pengaruh gaya kepemimpinan, kerjasama...

17
Jurnal Manajemen ISSN 2302-0199 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 17 Pages pp. 1- 17 1 - Volume 2, No. 1, November 2012 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA TIM, DAN GAYA KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SABANG Husnaina Mailisa Safitri 1 , Amri 2 , M. Shabri 2 1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract: The purposes of the research is to discover the influence of leadership style, teamwork and communication style either simultaniously or partially on the work satisfaction and its impact to the employees performance in District Secretariat of Sabang. This research was conducted in the office of District Secretariat of Sabang, located at Jalan Dipenogoro No. 20, Kota Atas Sabang in which the object of the research is limited only to the leadership style, teamwork and communication style as the independent variables, while the work satisfaction as the intervening variable and employees performance as the dependet variable. The population of this research was all employees of the District Secretariat of Sabang, it is 167 members. The sample of this research was also all of the employees of the District Secretariat of Sabang. Therefore, the method used in the research is a census. The result of this research showed that the leadership style in the District Secretariat of Sabang was democratic, while the communication style was structured communication style. The result also indicated that the democratic leadership, teamwork and also structured communication simulatinously affected both the work satisfaction and employees performance. In addition, the democratic leadership style and teamwork influenced partially the work satisfaction, while the structured communication style did not contribute any impacts to the work satisfaction. To support the increasing of employees performance, it is important to provide work satisfaction to employees. Work satisfaction can created if the leader perform democratic leadership style. Work satisfaction also can created if members of the organization have good teamwork and also can applied structured communication style in the organization. Keywords: Leadership Style, Teamwork, Work Satisfaction, Employees Performance Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, kerjasama tim dan gaya komunikasi baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kepuasan kerja serta dampaknya secara simultan terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Sabang. Penelitian ini dilaksanakan pada Sekretariat Daerah Kota Sabang yang berlokasi di Jalan Diponegoro No. 20 Kota Atas Sabang, dengan objek penelitian dibatasi hanya terhadap variabel gaya kepemimpinan, kerjasama tim dan gaya komunikasi sebagai variabel bebas (independent variable), variabel kepuasan kerja sebagai variabel antara (intervening variable) dan variabel kinerja pegawai sebagai variabel terikat (dependent variable) . Populasi penelitian adalah semua pegawai Sekretariat Daerah Kota Sabang, yaitu sejumlah 167 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pegawai Sekretariat Daerah Kota Sabang. Sehingga metode yang digunakan adalah metode sensus. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa gaya kepemimpinan pada Sekretariat Daerah Kota Sabang adalah gaya kepemimpinan demokrasi, sedangkan untuk gaya komunikasi adalah gaya komunikasi berstruktur. Hasil penelitian untuk variabel gaya kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan gaya komunikasi berstruktur secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja maupun terhadap kinerja pegawai. Variabel gaya kepemimpinan demokrasi dan kerjasama tim secara parsial berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja, sedangkan variabel gaya komunikasi berstruktur secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja. Kata kunci: gaya kepemimpinan, kerjasama tim, gaya komunikasi, kepuasan kerja, kinerja pegawai

Upload: phungnga

Post on 27-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmm/images/Jurnal/2012/2...Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3 - Volume 1, No. 2, November

Jurnal Manajemen ISSN 2302-0199

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 17 Pages pp. 1- 17

1 - Volume 2, No. 1, November 2012

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA TIM,

DAN GAYA KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA

SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SABANG

Husnaina Mailisa Safitri1, Amri

2, M. Shabri

2

1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract: The purposes of the research is to discover the influence of leadership style, teamwork and communication style either simultaniously or partially on the work satisfaction and its impact to the employees performance in District Secretariat of Sabang. This research was conducted in the office of District Secretariat of Sabang, located at Jalan Dipenogoro No. 20, Kota Atas Sabang in which the object of the research is limited only to the leadership style, teamwork and communication style as the independent variables, while the work satisfaction as the intervening variable and employees performance as the dependet variable. The population of this research was all employees of the District Secretariat of Sabang, it is 167 members. The sample of this research was also all of the employees of the District Secretariat of Sabang. Therefore, the method used in the research is a census. The result of this research showed that the leadership style in the District Secretariat of Sabang was democratic, while the communication style was structured communication style. The result also indicated that the democratic leadership, teamwork and also structured communication simulatinously affected both the work satisfaction and employees performance. In addition, the democratic leadership style and teamwork influenced partially the work satisfaction, while the structured communication style did not contribute any impacts to the work satisfaction. To support the increasing of employees performance, it is important to provide work satisfaction to employees. Work satisfaction can created if the leader perform democratic leadership style. Work satisfaction also can created if members of the organization have good teamwork and also can applied structured communication style in the organization.

Keywords: Leadership Style, Teamwork, Work Satisfaction, Employees Performance

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, kerjasama tim

dan gaya komunikasi baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kepuasan kerja serta

dampaknya secara simultan terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Sabang. Penelitian

ini dilaksanakan pada Sekretariat Daerah Kota Sabang yang berlokasi di Jalan Diponegoro No. 20 Kota

Atas Sabang, dengan objek penelitian dibatasi hanya terhadap variabel gaya kepemimpinan, kerjasama

tim dan gaya komunikasi sebagai variabel bebas (independent variable), variabel kepuasan kerja

sebagai variabel antara (intervening variable) dan variabel kinerja pegawai sebagai variabel terikat

(dependent variable). Populasi penelitian adalah semua pegawai Sekretariat Daerah Kota Sabang, yaitu

sejumlah 167 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pegawai Sekretariat Daerah Kota

Sabang. Sehingga metode yang digunakan adalah metode sensus. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa

gaya kepemimpinan pada Sekretariat Daerah Kota Sabang adalah gaya kepemimpinan demokrasi,

sedangkan untuk gaya komunikasi adalah gaya komunikasi berstruktur. Hasil penelitian untuk variabel

gaya kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan gaya komunikasi berstruktur secara simultan

berpengaruh terhadap kepuasan kerja maupun terhadap kinerja pegawai. Variabel gaya kepemimpinan

demokrasi dan kerjasama tim secara parsial berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja, sedangkan

variabel gaya komunikasi berstruktur secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja.

Kata kunci: gaya kepemimpinan, kerjasama tim, gaya komunikasi, kepuasan kerja, kinerja pegawai

Page 2: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmm/images/Jurnal/2012/2...Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3 - Volume 1, No. 2, November

Jurnal Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No.1, November 2012 - 2

PENDAHULUAN

Organisasi adalah sebuah unit sosial

yang dikoordinasikan secara sadar yang

terdiri atas dua orang atau lebih dan

berfungsi dalam suatu dasar yang relatif

terus-menerus guna mencapai suatu tujuan

bersama (Robbins: 2008).

Namun, dalam perjalanannya

organisasi sering menghadapi kendala,

seperti ketidakpuasan kerja dari para

pegawainya. Hal ini dapat berpengaruh

terhadap kinerja pegawai maupun kinerja

organisasi secara keseluruhan. Salah satu

bentuk organisasi yang formal, yaitu

perkantoran.

Pemimpin merupakan motivator di

dalam suatu organisasi, keberhasilan atau

kegagalan suatu organisasi sebagian besar

ditentukan oleh kualitas dan gaya

kepemimpinan ataupun usaha-usaha

pribadi pimpinan tersebut. Menurut

Newman (1968) dalam Kuspriatni (2011),

kepemimpinan adalah kegiatan untuk

mempengaruhi perilaku orang lain atau

seni mempengaruhi perilaku manusia baik

perorangan maupun kelompok. Sedangkan

gaya kepemimpinan menurut Davis dan

Newstrom (1995) dalam Kuspriatni (2011)

mengandung pengertian sebagai suatu

perwujudan tingkah laku dari seorang

pemimpin yang menyangkut

kemampuannya dalam memimpin. Dan

gaya kepemimpinan yang dimiliki seorang

pemimpin dalam suatu organisasi

merupakan salah satu faktor penentu

kepuasan kerja pegawai yang berdampak

kepada kinerja pegawai tersebut.

Kerjasama tim juga merupakan faktor

penting untuk mengukur kepuasan kerja

pegawai. Dewasa ini, pembentukan

kerjasama tim dianggap solusi terbaik

untuk mencapai kesuksesan di dalam

organisasi. Harris (1996) dalam Tarricone

dan Luca (2002), kerjasama tim

merupakan sekumpulan individu yang

bekerjasama untuk mencapai tujuan

bersama. Kumpulan individu ini harus

memiliki aturan dan mekanisme kerja yang

jelas. Di dalamnya terdapat koordinasi dan

prosedur yang harus disepakati oleh

seluruh anggota tim. Hal ini berguna untuk

menjaga keharmonisan sebuah tim agar

terwujudnya suatu kepuasan kerja yang

dapat berpengaruh terhadap kinerja

individu dan organisasi.

Faktor lain yang mempengaruhi

kepuasan kerja yaitu gaya komunikasi.

Gaya komunikasi dapat dipraktikkan oleh

siapa saja sebagai sarana pengembangan

diri, karena melalui gaya komunikasi itulah

sesungguhnya cermin kredibilitas

seseorang yang dapat dibaca dan diukur

sejauh mana keefektifan dalam

menempatkan pergaulan dengan rekan

sekerja maupun atasannya (Mujtahid,

2010).

Gaya kepemimpinan, kerjasama tim

dan gaya komunikasi adalah faktor-faktor

penting yang dapat mempengaruhi

kepuasan kerja yang akan berdampak

terhadap kinerja pegawai. Namun masih

sedikit penelitian yang mengukur kepuasan

Page 3: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmm/images/Jurnal/2012/2...Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3 - Volume 1, No. 2, November

Jurnal Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

3 - Volume 1, No. 2, November 2012

kerja dan kinerja dengan melibatkan

ketiga-tiga variabel tersebut secara

bersamaan. Adapun beberapa penelitian

hanya menggunakan salah satu dari

variabel tersebut dalam mengukur

kepuasan kerja dan kinerja pegawai. Oleh

karena itu, penelitian tentang gaya

kepemimpinan, kerjasama tim, dan gaya

komunikasi merupakan penelitian baru dan

penting untuk mengukur kinerja pegawai

melalui kepuasan kerja.

Sekretariat Daerah Kota Sabang

adalah suatu organisasi yang mengemban

fungsi koordinasi dan pelayanan teknis

administrasi kepada seluruh

perangkat/instansi vertikal pemerintah

daerah kota Sabang, maka penilaian

kinerja bagi pegawai memiliki arti yang

sangat penting terutama dalam upaya

melakukan perbaikan-perbaikan pada masa

yang akan datang.

Dari hasil pengamatan awal yang

dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa

masih banyak pegawai Sekretariat Daerah

Kota Sabang yang merasa tidak puas

dalam bekerja sehingga menyebabkan

pegawai memiliki kinerja yang rendah.

Rendahnya kinerja pegawai akibat tidak

adanya kepuasan kerja pegawai, hal ini

sebenarnya merupakan permasalahan

klasik namun selalu relefan dan penting

untuk didiskusikan. Fenomena yang terjadi

pada Sekretariat Daerah Kota Sabang dari

hasil pengamatan peneliti, masih banyak

pegawai yang memiliki kinerja yang

rendah, hal ini jelas terlihat dari setiap

pekerjaan yang mereka kerjakan tidak

dapat diselesaikan tepat pada waktunya

dan juga masih banyak pegawai yang

berada di luar kantor ketik jam kerja

berlangsung.

Berdasarkan permasalahan di atas,

maka perlu dilakukan upaya untuk mencari

pendekatan yang dapat memberikan

kepuasan kerja pegawai sehingga dapat

meningkatkan kinerja pegawai yang pada

akhirnya dapat memberikan peningkatan

kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Alasan tersebut telah mendorong penulis

untuk mengadakan penelitian dan

menuangkannya dalam bentuk tesis dengan

judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan,

Kerjasama Tim, dan Gaya Komunikasi

Terhadap Kepuasan Kerja serta

Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai

pada Sekretariat Daerah Kota Sabang”.

Penelitian ini bertujuan untuk

menjawab beberapa pertanyaan berikut: (1)

Seberapa besar pengaruh gaya

kepemimpinan, kerjasama tim, dan gaya

komunikasi terhadap kinerja pegawai

melalui kepuasan kerja? (2) Seberapa besar

pengaruh gaya kepemimpinan, kerjasama

tim, dan gaya komunikasi terhadap

kepuasan kerja? (3) Seberapa besar

pengaruh gaya kepemimpinan terhadap

kepuasan kerja pegawai? (4) Seberapa

besar pengaruh kerjasama tim terhadap

kepuasan kerja pegawai? (5) Seberapa

besar pengaruh gaya komunikasi terhadap

kepuasan kerja pegawai? (6) Seberapa

besar pengaruh kepuasan kerja terhadap

Page 4: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmm/images/Jurnal/2012/2...Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3 - Volume 1, No. 2, November

Jurnal Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No.1, November 2012 - 4

kinerja pegawai?

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Kinerja Pegawai

Setiap manusia mempunyai potensi

untuk bertindak dalam berbagai bentuk

aktivitas. Kemampuan bertindak itu dapat

diperoleh manusia secara alami (ada sejak

lahir) atau dipelajari. Walaupun manusia

mempunyai potensi untuk berperilaku

tertentu tetapi perilaku itu hanya

diaktualisasi pada saat-saat tertentu saja.

Potensi untuk berperilaku tertentu itu

disebut ability (kemampuan), sedangkan

ekspresi dari potensi ini dikenal sebagai

performance (kinerja).

Menurut Hasibuan (2006) dalam

Riyadi (2011) kinerja adalah suatu hasil

kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya yang didasarkan

atas kecakapan, pengalaman dan

kesungguhan serta waktu. Sedangkan

Timpe (1992) dalam Riyadi (2011)

menyatakan bahwa kinerja adalah tingkat

prestasi seseorang atau karyawan dalam

suatu organisasi atau perusahaan yang

dapat meningkatkan produktifitas.

Dari beberapa pengertian kinerja di

atas maka dapat disimpulkan bahwa

kinerja adalah suatu prestasi yang dicapai

oleh seseorang dalam melaksanakan tugas

atau pekerjaannya, sesuai dengan standar

kriteria yang ditetapkan dalam pekerjaan

itu. Prestasi yang dicapai ini akan

menghasilkan suatu kepuasan kerja yang

nantinya akan berpengaruh pada kinerja.

Dessler (2009) merumuskan

indikator-indikator untuk menilai kinerja

yaitu meliputi:

1. Kualitas kerja adalah akuransi,

ketelitian,dan bisa diterima atas

pekerjaan yang dilakukan.

2. Produktivitas adalah kuantitas dan

efisiensi kerja yang dihasilkan dalam

periode waktu tertentu.

3. Pengetahuan pekerjaan adalah

keterampilan dan informasi

praktis/teknis yang digunakan pada

pekerjaan.

4. Bisa diandalkan adalah sejauh mana

seorang karyawan bisa diandalkan

atas penyelesaian dan tindak lanjut

tugas.

5. Kehadiran adalah sejauh mana

karyawan tepat waktu, mengamati

periode istirahat/makan yang

ditentukan dan catatan kehadiran

secara keseluruhan.

6. Kemandirian adalah sejauh mana

pekerjaan yang dilakukan dengan atau

tanpa pengawasan.

Kepuasan Kerja

Salah satu sasaran penting dalam

manajemen sumberdaya manusia pada

suatu organisasi adalah terciptanya

kepuasan kerja anggota organisasi yang

bersangkutan. Dengan kepuasan kerja

tersebut diharapkan pencapaian tujuan

organisasi akan lebih baik dan akurat

(Armstrong, 1994: 71 dalam Parwanto dan

Page 5: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmm/images/Jurnal/2012/2...Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3 - Volume 1, No. 2, November

Jurnal Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

5 - Volume 1, No. 2, November 2012

Wahyuddin, 2002).

Pendapat lainnya menyatakan bahwa

kepuasan kerja adalah keadaan emosional

yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan dengan mana para pegawai

memandang pekerjaan mereka (Handoko,

2001: 193 dalam Parwanto dan

Wahyuddin, 2002).

Davis dan Newstrom (2001)

merumuskan beberapa indikator yang

menentukan kepuasan kerja pegawai, yaitu

: (1) Pekerjaan itu sendiri; (2) Upah, Gaji,

Bonus; (3) Kesempatan promosi; (4)

Pengawasan; (5) Rekan kerja.

Gaya Kepemimpinan

Gibson et al. (1982) mengatakan

bahwa kepemimpinan adalah konsep yang

lebih sempit daripada manajemen.

Manager dalam organisasi formal

bertanggung jawab dan dipercaya dalam

melaksanakan fungsi manajemen.

Gaya kepemimpinan menurut Davis

(1985) dalam Ruvendi (2005) adalah pola

tindakan pemimpin secara keseluruhan

seperti yang dipersepsikan oleh para

pegawainya. Gaya kepemimpinan

mewakili filsafat, ketrampilan, dan sikap

pemimpin dalam politik.

Hersey dan Blanchard (dalam

Elizabeth dan Aulia, 2010), menyatakan

pada dasarnya, di dalam setiap gaya

kepemimpinan terdapat dua unsur utama,

yaitu unsur pengarahan (directive

behavior) dan unsur bantuan (supporting

behavior). Dari dua unsur tersebut gaya

kepemimpinan dapat dikelompokkan

menjadi empat kelompok, yaitu:

HIGH

High

Supportive and

Low directive

Behavior

SUPPORTIN

G

High

Supportive and

High directive

Behavior

COACHING

Low

Supportive and

Low directive

Behavior

DELEGATIN

G

Low

Supportive and

High directive

Behavior

DIRECTING

LOW HIGH

Gambar 1. Gaya Kepemimpinan

Sumber: Hersey dan Blanchard (dalam

Elizabeth dan Aulia, 2010)

Pada gaya kepemimpinan otokrasi,

pemimpin mengendalikan semua aspek

kegiatan. Pemimpin memberitahukan

sasaran apa saja yang ingin dicapai dan

cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik

itu sasaran utama maupun sasaran

minornya.

Pada gaya kepemimpinan pembinaan,

gaya kepemimpinan ini mirip dengan gaya

kepemimpinan otokrasi. Pada gaya

kepemimpinan ini seorang pemimpin

masih menunjukkan sasaran yang ingin

dicapai dan cara untuk mencapai sasaran

tersebut. Namun, pada kepemimpinan ini

anggota diajak untuk ikut memecahkan

masalah yang sedang dihadapi.

Pada gaya kepemimpinan demokrasi,

anggota memiliki peranan yang lebih

besar. Pada kepemimpinan ini seorang

Page 6: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmm/images/Jurnal/2012/2...Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3 - Volume 1, No. 2, November

Jurnal Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No.1, November 2012 - 6

pemimpin hanya menunjukkan sasaran

yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk

mencapai sasaran tersebut, anggota yang

menentukan. Selain itu, anggota juga

diberi keleluasaan untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapinya.

Yang terakhir yaitu gaya

kepemimpinan kendali bebas. Gaya

kepemimpinan ini merupakan model

kepemimpinan yang paling dinamis. Pada

gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin

hanya menunjukkan sasaran utama yang

ingin dicapai saja. Tiap divisi atau seksi

diberi kepercayaan penuh untuk

menentukan sasaran minor, cara untuk

mencapai sasaran, dan untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapinya

sendiri-sendiri. Dengan demikian,

pemimpin hanya berperan sebagai

pemantau saja.

Kerjasama Tim

Kerjasama tim atau teamwork

didefinisikan oleh Scarnati (2001) sebagai

proses yang memungkinkan orang biasa

untuk mencapai hasil yang luar biasa.

Sedangkan Harris dan Harris (1996)

menjelaskan bahwa tim memiliki tujuan

bersama atau tujuan dimana anggota tim

dapat mengembangkan keefektifan dan

hubungan timbal balik untuk mencapai

tujuan tim (dalam Tarricone dan Luca,

2002).

Widiastuti (2011) mengungkapkan

beberapa ciri tim yang efektif yaitu sebagai

berikut:

1. Tujuan yang sama: Tim yang efektif

memiliki tujuan dan semua anggota

tim tahu benar tujuan yang hendak

dicapai organisasi.

2. Antusiasme yang tinggi: Antusiasme

tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi

kerja juga menyenangkan. Anggota

tim tidak merasa takut menyatakan

pendapat, mereka juga diberi

kesempatan untuk menunjukkan

keahlian mereka dengan menjadi diri

sendiri, sehingga kontribusi yang

mereka berikan juga bisa optimal.

3. Peran dan tanggung jawab yang jelas:

Setiap anggota tim harus mempunyai

peran dan tanggung jawab masing-

masing yang jelas. Tujuannya adalah

agar mereka tahu kontribusi apa yang

bisa mereka berikan untuk menunjang

tercapainya tujuan bersama yang telah

ditentukan sebelumnya.

4. Komunikasi yang efektif: Dalam

proses meraih tujuan, harus ada

komunikasi yang efektif antar-anggota

tim.

5. Resolusi Konflik: Peace is not the

absence of conflict, but the presence

of justice. Ini merupakan pendapat

Martin Luther King. Rasanya hal ini

berlaku pula pada pencapaian sebuah

tujuan. Dalam mencapai tujuan

mungkin saja ada konflik yang harus

dihadapi. Jika terjadi konflik, jangan

didiamkan ataupun dihindari tapi

perlu segera dikendalikan.

Page 7: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmm/images/Jurnal/2012/2...Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3 - Volume 1, No. 2, November

Jurnal Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

7 - Volume 1, No. 2, November 2012

6. Shared power: Tiap anggota tim perlu

diberikan kesempatan untuk menjadi

”pemimpin”, menunjukkan

”kekuasaannya” di bidang yang

menjadi keahlian dan tanggung jawab

mereka masing-masing. Sehingga

mereka merasa ikut bertanggung

jawab untuk kesuksesan tercapainya

tujuan bersama.

Keahlian: Tim yang terdiri dari

anggota-anggota dengan berbagai keahlian

yang saling menunjang akan lebih mudah

bekerja sama mencapai tujuan. Berbagai

keahlian yang berbeda tersebut dapat

saling menunjang sehingga pekerjaan

menjadi lebih mudah dan lebih cepat

diselesaikan. Anggota tim dengan keahlian

yang berbeda juga bisa saling memperluas

perspektif and memperkaya keahlian

masing-masing apresiasi. Tiap anggota

yang telah berhasil melakukan apa yang

menjadi tanggung jawabnya dengan baik,

atau telah memberikan kontribusi positif

bagi keuntungan tim, pantas mendapat

apresiasi.

Gaya Komunikasi

Gaya komunikasi (communication

style) didefinisikan sebagai seperangkat

perilaku antar pribadi yang terspesialisasi

yang digunakan dalam suatu situasi

tertentu (a specialized set of interpersonal

behaviors that are used in a given

situation) (Tubbs dan Moss, 2000).

Masing-masing gaya komunikasi terdiri

dari sekumpulan perilaku komunikasi yang

dipakai untuk mendapatkan respon atau

tanggapan tertentu dalam situasi yang

tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya

komunikasi yang digunakan, bergantung

pada maksud dari pengirim (sender) dan

harapan dari penerima (receiver).

Tubbs dan Moss (2000),

mengelompokan enam gaya komunikasi,

yaitu sebagai berikut:

1. Gaya Komunikasi Mengendalikan

(The Controlling style)

Gaya komunikasi yang bersifat

mengendalikan ini, ditandai dengan

adanya satu kehendak atau maksud

untuk membatasi, memaksa dan

mengatur perilaku, pikiran dan

tanggapan orang lain. Orang-orang

yang menggunakan gaya komunikasi

ini dikenal dengan nama komunikator

satu arah atau one-way

communications. Pihak-pihak yang

memakai controlling style ini lebih

memusatkan perhatian kepada

pengiriman pesan dibanding upaya

mereka untuk berharap pesan.

2. Gaya Komunikasi Landasan

Kesamaan (The Equalitarian style)

Aspek penting dari gaya

komunikasi ini adalah adanya

landasan kesamaan. The equalitarian

style ini ditandai dengan berlakunya

arus penyebaran pesan-pesan verbal

secara lisan maupun tertulis yang

bersifat dua arah (two-way traffic of

communication). Dalam gaya

Page 8: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmm/images/Jurnal/2012/2...Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3 - Volume 1, No. 2, November

Jurnal Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No.1, November 2012 - 8

komunikasi ini, tindak komunikasi

dilakukan secara terbuka. Artinya,

setiap anggota organisasi dapat

mengungkapkan gagasan ataupun

pendapat dalam suasana yang rileks,

santai dan informal. Gaya ini efektif

dalam memelihara empati dan kerja

sama.

3. Gaya Komunikasi Berstruktur (The

Structuring style)

Gaya komunikasi yang

berstruktur ini ditandai dengan

berlakunya arus penyebaran pesan-

pesan verbal secara lisan maupun

tertulis yang bersifat dua arah.

Pengirim pesan (sender) lebih

memberi perhatian kepada keinginan

untuk mempengaruhi orang lain

dengan jalan berbagi informasi

tentang tujuan organisasi, jadwal

kerja, aturan dan prosedur yang

berlaku dalam organisasi tersebut.

4. Gaya Komunikasi Dinamis/ Agresif

(The Dynamic style)

Gaya komunikasi yang dinamis

ini memiliki kecenderungan agresif,

karena pengirim pesan atau sender

memahami bahwa lingkungan

pekerjaannya berorientasi pada

tindakan (action-oriented). Tujuan

utama gaya komunikasi ini adalah

menstimulasi atau merangsang

pekerja/pegawai untuk bekerja dengan

lebih cepat dan lebih baik. Gaya

komunikasi dinamis cukup efektif

digunakan dalam mengatasi

persoalan-persoalan yang bersifat

kritis, namun dengan persyaratan

bahwa pegawai atau bawahan

mempunyai kemampuan yang cukup

untuk mengatasi masalah yang kritis

tersebut.

5. Gaya Komunikasi Melepaskan (The

Relinquishing style)

Gaya komunikasi ini lebih

mencerminkan kesediaan untuk

menerima saran, pendapat ataupun

gagasan orang lain, daripada

keinginan untuk memberi perintah,

meskipun pengirim pesan (sender)

mempunyai hak untuk memberi

perintah dan mengontrol orang lain.

Pesan-pesan dalam gaya komunikasi

ini akan efektif ketika pengirim pesan

atau sender sedang bekerja sama

dengan orang-orang yang

berpengetahuan luas, berpengalaman,

teliti serta bersedia untuk bertanggung

jawab atas semua tugas atau pekerjaan

yang dibebankannya.

6. Gaya Komunikasi Penarikan (The

Withdrawal style)

Akibat yang muncul jika gaya ini

digunakan adalah melemahnya tindak

komunikasi, artinya tidak ada

keinginan dari orang-orang yang

memakai gaya ini untuk

berkomunikasi dengan orang lain,

karena ada beberapa persoalan

ataupun kesulitan antar pribadi yang

dihadapi oleh orang-orang tersebut.

Dalam deskripsi yang kongkrit adalah

Page 9: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmm/images/Jurnal/2012/2...Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3 - Volume 1, No. 2, November

Jurnal Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

9 - Volume 1, No. 2, November 2012

ketika seseorang mengatakan: “Saya

tidak ingin dilibatkan dalam persoalan

ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa

ia mencoba melepaskan diri dari

tanggung jawab, tetapi juga

mengindikasikan suatu keinginan

untuk menghindari berkomunikasi

dengan orang lain. Oleh karena itu,

gaya ini tidak layak dipakai dalam

konteks komunikasi organisasi.

Gambaran umum yang diperoleh

dari uraian di atas adalah bahwa the

equalitarian style merupakan gaya

komunikasi yang ideal. Sementara

tiga gaya komunikasi lainnya:

structuring, dynamic dan

relinquishing dapat digunakan secara

strategis untuk menghasilkan efek

yang bermanfaat bagi organisasi. Dan

dua gaya komunikasi terakhir:

controlling dan withdrawal

mempunyai kecenderungan

menghalangi berlangsungnya interaksi

yang bermanfaat.

Adapun hipotesis dari penelitian ini

adalah:

Ha1: Terdapat pengaruh secara simultan

Gaya Kepemimpinan, Kerjasama

Tim dan Gaya Komunikasi terhadap

Kinerja melalui Kepuasan Kerja

pegawai pada Sekretariat Daerah

Kota Sabang.

Ha2 : Terdapat pengaruh secara simultan

Gaya Kepemimpinan, Kerjasama

Tim dan Gaya Komunikasi terhadap

Kepuasan Kerja pegawai pada

Sekretariat Daerah Kota Sabang.

Ha3 : Terdapat pengaruh secara parsial

Gaya

Kepemimpinan terhadap Kepuasan

Kerja pegawai pada Sekretariat

Daerah Kota Sabang.

Ha4 : Terdapat pengaruh secara parsial

Gaya Kerjasama Tim terhadap

Kepuasan Kerja pegawai pada

Sekretariat Daerah Kota Sabang.

Ha5 : Terdapat pengaruh secara parsial

Gaya Komunikasi terhadap

Kepuasan Kerja pegawai pada

Sekretariat Daerah Kota Sabang.

Ha6 : Terdapat pengaruh secara parsial

Kepuasan Kerja terhadap Kinerja

pegawai pada Sekretariat Daerah

Kota Sabang.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data primer yang diperoleh dari

kuesioner dan wawancara yang lakukan

kepada pegawai Sekretariat Daerah Kota

Sabang, serta data sekunder yang

bersumber dari penelitian terdahulu dan

dokumentasi lain yang relevan.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah semua

pegawai Sekretariat Daerah Kota Sabang

sejumlah 167 orang. Sampel dalam

penelitian ini adalah semua pegawai

Page 10: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmm/images/Jurnal/2012/2...Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3 - Volume 1, No. 2, November

Jurnal Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No.1, November 2012 - 10

Sekretariat Daerah Kota Sabang. Sehingga

metode yang digunakan adalah metode

sensus.

Teknik Analisis

Analisis data dan interpretasi untuk

penelitian ini ditujukan untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan penelitian, maka

penelitian ini menggunakan bantuan

perangkat lunak (software) program SPSS

(Statistical Product and Service Solutions)

versi 18.0 for Windows dengan

menggunakan model analisis jalur (path

analysis).

Analisis jalur pertama kali

diperkenalkan oleh Sewall Wright (1921),

seorang ahli genetika, namun kemudian

dipopulerkan oleh Otis Dudley Duncan

(1966), seorang ahli sosiologi. Analisis

jalur bisa dikatakan sebagai pengembangan

dari konsep korelasi dan regresi, dimana

korelasi dan regresi tidak

mempermasalahkan mengapa hubungan

antar variabel terjadi serta apakah

hubungan antar variabel tersebut

disebabkan oleh variabel itu sendiri atau

mungkin dipengaruhi oleh variabel lain.

Berbeda dengan korelasi dan regresi,

analisis jalur mempelajari apakah

hubungan yang terjadi disebabkan oleh

pengaruh langsung dan tidak langsung dari

variabel independen terhadap variabel

dependen, mempelajari ketergantungan

sejumlah variabel dalam suatu model

(model kausal), dan menganalisis

hubungan antar variabel dari model kausal

yang telah dirumuskan oleh peneliti atas

dasar pertimbangan teoritis. Melalui

analisis jalur kita akan menguji

seperangkat hipotesis kausal dan

menginterpretasikan hubungan langsung

atau tidak langsung (Budi, 2010).

Asumsi yang digunakan dalam

analisis jalur yaitu: (1) Berbentuk rekursif;

(2) Hubungan satu arah; (3) Linier, aditif

dan kausal; (4) Berdistribusi normal; (5)

Tidak ada multikolinieriti; dan (6) Semua

variable terukur, minimal dalam skala

interval.

HASIL PEMBAHASAN

Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas

a. Hasil Uji Reliabilitas

Berdasarkan Tabel uji kehandalan

dapat diketahui bahwa nilai alpha (α)

untuk masing-masing variabel diperoleh

lebih besar dari 0,50 dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa semua variabel

memenuhi kriteria realibilitas sebagaimana

dipersyaratkan oleh Malhotra (2005).

Tabel 1. Uji Reliabilitas Untuk Masing-Masing

Variabel

No Variabel Nilai

Alpha Ket

1.

2.

3.

4.

5.

Kinerja

Kepuasan Kerja

Gaya

Kepemimpinan

Kerjasama Tim

Gaya Komunikasi

0,849

0,760

0,733

0,843

0,648

Handal

Handal

Handal

Handal

Handal

Sumber: Data Primer 2012 (diolah)

b. Hasil Uji Validitas

Pengujian validitas data dalam

penelitian ini dilakukan secara statistik,

Page 11: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmm/images/Jurnal/2012/2...Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3 - Volume 1, No. 2, November

Jurnal Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

11 - Volume 1, No. 2, November 2012

yaitu dengan menggunakan uji Pearson

product-moment coefficient of correlation

dengan bantuan program Statistical

Product and Service Solution (SPSS). Jika

dilakukan secara manual maka nilai

korelasi yang diperoleh masing-masing

pernyataan harus dibandingkan dengan

nilai kritis korelasi product-moment.

Tabel 2. Hasil Uji Validitas

Pertanyaan PC Nilai

Kritis r Ket

A1 0,806 0,151 Valid

A2 0,796 0,151 Valid

A3 0,671 0,151 Valid

A4 0,803 0,151 Valid

A5 0,781 0,151 Valid

A6 0,702 0,151 Valid

B1 0,736 0,151 Valid

B2 0,682 0,151 Valid

B3 0,723 0,151 Valid

B4 0,796 0,151 Valid

B5 0,652 0,151 Valid

C7 0,634 0,151 Valid

C8 0,646 0,151 Valid

C9 0,666 0,151 Valid

D1 0,730 0,151 Valid

D2 0,730 0,151 Valid

D3 0,743 0,151 Valid

D4 0,681 0,151 Valid

D5 0,758 0,151 Valid

D6 0,716 0,151 Valid

D7 0,688 0,151 Valid

E5 0,454 0,151 Valid

E6 0,236 0,151 Valid

Sumber: Data Primer 2012 (diolah)

Keterangan:

A: Kinerja

B: Kepuasan Kerja

C: Gaya Kepemimpinan

D: Kerjasama Tim

E: Gaya Komunikasi

PC: Person Correalation

Berdasarkan Tabel 2, didapati bahwa

semua pernyataan mempunyai nilai

korelasi di atas nilai kritis 5%, yaitu 0,151.

Ini berarti bahwa semua pernyataan-

pernyataan tersebut adalah signifikan dan

memiliki validitas konsistensi internal

(internal consistency), sehingga data yang

diperoleh adalah valid dan dapat

dipergunakan untuk penelitian.

Hasil Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama penelitian ini

adalah gaya kepemimpinan (X1), kerjasama

tim (X2) dan gaya komunikasi (X3)

berpengaruh secara simultan terhadap

kinerja (Z) melalui kepuasan kerja (Y)

pegawai pada Sekretariat Daerah Kota

Sabang. Struktur hipotesis pertama ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

X1

X2 Y

1YX2

Z

1 2

X3

3YX

2YX Z

1Y

ZY

32XXr

21XXr

31XXr

Berdasarkan model jalur substruktur

satu di atas maka dapat dituliskan

persamaan untuk model jalur substruktur 1

adalah:

𝑍 = 𝜌𝑧𝑋1𝑋1 + 𝜌𝑧𝑋2

𝑋2 + 𝜌𝑧𝑋3𝑋3 + 𝜌𝑍𝑌𝑌

+ 𝜌𝑦Ɛ1Ɛ1 + 𝜌𝑧Ɛ2

Ɛ2

Dimana:

Z = Kinerja Pegawai

Y = Kepuasan Kerja

X1 = Gaya Kepemimpinan

X2 = Kerjasama Tim

Page 12: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmm/images/Jurnal/2012/2...Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3 - Volume 1, No. 2, November

Jurnal Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No.1, November 2012 - 12

X3 = Gaya Komunikasi

ρ = Koefisien Jalur

ɛ = Structural error

Hasil analisis dengan menggunakan

SPSS diperoleh hasil seperti tabel berikut

ini.

Tabel 3. Gaya Kepemimpinan (X1), Kerjasama

Tim (X2) dan Gaya Komunikasi (X3)

Berpengaruh Secara Simultan

Terhadap Kinerja (Z) Melalui

Kepuasan Kerja (Y)

Variabel B Beta thitung ttabel Sig

α 1,712 5,385 1,645 0,000

X1 -0,126 -0,136 -1,631 1,645 0,105

X2 0,333 0,341 3,571 1,645 0,000

X3 0,146 0,151 1,909 1,645 0,058

Y 0,276 0,282 3,434 1,645 0,001

R

RSquare

Adjusted

R2

Fhitung

F tabel

Sig.

= 0,577

= 0,333

= 0,317

= 20,218

= 2,372

= 0,000

Sumber: Data Primer, 2012 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas maka

diperoleh hasil sebagai berikut:

X1

X2 Y

136,0

390,0

X3

151,0

341,0Z

610,0

282,0

578,0

602,0

380,0

667,0

333,0

Sehingga persamaan untuk model

jalur substruktur 1 adalah sebagai berikut:

𝑍 = −0,136𝑋1 + 0,341𝑋2 + 0,151

+ 0,282𝑌 + 0,610Ɛ1

+ 0,670Ɛ2

Berdasarkan tabel di atas dapat

dijelaskan bahwa secara simultan, variabel

gaya kepemimpinan demokrasi, kerjasama

tim dan gaya komunikasi berstuktur

berpengaruh terhadap variabel kinerja

melalui variabel kepuasan kerja pegawai

pada Sekretariat Daerah Kota Sabang. Hal

ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (20,218

> 2,372) pada tingkat signifikan 1%.

Hal ini berarti variabel gaya

kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim

dan gaya komunikasi berstuktur secara

bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel kinerja melalui variabel kepuasan

kerja pegawai pada Sekretariat Daerah

Kota Sabang. Besarnya pengaruh secara

simultan ini dapat dilihat dari nilai

koefisien determinasinya. Koefisien

determinasi variabel gaya kepemimpinan

demokrasi, kerjasama tim dan gaya

komunikasi berstruktur melalui kepuasan

kerja terhadap kinerja adalah sebesar 0,333.

Ini berarti perubahan sebesar 33,3%

didasarkan pada kinerja yang dapat

dijelaskan oleh perubahan dari variabel

gaya kepemimpinan demokrasi, kerjasama

tim dan gaya komunikasi berstruktur

melalui kepuasan kerja sedangkan

selebihnya sebesar 0,667 artinya sebesar

Page 13: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmm/images/Jurnal/2012/2...Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3 - Volume 1, No. 2, November

Jurnal Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

13 - Volume 1, No. 2, November 2012

66,7% dijelaskan oleh faktor lain diluar

variabel gaya kepemimpinan demokrasi,

kerjasama tim, dan gaya komunikasi

berstruktur serta kepuasan kerja.

Hasil Pengujian Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua penelitian ini adalah

gaya kepemimpinan (X1), kerjasama tim

(X2) dan gaya komunikasi (X3)

berpengaruh secara simultan terhadap

kepuasan kerja (Y) pegawai pada

Sekretariat Daerah Kota Sabang. Struktur

hipotesis kedua ini dapat digambarkan

sebagai berikut.

X1

X2 Y

1YX

X3 3YX

2YX

y

32XXr

21XXr

31XXr

Berdasarkan model jalur substruktur

dua di atas maka dapat dituliskan

persamaan untuk model jalur substruktur 2

adalah:

𝑌 = 𝜌𝑦𝑋1𝑋1 + 𝜌𝑦𝑋2

𝑋2 + 𝜌𝑦𝑋3𝑋3 + 𝜌𝑦ℇℇ

Dimana: Y = Kepuasan Kerja

X1 = Gaya Kepemimpinan

X2 = Kerjasama Tim

X3 = Gaya Komunikasi

ρ = Koefisien Jalur

ɛ = Structural error

Hasil analisis dengan menggunakan

SPSS seperti terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4. Gaya Kepemimpinan (X1), Kerjasama

Tim (X2) dan Gaya Komunikasi (X3)

Berpengaruh Secara Simultan dan

Parsial Terhadap Kepuasan Kerja (Y) Variabel B Beta thitung ttabel Sig

α 1,018 3,403 1,645 0,001

X1 0,251 0,266 3,462 1,645 0,001

X2 0,346 0,348 3,999 1,645 0,000

X3 0,119 0,121 1,606 1,645 0,110

R RSquare

Adjusted R2

Fhitung

F tabel

Sig.

= 0,624 = 0,390 = 0,379 = 34,718 = 2,605 = 0,000

.

Sumber: Data Primer, 2012 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas maka

diperoleh hasil sebagai berikut:

X1

X2 Y

390,0

X3

121,0

348,0

610,0

578,0

602,0

380,0

0,266

Sehingga persamaan untuk model

jalur substruktur 2 adalah sebagai berikut:

𝑌 = 0,266𝑋1 + 0,348𝑋2 + 0,121𝑋3 + 0,610ℇ

Berdasarkan tabel di atas dapat

dijelaskan bahwa secara simultan variabel

gaya kepemimpinan demokrasi, kerjasama

tim dan gaya komunikasi berstruktur

Page 14: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmm/images/Jurnal/2012/2...Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3 - Volume 1, No. 2, November

Jurnal Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No.1, November 2012 - 14

berpengaruh terhadap variabel kepuasan

kerja pegawai pada Sekretariat Daerah

Kota Sabang. Hal ini ditandai oleh nilai

Fhitung > Ftabel (34,718 > 2,605) pada tingkat

signifikan 1%.

Hal ini berarti bahwa variabel gaya

kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim

dan gaya komunikasi berstruktur secara

bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel kepuasan kerja pegawai pada

Sekretariat Daerah Kota Sabang. Besarnya

pengaruh secara simultan ini dapat dilihat

dari nilai koefisien determinasinya.

Koefisien determinasi variabel gaya

kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim

dan gaya komunikasi berstruktur terhadap

kepuasan kerja adalah sebesar 0,390. Ini

berarti perubahan sebesar 39% didasarkan

pada kepuasan kerja yang dapat dijelaskan

oleh perubahan dari variabel gaya

kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim

dan gaya komunikasi berstuktur sedangkan

selebihnya sebesar 0,610 artinya sebesar

61% dijelaskan oleh faktor lain diluar

variabel gaya kepemimpinan demokrasi,

kerjasama tim, dan gaya komunikasi

berstruktur.

Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga penelitian ini adalah

gaya kepemimpinan (X1) berpengaruh

secara parsial terhadap kepuasan kerja (Y)

pegawai pada Sekretariat Daerah Kota

Sabang. Berdasarkan Tabel 4, maka dapat

disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan

demokrasi berpengaruh terhadap kepuasan

kerja pegawai pada Sekretariat Daerah

Kota Sabang sehingga Ha diterima dan H0

ditolak. Hal ini ditandai oleh nilai thitung ˃

ttabel (3,462 ˃ 1,645) pada tingkat signifikan

0,001 ˂ 0,05.

Hasil Pengujian Hipotesis Keempat

Hipotesis keempat penelitian ini

adalah kerjasama tim (X2) berpengaruh

secara parsial terhadap kepuasan kerja (Y)

pegawai pada Sekretariat Daerah Kota

Sabang. Berdasarkan Tabel 4, maka dapat

disimpulkan bahwa kerjasama tim

berpengaruh terhadap kepuasan kerja

pegawai pada Sekretariat Daerah Kota

Sabang sehingga Ha diterima dan H0

ditolak. Hal ini ditandai oleh nilai thitung ˃

ttabel (3,999 ˃ 1,645) pada tingkat signifikan

0,000 ˂ 0,05.

Hasil Pengujian Hipotesis Kelima

Hipotesis kelima penelitian ini adalah

gaya komunikasi (X3) berpengaruh secara

parsial terhadap kepuasan kerja (Y)

pegawai pada Sekretariat Daerah Kota

Sabang. Berdasarkan Tabel 4, maka dapat

disimpulkan bahwa gaya komunikasi

berstruktur tidak berpengaruh terhadap

kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat

Daerah Kota Sabang sehingga Ha ditolak

dan H0 diterima. Hal ini ditandai oleh nilai

thitung ˂ ttabel (1,606 ˂ 1,645) pada tingkat

signifikan 0,110 ˃ 0,05.

Hasil Pengujian Hipotesis Keenam

Hipotesis keenam penelitian ini

adalah kepuasan kerja (Y) berpengaruh

Page 15: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmm/images/Jurnal/2012/2...Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3 - Volume 1, No. 2, November

Jurnal Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

15 - Volume 1, No. 2, November 2012

secara parsial terhadap kinerja pegawai (Z)

pada Sekretariat Daerah Kota Sabang.

Berdasarkan Tabel 3, maka dapat

disimpulkan bahwa kepuasan kerja

berpengaruh terhadap kinerja pegawai

pada Sekretariat Daerah Kota Sabang

sehingga Ha diterima dan H0 ditolak. Hal

ini ditandai oleh nilai thitung ˃ ttabel (3,434 ˃

1,645) pada tingkat signifikan 0,001 ˂ 0,05.

Untuk melihat besarnya pengaruh

langsung dan tidak langsung masing-

masing variabel gaya kepemimpinan

demokrasi, kerjasama tim dan gaya

komunikasi berstruktur terhadap variabel

kinerja melalui variabel kepuasan kerja

dapat ditampilkan pada tabel berikut ini.

Tabel 5. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Gaya Kepemimpinan (X1), Kerjasama Tim (X2), Gaya Komunikasi (X3) dan Kepuasan Kerja (Y) Terhadap Kinerja (Z)

Koef.

Jalur

Pengaruh

R2YXk

Lang-

sung

Tidak Lang-

sung Total

X1 - 0,136 - 0,136 0,266 0,130

X2 0,341 0,341 0,348 0,689

X3 0,151 0,151 0,121 0,272

Y 0,282 0,282 - -

ℇ1 0,333 0,3332 =

0,111

0,111

ℇ2 0,333 0,3332 =

0,111

0,111 1,313

Sumber : Data Primer, 2012 (diolah)

Berdasarkan Tabel 5 dapat dijelaskan

bahwa pengaruh langsung gaya

kepemimpinan demokrasi terhadap

kepuasan kerja sebesar - 0,136, sedangkan

pengaruh tidak langsung terhadap kinerja

melalui kepuasan kerja sebesar 0,266,

pengaruh langsung kerjasama tim terhadap

kepuasan kerja sebesar 0,341 sedangkan

pengaruh tidak langsung terhadap kinerja

melalui kepuasan kerja sebesar 0,348,

pengaruh langsung gaya komunikasi

berstruktur terhadap kepuasan kerja

sebesar 0,151 sedangkan pengaruh tidak

langsung terhadap kinerja melalui

kepuasan kerja sebesar 0,121, sedangkan

pengaruh langsung kepuasan kerja

terhadap kinerja adalah sebesar 0,282. Hal

ini mengindikasikan bahwa pengaruh

langsung dan tidak langsung terbesar

dalam penelitian ini adalah pengaruh

kerjasama tim terhadap kinerja dengan

nilai sebesar 0,341 (langsung) dan 0,348

(tidak langsung).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dalam penelitian ini digunakan lima

variabel, yaitu kinerja, kepuasan kerja,

gaya kepemimpiinan, kerjasama tim dan

gaya komunikasi. Berdasarkan hasil

pengedaran kuesioner dan olah data maka

diperoleh hasil penelitian bahwa gaya

kepemimpinan pada Sekretariat Daerah

Kota Sabang adalah gaya kepemimpinan

demokrasi, sedangkan untuk gaya

komunikasi adalah gaya komunikasi

berstruktur.

Penelitian ini mengembangkan 6

Hipotesis yang telah dibuktikan dengan

data yang diperoleh. Hasil yang diperoleh

dari penelitian yang telah dilakukan maka

dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

Page 16: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmm/images/Jurnal/2012/2...Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3 - Volume 1, No. 2, November

Jurnal Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No.1, November 2012 - 16

(H1) Terdapat pengaruh antara variabel

gaya kepemimpinan demokrasi, kerjasama

tim, dan gaya komunikasi berstruktur

secara simultan terhadap variabel kinerja

melalui variabel kepuasan kerja pegawai.

(H2) Terdapat pengaruh antara variabel

gaya kepemimpinan demokrasi, kerjasama

tim, dan gaya komunikasi berstruktur

secara simultan terhadap variabel kepuasan

kerja pegawai. (H3) Terdapat pengaruh

antara gaya kepemimpinan demokrasi

secara parsial terhadap kepuasan kerja

pegawai. (H4) Terdapat pengaruh antara

kerjasama tim secara parsial terhadap

kepuasan kerja pegawai. (H5) Tidak

terdapat pengaruh antara gaya komunikasi

berstruktur secara parsial terhadap

kepuasan kerja pegawai sehingga Ha

ditolak dan H0 diterima. (H6) Terdapat

pengaruh antara kepuasan kerja secara

parsial terhadap kinerja pegawai.

Saran

Berdasarkan temuan penelitian ini,

penulis mengajukan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada Sekretariat

Daerah Kota Sabang agar dapat

menerapkan gaya kepemimpinan yang

sesuai dengan yang diharapkan oleh

para pegawai, karena gaya

kepemimpinan demokrasi yang

diterapkan sekarang belum mampu

meningkatkan kinerja pegawai.

2. Diharapkan juga Sekretariat Daerah

Kota Sabang dapat memperkuat

kerjasama tim antara pimpinan dan

bawahan, dan juga antara sesama

pegawai guna menghasilkan kinerja

yang lebih baik.

3. Sekretariat Daerah Kota Sabang harus

menguasai gaya komunikasi

berstruktur karena gaya komunikasi

ini ditemui sebagai gaya komunikasi

yang paling sesuai digunakan untuk

meningkatkan kinerja pegawai.

4. Untuk menunjang peningkatan kinerja

pegawai yang lebih baik, maka adalah

penting untuk memberikan kepuasan

kerja kepada pegawai. Kepuasan kerja

dapat diperoleh jika pimpinan

menerapkan gaya kepemimpinan yang

sesuai dengan para pegawai.

Kepuasan kerja juga dapat tercipta

jika setiap anggota organisasi

memiliki kerja sama tim yang baik

dan menguasai gaya komunikasi yang

sesuai untuk diterapkan dalam

organisasi.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Astuti, D.A., 2006. Penciptaan Sistem

Penilaian Kinerja yang Efektif dengan

Assessement Centre. Jurnal Manajemen,

Vol. 6, No. 1. Hal: 23-34.

Boon, Y. B dan Ghazali, A., 2011. Gaya

Komunikasi Guru Besar Dan

Hubungannya Dengan Kepuasan

Bekerja Guru Di Tiga Buah Sekolah

Rendah Daerah Johor Bahru. Johor.

Brahmasari, I. A. dan Suprayetno, A., 2008.

Pengaruh Motivasi Kerja,

Kepemimpinan dan Budaya Organisasi

Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

serta Dampaknya pada Kinerja

Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei

Hai International Wiratama Indonesia).

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,

Vol.10, No. 2. Hal: 124-135.

Page 17: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmm/images/Jurnal/2012/2...Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3 - Volume 1, No. 2, November

Jurnal Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

17 - Volume 1, No. 2, November 2012

Budi, 2010. Analisis Jalur (Path Analisis).

Daft, R. L., 2003. Manajemen. Jakarta:

Erlangga.

Davis, K dan Newstrom, J. W., 2001. Perilaku

dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Dessler, G., 2009. Manajemen Sumber Daya

Manusia. Jakarta: Index.

Elizabeth, A dan Aulia, G. M., 2010. Gaya

Kepemimpinan Dalam Organisasi.

Universitas Indonesia. Jakarta.

Guffey, M.E; Rhodes, K dan Rogin, P., 2005.

Business Communication. Fourth

Canadian Edition. Canada: Thomson

Nelson.

Hidayat, T dan Istiadah, N., 2011. Panduan

Lengkap Menguasai SPSS 19, untuk

Mengolah Data Statistik Penelitian.

Jakarta: Mediakita.

Hastuti, S dan Wijayanti, L., 2009. Kinerja

Manajerial: Hasil Kerjasama Tim dan

Perbaikan Berkesinambungan. Jurnal

Riset Ekonomi dan Bisnis, Vol. 9, No. 1.

Hal: 10-18.

Kuspriatni, L., 2011. Kepemimpinan

Pendekatan dari Ciri Khas, Perilaku

dan Sifat.

Madlock, P.E., 2008. The Link Between

Leadership Style, Communicator

Competence, and Employee Satisfaction.

Journal of Business Communication.

Vol. 45, No. 1. Hal: 61-78.

Malhotra, N. K., 2005. Marketing Research.

New Jersey: Prentice Hall.

Mujtahid, 2010. Mengenal Gaya Komunikasi

Efektif.

Nachrowi, D dan Usman, H., 2005.

Penggunaan Teknik Ekonometri:

Pendekatan Populer dan Praktis

Dilengkapi Teknik Analisis dan

Pengolahan Data Dengan

Menggunakan Paket SPSS. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Parlinda, V. dan Wahyudi, M., 2010. Pengaruh

Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan,

dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan pada Perusahaan Daerah Air

Minum Kota Surakarta. Jurnal Daya

Saing, Vol. 4, No. 2. Hal : 86-101.

Parwanto dan Wahyuddin, 2002. Pengaruh

Faktor-Faktor Kepuasan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Pusat Pendidikan

Komputer Akuntansi IMKA di

Surakarta. Jurnal Daya Saing, Vol. 3,

No. 2. Hal: 95-103.

Rahmah, M., 2012. Indikator Kepuasan Kerja.

Riyadi, S., 2011. Pengaruh Kompensasi

Finansial, Gaya Kepemimpinan dan

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan pada Perusahaan Manufaktur

di Jawa Timur. Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan, Vol. 13, No. 1. Hal: 40-

45.

Ruvendi, R., 2005. Imbalan dan Gaya

Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan di Balai

Besar Industri Hasil Pertanian Bogor.

Jurnal Ilmiah Binaniaga, Vol. 1, No. 1.

Hal: 17-26.

Robbins, S. P. dan Judge, T. A., 2008. Perilaku

Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Santoso, P. dan Ashari, 2005. Analisis Statistik

Dengan Microsoft Excel dan SPSS.

Yogyakarta: ANDI.

Sanusi, A., 2011. Metodologi Penelitian Bisnis.

Jakarta: Salemba Empat.

Sarwono, J., 2007. Analisis Jalur untuk Riset

Bisnis dengan SPSS. Yogyakarta: ANDI.

Sekaran, U., 2006. Metodologi Penelitian

Untuk Bisnis. Salemba Empat.

Sethi, D dan Seth, M., 2009. Interpersonal

Communicatin: Lifeblood of an

Organization. The IUP Journal of Soft

Skills, Vol. 3, No. 3 dan 4. Hal: 32-40.

Subiyanto, I., 2000. Metodologi Penelitian.

Yogyakarta: Unit Penerbit dan

Percetakan (UPP), Akademi Manajemen

Perusahaan YKPN.

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian

Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sukawa, I., 2000. Hubungan Antara Uji t dan

Uji F dalam Pengujian Nilai tengah.

Jurnal Informatika Pertanian, Vol. 9,

No. 1. Hal: 554-560.

Tarricone, P. dan Luca, J., 2002. Successful

Teamwork: A Case Study. Herdsa, 640-

646. Australia: Cowan University, Pert.

Tubbs, S. dan Moss, S., 2000. Human

Communication, prinsip- prinsip dasar.

Bandung: Remadja Rosdakarja.

Widiastuti, 2011. Makalah Kerjasama Tim dan

Partisipasi dalam Meningkatkan

Kinerja Karyawan.

Yun, S; Cox, J; Sims, H.P dan Salam, S., 2007.

Leadership and Teamwork: The Effects

of Leadership and Job Satisfaction on

Team Citizenship. International Journal

of Leadership Studies, Vol. 2, No. 3.

Hal: 171-193.