pengaruh rokok pada kehamilan terhadap bblr

20
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin”, inilah bunyi peringatan pemerintah terhadap bahaya rokok yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan. 1 Peringatan pemerintah inilah yang juga dihimbau tercantum dalam setiap kemasan dan iklan produk rokok di tanah air. Namun, peringatan tersebut belum diuji keefektifannya, karena merokok menjadi perilaku yang dari tahun ke tahun semakin diminati. 2 Jumlah perokok yang ada di dunia terus meningkat secara kumulatif dan produksi rokok semakin bertambah pesat. 2,3 Menurut data World Health Organization (WHO), jumlah perokok di seluruh dunia diperkirakan mencapai 6 milyar. 3 Jumlah tersebut telah mengakibatkan angka mortalitas akibat rokok sebesar 6 juta orang per tahunnya, dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 8 juta orang per tahunnya di tahun 2030. 4 Jumlah perokok di Indonesia juga semakin meningkat dari tahun ke tahun, diperkirakan 1 dari 3 orang dewasa adalah perokok. 5 Menurut data WHO tahun 2008, Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok ke-3 terbanyak di dunia. 3 Pada era globalisasi seperti sekarang ini, rokok bukan hanya digemari kaum pria saja, tetapi juga kaum wanita. 6,7 Dahulu, wanita yang merokok mendapat stigma dari masyarakat. Namun, sekarang stigma tersebut mulai bergeser. Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2010, dari seluruh perokok, perokok pria sebesar 67,7% dan perokok wanita sisanya, yaitu 32,9%. 6 Dapat dikatakan, 3 dari 10 perokok berasal dari kaum wanita. Meskipun jumlahnya tidak sebesar jumlah perokok pria, namun jumlah tersebut telah mengalami kenaikan dari tahun ke tahun secara signifikan. 7,8 Dampak dari merokok pada kesehatan wanita tentunya berbeda dengan pria. 9 Sebagian wanita akan mengalami proses kehamilan dalam hidupnya. Pada saat itulah, rokok menjadi agen yang berbahaya bila dikonsumsi. Penelitian – penelitian yang sudah dilakukan membuktikan ada hubungan antara konsumsi rokok pada masa kehamilan dengan kondisi bayi pada saat lahir. 10-12 Salah satu masalah yang ditimbulkan rokok pada kehamilan adalah pengaruhnya terhadap berat badan bayi pada saat lahir. Diperkirakan berat bayi yang

Upload: teguh-agung-nugraha

Post on 03-Feb-2016

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR.study review literaturemenganalisa 10-15 jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

“Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan

gangguan kehamilan dan janin”, inilah bunyi peringatan pemerintah terhadap

bahaya rokok yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 2003

tentang pengamanan rokok bagi kesehatan.1 Peringatan pemerintah inilah yang juga

dihimbau tercantum dalam setiap kemasan dan iklan produk rokok di tanah air.

Namun, peringatan tersebut belum diuji keefektifannya, karena merokok menjadi

perilaku yang dari tahun ke tahun semakin diminati.2

Jumlah perokok yang ada di dunia terus meningkat secara kumulatif dan

produksi rokok semakin bertambah pesat.2,3

Menurut data World Health

Organization (WHO), jumlah perokok di seluruh dunia diperkirakan mencapai 6

milyar.3 Jumlah tersebut telah mengakibatkan angka mortalitas akibat rokok sebesar

6 juta orang per tahunnya, dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 8 juta

orang per tahunnya di tahun 2030.4

Jumlah perokok di Indonesia juga semakin

meningkat dari tahun ke tahun, diperkirakan 1 dari 3 orang dewasa adalah perokok.5

Menurut data WHO tahun 2008, Indonesia merupakan negara dengan jumlah

perokok ke-3 terbanyak di dunia.3

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, rokok bukan hanya digemari kaum

pria saja, tetapi juga kaum wanita.6,7 Dahulu, wanita yang merokok mendapat stigma

dari masyarakat. Namun, sekarang stigma tersebut mulai bergeser. Menurut Riset

Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2010, dari seluruh perokok, perokok

pria sebesar 67,7% dan perokok wanita sisanya, yaitu 32,9%.6

Dapat dikatakan, 3

dari 10 perokok berasal dari kaum wanita. Meskipun jumlahnya tidak sebesar jumlah

perokok pria, namun jumlah tersebut telah mengalami kenaikan dari tahun ke tahun

secara signifikan. 7,8

Dampak dari merokok pada kesehatan wanita tentunya berbeda dengan

pria.9 Sebagian wanita akan mengalami proses kehamilan dalam hidupnya. Pada saat

itulah, rokok menjadi agen yang berbahaya bila dikonsumsi. Penelitian – penelitian

yang sudah dilakukan membuktikan ada hubungan antara konsumsi rokok pada

masa kehamilan dengan kondisi bayi pada saat lahir.10-12

Salah satu masalah yang ditimbulkan rokok pada kehamilan adalah

pengaruhnya terhadap berat badan bayi pada saat lahir. Diperkirakan berat bayi yang

Page 2: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

2

lahir dari ibu perokok rata – rata 200 gram lebih ringan daripada bayi ibu yang

bukan perokok.13

Angka kejadian bayi dengan berat lahir rendah di Indonesia juga

bervariasi tergantung provinsi, angka tersebut berkisar antara 5,2% hingga 27,3%.14

Hingga saat ini belum ada data yang dapat menyebutkan angka kejadian BBLR

akibat ibu merokok di Indonesia, namun beberapa penelitian yang telah berlangsung

di Indonesia cukup membuat faktor merokok menjadi faktor yang patut

diperhitungkan dalam peningkatan risiko BBLR.15,16

Bayi dengan berat lahir rendah menjadi salah satu faktor yang cukup

berpengaruh dalam kematian bayi.17 Sementara itu, angka kematian bayi menjadi

indikator kesejahteraan sebuah negara yang juga terkandung dalam Millenium

Development Goals.18 Angka kematian bayi di Indonesia adalah 35 per 1000

kelahiran hidup. Meskipun angka ini telah mengalami penurunan sejak 2008 dari 39

per 100.000 kelahiran hidup, namun angka ini masih tergolong tinggi.18

1.2 Rumusan masalah

1. Adakah hubungan antara merokok selama kehamilan dengan kejadian berat

bayi lahir rendah ?

2. Bagaimanakah mekanisme bayi berat lahir rendah akibat merokok selama

kehamilan ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh merokok pada masa kehamilan dengan

kejadian BBLR.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui pengaruh rokok pada masa kehamilan.

2. Untuk mengetahui kandungan rokok yang berpotensi mengganggu

kehamilan dan memengaruhi berat lahir bayi.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi pelayanan kesehatan

Menambah wawasan akan pentingnya edukasi tentang zat – zat

berbahaya bagi tubuh khususnya rokok. Menambah wawasan untuk

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam upaya pencegahan BBLR

melalui edukasi pada ibu hamil.

Page 3: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

3

1.4.2 Bagi masyarakat

Sebagai tambahan literatur untuk memperkaya wawasan dan

pengetahuan yang sekiranya dapat memengaruhi pola pikir dalam

menghadapi rokok sebagai ancaman global di dunia kesehatan yang ternyata

juga berpengaruh pada risiko kejadian bayi berat lahir rendah.

1.4.3 Bagi pengembangan penelitian

Menambah literatur untuk melakukan telaah lebih lanjut akan

bahaya kandungan rokok terhadap kehamilan yang memengaruhi berat

badan bayi pada saat lahir.

Page 4: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rokok

2.1.1 Definisi

Pengertian rokok dalam Pasal 1 Peraturan Pemerintah No.19 tahun

2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan adalah hasil olahan

tembakau terbungkus atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman

Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya

yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.1

Rokok (tobacco) adalah daun-daun kering yang diolah dari genus

Nicotiana, daun-daun kering ini mengandung berbagai alkaloid dengan yang

utama adalah nikotin, memiliki sifat sedatif narkotik sekaligus emetik dan

diuretik, serta merupakan depresan jantung dan anti-spasmodik.19

2.1.2 Jenis Rokok

Secara umum jenis rokok terbagi menjadi dua yaitu rokok filter dan

non filter. Perbedaan dari kedua rokok ini adalah dari ada tidaknya filter pada

pangkal rokok tersebut. Pada jenis rokok kretek atau non filter tidak terdapat

filter yang berfungsi untuk mengurangi asap yang keluar dari rokok seperti

yang terdapat pada rokok jenis filter .20

2.1.3 Perokok

2.1.3.1 Definisi

Perokok adalah orang yang merokok. Merokok adalah

kegiatan menghisap rokok.21

2.1.3.2 Tipe Perokok

Perokok dibagi menjadi dua tipe yaitu perokok aktif dan

perokok pasif.20,22 Perokok aktif yaitu orang yang merokok atas

keinginannya sendiri, sedangkan perokok pasif adalah orang yang

terkena dampak orang lain di sekitarnya yang merupakan perokok

aktif, dampak tersebut berasal dari paparan terhadap asap rokok. 20

Adapun tipe perokok aktif, yaitu 23 :

1. perokok ringan, merokok 1-10 batang per hari.

2. perokok sedang, merokok 11-20 batang per hari.

3. perokok berat, merokok lebih dari 24 batang per hari.

Page 5: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

5

2.1.4 Kandungan rokok

Menurut data yang disebutkan WHO tahun 2006 terdapat lebih dari

4000 bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam rokok dan asap rokok,

termasuk di antaranya adalah nikotin, tar, karbon monoksida yang

merupakan racun utama pada rokok dan berbagai jenis zat kimia lainnya.

2,23,24

Beberapa zat kimia yang terkandung dalam rokok dan asap rokok

adalah :

1. Karbon monoksida (CO)

Karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak

memiliki bau yang dihasilkan oleh pembakaran yang tidak

sempurna dari unsur zat arang atau karbon ketika merokok. Gas

CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3 – 6%,

gas ini dapat dihirup oleh siapa saja, baik oleh orang yang

merokok atau orang yang terdekat dengan si perokok, atau

orang yang berada dalam satu ruangan. 25

2. Nikotin

Nikotin adalah alkaloid cair yang sangat beracun, tidak

berwarna, dan mudah larut. Zat ini diperoleh dari tembakau atau

diproduksi secara sintetis. Nikotin yang terkandung di dalam

asap rokok antara 0.5 - 3 ng, dan semuanya diserap, sehingga di

dalam cairan darah atau plasma berkisar antara 40 – 50 ng/ml.

Pada paru, nikotin dapat menghambat aktifitas silia. Seperti

halnya heroin dan kokain, nikotin juga memiliki karakteristik

efek adiktif dan psikoaktif. Perokok akan merasakan

kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan

fisik. Hal inilah yang menyebabkan mengapa para perokok

walau sudah memiliki niat masih sulit untuk berhenti merokok.

Efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormon

kathekolamin atau adrenalin yang bersifat memacu jantung dan

meningkatkan tekanan darah. Jantung tidak diberikan

kesempatan istirahat dan tekanan darah akan semakin meninggi,

berakibat timbulnya hipertensi. Efek lain merangsang

berkelompoknya trombosit (sel pembekuan darah), trombosit

akan menggumpal dan akhirnya akan menyumbat pembuluh

Page 6: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

6

darah yang sudah sempit akibat asap yang mengandung CO

yang berasal dari rokok. 25

3. Tar

Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua

atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat

lengket dan menempel pada paru-paru. Definisi tar sesuai kamus

Dorland adalah cairan kental, hitam, atau coklat gelap, yang

diperoleh dengan memanggang kayu berbagai spesies pinus,

atau sebagai produk samping pada distalasi destruktif batu bara

bituminosa. Kadar tar pada rokok berkisar 0,5 – 35 mg per

batang. Di Indonesia sendiri kadar tar pada berbagai jenis rokok

kretek sebesar 28,1 - 52,3 mg tar per batangnya. Tar merupakan

suatu zat yang bersifat toksik dan karsinogenik, sehingga dapat

memicu terjadinya kanker baik pada jalan nafas dan paru-paru.

Tar juga mengandung benzopyrene, yang menyebabkan noda di

gigi, kuku dan paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan

kerusakan pada mulut, gigi, gusi dan sistem pencernaan. 25

4. Akrolein

Akrolein merupakan zat cair yang tidak berwarna

seperti aldehid. Zat ini sedikit banyak mengandung kadar

alkohol. Artinya, akrolein ini adalah alkohol yang cairannya

telah diambil. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan. 25

5. Amoniak

Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang

terdiri dari nitrogen dan hydrogen. Zat ini berbau tajam dan

sangat merangsang indra penciuman. Begitu kerasnya racun

yang ada pada amoniak sehingga jika masuk sedikit pun ke

dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan

atau koma. 25

6. Asam format

Asam format merupakan sejenis cairan tidak berwarna

yang bergerak bebas dan dapat membuat lepuh pada kulit.

Cairan ini sangat tajam dan bau yang menusuk. 25

Page 7: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

7

7. Formaldehid

Formaldehid adalah sejenis gas tidak berwarna dengan

bau yang tajam. Gas ini umumnya digunakan sebagai pengawet

dan pembasmi hama. Gas ini sangat beracun terhadap berbagai

organisme. 25

8. Fenol

Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari

distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta

diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan

karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktifitas

enzim. 25

9. Asetol

Asetol adalah hasil pemanasan aldehid, yaitu sejenis zat

yang tidak berwarna yang bebas bergerak serta mudah menguap

dengan alkohol. 25

10. Piridin

Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau

tajam. Zat ini dapat digunakan mengubah sifat alkohol sebagai

pelarut dan pembunuh hama.25

11. Metil klorida

Metil klorida adalah campuran dari zat-zat bervalensi

satu, hydrogen dan karbon merupakan unsurnya yang utama.

Zat ini adalah senyawa organik yang beracun.25

12. Metanol

Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah

menguap dan mudah terbakar. Meminum atau menghisap

metanol mengakibatkan kebutaan dan bahkan kematian.25

Page 8: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

8

13. Radikal bebas

Rokok dan asap rokok mengandung berbagai jenis

radikal bebas yang sangat berbahaya bagi tubuh seperti

hydrocarbon, nitrit oxide, hydrogen sianida, dan lain lain.25

2.2 Dampak Rokok

2.2.1 Dampak pada kesehatan tubuh

1. Penyakit jantung dan kardiovaskuler

Merokok dikaitkan dengan penyakit jantung antara lain

hipertensi, penyakit jantung koroner, dan infark miokard. Hal ini

dikarenakan kandungan nikotin yang memicu terjadinya plak pada

endotel pembuluh darah dan menyebabkan proses aterosklerosis.13,23

Bahkan dalam sebuah jurnal ilmiah dikatakan paparan rokok

menjadi faktor mayor dari penyebab penyakit arteri koroner

dibandingkan dengan dislipidemia dan hipertensi.26

2. Penyakit pada saluran pernafasan

Selain penyakit jantung dan kardiovaskular, merokok juga

menjadi penyebab Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) serta

telah terbukti menjadi zat karsinogenik yang dapat memicu

terjadinya kanker paru dan nasofaring.13,20,22,23

Gambar 1. Penyakit pada perokok aktif dan pasif 4

Page 9: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

9

3. Penyakit pada rongga mulut

Cara mengkonsumsi rokok terbanyak adalah dengan

menghisap menggunakan mulut4, meskipun ada juga cara lain

seperti dikunyah dan dihisap menggunakan hidung. Rongga mulut

yang terpapar dengan asap rokok mengalami perubahan bentuk, hal

ini dapat menyebakan metaplasia dan displasia yang menjadi lesi

awal untuk terjadinya kanker. Pada perokok sering juga didapati

warna gigi yang menguning.27,28

2.2.2 Dampak psikologis

Nikotin memiliki sifat adiktif dan psikoaktif. Mekanisme adiksi

yang terjadi dapat merusak Brain Reward System pada otak. Hal ini berawal

ketika nikotin masuk melalui konsumsi tembakau dan akan dengan cepat

diserap melalui mukosa rongga mulut ke pembuluh darah untuk diteruskan

di otak. Setelah sampai di otak, nikotin akan ditangkap oleh nicotinic

acetylcholine receptors cholinesterase (narch) di Ventral Tegmented Area

(VTA) dan akan merangsang pelepasan dopamin yang akan menimbulkan

sensasi menyenangkan, rasa lebih nyaman, dan sebagainya. Hal ini akan

berlangsung terus menerus dan mengalami kenaikan dosis akan nikotin

sehingga menjadi sebuah kondisi ketergantungan zat.13,22

2.2.3 Dampak lingkungan

Kegiatan merokok selalu menimbulkan dampak bagi lingkungan.

Hal ini dikarenakan asapnya yang mencemari lingkungan. Di Indonesia,

semakin sulit untuk menciptakan lingkungan yang bebas asap rokok,

sehingga ditetapkanlah peraturan pemerintah tentang kawasan bebas rokok.1

2.3 Dampak merokok pada kehamilan

Rokok memiliki 3 kandungan utama yang diduga paling berpengaruh pada

kehamilan. Tiga kandungan tersebut adalah gas karbon monoksida (CO), nikotin,

dan tar. Gas CO dapat bereaksi dengan hemoglobin (Hb) dalam darah membentuk

karbon monoksihemoglobin (karboksihemoglobin). Afinitas hemoglobin untuk

oksigen (O2) jauh lebih rendah daripada afinitasnya terhadap karbon monoksida,

sehingga CO menggantikan O2 pada hemoglobin dan menurunkan kapasitas darah

sebagai pengangkut oksigen. Kadar CO yang tinggi dalam darah mengakibatkan

terganggunya perfusi ke jaringan. Seluruh peredaran darah pada bayi berasal dari

ibunya. Apabila darah ibu tidak adekuat mengangkut O2 akibat kadar CO dalam

Page 10: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

10

darah yang tinggi, akan terjadi hipoksia pada janin yang dapat menyebabkan

gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan janin. 20,25

Selain itu, akibat berkurangnya kadar O2 yang diangkut Hb dalam darah,

tubuh melakukan kompensasi melalui vasokonstriksi. Bila kondisi ini berlangsung

terus menerus, maka pembuluh darah dapat mengalami proses aterosklerosis. Selain

akibat kompensasi tubuh terhadap kadar CO yang tinggi, aterosklerosis juga semakin

mudah dialami perokok akibat nikotin. Nikotin bekerja dengan merangsang

katekolamin pada medula adrenal yang akan dilepaskan dalam darah dan membuat

jantung berdetak lebih cepat. Selain itu, nikotin telah terbukti bersifat toksik

terhadap endotel pembuluh darah, sehingga semakin meningkatkan risiko

aterosklerosis.24.25

Selain gas CO dan nikotin, tar juga memiliki pengaruh. Tar diperkirakan

dapat menyebabkan berkurangnya asam folat sebesar 20%. Asam folat sendiri ialah

zat yang sangat baik dalam pembentukan jaringan. Dalam masa kehamilan asam

folat berpengaruh akan pertumbuhan bayi dalam kandungan.24.25

Pada intinya, merokok mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam kandungan. Kandungan dalam rokok dapat menyebabkan

kelainan kongenital, penurunan berat badan janin, bahkan prematuritas.10,11,24,25

2.4 Bayi Berat Lahir Rendah

2.4.1 Definisi dan Klasifikasi

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah berat bayi pada

saat lahir kurang dari atau sama dengan 2500 gram tanpa melihat

usia gestasional.29 Pengukuran dilakukan sesaat setelah bayi

dilahirkan, yaitu maksimal 1 jam. 17

Menurut WHO, berat bayi lahir diklasifikasikan dengan

istilah lazim Low Birth Weight, Very Low Birth Weight, Extreme

Low Birth Weight. 17,30

TABEL 1. Klasifikasi Berat Bayi Lahir Rendah 31

Klasifikasi Berat (kg)

Low Birth Weight ≤ 2500 gram

Very Low Birth Weight ≤ 1500 gram

Extreme Low Birth Weight ≤ 1000 gram

Page 11: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

11

Bila memperhitungkan masa kehamilan, maka bayi yang

lahir dengan berat lahir rendah memiliki istilah Bayi Kecil untuk

Masa Kehamilan (KMK) atau Small for Gestational Age (SGA).

Istilah ini merupakan istilah untuk bayi yang dilahirkan dengan

berat lahir < 10 persentil menurut grafik Lubchenco.17

Grafik Lubchenco merupakan grafik yang dipakai untuk

mengukur pertumbuhan intrauterin dengan terlebih dahulu

mengukur Ballad Score untuk memastikan usia kehamilan.30

2.4.2 Faktor - faktor yang berperan mengakibatkan Berat Bayi Lahir

Rendah

2.4.2.1 Faktor intrinsik

1. Jenis kelamin

Bayi berjenis kelamin laki-laki cenderung lebih besar

daripada bayi berjenis kelamin perempuan.

2. Genetika

Berat bayi lahir juga ditentukan gen yang dibawa dari

kedua orangtuanya.

3. Suku bangsa

Beberapa suku bangsa di dunia ini memang membawa

gen pertumbuhan yang spesifik.

4. Pertumbuhan plasenta

Selama dalam masa kehamilan, bayi mendapatkan

asupan dari ibu melalui plasenta, plasenta akan tumbuh

sempurna setelah 16 minggu. Apabila mengalami

gangguan dalam pertumbuhannya, secara langsung bayi

mengalami gangguan pula untuk mendapatkan

nutrisi.17,30,31

2.4.2.2 Faktor ibu

1. Faktor biologi yaitu umur, paritas, tinggi badan, berat

badan pra hamil, pertambahan berat badan selama

kehamilan, lingkar lengan atas.

2. Faktor lingkungan / ekstrinsik yaitu taraf sosial ekonomi,

jarak antar kehamilan, penyakit infeksi, kegiatan fisik,

perawatan kesehatan, pendidikan, kebiasaan merokok,

atau minum alkohol, dan ketinggian tempat tinggal.17,30

Page 12: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

12

BAB III

METODOLOGI PENELITAN

Karya tulis ini menggunakan metode studi pustaka. Penulis melakukan pencarian

data berupa jurnal - jurnal dari berbagai sumber. Sumber yang digunakan adalah

perpustakaan FK-UAJ dan melalui media internet. Jurnal-jurnal yang terkait diambil dari

pusat jurnal ilmiah seperti EBSCO, Springer Link, British Medical Journal, dan lain-lain.

Data mengenai epidemiologi diambil dari situs resmi WHO, Kementerian Kesehatan

(KEMENKES), Departemen Kesehatan (DEPKES) , Badan Pusat Statistik (BPS), dan lain-

lain

Data yang telah terkumpul kemudian diseleksi sehingga hanya mengambil artikel

atau jurnal yang sesuai dengan judul. Tidak semua jurnal dengan variabel yang sama dengan

judul dapat ditelaah, oleh sebab itu penulis menetapkan kriteria untuk pemilihan. Jurnal-

jurnal yang telah terpilih, yang tentunya membahas hal-hal yang berhubungan dengan

“Pengaruh Rokok pada Kehamilan terhadap Peningkatan Risiko Bayi Berat Lahir Rendah”

telah ditelaah dan ditarik kesimpulan dari keseluruhan jurnal.

Tahap-tahap yang dilakukan dalam membahas tema karya tulis ini adalah:

1. Mencari data tentang rokok, kandungan rokok, pengaruh rokok pada kehamilan

serta bayi berat lahir rendah melalui buku teks dan internet.

2. Mencari jurnal yang berhubungan dengan judul karya tulis ini dan melakukan

telaah. Kriteria jurnal yang dipakai adalah sebagai berikut :

a. penelitian yang telah dilakukan di berbagai daerah dan bukan hanya di

Indonesia. Memakai penelitian minimal masing - masing satu dari satu

benua.

b. lebih diutamakan penelitian yang memakai jumlah sampel besar (di atas 100

orang).

c. publikasi artikel penelitian berlangsung kurang lebih 10 tahun terakhir.

( selama 2004 – 2014 ).

d. memakai metode penelitian semua jenis, baik penelitian deskriptif maupun

analitik, studi pustaka berupa review ataupun meta analisis.

Page 13: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

13

3. Mengumpulkan data – data yang menunjang dari jurnal-jurnal yang telah

ditelaah. Penulis mengumpulkan analisis data dari jurnal-jurnal yang telah

menyingkirkan faktor bias, dan apabila ada variabel lain dalam jurnal, penulis

melihat analisis variabel yang terkait topik.

4. Menarik kesimpulan setelah menelaah berbagai jurnal yang pro ataupun kontra

sehingga menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan.

Page 14: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

14

DA

FT

AR

JU

RN

AL

DA

LA

M P

EM

BA

HA

SA

N

No

P

enu

lis

Met

od

olo

gi

Ta

hu

n

Ju

du

l K

esim

pu

lan

1

Vis

scher

, W

.A;

Feder

, M

.; B

urn

s A

.

M.;

Bra

dy,

T.

M.;

Bra

y,

R.

M.3

2

Met

a A

nal

isis

200

2

The I

mp

act

of

Sm

okin

g a

nd O

ther

Subst

ance

s U

se b

y U

rban W

om

en o

n t

he

Bir

th W

eig

ht

of

Their

Infa

nts

Ibu p

eroko

k m

emil

iki

risi

ko u

ntu

k m

elah

irkan b

ayi

ber

at l

ahir

ren

dah (

BB

LR

).

2

Irnaw

ati;

Hakim

i, M

.; W

ibow

o, T

.15

Kas

us

Kontr

ol

200

7

Res

iko T

erja

din

ya

Bayi

Ber

at L

ahir

Ren

dah p

ada

Ibu H

amil

Per

ok

ok P

asif

di

Kota

Banda

Ace

h P

ropin

si N

angro

e A

ceh

Dar

uss

ala

m

Ibu y

ang t

erpap

ar a

sap r

okok m

em

ilik

i ri

sik

o

mel

ahir

kan

bayi

den

gan b

erat

lah

ir r

endah

. S

emakin

bes

ar p

apar

an a

sap r

ok

ok y

an

g d

iter

ima

sem

akin

bes

ar p

ula

ris

iko k

ejadia

n B

BL

R

3

Kayem

ba

Kays,

S.;

Gea

ry,

M.

P. P

.;

Pri

ngle

, J.

; R

odec

k,

C.

H.;

Kin

gdom

,

J.C

. P

; H

indm

arsh

, P

. C

. 33

Kohort

200

8

Gen

der,

Sm

okin

g d

uri

ng P

reg

na

ncy,

and

Ges

tati

on

al

Age I

nfl

uence

Co

rd L

epti

n

Concentr

ati

ons

in N

ew

born

Infa

nts

Pap

aran

asa

p r

oko

k m

engura

ngi

kad

ar l

epti

n d

alam

pla

senta

sehin

gga

menin

gkat

kan

risi

ko B

BL

R

4

Chio

lero

,A.;

Bovet

, P

.;P

acca

ud,

F 3

4

Kohort

200

5

Ass

ocia

tion b

etw

een M

ate

rnal

Sm

okin

g

and L

ow

Bir

th W

eig

ht

in S

wit

zerl

and:

The E

DE

N S

tudy

Sem

akin

tin

ggi

kon

sum

si r

ok

ok p

ada

ibu h

amil

,

sem

akin

tin

ggi

pula

ris

iko k

eja

dia

n B

BL

R.

5

Sir

ajuddin

; T

amri

n,

A.;

Har

tono,

R.;

Manji

lala

16

Poto

ng L

inta

ng

201

1

Pen

gar

uh P

apar

an A

sap R

ok

ok t

erhadap

Kej

adia

n B

ayi

Ber

at L

ahir

Rendah

di

Sula

wesi

Sel

atan

Per

ilak

u m

erok

ok p

ada

mas

a keh

am

ilan t

erbu

kti

men

ingkat

kan

ris

iko B

BL

R.

Pen

gar

uh r

ok

ok

sem

akin

sig

nif

ikan p

ada

usi

a keh

am

ilan y

ang l

ebih

mu

da

6

Mac

had

o, J.

Fil

ho,

P. V

. M

.;

Pet

erse

n,

G.

O.;

Chat

kin

, J.

M.3

5

Kohort

Pro

spekti

f

201

1

Quanti

tati

ve

Eff

ects

of

Tobacco S

mokin

g

Exposu

re o

n t

he M

ate

rnal

Fet

al

Cir

cula

tion

Sem

akin

tin

ggi

kadar

CO

dal

am

udar

a eksp

irasi

dan

kad

ar n

ikoti

n d

alam

uri

n i

bu h

amil

yang m

erokok,

sem

akin

besa

r penuru

nan b

erat

lahir

bayin

ya.

Page 15: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

15

7

Lu

o,

YJ;

W

en, X

Z;

Din

g,

P;

He,

YH

; X

ie,

CB

; L

iu,

T d

kk.

36

Eksp

erim

enta

l 201

1

Inte

racti

on b

etw

een M

ate

rnal

Pass

ive

Sm

oki

ng d

uri

ng P

reg

na

ncy a

nd C

YP

1A

1

and G

ST

s P

oly

morp

his

ms

on

Spo

nta

neous

Pre

term

Deli

very

Rok

ok m

em

ilik

i pen

gar

uh d

ala

m m

uta

si g

en y

ang

ber

per

an d

alam

per

adangan p

lase

nta

. H

al i

ni

sem

akin

mem

per

bes

ar r

isik

o B

BL

R

8

Wad

i, M

. A

. A

.; A

l-S

har

bat

ti, S

.

S.3

7

Kohort

Ret

rosp

ekti

f

201

1

Rela

tionsh

ip B

etw

een

Bir

th W

eig

ht

and

Dom

esti

c M

ate

rnal

Pa

ssiv

e S

mokin

g

Exposu

re.

Angka

keja

dia

n B

BL

R l

ebih

tin

ggi

pad

a ib

u y

an

g

terk

ena

pap

aran a

sap r

oko

k d

iban

din

g i

bu y

ang

tidak t

erkena

pap

aran

asa

p r

okok.

9

Miy

ake,

Y.;

Tanaka

K.;

Ara

kaw

a

M.

38

Kohort

201

3

Acti

ve a

nd P

ass

ive M

ate

rnal

Sm

okin

g

duri

ng P

reg

na

ncy a

nd B

irth

Outc

om

es:

the K

yush

u O

kin

aw

a M

ate

rnal

an

d C

hil

d

Hea

lth s

tudy

Ibu y

ang m

erokok p

ada

trim

este

r 1,2

dan

3 s

am

a –

sam

a m

em

ilik

i ri

sik

o m

elahir

kan

bayi

Sm

all

fo

r

Ges

tati

on

al

Age (

SG

A)

10

Ko,

TJ;

Tsa

i, L

Y;

Ch

u,

LC

; Y

eh,

SJ;

Leu

ng,

C;

Chen,

CY

dkk.

39

Kohort

201

4

Pare

nta

l Sm

okin

g d

uri

ng P

regna

ncy a

nd

Its

Ass

oci

ati

on w

ith L

ow

Bir

th W

eig

ht,

Sm

all

fo

r G

est

ati

onal

Age,

an

d P

rete

rm

Bir

th O

ffsp

ring:

A B

irth

Coho

rt S

tudy

Ibu y

ang m

erokok s

ebel

um

, se

men

tara

, dan

ses

udah

keh

am

ilan s

am

a-sa

ma

mem

ilik

i ri

siko m

elahir

kan

bayi

dengan b

erat

lahir

ren

dah.

Sem

akin

tin

ggi

konsu

msi

rok

ok p

ada

ibu h

amil

,

sem

akin

tin

ggi

pula

ris

iko k

eja

dia

n B

BL

R

11

Bai

ley,

B.A

.; M

cCook,

J. G

.;

Hod

ge,

A.;

McG

rad

y,

L.4

0

Eksp

erim

enta

l 201

2

Infa

nt

Bir

th O

utc

om

es

Am

ong S

ubst

ance

Usi

ng W

om

en:

Why

Quit

ting S

moki

ng

Duri

ng P

regna

ncy i

s ju

st a

s Im

port

ant

as

Quit

ting I

llic

it D

rug U

se

Ibu p

eroko

k m

emil

iki

risi

ko u

ntu

k m

elah

irkan b

ayi

ber

at l

ahir

ren

dah (

BB

LR

). R

isik

o u

ntu

k m

engal

am

i

keja

dia

n B

BL

R p

ada

ibu p

eroko

k l

ebih

tin

ggi

dib

andin

g i

bu p

enggu

na

mar

ijuan

a.

Page 16: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

16

BAB IV

PEMBAHASAN

Rokok dikenal mengandung lebih dari 4000 macam zat yang dapat merusak tubuh.2

Kandungan dalam asap rokok juga memiliki pengaruh dalam masa kehamilan.19 Melalui

berbagai penelitian terbukti bahwa paparan asap rokok pada masa kehamilan memiliki

pengaruh terhadap risiko kejadian bayi berat lahir rendah. Tentunya kejadian bayi dengan

berat lahir rendah tidak hanya disebabkan oleh paparan asap rokok, ada berbagai faktor yang

juga memengaruhi.11,14,18,22

Vischerr dkk membuat sebuah penelitian pada Washington, D.C. Metropolitan Area

Drug Study (DC*MADS) dengan menggunakan 766 wanita menjadi sampelnya. Penelitian

ini memakai desain penelitian analitik. Fokus dari penelitian ini menguji hipotesisnya yang

menyatakan merokok pada kehamilan merupakan faktor mayor yang berpengaruh dalam

berat lahir bayi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rokok merupakan zat yang

berpengaruh terhadap berat lahir bayi jika dikonsumsi pada masa kehamilan. Bila

dibandingkan dengan ibu non-perokok, ibu yang merokok pada kehamilan, rata-rata

mengurangi 130 gram dari berat lahir bayinya, sedangkan pada ibu pengguna heroin

mengurangi 450 gram dari berat lahir bayinya. Dari hasil penelitian ini, memang didapatkan

pengaruh heroin yang lebih besar, tetapi rokok tetap menjadi faktor mayor karena jumlah

penggunanya yang 22 kali lipat lebih banyak daripada pengguna heroin dalam studi ini.32

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2003 namun penulis tetap memasukkannya dalam

pembahasan, walaupum tidak termasuk kriteria inklusi. Hal ini dikarenakan hasil penelitian

ini serupa dengan penelitian – penelitian berikutnya yang dilakukan Chiolero dan Kayemba

Kays yang akan dibahas dalam penelitian ini.

Kayemba-Kays dkk melakukan sebuah studi kohort yang menganalisa kadar leptin

pada plasenta bayi baru lahir, serta melakukan pengukuran antopometri pada bayi untuk

mengetahui pengaruh rokok pada kehamilan. Penelitian ini menggunakan sampel 1250 bayi

yang lahir dari 5 kelompok ibu. Kelompok sampel yang dipakai adalah (1) ibu yang tidak

pernah merokok, (2) ibu yang pernah merokok namun berhenti saat kehamilan, (3) ibu yang

merokok <10 batang rokok per hari, (4) ibu yang merokok 10-20 batang rokok per hari, (5)

ibu yang merokok >20 batang rokok per hari. Hasilnya kelompok ibu (2),(3),(4), dan (5)

rata-rata bayinya lebih ringan 190 gram dibanding kelompok ibu yang tidak pernah merokok.

Selain itu, kadar serum leptin pada plasenta kelompok ibu (1) lebih tinggi dibanding

kelompok (2), (3) ,(4) yang notabene pernah ataupun sedang merokok.33 Seperti yang telah

kita ketahui, leptin merupakan zat yang dapat mempengaruhi massa lemak dalam tubuh.

Page 17: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

17

Melalui penelitian ini, dapat disimpulkan paparan rokok mengurangi kadar leptin dalam

plasenta yang menyebabkan massa lemak dalam tubuh bayi berkurang 20

Sebuah studi yang dilakukan Chiolero dkk. mengamati kelahiran di sebuah Rumah

Sakit di Swiss dalam setahun, dari 6284 kelahiran, 303 bayi lahir dengan berat lahir rendah,

731 bayi lahir kecil untuk masa kehamilan. Penelitian ini menganalisa ibu dengan membagi

kelompok ibu menjadi 5 kelompok, seperti studi yang dilakukan Kayemba Kays. Pada ibu

dengan konsumsi rokok >20 batang rokok per hari kejadian bayi lahir rendah sebesar 20,3%.

Hal ini memberikan kesimpulan semakin tinggi konsumsi rokok pada ibu hamil, semakin

tinggi pula risiko kejadian bayi berat lahir rendah.34

Penelitian observasional yang dilakukan Irnawati di kota Banda Aceh

mengungkapkan bahwa ada pengaruh asap rokok terhadap berat bayi lahir yang rendah pada

ibu hamil yang hanya seorang perokok pasif. Dengan memakai desain studi kasus kontrol,

penelitian ini memakai kelompok subyek ibu yang melahirkan bayi dengan berat lahir

rendah, dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi dengan berat lahir normal sebagai

kelompok kontrolnya. Masing – masing kelompok menggunakan sampel sebesar 105. Hasil

dari penelitian ini menggambarkan ibu hamil yang terpapar asap rokok 1 – 10 batang per hari

berisiko 2,4 kali lebih besar melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Sedangkan, ibu

hamil yang terpapar asap rokok lebih dari 11 batang per hari berisiko 3,1 kali lebih besar

daripada ibu hamil yang tidak terpapar. 15

Penelitan di Sulawesi Selatan semakin mendukung teori pengaruh buruk rokok

terhadap berat lahir bayi. Dengan desain studi potong lintang, Sirajuddin dkk melibatkan

155.282 bayi yang lahir pada tahun 2007. Hasil dari penelitian ini menyatakan angka berat

bayi lahir rendah yang diakibatkan paparan asap rokok pada ibu hamil sebesar 5,6%.

Menurut hasil penelitian ini, jumlah rokok yang signifikan meningkatkan risiko berat bayi

lahir rendah adalah > 30 batang per hari. 34

Sirajuddin dkk di Sulawesi Selatan, juga melakukan analisis terhadap ibu hamil yang

merokok pada dua kelompok usia kehamilan serta membandingkan hasilnya. Data kuesioner

didapat dari hasil wawancara, lalu diolah dengan menggunakan analisis linear regresi.

Hasilnya, pada kehamilan kurang dari 37 minggu, ditemukan risiko 1,1 kali lebih tinggi

untuk mengalami kejadian BBLR pada ibu perokok dibanding ibu non perokok. Pada

kehamilan kurang dari 33 minggu resiko ini meningkat 1,5 kali lebih tinggi pada ibu perokok

untuk mengalami kejadian BBLR. Perilaku merokok pada masa kehamilan terbukti

meningkatkan risiko BBLR. Bila melihat hasil penelitian ini, pengaruh rokok semakin

signifikan pada usia kehamilan yang lebih muda, hal ini dapat merujuk pada mekanisme

pengaruh rokok dalam masa kehamilan35

Page 18: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

18

Machado melakukan sebuah studi kohort prospektif selama trimester akhir

kehamilan. Studi ini membuktikan dua zat dalam rokok yang memiliki pengaruh terbesar

terhadap risiko penurunan berat lahir bayi. Penelitian ini melibatkan dua kelompok ibu yang

dijadikan sampel, mereka menjalani serangkaian pengukuran selama masa kehamilan

trimester akhir. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran resistensi vaskuler dengan

Doppler Velocimetry, pengukuran kadar nikotin dalam urin, dan pengukuran kadar karbon

monoksida (CO) dari udara ekspirasi. Hasilnya mengungkapkan kadar CO dalam udara

ekspirasi dan nikotin dalam urin ibu hamil perokok berjalan linear dengan risiko berat bayi

lahir rendah. Semakin tinggi kadar CO dalam udara ekspirasi dan kadar nikotin dalam urin

ibu hamil perokok, semakin besar penurunan berat lahir bayinya.36

Dalam sebuah penelitian di Shenzhen dan Foshan, China, analisis hasil laboratorium

telah membuktikan adanya pengaruh asap rokok pada kehamilan terhadap interaksi gen yang

menyebabkan stres oksidatif plasenta. Penelitian ini memakai desain kasus kontrol yang

melibatkan 198 bayi yang dilahirkan prematur dengan berat lahir rendah, serta 598 bayi lahir

normal sebagai kelompok kontrol. Materi yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sampel

darah dari plasenta. Peneliti melakukan analisa regresi logistik terhadap kadar serum kotinin

dengan interkasi 2 gen yang memicu peradangan plasenta yaitu sitokrom P450/CYP1A1 dan

Glutation S- Transferase (GST). Hasilnya, pada ibu yang terpapar asap rokok (kadar serum

kotininnya > 3ng/dl), didapatkan interaksi 2 gen yang signifikan sehingga berisiko

mengalami kelahiran prematur.37 Bayi dengan kelahiran prematur sebagian besar memiliki

berat bayi lahir rendah, secara tidak langsung paparan asap rokok selama ibu hamil

meningkatkan risiko berat bayi lahir rendah.

Sebuah penelitian kohort retrospektif dilakukan Wadi dan Al-Sharbatti di Baghdad.

Penelitian ini mengambil data dengan melakukan wawancara pada dua kelompok ibu 24 jam

setelah melahirkan. Dua kelompok tersebut terdiri dari 150 ibu yang terpapar asap rokok

selama kehamilan, dan 150 ibu lainnya yang tidak terpapar asap rokok selama kehamilan.

Peneliti menganalisa data menggunakan multiple regression analysis, hasil yang didapat

angka kejadian BBLR dari ibu yang terpapar asap rokok lebih tinggi (11,3%) dibanding

dengan ibu yang tidak terkena paparan asap rokok (4%). 38

Sebuah penelitian di Jepang mengambil sampel 1565 ibu hamil yang berasal dari 7

daerah di Jepang. Peneliti mengambil data melalui pengisian kuesioner tiga kali selama

trimester pertama, kedua, dan ketiga. Hasil yang didapat adalah ibu yang merokok saat

kehamilan, baik pada trimester pertama, kedua ataupun ketiga memiliki risiko yang

signifikan untuk mendapatkan bayi SGA (Small for Gestational Age), sementara angka

reduksi berat bayi yang lahir dari ibu perokok dibanding dengan berat bayi dari ibu yang

Page 19: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

19

bukan perokok sebesar 169,6 gram. Hasil ini didapat dengan mengambil nila rata-rata

perbedaaan berat lahir bayi dari ibu perokok dengan berat lahir bayi ibu non-perokok.39

National Taiwan University melakukan sebuah studi kohort dengan menganalisa

21.248 kelahiran di Taiwan selama bulan Juni 2005 hingga Juli 2006. Pengambilan data

dilakukan dengan cara wawancara pada ibu 6 bulan setelah melahirkan. Setelah

mendapatkan data, ibu yang merokok selama kehamilan diklasifikasikan menjadi empat

kelompok berdasarkan awitan merokoknya. Empat kelompok tersebut adalah (1) ibu yang

merokok sejak sebelum hamil, (2) ibu yang merokok sejak trimester pertama, (3) ibu yang

merokok sejak trimester kedua, (4) ibu yang merokok sejak trimester akhir. Dengan

menganalisa masing-masing kelompok, hasil yang didapat menunjukkan perilaku merokok

pada masa kehamilan terbukti menurunkan berat lahir, juga meningkatkan risiko small for

gestational age (SGA), dan risiko kelahiran prematur. Hasil tersebut didapatkan terutama

pada ibu yang merokok > 20 batang rokok / hari.40 Penelitian ini mendukung penelitian

Chiolero dkk yang juga menyebutkan jumlah konsumsi rokok/hari yang signifikan

mengakibatkan penurunan berat lahir bayi. 34

Baileys dkk membuat sebuah penelitian eksperimental pada 265 ibu hamil.

Penelitian dilakukan pada sebuah pusat prenatal care di Northeast Tennessee. Ibu hamil

yang diperiksa diwawancara mendalam, juga melewati pemeriksaan biokimia untuk

memastikan data hasil wawancara. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kadar

CO udara ekspirasi, pemeriksaan zat yang terkandung dalam darah, dan pemeriksaan urin.

Setelah melewati serangkaian pemeriksaan tersebut, pada akhirnya sampel yang diambil

adalah ibu yang melahirkan bayi dengan pemeriksaan mekonium analisis pada feses pertama

setelah lahir. Sampel dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu (1) ibu yang tidak merokok dan tidak

menggunakan narkoba, (2) ibu yang merokok dan tidak menggunakan narkoba, (3) ibu yang

merokok dan menggunakan narkoba, serta (4) ibu yang tidak merokok tetapi menggunakan

narkoba. Hasil penelitian ini menunjukkan ibu yang merokok selama masa kehamilan

memiliki bayi dengan berat lahir 163 gram lebih rendah dibanding dengan bayi dari ibu yang

tidak merokok. Dalam penelitian ini ditemukan juga pengaruh rokok dua kali lebih besar

menurunkan berat lahir bayi dibanding substansi lain seperti marijuana. Penurunan berat

lahir bayi pada ibu yang merokok dalam masa kehamilan meningkatkan risiko angka

kejadian berat lahir bayi rendah. 40

Page 20: PENGARUH ROKOK PADA KEHAMILAN TERHADAP BBLR

20

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil telaah berbagai jurnal, rokok terbukti memiliki pengaruh pada

masa kehamilan terhadap risiko penurunan berat lahir bayi. Mekanisme yang terjadi

juga berbagai macam, dari hasil studi pustaka ini, penulis dapat menyimpulkan

beberapa hal.

Konsumsi rokok masa kehamilan memiliki pengaruh terhadap berat lahir

bayi. Pengaruh yang ditimbulkan yaitu penurunan berat badan janin sehingga

meningkatkan risiko bayi berat lahir rendah (<2500 gram)

Mekanisme yang terjadi dalam penurunan berat lahir ini didominasi oleh

dua zat utama dalam rokok yaitu karbon monoksida (CO) dan nikotin, yang beredar

dalam darah dengan bentuk kotinin. Dua zat ini bisa didapat dalam perokok aktif

maupun perokok pasif.

Ibu hamil yang mengkonsumsi rokok memiliki risiko 1 – 3 kali lebih besar

daripada ibu yang tidak merokok untuk melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.

Bayi yang lahir dari ibu perokok rata-rata beratnya lebih ringan 100 – 200 gram

dibanding bayi dari ibu yang tidak merokok, tergantung jumlah rokok yang

dikonsumsi ibu.

Pengaruh rokok pada kehamilan terjadi melalui efeknya terhadap plasenta.

Efek tersebuat adalah efek toksik rokok terhadap pembuluh darah plasenta serta

efeknya terhadap pengurangan kadar leptin dalam plasenta.

5.2 Saran

Pengaruh rokok dalam masa kehamilan sudah terbukti ada, berbagai jurnal

selama sepuluh tahun terakhir telah memberikan informasi akan detail pengaruhnya,

akan tetapi mekanisme yang terjadi di dalamnya perlu lebih banyak diteliti. Dari

studi pustaka ini, penulis berharap ada penelitian – penelitian lebih lanjut yang

meneliti khususnya efek zat lainnya selain karbon monoksida dan nikotin terhadap

kehamilan. Selain itu, efek rokok terhadap metabolisme leptin juga perlu dilakukan

telaah lebih lanjut.