5R dapat

meningkatkan membaca pemahaman cerpen siswa. Hal ini dibuktikan bahwa nilai

rata-rata nilai posttest kelas eksperimen (77,1) lebih tinggi dibandingkan nilai

rata-rata kelas kontrol (65,2).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti mengajukan saran

sebagai berikut.

1. Dalam pembelajaran membaca pemahaman cerpen, diharapkan para guru dapat

mengemas pembelajaran tersebut dengan baik dan menarik agar ketertarikan

siswa dalam membaca menjadi lebih tinggi.

2. Diharapkan para guru menerapkan metode membaca yang tepat bagi siswa

sesuai dengan teks bacaannya, ketika siswa membaca pemahaman cerpen maka

metode OK5R bisa dijadikan alternatif.

3. Kepada para guru yang nantinya ingin menerapkan metode OK5R kepada anak

didiknya, diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada dalam metode

tersebut. Masalah yang dirasakan banyak siswa dalam penelitian ini ketika

menerapkan metode tersebut adalah masalah waktu. Penerapan metode OK5R

membutuhkan banyak waktu dikarenakan metode tersebut mempunyai banyak

langkah pula.

Page 102: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

PUSTAKA ACUAN

A Teeuw. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Dunia

Pustaka Jaya, 1984.

Abidin, Yunus. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung:

Refika Aditama, 2012.

Apriani, Rini. “Penerapan Metode SQ3R (Survey-Question-Read-Recite-Review)

dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Teks Bahasa Jepang (Dokkai)”.

Skripsi S1 Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia

Bandung, 2009.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

2012.

________________. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta, Cet XIV, 2010.

Damanik, Lidwina Oktarina. “Pengaruh Penggunaan Teknik Membaca OK5R

Terhadap Kemampuan Menceritakan Kembali Cerita Anak yang Dibaca

Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013.”

Skripsi S1 Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, 2013.

Iskandar, Alek. Beberapa Pilihan tentang Penelitian Pendidikan. Bogor: FKIP

Universitas Pakuan, 1996.

Iskandarwassid. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, Cet. I, 2008.

Kapena, Sumbye. How to Succeed in Your Studies and Work. Limuru: Paulines,

2006.

Kosasih, E. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya, 2012.

Mahayana, Maman S. 9 Jawaban Sastra Indonesia: Sebuah Orientasi Kritik.

Jakarta: Bening Publishing, 2005.

Muhayat, Nuryati. “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan

Menggunakan Metode OK5R Siswa Kelas VIII MTs Negeri Pakem”.

Skripsi S1 Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, 2006.

Page 103: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

Nurgiantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjahmada

University Press, 2001.

Pondok Pesantren Attaqwa Putra Bekasi, “Akademi”, artikel diakses pada 10 Juli

2013 dari http://v2.attaqwaputra.sch.id/akademik

Purwanto, M. Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: Remaja Rosdakarya,

Rahim, Farida. Pengajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Rahman, Ahmad Syaeful, “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman

Cerpen dengan Metode SQ3R pada Siswa Kelas IX A Madrasah

Tsanawiyah Mathla’ul Anwar 2 kota Bogor”. Skripsi S1 Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Rahmanto, B. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius, 1996.

Rahmanto, B. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius, 1996.

Saryi, “Penggunaan Metode OK5R Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca

Siswa Kelas X MAN 1 Bogor”. Skripsi S1 Fakultas Keguruan Ilmu

Pendidikan, UNPAK Bogor, 2007.

Semi, M. Atar. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya, 1988.

Subana dan Sunarti. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia: Berbagai

Pendekatan, Metode, Teknik, dan Media Pembelajaran. Bandung: Pustaka

Setia.

Subana. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, Cet. II, 2005.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali, 2007.

Sugiyono. Statistika untuk Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: CV Alfabeta, 2009.

Suhendar, M.E. dan Pien Supinah. Pengajaran dan Ujian Keterampilan Membaca

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:

Bumi Aksara, Cet. Ke-8, 2010.

Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia,

1986.

Tarigan, Henry Guntur. Metodologi Pengajaran Bahasa. Bandung: Angkasa,

2009.

Page 104: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

___________________. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa, Edisi Revisi 2010.

___________________. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa, Edisi

Revisi 2011.

Wellek, Rene dan Austin Warren. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka

Jaya, Cet. Ke-5, 2014.

Widyamartaya. Seni Membaca untuk Studi.Yogyakarta: Kasinius, 1992.

Zaidan, Abdul Rozak dkk. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Page 105: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN
Page 106: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN
Page 107: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN
Page 108: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN
Page 109: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN
Page 110: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN
Page 111: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN
Page 112: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Pertemuan Pertama untuk Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Nama Sekolah : MTs Attaqwa Pusat Putra

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII/2

Alokasi Waktu : 4 × 40 menit (2 kali pertemuan)

Standar Kompetensi : 14. Mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan

cerpen

Kompetensi Dasar : 14.2. Menjelaskan hubungan latar suatu cerpen (cerita

pendek) dengan realitas sosial

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta didik mampu

menentukan latar peristiwa pada cerpen dan

menjelaskan hubungan cerpen dengan realitas sosial.

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)

Rasa hormat dan perhatian ( respect )

Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility )

Berani ( courage )

Ketulusan ( Honesty )

II. Materi Ajar

Menjelaskan hubungan latar suatu cerpen dengan realitas sosial

1. Cerpen

Cerita pendek atau short story merupakan salah satu jenis prosa modern

selain roman dan novel dan bentuknya paling pendek.

Page 113: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

2. Latar (Setting) Cerpen

Latar merupakan tempat dan waktu berlangsungnya kejadian dalam cerita.

Latar berfungsi untuk memperkuat dan mempertegas keyakinan pembaca

terhadap jalannya cerita ataupun terhadap karakter tokoh.

Macam-macam latar

a. Latar waktu : waktu berlangsungnya cerita.

b. Latar tempat : tempat berlangsungnya cerita.

c. Latar suasana : suasana cerita, yakni suasana batin (misal:

perasaan bahagia, terharu) dan suasana fisik (misal: sepi, ramai).

d. Latar sosial budaya : keadaan sosial masyarakat yang diceritakan dalam

cerpen atau juga status sosial tokoh cerita yang bersangkutan.

3. Realitas Sosial

Realita sosial adalah kenyataan yang benar-benar ada atau terjadi di tengah-

tengah masyarakat, seperti seorang pemulung yang mencari nafkah dengan

mengorek-ngorek sampah.

4. Hubungan Latar Cerpen dengan Realitas Sosial

Hubungan latar cerpen Ulang Tahun Ibu Kartini (LKS Bahasa Indonesia, h.

32-33) dengan keadaan sosial pada saat itu bahwa orang tua akan memberikan

nama anaknya dengan nama tokoh karena kesamaan tanggal lahirnya. Dalam

cerita itu dijelaskan mengapa ibu Kartini diberikan nama demikian oleh orang

tuanya. Hal itu dikarenakan tanggal lahirnya sama dengan tanggal lahir R.A.

Kartini, pejuang emansipasi wanita dari Jepara.

III. Metode Pembelajaran

Tanya jawab

Diskusi

Latihan

Page 114: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama dan kedua :

A. Kegiatan Awal

Mengkondisikan kelas

Memulai dengan membaca doa

Mengecek kehadiran siswa

Apersepsi (membuka kembali ingatan peserta didik mengenai cerpen,

seperti pengertian cerpen dan unsur-unsurnya)

B. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi

Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran

Siswa membaca materi yang akan diajarkan

Guru menjelaskan hubungan latar suatu cerpen (cerita pendek)

dengan realitas siswa

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi

Guru memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran dengan

memberikan siswa sebuah cerpen

Siswa membaca cerpen ”Berburuk Sangka” dalam kurun waktu

yang ditentukan guru

Siswa mengumpulkan cerpen yang telah dibacanya dan

menyerahkannya kepada guru

Siswa menjawab soal-soal yang diberikan guru berkaitan dengan isi

cerpen yang telah dibacanya

Page 115: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi

Siswa mengumpulkan tugasnya

Guru memeriksa tugas siswa

Guru dan siswa sama-sama menjawab soal dan menuliskan

jawabannya di papan tulis

C. Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran

Pembelajaran ditutup dengan pembacaan Hamdalah

V. Sumber/Alat/bahan

Cerita pendek

LKS (Lembar Kerjas Siswa)

Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

VI. Penilaian

A. Instrumen Penilaian

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Instrumen

Mampu mendata latar

cerpen

Mampu mengaitkan latar

cerpen dengan realitas

sosial masa kini

Tes Uraian

Cerpen tersebut mempunyai tema

tentang ....

Tiga tokoh dalam cerpen tersebut

adalah ....

Amanat atau pesan yang ingin

disampaikan pengarang dalam cerpen

tersebut adalah ....

Latar tempat dan waktu ketika ibu

Page 116: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

menyuruh Sisi mengantarkan kue

adalah ....

Perbuatan atau kelakuan tokoh dalam

cerpen tersebut yang sesuai dengan

kehidupan sehari-hari di sekitar kita

adalah ....

Alasan Sisi sempat menolak perintah

ibunya untuk mengantarkan kue ke

rumah Nenek Khasanah adalah ...

Nama ibu Sisi adalah ....

Setelah menemui dan berbicara dengan

Nenek Khasanah, akhirnya Sisi

mengetahui bahwa Nenek Khasanah

mempunyai sifat ....

Perasaan Sisi setelah mengetahui sifat

sebenarnya Nenek Khasanah adalah ....

Nenek Khasanah sempat memarahi Sisi

karena ....

B. Penskoran

No. Jenis Soal Skor Total Skor

1.

Analisis Tema Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

2. Analisis Tokoh dan

Penokohan

Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

3. Analisis Amanat Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

4. Analisis Latar Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

5. Analisis Relevansi Isi

Cerpen dengan Realita

Sosial

Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

6. Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

Page 117: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

7. Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

8. Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

9. Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

10. Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

Jumlah Skor Maksimum 30

Keterangan

Nilai akhir = x 100%

Bekasi, 20 Mei 2013

Kepala MTs Attaqwa Pusat Putra Guru Bahasa Indonesia

Drs. KH. Mawardi Mahmud, M.Pd. Dzul Hamdi

Page 118: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Pertemuan Kedua untuk Kelas Eksperimen

Nama Sekolah : MTs Attaqwa Pusat Putra

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII/2

Alokasi Waktu : 4 × 40 menit (2 kali pertemuan)

Standar Kompetensi : 14. Mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan

cerpen

Kompetensi Dasar : 14.2. Menjelaskan hubungan latar suatu cerpen (cerita

pendek) dengan realitas sosial

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta didik mampu

menentukan latar peristiwa pada cerpen dan

menjelaskan hubungan cerpen dengan realitas sosial.

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)

Rasa hormat dan perhatian ( respect )

Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility )

Berani ( courage )

Ketulusan ( Honesty )

II. Materi Ajar

Menjelaskan latar dan hubungan cerpen dengan realitas sosial

1. Cerpen

Cerita pendek atau short story merupakan salah satu jenis prosa modern

selain roman dan novel dan bentuknya paling pendek.

Page 119: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

2. Latar (Setting) Cerpen

Latar merupakan tempat dan waktu berlangsungnya kejadian dalam cerita.

Latar berfungsi untuk memperkuat dan mempertegas keyakinan pembaca

terhadap jalannya cerita ataupun terhadap karakter tokoh.

Macam-macam latar

e. Latar waktu : waktu berlangsungnya cerita.

f. Latar tempat : tempat berlangsungnya cerita.

g. Latar suasana : suasana cerita, yakni suasana batin (misal:

perasaan bahagia, terharu) dan suasana fisik (misal: sepi, ramai).

h. Latar sosial budaya : keadaan sosial masyarakat yang diceritakan dalam

cerpen atau juga status sosial tokoh cerita yang bersangkutan.

3. Realitas Sosial

Realita sosial adalah kenyataan yang benar-benar ada atau terjadi di tengah-

tengah masyarakat, seperti seorang pemulung yang mencari nafkah dengan

mengorek-ngorek sampah.

4. Hubungan Latar Cerpen dengan Realitas Sosial

Latar cerpen Prasangka Buruk jika dikaitkan dengan keadaan sosial pada

saat itu bahwa seseorang akan berprasangka buruk kepada seseorang yang

belum dikenalnya dengan pasti, padahal belum tentu orang itu buruk sesuai

dengan yang dipikikannya, seperti yang dialami oleh Sisi. Ia mengira Nenek

Khasanah itu orangnya jahat, tetapi setelah ia bertemu dan mengobrol

dengannya, akhirnya ia mengetahui bahwa Nenek Khasanah itu orangnya

lembut dan baik, tidak seperti yang ia pikirkan sebelumnya.

Page 120: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

5. Metode OK5R

Metode OK5R adalah metode membaca yang dikembangkan oleh Walter

Pauk, direktur Reading-Study Center dan Cornell University. Metode OK5R

terdiri dari tujuh langkah, yaitu:

1. Overview, membaca skimming untuk mendapatkan kesan umum dari

teks bacaan yang akan dipelajari.

2. Key Ideas, mencari ide kunci teks bacaan.

3. Read, membacanya dari awal sampai akhir.

4. Record, membuat catatan dari teks bacaan tersebut.

5. Recite, menceritakan kembali apa yang diperoleh dari teks bacaan.

6. Review, melihat kembali catatan yang telah dibuatnya.

7. Reflect, bertanya pada diri sendiri tentang topik yang ada di teks

bacaan.

III. Metode Pembelajaran

Tanya jawab

Diskusi

Metode membaca OK5R

Latihan

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama dan kedua :

A. Kegiatan Awal

Mengkondisikan kelas

Memulai dengan membaca doa

Mengecek kehadiran siswa

Apersepsi (membuka kembali ingatan peserta didik mengenai cerpen,

seperti pengertian cerpen dan unsur-unsurnya)

Page 121: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

B. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi

Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran

Siswa membaca materi yang akan diajarkan

Guru menjelaskan hubungan latar suatu cerpen (cerita pendek)

dengan realitas siswa

Guru menjelaskan metode OK5R dan contoh penerapannya

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi

Guru memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran dengan

memberikan siswa sebuah cerpen.

Siswa membaca cerpen ”Pencuri Kue” dalam kurun waktu yang

ditentukan guru dengan menggunakan metode OK5R.

Siswa membaca secara cepat untuk memperoleh gambaran besar

mengenai ide-ide yang dibahas dan problem-problem yang diungkap

di dalam cerpen.

Siswa merumuskan ide-ide cerita setelah melakukan overview.

Siswa mulai membaca cerpen secara teliti dari awal sampai akhir.

Siswa membuat catatan-catatan, misalnya menandai bacaan dan

mencatat hal-hal yang penting dari cerpen, seperti tema, tokoh dan

perwatakannya, alur, latar, dan amanatnya.

Siswa berusaha untuk mempertahankan kontruksi pemahaman yang

diperoleh dari hasil membaca dengan cara menceritakan kembali isi

cerpen dengan kata-kata sendiri.

Siswa mengulangi kembali apa yang telah dibaca. Sehingga

penguasaan bacaan menjadi bulat dan menyeluruh.

Page 122: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

Siswa mengadakan perenungan. Ide-ide dan amanat cerita

dipikirkan lebih mendalam, kemudian mengaitkannya dengan

kehidupan pembaca ataupun kehidupan di sekitarnya.

Siswa mengumpulkan cerpen yang telah dibacanya dan

menyerahkannya kepada guru

Siswa menjawab soal-soal yang diberikan guru berkaitan dengan isi

cerpen yang telah dibacanya.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi

Siswa mengumpulkan tugasnya

Guru memeriksa tugas siswa

Guru dan siswa sama-sama menjawab soal dan menuliskan

jawabannya di papan tulis

C. Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran

Pembelajaran ditutup dengan pembacaan Hamdalah

V. Sumber/Alat/bahan

Cerita pendek

LKS (Lembar Kerjas Siswa)

Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Page 123: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

VI. Penilaian

A. Instrumen Penilaian

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Instrumen

Mampu mendata latar

cerpen

Mampu mengaitkan latar

cerpen dengan realitas

sosial masa kini

Tes Uraian

Hal-hal apa saja dari cerpen tersebut

yang sesuai dengan kehidupan sehari-

hari?

Apa yang dibagikan ibu kepada anak-

anaknya, kemudian masing-masing

anak mendapatkan berapa?

Peristiwa atau bagian apa dalam cerpen

tersebut yang menjadi konflik cerita?

Sebutkan latar tempat yang ada dalam

cerpen tersebut, kemudian jelaskan

peristiwa apa saja yang ada dalam latar

tersebut!.

Apa tema cerpen tersebut?

Mengapa John dan keluarganya pindah

ke desa?

Bagaimana perwatakan ibu ketika

menyikapi pertengkaran antara John

dan kakak-kakaknya?

Bagaimana sikap Paul dan Sarrah

setelah mengetahui pencuri yang

sebenarnya?

Hukuman apa yang Ibu berikan kepada

John?

Apa amanat yang terdapat dalam cerpen

tersebut?

Page 124: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

B. Penskoran

No. Jenis Soal Skor Total Skor

1. Analisis Relevansi Isi

Cerpen dengan Realita

Sosial

Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

2. Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

3. Analisis Alur Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

4. Analisis Latar Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

5. Analisis Tema Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

6. Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

7. Analisis Tokoh dan

Penokohan

Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

8. Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

9. Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

10. Analisis Tema Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

Jumlah Skor Maksimum 30

Keterangan:

Nilai akhir = x 100%

Bekasi, 21 Mei 2013

Kepala MTs Attaqwa Pusat Putra Guru Bahasa Indonesia

Drs. KH. Mawardi Mahmud, M.Pd. Dzul Hamdi

Page 125: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Pertemuan Kedua untuk Kelas Kontrol

Nama Sekolah : MTs Attaqwa Pusat Putra

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII/2

Alokasi Waktu : 4 × 40 menit (2 kali pertemuan)

Standar Kompetensi : 14. Mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan

cerpen

Kompetensi Dasar : 14.2. Menjelaskan hubungan latar suatu cerpen (cerita

pendek) dengan realitas sosial

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta didik mampu

menentukan latar peristiwa pada cerpen dan

menjelaskan hubungan cerpen dengan realitas sosial.

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)

Rasa hormat dan perhatian ( respect )

Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility )

Berani ( courage )

Ketulusan ( Honesty )

II. Materi Ajar

Menjelaskan latar dan hubungan cerpen dengan realitas sosial

1. Cerpen

Cerita pendek atau short story merupakan salah satu jenis prosa modern

selain roman dan novel dan bentuknya paling pendek.

Page 126: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

2. Latar (Setting) Cerpen

Latar merupakan tempat dan waktu berlangsungnya kejadian dalam cerita.

Latar berfungsi untuk memperkuat dan mempertegas keyakinan pembaca

terhadap jalannya cerita ataupun terhadap karakter tokoh.

Macam-macam latar

a. Latar waktu : waktu berlangsungnya cerita.

b. Latar tempat : tempat berlangsungnya cerita.

c. Latar suasana : suasana cerita, yakni suasana batin (misal:

perasaan bahagia, terharu) dan suasana fisik (misal: sepi, ramai).

d. Latar sosial budaya : keadaan sosial masyarakat yang diceritakan dalam

cerpen atau juga status sosial tokoh cerita yang bersangkutan.

3. Realitas Sosial

Realita sosial adalah kenyataan yang benar-benar ada atau terjadi di tengah-

tengah masyarakat, seperti seorang pemulung yang mencari nafkah dengan

mengorek-ngorek sampah.

4. Hubungan Latar Cerpen dengan Realitas Sosial

Latar cerpen Prasangka Buruk jika dikaitkan dengan keadaan sosial pada

saat itu bahwa seseorang akan berprasangka buruk kepada seseorang yang

belum dikenalnya dengan pasti, padahal belum tentu orang itu buruk sesuai

dengan yang dipikikannya, seperti yang dialami oleh Sisi. Ia mengira Nenek

Khasanah itu orangnya jahat, tetapi setelah ia bertemu dan mengobrol

dengannya, akhirnya ia mengetahui bahwa Nenek Khasanah itu orangnya

lembut dan baik, tidak seperti yang ia pikirkan sebelumnya.

III. Metode Pembelajaran

Tanya jawab

Diskusi

Latihan

Page 127: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama dan kedua :

A. Kegiatan Awal

Mengkondisikan kelas

Memulai dengan membaca doa

Mengecek kehadiran siswa

Apersepsi (membuka kembali ingatan peserta didik mengenai cerpen,

seperti pengertian cerpen dan unsur-unsurnya)

B. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi

Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran

Siswa membaca materi yang akan diajarkan

Guru menjelaskan hubungan latar suatu cerpen (cerita pendek)

dengan realitas siswa

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi

Guru memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran dengan

memberikan siswa sebuah cerpen

Siswa membaca cerpen ”Pencuri Kue” dalam kurun waktu yang

ditentukan guru

Siswa mengumpulkan cerpen yang telah dibacanya dan

menyerahkannya kepada guru

Siswa menjawab soal-soal yang diberikan guru berkaitan dengan isi

cerpen yang telah dibacanya

Page 128: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi

Siswa mengumpulkan tugasnya

Guru memeriksa tugas siswa

Guru dan siswa sama-sama menjawab soal dan menuliskan

jawabannya di papan tulis

C. Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran

Pembelajaran ditutup dengan pembacaan Hamdalah

V. Sumber/Alat/bahan

Cerita pendek

LKS (Lembar Kerjas Siswa)

Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

VI. Penilaian

A. Instrumen Penilaian

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Instrumen

Mampu mendata latar

cerpen

Mampu mengaitkan latar

cerpen dengan realitas

sosial masa kini

Tes Uraian

Hal-hal apa saja dari cerpen tersebut

yang sesuai dengan kehidupan sehari-

hari?

Apa yang dibagikan ibu kepada anak-

anaknya, kemudian masing-masing

anak mendapatkan berapa?

Peristiwa atau bagian apa dalam cerpen

tersebut yang menjadi konflik cerita?

Page 129: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

Sebutkan latar tempat yang ada dalam

cerpen tersebut, kemudian jelaskan

peristiwa apa saja yang ada dalam latar

tersebut!.

Apa tema cerpen tersebut?

Mengapa John dan keluarganya pindah

ke desa?

Bagaimana perwatakan ibu ketika

menyikapi pertengkaran antara John

dan kakak-kakaknya?

Bagaimana sikap Paul dan Sarrah

setelah mengetahui pencuri yang

sebenarnya?

Hukuman apa yang Ibu berikan kepada

John?

Apa amanat yang terdapat dalam cerpen

tersebut?

B. Penskoran

No. Jenis Soal Skor Total Skor

1. Analisis Relevansi Isi

Cerpen dengan Realita

Sosial

Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

2. Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

3. Analisis Alur Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

4. Analisis Latar Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

5. Analisis Tema Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

6. Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

7. Analisis Tokoh dan

Penokohan

Baik skor 3

Cukup skor 2

3

Page 130: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

Kurang skor 1

8. Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

9. Pemahaman Isi Cerpen Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

10. Analisis Tema Baik skor 3

Cukup skor 2

Kurang skor 1

3

Jumlah Skor Maksimum 30

Keterangan

Nilai akhir = x 100%

Bekasi, 21 Mei 2013

Kepala MTs Attaqwa Pusat Putra Guru Bahasa Indonesia

Drs. KH. Mawardi Mahmud, M.Pd. Dzul Hamdi

Page 131: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

Tabel Nilai r Product Moment

N Taraf Signif.

N Taraf Signif.

N Taraf Signif.

5% 10% 5% 10% 5% 10%

3 0,997 0,999 26 0,388 0,496 55 0,266 0,345

4 0,950 0,990 27 0,381 0,487 60 0,254 0,330

5

0,878

0,959

28

29

0,374

0,367

0,478

0,470

65

70

0,244

0,235

0,317

0,306

6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 75 0,227 0,296

7 0,754 0,874

8 0,707 0,834 31 0,355 0,456 80 0,220 0,286

9 0,666 0,798 32 0,349 0,449 85 0,213 0,278

10

0,632

0,765

33

34

0,344

0,339

0,442

0,436

90

95

0,207

0,202

0,270

0,263

11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 100 0,195 0,256

12

13

0,576

0,553

0,708

0,708

36

0,329

0,424

125

0,176

0,230

14 0,532 0,661 37 0,325 0,418 150 0,159 0,210

15 0,514 0,641 38 0,320 0,413 175 0,148 0,194

16

0,497

0,623

39

40

0,316

0,312

0,408

0,403

200

300

0,138

0,113

0,181

0,148

17 0,482 0,606

18 0,468 0,590 41 0,308 0,398 400 0,098 0,128

19 0,456 0,575 42 0,304 0,393 500 0,088 0,115

20 0,444 0,561 43 0,301 0,389

44

45

0,297

0,294

0,384

0,380

600

700

0,080

0,074

0,105

0,097

21 0,433 0,549

22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091

23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086

24 0,404 0,515 48 0,284 0,368

25 0,396 0,505 49

50

0,281

0,279

0,364

0,361

1000 0,062 0,081

Page 132: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

Distribusi Student’s t

α Untuk Uji Dua Pihak

0,50 0,20 0,10 0,05 0,02 0,01

dk α Untuk Uji Satu Pihak

0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

40

60

120

1,000

0,816

0,765

0,741

0,727

0,718

0.711

0.706

0.703

0.700

0.697

0.695

0.694

0.692

0.691

0.690

0.689

0.688

0.688

0.687

0.686

0.686

0.685

0.685

0.684

0.684

0.684

0.683

0.683

0.683

0,681

0,679

0,677

0,674

3,078

1,886

1,638

1,533

1,476

1,440

1,415

1,397

1,383

1,372

1,363

1,356

1,350

1,345

1,341

1,337

1,333

1,330

1,328

1,325

1,323

1,321

1,319

1,318

1,316

1.315

1,314

1,313

1,311

1,310

1,303

1,296

1,289

1,282

6,314

2,920

2,353

2,132

2,015

1,943

1,895

1,860

1,833

1,812

1,796

1,782

1,771

1,761

1,753

1,746

1,740

1,734

1,729

1,725

1,721

1,717

1,714

1,711

1,708

1,706

1,703

1,701

1,699

1,697

1,684

1,671

1,658

1,645

12,706

4,303

3,182

2,770

2,571

2,447

2,365

2,306

2,262

2,228

2,201

2,179

2,160

2,145

2,131

2,120

2,110

2,101

2,093

2,086

2,080

2,074

2,069

2,064

2,060

2,056

2,052

2,052

2,048

2,045

2,021

2,000

1,980

1,960

31,821

6,965

4,541

3,747

3,365

3,143

2,998

2,896

2,821

2,764

2,718

2,681

2,650

2,624

2,602

2,583

2,567

2,552

2,539

2,528

2,518

2,508

2,500

2,492

2,485

2,479

2,473

2,467

2,462

2,457

2,423

2,390

2,358

2,326

63,657

9,925

5,841

4,604

4,032

3,707

3,499

3,355

3,250

3,169

3,106

3,055

3,012

2,977

2,947

2,921

2,898

2,878

2,861

2,845

2,831

2,819

2,807

2,797

2,787

2,779

2,771

2,763

2,756

2,750

2,704

2,660

2,617

2,576

Page 133: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

Tabel Distribusi F

Alpha = 5% V2 = dk

penyebut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 15 20 24 30 40 60 100 INF

1 161 200 216 225 230 234 237 239 241 242 244 246 248 249 250 251 252 253 254

2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38 19.40 19.41 19.43 19.44 19.45 19.46 19.47 19.48 19.49 19.49

3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.84 8.81 8.78 8.74 8.70 8.66 8.64 8.62 8.59 8.57 8.55 8.53

4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.91 5.86 5.80 5.77 5.74 5.72 5.688 5.66 5.63

5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.87 4.82 4.77 4.73 4.68 4.62 4.56 4.53 4.49 4.46 4.43 4.40 4.36

6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.00 3.94 3.87 3.84 3.81 3.77 3.74 3.70 3.67

7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.72 3.68 3.64 3.57 3.51 3.44 3.41 3.37 3.34 3.30 3.27 3.23

8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.28 3.22 3.15 3.11 3.08 3.04 3.00 2.97 2.93

9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.07 3.01 2.94 2.90 2.86 2.82 2.79 2.75 2.71

10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.32 3.22 3.13 3.07 3.02 2.98 2.91 2.84 2.77 2.74 2.70 2.66 2.62 2.58 2.54

11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.79 2.72 2.65 2.61 2.57 2.53 2.49 2.45 2.40

12 4.75 3.88 3.49 3.26 3.10 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.69 2.62 2.54 2.50 2.47 2.42 2.38 2.34 2.30

13 4.67 3.80 3.41 3.18 3.02 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.60 2.53 2.46 2.42 2.38 2.34 2.30 2.25 2.21

14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.64 2.60 2.53 2.46 2.39 2.35 2.31 2.27 2.22 2.18 2.13

15 4.54 3.68 3.29 3.05 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.47 2.40 2.32 2.29 2.25 2.20 2.16 2.11 2.06

16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.53 2.49 2.42 2.35 2.27 2.23 2.19 2.15 2.10 2.06 2.01

17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.38 2.31 2.23 2.19 2.15 2.10 2.06 2.01 1.96

18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.34 2.27 2.19 2.15 2.11 2.06 2.02 1.97 1.91

19 4.38 3.52 3.13 2.89 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.31 2.23 2.15 2.11 2.07 2.02 1.98 1.93 1.88

20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.28 2.20 2.12 2.08 2.04 1.99 1.95 1.90 1.84

21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.25 2.17 2.10 2.05 2.01 1.96 1.92 1.86 1.81

22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.22 2.15 2.07 2.03 1.98 1.94 1.89 1.84 1.78

23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.20 2.13 2.05 2.00 1.96 1.91 1.86 1.81 1.76

24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.35 2.30 2.25 2.18 2.11 2.03 1.98 1.94 1.89 1.84 1.79 1.73

25 4.24 3.38 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.16 2.09 2.01 1.96 1.92 1.87 1.82 1.77 1.71

26 4.22 3.37 2.97 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.26 2.22 2.15 2.07 1.99 1.95 1.90 1.85 1.80 1.75 1.69

27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.30 2.25 2.20 2.13 2.05 1.97 1.93 1.88 1.84 1.78 1.73 1.67

28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.44 2.36 2.29 2.24 2.19 2.12 2.04 1.96 1.91 1.87 1.82 1.77 1.71 1.65

29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.54 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.10 2.03 1.94 1.90 1.85 1.80 1.75 1.70 1.64

30 4.17 3.31 2.92 2.69 2.52 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.09 2.01 1.93 1.89 1.84 1.79 1.74 1.68 1.62

40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.33 2.25 2.18 2.12 2.08 2.00 1.92 1.84 1.79 1.74 1.69 1.64 1.58 1.51

60 4.00 3.15 2.76 2.52 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04 1.99 1.92 1.84 1.75 1.70 1.65 1.59 1.53 1.47 1.39

125 3.92 3.07 2.68 2.44 2.29 2.17 2.09 2.02 1.96 1.91 1.83 1.75 1.66 1.61 1.55 1.49 1.43 1.35 1.25

inf 3.84 2.99 2.60 2.37 2.21 2.10 2.01 1.94 1.88 1.83 1.75 1.67 1.57 1.52 1.46 1.39 1.32 1.22 1.00

Page 134: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors

Ukuran Taraf Nyata (α)

Sampel (n) 0,01 0,05 0,10 0,15 0,20

4 0,417 0,381 0,352 0,319 0,300

5 0,405 0,337 0,315 0,229 0,285

6 0,364 0,319 0,294 0,277 0,265

7 0,348 0,300 0,276 0,258 0,247

8 0,331 0,285 0,261 0,244 0,233

9 0,311 0,271 0,249 0,233 0,223

10 0,294 0,258 0,239 0,224 0,215

11 0,284 0,249 0,230 0,217 0,206

12 0,275 0,242 0,223 0,212 0,199

13 0,268 0,234 0,214 0,202 0,190

14 0,261 0,227 0,207 0,194 0,183

15 0,257 0,220 0,201 0,187 0,177

16 0,250 0,213 0,195 0,182 0,173

17 0,245 0,206 0,189 0,177 0,169

18 0,239 0,200 0,184 0,173 0,166

19 0,235 0,195 0,179 0,169 0,163

20 0,231 0,190 0,174 0,166 0,160

25 0,200 0,173 0,158 0,147 0,142

30 0,187 0,161 0,144 0,136 0,131

> 30

Page 135: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

LUAS DIBAWAH LENGKUNGAN KURVE NORMAL

DARI 0 S/D Z

Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0,0 0000 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0319 0359

0,1 0398 0438 0478 0517 0557 0596 0636 0675 0714 0753

0,2 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 1141

0,3 1179 1217 1255 1293 1331 1368 1406 1443 1480 1517

0,4 1554 1591 1628 1684 1700 1736 1772 1808 1844 1879

0,5 1915 1950 1985 2019 2054 2088 2123 2157 2190 2224

0,6 2258 2291 2324 2357 2389 2422 2454 2486 2517 2549

0,7 2580 2612 2642 2673 2703 2734 2764 2794 2823 2852

0,8 2881 2910 2939 2967 2995 3023 3051 3078 3106 3133

0,9 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 3389

1,0 3413 3438 3461 3485 3508 3531 3554 3577 3599 3621

1,1 3643 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 3830

1,2 3849 3869 3888 3907 3925 3944 3962 3980 3997 4015

1,3 4032 4049 4066 4082 4099 4115 4131 4147 4162 4177

1,4 4192 4207 4222 4236 4251 4265 4279 4292 4306 4319

1,5 4332 4345 4357 4370 4382 4394 4406 4419 4429 4441

1,6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 4545

1,7 4554 4564 4573 4582 4591 4599 4608 4616 4625 4633

1,8 4641 4549 4556 4664 4671 4678 4686 4693 4699 4706

1,9 4713 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 4761 4767

2,0 4772 4778 4783 4788 4793 4798 4803 4808 4812 4817

2,1 4821 4826 4830 4834 4838 4842 4846 4850 4854 4857

2,2 4861 4864 4368 4871 4875 4878 4881 4884 4887 4890

2,3 4898 4896 4898 4901 4004 4906 4909 4911 4913 4916

2,4 4918 4920 4922 4025 4927 4929 4931 4932 4934 4936

2,5 4938 4940 4941 4043 4945 4946 4948 4949 4951 4952

2,6 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 4964

2,7 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 4972 4973 4974

2,8 4074 4975 4976 4977 4977 4987 4979 4979 4980 4981

2,9 4981 4982 4982 4083 4984 4984 4985 4985 4986 4986

3,0 4987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4989 4990 4990

3,1 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 4993

3,2 4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4994 4995 4995

3,3 4995 4995 4995 4996 4996 4996 4996 4996 4997 4997

3,4 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4998

3,5 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998

3,6 4998 4998 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999

3,7 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999

3,8 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999

3,9 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000

Page 136: PENGARUHMETODE OK5RTERHADAPPENINGKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24612/3/DZUL... · PADA SISWA KELAS VII3 MTS ATTAQWA PUSAT PUTRA BEKASI TAHUN PELAJARAN

BIODATA PENULIS

Dzul Hamdi, lahir di Bekasi, 12 Desember 1989. Bertempat

tinggal di Jalan Setiadarma I Rt. 01 Rw. 02 No. 3 Desa

Setiadarma Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi.

Terlahir dari pasangan H. Abd. Rochman dan Hj. Chosyiah. Anak

terakhir dari enam bersaudara ini memulai pendidikan di TK

Thariq bin Ziyad, dilanjutkan ke SD Negeri 03 Tambun, lalu dilanjutkan ke MTs

Attaqwa Pusat Putra Bekasi, kemudian dilanjutkan kembali ke MA Attaqwa Pusat

Putra Bekasi, dan menyelesaikan program Strata 1 (S 1) di Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis yang memiliki hobi

menggambar ini mempunyai motto hidup yaitu Lakukan dan selesaikan apa yang

telah direncanakan dari awal.