sarana prasarana belajar
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman yang semakin maju, maka kualitas pendidikan perlu
mendapat perhatian utama baik oleh pemerintah maupun orang tua atau
masyarakat. Untuk memenuhi kualitas pendidikan tersebut ada beberapa faktor
yang sangat mempengaruhi, yaitu sarana prasarana belajar. Namun tidak hanya
masalah sarana prasarana saja motivasi belajar siswa pun sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan prestasi siswa. Karena tanpa adanaya motivasi walaupun
sarana prasarana belajar sangat mendukung maka prestasi belajarpun tidak akan
bisa maksimal, begitu juga sebaliknya motivasi belajar tinggi tetapi kurangnya
sarana prasarana belajar maka prestasi balajarpun kurang memuaskan.
Dengan demikian peranan orang tua sangat besar pengaruhnya untuk ikut
serta dalam mendukung dan membantu anak untuk ikut menyediakan srana
prasarana belajar yang cukup memadai karena anak dalam belajar sangat
membutuhkan alat-alat belajar, ruangan belajar, buku-buku pelajaran, penerangan
yang cukup serta peralatan lain yang ikut mendukung lancarnya proses belajar
mengajar serta sebagai pendukung berhasilnya prestasi belajar siswa.
Undang-undang No. 1 tentang sarana prasarana pendidikan nasional,
seperti dalam kutipan berikut ini.
Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana
prasaran yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
social, emosional, dan kewajiban peserta didik (Diknas, 2003:30)
Pentingnya pengadaan fasilitas atau sarana prasarana belajar dan
penggunaannya dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan maka dibutuhkan
beberapa usaha. Salah satu usaha untuk meningkatkan prestasi belajar tersebut
adalah dengan pengadaan sarana prasaran di TK yang memadai.
Menurut H. Abu Ahmadi (1991:22) yang menyatakan bahwa:
Untuk belajar hendaknya pelajar memilih tempat yang memenuhi syarat
kesehatan, tempat itu harus bersih, udara selalu berganti, sinar matahari bisa
masuk terutama di pagi hari, ada penerangan yang cukup, tidak terlalu lemah atau
menyilaukan da usahakan sinar dating dari belakang atau samping sebelah kiri.
Tempat itu harus teratur rapi, jauh dari gangguan serangga, hiruk pikuk dan lalu
lalang orang, dan lain-lain yang dapat mengganggu ketenangan belajar. Kalu ada
hiasan hendaknya hiasan yang dapat mendorong semangat dan gairah belajar serta
menambah ketenangan jiwa. Pendek kata kalau anda atau orang lain masuk ke
tempat belajar itu merasa tergugah hatinya untuk belajar. Jadi bukan kamar yang
membuat ngantuk, lesu dan atau malas belajar.
Dengan damikian bahwa antara sarana prasarana belajar dan motivasi
belajar itu sangat penting di dalam belajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah ada pengaruh sarana dan prasarana terhadap prestasi belajar anak?
2. Apakah ada pengaruh sarana dan prasarana terhadap perkembangan
kreativitas anak?
3. Apakah ada pengaruh sarana dan prasaran terhadap motivasi belajar anak?
BAB II
LANDASAN TEORITI
Pengertian Sarana Prasarana
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:784), sarana adalah segala
sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan
tertentu. Sedangkan prasarana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1990:699) adalah segala yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu
proses atau usaha, pembangunan, proyek dan sebagainya.
Pengertian sarsana belajar menrurut Sumadi Suryobroto (1997:292) adalah
semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak
maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan
lancer, teratur, efektif, dan efisien.
Jadi pengertian sarana prasarana adalah segala sesuatu atau semua fasilitas
yang diperlukan dalam proses belajar mengajar dan sebagai penunjang
terselenggaranya suatu proses belajar mengajar agar pencapaian tujuan pendidikan
dapat berjalan dengan lancer, teratur, efektif, dan efisien.
Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesias (1989:593) dinyatakan bahwa
motivasi adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang sadar atau tidak sadar
untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan menurut
Abdul Rachman Abror (1993:114), motivasi berarti pemberian atau penimbulan
motif atau hal menjadi motif. Tegasnya motivasi adalah motif atau hal yang sudah
menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan
terasa sangat mendesak.
Pengertian lain, seperti dikemukakan oleh Atkinson (dalam Abdul
Rachman Abror, 1993:114) motivasi mengacu faktor-faktor yang menggerakkan
dan mengarahkan tingkah laku.
Menurut Gino (1989:593) motivasi adalah control batiniah dari tingkah
laku seperti yang dimiliki oleh kondisi-kondisi fisiologis, minat-minat,
kepentingan-kepentingan, sikap-sikap dan opini-opini.
Teori Tentang Motivasi
Menurut seorang ahli ilmu jiwa (dalam Nasution, 2000:75) dalam motivasi
ada suatu herarki, yaitu motivasi itu mempunyai tingkatan-tingkatan dari bawah
sampai ke atas yakni (1) kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan akan
istirahat, dan sebagainya, (2) kebutuhan akan keamanan, yakni rasa terlindungi,
bebas dari takut dan kecemaran, (3) kebutuhan akan cerita dan kasih, rasa diterima
dan dihargai dalam suatu kelompok (keluarga, sekolah, teman sebaya), (4)
kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakan dengan
usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi.
Ada enam teori motivasi menurut Gino (1994:83), teori kognitif, teori
hedonism, teori insting, teori psikoanalisis, teori keseimbangan, dan teori
dorongan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, di bawah akan diuraikan secara singkat
mengenai keenam teorii tersebut.
1. Teori Kognitif
Teori kognitif menurut Gino (1994:83) adalah suatu proses yang
mementingkan cara berpikir insting, reasoning, menggunakan logika induktif dan
deduktif.
2. Teori Hedonisme
Teori ini menyatakan bahwa segala perbuatan manusia entah disadari
ataupun tidak disadari, entah itu timbul dari kekuatan dalam ataupun kekuatan
luar, pada dasarnya mempunyai tujuan satu, yaitu mencari hal-hal yang
menyenangkan dan menghindari hal-hal yang menyakitkan.
3. Teori insting
Dikatakan dalam teori ini bahwa setiap orang atau anak yang telah
membawa kekuatan-kekuatan biologis semenjak dilahirkan. Kekuatan biologis
inilah yang membuat seseorang bertindak menurut cara tertentu.
Sambutan dan animo masyarakat pendidikan TK Islam cukup baik, namun
karena keterbatasan sarana prasarana, dimana TK Islam AS Salam, sampai dengan
menyewa sebuah rumah milik masyarakat setempat, dimana daya tamping
maksimal sekitar 20 – 30 murid, maka hasrat dan animo masyaraat sebagian tidak
bisa ditampung di TK tersebut.
Dengan memberikan dukungan dan sarana prasarana anak akan
termotivasi untuk belajar lebih giat. Hendaknya pendidikan menyediakan sarana
prasarana untuk belajar dan bermain anak lebih bermakna. Terlihat beberapa
tingkah laku anak yang Nampak aktif saat proses belajar maupun bermain. Hal ini
disebabkan ketika anak berada di lingkungan keluarga dia mendapat peralatan
bermain yang mendukung keaktifannya, sedangkan ketika di lingkungan sekolah
dia hanya mendapatkan peralatan permainan/sarana prasarana yang minim.
Karena itulah pendidikan diharapkan mempu memberikan dukungan dan sarana
prasarana yang nantinya membuat ank akan termotivasi untuk belajar lebih giat
dan bermain secara aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Abror. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya.
Abu Ahmadi. 1990. Teknik Belajar ygn Efektif. Semarang: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Gino. 1989. Belajar dan Pembelajaran I. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
www. Seameo.org/openjunior.html
schooldevelopment.net/jadwal.html
PENGARUH SARANA DAN PRASARANA PENGEMBANGAN
KEAKTIFAN ANAK
Untuk memenuhi tugas akhir Sosiologi pendidikan yang dibina
oleh Bapak S. Mundzir
Oleh:
Ferdina Yessitadevi
108154415462
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN
PRASEKOLAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JANUARI 2010