perbandingan keanekaragaman perifiton di...

12
PERBANDINGAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON DI PERAIRAN LAUT YANG BERBEDA MENGGUNAKAN METODE SUBSTRAT BUATAN Oleh : Oktaviani (1) , Arief Pratomo (2) , Fadhliyah Idris (3) (1) Mahasiswa Ilmu Kelautan, UMRAH, [email protected] (2) Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, UMRAH, [email protected] (3) Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, UMRAH, [email protected] ABSTRAK Perifiton merupakan mikroorganisme yang berfungsi sebagai sumber makanan penting bagi organisme di dalam ekosistem perairan. Namun, penelitian terkait dengan perifiton di perairan laut yang berbeda tidak banyak dilakukan. Tujuan penelitian adalah mengetahui perbandingan keanekaragaman perifiton serta pengaruh kualitas air terhadap perifiton yang tumbuh pada substrat buatan di Perairan Kampe dan Kampung Bugis. Penelitian dilakukan pada bulan April – Mei 2016 dengan menggunakan metode substrat buatan berupa tali rafia berukuran 5×1 cm yang diletakkan pada masing-masing perairan sebanyak 5 unit. Berdasarkan hasil penelitian pada substrat buatan tumbuh perifiton sebanyak 33 spesies di perairan Kampe dan 29 spesies di Perairan Kampung Bugis dengan jenis perifiton yang sama sebanyak 14 spesies. Perifiton yang paling banyak ditemukan di Perairan Kampe yaitu Pleurosigma sp sebesar 1117 ind/cm 2 , sedangkan di perairan Kampung Bugis yaitu spesies Navicula distans sebesar 1605 ind/cm 2 dan Bacillaria paxillifer sebesar 1446 ind/cm 2 . Indeks ekologi di perairan Kampe dan Kampung Bugis menunjukkan nilai indeks keanekaragaman berkategori sedang, nilai indeks keseragaman berkategori tinggi dan indeks dominansi berkategori rendah. Kondisi parameter fisika kimia perairan di perairan Kampe dan Kampung Bugis menunjang kehidupan perifiton. Berdasarkan analisis uji T, kepadatan dan keanekaragaman perifiton yang tumbuh pada substrat buatan antara perairan Kampe dan perairan Kampung Bugis berbeda nyata (Sig < 0.05). Untuk parameter kecepatan arus, DO, dan pH (Sig < 0.01). Kata Kunci : Keanekaragaman, Perifiton, Perairan Laut yang Berbeda, Substrat Buatan

Upload: trandiep

Post on 02-May-2018

236 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

PERBANDINGAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON DI PERAIRAN LAUT YANG

BERBEDA MENGGUNAKAN METODE SUBSTRAT BUATAN

Oleh : Oktaviani (1) , Arief Pratomo (2) , Fadhliyah Idris (3)

(1) Mahasiswa Ilmu Kelautan, UMRAH, [email protected]

(2) Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, UMRAH, [email protected]

(3) Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, UMRAH, [email protected]

ABSTRAK

Perifiton merupakan mikroorganisme yang berfungsi sebagai sumber makanan penting bagi

organisme di dalam ekosistem perairan. Namun, penelitian terkait dengan perifiton di perairan laut

yang berbeda tidak banyak dilakukan. Tujuan penelitian adalah mengetahui perbandingan

keanekaragaman perifiton serta pengaruh kualitas air terhadap perifiton yang tumbuh pada substrat

buatan di Perairan Kampe dan Kampung Bugis. Penelitian dilakukan pada bulan April – Mei 2016

dengan menggunakan metode substrat buatan berupa tali rafia berukuran 5×1 cm yang diletakkan

pada masing-masing perairan sebanyak 5 unit. Berdasarkan hasil penelitian pada substrat buatan

tumbuh perifiton sebanyak 33 spesies di perairan Kampe dan 29 spesies di Perairan Kampung Bugis

dengan jenis perifiton yang sama sebanyak 14 spesies. Perifiton yang paling banyak ditemukan di

Perairan Kampe yaitu Pleurosigma sp sebesar 1117 ind/cm2, sedangkan di perairan Kampung Bugis

yaitu spesies Navicula distans sebesar 1605 ind/cm2 dan Bacillaria paxillifer sebesar 1446 ind/cm2.

Indeks ekologi di perairan Kampe dan Kampung Bugis menunjukkan nilai indeks keanekaragaman

berkategori sedang, nilai indeks keseragaman berkategori tinggi dan indeks dominansi berkategori

rendah. Kondisi parameter fisika kimia perairan di perairan Kampe dan Kampung Bugis menunjang

kehidupan perifiton. Berdasarkan analisis uji T, kepadatan dan keanekaragaman perifiton yang

tumbuh pada substrat buatan antara perairan Kampe dan perairan Kampung Bugis berbeda nyata

(Sig < 0.05). Untuk parameter kecepatan arus, DO, dan pH (Sig < 0.01).

Kata Kunci : Keanekaragaman, Perifiton, Perairan Laut yang Berbeda, Substrat Buatan

COMPARISON OF DIVERSITY PERIPHYTON WITH DIFFERENT MARINE WATERS

USING ARTIFICIAL SUBSTRATES METHOD

By : Oktaviani (1) , Arief Pratomo (2) , Fadhliyah Idris (3)

(1) Mahasiswa Ilmu Kelautan, UMRAH, [email protected]

(2) Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, UMRAH, [email protected]

(3) Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, UMRAH, [email protected]

ABSTRACT

Periphyton is a microorganism that serves as an important food source for organisms in

aquatic ecosystems. However, research related to periphyton in different marine waters is not much

to do. The research objective was to determine comparative periphyton diversity and the impact of

water quality on the periphyton growing on artificial substrates in the marine waters of Kampe and

Kampung Bugis. The study was conducted in April-May 2016, with using artificial substrates in the

form rope measuring 5 × 1 cm were placed on each of the waters as much as 5 units. Based on the

results of research on artificial substrates to grow periphyton as many as 33 species in the Kampe

marine waters and 29 species in the marine waters of Kampung Bugis with periphyton same type as

many as 14 species. Periphyton most commonly found in the Kampe sea is Pleurosigma sp of 1117

ind / cm2, while in the waters of Kampung Bugis species Navicula distans of 1605 ind / cm2 and

Bacillaria paxillifer of 1446 ind / cm2.. Index aquatic ecology in Kampung Bugis and Kampe

demonstrate the value of diversity index medium category, the index value uniformity high category

and low category dominance index. Conditions chemical physics parameters of waters in the waters

Kampe and Kampung Bugis periphyton supporting life. Based on analysis of test T, density and

diversity of periphyton growing on artificial substrates between marine waters of Kampe and

Kampung Bugis significantly different (Sig <0.05). For the current speed parameter, DO and pH

(Sig <0:01).

Keywords: Biodiversity, Periphyton, Sea Different Bodies, Artificial Substrates

3

I. PENDAHULUAN

Perifiton merupakan kumpulan dari

mikroorganisme yang tumbuh pada

permukaan benda yang diletakkan dalam air.

Perifiton dalam ekosistem perairan berfungsi

sebagai sumber makanan penting bagi

organisme dengan tingkat trofik yang lebih

tinggi, seperti: avertebrata, larva, dan

beberapa ikan. Karena perifiton relatif tidak

bergerak , maka kelimpahan dan komposisi

perifiton di perairan dipengaruhi oleh kualitas

air perairan tempat hidupnya (Dharmawan,

2004). Sehingga aktivitas penduduk baik

secara langsung maupun tidak langsung dapat

mempengaruhi kondisi perairan laut dan juga

dapat mengakibatkan perubahan komposisi

dan kelimpahan jenis organisme akuatik

seperti perifiton (Izzah, 2000).

Kampe merupakan salah satu wilayah

yang secara administrasi masuk kedalam desa

Malangrapat. Wilayah ini terkenal dengan

keadaan dari ekosistem pesisirnya yang yang

masih terjaga serta kaya akan hasil perikanan

tangkap. Keadaan tersebut berbanding

terbalik dengan wilayah perairan Kampung

Bugis. Kampung Bugis memiliki aktivitas

yang relatif banyak dibandingkan dengan

Kampe, karena daerah perairan Kampung

Bugis menjadi pusat dari pemukiman

masyarakat sekitar.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka

perlu adanya penelitian tentang perbedaan

jenis perifiton di perairan Kampe dan

Kampung Bugis guna menyediakan data

keanekaragaman dan komposisi perifiton

pada kedua wilayah perairan tersebut.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

April – Mei 2016 di perairan Kampe, Desa

Malangrapat dan di perairan Kampung Bugis

yang terdiri atas studi literatur, pra-penelitian,

pengambilan sampel, identifikasi perifiton,

analisis sampel serta penyusunan laporan

hasil berupa skripsi. Identifikasi perifiton dan

analisis sampel dilakukan di Laboratorium

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

Universitas Maritim Raja Ali Haji,

Tanjungpinang dan BTKL PP, Batam.

(A)

(B)

4

1. Peta Lokasi Penelitian, (A) Kampe dan

(B) Kampung Bugis

Lokasi penelitian terdiri dari 2 lokasi,

Pada masing-masing lokasi tersebut terdapat

5 unit substrat buatan dengan tiga kali

pengulangan sehingga total sampel sebanyak

30. Peletakan 5 unit substrat buatan tersebut

ditentukan secara purposive sampling, yaitu

dipilih dengan pertimbangan dan tujuan

tertentu (Sugiyono, 2009 dalam Haidir,

2015).

Alat yang digunakan dalam penelitian

ini adalah substrat buatan, botol sampel,

kertas label, kuas, multi tester, salt meter,

botol plastik, tali rafia, Stopwatch software

SPSS dan MS. Excel, alat tulis dan kamera.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah air

laut, sampel perifiton, akuades, lugol 4% dan

H2SO4.

Jenis penelitian yang digunakan adalah

uji banding. Metode yang digunakan dalam

pengumpulan data adalah metode eksperimen

yaitu pengamatan dengan mengadakan

menipulasi terhadap objek penelitian dan

adanya kontrol.

Jenis data yang dikumpulkan adalah data

primer. Data primer yang diperoleh langsung

dari observasi ke lapangan yang meliputi :

parameter lingkungan perairan seperti

parameter fisika (suhu, kecepatan arus),

parameter kimia (pH, DO, nitrat dan fosfat)

dan parameter biologi (perifiton). Kemudian

untuk mengolah dan menganalisis data

dilakukan dilaboratorium biologi Fakultas

Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas

Maritim Raja Ali Haji dan Balai Teknik

Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian

Penyakit (BTKL PP), Batam.

Peneliti menggunakan prosedur

penelitian yang dilakukan oleh Tajudin

(2010). Tali rafia yang digunakan sebagai

media tumbuh perifiton ditempatkan pada

penyangga substrat.

2. Substrat Buatan

Pengamatan terhadap jenis dan

kepadatan perifiton tersebut dilakukan setelah

tali rafia diletakkan selama 14 hari di laut.

Peletakan media tumbuh selama 14 hari

tersebut didasarkan pada siklus hidup

perifiton (Tajudin, 2010).

Setelah peletakan selama 14 hari,

substrat buatan yang berukuran 5x1 cm2

dikerik pada kedua sisinya dengan

menggunakan kuas dan hasil kerikan tersebut

dimasukkan ke dalam botol sampel berlabel

yang berisi air akuades 10 ml. Selanjutnya

sampel diawetkan dengan larutan lugol 4%

secukupnya.

Sampel perifiton selanjutnya

diidentifikasi dengan mengamati ciri-ciri

morfologi yang berpedoman pada buku

identifikasi “Marine and Fresh Water

5

Plankton” (Davis, 1955), www.algaebase.org,

www.keweenawalgae.mtu.edu, www.dr-ralf-

wagner.de dan www.marinersspecies.org.

Setelah itu perifiton dianalisa dengan

menggunakan rumus :

1. Kepadatan Perifiton

� = � × ��� × ��

�� × �� × ��

Keterangan: K = Kepadatan perifiton

(ind/cm2)

n = Jumlah perifiton yang

diamati (ind)

As = Luas substrat yang

dikerik untuk

perhitungan perifiton

(cm2)

Acg = Luas penampang

permukaan cover glass

(mm2)

Aa = Luas amatan (mm2)

Vt = Volume konsentrasi

pada botol contoh (ml)

untuk perhitungan

perifiton

Vs = Volume konsentrasi

dalam cover glass (ml)

2. Indeks Keanekaragaman (H’),

keseragaman (E), dan dominansi (C)

perifiton

a. Indeks Keanekaragaman (H’)

�� =��

�� = − � �� ln ��

���

Keterangan: H’ = Indeks Keanekaragaman

Shannon-Wiener

Pi = Proporsi jenis ke-i

N = Jumal total individu

ni = Jumlah total individu

genera ke-i

b. Indeks Keseragaman (E)

�’ � ��� = �� �

� =��

��� ���

Keterangan: H’ maks = Nilai

keanekaragaman

maksimum

S = Jumlah genus

E = Indeks

keseragaman

H’ = Indeks

keanekaragaman

c. Indeks Dominansi (C)

� = � ���

��

��

���

Keterangan: C = Indeks dominansi

simpson

ni = Jumlah Individu genera

ke-i

N = Jumlah total individu

Penentuan tingkat perbedaan jenis yang

ada pada masing-masing lokasi dinilai dari

kepadatan total dan keanekaragaman pada

6

kedua lokasi tersebut. Uji analisis yang

digunakan pada penelitian ini adalah

menggunakan Uji Independent T Test dengan

pengoperasian program SPSS dan MS. Excel.

Dengan keputusan adalah sebagai berikut:

a. H0 diterima apabila : Sig > 0.05

(tidak

signifikan)

b. H1 diterima apabila : Sig < 0.05 *

(signifikan)

: Sig < 0.01 **

(sangat

signifikan)

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

terdapat perbedaan yang signifikan antara

kepadatan dan keanekaragaman perifiton

pada perairan Kampe dan Kampung Bugis.

Hipotesis pada uji ini adalah sebagai berikut:

a. H0 : kualitas air tidak berpengaruh

b. H1 : kualitas air berpengaruh

Sedangkan untuk perbandingan

keanekaragaman di perairan Kampe dan

Kampung Bugis menggunakan analisis secara

statistik yang dilakukan untuk melihat

perbedaan keanekaragaman antara kedua

perairan tersebut dengan menggunakan uji-t

(Hutchinson, 1967 dalam Afrizal, 2008)

dengan rumus :

� − ℎ�� =�′� − �′�

���� �� + ��� ��

Variannya dihitung dengan rumus :

��� (��) =∑ �� (���� ��)� − (∑ �� ���� ��)

�+

� − 1

2 ��

Dimana :

�� =(��� ��

� + ��� ���)�

(��� �′�)�/ �� + (��� �′�)�/ ��

Keterangan : H´ = Nilai Indeks

Keanekaragaman

Pi = ni/N

S = Jumlah jenis yang

tertangkap

N = Jumlah kepadatan total

semua jenis per wilayah

perairan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Komposisi perifiton hasil pengamatan

di perairan Kampe sebanyak 33 spesies yang

terbagi menjadi 13 kelas, sedangkan perifiton

di perairan Kampung Bugis ditemukan

sebanyak 29 spesies yang terbagi menjadi 11

kelas dimana perifiton jenis tumbuhan

sebanyak 19 jenis di perairan Kampe dan 22

jenis di perairan Kampung Bugis, sedangkan

perifiton jenis hewan sebanyak 14 jenis di

perairan Kampe dan 7 jenis di perairan

Kampung Bugis.

Tabel 1. Perifiton yang ditemukan pada Perairan Kampe dan Perairan Kampung Bugis

7

Sumber : Data Primer 2016

Kepadatan jenis perifiton tertinggi yang

ada di perairan Kampe yaitu Pleurosigma sp

sebesar 1117 ind/cm2, sedangkan untuk

perairan Kampung Bugis, kepadatan jenis

perifiton tertinggi yaitu Navicula distans

sebesar 1605 ind/cm2 dan Bacillaria

paxillifer sebesar 1446 ind/cm2. Jenis

perifiton yang paling banyak ditemukan di

perairan Kampe dan Kampung Bugis ini

merupakan jenis perifiton yang berasal dari

kelas Bacillariophyceae. Hal ini dikarenakan

organisme yang berasal dari kelas ini pada

urnumnya dilengkapi dengan alat berupa

tangkai gelatin yang dapat membantu dirinya

untuk melekat pada substrat. Tangkai gelatin

ada yang bercabang pendek atau panjang, dan

dengan alat ini organisme memiliki

kemampuan untuk menahan arus yang relatif

deras (Arnofa, 1997 dalam Silalahi, 2001).

Untuk menentukan tingkat perbedaan

jenis yang ada pada perairan Kampe dan

Kampung Bugis yang dinilai dari kepadatan

total pada kedua lokasi tersebut dengan

menggunakan uji Independent T Test.

Tabel 2. Group Statistik

Sumber : Data Primer (2016) Tabel 3. Independent Sampel Test

Sumber : Data Primer (2016)

Berdasarkan hasil uji Independent T Test

antara perairan Kampe dan Kampung Bugis

diketahui nilai t untuk kasus ini adalah -2,490

Jenis Jumlah

(ind/cm2) Kampe K.Bugis

Ammobacilutes sp 56 - Asterionellopsis

glacialis - 18

Bacillaria paxillifer 28 1446 Chaetoceros didymus 28 - Dactyliosolen

fragillissimus 18 -

Ditylum brightwellii 56 - Encyonema sp - 18 Gomphonema augur - 197 Licmophora abbreviata - 18 Melosira varians 18 - Navicula sp - 1042 Navicula distans 18 1605 Nitzschia foliformis 18 - Nitzschia sigma 18 56 Pseudonitzschia seriata - 28 Pleurosigma sp 1117 235 Rhopalodia gibba 18 18 Surirella elegans 10 10 Triceratium arcticum 235 -

Chaetophora sp 10 - Eremosphaera viridis - 376 Haematococcus sp 10 320 Plamodictyon viride 151 -

Closterium closteroides - 84 Closterium monoliferum - 328 Closterium navicula - 1126 Cosmarium helminense - 1052 Hyaloteka dissilens 666 638

Total 3800 10017

8

dan -2,400 dengan probabilitas sebesar 0,016

dan 0,021. Dikarenakan nilai probabilitas <

0,05 maka H0 ditolak. Dengan begitu,

kualitas air yang ada pada perairan Kampe

dan Kampung Bugis mempengaruhi

kepadatan perifiton. Hal ini dibuktikan

dengan nilai kualitas air yang berbeda pada

kedua wilayah perairan tersebut yang

mempengaruhi kepadatan perifiton pada

masing-masing wilayah perairan tersebut.

A. Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks

Keseragaman (E), dan Indeks

Dominansi (C)

Indeks ekologi menggambarkan besaran

angka kestabilan ekologi perifiton di perairan

Kampe dan Kampung Bugis.

Tabel 4. Nilai Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks Keseragaman (E), dan Indeks Dominansi (C) Perifiton di Perairan Kampe

Indeks Ekologi Nilai Kategori

Keanekaragaman

(H’) 2,32 Sedang

Keseragaman (E) 0,67 Tinggi

Dominansi (C) 0,16 Rendah

Tabel 5. Nilai Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks Keseragaman (E), dan Indeks Dominansi (C) Perifiton di Perairan Kampung Bugis

Indeks Ekologi Nilai Kategori

Keanekaragaman

(H’) 2,62 Sedang

Keseragaman (E) 0,83 Tinggi

Dominansi (C) 0,09 Rendah

Sumber : Data Primer (2016)

Nilai indeks keanekaragaman perifiton

(H’) di perairan Kampe yaitu 2,32, sedangkan

di perairan Kampung Bugis relatif lebih

tinggi yaitu 2,62. Berdasarkan kriteria nilai

indeks keanekaragaman Shannon-Wiener

(Brower et al., 1990 dalam Hertanto, 2008),

maka keanekaragaman perifiton yang ada di

perairan Kampe dan Kampung Bugis

tergolong sedang (1 < H' ≤ 3). Hal ini diduga

adanya peran faktor lingkungan yang

menyebabkan hanya jenis tertentu saja yang

dapat hidup dan berkembang di perairan

Kampe dan Kampung Bugis.

Nilai indeks keseragaman perifiton (E)

di perairan Kampe adalah 0,67 dan di

perairan Kampung Bugis adalah 0,83.

Menurut Odum (1971) dalam Wijaya

(2009), nilai indeks keseragaman (E) berkisar

antara 0-1. Berdasarkan kriteria tersebut,

maka keseragaman perifiton di perairan

Kampe dan Kampung Bugis adalah tinggi,

cenderung mempunyai penyebaran yang

merata yang artinya jumlah individu pada

masing-masing genus perbedaannya tidak

terlalu besar.

Nilai indeks dominansi perifiton di

perairan Kampe adalah 0,16 dan di perairan

Kampung Bugis 0,09. Hal ini berarti

komunitas perifiton yang ada di perairan

Kampe dan Kampung Bugis tidak ada yang

mendominasi yang dibuktikan dengan

banyaknya variasi jenis dan jumlah jenis

9

perifiton yang ditemukan pada kedua wilayah

tersebut.

Perbandingan keanekaragaman perifiton

antara perairan Kampe dan Kampung Bugis

dapat menggunakan analisis uji t

(Hutchinson, 1967 dalam Efrizal, 2008).

Tabel 6. Nilai Uji T Keanekaragaman Perifiton antara Perairan Kampe dan Perairan Kampung Bugis

Tempat T-tabel

t-hitung Keterangan 0,05 0,01

Kampe

dan

K.Bugis

1,96 2,58 5,94 Kualitas air

berpengaruh

Sumber : Data Primer (2016)

Hasil perhitungan uji t keanekaragaman

perifiton di perairan Kampe dan Kampung

Bugis menunjukkan kualitas air

mempengaruhi keanekaragaman perifiton

yang ada pada masing-masing wilayah

perairan tersebut. Hal ini dikarenakan nilai t

hitung > t tabel. Nilai t hitung yang diperoleh

berdasarkan hasil uji t yaitu 7,63 sedangkan

nilai t tabel dengan tingkat kepercayaan 99%

(α = 0,01) adalah 2,58. Kondisi ini sama

halnya dengan kondisi kepadatan perifiton

yang dibuktikan dengan nilai kualitas air

yang berbeda pada kedua wilayah perairan

tersebut yang mempengaruhi

keanekaragaman perifiton pada masing-

masing wilayah perairan tersebut.

Parameter fisika dan kimia yang diukur

dalam penelitian meliputi: suhu, kecepatan

arus, derajat keasaman, salinitas, oksigen

terlarut, nitrat dan fosfat.

Tabel 7. Parameter Fisika Kimia Perairan Kampe dan Perairan Kampung Bugis

Parameter Satuan

Rata-Rata

Hasil Uji t Kampe Kampung

Bugis

Suhu °C 30,95 32,34 Tidak

Berbeda

Kec. Arus m/detik 0,16 0,06 Berbeda**

pH - 9,51 7,96 Berbeda**

Salinitas °/°° 31 29,57 Tidak

Berbeda

DO mg/l 6,74 5,93 Berbeda**

Nitrat mg/l 1,22 1,56 Tidak

Berbeda

Fosfat mg/l 0,1 0,28 Tidak

Berbeda

Sumber : Data Primer (2016)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Keanekaragaman perifiton yang terdapat

di perairan Kampe dan Kampung Bugis

menunjukkan kondisi yang bervariasi.

Perifiton yang ditemukan di perairan Kampe

terbagi kedalam 13 kelas, 32 genus dan 33

spesies. Sedangkan di perairan Kampung

Bugis perifiton terbagi kedalam 11 kelas, 24

genus dan 29 spesies. Pada perairan Kampe

spesies yang paling melimpah yaitu

Pleurosigma sp sebesar 1117 ind/cm2,

sedangkan di perairan Kampung Bugis yaitu

spesies Navicula distans sebesar 1605

ind/cm2 dan Bacillaria paxillifer sebesar

1446 ind/cm2.

Indeks ekologi di perairan Kampe dan

Kampung Bugis menunjukkan nilai indeks

keanekaragaman berkategori sedang, nilai

10

indeks keseragaman berkategori tinggi dan

indeks dominansi berkategori rendah.

Kondisi parameter fisika kimia perairan

di perairan Kampe dan Kampung Bugis

menunjang kehidupan perifiton. Analisis uji

T menunjukkan adanya pengaruh kualitas air

terhadap kepadatan dan keanekaragaman

perifiton di perairan Kampe dan Kampung

Bugis.

Saran dari peneliti adalah perlu adanya

penelitian lanjutan mengenai perifiton

sebagai bioindikator kualitas air.

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal T. 2008. Struktur Komunitas Makrozoobenthos Perairan Sungai Sail Kota Pekanbaru. Jurnal, UNRI:Pekanbaru Anisa W.B.E. 2012. Kondisi Kualitas Perairan di Way Perigi Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur. Jurnal, IPB:Bogor.

Anonim. _____. Freshwater Biological Association. www.freshwaterlife.org. Diunduh 17 Desember 2015.

World Register of Marine Species. www.marinespecies. Diunduh 8 Mei 2016.

Barus S.L. 2014. Keanekaragaman dan Kelimpahan Perifiton di Perairan Sungai Deli Sumatera Utara. Jurnal, USU:Medan.

Dahuri R, Rais J, Ginting S.P, dan Sitepu M.J. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. P.T. Pradnya Paramita:Jakarta.

Dharmawan R. 2004. Studi Komunitas Alga Perifiton di Kali Surabaya, Kotamadya Surabaya. Jurnal, ITS:Surabaya.

Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta:Penerbit Kasinus

Girsang E.S. 2004. Kajian Terhadap Perifiton dan Hubungannya dengan Keberadaan Ikan Pelagis di Perairan Pasauran, Selat Sunda. Jurnal, IPB:Bogor.

Guiry M.D. 1996. Algae Base. www.algaebase.org. Diunduh 8 Mei 2016.

Haidir. 2015. Konflik Buruh Bongkar Muat di Perairan Kampung Bugis Tanjungpinang. UMRAH:Tanjungpinang.

Hertanto Y. 2008. Sebaran dan Asosiasi Perifiton pada Ekosistem Padang Lamun (Enhalus Acoroides) di Perairan Pulau Tidung Besar, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Jurnal, IPB:Bogor.

Izzah K. 2000. Karakteristik Komunitas Fitoplankton dan Perifiton dalam Kaitan dengan Kajian Tingkat Pencemaran Perairan di Sungai Ciliman, Jawa Barat. Jurnal, IPB:Bogor.

Karauwan M.A.J. 2007. Kajian Pengelolaan Ekosistem Pesisir di Sekitar Kawasan Reklamasi Teluk Manado Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal, IPB:Bogor.

Lestari F.S. 2013. Biosorpsi Logam Pb(II) dan Ni(II) Oleh Biomassa Perifiton pada Perairan Lotik. Jurnal, IPB:Bogor.

Muharram N. 2006. Struktur Komunitas Perifiton dan Fitoplankton di Bagian Hulu Sungai Ciliwung, Jawa Barat. Jurnal, IPB:Bogor.

Nuraini D. 2005. Pengaruh Substrat Terhadap Pertumbuhan Perifiton di Waduk Cirata, Jawa Barat. Jurnal, IPB:Bogor.

11

Oyadomari, Jason. 2001. Keweenaw Algae. www.keweenawalgae.mtu.edu. Diunduh 8 Mei 2016

Purwandatama R.W, ‘In C.A, dan Suryanti. 2014. Kelimpahan Bulu Babi (Sea Urchin) pada Karang Massive dan Branching di Daerah Rataan dan Tubir di Legon Boyo, Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa. UNDIP:Semarang.

Salam A. 2010. Analisis Kualitas Air Situ Bungur Ciputat Berdasarkan Indeks Keanekaragaman Fitoplankton. Jurnal, UIN SH:Jakarta.

Silalahi S.M.C. 2001. Komposisi dan Kelimpahan Perifiton pada Terumbu Karang BuatanBambu dan Ban Mobil Bekas di Perairan Tarahan, Bojonegara, Kabupaten Serang, Banten. Jurnal, IPB:Bogor.

Sudjana. 1992. Metode Statistika Edisi Ke 5. Penerbit Tarsito:Bandung.

Suparlina E.R.N. 2003. Struktur Komunitas Perifiton Pada Beberapa Substrat di Tambak Intensif Bersubstrat Pasir. Jurnal, IPB:Bogor

Supartiwi E.N. 2000. Karakteristik Komunitas Fitoplankton dan Perifiton Sebagai Indikator Kualitas Lingkungan Sungai Ciujung, Jawa Barat. Jurnal, IPB:Bogor.

Supriyanti S. 2001. Struktur Komunitas Penfiton pada substrat Kaca di Lokasi Pemeliharaan Kerang Hijau (Perna viridis L.), Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Jurnal, IPB:Bogor.

Suryono T. 2012. Pengaruh Unsur Hara (N Dan P) Terhadap Biomassa dan Struktur Komunitas Perifiton Studi Kasus Sungai Ciliwung. Jurnal, IPB:Bogor.

Tajudin R. 2010. Sumbangan Oksigen dari Hasil Fotosintesis (Perifiton dan

Fitoplankton) Serta Difusi Udara ke Perairan Mengalir di Bagian Hulu Sungai Ciampea, Bogor. Jurnal, IPB:Bogor.

Telussa A.M, Persulessy E.R, Leleury Z.A. 2013. Penerapan Analisis Korelasi Parsial untuk Menentukan Hubungan Pelaksanaan Fungsi Manajemen Kepegawaian dengan Efektivitas Kerja Pegawai (Studi Kasus pada Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Maluku). Jurnal, UNPATTI:Maluku.

Tindaon E.N, Yunasfi, Lesmana I. _____. Keanekaragaman Plankton di Sungai Pelawi Desa Pelawi Utara Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Jurnal, USU:Sumatera Utara

Trofisa, D. 2011. Kajian Beban Pencemaran dan Daya Tampung Pencemaran Sungai Ciliwung di Segmen Kota Bogor. Jurnal, IPB:Bogor

Wagner, Ralf. 2001. www.dr-ralf-wagner.de. Diunduh 8 Mei 2016

Widdyastuti R. 2011. Produktivitas Primer Perifiton di Sungai Ciampea, Desa Ciampea Udik, Bogor pada Musim Kemarau 2010. Jurnal, IPB:Bogor.

Wijaya H.K. 2009. Komunitas Perifiton dan Fitoplankton serta Parameter Fisika-Kimia Perairan Sebagai Penentu Kualitas Air di Bagian Hulu Sungai Cisadane, Jawa Barat. Jurnal, IPB:Bogor.

Yulianti A. 2006. Struktur Komunitas Perifiton di Padang Lamun Perairan Tanjung Merah, Bitung, Sulawesi Utara. Jurnal, IPB:Bogor.

Yuniarno H.A, Ruswahyuni, Suryanto A. 2015. Kelimpahan Perifiton pada Karang Masif dan Bercabang di Perairan Pulau Panjang Jepara. Jurnal, UNDIP:Semarang.

12

Zulkifli. 2000. Sebaran Spasial Komunitas Perifiton dan Asosiasinya dengan Lamun di Perairan Teluk Pandan Lampung Selatan. Jurnal, IPB:Bogor.