pengaruh profitabilitas, arus kas operasi,...
TRANSCRIPT
-
Jurnal Akuntansi ISSN 2302-0164
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 13 Pages pp. 30- 42
Volume 1, No. I, November 2012 - 30
PENGARUH PROFITABILITAS, ARUS KAS OPERASI, DAN
ARUS KAS BEBAS TERHADAP DIVIDEN KAS
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005 - 2009
Emmi Suryani1, Muhammad Arfan
2, Muslim. A. Djalil
3
1) Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: The purpose of this study is to examine the effect of profitability, operating cash flow, and free cash flow on cash dividend of manufacturing companies listed at the Indonesia Stock Exchange in the period 2005-2009.The population in this study are 15 listed companies from the manufacturing sector in Indonesia Stock Exchange which have the profitability, positive operating cash flow, positive free cash flow, and pay cash dividends. The time horizon used is a combination of cross-sectional with longitudinal (time series). The study population consists of 15 issuers with 75 observations. This study uses census methods. To examine the influence of profitability, operating cash flow, and free cash flow to cash dividends use multiple linear regression models. The results show that (1) profitability, operating cash flow, and free cash flow simultaneously influence on the cash dividends on listed companies from the manufacturing sector at the Indonesia Stock Exchange during the 2005-2009 period. (2) Affect the profitability of cash dividends on companies from the manufacturing sector listed at the Indonesia Stock Exchange during the 2005-2009 period. (3) Operating cash flow has influence to cash dividends at companies manufacturing sector listed at the Indonesia Stock Exchange during the 2005-2009 period. (4) Free cash flow have negative influence to the cash dividend at companies manufacturing sector listed at the Indonesia Stock Exchange during the 2005-2009 period.
Keywords: Profitability, Operating Cash Flow, Free Cash Flow, Cash Dividends
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh profitabilitas, arus kas operasi, dan arus kas bebas terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009. Populasi dalam penelitian ini yaitu 15 emiten manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang memiliki profitabilitas, arus kas operasi positif, arus kas bebas positif dan membayarkan dividen kas. Horizon waktu yang digunakan adalah gabungan antara crossectional dengan longitudinal (timeseries). Populasi penelitian ini berjumlah 15 emiten dengan 75 pengamatan. Penelitian ini menggunakan metode sensus. Untuk menguji pengaruh profitabilitas, arus kas operasi, dan arus kas bebas terhadap dividen kas digunakan model regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Profitabilitas, arus kas operasi, dan arus kas bebas secara simultan berpengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2005-2009. (2) Profitabilitas berpengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2005-2009. (3) Arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2005-2009. (4) Arus kas bebas berpengaruh secara negatif terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2005-2009.
Kata Kunci : Profitabilitas, Arus Kas Operasi, Arus Kas Bebas, Dividen Kas
PENDAHULUAN
Tujuan utama seorang investor dalam
menanamkan dananya yaitu untuk
memperoleh pendapatan (return), baik
berupa pendapatan dividen (dividend
yield) maupun pendapatan dari selisih
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
31 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
harga jual saham terhadap harga belinya
(capital gain). Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa dividen merupakan salah
satu alasan investor untuk menanamkan
dananya pada suatu perusahaan, khususnya
dividen kas.
Kebijakan dividen kas sebuah
perusahaan memiliki dampak penting bagi
banyak pihak yang terlibat di masyarakat
(Suharli, 2004). Bagi para pemegang
saham atau investor, dividen kas
merupakan tingkat pengembalian investasi
mereka atas kepemilikan saham yang
diterbitkan perusahaan. Bagi pihak
manajemen, dividen kas merupakan arus
kas keluar yang mengurangi kas
perusahaan. Oleh karenanya kesempatan
untuk melakukan investasi dengan kas
yang dibagikan sebagai dividen tersebut
menjadi berkurang. Kebijakan dividen kas
yang cenderung membayarkan dividen
dalam jumlah relatif besar akan mampu
memotivasi pemerhati untuk membeli
saham perusahaan. Perusahaan yang
memiliki kemampuan membayar dividen
diasumsikan masyarakat sebagai
perusahaan yang menguntungkan.
Umumnya besar dividen yang
dibagikan pada pemegang saham
berdasarkan besarnya perolehan laba.
Perusahaan akan menaikkan dividen bila
terjadi peningkatan laba. Beberapa peneliti
antara lain Litner (1956) mengemukakan
bahwa perusahaan hanya akan menaikkan
dividen bila manajemen berkeyakinan
bahwa laba perusahaan akan naik.
Dividen umumnya dapat dibagikan kepada
pemegang saham oleh perusahaan bila
laporan laba rugi menunjukkan adanya
perolehan laba, dan laba yang dibagikan
kepada pemegang saham berupa dividen
bersumber dari laba bersih.
Laporan keuangan membutuhkan
evaluasi terlebih dahulu atas kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba
(profitability) serta kepastian dari hasil
tersebut. Para pemakai laporan keuangan
dapat mengevaluasi profitabilitas
perusahaan dari informasi yang disajikan
dalam laporan laba rugi. Kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba
merupakan indikator utama dari
kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen, sehingga profitabilitas sebagai
faktor penentu terpenting terhadap dividen
(Lintner (1956). Penelitian dengan bukti
empiris yang menghubungkan
profitabilitas dengan dividen dilakukan
oleh Bhattacharyya (2000) d menunjukkan
bahwa profit sebagai pengganti variabel
cash flow secara signifikan berpengaruh
terhadap dividen. Disamping profitabilitas
perusahaan, arus kas khususnya arus kas
operasi juga diduga dapat mempengaruhi
kebijakan dividen kas.
Laporan arus kas bertujuan untuk
memberikan informasi historis mengenai
perubahan kas dan setara kas dari suatu
perusahaan melalui laporan arus kas yang
diklasifikasikan dalam aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan selama suatu
periode akuntansi (IAI, 2007). Dari ketiga
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 32
aktivitas kas tersebut yang paling banyak
berperan dalam aktivitas normal
perusahaan adalah arus kas operasi.
Arus kas yang berasal dari aktivitas
operasi atau yang dikenal dengan arus kas
operasi merupakan indikator yang
menentukan apakah operasi perusahaan
dapat menghasilkan arus kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan,
membayar dividen dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan sumber
pendanaan dari luar (IAI, 2007). Jelaslah
bahwa arus kas operasi memiliki hubungan
dengan dividen. Penelitian mengenai
hubungan arus kas operasi dengan dividen
kas pada perusahaan perdagangan besar
barang produksi di BEI diteliti oleh Hermi
(2004). Hasilnya menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara
arus kas operasi terhadap dividen kas
pada perusahaan perdagangan besar barang
produksi di BEI.
Selisih dari penerimaan dan
pengeluaran arus kas operasi adalah arus
kas bersih dari arus kas operasi. Hal yang
tak kalah menarik dari arus kas operasi ini
adalah arus kas operasi yang tidak
dimanfaatkan untuk aktivitas operasi
perusahaan yang dikenal dengan arus kas
bebas (free cash flow). The Mootley Fool
web online menyatakan bahwa: Free cash
flow is cash flow from operation (or
operating cash flow) less capital
expenditure (Pasternak, 2007:2).
Arus kas bebas merupakan kas yang
diperoleh dari operasi perusahaan yang
ditujukan untuk dibagikan ke pada investor.
Menurut Brigham and Daves (2004:205)
disebutkan bahwa Free cash flow is the
cash actually available for distribution to
investors after the company has made all
the investments in fixed assets and working
capitals necessary to sustain on going
operations. Arus kas bebas merupakan
kas yang tersedia untuk didistribusikan
kepada investor setelah perusahaan
melakukan semua investasi pada aktiva
tetap dan modal kerja untuk
mempertahankan kelangsungan usaha
perusahaan. Pendapat yang sama pernah
dikemukakan Copeland et al., (1991)
Free cash flow as equal to the after tax
operating earnings of a company plus non-
cash charges less investment in working
capital, property, plant and equipment,
and other assets.
Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut: apakah
profitabilitas, arus kas operasi, dan arus
kas bebas baik secara simultan maupun
secara parsial berpengaruh terhadap
dividen kas pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menguji dan menganalisis pengaruh
profitabilitas, arus kas operasi, dan arus kas
bebas terhadap dividen kas baik secara
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
33 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
simultan maupun secara parsial pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Profitabilitas
Umumnya profitabilitas dapat
menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba sebagai
kelebihan pendapatan daripada biaya
(Foster, 1986:67), sehingga sangat
bermanfaat bagi investor dalam
membandingkan antar perusahaan untuk
melihat perbedaan sumber daya yang
dimiliki, sedangkan bagi kreditor
profitabilitas digunakan untuk
memutuskan apakah memberikan
pinjaman atau tidak. Menurut Syamsuddin
(2007:59) profitabilitas merupakan
kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan volume
penjualan, jumlah aktiva dan investasi
tertentu dari pemilik perusahaan. Hanafi &
Halim (2005:85) membagi profitabilitas ini
ke dalam tiga jenis rasio yaitu profit
margin, Return on Assets (ROA) dan
Return on Equity (ROE).
Rasio profitabilitas kedua adalah
Return on Assets (ROA) atau yang sering
disebut Return on Investment (ROI) dapat
dijadikan sebagai sebuah ukuran dari
tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh
asset organisasi (Atkinson et.al., 2004:562)
atau bagaimana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan
tingkat asset tertentu. Makin tinggi rasio
yang diperoleh maka semakin efisien
manajemen asset perusahaan. Dengan
demikian ROI dipakai untuk melihat
berapa besar kombinasi pengaruh antara
margin dan tingkat perputaran asset
(Higgins, 2004:35), dengan kata lain ROI
merupakan tingkat pengembalian investasi
atas investasi perusahaan pada aktiva.
Rasio profitabilitas yang terakhir
adalah Return on Equity (ROE) yang
mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba berdasarkan modal
saham tertentu atau ekuitas pemilik
perusahaan. Rasio ini merupakan ukuran
profitabilitas dari sudut pandang pemegang
saham dan dipengaruhi oleh besar kecilnya
hutang perusahaan, apabila proporsi
hutang makin besar maka rasio ini juga
akan semakin besar (Syamsuddin:
2007:60).
Arus Kas Operasi
Umumnya Arus kas diklasifikasikan
atas 3 aktivitas yaitu: operasi, investasi,
dan keuangan. Sebagaimana dinyatakan
dalam PSAK No. 2 (IAI, 2007:2.3.09)
Laporan arus kas harus melaporkan arus
kas selama periode tertentu dan
diklasifikasi menurut aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan. Arus kas dari
kegiatan operasi secara umum adalah
pengaruh kas dari transaksi yang termasuk
dalam penentuan laba bersih selain
aktivitas investasi dan keuangan, antara
lain: penerimaan (kas) dari penjualan
barang dan jasa dan penerimaan piutang
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 34
dari pelanggan, penerimaan kas dari bunga
dan dividen, pembayaran bunga kepada
pemberi pinjaman dan kreditor, dan semua
pembayaran yang bukan hasil dari
transaksi yang didefinisikan sebagai
kegiatan investasi dan keuangan. Nyata
bahwa arus kas operasi merupakan arus
kas yang bersumber dari operasional
perusahaan. Brealey (2006:5) menyatakan
operating cash flow shows the true
profitability picture of a firms core
operation.
Ada dua metode yang dapat ditempuh
untuk melaporkan arus kas operasi yaitu
dengan cara metode langsung dan metode
tidak langsung. Masing-masing metode
tentunya memiliki keunggulan dan
kelemahan dalam penyediaan informasi
yang dibutuhkan dari laporan arus kas
operasi itu sendiri. Metode langsung
adalah metode yang melaporkan sumber
kas operasi dan penggunaan kas operasi
tersebut, sementara metode tidak langsung
merupakan laporan arus kas operasi yang
dimulai dengan laba bersih dan
disesuaikan dengan pendapatan dan beban
diluar dari penerimaan dan pembayaran
dari kas itu sendiri.
Arus Kas Bebas
Secara umum arus kas bebas
merupakan arus kas yang diperoleh dari
operasi perusahaan yang bebas setelah
perusahaan menginvestasikan kembali
pada aktiva lain. Penman (2001:111)
menyatakan bahwa Called free cash flow
because it is the part of the cash from
operation that is free after the firm
reinvests in new assest. Brigham dan
Daves (2004:205) juga menggambarkan
arus kas bebas adalah Free cash flow is
the cash actually available for distribution
to investor after the company has made all
the investment in fixed assets and working
capitals necessary to sustain on going
operation.
Arus kas bebas diperoleh dari arus kas
operasi dikurangi arus kas investasi,
Penman (2001:112) menyatakan bahwa
Free cash flow is cash flow from
operation which is generated by
investment less cash used to make
investment. Free cash flow is cash from
operation less cash investments. Dari apa
yang dikemukakan Penman tersebut dapat
dikatakan bahwa arus kas bebas
merupakan arus kas yang tersedia bagi
investor, nilai perusahaan sangat
tergantung pada harapan arus kas bebas
dimasa datang. Oleh karena itu bagi
manajer cara meningkatkan nilai
perusahaan adalah dengan cara
meningkatkan arus kas bebas (Brigham
dan Daves, 2004: 204,205)
Dividen Kas
Laba yang diperoleh perusahaan dari
usahanya tidak semua akan dibagikan
kepada pemegang saham. Laba yang tidak
dibagikan perusahaan disebut retained
earnings. Laba yang diperoleh perusahaan
pada dasarnya dapat diinvestasikan
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
35 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
kembali sebagai penambahan aktiva untuk
kegiatan operasional, membeli surat
berharga, melunasi hutang, atau
membagikannya kepada pemegang saham
(lebih dikenal dengan dividen). Dividen
adalah pembagian laba kepada para
pemegang saham perusahaan sebanding
dengan jumlah saham yang dipegang oleh
masing-masing pemilik (Smith and
Skousen, 1997:155). Dividen ada dua
macam yaitu dividen kas dan dividen
saham. Sebagaimana dinyatakan oleh
Warren and Reeve (2004:515) A cash
distribution of earnings by a corporation
to its shareholder is called a cash dividend,
and a distribution of shares of stock to
stockholder is called stock dividend.
Bagi investor untuk meyakini bahwa
mereka akan memperoleh deviden adalah
biasanya dengan adanya pengumuman
pembagian deviden oleh pihak manajemen
yang didasari dari hasil rapat umum pemegang
saham (RUPS). Warren and Reeve (2004:515)
menyatakan a large amount of retained
earnings does not always mean that a
corporation is able to pay dividends. The
balance of the cash and retained earnings
account are often unrelated, Thus a large
retained earnings account does not mean that
there is cash available to pay dividend.
METODE PENELITIAN
Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh
emiten manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Adapun yang
menjadi populasi sasaran penelitian ini
adalah emiten manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu
tahun 2005- tahun 2009 yang memenuhi
kriteria:
a. Emiten manufaktur mempublikasikan
laporan keuangan auditan secara
konsisten dan tidak di-delist dari BEI
sepanjang kurun waktu tahun 2005-
tahun 2009.
b. Emiten manufaktur memiliki
profitabilitas sepanjang kurun waktu
tahun 2005- tahun 2009.
c. Emiten manufaktur memiliki arus kas
operasi positif sepanjang kurun waktu
tahun 2005- tahun 2009.
d. Emiten manufaktur memiliki arus kas
bebas positif sepanjang kurun waktu
tahun 2005- tahun 2009.
e. Emiten manufaktur membayar
dividen kas sepanjang kurun waktu
tahun 2005- tahun 2009.
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data sekunder
dan diambil dari laporan keuangan
perusahaan-perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dari tahun 2005 sampai dengan 2009.
Sumber data penelitian ini adalah:
a. Mailis online Indonesia Stock
Exchange (http//www.isx.co.id.)
b. Pusat Referensi Pasar Modal (Capital
Market Reference Center)
c. Directory Bursa Efek Indonesia (BEI)
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 36
d. Indonesian Capital Market Directory.
e. Homepage BEI dan Pojok BEI
Data penelitian yang telah diperoleh
dan dikumpulkan, kemudian diolah dengan
menggunakan pooled data yaitu kombinasi
antara cross sectional dan timeseries data
(Gujarati: 1997:212).
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel
yang dipengaruhi oleh variabel lain. Pada
penelitian ini yang variabel dependen (Y)
adalah dividen kas. Dividen kas adalah
dividen yang dibayarkan secara tunai oleh
perusahaan kepada pemegang saham,
Sebagaimana dinyatakan oleh Warren and
Reeve (2004:515) A cash distribution of
earnings by a corporation to its
shareholder is called a cash dividend.
Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel
yang berdiri sendiri dan tidak tergantung
pada variabel lain. Pada penelitian ini yang
menjadi variabel independen adalah: laba,
arus kas operasi, arus kas bebas, dan
dividen kas sebelumnya. Adapun defenisi
masing-masing variabel independen dalam
penelitian ini adalah:
1. Profitabilitas (X1) merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba (profitabilitas)
pada tingkat penjualan, aset dan
modal tertentu (Van Horne dan
Wachowich, 2005)
2. Arus kas operasi (X2) merupakan arus
kas yang bersumber dari opersional
perusahaan (IAI, 2007:2)
3. Arus kas bebas (X3) merupakan kas
yang tersedia untuk didistribusikan
kepada pemegang saham setelah
semua proyek investasi yang
menguntungkan telah dilakukan untuk
mempertahankan kelanjuatan operasi
perusahaan (Jones, 2001).
Metode Analisis
Data Penelitian dianalisis dengan
menggunakan model analisis regresi linear
berganda yaitu menggunakan pooled data
mulai dari tahun 2005 sampai dengan
tahun 2009. Data diolah dengan
menggunakan program bantuan SPSS
(Statistical Package for Social Sciences)
Versi 17.0.
Adapun persamaan model regresi
berganda dalam penelitian ini dapat
diformulasikan sebagai berikut:
Y = 0 + 1x1 + 3x3 + .................... (1)
Keterangan:
Y = Dividen kas
X1 = Profitabilitas
X2 = Arus kas operasi
X3 = Arus kas bebas
0, 1, 2,3 = Konstanta dan koefisien
regresi
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
37 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
= Variabel gangguan yang
tidak dimasukkan dalam
model penelitian ini
Persamaan regresi linier berganda ini
digunakan untuk menguji secara parsial
maupun simultan variabel independen X1,
X2, dan X3 (profitabilitas, arus kas operasi,
dan arus kas bebas) terhadap varibel
dependen Y (dividen kas). Model analisis
data yang digunakan adalah model Regresi
Linear berganda dengan menggunakan
pooled data dengan tahun penelitian di
mulai dari tahun 2005 sampai dengan
tahun 2009.
HASIL PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Hipotesis
Secara Simultan
Pengaruh secara simultan dapat
dilakukan dengan melihat nilai R2. Dari
hasil pengujian pengaruh profitabilitas,
arus kas operasi, dan arus kas bebas
terhadap dividen kas secara simultan
diperoleh nilai koefisien 1 = 5,139, nilai
koefisien 2 = 0,207, nilai koefisien 3 = -
0,025, dan nilai Koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,913, atau 91,3%. Artinya,
variabel independen yang meliputi
profitabilitas, arus kas operasi dan arus kas
bebas mempengaruhi variabel dependen
yaitu dividen kas sebesar 91,3%. Sisanya
sebesar 8,7% dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak dimasukkan dalam peneilitian
ini. Jika H04 : paling sedikit ada satu i (i=
1,2,3) 0 maka H0 ditolak, dengan
demikian variabel independen yang
meliputi profitabilitas, arus kas operasi dan
arus kas bebas secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen
yaitu dividen kas.
Secara Parsial
Secara parsial pengaruh masing-masing
variabel independen profitabilitas (X1) arus
kas operasi (X2) dan arus kas bebas (X3)
terhadap dividen kas (Y) dilakukan dengan
melihat masing-masing koefisien regresi.
HA diterima jika i 0, dan sebaliknya H0
diterima jika i = 0. Hasil pengujian
memperlihatkan bahwa:
a. Pengaruh profitabilitas terhadap
dividen kas diperoleh nilai 1 = 5,139,
dengan demikian HA1 : 1 0 yaitu
5,139 > 0 sehingga HA diterima dan
menolak H0. Berdasarkan hasil
perhitungan menunjukkan bahwa
secara parsial variabel profitabilitas
berpengaruh terhadap dividen kas.
b. Pengaruh arus kas operasi terhadap
dividen kas diperoleh nilai 2 = 0,207,
dengan demikian HA2 : 2 0 yaitu
0,207 > 0 sehingga HA diterima dan
menolak H0. Berdasarkan hasil
perhitungan menunjukkan bahwa
secara parsial variabel arus kas
operasi berpengaruh terhadap dividen
kas.
c. Pengaruh arus kas bebas terhadap
dividen kas diperoleh nilai 3 = -0,025,
dengan demikian HA3 : 3 0 yaitu -
0,025 > 0 sehingga HA diterima dan
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 38
menolak H0. Berdasarkan hasil
perhitungan menunjukkan bahwa
secara parsial variabel arus kas bebas
berpengaruh terhadap dividen kas.
Berdasarkan tabel hasil pengujian
hipotesis, dan pengujian baik secara
simultan dan parsial, maka diperoleh
persamaan regresi berganda sebagai
berikut:
Y = -0,634+5,139X1+ 0,207X20,025X3+ (2)
Dari persamaan tersebut dapat
diketahui hasil-hasil sebagai berikut:
Konstanta sebesar -0,634
menunjukkan apabila variabel independent
(profitabilitas, arus kas operasi dan arus
kas bebas) dianggap konstan, maka dividen
kas akan berkurang sebesar 0,634 (-0,634).
a. Koefisien regresi (1) sebesar 5,139
menunjukkan bahwa setiap kenaikan
profitabilitas sebesar 1% maka akan
diikuti oleh kenaikan dividen kas
sebesar 5,139%. Dengan asumsi
variabel independent lainnya tetap
(konstan).
b. Koefisien regresi (2) sebesar 0,207
menunjukkan bahwa setiap kenaikan
arus kas operasi sebesar 1% maka akan
diikuti oleh kenaikan dividen kas
sebesar 0,207%. Dengan asumsi
variabel independent lainnya tetap
(konstan).
c. Koefisien regresi (3) sebesar -0,025
menunjukkan bahwa setiap kenaikan
arus kas bebas sebesar 1% maka akan
menurunkan dividen kas sebesar
0,025%, sebaliknya bila terjadi
penurunan arus kas bebas sebesar 1%
maka akan diikuti oleh peningkatan
dividen kas sebesar 0,125%. Dengan
asumsi variabel independent lainnya
tetap (konstan).
Pengaruh Profitabilitas, Arus Kas
Operasi, dan Arus Kas Bebas Secara
Simultan terhadap Dividen Kas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
profitabilitas, arus kas operasi, dan arus
kas bebas sebagai variabel independen
berpengaruh secara simultan terhadap
dividen kas sebagai variabel dependen.
Hasil penelitian ini sesuai atau konsisten
dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Surya (2007), yang
membuktikan dengan pengujian secara
simultan atas laba bersih, arus kas operasi,
dan arus kas bebas berpengaruh secara
signifikan terhadap dividen kas.
Dalam pengujian ini, diperoleh nilai
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,913,
artinya dividen kas sebesar 91,3%
dipengaruhi oleh profitabilitas, arus kas
operasi dan arus kas bebas. Hasil ini
menunjukkan hubungan yang erat karena
mendekati 100%.
Pengaruh Profitabilitas terhadap
Dividen Kas
Hasil pengujian secara parsial,
diperoleh nilai koefisien regresi (1)
profitabilitas sebesar 5,139, artinya setiap
1% peningkatan profitabilitas maka secara
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
39 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
relatif akan mempengaruhi dividen kas
sebesar 5,139%. Besarnya nilai koefisien
regresi yang dihasilkan dari 75
pengamatan di BEI selama kurun waktu 5
tahun (2005-2009) merupakan bukti bahwa
profitabilitas merupakan hal penting pada
perusahaan untuk pembayaran deviden.
Penjelasan tersebut sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Foster (1986:67)
yang menyebutkan, umumnya
profitabilitas dapat menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba sebagai kelebihan
pendapatan daripada biaya, sehingga
sangat bermanfaat bagi investor dalam
membandingkan antar perusahaan untuk
melihat perbedaan sumber daya yang
dimiliki, sedangkan bagi kreditor
profitabilitas digunakan untuk
memutuskan apakah memberikan
pinjaman atau tidak. Kemudian menurut
Syamsuddin (2007:59), profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya
dengan volume penjualan, jumlah aktiva
dan investasi tertentu dari pemilik
perusahaan.
Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap
Dividen Kas
Hasil pengujian secara parsial,
diperoleh nilai koefisien regresi (2) arus
kas operasi sebesar 0,207, artinya setiap
1% peningkatan arus kas operasi maka
secara relatif akan mempengaruhi dividen
kas sebesar 20,7% pada 75 pengamatan di
BEI selama kurun waktu penelitian yaitu
2005-2009.
Sesuai dengan yang telah ditetapkan
dalam PSAK No. 2 (IAI,
2007:2.3.09),Laporan arus kas harus
melaporkan arus kas selama periode
tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan. Arus
kas dari kegiatan operasi secara umum
adalah pengaruh kas dari transaksi yang
termasuk dalam penentuan laba bersih
selain aktivitas investasi dan keuangan,
antara lain: penerimaan (kas) dari
penjualan barang dan jasa dan penerimaan
piutang dari pelanggan, penerimaan kas
dari bunga dan dividen, pembayaran bunga
kepada pemberi pinjaman dan kreditor, dan
semua pembayaran yang bukan hasil dari
transaksi yang didefinisikan sebagai
kegiatan investasi dan keuangan. Nyata
bahwa arus kas operasi merupakan arus
kas yang bersumber dari operasional
perusahaan. Selanjutnya Warren and Reeve
(2004:602) menyebutkan bahwa arus kas
dari transaksi yang berdampak terhadap
laba bersih adalah arus kas yang bersumber
dari aktivitas operasi, cash flow from
transactions that affect net income is cash
flow from operating activities.
Pengaruh Arus Kas Bebas terhadap
Dividen Kas
Hasil pengujian secara parsial,
diperoleh nilai koefisien regresi (3) arus
kas bebas bernilai -0,025, artinya setiap
kenaikan arus kas bebas sebesar 1% maka
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 40
akan menurunkan dividen kas sebesar
0,025%, sebaliknya bila terjadi penurunan
arus kas bebas sebesar 1% maka akan
diikuti oleh peningkatan dividen kas
sebesar 0,025%. Berdasarkan hasil tersebut
dapat dikatakan arus kas bebas
berpengaruh terhadap dividen kas secara
negatif.
Teori yang telah dikemukakan oleh
Penman (2001:112) menyatakan bahwa
Free cash flow is cash flow from
operation which is generated by
investment less cash used to make
investment. Free cash flow is cash from
operation less cash investments.
Berdasarkan apa yang dikemukakan
Penman tersebut dapat dikatakan bahwa
arus kas bebas merupakan arus kas yang
tersedia bagi investor, nilai perusahaan
sangat tergantung pada harapan arus kas
bebas dimasa datang.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah dilakukan pengujian dan
analisis data dalam penelitian ini, maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan sesuai
dengan hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya.
1. Profitabilitas, arus kas operasi, dan
arus kas bebas secara simultan
berpengaruh secara signifikan
terhadap dividen kas pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2005-2009.
2. Profitabilitas berpengaruh secara
signifikan terhadap dividen kas pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI periode 2005-2009.
3. Arus kas operasi berpengaruh secara
signifikan terhadap dividen kas pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI periode 2005-2009.
4. Arus kas bebas berpengaruh secara
negatif tidak signifikan terhadap
dividen kas pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2005-2009.
Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasan, keterbatasan tersebut yaitu:
1. Penelitian ini hanya mengambil tiga
variabel yaitu profitabilitas, arus kas
operasi, dan arus kas bebas. Namun
masih banyak variabel lain yang dapat
mempengaruhi dividen kas.
2. Jumlah sampel yang realitif kecil
yaitu 15 emiten manufaktur dari 157
emiten manufaktur yang terdaftar di
BEI selama periode waktu 2005-2009.
Saran
Saran yang dapat diberikan dari
penelitian ini dapat disimpulakn dalam
beberapa hal yaitu:
1. Untuk peneliti selanjutnya, walaupun
hubungan yang dihasilkan secara
simultan dari penelitian ini sudah
cukup kuat antar variabel, diharapkan
dapat menambah atau mengganti
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
41 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
variabel dalam penelitian ini dengan
variabel lain yang dianggap memiliki
pengaruh terhadap dividen.
2. Untuk emiten manufaktur, diharapkan
penelitian ini bisa menjadi
pertimbangan dalam pengambilan
keputusan terhadap pembayaran
deviden kas kepada pemegang saham
(pihak ketiga/investor). Hal tersebut
mengingat bahwa tujuan invetor
menanamkan modalnya adalah untuk
mengharapkan dividen kas (laba).
3. Untuk investor, dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam menilai
perusahaan mana yang baik dalam
mengelola kas, baik kas operasi
maupun kas bebas dengan harapan
perusahaan dengan penilaian yang
baik dapat dijadikan sasaran dalam
penanaman modal usaha/investasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., 1997. Prosedur Penelitian.
Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Batubara, A. H., 2006. Konsep Good
Governance Dalam Konsep Otonomi
Daerah. Jurnal Analisis Administrasi dan
Kebijakan.Vol. 3, No. 1.
Baridwan, Z., 2004. Intmediate Accounting.
Yogyakarta: BPFE.
Carino. 1991. Accountability, Corruption and Democracy: A Clarification of Concepts,
in the Asian Review of Public
Administration. Vol. III. No. 2.
Cooper, D. R., Boca R. and Pamela S. S., 2006.
Business Research Methods. Singapore:
Mc-Graw-Hill Co.
Gunawan, E., 2012. Penerapan Sap
Pernyataan N0.02 Laporan Realisasi
Anggaran Dalam Mewujudkan
Akuntabilitas dan Transparansi
Pengelolaan Keuangan Daerah. Fakultas Pendidikan Ekonomi. Universitas
Sumatera Utara.
Hopwood, Anthony & Tomkins, 1984. Issues in
public sector accounting. Oxford: Philip
Allan.
LAN, BPKP. 2001. Pengukuran kinerja
instansi pemerintah, Modul Sosialisasi
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP). Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Mahmudi, 2005. Manajemen Kinerja Sektor
Publik. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Mardiasmo., 2002. Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta: Andi. Nugraheni, P., 2008. Pengaruh Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Jurnal Ekonomi Bisnis No. 1 Vol. 13.
Osborne, David, and Gaebler. 1992. Reinveting
Government: How the entrepreneurial
spirit is Transforming the Public Sektor,
New York: Penguinsc Book.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
Qanun Kota Banda Aceh Nomor 2 Tahun 2008
tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Kota Banda
Aceh.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor
33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah.
Schiavo-Campo, S., and Tomasi, D., 1999,
Managing Government Expenditure.
Manila: Asia Development Bank.
Sekaran, U., 2006. Research Methods for
Business, Metodologi Penelitian untuk
Bisnis. Penerbit Salemba.
Sumodiningrat, G., 1999. Pemberdayaan
Masyarakat & JPS. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ulum, I., MD. 2009. Audit Sektor Publik:
Suatu Pengantar. Penerbit Bumi Aksara
World Bank. 2004. Mainstreaming
Anticorruption Activities in World Bank
Assistance: A Review of Progress since
1997. Washington, DC: World Bank.
Zeyn, E., 2011. Pengaruh Good Governance
dan Standar Akuntansi Pemerintahan
Terhadap Akuntabilitas Keuangan
dengan Komitmen Organisasi sebagai Pemoderasi. Jurnal Reviu Akuntansi dan
Keuangan. Vol.1, No. 1. Hal: 21-37.
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 42
www.analisadaily.com. www.arsipkorankita.blogspot.com.
http://www.analisadaily.com/