pengaruh sarana prasarana, prosedur penerimaan pasien, pelayanan keperawatan terhadap kepuasan...

8
Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 1 PENGARUH SARANA PRASARANA, PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN, PELAYANAN PERAWAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) DAYA MAKASSAR Fardiansyah Ahmad, Irmayani, Adriani Kadir Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar Dosen Tidak Tetap STIKES Nani Hasanuddin Makassar Dosen Tetap Program S1 Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK Fardiansyah Ahmad. “Pengaruh Sarana Prasarana, Prosedur Penerimaan Pasien, Dan Pelayanan Perawat Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Rsud Daya Makassar” (Pembimbing I : Irmayani, Pembimbing Ii : Adriani Kadir) Angka pemanfaatan tempat tidur adalah salah satu indikator yang mudah dilihat oleh masyarakat atau orang awam untuk memantau bagaimana mutu sebuah pelayanan rumah sakit. Kondisi lain yang menunjukkan masalah mutu yang dapat menyebabkan tidak terpenuhinya kepuasan pasien di rumah sakit menurut Depkes RI tahun 1993 yakni adanya keluhan yang sering terdengar dari pihak pemakai pelayanan kesehatan yang biasanya menjadi sasaran adalah sikap petugas administrasi, sarana yang kurang memadai, kelambatan pelayanan, persediaan obat, tarif pelayanan, perawatan medis, dan lain-lain (Sabarguna, 2004). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh kualitas pelayanan kesehatan dalam hal menyangkut sarana prasarana,prosedur penerimaan pasien, dan pelayanan perawat terhadap tingkat kepuasan pasien di Ruang rawat inap RSUD Daya Makassar. Penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional Study, dengan jumlah populasi 186 orang dan sampel 65 orang yang ditentukan dengan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan diolah dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil analisa bivariat yang diperoleh menunjukkan bahwa ada pengaruh sarana prasarana terhadap tingkat kepuasan pasien (p= 0,000<0,05), prosedur penerimaan pasien terhadap tingkat kepuasan pasien (p= 0,000<0,05), dan pelayanan perawat terhadap tingkat kepuasan pasien (p= 0,000<0,05).Dari pembahasan dan hasil uji statistik Chi Square yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh sarana prasarana, prosedur penerimaan pasien, dan pelayanan perawat terhadap kepuasan pasien. Diharapkan kepada pihak Rumah sakit agar tetap mempertahankan kinerja yang sudah ada dan tidak mengabaikan beberapa penilaian kurang baik terhadap sarana prasarana, prosedur penerimaan pasien, dan pelayanan perawat. Kata kunci : Sarana prasarana, prosedur penermaan pasien, pelayanan perawat dan tingkat kepuasan pasien. PENDAHULUAN Mutu pelayanan rumah sakit dapat dilihat dari segi aspek-aspek sebagai berikut : aspek klinis (pelayanan dokter, perawat dan terkait teknis medis), aspek efisiensi dan efektifitas pelayanan, keselamatan pasien, dan kepuasan pasien. Beberapa indikator untuk mengetahui mutu efisiensi rumah sakit antara lain : pemanfaatan tempat tidur, pemanfaatan tenaga, pemanfaatan penunjang medik, dan keuangan. Indikator pemanfaatan tempat tidur sendiri yang mudah kita lihat dan kita ketahui adalah melalui angka BOR/ Bed Occupancy Rate, BTO/ Bed Turn Over, ALOS/ Average Length Of Stay, TOI/ Turn Over Interval (Sabarguna, 2004). Selama periode tahun 2005 - 2007, rumah sakit Indonesia mengalami peningkatan dalam hal rata-rata pemanfaatan tempat tidur (BOR). Pada tahun 2005 rata-rata nilai BOR nasional adalah sebesar 56,2 %, tahun 2006 rata-rata BOR nasional sebesar 57 %, dan BOR nasional tahun 2007 sebesar 65 %. Selain itu, untuk rata-rata lama hari perawatan (LOS) nasional secara umum cenderung fluktuatif. Rata-rata nilai LOS nasional pada tahun 2005 adalah 5,1 hari, rata-rata LOS nasional tahun 2006 adalah 4 hari, dan pada tahun 2007 rata-rata LOS nasional adalah 5 hari (Depkes RI, 2008). Dari Data Rekam Medis RSUD Daya Makassar pasien yang dirawat khususnya rawat inap tahun 2011 pada Triwulan ke-I

Upload: indra

Post on 13-Sep-2015

73 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

  • Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 1

    PENGARUH SARANA PRASARANA, PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN, PELAYANAN PERAWAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN

    DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) DAYA MAKASSAR

    Fardiansyah Ahmad, Irmayani, Adriani Kadir

    Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar Dosen Tidak Tetap STIKES Nani Hasanuddin Makassar

    Dosen Tetap Program S1 Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar

    ABSTRAK

    Fardiansyah Ahmad. Pengaruh Sarana Prasarana, Prosedur Penerimaan Pasien, Dan Pelayanan Perawat Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Rsud Daya Makassar (Pembimbing I : Irmayani, Pembimbing Ii : Adriani Kadir)

    Angka pemanfaatan tempat tidur adalah salah satu indikator yang mudah dilihat oleh masyarakat atau orang awam untuk memantau bagaimana mutu sebuah pelayanan rumah sakit. Kondisi lain yang menunjukkan masalah mutu yang dapat menyebabkan tidak terpenuhinya kepuasan pasien di rumah sakit menurut Depkes RI tahun 1993 yakni adanya keluhan yang sering terdengar dari pihak pemakai pelayanan kesehatan yang biasanya menjadi sasaran adalah sikap petugas administrasi, sarana yang kurang memadai, kelambatan pelayanan, persediaan obat, tarif pelayanan, perawatan medis, dan lain-lain (Sabarguna, 2004). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh kualitas pelayanan kesehatan dalam hal menyangkut sarana prasarana,prosedur penerimaan pasien, dan pelayanan perawat terhadap tingkat kepuasan pasien di Ruang rawat inap RSUD Daya Makassar. Penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional Study, dengan jumlah populasi 186 orang dan sampel 65 orang yang ditentukan dengan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan diolah dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan = 0,05. Hasil analisa bivariat yang diperoleh menunjukkan bahwa ada pengaruh sarana prasarana terhadap tingkat kepuasan pasien (p= 0,000

  • Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 2

    sebanyak 1304 pasien (penyakit dalam 417 pasien, bedah 89 pasien, kesehatan anak 269 pasien, obstetri 356 pasien, ginekologi 127 pasien dan ICU 46 pasien). Triwulan ke-II sebanyak 1526 pasien (penyakit dalam 517 pasien, bedah 104 pasien, kesehatan anak 349 pasien, obstetri 349 pasien, ginekologi 119 pasien dan ICU 42 pasien). Triwulan ke-III sebanyak 1466 pasien (penyakit dalam 448 pasien, bedah 109 pasien, kesehatan anak 109 pasien, obstetri 388 pasien, ginekologi 110 pasien dan ICU 37 pasien). Triwulan ke-IV sebanyak 1466 (penyakit dalam 500 pasien, bedah 186 pasien, kesehatan anak 410 pasien, obstetri 389 pasien, ginekologi 144 pasien dan ICU 36 pasien) (Rekam Medis RSUD Daya Makassar, 2011).

    Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian sebagai berikut: apakah sarana dan prasarana, prosedur penerimaan pasien, dan pelayanan perawat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien di Ruang rawat inap RSUD Daya Makassar .

    BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel penelitian Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode pendekatan Cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya Makassar pada tanggal 09 juli sampai 09 Agustus tahun 2012. Populasi adalah keselurahan objek peneliti yang akan di teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat di ruang rawat inap bedah RSUD Daya makassar, populasi diambil Triwulan ke-IV tahun 2011 sebanyak 186 orang. Penentuan jumlah besar sampel dengan menggunakan rumus sesuai dengan kriteria inklusi. 1) Kriteria Inklusi :

    a) Pasien yang bisa berkomunikasi dengan baik.

    b) Pasien tidak dalam keadaan gawat darurat, pasien dalam keadaan sadar dan atau jika pasien tidak sadar (tidak mampu menjawab pertanyaan sendiri) dapat diwakili oleh keluarga.

    c) Telah dirawat selama 2 x 24 jam atau lebih.

    d) Umur 15 tahun e) Pasien bersedia diteliti f) Pasien tidak dalam keadaan akut

    2) Kriteria eksklusi : a) Pasien yang meninggal sebelum 2 x

    24 jam dalam perawatan. b) Pasien dalam keadaan sangat gawat.

    c) Pasien tidak bersedia diteliti.

    Pengumpulan data 1. Pengumpulan Data Primer

    Dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah disediakan.

    2. Data Sekunder Diperoleh dari pengumpulan dokumen seperti laporan tahunan dan profil RSUD Daya, Profil Dinkes kota makassar, sumber-sumber lain seperti jurnal, buku dan penunjang lainnya yang terkait dengan penelitian ini. Pengolahan data dilakukan dengan : a. Editing. b. Koding. c. Entry data

    Melakukan teknik analisis

    Dalam melakukan analisis, khusussnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistic terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis.Dalam tahap ini diolah dan dianalisis dengan teknik-teknik tertentu. Data diolah dengan software proses computer yaitu : 1. Analisis Univariat : dilakukan terhadap tiap

    variable dari hasil penelitian. Pada umumnya dilakukan secara statistic deskriptif dengan menggunakan distribusi frekuensi.

    2. Analisis bivariat : dilakukan terhadap dua variable yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan menggunakan uji chi square.

    HASIL PENELITIAN 1. Hasil Analisa Univariat

    Tabel 5.1 : Distribusi Responden Menurut Umur Di Ruang Rawat Inap RSUD Daya Tahun 2012

    Umur Frekuensi Persen

    20 35 tahun 5 7,7 36 50 tahun 50 76,9 > 50 tahun 10 15,4 Total 65 100,0

    Sumber : Data primer bulan juli 2012

    Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa sebagian besar responden adalah kelompok umur 36-50 tahun yakni sebanyak 50 responden atau 76,9%, kemudian kelompok umur lebih dari 50 tahun sebanyak 10 responden atau 15,4%, dan terendah adalah kelompok umur 20 -35 tahun sebanyak 5 responden atau 7,7 %.

  • Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 3

    Tabel 5.2 :Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Di Ruang Rawat Inap RSUD Daya Tahun 2012

    Jenis kelamin Frekuensi Persen

    Laki-laki 29 44,6

    Perempuan 36 55,4

    Total 65 100.0

    Sumber : Data primer bulan Juli 2012

    Tabel 5.2 menunjukkan jumlah Jenis kelamin responden terbanyak adalah perempuan sebanyak 36 orang (55,4 %) dan laki-laki sebanyak 29 orang (44,6 %)

    Tabel 5.3 :Distribusi Responden Menurut

    Pendidikan Terakhir Di Ruang Rawat Inap RSUD Daya Tahun 2012

    Pendidikan Terakhir

    Frekuensi Persen

    Tidak Sekolah 4 6,2 SD/SMP/SMA 54 83,1 D3/S1/S2/S3 7 10,7 Total 65 100.0

    Sumber : Data primer Bulan Juli 2012

    Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan bahwa semua responden memiliki tingkat pendidikan yang berbeda diantaranya namun yang paling banyak yaitu Responden dengan Kelompok pendidikan terakhir SD/SMP/SMA sebanyak 54 orang (83,1 %), kemudian kelompok pendidikan terakhir D3/S1/S2/S3 sebanyak 7 orang (10,7 %), dan responden yang tidak sekolah sebanyak 4 orang (6,2%).

    Tabel 5.4 :Distribusi Responden Menurut

    Pekerjaan Di Ruang Rawat Inap RSUD Daya Tahun 2012

    Pekerjaan Frekuensi Persen

    Bekerja 28 43,1

    Tidak Bekerja

    37 56,9

    Total 65 100.0

    Sumber : Data primer bulan Juli 2012

    Berdasarkan tabel 5.4 diatas diketahui jumlah responden yang memiliki pekerjaan adalah 28 orang (43,1 %), sedangkan yang tidak bekerja sebanyak 37 orang ( 56,9%).

    Tabel 5.5 : Distribusi Responden Menurut Sarana Prasarana Di Ruang Rawat Inap RSUD Daya Tahun 2012

    Sarana prasarana

    Frekuensi Persen

    Baik 50 76,9

    Kurang Baik 15 23,1

    Total 65 100.0 Sumber : Data primer bulan Juli 2012

    Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan

    menunjukkan bahwa responden yang menyatakan Sarana prasarana baik sebanyak 50 orang atau (76,9%), dan menyatakan kurang baik sebanyak 15 orang atau (23,1%).

    Tabel 5.6 : Distribusi Responden Menurut

    Prosedur Penerimaan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Daya Tahun 2012

    Prosedur Penerimaan Pasien

    Frekuensi Persen

    Baik 51 78,5 Kurang Baik 14 21,5 Total 65 100.0

    Sumber : Data primer bulan Juli 2012

    Berdasarkan tabel 5.6 menunjukan bahwa bahwa responden yang menyatakan prosedur penerimaan pasien baik sebanyak 51 orang atau (78,5%), dan menyatakan kurang baik sebanyak 14 orang atau (21,5%).

    Tabel 5.7 : Distribusi Responden Menurut

    Pelayanan Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Daya Tahun 2012

    Pelayanan Perawat

    Frekuensi Persen

    Baik 51 78,5 Kurang Baik 14 21,5

    Total 65 100.0 Sumber : Data primer bulan Juli 2012

    Berdasarkan tabel 5.7 menunjukan

    bahwa bahwa responden yang menyatakan pelayanan perawat baik sebanyak 50 orang atau (76,9%), dan menyatakan kurang baik sebanyak 15 orang atau (23,1%).

  • Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 4

    Tabel 5.8 : Distribusi Responden Menurut Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Daya Tahun 2012

    Tingkat Kepuasan

    Pasien Frekuensi Persen

    Puas 53 81,5

    Tidak Puas 12 18,5

    Total 65 100.0 Sumber : Data primer bulan Juli 2012

    Berdasarkan tabel 5.8 menunjukan

    bahwa bahwa responden yang menyatakan puas sebanyak 53 orang atau (81,5%), dan menyatakan kurang baik sebanyak 12 orang atau (18,5%).

    2. Analisa Bivariat

    a. Analisis Pengaruh Sarana Prasarana Terhadap Kepuasan Pasien Tabel 5.9 : Distribusi Responden

    Menurut Sarana Prasarana Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Daya 2012

    Sarana prasarana

    Kepuasan Pasien

    Puas Tidak Puas Total

    N % n % n % Baik 49 75,4 1 1,5 50 76,9

    Kurang Baik 4 6,2 11 16,9 15 23,1

    Total 53 81,6 12 18,4 65 100 P = 0,000 = 0.05

    Sumber : Data Primer, Juli Tahun 2012

    Tabel 5.9 diatas menunjukkan bahwa dari 65 responden yang menyatakan sarana prasarana baik dan puas sebanyak 49 orang (75,4%), responden yang menyatakan sarana prasarana baik tetapi tidak puas sebanyak 1 responden (1,5%) dan responden yang menyatakan sarana prasarana kurang baik tetapi puas sebanyak 4 responden (6,2%), responden yang menyatakan sarana prasarana kurang baik juga tidak puas sebanyak 11 responden (16,9%). Setelah dilakukan uji statistic dengan menggunakan uji chi-square dengan alternatife fishers exact test diperoleh nilai p = 0,00 < (0,05). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi ada pengaruh sarana prasarana terhadap tingkat kepuasan pasien.

    b. Analisis Pengaruh Prosedur penerimaan pasien Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Tabel 5.10 :Distribusi Responden

    Menurut Prosedur Penerimaan Pasien Terhadap Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Daya 2012

    Prosedur Penerimaan Pasien

    Kepuasan Pasien Puas Tidak Puas Total

    n % n % n % Baik 47 72,3 4 6,2 51 78,5

    Kurang Baik 6 9,2 8 12,3 14 21,5 Total 53 81,5 12 18,5 65 100

    P = 0,000 = 0.05 Sumber : Data Primer, Juli Tahun 2012

    Tabel 5.10 menunjukkan bahwa

    dari 65 responden yang menyatakan prosedur penerimaan pasien baik dan puas sebanyak 47 responden (72,3%), responden yang menyatakan prosedur penerimaan pasien baik tetapi tidak puas sebanyak 4 responden (6,2%) dan responden yang menyatakan prosedur penerimaan pasien kurang baik dan puas sebanyak 6 responden ( 9,2 % ), dan responden yang menyatakan prosedur penerimaan pasien kurang baik dan tidak puas adalah 8 responden ( 12,3 %). Setelah dilakukan uji statistic dengan menggunakan uji chi-square dengan alternatife fishers exact test diperoleh nilai p = 0,00 < (0,05). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi ada pengaruh prosedur penerimaan pasien terhadap tingkat kepuasan pasien.

    c. Analisis Pengaruh Pelayanan Perawat Terhadap Kepuasan pasien Tabel 5.11 : Distribusi Responden

    Menurut Pelayanan PerawatTerhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Daya

    Pelayanan Perawat

    Kepuasan Pasien

    Puas Tidak Puas Total

    n % n % n % Baik 50 76,9 0 0 50 78,5

    Kurang Baik 3 4,6 12 18,5 15 21,5 Total 53 81,5 12 18,5 65 100

    P = 0,000 = 0.05 Sumber : Data Primer, Juli Tahun 2012

  • Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 5

    Tabel 5.11 menunjukkan bahwa dari 65 responden yang menyatakan pelayanan perawat baik dan puas sebanyak 50 responden (76,9%), responden tidak ada yang menyatakan pelayanan perawat baik tetapi tidak puas, sedangkan responden yang menyatakan pelayanan perawat kurang baik tetapi puas sebanyak 3 responden (4,6%), dan responden yang menyatakan pelayanan perawat kurang baik juga tidak puas sebanyak 12 (18,5) %. Berdasarkan uji statistic Chi Square memperlihatkan nilai p = 0,00 < (0,05). Karena nilai p < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi ada pengaruh antara pelayanan perawat terhadap tingkat kepuasan pasien.

    PEMBAHASAN 1. Karakteristik Umum Responden

    Menurut Utama (2009), beberapa karakteristik individu yang diduga menjadi determinan dan indikator kualitas pelayanan kesehatan dan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien antara lain : umur, jenis kelamin, lama perawatan, biaya, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, suku bangsa, kelas perawatan, diagnosa penyakit, pendapatan, tempat tinggal, status perkawinan dan agama (Chriswardani, 2004). Responden dalam penelitian kali ini terdiri dari 36 orang perempuan (55,4%) dan 29 orang laki-laki (44,6 %). Responden paling banyak terdistribusi pada kelompok umur 36 tahun sampai dengan 50 tahun, sedangkan responden dengan jumlah yang sedikit tergolong dalam kelompok umur 20-35 tahun . Thi et al (2002) menyatakan bahwa umur mempunyai hubungan yang bermakna dengan tingkat kepuasan. Hall dan Dornan (1990) menyatakan bahwa seseoang yang berumur lebih tua umumnya cenderung merasa lebih puas dibandingkan dengan yang berusia lebih muda (Chriswardani, 2004). Untuk pekerjaan responden pada penelitian ini bervariasi paling banyak responden tidak memiliki pekerjaan yaitu sebanyak 37 orang (56,9%) sedangkan 28 responden memiliki pekerjaan. Jenjang pendidikan responden juga bervariasi mulai dari yang tidak pernah menginjak bangku sekolah sampai dengan perguruan tinggi. Responden dengan tingkat pendidikan tamat SD/SMP/SMA tergolong paling banyak yaitu 54 orang (83,1 %), sedangkan yang tidak sekolah

    ada 4 orang (6,2%). Lulusan perguruan tinggipun masih tergolong sedikit yaitu sebanyak 7 orang (10,8%). Carr dan Hill (Chriswardani, 2004) menyatakan bahwa masyarakat yang berpendidikan tinggi karena pengetahuan yang dimiliki, lebih menuntut layanan yang lebih baik.

    2. Variabel Penelitian a. Sarana prasarana

    Sarana prasarana yang dimaksud peneliti dalam penelitian ini adalah persepsi pasien terhadap penampilan fisik dan situasi kamar perawatannya. Kondisi kamar yang bersih dan rapih tentu saja akan mendatangkan rasa nyaman bagi pasien dan tentu saja akan sangat membantu memulihkan kondisi kesehatan pasien. Kondisi ruangan yang tidak terjaga kebersihan dan kenyamanannya bisa saja memperburuk keadaan pasien bahkan bisa mendatangkan penyakit lain bagi pasien. Hasil penelitian yang ditampilkan pada tabel 5.9 memberikan gambaran tentang pengaruh sarana prasarana terhadap tingkat kepuasan pasien dan didapatkan hasil sebagai berikut, Diantara 65 orang responden, terdapat 50 orang (76,9 %) yang menilai baik terhadap sarana prasarana, sedangkan Jumlah responden yang menilai sarana prasarana tidak baik ada sebanyak 15 orang (23,1 %). Faktor yang masih dikeluhkan tentang sarana prasarana antara lain ketersediaan air di kamar mandi dan toilet serta kondisi lantai kamar mandi dan toilet yang licin. Berdasarkan pada pengamatan, peneliti berasumsi bahwa sebagian besar responden mempunyai penilaian yang baik terhadap sarana prasarana sehingga sangat berpotensi untuk mendapatkan tingkat kepuasan yang diharapkan pasien. Sarana prasarana yang baik akan mempengaruhi pandangan pasien dan keluarga pasien tentang mutu pelayanan rumah sakit yang mana pada setiap unit perawatan akan menunjang pelaksanaan tugas tugas pelayanan sehingga dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan yang sesuai dengan harapan pasien.

    b. Prosedur penerimaan pasien Prosedur adalah tata tertib mengenai cara-cara, tahap-tahap, yang harus dipenuhi dalam melaksanakan

  • Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 6

    atau melaksanakan sesuatu. Menurut Ibnu Syamsi, SW (1994), prosedur adalah suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan. Hasil penelitian di unit rawat inap Bedah RSUD Daya Kota Makassar tentang kepuasan pasien terhadap prosedur penerimaan pasien dapat dilihat pada tabel 5.10. Pada tabel 5.10 dketahui bahwa dari 65 responden, 51 orang (78,5%) menilai baik dan 14 orang (21,5%) menilainya kurang baik. Hal-hal tentang prosedur penerimaan pasien yang masih dikeluhkan oleh responden antara lain karena petugas tidak langsung memberikan pelayanan saat pasien tiba di loket pendaftaran dan lamanya waktu pasien menunggu proses registrasi. Menurut Jacobalis (2009), salah satu hal yang menyebabkan munculnya ketidakpuasaan pasien terhadap pelayanan adalah lamanya waktu pasien menunggu proses masuk rawat inap. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian di RSUD Daya dimana masih cukup banyak responden yang mengeluhkan lamanya waktu tunggu untuk proses registrasi. Penelitian lain yang menunjukkan kemiripan adalah penelitian yang dilakukan oleh Supardi (2008) tentang hubungan antara persepsi mutu pelayanan pengobatan dengan kepuasan pasien di balai kesehatan karyawan rokok Kudus. Pada penelitian ini diketahui bahwa diantara 100 orang responden, terdapat 69 % responden mengaku puas dengan pelayanan administrasi yang ada di balai pengobatan tersebut. Menurut Sabarguna (2004) prosedur penerimaan pasien merupakan salah satu wajah rumah sakit yang memberi kesan pertama baik bagi pasien ataupun keluarganya. Karena itu, pelayanan yang cepat, tepat, ramah, dan professional perlu secara tegas ditetapkan dan dikembangkan agar berjalan sesuai harapan dan bisa memberi rasa puas bagi pelanggan. Berdasarkan pada pengamatan, peneliti berasumsi bahwa prosedur penerimaan pasien merupakan bentuk pelayanan kesehatan paling awal yang diterima pasien sebelum mendapatkan pelayanan untuk penyembuhan serta

    pemulihan maka hal ini menjadi kesan awal yang pasien dapatkan dan dapt mempengaruhi rasa puas pasien. Pelayanan yang cepat, tepat, ramah, dan professional perlu secara tegas ditetapkan dan dikembangkan dalam prosedur penerimaan pasien agar berjalan sesuai harapan dan bisa memberi kepuasan bagi pasien.

    c. Pelayanan perawat Menurut undang-undang kesehatan Nomor 23 tahun 1992, perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Menurut PP No.32 thn 1966 tentang tenaga kesehatan, perawat adalah seseorang yang telah lulus dan mendapatkan ijazah dari pendidikan kesehatan yang diakui pemerintah. Pelayanan perawat yang dimaksudkan peneliti pada penelitian kali ini adalah penilaian pasien terhadap reliability, assurance, tangible, empathy, dan responsiveness yang ditunjukkan oleh perawat terhadap pasien selama memberikan pelayanan. Reliability (kehandalan) perawat yang dimaksud adalah kemampuan perawat untuk melaksanakan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya. Assurance (jaminan/ keyakinan) perawat adalah pengetahuan, kemampuan, dan kesopanan seorang perawat yang dapat menimbulkan kepercayaan dan keyakinan bagi pasien. Tangible (bukti fisik) perawat adalah penilaian pasien terhadap penampilan fisik perawat. Empathy (perhatian) perawat adalah perhatian yang ditunjukkan perawat terhadap pasien, sedangkan responsibility (ketanggapan) perawat adalah kemampuan untuk membantu pasien dalam memberikan pelayanan yang cepat. Hasil penelitian di RSUD Daya yang ditampilkan pada tabel 5.11, didapatkan hasil sebagai berikut. Diantara 65 responden di unit rawat inap, terdapat 50 orang (76,9 %) yang menilai baik terhadap pelayanan perawat dan 15 orang (23,1 %) yang menilainya kurang baik. Diantara aspek mutu yang lain, aspek empathy (perhatian) dan aspek assurance

  • Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 7

    (jaminan) perawat yang masih dinilai tidak baik oleh responden. Dari segi assurance, yang sering dikeluhkan adalah tentang kurangnya keramahan perawat terhadap pasien dan kurangnya penjelasan dari perawat tentang kondisi pasien. Selain itu, dari segi empathy, kesabaran perawat dan perlakuan yang kasar terhadap keluarga pasienlah yang dinilai sangat tidak baik. Penelitian Bart Smet (1991) menyatakan bahwa sentuhan psikologis yang bisa disampaikan perawat dan tim medis lainnya kepada pasien akan mengurangi stress yang dialaminya pada masa sakit, dan ternyata kelelahan psikis berkontribusi terhadap penyakit yang diderita pasien semakin parah. Motivasi dari tim medis bisa menurunkan kecemasan dengan memberikan dukungan-dukungan emosional berupa kesabaran, perhatian, dan motivasi supaya pasien akan sembuh lebih cepat ( Chriswardani, 2004). Berdasarkan pengamatan, peneliti berasumsi bahwa pelayanan perawat merupakan pelayanan yang paling sentral dan perlu mendapatkan perhatian yang sangat besar karena pelayanan perawat inilah yang selalu diberikan selama pasien dirawat untuk proses penyembuhan dan pemulihan. Pelayanan perawat yang profesional akan memberikan perasaan nyaman, terlindungi pada diri setiap pasien yang sedang menjalani proses penyembuhan dimana pelayanan perawat merupakan kompensasi yang diharapkan akan memberikan kepuasan tersendiri bagi pasien

    KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh sarana prasarana, prosedur penerimaan pasien dan pelayanan perawat terhadap tingkat kepuasan di ruang rawat inap RSUD Daya Makassar yang

    dilaksanakan mulai dari tanggal 09 juli sampai dengan 09 Agustus 2012, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ada Pengaruh Sarana Prasarana Terhadap

    Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Daya Makassar.

    2. Ada Pengaruh Prosedur Penerimaan Pasien Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Daya Makassar.

    3. Ada Pengaruh Prosedur Pelayanan Perawat Terhadap ingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Daya Makassar.

    SARAN

    Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa rata-rata responden menilai baik terhadap keempat variable penelitian. Oleh karena itu, diharapkan bagi pihak rumah sakit agar tetap mempertahankan kinerja yang sudah ada sekarang untuk masing-masing variable. Selain itu, diharapkan juga jangan mengabaikan beberapa penilaian buruk terhadap beberapa item penilaian. Karena itu, beberapa saran yang diberikan sebagai berikut : 1. Untuk sarana dan prasarana, diharapkan

    kepada pihak rumah sakit agar lebih memperhatikan kondisi sarana dan prasarana demi menunjang terlaksananya proses perawatan dengan baik dan memberikan kenyamanan bagi pasien.

    2. Untuk prosedur penerimaan pasien diharapkan bisa membuat standar lama waktu pelayanan untuk pasien, setelah itu disosialisasiikan kepada para petugas admiiniistrasi dan dilanjutkan dengan proses monitoring secara terus menerus.

    3. Untuk Perawat, biasakan selalu meberikan informasi kepada pasien tentang kondisi kesehatanya setelah dilakukan pemeriksaan rutin.Hal ini bisa dilakukan dengan mengisi informasi informasi tersebut kedalam suatu format khusus yang bisa dilihat dan dipelajari dengan mudah oleh pasien sekalligus bertujuan untuk mendidik pasien.

    DAFTAR PUSTAKA

    Aditama, Tjandra Yoga. 2010. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi 2. Universitas Indonesia (UI-Press) : Jakarta

    Alimul Hidayat, A. Aziz. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika :

    Jakarta Anonim. 2011. Pengertian Sarana dan Prasarana. (online). (http://id.shvoong.com diakses 19 Maret 2012)

  • Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721 8

    Chriswardani Suryawati, 2004, Kepuasan Pasien Rumah Sakit Tinjauan Teoritis Dan penerapannya Pada

    Penelitian, Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, FK. Universitas Diponegoro, Semarang, Vol. 07. Departemen Kesehatan. Republik Indonesia., 2007. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2007, Jakarta. Departemen Kesehatan. Republik Indonesia., 2008. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008, Jakarta. Departemen Kesehatan. Republik Indonesia., 2009. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009, Jakarta. Dinas Kesehatan Kota Makassar, Profil Kesehatan RSUD Daya Tahun 2009 Dinkes Sulsel, 2010. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar.. Indar. 2009. Etika Keperawatan dan Hukum Kesehatan. Dipakai dalam lingkungan Stikes Nani Hasanuddin. Jacobalis, Samsi, Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan Dan Akreditasi Rumah Sakit. Kumpulan Naskah

    Ilmiah,2009. Muninjaya, A.A. Gde, 2004, Survey Kepuasan Pengguna Jasa Pelayanan Kesehatan Perjan Rumah Sakit

    Sanglah Denpasar, Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, FK. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Vol. 07, Halaman 115-122.

    Notoatmodjo,Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta : Jakarta. Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Rineka Cipta : Jakarta Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Pofesional. . Edisi 2. Salemba

    Medika : Jakarta Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Salemba Medika :

    Jakarta Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan. Edisi 3. Salemba Medika :

    Jakarta Pohan, Imbalo S. 2007. Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan. Edisi 1. EGC : Jakarta Purwanto S. 2007. Studi Tentang Mutu Pelayanan Keperawatan Pada Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD

    Prof.Dr.H. Anwar Makkatutu Kabupaten Bantaeng. Skripsi tidak diterbitkan Ramlah, Faktor Yang Berhubungan Dengan kepuasan pasien Rawat Inap Berdasarkan Mutu Pelayanan Pada

    Rumah Sakit Islam Faisal, Skripsi Tidak Diterbitkan, Fakultas kesehatan Masyarakat Unhas, Makassar 2008

    Redaksi Jendela Rumah Sakit, Petunjuk dan Penjelasan teknis Tentang Akreditasi Rumah Sakit, Media

    Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia, Jakarta, 1996 Sabarguna, Boy S; Manajemen Pelayanan Rumah Sakit; Berbasis Sistem Informasi, Yogyakarta: Konsorium

    Rumah Sakit Islam DIY, 2005. Sabarguna B.S. (2009). Manajemen Operasional Rumah Sakit. Yogyakarta : KONSORSIUM RSI Jateng. Hal 38,

    45. Soejadi,1995. Pedoman Penilaian Kinerja Rumah Sakit Umum. Katiga Bina, Jakarta