pengaruh suplementasi mineral mikro organik …digilib.unila.ac.id/54777/3/skripsi tanpa bab...

52
PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA RANSUM KAMBING PERANAKAN ETAWA JANTAN Skripsi Oleh Mahfudhotul Ulya FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 06-Sep-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIKTERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK

PADA RANSUM KAMBING PERANAKAN ETAWA JANTAN

Skripsi

OlehMahfudhotul Ulya

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

ABSTRAK

PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIKTERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK

PADA RANSUM KAMBING PERANAKAN ETAWA JANTAN

Oleh

Mahfudhotul Ulya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian mineralmikroorganik (Cu Lisinat, Zn Lisinat, Se Lisinat, dan Cr Lisinat) serta pengaruhpemberian mineral mikroorganik (Cu Lisinat, Zn Lisinat, Se Lisinat, dan CrLisinat) terbaik terhadap kecernaan bahan kering (KCBK) dan kecernaan bahanorganik (KCBO) pada ternak kambing peranakan etawa (PE) jantan. Penelitianini telah dilaksanakan pada Januari - April 2018 di Laboratorium LapanganTerpadu dan Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Pertanian,Universitas Lampung. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu RancanganAcak Kelompok (RAK). Pengelompokkan berdasarkan bobot tubuh ternak terdiridari lima perlakuan dengan tiga ulangan sehingga kambing yang dibutuhkan yaitu15 ekor dengan kisaran bobot 18—43,8 kg. perlakuan yang diberikan yaitu R0(Ransum Basal), R1 (Ransum Basal + 40 ppm mineral mikro organik Zn lisinat),R2 (Ransum Basal + 10 ppm mineral mikro organik Cu lisinat), R3 (RansumBasal + 0,1 ppm mineral mikro organik Se lisinat), dan R4 (Ransum Basal + 0,3ppm mineral mikro organik Cr lisinat). Data yang diperoleh dianalisismenggunakan analisis ragam (ANARA) pada taraf nyata 5% dan atau 1%.Apabila perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata, maka akan dilakukan ujilanjut Duncan pada taraf 5% dan atau 1%. Hasil penelitian menunjukan bahwaransum perlakuan tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai kecernaanbahan kering tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kecernaan bahanorganik. Nilai kecernaan bahan organik berpengaruh nyata pada penambahanmineral mikro organik Cu lisinat 10 ppm (75,57%) dan Cr lisinat 0,3 ppm(75,99%).

Kata kunci : Kambing, Kecernaan bahan kering dan organik, Mineralmikroorganik.

Page 3: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

ABSTRACT

THE EFFECT OF ORGANIC MICRO MINERAL SUPPLEMENTATIONON DRY MATTER DIGESTIBILITY AND ORGANIC MATTER

DIGESTIBILITY OF ETAWA GOAT CROSS BREED

By

Mahfudhotul Ulya

This research intended to determine the effect of organic micro mineral (Cu-Lysin, Zn-Lysin, Se-Lysin, and Cr-Lysin) and determine the best micro mineralorganic ((Cu-Lysin, Zn-Lysin, Se-Lysin, and Cr-Lysin)) supplementation on drymatter digestibility (DMD) and organic matter digestibility (OMD) of Etawa crossbreed. This research has been done on January – April 2018 at Integrated FieldLaboratory and Nutrition and Animal Feed Laboratory, Agriculture Faculty,University of Lampung. The research used Randomized Block Design.Grouping based on body weight with five treatments and three repetitions, so thatgoat needed as much 15 tails with 18—43,8 body weight range. Treatments thatimplemented in this research was R0 (Basal Ration), R1 (Basal Ration + 40 ppmZn-Lysin organic micro mineral), R2 (Basal Ration + 10 ppm Cu-Lysin organicmicro mineral), R3 (Basal Ration + 0,1 ppm Se-Lysin organic micro mineral),and R4 (Basal Ration + 0,3 ppm Cr-Lysin organic micro mineral). Data wereobtained analyzed with analysis of variance (ANOVA) at 5% and or 1%significant level. If treatment show significant results, then analysis proceededwith Duncan Test. The result showed thatthe supplementation of micro organicmineralwere not significant (P>0,05) effected on dry matter digestibility (DMD),but the treatments were effected(P<0,05) onorganic matter digestibility. Feedtreatment significant on Cu Lysin 10 ppm (75,57%) and Cr Lysin 0,3 ppm(75,99%).

Key words : Goat, Organic micro mineral, Dry matter digestibility, Organicmatter digestibility

Page 4: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIKTERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK

PADA RANSUM KAMBING PERANAKAN ETAWA JANTAN

Oleh

MAHFUDHOTUL ULYA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PETERNAKAN

pada

Jurusan PeternakanFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku
Page 6: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku
Page 7: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mulyojati pada tanggal 13 Maret 1996 sebagai anak ketiga

dari pasangan Bapak Badrun, BA. dan Ibu Dra. Siti Nurjanah, M.Ag. Penulis

mengawali pendidikan dari Taman Kanak-kanak di TK Taruna Jaya Way Halim

Bandarlampung diselesaikan pada 2002, Sekolah Dasar di SD Al-Azhar 2 Way

Halim Bandarlampung diselesaikan pada 2008, Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama di MTs Walisongo Mu’allimat Ngabar Ponorogo Jawa Timur

diselesaikan pada 2011, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di MAN 1 Metro

Lampung Timur diselesaikan pada 2014.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung dengan pilihan pertama melalui jalur Ujian Mandiri (UM)

pada 2014. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten dosen

dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam dan Pengelolaan Limbah

Agroindustri. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa

Tebing, Kecamatan Melinting, Kabupaten Lampung Timur pada 2018 dan

mengikuti kegiatan Praktik Umum (PU) di Balai Pembibitan Ternak Unggul-

Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Sembawa, Palembang, Sumatera Selatan

pada tahun 2017. Dalam bidang organisasi penulis aktif sebagai anggota muda

HIMAPET FP Unila.

Page 8: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

Alhamdulillah...

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wata’ala yang maha pengasih lagi

maha penyayang yang telah memberikan kenikmatan yang tiada berbanding serta

salawat beserta salam kupanjatkan kepada Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi

Wasallam sebagai panutanku,

Tidak ada sesuatu yang kuberikan kecuali karya kecil nan sederhana ini yang

kujadikan sebuah persembahan teruntuk..

Umi, Umi, Umi dan Abi Tercinta

Terimakasih untuk segala cinta, semangat, motivasi, kasih sayang, nasihat,

kesabaran, perhatian dan do’a-do’a terindah untukku. Tak sanggup rasanya

membalas semua itu dan maaf atas segala kesalahan baik yang disengaja maupun

tidak disengaja..

Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

Levayana, Amd. F., Nikmah Faizatul Muna, S. Pdi., dan Siti Khusnul Khotimatul

Hasanah, S.Pdi. , adik- adikku Atina Sabila Haq, Annida Shofiya Humaira dan

Akhuna Sofyan Huda... Terimakasih untuk dukungan dan canda tawa kalian yang

menjadi warna-warni hariku..

Untuk seseorang atas kesabarannya menghadapiku

Dan untuk almamaterku tercinta Universitas Lampung

Page 9: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

“ Karena hanya mengharap kepada Allah SWT yang tidak pernahmengecewakan”

“Hidup adalah perjuangan tanpa henti, karna hidup bukan hanya tentangdunia tapi juga akhirat”

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayangdan ucapkanlah “ Ya Allah, Kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka

mengasihi ku diwaktu kecil”(Q.S. Al-Israa’, 17-24)

Page 10: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikah rahmat

serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Pemberian Mineral Mikroorganik terhadap Kecernaan Bahan Kering

dan Bahan Organik Pada Ransum Kambing Peranakan Etawa Jantan”.

Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

(S.Pt) pada Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penulis

menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun. Dengan segenap rasa syukur kehadirat Allah SWT yang dilandasi

dengan kerendahan hati, ungkapan terimakasih yang tulus dan ikhlas penulis

sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung yang telah mengizinkan melaksanakan

penelitian dan mengesahkan skripsi ini.

2. Ibu Sri Suharyati, S.Pt, M.P. selaku Ketua Jurusan Peternakan atas

bimbingan , saran, kritik, dan izin sehingga penelitian ini dapat

dilaksanakan.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhtarudin, M.S. selaku pemilik proyek penelitian

atas ketersediaannya menerima kami menjalankan proyek penelitian ini.

Page 11: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

4. Bapak Dr. Ir. Erwanto, M.S. selaku pembimbing utama yang telah

membimbing, memberikan motivasi, ide-ide cerdasnya, nasihat dan

bersedia meluangkan banyak waktu selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Ir. Farida Fathul, M.Sc. selaku pembimbing anggota atas semua

kebaikan, kesabaran, motivasi, kritik, saran, dan bersedia meluangkan

banyak waktu selama proses penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Agung Wijaya Kusuma, S.Pt., M.P. selaku pembahas yang telah

memberikan saran-saran dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak Ir. Yusuf Widodo, M.P. Rahimahullah dan Ibu Ir. Khaira Nova,

M.P. selaku dosen Pembimbing Akademik (PA) atas semua kebaikan,

perhatian, dan bimbingan yang telah diberikan dari awal sampai akhir

kuliah.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas

Lampung yang telah memberikan banyak pengetahuan baru selama proses

perkuliahan.

9. Teman seperjuangan sekaligus sahabat Pramita Gisty Restuni, Gusti

Yusrina, Erika Lucy Aprilia, Desy Marisa, Aisyah Yuli Arti, dan Ficke

Rahmawati yang telah memberikan waktu, semangat, dan bantuan selama

masa perkuliahan.

10. Teman-teman Praktik Umum Irfan Ibnul Hadi, M. Irvan Umar Fanani, dan

Riska Munjiati atas kerjasamanya selama kegiatan berlangsung.

11. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 yang tidak dapat disebutkan

satu persatu dan telah banyak mengisi waktu, membuat kisah dan

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 12: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

12. Almamaterku tercinta Universitas Lampung.

Bandar Lampung, Desember 2018Penulis

Mahfudhotul Ulya

Page 13: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

i

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv

I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A . Latar Belakang.............................................................................................. 1

B . Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2

C . Kegunaan Penelitian ..................................................................................... 3

D . Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 3

E . Hipotesis ...................................................................................................... 6

II . TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 7

A . Kambing Peranakan Etawa (PE) .................................................................. 7

B . Sistem Pencernaan pada Ruminansia ........................................................... 8

C . Pakan............................................................................................................. 10

Page 14: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

iii

D . Mineral Organik ........................................................................................... 12

1 . Mineral Zn............................................................................................. 13

2 . Mineral Cr ............................................................................................. 15

3 . Mineral Se .............................................................................................. 16

4 . Mineral Cu.............................................................................................. 17

E . Kecernaan ..................................................................................................... 17

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN ..................................................... 20

A. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 20

B. Bahan dan Alat Penelitian ............................................................................ 20

1 . Bahan...................................................................................................... 20

2 . Alat ....................................................................................................... 20

C . Perlakuan ...................................................................................................... 21

D . Percobaan ..................................................................................................... 22

E . Peubah yang Diukur...................................................................................... 22

1. Kadar air .................................................................................................. 23

2. Kadar abu ................................................................................................ 24

3. Kecernaan bahan kering .......................................................................... 25

4. Kecernaan bahan organik ........................................................................ 25

F . Analisis Data ................................................................................................ 25

G . Prosedur Penelitian ....................................................................................... 25

1. Persiapan kandang dan kambing ............................................................. 25

2. Pembuatan mineral organik.................................................................... 26

1. Pembuatan mineral Zn Lisinat ................................................................ 26

Page 15: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

iv

2. Pembuatan mineral Cu Lisinat ................................................................ 26

3. Pembuatan mineral Cr Lisinat................................................................. 27

4. Pembuatan mineral Se Lisinat................................................................. 27

H . Pelaksanaan Percobaan................................................................................. 28

I . Pengambilan Data ......................................................................................... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 30

A. Pengaruh Ransum Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering (KCBK)pada Kambing Peranakan Etawa Jantan...................................................... 30

B. Pengaruh Ransum Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Organik (KCBO)pada Kambing Peranakan Etawa Jantan ..................................................... 33

V. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 37

A. Simpulan ..................................................................................................... 37

B. Saran............................................................................................................ 37

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 38

LAMPIRAN........................................................................................................... 43

Page 16: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

1. Kandungan bahan penyusun ransum basal............................................................21

2. Kandungan nutrien ransum basal .........................................................................21

3. Rata-rata pengaruh perlakuan terhadap kecernaan bahan kering .........................30

4. Rata-rata pengaruh perlakuan terhadap kecernaan bahan organik ........................34

5. Analisis ragam kecernaan bahan kering ................................................................44

6. Kesimpulan analisis ragam kecernaan bahan kering ............................................44

7. Nilai kritis DMRT 5% P=2, P=3, P=4, dan P=5 ...... ............................................44

8. Uji Duncan ............................................................... ............................................44

9. Analisis ragam kecernaan bahan organik ................. ............................................45

10. Kesimpulan analisis ragam kecernaan bahan organik...........................................45

11. Nilai kritis DMRT 5% P=2, P=3, P=4, dan P=5 ...... ............................................45

12. Uji Duncan ............................................................................................................45

Page 17: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

1. Tata letak perlakuan ...................................................................................... 22

2. Penimbangan kambing.................................................................................... 46

3. Penimbangan mineral mikro organik sesuai kebutuhan ................................. 46

4. Pengadukan larutan lisin................................................................................. 47

5. Larutan mineral mikro Zn, Cu, Se, Cr dan lisin ............................................. 47

6. Cara pengaplikasian mineral mikro organik ke dalam ransum ...................... 48

7. Pembuatan ransum basal................................................................................. 48

8. Pembuatan silase............................................................................................. 49

9. Pemberian pakan............................................................................................. 49

10. Koleksi feses .................................................................................................. 50

11. Penjemuran feses ............................................................................................ 50

12. Penggilingan feses............................................................................................ 51

13. Penimbangan sampel feses untuk analisis proksimat ..................................... 51

14. Memasukkan sampel ke dalam tanur.............................................................. 52

15. Memasukkan sampel ke dalam oven .............................................................. 52

Page 18: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia peternakan dihadapi dengan masalah mendasar yaitu pakan. Pakan

merupakan salah satu komponen penting dalam budidaya ternak untuk mencapai

hasil yang diinginkan. Pakan berguna untuk ternak sebagai pemenuhan

kebutuhan hidup pokok, produksi, dan reproduksi. Oleh karena itu, ternak harus

mendapatkan pakan yang berkualitas, murah dan tersedia secara berkelanjutan

yang sesuai dengan kebutuhannya, baik dalam jumlah konsumsi maupun

kandungan nutrisi.

Kambing peranakan etawa (PE) termasuk ternak ruminansia multi fungsi, karena

dapat dimanfaatkan daging maupun susunya. Jumlah daging atau susu yang

dihasilkan dipengaruhi oleh bahan pakan yang dikonsumsi. Bahan pakan yang

dikonsumsi harus memenuhi nutrisi yang dibutuhkan kambing PE, berupa

karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Nutrisi yang dibutuhkan dapat

berasal dari dalam maupun luar tubuh, artinya ada yang disintesis dalam tubuh

dan ada yang perlu diberikan dari luar tubuh seperti pakan.

Salah satu bahan pakan yang tidak disintesis dalam tubuh dan harus ada asupan

dari luar tubuh yaitu mineral. Mineral sangat diperlukan oleh ternak khususnya

dalam saluran pencernaan. Hal ini karena mineral berfungsi sebagai katalisator

Page 19: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

2

untuk mengaktifkan kerja enzim, menjaga keseimbangan asam-basa, menjaga

keseimbangan membran sel, dan ikut berperan dalam aktivitas mikroba rumen

selama fermentasi di dalam rumen. Bioproses rumen dan pascarumen harus

didukung kecukupan mineral makro dan mikro. Mineral-mineral ini berperan

mengoptimalisasi bioproses rumen dan metabolisme zat-zat makanan.

Mineral mikro dan makro di dalam alat pencernaan ternak dapat saling

berinteraksi positif atau negatif dan faktor lainnya, misalnya asam fitat dan serat

kasar dapat menurunkan ketersediaan mineral. Bioproses rumen meliputi

kecernaan serta penyerapan bahan pakan yang dimakan oleh ternak. Oleh karena

itu, penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

penambahan beberapa jenis mineral mikroorganik pada ransum kambing PE

terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan bertujuan untuk :

1. mengetahui pengaruh pemberian mineral mikroorganik (Cu, Zn, Se, dan Cr

Lisinat) terhadap kecernaan bahan kering (KCBK) dan kecernaan bahan

organik (KCBO) pada ternak kambing Peranakan Etawa (PE) jantan;

2. mengetahui pengaruh pemberian mineral mikroorganik (Cu, Zn, Se, dan Cr

Lisinat) terbaik terhadap kecernaan bahan kering (KCBK) dan kecernaan

bahan organik (KCBO) pada ternak kambing Peranakan Etawa (PE) jantan.

Page 20: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

3

C. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh

pemberian mineral mikroorganik (Cu, Zn, Se, dan Cr Lisinat terhadap kecernaan

bahan kering (KCBK) dan kecernaan bahan organik (KCBO) pada ternak

kambing peranakan etawa (PE) serta mengetahui pengaruh pemberian mineral

mikroorganik (Cu, Zn, Se, dan Cr Lisinat) terbaik terhadap kecernaan bahan

kering (KCBK) dan kecernaan bahan organik (KCBO) pada ternak kambing

peranakan etawa (PE).

D. Kerangka Pemikiran

Bioproses rumen dan pasca rumen harus didukung kecukupan mineral makro dan

mikro. Mineral-mineral ini berperan dalam optimalisasi bioproses rumen dan

metabolisme zat-zat makanan. Mineral mikro dan makro di dalam saluran

pencernaan ternak dapat saling berinteraksi positif atau negatif dan faktor lainnya

misal asam fitat dan serat kasar dapat menurunkan ketersediaan mineral.

Pemberian mineral dalam bentuk organik dapat meningkatkan ketersediaannya

sehingga dapat lebih tinggi diserap dalam tubuh ternak. Penambahan mineral

organik tersebut mempengaruhi kerja rumen yang akan berefek pada peningkatan

penampilan ternak dan pertumbuhan mikroba rumen (Muhtarudin dan Widodo,

2003).

Penambahan Zn organik diharapkan dapat meningkatkan produksi protein

mikroba rumen. Bentuk Zn organik akan meningkatkan penyerapan Zn pasca

rumen. Rojas dkk. (1995), membandingkan penggunaan Zn-lisin, Zn-metionin,

Page 21: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

4

dan Zn sulfat, teryata Zn-lisin terserap lebih banyak dibandingkan perlakuan

lainya yang digambarkan dengan kandungan Zn yang tinggi pada ginjal, liver, dan

pankreas. Muhtarudin dkk. (2003) menyatakan bahwa penggunaan Zn organik

(Lisin-Zn PUFA dan Zn-proteinat) dapat meningkatkan bioproses dalam rumen,

kecernaan zat-zat makanan, metabolisme protein, dan penampilan ternak.

Menurut Supriyati dkk. (1999) penambahan mineral mikro organik (Zn, Cu, Cr,

dan Se) dalam ransum menghasilkan nilai kecernaan bahan kering dan bahan

organik ransum lebih tinggi dibandingkan dengan ransum tanpa pemberian

mineral mikro organik.

Pemberian mineral Zn dapat memacu pertumbuhan mikroba rumen dan

meningkatkan penampilan ternak (Muhtarudin dkk., 2003). Defisiensi Zn ini

dapat menyebabkan parakeratosis jaringan usus dan dapat mengganggu peranan

Zn dalam metabolisme mikroorganisme rumen. Suplementasi mineral Zn baik

berupa Zn lisinat atau proteinat memberikan pengaruh positif terhadap

pertumbuhan dan parameter nutrisi pada ternak. Perlakuan penambahan Zn

organik maupun anorganik meningkatkan derajat KBK (P<0,01).

Demikian pula penambahan Zn organik ternyata nilai KBK-nya lebih besar

dibanding penambahan Zn anorganik (P<0,01). Dari semua perlakuan,

penambahan kombinasi Zn dan Cu organik memberikan derajat KBK paling

tinggi. Derajat KBK pada substrat yang ditambahkan Zn proteinat

yaitu 71,42% dibanding kontrol yang hanya 58,31% (Supriyati dkk., 1999).

Pada ternak ruminansia Cu kurang baik diabsorpsi, hanya 1--3% Cu diabsorpsi

tubuh terrnak diatur oleh metallotionin yang sekaligus sebagai tempat

Page 22: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

5

berlangsungnya interaksi antara Cu dan Zn di dalam usus (Mc Dowell, 1992).

Tromolibdat sangat mempengaruhi absorpsi Cu pada ternak ruminansia, sebab

apabila konsentrasinya tinggi dapat mengakibatkan defisiensi Cu, meskipun

konsumsi Cu mencukupi.

Mc Dowell (1992) menyatakan bahwa kebutuhan Cu dipenggaruhi oleh level

mineral lain ransum, menjadi meningkat kebutuhannya pada ruminansia dengan

adanya level molybdenum (Mo) tinggi. NRC (1988) merekomendasikan angka

kebutuhan Cu yaitu 10 mg/kg untuk ternak ruminansia. Defisiensi Cu akan

menyebabkan gangguan pada tulang (kelumpuhan), pembengkakan sendi, dan

kerapuhan tulang. Kekurangan pigmen pada hewan dan manusia yang defisien

Cu. Akan tetapi, pemberian garam tembaga yang cukup banyak, terutama pada

domba akan menyebabkan penimbunan di hati.

Salah satu mineral mikro yang juga sangat dibutuhkan ternak ruminansia adalah

Se (selenium). Kadarnya dalam pakan banyak yang belum diketahui, sedangkan

dalam pakan yang telah diketahui kadarnya ketersediaan biologisnya sangat

beragam. Dengan demikian peluang untuk defisien atau marjinal cukup besar.

Defisiensi Se terkait erat dengan defisiensi vitamin E antara lain menyebabkan

diatesis eksudatif pada unggas dan penyakit daging putih (white muscle disease)

pada domba, dan kemandulan pada sapi perah betina (Arthur, 1997).

Cromium dapat meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam sel-sel tubuh. Faktor

Cr sebagai faktor toleransi glukosa (GTF) telah lama diketahui (Schwartz dan

Mertz, 1959). GTF-cromium meningkatkan pengikatan insulin oleh reseptor pada

membran sel sehingga pemasukan ke dalam sel meningkat. Suplementasi

Page 23: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

6

cromium-proteinat dapat meningkatkan glukosa darah yang dapat digunakan

sebagai indikator peningkatan suplai glukosa ke dalam sel-sel tubuh dan alveolus

susu.

E. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

1. Pemberian mineral mikro organik dalam ransum berpengaruh terhadap

kecernaan bahan kering (KCBK) dan kecernaan bahan organik (KCBO) pada

ternak kambing Peranakan Etawa (PE) jantan;

2. Pemberian mineral mikro organik (Zn Lisinat) dalam ransum memberikan

pengaruh terbaik terhadap kecernaan bahan kering (KCBK) dan kecernaan

bahan organik (KCBO) pada ternak kambing Peranakan Etawa (PE) jantan.

Page 24: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kambing Peranakan Etawa (PE)

Kambing peranakan etawa (PE) hasil persilangan antara kambing etawa dan

kambing lokal yang memiliki genetik yang baik. Kambing jenis ini memiliki

banyak keuntungan seperti produksi susu, anak kambing, dan daging.

Keunggulan utama dari kambing PE adalah produksi susu yang tinggi

dibandingkan dengan kambing jenis lainnya (Syukur dan Suharno, 2014).

Menurut Ditjen Peternakan Dan Keswan (2015) Kambing PE memiliki ciri-ciri

sebagai berikut : Sifat kualitatif antara lain : warna bulu ( kombinasi putih, hitam,

dan cokelat ), bentuk (kepala : profil muka cembung, telinga : panjang dan

terkulai), tanduk (melengkung ke belakang), bulu jenggot (jantan: panjang. betina:

tidak berjenggot), punggung (lurus, beberapa agak melengkung, dan semakin ke

belakang semakin tinggi sampai pinggul), bulu tubuh (bagian leher dan pinggul

lebih panjang dan pada jantan bulu lebih panjang mengurai), ekornya pendek serta

sifat keindukan yang baik. Selain itu Kambing PE memiliki sifat kuantitatif antara

lain : Tinggi pundak (jantan : 87 ± 5 cm dan betina : 75 ± 5 cm), Panjang badan

(jantan : 63 ± 5 cm dan betina : 60 ± 5 cm), Lingkar dada (jantan : 89 ± 5 cm dan

betina : 81 ± 7 cm), Panjang telinga (jantan : 30 ± 4 cm dan betina : 27 ± 3 cm),

Page 25: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

8

Panjang bulu (jantan : 23 ± 5 cm dan betina : 23 ± 5 cm), Bobot badan (jantan : 54

± 5 kg dan betina : 41 ± 7 kg).

Karakteristik pejantan PE yang baik digunakan sebagai calon pejantan yaitu

bertubuh besar dan panjang dengan bagian belakang lebih besar dan lebih tinggi,

dada lebar, tidak terlalu gemuk, gagah, aktif dan memiliki libido tinggi, kaki lurus

dan kuat. Umur yang baik digunakan sebagai pejantan yaitu berkisar antara 1,5—

3 tahun. Kesehatan ternak juga sangat penting, pejantan PE harus bersih dari

penyakit menular (Darmadi, 2006).

Faktor jenis kelamin sangat berpengaruh terhadap performa produksi ternak yang

disebabkan oleh adanya pengaruh terhadap jaringan tubuh sekaligus

mempengaruhi pertumbuhan maupun persentase karkas ternak serta jenis kelamin

menyebabkan perbedaan laju pertumbuhan pada jenis kelamin, selanjutnya pada

umur yang sama ternak jantan biasanya tumbuh lebih cepat dibandingkan ternak

betina, selain itu kandungan nutrisi pakan juga ikut berpengaruh terhadap bobot

badan maupun persentase karkas dan non karkas ( Suparman, 2016).

B. Sistem Pencernaan pada Ruminansia

Pencernaan adalah rangkaian proses perubahan fisik dan kimia yang dialami

bahan makanan di dalam saluran pencernaan ternak ruminansia. Organ

pencernaan pada ruminansia terdiri atas empat bagian penting yaitu: mulut,

lambung, usus halus dan organ pencernaan bagian belakang. Pencernaan

merupakan suatu proses perubahan fisik dan kimia yang dialami oleh bahan-bahan

pakan di dalam alat-alat pencernaan. Sistem pencernaan ternak ruminansia

Page 26: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

9

berbeda dengan sistem pencernaan ternak lainnya. Sistem pencernaan ternak

ruminansia relatif lebih kompleks dibanding dengan ternak lainnya dikarenakan

selain proses pencernaan oleh alat-alat pencernaan, ruminansia sendiri juga terjadi

proses pencernaan oleh mikroorganisme (Sutardi, 1980).

Pencernaan pada ternak ruminansia berlangsung secara mekanik di dalam mulut,

fermentatif oleh mikroba rumen, dan hidrolitik oleh enzim induk semang (Sutardi,

1980). Pakan yang telah dipecah kemudian dicerna rumen dengan bantuan

mikroorganisme (Frandson, 1993).

Proses pencernaan fermentatif di dalam retikulo-rumen yang terletak sebelum

usus halus terjadi sangat intensif dan dalam kapasitas besar. Ukuran rumen dan

retikulum sangat besar dan dapat mencapai 15—22% dari bobot tubuh (Sutardi,

1980). Hal ini memberikan keuntungan ternak ruminansia karena pakan yang

dikonsumsi dapat diolah dalam bentuk produk fermentasi yang mudah diserap

dalam jumlah yang lebih banyak.

Arora (1996), menyatakan bahwa di dalam rumen terdapat mikroorganisme yang

dikenal dengan mikroba rumen. Melalui mikroba ini, maka bahan-bahan makanan

yang berasal dari hijauan yang mengandung polisakarida kompleks, selulosa, dan

lignoselulosa, sehingga dapat dipecah menjadi bagian-bagian sederhana. Selain

itu, pati, karbohidrat, dan protein dirombak menjadi asam asetat, propionat, dan

butirat. Retikulum memiliki bentuk menyerupai sarang lebah yang berfungsi

menarik bahan makanan yang berbentuk padat ke dalam rumen. Retikulum

membantu ruminansia meregurgitasi bolus ke dalam mulut. Setelah omasum,

makanan kemudian didorong masuk menuju abomasum yang merupakan tempat

Page 27: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

10

pertama terjadinya pencernaan secara kimiawi, karena adanya getah lambung.

Proses pencernaan selanjutnya berlangsung di dalam usus dengan bantuan enzim.

Pakan yang telah melalui proses pencernaan diabsorbsi dalam usus. Zat-zat

makanan tersebut kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh yang membutuhkan.

Sedangkan zat-zat makanan yang tidak dapat diserap masuk ke dalam usus besar

dan akan dikeluarkan melalui anus.

C. Pakan

Pakan adalah makanan asupan yang diberikan pada ternak. Ransum merupakan

susunan dua bahan pakan atau lebih yang diberikan untuk seekor ternak dan

mencukupi kebutuhan hidupnya sehari semalam. Ransum dapat memenuhi

kebutuhan zat nutrien yang diperlukan ternak untuk berbagai fungsi tubuhnya

yaitu hidup pokok, produksi maupun reproduksi (Siregar, 2008). Ransum

ruminansia merupakan ransum yang terdiri dari hijauan dan konsentrat.

Hijauan adalah semua bahan pakan yang berasal dari tanaman ataupun tumbuhan

berupa daun-daunan, termasuk batang, ranting dan bunga. Hijauan ditandai

dengan jumlah serat kasar yang relatif banyak dari pada berat keringnya, yaitu

lebih besar dari 18% . Sedangkan pakan penguat (konsentrat) adalah pakan yang

bernutrisi tinggi dengan serat kasar yang relatif rendah. Konsentrat mengandung

serat kasar lebih sedikit dari pada hijauan yaitu kurang dari 18% dan mengandung

karbohidrat, protein, dan lemak yang relatif banyak namun jumlahnya bervariasi

dengan jumlah air yang relatif sedikit (Williamson dan Payne, 1993).

Page 28: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

11

Tujuan pemberian konsentrat dalam pakan ternak kambing adalah untuk

meningkatkan daya guna pakan, menambah unsur pakan yang defisien, serta

meningkatkan konsumsi dan kecernan pakan. Dengan pemberian konsentrat,

mikrobia dalam rumen cenderung akan memanfaatkan pakan konsentrat terlebih

dahulu sebagai sumber energi dan selanjutnya dapat memanfaatkan pakan kasar

yang ada. Dengan demikian mikrobia rumen lebih mudah dan lebih cepat

berkembang populasinya (Murtidjo, 1993).

Berdasarkan penelitian Astuti et al. (2015) pemberian hijauan terlebih dahulu dan

dua jam kemudian konsentrat memiliki konsumsi bahan kering terendah diduga

karena pemberian hijauan terlebih dahulu akan menimbulkan bulky, serta

mengalami gerak laju digesti yang lebih lama dalam rumen. Gerak laju digesti

yang lama mengakibatkan jumlah pakan yang terkonsumsi rendah sebab pakan

akan berada di rumen lebih lama.

Menurut Sarwono (2005), kambing membutuhkan hijauan yang banyak ragamnya

seperti daun turi, akasia, lamtoro, dadap, kembang sepatu, nangka, pisang, gamal,

putri malu, dan rerumputan. Selain pakan dalam bentuk hijauan, kambing juga

memerlukan pakan penguat untuk mencukupi kebutuhan gizinya. Pakan penguat

dapat terdiri dari satu bahan saja seperti dedak, bekatul padi, jagung, atau ampas

tahu, dan dapat mencampurkan beberapa bahan tersebut. Pakan yang sempurna

mengandung kelengkapan protein, karbohidrat, lemak, air, vitamin, dan mineral

Kebutuhan pakan ternak ruminansia dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap

nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat bergantung pada jenis

ternak, umur, dan fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, atau menyusui), kondisi

Page 29: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

12

kesehatan, dan lingkungan hidupnya (Kartadisastra, 1997). Ransum yang

diberikan kepada ternak ruminansia akan mengalami proses fermentasi di dalam

rumen. Mikroba rumen membutuhkan mineral termasuk Zn untuk

pertumbuhannya (Adawiah et al., 2007). Winedar et al. (2006) bahwa

penggunaan pakan yang difermentasi dengan EM-4 menyebabkan peningkatan

daya cerna dan kandungan protein bahan pakan.

Devendra dan Bruns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

beragam dan tidak bisa tumbuh dengan baik bila terus diberi pakan yang sama

dalam jangka waktu yang lama. Kambing bisa membedakan rasa pahit dari pada

sapi sehingga kambing dapat memakan lebih banyak jenis tanaman. Agar ternak

dapat mencapai produksi yang optimal maka pakan yang diberikan harus

mencukupi zat-zat yang dibutuhkan seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin,

mineral, dan air, serta sesuai kebutuhan ternak. Hasil penelitian Kearl (1982)

menunjukan bahwa rata-rata konsumsi bahan kering pakan ternak kambing adalah

3,21% dari bobot tubuh.

D. Mineral Organik

Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh

tubuh. Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu sebagai senyawa

anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan

oksigen sehingga terbentuk garam anorganik (Davis dan Mertz, 1987). Unsur-

unsur mineral dalam tubuh terdiri dari mineral makro dan mineral mikro. Mineral

makro merupakan komponen yang dibutuhkan dalam jumlah banyak untuk

membentuk komponen organ dalam tubuh seperti kalsium (Ca), Fosfor (P),

Page 30: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

13

Magnesium (Mg), Sulfur (S), Sodium atau Natrium (Na), dan Klorida (Cl).

Sedangkan mikro mineral yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit umumnya

pada jaringan dengan konsentrasi yang sangat kecil seperti Seng (Zn), Cuprum

(Cu), Kromium (Cr), dan Selenium (Se). Georgievskii dkk., (1982) menyatakan

bahwa fungsi utama mineral pada ruminansia, yaitu mempengaruhi simbiotik

mikroflora di saluran pencernaan.

Mineral organik adalah mineral yang berasal dari kelompok logam transisi pada

tabel periodik yang berikatan dengan asam-asam amino dan satu peptida kecil,

dengan membentuk struktur cincin terbuka, mempunyai pH stabil dan bermuatan

netral (Vandergrift, 1992). Penggunaan mineral organik lebih bermanfaat karena

lebih muda diserap dan larut (McDowell, 1997) serta bebas dari gangguan

antagonisnya (Bailey dkk., 2001).

1. Mineral Zn

Pemberian mineral Zn perlu dilakukan dengan pertimbangan untuk memenuhi

kebutuhan bagi ternak ruminansia yakni sebesar 40--50 ppm (Arora, 1989).

Penambahan mineral Zn-metionin dalam pakan dapat meningkatkan kecernaan

komponen serat kasar tinggi (Haryanto dkk., 2005). Meningkatnya kecernaan

mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas fermentasi mikroba rumen karena

unsur seng berfungsi untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba rumen. Menurut

Khalil dkk., (2014) bahwa kandungan seng pada pakan ruminansia di Indonesia

berkisar 31,3±5,5 mg/kg.

Page 31: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

14

Pemberian mineral Zn dapat memacu pertumbuhan mikroba rumen dan

meningkatkan penampilan ternak (Muhtarudin dkk., 2003). Defisiensi Zn dapat

menyebabkan paraketarosis jaringan usus dan dapat mengganggu peranan Zn

dalam metabolisme mikroorganisme rumen. Suplementasi mineral Zn baik berupa

Zn lysinat atau proteinat memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan

parameter nutrisi pada ternak. Zn memegang peranan penting terutama dalam

proses fisiologis dan metabolisme ternak. Zn juga berfungsi di dalam sintesis

beberapa hormon seperti insulin dan glukagon, serta berperan dalam metabolisme

karbohidrat, keseimbangan asam basa, dan metabolisme vitamin A (Linder,

1992), sintesis asam nukleat (RNA dan DNA) polimerase dan sintesis protein

(Lieberman dan Bruning, 1990).

Menurut Sudarmadji dan Bambang (2003) bahwa kadar abu pada pakan

berhubungan dengan kadar mineral yang terdapat pada pakan tersebut. Semakin

tinggi kadar abu maka semakin tinggi mineralnya. Church dan Pond (1995)

menyatakan bahwa dipandang dari segi nutrisi jumlah besarnya abu tidak begitu

penting, namun dalam analisis proksimat data abu diperlukan untuk menghitung

nilan BETN (bahan ekstrak tanpa nitrogen). Dalam aktivitasnya mikroba

menggunakan sumber energi karbohidrat mudah dicerna (BETN) sebagai langkah

awal untuk pertumbuhan dan berkembang biak (Hastuti dkk., 2011)

Suplementasi mineral organik mengatasi distorsi status mineral pada ternak. Little

(1986) memaparkan bahwa kandungan Zn pakan ruminansia berkisar antara 20

dan 38 mg/kg bahan kering, masih di bawah kebutuhan ternak ruminansia. Status

mineral Cu juga sering marjinal sampai defisien (Sutrisno, 1983) dan sangat

Page 32: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

15

sedikit diserap, ternak ruminansia hanya 1 sampai 3% (McDowell, 1992).

Menurut Fathul et al. (2003) memaparkan bahwa ada kemungkinan Zn-lisinat

sebagian didegradasi di dalam rumen, tetapi ada bagian yang lolos degradasi dan

dapat dimanfaatkan di usus halus (pascarumen).

Supriyati et al. (2000) melaporkan bahwa suplementasi beberapa mineral tunggal

seperti Zn, Cu, Mn terhadap kecernaan rumput gajah secara in vitro ternyata yang

memberikan respon terbaik adalah Zn. Dilaporkan pula bahwa penambahan Zn

organik dalam bentuk proteinat/ biokompleks dapat meningkatkan KCBK rumput

Panicum maximum secara in vitro sebesar 15,35% (dari 56,74 menjadi 65,45%).

2. Mineral Cr

Kromium menjadi unsur mikro esensial karena berhubungan dengan kerja insulin.

Bentuk kompleks Cr antara insulin dan reseptor insulin memfasilitasi interaksi

antara jaringan dan insulin. Kromium esensial yang bervalensi Cr3+

sulit diserap,

sedangkan Cr6+

mudah larut dan mudah diserap tetapi bersifat toksik. Satu-

satunya bentuk pasokan Cr3+

ke dalam tubuh ternak ialah dalam bentuk ikatan

ligand organik (Sutardi, 2002).

Level optimum Cr organik adalah sebesar 1 ppm. Dosis terendah (1 ppm)

suplementasi Cr organik sudah menghasilkan nilai KBO tertinggi. Sementara itu

dengan meningkatnya level penambahan Cr anorganik menghasilkan KBO yang

berfluktuasi. Ini menunjukkan bahwa Cr organik lebih efisien daripada Cr

anorganik. Oleh karena itu, suplementasi Cr organik lebih efektif pada dosis

rendah namun suplementasi Cr anorganik membutuhkan dosis yang lebih tinggi

Page 33: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

16

agar setara, walaupun belum tentu terjamin. (Jayanegara dkk., 2006). Mineral Cr

berperan dalam sintesis lemak, metabolisme protein, dan asam nukleat

(McDonald dkk. 1995). Lisin merupakan salah satu asam amino pembatas bagi

ternak ruminansia (Richardson dan Hosfield, 1978). Adanya penambahan lisin di

pascarumen dapat menambah keseimbangan asam amino sehingga proses

penyerapan asam amino dapat lebih sempurna yang berimplikasi meningkatkan

kecernaan bahan kering ransum. Asam amino lisin mengalami perombakan total

di dalam rumen, treonin tidak ditemukan dalam rumen dan sampel digesta

duodenum (Sutardi, 1997). Selanjutnya untuk meningkatkan asupan asam amino

tersebut dapat dilakukan proteksi agar tidak didegradasi di dalam rumen (Trinacty

et al., 2009).

2. Mineral Se

Selenium sebagai bagian integral dari enzim glutation peroksidase yang berfungsi

sebagai pereduksi peroksida, merupakan salah satu unsur pertahanan tubuh.

Selenium kurang dapat dimanfaatkan oleh ternak ruminansia, karena selenit

direduksi menjadi senyawa yang tidak larut dalam rumen. Selenium dalam

jumlah normal dapat menstimulir sintesa protein mikroba. Namun, jika berlebih

akan menghambat sintesa protein mikroba (Arora, 1995). Mineral ini mungkin

diperlukan dalam mekanisme penyerapan lipid di saluran pencernaan atau

pengangkutan lemak melalui dinding usus (Parakkasi, 1998).

Konsumsi Se dalam jumlah berlebih akan menyebabkan gangguan reproduksi

pada sapi, babi, domba, dan ayam (Tillman dkk., 1993). Defisiensi Se dapat

dicegah dengan sumplementasi vitamin E (Mc Donald dkk., 1995). Kebutuhan Se

Page 34: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

17

untuk ternak belum diketahui secara pasti. Namun, kemungkinan kebutuhan Se

ternak mulai 0,05 sampai 0,3 ppm (NRC, 1989).

3. Mineral Cu

Mineral Cu berguna sebagai pembentuk hemoglobin pada sel darah merah.

Cuprum (Cu) dan Molybdenum (Mo) biasanya berinteraksi dengan penggunaan

sulfur pada ternak. Gejala kekurangan mineral ini adalah keengganan untuk

berjalan, kelainan pada kaki depan dan menurunkan efisiensi reproduksi.

Chromium (Cr), flourida (F), nikel (Ni), cobalt (Co) dan selenium (Se) merupakan

unsur yang penting untuk kambing dan domba. Pemberian makanan ternak

mengandung Cu harus lebih berhati-hati karena konsumsi Cu berlebih dapat

memungkinkan terjadinya keracunan. NRC (1978), merekomendasikan angka

kebutuhan Cu, yaitu 10 mg/kg untuk ternak ruminansia.

E. Kecernaan

Kecernaan bahan pakan tergantung pada gerak laju makanan di dalam saluran

pencernaan, sedangkan laju makanan dipengaruhi oleh jenis makanan yang

dikonsumsi. Apabila diberikan pakan yang memiliki nilai nutrisi tinggi maka nilai

kecernaan zat makanan tersebut akan meningkat (Arora, 1996). Menurut

Anggorodi (1994), kecernaan dihitung berdasarkan selisih antara zat-zat makanan

yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi dengan zat-zat makanan yang

terdapat dalam feses. Zat makanan yang dicerna adalah bagian makanan yang

tidak dieksresikan dalam feses. Kecernaan dapat menjadi ukuran tinggi rendahnya

nilai gizi suatu bahan pakan (Williamson dan Payne, 1993).

Page 35: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

18

Pada umumnya pakan dengan kandungan zat-zat makanan yang dapat dicerna

tinggi, maka akan tinggi pula nilai gizinya. Menurut Sosroamidjojo (1990), nilai

gizi makanan antara lain diukur dari jumlah zat-zat makanan yang dapat dicerna.

Perhitungan kandungan zat-zat makanan dilakukan sistematis sesuai dengan

partisi zat-zat makanan pada ransum dan feses. Budiman et al. (2006)

memaparkan bahwa mikroba pencerna serat bukanlah pemakan tunggal terhadap

substrat serat semata, akan tetapi dalam kenyataannya mikroba pencerna serat

juga membutuhkan metabolit lain dari hasil degradasi mikroba lainnya.

Fathul dan Wajizah (2010) menyatakan bahwa bahan organik merupakan bagian

dari bahan kering, sehingga apabila bahan kering meningkat akan meningkatkan

bahan organik begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, hal tersebut juga akan

berlaku pada nilai kecernaanya apabila nilai kecernaan bahan kering meningkat

tentu kecernaan bahan organik juga meningkat.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai kecernaan bahan kering ransum

adalah tingkat proporsi bahan pakan dalam ransum, komposisi kimia, tingkat

protein ransum, persentase lemak dan mineral (Tilman dkk., 1991). Salah satu

bagian dari bahan kering yang dicerna oleh mikroba didalam rumen adalah

karbohidrat struktural dan karbohidrat non struktural. Lebih rinci menurut

Anggorodi (1979), faktor yang berpengaruh terhadap daya cerna diantaranya

adalah bentuk fisik pakan, komposisi ransum, suhu, laju perjalanan melalui alat

pencernaan dan pengaruh terhadap perbandingan nutrien lainnya.

Page 36: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

19

Menurut Tilman dkk., (1991), bahwa bahan organik merupakan bahan yang

hilang pada saat pembakaran. Nutrien yang terkandung dalam bahan organik

merupakan komponen bahan penyusun bahan kering. Komposisi bahan organik

terdiri dari lemak, protein kasar, serat kasar dan BETN. Bahan kering mempunyai

komposisi kimia yang sama dengan bahan organic ditambah abu (Kamal, 1994).

Fathul dan Wajizah (2010) menyatakan bahwa kandungan abu dapat

memperlambat atau menghambat tercernanya bahan kering ransum.

Page 37: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

20

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Januari - April 2018 di Laboratorium Lapang

Terpadu Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan

analisis proksimat dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak,

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

B. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu 15 ekor kambing Peranakan

Etawa (PE) jantan milik Jurusan Peternakan. Ransum yang digunakan terdiri atas

silase daun singkong (dari daerah Lampung Timur), daun jagung, bungkil kelapa,

onggok, dedak, bungkil kedelai, mineral mikroorganik (Zn, Cu, Se, dan Cr

Lisinat), dan air sumur (dari Jurusan Peternakan).

2. Alat

Peralatan yang digunakan yaitu 15 kandang kambing individu dan tempat pakan,

timbangan analitik untuk menimbang sampel feses, sekop untuk membersihkan

kandang, ember untuk tempat minum kambing, plastik untuk wadah tepung feses,

dan besek untuk wadah feses yang dikoleksi.

Page 38: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

21

Sedangkan peralatan yang digunakan untuk analisis proksimat yaitu 1 set

peralatan untuk analisis kadar air dan kadar abu.

C. Perlakuan

Perlakuan ini menggunakan ransum basal yang terdiri dari silase hijauan, daun

jagung, bungkil kelapa sawit, bungkil kedelai, onggok, dedak padi halus, dan

molases. Ransum yang disusun memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut (%

berdasarkan bahan kering).

Tabel 1. Kandungan bahan penyusun ransum basal

JenisRansum

Kadar (% BK)

BK Abu Lemak SK Protein BETN

Konsentrat 96,31 9,13 3,52 13,83 12,38 62,48SDS 95,17 11,46 12,87 14,3 21,56 36,2

SDJ 96,17 18,54 8,06 16,28 13,8 38,49Keterangan:SDS : silase daun singkong; SDJ : silase daun jagung; BK : bahan kering; SK : serat kasar; BETN: bahan ekstrak tanpa nitrogen.Sumber :Hasil analisis proksimat Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, FakultasPertanian, Universitas Lampung (2018).

Tabel 2. Kandungan nutrien ransum basal

JenisRansum

Kadar (% BK)

Imbangan (%) BK Abu Lemak SK Protein BETN

Konsentrat 70 67,42 6,39 2,46 9,68 8,67 43,74SDS 15 14,28 1,72 1,93 2,15 3,23 5,43

SDJ 15 14,43 2,78 1,21 2,44 2,07 5,77

Jumlah 100 96,12 10,89 5,60 14,27 13,97 54,94Keterangan:SDS : silase daun singkong; SDJ : silase daun jagung; BK : bahan kering; SK : serat kasar; BETN: bahan ekstrak tanpa nitrogen.Sumber :Hasil analisis proksimat Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, FakultasPertanian, Universitas Lampung (2018).

Perlakuan yang diberikan yaitu pemberian jenis mineral mikro organik yang

berbeda yaitu :

R0 : Ransum Basal

Page 39: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

22

R1: Ransum Basal + 40 ppm mineral mikro organik Zn lisinat

R2 : Ransum Basal + 10 ppm mineral mikro organik Cu lisinat

R3 : Ransum Basal + 0,1 ppm mineral mikro organik Se lisinat

R4 : Ransum Basal + 0,3 ppm mineral mikro organik Cr lisinat

D. Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu Rancangan Acak

Kelompok (RAK). Pengelompokan berdasarkan bobot tubuh ternak yaitu

kelompok I (±14-20 kg), kelompok II (± 22-28 kg) dan kelompok III (± 30-38 kg)

dan terdiri dari lima perlakuan dengan tiga ulangan sehingga kambing yang

dibutuhkan sebanyak 15 ekor.

Tata letak percobaan pada penelitian ini sebagai berikut:

Kelompok III Kelompok II

R1 R0 R2 R3 R4Kelompok I

Gambar 1. Tata letak perlakuan

E. Peubah yang Diukur

Peubah yang diukur pada penelitian ini adalah menghitung kecernaan bahan

kering (KCBK) dan kecernaan bahan organik (KCBO). Sebelum dilakukan

perhitungan kecernaan, dilakukan koleksi feses yang dilanjutkan dengan analisis

kadar air dan kadar abu. Menurut Fathul (2015) Analisis kandungan nilai gizi

pada ransum dan feses menggunakan metode analisis proksimat dengan cara

sebagai berikut :

R3 R2 R1 R0 R4 R1 R3 R0 R2 R4

Page 40: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

23

1. Kadar air

Pengukuran kadar air dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Memanaskan cawan porselen beserta tutupnya yang bersih ke dalam oven

1050C selama 1 jam. Mendinginkan ke dalam desikator selama 15 menit, lalu

menimbang cawan porselen beserta tutupnya dan mencatat bobotnya (A);

2) memasukkan sampel analisa ke dalam cawan porselen sekitar 1 gr dan

kemudian mencatat bobotnya (B);

3) memanaskan cawan porselen berisi sampel di dalam oven 1050C selama ≥6

jam (penutup tidak dipasang), mendinginkan di dalam desikator selama 15

menit, lalu menimbang cawan porselen berisi sampel analisis (C);

4) menghitung kadar air dengan rumus berikut :

KA = (B-A) – (C-A)(B-A)

Keterangan : KA = kadar air (%)

A = bobot cawan porselen (gram)

B = bobot cawan porselen berisi sampel sebelum

dipanaskan (gram)

C = bobot cawan porselen berisi sampel setelah

dipanaskan (gram)

Menghitung kadar bahan kering dengan rumus berikut :

BK = 100% - KA

Keterangan : BK = Bahan kering

KA = Kadar air

X 100%

Page 41: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

24

2. Kadar abu

Pengukuran kadar abu sebagai berikut :

1) Memanaskan cawan porselen yang bersih ke dalam oven 1050C selama 1 jam.

Mendinginkan ke dalam desikator selama 15 menit, lalu menimbang cawan

porselen mencatat bobotnya (A);

2) memasukkan sampel analisa ke dalam cawan porselen sekitar 1 gr dan

kemudian mencatat bobotnya (B);

3) mengabukan dalam tanur 6000C selama 2 jam. Mematikan tanur (apabila

sampel berubah warna menjadi putih keabu-abuan dan mendiamkan selama 1

jam, kemudian mendinginkan dalam desikator sampai mencapai suhu kamar

biasa, dan tutup cawan porselen dipasang;

4) menimbang cawan berisi abu dan mencatat bobotnya (C);

5) menghitung kadar abu dengan rumus sebagai berikut :

Kab = (C-A)(B-A)

Keterangan :

Kab = kadar abu (%)

A = bobot cawan porselen (gram)

B = bobot cawan porselen berisi sampel sebelum diabukan (gram)

C = bobot cawan porselen berisi sampel setelah diabukan (gram)

Menghitung kadar bahan organik dengan rumus berikut :

BO = BK - Kabu

Keterangan : BO = Bahan organik

BK = Bahan kering

Kabu = Kadar abu

X 100%

Page 42: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

25

Selanjutnya dilakukan perhitungan kecernaan bahan kering (KCBK) dan

kecernaan bahan organik (KCBO) sebagai berikut :

3. Kecernaan bahan kering (KCBK)

Pengukuran kecernaan bahan kering (KCBK) dilakukan dengan rumus :

KCBK (%) = ∑ BK yang dikonsumsi (g) - ∑ BK dalam feses (g)

∑ BK yang dikonsumsi (g)

4. Kecernaan bahan organik (KCBO)

Pengukuran kecernaan bahan organik (KCBO) dilakukan dengan rumus :

KCBK (%) = ∑ BO yang dikonsumsi (g) - ∑ BO dalam feses (g)

∑ BO yang dikonsumsi (g)

F. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam

(ANARA) pada taraf nyata 5% dan atau 1%. Apabila perlakuan menunjukkan

pengaruh yang nyata, maka akan dilakukan uji lanjut Duncan pada taraf 5% dan

atau 1%.

G. Prosedur Penelitian

1. Persiapan kandang dan kambing

Persiapannya diawali dengan membersihkan kandang dan lingkungan

kandang, memasang alas tempat pakan dan jaring-jaring untuk menampung

feses dan memberi tanda pada kandang sesuai dengan perlakuan.

X 100%

X 100%

Page 43: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

26

2. Pembuatan mineral organik

1. Pembuatan mineral Zn Lisinat

2 Lys (HCL)2 + ZnSo4 Zn(Lys(HCL)2) + SO42-

1) Menyiapkan alat dan bahan;

2) menimbang lisin sebanyak 43,82 gr dan memasukkan bahan tersebut ke

dalam gelas ukur;

3) menambahkan aquades ke dalam gelas ukur tersebut hingga 100 ml,

kemudian mengaduknya hingga homogen;

4) menimbang ZnSO4 sebanyak 16,13 gr dan memasukkan bahan tersebut ke

dalam gelas ukur;

5) menambahkan aquades ke dalam gelas ukur tersebut hingga 100 ml,

kemudian mengaduknya hingga homogen;

6) mencampurkan kedua bahan hingga homogen;

7) memasukkan larutan ke dalam botol dan mengaduknya kembali hingga

homogen kemudian menutup botol dengan rapat.

2. Pembuatan mineral Cu Lisinat

2 Lys (HCL)2 + CuSo4 Cu (Lys(HCL)2) + SO42-

1) Menyiapkan alat dan bahan;

2) menimbang lisin sebanyak 43,5 gr dan memasukkan bahan tersebut ke

dalam gelas ukur;

3) menambahkan aquades ke dalam gelas ukur tersebut hingga 100 ml,

kemudian mengaduknya hingga homogen;

4) menimbang CuSO4 sebanyak 16,00 gr dan memasukkan bahan tersebut ke

dalam gelas ukur;

Page 44: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

27

5) menambahkan aquades ke dalam gelas ukur tersebut hingga 100 ml,

kemudian mengaduknya hingga homogen;

6) mencampurkan kedua bahan hingga homogen;

7) memasukkan larutan ke dalam botol dan mengaduknya kembali hingga

homogen kemudian menutup botol dengan rapat.

3. Pembuatan mineral Cr Lisinat

3 Lys (HCL)2 + CrCl3 . 6 H2O Lys 3Cr + H2O

1) Menyiapkan alat dan bahan;

2) menimbang lisin sebanyak 11,2 gr dan memasukkan bahan tersebut ke

dalam gelas ukur;

3) menambahkan aquades ke dalam gelas ukur tersebut hingga 100 ml,

kemudian mengaduknya hingga homogen;

4) menimbang CrCl3. . 6H2O sebanyak 0,5 gr dan memasukkan bahan tersebut

ke dalam gelas ukur;

5) menambahkan aquades ke dalam gelas ukur tersebut hingga 100 ml,

kemudian mengaduknya hingga homogen;

6) mencampurkan kedua bahan hingga homogen;

7) memasukkan larutan ke dalam botol dan mengaduknya kembali hingga

homogen kemudian menutup botol dengan rapat.

4. Pembuatan mineral Se Lisinat

2 Lys (HCL)2 + NaSeO3 LysSO3 + 2NaCl

1) Menyiapkan alat dan bahan;

Page 45: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

28

2) menimbang lisin sebanyak 0,87 gr dan memasukkan bahan tersebut ke

dalam gelas ukur;

3) menambahkan aquades ke dalam gelas ukur tersebut hingga 100 ml,

kemudian mengaduknya hingga homogen;

4) menimbang NaSeO3 sebanyak 0,63 gr dan memasukkan bahan tersebut ke

dalam gelas ukur;

5) menambahkan aquades ke dalam gelas ukur tersebut hingga 100 ml,

kemudian mengaduknya hingga homogen;

6) mencampurkan kedua bahan hingga homogen;

7) memasukkan larutan ke dalam botol dan mengaduknya kembali hingga

homogen kemudian menutup botol dengan rapat.

3. Pelaksanaan percobaan

Ransum yang diberikan terdiri atas silase daun singkong, silase daun jagung,

bungkil kelapa, onggok, dedak, bungkil kedelai, dan mineral mikroorganik (Zn,

Cu, Se, dan Cr Lisinat). Pemberian ransum diberikan sebanyak 3 kali pemberian,

yaitu pada pagi hari pukul 07.00 WIB, siang hari pukul 12.00 WIB, dan sore hari

pukul 17.00 WIB. Pencampuran mineral ke dalam ransum yaitu dengan cara

menyemprotkan mineral yang sudah dicairkan ke salah satu bahan pakan (bungkil

kedelai) sampai homogen lalu mencampurkan bungkil kedelai ke dalam formulasi

ransum.

Page 46: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

29

4. Pengambilan data

Pemeliharaan dilakukan selama tiga minggu. Percobaan pemberian ransum secara

keseluruhan dilakukan selama tiga minggu yang terdiri dari dua minggu periode

adaptasi (prelium), satu minggu pengumpulan data yang dimulai saat kambing

mengonsumsi ransum perlakuan. Koleksi feses dilakukan setiap hari selama 7

hari dengan cara mengambil dan memisahkan feses sesuai perlakuan dan ulangan

yang diberikan dan menimbang jumlah feses yang dihasilkan.

Metode koleksi yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan feses yang

dihasilkan selama 24 jam selama 7 hari. Prosedur yang dilakukan yaitu:

1) menyiapkan wadah penampung feses;

2) mengumpulkan feses pada pagi hari pukul 07.00--08.00 WIB sebelum ternak

diberi ransum dan berlangsung selama 7 hari, kemudian menimbang feses yang

telah dikumpulkan sebagai bobot segar (BS);

3) menjemur atau mengeringkan feses dibawah sinar matahari dan menimbang

kembali feses untuk mengetahui bobot bahan kering udara (BKU);

Metode pengambilan data yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan feses

yang dihasilkan dalam 24 jam selama 7 hari. Prosedur yang dilakukan yaitu:

1) menyiapkan plastik penampung feses;

2) menghomogenkan feses yang telah dikoleksi dalam 24 jam selama 7 hari,

3) menghaluskan sampel menggunakan mesin penggiling agar menjadi tepung;

4) mengambil sampel feses sebanyak 10%;

5) melakukan analisis proksimat terhadap sampel feses.

Page 47: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

37

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Pemberian mineral mikroorganik (Zn lisinat, Cu lisinat, Se lisinat, dan Cr

lisinat) pada ransum perlakuan kambing Peranakan Etawa jantan tidak

berpengaruh nyata terhadap kecernaan bahan kering (KCBK) tetapi

berpengaruh nyata terhadap kecernaan bahan organik (KCBO). Semakin

tinggi bobot badan pada ransum perlakuan menujukkan hasil kecernaan

bahan kering dan bahan organik juga meningkat;

2. pemberian Cr lisinat memberikan pengaruh terbaik terhadap kecernaan

bahan kering bahan organik pada kambing Peranakan Etawa jantan.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai interval bobot badan per

kelompok perlakuan yang tidak terlalu jauh sehingga memudahkan

keseragaman perlakuan, hanya menggunakan kelompok perlakuan

berdasarkan bobot badan kambing Peranakan Etawa jantan yaitu >20 kg dan

perlu dilakukan penelitian tentang kandungan mineral mikroorganik pada

setiap bahan pakan. .

Page 48: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

38

DAFTAR PUSTAKA

Adawiah, T., T. Sutardi, W. Toharmat, N. Manalu, R., dan U.H. Tanuwiria. 2007.Respon terhadap suplementasi sabun mineral dan mineral organik sertakacang kedelai sangrai pada indikator fermentabilitas ransum dalam rumendomba. J. Media Peternakan 30(1): 63--70

Anggorodi,R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta

___________. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia. Jakarta

Arora, S.P. 1989. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Diterjemahkan oleh R.Murwani dan Srigandono. UGM Press. Yogyakarta

________. 1995. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Gadjah Mada UniversityPrees. Yogyakarta

________. 1996. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Diterjemahkan olehR.Murwani dan B. Srigandono. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Arthur, J.R. 1997. Non-glutathione proxidase fuction of selenium. In Lyons andK.A. Jacques. Biotechnology and feed industry. Norttingham UniversityPress. Nottingham

Astuti, A., Erwanto, P.E. Santosa. 2015. Pengaruh cara pemberian konsentrathijauan terhadap respon fisiologis dan performa sapi Peranakan Simmental.JIPT. 3(4): 201--207

Bailey, J.D., R. P. Ansotegui, J.A. Paterson, C.K. Swenson, and A. B. Johnson.2001. Effects of supplementing combination of inorganic and complexedcopper on performance and liver mineral status of beef heifersconsuming antagonist. J. Anim. Sci. 79: 2926-2934

Budiman, A., T. Dhalika, B. Ayuningsih. 2006. Uji kecernaan serat kasar danbahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) dalan ransum lengkap berbasishijauan daun pucuk tebu (Saccharum officinarum). JIT 6(2):132—135

Page 49: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

39

Church, D.C. and W.G. Pond. 1995. Basic Animal Nutrition and Feeding. FourthEdition

Davis, G.K. and W. Mertz. 1987. Copper. In W. Mertz (Ed.) Trace Elements inHuman and Animal Nutrition. AcademicPress, Inc. San Diego, CA. p. 301−364

Devendra, C dan M. Bruns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis.Terjemahan: IDK Harya Putra. ITB. Bandung

Ditjen Peternakan Dan Keswan. 2015. Penetapan Rumpun Kambing PeranakanEtawah. Direktorat Perbibitan Dan Produksi Ternak. Jakarta

Fathul, F., Muhtarudin, Y. Widodo. 2003. Perbedaan bentuk Zn (organik dananorganik) terhadap ketersediaan Zn dalam serum serta pertumbuhankambing kacang. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 3(4): 253--258

Fathul, F dan S. Wajizah. 2010. Penambahan mikromineral mn dan cu dalamransum terhadap aktivitas biofermentasi rumen domba secara in vitro.JITV. 15(1):9-15

Fathul, F. 2015. Penentuan Kualitas Dan Kuantitas Kandungan Zat MakananPakan. Buku Penuntun Praktikum. Jurusan Peternakan. Fakultas PertanianUniversitas Lampung. Lampung

Frandson, R.D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University.Yogyakarta

Georgievskii, V.I., B.N. Annekov and V.T. Samokhin. 1982. Mineral Nutrition ofAnimals. Butterworths. London Boston Sydney Durban Wellington Toronto

Haryanto, B., Supriyati, A. Thalib, dan S.N.Jarmani. 2005. Peningkatan nilaihayati jerami padi melalui bioproses fermentative dan penambahan zincorganik.hlm. 473-478. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakandan Veteriner.Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor

Hastuti, D., S. Nur., dan B. Iskandar. 2011. Pengaruh perlakuan teknologi amofer(amoniasi fermentasi) pada limbah tongkol jagung sebagai alternatif pakanberkualitas ternak ruminansia. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. 7(1):55--65

Jayanegara, A., A. S. Tjakradidjaja dan T. Sutardi. 2006. Fermentabilitas dankecernaan in vitro ransum limbah agroindustri yang disuplementasikromium anorganik dan organik. Media Peternakan. 29(2): 54-62

Kamal, M., 1994. Nutrisi Ternak I. Laboratorium Makanan Ternak, FakultasPeternakan, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Page 50: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

40

Kartadisastra, H. R. 1997. Penyediaan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia(Sapi, Domba, Kerbau, Kambing). Kanisius. Yogyakarta

Kearl, L.C. 1982. Nutrient Requirement of Ruminants in Developing Countries.Utah State University . Utah (US)

Khalil, M.N., Lestari, P. Sardilla, dan Hermon. 2014. The use of local mineralformulas as a feed block supplement for beef cattle fed on wild forages.Media Peternakan. 38(1): 34--41

Lieberman, S. dan N. Bruning. 1990. The Real Vitamin and Mineral Book. AVery Publishing Group Inc. Garden City Park, New York

Linder, M.C. 1992. Nutrisi dan Metabolisme Karbohidrat (Terjemahan). Linder(ed) Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Universitas Indonesia Press. Jakarta

Little, D.A. 1986. The Mineral Content of Rumniant Feeds and Potential forMineral Supplementation in South-East Asia with Particular Reference toIndonesia. In: R.M. Dixon. Ruminant Feeding Systems Utilizing FibrousAgricultural Residues 1986.Ed.IDP. Canberra

Maynard, L. A., J.K. Loosly, H,F. Hintz, and R.G. Warner. 1979. AnimalNutrition, 7th edition. McGraw Hill, New York. 13–4

Mc Donald, P., R.A. Edwards, J.F.D. Greenhalgh, C.A. Morgan. 1995. AnimalNutrition. 5th Ed. Library of Congress Cataloging Publication. London.

McDowell, L. R. 1992. Minerals in Animal and Human Nutrition. AcademicPress. London

______________. 1997. Trace element supplementation in Latin America andthe potential for organic selenium. In: Proc. Altech’s 13th AnnualSymposium. Notingham. United Kingdom. 389-417

Muhtarudin, Liman, dan Y. Widodo. 2003. Penggunaan Seng Organik danPolyunsaturated Fatty Acid dalam Upaya Meningkatkan Ketersediaan Seng,Pertumbuhan, serta Kualitas Daging Kambing. Laporan Penelitian HibahBersaing Perguruan Tinggi.

Murtidjo, B. A. 1993. Keuntungan Usaha Peternakan Dari Kualitas Pakan.Kanisius. Yogyakarta

NRC (National Research Council). 1978. Nutrient Requirement of LaboratoryAnimals. 3rd Revised Edition. National Academy of Science. WashingtonD.C

__________________________. 1985. Nutrient Requirement of Sheep. 6th

Revised Ed. National Academy Press. Washington

Page 51: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

41

__________________________. 1988. Nutrient Requirement of Dairy Cattle.6Th Ed. National Academy Science. Washington D.C

. 1989. Nutrient Requirement of Dairy Cattle.6th Revised edit. National Academy Press. Washington D.C

Parakkasi, A. 1998. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. UI Press. Jakarta

_________ . 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. UniversitasIndonesia Press. Jakarta

Richardson, C. R., dan E. E. Hosfield. 1978. The limiting amino acids in growingcattle. J. Anim. Sci. 46(3): 740—745

Rojas. LX., McDowell., LR. Cousins. RJ., Martin. FG, Wilkinson. NS., Johnson.AB., Velasquez. JB. 1995. Relative bioavailability of two organic and twoinorganic zinc sources fed to sheep. J Anim Sci. 73:1202-1207

Sarwono, B. 2005. Beternak Kambing Unggul. Cetakan Ke – VIII. Penerbit PT.Penebar Swadaya. Jakarta

Schwarz, K. and W. Mertz. 1959. Chromium (III) and glucose tolerance factor.Arch. Biochem. Biophys. 85: 292

Siregar, S. B. 2008.Penggemukan Sapi Edisi Revisi.Penebar Swadaya. Jakarta

Sosroamidjojo. 1990. Peternakan Umum. CV. Yasaguna. Jakarta

Sudarmadji, S. and H. Bambang. 2003. Prosedur Analisa Bahan Makanan danPertanian. Liberty. Yogyakarta

Suparjo. 2008. Evaluasi Pakan Secara In Sacco. Laboratorium Makanan Ternak.Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Jambi

Suparman, H. Hafid., L.B. Ode. 2016. Kajian pertumbuhan dan produksi kambingperanakan ettawa jantan yang diberi pakan berbeda. JITRO 3(3)

Supriyati, D. Yulistiani, E. Wina, H. Hamid, dan B. Haryanto. 1999. Pengaruhsuplementasi Zn, Cu dan mo anorganik dan organik terhadap kecernaanrumput secara in vitro. Jurnal JITV. 5(1):276-281

Supriyati. 2000. Pengaruh suplementasi zn biokompleks dan zink metionat dalamransum domba. JITV. 13: 89-94

Sutardi, T. 1979. Ketahanan Protein Bahan Makanan Terhadap Degradasi OlehMikroba Rumen Dan Manfaatnya Bagi Peningkatan Produktivitas Ternak.

Page 52: PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK …digilib.unila.ac.id/54777/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Teruntuk kakak laki-lakiku Wihda Yanuar Firdaus, S. H. I., kakak perempuanku

42

Prosiding Seminar dan Penunjang Peternakan. Lembaga PenelitianPeternakan, Bogor

Sutardi. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Departemen Ilmu Makanan Ternak FP.Institut Pertanian Bogor, Bogor

Sutardi, T. 2002. Teknologi Pakan dan Aplikasinya. Dikemukakan pada PelatihanManajemen Pengelolaan Ternak Potong. Pemerintah Propinsi KepulauanBangka Belitung Dinas Pertanian dan Kehutanan. Pangkalpinang

Sutrisno, C.I. 1983. Pengaruh Minyak Nabati Dalam Mengatasi Defisiensi ZnPada Sapi Yang Memperoleh Ransum Berbahan Dasar Jerami Padi.Disertasi. Program Pascasarjana IPB, Bogor

Syukur, A. dan B. Suharno. 2014. Bisnis Pembibitan Kambing. Penebar Swadaya.Jakarta

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, dan S.Lebdosoekodjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan ke-2,Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Trinacty, J., L. Krizova, M. Richter, V. Carry, and J. Riha. 2009. Effect of rumenprotectedmethionine, lysine or both on milk production and plasma aminoacid of high-yielding dairy cows. Czech. J. Anim. Sci. 54(6): 239—248

Vandergriff, B. 1992. The theory and practice of mineral proteinates in theanimals feed industry. In: Improving utilization while Reducing Pollution:New Dimensions Through Biotechnology. Asia Pacific Lecture Tour.Alltech, Inc. Nicholasville USA

Van Soest, P.J. 1994. Nutritional Ecology of The Ruminan 2nd Editoon. ComstockPublising Associates a Divison Of Comell University Press, Ithaca andLondon

Yuhana, R., C. H. Prayitno, dan B. Rustomo. 2013. Suplementasi ekstrak herbaldalam pakan kambing perah pengaruhnya terhadap kecernaan bahan keringdan bahan organik serta konsentrasi vfa secara in vitro. JIP.1(1):54-61

Williamson, G. and W.J.A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan Daerah Tropis.Terjemahan S.G.N Djiwa Darmaja. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta

Winedar, H., Listyawati dan S. Sutarno. 2006. Digestibility of feed protein, metaprotein content and increasing body weight of broiler chicken after givingfeed fermented with effective microorganisms-4 (EM4). Journal ofBiotechnology 3 (1): 14-19