pengaruh total quality management, sistem pengukuran ...eprints.ums.ac.id/64750/15/naspub.pdf1...

17
PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, REWARD DAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi empirisPada RSUD Ir Soekarno Kabupaten Sukoharjo) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi strata 1 pada jurusan Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Oleh: TITA PRATIWI DAMAYANTI B 200 150 257 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: vophuc

Post on 01-Jul-2019

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN ...eprints.ums.ac.id/64750/15/NASPUB.pdf1 PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, REWARD DAN SISTEM PENGENDALIAN

1

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM

PENGUKURAN KINERJA, REWARD DAN SISTEM

PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA

MANAJERIAL

(Studi empirisPada RSUD Ir Soekarno Kabupaten Sukoharjo)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi strata 1 pada

jurusan Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi

Oleh:

TITA PRATIWI DAMAYANTI

B 200 150 257

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN ...eprints.ums.ac.id/64750/15/NASPUB.pdf1 PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, REWARD DAN SISTEM PENGENDALIAN
Page 3: PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN ...eprints.ums.ac.id/64750/15/NASPUB.pdf1 PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, REWARD DAN SISTEM PENGENDALIAN
Page 4: PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN ...eprints.ums.ac.id/64750/15/NASPUB.pdf1 PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, REWARD DAN SISTEM PENGENDALIAN
Page 5: PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN ...eprints.ums.ac.id/64750/15/NASPUB.pdf1 PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, REWARD DAN SISTEM PENGENDALIAN

1

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN

KINERJA, REWARD DAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

(Studi Empiris Pada RSUD Ir Soekarno Kabupaten Sukoharjo)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen kualitas total, sistem

pengukuran kinerja, penghargaan dan sistem kontrol manajemen terhadap kinerja

manajerial. Populasi penelitian ini adalah manajer di RSUD Ir Soekarno, Kabupaten

Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh di mana semua anggota

populasi dijadikan sampel. Dengan demikian jumlah sampel yang diteliti oleh 41

manajer dari 45 petugas yang didistribusikan di RSUD Ir Soekarno, Kabupaten

Sukoharjo. Dalam penelitian ini, hipotesis dianalisis menggunakan regresi linier

berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen kualitas total dan

penghargaan mempengaruhi kinerja manajerial, sedangkan sistem pengukuran kinerja

dan sistem kontrol manajemen tidak berpengaruh pada kinerja manajerial.

Kata kunci: Kinerja manajerial, Manajemen Kualitas Total, sistem pengukuran kinerja,

Penghargaan, sistem kontrol manajemen

Abstract

This study aims to determine the effect of total quality management, performance

measurement systems, reward and management control systems on managerial

performance. The population of this study was the manager at the RSUD Ir Soekarno,

Sukoharjo Regency. This study uses a saturated sampling technique where all members

of the population are sampled. Thus the number of samples studied by 45 managers of

RSUD Ir Soekarno, Sukoharjo Regency. In this study, hypotheses were analyzed using

multiple linear regression. The results show that total quality management and rewards

affect managerial performance, while the performance measurement system and

management control system have no effect on managerial performance.

Keywords: Managerial performance, Total Quality Management, Performance

measurement system, Reward, Management control system

1. PENDAHULUAN

Upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan biaya

terjangkau dilakukan pemerintah daerah dengan perbaikan secara terus-menerus

(continous improvement) baik dalam bidang administrasi, pelayanan, teknologi

kesehatan dan sebagainya.

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indanesia Nomor

228/Menkes/SKIll/2002 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimum

Rumah sakit yang wajib dilaksanakan oleh pemerintahan daerah dan Undang-Undang

Page 6: PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN ...eprints.ums.ac.id/64750/15/NASPUB.pdf1 PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, REWARD DAN SISTEM PENGENDALIAN

2

Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang menyebutkan bahwa

pembangunan kesehatan merupakan salah satu bidang yang wajib dilaksanakan oleh

pemerintah daerah (propinsi) dan bertanggungjawab sepenuhnya dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan dalam meningkatkan taraf kesehatan

masyarakat.

Keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjang tidak hanya

karena mereka dapat mengembangkan strategi yang baik, tetapi yang lebih penting

adalah karena mereka dapat merancang sistem dan proses yang dapat memberikan

energi kepada karyawan untuk melaksanakan strategi itu secara efektif. Permasalahan

yang kemudian dihadapi adalah bahwa kinerja manajerial yang rendah disebabkan oleh

ketergantungan manajerial terhadap sistem akuntansi manajemen perusahaan yang gagal

dalam penentuan sasaran yang tepat (Agustina et al, 2014).

Organisasi yang didalamnya terdiri dari manajer dan karyawan, tentunya perlu

untuk dimotivasi, diarahkan agar mereka dapat melaksanakan apa yang diharapkan oleh

pemimpinnya. Pemimpin harus mampu memainkan peranan yang sangat penting serta

menentukan usaha pencapaian tujuan organisasi (Mawardani, 2017).

Menurut penelitian Mintje (2013) salah satu pendekatan dalam menghadapi era

globalisasi karena persaingan regional dan global yang semakin ketat ini ialah dengan

menerapkan konsep Total Quality Management (TQM) dalam industri manufaktur dan

jasa serta strategi mempersiapkan diri dengan mengembangkan kualitas karyawan dan

manajer dengan tujuan meningkatkan kualitas proses produksi dan produktivitas secara

optimal dan berkelanjutan.

Untuk dapat mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan suatu perusahaan

dalam menjalankan bisnisnya diperlukan suatu pengukuran kinerja. Sistem pengukuran

kinerja dan sistem penghargaan merupakan alat pengendalian penting yang digunakan

oleh perusahaan untuk memotivasi karyawan agar mencapai tujuan perusahaan dengan

perilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan.

Menurut penelitian Rusbianti (2013) pengendalian manajemen merupakan

proses dengan mana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk

mengimplementasikan strategi organisasi. Pengendalian manajemen merupakan

keharusan dalam suatu organisasi yang mana sistem pengendalian harus sesuai dengan

strategi organisasi.

Page 7: PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN ...eprints.ums.ac.id/64750/15/NASPUB.pdf1 PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, REWARD DAN SISTEM PENGENDALIAN

3

2. METODE

Populasi dalam penelitian ini adalah manajer RSUD Ir Soekarno Kabupaten Sukoharjo.

Karena teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh, dimana semua

anggota populasi dijadikan sampel. Maka sampel dalam penelitian ini adalah manajer

RSUD Ir Soekarno Kabupaten Sukoharjo. Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data primer yaitu kuesioner yang diisi langsung oleh manajer yang ada di RSUD

Ir Soekarno Kabupaten Sukoharjo. Jawaban kuesioner selanjutnya diolah dan diuji

untuk mendapatkan hasil penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah regresi linear berganda.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Tabel 1. Statistik Deskriptif

Variabel N Min. Maks. Mean Std. Deviasi

Total Quality Management 41 42 63 52,15 5,452

Sistem Pengukuran Kinerja 41 16 30 24,61 2,635

Reward 41 28 49 38,17 4,914 Sistem Pengendalian Manajemen 41 26 50 41,00 4,567

Kinerja Manajerial 41 24 39 31,56 2,967 Sumber: Data primer yang diolah, 2019

3.1.2 Uji Validitas

Hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa semua butir pernyataan tentang 5

variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Total Quality Management (TQM),

sistem pengukuran kinerja (SPK), reward (RWD), sistem pengendalian manajemen

(SPM) dan kinerja manajerial (KM) adalah valid, karena nilai rhitung lebih besar dari

rtabel (0,308).

3.1.3 Uji Reliabilitas

Hasil pengujian reliabilitas terhadap semua variabel dengan Cronbach’s Alpha

menunjukkan bahwa nilai Alpha lebih besar dari 0,6. Oleh karena itu dapat ditentukan

bahwa semua instrumen penelitian yang meliputi Total Quality Management (TQM),

sistem pengukuran kinerja (SPK), reward (RWD), sistem pengendalian manajemen

(SPM) dan kinerja manajerial (KM) adalah reliabel.

Page 8: PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN ...eprints.ums.ac.id/64750/15/NASPUB.pdf1 PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, REWARD DAN SISTEM PENGENDALIAN

4

3.1.4 Uji Normalitas

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas

Variabel Kolmogorov Smirnov Z

p-value Keterangan

Unstandardized residual 0,814 0,521 Data berdistribusi normal

Sumber: Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan hasil pengujian normalitas tersebut diperoleh nilai hitung probabilitas

(Kolmogorov Smirnov Z) sebesar 0,814 dan asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,521

sehingga dapat dikatakan bahwa data pada model regresi adalah normal.

3.1.5 Uji Multikolinearitas

Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

TQM 0,442 2,264 Bebas multikolinearitas

SPK 0,340 2,944 Bebas multikolinearitas RWD 0,739 1,353 Bebas multikolinearitas

SPM 0,307 3,253 Bebas multikolinearitas Sumber: Data primer yang diolah, 2019

Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa masing-masing variabel mempunyai

tolerance value lebih besar dari 0,10 dan VIF kurang dari 10 yang artinya bebas

multikolinearitas.

3.1.6 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dengan uji glejser dpat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Heterokedastisitas

Variabel thitung Sign Keterangan

TQM -0,712 0,481 Bebas heterokedastisitas SPK -0,864 0,393 Bebas heterokedastisitas

RWD -1,368 0,180 Bebas heterokedastisitas

SPM 1,694 0,099 Bebas heterokedastisitas Sumber: Data primer yang diolah, 2019

Hasil daritabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing variable

mempunyai nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semua

variable independen bebas dari masalah heterokedastisitas.

Page 9: PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN ...eprints.ums.ac.id/64750/15/NASPUB.pdf1 PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, REWARD DAN SISTEM PENGENDALIAN

5

3.1.7 Hasil Analisis Regresi Berganda

Persamaan model regresi digunakan untuk mengetahui variable X terhadap Y, dalam hal

ini untuk menguji Total Quality Management, sistem pengukuran kinerja, reward dan

sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja manajerial. Hasil pengujian regresi

linear berganda dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Model B Std. Eror Beta t Sig. (constant) 15,375 3,782 4,065 0,000

TQM 0,269 0,096 0,495 2,806 0,008

SPK 0,448 0,226 0,398 1,981 0,055

RWD -0,236 0,082 -0,391 -2,872 0,007

SPM 0,003 0,137 0,005 0,025 0,980

Ttabel R2

= 2,028 = 0,506

Fhitung Sig

= 9,224 = 0,000

Adjusted R2 = 0,451 Sumber: Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan analisis table tersebut dapat dilihat rumus persamaan regresi linear

berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

KM= 15,375+0,269(TQM)+0,448(SPK)-0,236(RWD)+0,003(SPM)

Hasil persamaan regresi linear tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Koefisien konstanta bernilai 15,375 dengan nilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa

Total Quality Management (TQM), sistem pengukuran kinerja (SPK), reward (RWD),

sistem pengendalian manajemen (SPM) dianggap konstan, maka kinerja manajerial

adalah sebesar 15,375. Koefisien regresi Total Quality Management bernilai 0,269

dengan nilai positif. Jika variable Total Quality Management mengalami kenaikan satu

poin, maka kinerja manajerial mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa

apabila semakin tinggi Total Quality Management, maka kinerja manajerial akan

semakin meningkat. Sebaliknya, jika semakin rendah Total Quality Management, maka

kinerja manajerial akan semakin menurun. Koefisien regresi sistem pengukuran kinerja

bernilai 0,448 dengan nilai postif. Jika variable sistem pengukuran kinerja mengalami

kenaikan satu poin, maka kinerja manajerial mengalami peningkatan. Hal ini

menunjukkan bahwa apabila semakin tinggi sisttem pengukuran kinerja, maka kinerja

manajerial akan semakin meningkat. Sebaliknya, jika semakin rendah sistem

pengukuran kinerja, maka kinerja manajerial akan semakin menurun. Koefisien regresi

reward bernilai -0,236 dengan nilai postif. Jika variable reward mengalami kenaikan

Page 10: PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN ...eprints.ums.ac.id/64750/15/NASPUB.pdf1 PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, REWARD DAN SISTEM PENGENDALIAN

6

satu poin, maka kinerja manajerial mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa

apabila semakin tinggi reward, maka kinerja manajerial akan semakin menurun.

Sebaliknya, jika semakin rendah reward, maka kinerja manajerial akan semakin

meningkat. Koefisien regresi sistem pengendalian manajemen bernilai 0,003 dengan

nilai postif. Jika variable sistem pengendalian manajemen mengalami kenaikan satu

poin, maka kinerja manajerial mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa

apabila semakin tinggi sistem pengendalian manajemen, maka kinerja manajerial akan

semakin meningkat. Sebaliknya, jika semakin rendah sistem pengukuran kinerja, maka

kinerja manajerial akan semakin menurun.

3.1.8 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji statistic F digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel independen

terhadap variabel dependen. Uji F bias dijelaskan dengan menggunakan analisis varian

(analysis of variance = ANOVA). Apabila nilai probabilitas signifikan < 0,05 , maka

variabEl independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen, selain itu

pengujian juga dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel apabila nilai

Fhitung > Ftabel dengan nilai probabilitas signifikan < 0,05. Hasil uji F adalah sebagai

berikut:

Tabel 6. Hasil Uji F ANOVAa

Model

Sum of Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

1 Regression Residual Total

178,212 173,886 352,098

4 36 40

44,553 4,830

9,224 0,000b

Sumber: Data primer yang diolah, 2019

Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel yaitu 9,224 < 2,60 dan nilai

signifikansi = 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak, sehingga variabel Total

Quality Management, sistem pengukuran kinerja, reward dan sistem pengendalian

manajemen berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja manajerial.

3.1.9 Uji R2

Adapun secara ringkas dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary

Model

R

R square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 0,711a 0,506 0,451 2,1978

Page 11: PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN ...eprints.ums.ac.id/64750/15/NASPUB.pdf1 PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, REWARD DAN SISTEM PENGENDALIAN

7

Sumber: Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan table 7 diatas, dapat dilihat bahwa nilai adjusted R2 sebesar 0,451.

Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa variable Total Quality Management, sistem

pengukuran kinerja, reward dan sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap

kinerja manajerial sebesar 45,1% sedangkan sisanya 54,9% kinerja manajerial

dipengaruhi oleh faktor lain diluar variable yang diteliti.

3.1.10 Uji Regresi Partial (Uji t)

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui hasil uji t seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel 8. Hasil Uji t

Variabel thitung ttabel Sig. Keterangan

TQM SPK RWD SPM

2,806 1,981 -2,872 0,025

2,019 2,019 2,019 2,019

0,008 0,055 0,007 0,980

H1 diterima H2 ditolak H3 diterima H4 ditolak

Sumber: Data primer yang diolah, 2019

Menurut Ghozali (2011), besaran yang sering digunakan untuk menentukan

taraf nyata dinyatakan dalam %, yaitu: 1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1). Bearnya nilai α

bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya

kesalahan (yang menyebabkan resiko) yang akan ditolerir. Besarnya kesalahan tersebut

disebut sebagai daerah kritis pengujian (critical region of test) atau daerah penolakan

(region of rejection). Berdasarkan hasil pengujian uji t diatas ttabel pada daerah

signifikan 5% dengan df = n-k = 41-5=36 sebesar 2,028 dapat dijelaskan bahwa:

Variabel Total Quality Management (TQM) diketahui nilai thitung 2,806 lebih

besar daripada ttabel (2,028) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,008 < 0,05. Oleh

karena itu H1 diterima, artinya Total Quality Management (TQM) berpengaruh

terhadap kinerja manajerial. Variabel system pengukuran kinerja (SPK) diketahui nilai

thitung 1, 981 lebih kecil daripada ttabel (2,028) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi

0,055 > 0,05. Oleh karena itu H2 ditolak, artinya sistem pengukuran kinerja (SPK) tidak

berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Variabel reward (RWD) diketahui nilai thitung -

2,872 lebih kecil daripada ttabel (-2,028) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,007 <

0,05. Oleh karena itu H3 diterima, artinya reward berpengaruh terhadap kinerja

manajerial. Variabel sistem pengendalian manajemen (SPM) diketahui nilai thitung 0,025

lebih kecil daripada ttabel (2,028) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,980 < 0,05.

Page 12: PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN ...eprints.ums.ac.id/64750/15/NASPUB.pdf1 PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, REWARD DAN SISTEM PENGENDALIAN

8

Oleh karena itu H4 ditolak, artinya system pengendalian manajemen (SPM) tidak

berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

3.2 Pembahasan

Berdasarkan macam uji statistik yang dilakukan, maka dapat disajikan dalam beberapa

anilisis dan pembahasan.

3.2.1 Pengaruh Total Quality Management (TQM) Terhadap Kinerja Manajerial

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Total Quality Management (TQM)

memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,008 < α (=0,05). Sehingga H1 diterima yang

berarti variabel Total Quality Management berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpilkan bahwa H1 diterima. Hal ini berarti

karakteristik TQM yang diterapkan oleh RSUD Ir Soekarno Kabupaten Sukoharjo

sangat mempengaruhi kinerja manajerial.

Hal ini sesuai dengan pendapat Banker et al (1993) dalam Azmi (2015) TQM

meningkatkan keterlibatan organisasi dalam meningkatkan kualitas secara terus

menerus. Bertanggung jawab untuk mendeteksi hal-hal yang tidak sesuai dengan

pengendalian mutu. Hal tersebut membuat pekerja lebih bertanggung jawab untuk

pengendalian mutu, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kinerja.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Swari dan Wirasedana

(2017) bahwa dengan penerapan teknik ini manajer memiliki kendali terhadap kualitas

barang dan jasa yang diproduksi, dengan demikian kualitas produk dan jasa yang tinggi

berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dan peningkatan penjualan sehingga kinerja

perusahaan dapat dikatakan meningkat. Begitu juga konsisten dengan hasil penelitian

Jusuf (2013) yang menyatakan bahwa organisasi yang mempraktikkan TQM tentu akan

menghasilkan kinerja manajerial yang baik, yang tentu saja TQM berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja manajerial.

Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Mintje (2013). Penelitian ini

juga tidak konsisten dengan penelitian Susanto (2016) yang menyatakan bahwa agar

kinerja manajerial dapat meningkat perlu penerapan total quality management yang baik

di dalam perusahaan,yang diharapkan dapat meningkatkan dan memotivasi karyawan,

sehingga karyawan mampu memberikan mutu pelayanan yang luar biasa, dapat

memberikan keunggulan bersaing yang kuat dan bisa memaksimumkan daya saing

organisasi.

Page 13: PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN ...eprints.ums.ac.id/64750/15/NASPUB.pdf1 PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, REWARD DAN SISTEM PENGENDALIAN

9

3.2.2 Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja (SPK) Terhadap Kinerja Manajerial

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel system pengukuran kinerja (SPK)

memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,055 > α (=0,05). Sehingga H2 ditolak yang

berarti variabel sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh terhadap kinerja

manajerial. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpilkan bahwa H2 ditolak dan Ho

diterima. Hal ini berarti sistem pengukuran kinerja yang diterapkan di RSUD Ir

Soekarno Kabupaten Sukoharjo tidak mempengaruhi kinerja manajerial.

Pengujian hipotesis ini mendukung penelitian Ittner dan Larcker (1995) dalam

Jusuf (2013) yang menyatakan bahwa organisasi yang mempraktikan TQM dan sistem

pengukuran kinerja belum tentu menghasilkan kinerja manajerial yang tinggi. Penelitian

ini juga konsisten dengan penelitian Maulidiyah dkk (2017) yang menyatakan bahwa

dengan adanya sistem pengukuran kinerja yang kurang baik maka pihak perusahaan

tidak dapat mengetahui hasil kinerja karyawan dengan baik pula.

Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian mintje (2013) yang menyatakan

bahwa sistem pengukuran kinerja akan bermanfaat apabila hasilnya dapat menyediakan

umpan balik untuk melakukan perbaikan kinerja lebih lanjut. Penelitian ini juga tidak

konsisten dengan penelitian Swari dan Wirasedana (2017) yang menyatakan bahwa

sistem pengukuran kinerja merupakan salah satu sarana untuk mengetahui kinerja

manajerial sehingga para manajer diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya.

3.2.3 Pengaruh Reward Terhadap Kinerja Manajerial

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel reward (RWD) memiliki tingkat

signifikansi sebesar 0,007 < α (=0,05). Sehingga H3 diterima yang berarti variabel

reward berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan analisis tersebut dapat

disimpilkan bahwa H3 diterima.

Dalam penelitian di RSUD Ir Soekarno Kabupaten Sukoharjo reward bernilai

negatif, hal ini dikarenakan reward tidak sebanding karena kinerja yang terlalu berat,

sehingga kenaikan reward yang diterima manajer berdampak pada tambahan pekerjaan

yang cukup besar. Sistem penghargaan merupakan salah satu strategi manajemen

Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menciptakan keselarasan kerja antara staff dengan

mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan perusahaan (Walker, 1992) dalam

Dewi 2013.

Page 14: PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN ...eprints.ums.ac.id/64750/15/NASPUB.pdf1 PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, REWARD DAN SISTEM PENGENDALIAN

10

Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Maulidiyah et al yang

menyatakan bahwa semua bentuk reward yang diberikan kepada manajer dan karyawan

belum merasakan adanya sistem penghargaan yang baik. Penelitian ini juga tidak

konsisten dengan penelitian Setyani (2015) yang menyatakan bahwa bonus yang

diberikan belum mampu meningkatkan kinerja manajerialnya, hal ini karena bonus yang

didapat para manajer tidak dapat memberikan motivasi yang dapat meningkatkan

kinerjanya pada perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak mampu menjadikan

sistem penghargaan sebagai motivasi para karyawan. Salah satu penyebabnya adalah

sistem penghargaan yang disediakan jumlahnya tidak signifikan sehingga dampaknya

dapat berlawanan dengan usaha meningkatkan produktivitas.

3.2.4 Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel system pengendalian manajemen

(SPM) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,980 > α (=0,05). Sehingga H4 ditolak

yang berarti variabel system pengendalian manajemen tidak berpengaruh terhadap

kinerja manajerial. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpilkan bahwa H4 ditolak

dan Ho diterima. Hal ini berarti sistem pengendalian manajemen yang diterapkan di

RSUD Ir Soekarno Kabupaten Sukoharjo tidak mempengaruhi kinerja manajerial.

Peningkatan sistem pengendalian manajemen mampu menyediakan informasi

dalam struktur komunikasi yang memadai sehingga dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang ditunjang oleh informasi-

informasi yang akurat menjadikan kinerja manajer mampu mengambil langkah

antisipasi dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasionalnya sehingga kinerja

manajer akan lebih unggul Putri (2017).

Penelitian ini konsisten dengan penelitian Setiawan et al (2016) yang

menyatakan bahwa jika tujuan perusahaan akan tercapai harus di dukung kinerja

manajerial yang baik karena dengan penerapan sistem pengendalian tersebut, untuk

meningkatkan sistem pengendalian manajemen yang telah digunakan supaya memiliki

kinerja yang prima, juga patut dipertimbangkan menggunakan mekanisme akuntansi

secara manajemen dengan mengembangkan mekanisme formal sistem pengendalian

berbasis akuntansi, selain dari sistem pengendalian berbasis manajemen.

Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Majed (2013) yang menyatakan

bahwa semakin baik sistem pengendalian manajemen, maka kinerja perusahaan tentu

Page 15: PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN ...eprints.ums.ac.id/64750/15/NASPUB.pdf1 PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, REWARD DAN SISTEM PENGENDALIAN

11

akan meningkat pula. Untuk itu diperlukan suatu sistem yang terencana dan terarah

guna mengelola semua sumber daya yang ada. Karena untuk mendukung sukses atau

tidaknya pengerjaan proyek harus ada rancangan dan anggaran agar semuanya berjalan

sesuai rencana.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Total Quality Management, system

pengukuran kinerja, reward dan system pengendalian manajemen terhadap kinerja

manajerial. Responden dalam penelitian ini berjumlah 41 manajer yang bekerja di

RSUD Ir Soekarno Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan hasil analisis data dengan model

regresi linear berganda dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: Total Quality

Management berpengaruh terhadap kinerja manajerial, sehingga H1 diterima. Hasil ini

dibuktikan dengan nilai thitung (2,806) lebih besar dari ttabel (2,028) atau dapat dilihat dari

nilai signifikansi 0,008 < α =0,05. Sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh

terhadap kinerja manajerial, sehingga H2 ditolak. Hasil ini dibuktikan dengan nilai thitung

(1,981) lebih kecil dari ttabel (2,028) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,055 > α

=0,05. Reward berpengaruh terhadap kinerja manajerial, sehingga H3 diterima. Hasil ini

dibuktikan dengan nilai thitung (-2,872) lebih kecil dari ttabel (-2,028) atau dapat dilihat

dari nilai signifikansi 0,007 < α =0,05. Sistem pengendalian manajemen tidak

berpengaruh terhadap kinerja manajerial, sehingga H4 ditolak. Hasil ini dibuktikan

dengan nilai thitung (0,025) lebih kecil dari ttabel (2,028) atau dapat dilihat dari nilai

signifikansi 0,980 < α =0,05.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, maka dapat

dikemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan untuk penelitian

selanjutnya, yaitu sebagai berikut: Pada penelitin berikutnya perlu dilakukan

pengamatan dengan obyek yang lebih luas, sehingga dapat dijadikan acuan bagi

kepentingan generalisasi permasalahan untuk ruang lingkup yang lebih luas sehingga

dapat memperkuat validitas eksternal yang dibutuhkan untuk penelitian lebih lanjut.

Perlu ditambah metode wawancara pada saat pengumpulan data untuk menghindari

kemungkinan bias atau tidak obyektif dari responden dalam mengisi kuesioner.

Penelitian berikutnya dapat menambah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja

Page 16: PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN ...eprints.ums.ac.id/64750/15/NASPUB.pdf1 PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, REWARD DAN SISTEM PENGENDALIAN

12

manajerial seperti komitmen organisasi, sistem akuntansi manajemen, ukuran organisasi

dan faktor lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hernawan, Mahmud, Agustina. “Pengaruh Total Quality Management (TQM), Sistem

Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial”.

Accounting Analysis Journal 3 (1), Tahun 2014.

Hafidhah. “Pengaruh Budaya Organisasi, Komitemen Organisasi, dan Akuntabilitas

terhadap Kinerja Rumah Sakit di Kabupaten Sumenep”. Jurnal PERFORMANCE

Bisnis & Akuntansi Volume IV, No. 2, Tahun 2014.

Mawardani, D.A. “Pengaruh Informasi Akuntansi Manajemen, Sistem Pengukuran

Kinerja Karyawan dan Motivasi Karyawan terhadap Kinerja Manajerial (Studi

Empiris pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Kediri)”.

Simki-Economic Vol. 01 No. 08. Tahun 2017.

Mintje, Nastiti. “Pengaruh TQM, Sistem Penghargaan, Sistem Pengukuran Kinerja

terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Air Manado”. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3.

Tahun 2013.

Sripeni, Rusbiyanti, “Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen terhadap Kinerja

Manajer pada BPR Dharma Binaraharja Magetan”, Vol.2 No.1. Tahun 2013.

Tjiptono, F dan Diana, A. 2003. “Total Quality Management”, EdisiRevisi. Yogyakarta:

Andi Offset.

Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Susanto, Barkah 2016. “Total Quality Manajemen, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem

Penghargaan dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan”. JURNAL

BISNIS & EKONOMI , Volume 14, Nomor 1. Tahun 2016.

Marihot, Manullang. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Ningrum, Indah Sawitri et al. ”Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap

Kinerja Perusahaan: Pembelajaran Organisasi dan Inovasi Sebagai Variabel

Intervening (Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat Kota Pekanbaru)”. Jurnal

Akuntansi, Vol. 6, No. 1. Tahun 2017.

Page 17: PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN ...eprints.ums.ac.id/64750/15/NASPUB.pdf1 PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, REWARD DAN SISTEM PENGENDALIAN

13

Setiawan, Iwan et al. “Pengaruh sistem Akuntansi Manajemen dan Sistem Pengendalian

Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial di Lorin Group”. Jurnal Bisnis dan

Manajemen Vol. 5 No.1. Tahun 2016.