pengaruh suhu terhadap biologi tungau predator …repository.ub.ac.id/7399/1/aryati cahyani.pdf ·...

43
PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR Blattisocius keegani DAN Cheyletus eruditus Oleh ARYATI CAHYANI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN MALANG 2017 PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR Blattisocius keegani DAN Cheyletus eruditus Oleh ARYATI CAHYANI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN MALANG 2017

Upload: others

Post on 14-Dec-2020

29 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR Blattisocius keegani DAN Cheyletus eruditus

Oleh

ARYATI CAHYANI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN

MALANG

2017

PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR Blattisocius keegani DAN Cheyletus eruditus

Oleh

ARYATI CAHYANI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN

MALANG

2017

Page 2: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU

PREDATOR Blattisocius keegani DAN Cheyletus eruditus

OLEH

ARYATI CAHYANI

125040201111218

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

MINAT HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN MALANG

2017

Page 3: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam skripsi ini merupakan hasil

penelitian saya sendiri, dengan bimbingan dosen pembimbing. Skripsi ini tidak

pernah diajukan untuk memperoleh gelar perguruan tinggi manapun dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, November 2017

Aryati Cahyani

Page 4: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Pengaruh Suhu terhadap Biologi Tungau Predator Blattisocius keegani dan Cheyletus eruditus

Nama Mahasiswa : Aryati Cahyani

NIM : 125040201111218

Jurusan : Hama dan Penyakit Tumbuhan

Progam Studi : Agroekoteknologi

Laboratorium : Hama Tumbuhan

Menyetujui : Dosen Pembimbing

Disetujui

.

Tanggal Persetujuan :

Diketahui, Ketua Jurusan

Dr. Ir. Ludji Pantja Astuti, MS. NIP. 19551018 198601 2 001

Pembimbing Utama,

Dr. Ir. Retno Dyah Puspitarini, MS NIP.19580112 198203 2 002

Pembimbing Pendamping,

Dr. Akhmad Rizali, SP., MSi. NIK. 201405 770415 1 001

Page 5: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

LEMBAR PENGESAHAN

Mengesahkan,

MAJELIS PENGUJI

Tanggal Lulus:

Penguji I,

Dr. Ir. Aminudin Affandi, MS. NIP. 19580208 198212 1 001

Penguji IV,

Dr. Ir. Mintarto Martosudiro, MS. NIP. 19590705 198601 1 003

Penguji II,

Dr. Akhmad Rizali, SP., M.Si. NIK. 201405 770415 1 001

Penguji III,

Dr. Ir. Retno Dyah Puspitarini, MS. NIP.19580112 198203 2 002

Page 6: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

Kupersembahkan karya tulis ini

untuk kedua orang tua tercinta yang

mengiringi langkahku dengan kasih

dan doa, serta adikku tersayang dan

saudara-saudaraku.

“Selalu berusaha, sabar dan berdoa

adalah kunci kesuksesan“

Page 7: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

RINGKASAN

Aryati Cahyani. 125040201111218. Pengaruh Suhu terhadap Biologi Tungau Predator Blattisocius keegani dan Cheyletus eruditus. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Retno Dyah Puspitarini, MS. sebagai Pembimbing Utama dan Dr. Akhmad Rizali SP., MSi. sebagai Pembimbing Pendamping.

Pengendalian hama tungau umumnya menggunakan akarisida. Penggunaan akarisida yang berlebihan mengakibatkan residu dan resistensi hama. Upaya untuk mengurangi penggunaan akarisida yaitu dengan pemanfaatan musuh alami seperti tungau predator. Famili Phytoseiidae merupakan tungau predator yang diperbanyak secara massal. Tungau predator dari famili lain yang berpotensi untuk pengendalian secara biologis yaitu Blattisocius keegani dari famili Ascidae dan Cheyletus eruditus dari famili Cheyletidae. Kedua tungau predator tersebut digunakan untuk mengendalikan hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi dilapang adalah ketersedian tungau predator pada waktu yang tepat untuk mengendalikan hama. Ketersedian tungau predator dipengaruhi oleh cara pemeliharaan seperti ketersediaan mangsa, kondisi suhu, dan kelembapan. Perubahan suhu dapat mempengaruhi biologi tungau predator. Oleh karena itu, perlu adanya kajian untuk mengetahui pengaruh berbagai suhu terhadap pertumbuhan dan perkembangan tungau B. keegani dan C. eruditus.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai Juni 2017 di Laboratorium Hama, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Tungau predator dan tungau mangsa diperoleh dari koleksi tungau di Laboratorium Hama. Penelitian ini dilakukan pada arena percobaan terdiri dari cawan Petri berukuran sedang, kemudian pada bagian dalam diletakkan air, busa, dan cawan Petri berukuran kecil. Penelitian ini terdiri dari tiga perlakuan suhu yaitu suhu 20, 25, dan 30°C. Penelitian biologi tungau B. keegani dan C. eruditus menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 10 ulangan sehingga didapatkan 60 satuan percobaan. Pengamatan biologi tungau B. keegani dan C. eruditus meliputi lama perkembangan pradewasa, lama hidup imago, dan keperidian. Pengamatan perkembangan pradewasa dilakukan 3 jam sekali dengan mengamati telur hingga menjadi imago. Pengamatan lama hidup imago dilakukan dengan mencatat kematian imago jantan dan betina, serta mencatat masa praoviposisi, oviposisi, dan pascaoviposisi imago betina. Sedangkan pengamatan keperidian dilakukan dengan menghitung dan mencatat jumlah telur yang dihasilkan oleh imago betina. Data lama perkembangan pradewasa, keperidian imago betina dan lama hidup imago dianalisis dengan analisis sidik ragam taraf kesalahan 5%. Apabila antar perlakuan berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil pada taraf kesalahan 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata perkembangan pradewasa dan siklus hidup berlangsung singkat secara nyata pada suhu 30°C (4,01 dan 5,11 hari) dibandingkan suhu 20°C (9,38 dan 12,08 hari) dan 25°C (8,19 dan 9,59 hari). Rerata keperidian tungau B. keegani pada suhu 20, 25, dan 30°C secara berurutan yaitu 47,10, 44,80, dan 39,40 butir telur. Sedangkan rerata lama hidup imago betina dan jantan pada suhu 20°C berlangsung lebih lama secara nyata (34,10 dan 27,40 hari) daripada suhu 25°C (23,60 dan 21,40 hari) dan 30°C (20,01 dan 18,00 hari). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan meningkatnya suhu maka perkembangan pradewasa, siklus hidup, dan lama hidup imago tungau B. keegani berlangsung singkat, dan keperidian meningkat.

Berdasarkan hasil penelitian biologi tungau C. eruditus menunjukkan bahwa rerata perkembangan pradewasa dan siklus hidup pada suhu 20°C

Page 8: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

ii

berlangsung lama secara nyata (19,12 dan 21,92 hari) daripada suhu 25°C (13,10 dan 16,60 hari) dan 30°C (11,20 dan 14,02 hari). Rerata keperidian tungau C. eruditus pada suhu 20, 25, dan 30°C secara berurutan yaitu 78,40, 97,90, dan 101,40 butir telur. Rerata lama hidup imago betina pada 20 dan 25°C berlangsung selama 19,90 hari dan pada suhu 30°C berlangsung selama 21,40 hari. Sedangkan rerata lama hidup imago jantan pada suhu 20°C berlangsung lebih lama secara nyata (22,20 hari) dibandingkan dengan suhu 25°C (13,00 hari) dan 30°C (14,80 hari). Hal tersebut dikarenakan tungau C. eruditus memiliki sifat kanibal sehingga mempengaruhi rerata lama hidup imago jantan dan betina. Seiring dengan meningkatnya suhu maka perkembangan pradewasa dan siklus hidup tungau C. eruditus berlangsung lebih singkat.

Page 9: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

iii

SUMMARY

Aryati Cahyani. 125040201111218. The Influence of Temperature on the Biology of Predatory Mite Blattisocius keegani dan Cheyletus eruditus. Supervised by Dr. Ir. Retno Dyah Puspitarini, MS. as the main supervisor and Dr. Akhmad Rizali SP., MSi. as companion supervisor.

Common method to control mite pest is using acaricide. Excessive application of acaricide may lead to toxic residue and pest resistance. Several efforts are establish to reduce acaricide application which one of them is utilizes mite predators. Phytoseiidae family is predatory mite has been mass reared. Common predatory mites produced are from the. Predatory mite from other family that have potential as natural mite control are Blattisocius keegani from Ascidae and Cheyletus eruditus from Cheyletidae.Both predatory mite are used to control mite pest in storage producs. There are several obstacles often happens in field, which is availablity of predatory mite in preferable time to control pest. Mite predators availability influenced by rearing method such as prey availability, temperature, and humidity. Temperature changes may affect biology of predatory mite. Thus, it is needed in depth research to know influence of temperatures on growth and development of B. keegani and C. eruditus mites.

The research was conducted in December 2016 until June 2017 in Laboratory of Pest, Department of Pest and Disease Plant, Faculty of Agriculture, Brawijaya University. Predatory mites and prey mites were obtained from mites collection in the Laboratory of Pest. Research conducted in the experimental arena consist of medium Petri dish filled with water, foam, and small Petri dish. This research divided into three temperature treatments, which were 20, 25, and 30°C. Biological aspects experiment of B. keegani and C. eruditus at various temperatures was used Completely Randomized Design with 10 repetitions, thus there were 60 units of experiment. Biological observations of mites B. keegani and C. eruditus include preadult development, adult life span, and female fecundity. Observation of preadult development was done every 3 hours by observe the eggs until it become an adult. Adult life span observation was done by record the mortality of male and female adult, also the time pre-oviposition, oviposition, and post-oviposition of female adult. While the fecundity observation was done by count and record the number of eggs laid by female adult. The data of pre adult development, fecundity of female adult and adult mite life span were analyzed by Analysis of variance with 5% error rate. If there was a significantly different between treatments, the data were analysed with Least Significant Difference Test at level 5% error.

The results showed average development of preadult and adult life span shortest in temperature 30°C than 20°C and 25°C with respectetive value 4,01 and 5,11 days, 9,38 and 12,08 days, 8,19 and 9.59 days. Average fecundity of mite B. keegani were 47,10, 44,80, and 39,40 eggs laid from 20, 25, 30°C temperature. However average life span of male and female adult were longer in temperature 20°C than 25°C and 30°C with respectively 27,40 and 34,10 days, 21,40 and 23,60 days, 18,00 and 20,01 days. These results indicate that temperature increasement had directly propotional with femail fecundity and shorten pre adult development, life cycle, and adult life span of B. keegani mite.

The biology results showed average C. eruditus mite preadult development and life cycle in temperature 20°C took longer than in temperature 25°C and 30°C with respective value 19,12 and 21,92 days, 13,10 and 16,60 days, 11,20 and 14,02 days. Average fecundity of female adult were 78,40, 97,90, and 101,40 eggs in temperature 20, 25, and 30° C. Average female adult

Page 10: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

iv

lifespan was 19,90 days except in temperature 30°C was longer than other treatment which was 21,40 days. However average male adult lifespan in temperature 20°C was significantly longer than 25 and 30°C which value were 22,20, 13,00, and 14,80 days. It is cause by canibalism behaviour of C. eruditus mite therefore effect the average lifespan of adult male and female. Also, temperature increase was shorten preadult development and life cycle of C. eruditus mite.

Page 11: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Suhu terhadap Biologi Tungau Predator Blattisocius

keegani dan Cheyletus eruditus.”

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Dr. Ir. Retno Dyah Puspitarini, MS., selaku dosen pembimbing

utama dan Dr. Akhmad Rizali, SP., MSi. selaku pembimbing pendamping yang

telah memberikan nasihat, arahan, dan bimbingan kepada penulis dalam

menyusun skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Ludji

Pantja Astuti, MS., selaku ketua Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT)

dan seluruh dosen Jurusan HPT, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya atas

arahan dan bimbingan yang diberikan selama ini.

Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada kedua orang tua dan

adik tercinta yang telah memberikan doa, cinta kasih sayang, pengertian dan

dukungan tulus yang telah diberikan kepada penulis. Penulis juga tidak lupa

mengucapakan terima kasih kepada teman-teman HPT 2012 atas perhatian dan

dukungan dalam pembuatan skripsi serta semua pihak atas bantuan, dukungan

dan kebersamaan selama ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak,

dan memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan.

Malang, November 2017

Penulis

Page 12: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kediri pada tanggal 22 Desember 1993 sebagai

anak pertama dari dua bersaudara dari Bapak Pajuniono dan Ibu Supiyani.

Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak di TK Dharma

Wanita Persatuan, Kediri pada tahun 1998-2000, kemudian melanjutkan ke

tingkat sekolah dasar di SDN Bangsongan 3 Kediri pada tahun 2000-2006.

Penulis melanjutkan pendidikan di tingkat sekolah menengah pertama di SMPN

2 Kediri pada tahun 2006-2009, kemudian penulis melanjutkan pendidikan

tingkat sekolah menengah atas di SMAN 1 Kediri pada tahun 2009-2012. Pada

tahun 2012, penulis diterima sebagai mahasiswa Starta-1 Program Studi

Agroekoteknologi di Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang melalui

jalur Prestasi Akademik dan masuk Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa

Perlindungan Tanaman (Himapta) dan kepanitiaan Kreasi Ilmiah, Proteksi,

Arthopoda dan Komisi Penyelenggara Pemilihan yang diselenggarakan oleh

Himapta. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Statistika

pada tahun 2014, Teknologi Pupuk dan Pemupukan pada tahun 2014, Teknologi

Produksi Benih pada tahun 2014-2015 dan Manajemen Hama dan Penyakit

Tumbuhan pada tahun 2016.

Page 13: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

vii

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ................................................................................................ i

SUMMARY ................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

Latar Belakang ............................................................................................. 1

Tujuan .......................................................................................................... 2

Hipotesis ....................................................................................................... 3

Manfaat ........................................................................................................ 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 3

Tungau Predator Blattisocius keegani ................................................. 3

Tungau Predator Cheyletus eruditus ................................................... 4

Pengaruh Suhu terhadap Biologi Tungau ........................................... 6

III. METODOLOGI ........................................................................................ 7

Tempat dan Waktu .............................................................................. 7

Alat dan Bahan .................................................................................... 7

Metode Penelitian ......................................................................................... 7

Arena Percobaan ................................................................................. 7

Perbanyakan Tungau .......................................................................... 8

Pembuatan Inkubator dari Kotak Sterofom dan Pengontrolan Suhu .... 8

Studi Pengaruh Suhu terhadap Biologi Tungau Predator B. keegani

dan C. eruditus .................................................................................... 10

Analisis Data........................................................................................ 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Biologi Tungau Predator B. keegani pada Berbagai Suhu....................... 12

Lama Perkembangan Pradewasa Tungau B.keegani........................... 12

Lama Hidup Imago Tungau B. keegani................................................. 14

Keperidian Tungau B. keegani.............................................................. 16

Biologi Tungau Predator C. eruditus pada Berbagai Suhu....................... 17

Lama Perkembangan Pradewasa Tungau C.eruditus.......................... 17

Lama Hidup Imago Tungau C. eruditus............................................... 18

Page 14: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

viii

Keperidian Tungau C. eruditus.............................................................. 20

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan................................................................................................. 22

Saran.......................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 23

LAMPIRAN...................................................................................................... 27

Page 15: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

ix

DAFTAR TABEL

Lampiran

1. Rerata lama perkembangan pradewasa tungau predator B. keegani pada suhu berbeda....................................................... 28

2. Rerata perkembangan imago dan keperidian tungau predator B. keegani pada suhu berbeda....................................................... 28

3. Rerata lama perkembangan pradewasa tungau predator C. eruditus pada suhu berbeda....................................................... 28

4. Rerata perkembangan imago dan keperidian tungau predator C. eruditus pada suhu berbeda....................................................... 29

5. Rerata suhu dan kelembapan nisbi harian Laboratorium Hama Tumbuhan 3 pada bulan Desember 2016 – Mei 2017.................... 29

6. Rerata kelembapan nisbi harian pada inkubator pada bulan Desember 2016 – Mei 2017............................................................ 29

7. Analisis ragam lama stadia telur tungau B. keegani pada

berbagai suhu.................................................................................. 30

8. Analisis ragam lama stadia larva tungau B. keegani pada berbagai suhu ………………………………………………................ 30

9. Analisis ragam lama stadia protonimfa tungau B. keegani pada berbagai suhu ……………………………………..................... 30

10. Analisis ragam lama stadia deutonimfa tungau B. keegani pada berbagai suhu …………………………………….................... 30

11. Analisis ragam lama perkembangan pradewasa tungau B. keegani pada berbagai suhu ………………............................... 30

12. Analisis ragam siklus hidup tungau B. keegani pada berbagai suhu ……………………………………............................................. 31

13. Analisis ragam lama masa praoviposisi tungau B. keegani pada berbagai suhu ………………………................................................ 31

14. Analisis ragam lama masa oviposisi tungau B. keegani pada berbagai suhu …………………………………….............................. 31

15. Analisis ragam lama masa pascaoviposisi tungau B. keegani pada berbagai suhu ………………........................................................... 31

16. Analisis ragam lama hidup imago betina tungau B. keegani pada berbagai suhu ………………………………………………............... 31

17. Analisis ragam lama hidup imago jantan tungau B. keegani pada berbagai suhu ………………………………………………................ 32

18. Analisis ragam keperidian imago betina tungau B. keegani pada berbagai suhu ………………………………………………................ 32

19. Analisis ragam produktivitas telur harian tungau B. keegani pada berbagai suhu ………………………………………………................ 32

Page 16: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

x

20. Analisis ragam lama stadia telur tungau C. eruditus pada berbagai suhu ……………………………………............................................. 32

21. Analisis ragam lama stadia larva tungau C. eruditus pada berbagai suhu …………………………........................................................... 32

22. Analisis ragam lama stadia protonimfa tungau C. eruditus pada berbagai suhu …………………………………….............................. 33

23. Analisis ragam lama stadia deutonimfa tungau C. eruditus pada berbagai suhu ………………………………………………................ 33

24. Analisis ragam lama perkembangan pradewasa tungau C. eruditus pada berbagai suhu ………………………....................................... 33

25. Analisis ragam siklus hidup tungau C. eruditus pada berbagai suhu …………………………………………………........................... 33

26. Analisis ragam lama masa praoviposisi tungau C. eruditus pada berbagai suhu ………………………………………………............... 33

27. Analisis ragam lama masa oviposisi tungau C. eruditus pada berbagai suhu …………………………………………………............ 34

28. Analisis ragam lama masa pascaoviposisi tungau C. eruditus pada berbagai suhu …………………………................................... 34

29. Analisis ragam lama hidup imago betina tungau C. eruditus pada berbagai suhu ……………………………………………………........ 34

30. Analisis ragam lama hidup imago jantan tungau C. eruditus pada berbagai suhu ………………………………………………............... 34

31. Analisis ragam keperidian imago betina tungau C. eruditus pada berbagai suhu ……………………………………………................... 34

32. Analisis ragam produktivitas telur hariani tungau C. eruditus pada berbagai suhu ………………………………………………................ 35

Page 17: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Imago Tungau Predator B. keegani .............................................. 3

2. Imago Tungau Predator C. eruditus .............................................. 5

3. Penampang Melintang Arena Percobaan ..................................... 8

4. Kotak Sterofom yang Dimodifikasi menjadi Inkubator ................... 9

5. Diagram Lama Perkembangan Pradewasa Tungau Predator B. keegani pada Berbagai Suhu ................................................... 12

6. Siklus Hidup Tungau B. keegani pada Berbagai Suhu .................. 13

7. Diagram Lama Hidup Imago Betina dan Jantan Tungau B. keegani pada Berbagai Suhu ................................................... 14

8. Diagram Lama Masa Praoviposisi, Oviposisi, dan Pascaoviposisi Imago Betina Tungau B. keegani. ................................................ 15

9. Diagram Keperidian Tungau B. keegani pada Berbagai Suhu ..... 16

10. Diagram Lama Perkembangan Stadia Tungau C. eruditus pada Berbagai Suhu ............................................................................. 17

11. Siklus Hidup Tungau C. eruditus pada Berbagai Suhu ................. 18

12. Diagram Lama Hidup Imago Betina dan Jantan Tungau C. eruditus pada Suhu Berbeda ................................................... 19

13. Diagram Lama Masa Praoviposisi, Oviposisi, dan Pascaoviposisi Imago Betina Tungau C. eruditus ................................................. 20

14. Diagram Keperidian Tungau C. eruditus pada Berbagai Suhu.. .... 21

Lampiran

1. Fase Tungau B.keegani ............................................................... 35

2. Telur Tungau B. keegani .............................................................. 35

3. Fase Tungau C. eruditus .............................................................. 36

Page 18: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

1

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengendalian tungau yang umum dilakukan yaitu pengendalian secara

kimia dan fisik. Pengendalian secara fisik masih efisien dilakukan, sedangkan

pengendalian kimia menggunakan akarisida banyak menyebabkan residu dan

resistensi hama (Szlendak et al., 2000). Upaya untuk mengurangi penggunaan

akarisida yaitu melalui pemanfaatan musuh alami hama tungau berupa predator

tungau (Setyobudi et al., 2007). Pemanfaatan tungau predator untuk

mengendalikan tungau hama tanaman saat ini banyak dikembangkan, salah

satunya dari famili Phytoseiidae (McMurtry dan Croft, 1997). Selain itu, ada

beberapa tungau predator dari famili lain yang berpotensi untuk pengendalian

secara biologis pada produk simpanan yaitu famili Ascidae dan Cheyletidae

(Thomas et al., 2011).

Blattisocius merupakan spesies dari famili Ascidae yang sebagian besar

terdiri dari taksa predator (Halliday et al., 1998). Tungau ini berpotensi dalam

mengendalikan tungau gudang dari famili Acaridae seperti Tyrophagus

putrescentiae (Schrank) dan Rhizoglyphus robini Claparede (El-Syayed dan

Ghallab, 2007) dan berpotensi dalam mengendalikan telur dari serangga ordo

Coleptera dan Lepidoptera (Thomas et al., 2008). Famili Cheyletidae merupakan

tungau predator (Bochkov, 2004), tungau tersebut dapat memangsa tungau

maupun serangga kecil lainnya. Tungau famili Cheyletidae tersebar luas dan

dapat ditemukan pada tanaman, tanah, sampah, sarang veterbrata, jamur, lumut,

persediaan biji-bijian dan debu di dalam rumah (Gerson et al., 2003; Volgin

1969). Salah satu spesies tungau predator dari famili Cheyletidae ialah Cheyletus

eruditus (Shrank) (Cebolla et al., 2009). Predator C. eruditus diketahui mampu

mengendalikan hampir semua jenis tungau dari famili Acaridae di penyimpanan

yang meliputi Acarus siro Linnaeus, T. putrescentiae, Lepidoglyphus destructor

(Schrank), Glycyphagus domesticus (De Geer), dan Tyroglyphus farinae Latraille

(Ždárková, 1998). Masalah yang sering terjadi dilapang adalah ketersedian

tungau predator pada waktu yang tepat untuk mengendalikan hama.

Ketersedian tungau predator dipengaruhi oleh cara pemeliharaan seperti

ketersediaan mangsa, kondisi suhu dan kelembapan (Ždárková, 1986).

Page 19: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

2

Suhu merupakan faktor abiotik yang mempengaruhi biologi, ekologi, dan

dinamika populasi tungau (Palyvos dan Emmanouel, 2009). Suhu berperan

penting dalam menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan tungau

(Sanchez-Ramos, et al., 2007). Perubahan suhu dapat mempengaruhi adaptasi

tungau predator (Budianto dan Munadjat, 2012) seperti tungau predator C.

eruditus yang mampu bertahan hidup dalam waktu lima bulan pada kondisi suhu

rendah kisaran 17-20°C dengan kelembapan nisbi kisaran 84-87% (Ždárková

dan Pulpan, 1973). Tungau B. keegani dapat berkembangbiak pada kisaran suhu

29-32,2°C (Thomas, 2011). Penelitian mengenai biologi tungau B. keegani dan

C. eruditus pada berbagai suhu belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, perlu

adanya kajian untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap pertumbuhan dan

perkembangan tungau B. keegani dan C. eruditus.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji biologi tungau predator

B. keegani dan C. eruditus pada berbagai suhu yaitu 20, 25, dan 30°C.

Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah suhu rendah 20°C

dapat memperlambat pertumbuhan dan perkembangbiakan tungau predator

B. keegani dan C. eruditus.

Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai suhu

yang optimum untuk pembiakan massal tungau predator B. keegani dan

C. eruditus sehingga dapat digunakan sebagai pengendalian tungau hama

secara biologis.

Page 20: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tungau Predator Blattisocius keegani

Klasifikasi. Tungau B. keegani termasuk dalam Kerajaan Animalia,

Filum Arthropoda, Kelas Arachnida, subkelas Acari, Ordo Parasitiformes,

Subordo Mesostigmata, Famili Ascidae, Subfamili Ascaine, Genus Blattisocius

(Halliday, 1998).

Biologi. Siklus hidup tungau Blattisocius terdiri dari fase telur, larva,

protonimfa, deutonimfa dan imago (Mohamed, 2013). Telur yang dihasilkan per

hari oleh imago betina maksimal lima butir telur. Telur B. keegani berwarna putih

transparan mengilap dengan ukuran panjang 253,85 μm. Telur umumnya

diletakkan secara terpisah satu-satu (Wardani, 2016). Telur menetas menjadi

larva setelah empat hari (Barker, 1967).

Larva tungau B. keegani berwarna putih bening mengilap dengan

panjang tubuh sebesar 323,26 μm (Wardani, 2016). Larva bertungkai tiga

pasang dan pada fase ini tungau tidak memangsa. Larva akan membentuk

protonimfa, kemudian deutonimfa dan imago (Barker, 1967). Tiga fase terakhir

tersebut tungau sudah bertungkai empat pasang. Panjang tubuh protonimfa

berukuran 344,08 μm dan tubuh serta tungkai berwarna putih mengilap.

Sedangkan fase deutonimfa tubuh dan tungkai berwarna putih dengan panjang

tubuh berukuran 504,72 μm (Wardani, 2016).

Bentuk tubuh imago seperti buah pir dengan panjang tubuh berukuran

530-615 μm dan lebar 250-305 μm (Purnomo, 2010) (Gambar 1). Tubuh imago

berwarna kuning pucat (Cobanoglu, 2008). Setelah menjadi imago, tungau

berkopulasi dan menghasilkan telur. Rata-rata imago bertelur tiga hari setelah

kopulasi (Barker, 1967).

Gambar 1. Imago Tungau Predator Blattisocius keegani (Wardani, 2016)

Page 21: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

4

Ekologi. Telur tungau B. keegani berkembang pesat pada suhu 26,7 ºC

dan kelembaban 70-75%. Telur tungau B. keegani diletakkan secara tunggal

maupun kelompok, dalam kelompok terdiri dari dua atau tiga butir telur.

Perkembangan periode imago tungau akan lebih pendek pada suhu tinggi

(Barker, 1967).

Peran B. keegani sebagai Musuh Alami. Tungau B. keegani

merupakan tungau predator yang berpotensi untuk mengendalikan hama pada

bahan simpan seperti biji-bijian (Barker, 1967). Banyak dilaporkan bahwa tungau

B. keegani dapat memangsa telur dari beberapa jenis serangga dari Ordo

Lepidopter dan Coleoptera serta tungau Astigmatid (Esteca et al., 2014). Genus

Blattisocius yang sering digunakan untuk pengendalian yaitu B. keegani, yang

dapat mengendalikan A. siro (Thind dan Ford, 2005) dan B. tarsalis (Berlese)

untuk mengendalikan Ephestia kuehniella (Zeller) di penyimpanan (Barker,

1967).

Tungau Predator Cheyletus eruditus

Klasifikasi. Klasifikasi tungau C. eruditus yaitu dari Kerajaan Animalia,

Filum Arthropoda, Kelas Arachnida, subkelas Acari, Ordo Prostigmata, Famili

Cheyletidae, Genus Cheyletus (Colloff, 2010).

Biologi. Siklus hidup tungau C. eruditus terdiri dari telur, larva,

protonimfa, deutonimfa dan imago (Wardani, 2016). Telur berbentuk bulat

berwarna putih dan dilapisi dengan jaring sutra yang halus berfungsi untuk

menghubungkan telur satu dengan yang lainnya (Kanavel dan Selhime, 1967).

Telur menetas menjadi larva setelah 2-4 hari (Palyvos dan Emmanouel, 2009).

Larva berbentuk menyerupai imago dengan bentuk tubuh semi

transparan berwarna putih mengilap. Larva bertungkai tiga pasang dengan

panjang tubuh berukuran 214,19 μm. Stadia larva berlangsung selama 2,13 hari,

kemudian larva menjadi protonimfa. Stadia protonimfa berlangsung selama 1,75

hari. Protonimfa berwarna putih, bertungkai empat pasang dan berukuran 377,29

μm. Protonimfa berganti kulit menjadi menjadi deutonimfa yang berukuran lebih

besar yaitu sebesar 496,80 μm (Wardani, 2016).

Imago tungau C. eruditus berwarna coklat dengan panjang tubuh betina

berukuran 690,15 μm dan imago jantan berukuran 5,26,55 μm (Wardani, 2016)

(Gambar 2). Terdapat dua stigmata pada sistem pernapasan yang terletak di

samping dan ditengah permukaan dorsal yang menyatu dengan chelisera. Famili

Page 22: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

5

Cheyletidae rata-rata memiliki cakar pada bagian tibia palp. Imago betina dari

Cheyletus sp. mampu menghasilkan telur 249 butir (Nickolas dan Emmanouel,

2011). Siklus hidup C. eruditus berlangsung selama 14,11 hari pada suhu 27°C

(Wardani, 2016).

Gambar 2. Imago Tungau Predator Cheyletus eruditus (Ždárková et al., 2003)

Ekologi. Famili Cheyletidae banyak ditemukan di sarang burung dan

mamalia yang berperan sebagai parasit dan hidup bebas di tanah, seresah

hutan, kulit pohon, dedaunan, dan debu rumah yang sebaian besar berperan

sebagai predator. Perkembangan tungau ini meningkat pada suhu yang tinggi

dan kelembaban rendah yaitu 25°C dan kelembaban 75% (Pekar dan Ždárková,

2004). Tungau C. eruditus mampu bertahan hidup pada suhu rendah apabila

pemindahan dilakukan secara bertahap. Pemindahan ke suhu rendah secara

bertahap memudahkan tungau untuk beradaptasi dan tingkat kematian tungau

menurun dibandingkan dengan memindahkan secara langsung ke suhu rendah

(Ždárková dan Voracek, 1993).

Peran Cheyletus eruditus sebagai Musuh Alami. Sebagian besar

famili Cheyletidae berperan menjadi predator dan parasit termasuk lebih dari 370

spesies dalam 73 genus (Bochkov, 2004). Beberapa dari tungau ini digunakan

sebagai agen kontrol biologis (Gerson et al., 2003) pada hama tungau produk

simpan (Fain dan Bochkov, 2001). Ada 29 spesies dari genus Cheyletus yang

sudah diakui untuk digunakan sebagai predator acarophagous dan mudah

ditemukan disarang veterbata atau di bahan simpan gandum (Cebolla et al.,

2009). Tungau C. eruditus memiliki kisaran mangsa yang luas, misalnya yang

memangsa tungau L. destructor (Sinha et al. 1969) dan A. siro yang ditemukan

di gandum (Pulpan dan Verner 1965). Beberapa spesies yang ditemukan dalam

produk simpanan yang berperan sebagai predator yaitu C. aversor Rudendorf, C.

Page 23: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

6

hendersoni Barker, C. malaccensis Oudemans dan C. trouessarti Oudemans

(Cebolla et al., 2009).

Pengaruh Suhu terhadap Biologi Tungau

Suhu merupakan faktor lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan

perkembangan serangga dari telur hingga menjadi imago (Busnia, 2006). Selain

itu suhu juga mempengaruhi ekologi dan dinamika populasi tungau. Setiap

species tungau memiliki suhu yang optimum untuk perkembangan dan

reproduksi (Palyvos dan Emmanouel, 2009).

Seiring dengan meningkatnya suhu maka umur perkembangan tungau

berlangsung lebih singkat (Li et al., 2015). Tungau hama Tetranychus urticae

Koch dapat berkembang dan bereproduksi dalam berbagai suhu, namun kondisi

suhu yang cocok untuk perkembangan, kesintasan, dan reproduksi tungau yaitu

sebesar 27-30°C (Maula et al., 2016). Perkembangan tungau predator

Panonychus ulmi Koch pada suhu tinggi (29-31°C) berlangsung singkat 9,88 hari

dan berlangsung lama 12,18 hari pada suhu rendah (24-26°C) (Maula et al.,

2016).

Cheyletus sp. dapat menyelesaikan siklus hidup pada suhu 12-35°C

dengan kelembaban nisbi 60-90%. Semakin tinggi suhu dan kelembapan maka

perkembangan tungau berlangsung lebih cepat yaitu selama 14 hari. Selain itu,

tungau Cheyletus sp. dapat bertahan hidup selama 3-6 bulan pada suhu yang

sangat rendah yaitu suhu 1°C (Ždárková dan Fejt, 2017). Lama hidup tungau

C. eruditus pada suhu 18,5, 22 dan 25°C secara berurutan berlangsung selama

107, 67, 56 hari dengan kelembapan nisbi 76 % (Barker, 1991).

Suhu 25°C dan kelembapan 65% lama hidup imago tungau B. tarsalis

berlangsung selama 32-42 hari, sedangkan pada suhu 15°C dan kelembapan

65% berlangsung selama 27-52 hari (Cobanoglu et al., 2007). Semakin tinggi

suhu dan kelembapan maka semakin cepat juga perkembangan tungau

(Ždárková, 1994).

Page 24: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

7

III. METODOLOGI

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama, Jurusan Hama dan

Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya mulai bulan

Desember 2016 hingga bulan Juni 2017.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cawan Petri plastik

kecil (d=6 cm), cawan Petri sedang (d=9 cm), busa (d=5,5 cm), gunting, kuas

nomor 00, kertas label, mikroskop binokular, kamera digital, alat penghitung

tangan, termohigrometer, nampan (p=20 cm x l=15 cm), kasa, kawat, kotak

sterofom (p=39 cm x l=30 cm x t=29,5 cm), lampu 5 Watt, mika bening, lembaran

sterofom (p=34 cm x l=28 cm), dan almunium foil.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah imago tungau predator

B. keegani dan C. eruditus, tungau mangsa Tyrophagus sp., ragi kering, beras,

air, garam, dan jeli es (gel ice) (500 gr). Tungau predator dan tungau mangsa

diperoleh dari koleksi tungau di Laboratorium Hama yang dilakukan oleh Wardani

(2016).

Metode Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu melakukan persiapan

yang meliputi pembuatan arena percobaan, perbanyakan dan pemeliharan

tungau, serta pembuatan inkubator dari kotak sterofom dan cara mengontrol

suhu 20, 25, dan 30°C.

Arena Percobaan

Arena percobaan digunakan untuk perbanyakan tungau dan

pengamatan penelitian. Arena percobaan terdiri dari cawan Petri sedang yang

diberi air dan busa. Kemudian cawan Petri kecil yang berisi ragi dan tungau

diletakkan di atas busa (Gambar 3). Air dalam cawan harus tetap terjaga untuk

mencegah tungau keluar dari arena percobaan. Kelembapan nisbi pada arena

percobaan dijaga dengan mengisi air pada cawan secara teratur.

Page 25: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

8

Gambar 3. Penampang Melintang Arena Percobaan. a: cawan Petri kecil berisi Tyrophagus sp. dan tungau predator; b: busa; c: air; d:cawan Petri besar berisi air

Perbanyakan Tungau

Perbanyakan tungau dilakukan di Laboratorium Hama dengan suhu 26-

29°C dan kelembapan nisbi 70-80%. Pakan yang digunakan untuk perbanyakan

tungau mangsa adalah ragi kering. Ragi kering diletakkan di arena percobaan

yang terdapat 80 pasang imago tungau mangsa.

Perbanyakan tungau predator B. keegani dilakukan dengan meletakkan

10 pasang imago tungau predator pada arena percobaan yang didalamnya

terdapat 40 mangsa imago tungau Tyrophagus sp. dan ragi kering. Sedangkan

tungau predator C. eruditus diperbanyak dengan meletakkan 10 pasang imago

tungau predator ke dalam arena percobaan yang terdapat 40 mangsa imago dan

beras patah. Tungau predator yang digunakan untuk bahan penelitian

dikumpulkan dengan memisahkan fase deutonimfa. Setelah itu, imago yang

muncul pada hari yang sama diinfestasikan pada arena percobaan.

Pembuatan Inkubator dari Kotak Sterofom dan Pengontrolan Suhu

Pada penelitian ini inkubator dibuat dengan menggunakan kotak

sterofom yang telah dimodifikasi. Perlakuan yang digunakan ada tiga macam

yaitu suhu 20, 25, dan 30°C, sehingga kotak sterofom yang digunakan ada tiga.

Sisi kotak sterofom yang terbuka diposisikan menghadap peneliti (Gambar 4a).

Kemudian kotak dibagi menjadi tiga bagian yang sama dengan diberi pembatas

menggunakan rangkaian kawat (Gambar 4c) serta lembaran setrofom yang

dipasang dengan posisi horizontal (Gambar 4d). Lembaran sterofom pada

bagian tengah dilubangi, kemudian pada bagian yang berlubang dilapisi dengan

mika bening. Setelah ketiga inkubator sterofom jadi, masing-masing inkubator

dikontrol sesuai suhu perlakuan.

a

b

d c

Page 26: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

9

Gambar 4. Bagian dalam Kotak Sterofom. a: kotak sterofom; b: cawan Petri; c: rangkaian kawat; d: lembaran sterofom; e: termohigrometer

Untuk mendapatkan suhu 20°C pada bagian dinding kotak sterofom

dilapisi dengan almunium foil agar suhu dalam kotak tetap terjaga. Kemudian

pada bagian dasar kotak sterofom diletakkan nampan yang berisi jeli es. Jeli es

tersebut berfungsi untuk mendapatkan suhu 20°C. Setelah itu, kotak sterofom

ditutup dengan penutup sterofom agar suhu tetap stabil. Jeli es diganti 12 jam

sekali. Untuk mengukur kondisi suhu maka diletakkan termohigrometer di dalam

kotak sterofom (Gambar 4e).

Untuk mendapatkan suhu 25°C pada bagian dalam kotak sterofom

dilapisi dengan almunium foil. Apabila suhu dalam kotak sterofom diatas 25°C

maka pada bagian dasar kotak diletakkan nampan yang berisi air dingin. Di

dalam kotak sterofom diletakkan termohigrometer (Gambar 4e). Kemudian kotak

sterofom ditutup dengan tutup sterofom, namun tidak ditutup rapat. Pengontrolan

suhu dilakukan 3 jam sekali untuk mendapatkan suhu tetap 25°C.

Untuk mendapatkan suhu 30°C pada kotak sterofom diberi lubang pada

sisi samping dan atas. Kemudian pembatas lembaran sterofom dilapisi dengan

kain. Pada bagian dasar kotak sterofom diletakkan nampan yang berisi larutan

air garam dan lampu kuning 5 Watt. Penambahan air garam dilakukan ketika air

garam tinggal sedikit dan lampu dinyalakan selama penelitian. Termohigrometer

juga dilettakan di dalam kotak sterofom. Setelah itu inkubator ditutup dengan kain

kasa.

a

d

c

b e

c

Page 27: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

10

Studi Pengaruh Berbagai Suhu terhadap Biologi Tungau Predator Blattisocius keegani dan Cheyletus eruditus

Studi biologi tungau predator B. keegani dan C. eruditus pada berbagai

suhu yaitu 20, 25, dan 30°C bertujuan untuk mempelajari perkembangan

pradewasa, keperidian imago betina serta lama hidup imago betina. Penelitian ini

menggunakan Rancangan Acak Lengkap sebanyak 10 ulangan arena

percobaan, sehingga didapatkan 60 satuan percobaan.

Lama Perkembangan Pradewasa. Lama perkembangan pradewasa

tungau predator B. keegani dan C. eruditus ditentukan dengan meletakkan

sepasang imago tungau predator di arena percobaan yang terdapat 20 mangsa

imago Tyrophagus sp. Sepasang imago tungau predator diambil dari

perbanyakan tungau. Imago tungau yang digunakan adalah imago tungau

predator yang berumur empat hari, karena pada umur tersebut tungau sudah

bertelur. Setelah itu arena percobaan dimasukkan ke dalam inkubator dengan

suhu 20, 25, dan 30°C. Setelah 24 jam, sepasang imago tungau predator

dipindahkan dari arena percobaan dengan menggunakan kuas. Telur yang

dihasilkan imago betina disisakan satu butir untuk diamati.

Pengamatan dilakukan 3 jam sekali untuk mengetahui telur menetas dan

waktu ganti kulit serta perkembangan larva hingga menjadi imago. Lama stadia

telur, larva, protonimfa, deutonimfa dan imago dicatat. Apabila tungau mangsa di

arena percobaan habis maka dilakukan penambahan tungau mangsa

Tyrophagus sp. dengan jumlah sama seperti sebelumnya.

Keperidian dan Lama Hidup Imago. Studi keperidian imago betina,

lama hidup imago betina dan imago jantan ditentukan dengan meletakkan

sepasang imago tungau predator B. keegani dan C. eruditus pada arena

percobaan. Sepasang imago tungau predator yang muncul dihari yang sama

pada perbanyakan dipindahkan pada arena percobaan yang terdapat 20 mangsa

imago Tyrophagus sp. Imago tungau predator yang digunakan sebanyak 60

pasang. Masing-masing arena percobaan tungau predator B. keegani dan

C. eruditus dimasukkan ke dalam inkubator suhu 20, 25, dan 30°C. Apabila

tungau mangsa di arena percobaan habis maka dilakukan penambahan tungau

mangsa Tyrophagus sp. dengan jumlah sama seperti sebelumnya.

Pengamatan keperidian dilakukan dengan menghitung dan mencatat

jumlah telur harian yang dihasilkan imago betina. Setelah itu telur disingkirkan

Page 28: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

11

dari arena percobaan. Pengamatan lama hidup imago betina meliputi masa

praoviposisi, oviposisi, dan pascaoviposisi. Masa praoviposisi diamati dari awal

fase imago betina sampai imago menghasilkan telur pertama. Masa oviposisi

diamati ketika imago betina menghasilkan telur pertama sampai imago

menghasilkan telur terakhir, sedangkan masa pascaoviposisi diamati dari imago

betina tidak bertelur sampai mati. Pengamatan tersebut dilakukan setiap hari,

kemudian waktu kematian imago jantan dan betina dicatat.

Analisis Data

Data pengaruh suhu yang berbeda terhadap lama perkembangan

pradewasa, keperidian imago betina dan lama hidup imago dianalisis dengan

analisis sidik ragam taraf kesalahan 5%. Apabila antar perlakuan berbeda nyata,

maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil pada taraf kesalahan 5%.

Page 29: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Biologi Tungau Predator Blattisocius keegani pada Berbagai Suhu

Studi biologi tungau predator B. keegani pada berbagai suhu ditentukan

berdasarkan lama perkembangan pradewasa, lama perkembangan imago, dan

keperidian.

Lama Perkembangan Pradewasa. Perkembangan pradewasa tungau B.

keegani didapatkan dari hasil pengamatan fase telur, larva, protonimfa,

deutonimfa, dan imago, sedangkan siklus hidup diperoleh dari fase telur sampai

imago bertelur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan suhu

berpengaruh secara nyata terhadap perkembangan larva (F2,29 = 8,67; P= 0,001)

(Tabel Lampiran 8), protonimfa (F2,29 = 13,98; P< 0,0001) (Tabel Lampiran 9),

deutonimfa (F2,29 = 7,39; P= 0,003) (Tabel Lampiran 10), pradewasa (F2,29 =

17,79; P< 0,0001) (Tabel Lampiran 11) dan siklus hidup (F2,29 = 29,09; P= 4,918)

(Tabel Lampiran 12) tungau B. keegani, sedangkan fase telur tidak berpengaruh

secara nyata (F2,29 = 1,15; P= 0,331) (Tabel Lampiran 7) (Gambar 5). Rerata

siklus hidup tungau B. keegani pada suhu 30ºC berlangsung lebih singkat (5,11

hari) dibandingkan dengan suhu 20ºC (12,08 hari) dan 25ºC (9,59 hari) (Gambar

6). Hal tersebut terlihat dari rerata fase telur, larva, protonimfa, dan deutonimfa.

a

b

b

b

b

b

a

ab

b

ab

b

b

a

a

aa

a

a

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

Telur Larva Protonimfa Deutonimfa Pradewasa Siklus Hidup

Waktu

(h

ari

)

Fase

20°C

25°C

30°C

Gambar 5. Diagram Lama Perkembangan Pradewasa Tungau Predator Blattisocius keegani pada Berbagai Suhu. (Diagram-diagram yang diikuti

dengan huruf yang sama pada masing-masing fase menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%)

Page 30: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

13

Dari hasil di atas menunjukkan bahwa dengan meningkatnya suhu maka

perkembangan tungau B. keegani berlangsung lebih singkat dan pada suhu 30°C

tampaknnya sesuai untuk perkembangan tungau B. keegani. Menurut Younes

dan Hamama (2008) siklus hidup tungau B. keegani berlangsung selama 7,10

hari. Mohamed (2013), menyatakan bahwa rerata lama siklus hidup tungau

B. dentriticus (Berlese) berlangsung lebih singkat selama 6,8 hari pada kondisi

suhu 30°C.

Gambar 6. Siklus Hidup Tungau Blattisocius keegani pada Berbagai Suhu. a: 20°C; b: 25°C; c: 30°C; d: menurut Younes dan Hamama (2008).

Selain suhu, faktor lain yang berpengaruhi terhadap perkembangan

tungau yaitu kelembapan nisbi. Kelembapan nisbi pada suhu 30°C yaitu 51,42%

(Tabel Lampiran 6). Kelembaban nisbi yang rendah dengan suhu tinggi

mengakibatkan aktivitas tungau semakin tinggi dan mempercepat perkembangan

tungau. Wagiman (2014), menyatakan bahwa suhu yang tinggi dengan

kelembapan nisbi rendah mengakibatkan serangga lebih aktif bergerak mencari

tempat yang sesuai untuk berkembangbiak dan mencari makan. Menurut Nielsen

(1999) bahwa tungau B. tarsalis merupakan tungau predator yang sangat aktif

Page 31: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

14

bergerak dibandingkan tungau predator gudang lainnya dan tingkat aktivitas

tungau mulai tinggi pada suhu 12°C.

Lama Hidup Imago. Perlakuan suhu berpengaruh secara nyata

terhadap lama hidup imago betina (F2,29 = 4,32; P= 0,024) (Tabel Lampiran 16)

dan tidak berpengaruh terhadap lama hidup imago jantan (F2,29 = 2,50; P= 0,101)

(Tabel Lampiran 17) tungau B. keegani (Gambar 7). Pada suhu 20°C rerata lama

hidup imago betina berlangsung lebih lama dibandingkan dengan suhu 25 dan

30°C (Tabel Lampiran 2). Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu

maka lama hidup tungau berlangsung lebih singkat. Cobanoglu (2007),

melaporkan bahwa semakin tinggi suhu maka semakin singkat lama hidup

tungau B. tarsalis berlangsung. Pada suhu 20°C tampaknya suhu tidak terkontrol

dengan baik sehingga terjadi kenaikan suhu yang berpengaruh terhadap lama

hidup tungau. Hal tersebut terkendala oleh penggunaan es batu yang tidak

membeku sempurna sehingga suhu tidak stabil. Menurut Cobanoglu (2007)

bahwa pada suhu 15°C lama hidup imago tungau B. tarsalis berangsung lebih

cepat (27,36 hari) dibandingkan pada suhu 25°C (38,67 hari). Sedangkan

menurut Barker (1967) lama hidup imago tungau predator B. keegani

berlangsung lebih pendek dengan meningktnya suhu.

b

a

a

aa

a

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

50,00

Betina Jantan

Lam

a H

idup

(h

ari)

20°C

25°C

30°C

Gambar 7. Diagram Lama Hidup Imago Betina dan Jantan Tungau Blattisocius keegani pada Berbagai Suhu. (Diagram-diagram yang diikuti dengan huruf

yang sama pada masing-masing fase menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%)

Lama hidup imago betina berlangsung lebih lama dibandingkan dengan

imago jantan, karena imago betina bereproduksi menghasilkan telur untuk

Page 32: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

15

meneruskan keturunan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mohamed (2013),

pada suhu 30°C lama hidup imago betina berlangsung lebih lama dibandingkan

dengan imago jantan yaitu berlangsung selama 21,40 dan 19,20 hari. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Maryani dan Nasution (2007) bahwa imago betina

mampu hidup lebih lama dibandingkan dengan imago jantan, karena imago

betina melakukan proses perkembangbiakan yaitu dengan memproduksi telur.

Pada ketiga perlakuan suhu berpengaruh secara nyata terhadap rerata

lama masa praoviposisi (F2,29 = 7,97; P= 0,0008) (Tabel Lampiran 13) dan

oviposisi (F2,29 = 7,37; P= 0,003) (Tabel Lampiran 14), namun tidak berpengaruh

secara nyata terhadap lama masa pascaoviposisi (F2,29 = 0,40; P= 0,673) (Tabel

Lampiran 15) imago betina tungau predator B. keegani (Gambar 8). Pada suhu

20°C rerata lama masa praoviposisi dan oviposisi berlangsung lebih lama

dibandingkan dengan suhu lain (Tabel Lampiran 2). Hasil penelitian Gotoh et al.

(2004) menunjukkan bahwa seiring dengan meningkatnya suhu maka lama

periode praoviposisi, oviposisi, dan pascaoviposisi berlangsung lebih singkat. Xia

(2009) juga menyatakan bahwa secara umum masa oviposisi tungau meningkat

seiring dengan menurunnya suhu, hal itu terjadi pada tungau Aleurogyphus

ovatus (Acaridae) yang diletakkan pada suhu 20°C dapat melangsungkan masa

oviposisi selama 33 hari. Sedangkan masa pascaoviposisi berlangsung lebih

singkat pada suhu 32°C selama 2,8 hari.

b

b

a

a

a

a

a

a

a

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

Praoviposisi Oviposisi Pascaoviposisi

Wa

ktu

(h

ari

)

Perkembangan Imago Betina

20°C

25°C

30°C

Gambar 8. Diagram Lama Masa Praoviposisi, Ovoposisi, dan Pascaoviposisi Imago Betina Blattisocius keegani pada Berbagai Suhu. (Diagram-

diagram yang diikuti dengan huruf yang sama pada masing-masing fase menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%)

Page 33: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

16

Selain suhu faktor lain yang mempengaruhi lama masa oviposisi yaitu

masa kopulasi dan daya predasi tungau predator, karena apabila kopulasi

berlangsung lama maka daya magsa imago betina meningkat sehingga lama

masa oviposisi juga berlangsung lebih lama. Gotoh et al. (2004) melaporkan

bahwa dengan banyaknya kopulasi akan meningkatkan produksi telur sehingga

meningkatkan daya predasi dan memperpanjang masa oviposisi serta

memperpendek masa pascaoviposisi.

Keperidian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan suhu tidak

berpengaruh secara nyata terhadap keperidian tungau B. keegani (F2,29 = 0,91;

P= 0,416) (Tabel Lampiran 18) (Gambar 9). Rerata keperidian secara berurutan

dari suhu 20, 25, dan 30°C adalah 47,10, 44,60, dan 39,40 butir (Tabel Lampiran

2). Hal tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian Subagyo dan Hidayat

(2014) yang menunjukkan bahwa semakin meningkatnya suhu maka

mempercepat imago betina dalam meletakkan telur dan mempersingkat

peneluran. Berdasarkan hasil penelitian, rendah tinginya keperidian tampaknya

berkaitan dengan lama hidup imago jantan dan betina. Semakin singkat lama

hidup imago jantan maka mempengaruhi tingkat kopulasi dan produksi telur yang

dihasilkan imago betina, sehingga memperpendek terjadinya kopulasi dan masa

oviposisi. Menurut Haines (1981) bahwa imago betina yang tidak dipasangkan

dengan imago jantan menghasilkan telur yang rendah dibandingkan dengan

imago betina yang dipasangkan dengan imago jantan. Gotoh et al. (2004),

menyatakan bahwa banyaknya kopulasi akan meningkatkan produksi telur.

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

20 25 30

Ju

mla

h T

elu

r (b

utir)

Suhu ( C)

Keperidian

Gambar 9. Diagram Keperidian Tungau Blattisocius keegani pada Berbagai Suhu

Page 34: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

17

Biologi Tungau Predator Cheyletus eruditus pada Berbagai Suhu

Studi biologi tungau predator C. eruditus pada berbagai suhu ditentukan

berdasarkan lama perkembangan pradewasa, lama perkembangan imago, dan

keperidian.

Lama Perkembangan Pradewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

perlakuan suhu berpengaruh secara nyata terhadap stadia telur (F2,29 = 31,05;

P< 0,0001) (Tabel Lampiran 20), larva (F2,29 = 9,24; P= 0,0008) (Tabel Lampiran

21), protonimfa (F2,29 = 4,20; P= 0,026) (Tabel Lampiran 22), deutonimfa (F2,29 =

9,70; P= 0,0006) (Tabel Lampiran 23), pradewasa (F2,29 = 28,51; P<0,0001)

(Tabel Lampiran 24), dan siklus hidup (F2,29 = 16,39; P<0,0001) (Tabel Lampiran

25) tungau predator C. eruditus (Gambar 10). Rerata lama perkembangan

pradewasa dan siklus hidup tungau predator C. eruditus pada suhu 20°C

berlangsung lebih lama (21,92 hari) dibandingkan dengan suhu 25°C (16,60 hari)

dan 30°C (14,02 hari) (Gambar 11). Semakin menurunnya suhu maka

perkembangan pradewasa berlangsung lebih lama sehingga berpengaruh

terhadap siklus hidup tungau.

c

b b b

b

b

b

b

a a

a

a

aa

ab a

a

a

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

Telur Larva Protonimfa Deutonimfa Pradewasa Siklus Hidup

Waktu

(h

ari

)

Fase

20°C

25°C

30°C

Gambar 10. Diagram Lama Perkembangan Pradewasa Tungau Predator Cheyletus eruditus pada Berbagai Suhu. (Diagram-diagram yang diikuti

dengan huruf yang sama pada masing-masing fase menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%)

Pada suhu 20°C tungau C. eruditus dapat tumbuhan dan berkembang walapun

perkembangan pradewasa berlangsung lama. Palyvos dan Emmanouel (2009)

Page 35: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

18

juga menyatakan bahwa seiring dengan menurunnya suhu maka perkembangan

pradewasa berlangsung lebih lama. Rerata waktu perkembangan pradewasa

tungau C. malaccensis pada suhu 20°C berlangsung selama 38,6 hari.

Gambar 11. Siklus Hidup Tungau Cheyletus eruditus pada Berbagai Suhu. a: 20°C; b: 25°C; c: 30°C; d: menurut Barker (1991).

Dari hasil penelitian juga didapatkan rerata kelembapan nisbi pada

masing-masing suhu (Tabel Lampiran 6). Hal tersebut menunjukkan bahwa

tungau C. eruditus mampu melangsungkan hidup pada kelembapan nisbi

dibawah 60%. Variasai kelembapan pada masing-masing suhu juga

mempengaruhi perkembangan pradewasa. Kumawat (2007), menyatakan bahwa

faktor abiotik yang berperan penting dalam perkembangan yaitu suhu dan

kelembapan nisbi. Kelembapan nisbi yang didapat berbeda dengan hasil

penelitian Ždárková dan Fejt (2017) yang menyatakan bahwa tungau Cheyletus

sp. dapat melangsungkan siklus hidup dengan kelembapan nisbi 60-90% pada

suhu 12-35°C, dengan siklus hidup terpendek 14 hari.

Lama Hidup Imago. Perlakuan suhu tidak berpengaruh secara nyata

terhadap lama hidup imago betina (F2,29 = 0,12; P= 0,88) (Tabel Lampiran 29),

Page 36: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

19

namun berpengaruh secara nyata terhadap lama hidup imago jantan (F2,29 =

4,05; P= 0,029) (Tabel Lampiran 30) tungau C. eruditus (Gambar 12). Pada suhu

20°C rerata lama hidup imago jantan berlangsung lebih lama dibandingkan suhu

lain. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Palyvos dan Emmanouel (2011), bahwa suhu dapat mempengaruhi rerata

lama hidup imago tungau predator C. malaccensis sehingga lama hidup imago

akan berlangsung singkat apabila suhu meningkat. Menurut Yousef et al. (1982)

rerata lama hidup imago betina Cheyletus sp. pada suhu 25 dan 30°C yaitu 28,4

dan 24,4 hari, sedangkan rerata lama hidup imago jantan yaitu 25,1 dan 20,8

hari. Lama hidup imago jantan lebih singkat dibandingkan dengan lama hidup

imago betina. Hasil penelitian yang sama juga diperoleh dari hasil penelitian

Metwalley et al. (2015) bahwa pada 25°C rerata lama hidup imago betina

C. eruditus lebih lama (72,2 hari) dibandingkan dengan lama hidup imago jantan

(46,7 hari).

a

b

a

a

a

a

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

Betina Jantan

Lam

a H

idup

(h

ari)

20°C

25°C

30°C

Gambar 12. Diagram Lama Hidup Imago Betina dan Jantan Tungau Cheyletus eruditus pada Berbagai Suhu. (Diagram-diagram yang diikuti dengan huruf

yang sama pada masing-masing fase menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%)

Selain faktor suhu, faktor lain yang mempengaruhi lama hidup imago

jantan yaitu sifat kanibal tungau, imago betina tampaknya lebih suka memangsa

imago jantan dibandingkan dengan imago jantan yang memangsa imago betina.

Hal tersebut tampaknya tungau mangsa banyak yang bersembunyi dibagian

dalam beras sehingga membuat imago tungau predator kesulitan memangsa.

Page 37: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

20

Menurut Pekar dan Ždárková (2004) tungau C. eruditus dapat bersifat kanibal

jika suhu tidak stabil dan ketersedian mangsa tidak memadai.

Suhu tidak berpengaruh terhadap rerata waktu praoviposisi (F2,29 = 0,49;

P= 0,620) (Tabel Lampiran 26), oviposisi (F2,29 = 0,39; P= 0,681) (Tabel Lampiran

27), dan pascaoviposisi (F2,29 = 0,04; P= 0,959) (Tabel Lampiran 28) tungau

predator C. eruditus (Gambar 13). Hal tersebut menunjukkan bahwa suhu 20-

30°C tampaknya sesuai untuk perkembangan lama praoviposisi, oviposisi, dan

pascaoviposisi imago betina. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Palyvos dan Emmanouel (2011), bahwa rerata

masa praoviposisi, oviposisi, dan pascaoviposisi tungau C. malaccensis dapat

berlangsung singkat jika suhu yang diberikan semakin tinggi. Masa preoviposisi

pada suhu 20, 25, 30°C secara berurutan berlangsung selama 6,8, 4,4, dan 2,4

hari. Sedangkan masa oviposisi secara berurutan juga berlangsung selama 22,2,

17,5, dan 16,8 hari.

a

a

a

a

a

a

a

a

a

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

Praoviposisi Oviposisi Pascaoviposisi

Waktu

(h

ari)

Perkembangan Imago Betina

20°C

25°C

30°C

Gambar 13. Diagram Lama Perkembangan Praoviposisi, Ovoposisi, dan Pascaoviposisi Imago Betina Cheyletus eruditus pada Berbagai Suhu. (Diagram-diagram yang diikuti dengan huruf yang sama pada masing-

masing fase menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%)

Keperidian. Perlakuan suhu tidak berpengaruh secara nyata terhadap

rerata keperidian imago betina tungau C. eruditus (F2,29 = 0,43; P= 0,655) (Tabel

Lampiran 31) (Gambar 14). Hal tersebut berbeda dengan pernyataan Palyvos

dan Emmanouel (2011) yang menyatakan bahwa keperidian Cheyletus sp.

dipengaruhi oleh suhu, yaitu seiring dengan meningkatnya suhu maka tingkat

keperidian akan semakin tinggi. Pada suhu 20, 25, dan 30°C rerata keperidian

Page 38: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

21

imago betina yaitu sebesar 59,6, 88,6, dan 169,7 butir telur. Penelitian Yousef et

al. (1982) juga menyatakan bahwa suhu berpengaruh positif terhadap keperidian

imago betina predator. Rerata jumlah telur yang dihasilkan imago betina dapat

meningkatkan dari suhu 25 ke 30°C dengan banyak telur 58,2 dan 83,6 butir.

Selain suhu, pembuahan juga mempengaruhi keperidian imago betina,

tampaknya imago betina yang dibuahi dapat menghasilkan telur yang lebih

banyak dibandingkan dengan imago betina yang tidak dibuahi. Menurut Palyvos

dan Emmanouel (2011) pembuahan dapat mengaktifkan mekanisme reproduksi

imago betina, sehingga memungkinkan betina memperoleh sumberdaya untuk

pembentukan telur tambahan.

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

180,00

20 25 30

Ju

mla

h T

elu

r (b

utir)

Suhu ( C)

Keperidian

Gambar 14. Keperidian Tungau Cheyletus eruditus pada Berbagai Suhu

Page 39: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

22

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh suhu terhadap biologi tungau

predator B. keegani dan C.eruditus dapat disimpulkan bahwa:

1. Pada suhu 20°C perkembangan pradewasa, siklus hidup, lama hidup imago

jantan dan betina tungau B. keegani berlangsung lama. Sedangkan pada

suhu 30°C perkembangan pradewasa, siklus hidup, lama hidup imago jantan

dan betina berlangsung singkat. Namun keperidian pada semua suhu

perlakuan menunjukkan nilai rerata yang sama.

2. Pada suhu 20°C perkembangan predwasa, siklus hidup, dan lama

perkembangan imago jantan tungau C. eruditus berlangsung lama.

Sedangkan suhu 30°C perkembangan pradewasa, siklus hidup, dan lama

perkembangan imago jantan berlangsung singkat. Keperidian pada semua

suhu perlakuan menunjukkan nilai rerata yang sama.

Saran

Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan mesin inkubator agar

suhu dan kelembapan nisbi tetap stabil. Selain itu, kelembapan nisbi juga

berpengaruh terhadap perkembangan tungau untuk itu perlu menjaga

kelembapan nisbi yang sesuai untuk kehidupan tungau.

Page 40: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

23

DAFTAR PUSTAKA

Barker, P. S. 1967. Bionomics of Blattisocius keegani (Fox) (Acarina: Ascidae), a Predator on Egg of Pets of Stored Grains. Journal of Zoology 45: 1093-1099.

Barker, P. S. 1991. Bionomics of Cheyletus eruditus (Schrank) (Acarina: Cheyletidae), a Predator of Lepidoglyphus destructor (Schrank) (Acarina: Glycyphagidae) at Three Constant Temperatures. Canadian Journal of Zoology 69(9): 2321 - 2325.

Budianto, H. B., Munadjat, A. 2012. Kemampuan Reproduksi Tungau Predator Famili Phytoseiidae pada Berbagai Kepadatan Tetranychus urticae dan Polen Tanaman di Sekitar Tanaman Singkong (Manihot esculenta Crantz). Jurnal HPT Tropika 12(2): 129-137.

Busnia, M. 2006. Entomologi. Andalas University Press. Padang.

Cebolla, R., Pekar, S., Hubert, J. 2009. Prey Range of the Predatory Mite Cheyletus malaccensis (Acari: Cheyletidae) and its Efficacy in the Control of Seven Stored-Product Pests. Journal Biology Control 50: 1-6.

Cobanoglu, S., Bayram,S., Denizhan, E., Saglam, H. D.. 2007. The Effect of Different Temperatures and Fooddensities on Development of Blattisocius tarsalis (Berlese) (Acari: Ascidae) Reared on Mediterranean Flour Moth Ephestia kuehniella Zeller (Lepidoptera: Pyralidae). Journal of Turkey Entomology 31(1): 7-20.

Cobanoglu, S. 2008. Mites (Acari) Associated with Stored Apricots in Malatya, Elazig and Izmir Provinces of Turkey. Journal Turkey Entomology 32(1): 3-20.

Colloff, M. J. 2010. Dust Mites. CSIRO Publishing. Australia.

Deciyanto, S. dan Indrayani, I. G. A. A. 2008. Jamur Entomopatogen Beauveria bassiana: Potensi dan Prospeknya dalam Pengendalian Hama Tungau. Jurnal Perspektif 8: 65 – 73.

Esteca, F. C. N., Madruga, Y. P., Britto, E. P. J., Moraes, G. J.. 2014. Does The Ability of Blattisocius Species to Prey on Mites and Insects Vary According to The Relative Length of The Cheliceral Digits. Journal of Acarologia 54(3): 359-365.

Gerson, U., Smiley, R. L., Ochoa, R. 2003. Mites (Acari) for Pest Control. Blackwell Science, Oxfords.

Gotoh, T., Yamaguchi, K., Mori, K. 2004. Effect of Temperature on Life History of the Predatory Mite Amblyseius (Neoseiulus) californicus (Acari: Phytoseiidae). Journal of Experimental and Applied Acarology 32: 15-30.

Page 41: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

24

Halliday, R. B., Walter, D. E., Lindquist, E. E. 1998. Revision of the Australian Ascidae (Acarina : Mesostigmata). Invertebrate Taxonomy 12: 1-54.

Haines, C. P. 1981. Laboratory Studies on the role of an egg predator, Blattisocius tarsalis (Berlese) (Acari: Ascidae), in relation to the natural control of Ephestia cautella (Walker) (Lepidoptera: Pyralidae) in warehouses. Bulletin Entomological Research 71: 555-574.

Kanavel, R. F. and Selhime, A. G. 1967. Biological Studies on Paracheyletia bakeri (Acarina: Cheyletidae). Entomologist 50(2): 107-113.

Li, Y. T., Jiang, J. Y. Q., Huang, Y. Q., Wang, Z. H., Zhang, J. P. 2015. Effects of temperature on development and reproduction of Neoseiulus bicaudus (Phytoseiidae) feeding on Tetranychus turkestani (Tetranychidae). Syistematic and Applied Acarology 20(5): 478-490.

Maryani, C. T. dan Nasution, D. B. 2007. Biologi predator Cheilomenes sexmaculata (Fabr.) (Coleoptera: Coccinellidae) pada kutu daun Macrosiphoniela sanborni Gilette (Homoptera: Aphididae). Agritop 26(3): 99-104.

Maula, F. and Khan, I. A. 2016. Effect of temperature variation on the developmental stages of Tetranychus urticae Koch and Panonychus ulmi Koch (Tetranychidae: Acarina) under laboratory conditions in swat valley of Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan. Entomology and Zoology Studies 4(1): 279-283.

McMurtry, J. A. and Croft, B. A. 1997. Life-styles of phytoseiid mites and their role in biological control. Annual Review of Entomology 42: 291–321.

Metwalley, K. M., El-Naggr, M. E. F., Senna, M. A., Atwa, W. A., Mahgoub, Z. M. 2015. Biology of the predaeous mite Cheyletus eruditus (Schrank) (Acari: Cheyletidae) when fed on the astigmatid mite Acarus siro (Oudemans) at different temperatures. Plant Protection and Pathology 6(7): 1019-1027.

Mohamed, A. E. M. 2013. Biological aspects and life table parameters of predator gamasid ascid mite, Blattisocius dentriticus (Berlese) (Acari: Gamasida: Ascidae). Biological Sciences. 6(2): 97-105.

Ningtyas, M. S., Ismoyowati, Sulistyawan, I. B. 2013. Pengaruh temperatur terhadap daya tetas dan hasil tetas itik (Anas plathyrinchos). Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1): 347-352.

Nielsen, P. S. 1999. The impact of temperature on activity and consumption rate of moth eggs by Blattisocius tarsalis (Acari: Ascidae). Experimental and Applied Acarology 23: 6149-157.

Palyvos, N. E. and Emmanouel, N. G. 2009. temperature dependent development of the predatory mite Cheyletus malaccensis (Acari: Cheyletidae). Experimental Applied Acarology 47: 147-158.

Page 42: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

25

Palyvos, N. E. and Emmanouel, N. G. 2011. Reproduction, survival, and llife table parameters of the predatory mite Cheyletus malaccensis (Acari: Cheyletidae) at various constant temperatures. Experimental Applied Acarology 54: 139-150.

Pekar, S. and Ždárková, E. 2004. A model of the biological control of Acarus siro by Cheyletus eruditus (Acari: Acaridae, Cheyletidae) on grain. Pest Sci 77: 1-10.

Setyobudi, L., Istianto,M., Endarto, O. 2007. Potensi individu amblyseius deleoni et Denmark sebagai predator hama tungau Panonychus citri McGregor pada tanaman jeruk. Jurnal Hortikultura 17(1): 69-74

Sinha, R. N., Wallace, H. A. H., Chebib, F. S. 1969. Principal component Analysis of interrelations among fungi, mites, and insects in grain bulk ecosystems. Ecology 50: 536–547.

Subagyo, V. N. O. dan Hidayat, P. 2014. Neraca kehidupan kutu kebul Bemisia tabaci (Gennadius) (Hemiptera: Aleyrodidae) pada tanaman cabai dan gulma babadotan pada suhu 25 dan 29°C. Entomologi Indonesia 11(1): 11-18.

Szlendak, E., Conyers, C., Muggleton, J., Thind, B. B. 2000. Pirimiphosmethyl resistance in two stored product mites, Acarus siro and Acarus farris, as detected by impregnated paper bioassay and esterase activity assays. Experimental and Applied Acarology 24: 45–5.

Thomas, H. Q., Zalom, F. G., Nicola, N. L. 2011. Laboratory studies of Blattisocius keegani (Fox) (Acari: Ascidae) reared on eggs of navel 10 orangeworm: potential for biological control. Bulletin of Entomological Research 101: 499-504.

Volgin, V. I. 1989. Acarina of the family Cheyletus eruditus of the world. Paulus Press. New Dehli.

Wagiman, F. X. 2014. Hama pascapanen dan pengelolaanya. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Wardani, E. K. 2016. Preferensi dan biologi tungau predator Blattisocius keegani dan Cheyletus eruditus pada tungau gudang Tyrophagus longior. Skripsi.

Xia, B., Luo, D., Zou, Z., Zhu, Z. 2009. Effect of temperature on the life cycle of Aleuroglyphus ovatus (Acari: Acaridae) at four constant temperatures. Stored Products Research 45:190-194.

Yousef, A. A., Zaher,M. A., Kandil, M. M. 1982. Effect of prey and temperature on the development and biology of Cheyletus malaccensis Oudemans (Acari, Cheyletidae). Entomology 93: 39-42.

Younef, A. A. and Hamama, H. M. 2008. Life history and predation of the mite, Blatttisocius keegani Fox (Acari: Ascidae) on eggs of Ephestia kuehniella Zeller (Lepidoptera: Pyralidae). Bulletin of the Entomological Society Egypt 225-232.

Page 43: PENGARUH SUHU TERHADAP BIOLOGI TUNGAU PREDATOR …repository.ub.ac.id/7399/1/Aryati Cahyani.pdf · 2020. 10. 12. · hama tungau pada produk simpanan. Masalah yang sering terjadi

26

Ždárková, E. and Pulpan, J. 1973. Temperature storage of the predatory Cheyletus eruditus (Schrank) for future use in biological control. Stored Products Research 9: 217-220.

Ždárková, E. 1986. Mass rearing of the predator Cheyletus eruditus (Scharank) (Acarina: Cheyletidae) for biological control of acarid mites infesting stored products. Crop Protection 5(2): 122-124.

Ždárková, E. 1994. The effectiveness of organophosphate acancides on stored product mites interacting in biological control. Experiment and Applied Acarology 18: 747 -751.

Ždárková, E. 1998. Biological control of storage mites by Cheyletus eruditus. Integrated Pest Management 3: 111-116.

Ždárková, E., Lukas, J., Horak, P. 2003. Compatibility of Cheyletus eruditus (Schrank) (Acari: Cheyletidae) and Cephalonomia tarsalis (Ashmead) (Hymenoptera: Bethylidae) in biological control of stored grain pests. Plant Protection Science 2(1): 29-34.

Ždárková, E. and Fejt, R. 2017. Possibilities of biological control of stored food mites. proceedings of the 7th International working conference on stored-product protection, 2: 1243-1245. Diunduh dari http://spiru.cgahr.ksu.edu/proj/iwcspp/pdf2/7/1243.pdf pada tanggal 25 Mei 2017.