pengaruh teknik pembelajaran probing...
TRANSCRIPT
PENGARUH TEKNIK PEMBELAJARAN PROBING – PROMPTING
TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPS DI MTS AL-FALAH KECAMATAN KOTABARU
KABUPATEN KARAWANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
KHOERUNNISA
NIM.108015000006
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
i
ABSTRAK
KHOERUNNISA, NIM 108015000006 : “Pengaruh Teknik Pembelajaran
Probing-Prompting Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPS di MTs Al-Falah Kecamatan Kotabaru Kabupaten
Karawang”. Skripsi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan teknik
pembelajaran probing-prompting terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
quasi eksperimen. Pada penelitian ini sampel diambil sebanyak 54 orang dengan
menggunakan teknik purposive sampling, dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Teknik pengumpulan data
menggunakan instrumen tes objektif berupa pilihan ganda sebanyak 18 soal dan
non tes berupa observasi. Sebelum melakukan analisa data dengan menggunakan
uji-t, dilakukan uji normalitas dengan uji liliefors dan uji homogenitas dengan uji
Fisher. Pada perhitungan uji hipotesis melalui uji-t pada taraf signifikan 95%,
didapatkan hasil thitung < ttabel (-0,04 < 2,01) maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Sehingga kesimpulannya adalah penggunaan teknik pembelajaran probing-
prompting tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
Kata Kunci : Teknik probing-prompting, Hasil Belajar
ii
ABSTRACT
KHOERUNNISA, NIM 108015000006 : “The effects of Probing-Prompting
Learning Technique Towards Improvement of Student Learning Outcomes
in Social Subjects at MTs Al-Falah Kotabaru District of Karawang”.
Department of Social Sciences, Faculty of Tarbiah Sciences and Teaching,
University of Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
This study was conducted to determine the effect of the use of probing-
prompting learning techniques towards improvement of student learning outcomes
in social subjects. The method used in this study is quasi-experimental. In this
study, samples were taken from 54 people with purposive sampling and divided
into two groups: the control group and the experimental group. Data collection
techniques using an objective test instruments in the form of multiple choice
questions and a total of 18 non-test in the form of observation. Before performing
data analysis using t-test, normality test is performed with Liliefors test and
homogeneity test with Fisher test. In the calculation of hypothesis testing via t-test
at significant level of 95%, the result tcount < ttable (-0.04 < 2.01) hence Ho accepted
and Ha rejected. So the conclusion is the use of probing-prompting learning
technique does not have a significant effect in improving student learning
outcomes in social subjects.
Keywords: Mechanical probing-prompting, Learning Outcomes
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan taufik dan hidayah kepada setiap makhluk ciptaan-Nya tanpa
henti, terutama kepada penulis. Shalawat dan salam semoga selalu tersampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah berjasa membimbing umatnya menuju
jalan yang penuh dengan ilmu pengetahuan, juga kepada keluarga, para sahabat
dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis memanjatkan puji syukur karena berkat taufik dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Teknik
Pembelajaran Probing-Prompting Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran IPS di MTs Al-Falah Kecamatan Kotabaru Kabupaten
Karawang” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
(S.Pd) pada program studi Pendidikan IPS. Penulis menyadari dalam penulisan
skripsi ini masih banyak kekurangan. Hal ini dikarenakan keterbatasan
pengetahuan dan kurangnya pengalaman penulis. Tetapi dengan banyaknya
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak penulisan skripsi ini pun dapat
diselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung
ataupun tidak langsung. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
3. Ibu Maila Dinia Husni Rahim, MA. SpD, selaku dosen pembimbing I
yang telah sabar membimbing, membantu serta memberikan dorongan
kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
4. Ibu Anissa Windarti, M.Sc selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis saat
melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi ini.
5. Seluruh dosen jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah
banyak membantu penulis selama berkuliah di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Yandi Hanadi, S.Pd.I, M.Si selaku kepala sekolah, serta guru
dan staf yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di MTs Al-Falah dan juga bersedia memberikan data-data
yang penulis butuhkan untuk kelengkapan penulisan skripsi ini.
7. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu mendo’akan serta memberikan
dukungan baik moral maupun materi kepada penulis.
8. Suamiku tercinta Ahmad Nahrowi S.Pd.I, yang telah memberikan do’a
dan motivasi agar penulisan ini dapat terselesaikan.
9. Teman-teman seperjuangan Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan
2008 yang telah memberikan dukungan, semangat dan motivasi.
10. Pihak-pihak lain yang telah membantu yang tidak mungkin penulis
sebutkan saru-persatu.
Penulis berharap semoga bantuan dan dorongan yang telah diberikan
mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada
umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, Maret 2015
Penulis
Khoerunnisa
NIM 108015000006
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ..................................................................................................
ABSTRACK ..............................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
DAFTAR TABEL ......................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................
B. Identifikasi Masalah.............................................................
C. Pembatasan Masalah.............................................................
D. Rumusan Masalah.................................................................
E. Tujuan Penelitian..................................................................
F. Manfaat Penelitian................................................................
1. Manfaat Teoritis...............................................................
2. Manfaat Praktis................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Teknik Probing-Prompting..................................................
1. Pengertian Teknik Pembelajaran......................................
2. Pengertian Teknik Probing-Prompting............................
3. Kelebihan dan Kelemahan...............................................
4. Langkah-Langkah dalam Pembelajaran...........................
B. Hakikat Belajar.....................................................................
i
ii
iii
v
viii
ix
x
1
5
5
5
5
6
6
6
7
7
8
12
14
16
vi
1. Pengertian Belajar............................................................
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar.....................
3. Hasil Belajar.....................................................................
C. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)……...........……
1. Pengertian IPS..................................................................
2. Tujuan Pembelajaran IPS.................................................
D. Kajian Relevan.....................................................................
E. Kerangka Berfikir.................................................................
F. Hipotesis...............................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................
B. Metode dan Desain Penelitian.............................................
1. Metode Penelitian............................................................
2. Desain Penelitian.............................................................
C. Populasi dan Sampel............................................................
D. Prosedur Penelitian..............................................................
1. Tahap Persiapan..............................................................
2. Tahap Pelaksanaan..........................................................
3. Tahap Penyelesaian.........................................................
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................
F. Instrumen Penelitian............................................................
1. Tes Hasil Belajar Siswa...................................................
2. Observasi.........................................................................
G. Teknik Analisis Data............................................................
1. Pengujian Persyaratan Analisis Data.............................
2. Pengujian Hipotesis.........................................................
3. Uji Normalitas Gain........................................................
H. Hipotesis Statistik.................................................................
16
17
21
23
23
24
25
27
28
29
29
29
30
31
32
32
33
33
33
33
34
41
41
41
44
44
45
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MTs Al-Falah ........................................
B. Hasil Uji Coba Instrumen Test.............................................
C. Deskripsi Data......................................................................
1. Deskripsi Data Tes Awal (Pretest)...................................
2. Deskripsi Data Tes Akhir (Posttest).................................
3. Deskripsi Data Hasil Observasi .....................................
D. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis Data............................
1. Analisis Data Tes Awal (Pretest).....................................
2. Analisis Data Tes Akhir (Posttest)...................................
E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan................................
F. Analisis dan Interpretasi Data.............................................
G. Keterbatasan Penelitian.......................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................
B. Saran.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
46
48
50
51
54
56
58
58
60
62
64
65
66
66
68
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian ......................................................................
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar .....................................
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes .............................................
Tabel 4.2 Data Statistik Pretest Kelas Kontrol .........................................
Tabel 4.3 Data Statistik Prestest Kelas Eksperimen .................................
Tabel 4.4 Data Statistik Posttest Kelas Kontrol .......................................
Tabel 4.5 Data Statistik Posttest Kelas Eksperimen ................................
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar (Aktivitas
Guru) Kelas Kontrol ................................................................
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar (Aktivitas
Guru) Kelas Eksperimen ..........................................................
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Kontrol
...................................................................................................
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen
...................................................................................................
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Tes Awal (Pretest) Kelas Kontrol dan
Eksperimen ...............................................................................
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Tes Awal (Pretest) ..............................
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Tes Akhir (Posttest) Kelas Kontrol dan
Eksperimen ...............................................................................
Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Tes Akhir (Posttest) ............................
Tabel 4.14 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest .............................
Tabel 4.15 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest ............................
32
35
50
52
54
55
56
58
58
58
59
60
61
61
62
63
64
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Langkah-langkah penerapan teknik probing-prompting ..........
Gambar 2.2 Kegiatan Belajar .......................................................................
Gambar 4.1 Histogram Hasil Pretest Kelas Kontrol ...................................
Gambar 4.2 Histogram Hasil Pretest Kelas Eksperimen ............................
Gambar 4.3 Histogram Hasil Posttest Kelas Kontrol .................................
Gambar 4.4 Histogram Hasil Posttest Kelas Eksperimen ..........................
16
23
53
54
56
57
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Wawancara Pada Kegiatan Observasi (Pra Penelitian) Untuk Guru
IPS Kelas VII
Wawancara Pada Kegiatan Observasi (Pra Penelitian) Untuk
Siswa IPS Kelas VII
Pedoman Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar dan Aktivitas
Siswa Kelas Eksperimen
Pedoman Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar dan Aktivitas
Siswa Kelas Kontrol
Tabel Analisis Untuk Menghitung Validitas Butir Soal
Tabel Anallisi Untuk Menghitung Reliabilitas Butir Soal
Langkah-Langkah Perhitungan Taraf Kesukaran
Daftar Skor Uji Coba Kelompok Atas dan Kelompok Bawah
Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
Soal Pretest dan Posttest
RPP Kelas Eksperimen
Data Pretest Kelas Kontrol
Data Posttest Kelas Kontrol
Data Pretest Kelas Eksperimen
Data Posttest Kelas Eksperimen
Rekapitulasi Nilai Pretest, Posttest dan Nilai N-Gain Kelompok
Kontrol dan Kelompok Eksperimen
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
berkembang dengan pesat. Hal itulah yang mengharuskan adanya
perkembangan dalam dunia pendidikan agar dapat menghasilkan manusia
yang berkualitas, yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sedang berkembang. Selain dapat menguasai ilmu pengetahuan, para
siswa juga diharapkan dapat menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.
Kegiatan dalam pendidikan terdapat proses belajar mengajar yang
melibatkan dua pihak yakni guru dan siswa. Dalam kegiatan pembelajaran,
siswa didorong untuk terlibat dalam mengkaji suatu topik atau melakukan
suatu kegiatan yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran
yang diharapkan. Guru juga harus memiliki kemampuan untuk memahami
peserta didiknya, dan mengetahui bagaimana caranya agar peserta didiknya
tersebut dapat berhasil mencapai tujuan yang diharapkan itu. Karena
keberhasilan proses belajar mengajar tidak terlepas dari cara pendidik
mengajar peserta didiknya.
Pendidikan semakin dituntut untuk tampil sebagai kunci dalam
pengembangan sumber daya manusia. Yaitu manusia yang memiliki
kemampuan, kepribadian, dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan
perkembangan. Maka dari itu, hasil dari proses pendidikan tidak hanya
diukur dari apa yang dapat ditampilkan oleh lulusan pendidikan, melainkan
juga disertai sikap dan nilai yang mendasari seperti kemandirian, prakarsa dan
ketekunan. Seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
2003, yaitu:
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
2
2
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1
Dari konsep pendidikan menurut Undang-Undang di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan
guru harus merencanakan proses belajar mengajar menjadi lebih
menyenangkan bagi siswanya. Karena dari proses pembelajaran itulah dapat
menghasilkan hasil belajar yang diinginkan. Maka, proses pembelajaran itu
tidak boleh dikesampingkan oleh pendidik.
Selain itu, salah satu peran guru dalam proses belajar mengajar adalah
memberikan pertanyaan kepada siswanya. Pertanyaan memungkinkan
terjadinya komunikasi langsung antara penanya dan penjawab. Dalam hal ini,
komunikasi yang terjadi adalah hubungan timbal balik secara langsung antara
siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Kegiatan tanya jawab ini
dilakukan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar. Dengan adanya komunikasi seperti tanya jawab inilah guru dapat
mengetahui tingkat keberhasilannya mencapai suatu tujuan dalam proses
belajar mengajar.
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan merupakan salah satu strategi
pengajaran dasar yang dapat diterapkan pada hampir semua bidang materi
pelajaran. Menurut Eggen & Kauchak jika dilakukan dengan efektif, strategi
questioning (bertanya) dapat mendorong keterlibatan, meningkatkan
pembelajaran, memotivasi siswa, dan menyediakan umpan balik tentang
kemajuan pembelajaran.2 Diharapkan dengan meningkatnya partisipasi siswa
dalam kegiatan belajar dapat tercapai tujuan yang diinginkan dalam suatu
pendidikan. Dengan begitu pendidikan akan lebih berkualitas. Selain itu, para
pendidik tidak hanya menjejali para peserta didiknya dengan materi-materi
pelajaran tetapi memberi pemahaman kepada peserta didiknya tentang
informasi dan pembelajaran yang telah disampaikan untuk diaplikasikan
1 Undang-Undang, “ SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional): UU RI No. 20 Tahun 2003”,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2008), Cet. I, h.3
2 David A. Jacobsen, Paul Eggen, dan Donald Kauchak, Methods For Teaching, Terj. Achmad
Fawaid dan Khoirul Anam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. Ke-1, h.172
3
3
dalam kesehariannya. Sesuai dengan tujuan utama dari pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap
mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan
terampil dalam mengatasi setiap masalah yang ada, baik yang menimpanya
ataupun orang lain. Dari sinilah para pendidik mempunyai tugas untuk
memilih model, metode, dan strategi pembelajaran yang sesuai agar
tercapainya tujuan tersebut.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis selama tiga hari
yaitu pada tanggal 23-25 Oktober 2012, dengan cara mewawancarai siswa
dan guru mata pelajaran IPS, dan juga melakukan pengamatan proses
pembelajaran dapat diketahui permasalahan yang dihadapi MTs Al-Falah
dalam proses pembelajaran IPS adalah rendahnya hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS, karena metode yang sering digunakan adalah metode
ceramah. Dari hasil wawancara dengan guru yang bersangkutan kendala yang
dihadapi dari metode ceramah tersebut adalah siswa kurang fokus terhadap
pelajaran yang disampaikan bahkan ada yang sampai tertidur ketika proses
belajar mengajar berlangsung. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Heru
Setyawan dalam sebuah artikel dituliskan bahwa kelemahan dari metode
ceramah adalah jika metode ceramah terlalu sering digunakan dalam proses
belajar mengajar akan membuat siswa bosan dan cenderung membuat pasif
siswa.3 Siswa yang tidak fokus ketika belajar tidak akan bisa menangkap
pelajaran dengan baik dan itu akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa untuk mencapai hasil belajar yang
diinginkan maka guru harus merencanakan proses belajar mengajar yang baik
dan menyenangkan bagi peserta didiknya. Kurangnya perhatian siswa
terhadap pelajaran ketika proses belajar mengajar tersebut berakibat pada
hasil belajarnya yang dibuktikan oleh nilai dari 30 orang siswa dalam 1 kelas
3 Heru Setyawan, Pengertian, Kelebihan, dan Kekurangan Metode Ceramah, 2011,
(http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/pengertian-kelebihan-dan-kekurangan.html)
4
4
terdapat 19 orang siswa yang nilainya masih di bawah KKM yaitu di bawah
70.
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas untuk
meningkatkan belajar siswa secara aktif, strategi pembelajaran yang dapat
digunakan oleh pendidik adalah strategi yang dapat membuat siswa merasa
yakin akan kemampuan yang dimilikinya dan selalu ikut berpartisipasi dalam
proses belajar mengajar. Salah satu strategi belajar yang dapat memacu siswa
untuk bisa belajar aktif dan mandiri adalah strategi questioning dengan
penggunaan teknik pembelajaran probing prompting.
Probing-prompting berasal dari bahasa Inggris, menurut arti katanya
probing berarti menyelidik dan prompting berarti mendorong.4 Pembelajaran
dengan menggunakan teknik probing-prompting sangat erat kaitannya dengan
pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan menggunakan
teknik pembelajaran tersebut disebut dengan probing question. Dalam teknik
pembelajaran ini siswa mau tidak mau dituntut untuk berpartisipasi dalam
proses belajar mengajar. Teknik probing-prompting adalah pembelajaran
dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya
menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan
pengetahuan siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang
sedang dipelajari. Penjelasan lebih rinci tentang teknik pembelajaran probing-
prompting akan penulis bahas pada BAB II. Diharapkan dengan penerapan
teknik probing-prompting dalam proses pembelajaran akan bisa
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hasil belajar yang
dimaksud penulis adalah perubahan yang terjadi pada siswa setelah siswa
tersebut mendapatkan pengalaman dari interaksi dengan lingkungannya, baik
dengan guru atau temannya dan perubahan tersebut diukur dengan
diberikannya tes. Maka dari itu, penulis mengangkat permasalahan tersebut
menjadi skripsi dengan judul “Pengaruh Teknik Pembelajaran Probing-
Prompting Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
4 Jhon M. Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2008), h. 448
5
5
Pelajaran IPS di MTs Al-Falah Kecamatan Kotabaru Kabupaten
Karawang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas, maka dapat
ditemukan beberapa masalah diantaranya adalah:
1. Kurangnya partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Sedikitnya media dan metode pembelajaran yang diberikan oleh guru
kepada siswa.
3. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
C. Pembatasan Masalah
Dari uraian identifikasi masalah di atas maka dilakukan pembatasan
masalah agar pembahasan tidak meluas, maka masalah akan dibatasi pada hal
pengaruh teknik pembelajaran probing-prompting terhadap peningkatan hasil
belajar siswa di MTs Al-Falah Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam skripsi ini adalah:
Apakah terdapat pengaruh penggunaan teknik pembelajaran probing-
prompting terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
di MTs Al-Falah Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
Untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh penerapan teknik
pembelajaran probing-prompting terhadap peningkatan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS di MTs Al-Falah Kecamatan Kotabaru Kabupaten
Karawang.
6
6
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bertambahnya wawasan dan pengalaman peneliti tentang penerapan
teknik probing-prompting dalam pembelajaran IPS.
b. Sebagai referensi bagi peneliti lain untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Siswa sebagai penerima ilmu dapat menjadikan teknik pembelajaran
probing-prompting ini sebagai teknik mengembangkan cara berpikirnya
untuk memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
b. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk meningkatkan mutu
pendidikan di kelasnya.
c. Sekolah bisa mendapatkan masukan teknik pembelajaran yang bagus
sehingga sekolah bisa menerapkan cara yang efektif dalam sistem
pembelajarannya.
7
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka merupakan suatu ringkasan dan teori yang ditemukan dari
sumber bacaan yang ada kaitannya dengan tema yang akan diangkat dalam sebuah
penelitian. Tujuan dari penulisan kajian pustaka ini adalah untuk
mengorganisasikan penemuan-penemuan peneliti yang pernah dilakukan. Dan
tujuan dari peneliti menuliskan kajian pustaka adalah agar pembaca dapat
mengetahui dan memahami masalah atau tema yang diangkat dalam penelitian ini.
A. Teknik Probing-Prompting
Sebelum kita membahas pengertian dari teknik probing-prompting, sebaiknya
terlebih dahulu kita mengetahui pengertian dari teknik pembelajaran. Adapun
pengertian dari teknik pembelajaran yaitu sebagai berikut.
1. Pengertian Teknik Pembelajaran
Wina Sanjaya menyebutkan bahwa pengertian dari teknik adalah cara
yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu
metode.5 Dan adapun pengertian tentang pembelajaran, Wina Sanjaya
mengartikannya sebagai proses penambahan informasi dan kemampuan
baru.6 Dari definisi-definisi tentang teknik dan pembelajaran yang telah
disebutkan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengertian dari
teknik pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan guru untuk
menerapkan metode tertentu dalam kegiatan belajar mengajar agar
terjadinya suatu perubahan perilaku, cara berpikir, dan keterampilan siswa
sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2010), hl. 127 6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2010), h. 129
8
8
2. Pengertian Teknik Probing-Prompting
Dalam sebuah kegiatan belajar mengajar akan ditemukan tiga
kemungkinan ketika guru mengajukan pertanyaan kepada siswanya, yaitu
siswa diam, siswa menjawab dengan benar dan siswa menjawab dengan
salah. Pada umumnya yang terjadi dalam sebuah kegiatan belajar
mengajar, ketika siswa diam atau menjawab pertanyaan dengan salah guru
akan melemparkan pertanyaan tersebut kepada temannya yang lain yang
lebih dianggap mampu untuk menjawab pertanyaan dengan benar. Jika hal
ini terjadi, maka siswa yang diam atau tidak bisa menjawab dengan benar
akan merasa terabaikan. Untuk menghindari kemungkinan tersebut,
peneliti akan mencoba untuk menerapkan sebuah strategi questioning
(bertanya) dengan teknik probing-prompting. Dalam penerapannya
peneliti akan terlibat langsung sebagai guru dan guru pamong sebagai
observernya.
Probing menurut kamus Bahasa Inggris berasal dari kata dasar probe
(kb) 1. Pemeriksaan, penyelidikan, to Probe into: menyelidiki.7 Sedangkan
menurut istilah probing berarti berusaha memperoleh keterangan yang
lebih jelas atau mendalam.8 Dan prompting menurut bahasa Inggris adalah
mengarahkan, menuntun sedangkan menurut istilah prompting adalah
pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada murid dalam proses
berpikirnya.9 Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
teknik probing-prompting adalah suatu cara bertanya yang menuntun
peserta didik untuk menjawab pertanyaan secara benar dengan menggali
pemikirannya sendiri dengan cara guru memberikan pertanyaan yang dapat
menuntun siswa untuk menjawab pertanyaan dengan benar.
Teknik probing-prompting merupakan salah satu teknik untuk
mengajukan pertanyaan. Menurut Herdian (2009), teknik probing-
7 Jhon M. Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2008), h. 8 Jhon M. Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2008), h.448
9 Marno Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2008), h.117
9
9
prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian
pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses
berpikir yang mengaitkan pengetahuan, sikap siswa dan pengalamannya
dengan pengetahuan baru yang ingin dicapai. Artinya, pengetahuan baru
tidak diberitahukan.10
Melalui pembelajaran dengan teknik probing, siswa terlatih
merefleksikan persepsinya, memberikan argumen dan
mengkomunikasikan ke pihak lain sehingga guru pun memahami proses
berpikir siswa, dan guru dapat membimbing serta mengintervensikan ide
baru berupa konsep atau prinsip.11
Dengan demikian proses pembelajaran
berlangsung sesuai dengan kemampuan siswa sehingga interaksi antara
guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa menjadi terkondisi secara
alami.
Pembelajaran dengan teknik probing menurut Joyce, Weil dan
Shower, langkah pertama adalah menghadapkan siswa pada situasi yang
mengandung teka-teki, lalu menyelidiki respon siswa, dan dilanjutkan
dengan penyelidikan penalarannya.12
Ketika menghadapi situasi baru,
menurut Moore dan Parker “siswa akan menghadapi pertentangan dengan
latar belakang pengetahuannya, sehingga muncul tanggapan berpikir siswa
terhadap apa yang dihadapinya berdasarkan pengetahuan yang ada”.13
Dari
pengertian tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa dengan
menggunakan teknik probing dalam pembelajaran siswa harus menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru dengan menggunakan pendapatnya
sendiri dari pengetahuan yang telah dia miliki dan juga alasan dia bisa
mengemukakan alasan seperti itu.
Setiawan mengemukakan bahwa teknik probing dalam pembelajaran
adalah cara bertanya guru kepada siswa melalui serangkaian pertanyaan,
10 Titin Sobariah, Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa dalam Pembelajaran
dengan Teknik Probing-Prompting, (Bandung, Skripsi UPI, 2012), hl. 12
11 Dede Sulaeman, Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Teknik Probing Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa MTs, (Jakarta, Skripsi UIN, 2007), h. 17
12
Ibid, hal 17
13
Ibid, hal 17
10
10
bertujuan untuk menggiring siswa sampai pada pemahaman yang
dimaksud dan untuk meningkatkan jawaban sehingga jawaban berikutnya
lebih jelas, akurat serta beralasan. Sedangkan probing question ialah
pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban lebih dari
siswa yang bermaksud untuk mengembangkan kualitas jawaban, sehingga
jawaban berikutnya lebih jelas, akurat serta beralasan.14
Dengan demikian
teknik probing adalah suatu teknik dalam pembelajaran dengan cara guru
mengajukan serangkaian pertanyaan untuk membimbing siswa sampai
pada pemahaman yang dimaksudkan, dan untuk meningkatkan kualitas
jawaban siswa sehingga jawaban berikutnya lebih jelas, akurat serta
beralasan.
Teknik probing merupakan bagian dari metode tanya jawab. Dengan
menggunakan tanya jawab siswa lebih aktif daripada belajar mengajar
dengan ekspositori.15
Metode ekspositori inilah yang sering digunakan
oleh guru di sekolah yang menjadi objek penelitian walaupun terkadang
menggunakan metode lain. Ekspositori merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari
seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal.16
Jadi, dalam sebuah kegiatan
belajar mengajar dengan menggunakan strategi ekspositori yang lebih aktif
adalah gurunya bukan siswanya. Tetapi pada teknik probing-prompting
siswa menjadi lebih aktif dari gurunya karena dengan diterapkannya teknik
ini anak diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya ataupun
bertanya mengenai hal yang tidak dia pahami. Lebih lanjut dikatakan
bahwa dengan metode tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh guru harus dijawab oleh siswa atau mungkin siswa balik bertanya jika
ada sesuatu yang tidak jelas baginya.
14 Ibid, h. 18
15
Ibid.
16
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2010), h. 179
11
11
Secara bahasa “prompting” berarti “mengarahkan, menuntut”.17
Sedangkan menurut istilah adalah pertanyaan yang diajukan untuk
memberi arah kepada murid dalam proses berfikirnya.18
Prompting
merupakan suatu strategi bertanya yang melibatkan penggunaan isyarat-
isyarat, atau petunjuk-petunjuk, yang digunakan untuk membantu siswa
menjawab dengan benar.19
Dengan menggunakan teknik inilah diharapkan
dapat mengurangi persoalan tanya jawab yang dilakukan oleh seorang
guru terhadap muridnya. Persoalan yang dimaksud adalah guru tidak
hanya bertanya kepada siswa yang dianggapnya bisa menjawab pertanyaan
yang diajukan tetapi kepada siswa lain dengan memberikan pertanyaan
yang dapat menuntun dan menggali pengetahuan siswa agar siswa dapat
menjawab pertanyaan dengan benar. Prompting bisa berhasil dan
menyenangkan untuk diterapkan dalam membantu siswa mengonstruksi
jawaban-jawaban yang tidak dapat mereka berikan sebelumnya. Dan untuk
memperoleh jawaban-jawaban yang diharapkan dari siswa, setelah guru
memberikan pertanyaan maka guru harus memberikan waktu tunggu agar
anak bisa memikirkan jawaban apa yang sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan oleh gurunya.
Jadi, dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya
teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru
menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali
sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan siswa dan
pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.
Selanjutnya siswa mengkonstruksikan sendiri konsep menjadi pengetahuan
baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan. Dengan
model pembelajaran seperti ini proses tanya jawab dilakukan secara acak.
Sehingga mau tidak mau setiap siswa harus berpartisipasi aktif, siswa tidak
17 Idris, Marno, Strategi Dan Metode Pengajaran (Jogyakarta: Ar-Ruz Media, 2008), hal 117
18
Ibid, 125
19 David A. Jacobsen, Methods For Teaching, Terjemahan Achmad Fawaid dan Khoirul Anam,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), Cet. Ke-1, h. 182
12
12
bisa menghindar dari proses pembelajaran, karena setiap saat mereka akan
dilibatkan dalam proses tanya jawab.20
3. Kelebihan dan Kelemahan
a. Kelebihan
Pada setiap strategi, metode ataupun teknik pembelajaran yang
digunakan pastinya mempunyai kekurangan dan kelebihan. Adapun
kelebihan menggunakan teknik pembelajaran probing-prompting
dalam suatu pembelajaran yaitu para siswa dapat mengonstruksi
jawaban-jawaban yang tidak dapat mereka berikan sebelumnya.
Penggunaan strategi-strategi questioning di dalam kelas adalah untuk
membantu siswa mempelajari konten dan untuk mengajari mereka
berpikir lebih kritis dan analitis. Dalam berpikir kritis siswa dituntut
menggunakan logika (akal sehat) untuk menentukan sebab akibat,
menganalisis, menarik kesimpulan-kesimpulan, dan bahkan
menciptakan hukum-hukum (kaidah teoritis). Dan siswa dituntut
untuk menggunakan strategi kognitif tertentu yang sesuai untuk
menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi
kesalahan atau kekurangan.
Pertanyaan-pertanyaan probing-prompting dapat mendorong
pemikiran kritis dan lebih mendalam melalui penerapan lima tingkatan
proses dalam ranah kognitif. Ranah kognitif adalah ranah yang
mencakup kegiatan mental (otak) yang berhubungan dengann
kemampuan berpikir. Kelima tingkatan proses dalam ranah kognitif
yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, dan
mengevaluasi. Dengan dipergunakannya teknik tersebut guru dapat
menggali pengetahuan siswa dengan cara menuntunnya agar dapat
mencapai jawaban yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan.
Mengajukan pertanyaan yang mengharuskan siswa untuk menerapkan,
20 Suyatno, Menjelajahi Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Mass Media Buana Pustaka, 2009),
h. 63
13
13
menganalisis, dan mengevaluasi informasi adalah tujuan utama dalam
mendorong kemampuan-kemampuan berpikir tingkat tinggi.21
Pada kenyataan yang terjadi saat ini yang lebih aktif dalam
kegiatan belajar mengajar adalah guru dibandingkan dengan siswa.
Guru yang lebih banyak berbicara dibandingkan siswa. Masalah ini
peneliti temukan pada sekolah yang akan menjadi objek penelitian.
Padahal alangkah baiknya jika siswa belajar untuk lebih aktif ketika
proses belajar mengajar sedang berlangsung agar guru dapat menilai
siswa tersebut dapat menyerap atau tidak pelajaran yang telah
disampaikan sebelumnya. Guru dapat menilainya dengan cara
bertanya kepada siswa atau ketika siswa bertanya. Karena ketika siswa
bertanya berarti sedang terjadi proses berpikir dan adanya rasa ingin
tahu dari siswa. Maka dari itu, peneliti memilih untuk menggunakan
teknik pembelajaran probing-prompting agar siswa lebih aktif. Karena
dengan menggunakan teknik pembelajaran ini siswa akan diberikan
pertanyaan oleh guru yang sifatnyan menggali pengetahuan siswa.
b. Kelemahan
Setelah sebelumnya peneliti memaparkan kelebihan dari teknik
probing-prompting, ada baiknya kita mengetahui juga kelemahan dari
teknik pembelajaran tersebut. Seperti yang ditunjukkan oleh buku-
buku penelitian, probing-prompting merupakan teknik penting yang
banyak digunakan oleh guru efektif. Namun, teknik ini bisa jadi
sangat sulit untuk diterapkan dan tidak bisa digunakan sesering dan
sesuka hati kita. Alasan kesulitan ini adalah bahwa probing-prompting
memerlukan pemikiran on your feet.22
Maksudnya adalah perlu
adanya pemikiran yang mendalam dari pengajar itu sendiri agar dapat
memfasilitasi jawaban siswa yang salah ataupun yang benar.
Sementara banyak prosedur dan skill mengajar dapat direncanakan
21
Jacobsen, op.cit, h. 187
22 ibid, h. 183
14
14
dan dipraktikkan terus menerus (in advance), probing-prompting
hanya bisa dipraktikkan dalam konteks pelajaran yang nyata. Jadi,
apabila akan menerapkan/menggunakan teknik ini pendidik harus
mempersiapkan perencanaan pengajaran secara matang agar dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Langkah-Langkah dalam Pembelajaran
Pembelajaran IPS dengan teknik probing-prompting melalui tujuh
tahapan, disajikan dalam tabel berikut:
Relevan
Tidak relevan
Tahap I
Menghadapkan siswa pada situasi baru yang mengandung teka teki,
melalui gambar, peragaan, dll
Tahap II
Tunggu beberapa saat (3-5 sekon)
Tahap III
Ajukan pertanyaan sesuai TPK / Sub-TPK
Tahap IV
Tunggu beberapa saat (2-4 sekon)
Tahap V
Minta seseorang siswa untuk menjawabnya
Respon Siswa
Tahap VI
Mengajukan pertanyaan menuju TPK / Sub-TPK dengan satu seri pertanyaan:
Ingatan kognitif : mengingat, mengidentifikasi, observasi
Berpikir konvergen : mengasosiasi, mengklasifikasi, merumuskan kembali,
menerapkan, sintesis, meramalkan tertutup, membuat keputusan
Berpikir divergen : mengemukakan pendapat, meramalkan terbuka
Berpikir evaluatif : mengusahakan kebenaran, mendesain nilai
Tahap VII
Mengajukan pertanyaan akhir untuk menguji TPK / Sub-TPK
15
15
Gambar 2.1 Langkah-langkah penerapan teknik probing-prompting23
Keterangan :
Tahap I, menghadapkan siswa pada situasi baru, misalnya dengan
memerhatikan gambar, alat, menunjuk gambar, atau situasi
lainnya yang mengandung teka-teki
Tahap II, menunggu beberapa saat (3-5 detik) untuk memberikan
kesempatan kepada siswa merumuskan jawabannya.
Tahap III, mengajukan pertanyaan sesuai dengan Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK) kepada seluruh siswa.
Tahap IV, menunggu beberapa saat (2-4 menit) untuk memberikan
kesempatan siswa merumuskan jawabannya.
Tahap V, meminta salah seorang siswa untuk menjawab pertanyaan
tersebut.
Tahap VI, dari respon pertama siswa itu, apabila jawabannya relevan
dan benar, mintalah tanggapan dari siswa lain untuk
meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat dalam kegiatan
yang sedang berlangsung, dan berilah pujian atas jawaban
yang benar. Namun, apabila jawabannya tidak relevan,
maka ajukanlah beberapa pertanyaan susulan yang
berhubungan dengan respon pertama tersebut dimulai dari
pertanyaan yang bersifat observasional, lalu diajukan
dengan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir pada
tingkat yang lebih tinggi sampai siswa dapat menjawab
pertanyaan tersebut. Pertanyaan yang diajukan pada langkah
ini sebaiknya diajukan pada beberapa siswa yang berbeda
agar seluruh siswa terlibat dalam satu kegiatan probing-
prompting.
23
Titin Sobariah, Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa dalam Pembelajaran
dengan Teknik Probing-Prompting, (Bandung, Skripsi UPI, 2012), h. 18
16
16
Tahap VII, mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang berbeda
untuk lebih menekankan bahwa TPK tersebut benar-benar
lebih dipahami oleh seluruh siswa.24
B. Hakikat Belajar
Setelah mengetahui uraian di atas tentang pembelajaran maka kita sebaiknya
mengetahui dan memahami hakikat belajar. Adapun pengertian dari hakikat
belajar yaitu sebagai berikut:
1. Pengertian Belajar
Ada pendapat beberapa ahli tentang pengertian dari belajar,
diantaranya:
a. Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978)
mengemukakan: Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.
b. Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1977) menyatakan
bahwa: Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan
isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga
perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia
mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.
c. Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning (1975),
mengemukakan: belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-
keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan
sebagainya).25
24
ibid
25 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 84
17
17
Dari definisi-definisi di atas peneliti menyimpulkan bahwa pengertian
belajar adalah suatu proses perubahan seseorang baik dari tingkah lakunya,
cara berpikir ataupun keterampilan yang disebabkan oleh pengalaman
yang didapatkan akibat dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar dapat
merubah seseorang yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu dan yang
tidak bisa menjadi bisa.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Sebelumnya telah kita ketahui bahwa pengertian dari belajar adalah
suatu proses perubahan seseorang baik itu tingkah laku, cara berpikir
ataupun keterampilan yang disebabkan oleh pengalaman yang dialami
akibat adanya interaksi dengan lingkungannya. Tetapi tidak selamanya
proses belajar itu dapat berjalan dengan baik. Ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi kesuksesan belajar, yaitu : Slameto membagi faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua bagian, yaitu faktor intern
dan faktor ekstern.26
Sedangkan menurut Ngalim Purwanto faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar adalah faktor individual dan faktor sosial.27
Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pendapat ke dua
ahli tersebut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar itu sama, yang berbeda adalah dari pemakaian bahasanya. Faktor-
faktor tersebut adalah faktor individual atau bisa disebut dengan faktor
intern dan faktor sosial atau faktor ekstern.
Terlebih dahulu peneliti akan menjelaskan faktor yang pertama yaitu
faktor individual atau faktor intern. Slameto membagi faktor individual
atau intern ini menjadi 3 bagian yaitu faktor jasmaniah (faktor kesehatan
dan cacat tubuh), faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, dan kesiapan), dan faktor kelelahan.28
Adapun menurut
Ngalim Purwanto yang termasuk ke dalam faktor ini adalah
26
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h. 54
27
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 102
28
ibid
18
18
kematangan/pertumbuhan, kecerdasan/inteligensi, latihan, motivasi, dan
faktor pribadi.
Dari poin-poin faktor individual atau internal di atas, peneliti hanya
akan menjelaskan 3 poin utama saja yaitu kematangan/pertumbuhan,
inteligensi, dan motivasi. yang pertama dari faktor individual adalah
kematangan/pertumbuhan. Menurut Slameto kematangan adalah suatu
tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya
sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.29
Adapun menurut
Ngalim Purwanto, mengajarkan sesuatu yang baru dapat berhasil jika tarap
pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani
atau rohaninya telah matang untuk itu.30
Kesimpulan peneliti dari kedua
pernyataan ke dua ahli di atas, anak bisa belajar sesuatu apabila sudah siap
(matang) untuk belajar dan anak yang sudah siap (matang) tidak akan bisa
menyalurkan bakatnya apabila dia tidak belajar. Jadi intinya adalah
seseorang dapat mempelajari sesuatu sesuai dengan kesiapan
(kematangan).
Poin yang kedua adalah inteligensi/kecerdasan. Di dalam bukunya
Slameto menuliskan bahwa inteligensi itu adalah kecakapan yang terdiri
dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke
dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,
mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Dari poin inteligensi
ini Ngalim Purwanto berpendapat bahwa dapat tidaknya seseorang
mempelajari sesuatu dengan baik ditentukan/dipengaruhi pula oleh taraf
kecerdasannya. Peneliti menyimpulkan bahwa kecerdasan memang ikut
mempengaruhi belajar, karena dengan adanya inteligensi anak akan lebih
cepat menangkap materi yang disampaikan oleh guru. Kemudian
inteligensi yang ada pada anak dapat terus diasah dengan diadakannya
latihan-latihan.
29 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h. 59
30
Purwanto, op.cit, h. 103
19
19
Poin yang terakhir dari faktor individual atau internal adalah motivasi.
Untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi
penyebab berbuat adalah motif sebagai daya penggerak/pendorongnya.31
Pendapat itu sama dengan yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto yaitu
motif merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan
sesuatu.32
Dari penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa motivasi itu
berada dalam diri setiap individu. Motivasi tersebut yang menjadi
pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu agar mencapai tujuan yang
diinginkan. Jika seseorang mempunyai tujuan hidup yang jelas pasti dia
mempunyai motivasi yang tinggi dalam dirinya. Tetapi jika seseorang
tidak mempunyai semangat untuk melakukan sesuatu berarti dia
kehilangan tujuan dalam hidupnya. Maka dari itu kita harus mempunyai
tujuan hidup yang jelas agar selalu bersemangat dalam melakukan sesuatu.
Orang yang mempunyai motivasi yang tinggi tidak akan menyerah ketika
usaha yang dilakukannya gagal, tetapi justru dia akan mencoba lagi untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Yang termasuk faktor eksternal atau faktor sosial menurut Slameto
terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.33
Ngalim Purwanto membaginya menjadi empat bagian yaitu: faktor
keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang
dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang
tersedia, dan motivasi sosial.34
Peneliti terlebih dahulu akan menjelaskan faktor keluarga/keadaan
rumah tangga. Di dalam faktor keluarga/keadaan rumah tangga itu Slameto
membaginya menjadi beberapa bagian, yaitu: cara orang tua mendidik,
relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
31
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.
58
32
Purwanto, loc. cit.
33
Slameto, loc.cit.
34
ibid
20
20
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.35
Dari pembagian
faktor-faktor tersebut peneliti berpendapat bahwa cara orang tua mendidik
anak itu memang berpengaruh untuk berhasil atau tidaknya anak tersebut
mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Seperti pernyataan yang
diucapkan oleh Sutjipto Wirowidjojo bahwa “Keluarga adalah lembaga
pendidikan yang pertama dan utama”.36
Dari pernyataan tersebut dapat
disimpukan bahwa peran keluarga itu sangat berpengaruh bagi pendidikan
anak-anak karena mereka lebih banyak berinteraksi dengan keluarga.
Demi kelancaran belajar serta keberhasilan pencapaian tujuan yang
diinginkan selain dari faktor cara orang tua mendidik anaknya juga dapat
dipengaruhi oleh relasi antar anggota keluarga. Hubungan yang baik
adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan
bimbingan untuk mensukseskan belajar anak.
Suasana rumah yang nyaman dan tenteram, tidak ada kegaduhan akan
membuat anak belajar dengan tenang. Karena suasana yang seperti itulah
yang membuat anak belajar dengan fokus. Berbeda jika suasana rumah
yang tidak beraturan, bising dan banyak kegaduhan atau penghuni rumah
yang suka ribut dapat memecahkan atau mengganggu konsentrasi anak
untuk belajar. Maka dari itu, ciptakanlah suasana yang nyaman dan
tenteram agar anak bisa konsentrasi dalam belajar.
Faktor yang keempat dalam keluarga adalah keadaan ekonomi
keluarga. Hal ini berpengaruh karena anak yang sedang belajar pasti
mempunyai banyak kebutuhan baik itu kebutuhannya di sekolah seperti
alat tulis, seragam dan yang lainnya. Anak butuh penerangan untuk belajar
di malam hari, dan butuh makanan yang bergizi untuk pertumbuhannya.
Jika ekonomi keluarga yang bagus semua fasilitas untuk belajar akan
terpenuhi. Beda dengan anak dari orang yang kurang mampu, terkadang
mereka harus susah payah mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan
belajarnya itu.
35
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h.60-64
36
ibid, h. 61
21
21
Anak akan bersemangat belajar jika ada pengertian dari orang tua,
perhatian orang tua dan dukungan dari orang tua. Orang tua perlu melihat
adanya bakat apa yang dimiliki anak dan apa yang diminati anak. Jika
anak mempelajari sesuatu sesuai dengan bakat dan minatnya dia akan
semakin giat belajar untuk meraih cita-citanya. Jangan sampai
memaksakan keinginan anak untuk mempelajari sesuatu karena nanti dia
akan malas untuk belajar dan merasa tidak ada dukungan dari orang tuanya
untuk meraih cita-cita yang diinginkan.
Dan faktor yang terakhir dari keadaan keluarga adalah latar belakang
kebudayaan. Dalam keluarga kita harus menumbuhkan kebudayaan yang
baik bagi anak, kebudayaan yang bisa mendorong anak-anak untuk rajin
belajar. Biasanya dari orang tua yang suka membaca anaknyapun akan
suka membaca karena sering melihat orang tuanya membaca ataupun
karena dibiasakan membaca oleh orang tuanya. Anak akan melakukan apa
yang sering dilihatnya.
3. Hasil Belajar
Telah disebutkan sebelumnya bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan seseorang baik tingkah laku, cara berpikir ataupun
keterampilannya. Perubahan tingkah laku, cara berpikir dan keterampilan
sesudah belajar disebut dengan hasil belajar. “Hasil belajar atau prestasi
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai
yang diberikan oleh guru”.37
Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah
“kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya”.38
Dari pendapat dua ahli tersebut peneliti
menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada
siswa setelah siswa tersebut mendapatkan pengalaman dari interaksi
37 Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa, (Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2004), hlm. 75
38 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), cet.14, h.22
22
22
dengan lingkungannya, baik dengan guru atau temannya dan perubahan
tersebut dapat diukur dengan diberikannya tes oleh guru.
Adapun kegiatan belajar dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2 Kegiatan Belajar39
Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa masukan mentah (raw input)
merupakan bahan baku yang perlu diolah. Di dalam proses belajar
mengajar di sekolah yang disebut raw input adalah siswa. Kemudian raw
input ini diberi pengalaman belajar tertentu di dalam sebuah proses belajar
mengajar (teaching-learning process). Dalam pemberian pengalaman pada
proses belajar mengajar tersebut ada pula beberapa faktor lingkungan yang
mempengaruhinya yaitu masukan lingkungan (environmental input) dan
sejumlah faktor yang sengaja dirancang (instrumental input) yaitu
kurikulum atau bahan pelajaran, guru yang memberikan pelajaran, sarana
dan fasilitas, serta manajemen sekolah. Setelah semua proses belajar
mengajar itu dilakukan maka kita akan memperoleh output yaitu
pencapaian hasil yang dikehendaki.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan
oleh peserta didik atau murid.40
Dari proses belajar tersebut siswa
memperoleh hasil belajar yang merupakan hasil dari interaksi tindak
belajar yaitu mengalami proses untuk meningkatkan kemampuan
39
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), cet. 24,
h. 106
40
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2006), Cet. Ke-6, hlm. 61
INSTRUMENTAL
INPUT
RAW INPUT TEACHING – LEARNING
PROCESS
ENVIRONMENTAL
INPUT
OUTPUT
23
23
mentalnya dan tindak mengajar yaitu membelajarkan siswa. Dari uraian di
atas peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu keadaan pada
diri seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Keadaan ini ditandai
dengan perubahan perilaku dan pengetahuan seseorang terhadap apa yang
dipelajarinya. Kemudian hasil belajar dapat diperoleh dengan melakukan
proses evaluasi atau penilaian terhadap perubahan perilaku dan
pengetahuan tersebut.
C. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum, dan budaya. IPS atau studi sosial merupakan bagian dari
kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-
ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi,
filsafat, dan psikologi sosial.41
Istilah Pendidikan IPS dalam menyelenggarakan pendidikan di
Indonesia masih relatif baru digunakan. Pendidikan IPS merupakan
padanan dari Social Studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat.
Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi
nama lembaga Social Studies yang mengembangkan kurikulum di AS.42
Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan
oleh Hamid Hasan (1990), merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu.
Martorella mengatakan bahwa pembelajaran Pendidikan IPS lebih
menekankan pada aspek pendidikan daripada transper konsep, karena
dalam pembelajaran Pendidikan IPS siswa diharapkan memperoleh sikap,
nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah
dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran Pendidikan IPS harus
diformulasikan pada aspek pendidikannya.
41 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), Cet. Ke-2, h. 171 42
ibid, h. 172
24
24
Mata pelajaran IPS di SMP/MTs memiliki beberapa karakteristik,
yaitu:
a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur
geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan,
sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan, dan agama.
b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur
keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema)
tertentu.
c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut
berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan
interdisipliner dan multidisipliner.
d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut
peristiwa dan perubahan kehidupan maysrakat dengan prinsip sebab
akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur,
proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar
survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan
keamanan.43
2. Tujuan pembelajaran IPS
Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial (pendidikan IPS), para ahli
sering mengaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan
dari program pendidikan tersebut. Gross (1978) menyebutkan bahwa
tujuan Pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga
negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, secara tegas ia
mengatakan to prepare students to be well-functioning citizens in a
democratic society.44
Tujuan lain dari pendidikan IPS adalah untuk
mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam
mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya.
Adapun tujuan utama dari Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial
yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap
perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap
masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri
43
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 174-175
44
Etin Solihatin, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2011), Cet. Ke-5, h. 14
25
25
maupun yang menimpa masyarakat.45
Tujuan tersebut dapat dicapai
manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan
secara baik. Dari rumusan tujuan yang telah disebutkan di atas, maka
peneliti mengambil kesimpulan bahwa setelah disampaikannya
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), diharapkan siswa memiliki
kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, serta
dapat menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat
atau lingkungannya maupun yang terjadi pada dirinya sendiri.
D. Kajian Relevan
Penelitian ini dilaksanakan dengan merujuk dari beberapa hasil penelitian
yang relevan, diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh :
1. Titin Sobariah pendidikan Matematika, FPMIPA Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) Bandung, tahun akademik 2012 dari skripsinya yang
berjudul “Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa dalam
Pembelajaran dengan Teknik Probing-Prompting”, penelitian tersebut
menunjukkan bahwa penggunaan teknik probing-prompting dapat
meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa dalam
pembelajaran.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Yepi Surpita, pendidikan Kimia, FKIP
Universitas Bengkulu, tahun akademik 2009 dari skripsinya yang
berjudul “Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Model Pembelajaran
Kooperative Tipe Probing-Prompting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kimia Pokok Bahasan Minyak Bumi di Kelas X Siswa MAN Kota
Manna” dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan pendekatan
konstruktivisme model Kooperatif tipe probing-prompting dalam
pembelajaran Kimia dapat meningkatkan hasil belajar, aktivitas siswa
dan respon siswa.
3. Fithria Aisyah Rahmawati: “Model Pembelajaran Probing-Prompting
Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar
45 Trianto, op. cit, h. 176
26
26
Matematika di Kelas VIII C SMPN 5 Sleman” diperoleh kesimpulan
bahwa hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan motivasi dan
prestasi belajar matematika siswa setelah diberikan tindakan berupa
pembelajaran matematika dengan model pembelajaran probing-
prompting.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Agung Setiadi dari Tesisnya yang
berjudul “Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran
Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Pendekatan Probing-
Prompting” dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa (1)
kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional, ditinjau dari keseluruhan siswa
maupun kategori Kemampuan Awal Matematis (KAM); (2) tidak
terdapat interaksi anatara pembelajaran dan KAM terhadap peningkatan
kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa; (3) adanya
korelasi antara kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa
setelah mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan probing-
prompting; dan (4) siswa menunjukkan sikap positif terhadap
pembelajaran matematika, pendekatan probing-prompting, maupun
terhadap soal-soal pemahaman dan penalaran matematis.
Kajian relevan pertama merupakan sebuah skripsi yang peneliti dapatkan
dari perpustakaan UPI Bandung dan mendapatkan formatnya lengkap. Hal ini
dapat memudahkan peneliti karena peneliti dapat mengetahui proses dari
penelitian yang dilakukan. Sedangkan kajian relevan yang ke dua dan ke tiga
merupakan skripsi tetapi peneliti hanya memperoleh format abstraknya saja.
Penelitian yang terakhir merupakan sebuah tesis yang peneliti dapatkan dari
perpustakaan UPI Bandung. Dari semua hasil yang relevan terkait dengan
penggunaan teknik probing-prompting pada peningkatan hasil belajar IPS
belum ditemukan. Maka dari itu, peneliti mencoba menerapkan teknik
probing-prompting untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran
27
27
IPS. Sampai saat karya tulis ini ditulis peneliti belum menemukan penelitian
terkait lainnya.
E. Kerangka Berpikir
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) membahas hubungan antara manusia
dengan lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang
sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan
yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya.46
Pelajaran IPS ini penting
bagi siswa sebagai makhluk sosial yang pasti membutuhkan orang lain dalam
hidupnya. Dengan dipelajarinya Ilmu Pengetahuan Sosial ini siswa
diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya di
lingkungan masyarakat ataupun keluarganya. Mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) yang dipelajari di sekolah setingkat SMP
merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi,
sejarah, geografi, dan ekonomi. Karena banyaknya materi yang dipelajari
guru yang bersangkutan harus pintar-pintar mencari metode yang sesuai
dengan materi yang ada dalam mata pelajaran IPS tersebut. Jika guru hanya
menyampaikan materi dengan menggunakan metode ekspositori atau ceramah
siswa akan cepat merasa bosan bahkan siswa bisa saja tidak menyukai mata
pelajaran ini.
Dari keempat karya ilmiah yang telah dituliskan sebelumnya, semua
penelitian yang menggunakan teknik pembelajaran probing-prompting
tersebut berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan keberhasilan
penelitian tersebutlah peneliti ingin menguji cobakan teknik probing-
prompting tersebut pada mata pelajaran IPS karena sampai saat karya ilmiah
ini ditulis peneliti belum menemukan penelitian dengan menggunakan
metode tersebut pada mata pelajaran IPS.
Penelitian yang akan dilaksanakan berpegang pada pembelajaran IPS yang
menyangkut aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Ketiga hal tersebut dapat
dicapai dengan menggunakan teknik pembelajaran probing-prompting. Siswa
46
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet ke 2, h. 173
28
28
dapat melatih kemampuan berpikir yang kritis dan analitis dalam menjawab
pertannyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.
F. Hipotesis
Ho = Tidak terdapat pengaruh penggunakan teknik pembelajaran
probing-prompting terhadap peningkatan hasil belajar siswa
Ha = Terdapat pengaruh penggunaan teknik pembelajaran probing-
prompting terhadap peningkatan hasil belajar siswa
29
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang diambil sebagai objek penelitian oleh peneliti adalah MTs
Al-Falah yaitu salah satu sekolah swasta yang terdapat di Kecamatan
Kotabaru Kabupaten Karawang. Peneliti memilih sekolah ini karena
sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian di tempat ini dan ketika
melakukan observasi pra penelitian, peneliti menemukan masalah yaitu
rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, pada saat itu metode
pembelajaran yang sering digunakan adalah metode pembelajaran
konvensional. Kemudian peneliti memilih kelas VII sebagai objek penelitian
karena pada kelas VII terdapat 3 rombel, ini sangat ideal terkait peneliti
membutuhkan 1 kelas kontrol dan 1 kelas eksperimen. Observasi awal yang
dilakukan untuk mengetahui masalah yang terdapat pada kelas VII di sekolah
tersebut dilaksanakan pada tanggal 23-25 Oktober 2012 tetapi penelitian baru
bisa dilaksanakan pada tanggal 14-24 Oktober 2013 di kelas VIII A dan VIII
C pada semester 1 tahun ajaran 2013/2014. Hal ini disebabkan oleh peneliti
yang masih harus mengumpulkan referensi terkait probing-prompting,
metode yang diuji cobakan pengaruhnya pada penelitian ini dan juga
kesempatan yang diberikan sekolah untuk penelitian pada waktu tersebut.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Dilihat dari tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
penerapan teknik pembelajaran probing-prompting terhadap peningkatan
hasil belajar siswa, peneliti akan menggunakan metode penelitian kuasi
eksperimen (eksperimen semu). Peneliti menggunakan metode kuasi
eksperimen karena alasan waktu penelitian dan sampel yang sudah
terkondisikan. Penggunaan kuasi eksperimen ini lebih singkat
dibandingkan dengan eksperimen murni yang membutuhkan waktu yang
30
30
cukup lama dan tidak mungkin dapat dilakukan di sekolah yang sudah
dilakukan pembagian kelas sebelumnya.
Perbedaan antara kuasi eksperimen dengan eksperimen murni
adalah dari pengontrolan variabelnya. Dalam kuasi eksperimen
pengontrolan dilakukan hanya pada satu variabel saja sedangkan pada
eksperimen murni pengontrolan dilakukan pada semua variabel. Dalam
penelitian ini varibel yang dikontrol adalah hasil belajar siswa. Ciri
utama dari kuasi eksperimen adalah pengelompokkan subjek penelitian
dilakukan berdasarkan kelompok yang telah terbentuk sebelumnya. Maka
dari itu peneliti tidak melakukan pengelompokkan subyek penelitian
tetapi peneliti menggunakan kelompok yang sudah dibentuk oleh
sekolah.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebasnya adalah pembelajaran dengan teknik
probing-prompting, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar.
Di dalam penelitian ini terdapat dua kelas yang dibandingkan yaitu satu
kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Pada kelas eksperimen
diterapkan pembelajaran yang menggunakan teknik pembelajaran
probing-prompting, sedangkan kelas kontrol tidak mendapat perlakuan
seperti kelas eksperimen tetapi dengan menggunakan pembelajaran
konvensional. Peneliti akan melakukan kegiatan percobaan sendiri
dengan cara menggunakan teknik pembelajaran probing-prompting pada
kegiatan belajar mengajar, sedangkan pada kelas kontrol peneliti sebagai
observer yang mengobservasi dan membandingkan pengajaran yang
dilakukan oleh guru pamong pada kelas tersebut. Dari kedua kelompok
kelas itu akan dibandingkan hasil belajarnya.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa
nonequivalent kontrol group design (pretest-posttest kelompok kontrol
31
31
tanpa acak).47
Dimana dalam desain ini dilakukan tes sebanyak dua kali
yaitu sebelum eksperimen/tes awal (O1), disebut pretest, dan sesudah
eksperimen/tes terakhir (O2), disebut posttest. Pretest dilakukan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa sebelum treatment sedangkan
posttest dilakukan setelah treatment untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh penggunaan teknik pembelajaran probing-prompting terhadap
peningkatan hasil belajar. Perbedaan antara O1 dan O2 diasumsikan
merupakan dari treatment (eksperimen). Desain penelitian dapat
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 - O2
Keterangan :
O1 : Tes awal yang dilaksanakan pada kedua kelompok (Pretest)
O2 : Tes akhir yang dilaksanakan pada kedua kelompok (Posttest)
X : Perlakuan untuk kelas eksperimen yaitu dengan menggunakan
teknik pembelajaran probing-prompting
A. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Al-Falah Kecamatan Kotabaru
Kabupaten Karawang.
47
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), Cet ke-15, h. 116
32
32
2. Sampel
Pemilihan sampel dilakukan dengan sampling purposive, yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini
atas pertimbangan pihak guru mata pelajaran, pemilihan sampel
dilakukan untuk memperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari
pemilihan sampel tersebut diperoleh kelas VIII C sebagai kelas
eksperimen dan kelas VIII A sebagai kelas kontrol.
D. Prosedur Penelitian
Secara garis besar, prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Adapun langkah-langkah dalam tahap persiapan adalah sebagai berikut:
a. Menganalisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada standar
isi mata pelajaran IPS SMP/MTs kelas VIII sesuai dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), serta menganalisis materi pada
buku ajar untuk memilih materi apa yang dapat dipergunakan untuk
penerapan teknik pembelajaran probing-prompting.
b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan teknik pembelajaran probing-prompting.
c. Menyusun instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data berupa
tes hasil belajar dan pedoman observasi. Penyusunan instrumen dibuat
oleh peneliti dengan bimbingan dosen.
d. Sebelum digunakan dalam penelitian, soal tes terlebih dahulu
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru IPS yang
bersangkutan. Kemudian diperbaiki sesuai dengan saran yang
diberikan. Selanjutnya instrumen diuji cobakan kepada siswa kelas IX
MTs untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya
pembeda.
33
33
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan awal yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan
pengukuran dengan memberikan pretest kepada kedua kelas yang menjadi
sampel penelitian. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal
siswa sebelum diberi treatment. Setelah diberikan treatment yang berbeda
kepada kedua kelompok yaitu pada kelas eksperimen digunakan teknik
pembelajaran probing-prompting dan kelas kontrol menggunakan metode
pembelajaran yang biasa digunakan guru pamong yaitu metode
pembelajaran konvensional, kemudian dilakukan pengukuran kembali
dengan memberikan posttest kepada kedua kelompok tersebut. Selama
proses pembelajaran berlangsung, pengamat melakukan observasi
keaktifan siswa. Treatment ini dilakukan selama 3x pertemuan.
3. Tahap Penyelesaian
Adapun kegiatan pada tahap penyelesaian yaitu:
a. Mengolah data hasil tes siswa dari hasil pretest dan posttest.
b. Menganalisis data kemudian membahasnya.
c. Menarik kesimpulan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Di dalam melakukan penelitian, teknik pengumpulan data dibutuhkan
untuk membuktikan hipotesis yang telah ditetapkan. Teknik pengumpulan
data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes berupa tes
hasil belajar siswa dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 30 butir soal yang
disusun oleh peneliti serta teknik non tes berupa observasi yang menjadi data
tambahan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dibuat untuk mendapatkan data dan informasi yang
akurat mengenai hal-hal yang akan dikaji dalam penelitian ini. Instrumen
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif dan pedoman
34
34
observasi. Tes objektif yang dibuat berupa pilihan ganda yang digunakan
untuk mengukur ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa. Observasi
digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa ketika belajar dengan
menggunakan teknik pembelajaran probing-prompting.
1. Tes Hasil Belajar Siswa
Tes pilihan ganda ini memuat aspek kognitif yang berbentuk pilihan
ganda sebanyak 30 soal pada pokok bahasan kondisi fisik, wilayah, dan
penduduk Indonesia. Tes berupa soal-soal berguna untuk mengukur
kemampuan pembelajaran IPS siswa.
a. Kisi-kisi instrumen
Sebelum instrumen tes digunakan, instrumen tersebut harus
diujicobakan terlebih dahulu. Instrumen yang diuji coba berjumlah 30
butir soal. Dari 30 soal tersebut hanya 18 soal yang memenuhi kriteria
untuk digunakan sebagai instrumen. Adapun kisi-kisi instrumen dalam
penelitian ini, yaitu :
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi Indikator Soal No. Soal
Mendeskripsikan
kondisi fisik,
wilayah, dan
penduduk
1. Mengidentifikasi
letak geologis, letak
geografis, dan letak
astronomis
Indonesia
Mengidentifikasi
letak geologis
Indonesia
Memahami letak
geografis
Indonesia
Memahami letak
astronomis
Indonesia
Menyebutkan
pengaruh letak
astronomis
Indonesia
7*
1*,3*, 4*
8* , 9*
6*, 10
2. Menganalisis Memahami 2, 14*
35
35
hubungan letak
geografis dengan
perubahan musim
dan waktu di
Indonesia
perubahan musim
yang terjadi di
Indonesia
Mengetahui
pengaruh letak
geografis dan
astronomis di
Indonesia
Mengetahui
pembagian
wilayah
Indonesia bagian
Barat
Mengetahui
pembagian
wilayah
Indonesia bagian
Tengah
Menghitung
perbedaan waktu
pada suatu
wilayah
Mengetahui
pembagian
wilayah
Indonesia bagian
Timur
Mengetahui
selisih waktu di
setiap wilayah
bagian
25
17*, 24
13*, 28
18, 26
16*
29
3. Mengidentifikasi
penyebab terjadinya
perubahan musim
dan menentukan
bulan
berlangsungnya
musim hujan dan
musim kemarau di
wilayah Indonesia
Mengetahui
peralihan musim
yang ada di
Indonesia
Menjelaskan
terjadinya angin
muson di
Indonesia
12, 15*,
27
19, 22*
20*
36
36
Memahami
pembagian angin
muson
4. Mengidentifikasi
persebaran flora dan
fauna tipe Asia,
Australiia, dan
kaitannya dengan
pembagian wilayah
Wallace dan Weber
Mengetahui flora
dan fauna di
wilayah Wallace
Menyajikan
informasi
persebaran fauna
Asiatis dan
Australis
21*
5, 23*
5. Mendeskripsikan
persebaran jenis
tanah dan
pemanfaatannya di
Indonesia
Mengidentifikasi
jenis-jenis tanah
yang subur
Menjelaskan
jenis-jenis tanah
yang terdapat di
Indonesia
11*
30*
Keterangan : (*) Soal yang valid
b. Kalibrasi Instrumen
Untuk menghitung kalibrasi instrumen dalam penelitian ini penulis
menggunakan program Anates. Anates ini adalah suatu program yang
dikembangkan oleh Drs. Karno To, M.Pd dan Yudi Wibisono, ST.
Dengan menggunakan program ini peniliti dapat lebih cepat dalam
menghitung kalibrasi instrumen. Berikut langkah-langkah penggunaan
Anates:
1) Buka program anates
2) Pilih buat file baru
3) Tentukan jumlah subjek/siswa
4) Tentukan jumlah butir soal
5) Tentukan jumlah piihan jawaban
6) Masukkan kunci jawaban pada kolom yang telah disediakan
7) Masukkan kode/nama subjek pada kolom yang telah disediakan
8) Masukkan jawaban siswa pada kolom yang telah disediakan
37
37
9) Kembali ke menu utama
10) Pilih olah semua otomatis
11) Simpan data
Soal-soal yang telah dibuat untuk dijadikan sebagai soal tes,
kemudian dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui
apakah soal-soal tersebut memenuhi syarat soal yang baik. Setelah
memenuhi syarat soal yang baik soal-soal ini diberikan kepada kelas
IX yang sebelumnya sudah mempelajari materi yang akan diujikan
kepada objek penelitian. Kemudian peneliti mengukur validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Perhitungan yang
digunakan menggunakan rumus sebagai berikut :
1) Pengukuran Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.48
Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Validitas soal diuji dengan rumus korelasi product
moment.49
√{ } { }
rxy = angka indeks korelasi “r” product moment
N = banyaknya peserta tes
∑ XY = jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑ X = jumlah seluruh skor X
∑ Y = jumlah seluruh skor Y
Untuk mengetahui validitas dari butir soal peneliti
menggunakan program Anates. Setelah dilakukan perhitungan
dengan menggunakan program Anates dari 30 soal yang diuji
48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Cet. XIV, h. 211
49 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 87
38
38
cobakan terdapat 18 soal yang valid. Dari 18 soal itulah yang
kemudian dijadikan sebagai soal pretest dan posttest.
2) Pengukuran Reliabilitas
Reliabilitas bermakna keterpercayaan, keteladanan, keajegan
yaitu konsistensi, dapat diartikan sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya dan konsisten. Reliabilitas menunjuk
pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen
tersebut sudah baik.
Uji reliabilitas yang digunakan dalam menguji instrumen
menggunakan metode belah dua dengan pembelahan ganjil-
genap. Pada saat penyekoran, tes dibelah menjadi dua sehingga
tiap siswa memperoleh dua macam skor, yakni skor yang
diperoleh dari soal-soal bernomor ganjil dan skor dari soal-soal
bernomor genap. Skor total diperoleh dengan menjumlahkan skor
ganjil dan genap. Selanjutnya skor ganjil dikorelasikan dengan
skor genap, hasilnya adalah koefisien korelasi rgg singkatan dari
rganjil-genap. Mencari rgg tersebut adalah dengan menggunakan
rumus korelasi product moment. Perhitungan tersebut baru
menunjukkan reliabilitas separuh tes.
Karena tes dibelah menjadi dua, dan untuk mencari reliabilitas
seluruh tes maka digunakan rumus Spearman-Brown yaitu
sebagai berikut :
r11 = 2 x rgg
( 1 + rgg )
Keterangan :
r11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
rgg = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
Adapun kriterianya yaitu sebagai berikut :
39
39
0,00 – 0,20 = reliabilitas kecil
0,20 – 0,40 = reliabilitas rendah
0,40 – 0,70 = reliabilitas sedang
0,70 – 0,90 = reliabilitas tinggi
0,90 – 1,00 = reliabilitas sangat tinggi
Peneliti menggunakan program Anates untuk mencari
reliabilitas tes. Setelah dihitung dengan menggunakan program
tersebut diperoleh nilai reliabilitas tes sebesar 0,73 artinya
reliabilitas tinggi.
3) Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu susah. Soal yang terlalu mudah tidak akan melatih cara
berpikir siswa. Dan apabia soal yang diberikan terlalu susah akan
menyebabkan siswa tidak bersemangat untuk menjawab
pertanyaan tersebut dan karna putus asa dalam menjawab soal
terkadang siswa menjawab asal soal tersebut. Untuk melihat taraf
kesukaran suatu butir soal, dalam hal ini menggunakan program
Anates. Rumus kesukaran yang dipakai yaitu:50
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
pada butir itu
JS = Jumlah seluruh peserta tes
50
Ibid, h. 223
40
40
Klasifikasi indeks kesukaran:51
P = 0,00 – 0,30 = Sukar
P = 0,31 – 0,70 = Sedang
P = 0,71 – 1,00 = Mudah
Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari butir soal peneliti
menggunakan program Anates, dan kemudian diperoleh hasil dari
18 soal yang valid ada 16 soal sedang dan 2 soal sukar.
4) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan
siswa yang berkemampuan rendah.52
Untuk mengetahui indeks
diskriminasi digunakan rumus:53
Keterangan:
D = Indeks diskriminasi butir
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal
itu dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab
soal itu dengan benar
51
Ibid, h. 225
52 Ibid, h. 226
53 Ibid, h. 228
41
41
Adapun kriterianya sebagai berikut:54
D = 0,00 – 0,20 = Jelek
D = 0,21 – 0,40 = Cukup
D = 0,41 – 0,70 = Baik
D = 0,71 – 1,00 = Baik Sekali
Hasil uji instrumen dari 30 soal yang diuji cobakan ada 9 soal
buruk, 3 soal cukup baik, 3 soal baik, dan 15 soal sangat baik.
Soal yang digunakan sebagai soal pretest dan posttest adalah yang
daya pembedanya baik dan sangat baik. Jadi, soal yang digunakan
sebanyak 18 butir soal.
2. Observasi
Manfaat dari pedoman observasi adalah mengetahui hal-hal yang tidak
dapat diamati oleh peneliti dalam pelaksanaan evaluasi. Pedoman
observasi ini diisi oleh observer ketika pembelajaran berlangsung.
Pedoman observasi yang digunakan meliputi pedoman observasi aktivitas
guru dan observasi aktivitas siswa. Pedoman observasi aktivitas guru
digunakan untuk mengamati cara mengajar guru di kelas. Jika yang
menjadi observer adalah peneliti maka yang diobservasi adalah guru IPS
yang bersangkutan tetapi sebaliknya jika yang menjadi observer adalah
guru IPS maka yang diobservasi adalah peneliti ketika mengajar di kelas
eksperimen. Adapun pedoman observasi aktivitas siswa digunakan untuk
mengamati keaktivan siswa di kelas dan yang menjadi observer adalah
guru yang mengajar.
G. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Persyaratan Analisis Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t,
terlebih dahulu diadakan pengujian persyaratan analisis, yaitu :
54
Ibid, h. 232
42
42
a. Uji Normalitas Data
Uji ini berfungsi untuk mengetahui apakah data keadaan awal
populasi terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang akan
digunakan adalah Uji Lilliefors, dengan rumus:55
Lo = │F (Zi) – S (Zi) │
Keterangan :
Lo = Harga mutlak terbesar
F (Zi) = Peluang angka baku
S (Zi) = Proporsi angka baku
Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
1) Kolom X
Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar.
2) Kolom Zi
Keterangan :
Zi = Skor baku
X = Nilai siswa
X = Nilai rata-rata
SD = Standar Deviasi
3) Kolom F(Zi)
Nilai Zi dikonsultasikan pada daftar tabel (tabel Z)
4) Kolom S(Zi)
Kolom ini dicantumkan nilai yang diperoleh dari perhitungan
sebagai berikut:
5) Kolom | |
Merupakan harga mutlak dari selisih F(Zi) dan S(Zi)
55
Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 2005), h.466
43
43
6) Tentukan nilai L0 dengan harga terbesar dari harga mutlak selisih
dan dibandingkan dengan Ltabel dari tabel liliefors. Dengan kriteria :
Lhitung < Ltabel : data berdistribusi normal
Lhitung Ltabel : data berdistribusi tidak normal
Ltabel atau nilai kritis untuk uji liliefors dengan n > 30 dan taraf
nyata (α) 0,05 adalah Ltabel =
√
Lhitung diambil nilai terbesar dari keseluruhan Lhitung yang ada.
7) Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal, maka nilai L0 dikonsultasikan ke dalam tabel
nilai kritis L dengan taraf signifikasi α = 0,05. Kriteria pengujian
populasi ini dianggap berdistribusi normal jika harga L0 lebih kecil
dari Ltabel (angka kritis).
b. Uji Homogenitas
Uji ini untuk mengetahui seragam tidaknya varians sampel –
sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas
dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan populasi. Uji
homogenitas yang dilakukan adalah uji Fisher, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:56
1) Hipotesis
Ha :
H0 : =
2) Tentukan Fhitung dengan rumus
dengan
3) Tetapkan taraf signifikan (α)
4) Hitung Ftabel dengan rumus
Ftabel = F
(dk varian terbesar – 1, dk varian terkecil – 1)
Dengan menggunakan tabel F didapat Ftabel
56
Husaini Usman dan Purnomo setiadi, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009),
Cet.IV, h.133
44
44
5) Tentukan kriteria pegujian H0, yaitu:
Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua
populasi homogen.
Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua
populasi tidak homogen.
2. Pengujian Hipotesis
Jika sampel berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji
parametrik dengan menguji statistik menggunakan rumus uji-t dengan
taraf signifikansi = 0,05, sebagai berikut:57
thit =
21
21
11.
nnS
XX
gab
dengan Sgab =
2
11
21
2
22
2
11
nn
SnSn
Keterangan:
X1 : Nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
X2 : Nilai rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
n1 : Jumlah sampel kelompok eksperimen
n2 : Jumlah sampel kelompok kontrol
S12 : Varians kelompok eksperimen
S22 : Varians kelompok kontrol
Dengan kriteria pengujianya adalah sebagai berikut:
Terima Ho jika thitung < ttabel
Tolak Ho jika thitung > ttabel
3. Uji Normalitas Gain
Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest, gain
menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa
57 Husaini Usman dan Purnomo setiadi, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009), Cet.IV, h.142
45
45
setelah pembelajaran dilakukan guru.58
Pengujian N-Gain ini dilakukan
untuk menghindari hasil kesimpulan bias penelitian. Adapun rumus untuk
menghitung N-Gain adalah :
Dengan kategorisasi perolehan sebagai berikut :
g-tinggi : nilai g > 0,7
g-sedang : nilai 0,7 > g > 0,3
g-rendah : nilai g < 0,3
H. Hipotesis Statistik
Berdasarkan kerangka konseptual yang didukung oleh landasan
teoritis, maka dapat dirumuskan hipotesis statistik penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut yaitu:
H0 : µx = µy
Ha : µx µy
Keterangan :
H0 = Tidak terdapat pengaruh penggunakan teknik pembelajaran probing-
prompting terhadap peningkatan hasil belajar siswa
Ha = Terdapat pengaruh penggunaan teknik pembelajaran probing-
prompting terhadap peningkatan hasil belajar siswa
58
Isti Nurcahyani. Pengaruh Teknik Probing Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Dalam
Pembelajaran Konsep Getaran dan Gelombang. (Jakarta: Skripsi UIN, 2011) h. 45
46
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MTs Al-Falah
PROFIL MADRASAH
1. Nama Madrasah : MTs Al-Falah
2. Nomor Statistik Madrasah : 121232150040
3. Akreditasi Madrasah : B
4. Alamat Madrasah : Jl. Mashudi No. 2 RT.03/03
Desa Pangulah Utara
Kecamatan Kotabaru
Kabupaten Karawang
Provinsi Jawa Barat
5. NPWP : 00.505.352.5-408.000
6. Nama Kepala : Yandi Hanadi, S.Pd.I
7. Nomor Telp. HP : (0264) 315556 / 08159795621
8. Nama Yayasan : YAPISAF
9. Alamat Yayasan : Jl. Mashudi No. 2 RT. 03/03
Pangulah
Utara
Kec. Kotabaru Kab. Karawang
10. Telp. Yayasan : (0264) 317082
11. No. Akte Pendirian Yayasan : 07-1989
12. Kepemilikan Tanah : Yayasan
a. Status tanah (Wakaf Yayasan)
b. Luas Tanah 1598 m2
13. Status Bangunan : Yayasan
14. Luas Bangunan : 1148 m2
15. Data Siswa dalam 3 Tahun terakhir (MTs, MA) untuk MI agar dialokasikan
47
47
Tahun
Ajaran
Kelas
Jumlah Siswa
Kelas VII, VIII
& IX
VII VIII IX Jml
Siswa
Jml
Rombel Jml
Siswa
Jml
Rbl
Jml
Siswa
Jml
Rbl
Jml
Siswa
Jml
Rbl
2011/2012 38 1 37 1 31 1 106 3
2012/2013 85 3 38 1 37 1 160 5
2013/2014 112 3 85 3 40 1 237 7
16. Data Sarana dan Prasarana
N
o Jenis Prasarana
Jml.
Ruang
Jml.
R.
Kondi
si
Baik
Jml. R.
Kondisi
Rusak
Kategori Kerusakan
Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak
Berat
1 Ruang Kelas 5 - 3 - 3 1
2 Perpustakaan 1 - 1 1 - -
3 R. Lab. IPA - - - - - -
4 R. Lab. Biologi - - - - - -
5 R. Lab. Fisika - - - - - -
6 R. Lab. Kimia - - - - - -
7 R. Lab.
Komputer 1 - 1 - 1 -
8 R. Lab. Bahasa - - - - - -
9 R. Pimpinan 1 - 1 - 1 -
10 R. Guru 1 - 1 - 1 -
11 R. Tata Usaha 1 - 1 - 1 -
12 R. Konseling - - - - - -
13 Tempat Ibadah 1 - 1 - 1 -
14 R. UKS 1 - - 1 - -
15 Jamban 3 - 3 - - 3
16 Gudang 1 - 1 - 1 -
48
48
17 R. Sirkulasi - - - - - -
18 Tempat Olah
Raga
1 - - - 1 -
19 R. Osis - - - - - -
20 R. Keterampilan 1 - - - 1 -
21
.
R. Serbaguna 1 - - - - 1
17. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
NO Keterangan Jumlah
Pendidik
1. Guru PNS diperbantukan Tetap 3
2. Guru tetap Yayasan 10
3. Guru Honorer 4
4. Guru Tidak Tetap -
Tenaga Kependidikan
1 TU 1
2 Penjaga Sekolah 1
3
dst
B. Hasil Uji Coba Instrumen Test
Langkah awal sebelum dilakukannya penelitian adalah melakukan
pengujian terhadap instrumen tes dengan tujuan untuk mengetahui kualitas
instrumen tes sebelum dijadikan sebagai alat pengumpulan data. Pengujian
instrumen tes tersebut dilakukan pada kelas IX di sekolah MTs Al-Falah.
Pengujian instrumen tes ini sempat dilakukan dua kali karena intrumen tes
yang pertama terlalu sukar untuk siswa yang mendapatkan materi tersebut 1
tahun sebelumnya yaitu ketika mereka duduk di kelas VIII, kemudian peneliti
mengganti instrumen tes dengan soal yang lebih mudah dan kalimat yang bisa
mudah dimengerti oleh siswa. Analisis terhadap hasil pengujian dilakukan
dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda, dan uji
tingkat kesukaran.
49
49
Tabel 4.1.
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes
No
Soal
Validitas
Tiap Butir
Soal
Reliabilitas Daya
Pembeda
Tingkat
Kesukaran Keputusan
1. rxy = 0,392
0,73
Tinggi
Baik Sedang Dipakai
2. rxy = 0,130
Buruk Sukar Tidak
Dipakai
3. rxy = 0,413 Sangat baik Sedang Dipakai
4. rxy = 0,367 Baik Sedang Dipakai
5. rxy = 0,076
Cukup Baik Sedang Tidak
Dipakai
6. rxy = 0,441 Sangat Baik Sedang Dipakai
7. rxy = 0,581 Sangat Baik Sedang Dipakai
8. rxy = 0,471 Sangat Baik Sedang Dipakai
9. rxy = 0,363 Sangat Baik Sedang Dipakai
10. rxy = 0,168
Buruk Sedang Tidak
Dipakai
11. rxy = 0,423 Cukup Baik Sedang Dipakai
12. rxy = 0,327 Sangat Baik
Sedang Tidak
Dipakai
13. rxy = 0,446 Sangat Baik Sedang Dipakai
14. rxy = 0,409 Sangat Baik Sedang Dipakai
15. rxy = 0,396 Sangat Baik Sedang Dipakai
16. rxy = 0,383 Sangat Baik Sedang Dipakai
17. rxy = 0,411 Sangat Baik Sedang Dipakai
18. rxy = -0,147
Buruk Sedang Tidak
Dipakai
19. rxy = 0,197 Buruk Sedang Tidak
Dipakai
20. rxy = 0,496 Sangat Baik Sedang Dipakai
21. rxy = 0,476 Sangat Baik Sedang Dipakai
22. rxy = 0,515 Sangat Baik Sedang Dipakai
23. rxy = 0,365 Baik Sukar Dipakai
24. rxy = 0,168
Buruk Sedang Tidak
Dipakai
25. rxy = 0,233 Cukup Baik Sedang Tidak
50
50
Dipakai
26. rxy = 0,130
Buruk Sukar Tidak
Dipakai
27. rxy = 0,141
Buruk Sedang Tidak
Dipakai
28. rxy = 0, 096
Buruk Sedang Tidak
Dipakai
29. rxy = 0,028
Buruk Sukar Tidak
Dipakai
30. rxy = 0, 429 Baik Sukar Dipakai
Hasil pengujian (Tabel 4.1) menunjukkan bahwa instrumen validitas tiap
soal berada pada kisaran rendah sampai tinggi, reliabilitas butir soal tergolong
tinggi. Daya pembeda berada pada kisaran buruk sampai sangat baik. Tingkat
kesukaran instrumen tes mengandung soal yang sedang dan sukar.
Berdasarkan kriteria pengujian diputuskan bahwa dari 30 soal yang diuji
cobakan ada 18 soal yang akan digunakan sebagai soal pretest dan posttest.
C. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS setelah mendapatkan
pembelajaran dengan menggunakan teknik pembelajaran probing-prompting.
Adapun langkah awal yang dilakukan adalah dengan mengadakan uji
coba soal (uji instrumen) sebelum soal tersebut dijadikan sebagai soal pretest
dan soal posttest pada kelas kontrol dan eksperimen. Uji coba tersebut
dilakukan untuk mengetahui kevalidan tiap butir soal (validitas), reliabilitas,
daya pembeda dan tingkat kesukaran tiap butir soal. Setelah pengujian
dilakukan, kemudian dilakukan tes awal (pretest) pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada masing-masing
kelas. Kemudian dilakukan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol dan teknik pembelajaran probing-prompting
pada kelas eksperimen. Setelah semua materi disampaikan, peneliti
51
51
mengadakan test akhir (posttest) yang tujuannya untuk mengetahui pengaruh
dari teknik pembelajaran yang dipakai pada kelas eksperimen.
1. Deskripsi Data Hasil Tes Awal (Pretest)
a. Hasil Pretest Pada Kelas Kontrol
Tabel 4.2 Data Statistik Pretest Kelas Kontrol
Statistik Tes Awal (Pretest)
Nilai Terendah 33
Nilai Tertinggi 61
Rentang Kelas 28
Jumlah Kelas Interval 5,72 → 6
Panjang Kelas 4,67 → 5
Rata-rata (Mean) 47,07
Modus 41,25
Median 47
Standar Deviasi 9,14
Berdasarkan Tabel 4.2, data hasil pretest kelas kontrol (Lampiran
12) sebanyak 27 siswa yang dijadikan sampel berada pada rentang
33 - 62 dengan rata-rata 47,07. Kemudian nilai tengah dari hasil
pretest tersebut 47 dan standar deviasinya adalah 9,14. Untuk lebih
jelasnya mengenai data hasil pretest pada kelas kontrol kita lihat
gambar diagram batang di bawah ini :
52
52
Gambar 4.1
Diagram Batang Hasil Pretest Kelas Kontrol
Dari gambar 4.1 di atas dapat diketahui dari 27 orang siswa yang
dijadikan sampel, jumlah siswa yang mendapat skor terendah
interval 33-37 sebanyak 3 orang (11,11%), sedangkan jumlah siswa
yang mendapat skor tertinggi interval 58-62 sebannyak 4 orang
(14,814%). Skor terbanyak berada pada interval 38-42 sebanyak 6
orang (22,222%).
b. Hasil Pretest Pada Kelas Eksperimen
Tabel 4.3 Data Statistik Pretest Kelas Eksperimen
Statistik Tes Awal (Pretest)
Nilai Terendah 33
Nilai Tertinggi 61
Rentang Kelas 28
Jumlah Kelas Interval 5,72 → 6
Panjang Kelas 4,67 → 5
Rata-rata (Mean) 43,07
Modus 51,79
Median 43,75
Standar Deviasi 7,69
0
1
2
3
4
5
6
7
33-37 38-42 43-47 48-52 53-57 58-62
53
53
Berdasarkan Tabel 4.3, data hasil pretest kelas eksperimen
(Lampiran 14) sebanyak 27 siswa yang dijadikan sampel berada
pada rentang 33 - 62 dengan rata-rata 43,07. Kemudian nilai tengah
dari hasil pretest tersebut 43,75 dan standar deviasinya adalah 7,69.
Untuk lebih jelasnya mengenai data hasil pretest pada kelas
eksperimen kita lihat gambar diagram batang di bawah ini :
Gambar 4.2
Diagram Batang Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Dari gambar 4.2 di atas dapat diketahui dari 27 orang siswa yang
dijadikan sampel, jumlah siswa yang mendapat skor terendah
interval 33-37 sebanyak 6 orang (22,222%), sedangkan jumlah siswa
yang mendapat skor tertinggi interval 58-62 sebannyak 1 orang
(3,703%). Skor terbanyak berada pada interval 48-52 sebanyak 7
orang (25,93%).
0
1
2
3
4
5
6
7
8
33-37 38-42 43-47 48-52 53-57 58-62
54
54
2. Deskripsi Data Hasil Tes Akhir (Posttest)
a. Hasil Posttest Pada Kelas Kontrol
Tabel 4.4 Data Statistik Posttest Kelas Kontrol
Statistik Tes Awal (Posttest)
Nilai Terendah 50
Nilai Tertinggi 78
Rentang Kelas 28
Jumlah Kelas Interval 5,72 → 6
Panjang Kelas 4,67 → 5
Rata-rata (Mean) 67,63
Modus 75,5
Median 69,92
Standar Deviasi 9,53
Berdasarkan Tabel 4.4, data hasil posttest kelas kontrol (Lampiran
13) sebanyak 27 siswa yang dijadikan sampel berada pada rentang
50 - 79 dengan rata-rata 67,63. Kemudian nilai tengah dari hasil
posttest tersebut 69,92 dan standar deviasinya adalah 9,53. Untuk
lebih jelasnya mengenai data hasil posttest pada kelas kontrol kita
lihat gambar diagram batang di bawah ini :
55
55
Gambar 4.3
Diagram Batang Hasil Posttest Kelas Kontrol
Dari gambar 4.3 di atas dapat diketahui dari 27 orang siswa yang
dijadikan sampel, jumlah siswa yang mendapat skor terendah
interval 50-54 sebanyak 2 orang (7,41%), sedangkan jumlah siswa
yang mendapat skor tertinggi interval 75-79 sebannyak 8 orang
(29,63%). Skor terbanyak berada pada interval 75-79 sebanyak 8
orang (29,63%).
b. Hasil Posttest Pada Kelas Eksperimen
Tabel 4.5 Data Statistik Posttest Kelas Eksperimen
Statistik Tes Awal (Posttest)
Nilai Terendah 56
Nilai Tertinggi 83
Rentang Kelas 27
Jumlah Kelas Interval 5,72 → 6
Panjang Kelas 4,5 → 5
Rata-rata (Mean) 67,41
Modus 63
Median 69
Standar Deviasi 8,24
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79
56
56
Berdasarkan Tabel 4.5, data hasil posttest kelas eksperimen
(Lampiran 15) sebanyak 27 siswa yang dijadikan sampel berada
pada rentang 56 - 85 dengan rata-rata 67,41. Kemudian nilai tengah
dari hasil posttest tersebut 69 dan standar deviasinya adalah 8,24.
Untuk lebih jelasnya mengenai data hasil posttest pada kelas
eksperimen kita lihat gambar diagram batang di bawah ini :
Gambar 4.4
Diagram Batang Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Dari gambar 4.4 di atas dapat diketahui dari 27 orang siswa yang
dijadikan sampel, jumlah siswa yang mendapat skor terendah
interval 56-60 sebanyak 5 orang (18,52%), sedangkan jumlah siswa
yang mendapat skor tertinggi interval 81-85 sebannyak 1 orang
(3,7%). Skor terbanyak berada pada interval 61-65 sebanyak 6 orang
(22,22%).
3. Deskripsi Data Hasil Observasi
Pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa di kelas,
diperoleh melalui observasi yang dilakukan oleh observer pada setiap
pertemuan. Sebelum dimulainya proses belajar mengajar, observer diberi
dua lembar pedoman observasi untuk diisi selama proses belajar
0
1
2
3
4
5
6
7
56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 81-85
57
57
mengajar berlangsung yaitu pedoman observasi terhadap aktivitas guru
dan pedoman observasi terhadap aktivitas siswa. Observasi ini dilakukan
pada setiap pertemuan. Dari 3 kali pertemuan dapat diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar
(Aktivitas Guru) Kelas Kontrol
Pertemuan Jumlah Keterangan
1 66 Baik
2 65 Baik
3 65 Baik
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar
(Aktivitas Guru) Kelas Eksperimen
Pertemuan Jumlah Keterangan
1 67 Baik
2 64 Baik
3 62 Baik
Dari tabel 4.6 (Lampiran 4) dan tabel 4.7 (Lampiran 3) di atas
dapat diketahui bahwa hasil observasi pada kegiatan belajar mengajar
(aktivitas guru) pada pertemuan 1,2 dan 3 berbeda jumlahnya antara
kelas kontrol dan eksperimen. Tetapi pada kedua kelas tersebut memiliki
kategori baik dalam menyampaikan materi. Adapun dalam pengamatan
terhadap aktivitas siswa hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Kelas Kontrol
Pertemuan Total Skor Presentase Kualifikasi
1 32 72,73% Baik
2 30 68,18% Baik
3 32 72,73% Baik
58
58
Tabel 4.9 Pedoman Pengamatan Aktivitas Siswa
Kelas Eksperimen
Pertemuan Total Skor Presentase Kualifikasi
1 30 68,18% Baik
2 34 77,27% Baik
3 35 79,56% Baik
Dari pedoman pengamatan aktivitas pada tabel 4.8 (lampiran 4) dan
4.9 (lampiran 3) di atas mempunyai perbedaan antara kelas kontrol
dengan kelas eksperimen. Pada pertemuan pertama persentase aktivitas
siswa pada kelas kontrol lebih besar dibandingkan dengan kelas
eksperimen yaitu kelas kontrol 72,73% sedangkan kelas eksperimen
68,18. Pertemuan kedua kelas kontrol mengalami penurunan menjadi
68,18% sedangkan kelas eksperimen mengalami kenaikan menjadi
77,27%. Dan pada pertemuan terakhir persentase aktivitas siswa kelas
kontrol mengalami kenaikan lagi menjadi 72,73% tetapi tidak lebih besar
dibandingkan kenaikan yang dialamai oleh kelas eksperimen yaitu
79,56%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik
pembelajaran probing-prompting membuat aktivitas siswa menjadi lebih
aktif di kelas.
D. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis Data
1. Analisis Data Tes Awal (Pretest)
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Liliefors.
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak, denga kriteria :
Lhitung < Ltabel : data berdistribusi normal
Lhitung > Ltabel : data berdistribusi tidak normal
59
59
Hasil uji normalitas pretest yang telah dilakukan oleh penulis pada
kelas kontrol dan eksperimen disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Tes Awal (Pretest)
Kelas Kontrol dan Eksperimen
Data Kelas
Kriteria Kesimpulan Kontrol Eksperimen
N 27 27
Lo < Lt NORMAL Lhitung 0,1516 0,1463
Ltabel 0,173 0,173
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa data tes awal
(pretest) pada kelas kontrol maupun eksperimen berdistribusi
normal. Hasil pengujian pretest pada kelas kontrol (Lampiran 12)
diperoleh harga Lhitung atau Lo = 0,1516 dan pada kelas eksperimen
(Lampiran 14) diperoleh harga Lhitung atau Lo = 0,1463. Dari tabel
harga kritis uji Liliefors dengan taraf signifikan (α) = 0,05 untuk n =
27 maka didapatkan harga Ltabel = 0,173, maka data tersebut sudah
memenuhi kriteria yaitu pada kelas kontrol Lhitung (0,1516) < Ltabel
(0,173) dan pada kelas eksperimen Lhitung (0,1463) < Ltabel (0,173).
Kesimpulan dari hasil pengujian tersebut bahwa H0 diterima. Dengan
demikian data populasi pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seragam tidaknya
varians sampel – sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji
homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher. Kriteria dalam uji
homogenitas ini adalah:
Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua
populasi homogen.
Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua
populasi tidak homogen.
60
60
Adapun hasil uji homogenitas pada tes awal (pretest) terdapat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Tes Awal (Pretest)
Kelas S2 Fhitung Ftabel Kesimpulan
Kontrol 83,46 1,411 1,95 HOMOGEN
Eksperimen 59,15
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas diketahui bahwa varians =
83,46 dan varians = 59,15. Kemudian hasil uji homogenitas untuk
data pretest pada kelas kontrol (Lampiran 12) dan eksperimen
(Lampiran 14) diperoleh Fhitung = 1,411 dari tabel harga distribusi F
dengan taraf signifikan (α) = 0,05 untuk db penyebut 27 (27-1) dan
db pembilang 27 (27-1) maka didapat harga Ftabel = 1,95. Ternyata
harga Fhitung (1,411) < Ftabel (1,95), maka H0 diterima. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa varians kedua populasi
homogen.
2. Analisis Data Tes Akhir (Posttest)
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Liliefors.
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak, denga kriteria :
Lhitung < Ltabel : data berdistribusi normal
Lhitung > Ltabel : data berdistribusi tidak normal
Hasil uji normalitas posttest yang telah dilakukan oleh penulis pada
kelas kontrol dan eksperimen disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Tes Akhir (Posttest)
Kelas Kontrol dan Eksperimen
Data Kelas
Kriteria Kesimpulan Kontrol Eksperimen
N 27 27 Lo < Lt NORMAL
61
61
Lhitung 0,1481 0,1527
Ltabel 0,173 0,173
Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa data tes akhir
(posttest) pada kelas kontrol maupun eksperimen berdistribusi
normal. Hasil pengujian posttest pada kelas kontrol (Lampiran 13)
diperoleh harga Lhitung atau Lo = 0,1481 dan pada kelas eksperimen
(Lampiran 15) diperoleh harga Lhitung atau Lo = 0,1527. Dari tabel
harga kritis uji Liliefors dengan taraf signifikan (α) = 0,05 untuk n =
27 maka didapatkan harga Ltabel = 0,173, maka data tersebut sudah
memenuhi kriteria yaitu pada kelas kontrol Lhitung (0,1481) < Ltabel
(0,173) dan pada kelas eksperimen Lhitung (0,1527) < Ltabel (0,173).
Kesimpulan dari hasil pengujian tersebut bahwa H0 diterima. Dengan
demikian data populasi posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seragam tidaknya
varians sampel – sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji
homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher. Kriteria dalam uji
homogenitas ini adalah:
Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua
populasi homogen.
Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua
populasi tidak homogen.
Adapun hasil uji homogenitas pada tes akhir (posttest) terdapat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Tes Akhir (Posttest)
Kelas S2 Fhitung Ftabel Kesimpulan
Kontrol 90,86 1,34 1,95 HOMOGEN
Eksperimen 67,94
62
62
Berdasarkan Tabel 4.13 di atas diketahui bahwa varians =
90,86 dan varians = 67,94. Kemudian hasil uji homogenitas untuk
data posttest pada kelas kontrol (Lampiran 13) dan eksperimen
(Lampiran 15) diperoleh Fhitung = 1,34 dari tabel harga distribusi F
dengan taraf signifikan (α) = 0,05 untuk db penyebut 27 (27-1) dan
db pembilang 27 (27-1) maka didapat harga Ftabel = 1,95. Ternyata
harga Fhitung (1,34) < Ftabel (1,95), maka H0 diterima. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa varians kedua populasi
homogen.
E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis dan diperoleh hasil dari
kedua kelompok tersebut berdistribusi normal dan bersifat homogen.
Kemudian selanjutnya akan dilakukan uji kesamaan dua rata-rata hasil
pretest. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
yang signifikan antara skor pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen
agar diketahui layak atau tidaknya untuk diberikan treatment (penerapan
teknik pembelajaran probing-prompting). Adapun hasil uji kesamaan dua
rata-rata pretest disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.14 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest
Keterangan Kontrol Eksperimen
Jumlah Sampel 27 27
47,07 43,07
S2 83,46 59,15
thitung -0,8013
ttabel 2,01
Kesimpulan Menerima Ho dan menolak Ha
Berdasarkan analisis yang terdapat pada tabel 4.14 dengan menggunakan
uji-t pretest antara kelas kontrol (Lampiran 12) dan eksperimen (Lampiran
63
63
14) pada taraf signifikan 95% (0,05) dengan derajat kebebasan dk = (n1 + n2)
– 2= 52 maka diperoleh ttabel = 2,01 dan thitung = -0,8013. Untuk pengujian
tersebut diajukan hipotesis berikut :
Ho = Tidak terdapat pengaruh penggunakan teknik pembelajaran
probing-prompting terhadap peningkatan hasil belajar siswa
Ha = Terdapat pengaruh penggunaan teknik pembelajaran probing-
prompting terhadap peningkatan hasil belajar siswa
Dengan kriteria :
Jika harga thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika harga thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan kriteria yang tertera di atas dan juga data hasil penelitian,
maka kriteria hasil penelitian yang diperoleh yaitu thitung < ttabel (-0,8013 <
2,01) maka Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga kesimpulannya adalah tidak
terdapat perbedaan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Hasil
pengujian tersebut menunjukkan bahwa sampel layak digunakan untuk diberi
treatment (penerapan teknik pembelajaran probing-prompting) agar dapat
mengetahui pengaruh dari treatment (penerapan teknik pembelajaran
probing-prompting) tersebut dalam peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS. Adapun hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest disajikan
dalam bentuk tabel berikut ini :
Tabel 4.15 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest
Keterangan Kontrol Eksperimen
Jumlah Sampel 27 27
67,63 67,41
S2 90,86 67,94
thitung -0,04
ttabel 2,01
Kesimpulan Menerima Ho dan menolak Ha
64
64
Adapun hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan Tabel 4.15 dengan
uji-t posttest antara kelas kontrol (Lampiran 13) dengan kelas eksperimen
(Lampiran 15) pada taraf signifikan 95% (0,05) dengan derajat kebebasan dk
= (n1 + n2) – 2= 52 maka diperoleh ttabel = 2,01 dan thitung = -0,04. Berdasarkan
kriteria penerimaan dan penolakan Ho dan juga data hasil penelitian yang
tertera di atas, maka kriteria hasil penelitian yang diperoleh yaitu thitung < ttabel
(-0,04 < 2,01) maka Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga kesimpulannya
adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan skor posttest kelas kontrol
dengan kelas eksperimen dengan kata lain tidak terdapat pengaruh
penggunakan teknik pembelajaran probing-prompting terhadap peningkatan
hasil belajar siswa.
F. Analisis dan Interpretasi Data
Dari hasil perhitungan uji hipotesis yang telah dilakukan oleh penulis
dengan taraf signifikan 95% (0,05) maka diperoleh hasil thitung < ttabel (-0,04 <
2,01) maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak ada pengaruh yang
signifikan dari teknik pembelajaran probing-prompting terhadap hasil belajar
IPS siswa. Ini diambil dari rata-rata hasil posttest dari kedua kelas yaitu kelas
kontrol yang menggunakan pendekatan konvensional memperoleh rata-rata
67,63 sedangkan kelas eksperimen yang menggunakan teknik pembelajaran
probing-prompting memperoleh 67,41.
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas baik kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal dan
homogen. Berdasarkan uji N-gain dari hasil belajar IPS siswa kelompok
eksperimen 0,62444 dan kelompok kontrol 0,71926. Dari nilai tersebut
dikatakan bahwa rata-rata N-gain pada kelompok kontrol lebih besar jika
dibandingkan dengan kelompok eksperimen.
Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan teknik
pembelajaran probing-prompting tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
65
65
Maka dari itu, perlu kiranya ketika guru akan menggunakan teknik
pembelajaran ini harus mengetahui kelemaham-kelemahannya. Yang salah
satu kelemahannya adalah teknik ini tidak bisa digunakan sesering dan
sesuka hati. Apabila akan menggunakan teknik probing-prompting pendidik
harus mempersiapkan perencanaan pengajaran secara matang agar mencapai
tujuan yang diinginkan. Kemudian, guru harus mengetahui cocok atau
tidaknya penggunaan teknik ini pada suatu pelajaran. Karena bisa saja teknik
ini tidak berhasil dikarenakan kurangnya persiapan atau penggunaannya tidak
cocok pada mata pelajaran tertentu.
G. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian yang dilakukan oleh penulis ini tentunya memiliki
banyak keterbatasan, diantaranya adalah :
1. Penulis hanya melakukan penelitian pada satu pokok bahasan saja.
2. Penelitian ini hanya dilakukan di satu sekolah yaitu di MTs Al-Falah
Kotabaru, maka hasil penelitian bisa saja berbeda jika dilakukan di
sekolah lain.
66
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh penulis,
maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik pembelajaran probing-
prompting pada mata pelajaran IPS tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata
hasil posttest dari nilai rata-rata kelas kontrol lebih besar daripada rata-rata
hasil posttest kelas eksperimen, yaitu kelas kontrol 67,63 dan kelas
eksperimen 67,41. Pada perhitungan uji hipotesis melalui uji-t pada taraf
signifikan 95%, didapatkan hasil thitung < ttabel (-0,04 < 2,01) maka Ho diterima
dan Ha ditolak. Hasil yang negatif ini bisa terjadi karena waktu yang
digunakan oleh penulis untuk melakukan penelitian dengan menggunakan
teknik probing-prompting cukup singkat dan juga kualitas siswa dari kelas
kontrol dan kelas eksperimen berbeda. Teknik probing-prompting ini sendiri
memiliki manfaat yang terlihat ketika dilakukan observasi pada saat
penelitian yaitu terjadinya komunikasi antara siswa dengan guru dan siswa
dengan siswa yang membuat kelas lebih aktif.
B. Saran
1. Sebagai pengajar atau guru kita memang harus menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi dalam mengajar agar siswa tidak merasa
bosan dan juga untuk lebih meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap
pelajaran yang disampaikan, tetapi sebelum menggunakan metode
tersebut guru harus memahami bagaimana cara penerapan suatu metode
pada pelajaran tertentu.
2. Dilihat dari kesimpulan di atas bukan berarti teknik pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian tidak berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa, tetapi dalam penggunaan teknik probing-prompting ini
membutuhkan waktu yang lebih lama dalam tahap persiapan dan
67
67
pelaksanaannya. Jadi, jika guru yang menerapkan lebih bisa mengelola
waktu dengan baik atau lebih siap untuk menggunakan teknik ini maka
bisa saja teknik tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
68
68
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. XIV
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012)
David A. Jacobsen, Paul Eggen, dan Donald Kauchak, Methods For
Teaching, Terj. Achmad Fawaid dan Khoirul Anam, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), Cet. Ke-1
Husaini Usman dan Purnomo setiadi, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2009), Cet.IV, h.133
Idris, Marno. Strategi dan Metode Pengajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruz Media,
2008)
Jhon M. Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2008)
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), cet. 24
Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan,
Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2012)
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010)
Setyawan, Heru. Pengertian, Kelebihan, dan Kekurangan Metode Ceramah,
2011, (http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/pengertian-
kelebihan-dan-kekurangan.html)
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010)
Solihatin, Etin. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS,
(Jakarta : Bumi Aksara, 2011), Cet. Ke-5, h. 14
Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 2005)
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2009), cet.14
69
69
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet ke-15
Suyatno, Menjelajahi Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Mass Media
Buana Pustaka, 2009)
Sagala, Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung:
Alfabeta, 2006), Cet. Ke-6
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), Cet.
Ke-2
Tu’u, Tulus. Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa, (Jakarta :
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004)
Undang-Undang, “ SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional): UU RI No. 2
Tahun 2003”, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), Cet. I
INTERNET :
Pratama, Aidhil. Pengertian dan Macam-macam Teknik Pembelajaran,
2012, (http://lompoulu.blogspot.com/2012/11/pengertian-jenis-teknik-
pembelajaran.html)
SKRIPSI :
Sobariah, Titin. Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
dalam Pembelajaran dengan Teknik Probing-Prompting, (Bandung,
Skripsi UPI, 2012)
Sulaeman, Dede. Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Teknik
Probing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa MTs,
(Jakarta, Skripsi UIN, 2007)
Isti Nurcahyani. Pengaruh Teknik Probing Terhadap Hasil Belajar Peserta
Didik Dalam Pembelajaran Konsep Getaran dan Gelombang.
(Jakarta: Skripsi UIN, 2011)
LEMBAR UJI REFERENSI
Judul Skripsi : Pengaruh Teknik Pembelajaran Probing-Prompting Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di
MTs Al-Falah Cikampek
Penulis : Khoerunnisa
NIM : 108015000006
Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
NO. REFERENSI PEMBIMBING
I
PEMBIMBING
II
1.
Aidhil Pratama, Pengertian dan Macam-macam Teknik
Pembelajaran, 2012,
(http://lompoulu.blogspot.com/2012/11/pengertian-
jenis-teknik-pembelajaran.html)
2.
David A. Jacobsen, Methods For Teaching, Terjemahan
Achmad Fawaid dan Khoirul Anam, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2009), Cet. Ke-1, h. 182
3.
David A. Jacobsen, Paul Eggen, dan Donald Kauchak,
Methods For Teaching, Terj. Achmad Fawaid dan
Khoirul Anam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),
Cet. Ke-1, h.172
4.
Dede Sulaeman, Pembelajaran Matematika dengan
Menggunakan Teknik Probing Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika Siswa MTs, (Jakarta, Skripsi
UIN, 2007), h. 17
5.
Etin Solihatin, Cooperative Learning Analisis Model
Pembelajaran IPS, (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), Cet.
Ke-5, h. 14
6.
Heru Setyawan, Pengertian, Kelebihan, dan
Kekurangan Metode Ceramah, 2011,
(http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/pengertian-
kelebihan-dan-kekurangan.html)
7. Husaini Usman dan Purnomo setiadi, Pengantar
Statistika, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Cet.IV,
h.133
8.
Husaini Usman dan Purnomo setiadi, Pengantar
Statistika, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Cet.IV,
h.142
9. Idris, Marno, Strategi Dan Metode Pengajaran
(Jogyakarta: Ar-Ruz Media, 2008), hal 117
10.
Jhon M. Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris-
Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.
448
11. Marno Idris, Strategi dan Metode Pengajaran,
(Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2008), h.117
12.
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),
cet.14, h.22
13. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010), h. 84
14. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010), cet. 24, h. 106
15. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2010), h. 102
16.
Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika Untuk
Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi,
dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 23.
17. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang
Memengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 58
18. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 54
19. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 59
20. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.60-
64
21. Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 2005),
h.466
22.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012),
Cet ke-15, h. 116
23. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 87
24.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet.
XIV, h. 211
25. Suyatno, Menjelajahi Pembelajaran Inovatif,
(Sidoarjo: Mass Media Buana Pustaka, 2009), h. 63
26. Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran,
(Bandung: Alfabeta, 2006), Cet. Ke-6, hlm. 61
27.
Titin Sobariah, Peningkatan Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa dalam Pembelajaran dengan Teknik
Probing-Prompting, (Bandung, Skripsi UPI, 2012), hl.
12
28.
Titin Sobariah, Peningkatan Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa dalam Pembelajaran dengan Teknik
Probing-Prompting, (Bandung, Skripsi UPI, 2012), h.
18
29 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2010), Cet. Ke-2, h. 171
30. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), h. 174-175
31. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), cet ke 2, h. 173
32.
Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi
Siswa, (Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,
2004), hlm. 75
33. Undang-Undang, “ SISDIKNAS (Sistem Pendidikan
Nasional): UU RI No. 20 Tahun 2003”, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2008), Cet. I, h.3
34.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010),
hl. 127
35.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h.
129
36.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h.
179
Jakarta, Maret 2015
Yang mengesahkan :
Pembimbing I
Maila Dinia Husni Rahim, MA. SpD
NIP : 19780314 200604 2 002
Pembimbing II
Anissa Windarti, M.Sc
NIP : 19820802 201101 2 005
Lampiran 1
Wawancara Pada Kegiatan Observasi (Pra Penelitian)
Untuk Guru IPS Kelas VII
1. Metode apa yang sering digunakan dalam pembelajaran IPS di MTs Al-Falah kelas VII?
Jawab : Metode yang sering saya gunakan adalah metode ceramah
2. Apakah penggunaan metode yang sering digunakan berhasil diterapkan dalam
pembelajaran IPS di MTs Al-Falah kelas VII?
Jawab : Sebenarnya sih kurang
3. Apa kendala dari metode yang sering digunakan di MTs Al-Falah kelas VII?
Jawab : Anak kurang fokus bahkan kadang ada yang tidur
4. Bagaimana respon anak terhadap pelajaran IPS dengan menggunakan metode yang
sering di gunakan tersebut?
Jawab : Ada beberapa siswa yang memperhatikan, tetapi ada juga yang bercanda/ngobrol
5. Apakah Bapak/Ibu sudah mengetahui teknik pembelajaran Probing-Prompting?
Jawab : Tidak
6. Apakah Bapak/Ibu sudah menerapkan teknik pembelajaran Probing-Prompting dalam
pembelajaran IPS di MTs Al-Falah kelas VII?
Jawab : Tidak
7. Jika sudah pernah menerapkan teknik pembelajaran Probing-Prompting, bagaimana
hasilnya?
Jawab : -
8. Bagaimana cara Bapak/Ibu melakukan evaluasi?
Jawab : Melalui test tulis, bentuk pilihan ganda dan uraian
9. Bagaimana dengan nilai mata pelajaran IPS siswa kelas VII di MTs Al-Falah?
Jawab : Cukup bagus sih kalo nilai harian karena open book
10. Bagaimanakah perasaan Bapak/Ibu ketika mengajar IPS?
Jawab : Ketika mengajar senang menghadapi anak yang antusias mengikuti pelajaran.
Tetapi kadang terkendala kepada materi IPS yang banyak khususnya pada materi
Geografi dan Sejarah
Lampiran 2
Wawancara Pada Kegiatan Observasi (Pra Penelitian)
Untuk Siswa Kelas VII
1. Apakah ade tertarik dengan mata pelajaran IPS?
L1 : Tidak terlalu tertarik
L2 : Tidak terlalu
P1 : Iya
P2 : Iya
2. Apa yang membuat ade tertarik dalam mempelajari mata pelajaran IPS?
L1 : Karena ada mata pelajaran Sejarah
L2 : Bisa mengetahui sejarah
P1 : Pelajarannya menyenangkan
P2 : Pelajarannya menyenangkan
3. Apa yang membuat ade tidak tertarik dalam mempelajari mata pelajaran IPS?
L1 : Banyak hapalan padahal saya susah buat menghapal
L2 : Sering ada pertanyaan yang susah
P1 : -
P2 : Anak yang lain suka berisik jadi bikin ga konsen
4. Bagaimana cara mengajar guru IPS di kelas?
L1 : Agak menyenangkan
L2 : Menyenangkan
P1 : Bagus
P2 : Bagus/Tegas
5. Apakah pembelajaran IPS menurut ade menyenangkan?
L1 : Tidak
L2 : Cukup menyenangkan
P1 : Iya
P2 : Menyenangkan
6. Kendala apa yang ade hadapi ketika belajar IPS?
L1 : Susah menghapal
L2 : Susah dipahami
P1 : Menghapal
P2 : Menghapal dan membaca
7. Menurut ade cara belajar yang bagaimana sehingga pelajaran IPS menyenangkan?
L1 : Tidak membaca sendiri tapi harus banyak dijelasin sama guru
L2 : Pertanyaan dari guru
P1 : Kerja kelompok
P2 : Kerja kelompok
Lampiran 5
TABEL ANALISIS UNTUK MENGHITUNG VALIDITAS BUTIR SOAL
NO. SISWA
BUTIR SOAL SKOR
TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 A 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 12
2 B 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 17
3 C 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 10
4 D 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 12
5 E 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 9
6 F 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 12
7 G 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 8
8 H 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17
9 I 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 13
10 J 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 10
11 K 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 16
12 L 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 11
13 M 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 13
14 N 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 17
15 O 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 13
16 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 24
17 Q 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 10
18 R 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 9
19 S 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 20
20 T 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 11
21 U 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 15
22 V 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 18
23 W 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 8
24 X 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 11
25 Y 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 22
26 Z 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 17
27 AA 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 18
28 AB 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 14
29 AC 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 13
30 AD 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 25
JUMLAH 17 6 21 19 18 14 13 14 18 20 15 13 13 18 14 10 14 17 19 18 13 14 7 20 11 6 11 15 8 9 425
Validitas soal no.1
No.
Soal Nomor 1
X Y X2 Y
2 XY
1 1 12 1 144 12
2 1 17 1 289 17
3 1 10 1 100 10
4 0 12 0 144 0
5 1 9 1 81 9
6 1 12 1 144 12
7 0 8 0 64 0
8 1 17 1 289 17
9 0 13 0 169 0
10 1 10 1 100 10
11 1 16 1 256 16
12 0 11 0 121 0
13 0 13 0 169 0
14 1 17 1 289 17
15 0 13 0 169 0
16 1 24 1 576 24
17 0 10 0 100 0
18 0 9 0 81 0
19 1 20 1 400 20
20 0 11 0 121 0
21 0 15 0 225 0
22 0 18 0 324 0
23 1 8 1 64 8
24 0 11 0 121 0
25 1 22 1 484 22
26 1 17 1 289 17
27 1 18 1 324 18
28 0 14 0 196 0
29 1 13 1 169 13
30 1 25 1 625 25
∑ 17 425 17 6627 267
Langkah-Langkah Mencari Validitas
Contoh mencari validitas soal nomor 1 :
Dari tabel validitas soal nomor 1 di atas diperoleh data sebagai berikut :
∑X = 17 ∑X2 = 17
∑Y = 425 ∑Y2 = 6627
∑XY = 267
Sesudah diketahui ∑X, ∑X2, ∑Y, ∑Y
2, dan ∑XY tinggal memasukkan bilangan-bilangan
tersebut ke dalam rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut:
√{ } { }
√{ } { }
√
√
√
=
= 0,392
Perhitungan Validitas menggunakan Program ANATES
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
=================================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 30
Nama berkas: F:\UJI_VALIDITAS_(G).ANA
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0,392 Signifikan
2 2 0,130 -
3 3 0,413 Signifikan
4 4 0,367 Signifikan
5 5 0,076 -
6 6 0,441 Signifikan
7 7 0,581 Sangat Signifikan
8 8 0,471 Sangat Signifikan
9 9 0,363 Signifikan
10 10 0,168 -
11 11 0,423 Signifikan
12 12 0,327 -
13 13 0,446 Signifikan
14 14 0,409 Signifikan
15 15 0,396 Signifikan
16 16 0,383 Signifikan
17 17 0,411 Signifikan
18 18 -0,147 -
19 19 0,197 -
20 20 0,469 Sangat Signifikan
21 21 0,476 Sangat Signifikan
22 22 0,515 Sangat Signifikan
23 23 0,365 Signifikan
24 24 0,168 -
25 25 0,233 -
26 26 0,130 -
27 27 0,141 -
28 28 0,096 -
29 29 0,028 -
30 30 0,429 Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
Lampiran 6
TABEL ANALISIS UNTUK MENGHITUNG RELIABILITAS BUTIR SOAL
NO
.
SIS
WA
BUTIR SOAL
SK
OR
TO
TA
L 1,3,5,7,9,1
1,13,15,17,
19,21,23,2
5,27,29
2,4,6,8,10,1
2,14,16,18,
20,22,24,26
,28,30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Ganjil Genap
1 A 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 12 6 6
2 B 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 17 10 7
3 C 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 10 6 4
4 D 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 12 5 7
5 E 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 9 5 4
6 F 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 12 6 6
7 G 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 8 2 6
8 H 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 9 8
9 I 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 13 7 6
10 J 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 10 5 5
11 K 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 16 5 11
12 L 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 11 4 7
13 M 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 13 6 7
14 N 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 17 9 8
15 O 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 13 7 6
16 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 24 13 11
17 Q 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 10 6 4
18 R 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 9 6 3
19 S 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 20 12 8
20 T 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 11 3 8
21 U 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 15 8 7
22 V 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 18 8 10
23 W 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 8 5 3
24 X 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 11 5 6
25 Y 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 22 12 10
26 Z 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 17 7 10
27 AA 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 18 9 9
28 AB 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 14 7 7
29 AC 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 13 7 6
30 AD 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 25 12 13
JUMLAH 17 6 21 19 18 14 13 14 18 20 15 13 13 18 14 10 14 17 19 18 13 14 7 20 11 6 11 15 8 9 425 212 213
TABEL PERSIAPAN PERHITUNGAN RELIABILITAS
DENGAN BELAH DUA GANJIL-GENAP
NO. SISWA
Item Ganjil (1,3,5,7,9,11,13,15,17,19,
21,23,25,27,29)
Item Genap
(2,4,6,8,10,12,14,16,18,20
,22,24,26,28,30) X2 Y
2 XY
(X) (Y)
1 A 6 6 36 36 36
2 B 10 7 100 49 70
3 C 6 4 36 16 24
4 D 5 7 25 49 35
5 E 5 4 25 16 20
6 F 6 6 36 36 36
7 G 2 6 4 36 12
8 H 9 8 81 64 72
9 I 7 6 49 36 42
10 J 5 5 25 25 25
11 K 5 11 25 121 55
12 L 4 7 16 49 28
13 M 6 7 36 49 42
14 N 9 8 81 64 72
15 O 7 6 49 36 42
16 P 13 11 169 121 143
17 Q 6 4 36 16 24
18 R 6 3 36 9 18
19 S 12 8 144 64 96
20 T 3 8 9 64 24
21 U 8 7 64 49 56
22 V 8 10 64 100 80
23 W 5 3 25 9 15
24 X 5 6 25 36 30
25 Y 12 10 144 100 120
26 Z 7 10 49 100 70
27 AA 9 9 81 81 81
28 AB 7 7 49 49 49
29 AC 7 6 49 36 42
30 AD 12 13 144 169 156
JUMLAH 212 213 1712 1685 1615
Setelah dihitung/dijumlahkan diperoleh harga-harga berikut:
N = 30 ∑X = 212 ∑Y = 213
∑X2
= 1712 ∑Y2 = 1685 ∑XY = 1615
Langkah-Langkah Mencari Reliabilitas
Contoh mencari reliabilitas soal:
Setelah menentukan harga-harga pada halaman sebelumnya, kemudian harga-harga tersebut
dimasukkan ke dalam rumus product moment sebagai berikut:
√{ } { }
√{ } { }
√
√
√
=
= 0,571
Dengan rumus product moment diperoleh harga rxy atau rgg = 0,571, tetapi harga tersebut
baru menunjukkan reliabilitas separuh tes. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan
rumus Spearman-Brown, yaitu:
r11 = 2 x rgg
( 1 + rgg )
= 2 x 0,571
= 1142
= 0,73 ( 1 + 0,571 ) 1,571
0,70 – 0,90 = reliabilitas tinggi
Hasil ini sama dengan perhitungan menggunakan ANATES, yaitu :
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 14,17
Simpang Baku= 4,57
KorelasiXY= 0,57
Reliabilitas Tes= 0,73
Nama berkas: F:\UJI_VALIDITAS_(G).ANA
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 Syahru Ramadhan 7 10 17
2 2 Irvan 4 7 11
3 3 Sri Rahayu 8 10 18
4 4 Sukmawati 5 3 8
5 5 Bambang 5 4 9
6 6 Syahrindra 12 10 22
7 7 Dani 6 6 12
8 8 Musyarofah 9 8 17
9 9 Reza Diharja 6 4 10
10 10 Sabilia Hanif 12 8 20
11 11 Ahmad Topani 6 6 12
12 12 Sri Indriyani 8 7 15
13 13 Wiwit Tannia 7 6 13
14 14 Novia Nurjannah 7 6 13
15 15 Suprayogi 5 6 11
16 16 Dianta K. 9 8 17
17 17 Dede Fiki 2 6 8
18 18 Hanifah Fauziah 5 5 10
19 19 Ilhamda Rafi 5 11 16
20 20 Aldi A. 6 4 10
21 21 Maulana Ilyas 6 7 13
22 22 Thia Rhevani 9 9 18
23 23 Rohmat F. 6 3 9
24 24 Siti Maizatul 3 8 11
25 25 Pudjia Alifia 13 11 24
26 26 Albi Juansyah 10 7 17
27 27 Titin Patimah 7 7 14
28 28 Andika 5 7 12
29 29 Dini Ardini 7 6 13
30 30 Wullan Priyanti 12 13 25
Lampiran 7
Langkah-Langkah Perhitungan Taraf Kesukaran
Contoh mencari taraf kesukaran soal no.1:
Rumus taraf kesukaran yaitu :
1. Cari nilai B
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar pada butir itu
Soal no.1 = 17
2. Tentukan JS = Jumlah seluruh peserta tes
JS = 30
3. Tentukan nilai P
4. Kesimpulannya taraf kesukaran no.1 berada pada tingkat sedang karena berdasarkan
klasifikasi indeks kesukaran nilai pada kisaran 0,31-0,70 memiliki kadar kesukaran
sedang.
Perhitungan Taraf Kesukaran
No.
Soal B JS P=B/JS Keterangan
2 6 30 0,2 Sukar
3 21 30 0,7 Sedang
4 19 30 0,63333 Sedang
5 18 30 0,6 Sedang
6 14 30 0,46667 Sedang
7 13 30 0,43333 Sedang
8 14 30 0,46667 Sedang
9 18 30 0,6 Sedang
10 20 30 0,66667 Sedang
11 15 30 0,5 Sedang
12 13 30 0,43333 Sedang
13 13 30 0,43333 Sedang
14 18 30 0,6 Sedang
15 14 30 0,46667 Sedang
16 10 30 0,33333 Sedang
17 14 30 0,46667 Sedang
18 17 30 0,56667 Sedang
19 19 30 0,63333 Sedang
20 18 30 0,6 Sedang
21 13 30 0,43333 Sedang
22 14 30 0,46667 Sedang
23 7 30 0,23333 Sukar
24 20 30 0,66667 Sedang
25 11 30 0,36667 Sedang
26 6 30 0,2 Sukar
27 11 30 0,36667 Sedang
28 15 30 0,5 Sedang
29 8 30 0,26667 Sukar
30 9 30 0,3 Sukar
Agar lebih cepat dalam menghitung taraf kesukaran dapat menggunakan program
ANATES, hasil perhitungan menggunakan ANATES dengan cara manual di atas hasilnya akan
sama karena program ANATES juga menggunakan rumus yang telah tertera di halaman
sebelumnya hanya ditambahkan dengan pengalian 100%, adapun hasil dari perhitungan
menggunakan ANATES yaitu :
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 30
Nama berkas: F:\UJI_VALIDITAS_(G).ANA
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 17 56,67 Sedang
2 2 6 20,00 Sukar
3 3 21 70,00 Sedang
4 4 19 63,33 Sedang
5 5 18 60,00 Sedang
6 6 14 46,67 Sedang
7 7 13 43,33 Sedang
8 8 14 46,67 Sedang
9 9 18 60,00 Sedang
10 10 20 66,67 Sedang
11 11 15 50,00 Sedang
12 12 13 43,33 Sedang
13 13 13 43,33 Sedang
14 14 18 60,00 Sedang
15 15 14 46,67 Sedang
16 16 10 33,33 Sedang
17 17 14 46,67 Sedang
18 18 17 56,67 Sedang
19 19 19 63,33 Sedang
20 20 18 60,00 Sedang
21 21 13 43,33 Sedang
22 22 14 46,67 Sedang
23 23 7 23,33 Sukar
24 24 20 66,67 Sedang
25 25 11 36,67 Sedang
26 26 6 20,00 Sukar
27 27 11 36,67 Sedang
28 28 15 50,00 Sedang
29 29 8 26,67 Sukar
30 30 9 30,00 Sukar
Lampiran 8
DAFTAR SKOR UJI COBA
KELOMPOK ATAS DAN KELOMPOK BAWAH
Kelompok Atas
NO
NAMA
SISWA
NOMOR SOAL SKOR
TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Wullan P 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 25
2 Pudjia Alifia 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 24
3 Syahrindra 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 22
4 Sabilia Hanif 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 20
5 Sri Rahayu 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 18
6 Thia Rhevani 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 18
7 Syahru R 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 17
8 Musyarofah 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 17
JUMLAH 7 3 7 6 5 6 7 6 8 6 6 6 6 8 6 6 7 4 5 7 6 6 3 6 3 1 4 4 2 4 161
Kelompok Bawah
NO
NAMA
SISWA NOMOR SOAL
SKOR
TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Siti Maizatul 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 11
2 Reza Diharja 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 10
3 Hanifah F 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 10
4 Aldi A. 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 10
5 Bambang 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 9
6 Rohmat F. 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 9
7 Sukmawati 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 8
8 Dede Fiki 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 8
JUMLAH 4 2 3 3 3 1 0 2 3 5 4 2 2 3 2 1 2 3 5 2 1 1 0 5 1 1 4 5 4 1 75
Langkah-Langkah Perhitungan Daya Pembeda
Contoh mencari daya pembeda soal no.1:
Rumus taraf daya pembeda yaitu :
1. Membuat daftar skor uji coba kelompok atas dan kelompok bawah
Dari tabel daftar skor pada halaman sebelumnya diketahui soal no. 1:
JA = 8
JB = 8
BA = 7
BB = 4
2. Tentukan nilai D
3. Kesimpulannya daya pembeda soal no.1 berada pada tingkat cukup karena berdasarkan
klasifikasi kriteria daya pembeda nilai pada kisaran 0,21 – 0,40 adalah cukup.
Karena menggunakan cara perhitungan manual di atas membutuhkan waktu yang lama
maka dari itu penulis menggunakan program ANATES untuk mencari daya pembeda, hasilnya
adalah sebagai berikut:
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 30
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 30
Nama berkas: F:\UJI_VALIDITAS_(G).ANA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1 1 7 4 3 37,50
2 2 3 2 1 12,50
3 3 7 3 4 50,00
4 4 6 3 3 37,50
5 5 5 3 2 25,00
6 6 6 1 5 62,50
7 7 7 0 7 87,50
8 8 6 2 4 50,00
9 9 8 3 5 62,50
10 10 6 5 1 12,50
11 11 6 4 2 25,00
12 12 6 2 4 50,00
13 13 6 2 4 50,00
14 14 8 3 5 62,50
15 15 6 2 4 50,00
16 16 6 1 5 62,50
17 17 7 2 5 62,50
18 18 4 3 1 12,50
19 19 5 5 0 0,00
20 20 7 2 5 62,50
21 21 6 1 5 62,50
22 22 6 1 5 62,50
23 23 3 0 3 37,50
24 24 6 5 1 12,50
25 25 3 1 2 25,00
26 26 1 1 0 0,00
27 27 4 4 0 0,00
28 28 4 5 -1 -12,50
29 29 2 4 -2 -25,00
30 30 4 1 3 37,50
Lampiran 9
Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi Indikator Soal No. Soal
Mendeskripsikan
kondisi fisik,
wilayah, dan
penduduk
1. Mengidentifikasi
letak geologis, letak
geografis, dan letak
astronomis
Indonesia
Mengidentifikasi
letak geologis
Indonesia
Memahami letak
geografis
Indonesia
Memahami letak
astronomis
Indonesia
Menyebutkan
pengaruh letak
astronomis
Indonesia
7*
1*,3*, 4*
8* , 9*
6*, 10
2. Menganalisis
hubungan letak
geografis dengan
perubahan musim
dan waktu di
Indonesia
Memahami
perubahan musim
yang terjadi di
Indonesia
Mengetahui
pengaruh letak
geografis dan
astronomis di
Indonesia
Mengetahui
pembagian
wilayah
Indonesia bagian
Barat
Mengetahui
pembagian
wilayah
Indonesia bagian
Tengah
Menghitung
perbedaan waktu
pada suatu
wilayah
Mengetahui
2, 14*
25
17*, 24
13*, 28
18, 26
16*
pembagian
wilayah
Indonesia bagian
Timur
Mengetahui
selisih waktu di
setiap wilayah
bagian
29
1. Mengidentifikasi
penyebab terjadinya
perubahan musim
dan menentukan
bulan
berlangsungnya
musim hujan dan
musim kemarau di
wilayah Indonesia
Mengetahui
peralihan musim
yang ada di
Indonesia
Menjelaskan
terjadinya angin
muson di
Indonesia
Memahami
pembagian angin
muson
12, 15*,
27
19, 22*
20*
2. Mengidentifikasi
persebaran flora dan
fauna tipe Asia,
Australiia, dan
kaitannya dengan
pembagian wilayah
Wallace dan Weber
Mengetahui flora
dan fauna di
wilayah Wallace
Menyajikan
informasi
persebaran fauna
Asiatis dan
Australis
21*
5, 23*
3. Mendeskripsikan
persebaran jenis
tanah dan
pemanfaatannya di
Indonesia
Mengidentifikasi
jenis-jenis tanah
yang subur
Menjelaskan
jenis-jenis tanah
yang terdapat di
Indonesia
11*
30*
Keterangan : (*) Soal yang valid
Lampiran 10
Nama : Mata Pelajaran :
Kelas : Hari/Tgl :
Petunjuk :
1. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal!
2. Bacalah soal dengan teliti, kemudian selesaikan lebih dahulu soal yang kamu anggap
mudah!
3. Periksalah kembali hasil pekerjaanmu sebelum dikumpulkan kepada guru!
4. Dilarang bekerja sama dengan teman!
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang benar!
1. Yang dimaksud letak geografis suatu negara adalah ....
a. Letak negara dilihat dari kenyataannya di bumi
b. Letak negara berdasarkan garis lintang dan bujur
c. Letak negara berdasarkan pengaruh kebudayaan
d. Letak negara dari komposisi perekonomian
2. Secara geografis, Indonesia terletak diantara dua samudera, yaitu ....
a. Hindia dan Pasifik
b. Hindia dan Atlantik
c. Pasifik dan Atlantik
d. Antartika dan Atlantik
3. Di bawah ini merupakan pengaruh letak geografis terhadap kehidupan di Indonesia, kecuali
....
a. banyak memiliki mitra kerja dengan sesama negara berkembang
b. mengalami pergantian musim setiap 6 bulan sekali
c. banyak memperoleh penyinaran matahari sepanjang tahun
d. memiliki tiga daerah pembagian waktu
4. Berikut ini yang merupakan dampak atau pengaruh dari letak astronomis Indonesia adalah
....
a. Indonesia memiliki dua musim yaitu penghujan dan kemarau
b. Indonesia dilalui angin muson yang berganti arah setiap 6 bulan sekali
c. Indonesia memiliki tiga daerah waktu
d. Indonesia memiliki beraneka ragam budaya
5. Letak suatu daerah atau negara berdasarkan kandungan batuan yang ada di dalam bumi
disebut letak ....
a. geografis
b. geologis
c. astronomis
d. topografis
6. Letak astronomis yaitu letak wilayah berdasarkan ....
a. struktur dan komposisi batuan
b. garis lintang dan garis bujur
c. keadaan wilayah dan daerah lain
d. kedudukan dan letak suatu daerah
7. Letak astronomis Indonesia adalah ....
a. 6o LU – 11
o LS dan 95
o BT – 141
o BT
b. 6o LU – 11
o LU dan 95
o BT – 141
o BT
c. 6o LS – 11
o LS dan 95
o BB – 141
o BB
d. 6o LU – 11
o LU dan 95
o BT – 141
o BT
8. Jenis tanah padzol di Indonesia banyak dimanfaatkan untuk ....
a. perkebunan
b. pertanian tadah hujan
c. padang rumput
d. peternakan
9. Perhatikan daftar daerah di Indonesia berikut :
1) Jawa Tengah 5) Bali
2) Kalimantan Selatan 6) Kalimantan Timur
3) Sumatera 7) Jawa Timur
4) Sulawesi 8) Kalimantan Tengah
Berdasarkan daftar daerah di atas, yang termasuk waktu Indonesia bagian tengah adalah ....
a. 2,4 dan 5
b. 2,4 dan 8
c. 5,6 dan 7
d. 1,2 dan 3
10. Perubahan musim di Indonesia disebabkan oleh ....
a. Rotasi bumi
b. Revolusi bumi
c. Rotasi matahari
d. Revolusi matahari
11. Peralihan antar musim yang terjadi di wilayah Indonesia disebut ....
a. musim pancaroba
b. musim paceklik
c. musim kering
d. musim peralihan
12. Wilayah Indonesia yang termasuk ke dalam WIT adalah ....
a. Kalimantan
b. Maluku
c. NTB
d. NTT
13. Berikut ini yang bukan merupakan wilayah waktu Indonesia bagian barat adalah ...
a. Jawa dan Madura
b. Sumatera
c. Bali dan Nusa Tenggara
d. Kalimantan Barat
14. Angin yang bergerak dari daratan Australia sekitar bulan April-September yang
mendatangkan musim kemarau disebut angin ...
a. muson utara
b. muson barat
c. muson timur
d. muson selatan
15. Berikut yang tidak termasuk wilayah fauna Wallace adalah ....
a. Sulawesi
b. Sumatera
c. NTT
d. Maluku
16. Angin muson Timur yang bertiup antara bulan April-September dari daratan Australia
menuju Asia akan berdampak bagi wilayah Indonesia berupa ....
a. musim kemarau
b. musim penghujan
c. musim semi
d. musim pancaroba
17. Di bawah ini yang termasuk binatang tipe Australis adalah ....
a. Burung kasuari, tapir dan harimau
b. Cenderawasih, kuskus dan kakaktua
c. Kanguru, burung kasuari dan cenderawasih
d. Kanguru, gajah dan kera
18. Tanah hasil pelapukan bahan padat dan bahan cair yang dikeluarkan gunung berapi dan jenis
tanah ini sangat subur dan cocok untuk pertanian disebut ....
a. tanah laterit
b. tanah humus
c. tanah vulkanis
d. tanah endapan
Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu
Kelas/Semester : VIII/I
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1x pertemuan)
Pertemuan ke- : 1 (Satu)
Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan
pertumbuhan jumlah penduduk
I. Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk
*SK ini terdiri dari 4 KD, tetapi penelitian saya khususkan pada KD 1. Adapun keempat KD
itu yaitu: 1) Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk, 2) Mengidentifikasi
permasalahan kependudukan dan upaya penanggulangannya, 3) Mendeskripsikan
permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan
berkelanjutan dan 4) Mendeskripsikan permasalahan kependudukan dan dampaknya
terhadap pembangunan.
II. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran
1. Mengidentifikasi letak geologis, letak geografis, dan letak astronomis Indonesia
2. Menganalisis hubungan letak geografis dengan perubahan musim di Indonesia
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mengikuti proses pembelajaran siswa diharapkan dapat :
1. Menunjukkan posisi geografis (letak geologis, letak geografis, dan letak astronomis)
Indonesia dengan teliti dan dipertanggung jawabkan.
2. Menganalisis hubungan posisi geografis dengan perubahan musin di Indonesia dengan
tekun, teliti, dan dipertanggung jawabkan.
IV. Materi Pembelajaran
1. Materi pokok
Letak Indonesia (letak geografis, astronomis dan geologis Indonesia).
Hubungan posisi geografis dengan perubahan musim di indonesia.
2. Uraian materi (terlampir)
V. Metode Pembelajaran
1. Pembelajaran dengan teknik probing-prompting
2. Tanya jawab
3. Observasi
4. Penugasan
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan I :
A. Pendahuluan (waktu 25 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa * Nilai
Karakter
Memeriksa kehadiran siswa
Apersepsi (pengetahuan prasarat)
- Letak geografis Indonesia
sangat strategis
- Indonesia adalah negara
kepulauan karena jumlah
pulaunya mencapai 17.508
pulau.
Guru memberikan pretest untuk
mengetahui kemampuan siswa
sebelum diberi materi pelajaran
Motivasi : Guru memberikan
motivasi kepada siswa agar siap
dalam mengikuti pembelajaran
Mengacungkan tangan ketika
namanya disebutkan
Siswa memperhatikan dan
merespon dengan baik
Siswa mengerjakan soal
pretest yang diberikan oleh
guru
Siswa mendengarkan
motivasi yang diberikan oleh
guru
1
1
2,3,4
1
* Keterangan
1. Rasa hormat dan perhatian (respect)
2. Katelitian (carefulness)
3. Tekun (diligence)
4. Tanggung jawab (responsibility)
B. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)
B.1. Eksplorasi (waktu 30 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa * Nilai
Karakter
Guru meminta siswa untuk
memperhatikan peta
Sebelum menyampaikan materi,
guru terlebih dahulu bertanya
dengan menggunakan teknik
probing-prompting terkait materi
yang akan disampaikan
Pertanyaan:
- Guru menunjukkan peta dunia,
kemudian bertanya benua apa
saja yang terdapat di dunia?
- Tunjukkan wilayah mana saja
yang termasuk ke dalam benua
Asia, Australia, Eropa,
Amerika dan Afrika !
- Negara kita Indonesia diapit
oleh berapa benua dan benua
apa sajakah itu?
Guru menjelaskan posisi
geografis (letak geografis, letak
geologis, dan letak astronomis
Indonesia dan pembagian wilayah
& waktu di Indonesia
Siswa memperhatikan peta
Siswa menjawab pertanyaan
sesuai dengan apa yang dia
ketahui
Siswa memperhatikan materi
yang disampaikan oleh guru.
Kemudian siswa mencatat
apa yang diajarkan oleh guru
1
2,3,4
1,2,3,4
Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
Melibatkan peserta didik secara
aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran
Siswa bertanya kepada guru
mengenai hal yang belum
dimengerti
Siswa belajar aktif di dalam
proses pembelajaran
3
3
* Keterangan
1. Rasa hormat dan perhatian (respect)
2. Ketelitian (carefulness)
3. Tekun (diligence)
4. Tanggung Jawab (responsibility)
B.2. Elaborasi (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa * Nilai
Karakter
Menunjukkan peta Indonesia dan
menunjuk siswa untuk
menyebutkan letak geografis dan
astronomis Indonesia
Menunjuk beberapa siswa untuk
menjelaskan kembali materi yang
telah disampaikan
Meminta siswa untuk
menganalisis hubungan letak
geografis dengan perubahan
musim di Indonesia
Siswa menyebutkan letak
geografis dan letak
astronomis Indonesia
Siswa menjelaskan materi
sesuai dengan apa yang telah
dipahami
Menganalisis dengan melihat
materi di buku pegangan
siswa
2,3,4
2,3,4
2,3,4
* Keterangan
1. Rasa hormat dan perhatian (respect)
2. Ketelitian (carfulness)
3. Tekun (diligence)
4. Tanggung jawab (responsibility)
B.3. Konfirmasi (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa * Nilai
Karakter
Guru bertanya jawab dengann
siswa dengan menggunakan
probing-prompting
- Tolong tunjukkan daerah mana
saja yang masuk ke dalam
WIT! (sambil menunjukkan
peta Indonesia)
- Apakah kepanjangan dari
WIT?
- Daerah mana saja yang masuk
ke Indonesia bagian Timur?
Guru bersama siswa bertanya
jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
Siswa menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru
sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki
Siswa juga bertanya kepada
guru apa yang belum
diketahui terkait dengan
materi pembahasan
3,4
1,2
* Keterangan
1. Rasa hormat dan perhatian (respect)
2. Ketelitian (carefulness)
3. Tekun (diligence)
4. Tanggung jawab (responsibility)
C. Penutup (waktu 5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa * Nilai
Karakter
Bersama-sama dengan peserta
didik dan/atau sendiri membuat
kesimpulan pelajaran
Guru memberikan penguatan dari
hasil tanya jawab
Siswa bersama dengan guru
membuat kesimpulan
mengenai materi yang telah
dipelajari
Siswa memperhatikan dan
menanggapi penjelasan guru
1,3
1,3
* Keterangan
1. Rasa hormat dan perhatian (respect)
2. Ketelitian (carefulness)
3. Tekun (diligence)
4. Tanggung jawab (responsibility)
VII. Media dan Sumber Belajar
1. Sumber buku acuan:
IPS untuk SMP/Mts kelas VIII oleh Roger Pakpahan, dkk. Penerbit : PT. Grasindo
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP dan Mts kelas VIII oleh Herlan Firmansyah dan
Dani Ramdani. Penerbit : CV. Djatnika
Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VIII oleh Sanusi Fattah, dkk. Penerbit : CV. Teguh
Karya
2. Media pembelajaran : Atlas dan Peta Indonesia
VIII. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik penilaian : Tes tertulis
2. Bentuk instrumen : Tes uraian
3. Soal/instrumen : Soal uraian
Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan letak astronomis? Jelaskan!
2. Sebutkan letak astronomis wilayah Indonesia!
3. Sebutkan pengaruh letak geografis Indonesia terhadap aspek sosial!
4. Jelaskan pengertian dari garis khatulistiwa!
5. Sebutkan beberapa tempat atau wilayah Indonesia yang dilewati oleh garis
khatulistiwa!
Jawaban
1. Letak astronomis adalah letak suatu wilayah dipandang dari kedudukan garis lintang
dan garis bujur.
2. 6oLU – 11
oLS dan 95
oBT – 141
oBT
3. Aspek sosial : letak Indonesia yang strategis memudahkan bangsa Indonesia
berhubungan dengan bangsa-bangsa lain sehingga proses interaksi sosial lebih
dinamis.
4. Garis khatulistiwa adalah garis khayal keliling bumi, terletak melintang pada nol
derajat yang membagi bumi menjadi dua belahan yang sama, yaitu Belahan Bumi
Utara dan Belahan Bumi Selatan.
5. Bonjol (Sumatera Barat), Pontianak (Kalimantan Barat), Tambu (Sulawesi Tengan),
dan Halmahera (Maluku).
Lampiran
Materi IPS Geografi
A. LETAK INDONESIA
1. Letak Geografis Indonesia
Letak geografis adalah letak suatu daerah atau wilayah yang dilihat berdasarkan
kenyataan di bumi. Indonesia diapit oleh dua benua dan dua samudera. Benua yang
mengapit wilayah Indonesia adalah Benua Asia dan Benua Australia. Samudera yang
mengapit wilayah Indonesia adalah Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Dengan
demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting
secara geografis, karena berkaitan dengan keadaan iklim dan perekonomian.
a. Dampak positif dari posisi letak geografis Indonesia, antara lain :
1) Dilalui oleh garis khatulistiwa
2) Termasuk daerah beriklim tropis, dengan temperatur (suhu udara) cukup tinggi
3) Banyak terkena sinar matahari
4) Di wilayah iklim tropis tanaman yang memerlukan udara panas sepanjang
tahun dapat tumbuh dengan subur
b. Dampak negatif dari posisi letak geografis Indonesia, antara lain :
1) Indonesia yang terletak pada lempeng-lempeng aktif dunia (lempeng Filiphina,
lempeng Samudera Pasifik dan lempeng Australia – Samudera Hindia)
menyebabkan sering terjadi bencana alam seperti gempa tektonik, aktivitas
vulkanisme, dan tsunami.
2) Sering terjadi angin ribut
3) Sulit menghindar dari pengaruh budaya asing
2. Letak Astronomis Indonesia
Letak astronomis adalah letak suatu daerah atau wilayah berdasarkan posisi garis
lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang melintang secara
horizontal dan melingkari permukaan bumi. Garis khatulistiwa merupakan lintang 0o,
dan membagi bumi atas dua bagian yaitu belahan utara dan belahan bumi selatan.
Garis bujur adalah garis khayal yang membujur dan menghubungkan kutub utara
dengan kutub selatan. Garis bujur disebut juga garis Meridian. Garis bujur 0o adalah
garis bujur yang melewati kota Greenwich.
Berdasarkan letak astronomisnya negara Indonesia terletak antara 6o LU – 11
o LS
dan 95o
BT – 141o BT. Keadaan tersebut menjadikan Indonesia memiliki tiga daerah
waktu, yaitu :
a. Daerah Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), meliputi seluruh Sumatera, jawa,
Madura, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan pulau-pulau kecil sekitarnya.
Waktu Indonesia Barat memiliki selisih waktu 7 jam lebih awal dari GMT
(Greenwich Mean Time).
b. Daerah Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA), meliputi Bali, Nusa Tenggara,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau kecil
sekitarnya. Waktu Indonesia Tengah memiliki selisih waktu 8 jam lebih awal dari
GMT.
c. Daerah Waktu Indonesia bagian Timur (WIT), meliputi Kepulauan Maluku,
Papua, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Waktu Indonesia bagian Timur memiliki
selisih waktu 9 jam lebih awal dari GMT.
3. Letak Geologis Indonesia
Letak geologia adalah letak suatu wilayah berdasarkan susunan batuan yang ada
pada bumi. Letak geologis wilayah Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Indonesia merupakan bagian dari dua buah rangkaian pegunungan besar di dunia,
yaitu rangkaian Pegunungan Mediteran dan rangkaian Pegununngan Sirkum
Pasifik.
b. Indonesia terletak pada pertemuan lempeng litosfer, yaitu lempeng Indonesia –
Australia yang bertumbukan dengan lempeng Asia.
c. Indonesia terletak pada tiga dangkalan, yaitu Dangkalan Sunda, Dangkalan Sahul
dan Daerah Laut pertengahan Australia Asiatis.
Letak geologis inilah yang menyebabkan wilayah Indonesia banyak dijumpai
gunung berapi, sehingga banyak wilayah di Indonesia yang kesuburannya cukup
tinggi. Namun perlu disadari pula bahwa letak geologis yang seperti itu
menyebabkan wilayah Indonesia rawan dengan bencana alam seperti gunung
meletus dan gempa bumi.
B. HUBUNGAN POSISI GEOGRAFIS DENGAN PERUBAHAN MUSIM DI
INDONESIA
Posisi Indonesia yang diapit dua benua dan dua samudera mengakibatkan
perubahan musim setiap 6 bulan sekali yakni musim kemarau dan hujan. Musim kemarau
berlangsung antara bulan April-September, dan musim hujan berlangsung antara bulan
Oktober-Maret. Perubahan musim tersebut disebabkan adanya peredaran semu matahri
setiap tahun. Peredaran semu matahari adalah gerakan semu matahari dari khatulistiwa
menuju garis lintang. Akibat peredaran semu matahari setiap tahun tersebut, terjadilah
peristiwa-peristiwa berikut :
1. Pada tanggal 21 Juni matahari berada di belahan bumi utara.
2. Di belahan utara pada saat itu terjadi musim panas dengan temperatur udara sangat
tinggi.
3. Tekanan udara di belahan bumi utara rendah.
4. Belahan bumi selatan mengalami musim dingin dengan temperatur udara rendah.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu
Kelas/Semester : VIII/I
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1x pertemuan)
Pertemuan ke : 2 (Dua)
Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan
pertumbuhan jumlah penduduk
I. Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk
*SK ini terdiri dari 4 KD, tetapi penelitian saya khususkan pada KD 1. Adapun keempat KD
itu yaitu: 1) Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk, 2) Mengidentifikasi
permasalahan kependudukan dan upaya penanggulangannya, 3) Mendeskripsikan
permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan
berkelanjutan dan 4) Mendeskripsikan permasalahan kependudukan dan dampaknya
terhadap pembangunan.
II. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran
1. Mengidentifikasi penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan
berlangsungnya musim hujan dan musim kemarau di wilayah Indonesia
2. Mengidentifikasi persebaran flora dan fauna tipe Asia, Australia, dan kaitannya dengan
pembagian wilayah Wallace dan Weber.
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mengikuti proses pembelajaran siswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pembagian angin muson di Indonesia dengan teliti, tekun dan dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Menyebutkan penyebab terjadinya musim dengan teliti dan dapat dipertanggung
jawabkan.
3. Mengetahui jenis dan persebaran flora & fauna di Indonesia.
IV. Materi Pembelajaran
1. Materi pokok
Musim di Indonesia.
Persebaran flora dan fauna Indonesia dan kaitannya dengan pembagian wilayah
Wallace dan Weber.
2. Uraian materi (terlampir)
V. Metode Pembelajaran
1. Pembelajaran dengan teknik probing-prompting
2. Tanya jawab
3. Observasi
4. Penugasan
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan I :
B. Pendahuluan (waktu 15 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa * Nilai
Karakter
Memeriksa kehadiran siswa,
kebersihan dan kerapihan kelas.
Apersepsi (pengetahuan prasarat)
- Sebutkan musim apa saja yang
terdapat di Indonesia?
- Kapan terjadinya musim
hujan?
- Kapan terjadinya musim
kemarau?
Motivasi : Guru memberikan
motivasi kepada siswa agar siap
dalam mengikuti pembelajaran
Mengacungkan tangan ketika
namanya disebutkan
Siswa memperhatikan dan
menjawab pertanyaan dengan
baik
Siswa mendengarkan
motivasi yang diberikan oleh
guru
1
1,2,4
1
* Keterangan
1. Rasa hormat dan perhatian (respect)
2. Katelitian (carefulness)
3. Tekun (diligence)
4. Tanggung jawab (responsibility)
C. Kegiatan Inti (waktu 55 menit)
B.1. Eksplorasi (waktu 30 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa * Nilai
Karakter
Guru bertanya mengenai angin
muson dengan teknik probing-
prompting.
Contoh pertanyaan:
- Apakah ada yang pernah
mendengar mengenai angin
muson?
- Apakah angin muson itu?
- Apakah ada kaitannya angin
muson dengan perubahan
musim di Indonesia?
Guru memberikan waktu
beberapa saat untuk siswa
menjawab pertanyaan
Guru meminta seorang siswa
untuk menjawab pertanyaan
Guru menjelaskan tentang arah
angin muson di Indonesia dan
penyebab terjadinya perubahan
musim.
Guru menjelaskan jawaban-
jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah diajukan
Siswa berpikir untuk
menjawab pertanyaan sesuai
dengan pengetahuan yang
telah didapatkan sebelumnya
Siswa memikirkan jawaban
yang tepat untuk pertanyaan
yang diajukan
Siswa memperhatikan klu-
klu yang diberikan oleh guru
Siswa memperhatikan
Siswa memperhatikan
2,3,4
2,3,4
3,4
1
1
* Keterangan
1. Rasa hormat dan perhatian (respect)
2. Ketelitian (carefulness)
3. Tekun (diligence)
4. Tanggung Jawab (responsibility)
B.2. Elaborasi (waktu 15 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa * Nilai
Karakter
Guru memberikan tugas untuk
menulis materi yang telah
disampaikan
Guru memberikan tugas
kelompok yaitu membuat
rangkuman tentang hasil tanya
jawab dari penjelasan guru
kemudian mendiskusikannya
Siswa mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru
Siswa melakukan diskusi
kelompok
2,3,4
2,3,4
* Keterangan
1. Rasa hormat dan perhatian (respect)
2. Ketelitian (carfulness)
3. Tekun (diligence)
4. Tanggung jawab (responsibility)
B.3. Konfirmasi (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa * Nilai
Karakter
Guru bertanya jawab tentang hal-
hal yang belum diketahui siswa
dengan menggunakan teknik
probing-prompting
Guru bersama siswa bertanya
Siswa menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru
sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki
Siswa juga bertanya kepada
3,4
1,2
jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
guru apa yang belum
diketahui terkait dengan
materi pembahasan
* Keterangan
1. Rasa hormat dan perhatian (respect)
2. Ketelitian (carefulness)
3. Tekun (diligence)
4. Tanggung jawab (responsibility)
D. Penutup (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa * Nilai
Karakter
Bersama-sama dengan peserta
didik dan/atau sendiri membuat
kesimpulan pelajaran
Guru memberikan penguatan dari
hasil tanya jawab
Siswa bersama dengan guru
membuat kesimpulan
mengenai materi yang telah
dipelajari
Siswa memperhatikan dan
menanggapi penjelasan guru
1,3
1,3
* Keterangan
1. Rasa hormat dan perhatian (respect)
2. Ketelitian (carefulness)
3. Tekun (diligence)
4. Tanggung jawab (responsibility)
VII. Media dan Sumber Belajar
1. Sumber buku acuan:
IPS untuk SMP/Mts kelas VIII oleh Roger Pakpahan, dkk. Penerbit : PT. Grasindo
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP dan Mts kelas VIII oleh Herlan Firmansyah dan
Dani Ramdani. Penerbit : CV. Djatnika
Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VIII oleh Sanusi Fattah, dkk. Penerbit : CV. Teguh
Karya
2. Media pembelajaran : Peta angin muson dan gambar-gambar yang terkait dengan materi
VIII. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik penilaian : Tes tertulis
2. Bentuk instrumen : Tes uraian
3. Soal/instrumen : Soal uraian
Latihan
1. Jelaskan sebab-sebab terjadinya pergantian musim di Indonesia!
2. Ada berapa jenis angin muson yang terdapat di Indonesia?Jelaskan!
3. Sebutkan jenis-jenis fauna tipe Australis!
4. Sebutkan wilayah pulau-pulau yang merupakan fauna tipe Asiatis!
5. Faktor apakah yang berperan dalam persebaran flora dan fauna di Indonesia?
Jawaban
1. Adanya perubahan arah angin, revolusi bumi
2. Ada 2 yaitu: a) angin muson barat yang bertiup setiap bulan Oktober sampai Maret
yang menyebabkan terjadinya musim hujan di Indonesia, b) angin muson timur yang
bertiup mulai bulan April sampai September yang menyebabkan terjadinya musim
kemarau di Indonesia.
3. Cenderawasih, kasuari dan kanguru
4. Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan
5. Keadaan iklik, tanah dan pengaruh makhluk hidup atau biotik.
Lampiran
Materi IPS Geografi
C. ANGIN MUSON DI INDONESIA
Peredaran semu tahunan matahari menyebabkan perubahan gerakan angin yang
dikenal dengan nama angin muson. Angin muson adalah angin yang bertiup setiap 6
bulan sekali berganti arah. Di Indonesia terdapat dua angin muson, yaitu :
1. Angin muson barat, bertiup setiap bulan Oktober-Maret, saat kedudukan semu
matahari di belahan bumi selatan. Hal ini menyebabkan tekanan udara maksimum
di Asia dan tekanan udara minimum di Australia. Karena angin melalui Samudera
Hindia, angin tersebut mengandung uap air yang banyak sehingga pada bulan
Oktober-Maret di Indonesia terjadi musim hujan.
2. Angin muson timur, bertiup mulai bulan April-September, saat kedudukan semu
matahari berada di belahan bumi utara. Akibatnya, tekanan udara di Asia rendah
dan tekanan udara di Australia tinggi. Angin tersebut melewati gurun yang luas di
Australia dan bersifat kering sehingga Indonesia saat itu mengalami musim
kemarau.
D. PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA
1. Jenis Flora di Indonesia
Flora di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu hutan hujan tropis,
hutan musim, dan hutan sabana tropik.
a. Hutan hujan tropis, hidup sepanjang tahun. Hutan jenis ini tersebar di
Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
b. Hutan musim, pada musim kemarau dedaunan pada rontok. Hutan jenis ini
terdapat di Jawa bagian Timur, Sulawesi, dan Nusa Tenggara
c. Hutan Sabana Tropik, berupa rerumputan dan semak belukar. Hutan ini hanya
ada di sebagian kecil wilayah Nusa Tenggara yaitu di Pulau Sumba.
2. Jenis dan Persebaran Fauna di Indonesia
Indonesia memiliki keanekaragaman jenis fauna, antara lain, dari 8.000 jenis
reptilian di dunia 25% diantaranya terdapat di Indonesia. Persebaran fauna di
Indonesia diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berikut :
a. Fauna Asiatis
Fauna di wilayah Indonesia bagian barat banyak menyerupai daratan Asia.
Persebaran fauna di bagian barat, yaitu dari wilayah Sumatera, Jawa, Bali,
Kalimantan hingga Selat Makassar dan Selat Lombok. Fauna di daerah barat
ini terdapat banyak binatang dengan ciri jenis hewan besar. Fauna itu antara
lain : gajah, badak, harimau dan orang utan.
b. Fauna Australis
Fauna Australis banyak terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, berupa
burung dan jenis binatang berkantung. Fauna jenis ini antara lain:
cenderawasih, kasuari dan kanguru.
c. Flora dan Fauna Peralihan
Flora dan Fauna di wilayah peralihan ini berjenis Asiatis dan Australis.
Contohnya adalah anoa, babi rusa, burung meleo, bengkarung, dan komodo.
Adapun perbedaan jenis fauna di wilayah Indonesia bagian barat dengan
timur yaitu sebagai berikut :
No. Ciri Fauna di Indonesia
Barat Timur
1. Binatang yang menyusui berjumlah besar Binatang menyusui sedikit
2. Tidak ada binatang berkantung Banyak binatang berkantung
3. Banyak binatang kera Tidak ada binatang kera
4. Banyak jenis ikan tawar Jenis ikan air tawar sedikit
5. Burung berwarna tidak banyak jenisnya Banyak jenis burung berwarna
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu
Kelas/Semester : VIII/I
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1x pertemuan)
Pertemuan ke : 3 (Tiga)
Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan
pertumbuhan jumlah penduduk
I. Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk
*SK ini terdiri dari 4 KD, tetapi penelitian saya khususkan pada KD 1. Adapun keempat KD
itu yaitu: 1) Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk, 2) Mengidentifikasi
permasalahan kependudukan dan upaya penanggulangannya, 3) Mendeskripsikan
permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan
berkelanjutan dan 4) Mendeskripsikan permasalahan kependudukan dan dampaknya
terhadap pembangunan.
II. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran
1. Mendeskripsikan persebaran jenis tanah
2. Mengidentifikasi pemanfaatan tanah di Indonesia
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mengikuti proses pembelajaran siswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan jenis-jenis tanah yang terdapat di Indonesia
2. Menjelaskan manfaat apa saja yang ada pada tanah
IV. Materi Pembelajaran
1. Materi pokok
Persebaran jenis tanah di Indonesia.
Pemanfatan berbagai jenis tanah di Indonesia
2. Uraian materi (terlampir)
V. Metode Pembelajaran
1. Pembelajaran dengan teknik probing-prompting
2. Tanya jawab
3. Observasi
4. Penugasan
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan I :
E. Pendahuluan (waktu 15 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa * Nilai
Karakter
Memeriksa kehadiran siswa,
kebersihan dan kerapihan kelas.
Apersepsi (pengetahuan prasarat)
- Ada berapa jenis tanah yang
kamu ketahui??
Motivasi : Guru memberikan
motivasi kepada siswa agar siap
dalam mengikuti pembelajaran
Mengacungkan tangan ketika
namanya disebutkan
Siswa memperhatikan dan
menjawab pertanyaan dengan
baik
Siswa mendengarkan
motivasi yang diberikan oleh
guru
1
1,2,4
1
* Keterangan
1. Rasa hormat dan perhatian (respect)
2. Katelitian (carefulness)
3. Tekun (diligence)
4. Tanggung jawab (responsibility)
F. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)
B.1. Eksplorasi (waktu 30 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa * Nilai
Karakter
Guru bertanya dengan
menggunakan teknik probing-
prompting
Contoh pertanyaan :
Siswa memperhatikan
pertanyaan yang diajukan
1,2,3,4
- Tanah merupakan sumber daya
alam yang dapat diperbaharui,
maka dari itu apakah tanah
perlu kita lestarikan?
- Mengapa perlu/tidak perlu
dilestarikan? Sebutkan
alasannya!
Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berfikir
Guru menjelaskan tentang materi
Persebaran jenis tanah di
Indonesia dan pemanfatan
berbagai jenis tanah di Indonesia
Guru menjelaskan jawaban dari
pertanyaan yang diajukan
sebelumnya
Siswa berfikir
Siswa memperhatikan
Siswa memperhatikan
1,2
1
1
* Keterangan
1. Rasa hormat dan perhatian (respect)
2. Ketelitian (carefulness)
3. Tekun (diligence)
4. Tanggung Jawab (responsibility)
B.2. Elaborasi (waktu 15 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa * Nilai
Karakter
Memberikan tugas kelompok
untuk menjelaskan kembali
materi yang sudah di sampaikan
Menunjuk salah satu kelompok
untuk presentasi
Siswa mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru
Kelompok siswa yang
ditunjuk maju ke depan kelas
untuk presentasi
2,3,4
2,3,4
* Keterangan
1. Rasa hormat dan perhatian (respect)
2. Ketelitian (carfulness)
3. Tekun (diligence)
4. Tanggung jawab (responsibility)
B.3. Konfirmasi (waktu 5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa * Nilai
Karakter
Guru bertanya jawab tentang hal-
hal yang belum diketahui siswa
dengan menggunakan teknik
probing-prompting
Guru bersama siswa bertanya
jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
Siswa menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru
sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki
Siswa juga bertanya kepada
guru apa yang belum
diketahui terkait dengan
materi pembahasan
3,4
1,2
* Keterangan
1. Rasa hormat dan perhatian (respect)
2. Ketelitian (carefulness)
3. Tekun (diligence)
4. Tanggung jawab (responsibility)
G. Penutup (waktu 15 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa * Nilai
Karakter
Guru memberikan soal posttest
kepada siswa
Siswa mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru
2,3,4
* Keterangan
1. Rasa hormat dan perhatian (respect)
2. Ketelitian (carefulness)
3. Tekun (diligence)
4. Tanggung jawab (responsibility)
VII. Sumber Belajar
1. Sumber buku acuan:
IPS untuk SMP/Mts kelas VIII oleh Roger Pakpahan, dkk. Penerbit : PT. Grasindo
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP dan Mts kelas VIII oleh Herlan Firmansyah dan
Dani Ramdani. Penerbit : CV. Djatnika
Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VIII oleh Sanusi Fattah, dkk. Penerbit : CV. Teguh
Karya
2. Media pembelajaran : Peta pembagian wilayah waktu di Indonesia dan gambar-gambar
yang terkait dengan materi
VIII. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik penilaian : Tes tertulis
2. Bentuk instrumen : Tes uraian
3. Soal/instrumen : Soal isian
Latihan
1. Jenis tanah yang sangat subur dan cocok untuk pertanian adalah ....
2. Jenis tanah padzol di Indonesia banyak dimanfaatkan untuk ....
3. Tanah yang terjadi karena temperatur dan curah hujan yang tinggi, sifatnya mudah
basah, dan subur jika terkena air merupakan ciri-ciri jenis tanah ....
4. Sebaran tanah padzol terdapat di ....
5. Tanah pasir adalah ....
Jawaban
1. tanah humus
2. perkebunan
3. padzol
4. pegunungan tinggi
5. tanah hasil pelapukan batuan beku
Lampiran
Materi IPS Geografi
E. PERSEBARAN JENIS TANAH DAN PEMANFAATANNYA DI INDONESIA
1. Jenis Tanah di Indonesia dan Persebarannya
a. Tanah humus adalah tanah hasil pelapukan tumbuhan (bahan organik),
berwarna hitam. Sangat subur dan cocok untuk pertanian. Banyak terdapat
di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Papua.
b. Tanah vulkanis adalah tanah hasil pelapukan bahan padat dan bahan cair
yang dikeluarkan gunung berapi. Jenis tanah ini sangat subur cocok untuk
pertanian. Terdapat di daerah Jawa, Sumatera, Bali, Lombok, Halmahera
dan Sulawesi.
c. Tanah padzol adalah tanah yang terjadi karena temperatur dan curah hujan
yang tinggi, sifatnya mudah basah dan subur jika terkena air. Warna kuning
abu-abu, cocok untuk perkebunan. Banyak terdapat di pegunungan tinggi.
d. Tanah pasir adalah hasil pelapukan batuan beku dan sedimen, tidak
berstruktur. Kurang baik untuk pertanian karena sedikit mengandung bahan
organik. Banyak terdapat di pantai barat Sumatera Barat, Jawa Timur dan
Sulawesi.
e. Tanah gambut adalah tanah yang berasal dari bahan organik yang selalu
tergenang air (rawa), kekurangan unsur hara, sirkulasi udara tidak lancar,
proses penghancuran tidak sempurna, kurang baik untuk pertanian. Banyak
terdapat di Kalimantan, Sumatera dan Papua.
f. Tanah mergel adalah tanah campuran dari batuan kapur, pasir dan tanah liat
karena hujan yang tidak merata. Banyak terdapat di lereng pegunungan
dataran rendah, seperti Solo, Madiun, Kediri dan Nusa Tenggara.
g. Tanah kapur terbentuk dari induk kapur yang mengalami laterisasi lemah.
Banyak terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku dan Sumatera.
2. Pelestarian Sumber Daya Tanah
Adapun usaha pelestarian sumber daya tanah antara lain sebagai berikut :
a. Membuat terasering atau sengkedan di lahan miring dan perbukitan
b. Membuat hutan cadangan di lereng-lereng gunung
c. Mengupayakan pemupukan dengan pupuk alami
d. Mengadakan reboisasi
e. Mengadakan penghijauan di lahan miring dengan jenis tanaman tahunan.
Lampiran 12
DATA PRETEST KELAS KONTROL
NO NAMA
BUTIR SOAL JUMLAH SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Adam Surya Bahana 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 8 44
2 Agil Tri Tyasbudi 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 9 50
3 Agus Riyanto 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 10 56
4 Ahmad Ridwan 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 12 61
5 Alda A. M. 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 6 33
6 Al-Lenah 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 6 33
7 Andi 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 7 39
8 Anggara 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12 61
9 Audika S. P. 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 8 44
10 Cucu Cahyati 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 7 39
11 Dela Noviana 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 8 44
12 Dimas Dwi .B 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 7 39
13 Erpin Maulana 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 9 50
14 Galuh Putri 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 8 44
15 Gifar Al-Farizi 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 10 56
16 Nia Kurniasih 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 8 44
17 Nurfelisa 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 9 50
18 Oman 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 12 61
19 Rian Apriansyah 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 8 39
20 Ririn Arindi 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 10 56
21 Sandi 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 6 33
22 Sinta Wati Dewi 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 10 56
23 Supriyatna 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 12 61
24 Syahrul Alfinnur 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 9 50
25 Toni 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 7 39
26 Tuti Kurnia 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 9 50
27 Zauzahra Jamilah 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 7 39
JUMLAH 8 27 22 14 22 6 18 25 3 9 11 4 9 9 11 9 19 8 234 1271
RATA-RATA 47.0741
Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
kode Xi Z F(Z) S(Z) |F(Z)-S(Z)|
K1 33 -1.54 0.0618 0.111 0.0493
K2 33 -1.54 0.0618 0.111 0.0493
K3 33 -1.54 0.0618 0.111 0.0493
K4 39 -0.88 0.1894 0.333 0.1439
K5 39 -0.88 0.1894 0.333 0.1439
K6 39 -0.88 0.1894 0.333 0.1439
K7 39 -0.88 0.1894 0.333 0.1439
K8 39 -0.88 0.1894 0.333 0.1439
K9 39 -0.88 0.1894 0.333 0.1439
K10 44 -0.34 0.3669 0.519 0.1516
K11 44 -0.34 0.3669 0.519 0.1516
K12 44 -0.34 0.3669 0.519 0.1516
K13 44 -0.34 0.3669 0.519 0.1516
K14 44 -0.34 0.3669 0.519 0.1516
K15 50 0.32 0.6225 0.704 0.0812
K16 50 0.32 0.6225 0.704 0.0812
K17 50 0.32 0.6225 0.704 0.0812
K18 50 0.32 0.6225 0.704 0.0812
K19 50 0.32 0.6225 0.704 0.0812
K20 56 0.98 0.8365 0.852 0.0154
K21 56 0.98 0.8365 0.852 0.0154
K22 56 0.98 0.8365 0.852 0.0154
K23 56 0.98 0.8365 0.852 0.0154
K24 61 1.52 0.9357 1.000 0.0643
K25 61 1.52 0.9357 1.000 0.0643
K26 61 1.52 0.9357 1.000 0.0643
K27 61 1.52 0.9357 1.000 0.0643
47.1
44
rata-rata : 47.1
Varians (S2) : 83.46
Standar Deviasi (S) : 9.14
Lt 0.173
Lo 0.1516
Berdistribusi Normal Lo < Lt ( 0,1516 < 0,173)
Persiapan Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa
Pada Kelas Kontrol
A. Pretest
Skor hasil belajar kelas kontrol dari nilai yang terkecil hingga yang terbesar :
33, 33, 33, 39, 39, 39, 39, 39, 39, 44
44, 44, 44, 44, 50, 50, 50, 50, 50, 56
56, 56, 56, 61, 61, 61, 61
Banyak data = 27
Nilai tertinggi = 56
Nilai terendah = 33
1. Rentang Kelas (R)
R = nilai tertinggi – nilai terendah
= 56 – 33
= 28
2. Banyak Interval Kelas (K)
K = 1 + 3.3 log n
Keterangan :
K = Banyaknya kelas
n = Jumlah siswa kelas kontrol
K = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 27
= 1 + 3.3 x 1,431363764159
= 5,72 6 (dibulatkan)
3. Panjang Kelas Interval (P)
P =
=
= 4,67 5 (dibulatkan)
4. Menghitung Median (Me) dan Modus (Mo)
Tabel Distribusi frekuensi pretest kelas Kontrol
No Interval Batas kelas Xi fi fi.Xi Xi2 fi.Xi
2
Frek
Absolut
Frek Relatif
(%)
1 33 - 37 32,5 35 3 105 1225 3675 3 11,11
2 38 - 42 37,5 40 6 240 1600 9600 6 22,222
3 43 - 47 42,5 45 5 225 2025 10125 5 18,52
4 48 - 52 47,5 50 5 250 2500 12500 5 18,52
5 53 - 57 52,5 55 4 220 3025 12100 4 14,814
6 58 - 62 57,5 60 4 240 3600 14400 4 14,814
Jumlah (∑ ) 270 285 27 1280 13975 62400 27 100
a. Median
Menggunakan rumus : |
|
Keterangan :
Me = median
Tb = tepi bawah
p = panjang kelas
n = jumlah siswa
f = frekuensi kelas median
F = jumlah semua frekuensi di atas kelas median
Letak Me =
Kelas median = 43 – 47
Tb = 42,5
p = 5
f = 5
F = 9
: |
|
: |
|
= 47
b. Modus
Menggunakan rumus : |
|
Mo = nilai yang sering muncul
Tb = tepi bawah
p = panjang kelas
b1 = frekuensi kelas modus – frekuensi terdekat di atasnya
b2 = frekuensi kelas modus – frekuensi terdekat di bawahnya
Kelas modus = 38 – 42
Tb = 37,5
p = 5
b1 = 6 – 3 = 3
b2 = 6 – 5 = 1
: |
|
: |
|
:
:
5. Menentukan Rata-rata ( ), Varians (S2), dan Standar Deviasi
Tabel Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Pretest Kelas
Kontrol
Xi fi fi.Xi Xi2 fi.Xi
2
33 3 99 1089 3267
39 6 234 1521 9126
44 5 220 1936 9680
50 5 250 2500 12500
56 4 224 3136 12544
61 4 244 3721 14884
∑ 27 1271 62001
a. Rata-rata
Menggunakan rumus : X =
Keterangan :
X = mean
Fi = menyatakan frekuensi untuk nilai Xi yang bersesuaian
Xi = menyatakan nilai ujian
b. Varians
Menggunakan rumus : Si2
Keterangan :
Si2 = Varians
Fi = menyatakan frekuensi untuk nilai Xi yang bersesuaian
Xi = menyatakan nilai ujian
n = banyak siswa
: Si2
: Si2
: Si2
: Si2
: Si2
c. Standar Deviasi
SD √
SD √
SD √
SD √
SD √
SD
Uji Normalitas
Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
1. Diketahui :
Rata-rata X = 47,074
Simpangan Baku (SD) = 9,14
Maka contoh perhitungan
2. Berdasarkan tabel uji normalitas didapat harga Lo = 0,1516
3. Menentukan Ltabel
Dari harga kritis uji liliefors untuk n = 27 dan α = 0,05, didapat harga Ltabel = 0,173
Kriteria pengujian
Diterima Ho jika Lo hitung < Lo tabel (0,1516 < 0,173) maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima. Dengan demikian data pretest kelas kontrol berdistribusi normal.
Uji Homogenitas
Langkah-langkah pengujian :
1. Ho = sampel homogen
Ha = sampel tidak homogen
2. Mencari varian masing-masing
a. Kelas eksperimen diperoleh varian S2 = 59,15
b. Kelas kontrol diperoleh varian S2 = 83,46
3. Tentukan Fhitung dengan rumus Fhitung =
4. Tentukan kriteria pengujian yaitu :
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel
Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel
5. Dalam menentukan harga Ft digunakan pada α = 0,05, untuk db penyebut 27 (27-1) dan db
pembilang 27 (27-1) (0,05 : 26,26). Karena db pembilang tidak terdapat pada tabel distribusi
F, maka digunakan db pembilang terdekat yaitu 24 dan db penyebut 26 pada taraf signifikan
0,05 adalah 1,95. Ternyata harga Fhitung (1,411) < Ftabel (1,95), maka Ho diterima. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa varians kedua populasi homogen.
Analisis Hipotesis
1. Untuk dk = (n1 + n2) – 2 = (27 + 27) - 2 = 52 pada taraf kepercayaan 0,05 diperoleh ttabel =
2,00665 = 2,01
2. Kriteria
Terima Ho jika thitung < ttabel
Tolak Ho jika thitung > ttabel
Untuk menguji hipotesis penelitian ini langkah-langkah yang dapat diambil yaitu sebagai
berikut :
Data statistik
n1 eksperimen = 27 n2 kontrol = 27
X eksperimen = 43,07 X kontrol = 47,07
varians (S2) = 59,15 varians (S
2) = 83,46
thit =
21
21
11.
nnS
XX
gab
dengan Sgab =
2
11
21
2
22
2
11
nn
SnSn
Keterangan:
X1 : Nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
X2 : Nilai rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
N1 : Jumlah sampel kelompok eksperimen
N2 : Jumlah sampel kelompok kontrol
S12 : Varians kelompok eksperimen
S22 : Varians kelompok kontrol
Dimana :
Sgab =
2
11
21
2
22
2
11
nn
SnSn
Sgab =
22727
46,8312715,59127
Sgab = 52
96,169.29,537.1
Sgab = 52
86,707.3
Sgab = 71,305
t =
21
21
11.
nnS
XX
gab
t =
27
1
27
1.305,71
07,4707,43
t =
27
2.305,71
4
t = 07,0305,71
4
x
t = 99135,4
4
t = -0,8013
Kesimpulan : Hasil thitung = -0,8013 ternyata lebih kecil dibandingkan dengan hasil ttabel =
2,01 berarti hasil pretest yang belum mendapat perlakuan menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan antara kelas kontrol dengan kelas
eksperimen.
Lampiran 13
DATA POSTTEST KELAS KONTROL
NO NAMA
BUTIR SOAL JUMLAH SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Adam Surya Bahana 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 12 67
2 Agil Tri Tyasbudi 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 13 72
3 Agus Riyanto 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 13 72
4 Ahmad Ridwan 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 14 78
5 Alda A. M. 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 11 61
6 Al-Lenah 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 9 50
7 Andi 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 12 67
8 Anggara 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 78
9 Audika S. P. 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 12 67
10 Cucu Cahyati 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 9 50
11 Dela Noviana 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 13 72
12 Dimas Dwi .B 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 10 56
13 Erpin Maulana 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 14 78
14 Galuh Putri 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 11 61
15 Gifar Al-Farizi 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 13 72
16 Nia Kurniasih 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 10 56
17 Nurfelisa 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 13 72
18 Oman 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 78
19 Rian Apriansyah 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 12 67
20 Ririn Arindi 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 14 78
21 Sandi 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 10 56
22 Sinta Wati Dewi 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 14 78
23 Supriyatna 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 78
24 Syahrul Alfinnur 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 13 72
25 Toni 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 10 56
26 Tuti Kurnia 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 14 78
27 Zauzahra Jamilah 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 10 56
JUMLAH 16 27 27 23 23 6 26 27 2 20 20 18 17 7 19 7 23 20 328 1826
RATA-RATA 67,6296
Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
kode Xi Z F(Z) S(Z) |F(Z)-S(Z)|
K1 50 -1,85 0,0322 0,074 0,0419
K2 50 -1,85 0,0322 0,074 0,0419
K3 56 -1,22 0,1112 0,259 0,1481
K4 56 -1,22 0,1112 0,259 0,1481
K5 56 -1,22 0,1112 0,259 0,1481
K6 56 -1,22 0,1112 0,259 0,1481
K7 56 -1,22 0,1112 0,259 0,1481
K8 61 -0,70 0,242 0,333 0,0913
K9 61 -0,70 0,242 0,333 0,0913
K10 67 -0,07 0,4721 0,481 0,0094
K11 67 -0,07 0,4721 0,481 0,0094
K12 67 -0,07 0,4721 0,481 0,0094
K13 67 -0,07 0,4721 0,481 0,0094
K14 72 0,46 0,6772 0,704 0,0265
K15 72 0,46 0,6772 0,704 0,0265
K16 72 0,46 0,6772 0,704 0,0265
K17 72 0,46 0,6772 0,704 0,0265
K18 72 0,46 0,6772 0,704 0,0265
K19 72 0,46 0,6772 0,704 0,0265
K20 78 1,09 0,8621 1,000 0,1379
K21 78 1,09 0,8621 1,000 0,1379
K22 78 1,09 0,8621 1,000 0,1379
K23 78 1,09 0,8621 1,000 0,1379
K24 78 1,09 0,8621 1,000 0,1379
K25 78 1,09 0,8621 1,000 0,1379
K26 78 1,09 0,8621 1,000 0,1379
K27 78 1,09 0,8621 1,000 0,1379
67,6
72
rata-rata : 67,6
Varians (S2) : 90,86
Standar Deviasi (S) : 9,53
Lt 0,173
Lo 0,1481
Berdistribusi Normal Lo < Lt (0,1481 < 0,173)
B. Posttest
Skor hasil belajar kelas kontrol dari nilai yang terkecil hingga yang terbesar :
50, 50, 56, 56, 56, 56, 56, 61, 61, 67
67, 67, 67, 72, 72, 72, 72, 72, 72, 78
78, 78, 78, 78, 78, 78, 78
Banyak data = 27
Nilai tertinggi = 78
Nilai terendah = 50
1. Rentang Kelas (R)
R = nilai tertinggi – nilai terendah
= 78 – 50
= 28
2. Banyak Interval Kelas (K)
K = 1 + 3.3 log n
Keterangan :
K = Banyaknya kelas
n = Jumlah siswa kelas kontrol
K = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 27
= 1 + 3.3 x 1,431363764159
= 5,72 6 (dibulatkan)
3. Panjang Kelas Interval (P)
P =
=
= 4,67 5 (dibulatkan)
4. Menghitung Median (Me) dan Modus (Mo)
Tabel Distribusi frekuensi posttest kelas Kontrol
No Interval Batas kelas Xi fi fi.Xi Xi2 fi.Xi
2 Frek
Absolut
Frek
Relatif (%)
1 50 - 54 49,5 52 2 104 2704 5408 2 7,41
2 55 - 59 54,5 57 5 285 3249 16245 5 18,52
3 60 - 64 59,5 62 2 124 3844 7688 2 7,41
4 65 - 69 64,5 67 4 268 4489 17956 4 14,81
5 70 - 74 69,5 72 6 432 5184 31104 6 22,22
6 75 - 79 74,5 77 8 616 5929 47432 8 29,63
Jumlah (∑ ) 372 387 27 1829 25399 125833 27 100
a. Median
Menggunakan rumus : |
|
Keterangan :
Me = median
Tb = tepi bawah
p = panjang kelas
n = jumlah siswa
f = frekuensi kelas median
F = jumlah semua frekuensi di atas kelas median
Letak Me =
Kelas median = 70 – 74
Tb = 69,5
p = 5
f = 6
F = 13
: |
|
: |
|
= 69,92
b. Modus
Menggunakan rumus : |
|
Mo = nilai yang sering muncul
Tb = tepi bawah
p = panjang kelas
b1 = frekuensi kelas modus – frekuensi terdekat di atasnya
b2 = frekuensi kelas modus – frekuensi terdekat di bawahnya
Kelas modus = 75 – 79
Tb = 74,5
p = 5
b1 = 8 – 6 = 2
b2 = 8 – 0 = 8
: |
|
: |
|
:
:
5. Menentukan Rata-rata ( ), Varians (S2), dan Standar Deviasi
Tabel Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Posttest Kelas
Kontrol
Xi fi fi.Xi Xi2 fi.Xi2
50 2 100 2500 5000
56 5 280 3136 15680
61 2 122 3721 7442
67 4 268 4489 17956
72 6 432 5184 31104
78 8 624 6084 48672
∑ 27 1826 125854
a. Rata-rata
Menggunakan rumus : X =
67,629
Keterangan :
X = mean
Fi = menyatakan frekuensi untuk nilai Xi yang bersesuaian
Xi = menyatakan nilai ujian
b. Varians
Menggunakan rumus : Si2
Keterangan :
Si2 = Varians
Fi = menyatakan frekuensi untuk nilai Xi yang bersesuaian
Xi = menyatakan nilai ujian
n = banyak siswa
: Si2
: Si2
: Si2
: Si2
: Si2
c. Standar Deviasi
SD √
SD √
SD √
SD √
SD √
SD
Uji Normalitas
Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
1. Diketahui :
Rata-rata X = 67,629
Simpangan Baku (SD) = 9,53
Maka contoh perhitungan
2. Berdasarkan tabel uji normalitas didapat harga Lo = 0,1481
3. Menentukan Ltabel
Dari harga kritis uji liliefors untuk n = 27 dan α = 0,05, didapat harga Ltabel = 0,173
Kriteria pengujian
Diterima Ho jika Lo hitung < Lo tabel (0,1481 < 0,173) maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima. Dengan demikian data posttest kelas kontrol berdistribusi normal.
Uji Homogenitas
Langkah-langkah pengujian :
1. Ho = sampel homogen
Ha = sampel tidak homogen
2. Mencari varian masing-masing
a. Kelas eksperimen diperoleh varian S2 = 67,94
b. Kelas kontrol diperoleh varian S2 = 90,86
3. Tentukan Fhitung dengan rumus Fhitung =
4. Tentukan kriteria pengujian yaitu :
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel
Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel
5. Dalam menentukan harga Ft digunakan pada α = 0,05, untuk db penyebut 27 (27-1) dan db
pembilang 27 (27-1) (0,05 : 26,26). Karena db pembilang tidak terdapat pada tabel distribusi
F, maka digunakan db pembilang terdekat yaitu 24 dan db penyebut 26 pada taraf signifikan
0,05 adalah 1,95. Ternyata harga Fhitung (1,337) < Ftabel (1,95), maka Ho diterima. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa varians kedua populasi homogen.
Analisis Hipotesis
1. Untuk dk = (n1 + n2) – 2 = (27 + 27) - 2 = 52 pada taraf kepercayaan 0,05 diperoleh ttabel =
2,00665 = 2,01
2. Kriteria
Terima Ho jika thitung < ttabel
Tolak Ho jika thitung > ttabel
Untuk menguji hipotesis penelitian ini langkah-langkah yang dapat diambil yaitu sebagai
berikut :
Data statistik
n1 eksperimen = 27 n2 kontrol = 27
X eksperimen = 67,41 X kontrol = 67,63
varians (S2) = 67,94 varians (S
2) = 90,86
thit =
21
21
11.
nnS
XX
gab
dengan Sgab =
2
11
21
2
22
2
11
nn
SnSn
Keterangan:
X1 : Nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
X2 : Nilai rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
N1 : Jumlah sampel kelompok eksperimen
N2 : Jumlah sampel kelompok kontrol
S12 : Varians kelompok eksperimen
S22 : Varians kelompok kontrol
Dimana :
Sgab =
2
11
21
2
22
2
11
nn
SnSn
Sgab =
22727
86,9012794,67127
Sgab = 52
36,362.244,766.1
Sgab = 52
8,128.4
Sgab = 79,4
t =
21
21
11.
nnS
XX
gab
t =
27
1
27
14,79
67,6367,41
t =
27
24,79
22,0
t = 07,04,79
22,0
x
t = 558,5
22,0
t = -0,04
Kesimpulan : Hasil thitung = -0,04 ternyata lebih kecil dibandingkan dengan hasil ttabel =
2,01 berarti hasil posttest setelah mendapat perlakuan menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.
Lampiran 14
DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN
NO NAMA
BUTIR SOAL JUMLAH SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Afifah Zahrah 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 8 44
2 Anastasya Aqilla 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 9 50
3 Bagus Setiawan 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 9 50
4 Deden 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 7 39
5 Doni Pratama 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 7 39
6 Dwi Ratih 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 7 44
7 Faisal Ali 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 10 56
8 Hendri M. 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 8 44
9 Irma Audiawati 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 9 50
10 Kartika Aprilia 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 9 50
11 Muhidin 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 6 33
12 Nani Mulyani 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 9 50
13 Pajar Dika Pebrian 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 6 33
14 Pitri Andriani 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 8 44
15 Pratiwi 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 7 39
16 Putri Dewi Rahayu 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 9 50
17 Ratna Widianingsih 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 6 33
18 Restu Pangestu 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 6 33
19 Rian Nuryatin 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 6 33
20 Rika Fitriani 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 8 44
21 Rizal Fahmi 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 7 39
22 Salsabila N. K. 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 6 33
23 Sinta Wulandari 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 7 39
24 Siti Fatimah 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 8 44
25 Susantika 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 7 39
26 Teti Kurnia 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 9 50
27 Yeti Novitasari 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 11 61
JUMLAH 11 19 22 16 13 0 27 21 5 15 7 4 18 8 8 5 5 5 209 1163
RATA-RATA 43,0741
Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
kode Xi Z F(Z) S(Z) |F(Z)-S(Z)|
E1 33 -1,31 0,0951 0,222 0,1271
E2 33 -1,31 0,0951 0,222 0,1271
E3 33 -1,31 0,0951 0,222 0,1271
E4 33 -1,31 0,0951 0,222 0,1271
E5 33 -1,31 0,0951 0,222 0,1271
E6 33 -1,31 0,0951 0,222 0,1271
E7 39 -0,53 0,2981 0,444 0,1463
E8 39 -0,53 0,2981 0,444 0,1463
E9 39 -0,53 0,2981 0,444 0,1463
E10 39 -0,53 0,2981 0,444 0,1463
E11 39 -0,53 0,2981 0,444 0,1463
E12 39 -0,53 0,2981 0,444 0,1463
E13 44 0,12 0,5478 0,667 0,1189
E14 44 0,12 0,5478 0,667 0,1189
E15 44 0,12 0,5478 0,667 0,1189
E16 44 0,12 0,5478 0,667 0,1189
E17 44 0,12 0,5478 0,667 0,1189
E18 44 0,12 0,5478 0,667 0,1189
E19 50 0,90 0,8159 0,926 0,1100
E20 50 0,90 0,8159 0,926 0,1100
E21 50 0,90 0,8159 0,926 0,1100
E22 50 0,90 0,8159 0,926 0,1100
E23 50 0,90 0,8159 0,926 0,1100
E24 50 0,90 0,8159 0,926 0,1100
E25 50 0,90 0,8159 0,926 0,1100
E26 56 1,68 0,9535 0,963 0,0095
E27 61 2,33 0,9901 1,000 0,0099
43,1
44
rata-rata : 43,1
Varians (S2) : 59,15
Standar Deviasi (S) : 7,69
Lt 0,173
Lo 0,1463
Berdistribusi Normal Lo < Lt (0,1463 < 0,173)
Persiapan Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa
Pada Kelas Eksperimen
A. Pretest
Skor hasil belajar kelas kontrol dari nilai yang terkecil hingga yang terbesar :
33, 33, 33, 33, 33, 33, 39, 39, 39, 39
39, 39, 44, 44, 44, 44, 44, 44, 50, 50
50, 50, 50, 50, 50, 56, 61
Banyak data = 27
Nilai tertinggi = 61
Nilai terendah = 33
1. Rentang Kelas (R)
R = nilai tertinggi – nilai terendah
= 61 – 33
= 28
2. Banyak Interval Kelas (K)
K = 1 + 3.3 log n
Keterangan :
K = Banyaknya kelas
n = Jumlah siswa kelas kontrol
K = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 27
= 1 + 3.3 x 1,431363764159
= 5,72 6 (dibulatkan)
3. Panjang Kelas Interval (P)
P =
=
= 4,67 5 (dibulatkan)
4. Menghitung Median (Me) dan Modus (Mo)
Tabel Distribusi frekuensi pretest kelas Eksperimen
No Interval Batas kelas Xi fi fi.Xi Xi2 fi.Xi
2
Frek
Absolut
Frek Relatif
(%)
1 33 - 37 32,5 35 6 210 1225 7350 6 22,222
2 38 - 42 37,5 40 6 240 1600 9600 6 22,222
3 43 - 47 42,5 45 6 270 2025 12150 6 22,22
4 48 - 52 47,5 50 7 350 2500 17500 7 25,93
5 53 - 57 52,5 55 1 55 3025 3025 1 3,703
6 58 - 62 57,5 60 1 60 3600 3600 1 3,703
Jumlah (∑ ) 270 285 27 1185 13975 53225 27 100
a. Median
Menggunakan rumus : |
|
Keterangan :
Me = median
Tb = tepi bawah
p = panjang kelas
n = jumlah siswa
f = frekuensi kelas median
F = jumlah semua frekuensi di atas kelas median
Letak Me =
Kelas median = 43 – 47
Tb = 42,5
p = 5
f = 6
F = 12
: |
|
: |
|
= 43,75
b. Modus
Menggunakan rumus : |
|
Mo = nilai yang sering muncul
Tb = tepi bawah
p = panjang kelas
b1 = frekuensi kelas modus – frekuensi terdekat di atasnya
b2 = frekuensi kelas modus – frekuensi terdekat di bawahnya
Kelas modus = 48 - 52
Tb = 47,5
p = 5
b1 = 7 – 6 = 1
b2 = 7 – 1 = 6
: |
|
: |
|
:
:
5. Menentukan Rata-rata ( ), Varians (S2), dan Standar Deviasi
Tabel Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Pretest Kelas
Eksperimen
Xi fi fi.Xi Xi2 fi.Xi2
33 6 198 1089 6534
39 6 234 1521 9126
44 6 264 1936 11616
50 7 350 2500 17500
56 1 56 3136 3136
61 1 61 3721 3721
∑ 27 1163 51633
a. Rata-rata
Menggunakan rumus : X =
Keterangan :
X = mean
Fi = menyatakan frekuensi untuk nilai Xi yang bersesuaian
Xi = menyatakan nilai ujian
b. Varians
Menggunakan rumus : Si2
Keterangan :
Si2 = Varians
Fi = menyatakan frekuensi untuk nilai Xi yang bersesuaian
Xi = menyatakan nilai ujian
n = banyak siswa
: Si2
: Si2
: Si2
: Si2
: Si2
c. Standar Deviasi
SD √
SD √
SD √
SD √
SD √
SD
Uji Normalitas
Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
1. Diketahui :
Rata-rata X = 43,074
Simpangan Baku (SD) = 7,69
Maka contoh perhitungan
2. Berdasarkan tabel uji normalitas didapat harga Lo = 0,1463
3. Menentukan Ltabel
Dari harga kritis uji liliefors untuk n = 27 dan α = 0,05, didapat harga Ltabel = 0,173
Kriteria pengujian
Diterima Ho jika Lo hitung < Lo tabel (0,1463 < 0,173) maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima. Dengan demikian data pretest kelas eksperimen berdistribusi normal.
Uji Homogenitas
Langkah-langkah pengujian :
1. Ho = sampel homogen
Ha = sampel tidak homogen
2. Mencari varian masing-masing
a. Kelas eksperimen diperoleh varian S2 = 59,15
b. Kelas kontrol diperoleh varian S2 = 83,46
3. Tentukan Fhitung dengan rumus Fhitung =
4. Tentukan kriteria pengujian yaitu :
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel
Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel
5. Dalam menentukan harga Ft digunakan pada α = 0,05, untuk db penyebut 27 (27-1) dan db
pembilang 27 (27-1) (0,05 : 26,26). Karena db pembilang tidak terdapat pada tabel distribusi
F, maka digunakan db pembilang terdekat yaitu 24 dan db penyebut 26 pada taraf signifikan
0,05 adalah 1,95. Ternyata harga Fhitung (1,411) < Ftabel (1,95), maka Ho diterima. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa varians kedua populasi homogen.
Analisis Hipotesis
1. Untuk dk = (n1 + n2) – 2 = (27 + 27) - 2 = 52 pada taraf kepercayaan 0,05 diperoleh ttabel =
2,00665 = 2,01
2. Kriteria
Terima Ho jika thitung < ttabel
Tolak Ho jika thitung > ttabel
Untuk menguji hipotesis penelitian ini langkah-langkah yang dapat diambil yaitu sebagai
berikut :
Data statistik
n1 eksperimen = 27 n2 kontrol = 27
X eksperimen = 43,07 X kontrol = 47,07
varians (S2) = 59,15 varians (S
2) = 83,46
thit =
21
21
11.
nnS
XX
gab
dengan Sgab =
2
11
21
2
22
2
11
nn
SnSn
Keterangan:
X1 : Nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
X2 : Nilai rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
n1 : Jumlah sampel kelompok eksperimen
n2 : Jumlah sampel kelompok kontrol
S12 : Varians kelompok eksperimen
S22 : Varians kelompok kontrol
Dimana :
Sgab =
2
11
21
2
22
2
11
nn
SnSn
Sgab =
22727
46,8312715,59127
Sgab = 52
96,169.29,537.1
Sgab = 52
86,707.3
Sgab = 71,305
t =
21
21
11.
nnS
XX
gab
t =
27
1
27
1.305,71
07,4707,43
t =
27
2.305,71
4
t = 07,0305,71
4
x
t = 99135,4
4
t = -0,8013
Kesimpulan : Hasil thitung = -0,8013 ternyata lebih kecil dibandingkan dengan hasil ttabel =
2,01 berarti hasil pretest yang belum mendapat perlakuan menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan antara kelas kontrol dengan kelas
eksperimen.
Lampiran 15
DATA POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
NO NAMA
BUTIR SOAL JUMLAH SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Afifah Zahrah 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 78
2 Anastasya Aqilla 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 13 72
3 Bagus Setiawan 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 13 72
4 Deden 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 10 56
5 Doni Pratama 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 11 61
6 Dwi Ratih 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 11 61
7 Faisal Ali 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 13 72
8 Hendri M. 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 12 67
9 Irma Audiawati 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 14 78
10 Kartika Aprilia 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 12 67
11 Muhidin 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 10 56
12 Nani Mulyani 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 11 61
13 Pajar Dika Pebrian 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 11 61
14 Pitri Andriani 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 13 72
15 Pratiwi 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 12 67
16 Putri Dewi Rahayu 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 14 78
17 Ratna Widianingsih 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 12 67
18 Restu Pangestu 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 10 56
19 Rian Nuryatin 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 11 61
20 Rika Fitriani 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 14 78
21 Rizal Fahmi 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 14 78
22 Salsabila N. K. 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 10 56
23 Sinta Wulandari 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 10 56
24 Siti Fatimah 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 12 67
25 Susantika 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12 67
26 Teti Kurnia 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 13 72
27 Yeti Novitasari 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15 83
JUMLAH 20 22 24 20 15 3 27 25 6 22 22 19 21 16 16 16 15 18 327 1820
RATA-RATA 67,4074
Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
kode Xi Z F(Z) S(Z) |F(Z)-S(Z)|
E1 56 -1,38 0,0838 0,185 0,1014
E2 56 -1,38 0,0838 0,185 0,1014
E3 56 -1,38 0,0838 0,185 0,1014
E4 56 -1,38 0,0838 0,185 0,1014
E5 56 -1,38 0,0838 0,185 0,1014
E6 61 -0,78 0,2177 0,370 0,1527
E7 61 -0,78 0,2177 0,370 0,1527
E8 61 -0,78 0,2177 0,370 0,1527
E9 61 -0,78 0,2177 0,370 0,1527
E10 61 -0,78 0,2177 0,370 0,1527
E11 67 -0,05 0,4801 0,593 0,1125
E12 67 -0,05 0,4801 0,593 0,1125
E13 67 -0,05 0,4801 0,593 0,1125
E14 67 -0,05 0,4801 0,593 0,1125
E15 67 -0,05 0,4801 0,593 0,1125
E16 67 -0,05 0,4801 0,593 0,1125
E17 72 0,56 0,7123 0,778 0,0655
E18 72 0,56 0,7123 0,778 0,0655
E19 72 0,56 0,7123 0,778 0,0655
E20 72 0,56 0,7123 0,778 0,0655
E21 72 0,56 0,7123 0,778 0,0655
E22 78 1,29 0,9015 0,963 0,0615
E23 78 1,29 0,9015 0,963 0,0615
E24 78 1,29 0,9015 0,963 0,0615
E25 78 1,29 0,9015 0,963 0,0615
E26 78 1,29 0,9015 0,963 0,0615
E27 83 1,89 0,9706 1,000 0,0294
67,4
67
rata-rata : 67,4
Varians (S2) : 67,94
Standar Deviasi (S) : 8,24
Lt 0,173
Lo 0,1527
Berdistribusi Normal Lo < Lt (0,1527 < 0,173)
B. Posttest
Skor hasil belajar kelas kontrol dari nilai yang terkecil hingga yang terbesar :
56, 56, 56, 56, 56, 61, 61, 61, 61, 61
61, 67, 67, 67, 67, 67, 72, 72, 72, 72
72, 72, 78, 78, 78, 78, 83
Banyak data = 27
Nilai tertinggi = 78
Nilai terendah = 50
1. Rentang Kelas (R)
R = nilai tertinggi – nilai terendah
= 83 – 56
= 27
2. Banyak Interval Kelas (K)
K = 1 + 3.3 log n
Keterangan :
K = Banyaknya kelas
n = Jumlah siswa kelas kontrol
K = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 27
= 1 + 3.3 x 1,431363764159
= 5,72 6 (dibulatkan)
3. Panjang Kelas Interval (P)
P =
=
= 4,5 5 (dibulatkan)
4. Menghitung Median (Me) dan Modus (Mo)
Tabel Distribusi frekuensi posttest kelas Eksperimen
No Interval Batas kelas Xi fi fi.Xi Xi2 fi.Xi
2
Frek
Absolut
Frek
Relatif (%)
1 56 - 60 55,5 58 5 290 3364 16820 5 18,52
2 61 - 65 60,5 63 6 378 3969 23814 6 22,22
3 66 - 70 65,5 68 5 340 4624 23120 5 18,52
4 71 - 75 70,5 73 5 365 5329 26645 5 18,52
5 76 - 80 75,5 78 5 390 6084 30420 5 18,52
6 81 - 85 80,5 83 1 83 6889 6889 1 3,7
Jumlah (∑ ) 408 423 27 1846 30259 127708 27 100
a. Median
Menggunakan rumus : |
|
Keterangan :
Me = median
Tb = tepi bawah
p = panjang kelas
n = jumlah siswa
f = frekuensi kelas median
F = jumlah semua frekuensi di atas kelas median
Letak Me =
Kelas median = 70 – 74
Tb = 65,5
p = 5
f = 5
F = 10
: |
|
: |
|
= 69
b. Modus
Menggunakan rumus : |
|
Mo = nilai yang sering muncul
Tb = tepi bawah
p = panjang kelas
b1 = frekuensi kelas modus – frekuensi terdekat di atasnya
b2 = frekuensi kelas modus – frekuensi terdekat di bawahnya
Kelas modus = 61 - 65
Tb = 65,5
p = 5
b1 = 6 – 5 = 1
b2 = 6 – 5 = 1
: |
|
: |
|
:
:
5. Menentukan Rata-rata ( ), Varians (S2), dan Standar Deviasi
Tabel Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Posttest Kelas
Eksperimen
Xi fi fi.Xi Xi2 fi.Xi2
56 5 280 3136 15680
61 5 305 3721 18605
67 6 402 4489 26934
72 5 360 5184 25920
78 5 390 6084 30420
83 1 83 6889 6889
∑ 27 1820 124448
a. Rata-rata
Menggunakan rumus : X =
67,407
Keterangan :
X = mean
Fi = menyatakan frekuensi untuk nilai Xi yang bersesuaian
Xi = menyatakan nilai ujian
b. Varians
Menggunakan rumus : Si2
Keterangan :
Si2 = Varians
Fi = menyatakan frekuensi untuk nilai Xi yang bersesuaian
Xi = menyatakan nilai ujian
n = banyak siswa
: Si2
: Si2
: Si2
: Si2
: Si2
c. Standar Deviasi
SD √
SD √
SD √
SD √
SD √
SD
Uji Normalitas
Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
1. Diketahui :
Rata-rata X = 67,407
Simpangan Baku (SD) = 8,24
Maka contoh perhitungan
2. Berdasarkan tabel uji normalitas didapat harga Lo = 0,1527
3. Menentukan Ltabel
Dari harga kritis uji liliefors untuk n = 27 dan α = 0,05, didapat harga Ltabel = 0,173
Kriteria pengujian
Diterima Ho jika Lo hitung < Lo tabel (0,1527 < 0,173) maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima. Dengan demikian data posttest kelas kontrol berdistribusi normal.
Uji Homogenitas
Langkah-langkah pengujian :
1. Ho = sampel homogen
Ha = sampel tidak homogen
2. Mencari varian masing-masing
a. Kelas eksperimen diperoleh varian S2 = 67,94
b. Kelas kontrol diperoleh varian S2 = 90,86
3. Tentukan Fhitung dengan rumus Fhitung =
4. Tentukan kriteria pengujian yaitu :
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel
Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel
5. Dalam menentukan harga Ft digunakan pada α = 0,05, untuk db penyebut 27 (27-1) dan db
pembilang 27 (27-1) (0,05 : 26,26). Karena db pembilang tidak terdapat pada tabel distribusi
F, maka digunakan db pembilang terdekat yaitu 24 dan db penyebut 26 pada taraf signifikan
0,05 adalah 1,95. Ternyata harga Fhitung (1,337) < Ftabel (1,95), maka Ho diterima. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa varians kedua populasi homogen.
Analisis Hipotesis
1. Untuk dk = (n1 + n2) – 2 = (27 + 27) - 2 = 52 pada taraf kepercayaan 0,05 diperoleh ttabel =
2,00665 = 2,01
2. Kriteria
Terima Ho jika thitung < ttabel
Tolak Ho jika thitung > ttabel
Untuk menguji hipotesis penelitian ini langkah-langkah yang dapat diambil yaitu sebagai
berikut :
Data statistik
n1 eksperimen = 27 n2 kontrol = 27
X eksperimen = 67,41 X kontrol = 67,63
varians (S2) = 67,94 varians (S
2) = 90,86
thit =
21
21
11.
nnS
XX
gab
dengan Sgab =
2
11
21
2
22
2
11
nn
SnSn
Keterangan:
X1 : Nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
X2 : Nilai rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
n1 : Jumlah sampel kelompok eksperimen
n2 : Jumlah sampel kelompok kontrol
S12 : Varians kelompok eksperimen
S22 : Varians kelompok kontrol
Dimana :
Sgab =
2
11
21
2
22
2
11
nn
SnSn
Sgab =
22727
86,9012794,67127
Sgab = 52
36,362.244,766.1
Sgab = 52
8,128.4
Sgab = 79,4
t =
21
21
11.
nnS
XX
gab
t =
27
1
27
14,79
67,6367,41
t =
27
24,79
22,0
t = 07,04,79
22,0
x
t = 558,5
22,0
t = -0,04
Kesimpulan : Hasil thitung = -0,04 ternyata lebih kecil dibandingkan dengan hasil ttabel =
2,01 berarti hasil posttest setelah mendapat perlakuan menunjukkan bahwa
tidak terdapat pengaruh penggunakan teknik pembelajaran probing-
prompting terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
Lampiran 16
Rekapitulasi Nilai Pretest, Posttest dan Nilai N-Gain
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
No.
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Pretest Posttest N-Gain Kriteria Pretest Posttest N-Gain Kriteria
1 44 67 0,68 Sedang 44 78 0,87 Tinggi
2 50 72 0,79 Tinggi 50 72 0,67 Sedang
3 56 72 0,73 Tinggi 50 72 0,67 Sedang
4 61 78 1 Tinggi 39 56 0,39 Sedang
5 33 61 0,62 Sedang 39 61 0,5 Sedang
6 33 50 0,38 Sedang 44 61 0,44 Sedang
7 39 67 0,72 Tinggi 56 72 0,59 Sedang
8 61 78 1 Tinggi 44 67 0,59 Sedang
9 44 67 0,68 Sedang 50 78 0,85 Tinggi
10 39 50 0,28 Rendah 50 67 0,52 Sedang
11 44 72 0,82 Tinggi 33 56 0,46 Sedang
12 39 56 0,44 Sedang 50 61 0,33 Sedang
13 50 78 1 Tinggi 33 61 0,56 Sedang
14 44 61 0,5 Sedang 44 72 0,72 Tinggi
15 56 72 0,73 Tinggi 39 67 0,64 Sedang
16 44 56 0,35 Sedang 50 78 0,85 Tinggi
17 50 72 0,79 Tinggi 33 67 0,68 Sedang
18 61 78 1 Tinggi 33 56 0,46 Sedang
19 39 67 0,73 Tinggi 33 61 0,56 Sedang
20 56 78 1 Tinggi 44 78 0,87 Tinggi
21 33 56 0,51 Sedang 39 78 0,89 Tinggi
22 56 78 1 Tinggi 33 56 0,46 Sedang
23 61 78 1 Tinggi 39 56 0,39 Sedang
24 50 72 0,79 Tinggi 44 67 0,59 Sedang
25 39 56 0,44 Sedang 39 67 0,64 Sedang
26 50 78 1 Tinggi 50 72 0,67 Sedang
27 39 56 0,44 Sedang 61 83 1 Tinggi
47,0741 67,6296
43,0741 67,4074
Rata-rata N-Gain 0,71926 Sedang Rata-rata N-
Gain 0,62444 Sedang
Persentase Nilai N-Gain Kelompok Kontrol
dan Kelompok Eksperimen
Kriteria N-Gain
Persentase Kelompok
Kontrol Eksperimen
Tinggi 59,26 % 25,93 %
Sedang 37,04 % 74,07 %
Rendah 3,70 % -
Jumlah 100 % 100 %