pengaruh tipe kepemimpinan, motivasi kerja, …digilib.unila.ac.id/58054/17/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH TIPE KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA,
LINGKUNGAN KERJA DAN PENGAWASAN KERJA
TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN
PERUM DAMRI CABANG LAMPUNG
TAHUN 2018/2019
SKRIPSI
Oleh
Lilin Nurmasita
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2019
ABSTRAK
PENGARUH TIPE KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA,
LINGKUNGAN KERJA DAN PENGAWASAN KERJA
TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN
PERUM DAMRI CABANG LAMPUNG
TAHUN 2018/2019
Oleh
Lilin Nurmasita
Penelitian ini dilatar belakangi oleh belum optimalnya disiplin kerja karyawan.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tipe kepemimpinan,
motivasi kerja, lingkungan kerja dan pengawasan kerja terhadap disiplin kerja
karyawan Perum DAMRI Cabang Lampung. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan
survey. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 267 karyawan. Sampel sejumlah
73 karyawan yang ditentukan dengan menggunakan Simple Random Sampling.
Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan angket.
Pengujian hipotesis pertama, kedua, ketiga dan keempat,menggunakan rumus uji t
sedangkan pengujian hipotesis kelima menggunakan rumus regresi multipel.
Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh
tipe kepemimpinan terhadap disiplin kerja karyawan Perum DAMRI Cabang
Lampung, (2) Terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap disiplin kerja karyawan
Perum DAMRI Cabang Lampung, (3) Terdapat pengaruh lingkungan kerja
terhadap disiplin kerja karyawan Perum DAMRI Cabang Lampung, (4) Terdapat
pengaruh pengawasan kerja terhadap disiplin kerja karyawan Perum DAMRI
Cabang Lampung, (5) Terdapat pengaruh tipe kepemimpinan,motivasi kerja,
lingkungan kerja dan pengawasan kerja terhadap disiplin kerja karyawan Perum
DAMRI Cabang Lampung.
Kata kunci: disiplin kerja, tipe kepemimpinan, motivasi kerja, lingkungan kerja,
pengawasan kerja
ABSTRACT
THE EFFECT OF LEADERSHIP TYPE, THE INFLUENCE
OF WORKING MOTIVATION, ENVIRONMENT,
SUPERVISITION AND DISCIPLINE TOWARDS
DAMRI'S EMPLOYEES AT LAMPUNG
YEAR OF 2018/2019
By
Lilin Nurmasita
This research is motivated by the not yet optimal work discipline of employees.
The purpose of the study was to determine the effect of the type of leadership,
work motivation, work environment and work supervision on the work discipline
Perum DAMRI Cabang Lampung. The method used in this study is descriptive
verification with ex post facto approaches and surveys. The population in this
study amounted to 267 employees. A sample of 73 employees was determined
using Simple Random Sampling. Data is collected through observation,
interviews, documentation and questionnaires. Testing the first, second, third and
fourth hypotheses, using the t test formula while the fifth hypothesis testing uses
the multiple regression formula. Based on data analysis, the following results are
obtained: (1) There is influence of leadership type on work discipline of Lampung
Branch Public Corporation employees, (2) There is influence of work motivation
on work discipline of Lampung Branch Public Corporation employees, (3) There
is influence of work environment on work discipline Lampung Branch Public
Corporation employees DAMRI, (4) There is the influence of work supervision on
work discipline employees of Lampung Branch Public Corporation DAMRI, (5)
There is influence of leadership type, work motivation, work environment and
work supervision on work discipline employees of Lampung Branch Corporation
DAMRI.
Keywords: work discipline, type of leadership, work motivation, work
environment, work supervision
PENGARUH TIPE KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA,
LINGKUNGAN KERJA DAN PENGAWASAN KERJA
TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN
PERUM DAMRI CABANG LAMPUNG
TAHUN 2018/2019
Oleh
Lilin Nurmasita
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Ekonomi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2019
Judul Skripsi : PENGARUH TIPE KEPEMIMPINAN,
MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA
DAN PENGAWASAN KERJA TERHADAP
DISIPLIN KERJA KARYAWAN PERUM
DAMRI CABANG LAMPUNG TAHUN
2018/2019
Nama Mahasiswa : Lilin Nurmasita
Nomor Pokok Mahasiswa : 1513031036
Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Nurdin, M. Si. Drs. Tedi Rusman, M.Si.
NIP 19600817 198603 1 003 NIP 19600826 198603 1 001
2. Mengetahui
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi,
Drs. Tedi Rusman, M.Si. Dr. Pujiati, S.Pd.,M.Pd. NIP19600826 198603 1 001 NIP19770808 200604 2 001
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Nurdin, M. Si. ...……………..
Sekretaris : Drs. Tedi Rusman, M. Si. ……………….
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Yon Rizal, M.Si. ………………..
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd.
NIP 19620804 198905 1 001
Tanggal Lulus Ujian Skripsi :12 Juli 2019
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1, Bandarlampung 35145
Telepon (0721) 704624, Faximile (0721) 704624
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
nama : Lilin Nurmasita
NPM : 1513031036
jurusan/program studi : Pendidikan IPS / Pendidikan Ekonomi
fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar
pustaka.
Bandar Lampung, 12 Juli 2019
Lilin Nurmasita
1513031036
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Lilin Nurmasita dan biasa disapa
dengan Lilin. Penulis lahir tanggal 13 Oktober 1998,
merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Putri dari
pasangan Bapak Ajen Artanto dan Ibu Nurmini. Penulis
berasal dari Megang Sakti, Kabupaten Musi Rawas,
provinsi Sumatra Selatan.
Berikut pendidikan formal yang pernah ditempuh.
1. Sekolah Dasar (SD) Al-khoiriyah lulus pada tahun 2009.
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Megang Sakti pada tahun 2012.
3. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Megang Sakti lulus pada tahun 2015.
4. Pada tahun 2015 penulis di terima melalui jalur SNMPTN pada Program Studi
Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Lampung.
Pada tahun 2017 penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) kemudian
melaksanakan Praktek Profesi Kependidikan (PPK) di SMP Negeri 1 Gunung
Alip dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Darussalam, Kec. Gunung Alip,
Kabupaten Tanggamus pada tahun 2018. Penulis pernah aktif di organisasi
kampus yakni PRAMUKA Universitas Lampung.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan ridho-Nya sehingga penulis sampai pada tahap ini.
Karya kecil ini ku persembahkan untuk
Kedua orang tuaku, Bapak Ajen Artanto dan Ibu Nurmini
Pahlawan penerang jalan hidupku, yang telah ikhlas, tulus, dan sabar membesarkan,
mendidik, mengarahkan, dan mendoakanku di sepanjang sujudnya. Selalu ingin menjadikanku
dalam keadaan lebih baik dari keduanya dan Tak pernah berhenti menasehati, mendukung,
mempercayai, memenuhi segala kebutuhanku dan memberikan dukungan dalam menentukan
masa depanku.
Mamas dan Adik-Adiku
Terimakasih telah memberikan warna yang berbeda dalam hidup, mengajarkan perbedaan
yang menyatukan, dan tempat mengajarkan bagaimana memotivasi agar kelak bisa
memberikan kebanggaan tersendiri yang akan dipersembahkan untuk kedua pahlawan hidup
kita, semoga kita semua bisa membanggakan kedua orangtua hingga di Surga-Nya.
Keluarga besar Bapak dan Ibu
Terimakasih untuk seluruh pengorbanan, doa, dukungan, dan arahan yang telah diberikan
sehingga penulis bisa melangkah hingga sejauh ini, semoga Allah SWT akan membalas
kebaikan kalian di dunia abadi kelak.
Para Pendidikku
Terimakasih atas segala ilmu dan bimbingan selama ini, semoga kelak aku mampu melihat
dunia dengan ilmu yang telah diberikan.
Sahabat-sahabatku
Terimakasih untuk semua kisah hidup yang telah kalian bagikan, kebahagiaan yang sempat
disinggahkan, serta doa-doa yang kalian panjatkan sehingga langkah kakiku tak mengenal
letih untuk mewujudkan impian ini, senoga langkah kita selalu dipermudah menuju surga-
Nya kelak.
Kamu
Seseorang yang selalu aku semogakan dan kelak akan menjadi pendampingku sekaligus
pembimbing dalam hidupku.
Almamater Tercinta
Universitas Lampung
MOTTO
“Lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā...”
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan Kesanggupannya...”
(Q.S. Al-Baqarah Ayat 286)
“Waqaala rabbuku ud’uunii astajib lakum...”
Dan Tuhanmu berfirman : “Berdoalah kepadaku, niscaya akan kuperkenankan
bagimu...”
(Q.S. Ghafir Ayat 60)
“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada dijalan Allah”
(HR. Turmudzi)
“Di dunia ini insyaallah selalu ada orang yang baik, jika kamu tidak
menemukannya, maka jadilah kamu salah satu orang yang baik itu”
(Nurdin Marsaid)
“Manfaatkanlah masa mudamu, agar kau dapat menjawab pertanyaan “untuk apa
kau gunakan masa mudamu”.
(Riana)
“Kejarlah Akhirat, maka Dunia akan Kau Dapat”.
“Semakin cepat kamu memulai, maka semakin cepat pula waktu yang tepat itu
datang”
“Langkah arahmu yang benar menjadi langkah kesuksesan dalam hidupmu”
“Doa, Ikhtiar, dan Tawakal”
(Lilin Nurmasita)
SANWACANA
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirobbil’alamin, dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah
SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Tipe Kepemimpinan, Motivasi
Kerja, Lingkungan Kerja Dan Pengawasan Kerja Terhadap Disiplin Kerja
Karyawan Perum DAMRI Cabang Lampung Tahun 2018/2019”. Sholawat
serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan, motivasi, bimbingan serta saran semua pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Rektor, wakil rektor, segenap pimpinan dan tenaga kerja Universitas Lampung.
2. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
3. Dr. Sunyono, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama
FKIP Universitas Lampung.
4. Drs. Supriyadi, M.Pd. selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan
FKIP Universitas Lampung.
5. Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Alumni FKIP Universitas Lampung.
6. Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial FKIP Universitas Lampung.
7. Dr. Pujiati, S.Pd,, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
FKIP Universitas Lampung.
8. Bapak Drs. Nurdin, M.Si. selaku Pembimbing Akademik dan pembimbing I
yang telah bersedia membimbing penulis dengan sabar dan ikhlas dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Bapak adalah sosok dosen yang begitu
baik dan senang bercerita. Terima kasih pak atas kebaikan hati dan semua ilmu
yang telah bapak berikan. Semoga bapak dan keluarga selalu dalam lindungan
Allah SWT.
9. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si. selaku pembimbing II yang telah bersedia
membimbing dan memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini. Bapak
adalah sosok yang memiliki kopetensi yang sangat luar biasa. Terima kasih pak
atas semua didikan dan ilmu yang bapak berikan. Semoga bapak dan keluarga
bahagia dunia akhirat.
10. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si. selaku penguji yang telah memberikan
masukan, motivasi dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Terima kasih
pak telah bersedia merevisi skripsi penulis dan telah memberikan ilmu-ilmu
yang bermanfaat. Tetap jaga kesehatan pak dan semoga bapak serta keluarga
selalu dalam lindungan Allah SWT.
11. Terimakasih kepada Bapak/Ibu dosen pendidikan ekonomi Bapak Drs. I
Komang Winata, M.Si., Bapak Albet Maydiantoro, S.Pd., M.Pd., Ibu Dr.
Pujiati, S.Pd., M.Pd., Bapak Suroto, S.Pd., M.Pd., Bunda Dr. Erlina
Rupaidah, S.E., M.Pd., Ibu Rahmah Dianti Putri, S.E., M.Pd., Ibu Widya
Hestiningtyas, S.Pd., M.Pd., Ibu Fanni Rahmawati, S.Pd., M.Pd., dan Ibu
Rahmawati, S.Pd., M.Pd.,semoga Allah membalas ilmu yang telah bapak/ibu
ajarkan.
12. Bapak dan Ibu dosen serta staf dan karyawan Universitas Lampung.
13. Keluarga besar Perum DAMRI Cabang Lampung yang telah mengizinkan
dan menerima penulis dengan terbuka untuk melakukan penelitian dan
mengajarkan banyak hal, semoga perusahaannya semakin maju dan berjaya.
14. Bapak Suhandar selaku pembimbing di Perum DAMRI Cabang Lampung.
Terimakasih atas kesediaannya telah membantu dan membimbing penulis
dalam melakukan penelitian mulai dari awal sampai akhir penelitian. semoga
bapak selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT.
15. Pahlawan terhebatku, Bapak dan Mamak yang paling kucintai yang telah rela
mengorbankan semuanya yang bisa dikorbankan demi kesuksesan semua
anaknya, dengan perjuangan yang keras dalam membesarkan, mendidik, dan
mengajarkan ilmu agama dalam kehidupanku. Yang selalu mengajarkan
untuk selalu berjuang dan pantang menyerah dalam hidup. Bapak Mamak
yang selalu mendo’akan, mengusahakan, dan meridhoi setiap langkahku.
Terima kasih tak terukur atas perjuangan kerasnya, motivasi, dan nasehatnya
selama ini, alhamdulillah mimpi bapak mamak telah terwujud. Tanpa bapak
dan mamak, Lilin tidak akan menjadi seperti saat ini. Semoga bapak mamak
selalu diberikan kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
16. Mamasku Nuragung Segariandi yang sekarang sudah berkeluarga,
terimakasih sudah mejadi kakak yang baik untuk adik-adiknya.
17. Adik-adikku tersayang Zunur Evita Saputri dan Geisyah Nurmareta Zusky
yang selalu memberikan tawa disetiap ruang tamu. Semoga menjadi sosok
yang lebih baik disetiap kehidupannya dan semoga kelak menjadi adik- adik
yang sukses bisa mewujudkan cita-citanya. Amin.
18. Mbah Karsyono(Alm) dan mbah Welas, yang selalu mendoakan penulis
dalam menempuh pendidikan. Semoga mbah kakung tenang disurgaNya dan
mbah putri semoga selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT.
19. Keluarga Mbah Umi Salama terimakasih atas doa dan dukungannya. Semoga
keluarga mbah diberikan kesehatan oleh Allah SWT.
20. Terimakasih Didik Imam Solekhan untuk kebersamaan yang dimulai dari
jenjang SMA. Terimakasih untuk motivasi, dukungan, kepedulian,dan
kesabarannya untuk selalu mengingatkan penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
21. Sahabatku Ika, Santi Dan Listiya terimakasih atas tawa, candaan, dan
kepedulian yang kalian berikan sampai penulis bisa menyelesaikan sekripsi
dan jangan melupakan satu sama lainnya, Semoga kita tetap dijalan ketaatan
yang sama dan masih menjumpai doa-doa kita diaminin malaikat pendamping
dalam setiap mimpi dan cita-cita kita. Amiin Allahhuma Amin
22. Sahabat-sahabatku Yessi, Erin, Maya yang sukanya dadakan kayak tahu
bulat. Terimakasih atas motivasi dukungan, candaan, dan kebersamaan yang
sudah tercipta. Semoga kalian selalu diberikan kemudahan menuju
kesuksesan dan semoga disegerakan sarjananya. Walaupun kita tidak bisa
menggunakan toga diwaktu yang sama tapi insyaallah kita semua bisa sukses
sama-sama.
23. Terimakasih untuk kak Rahmat Imanto yang telah memberikan doa,
dukungan, dan tak pernah bosan untuk memberikan semangat kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kakak selalu deberikan kesehatan
dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
24. Temen-temenku dan adik-adikku semua yang sempet satu atap Riana, Yuni,
Putri, Ira, Etika, Puspa, Yesi, Nuri, Yesi, Adah, Ratna, Ani, Rini, Alma, Asfi,
Khurin dan yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih
dan semoga setiap langkah kalian selalu diridhoi oleh Allah SWT.
25. Abang Julian, Mas agus, dan kak Yahya Terimakasih sudah menjadi senior,
abang, mamas dan kakak yang sudah berbaik hati membantu dan memberikan
arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
26. Temen- temen KKN Desa Darussalam, Fathan, Kohar, Dara, Banan, Adila,
Cahaya, Ika, Naffi dan Ade. Terimakasih atas kebersamaan dan canda tawa
yang sempat kalian bagikan selama 45 hari, dan jangan melupakan satu sama
lainnya, Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT.
27. Teman-teman kelas Ekonomi yang tidak bisa kusebutkan satu persatu namun
akan tetap kusebutkan beberapa saja tapi tidak mengurangi rasa terima
kasihku terhadap kalian semuanya si Santi, Ika, Ara, Putri, Eliya, Listya, Nun,
Eca, Ses, Roro, Riam, Ana, Reni, Selvi, Tiyas, Puput, Herlina, Aini, Widiya,
Ratih, Alma, Winda, Nila, Pia, Rani, Aji, Abduh, Dedi, David, Agung, Feri,
Josua, Ikhsan, Cecep, Remon, Anca, semoga kalian selalu dalam lindungan
Allah SWT serta diberikan kesuksesan di dunia dan akhirat.
28. Organisasiku PRAMUKA, Terimakasih telah memberikan penulis banyak
ilmu dan pengalaman yang tidak mungkin penulis dapatkan selama
perkuliahan.
29. Keluarga angkatan34 RIPS, Kak Hardi, Kak Fitri, Arip, Irpan, Imam, Kelana,
Suhada, Nanda, Chen, Falqi, Junardi, Jamilah, Yessi, Anita YD, Astrida, Eka,
Ika, Erin, Maya, Fatma, Maghrani, Ica, Putri, Anita SY, Musta’inatun.
Terimakasih atas rasa kekeluargaan, kebersamaan, dan kenangan-kenangan
indah yang kalian berikan selama berproses di Pramuka Unila.
30. Keluarga besar EW Squad, Mba Ana, Mba Vivi, Mas Wawan, Bang Noven,
Bang Wiji, Bang Agung, Kak Aziz, Kak Risky, Kak Rido, Kak Yogi, Kak
Adipati, Reza, Aji, Dimas, Daru, Agus, Wahyu, Riana, Etika, Puspa, Putri,
Anita, Septi, Enggal, Monica, Nesti. Terimakasih atas warna kebersamaan
dan kekeluargaan yang tercipta baik suka ataupun duka selama jadi anak
perantauan. Semoga rasa kebersamaan dan kekeluargaan tetap terjaga sampai
generasi EW Squad selanjutnya. Terimakasih atas kenangan indah yang tak
kan terlupakan.
31. Sahabat-sahabat ENJ UNILA 2017 Kak Faisal, Adit, Bayu, Fery, Anam,
Dibio, Adin, Aang, Rido, Mba Anis, Listya, Dias, Wulan, Vini, Diana.
Terimakasih atas kebersamaan dan pengalaman yang sangat luar biasa selama
berkegiatan di pulau mentawai.
32. Teman-teman Pendidikan Ekonomi angkatan 2015 terima kasih atas
silaturahmi yang telah kita ciptakan selama ini, semoga kita semua diberikan
kesuksesan di dunia dan akhirat.
33. Adik-adik dan Kakak-kakak Pendidikan Ekonomi terima kasih atas bantuan,
support, informasi, ilmu, arahan, dan kekeluargaan yang telah diberikan
selama ini, semoga adik-adik dan kakak-kakak semua bisa meraih kesuksesan
di dunia dan akhirat.
34. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini baik langsung
atau tidak langsung semoga bernilai ibadah.
Semoga Allah memberikan berkah, rahmat, hidayah serta ridho-Nya atas kebaikan
dan pengorbanan bagi kita semua. Disadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan
skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran yang bersifat membangun
selalu diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Bandarlampung, 12 Juli 2019
Penulis,
Lilin Nurmasita
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah...................................................................... 12
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 13
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 13
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 14
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 15
G. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 16
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 17
1. Manajemen Sumber Daya Manusia ........................................ 17
2. Disiplin Kerja.......................................................................... 19
3. Tipe Kepemimpinan ............................................................... 24
4. Motivasi Kerja ........................................................................ 28
5. Lingkungan Kerja .................................................................. 31
6. Pengawasan Kerja ................................................................... 34
B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 40
C. Kerangka Pikir .............................................................................. 43
D. Hipotesis ...................................................................................... 46
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 48
B. Objek Penelitian ......................................................................... 49
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ........... 49
D. Definisi Variabel ........................................................................ 50
1. Definisi Konseptual Variabel ............................................... 50
2. Definisi Operasional Variabel .............................................. 51
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 52
1. Jenis Data ............................................................................. 52
2. Sumber Data ......................................................................... 53
F. Populasi dan Sampel .................................................................. 54
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 55
H. Uji Instrumen Penelitian ............................................................ 56
I. Teknis Analisis Data .................................................................. 59
1. Uji Normalitas ...................................................................... 59
2. Uji Homogenitas .................................................................. 62
J. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 63
1. Uji Kelinieran Regresi.......................................................... 63
2. Uji Multikolerasi .................................................................. 65
3. Uji Autokorelasi ................................................................... 66
4. Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 68
K. Teknik Pengujian Hipotesis ....................................................... 70
1. Regresi Linear Sederhana .................................................... 70
2. Regresi Linear Multipel ....................................................... 71
IV. HASIL DAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 73
1. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan Umum DAMRI ..... 73
2. Tugas Pokok dan Fungsi Perum DAMRI . ........................... 74
3. Sejarah Bus DAMRI di Lampung ........................................ 75
4. Struktur kepegawaian Perum DAMRI Cabang Lampung. ... 77
5. Lokasi Perusahaan . .............................................................. 78
B. Gambaran Umum Responden. .................................................. 78
C. Deskripsi Data. .......................................................................... 78
1. Data Tipe Kepemimpinan (X1). ......................................... 79
2. Data Motivasi Kerja (X2) . .................................................. 82
3. Data Lingkungan Kerja (X3) . ............................................. 84
4. Data Pengawasan kerja (X4). .............................................. 86
5. Data Disiplin Kerja (Y) . ..................................................... 89
D. Uji Persyaratan Statistik Parametrik. ........................................ 91
1. Uji Normalitas Data. .......................................................... 91
2. Uji Homogenitas Sampel. .................................................. 93
E. Uji Asumsi Klasik . ................................................................... 94
1. Uji Kolinearitas .................................................................. 94
2. Uji Multikolinearitas .......................................................... 98
3. Uji Autokorelasi ................................................................. 99
4. Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 101
F. Uji Hipotesis ........................................................................... 103
1. Regresi Linear Sederhana ................................................. 103
2. Regresi Linear Multipel ................................................... 112
G. Pembahasan ............................................................................. 115
1. Pengaruh Tipe Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja
Karyawan Perum DAMRI Cabang lampung .................... 116
2. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Disiplin Kerja
Karyawan Perum DAMRI Cabang lampung .................... 118
3. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Disiplin Kerja
Karyawan Perum DAMRI Cabang lampung .................... 119
4. Pengaruh Pengawasan kerja Terhadap Disiplin Kerja
Karyawan Perum DAMRI Cabang lampung .................... 120
5. Pengaruh Tipe Kepemimpinan,Motivasi Kerja,
Lingkungan Kerja, dan Pengawasan Kerja Terhadap
Disiplin Kerja Karyawan Perum DAMRI Cabang
lampung ............................................................................. 122
H. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 124
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................. 126
B. Saran ........................................................................................ 127
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1. Unit Bisnis Perum DAMRI Cabang Lampung 2018 ......................... 2
2. Daftar Kehadiran Karyawan Perum DAMRI Cabang Lampung. ...... 5
3. Hasil Wawancara Tentang Tipe Kepemimpinan .............................. 6
4. Daftar Jumlah Karyawan Tidak Disiplin Perum DAMRI Cabang
Lampung ............................................................................................ 8
5. Hasil Wawancara Tentang Lingkungan Kerja ................................. 10
6. Hasil Penelitian Yang Relavan ........................................................ 41
7. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 51
8. Hasil Uji Validitas ............................................................................ 57
9. Interprestasi Realibilitas Instrumen. ................................................ 58
10. Hasil Rekapitulasi Uji Reliabilitas ................................................... 59
11. Analisis Varian untuk Regresi Linear. ............................................. 64
12. Trayek AKP,AKDP dan Angkutan Perintis Perum DAMRI .......... 76
13. Distribusi Frekuensi Variabel Tipe Kepemimpinan ....................... 80
14. Kategori Variabel Tipe Kepemimpinan ........................................... 81
15. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Kerja ................................. 82
16. Kategori Variabel Motivasi Kerja .................................................... 83
17. Distribusi Frekuensi Variabel Lingkungan Kerja ............................ 85
18. Kategori Variabel Lingkungan Kerja ............................................... 85
19. Distribusi Frekuensi Variabel Pengawasan Kerja ............................ 87
20. Kategori Variabel Pengawasan Kerja .............................................. 88
21. Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Kerja ................................... 89
22. Kategori Variabel Disiplin Kerja ..................................................... 90
23. Rekapitulasi Uji Normalitas ............................................................. 93
24. Rekapitulasi Uji Homogenitas ......................................................... 94
25. Rekapitulasi Uji Linearitas Regresi ................................................. 97
26. Rekapitulasi Uji Multikolinearitas ................................................... 99
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Kerangka Pikir .............................................................................. 46
2. Struktur Kepegawaian Perum DAMRI cabang Lampung ............ 77
3. Hasil Uji Durbin Watson ............................................................ 101
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Panduan Wawancara
2. Kisi-Kisi Angket
3. Kuesioner Angket
4. Uji Coba Angket Per Variabel
5. Uji Reliabilitas Angket
6. Data Penelitian
7. Hasil Uji Normalitas
8. Hasil Uji Homogenitas
9. Hasil Uji Linieritas
10. Hasil Uji Multikolinieritas
11. Hasil Uji Autokorelasi
12. Hasil Uji Heteroskedastisitas
13. Hasil Uji Hipotesis Parsial
14. Hasil Uji Multipel
15. Surat Izin Penelitian Pendahuluan
16. Surat Balasan Izin Penelitian Pendahuluan
17. Surat Izin Penelitian
18. Surat Balasan Izin Penelitian
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan alat transportasi merupakan salah satu dari dampak adanya
globalisasi saat ini. Sistem transportasi yang baik akan menunjang
aktivitas ekonomi masyarakat yang akan mendukung pembangunan.
Transportasi juga sangat dibutuhkan untuk terselenggaranya mobilitas
atau perpindahan baik untuk manusia maupun barang.
Angkutan darat merupakan salah satu dari sistem transportasi yang
mempunyai peran penting dalam meningkatkan perekonomian pada suatu
daerah. Salah satu angkutan darat yaitu angkutan bus, yang secara tidak
langsung lebih menarik minat masyarakat dalam melakukan mobilitas ke
suatu daerah dan lebih mudah menjangkau berbagai daerah-daerah
terpencil di suatu wilayah dibandingkan dengan angkutan darat lainnya.
Selain itu, angkutan bus akan semakin dibutuhkan oleh masyarakat
sebagai modal transportasi massa yang dekat dengan masyarakat dari
semua golongan. Perusahaan angkutan bus milik pemerintah yang
bersaing dengan perusahaan-perusahaan angkutan bus lainnya dapat
bertahan dan terus berkembang.
2
Perum DAMRI beroperasi hampir di setiap daerah yang ada di
Indonesia. Kegiatan komersial Perum DAMRI adalah kegiatan operasional
yang tujuannya untuk memperoleh keuntungan namun tidak
mengesampingkan pelayanan kepada masyarakat umum. Kegiatan
operasional Perum DAMRI meliputi beberapa pelayanan angkutan yaitu
angkutan kota pelayanan dalam jaringan trayek kota, angkutan antar kota
pelayanan dalam jaringan trayek antar kota, antar provinsi dan meliputi
antar kota dalam provinsi, angkutan antar negara DAMRI yang
mempelopori transportasi lintas-batas antar negara Indonesia dengan
Malaysia dan Angkutan travel unit atau perintis.
Tabel 1. Unit Bisnis Perum DAMRI Cabang Lampung
No Unit Bisnis
Komersil Perintis
1 AKAP Angkutan Perintis Daerah
2 AKDP
Sumber: Data Perum DAMRI 2018
Pelayanan transportasi yang dimiliki Perum DAMRI Cabang Lampung
terbagi ke dalam tiga segmen dalam melayani masyarakat, yaitu angkutan
Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), Antar Kota Antar Provinsi (AKAP)
dan Angkutan Perintis. Angkutan Perintis merupakan jasa angkutan yang
disediakan oleh Perum DAMRI dengan tujuan daerah-daerah yang belum
terlalu banyak atau bahkan belum ada armada bus yang melayani rute
tersebut. Bandar Lampung Way Kambas merupakan trayek terbaru yang
disediakan oleh Perum DAMRI yang tergolong dalam angkutan perintis.
3
Hal itu dilakukan untuk mendukung pembangunan akses transportasi yang
baik di daerah Lampung. Angkutan perintis ini adalah angkutan subsidi
dari Kementrian Perhubungan sesuai dengan kontrak kerja yang disetujui.
Untuk menghadapi persaingan di era global perusahaan dituntut untuk
bekerja lebih efisien dan efektif. Persaingan yang semakin ketat
menyebabkan perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan daya saing
dalam rangka menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan
merupakan salah satu organisasi yang menghimpun orang-orang yang
biasa disebut dengan karyawan atau pegawai untuk menjalankan kegiatan
rumah tangga produksi perusahaan. Hampir di semua perusahaan
mempunyai tujuan yaitu memaksimalkan keuntungan dan nilai bagi
perusahaan, dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik dan
karyawan.
Suatu perusahaan dikatakan maju dan berhasil bukan hanya di lihat dari
besarnya profit yang diperoleh oleh perusahaan tersebut, namun ada
beberapa faktor pendukung lain salah satunya yaitu kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki perusahaan tersebut. Sumber daya manusia itu
sendiri adalah tenaga kerja atau karyawan yang berupaya keras untuk
bekerja dan mencapai tujuan perusahaan. Manusia sebagai sumber daya
yang sangat penting diharapkan mampu meningkatkan disiplin kerjanya.
Menurut Ardana, dkk (2012: 5), “manajemen sumber daya manusia adalah
pemanfaatan sumber daya manusia yang ada secara efektif dan efisien
melalui kegiatan perencanaan, pergerakan dan pengendalian semua nilai
4
yang menjadi kekuatan manusia untuk mencapai tujuan”. Keberhasilan
suatu organisasi dalam menjalankan kegiatannya merupakan sumbangan
dari faktor sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan
faktor yang menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai
tujuannya.
Persaingan yang semakin meningkat, memicu perusahaan untuk terus
meningkatkan kinerja karyawannya sehingga dapat melakukan tugas-tugas
dengan cara mendorong gairah dan semangat karyawan dalam bekerja.
Salah satu hal yang mampu meningkatkan kinerja karyawan ialah
disiplin dalam bekerja. Suatu tata tertib, peraturan dan kebijakan dari
perusahaan sangat diperlukan dalam bekerja. Rivai dan Sagala (2010: 825)
“menyatakan bahwa disiplin kerja merupakan suatu alat yang digunakan
para manajer untuk melakukan komunikasi dengan tenaga kerja agar
mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua
peraturan”.
Disiplin merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui
apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat
dilaksanakan dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk
pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur menunjukkan
tingkat kesungguhan tim kerja dalam sebuah organisasi. Tindakan disiplin
menuntut adanya hukuman terhadap karyawan yang gagal memenuhi
5
standard yang ditentukan. Oleh karena itu tindakan disiplin tidak
diterapkan secara sembarangan, melainkan memerlukan pertimbangan
bijak. Disiplin karyawan dapat dilihat dari kehadiran karyawan setiap hari,
ketepatan jam kerja, mengenakan pakaian kerja, serta ketaatan karyawan
terhadap peraturan.
Tabel 2. Daftar Kehadiran Karyawan Perum DAMRI Cabang
Lampung Tahun 2014-2018
No Tahun Keterangan
Frekuensi
karyawan yang
tidak hadir
(orang)
Frekuensi
karyawan yang
terlambat hadir
(orang)
Jumlah
(orang)
1. 2014 20 12 32
2. 2015 28 16 44
3. 2016 25 20 45
4. 2017 32 15 47
5. 2018 35 23 58
Sumber: Perum DAMRI Cabang Lampung tahun 2018
Berdasarkan Tabel 2 Diketahui bahwa jumlah frekuensi karyawan yang
tidak disiplin sejak tahun 2014 sampai tahun 2018 mengalami
peningkatan. Hal ini menunujukkan disiplin kerja karyawan pada Perum
DAMRI Cabang Lampung sangat rendah.
Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang bosan dengan pekerjaan
yang mereka lakukan, bisa karena kerja yang monoton, rekan kerja yang
menyebalkan, ada masalah pribadi atau lingkungan kerja yang tidak
kondusif. Pemimpin yang mampu mengatur, mengarahkan dan
mendayagunakan sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan
sangat diperlukan. Hal itu dapat dilihat dari tipe atau gaya
6
kepemimpinan yang digunakan dalam perusahaan, seorang pemimpin
dapat mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat disiplin kerja
Wibowo (2009) dalam Budiyono (2016:126) menyatakan bahwa tipe
kepemimpinan dalam organisasi sangat berperan dalam mempengaruhii
kinerja pegawai. Bagaimana pemimpin menjalin hubungan dengan
pegawai, bagaimana mereka memberi penghargaan kepada pekerja yang
berprestasi, bagaimana mereka mengembangkan dan memberdayakan
pekerjanya, sangat mempengaruhi sumber daya manusia yang menjadi
bawahannya.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan melalui wawancara
pada Perum DAMRI Cabang Lampung dengan 25 karyawan mengenai
persepsi tipe kepemimpinan dapat dilihat berikut ini pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Wawancara Tentang Tipe Kepemimpinan
No
Keterangan
Tanggapan
Jumlah
Baik
Cukup
Baik
Kurang
Baik
1. Memberi arahan kepada
bawahan agar target
perusahaan tercapai
7 10 8 25
2. Memberi perhatian
kepada bawahan sesuai
kebutuhannya
5 9 11 25
3. Melibatkan karyawan
dalam proses diskusi
5 7 13 25
Jumlah 17 26 32 75
Persentase 22,7 34,7 42,7 100
Sumber: Hasil Wawancara Peneliti 2018
7
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa sebanyak 22,7% karyawan
mengatakan persepsi mengenai tipe kepemimpinan tergolong baik,
34,7% karyawan mengatakan cukup baik, dan 42,7% karyawan
mengatakan kurang baik. Sehingga dapat diketahui dari tabel di atas
bahwa persepsi karyawan tentang tipe kepemimpinan tergolong kurang
baik.
Selain tipe kepemimpinan, perusahaan juga harus memperhatikan cara
menjaga serta mengelola motivasi karyawan dalam bekerja agar
meningkat dan fokus pada tujuan-tujuan perusahaan. Dalam perusahaan,
menjaga motivasi karyawan sangatlah penting karena motivasi itu
merupakan motor penggerak bagi setiap individu yang akan mendasari
mereka untuk bertindak dan melakukan sesuatu. Orang tidak akan
melakukan sesuatu hal secara optimal apabila tidak mempunyai motivasi
yang tinggi dari dalam dirinya sendiri untuk melakukan hal tersebut.
Masalah motivasi dalam perusahaan haruslah dijadikan sebagai perhatian
yang serius dalam manajemen sumber daya manusianya.
Perusahaan-perusahaan modern saat ini haruslah menjadikan karyawan
sebagai aset, bukan lagi hanya sebagai alat produksi semata, untuk itu
perusahaan perlu menciptakan suatu kondisi yang baik dan kondusif yang
dapat membuat karyawan merasa nyaman, terpenuhi kebutuhannya,
sehingga diharapkan motivasi mereka juga tetap terjaga untuk bersama-
sama mencapai visi dan misi perusahaan.
8
Motivasi kerja karyawan juga berperan penting dalam pencapaian target
sebuah perusahaan karena motivasi adalah suatu dorongan untuk
menggerakkan karyawan agar mau mengikuti peraturan perusahaan,
karyawan yang memiliki motivasi tinggi, mereka akan cenderung dan
selalu memperhatikan peraturan yang sudah ditetapkan perusahaan. Oleh
karena itu moivasi kerja sanggat penting dan dibutuhkan untuk mencapai
disiplin kerja yang tinggi sehingga tujuan daripada perusahaan dapat
tercapai. Karyawan dapat bekerja dengan disiplin yang tinggi karena
dorongan motivasi yang tinggi, menurut Sudarmayanti (2009: 66), bahwa
“Motivasi adalah keseluruan proses pemberian motivasi bekerja kepada
bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas
demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis”. Maka
motivasi seorang karyawan dapat dilihat dari tingkat disiplin kerjanya.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan pada Perum
DAMRI Cabang Lampung mengenai motivasi kerja dapat dilihat dari
banyaknya karyawan yang absen pada tabel berikut:
Tabel 4. Daftar Jumlah Karyawan Tidak Disiplin Perum DAMRI
Cabang Lampung tahun 2018
No Tahun Jumlah karyawan Jumlah karyawan
yang tidak disiplin
1. 2014 267 32
2. 2015 267 44
3. 2016 267 45
4. 2017 267 47
5. 2018 267 58
Sumber: Perum DAMRI Cabang Lampung tahun 2018
9
Data pada Tabel 4 menunjukan jumlah karyawan yang tidak disiplin di
Perum DAMRI Cabang Lampung per tahun, dari tahun 2014 sampai tahun
2018. Dapat dilihat jumlah karyawan yang tidak disiplin dalam bekerja
mengalami peningkatan cukup tinggi pada tahun 2018 sebanyak 58 orang
dan jumlah terendah terjadi pada tahun 2014 sebanyak 32 orang. Hal ini
menunjukkan motivasi kerja karyawan Perum DAMRI Cabang Lampung
sangat rendah.
Lingkungan kerja yang tepat dapat berpengaruh terhadap disiplin kerja
karyawan, dengan adanya lingkungan kerja yang nyaman diharapkan dapat
meningkatkan motivasi kerja karyawan dalam bekerja dan lebih disiplin
dalam bekerja. Intanghina (2008), “lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dalam
menjalankan tugas-tugas yang diembankan.” lingkungan kerja merupakan
suatu kondisi yang ada di sekitar karyawan yang dapat mempengaruhi diri
karyawan dalam menlaksanakan tugas-tugas yang dibebankan oleh
perusahaan secara maksimal.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang peneliti lakukan melalui
wawancara pada Perum DAMRI Cabang Lampung dengan 25 karyawan
mengenai persepsi lingkungan kerja dapat dilihat pada Tabel 5.
10
Tabel 5. Hasil Wawancara Tentang Lingkungan Kerja
No
Keterangan
Tanggapan
Jumlah Baik Cukup Baik
Kurang Baik
1.
1.
Kebersihan 7 10 8 25
2. Pelayanan 8 8 9 25
3. Keamanan 10 7 8 25
4. Kenyamanan 6 10 9 25
5. Komunikasi dengan pemimpin
6 8 11 25
6. Komunikasi dengan rekan kerja
7 9 9 25
Jumlah 44 52 54 150
Persentase 29,3 34,7 36 100
Sumber: Hasil Wawancara Peneliti 2018
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa sebanyak 29,3% karyawan
mengatakan persepsi mengenai lingkungan kerja tergolong baik, 34,7%
karyawan cukup baik, dan 36% karyawan mengatakan kurang baik.
Sehingga dapat diketahui bahwa persepsi karyawan tentang lingkungan
kerja tergolong kurang baik.
Pengawasan kerja yang baik juga berpengaruh terhadap disiplin kerja
Fayol, Henry yang dikutip oleh Effendi dalam buku Asas Manajemen
(2015:224) mendefinisikan pengawasan terdiri atas memverifikasi apakah
semua sudah sesuai dengan rencana yang ditetapkan, sesuai instruksi yang
dikeluarkan dan prinsip – prinsip yang telah ada. Suatu objek dapat saja
menunjukan kesalahan terhadap reaktivitas mereka dan mencegah
terulangnya kembali dan tindakan ini berlaku bagi semua orang.
11
Pengaruh pengawasan kerja terhadap karyawan menjadi sangat penting,
Perusahaan perlu meningkatkan pengawasan yang efektif sehingga disiplin
karyawan juga akan baik karena apabila karyawan dalam bekerja ada
pengawasan yang efektif dari pimpinan maka semangat kerja akan timbul
dan para karyawan akan bekerja dengan rajin, baik, dan bertanggungjawab
sehingga disiplin kerja akan meningkat.
Pengawasan itu dimaksudkan untuk mencegah, memperbaiki kesalahan,
penyimpangan, ketidak sesuaian, penyelewengan, dan lainnya oleh
pimpinan dalam organisasi itu sendiri, untuk mengetahui yang tidak sesuai
dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan. Pengawasan secara
baik dan benar dapat membantu mempertahankan kedisiplinan dalam
bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan. Sebaliknya jika kurangnya
pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan akan berdampak pada
menurunnya tingkat kedisiplinan kerja karyawan.
Pengawasan pada Perum DAMRI Cabang Lampung merupakan faktor
yang penting bagi perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Oleh karena itu pimpinan harus melakukan pengawasan kerja secara
efektif, maka dengan adanya pengawasan karyawanpun akan lebih disiplin
dalam bekerja, sehingga karyawan bisa mencapai prestasi kerja yang
optimal. Berdasarkan informasi yang diperoleh, bahwa karyawan pada
Perum DAMRI Cabang Lampung cenderung kurang pengawasan dari
pimpinan sehingga sikap disiplin karyawanpun kurang baik. Keadaan ini
12
apabila dibiarkan terus menerus maka akan mengakibatkan keuntungan
perusahaan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 01 November 2018 dengan karyawan Perum DAMRI Cabang
Lampung, dapat diperoleh informasi bahwa terdapat kurangnya tipe atau
gaya kepemimpinan yang digunakan pemimpin perusahaan, motivasi
karyawan dalam bekerja masih tergolong rendah, kurang kondusifnya
lingkungan kerja dan kurang optimalnya pengawasan kerja karyawan
Perum DAMRI cabang Lampung.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Tipe Kepemimpinan, Motivasi
Kerja, Lingkungan Kerja dan Pengawasan Kerja Terhadap Disiplin
Kerja Karyawan Perum DAMRI Cabang Lampung.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang
dapat diidentifikasi untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Belum optimalnya koordinasi pimpinan dan karyawan di Perum
DAMRI Cabang Lampung.
2. Kurangnya motivasi untuk semangat kerja karyawan di Perum
DAMRI Cabang Lampung.
13
3. Kurang kondusifnya lingkungan kerja Perum DAMRI Cabang
Lampung.
4. Belum optimalnya pengawasan kerja untuk karyawan Perum DAMRI
Cabang Lampung.
5. Menurunnya tingkat displin kerja Karyawan Perum DAMRI Cabang
Lampung akibat masih banyak karyawan yang datang terlambat.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini akan dibatasi
pada aspek tipe kepemimpinan (X1), motivasi kerja (X2), lingkungan kerja
(X3) dan pengawasan kerja (X4) terhadap disiplin kerja karyawan (Y).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi ,masalah dan pembatasan
masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagi berikut.
1. Apakah ada pengaruh tipe kepemimpinan terhadap disiplin kerja
karyawan di Perum DAMRI Cabang Lampung tahun 2018/2019?
2. Apakah ada pengaruh motivasi kerja terhadap disiplin kerja karyawan
di Perum DAMRI Cabang Lampung tahun 2018/2019?
3. Apakah ada pengaruh lingkungan kerja terhadap disiplin kerja
karyawan di Perum DAMRI Cabang Lampung tahun 2018/2019?
4. Apakah ada pengaruh pengawasan kerja terhadap disiplin kerja
karyawan di Perum DAMRI Cabang Lampung tahun 2018/2019?
14
5. Apakah ada pengaruh tipe kepemimpinan, motivasi kerja, lingkungan
kerja, dan pengawasan kerja terhadap disiplin kerja karyawan di
Perum DAMRI Cabang Lampung tahun 2018/2019?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh tipe kepemimpinan terhadap disiplin kerja karyawan di
Perum DAMRI Cabang Lampung tahun 2018/2019
2. Pengaruh motivasi kerja terhadap disiplin kerja karyawan di Perum
DAMRI Cabang Lampung tahun 2018/2019
3. Pengaruh antara lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan
di Perum DAMRI Cabang Lampung tahun 2018/2019
4. Pengaruh pengawasan kerja terhadap disiplin kerja karyawan di
Perum DAMRI Cabang Lampung tahun 2018/2019
5. Ada pengaruh tipe kepemimpinan, motivasi kerja, lingkungan kerja,
dan pengawasan kerja terhadap disiplin kerja karyawan di Perum
DAMRI Cabang Lampung tahun 2018/2019
15
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna baik secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Secara Teoritis
Manfaat secara teoritis, dapat berguna untuk memberikan konstribusi
terhadap pengembangan khasanah ilmu pengetahuan, khusunya
manajemen sumber daya manusia mengenai tipe kepemimpinan,
motivasi kerja, lingkungan kerja dan pengawasan kerja karyawan.
2. Manfaat Secara Praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan sarana atau media belajar bagi peneliti
untuk dapat mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi
teori dengan praktik di lapangan.
b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi perusahaan untuk menentukan kebijakan
bagi tenaga kerja supaya dapat meningkatkan produktiviatas
kerjanya.
c. Bagi Pihak Luar Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran, wawasan dan
pengetahuan serta bahan referensi bacaan untuk penelitian
selanjutnya.
16
G. Ruang Lingkup Penelitian
1. Objek Penelitian
Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah tipe kepemimpinan
(X1), motivasi kerja (X2), lingkungan kerja (X3), pengawasan kerja
(X4), dan disiplin kerja karyawan (Y).
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah karyawan Perum DAMRI Cabang
Lampung.
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah Perum DAMRI Cabang Lampung.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun 2018.
5. Disiplin Ilmu
Manajemen Sumber Daya Manusia.
17
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen bukan saja mengelola sumber daya manusia, tetapi
juga material, modal dan faktor produksi lainnya. Tetapi
bagaimanapun juga, sumber daya manusia merupakan salah satu
faktor produksi yang paling penting yang harus dimiliki oleh setiap
organisasi, maka konsekuensi dari semua itu adalah perlunya
pengelolaan sumber daya manusia secara lebih baik agar diperoleh
sumbangan yang berarti bagi kemajuan organisasi atau perusahaan.
Berikut adalah beberapa pengertian manajemen sumber daya
manusia menurut para ahli, menurut Hasibuan (2011: 10),
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni yang
mengatur hubungan tenaga kerja supaya lebih efektif dan efisien
guna membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat. Sedangkan Rivai (2008: 1) menyatakan bahwa
“manajemen sumber daya manusia adalah salah satu bidang dari
18
manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas menunjukan pentingnya
manajemen sumberdaya manusia di dalam mencapai tujuan
perusahaan, karyawan dan masyarakat. Jadi, Manajemen Sumber
Daya Manusia (MSDM) yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap
pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian,
pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai
tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
b. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia yang
dikemukakan oleh Hasibuan (2011: 202) terdiri dari.
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Pengendalian.
e. Pengadaan
f. Pengembangan
g. Kompensasi
h. Pengintegrasian
i. Pemeliharaan
j. Kedisiplinan
k. Pemberhentian
Berdasarkan fungsi-fungsi yang dikemukakan di atas, dapat
dikatakan bahwa setiap perusahaan melakukan perencanaan,
pengadaan, pengorganisasian, pengarahan, pengintegrasian,
pemeliharaan, pengendalian, kopensasi, dan menerapkan
19
kedisiplinan, serta memberikan pengembangan terhadap semua
karyawan agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleh setiap
perusahaan secara efektif dan efisien.
c. Aktivitas-Aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia
Aktivitas-aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia menurut
Mathis dan Jackson (2011: 18) manajemen sumber daya manusia
terdiri dari beberapa kelompok aktivitas yang saling berhubungan
yang terjadi dalam konteks organisasi, berikut ketujuh aktivitas
SDM, yaitu:
a. Perencanaan dan Analisis Sumber Daya Manusia
b. Peluang Pekerjaan yang Sama
c. Pengembangan Sumber Daya Manusia
d. Kompensasi dan Tunjangan
e. Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan
f. Hubungan Karyawan dan Buruh/Manajemen
Dari kutipan di atas dapat dikatakan bahwa aktivitas manajemen
SDM dalam perusahaan terbagi menjadi beberapa kelompok
aktivitas yang saling berhubungan. Setiap aktivitas- aktivitasnya
memiliki tugas masing-masing guna mencapai kesuksesan yang
diharapkan karyawan dan perusahaan.
2. Disiplin Kerja
a. Pengertian Disiplin Kerja
Suatu tata tertib, peraturan dan kebijakan dari perusahaan sangat
diperlukan dalam bekerja. Rivai dan Sagala (2010: 825)
menyatakan bahwa disiplin kerja merupakan suatu alat yang
20
digunakan para manajer untuk melakukan komunikasi dengan
tenaga kerja agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku
serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan
seseorang mentaati semua peraturan.
Menurut Hasibuan (2009: 193) “kedisiplinan adalah kesadaran dan
kesediaan seseorang mentaati peraturan perusahaan dan norma-
norma sosial yang berlaku. Disiplin kerja adalah ketaatan tenaga
kerja terhadap peraturan kerja yang telah dibuat dan ditetapkan
oleh perusahaan dimana mereka bekerja. Dengan adanya disiplin
kerja berarti seseorang dituntut untuk melaksanakan setiap
peraturan yang telah ada dalam perusahaan. Hal ini diperlukan
karena akan berpengaruh terhadap tugas yang diberikan kepada
seseorang tersebut”.
Davis dalam Mangkunegara (2013: 129) “disiplin adalah kegiatan
manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasional.
Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung
jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikannya. Hal ini
mendorong gairah kerja, semangat kerja dan terwujudnya tujuan
perusahaan, tenaga kerja dan masyarakat”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas diketahui bahwa disiplin
kerja adalah ketaatan seseorang atau sekelompok terhadap
peraturan dan syarat- syarat lain yang berlaku pada perusahaan
yang bertujuan untuk memaksimalkan percapaian target yang
dibebankan kepada seseorang atau sekelompok orang tersebut.
Menurut Rivai dan Sagala (2010: 825-831) ada dua tipe
kedisiplinan sebagai berikut:
1. Disiplin retributive
Para pengambil keputusan mendisiplinkan dengan suatu cara
yang proporsional terhadap sasaran. Dengan tidak melakukan
hal seperti itu akan dianggap tidak adil oleh orang-orang yang
bertindak secara tidak tepat.
21
2. Disiplin korektif
Pelanggaran terhadap peraturan harus diperlakukan sebagai
masalah-masalah yang dikoreksi daripada pelanggaran-
pelanggaran yang mesti di hukum. Hukuman akan lunak
sebatas pelanggar menunjukkan kemauan untuk mengubah
perilakunya.
Berdasarkan penjabaran di atas dapat dikatakan bahwa dalam
perusahaan harus memiliki cara untuk mendisiplinkan karyawan
secara proposional dan menghukum yang melanggar peraturan-
peraturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Dengan adanya
pendisiplinan dalam perusahaan juga dapat membantu tenaga kerja
mengoreksi perilaku yang tidak dapat diterima oleh perusahaan.
b. Komponen-Komponen Disiplin Kerja
Menurut Rivai (2011:444) dalam bukunya yang berjudul
Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan terdapat
komponen-komponen disiplin kerja yaitu:
1. Kehadiran
2. Ketaatan pada peraturan kerja
3. Ketaatan pada prosedur kerja
4. Tingkat kewaspadaan tinggi
5. Bekerja secara etis
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa kehadiran, ketaatan
dalam peraturan kerja, ketaatan pada prosedur, dan memiliki
tingkat kewaspadaan yang tinggi serta bekerja secara etis
merupakan komponen-komponen disiplin kerja yang sangatlah
penting bagi perusahaan. Dalam hal ini jika komponen-komponen
22
tersebut dapat dimiliki semua karyawan juga menjadi salah satu
faktor yang mendorong kemajuan dari perusahaan
c. Pendekatan Disiplin Kerja
Ada dua pendekatan disiplin menurut Mangkunegara (2011:130)
yaitu :
1. Pendekatan Disiplin Modern
a. Disiplin modern meupakan suatu cara menghindarkan bentuk
hukuman secara fisik.
b. Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses
hukum yang berlaku.
c. Keputusan-keputusan yang semaunya terhadap kesalahan
atau prasangka harus diperbaiki dengan mengadakan proses
penyuluhan dengan mendapatkan fakta-faktanya.
d. Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah
pihak terhadap kasus disiplin.
2. Pendekatan Disiplin dengan Tradisi
a. Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak
pernah ada peninjauan kembali bila telah diputuskan.
b. Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran dan
pelaksanaannya harus disesuaikan dengan tingkat
pelanggarannya.
c. Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada
pelanggar maupun kepada pegawai lainnya.
d. Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman
yang lebih keras.
e. Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar
kedua kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa pendekatan
disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah keperluan atau
kebutuhan baru di luar hukuman. Sedangkan Pendekatan disiplin
dengan tradisi, yaitu pendekatan disiplin dengan cara memberikan
hukuman untuk pelanggaran dan hukumannya disesuaikan dengan
tingkat pelanggarannya.
23
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan
karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Menurut
Hasibuan (2009: 194-197) indikator tingkat kedisiplinan adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan dan kemampuan
2. Teladan pemimpin
3. Keadilan
4. Pengawasan melekat
5. Sanksi hukuman
6. Ketegasan
7. Hubungan kemanusiaan
Berdasarkan faktor di atas dapat dikatakan bahwa setiap tujuan
yang dicapai perusahaan harus jelas dan cukup menantang bagi
kemampuan tenaga kerja. tingkat kedisiplinan juga difaktori oleh
pemimpin yang teladan sabagai panutan para bawahannya. Selain
itu juga keadilan, pengawasan, sanksi hukuman, ketegasan, serta
hubungan kemanusiaan yang harmonis dapat mendorong tingkat
kedisiplinan dalam suatu perusahaan.
e. Indikator- Indikator Disiplin Kerja
Menurut Singodimejo dalam Sutrisno (2011:94) adalah sebagai
berikut:
1. Taat terhadap aturan waktu.
2. Taat terhadap peraturan perusahaan
3. Taat terhadap aturan perilaku dalam pekerjaan
4. Taat terhadap peraturan lainnya diperusahaan
24
Kedisiplinan diartikan bila mana tenaga kerja selalu datang dan
pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya
dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-
norma sosial yang berlaku. Peraturan sangat diperlukan untuk
memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi tenaga kerjanya
dalam menciptakan tata tertib tenaga kerja yang baik, maka
prestasi tenaga kerja juga akan meningkat.
3. Tipe Kepemimpinan
Kepemimpinan terdapat di segenap organisasi ataupun perusahaan.
Maka keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang ingin
diraih bergantung pada kepemimpinannya, yaitu apakah
kepemimpinan tersebut mampu menggerakkan semua sumber daya
manusia, sarana, dana, dan waktu secara efektif dan efisien dalam
proses manajemen.
a. Pengertian Kepemimpinan
Berikut beberapa pengertian kepemimpinan menurut para ahli:
Menurut George R. Terry dalam bukunya Principle of Management
yang dikutip oleh Kartini Kartono (2011: 57), kepemimpinan
adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka
berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok. Sedangkan menurut
Prof. Kimball Young yang dikutip oleh Kartini Kartono (2011: 58),
kepemimpinan merupakan bentuk dominasi didasari kemampuan
pribadi, yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk
25
berbuat sesuatu berdasarkan akseptansi atau penerimaan oleh
kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi
khusus.
Dari beberapa definisi di atas diketahui, bahwa kepemimpinan
adalah cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi dan
mengarahkan tingkah laku bawahannya supaya mau bekerja sama
dalam pencapaian suatu tujuan.
b. Asas Kepemimpinan
Menurut Kartini Kartono (2011), terdapat asas-asas kepemimpinan
sebagai berikut.
1. Kemanusiaan, mengutamakan sifat-sifat kemanusiaan yang
pembimbingan manusia oleh manusia untuk mengembangkan
potensi dan kemampuan setiap individu dengan tujuan-tujuan
human.
2. Efisien, efisien teknis maupun sosial berkaitan dengan
terbatasnya sumber-sumber, materi, dan jumlah manusia atas
prinsip penghematan adanya nilai-nilai ekonomis.
3. Asas-asas manajemen modern Kesejahteraan dan kebahagiaan
yang lebih merata menuju pada taraf kehidupan yang lebih
tinggi.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa
kepemimpinan yang baik harus menggunakan asas kepemimpinan
seperti asas kemanusiaan, efisien, asas menejemen modern guna
mengembangkan kemampuan karyawan menuju taraf kehidupan
yang lebih baik lagi.
26
c. Teori-Teori Kepemimpinan
Berikut ini menurut beberapa ahli mengenai teori kepemimpinan,
yaitu G.R Terry yang dikutip oleh Kartini Kartono (2011: 71-72)
membagi teori kepemimpinan kedalam 9 kategori, yaitu.
1. Teori Otokratis
2. Teori Psikologis
3. Teori Sosiologis
4. Teori Suportif
5. Teori Laissez Faire
6. Teori Kelakuan Pribadi
7. Teori Demokrasi
8. Teori Situasi
9. Teori Humanistik/Populastik
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa Penggunaan
teori dari tipe atau gaya kepemimpinan akan berubah secara
bergantian disesuaikan dengan perubahan situasi yang dihadapi
oleh pimpinan perusahaan. Dalam situasi tenang dan saat
menghadapi masalah yang memerlukan pemikiran bersama antara
pimpinan dan bawahan, maka pimpinan akan menggunakan teori
demokrasi. Sebaliknya dalam situasi darurat yaitu diperlukan
langkah-langkah yang cepat dengan sendirinya pemimpin akan
melaksanakan teori otokrasi. Oleh karena itu tidak ada teori yang
lebih baik, semua bergantung pada situasi dan lingkungannya.
27
d. Tipe atau Gaya Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya
kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpin (sentralistik)
sebagai satu-satunya penentu, penguasa dan pengendali anggota
organisasi dan kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan
organisasi.
Menurut Rivai (2009:42) gaya kepemimpinan adalah pola
menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak
maupun yang tidak tampak oleh bawahannya serta
menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah,
keterampilan, sifat dan sikap yang mendasari perilaku seseorang.
Sedangkan Gaya kepemimpinan menurut Kartini Kartono (2011:
34) merupakan sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan
kepribadian yang membedakan seorang pemimpin dalam
berinteraksi dengan orang lain
Berdasarkan dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa gaya
kepemimpinan seseorang adalah perilaku yang dilakukan dan
ditunjukan oleh pemimpin di dalam memberikan pengarahan
terhadap bawahannya dengan rasa mempercayai bawahan juga
membuat bagaimana cara bekerja sama dengan bawahannya dalam
mengambil keputusan, pembagian tugas dan wewenang,
bagaimana cara berkomunikasi dan bagaimana hubungan diantara
pemimpin dan bawahannya tersebut.
e. Demensi dan Indikator Kepemimpinan
Dimensi dan indikator yang terdapat dalam pengawasan kerja
menurut Sondang Siagian (2014:35) terdapat tiga mekanisme
antara lain :
28
1. Kontrol Masukan
Masukan kontrol melibatkan pengelolaan sumber daya
organisasi. Sumber daya ini mencakup material, keuangan dan
sumber daya manusia.
2. Kontrol Perilaku
Kontrol perilaku adalah semua tindakan yang mengatur
kegiatan bawahan. Hal ini biasanya dimulai dari manajemen
puncak dan kemudian megimplementasikan ditingkat
menengah dan manajemen yang paling terendah.
3. Kontrol Pengeluaran
Kontrol pengeluaran adalah semua tentang pengaturan target
bawahan untuk mengikuti manajer. Dalam kontrol
pengeluaran, manajer menetapkan hasil yang diinginkan yang
harus dicapai oleh karyawan mereka.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa
keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya juga
ditentukan dari keberhasilan dalam pengawasan. Jika
pengawasan dilakukan sesuai dengan mekanisme yang meliputi
kontrol masukan, perilaku, dan pengeluaran secara baik, maka
disiplin kerja karyawan juga akan lebih meningkat sesuai yang
di harapkan.
4. Motivasi Kerja
Sumber daya manusia, dalam hal ini karyawan, dapat digerakkan
untuk pencapaian tujuan organisasi, maka perlu dipahami dalam
bekerja terutama untuk para karyawan adalah penekanan pada
motivasi kerja karyawan. Motivasi dapat mengakibatkan karyawan
meningkatkan kinerja secara optimal sehingga menimbulkan
perasaan puas dalam bekerja.
29
a. Pengertian Motivasi Kerja
Menurut Rivai dan Sagala (2009: 837), “Motivasi adalah
serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu
tersebut merupakan suatu yang insible yang memberikan
kekuatan untuk mendorong individu untuk bertingkah laku dalam
mencapai tujuan. Dorongan tersebut terdiri dari dua komponen,
yaitu: arah perilaku (kerja untuk mencapai tujuan) dan kekuatan
perilaku (seberapa kuat usaha individu dalam bekerja)”.
Sedangkan menurut Sudarmayanti (2009: 66), Motivasi adalah
keseluruan proses pemberian motivasi bekerja kepada bawahan
sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas
demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
Berdasarkan uraian mengenai definisi motivasi menurut beberapa
para ahli di atas, dapat diketahui bahwa motivasi kerja merupakan
daya penggerak dan dorongan yang berasal dari dalam maupun
dari luar diri seseorang untuk bisa lebih bersemangat dan lebih
baik dalam melakukan suatu pekerjaan.
b. Teori-Teori Motivasi Kerja
Menurut Winardi (2009:68-91) mengemukakan beberapa teori
motivasi kerja sebagai berikut.
1. Teori motivasi kerja klasik oleh Frederick Taylor
Para manajer menentukan cara yang paling efisien untuk
melakukan tugas-tugas yang berulang-ulang dengan meberikan
imbalan berupa uang sebagai imbalan.
2. Teori hubungan antar manusia oleh Elton Mayo
Hubungan antar manusia menyebabkan perasaan bosan dan
pengulangan tugas sesungguhnya mengakibatkan menurunnya
motivasi kerja. Disini manajer dapat memotivasi para
pegawainya dengan memahami kebutuhan-kebutuhan sosial
mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting.
3. Teori sumberdaya manusia oleh Douglas McGregor
Para manajer dapat memotivasi para pegawainya dengan cara
memanfaatkan sumber daya dengan menciptakan lingkungan
dimana pegawai dapat memberikan kontribusi yang baik
kepada perusahaan.
30
4. Teori motivasi kerja modern oleh Landy dan Becker
Teori motivasi kerja kedalam tiga macam kategori diantaranya
teori kebutuhan, teori keadilan, dan teori penetapan tujuan.
5. Teori Hirarki kebutuhan oleh Abraham Maslow
Dalam teori ini, bahwasannya semakin ke atas kebutuhan
seseorang semakin sedikit jumlah atau kuantitas manusia yang
memiliki kriteria kebutuhannya.
Berdasarkan teori di atas, dapat dikatakan bahwa motivasi kerja
karyawan juga ditentukan dari berbagai cara yang dilakukan oleh
para manajer. Dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan,
para manajer juga harus paham dengan kebutuhan-kebutuhan
sosial karyawannya.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja
Menurut Rivai dan Sagala, (2009: 850-851), menjelaskan
mengenai motivasi bersifat positif, sebagai berikut.
1) Penghargaan terhadap pekerjaan
Apapun penghargaan terhadap pekerjaan yang terselesaikan
akan menyenangkan perasaan karyawan tersebut.
2) Komunikasi dan informasi
Pemberian informasi yang jelas juga akan sangat membantu
karyawan untuk memperoleh rasa ingin tahunya akan informas.
3) Persaingan, partisipasi dan kebanggaan
Pemberian hadiah untuk yang mencapai target kinerjanya
merupakan bentuk motivasi positif dalam persaingan antar
karyawan.
Sesuai dengan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa motivasi
kerja sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
penghargaan terhadap pekerjaan yang diselesaikan karyawan,
komunikasi dan informasi dibutuhkan karyawan dan dengan
adanya persaingan juga menjadi faktor motivasi yang positif
31
untuk mencapai target sesuai yang diharapkan oleh perusahaan.
d. Dimensi dan Indikator Motivasi Kerja
Menurut wibowo (2011:162), dimensi dan indikator motivasi
adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan untuk berprestasi:
b. Target kerja
c. Kualitas kerja
d. Tanggung jawab
e. Resiko
2. Kebutuhan memperluas pergaulan:
a. Komunikasi
b. Persahabatan
3. Kebutuhan untuk menguasai sesuatu pekerjaan:
a. Pemimpin
b. Duta Perusahaan
c. Keteladanan
Berdasarkan pendapat di atas,dapat dikatakan bahwa motivasi
kerja merupakan suatu keahlian dalam mengarahkan ataupun
mengendalikan dan menggerakkan seseorang untuk dapat
melakukan tindakan atau perilaku yang diinginkan berdasarkan
kebutuhan-kebutuhan yang sudah ditetapkan untuk mencapai
tujuan perusahaan.
5. Lingkungan Kerja
Indikator lingkungan kerja juga merupakan faktor yang
mempengaruhi disiplin kerja karyawan. Lingkungan kerja yang baik
belum tentu secara otomatis bisa menumbuhkan moral yang tinggi,
bahkan sebaliknya, kondisi lingkungan yang buruk seringkali dapat
menumbuhkan moral yang tinggi. Karena lingkungan kerja yang
32
baik dapat meningkatkan semangat kerja karyawan yang nantinya
akan meningkatkan disiplin kerja karyawan.
a. Pengertian Lingkungan Kerja
Menurut Nitisemito dalam Skripsi Intanghina (2008), lingkungan
kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang
dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas-tugas yang
diembankan. Sedangkan Sedarmayanti (2009:21), mendefinisikan
lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan
yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja,
metode kerjanya serta pengaturan kerjanya baik sebagai
perseorangan maupun sebagai kelompok. Berdasarkan definisi
lingkungan kerja menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa
lingkungan kerja merupakan suatu kondisi yang ada di sekitar
karyawan yang dapat mempengaruhi diri karyawan dalam
menlaksanakan tugas-tugas yang dibebankan oleh perusahaan
secara maksimal.
b. Jenis Lingkungan Kerja
Sedarmayanti (2009: 31) menyatakan secara garis besar, jenis
lingku ngan kerja terbagi menjadi 2, yakni lingkungan kerja fisik
dan lingkungan kerja nonfisik.
1) Lingkungan Kerja Fisik
2) Lingkungan Kerja Non Fisik
33
Lingkungan kerja fisik merupakan suatu keadaan yang berbentuk
fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat
mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Lingkungan kerja fisik dibagi dalam dua kategori, yaitu
Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan
(seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya) dan Lingkungan
perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut dengan
lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya
temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, getaran, pencahayaan,
kebisingan, mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.
Sedangkan Lingkungan kerja nonfisik adalah suatu keadaan yang
terjadi berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan
atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan
dengan bawahan.
c. Indikator Lingkungan Kerja
Menurut sedarmayanti (2012:46) menyatakan lingkungan kerja
diukur melalui:
1. Penerangan
2. Suhu udara
3. Bau-bauan ditempat kerja
4. Dekorasi ditempat kerja
5. Keamanan kerja
6. Hubungan kerja
Dari pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa indikator
lingkungan kerja sebagai dasar untuk menciptakan kondisi
34
lingkungan yang baik sesuai dengan kebutuhan karyawan
sehingga dapat meningkatkan semangat dan disiplin karyawan
dalam bekerja.
6. Pengawasan Kerja
Menurut Hasibuan (2016:194) banyak faktor yang mempengaruhi
disiplin kerja salah satunya adalah pengawasan. Pengawasan menjadi
suatu unsur yang terpenting dalam pembinaan individu didalam
perusahaan, karena pengawasan merupakan tenaga penggerak bagi para
bawahan atau karyawan agar dapat bertindak sesuai dengan apa yang
telah direncanakan menurut aturan yang berlaku. Pengawasan juga
merupakan kewajiban setiap atasan untuk mengawasi bawahannya
yang bersifat preventif dan pembinaan. Dengan pengawasan, pimpinan
dapat mengetahui tugas nyata yang dilakukan oleh karyawan serta
mengetahui permasalahan pelaksanaan tugas yang dihadapi dalam
lingkungan organisasi dan jika terjadi penyimpangan, dapat dengan
mudah mengambil langkah perbaikan dan tindakan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
a. Pengertian Pengawasan
Tery yang dikutip oleh Manullang (2009:172) mengemukakan
bahwa pengawasan yaitu:
Control is to determine what is accimplished, evaluate it, and
apply corrective measure, if needed ti insure result in keeping
35
with the plans, orders, objectives, or policies”. (Pengawasan ialah
suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil
pelkasanaan pekerjaan yang dialakukan oleh bawahannya sesuai
dengan rencana, perintah, tujuan, atau kebijaksanaan yang telah di
kemukakan).
Sementara menurut Manullang (2009:173), pengawasan yaitu:
suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah
dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksi dengan
maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana
semula.
Sedangkan menurut Hani Handoko (2014:357) dalam bukunya
Manajemen edisi 2 mengatakan bahwa: “Pengawasan dapat
didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan
organisasi dan manajemen tercapai”.
Fayol, Henry yang dikutip oleh Effendi dalam buku Asas
Manajemen (2015:224) mendefinisikan Pengawasan terdiri atas
memverifikasi apakah semua sudah sesuai dengan rencana yang
ditetapkan, sesuai instruksi yang dikeluarkan dan prinsip – prinsip
yang telah ada. Suatu objek dapat saja menunjukan kesalahan
terhadap reaktivitas mereka dan mencegah terulangnya kembali.
Tindakan ini berlaku bagi semua orang.
Pengawasan itu dimaksudkan untuk mencegah, memperbaiki
kesalahan, penyimpangan, ketidak sesuaian, penyelewengan, dan
lainnya oleh pimpinan dalam organisasi itu sendiri, untuk
mengetahui yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang
telah ditentukan. Maksud pengawasan bukan mencari kesalahan
36
terhadap orangnya, tetapi mencari kebenaran terhadap hasil
pelaksanaan pekerjaannya.
b. Tujuan Pengawasan
Tujuan Pengawasan adalah agar hasil pelaksanaan pekerjaan
diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna
(efektif), sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya. Efendi dalam bukunyaAsaz Manajemen (2015:232)
Fungsi pengawasan antara lain :
1) Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat yang
diserahi tugas dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.
2) Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan
pekerjaannya sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
3) Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, kelalaian, dan
kelemahan, agar tidak terjadi kerugian yang tidak di
inginkan.
4) Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan, agar
pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami hambatan dan
pemborosan-pemborosan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan
pengawasan adalah untuk mengetahui dan memahami kenyataan
yang sebenarnya tentang pelaksanaan pekerjaan. Pengawasan kerja
juga dilakukan untuk memastikan supaya rencana yang telah
ditetapkan dapat berjalan efektif dan efisien sesuai dengan proses
yang telah diatur.
37
c. Prinsip-Prinsip Pengawasan
Agar fungsi pengawasan dapat mencapai hasil yang diharapkan,
maka pimpinan organisasi atau unit organisasi yang melaksanakan
fungsi pengawasan harus mengetahui dan menerapkan prinsip-
prinsip pengawasan. menurut Ulbert Silalahi (2011:178) prinsip-
prinsip pengawasan adalah :
1. Pengawasan harus berlangsung terus menerus bersamaan
dengan pelaksanaan atas pekerjaan.
2. Pengawasan harus menemukan, menilai dan menganalisis data
tentang pelaksanaan pekerjaan secara objektif.
3. Pengawasan bukan semata-mata untuk mencari kesalahan
tetapi juga mencari atau menemukan kelemahan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
4. Pengawasan harus memberi bimbingan dan mengarahkan
untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan dalam pencapaian
tujuan.
5. Pengawasan tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan tetapi
harus menciptakan definisi (hasil guna).
6. Pengawasan harus fleksibel.
7. Pengawasan harus berorientasi pada rencana dan tujuan yang
telah ditetapkan (Plan and Objective Oriented )
8. Pengawasan dilakukan terutama pada tempat-tempat strategis
atau kegiatan-kegiatan yang sangat menentukan atau control
by exception. Pengawasan harus membawa dan mempermudah
melakukan tindakan perbaikan (Corrective Action).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa untuk
mendapatkan suatu sistem pengawasan yang efektif, maka perlu
dipenuhi beberapa prinsip pengawasan yaitu pengawasan harus
berlangsung untuk menemukan kesalahan dan kelemahan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Dengan adanya pengawasan juga karyawan
mendapatkan bimbingan dan arahan untuk terhindar dari hambatan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
38
d. Proses Pengawasan
Proses pengawasan adalah serangkaian kegiatan dalam
melaksanakan pengawasan terhadap suatu tugas atau pekerjaan
dalam organisasi. Proses pengawasan ini terdiri dari beberapa
tindakan (langkah pokok) tertentu yang bersifat fundamental bagi
semua pengawasan manajerial. Pengawasan menurut Handoko
(2015:361) mengutarakan sebanyak lima tahap, yaitu sebagai berikut
a. Penetapan standar pelaksanaan (perencanaan)
b. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
c. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata.
d. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan
pelaksanaan penyimpangan-penyimpangan
e. Pengambilan tindakan korektif bila perlu.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengertian dari proses
pengawasan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan dalam
upaya mengadakan pengawasan. Tahap pertama dalam pengawasan
yaitu menetapkan standar pelaksanaan, karena standar pelaksanaan
digunakan sebagai patokan untuk penilaian dan memudahkan
pimpinan dalam menentukan standar pengawasan. Proses
selanjutnya membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan standar
sebelumnya dan menganalisa pemnyimpangan-penyimpangan yang
terjadi sehingga dapat dilakukan tindakan korektif.
39
e. Dimensi dan Indikator Pengawasan
Dimensi dan indikator pengawasan menurut T. Hani Handoko
(2013:359) adalah sebagai belikut.
a. Prosedur
Pimpinan selalu melihat pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh karyawan.
b. Standar
Adanya batasan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan.
c. Ketelitian
Adanya pengukuran kerja karyawan.
d. Pengukuran pekerjaan
Adanya evaluasi pekerjaan yang dilakukan karyawan.
e. Perbaikan
Adanya koreksi pekerjaan dari pimpinan perusahaan.
Berdasarkan indikator pengawasan di atas, dapat dikatakan bahwa
pimpinan organisasi atau perusahaan harus memantau pelaksanaan
kerja karyawannya sesuai dengan batasan waktu yang ditetapkan.
Dalam pengawasan juga dibutuhkan ketelitian dalam menyelesaikan
pekerjaan dan perlu diadakan evaluasi untuk melakukan perbaikan
dari pimpinan perusahaan.
f. Pentingnya Pengawasan
Menurut Hasibuan (2013:363) ada berbagai faktor yang membuat
pengawasan semakin diperlukan oleh setiap organisasi. Faktor-faktor
itu adalah : a) Perubahan lingkungan organisasi, b) Peningkatan
kompleksitas organisasi, c) Kesalahan-kesalahan, d) Kebutuhan
manajer untuk mendelegasikan wewenang.
40
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa perubahan
lingkungan diorganisasi atau perusahaan terus terjadi dan membuat
organisasi semakin meningkat. Sehingga pengawasan sangat
pengawasan diperlukan untuk menjamin terciptannya tujuan. Dengan
demikian, tugas manajer adalah menemukan keseimbangan antara
pengawasan organisasi dan kebebasan pribadi atau mencari tingkat
pengawasan yang tepat. Pengawasan yang berlebihan akan
menimbulkan birokrasi, mematikan kreatifitas dan sebagainya, yang
akhirnya merugikan organisasi sendiri. Sebaliknya pengawasan yang
tidak mencukupi dapat menimbulkan pemborosan sumber daya dan
membuat sulit pencapaian tujuan.
B. Penelitian yang Relevan
Studi atau penelitian yag sejenis dengan pokok masalah yang dihadapkan
dala skripsi ini telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu.
Oleh karena itu, pada bagian ini dilengkapi beberapa hasil penelitian yang
ada kaitannya dengan pokok masalah ini, dapat dilihat di tabel beikut ini.
Tabel 6.Hasil Penelitian Yang Relevan
No. Tahun Peneliti Judul Hasil
1. 2010 Rama Tersnadi Pengaruh gaya
kepemimpinan
terhadap
disiplin kerja
karyawan di
PT.Sima
Solution
Berdasarkan
penelitian yang
dilakukan oleh
Rama Tresnadi
diketahui bahwa
Gaya
Kepemimpinan
mempengaruhi
disiplin kerja
karyawan
sebesar 33,64%
41
Tabel. 6 Lanjutan
2. 2016 Miftachul Mujib
Pengaruh
lingkungan
kerja dan
komitmen
terhadap
disiplin
kerja(Studi
pada pegawai
badan
kepegawaian
daerah daerah
istimewa
Yogyakarta
Berdasarkan
penelitian
yang dilakukan
oleh
Miftachul Mujib
diketahui bahwa
Lingkungan Kerja
berpengaruh
positif terhadap
disiplin pegawai
sebesar (β) 0,219
(*p<0.05; p=0,025)
3. 2016 Rohmat
budioyono
Pengaruh tipe
kepemimpinan
terhadap kinerja
dengan tekanan
kerja sebagai
variabel mediasi
menunjukkan
bahwa tipe
kepemimpinan
mempengaruhi
tekanan kerja
secara
signifikan. Nilai
beta 0,542
menunjukkan
bahwa tipe
kepemimpinan
dapat
mempengaruhi
tekanan kerja
sebesar 54%.
4. 2017 Anesa Putri Pengaruh
pengawasan
terhadap
disiplin kerja
dikantor
kecamatan
Celeunyi
kabupaten
Bandung
Menunjukkan
bahwa pengawasan
dapat
mempengaruhi
disiplin kerja secara
signifikan
42
Tabel. 6 Lanjutan
5. 2012 Zainul Hidayat,
MM&Muchamad
Taufiq, MH
(jurnal nasional)
Pengaruh
Lingkungan Kerja
dan Disiplin
Kerja serta
Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja
Karyawan
Perusahaan
Daerah Air
Minum (PDAM)
Kabupaten
Lumajang
Berdasarkan
penelitian yang
dilakukan Zainul
Hidayat, MM &
Muchamad Taufiq,
MH bahwa
Karena tingkat
signifikansi α < 5%
(0.000 < 0.005)
dan Fhitung >
Ftabel, (143.958
>2.769) maka ada
pengaruh yang
signifikan dari
variabel
lingkungan kerja,
disiplin kerja dan
motivasi kerja
secara simultan
berpengaruh
terhadap kinerja
karyawan
6. 2012 Victor Obule
Ebuara and
Maurice Ayodele
Coker
Influence of
Staff Discipline
and Attitude to
Work On Job
Satisfaction
Lecturers in
Tertiary
Institutions in
Cross River State
The result of their
forth hypothesis
indicates that there
is a significant
positive
relationship
between lecturers
recognition and
their level job
satisfaction.
*Significant at 0.05
level; df = 398;
critical r = .195
43
C. Kerangka Pikir
1. Pengaruh Tipe kepemimpian (X1) terhadap disiplin kerja
karyawan(Y)
Suatu perusahaan akan berjalan efektif apabila memiliki seorang
pemimpin yang dapat berperan aktif dalam menggerakkan
bawahannya dengan baik. Didukung dengan pendapat Kartini Kartono
(2011: 34) bahwa “gaya kepemimpinan merupakan sifat, kebiasaan,
tempramen, watak dan kepribadian yang membedakan seorang
pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain”.
Artinya Tipe at au gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi pikiran,
sikap dan perilaku seseorang sehingga menggerakkan dan
mengarahkan tindakan seseorang guna mencapai tujuan tertentu.
Dengan demikian dari tipe kepemimpinan seorang pemimpin dapat
berpengaruh terhadap disiplin kerja karyawannya.
2. Pengaruh Motivasi Kerja (X2) Terhadap Disiplin Kerja
Karyawan(Y)
Motivasi kerja merupakan faktor yang mempengaruhi Disiplin kerja
karyawan. Motivasi dapat mengakibatkan karyawan meningkatkan
kedisiplinan kerja secara optimal. Sesuai dengan pendapat Rivai dan
Sagala (2009:837), “Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai
yang mempengaruhi individu tersebut merupakan suatu yang insible
yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu untuk
bertingkah laku dalam mencapai tujuan. Dorongan tersebut terdiri dari
44
dua komponen, yaitu: arah perilaku (kerja untuk mencapai tujuan) dan
kekuatan perilaku (seberapa kuat usaha individu dalam bekerja)”.
3. Pengaruh lingkungan kerja (X3) terhadap disiplin kerja
karyawan (Y)
Suatu perusahaan tidak terlepas dari berbagai keadaan lingkungan
sekitarnya, antara manusia dengan lingkungan terdapat hubungan
yang sangat erat, dalam hal ini manusia akan selalu berusaha untuk
dapat beradaptasi dengan keadaan lingkungan disekitarnya, dan
karyawan tidak dapat dipisahkan dari berbagai keadaan disekitar
tempat mereka bekerja, yaitu lingkungan kerja. sesuai pendapat
Sedarmayanti (2009: 21), mendefinisikan “lingkungan kerja adalah
keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan
sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya serta
pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai
kelompok”. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja merupakan
suatu kondisi yang ada di sekitar karyawan yang dapat mempengaruhi
diri karyawan untuk dapat disiplin dalam melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan oleh perusahaan secara maksimal.
4. Pengaruh Pengawasan Kerja (X4) Terhadap Disiplin Kerja (Y)
Menurut Hasibuan (2016:194) “banyak faktor yang mempengaruhi
disiplin kerja salah satunya adalah pengawasan”. Pengawasan menjadi
suatu unsur yang terpenting dalam pembinaan individu didalam
perusahaan, karena pengawasan merupakan tenaga penggerak bagi para
45
bawahan atau karyawan agar dapat bertindak sesuai dengan apa yang
telah direncanakan menurut aturan yang berlaku.
5. Pengaruh Tipe Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Lingkungan
Kerja dan Pengawasan Kerja Terhadap Disiplin Kerja Karyawan
Menurut Hasibuan (2010: 194)”menyebutkan beberapa indikator yang
mempengaruhi disiplin kerja” yaitu :
1. Tujuan dan Kemampuan.
2. Teladan Pimpinan.
3. Balas Jasa.
4. Keadilan.
5. Waskat.
6. Sanksi Hukuman.
7. Ketegasan.
8.Hubungan Kemanusiaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa disiplin kerja
berkaitan erat dengan sikap pegawai terhadap berbagai faktor dalam
suatu pekerjaan seperti, pengaruh Tipe Kepemimpinan, Motivasi
Kerja, Lingkungan Kerja, dan Pengawasan Kerja Karyawan serta
faktor lainnya. Hal tersebut bisa dikatakan berhasil jika perusahaan
melaksanakan faktor-faktor tersebut dengan baik dan maksimal serta
terorganisir sehingga perusahaan mampu meningkatkan disiplin kerja
karyawan yang akan berdampak baik dalam pencapaian tujuan dari
perusahaan itu sendiri. Dengan adanya pengawasan kerja akan
mempengaruhi karyawan untuk bekerja dengan baik, sehingga akan
mendapatkan hasil yang lebih optimal.
46
Berdasarkan kerangka pikir, sekema dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pikir
D. Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teoritis, kerangka berfikir dan hasil-hasil penelitian
terdahulu yang relevan diatas, dapat ditarik hipotesis penelitian yang
merupakan jawaban sementara dari masalah penelitian yang telah
dirumuskan, yaitu sebagai berikut:
1. Ada pengaruh tipe kepemimpinan terhadap disiplin kerja karyawan
Perum DAMRI Cabang Lampung.
2. Ada pengaruh motivasi kerja terhadap disiplin kerja karyawan
Perum DAMRI Cabang Lampung.
3. Ada pengaruh lingkungan kerja terhadap disiplin kerja karyawan
Perum DAMRI Cabang Lampung.
X1 = Tipe Kepemimpinan
X2= Motivasi Kerja
X3= Lingkungan Kerja
Y = Disiplin Kerja
Karyawan
X4= Pengawasan Kerja
47
4. Ada pengaruh pengawasan kerja terhadap disiplin kerja karyawan
Perum DAMRI Cabang Lampung.
5. Ada pengaruh tipe kepemimpinan,motivasi kerja, lingkungan kerja
dan pengawasan kerja terhadap disiplin kerja karyawan Perum
DAMRI Cabang Lampung.
48
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penggunaan motode penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian.
Penggunaan metode ini untuk menguji kebenaran, menentukan data
penelitian, menemukan dan mengembangkan sebuah pengetahuan, serta
mengkaji kebenaran suatu pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang
diharapkan. Metode penelitian adalah metode kerja yang dilakukan dalam
penelitian termasuk alat-alat yang digunakan untuk mengukur dan
mengumpulkan data pada saat penelitian.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif verifikatif dengan
pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan
obyek atau subyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-
lain). Sedangkan tujuan verifikatif yaitu menunjukan penelitian mencari
pengaruh antara dua variable atau lebih (Nazir dalam Sujarwo, 2009: 96).
Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk
meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kegiatan tersebut
49
(Sugiyono, 2008: 7). Pendekatan survey adalah pendekatan yang
digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah
(bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan
data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur
dan sebagainya (Sugiyono, 2009: 12).
Berdasarkan jenis data yang dianalisis, penelitian ini tergolong dalam
penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang datanya berbentuk angka atau
data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2009: 13). Secara khusus
penelitian ini hanya mendeskripsikan pengaruh tipe kepemimpinan,
motivasi kerja, lingkungan kerja dan pengawasan kerja pada Perum
DAMRI Cabang Lampung tahun 2018.
B. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada para karyawan dilingkungan Perum DAMRI
Cabang Lampung.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, yang
menyebabkan timbulnya atau berubahnya variabel terikat.
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe
50
kepemimpinan, motivasi kerja, lingkungan kerja dan pengawasan
kerja.
b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya
variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah disiplin kerja karyawan.
D. Definisi Variabel
1. Definisi Konseptual Variabel
a. Tipe Kepemimpinan
Tipe Kepemimpinan (X1) adalah sifat, kebiasaan, tempramen,
watak dan kepribadian yang membedakan seorang pemimpin
dalam berinteraksi dengan orang lain
b. Motivasi Kerja
Motivasi Kerja (X2) merupakan daya penggerak dan dorongan yang
berasal dari dalam maupun dari luar diri seseorang untuk bisa lebih
bersemangat dan lebih baik dalam melakukan suatu pekerjaan
c. Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja (X3) adalah lembaga-lembaga atau kekuatan-
kekuatan diluar yang berpotensi mempengaruhi kinerja organisasi,
lingkungan dirumuskan menjadi dua lingkungan yaitu lingkungan
umum dan lingkungan khusus
51
d. Pengawasan Kerja
Pengawasan Kerja (X4) adalah proses untuk menerapkan pekerjaan
apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu
mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan rencana semula.
e. Disiplin Kerja
Disiplin Kerja (Y) adalah suatu pelatihan yang berusaha
memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku
karyawan sehingga karyawan tersebut secara sukarela berusaha
bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta
meningkatkan penilaian prestasi kerjanya.
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel penelitian merupakan penjelasan dari
masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap
indikator-indikator yang membentuknya. Definisi operasional variabel
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 7. Definisi Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala
Tipe
Kepemimpinan
(X1)
1. Tipe kepemimpinan otoriter
2. Tipe kepemimpinan
demokratis
3. Tepe kepemimpinan
laissez-faire
(Sondang Siagian 2014:35)
Skla interval
dengan
pendekatan
semantic
deferensial
52
Tabel 7. Lanjutan
Motivasi
Kerja (X2)
1. Penghargaan terhadap pekerjaan
2. Komunikasi dan informasi
3. Persaingan, partisipasi dan
kebanggaan
4. Keteladanan
(Wibowo 2011:162)
Skla
interval
dengan
pendekata
n semantic
deferensial
Lingkungan
Kerja (X3)
1. Lingkungan kerja fisik [kondisi
kerja]
2. Lingkungan kerja non fisik
[kesejahteraan karyawan dan
hubungan karyawan dengan
pemimpin dan dengan rekan kerja]
(Sedarmayanti 2009:31)
Skla
interval
dengan
pendekata
n semantic
deferensial
Pengawasa
n Kerja
(X4)
1. Prosedur
2. Standar
3. Ketelitian
4. Pengukura
n pekerjaan
5. Perbaikan
pekerjaan
(T.Hani Handoko 2013:359)
Skala
interval
dengan
pendekata
n semantic
differensia
l
Disiplin
Kerja
1. Disiplin terhadap waktu
2. Disiplin terhadap penggunaan
peralatan
3. Disiplin terhadap prosedur kerja
4. Disiplin terhadap tata tertib
(Singodimejo 2011:94)
Skla
interval
dengan
pendekata
n semantic
deferensial
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Kualitatif
Data yang dihasilkan dari jawaban yang luas terhadap pertanyaan
spesifik dalam wawancara, atau dari respon terhadap pertanyaan
terbuka dalam kuesioner, lewat observasi, atau dari informasi dari
berbagai sumber yang telah ada sebelumnya. Dalam hal ini data
yang diperoleh dari perusahaan seperti gambaran umum
perusahaan dan struktur organisasi, keadaan perusahaan terkait
53
tipe kepemimpinan, motivasi kerja, lingkungan kerja dan
pengawasan kerja. serta hasil kuisioner yang disebarkan pada
karyawan Perum DAMRI Cabang Lampung.
b. Data Kuantitatif
Data berupa angka-angka yang dapat dihitung seperti jumlah
karyawan, jumlah realisasi target karyawan Perum DAMRI
Cabang Lampung dan data lainnya yang menunjang penelitian.
2. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian berupa data primer dan data
sekunder yaitu sebagai berikut.
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung pada subjek
sebagai sumber informasi yang dicari. Data primer dalam
penelitian ini diperoleh langsung dari lokasi penelitian melalui
wawancara (intervew) dan melalui penyebaran daftar
pertanyaan (questionaire) kepada responden berkaitan dengan
masalah tipe kepemimpinan, motivasi kerja, lingkungan kerja
dan pengawasan kerja terhadap disiplin kerja karyawan
Perum DAMRI Cabang Lampung.
54
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh penulis dari
dokumen-dokumen yang ada pada Perum DAMRI Cabang
Lampung dan dari berbagai studi teratur dan kepustakaan
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas pelayanan dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. (Sugiyono,2010:117). Populasi dalam penelitian ini
adalah karyawan bus Perum DAMRI cabang Lampung yang masih
aktif bekerja yang berjumlah 267 orang.
2. Sampel
Penelitian ini menggunakan rumus Slovin yang dikemukakan
Sangadji dan Sopiah (2010: 189). Untuk menghitung besarnya sampel
ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Rumus yang digunakan
yaitu sebagai berikut:
n=21 Ne
N
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan
sample yang tidak bisa ditolerir.
55
Maka pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
n= = 72,752dibulatkan menjadi 73
Jadi, besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 73 orang karyawan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini, penulis menggunakan teknik
sebagai berikut
a. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik ini
digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala, dan bila responden yang diamati tidak
terlalu besar Sugiyono,(2013: 310). Observasi dilakukan untuk
mengetahui keadaan karyawan di Perum DAMRI Cabang Lampung.
b. Wawancara
Menurut Sugiyono, (2013: 317), wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. Dalam
hal ini peneliti melakukan wawancara kepada karyawan Perum
DAMRI Cabang Lampung untuk mengetahui lebih dalam tentang
56
variabel bebas. Wawancara dilakukan untuk mendukung informasi
yang diperoleh dari observasi dengan mewawancarai karyawan di
Perum DAMRI Cabang Lampung.
c. Dokumentasi
Menurut Sugiyono, (2013: 329), dokumentasi adalah mencari dan
mengumpulkan data mengenai hal-halatau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, majalah,agenda, notulen rapat dan sebagainya.
Dalam penelitian sosial, dokumentasi berfungsi.
d. Angket (Kuisioner)
Menurut Sugiyono, (2012: 199), angket atau kuesioner merupakan
teknik pengumpulan datayang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Angket yang digunakan bersifat tertutup dengan
menggunakan skala semantik differensial. Teknik ini digunakan untuk
memperoleh data tentang tipe kepemimpinan, motivasi kerja,
lingkungan kerja, pengawasan kerja dan disiplin kerja karyawan.
H. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
suatu instrumen. Untuk menguji tingkat validitas digunakan rumus
korelasi product momen yaitu:
57
rxy
(Arikunto, 2005: 75)
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variable x dan y
N = jumlah responden/sampel
∑ xy = Skor rata-rata dari X dan Y
∑ x = jumlah skor item X
∑Y = jumlah skor total (item) Y
Kriteria pengujian jika biaya pendidikan rhitung > r tabel dengan
taraf signifikansi 0,05 maka alat tersebut valid, begitu pula
sebaliknya jika biaya pendidikan rhitung < rtabel maka alat ukur
tersebut tidak valid.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen diperoleh hasil validitas angket
dengan kriteria diatas yaitu.
Tabel 8. Hasil Uji Validitas
No Variabel Total Item Nomor Item
Tidak Valid
1. Tipe Kepemimpinan 8 7
2. Motivasi Kerja 8 6,7
3. Lingkungan Kerja 7 0
4. Pengawasan Kerja 6 5
5. Disiplin Kerja Karyawan 8 4
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik. (Sudjarwo2009: 241).
58
Reliabilitas digunakan. Untuk menguji sejauh mana alat ukur
dapat dipercaya. Penelitian ini menggunakan rumus alpha sebagai
berikut.
r11=
Keterangan :
r11 = Nilai Reliabilitas
∑Si = jumlah varians skor tiap-tiap item
St = varians total
k =jumlah item
(Ridwan, 2006:125)
Dengan kriteria pengujian jika harga rhitung > rtabel dengan taraf
signifikansi 0.05, maka alat ukur tersebut dinyatakan reabel dan
sebaliknya apabila rhitung < rtabel, maka alat ukur tersebut
dinyatakan tidak reliabel.
Tabel 9. Interprestasi Reliabilitas Instrumen
Besaran Dalam Nilai Kriteria
0,8 – 1,00 Sangat Tinggi
0,6 – 0,79 Tinggi
0,4 – 0,59 Sedang/cukup
0,2 – 0,39 Rendah
Kurang dari 0,2 Sangat
Rendah Sumber:(Arikunto, 2008: 75)
Dengan kriteria pengujian rhitung > rtabel, dengan taraf
signifikansi 0,05 maka alat ukur tersebut Reliabel. Begitu pula
sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur tersebut tidak
reliabilitas.
59
Berdasarkan hasil uji realibilitas diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 10. Hasil Rekapitulasi Uji Reliabilitas
No. Variabel Nilai Kriteria
1. Tipe Kepemimpinan 0,727 Tinggi
2. Motivasi Kerja 0,662 Tinggi
3. Lingkungan Kerja 0,660 Tinggi
4. Pengawasan Kerja 0,636 Tinggi
Berdasarkan data hasil reliabilitas variabel Tipe Kepemimpinan
(X1) sebesar 0,727 dalam kategori tinggi, hasil uji reliabilitas
variabel Motivasi Kerja sebesar 0,662 dalam kategori tinggi, hasil
uji reliabilitas variabel Lingkungan Kerja sebesar 0,660 dalam
kategori tinggi dan hasil uji reliabilitas variabel pengawasan Kerja
sebesar 0,636 dalam kategori tinggi.
I. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data penelitian
yang telah dilakukan. Untuk mengetahui apakah datanya normal,
mendekati normal atau tidak normal. Data yang normal atau mendekati
normal menandakan data dapat digunakan dalam penelitian. Untuk
mengetahui apakah datanya normal, mendekati normal atau tidak
normal dapat dilihat dengan beberapa cara:
a) Pada analisis grafik normal plot, bila grafik normal plot menunjukan
data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
60
diagonal maka dapat disimpulkan bahwa data model regresi linier
berganda memenuhi asumsi normalitas.
b) Pada uji statistik skewness dan kurtosis. Apabila Zskewness dan
Zkurtosis berada diantara -2 sampai +2, maka data dapat dikatakan
berdistribusi normal.
c) Pada uji Kolmogorof-Smirnov, apabila nilai signifant 2 tailed >0,05
maka data dikatakan berdistribusi normal, apabila nilai signifant 2
tailed<0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
Untuk menguji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Alasannya menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov, karena datanya berbentuk interval yang disusun berdasarkan
distribusi frekuensi komulatif dengan menggunakan kelas-kelas
interval. Dalam uji Kolmogorof-Smirnov diasumsikan bahwa distribusi
variabel yang sedang diuji mempunyai sebaran kontinue. Kelebihan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dibandingkan dengan uji
normalitas yang lain adalah sederhana dan tidak menimbulkan
perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain.
Jadi uji Kolmogorov-Smirnov, sangat tepat digunakan untuk uji
normalitas pada penelitian ini. Rumus uji Kolmogorov-Smirnov, adalah
sebagai berikut.
Syarat Hipotesis yang digunakan :
H0 : Distribusi variabel mengikuti distribusi normal
H1 : Distribusi variabel tidak mengikuti distribusi normal
61
Statistik Uji yang digunakan:
0(xi)-sn(xi)⎥ ; i =1,2,3
Dimana :
Fo(Xi) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif relatif dari distribusi
teoritis dalam kondisi H0.
Sn(Xi) = Distribusi frekuensi kumulatif dari pengamatan sebanyak n.
Dengan cara membandingkan nilai D terhadap nilai D pada tabel
Kolmogorof Smirnov dengan taraf nyata α maka aturan pengambilan
keputusan dalam uji ini adalah:
Jika D ≤ D tabel maka Terima H0
Jika D > D tabel maka Tolak H0
Keputusan juga dapat diambil dengan berdasarkan nilai Kolmogrof
Smirnov Z, jika KSZ ≤ Zα maka Terima H0, demikian juga
sebaliknya. Dalam perhitungan menggunakan software komputer
keputusan atas hipotesis yang diajukan dapat menggunakan nilai
signifikansi (Asym significance). Jika nilai signifikansinya lebih kecil
dari α maka Tolak H0 demikian juga sebaliknya.(Sugiyono, 2011: 156-
159).
62
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari
populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas disini
menggunakan uji Levene Statistik Untuk melakukan pengujian
homogenitas populasi diperlukan hipotesis sebagai berikut.
Ho : Data populasi bervarians homogeny
H1 : Data populasi tidak bervarians homogeny
Untuk mencari homogenitas digunakan rumus Levene Statistik yaitu
dapat dirumuskan sebagai berikut:
W =
Dimana:
n = jumlah observasi
k = banyaknya kelompok
ZU = ⎥YUYT⎥
YT = rata-rata dari kelompok ke i Zt = rata-rata kelompok dari Zi
Z = rata-rata menyeluruh (overall mean) dari Zij Daerah kritis
Tolak H0 jika W > F (a;k-1,n-k)
Kriteria pengujian sebagai berikut.
Menggunakan nilai significancy. Apabila menggunakan ukuran ini
harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditentukan sebelumnya.
Karena α yang ditetapkan sebesar 0,05 (5%), maka kriterianya yaitu.
63
Terima Ho apabila nilai significancy >0,05
Tolak Ho apabila nilai significancy < 0,05
(Sudarmanto, 2005: 123)
J. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Kelinieran Regresi
Uji keberartian dan kelinieran dilakukan untuk mengetahui apakah
pola regresi bentuknya linear atau tidak serta koefisien arahnya
berarti atau tidak. Uji keberartian regresi linear multipel
menggunakan statistik F dengan rumus:
F =
Keterangan:
S2reg = varians regresi
S2sis = varians sisa
Dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut n-2, α = 0,5. Kriteria uji
apabila Fh> Ft maka Ho ditolak, hal ini berarti arah regresi berarti.
Uji kelinieran regresi liniear multipel menggunakan statistik F
dengan rumus :
F =
64
Keterangan:
S2
TC = varians tuna cocok
S2
G = varians galat
Dengan kriteria uji apabila Fh< Ft maka Ho ditolak, hal ini berarti
regresi linier. Untuk mencari Fhitung digunakan tabel ANAVA
sebagai berikut:
Tabel 11. Analisis Varians Untuk Uji Regresi Linier
Sumber
Varians DK Jk KT Fhitung
Total
N
∑Y²
∑Y²
Koefisien
(a)
1
JK (a)
JK (a)
Regresi
b/a Sisa
1 n-
2
JK (b/a)
JK (s)
S²reg = JK (b/a
S²sis =
Tuna
cocok
Galat
k-2
n-k
JK (TC)
JC (G)
S²TC =
S²G =
Keterangan:
JK =jumlah kuadrat
KT =kuadrat tengah
N =banyaknya responden
Ni =banyaknya anggota
JK (T) = ∑Y²
JK (a) =
65
JK (a/b) = b
JK (S) = JK (T) – JK (a) – JK (b/a)
JK (G) = ∑
JK (TC) = JK (S) – JK (G)
(Sudjana, 2005 : 330-332)
2. Uji Multikolerasi
Menurut Sudarmanto (2005:136-138), uji asumsi tentang
multikolinieritas dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada
tidaknya hubungan yang linier antara variabel bebas (independen)
yang satu dengan variabel bebas (independen) lainnya. Ada atau
tidaknya korelasi antar variabel independen dapat diketahui dengan
memanfaatkan statistik korelasi product moment dari Pearson
rxy =
Rumusan Hipotesis:
H0 :tidak terdapat hubungan antar variabel independen
H1 :terdapat hubungan antar variabel independen
Kriteria hipotesis:
Apabila rhitung < rtabel dengan dk = n dan alpha 0,05 = maka
H0 ditolak sebaliknya jika rhitung > rtabel maka H0 diterima.
66
3. Uji Autokorelasi
Menurut Sudarmanto (2005: 142-143), pengujian autokorelasi
dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi di antara
data pengamatan atau tidak. Adanya Autokorelasi dapat
mengakibatkan penaksir mempunyai varians tidak minimum dan
uji “t” tidak dapat dpigunakan, karena akan memberikan
kesimpulan yang salah. Ada atau tidaknya autokorelasi dapat
dideteksi dengan menggunakan uji Durbin- Watson. Ukuran yang
digunakan untuk menyatakan ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu
apabila nilai statistik Durbin-Watson mendekati angka 2, maka
dapat dinyatakan bahwa data pengamatan tidak memiliki
autokorelasi.
Tahap-tahap pengujian dengan uji Durbin-Watson adalah sebagai
berikut:
1. Carilah nilai-nilai residu dengan OLS dari persamaan yang
akan diuji dan hitung statistik d dengan menggunakan
persamaan.
d = t - t-1)² /
2. Menentukan ukuran sampel dan jumlah variabel independen
kemudian lihat tabel statistik Durbin-Watson untuk
mendapatkan nilai-nilai kritis d yaitu nilai Durbin-Watson
Upper, du dan nilai Durbin-Watson, d1
67
3. Dengan menggunakan terlebih dahulu Hipotesis Nol bahwa
tidak ada autokorelasi positif dan Hipotesis Alternatif:
H0 : ρ ≤ 0 (tidak ada otokorelasi positif)
Ha : ρ< 0 (ada otokorelasi positif)
Mengambil keputusan yang tepat :
Jika d<dL, tolak H0
Jika d > dU, tidak menolak H0
Jika dL ≤ d ≤ dU, tidak tersimpulkan
Dalam keadaan tertentu, terutama untuk menguji persamaan
beda pertama, uji di dua sisi akan lebih tepat. Langkah-
langkah 1 dan 2 persis sama diatas sedangkan langkah 3
adalah menyusun hipotesis nol bahwa tidak ada autokorelasi.
H0 : ρ = 0
H0 : ρ = 0
Aturan keputusan yang tepat adalah: Rumus hipotesis yaitu:
H0 :tidak terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan
H1 : terjadinya adanya autokorelasi diantara data pengamatan
Kriteria:
Apabila nilai statistik Durbin-Watson berada diantara angka 2
atau mendekati angka 2 dapat dinyatakan data pengamatan
tersebut tidak memiliki autokorelasi. (Rietveld dan Sunarianto
dalam Sudarmanto (2005 : 143).
68
Apabila d<dL menolak H0
Apabila d > 4 ̠dL menolak H0
Apabila 4 - d>du tidak menolak H0
Apabila yang lainnya tidak tersimpulkan
4. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Sudarmanto (2005: 147-148), uji heteroskedastisitas
dilakukan untuk mengetahui apakah varian residual absolut sama
atau tidak sama untuk semua pengamatan. Pengamatan yang
digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
yaitu rank korelasi dari Spearman. Koefisien korelasi rank dari
Spearman didefinisikan sebagai berikut:
rs = 1-6
dimana d1 = perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua
karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke i.n =
banyaknya individu atau fenomena yang diberikan rank.
Koefisien korelasi rank tersebut dapat dipergunakan untuk
mendeteksi heteroskedastisitas sebagai berikut: asumsikan
Yi = o̠ + 1̠Xi+ ui
Langkah I. Cocokan regresi terhadap data mengenai Y dan X atau
dapatkan residual ei.
69
Langkah II. Dengan mengabaikan tanda ei, yaitu dengan mengambil
nilai mutlaknya ei, meranking baik biaya pendidikan mutlak ei
dan Xi sesuai dengan urutan yang meningkat atau menurun dan
menghitung koefisien rank korel
rs = 1-6
Langkah III. Dengan mengasumsikan bahwa koefisien rank korelasi
populasi Ps adalah 0 dan N>8 tingkat penting (signifikan) dari
rsyang disempel depan diuji dengan pengujian t sebagai berikut:
t = dengan derajat kebebasan = N-2
Hipotesis:
H0 : Tidak ada hubungan yang sistematik antara variabel yang
menjelaskan dan nilai mutlak dari residualnya
H1 : Ada hubungan yang sistematik antara variabel yang
menjelaskan dan nilai mutlak dari residualnya.
Jika nilai t yang dihitung melebihi nilai tkritis, kita bisa menerima
hipotesis adanya heteroskedastisitas, kalau kita tidak bisa
menolaknya. Jika model regresi meliputi lebih dari satu variabel X,
rs dapat dihitung antara ei dan tiap variabel X secara terpisah dan
dapat diuji untuk tingkat penting secara statistik dengan pengujian t.
(Gujarati dalam Sudarmanto, 2005 : 143)
70
K. Teknik Pengujian Hipotesis
Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat dan juga mengukur hubungan antara X dan Y digunakan analisis
regresi.
1. Regresi Linear Sederhana
Utuk menguji hipotesis pertama, kedua, ketiga d a n k e e m p a t
dalam penelitian ini digunakankan statistik dengan model regresi
liner sederhana, yaitu :
Ŷ = a + Bx
Keterangan:
α =
b =
Ŷ = Subyek dalam variabel yang diprediksikan
a = Nilai intercept (konstanta) biaya pendidikan Y jika X = 0
b= Koefisien arah regresi penentu ramalan (prediksi) yang
menunjukan nilai peningkatan atau penurunan variabel Y
X = Subyek pada variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu.
(Sugiyono, 2007:204-207)
Setelah menguji hipotesis regresi linier sederhana dilanjutkan
dengan uji signifikan dengan rumus uji t sebagai berikut :
71
Keterangan:
t0 = Nilai teoritis observasi
B = Koefisien arah regresi linier
Sb = Standar Deviasi
Dengan kriteria uji adalah “Tolak H0 dengan alternatif Ha diterima
jika thitung>ttabel dengan taraf signifikan 0,05 dan dk n-2.
2. Regresi Linear Multipel
Untuk pengujian hipotesis kelima menggunakan regresi linier multipel,
yaitu :
= a +
Keterangan:
= Nilai ramalan untuk variabel Y
a = Nilai intercept (konstanta) Y bila X = 0
b =Koefisien arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka
peningkatan atau penurunan variabel independen yang didasarkan
pada variabel. Bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi
penurunan.
X = Variabel bebas
Berdasarkan perhitungan spss diperoleh nilai sebagai beriku.
b1 = Koefisien regresi yang berhubungan dengan variabel bebas X1
b2 = Koefisien regresi yang berhubungan dengan variabel bebas X2
b3 = Koefisien regresi yang berhubungan dengan variabel bebas X3
b4 = Koefisien regresi yang berhubungan dengan variabel bebas X4
Kemudian untuk menguji signifikan simultan dilakukan uji F dengan
rumus :
72
Keterangan:
JK (reg) =
JK (sis) =
n = banyaknya responden
k = banyaknya kelompok
dengan Ft = Fα (k : n – k – 1)
Keterangan:
α = Tingkat signifikansi
k =Banyaknya kelompok
n= Banyaknya responden
Kriteria Pengujian
Kriteria pengujian hipotesis adalah tolak Ho jika Fhitung > Ftabel
dan jika Ftabel > Fhitung dan terima Ho, dengan dk pembilang = K
dan dk penyebut = n – k – 1 dengan α = 0,05. Sebaliknya diterima jika
Fhitung < Ftabel .(Sudjana, 2005: 355).
dengan Ft = Fα (k : n – k – 1)
Keterangan:
α = Tingkat signifikansi
k =Banyaknya kelompok
n = Banyaknya re sponden
Dengan kriteria uji adalah “Tolak H0 jika Fhitung>Ftabel dan Ha
diterima, demikian pula sebaliknya, Ftabel untuk dk pembilang = k dan
dk penyebut = (n-k-1) dengan taraf signifikan 0,05.
126
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut.
1. Ada pengaruh tipe kepemimpinan terhadap disiplin kerja karyawan Perum
DAMRI Cabang Lampung. Hal ini berarti jika tipe kepemimpinan buruk,
maka disiplin kerja karyawan karyawan akan menurun..
2. Ada pengaruh motivasi kerja terhadap disiplin kerja karyawan pada Perum
DAMRI Cabang Lampung. Hal ini berarti jika motivasi karyawan buruk
maka disiplin kerja akan menurun.
3. Ada pengaruh lingkungan kerja terhadap disiplin kerja karyawan Perum
DAMRI Cabang Lampung. Hal ini berarti jika lingkungan kerja buruk dan
tidak kondusif, maka akan menurunkan disiplin kerja karyawan.
4. Ada pengaruh pengawasan kerja terhadap disiplin kerja karyawan Perum
DAMRI Cabang Lampung. Hal ini berarti jika pengawasan buruk atau
tidak bejalan baik sesuai dengan yang diharapkan karyawan, maka disiplin
kerja karyawan akan menurun.
127
5. Ada pengaruh tipe kepemimpinan,motivasi kerja, lingkungan kerja dan
pengawasan kerja terhadap disiplin kerja karyawan pada Perum DAMRI
Cabang Lampung. Hal ini berarti jika tipe kepemimpinan,motivasi kerja,
lingkungan kerja dan pengawasan kerja yang buruk, maka akan
menurunkan disiplin kerja karyawan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tipe kepemimpinan,motivasi kerja, lingkungan
kerja dan pengawasan kerja terhadap disiplin kerja karyawan pada Perum
DAMRI Cabang Lampung, maka peneliti menyarankan sebagai berikut.
1. Bagi pimpinan perusahaan diharapkan lebih terbuka, memberikan
kesempatan kepada karyawan untuk mengemukakan ide-ide mereka dalam
upaya mencapai tujuan perusahaan dan melibatkan karyawan dalam proses
diskusi sehingga komunikasi antara pimpinan dengan karaywan terjalin
dengan baik.
2. Bagi pimpinan perusahaan atau pimpinan bagian diharapkan
meningkatkan perhatian dan menjadi pengayom bagi karyawannya agar
mampu meningkatkan kemampuan dan motivasi. Sehingga karyawan
memiliki karakter yang kuat untuk menyelesaikan tiap tugasnya.
3. Bagi perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan kerja
fisik maupun nonfisik untuk para karyawan, salah satunya dengan
membuat nyaman tempat bekerjanya dengan menyediakan fasilitas yang
memadai.
128
4. Bagi perusahaan diharapkan lebih meningkatkan lagi pengawasan yang
diterapkan untuk karyawan sehingga akan miningkatkan disiplin kerja
karyawan agar dapat mencapai tujuan yang harapkan oleh perusahaan.
5. Disiplin kerja karyawan tidak hanya dipengaruhi oleh tipe atau gaya
kepemimpinan,motivasi,lingkungan,dan pengawasan saja. Tetapi disiplin
kerja karyawan juga diduga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Oleh
karena itu, kepada peneliti selanjutnya diharapkan meneliti dan mengkaji
faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan disiplin kerja karyawan.
Hal yang harus diperbaiki oleh Perum DAMRI Cabang Lampung pada tipe
kepemimpinan adalah tipe atau gaya kepemimpinan yang harus lebih sering
melibatkan secara langsung karyawannya dalam proses diskusi dua arah
sehingga terjalin komunikasi yang baik antara pemimpin dengan karyawan
dan lebih terbuka mengenai saran atau masukan dari karyawannya. Sesuai
dengan salah satu dari Teori Kepemimpinan menurut Kartini Kartono (2011:
34) gaya kepemimpinan merupakan sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan
kepribadian yang membedakan seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan
orang lain.
.
Autokoler
asi
Negatif
Autokoler
asi
Negatif
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Dewi.2008. pengaruh lingkungan kerja terhadapdisiplin kerja
karyawan PT Hasco Multi Kimindo.Sidoarjo.universitas Muhamadiayah
Sidoarjo
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka
Budiyono,Rochmad. 2016. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja serta
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Lumajang. Jurnal STIE semarang Vol8.No.3 Edisi
Oktober2016
Cipta. Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta:Rineka Cipta.
Ebuara V.O,& CokerM.A.,2012. Influince of staff discipline and attitude to work
on job satisfactions lecturers in tertiary institutions in cross river state.
Public Police and Administration Research. 2:3
Handoko, T, Hani, 2014. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta
Hasibuan.2009. Manajemen Sumber Daya Manusia: cetakan ketujuh. Jakarta:
Bumi Aksara
Hasibuan, Malayu S.P, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta :Bumi
Aksara
Hasibuan, Malayu SP. 2011: 10. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: BumiAksara.
. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi
Revisi.Jakarta :Penerbit Bumi Aksara.
Intanghina. 2008. pengaruh budaya perusahaan dan lingkungan kerja terhadap
kinerja karyawan http;//intanghinawoordpress.com
Kartini Kartono. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT.
Rajawaligrafindo Persada.
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Bandung : Pt. Remaja Rosdakarya
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Bandung : Pt. Remaja Rosdakarya
Manullang, 2009, Dasar-Dasar Manajemen, Medan: UGM Gajah Madha
University Press
Mathis, Robert L dan Jackson. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi
9.Jakarta: Salemba Emp
Mujib Miftachul. 2016. Pengaruh lingkungan kerja dan komitmen terhadap
disiplin kerja(Studi pada pegawai badan kepegawaian daerah istimewa
Yogyakarta). Yogyakarta.Universitas Yogyakarta.(uprints.uny.ac.id)
Nazir, Moh. Moh. 2009.Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Rivai, Veithzal, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan,
Jakarta: Kharisma Putra Utama Offset
Rusman,Teddy.2015. Aplikasi Statistik Penelitian dengan SPSS. Pendidikan
Ekonomi. Universitas Lampung.
Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.
Bandung:Mandar Maju
Singodimejo dalam Sutrisno, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Disiplin
Kerja. Jakarta : Kencana.
Sujarwo dan Basrowi, 2009. Manajemen Penelitian Sosial. Bandung. Mandar
Maju
Sugiyono. 2005.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : CV Alfabeta.
. 2007.Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta
.
. 2008.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
. 2009.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
. 2011.MetodePenelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta.
. 2012.MetodePenelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2008.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
. 2009.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
. 2011.MetodePenelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
. 2012.MetodePenelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Susanty,Aries.2012. pengaruh motivasi kerja dan gaya kepemimpinan terhadap
disiplin kerja serta dampatnya pada kinerja karyawan PT> persero APD
Semarang. Jawa Timur. Universitas Diponegoro
Tresnadi,Rama.2010. pengaruh gaya kepemimpinan terhadap disiplin kerja
karyawan di PT.Sima Solution.Bandung.universitas Widyatama