pengaruh stres, tekanan teman sebaya,...

141
PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, DAN SELF CONTROL TERHADAP PERILAKU PENYALAHGUNAAN OBAT TANPA RESEP PADA ANAK JALANAN DI JAKARTA BARAT Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.) Oleh: Ningrum Supriyatin NIM :1111070000123 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M

Upload: nguyendan

Post on 11-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, DAN SELF

CONTROL TERHADAP PERILAKU PENYALAHGUNAAN

OBAT TANPA RESEP PADA ANAK JALANAN

DI JAKARTA BARAT

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Oleh:

Ningrum Supriyatin

NIM :1111070000123

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 2: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

ii

PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, DAN SELF

CONTROL TERHADAP PERILAKU PENYALAHGUNAAN

OBAT TANPA RESEP PADA ANAK JALANAN

DI JAKARTA BARAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Oleh:

Ningrum Supriyatin

NIM : 1111070000123

Pembimbing

Mohamad Avicenna, M.Hsc, Psy

NIP: 19770906 200112 1 004

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015

Page 3: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA,

DAN SELF CONTROL TERHADAP PERILAKU PENYALAHGUNAAN

OBAT TANPA RESEP PADA ANAK JALANAN DI JAKARTA SELATAN”

telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 15 Desember 2015. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) pada

Fakultas Psikologi.

Jakarta, 15 Desember 2015

Sidang Munaqasyah

Dekan/ Wakil Dekan/

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si Dr. Abd Rahman Shaleh, M.Si

NIP. 19680614 199704 1 001 NIP. 19720823 199903 1 002

Anggota

Suta Haryanthi, M.Psi.T., Psikolog Neneng Tati Sumiati, M.Si, Psikolog

NIP. 19771209 200912 2 002 NIP. 19730328 200003 2 003

Moh. Avicenna, M.HSc, Psy

NIP. 19770906 200112 1 004

Page 4: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ningrum Supriyatin

NIM : 1111070000123

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PENGARUH STRES,

TEKANAN TEMAN SEBAYA, SELF CONTROL TERHADAP PERILAKU

PENYALAHGUNAAN OBAT TANPA RESEP PADA ANAK JALANAN DI

JAKARTA BARAT adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak

melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada

dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam

skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan

merupakan plagiat dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 15 Desember 2015

Ningrum Supriyatin

NIM : 1111070000123

Page 5: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

v

PERSEMBAHAN

Untuk keluarga, dosen-dosen, sahabat, serta anak jalanan tanpa kalian

tak mungkin skripsi ini terselesaikan.

....And Allah found you lost and guided you

-Adh-Dhuha 93:7-

Page 6: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Desember 2015

C) Ningrum Supriyatin

D) Pengaruh stres, tekanan teman sebaya dan self control terhadap perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak jalanan Di Jakarta Barat.

E) xiv + 96 halaman + 10 lampiran

F) Pertumbuhan anak jalanan di Jakarta mengalami peningkatan, dan sebagian

besar anak jalanan telah menyalahgunakan obat OTC untuk mendapatkan

sensasi tinggi (high), dan fly, serta untuk mengatasi masalah dan kecemasan

yang dialaminya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel

stres, tekanan teman sebaya, self control dan pendapatan terhadap perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak jalanan. Sampel berjumlah 155

anak jalanan di Jakarta Barat yang diambil dengan teknik accidental sampling.

Uji validitas alat ukur menggunakan teknik confirmatory factor analysis

(CFA). Analisis data menggunakan teknik regresi logistik.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan stres,

tekanan teman sebaya, self control, dan pendapatan terhadap perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak jalanan sebesar 37.2%. Hasil uji

hipotesis minor menunjukan tiga variabel yang memiliki pengaruh signifikan

yaitu, keterlibatan pada area keluarga, self control, dan pendapatan. Sementara

variabel stres, tekanan teman sebaya (keterlibatan pada area pertemanan,

keterlibatan pada area konformitas norma sebaya, keterlibatan pada area

perilaku misconduct), memiliki pengaruh namun tidak secara signifikan

terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep. Saran penelitian

selanjutnya, dapat meningkatkan jumlah sampel, menggunakan variabel lain

dan membatasi atau mengurangi jumlah item yang terkait perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep, serta perlunya edukasi dan pembinaan

mengenai bahaya penyalahgunaan obat tanpa resep, khususnya untuk keluarga

seperti orang tua anak jalanan, serta diadakan program self control training

pada anak jalanan, seperti mengidentifikasi pengendalian risiko, karena dengan

meningkatkan self control dapat mengurangi terjadinya impulsif dan

pengambilan keputusan yang buruk.

Keyword : stres, tekanan teman sebaya, pengendalian diri, usia,

penyalahgunaan obat tanpa resep, anak jalanan

G) Bahan bacaan: 9 buku, 33 jurnal, 5 artikel online, 1 disertasi.

Page 7: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) December 2015

C) Ningrum Supriyatin

D) The effects of stress, peer pressure, and self control on nonprescription drugs

abuse among street children

E) xiv + 96 pages + 10 attachment

F) The growth of street children in Jakarta have increased, and most of the street

children had abused OTC drugs to get high sensations, and fly. As well as to

cope problems and anxiety they experienced. This study examined the effect

of variable stress, peer pressure (peer involvement, family involvement,

conformity norm peer, and misconduct), self control (impulsiveness, physical

activity, risk seeking, self centered, simple tasks, volatile temper) and age on

behavior nonprescription drugs abuse towards street children. A total of 155

street children in West Jakarta were recruited by using technique of accidental

non-probability sampling. Confirmatory factor analysis (CFA) was carried out

to analyze the validity of the instruments, while binary logistic regression was

used to analyze the data.

The result showed that there was significant effected stress, peer pressure, self

control, and income on nonprescription drugs abuse among street children

with 37.2%. Minor hypothesis test results showed the area family to

involvement on the peer pressure, self control, and income variable that have

significant effect on nonprescription drugs abuse. While stress, peer pressure (

peer to involvement, conformity norm peer, misconduct) do not have a

significant effected nonprescription drugs abuse. Recomenden for the next

same research is increasing number of samples, use other independent

variables and minimize the number of items, and needed for education and

training about the dangers of nonprescription drugs abuse, especially to

parents or families of street children , although self control training program

on street children, such as identifying risk control, because by increasing self-

control can reduce the occurrence of impulsivity and poor decision making.

Keywords: stress, peer pressure, self control, incomes, nonprescription drugs

abuse, and street children

G) Reading materials: 9 books, 33 journal, 5 online articles, 1 dissertation.

Page 8: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, berkat rahmat-Nya peneliti

dapat menyelesaikan skripsi ini. Terselesaikannya skripsi ini tentunya tidak luput

dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,

penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dan Dr. Abdul Rahman Shaleh, M.Si, Wakil Dekan

Fakultas Psikologi..

2. Moh. Avicenna, M.H, Sc, Psy. Dosen pembimbing yang bersedia memberikan

bimbingan, masukan, kritikan, inspirasi dan motivasi selama penulis

menyelesaikan skripsi ini.

3. Liany Luzvinda, M.Si. Dosen pembimbing akademik yang telah memberikan

bimbingan, dan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan.

4. Neneng Tati Sumiati, M.Si, Psikolog dan Luh Putu S. Haryanthi, M.Psi,T.

Psikolog. Dosen penguji yang bersedia memberikan masukan, kritikan dan

nasihat kepada penulis.

5. Seluruh dosen di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu dan pembelajaran berharga bagi penulis.

6. Ketua koordinasi anak jalanan dan seluruh anak jalanan yang telah bersedia

membantu menjadi responden penelitian. Allah selalu bersama kalian.

Page 9: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

ix

7. Orang tua tercinta dan terhebat, Kakek, dan nenek, serta kakak, dan adik.

Terimakasih telah memberikan doa, kasih sayang, dan dukungan disepanjang

kehidupan.

8. Intan SHA, Mia Puspitasari, Tiara Haeni, Fahri Sunaryo, Fradana Sapta, Mega

Prana, Ganissufi, Dini Rizky, Mulhimi, Rijkaard, dan Nuraini yang selalu

membantu, memberi hiburan, pencerahan dan semangat pada penulis dalam

penyelesain skripsi ini.

9. Seluruh teman-teman kelas C 2011, yang telah mewarnai hidup penulis.

Terimakasih atas kebersamaan, persahabatan, hiburan, dukungan, serta kesetiaan

dan kesabaran menemani penulis. Kalian adalah sebaik-baiknya teman.

10. Taylor Swift, Cara Delevingne, Dani Pedrosa, yang telah memberikan inspirasi

dan hiburan bagi peneliti. You’ll never walk alone.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut

berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini.

Peneliti berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua orang. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk dapat menyempurnakan

skripsi ini.

Jakarta, 15 Desember 2015

Penulis

Page 10: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN ORISINALITAS ..................................................................... iv

ABSTRAK..................................................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1-14

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

1.2 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ................................. 11

1.2.1 Pembatasan masalah .............................................................. 11

1.2.2 Perumusan masalah ............................................................... 12

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ........................................ 13

1.3.1 Tujuan penelitian .................................................................... 13

1.3.2 Manfaat penelitian ................................................................. 14

BAB 2 LANDASAN TEORI ........................................................................... 15-

39

2.1 Penyalahgunaan Obat Tanpa Resep .................................................. 16

2.1.1 Definisi penyalahgunaan obat tanpa resep ............................... 16

2.1.2 Jenis-jenis obat tanpa resep yang disalahgunakan .................... 17

2.1.3 Dampak penyalahgunaan obat tanpa resep .............................. 18

2.1.4 Faktor penyebab perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep .... 20

2.1.5 Pengukuran penyalahgunaan obat tanpa resep ......................... 21

2.2 Stres ................................................................................................ 22

2.2.1 Definisi stres .......................................................................... 22

2.2.2 Pendekatan teoritis pada stres ................................................ 23

2.2.3 Pengukuran stres .................................................................... 26

2.3 Tekanan Teman Sebaya (Peer Pressure) .......................................... 27

2.3.1 Definisi tekanan teman sebaya ................................................ 27

2.3.2 Area tekanan teman sebaya ..................................................... 28

2.3.3 Pengukuran tekanan teman sebaya ......................................... 29

2.4 Self Control ...................................................................................... 30

2.4.1 Definisi self control ................................................................. 30

Page 11: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

xi

2.4.2 Dimensi-dimensi self control .................................................. 31

2.4.3 Pengukuran self control .......................................................... 32

2.5 Anak Jalanan ................................................................................... 33

2.5.1 Definisi anak jalanan .............................................................. 33

2.5.2 Kategori anak jalanan ............................................................. 34

2.5.3 Karakteristik kepribadian anak jalanan ................................... 35

2.6 Kerangka Berpikir ........................................................................... 37

2.7 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 42

BAB 3 METODE PENELITIAN …………………………………………..40-61

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ......................... 43

3.1.1 Populasi penelitian .................................................................. 43

3.1.2 Sampel penelitian ................................................................... 43

3.1.3 Teknik pengambilan sampel ................................................... 43

3.2 Variabel Penelitian .......................................................................... 44

3.2.1 Definisi Operasional Variabel ................................................ 45

3.2.2 Instrumen Pengumpulan Data ................................................ 47

3.2.3 Skala perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep ..................... 47

3.2.4 Skala stres .............................................................................. 48

3.2.5 Skala tekanan teman sebaya .................................................... 49

3.2.6 Skala self control ................................................................... 50

3.3 Uji Validitas .................................................................................... 51

3.3.1 Uji validitas konstruk stres ..................................................... 53

3.3.2 Uji validitas konstruk tekanan teman sebaya ........................... 54

3.3.3 Uji validitas konstruk tekanan teman sebaya yang terlibat pada

area pertemanan ..................................................................... 54

3.3.4 Uji validitas konstruk tekanan teman sebaya yang terlibat pada

area keluarga .......................................................................... 55

3.3.5 Uji validitas konstruk tekanan teman sebaya yang terlibat pada

area norma teman .................................................................. 56

3.3.6 Uji validitas konstruk tekanan teman sebaya yang terlibat

dalam misconduct................................................................... 57

3.3.7 Uji validitas konstruk self control ............................................ 58

3.4 Metode Analisis Data ....................................................................... 60

3.5 Prosedur Penelitian .......................................................................... 63

BAB 4 HASIL PENELITIAN……………………………………………... 62-78

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian .............................................. 65

4.2 Hasil Analisis Deskripsi ................................................................ 67

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ............................................ 68

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ......................................................... 69

4.4.1 Analisis Proporsi Varians pada Masing-masing IV .............. 80

Page 12: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

xii

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ……………………….79-87

5.1 Kesimpulan ................................................................................... 83

5.2 Diskusi .......................................................................................... 83

5.3 Saran ............................................................................................. 89

5.3.1 Saran teoritis ........................................................................ 90

5.3.2 Saran praktis ........................................................................ 90

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………88-92

LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 93-112

Page 13: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue print skala perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep ................ 48

Tabel 3.2 Blue print skala stres ......................................................................... 49

Tabel 3.3 Blue print skala tekanan teman sebaya ............................................... 49

Tabel 3.4 Blue print skala self control ............................................................... 49

Tabel 3.5 Muatan faktor stres ............................................................................ 54

Tabel 3.6 Muatan faktor keterlibatan pada area pertemanan .............................. 55

Tabel 3.7 Muatan faktor keterlibatan pada area keluarga ................................... 56

Tabel 3.8 Muatan faktor keterlibatan pada area konformitas norma sebaya ....... 57

Tabel 3.9 Muatan faktor area misconduct .......................................................... 58

Tabel 3.10 Muatan faktor self control ................................................................ 59

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian .............................................................. 65

Tabel 4.2 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Penggunaan Zat ................ 66

Tabel 4.3 Hasil Statistika Deskriptif .................................................................. 67

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Penelitian .............................................................. 68

Tabel 4.5 Hosmer dan Lameshow Test .............................................................. 70

Tabel 4.6 R Square ............................................................................................ 70

Tabel 4.7 Koefisien Regresi Logistik ................................................................ 71

Tabel 4.8 Proporsi Varian Sumbangan Masing-Masing Independen Variabel ..... 79

Page 14: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Pengaruh Stres, Tekanan Sebaya, dan Self Control Terhadap Perilaku

Penyalahgunaan Obat Tanpa Resep Pada Anak Jalanan ................................ 42

Page 15: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran Skala .......................................................................................... 97

2. Lampiran Hasil Lisrell ............................................................................... 103

3. Lampiran Regresi Logistik ......................................................................... 112

4. Lampiran Surat Izin Penelitian ................................................................... 116

Page 16: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah penelitian, pembatasan

masalah, rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika

penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan anak jalanan di Indonesia semakin meningkat, khususnya di kota-

kota besar dan mayoritas anak-anak yang bekerja di jalanan adalah anak berusia 7-

18 tahun (Beazley, 2003). Begitupun data dari dinas sosial khususnya di DKI

Jakarta, anak jalanan pada tahun 2010 berjumlah 5.650 orang, dan tahun 2011

meningkat menjadi 7.315 orang (Prabowo, 2011).

Penelitian Reppond (1983) di negara maju khususnya di Amerika Serikat

alasan anak pergi kejalan untuk melarikan diri karena perselisihan keluarga

dibandingkan faktor kemiskinan, hampir 80% di Amerika anak-anak melarikan diri

karena mengalami pelecehan fisik dan seksual, Patel (1983) menyatakan sebagian

besar anak-anak putus hubungan dengan keluarga, sehingga anak-anak memilih

menetap berdomisili di jalanan sepanjang hari (Aptekar, 1994).

Ennew (1986) dan Myers (1989) menyatakan bahwa sebagian besar di

negara berkembang, sebanyak 90% anak-anak bekerja di jalanan untuk menambah

penghasilan keluarganya (Aptekar,1994). Khususnya di Indonesia, kemiskinan

sebagai penyebab utama anak bekerja di jalanan dengan tujuan mencari

penghasilan dengan cara mengamen di jalan, menyemir sepatu, berjualan koran

Page 17: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

2

dan majalah, serta meminta-minta. Biasanya anak jalanan sering berkumpul di

statiun kereta api, terminal, pasar tradisional, dan di sekitar lampu lalu lintas.

Selain masalah finansial alasan anak-anak pergi kejalan karena masalah keluarga,

seperti kekerasan fisik, dan ditelantarkan, hal ini berkaitan dengan orang tua yang

depresi, dan alkoholik, jika anak tidak membawa cukup uang sehabis bekerja,

mereka akan dihukum berat (Beazley, 2003).

Studi dari WHO (2000) melaporkan antara 25% dan 90% dari anak-anak

jalanan menggunakan zat psikoaktif yang bervariasi, termasuk obat-obatan,

alkohol, nikotin, opioid, halusinogen, ganja, hipnosedatif, stimulan dan inhalant.

Diantara jenis zat psikoatif yaitu obat-obatan, alkohol, rokok dan lain-lain

merupakan zat psikoaktif yang bersifat ilegal.

Terlebih lagi fenomena penyalahgunaan obat di kalangan anak jalanan

dipengaruhi karena ketersediaan obat yang banyak dijual di tempat umum,

tentunya mereka semakin mudah untuk mendapatkan zat tersebut seperti

mendapatkan rokok, alkohol, kafein, dan lem yang sudah menjadi umum di banyak

negara. Namun biasanya mereka cenderung menyalahgunakan obat secara

sembunyi-sembunyi dari orang tua dan masyarakat sekitar (Unodc,1999).

Hasil penelitian Braitstein tahun 2013 sekitar 60% anak jalanan telah

terlibat dalam penyalahgunaan beberapa jenis zat seperti ganja, tembakau,

inhalansia, alkohol dan lain-lain. Alasan yang paling umum penggunaan obat

begitu luas dikalangan anak jalanan karena tekanan teman sebaya, kebutuhan untuk

Page 18: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

3

bertahan hidup, mengatasi kelaparan, mengatasi rasa takut, hingga untuk

kesenangan dan memunculkan rasa keberanian (Voa, 2013).

Terlebih lagi adanya faktor risiko yang berhubungan dengan

penyalahgunaan zat dikalangan anak jalanan, diantaranya faktor risiko perilaku dan

risiko fisik. Faktor risiko perilaku anak jalanan seperti kekerasan, mencuri,

mengemis, berkelahi, berbohong atau mengalami pelecehan seksual untuk

mendapatkan obat, sedangkan faktor risiko fisik seperti kekurangan gizi dan

berbagai bentuk kerusakan organ tubuh yang dialaminya (Odccp, 1997).

Selain berdasarkan fenomena penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak

jalanan, peneliti juga melakukan wawancara dengan anak jalanan pada tanggal 16

januari 2015 yang bertempat di sekitar lampu merah lebak bulus, dan pinggiran

stasiun pondok ranji. Ternyata empat dari tujuh anak jalanan pada umumnya

melakukan penyalahgunaan obat. Adapun hasil wawancara tersebut adalah sebagai

berikut:

Menurut MD yang berusia 18 tahun, ia pertamakali menggunakan zat yaitu

rokok, dan berlanjut menggunakan lem aibon, kemudian dipaksa dan diajak teman-

temannya untuk mencoba obat-obatan apotek dan warung agar lebih merasakan

sensasi high, fly, dan senang. Jenis obat yang disalahgunakan MD yaitu jenis obat

batuk dan obat penenang, dengan alasan jenis obat tersebut mudah didapat.

Sementara menurut JK, dia menyalahgunakan jenis obat batuk, dan

sedatif, serta masih aktif ngelem. Alasan dia menyalahgunakan obat agar muncul

rasa kepercayaan diri, berani, tenang dan menghilangkan stres. Lain halnya dengan

Page 19: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

4

PA, ia menyalahgunakan jenis obat batuk, painkiller dan sedatif, alasan PA

menyalahgunakan obat karena teman-temannya menyuruhnya untuk mencoba

terlebih dahulu dan ternyata sensasi yang ia rasakan ditubuhnya begitu berbeda

dari lem. TI menyalahgunakan obat tanpa resep jenis obat batuk dan flu yang

terkadang dicampur dengan minuman energi dan kafein, alasan TI

menyalahgunakan obat karena untuk melupakan masalah dan tekanan yang ada

dalam dirinya serta agar mendapatkan kegembiraan, fly, dan sensasi high.

Peneliti juga mewawancarai penjual obat di apotek pada tanggal 20 Januari

2015, ternyata fenomena penyalahgunaan obat tanpa resep sudah lama terjadi dan

menjadi hal umum dikalangan apoteker, biasanya jenis obat-obatan apotek yang

sering disalahgunakan yaitu obat jenis painkiller, analgesic dan antitusif.

Penyalahgunaan obat tanpa resep (nonprescription drugs abuse) disebut

sebagai penyalahgunaan obat OTC (over the counter) yang akhir-akhir ini

mengalami peningkatan di berbagai negara. Antara tahun 2000 sampai 2003,

American Association of Poison Control Centers menyebutkan terjadinya

peningkatan dua kali lipat pada obat OTC yang terjadi di Amerika Utara, demikian

pula pusat informasi toksikologi Swiss melihat peningkatan penyalahgunaan obat

OTC terjadi di Swiss karena produk tersebut mudah dibeli di toko-toko (Etingoff,

2012).

Sama halnya di Indonesia, BNNDKI (2011) melaporkan banyaknya bahan

obat untuk membuat fly secara bebas dijual di apotek diantaranya, ephedrine (yang

sering dijadikan bahan baku untuk pembuatan pil ekstasi) yang banyak ditemukan

Page 20: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

5

pada obat pelangsing, obat asma, obat flu, obat amphetamin, dan obat

dekstrometorfan. Selain itu, berdasarkan laporan NSDUH (2008) pada tahun 2006,

sekitar 3,1 juta orang berusia 12 sampai 25 tahun (5,3 persen) pernah

menyalahgunakan obat OTC batuk dan flu untuk mendapatkan sensasi tinggi, dan

satu juta orang (1,7 persen) sudah menggunakan obat OTC batuk dan flu dalam

satu tahun terakhir, sekitar 30.5 % pada tahun sebelumnya telah menyalahgunakan

produk NyQuil, 18% telah menyalahgunakan Coricidin dan 17.8%

menyalahgunakan produk Robitussin.

Menurut Ettingoff (2012) salah satu kategori obat OTC yang paling sering

disalahgunakan adalah obat batuk & flu. Selain kategori tersebut, obat OTC yang

disalahgunakan untuk mendapatkan sensasi tinggi yaitu obat penghilang rasa nyeri,

obat sakit kepala, obat meredakan keram saat menstruasi, obat tidur dan obat anti

mabuk perjalanan, dan obat diet. Jika obat ini digunakan dalam dosis besar

membuat euphoria dan halusinasi dan berdampak pusing, kehilangan koordinasi

dan kematian.

Ford (2009) menyatakan penyalahgunaan obat legal mengalami

peningkatan seperti obat tanpa resep (OTC) karena obat tersebut lebih mudah

diakses, relatif terjangkau, dapat diterima secara sosial sehingga kecil

kemungkinan terkena hukum pidana dan sanksi lainnya serta adanya persepsi

bahwa obat tersebut lebih aman.

Di Indonesia, pemerintah berupaya menanggulangi penyalahgunaan obat

OTC dengan menghentikan peredaran obat teresebut di masyarakat dari hasil

Page 21: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

6

pengawasan dan pengkajian badan POM serta sesuai dengan keputusan badan

pengawas obat dan makanan RI No. HK.04.1.35.06.13.3534 tahun 2013 tentang

Pembatalan Izin Edar Obat Mengandung Dekstrometrofan Sediaan Tunggal (Pom,

2014).

Berdasarkan data riset kesehatan dasar (riskesdas, 2013) sejumlah 103.860

atau 35.2% dari 294.959 rumah tangga di Indonesia menyimpan obat untuk tujuan

pengobatan sendiri (swamedikasi) dengan proporsi tertinggi di wilayah DKI

Jakarta (56.4%), terdapat 81.9% rumah tangga menyimpan obat keras dan 86.1%

rumah tangga menyimpan antibiotika yang diperoleh tanpa resep.

Lucchini (1993) 80% dari anak jalanan telah mengkonsumsi obat OTC,

sebagian dari anak jalanan memiliki tingkat kecanduan yang rendah karena anak

jalanan dapat menghentikan konsumsi obat-obatan OTC. Namun, menurut

Connolly (1990) anak jalanan yang sudah menjadi kecanduan obat OTC dan zat

adiktif lainnya sangat mudah dikenal dengan ciri pakaian compang-camping,

wajah yang kotor, mata berkaca-kaca, disebabkan adanya pengaruh dari kerusakan

otak pada penggunaan obat-obatan OTC dan zat adiktif lainnya dalam jangka

waktu yang lama (Lalor,1999).

Obat OTC pada anak jalanan merupakan sebagai bantuan untuk mengatasi

ketegangan dan kecemasan yang dialaminya, seperti penggunaan obat penenang

dapat membantu anak jalanan merasa kurang cemas, sehingga penggunaan obat

OTC jangka panjang dapat memunculkan halusinasi yang menyebabkan masalah

kesehatan mental seperti, depresi, risiko bunuh diri, dan memperburuk gangguan

Page 22: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

7

mental (skizofernia) di kalangan anak jalanan. Meskipun penyalahgunaan obat

OTC dapat menyebabkan masalah serius, masih banyak anak jalanan

menggunakannya karena menurut pandangan anak jalanan efek penggunaan obat

OTC dapat memecahkan masalah, mengurangi rasa lapar, menambah kegembiraan,

memberikan keberanian, membantu melupakan perasaan sedih, mengantuk,

meningkatkan energi untuk bekerja, meningkatkan kewaspadaan, meningkatkan

keakraban sesama teman pengguna, menghilangkan rasa sakit secara fisik (WHO,

2000).

Berdasarkan fenomena dan fakta yang terjadi dilapangan menjadi masalah

yang menarik untuk diteliti, karena anak jalanan memiliki tingkat penyalahgunaan

zat, khususnya penyalahgunaan obat tanpa resep sebagai alternatif untuk membuat

fly dan mendapatkan sensasi tinggi (high) seperti euphoria dan halusinasi. Pada

kenyataannya, penyalahgunaan obat tanpa resep hanya memperburuk masalah dan

dapat mengurangi kemampuan fisik mereka untuk bekerja di jalanan. Banyak

faktor yang menyebabkan anak jalanan menyalahgunakan obat tanpa resep

diantaranya: stres, tekanan lingkungan yang dialaminya, perilaku antisosial,

pengaruh teman sebaya (King et al, 2010), harga yang murah, faktor ketersediaan

serta faktor kemudahan untuk mendapatkan obat OTC (Gonzales et al, 2011).

Salah satu faktor yang berperan dalam penyalahgunaan obat tanpa resep

pada anak jalanan adalah stres. Silver (2013) menyebutkan terdapat pengaruh

positif antara stres dan penyalahgunaan obat tanpa resep seperti penyalahgunaan

obat flu dan nyeri serta gejala psikologis yang terjadi pada pria dan wanita.

Page 23: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

8

Begitupun semua model zat menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara stres

pada semua penyalahgunaan zat pada laki-laki tetapi tidak untuk wanita. Hal ini

menunjukkan ketika laki-laki mengalami lebih banyak stres mereka lebih

meningkatkan penggunaan zat. Menurut Didenko dan Pankratz (2007) stres

merupakan penyebab anak jalanan menyalahgunakan obat tanpa resep untuk

mengatasi tekanan keadaan yang dialaminya.

Sama halnya dengan penelitian Abbot dan Fraser (1998) mengemukakan

bahwa sebagian besar individu menggunakan obat OTC analgesik untuk

menangani keadaan mood, kecemasan, masalah tidur dan stres, namun sebenarnya

hal tersebut tidak disarankan, begitupun tujuan beberapa individu menggunakan

obat OTC analgesik secara teratur untuk mengobati masalah psikologis dan stres.

Selain itu, Koushede et al (2010), melaporkan diantara orang yang sering merasa

stres menunjukkan adanya peningkatan penyalahgunaan obat analgesik

dibandingkan dengan individu yang tidak merasa stres.

Selain faktor psikologis, faktor lingkungan mempengaruhi

penyalahgunaan zat khususnya faktor tekanan teman sebaya, faktor tersebut terjadi

karena adanya tekanan dari teman sebaya dimana seseorang dipaksa atau di desak

untuk melakukan sesuatu tindakan tertentu (Brown, Clasen, dan Eicher, 1986).

Tekanan teman sebaya mempengaruhi keterlibatan dalam perilaku menyimpang

pada penggunaan zat, dibuktikan dengan peneltian Crockett, Raffawlli, dan Shen

(2006) bahwa tekanan teman sebaya memiliki hasil yang signifikan pada

penggunaan zat.

Page 24: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

9

Hasil lain menunjukkan bahwa remaja yang memiliki kecenderungan nilai

yang tinggi pada tekanan teman sebaya lebih banyak mengkonsumsi bir, alkohol,

mencuri, lebih sering mabuk dalam enam bulan sebelumnya, lebih sering bolos

dikelas, lebih banyak menggunakan kokain, jamur, crack, dari pada tekanan teman

sebaya yang rendah (Santor, Messervey, Kusumar, 2000). Sehingga kerentanan

tekanan teman sebaya memiliki hubungan positif terhadap semua indeks

penggunaan zat dan penyalahgunaan zat (Dielman et al, 1987).

Clasen dan Brown (1985) menyatakan bahwa tekanan teman sebaya

memiliki lima area diantaranya keterlibatan pada area pertemanan, keterlibatan

pada area sekolah, keluarga, konformitas, dan misconduct. Sedangkan diantara tiga

dari kelima area tekanan teman sebaya secara signifikan positif mempengaruhi

perilaku penyalahgunaan zat dan pelanggaran yaitu keterlibatan pada area teman,

keterlibatan pada area sekolah, dan konformitas dibandingkan dengan keterlibatan

pada area keluarga dan misconduct.

Brown, Clasen, Eicher (1986) melakukan penelitian lagi bahwa tekanan

teman sebaya secara signifikan mempengaruhi perilaku misconduct dan secara

positif berhubungan dengan penyalahgunaan obat-obatan dan perilaku bermasalah.

Selain itu, faktor pengendalian diri atau disebut dengan self-control,

memberi peluang untuk memahami efek penahanan diri dalam penggunaan zat.

Dari hasil penelitian Ford dan Blumenstein (2013) menunjukkan bahwa self

control secara signifikan berhubungan dengan semua bentuk penggunaan zat,

responden dengan self control yang rendah lebih melaporkan melakukan pesta

Page 25: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

10

minuman keras dalam dua minggu terakhir, penggunaan ganja dan penyalahgunaan

obat tanpa resep dalam satu tahun terakhir.

Begitu juga dengan penelitian Wills dan Ainette (2008) melaporkan

individu yang memiliki self control tinggi menunjukkan dampak lebih kecil pada

faktor risiko tingkat penggunaan zat dibandingkan individu yang menunjukkan self

control yang rendah. Di dukung dengan penelitian Allahverdipour et al (2008)

menunjukkan bahwa penyalahgunaan obat dan rokok secara signifikan lebih tinggi

pada remaja yang memiliki tingkat self control rendah, hal tersebut karena remaja

yang mengalami tekanan teman sebaya dapat terlibat dalam perilaku

penyalahgunaan obat, kerena remaja yang memiliki self control rendah tidak

memiliki tindakan sosial yang efektif, yang bertujuan untuk melindungi diri

terhadap penyalahgunaan obat.

Faktor pendapatan memiliki peranan penting dalam penyalahgunaan obat

tanpa resep dikalangan anak jalanan. Unicef (2012) menyatakan anak jalanan

memiliki pendapatan berfluktuasi, sebagian besar pendapatan anak jalanan sepuluh

ribu sampai dua ratus ribu rupiah perhari. Hasil pendapatan anak jalanan biasanya

diberikan kepada keluarga, dan sebagiannya lagi digunakan untuk membeli rokok,

alkohol, dan obat-obatan sebagai bagian dari hiburan anak jalanan.

Untuk itu, melihat masih banyaknya masalah mengenai penyalahgunaan

zat khususnya penyalahgunaan obat tanpa resep, maka peneliti tertarik memilih

topik permasalahan penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak jalanan. Hal ini

karena pentingnya mengetahui faktor-faktor yang paling mempengaruhi dalam

Page 26: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

11

melakukan perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak jalanan, sehingga

dapat menurunkan perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep, dan pihak-pihak

yang terkait dapat mengantisipasi perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada

masa yang akan datang.

1.2 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Untuk menghindari kesimpangsiuran dan kesalahan persepsi dan lebih

terarahnya pembahasan, maka penulis membatasi masalah perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep, stres, tekanan teman sebaya, dan self control.

Adapun pengertian konsep yang digunakan sebagai berikut :

1. Perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep dalam penelitian ini adalah

perilaku menyalahgunakan obat tanpa resep dengan cara mengambil dalam

jumlah banyak atau melebihi dosis yang diberikan untuk mendapatkan

sensasi tinggi (high). Jenis obat tanpa resep yang disalahgunakan meliputi

obat batuk dan flu, analgesik, sedatif, stimulan dan obat pencahar

(Ettingoff, 2012).

2. Stres dalam penelitian ini adalah tekanan lingkungan yang melebihi

kemampuan individu untuk mengatasinya, sehingga terjadinya perubahan

psikologis dan biologis individu rentan terhadap risiko terkena penyakit

(Cohen, Kesler, Gordon, 1997).

Page 27: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

12

3. Tekanan teman sebaya dalam penelitian ini adalah individu yang berpikir,

dan berperilaku untuk melakukan suatu tindakan dengan cara tertentu

karena telah ditekan, atau dipaksa oleh temannya. Meliputi tekanan teman

sebaya yang terlibat pada area pertemanan, tekanan teman sebaya yang

terlibat pada area keluarga, tekanan teman sebaya yang terlibat pada area

konformitas norma sebaya, tekanan teman sebaya yang terlibat pada area

misconduct (Brown et al, 1986).

4. Self control dalam penelitian ini adalah ketidakmampuan individu dalam

mengendalikan diri yang mengarah pada tindakan kriminal. Individu yang

memiliki kontrol diri rendah cenderung memiliki perilaku impulsiveness,

physical activity, risk seeking, self centered, simple task, volatile temper

(Gottfredson dan Hirschi, 1990) (dalam Grasmick et al, 1993).

5. Subjek pada penelitian ini anak jalanan yang berusia remaja 14-18 tahun.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah pada

penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh stres, tekanan teman sebaya, self control dan

pendapatan serta dimensi-dimensinya terhadap perilaku penyalahgunaan obat

tanpa resep pada anak jalanan ?

Page 28: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

13

2. Seberapa besar sumbangan perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep yang

dapat diprediksi oleh variabel stres, tekanan teman sebaya, self control dan

pendapatan serta dimensi-dimensinya secara bersama-sama ?

3. Apakah terdapat pengaruh stres terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa

resep ?

4. Apakah terdapat pengaruh tekanan teman sebaya (keterlibatan pada area

pertemanan) terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep ?

5. Apakah terdapat pengaruh tekanan teman sebaya (keterlibatan pada area

keluarga) terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep ?

6. Apakah terdapat pengaruh tekanan teman sebaya (keterlibatan pada area

konformitas norma sebaya) terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa

resep ?

7. Apakah terdapat pengaruh tekanan teman sebaya (keterlibatan pada area

misconduct) terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep ?

8. Apakah terdapat pengaruh self control terhadap perilaku penyalahgunaan obat

tanpa resep ?

9. Apakah terdapat pengaruh pendapatan terhadap perilaku penyalahgunaan obat

tanpa resep ?

Page 29: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

14

10. Prediktor manakah yang paling berpengaruh terhadap perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel stres, tekanan

teman sebaya (tekanan teman sebaya yang terlibat pada area pertemanan, tekanan

teman sebaya yang terlibat pada area sekolah, tekanan teman sebaya yang terlibat

pada area keluarga, tekanan teman sebaya yang terlibat pada area konformitas

norma sebaya, tekanan teman sebaya yang terlibat pada area misconduct, self

control dan pendapatan terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada

anak jalanan, serta mengetahui seberapa besar konstribusi yang diberikan oleh

masing-masing variabel terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada

anak jalanan.

1.3.2 Manfaat penelitian

Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan gambaran dan berkontribusi keilmuan bagi psikologi sosial,

psikologi klinis dan psikologi perkembangan.

2. Sebagai bahan kajian ilmiah tentang suatu gejala psikologis dan sosial

mengenai perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak jalanan.

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah:

Page 30: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

15

1. Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat diperoleh gambaran

tentang pengaruh stres, tekanan teman sebaya, self control dan pendapatan

yang mempengaruhi perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak

jalanan, sehingga dari hasil pengujian hipotesis ini dapat menjadi bahan

informasi dan introspeksi bagi anak jalanan dan pihak terkait lainnya tentang

bagaimana stres, tekanan teman sebaya, self control dan pendapatan

berpengaruh terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak

jalanan.

2. Penelitian ini diharapkan juga mampu memberi gambaran aspek sosial,

budaya, dan dampaknya bagi pelaku maupun bagi masyarakat agar lebih

proposional dalam menilai perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada

anak jalanan.

Page 31: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

16

BAB 2

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, peneliti membahas teori yang menjelaskan masing-masing variabel

penelitian. Adapun teori yang dibahas terlebih dahulu adalah teori-teori mengenai

penyalahgunaan obat tanpa resep (non prescription drugs abuse ), stres, tekanan

teman sebaya, self control, dan anak jalanan.

2.1 Penyalahgunaan Obat Tanpa Resep (Nonprescription Drugs Abuse)

2.1.1 Pengertian, Jenis, dan Dampak Penyalahgunaan Obat Tanpa Resep

Obat tanpa resep atau obat over the counter (OTC) adalah obat yang dapat dibeli di

apotek, supermarket dan toko, serta obat yang tidak memerlukan resep dokter

karena dianggap aman saat digunakan dengan aturan yang benar. Namun,

kenyataannya banyak obat OTC berpotensi menjadi ketergantungan dan kecanduan

serta menyebabkan reaksi toksin yang merugikan (Donatelle, Davis, dan Hoover,

1988).

Sedangkan menurut Hughes, et al (1999) sebagian besar obat tanpa resep

dijual bebas di apotek dan digunakan secara tepat dan benar oleh pasien, namun

sebagian kecil pasien dapat menyalahgunakan obat. Istilah penyalahgunaan

digunakan untuk menjelaskan penggunaan obat dengan tujuan tanpa medis,

misalnya digunakan untuk merasakan efek yang dapat mengubah pikiran, serta

penyalahgunaan terjadi jika menggunakan obat tujuan medis namun dengan cara

Page 32: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

17

yang salah, misalnya menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama atau

meningkatkan dosis.

Obat tanpa resep merupakan zat yang mengubah tubuh untuk tujuan medis,

namun tidak memerlukan resep dokter untuk membelinya, kategori obat ini

diantaranya obat sakit kepala, obat flu & batuk, obat alergi, dan obat-obatan umum

lainnya. Namun semakin banyak orang dengan sengaja menyalahgunakan obat

tersebut dengan cara mengambil dalam jumlah banyak atau melebihi dosis yang

diberikan untuk mendapatkan sensasi high (Ettingoff, 2012).

Terdapat lima jenis obat (Ettingoff, 2012) yang sering disalahgunakan

yaitu: Obat batuk dan flu, obat-obatan penghilang rasa nyeri, obat penenang, obat

stimulan dan obat pencahar/diet.

1. Obat batuk dan flu

Obat untuk meredakan gejala batuk dan flu seperti demam, sakit kepala, bersin-

bersin dan hidung tersumbat. Jika obat tersebut diambil dalam dosis tinggi dapat

menyebabkan efek samping fisik ringan sampai ke hal yang paling ekstrem

yaitu dapat menyebabkan kematian. Efek ringannya yaitu pusing, mual, gatal-

gatal, kehilangan koordinasi, berkeringat, penglihatan kabur, pupil melebar,

bicara melantur, sakit kepala, kulit sensitif, wajah memerah, kulit kering, mulut

kering dan mati rasa di kaki.

Page 33: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

18

Dampak psikologis yaitu, disphoria, kesedihan ekstrem, paranoia,

kebingungan, disorientasi, distorsi persepsi, mania, cemas, gelisah, serta

depresi.

2. Obat penghilang rasa sakit atau analgesic

Obat untuk meredakan atau menghilangkan rasa sakit seperti, sakit kepala, kram

saat menstruasi, dan luka memar. Jika obat ini disalahgunakan dalam dosis

besar dapat memunculkan perasaan euforia, dan halusinasi. Menurut Magil

(2011) dampak penyalahgunaan obat pereda nyeri yaitu munculnya gejala

withdrawal, gelisah, nyeri otot dan tulang, insomnia, diare, mual. Jika

digunakan jangka panjang akan menyebabkan susah bernafas, depresi bahkan

kematian.

3. Obat penenang atau sedative

Obat yang memperlambat aktivitas otak sehingga memunculkan reaksi

ketenangan, mengurangi sakit, reaksi mengantuk dan menghilangkan

kecemasan. Jika obat penenang disalahgunakan dalam dosis tinggi maka akan

menyebabkan beberapa efek samping, seperti mengalami perubahan

kepribadian, euforia ringan, depresi, dan halusinasi. Selain itu, kejang otot,

denyut jantung melemah, pingsan, pusing, sulit berbicara, dan kematian.

4. Stimulan

Stimulan yang dikenal di kalangan atlet untuk meningkatkan kinerja,

meningkatkan denyut jantung, dan meningkatkan metabolisme, sehingga

Page 34: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

19

memberikan lebih banyak energi dan kalori terbakar dengan cepat. Jika

stimulant disalahgunakan dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gejala

withdrawal, kelelahan, depresi, gangguan pola tidur, mudah marah, paranoia,

meningkatkan tekanan darah, meningkatkan detak jantung, mengurangi nafsu

makan, komplikasi jantung, dan stroke.

5. Obat penurun berat badan

Obat pencahar merupakan substansi yang digunakan untuk mengatasi sembelit,

obat ini dapat merangsang percepatan gerakan usus, tetapi seseorang yang

menyalahgunakan obat pencahar percaya bahwa obat pencahar membantu untuk

menurunkan berat badan sehingga mereka mengambil dalam dosis yang besar.

Jika disalahgunakan dapat menyebabkan kebingungan, diare, nyeri dada,

tekanan darah tinggi, serta berisiko pada masalah jantung, seperti detak jantung

tidak teratur dan cepat, serangan jantung, nyeri dada, dan pendarahan.

Berdasarkan berbagai pengertian obat tanpa resep atau obat OTC yang

telah dijabarkan beberapa tokoh, pada penelitian ini peneliti menggunakan teori

obat tanpa resep dari Ettingoff (2012) yaitu menyalahgunakan obat tanpa resep

dengan cara mengambil dalam jumlah banyak atau melebihi dosis yang diberikan

untuk mendapatkan sensasi high.

Dari keseluruhan kategori obat yang sering disalahgunakan adalah obat

batuk dan flu, penghilang rasa sakit, obat penenang, stimulan, dan obat penurun

berat badan. Alasan obat-obatan tersebut banyak disalahgunakan karena obat-

Page 35: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

20

obatan tersebut sangat mudah didapat dan tersedia tanpa membutuhkan resep

dokter untuk membelinya, dan obat-obatan ini dapat membuat efek ketagihan atau

kecanduan, serta banyak pecandu yang menyalahgunakan obat ini hanya untuk

mendapatkan sensasi high dan fly seperti menggunakan narkoba.

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan obat tanpa resep

Perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep dapat disebabkan oleh beberapa faktor,

diantaranya sebagai berikut:

1. Riwayat keluarga memiliki peranan besar dalam memprediksi individu menjadi

pecandu atau tidak, serta faktor lingkungan dapat mempengaruhi individu

menyalahgunakan obat tanpa resep, ketika individu yang merasa tidak sesuai

dengan lingkungannya misalnya memiliki rasa percaya diri yang rendah dan

mengalami depresi memungkinkan terjadinya penyalahgunaan obat (Ettingoff,

2012).

2. Stres merupakan alasan utama untuk menyalahgunakan obat, obat menawarkan

kesempatan pengguna untuk menghindari stresor yang disebabkan di sekolah,

teman atau keluarga (Ettingoff, 2012). Menurut Silver (2013) stres memiliki

pengaruh positif pada penyalahgunaan obat flu serta gejala psikologis pada

penyalahgunaan obat pereda nyeri yang terjadi pada pria dan wanita. Begitupun

adanya pengaruh signifikan antara stres pada semua penggunaan zat pada laki-

laki tetapi tidak untuk wanita. Hal ini menunjukkan ketika laki-laki mengalami

lebih banyak stres mereka lebih meningkatkan penggunaan zat.

Page 36: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

21

3. Tekanan teman sebaya sering disebut sebagai faktor penting dalam

penyalahgunaan zat pada remaja (Dielman, et al, 1987). Tekanan teman sebaya

mempengaruhi secara positif pada penggunaan zat dan perilaku pelanggaran

(Brown, Clasen, & Eicher, 1986).

4. Self control yang tinggi pada seseorang menunjukkan dampak lebih kecil pada

faktor resiko tingkat penggunaan zat dibandingkan individu yang menunjukkan

self control yang rendah (Wills & Ainette, 2008).

5. Faktor pendapatan memainkan peran penting dalam penyalahgunaan obat tanpa

resep, hasil pendapatan anak jalanan biasanya diberikan kepada keluarga, dan

sebagiannya digunakan untuk membeli rokok, alkohol, dan obat-obatan (Unicef,

2012).

6. Ketersediaan mengacu pada kemudahan atau kesulitan untuk mendapatkan obat

terutama berkenaan dengan biaya dan jumlah obat yang tersedia (NIDA, 1980).

2.1.3 Indikator dan Pengukuran penyalahgunaan obat tanpa resep

Indikator dalam penelitian ini yaitu pernah menyalahgunakan obat tanpa perlu

resep dokter dengan tujuan fly dalam enam bulan terakhir. Peneliti menggunakan

dan memodifikasi alat ukur dari McCabe, et al (2005) tentang nonmedical use of

prescription opioid analgesic, pengukuran ini mengukur penggunaan tanpa medis

pada obat resep analgesik opiod pada remaja hingga dewasa awal. Skala ini hanya

memiliki dua pilihan jawaban (binary choice), yaitu “ya” yang berarti

Page 37: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

22

menyalahgunakan obat tanpa resep dan “tidak” yang berarti tidak

menyalahgunakan obat tanpa resep.

2.2 Stres

2.2.1 Definisi stres

Menurut Selye (1976) stres merupakan bagian dari pengalaman manusia sehari-

hari yang berhubungan dengan berbagai masalah yang dasarnya berbeda, seperti

trauma, luka bakar, dorongan emosional, usaha fisik dan mental, lelah, sakit, rasa

takut, kebutuhan untuk berkonsentrasi, frustasi, kehilangan darah, keracunan

dengan obat-obatan atau polusi lingkungan.

Lazarus dan Folkman (1984) mendefiniskan stres adalah sebuah hubungan

antara individu dengan lingkungan yang dinilai oleh individu tersebut sebagai hal

membebani atau melebihi kemampuan seseorang dan membahayakan

kesejahteraannya.

Menurut Cohen, Kesler, dan Gordon (1997) stres adalah tekanan lingkungan

yang melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya, sehingga terjadinya

perubahan psikologis dan biologis individu rentan terhadap risiko terkena penyakit.

Peneliti menggunakan teori stres dari Cohen, Kessler, dan Gordon (1997) yang

memfokuskan pada tekanan lingkungan yang melebihi kemampuan individu untuk

mengatasinya, sehingga terjadinya perubahan psikologis dan biologis individu

rentan terhadap risiko terkena penyakit.

Page 38: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

23

2.2.2 Pendekatan teoritis pada stres

Cohen, Kessler, dan Gordon (1997) ada dua pendekatan terhadap stres, yaitu

pendekatan biologis dan pendekatan psikologis untuk memberikan gambaran

tentang pendekatan teoritis terhadap stres lingkungan, yaitu :

1. Pendekatan biologis

Pendekatan biologis berfokus pada aktivasi sistem fisiologis yang responsif

terhadap tekanan fisik dan psikologis. Aktivasi sistem bertujuan menempatkan

individu pada risiko berbagai gangguan fisik dan psikis. Terdapat dua sistem

yang terkait terhadap reaksi stres, yaitu sympathetic-adrenal medulla system

(SAM) dapat memunculkan reaksi tubuh terhadap berbagai keadaan darurat,

meningkatkan adrenalin (epinephrine) sehingga memunculkan respon fight or

flight. Sistem hiphothalamic- pituitary adrenal axis (HPA) terjadi karena

adanya pengaruh dari reaksi fisiologis non spesifik yang disebabkan oleh respon

terhadap stimulus yang berlebihan. Terdapat tiga tahapan yang disebut General

adaption syndrome (GAS), yaitu : Tahap alarm, tahap reaksi awal yang

diperlukan untuk menghadapi berbagai stresor. Tahap resistance, yaitu

melibatkan penyesuaian penuh pada stresor dengan meningkatkan konsekuensi

atau menghilangkan suatu simptom. Tahap exhaustion, terjadi jika stresor cukup

berat dan berkepanjangan akan melemahkan pertahanan somatik sehingga

individu tidak dapat lagi beradaptasi dengan stresor.

Page 39: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

24

2. Pendekatan psikologis

Stres psikologis menekankan pada persepsi individu dan menilai potensi yang

berbahaya yang disebabkan oleh stimulus. Persepsi akan munculnya ancaman

terjadi ketika tekanan pada seseorang melebihi kemampuannya. Lazarus (1966)

ada dua macam penilaian dari stimulus, yang dinilai suatu ancaman berbahaya

atau tidak berbahaya, yaitu : Primary appraisal merupakan penilaian pada

kondisi stimulus dan struktur psikologis yang dirasakan, seperti menghadapi

bahaya, intensitas, dan durasi dari stimulus.

Situasi yang menghasilkan stres akan dinilai menjadi tiga yaitu: Harm-loss,

memungkinkan seseorang mengalami beberapa kerugian seperti mengalami

cidera yang mengakibatkan lumpuh atau sakit, kehilangan orang yang di cintai.

Threat (ancaman) berkaitan dengan bahaya atau kehilangan yang belum terjadi

tetapi akan diantisipasikan, bahkan ketika bahaya atau kehilangan telah terjadi

pun akan selalu menyatu dengan ancaman karena setiap kehilangan akan

berimplikasi negatif untuk masa depan. Challenge (tantangan) berfokus pada

potensi keuntungan atau perkembangan yang melekat dalam munculnya emosi

yang menyenangkan seperti keinginan, kegembiraan dan semangat, sedangkan

ancaman berfokus pada potensi bahaya dan ditandai oleh emosi negatif seperti

takut, cemas dan marah.

Page 40: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

25

Secondary appraisal yaitu adanya respon coping dan mengevaluasi sumber

daya untuk menentukan apakah individu dapat mengatasi stres dengan

menghilangkan atau mengurangi efek dari stimulus stres tersebut.

2.2.2 Aspek psikologis terhadap stres

1. Kognisi dan Stres, Stres dapat mengganggu fungsi kognitif dengan cara

melemahkan perhatian, seperti kesulitan konsentrasi, mengingat, memecahkan

masalah.

2. Emosi dan Stres, Emosi dan stres saling berkaitan. Individu yang cenderung

meggunakan keadaan emosinya dapat menilai stres yang dialaminya. Seperti

mengalami stres dan ketakutan jika bertemu ular, cemas, phobia, marah, dan

sedih

3. Perilaku sosial dan stres, Stres dapat mengubah individu terhadap satu sama

lain. Individu yang mengalami stres cenderung mengarahkan individu untuk

mencari dukungan dan bantuan, atau kurang bersosialisasi dan kurang peduli

terhadap orang lain

2.2.3 Pengukuran stres

Ada beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur stres yaitu social

readjustment rating scale (SRRS) yang dikembangkan oleh Thomas Holmes dan

Richard Rahe (1967), skala ini berisi sebuah daftar peristiwa yang berasal dari

pengalaman klinis dan menilai banyaknya penyesuaian dari setiap

Page 41: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

26

peristiwa.Kemudian alat ukur Kessler psychological distress scale (K10) yang

dikembangkan oleh Kessler, alat ukur ini berisi 10 item pertanyaan mengenai

kecemasan dan gejala depresi yang telah dialami seseorang dalam periode empat

minggu. Selanjutnya ada, perceived strees scale (PSS) yang dikembangkan oleh

Cohen dan rekannya (1983) berdasarkan konsep Lazarus, skala ini untuk mengukur

sejauh mana situasi kehidupan seseorang dinilai sebagai stres dalam satu bulan

terakhir, serta peran psikososial dan stresor lingkungan sebagai faktor resiko rentan

sakit fisik dan psikologis, dan dirancang untuk memanfaatkan sejauh mana

responden berpendapat bahwa kehidupan mereka tidak dapat diprediksi, tidak

terkendali dan overloading.

Peneliti menggunakan dan memodifikasi alat ukur dari Cohen yaitu PSS-14

(perceived stress scale), yang berisi 14 item dengan bentuk skala unidimensional,

dalam respon empat skala.

2.3 Tekanan Teman Sebaya (Peer Pressure)

2.3.1 Definisi tekanan teman sebaya

Newman dan Newman (1984) mengemukakan bahwa tekanan teman sebaya adalah

suatu perilaku dimana seseorang dipaksa atau didorong untuk melakukan sesuatu

dengan teman-teman lainnya.

Sedangkan menurut Brown, Clasen dan Eicher (1986) mendefinisikan

tekanan teman sebaya adalah seseorang berpikir, dan berperilaku untuk melakukan

Page 42: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

27

suatu tindakan dengan cara tertentu karena telah ditekan, atau dipaksa oleh

temannya.

Konsisten dengan Brown, et al (1986), Santor dan Kusumakar (2000)

mendefinisikan tekanan teman sebaya adalah seseorang dalam kelompok usia yang

sama secara aktif mendorong atau memaksa temannya untuk melakukan sesuatu,

atau adanya tekanan atau paksaan dari teman sebaya untuk mengubah sikap,

perilaku, dan nilai-nilai tanpa peduli apakah individu yang ditekan tersebut

menginginkannya atau tidak.

Dari berbagai pengertian tekanan teman sebaya, maka dalam penelitian ini

peneliti menggunakan teori tekanan teman sebaya dari Brown, Clasen dan Eicher

(1986) yaitu seseorang berpikir, dan berperilaku untuk melakukan suatu tindakan

dengan cara tertentu karena telah ditekan, atau dipaksa oleh temannya.

2.3.2 Area tekanan teman sebaya

Clasen & Brown (1986) tekanan teman sebaya memiliki lima area yaitu:

1. Tekanan teman sebaya yang terlibat pada area pertemanan

Situasi dimana individu mendapatkan tekanan dari teman sebaya dalam berpikir

dan berperilaku pada pergaulan sehari-hari, seperti dipaksa untuk pergi melihat

hiburan.

Page 43: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

28

2. Tekanan teman sebaya yang terlibat pada area sekolah

Situasi dimana individu mendapatkan tekanan dari teman sebaya dalam berpikir

dan berperilaku pada area dilingkungan sekolah, seperti dipaksa untuk bolos

sekolah dan tidak mengerjakan tugas sekolah.

3. Tekanan teman sebaya yang terlibat pada area keluarga

Situasi dimana individu mendapatkan tekanan dari teman sebaya dalam berpikir

dan berperilaku pada area keluarga, seperti dipaksa berbohong kepada orang tua

untuk pergi bersama teman.

4. Tekanan teman sebaya yang terlibat pada area konformitas norma sebaya

Situasi dimana individu mendapatkan tekanan dari teman sebaya dalam berpikir

dan berperilaku pada area konformitas norma sebaya, seperti mengikuti cara

berpakaian kelompok sebaya agar tidak dijauhi.

5. Tekanan teman sebaya yang terlibat pada area misconduct

Situasi dimana individu mendapatkan tekanan dari teman sebaya dalam berpikir

dan berperilaku untuk melakukan perilaku pelanggaran, seperti dipaksa untuk

menggunakan obat-obatan terlarang.

Adapun dalam penelitian ini, peneliti memilih empat dari lima area tekanan

teman sebaya yaitu tekanan teman sebaya yang terlibat pada area pertemanan,

tekanan teman sebaya yang terlibat pada area keluarga, tekanan teman sebaya

Page 44: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

29

yang terlibat pada area konformitas norma sebaya, dan tekanan teman sebaya

yang terlibat pada area misconduct. Sedangkan peneliti tidak menggunakan

tekanan teman sebaya yang terlibat pada area sekolah, karena sebagian besar

anak jalanan banyak yang tidak sekolah atau putus sekolah yang disebabkan

faktor kemiskinan keluarga, sehingga banyak orang tua dari anak jalanan tidak

sanggup untuk menyekolahkan anaknya, bahkan menyuruh anaknya untuk

bekerja dijalanan dengan tujuan untuk menambah penghasilan keluarga.

2.3.3 Pengukuran tekanan teman sebaya

Ada beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur tekanan teman sebaya

(peer pressure) diantaranya PPI (Peer pressure inventory) yang dikembangkan

oleh Brown dan Clasen (Brown, Clasen, dan Eicher, 1986; Clasen dan Brown,

1985) dirancang untuk menilai persepsi tekanan teman sebaya dalam beberapa

aspek diantaranya keterlibatan pada teman, sekolah, keluarga, konformitas pada

norma teman, dan misconduct. Serta RPP (Resistance to peer pressure) yang

dikembangkan oleh Berndt (1979), digunakan untuk menilai ketahanan terhadap

tekanan teman sebaya yang dihubungkan dengan tiga jenis perilaku (prososial,

antisosial, dan netral).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengukuran skala PPI (Peer

pressure inventory) dari Brown dan rekannya (Brown, Clasen, dan Eicher, 1986;

Clasen dan Brown, 1985). Serta peneliti memodifikasi alat ukur dengan respon

empat skala.

Page 45: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

30

2.4 Self Control

2.4.1 Definisi self control

Gottfredson dan Hirschi (1990) mendefinisikan self control yaitu ketidakmampuan

individu dalam mengendalikan diri yang mengarah pada tindakan kriminal,

sehingga individu yang memiliki kontrol diri rendah memiliki perilaku yang

cenderung mengarah pada tindakan kriminal. Gottfredson dan Hirschi

menunjukkan bahwa individu yang memiliki self control yang rendah dapat

disebut impulsif, memiliki pandangan pendek, tidak peduli dengan rasa sakit dan

penderitaan yang mereka buat untuk orang lain, kurang rajin dan kurang memiliki

ketahanan (dalam Grasmick et al, 1993).

Tokoh lain yang memberikan definisi self control yaitu Tangney et al

(2004) self control adalah kemampuan untuk mengesampingkan atau mengubah

respon diri seseorang, serta menghentikan kecenderungan perilaku yang tidak

diinginkan dan menahan diri atas tindakannya. Sedangkan menurut Baumeister et

al (2007) self control mengacu pada kemampuan untuk mengubah respon terhadap

dirinya sendiri, terutama untuk memberikan standar yang sesuai dirinya, seperti

cita-cita, nilai, moral, harapan sosial serta untuk mengejar tujuan jangka panjang.

Dari berbagai pengertian self-control, maka dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teori self control dari Gottfredson dan Hirschi yaitu

ketidakmampuan individu dalam mengendalikan diri yang mengarah pada tindakan

kriminal.

Page 46: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

31

2.4.2 Dimensi-dimensi self control

Gottfredson dan Hirschi 1990 (dalam Grasmick, et al, 1993) terdapat enam dimensi

yang menjelaskan ciri seseorang yang memiliki self control yang rendah (low self

control), yaitu :

1. Impulsiveness

Mengacu pada seseorang yang cenderung memiliki orientasi “here and now”,

lebih menyukai reward secara langsung dengan ketidakmampuan untuk

menunda kepuasan.

2. Physical activity

Individu yang lebih memilih kegiatan yang melibatkan aktifitas fisik daripada

melibatkan aktifitas kognitif.

3. Risk seeking

Individu yang memiliki sifat berpetualang dan lebih suka terlibat dalam kegiatan

yang beresiko.

4. Self centeredness

Individu yang memiliki sifat kurang sensitif terhadap kebutuhan orang lain.

5. Simple tasks

Individu yang cenderung menyukai hal yang sederhana dan menghindari tugas-

tugas yang sulit.

Page 47: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

32

6. Volatile temper

Individu yang cenderung rentan mengalami frustasi, dan memiliki kemampuan

yang kurang untuk merespon konflik secara lisan dibandingkan secara fisik.

2.4.2 Pengukuran self control

Ada beberapa jenis alat ukur dalam self control diantaranya, the self control

schedule (SCS) dikembangkan oleh Rosenbaum (1980) yang digunakan untuk

sample klinis seperti self-distraction, kecemasan dan refarming kognitif untuk

memecahkan masalah perilaku tertentu. Kemudian terdapat self control

questionnaire yang dikembangkan oleh Brandon dan rekannya (1990) dalam

Tangney, et al (2004) sebagai skala sifat pengendalian diri yang mengacu pada

pengendalian diri dari perilaku kesehatan, serta self control scale yang

dikembangkan oleh Grasmick dan rekannya (1993) yang mengacu pada teori

Gottfredson dan Hirschi.

Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur self control scale

yang dikembangkan oleh Grasmick dan rekannya yang mengacu pada teori

Gottfredson dan Hirschi (1990) yang terdapat 24 item dengan tipe skala likert, dan

memodifikasi respon skala menjadi empat dan bersifat unidimensional.

Page 48: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

33

2.5 Anak Jalanan

2.5.1 Definisi anak jalanan

Anak jalanan menurut Unodc (2009) adalah bagian dari sektor tenaga kerja yang

tidak terorganisir dan membantu diri atau keluarga dengan bekerja sebagai penjual

majalah, koran di kereta, bus atau di lampu lalu lintas, membersihkan mobil dan

kendaraan lain dan sebagian dari anak jalanan juga bertahan hidup dengan

mengemis dan mengamen. Anak jalanan umumnya berkumpul di stasiun api atau

metromini, terminal bus, pasar, lampu lintas untuk keberlangsungan hidup.

Menurut Beazley (2003) anak jalanan di Indonesia merupakan anak yang ada

di pinggiran masyarakat, mayoritas anak-anak yang bekerja di jalanan adalah anak

yang berusia 7-18 tahun. Dalam pandangan pemerintah dan masyarakat, anak-anak

tersebut terlihat melakukan pelanggaran sosial, bertentangan dengan nilai keluarga

dan ketertiban umum.

Menurut kementerian sosial (2010) anak jalanan adalah anak yang rentan

bekerja di jalanan, anak yang bekerja di jalanan, dan/atau anak yang bekerja dan

hidup di jalanan yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan

kegiatan hidup sehari-hari dengan usia mencakup 5 sampai 18 tahun.

Dari berbagai pengertian anak jalanan dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teori dari Beazley (2003) yaitu anak jalanan yang bekerja di jalanan.

Dalam pandangan pemerintah dan masyarakat anak-anak tersebut terlihat

Page 49: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

34

melakukan pelanggaran sosial, bertentangan dengan nilai keluarga dan ketertiban

umum.

2.5.2 Kategori anak jalanan

Unicef (1984) dalam Lalor, K (1994) menjelaskan kategori besar pada anak-anak

jalanan dibedakan dalam tiga kategori yaitu : Pertama, children at risk, yakni anak-

anak yang berasal dari masyarakat miskin perkotaan dan mereka membentuk

penampungan untuk anak-anak jalanan yang bermunculan.

Kedua, children on the street, yakni anak yang datang ke jalanan untuk bekerja

menambah penghasilan keluarganya dan mereka akan kembali pulang pada

keluarga di malam hari. Cukup banyak diantara mereka yang bersekolah secara

paruh waktu, rata-rata anak-anak ini melakukan pekerjaan seperti menyemir

sepatu, mencuci mobil, berjualan koran, menjual rokok atau permen dan

pengamen.

Ketiga, children of the street, yaitu anak yang lebih memilih jalanan sebagai

tempat tinggal utama mereka, hubungan keluarga mungkin ada tetapi frekuensi

bertemu tidak menentu. Kategori ini disebut “ anak-anak terlantar”, seperti anak

yatim piatu, anak yang melarikan diri, pengungsi dan sebagainya yang tidak

mempunyai hubungan dengan orang tua secara signifikan. Dalam aktivitas sehari-

hari, anak-anak terlantar sangat mirip dengan anak-anak jalanan.Mereka dibedakan

dalam hubungan dengan keluarga yang telah putus, baik secara kematian atau

ditinggalkan.

Page 50: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

35

Berdasarkan pengelompokan anak jalanan dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan pengelompokan childen on the street, yaitu anak yang datang ke

jalanan untuk bekerja menambah penghasilan keluarganya dan mereka akan

kembali pulang pada keluarga di malam hari.

2.5.3 Karakteristik kepribadian anak jalanan

Stoecklin (2000) menjelaskan terdapat enam karakteristik kepribadian anak

jalanan:

1. Hero

Anak jalanan melihat dirinya sebagai pahlawan karena anak jalanan memiliki

kemampuan untuk mempertahankan diri, bekerja diusia dini, mengetahui cara

menghemat uang, membantu teman-temannya dan mengembangkan solidaritas

meskipun kondisi dijalanan kurang menguntungkan dan memiliki latarbelakang

kekerasan pada keluarga.

2. Pekerja keras

Memiliki kemauan yang kuat, berada dalam kondisi dibawah tekanan dari para

pesaing dewasa yang sama-sama bekerja dengannya, jujur dan setia untuk

bekerja demi keluarga, anak jalanan memiliki beragam citra diri yaitu sebagai

anak yang baik dan jujur, tapi tak berdaya, dan terdiskriminasi, cenderung

mengandalkan kemampuannya untuk diakui teman-teman dan keluarganya

melalui usahanya sendiri.

Page 51: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

36

3. Ambivalent

Tidak positif atau memiliki citra diri negatif, mengubah penampilan dirinya,

tidak dapat memahami pengalaman dari kehidupan jalanan, memiliki motivasi

yang bertentangan. Anak jalanan bisa menjadi pahlawan, kuat, dan bangga,

atau terisolasi, dilecehkan, dan tertekan. Anak jalanan memiliki kontrol diri

yang rendah, mencari identitas diri, melakukan penipuan dan pelanggaran

kepada orang-orang yang tidak dikenalnya.

4. Survivor

Hanya memiliki satu orang tua, atau memiliki ayah atau ibu tiri, tidak senang

menjadi anak jalanan, memiliki penghasilan sendiri, setiap hari memikirkan

kebutuhan untuk bertahan hidup, memiliki persaingan sosial yang lebih rumit.

5. Terisolasi

Ditinggalkan oleh orang tua atau disiksa, dan dieksploitasi oleh hukum, takut

dan bersembunyi dari polisi, mengalami penderitaan. Anak jalanan yang

terisolasi biasanya menjadi korban kekerasan, dan dilecehkan oleh organisasi

kriminal (preman), polisi, dan masyarakat umum. Anak jalanan merasa terpisah

dari masyarakat, ditolak, diabaikan, anak jalanan juga ingin menjadi warga

negara yang layak, dan dihargai, namun sebagian besar anak jalanan melihat

dirinya sebagai korban masyarakat.

Page 52: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

37

6. Dependent abused

Dianiaya oleh keluarga, termasuk seksual, trauma dan tidak berdaya, sangat

bergantung. Kematian ayah atau ibu, dan kemiskinan mendorongnya menjadi

anak jalanan untuk bertahan hidup dan menciptakan ketergantungan yang lebih

besar pada ayah atau ibunya yang masih hidup . Kehidupan jalanan dipandang

negatif, penuh kekerasan, merusak, namun karena tujuan untuk menambah

penghasilan keluarga dan kebutuhan untuk bertahan hidup memaksakannya

untuk bekerja dijalanan, sedangkan keterampilan pertahanan diri terbatas.

2.6 Kerangka Berpikir

Pertumbuhan anak jalanan di Indonesia khususnya dikota-kota besar masih

mengalami peningkatan. Anak jalanan beserta keluarganya pindah ke kota untuk

tujuan mendapatkan penghasilan yang lebih baik, sehingga banyak orangtua atau

keluarga menyuruh anaknya bekerja di jalanan untuk menambah penghasilan

keluarganya. Kemiskinan memaksakan anak jalanan untuk melakukan suatu

pekerjaan tersebut, sehingga mengakibatkan anak jalanan menjadi dewasa sebelum

waktunya, memiliki sifat agresif, mandiri dan kurang kasih sayang, sehingga dapat

memunculkan banyak konflik yang terjadi didalam dirinya mulai dari konflik

keluarga karena lebih berorientasi kepada teman, dibandingkan orangtua, keluarga

yang tidak harmonis, sehingga mengakibatkan terjadinya kasus anak jalanan yang

ditandai dengan kenakalan dan tindakan kriminalitas seperti masalah kecanduan

alkohol, narkoba atau obat-obatan.

Page 53: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

38

Braitstein berpendapat tahun 2013 terdapat 60% anak jalanan

menyalahgunakan berbagai jeniz zat diantaranya menyalahgunakan obat tanpa

resep, alkohol, inhalansia dan tembakau. Faktor penyalahgunaan zat dikalangan

anak jalanan terjadi karena adanya tekanan dari teman sebaya yang memaksa

individu melakukan suatu tindakan tersebut, untuk mengatasi stres yang terjadi

dikalangan anak jalanan yang diakibatkan banyaknya tekanan dalam

lingkungannya, mengatasi kelaparan dan memunculkan rasa percaya diri, memiliki

pengendalian diri yang rendah dan usia remaja yang rentan terhadap tindakan

kriminal.

Stres diprediksi menjadi faktor yang menyebabkan perilaku penyalahgunaan

obat tanpa resep. Stres berkorelasi positif pada penyalahgunaan obat flu dan obat

penghilang nyeri yang cenderung lebih tinggi terjadi pada laki-laki, hal ini

menunjukkan semakin tinggi tingkat stres pada laki-laki, semakin tinggi pula

mereka dalam meningkatkan penyalahgunaan zat (Silver, 2013).

Stres dapat dikatakan faktor alasan internal pada perilaku penyalahgunaan obat

tanpa resep. Stres terjadi karena adanya tekanan lingkungan yang dinilai

membebani atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya (Cohen et al,

1997) sehingga individu lebih memilih mengatasi stres dengan cara

menyalahgunakan obat tanpa resep atau menyalahgunaan zat lainnya.

Faktor lain yang diduga mempengaruhi perilaku penyalahgunaan obat tanpa

resep adalah tekanan teman sebaya. Pada beberapa kasus penyalahgunaan obat

tanpa resep diakibatkan adanya tekanan teman sebaya. Keberanian dalam

Page 54: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

39

menyalahgunakan obat tanpa resep karena adanya tekanan teman sebaya negatif

yang mendorong atau memaksa individu melakukan hal yang sesuai dengan teman

sebaya tanpa peduli individu tersebut menyukainya atau tidak. Brown et al (1986)

membagi empat area pada tekanan teman diantaranya tekanan teman sebaya yang

terlibat pada area pertemanan, tekanan teman sebaya yang terlibat pada keluarga,

tekanan teman sebaya yang terlibat pada area norma teman sebaya, dan tekanan

teman sebaya yang terlibat pada area misconduct.

Tekanan teman sebaya yang terlibat pada area pertemanan yaitu adanya situasi

dimana individu mendapatkan tekanan dari temannya untuk berpikir dan

berperilaku sesuai dengan arahan pada area pertemanan. Hal ini terkait dengan

lingkungan anak jalanan yang banyak menghabiskan waktu bersama temannya

ketika bekerja, sehingga ketika individu didorong atau dipaksa temannya untuk

menyalahgunakan obat tanpa resep, individu tersebut mungkin tidak dapat

menolak karena mayoritas anak jalanan lebih dekat dengan teman-temannya. Oleh

karena itu, semakin tinggi keterlibatan pada area teman sebaya pada anak jalanan

maka munculnya perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep juga semakin tinggi.

Tekanan teman sebaya yang terlibat pada area keluarga yaitu adanya situasi

dimana individu mendapatkan tekanan dari temannya untuk berpikir dan

berperilaku sesuai dengan arahan pada area keluarga. Hecht (1998) menyatakan

bahwa sebagian besar kehidupan keluarga anak jalanan tidak memuaskan sehingga

memunculkan individu tidak merasakan sense of belonging serta tidak

terpenuhinya kebutuhan emosional, sehingga rentannya tekanan teman sebaya

Page 55: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

40

yang terjadi di lingkungan keluarga memungkin individu melakukan

penyalahgunaan obat tanpa resep dikarenakan peran keluarga atau pengawasan

orang tua yang rendah terhadap anaknya akan memunculkan anak lebih mengikuti

tekanan dari temannya untuk melakukan suatu perilaku tertentu misalnya perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep. Oleh karena itu, semakin tinggi tekanan teman

sebaya pada keterlibatan area keluarga maka semakin tinggi pula perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep.

Tekanan teman sebaya yang terlibat dalam konformitas norma sebaya yaitu

adanya situasi dimana individu mendapatkan tekanan dari temannya untuk berpikir

dan berperilaku sesuai dengan arahan pada area konformitas norma sebaya agar

diterima dan tidak dijauhi oleh anggota kelompok. Sebagian besar anak jalanan

lebih banyak menghabiskan waktu dengan kelompok teman sebayanya, pada

beberapa kasus perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep diakibatkan karena

adanya keterlibatan pada konformitas norma sebaya yang memaksa individu untuk

melakukan perilaku tersebut agar individu tersebut diterima oleh kelompoknya.

Sehingga, semakin tinggi konformitas norma sebaya maka semakin tinggi pula

perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep.

Tekanan teman sebaya yang terlibat pada area misconduct yaitu adanya

dorongan dan tekanan dari teman pada individu untuk mengikuti perilaku negatif,

sehingga tekanan teman sebaya mempengaruhi keterlibatan dalam perilaku

menyimpang pada penggunaan zat, dibuktikan dengan peneltian (Crockett, et al,

2006) bahwa tekanan teman sebaya memiliki hasil yang signifikan pada

Page 56: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

41

penggunaan zat. Oleh karena itu, semakin besar tekanan teman negatif maka

semakin tinggi pula individu melakukan perilaku menyimpang pada

penyalahgunaan zat.

Adanya peran dari self-control dapat membuat individu untuk menghindari

terjadinya perilaku kriminal seperti penyalahgunaan obat tanpa resep. Namun,

individu yang memiliki self control yang rendah dapat menyebabkan individu

memiliki kepribadian yang cenderung mengarah pada tindakan kriminal seperti

perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep.

Faktor demografis berupa pendapatan diduga mempengaruhi perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep. Anak jalanan memiliki pendapatan tidak

menentu, pendapatan perhari anak jalanan sekitar sepuluh ribu rupiah sampai lima

puluh ribu rupiah, dan hasil pendapatan anak jalanan biasanya diberikan kepada

keluarga, dan sebagiannya lagi digunakan untuk membeli rokok, alkohol, dan obat-

obatan, anak jalanan tidak memperdulikan pertumbuhan dan perkembangan

fisiknya, ia hanya memperdulikan cara untuk bertahan hidup, sehingga

penyalahgunaan zat khususnya penyalahgunaan obat tanpa resep begitu tinggi

karena alasan umum anak jalanan menyalahgunakan obat tanpa resep untuk

bertahan hidup (Unicef, 2012).

Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1.

Pengaruh stres, tekanan teman sebaya, self control dan pendapatan terhadap

perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak jalanan.

Page 57: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

42

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir Penelitian

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini, yaitu :

H1: Ada pengaruh yang signifikan stres terhadap perilaku penyalahgunaan obat

tanpa resep pada anak jalanan.

H2: Ada pengaruh yang signifikan tekanan teman sebaya yang terlibat pada area

pertemanan terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak

jalanan.

Page 58: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

43

H3: Ada pengaruh yang signifikan tekanan teman sebaya yang terlibat pada area

keluarga terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak

jalanan.

H4: Ada pengaruh yang signifikan tekanan teman sebaya yang terlibat pada area

konformitas norma sebaya terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep

pada anak jalanan.

H5: Ada pengaruh yang signifikan tekanan teman sebaya yang terlibat pada area

misconduct terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak

jalanan.

H6: Ada pengaruh yang signifikan self control terhadap perilaku penyalahgunaan

obat tanpa resep pada anak jalanan.

H7: Ada pengaruh yang signifikan pendapatan terhadap perilaku penyalahgunaan

obat tanpa resep pada anak jalanan.

Page 59: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

44

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini peneliti memaparkan populasi dan sampel, variabel penelitian,

instrumen pengumpulan data, uji validitas konstruk, metode analisis data dan

prosedur penelitian.

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

3.1.1 Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah anak jalanan yang berada di wilayah Jakarta

Barat. Berdasarkan data dari BPS dan Pusdatin jumlah anak jalanan di wilayah

Jakarta Barat mengalami peningkatan dari 736 anak jalanan ditahun 2008 menjadi

918 anak jalanan ditahun 2012 (Kemensos, 2012).

3.1.2 Sampel penelitian

Pada penelitian ini yang dijadikan sampel adalah anak jalanan sebanyak 155

responden, yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Anak jalanan yang secara umum bekerja di jalanan pada siang hari dan pulang

kerumah keluarga pada malam hari.

2. Anak jalanan dalam tahap perkembangan remaja berusia 14-18 tahun.

3.1.3 Teknik pengambilan sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini bersifat non probability sampling, yaitu

accidental sampling, dimana peneliti memberikan angket yang berisi beberapa

Page 60: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

45

item pertanyaan kepada responden yang memenuhi syarat dan kebetulan bertemu

dengan peneliti. Sampel yang diambil adalah sampel yang telah memenuhi kriteria

atau tujuan yang telah ditentukan peneliti. Penetapan jumlah sampel tersebut

disesuaikan dengan kemampuan peneliti berdasarkan pertimbangan waktu dan

dana sampel dalam penelitian ini. Peneliti memilih sampel berdasarkan

pertimbangan tertentu, dengan tujuan untuk memperoleh sampel yang memiliki

karakteristik yang dikehendaki.

3.2 Variabel Penelitian

Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat pada penelitian ini adalah perilaku penyalahgunaan obat tanpa

resep.

2. Variabel bebas (Independent variable)

1. Stres

2. Tekanan teman sebaya, yang terdiri dari :

a. Tekanan teman sebaya yang terlibat pada area pertemanan

b. Tekanan teman sebaya yang terlibat pada area keluarga

c. Tekanan teman sebaya yang terlibat pada area konformitas norma teman

d. Tekanan teman sebaya yang terlibat pada area misconduct

Page 61: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

46

3. Self control, yang terdiri dari :

a. Impulsiveness

b. Physical activity

c. Risk seeking

d. Self centeredness

e. Simple tasks

f. Volatile temper

4. Variabel Demografis

a. Pendapatan

3.3 Definisi Operasional Variabel

Setelah menentukan dependent variable dan independent variable, selanjutnya

peneliti menentukan definisi operasional dari semua variabel penelitian. Adapun

definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep adalah perilaku menyalahgunakan

obat tanpa resep dengan cara mengambil dalam jumlah banyak atau melebihi

dosis yang diberikan untuk mendapatkan sensasi tinggi (high) dalam enam

bulan terakhir. Yang diukur dengan nonmedical use of prescription opioid

analgesic. Memiliki dua pilihan jawaban yaitu “ya” yang berarti

menyalahgunakan obat tanpa resep dalam jangka waktu enam bulan terakhir.dan

Page 62: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

47

“tidak” yang berarti tidak menyalahgunakan obat tanpa resep dalam jangka

waktu enam bulan terakhir.

2. Stres adalah tekanan lingkungan yang melebihi kemampuan individu untuk

mengatasinya. Individu yang mengalami stres memunculkan perubahan

psikologis seperti rasa cemas, tegang, perasaan tertekan, jantung berdebar,

keringat berlebihan, gemetar dan pusing. Yang diukur dengan menggunakan

skala perceived stress scale (PSS) yang bersifat unidimensional.

3. Tekanan teman sebaya adalah individu yang mengubah perilakunya karena ada

paksaan atau tekanan dari temannya. Yang diukur menggunakan skala peer

pressure inventory (PPI). Meliputi empat area:

a. Tekanan teman sebaya yang terlibat pada area pertemanan, individu yang

mengubah perilaku pada pergaulan sehari-hari karena dipaksa atau ditekan

temannya untuk melakukan sesuatu seperti pergi untuk melihat hiburan.

b. Tekanan teman sebaya yang terlibat pada area keluarga, individu yang

mengubah perilakunya pada area keluarga karena dipaksa atau ditekan

temannya, seperti berbohong pada orang tua.

c. Tekanan teman sebaya yang terlibat pada area konformitas norma sebaya,

individu yang mengubah perilakunya pada area konformitas norma sebaya

karena dipaksa atau ditekan temannya, seperti mengikuti gaya pakaian karena

dipaksa atau ditekan temannya.

Page 63: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

48

d. Tekanan teman sebaya yang terlibat pada area misconduct adalah individu

yang mengubah perilakunya karena dipaksa atau ditekan temannya, seperti

melakukan tindak pelanggaran yaitu menyalahgunakan narkoba.

4. Self control adalah ketidakmampuan individu dalam mengendalikan diri yang

mengarah pada tindakan kriminal. Diukur dengan menggunakan self control

scale (SCS) yang meliputi: Impulsiveness, physical activity, risk seeking, self

centeredness, simple tasks, dan volatile temper.

3.4 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini akan menggunakan kuesioner

yang berbentuk skala likert. Skala pengukuran terdiri atas pernyataan positif

(favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Partisipan diminta untuk

memilih salah satu dari beberapa kategori skala yang disediakan. Bagian pertama

terdiri dari atas informed consent dan identitas partisipan. Bagian kedua dari

instrumen berisi skala mengenai perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep. Bagian

ketiga instrumen merupakan serangkaian pernyataan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep, terdiri atas skala stres,

skala tekanan teman sebaya, dan skala self control.

3.3.1 Skala perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep

Dalam penelitian ini, peneliti mengukur perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep

pada anak jalanan dengan memodifikasi alat ukur McCabe dan rekannya (2005)

yang menggunakan nonmedical use of prescription opioid analgesic. Pada skala ini

Page 64: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

49

hanya terdapat dua pilihan jawaban yaitu menyalahgunakan obat tanpa resep dan

tidak menyalahgunakan obat tanpa resep.

Pilihan 1: Menyalahgunakan obat tanpa resep (nilai 1). Dilihat dari subjek

melakukan perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep, dengan respon menjawab: a)

Ya, pernah menggunakan dalam enam bulan terakhir.

Pilihan 2: Tidak menyalahgunakan obat tanpa resep (nilai 0). Dilihat dari subjek

tidak menyalahgunakan obat tanpa resep, dengan respon menjawab: b) Tidak

pernah menggunakan.

Tabel 3.1

Blueprint skala perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep

No Item Respon

Ya Tidak

1. Apakah Anda pernah mabuk atau merasakan fly

karena menyalahgunakan obat yang dijual bebas dari

apotek/warung (obat tanpa perlu resep dokter) dalam

enam bulan terakhir ?

Jika Ya, Sebutkan merk/jenis obatnya …

3.3.2 Skala stres

Peneliti mengukur stres dengan menggunakan PSS (Perceived Stress scale) yang

dikembangkan oleh Cohen, Kamarck dan Mermelstein (1983), skala ini terdiri dari

14 item yang mengukur sejauh mana situasi kehidupan seseorang dinilai sebagai

stres. Peneliti memodifikasi respon item menjadi 4 respon yang terdiri dari Sangat

sering (SS), Sering (S), Jarang, Tidak pernah (TP). Tabel blueprint skala stres

dapat dilihat pada tabel 3.2.

Page 65: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

50

Tabel 3.2

Blueprint skala stres

Dimensi Indikator

Item

Jumlah

Fav Unfav

Stres Individu sering

merasa khawatir,

gelisah, tertekan

dalam kehidupan

sehari-hari

1,3, 10 3

Individu tidak mampu

mengatasi masalah

dalam hidupnya.

2,8,11 4,5,6,7,9,

12,13,

14

11

Jumlah 14

3.3.3 Skala tekanan teman sebaya

Peneliti memodifikasi skala PPI (Peer pressure inventory) yang dikembangkan

oleh (Brown, Clasen, dan Eicher,1986) dalam bentuk skala likert yang berjumlah

20 item. Skor tanggapan atas pernyataan terdiri dari Sangat setuju (SS), Setuju (S),

Tidak setuju (TS), Sangat tidak setuju (STS). Tabel blueprint skala tekanan sebaya

dapat dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3

Blueprint skala tekanan teman sebaya

No Area Indikator Fav Unfav Jumlah

1. Tekanan teman

sebaya yang terlibat

pada area

pertemanan

Mengikuti

keinginan, ajakan

dan dorongan

temannya seperti

ajakan merokok,

melihat hiburan

musik.

1,2,3,4 - 4

2. Tekanan teman

sebaya yang terlibat

Mengikuti keinginan,

ajakan dan dorongan

5,7,8 6 4

Page 66: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

51

pada area keluarga temannya seperti dipaksa

berbohong kepada orang

tua untuk pergi bersama

teman.

3. Tekanan teman

sebaya yang terlibat

pada area

konformitas norma

sebaya

Mengikuti keinginan,

ajakan dan dorongan

temannya seperti dipaksa

mengikuti cara

berpakaian kelompoknya.

9,10 12,13 4

4. Tekanan teman

sebaya yang terlibat

pada area

misconduct.

Jumlah

Mengikuti keinginan,

ajakan dan dorongan

temannya seperti dipaksa

minum alcohol, dan

menggunakan obat-

obatan terlarang.

13,14,15 16 4

16

3.3.4 Skala self control

Peneliti mengukur self control menggunakan SCS (Self control scale) yang

dikembangkan oleh Grasmick dan rekannya (1993), skala ini terdiri dari 24 item

dalam bentuk skala likert dengan 4 respon skala yang berkisar antara sangat setuju

(SS), sampai sangat tidak setuju (STS). Tabel blueprint skala self control dapat

dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4

Blueprint skala self control

No Dimensi Indikator Fav Unfav Jumlah

1. Impulsivenes

Seseorang yang cenderung memiliki

orientasi “here and now”, lebih menyukai

1, 2, 3, 4 - 4

Page 67: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

52

reward secara langsung dengan

ketidakmampuan untuk menunda

kepuasan.

2. Physical

activity

Individu yang lebih memilih kegiatan

yang melibatkan aktifitas fisik daripada

melibatkan aktifitas kognitif.

5, 6, 7, 8 - 4

3. Risk seeking Individu yang memiliki sifat berpetualang

dan lebih suka terlibat dalam kegiatan

yang beresiko.

9, 10,

11, 12

- 4

4. Self

centeredness

Individu yang memiliki sifat kurang

sensitif terhadap kebutuhan orang lain.

13, 14,

15, 16

- 4

5. Simple tasks Individu yang cenderung menyukai hal

yang sederhana dan menghindari tugas-

tugas yang sulit.

17, 18,

19, 20

- 4

6. Volatile

temper

Individu yang cenderung rentan

mengalami frustasi, dan memiliki

kemampuan yang kurang untuk merespon

konflik secara lisan dibandingkan secara

fisik.

21, 22,

23, 24

- 4

Jumlah 24

3.4 Uji Validitas

Dalam penelitian ini validitas konstruk dari setiap instrumen diuji dengan

analisis faktor konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis/CFA). Adapun

yang dimaksud dengan CFA adalah bagian dari analisis faktor yang

digunakan untuk menguji sejauh mana masing-masing item valid di dalam

mengukur apa yang ingin diukur. Dalam penelitian ini yang diuji adalah

sebuah model unidimensional (satu faktor) dan jika ternyata model fit

dengan data maka dapat dilakukan uji hipotesis apakah masing-masing item

signifikan di dalam mengukur apa yang hendak diukur. Untuk menguji hal

Page 68: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

53

ini peneliti menggunakan software lisrel 8.7 (Umar, 2012). Adapun

langkah-langkah untuk mendapatkan kriteria item yang baik pada CFA,

yaitu sebagai berikut:

1. Dilakukan uji CFA dengan model satu faktor dan dilihat nilai Chi-Square yang

dihasilkan. Jika nilai Chi-Square tidak signifikan (P>0.05) berarti semua item

hanya mengukur satu faktor saja. Namun, jika nilai Chi-Square signifikan

(P<0.05) maka perlu dilakukan modifikasi terhadap model pengukuran yang

diuji sesuai dengan langkah kedua berikut ini.

2. Jika nilai Chi-Square signifikan (P<0.05), maka dilakukan modifikasi model

pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan

pengukuran. Ini terjadi ketika suatu item mengukur selain konstruk yang ingin

diukur, item tersebut juga mengukur hal yang lain (mengukur lebih dari satu

konstruk/multidimensional). Setelah beberapa kesalahan pengukuran

dibebaskan untuk saling berkorelasi, maka akan diperoleh model yang fit. Maka

model terakhir inilah yang akan digunakan pada langkah selanjutnya.

3. Jika telah diperoleh model yang fit, maka dilakukan analisis item dengan melihat

apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai koefisien positif.

4. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, maka dilakukan olah data untuk

mendapatkan faktor skornya. Selanjutnya, melakukan pengolahan data

menggunakan SPSS 18.0 dengan ketentuan tidak mengikutsertakan skor mental

dari item yang dieliminasi.

Page 69: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

54

Terdapat kriteria item yang baik pada CFA yaitu:

1. Menguji apakah item signifikan atau tidak mengukur apa yang hendak diukur

dengan menggunakan T-test. Melihat signifikan tidaknya item tersebut,

mengukur faktornya dengan melihat nilai t bagi koefisien muatan faktor item.

Perbandingannya adalah jika t > 1,96 maka item tersebut tidak akan di-drop dan

sebaliknya.

2. Melihat koefisien muatan faktor dari item. Jika item tersebut sudah diskoring

dengan favorabel, maka nilai koefisien muatan faktor harus bermuatan positif

atau sebaliknya. Apabila item favorabel terdapat muatan faktor item bernilai

negatif maka item tersebut akan di-drop dan sebaliknya.

3. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi maka

item tersebut akan di-drop. Sebab, item yang demikian selain mengukur apa

yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain (multidimensional).

Setelah diuji validitasnya, kemudian diuji pula reliabilitasnya dari item-

item yang dimiliki peneliti. Reliabilitas adalah seberapa besar proporsi

varian dari true skor. Nilai reliabilitas nantinya didapatkan sekaligus ketika

melakukan uji validitas dengan bantuan LISREL.

Page 70: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

55

3.5.1 Uji validitas konstruk stres

Peneliti menguji unidimensionalitas skala stress yang terdiri dari 14 item. Untuk

melihat signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur

diujikan hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari tiap item. Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, hasilnya tidak fit, dengan

Chi-square = 258.52, df = 77, P-value = 0.00000 dan RMSEA = 0.124.

Oleh sebab itu, dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi dengan yang lain.

Sehingga diperoleh model fit dengan Chi-square = 75.95, df = 63, P-value =

0.12687 dan RMSEA = 0.037. Dengan demikian, model satu faktor dapat diterima,

artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu stress. Gambar model fit

dapat dilihat pada lampiran.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan item-item yang perlu

dikeluarkan atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat t-value bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika t-value < 1.96 maka item tersebut perlu

dikeluarkan.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.5 pada halaman

selanjutnya.

Berdasarkan tabel 3.5 dapat dilihat bahwa terdapat item yang signifikan dan

tidak signifikan. Item yang signifikan tidak akan di drop dan diikut sertakan dalam

analisis uji hipotesis. Sementara item nomor 4 terbukti tidak signifikan dan harus

Page 71: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

56

di drop. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari alat ukur stres terdapat 13 item yang

signifikan dan 1 item yang tidak signifikan.

Tabel 3.5

Muatan faktor item stres No.Item Koefisien Error T-Value Signifikan

1 0.59 0.09 6.97 √

2 0.50 0.09 5.53 √

3 0.32 0.09 3.34 √

4 0.16 0.09 1.73 X

5 0.18 0.09 1.97 √

6 0.24 0.09 2.61 √

7 0.31 0.09 3.33 √

8 0.34 0.09 3.68 √

9 0.41 0.09 4.40 √

10 0.54 0.09 6.26 √

11 0.55 0.09 6.36 √

12 0.24 0.09 2.60 √

13 0.32 0.09 3.41 √

14 0.36 0.09 4.02 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

3.5.2 Uji validitas konstruk tekanan teman sebaya

3.5.2.1 Uji validitas konstruk tekanan teman sebaya yang terlibat pada area

pertemanan

Peneliti menguji apakah ke empat item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur tekanan teman sebaya yang terlibat dalam pertemanan. Dari

hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata diperoleh

model fit dengan Chi-square = 1.24, df = 2, P-value = 0.53714, dan nilai RMSEA

= 0.000. Dengan demikian, model satu faktor dapat diterima, artinya seluruh item

hanya mengukur satu faktor yaitu keterlibatan pada teman. Gambar model fit dapat

dilihat pada lampiran.

Page 72: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

57

Selanjutnya, peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan item-item yang perlu

dikeluarkan atau tidak.Pengujiannya dilakukan dengan melihat t-value bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika t-value < 1.96 maka item tersebut perlu

dikeluarkan.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.6

Muatan faktor tekanan teman sebaya yang terlibat pada area pertemanan No. Item Koefisien Error T-Value Signifikan

1 0.46 0.10 4.59 √

2 -0.16 0.09 -1.75 X

3 0.89 0.14 6.44 √

4 0.49 0.10 4.81 √

Keterangan : tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Dari hasil tabel 3.6 dapat dilihat bahwa terdapat tiga item yang signifikan dan

memiliki koefisien bermuatan positif.Kemudian terdapat satu item yang t-value

<1.96, yaitu item 2 maka item tersebut tidak signifikan, sehingga item tersebut

perlu dikeluarkan.

3.5.2.2 Uji validitas konstruk tekanan teman sebaya yang terlibat pada area

keluarga

Peneliti menguji apakah ke empat item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur tekanan teman sebaya yang terlibat dalam keluarga. Dari

hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata diperoleh

model fit dengan Chi-square = 1.24, df = 2, P-value = 0.53714, dan nilai RMSEA

= 0.000. Dengan demikian, model satu faktor dapat diterima, artinya seluruh item

Page 73: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

58

hanya mengukur satu faktor yaitu keterlibatan pada teman. Gambar model fit dapat

dilihat pada lampiran.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan item-item yang perlu

dikeluarkan atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat t-value bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika t-value < 1.96 maka item tersebut perlu dikeluarkan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.7

Muatan faktor tekanan teman sebaya yang terlibat pada area keluarga No. Item Koefisien Error T-Value Signifikan

9 0.46 0.10 4.59 √

10 -0.16 0.09 -1.75 X

11 0.89 0.14 6.44 √

12 0.49 0.10 4.81 √

Keterangan : tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Dari hasil tabel 3.7 dapat dilihat bahwa terdapat tiga item yang signifikan

dan memiliki koefisien bermuatan positif. Kemudian terdapat satu item yang t-

value <1.96, yaitu item 2 maka item tersebut tidak signifikan, sehingga item

tersebut perlu dikeluarkan.

3.5.2.3 Uji validitas konstruk tekanan teman sebaya yang terlibat pada area

konformitas norma teman sebaya

Peneliti menguji apakah ke empat item yang ada bersifat unidimensional, art inya

benar hanya mengukur tekanan teman sebaya yang terlibat pada area konformitas

norma teman. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor,

Page 74: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

59

ternyata diperoleh model fit dengan Chi-square = 2.41, df = 2, P-value = 0.30028,

dan nilai RMSEA = 0.036. Dengan demikian, model satu faktor dapat diterima,

artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu keterlibatan pada

konformitas norma teman. Gambar model fit dapat dilihat pada lampiran.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan item-item yang perlu

dikeluarkan atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat t-value bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika t-value < 1.96 maka item tersebut perlu

dikeluarkan.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.8

Muatan faktor tekanan teman sebaya yang terlibat pada area konformitas norma

sebaya No. Item Koefisien Error T-Value Signifikan

13 0.47 0.12 4.01 √

14 1.24 0.24 5.17 √

15 0.32 0.10 3.27 √

16 -0.11 0.07 -1.60 X

Keterangan : tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Dari hasil tabel 3.8 dapat dilihat bahwa terdapat tiga item yang signifikan

dan memiliki koefisien bermuatan positif.Kemudian terdapat satu item yang t-

value <1.96, yaitu item 4 maka item tersebut tidak signifikan, sehingga item

tersebut perlu dikeluarkan.

Page 75: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

60

3.5.2.4 Uji validitas konstruk tekanan teman sebaya yang terlibat pada area

misconduct

Peneliti menguji apakah ke empat item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur tekanan teman sebaya yang terlibat pada area misconduct.

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata

diperoleh model fit dengan Chi-square = 2.95, df = 2, P-value = 0.22898, dan nilai

RMSEA = 0.055. Dengan demikian, model satu faktor dapat diterima, artinya

seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu keterlibatan pada misconduct.

Gambar model fit dapat dilihat pada lampiran.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan item-item yang perlu

dikeluarkan atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat t-value bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika t-value < 1.96 maka item tersebut perlu dikeluarkan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut ini.

Tabel 3.9

Muatan faktor tekanan teman sebaya yang terlibat pada area misconduct No. Item Koefisien Error T-Value Signifikan

17 0.74 0.15 4.80 √

18 0.62 0.14 4.54 √

19 0.33 0.10 3.32 √

20 0.02 0.10 0.22 X

Keterangan : tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Dari hasil tabel 3.9 dapat dilihat bahwa terdapat tiga item yang signifikan

dan memiliki koefisien bermuatan positif. Kemudian terdapat satu item yang t-

Page 76: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

61

value <1.96, yaitu item 4 maka item tersebut tidak signifikan, sehingga item

tersebut perlu dikeluarkan.

3.5.3 Uji validitas konstruk self control

Peneliti menguji unidimensional skala self control yang terdiri dari 24 item. Untuk

melihat signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur

diujikan hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari tiap item. Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, hasilnya tidak fit, dengan

Chi-square = 258.52, df = 77, P-value = 0.00000 dan RMSEA = 0.124. Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata diperoleh model

fit dengan Chi-square = 230.87 df = 2, P-value = 0.06638, dan nilai RMSEA =

0.032. Dengan demikian, model satu faktor dapat diterima, artinya seluruh item

hanya mengukur satu faktor yaitu self control. Gambar model fit dapat dilihat pada

lampiran.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan item-item yang perlu

dikeluarkan atau tidak.Pengujiannya dilakukan dengan melihat t-value bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika t-value < 1.96 maka item tersebut perlu

dikeluarkan.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut ini.

Page 77: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

62

Tabel 3.10

Muatan faktor self control No.Item Koefisien Error T-value Signifikan

1. 0.58 0.08 7.24 √

2. -0.08 0.09 -0.96 X

3. 0.18 0.09 2.15 √

4. 0.62 0.08 8.12 √

5. 0.63 0.08 8.20 √

6. 0.64 0.08 8.01 √

7. 0.11 0.09 1.25 X

8. 0.47 0.08 5.66 √

9. -0.10 0.09 -1.21 X

10. 0.39 0.08 4.60 √

11. 0.46 0.08 5.76 √

12. 0.07 0.09 0.77 X

13. 0.32 0.09 3.78 √

14. 0.23 0.09 3.78 √

15. 0.54 0.08 6.72 √

16. 0.56 0.08 6.66 √

17. 0.47 0.08 5.80 √

18. 0.24 0.09 2.70 √

19. -0.13 0.09 -1.44 X

20. 0.59 0.08 7.34 √

21. 0.40 0.08 4.89 √

22. 0.29 0.08 3.50 √

23. 0.18 0.09 3.50 √

24. 0.16 0.09 1.87 X

Keterangan : tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Dari hasil tabel 3.10 dapat dilihat bahwa terdapat delapan belas item yang

signifikan dan memiliki koefisien bermuatan positif. Kemudian terdapat enam item

yang tidak signifikan, sehingga item tersebut perlu dikeluarkan.

3.6 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis regresi logistik

berganda untuk menguji hipotesis nihil penelitian ini. Dalam penelitian ini tidak

bias dilakukan analisis regresi biasa dikarenakan variabel dependen yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan data kategorik dikotomi, sedangkan

Page 78: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

63

dalam analisis regresi biasa diasumsikan variabel tersebut adalah kontinum. Jika

tetap dilakukan analisis regresi biasa maka hasil menjadi palsu atau tidak valid.

Itulah sebabnya dalam kondisi seperti ini, peneliti menggunakan regresi logistik

berganda. Penyelesaian ini menggunakan pendekatan persamaan nonlinear yaitu

model logistik dengan persamaan regresi logistik sebagai berikut: P(i)=

Keterangan :

P(i) = probabilitas penyalahgunaan obat tanpa resep

E = basis logaritma natural, yaitu mathematical constant (2.718)

β = koefisien regresi

X1 = stres

X2 = tekanan teman sebaya yang terlibat pada area pertemanan

X3 = tekanan teman sebaya yang terlibat pada area keluarga

X4 = tekanan teman sebaya yang terlibat pada area konformitas norma sebaya

X5 = tekanan teman sebaya yang terlibat pada area misconduct

X6 = self control

X7 = pendapatan

Koefisien regresi logistik secara sederhana menunjukkan perubahan pada log odds

dari suatu peristiwa yang dialami atau yang memiliki karakteristik dari satu unit

perubahan variabel independen. Koefisien ini memiliki peneltian yang sama persis

dengan koefisien dalam regresi biasa kecuali bahwa unit variabel dependen dalam

regresi logistik diwakili dengan log odds (Li) yang memiliki satuan logit (Pampel,

2000).

Keterangan :

Li = logit dari perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep.

Page 79: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

64

Kesederhanaan interpretasi dari koefisien logistik seperti dijelaskan di atas tidak

memiliki matrik yang bermakna.Log odds (logit) merupakan persamaan yang

linear, namun ada beberapa informasi yang tidak bisa didapatkan dari logit. Oleh

karena itu, interpretasi akan dilanjutkan pada tingkat odds (Oi). Berikut model

persamaan odds dengan mengambil eksponen atau antilogaritma dari koefisien

regresi logistik :

Oi = Li =

Odds adalah rasio dari dua probabilitas. Dalam hal ini odds diartikan

sebagai rasio dari probabilitas perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep dibanding

dengan probabilitas kejadian tidak menyalahgunakan obat tanpa resep, sehingga

dapat dituliskan rumus sebagai berikut :

Oi =

Oi = odds melakukan perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep.

Dalam regresi logistik nilai odds bisa disajikan dalam bentuk odds ratio

(OR), yaitu rasio dari dua odds. OR digunakan untuk melihat nilai dari naik atau

turunnya odds perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep tiap kenaikan satu unit

variabel independen. Dapat juga dikatakan bahwa OR menunjukkan sejauh mana

peningkatan ukuran variabel dependen dengan setiap perubahan yang dipengaruhi

oleh variabel independen. Selain itu, terdapat sebuah rumus sederhana di dalam

analisis regresi logistik yang menunjukkan odds ratio dapat ditafsirkan sebagai

persentase perubahan (percent change) dengan rumus :

Page 80: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

65

% change = 100 (OR-1)

Selanjutnya, penafsiran koefisien regresi logistik dilanjutkan ke tahap

probabilitas. Karena hubungan antara variabel dependen dan variabel independen

adalah nonlinear dan bukan penambahan, maka probabilitas tidak bisa

diinterpretasi secara penuh dengan koefisien tunggal. Probabilitas harus

diidentifikasi dengan nilai tertentu, yaitu dengan nilai tertentu, yaitu dengan

persamaan sederhana yang menunjukkan predicted probability dalam odds sebagai

berikut :

Selain dapat mengetahui nilai predicted probability, dapat pula diketahui

nilai rentangan probabilitas yang mungkin terjadi atau disebut confidence interval.

Dalam beberapa setting mungkin diperlukan untuk menyajikan perkiraan interval

dari predicted probability (Hosmer & Lemeshow, 2000). Berikut rumus yang

digunakan dalam menentukan nilai Confidence interval predicted probability =

Z1-α/2 merupakan nilai dari100 (1 - α/2)% pada standar distribusi normal.

Dikarenakan penelitian ini menggunakan α = 0.05 maka nilai Z1-α/2 = 1.96. SE

[(Li(x)] merupakan standard error dari logit. Nilai SE[(Li(x)] merupakan akar dari

Page 81: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

66

perkiraan varians. Nilai varians sendiri bisa didapatkan dari persamaan berikut

(Hosmer & Lemeshow, 2000):

Var Li x =

Penafsiran dalam perhitungan analisis regresi logistik melalui empat

tahapan, yaitu logit, odds, odds ratio, dan probabilitas. Dalam melakukan

perhitungan analisis regresi logistik, peneliti menggunakan bantuan software SPSS

18.

3.7 Prosedur Penelitian

Secara garis besar penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu :

1. Tahap persiapan

- Perumusan masalah yang diteliti.

- Menentukan variabel yang diteliti.

- Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan landasan teori yang tepat

mengenai variabel penelitian.

- Menentukan subjek penelitian.

- Persiapan alat pengumpulan data dengan menggunakan alat berupa skala

model likert yang terdiri dari skala stres, skala tekanan teman sebaya, dan self

control.

Page 82: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

67

2. Tahap pelaksanaan

- Menentukan jumlah sampel penelitian.

- Memberikan penjelasan tujuan penelitian dan meminta kesediaan responden

untuk mengisi skala dalam penelitian.

- Melaksanakan pengambilan data.

3. Tahap pengolahan data

- Melakukan skoring terhadap skala hasil jawaban responden.

- Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh dan membuat tabel

data.

- Menganalisis data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji

hipotesis.

4. Tahap analisis dan laporan

Pada tahap ini penulis membuat laporan hasil dan melihat item-item yang baik

serta membuat diskusi dan kesimpulan pada penelitian ini.

Page 83: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

68

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Dalam bab hasil penelitian ini akan dipaparkan hasil penelitian yang telah

dilakukan. Pembahasan tersebut meliputi tiga bagian yaitu, gambaran subjek

penelitian, hasil analisis deskriptif dan terakhir hasil uji hipotesis.

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Pada sub bab yang pertama dideskripsikan tentang subjek penelitian yang

berjumlah 155 anak jalanan. Penjelasan mengenai sampel penelitian berdasarkan

data demografis dan data penyalahgunaan zat dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 4.1

Gambaran Subjek Penelitian

Sampel penelitian Frekuensi Persentase

Perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep 127 81.9%

Tidak menyalahgunaan obat tanpa resep 28 18.1%

Pekerjaan

Pengamen 127 82%

Juru parkir 25 16.1%

Serabutan 3 1.9%

Pendapatan perhari

15000-29000 71 45.8%

30000-49000 72 46.5%

50000-80000 12 7.7%

Pendidikan

Tidak sekolah 32 20.7%

SD 78 50.3%

SMP 45 29%

Pekerjaan orang tua

Pengangguran 22 14.2%

Buruh 28 18.1%

Kuli 32 20.6%

Pedagang 38 24.6%

Pemulung 31 20%

PNS 4 2.5%

Page 84: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

69

Dari 155 responden penelitian ini diketahui bahwa sebesar 81.9% responden

dinyatakan menyalahgunakan obat tanpa resep dan sebesar 18.1% responden

dinyatakan tidak menyalahgunakan obat tanpa resep. Sampel dengan pekerjaan

sebagai pengamen lebih banyak dengan presentase 82% dan diikuti dengan

pekerjaan juru parkir dengan persentase sebesar 16.1%. Pendapatan perhari pada

sampel penelitian ini paling banyak adalah Rp.30.000-49.000 dengan presentase

sebesar 46.5% diikuti dengan penghasilan sebesaar Rp 15.000-29.000 dengan

presentase 45.8%.

Pendidikan terakhir sampel penelitian ini paling banyak adalah SD, dengan

persentase 50.3%. Kemudian SMP dengan persentase 29% dan terakhir tidak

sekolah dengan persentase 20.7%.Sampel dengan pekerjaan orangtua sebagai

pedagang/wirausaha lebih banyak dengan persentase sebesar 24.6%. Kemudian

pekerjaan orang tua sebagai kuli dengan persentase sebesar 20.6%, diikuti dengan

pekerjaan orang tua sebagai pemulung 20%, buruh sebesar 18.1%, pengangguran

14.2% dan PNS 2.5%.

Tabel 4.2

Gambaran subjek penelitian berdasarkan data penggunaan zat adiktif Jenis zat Frekuensi Presentase

Rokok 146 94.1%

Pil/obat warung 127 81.9%

Alkohol 105 67.7%

Lem 76 49%

Ganja 14 9%

Total sampel 155

Page 85: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

70

Berdasarkan data penggunaan zat adiktif, jenis penggunaan zat adiktif terbanyak

dalam sampel penelitian ini yaitu rokok dengan presentase 94.1%, pil atau obat

warung 81.9%, alkohol 67.7%, lem 49% dan ganja 9%.

4.2 Hasil Analisis Deskripsi

Pada tabel 4.3 dijelaskan hasil analisis deskriptif variable-variabel penelitian yang

terdiri dari nilai mean, standar deviasi, nilai minimum, nilai maksimum, dan

varians.

Tabel 4.3

Hasil Statistika Deskriptif

Nama Variabel Minimum Maximum Mean Std.Deviation Variances

Stres 33.51 74.73 50 8.45857 71.547

K. Pertemanan 36.42 72.09 50 9.99500 99.900

K. Keluarga 36.83 71.07 50 8.17838 66.886

K. Konformitas 34.13 79.10 50 9.99500 99.900

Misconduct 36.22 69.37 50 7.76135 60.239

Self control 38.66 72.07 50 9.01759 81.317

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui deskripsi statistik pada variabel penelitian, variabel

dependen dan variabel independen. Kolom minimum dan maximum menjelaskan

nilai minimum dan maksimum pada setiap variabel penelitian. Nilai minimum

penyalahgunaan obat ialah 0 dan nilai maksimum ialah 1. Hal ini disebabkan

penyalahgunaan obat hanya memiliki dua pilihan jawaban (binary choice) dengan

bobot nilai 0 untuk yang tidak menyalahgunaan obat dan nilai 1 untuk

penyalahgunaan obat.

Dilihat dari kolom minimum diketahui variabel independen (selain variabel

demografi) yang memiliki nilai terendah adalah stres sebesar 33.51. Sedangkan

Page 86: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

71

berdasarkan kolom maksimum (selain variabel demografi) diketahui variabel

independen yang memiliki nilai tertinggi adalah konformitas norma sebaya sebesar

79.10. Berdasarkan kolom variance, variabel independen penelitian yang paling

heterogen ialah variabel konformitas teman sebaya, stres, dan keterlibatan pada

pertemanan.

4.3 Kategorisasi skor variabel penelitian

Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan

atribut yang diukur. Kontinum berjenjang ini contohnya adalah dari rendah ke

tinggi yang akan peneliti gunakan dalam kategorisasi variabel penelitian. Sebelum

mengkategorisasi skor masing-masing variabel berdasarkan tingkat rendah dan

tinggi, peneliti terlebih dahulu menetapkan norma dari skor dengan menggunakan

nilai mean. Skor yang berada di bawah nilai mean termasuk pada kategori rendah

sedangkan skor yang berada di atas nilai mean termasuk pada kategori tinggi.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4

Kategorisasi Skor Penelitian No. Variabel Rendah Tinggi Total

1. Stres 81(52.2%) 74(47.8%) 155(100%)

2. Tekanan teman sebaya yang terlibat

pada area pertemanan

37(23.9%) 118(76.1%) 155(100%)

3. Tekanan teman sebaya yang terlibat

pada area keluarga

70(45.1%) 85(54.9%) 155(100%)

Page 87: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

72

4. Tekanan teman sebaya yang terlibat

pada area konformitas norma sebaya

73(47%) 82(53%) 155(100%)

5. Tekanan teman sebaya yang terlibat

pada area misconduct

76(49%) 79(50.1%) 155(100%)

6. Self control 72(46.4%) 83(53.6%) 155(100%)

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 155 jumlah subjek

penelitian, terlihat bahwa subjek penelitian dengan skor stres rendah sebanyak 81

subjek penelitian (52.2%), sedangkan subjek penelitian dengan skor stres tinggi

sebanyak 74 subjek penelitian (47.8%). Variabel tekanan teman sebaya pada

kategori rendah yang terbanyak yaitu tekanan teman sebaya yang terlibat pada area

misconduct sebanyak 76 subjek penelitian (49%), sedangkan subjek penelitian

dengan skor tinggi yaitu tekanan teman sebaya yang terlibat pada area pertemanan

118 subjek penelitian (76.1%). Variabel self control pada kategori rendah

berjumlah 72 subjek penelitian (46.4%), sedangkan subjek penelitian dengan skor

tinggi berjumlah 83 subjek penelitian (53.6%).

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Pada tahapan ini penelitian menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

logistik berganda dengan bantuan software SPSS 18.0. Dalam analisis regresi

logistik ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama, besaran R square untuk

mengetahui berapa persen varians variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel

independen.Kedua, koefisien tiap variabel independen terhadap variabel dependen

beserta signifikansinya. Ketiga, proporsi varians masing-masing variabel

Page 88: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

73

independen terhadap variabel dependen. Sebagaimana sudah dijelaskan di bab tiga

bahwa masing-masing koefisien variabel independen dapat ditafsirkan melalui

empat tingkat analisis, yaitu logit, odds, odds ratio, dan probabilitas.

Sebelum analisis regresi data penelitian, peneliti melakukan uji model fit

data, yakni apakah model yang ada sudah sesuai dengan data. Pengujian model ini

dengan model uji goodness-of fit Hosmer-Lameshow. Model dikatakan fit apabila p

> 0.05. Adapun hasil uji model data penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.5

berikut :

Tabel 4.5

Tabel Hosmer and Lameshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 14.611 8 .067

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai chi-square sebesar 14.611 dengan p

= 0.067 (>0.05), artinya model teori yang digunakan dalam penelitian fit dengan

data. Dengan demikian, ada pengaruh stres, tekanan teman sebaya, self control,

dan pendapatan terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep.

Setelah pengujian model fit, peneliti melihat besaran R square untuk

mengetahui berapa persen varians DV dijelaskan oleh seluruh IV. Berikut

dipaparkan besar R square dalam tabel 4.6 :

Tabel 4.6

Tabel R Square

Step Cox & Snell R Square Nagelkerke R

Square

1 .227 .372

Page 89: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

74

Cox & Snell R Square menyerupai bagian R square berdasarkan pada

likelihood, tetapi nilai maksimum yang (biasanya) diperoleh kurang dari 1,

sehingga sulit diinterpretasikan. Dari tabel 4.9 dapat dilihat perolehan nilai Cox &

Snell R square sebesar 22.7%. Ini menunjukkan bahwa proporsi varians dari logit

perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep yang dipengaruhi oleh variabel

independen dalam penelitian ini adalah 22.7%, sedangkan sisanya 77.3%

dipengaruhi oleh variabel independen di luar penelitian ini.

Di sisi lain, Nagelkerke yang memiliki rentang nilai dari 0 sampai 1,

merupakan pengukuran yang lebih reliabel dalam menjelaskan hubungan.

Umumnya, nilai Nagelkerke R square lebih tinggi dari pada Cox & Snell R square.

Nagelkerke R square lebih sering dijadikan acuan dalam pelaporan hasil analisis

regresi logistik karena nilainya yang mendekati 1. Meskipun demikian, hal ini

bersifat kontroversi, karena R square ini tidak dapat disamakan dengan R square

dalam regresi linear biasa.

Dengan demikian, peneliti menggunakan Nagelkerke R square untuk

melihat nilai R square. Dari tabel 4.6 dapat dilihat nilai Nagelkerke R square

penelitian ini sebesar 0.372 atau 37.2%. Artinya, proporsi varians logit perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep yang dijelaskan oleh stres, keterlibatan pada area

pertemanan, keterlibatan pada area keluarga, area konformitas teman, area

misconduct, self control dan pendapatan adalah sebesar 0.372 atau 37.2%,

sedangkan 62.8% dipengaruhi oleh variabel independen lain di luar penelitian ini.

Page 90: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

75

Tahap selanjutnya adalah melihat besaran koefisien masing-masing IV.

Adapun penyajiannya ditampilkan pada tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7

Koefisien Regresi Logistik

B S.E. Wald df Sig. Exp

(B)

95% C.I. For EXP

(B)

Lower Upper

Stres -.031 .038 .665 1 .415 .970 .900 1.044

Teman .044 .031 2.046 1 .135 1.045 .984 1.109

Keluarga .094 .039 5.866 1 .015 1.099 1.018 1.186

Konformitas -.010 .024 .170 1 .680 .990 .945 1.037

Misconduct -.008 .032 .055 1 .814 .992 .932 1.057

Self control .080 .035 5.333 1 .021 1.083 1.012 1.160

Pendapatan .000 .000 9.578 1 .002 1.000 1.000 1.000

Constant -8.946 3.615 6.124 1 .013 .000

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa terdapat empat variabel yang tidak

signifikan mempengaruhi perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep, yaitu stres,

tekanan teman sebaya yang terlibat pada area pertemanan, tekanan teman sebaya

yang terlibat pada area konformitas norma teman, tekanan teman sebaya yang

terlibat pada area misconduct. Variabel lainnya yaitu tekanan teman sebaya yang

terlibat pada area keluarga, self control, dan pendapatan signifikan mempengaruhi

perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep. Untuk mengetahui signifikan atau

tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan, peneliti melihat nilai signifikansi pada

kolom keenam dari kiri. Jika sig < 0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan

signifikan pengaruhnya terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep dan

sebaliknya.

Page 91: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

76

Seperti yang telah dijelaskan di bab 3, dalam melakukan analisis regresi

logistik, penafsiran dilakukan melalui empat tahap, yaitu logit, odds, odds ratio,

dan probabilitas. Logit atau log odds merupakan log dari rasio dua probabilitas.

Odds adalah rasio dari dua probabilitas, sedangkan odds ratio adalah rasio dari dua

odds. Odds ratio dapat dijelaskan dalam bentuk persen perubahan odds ratio

(percent change), yaitu nilai perubahan pada odds ratio dalam persen. Kemudian,

probabilitas adalah besarnya peluang terjadi perilaku.

Nilai B (kolom ke-2) adalah koefisien dalam skala logistik yang dapat

digunakan untuk membuat persamaan prediktif (sama dengan nilai b pada regresi

linear) dalam satuan logit. Sehingga didapatkan persamaan dari model regresi ini,

yaitu:

Logit perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep = -8.946 - 0.031 stres + 0.044

tekanan teman sebaya yang terlibat dalam pertemanan + 0.094 tekanan

teman sebaya yang terlibat dalam keluarga* - 0.010 tekanan teman sebaya

yang terlibat dalam konformitas norma teman - 0.008 tekanan teman sebaya

yang terlibat dalam perilaku misconduct + 0.080 self control + 0.000

pendapatan

(*signifikan)

Dari tujuh hipotesis minor terdapat dua yang signifikan. Penjelasan dari

nilai logit yang diperoleh pada masing-masing variabel independen adalah sebagai

berikut:

Page 92: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

77

1. Variabel stres memiliki nilai signifikansi sebesar -0.031 (0.415; sig>0.05), yang

berarti bahwa variabel stres secara negatif mempengaruhi logit perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep dan tidak signifikan.

2. Variabel tekanan teman sebaya yang terlibat pada area pertemanan memiliki

nilai signifikansi sebesar 0.044 (0.135; sig>0.05), yang berarti bahwa bahwa

keterlibatan pada teman secara positif mempengaruhi logit perilaku

penyalahgunaan tanpa resep tetapi tidak signifikan.

3. Variabel tekanan teman sebaya yang terlibat pada area keluarga memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.094 (0.015; sig<0.05), yang berarti bahwa variabel

tekanan teman sebaya yang terlibat pada area keluarga secara positif

mempengaruhi logit perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep dan signifikan.

Jadi, semakin tinggi tekanan teman sebaya yang terlibat pada area keluarga

maka semakin tinggi pula logit perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep, dan

secara statistik signifikan.

4. Variabel tekanan teman sebaya yang terlibat pada area konformitas norma teman

memiliki nilai signifikansi sebesar -0.010 (0.680; sig .>0.05), yang berarti

bahwa variabel tekanan teman sebaya yang terlibat pada area konformitas norma

teman secara negatif mempengaruhi logit perilaku penyalahgunaan obat tanpa

resep dan tidak signifikan.

Page 93: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

78

5. Variabel tekanan teman sebaya yang terlibat pada area misconduct memiliki

nilai signifikansi sebesar -0.008 (0.814; sig>0.05), yang berarti bahwa bahwa

tekanan teman sebaya yang terlibat pada area misconduct secara negatif

mempengaruhi logit perilaku penyalahgunaan tanpa resep dan tidak signifikan.

6. Variabel self control memiliki nilai signifikansi sebesar 0.080 (0.021; sig<0.05),

yang berarti bahwa self control secara positif mempengaruhi logit perilaku

penyalahgunaan tanpa resep dan signifikan. Jadi semakin tinggi self control

seseorang maka semakin tinggi pula logit perilaku penyalahgunaan obat tanpa

resep, dan secara statistik signifikan.

7. Variabel pendapatan memiliki nilai signifikansi sebesar 0.000 (0.002; sig<0.05),

yang berarti bahwa variabel pendapatan secara positif mempengaruhi logit

perilaku penyalahgunaan tanpa resep dan signifikan. Jadi semakin tinggi

pendapatan seseorang maka semakin tinggi pula logit perilaku penyalahgunaan

obat tanpa resep, dan secara statistik signifikan.

Kesederhanaan interpretasi koefisien regresi logistik dengan logit seperti

dijelaskan di atas tidak memiliki metrik yang bermakna. Log odds (logit)

merupakan persamaan yang linear, namun ada beberapa informasi yang tidak bisa

didapatkan dari logit. Oleh karena itu, interpretasi akan dilanjutkan pada tingkat

odds (Oi).

Page 94: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

79

Oi = eLi

=

Keterangan = Oi= odds dari perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep.

Dari persamaan di atas peneliti dapat menghitung nilai odds dari keseluruhan

variabel independen.Untuk lebih jelasnya, peneliti memberikan sebuah contoh dari

logit perilaku penyalahgunaan obat seorang anak jalanan.

Contoh 1: Jika diketahui seorang anak jalanan laki-laki memiliki nilai stres 67,

nilai tekanan teman sebaya yang terlibat pada area pertemanan 48, nilai tekanan

teman sebaya yang terlibat pada area keluarga 61, nilai tekanan teman sebaya yang

terlibat pada area konformitas norma teman 64, nilai tekanan teman sebaya yang

terlibat pada area misconduct 61, dan nilai self control 67, maka nilai odds yang

dihasilkan adalah :

Oi = -8.946 - 0.031 (67) + 0.044 (48) + 0.094 (61) - 0.010 (64) - 0.008 (61) +

0.080 (67)

Oi = e-17.801

= 1.858

Odds sebesar 1.858, artinya anak jalanan dengan kriteria yang disebutkan diatas

memiliki peluang 1.858 kali untuk menyalahgunakan obat tanpa resep dibanding

tidak menyalahgunakan obat tanpa resep. Interpretasi dengan angka yang besar

pada odds dapat terjadi, karena rentang nilai odds ialah dari 0 sampai + ∞.

Interpretasi lebih mudah dimengerti jika dalam bentuk probabilitas yang rentang

nilainya dari 0 sampai 1. Selanjutnya, interpretasi koefisien regresi dilanjutkan

Page 95: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

80

dalam bentuk odds ratio atau persentase perubahan. Odds ratio (OR) adalah

perbandingan satu odds dengan odds yang lain. Adapun rumus OR seperti

persamaan di bawah ini :

OR digunakan untuk melihat nilai dari naik atau turunnya odds perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep tiap kenaikan satu unit variabel independen.

Dapat juga dikatakan bahwa OR menunjukkan sejauh mana peningkatan ukuran

variabel dependen dengan setiap perubahan yang dipengaruhi oleh variabel

independen. Nilai OR disajikan pada kolom Exp (B) pada tabel 4.10. Selain itu,

terdapat sebuah rumus sederhana di dalam analisis regresi logistik yang

menunjukkan odds ratio dapat ditafsirkan sebagai persentase perubahan (percent

change) dengan rumus:

% change = 100 (OR-1)

Untuk lebih jelasnya peneliti memberikan penjabaran mengenai beberapa contoh

OR dari setiap variabel dan persentase perubahannya sehingga mendapatkan hasil

yang sesuai dengan tabel 4.8 sebagai berikut:

1. Variabel stres: Nilai persentase

perubahannya adalah 100 (0.970 - 1) = -3. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa odds terjadinya perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak

jalanan yang memiliki stres 67 adalah 3 kali atau 3% lebih besar dibandingkan

Page 96: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

81

terjadinya perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak jalanan yang

memiliki nilai stres 66. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit

stres dan variabel lain dianggap konstan, peluang anak jalanan untuk

penyalahgunaan obat akan naik sebanyak 3 kali atau sebesar 3%.

2. Variabel tekanan teman sebaya yang terlibat pada area pertemanan

Nilai persentase perubahannya adalah

100(1.045 - 1) = 10.4. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa odds terjadinya

perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak jalanan yang memiliki

keterlibatan pada area pertemanan 48 adalah 10.4 kali atau 10.4% lebih besar

dibandingkan terjadinya perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak

jalanan yang memiliki nilai keterlibatan pada area pertemanan 47. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit keterlibatan pada area

pertemanan dan variabel lain dianggap konstan, peluang anak jalanan untuk

penyalahgunaan obat tanpa resep akan naik sebanyak 10.4 kali atau sebesar

10.4%.

3. Variabel tekanan teman sebaya yang terlibat pada area keluarga :

Nilai persentase perubahannya adalah

100(1.099-1) = 10.9. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa odds terjadinya

perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak jalanan yang memiliki

keterlibatan pada area keluarga 61 adalah 10.9 kali atau 10.9% lebih besar

Page 97: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

82

dibandingkan terjadinya perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak

jalanan yang memiliki nilai keterlibatan pada area keluarga 60. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit keterlibatan pada keluarga dan

variabel lain dianggap konstan, peluang anak jalanan untuk penyalahgunaan

obat akan naik sebanyak 10.9 kali atau sebesar 10.9%.

4. Variabel tekanan teman sebaya yang terlibat pada area konformitas norma

teman : Nilai persentase

perubahannya adalah 100(0.990 - 1) = -1 Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa odds terjadinya perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak

jalanan yang memiliki konformitas norma teman 64 adalah 1 kali atau 1% lebih

besar dibandingkan terjadinya perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada

anak jalanan yang memiliki nilai konformitas norma teman 63. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit konformitas pada teman dan

variabel lain dianggap konstan, peluang anak jalanan untuk penyalahgunaan

obat akan naik sebanyak 1 kali atau sebesar 1%.

5. Variabel tekanan teman sebaya yang terlibat pada area misconduct :

. Nilai persentase perubahnnya adalah

100 (0.992 - 1) = -0.8. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa odds terjadinya

perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak jalanan yang memiliki

keterlibatan pada area misconduct 61 adalah 0.8 kali atau 0.8% lebih besar

Page 98: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

83

dibandingkan terjadinya perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak

jalanan yang memiliki keterlibatan pada area misconduct 60. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit perilaku misconduct dan variabel

lain dianggap konstan, peluang anak jalanan untuk penyalahgunaan obat akan

naik sebanyak 0.8 kali atau sebesar 0.8%.

6. Variabel self control : Nilai persentase

perubahannya adalah 100 (1.083-1) = 10.8 Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa odds terjadinya perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak

jalanan yang memiliki self control 67 adalah 10.8 kali atau 10.8% lebih besar

dibandingkan terjadinya perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak

jalanan yang memiliki self control 66. Hal ini menunjukkan bahwa setiap

kenaikan satu unit self control dan variabel lain dianggap konstan, peluang anak

jalanan untuk penyalahgunaan obat akan naik sebanyak 10.8 kali atau sebesar

10.8%.

Dalam hal ini odds adalah rasio dari probabilitas, sehingga penafsiran dapat

dilakukan dalam level probabilitas. Penafsiran dalam taraf probabilitas juga

memiliki keuntungan di mana hasilnya akan lebih mudah untuk dipahami.

Probabilitas dapat menunjukkan peluang terjadinya perilaku penyalahgunaan

obat tanpa resep dibandingkan terjadinya perilaku tidak menyalahgunakan obat

tanpa resep dengan persamaan :

Page 99: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

84

Dari persamaan di atas, peneliti dapat menghitung peluang terjadinya

perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep anak jalanan dilihat dari nilai

keseluruhan variabel independen seperti pada contoh 1 dan persamaan 3, sehingga

didapatkan hasil sebagai berikut :

Probabilitas perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep =

Artinya, peluang anak jalanan yang memiliki nilai stres 66.95, tekanan teman

sebaya yang terlibat pada area pertemanan 48.31, nilai tekanan teman sebaya yang

terlibat pada area keluarga 61.20, nilai tekanan teman sebaya yang terlibat pada

area konformitas teman 64.12, nilai tekanan teman sebaya yang terlibat pada area

misconduct 61.09, nilai self control 65.66, nilai untuk melakukan perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep adalah 0.65 atau 65% ini disebut juga nilai

predicted probability.

4.4. Analisis Proporsi Varians Masing-Masing Variabel Independen

Pengujian pada tahapan ini bertujaun untuk melihat berapa besar proporsi varian

dari logit perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep yang bisa dijelaskan oleh

masing-masing variabel independen yaitu stres, tekanan teman sebaya yang terlibat

pada area pertemanan, tekanan teman sebaya yang terlibat pada area keluarga,

tekanan teman sebaya yang terlibat pada area konformitas norma sebaya, tekanan

Page 100: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

85

teman sebaya yang terlibat pada area misconduct, self control, dan pendapatan

seperti yang dapat dililhat di tabel 4.8 berikut :

Tabel 4.8

Proporsi Varian Sumbangan Masing-Masing Independen Variabel No. Independent Variable Nagelkerke R Square Sumbangan

1. Stres 0.013 1.3 %

2. Tekanan teman sebaya yang terlibat pada

area pertemanan

0.088 7.5 %

3. Tekanan teman sebaya yang terlibat pada

area keluarga

0.206 11.8 %

4. Tekanan teman sebaya yang terlibat pada

area konformitas norma sebaya

0.209 0.3 %

5. Tekanan teman sebaya yang terlibat pada

area misconduct

0.209 0 %

6. Self control 0.259 5 %

7. Pendapatan 0.372 11.3%

Sumbangan masing-masing variabel independen sebagaimana berikut :

1. Variabel stres memberikan sumbangan sebesar 1.3% dalam varians logit

perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep.

2. Variabel tekanan teman sebaya yang terlibat dalam pertemanan memberikan

sumbangan sebesar 7.5% dalam varians logit perilaku penyalahgunaan obat

tanpa resep.

3. Variabel tekanan teman sebaya yang terlibat dalam keluarga memberikan

sumbangan sebesar 11.8% dalam varians logit perilaku penyalahgunaan obat

tanpa resep.

Page 101: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

86

4. Variabel tekanan teman sebaya yang terlibat dalam konformitas norma sebaya

memberikan sumbangan sebesar 0.3% dalam varians logit perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep.

5. Variabel tekanan teman sebaya yang terlibat dalam misconduct memberikan

sumbangan sebesar 0% dalam varians logit perilaku penyalahgunaan obat tanpa

resep.

6. Variabel self control memberikan sumbangan sebesar 5% dalam varians logit

perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep.

7. Variabel pendapatan memberikan sumbangan sebesar 11.3% dalam varians logit

perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep.

Dari ketujuh variabel independen yang diprediksi mempengaruhi perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep, terdapat enam variabel yang menyumbang

dalam memprediksi perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep, dari mulai yang

memiliki nilai sumbangan terbesar hingga terkecil, yaitu tekanan teman sebaya

yang pada area keluarga sebesar 11.8%, pendapatan 11.3%, tekanan teman sebaya

yang terlibat pada area pertemanan sebesar 7.5%, self control sebesar 5%, stres

sebesar 1.3%. Sedangkan variabel tekanan teman sebaya yang terlibat dalam

misconduct tidak memberikan sumbangan sama sekali terhadap varians logit

perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep.

Page 102: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

87

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti memaparkan kesimpulan penelitian, diskusi penelitian, serta

saran teoritis maupun praktis untuk penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, kesimpulan yang dapat diambil dari

ialah ada pengaruh yang signifikan dari stres, tekanan teman sebaya (keterlibatan

pada area pertemanan), tekanan teman sebaya (keterlibatan pada area keluarga),

tekanan teman sebaya (keterlibatan pada area konformitas norma sebaya), tekanan

teman sebaya (keterlibatan pada area misconduct), self control, dan pendapatan

terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep.

Berdasarkan hasil dari uji hipotesis minor yang telah dilakukan, terdapat

tiga variabel independen yang signifikan pengaruhnya terhadap perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep yaitu tekanan teman sebaya (keterlibatan pada

area keluarga), self control, dan pendapatan terhadap perilaku penyalahgunaan obat

tanpa resep. Hasil proporsi varians masing-masing variabel, terdapat tiga variabel

yang signifikan yaitu tekanan teman sebaya (keterlibatan pada area keluarga), self

control, dan pendapatan.

5.2 Diskusi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh antara stres, tekanan teman sebaya

yang terlibat pada area pertemanan, tekanan teman sebaya yang terlibat pada area

Page 103: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

88

keluarga, tekanan teman sebaya yang terlibat pada area konformitas norma sebaya,

tekanan teman sebaya yang terlibat pada area misconduct, self control, dan

pendapatan terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep, ada tiga variabel

yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku penyalahgunaan obat

tanpa resep, yaitu tekanan teman sebaya yang terlibat pada area keluarga, self

control, dan pendapatan.

Variabel tekanan teman sebaya yang terlibat pada area keluarga pada

penelitian ini memiliki pengaruh signifikan dengan arah positif terhadap perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak jalanan. Artinya, tingginya tekanan

teman sebaya yang terlibat pada area keluarga mempengaruhi perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep. Penelitian ini sejalan dengan Wells (2004)

sebagian besar anak jalanan menghabiskan waktu lebih banyak dengan teman-

temannya dan kurang memiliki waktu bersama dengan orang tua dan keluarga.

Anak jalanan rentan terhadap tekanan teman sebaya karena ia ingin disukai, atau

ingin diterima oleh temannya. Sehingga biasanya anak jalanan memperluas

hubungan sebaya untuk menempati peran penting dalam kehidupannya. Seringkali

anak jalanan lebih memilih nasihat, bersosialisasi dan menghabiskan waktu

bersama teman dibandingkan keluarga dan orangtua. Hal ini disebabkan

kerenggangan hubungan secara fisik dan psikologis pada anak dan orangtua,

kerenggangan ini terjadi karena kurangnya kedekatan emosional dan kehangatan

sehingga menyebabkan peningkatan konflik dan perselisihan pada anak dan

Page 104: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

89

orangtua, kemudian memunculkan peningkatan anak menghabiskan waktu dengan

teman sebaya.

Hasil penelitian Pineda, et al (1978) anak jalanan bekerja dijalan untuk

melarikan diri dari ketidakharmonisan keluarga, adanya disintegrasi keluarga, serta

mengalami kekerasan fisik. Didukung dengan Aptekar (1998) menyatakan bahwa

32% anak jalanan mengalami kekerasan di rumah, serta memiliki hubungan

kerenggangan keluarga yang tinggi seperti tekanan ekonomi, dan perceraian dapat

memicu anak jalanan lebih bergantung pada rekan-rekan untuk memiliki dukungan

emosional sehingga tekanan teman sebaya yang terlibat dalam keluarga begitu

tinggi pada penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak jalanan (dalam

Lalor,1999).

Self control yang rendah secara konsisten mempengaruhi perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep. Temuan ini sejalan dengan Ford dan

Blumenstein (2013) bahwa individu yang memiliki self control rendah secara

signifikan berpengaruh dengan semua bentuk penyalahgunaan zat seperti minuman

keras, ganja dan obat tanpa resep terkecuali pada penyalahgunaan narkoba.

Allahverdipour, et al (2006) penyalahgunaan obat dan rokok secara signifikan

lebih tinggi dikalangan individu yang memiliki self control rendah. Sehingga

individu yang memiliki self control rendah tidak memiliki pencegahan sosial yang

efektif untuk melindungi diri terhadap penyalahgunaan obat. Selain itu, beberapa

individu yang memiliki self control rendah mempunyai pengalaman kekerasan

pada orangtua, yang mengarah pada hubungan emosional tidak stabil dalam

Page 105: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

90

keluarga sehingga mempengaruhi individu untuk terlibat dalam perilaku

menyimpang seperti penyalahgunaan obat.

Pendapatan secara konsisten mempengaruhi perilaku penyalahgunaan obat

tanpa resep. Menurut Unicef (2012) pendapatan anak jalanan sangat berfluktuasi.

Biaya terbesar pengeluaran anak jalanan adalah makanan, sekitar sepuluh ribu

rupiah sampai dua puluh ribu rupiah, namun dalam meminimalisir pengeluarannya

maka sebagian besar anak jalanan memilih untuk meminum alkohol dan

menyalahgunakan berbagai jenis zat khususnya penyalahgunaan obat tanpa resep

karena harga yang murah dan dapat mengurangi rasa kelaparan. Banyak anak

jalanan menghabiskan enam puluh lima ribu rupiah per bulan untuk bersenang-

senang, seperti membeli rokok, alkohol dan obat-obatan.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang tidak terbukti memiliki

pengaruh terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep. Hal ini terkadang

menjadi bertentangan dengan penelitian sebelumnya. Adapun variabel yang tidak

terbukti memiliki pengaruh terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep

antara lain stres, tekanan teman sebaya yang terlibat pada area pertemanan, tekanan

teman sebaya yang terlibat pada area konformitas norma teman, tekanan teman

sebaya yang terlibat pada area misconduct.

Stres tidak terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku

penyalahgunaan obat tanpa resep pada anak jalanan. Artinya, anak jalanan

menyalahgunakan obat tanpa resep tidak ditentukan oleh faktor stres. Hal ini

bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silver (2013) yang

Page 106: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

91

menyebutkan bahwa stres berhubungan dengan penyalahgunaan zat termasuk

penyalahgunaan obat over the counter (OTC). Hasil survey pendahuluan pun

menyatakan bahwa faktor stres akan menjadi alasan kuat yang menyebabkan anak

jalanan menyalahgunakan obat OTC.

Berdasarkan yang peneliti temukan dilapangan bahwa sebagian besar subjek

dalam penelitian ini mengisi kuesioner dalam keadaan pengaruh zat adiktif yang ia

gunakan seperti menggunakan lem, minum alkohol dan meracik obat yang akan di

minum, dan penelitian Andersen, et al (2006) menyatakan bahwa remaja

menyalahgunakan obat OTC secara bersamaan dengan rokok dan alkohol

cenderung mengarahkan pada pola perilaku penggunaan zat untuk menghilangkan

stres. Sehingga peneliti berasumsi bahwa perbedaan hasil penelitian ini disebabkan

sebagian besar subjek penelitian memiliki tingkat stres yang tinggi, namun karena

subjek penelitian dalam pengaruh zat, sehingga stres dalam diri individu menurun

atau dalam kondisi fly, oleh sebab itu faktor stres tidak mempengaruhi dalam

penelitian ini.

Pada variabel tekanan teman sebaya yang terlibat pada area pertemanan tidak

terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku penyalahgunaan obat

tanpa resep pada anak jalanan. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Clasen dan Brown (1985). Berdasarkan penelitian Clasen, Brown

(1985) faktor tekanan teman sebaya yang terlibat pada area pertemanan secara

konsisten lebih tinggi mempengaruhi perilaku penyalahgunaan zat. Namun

perbedaan yang terjadi, bisa saja karena sebagian besar anak jalanan yang menjadi

Page 107: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

92

responden merasa bahwa menyalahgunakan suatu zat merupakan keinginan pribadi

tanpa harus ada tekanan dan paksaan dari teman-temannya. Selain itu adanya

faktor pendapatan, seperti anak jalanan memiliki penghasilan pribadi lebih

cenderung untuk membeli dan menyalahgunakan obat tersebut dengan sendiri

tanpa harus bersama dengan teman-temannya.

Tekanan teman sebaya yang terlibat pada area konformitas norma sebaya tidak

terbukti memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap perilaku penyalahgunaan

obat tanpa resep pada anak jalanan. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Brown dan Clasen (1985) bahwa tekanan teman sebaya yang

terlibat pada area konformitas norma sebaya secara signifikan positif

mempengaruhi perilaku penyalahgunaan zat. Selain itu UNODC (2009)

melaporkan bahwa kelompok teman yang menggunakan obat seringkali sebagai

pengaruh pada penggunaan obat dan perilaku kriminal pada anak jalanan. Namun

dalam hasil penelitian ini, tidak signifikannya tekanan teman sebaya yang terlibat

pada area konformitas norma sebaya, peneliti berasumsi terdapat perbedaan

individu dengan norma kelompoknya, seperti perbedaan pendirian dan perasaan

yang dapat menjadi faktor penyebab munculnya konflik antara individu dan

kelompok yang dapat menyebabkan individu tidak sejalan dan kurang setia dengan

kelompoknya. Misalnya, anak jalanan yang menyalahgunakan obat tanpa resep

terkadang memiliki rasa ego dan emosi tinggi, disebabkan adanya pengaruh reaksi

zat dalam diri atau subjek sudah kecanduan menyalahgunakan obat tanpa resep

sehingga ketika subjek menyalahgunakan obat tanpa resep bisa dilakukan dengan

Page 108: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

93

sendiri tanpa harus bersama teman-temannya atau keinginan subjek sendiri

memilih untuk menyalahgunakan obat tanpa resep.

Tekanan teman sebaya yang terlibat pada area misconduct tidak memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep pada

anak jalanan. Temuan ini tidak sejalan dengan Brown dan Clasen (1985) yang

menyatakan bahwa penyalahgunaan zat termasuk penyalahgunaan obat tanpa resep

merupakan bagian perilaku misconduct, karena perilaku misconduct merupakan

suatu perilaku yang berhubungan dengan perilaku bermasalah dan penyalahgunaan

zat.

Berdasarkan Santrock (2007) perubahan kognitif dan sosioemosional yang

terjadi dalam diri remaja anak jalanan tidak terpenuhi. Perubahan kognitif seperti

mulai berpikir secara egosentris serta membuat keputusan, dan perubahan

sosioemosional seperti tuntutan mencapai kemandirian, konflik dengan orang tua,

dan lebih meluangkan waktu bersama teman-teman.

Peneliti berasumsi sebagian besar remaja anak jalanan hidup di lingkungan

yang tidak memperhatikan proses perkembangan sehingga anak jalanan memiliki

tahap perkembangan yang tidak terpenuhi. Perubahan kognitif dan sosioemosional

sehingga tidak dapat mengatasi pengambilan keputusan yang berisiko, dan

mengelola emosi sehingga rentan mengalami stres, frustasi, dan depresi akibat

tekanan yang terjadi pada diri dan lingkungannya sehingga memberikan dampak

yang buruk yang menyebabkan mereka mengambil jalan pintas untuk mengatasi

masalah pribadi dengan menyalahgunakan zat dan obat-obatan tanpa resep.

Page 109: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

94

Keterbatasan pada penelitian ini yaitu selama pengisian kuesioner banyak

responden dalam keadaan fly sehingga jawaban kuesioner yang diberikan oleh

responden tidak menunjukkan keadaan sesungguhnya.

5.3 Saran

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam ini. Oleh karena itu,

peneliti memaparkan saran teoritis dan saran praktis. Saran-saran ini dapat

digunakan dalam penelitian selanjutnya yang memiliki variabel dependen yang

sama, yaitu perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep.

5.3.1 Saran teoritis

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel agar variasi

dari karakteristik masing-masing variabel independen meningkat. Serta

mengurangi jumlah item, item harus singkat dan jelas, agar dapat melihat

pengaruh dari gambaran sampel terhadap perilaku penyalahgunaan obat tanpa

resep.

2. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti lain yang tertarik meneliti variabel

dependen yang sama disarankan menggunakan faktor-faktor menarik lainnya

yang dapat dijadikan variabel independen untuk melihat pengaruhnya terhadap

perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep. Sedangkan masih terdapat variabel-

variabel lainnya dengan persentase yang cukup besar diduga mempengaruhi

perilaku penyalahgunaan obat tanpa resep, seperti Faktor self efficacy, sense of

coherence, health locus of control yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Page 110: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

95

3. Disarankan bagi penelitian selanjutnya mengatur suasana kondusif selama

berlangsungnya pengisian kuesioner.

5.3.2 Saran praktis

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian ini membuktikan bahwa tekanan teman sebaya yang terlibat dalam

keluarga memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku penyalahgunaan obat

tanpa resep. Peneliti, memiliki saran perlunya edukasi dan pembinaan mengenai

bahaya penyalahgunaan obat tanpa resep, khususnya untuk keluarga seperti

orang tua anak jalanan, karena sebagian besar anak jalanan hidup bersama orang

tua. Sehingga penting bagi anggota keluarga untuk memberi bimbingan dan

arahan terhadap anaknya yang bekerja di jalanan karena tekanan hidup di jalanan

yang keras dan banyaknya tekanan teman yang cenderung berpengaruh negatif

sehingga dapat mempengaruhi perkembangan dan kepribadian.

2. Anak jalanan dalam hasil penelitian ini memiliki self control yang rendah.

Diharapkan adanya program self control training pada anak jalanan, seperti

pelatihan membuat keputusan dengan mengidentifikasi risiko, karena dengan

meningkatkan self control dapat mengurangi terjadinya impulsif dan

pengambilan keputusan yang buruk, sehingga dapat mengurangi dampak dari

faktor-faktor yang menyebabkan penyalahgunaan zat dikalangan anak jalanan.

Page 111: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

96

3. Pemerintah lebih mengoptimalkan fungsi panti sosial, LSM dan rehabilitasi bagi

anak jalanan yang memiliki kecanduan pada penyalahgunaan berbagai jenis zat

adiktif, agar mereka dapat pulih secara fisik dan mental, sehingga dapat

mengenalkan kembali norma dan kehidupan bermasyarakat bagi anak jalanan.

Page 112: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

97

Daftar Pustaka

Abbott, F.V., & Fraser, M.I. (1997). Use and abuse of over the counter analgesic

agents. Journal psychiatry neurosci. 23 (1),13-34

Allahverdipour, H., Hidarni, A., Kazamnegad., Fallah P.A., & Emami, A. (2006).

The status of self control and its relation to drug abuse-related behaviors

among iranian male high school students. Social Behavior and personality.

34(4), 413-424

Aptekar, L. (1988). Street children of Cali. Durham, NC and London, UK: Duke

University Press.

Aptekar, L. (1994). Street children in the developing world: A review of their

condition. Cross-Cultural Research. 28 (3), 167-170

Badan Narkotika Nasional. (2011). Bahan obat ngefly dijual bebas di apotek.

Diunduh tanggal 15 januari 2015 dari

http://www.bnndki.com/index.php/berita/warta-berita/liputan/509-bahan-obat-

nge-fly-dijual-bebas-di-apotek

Baumeister RF., Vohs KD., Tice DM (2007).The strength model of self control.

Journal of psychological science.16 (8), 98-101

Beazley, H. (2003). The construction and protection of individual and collective

identities by street children and youth in Indonesia. Children, Youth and

Environments. 13 (21), 132-133

Beazley, H. (2003). Voices from the margins: street children’s subcultures in

indonesia. Children’s Geographies.1 (9), 81-200

Berndt, T. J. (1979). Developmental changes in conformity to peers and parents.

Dev. Psychol. 15 (4), 606-616.

BPOM RI. (2014). Penjelasan terkait produk obat batuk yang beredar dan

mengandung bahan dekstrometorfan tunggal. Diunduh tanggal 27 Januari

2015 dari http://www.pom.go.id/new/index.php/view/pers/231/Penjelasan-

Page 113: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

98

Terkait-Produk-Obat-Batuk-yang-Beredar--dan--Mengandung-Bahan-

Dekstrometorfan-Tunggal-.html

Brown, B.B., Clasen,D,R., & Eicher, S, A. (1986). Perceptions of peer pressure,

peer conformity disposition, and self-reported behavior among adolescents.

Journal of developmental psychology, american psychological association, 22

(4), 89-91

Chapple, C.L., Hope, T.L., & Whiteford, S.W. (2008). The direct and indirect

effects of parental bonds, parental drug use, and self control on adolescent

substance use. Journal of child & adolescent substance abuse.14 (3), 110-112

Clasen DR., Brown BB (1985). The multidimensionality of peer pressure in

adolescence. Journal of youth and adolescence. 14 (6), 86-90

Cohen, S., Kamarck, T., & Mermelstein, R. (1983). A global measure of perceived

stress. Journal of health and social behavior. 24 (3), 385-396

Cohen, S., Kessler, R.C., & Gordon, L.U. (1997). Measuring stress: A guide for

Health and social. New York. Oxford university press.

Crockett, L.J., Raffaelli, M., & Shen,Y. (2006). Linking self-regulation and risk

proneness to risky sexual behavior: pathways through peer pressure and early

substance use. Journal of Research on Adolescence. 12 (4), 503-525

Davis, L,G., Donatelle, R,J., & Hoover, F,C. (1988). Access to health. New Jersey:

Englewood cliffs.

Dielman TE., Campanelli PC., Shope JT., &Butchart A, T. (1987). Susceptibility

to peer pressure, self esteem, and health locus of control as correlates of

adolescent substance abuse. Journal of Adolescent substance abuse.14 (2),

207-221

Ettingoff, K. (2012). Abusing over the counter drugs: Illicit uses for everyday

drugs. USA: John Hopkins University.

Ford, J.A. (2009). Misuse of over the counter cough or cold medications among

adolescents: prevalence and correlates in a national sample. Journal of

adolescent health. 65, 505-507.

Page 114: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

99

Ford J.A., & Blumenstein, L. (2013). Self control and substance use among college

students. Journal of drug issues. 43 (1), 56-68.

Gonzales, R., Brecht,M.L., Mooney,L., & Rawson, R.A(2011). Prescription and

over the counter drugs treatment admissions to the california public treatment

system. J Subs Abuse Treat. 29 (8), 241-244

Grasmick, H.G., Tittle, C.R., Bursik, R.J., & Arneklev, B.R (1993). Testing the

core empirical implications of Gottfredson and Hirschi’s general theory of

crime. Journal of research in crime and delinquency. 30 (5), 412-415

Hughes, G. F., McElnay, J.C., Hughes, C.M., & McKenna, P. (1999).

Abuse/misuse of non-prescription drugs. Journal of pharm world science.

21(6), 251-255

Holmes, T. H., & Rahe, R. H. (1967). The social readjustment rating scale. Journal

of Psychosomatic Research. 11(2), 213-218.

Hosmer, D.W., & Lemeshow, S. (2000). Applied Logistic Regression 2nd ed. USA:

John Wiley & Sons, Inc.

Kementerian Sosial. (2010). Peningkatan kesejahteraan sosial anak jalanan.

Jakarta: Kementerian Sosial.

Kessler, R. (n.d). Professor of health care policy. Boston: Harvard Medical

School.

King, K. A., Vidourek, R. A., & Merianos, A.L (n.d). Pyschosocial factors

associated with otc drug abuse among youth.

Koushede, V., Holstein, B. E., Andersen, A., Ekholm, O., & Hansen, E. H. (2010).

Use of over-the-counter analgesics and perceived stress among 25-44 year

olds. Pharmacoepidemiology and Drug Safety. 19, 330-343

Lalor, K. (1994). Street children: a comparative perspective. Journal of Child

abuse and neglect. 23 (8), 46-48

Page 115: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

100

Lazarus, R.S., & Folkman, S. (1984). Stress, appraisal and coping. New York :

Springer publishing company.

Magil, E. (2011). Teen health series 3rd

ed: Drug information for teens. US:

Omnigraphic.

McCabe, S.E., Boyd, C.J., & Teter, C.J. (2005). Nonmedical use of prescription

opioids among U.S. College students: Prevalence and correlates from a

national survey. Journal of addict behav. 87, 789-805

Newman, I.M. (1984). Capturing the energy of peer pressure:Insights from a

longitudinal study of adolescent cigarette smoking. Journal of school health.

54 (4), 256-299

NSDUH. (2008). The NSDUH report: Misuse of over the counter cough and cold

medications among persons aged 12 to 25. Drugs abuse. 32, 87-90

NSDUH. (2014). Result form the 2013 national survey on drugs use and health:

summary of national findings.

ODCCP. (1997). Rapid situation assesment of street children in Cairo &

Alexandria. Studies on drugs and crimes. 81, 2-7

Pampel, F.C. (2000). Logistic regression: A primer. SAGE University Papers

Series on Quantitative Applications in the Social Sciences. Thousand Oaks,

CA: Sage.

Prabowo, D.S. (2011). Jumlah anak jalanan meningkat signifikan. Diunduh tanggal

15 Januari 2015 dari

http://www.tribunnews.com/metropolitan/2011/08/24/anak-jalanan-di-jakarta-

meningkat-signifikan

Riset Kesehatan Dasar. (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Rosenbaum, M. (1980). A schedule for assessing self-control behaviors:

Preliminary findings. Behavior Therapy. 11, 109–121

Page 116: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

101

Santrock, J.W. (2007). Remaja edisi kesebelas. Jakarta: Erlangga.

Tangney, J.P., Baumeister, R.F., & Boone, A.L. (2004). High self-control predicts

good adjustment, less pathology, better grades, and interpersonal success.

Journal of personality. 72, 367-369

Umar, J. (2012). Statistika mentor akademik. Bahan Ajar Fakultas Psikologi UIN

Jakarta. Tidak Dipublikasikan.

UNICEF. (2012). The state of the world’s children : Children in an urban world.

Diunduh tanggal 18 desember 2015 dari

http://www.unicef.org/sowc2012/fullreport.php

UNODC. (2009). A Trainer’s manual on drug use prevention, treatment and care

for street children. New Delhi: UNODC.

Santor, D.A., Messervey, D., & Kusumakar, V. (2000). Measuring peer pressure,

popularity, and conformity in adolescent boys and girls: predicting school

performance, sexual attitude and substance abuse. Journal of Youth and

Adolescence. 29(2), 132-136

Selye, H. (1976). Stress in health and disease. USA: Butterworth.

Silver, A.R. (2013). Coping with college stress: does sense of coherence influence

the use of alcohol and OTC medication. Dissertation. Syracuse University.

Stoecklin, D. (2000). A baseline survey of the street children of Chittagong city in

Bangladesh . Dhaka: Aparajeyo-Bangladesh/Terre des hommes.

Voa. (2003). Drug abuse is major threat to street kids. Diunduh tanggal 15 januari

2015 dari http://www.voanews.com/content/street-kids-drugs-

12jul13/1700321.html

Wells, K.R. (2004). Children health: Peer pressure. Diunduh tanggal 15 januari

2015 dari http://www.healthofchildren.com/P/Peer-Pressure.html

Page 117: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

102

Wills, T.A.,& Ainette, M.G. (2008). Good Self control as a Buffering agent for

adolescent substance use : An investigation in early adolescence with time-

varying covariates. Psychol Addict Behav. 22 (4), 239-242

World Health Organization. (2000). Understanding substance use among street

children. A training package on substance use, sexual and reproductive health

including HIV/AIDS and STDs. Geneva, Switzerland: WHO Press.

Page 118: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

103

1. Lampiran Skala

Informed Consent ( Persetujuan menjadi responden)

Selamat Pagi/Siang/Sore.

Saya Ningrum Supriyatin, mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN

Jakarta), saat ini sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir skripsi. Saya

mengharapkan partisipasi Anda untuk mengisi kuesioner ini. Jawaban Anda akan menjadi masukan

yang sangat berharga bagi kepentingan penelitian ini. Silahkan Anda mengisi kuesioner ini dengan

mengikuti petunjuk pengisian yang diberikan dan TIDAK ADA JAWABAN SALAH dalam

kuesioner ini. Diharapkan Anda mengisi jawaban sesuai dengan keadaan Anda saat ini. Data diri

dan semua jawaban Anda akan diolah secara general bukan perorangan. Data dari penelitian ini

akan dijaga KERAHASIAAN nya dan hanya untuk kepentingan penelitian. Atas partisipasi Anda,

saya ucapkan terima kasih.

Ciputat, 2015

Tanda tangan

Page 119: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

104

Data Responden

Nama inisial :

Jenis Kelamin :

Usia :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Pendapatan perhari :

Pekerjaan orangtua :

Zat adiktif yang sedang : Rokok Alkohol

digunakan Obat warung/pil Lem/Thinner

Ganja lainnya, sebutkan….

Petunjuk Pengisian Bagian 1

Anda dimohon untuk memilih jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda yaitu Ya (Pernah

menyalahgunakan obat tanpa resep) dan Tidak ( Tidak pernah menyalahgunakan obat tanpa

resep ), dengan memberikan tanda silang ( X ).

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah Anda pernah mabuk atau merasakan fly karena

menyalahgunakan obat yang dijual bebas di apotek/warung

(obat tanpa perlu resep dokter) dalam enam bulan terakhir ?

Jika ya, sebutkan jenis/merk obatnya ….

Contoh petunjuk pengisian Bagian 2

Bagian ini terdiri dari pernyataan-pernyataan. Pada bagian ini Anda diminta menjawab pernyataan

yang telah tersedia sesuai dengan diri Saudara pada kolom jawaban dengan memberi tanda silang (

X ).

Page 120: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

105

Contoh :

No Pernyataan Sangat

Sering

Sering Jarang Tidak

pernah

1. Dalam sebulan terakhir, saya

merasa bahagia.

X

Bagian 2

Pernyataan pada bagian ini, Anda di mohon untuk memilih jawaban sesuai dengan diri anda dengan

memberikan tanda silang ( X )

No Pertanyaan Sangat

Sering

Sering Jarang Tidak

pernah

1. Dalam sebulan terakhir, saya merasa

khawatir karena suatu hal yang tidak

diharapkan terjadi.

2. Dalam sebulan terakhir, saya merasa tidak

dapat mengendalikan hal penting dalam

hidup.

3. Dalam sebulan terakhir, saya merasa gelisah

dan stres.

4. Dalam sebulan terakhir, saya berhasil

melewati kejadian yang menyebalkan.

5. Dalam sebulan terakhir, saya merasa

mampu menghadapi perubahan penting yang

terjadi dalam hidup.

6. Dalam sebulan terakhir, saya merasa mampu

mengatasi masalah pribadi.

7. Dalam sebulan terakhir, saya merasakan

bahwa sesuatu akan berjalan sesuai dengan

cara saya.

8. Dalam sebulan terakhir, saya merasa bahwa

saya tidak bisa mengatasi hal yang

seharusnya saya lakukan.

9. Dalam sebulan terakhir, saya mampu

mengatur semua gangguan dalam hidup.

Page 121: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

106

10. Dalam sebulan terakhir, saya merasa bahwa

saya paling hebat.

11. Dalam sebulan terakhir, saya merasakan

marah karena suatu hal terjadi di luar kendali

saya.

12. Dalam sebulan terakhir, saya berpikir tentang

hal-hal yang harus saya selesaikan.

13. Dalam sebulan terakhir, saya mampu

menghabiskan waktu sesuai cara saya.

14. Dalam sebulan terakhir, saya merasa

kesulitan sehingga saya tidak dapat

mengatasinya.

Bagian 3

Pernyataan pada bagian ini, Anda di mohon untuk memilih jawaban sesuai dengan diri anda dengan

memberikan tanda silang ( X ).

No Pernyataan Sangat

Sesuai

Sesuai Tidak

Sesuai

Sangat Tidak

Sesuai

1. Ketika saya ingin sendiri, teman-

teman sering memaksa saya untuk

menemaninya.

2. Teman-teman sering memaksa saya

untuk melihat hiburan musik.

3. Teman-teman sering memaksa saya

untuk berhenti merokok.

4. Teman-teman sering memaksa saya

untuk pergi ke pesta minuman

keras.

5. Saya terpaksa melawan perintah

orangtua karena pengaruh teman.

6. Bagi saya, menghormati orangtua

adalah kewajiban setiap anak.

7. Saya terpaksa berbohong kepada

orangtua untuk pergi bersama

teman.

Page 122: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

107

8. Saya terpaksa tidak mengikuti acara

keluarga karena takut dimusuhi oleh

teman-teman.

9. Cara berpakaian saya sama seperti

teman-teman agar saya tidak

dijauhi.

10. Agar diterima oleh teman-teman,

saya terpaksa mengikuti gaya bicara

dan perilaku mereka.

11. Saya terpaksa mendengarkan musik

yang disukai kelompok meskipun

saya tidak menyukainya.

12. Saya tidak mengikuti tindakan

teman-teman yang negatif meskipun

mereka memaksa saya.

13. Teman-teman terkadang menyuruh

saya untuk berkelahi dengan orang

lain.

14. Teman-teman terkadang mengajak

mencuri supaya kami dapat

bersenang-senang.

15. Saya menggunakan obat-obatan

terlarang karena paksaan teman.

16. Saya menolak paksaan teman untuk

merokok.

Bagian 4

Pernyataan pada bagian ini, Anda di mohon untuk memilih jawaban sesuai dengan diri anda dengan

memberikan tanda silang ( X ).

No Pernyataan Sangat

Sesuai

Sesuai Tidak

Sesuai

Sangat Tidak

Sesuai

1. Saya sering melakukan hal secara

spontan.

2. Saya tidak banyak berpikir dan

berusaha untuk mempersiapkan masa

depan.

Page 123: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

108

3. Saya rela mengeluarkan uang untuk

mencapai kebahagiaan.

4. Saya lebih memikirkan apa yang

terjadi pada saya dalam jangka

pendek.

5. Saya beberapa kali menghindari tugas

yang saya tahu bahwa tugas tersebut

sulit.

6. Ketika sesuatu menjadi rumit, saya

lebih memilih untuk berhenti atau

menyerah.

7. Sesuatu yang dilakukan dengan

mudah membuat saya sangat senang.

8. Saya tidak menyukai tugas sulit yang

berada di luar batas kemampuan saya.

9. Saya suka menguji diri saya dengan

melakukan hal yang sedikit beresiko.

10. Terkadang saya akan mengambil

resiko hanya untuk bersenang-senang.

11. Hal menarik yang saya lakukan,

memungkinkan saya berada dalam

masalah.

12. Kesenangan dan pengalaman lebih

penting bagi saya daripada keamanan.

13. Jika saya punya pilihan, saya akan

memilih melakukan suatu hal yang

berhubungan dengan fisik daripada

mental.

14. Ketika saya bergerak saya selalu

lebih baik ketimbang duduk dan

berpikir.

15. Saya lebih suka pergi dari pada

membaca buku atau memikirkan

sesuatu.

16. Saya terlihat seperti memiliki tenaga

lebih dan perlu melakukan banyak

Page 124: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

109

aktivitas dibandingkan orang-orang

seusia saya.

17. Saya mencoba untuk melihat diri saya

terlebih dahulu, meskipun membuat

orang lain susah.

18. Saya sangat tidak simpati pada orang

lain ketika mereka memiliki masalah.

19. Jika suatu hal yang saya lakukan

membuat orang lain kecewa, itu

urusan mereka bukan urusan saya.

20. Saya akan mencoba mendapatkan

sesuatu yang saya inginkan,

walaupun saya tahu hal tersebut

menyebabkan masalah untuk orang

lain.

21. Saya sangat mudah kehilangan

kesabaran.

22. Ketika saya marah pada seseorang,

saya merasa menyakitinya,

dibandingkan berbicara kepada

mereka alasan kemarahan saya.

23.

Ketika saya marah, lebih baik orang

lain menjauh dari saya.

24. Ketika saya berbeda pendapat dengan

orang lain, saya mudah marah dan

sulit untuk berbicara dengan tenang.

Page 125: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

110

2. Lampiran Hasil Lisrell

2.1 Output CFA stres

UJI VALIDITAS STRESS

DA NI=14 NO=155 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14

PM SY FI=STRESS.COR

MO NX=14 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

STRESS

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 LX 11 1 LX 12 1

LX 13 1 LX 14 1

FR TD 4 3 TD 9 3 TD 13 9 TD 5 4 TD 8 4 TD 12 7 TD 13 6 TD 3 2 TD 13 7 TD 9 8 TD 14 13 TD

14 12 TD 7 3 TD 9 7

PD

OU SS TV MI

Page 126: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

111

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 63

Minimum Fit Function Chi-Square = 79.22 (P = 0.081)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 75.95 (P = 0.13)

Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 12.95

90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 39.05)

Minimum Fit Function Value = 0.51

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.084

90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.25)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.037

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.063)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.77

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 1.04

90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.95 ; 1.21)

ECVI for Saturated Model = 1.36

ECVI for Independence Model = 3.79

Chi-Square for Independence Model with 91 Degrees of Freedom = 555.77

Independence AIC = 583.77

Model AIC = 159.95

Saturated AIC = 210.00

Independence CAIC = 640.38

Model CAIC = 329.77

Saturated CAIC = 634.56

Normed Fit Index (NFI) = 0.86

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.95

Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.59

Comparative Fit Index (CFI) = 0.97

Incremental Fit Index (IFI) = 0.97

Relative Fit Index (RFI) = 0.79

Critical N (CN) = 179.86

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.065

Standardized RMR = 0.066

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.93

Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.89

Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.56

Page 127: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

112

2.2 Output CFA Tekanan teman sebaya-keterlibatan pada pertemanan

UJI VALIDITAS KETERLIBATAN PADA PERTEMANAN

DA NI=4 NO=155 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4

PM SY FI=TEMAN.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR

LK

TEMAN

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1

PD

OU SS TV MI

Page 128: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

113

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 2

Minimum Fit Function Chi-Square = 1.25 (P = 0.54)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 1.24 (P = 0.54)

Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 0.0

90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 5.94)

Minimum Fit Function Value = 0.0081

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.0

90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.039)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.0

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.14)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.65

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.12

90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.12 ; 0.16)

ECVI for Saturated Model = 0.13

ECVI for Independence Model = 0.50

Chi-Square for Independence Model with 6 Degrees of Freedom = 68.51

Independence AIC = 76.51

Model AIC = 17.24

Saturated AIC = 20.00

Independence CAIC = 92.69

Model CAIC = 49.59

Saturated CAIC = 60.43

Normed Fit Index (NFI) = 0.98

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.04

Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.33

Comparative Fit Index (CFI) = 1.00

Incremental Fit Index (IFI) = 1.01

Relative Fit Index (RFI) = 0.95

Critical N (CN) = 1135.40

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.024

Standardized RMR = 0.024

Goodness of Fit Index (GFI) = 1.00

Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.98

Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.20

Page 129: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

114

2.3 OUTPUT CFA Keterlilbatan pada keluarga

UJI VALIDITAS KELUARGA

DA NI=4 NO=155 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4

PM SY FI=fam.cor

MO NX=4 NK=1 LX=FR

LK

fam

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1

PD

OU SS TV MI

Page 130: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

115

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 2

Minimum Fit Function Chi-Square = 1.25 (P = 0.54)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 1.24 (P = 0.54)

Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 0.0

90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 5.94)

Minimum Fit Function Value = 0.0081

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.0

90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.039)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.0

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.14)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.65

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.12

90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.12 ; 0.16)

ECVI for Saturated Model = 0.13

ECVI for Independence Model = 0.50

Chi-Square for Independence Model with 6 Degrees of Freedom = 68.51

Independence AIC = 76.51

Model AIC = 17.24

Saturated AIC = 20.00

Independence CAIC = 92.69

Model CAIC = 49.59

Saturated CAIC = 60.43

Normed Fit Index (NFI) = 0.98

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.04

Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.33

Comparative Fit Index (CFI) = 1.00

Incremental Fit Index (IFI) = 1.01

Relative Fit Index (RFI) = 0.95

Critical N (CN) = 1135.40

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.024

Standardized RMR = 0.024

Goodness of Fit Index (GFI) = 1.00

Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.98

Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.20

Page 131: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

116

2.5 Output CFA konformitas norma teman

UJI VALIDITAS KONSTRAK KONFORMITAS

DA NI=4 NO=155 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4

PM SY FI=norm.cor

MO NX=4 NK=1 LX=FR

LK

KONF

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1

PD

OU SS TV MI

Page 132: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

117

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 2

Minimum Fit Function Chi-Square = 2.52 (P = 0.28)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 2.41 (P = 0.30)

Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 0.41

90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 8.74)

Minimum Fit Function Value = 0.016

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.0026

90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.057)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.036

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.17)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.43

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.12

90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.12 ; 0.17)

ECVI for Saturated Model = 0.13

ECVI for Independence Model = 0.61

Chi-Square for Independence Model with 6 Degrees of Freedom = 86.70

Independence AIC = 94.70

Model AIC = 18.41

Saturated AIC = 20.00

Independence CAIC = 110.88

Model CAIC = 50.75

Saturated CAIC = 60.43

Normed Fit Index (NFI) = 0.97

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.98

Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.32

Comparative Fit Index (CFI) = 0.99

Incremental Fit Index (IFI) = 0.99

Relative Fit Index (RFI) = 0.91

Critical N (CN) = 564.72

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.040

Standardized RMR = 0.040

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.99

Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.96

Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.20

Page 133: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

118

2.6 Output CFA Misconduct

UJI VALIDITAS KONSTRUK MISCONDUCT

DA NI=4 NO=155 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4

PM SY FI=conduct.cor

MO NX=4 NK=1 LX=FR

LK

CONDUCT

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1

PD

OU SS TV MI

Page 134: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

119

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 2

Minimum Fit Function Chi-Square = 2.97 (P = 0.23)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 2.95 (P = 0.23)

Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 0.95

90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 9.87)

Minimum Fit Function Value = 0.019

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.0062

90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.064)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.055

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.18)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.35

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.12

90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.12 ; 0.18)

ECVI for Saturated Model = 0.13

ECVI for Independence Model = 0.38

Chi-Square for Independence Model with 6 Degrees of Freedom = 50.00

Independence AIC = 58.00

Model AIC = 18.95

Saturated AIC = 20.00

Independence CAIC = 74.17

Model CAIC = 51.30

Saturated CAIC = 60.43

Normed Fit Index (NFI) = 0.94

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.93

Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.31

Comparative Fit Index (CFI) = 0.98

Incremental Fit Index (IFI) = 0.98

Relative Fit Index (RFI) = 0.82

Critical N (CN) = 478.02

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.041

Standardized RMR = 0.041

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.99

Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.95

Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.20

Page 135: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

120

2.7 Output CFA Self control

UJI VALIDITAS KONSTRUK Self control

DA NI=24 NO=155 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22

X23 X24

PM SY FI=control.cor

MO NX=24 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

SCONTROL

FR TD 19 8 TD 19 18 TD 24 23 TD 11 9 TD 20 19 TD 16 11 TD 11 2 TD 12 2 TD 23 11 TD 22 21

TD 17 3 TD 18 16 TD 9 3 TD 17 5 TD 24 20 TD 14 9 TD 20 14 TD 20 7 TD 12 7

FR TD 12 11 TD 21 18 TD 10 9 TD 11 10 TD 9 2 TD 18 5 TD 23 22 TD 23 8 TD 23 19 TD 23 2

TD 8 6

TD 23 16 TD 19 6 TD 24 6 TD 22 15 TD 16 6 TD 16 10 TD 15 6 TD 17 14 TD 14 13 TD 14 3 TD

10 3 TD 7 6 TD 20 2 TD 19 4 TD 20 16 TD 20 3 TD 19 3 TD 16 1 TD 8 1 TD 13 8

TD 19 13 TD 16 13

PD

OU TV SS MI

Page 136: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

121

Page 137: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

122

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 200

Minimum Fit Function Chi-Square = 262.16 (P = 0.0021)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 230.87 (P = 0.066)

Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 30.87

90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 72.68)

Minimum Fit Function Value = 1.70

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.20

90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.47)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.032

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.049)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.96

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 2.80

90 Percent Confidence Interval for ECVI = (2.60 ; 3.07)

ECVI for Saturated Model = 3.90

ECVI for Independence Model = 11.29

Chi-Square for Independence Model with 276 Degrees of Freedom = 1691.17

Independence AIC = 1739.17

Model AIC = 430.87

Saturated AIC = 600.00

Independence CAIC = 1836.22

Model CAIC = 835.21

Saturated CAIC = 1813.03

Normed Fit Index (NFI) = 0.84

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.94

Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.61

Comparative Fit Index (CFI) = 0.96

Incremental Fit Index (IFI) = 0.96

Relative Fit Index (RFI) = 0.79

Critical N (CN) = 147.53

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.075

Standardized RMR = 0.076

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.89

Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.83

Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.59

Page 138: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

123

3. LAMPIRAN REGRESI LOGISTIK

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

DV Percentage

Correct 0 YA

Step 0 DV 0 0 28 .0

YA 0 127 100.0

Overall Percentage 81.9

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Dependen Variabel Encoding

Original

Value Internal Value

0 0

YA 1

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant 1.512 .209 52.447 1 .000 4.536

Page 139: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

124

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables STRES 1.219 1 .270

TEMAN 7.474 1 .006

FAMILY 11.209 1 .001

KONF .014 1 .906

MISC 2.168 1 .141

SCONTROL 16.046 1 .000

PENDAPATAN 9.606 1 .002

Overall Statistics 34.968 7 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 40.001 7 .000

Block 40.001 7 .000

Model 40.001 7 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 106.434a .227 .372

a. Estimation terminated at iteration number 6 because

parameter estimates changed by less than .001.

Page 140: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

125

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 14.611 8 .067

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

DV = 0 DV = YA

Total Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 14 10.044 2 5.956 16

2 3 6.333 13 9.667 16

3 4 4.404 12 11.596 16

4 1 3.158 15 12.842 16

5 2 1.922 14 14.078 16

6 3 1.030 13 14.970 16

7 0 .513 16 15.487 16

8 0 .320 16 15.680 16

9 1 .208 15 15.792 16

10 0 .068 11 10.932 11

Classification Tablea

Observed

Predicted

DV Percentage

Correct 0 YA

Step 1 DV 0 13 15 46.4

YA 1 126 99.2

Overall Percentage 89.7

a. The cut value is .500

Page 141: PENGARUH STRES, TEKANAN TEMAN SEBAYA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39549...vi ABSTRAK A) Fakultas Psikologi B) Desember 2015 C) Ningrum Supriyatin D) Pengaruh

126

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper

Step 1a STRES -.031 .038 .665 1 .415 .970 .900 1.044

TEMAN .044 .031 2.046 1 .153 1.045 .984 1.109

FAMILY .094 .039 5.866 1 .015 1.099 1.018 1.186

KONF -.010 .024 .170 1 .680 .990 .945 1.037

MISC -.008 .032 .055 1 .814 .992 .932 1.057

SCONTROL .080 .035 5.333 1 .021 1.083 1.012 1.160

PENDAPATA

N

.000 .000 9.578 1 .002 1.000 1.000 1.000

Constant -8.946 3.615 6.124 1 .013 .000

a. Variable(s) entered on step 1: STRES, TEMAN, FAMILY, KONF, MISC, SCONTROL,

PENDAPATAN.