pengaruh promosi kesehatan terhadap perubahan …repository.helvetia.ac.id/2285/7/abdul hamid...
TRANSCRIPT
-
PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN
PENGETAHUAN HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA
TATANAN RUMAH TANGGA DI DESA BATU
GODANG KECAMATAN ANGKOLA
SANGKUNUR TAHUN 2019
TESIS
ABDUL HAMID LUBIS
NIM. 1702011001
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
2019
-
PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN
PENGETAHUAN HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA
TATANAN RUMAH TANGGA DI DESA BATU GODANG
KECAMATAN ANGKOLA SANGKUNUR
TAHUN 2019
TESIS
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memeroleh Gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M)
pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Ilmu Perilaku Promosi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia
Oleh :
ABDUL HAMID LUBIS
NIM. 1702011001
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
-
PENGESAHAN TESIS
PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN
PENGETAHUAN HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA
TATANAN RUMAH TANGGADI DESABATU GODANG
KECAMATAN ANGKOLA SANGKUNUR
TAHUN 2019
Disusun dan Diajukan Oleh :
-
Telah diuji pada tanggal :24 oktober 2019
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : 1 Dr. H. Ismail Efendi, M.Si,
Anggota : 2 Dr. dr. Hj. Arifah Dwi Fitriani M.Kes
3 Dr. Mappeaty Nyorong, M.P.H
4 Dr. Samsidar Sitorus, M.Kes,
-
ABSTRAK
PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN
PENGETAHUANHIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA
TATANAN RUMAH TANGGA DI DESA BATU GODANG
KECAMATAN ANGKOLA SANGKUNUR
TAHUN 2019
ABDUL HAMID LUBIS
NIM. 1702011001
Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Perilaku hidup bersih dan sehat hakikatnya adalah dasar pencegahan
manusia dari berbagai penyakit. Survey awal di Desa Batu Godang Kecamatan
Angkola Sangkunur terkait indikator PBHS menunjukkan bahwa masih banyak
masyarakat di Desa Batu Godang yang belum menerapkan PHBS. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh promosi kesehatan terhadap perubahan
perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga di Desa
Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun 2019.
Pada saat mengumpulkan data, jenis penelitian yang digunakan adalah
kuantitatif dengan desain penelitian Quasy–Eksperiment dengan rancangan
penelitian ini menggunakan one group pretest-posttest. Instrumen yang digunakan
adalah lembar observasi yang dibagikan kepada 30 responden.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh promosi kesehatan
terhadap beberapa perubahan perilaku yaitu perilaku penimbangan bayi setiap
bulan (p=0,000), perilaku mencuci tangan (p=0,000), perilaku penggunaan air
bersih (p=0,000), perilaku penggunaan jamban sehat (p=0,000), perilaku
pemberantasan jentik nyamuk (p=0,000), perilaku konsumsi buah dan sayur
(p=0,000), perilaku melakukan aktifitas fisik (p=0,000), perilaku tidak merokok
(p=0,005). Selain itu ada 2 variabel yang tidak dapat langsung dipengaruhi oleh
promosi kesehatan yaitu perilaku persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
(p=0,489) dan perilaku pemberian ASI ekslusif (p=0,320).
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar tenaga kesehatan maupun
penyelenggara promosi kesehatan lainnya dalam meningkatkan prilaku PHBS
pada tatanan rumah tangga dan dapat melakukan intervensi kembali yang
bertujuan lebih meningkatkan kebersihan agar terhindar dari berbagai penyakit.
Kata Kunci : PHBS, Promosi Kesehatan
Daftar pustaka : buku 14 internet 57 (1992-2018)
-
PENGANTAR
Puji syukur atas berkat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan
baik. Adapun tesis penelitian yang berjudul “Pengaruh Promosi Kesehatan
Terhadap Perubahan Pengetahuan Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Pada Tatanan
Rumah Tangga Di Desa Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun
2019” disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan program studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan
Helvetia Medan.
Dalam menyelesaikan tesis penelitian ini, penulis banyak mengalami
kesulitan, akan tetapi berkat bimbingan dan arahan berbagai pihak, maka penulis
dapat menyelesaikan tesis ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Oleh sebab
itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc, M.Kes, selaku ketua pembina
Yayasan Helvetia
2. Iman Muhammad SE, S.Kom .MM, M.Kes selaku ketua
yayasan,Pendidikan sosial Helvetia.Medan
3. Dr. H. Ismail Efendi, M.Si, selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia
sekaligus sebagai Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
4. Dr. dr. Hj. Arifah Dwi Fitriani M.kes selaku Wakil Rektor Bidang
Administrasi Umum dan Keuangan Institut Kesehatan Helvetia. , sekaligus
selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, kritik dan saran
sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
5. Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia.
6. Dr. Anto, SKM., M.Kes., MM, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
-
7. Dr Acmad Rifai Skm M.Kes, M.P.H, selaku dosen penguji I yang telah
memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini.
8. Dr.Asriwati S.Kep Ns, S,Pd , M.Kes, selaku dosen penguji II yang telah
memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini.
9. Dosen Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan
Helvetia Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama peneliti
menempuh pendidikan.
10. Kedua orangtua tercinta ayahanda dan Ibunda yang setiap saat selalu
memberikan doa dan semangat kepada penulis.
11. Keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada
penulis dalam menyelesaikan tesis ini
12. Seluruh teman-teman Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia Medan yang selalu membantu dalam suka dan
duka.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga bimbingan, dorongan
dan bantuan yang diberikan kepada penulis dapat membawa berkah.
Medan, September 2019
Penulis
Asmarani Ida Yusnita Sirait
1702011189
-
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Abdul Hamid Lubis, lahir di Sijungkang tanggal 26
Agustus 1995, beragama Islam. Orangtua penulis bernama Alm. Alinafia Lubis
dan Surto, S.Pd harahap, Anak ke- 4 (tiga) dari 8 bersaudara, beralamat di Desa
Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur. Pada tahun 2002-2007 penulis
menempuh pendidikan di SD Negeri 100300 Simataniari, tahun 2007-2010
penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Sirongit, tahun 2010-2012
penulis melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 1 Angkola Sangkunur, tahun
2012-2017 penulis melanjutkan pendidikan S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi
Kesehatan Aufa Royhan, tahun 2017 sampai dengan selesai penulis melanjutkan
pendidikan di S2 Magister Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia
Medan.
-
DAFTAR ISI
HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar belakang ................................................................................ 1
1.2. Rumusan masalah ........................................................................... 7
1.3. Tujuan penelitian ............................................................................ 7
1.3.1. Tujuan Umum ................................................................... 7 1.3.2. Tujuan Khusus .................................................................. 8
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8
1.4.1 Manfaat Teoretis ..................................................................... 8
1.4.2 Manfaat Praktis ........................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 10
2.1. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 10
2.2 Telaah Teori .................................................................................... 60 2.2.1 PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) ................................ 60
1) Pengertian PHBS .................................................................... 60 2) Tujuan PHBS ........................................................................ 61 3) Manfaat PHBS ....................................................................... 61 4) Sasaran ................................................................................... 63 5) Indikator PHBS Rumah Tangga ............................................ 63
1. Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan .................................. 63 2. Memberikan Bayi ASI Ekslusif ....................................... 66 3. Menimbang Bayi dan Balita Setiap Bulan ....................... 68 4. Menggunakan Air Bersih ................................................. 68 5. Cuci Tangan pakai sabun ................................................. 69 6. Menggunakan Jamban Sehat ........................................... 71 7. Memberantas Jentik Nyamuk ........................................... 72 8. Makan sayur dan buah setiap hari .................................... 74 9. Melakukan Aktifitas Fisik setiap hari ........................... 75 10. Tidak Merokok di dalam Rumah .................................... 75
-
2.2.2 Strategi Promosi Kesehatan .................................................... 77 1) Definisi Promosi Kesehatan ................................................... 77 2) Teknik Promosi Kesehatan .................................................... 78 3) Media Promosi Kesehatan...................................................... 79 4) Tempat Kegiatan Promosi Kesehatan .................................... 81
2.3 Landasan Teori .............................................................................. 88 2.3.1 Perilaku ................................................................................... 88 2.3.2 Faktor yang Memengaruhi Perilaku ......................................... 89 2.3.3 Batasan Perilaku ....................................................................... 89 2.3.4 Batasan Perilaku ....................................................................... 90 2.3.5 Perilaku Kesehatan .................................................................. 91 2.3.6 Teori Precede-Procede Lawrance Green .................................. 91 2.3.7 Kerangka Teori ......................................................................... 95 2.3.8 Kerangka Teori ........................................................................ 96
2.4 Kerangka Konsep ........................................................................... 97 2.5 Hipotesis Penelitian ....................................................................... 97
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 100
3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 100 3.2 Lokasi dan waktu Penelitian ....................................................... 100
3.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................... 100 3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................... 101
3.3 Populasi dan Sampel .................................................................... 101 3.3.1. Populasi Penelitian ......................................................... 101
3.3.2. Sampel Penelitian ........................................................... 101
3.4 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 102 3.4.1 Jenis Data ......................................................................... 102 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................... 102
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................... 104 3.5.1 Uji Validitas ...................................................................... 104 3.5.2 Uji Reliabilitas .................................................................. 104
3.6 Variabel dan Defenisi Operasional ............................................. 104 3.6.1 Variabel Penelitian ............................................................ 104 3.6.2 Definisi Operasional .......................................................... 104
3.7 Metode Pengukuran ..................................................................... 106 3.7.1 Aspek Pengukuran ........................................................... 106
3.8 Metode Pengolahan Data ............................................................. 107 3.9 Analisis Data ................................................................................ 109
3.9.1 Analisis Univariat ............................................................... 109
3.9.2 Analisis Bivariat.................................................................. 109
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 111
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................... 111 4.2 Analisis Data .............................................................................. 111
4.2.1 Data Demografi ................................................................... 111
-
4.2.2 Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga Berdasarkan 10 Indikator PHBS Pretest Promosi Kesehatan ...................................... 113
4.2.3 Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga Berdasarkan 10 Indikator PHBS Posttest Promosi Kesehatan ..................................... 116
4.3 Analisis Data Bivariat .................................................................. 119 4.3.1 Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap perubahan
Perilaku 10 Indikator PHBS pada Tatanan Rumah
Tangga di Desa Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur
Tahun 2019 .......................................................................... 119
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................ 126
5.1 Pengaruh Promosi Kesehatan terhadap Perubahan Perilaku Persalinan di Tolong oleh Tenaga Kesehatan pada Tatanan
Rumah Tangga di Desa Batu Godang Kecamatan Angkola
Sangkunur Tahun 2019 ................................................................ 126
5.2 Pengaruh Promosi Kesehatan terhadap Perubahan Perilaku Pemberian Asi Ekslusif pada Tatanan Rumah Tangga di Desa
Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun 2019 ........ 132
5.3 Pengaruh Promosi Kesehatan terhadap Perubahan Perilaku Penimbangan Bayi Setiap Bulan pada Tatanan Rumah Tangga
di Desa Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun
2019 ............................................................................................ 135
5.4 Pengaruh Promosi Kesehatan terhadap Perubahan Perilaku Mencuci Tangan dengan Sabun pada Tatanan Rumah Tangga
di Desa Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun
2019 ............................................................................................ 138
5.5 Pengaruh Promosi Kesehatan terhadap Perubahan Perilaku Penggunaan Air Bersih pada Tatanan Rumah Tangga di Desa
Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun 2019 ....... 140
5.6 Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Perubahan Perilaku Penggunaan Jamban Sehat Pada Tatanan Rumah Tangga Di
Desa Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun
2019 ............................................................................................ 142
5.7 Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Perubahan Perilaku Pemberantasan Jentik Nyamuk Pada Tatanan Rumah Tangga
Di Desa Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun
2019 ............................................................................................. 146
5.8 Pengaruh Promosi Kesehatan terhadap Perubahan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur pada Tatanan Rumah Tangga di
Desa Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun
2019.............................................................................................. 149
5.9 Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Perubahan Perilaku Melakukan Aktifitas Fisik Pada Tatanan Rumah Tangga Di
Desa Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun
2019 ........................................................................................... 153
-
5.10Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Perubahan Perilaku
Tidak Merokok Pada Tatanan Rumah Tangga Di Desa Batu
Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun 2019................. 155
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 157
6.1 Kesimpulan .................................................................................. 157 6.2 Implikasi ..................................................................................... 158 6.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................... 159 6.4 Saran ............................................................................................ 159
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 160
LAMPIRAN
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Teori ................................................................... 96
2.2 Kerangka Konsep Penelitian ............................................... 97
-
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
2.1 Tabel Sintesa Penelitian Terdahulu ............................................... 10
3.3 Aspek Pengukuran......................................................................... 107
4.1 Distribusi Frekuensi Siswa Berdasarkan Umur, Pendidikan,
dan Pekerjaan ............................................................................... 112
4.2 Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga Berdasarkan 10 Indikator
PHBS Pretest Promosi Kesehatan ................................................ 113
4.3 Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga Berdasarkan 10 Indikator
PHBS Pretest Promosi Kesehatan................................................. 116
4.4 Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap perubahan Perilaku 10
Indikator PHBS pada Tatanan Rumah Tangga di Desa Batu
Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun 2019 .................. 119
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1 Lembar Observasi ................................................................. 2 Master Tabel ......................................................................... 3 Out put SPSS ......................................................................... 4 Lembar Pengajuan Judul ....................................................... 5 Surat Ijin Survey Awal .......................................................... 6 Surat Balasan Survey Awal ................................................... 7 Lembar Revisi ........................................................................ 8 Surat Permohonan Uji Validitas ............................................ 9 Surat Ijin Penelitian ................................................................ 10 Surat Balasan Penelitian ......................................................... 11 Surat Balasan Selesai Penelitian ............................................ 12 Lembar Konsultasi Pembimbing I ......................................... 13 Lembar Konsultasi Pembimbing II ........................................
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pengetahuan hidup bersih dan sehat hakikatnya adalah dasar pencegahan
manusia dari berbagai penyakit. Kesehatan merupakan dambaan dan kebutuhan
setiap orang. Prinsip pengetahuan hidup bersih dan sehat (selanjutnya PHBS) ini
menjadi salah satu landasan dan program pembangunan kesehatan di Indonesia.
Salah satu prinsip PBHS adalah tersedianya jamban yang memenuhi syarat
kesehatan yang dapat menghindarkan lingkungan dari penyebaran penyakit,
karena jamban yang tidak sehat dapat membawa efek terhadap penurunan tingkat
kesehatan.
Berdasarkan data World Health Organization tahun 2018, diperkirakan
sebanyak 2,4 miliar atau 1 dari 3 penduduk dunia tidak memiliki jamban, dan
tidak membiasakan hidup bersih dan sehat , seperti mencuci tangan dengan sabun,
dan menggunakan air bersih, kurang dari 1 miliar penduduk masih buang air
besar di tempat terbuka. Hal tersebut mengakibatkan penyebaran berbagai
penyakit, seperti diare, schistosomiasis (1).
WHO juga mencatat bahwa selama tahun 2018 lebih dari 340.000 anak-
anak di bawah lima tahun meninggal akibat sanitasi dan air yang tidak higienis.
Pada tahun 2018, terdapat 4,5 miliar orang hidup tanpa sanitasi yang dikelola
dengan aman dan 2,1 miliar orang tidak memiliki jamban dan kekurangan akses
ke tempat air bersih (2).
https://id.wikipedia.org/wiki/Diarehttps://id.wikipedia.org/wiki/Schistosomiasis
-
Tingkat keberhasilan PHBS (Pengetahuan Hidup Bersih dan Sehat) di
Indonesia menunjukkan bahwa: cakupan penolong persalinan oleh tenaga
kesehatan sebesar 71%,dengan target nasional 90%, Bayi diberi ASI eksklusif
50%, dengan target nasional 80%, Cakupan JPKM 20%, target nasional 80%,
Jenis sumber air yang paling banyak digunakan adalah air sumur terlindung
sebesar 40% dan ketersediaan air bersih 85%, target nasional 85% Rumah tangga
yang menggunakan jamban sehat 60%, target nasional 80%, Kesesuaian luas
lantai dengan jumlah penghuni 62% dengan target nasional 80%, Lantai rumah
bukan lantai tanah 70% target nasional 80%, Hanya 30% penduduk Indonesia
yang tidak merokok di dalam rumah, Hanya 20% penduduk yang melakukan
aktifitas fisik, Hanya 26 % yang makan buah dan sayur setiap hari(3).
Berdasarkan data Kemenkes tahun 2016 diketahui bahwasebanyak 1,1 juta
orang penduduk masih buang air besar di area terbuka. Indonesia merupakan
negara terbesar kedua di dunia yang memiliki angka buang air besar sembarangan
(12,9)% setelah India yang menempati posisi pertama yaitu (58%), kemudian
disusul China (4,5%), Ethiopia (4,4%), Pakistan (4,3%), Nigeria (3%), Sudan
(1,5%), Nepal (1,3%). Brazil (1,2%) dan Niger (1,1%). Di sejumlah daerah di
Indonesia masyarakat bahkan memanfaatkan sungai sebagai tempat mandi dan
mencuci sehingga sangat rentan terkena penyakit terutama yang ditularkan
melalui tinja (4).
Menurut data profil Kesehatan Indonesia tahun 2018, Survei Kesehatan
Nasional menunjukkan bahwa pencapaian rumah yang melaksanakan PHBS
(klasifikasi IV) baru berkisar 39,22 %. Dengan presentase rumah tangga yang
-
memiliki fasilitas jamban keluarga (tempat buang air besar) tertinggi yaitu Daerah
Khusus Ibukota Jakarta (98,9%), Daerah Istimewa Yogyakarta (94,2%),
Kepulauan Riau (93,7%), Kalimantan Timur (93,7%). Dan persentase rumah
tangga yang tidak memiliki fasilitas jamban keluarga terdapat di provinsi Papua
(29,5%), Kalimanan Selatan (32,3%), Kalimantan Tengah (22,6%), Aceh (33,6%)
dan Nusa Tenggara Timur (15,2%) (5).
Berdasarkan data Provinsi Sumatera Utara, diketahui bahwa rumah tangga
yang telah berpengetahuan hidup bersih dan sehat baru mencapai 61,12%, yang
mana terdapat sebanyak 32,9% rumah tangga yang tidak memiliki jamban
keluarga diantaranya yaitu Padang Lawas (53,82%), Langkat (47,06%), Nias
Barat (46,32%), Tapanuli Selatan (30,83%), dan Nias Utara (11,85%) (6).
Kabupaten Tapanuli Selatan merupakan kabupaten yang termasuk dalam
kabupaten dengan persentase urutan keempat yang tidak memiliki jamban
sehingga penduduknya terancam menderita beberapa penyakit menular. Salah satu
daerah di Kabupaten Tapanuli Selatan yang berpotensi terancam beberapa
penyakit menular adalahKelurahan Rianiate Kecamatan Angkola Sangkunur, yang
mana dikarenakan masyarakat didaerah tersebut masih buang air besar
sembarangan, sehingga sering terjadi diare di wilayah tersebut .
Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti di Desa Batu
Godang Kecamatan Angkola Sangkunur terkait indikator PBHS, diketahui
bahwasanya masih banyak masyarakat di Desa Batu Godangyang belum
menerapkan PHBS, hal tersebut dapat dilihat dari data indikator PHBS yang
seharusnya diterapkan namun tidak terlaksana, seperti pertolongan persalinan oleh
-
tenaga kesehatan. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap 10 Kepala
Keluarga (Selanjutnya disingkat KK) yang terdapat di Desa Batu Godang,
terdapat 8 KK yang tidak mengandalkan pelayanan petugas kesehatan
dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang melakukan persalinan dengan
mengandalkan dukun beranak, pada indikator ASI Eksklusif diketahui bahwa ada
6 KK yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi dengan alasan ibu bekerja
diladang dari pagi sampai sore dan tidak memiliki waktu untuk memberikan ASI
untuk balitanya, pada indikator jamban diketahui bahwa ada 8 KK yang tidak
memiliki jamban sehat dikarenakan masyarakat lebih dominan ke sungai untuk
melakukan aktivitas seperti mandi maupun BAB dan BAK, menggunakan air
sungai sebagai air minum dan memasak, pada indikator pemberantasan jentik
sebanyak 8 KK yang belum menerapkannya, begitu juga dengan indikator
aktivitas fisik, sebanyak 9 KK yang tidak suka melakukan fisik karena pada
umumnya masyarakat di Desa Batu Godang merupakan petani karet yang setiap
harinya bekerja di kebun, sehingga tidak ada waktu untuk berolahraga dan hampir
10 KK yang masih merokok di Desa Batu Godang Kecamatan Angkola
Sangkunur dengan alasan dengan merokok seseorang dapat menghilangkan rasa
jenuh maupun stress yang mereka rasakan akibat kelelahan kerja dan beban
hidup,.
Berdasarkan hasil survey awal tersebut, bahwasanya di Desa Batu Godang
tingkat PHBSnya sangat dikatakan rendah sehingga masyarakat apabila terkena
penyakit langsung berobat ke pelayanan kesehatan, padahal jarak dari Desa ke
Pusat pelayanan kesehatan sangat jauh. Oleh karena itu penting sekali dilakukan
-
promosi kesehatan di desa tersebut, mengingat bahwa promosi kesehatan adalah
suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berpengetahuan
hidup bersih dan sehat. Promosi kesehatan mempunyai kekuatan untuk merubah
pengetahuan masyarakat, pengetahuan merupakan reaksi individu terhadap
stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respons ini dapat
bersifat pasif (berfikir, berpendapat, bersikap) dan aktif (melakukan tindakan).
Dengan demikian promosi kesehatan dapat menjadi faktor penting dalam
perubahan pengetahuan masyarakat menuju pengetahuan hidup sehat, baik dalam
ukuran sifat pengetahuan pasif maupun pengetahuan aktif(7).
Promosi kesehatan perlu dilakukan oleh petugas kesehatan yang pada
umumnya dapat mendeteksi kebutuhan masyarakat akan upaya kesehatan pada
tahap yang lebih awal guna mencegah timbulnya penyakit. Akan tetapi,
masyarakat juga kadang-kadang baru merasa membutuhkan upaya kesehatan jika
mereka berada dalam tahap sakit atau bahkan dalam keadaan sudah parah.
Pada umumnya tenaga kesehatan selalu memberitahukan masyarakat
terkait pentingnya kesehatan, pencegahan dan penanganan rasa sakit dari promosi-
promosi yang dilakukan oleh petugas, baik dalam bentuk penyuluhan langsung
maupun dalam bentuk kunjungan ke rumah masyarakat. Di Desa Batu Godang
Kecamatan Angkola Sangkunur petugas kesehatan selalu melakukan penyuluhan
kesehatan pada masyarakat baik di Puskesmas, di Desa maupun kerumah
masyarakat langsung ketika melakukan kunjungan dalam pendataan.
Petugas kesehatan yang melakukan promosi kesehatan bertujuan untuk
memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat maupun masalah
-
yang berpotensi menimbulkan resiko besar secara mandiri pada masyarakat, dan
pihak puskesmas juga mengharapkan dengan adanya promosi kesehatan yang
dilakukan mampu menjadi teladan bagi keluarga dan masyarakat dalam
melakukan PHBS (8).
Petugas kesehatan dari puskesmas melakukan upaya promosi kesehatan
berdasarkan pedoman pelaksanaan promosi kesehatan yang ditetapkan oleh
Kemenkes dengan strategi dasar utama promosi kesehatan yaitu pemberdayaan,
bina suasana, advokasi dan kemitraan. Pemberdayaan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan seperti memastikan setiap ibu yang telah mendapat pelayanan
pengobatan untuk anak balitanya, dapat disampaikan tentang manfaat menimbang
anak balita secara berkala untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan
anak balitanya, bagaimana mencatat dan menggunakan kartu Menuju Sehat
(KMS) dan juga ibu yang dikunjungi ke rumahnya, dipastikan dilakukan
pemberdayaan sesuai masalah yang dihadapi (9).
Untuk pemberdayaan keluarga, petugas kesehatan melakukan promosi
kesehatan untuk memperkenalkkan pengetahuan yang baru agar masyarakat dapat
mengalami perubahan pengetahuan menjadi lebih baik lagi dari pelaku yang saat
ini di terapkan oleh keluarga. Petugas kesehatan juga menyatakan strategi promosi
kesehatan dilakukan dan dikembangkan sesuai sasaran dan kondisi puskesmas
agar tujuan dari promosi yang dilakukan petugas dapat tercapai serta pendataan
yang dilakukan berdasarkan format mini lokakarya agar setiap petugas
mengetahui apa program yang dilaksanana, pencapaian dari program, masalah
yang terjadi serta upaya pemecahan masalah tersebut.
-
Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Promosi Kesehatan terhadap
Perubahan Pengetahuan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan
Rumah Tangga di Desa Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur
Tahun 2019.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah dapat dikemukakan sebagai
berikut :
“Apakah ada pengaruh promosi kesehatan terhadap perubahan
pengetahuan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga di
Desa Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun 2019?”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh promosi kesehatan terhadap
perubahan pengetahuan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah
Tangga di Desa Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun 2019.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk menganalisis pengaruh promosi kesehatan terhadap perubahan
pengetahuan persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan pada tatanan rumah
tangga di Desa Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun 2019.
-
2. Untuk menganalisis pengaruh promosi kesehatan terhadap perubahan
pengetahuan pemberian ASI Ekslusif pada tatanan rumah tangga di Desa
Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun 2019.
3. Untuk menganalisis pengaruh promosi kesehatan terhadap perubahan
pengetahuan penimbangan bayi setiap bulan pada tatanan rumah tangga di
Desa Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun 2019.
4. Untuk menganalisis pengaruh promosi kesehatan terhadap perubahan
pengetahuan mencuci tangan dengan sabun pada tatanan rumah tangga di
Desa Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun 2019.
5. Untuk menganalisis pengaruh promosi kesehatan terhadap perubahan
pengetahuan penggunaan air bersih pada tatanan rumah tangga di Desa Batu
Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun 2019.
6. Untuk menganalisis pengaruh promosi kesehatan terhadap perubahan
pengetahuan penggunaan jamban sehat pada tatanan rumah tangga di Desa
Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun 2019.
7. Untuk menganalisis pengaruh promosi kesehatan terhadap perubahan
pengetahuan pemberantasan jentik nyamuk pada tatanan rumah tangga di
Desa Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun 2019.
8. Untuk menganalisis pengaruh promosi kesehatan terhadap perubahan
pengetahuan konsumsi buah dan sayur pada tatanan rumah tangga di Desa
Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun 2019.
-
9. Untuk menganalisis pengaruh promosi kesehatan terhadap perubahan
pengetahuan melakukan aktifitas fisik pada tatanan rumah tangga di Desa
Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun 2019.
10. Untuk menganalisis pengaruh promosi kesehatan terhadap perubahan
pengetahuan tidak merokok pada tatanan rumah tangga di Desa Batu Godang
Kecamatan Angkola Sangkunur Tahun 2019.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Sebagai sarana penambah pengetahuan dan penambah wawasan penulis
tentang strategi promosi kesehatan terhadap tingkat pengetahuan hidup bersih
dan sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga.
2. Sebagai sarana pengetahuan bagi mahasiswa dan pembaca lainnya dalam
proses pengembangan ilmu dan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain
yang ingin mengembangkan topik dalam penelitian.
1.4.2. Manfaat Praktis
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi tenaga
kesehatan maupun penyelenggara promosi kesehatan lainnya dalam
meningkatkan prilaku PHBS pada tatanan rumah tangga dan dapat
melakukan intervensi kembali yang bertujuan lebih meningkatkan
kebersihan agar terhindar dari berbagai penyakit
-
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran bagi
masyarakat khususnya di lingkungan rumah tangga dalam PHBS sebagai
pencegahan terhadap banyaknya penyakit.
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1. Tabel Sintesa Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul dan Nama
Jurnal
Desain
Penelitian
Sampel Temuan
1. Hadiyant
(2016)
Pengetahuan
Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS)
Tatanan Keluarga
Di Posdaya Al-
Fadillah,
Kualitatif
dengan
rancangan
cross
sectional
studi
Total
Populasi
Meningkatnya
kesadaran masyarakat
terutama keluarga-
keluarga yang berada
di POSDAYA Al-
Fadillah tentang
pentingnya
pengetahuan hidup
bersih dan sehat di
keluarga
2. Sekar P.
dkk (2018)
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Tingkat
Pengetahuan
Hidup Bersih Dan
Sehat Pada
Tatanan Rumah
Tangga Di
Wilayah Kerja
Puskesmas Poned
X
Kuantitatif
dengan
rancangan
cross
sectional
studi
purposive
sampling
Terdapat hubungan
antara usia dan
tingkat pengetahuan
dengan pengetahuan
PHBS rumah tangga,
sedangkan tidak
terdapat hubungan
antara
pendidikandengan
pengetahuan PHBS
rumah tangga
3. Tristanti
dan
Himawan,
(20180
Pengetahuan
Hidup Bersih
Sehat Dalam
Tatanan Rumah
Tangga Warga
Desa Prambatan
Lor Kecamatan
Kaliwungu
Kabupaten Kudus
Kuantitatif
dengan
rancangan
cross
sectional
studi
simple
random
sampling.
Terdapat delapan
indikator PHBS yang
masih berada di
bawah
target nasional
(80%).
4. Sri Rezeki,
2013
Strategi Promosi
Kesehatan
Kuantitatif
dengan
Proportiona
l Sampel
Terdapat Tiga strategi
promosi kesehatan
-
Terhadap
Peningkatan
Pengetahuan
Hidup Bersih Dan
Sehat Individu
Pada Masyarakat
Perkebunan Di
Wilayah
Puskesmas Sei
Kijang Kabupaten
Pelalawan
rancangan
cross
sectional
studi
yang dilakukan pada
masyarakat di
wilayah Puskesmas
Seikijang adalah
advokasi,
pemberdayaan
masyarakat dan bina
suasana.
5. Dewi Ratna
S.M dan
Dewi
Rostyaning
sih
Evaluasi Program
Pengetahuan
Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS) Di
Kelurahan
Sarirejo
Kecamatan
Semarang Timur
Kota Semarang
Kuantitatif
dengan
rancangan
cross
sectional
studi
simple
random
sampling.
Responsivitas
Program PHBS di
Kelurahan Sarirejo
belum terwujud
sebagaimana yang
diharapkan
6. Monica
Christy
K.A dan
Rattu, Jane
M.
Pangemana
n
Analisis
Pelaksanaan
Program Promosi
Kesehatan Di
Puskesmas Bahu
Kecamatan
Malalayang Kota
Manado
Kuantitatif
dengan
rancangan
cross
sectional
studi
simple
random
sampling.
Perencanaan promosi
kesehatan sudah
dilakukan tetapi
masih banyak yang
harus diupayakan,
upaya advokasi sudah
dilakukan tetapi
belum maksimal di
lihat dari pelaksanaan
program yang belum
optimal.
7. Marlina,
2018
Faktor-Faktor
Yang
Berhubungan
Dengan
Pengetahuan
Hidup Bersih Dan
Sehat Pada
Tatanan Rumah
Tangga Di
Wilayah Kerja
Puskesmas
Deleng Pokhkisen
Kabupaten Aceh
Kuantitatif
dengan
rancangan
cross
sectional
studi
total
population
Pengetahuan (p =
0,005); 2) Sikap (p =
0,000); 3) Kebiasaan
(p = 0,001); 4)
Petugas kesehatan (p
= 0,024); 5)
Pemimpin informal
(p = 0,049)
berhubungan dengan
pengetahuan hidup
bersih dan sehat di
wilayah kerja
Puskesmas Deleng
-
Tenggara Pokhkisen Kabupaten
Aceh Tenggara
8. Intan Indah
K.S dan
Muji
Sulistyowat
i
Analisis Promosi
Kesehatan Di
Puskesmas
Kalijudan
Terhadap PHBS
Rumah Tangga
Kuantitatif
dengan
rancangan
cross
sectional
studi
simple
random
sampling.
Pada data kuantitatif
menunjukkan
bahwa terdapat
hubungan antara
promosi kesehatan
puskesmas dengan
capaian PHBS
dengan nilai
signifi cant sebesar
0,000 (α = 0,05).
Penelitian kualitatif
menunjukkan bahwa
peran promosi
kesehatan
puskesmas dalam
capaian PHBS dapat
diwujudkan melalui
serangkaian program
promosi kesehatan
yaitu
kunjungan rumah,
pemberdayaan
melalui kemitraan,
serta
pengorganisasian
melalui Upaya
Kesehatan
Berbasis Masyarakat
(UKBM)
9. Risanti
Meirina S,
dkk, 2018
Peningkatan
Derajat Kesehatan
Melalui Promosi
Kesehatan Pola
Hidup Bersih Dan
Sehat (Phbs) Di
Dusun Sawahan
Desa
Pendowoharjo,
Kuantitatif Stratified
Random
Sampling
Frekuensi
penyuluhan dan
pemantauan Pola
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
terhadap warga dusun
Sawahan
menunjukkan
korelasi yakni
-
Kecamatan
Sewon,
Kabupaten Bantul
meningkatnya
indikator Pola Hidup
Bersih dan Sehat
(PHBS) yang tercapai
10. Layya dkk,
2016
Pengetahuan
Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS)
Dalam Tatanan
Rumah Tangga
Berbasis
Kerusakan Akibat
Tsunami Di
Wilayah Kota
Banda Aceh
Penelitian
kuantitatif
dengan
pendekatan
cross
sectional
Sampel
penelitian
yaitu
sebanyak
97 orang
Terdapat hubungan
antara usia dan
pekerjaan dengan
penerapan PHBS
dalam tatanan rumah
tangga serta tidak ada
hubungan antara
pendidikan
responden, jumlah
keluarga responden,
responden yang
memiliki bayi/balita
dan daerah tsunami
berbasis tingkat
keparahannya dengan
penerapan PHBS
dalam tatanan rumah
tangga masyarakat
kota Banda Aceh.
11. Husni
Abdul G.
dkk, 2015
Pengetahuan
Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS)
Pada Tatanan
Rumah Tangga
Masyarakat Using
Penelitian
kuantitatif
dengan
pendekatan
cross
sectional
Cluster
Random
Sampling
Penelitian
menunjukkan
masyarakat using
masih memiliki
kebiasaan BAB di
sungai, masyarakat
menggunakan air
bersih yang
bersumber dari mata
air pegunungan,
kebiasaan tidak
melakukan pemilahan
sampah dan
membuang sampah di
pinggir sungai
12. Yusri
Yusuf dkk,
2010
Analisis Strategi
Promosi
Kesehatan Di
Puskesmas
Bambalamotu
Dalam Pembinaan
Penelitian
kuantitatif
dengan
pendekatan
cross
sectional
Cluster
Random
Sampling
Menunjukkan hasil
penelitian bahwa
Advokasi dilakukan
dengan program
Puskesmas melalui
Posyandu, polindes
-
Masyarakat Suku
Da’a Di Desa
Kasoloang Kab.
Mamuju Utara
dan pustu. Dukungan
sosial berupa
kesediaan menjadi
kader kesehatan dan
pemberdayaan
masyarakat dilakukan
kader Posyandu
berupa penyuluhan
baik dari pemerintah
maupun LSM serta
missioner (Gereja).
13. Rama Nur
Kurniawan.
K, 2018
Strategi Promosi
Kesehatan
Terhadap PHBS
Dalam Upaya
Penanggulangan
Penyalahgunaan
Narkoba
Penelitian
kuantitatif
dengan
pendekatan
cross
sectional
Cluster
Random
Sampling
Advokasi yang
dilakukan Dinas
Kesehatan Kabupaten
Wajo dengan cara
mengusulkan bantuan
dana kepada
Pemeerintah Daerah,
untuk keperluan
kegiatan penyuluhan
napza di sekolah.
Kemitraan yang
dilakukan Dinas
Kesehatan terhadap
upaya
penanggulangan
narkoba dengan
membangun kerjasa-
ma dengan pihak
polres, sekolah,
puskesmas dan
pemda
14. Saleha
Rodiah,
dkk, 2016
Strategi Promosi
Kesehatan
Puskesmas DTP
Tarogong
Kabupaten Garut
Kuantitatif Cluster
Random
Sampling
Strategi promosi
kesehatan dilakukan
melalui
pemberdayaan
masyarakat,
advokasi, bina
suasana dan
kemitraan.
15. Ramli,
2016
Pemberdayaan
Masyarakat
Dalam
Berpengetahuan
Kuantitatif Purposive
Sampling
Untuk melestarikan
gerakan moral
PINASA ini, hal yang
penting pulaadalah
-
Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS)
Melalui Gerakan
Moral “Pinasa”
Di Kabupaten
Banggai
ketersediaan fasilitas
yang mendukung
proses terjadinya
suatutindakan untuk
mempermudah
tindakan tersebut.
Begitu pula
dengangerakan
PINASA, agar
masyarakat terbiasa
dengan tindakan itu
makaharus
disediakan fasilitas
seperti tempat
sampah dan
sistempengangkutan
di Kota Luwuk yang
memadai baik dari
kuantitasmaupun
kualitasnya.
16 Tetange
(2017)
Meningkatkan
Pengetahuan
Hidup Bersih dan
Sehat Melalui
Metode
Demonstrasi di
Kelompok A TK
Putra Bangsa
Berdikari
Kecamatan Palolo
rancangan
tindakan
kelas
dengan
deskriptif
kualitatif
dengan
teknik
persentasi
Cluster
Random
sampling
Sebelum tindakan
diberikan
pengetahuan hidup
bersih dan sehat
penerapannya masih
kurang maksimal.
Setelah dilakukan
tindakan dapat
disimpulkan bahwa
penggunaan metode
demonstrasi dapat
meningkatkan
pengetahuan hidup
bersih dan sehat anak
kelompok A terbukti
ada peningkatan
PHBS siklus pertama
ke siklus kedua rata-
rata kategori sangat
baik dan baik 45%
meningkat menjadi
83,25% maka terjadi
peningkatan 38,25%.
17 Mulyo dan Hubungan Cross 76 orang Ada hubungan antara
-
Wiharto
(2015)
Pengetahuan
Hidup Bersih dan
Sehat dengan
kejadian diare
pada tatanan
rumah tangga di
daerah Kedaung
Wetan Tangerang
sectional secara
purposive
sampling
Pengetahuan hidup
bersih dan sehat
dengan kejadian diare
pada tatanan rumah
tangga di daerah
kedaung wetan
Tangerang (r sebesar
-0,338 , p-value =
0.003 < α = 0,05).
18 Habib
(2016)
Realitas Sosial
Budaya
Pengetahuan
Hidup Bersih dan
Sehat (Studi
Kaum Perempuan
Desa Bhuana Jaya
Kecamatan
Tenggarong
Seberang
Kabupaten Kutai
Kartanegara)
pendekatan
kualitatif
deskriptif
Kaum
perempuan
Desa
Bhuana
Jaya
Kaum perempuan
Desa Bhuana Jaya
dalam
mempraktekkan
pengetahuan PHBS
rumah tangga yang
diperoleh dan
dimiliki untuk
kesejahteraan
keluarga telah
menunjukkan
eksistensi sosial dari
segi peran dan
kedudukan sosial
yang tinggi bagi
keluarga dan
masyarakat
setempat.Kedua,
Kaum perempuan
Desa Bhuana Jaya
telah memiliki
jejaring akses untuk
memperoleh
informasi kesehatan
terutama yang
berhubungan dengan
kendala penerapan
PHBS di dalam
rumah tangga
19 Kuron
(2011)
Analisis
Pelaksanaan
Program Promosi
Kesehatan di
kualitatif 4 orang Perencanaan promosi
kesehatan sudah
dilakukan tetapi
masih banyak yang
-
Puskesmas Bahu
Kecamatan
Malalayang Kota
Manado
harus diupayakan,
upaya advokasi sudah
dilakukan tetapi
belum maksimal di
lihat dari pelaksanaan
program yang belum
optimal, kerjasama
antara lintas program
dan lintas sektor telah
dilakukan, tenaga
penyuluh yang ada
belum berkompetesi
dalam bidang
promosi kesehatan,
pengadaan media
komunikasi masih
kurang,
pemberdayaan
masyarakat belum
optimal, bina suasana
belum dilakukan,
sarana dan media
komunikasi masih
kurang, dana untuk
operasional dan
ketersediaan tenaga
penyuluh yang
berkompetensi
merupakan
20 Satar
(2011)
Peningkatan
Derajat Kesehatan
Melalui Promosi
Kesehatan Pola
Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS) Di
Dusun Sawahan
Desa
Pendowoharjo,
Kecamatan
Sewon,
Kabupaten Bantul
Kuantitatif Cluster
Random
Sampling
Frekuensi
penyuluhan dan
pemantauan Pola
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
terhadap warga dusun
Sawahan
menunjukkan
korelasi yakni
meningkatnya
indikator Pola Hidup
Bersih dan Sehat
(PHBS) yang
tercapai.
-
21 Islamy
(2014)
Analisis Higiene
Sanitasi dan
Keamanan
Makanan Jajanan
di Pasar Besar
Kota Malang
penelitian
deskriptif
dengan
menggunak
an metode
pendekatan
kualitatif
berupa
observasi,
wawancara
dan uji
laboratoriu
m
Sampel
diambil
dengan
metode
purposive
sampling,
sebanyak
20
pedagang
makanan
jajanan di
Pasar Besar
Kota
Malang
Hasil penelitian
menunjukkan semua
pedagang yaitu 20
tidak membiasakan
menggaruk badan
dekat makanan dan
semua pedagang telah
memakai
perlengkapan dalam
menyajikan makanan,
menggunakan
pakaian yang bersih
atau layak pakai, dan
membawa alat
pembersih keringat.
Semua pedagang
masih belum
membiasakan cuci
tangan. Terdapat 15
pedagang yang
menyajikan jajanan
tidak menggunakan
wadah tertutup. Hasil
uji mikrobiologi E.
Coli, tidak ditemukan
E. Coli pada semua
sampel makanan
yang diperiksa.
22 Marlina
(2017)
Faktor-Faktor
yang
Berhubungan
dengan
Pengetahuan
Hidup Bersih dan
Sehat pada
Tatanan Rumah
Tangga di
Wilayah Kerja
Puskesmas
Deleng Pokhkisen
Kabupaten Aceh
Tenggara
penelitian
kuantitatif
dengan
pendekatan
cross
sectional
Sampel
adalah
seluruh
populasi
yang
berjumlah
146 ibu
rumah
tangga
Hasil penelitian
diperoleh : 1)
Pengetahuan (p =
0,005); 2) Sikap (p =
0,000); 3) Kebiasaan
(p = 0,001); 4)
Petugas kesehatan (p
= 0,024); 5)
Pemimpin informal
(p = 0,049)
berhubungan dengan
pengetahuan hidup
bersih dan sehat di
wilayah kerja
Puskesmas Deleng
-
Pokhkisen Kabupaten
Aceh Tenggara
Tahun 2017; 6)
Faktor yang dominan
berhubungan dengan
pengetahuan hidup
bersih dan sehat di
wilayah kerja
Puskesmas Deleng
Pokhkisen Kabupaten
Aceh Tenggara
Tahun 2017 adalah
faktor sikap (p =
0,0001; Exp (B)=
10,98).
23 Kuron dan
A.J.
M.(2012)
Analisis
Pelaksanaan
Program Promosi
Kesehatan di
Puskesmas Bahu
Kecamatan
Malalayang Kota
Manado
metode
kualitatif
dengan
4 orang Perencanaan promosi
kesehatan sudah
dilakukan tetapi
masih banyak yang
harus diupayakan,
upaya advokasi sudah
dilakukan tetapi
belum maksimal di
lihat dari pelaksanaan
program yang belum
optimal, kerjasama
antara lintas program
dan lintas sektor telah
dilakukan, tenaga
penyuluh yang ada
belum berkompetesi
dalam bidang
promosi kesehatan,
pengadaan media
komunikasi masih
kurang,
pemberdayaan
masyarakat belum
optimal, bina suasana
belum dilakukan,
sarana dan media
komunikasi masih
-
kurang
24 Gani1
(2015)
Pengetahuan
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
pada Tatanan
Rumah Tangga
Masyarakat Using
(Studi Kualitatif
di Desa Kemiren,
Kecamatan
Glagah,
Kabupaten
Banyuwangi)
deskriptif
kualitatif
Cluster
Random
sampling
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
masyarakat Using
masih memiliki
kebiasaan BAB di
sungai, masyarakat
menggunakan air
bersih yang
bersumber dari mata
air pegunungan,
kebiasaan tidak
melakukan pemilahan
sampah dan
membuang sampah di
pinggir sungai.
Kepala desa
mewajibkan setiap
rumah harus memiliki
jamban untuk
mengurangi
kebiasaan masyarakat
BAB di sungai. Ibu
kades yang tergabung
dalam tim penggerak
PKK sudah
melakukan
penyuluhan tentang
daur ulang sampah
namun respon yang
diharapkan masih
belum sesuai.
25 Nasaruddin
(2005)
Pengetahuan
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
dalam Tatanan
Rumah tangga
Berbasis
Kerusakan Akibat
Tsunami di
Wilayah Kota
Banda Aceh
Kuantitatif Total
populasi
terdapat hubungan
antara usia dan
pekerjaan dengan
penerapan PHBS
dalam tatanan rumah
tangga serta tidak ada
hubungan antara
pendidikan
responden, jumlah
keluarga responden,
-
responden yang
memiliki bayi/balita
dan daerah tsunami
berbasis tingkat
keparahannya dengan
penerapan PHBS
dalam tatanan rumah
tangga masyarakat
kota Banda Aceh.
Kondisi lingkungan
rumah tangga
didaerah tsunami
yang dipilih
berdasarkan
perbandingan hasil
antara 3 wilayah
berdasarkan tingkat
keparahan akibat
tsunami yang jauh
lebih baik dari
beberapa waktu
setelah tsunami
hingga saat ini, hal
tersebut dapat dinilai
dari ketersediaannya
tempat tinggal yang
layak, lingkungan
yang bersih dan
penggunaan air bersih
untuk dikonsumsi
sehari-hari sudah
terpenuhi dengan
baik. Kondisi
responden saat ini
sudah kembali
kerumah dan
memiliki aktifitas
hidup masing-
masing.
26 Umaroh
(2015)
Gambaran
Pengetahuan
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di
deskriptif
kuantitatif
Total
Sampling
Pencapaian
hasil yang didapatkan
desa Gentan
(67,06%), desa
-
Wilayah Kerja
Puskesmas Bulu
Kabupaten
Sukoharjo Bulan
Januari-Maret
2015
Kedungsono (73,3%)
dan desa Kamal
(73,53%). Dari ketiga
desa tersebut,
terdapat empat
indikator PHBS yang
nilainya terendah,
yakni ketersediaan
tempat sampah
(37,58%),
kepemilikan JPK
(49,43%), tidak
merokok (52,81%),
dan PSN (56,65%).
Indikator PHBS
dengan nilai tertinggi
adalah tidak
miras/narkoba
(96,28%) dan
ketersediaan air
bersih (94,88%).
27 Nurhajati
(2011)
Pengetahuan
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
Masyarakat Desa
Samir Dalam
Meningkatkan 1
Kesehatan
Masyarakat
Menciptakan
hidup sehat
deskriptif
kuantitatif
Total
Sampling
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
dari 10 indikator
PHBS, hasil
penelitian pada
masyarakat desa
Samir diketahui
bahwa ada 7
indikator yang telah
memenuhi target
PHBS dan ada 3
indikator yang
hasilnya berada
dibawah
target/dibawah 70%.
Hasil selengkapnya:
1. Pertolongan
persalinan oleh
tenaga kesehatan
(100%), 2. Bayi di
beri ASI ekslusif
-
(17%), 3. Menimbang
balita setiap bulan
(100%), 4.
Ketersediaan air
bersih (84,1%), 5.
Mencuci tangan
dengan air bersih dan
sabun (100%), 6.
Ketersediaan jamban
sehat (82,3%), 7.
Memberantas jentik
nyamuk (70,5%), 8.
Makan buah dan
sayur (52%), 9.
Melakukan aktifitas
fisik setiap hari
28 Hadiyanto
(2016)
Pengetahuan
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
Tatanan Keluarga
di Posdaya Al-
Fadillah
deskriptif
kuantitatif
Total
Sampling
Hasil kegiatan
pengabdian
masyarakat ini adalah
meningkatnya
kesadaran masyarakat
terutama keluarga-
keluarga yang berada
di POSDAYA Al-
Fadillah tentang
pentingnya
pengetahuan hidup
bersih dan sehat di
keluarga seperti
persalinan di fasiltas
kesehatan serta
dibantu oleh tenaga
kesehatan,
pentingnya
berolahraga secara
teratur, memakan
buah-buahan dan
sayur sayuran, tidak
merokok didalam
rumah, setiap bayi
dan balita ditimbang
ke Posyandu,
-
memberantas jentik-
jrntik nyamuk,
mengguanakan air air
bersih serta
pentingnya
menggunakan jamban
sehat.
29 Andriansya
h (2014)
penyuluhan dan
praktik PHBS
(pengetahuan
hidup bersih
sehat) dalam
mewujudkan
masyarakat desa
peduli sehat
Kualitatf Random
sampling
Pemberian
penyuluhan terkait
Pengetahuan Hidup
bersih sehat
diharapkan dapat
menjadi upaya
menyadarkan
masyarakat akan
pentingnya
melakukan upaya
Pengetahuan Hidup
bersih sehat dalam
kehidupan sehari-hari
sekaligus
memberikan
pengetahuan
bagaimana cara
merealisasikannya
sehingga bisa
terwujud masyarakat
yang peduli sehat
30 Haifa
(2018)
Hubungan
Pengetahuan
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
dalam Keluarga
dengan Kejadian
Diare pada Balita
di Puskesmas
Pundong Bantul
Yogyakarta
survey
dengan
jenis
pendekatan
cross
sectional
accidental
sampling.
Hasil penelitian
didapatkan yaitu
pengetahuan hidup
bersih yang kurang
sebanyak 33
responden (47.8%)
dan masih mengalami
diare sebanyak 30
responden (43.5%).
Hasil uji statistik
menunjukkan
kooefisien korelasi
-
sebesar 0,001 < 0,05.
31 Diana
(2013)
Program
Pengetahuan
Hidup Bersih dan
Sehat (PUBS) di
SD negeri 001
Tanjung Balai
Karimun Laporan
Tahunan Tahun
2011 Dinas
kesehatan
Kabupaten
Karimun
Desain
Crossection
al Study,
proporsiona
l
Dari hasil uji statistik
terdapat hubungan
bermakna antara
pengetahuan, dan
peran guru dengan
pelaksanan program
PHBS pada anak
sekolah di SD Negeri
001 Tanjung Balai
Karimun Tahun 2013
(p>0,05).
32 Rahmantari
(2013)
Penyuluhan dan
Praktik PHBS
(pengetahuan
hidup bersih
sehat) dalam
Mewujudkan
Masyarakat Desa
Peduli Sehat
Kualitatif Upaya ini adalah
untuk mewujudkan
derajat kesehatan
masyarakat
setinggitingginyaseba
gai satu investasi bagi
pembangunan sumber
daya manusia yang
produktif.Sementara
itu, kesadaran
masyarakat akan
kesehatan dan pola
hidp bersih
sehat,khususnya
masyarakat desa
masih sangat rendah.
Untuk itu pemberian
penyuluhanterkait
Pengetahuan Hidup
bersih sehat
diharapkan dapat
menjadi upaya
menyadarkanmasyara
kat akan pentingnya
melakukan upaya
Pengetahuan Hidup
bersih sehat
dalamkehidupan
-
sehari-hari sekaligus
memberikan
pengetahuan
bagaimana cara
merealisasikannya
sehingga bisa
terwujud masyarakat
yang peduli sehat
33 Syahril
(2017)
Pengetahuan
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
pada Siswa-Siswi
Sdk Rita pada
Kecamatan Kota
Komba
Kabupaten
Manggarai Timur
Propinsi Nusa
Tenggara Timur
kualitatif Hasil penelitian
menunjukan bahwa
pengetahuan
informan terhadap
PHBS pada siswa-
siswi SDK ritapada
cukup, sikap
informan terhadap
PHBS pada siswa-
siswi SDK ritapada
positif dan tindakan
informan terhadap
PHBS pada siswa-
siswi SDK rita pada
menunjukan tindakan
positif.
34 Lina (2014) Pengetahuan
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
Siswa di SDN 42
Korong Gadang
Kecamatan
Kuranji Padang
deskriptif
Kualitatif
Total
Populasi
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
pengetahuan terendah
terdapat pada
penggunaan jamban
bersih dan sehat,
yaitu sebesar 67,6%,
sebesar 56,3% siswa
bersikap tidak
menerima untuk jajan
sehat di kantin
sekolah dan sebanyak
100% siswa tidak
melaksanakan jajan
sehat di kantin
sekolah. Penelitianini
menyarankan agar
sekolah dapat
-
mengoptimalkan
PHBS dengan
mengaktifkan
program UKS di
sekolah
35 Pictorianus
(2013)
Survei
Pengetahuan
Hidup Bersih Dan
Sehat Di SMA
Negeri 2 Sungai
Raya Kabupaten
Kuburaya
deskriptif
kuantitatif
probability
sampling
Hasil dari penelitian
ini menunjukan
bahwa pengetahuan
hidup bersih dan
sehat (PHBS) sebagai
berikut : 1) Menjaga
rambut agar bersih
dan rapi 10,60%. 2)
Memakai pakaian
bersih dan rapi
8,60%. 3) Menjaga
kuku agar pendek dan
rapi 7,53%. 4)
Berolahraga teratur
dan terukur 7,73%. 5)
Tidak
merokok10,75%. 6)
Tidak mengunakan
narkoba, psikotropika
dan zat adiktif (
NAPZA ) 7,95%. 7)
Memberantas jentik
nyamuk 6,51% 8)
Menggunakan
jamban yang bersih
dan sehat 9,43%. 9)
Menggunakan air
yang bersih Mencuci
tangan dengan air
yang mengalir dan
menggunakan sabun
8,29%. 10)
Membuang sampah
ke tempat sampah
yang terpilah
(sampah organik dan
nonorganik ) 7,44%.
-
11) Mengkomsumsi
makanan yang sehat
9,48%. 12)
Menimbang berat
badan dan mengukur
tinggi badan secara
berkala 6,07%.
36 Habibi
(2013)
Realitas Sosial
Budaya
Pengetahuan
Hidup Bersih Dan
Sehat (Studi
Kaum Perempuan
Desa Bhuana Jaya
Kecamatan
Tenggarong
Seberang
Kabupaten Kutai
Kartanegara)
kualitatif
deskriptif
Hasil penelitian
menunjukkan,
pertama, Kaum
perempuan Desa
Bhuana Jaya dalam
mempraktekkan
pengetahuan PHBS
rumah tangga yang
diperoleh dan
dimiliki untuk
kesejahteraan
keluarga telah
menunjukkan
eksistensi sosial dari
segi peran dan
kedudukan sosial
yang tinggi bagi
keluarga dan
masyarakat
setempat.Kedua,
Kaum perempuan
Desa Bhuana Jaya
telah memiliki
jejaring akses untuk
memperoleh
informasi kesehatan
terutama yang
berhubungan dengan
kendala penerapan
PHBS didalam rumah
tangga.
37 Juliana
(2017)
Hubungan
Pengetahuan
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
dengan Kejadian
kuantitatif Accidently
Sampling
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa
terdapat hubungan
antar pengetahuan
-
Diare pada Siswa
SD negeri 1
Padangmatinggi
Kota
Padangsidimpuan
Tahun 2017
(p=0,003), sikap
(p=0,004), dan
tindakan (p=0,001)
terhadap PHBS
dengan kejadian
diare, dalam artian
bahwa semakin baik
PHBS responden
maka akan semakin
rendah kejadian
diare. Fasilitas
sanitasi dasar sekolah
masih dalam kategori
yang kurang baik.
38 Keumalasar
i (2017)
Promosi
Kesehatan Cuci
Tangan dan
Jajanan Sehat
Terhadap
Pengetahuan Dan
Sikap Siswa
kuantitatif
dengan
design pre
experiment
al
purposive
sampling
Hasil penelitian
menunjukkan
terdapat pengaruh
promosi kesehatan
terhadap peningkatan
pengetahuan dengan
nilai rerata 8,398
sebelum intervensi
meningkat jadi 13,99
(p=0,000) dan
peningkatan sikap
dengan nilai rerata
47,74 sebelum
intervensi meningkat
jadi 64,47 (p=0,000).
Promosi kesehatan
merupakan prioritas
utama dan merupakan
salah satu intervensi
keperawatan yang
efektif meningkatkan
tingkat kesadaran
siswa akan
pentingnya cuci
tangan dan jajanan
sehat di sekolah.
39 Pandelaki
(2015)
Gambaran
Pengetahuan
deskriptif
dengan
Total
Populasi
Hasil penelitian yang
diperoleh sebagian
-
Hidup Bersih Dan
Sehat Pada
Pegawai Di
Kantor Dinas
Kesehatan Kota
Manado
metode
survei.
besar responden
memiliki
pengetahuan baik
tentang PHBS di
lingkungan kerja,
yaitu 52 responden
(71,2%), sedangkan
21 responden
(28,8%) yang
memiliki
pengetahuan kurang
baik. Sebagian besar
responden memiliki
sikap baik tentang
PHBS di lingkungan
kerja, yaitu 40
responden (54,8%),
sedangkan 33
responden (45,2%)
yang memiliki sikap
kurang baik.
Sebagian besar
tindakan responden
tentang PHBS di
lingkungan kerja
termasuk dalam
kategori baik, yaitu
43 responden
(58,9%), sedangkan
30 responden
(41,1%) yang
memiliki tindakan
kurang baik.
40 Pramono
(2011)
Peningkatan
Pengetahuan
Anak-Anak
Tentang Phbs Dan
Penyakit Menular
Melalui Teknik
Kie Berupa
Permainan
Elektronik
Berdasarkan hasil uji
beda menunjukkan
bahwa terjadi
peningkatan yang
signifikan antara nilai
rata-rata pengetahuan
sebelum dan sesudah
perlakuan
-
41 Hadi
(2017)
Hubungan
Pengetahuan
Hidup Bersih Dan
Sehat (Phbs)
Terhadap Angka
Kejadian Diare
Akut Pada Santri
Pondok Tremas
Kabupaten
Pacitan
kuantitatif Purposive
sampling
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
sebagian besar santri
di pondok pesantren
Tremas kabupaten
Pacitan memiliki
pengetahuan hidup
bersih yang kurang
sehat. Hasil uji chi-
square diketahui
terdapat hubungan
yang signifikan (p <
0,05) antara
pengetahuan hidup
bersih dan sehat
terhadap kejadian
diare di Pondok
Pesantren Tremas
Kabupaten Pacitan.
Terdapat hubungan
antara pengetahuan
hidup bersih dan
sehat terhadap angka
kejadian diare akut
pada santri Pondok
Tremas Pacitan
42 Abdat
(2017)
Studi Kualitatif
tentang
Pelaksanaan
Program
Pengetahuan
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
Tatanan Rumah
Tangga
kualitatif
dengan
pendekatan
fenomenolo
gi
deskriptif.
Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa
upaya menggerakkan
kegiatan PHBS yang
menitikberatkan
kepada pengelolaan
sumber daya manusia
justru belum
dijalankan. Peran
serta masyarakat
dalam upaya
kesehatan masih
rendah, ditambah
belum tersedianya
petugas khusus baik
tenaga formal
maupun tidak formal
-
untuk menggerakkan
masyarakat dalam
kegiatan PHBS
secara kontinu.
Diperoleh
kesimpulan bahwa
penggerakkan dan
pelaksanaan kegiatan
PHBS tatanan rumah
tangga di lingkungan
kampus belum
maksimal, terbatas
kepada pelaksanaan
yang bersifat
empowerment.
43 Kern
(2018)
Perbedaan Sikap
Kepala Keluarga
Sebelum Dan
Sesudah
Penyuluhan
Melalui Media
Leaflet Tentang
Pengetahuan
Hidup Bersih Dan
Sehat (Phbs) Di
Desa Paningka
Kecamatan
Kasimbar
quasi
eksperimen
tal dengan
quasi-
experiment
al
one group
pretest-
posttest des
ign
Proportion
al Random
Sampling
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
ada perbedaan sikap
kepala keluarga
sebelum dan sesudah
penyuluhan melalui
media leaflet dalam
menerapkan
Pengetahuan Hidup
Bersih Dan Sehat
(PHBS) di desa
Paningka Kecamatan
Kasimbar dengan
nilai ρ Value = 0.000.
44 Restiyani
(2017)
Based on a report
by the policlinic
health services of
PT. Coca Cola
Amatil Indonesia
Central Java
quasi
eksperimen
tal dengan
quasi-
experiment
al
one group
pretest-
posttest des
ign
simple
random
sampling
The result of this
research shows most
of the respondents are
in the age of over 40
years (50%), a senior
high school graduate
(74%), and has joined
the company for over
15 years (62.9%).
The chi square test
showed that the
-
duration of joining
the company
(p=0.045),
infrastructures and
facilities (p=0.0001),
support from the head
officer (p=0.048), and
support from health
officer in the
workplace (p=0.003)
are related to the
clean and healthy
living behavior in
workplace..
45 Yuliandari
dan
Hery(2016)
Pengaruh
Pengetahuan Dan
Sosial Ekonomi
Keluarga
Terhadap
Penerapan
Pengetahuan
Hidup Bersih Dan
Sehat (Phbs)
Tatanan Rumah
Tangga Di
Wilayah Kerja
Puskesmas X
Kota Kediri
survei
analitik
Two Stage
Cluster
Sampling
Hasil penelitian
menunjukkan sebesar
61,0% tingkat
pengetahuan rendah,
76,0% tingkat sosial
ekonomi keluarga
adalah tingkat sosial
ekonomi atas, dan
53,0% rumah tangga
ber-PHBS. Hasil uji
statistik menunjukkan
bahwa pengetahuan
memiliki nilai
p=0,000
-
Kejadian Diare
pada Tatanan
Rumah Tangga di
Daerah Kedaung
Wetan Tangerang
Tidak Diare sebanyak
43 responden
(56,6%). Hasil uji
korelasi menunjukan
bahwa Ada
Hubungan antara
Pengetahuan hidup
bersih dan sehat
dengan kejadian diare
pada tatanan rumah
tangga di daerah
kedaung wetan
Tangerang (r sebesar
-0,338 , p-value =
0.003 < α = 0,05).
47 Wulandari,(
2018)
Pengetahuan dan
Peran Orangtua
terhadap
Pengetahuan
Hidup Bersih dan
Sehat Pada Siswa
SD di Kecamatan
Kramatwatu
Serang
Desain
Penelitian
Cross-
Sectional
Cluster
Random
Siswa di SD
Margasana yang
berpengetahuan baik
dalam menerapkan
PHBS di sekolah
sebesar (53,4%),
sedangkan siswa
yang mempunyai
pengetahuan kurang
baik sebesar 56,3%
dan peran orang tua
yang kurang baik
sebesar 7,6%.
Terdapat hubungan
yang signifikan
antara pengetahuan
dan peran orang tua
dengan pengetahuan
hidup bersih dan
sehat (nilai p = 0,003
dan 0,001).
48 Putra(2016) Strategi Promosi
Kesehatan Dinas
Kesehatan
Kabupaten Kutai
Kartanegara
Tentang
Kualitatif Total
Sampel
Dinas Kesehatan
Kabupaten Kutai
Kartanegara dalam
memberikan suatu
strategi promosi
khususnya di bidang
-
Pemahaman
Pengetahuan
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di
Puskesmas
Mangkurawang
kesehatan terhadap
pemahaman
masyarakat tentang
pengetahuan hidup
bersih dan sehat di
tenggarong, untuk
mencapai hal tersebut
dibutuhkan suatu
strategi promosi
kesehatan dengan
tujuan meningkatkan
pemahaman
masyarakat tentang
pengetahuan hidup
bersih dan sehat
(PHBS)
49 Risanti
Meirina S,
dkk, 2018
Peningkatan
Derajat Kesehatan
Melalui Promosi
Kesehatan Pola
Hidup Bersih Dan
Sehat (Phbs) Di
Dusun Sawahan
Desa
Pendowoharjo,
Kecamatan
Sewon,
Kabupaten Bantul
Penelitian
kuantitatif
dengan
pendekatan
cross
sectional
Total
Populasi
Frekuensi
penyuluhan dan
pemantauan Pola
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
terhadap warga dusun
Sawahan
menunjukkan
korelasi yakni
meningkatnya
indikator Pola Hidup
Bersih dan Sehat
(PHBS) yang tercapai
50. Layya dkk,
2016
Pengetahuan
Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS)
Dalam Tatanan
Rumah Tangga
Berbasis
Kerusakan Akibat
Tsunami Di
Wilayah Kota
Banda Aceh
Penelitian
kuantitatif
dengan
pendekatan
cross
sectional
Total
Populasi
Terdapat hubungan
antara usia dan
pekerjaan dengan
penerapan PHBS
dalam tatanan rumah
tangga serta tidak ada
hubungan antara
pendidikan
responden, jumlah
keluarga responden,
responden yang
memiliki bayi/balita
dan daerah tsunami
berbasis tingkat
-
Hadiyanto (2016) dalam jurnal yang berjudul “Pengetahuan Hidup Bersih
Dan Sehat (PHBS) Tatanan Keluarga Di Posdaya Al-Fadillah Tahun 2016”
Menyimpulkan bahwasannya hasil penelitian menunjukkan kegiatan pengabdian
masyarakat ini adalah meningkatnya kesadaran masyarakat terutama keluarga-
keluarga yang berada di POSDAYA Al-Fadillah tentang pentingnya pengetahuan
hidup bersih dan sehat di keluarga seperti persalinan di fasiltas kesehatan serta
dibantu oleh tenaga kesehatan, pentingnya berolahraga secara teratur, memakan
buah-buahan dan sayur sayuran, tidak merokok didalam rumah, setiap bayi dan
balita ditimbang ke Posyandu, memberantas jentik-jentik nyamuk, menggunakan
air air bersih serta pentingnya menggunakan jamban sehat (10).
Sekar,dkk (2018) dalam jurnal yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan
Rumah Tangga Di Wilayah Kerja Puskesmas Poned X Tahun 2018”
Menyimpulkan bahwasannya hasil penelitian menunjukkan multivariate regresi
logistik didapatkan hubungan yang signifikan antara usia dengan tingkat
pengetahuan PHBS rumah tangga (p =0,003) serta tingkat pengetahuan dengan
tingkat pengetahuan PHBS rumah tangga (p =0,000), dan tidak didapatkan
hubungan yang signifikan antara pendidikandengan tingkat pengetahuan PHBS
rumah tangga(p = 0,206) (11).
keparahannya dengan
penerapan PHBS
dalam tatanan rumah
tangga masyarakat
kota Banda Aceh.
-
Tristanti dan Himawan (2018)dalam jurnal yang berjudul “Pengetahuan
Hidup Bersih Sehat Dalam Tatanan Rumah Tangga Warga Desa Prambatan Lor
Kecamatan Kaliwungu Kabupaten KudusTahun 2018” Menyimpulkan
bahwasannya hasil penelitian menunjukkan bahwa 100% pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan, 63% pemberian ASI eksklusif, 100% bayi dan balita
dibawa ke Posyandu, 100% warga menggunakan air bersih, 54% warga mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun, 87% warga menggunakan jamban sehat, 68%
pemberantasan jentik nyamuk, 47% warga terbiasa makan sayur dan buah, 39%
warga melakukan olahraga rutin dan 65% warga tidak merokok. 100% ibu hamil
periksa rutin, 64% warga membuang sampah pada tempatnya, 95% warga tidak
minum minuman keras dan narkoba, 72% warga memiliki jaminan kesehatan,
85% warga gosok gigi teratur, 91% lantai rumah baik. Terdapat delapan indikator
PHBS yang masih berada di bawah target nasional (80%). Diharapkan pemerintah
desa bersama kader kesehatan dan tokoh masyarakat dapat memotivasi
masyarakat untuk melaksanakan PHBS dalam kehidupan sehari-hari. Dan
diharapkan tenaga kesehatan hendaknya meningkatkan kegiatan promosi
kesehatan melalui penyuluhan tentang PHBS kepada warga masyarakat Desa
Prambatan Lor (12).
Rezeki (2013) dalam jurnal yang berjudul “Strategi Promosi Kesehatan
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Hidup Bersih Dan Sehat Individu Pada
Masyarakat Perkebunan Di Wilayah Puskesmas Sei Kijang Kabupaten Pelalawan
Tahun 2013”menyimpulkan bahwasannya hasil penelitian menunjukkan
terdapatTiga strategi promosi kesehatan yang dilakukan pada masyarakat di
-
wilayah PuskesmasSeikijang adalah advokasi, pemberdayaan masyarakat dan bina
suasana. Strategi advokasiyang telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
Seikijang adalah pertemuan presentasikegiatan kesehatan yang dihadiri oleh lintas
program dengan lintas sektoral. Kerjasamakesehatan yang dilakukan terhadap
instansi terkait meliputi Kecamatan dan Kelurahan.Strategi pemberdayaan
masyarakat telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Seikijangadalah dengan
memperkenalkan kepada masyarakat, mengidentifikasi dan melakukanmotivasi
akan program PHBS, juga melibatkan masyarakat sebagai kader
posyandu.Memberdayakan masyarakat meliputi paguyuban, perkumpulan wirit
untuk membentukkader PHBS juga merupakan langkah efektif. Strategi bina
suasana yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Seikijang meliputi
petugaskesehatan hanya mengadakan penyuluhan dan menyebarkan informasi
kesehatan yangdiprogramkan oleh Dinas Kesehatan, akan tetapi belum ada
petugas kesehatan mengajaktokoh masyarakat, tokoh agama, dengan masyarakat
memberikan penyuluhan tentang PHBS,lomba desa PHBS, sehingga belum
terbentuknya opini yang baik antara tokoh masyarakatdengan semua pihak dalam
meningkatkan PHBS.Pelaksanaan PHBS masyarakat Seikijang berada pada rata-
rata klasifikasi II (warna kuning)artinya masyarakat kurang melaksanakan PHBS
karena hanya melaksanakan 4 sampai 5 dari10 indikator.Terdapat hubungan yang
signifikan antara strategi advokasi dengan PHBS (p value = 0,007),pemberdayaan
masyarakat dengan PHBS (p value = 0,001), bina suasana dengan PHBS(p value
= 0,000) (13).
-
Dewi dan Rostyaningsih (2016) dalam jurnal yang berjudul “Evaluasi
Program Pengetahuan Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di Kelurahan Sarirejo
Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang Tahun 2016” menunjukkan
hasilbahwa responsivitas Program PHBS di Kelurahan Sarirejo belum terwujud
sebagaimana yang diharapkan. Inti permasalahan penyelengaraan Program PHBS
di Kelurahan Sarirejo ialah rendahnya upaya advokasi dan bina suasana
yangdilakukan oleh pemerintah setempat, serta rendahnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat dalam berpengetahuan sehat(14).
Christy, dkk (2016) dalam jurnal yang berjudul “Analisis Pelaksanaan
Program Promosi Kesehatan Di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota
Manado 2016” menunjukkan hasilbahwaperencanaan promosi kesehatan sudah
dilakukan tetapi masih banyak yang harus diupayakan, upaya advokasi sudah
dilakukan tetapi belum maksimal di lihat dari pelaksanaan program yang belum
optimal, kerjasama antara lintas program dan lintas sektor telah dilakukan, tenaga
penyuluh yang ada belum berkompetesi dalam bidang promosi kesehatan,
pengadaan media komunikasi masih kurang, pemberdayaan masyarakat belum
optimal, bina suasana belum dilakukan, sarana dan media komunikasi masih
kurang, dana untuk operasional dan ketersediaan tenaga penyuluh yang
berkompetensi merupakan kendala yang dialami Puskesmas dalam pelaksanaan
program promosi kesehatan (15).
Marlina(2018) dalam jurnal yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pengetahuan Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Rumah
Tangga Di Wilayah Kerja Puskesmas Deleng Pokhkisen Kabupaten Aceh
-
TenggaraTahun 2018” menyimpulkan hasil bahwa 1) Pengetahuan (p = 0,005); 2)
Sikap (p = 0,000); 3) Kebiasaan (p = 0,001); 4) Petugas kesehatan (p = 0,024); 5)
Pemimpin informal (p = 0,049) berhubungan dengan pengetahuan hidup bersih
dan sehat di wilayah kerja Puskesmas Deleng Pokhkisen Kabupaten Aceh
Tenggara Tahun 2017; 6) Faktor yang dominan berhubungan dengan pengetahuan
hidup bersih dan sehat di wilayah kerja Puskesmas Deleng Pokhkisen Kabupaten
Aceh Tenggara Tahun 2017 adalah faktor sikap (p = 0,0001; Exp (B)= 10,98)(16).
Intan dan Sulistyowati (2017) dalam jurnal yang berjudul “Analisis
Promosi Kesehatan Di Puskesmas Kalijudan Terhadap PHBS Rumah Tangga
Tahun 2015” menyimpulkan hasil bahwa terdapat hubungan antara promosi
kesehatan puskesmas dengan capaian PHBS dengan nilai significan sebesar 0,000
(α = 0,05). Penelitian kualitatif menunjukkan bahwa peran promosi kesehatan
puskesmas dalam capaian PHBS dapat diwujudkan melalui serangkaian program
promosi kesehatan yaitu kunjungan rumah, pemberdayaan melalui kemitraan,
serta pengorganisasian melalui Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
(17).
Satar RM, dkk (2018) dalam jurnal yang berjudul “Peningkatan Derajat
Kesehatan Melalui Promosi Kesehatan Pola Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Di
Dusun Sawahan Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul
Tahun 2018” menyimpulkan bahwa hasil frekuensi penyuluhan dan pemantauan
Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terhadap warga dusun Sawahan
menunjukkan korelasi yakni meningkatnya indikator Pola Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yang tercapai. Tercapainya indikator Pola Hidup Bersih dan Sehat
-
(PHBS) menunjukkan peningkatan kesadaran warga akan pentingnya lingkungan
sehat dan pengetahuan sehat sehingga meningkatkan derajat kesehatan warga
Dusun Sawahan(18).
Layya dkk (2016) dalam jurnal yang berjudul “Pengetahuan Hidup Bersih
Dan Sehat (PHBS) Dalam Tatanan Rumah Tangga Berbasis Kerusakan Akibat
Tsunami Di Wilayah Kota Banda Aceh Tahun 2016” menunjukkan hasil bahwa
terdapat hubungan antara usia dan pekerjaan dengan penerapan PHBS dalam
tatanan rumah tangga serta tidak ada hubungan antara pendidikan responden,
jumlah keluarga responden, responden yang memiliki bayi/balita dan daerah
tsunami berbasis tingkat keparahannya dengan penerapan PHBS dalam tatanan
rumah tangga masyarakat kota Banda Aceh(19).
Abdul(2015) dalam jurnal yang berjudul “Pengetahuan Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga Masyarakat Using Tahun 2015”
menyimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan masyarakat using masih
memiliki kebiasaan BAB di sungai, masyarakat menggunakan air bersih yang
bersumber dari mata air pegunungan, kebiasaan tidak melakukan pemilahan
sampah dan membuang sampah di pinggir sungai. Kepala desa mewajibkan setiap
rumah harus mem