pengaruh unsur hara (n dan p) terhadap biomassa … · terpengaruh langsung kualitas air adalah...

100
PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA DAN STRUKTUR KOMUNITAS PERIFITON STUDI KASUS SUNGAI CILIWUNG TRI SURYONO C251090081 SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Upload: buique

Post on 10-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA DAN STRUKTUR KOMUNITAS PERIFITON

STUDI KASUS SUNGAI CILIWUNG

TRI SURYONO

C251090081

SEKOLAH PASCA SARJANAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR2012

Page 2: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DANSUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pengaruh Unsur Hara

(N Dan P) Terhadap Biomassa Dan Struktur Komunitas Perifiton Studi

Kasus Sungai Ciliwung adalah karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Mei 2012

Tri SuryonoNIM C251090081

Page 3: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

ABSTRACT

TRI SURYONO. Effect of Nutrient (N and P) to The Periphyton Biomass and Community Structure, Case Study Ciliwung River. Under direction of ENAN M. ADIWILAGA and DANIEL DJOKO SETIYANTO.

Research on the effect of nutrient to the structure of periphyton communities in Ciliwung river has been conducted from December 2010 to May 2011 at four stations; Gn. Mas, Kp. Pensiunan, Kp. Jogjogan, and Cibinong which reflected the of input of anthropogenic pollutant. This study aims to determine the relationship between nutrients (N and P) concentration and the structure changes of periphyton community in order to determine the ecological condition of Ciliwung River. The results of this study are expected to be useful to make a policy in the management of ecological disturbance of Ciliwung River based onpollutants loads and environmental changes due antropogenic activity. Water quality Ciliwung River was evaluated from the condition of habitats, pollution levels and the conditions of periphyton integrity to observed the actual condition of the aquatic environment. The results showed optimal habitat conditions was observed in Gn. Mas while other stations condition were marginal (Kp. Pensiunan, Kp. Jogjogan and Cibinong). Based on pollution level category, Gn. Mas and Kp. Pensiunan was unpolluted, while Kp. Jogjogan and Cibinong was slightly polluted and moderately polluted respectively. The results obtained 83 species of periphyton consisted of Bacillariophyceae (44 species), Chlorophyceae (20 species), Cyanophyceae (14 species), Rhodophyceae (1 species), Xantophyceae (2 species) and Dinophyceae (2 species). Based on the abundance of periphyton, PIBI score obtained was almost the same Gn. Mas (95,97), Kp. Pensiunan (84,65), Kp. Jogjogan (93,57) and Cibinong (83,83). CCA ordination of the results obtained a clear grouping among the research station. While the results from a combination of habitat conditions, the level of pollution and its PIBI value confirm that water conditions are still good.

Keywords: nutrient, biomass and community structure, periphyton, Ciliwung Rivers

Page 4: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

RINGKASAN

TRI SURYONO. Pengaruh Unsur Hara (N Dan P) Terhadap Biomassa Dan

Struktur Komunitas Perifiton Studi Kasus Sungai Ciliwung. Dibimbing oleh

ENAN M. ADIWILAGA dan DANIEL DJOKO SETIYANTO.

Sungai Ciliwung sebagai salah satu sungai besar di Jawa Barat memiliki arti

penting dalam menunjang segala aktivitas masyarakat disepanjang DASnya.

Seiring dengan meningkatnya kegiatan antropogenik kualitas perairan Sungai

Ciliwung mengalami penurunan dengan masuknya bahan pencemar khususnya

unsur hara N dan P. Salah satu biota yang hidup di perairan Sungai Ciliwung dan

terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer

perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan mulai Desember 2010

hingga Mei 2011 dengan tujuan mengetahui pengaruh masuknya unsur hara N dan

P terhadap biomassa dan struktur komunitas perifiton di Sungai Ciliwung. Hasil

identifikasi perifiton ditemukan total 83 jenis yang terdiri dari Bacillariophyceae

(44 jenis), Chlorophyceae (20 jenis), Cyanophyceae (14 jenis), Rhodophyceae (1

jenis), Xantophyceae (2 jenis) dan Dinophyceae (2 jenis) dengan indeks

keseragaman tinggi (0,6<E<1,0), indeks keanekaragaman sedang

(2,3026<H<6,9078) dan indeks dominansinya rendah (0<C<0,4). Sedangkan hasil

analisis parameter unsur hara dari stasiun Gunung Mas hingga Cibinong

menunjukkan adanya peningkatan. Hasil perhitungan tingkat pencemaran dan

kondisi habitat menunjukkan Gunung Mas (belum tercemar dengan kondisi

optimal), Kp. Pensiunan (belum tercemar tetapi kondisi marginal), Kp. Jogjogan

(tercemar ringan dan kondisi marginal) serta Cibinong (tercemar sedang dengan

kondisi marginal). Sedangkan dari perhitungan metrik PIBI stasiun Gunung Mas

tergolong sangat baik, Kp. Jogjogan dalam kategori baik sedangkan Kp.

Pensiunan dan Cibinong termasuk sedang. Hasil ordinasi CCA adanya perbedaan

yang jelas antar lokasi penelitian berdasarkan kualitas perairan maupun

kelimpahan perifitonnya. Sedangkan berdasarkan hasil uji korelasi spearman

terdapat korelasi positif antara komponen PIBI yaitu kekayaan taksa, biomassa

maupun klorofil-a dengan kondisi unsur hara (N dan P) yang ada di perairan.

Page 5: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

@ Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, Tahun 2012

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi IPB.

Dilarang mengumumkan atau memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Page 6: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama
Page 7: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA DAN STRUKTUR KOMUNITAS PERIFITON

STUDI KASUS SUNGAI CILIWUNG

TRI SURYONO

TesisSebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains padaProgram Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan

SEKOLAH PASCA SARJANAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR2012

Page 8: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Majariana Krisanti, S.Pi, M.Si.

Page 9: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama
Page 10: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama
Page 11: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas berkat rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian maupun penulisan tesis

dengan judul ”Pengaruh Unsur Hara (N Dan P) Terhadap Biomassa Dan

Struktur Komunitas Perifiton Studi Kasus Sungai Ciliwung.” Sebagai syarat

penyelesaian program sekolah pascasarjana Program Studi Pengelolaan

Sumberdaya Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah

mengarahkan, membantu dan mendukung kegiatan penelitian ini sehingga dapat

terselesaikannya penulisan tesis ini dengan lancar.

1. Rektor Institut Pertanian Bogor, Direktur Program Pascasarjana dan ketua

Departemen Managemen Sumberdaya Perairan, atas kebijakan yang diberikan

selama mengikuti pendidikan pascasarjana IPB.

2. Dr. Ir. Enan M. Adiwilaga, selaku ketua program studi Pengelolaan

Sumberdaya Perairan dan ketua dosen pembimbing, serta Prof. Dr. Ir. Daniel

Djoko Setiyanto, DEA selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

arahan, masukan dan bimbingan selama penulis melaksanakan penelitian dan

penulisan tesis.

3. Dr. Tri Widiyanto, M.Si selaku Kepala Pusat Penelitian Limnologi-LIPI dan

Dr. Ir. Gadis Sri Haryani (Kapuslit Limnologi periode 2006 – 2010), serta

Ir. Fachmijany Sulawesty selaku Kepala Bidang Dinamika Perairan Puslit

Limnologi-LIPI, atas dukungan ijin, sarana dan prasarana, serta

kebijaksanaannya selama penulis menempuh pendidikan pascasarjana IPB.

4. Rekan-rekan di Puslit Limnologi-LIPI, atas partisipasinya baik langsung

maupun tidak, terutama rekan-rekan yang tergabung dalam kelompok

penelitian Konsep SLC: Yoyok Sudarso, Gunawan P. Yoga, Ivana Yuniarti,

Rosidah, Supranoto, serta rekan analis laboratorium Pengendalian Pencemaran

Ade Sugiarti, Isnuryati dan Irma, atas bantuan dan dukungannya sejak mulai

penelitian sampai proses penyelesaian tesis ini.

Page 12: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

5. Rekan-rekan SDP angkatan 2009 dan staf Tata Usaha program studi

Pengelolaan Sumberdaya Perairan (SDP), atas kerjasama yang baik selama

penulis menempuh pendidikan pascasarjana IPB.

6. Terakhir penulis sampaikan terimakasih yang tulus kepada Istri dan anakku

Nani Widiawati dan Rifky Ramadhan, atas kesabaran dan pengertiannya

selama ini. Serta kepada M. Gunawan dan keluarga (adik) atas dukungannya

selama penulis menempuh pendidikan pascasarjana IPB.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tesis ini,

karena itu penulis mengharapkan masukan kritik dan saran dari semua pihak guna

perbaikan penulisan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang memerlukan.

Bogor, Mei 2012

Penulis

Page 13: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Sleman, Yogyakarta 30 Maret 1970, merupakan anak ke tiga

dari 4 bersaudara dari pasangan ayah (Alm) Soemono dan Ibu (Alm) Siti Suparti.

Pendidikan formal dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi diselesaikan

di Yogyakarta, yaitu di Sekolah Dasar Negeri 1 Condong Catur, Yogyakarta

(1983), Sekolah Menengah Pertama Negeri Condong Catur, Yogyakarta (1986),

Sekolah Menengah Atas PIRI 1 Banciro, Yogyakarta (1989). Tahun 1990 penulis

melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan STTL-YLH,

Yogyakarta dan memperoleh gelar Sarjana pada tahun 1996 bidang Ilmu

Lingkungan.

Sejak tahun 1997 sampai saat ini penulis menjadi staf peneliti Bidang

Dinamika Perairan Darat, Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia yang terletak di kawasan Cibinong Science Center (CSC).

Penulis telah menikah dan dikaruniai satu orang putra.

Page 14: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ………………………………………………………. xiv

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xv

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xvii

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang …………………………………………… 1

1.2. Perumusan Masalah ……………………………………… 2

1.3. Tujuan Penelitian ………………………………………… 3

1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………….. 3

1.5. Hipotesis………………………………………………….. 3

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ekosistem Sungai …………………………………………. 5

2.2. Hidromorfometri Sungai Ciliwung ……………………….. 6

2.3. Perifiton …………………………………………………… 6

2.4. Perifiton sebagai Bioindikator Pencemaran Perairan ……. 9

2.5. Indeks Integrasi Biotik Perifiton (Periphyton Index Biotik Integrity) .............................................................................. 12

2.6. Parameter Fisika-Kimia …………………………………... 15

2.6.1. Kedalaman Perairan ………………………………… 15

2.6.2. Arus ………………………………………………… 15

2.6.3. Suhu ………………………………………………… 16

2.6.4. Kekeruhan (Turbiditas) …………………………….. 16

2.6.5. Konduktivitas ………………………………………. 17

2.6.6. Derajat Keasaman (pH) …………………………….. 17

2.6.7. Oksigen Terlarut (DO) ……………………………… 17

2.6.8. Alkalinitas …………………………………………... 18

2.6.9. Unsur Hara (Nutrien) ………………………………. 19

3. BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………… 21

3.2. Metoda, Variabel dan Desain Penelitian ………………... 22

3.3. Metoda Sampling Perifiton ……………………………… 23

3.4. Penilaian Perifiton............................................................... 24

3.4.1. Kelimpahan………………………………………… 24

3.4.2. Indeks Keanekaragaman …………………….......... 25

Page 15: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

xiii

3.4.3. Indeks Keseragaman .……………………………… 25

3.4.4. Indeks Dominansi …………………………………. 26

3.4.5. Indeks Toleransi Pencemaran Diatom …………….. 26

3.4.6. Biomassa Perifiton..................................................... 27

3.4.7. Penilaian Metrik PIBI ............................................... 27

3.5. Kualitas Perairan Sungai Ciliwung ……………………… 28

3.6. Kondisi Habitat ………………………...………………... 29

3.7. Analisis Data Atribut…………………………………….. 29

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakterisasi Lokasi Penelitian.......................................... 314.2. Parameter Fisika-Kimia Perairan....................................... 32

4.2.1. Kecepatan Arus........................................................ 324.2.2. Kondisi Suhu........................................................... 334.2.3. Konduktivitas.......................................................... 344.2.4. Turbiditas................................................................ 354.2.5. Total Padatan Terlarut............................................. 364.2.6. Derajat Keasaman (pH)........................................... 374.2.7. Alkalinitas............................................................... 384.2.8. Oksigen Terlarut..................................................... 384.2.9. Unsur Hara (Nutrien)............................................... 39

4.3. Karakteristik Biologi......................................................... 454.3.1. Komposisi dan Kelimpahan Perifiton..................... 454.3.2. Indeks Keanekaragaman, Keseragaman dan

Dominansi ............................................................... 474.3.3. Biomassa Perifiton .................................................. 504.3.4. Analisis CCA ........................................................... 524.3.5. Interpretasi Metrik PIBI ........................................... 53

4.4. Tingkat Pencemaran Sungai Ciliwung.............................. 554.5. Kondisi Habitat Sungai Ciliwung...................................... 564.6. Pengelolaan Sungai Ciliwung............................................. 57

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan......................................................................... 605.2. Saran................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 62

LAMPIRAN................................................................................................ 70

Page 16: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Distribusi alga dalam kaitannya dengan arus (Round 1964 in Whitton 1975) …………………………….…………..……….. 15

2. Penggolongan kualitas air berdasarkan kandungan oksigen terlarut (Sachmitz 1971 in Lumbantobing 1996) …………..….. 18

3. Lokasi penelitian berdasarkan kondisi ekosistem Sungai Ciliwung ……………………………………………………….. 22

4. Parameter dan metode yang digunakan dalam penelitian …...... 23

5. Metrik dalam PIBI (Hill et al. 2000)............................................ 28

6. Kriteria penilaian gangguan terhadap habitat yang diadopsi dari protocol US-EPA (Barbour et al. 1999)……………………....... 29

7. Hasil perhitungan metrik-metrik PIBI di setiap stasiun selama penelitian..................................................................................... 54

8. Hubungan korelasi PIBI dan komponen metrik serta variabel lingkungan berdasarkan koefisien korelasi Spearman (p< 0,05). 55

Page 17: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Diagram alir perumusan masalah penelitian………….......……. 4

2. Materi pembentukan perifiton………………………........…...... 8

3. Publikasi ekologi perifiton dari awal abad 20th hingga tahun 2008 …..……………………………………………................... 11

4. Peta lokasi pengambilan sampel perifiton di Sungai Ciliwung …………………………………………….......……... 21

5. Kondisi kecepatan arus Sungai Ciliwung hulu yang diukur selama penelitian.......................................................................... 33

6. Kondisi suhu air Sungai Ciliwung selama penelitian.................. 34

7. Nilai konduktivitas air Sungai Ciliwung selama penelitian....... 35

8. Nilai turbiditas air Sungai Ciliwung selama penelitian.............. 35

9. Hasil pengukuran total padatan terlarut air Sungai Ciliwung selama penelitian.......................................................................... 37

10. Hasil pengukuran kondisi pH air Sungai Ciliwung selama penelitian...................................................................................... 37

11. Nilai alkalinitas air Sungai Ciliwung hasil pengukuran selama penelitian...................................................................................... 38

12. Konsentrasi oksigen terlarut hasil pengukuran selama penelitian...................................................................................... 39

13. Konsentrasi NO2 setiap lokasi sampling selama penelitian......... 40

14. Konsentrasi NO3 setiap lokasi sampling selama penelitian......... 41

15. Konsentrasi NH4 setiap lokasi sampling air Sungai Ciliwung Hulu............................................................................................. 42

16. Konsentrasi TN air Sungai Ciliwung selama penelitian.............. 42

17. Konsentrasi o-PO4 air Sungai Ciliwung pada setiap lokasi penelitian...................................................................................... 43

18. Konsentrasi TP dalam air Sungai Ciliwung setiap lokasi penelitian...................................................................................... 44

19. Jumlah taksa (jenis) perifiton perairan Sungai Ciliwung............. 45

20. Proporsi kelas perifiton yang diperoleh pada setiap pengamatan................................................................................... 46

21. Kelimpahan perifiton pada perairan Sungai Ciliwung................. 47

22. Indeks keanekaragaman perifiton perairan Sungai Ciliwung selama penelitian.......................................................................... 48

Page 18: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

xvi

23. Indeks Keseragaman perifiton perairan Sungai Ciliwung selama penelitian.......................................................................... 48

24. Indeks dominansi perifiton perairan Sungai Ciliwung selama penelitian..................................................................................... 50

25. Hasil perhitungan klorofil-a perifiton perairan Sungai Ciliwung selama penelitian.......................................................................... 51

26. Hasil perhitungan biomassa perifiton perairan Sungai Ciliwung selama penelitian.......................................................................... 51

27. Hasil ordinasi CCA stasiun penelitian di Sungai Ciliwung...................................................................................... 52

28. Tingkat pencemaran perairan Sungai Ciliwung selama penelitian...................................................................................... 55

29. Hasil penilaian kondisi habitat setiap stasiun penelitian.............. 56

30. Kondisi matrik /indeks setiap stasiun penelitian.......................... 58

Page 19: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kondisi morfologi lokasi penelitian.............………….......……. 70

2. Hasil analisis parameter kualitas air Sungai Ciliwung selama penelitian...................................................................................... 71

3. Hasil perhitungan indeks pencemaran Kirchoff (1991)............... 72

4. Hasil skoring kondisi habitat lokasi penelitian..…….......……... 72

5. Hasil pengamatan kelimpahan perifiton selama penelitian.......... 73

6. Jumlah jenis dan proporsi kelas perifiton yang ditemukan selama penelitian.......................................................................... 76

7. Foto beberapa jenis perifiton hasil identifikasi........................... 77

8. Foto situasi lokasi penelitian........................................................ 78

Page 20: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama
Page 21: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kondisi lingkungan baik tanah, udara dan air saat ini cenderung mengalami

penurunan akibat semakin meningkatnya kegiatan antropogenik. Air sebagai

sumberdaya terbarukan menjadi salah satu lingkungan yang mengalami

penurunan kualitas cukup serius dan perlu mendapatkan perhatian dari segenap

elemen masyarakat, karena air merupakan unsur yang sangat vital dalam

menunjang kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup termasuk didalamnya

manusia.

Penurunan kualitas sumberdaya air dari beberapa penelitian diketahui

cenderung tidak sesuai lagi peruntukkannya akibat masuknya bahan pencemar

yang berasal dari kegiatan antropogenik baik industri maupun domestik yang

semakin meningkat. Bahan pencemar yang masuk ke perairan pada umumnya

mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan terhadap sifat-sifat fisika, kimia

maupun biologi seperti mengandung zat-zat yang bersifat racun dan menyebabkan

deoksigenasi, naiknya temperatur, serta meningkatnya padatan tersuspensi dan

terlarut serta partikulat bahan organik. Masuknya limbah ke dalam perairan akan

mengubah kondisi ekologi perairan dan komunitas di dalamnya (Stoddard et al.

2003; Bledsoe et al. 2004; Tuvikene et al. 2005). Selain itu bahan polutan

yang masuk ke perairan mengakibatkan berkurangnya jumlah keragaman dan

kepadatan biota serta hilangnya spesies sensitif (Timm et al. 2001; Chakrabarty &

Das 2006). Sedangkan secara tidak langsung akan berefek pada perubahan

interaksi spesies dan penurunan kualitas makanan (Courtney & Clements 2002).

Penilaian kualitas perairan yang umum digunakan adalah penilaian

berdasarkan sifat fisika dan kimia perairan, karena mudah dibandingkan dan dapat

ditentukan secara langsung. Akan tetapi penilaian ini memberikan hasil

interpretasi yang cenderung bias dan kurang akurat, karena air memiliki sifat

sebagai pelarut yang umum bagi beberapa konsentrasi bahan pencemar, selain itu

juga akibat pengaruh fluktuasi musiman dan harian serta adanya kemampuan

pulih diri (self purification) perairan. Untuk melengkapi penilaian kualitas

lingkungan perairan agar lebih menggambarkan kondisi lingkungan yang

Page 22: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

2

sebenarnya maka dilakukan juga upaya untuk mengetahui perubahan yang terjadi

pada biota akuatik yang berinteraksi langsung dengan faktor fisika dan kimia yang

terdapat pada ekosistem perairan dari waktu ke waktu. Penilaian dengan

menggunakan biota akuatik ini dikenal dengan istilah ”Bioindikator”.

Penggunaan komunitas biologi untuk indikator penilaian kualitas perairan

telah banyak dikembangkan untuk memperbaiki serta memahami hubungan

kualitas air dengan kesatuan komunitas biologi (integrity biological communities)

(Karr et al. 1986; Hughes et al. 1991; Dixit et al. 1992). Menurut Dziock et al.

(2006) biota yang digunakan sebagai indikator biologi (bioindicator) adalah

organisme yang mampu beradaptasi terhadap fluktuasi kondisi lingkungan dalam

periode waktu cukup lama dan meresponnya atau merekam informasi yang

ditimbulkannya. Sedangkan Norris dan Thoms (1999) menyebutkan keterlibatan

penggunaan materi biologi sebagai indikator biologi sangat penting dalam

pengelolaan perairan, karena pengaruh kerusakan lingkungan akibat pencemaran

biasanya berdampak negatif bagi kelangsungan hidup biota akuatik sebagai titik

akhirnya.

1.2. Perumusan Masalah

Sungai Ciliwung sebagai salah satu sungai besar di Jawa Barat memiliki

peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Kondisi

lingkungan perairan Sungai Ciliwung saat ini banyak mengalami penurunan

akibat meningkatnya kegiatan antropogenik yang berada di sepanjang DAS nya.

Salah satu permasalahan yang timbul adalah terjadinya pencemaran air Sungai

Ciliwung akibat masuknya bahan organik, sehingga kualitas airnya tidak sesuai

lagi dengan peruntukkannya yang ditandai dengan adanya perubahan terhadap

beberapa paremeter fisika-kimia perairan seperti penurunan konsentrasi oksigen

terlarut, meningkatnya unsur hara N dan P dan naiknya konsentrasi total

suspended solid (TSS). Menurut Kido et al. (2009) aktivitas antropogenik yang

berupa limbah baik rumah tangga, pertanian/sawah, peternakan, dan industri

merupakan sumber pencemar yang berpotensi menurunkan kualitas air Sungai

Ciliwung.

Page 23: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

3

Pemantauan kualitas perairan Sungai Ciliwung yang umum dilakukan

adalah parameter fisika, kimia maupun biologi dan masih bersifat parsial sehingga

hasilnya masih belum mencerminkan kondisi kualitas perairan yang sebenarnya.

Guna memperoleh data informasi kualitas perairan Sungai Ciliwung yang

mendekati kondisi sebenarnya, maka data kualitas air dari parameter fisika, kimia

dan biologi tersebut dianalisis secara terintegrasi yang saat ini banyak

dikembangkan dengan menggunakan konsep multimetrik. Tahapan penelitian

penggunaan konsep multimetrik seperti terlihat pada Gambar 1.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh masuknya unsur hara

N dan P ke perairan Sungai Ciliwung serta kaitannya dengan perubahan biomassa

dan struktur komunitas perifiton serta penilaian kondisi ekologis sungai

berdasarkan konsep multimetrik.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam membantu

mengambil kebijakan pengelolaan Sungai Ciliwung akibat gangguan ekologi yang

berasal dari masuknya unsur hara maupun perubahan lingkungan akibat dari

aktivitas antropogenik.

1.5. Hipotesis

Keberadaan bahan pencemar khususnya unsur hara N dan P yang masuk ke

perairan Sungai Ciliwung akan berpengaruh terhadap kondisi kualitas perairan

sehingga struktur dan kelimpahan perifiton juga mengalami perubahan.

Page 24: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

4

Kualitas fisik dan

kimia perairan

sungai: arus, pH,

DO

,suhu, konduktivitas

Hidrom

orfologi S. C

iliwung

Perifiton

Habitat

Hidrodinam

ika perairan S

ungai C

iliwung

Indeks kualitas air

Sungai

Ciliw

ung

Evaluasi kandidatm

etrik dalam P

IBI:

-K

ekayaan taksa dan komposisi

-A

tribut populasi-

Toleransi dan sensivitas

-D

iaknostik lingkungan

Indeks Habitat

Sensifitas m

etrik P

IBI

Konsep

multim

etrik

Tidak

Ya

Analisa

korelasi C

CA

Karakterisasi

perifiton: alga dan diatom

Kondisi perifiton untuk S

ungai C

iliwung

Kebijakan

pengelolaan kualitas perairan S

ungai C

iliwung

Gam

bar 1. Diagram

alir perumusan m

asalah penelitian

Page 25: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ekosistem Sungai

Sungai merupakan suatu ekosistem perairan tawar yang dikenal secara

umum selain waduk, danau maupun situ. Ekosistem sungai merupakan perairan

mengalir (lotik) yang memiliki karakteristik aliran air yang cukup kuat dan

memiliki pola pencampuran massa air yang lebih bersifat menyeluruh sehingga

perairan sungai biasanya lebih keruh akibatnya proses penetrasi cahaya ke dasar

sungai menjadi terhambat (Goldman & Horne 1983). Kondisi ekosistem perairan

sungai berbeda dengan perairan tergenang (lentik) seperti danau, maupun waduk

yang memiliki stratifikasi kolom air sehingga proses pencampurannya relatif kecil

dan bersifat spasial. Karakteristik arus yang kuat pada ekosistem sungai biasanya

dipengaruhi oleh iklim dan musim, dimana pada musim kemarau arus yang terjadi

lambat sedangkan pada musim hujan arus yang mengalir sangat kuat sehingga

mengakibatkan pengikisan tanah dan batuan (erosi) yang akhirnya menimbulkan

sedimentasi.

Berdasarkan pola arus yang terjadi, ekosistem perairan sungai dapat dibagi

menjadi dua yaitu ekosistem perairan sungai berarus cepat dan lambat. Pada

ekosistem sungai berarus cepat biasanya dicirikan oleh tipe substrat berbatu dan

berkerikil serta segmen sungai berada pada gradien tinggi, sedangkan ekosistem

sungai berarus lambat biasanya tipe substratnya berpasir dan berlumpur, ciri

lainnya biasanya dalam, lebar, dan berlokasi di dataran rendah. Menurut Clapham

(1983) pola arus merupakan faktor utama (pembatas) terhadap keberadaan jumlah

dan tipe organisme autotrop sehingga pola arus ini merupakan faktor pengontrol

produktivitas dari ekosistem perairan sungai.

Menurut Thornton et al. (1990) produsen primer di sungai, danau, dan

waduk terdiri dari fitoplankton, bakteri, alga bentik (perifiton), dan makrofita.

Pada kondisi perairan berarus perifiton lebih berperan sebagai produsen primer,

sedangkan fitoplankton cenderung lebih dominan peranannya pada sungai yang

dalam dan besar (Welch 1980).

Page 26: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

6

2.2. Hidromorfometri Sungai Ciliwung

Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai besar yang mengalir

sepanjang kurang lebih 120 km yang melewati beberapa wilayah, yaitu Kota

Bogor, Kab. Bogor, Depok, dan Jakarta dengan luas daerah pengaruhnya (DAS)

sekitar 387 km2. Hulu Sungai Ciliwung berada di Gunung Gede, Gunung

Pangrango serta Puncak, dan bermuara di wilayah perairan laut Jawa. Akibat

tekanan berbagai bentuk aktivitas domestik dan industri yang berada di sepanjang

DAS-nya kondisi air sungai Ciliwung mengalami penurunan kualitas dan tidak

sesuai lagi dengan peruntukkannya. Beban bahan pencemar yang paling utama

masuk ke perairan Sungai Ciliwung umumnya adalah bahan organik dan logam

berat. Sumber pencemar yang berpotensi menurunkan kualitas air Sungai

Ciliwung sebagian besar berasal dari aktivitas antropogenik dari limbah rumah

tangga, pertanian/sawah, peternakan, dan industri (Kido et al. 2009). Keberadaan

bahan pencemar, selain mengakibatkan turunnya kualitas perairan juga

berpengaruh terhadap hilangnya keanekaragaman hayati khususnya spesies

asli/endemik (Khosla et al. 1995; Brahmana & Firdaus 1997).

Keberadaan Sungai Ciliwung sangat penting bagi sektor pertanian (irigasi),

industri, maupun bahan baku air minum untuk masyarakat Kota Depok dan

Jakarta. Kegiatan antropogenik yang berada disepanjang DAS Ciliwung bila tidak

dikelola dengan baik akan berdampak negatif terhadap sumberdaya airnya seperti

permasalahan pencemaran. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan,

dan bahaya bagi makhluk hidup yang bergantung pada sumberdaya air serta hidup

dan ditemukan pada ekosistem sungai mulai dari tanaman air, plankton, perifiton,

bentos dan ikan. Biota yang terpengaruh langsung terhadap kondisi lingkungan

yang berubah-ubah di perairan sungai adalah biota-biota yang siklus hidupnya

relatif menetap seperti bentos maupun perifiton.

2.3. Perifiton

Perifiton merupakan gabungan beberapa ganggang, cyanobacteria, mikroba

heterotrofik, dan detritus yang melekat pada permukaan batuan, kayu dan tanaman

serta hewan air yang terendam pada ekosistem perairan (Odum 1971). Perifiton di

perairan mengalir pada umumnya terdiri dari diatom (Bacillariophyceae), alga

hijau berfilamen (Chlorophyceae), bakteri atau jamur berfilamen, protozoa, dan

Page 27: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

7

rotifera (tidak banyak pada perairan tidak tercemar), serta beberapa jenis benthos

(Welch 1952). Komunitas pembentukan perifiton yang ada pada substrat

dalam perairan seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

Perifiton meskipun tidak banyak digunakan, tetapi cocok untuk penilaian

kualitas perairan sungai (Patrick 1973; Stevenson & Lowe 1986; Rott 1991;

Round 1991; Stevenson & Pan 1999). Berdasarkan tipe substrat tempat

menempelnya, perifiton dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Epilithic, perifiton yang menempel pada batu.

b. Epidendritic, perifiton yang menempel pada kayu.

c. Epiphytic, perifiton yang menempel atau hidup pada permukaan daun

maupun batang tumbuhan.

d. Epizoic, perifiton yang menempel pada permukaan tubuh hewan.

e. Epipelic, perifiton yang menempel pada permukaan sedimen.

f. Epipsamic, perifiton yang menempel pada permukaan pasir.

Perifiton dalam ekosistem perairan berfungsi sebagai sumber makanan

penting bagi organisme dengan tingkat trofik yang lebih tinggi, seperti:

avertebrata, larva, dan beberapa ikan. Perifiton juga dapat menyerap bahan

pencemar yang ada di perairan, sehingga dapat membatasi penyebarannya di

lingkungan khususnya perairan. Komunitas perifiton biasa digunakan dalam

sistem produksi akuakultur yaitu sebagai sumber makanan bagi ikan.

Proses perkembangan perifiton merupakan bentuk proses akumulasi yaitu

terjadinya peningkatan biomassa seiring dengan bertambahnya waktu. Akumulasi

tersebut merupakan hasil kolonisasi dan komposisinya, dimana keberadaannya

sangat dipengaruhi oleh kemampuan perifiton dan media penempelnya.

Kemampuan perifiton dalam menempel pada substratnya menentukan

eksistensinya terhadap pencucian arus sehingga keberadaan komunitasnya tetap

mantap. Perifiton yang menempel pada substrat mati seperti batuan

keberadaannya akan lebih mantap, tidak mengalami perubahan, rusak maupun

mati, meskipun terbentuknya komunitas berjalan lambat (Ruttner 1974).

Page 28: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

8

Keterangan : a. Bakterib. Navicula menisculus var.

upsaliensis - prostrate, mucilage coat.

c. Gomphonema parvulum –short stalks,

d. Gomphonema olivaceum –long stalks,

e. Fragilaria vaucheriae –rosette, mucilage pads,

f. Synedra acus – large rosette, mucilage pads,

g. Nitzschia sp.- rosette, mucilage pads,

h. Stigeocionium sp.- upright filaments

Gambar 2. Materi pembentukan perifiton (Annonim, 2009)

Komposisi alga yang biasa ditemukan pada perairan sungai dan menempel

pada batuan (Epilithic) dan tanaman air (Epiphytic) dari hasil penelitian yang

dilakukan Bishop (1973) terdiri atas Cyanophyta, Rhodophyta, Cryptophyta,

Bacillariophyta, Chrysophyta, Euglenophyta, dan Chlorophyta. Sedangkan

menurut Hynes (1972) bentik alga yang sering ditemukan pada perairan dalam

jumlah besar antara lain: Synedra, Nitzschia, Navicula, Diatoma, dan Surirella.

Diatom dari kelompok pennales merupakan alga bentik yang mendominasi pada

perairan berarus kuat dan seiring dengan menurunnya arus, maka keanekaragaman

alga dalam perairan akan meningkat selain diatom juga tumbuh alga bentik dari

kelompok Chlorophyta dan Myxophyta (Whitton 1975).

Kelompok diatom jenis pennales pada perairan berarus cenderung

mendominasi karena berkaitan dengan bentuk sel (frustul) yang simetris bilateral

dan sistem aliran air yang melewati sitoplasma sehingga mampu bergerak

meluncur melawan arus. Selain itu, pada frustule yang berupa sobekan sobekan

Page 29: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

9

sel (raphe), terdapat sitoplasma yang di dalamnya mengandung

mucopolysaccharides yang mampu mengeluarkan helaian cairan perekat sehingga

mampu menempel di substrat dan memungkinkan untuk membantu bergerak

(Sze 1993; Basmi 1999). Perkembangan perifiton di perairan sangat dipengaruhi

oleh faktor lingkungan antara lain kecerahan, kekeruhan, tipe substrat,

kedalaman, pergerakan air, arus, pH, alkalinitas, kesadahan, dan nutrien. Populasi

perifiton akan menurun pada perairan yang kurang mendapatkan cahaya cukup.

Faktor kekeruhan pada perairan baik yang diakibatkan oleh lumpur maupun

plankton juga mengakibatkan penurunan populasi perifiton khususnya yang hidup

di dasar dan tergantung pada cahaya yang masuk ke perairan untuk

perkembangannya (Wetzel 1979).

2.4. Perifiton sebagai Bioindikator Pencemaran Perairan

Komunitas perifiton memiliki peran dalam ekosistem air tawar dan

merupakan reaktor biogeokimia bertenaga surya, habitat biogenik, gambaran

elemen hidrolik, maupun sistem peringatan dini untuk perubahan lingkungan,

serta keberadaan keanekaragaman hayati (Stevenson 1996; Wehr & Sheath 2003;

Azim et al. 2005).

Kondisi lingkungan dengan habitat yang stabil sangat mendukung

tercapainya suatu komunitas organisme baik flora maupun fauna dalam suatu

ekosistem, sehingga dapat tetap eksis dan berkembang dengan baik. Perubahan

yang terjadi pada variabel lingkungan dapat mempengaruhi komunitas organisme

secara menyeluruh mulai pada komposisi jenis, spesies, bentuk morfologi

individu, anatomis, fisiologis, dan jumlah individu. Organisme yang mampu

maupun yang tidak mampu bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang

mengalami perubahan biasanya dapat dijadikan sebagai biota indikator dari

lingkungan yang bersangkutan. Perubahan yang mendasar pada struktur

komunitas akibat adanya perubahan lingkungan adalah terjadinya perubahan

keanekaragaman jenis dari komunitas yang bersangkutan (Basmi 1999).

Salah satu manfaat penggunaan perifiton sebagai bioindikator adalah

karena secara umum spesies perifiton bersifat menetap dalam waktu yang lama

dan mampu merespon bahan polutan yang terlarut dalam perairan, sehingga

Page 30: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

10

mampu memberikan informasi tentang kondisi kualitas suatu perairan sesuai

dengan yang sebenarnya (Crossey & La Point 1988; Stewart & Davies 1990).

Masuknya beban polutan ke dalam ekosistem perairan akan mempengaruhi

komponen biota akuatik terutama pada struktur dan fungsinya dalam rantai

makanan yang dapat diketahui dengan adanya perubahan komposisi, jumlah, dan

kelimpahan taksanya.

Penilaian kualitas lingkungan yang dewasa ini banyak dilakukan untuk

melengkapi hasil pendugaan parameter fisika dan kimia adalah dengan

memasukkan parameter biologi. Menurut Soewignyo et al. (1986), penentuan

kualitas perairan secara biologi dapat dianalisis secara kuantitatif yaitu dengan

melihat jumlah kelimpahan jenis organisme yang hidup di lingkungan perairan

tersebut dan dihubungkan dengan keanekaragaman tiap jenisnya dan cara

penentuan yang lain adalah dengan analisis secara kualitatif dengan melihat jenis-

jenis organisme yang mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan tertentu.

Penggunaan perifiton sebagai indikator penilaian kualitas perairan telah

banyak dilakukan penelitian oleh banyak peneliti maupun ahli. Hasil penelusuran

dari beberapa literatur, abstrak, dan web ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh

Scott (2010) dengan fokus utama berkaitan dengan ekologi perifiton ditemukan

kurang lebih 150 paper yang terbagi menjadi 7 topik bahasan utama yaitu: 1).

Pengaruh perubahan fisik, 2). Pengaruhnya terhadap pemaparan dan respon, 3).

Faktor lingkungan yang membatasi, 4). Hubungan persaingan, 5). Pengaruh akibat

pemangsaan, 6). Perifiton sebagai indikator lingkungan, 7). Kedudukan perifiton

dalam siklus rantai makanan pada lingkungan kolam. Secara garis besar beberapa

hasil publikasi yang berkaitan dengan keberadaan perifiton dapat dilihat pada

Gambar 3.

Page 31: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

11

1900 1905 1910 1915 1920 1925 1930 1935 1940 1945 1950 1955 1960 1965 1970 1975

1977 1979 1981 1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2008

Kolonisasi dan periodisitas algae sungai (Brown 1908)

Suksesi perifiton (Eddy 1925)

Respon algae terhadap bertambahnya unsur hara di sungai (Huntsman 1948)

Lingkungan penentu penyebaran diatom (Patrick 1948)

Aliran metabolisme (Odum 1958)

Pengaruh aliran pada respirasi perifiton(McIntire 1966)

Pengaruh cahaya dan aliran pada komposisi

perifiton(McIntire 1968)

Keterbatasan CO2 dalam proses fotosintesis

bryophytes di perairan (Blackman & Smith 1910)

Fiksasi N oleh cyanobacteria(Allison & Morris 1930)

Karakteristik perifiton sungai di British(Bucher 1940)

Kondisi cahaya dibawah tutupan tanaman sempadan

(McConnell & Singler 1959)

Pengaruh aliran pada perpindahan massa

(Whitford & Schumacher 1961)

Metoda 32P untuk produktivitas perifiton

(Elwood & Nelson 1972)

Pengaruh aliran pada pertumbuhanperifiton (Horner & Welch 1981)

Dinamika perifiton (Pringle et al. 1988)

Ekologi alga(Stevenson et al. 1996)

Meta analisis keterbatasan unsur hara (Francoeur 2001)

Pengaruh UVR pada perifiton (Weidman et al. 2005)

Batas lapisan perpindahan perifiton (Hart & Finell 1999)

Hubungan klorofil dengan unsur hara (Biggs 2000)

Pengaruh UVR dan DOCpada perifiton

(Frost et al. 2007)

Meta analisis dengan kontrol atas-bawah dibandingkan bawah-atas

(Hillebrand 2002)

Gambar 3. Publikasi ekologi perifiton dari awal abad 20th hingga tahun 2008(Scott 2010).

Penggunaan perifiton untuk menilai kualitas air sungai didasarkan pada 3

pendekatan yaitu :

1. Pendekatan yang paling lama (tua) yaitu berdasarkan konsep indikator spesies,

seperti pemakaian jenis alga untuk menilai kualitas air. Pendekatan yang paling

lama digunakan adalah sistem saprobik (Hill et al. 2000), sistem ini masih

digunakan secara luas untuk monitoring penilaian kualitas air dan air buangan

meskipun hingga saat ini banyak mengalami perbaikan (Lange-Bartelot 1979;

Frederich et al. 1992). Sistem saprobik terbukti memiliki kelemahan dalam

pemantauan kerusakan ekosistem sungai, karena tidak memberikan informasi

keterkaitannya antara keberadaan beban unsur hara dengan rendahnya

keragaman hayati yang terbentuk (Patrick 1973; Guzkowska & Gasse 1990).

2. Pendekatan yang didasarkan pada struktur komunitas dimana anggapan bahwa

lingkungan yang masih alami (pristine) akan mendukung tingginya

keanekaragaman hayati dibandingkan dengan lingkungan yang telah

Page 32: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

12

mengalami gangguan, jadi keberadaan struktur komunitas mencerminkan

kesehatan dari suatu ekosistem. Indeks struktur komunitas (keragaman,

kelimpahan, kekayaan taksa dan keseragaman) biasa digunakan dalam

pemantauan pencemaran sungai dari point source (Freidrich et al. 1992).

3. Pendekatan indeks biotik yang digunakan untuk menilai kualitas air dan

ekosistem sungai secara terintegrasi (Fausch et al. 1984; Karr et al. 1986;

Kerans & Karr 1994). Indeks biotik dikembangkan dengan memadukan dua

konsep pendekatan antara indikator spesies dan struktur komunitas dalam

penilaian kualitas air berdasarkan hubungan parameter fisika kimia kondisi saat

ini dan yang sebelumnya. Dalam pendekatan ini memanfaatkan analisis

multivariat untuk mengetahui hubungan antara data kondisi lingkungan dengan

keberadaan organisme dikaitkan dengan pendekatan kondisi karakteristik

ekologi danau maupun sungai (Frits et al. 1993; Dixit & Smol 1994; Pan et al.

1996, Reynoldson et al. 1997).

2.5. Indeks Integritas Biotik Perifiton (Periphyton Index Biotik Integrity)

Penilaian kualitas perairan dengan menggunakan indeks biotik saat ini

banyak dikembangkan dan digunakan karena dalam informasi yang diberikan

terhadap keberadaan kualitas perairan akan mendekati keadaan yang sebenarnya.

Indeks biotik terintegrasi dapat didesain untuk pengukuran kekayaan spesies,

struktur trofik, dan kelimpahan organisme. Keseluruhan indek yang dihasilkan

dari total jumlah metrik yang ada merupakan respon dari sumber polutan baik

khusus sampai umum ataupun gabungan dari gangguan tersebut (Karr 1993).

Perkembangan indeks multimetrik untuk ekosistem sungai yang terintegrasi

biasanya diperlukan kondisi daerah acuan (reference site).

Konsep penilaian kualitas perairan dengan menggunakan Periphyton Index

Biotic Integrity (PIBI) merupakan penilaian yang menggabungkan beberapa

metrik yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan perairan, antara lain:

1. Metrik Kekayaan Taksa Relatif: Jumlah total dari semua spesies yang ada

dalam komunitas. Kekayaan spesies diatom biasanya menurun dengan

meningkatnya kontaminasi bahan organik (Amblard et al. 1990; Witton et

al. 1991), logam berat (Pratt et al. 1987; Crossey & La Point 1988;

Page 33: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

13

Scanferlato & Cairns 1990; Sudhakar et al. 1991; Witton et al. 1991), dan

pestisida (Kosinski 1984).

2. Metrik Keanekaragaman Shannon (ukuran kekayaan dan kesamaan taksa)

metrik ini biasa digunakan oleh para ahli biologi, karena relatif mudah

diinterpretasikan dan dibandingkan. Bahls (1993) menyatakan bahwa indeks

keanekaragaman shannon relatif sensitif terhadap perubahan kualitas air.

3. Pencemaran Toleransi Index (PTI)

Indeks Pencemaran didasarkan pada rasio diatom terhadap toleransinya:

1) paling toleran, 2) kurang toleran dan 3) tidak toleran (sensitif). Rasio

tersebut kemudian dikalikan dengan jumlah kelompok masing-masing (1, 2,

atau 3), dan jumlah untuk masing-masing memberikan nilai Indeks

Pencemaran. Bahls (1993) menguraikan kriteria yang digunakan untuk

menetapkan taksa diatom ke grup toleransi polusi dianalisis sebagai variabel

ekologi.

4. Metrik Cyanobacteria

Berbeda dengan % dari diatom, pada peningkatan % Cyanobacteria akan

cenderung menunjukkan adanya peningkatan gangguan pada lingkungan,

terutama sebagai hasil dari pengayaan hara dan organik maupun paparan

zat-zat beracun (Palmer 1969; Patrick 1977; Bott & Rogenmuser 1978;

Steinman et al. 1991; Leland 1995).

5. Indeks Pengendapan (siltation index)

Indeks pengendapan adalah kelimpahan relatif dari spesies Navicula dan

Nitzschia dalam populasi diatom yang menunjukkan substrat tidak stabil,

sehingga berkaitan tingkat sedimentasi di dasar sungai (Bahls 1993).

Peningkatan kelimpahan Navicula dan Nitzschia di lingkungan

menunjukkan adanya gangguan di lingkungan perairan tersebut.

6. Metrik Diatom Eutraphentic.

Diatom Eutraphentic telah banyak digunakan untuk mengidentifikasi dan

menilai perairan yang telah dipengaruhi oleh unsur hara (Palmer 1969;

Lange-Berlatot 1979; Hall & Smol 1992; Christie & Smol 1993; Pan et al.

1996.). Dengan meningkatnya % diatom eutraphentic, maka menunjukkan

Page 34: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

14

kecenderungan adanya peningkatan material organik pada perairan tersebut

(Hill et al. 2000).

7. Achnanthes minutissima (%)

Kelimpahan persen dari A. minutissima yang ditemukan berkaitan dengan

terjadinya peristiwa pencemaran atau gangguan lingkungan perairan akibat

pertambangan maupun bahan kimia beracun, dimana terjadinya peningkatan

kelimpahan mengindikasikan besarnya gangguan (misalnya 0-25% = tidak

ada gangguan, 25-50% = gangguan ringan, 50-75% = gangguan sedang, 75-

100% = gangguan berat). Spesies ini sering mendominasi di sungai akibat

dari drainase tambang, serta gangguan kimia lainnya (Stevenson & Bahls

1999).

8. Metrik klorofil-a

Konsentrasi klorofil a secara luas telah digunakan untuk penilaian

melimpahnya unsur hara yang ada di perairan sungai, mulai dari skala

penelitian sampai regional (Leland 1995; Pan et al. 1999).

9. Matrik Biomassa (AFDM)

Hubungan antara areal pertanian dengan kualitas air tidak mudah untuk

diintepretasikan. Leland (1995) melaporkan bahwa meningkatnya biomassa

perifiton merupakan akibat dari masuknya bahan unsur hara dari lahan

pertanian, sementara yang lain melaporkan bahwa berkurangnya biomassa

perifiton dalam perairan sungai diakibatkan oleh gangguan bahan kimia

(Clark et al. 1979; Boston et al. 1991; Sigmon et al. 1997). Nilai tengah

hasil pengukuran AFDM/m2 digunakan sebagai nilai referensi untuk metrik

biomassa (Hill et al. 2000).

10. Indeks Autotrofik

Rasio AFDM: Chla adalah ukuran dari jumlah bahan organik relatif

terhadap biomassa perifiton. Rasio dari 50 sampai 200 adalah khas untuk

perifiton didominasi kumpulan bentik. Nilai lebih dari 200 dapat

menunjukkan kualitas air yang buruk (APHA 1995).

Page 35: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

15

2.6. Parameter Fisika-Kimia

2.6.1. Kedalaman Perairan

Jumlah dan jenis hewan bentos termasuk perifiton dipengaruhi oleh kondisi

kedalaman perairan. Welch, (1952) menyatakan bahwa daerah litoral paling

banyak jumlah dan jenis biota air jika dibandingkan dengan daerah sublitoral dan

profundal.

2.6.2. Arus

Kecepatan arus merupakan faktor lingkungan yang sangat berpengaruh

terhadap keberadaan biota yang ada di perairan mengalir (lotik), kondisi arus

suatu perairan sungai dipengaruhi oleh adanya perbedaan gradien atau ketinggian

lokasi antara bagian hulu dengan hilir, semakin besar perbedaan ketinggiannya,

maka arus air yang mengalir akan semakin deras. Takao et al. (2006)

menyebutkan bahwa kecepatan aliran dan fluktuasi dari debit sungai merupakan

faktor utama dari organisasi biologi yang ada dalam sistem lotik. Sedangkan

Welch (1980) menambahkan, sungai dangkal dengan kecepatan arus cepat,

biasanya didominasi oleh diatom perifitik. Alga bentik yang mendominasi

perairan yang berarus kuat dikarakteristikkan oleh adanya diatom golongan

pennales (Tabel 1).

Tabel 1. Distribusi alga dalam kaitannya dengan arus (Round 1964)

Arus (m/detik)

Tipe komunitas Jenis yang mendominasi

< 0,2 – 1 Alga bentik Alga epipelik dan epifitik: seperti Nitzschia, Navicula, Caloneis, Eunotia, Tabellaria, Synedra, Oscillatoria, Oedogonium, Bulbochaete

> 1 Alga bentik Alga epilitik: seperti Achnantes, Meridion, Diatoma, Ceratoneis.

> 0,5 – 1 Fitoplankton Diatom kecil bersel tunggal, alga biru.

> 1 Fitoplankton Volvocales, Chrysomonads.

Mason (1981) mengklasifikasi sungai berdasarkan kecepatan arusnya ke

dalam lima kategori yaitu arus yang sangat cepat (> 100 cm/detik), cepat (50-100

cm/detik), sedang (25-50 cm/detik), lambat (10-25 cm/detik), dan sangat lambat

Page 36: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

16

(< 10 cm/detik). Kecepatan arus akan mempengaruhi jenis dan sifat organisme

yang hidup di perairan tersebut (Klein 1972). Menurut Whitton (1975) kecepatan

arus adalah faktor penting di perairan mengalir. Kecepatan arus yang besar (> 5

m/detik) mengurangi jenis flora yang dapat tinggal sehingga hanya jenis-jenis

yang melekat saja yang tahan terhadap arus dan tidak mengalami kerusakan fisik.

2.6.3. Suhu

Menurut Perkins (1960), Suhu perairan sangat erat kaitannya dengan

komposisi substrat, kekeruhan, masukan air hujan, luas permukaan perairan yang

langsung terkena sinar matahari, serta masukan air limpasan. Suhu perairan sungai

pada umumnya terdapat perbedaan antara di permukaan yang selalu lebih tinggi

dibandingkan dengan suhu pada kolom perairan (mendekati dasar perairan)

(Nybakken 1988).

Suhu berperan sebagai pengatur proses metabolisme dan fungsi fisiologis

organism, sehingga suhu sangat berpengaruh terhadap percepatan atau

perlambatan pertumbuhan dan reproduksi alga. Perubahan suhu berpengaruh

terhadap proses fisika, kimia, dan biologi badan air, sehingga suhu juga berperan

dalam mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Menurut Welch (1980) kisaran

suhu yang optimum untuk pertumbuhan suatu organisme akuatik seperti alga dari

filum Chlorophyta dan diatom berkisar pada suhu 30 – 35 oC, sedangkan

Cyanophyta bisa toleran terhadap kisaran suhu yang lebih tinggi diatas 30 0C.

2.6.4. Kekeruhan (Turbiditas)

Gambaran sifat optik air dapat dilihat dari nilai kekeruhannya, kondisi ini

sangat tergantung pada banyaknya cahaya yang terserap dan dipancarkan kembali

oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air baik bahan organik maupun anorganik

yang terlarut dan tersuspensi biasanya berupa pasir halus dan lumpur maupun

yang berupa plankton dan mikroorganisme lainnya (APHA 1995; Davis &

Cornwell 1991).

Peningkatan kekeruhan pada perairan dapat mengurangi produktivitas

primer dari suatu perairan. Menurut Lloyd (1985), pada perairan dangkal dan

jernih peningkatan kekeruhan hingga 25 NTU mengakibatkan produktivitas

primer turun antara 13 – 50%, sedangkan di danau dan sungai peningkatan

Page 37: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

17

kekeruhan sebesar 5 NTU mengurangi produktivitas primer berturut-turut 75%

dan antara 3 – 13%. Kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan terganggunya

proses osmoregulasi pada suatu organisme, seperti pernafasan dan penglihatan

organisme akuatik (Effendi 2003).

2.6.5. Konduktivitas

Konduktivitas merupakan gambaran kemampuan air dalam menghantarkan

arus listrik secara numerik karena ionisasi garam-garam terlarut dalam air (Cole

1988). Nilai konduktivitas suatu perairan alami berkisar antara 20 – 1500

µmhos/cm (Boyd 1988), sedangkan limbah industri nilai konduktivitasnya

mencapai 10.000 µmhos/cm (APHA 1995). Nilai konduktivitas perairan lebih dari

500 µmhos/cm, maka hidrobiota termasuk perifiton mengalami tekanan secara

fisiologis (Afrizal 1992).

2.6.6. Derajat keasaman (pH)

Perairan alami pada umumnya memiliki kisaran pH antara 6,5 – 8,5

tergantung pada suhu, oksigen terlarut dan kandungan garam-garam ionik yang

ada dalam perairan. Sebagian besar biota akuatik memiliki batas toleransi

terhadap pH. Secara umum kondisi pH antara 7 – 8,5 merupakan kondisi ideal

yang disukai oleh biota perairan (Effendi 2003). Kondisi pH menentukan

dominansi biota akuatik khususnya fitoplankton misalkan alga biru lebih

menyukai pH netral sampai basa dan respon pertumbuhannya negatif terhadap

asam (pH<6), sedangkan Chrysophyta umumnya pada kisaran pH 4,5–8,5; dan

pada umumnya kisaran pH yang netral akan mendukung keanekaragaman jenis

diatom (Wetzel 1979).

2.6.7. Oksigen Terlarut (DO)

Proses metabolisme dan respirasi organisme akuatik memerlukan

ketersediaan oksigen terlarut, sehingga keberadaan oksigen terlarut sangat vital

bagi organisme akuatik, selain itu konsentrasi oksigen terlarut juga dapat

digunakan sebagai indikator kualitas air (Odum 1971). Keberadaan oksigen

terlarut di perairan berasal dari difusi oksigen dari udara ke dalam perairan serta

hasil proses fotosintesis dari fitoplankton, sedangkan berkurangnya konsentrasi

oksigen terlarut disebabkan oleh proses respirasi dan dekomposisi bahan-bahan

Page 38: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

18

organik yang ada di perairan. Berkurangnya oksigen terlarut berkaitan dengan

banyaknya bahan-bahan organik dari limbah industri yang mengandung bahan-

bahan yang tereduksi dan lainnya (Welch 1952). Kandungan oksigen terlarut

pada sistem perairan mengalir seperti sungai pada umumnya tinggi, sedangkan

konsentrasi karbondioksida bebasnya cenderung kecil, hal ini disebabkan adanya

kecepatan arus pada sistem sungai yang memberikan sumbangan terhadap proses

difusi oksigen ke dalam perairan (Hynes 1972). Perairan tawar kandungan

oksigen terlarut berkisar antara 8 mg/liter pada suhu 25 oC. Konsentrasi oksigen

terlarut pada perairan alami biasanya kurang dari 10 mg/l (Mc Neely et al. 1979).

Kualitas air di perairan mengalir dapat dikelompokkan menjadi lima

golongan berdasarkan konsentrasi oksigen terlarut menurut Sachmitz (1971) in

Lumbantobing (1996) Tabel 2.

Tabel 2. Penggolongan kualitas air berdasarkan kandungan oksigen terlarut (Sachmitz 1971 in Lumbantobing 1996).

GolonganKandungan oksigen

terlarut (ppm)Kualitas air

I > 8 atau perubahan terjadi dalam waktu

pendek

Sangat baik

II 6,0 Baik

III 4,0 Kritis

IV 2,0 Buruk

V < 2,0 Sangat buruk

2.6.8. Alkalinitas

Alkalinitas merupakan gambaran kapasitas air dalam menetralkan asam,

sehingga alkalinitas dapat disebut juga sebagai kapasitas penyangga (buffer

capacity) terhadap perubahan pH perairan. Keberadaan alkalinitas perairan

berkaitan dengan kandungan karbonat yang berasal dari pelapukan batuan dan

tanah yang terlarut dalam air. Perairan dengan nilai alkalinitas tinggi secara tidak

langsung akan berpengaruh terhadap meningkatnya produktivitas perairan.

Perairan alami biasanya memiliki nilai alkalinitas sekitar 40 mg/l CaCO3 (Boyd

1988).

Page 39: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

19

2.6.9. Unsur Hara (Nutrien)

Unsur hara yang penting di perairan adalah nitrogen dan fosfor. Nitrogen di

perairan biasanya dalam bentuk nitrogen bebas, nitrat, nitrit, ammonia, dan

amonium. Unsur fosfor dapat ditemukan dalam bentuk senyawa anorganik yang

terlarut (ortofosfat dan polifosfat) dan senyawa organik yang berupa partikulat

(Effendi 2003).

Nitrat dan amonia merupakan sumber utama nitrogen di perairan serta

sumber nitrogen yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan akuatik

maupun alga dan pada umumnya konsentrasi nitrat di perairan tidak tercemar

biasanya lebih tinggi daripada konsentrasi amonia. Nitrat juga merupakan zat

hara penting bagi organisme autotrof dan diketahui sebagai faktor pembatas

pertumbuhan (Eaton et al. 1995). Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan

bersifat stabil, sedangkan nitrit biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat

sedikit di perairan karena bersifat tidak stabil terhadap keberadaan oksigen.

Kadar nitrat di perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mg/liter.

Kadar nitrat yang lebih dari 5 mg/liter menggambarkan terjadinya pencemaran

antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia. Pada perairan yang menerima

limpasan dari daerah pertanian yang banyak mengandung pupuk, kadar nitrat

dapat mencapai 1.000 mg/liter (Davis & Cornwell 1991). Kadar nitrit di perairan

relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Senyawa nitrat dapat

dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan (Effendi

2003).

Sumber amonia di perairan berasal dari proses penguraian nitrogen organik

(protein dan urea) dan nitrogen anorganik (tumbuhan dan biota perairan yang

telah mati) oleh mikroba jamur (proses amonifikasi). Perairan dengan pasokan

oksigen cukup jarang ditemukan Amonia. Kadar amonia di perairan alami

biasanya tidak lebih dari 0,1 mg/liter (McNeely et al. 1979). Amonia banyak

digunakan dalam proses produksi urea, industri bahan kimia, serta industri bubur

kertas. Kadar amonia yang tinggi dapat merupakan indikasi adanya pencemaran

bahan organik yang berasal dari limbah domestik, industri, dan limpahan pupuk

(run off) pupuk pertanian (Effendi 2003).

Page 40: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

20

Unsur fosfor (P) di alam mayoritas berada dalam bentuk fosfat yang

merupakan bentuk hasil oksidasi sempurna. Fosfat yang dijumpai dalam air

merupakan hasil pelapukan dan terlarutnya mineral fosfat karena erosi tanah,

pupuk, proses asimilasi dan disimilasi tumbuhan, deterjen, limbah industri dan

domestik. Fosfat yang terdapat dalam perairan biasanya terdapat dalam bentuk

terlarut dan tak terlarut. Menurut Goldman et al. (1983) unsur P merupakan kunci

dalam produktivitas primer dan kesuburan suatu perairan yang biasanya terdapat

dalam jumlah sedikit, sehingga unsur ini sering dianggap sebagai faktor pembatas

bagi produktivitas perairan.

Kandungan fosfat yang terlarut di perairan alami pada umumnya tidak lebih

dari 0,10 ppm, sedangkan air sungai pada umumnya mempunyai kandungan fosfat

berkisar 0,001 – 0,05 ppm (Jorgensen 1980). Kandungan fosfat dalam perairan

yang tinggi akbat masuknya pencemaran bahan organik dari limbah rumah tangga

(domestik) maupun industri, dan daerah pertanian dengan dipupuk yang

mengadung unsur fosfat (Wardoyo 1975).

Page 41: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

3. BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 6 bulan mulai Desember 2010 sampai Mei

2011. Sampel perifiton dan parameter kualitas air diambil setiap bulan pada

Sungai Ciliwung bagian hulu sampai bagian tengah di 4 lokasi (Gambar 4)

berdasarkan pertimbangan masuknya bahan pencemar organik yang berasal dari

lingkungan sekitar sungai sehingga mewakili kondisi perairan dengan tingkat

gangguan (pencemaran) mulai kategori belum tercemar hingga tercemar sedang

pada ekoregion yang sama.

Gambar 4. Peta lokasi pengambilan sampel perifiton di Sungai Ciliwung.

Kondisi dan letak posisi lokasi penelitian ditentukan berdasarkan

pertimbangan adanya aktivitas antropogenik seperti tercantum dalam Tabel 3.

Propinsi Jawa Barat

Page 42: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

22

Tabel 3. Lokasi penelitian berdasarkan kondisi ekositem Sungai Ciliwung.

Kode Lokasi Posisi Keterangan

St.1. Gunung Mas 6o 42’ 31,39”106o 59’ 19,06”

- Kondisi masih baik masuk dalam hutan

- Belum ada gangguan aktivitas manusia.

- Kondisi refference site

St.2. Kp. Pensiunan 6o 42’ 00,35”106o 58’ 28,29”

- Perkebunan teh

St.3. Kp. Jogjogan 6o 40’ 02,35”106o 55’ 57,30”

- Pertanian- Domestik

St.4. Cibinong 6o 28’ 58,55”106o 48’ 53,05”

- Pertanian- Domestik dan- Industri

3.2. Metoda, Variabel dan Desain Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode Post Fakto Deskriptif yaitu

pengambilan sampel secara langsung di lapangan dan dicari pengaruh masuknya

unsur hara (N dan P) terhadap struktur komunitas perifiton pada setiap stasiun

terpilih sepanjang ekosistem perairan Sungai Ciliwung.

Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi:

1. Variabel tera yaitu penilaian kualitas sampel air berdasarkan pengukuran

parameter fisika, kimia, dan biologi (perifiton) terhadap parameter utama

maupun penunjang baik secara in situ: oksigen terlarut, pH, konduktivitas,

suhu, dan total padatan terlarut (TDS) maupun parameter yang dianalisis

di laboratorium (eksitu) antara lain: TN, NO2, NO3, NH4, TP, o-PO4 dan

COD. Sedangkan parameter biologi diambil perifiton yang berupa algae

dan diatom dari 3 buah batu tenggelam yang diambil secara acak

sepanjang lokasi sampling.

2. Variabel kerja yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi penilaian

kondisi habitat berdasarkan protokol USEPA (Barbour et al. 1999),

penilaian kualitas perairan berdasarkan indeks pencemaran Kirchoff

(1991) dan penilaian Indeks Integritas Biotik Perifiton (perifiton index

biotic integrity/PIBI) (Hill et al. 2000).

Page 43: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

23

Peralatan maupun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini seperti

tercantum dalam tabel 4 di bawah:

Tabel 4. Parameter dan metode yang digunakan dalam penelitian (APHA 1995).Parameter Satuan Alat/Metoda Analisis

A. Morfometrik1. Lebar sungai m Meteran In situ2. Kedalaman m Meteran In situ3. Kecepatan arus m/detik Current meter Perhitungan 4. Debit m3/dtk Perhitungan

B. Fisika1. Suhu oC Probe In situ2. Konduktivitas µS/cm Probe In situ3. Turbiditas NTU Probe In situ4. Total padatan

terlarutmg/l Probe In situ

C. Kimia1. pH - Probe In situ2. Alkalinitas mg/l Titrimetri In situ3. DO mg/l Probe In situ4. TN mg/l Spektrofotometer/metode

brucineLaboratorium

5. N-NO2 mg/l Spektrofotometer/metode sulfanilamite

Laboratorium

6. N-NO3 mg/l Spektrofotometer/metode brucine

Laboratorium

7. N-NH4 mg/l Spektrofotometer/metode phenate

Laboratorium

8. TP mg/l Spektrofotometer/metoda ammonium Molybdate

Laboratorium

9. o-PO4 mg/l Spektrofotometer/metoda ammonium Molybdate

Laboratorium

D. Biologi1. Perifiton sel/cm2 Pengerikan dengan sikat pada

substratIn situ dan

laboratorium2. Klorofil-a mg/l Spektrofotometer Laboratorium

3.3. Metoda Sampling Perifiton

Perifiton dari setiap stasiun terpilih disampling dengan mengambil secara

acak 3 buah batu yang terendam sebagai ulangan, kemudian seluruh permukaan

batu disikat dengan sikat gigi untuk melepaskan perifiton yang menempel, sampel

perifiton kemudian dimasukkan dalam botol dan diawetkan dengan formalin 5%

sebanyak 3 tetes. Kelimpahan perifiton dihitung dengan menggunakan sedgewick

Page 44: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

24

rafter di bawah mikroskop dengan perbesaran 40 x 10. Identifikasi perifiton

menggunakan buku acuan identifikasi dari Needham & Needham (1963); Ellen JC

(1996); Biggs BJF & Kilroy C (2000); Lavoie et al. (2008); serta Bellinger &

Sigee (2009). Identifikasi dilakukan di laboratorium Planktonologi Pusat

Penelitian Limnologi-LIPI, Cibinong.

Luas permukaan batu yang dikerik dihitung dengan pendekatan volumetrik

yaitu benda pejal yang diketahui luasan tetapnya seperti kubus, persegi panjang

maupun tabung dengan bermacam ukuran (besar dan kecil) dimasukkan dalam

wadah berisi air sehingga air yang didesak merupakan volume dari benda tersebut.

Data luas dan volume air kemudian dihitung persamaan regresinya dan diperoleh

persamaan garis linear

Y = 0,6926 X + 6,8561 dengan R2 = 0,961

Dengan:Y = Volume hasil pengukuranX = Luas total permukaan batu

3.4. Penilaian Perifiton

Data perifiton yang diperoleh dari setiap lokasi sampling dilakukan

analisis dan dihitung kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman,

maupun indeks dominansinya, selain itu juga dilakukan penilaian berdasarkan

variabel kerja yang telah ditentukan dalam Indeks Integrasi Biotik Perifiton

(perifiton index biotic integrity/ PIBI) guna memudahkan penilaian kondisi

perairan berdasarkan keadaan perifitonnya.

3.4.1. Kelimpahan

Kelimpahan perifiton pada setiap titik lokasi sampling dihitung dengan

menggunakan rumus modifikasi Eaton et al. 1995 sebagai berikut:

Dengan:N : Kelimpahan perifiton (sel/cm2) n : Jumlah perifiton yang diamati (sel) As : Luas substrat yang dikerik (cm2) untuk perhitungan perifiton Acg : Luas penampang permukaan cover glass (mm2) Aa : Luas amatan (mm2)

Page 45: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

25

Vt : Volume konsentrasi pada botol contoh untuk perhitungan perifiton (ml)Vs : Volume konsentrasi dalam cover glass (ml)

3.4.2. Indeks Keanekaragaman

Tingkat stabilitas komunitas atau kondisi struktus komunitas dari

keanekaragaman jumlah jenis organisme yang terdapat dalam suatu area. Nilai

keanekaraman jenis pada perifiton dapat dihitung berdasarkan modifikasi Indeks

Shannon-Wiener (Odum 1971) sebagai berikut:

Dengan: H’ : Indeks Keanekaragamanpi : ni/N (proporsi jenis ke-i)ni : Jumlah individu jenis ke-iN : jumlah total individu

Menurut Wilhm dan Doris (1968), nilai indeks keanekaragaman populasi

dapat menggambarkan kondisi perairan. Kriteria indeks keanekaragaman tersebut

diklasifikasikan sebagai berikut.

H’ < 2,3026 : Keanekaragaman rendah, penyebaran jumlah individu tiap genus rendah dan kestabilan komunitas rendah.

Komunitas mengalami gangguan faktor lingkungan

2,3026 < H’ < 6,9078 : Keanekaragaman sedang, penyebaran jumlah individu tiap genus sedang dan kestabilan komunitas sedang. Komunitas mudah berubah

H’ > 6,9078 : Keanekaragaman tinggi, penyebaran jumlah individu tiap genus tinggi dan kestabilan komunitas tinggi. Faktor lingkungan yang baik untuk semua jenis dalam habitat.

3.4.3. Indeks Keseragaman

Keseragaman merupakan upaya untuk mengetahui komposisi setiap genus

dalam suatu komunitas dengan cara membandingkan nilai indeks keanekaragaman

dengan nilai maksimumnya. Rumus perhitungan indeks keseragaman menurut

Brower & Zar 1990 adalah sebagai berikut:

Page 46: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

26

Dengan:E : Indeks keseragamanH’ : Indeks keanekaragaman H’maks : Nilai keanekaragaman maksimum S : Jumlah genus

Nilai indeks keseragaman (E) berkisar antara 0-1 (Odum 1971). Semakin

kecil nilai E, semakin kecil pula keseragaman populasinya. Artinya penyebaran

individu tiap jenis tidak merata atau ada kecenderungan satu genus mendominasi.

Sebaliknya, apabila nilai E mendekati 1 maka penyebaran individu tiap jenis

cenderung merata atau memiliki tingkat keseragaman yang tinggi.

3.4.4. Indeks Dominansi

Nilai indeks dominansi (Odum 1971) digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya jenis tertentu yang mendominasi suatu komunitas. Nilai indeks

dominansi dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Dengan : C : Indeks Dominansi ni: Jumlah indeks ke-i N : Jumlah total individu

Kisaran nilai indeks dominansi adalah antara 0-1. Nilai yang mendekati nol

menunjukkan bahwa tidak ada genus dominan dalam komunitas. Hal ini

menunjukkan bahwa kondisi struktur komunitas dalam keadaan stabil.

Sebaliknya, nilai yang mendekati 1 menunjukkan adanya dominansi jenis yang

menunjukkan kondisi stuktur komunitas dalam keadaan labil dan terjadi tekanan

ekologis.

3.4.5. Indeks Toleransi Pencemaran

Toleransi polusi indeks (PTI) untuk ganggang menyerupai indeks

Hilsenhoff biotik untuk makroinvertebrata (Hilsenhoff 1987). Lange-Bertalot

Page 47: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

27

(1979) membedakan tiga kategori diatom sesuai dengan toleransinya terhadap

peningkatan pencemar, spesies diberi nilai 1 adalah yang paling toleran (misalnya,

Nitzschia palea atau Gomphonema parvulum) dan 3 untuk spesies yang relatif

sensitif. Indeks toleransi pencemaran dapat dihitung dengan persamaan sebagai

berikut:

Dengan: n = jumlah sel dihitung untuk spesies iti = toleransi nilai spesies iN = total jumlah sel dihitung

3.4.6. Biomassa Perifiton

Pengukuran biomassa perifiton dilakukan dengan melakukan analisis

klorofil-a maupun massa abu berat kering (Ash-free dry mass/AFDM). Klorofil-a

mengindikasikan jumlah total keberadaan organisme autotrofik, sedangkan

AFDM merupakan jumlah total material organik dalam perairan (sampel).

Perhitungan biomassa dari klorofil-a adalah sebagai berikut:

Dengan: Absorban sebelum 665 dan Absorban sesudah 665 adalah absorban hasil

pembacaan pada panjang gelombang 665 sebelum dan sesudah pengasaman. 28,66 adalah koefisien penyerapan klorofil-a menurut Sartory & Grobbelaar

(1984)

Sedangkan biomassa dari perhitungan AFDM diperoleh dari rumus:

Dengan:AFDM : Berat kering bebas abu (mg/m2)

3.4.7. Penilaian Metrik PIBI

Metrik-metrik yang digunakan dalam penilaian PIBI ditentukan berdasarkan

kondisi lingkungan perairan Sungai Ciliwung sehingga diharapkan dapat hasil

Klor-a=[(absorban sebelum 665 – absorban sesudah 665) x 28,66 x Vol. sampel x Vol. ekstraksi]

Vol. hasil penyaringan sub-sampel x luas subtrat

AFDM=[{(Berat cawan+filter+sampel kering–berat cawan+filter+sampel setelah diabukan)}xVol. sampel]

Vol. hasil penyaringan sub-sampel x luassubtrat

Page 48: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

28

penilaian yang sesuai dengan kondisi perairan yang sebenarnya. Adapun metrik

dan perhitungan dalam PIBI seperti disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Metrik dalam PIBI (Hill et al. 2000)No. Metrik Perhitungan*1 Kekayaan taksa Jumlah jenis target/Jumlah seluruh jenis

yang ditemukan2 Keanekaragaman (Indeks keanekaragaman)3 Indeks Toleransi Polusi (Jumlah sel diatom x Nilai

toleransi/Jumlah total sel)4 Indeks Cianobacteria 1-(Jumlah kelimpahan

Cianobacteria/Jumlah kelimpahan total)5 Indeks Pengendapan 1-(Jumlah diatom penendapan/Jumlah

kelimpahan total diatom)6 Indeks Eutraphentik 1-(Jumlah diatom eutraphentik/ Jumlah

kelimpahan total diatom)7 Index achnantes minutissima 1-(Jumlah diatom achnantes/ Jumlah

kelimpahan total diatom)8 Klorofil a Median klorofil-a/(klorofil-a (mg/m2) +

Median klorofil-a)9 Biomassa Median AFDM/(AFDM (mg/m2) +

Median AFDM)10 Indeks Autotrophik (IA) Median IA/(IA (mg/m2) + Median IA)

*Masing-masing metrik kemudian dikalikan dengan 10.

Total skore PIBI kemudian dievaluasi berdasarkan kriteria menurut

McCormick et al. 2001 sebagai berikut:

Nilai skor PIBI > 95 : Kategori perairan sangat baik

Nilai skor 85 < PIBI < 95 : Kategori perairan baik

Nilai skor 65 < PIBI < 85 : Kategori perairan sedang

Nilai skor PIBI < 65 : Kategori perairan buruk

3.5. Kualitas Perairan Sungai Ciliwung

Guna mengetahui kondisi lingkungan perairan Sungai Ciliwung, maka

dilakukan perhitungan indeks pencemaran perairan berdasarkan beberapa

parameter kualitas perairan seperti oksigen terlarut, pH, suhu, nitrat, amonium,

orto phospat dan konduktivitas dengan menggunakan rumus indeks pencemaran

Kirchoff (1991).

Page 49: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

29

Dengan:CI = Indek Pencemaran Kirchoffqi = Nilai karakteristik sub indek parameter dari kurva baku.wi = Nilai bobot kepentingan setiap parameter

Hasil perhitungan Indeks Pencemaran Kirchoff (1991) kemudian dievaluasi

sebagai berikut:

0 – 27 = Kondisi perairan tercemar berat

28 – 56 = Kondisi perairan tercemar sedang

57 – 83 = kondisi perairan tercemar ringan

84 – 100 = Kondisi perairan belum tercemarSumber Kirchoff (1991)

3.6. Kondisi Habitat

Perkiraan terjadinya gangguan pada habitat di sekitar lokasi sampling

dilakukan dengan menggunakan sistem penilaian (scorring) yang diadopsi dari

metode Barbour et al. (1999). Penilaian habitat yang diskoring meliputi: substrat

epifaunal atau ketersediaan vegetasi penutup, banyaknya batuan yang tertanam

pada dasar sungai (embeddedness), banyaknya kombinasi antara kecepatan aliran

dan kedalaman, endapan sedimen, status aliran dari sungai, perubahan saluran,

keberadaan jeram dan kelokan sungai, stabilitas pinggir sungai, perlindungan

pinggir sungai oleh vegetasi, dan lebar zone vegetasi riparian. Kriteria gangguan

pada habitat sungai dapat dilihat dalam Tabel 5. Daerah yang mempunyai nilai

skor habitat tertinggi atau dalam kategori optimal diharapkan dapat dijadikan

sebagai kandidat situs rujukan.

Tabel 6. Kriteria penilaian gangguan terhadap habitat yang diadopsi dari protocol US-EPA (Barbour et al. 1999).

Kriteria HabitatSkor Penilaian Habitat padaGradien Tinggi dan Rendah

Optimal 160 – 200Sub-Optimal 110 – 159Marginal 60 - 109Buruk < 60

3.7. Analisis Data Atribut

Guna mengetahui hubungan antara kelimpahan perifiton dengan variabel

lingkungannya berdasarkan pengelompokkan lokasi penelitian dilakukan analisis

Page 50: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

30

korelasi canonical (Canonical Corespondence Analysis (CCA)), dimana

sebelumnya dilakukan seleksi untuk menghilangkan autokorelasi antar variabel

sehingga dapat dilakukan pengujian secara multikolinearitas (Ter Braak &

Verdonschot 1995). Penghitungan ordinasi CCA dilakukan dengan menggunakan

software MVSP versi 3.1.

Guna mengetahui hubungan antar metrik dalam PIBI dengan kualitas

perairannya dalam hal ini unsur hara N dan P dilakukan uji korelasi spearman.

Analsis uji korelasi Spearman menggunakan software STATISTICA versi 6 (Stat

soft Inc.).

Berdasarkan hasil penilaian maupun skoring yang diperoleh dari metrik

utama (kualitas perairan, indeks habitat, dan penilaian PIBI) kemudian dibuat

grafik radar untuk mempermudah interpretasi kondisi sebenarnya dari lokasi

penelitian, dimana pola segitiga yang ditunjukkan dalam grafik radar jika semakin

besar (semakin mendekati ujung/ nilai maksimal) menunjukkan kondisi yang

semakin baik, sebaliknya jika pola segitiga radar yang ditunjukkan semakin kecil

(memusat) maka menunjukkan kondisi lokasi penelitian telah mengalami

gangguan akibat aktivitas antropogenik yang ada di sekitarnya.

Page 51: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakterisasi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian Sungai Ciliwung bagian hulu hingga tengah memiliki

ketinggian antara 1,289 sampai 163 m diatas permukaan laut. Kondisi ini

merupakan ciri sungai pegunungan yang memiliki arus deras berkisar antara 0,63

sampai 1,09 m/dt, dengan dasar sungai berbatu, kerikil dan pasir.

Stasiun penelitian I (Gunung Mas) merupakan lokasi yang masih baik

terletak di kawasan hutan lindung, belum ada aktivitas baik perumahan maupun

perkebunan teh. Kondisi air masih jernih dengan kecepatan arus deras dan debit

yang relatif stabil, kedalaman kolom air berkisar antara 0,12 – 0,23 m dengan

rata-rata kedalaman 0,17 m. Substrat dasar sungai didominasi oleh batuan besar

yang tertanam. Bantaran sungai masih cukup baik dengan pepohonan yang masih

lebat.

Stasiun penelitian II (Kp. Pensiunan) berlokasi di perkebunan teh, kondisi

perairan masih jernih dengan kisaran turbiditas 12,72 – 15,60 NTU dan fluktuasi

debit cukup besar yaitu berkisar antara 0,40 – 1,00 m3/dt, sedangkan kecepatan

arus 0,8 – 1,52 m/dt dengan rata-rata 1,00 m/dt. Lebar badan sungai sangat

dipengaruhi oleh debit air sungai yaitu berkisar antara 2,1 – 4,13 m dengan rata-

rata 2,78 m, sedangkan kedalaman berkisar 0,20 – 0,34 m dengan rata-rata

kedalaman 0,26 m.

Stasiun penelitian III (Kp. Jogjogan) merupakan lokasi yang sekitarnya

terdapat aktivitas pertanian, perkebunan serta sudah melewati kawasan penduduk

dan tempat peristirahatan. Kondisi airnya sedikit keruh dengan nilai turbiditas

berkisar antara 24,32 – 26,83 NTU dengan rata-rata 25,75 NTU. Substrat dasar

pada lokasi ini didominasi oleh batu besar yang tertanam kuat dan pasir yang

mencapai 92,17 %. Lebar badan air relatif tetap yaitu 18,35 m, kedalaman sungai

berkisar 0,20 – 0,30 m dengan rata-rata 0,26 m. Kecepatan arus pada lokasi ini

tercatat berkisar antara 0,52 – 0,82 m/dt.

Page 52: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

32

Lokasi penelitian IV (Cibinong) merupakan lokasi yang diambil untuk

mewakili daerah yang sudah ada gangguan yang berasal dari aktivitas

antropogenik baik domestik maupun industri. Pada lokasi ini terdapat instalasi

pengolahan air minum (PDAM) Kabupaten Bogor. Hasil pengukuran terhadap

kekeruhan air diperoleh nilai berkisar antara 28,6 – 34,72 NTU dengan rata-rata

turbiditas 32,28 NTU. Substrat dasar didominansi oleh pasir 93,87 % dan gravel

2,03 %. Kecepatan arus pada lokasi ini berkisar antara 0,46 – 0,59 m/dt,

sedangkan kedalaman kolom perairan diperoleh kisaran antara 0,40 – 0,87 m

dengan rata-rata kedalaman 0,70 m.

4.2. Parameter Fisika-Kimia Perairan

Hasil pengukuran parameter fisika dan kimia perairan selama penelitian

mulai bulan Desember 2010 sampai dengan Mei 2011 dapat dilihat pada lampiran

1 dan 2.

4.2.1. Kecepatan Arus

Kecepatan arus Sungai Ciliwung hulu hingga pertengahan memiliki kisaran

kategori cepat (0,5 – 1 m/detik) hingga sangat cepat (> 1 m/detik). Gambar 5

menunjukkan besaran kecepatan arus yang terukur selama penelitian. Kecepatan

arus pada lokasi penelitian I (Gunung Mas) kisaran kecepatan arus antara 0,99 –

1,52 m/detik dengan rata-rata kecepatan arus 1,16 m/detik sehingga dapat

dikategorikan sangat cepat. Lokasi penelitian II (Kp. Pensiunan) kecepatan arus

yang terukur selama penelitian berkisar antara 0,80 – 1,56 m/detik dengan rata-

rata 1,00 m/detik sehingga dapat dikategorikan dalam berarus cepat hingga sangat

cepat. Kp. Jogjogan sebagai lokasi penelitian III memiliki karakteristik arus cepat

yaitu berkisar antara 0,52 – 0,82 m/detik dengan rata-rata kecepatan arus 0,68

m/detik, sedangkan lokasi penelitian ke IV (Cibinong) kecepatan arus sungai yang

terpantau selama penelitian berkisar antara 0,46 – 0,59 m/detik dengan kecepatan

rata-rata 0,52 m/detik, sehingga dikategorikan beraliran sedang hingga cepat.

Kecepatan arus yang diukur dari setiap lokasi penelitian sangat dipengaruhi

oleh ketinggian lokasi dan tekstur kemiringan lahan (lereng) dari setiap lokasi

penelitian. Kecepatan arus sungai dapat mempengaruhi kondisi substrat dasar

sungai pada lokasi penelitian. Kecepatan arus dengan kategori sangat cepat hingga

Page 53: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

33

cepat yang terukur pada lokasi penelitian I dan II mengakibatkan pada lokasi ini

substrat dasarnya didominasi oleh batuan besar yang tertanam (Lokasi penelitian I

Gunung Mas dan lokasi penelitian III Kp. Jogjogan ) dan berbatu (Lokasi II Kp.

Pensiunan) dengan sedikit endapan pasir. Sedangkan lokasi penelitian IV

Cibinong dengan kategori berarus dengan kecepatan sedang didominasi oleh

substrat yang berbatu dan berpasir.

Gambar 5. Kondisi kecepatan arus Sungai Ciliwung hulu yang diukur selama penelitian.

Keberadaan perifiton dalam suatu perairan sungai sangat dipengaruhi oleh

kecepatan arus dan kondisi substratnya. Besarnya kecepatan arus akan

mengurangi jenis organisme yang tinggal dalam suatu perairan sungai, sehingga

hanya biota dari jenis yang melekat saja yang dapat bertahan (Whitton 1975).

Ekosistem sungai dangkal dengan arus kategori cepat biasanya didominasi oleh

diatom perifitik (Welch 1980).

4.2.2. Kondisi Suhu

Kondisi suhu selama penelitian seperti ditunjukkan Gambar 6, kisaran suhu

hasil pengukuran dipengaruhi oleh ketinggian lokasi maupun waktu pengukuran,

secara umum menurut Effendi (2003) kondisi suhu air Sungai Ciliwung masih

tergolong baik dalam mendukung pertumbuhan alga terutama diatom (20 – 30 oC)

dan Chlorophyta (30 – 35 oC).

Hasil pengukuran suhu lokasi penelitian I (Gunung Mas) berkisar antara

18,0 – 18,3 oC dengan rata-rata 18,12 oC, kondisi suhu ini paling rendah

dibandingkan dengan suhu di lokasi penelitian II (18,6 – 20,6 oC) dan lokasi

Page 54: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

34

penelitian III (Kp. Jogjogan 19,7 – 21,3 oC), sedangkan lokasi penelitian IV

(Cibinong) hasil pengukuran suhunya menunjukkan kisaran yang cukup tinggi

yaitu 25,6 – 28,9 oC dengan rata-rata 27,25 oC. Kondisi suhu air Sungai Ciliwung

masih menunjukkan kondisi normal dan sesuai baku mutu air yang ditetapkan

dalam PP No. 82 tahun 2001 (15 – 21 oC untuk Gn Mas dan 24 - 30 oC pada

stasiun Cibinong untuk air kelas II). Hasil pengukuran suhu sangat dipengaruhi

oleh waktu dan ketinggian letak lokasi penelitian.

Gambar 6. Kondisi suhu air Sungai Ciliwung selama penelitian.

4.2.3. Konduktivitas

Nilai konduktivitas hasil pengukuran langsung di lapangan dengan

menggunakan probe menunjukkan adanya perbedaan dan kenaikan yang cukup

nyata antara stasiun I (Gunung Mas) hingga stasiun IV (Cibinong). Nilai

konduktivitas di stasiun Gunung Mas terukur berkisar antara 61 – 63,2 µS/cm

dengan rata rata 61,70 µS/cm dan hasil pengukuran di stasiun Kp. Pensiunan

terjadi kenaikan berkisar antara 99,4 – 101 µS/cm dengan rata-rata diperoleh

100,33 µS/cm, nilai konduktivitas antara 194,25 – 196,7 µS/cm dengan rata-rata

195,96 µS/cm diperoleh dari stasiun Kp. Jogjogan dan kisaran nilai hasil

pengukuran di stasiun Cibinong berkisar antara 250 – 255 µS/cm dengan rata-rata

253,12 µS/cm, seperti ditunjukkan pada Gambar 7.

Nilai hasil pengukuran parameter konduktivitas perairan sungai yang

semakin tinggi dari setiap lokasi penelitian menunjukkan adanya masukan bahan

organik maupun anorganik dari luar badan air sungai yang semakin kompleks

khususnya untuk lokasi Kp. Jogjogan maupun Cibinong, karena kedua lokasi ini

Page 55: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

35

sudah melalui wilayah dengan aktivitas domestik maupun industri. Nilai

konduktivitas hasil pengukuran di Sungai Ciliwung masih dalam kisaran perairan

alami (20 – 1500 µS/cm; Boyd 1988) dan masih dapat mendukung kehidupan

hidrobiota, karena konduktivitas akan berpengaruh terhadap tekanan fisiologis

biota air termasuk perifiton jika nilainya lebih dari 500 µhos/cm (Afrizal, 1992).

Gambar 7. Nilai konduktivitas air Sungai Ciliwung selama penelitian.

4.2.4. Turbiditas

Hasil pengukuran terhadap kekeruhan air Sungai Ciliwung seperti ditunjukkan pada Gambar 8 menunjukkan kecenderungan semakin meningkat antara stasiun Gunung Mas hingga stasiun Cibinong.

Gambar 8. Nilai turbiditas air Sungai Ciliwung selama penelitian.

Hasil pengukuran di lapangan stasiun Gunung Mas diperoleh nilai tubiditas

yang paling rendah yaitu berkisar antara 3,87 – 5,02 NTU dengan rata-rata 4,25

NTU yang berarti kondisi air masih jernih dan kondisi ini tidak banyak

Page 56: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

36

berfluktuasi selama penelitian. Nilai turbiditas di stasiun Kp. Pensiunan mulai

menunjukkan adanya kenaikan dengan nilai turbiditas berkisar antara 12,72 –

15,60 NTU dengan rata-rata 13,77 NTU. Hasil pengukuran nilai turbiditas stasiun

Kp. Jogjogan semakin naik dengan kisaran 24,32 – 26,83 NTU dengan rata-rata

25,75 NTU, sedangkan stasiun Cibinong nilai turbiditas hasil pengukuran selama

penelitian menunjukkan nilai yang paling tinggi diantara stasiun penelitian yang

lain dengan kisaran 28,6 – 34,72 NTU dengan rata-rata 32,28 NTU. Semakin

meningkatnya nilai turbiditas hasil pengukuran di setiap stasiun penelitian

menunjukkan adanya peningkatan masukan bahan organik maupun anorganik

baik terlarut maupun tersuspensi, baik yang berupa pasir halus dan lumpur

maupun yang berupa plankton dan organisme lainnya (APHA 1995; Davis &

Cornwell 1991). Kondisi kekeruhan akan menghalangi penetrasi cahaya matahari

sehingga berpengaruh terhadap biota dalam perairan termasuk di dalamnya

perifiton.

4.2.5. Total Padatan Terlarut

Hasil pengukuran parameter total padatan terlarut air Sungai Ciliwung

selama penelitian pada masing-masing lokasi penelitian seperti ditunjukkan pada

Gambar 9. Gunung Mas memiliki nilai TDS yang paling rendah yaitu berkisar

antara 18,3 – 21,2 mg/l dengan rata-rata 19,4 mg/l, sedangkan hasil pengukuran

tertinggi diperoleh pada stasiun Cibinong dengan kisaran nilai TDS antara 119 –

121 mg/l dengan rata-rata 120,13 mg/l. Stasiun Kp. Pensiunan dan Kp. Jogjogan

nilai TDSnya hampir sama dengan kisaran berturut-turut 92,4 – 93,8 mg/l rata-

rata 92,9 dan 95,5 – 97,3 mg/l rata-ratanya 96,6 mg/l.

Nilai TDS yang diperoleh dari hasil pengukuran air Sungai Ciliwung di

lokasi penelitian menunjukkan adanya bahan-bahan organik yang berupa ion-ion

yang biasa ditemukan di perairan seperti sodium (Na), kalsium (Ca) dan

magnesium (Mg) (Effendi 2003). Keberadaan bahan organik tersebut dalam

perairan akan mengakibatkan perairan menjadi keruh sehingga menghambat

masuknya cahaya matahari ke dalam perairan akibatnya proses fotosintesis

terganggu (Wardoyo 1975).

Page 57: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

37

Gambar 9. Hasil pengukuran total padatan terlarut air Sungai Ciliwung selama penelitian.

4.2.6. Derajat Keasaman (pH)

Hasil pengukuran kondisi pH air Sungai Ciliwung pada masing-masing

stasiun penelitian seperti ditunjukkan Gambar 9 memiliki kisaran yang relatif

hampir sama yaitu 6,5 – 7 dengan rata-rata 6,78 (St. Gunung Mas), 6 – 6,5 dengan

rata-rata 6,25 (St. Kp. Pensiunan) dan kisaran 6 – 6,5 dengan rata-rata 6,28 (St.

Kp. Jogjogan), sedangkan stasiun Cibinong nilai pH hasil pengukuran diperoleh

kisaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan stasiun yang lain yaitu 6 – 7,2

dengan rata-rata 7,02.

Gambar 10. Hasil pengukuran kondisi pH air Sungai Ciliwung hulu selama penelitian.

Kisaran pH seperti yang diperoleh dari hasil pengukuran dilapangan pada

setiap stasiun penelitian termasuk dalam kisaran yang masih baik dalam

Page 58: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

38

mendukung kehidupan biota akuatik (Effendi 2003). Kondisi perairan dengan pH

netral sampai basa umumnya mampu mendukung kehidupan alga biru serta

keanekaragaman jenisnya. Sedangkan dalam kondisi asam (pH < 6) akan

menghambat pertumbuhannya. (Wetzel 1979).

4.2.7. Alkalinitas

Hasil analisis parameter alkalinitas air Sungai Ciliwung dari setiap lokasi

penelitian yang ditunjukkan Gambar 11 memiliki kecenderungan semakin

meningkat dari stasiun Gunung Mas hingga stasiun Cibinong. Gunung Mas

memiliki kisaran nilai alkalinitas berkisar 27,69 – 40,18 mg/kg CaCO3 dengan

rata-rata 52,63 mg/kg CaCO3, kisaran nilai alkalinitas stasiun Kp. Pensiunan

berkisar 31,03 – 44,63 mg/kg CaCO3 dengan rata-rata 36,92 mg/kg CaCO3, dan

Kp. Jogjogan memiliki kisaran nlai alkalinitas 46,78 – 61,20 mg/kg CaCO3

dengan rata-rata 52,22 mg/kg CaCO3, sedangkan stasiun Cibinong kisaran nilai

alkalinitas tertinggi dibandingkan dengan stasiun yang lain yaitu berkisar 78,95 –

86,70 mg/kg CaCO3 dengan rata-rata 82,32 mg/kg CaCO3. Perairan dengan nilai

alkalinitas tinggi secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap meningkatnya

produktivitas perairan dan biasanya perairan alami memiliki nilai alkalinitas

berkisar 40 mg/l CaCO3 (Boyd 1988).

Gambar 11. Nilai alkalinitas air Sungai Ciliwung hasil pengukuran selama penelitian.

4.2.8. Oksigen Terlarut

Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut air Sungai Ciliwung selama

penelitian ditunjukkan pada Gambar 12. Terlihat tidak terdapat perbedaan yang

Page 59: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

39

cukup tajam di antara lokasi penelitian akan tetapi memiliki kecenderungan

mengalami penurunan konsentrasi antara stasiun Gunung Mas hingga Cibinong.

Konsentrasi oksigen terlarut stasiun Gunung Mas diperoleh hasil

pengukuran paling bagus yaitu berkisar 7,7 – 8,3 mg/l dengan rata-rata 8,05 mg/l,

konsentrasi yang hampir sama diperoleh pada stasiun Kp. Pensiunan (7,32 – 7,8

mg/l dengan rata-rata 7,51 mg/l) dengan stasiun Kp. Jogjogan (konsentrasi DO 7,2

– 7,8 mg/l dengan rata-rata 7,55 mg/l), sedangkan stasiun Cibinong hasil

pengukuran selama penelitian menunjukkan konsentrasi yang lebih rendah

dibandingkan dengan stasiun yang lain yaitu berkisar 6,2 – 6,83 mg/l dengan

konsentrasi rata-rata 6,51 mg/l.

Gambar 12. Konsentrasi oksigen terlarut hasil pengukuran selama penelitian.

Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut selama penelitian tidak

berfluktuasi dan masih dalam kisaran normal dalam mendukung proses kehidupan

akuatik dan masih jauh diatas ambang batas kualitas air yang ditetapkan dalam PP

No. 82 tahun 2001 yaitu 6 mg/l untuk air kelas I. Konsentrasi oksigen terlarut

pada perairan Sungai Ciliwung hulu hingga pertengahan masih tergolong baik

karena pada bagian badan air ini masih dapat di mungkinkan terjadinya difusi dari

udara langsung melalui riak-riak air akibat adanya kecepatan arus maupun akibat

benturan dengan substrat dasar yang berupa batuan.

4.2.9. Unsur Hara (Nutrien)

Unsur hara yang diukur pada penelitian ini adalah unsur hara penting seperti

nitrit, nitrat, ammonia, total nitrogen, orto fosfat dan total fosfat yang semuanya

akan disajikan dalam gambar grafik.

Page 60: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

40

Konsentrasi NO2 setiap lokasi penelitian seperti ditunjukkan Gambar 13

stasiun Cibinong memiliki konsentrasi yang cukup tinggi dan fluktuatif dengan

kisaran antara 0,086 – 0,706 mg/l dengan rata-rata 0,26 mg/l, sedangkan

konsentrasi stasiun Gunung Mas dan Kp. Pensiunan relatif rendah dengan kisaran

berturut-turut antara 0,001 – 0,003 mg/l rata-ratanya 0,0017 mg/l dan 0,001 –

0,004 mg/l dengan rata-rata 0,003 mg/l. Sementara stasiun Kp. Jogjogan

konsentrasi NO2 relatif sedikit lebih tinggi dengan kisaran 0,01 – 0,055 mg/l

dengan rata-rata 0,031 mg/l. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka stasiun

Cibinong kondisi perairannya kurang mendukung untuk kehidupan organisme

akuatik yang sensitif karena menurut Moore (1991) perairan dengan kadar nitrit

lebih dari 0,05 mg/l akan persifat toksik bagi organisme perairan yang sangat

sensitif. Sedangkan untuk kepentingan air minum masih dapat dipergunakan

karena belum melebihi 1 mg/l seperti yang direkomendasikan oleh WHO (Moore

1991).

Gambar 13. Konsentrasi NO2 setiap lokasi sampling selama penelitian.

Konsentrasi NO3 hasil analisa setiap lokasi penelitian selama penelitian

dapat dilihat pada Gambar 14. Konsentrasi nitrat sedikit lebih tinggi dari

konsentrasi nitrit pada lokasi dan waktu yang sama.

Page 61: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

41

Gambar 14. Konsentrasi NO3 setiap lokasi sampling selama penelitian.

Konsentrasi nitrat di stasiun Gunung Mas, Kp. Pensiunan dan Kp. Jogjogan

relatif rendah meskipun ada kecenderungan mengalami kenaikan. Konsentrasi

nitrat setiap lokasi sampling berturut-turut dari stasiun Gunung Mas berkisar

0,225 – 0,674 mg/l dengan rata-rata 0,504 mg/l, kisaran 1,073 – 1,723 mg/l

dengan rata-rata 1,271 mg/l dari stasiun Kp. Pensiunan, sementara kisaran 1,29 –

3,57 mg/l rata-rata 1,925 mg/l dari stasiun Kp. Jogjogan, sedangkan di stasiun

Cibinong hasil analisis nitrat dengan konsentrasi tertinggi dan fluktuatif dengan

kisaran 3,78 – 20, 58 mg/l dengan rata-rata konsentrasi 9,50 mg/l. Kondisi ini

mengindikasikan bahwa air Sungai Ciliwung yang melalui stasiun Cibinong sudah

mengalami pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia maupun

kotoran hewan karena konsentrasinya melebihi 5 mg/l (Davis & Cornwell 1991).

Konsentrasi NH4 di air Sungai Ciliwung mulai stasiun Gunung Mas hingga

Cibinong seperti ditunjukkan Gambar 15 cenderung mengalami kenaikan.

Konsentrasi amonia terendah berkisar 0,001- 0,027 mg/l dengan rata-rata 0.009

mg/l diperoleh dari stasiun Gunung Mas, sementara di stasiun Kp. Pensiunan

kisaran konsentrasi amonia antara 0,048 – 0,086 mg/l dengan rata-rata 0,07 mg/l

dan konsentrasi di Kp. Jogjogan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan

konsentrasi di Gunung Mas maupun Kp. Pensiunan dengan kisaran 0,066 – 0,46

mg/l dengan rata-rata 0,26 mg/l, sedangkan konsentrasi yang cukup tinggi

diperoleh dari stasiun Cibinong dengan kisaran konsentrasi 0,71 – 103 mg/l

dengan rata-rata 0,93 mg/l.

Page 62: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

42

Gambar 15. Konsentrasi NH4 setiap lokasi sampling air Sungai Ciliwung Hulu.

Keberadaan bahan pencemar (bahan organik) yang ada di perairan yang

mengakibatkan tingginya konsentrasi beberapa parameter termasuk amonia

seperti yang diperoleh dari stasiun Cibinong. Berdasarkan konsentrasi yang

diperoleh amonia di air stasiun Cibinong sudah melebihi konsentrasi amonia yang

ada di perairan alami yang biasanya kurang dari 0,1 mg/l (Mc Neely et al. 1979)

dan menurut Sawyer dan McCarty (1978) konsentrasi tersebut melebihi 0,2 mg/l

sehingga dapat membahayakan kehidupan akuatik khususnya ikan karena bersifat

toksik, tetapi kondisi toksik tidak terjadi karena konsentrasi oksigen terlarut, pH

maupun suhu masih tergolong masih baik.

Konsentrasi total nitrogen di air Sungai Ciliwung yang diperoleh dari

stasiun Gunung Mas hingga Cibinong cenderung mengalami kenaikan dan

kenaikan yang cukup tajam diperoleh dari stasiun Cibinong dengan kisaran

konsentrasi 5,12 – 23,30 mg/l dengan rata-rata 11,1 mg/l (Gambar 16).

Gambar 16. Konsentrasi TN air Sungai Ciliwung selama penelitian

Page 63: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

43

Konsentrasi yang hampir sama diperoleh dari stasiun Gunung Mas dan Kp.

Pensiunan dengan kisaran 0,431 – 0,87 mg/l rata-rata 0,727 mg/l serta kisaran

0,68 – 0,92 mg/l rata-rata 0,747 mg/l. Sementara konsentrasi di Kp. Jogjogan

sedikit lebih tinggi konsentrasinya dengan kisaran antara 1,65 – 3,56 mg/l dengan

rata-rata 2,35 mg/l.

Unsur hara yang dianalisis selain nitrogen adalah fosfor dengan parameter

orto fosfat dan total fosfat. Konsentrasi orto fosfat air Sungai Ciliwung dari

Gunung Mas hingga Cibinong seperti ditunjukkan Gambar 17 cenderung

mengalami kenaikan, dimana konsentrasi tertinggi diperoleh dari stasiun Cibinong

dengan kisaran konsentrasi 0,37 – 0,66 mg/l dengan rata-rata 0,45 mg/l,

sedangkan konsentrasi terendah diperoleh di stasiun Gunung Mas dengan kisaran

0,01 – 0,216 mg/l dengan rata-rata 0,069 mg/l. Sementara konsentrasi di stasiun

Kp. Pensiunan berkisar 0,03 – 0,133 mg/l dengan rata-rata 0,104 mg/l, sedang Kp.

Jogjogan konsentrasi orto fosfat diperoleh kisaran 0,182 – 0,5 mg/l dengan rata-

rata 0,387 mg/l.

Senyawa fosfat yang berupa total fosfor adalah gambaran jumlah

keberadaan fosfor yang berupa partikulat maupun terlarut, organik maupun

anorganik. Perairan dengan bahan pencemar tinggi pada umumnya memiliki

kecenderungan konsentrasi total fosfor dan orto fosfat yang lebih tinggi

(Mackereth et al. 1989).

Gambar 17. Konsentrasi o-PO4 air Sungai Ciliwung pada setiap lokasi penelitian.

Page 64: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

44

Konsentrasi total fosfor seperti ditunjukkan oleh Gambar 18 mulai stasiun

Gunung Mas hingga Cibinong cenderung mengalami peningkatan. Konsentrasi di

stasiunGunung Mas adalah yang terendah berkisar antara 0,058 – 0,281 mg/l

dengan rata-rata 0,102 mg/l, sedangkan konsentrasi yang diperoleh di stasiun Kp.

Pensiunan total fosfornya cenderung berfluktuasi dari waktu ke waktu dalam

setiap pengambilan sampel dengan kisaran konsentrasi 0,047 – 1,014 mg/l dengan

rata-rata 0,424 mg/l, sementara Kp. Jogjogan konsentrasi total fosfat juga

fluktuatif antara 0,244 – 0,719 mg/l dengan rata-rata 0,481 mg/l, sedangkan

konsentrasi di stasiun Cibinong diperoleh konsentrasi tertinggi dibandingkan

dengan lokasi lainnya dengan kisaran fluktuatif antara 0,54 – 0,97 mg/l dengan

rata-rata 0,78 mg/l.

Gambar 18. Konsentrasi TP dalam air Sungai Ciliwung setiap lokasi penelitian.

Konsentrasi ortofosfat dan total fosfor dalam perairan alami cenderung kecil

kurang dari 0,1 mg/l dan 1 mg/l (Boyd 1988). Berdasarkan konsentrasi orto fosfat

dan total fosfor yang ditemukan pada lokasi sampling di sepanjang Sungai

Ciliwung maka stasiun Gunung Mas merupakan lokasi yang perairannya masih

alami keberadaan unsur fosfor di lokasi ini pada umumnya berasal dari pelapukan

batuan dan sisa serasah tumbuhan yang telah mati, sedangkan di stasiun Kp.

Pensiunan konsentrasinya cenderung fluktuatif hal ini dikarenakan lokasi ini

terdapat perkebunan teh intensif yang pada prosesnya dilakukan pemupukan jadi

diduga sumber fosfor yang ada di air berasal dari aktivitas perkebunan teh.

Sedangkan sumber fosfor di stasiun Kp. Jogjogan dan Cibinong cenderung berasal

Page 65: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

45

dari aktivitas antropogenik baik domestik maupun industri seperti sabun atau

detergen, minyak pelumas, industri makanan dan minuman.

4.3. Karakteristik Biologi

4.3.1. Komposisi dan Kelimpahan Perifiton

Hasil pengamatan komposisi perifiton pada penelitian di perairan Sungai

Ciliwung dari stasiun Gunung Mas hingga Cibinong ditemukan 83 jenis yang

terdiri dari Bacillariophyceae (44 jenis), Chlorophyceae (20 jenis), Cyanophyceae

(14 jenis), Rhodophyceae (1 jenis), Xantophyceae (2 jenis) dan Dinophyceae (2

jenis). Dari enam kali pengamatan hampir setiap jenis ditemukan sehingga ada

kemiripan antar waktu. Jumlah taksa atau jenis perifiton yang ditemukan dalam

setiap pengamatan ditunjukkan Gambar 19.

Kekayaan taksa atau jumlah jenis yang ditemukan pada stasiun Gunung Mas

hingga Cibinong cenderung mengalami kenaikan. Stasiun Gunung Mas dan Kp.

Pensiunan memiliki kekayaan taksa (jumlah jenis) hampir sama yaitu berturut-

turut 28 – 44 jenis dengan rata-rata 36 jenis dan 27 – 40 jenis dengan rata-rata 36

jenis, sedangkan stasiun Kp. Jogjogan dan Cibinong juga memiliki jumlah jenis

yang ditemukan hampir sama yaitu berkisar antara 36 – 49 jenis rata-ratanya 42

jenis dan untuk stasiun Cibinong berkisar antara 40 – 48 jenis engan rata-rata 43

jenis.

Gambar 19. Jumlah taksa (jenis) perifiton perairan Sungai Ciliwung.

Berdasarkan jumlah taksa (jenis) yang ditemukan di setiap stasiun

penelitian diketahui bahwa persentase komposisi masing-masing kelas berbeda

(fluktuatif) dalam setiap waktu pengamatan seperti ditunjukkan pada Gambar 20.

Page 66: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

46

0

20

40

60

80

100

Prosentasekelasperifiton[%] Desember 2010 Januari 2011 Februari 2011

0

20

40

60

80

100

Prosentasekelasperifiton[%]

Maret 2011

Bacillariophyceae Chlorophyceae

April 2011

Cyanophyceae Rhodophyceae

Mei 2011

Xanthophyceae Dinophyceae

Lokasi sampling

Gambar 20. Proporsi kelas perifiton yang diperoleh pada setiap pengamatan.

Proporsi perifiton seperti ditunjukkan Gambar 20, kelimpahan kelas

Bacillariophyceae rata-rata 54,8%, kelas Clorophyceae rata-rata 19,8%, kelas

Cyanophyceae rata-rata 18,1%, sedangkan kelas Xantophyceae, Dinophyceae dan

Rodophyceae diperoleh dalam prosentase kecil yaitu berturut-turut rata-rata 4,0%,

1,7% dan 1,6%. Komposisi yang ditemukan tersebut merupakan hal umum yang

sering ditemukan pada perairan yang mengalir (Whitton 1975). Welch (1980)

mengemukakan bahwa keberadaan kelompok Bacillariophyceae di perairan sering

mendominasi dan kelimpahannya sangat besar kecuali pada sungai yang

berlumpur.

Berdasarkan jumlah taksa yang diperoleh dari pengamatan perifiton di

setiap lokasi sampling kemudian dihitung kelimpahannya untuk setiap lokasi

seperti ditunjukkan Gambar 21.

Kelimpahan perifiton seperti ditunjukkan Gambar 21 dari mulai stasiun

Gunung Mas hingga Cibinong memiliki kecenderungan meningkat. Stasiun

Gunung Mas dengan kondisi yang masih alami diperoleh kelimpahan yang paling

sedikit dengan kisaran 2.618 – 7.851 sel/cm2 dengan rata-rata kelimpahan 4.725

sel/cm2. Kelimpahan stasiun Kp. Pensiunan berkisar antara 2.060 – 12.957 sel/cm2

dengan rata-rata 7.795 sel/cm2, sementara Kp. Jogjogan diperoleh kelimpahan

antara 4.614 – 18.937 sel/cm2 dengan rata-rata kelimpahan 9.917 sel/cm2.

Page 67: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

47

sedangkan stasiun Cibinong kelimpahannya berkisar 3.952 – 19.206 sel/cm2

dengan rata-rata 10.390 sel/cm2.

Gambar 21. Kelimpahan perifiton pada perairan Sungai Ciliwung.

Rentang kisaran kelimpahan yang besar di stasiun Kp. Jogjogan dan

Cibinong menunjukkan kelimpahan yang diperoleh dalam setiap pengamatan

(pengambilan sampel) sangat fluktuatif. Semakin meningkatnya kelimpahan yang

diperoleh dari setiap lokasi penelitian merupakan hal yang wajar karena kondisi

perairannya memiliki konsentrasi bahan pencemar terutama unsur hara yang

semakin meningkat mulai dari Gunung Mas hingga Cibinong.

Berdasarkan komposisi dan kelimpahan perifiton yang diperoleh di perairan

Sungai Ciliwung, maka dapat diketahui kondisi perairan sungai dari hasil

perhitungan beberapa indeks sepereti: indeks keanekaragaman, indeks

keseragaman maupun indeks dominansinya.

4.3.2. Indeks Keanekaragaman, Keseragaman dan Dominansi

Hasil perhitungan indek keanekaragaman perifiton perairan Sungai

Ciliwung hulu hingga tengah (Gambar 22), dimana Kp. Pensiunan memiliki nilai

indek keanekaragaman yang lebih rendah daripada stasiun yang lain dengan nilai

indeks berkisar 1,79 – 2,94 dengan rata-rata 2,42. Sedangkan stasiun Gunung Mas

kisaran indeksnya 2,05 – 3,13 dengan rata-rata 2,89, nilai indeks untuk Kp.

Jogjogan diperoleh 2,46 – 3,23 dengan rata-rata 2,95 dan stasiun Cibinong kisaran

nilainya 2,52 – 3,17 dengan rata-rata 2,96. Kisaran nilai indeks keanekaragaman

menurut klasifikasi Odum (1971) dikategorikan dalam Keanekaragaman sedang

Page 68: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

48

(2,3026 < H < 6,9078) dimana penyebaran tiap jenis perifiton yang ditemukan dan

kestabilan komunitas dalam kondisi sedang, sehingga komunitas perifiton yang

ada memiliki kecenderungan mudah berubah. Kondisi ini sangat dimungkinkan

karena lokasi Kp. Pensiunan berada di kawasan kebun teh yang lebih terbuka

dengan sedikit gangguan dari aktivitas pengambilan batu oleh masyarakat yang

menjadikan lokasi ini rentan mengalami perubahan.

Gambar 22. Indeks keanekaragaman perifiton perairan Sungai Ciliwung selama penelitian.

Hasil perhitungan indeks keseragaman perifiton yang ditemukan di perairan

Sungai Ciliwung dari stasiun Gunung Mas hingga Cibinong hampir sama seperti

ditunjukkan Gambar 23.

Gambar 23. Indeks keseragaman perifiton perairan Sungai Ciliwung selama penelitian.

Nilai indeks keseragaman ditunjukkan Gambar 23. Stasiun Kp. Pensiunan

memiliki nilai indeks keseragaman paling kecil dibandingkan dengan stasiun yang

Page 69: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

49

lain dengan kisaran nilai antara 0,49 – 0,81 dengan rata-rata 0,68. Sementara

stasiun yang lain indeks keseragamannya diperoleh hampir sama yaitu kisaran

0,61 – 0,90 dengan rata-rata 0,81 (stasiun Gunung Mas), 0,66 – 0,89 dengan rata-

rata 0,79 (Kp. Jogjogan) dan nilai antara 0,66 – 0,86 dengan rata-rata 0,792

(stasiun Cibinong). Berdasarkan nilai keseragaman yang mendekati 1, maka

stasiun Gunung Mas, Kp. Jogjogan dan Cibinong jenis perifiton yang ditemukan

memiliki tingkat penyebaran yang cenderung rata di tiap stasiun, sebaliknya

stasiun Kp. Pensiunan memiliki penyebaran tiap jenis perifiton yang tidak merata

dan ada kecenderungan dominasi dari salah satu jenisnya. Nilai indeks

keseragaman yang diperoleh menurut Odum (1971) dalam kategori keseragaman

tinggi karena nilai indeksnya lebih tinggi 0,6 dan kurang dari 1 (0,6<E<1,0), hal

ini menunjukkan bahwa perifiton yang ditemukan di stasiun Gunung Mas, Kp.

Jogjogan dan Cibinong relatif sama dan tidak ada perbedaan yang mencolok hal

ini menjadikan kondisi lingkungan di ketiga stasiun ini cenderung stabil.

Sedangkan Kp. Pensiunan cenderung dikategorikan keseragamannya sedang yang

menunjukkan kondisi lingkungan kurang stabil.

Berdasarkan hasil perhitungan indeks dominansinya stasiun Kp. Pensiunan

memiliki nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan stasiun yang lain, hal ini

sejalan dengan kondisi yang dihasilkan dari nilai indeks keseragamannya

(Gambar 24). Nilai indeks dominansi yang diperoleh di stasiun Kp. Pensiunan

berkisar antara 0,08 – 0,38 dengan rata-rata 0,18, sedangkan nilai indeks

dominansi stasiun yang lain memiliki kisaran lebih rendah dan hampir mirip satu

dengan lainnya dimana stasiun Gunung Mas kisaran indeks dominansi antara 0,06

– 0,24 dengan rata-rata 0,097, sementara nilai indek antara 0,049 – 0,182 dengan

rata-rata 0,092 diperoleh dari Stasiun Kp. Jogjogan dan stasiun Cibinong nilai

indeks dominansinya berkisar antara 0,058 – 0,182 dengan rata-rata 0,091.

Page 70: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

50

Gambar 24. Indeks dominansi perifiton perairan Sungai Ciliwung selama penelitian.

Menurut Odum (1971) nilai indeks dominansi yang diperoleh pada setiap

stasiun masih dalam kategori dominansi rendah karena nilai indeksnya lebih kecil

dari 0,4 (0<C<0,4). Keberadaan beberapa jenis perifiton yang ditemukan di

stasiun Kp. Pensiunan dalam jumlah yang relatif tinggi kelimpahannya (lebih dari

1.000 sel/cm2) dalam bulan yang relatif sama yaitu Februari, Maret dan April

2011 seperti Chroococcus, Klebsorbium, Synedra Ulna, Spyrogira, Ulotrix,

Rivularia, Talipotrix, Hildenbrandia dan Tribonea Viride yang menjadikan

stasiun Kp. Pensiunan memiliki kecenderungan adanya dominansi jenis

(C=0,18).

4.3.3. Biomassa Perifiton

Perkembangan perifiton di lokasi penelitian dapat diketahui dari hasil

perhitungan biomassanya baik dari perhitungan klorofil-a maupun massa kering

bebas abu (Ass-free dry mass/AFDM) seperti yang ditunjukkan Gambar 25 dan

26.

Seiring dengan meningkatnya konsentrasi unsur hara (N dan P) yang ada di

perairan mulai dari Gunung Mas hingga Cibinong mempengaruhi jumlah taksa

perifiton yang ditemukan, sehingga hal ini juga berpengaruh terhadap

perkembangan perifiton yang ada di lokasi penelitian.

Stasiun Gunung Mas hasil perhitungan biomassa berdasarkan klorofi-a berkisar

1,96 – 4,25 mg/m2 dengan rata-rata 3,37 mg/m2, selanjutnya Kp. Pensiunan

berkisar 5,45 – 20,15 mg/m2 dengan rata-rata 11,64 mg/m2, sementara biomassa

Page 71: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

51

di Kp. Jogjogan 8,66 – 15,34 mg/m2 dengan rata-rata 11,59 mg/m2, sedangkan

stasiun Cibinong berkisar 14,58 – 29,11 mg/m2 dengan rata-rata 21,33 mg/m2.

Gambar 25. Hasil perhitungan klorofil-a perifiton perairan Sungai Ciliwung selama penelitian.

Biomassa perifiton hasil perhitungan AFDM juga menunjukkan adanya

peningkatan (Gambar 26). Stasiun Gunung Mas hasil perhitungan berkisar 0,04 –

0,20 mg/m2 dengan rata-rata 0,11 mg/m2, Kp. Pensiunan berkisar antara 0,04 –

0,57 mg/m2 rata-rata 0,35 mg/m2, Kp. Jogjogan berkisar 0,04 – 1,19 mg/m2

dengan rata-rata 0,44 mg/m2, sedangkan stasiun Cibinong kisaran AFDM 0,50 –

0,99 mg/m2 rata-ratanya 0,75 mg/m2.

Gambar 26. Hasil perhitungan biomassa perifiton perairan Sungai Ciliwung selama penelitian.

Menurut Cuker (1983) pertumbuhan perifiton dan struktur komunitasnya

dipengaruhi oleh ketersediaan nutrien yang ada dalam perairan. Hasil penelitian

Page 72: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

52

yang dilakukan oleh Lazarek (1985) menunjukkan pertumbuhan alga merupakan

bioakumulasi massa sebagai akibat keberadaan unsur hara di perairan.

4.3.4. Analisis CCA

Berdasarkan kondisi perifiton dan konsentrasi beberapa parameter kualitas

air yang diperoleh dari setiap lokasi sampling di Sungai Ciliwung dilakukan

analisis dengan ordinasi CCA yang digambarkan dalam bentuk grafik triplot

seperti ditunjukkan Gambar 27.

Hasil ordinasi CCA seperti yang ditunjukkan Gambar 27, menunjukan

bahwa stasiun Gunung Mas (St. 1) sangat dipengaruhi kondisi fisik sungai seperti

kondisi substrat, ketinggian lokasi, dan kecepatan arus. Kondisi pH perairan juga

berpengaruh akan tetapi tidak terlalu kuat seperti kondisi fisik. Kondisi perairan di

stasiun Gunung Mas ini dicirikan juga dengan rendahnya hampir semua parameter

yang terukur seperti unsur hara (TN, NO2, NO3, NH4, o-PO4 dan TP) selain itu

juga parameter konduktivitas, turbiditas, TDS, alkalinitas maupun klorofil-a.

Perifiton yang ditemukan dalam jumlah banyak antara lain: Hydrodaction,

Oscilatoria brevis, Synechococcus, Tetraspora, Phormidium, Westella, dan

Melosira dickie.

Gambar 27. Hasil ordinasi CCa stasiun penelitian di Sungai Ciliwung.

Stasiun Kp. Pensiunan (St. 2) stasiun ini memiliki karakteristik yang

hampir mirip dengan stasiun Gunung Mas, tetapi Stasiun Kp. Pensiunan lebih

Page 73: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

53

dicirikan oleh keberadaan ketinggian lokasi dibandingkan dengan kondisi

substratnya. Kelimpahan perifiton yang ditemukan dalam jumlah banyak meliputi

Nitzschia linearis, Sphaerocystis, Coelastrum, Nitzschia cf intermedia, Diploneis,

Gomphonema, dan Klebsormidium.

Stasiun Kp. Jogjogan dicirikan dengan kuatnya nilai konduktivitas maupun

hasil pengukuran TDS, selain itu juga dipengaruhi kondisi turbiditas perairan

maupun konsentrasi nutrien yang masuk ke perairan sungai. Sedangkan faktor

ketinggian, kecepatan arus, kondisi substrat, maupun pH pengaruhnya kecil.

Kelimpahan perifiton yang banyak ditemukan di stasiun Kp. Jogjogan antara lain

Oscillatoria rubescens, Oscillatoria agardhii, Oscillatoria princeps, Staurosira cf

anceps, Melosira varians, dan Pinnularia cf gibba.

Stasiun Cibinong lebih dicirikan dengan faktor-faktor lingkungan yang

berkaitan dengan parameter nutrien, turbiditas, dan alkalinitas dalam konsentrasi

tinggi sedangkan kondisi DO, pH, dan ketinggian lokasi yang lebih rendah serta

kecepatan arus yang lebih lemah. Perifiton yang banyak ditemukan di stasiun

Cibinong antara lain Pediastrum tetras, Gongrosira, Tabellaria, Synedra acus,

Gomphonema parvulum, sedangkan perifiton yang ditemukan dalam kelimpahan

lebih sedikit Microspora, Ceratium, Achnanthidium, Closterium, Surirella,

Anabaena, Fragilaria crotonensis, Pediastrum duplex, dan Peridinium.

4.3.5. Interpretasi Metrik PIBI

Hasil perhitungan metrik-metrik yang digunakan dalam PIBI tercantum

dalam tabel 7. Peningkatan jumlah nilai skor PIBI menunjukkan kondisi perairan

yang cenderung baik dan sedikit mengalami gangguan antropogenik (Hill et al.

2000).

Hasil perhitungan metrik PIBI (Tabel 7) memperlihatkan seluruh stasiun

penelitian memiliki nilai kisaran yang hampir sama, hal ini mengindikasikan

bahwa kondisi perairan Sungai Ciliwung dari hulu (Gunung Mas) hingga bagian

tengah (Cibinong) dari kondisi biota perifitonnya masih tergolong baik dan

gangguan antropogenik yang terjadi masih bisa mendukung kehidupan akuatik.

Page 74: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

54

Tabel. 7. Hasil perhitungan metrik-metrik PIBI di setiap stasiun selama penelitian.

No. Metrik

Skore metrik hasil perhitugan

Gunung Mas Kp. Pensiunan

Kp. Jogjogan

Cibinong

1 Kekayaan Taksa relatifRata-rata

4,52 – 5,945,38

1,14 – 5,594,40

5,85 – 6,325,93

3,99 – 6,105,31

2 KeanekaragamanRata-rata

20,45 – 31,2828,88

17,94 – 29,424,17

24,56 – 32,3129,51

25,19 – 31,7029,63

3 Indeks Toleransi PolusiRata-rata

4,19 – 12,209,52

3,24 – 19,649,17

4,87 – 15,5411,08

4,47 – 10,597,08

4 Indeks CyanobacteriaRata-rata

5,81 – 9,047,36

4,86 – 9,067,73

3,84 – 9,327,18

6,44 – 8,807,55

5 Indeks PengendapanRata-rata

7,47 – 9,428,48

7,09 – 9,208,26

7,52 – 8,998,30

6,55 – 9,337,84

6 Indeks EutraphenticRata-rata

6,39 – 9,597,42

3,36 – 8,766,54

4,19 – 8,376,57

5,02 – 8,376,75

7 Index achnanthesminutissimaRata-rata

8,76 – 9,36

9,10

9,16 – 9,62

9,38

8,82 – 9,73

9,28

8,75 – 9,60

9,288 Klorofil a

Rata-rata7,11 – 8,42

7,593,41 – 6,57

5,014,05 – 5,47

4,802,64 – 4,17

3,379 Biomassa

Rata-rata5,99 – 8,88

7,473,45 - 8,76

5,162,01 – 8,91

5,522,33 – 3,76

2,9410 Indeks Autotropfik

Rata-rata3,36 – 5,53

4,562,48 – 8,39

4,821,67 – 8,70

5,413,42 – 5,84

4,08PIBI skorRata-rataKategori

85,83 – 99,9795,97

Sangat baik

69,69 – 92,7284,65

Sedang

90,10 – 98,5193,57Baik

80,12 – 88,6583,83

Sedang

Korelasi metrik atau indeks yang digunakan dalam perhitungan PIBI

seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8, memperlihatkan bahwa metrik kekayaan

taksa berkorelasi negatif dengan parameter fisika lingkungan perairan Sungai

Ciliwung yaitu: ketinggian lokasi (-0,514), kecepatan arus (-0,523) dan kondisi

substratnya (-0,452) serta berkorelasi positif terhadap parameter suhu (0,533),

konduktivitas (0,529), NO2 (0,509), NO3 (0,493), TN (0,549), o-PO4 (0,785), TDS

(0,52), turbiditas (0,53) dan alkalinitas (0,49).

Nilai biomassa (AFDM) dan klorofil-a memiliki korelasi negatif terhadap

ketinggian (-0,64; -0,83), kecepatan arus (-0,63; -0,69), kondisi substrat (-0,59; -

0,78), dan konsentrasi oksigen terlarut (-0,73; -0,79). Metrik ini berkorelasi

positif terhadap konduktivitas (0,63; 0,79), NO2 (0,59; 0,73), NO3 (0,6; 0,73),

NH4 (0,62; 0,85) TN (0,57; 0,69), o-PO4 (0,52; 0,57), TP (0,47; 0,72), TDS (0,64;

0,79), turbiditas (0,64; 84) dan alkalinitas (0,58; 0,79). Total skor PIBI berkorelasi

negatif terhadap suhu (-0,47), NH4 (-0,49), TP (-0,49), TDS (-0,46), dan

Turbiditas (-0,53), sedangkan korelasi positif ditunjukkan antara total skor PIBI

Page 75: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

55

dengan parameter ketinggian (0,49), kecepatan arus (0,52), kondisi substrat

(0,50), dan kondisi DO (0,61).

Tabel 8. Hubungan korelasi PIBI dan komponen metrik serta variabel lingkungan berdasarkan koefisien korelasi Spearman. (p < 0,05)

Kekayaan Taksa

Keanekara-gaman

PTIIndeks

Cyanobacte-ria

Indeks Pengendapan

Indeks Eutraphen-

tik

Achnantes minutis-

sima

Biomass [mg/m2]

Kloropil-a [mg/m2]

Indeks Autotrophik

PIBI

Ketinggian -0,514 -0,194 0,145 -0,032 -0,205 -0,075 0,215 -0,635 -0,829 -0,059 0,495Kec. Arus -0,523 -0,112 0,110 -0,037 -0,174 -0,101 0,011 -0,631 -0,699 -0,192 0,517% Gravel -0,452 -0,168 0,131 -0,107 -0,253 -0,098 0,246 -0,589 -0,782 -0,075 0,500Suhu 0,533 0,167 -0,152 0,100 0,180 0,031 -0,334 0,592 0,785 0,051 -0,468DO -0,375 -0,071 0,044 -0,007 -0,091 -0,146 0,106 -0,725 -0,795 -0,187 0,614pH 0,211 0,187 -0,175 0,014 0,115 -0,251 0,030 0,298 -0,042 0,231 -0,133Konduktivitas 0,529 0,248 -0,084 0,037 0,176 0,085 -0,195 0,631 0,790 0,102 -0,439N-NO2 0,509 0,345 -0,048 0,104 -0,027 0,224 -0,126 0,593 0,734 0,072 -0,332

N-NO3 0,493 0,229 -0,148 -0,050 0,192 0,112 -0,276 0,600 0,734 0,094 -0,443

N-NH4 0,446 0,161 -0,110 0,137 0,188 0,074 -0,127 0,624 0,851 0,057 -0,490TN 0,549 0,479 -0,010 -0,014 0,055 0,140 -0,087 0,571 0,686 0,076 -0,1990-PO4 0,785 0,331 -0,067 -0,075 0,164 0,038 -0,211 0,525 0,571 0,091 -0,177TP 0,393 0,074 -0,344 -0,224 0,322 -0,148 -0,003 0,471 0,723 -0,050 -0,491TDS 0,524 0,228 -0,086 0,016 0,179 0,091 -0,158 0,640 0,790 0,097 -0,455Turbiditas 0,528 0,157 -0,138 -0,005 0,207 0,121 -0,241 0,637 0,835 0,050 -0,526Alkalinitas 0,490 0,353 0,010 0,062 0,074 0,117 -0,065 0,579 0,789 -0,032 -0,274

Variabel

Indeks / metrik

4.3. Tingkat Pencemaran Sungai Ciliwung

Hasil perhitungan tingkat pencemaran perairan Sungai Ciliwung Hulu

(Gunung Mas) hingga tengah (Cibinong) dengan menggunakan indeks

pencemaran Kirchoff (1991), ditunjukkan pada Gambar 28.

Gambar 28. Tingkat pencemaran perairan Sungai Ciliwung selama penelitian.

Kualitas air stasiun Gunung mas cenderung stabil yang ditunjukkan dari

nilai maksimum dan minimum indeks pencemaran pada Gambar 28. Nilai indeks

Page 76: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

56

pencemaran berkisar 90,425 – 91,745 dengan rata-rata sebesar 91,17 digolongkan

dalam perairan belum tercemar. Stasiun Kp. Pensiunan hasil perhitungan nilai

indeks pencemarannya berkisar 83,934 – 89,251 dengan rata-rata 86,54 yang

digolongkan dalam kondisi belum tercemar, sementara nilai kisaran indeks

pencemaran di Stasiun Kp. Jogjogan berkisar 79,775 – 84,261 dengan rata-rata

81,93 sudah termasuk tercemar ringan. Sedangkan stasiun Cibinong hasil

perhitungan indeksnya berkisar 58,388 - 63,080 dengan rata-rata 61,18

digolongkan dalam kondisi tercemar sedang.

4.4. Kondisi Habitat Sungai Ciliwung

Kondisi habitat di sekitar stasiun penelitan Gunung Mas hingga Cibinong

berdasarkan hasil skoring ditunjukkan Gambar 29. Stasiun Gunung mas hasil

penilaian karakteristik habitatnya tertinggi dengan skor 176 – 184 dengan rata-rata

182,3; sementara lokasi penelitian yang lain hasil penilaian skor Kp Pensiunan

berkisar 80 – 90 dengan rata-rata 85; stasiun Kp. Jogjogan skor penilaian berkisar

65 – 80 dengan rata-rata 76,2 dan stasiun Cibinong hasil penilaian memiliki skor

65 – 77 dengan rata-rata 70,5.

Gambar 29. Hasil penilaian kondisi habitat setiap stasiun penelitian.

Berdasarkan kriteria penilaian gangguan terhadap kondisi habitat yang

dikeluarkan USEPA (Barbour et al. 1999). Stasiun Gunung Mas memiliki kondisi

habitat yang termasuk dalam kategori optimal yaitu minim gangguan dari proses

alam maupun akibat kegiatan antropogenik, sementara stasiun yang lain termasuk

dalam kategori marginal karena sudah terganggu oleh aktivitas antropogenik

Page 77: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

57

seperti perkebunan teh (Kp. Pensiunan), pertanian dan domestik (Kp. Jogjogan)

serta industri (Cibinong).

4.5. Pengelolaan Sungai Ciliwung

Keberadaan unsur hara (N dan P) di perairan Sungai Ciliwung yang

dihasilkan dari aktivitas antropogenik baik domestik maupun industri akan

berpengaruh terhadap biota yang ada dalam perairan khususnya perifiton.

Penilaian kondisi perairan secara menyeluruh baik dari kualitas perairan, kondisi

habitat dan biota yang ada di perairan tersebut akan membantu mengetahui

kondisi perairan yang sebenarnya.

Hasil analisis parameter unsur hara (N dan P) mulai dari Gunung Mas

hingga Cibinong mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya aktivitas

antropogenik maupun perubahan tata guna lahan yang ada disekitar DAS Sungai

Ciliwung, kondisi ini akan mengakibatkan perubahan komposisi perifiton sebagai

biota yang langsung berhubungan dengan kualitas perairan Sungai Ciliwung.

Kondisi perairan Sungai Ciliwung dari setiap stasiun penelitian berdasarkan

kondisi dari tiga indeks (metrik) yang diperoleh baik kondisi habitat, kualitas

perairan maupun metrik PIBI dapat digambarkan dalam bentuk grafik radar

seperti Gambar 30.

Berdasarkan Gambar 30 stasiun yang masih dalam kondisi baik ditunjukkan

oleh stasiun Gunung Mas dimana nilai indeks/ metrik yang diperoleh baik kualitas

perairan, kondisi habitat dan PIBI semua mendekati nilai maksimal. Kondisi

habitat yang masih baik dengan minimnya gangguan serta sedikitnya bahan

polutan berupa nutrien yang masuk ke parairan menjadikan stasiun Gunung Mas

lebih stabil demikian juga kondisi perifiton yang ditemukan hasil penilaian PIBI

diperoleh penilaian yang paling tinggi (mendekati 100) menunjukkan kondisi

perifitonnya tidak mudah berubah dan cenderung stabil dengan penyebaran yang

merata serta tidak adanya kecenderungan dominansi jenis.

Stasiun Kp. Pensiunan, Kp. Jogjogan dan Cibinong memiliki pola grafik

radar yang memiliki pola tidak simetris kondisi ini akibat dari gangguan yang

terjadi di stasiun penelitian tersebut. Stasiun Cibinong seperti ditunjukkan Gambar

31 memiliki grafik radar cenderung memusat hal ini disebabkan kondisi perairan

Page 78: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

58

di stasiun Cibinong sudah mengalami gangguan dari aktivitas antropogenik yang

berada di sepanjang DAS Sungai Ciliwung yang ditunjukkan semakin

terganggunya kondisi habitat dan semakin meningkatnya bahan polutan

khususnya unsur hara N dan P yang masuk ke dalam perairan mengakibatkan

tumbuh suburnya jenis perifiton yang ditemukan dan kelimpahan yang semakin

meningkat.

Gambar 30. Kondisi matrik /indeks setiap stasiun penelitian.

Berdasarkan hasil penilaian kondisi perairan pada setiap lokasi stasiun di

sepanjang Sungai Ciliwung, apabila tidak ada penanganan yang serius dari pejabat

pembuat kebijakan dalam hal ini pemerintah setempat akan menimbulkan

permasalahan tersendiri dimasa yang akan datang. Pengelolaan kodisi lingkungan

perairan Sungai Ciliwung memerlukan pendekatan penilaian secara khusus seperti

penilaian kualitas biologi dengan menggunakan perifiton (Pan et al. 1996; Hill et

Page 79: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

59

al. 2000; Leland et al. 2001). Penilaian dengan menggunakan indeks multimetrik

dan analisis multivariat menggambarkan pendekatan terkini pemantauan perairan

sungai (Gerritsen 1995; Norris 1995; Reynoldson et al. 1997). Berdasarkan

penilaian ini pemerintah pembuat kebijakan dapat mempertimbangkan pola

pengelolaan kawasan Sungai Ciliwung utamanya DAS nya sehingga dapat ditekan

seminimal mungkin gangguan yang akan berpengaruh terhadap kondisi perairan

sungai.

Page 80: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

60

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di beberapa stasiun sepanjang DAS Ciliwung

hulu (stasiun Gunung Mas) hingga bagian pertengahan (stasiun Cibinong) dapat

disimpulkan bahwa seiring dengan adanya perubahan habitat maupun kualitas air

Sungai Ciliwung akibat masuknya bahan pencemar khususnya unsur hara (N dan

P). Hasil pengamatan sebanyak 83 jenis yang terdiri dari Bacillariophyceae (44

jenis), Chlorophyceae (20 jenis), Cyanophyceae (14 jenis), Rhodophyceae (1

jenis), Xantophyceae (2 jenis) dan Dinophyceae (2 jenis) ditemukan selama

penelitian. Perifiton yang ditemukan pada lokasi penelitian menunjukkan adanya

keterkaitan dengan kondisi perairan yang cocok sebagai habitatnya seperti

Ceratium, Peridinium, Pediastrum, Gomphonema dan Synedra ulna yang lebih

menyukai perairan kaya nutrien, berarus lambat, dan dataran rendah, serta

konduktivitas sedang hingga tinggi (Stasiun Cibinong).

Hasil uji korelasi spearman terdapat korelasi positif antara komponen

Periphyton Index Biotic Integrity (PIBI): kekayaan taksa, biomassa (mg/m2) dan

klorofil-a (mg/m2) dengan kondisi nutrien (N dan P) yang ada di perairan.

Komposisi perifiton yang diperoleh dari setiap lokasi penelitian tidak

menunjukkan perbedaan yang berarti, seperti penyebarannya cenderung merata,

kecenderungan dominansinya kecil (stasiun Kp. Pensiunan) serta keseragaman

yang cenderung tinggi. Sedangkan Hasil analisis ordinasi CCA berdasarkan

kelimpahan perifiton yang ditemukan serta kondisi lingkungan (parameter fisika

kimia) menunjukkan adanya pengelompokkan yang jelas antar stasiun penelitian.

Penggunaan perifiton sebagai upaya pemantauan dan pengelolaan perairan

sungai biasa digunakan untuk mengetahui perubahan lingkungan yang terjadi.

Penggunaan penilaian berdasarkan indeks perifiton dan metrik lain (kualitas air

dan kondisi habitat) dapat memberikan informasi kondisi sebenarnya perairan

Sungai Ciliwung.

Page 81: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

61

5.2. Saran

Keberadaan Sungai Ciliwung dari hulu sampai hilir memiliki arti penting

dalam mendukung segala bentuk aktivitas masyarakat di sekitar daerah aliran

sungai (DAS)-nya, seiring dengan meningkatnya aktivitas antropogenik maka

meningkat pula beban pencemar yang diterima oleh badan air Sungai Ciliwung

sehingga kualitas perairannya tidak lagi sesuai dengan peruntukkannya. Kondisi

tersebut akan berpengaruh langsung terhadap kehidupan biota akuatik khususnya

perifiton sebagai biota primer perairan mengalir. Diperlukan suatu aturan yang

lebih ketat dalam pengelolaan kawasan DAS Ciliwung untuk meminimalkan

kerusakan yang terjadi. Penerapan aturan streams standart perlu dilakukan lebih

tegas dengan pemberian sangsi bagi pembuat pencemaran, karena daya dukung

perairan dalam menerima beban masukan limbah memiliki keterbatasan. Kondisi

kualitas perairan Sungai Ciliwung hulu yang terjaga kualitasnya akan membantu

proses pengelolaan sumberdaya air di bagian hilir.

Page 82: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal 1992. Diatom Perifiton pada Subtrat Buatan di Sungai Cimahi Jawa Barat. Hasil Tesis tidak dipublikasikan, Program Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung.

Amblard C, Couture P, Bourdier G. 1990. Effect of a pulp and paper mill effluent on the structure and metabolism of periphytic algae in experimental streams. Aquatic Toxicology 18:137-162.

Anonim 2009. Teknologi Pengelolaan Kualitas Air: Kualitas Biologis Dan Manipulasi Mikroba (Perifiton). Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB – VEDCA – SEAMOLEC. 16 p.

APHA 1995. Standard methods for the examination of water and wastewater. 19th

Edition. American Public Health Association/ American Water Work Association/Water Environment Federation Washington. Dc. USA: 1100 pp.

Azim MA, Verdegem MCJ, Van Dam AA, Everidge MCMB. 2005. Periphyton ecology, exploitation and management. CABI Publishing, Oxfordshire, UK.

Bahls LL. 1993. Periphyton bioassessment methods for Montana streams. Water Quality Bureau, Department of Health and Environmental Sciences, Helena, Montana. (Available from: Water Quality Bureau, Department of Health and Environmental Sciences, State of Montana, P.O. Box 200901, Helena, Montana 59620 USA).

Barbour, MT, Gerritsen J, Snyder BD, Stribling JB. 1999. Rapid Bioassessment Protocols For Use In Streams And Wadeable Rivers: Periphyton, Benthic Macroinvertebrates And Fish, Second Edition, EPA 841-B-99-002, US-EPA, Office Of Water Washington, D.C.

Basmi J. 1999. Planktonologi : Chrysophyta-Diatom Penuntun Identifikasi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Bellinger EG, Sigee DC. 2009. Freshwater Algae, Wiley-Blackwell, 271 pp.

Biggs BJF, Kilroy C, 2000. Stream Periphyton Monitoring Manual. The New Zealan Ministry For The Environment. NIWA, Christchuch. 226 pp.

Bishop JE. 1973. Limnology of a small Malayan river Sungai Gombak. Dr. W. Junk, The Hague, B.V., Publishers. 485 pp.

Bledsoe E, Phlips EJ, Jett CE, Donnelly KA. 2004. The relationships among phytoplankton biomass, nutrient loading and hydrodinamics in an inner shelf estuary. Ophelia 58 (1):20-47.

Page 83: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

63

Boston HL, Hill WR, Stewart AJ. 1991. Evaluating direct toxicity and food-chain effects in aquatic systems using natural periphyton communities. Pages 126-145 in Gorsuch JW, Lower WR, Wang W, and Lewis MA. (editors). Plant

Page 84: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama
Page 85: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

63

for toxicity assessments. Volume 2. ASTM STP 1115. American Society for Testing and Materials, Philadelphia, Pennsylvania.

Bott TL, Rogenmuser K. 1978. Effects of no. 2 fuel oil, Nigerian crude oil, and used crankcase oil on attached algal communities: acute and chronic toxicity of water soluble constituents. Applied and Environmental Microbiology36:673-682.

Boyd CE. 1988. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Fourth Printing. Auburn University Agricultural Experiment Station. Alabama, USA. 359 p.

Brahmanat SS, Firdaus A. 1997. Eutrophication in three reservoirs at Citarum River, its relation to beneficial uses. Proceedings Workshop On Ecosystem Approach To Lake And Reservoir Management: 199 – 211.

Brower JE, Zar JH, Von Ende C N. 1990. Field and Laboratory Methods For General Ecology. Third Edition. Wm. C. Brown Publisher. USA. P 22 – 33.

Chakrabarty D, Das SK. 2006. Alteration of Macroinvertebrate Community in Tropical Lentic Systems in Context of Sediment Redox Potential and Organic Pollution. Biological Rhythm Research. 37(3): 213 – 222.

Christie CE, Smol JP. 1993. Diatom assemblages as indicators of lake trophic statusin southeastern Ontario lakes. Journal of Phycology 29:575-586.

Clapham WB. Jr. 1983. Natural Ecosystems 2nd edition. Macmillan, New York.

Clark JR, Dickson KL, Cairns J. 1979. Estimating aufwuchs biomass. Pages 116-141 in Weitzel RL. (editor). Methods and measurement of periphyton communities: a review. ASTM STP 690. American Society for Testing and Materials, Philadelphia, Pennsylvania.

Cole GA. 1988. Texbook of Limnology, Third edition. Waveland Press. Inc., Illinois, USA. 401 p.

Courtney LA, Clements WH. 2002. Assessing The Influence of Water and Substratum Quality on Benthic Macroinvertebrate Communities in A Metal-Polluted Stream: an Experimental Approach. Freshwater Biology 47:1766–1778.

Crossey MJ, La Point TW. 1988. A comparison of periphyton structural and functional responses to heavy metals. Hydrobiologia 162:109–121.

Cuker, B. E., 1983. Grazing and nutrient interactions in controlling the activity and composition of the epilithic algal community of an arctic lake. Limnol. Oceanogr 25:133-141.

Davis ML, Cornwell DA. 1991. Introduction to Environmental Engineering. Second edition. Mc Graw Hill, Inc., New York. 822 p.

Dixit SS, Smol JP, Kingston JC, Charles DF. 1992. Diatoms: powerful indicators of environmental change. Environmental Science and Technology26:23-33.

Dixit SS, Smol JP. 1994. Diatoms as indicators in the Environmental Monitoring and Assessment Program-Survace Water (EMAP-SW). Environmental Monitoring and Assessment 31:275-306.

Page 86: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

64

Dziock F, Henle K, Foeckler F, Follner K, Scholz M. 2006. Biological Indicator Systems in Floodplains – a Review. Internat. Rev. Hydrobiol. 91 (4): 271–291.

Eaton, Andrew D, Clesceri, Lenore S, Rice, Eugene W, Greenburg, Arnold E, Franson, Mary Ann H. 1995. Standard methods for the examination of water and wastewater (19th Edition), Baltimore, Maryland: American Public Health Association, 1325 p.

Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta. 258 p.

Ellen JC. 1996. Identification of Freshwater Diatoms from Live Material. Principal Scientific Officer, Departement of Botany, The Natural History Museum, London. UK. 155 pp.

Fausch KD, Karr JR, Yant PR. 1984. Regional application of an indeks of biotic integrity based on stream fish communities. Transactions af the American Fisheries Society 113: 39-55.

Friedrich G, Chapman D, Beim A. 1992. The use of biological materials. Pages 171-238 in D. Chapman (editor). Water quality assessments. Chapman and Hall, London, UK.

Fritz SC, Kingston JC, Engstrom DR. 1993. Quantitative trophic reconstruction from sedimentary diatom assemblages: a cautionary tale. Freshwater Biology 30:1-23.

Gerritsen J. 1995. Additive biological indices for resource management. Journal of the North American Benthological Society. 14, 451 - 457.

Goldman CR, Horne AJ. 1983. Limnology. Mc Graw Hill International Book Company. New York. 464 p.

Guzkowska MAJ, Gasse F. 1990. Diatom as indicators of water quality in some English urban lakes. Freshwater Biology 23:233-250.

Hall RI, Smol JP. 1992. A weighted-average regression and calibration model for inferring total phosphorus concentration from diatoms in British Columbia (Canada) lakes. Freshwater Biology 27:417-434.

Hilsenhoff, W.L. 1987. An improved biotic index of organic stream pollution.Great Lakes Entomol. 20:31-39.

Hill BH, Herlihy AT, Kaufmann PR, Stevenson RJ, McCormick FH, Burch Johnson C. 2000. Use of Periphyton Assemblage Data as an Index of Biotic Integrity. Journal of the North American Benthological Society. 19:50-67.

Hughes RM, Whittier TR, Rohm CM, Larsen DP. 1991. A regional framework for establishing recovery criteria. Environmental Management 14:673-683.

Hynes HBN. 1972. The Ecology of Running Waters. University of Toronto Press, Toronto. 555 pp.

Jorgensen SE. 1980. Lake Management Water Development, Supply and Management, Developments in Hydrobiology. Vol. 14. Pergamon Press. Oxford. UK.

Page 87: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

65

Karr JR, Fausch KD, Angermeier PL, Yant PR, Scholosser IJ. 1986. Assessing Biological Integrity in Running Waters: a Method and its Rationale. Illinois Natural History Survey Special Publication 5. Urbana, IL, 28 p.

Karr JR. 1993. Defining and assessing ecological integrity beyond water quality. Environmental Toxicology and Chemistry 12:1521-1531.

Kerans BL, Karr JR. 1994. A benthic index of biotic integrity (B-IBI) for rivers of the Tennessee valley. Ecological Applications 4:768-785.

Khosla MR, Alan GH, Paul LA. 1995. Assessing water quality interdisciplinary problems and approaches. Interdisciplinary science reviews 20 (3):229-240.

Kido M, Yustiawati, Suhaemi SM, Sulastri, Hosokawa T, Tanaka S, Saito T, Iwakuma T, Kurasaki M. 2009. Comparison of General Water Quality of Rivers in Indonesia and Japan. Environment Monitoring Assessment. 156:317–329.

Kirchoff W. 1991. Water quality assessment based on physical, chemical and biological parameters for the Citarum River Basin. Paper presented in the workshop on water Quality Assesment and standard water quality management, Bandung. 12 pp.

Klein L. (Ed.) 1972. Aspects of River Pollution. Butterworths Scientific Publications, London, pp. 191–251.

Kosinski RJ. 1984. The effect of terrestrial herbicides on the community structure of stream periphyton. Environmental Pollution Series A, Ecological and Biological. 36:165-189.

Lange-Bertalot H. 1979. Pollution tolerance of diatoms as a criterion for water quality estimation. Nova Hedwigia. 64:285-305.

Lavoie I, Hamilton PB, Campeau S, Grenier M, Dilon PJ. 2008. Guide Identification Diatomees des rivieres de l’Est du Canada, Press de L’Universite du Quebec, Canada, 241pp.

Lazarek S. 1985. Epiphytic algal production in the acidified Lake Gardsjon, SW Sweden. Ecol. Bull. 37: 213-218.

Leland HV. 1995. Distribution of phytobenthos in the Yakima River basin, Washington, in relation to geology, land use, and other environmental factors. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Sciences. 52:1108-1129.

Lloyd DS. 1985. Turbidity in freshwater habitats of Alaska: a review of published and unpublished literature relevant to the use of turbidity as a water quality standard. Rep. 85-1. Alaska Dept., Fish and Game. Juneau, AK. 101p.

Lumbantobing S. 1996. Kelimpahan dan Distribusi Spasial Makrozoobentos pada Sungai Sejorong, Tongoloka, dan Tatar di Sumbawa Barat, Nusa TenggaraBarat. Skripsi Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor.

Page 88: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

66

Mackereth FJH, Heron J, Talling JF. 1989. Water Analysis. Fresh Water Biological Assosiation, Cumbria, UK. 120p.

Mason CF. 1981. Biology Freshwater Polution. 2nd edition. Longman Scientific and Technical. New York. 351 p.

McCormick FH, Hughes RM, Kaufmann PR, Herlihy AT, Peck DV, Stoddard JL. 2001. Development of an index of biotic integrity for the Mid-Atlantic Highlands Region. T. Am. Fish. Soc. 130, 857 – 877.

McLachlan AJ. 1970. Submerged trees as a substrate for benthic fauna in the recently created Lake Kariba (Central Africa). Journal of Applied Ecology7(2):253-266.

McNeely RN, Nelmanis VP, Dwyer L. 1979. Water quality source book. A guide to water quality parameter. Inland Waters Directorate. Water Quality Branch. Ottawa. Canada: 89 p.

Moore JW. 1991. Inorganic Contaminants of Surface Water. Springer-Verlag, New York. 334 p.

Needham JG, Needham PR. 1963, A Guide to Study of Freshwater Biology, Fifth edition, Holden-day, San Frasisco, 108pp.

Noris RN. 1995. Biological Monitoring: the dilemma of data analysis. Journal of the North American Benthological Society. 14, 440 - 450.

Norris RN, Thoms MC. 1999. What Is River Health ?. Freshwater Biology 41: 197-209.

Nybakken JW. 1988. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Diterjemahkan dari Marine Biology an Ecological Approach oleh M. Eidman. . PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Odum EP. 1971. Fundamentals of Ecology. Third Edition. W. B. Sounder Co. Philadelphia. 574p.

Palmer CM. 1969. A composite rating of algae tolerating organic pollution. Journal of Phycology 5:78-82.

Pan Y, Stevenson RJ, Hill BH, Herlihy A, Collins GB. 1996. Using diatoms as indicators of ecological conditions in lotic systems: a regional assessment. Journalof the North American Benthological Society 15:481-495.

Pan Y, Stevenson RJ, Hill BH, Kaufmann PR, Herlihy AT. 1999. Spatial patterns and ecological determinants of benthic algal assemblages in Mid-Atlantic streams, USA. Journal of Phycology 35:460-468.

Patrick R. 1973. Use of algae, especially diatoms, in assessment of water quality. Pages 76-95 in J. Cairns and K. L. Dickson (editors). Biological methods for the assessment of water quality. ASTM STP 528. American Society for Testing and Materials, Philadelphia, Pennsylvania.

Patrick R. 1977. Effect of trace metals in the aquatic ecosystem. American Scientist 66:185-191.

Page 89: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

67

Perkins EJ. 1960. The diurnal rhythm of the littoral diatoms of the River Eden Estuary, Fife. Journal Ecology. 48: 725-728.

PP No. 82 Tahun 2001. Tanggal 14 Desember 2001. Tentang Pengelolaan Kualitas air dan pengendalian pencemaran air. 46 hal.

Pratt JR, Niederlehner BR, Bowers N, Cairns J. 1987. Prediction of permissible concentrations of copper from microcosm toxicity test. Toxicity Assessment11:451-457.

Reynoldson TB, Norris RN, Resh VH, Day KE, Rosenberg DM. 1997. The reference condition: a comparison of multimetric and multivariate approaches to assess water quality impairment using benthic macroinvertebrates. Journal of the North American Benthological Society 16: 833-852.

Rott E. 1991. Methodological aspects and perspectives in the use of periphyton for monitoring and protecting rivers. Pages 9 – 16 in B. A. Witton, E. Rott, and G. Friendrich (editors). Use of algae for monitoring rivers. Institut fur Botanik, Universitat Innsbruck, Innsbruck, Australia.

Round FE. 1991. Diatoms in river-monitoring studies. Journal of Applied Phycology 3:129-145.

Ruttner F. 1974. Fundamental of Limnology. University of Toronto Press. Toronto. 295 p.

Sartory DP, Grobbelaar JE. 1984. Extraction of chlorophyll-a from freshwater phytoplankton for spectrophotometric analysis. Hydrobiologia 114: 177-187.

Sawyer, CN, McCarty PL. 1978. Chemistry for Environmental Engineering, 3rd Edition. McGraw-Hill Book Company, NY, NY. 532 pp.

Scanferlato VS, Cairns J. 1990. Effect of sediment-associated copper on ecosystem structure and function of aquatic mesocosm. Aquatic Toxicology18:23-34.

Scott TL. 2010. A prospectus for periphyton: recent and future ecological research. Journal of the North American Benthological Society 29(1):182–206

Sigmon CF, Kania HJ, Beyers RJ. 1997. Reductions in biomass and diversity resulting from exposure to mercury in artificial streams. Journal of the Fisheries Research Board of Canada. 34:493-500.

Soewignyo P, Siregar H, Suwandi E, Sumarsini W. 1986. Indeks Mutu Lingkungan Perairan ditinjau dari segi Biologis. Asisten I Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Jakarta.

Steinman AD, Mulholland PJ, Kirschtel DB. 1991. Interactive effects of nutrient reduction and herbivory on biomass, taxonomic structure and P uptake in lotic periphyton communities. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Sciences 48:1951-1959.

Page 90: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

68

Stevenson RJ, Lowe RL. 1986. Sampling and interpretation of algal patterns for water quality assessments. Pages 118-149 in Isom BG, (editor). Rationale for sampling and interpretation of ecological data in the assessment of freshwater ecosystems. ASTM STP 894. American Society forTesting and Material, Philadelphia, Pennsylvania.

Stevenson RJ. 1996. The stimulation and drag of current. Pages 321–340 in R. J. Stevenson, M. L. Bothwell, and R. L. Lowe (editors). Algal ecology: freshwater benthic ecosystems. Academic Press, San Diego, California.

Stevenson RJ, Bahls LL. 1999. Chapter 6: Periphyton Protocols. In M.T. Barbour, J. Gerritsen, B.D. Snyder, and J.B. Stribling (eds), Rapid Bioassessment Protocols for Use in Streams and Wadeable Rivers: Periphyton, Benthic Macroinvertebrates, and Fish, Second Edition. EPA 841-B-99-002, U.S. Environmental Protection Agency; Office of Water; Washington, D.C.

Stevenson RJ, Pan Y. 1999. Assessing ecological conditions in rivers and streams with diatoms. Pages 11-40 in Stoermer EF, Smol JP, (editors). The diatoms: applications to the environmental and earth sciences. Cambridge University Press, Cambridge, UK.

Stewart BA, Davies BR. 1990. Allochthonous input and retention in a small mountain stream, South Africa. Hydrobiologia 202: 135-146.

Stoddard A, Harcum JB, Simpson JT, Pagenkopf JR, Bastian RK. 2003, Municipal Wastewater Treatment: Evaluating Improvements in National Water Quality. Published by John Wiley and Sons, Inc.

Sudhakar G, Jyothi B, Venkateswarlu V. 1991. Metal pollution and its impact on algae in flowing waters in India. Archives of Environmenttal Contamination and Toxicology 21:556-566.

Sze P. 1993. Abiology of The Algae, Editor: Kevin Kane. Wm. C. Brown Communication. Inc. Georgetown University. United States of America.

Takao A, Negishi JN, Nunokawa M, Gomi T, Nakahara O. 2006. Potential influences of a net-spinning caddisfly (Trichoptera: Stenopsyche marmorata) on stream substratum stability in a heterogeneous field environment. Journal of the North American Benthological Society 25:545–555

Ter Braak CJF, Verdonschot PFM. 1995. Canonical Correspondence Analysis and Related Multivariate Methods in Aquatic Ecology, Aquatic Science 57 (3): 255-288.

Thornton KW, Kimmel BL, Payne FE. (eds), 1990. Reservoir limnology: ecological perspectives. Wiley, New York. 246 p.

Timm H, Ivask M, Möls T. 2001. Response of Macroinvertebrates and Water Quality to Long-Term Decrease in Organic Pollution in Some Estonian Streams During 1990–1998. Hydrobiologia 464: 153–164.

Tuvikene A, Piirsoo K, Pall 2005. Effect of nutrient load on the planktonic biota in the River Narva drainage area. In Russo, R. C. (ed.), 2005. Modelling Nutrient Loads and Responses in River and Estuary Systems. Report No. 271. Brussels: Committee on the Challenges at Modern Society, NATO.

Page 91: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

69

UNESCO/WHO/UNEP. 1992. Water Quality Assessment. Edited by Chapman, D. Chapman and Hall Ltd. London. 585p.

Wardoyo, STH. 1975. Pengelolaan Kualitas Air (Water Quality Management).Pusat Studi Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wehr JD, Sheath RG. (Editors). 2003. Freshwater algae of North America: ecology and classification. Academic Press, New York.

Welch EB. 1980. Ecological effect of wastesater. Cambridge University Press. New York. 337p.

Welch S. 1952. Limnology. Mac Graw-Hill Inc. New York. US. 318 h.

Wetzel RL. 1979. Periphyton measurements and applications. Pages 3-33 in R. L. Wetzel (editor). Methods and measurements of periphyton com- munities: a review. ASTM STP 690. American Society for Testing and Pennsylvania. Materials, Philadelphia,

Whitton BA, Rott E, Friedrich (Editors) 1991. Use of algae for monitoring rivers. Institut fur Botanik, Universitat Innsbruck, Innsbruck Austria.

Whitton BA. (eds), 1975. River Ecology. Study in Ecology. Vol. 2, Berkeley, University of California Press. 725 pp.

Wilhm JL, Doris TC. 1968. Biological parameters for water quality criteria. BioScience 18:477-481.

Page 92: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

70

Lampiran 1. Kondisi morfologi lokasi penelitian.

Des'2010 Jan'2011 Feb'2011 Mart'2011 Aprl'2011 Mei'2011Ketinggian lokasi m 1.289Kedalaman m 0,18 0,19 0,17 0,16 0,14 0,12 0,16Lebar m 2,03 2,15 2,23 2,62 3,1 2,7 2,47Kec. Arus m/detik 1,21 1,52 1,11 1,03 1,14 0,99 1,16

Debit m3/detik 0,44 0,61 0,41 0,42 0,48 0,31 0,45

Des'2010 Jan'2011 Feb'2011 Mart'2011 Aprl'2011 Mei'2011Ketinggian lokasi m 1.152Kedalaman m 0,20 0,27 0,34 0,23 0,27 0,22 0,26Lebar m 4,13 2,33 2,3 2,1 2,8 3 2,78Kec. Arus m/detik 0,89 1,56 0,80 0,82 1,04 0,88 0,99

Debit m3/detik 0,75 1,00 0,63 0,40 0,78 0,58 0,69

Des'2010 Jan'2011 Feb'2011 Mart'2011 Aprl'2011 Mei'2011Ketinggian lokasi m 735Kedalaman m 0,28 0,30 0,23 0,29 0,22 0,2 0,26Lebar m 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35 18,35Kec. Arus m/detik 0,61 0,58 0,52 0,75 0,82 0,81 0,68

Debit m3/detik 3,18 3,21 2,22 3,97 3,32 2,97 3,15

Des'2010 Jan'2011 Feb'2011 Mart'2011 Aprl'2011 Mei'2011Ketinggian lokasi m 163Kedalaman m 0,87 0,85 0,78 0,74 0,56 0,40 0,70Lebar m 20 20 20 18 18 18 18,92Kec. Arus m/detik 0,59 0,59 0,54 0,46 0,46 0,48 0,52

Debit m3/detik 10,38 10,01 8,29 6,14 4,69 3,39 7,15

(St. 1) Gunung Mas

(St. 2) Kp. Pensiunan

(St. 3) Kp. Jogjogan

(St. 4) Cibinong

Rerata

Rerata

Rerata

Rerata

SatuanParametr

Parametr Satuan

Parametr Satuan

Parametr Satuan

163

735

1.152

1.289

Page 93: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

71

Lampiran 2. Hasil analisis parameter kualitas air Sungai Ciliwung selama penelitian

Des'2010 Jan'2011 Feb'2011 Mart'2011 Aprl'2011 Mei'2011

Suhu oC 18 18,1 18,1 18,1 18,3 18,1 18,1

DO mg/l 7,7 7,9 8,1 8,1 8,3 8,2 8,1pH - 7 7 6,5 6,5 6,7 7 6,8Kond µS/cm 61 61,1 61,8 63,2 62,1 61 61,70N-NO2 mg/l 0,001 0,001 0,003 0,001 0,002 0,002 0,002

N-NO3 mg/l 0,23 0,67 0,49 0,59 0,52 0,53 0,504

N-NH4 mg/l 0,001 0,001 0,011 0,027 0,002 0,011 0,009

TN mg/l 0,431 0,757 0,863 0,711 0,869 0,732 0,727o-PO4 mg/l 0,01 0,016 0,113 0,017 0,027 0,029 0,035

TP mg/l 0,058 0,071 0,281 0,070 0,058 0,076 0,102TDS mg/l 19,2 19,2 19,3 21,2 18,3 19,2 19,4Turbiditas NTU 5,02 4,6 4,03 3,87 4 3,97 4,25Alkalinitas mg/kg CaCo3 27,685 31,781 33,305 30,954 31,875 40,175 32,629

Rerata(St. 1) Gunung Mas

Parameter Satuan

Des'2010 Jan'2011 Feb'2011 Mart'2011 Aprl'2011 Mei'2011

Suhu oC 18,6 19,8 19,5 19,7 20,3 20,6 19,75

DO mg/l 7,6 7,8 7,6 7,34 7,4 7,32 7,51pH - 6,5 6,5 6 6,5 6 6 6,25Kond µS/cm 99,4 100 100,2 100,4 101 101 100,33N-NO2 mg/l 0,002 0,001 0,003 0,002 0,004 0,003 0,003

N-NO3 mg/l 0,073 0,723 0,397 0,112 0,115 0,204 0,271

N-NH4 mg/l 0,048 0,066 0,072 0,086 0,071 0,080 0,070

TN mg/l 0,732 0,794 0,738 0,675 0,724 0,921 0,764o-PO4 mg/l 0,096 0,133 0,103 0,030 0,133 0,128 0,104

TP mg/l 1,014 0,612 0,334 0,047 0,217 0,323 0,424TDS mg/l 92,4 92,8 92,8 93,8 92,8 92,8 92,9Turbiditas NTU 15,6 12,72 13 14,32 13 14 13,773Alkalinitas mg/kg CaCo3 38,219 33,671 31,032 35,731 44,625 38,250 36,921

Rerata(St. 2) Kp. Pensiunan

Parameter Satuan

Des'2010 Jan'2011 Feb'2011 Mart'2011 Aprl'2011 Mei'2011

Suhu oC 21,2 20,5 21,3 19,9 20,2 19,7 20,467

DO mg/l 7,8 7,8 7,2 7,6 7,6 7,3 7,55pH - 6 6 6,5 6 6 6 6,083Kond µS/cm 195,6 196,7 196,7 195,8 196,7 194,25 195,958N-NO2 mg/l 0,01 0,011 0,026 0,039 0,055 0,047 0,031

N-NO3 mg/l 1,29 1,734 1,3072 3,52 2,13 1,521 1,917

N-NH4 mg/l 0,231 0,356 0,245 0,066 0,216 0,462 0,263

TN mg/l 1,8 2,234 1,653 3,562 2,476 2,375 2,350o-PO4 mg/l 0,182 0,479 0,479 0,5 0,372 0,312 0,387

TP mg/l 0,244 0,719 0,504 0,536 0,387 0,496 0,481TDS mg/l 95,5 96,6 97,3 96,32 97,3 96,6 96,603Turbiditas NTU 26,72 24,32 25,59 26,83 25,71 25,32 25,748Alkalinitas mg/kg CaCo3 46,781 50,711 54,037 49,605 51 61,2 52,222

Rerata(St. 3) Kp. Jogjogan

Parameter Satuan

Page 94: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

72

Lampiran 2. Lanjutan

Des'2010 Jan'2011 Feb'2011 Mart'2011 Aprl'2011 Mei'2011

Suhu oC 27,53 25,6 27,8 28,9 27,1 26,6 27,255

DO mg/l 6,83 6,5 6,25 6,6 6,7 6,2 6,513pH - 7,6 7,5 7 7 7 6 7,017Kond µS/cm 250 254 254,2 254,5 255 251 253,117N-NO2 mg/l 0,133 0,145 0,706 0,328 0,086 0,137 0,256

N-NO3 mg/l 3,78 12,137 20,58 6,469 6,768 7,271 9,501

N-NH4 mg/l 0,981 1,0289 0,7069 0,863 0,983 1,021 0,931

TN mg/l 5,12 13,389 23,302 7,690 7,843 9,266 11,102o-PO4 mg/l 0,657 0,437 0,384 0,432 0,412 0,371 0,449

TP mg/l 0,971 0,535 0,843 0,951 0,604 0,805 0,785TDS mg/l 119 120 120,3 120,1 121 120,4 120,133Turbiditas NTU 34,72 34,71 29,49 28,6 32,46 33,72 32,283Alkalinitas mg/kg CaCo3 79,604 81,097 84,672 78,947 82,875 86,7 82,316

Parameter Satuan Rerata(St. 4) Cibinong

Lampiran 3. Hasil perhitungan indeks pencemaran Kirchoff (1991)

Lokasi Penelitian

Nilai Indeks KirchoffRerata Kategori

Des'10 Jan'11 Feb'11 Mart'11 Aprl'11 Mei'11

Gunung Mas 91,424 91,675 90,581 90,425 91,149 91,745 91,167 Belum tercemar

Kp. Pensiunan 89,251 88,248 85,668 87,722 84,402 83,934 86,538 Belum tercemar

Kp. Jogjogan 81,76 80,581 82,509 84,261 82,635 79,775 81,920 Tercemar ringan

Cibinong 62,942 63,08 58,388 60,051 62,652 59,957 61,178 Tercemar sedang

Lampiran 4. Hasil skoring kondisi habitat lokasi penelitian.

Lokasi Penelitian

Total Skore HabitatRerata Kategori

Des'10 Jan'11 Feb'11 Mart'11 Aprl'11 Mei'11

Gunung Mas 183 176 184 183 184 184 182,33 Optimal

Kp. Pensiunan 85 80 90 85 85 85 85,00 Marginal

Kp. Jogjogan 75 78 65 79 80 80 76,17 Marginal

Cibinong 70 65 77 76 70 65 70,5 Marginal

Page 95: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

73

Des

'10

Jan

'11

Fe

b'11

Mart'11

Ap

rl'11

Me

i'11D

es

'10Ja

n'11

Fe

b'11

Mart'11

Ap

rl'11M

ei'11

Des

'10

Jan

'11F

eb'1

1M

art'11A

prl'1

1M

ei'11

Des

'10J

an'1

1F

eb

'11M

art'1

1A

prl'1

1M

ei'11

Bac

illariop

hyce

ae1

Ach

nanth

es24

5

5

103

7

9

35

105

4

0

-6

8

67

67

92

-

45

77

99

62

14

3

-7

7

78

71

7

7

54

2

Ach

nanth

idium

--

--

--

--

--

--

-45

40

9

9

-23

9

28

91

10

5

81

3

Actin

ella30

4

8

36

3

9

35

72

-19

5

0

37

50

51

79

15

31

4

9

47

114

14

2

25

2

6

30

38

3

6

4A

mph

ora24

2

8

22

-

--

23

15

-

37

50

-

62

30

27

--

--

--

--

-5

Au

lacodiscu

s-

--

--

-3

5

15

120

-

50

41

62

--

49

62

8

0

47

-

39

61

-

-6

Au

lacoseira

37

2

2

66

52

83

2

3

15

--

-41

-

-98

29

7

47

80

14

2

18

11

3

45

48

4

3

7C

yclotella

24

-2

2

-35

50

-

--

--

--

--

--

-4

7

78

61

-

-8

Cym

bella

aspera

28

28

2

9

-35

-

23

17

-

56

50

-

175

36

78

6

8

47

133

5

7

42

2

6

45

38

2

7

9C

ymb

ella tum

ida-

--

79

52

50

-

--

--

--

-40

6

2

62

239

-

56

3

9

40

57

4

1

10D

iatom

ella

--

91

4

9

55

138

-

--

--

--

--

--

--

95

6

1

71

96

-

11D

iplone

is49

2

8

-9

2

39

122

-

20

55

4

5

50

48

74

75

15

9

--

--

--

12E

ncyon

ema

24

193

6

5

47

41

70

-

24

60

4

5

50

41

123

35

53

4

9

47

119

18

9

37

2

6

30

38

-

13E

pithe

mia

--

--

--

23

15

3

7

41

62

15

27

49

47

-

95

5

6

--

57

-

14F

ragila

ria cap

ucina

-26

6

32

-

-1

00

35

-

--

75

41

--

--

--

--

--

--

15F

ragila

ria cro

tonen

sis-

--

--

--

--

--

-3

70

--

1.93

0

795

-

-15

7

286

1.1

82

-62

3

16F

ragila

riform

a viriscent

-7

3

43

7

9

70

113

-

--

--

--

25

42

49

47

35

8

-6

3

26

30

-

54

17

Fru

stullia vulg

aris-

28

5

4

-81

-

--

--

--

-95

73

12

4

-15

9

47

5

6

-5

46

--

18G

omph

oneis

36

41

2

2

-70

83

-

--

--

--

--

--

-4

7

34

5

2

-3

8

-19

Gom

phon

ema

--

73

-

35

67

-31

7

0

74

50

1

02

62

50

-4

9

-8

0

--

--

--

20G

omph

onem

a parvulu

m-

--

--

--

--

--

--

--

--

-14

2

63

61

6

0

54

21

Gyro

sigma

24

28

2

2

--

50

23

23

-

37

50

-

92

15

27

106

4

7

39

2

6

30

38

2

7

22H

yalodiscu

s24

4

1

22

3

9

35

50

--

--

--

--

40

49

47

-

47

-

26

30

3

8

27

23

Melo

sira dickie

i1

21

76

10

6

126

70

2

38

23

31

4

0

37

-

163

-

--

--

--

--

--

-24

Melo

sira varian

s-

--

--

--

--

--

-2

46

60

53

-70

-

--

--

--

25M

eridion circula

re-

--

--

--

115

-

-1

75

326

97

2

00

148

-

637

-

232

-

182

23

0

244

26

Navicu

lla marga

lithi43

6

6

22

23

7

35

50

-31

-

37

50

2

03

82

35

48

62

78

11

1

236

-

45

45

8

9

-27

Navicu

lla radiosa

--

--

--

31

15

6

7

-50

41

1

59

21

40

49

-

159

5

7

42

-

30

-4

1

28N

aviculla su

btilissima

--

--

--

--

--

--

62

-27

9

9

--

47

3

9

-30

7

7

-29

Neid

ium24

2

8

32

-

--

-15

4

0

74

50

81

77

30

40

8

2

47

-6

3

-7

8

61

--

30N

itzschia

64

103

-

66

-

-5

4

27

80

1

00

-2

10

90

-11

5

--

71

4

6

65

53

-

-31

Nitzsch

ia cf interm

edia

--

--

--

--

40

8

2

50

--

-40

4

9

-8

0

--

--

--

32N

itzschia d

issipata

-16

5

22

-

70

50

--

40

3

7

-41

30

47

4

9

47

199

-

39

3

9

30

38

5

4

33N

itzschia g

racilis

-4

1

22

-

-50

-

--

--

-62

30

27

-

47

-4

7

63

5

2

57

2

7

34N

itzschia lin

earis

--

--

--

23

-

50

3

7

--

--

--

--

--

--

--

35P

innu

laria cf gibb

a-

--

--

--

--

--

-72

-

53

99

-

--

--

--

-36

Pin

nularia viridis

-3

7

29

-

35

--

-5

3

37

2

44

103

15

27

4

9

47

99

9

5

39

5

2

--

54

37

Rho

icosphe

nia24

19

3

130

-

116

2

00

-49

7

4

150

4

20

370

80

1

33

412

1

56

477

35

9

193

2

12

192

21

7

38S

taurosira cf a

nceps

--

--

--

--

--

--

88

15

--

-8

0

--

--

--

39S

teph

anod

iscus24

-

26

3

9

-50

-

-22

1

37

50

41

62

-

27

-47

8

0

47

-

26

30

-

27

40

Su

rirella-

--

--

-3

2

23

67

-

--

62

-53

-

94

331

-

208

-

345

23

0

41S

urirella

angu

sta-

--

--

--

--

--

-62

45

43

4

9

--

426

-

26

61

-

-42

Syn

edra

acus

--

--

--

--

--

--

--

--

--

221

5

6

-3

64

-2

7

43S

yned

ra uln

a-

-7

6

158

-

150

9

2

15

607

1

.535

3

21

248

1

44

60

225

34

6

129

27

9

122

5

3

61

-

-8

1

44T

abella

ria-

--

--

--

--

--

--

--

--

-37

8

-31

2

212

-

-16

2

1

24

1

4

19

21

14

19

1

7

19

19

18

24

24

30

2

8

22

23

2

6

25

2

5

28

20

2

1

591

1

.602

1.11

81

.196

9

93

1.942

480

5

17

1.73

0

2.42

2

1.538

2.2

562

.945

1.0

131.7

824

.711

2.1

454

.208

3

.551

1

.647

1.86

43.7

36

1.75

9

2.07

1J

um

lah tak

saK

elim

pah

an

St. 1

(Gu

nu

ng

Mas

)S

t. 2 (K

p. P

ens

iun

an)

St. 3

(Kp

. Jo

gjo

ga

n)

St. 4

(Cib

ino

ng

)N

oG

en

us

Lam

piran 5. Hasil pengam

atan kelimpahan perifiton selam

a penelitian.

Page 96: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

74

Des

'10

Jan

'11

Feb

'11

Ma

rt'1

1A

prl

'11

Mei

'11

De

s'1

0J

an'1

1F

eb'1

1M

art

'11

Ap

rl'1

1M

ei'1

1D

es'1

0J

an'1

1F

eb

'11

Ma

rt'1

1A

prl

'11

Me

i'11

De

s'1

0Ja

n'1

1F

eb'1

1M

art'

11A

prl

'11

Mei

'11

Ch

loro

ph

yce

ae1

Ank

istr

odes

mus

-3

44

7

88

39

-

134

23

9

2

40

-

50

326

246

21

7

-

99

-

-1

42

77

57

-77

27

2

Clo

ster

ium

--

--

--

--

--

--

82

-2

7

49

-

80

47

-

26

45

-4

1

3C

oel

ast

rum

--

--

--

23

7

7

281

-

600

12

2

-

-5

3

-42

1

1.

83

0

--

--

--

4D

esm

idin

ium

--

--

--

23

6

9

100

-

-8

1

--

--

--

378

1

47

-

-1

92

-5

Go

ngro

sira

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

598

1.2

43

1.

80

1

217

6G

oni

um

-3

99

2

59

-

139

--

--

--

--

--

--

-7

57

56

-3

0

-

-7

Hyd

rodi

ctyo

n-

179

-5

92

66

1

-

--

--

--

--

--

--

--

--

--

8K

leb

sorm

idiu

m-

1.3

911

73

3

16

45

2

-

--

2.3

84

854

800

22

4

1

.23

2

677

772

1.1

38

--

--

--

--

9M

icro

spor

a-

--

--

--

--

334

150

18

3

-

--

--

-4

26

--

1.0

81

54

108

10

Oe

dogo

niu

m-

--

--

-34

6

-

80

1

86

-

264

--

--

--

709

-

390

-1

92

352

11

Oo

cyst

is24

28

22

39

3

5

67

2

3

15

40

50

-4

1

92

15

2

7

74

4

7

80

47

35

26

5

6

38

33

1

2P

edia

stru

m d

upl

ex

--

--

--

--

--

--

-32

9

-

792

74

9

-

662

-

-81

8

-89

4

1

3P

edia

stru

m t

etra

s-

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

242

3

07

217

14

Sce

ned

esm

us q

uadr

icau

da97

3

31

-

79

-5

0

--

--

--

--

--

--

473

1

83

-

-1

15

-1

5S

ele

nast

rum

36

129

209

39

-15

0

-

38

-

67

-16

3

40

0

67

6

7

198

-

-2

96

35

39

121

-

-1

6S

phae

rocy

stis

--

--

--

69

1

5

-37

5

0

-

--

--

--

--

--

--

17

Spi

rog

yra

49

634

108

--

-36

9

-

1.1

63

1.6

89

--

862

-

293

594

65

5

-

804

-

390

-2.

14

6

732

18

Te

tra

spo

ra65

28

32

-

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

19

Ulo

thri

x-

138

346

--

1.7

28

177

337

2.3

10

965

--

1.3

55

56

6

-

2.1

28

--

4.2

10

323

-66

7

1.4

18

51

5

2

0w

este

lla28

47

43

53

10

4

12

5

-

23

60

37

63

61

-

--

--

--

--

--

-6

11

9

7

5

6

8

8

9

9

6

9

7

6

6

8

4

3

12

7

7

9

10

1

0

299

3.6

471.

980

1.1

57

1.3

92

2.2

54

1.0

53

666

6.4

59

4.2

19

1.7

13

1

.46

54

.27

1

1.8

72

1.2

38

5.0

72

1.8

72

1.9

89

8.

951

8

57

1.

525

4.3

04

6.

34

0

3.1

35

Cya

no

ph

yce

ae1

Ana

baen

a-

--

--

--

--

--

-8

.44

0

210

-1

48

--

1.4

19

-1.

169

--

1.0

30

2A

phan

oca

psa

30

32

35

49

57

14

3

-

15

57

43

100

7

3

68

36

4

7

60

6

0

114

74

84

30

52

80

4

5

3C

alo

thrix

24

28

22

39

35

5

0

35

1

5

53

37

-

264

-1

5

27

49

47

8

0

59

39

26

-38

54

4

Ch

rooc

occ

us1

79

1

52

2

92

1

41

12

2

31

5

2

3

101

267

1

49

10

0

285

648

18

0

27

6

2

38

140

318

4

38

58

125

167

2

04

154

5G

leoc

aps

a-

142

59

118

--

137

18

40

37

-4

1

-3

0

53

-

47

-

--

--

--

6G

om

pho

sph

aeria

32

41

65

79

35

7

5

-2

3

40

74

-

41

6

9

3

7

-99

--

87

35

-

30

38

-

7O

scill

ato

ria

aga

rdhi

i-

--

--

--

--

--

-81

6

-2

7

49

-

159

-

--

--

-8

Osc

illa

tori

a b

revi

s-

55

22

-3

5

--

--

--

--

--

--

--

--

--

-9

Osc

illa

tori

a p

rince

ps

--

--

--

--

--

--

--

133

49

9

4

--

--

--

-1

0O

scill

ato

ria

rub

esce

ns-

--

--

--

77

1

20

74

50

-1

.61

7

19

4

9

49

4

7

80

--

--

--

11

Pho

rmid

ium

-83

65

39

3

5

50

2

3

46

1

85

-10

0

--

--

--

--

--

--

-1

2R

ivu

lari

a-

-2

38

-

418

852

--

1.0

63

483

800

57

0

-

-21

3

-

795

358

-

509

-1

.04

0

862

-

13

Syn

ech

oco

ccu

s-

39

32

39

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

14

Ta

lyph

oth

rix8

33

-

-1.

144

-

601

--

1.2

30

446

4.3

51

85

5

-

719

559

-44

5

1.

98

9

3.3

11

527

909

-1.

16

9

623

5

8

9

8

7

7

4

7

9

8

6

7

6

8

9

8

8

7

6

6

5

4

6

5

1.0

985

72

8

28

1.

650

73

6

2

.08

621

8

29

5

3.

057

1.

343

5

.50

1

2.1

28

11.6

59

1.2

46

1.3

84

743

1

.67

43.

09

8

5.3

88

1.2

512.

259

1.2

89

2.

39

3

1.9

06

Jum

lah

ta

ksa

Kel

imp

ah

an

Jum

lah

ta

ksa

Kel

imp

ah

an

No

Gen

us

St.

1 (

Gu

nu

ng

Ma

s)S

t. 2

(K

p.

Pe

nsi

un

an

)S

t. 3

(K

p.

Jog

jog

an)

St.

4 (

Cib

ino

ng

)

Lam

pira

n 5.

Lan

juta

n.

Page 97: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

75

Des

'10Ja

n'11

Feb

'11M

art'11A

prl'1

1M

ei'11

De

s'10

Jan

'11

Feb

'11M

art'11A

prl'11

Me

i'11D

es'10

Jan

'11F

eb'1

1M

art'11A

prl'1

1M

ei'11

De

s'10

Jan

'11

Fe

b'11

Ma

rt'11

Ap

rl'11

Mei'1

1

Rh

od

op

hyc

eae

1H

ildenb

rand

ia6

31

-54

0

--

1.453

-30

6

-1

.169

1.8

50

1.546

--

745

-

936

2

.626

3

94

-28

6

485

99

7

1.73

41

-

1

-

-

1

-

1

-

1

1

1

-

-

1

-

1

1

1

-

1

1

1

1

6

31

-

540

-

-

1.4

53-

30

6

-

1.16

9

1.850

1.5

46-

-

7

45

-

936

2

.626

3

94

-

286

4

85

997

1

.734

Xa

nth

op

hyce

ae1

Trib

onem

a viride-

83

-23

7

-67

-

184

1

.611

76

1

-1.2

41-

408

1

77

297

4

21

-8

04

137

39

0

788

1

.457

-

2V

auch

eria-

41

36

3

9

35

50

576

3

1

100

3

7

50

61

-2

2

32

49

56

47

7

32

2

6

30

64

3

6

-

2

1

2

1

2

1

2

2

2

1

2

-

2

2

2

2

1

1

2

2

2

2

1

-

124

3

6

276

35

1

17

576

21

4

1.71

1

798

50

1.3

02-

43

1

209

34

6

477

47

7

804

1

69

416

8

18

1.52

0

36

Din

op

hyc

eae

1C

eratium

--

--

--

-6

1

-3

7

50

41

--

27

-47

8

0

47

28

-

61

-5

4

2P

erid

inium

--

--

--

--

--

--

62

5

2

-6

6

--

71

--

91

77

2

7

-

-

-

-

-

-

-

1

-

1

1

1

1

1

1

1

1

1

2

1

-

2

1

2

-

-

-

-

-

-

-

61

-

3

7

50

41

62

5

2

27

66

47

8

0

118

2

8

-

152

7

7

81

28

42

44

3

1

32

37

27

3

8

37

4

0

34

38

38

4

1

49

47

38

3

6

48

41

4

0

46

40

4

0

2.618

5.944

4.50

14

.279

3.1

557.8

512

.327

2.06

01

2.95

79

.988

1

0.702

8.738

18.93

74

.614

5.385

10.93

97.1

5112

.477

19.2

063.9

52

6.35

01

0.784

13.08

58

.965

Ta

ksa T

ota

lK

elim

pah

an

To

tal

Ju

mlah

taksa

Ke

limp

aha

n

Ju

mlah

taksa

Ke

limp

aha

n

Ju

mlah

taksa

Ke

limp

aha

n

No

Ge

nu

sS

t. 1 (G

un

un

g M

as)

St. 2

(Kp

. Pen

siu

nan

)S

t. 3 (K

p. J

og

jog

an

)S

t. 4 (C

ibin

on

g)

Lam

piran 5. Lanjutan.

Page 98: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

76

Lampiran 6. Jumlah jenis dan proporsi kelas perifiton yang ditemukan selama penelitian.

Jumlah jenis

Poporsi [%]

Jumlah jenis

Poporsi [%]

Jumlah jenis

Poporsi [%]

Jumlah jenis

Poporsi [%]

Bacillariophyceae 16 57,14 14 51,85 24 63,16 26 54,17 56,58Chlorophyceae 6 21,43 8 29,63 7 18,42 12 25 23,62Cyanophyceae 5 17,86 4 14,81 6 15,79 6 12,5 15,24Rhodophyceae 1 3,57 0 0 0 0 1 2,08 1,41Xanthophyceae 0 0 1 3,70 0 0 1 2,08 1,45Dinophyceae 0 0 0 0 1 2,63 2 4,17 1,70

Bacillariophyceae 21 75 19 70,37 24 63,16 25 52,08 65,15Chlorophyceae 11 39,29 8 29,63 6 15,79 7 14,58 24,82Cyanophyceae 8 28,57 7 25,93 8 21,05 6 12,5 22,01Rhodophyceae 0 0 1 3,70 0 0 0 0 0,93Xanthophyceae 2 7,14 2 7,41 2 5,26 2 4,17 6,00Dinophyceae 0 0 1 3,70 1 2,63 1 2,08 2,10

Bacillariophyceae 24 85,71 17 62,96 30 78,95 25 52,08 69,93Chlorophyceae 9 32,14 9 33,33 6 15,79 7 14,58 23,96Cyanophyceae 9 32,14 9 33,33 9 23,68 5 10,42 24,89Rhodophyceae 1 3,57 0 0 1 2,63 1 2,08 2,07Xanthophyceae 1 3,57 2 7,41 2 5,26 2 4,17 5,10Dinophyceae 0 0 0 0 1 2,63 0 0 0,66

Bacillariophyceae 14 50 19 70,37 28 73,68 28 58,33 63,10Chlorophyceae 7 25 9 33,33 8 21,05 9 18,75 24,53Cyanophyceae 8 28,57 8 29,63 8 21,05 4 8,33 21,90Rhodophyceae 0 0 1 3,70 0 0 1 2,08 1,45Xanthophyceae 2 7,14 2 7,41 2 5,26 2 4,17 6,00Dinophyceae 0 0 1 3,70 1 2,63 2 4,17 2,63

Bacillariophyceae 19 67,86 19 70,37 22 57,89 20 41,67 59,45Chlorophyceae 5 17,86 6 22,22 4 10,53 10 20,83 17,86Cyanophyceae 7 25 6 22,22 8 21,05 6 12,5 20,19Rhodophyceae 0 0 1 3,70 1 2,63 1 2,08 2,10Xanthophyceae 1 3,57 1 3,70 2 5,26 2 4,17 4,18Dinophyceae 0 0 1 3,70 1 2,63 1 2,08 2,10

Bacillariophyceae 21 75 18 66,67 23 60,53 21 43,75 61,49Chlorophyceae 6 21,43 9 33,33 3 7,89 10 20,83 20,87Cyanophyceae 7 25 7 25,93 7 18,42 5 10,42 19,94Rhodophyceae 1 3,57 1 3,70 1 2,63 1 2,08 3,00Xanthophyceae 2 7,14 2 7,41 1 2,63 1 2,08 4,82Dinophyceae 0 0 1 3,70 1 2,63 2 4,17 2,63

Apr-11

Mei-11

Rerata [%]

KelasGunung Mas Kp. Pensiunan Kp. Jogjogan Cibinong

Des-10

Jan-11

Feb-11

Mar-11

Page 99: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

77

Lampiran 7. Foto beberapa jenis perifiton hasil identifikasi

Cymbella sp. Closterium sp. Hildenbrandia sp.

Stephanodiscus sp. Pediastrum sp.

Ceratium sp. Achnanthes sp.

Sumber: Dokumen pribadi

Page 100: PENGARUH UNSUR HARA (N DAN P) TERHADAP BIOMASSA … · terpengaruh langsung kualitas air adalah perifiton sebagai produsen primer perairan berarus. Penelitian dilaksanakan selama

78

Lampiran 8. Foto situasi lokasi penelitian

Foto situasi lokasi penelitian Gunung Mas (St. 1).

Foto situasi lokasi penelitian Kp. Pensiunan (St. 2).

Foto situasi lokasi penelitian Kp. Jogjogan (St. 3).

Foto situasi lokasi penelitian Cibinong (St. 4).