pengaruh pupuk kompos dari berbagai macam...

22
i PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM LIMBAH PERTANIAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum) USULAN PENELITIAN Diajukan oleh: Maulela Ajar Ridzany 20120210060 Program Studi Agroteknologi Kepada FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2015

Upload: hoangthuy

Post on 06-Mar-2018

228 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

i

PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM

LIMBAH PERTANIAN TERHADAP PERTUMBUHAN

TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum)

USULAN PENELITIAN

Diajukan oleh:

Maulela Ajar Ridzany

20120210060

Program Studi Agroteknologi

Kepada

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

ii

Usulan Penelitian

PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM LIMBAH

PERTANIAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT

(Lycopersicon esculentum)

Yang diajukan oleh

Maulela Ajar Ridzany

20120210060

Program Studi Agroteknologi

Telah disetujui/disahkan oleh:

Pembimbing Utama:

Dr. Ir. Gunawan Budiyanto

NIP : 196011201989031001 Tanggal ...................................

Pembimbing Pendamping

Ir. Hariyono, M.P

NIP : 19650330199409133002 Tanggal ..................................

Mengetahui:

Ketua Program Studi Agroteknologi

Dr. Innaka Ageng Rineksane, S.P. M.P

NIP : 19721012200004133050 Tanggal ..................................

Page 3: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Limbah pertanian sering dianggap tidak bermanfaat dan mengganggu

kenyamanan lingkungan. Limbah sering dianggap sebagai sesuatu yang kotor,

menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengundang penyakit. Manusia

seringkali memandang sebelah mata pada limbah. Tanpa berpikir bahwa dibalik

citra negatif limbah ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat.

Salah satu potensi limbah pertanian adalahsebagaibahan pembuatan kompos.

Limbah pertanian berupa jerami padi merupakan potensi bahan baku lokal

yang dapat diolah menjadi kompos yang akan menghasilkan pupuk organik. Hasil

samping panen padi berupa jerami padi mencapai 5 ton/ha. Penyusutan jerami

padi segar menjadi kompos mencapai 50% (Balittanah, 2008).Manfaat kompos

jerami padi tidak hanya dilihat dari sisi kandungan hara saja. Kompos jerami padi

juga memiliki kandungan C organik yang tinggi. Pemakaian kompos jerami padi

yang konsisten dalam jangka panjang akan dapat menaikkan kandungan bahan

organik tanah danmengembalikan kesuburan tanah.

Banyak petani menanam tanaman jagung manis yang dimanfaatkan hanya

buahnya saja. Sebagian petani kurang memanfaatkan serasah jagung manis yang

berupa batang dan daun. Padahal serasah jagung manis dapat diolah menjadi

kompos yang akan menghasilkan pupuk organik. Kompos serasah jagung manis

bisa digunakan untuk menyuburkan lahan serta dapat dimanfaatkan menjadi suatu

produk yang sangat menguntungkan bagi elemen masyarakat, khususnya bagi

para petani itu sendiri.

Kulit singkong merupakan limbah singkong yang umumnya sudah tidak

dimanfaatkan dan terbuang. Kulit singkong dapat diproses menjadi pupuk organik

yang kemudian disebut dengan pupuk kompos. Menurut penelitian (Akanbi,

2007) kompos kulit singkong bermanfaat sebagai sumber nutrisi bagi tumbuhan

dan berpotensi sebagai insektisida tumbuhan. Penggunaan pupuk kompos kulit

singkong, memiliki banyak keuntungan diantaranya adalah mengurang

Page 4: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

2

permasalahan limbah dan meningkatkan nilai jual dari kulit singkong itu sendiri

karena digunakan sebagai pupuk.

Tomat (Lycopersicon esculentum) merupakan sayuran populer di

Indonesia. Produksi tomat di Indonesia tahun 2000 mencapai 346.081 ton (Badan

Pusat Statistik, 2001) dan tiap tahun akan meningkat mengimbangi kebutuhan

masyarakat yang meningkat dan juga perluasan pasar (ekspor). Salah satu tehnik

budidaya yang berperan dalam upaya meningkatkan produksi tanaman tomat

adalah pemupukan. Untuk pertumbuhan dan hasil yang baik, tanaman tomat

membutuhkan hara yang lengkap, baik makro maupun mikro, dengan komposisi

berimbang yang dipasok dari pupuk. Pemberian N yang terlalu tinggi misalnya

dapat menyebabkan pertumbuhan daun yang lebat, namun berpengaruh menekan

jumlah dan ukuran buah (Nonnecke, 1989). Penelitian di Candilo dan Silvestri

(1994) menunjukkan bahwa pemberian Sulfur (S), Kalsium (Ca) dan Magnesium

(Mg) pada tanaman tomat nyata meningkatkan hasil, memperbaiki pematangan

dan kadar padatan terlarut. Pada tanaman tomat yang kekurangan K, selain

berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, juga akan dapat menurunkan

kualitas buah. Pada analisis tanaman tomat, S terdapat dalam kadar yang cukup

tinggi dan tersebar, ini menandakan bahwa unsur ini penting bagi tanaman

tersebut (Ware dan Mc Collum, 1980).

Petani tomat di Indonesia umumnya hanya menggunakan 3 jenis pupuk

tunggal yaitu N (Urea , ZA), P (SP-36) dan K (KCl, ZK) yang pemberiannya

dilakukan secara sendiri-sendiri atau dapat juga dicampur. Kebutuhan akan hara

makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan, sehingga pada jangka

panjang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi hara dan efisiensi pemupukan

menjadi berkurang serta efektifitas pupuk yang diberikan rendah. Efisiensi

pemupukan perlu dilakukan dengan tujuan memperkecil kehilangan pupuk dan

meningkatkan efektifitas serapan hara. Efisiensi pemupukan dapat dilakukan

dengan mengubah bentuk atau ukuran pupuk yang memungkinkan bidang

singgung pupuk tersebut dengan tanah menjadi lebih sempit, sehingga

kelarutannya lebih rendah, mengurangi efek pencucian yang dapat menyebabkan

pupuk tersedia lebih banyak untuk tanaman.

Page 5: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

3

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka didapatkan beberapa

rumusan masalah anatara lain:

1. Menggantikan kebutuhan pupuk kandang dengan kompos dari berbagai

macam limbah pertanian.

2. Adakah pengaruh kompos dari berbagai limbah pertanian yang dihasilkan

terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat?

3. Kompos limbah pertanian manakah yang dapat meningkatkan

pertumbuhan dan hasil tanaman tomat?

C. Tujuan Penelitian

Mengkaji pengaruh kompos limbah pertanian dalam budidaya tanaman tomat

dan menetapkan jenis kompos limbah pertanian yang tepat meningkatkan

pertumbuhan dan hasil tanaman tomat.

Page 6: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kompos Limbah Pertanian

Pengomposan merupakan salah satu metode pengelolaan sampah organik

menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

Pengomposan dengan bahan baku sampah domestik merupakan teknologi yang

ramah lingkungan, sederhana dan menghasilkan produk akhir yang sangat

berguna bagi kesuburan tanah. Menurut. Murbandono tahun 2000 selama proses

perubahan dan peruraian bahan organik, unsur hara mengalami pembebasan dan

menjadi bentuk larut yang bisa diserap tanaman, proses perubahan ini disebut

pengomposan. Metode pengomposan yang sesuai dan waktu pemanfaatan bahan

organik perlu diperhatikan, demikian juga inokulasi mikrobia yang sesuai

(Sutanto, 2002).

Kompos adalah hasil pembusukan sisa – sisa tanaman yang disebabkan

oleh aktivitas mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos sangat ditentukan oleh

besarnya perbandingan antara jumlah karbon dan nitrogen (C/N rasio). Jika C/N

rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum terurai sempurna. Bahan

kompos dengan C/N rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lama

dibandingkan ber-C/N rasio rendah. Kualitas kompos dianggap baik jika memiliki

C/N rasio antara 12 – 15 (Novizan, 2002). Menurut Rahman (2002), nisbah C/N

berkenaan dengan persentase senyawa organik memberikan indikasi intensitas

proses dekomposisi, karena persentase senyawa organik menentukan jumlah

komponen dalam bahan dasar kompos yang akan terdekomposisi. Pada umumnya

limbah organik mengandung fraksi padat organik rata – rata 40% - 70%.

1. Kompos Jerami Padi

Potensi panen jerami adalah 1,4 kali dari hasil panen padi (Kim & Dale -

2004), sehingga jika panen padi 8 ton gabah akan diperoleh jerami

sebanyak 11,2ton jika setahun panen padi dua kali potensi jerami ada 22,4 ton,jika

selama 10 tahunakan menghasilkan2.240 ton jerami. Hasil analisis laboratorium

terhadap kompos jerami padi yang sudah dikomposkan, dibuat dengan

menggunakan

Page 7: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

5

berbagai bioaktivator berbeda-beda nilai haranya. Hal ini tergantung dari jenis

mikroba yang digunakan, komposisi bahan, cara dan perlakuan saat

pembuatannya. Limbah jerami padi belum dimanfaatkan secara optimal, selama

ini jerami padi dimanfaatkan oleh petani sebagai pakan ternak sekitar 22 %,

pupuk kompos sekitar 20-29 % dan sisanya dibakar untuk menghindari

penumpukkan (Ikhsan dkk., 2009).

Kandungan 1 ton kompos jerami padi adalah Nitrogen (N) 0,6 %, Fosfor

(P2O5) 0,64%, Kalium (K2O) 7,7%, Kalsium (Ca) 4,2%, serta Magnesium (Mg)

0,5%, Cu 20 ppm, Mn 684 ppm dan Zn 144 ppm. Kompos jerami padi memiliki

kandungan hara setara dengan 41,3 kg Urea, 5.8 kg SP36, dan 89,17 kg KCl per

ton kompos atau total 136,27 kg NPK per ton. Jumlah hara ini dapat memenuhi

lebih dari setengah kebutuhan pupuk kimia petani (Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian, 2013). Pembakaran jerami sebelum diberikan ke tanah sawah seperti

yang biasa dilakukan oleh petani dinilai sangat merugikan, rata – rata pembakaran

jerami akan mengakibatkan kehilangan hara 94 % C, 91 % N, 45 % P, 75 % K, 75

% S, 30 % Ca dan 20 % Mg dari total kandungan hara tersebut dalam jerami

(Suriadikarta, 2001).

2. Kompos Serasah Jagung Manis

Banyak petani menanam tanaman jagung manis yang dimanfaatkan hanya

buahnya saja. Sebagian petani kurang memanfaatkan serasah jagung manis yang

berupa batang dan daun. Padahal serasah jagung manis dapat diolah menjadi

kompos yang akan menghasilkan pupuk organik. Kompos serasah jagung manis

bisa digunakan untuk menyuburkan lahan serta dapat dimanfaatkan menjadi suatu

produk yang sangat menguntungkan bagi elemen masyarakat, khususnya bagi

para petani itu sendiri.

Tanaman jagung manis mengandung Nitrogen 0,92%, Fosfor 0,29%, dan

Kalium 1,39% (Ruskandi, 2005).Kurangnya prasarana bisa jadi menjadi hambatan

dalam mengolah serasah jagung manis yang melimpah. Pada penelitian Surtinah

tahun 2013 hasil yang diperoleh kompos dengan bahan serasah jagung manis

mengandung C 10,5 %, N 1,05 %, C/N rasio 9,97, P2O5 1,01 %, K2O 0,18 %, dan

Ca 1,98 me/100 g.

Page 8: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

6

3. Kompos Limbah Kulit Singkong

Kulit singkong merupakan limbah singkong yang umumnya sudah tidak

dimanfaatkan dan terbuang. Kulit singkong dapat diproses menjadi pupuk organik

yang kemudian disebut dengan pupuk kompos. Menurut penelitian (Akanbi,

2007) kompos kulit singkong bermanfaat sebagai sumber nutrisi bagi tumbuhan

dan berpotensi sebagai insektisida tumbuhan. Penggunaan pupuk kompos kulit

singkong, memiliki banyak keuntungan diantaranya adalah mengurangi

permasalahan limbah dan meningkatkan nilai jual dari kulit singkong itu sendiri

karena digunakan sebagai pupuk.

Kulit singkong memiliki kandungan yang di butuhkan tanaman diantaranya

yaitu sebagai berikut: Kandungan C (Karbon) sebesar 59,31% yang berarti

terdapat karbon yang tinggi pada kulit singkong, H (Hidrogen) sebesar 9,78%, O

(Oksigen) sebesar 28,74%, N (Nitrogen) sebesar 2,06 % , S (Sulfur) sebesar

0,11% dan H2O (Air) sebesar 11,4%.

B. Tanaman Tomat

Tomat (Lycopersicon esculentum) merupakan sayuran populer di

Indonesia. Produksi tomat di Indonesia tahun 2000 mencapai 346.081 ton (Badan

Pusat Statistik, 2001) dan tiap tahun akan meningkat mengimbangi kebutuhan

masyarakat yang meningkat dan juga perluasan pasar (ekspor). Salah satu tehnik

budidaya yang berperan dalam upaya meningkatkan produksi tanaman tomat

adalah pemupukan. Untuk pertumbuhan dan hasil yang baik, tanaman tomat

membutuhkan hara yang lengkap, baik makro maupun mikro, dengan komposisi

berimbang yang dipasok dari pupuk. Pemberian N yang terlalu tinggi misalnya

dapat menyebabkan pertumbuhan daun yang lebat, namun berpengaruh menekan

jumlah dan ukuran buah (Nonnecke, 1989). Penelitian di Candilo dan Silvestri

(1994) menunjukkan bahwa pemberian Sulfur (S), Kalsium (Ca) dan Magnesium

(Mg) pada tanaman tomat nyata meningkatkan hasil, memperbaiki pematangan

dan kadar padatan terlarut. Pada tanaman tomat yang kekurangan K, selain

berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, juga akan dapat menurunkan

kualitas buah. Pada analisis tanaman tomat, S terdapat dalam kadar yang cukup

Page 9: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

7

tinggi dan tersebar, ini menandakan bahwa unsur ini penting bagi tanaman

tersebut (Ware dan Mc Collum, 1980).

Petani tomat di Indonesia umumnya hanya menggunakan 3 jenis pupuk

tunggal yaitu N (Urea , ZA), P (SP-36) dan K (KCl, ZK) yang pemberiannya

dilakukan secara sendiri-sendiri atau dapat juga dicampur. Kebutuhan akan hara

makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan, sehingga pada jangka

panjang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi hara dan efisiensi pemupukan

menjadi berkurang serta efektifitas pupuk yang diberikan rendah. Efisiensi

pemupukan perlu dilakukan dengan tujuan memperkecil kehilangan pupuk dan

meningkatkan efektifitas serapan hara. Efisiensi pemupukan dapat dilakukan

dengan mengubah bentuk atau ukuran pupuk yang memungkinkan bidang

singgung pupuk tersebut dengan tanah menjadi lebih sempit, sehingga

kelarutannya lebih rendah, mengurangi efek pencucian yang dapat menyebabkan

pupuk tersedia lebih banyak untuk tanaman.

Tomat dikembangbiakkan melalui bijinya. Sebelum ditanam, biji tomat

disemai terlebih dahulu. Tanah untuk persemaian dicangkul dan diberi pupuk

kandang yang matang dan steril. Untuk melindungi semaian dibuatkan atap yang

menghadap ke timur dan miring ke barat setinggi satu meter. Atap ini berguna

untuk menjaga kelembaban, memproleh suhu yang tetap, dan mengatur

banyaknya sinar matahari yang masuk. Biji tomat ditaburkan berbaris dengan

jarak antar baris 5 cm. Penaburan dilakukan dengan hati-hati dan tipis-tipis di atas

tanah persemaian. Untuk lahan seluas satu hektar diperlukan sebanyak 300-400

gram biji tomat. Menurut teori, penanaman satu hektar hanya diperlukan 150

gram biji yang berdaya kecambah 75%. Biji tomat akan tumbuh setelah 5-7 hari

disemaikan.

Lahan yang akan digunakan dicangkul sedalam 40 cm dan dibuat

bedengan dengan lebar 1,40 m. Di atas bedengan dibuat lubang dengan jarak 50 x

60 cm. Jarak antar baris lubang 70 x 80 cm sehingga tiap bedengan terdiri dari dua

baris lubang. Menggunakan jarak tanam 50x60 cm.

Tiap-tiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 0,5-1 kg

atau 20 ton/hektar. Pada lahan tersebut juga dibuatkan saluran pembuangan air

Page 10: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

8

(parit) antar bedengan dengan lebar 20 cm. Parit ini sangat penting untuk drainase

dan mencegah serangan penyakit layu. Setelah berumur satu bulan, kira-kira

berdaun empat helai, bibit tomat dipindahkan ke lubang-lubang tanam yang telah

tersedia di kebun. Setiap lubang ditanami satu batang tanaman yang sehat, kuat,

dan subur. Jika diperlukan, tanaman ditutupi dengan dedaunan atau pelepah

pisang. Tutup ini untuk mencegah teriknya sinar matahari atau pukulan air hujan

yang mungkin jatuh. Setelah 3-4 hari tutup dibuka.

Tanaman tomat yang telah berumur 1,5 bulan diberi pupuk buatan berupa

campuran Urea, SP-36, dan KCl dengan perbandingan 2 : 3 : 1 sebanyak 12 gram

tiap tanaman. Pupuk ini diletakkan dalam alur yang melingkari batang tanaman,

kurang lebih 5 cm dari batang tanaman. Alur ini selanjutnya ditutup dengan tanah.

Pemberian pupuk buatan ini diulangi sekali lagi setelah 2-3 minggu kemudian.

Dengan demikian, untuk tiap hektar tanaman dibutuhkan 200 kg Urea, 300 kg SP-

36, dan 200 kg KCl. Pemberian pupuk buatan saat umur tanaman tomat 1,5 bulan

cabang samping dipangkas hingga tersisa 1-2 cabang utama tiap tanaman. Tunas

yang tumbuh pada keriak daun dan berbunga sedikit (tunas liar) harus dibuang.

Tunas-tunas tersebut dapat mengurangi hasil buah. (Hendro., 2014).

Page 11: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

9

III. TATA CARA PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2015 sampai dengan

April 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium

Ilmu Tanah, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

B. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya Jerami padi,

Serasah jagung manis (batang dan daun), kulit singkong, EM4, gula merah, dedak,

air, benih tomat varietas tomat Mirah, pupuk kandang sapi, pupuk Urea, pupuk

KCL, pupuk SP-36, label.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya polibag, cangkul,

ayakan, gelas beker, meteran, mistar, gunting, thermometer, karung

pengomposan, sprayer, jangka sorong, timbangan analitik, oven, alat tulis.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode percobaan faktor

tunggal yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan perlakuan

sumber bahan organik sebagai berikut:

P0 : Urea 200 kg/hektar, SP-36 300 kg/hektar, KCl 200 kg/hektar

P1 : 20 ton/ hektar Pupuk Kandang Sapi + Urea 200 kg/hektar, SP-36 300

kg/hektar, KCl 200 kg/hektar

P2 : 13,33 ton/ hektar Pupuk Kompos Jerami Padi (setara dengan 20 ton/

hektar pupuk kandang sapi) + Urea 200 kg/hektar, SP-36 300 kg/hektar,

KCl 200 kg/hektar

P3 : 7,619 ton/hektar Pupuk Kompos Jagung Manis (setara dengan 20

ton/hektar pupuk kandang sapi) + Urea 200 kg/hektar, SP-36 300

kg/hektar, KCl 200 kg/hektar

P4 : 3,883 ton/hektar Pupuk Kompos Kulit Singkong (setara dengan 20

ton/hektar pupuk kandang sapi) + Urea 200 kg/hektar, SP-36 300

kg/hektar, KCl 200 kg/hektar

Page 12: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

10

Masing-masing perlakuan terdiri atas 3 unit dan 1 tanaman korban yang

diulang 3 kali, total ada 60 pot/polibag.

D. Cara Penelitian

1. Pembuatan kompos jerami padi, kompos serasah jagung manis, dan

kompos kulit singkong.

Limbah jerami padi dan limbah serasah jagung manis diperoleh dari petani

daerah Bantul, untuk limbah kulit singkong didapat dari petani di daerah

Wonosari, Gunungkidul. Dengan cara mengumpulkan dan menyortir

limbah yang akan dibuat kompos.

2. Pembuatan kompos jerami padi, kompos serasah jagung manis, dan

kompos kulit singkong

a. Mengumpulkan limbah jerami padi kemudian dicacah menjadi

potongan kecil-kecil. Mencampur seluruh bahan yaitu limbah jerami

padi, dedak, EM4 dan gula merah dilarutkan dalam air lalu campurkan

dan aduk hingga merata. Setelah selesai masukkan ke dalam karung

pengomposan dan didiamkan untuk difermentasi. Fermentasi

dilakukan kurang lebih 28 hari atau 4 minggu.

b. Mengumpulkan seresah jagung manis berupa batang dan daunnya

kemudian dicacah menjadi potongan kecil-kecil. Mencampur seluruh

bahan yaitu limbah jerami padi, dedak, EM4 dan gula merah dilarutkan

dalam air lalu campurkan dan aduk hingga merata. Setelah selesai

masukkan ke dalam karung pengomposan dan didiamkan untuk

difermentasi. Fermentasi dilakukan kurang lebih 28 hari atau 4

minggu.

c. Mengumpulkan kulit singkong kemudian dicacah menjadi potongan

kecil-kecil. Mencampur seluruh bahan yaitu limbah jerami padi,

dedak, EM4 dan gula merah dilarutkan dalam air lalu campurkan dan

aduk hingga merata. Setelah selesai masukkan ke dalam karung

pengomposan dan didiamkan untuk difermentasi. Fermentasi

dilakukan kurang lebih 28 hari atau 4 minggu,

Page 13: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

11

3. Pengaplikasian kompos jerami padi, kompos serasah jagung manis, dan

kompos kulit singkong;

a. Persiapan media tanam

Penyiapan media tanam dilakukan seminggu sebelum tanam. Tanah

yang akan dijadikan media tanam dicangkul dan selanjutnya tanah

disaring dengan saringan kawat yang bertujuan memisahkan tanah

dengan bongkahan batu, kemudian tanah dimasukkan dalam polibag.

b. Persemaian

Persemaian benih tomat menggunakan bedengan, buat larikan di atas

bedengan dengan kedalaman 1cm dan jarak antar larik 5cm. Tanam

benih tomat pada tiap larikan dengan jarak 3cm, lalu tutup

permukaannya dan siram secukupnya. Setelah satu bulan, kira-kira

berdaun empat helai, bibit tomat dapat dipindahkan ke polibag yang

telah berisi media tanam.

c. Pemindahan bibit tomat ke polibag

Setelah benih tomat yang disemaikan berumur satu bulan, kira-kira

berdaun empat helai, bibit tomat dapat dipindahkan ke polibag yang

telah berisi media tanam. Memindahkan bibit tomat dengan dicabut,

siram persemaian dengan air agar media tanam menjadi lunak. Lalu

cabut tanaman dengan hati-hati jangan sampai akar tanaman putus atau

rusak. Kemudian masukkan tanaman tersebut secara tegak lurus pada

lubang tanam yang ada dalam polybag. Posisi akar harus tegak lurus

jangan sampai bengkok atau terlipat. Atur kedalaman lubang tanam

sesuai dengan panjang akar.

d. Pemeliharaan

i. Penyiraman

Penyiraman tanaman tomat dilakukan sehari dua kali yaitu

pagi dan sore hari, tetapi tidak juga terlalu basah untuk

menghindari busuk akar.

Page 14: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

12

ii. Penyulaman

Penyulaman dilakukan jika ada tanaman tomat yang mati,

layu atau rusak. Penyulaman tomat dilakukan sampai umur

tanaman tomat 2 minggu.

iii. Pengajiran

Pemasangan ajir dibuat dari bambu sepanjang 2 meter. Ajir

ditancapkan pada jarak sekitar 10 cm dari tanaman. Dipasang

setelah seminggu benih tomat dipindahkan di polibag.

iv. Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan pupuk kompos jerami padi,

kompos seresah jagung manis, kompos kulit singkong sesuai

perlakuan diberikan pada dalam galur sekeliling tanaman.

Selain pemupukan menggunakan pupuk kompos limbah jerami

padi, kompos seresah jagung manis, dan kompos kulit

singkong, juga dilakukan pemupukan menggunakan pupuk

Urea 200 kh/hektar, SP-36 300 kg/hektar, dan KCL 200

kg/hektar.

v. Penyiangan, pendangiran dan pembumbungan

Penyaingan, pendangiran dan pembumbungan lakukun

secara bersamaan dengan waktu pemupukan. Alat yang

digunakan adalah cangkul kecil. Setelah menyiangi dan

memperbaiki bendeng tanaman, tanah ditutupi dengan daun

kering atau jerami, manfaatnya untuk mengurangi penguapan

air, menjaga agar tanah tetap gembur, mengurangi tumbuhnya

rumput, mencegah munculnya kerak tanah yang dapat

menghambat masuknya udara, menghindari kerusakan bunga

atau buah dari kotoran tanah.

Page 15: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

13

vi. Pengendalian hama atau penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara

mekanik atau menggunakan pestisida tergantung serangan

organisme pengganggu tanaman (OPT).

vii. Pemanenan

Tanaman tomat dipanen saat umur 90 HST tergantung

varietasnya. Tanaman tomat sudah bisa dipanen bila kulit buah

berubah dari hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi

daun menguning dan bagian batang mengering. Pemanenan

tomat dilakukan pada pagi hari. Buah tomat tidak matang

secara serentak, dilakukan pemetikan setiap 2-3 hari sekali.

E. Parameter yang Diamati

1. Tanaman korban dilakukan pengamatan mulai saat muncul bunga,

tanaman korban 1 tanaman/ ulangan/perlakuan, parameter yang

diamati:

a. Berat segar tomat (gram)

Pengamatan berat segar tanaman dilakukan mulai saat

muncul bunga. Pengamatan dilakukan dengan cara mengangkat

seluruh bagian tanaman dari media tanam, kemudian

membersihkan sisa tanah menggunakan air bersih. Setelah tanaman

tomat dibersihkan dilakukan penimbangan menggunakan

timbangan analitik. Tanaman korban diamati setiap minggu.

b. Berat kering tomat (gram)

Pengamatan berat kering tanaman dilakukan mulai saat

tanaman tomat berbunga dengan cara menimbang semua bagian

tanaman. Sebelum ditimbang, tanaman dikering anginkan selama 2

hari kemudian tanaman dibungkus menggunakan kertas dan di

oven sampai beratnya konstan. Setelah beratnya konstan,

ditimbang dengan timbangan analitik. Tanaman korban diamati

setiap minggu.

Page 16: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

14

2. Tanaman hasil dilakukan pengamatan saat panen, tanaman hasil 3

tanaman/ ulangan/ perlakuan, parameter yang diamati

c. Berat buah per tanaman (g)

Penimbangan berat buah per tanaman sampel dilakukan

dengan menggunakan timbangan. Perhitungan jumlah buah per

tanaman dilakukan selama 2 kali panen dengan interval 3 hari

sekali.

d. Diameter buah per tanaman (cm)

Pengamatan diameter buah dilakukan dengan menggunakan

jangka sorong. Pengukuran diameter buah dilakukan selama 2 kali

panen dengan interval 3 kali sehari.

F. Analisis Data

Data yang diperolah dari penelitian ini dianalisis menggunakan sidik

ragam Analysis of Variance (ANOVA) dengan taraf nyata α = 5 %. Apabila

terdapat pengaruh yang signifikan dari perlakuan yang dicobakan, maka akan

dilakukan uji lanjutan menggunakan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT)

dengan taraf α = 5 %.

G. Jadwal Penelitian

Kegiatan

Desember Januari Februari Maret April

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

Tahap Persiapan

Pembuatan Kompos Berbagai

Macam Limbah

Penanaman Tomat

Pengaplikasian Kompos

Pengamatan

Analisis data dan pembahasan

Seminar hasil

Page 17: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

DAFTAR PUSTAKA

Afandi Rosmarkam. (2002). Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisus.

Akanbi, et al. (2007). The Use of Compost Extract as Foliar Spray Nutrient

Source and Botanical Insecticide in Telfairia occidentalis. World Journal of

Agricultural Sciences.

Anonim. Pengertian Limbah Pertanian. 2012.

http://spoilerin.blogspot.com/2012/03/pengertian-limbah-pertanian.html.

Diakses pada 3 April 2015.

Anonim. Pencemaran Akibat Limbah Pertanian Dan Penanganannya. 2014.

https://www.academia.edu/6457866/PENCEMARAN_AKIBAT_LIMBAH

_PERTANIAN_DAN_PENANGANANNYA. Diakses pada 3 April 2015.

Anac, D; N Eryuece and R Kilinc. 1994. Effect of N, P, K Fertilizer Levels on

Yield and Quality Properties of Processing Tomatoes in Turkey. Acta

Horticulturae 376, 243 – 250.

Badan Litbang Departemen Pertanian. Bogor. Sihombing D T H. 2000.

Badan Pusat Statistik . 2001. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia. Survey

Pertanian Tahun 2000. Statistik Indonesia. Jakarta.

Balai Penelitian Tanah. 2008. Pupuk organik untuk tingkatkan produksipertanian.

Balittanah. Bogor. [email protected].

Bambang, W., Andareas, Nasriati, dan Kiswanto, 2010. Pembuatan Kompos

Jerami Padi dan Jagung. Balai pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Lampung. Lampung.

Di Candilo, M and G.P. Silvestri. 1994. Sulfur Calcium and Magnesium in

Processing Tomatoes Grown in Sub-Alkaline or Sub-Acid Soils. Acta

Horticulturae 376, 207 – 214.

Dalam kompas, 12 September 2002, http://www.kompas.com/kompas-

cetak/0209/12/iptek/anth29.htm http://www.acityawara.com/Detail-1601-

pengertian-limbah-pertanian.html. Diakses pada 3 April 2015.

Farihatuloh, I. (2010). Pengaruh Kmpos limbah padat Idustri Tepung Tapioka

Terhadap Pertumbuhan Kacang Tanah (Arachis hypogaea L). Skripsi FKIP

Unigal Ciamis: Tidak diterbitkan.

Page 18: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

Febri. 2015. Kompos Azolla. http://komposazollafebridm.blogspot.com/. Diakses

pada 2 Juni 2015.

Forester. 2014. http://forester-untad.blogspot.com/2014/11/makalah-hortikultura-

budidaya-tanaman.html. Diakses pada 10 Mei 2015.

Hanifah, V. W., Yulistiani, D. dan Asmarasari, S. A. A. 2010. Optimalisasi

Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong Menjadi Pakan Ternak dalam Rangka

Memberdayakan Pelaku Usaha Enye-enye. Seminar Nasional Teknologi

Peternakan dan Veteriner.

Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Jakarta: PT Mediyatama Sarana

Perkasa.

Khairdin, P.,J. 2012. Azolla, Tanaman Eksentrik Mempesona dan Mungil

dan Bisa Jadi a. http://www.herdinbisnis.com. Diakses Tanggal 25

Mei 2015.

Kusumanto, D. 2008. Azolla, Pupuk hijau baik untuk

padi.http//www.kolamazolla.blogspot.com. Diakses Tanggal 11 Mei

2015.

Nonnecke, IB Libner. 1989. Vegetable Production. An AVI Bok Van Nostrand

Reinhold. USA.

Ratna,M.N.2011. Azolla Si Pupuk Hidup.

http//www.kolamazolla.blogspot.com. Diakses Tanggal 28 Mei 2015.

Rachmad, S. 2002. Pertanian Organik. Penerbit Kanisius. Jakarta.

Rini Rosliani. 1997. Pengaruh Pemupukan dengan Pupuk Majemuk Makro

Berbentuk Tablet terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah. J. Hort

7(3): 773 – 780.

Rochdianto, A. 2008. Manfaat Tanaman

Azolla.http//www.kolamazolla.blogspot.com. Diakses Tanggal 11 Mei

2015.

Sahwan, F.L. R. Irawati. F. Suryanto. 2004. Evektifitas Pengomposan Sampah

Rumah Tangga Dengan Menggunakan “Komposter” Skala Rumah Tangga.

J. Tek. Ling. P3TL-BPPT 5(2): 134-139.

Simarmata, T dan Benny, J. 2010. Teknologi Pemulihan Kesehatan Lahan Sawah

dan Peningkatan Produktivitas Padi Berbasis Kompos Jerami dan Pupuk

Hayati (Biodekomposer) Secara Berkelanjutan di Indonesia. Fakultas

Pertanian. Universitas Padjadjaran, Bandung.

Page 19: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

Surtinah. 2013. Pengujian Kandungan Unsur Hara Dalam Kompos Yang Berasal

Dari Serasah Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata). Jurnal Ilmiah

Pertanian Vol. 11, No. 1. Agustus 2013.

Teknik Pengelolaan Limbah Kegiatan/Usaha Pertanian. Pusat Penelitian

Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian, Institut Pertanian Bogor

Soeharsono, 2002. Anthrax Sporadik, Tak Perlu Panik.

Tualar, S. 2011. Teknologi Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik

(IPAT-BO) Untuk Memulihkan Kesehatan Lahan, Meningkatkan

Produktivitas Padi dan Mempercepat Pencapaian Kedaulatan Pangan di

Indonesia. Laboraturium Biologi dan Bioteknologi. Fakultas Pertanian.

Universitas Padjadjaran, Bandung.

Ware G.W. and J.P. Mc Collum. 1980. Producing Vegetable Crops. 3rd edition.

The Interstate Printers and Publisher Inc. Danville, Illinois.

Wibowo Z.S. 1991. Kemungkinan Penggunaan Pupuk Majemuk Tablet di

Perkebunan Teh dan Kina. Warta Teh dan Kina 2 (3/4), 44 – 46. Wibowo Z.

S. dan Yati Rachmiati. 1996. Penambahan Bahan Bantu terhadap Pupuk

Tunggal Campuran yang Dipadatkan Pengaruhnya terhadap Tanaman Teh.

Risalah Penelitian: 80 – 85.

Yuyun, Y dan Simarmata, T. 2007. Teknologi Hemat Air Dan Pupuk Dalam

Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik (IPAT-BO) Untuk

Pemulihan Lahan Dan Meningkatkan Produktivitas Padi. Makalah pada

Seminar Dan Lokakarya Peningkatan Produksi Padi Tanggal 17 juli 2007 di

SPLPP Fak. Pertanian Unpad dan Hari Krida Pertanian Kabupaten Bandung

Tanggal 2 Agustus 2007 di BPP Solokan Jeruk, Bandung, dan Safari IPAT

di Jatim, Jateng dan Jabar tanggal 4-11 Agustus 2007.

Page 20: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

LAMPIRAN

Lampiran 1. Lay Out Penelitian

Rancangan Acak Lengkap

P2.1 P2.1 P2.1 P2.1 P0.2 P0.2 P0.2 P0.2 P3.2 P3.2 P3.2 P3.2

P1.3 P1.3 P1.3 P1.3 P0.1 P0.1 P0.1 P0.1 P4.1 P4.1 P4.1 P4.1

P4.3 P4.3 P4.3 P4.3 P0.3 P0.3 P0.3 P0.3 P1.2 P1.2 P1.2 P1.2

P3.1 P3.1 P3.1 P3.1 P2.2 P2.2 P2.2 P2.2 P4.2 P4.2 P4.2 P4.2

P2.3 P2.3 P2.3 P2.3 P3.3 P3.3 P3.3 P3.3 P1.1 P1.1 P1.1 P1.1

Page 21: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

Lampiran 2. Perhitungan Pupuk

1. Perhitungan Kompos

Jarak tanaman tomat 50 x 60 cm = 3000 cm2 = 0,3 m

2

Jumlah tanaman tomat per hektar =

= 33.333 tanaman

Kebutuhan pupuk kandang sapi= 20 ton/ hektar (0,4% N)

Kebutuhan N =

x 20.000 kg = 80 kg N/ hektar

Kandungan N kompos jerami padi adalah 0,6%

Kebutuhan kompos jerami padi =

x 80 kg = 13.333,33 kg/ hektar

= 13,33 ton/ hektar

Kebutuhan per tanaman =

= 399,90 gram

Kandungan N kompos seresah jagung manis adalah 1,05%

Kebutuhan kompos seresah jagung manis =

x 80 kg = 7.619,01 kg/ hektar

= 7,619 ton/ hektar

Kebutuhan per tanaman =

= 228,57 gram

Page 22: PENGARUH PUPUK KOMPOS DARI BERBAGAI MACAM …blog.umy.ac.id/maulelajaridzany/files/2016/06/Maulela-AR.pdf · Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan,

Kandungan N kompos kulit singkong adalah 2,06%

Kebutuhan kompos kulit singkong =

x 80 kg = 3.883,49 kg/ hektar

= 3,883 ton/ hektar

Kebutuhan per tanaman =

= 116,49 gram

2. Perhitungan pupuk anorganik

Kebutuhan Urea per tanaman =

= 6,0 gram

Kebutuhan Urea per hektar 199998 gram = 20 kg/ hektar

Kebutuhan SP-36 per tanaman =

= 9,0 gram

Kebutuhan SP-36 per hektar 299997 gram = 30 kg/ hektar

Kebutuhan KCl per tanaman =

= 6,0 gram

Kebutuhan KCl per hektar 199998 gram = 20 kg/ hektar