pengaruh temperatur ekstraksi terhadap sifat fisikokimia

6
Pengaruh Temperatur Ekstraksi Terhadap Sifat Fisikokimia Glukomanan Asal Amorphophallus muelleri Blume Nunung Harijati 1)* , Serafinah Indriyani 1) , Retno Mastuti 1) 1) Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang Diterima 15 Juli 2013, direvisi 23 Oktober 2013 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan temperatur optimum untuk ekstraksi glukomanan dengan sifat fisikokimia yang baik. Metoda yang digunakan untuk ekstraksi dengan menggunakan pengadukan sesuai temperatur yang diinginkan (35-55-75C), diikuti dengan sentrifugasi pada kecepatan 1500 rpm selama 30 menit pada temperatur 25C. Glukomanan digumpalkan menggunakan isopropil alkohol 95%. Parameter yang diamati adalah hasil glukomanan, kadar abu dan air glukomanan, warna tepung glukomanan dan kecerahan glukomanan serta kandungan kalsium oksalat. Hasil penelitian menunjukkan estraksi pada 55C memberikan hasil glukomanan yang optimal yaitu 63,1% berat kering umbi. Ekstraksi 35C dan 75C, menghasilkan glukomanan masing-masing 52,99% dan 39,91% berat kering umbi. Warna tepung tidak berbeda secara mencolok dengan nilai L 25,17; 27,23 dan 26,37 masing- masing untuk ekstraksi 35-55-75C. Dari tiga temperatur ekstraksi tersebut glukomanan yang diperoleh mengandung kalsium oksalat 0,03-0,11%, abu 1,17-2,00 %, kadar air 4,6-5,53 %, dan viskositas 49,5- 2654,5 Cp. Kata kunci : Amorphophallus muelleri, karakter fisikokimia, hasil glukomanan, temperatur ekstraksi. ABSTRACT This study had aims to find the optimum temperature for the extraction of the glucomannan with good physicochemical characters . The method that used for extraction was the stirring method according varies temperatures (35-55-75 o C), followed by centrifugation with speed 1500 rpm for 30 minutes at temperatures 25C. Glucomannan was coagulated using 95% isopropyl alcohol. Parameters that observed included glucomannan yield, ash and water content, flour color, lightness of glukomanan as well as calcium oxalate contents. The results showed that glucomannan extraction at 55C gave optimal results (63.1% per dry weigh of tuber), followed by 52,2% and 39,91% for extracted temperature 35C and 75C respectively. There was no different significantly in color of glucomannan flour in between temperature which had L value 25,17; 27,23 and 26,37 correspond with extraction temperature 35C, 55 C, and 75C. The calcium oxalate content of all treatment was 0,03-0,11% . The treatments also gave 1,17-2,00% ash content, 4,6-5,53% water content and 49,5-2654,5 Cp of viscosity. Keywords : Amorphophallus muelleri, physicochemical character, glucomannan yield, extraction temperature. PENDAHULUAN Glukomanan merupakan karbohidrat serat yang khas ditemukan di Amorphophallus sp. Banyak spesies konjac ditemukan di Asia timur dan Asia Tenggara. Contohnya A. konjac K. Koch (Jepang dan China), A. oncophyllus Prain ex Hook f (Indonesia). A. variabilis Blume (Filipina, Indonesia, Malaysia) dan sebagainya. Konjac manan adalah heteropolisakarida yang terdiri dari β-D- Glukosa (G) dan β-D-mannose (M) dengan rasio antara G/M sebesar 1 : 1,6. Glukomanan atau konjac-mannan atau sering disebut juga sebagai konjac glukomanan mempunyai kemampuan mengembang 100 lipat volumenya dalam air [5] sehingga untuk seseorang yang NATURAL B, Vol. 2, No. 2, Oktober 2013 --------------------- *Corresponding author : E-mail: [email protected]

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Temperatur Ekstraksi Terhadap Sifat Fisikokimia

128 Novie Ary, dkk : Analisis Clustering Varian Amorphophallus muelleri Blume yang Ditemukan di JawaTimur Berdasarkan Marka Molekuler CslA Pengkode Mannan Synthase dengan Teknik PCR-RFLP

Pengaruh Temperatur Ekstraksi Terhadap Sifat FisikokimiaGlukomanan Asal Amorphophallus muelleri Blume

Nunung Harijati1)* , Serafinah Indriyani1), Retno Mastuti1)

1) Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang

Diterima 15 Juli 2013, direvisi 23 Oktober 2013

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan temperatur optimum untuk ekstraksi glukomanandengan sifat fisikokimia yang baik. Metoda yang digunakan untuk ekstraksi dengan menggunakanpengadukan sesuai temperatur yang diinginkan (35-55-75C), diikuti dengan sentrifugasi pada kecepatan1500 rpm selama 30 menit pada temperatur 25C. Glukomanan digumpalkan menggunakan isopropilalkohol 95%. Parameter yang diamati adalah hasil glukomanan, kadar abu dan air glukomanan, warnatepung glukomanan dan kecerahan glukomanan serta kandungan kalsium oksalat. Hasil penelitianmenunjukkan estraksi pada 55C memberikan hasil glukomanan yang optimal yaitu 63,1% berat keringumbi. Ekstraksi 35C dan 75C, menghasilkan glukomanan masing-masing 52,99% dan 39,91% beratkering umbi. Warna tepung tidak berbeda secara mencolok dengan nilai L 25,17; 27,23 dan 26,37 masing-masing untuk ekstraksi 35-55-75C. Dari tiga temperatur ekstraksi tersebut glukomanan yang diperolehmengandung kalsium oksalat 0,03-0,11%, abu 1,17-2,00 %, kadar air 4,6-5,53 %, dan viskositas 49,5-2654,5 Cp.

Kata kunci : Amorphophallus muelleri, karakter fisikokimia, hasil glukomanan, temperatur ekstraksi.

ABSTRACT

This study had aims to find the optimum temperature for the extraction of the glucomannan withgood physicochemical characters . The method that used for extraction was the stirring method accordingvaries temperatures (35-55-75oC), followed by centrifugation with speed 1500 rpm for 30 minutes attemperatures 25C. Glucomannan was coagulated using 95% isopropyl alcohol. Parameters that observedincluded glucomannan yield, ash and water content, flour color, lightness of glukomanan as well ascalcium oxalate contents. The results showed that glucomannan extraction at 55C gave optimal results(63.1% per dry weigh of tuber), followed by 52,2% and 39,91% for extracted temperature 35C and75C respectively. There was no different significantly in color of glucomannan flour in betweentemperature which had L value 25,17; 27,23 and 26,37 correspond with extraction temperature 35C, 55C, and 75C. The calcium oxalate content of all treatment was 0,03-0,11% . The treatments also gave1,17-2,00% ash content, 4,6-5,53% water content and 49,5-2654,5 Cp of viscosity.

Keywords : Amorphophallus muelleri, physicochemical character, glucomannan yield, extraction temperature.

PENDAHULUAN

Glukomanan merupakan karbohidrat seratyang khas ditemukan di Amorphophallus sp.Banyak spesies konjac ditemukan di Asiatimur dan Asia Tenggara. Contohnya A. konjac

K. Koch (Jepang dan China), A. oncophyllusPrain ex Hook f (Indonesia). A. variabilisBlume (Filipina, Indonesia, Malaysia) dansebagainya. Konjac manan adalahheteropolisakarida yang terdiri dari β-D-Glukosa (G) dan β-D-mannose (M) denganrasio antara G/M sebesar 1 : 1,6. Glukomananatau konjac-mannan atau sering disebut jugasebagai konjac glukomanan mempunyaikemampuan mengembang 100 lipat volumenyadalam air [5] sehingga untuk seseorang yang

NATURAL B, Vol. 2, No. 2, Oktober 2013

---------------------*Corresponding author :E-mail: [email protected]

Page 2: Pengaruh Temperatur Ekstraksi Terhadap Sifat Fisikokimia

129Nunung H., dkk : Pengaruh Temperatur Ekstraksi Terhadap Sifat Fisikokimia Glukomanan AsalAmorphophallus muelleri Blume

sedang diet, glukomanan merupakan pilihanyang tepat.

Hingga saat ini proses umum yangdilakukan untuk mengekstrak glukomanandiawali dengan mencuci umbi, mengiris tipis-tipis, mengeringkannya, kemudianmenggerusnya. Pemurnian tepung konjacdilakukan wind shifting [6]. Pemurnian sepertiini banyak mengandung impurity seperti pati,cellulose, protein, lemak, sisa kantong tepung.Sehingga larutan dan gel yang terbentukmempunyai turbiditas tinggi dan berwarnakelabu [6]. [10] Menambahkan bahwa tepungkonjac yang berasal dari A. oncophyllus berasatajam. Rasa tajam tepung konjac disebabkanhadirnya kalsium oksalat. Untuk itu [10]melakukan purifikasi tepung konjac asalporang (Amorphophallus muelleri syn A.oncophyllus) dengan ekstraksi menggunakanalkohol dengan konsentrasi meningkatbertahap mulai 40% hingga 80% denganteknologi UAE (Ultrasound-AssistedExtraction). Dengan perlakuan tersebutkandungan kalsium oksalat mengalamipenurunan yang cukup signifikandibandingkan kontrolnya, sedangkan derajatputih (degree of whiteness) hanya sedikitturun. Sementara itu [9] melakukan purifikasimenggunakan perlakuan temperatur untukmengekstrak glukomanan dari tepung konjac.Hanya saja tidak dijelaskan nama spesiesAmorphophallus yang menghasilkan tepungkonjac tersebut. Glukomanan yang dihasilkankualitasnya lebih baik dibandingkanglukomanan komersial. Temperatur yangdigunakan mulai dari 35C hingga 95C, dantemperatur terbaik adalah 75 C, sedangkan [3]mendapatkan glukomanan murni asalAmorphophallus konjac dengan rasio manosaterhadap glukosa sebesar 1,4:1 pada ekstraksidengan temperatur 37C. Dari sini berartitemperatur memegang peran yang berartidalam mengekstraksi glukomanan. Mengingatbahwa Amorphophallus yang digunakan dalampenerapan temperatur ekstraksi glukomananmasih terbatas yaitu A.konjac dan tepungkonjac, maka perlu dikaji penerapantemperatur pada Amorphophallus yang lainyaitu Amorphophallus muelleri yang diekstrakpada keadaan segar. Keuntungan mengekstrakdalam keadaan segar adalah menghematwaktu dengan meniadakan fase pengeringan

dan penepungan. Dengan menerapkantemperatur rendah (35C), sedang (55C), dantinggi (75C), diharapkan akan mendapatkantemperatur optimal untuk menghasilkanglukomannan tinggi dengan tambahan sifatcerah, putih, transparan ketika dalam bentuklarutan, serta mempunyai kadar air, kalsiumokaslat dan kadar abu rendah.

METODE PENELITIAN

Umbi Porang (A. muelleri) yang gunakanmerupakan umbi Porang umur 2 tahun yaituumbi yang sudah melewati dua prioda tumbuh.Umbi diambil dari Desa Sumberbendo,Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun.

Proses ekstraksi glukomanan dariporang. Ekstraksi glukomanan diawali denganmenncuci umbi Porang hingga bersih, lalumemotongnya seperempat bagian. Potongantersebut diparut lalu dicuplik seberat 6 g.Cuplikan tersebut digerus hingga halus laludiproses sesuai dengan [9] yaitu dimulaidengan memasukkan gerusan umbi porangseberat 6 g ke 200 mL larutan Aluminiumsulfat 0,3%. Campuran tersebut kemudiandigojok selama 15 menit dalam inkubator yangsudah diatur temperaturnya. Temperaturinkubator yang digunakah untuk perlakuanadalah 35C, 55C, 75C. Campuran yangsudah digojok tersebut kemudian diencerkan 3kali volume kemudian disentrifus 1500 gselama 30 menit. Supernatan dipisahkan daripelletnya kemudian supernatan ditambahisopropyl alkohol 95% dengan perbandingan1:1. Filtrat yang dihasilkan kemudian disaringdengan kertas saring. Endapan yang terbentukdikeringkan dengan oven pada temperatur45C selama semalam atau sampai kering.Sampel kering yang terbentuk kemudiandigerus dan disaring dengan saringan halus(250 µm). Tepung glukomanan yangdihasilkan dianalisis kecerahan, derajat putih,transparansi, kadar air, kadar abu, dan kadarkalsium oksalatnya.

Penentuan sifat fisikokimia: analisisabu. Pengabuan diawali dengan memijarkancawan porselen sampai warna merah di dalamtungku pengabuan yang bertemperatur 650Cselama 1 jam. Setelah temperatur tungku turun

Page 3: Pengaruh Temperatur Ekstraksi Terhadap Sifat Fisikokimia

130 Nunung H., dkk : Pengaruh Temperatur Ekstraksi Terhadap Sifat Fisikokimia Glukomanan AsalAmorphophallus muelleri Blume

sampai 200C, cawan abu porselendidinginkan dalam deksikator selama 30-60menit, kemudian cawan porselen tersebutdalam keadaan kosong ditimbang. Kedalamcawan porselen tersebut dimasukkan bahanyang akan diperiksa kadar abunya. Pengabuandilakukan dalam tungku pengabuan padatemperatur 650C selama 1 jam (selamapengabuan cawan akan menjadi merah).Setelah temperatur tungku turun menjadi200C, cawan didinginkan dalam deksikatorselama 30-60 menit dan ditimbang beratnya.Perhitungan kadar abu :

Penentuan sifat fisikokimia: kandunganglukomanan. Hasil (yield) berupa glukomananadalah penting untuk menaksir produk daribahan segar. Oleh karena kadar air dari satubahan berbeda-beda maka penentuan hasilberdasarkan berat kering. Ekstraksi dilakukanpada keadaan segar, setiap satu set ekstraksidilebihkan satu contoh yang digunakan untukmenghitung kadar air. Bahan kering dihitungberdasarkan persamaan:ℎ = ℎ − 100 × ℎAnalisis hasil glukomanan diekspresikandalam persen berat kering atau g/100 g umbikering. Glukomanan yang dihasilkan dari 30gram bahan basah dioven 45C hingga kering(1-3 hari). Sebelum ditimbang bahan dari ovendidinginkan dalam desikator selama 60 menit.Penghitungan persentasi glukomanan tampakpada persamaan berikut:(%) = 45°ℎ × 100%

Penentuan sifat fisikokimia: kecerahan(transparansi). Transparansi dievaluasidengan pengamatan visual. Glukomanan yangsudah dioven sampai kering di temperatur45C digerus sampai halus. Hasil gerusandilarutkan aquades (1,0 g/100g), kemudiandiaduk dengan stirrer selama 30 menit, laludituang ke cawan petri dan diambil fotonya[9].

Penentuan sifat fisikokimia: nilai warna.Kecerahan (lightness/L*) semua sampel diukurdengan menggunakan color reader (Minolta

CR-10, Konica Minolta). Sampel dalambentuk tepung halus diletakkan pada wadahdan dilapisi plastik transparan lalu sensorwarna dari color reader didekatkan untukmendapatkan nilai warna. Nilai L menyatakantingkat gelap terang dengan kisaran 0-100,dimana nilai 0 kecenderungan warna hitam,sedangkan nilai 100 menyatakankecenderungan warna putih atau cerah.

Penentuan sifat fisikokimia: viskositas.Viskositas atau kekentalan tepung diukurmenggunakan Elcometer 2300 (USA) padakonsentrasi 1 %. Hasil pengukuran dinyatakandalam satuan cP atau Mpa.

Penentuan sifat fisikokimia: kadar airglukomanan. Tepung glukomanan hasilgerusan ditimbang sebanyak 100-130 mg,kemudian dioven selama 24 jam padatemperatur 105C. Tepung hasil oven tidakboleh langsung ditimbang namun dikeringkandulu dalam desikator selama 30-60 menit.Adapun kadar air ditentukan denganmengggunakan rumus sebagai berikut :

Penentuan sifat fisikokimia: penentuankandungan oksalat. Kandungan oksalatdalam glukomanan ditentukan menurut [4].Tahapan dalam penentuan kandungan oksalatmeliputi digesti, pengendapan oksalat, dantitrasi permanganate. Tahapan digesti adalahsebagai berikut: Tepung glukomanan seberat 1gram ditambah 4 ml HCl 6N, kemudiandipanaskan 100C selama 1 jam di lemariasam. Penambahan aquades dilakukan setelahhasil digesti dingin. Hasil digesti disaringmenggunakan kertas Whatman no.40. Filtrathasil penyaringan kemudian di bawa ke tahappengendapan. Tahap pengendapan diawalidengan menambahkan 3 tetes methyl red ke100 ml filtrate, kemudian ditambahkanbeberapa tetes NH4OH hingga warna lalutanyang semula pink-salmon menjadi kuning danpH larutan asam (pH 4-4,5). Larutan kemudiandipanaskan hingga 90C, disaring setelahdingin untuk menghilangkan endapan yangberisi ion fero. Filtrat yang dihasilkankemudian dipanaskan lagi hingga 90C,sambil diaduk ditambahkan 5% CaCl2

(%) = − ℎ × 100%

Page 4: Pengaruh Temperatur Ekstraksi Terhadap Sifat Fisikokimia

131Nunung H., dkk : Pengaruh Temperatur Ekstraksi Terhadap Sifat Fisikokimia Glukomanan AsalAmorphophallus muelleri Blume

sebanyak 8 ml. Larutan dibiarkan dingin dandisimpan semalam pada temperatur 5C.Esoknya larutan disentrifus 2500 rpm selama 5menit. Supernatan dibuang, endapan dilarutkandengan 8 ml H2SO4 20%. Oksalat yang larutsiap dititrasi untuk menentukan kadarnyadengan menggunakan kalium permanganateyang sebelumnya sudah distandarisasi.Tahapan awal dari titrasi adalah larutandiencerkan dengan aguades hingga 100 ml.Larutan tersebut kemudian dipanaskan tidaksampai mendidih. Dalam keadaan panasdititrasi dengan permanganat. Titrasidihentikan ketika larutan berwarna pink yangbertahan setidaknya 3 menit. Penghitungankandungan oksalat adalah sebagai berikut :

Analisis data. Data –data yang diperolehdianalisis Anova dan uji Tukey α 0.05menggunakan SPSS 17.0 for Windows.Sebelum dilakukan Anova dilakukan ujiLevene untuk melihat kesamaan varian. Jikasampel-sampel yang digunakan berbeda makadilakukan transformasi akar x.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil ekstraksi glukomanan denganmenggunakan temperatur 35C (untukselanjutnya disebut dengan ekstrak 35C),55C (untuk selanjutnya disebut denganekstrak 55C) dan 75C (untuk selanjutnyadisebut dengan ekstrak 75C) menghasilkantampilan tepung glukomanan seperti yangterlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Penampilan tepung glukomanan yangdiekstrak pada temperatur 35C (A), 55C(B), 75C (C).

Tepung tersebut diperoleh setelahglukomanan terekstrak dan dioven padatemperatur 45C, digerus, dan disaring.

Glukomanan yang diekstrak pada temperatur55C (untuk selanjutnya disebut denganekstrak 55C) lebih putih dibandingkan dengandua temperatur perlakuan lainnya .

Tabel 1. Hasil pengukuran kadar air, abu, viskositas dankecerahan glukomanan hasil ekstraksi padasuhu 35oC, 55oC, dan 75oC

Temperatur

Ekstraksi(oC)

KadarAir(%)

KadarAbu(%)

Viskositas(Cp)

Kecerahan (L)

35 C5.33 ±0,67 a

2.00 ±0,57 a

49.5 ±7,5 a

25.17±0,47 a

55 C5,5 ±1,32 a

1,67 ±0,44 a

1519 ±532,7 ab

27,23±1,37 a

75 C4,6 ±1,01 a

1,17 ±0,17 a

2654,5±175,5 b

26,37±1,38 a

Catatan: Angka-angka yang diikuti huruf yang samadalam satu kolom menunjukkan tidak berbeda nyata padauji Tukey 0.05.

Hasil ini juga sesuai dengan pengukurannilai warna derajat putih (L) (Tabel 1).Perlakuan ekstraksi pada temperatur 35Cmenghasilkan nilai kecerahan paling rendah,Ekstraksi temperatur 55C menghasilkan nilaikecerahan lebih tinggi dibandingkan lainnya.Kecerahan ditujukkan oleh nilai L (lightness).Pada sampel yang cerah nilai L mendekati 100,sedangkan sampel kusam mempunyai nilai Lmendekati nilai 0 [2]. Nilai kecerahan untukekstraksi pada temperatur yang berbeda daripenelitian ini berkisar 25-27. Nilai cerah yangdiperoleh ini lebih rendah dari yang diperoleholeh [10], mereka mendapatkan nilai yangberkisar 46-49 untuk ekstraksi menggunakanalkohol konsentrasi bertingkat. Nilai cerahglukomanan asal Indonesia rata-rata lebihrendah dibandingkan glukomanan Cina danJepang, hal tersebut disebabkan umbiAmorphophallus sebagai sumber glukomananIndonesia berwarna kuning tua hingga merahjambu muda, sedangkan Amorphophallussumber glukomanan Cina atau Jepangberwarna putih. Tingkat putih dari [10] didugakarena penggunaan alkohol bertingkat yangrelatif lama dan berkali-kali. Pengalamanempiris yang tidak sengaja adalah ketika hasilekstrak disimpan agak lama dalam isopropilalkohol menghasilkan warna lebih putihdibandingkan jika disimpan singkat. Derajat

(%) = 4 × 4 × /2( )( ) × 100 × 100%

Page 5: Pengaruh Temperatur Ekstraksi Terhadap Sifat Fisikokimia

132 Nunung H., dkk : Pengaruh Temperatur Ekstraksi Terhadap Sifat Fisikokimia Glukomanan AsalAmorphophallus muelleri Blume

putih atau nilai kecerahan juga tercermin padavisualisasi transparansi larutan glukomanan1% (Gambar 2). Perlakuan ekstraksi 55Cmenghasilkan visualisasi transparasi lebih baikdibandingkan ekstraksi 35C dan ekstraksi75C.

Gambar 2. Transparansi glukomanan ekstraksi 35oC,55oC, dan 75oC yang dilarutkan dalam air(1%) dengan air sebagai kontrol. Lingkaranhitam digambar diatas kertas dan diletakkandi bawah sampel.

Glukomanan hasil ekstraksi dikeringkandengan dioven pada temperatur 45 C hinggaberatnya konstan. Pengeringan padatemperatur tinggi menyebabkan ketidakstabilan glukomanan [10]. Sehingga terjawabsudah mengapa [9] mengeringkan glukomananhasil ekstraksi apada temperatur 45oC.Pengukuran kadar air dari tepung glukomanandari ekstraksi 35C, 55C, dan 75C berkisarantara 4,6-5,33% (Tabel 1). Kadar inimenunjukkan tingkat kekeringan yang lebihtinggi dibandingkan kadar air standart daripemerintah Cina yaitu 10-11% [8]. Berartiglukomanan hasil ekstraksi 35C, 55C, dan75C bisa disimpan lebih lama karenakemungkinan terhindar dari kontaminasi jamuradalah besar. Rendahnya kadar air merupakankodisi yang tidak menguntungkan untukpertumbuhan jamur [8].

Kadar abu yang diperoleh dari penelitianini berkisar antara 1,17-2,00% (Tabel 1). Hasilini lebih rendah dibandingkan kadar abu darikonjac flour yang digunakan oleh [9]. Hasilmereka adalah 3,96 %, namun untuk abu dariglukoman yang diekstrak dari konjac flourpada 35C dan 75C mereka memperoleh nilaikadar abu 0,42% dan 0,39%. Di duga haltersebut dikarenakan [9] menggunakan alkohol

untuk menggumpalkan glukomanan,sedangkan pada penelitian ini menggunakanisopropil alkohol. Dugaan tersebut perludibuktikan sebab kadar abu standartpemerintah Cina untuk glukomanan yangdiekstrak dengan alkohol dibolehkan antara 3-4,5% sebagai jaminan kualitas glukomanan[8]. Perolehan glukomanan merupakan tujuanekstraksi. Ekstraksi dilakukan bisa berasal darikonjac flour atau umbi baik segar maupunkering.

Gambar 3. Pengaruh tiga temperatur yang berbedaterhadap perolehan glukomanan (A) dankandungan kalsium oksalat dari tepungglukomanan yang diperoleh (B). Catatan :huruf yang sama pada masing gambarmenujukkan tidak berbeda nyata pada ujiTukey α0,05.

Perolehan glukomanan yang diekstraksipada temperatur 35C, 55C, dan 75C daripenelitian ini (menggunakan umbiAmorphophallus muelleri segar) menunjukkanbahwa temperatur 55C merupakan temperaturyang ideal untuk ekstraksi glukomanan. Padatemperatur tersebut diperoleh kadarglukomanan tertinggi yaitu sebesar 63,1%,sedangkan untuk ekstraksi 35C dan 75C,masing-masing didapatkan glukomanansebesar 52,99% dan 39,91% (Gambar 3a).Hasil tersebut selaras dengan kandungankalsium oksalat yang ada di dalamnya. Pada

(a)

(b)

Page 6: Pengaruh Temperatur Ekstraksi Terhadap Sifat Fisikokimia

133Nunung H., dkk : Pengaruh Temperatur Ekstraksi Terhadap Sifat Fisikokimia Glukomanan AsalAmorphophallus muelleri Blume

perolehan glukomanan yang tetinggi makakandungan kalsium oksalatnya juga tertinggi(Gambar 3b), demikian juga untuk hasilmedium (dari ekstraksi 35C) diperolehkandungan kalsium oksalat medium (0,066%).Tingginya kandungan kalsium oksalat jugaberkorelasi dengan kadar abu dari glukomanan(Tabel. 1). Seperti diketahui abu memberikansuatu ukuran total mineral yang ada bahanpangan setelah air dan bahan organik hilangsetelah pemanasan tinggi. Korelasi antaratingginya kandungan abu dan mineraldiketahui dari analisi abu tanaman cynara [6].Perolehan glukomanan dari tiga temperaturekstraksi (35C, 55C, dan 75C) memberikanhasil lebih tinggi dibandingkan dengan yangdilakukan oleh [9]. Mereka memperolehglukomanan sebesar 32,52% dan 35,41% padatemperatur ekstraksi masing-masing 35C dan75C dengan menggunakan alkohol sebagaipengendap glukomanan. Sehingga bolehdikatakan bahwa ekstraksi pada temperatur35C, 55C, atau 75C dengan menggunakanisopropil alkohol lebih menguntungkan,dengan pertimbangan hasil glukomanan lebihtinggi dan harga isopropil alkohol lebih murahdibandingkan alkohol.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang bisa diambil daripenelitian ini adalah untuk mendapatkan hasilglukomanan yang optimum, sebaiknya bahandiekstraksi pada temperatur 55°C. Tampilanfisik (warna tepung) dari tepung masihmencerminkan nature umbi glukomanan yaitumasih berwarna coklat muda. Sementara itukadar abu dan kadar air, juga kalsium oksalatcukup rendah.

Meskipun hasil glukomanan lebih tinggidengan menggunakan isopropil alkohol padatemperatur ekstraksi 55°C, perlu diuji denganmenggunakan temperatur yang samamenggunakan alkohol untuk melihatkonsistensi temperatur 55oC

DAFTAR PUSTAKA

[1] Barton-wright, E. C. and R. Tomkins(1940), The moisture content and growth

of mould in flour, bran, and middlings,Cereal Chemistry, 17(3) : 332-342.

[2] Budijanto S dan Yuliyanti (2012), Studipersiapan tepung sorgum (sorghumbicolor L. moench) dan aplikasinya padapembuatan beras analog, JurnalTeknologi Pertanian, 13(3): 177-186.

[3] Gille, S., K. Cheng, M.E. Skinner, A.H.Liepman, C.G. Wilkerson, M. Pauly(2011), Deep sequencing of voodoo lily(Amorphophallus konjac): an approach toidentify relevant genes involved in thesynthesis of the hemicelluloseglucomannan, Planta, 234: 515–526.

[4] Iwuoha, C.I. dan F.A. Kalu (1995),Calcium oxalate and physico-chemicalproperties of cocoyam (Colocasiaesculenta and Xanthosomasagittifolium)tuber flours as affected by processing,Food Chemistry, 54 : 61-66.

[5] Koroskenyi, B and S.P. McCarthy (2001),Synthesis of acetylated konjacglucomannan and effect of degree ofacetylation on water absorbency,Biomacromolecules, 2: 824-826.

[6] Monti A., Di Virgilio N. and Venturi G.(2008), Mineral composition andashcontent of six major energy crops,Biomass and Bioenergy, 32(3): 216-223.

[7] Ohashi, S., G. J. Shelso, D. Moirano, L.Arthur and W. L. Drinkwater (1988), Freepatent online. Clarified konjacglucomannan. Japanese Patent, 63-68054.

[8] Peiying, L. et al (2002), ProfessionalStandard of The Peoeple’s Republic ofChina for Konjac Flour. NY/T : 494-2002.

[9] Tatirat, O and S. Charoenrein (2011),Physicochemical properties of konjacglucomannan extracted from konjac flourby a simple centrifugation process, FoodScience and Technology, 44 : 2059-2063.

[10] Widjanarko, S. B., A. Faridah, and A.Sutrisno (2011), Effect of multi levelethanol leaching on physico-chemicalproperties on konjac flour(Amorphophallus Oncophyllus), The 12th

Asean Food Conference, 16-18 June2011, BITEC Bangna, Bangkok,Thailand.