pengaruh strategi bisnis, ukuran perusahaan

183
PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2017) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi Oleh: Rizky Trisna Kalihanuraga NIM. 11140820000045 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN,

PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN UMUR PERUSAHAAN

TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN KUALITAS AUDIT

SEBAGAI VARIABEL MODERASI

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2012-2017)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh:

Rizky Trisna Kalihanuraga

NIM. 11140820000045

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Page 3: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Page 4: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Page 5: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Page 6: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Rizky Trisna Kalihanuraga

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 29 November 1996

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Kp. Pondok Petung RT 002/05 No. 84, Pondok

Aren, Jurang Mangu Timur, Tangerang Selatan,

Banten

Telepon : 0878 8585 1566

Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

Tahun 2002 – 2008 : SD Islam Nurul Azhar

Tahun 2008 – 2011 : MTSN 32 Jakarta Selatan

Tahun 2011 – 2014 : MAN 19 Jakarta Selatan

Tahun 2014 – 2018 : S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Staff Divisi Keuangan Usaha Kopma UIN Jakarta (2014-2015)

2. Divisi Keuangan Kantin Kopma UIN Jakarta (2015-2016)

3. Kepala Bidang Keuangan Kopma UIN Jakarta (2016-2017)

4. Pengawas Keuangan Kopma UIN Jakarta (2017-2018)

IV. PENGALAMAN KERJA

1. KAP Rama Wendra sebagai Junior Auditor periode Januari – Maret 2018

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Ishom Susanto

Ibu : Sri Sudarti

Anak ke : 1 dari 3 Bersaudara

Page 7: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

vii

THE EFFECT OF BUSINESS STRATEGY, FIRM SIZE, PROFITABILITY,

LEVERAGE AND FIRM AGE TO EARNINGS MANAGEMENT WITH

AUDIT QUALITY AS MODERATING VARIABLE

ABSTRACT

This research to examine the effect of business strategy, firm size,

profitability, leverage and firm age to earnings management with audit quality as

moderating variable. This research used the sample manufacturing companies

listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2012-2017. The number

of manufacturing companies that became the sample of this research were 40

companies for 6 years. Based to purposive sampling method, total of research

sample is 240 companies. The method of analysis used to test the hypothesis are

moderate regression analysis using SPSS 24 software.

The results of this study indicate that business strategy has effect on earnings

management, firm size has an effect on earnings management, profitability has an

effect on earnings management, leverage has no effect on earnings management,

and firm age has an effect on earnings management. While audit quality can not be

a moderating variables for business strategy on earnings management, audit

quality can not be a moderating variables for firm size on earnings management,

audit quality can not be a moderating variables for profitability on earnings

management, audit quality can not be a moderating variables for leverage on

earnings management and audit quality can not be a moderating variables for firm

age on earnings management.

Keywords: Business Strategy, Firm Size, Profitability, Leverage, Earnings

Management and Audit Quality

Page 8: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

viii

PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN,

PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN UMUR PERUSAHAAN

TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN KUALITAS AUDIT

SEBAGAI VARIABEL MODERASI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh strategi bisnis, ukuran

perusahaan, profitabilitas, leverage dan umur perusahaan terhadap manajemen laba

dengan kualitas audit sebagai variabel moderasi. Penelitian ini menggunakan

sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

periode 2012-2017. Jumlah perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian

ini yaitu 40 perusahaan selama 6 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling,

total sampel penelitian adalah 240 perusahaan. Metode analisis yang digunakan

untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi moderasi dengan menggunakan

software SPSS versi 24.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi bisnis berpengaruh terhadap

manajemen laba, ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba,

profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba, leverage tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba dan umur perusahaan berpengaruh terhadap manajemen

laba. Sedangkan kualitas audit tidak dapat menjadi variabel moderasi bagi strategi

bisnis terhadap manajemen laba, kualitas audit tidak dapat menjadi variabel

moderasi bagi ukuran perusahaan terhadap manajemen laba, kualitas audit tidak

dapat menjadi variabel moderasi bagi profitabilitas terhadap manajemen laba,

kualitas audit tidak dapat menjadi variabel moderasi bagi leverage terhadap

manajemen laba dan kualitas audit tidak dapat menjadi variabel moderasi bagi umur

perusahaan terhadap manajemen laba.

Kata kunci: Strategi Bisnis, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage,

Manajemen Laba, dan Kualitas Audit

Page 9: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Strategi

Bisnis dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba dengan Kualitas

Audit sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2017)”.

Shalawat berserta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, Sang Teladan

yang membawa kita ke jalan kebenaran.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai salah satu

syarat guna meraih gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, syukur atas kehendak Allah SWT

skripsi ini dapat terselesaikan. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda penulis yang selalu memberikan doa dan

dukungan penuh untuk penulis selama ini, terutama saat penulis

menjalankan perkuliahan sampai proses penyelesaian skripsi ini.

2. Kepada saudara penulis serta keluarga besar penulis yang selalu

mendukung setiap kegiatan penulis termasuk penulisan skripsi ini.

3. Ibu Ismawati Haribowo, SE., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

x

6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM., CA selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. Seluruh bapak/ibu guru maupun dosen yang telah mendidik penulis

mulai dari taman kanak-kanak hingga jenjang perkuliahan, segala yang

tertulis dalam skripsi ini hanyalah sedikit dari ilmu yang bapak/ibu

pernah ajarkan.

8. Seluruh peneliti dan penulis yang karyanya baik jurnal dan bukunya

telah penulis jadikan sumber, terimakasih atas karyanya yang semakin

memperkaya pengetahuan penulis.

9. Keluarga besar Akuntansi UIN Jakarta angkatan 2014 yang senantiasa

mendukung dan mendoakan.

10. Keluarga besar Kopma UIN Jakarta yang senantiasa mendukung dan

mendoakan.

11. Keluarga besar pengurus dan pengawas Kopma UIN Jakarta tahun

2016, 2017 dan 2018, terimakasih atas kerjasamanya selama ini.

12. Keluarga besar bidang keuangan Kopma UIN Jakarta tahun 2016, 2017

dan 2018, terimakasih sudah menjadi tempat penulis belajar dan

menerapkan ilmu yang didapat.

13. Seluruh teman-teman yang sudah mendukung dan mendoakan penulis

selama ini, mohon maaf jika tidak tertulis satupun nama kalian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, masukan, dan kritik yang

membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, Desember 2018

(Rizky Trisna Kalihanuraga)

Page 11: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

xi

DAFTAR ISI

COVER

COVER DALAM ...................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................. v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi

ABSTRACT ..................................................................................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................ 1

B. Perumusan Masalah .............................................................................. 11

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 12

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 15

A. Tinjauan Literatur ................................................................................. 15

1. Teori Agensi ...................................................................................... 15

2. Manajemen Laba ............................................................................... 18

3. Strategi Bisnis ................................................................................... 28

4. Ukuran Perusahaan ............................................................................ 40

5. Profitabilitas ...................................................................................... 41

6. Leverage ........................................................................................... 43

7. Umur Perusahaan ............................................................................... 44

8. Kualitas Audit ................................................................................... 45

B. Hasil Penelitian Terdahulu ..................................................................... 47

C. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 54

Page 12: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

xii

D. Hipotesis ............................................................................................... 55

1. Pengaruh Strategi Bisnis terhadap Manajemen Laba ........................... 55

2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba .................... 56

3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Manajemen Laba .............................. 57

4. Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba ................................... 58

5. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Manajemen Laba ....................... 59

6. Pengaruh Strategi Bisnis terhadap Manajemen Laba dengan Kualitas

Audit Sebagai Variabel Moderasi .............................................................. 61

7. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba dengan

Kualitas Audit sebagai Variabel Moderasi ................................................. 62

8. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba dengan Kualitas

Audit sebagai Variabel Moderasi............................................................... 64

9. Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba dengan Kualitas Audit

sebagai Variabel Moderasi ........................................................................ 65

10. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Manajemen Laba dengan

Kualitas Audit sebagai Variabel Moderasi ................................................. 67

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 69

A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 69

B. Metode Penentuan Sampel ..................................................................... 69

C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 70

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian ...................................................... 70

E. Metode Analisis Data ............................................................................ 78

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................... 86

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 86

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................................... 87

1. Uji Analisis Statistik Deskriptif .......................................................... 87

2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 90

3. Analisis Hasil Regresi Moderasi (Moderated Regression Analysis)...... 96

4. Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ...................................... 103

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 117

A. Kesimpulan ......................................................................................... 117

B. Saran .................................................................................................. 118

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 119

LAMPIRAN.................................................................................................. 125

Page 13: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik Strategi Defender ......................................................... 33

Tabel 2.2 Karakteristik Strategi Prospector ...................................................... 35

Tabel 2.3 Karakteristik Strategi Analyzer.......................................................... 38

Tabel 2.4 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ....................................................... 47

Tabel 3.1 Kriteria Penentuan Skor Strategi Bisnis ............................................ 75

Tabel 3.2 Penggukuran Operasional Variabel Penelitian ................................... 78

Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria ........................................... 86

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif............................................................................ 87

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorof-Smirnov (K-S) ................. 92

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................ 93

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ...................................................................... 94

Tabel 4.6 Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Uji White ............................... 95

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 97

Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan ......................................................... 98

Tabel 4.9 Hasil Uji Parsial (T-Test) .................................................................. 99

Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ............................................ 115

Page 14: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 The Adaptive Cycle ....................................................................... 29

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ...................................................... 54

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram ......................................... 90

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal P-Plot ........................ 91

Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot ............... 95

Page 15: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini perkembangan perusahaan dalam berbagai bidang di Indonesia

semakin pesat, hal ini menyebabkan semakin tingginya persaingan antar

perusahaan sehingga perusahaan dituntut untuk bertahan dan memiliki

keunggulan dalam bidang usahanya. Dalam menghadapi persaingan pasar yang

ketat, manajer masing-masing perusahaan dituntut untuk lebih cerdas dalam

mengelola perusahaan. Manajer merupakan pihak yang bertanggung jawab

mengarahkan berbagai upaya untuk membantu perusahaan mencapai

tujuannya, oleh karena itu setiap kebijakan dan keputusan dari manajer akan

berpengaruh terhadap tercapai atau tidaknya tujuan perusahaan.

Gambaran mengenai kinerja perusahaan selama satu periode

terepresentasikan pada laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan

selalu menitik beratkan pada tingkat laba perusahaan karena dapat

menunjukkan prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan serta sebagai

indikator dalam pengukuran kinerja manajemen (Sari dan Ahmar, 2014).

Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan

kepada pihak luar, diluar korporasi organisasi yang merupakan hasil dari

kegiatan operasional dan kinerja yang dilakukan oleh perusahaan untuk

dilaporkan kepada pihak internal dan eksternal perusahaan dengan parameter

berupa laba (Hasty dan Herawaty, 2017).

Page 16: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

2

Informasi laba yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan

memiliki beberapa fungsi penting, antara lain untuk menilai kinerja

manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif

dalam jangka panjang, dan untuk menaksir resiko investasi atau meminjamkan

dana (Joseph dan Wardhani, 2010). Namun informasi laba tidak selamanya

akurat, seringkali pihak manajemen melakukan tindakan oportunistis dengan

memodifikasi informasi laba untuk menghasilkan informasi sesuai yang

diinginkan untuk memenuhi kepuasan pribadi dan dapat merugikan pemegang

saham atau investor. Tindakan tersebut dikenal dengan manajemen laba

(earning management).

Manajemen laba dapat didefinisikan sebagai intervensi manajemen dengan

sengaja dalam proses penentuan laba (Subramanyam dan Wild, 2010).

Tindakan earnings management telah memunculkan beberapa kasus skandal

pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui, antara lain Enron, Merck,

World Com dan mayoritas perusahaan lain di Amerika Serika. Dewasa ini

banyak kasus serupa terjadi dan terjadi pada beberapa perusahaan besar di

Indonesia atau mancanegara.

Pada tahun 2015, salah satu perusahaan manufaktur terbesar di Jepang

mengejutkan dunia saat menyatakan bahwa perusahaannya tengah melakukan

investigasi atas skandal akuntansi internal dan harus merevisi perhitungan laba

dalam 3 tahun terakhir. Setelah diinvestigasi secara menyeluruh, diketahuilah

bahwa Toshiba telah kesulitan mencapai target keuntungan bisnis sejak tahun

2008 di mana pada saat tengah terjadi krisis global. Krisis tersebut juga

Page 17: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

3

melanda usaha Toshiba hingga akhirnya Toshiba melakukan suatu rekayasa

melalui accounting fraud senilai 1,22 milyar dolar Amerika (Sari K., 2017).

Tindakan ini dilakukan dengan berbagai upaya sehingga menghasilkan

laba yang tidak sesuai dengan realita. Terbongkarnya kasus ini diawali saat

audit pihak ketiga melakukan investigasi internal terhadap keuangan

perusahaan. Berdasarkan informasi tersebut diketahui bahwa manajemen

perusahaan menetapkan target laba yang tidak realistis sehingga saat target

tersebut tidak tercapai, pemimpin divisi terpaksa harus berbohong dengan

memanipulasi data laporan keuangan (Sari K., 2017).

Kasus terbaru berasal dari industri jasa keuangan dalam negeri yaitu kasus

bank bukopin dan SNP finance yang keduanya diaudit oleh KAP big 4. Kedua

kasus tersebut telah terbukti lolos dari pengamatan KAP yang menanganinya.

Laporan keuangan bank bukopin diaudit oleh afiliasi Ernst dan Young (EY) di

Indonesia, yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Sungkoro dan

Surja sementara laporan keuangan SNP finance diaudit oleh afiliasi Deloitte di

Indonesia, yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) Satrio Bing, Eny dan Rekan.

PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) merevisi laporan keuangan tiga tahun

terakhir, yaitu 2015, 2016, dan 2017. Menurut informasi yang dihimpun oleh

CNBC Indonesia dari para pihak yang mengetahui masalah ini, modifikasi data

kartu kredit di Bukopin telah dilakukan lebih dari 5 tahun yang lalu. Jumlah

kartu kredit yang dimodifikasi juga cukup besar, lebih dari 100.000 kartu.

Modifikasi tersebut menyebabkan posisi kredit dan pendapatan berbasis komisi

Bukopin bertambah tidak semestinya.

Page 18: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

4

Bank Bukopin merevisi laba bersih 2016 menjadi Rp 183,56 miliar dari

sebelumnya Rp 1,08 triliun. Penurunan terbesar adalah di bagian pendapatan

provisi dan komisi yang merupakan pendapatan dari kartu kredit. Pendapatan

ini turun dari Rp 1,06 triliun menjadi Rp 317,88 miliar (Rachman, 2018).

PT. Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance) pada tahun 2018

berada diambang kepailitan setelah operasinya dibekukan oleh Otoritas Jasa

Keuangan (OJK). Hal ini terjadi karena SNP Finance mengalami gagal bayar

untuk memenuhi kewajiban membayar bunga surat utang jangka menengah

atau medium term notes (MTN). Ada dua seri MTN yang bunganya belum

dibayar Rp5,25 miliar pada 9 Mei 2018 dan Rp1,5 miliar pada 14 Mei 2018

sehingga total Rp6,75 miliar (Badriyah, 2018). Diduga pihak SNP Finance

tidak menyampaikan laporan keuangan dengan benar alias fiktif, sehingga

perusahaan pemeringkat dan auditor tidak mengeluarkan peringatan

atau warning sebelum gagal bayar terjadi (Gumiwang, 2018). Dari sisi auditor

kurangnya skeptisisme yang dianggap perlu dimiliki auditor, kurangnya

pemahaman terhadap sistem pencatatan yang digunakan perusahaan, dan

pengujian yang dilakukan KAP terhadap SNP Finance tidak sampai pada

dokumen dasar (Purnomo, 2018).

Berdasarkan beberapa kasus diatas manajemen laba diduga muncul dan

dilakukan oleh manajer atau penyusun laporan keuangan karena memiliki

beberapa motivasi diantaranya motivasi bonus, hipotesis perjanjian hutang,

meet investors earnings expectations and maintain reputation (Agustia, 2013).

Page 19: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

5

Auditor dengan reputasi yang baik sekalipun berpotensi untuk melakukan

kelalaian atas audit yang dilakukannya. Perusahaan yang melakukan

manajemen laba diatas merupakan perusahaan ternama di Indonesia atau

mancanegara, berdasarkan ukuran perusahaannya manajemen ingin menjaga

reputasi dari perusahaan dengan melakukan tindak manajemen laba, meskipun

pada akhirnya dapat terdeteksi. Selain dari berbagai motivasi tersebut, strategi

bisnis memiliki peran besar dalam menstimulasi manajer untuk melakukan

manajemen laba (Houqe et al., 2015; Bentley et al., 2013; Widyasari et al.,

2017; Wardani dan Isabela, 2017).

Dalam tipologi Miles dan Snow (1978) terdapat dua dari empat strategi

bisnis yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu defenders dan

prospectors. Dalam Houqe et al., (2015), Higgins et al., (2013) dan Widyasari

et al., (2017) perusahaan dengan strategi defenders diduga mempunyai potensi

melakukan manajemen laba lebih tinggi dibanding strategi prospectors

dikarenakan strategi defenders merupakan strategi yang mendambakan

kestabilan dan menjaga reputasi, sebaliknya prospectors lebih mengutamakan

inovasi dan mengambil risiko besar dalam bisnisnya.

Berbicara tentang peranan manajer tidak terlepas dari peranan mereka

dalam menentukan strategi bisnis perusahaan, Dalam kapasitasnya sebagai

penyedia laporan keuangan di satu sisi dan sebagai penentu strategi bisnis

perusahaan, maka kualitas laba secara potensial juga merupakan fungsi strategi

bisnis (Widyasari et al., 2017). Strategi bisnis perusahaan menentukan

bagaimana perusahaan bersaing dalam pasar yang ditentukannya.

Page 20: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

6

Strategi bisnis perusahaan mempengaruhi seluruh aktivitas perusahaan,

karena semua aktivitas proses bisnis, kegiatan operasional dan transaksi yang

dilakukan serta segala keputusan bisnis dibuat oleh manajer harus sejalan

dengan strategi bisnis (Arieftiara et al., 2013). Penelitian ini menggunakan

tipologi Miles dan Snow (1978) untuk menjelaskan strategi bisnis perusahaan.

Selain strategi bisnis, ukuran perusahaan dapat mempengaruhi terjadinya

manajemen laba. Ukuran perusahaan merupakan tingkat identifikasi kecil atau

besarnya perusahaan. Menurut Putri (2016) ukuran perusahaan dapat

ditentukan dengan total aset, log size, penjualan dan nilai pasar saham.

Semakin besarnya perusahaan dan luasan usahanya, maka pemilik tidak bisa

mengelola sendiri perusahaannya secara langsung sehingga inilah yang

memicu munculnya masalah keagenan (Reviani dan Sudantoko, 2012).

Perusahaan yang lebih besar akan cenderung menghindari manajemen laba

dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil dikarenakan perusahaan

yang lebih besar mendapatkan perhatian yang besar pula dari pihak investor

maupun pihak eksternal. Perusahaan yang lebih besar dituntut untuk

menyajikan pelaporan keuangan yang lebih berkualitas, oleh karena itu

pengawasan terhadapnya semakin tinggi (Reviani dan Sudantoko, 2012).

Sedangkan perusahaan yang lebih kecil untuk menunjukkan kinerja perusahaan

yang lebih baik cenderung melakukan manajemen laba untuk mendongkrak

laba mereka.

Manajemen laba tentunya dipengaruhi oleh profitabilitas perusahaan

seperti kasus diatas, karena profitabilitas perusahaan yang menyebabkan

Page 21: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

7

adanya manajemen laba. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba melalui pengoperasian aktiva yang dimiliki (Hasty dan

Herawaty, 2017). Ketika laba yang dihasilkan perusahaan pada suatu periode

sangat tinggi, maka terdapat kemungkinan terjadi penurunan laba pada periode

berikutnya. Dengan demikian manajer akan mengatur labanya agar tidak

terlalu tinggi sehingga kelebihan laba yang tidak dilaporkan oleh perusahaan

dapat disajikan untuk laporan laba pada periode berikutnya (Wardani dan

Isabela, 2017).

Salah satu rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Assets

(ROA). Semakin tinggi Return on Assets (ROA) maka semakin efisien

penggunaan aktiva dan semakin memperbesar laba. Dari beberapa rasio yang

mengukur rasio profitabilitas, kebanyakan para pengguna laporan keuangan

lebih fokus melihat rasio ROA untuk mengetahui prospek perusahaan dengan

melihat laba yang dihasilkan. Sehingga potensi akan tindakan manipulasi laba

yang dilakukan manajemen dapat tercipta, dikarenakan tingginya perhatian

pengguna laporan keuangan akan rasio tersebut (Hasty dan Herawaty 2017).

Berdasarkan teori akuntansi positif yang dikemukakan oleh Watt dan

Zimmerman (1986) motivasi manajemen laba salah satunya dipicu oleh

motivasi perjanjian hutang, leverage menggambarkan seberapa besar

perusahaan dibiayai oleh hutang, semakin tinggi tingkat rasio leverage

perusahaan menggambarkan semakin besar perusahaan dibiayai oleh hutang

sehingga menjadi pemicu perusahaan melakukan manajemen laba.

Page 22: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

8

Selain itu, Umur perusahaan merupakan waktu yang dimiliki oleh

perusahaan dimulai sejak berdiri hingga waktu yang tidak terbatas. Umur

perusahaan mencerminkan perusahaan tetap survive dan menjadi bukti bahwa

perusahaan mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis yang ada

dalam perekonomian (Agustia dan Suryani, 2018). Secara teoritis perusahaan

yang telah lama berdiri diasumsikan akan dapat menghasilkan laba yang lebih

tinggi daripada perusahaan yang baru berdiri (Zen, 2009).

Peluang terjadinya manajemen laba yang dilakukan oleh manajer dapat

diminimalisir dengan adanya audit laporan keuangan. De Angelo (1981)

mendefinisikan kualitas audit sebagai kemampuan auditor untuk mendeteksi

kesalahan dalam laporan keuangan dan melaporkannya kepada pengguna

laporan keuangan.

Kualitas dari sebuah audit merupakan hal yang sangat penting untuk

menjamin bahwa laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan dan dapat dipercaya oleh masyarakat maupun pihak

ketiga lainnya (Sinaga, 2012). Seperti beberapa kasus diatas, ketika terdapat

permasalahan yang menimpa perusahaan, maka auditor yang pernah mengaudit

akan menjadi salah satu sorotan utama.

Kualitas audit berbeda untuk masing-masing audit firms. auditor yang

berkualitas tinggi lebih memilih untuk melaporkan kesalahan dan

ketidaksesuaian laporan keuangan yang diauditnya dan tidak menerima adanya

praktik akuntansi yang dipertanyakan. Oleh sebab itu, auditor yang berkualitas

Page 23: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

9

tinggi diharapkan lebih mampu mendeteksi adanya praktik manajemen laba

(Widyasari et al., 2017).

Kualitas audit yang tinggi dapat dilihat dari keandalan laporan keuangan

yang dimiliki oleh perusahaan melalui opini audit yang dikeluarkan oleh KAP.

Auditor spesialisasi industri dapat mendeteksi tindak manajemen laba yang

dilakukan daripada auditor non spesialisasi industri, hal ini dimungkinkan

karena permasalahan atau resiko yang ada di industri tersebut sudah dapat

diantisipasi oleh auditor, hal ini berkenaan dengan tingkat pemahaman yang

tinggi dari auditor terhadap industri tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian

ini karena penelitian mengenai strategi bisnis di bidang akuntansi terbilang

masih jarang dilakukan di Indonesia. Dalam dunia bisnis, strategi bisnis

merupakan hal yang cukup fundamental untuk bisa mencapai tujuan

perusahaan. Akan tetapi, secara tidak langsung strategi bisnis juga

dimungkinkan mempengaruhi keputusan manajemen untuk melakukan

manajemen laba.

Ukuran perusahaan menjadi salah satu alasan manajer melakukan tindak

manajemen laba, perusahaan yang lebih kecil menginginkan kinerja

perusahaannya dinilai baik oleh investor maupun pihak eksternal sehingga

memungkinkan untuk terjadinya tindak manajemen laba. Profitabilitas

perusahaan yang menjadi target manajer menjadi indikator utama untuk

penentuan bonus manajer, sehingga memungkinkan terjadinya manajemen

laba.

Page 24: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

10

Leverage juga dapat menjadi alasan manajer melakukan manajemen laba,

untuk mengurangi risiko hutang yang mungkin timbul manajer dapat

melakukan manajemen laba. Sedangkan umur perusahaan juga bisa memicu

manajer melakukan manajemen laba, dimana semakin lamanya perusahaan

beroperasi maka semakin tinggi pula tingkat profesionalitas perusahaan,

sehingga perusahaan yang masih baru harus menarik investor dengan laba yang

besar. Pemilik perusahaan tentunya menginginkan perusahaan terbebas dari

tindakan manajemen laba, untuk meminimalisir hal tersebut maka auditor yang

akan mengaudit laporan keuangan perusahaan haruslah auditor yang

berkualitas sehingga memberikan kualitas audit yang dapat mendeteksi

tindakan manajemen laba.

Penelitian ini mencoba menggabungkan beberapa variabel dari beberapa

penelitian yang pernah dilakukan yaitu variabel strategi bisnis, ukuran

perusahaan, profitabilitas, leverage, umur perusahaan, kualitas audit dan

manajemen laba. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah dikombinasikannya beberapa variabel yang ada serta periode

pengambilan sampel yang berbeda serta cara perhitungan yang berbeda.

Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat menambah kontribusi

teoritis dalam bidang manajemen laba, serta memperkaya kajian terhadap

strategi bisnis yang sebelumnya lebih banyak dikaji dari sudut pandang bisnis

dan manajemen tetapi jarang dikaji dari sudut pandang akuntansi. Dengan

demikian peneliti memberi judul skripsi ini sebagai “Pengaruh Strategi

Bisnis, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Umur Perusahaan

Page 25: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

11

Terhadap Manajemen Laba dengan Kualitas Audit sebagai Variabel

Moderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2017)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini bermaksud untuk

menguji bukti empiris mengenai Pengaruh Strategi Bisnis dan Ukuran

Perusahaan terhadap Manajemen Laba dengan Kualitas Audit Sebagai

Variabel Moderasi. Permasalahannya adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh strategi bisnis terhadap manajemen laba?

2. Apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba?

3. Apakah terdapat pengaruh profitabilitas terhadap manajemen laba?

4. Apakah terdapat pengaruh leverage terhadap manajemen laba?

5. Apakah terdapat pengaruh umur perusahaan terhadap manajemen laba?

6. Apakah kualitas audit mampu memoderasi pengaruh strategi bisnis

terhadap manajemen laba?

7. Apakah kualitas audit mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan

terhadap manajemen laba?

8. Apakah kualitas audit mampu memoderasi pengaruh profitabilitas

terhadap manajemen laba?

9. Apakah kualitas audit mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap

manajemen laba?

10. Apakah kualitas audit mampu memoderasi pengaruh umur perusahaan

terhadap manajemen laba?

Page 26: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

12

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan diadakannya penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Menganalisis pengaruh strategi bisnis terhadap manajemen laba.

b. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba.

c. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap manajemen laba.

d. Menganalisis pengaruh leverage terhadap manajemen laba.

e. Menganalisis pengaruh umur perusahaan terhadap manajemen laba.

f. Menganalisis pengaruh strategi bisnis terhadap manajemen laba yang

dimoderasi oleh kualitas audit.

g. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba yang

dimoderasi oleh kualitas audit.

h. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap manajemen laba yang

dimoderasi oleh kualitas audit.

i. Menganalisis pengaruh leverage terhadap manajemen laba yang

dimoderasi oleh kualitas audit.

j. Menganalisis pengaruh umur perusahaan terhadap manajemen laba yang

dimoderasi oleh kualitas audit.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat teoritis dan praktis,

sebagai berikut:

Page 27: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

13

1. Manfaat Teoritis

Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu akuntansi serta

sebagai bahan referensi dan bahan pertimbangan untuk mengadakan

penelitian-penelitian selanjutnya.

a. Bagi Mahasiswa Akuntansi

Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk

ilmu pengetahuan

b. Bagi Penulis

Sebagai sarana memperluas wawasan serta menambah referensi

mengenai pembahasan terkait penelitian ini sehingga diharapkan

dapat bermanfaat bagi penulis dimasa yang akan datang.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Berkontribusi untuk menambah bukti empiris dalam pengembangan

ilmu akuntansi terkait bidang akuntansi mengenai faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi manajemen laba berkaitan strategi bisnis,

ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, umur perusahaan dan

kualitas audit.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis bagi

para pemakai laporan keuangan seperti auditor karena dalam penelitian ini

membahas peluang terjadinya manajemen laba dari sudut pandang strategi

bisnis dan ukuran perusahaan. Bagi manajemen diharapkan untuk

Page 28: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

14

meningkatkan kualitas laporan keuangan serta menghindari praktik

manajemen laba.

Page 29: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Agensi

Teori kegaenan (agency theory) merupakan dasar yang digunakan

untuk memahami bagaimana manajemen laba bisa terjadi. Pada model

keagenan dirancang sebuah sistem yang melibatkan kedua belah pihak

yaitu manajemen dan pemilik. Selanjutnya, manajemen dan pemilik

melakukan kesepakatan (kontrak) kerja untuk mencapai manfaat (utilitas)

yang diharapkan. Dalam kesepakatan tersebut diharapkan dapat

memaksimumkan utilitas pemilik (principal), dan dapat memuaskan serta

menjamin manajemen (agent) untuk menerima reward (Sunarto, 2009).

Di dalam teori keagenan pada dasarnya membahas suatu bentuk

kesepakatan antara pemilik modal dengan manajer untuk mengolah suatu

perusahaan, di sini manajer mengemban tanggung jawab yang besar atas

keberhasilan operasional perusahaan yang dikelolanya, jika dalam

menjalankan amanah tersebut manajer gagal maka jabatan dan segala

fasilitas yang diperolehnya menjadi taruhannya, alasan itulah yang sering

kali mendasari mengapa manajer melakukan manajemen laba (yang

bersifat negatif) yang semata-mata hanya ingin melindungi dirinya dan

merugikan banyak pihak (Luayyi, 2012).

Dalam perkembangan teori keagenan Panda dan Leepsa (2017)

menjelaskan bahwa Adam Smith dalam karyanya The Wealth of Nations

Page 30: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

16

mengungkapkan bahwa jika sebuah organisasi dikelola oleh seseorang

atau sekelompok orang yang bukan pemilik sebenarnya, maka ada

kemungkinan bahwa mereka mungkin tidak bekerja untuk kepentingan

pemiliknya.

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan

merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (principal)

memerintah orang lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama

principal serta memberi wewenang kepada agent untuk membuat

keputusan yang terbaik bagi principal. Jika kedua belah pihak tersebut

mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan,

maka diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan

kepentingan prinsipal.

Jensen dan Meckling (1976) menggambarkan perusahaan sebagai

kotak hitam, yang beroperasi untuk memaksimalkan nilai dan

profitabilitasnya. Maksimalisasi kekayaan dapat dicapai melalui

koordinasi dan kerja tim yang baik di antara pihak-pihak yang terlibat

dalam perusahaan. Namun, kepentingan setiap pihak berbeda, konflik

kepentingan muncul, dan hanya dapat diturunkan melalui kepemilikan dan

kontrol manajerial.

Teori keagenan (Jensen dan Meckling, 1976) menunjukkan bahwa

terdapat konflik kepentingan antara pihak manajemen (sebagai agent)

dengan pihak pemilik (sebagai principal). Principal mendelegasikan

pertanggungjawaban atas decision making kepada agent, hal ini dapat pula

Page 31: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

17

dikatakan bahwa principal memberikan suatu amanah kepada agent untuk

melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan kontrak kerja yang telah

disepakati. Wewenang dan tanggungjawab agent maupun principal diatur

dalam kontrak kerja atas persetujuan bersama (Lisa, 2012).

Jika kepentingan manajemen bertolak belakang dengan kepentingan

pemilik, maka manajemen akan cenderung berperilaku oportunistik demi

melindungi kepentingannya sendiri. Tindakan oportunis tersebut

dilakukan dengan cara memilih kebijakan akuntansi tertentu, sehingga

laba perusahaan dapat diatur, dinaikkan, atau diturunkan sesuai dengan

keinginannya (Widyasari et al., 2017).

Eisenhardt (1989) menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga

asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumya mementingkan diri

sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai

persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu

menghindari resiko (risk averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia

tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak opportunistic, yaitu

mengutamakan kepentingan pribadinya (Ujiyantho dan Pramuka, 2007).

Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui

informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang

dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai

pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi

perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui

pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Akan tetapi

Page 32: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

18

informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan

kondisi perusahaan sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi

yang tidak simetris atau asimetri informasi. Asimetri informasi terjadi

karena manajer lebih superior dalam menguasai informasi dibanding

pemilik atau pemegang saham (Lisa, 2012).

2. Manajemen Laba

Schipper (1989) mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu

intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan

eksternal dengan sengaja untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi.

Liu dan Yu (2013) mendefinisikan manajemen laba sebagai

kewenangan manajemen yang mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku

umum, yang dapat mengontrol atau mengatur laporan informasi laba

akuntansi dengan cara merubah penggunaan metode akuntansi,

menentukan pemilihan kebijakan akuntansi.

Kieso (2013) mendefinisikan manajemen laba sebagai sebuah

perencanaan waktu terkait pendapatan, beban, laba dan rugi untuk perataan

dalam laba perusahaan.

Ghazali (2015) mendefinisikan manajemen laba sebagai perubahan

dalam kinerja ekonomi yang dilaporkan oleh perusahaan oleh orang dalam

untuk menyesatkan beberapa pemangku kepentingan atau untuk

mempengaruhi hasil kontrak, meskipun tindakan bisa dipicu niat

oportunistik maupun non oportunistik.

Page 33: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

19

Scott (2015) mendefinisikan manajemen laba merupakan pilihan

manajer terkait dengan kebijakan akuntansi maupun tindakan nyata yang

memengaruhi laba untuk mencapai jumlah laba yang diinginkan.

Hasty dan Herawaty (2017) mendefinisikan manajemen laba dengan

perilaku manajer untuk mengelola laba dengan metode tertentu.

Manajemen laba bertujuan untuk meningkatkan (mengurangi) laba yang

dilaporkan, dan manajer bertanggung jawab dalam peningkatan

(penurunan) profitabilitas dari ekonomi jangka panjang.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

manajemen laba merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh manajer

dengan memanfaatkan kewenangannya dan melakukan intervensi secara

oportunistik terhadap data atau informasi akuntansi agar laba yang tercatat

dalam laporan keuangan sesuai dengan keinginan manajer.

Terdapat berbagai motivasi yang mendorong manajer untuk

melakukan manajemen laba. Hal tersebut dijelaskan dalam teori akuntansi

positif yang dikembangkan oleh Watt dan Zimmerman (1986),

diantaranya:

a) Hipotesis Program Bonus (The Bonus Plan Hypotesis)

Manajer perusahaan dengan rencana bonus lebih cenderung

menggunakan metode akuntansi untuk meningkatkan laba pada

periode kini.

Hipotesis ini cukup beralasan, seorang manajer tentu ingin

mendapatkan imbalan yang tinggi. Apabila besaran bonus tersebut

Page 34: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

20

tergantung pada besar kecilnya laba perusahaan, maka seorang

manajer atau siapapun itu tentu akan berusaha memberikan laporan

laba bersih setinggi mungkin agar mendapatkan bonus yang tinggi.

Salah satu caranya adalah dengan memilih dan menentukan kebijakan

akuntansi yang bisa meningkatkan laba pada laporan keuangan

diperiode tersebut, sesuai dengan metode akuntansi akrual.

b) Hipotesis Perjanjian Hutang (The Debt Covenant Hypotesis)

Semakin tinggi tingkat kredit maka semakin besar kemungkinan

penyimpangan perjanjian kredit dan pengeluaran biaya. Manajer akan

memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga dapat

menurunkan tingkat kredit dan mengurangi biaya kesalahan teknis.

c) Hipotesis Biaya Politik (The Political Cost Hypotesis)

Semakin besar biaya politik yang ditanggung oleh perusahaan,

maka manajer akan cenderung untuk menggunakan prosedur

akuntansi yang meminimalisir laba yang dilaporkan pada periode saat

ini. Dalam pemilihan kebijakan akuntansi dipengaruhi juga oleh

dimensi politik perusahaan.

Scott (2009) dalam Aji dan Mita (2010) mengidentifikasikan adanya

empat pola yang dilakukan manajemen untuk melakukan manajemen laba,

sebagai berikut:

a) Taking a bath

Ketika perusahaan melaporkan adanya kerugian, maka

manajemen melakukan kebijakan untuk melaporkan kerugian dengan

Page 35: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

21

jumlah yang besar sekaligus. Strategi taking a bath dilakukan melalui

penghapusan (write-off) sebanyak mungkin pada satu periode. Periode

yang dipilih biasanya periode dengan kinerja yang buruk (sering kali

pada masa resesi dimana perusahaan lain juga melaporkan laba yang

buruk) atau peristiwa saat terjadi satu kejadian yang tidak biasa seperti

perubahan manajemen, meger atau restrukturiasi. Strategi ini sering

dilakukan setelah strategi income maximization pada periode

sebelumnya (Subramanyam dan Wild, 2010).

b) Income minimization

Kebijakan ini dilakukan ketika laba yang diperoleh perusahaan

tinggi atau meningkat. Hal yang umum dilakukan manajemen dalam

praktek ini adalah dengan meminimalkan laba, contohnya adalah

dengan membebankan beban penelitian dan pengembangan lebih

besar di periode berjalan.

c) Income maximization

Kebijakan ini dilakukan ketika laba yang diperoleh perusahaan

rendah atau menurun. Hal yang umum dilakukan manajemen dalam

praktek ini adalah dengan memaksimalkan laba, contohnya adalah

dengan mengalokasikan pendapatan tahun mendatang di periode

berjalan.

d) Income smoothing

Kebijakan ini dilakukan karena adanya motivasi manajemen

untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan. Income smoothing

Page 36: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

22

juga mencakup tidak melaporkan bagian laba pada periode baik

dengan menciptakan cadangan atau “bank” laba dan kemudian

melaporkan laba saat ini pada saat periode buruk perusahaan. Banyak

perusahaan menggunakan bentuk manajemen laba ini (Subramanyam

dan Wild, 2010).

Manajemen laba yang dilakukan oleh manajer pada umumnya dibagi

menjadi dua teknik, yaitu manajemen laba akrual dan manajemen laba riil.

a) Manajemen Laba Akrual

Manajemen laba akrual terjadi karena keleluasaan dari pihak

manajer dalam menentukan praktik akuntansi yang digunakan oleh

perusahaan. Dechow (1994) menjelaskan bahwa manajemen laba

akrual atau accrual accounting akan lebih baik dalam

menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan di masa yang akan

datang karena proses akrual tersebut akan menghasilkan laba yang

lebih smooth namun sifatnya kurang persisten dan relatif lebih

subjektif jika dibandingkan dengan manajemen laba riil (Ontorael dan

Geraldina, 2017).

Menurut Sulistyanto (2008) praktik akrual dilakukan dengan

mempermainkan komponen-komponen akrual dalam laporan

keuangan, sebab akrual merupakan komponen yang mudah untuk

dipermainkan sesuai keinginan orang yang melakukan pencatatan dan

penyusunan laporan keuangan. Akrual merupakan selisih antara kas

masuk bersih dari hasil operasi perusahaan dengan laba yang

Page 37: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

23

dilaporkan dalam laporan laba-rugi. Manajemen laba akrual dapat

dibuktikan melalui berbagai cara salah satunya yang diukur dengan

discretionary accruals dan revenue discretionary. (Sa'diyah dan

Hermanto, 2017).

Menurut Healy dan De Angelo dalam Imelda dan Palauw (2012),

konsep akrual berdasarkan pengukuran selisih antara kas masuk

bersih dari hasil operasi perusahaan dengan laba yang dilaporkan

dalam laporan laba-rugi dibedakan menjadi dua yaitu discretionary

accruals dan non-discretionary accruals.

1) Discretionary Accruals

Discretionary Accruals merupakan pengakuan akrual laba

atau beban yang bebas serta tidak diatur dan merupakan pilihan

kebijakan manajemen. Discretionary accruals juga merupakan

kebijakan akrual yang dilakukan manajer karena ada niat, bukan

disebabkan kondisi perusahaan yang menginginkan perubahan

pertimbangan dan metode akuntansi yang menggeser biaya dan

pendapatan. Salah satu contoh discretionary accruals adalah

ketika manajer mengetahui pada akhir tahun buku terdapat

piutang yang tidak dapat ditagih, maka manajer dapat melakukan

pencatatan pembebanan piutang tak tertagih pada periode

sekarang atau tahun buku berikutnya dengan jumlah berdasarkan

pertimbangan manajer.

Page 38: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

24

Scott (2015) menyatakan ada empat komponen akrual yang

bersifat discretionary accruals yang dapat digunakan untuk

meningkatkan laba jangka pendek yang dilaporkan antara lain :

(1) Biaya depresiasi dan amortisasi. Manajer dapat

mengendalikan penentuan akrual yang diskresioner terhadap

masa manfaat aktiva tetap, (2) Kenaikan pada piutang bersih (net

account receivable) dengan adanya penurunan penyisihan atau

cadangan piutang tak tertagih. Manajer dapat menentukan

besarnya cadangan kerugian piutang yang tak dapat ditagih, (3)

Kenaikan persediaan dengan memasukkan biaya overhead tetap

ke dalam persediaan daripada mengakui biaya tersebut sebagai

beban, (4) Penurunan pada account payable dan accrual

liabilities. Manajer membebankan biaya klaim atas garansi pada

periode berikutnya, sehingga beban garansi pada periode saat ini

menjadi kecil dan mendapatkan laba lebih besar.

2) Non-Discretionary Accruals

Merupakan akrual yang wajar dan tunduk pada prinsip

akuntansi yang berterima umum, bila dilanggar dapat

mempengaruhi kualitas laporan keuangan menjadi tidak wajar.

Contoh non-discretionary accruals adalah pada saat manajer

mendapatkan satu fakta yang sama, namun dilaporkan dengan

cara yang berbeda seperti mesin yang sama dapat didepresiasi

dengan dua metode yang berbeda atau umur ekonomis yang

Page 39: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

25

berbeda. Perbedaan metode dan estimasi tersebut mengakibatkan

laba yang berbeda pada akhir periode.

b) Manajemen Laba Riil

Manajemen laba riil merupakan teknik manipulasi laba yang

dilakukan oleh manajemen melalui aktivitas perusahaan sehari-hari

selama periode akuntansi. Campur tangan manajer dalam proses

pelaporan keuangan tidak hanya melalui metode-metode atau

estimasi-estimasi akuntansi saja tetapi juga dilakukan melalui

keputusan-keputusan yang berhubungan dengan kegiatan operasional.

Menurut Schipper (1989), manajemen laba riil adalah suatu

tindakan yang diambil oleh manajemen secara sengaja dalam proses

pelaporan keuangan untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan

dengan cara mengatur waktu penjualan aset tetap dan marketable

securities saat pendapatan operasional menurun hingga melebihi

ekspektasi manajemen (Ontorael dan Geraldina, 2017).

Roychowdury (2006) memperkenalkan teknik pengelolaan laba

yang disebut dengan manipulasi aktivitas riil atau manajemen laba riil,

yang didefinisikan sebagai perbedaan praktek operasi yang dilakukan

dengan praktek-praktek operasi normal, dimotivasi oleh keinginan

manajemen untuk memberikan pemahaman yang salah kepada

stakeholders agar stakeholders percaya bahwa tujuan pelaporan

keuangan tertentu telah dicapai sesuai praktek operasi normal

perusahaan (Rahman dan Hutagaol, 2008).

Page 40: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

26

Graham et al. (2005) dan Cohen et al. (2008) menemukan bahwa

setelah era Sarbanes–Oxley Act (SOX) manajer cenderung

menghindari manajemen laba berbasis akrual dan beralih pada

manajemen laba riil. Alasannya adalah manajemen laba riil lebih sulit

dideteksi oleh auditor dan regulator (Widyasari et al., 2017).

Pengeseran dari manajemen akrual ke manajemen laba riil ini

menurut Roychowdhury (2006) disebabkan karena: (a) manipulasi

akrual kemungkinan besar akan menarik perhatian auditor atau

regulatory secrutiny dibandingkan dengan keputusan-keputusan riil,

seperti yang dihubungkan dengan penetapan harga dan produksi. (b)

mengandalkan pada manipulasi akrual saja membawa resiko. Realisai

akhir tahun yang defisit antara laba yang tidak dimanipulasi dengan

target laba yang diinginkan dapat melebihi jumlah yang

dimungkinkan untuk memanipulasi akrual setelah akhir periode

fiskal. Jika laba dilaporkan turun dari target hal ini menjadi lemah.

Dengan demikian melakukan praktek manipulasi melalui aktivitas riil

merupakan jalan aman dalam mencapai target laba (Sa'diyah dan

Hermanto, 2017).

Ratmono (2010) menyebutkan bahwa manajemen laba riil

merupakan penyimpangan dari praktek operasional perusahaan yang

normal. Ketiga cara manipulasi aktivitas riil di bawah ini mungkin

merupakan keputusan yang optimal dalam kondisi ekonomi tertentu.

Namun, jika manajer melakukan aktivitas- aktivitas tersebut secara

Page 41: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

27

lebih intensif daripada yang optimal dengan tujuan mencapai target

laba, maka tindakan tersebut dapat didefinisikan sebagai teknik

manajemen laba. Tiga cara yang kerap dilakukan oleh manajer dalam

melakukan manajemen laba riil yaitu:

1) Manipulasi penjualan

Manipulasi penjualan merupakan usaha untuk meningkatkan

penjualan secara temporer dalam periode tertentu dengan

menawarkan diskon harga produk secara berlebihan atau

memberikan persyaratan kredit yang lebih lunak. Strategi ini

dapat meningkatkan volume penjualan dan laba periode saat ini,

dengan mengasumsikan marginnya positif. Namun pemberian

diskon harga dan syarat kredit yang lebih lunak akan menurunkan

aliran kas periode saat ini.

2) Penurunan beban-beban diskresionari (dicretionary

expenditures)

Perusahaan dapat menurunkan discretionary expenditures

seperti beban penelitian dan pengembangan, iklan, dan penjualan,

adminstrasi, dan umum terutama dalam periode di mana

pengeluaran tersebut tidak langsung menyebabkan pendapatan dan

laba. Strategi ini dapat meningkatkan laba dan arus kas periode saat

ini namun dengan resiko menurunkan arus kas periode mendatang.

3) Produksi yang berlebihan (overproduction)

Untuk meningkatkan laba, manajer perusahaan dapat

memproduksi lebih banyak daripada yang diperlukan dengan

Page 42: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

28

asumsi bahwa tingkat produksi yang lebih tinggi akan

menyebabkan biaya tetap per unit produk lebih rendah. Strategi

ini dapat menurunkan kos barang terjual (cost of goods sold) dan

meningkatkan laba operasi.

3. Strategi Bisnis

Chandler (1962) mendefinisikan strategi sebagai penentuan tujuan

dasar jangka panjang dan visi perusahaan serta menyesuaikan sumber daya

yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Sementara Mintzberg

(1987) berpendapat bahwa strategi organisasi mengacu pada rencana, pola,

posisi dan perspektif perusahaan.

Houqe (2015) berpendapat bahwa strategi bisnis sebagai serangkaian

keputusan yang konsisten dalam mendefinisikan bagaimana perusahaan

bersaing dalam pasar produk tertentu.

Sementara Coulter (2012) dalam Karsam (2017) berpendapat bahwa

strategi bisnis merupakan strategi yang menitik beratkan pada pertanyaan

jangka panjang dan luas mengenai sasaran bisnis suatu organisasi dan apa

yang diinginkan dalam bisnis tersebut. Montgomery dan Collis (1998)

dalam Karsam (2017) berpendapat bahwa suatu cara bagaimana

perusahaan menciptakan nilai melalui konfigurasi dan koordinasi dari

aktifitas multi pasarnya.

Jauch dan Glueck dalam Ernawati (2005) memberikan pengertian

strategi bisnis sebagai suatu rencana terpadu tentang uraian produk,

Page 43: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

29

kegiatan, fungsi, dan pasar yang saat ini dijalankan perusahaan untuk

mencapai tujuan utama perusahaan.

Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

strategi bisnis merupakan suatu rencana yang dirancang oleh perusahaan

untuk menilai dan memutuskan bagaimana bisnis mereka akan dijalankan,

perusahaan akan merumuskan segala aspek dalam bisnisnya supaya tujuan

utama perusahaan dapat terpenuhi.

Strategi bisnis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

tipologi Miles dan Snow (1978) seperti beberapa penelitian sebelumnya

yang membahas tentang strategi bisnis perusahaan (Widyasari et al., 2017;

Houqe et al., 2015; Bentley et al., 2013; Higgins et al., 2011). Miles dan

Snow (1978) menjelaskan bahwa setiap perusahaan dalam setiap

keputusan strateginya harus bisa mengatasi tiga masalah mendasar yang

datang secara bersamaan disebut the adaptive cycle, yaitu:

Gambar 2.1

The Adaptive Cycle1

Sumber: Miles dan Snow (1978)

Entrepreneurial Problem

Produk apa yang akan disediakan dan kepada siapa

produk itu dijual ?

Engineering Problem

Bagaimana operasi perusahaan akan di jalankan

?

Administrative Problem

Bagaimana perusahaan dalam mendukung dua

permasalahan sebelumnya ?

Page 44: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

30

a) The Entrepreneurial Problem (Masalah Kewirausahaan)

Entrepreneur harus memberikan definisi konkret tentang domain

organisasi, yaitu barang atau jasa tertentu dan sasaran pasar atau

segmen pasar, dan entrepreneurial problem adalah dimensi tambahan.

Baik organisasi baru atau yang sedang berjalan, solusi untuk

entrepreneurial problem ditandai dengan penerimaan manajemen

terhadap domain pasar produk tertentu, dan penerimaan ini menjadi

lebih jelas ketika manajemen memutuskan untuk berkomitmen atau

mengalokasikan sumber daya.

Selanjutnya, untuk mencapai tujuan terkait dengan domain

wirausaha, pada banyak perusahaan solusi kewirausahaan dicari

melalui pengembangan dan proyeksi citra organisasi, baik secara

internal maupun eksternal. Oleh karena itu dalam fase ini dua

fenomena penting adalah identifikasi peluang baru dan dorongan awal

untuk bergerak ke arah itu. Engineering problem mulai muncul pada

tahap ini.

b) The Engineering Problem (Masalah Teknis)

Engineering Problem melibatkan penciptaan sistem yang

mengoperasionalkan solusi manajemen untuk entrepreneurial

problem. Sistem seperti itu membutuhkan manajemen untuk memilih

teknologi yang tepat (input-transformasi-output) untuk memproduksi

dan mendistribusikan produk yang dipilih, dan selanjutnya

memerlukan informasi baru, komunikasi dan pengendalian sistem

Page 45: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

31

(Job-order, batch atau aliran produksi). Sebagai solusi untuk masalah,

dapat dicapai melalui implementasi awal dari sistem administrasi dan

konfigurasi akhir dari organisasi akan tercapai melalui manajemen

yang mengkonsolidasikan hubungan dengan lingkungan (bentuk akhir

dari organisasi akan diselesaikan selama fase administratif).

c) The Administrative Problem (Masalah Administratif)

Sistem administrasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian

dalam sistem organisasi. Oleh karena itu, dalam tahap ini manajemen

menetapkan proses untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan

operasi internal dan merasionalisasi sistem yang sudah

dikembangkan. Ini juga melibatkan merumuskan dan menerapkan

prinsip-prinsip yang akan memungkinkan organisasi untuk terus

berevolusi (inovasi).

Miles dan Snow (1978) menunjukkan bahwa dalam memecahkan

masalah diatas terdapat tiga jenis strategi organisasi yang memiliki cara

berbeda untuk terlibat atau berinteraksi dengan lingkungannya yaitu

defenders, prospectors dan analyzers. Selain tiga jenis strategi itu terdapat

bentuk dari “kegagalan strategis” karena inkonsistensi di antara strategi,

struktur, teknologi dan prosesnya yang biasa disebut reactor.

a) Defenders

Berdasarkan tipologi Miles dan Snow (1978), Higgins (2011)

mencoba memberikan beberapa penjelasan tentang defenders.

Defenders didefinisikian sebagai sebuah perusahaan yang memiliki

Page 46: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

32

domain pasar produk yang sangat sempit, fokus pada efisiensi biaya

dan struktur organisasi yang stabil. Keunggulan kompetitif yang

dimiliki oleh defenders adalah efisiensi dan stabilitas biaya. Mencari

kepastian dalam hasil dimasa depan dan sering melakukan

perencanaan terperinci sebelum mengeksekusi peluang baru

merupakan bentuk perancanaan strategi defenders.

Akan tetapi pertumbuhan perusahaan dengan strategi defenders

cenderung lebih lambat serta lebih mengutamakan pertumbuhan

produktifitasnya. Dari sektor penelitian dan pengembangan defenders

cenderung minim untuk melakukannya, serta biasanya hanya

dilakukan untuk produk yang sudah ada.

Defenders cenderung kurang melakukan pemasaran dan lebih

memaksimalkan fungsi keuangan dan produksi. Oleh karena itu dari

intensitas modalnya defenders lebih fokus pada aset produksi.

Karakteristik manajemen defenders diantaranya memiliki anggota

yang ahli bidang keuangan dan produksi, serta jabatan eksekutif yang

cukup lama dan manajer dipromosikan dari dalam.

Dibawah ini merupakan karakteristik dari strategi defenders yang

dijabarkan oleh Miles and Snow (1978) berdasarkan the adaptive

cycle:

Page 47: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

33

Tabel 2.1

Karakteristik Strategi Defender1

Adaptive Cycle Masalah Solusi, Biaya dan Manfaat

Entrepreneurial

Problem

Masalah:

Bagaimana cara menutup sebagian dari total

pasar untuk menciptakan produk dan pelanggan

yang stabil.

Solusi:

1. Domain yang sempit dan stabil.

2. Pemeliharaan domain yang agresif (misalnya,

harga kompetitif dan layanan pelanggan yang

sangat baik).

3. Kecenderungan untuk mengabaikan

perkembangan di luar domain.

4. Pertumbuhan yang berhati-hati dan inkremental

terutama melalui penetrasi pasar.

5. Beberapa pengembangan produk tetapi terkait

erat dengan barang atau jasa saat ini.

Biaya dan manfaat:

Sulit bagi pesaing untuk bersaing dengan

perusahaan dari ceruk kecilnya di industri, tetapi

perubahan besar di pasar dapat mengancam

kelangsungan hidup perusahaan.

Engineering

Problem

Masalah:

Cara memproduksi dan mendistribusikan barang

atau jasa seefisien mungkin.

Solusi:

1. Teknologi hemat biaya.

2. Teknologi inti tunggal.

3. Kecenderungan menuju integrasi vertikal.

4. Perbaikan terus-menerus dalam teknologi untuk

menjaga efisiensi

Biaya dan manfaat:

Efisiensi teknologi sangat penting bagi kinerja

organisasi, tetapi investasi besar di bidang ini

menimbulkan masalah teknologi agar tetap

mutakhir dan tahan untuk jangka waktu yang

panjang.

Administrative

Problem

Masalah:

Bagaimana menjaga kontrol ketat dari

organisasi untuk memastikan efisiensi.

Solusi:

1. Para ahli keuangan dan produksi merupakan

anggota paling kuat; pemindaian lingkungan

terbatas.

Page 48: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

34

Adaptive Cycle Masalah Solusi, Biaya dan Manfaat

2. Jabatan eksekutif relatif panjang; promosi dari

dalam.

3. Perencanaan bersifat intensif, berorientasi biaya,

dan efisiensi.

4. Kecenderungan ke arah struktur fungsional

dengan pembagian kerja yang luas dan

formalisasi tingkat tinggi.

5. Kontrol terpusat dan sistem informasi vertikal

panjang melingkar.

6. Mekanisme koordinasi sederhana dan konflik

diselesaikan melalui saluran hierarki.

7. Kinerja organisasional yang diukur terhadap

tahun-tahun sebelumnya; sistem reward

mendukung produksi dan keuangan.

Biaya dan manfaat:

Sistem administrasi sangat cocok untuk menjaga

stabilitas dan efisiensi tetapi tidak cocok untuk

mencari dan menanggapi peluang produk atau pasar

baru

Sumber: Tipologi Miles dan Snow (1978)

b) Prospectors

Berdasarkan tipologi Miles dan Snow (1978), Higgins (2011)

mencoba memberikan beberapa penjelasan tentang prospectors.

Prospectors didefinisikan sebagai sebuah perusahaan yang memiliki

domain produk dan pasar yang sangat luas, fokus pada inovasi serta

struktur organisasi yang fleksibel. Prospectors memiliki keunggulan

pada inovasi dan fleksibilitasnya. Bertolak belakang dengan defenders

dalam perencanaan, prospectors cenderung beradaptasi dengan

ketidakpastian, dan sering terlibat dalam peluang baru sebelum

perencanaan rinci selesai. Pertumbuhan prospectors terjadi melalui

peningkatan produk dan pengembangan pasar.

Page 49: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

35

Dalam bidang penelitian dan pengembangan prospectors

cenderung lebih luas untuk mengidentifikasi peluang pasar dan

produk baru. Prospectors juga sangat fokus pada pemasarannya.

Intensitas modal yang dimiliki juga cenderung pada teknologi dan

sumber daya manusianya. Oleh karena itu, prospectors cenderung

memiliki karakteristik manajemen yang dipenuhi oleh ahli pemasaran

dan penelitian dan pengembangan dengan jabatan eksekutif tidak

lama dan manajer dapat dipekerjakan dari luar atau dipromosikan dari

dalam.

Dibawah ini merupakan karakteristik dari strategi prospectors

yang dijabarkan oleh Miles and Snow (1978) berdasarkan the adaptive

cycle:

Tabel 2.2

Karakteristik Strategi Prospector2

Adaptive Cycle Masalah Solusi, Biaya dan Manfaat

Entrepreneurial

Problem

Masalah:

Bagaimana menemukan dan memanfaatkan

peluang pasar dan produk baru.

Solusi:

1. Domain yang berkelanjutan dan luas

2. Memantau berbagai kondisi dan kejadian

lingkungan.

3. Menciptakan perubahan di industri.

4. Pertumbuhan melalui pengembangan produk

dan pasar.

5. Pertumbuhan bisa terjadi secara spontan.

Biaya dan manfaat:

Inovasi produk dan pasar melindungi organisasi

dari lingkungan yang berubah, tetapi organisasi

menjalankan risiko profitabilitas rendah dan

kelebihan sumber daya

Engineering

Problem

Masalah:

Bagaimana cara menghindari komitmen jangka

panjang untuk satu proses teknologi.

Page 50: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

36

Adaptive Cycle Masalah Solusi, Biaya dan Manfaat

Solusi:

1. Fleksibel, teknologi prototype.

2. Berbagai teknologi.

3. Rutinitas dan mekanisasi tingkat rendah;

teknologi yang tertanam pada manusia

Biaya dan manfaat:

Fleksibilitas teknologi dapat merespons cepat

terhadap domain yang berubah, tetapi organisasi

tidak dapat mengembangkan efisiensi maksimum

dalam sistem produksi dan distribusinya karena

berbagai teknologi.

Administrative

Problem

Masalah:

Bagaimana memfasilitasi dan

mengkoordinasikan berbagai operasi.

Solusi:

1. Ahli pemasaran dan R&D anggota yang

dominan.

2. Kelompok dominan besar, beragam, dan

sementara.

3. Jabatan eksekutif tidak selalu panjang; manajer

dapat disewa dari luar dan juga dipromosikan

dari dalam.

4. Perencanaan bersifat komprehensif, berorientasi

pada masalah, dan tidak dapat diselesaikan

sebelum tindakan diambil.

5. Kecenderungan terhadap struktur produk dengan

pembagian kerja yang rendah dan formalisasi

tingkat rendah.

6. Kontrol terdesentralisasi dan sistem informasi

horizontal yang pendek.

7. Mekanisme koordinasi yang rumit dan konflik

diselesaikan melalui integrator.

8. Kinerja organisasi diukur dengan kompetitor

utama; sistem reward mendukung pemasaran

dan R&D.

Biaya dan manfaat:

Sistem administrasi sangat cocok untuk menjaga

fleksibilitas dan efektivitas tetapi mungkin kurang

dimanfaatkan dan melewatkan penggunaan sumber

daya.

Sumber: Tipologi Miles dan Snow (1978)

Page 51: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

37

c) Analyzers

Berdasarkan tipologi Miles dan Snow (1978), Higgins (2011)

mencoba memberikan beberapa penjelasan tentang analyzers.

Analyzers didefinisikan sebagai perusahaan yang memiliki atribut dari

defenders dan prospectors, perusahaan beroperasi dalam dua jenis

domain pasar produk, satu relatif stabil dan yang satu berubah.

Analyzers memiliki keuntungan kompetitif keseimbangan antara

fleksibilitas dan stabilitas. Dalam perencanaan analyzers akan

komprehensif dengan perubahan bertahap. Pertumbuhan analyzers

cenderung stabil melalui penetrasi pasar dan pengembangan produk

dan pasar.

Penelitian dan pengembangan analyzers cenderung minim karena

analyzers hanya melakukan inovasi yang paling menjanjikan. Dalam

pemasaran analyzers lebih menekankan pada sektor inovatif.

Intensitas modal analyers cenderung fokus pada aset produksi.

Anggota yang terpenting dimiliki oleh analyzers meliputi ahli

pemasaran, produksi dan staf perencanaan.

Dibawah ini merupakan karakteristik dari strategi analyzers yang

dijabarkan oleh Miles and Snow (1978) berdasarkan the adaptive

cycle:

Page 52: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

38

Tabel 2.3

Karakteristik Strategi Analyzer3

Adaptive Cycle Masalah Solusi, Biaya dan Manfaat

Entrepreneurial

Problem

Masalah:

Bagaimana menemukan dan memanfaatkan

peluang pasar dan produk baru sekaligus

mempertahankan basis produk dan pelanggan lama.

Solusi:

1. Domain campuran yang stabil dan berubah.

2. Mekanisme pengawasan sebagian besar terbatas

pada pemasaran; beberapa R&D.

3. Pertumbuhan yang stabil melalui penetrasi pasar

dan pengembangan produk pasar.

Biaya dan manfaat:

Investasi rendah dalam R&D, dikombinasikan

dengan imitasi produk yang terbukti sukses,

meminimalkan risiko, tetapi domain harus seimbang

secara optimal antara stabilitas dan fleksibilitas

Engineering

Problem

Masalah:

Bagaimana menjadi efisien dalam porsi yang

stabil dari domain dan porsi yang fleksibel dari

domain.

Solusi:

1. Teknologi inti ganda (komponen stabil dan

fleksibel).

2. Kelompok teknik terapan besar dan

berpengaruh.

3. Rasionalitas teknis tingkat sedang.

Biaya dan manfaat:

Teknologi inti ganda mampu melayani domain

stabil dan berubah, tetapi teknologi tidak pernah

dapat sepenuhnya efektif atau efisien.

Administrative

Problem

Masalah:

Bagaimana membedakan struktur dan proses

organisasi untuk mengakomodasi area operasi yang

stabil dan dinamis.

Solusi:

1. Pemasaran dan teknik merupakan anggota yang

paling berpengaruh, diikuti oleh produksi.

2. Perencanaan intensif antara pemasaran dan

produksi tentang porsi domain yang stabil;

perencanaan komprehensif di antara pemasaran,

teknik, dan manajer produk tentang produk dan

pasar baru.

3. Struktur matriks menggabungkan divisi

fungsional dan kelompok produk.

Page 53: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

39

Adaptive Cycle Masalah Solusi, Biaya dan Manfaat

4. Sistem kontrol yang terpusat dengan feedback

vertikal dan horizontal.

5. Mekanisme koordinasi yang sangat kompleks

dan mahal; beberapa resolusi konflik melalui

manajer produk, beberapa melalui tingkatan

hierarki normal.

6. Penilaian kinerja berdasarkan pada ukuran

efektivitas dan efisiensi, sebagian besar reward

untuk pemasaran dan teknik.

Biaya dan manfaat:

Sistem administrasi sangat cocok untuk

menyeimbangkan stabilitas dan fleksibilitas, tetapi

jika keseimbangan ini hilang, mungkin sulit untuk

mengembalikan keseimbangan..

Sumber: Tipologi Miles dan Snow (1978)

d) Reactors

Tipe strategi ini menunjukkan pola penyesuaian terhadap

lingkungannya yang tidak konsisten dan tidak stabil. Tipe ini tidak

memiliki satu set mekanisme respon yang secara konsisten dapat

diterapkan pada lingkungan yang berubah. Siklus adaptif reaktor

biasanya terdiri dari merespon secara tidak tepat terhadap perubahan

lingkungan dan ketidakpastian, berkinerja buruk sebagai hasilnya, dan

kemudian tidak bertindak agresif di masa depan. Berikut tiga alasan

mengapa perusahaan menjadi reactors:

1) Manajemen puncak mungkin tidak secara jelas menegaskan

strategi perusahaan. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang

didirikan oleh satu orang (dengan keterampilan pribadi yang luar

biasa) berhasil mendirikan bisnisnya tetapi pada saat kematiannya

perusahaan berada dalam kehampaan strategis.

Page 54: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

40

2) Manajemen tidak sepenuhnya membentuk struktur dan proses

organisasi agar sesuai untuk mencapai strategi. Strategi lebih

banyak berupa pernyataan bukan panduan untuk perilaku.

3) Penyebab utama ketidakstabilan dan kegagalan merupakan

kecenderungan pihak manajemen untuk mempertahankan

hubungan struktur strategi organisasi saat ini meskipun ada

perubahan besar dalam kondisi lingkungan.

4. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan

besar dan kecilnya perusahaan dengan berbagai cara, antara lain: total

aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Perusahaan yang

berukuran besar lebih diminati oleh para analis dan broker, dimana laporan

keuangan yang dipublikasikan lebih bersifat transparan sehingga

memperkecil timbulnya asimetri informasi yang dapat mendukung

timbulnya manajemen laba (Putri dan Titik, 2014).

Ukuran perusahaan akan mempengaruhi struktur pendanaan

perusahaan. Perusahaan besar cenderung akan memerlukan dana yang

lebih besar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Tambahan dana

tersebut bisa diperoleh dari penerbitan saham baru atau penambahan

hutang. Motivasi untuk mendapatkan dana tersebut akan mendorong pihak

manajemen untuk melakukan praktik manajemen laba, sehingga dengan

pelaporan laba yang tinggi maka calon investor maupun kreditur akan

tertarik untuk menanamkan dananya (Agustia, 2013).

Page 55: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

41

5. Profitabilitas

Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu tolak ukur yang

digunakan untuk menilai kinerja manajemen, semakin tinggi tingkat

profitabilitas perusahaan maka semakin baik pula kinerja manajemen

dalam mengelola perusahaan. Profitabilitas perusahaan bisa menjadi dasar

untuk pengambilan keputusan investasi para investor dan menjadi dasar

pemberian kredit para kreditor.

Menurut Saidi (2004) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

dalam memperoleh laba. Sedangkan menurut Mas’ud (2008) profitabilitas

adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan

mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan

harta yang dimilikinya.

Menurut Hanum (2012) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

dalam mencapai keuntungan dengan meningkatkan efisiensi dan

efektivitas kinerja yang dilakukan. Sedangkan menurut Wardani (2017)

profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh

perusahan dalam menjalankan operasionalnya.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

keutungan dari operasional perusahaan sehingga kinerja perusahaan dapat

diukur dalam mengelola asetnya.

Profitabilitas mempunyai informasi yang penting bagi pihak eksternal

karena apabila profitabilitas tinggi maka kinerja perusahaan dapat

Page 56: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

42

dikatakan baik dan apabila profitabilitas rendah maka kinerja perusahaan

dapat dikatakan buruk profitabilitas dapat mempengaruhi manajer untuk

melakukan tindakan manajemen laba. Selain itu, terdapat hubungan antara

profitabilitas dengan motivasi metode bonus plan hypothesis yang

merupakan salah satu faktor dari manajemen laba (Purnama, 2017).

Menurut Kasmir (2008) dalam Hanum (2012) tujuan penggunaan

rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan,

yaitu :

a) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh

perusahaan dalam satu periode tertentu.

b) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan

tahun sekarang.

c) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

d) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri.

e) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

f) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal sendiri.

Terdapat dua rasio profitabilitas utama yang sering digunakan untuk

mengukur tingkat profitabilitas yaitu Return on Asset dan Return on

Equity. Return on Asset menggambarkan sejauh mana kemampuan aset

yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. Semakin tinggi ROA

Page 57: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

43

semakin efisien dan efektif pengelolaan aset perusahaan dan menunjukan

semakin tinggi profitabilitas perusahaan. Return on Equity (ROE)

menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba

yang bisa diperoleh pemegang saham, Semakin tinggi ROE maka semakin

efisien dan efektif pengelolaan modal pemegang saham dan menunjukan

tingkat profitabilitas yang tinggi (Ruspandi dan Asma, 2014).

6. Leverage

Leverage adalah nilai untuk mengukur seberapa besar perusahaan

dibiayai dengan hutang (Astuti et al., 2017). Leverage muncul dikarenakan

perusahaan yang ingin memenuhi kebutuhan sehari-harinya untuk

beroperasi yang menggunakan aktiva dan sumber dana yang menimbulkan

beban tetap yang berupa biaya penyusutan dari aktiva tetap, dan biaya

bunga dari hutang dan juga dapat meningkatkan return atau penghasilan

bagi perusahaan atau pemegang saham (Hasibuan et al., 2016).

Leverage adalah perbandingan antara total kewajiban dengan total

aktiva perusahaan. Rasio ini menunjukkan besarnya besar aktiva yang

dimiliki perusahaan yang dibiayai dengan hutang. Semakin tinggi nilai

leverage maka risiko yang akan dihadapi investor akan semakin tinggi dan

para investor akan meminta keuntungan yang semakin besar (Savitri,

2014).

Penggunaan leverage dalam perusahaan bisa saja meningkatkan laba

perusahaan, tetapi bila terjadi sesuatu yang tidak sesuai harapan, maka

Page 58: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

44

perusahaan dapat mengalami kerugian yang sama dengan persentase laba

yang diharapkan, bahkan mungkin saja lebih besar.

Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan

perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme

leverage (utang ekstrem) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang

yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Karena itu

sebaiknya perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang yang layak

diambil dan dari mana sumber-sumber yang dapat dipakai untuk

membayar utang (Astuti et al., 2017).

Leverage dalam konteks bisnis terdiri atas dua macam yaitu leverage

operasional dan leverage keuangan, Van Horne (2007) dalam Savitri

(2014) juga menyatakan bahwa leverage ini menjadi tahapan dalam proses

pembesaran laba perusahaan. Sebagai tahap pertama yaitu leverage

operasional, yang akan memperbesar pengaruh perubahan dalam

penjualan atas perubahan laba operasional. Dalam tahap kedua, manajer

keuangan memiliki pilihan untuk menggunakan leverage keuangan agar

dapat makin memperbesar pengaruh perubahan apa pun yang dihasilkan

dalam laba operasional atas perubahan EPS (Earning Per Share).

7. Umur Perusahaan

Umur perusahaan adlaah umur sejak berdirinya hingga perusahaan

telah mampu menjalankan operasinya. Secara teoritis perusahaan yang

telah lama berdiri akan dipercaya oleh penanam modal (investor) daripada

perusahaan yang baru berdiri, karena perusahaan yang telah lama berdiri

Page 59: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

45

diasumsikan akan dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi daripada

perusahaan baru berdiri. Akibatnya perusahaan yang baru berdiri akan

kesulitan dalam memperoleh dana di pasar modal sehingga lebih

mengandalkan modal sendiri (Zen dan Herman, 2007).

Umur perusahaan merupakan hal yang dipertimbangkan investor

dalam menanamkan modalnya, umur perusahaan mencerminkan

perusahaan tetap survive dan menjadi bukti bahwa perusahaan mampu

bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam

perekonomian. Perusahaan yang telah lama berdiri umumnya memiliki

profitabilitas yang lebih stabil dibandingkan perusahaan yang baru berdiri

atau yang masih memiliki umur yang singkat. Perusahaan yang telah lama

berdiri akan meningkatkan labanya karena adanya pengalaman dari

manajemen sebelumnya dalam mengelola bisnisnya (Firsta dan Murniati,

2017).

8. Kualitas Audit

Sampai saat ini belum ada definisi yang pasti mengenai bagaimana

dan apa kualitas audit yang baik itu. Tidak mudah untuk menggambarkan

dan mengukur kualitas jasa secara objektif dengan beberapa indikator. Hal

ini dikarenakan, kualitas jasa adalah sebuah konsep yang sulit dipahami

dan kabur, sehingga kerap kali terdapat kesalahan dalam menentukan sifat

dan kualitasnya (Nurchasanah dan Rahmanti, 2003).

Kualitas audit didefinisikan sebagai kemungkinan (join probability)

bahwa auditor akan menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem

Page 60: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

46

akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan

(DeAngelo, 1981). Menurut Government Accountability Office, kualitas

audit adalah kondisi dimana audit dilakukan sesuai dengan standar

auditing agar memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan

yang diaudit dan pengungkapan yang terkait; (1) disajikan sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum dan (2) tidak salah saji material, baik

karena kesalahan atau fraud.

Secara teoritis, kualitas tinggi dari audit harus mampu mengendalikan

kemungkinan munculnya fraud, dan sebaliknya, pengendalian yang baik

terhadap fraud dapat membantu meningkatkan kualitas audit. Dalam hal

ini tergambar betapa pentingnya peran audit yang berkualitas dalam

mereduksi fraud. Coram dan Moroney (2008) menyatakan bahwa

rendahnya kualitas informasi akuntansi biasanya mengakibatkan

konsekuensi ekonomi yang serius dan yang lebih buruk lagi akan memicu

fraud manajemen yang lebih besar dikemudian hari.

Dari pengertian tentang kualitas audit tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana

auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan

pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya

dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya

tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan

publik yang relevan.

Page 61: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.4

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu4

No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Permata Ayu

Widyasari,

Senny

Harindahyani,

dan Felizia Arni

Rudiawarni

(2017)

Strategi Bisnis

dalam Praktik

Manajemen

Laba pada

Perusahaan

Manufaktur di

Indonesia

X1 = Strategi

Bisnis

Z (Moderasi) =

Kualitas Audit

Y = Manajemen

Laba

- Menggunakan

variabel x1 strategi

bisnis, z kualitas audit

dan y manajemen laba

- Menggunakan

tipologi Miles dan

Snow (1978) untuk

menentukan strategi

bisnis

- Menggunakan

moderated regression

analysis untuk

analisis data

- Periode penelitian

dan menggunakan

variabel ukuran

perusahaan (x2)

- Proxy kualitas

audit

menggunakan

spesialisasi industri

- Proxy manajemen

laba menggunakan

Kothari

Defender memiliki

besaran manajemen laba

riil

yang lebih besar

dibanding dengan

prospector. Dengan

kualitas audit yang baik,

besaran manajemen laba

riil dapat ditekan.

Strategi bisnis tidak

berpengaruh pada

manajemen laba akrual.

2. Dewi Kusuma

Wardani dan

Pipit Dayu

Isbela (2017)

Pengaruh

Strategi Bisnis

dan

Karakteristik

Perusahaan

Terhadap

Manajemen

Laba

X1 = Strategi

Bisnis

X2 = Ukuran

Perusahaan

X3 = Leverage

X4 = Umur

Perusahaan

X5 =

Profitabilitas

- Menggunakan

variabel x1 strategi

bisnis, x2 ukuran

perusahaan dan y

manajemen laba

- Menggunakan

tipologi Miles dan

Snow (1978) untuk

- Periode penelitian

dan menggunakan

variabel kualitas

audit sebagai

moderasi

- Manajemen laba

menggunakan

proxy akrual

Variabel strategi bisnis

tidak berpengaruh

terhadap manajemen

laba, ukuran

perusahaan,

profitabilitas tidak

berpengaruh signifikan

terhadap manajemen

laba, leverage

47

Page 62: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

Tabel 2.4

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu4

No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Y = Manajemen

Laba

menentukan strategi

bisnis

deskrisioner model

Jones dimodifikasi

- Menggunakan

moderated

regression analysis

untuk analisis data

berpengaruh signifikan

positif dan umur

perusahaan berpengaruh

signifikan negatif.

3. Aprih Santoso,

Diana

Puspitasari dan

Rahmatya

Widyaswati

(2017)

Pengaruh

Manajemen

Laba dan

Ukuran

Perusahaan

Terhadap

Kinerja

Perusahaan

dengan Kualitas

Audit Sebagai

Variabel

Pemoderasi

X1 =

Manajemen

Laba

X2 = Ukuran

Perusahaan

Z = Kualitas

Audit

Y = Kinerja

Perusahaan

- Menggunakan

variabel x1 ukuran

perusahaan dan z

kualitas audit

- Proxy ukuran

perusahaan

menggunakan total

aset

- Menggunakan

variabel

manajemen laba

sebagai y dan

Periode penelitian

- Proxy kualitas

audit

menggunakan

spesialisasi industri

- Menggunakan

moderated

regression analysis

untuk analisis data

Variabel Ukuran

Perusahaan berpengaruh

negatif tetapi tidak

signifikan terhadap

Kinerja Perusahaan dan

Variabel Kualitas Audit

berpengaruh positif

signifikan memperkuat

hubungan antara Ukuran

Perusahaan dengan

Kinerja Perusahaan

4. Dendi Purnama

(2017)

Pengaruh

Profitabilitas,

Leverage,

Ukuran

Perusahaan,

X1 =

Profitabilitas

X2 = Leverage

X3 = Ukuran

Perusahaan

- Menggunakan

variabel x ukuran

perusahaan dan y

manajemen laba

- Periode penelitian

- Menggunakan

strategi bisnis

sebagai x dan

Ukuran perusahaan

berpengaruh negatif

terhadap manajemen

laba, Profitabilitas

berpengaruh positif

48

Page 63: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

Tabel 2.4

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu4

No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Kepemilikan

Institusional dan

Kepemilikan

Manajerial

Terhadap

Manajemen

Laba

X4 =

Kepemilikan

Institusional

X5

Kepemilikan

Manajerial

Y = Manajemen

Laba

- Proxy ukuran

perusahaan

menggunakan total

aset

kualitas audit

sebagai z

- Menggunakan

moderated

regression analysis

untuk analisis data

terhadap manajemen

laba.

5. Ahsan Habib

and Mostafa

Monzur Hasan

(2017)

Business

strategy,

overvalued

equities, and

stock price crash

risk

X = Business

strategy

Y = Stock Price

Crash Risk

Z = Overvalued

Equities

- Menggunakan

variabel x strategi

bisnis

- Menggunakan

tipologi Miles dan

Snow (1978) untuk

menentukan strategi

bisnis

- Periode penelitian

- Menggunakan

ukuran perusahaan

sebagai x,

manajemen laba

sebagai y dan

kualitas audit

sebagai z

- Menggunakan

cross-sectional

regression dan

OLS regression

untuk analisis data

Perusahaan dengan

strategi bisnis

prospectors lebih rentan

terhadap stock price

crash risk dibandingkan

defenders. Overvalued

equities mampu

meningkatkan pengaruh

strategi bisnis terhadap

stock price crash risk.

6. Mohammad

Alhadab and

The Impact of

Audit Quality

X = Audit

Quality

- Menggunakan

variabel kualitas audit

dan variabel

- Periode penelitian

- Objek penelitian

perusahaan

Auditor yang

berkualitas mampu

membatasi manipulasi

49

Page 64: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

Tabel 2.4

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu4

No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Iain Clacher

(2017)

on Real and

Accrual

Earnings

Management

around IPOs

Y = Earnings

Management

manajemen laba

sebagai y

- Proxy kualitas audit

menggunakan

spesialisasi auditor

- Proxy manajemen

laba menggunakan

akrual diskresioner

manufaktur yang

terdaftar di idx

- Variabel ukuran

perusahaan sebagai

x dan kualitas audit

sebagai z

- Menggunakan

cross-sectional

regression dan

OLS regression

untuk analisis data

laba riil melalui

discretionary expenses.

Auditor berkualitas juga

mampu membatasi

manipulasi laba akrual.

7. Ebraheem

Saleem Salem

Alzoubi (2017)

Audit Quality,

Debt Financing,

and Earnings

Management:

Evidence from

Jordan

X1 = Audit

Quality

X2 = Debt

Financing

Y = Earnings

Management

- Menggunakan

variabel kualitas audit

dan manajemen laba

sebagai y

- Proxy kualitas audit

menggunakan

spesialisasi auditor

- Periode penelitian

- Objek penelitian

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di idx

- Menggunakan

ukuran perusahaan

sebagai x, strategi

bisnis sebagai x

dan kualitas audit

sebagai z

- Menggunakan

generalised least

Kualitas audit (audit

tenure, ukuran KAP,

spesialisasi industri

auditor, dan

independensi) serta debt

financing (low debt)

mampu mengurangi

tindak manajemen laba.

50

Page 65: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

Tabel 2.4

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu4

No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

squares regression

untuk analisis data

8. Yasmi (2016) Pengaruh

Kualitas Auditor

terhadap

Manajemen

Laba dengan

Struktur

Kepemilikan

Manajerial

sebagai Variabel

Pemoderasi

X1 = Kualitas

Auditor

Z = Struktur

Kepemilikan

Manajerial

Y = Manajemen

Laba

- Menggunakan

variabel kualitas audit

sebagai x dan

manajemen laba

sebagai y

- Salah satu proxy

manajemen laba

menggunakan akrual

diskresioner

- Periode penelitian

- Menggunakan

variabel ukuran

perusahaan sebagai

x dan kualitas audit

sebagai z

- Proxy kualitas

audit

menggunakan

spesialisasi auditor

- Menggunakan

moderated

regression analysis

untuk analisis data

Kualitas audit

berpengaruh terhadap

manajemen laba,

struktur kepemilikan

tidak berpengaruh

terhadap manajemen

laba, dan struktur

kepemilikan tidak dapat

memoderasi kualitas

audit terhadap

manajemen laba

9. Usman Ali,

Muhammad

Afzal Noor,

Muhammad

Kashif Khursid

dan Akhtar

Mahmood

(2015)

Impact of Firm

Size on

Earnings

Management; A

Study of Textile

Sector of

Pakistan

X = Firm Size

Y = Earnings

Management

- Menggunakan

variabel ukuran

perusahaan sebagai x

dan manajemen laba

sebagai y

- Salah satu proxy

manajemen laba

- Menggunakan

strategi bisnis

sebagai x dan

kualitas audit

sebagai z

- Menggunakan

panel data analisis

untuk analisis data

Ukuran perusahaan

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

manajemen laba.

51

Page 66: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

Tabel 2.4

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu4

No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

menggunakan akrual

diskresioner

- Proxy ukuran

perusahaan

menggunakan total

aset

10. Muhammad

Nurul Houqe,

Ryan Kerr dan

Reza Monem

(2015)

Business

Strategy,

Economic

Growth and

Earnings

Quality

X1 = Business

Strategy

Y1 =

Conservatism

Accounting

Y2 = Earnings

Management

- Menggunakan

variabel strategi

bisnis sebagai x dan

manajemen laba

sebagai y

- Menggunakan

tipologi Miles dan

Snow (1978) untuk

menentukan strategi

bisnis

- Periode Penelitian

- Objek penelitian

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di idx

- Menggunakan

variabel ukuran

perusahaan sebagai

x dan kualitas audit

sebagai z

- Menggunakan

OLS regression

untuk analisis data

Strategi bisnis memiliki

pengaruh terhadap

kualitas laba.

11. Haniatun

Nihlati dan

Wahyu

Meiranto

(2014)

Analisis

Pengaruh

Kualitas Audit

Terhadap

X1 = Ukuran

KAP

X2 = Auditor

Spesialisasi

Industri

- Menggunakan

variabel kualitas audit

sebagai x dan

manajemen laba

sebagai y

- Periode penelitian

- Menggunakan

variabel ukuran

perusahaan sebagai

Ukuran KAP dan auditor

spesialisasi industri

memiliki hubungan

positif tetapi tidak

signifikan terhadap

52

Page 67: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

Tabel 2.4

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu4

No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Earnings

Management

X3 = Audit

Tenure

Y = Manajemen

Laba

- Salah satu proxy

kualitas audit

menggunakan auditor

spesialisasi industri

- Salah satu proxy

manajemen laba

menggunakan

diskresionari akrual

x dan kualitas audit

sebagai z

- Menggunakan

moderated

regression analysis

untuk analisis data

manajemen laba akrual

sementara itu memiliki

hubungan negatif dan

signifikan terhadap

manajemen laba riil.

12. Kathleen A.

Bentley,

Thomas c.

Omer, dan

Nathan y. Sharp

(2013)

Business

Strategy,

Financial

Reporting

Irregularities,

and Audit Effort

X1 = Business

Strategy

Y1 = Financial

Reporting

Irregularities

Y2 = Audit Fee

- Menggunakan

variabel strategi

bisnis sebagai x

- Menggunakan

tipologi Miles dan

Snow (1978) untuk

menentukan strategi

bisnis

- Periode Penelitian,

- Objek penelitian

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di idx

- Menggunakan

ukuran perusahaan

sebagai x, kualitas

audit sebagai z

- Menggunakan

logistic regression

untuk analisis data

Perbedaan pilihan

strategi bisnis

perusahaan merupakan

penentu yang mendasari

kemungkinan

penyimpangan

pelaporan keuangan.

Sumber: Diolah dari berbagai sumber

53

Page 68: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

54

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran Penelitian2

Tindakan oportunistis manajemen

dapat dipicu apapun, bahkan oleh

sesuatu yang mendasar di perusahaan

GAP

Strategi bisnis merupakan sesuatu

yang fundamental dalam setiap

perusahaan

Pengaruh Strategi Bisnis, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage

Terhadap Manajemen Laba dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderasi

Basis Teori:

Teori Agensi

Tipologi Miles dan Snow

Strategi Bisnis

Tipologi Miles dan Snow

Ukuran Perusahaan

Tipologi Miles dan

Snow Manajemen Laba

Tipologi Miles dan

Snow

Kualitas Audit

Tipologi Miles dan

Snow

Model Analisis:

Moderated Regression Linier

Hasil dan Pembahasan

Tipologi Miles dan

Snow Kesimpulan dan Saran

Profitabilitas

Tipologi Miles dan

Snow Leverage

Tipologi Miles dan

Snow Umur Perusahaan

Tipologi Miles dan

Snow

Page 69: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

55

D. Hipotesis

1. Pengaruh Strategi Bisnis terhadap Manajemen Laba

Strategi bisnis dalam penelitian ini menggunakan tipologi Miles dan

Snow (1978) yang membagi strategi bisnis perusahaan berdasarkan

orientasi pasarnya ke dalam empat kategori, yaitu prospector, defender,

analyzer dan reactor. Dalam penelitian ini hanya digunakan dua strategi

yaitu prospector dan defender, dikarenakan kedua tipe strategi tersebut

merupakan tipe strategi yang paling dominan serta hal ini konsisten

dengan riset sebelumnya baik dibidang akuntansi maupun manajemen

(Widyasari et al., 2017).

Berdasarkan riset terdahulu (Houqe et al., 2015; Bentley et al., 2013)

kedua jenis strategi bisnis ini berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan. Dalam tipologi Miles dan Snow (1978) dijelaskan bahwa

prospector merupakan perusahaan yang memiliki komitmen terhadap

inovasi dan mencari peluang pasar yang baru, prospector lebih berfokus

terhadap inovasi daripada efisiensi. Sedangkan defender lebih berfokus

terhadap efisiensi produksi dan distribusi, defender lebih memprioritaskan

untuk mempertahankan pasar saat ini daripada mencari peluang pasar

baru.

Defender diduga melakukan manajemen laba lebih tinggi daripada

prospector mengingat ketidakmampuannya dalam menghadapi risiko dan

menghadapi ketidakpastian yang terjadi dalam bisnis. Prioritas yang

diutamakan adalah menjaga reputasinya sebagai perusahaan yang stabil,

Page 70: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

56

terutama dihadapan pelanggan dan pemegang sahamnya (Widyasari et al.,

2017; Houqe et al., 2015; Higgins et al., 2013).

Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya sebagaimana telah

dipaparkan di atas, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai

berikut.

H1: Strategi bisnis berpengaruh terhadap manajemen laba.

2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba

Secara sederhana ukuran perusahaan dapat didefinisikan upaya

penilaian besar atau kecilnya perusahaan dengan berbagai cara.

Perusahaan yang lebih besar akan mendapatkan perhatian lebih besar dari

pihak eksternal dibandingkan perusahaan kecil. Oleh karena itu,

perusahaan besar dituntut untuk lebih baik dalam mengelola keuangannya

dibanding perusahaan kecil. Perusahaan kecil memiliki peluang untuk

melakukan manajemen laba dikarenakan pengawasan yang lebih minim

serta untuk menunjukkan kinerja keuangan yang baik. Sementara

perusahaan yang lebih besar akan memilih melakukan manajemen laba

untuk menghindari fluktuasi laba yang drastis.

Beberapa proksi yang biasanya digunakan untuk mewakili ukuran

perusahaan adalah jumlah karyawan, total aset, jumlah penjualan, dan

kapitalisasi pasar. Semakin banyak jumlah karyawan berarti semakin

banyak hasil yang diproduksi, semakin besar aset berarti semakin banyak

modal yang ditanam, semakin tinggi jumlah penjualan berarti semakin

Page 71: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

57

banyak perputaran uang, dan semakin tinggi kapitalisasi pasar berarti

semakin dikenal dalam mansyarakat (Reviani dan Sudantoko, 2012).

Putri et al., (2016) dan Purnama (2017) menyatakan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. Artinya, kecil

atau besarnya perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba.

Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya sebagaimana telah

dipaparkan di atas, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai

berikut.

H2: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba.

3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Manajemen Laba

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba selama satu periode waktu tertentu. Pada umumnya

nilai profitabilitas suatu perusahaan dapat digunakan sebagai indikator

untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas

suatu perusahaan maka kinerja dan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan juga meningkat. Profitabilitas yang tinggi

menggambarkan bahwa kinerja perusahaan baik, sebaliknya tingkat

profitabilitas yang rendah menunjukkan bahwa kinerja perusahaan

mengalami penurunan.

Kenaikan dan penurunan inilah yang dihindari manajer terkait

penilaian kinerja karena investor lebih menyukai kestabilan maupun

peningkatan pendapatan dari pada pendapatan yang fluktuatif. Manajemen

Page 72: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

58

(reward) yang diterima dapat memuaskan dan adanya jaminan kompensasi

dalam jangka panjang (Widianingrum dan Sunarto, 2018).

Hasty dan Herawaty (2017) menyatakan bahwa profitabilitas

berpengaruh terhadap manajemen laba. Artinya, semakin besar

profitabilitas perusahaan, maka semakin besar pula kecenderungan

perusahaan dalam melakukan tindak manajemen laba. Hasil yang sama

juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Purnama (2017) dimana

profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap manajemen laba.

Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya sebagaimana telah

dipaparkan di atas, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai

berikut.

H3: Profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba.

4. Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba

Leverage merupakan perbandingan antara total kewajiban dengan

total aset perusahaan. Semakin tinggi rasio leverage maka semakin tinggi

risiko perusahaan dalam membayar kewajibannya sehingga hal ini akan

berdampak pada kepercayaan kreditur (Purnama, 2017).

Semakin tinggi tingkat leverage kemungkinan besar perusahaan akan

mengalami pelanggaran terhadap kontrak hutang sehingga manajer akan

berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi dibandingkan laba

di masa depan. Laba yang dilaporkan lebih tinggi akan mengurangi

kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian hutang. Manajer akan

memilih metode akuntansi yang akan memaksimalkan laba sekarang. Oleh

Page 73: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

59

karena itu semakin tinggi tingkat leverage semakin besar kemungkinan

perusahaan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan

berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi dan supaya laba

yang dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi biaya-biaya

(Anggraini, 2006).

Putri et al., (2016) menyatakan bahwa leverage berpengaruh

signifikan terhadap manajemen laba. Jika suatu perusahaan memiliki

leverage yang tinggi, maka kemungkinan untuk melakukan manajemen

laba sangat besar. Ketika manajemen termotivasi untuk meningkatkan

kinerjanya, maka diperlukan tambahan modal kerja dari pihak luar

(pinjaman) yang lebih besar pula. Semakin tinggi rasio leverage

memotivasi manajemen untuk melakukan manajemen laba. Hasil yang

sama juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Hasty dan

Herawaty (2017) dimana leverage memiliki pengaruh terhadap

manajemen laba.

Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya sebagaimana telah

dipaparkan di atas, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai

berikut.

H4: Leverage berpengaruh terhadap manajemen laba.

5. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Manajemen Laba

Umur perusahaan adalah umur sejak berdirinya hingga perusahaan

telah mampu menjalankan operasinya. Perusahaan yang telah lama berdiri

akan mendapat perhatian yang lebih dari para stakeholder dibandingkan

Page 74: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

60

dengan perusahaan yang baru berdiri, kredibilitas perusahaan yang sudah

lama berdiri tentunya membuat investor lebih percaya dalam

menempatkan modalnya disana, karena perusahaan yang telah lama berdiri

dinilai lebih berpengalaman dan lebih baik dalam pengelolaan perusahaan

dibandingkan perusahaan baru.

Secara teoritis perusahaan yang telah lama berdiri akan dipercaya oleh

penanam modal (investor) daripada perusahaan yang baru berdiri, karena

perusahaan yang telah lama berdiri diasumsikan akan dapat menghasilkan

laba yang lebih tinggi daripada perusahaan baru berdiri. Akibatnya

perusahaan yang baru berdiri akan kesulitan dalam memperoleh dana di

pasar modal sehingga lebih mengandalkan modal sendiri (Zen dan

Herman, 2007).

Agar mampu menarik minat investor untuk menempatkan

investasinya pada perusahaan yang beru berdiri, perusahaan harus dapat

meyakinkan investor salah satu caranya dengan menunjukkan performa

perusahaan yang baik lewat laba perusahaan. Selain itu pengawasan dari

pihak eksternal terhadap perusahaan yang baru berdiri juga lebih minim

dibandingkan perusahaan yang telah lama berdiri. Maka, kemungkinan

manajemen untuk melakukan manajemen laba lebih tinggi agar menarik

minat investor.

Firsta dan Murniati (2017) menyatakan bahwa umur perusahaan

berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba. Sama halnya

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Kristanti (2015) bahwa

Page 75: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

61

umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen

laba.

Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya sebagaimana telah

dipaparkan di atas, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai

berikut.

H5: Umur perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba.

6. Pengaruh Strategi Bisnis terhadap Manajemen Laba dengan Kualitas

Audit Sebagai Variabel Moderasi

Strategi bisnis terkait dengan rangkaian keputusan manajemen untuk

dapat bersaing dalam suatu industri dan memasarkan produknya. Strategi

bisnis yang dipilih oleh manajemen dapat memberikan dampak terhadap

besarnya laba yang dimiliki oleh perusahaan. Oleh karena itu, strategi

bisnis dapat berperan dalam menstimulasi keputusan manajer untuk

malakukan manajemen laba (Widyasari et al., 2017).

Timbulnya praktik manajemen laba dapat dijelaskan dengan teori

agensi. Di dalam teori agensi mengasumsikan bahwa agen memiliki lebih

banyak informasi daripada prinsipal, karena prinsipal tidak dapat

mengamati kegiatan yang dilakukan agen secara terusmenerus. Dalam

kondisi asimetri seperti ini perlu ada orang ketiga yaitu auditor sebagai

pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal

(shareholder) dan pihak manajer (agent) dalam mengelola keuangan

perusahaan (Christiani dan Nugrahanti, 2014).

Page 76: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

62

Auditor yang memiliki spesialisasi industri tertentu dimungkinkan

akan dapat lebih mendeteksi kesalahan – kesalahan dan manipulasi yang

dilakukan oleh manajemen auditee daripada auditor tanpa keahlian khusus

(Nihlati dan Meiranto, 2014). Auditor yang memiliki banyak klien dalam

industri yang sama akan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang

risiko audit khusus yang mewakili industri tersebut (Rachmawati dan

Fuad, 2013).

Rachmawati (2013) menyatakan dalam risetnya bahwa auditor

spesialis industri memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

manajemen laba akrual. Hal ini berarti bahwa discretionary accruals

perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis industri lebih rendah

dibandingkan dengan discretionary accruals perusahaan yang diaudit oleh

auditor non spesialis industri.

Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya sebagaimana telah

dipaparkan di atas, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai

berikut.

H6: Kualitas audit mampu memoderasi pengaruh strategi bisnis

terhadap manajemen laba.

7. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba dengan

Kualitas Audit sebagai Variabel Moderasi

Perusahaan besar dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang

lebih kredibel untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan aset

perusahaan tersebut. Untuk menjamin kualitas laporan keuangan

Page 77: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

63

perusahan harus mengaudit laporan keuangan, auditor spesialis industri

diharapkan mampu menjamin kualitas laporan keuangan lebih tinggi.

Jasa audit yang berkualitas akan berdampak pada peningkatan

kepercayaan pengguna laporan keuangan bahwa laporan keuangan yang

dihasilkan merupakan laporan keuangan yang berkualitas, sehingga dapat

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi (Santoso et al.,

2017).

Auditor dengan spesialisasi industri memiliki pemahaman yang lebih

baik tentang karakteristik industri, lebih patuh terhadap standar auditing,

memahami resiko dan masalah dalam industri yang diaudit, memiliki

kemampuan mendeteksi error lebih baik daripada non spesialisasi industri

auditor sehingga spesialisasi industri auditor dapat lebih baik mengurangi

manajemen laba daripada non spesialisasi industri auditor (Nihlati dan

Meiranto, 2014).

Meskipun menggunakan proxy yang berbeda dalam mengukur

kualitas audit, dalam penelitiannya Santoso (2017) menyatakan bahwa

kualitas audit mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap

kinerja perusahaan, hal ini membuktikan bahwa perusahaan besar

cenderung bertindak hati-hati dalam melakukan pengelolaan perusahaan

untuk menghindari pengawasan ketat dari analis keuangan (Auditor-

KAP).

Page 78: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

64

Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya sebagaimana telah

dipaparkan di atas, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai

berikut.

H7: Kualitas audit mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan

terhadap manajemen laba.

8. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba dengan Kualitas

Audit sebagai Variabel Moderasi

Salah satu tujuan perusahaan beroperasi adalah untuk memperoleh

laba. Apabila kinerja perusahaan berada dalam kinerja buruk maupun

kinerja yang baik, manajer akan bertindak oportunis dengan menaikkan

laba atau menurunkan laba sesuai kondisi kinerja perusahaan tersebut.

Apabila kinerja perusahaan buruk pihak manajemen akan melakukan

tindakan manajemen laba dengan cara menaikkan laba akuntansinya,

begitu juga sebaliknya jika perusahaan berkinerja baik pihak manajemen

akan melakukan tindakan manajemen laba dengan cara menurunkan

labanya (Hasty dan Herawaty, 2017).

Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hasty dan

Herawaty (2017) dan Purnama (2017) profitabilitas mampu

mempengaruhi tindak manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen.

Hal ini terjadi karena adanya perbedaan kepentingan yang terjadi antara

principal dan agent.

Principal membutuhkan pihak ketiga untuk menekan atau

meminimalisir tindakan manajemen laba yang kemungkinan dilakukan

Page 79: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

65

oleh agent. Auditor dapat menjadi salah satu jalan keluar untuk menekan

tindakan manajemen laba tersebut.

Nihlati (2014) dalam risetnya menyatakan bahwa kualitas audit yang

diproksikan menggunakan spesialisasi auditor berpengaruh terhadap

manajemen laba. Auditor berkualitas tinggi akan melakukan pengujian

audit yang efektif untuk mendeteksi terjadinya manajemen laba, tidak

menerima praktik akuntansi yang dipertanyakan, dan cenderung

melaporkan kecurangan serta ketidakpatuhan standar.

Auditor spesialis industri merupakan auditor yang memiliki

pemahaman dan pengalaman yang lebih mengenai suatu jenis industri

tertentu dibandingkan dengan auditor yang tidak spesialis pada industri

tertentu. Auditor spesialis industri diharapkan memiliki kinerja yang lebih

baik dibandingkan auditor lainnya dalam meminimalisir praktek

manajemen laba (Rachmawati dan Fuad, 2013).

H8: Kualitas audit mampu memoderasi pengaruh profitabilitas

terhadap manajemen laba.

9. Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba dengan Kualitas

Audit sebagai Variabel Moderasi

Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa jauh suatu

perusahaan bergantung pada kreditor dalam membiayai aset perusahaan.

Jika leverage tinggi maka perusahaan akan menjadi ketergantungan pada

pihak luar dalam membiayai asetnya (Hasty dan Herawaty, 2017). Nilai

rasio leverage yang tinggi menggambarkan perusahaan memiliki banyak

Page 80: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

66

hutang kepada pihak eksternal. Akibatnya kondisi tersebut mendorong

manajemen perusahaan untuk melakukan praktik manajemen laba

(Purnama, 2017).

Kebijakan hutang merupakan salah satu alternatif lain untuk

mendapatkan dana selain penjualan saham. Dalam perjanjian hutang, ada

kepentingan perusahaan untuk dinilai positif oleh kreditur dalam hal

kemampuan membayar hutangnya. Oleh karena itu, perusahaan akan

melakukan kecurangan berupa manajemen laba yaitu meningkatkan laba

yang dilaporkan untuk meningkatkan daya tawar perusahaan dalam

negosiasi hutang, mengurangi kekhawatiran kreditur dan untuk mendapat

kelonggaran batas kredit (Wardani dan Isabela, 2017).

Oleh karena itu, auditor sebagai pihak independen seharusnya mampu

untuk melakukan deteksi atas manajemen laba yang dilakukan oleh

perusahaan sehingga dapat menekan pihak yang nantinya akan dirugikan.

Seperti kasus SNP Finance yang mengalami gagal bayar atas bunga

medium term notes yang diterbitkannya.

Maletta dan Wright (1996) dalam Christiani dan Nugrahanti (2014)

menjelaskan bahwa auditor yang memiliki pemahaman yang lebih

komprehensif tentang suatu tren dan karakteristik industri tertentu akan

lebih efektif dalam melakukan audit daripada auditor yang tidak memiliki

pengetahuan tentang industri tertentu tersebut. Yasmi (2016) menyatakan

bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba, hal ini

menunjukkan bahwa auditor yang berkualitas mampu mendeteksi dan

Page 81: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

67

meminimalisir terjadinya tindak manajemen laba yang dilakukan oleh

manajemen.

H9: Kualitas audit mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap

manajemen laba.

10. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Manajemen Laba dengan

Kualitas Audit sebagai Variabel Moderasi

Umur perusahaan adalah umur sejak berdirinya perusahaan hingga

perusahaan telah mampu menjalankan operasinya. Perusahaan yang telah

lama berdiri umumnya memiliki profitabilitas yang lebih stabil

dibandingkan perusahaan yang baru berdiri atau yang memiliki waktu

yang singkat. Dengan laba yang relatif stabil, maka tindakan perusahaan

dalam melakukan manajemen laba juga semakin berkurang. Dengan

demikian semakin lama suatu perusahaan berdiri maka semakin kecil pula

presentase perusahaan melakukan manajemen laba (Wardani dan Isabela,

2017).

Auditor sebagai pihak independen diharapkan mampu memberikan

opini terkait laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen dan mampu

mendeteksi apabila terjadi fraud didalamnya. Kualitas audit dapat diukur

menggunakan spesialisasi auditor atau ukuran kantor akuntan publik,

dalam penelitian ini pengukuran yang akan digunakan adalah spesialisasi

auditor.

Rachmawati (2013) menyatakan dalam risetnya bahwa auditor

spesialis industri memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

Page 82: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

68

manajemen laba akrual. Hal ini berarti bahwa discretionary accruals

perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis industri lebih rendah

dibandingkan dengan discretionary accruals perusahaan yang diaudit oleh

auditor non spesialis industri.

H10: Kualitas audit mampu memoderasi pengaruh umur perusahaan

terhadap manajemen laba.

Page 83: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

69

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, artinya penelitian yang

menguji hipotesis yang diajukan untuk menilai hubungan antara beberapa

variabel. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada variabel atau permasalahan

yang akan diteliti, yaitu strategi bisnis, ukuran perusahaan, profitabilitas,

leverage, umur perusahaan, kualitas audit dan manajemen laba. Berdasarkan

jenisnya penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan data yang

digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dengan mengakses

laporan keuangan di website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perusahaan

sektor manufaktur yang terdaftar dan mempublikasikan laporan keuangannya

di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2017. Teknik sampling yang digunakan

untuk menentukan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu

pengambilan sampel tidak acak dimana harus memenuhi kriteria-kriteria yang

telah disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Kriteria yang

digunakan untuk memilih sampel adalah:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

periode 2012-2017.

2. Perusahaan manufaktur yang selama periode pengambilan sampel

penelitian tidak mengalami delisting.

Page 84: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

70

3. Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata uang asing pada

laporan keuangannya.

4. Perusahaan manufaktur yang tersedia data-data laporan keuangannya

secara lengkap.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan teknik dokumenter, yaitu

teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-

dokumen baik tertulis maupun elektronik. Peneliti memperoleh data yang

berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, tesis,

artikel, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan masalah penelitian

ini. Peneliti memperoleh data sampel berupa data sekunder dalam bentuk

laporan keuangan perusahaan yang didapat dari website Bursa Efek Indonesia,

www.idx.co.id.

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan 7 variabel yaitu 5 variabel independen, 1

variabel dependen dan 1 variabel moderasi

1. Variabel Dependen

a) Manajemen Laba

Manajemen laba merupakan tindakan oportunistik manajemen

dalam memanipulasi nilai laba perusahaan dengan tujuan pribadi

manajemen. Manajemen laba pada penelitian ini diestimasi dengan

discretionary accruals.

Page 85: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

71

Manajemen laba akrual merupakan tindakan oportunistik

manajemen dalam memanfaatkan teknik akuntansi untuk keuntungan

manajemen, hal ini dapat terjadi karena keleluasaan manajer dalam

menentukan praktik akuntansi yang digunakan oleh perusahaan.

Dalam penelitian ini manajemen laba akrual diproksikan

menggunakan model Kasznik (1999), model ini dipilih karena model

ini memiliki nilai R-Square terbesar diantara model lainnya (Siregar

dan Utama, 2008). Model Kasznik di proksikan dengan discretionary

acccrual dan non-discretionary accrual, model regresi sebagai

berikut:

𝐷𝐴𝑖𝑡 = 𝑇𝐴𝑖𝑡 − 𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡

Secara bertahap dijelaskan secara detail sebagai berikut:

1) Menghitung nilai total akrual dengan formulasi:

𝑇𝐴𝑖𝑡 = 𝑁𝐼𝑖𝑡 − 𝐶𝐹𝑂𝑖𝑡

2) Menentukan nilai parameter αt,β1t,β2t,β3t dengan formulasi:

𝑇𝐴𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡−1= 𝛼𝑡 (

1

𝐴𝑖𝑡−1) + 𝛽1𝑡 (

∆𝑅𝐸𝑉𝑖𝑡 − ∆𝑅𝐸𝐶𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡−1) + 𝛽2𝑡 (

𝑃𝑃𝐸𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡−1) + 𝛽3𝑡 (

∆𝐶𝐹𝑂𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡−1)

3) Menghitung non-discretionary accruals

𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡 = 𝛼𝑡 (1

𝐴𝑖𝑡−1) + 𝛽1𝑡 (

∆𝑅𝐸𝑉𝑖𝑡 − ∆𝑅𝐸𝐶𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡−1) + 𝛽2𝑡 (

𝑃𝑃𝐸

𝐴𝑖𝑡−1) + 𝛽3𝑡 (

∆𝐶𝐹𝑂𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡−1)

4) Menentukan nilai akrual diskresioner

𝐷𝐴𝑖𝑡 = 𝑇𝐴𝑖𝑡 − 𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡

Keterangan:

TAit : Total akrual perusahaan i pada periode t

Page 86: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

72

NIit : Laba bersih perusahaan i pada periode t

CFOit : Arus kas operasi perusahaan i pada periode t

NDAit : Akrual non diskresioner perusahaan i pada

periode t

DAit : Akrual diskresioner perusahaan i pada periode

t

Ait-1 : Total aset perusahaan i pada periode t

PPE : Property, plant and equipment perusahaan i

pada periode

∆REVit : Perubahan pendapatan perusahaan i pada

periode t

∆RECit : Perubahan piutang usaha i pada periode t

∆CFOit : Perubahan arus kas operasional perusahaan i

pada periode t

αt,β1t,β2t,β3t : Parameter yang diperoleh dari persamaan

regresi

εit : Error term perusahaan i pada periode t.

2. Variabel Independen

a) Strategi bisnis

Strategi bisnis merupakan sesuatu yang sangat fundamental bagi

setiap perusahaan, untuk mencapai tujuannya setiap perusahaan

haruslah memiliki rencana agar setiap indikator dari tujuan

Page 87: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

73

perusahaan dapat terpenuhi. Miles dan Snow (1978) telah

mengkategorikan strategi perusahaan dalam empat tipe, yaitu

prospector, defender, analyzer dan reactor.

Dalam penelitian ini hanya dua tipe strategi bisnis dari tipologi

Miles dan Snow (1978) yang dipakai yaitu prospector dan defender

(Widyasari et al., 2017; Wardani et al., 2017; Houqe et al., 2015;

Bentley et al., 2013; Higgins et al., 2011).

Penelitian ini menggunakan 4 proxy yang digunakan oleh Bentley

et al., 2013 dalam Wardani et al., 2017 untuk mengukur strategi

bisnis, yaitu:

1) Employee to sale

Proxy ini digunakan untuk menghitung tingkat kemampuan

efisiensi dari produksi dan distribusi produk dari setiap

perusahaan. Perusahaan yang menggunakan strategi defenders

lebih fokus terhadap efisiensi organisasi, maka defenders

memiliki jumlah pegawai yang lebih sedikit dibandingkan

prospectors atau rasio employee to sale yang lebih kecil.

𝐸𝑚𝑝𝑡𝑜𝑆 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

2) Market to book ratio

Proxy ini digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan

perusahaan. Perusahaan yang menggukanan strategi prospectors

memiliki peluang untuk bertumbuh lebih cepat dibandingkan

perusahaan defenders

Page 88: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

74

𝑀𝑡𝑜𝐵 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚⁄

3) Market to sale

Proxy ini digunakan untuk menghitung tingkat efisiensi

marketing perusahaan. Perusahaan yang menggukanan strategi

prospectors mempunyai beban iklan yang lebih tinggi

dibandingkan perusahaan defenders.

𝑀𝑡𝑜𝑆 =𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐼𝑘𝑙𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

4) Fixed assets intensity

Proxy ini digunakan untuk menghitung tingkat fokus

perusahaan pada produksi asetnya. Perusahaan yang

menggunakan strategi defenders memiliki rasio fixed assets

intensity yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan prospectors.

𝑃𝑃𝐸𝐼𝑁𝑇 =𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛, 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

Setiap komponen di ranking per tahun dan diberi skor

berdasarkan kuantilnya, untuk observasi yang berada di kuantil

tertinggi akan diberi skor 5 dan yang berada di kuantil terendah akan

diberi skor 1. Cara penilaian ini diberikan untuk semua komponen,

kecuali fixed assets intensity yang diberi penilaian secara terbalik.

Selanjutnya skor ranking tersebut dijumlah sehinga setiap observasi

memiliki nilai minimal 4 dan maksimal 20.

Page 89: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

75

Tabel 3.1

Kriteria Penentuan Skor Strategi Bisnis 5

Skor Strategi Tipe Strategi

4 – 10 Defender

11 – 20 Prospector

Sumber: Wardani dan Isabela (2017)

b) Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menggambarkan besar atau kecilnya

perusahaan, perusahaan yang lebih besar digambarkan memiliki

performa dan kinerja yang lebih baik daripada perusahaan yang lebih

kecil. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan berbagai macam cara,

diantaranya menggunakan total aset perusahaan, kapitalisasi pasar dan

lainnya.

Dalam penelitian ini proxy yang digunakan untuk mengukur

ukuran perusahaan menggunakan total aset perusahaan.

𝑆𝐼𝑍𝐸 = 𝐿𝑛(𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡)

c) Profitabilitas

Return on assets merupakan salah satu dari rasio profitabilitas

yang digunakan untuk menilai seberapa besar laba yang diperoleh

perusahaan setelah pajak dari besarnya aktiva perusahaan, di samping

itu rasio profitabilitas dapat digunakan sebagai ukuran penting untuk

menilai sehat tidaknya suatu perusahaan. Oleh karena itu tingkat

profitabilitas yang stabil akan memberikan keyakinan pada investor

atas investasi yang dilakukan karena memberikan gambaran bahwa

perusahaan secara berkala akan menghasilkan laba. Semakin

Page 90: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

76

tingginya nilai dari return on assets menunjukkan semakin efisiennya

perusahaan dalam memperoleh laba dengan memanfaatkan aset

perusahaan (Salim dan Rice, 2013).

Dalam penelitian ini proxy yang digunakan untuk mengukur

ukuran perusahaan menggunakan rasio return on assets.

𝑅𝑂𝐴 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

d) Leverage

Rasio leverage menggambarkan besarnya aktiva perusahaan yang

dibiayai oleh hutang. Semakin tinggi leverage menggambarkan

semakin besar aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Dalam

penelitian ini pengukuran leverage menggunakan proxy debt to assets

ratio (Hasty dan Herawaty, 2017).

𝐷𝐴𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

e) Umur Perusahaan

Umur perusahaan adalah umur sejak berdirinya hingga telah

mampunya perusahaan menjalankan operasinya, perusahaan yang

telah lama menjalankan operasinya dapat dikatakan memiliki

kredibilitas yang telah teruji dari sisi pengelolaan dan keuntungan

karena dinilai lebih memiliki pengalaman dalam industri. Dalam

penelitian ini umur perusahaan dinyatakan dengan rumus sebagai

berikut (Agustia dan Suryani, 2018):

𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 = 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 − 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖𝑎𝑛

Page 91: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

77

3. Variabel Moderasi

a) Kualitas Audit

Kualitas audit merepresentasikan seberapa baik pemeriksaan

yang dilakukan oleh auditor. Kualitas audit dapat diukur

menggunakan proxy spesialisasi auditor atau ukuran KAP. Dalam

penelitian ini proxy yang digunakan merupakan spesialisasi auditor.

Spesialisasi industri auditor diukur dengan menggunakan metode

pendekatan market share. Menurut Gul et al., (2009) dalam Karman

et al., (2017), metode ini mengasumsikan bahwa spesialisasi pada

auditor merupakan hasil dari pengalaman melakukan audit atas

volume bisnis yang besar dalam suatu industri. Perhitungan

spesialisasi industri auditor adalah sebagai berikut:

𝑆𝑃𝐸𝐶 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑙𝑖𝑒𝑛 𝐾𝐴𝑃 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑚𝑖𝑡𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖×

𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑘𝑙𝑖𝑒𝑛 𝐾𝐴𝑃 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖

𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑒𝑚𝑖𝑡𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖

Spesialisasi industri auditor diukur menggunakan variabel

dummy, jika KAP menguasai 15% market share atau lebih (spesialis),

diberi kode 1. Jika KAP menguasai kurang dari 15% market share

(non-spesialis), diberi kode 0.

Page 92: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

78

Tabel 3.2

Penggukuran Operasional Variabel Penelitian6

Variabel Indikator Skala Referensi

Strategi

Bisnis (X1)

EmptoS = Jumlah

Pegawai/Penjualan

MtoB = Harga Pasar

Saham/(Jumlah Modal/Jumlah

Saham)

MtoS = Beban Iklan/Total

Penjualan

PPEINT = Bangunan, Tanah dan

Peralatan/Total Aset

STRAT = EmptoS + MtoB + MtoS

+ PPEINT

Rasio Wardani dan

Isabela

(2017)

Ukuran

Perusahaan

(X2)

Ln (Total Aset) Rasio Putri,

Rahayu, dan

Yudowati

(2016)

Profitabilitas

(X3)

ROA = Laba Setelah Pajak/Total

Aset

Rasio Purnama

(2017)

Leverage

(X4)

DAR = Total Kewajiban/Total Aset Rasio Hasty dan

Herawaty

(2017)

Umur

Perusahaan

(X5)

Umur Perusahaan = Tahun Berjalan

– Tahun Pendirian

Rasio Agustia dan

Suryani

(2018)

Kualitas

Audit (X6)

Auditor spesialisasi industri (SPEC

≥ 15%) = 1

Auditor non-spesialisasi industri

(SPEC < 15%) = 0

Nominal Karman,

Abdi, dan

Ardina

(2017)

Manajemen

Laba (Y)

DAit = TAit - NDAit Rasio Ahmar,

Rokhmania,

dan Samekto

(2016)

Sumber: Diolah dari berbagai sumber

E. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan lebih dari dua variabel, dengan metode

analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda (multiple linear

regression). Regresi linier berganda adalah analisis yang mengukur pengaruh

Page 93: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

79

variabel bebas terhadap variabel terikat dengan variabel bebas lebih dari satu

variabel. Seperti halnya uji parametris lainnya, regresi linear berganda juga

mempunyai syarat atau asumsi klasik yang harus terpenuhi. Berikut merupakan

penjelasan tahapan-tahapan dalam pengujian ini:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan regresi atas sampel penelitian, penulis

melakukan analisis statistik deskriptif terhadap data yang didapatkan.

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, minimum, sum,

range, kurtosis dan skewness (kemelencengan distribusi) (Ghozali, 2016).

2. Uji Asumsi Klasik

Uji regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model penelitian

telah memenuhi syarat, yakni lolos dari uji asumsi klasik. Hal tersebut

dilakukan untuk memastikan bahwa data yang akan diuji telah terdistribusi

secara normal dan tidak mengandung multikolinearitas, heteroskedastitas

dan autokorelasi yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya

memiliki distribusi normal. Uji statistik yang digunakan dalam uji

normalitas ini adalah Kolmogrov-Smirnov test, dengan ketentuan hasil

sebagai berikut (Ghozali, 2016):

Page 94: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

80

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola

distribusi normal, dan pada tabel Kolmogrov-Smirnov

signifikansinya lebih dari 5% (>0,05) maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola

distribusi normal, dan pada tabel Kolmogrov-Smirnov

signifikansinya kurang dari 5% (<0,05) maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Berikut merupakan cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya multikolinearitas didalam model regresi diantaranya

(Ghozali, 2016):

1) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika

antara variabel ada korelasi yang cukup tinggi (>0,90) maka hal

ini mengidentifikasi adanya multikolinearitas.

2) Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance

inflation factor (VIF). Nilai tolerance yang rendah sama dengan

nilai VIF tinggi (VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum

Page 95: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

81

dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai

Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Regresi bebas

dari masalah multikolinearitas jika nilai Tolerance > 0,10 atau

sama dengan nilai VIF < 10.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Pengujian dilakukan

dengan uji statistik non-parametrik Runs Test, yang bertujuan untuk

menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar

residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa

residual adalah acak atau random. Ketentuan dari pengujian ini adalah

jika p value ≤ 0,05 (signfikan pada 0,05) berarti residual tidak random

atau terdapat hubungan korelasi antar residual. Jika p value ≥ 0,05

berarti residual random atau tidak terdapat korelasi antar residual

(Ghozali, 2016).

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu

ke pengamatan ke pengamatan lain teteap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika sebaliknya disebut heteroskedastisitas.

Page 96: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

82

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).

Untuk menguji heteroskedastisitas dapat menggunakan uji white

dan melihat grafik scatterplot. Uji white mengusulkan untuk meregres

nilai residual kuadrat (U2t) terhadap variabel independen, variabel

indpenden kuadrat dan interaksi variabel independen. Dalam uji white

pengujian dapat dikatakan terbebas dari heteroskedastisitas jika nilai

c2 hitung < c2 tabel. Dalam grafik scatterplot, jika ada pola tertentu,

seperti titik-titik yang membentuk gelombang, melebar, lalu

menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

Namun, jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas

dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).

3. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Moderasi (Moderated Regression Analysis)

Analisis Regresi Moderasi atau Moderated Regression Analysis

(MRA) merupakan aplikasi khusus regresi linear untuk menentukan

hubungan antara dua variabel yang dipengaruhi oleh variabel ketiga.

Variabel moderasi adalah variabel independen yang akan memperkuat

atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016). Pengujian variabel

moderasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu; uji interaksi, uji nilai

selisih mutlak dan uji residual.

Page 97: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

83

Dalam penelitian ini menggunakan uji interaksi, dengan

persamaan sebagai berikut

𝑌 = 𝛼 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + 𝛽4𝑋3 + 𝛽5𝑋3 + 𝛽6(𝑋1𝑋6) +

𝛽7(𝑋2𝑋6) + 𝛽8(𝑋3𝑋6) + 𝛽9(𝑋4𝑋6) + 𝛽10(𝑋5𝑋6) + 𝑒

Keterangan:

Y = Manajemen Laba

A = Konstanta

Β = Koefisen regresi

X1 = Strategi Bisnis

X2 = Ukuran Perusahaan

X3 = Profitabilitas

X4 = Leverage

X5 = Umur Perusahaan

X6 = Kualitas Audit

X1X6 = Variabel perkalian antara variabel independen

strategi bisnis dan variabel moderasi kualitas audit

X2X6 = Variabel perkalian antara variabel independen ukuran

perusahaan dan variabel moderasi kualitas audit

X3X6 = Variabel perkalian antara variabel independen

profitabilitas dan variabel moderasi kualitas audit

X4X6 = Variabel perkalian antara variabel independen

leverage dan variabel moderasi kualitas audit

Page 98: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

84

X5X6 = Variabel perkalian antara variabel independen umur

perusahaan dan variabel moderasi kualitas audit

E = Error

1) Uji Determinasi

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah

antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dan menjelaskan variasi

variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2016).

2) Uji Signifikansi Parameter Simultan (Statistik F)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua

variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam

model memiliki pengaruh bersama-sama terhadap variabel

dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F

dengan kriteria pengambilan keputusan bahwa apabila nilai

signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak, sedangkan apabila nilai

signifikansi < 0,05 maka Ha diterima (Ghozali, 2016).

Page 99: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

85

3) Uji Signifikansi Parameter Individual (Statistik t)

Pengujian parsial statistik t digunakan untuk

mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel indpenden

secara individual dalam menjelaskan variasi variabel

dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

tingkat signifikan 0,05 (α=5%).

Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung

dengan t hitung > t tabel maka H0 ditolak atau Ha diterima.

Hal ini ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih kecil dari

alpha, artinya suatu variabel independen mempunyai

pangaruh secara parsial terhadap varibel dependen.

Sebaliknya, jika t hitung < t tabel maka H0 diterima atau Ha

ditolak. Hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi akan

lebih besar dari nilai alpha, artinya suatu variabel independen

tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2016).

Page 100: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

86

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Gambaran umum objek penelitian menyajikan prosedur pemilihan

sampel dan kelompok perusahaan yang menjadi populasi dalam penelitian ini.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2017. Penelitian ini dalam

pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu penentuan

sampel berdasarkan kriteria tertentu. Data yang digunakan merupakan data

sekunder yang berasal dari laporan keuangan tahun 2012-2017, data diperoleh

melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia pada alamat website www.idx.co.id.

Pada tabel 4.1 dibawah ini menyajikan tahapan seleksi sampel

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

Tabel 4.1

Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria7

Keterangan Jumlah

Perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun 2012-2017 149

Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap dan memenuhi

kriteria

(105)

Perusahaan dengan data outlier (4)

Perusahaan yang dapat menjadi sampel 40

Total sampel data perusahaan manufaktur tahun 2012-2017

(40 x 6)

240

Sumber: Data Sekunder yang diolah

Berdasarkan data dalam tabel 4.1 terlihat bahwa perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2017 sebanyak 149

perusahaan. Dari 149 perusahaan terdapat 105 perusahaan yang tidak

menyediakan laporan keuangan secara lengkap. Sementara itu terdapat 4

Page 101: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

87

perusahaan yang menjadi outlier atau data memiliki nilai yang ekstrim.

Terdapat 40 perusahaan yang datanya dapat diolah dalam penelitian ini,

sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini selama empat tahun adalah 240

sampel.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, minimum,

sum, range, kurtosis dan skewness. Penelitian ini menggunakan analisis

deskriptif yang meliputi nilai rata-rata, maksimum, minimum dan standar

deviasi dari masing-masing variabel penelitian.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu strategi

bisnis, ukuran perusahaan, kualitas audit dan manajemen laba. Dalam tabel

4.2 menunjukkan analisis deskriptif untuk variabel yang digunakan dalam

penelitian ini.

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif8

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DA 240 -0,155 0,216 0,028 0,060

STRAT 240 5 18 12,04 2,979

LN ASET 240 25,608 33,320 28,755 1,788

ROA 240 0,001 0,421 0,107 0,085

LEV 240 0,051 0,886 0,396 0,168

AGE 240 3 85 38,25 15,176

Valid N (listwise) 240

Sumber: Output SPSS yang diolah

Page 102: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

88

a. Ukuran Perusahaan

Hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan dengan jumlah sampel (N) sebanyak 240 memiliki

nilai log natural asset minimum sebesar 25,608 yang diperoleh dari

Intanwijaya Internasional Tbk pada tahun 2012, sedangkan nilai log

natural asset maksimum 33,320 yang diperoleh dari Astra

Internasional Tbk pada tahun 2017. Nilai Nilai rata-rata (mean)

sebesar 28,755 dan standar deviasi sebesar 1,788.

b. Strategi Bisnis

Hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa

strategi perusahaan dengan jumlah sampel (N) sebanyak 240 memiliki

nilai skor strategi bisnis minimum sebesar 5 yang diperoleh salah

satunya dari Tirta Sentosa Tbk pada tahun 2012, sedangkan nilai skor

strategi bisnis maksimum 18 yang diperoleh salah satunya dari Merck

Tbk pada tahun 2014. Nilai Nilai rata-rata (mean) sebesar 12,04 yang

berarti rata-rata perusahaan bertipe prospectors dan standar deviasi

sebesar 2,979.

c. Profitabilitas

Hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan dengan jumlah sampel (N) sebanyak 240 memiliki

nilai profitabilitas minimum sebesar 0,001 yang diperoleh dari

Indospring tbk pada tahun 2015, sedangkan nilai profitabilitas

maksimum 0,421 yang diperoleh dari Unilever Indonesia tbk pada

Page 103: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

89

tahun 2013. Nilai Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,107 dan standar

deviasi sebesar 0,085.

d. Leverage

Hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan dengan jumlah sampel (N) sebanyak 240 memiliki

nilai leverage minimum sebesar 0,507 yang diperoleh dari Astra

Internasional tbk pada tahun 2012, sedangkan nilai leverage

maksimum 0,886 yang diperoleh dari Unilever Indonesia tbk pada

tahun 2017. Nilai Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,396 dan standar

deviasi sebesar 0,168.

e. Umur Perusahaan

Hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan dengan jumlah sampel (N) sebanyak 240 memiliki

nilai umur perusahaan minimum sebesar 3 yang diperoleh dari

Indofood CBP Sukses Makmur tbk pada tahun 2012, sedangkan nilai

umur perusahaan maksimum 85 yang diperoleh dari Delta Djakarta

tbk pada tahun 2017. Nilai Nilai rata-rata (mean) sebesar 38,250 dan

standar deviasi sebesar 15,176.

f. Manajemen Laba

Hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa

manajemen laba dengan jumlah sampel (N) sebanyak 144 memiliki

nilai discretionary accrual minimum sebesar -0,109 yang diperoleh

dari Merck Tbk tahun 2014 sedangkan nilai discretionary accrual

Page 104: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

90

maksimum sebesar 0,149 yang diperoleh dari Merck Tbk pada tahun

2016. Nilai Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,009 dan standar deviasi

sebesar 0,047.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki data

yang terdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini

menggunakan analisis grafik (grafik histogram dan normal probability

plot) dan uji statistik (non parametrik Kolmogorof-Smirnov/K-S).

Berikut hasil dari masing-masing pengujian dan penjelasannya.

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas dengan Histogram3

Sumber: Output SPSS yang diolah

Tampilan histogram pada gambar 4.1 menunjukkan pola

lonceng yang berarti bahwa grafik tersebut memberikan pola lonceng

yang terdistribusi normal dan berbentuk simetris. Sehingga dapat

Page 105: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

91

disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini

terdistribusi normal. akan tetapi untuk mendukung hasil analisis grafik

histogram, maka dilakukan analisis terhadap grafik normal

probability plot seperti pada gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal P-Plot4

Sumber: Output SPSS yang diolah

Tampilan grafik normal probability plot pada gambar 4.2

menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan

memiliki arah garis diagonal. Pola penyebaran tersebut menunjukkan

bahwa data terdistribusi normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa

model regresi memenuhi asumsi normalitas dan layak digunakan

untuk pengujian selanjutnya. Hal ini juga diperkuat oleh hasil uji

statistik non parametrik Kolmogorof-Smirnov pada tabel 4.3 berikut:

Page 106: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

92

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorof-Smirnov (K-S) 9

Sumber: Output SPSS yang diolah

Tabel 4.3 menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-Tailed) sebesar

0,200. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi 5% atau 0,05.

Dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal dan sesuai dengan

hasil analisis grafik.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah terjadi

korelasi antara variabel bebas satu sama lainnya. Uji multikolinearitas

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis nilai tolerance

dan variance inflation factor (VIF). Model regresi dinyatakan bebas

dari multikolinearitas apabila variabel independen memiliki nilai

tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10. Hasil analisis nilai

tolerance dan variance inflation factor (VIF) disajikan dalam tabel 4.4

berikut ini:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 240

Normal

Parametersa,b

Mean 0,000

Std. Deviation 0,054

Most Extreme

Differences

Absolute 0,051

Positive 0,051

Negative -0,032

Test Statistic 0,051

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Page 107: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

93

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas10

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

STRAT 0,894 1,119

LN ASET 0,655 1,526

ROA 0,595 1,680

LEV 0,926 1,080

AGE 0,620 1,614

SPEC 0,623 1,605

a. Dependent Variable: DA

Sumber: Output SPSS yang diolah

Hasil perhitungan nilai tolerance pada tabel 4.4 menunjukkan

tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang

dari 0,10. Hasil perhitungan nilai variance inflation factor (VIF) juga

menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF

lebih dari 10. Sehingga tidak ada korelasi antara variabel independen,

maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar

variabel independen dalam model regresi.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Pada

penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Run

Test. Hasil uji autokorelasi dengan Run Test disajikan dalam tabel 4.5

berikut:

Page 108: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

94

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi11

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -0,00304

Cases < Test Value 120

Cases >= Test Value 120

Total Cases 240

Number of Runs 112

Z -1,164

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,244

a. Median Sumber: Output SPSS yang diolah

Hasil Run Test pada tabel 4.5 menunjukkan nilai test sebesar -

0,00304 dan Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,244. Nilai Asymp.Sig (2-

tailed) sebesar 0,244 diatas nilai signifikansi yaitu 0,05 berarti bahwa

residual random (acak) atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai

residual.

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah

terdapat ketidaksamaan varians dari satu residual pengamatan dengan

pengamatan lain. Dalam mendeteksi heteroskedastisitas digunakan

grafik scatterplot dan uji white. Berikut ini pada gambar 4.3 adalah

hasil uji heteroskedastisitas menggunakan grafik scatterplot:

Page 109: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

95

Gambar 4.3

Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot5

Sumber: Output SPSS yang diolah

Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar

secara acak (random) dibawah atau diatas angka 0 pada sumbu Y,

sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak

terdapat heteroskedastisitas dan layak untuk digunakan. Hal ini juga

didukung oleh hasil uji white yang disajikan dalam tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Uji White12

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,298a ,089 ,041 ,00423

a. Predictors: (Constant), X1X2X3X4X5X6, LEV2, STRAT,

LNASET2, AGE, SPEC2, ROA, AGE2, LEV, ROA2, STRAT2,

LN ASET

b. Dependent Variable: Res2

Sumber: Output SPSS yang diolah

Page 110: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

96

Hasil uji white diatas menggunakan asumsi regresi sebagai

berikut:

𝑈2𝑡 = 𝑏0 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 + 𝑏4𝑋4 + 𝑏5𝑋5 + 𝑏6𝑋6 +

𝑏7𝑋12 + 𝑏8𝑋2

2 + 𝑏9𝑋32 + 𝑏10𝑋4

2 + 𝑏11𝑋52 + 𝑏12𝑋6

2 +

𝑏13𝑋1𝑋2𝑋3𝑋4𝑋5𝑋6

Uji Heteroskedastisitas dengan uji white menyatakan bahwa

heteroskedastisitas tidak terjadi jika C2 hitung < C2 tabel. Dimana C2

= N (Total Sampel) x R2. Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa C2

hitung = 240 x 0,089 = 21,36. Sedangkan nilai C2 tabel dengan

tingkat signifikansi 0,05 adalah 277,138. Maka, nilai C2 hitung lebih

kecil dibanding C2 tabel. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model

regresi ini terbebas dari heteroskedastisitas.

3. Analisis Hasil Regresi Moderasi (Moderated Regression Analysis)

Setelah model penelitian memenuhi uji asumsi klasik, langkah

selanjutnya yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan melakukan uji

koefisien determinasi dan uji t. Pengujian menggunakan regresi moderate

sebagai berikut.

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Koefisien determinasi (Adjusted R Square) dapat dilihat

pada tabel 4.7 berikut:

Page 111: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

97

Tabel 4.7

Hasil Uji Koefisien Determinasi13

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,451a ,203 ,168 ,054

a. Predictors: (Constant), AGESP, STRAT, LEV, AGE, LN ASET,

ROA, LEVSP, ROASP, STSP, LNSP

Sumber: Output SPSS yang diolah

Hasil regresi memiliki nilai Adjusted R Square sebesar 0,168

atau 16,8%. Jadi dapat dikatakan bahwa besarnya pengungkapan

manajemen laba perusahaan manufaktur pada Bursa Efek Indonesia

periode 2012-2017 dipengaruhi oleh strategi bisnis, ukuran

perusahaan, profitabilitas, leverage dan umur perusahaan. Sedangkan

83,2% besarnya pengungkapan manajemen laba disebabkan oleh

variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti

konvergensi IFRS (Widyawati dan Anggarita, 2013) & corporate

governance (Reviani dan Sudantoko, 2012).

b. Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F)

Uji F bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh bersama-

sama antar variabel independen (strategi bisnis, ukuran perusahaan,

profitabilitas, leverage dan umur perusahaan) terhadap variabel

dependen (manajemen laba). Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka

Ha diterima. Nilai F dapat dilihat dari tabel 4.8 berikut:

Page 112: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

98

Tabel 4.8

Hasil Uji Signifikansi Simultan14

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression ,173 10 ,017 5,839 ,000b

Residual ,677 229 ,003

Total ,849 239

a. Dependent Variable: DA

b. Predictors: (Constant), AGESP, STRAT, LEV, AGE, LN ASET,

ROA, LEVSP, ROASP, STSP, LNSP

Sumber: Output SPSS yang diolah

Pada tabel 4.8 menunjukkan hasil uji signifikansi (Uji F)

terhadap variabel independen dan dependen. Tabel tersebut

menunjukkan bahwa strategi bisnis, ukuran perusahaan, profitabilitas,

leverage, dan umur perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap

manajemen laba. Hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikansi 0,000

yang lebih kecil dari 0,05.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Pengujian parsial atau uji t digunakan untuk menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual

dalam menjelaskan variasi variabel dependen yang diuji pada tingkat

signifikansi 0,05. Hasil uji t ditunjukkan dalam tabel 4.9 berikut:

Page 113: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

99

Tabel 4.9

Hasil Uji Parsial (T-Test)15

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -,265 ,069 -3,862 ,000

STRAT -,006 ,002 -,301 -3,836 ,000

LN ASET ,014 ,003 ,418 5,341 ,000

ROA ,249 ,083 ,353 2,987 ,003

LEV ,015 ,025 ,043 ,597 ,551

AGE -,002 ,000 -,396 -3,558 ,000

STSP ,002 ,003 ,236 ,858 ,392

LNSP -,002 ,002 -,479 -1,297 ,196

ROASP -,075 ,110 -,107 -,681 ,496

LEVSP -,059 ,051 -,192 -1,176 ,241

AGESP ,001 ,001 ,384 1,910 ,057

a. Dependent Variable: DA

Sumber: Output SPSS yang diolah

Berdasarkan hasil analisis regresi diatas maka diperoleh persamaan

regresi sebagai berikut:

Y = -0,265 - 0,006X1 + 0,014X2 + 0,249X3 + 0,015X4 –

0,002X5 + 0,002 (X1X6) – 0,002 (X2X6) – 0,075 (X3X6) –

0,059 (X4X6) + 0,001 (X5X6) + 0,069

Keterangan:

Y = Manajemen Laba

X1 = Strategi Bisnis

X2 = Ukuran Perusahaan

X3 = Profitabilitas

X4 = Leverage

X5 = Umur Perusahaan

Page 114: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

100

X1X6 = Variabel perkalian antara Strategi Bisnis dengan

Kualitas Audit

X2X6 = Variabel perkalian antara Ukuran Perusahaan

dengan Kualitas Audit

X3X6 = Variabel perkalian antara Profitabilitas dengan

Kualitas Audit

X4X6 = Variabel perkalian antara Leverage dengan

Kualitas Audit

X5X6 = Variabel perkalian antara Umur Perusahaan dengan

Kualitas Audit

Hipotesis 1: Pengaruh Strategi Bisnis Terhadap Manajemen Laba

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui nilai signifikansi t pada

variabel strategi bisnis sebesar 0,000. Hasil pengujian ini mendukung

hipotesis pertama (H1) karena variabel strategi bisnis memiliki nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti variabel strategi bisnis

berpengaruh terhadap manajemen laba.

Hipotesis 2: Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen

Laba

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui nilai signifikansi t pada

variabel ukuran perusahaan sebesar 0,000. Hasil pengujian ini

mendukung hipotesis kedua (H2) karena variabel ukuran perusahaan

memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti variabel

ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba.

Page 115: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

101

Hipotesis 3: Pengaruh Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui nilai signifikansi t pada

variabel ukuran perusahaan sebesar 0,003. Hasil pengujian ini

mendukung hipotesis ketiga (H3) karena variabel profitabilitas memiliki

nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti variabel profitabilitas

berpengaruh terhadap manajemen laba.

Hipotesis 4: Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui nilai signifikansi t pada

variabel ukuran perusahaan sebesar 0,551. Hasil pengujian ini tidak

mendukung hipotesis keempat (H4) karena variabel leverage memiliki

nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti variabel leverage

tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Hipotesis 5: Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Manajemen Laba

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui nilai signifikansi t pada

variabel ukuran perusahaan sebesar 0,000. Hasil pengujian ini

mendukung hipotesis kelima (H5) karena variabel umur perusahaan

memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti variabel

umur perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba.

Hipotesis 6: Pengaruh Strategi Bisnis Terhadap Manajemen Laba

dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderasi

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui nilai signifikansi t pada

variabel interaksi strategi bisnis dan kualitas audit sebesar 0,392. Hasil

pengujian ini tidak mendukung hipotesis keenam (H6) karena variabel

Page 116: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

102

interaksi strategi bisnis dan kualitas audit memiliki nilai signifikansi lebih

besar dari 0,05. Hal ini berarti kualitas audit tidak mampu memoderasi

pengaruh strategi bisnis terhadap manajemen laba.

Hipotesis 7: Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen

Laba dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderasi

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui nilai signifikansi t pada

variabel interaksi ukuran perusahaan dan kualitas audit sebesar 0,196.

Hasil pengujian ini tidak mendukung hipotesis ketujuh (H7) karena

variabel interaksi ukuran perusahaan dan kualitas audit memiliki nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti kualitas audit tidak

mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen

laba.

Hipotesis 8: Pengaruh Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba

dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderasi

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui nilai signifikansi t pada

variabel interaksi ukuran perusahaan dan kualitas audit sebesar 0,496.

Hasil pengujian ini tidak mendukung hipotesis kedelapan (H8) karena

variabel interaksi profitabilitas dan kualitas audit memiliki nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti kualitas audit tidak

mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap manajemen laba.

Hipotesis 9: Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba dengan

Kualitas Audit sebagai Variabel Moderasi

Page 117: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

103

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui nilai signifikansi t pada

variabel interaksi leverage dan kualitas audit sebesar 0,241. Hasil

pengujian ini tidak mendukung hipotesis kesembilan (H9) karena

variabel interaksi leverage dan kualitas audit memiliki nilai signifikansi

lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti kualitas audit tidak mampu

memoderasi pengaruh leverage terhadap manajemen laba.

Hipotesis 10: Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Manajemen

Laba dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderasi

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui nilai signifikansi t pada

variabel interaksi umur perusahaan dan kualitas audit sebesar 0,057. Hasil

pengujian ini tidak mendukung hipotesis kesepuluh (H10) karena

variabel interaksi umur perusahaan dan kualitas audit memiliki nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti kualitas audit tidak

mampu memoderasi pengaruh umur perusahaan terhadap manajemen laba.

4. Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

a. Pengaruh Strategi Bisnis terhadap Manajemen Laba

Pengaruh strategi bisnis dalam tabel 4.9 dilambangkan dengan

STRAT memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dengan

demikian hipotesis pertama (H1) diterima, artinya strategi bisnis

berpengaruh terhadap manajemen laba.

Hipotesis pertama menunjukkan bahwa strategi perusahaan

dapat memicu terjadinya manajemen laba, dalam Houqe et al., (2015)

dijelaskan bahwa perusahaan bertipe prospectors cenderung lebih

Page 118: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

104

fokus terhadap pengembangan produk dan inovasi. Perusahaan

prospectors berkembang dalam industri yang inovatif serta pasar yang

berkembang, hal ini tentunya memerlukan komitmen dan biaya yang

besar. Di sisi lain, perusahaan defenders berkembang dalam industri

dan pasar yang stabil. Stabilitas dan sifat prediktif industri dan pasar

menciptakan tekanan bagi perusahaan defenders untuk menghasilkan

aliran pendapatan yang relatif stabil dan dapat diprediksi.

Dengan demikian, pemilik perusahaan yang mengadopsi

strategi defenders akan menuntut laba yang lebih stabil karena

perusahaan defenders cenderung dilihat oleh investor sebagai

investasi yang secara inheren lebih stabil dan minim risiko. Ekspetasi

investor ini akan membuat manajemen perusahaan defenders berusaha

memenuhi ekspektasi investor terhadap kinerja perusahaan. Dengan

demikian, dalam perusahaan defenders, ada pemicu yang kuat untuk

manajemen melakukan tindak manajemen laba untuk menghasilkan

jumlah laba yang stabil.

Hasil penelitian ini, konsisten dengan penelitian sebelumnya

yang menyatakan bahwa strategi bisnis berpengaruh terhadap

manajemen laba, seperti penelitian yang dilakukan oleh Bentley et al.,

(2013) dan Houqe et al., (2015). Sedangkan penelitian ini tidak

konsisten terhadap penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa

strategi bisnis tidak berpengaruh terhadap manajemen laba yaitu

Widyasari et al., (2017) dan Wardani et al., (2017).

Page 119: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

105

b. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba

Pengaruh strategi bisnis dalam tabel 4.9 dilambangkan dengan

LN ASET memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dengan

demikian hipotesis kedua (H2) diterima, artinya ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap manajemen laba.

Hipotesis kedua menunjukkan bahwa perusahaan besar dituntut

untuk lebih baik dalam mengelola keuangannya dibanding perusahaan

kecil. Perusahaan kecil memiliki peluang untuk melakukan

manajemen laba dikarenakan pengawasan yang lebih minim serta

untuk menunjukkan kinerja keuangan yang baik untuk kepentingan

menarik investor. Sementara perusahaan yang lebih besar akan

memilih melakukan manajemen laba untuk menghindari fluktuasi

laba yang drastis.

Dengan diterimanya hipotesis tersebut maka menunjukkan

bahwa besar atau kecilnya perusahaan mempengaruhi tingkat

manajemen laba. Hasil penelitian ini konsisten terhadap beberapa

penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap manajemen laba, seperti penelitian yang

dilakukan oleh Purnama (2017) dan Putri et al., (2016). Sementara itu,

penelitian ini tidak mendukung penelitian Putri dan Titik (2014),

Reviani dan Sudantoko (2012) yang menunjukkan bahwa tidak

terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba.

Page 120: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

106

c. Pengaruh Profitabilitas terhadap Manajemen Laba

Pengaruh strategi bisnis dalam tabel 4.9 dilambangkan dengan

ROA memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,003. Dengan demikian

hipotesis ketiga (H3) diterima, artinya profitabilitas berpengaruh

terhadap manajemen laba.

Hipotesis ketiga menunjukkan bahwa Semakin tinggi

profitabilitas suatu perusahaan maka kinerja dan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan juga meningkat.

Profitabilitas yang tinggi menggambarkan bahwa kinerja perusahaan

baik, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah menunjukkan

bahwa kinerja perusahaan mengalami penurunan.

Terjadinya perbedaan kepentingan antara principal dan agent

dimana principal lebih menyukai laba yang stabil daripada fluktuatif,

oleh karena itu akan mendorong manajer dalam melakukan tindak

manajemen laba.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hasty dan

Herawaty (2017) dan Purnama (2017) yang menyatakan bahwa

profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba. Sementara itu,

penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Aji dan Mita (2010) dan Agustia dan Suryani (2018)

yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba.

Page 121: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

107

d. Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba

Pengaruh strategi bisnis dalam tabel 4.9 dilambangkan dengan

LEV memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,551. Dengan demikian

hipotesis keempat (H4) ditolak, artinya leverage tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba.

Hipotesis keempat menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

leverage kemungkinan besar perusahaan akan mengalami

pelanggaran terhadap kontrak hutang sehingga manajer akan berusaha

untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi dibandingkan laba di

masa depan. Laba yang dilaporkan lebih tinggi akan mengurangi

kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian hutang. Manajer akan

memilih metode akuntansi yang akan memaksimalkan laba sekarang.

Oleh karena itu semakin tinggi tingkat leverage semakin besar

kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit sehingga

perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih

tinggi dan supaya laba yang dilaporkan tinggi maka manajer harus

mengurangi biaya-biaya (Anggraini, 2006).

Akan tetapi dengan ditolaknya hipotesis ini menunjukkan

bahwa tinggi atau rendahnya leverage tidak mempengaruhi

manajemen laba. Hal ini disebabkan karena perusahaan manufaktur

yang dijadikan sampel tidak tergantung pada utang dalam membiayai

aset perusahaan, sehingga tidak mempengaruhi terhadap keputusan

manajemen perusahaan dalam pengaturan jumlah laba yang akan

Page 122: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

108

dilaporkan apabila terjadi perubahan pada tingkat utang. Selain itu,

hasil tersebut menunjukkan bahwa informasi mengenai leverage

perusahan yang termuat dalam laporan tahunan memberikan

informasi yang kurang bermakna bagi investor maupun kreditur,

padahal leverage dapat memicu praktik manajemen laba dikarenakan

kepentingan perusahaan untuk memperoleh modal dari kreditur dan

perhatian investor (Purnama, 2017).

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Purnama (2017)

dan Maruli et al., (2018) yang menyatakan bahwa leverage tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba. Sementara itu penelitian ini

tidak konsisten dengan beberapa penelitian sebelumya seperti Putri et

al., (2016) dan Agustia (2013) yang menyatakan bahwa leverage

berpengaruh terhadap manajemen laba.

e. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Manajemen Laba

Pengaruh strategi bisnis dalam tabel 4.9 dilambangkan dengan

AGE memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dengan demikian

hipotesis keempat (H5) diterima, artinya umur perusahaan

berpengaruh terhadap manajemen laba.

Hipotesis kelima menunjukkan bahwa umur perusahaan dapat

mempengaruhi manajemen laba, perusahaan yang telah lama berdiri

akan mendapat perhatian yang lebih dari para stakeholder

dibandingkan dengan perusahaan yang baru berdiri, kredibilitas

perusahaan yang sudah lama berdiri tentunya membuat investor lebih

Page 123: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

109

percaya dalam menempatkan modalnya disana, karena perusahaan

yang telah lama berdiri dinilai lebih berpengalaman dan lebih baik

dalam pengelolaan perusahaan dibandingkan perusahaan baru.

Agar mampu menarik minat investor untuk menempatkan

investasinya pada perusahaan yang beru berdiri, perusahaan harus

dapat meyakinkan investor salah satu caranya dengan menunjukkan

performa perusahaan yang baik lewat laba perusahaan. Selain itu

pengawasan dari pihak eksternal terhadap perusahaan yang baru

berdiri juga lebih minim dibandingkan perusahaan yang telah lama

berdiri. Maka, kemungkinan manajemen untuk melakukan

manajemen laba lebih tinggi agar menarik minat investor.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Firsta dan

Murniati (2017) dan Sari dan Kristanti (2015) yang menyatakan

bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba.

f. Pengaruh Strategi Bisnis terhadap Manajemen Laba dengan

Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderasi

Pengaruh strategi bisnis dalam tabel 4.9 dilambangkan dengan

STSP memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,392. Dengan demikian

hipotesis keenam (H6) ditolak, artinya kualitas audit tidak mampu

memoderasi pengaruh strategi bisnis terhadap manajemen laba.

Kualitas audit yang menggunakan proxy spesialisasi industri

tidak dapat memoderasi pengaruh antara strategi bisnis dan

manajemen laba, hal ini dimungkinkan karena auditor spesialis

Page 124: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

110

industri tidak mampu mendeteksi manajemen laba yang disebabkan

oleh strategi bisnis perusahaan, hal ini bisa disebabkan minimnya

pengetahuan auditor tentang strategi bisnis perusahaan atau

kemungkinan terjadinya manajemen laba yang di latar belakangi oleh

strategi bisnis perusahaan sangat minim.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widyasari et al.,

(2017) menunjukkan bahwa kualitas audit mampu memoderasi

pengaruh strategi bisnis dan manajemen laba. Hasil penelitian tersebut

merupakan analisis tambahan yang dilakukan Widyasari et al., (2017)

dalam penelitiannya, pada penelitian yang dilakukannya kualitas audit

menggunakan proxy ukuran KAP. Pada perusahaan loss, kualitas

audit yang tinggi (diproksikan dengan BIG4) mampu menekan

besaran manajemen laba riil yang dilakukan oleh perusahaan

defender. Pada saat perusahaan memilih strategi defender, hal ini

membuat auditor BIG4 lebih waspada sehingga BIG4 mampu

mendeteksi dan mengurangi besaran manajemen laba riil yang

dilakukan oleh perusahaan defender.

Sedangkan dalam penelitian yang sama oleh Widyasari et al.,

(2017) temuan yang lain dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

secara umum (baik pada pengujian fullsample maupun pada sampel

profit dan loss), tanpa memperhitungkan strategi bisnis perusahaan,

manajemen laba riil lebih sulit dideteksi karena hasil pengujian

Page 125: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

111

menunjukkan bahwa BIG4 tidak mampu menekan besaran

manajemen laba riil yang dilakukan oleh klien.

g. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba

dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderasi

Pengaruh ukuran perusahaan dalam tabel 4.9 dilambangkan

dengan LNSP memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,196. Dengan

demikian hipotesis ketujuh (H7) ditolak, artinya kualitas audit tidak

mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap

manajemen laba.

Kualitas audit yang menggunakan proxy spesialisasi auditor

tidak dapat memoderasi pengaruh antara ukuran perusahaan dan

manajemen laba. hal ini dimungkinkan karena tidak semua

perusahaan besar atau kecil diaudit oleh auditor spesialis industri.

Penelitian sebelumnya oleh Santoso et al., (2017) menemukan

bahwa kualitas audit mampu memoderasi pengaruh ukuran

perusahaan terhadap kinerja perusahaan. Dalam penelitiannya kualitas

audit menggunakan proxy ukuran KAP. Serta terdapat perbedaan pada

variabel dependen yang menggunakan kinerja perusahaan.

Berdasarkan penelitiannya perusahaan besar cenderung bertindak

hati-hati dalam melakukan pengelolaan perusahaan untuk

menghindari pengawasan ketat dari auditor, oleh karena itu akan

meningkatkan kinerja perusahaan.

Page 126: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

112

h. Pengaruh Profitabilitas terhadap Manajemen Laba dengan

Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderasi

Pengaruh profitabilitas dalam tabel 4.9 dilambangkan dengan

ROASP memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,496. Dengan

demikian hipotesis kedelapan (H8) ditolak, artinya kualitas audit

tidak mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap

manajemen laba.

Apabila kinerja perusahaan buruk pihak manajemen akan

melakukan tindakan manajemen laba dengan cara menaikkan laba

akuntansinya, begitu juga sebaliknya jika perusahaan berkinerja baik

pihak manajemen akan melakukan tindakan manajemen laba dengan

cara menurunkan labanya.

Kualitas audit yang menggunakan proxy spesialisasi auditor

tidak dapat memoderasi pengaruh antara profitabilitas dan manajemen

laba. hal ini dimungkinkan karena auditor spesialis industri kurang

mampu untuk mendeteksi manajemen laba yang disebabkan oleh

profitabilitas perusahaan, atau kualitas audit tidak mampu menekan

terjadinya manajemen laba yang disebabkan oleh profitabilitas.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya

oleh Hasty dan Herawati (2017) menunjukkan bahwa kualitas audit

tidak mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap

manajemen laba.

Page 127: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

113

i. Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba dengan Kualitas

Audit Sebagai Variabel Moderasi

Pengaruh leverage dalam tabel 4.9 dilambangkan dengan

LEVSP memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,496. Dengan demikian

hipotesis kesembilan (H9) ditolak, artinya kualitas audit tidak mampu

memoderasi pengaruh leverage terhadap manajemen laba.

Kebijakan hutang merupakan salah satu alternatif lain untuk

mendapatkan dana selain penjualan saham. Dalam perjanjian hutang,

ada kepentingan perusahaan untuk dinilai positif oleh kreditur dalam

hal kemampuan membayar hutangnya. Oleh karena itu, perusahaan

akan melakukan kecurangan berupa manajemen laba yaitu

meningkatkan laba yang dilaporkan untuk meningkatkan daya tawar

perusahaan dalam negosiasi hutang, mengurangi kekhawatiran

kreditur dan untuk mendapat kelonggaran batas kredit (Wardani dan

Isabela, 2017).

Dalam penelitian ini leverage secara parsial tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba, hal ini dimungkinkan karena perusahaan

yang dijadikan sampel tidak terlalu bergantung pada hutang. Audit

yang berkualitas dinilai mampu menekan tindak manajemen laba yang

dilakukan manajemen seperti penelitian Yasmi (2016). Sementara itu,

kualitas audit yang menggunakan proxy spesialisasi auditor tidak

mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap manajemen laba.

Page 128: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

114

Hal ini dimungkinkan karena auditor spesialisasi industri tidak

mampu mendeteksi manajemen laba yang disebabkan oleh leverage

perusahaan, atau kualitas audit tidak mampu menekan terjadinya

manajemen laba yang disebabkan oleh leverage. Penelitian ini

konsisten dengan penelitian sebelumnya oleh Hasty dan Herawati

(2017) menunjukkan bahwa kualitas audit tidak mampu memoderasi

pengaruh leverage terhadap manajemen laba.

j. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Manajemen Laba dengan

Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderasi

Pengaruh umur perusahaan dalam tabel 4.9 dilambangkan

dengan AGESP memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,057. Dengan

demikian hipotesis kesepuluh (H10) ditolak, artinya kualitas audit

tidak mampu memoderasi pengaruh umur perusahaan terhadap

manajemen laba.

Perusahaan yang telah lama berdiri umumnya memiliki

profitabilitas yang lebih stabil dibandingkan perusahaan yang baru

berdiri atau yang memiliki waktu yang singkat. Dengan laba yang

relatif stabil, maka tindakan perusahaan dalam melakukan manajemen

laba juga semakin berkurang. Dengan demikian semakin lama suatu

perusahaan berdiri maka semakin kecil pula presentase perusahaan

melakukan manajemen laba (Wardani dan Isabela, 2017).

Auditor sebagai pihak independen diharapkan mampu menekan

tindak manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen. Akan tetapi

Page 129: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

115

dalam penelitian ini kualitas audit yang menggunakan proxy

spesialisasi auditor tidak mampu memoderasi pengaruh umur

perusahaan terhadap manajemen laba. Hal ini dimungkinkan karena

auditor spesialisasi industri tidak mampu mendeteksi manajemen laba

yang disebabkan oleh umur perusahaan, atau kualitas audit tidak

mampu menekan terjadinya manajemen laba yang disebabkan oleh

umur perusahaan.

Penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya Alhadab

dan Clacher (2017), Alzoubi (2017) dan Yasmi (2016) yang

menyatakan bahwa secara parsial kualitas audit berpengaruh terhadap

manajemen laba. Sedangkan dalam penelitian Firsta dan Murniati

(2017), Sari dan Kristanti (2015) menyatakan bahwa secara parsial

umur perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba.

Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan diatas maka

ringkasan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.10

berikut:

Tabel 4.10

Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis16

Hipotesis Hasil

H1 Strategi bisnis berpengaruh terhadap

manajemen laba

Diterima

H2 Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

manajemen laba

Diterima

H3 Profitabilitas berpengaruh terhadap

manajemen laba

Diterima

H4 Leverage berpengaruh terhadap manajemen

laba

Ditolak

H5 Umur perusahaan berpengaruh terhadap

manajemen laba

Diterima

Page 130: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

116

Hipotesis Hasil

H6 Kualitas audit mampu memoderasi pengaruh

strategi bisnis terhadap manajemen laba

Ditolak

H7 Kualitas audit mampu memoderasi pengaruh

ukuran perusahaan terhadap manajemen laba

Ditolak

H8 Kualitas audit mampu memoderasi pengaruh

profitabilitas terhadap manajemen laba

Ditolak

H9 Kualitas audit mampu memoderasi pengaruh

leverage terhadap manajemen laba

Ditolak

H10 Kualitas audit mampu memoderasi pengaruh

umur perusahaan terhadap manajemen laba

Ditolak

Sumber: Data sekunder yang diolah

Page 131: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

117

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi bisnis,

ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan umur perusahaan terhadap

manajemen laba dengan kualitas audit sebagai variabel moderasi. Populasi

penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun

2012-2017. Sampel penelitian berjumlah 40 perusahaan selama 6 tahun dengan

total 240 perusahaan. Berdasarkan pengujian yang dilakukan menggunakan uji

regresi berganda dan uji regresi moderasi maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Strategi bisnis berpengaruh terhadap manajemen laba

2. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba

3. Profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba

4. Leverage berpengaruh terhadap manajemen laba

5. Umur perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba

6. Kualitas audit tidak dapat memoderasi pengaruh strategi bisnis terhadap

manajemen laba

7. Kualitas audit tidak dapat memoderasi pengaruh ukuran perusahaan

terhadap manajemen laba

8. Kualitas audit tidak dapat memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap

manajemen laba

Page 132: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

118

9. Kualitas audit tidak dapat memoderasi pengaruh leverage terhadap

manajemen laba

10. Kualitas audit tidak dapat memoderasi pengaruh umur perusahaan

terhadap manajemen laba

B. Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Bagi penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah variabel yang

digunakan dalam penelitian ini seperti mekanisme corporate

governance, struktur kepemilikan, dan variabel lain yang relevan.

2. Bagi penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel moderasi yang

lain agar lebih akurat dalam menjelaskan fenomena yang ada.

3. Bagi penelitian selanjutnya dapat menggunakan proxy lain dalam

menghitung manajemen laba seperti manajemen laba riil (biaya produksi,

beban diskresioner dan manipulasi penjualan) atau menggunakan

revenue discretionary model.

4. Bagi penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel industri lain

karena beberapa penelitian sebelumnya tentang strategi bisnis hanya

terbatas pada perusahaan manufaktur.

Page 133: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

119

DAFTAR PUSTAKA

Agustia, Dian. “Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow,

dan Leverage Terhadap Manajemen Laba.” Jurnal Akuntansi dan

Keuangan, 2013: 27-42.

Agustia, Yofi Prima, dan Elly Suryani. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur

Perusahaan, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba (Studi

Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2014-2016).” Jurnal Aset, 2018.

Ahmar, Nurmala, Nuraini Rokhmania, dan Agus Samekto. “Model Manajemen

Laba Akrual dan Riil Berbasis Implementasi International Financial

Reporting Standards.” Jurnal Akuntansi & Investasi, 2016: 79-92.

Aji, Dhamar Yudho, dan Aria Farah Mita. “Pengaruh Profitabilitas, Risiko

Keuangan,Nilai Perusahaan, dan Struktur Kepemilikan terhadap Praktek

perataan Laba: Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

BEI.” SNA XIII, 2010.

Anggraini, Reni Retno. “Pengungkapan informasi sosial dan faktor-faktor yang

mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan

tahunan (studi empiris pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar bursa

efek jakarta).” Simposium Nasional Akuntansi IX, 2006: 1-21.

Astuti, Ayu Yuni, Elva Nuraina, dan Anggita Langgeng Wijaya. “Pengaruh Ukuran

Perusahaan dan Leverage Terhadap Manajemen Laba.” FIPA, 2017.

Badriyah, Lulu. Infobanknews.com. 06 Juli 2018. http://infobanknews.com/belajar-

dari-kasus-snp-finance/.

Bentley, Kathleen A., Thomas C. Omer, dan Nathan Y. Sharp. “Business Strategy,

Financial Reporting Irregularities, and Audit Effort.” Contemporary

Accounting Research, 2013: 780-817.

Christiani, Inggrid, dan Yeterina Widi Nugrahanti. “Pengaruh Kualitas Audit

Terhadap Manajemen Laba.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 2014: 52-

62.

Coram, Ferguson P., dan R Moroney. “Internal Audit, Alternative Internal Audit

Structures and The Level of Misappropriation Assets Fraud.” Accounting &

Finance, 2008: 543-559.

DeAngelo, L. “Auditor Independence, “low balling” and Disclosure Regulation.”

Journal of accounting and Economics, 1981: 113-127.

Ernawati. “Pengaruh Strategi Bisnis dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap

Hubungan antara Informasi Broad Scope Sistem Akuntansi Manajemen dan

Kinerja Manajerial.” Jurnal Akuntansi dan Investasi, 2005: 21-39.

Page 134: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

120

Firsta, dan Murniati. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Dan

Struktur Kepemilikan Terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan Perbankan

Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011-2014.” Jurnal Ekonomi & Bisnis

Dharma Andalas, 2017.

Fischer, Marilyn, dan Kenneth Rosenzweigh. “Attitudes of Students and accounting

Practitioners Concerning the Ethical Acceptability of Earnings

Management.” Journal of Business Ethics, 1995: 443-444.

Ghazali, Aziatul Waznah, Nur Aima Shafie, dan Zuraidah Mohd Sanusi. “Earnings

Management: An Analysis of Opportunistic Behaviour, Monitoring

Mechanism and Financial Distress.” Procedia Economics and Finance 28,

2015: 190-201.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:

Universitas Diponegoro, 2016.

Gumanti, Tatang Ari. “Earnings Management Penawaran Saham Perdana di Bursa

Efek Jakarta.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 2000: 165-183.

Gumiwang, Ringkang. Tirto.id. 21 Juni 2018. https://tirto.id/kasus-snp-finance-

amp-upaya-menutup-celah-curang-keuangan-cMdD.

Hasibuan, Veronica, Moch Dzulkirom, dan Ni Endang. “Pengaruh Leverage dan

Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan.” Jurnal Administrasi Bisnis,

2016.

Hasty, Ayu Dwi, dan Vinola Herawaty. “Pengaruh Struktur Kepemilikan,

Leverage, Profitabilitas dan Kebijakan Dividen Terhadap Manajemen Laba

dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderasi.” Jurnal Media Riset

Akuntansi, Auditing & Informasi, 2017: 1-16.

Healy, Paul M., dan J.M. Wahlen. “A Review Of The Earnings Management

Literature And Its Implications For Standard Setting.” Accounting Horizons

13, 1999: 365-383.

Higgins, Danielle M., Thomas C. Omer, dan John D. Phillips. “Does a Firm’s

Business Strategy Influence its Level of Tax Avoidance?” University of

Connecticut, 2011.

Houqe, Muhammad Nurul, Ryan Kerr, dan Reza Monem. “Business Strategy,

Economic Growth and Earnings Quality.” 2015.

Imelda, Elsa, dan Agnes Palauw. “Analisis Manajemen Laba Melalui Akrual

Diskresioner dan Manipulasi Aktivitas Riil pada Penawaran Publik Perdana

dan Efeknya Terhadap Kinerja Pasar Jangka Panjang.” SNA XVII, 2012.

Joseph, Herunata, dan Ratna Wardhani. “Karakteristik Pribadi Komite Audit dan

Praktik Manajemen Laba.” SNA XIII Purwokerto, 2010.

Karman, I Wayan, I Nyoman Abdi, dan Cening Ardina. “Pengaruh Jenis,

Spesialisasi Industri Auditor, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan terhadap

Page 135: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

121

Going Concern Reporting.” Journal of Applied Accounting and Taxation,

2017: 134-142.

Karsam. “Pengaruh Strategi Bisnis Terhadap Sistem Pengendalian Manajemen –

Studi pada BUMN Kategori Industri Strategis di Indonesia.” Jurnal

Dinamika Akuntansi dan Bisnis, 2017: 113-124.

Kieso, D.E., J.J. Weigandt, dan T.D. Warfield. Intermediate Accounting IFRS

Edition. Hoboken Willey, 2013.

Lisa, Oyong. “Asimetri Informasi dan Manajemen Laba: Suatu Tinjauan dalam

Hubungan Keagenan.” WIGA, 2012.

Liu, Xiaoyan, dan Yanqing Yu. “Impact in Earnings Management of Fair Value

Measurement Based on Electric Power Industry.” International Business

Research, 2013.

Luayyi, Sri. “Teori Keagenan dan Manajemen Laba dari Sudut Pandang Manajer.”

El Muhasaba Jurnal Akuntansi, 2012.

Maruli, Sahat, H. Afrizal, dan Netty Herawaty. “Perbandingan Pengaruh Free Cash

Flow, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada

Perusahaan Properti, Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia.” Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi, 2018: 1-17.

Nihlati, Haniatun, dan Wahyu Meiranto. “Analisis Pengaruh Kualitas Audit

Terhadap Earnings Management.” Diponegoro Journal of Accounting,

2014.

Nurchasanah, Rizmah, dan Wiwin Rahmanti. “Analisis Faktor-Faktor Penentu

Kualitas Audit.” Jurnal Akuntansi dan Manajemen, 2003: 47-66.

Ontorael, Rianty, dan Ira Geraldina. “Trade-Off Antara Manajemen Laba Akrual

dan Riil Pada Bank Konvensional Publik di Indonesia.” Jurnal Akuntansi

dan Keuangan Indonesia, 2017: 46-61.

Panda, Brahmadev, dan N.M. Leepsa. “Agency theory: Review of Theory and

Evidence on Problems and Prespectives.” Indian Journal of Corporate

Governance, 2017: 74-95.

Purnama, Dendi. “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan,

Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Manajerial terhadap

Manajemen Laba.” JRKA, 2017.

Purnomo, Herdaru. CNBC Indonesia. 02 Agustus 2018.

https://www.cnbcindonesia.com/market/20180802101243-17-26563/ada-

apa-dengan-deloitte-dan-snp-finance-ini-penjelasannya.

Putri, Alifia Yuliandri, Sri Rahayu, dan Siska Yudowati. “Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage terhadap Praktik Perataan Laba.”

Telkom University, 2016: 1589.

Page 136: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

122

Putri, Mauliridiyah Sevilia, dan Farida Titik. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial,

Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada

Perusahaan Food And Beverage.” Universitas Telkom, 2014: 238.

Rachman, Fadhly Fauzi. Detik Finance. 27 April 2018.

https://finance.detik.com/moneter/d-3994551/bank-bukopin-permak-

laporan-keuangan-ini-kata-bi-dan-ojk.

Rachmawati, Yulia, dan Fuad. “Pengaruh Kualitas Auditor Terhadap Manajemen

Laba.” Diponegoro Journal of Accounting, 2013: 1-9.

Rahman, Annisa, dan Yanthi Hutagaol. “Manajemen Laba Melalui Akrual dan

Aktivitas Real pada Penawaran Perdana dan Hubungannya dengan Kinerja

Jangka Panjang (Studi Empiris pada BEJ).” Jurnal Akuntansi dan

Keuangan Indonesia, 2008.

Ratmono, Dwi. “Manajemen Laba Riil dan Berbasis Akrual: Dapatkah Auditor

yang Berkualitas Mendeteksinya?” SNA XIII, 2010.

Reviani, Dinni, dan Djoko Sudantoko. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran

Perusahaan, dan Corporate Governance terhadap Manajemen Laba.”

Prestasi, 2012: 96-112.

Ruspandi, Hasan, dan Rusdayanti Asma. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Profitabilitas Perusahaan Pembiayaan di Indonesia.” Jurnal Wawasan

Manajemen, 2014.

Sa'diyah, Siti, dan Suwardi Bambang Hermanto. “Pengaruh Manajemen Laba

Akrual dan Manajemen Laba Riil Terhadap Nilai Perusahaan.” Jurnal Ilmu

dan Riset Akuntansi, 2017: vol. 6, no. 9.

Salim, Sartika, dan Rice. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan

Perataan Laba Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia.”

Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, 2013.

Santoso, Aprih, Diana Puspitasari, dan Rahmatya Widyaswati. “Pengaruh

Manajemen Laba dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan

dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Pemoderasi.” Jurnal Administrasi

dan Bisnis, 2017: 71-84.

Sari, Kartika. Integrity Indonesia. 14 September 2017. https://integrity-

indonesia.com/id/blog/2017/09/14/skandal-keuangan-perusahaan-toshiba/.

Sari, Lusy Rahma. “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Struktur Kepemilikan

terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Artikel Universitas Negeri Padang,

2014.

Sari, Nieken Herma, dan Nurmala Ahmar. “Revenue Discretionary Model

Pengukuran Manajemen Laba: Berdasarkan Sektor Industri Manufaktur di

Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 2014: 43-51.

Page 137: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

123

Sari, Rut Puspita, dan Putriana Kristanti. “Pengaruh Umur, Ukuran, dan

Profitabilitas Perusahaan Terhadap Perataan Laba.” JRAK, 2015.

Savitri, Enni. “Analisis Pengaruh Leverage Dan Siklus Hidup Terhadap

Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.” Analisis Pengaruh Leverage dan Siklus

Hidup terhadap Manajemen Laba, 2014.

Schipper, K. “Commentary on Earnings Management.” Accounting Horizons 3,

1989: 91-102.

Scott, W.R. Financial Accounting Theory. Toronto: Pearson, 2015.

Sinaga, D. “Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP dan Ukuran Perusahaan

Klien terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI.”

2012.

Siregar, Sylvia Veronica, dan Sidharta Utama. “Type of earnings management and

the effect of ownership structure, firm size, and corporate-governance

practices: Evidence from Indonesia.” The International Journal of

Accounting, 2008: 1-27.

Subramanyam, K.R., dan John J. Wild. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:

Salemba Empat, 2010.

Sunarto. “Teori Keagenan dan Manajemen Laba.” Kajian Akuntansi, 2009: 13-28.

Ujiyantho, Muh Arief, dan Bambang Agus Pramuka. “Mekanisme Corporate

Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan.” Simposium

Nasional Akuntansi X, 2007.

Wardani, Dewi Kusuma, dan Pipit Dayu Isabela. “Pengaruh Strategi Bisnis dan

Karakteristik Perusahaan Terhadap Manajemen Laba.” JRAK, 2017.

Wardhani, Ratna, dan Herunata Joseph. “Karakteristik Pribadi Komite Audit dan

Praktik Manajemen Laba.” Simposium Nasional Akuntansi XIII

Purwokerto, 2010.

Widianingrum, Reina, dan Sunarto. “Deteksi Manajemen Laba: Leverage, Free

Cash Flow, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan (Studi Kasus Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2013-2016).”

Prosiding SENDI, 2018.

Widyasari, Permata Ayu, Senny Harindahyani, dan Felizia Arni Rudiawarni.

“Strategi Bisnis dalam Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan

Manufaktur di Indonesia.” Jurnal Keuangan dan Perbankan, 2017: 397-

411.

Widyawati, Asri Adika, dan Viska Anggarita. “Pengaruh Konvergensi,

Kompleksitas Akuntansi, Dan Probabilitas Kebangkrutan Terhadap

Timeliness Dan Manajemen Laba.” JAAI, 2013: 135-155.

Page 138: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

124

Zen, Sri Daryanti. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas,

dan Leverage Operasi Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan

oleh Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bei.” Jurnal Kajian Akuntansi

dan Auditing, 2009.

Zen, Sri Daryanti, dan Merry Herman. “Pengaruh Harga Saham, Umur Perusahaan,

dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba

Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Jakarta.” Jumal Akuntansi & Manajemen, 2007: 57-71.

Page 139: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

125

LAMPIRAN

LAMPIRAN

Page 140: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

126

Lampiran 1

DATA SAMPEL PERUSAHAAN

No. Kode Nama Perusahaan

1 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk

2 SMGR Semen Indonesia Tbk d.h Semen Gresik Tbk

3 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk

4 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk

5 INAI Indal Aluminium Industry Tbk

6 LION Lion Metal Workd Tbk

7 INCI Intanwijaya Internasional Tbk

8 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk

9 TRST Trias Sentosa Tbk

10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk

11 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk

12 ALDO Alkindo Naratama Tbk

13 ASII Astra International Tbk

14 AUTO Astra Auto Part Tbk

15 INDS Indospring Tbk

16 SMSM Selamat Sempurna Tbk

17 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk

18 TRIS Trisula International Tbk

19 KBLI KMI Wire and Cable

20 KBLM Kabelindo Murni Tbk

21 DLTA Delta Djakarta Tbk

22 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

23 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

24 MYOR Mayora Indah Tbk

25 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk

26 SKLT Sekar Laut Tbk

27 STTP Siantar Top Tbk

28 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk

29 GGRM Gudang Garam Tbk

30 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

31 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk

32 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk

33 KAEF Kimia Farma Tbk

34 KLBF Kalbe Farma Tbk

35 MERK Merck Tbk

Page 141: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

127

No. Kode Nama Perusahaan

36 PYFA Pyridam Farma Tbk

37 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk

38 ADES Akasha Wira International Tbk

39 UNVR Unilever Indonesia Tbk

40 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk

Page 142: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

Lampiran 2

PENGUKURAN MANAJEMEN LABA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR 2012-2017

No. Kode Tahun TACC α(1/Ait-

1)

β1(∆REV-

∆REC)/Ait-1 β2(PPE/Ait-1) β3(∆CFO/Ait-1) NDACC DA

1 INTP

2012 -0,0502 0,0010 0,0150 -0,0645 -0,0674 -0,1158 0,0656

2013 -0,0179 0,0008 0,0056 -0,0603 0,0077 -0,0462 0,0283

2014 -0,0020 0,0007 0,0042 -0,0673 0,0019 -0,0605 0,0585

2015 -0,0240 0,0007 -0,0068 -0,0705 0,0070 -0,0697 0,0457

2016 0,0117 0,0007 -0,0085 -0,0781 0,0371 -0,0488 0,0605

2017 -0,0306 0,0006 -0,0027 -0,0733 0,0173 -0,0581 0,0275

2 SMGR

2012 -0,0338 0,0010 0,0130 -0,0001 -0,0409 -0,0271 -0,0068

2013 -0,0261 0,0007 0,0167 -0,0001 -0,0117 0,0056 -0,0317

2014 -0,0220 0,0006 0,0067 -0,0001 -0,0044 0,0028 -0,0248

2015 -0,0805 0,0006 -0,0006 -0,0001 -0,0207 -0,0209 -0,0596

2016 -0,0169 0,0005 -0,0032 -0,0001 0,0377 0,0349 -0,0518

2017 -0,0159 0,0004 0,0018 -0,0001 0,0376 0,0397 -0,0556

3 ARNA

2012 -0,0950 0,0229 0,0216 -0,1062 -0,0771 -0,1388 0,0438

2013 -0,0439 0,0203 0,0304 -0,1110 -0,0300 -0,0904 0,0464

2014 0,0202 0,0167 0,0160 -0,0955 0,0240 -0,0387 0,0589

2015 -0,0323 0,0151 -0,0238 -0,1036 0,0689 -0,0434 0,0111

2016 -0,0030 0,0133 0,0141 -0,0885 0,0078 -0,0534 0,0504

2017 -0,0800 0,0123 0,0139 -0,0797 -0,0664 -0,1198 0,0399

128

Page 143: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun TACC α(1/Ait-

1)

β1(∆REV-

∆REC)/Ait-1 β2(PPE/Ait-1) β3(∆CFO/Ait-1) NDACC DA

4 TOTO

2012 0,0357 0,0142 0,0163 -0,0508 0,0244 0,0041 0,0316

2013 -0,0541 0,0123 0,0081 -0,0531 -0,0583 -0,0910 0,0369

2014 -0,0067 0,0108 0,0191 -0,0675 0,0050 -0,0326 0,0259

2015 0,0216 0,0092 0,0103 -0,0626 0,0222 -0,0208 0,0424

2016 -0,0563 0,0078 -0,0084 -0,0533 -0,0182 -0,0722 0,0159

2017 -0,0552 0,0074 0,0029 -0,0461 -0,0306 -0,0664 0,0112

5 INAI

2012 -0,1401 0,0350 0,0036 -0,0225 -0,0998 -0,0837 -0,0564

2013 -0,1188 0,0311 0,0016 -0,0203 0,0242 0,0366 -0,1554

2014 -0,0259 0,0250 0,0289 -0,0200 0,0319 0,0658 -0,0917

2015 -0,0206 0,0213 0,0244 -0,0383 -0,0037 0,0037 -0,0243

2016 0,1393 0,0143 -0,0137 -0,0266 0,1010 0,0750 0,0643

2017 -0,0095 0,0142 -0,0134 -0,0250 -0,1026 -0,1267 0,1172

6 LION

2012 0,0513 0,0520 0,0145 -0,0123 -0,0493 0,0049 0,0464

2013 0,0282 0,0439 -0,0013 -0,0206 0,0221 0,0442 -0,0160

2014 -0,0242 0,0378 0,0038 -0,0298 -0,0113 0,0005 -0,0247

2015 -0,0220 0,0314 0,0012 -0,0275 0,0018 0,0069 -0,0289

2016 0,0511 0,0298 -0,0032 -0,0278 0,0530 0,0519 -0,0007

2017 -0,0642 0,0277 -0,0047 -0,0210 -0,0435 -0,0414 -0,0227

7 INCI

2012 0,0088 0,1520 0,0144 -0,0275 -0,0537 0,0852 -0,0764

2013 0,0004 0,1439 0,0200 -0,0453 -0,0358 0,0827 -0,0823

2014 0,1373 0,1402 0,0195 -0,0547 0,0898 0,1948 -0,0575

2015 -0,0597 0,1288 0,0109 -0,0484 -0,1542 -0,0629 0,0032

12

9

Page 144: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun TACC α(1/Ait-

1)

β1(∆REV-

∆REC)/Ait-1 β2(PPE/Ait-1) β3(∆CFO/Ait-1) NDACC DA

2016 0,1078 0,1122 0,0114 -0,1118 0,1373 0,1491 -0,0413

2017 0,0150 0,0707 0,0256 -0,0744 -0,0527 -0,0310 0,0460

8 IGAR

2012 0,0346 0,0535 0,0072 -0,0179 -0,0103 0,0326 0,0020

2013 0,0111 0,0609 0,0225 -0,0231 0,0014 0,0617 -0,0507

2014 0,0933 0,0604 0,0227 -0,0216 0,0126 0,0741 0,0192

2015 -0,0817 0,0543 -0,0105 -0,0280 -0,1058 -0,0900 0,0083

2016 0,0146 0,0496 0,0257 -0,0271 0,0291 0,0773 -0,0627

2017 -0,0358 0,0433 -0,0071 -0,0290 -0,0379 -0,0307 -0,0051

9 TRST

2012 -0,0072 0,0092 -0,0033 -0,0899 0,0181 -0,0659 0,0586

2013 -0,0361 0,0087 -0,0019 -0,1343 -0,0111 -0,1386 0,1025

2014 -0,0634 0,0058 0,0135 -0,0896 -0,0262 -0,0964 0,0331

2015 -0,0336 0,0058 0,0003 -0,0950 0,0213 -0,0676 0,0340

2016 -0,0612 0,0057 -0,0054 -0,0890 -0,0212 -0,1099 0,0487

2017 -0,0581 0,0058 0,0024 -0,0893 0,0020 -0,0791 0,0210

10 CPIN

2012 0,1121 0,0022 0,0314 -0,0757 -0,0459 -0,0880 0,2001

2013 0,0160 0,0015 0,0284 -0,0763 -0,0206 -0,0669 0,0829

2014 0,0817 0,0012 0,0176 -0,0851 0,0695 0,0032 0,0784

2015 0,0060 0,0009 0,0058 -0,0787 -0,0408 -0,1128 0,1188

2016 -0,0783 0,0008 0,0335 -0,0671 -0,0678 -0,1007 0,0224

2017 0,0360 0,0008 0,0435 -0,0671 0,0715 0,0487 -0,0126

11 JPFA 2012 0,0938 0,0023 0,0227 -0,0725 -0,0309 -0,0784 0,1722

2013 0,0426 0,0017 0,0291 -0,0709 0,0078 -0,0323 0,0749

130

Page 145: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun TACC α(1/Ait-

1)

β1(∆REV-

∆REC)/Ait-1 β2(PPE/Ait-1) β3(∆CFO/Ait-1) NDACC DA

2014 -0,0789 0,0013 0,0188 -0,0628 -0,0639 -0,1067 0,0277

2015 -0,0589 0,0012 0,0037 -0,0637 0,0051 -0,0538 -0,0052

2016 -0,0339 0,0011 0,0114 -0,0646 -0,0518 -0,1039 0,0700

2017 0,0175 0,0010 0,0111 -0,0639 0,0704 0,0185 -0,0010

12 ALDO

2012 -0,0279 0,1156 0,0121 -0,0676 -0,0694 -0,0092 -0,0187

2013 -0,0923 0,1029 0,0390 -0,0795 -0,0843 -0,0218 -0,0705

2014 0,0741 0,0655 0,0209 -0,0534 0,0943 0,1272 -0,0531

2015 0,0631 0,0549 0,0091 -0,0500 -0,0053 0,0087 0,0544

2016 -0,0356 0,0520 0,0267 -0,0448 -0,0673 -0,0334 -0,0022

2017 0,0398 0,0464 0,0081 -0,0531 0,0425 0,0439 -0,0041

13 ASII

2012 0,0895 0,0001 0,0147 -0,0328 0,0048 -0,0132 0,1027

2013 0,0056 0,0001 0,0014 -0,0306 -0,0462 -0,0753 0,0810

2014 0,0335 0,0001 0,0028 -0,0284 0,0201 -0,0054 0,0389

2015 -0,0452 0,0001 -0,0056 -0,0261 -0,0328 -0,0644 0,0191

2016 -0,0045 0,0001 -0,0014 -0,0260 0,0192 -0,0082 0,0037

2017 -0,0005 0,0001 0,0068 -0,0273 -0,0101 -0,0306 0,0301

14 AUTO

2012 0,0859 0,0027 0,0116 -0,0441 -0,0274 -0,0572 0,1431

2013 0,0504 0,0021 0,0232 -0,0529 -0,0011 -0,0286 0,0790

2014 0,0552 0,0015 0,0108 -0,0391 0,0157 -0,0111 0,0663

2015 -0,0378 0,0013 -0,0031 -0,0360 -0,0286 -0,0664 0,0285

2016 -0,0402 0,0013 0,0069 -0,0370 -0,0092 -0,0379 -0,0022

2017 0,0105 0,0013 0,0036 -0,0356 0,0311 0,0004 0,0101

131

Page 146: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun TACC α(1/Ait-

1)

β1(∆REV-

∆REC)/Ait-1 β2(PPE/Ait-1) β3(∆CFO/Ait-1) NDACC DA

15 INDS

2012 0,0260 0,0167 0,0189 -0,0978 -0,0783 -0,1406 0,1665

2013 -0,0650 0,0114 0,0100 -0,0941 -0,0621 -0,1347 0,0697

2014 0,0282 0,0087 0,0057 -0,0838 0,0590 -0,0104 0,0386

2015 -0,0476 0,0083 -0,0075 -0,0935 -0,0134 -0,1061 0,0585

2016 -0,0563 0,0075 0,0000 -0,0786 -0,0221 -0,0933 0,0370

2017 -0,0834 0,0077 0,0105 -0,0738 -0,0350 -0,0906 0,0072

16 SMSM

2012 -0,0903 0,0143 0,0050 -0,0543 -0,0564 -0,0914 0,0011

2013 -0,0762 0,0132 0,0029 -0,0504 -0,0450 -0,0793 0,0031

2014 -0,0167 0,0111 0,0131 -0,0423 -0,0007 -0,0189 0,0021

2015 -0,0426 0,0108 0,0076 -0,0600 -0,0335 -0,0751 0,0326

2016 -0,0363 0,0086 -0,0002 -0,0437 -0,0144 -0,0497 0,0134

2017 0,0485 0,0084 0,0180 -0,0447 0,0414 0,0231 0,0254

17 RICY

2012 -0,0410 0,0296 0,0205 -0,0538 -0,0293 -0,0330 -0,0081

2013 0,1111 0,0226 0,0166 -0,0466 0,1039 0,0965 0,0146

2014 -0,0288 0,0171 0,0209 -0,0423 -0,0812 -0,0856 0,0567

2015 -0,1030 0,0162 -0,0062 -0,0425 -0,0507 -0,0832 -0,0197

2016 -0,0571 0,0159 0,0072 -0,0409 0,0294 0,0116 -0,0688

2017 -0,1523 0,0148 0,0282 -0,0370 -0,0691 -0,0631 -0,0892

18 TRIS

2012 0,1711 0,0800 0,0187 -0,0442 0,0307 0,0852 0,0859

2013 0,0815 0,0520 0,0333 -0,0379 -0,0344 0,0130 0,0686

2014 0,0767 0,0400 0,0034 -0,0358 0,0317 0,0393 0,0374

2015 -0,0455 0,0365 0,0217 -0,0343 -0,0800 -0,0562 0,0107

132

Page 147: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun TACC α(1/Ait-

1)

β1(∆REV-

∆REC)/Ait-1 β2(PPE/Ait-1) β3(∆CFO/Ait-1) NDACC DA

2016 0,0192 0,0331 0,0057 -0,0341 0,0571 0,0618 -0,0426

2017 -0,0472 0,0297 -0,0139 -0,0292 -0,0333 -0,0467 -0,0005

19 KBLI

2012 0,1068 0,0176 0,0321 -0,0532 0,0422 0,0387 0,0681

2013 0,0866 0,0164 0,0123 -0,0499 0,0215 0,0003 0,0864

2014 -0,0729 0,0141 -0,0125 -0,0451 -0,1001 -0,1436 0,0707

2015 0,0516 0,0142 0,0148 -0,0607 0,0631 0,0314 0,0203

2016 -0,0315 0,0123 0,0096 -0,0533 -0,1483 -0,1798 0,1483

2017 0,2270 0,0102 0,0102 -0,0823 0,1639 0,1020 0,1251

20 KBLM

2012 0,1607 0,0296 0,0142 -0,0665 0,1346 0,1120 0,0488

2013 0,1580 0,0263 0,0054 -0,0611 0,0255 -0,0039 0,1619

2014 0,0220 0,0291 -0,0170 -0,0653 -0,1176 -0,1708 0,1928

2015 -0,0184 0,0294 0,0243 -0,0664 -0,0196 -0,0322 0,0139

2016 -0,0183 0,0291 0,0063 -0,0550 -0,0090 -0,0286 0,0103

2017 0,0777 0,0298 0,0225 -0,1575 0,0416 -0,0638 0,1414

21 DLTA

2012 -0,0503 0,0273 0,0481 -0,0202 -0,0698 -0,0145 -0,0358

2013 -0,1049 0,0255 0,0402 -0,0184 -0,0919 -0,0445 -0,0604

2014 0,1424 0,0218 0,0013 -0,0192 0,1444 0,1483 -0,0059

2015 -0,0547 0,0191 -0,0451 -0,0156 -0,0564 -0,0980 0,0433

2016 -0,0051 0,0183 -0,0732 -0,0137 -0,0087 -0,0773 0,0721

2017 -0,0521 0,0159 0,0004 -0,0111 -0,0470 -0,0418 -0,0103

22 ICBP 2012 -0,0496 0,0013 0,0138 -0,0372 -0,0389 -0,0611 0,0115

2013 0,0136 0,0011 0,0184 -0,0402 0,0403 0,0195 -0,0059

13

3

Page 148: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun TACC α(1/Ait-

1)

β1(∆REV-

∆REC)/Ait-1 β2(PPE/Ait-1) β3(∆CFO/Ait-1) NDACC DA

2014 -0,0601 0,0009 0,0208 -0,0400 -0,0596 -0,0779 0,0178

2015 -0,0225 0,0008 0,0065 -0,0386 0,0102 -0,0212 -0,0013

2016 -0,0359 0,0007 0,0095 -0,0395 -0,0283 -0,0575 0,0216

2017 -0,0564 0,0007 0,0037 -0,0414 -0,0139 -0,0510 -0,0054

23 INDF

2012 -0,0490 0,0004 0,0082 -0,0434 -0,0311 -0,0659 0,0169

2013 -0,0592 0,0003 0,0063 -0,0553 0,0055 -0,0432 -0,0160

2014 -0,0519 0,0002 0,0114 -0,0417 -0,0206 -0,0506 -0,0014

2015 -0,0059 0,0002 -0,0001 -0,0430 0,0401 -0,0028 -0,0031

2016 -0,0208 0,0002 0,0025 -0,0413 -0,0220 -0,0606 0,0398

2017 -0,0166 0,0002 0,0038 -0,0535 0,0056 -0,0438 0,0273

24 MYOR

2012 -0,0130 0,0029 0,0137 -0,0639 -0,1488 -0,1962 0,1831

2013 0,0032 0,0023 0,0143 -0,0553 -0,0129 -0,0516 0,0548

2014 0,1310 0,0020 0,0177 -0,0544 0,1300 0,0952 0,0357

2015 -0,1055 0,0018 0,0046 -0,0540 -0,2122 -0,2597 0,1542

2016 0,0643 0,0017 0,0272 -0,0502 0,1010 0,0797 -0,0154

2017 0,0275 0,0015 0,0223 -0,0455 -0,0326 -0,0543 0,0818

25 ROTI

2012 -0,0526 0,0251 0,0433 -0,1737 -0,0366 -0,1418 0,0892

2013 -0,1299 0,0158 0,0213 -0,1439 -0,0711 -0,1779 0,0479

2014 -0,0967 0,0104 0,0231 -0,1359 -0,0189 -0,1213 0,0246

2015 -0,1330 0,0089 0,0123 -0,1254 -0,0607 -0,1649 0,0319

2016 -0,0499 0,0070 0,0119 -0,1004 0,0355 -0,0460 -0,0039

2017 -0,0806 0,0065 -0,0018 -0,1007 0,0103 -0,0857 0,0051

134

Page 149: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun TACC α(1/Ait-

1)

β1(∆REV-

∆REC)/Ait-1 β2(PPE/Ait-1) β3(∆CFO/Ait-1) NDACC DA

26 SKLT

2012 -0,0341 0,0888 0,0230 -0,0700 -0,0160 0,0258 -0,0598

2013 -0,0619 0,0762 0,0553 -0,0744 -0,0318 0,0253 -0,0871

2014 -0,0215 0,0626 0,0333 -0,0656 0,0079 0,0382 -0,0597

2015 -0,0285 0,0565 0,0157 -0,0650 -0,0127 -0,0056 -0,0229

2016 0,0504 0,0505 0,0170 -0,1172 0,0508 0,0011 0,0493

2017 0,0366 0,0335 0,0122 -0,0809 -0,0006 -0,0359 0,0725

27 STTP

2012 0,0537 0,0204 0,0218 -0,1028 0,0477 -0,0130 0,0666

2013 0,0448 0,0152 0,0304 -0,0894 -0,0187 -0,0624 0,1073

2014 -0,0509 0,0129 0,0311 -0,0865 -0,0650 -0,1075 0,0565

2015 -0,0054 0,0112 0,0198 -0,0873 0,0015 -0,0548 0,0495

2016 0,0035 0,0099 0,0049 -0,0851 0,0097 -0,0605 0,0641

2017 -0,0365 0,0081 0,0077 -0,0710 -0,0391 -0,0943 0,0578

28 ULTJ

2012 -0,0634 0,0087 0,0291 -0,0663 -0,0528 -0,0813 0,0179

2013 0,0533 0,0079 0,0228 -0,0589 0,0834 0,0552 -0,0019

2014 0,0551 0,0068 0,0146 -0,0526 0,0165 -0,0148 0,0699

2015 -0,0502 0,0065 0,0138 -0,0587 -0,1267 -0,1650 0,1149

2016 -0,0196 0,0054 0,0075 -0,0434 -0,0212 -0,0517 0,0322

2017 -0,0851 0,0045 0,0034 -0,0465 -0,0473 -0,0859 0,0008

29 GGRM

2012 0,0029 0,0005 0,0163 -0,0392 -0,0707 -0,0931 0,0960

2013 0,0460 0,0005 0,0128 -0,0525 0,0244 -0,0149 0,0609

2014 0,0744 0,0004 0,0195 -0,0551 0,0110 -0,0242 0,0986

2015 0,0558 0,0003 0,0084 -0,0509 -0,0181 -0,0603 0,1161

13

5

Page 150: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun TACC α(1/Ait-

1)

β1(∆REV-

∆REC)/Ait-1 β2(PPE/Ait-1) β3(∆CFO/Ait-1) NDACC DA

2016 -0,0042 0,0003 0,0081 -0,0476 -0,0402 -0,0794 0,0752

2017 -0,0071 0,0003 0,0104 -0,0502 -0,0137 -0,0532 0,0460

30 HMSP

2012 0,3030 0,0010 0,0671 -0,0314 0,2474 0,2840 0,0190

2013 0,0006 0,0007 0,0298 -0,0265 -0,1747 -0,1707 0,1713

2014 -0,0336 0,0007 0,0208 -0,0319 -0,0075 -0,0179 -0,0158

2015 0,3366 0,0007 0,0233 -0,0326 0,2477 0,2390 0,0976

2016 -0,0346 0,0005 0,0139 -0,0271 -0,2384 -0,2510 0,2165

2017 -0,0637 0,0004 0,0076 -0,0239 -0,0209 -0,0368 -0,0269

31 WIIM

2012 0,0864 0,0257 0,0245 -0,0308 -0,0729 -0,0535 0,1399

2013 0,1376 0,0158 0,0355 -0,0267 0,0266 0,0512 0,0864

2014 0,0552 0,0154 0,0045 -0,0371 -0,0434 -0,0605 0,1157

2015 0,0511 0,0143 0,0134 -0,0367 -0,0093 -0,0184 0,0695

2016 -0,0227 0,0142 -0,0109 -0,0363 -0,0376 -0,0706 0,0480

2017 -0,1138 0,0141 -0,0143 -0,0341 -0,0292 -0,0636 -0,0502

32 DVLA

2012 0,0322 0,0206 0,0104 -0,0349 -0,0342 -0,0381 0,0702

2013 0,0176 0,0177 0,0056 -0,0334 0,0078 -0,0023 0,0198

2014 -0,0191 0,0159 0,0014 -0,0330 0,0014 -0,0142 -0,0049

2015 -0,0856 0,0153 0,0108 -0,0307 -0,0604 -0,0649 -0,0207

2016 -0,0257 0,0138 0,0049 -0,0434 0,0132 -0,0114 -0,0143

2017 -0,0447 0,0124 0,0073 -0,0381 -0,0193 -0,0377 -0,0070

33 KAEF 2012 -0,0138 0,0106 0,0134 -0,0369 -0,0563 -0,0692 0,0554

2013 -0,0184 0,0092 0,0107 -0,0354 -0,0076 -0,0232 0,0048

136

Page 151: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun TACC α(1/Ait-

1)

β1(∆REV-

∆REC)/Ait-1 β2(PPE/Ait-1) β3(∆CFO/Ait-1) NDACC DA

2014 -0,0113 0,0076 0,0071 -0,0334 -0,0088 -0,0276 0,0162

2015 0,0256 0,0063 0,0095 -0,0334 0,0250 0,0074 0,0181

2016 0,0227 0,0059 0,0239 -0,0459 -0,0047 -0,0208 0,0435

2017 0,0708 0,0041 0,0024 -0,0540 0,0285 -0,0188 0,0896

34 KLBF

2012 0,0482 0,0023 0,0282 -0,0402 0,0080 -0,0017 0,0499

2013 0,1108 0,0020 0,0207 -0,0458 0,0326 0,0095 0,1013

2014 -0,0171 0,0017 0,0098 -0,0444 -0,0838 -0,1167 0,0996

2015 -0,0321 0,0015 0,0039 -0,0467 -0,0077 -0,0490 0,0169

2016 0,0139 0,0014 0,0085 -0,0491 0,0148 -0,0244 0,0383

2017 0,0292 0,0012 0,0035 -0,0518 0,0068 -0,0402 0,0694

35 MERK

2012 0,0332 0,0326 0,0083 -0,0160 0,0793 0,1041 -0,0709

2013 0,0247 0,0334 -0,0323 -0,0160 -0,0536 -0,0685 0,0931

2014 -0,1169 0,0272 0,0070 -0,0172 -0,0974 -0,0803 -0,0366

2015 -0,0255 0,0268 0,0136 -0,0230 0,0693 0,0866 -0,1122

2016 0,1715 0,0297 0,0094 -0,0299 0,1244 0,1337 0,0378

2017 0,0198 0,0256 0,0079 -0,0352 -0,0791 -0,0808 0,1007

36 PYFA

2012 0,0488 0,1612 0,0154 -0,0827 0,0124 0,1064 -0,0576

2013 0,0887 0,1401 0,0113 -0,1059 0,0272 0,0727 0,0161

2014 0,0068 0,1087 0,0111 -0,0773 -0,0286 0,0140 -0,0072

2015 -0,0731 0,1103 0,0027 -0,0719 -0,0563 -0,0153 -0,0578

2016 -0,0119 0,1190 -0,0056 -0,0737 0,0369 0,0766 -0,0885

2017 -0,0826 0,1139 0,0042 -0,0670 -0,0567 -0,0056 -0,0770

13

7

Page 152: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun TACC α(1/Ait-

1)

β1(∆REV-

∆REC)/Ait-1 β2(PPE/Ait-1) β3(∆CFO/Ait-1) NDACC DA

37 TSPC

2012 0,0000 0,0045 0,0158 -0,0347 -0,0076 -0,0221 0,0221

2013 0,0410 0,0041 0,0033 -0,0383 0,0275 -0,0034 0,0444

2014 0,0134 0,0035 0,0110 -0,0423 -0,0081 -0,0359 0,0494

2015 -0,0444 0,0034 0,0099 -0,0425 -0,0323 -0,0615 0,0171

2016 0,0086 0,0030 0,0141 -0,0424 0,0312 0,0058 0,0027

2017 0,0020 0,0029 0,0038 -0,0444 -0,0054 -0,0432 0,0452

38 ADES

2012 -0,0123 0,0602 0,0523 -0,0511 -0,0649 -0,0036 -0,0088

2013 0,0400 0,0489 0,0045 -0,0537 0,0828 0,0826 -0,0426

2014 -0,1594 0,0431 0,0111 -0,0573 -0,0949 -0,0979 -0,0615

2015 0,0135 0,0378 0,0132 -0,0834 0,1023 0,0699 -0,0564

2016 -0,0968 0,0291 0,0278 -0,0845 -0,0974 -0,1249 0,0281

2017 -0,0638 0,0248 -0,0076 -0,0919 0,0284 -0,0463 -0,0175

39 UNVR

2012 -0,0336 0,0018 0,0314 -0,0884 0,0174 -0,0378 0,0042

2013 -0,0737 0,0016 0,0267 -0,0846 -0,0595 -0,1158 0,0421

2014 -0,0422 0,0015 0,0272 -0,0853 -0,0122 -0,0687 0,0266

2015 -0,0313 0,0013 0,0108 -0,0859 0,0078 -0,0660 0,0347

2016 -0,0187 0,0012 0,0188 -0,0894 -0,0167 -0,0861 0,0674

2017 -0,0033 0,0011 0,0005 -0,0918 -0,0153 -0,1054 0,1021

40 KDSI

2012 -0,0232 0,0324 0,0159 -0,0431 -0,0056 -0,0004 -0,0228

2013 -0,0865 0,0334 0,0097 -0,0886 -0,0418 -0,0874 0,0009

2014 0,0817 0,0223 0,0201 -0,0652 0,0875 0,0647 0,0170

2015 0,0555 0,0198 0,0052 -0,0619 0,0126 -0,0243 0,0798

13

8

Page 153: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun TACC α(1/Ait-

1)

β1(∆REV-

∆REC)/Ait-1 β2(PPE/Ait-1) β3(∆CFO/Ait-1) NDACC DA

2016 -0,0326 0,0162 0,0199 -0,0486 -0,0739 -0,0864 0,0538

2017 0,1140 0,0167 0,0168 -0,0569 0,0878 0,0644 0,0496

139

Page 154: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

Lampiran 3

PENGUKURAN UKURAN PERUSAHAAN,

PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN UMUR PERUSAHAAN

PERUSAHAAN MANUFAKTUR 2012-2017

No. Kode Tahun Tahun

Pendirian

Total Aset

(Jutaan)

Kewajiban

(Jutaan)

Laba Bersih

(Jutaan)

LN

ASET ROA LEV AGE

1 INTP

2012 1985 22.755.160 3.336.422 4.763.388 30,75581 0,20933 0,14662 27

2013 1985 26.610.663 3.852.446 5.012.294 30,91233 0,18836 0,14477 28

2014 1985 28.884.635 4.307.622 5.293.416 30,99433 0,18326 0,14913 29

2015 1985 27.638.360 3.772.410 4.356.661 30,95023 0,15763 0,13649 30

2016 1985 30.150.580 4.011.877 3.870.319 31,03723 0,12837 0,13306 31

2017 1985 28.863.676 4.307.169 1.859.818 30,99361 0,06443 0,14922 32

2 SMGR

2012 1953 26.579.084 8.414.229 4.926.640 30,91115 0,18536 0,31657 59

2013 1953 30.833.103 9.081.621 5.354.299 31,05961 0,17365 0,29454 60

2014 1953 34.331.675 9.326.745 5.567.660 31,16709 0,16217 0,27167 61

2015 1953 38.153.119 10.712.321 4.525.441 31,27263 0,11861 0,28077 62

2016 1953 44.226.896 13.652.505 4.535.037 31,42035 0,10254 0,30869 63

2017 1953 48.963.503 18.524.451 2.043.026 31,52210 0,04173 0,37833 64

3 ARNA

2012 1993 937.359 332.551 158.684 27,56633 0,16929 0,35477 19

2013 1993 1.137.496 375.762 237.698 27,75985 0,20897 0,33034 20

2014 1993 1.259.938 349.996 261.880 27,86208 0,20785 0,27779 21

2015 1993 1.430.779 536.051 71.210 27,98924 0,04977 0,37466 22

2016 1993 1.543.216 595.128 91.376 28,06489 0,05921 0,38564 23

140

Page 155: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun Tahun

Pendirian

Total Aset

(Jutaan)

Kewajiban

(Jutaan)

Laba Bersih

(Jutaan)

LN

ASET ROA LEV AGE

2017 1993 1.601.347 571.947 122.184 28,10187 0,07630 0,35717 24

4 TOTO

2012 1978 1.552.664 624.499 235.946 28,07099 0,15196 0,40221 34

2013 1978 1.763.702 780.625 236.558 28,19844 0,13413 0,44261 35

2014 1978 2.062.387 936.489 295.861 28,35489 0,14346 0,45408 36

2015 1978 2.439.541 947.998 285.237 28,52283 0,11692 0,38860 37

2016 1978 2.581.441 1.057.566 168.565 28,57937 0,06530 0,40968 38

2017 1978 2.826.491 1.132.699 278.936 28,67006 0,09869 0,40074 39

5 INAI

2012 1971 612.224 483.005 23.155 27,14036 0,03782 0,78894 41

2013 1971 761.191 652.015 5.020 27,35815 0,00659 0,85657 42

2014 1971 893.664 771.922 22.415 27,51860 0,02508 0,86377 43

2015 1971 1.330.259 1.090.438 28.616 27,91639 0,02151 0,81972 44

2016 1971 1.339.032 1.081.016 35.553 27,92297 0,02655 0,80731 45

2017 1971 1.213.917 936.512 38.652 27,82487 0,03184 0,77148 46

6 LION

2012 1972 433.497 61.667 85.374 26,79515 0,19694 0,14225 40

2013 1972 503.408 101.380 64.761 26,94467 0,12865 0,20139 41

2014 1972 605.166 179.232 48.713 27,12877 0,08050 0,29617 42

2015 1972 639.330 184.731 46.019 27,18369 0,07198 0,28894 43

2016 1972 685.813 215.209 42.345 27,25387 0,06174 0,31380 44

2017 1972 681.938 229.631 9.283 27,24820 0,01361 0,33673 45

7 INCI

2012 1981 132.279 16.519 4.444 25,60818 0,03359 0,12488 31

2013 1981 135.755 9.635 10.332 25,63411 0,07611 0,07097 32

2014 1981 147.756 11.328 11.057 25,71883 0,07483 0,07667 33

14

1

Page 156: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun Tahun

Pendirian

Total Aset

(Jutaan)

Kewajiban

(Jutaan)

Laba Bersih

(Jutaan)

LN

ASET ROA LEV AGE

2015 1981 169.546 15.495 16.961 25,85639 0,10004 0,09139 34

2016 1981 269.351 26.525 9.989 26,31928 0,03708 0,09848 35

2017 1981 303.788 35.409 16.554 26,43960 0,05449 0,11656 36

8 IGAR

2012 1975 312.343 70.314 44.508 26,46737 0,14250 0,22512 37

2013 1975 314.988 94.044 35.030 26,47580 0,11121 0,29856 38

2014 1975 350.620 92.946 55.155 26,58297 0,15731 0,26509 39

2015 1975 383.936 73.472 51.416 26,67374 0,13392 0,19136 40

2016 1975 439.466 65.717 69.306 26,80883 0,15770 0,14954 41

2017 1975 513.023 71.076 72.377 26,96359 0,14108 0,13854 42

9 TRST

2012 1979 2.188.129 835.137 61.453 28,41407 0,02808 0,38167 33

2013 1979 3.260.920 1.553.844 32.966 28,81303 0,01011 0,47651 34

2014 1979 3.261.285 1.504.845 30.256 28,81314 0,00928 0,46143 35

2015 1979 3.357.359 1.400.439 25.314 28,84218 0,00754 0,41713 36

2016 1979 3.290.596 1.358.241 33.795 28,82209 0,01027 0,41276 37

2017 1979 3.332.906 1.357.336 38.200 28,83487 0,01146 0,40725 38

10 CPIN

2012 1973 12.348.627 4.172.163 2.680.872 30,14457 0,21710 0,33786 39

2013 1973 15.704.502 5.700.518 2.258.690 30,38497 0,14382 0,36299 40

2014 1973 20.841.795 9.836.577 1.745.724 30,66798 0,08376 0,47196 41

2015 1973 24.684.915 12.123.488 1.832.598 30,83721 0,07424 0,49113 42

2016 1973 24.204.944 10.047.751 2.225.402 30,81758 0,09194 0,41511 43

2017 1973 24.522.593 8.819.768 2.496.787 30,83062 0,10182 0,35966 44

11 JPFA 2012 1971 10.961.464 6.198.137 1.074.577 30,02541 0,09803 0,56545 41

14

2

Page 157: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun Tahun

Pendirian

Total Aset

(Jutaan)

Kewajiban

(Jutaan)

Laba Bersih

(Jutaan)

LN

ASET ROA LEV AGE

2013 1971 14.935.696 9.760.149 640.637 30,33478 0,04289 0,65348 42

2014 1971 15.758.959 10.579.414 391.866 30,38843 0,02487 0,67133 43

2015 1971 17.159.466 11.049.774 524.484 30,47357 0,03057 0,64395 44

2016 1971 19.251.026 9.878.062 2.171.608 30,58859 0,11280 0,51312 45

2017 1971 21.088.870 11.293.242 1.107.810 30,67977 0,05253 0,53551 46

12 ALDO

2012 1989 184.897 90.591 12.245 25,94306 0,06623 0,48995 23

2013 1989 290.642 162.010 22.589 26,39536 0,07772 0,55742 24

2014 1989 346.675 197.871 21.071 26,57165 0,06078 0,57077 25

2015 1989 366.011 195.082 24.079 26,62593 0,06579 0,53299 26

2016 1989 410.331 209.443 25.230 26,74023 0,06149 0,51042 27

2017 1989 498.702 269.279 29.035 26,93527 0,05822 0,53996 28

13 ASII

2012 1957 182.274.000 9.246.000 22.742.000 32,83653 0,12477 0,05073 55

2013 1957 213.994.000 107.806.000 22.279.000 32,99697 0,10411 0,50378 56

2014 1957 236.027.000 115.840.000 22.131.000 33,09497 0,09376 0,49079 57

2015 1957 245.435.000 118.902.000 15.613.000 33,13405 0,06361 0,48445 58

2016 1957 261.564.000 121.949.000 18.302.000 33,19770 0,06997 0,46623 59

2017 1957 295.646.000 139.317.000 23.165.000 33,32018 0,07835 0,47123 60

14 AUTO

2012 1991 8.881.642 3.396.543 1.135.914 29,81501 0,12789 0,38242 21

2013 1991 12.484.843 3.058.924 999.766 30,15554 0,08008 0,24501 22

2014 1991 14.387.568 4.244.862 954.086 30,29739 0,06631 0,29504 23

2015 1991 14.339.110 4.195.684 322.701 30,29401 0,02250 0,29260 24

2016 1991 14.612.274 4.075.716 483.421 30,31288 0,03308 0,27892 25

143

Page 158: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun Tahun

Pendirian

Total Aset

(Jutaan)

Kewajiban

(Jutaan)

Laba Bersih

(Jutaan)

LN

ASET ROA LEV AGE

2017 1991 14.762.309 4.003.233 547.781 30,32310 0,03711 0,27118 26

15 INDS

2012 1978 1.664.779 528.206 134.068 28,14071 0,08053 0,31728 34

2013 1978 2.196.518 446.736 147.608 28,41789 0,06720 0,20338 35

2014 1978 2.282.666 459.999 127.820 28,45637 0,05600 0,20152 36

2015 1978 2.553.928 634.889 1.934 28,56865 0,00076 0,24859 37

2016 1978 2.477.273 409.209 49.556 28,53818 0,02000 0,16519 38

2017 1978 2.434.617 289.798 113.640 28,52081 0,04668 0,11903 39

16 SMSM

2012 1976 1.441.204 620.876 233.210 27,99650 0,16182 0,43080 36

2013 1976 1.717.857 716.547 338.223 28,17210 0,19689 0,41712 37

2014 1976 1.757.634 635.514 421.095 28,19499 0,23958 0,36157 38

2015 1976 2.220.108 779.860 461.307 28,42858 0,20779 0,35127 39

2016 1976 2.254.740 674.685 502.192 28,44406 0,22273 0,29923 40

2017 1976 2.443.341 615.157 555.388 28,52439 0,22731 0,25177 41

17 RICY

2012 1987 842.499 475.541 16.978 27,45964 0,02015 0,56444 25

2013 1987 1.109.903 730.080 8.721 27,73529 0,00786 0,65779 26

2014 1987 1.172.012 781.749 15.125 27,78974 0,01290 0,66701 27

2015 1987 1.198.194 798.115 13.466 27,81184 0,01124 0,66610 28

2016 1987 1.288.684 876.185 14.033 27,88464 0,01089 0,67991 29

2017 1987 1.374.445 944.179 16.559 27,94907 0,01205 0,68695 30

18 TRIS

2012 2004 366.248 123.692 44.393 26,62658 0,12121 0,33773 8

2013 2004 475.382 173.336 51.985 26,88738 0,10935 0,36463 9

2014 2004 521.920 213.369 36.523 26,98078 0,06998 0,40882 10

14

4

Page 159: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun Tahun

Pendirian

Total Aset

(Jutaan)

Kewajiban

(Jutaan)

Laba Bersih

(Jutaan)

LN

ASET ROA LEV AGE

2015 2004 574.346 245.138 37.448 27,07650 0,06520 0,42681 11

2016 2004 639.701 293.074 24.191 27,18427 0,03782 0,45814 12

2017 2004 544.968 188.737 14.199 27,02399 0,02605 0,34633 13

19 KBLI

2012 1972 1.161.698 316.557 125.182 27,78090 0,10776 0,27250 40

2013 1972 1.345.309 483.520 73.530 27,92764 0,05466 0,35941 41

2014 1972 1.340.881 414.244 72.027 27,92435 0,05372 0,30893 42

2015 1972 1.551.800 524.438 115.371 28,07044 0,07435 0,33795 43

2016 1972 1.871.422 550.077 334.339 28,25772 0,17865 0,29394 44

2017 1972 3.013.761 1.227.014 358.974 28,73421 0,11911 0,40714 45

20 KBLM

2012 1979 722.941 458.195 23.833 27,30659 0,03297 0,63379 33

2013 1979 654.296 384.632 7.678 27,20683 0,01173 0,58786 34

2014 1979 647.250 356.962 20.499 27,19600 0,03167 0,55151 35

2015 1979 654.386 357.910 12.760 27,20696 0,01950 0,54694 36

2016 1979 639.091 318.436 21.245 27,18331 0,03324 0,49826 37

2017 1979 1.235.199 443.770 43.995 27,84225 0,03562 0,35927 38

21 DLTA

2012 1932 745.307 147.095 213.421 27,33706 0,28635 0,19736 80

2013 1932 872.682 199.585 270.498 27,49484 0,30996 0,22870 81

2014 1932 997.443 237.047 288.499 27,62846 0,28924 0,23765 82

2015 1932 1.038.322 188.700 192.045 27,66863 0,18496 0,18174 83

2016 1932 1.197.797 185.423 254.509 27,81150 0,21248 0,15480 84

2017 1932 1.340.843 196.197 279.773 27,92432 0,20865 0,14632 85

22 ICBP 2012 2009 17.753.480 5.766.682 2.287.242 30,50760 0,12883 0,32482 3

14

5

Page 160: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun Tahun

Pendirian

Total Aset

(Jutaan)

Kewajiban

(Jutaan)

Laba Bersih

(Jutaan)

LN

ASET ROA LEV AGE

2013 2009 21.410.331 8.621.314 2.235.040 30,69489 0,10439 0,40267 4

2014 2009 25.029.488 10.445.187 2.574.172 30,85108 0,10285 0,41732 5

2015 2009 26.560.624 10.173.713 2.923.148 30,91045 0,11006 0,38304 6

2016 2009 28.901.948 10.401.125 3.631.301 30,99493 0,12564 0,35988 7

2017 2009 31.619.514 11.295.184 3.543.173 31,08480 0,11206 0,35722 8

23 INDF

2012 1990 59.324.207 25.181.533 4.779.446 31,71404 0,08056 0,42447 22

2013 1990 77.777.940 40.893.841 3.416.635 31,98488 0,04393 0,52578 23

2014 1990 86.077.251 45.803.053 5.229.489 32,08627 0,06075 0,53212 24

2015 1990 91.831.526 48.709.933 3.709.501 32,15098 0,04039 0,53043 25

2016 1990 82.174.515 38.233.092 5.266.906 32,03987 0,06409 0,46527 26

2017 1990 87.939.488 41.182.764 5.145.063 32,10767 0,05851 0,46831 27

24 MYOR

2012 1977 8.302.506 5.234.656 744.428 29,74758 0,08966 0,63049 35

2013 1977 9.712.969 5.820.960 1.013.558 29,90448 0,10435 0,59930 36

2014 1977 10.297.997 6.220.961 409.619 29,96297 0,03978 0,60409 37

2015 1977 11.342.716 6.148.256 1.250.233 30,05960 0,11022 0,54204 38

2016 1977 12.922.422 6.657.166 1.388.676 30,18999 0,10746 0,51516 39

2017 1977 14.915.850 7.561.503 1.630.954 30,33345 0,10934 0,50694 40

25 ROTI

2012 1995 1.204.945 538.337 149.150 27,81745 0,12378 0,44677 17

2013 1995 1.822.689 1.045.725 158.015 28,23133 0,08669 0,57373 18

2014 1995 2.142.894 1.189.311 188.648 28,39318 0,08803 0,55500 19

2015 1995 2.706.324 1.517.789 270.539 28,62661 0,09997 0,56083 20

2016 1995 2.919.641 1.476.889 279.777 28,70248 0,09583 0,50585 21

146

Page 161: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun Tahun

Pendirian

Total Aset

(Jutaan)

Kewajiban

(Jutaan)

Laba Bersih

(Jutaan)

LN

ASET ROA LEV AGE

2017 1995 4.559.574 1.739.468 135.364 29,14825 0,02969 0,38150 22

26 SKLT

2012 1976 249.746 120.264 7.963 26,24371 0,03188 0,48154 36

2013 1976 304.009 170.419 11.440 26,44032 0,03763 0,56057 37

2014 1976 336.932 199.637 16.856 26,54315 0,05003 0,59251 38

2015 1976 377.111 225.066 20.067 26,65580 0,05321 0,59682 39

2016 1976 568.240 272.089 20.646 27,06581 0,03633 0,47883 40

2017 1976 636.284 328.714 22.971 27,17891 0,03610 0,51662 41

27 STTP

2012 1987 1.249.841 670.149 74.626 27,85404 0,05971 0,53619 25

2013 1987 1.470.059 780.489 114.674 28,01632 0,07801 0,53092 26

2014 1987 1.700.204 884.693 123.636 28,16177 0,07272 0,52035 27

2015 1987 1.919.568 910.759 185.705 28,28312 0,09674 0,47446 28

2016 1987 2.337.207 1.168.695 174.177 28,47998 0,07452 0,50004 29

2017 1987 2.342.432 957.660 216.024 28,48221 0,09222 0,40883 30

28 ULTJ

2012 1971 2.420.793 744.273 353.432 28,51512 0,14600 0,30745 41

2013 1971 2.812.056 789.866 325.127 28,66494 0,11562 0,28089 42

2014 1971 2.918.133 644.827 283.061 28,70197 0,09700 0,22097 43

2015 1971 3.539.996 742.490 523.100 28,89515 0,14777 0,20974 44

2016 1971 4.239.200 749.967 709.826 29,07540 0,16744 0,17691 45

2017 1971 5.186.940 978.185 711.681 29,27717 0,13721 0,18859 46

29

GGRM

2012 1971 41.509.325 14.903.612 4.068.711 31,35694 0,09802 0,35904 41

2013 1971 50.771.650 21.379.720 4.383.932 31,55836 0,08635 0,42110 42

2014 1971 58.234.278 25.099.875 5.432.667 31,69550 0,09329 0,43102 43

147

Page 162: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun Tahun

Pendirian

Total Aset

(Jutaan)

Kewajiban

(Jutaan)

Laba Bersih

(Jutaan)

LN

ASET ROA LEV AGE

2015 1971 63.505.413 25.497.504 6.452.834 31,78215 0,10161 0,40150 44

2016 1971 62.951.634 23.387.406 6.672.682 31,77339 0,10600 0,37151 45

2017 1971 66.759.930 24.572.266 7.755.347 31,83212 0,11617 0,36807 46

30 HMSP

2012 1964 26.247.527 12.939.107 9.945.296 30,89859 0,37890 0,49296 48

2013 1964 27.404.594 13.249.559 10.818.486 30,94173 0,39477 0,48348 49

2014 1964 28.380.630 14.882.516 10.181.083 30,97673 0,35873 0,52439 50

2015 1964 38.010.724 5.994.664 10.363.308 31,26889 0,27264 0,15771 51

2016 1964 42.508.277 8.333.263 12.762.229 31,38072 0,30023 0,19604 52

2017 1964 43.141.063 9.028.078 12.670.534 31,39550 0,29370 0,20927 53

31 WIIM

2012 1994 1.207.251 550.947 77.302 27,81937 0,06403 0,45636 18

2013 1994 1.232.930 463.327 132.322 27,84041 0,10732 0,37579 19

2014 1994 1.334.545 488.154 112.674 27,91961 0,08443 0,36578 20

2015 1994 1.342.700 398.991 131.081 27,92570 0,09763 0,29716 21

2016 1994 1.353.634 362.541 106.290 27,93381 0,07852 0,26783 22

2017 1994 1.225.712 247.621 40.590 27,83454 0,03312 0,20202 23

32 DVLA

2012 1976 1.074.691 233.145 148.909 27,70305 0,13856 0,21694 36

2013 1976 1.195.107 295.561 125.796 27,80926 0,10526 0,24731 37

2014 1976 1.241.240 293.785 81.598 27,84713 0,06574 0,23669 38

2015 1976 1.376.278 402.761 107.894 27,95040 0,07840 0,29264 39

2016 1976 1.531.366 451.786 152.083 28,05718 0,09931 0,29502 40

2017 1976 1.640.886 524.586 162.249 28,12626 0,09888 0,31970 41

33 KAEF 2012 1971 2.076.348 634.814 205.764 28,36163 0,09910 0,30574 41

148

Page 163: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun Tahun

Pendirian

Total Aset

(Jutaan)

Kewajiban

(Jutaan)

Laba Bersih

(Jutaan)

LN

ASET ROA LEV AGE

2013 1971 2.514.724 1.018.724 215.642 28,55318 0,08575 0,40510 42

2014 1971 3.012.779 1.291.700 257.836 28,73388 0,08558 0,42874 43

2015 1971 3.236.224 1.374.127 252.973 28,80543 0,07817 0,42461 44

2016 1971 4.612.563 2.341.155 271.598 29,15980 0,05888 0,50756 45

2017 1971 6.096.149 3.523.628 331.708 29,43868 0,05441 0,57801 46

34 KLBF

2012 1966 9.417.957 2.046.314 1.775.099 29,87364 0,18848 0,21728 46

2013 1966 11.319.399 2.840.008 1.970.452 30,05754 0,17408 0,25090 47

2014 1966 12.439.267 2.675.166 2.122.678 30,15188 0,17064 0,21506 48

2015 1966 13.696.417 2.758.131 2.057.694 30,24816 0,15024 0,20138 49

2016 1966 15.226.009 2.762.162 2.350.885 30,35403 0,15440 0,18141 50

2017 1966 16.616.239 2.722.208 2.453.251 30,44140 0,14764 0,16383 51

35 MERK

2012 1970 569.431 152.689 107.808 27,06790 0,18933 0,26814 42

2013 1970 699.478 194.854 147.136 27,27360 0,21035 0,27857 43

2014 1970 711.056 166.812 151.050 27,29002 0,21243 0,23460 44

2015 1970 641.647 168.104 142.545 27,18730 0,22216 0,26199 45

2016 1970 743.935 161.262 153.843 27,33522 0,20680 0,21677 46

2017 1970 847.007 231.569 144.677 27,46497 0,17081 0,27340 47

36 PYFA

2012 1976 135.850 48.144 5.308 25,63481 0,03907 0,35439 36

2013 1976 175.049 80.936 6.196 25,88833 0,03539 0,46237 37

2014 1976 172.557 75.461 2.661 25,87400 0,01542 0,43731 38

2015 1976 159.952 58.729 3.087 25,79814 0,01930 0,36717 39

2016 1976 167.063 61.554 5.146 25,84164 0,03080 0,36845 40

149

Page 164: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun Tahun

Pendirian

Total Aset

(Jutaan)

Kewajiban

(Jutaan)

Laba Bersih

(Jutaan)

LN

ASET ROA LEV AGE

2017 1976 159.564 50.708 7.127 25,79571 0,04467 0,31779 41

37 TSPC

2012 1970 4.632.985 1.279.829 635.176 29,16422 0,13710 0,27624 42

2013 1970 5.417.060 1.581.513 638.535 29,32057 0,11787 0,29195 43

2014 1970 5.609.557 1.527.429 585.791 29,35549 0,10443 0,27229 44

2015 1970 6.284.729 1.947.588 529.219 29,46914 0,08421 0,30989 45

2016 1970 6.585.807 1.950.534 545.494 29,51594 0,08283 0,29617 46

2017 1970 7.434.900 2.352.892 557.340 29,63721 0,07496 0,31647 47

38 ADES

2012 1985 389.094 179.972 83.376 26,68709 0,21428 0,46254 27

2013 1985 441.064 179.543 55.656 26,81246 0,12619 0,40707 28

2014 1985 502.990 210.845 31.072 26,94384 0,06177 0,41918 29

2015 1985 653.224 324.855 32.839 27,20519 0,05027 0,49731 30

2016 1985 767.479 383.091 55.951 27,36638 0,07290 0,49916 31

2017 1985 840.236 417.225 38.242 27,45695 0,04551 0,49656 32

39 UNVR

2012 1933 11.984.979 8.016.614 4.839.145 30,11468 0,40377 0,66889 79

2013 1933 12.703.468 8.635.611 5.352.625 30,17290 0,42135 0,67978 80

2014 1933 14.280.670 9.534.156 5.926.720 30,28993 0,41502 0,66763 81

2015 1933 15.729.945 10.902.585 5.851.805 30,38659 0,37202 0,69311 82

2016 1933 16.745.695 12.041.437 6.390.672 30,44916 0,38163 0,71908 83

2017 1933 18.906.413 16.745.695 7.004.562 30,57052 0,37049 0,88572 84

40 KDSI

2012 1973 570.564 254.558 36.837 27,06989 0,06456 0,44615 39

2013 1973 855.090 517.650 36.003 27,47447 0,04210 0,60537 40

2014 1973 960.333 588.300 45.687 27,59055 0,04757 0,61260 41

15

0

Page 165: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun Tahun

Pendirian

Total Aset

(Jutaan)

Kewajiban

(Jutaan)

Laba Bersih

(Jutaan)

LN

ASET ROA LEV AGE

2015 1973 1.177.094 798.172 11.471 27,79407 0,00974 0,67809 42

2016 1973 1.142.273 722.489 47.127 27,76404 0,04126 0,63250 43

2017 1973 1.328.292 842.752 68.965 27,91491 0,05192 0,63446 44

15

1

Page 166: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

Lampiran 3

PENGUKURAN STRATEGI BISNIS

PERUSAHAAN MANUFAKTUR 2012-2017

No. Kode Tahun Skor Strategi

1 INTP

2012 9 Defenders

2013 8 Defenders

2014 10 Defenders

2015 8 Defenders

2016 8 Defenders

2017 14 Prospectors

2 SMGR

2012 10 Defenders

2013 10 Defenders

2014 10 Defenders

2015 10 Defenders

2016 10 Defenders

2017 12 Prospectors

3 ARNA

2012 11 Prospectors

2013 11 Prospectors

2014 11 Prospectors

2015 12 Prospectors

2016 12 Prospectors

2017 15 Prospectors

4 TOTO 2012 13 Prospectors

No. Kode Tahun Skor Strategi

2013 14 Prospectors

2014 12 Prospectors

2015 14 Prospectors

2016 14 Prospectors

2017 16 Prospectors

5 INAI

2012 12 Prospectors

2013 13 Prospectors

2014 13 Prospectors

2015 11 Prospectors

2016 12 Prospectors

2017 12 Prospectors

6 LION

2012 13 Prospectors

2013 13 Prospectors

2014 13 Prospectors

2015 14 Prospectors

2016 13 Prospectors

2017 13 Prospectors

7 INCI 2012 10 Defenders

2013 8 Defenders

15

2

Page 167: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun Skor Strategi

2014 8 Defenders

2015 7 Defenders

2016 6 Defenders

2017 9 Defenders

8 IGAR

2012 12 Prospectors

2013 12 Prospectors

2014 10 Defenders

2015 9 Defenders

2016 11 Prospectors

2017 10 Defenders

9 TRST

2012 5 Defenders

2013 5 Defenders

2014 5 Defenders

2015 5 Defenders

2016 5 Defenders

2017 8 Defenders

10 CPIN

2012 9 Defenders

2013 9 Defenders

2014 9 Defenders

2015 9 Defenders

2016 9 Defenders

2017 11 Prospectors

11 JPFA 2012 9 Defenders

No. Kode Tahun Skor Strategi

2013 8 Defenders

2014 8 Defenders

2015 8 Defenders

2016 9 Defenders

2017 11 Prospectors

12 ALDO

2012 9 Defenders

2013 11 Prospectors

2014 12 Prospectors

2015 11 Prospectors

2016 9 Defenders

2017 10 Defenders

13 ASII

2012 13 Prospectors

2013 14 Prospectors

2014 14 Prospectors

2015 14 Prospectors

2016 15 Prospectors

2017 14 Prospectors

14 AUTO

2012 13 Prospectors

2013 12 Prospectors

2014 13 Prospectors

2015 13 Prospectors

2016 12 Prospectors

2017 11 Prospectors

15

3

Page 168: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun Skor Strategi

15 INDS

2012 9 Defenders

2013 8 Defenders

2014 8 Defenders

2015 8 Defenders

2016 8 Defenders

2017 10 Defenders

16 SMSM

2012 13 Prospectors

2013 13 Prospectors

2014 14 Prospectors

2015 14 Prospectors

2016 13 Prospectors

2017 15 Prospectors

17 RICY

2012 12 Prospectors

2013 13 Prospectors

2014 14 Prospectors

2015 13 Prospectors

2016 12 Prospectors

2017 11 Prospectors

18 TRIS

2012 13 Prospectors

2013 13 Prospectors

2014 13 Prospectors

2015 13 Prospectors

2016 14 Prospectors

No. Kode Tahun Skor Strategi

2017 12 Prospectors

19 KBLI

2012 7 Defenders

2013 6 Defenders

2014 6 Defenders

2015 5 Defenders

2016 7 Defenders

2017 7 Defenders

20 KBLM

2012 6 Defenders

2013 5 Defenders

2014 5 Defenders

2015 5 Defenders

2016 6 Defenders

2017 7 Defenders

21 DLTA

2012 15 Prospectors

2013 15 Prospectors

2014 15 Prospectors

2015 13 Prospectors

2016 15 Prospectors

2017 13 Prospectors

22 ICBP

2012 16 Prospectors

2013 16 Prospectors

2014 15 Prospectors

2015 16 Prospectors

154

Page 169: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun Skor Strategi

2016 16 Prospectors

2017 16 Prospectors

23 INDF

2012 13 Prospectors

2013 13 Prospectors

2014 14 Prospectors

2015 14 Prospectors

2016 13 Prospectors

2017 13 Prospectors

24 MYOR

2012 13 Prospectors

2013 14 Prospectors

2014 13 Prospectors

2015 15 Prospectors

2016 15 Prospectors

2017 14 Prospectors

25 ROTI

2012 14 Prospectors

2013 13 Prospectors

2014 13 Prospectors

2015 13 Prospectors

2016 14 Prospectors

2017 14 Prospectors

26 SKLT

2012 13 Prospectors

2013 13 Prospectors

2014 13 Prospectors

No. Kode Tahun Skor Strategi

2015 14 Prospectors

2016 11 Prospectors

2017 14 Prospectors

27 STTP

2012 10 Defenders

2013 9 Defenders

2014 10 Defenders

2015 11 Prospectors

2016 13 Prospectors

2017 13 Prospectors

28 ULTJ

2012 10 Defenders

2013 12 Prospectors

2014 13 Prospectors

2015 13 Prospectors

2016 14 Prospectors

2017 10 Defenders

29 GGRM

2012 13 Prospectors

2013 13 Prospectors

2014 12 Prospectors

2015 13 Prospectors

2016 12 Prospectors

2017 12 Prospectors

30 HMSP 2012 15 Prospectors

2013 15 Prospectors

155

Page 170: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun Skor Strategi

2014 14 Prospectors

2015 16 Prospectors

2016 15 Prospectors

2017 11 Prospectors

31 WIIM

2012 16 Prospectors

2013 15 Prospectors

2014 15 Prospectors

2015 15 Prospectors

2016 15 Prospectors

2017 12 Prospectors

32 DVLA

2012 14 Prospectors

2013 15 Prospectors

2014 15 Prospectors

2015 14 Prospectors

2016 15 Prospectors

2017 13 Prospectors

33 KAEF

2012 15 Prospectors

2013 15 Prospectors

2014 16 Prospectors

2015 14 Prospectors

2016 17 Prospectors

2017 14 Prospectors

34 KLBF 2012 16 Prospectors

No. Kode Tahun Skor Strategi

2013 16 Prospectors

2014 16 Prospectors

2015 16 Prospectors

2016 16 Prospectors

2017 14 Prospectors

35 MERK

2012 18 Prospectors

2013 18 Prospectors

2014 18 Prospectors

2015 17 Prospectors

2016 17 Prospectors

2017 13 Prospectors

36 PYFA

2012 13 Prospectors

2013 13 Prospectors

2014 13 Prospectors

2015 13 Prospectors

2016 14 Prospectors

2017 13 Prospectors

37 TSPC

2012 16 Prospectors

2013 16 Prospectors

2014 14 Prospectors

2015 15 Prospectors

2016 13 Prospectors

2017 11 Prospectors

156

Page 171: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

No. Kode Tahun Skor Strategi

38 ADES

2012 17 Prospectors

2013 17 Prospectors

2014 15 Prospectors

2015 14 Prospectors

2016 12 Prospectors

2017 12 Prospectors

39 UNVR

2012 11 Prospectors

2013 11 Prospectors

2014 11 Prospectors

No. Kode Tahun Skor Strategi

2015 11 Prospectors

2016 11 Prospectors

2017 11 Prospectors

40 KDSI

2012 10 Defenders

2013 9 Defenders

2014 9 Defenders

2015 10 Defenders

2016 8 Defenders

2017 6 Defenders

157

Page 172: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

158

Lampiran 4

PENGUKURAN KUALITAS AUDIT

PERUSAHAAN MANUFAKTUR 2012-2017

No. Kode Tahun Auditor SPEC Kode

1 INTP

2012 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 29% 1

2013 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2014 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

2015 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 28% 1

2016 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2017 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

2 SMGR

2012 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 29% 1

2013 Satrio Bing Eny (Delloite) 14% 0

2014 Satrio Bing Eny (Delloite) 13% 0

2015 Satrio Bing Eny (Delloite) 13% 0

2016 Satrio Bing Eny (Delloite) 14% 0

2017 Satrio Bing Eny (Delloite) 16% 1

3 ARNA

2012 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 29% 1

2013 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2014 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

2015 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 28% 1

2016 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2017 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

4 TOTO

2012 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 29% 1

2013 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2014 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

2015 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 28% 1

2016 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2017 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

5 INAI

2012 Paul Hadiwinata Hidajat Arsono 1% 0

2013 Paul Hadiwinata Hidajat Arsono 1% 0

2014 Paul Hadiwinata Hidajat Arsono 1% 0

2015 Paul Hadiwinata Hidajat Arsono 1% 0

2016 Paul Hadiwinata Hidajat Arsono 1% 0

2017 Paul Hadiwinata Hidajat Arsono 1% 0

6 LION

2012 Kosasih Nurdiyaman Mulyadi 0% 0

2013 Kosasih Nurdiyaman Mulyadi 0% 0

2014 Kosasih Nurdiyaman Mulyadi 1% 0

2015 Kosasih Nurdiyaman Mulyadi 1% 0

Page 173: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

159

No. Kode Tahun Auditor SPEC Kode

2016 Kosasih Nurdiyaman Mulyadi 1% 0

2017 Kosasih Nurdiyaman Mulyadi 1% 0

7 INCI

2012 Hanata Budianto 0% 0

2013 Hanata Budianto 0% 0

2014 Hanata Budianto 0% 0

2015 Hendrawinata Eddy Siddharta & 1% 0

2016 Hendrawinata Eddy Siddharta & 1% 0

2017 Kanaka Puraadiredja Suhartono 1% 0

8 IGAR

2012 Aryanto Amir Jusuf Mawar 1% 0

2013 Hertanto Sidiq & Indra 0% 0

2014 Hertanto Grace Karunawan 0% 0

2015 Hertanto Grace Karunawan 0% 0

2016 Hertanto Grace Karunawan 0% 0

2017 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

9 TRST

2012 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 29% 1

2013 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2014 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

2015 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 28% 1

2016 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2017 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

10 CPIN

2012 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 29% 1

2013 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2014 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

2015 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 28% 1

2016 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2017 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

11 JPFA

2012 Mulyamin (Moore Stephens) 3% 0

2013 Mulyamin (Moore Stephens) 3% 0

2014 Mulyamin (Moore Stephens) 3% 0

2015 Mulyamin (Moore Stephens) 3% 0

2016 Mulyamin (Moore Stephens) 3% 0

2017 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

12 ALDO

2012 Anwar 0% 0

2013 Arsyad 0% 0

2014 Arsyad 0% 0

2015 Arsyad 0% 0

2016 Richard Risambessy 0% 0

2017 Hendrik 0% 0

Page 174: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

160

No. Kode Tahun Auditor SPEC Kode

13 ASII

2012 PWC 31% 1

2013 PWC 29% 1

2014 PWC 28% 1

2015 PWC 27% 1

2016 PWC 26% 1

2017 PWC 27% 1

14 AUTO

2012 PWC 31% 1

2013 PWC 29% 1

2014 PWC 28% 1

2015 PWC 27% 1

2016 PWC 26% 1

2017 PWC 27% 1

15 INDS

2012 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 1% 0

2013 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 2% 0

2014 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 3% 0

2015 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 2% 0

2016 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 3% 0

2017 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 3% 0

16 SMSM

2012 Teramihardja Pradhono & Chandra 0% 0

2013 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2014 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

2015 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 28% 1

2016 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2017 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

17 RICY

2012 Joachim Poltak Lian 0% 0

2013 Joachim Poltak Lian 0% 0

2014 Joachim Poltak Lian 0% 0

2015 Joachim Poltak Lian 0% 0

2016 Johannes Juara 0% 0

2017 Joachim Poltak Lian 0% 0

18 TRIS

2012 Anwar 0% 0

2013 Paul Hadiwinata Hidajat Arsono 1% 0

2014 Paul Hadiwinata Hidajat Arsono 1% 0

2015 Gideon Adi 0% 0

2016 Gideon Adi 0% 0

2017 Kosasih Nurdiyaman Mulyadi 1% 0

19 KBLI 2012 Satrio Bing Eny (Delloite) 11% 0

2013 Satrio Bing Eny (Delloite) 14% 0

Page 175: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

161

No. Kode Tahun Auditor SPEC Kode

2014 Satrio Bing Eny (Delloite) 13% 0

2015 Satrio Bing Eny (Delloite) 13% 0

2016 Satrio Bing Eny (Delloite) 14% 0

2017 Satrio Bing Eny (Delloite) 16% 1

20 KBLM

2012 Mulyamin (Moore Stephens) 3% 0

2013 Doli Bambang Sulistyanto Dadang 1% 0

2014 Doli Bambang Sulistyanto Dadang 1% 0

2015 Doli Bambang Sulistyanto Dadang 1% 0

2016 Anwar 1% 0

2017 Kanaka Puraadiredja Suhartono 1% 0

21 DLTA

2012 Satrio Bing Eny (Delloite) 11% 0

2013 Satrio Bing Eny (Delloite) 14% 0

2014 Satrio Bing Eny (Delloite) 13% 0

2015 Satrio Bing Eny (Delloite) 13% 0

2016 Satrio Bing Eny (Delloite) 14% 0

2017 Satrio Bing Eny (Delloite) 16% 1

22 ICBP

2012 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 29% 1

2013 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2014 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

2015 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 28% 1

2016 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2017 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

23 INDF

2012 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 29% 1

2013 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2014 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

2015 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 28% 1

2016 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2017 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

24 MYOR

2012 Mulyamin (Moore Stephens) 3% 0

2013 Mulyamin (Moore Stephens) 3% 0

2014 Mulyamin (Moore Stephens) 3% 0

2015 Mulyamin (Moore Stephens) 3% 0

2016 Mulyamin (Moore Stephens) 3% 0

2017 Mulyamin (Moore Stephens) 2% 0

25 ROTI

2012 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 29% 1

2013 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2014 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

2015 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 28% 1

Page 176: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

162

No. Kode Tahun Auditor SPEC Kode

2016 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2017 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

26 SKLT

2012 Paul Hadiwinata Hidajat Arsono 1% 0

2013 Paul Hadiwinata Hidajat Arsono 1% 0

2014 Paul Hadiwinata Hidajat Arsono 1% 0

2015 Paul Hadiwinata Hidajat Arsono 1% 0

2016 Paul Hadiwinata Hidajat Arsono 1% 0

2017 Paul Hadiwinata Hidajat Arsono 1% 0

27 STTP

2012 Hadori Sugiarto Adi 1% 0

2013 Hadori Sugiarto Adi 1% 0

2014 Hadori Sugiarto Adi 1% 0

2015 Hadori Sugiarto Adi 1% 0

2016 Hadori Sugiarto Adi 2% 0

2017 Paul Hadiwinata Hidajat Arsono 1% 0

28 ULTJ

2012 Bambang Budi Tresno 0% 0

2013 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 2% 0

2014 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 3% 0

2015 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 2% 0

2016 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 3% 0

2017 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 3% 0

29 GGRM

2012 Siddharta Widjaja (KPMG) 6% 0

2013 Siddharta Widjaja (KPMG) 6% 0

2014 Siddharta Widjaja (KPMG) 8% 0

2015 Siddharta Widjaja (KPMG) 7% 0

2016 Siddharta Widjaja (KPMG) 7% 0

2017 Siddharta Widjaja (KPMG) 8% 0

30 HMSP

2012 PWC 31% 1

2013 PWC 29% 1

2014 PWC 28% 1

2015 PWC 27% 1

2016 PWC 26% 1

2017 PWC 27% 1

31 WIIM

2012 Gani Mulyadi & Handayani 0% 0

2013 Kosasih Nurdiyaman Mulyadi 0% 0

2014 Kosasih Nurdiyaman Mulyadi 1% 0

2015 Kosasih Nurdiyaman Mulyadi 1% 0

2016 Kosasih Nurdiyaman Mulyadi 1% 0

2017 Kosasih Nurdiyaman Mulyadi 1% 0

Page 177: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

163

No. Kode Tahun Auditor SPEC Kode

32 DVLA

2012 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 29% 1

2013 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2014 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

2015 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 28% 1

2016 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2017 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

33 KAEF

2012 Hendrawinata Eddy Siddharta & 1% 0

2013 Hendrawinata Eddy Siddharta & 1% 0

2014 Hendrawinata Eddy Siddharta & 1% 0

2015 Hendrawinata Eddy Siddharta & 1% 0

2016 Hadori Sugiarto Adi 2% 0

2017 Hadori Sugiarto Adi 1% 0

34 KLBF

2012 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 29% 1

2013 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2014 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

2015 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 28% 1

2016 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 26% 1

2017 Purwanto Sungkoro & Surja (EY) 27% 1

35 MERK

2012 Siddharta Widjaja (KPMG) 6% 0

2013 Siddharta Widjaja (KPMG) 6% 0

2014 Siddharta Widjaja (KPMG) 8% 0

2015 Siddharta Widjaja (KPMG) 7% 0

2016 Siddharta Widjaja (KPMG) 7% 0

2017 Siddharta Widjaja (KPMG) 8% 0

36 PYFA

2012 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 1% 0

2013 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 2% 0

2014 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 3% 0

2015 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 2% 0

2016 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 3% 0

2017 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 3% 0

37 TSPC

2012 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 1% 0

2013 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 2% 0

2014 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 3% 0

2015 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 2% 0

2016 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 3% 0

2017 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 3% 0

38 ADES 2012 Johan Malonda Mustika 0% 0

2013 Johan Malonda Mustika 0% 0

Page 178: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

164

No. Kode Tahun Auditor SPEC Kode

2014 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 3% 0

2015 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 2% 0

2016 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 3% 0

2017 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang 3% 0

39 UNVR

2012 PWC 31% 1

2013 PWC 29% 1

2014 Siddharta Widjaja (KPMG) 8% 0

2015 Siddharta Widjaja (KPMG) 7% 0

2016 Siddharta Widjaja (KPMG) 7% 0

2017 Siddharta Widjaja (KPMG) 8% 0

40 KDSI

2012 Kosasih Nurdiyaman Mulyadi 0% 0

2013 Kosasih Nurdiyaman Mulyadi 0% 0

2014 Kosasih Nurdiyaman Mulyadi 1% 0

2015 Kosasih Nurdiyaman Mulyadi 1% 0

2016 Kosasih Nurdiyaman Mulyadi 1% 0

2017 Kosasih Nurdiyaman Mulyadi 1% 0

Page 179: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

165

Lampiran 5

HASIL UJI SPSS

Analisa Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DA 240 -,15542 ,21646 ,02812 ,05962

STRAT 240 5 18 12,04 2,979

LN ASET 240 25,60818 33,32018 28,75460 1,78789

ROA 240 ,00076 ,42135 ,10740 ,08455

LEV 240 ,05073 ,88572 ,39560 ,16835

AGE 240 3 85 38,25 15,176

SPEC 240 0 1 ,38 ,486

Valid N

(listwise)

240

Uji Asumsi Klasik

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -,252 ,066 -3,799 ,000

STRAT -,005 ,001 -,257 -4,097 ,000 ,894 1,119

LN ASET ,013 ,002 ,378 5,168 ,000 ,655 1,526

ROA ,192 ,054 ,272 3,536 ,000 ,595 1,680

LEV ,001 ,022 ,002 ,032 ,975 ,926 1,080

AGE -,001 ,000 -,242 -3,213 ,002 ,620 1,614

SPEC -,015 ,009 -,121 -1,604 ,110 ,623 1,605

a. Dependent Variable: DA

Page 180: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

166

Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -,00304

Cases < Test Value 120

Cases >= Test Value 120

Total Cases 240

Number of Runs 112

Z -1,164

Asymp. Sig. (2-tailed) ,244

a. Median

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 240

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,05395270

Most Extreme Differences Absolute ,051

Positive ,051

Negative -,032

Test Statistic ,051

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Page 181: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

167

Page 182: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

168

Uji Heteroskedastisitas

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,298a ,089 ,041 ,00423

a. Predictors: (Constant), X1X2X3X4X5X6, LEV2, STRAT, LNASET2, AGE,

SPEC2, ROA, AGE2, LEV, ROA2, STRAT2, LN ASET

b. Dependent Variable: Res2

Analisis Regresi Moderasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,451a ,203 ,168 ,054367029200000

a. Predictors: (Constant), AGESP, STRAT, LEV, AGE, LN ASET, ROA,

LEVSP, ROASP, STSP, LNSP

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression ,173 10 ,017 5,839 ,000b

Residual ,677 229 ,003

Total ,849 239

a. Dependent Variable: DA

b. Predictors: (Constant), AGESP, STRAT, LEV, AGE, LN ASET, ROA,

LEVSP, ROASP, STSP, LNSP

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -,265 ,069 -3,862 ,000

STRAT -,006 ,002 -,301 -3,836 ,000

LN ASET ,014 ,003 ,418 5,341 ,000

ROA ,249 ,083 ,353 2,987 ,003

Page 183: PENGARUH STRATEGI BISNIS, UKURAN PERUSAHAAN

169

LEV ,015 ,025 ,043 ,597 ,551

AGE -,002 ,000 -,396 -3,558 ,000

STSP ,002 ,003 ,236 ,858 ,392

LNSP -,002 ,002 -,479 -1,297 ,196

ROASP -,075 ,110 -,107 -,681 ,496

LEVSP -,059 ,051 -,192 -1,176 ,241

AGESP ,001 ,001 ,384 1,910 ,057

a. Dependent Variable: DA