pengaruh pressure, opportunity, dan rationalization...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PRESSURE, OPPORTUNITY, DAN RATIONALIZATION
TERHADAP NIAT MELAKUKAN FRAUD DENGAN LAW
ENFORCEMENT SEBAGAI VARIABEL MODERATING: SURVEI
PADA PROFESI AKUNTAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Farhani Fajria Safitri
11150820000057
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441H/2019
i
PENGARUH PRESSURE, OPPORTUNITY, DAN RATIONALIZATION
TERHADAP NIAT MELAKUKAN FRAUD DENGAN LAW
ENFORCEMENT SEBAGAI VARIABEL MODERATING: SURVEI
PADA PROFESI AKUNTAN
SKRIPSI
Diajukan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Farhani Fajria Safitri
11150820000057
Dibawah bimbingan
Pembimbing I
Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP
NIP: 197306152005011009
Pembimbing II
Wilda Farah, M.Si., Ak., CPA., CA., BKP
NIP: 198303262009122005
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2019
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin, 06 Mei 2019 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:
Nama : Farhani Fajria Safitri
NIM : 11150820000057
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi :Pengaruh Pressure, Opportunity dan Rationalization Terhadap Niat
Melakukan Fraud Dengan Law Enforcement Sebagai Variabel
Moderating: Survei Pada Profesi Akuntan
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan
selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa di atas dinyatakan
LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 06 Mei 2019
1. Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., Ak., CPA., CA.
NIP. 196205021993031003 (……………………………)
Penguji I
2. Yusro Rahma, SE., M.Si.
NIP. 198005062008012016 (……………………………)
Penguji II
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Farhani Fajria Safitri
No. Induk Mahasiswa : 11150820000057
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya oranglain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin
pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu mempertanggungjawabkan atas karya ini
Jika dikemudian hari ada tntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian dan
dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar
aturan di atas, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 22 Oktober 2019
Farhani Fajria Safitri
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 22 Oktober 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa/i:
Nama : Farhani Fajria Safitri
No. Induk Mahasiswa : 11150820000057
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Pressure, Opportunity, dan Rationalization Terhadap
Niat Melakukan Fraud Dengan Law Enforcement Sebagai
Variabel Moderating: Survei Pada Profesi Akuntan
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan
selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa/i tersebut dinyatakan LULUS
dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Oktober 2019
1. Fitri Damayanti, SE., M.Si
NIP: 19810731 200604 2 003 (...................................)
Ketua
2. Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA.,
BKP., CRMP. (...................................)
NIP: 19730615 200501 1 009 Sekretaris
3. Rahmawati, SE., MM (...................................)
NIP: 19770814 200604 2 003 Penguji Ahli
4. Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA.,
BKP., CRMP. (...................................)
NIP: 19730615 200501 1 009 Pembimbing I
5. Wilda Farah, M.Si., Ak., CPA., CA., BKP
NIP: 19830326 200912 2 005 (……………………...)
Pembimbing II
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
1. Nama : Farhani Fajria Safitri
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Februari 1997
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jl. Mampang Prapatan III RT 004/06, Jakarta Selatan
5. Telepon : 081316788627
6. E-mail : [email protected]
PENDIDIKAN
1. SDN Mampang Prapatan 02 Pagi 2002 - 2008
2. SMP Negeri 41 Jakarta 2008 - 2011
3. SMA Negeri 55 Jakarta 2011 - 2014
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015 - 2019
PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Kursus Bahasa Inggris Intensive English Course (IEC) 2004 - 2008
2. Bimbingan Belajar Nurul Fikri 2013 - 2015
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Himpunan Pecinta Fotografi (HIPFO) SMAN 55 2012 - 2013
2. Anggota Departemen HumasDatim HMJ Akuntansi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015 - 2016
3. Wakil Bendahara Umum HMJ Akuntansi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016 - 2017
LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Heriyanto, A.md
2. Ibu : Evi Husnah Rafiah
3. Anak ke : 1 dari 2 bersaudara
vi
THE EFECT OF PRESSURE, OPPORTUNITY, AND
RATIONALIZATION ON THE INTENTION TO DO FRAUD
WITH LAW ENFORCEMENT AS MODERATING
VARIABLES: SURVEYING IN ACCOUNTANT
PROFESSIONS
ABSTRACT
The purpose of this study is to test hypotheses and produce empirical
evidence about the influence of pressure, opportunity, and rationalization on the
intention to commit fraud with law enforcement as a moderating variable. This
study used a sample of 119 respondents. The respondents in this study were the
accountant profession, except educator accountants throughout Indonesia. Data
were analyzed using multiple linear regression analysis methods and Moderate
Regression Analyze (MRA) with the help of SPSS 24 program.
The results of this study indicate that there is a significant influence on the
effect of pressure, and partial rationalization on the intention to commit fraud and
simultaneously have a significant effect simultaneously on the influence of pressure,
opportunity, and rationalization on the intention to commit fraud. However, the law
enforcement variable cannot moderate the effect of pressure, opportunity, and
rationalization on the intention to commit fraud.
Keyword: Pressure, Opportunity, Rationalization, Intention to commit fraud,
Law enforcement.
vii
PENGARUH PRESSURE, OPPORTUNITY, DAN
RATIONALIZATION TERHADAP NIAT MELAKUKAN
FRAUD DENGAN LAW ENFORCEMENT SEBAGAI
VARIABEL MODERATING: SURVEI PADA PROFESI
AKUNTAN
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis dan menghasilkan
bukti empiris mengenai pengaruh pressure, opportunity, dan rationalization
terhadap niat melakukan fraud dengan law enforcement sebagai variabel
moderating. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 119 responden.
Responden dalam penelitian ini adalah profesi akuntan, kecuali akuntan pendidik
di seluruh Indonesia. Data dianalisis menggunakan metode analisis regresi linier
berganda dan Moderate Regression Analyze (MRA) dengan bantuan program SPSS
24.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
dalam pengaruh pressure, dan rationalization secara parsial terhadap niat
melakukan fraud serta berpengaruh signifikan secara simultan antara pengaruh
pressure, opportunity, dan rationalization terhadap niat melakukan fraud. Tetapi,
untuk variabel law enforcement tidak dapat memoderasi pengaruh pressure,
opportunity, dan rationalization terhadap niat melakukan fraud.
Kata kunci: Pressure, Opportunity, Rationalization, Niat Melakukan Fraud,
Law enforcement.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuhu.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan
judul “Pengaruh Pressure, Opportunity, dan Rationalization Terhadap Niat
Melakukan Fraud Dengan Law Enforcement Sebagai Variabel Moderating:
Survei Pada Profesi Akuntan”. Tak lupa juga shalawat dan salam kita curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan
hingga ke zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
Penyusunan proposal skripsi ini sebagai ditujukan untuk memenuhi tugas
Metodologi Penelitian dan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam menyelesaikan
proposal skripsi ini, penulis menyadari adanya banyak pihak yang turut serta
membantu dalam proses penyelesaian ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih atas doa,bantuan,dukungan,bimbingan baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada :
1. Orangtua, yang telah memberikan semangat dan doa kepada penulis
sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.
2. Adik perempuanku, Nazira Azza yang selalu memberikan semangat dan
hiburan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Keluarga besar penulis (Ibu,Tante,Sepupu) yang memberikan semangat,
dukungan, dan doa terlebih memberikan fasilitas guna menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE.Ak., MSi., CA., QIA., BKP., CRMP. selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
6. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE.Ak., MSi., CA., QIA., BKP., CRMP selaku
dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk selalu
memberikan saran, referensi, motivasi, nasehat, dan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Ibu Wilda Farah, SE., M.Si., Ak., CPA.,CA., BKP selaku dosen
pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk selalu memberikan
saran, motivasi, semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-temanku (Umayah, Siska, Lidya, Fiqih, Bagas Yogi, Bening, dan
Fatih) yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
10. Andara Utami, Thoyibah Nur Fitri dan Cika Dewi Aninda selaku senior
penulis yang selalu memberikan dukungan dan referensi kepada penulis
agar penulis dapat segera menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat SMA ku (Adilla, Rofiqoh, Hana, Eci) yang selalu memberikan
dukungan kepada penulis agar segera meyelesaikan skripsi ini.
12. Seluruh teman-teman Akuntansi 2015 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
selalu memberi dukungan, doa, dan saran kepada penulis.
Penulis menyadari pembuatan skripsi ini masih belum sempurna
dikarenakan masih adanya keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
sangat dibutuhkan untuk penulis.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuhu.
Jakarta, 22 Oktober 2019
Farhani Fajria Safitri
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................. v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 12
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 13
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 14
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 15
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 15
BAB II .................................................................................................................... 17
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 17
A. Tinjauan Teori ............................................................................................. 17
1. Fraud Theory .......................................................................................... 17
2. Theory of Reasoned Action ..................................................................... 22
3. Theory of Planned Behavior ................................................................... 24
xi
B. Tinjauan Literatur........................................................................................ 29
1. Pressure (Tekanan) ................................................................................ 29
2. Opportunity (Peluang) ............................................................................ 30
3. Rationalization (Rasionalisasi) ............................................................... 31
4. Niat Melakukan Fraud ........................................................................... 32
5. Law Enforcement .................................................................................... 33
C. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 37
D. Pengembangan Hipotesis ............................................................................ 41
E. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 48
BAB III .................................................................................................................. 49
METODE PENELITIAN ....................................................................................... 49
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 49
B. Metode Penentuan Sampel .......................................................................... 49
C. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 51
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian........................................................... 52
E. Metode Analisis Data .................................................................................. 59
BAB IV .................................................................................................................. 68
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 68
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................ 68
1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 68
2. Deskripsi Profil Responden .................................................................... 69
B. Hasil dan Pembahasan................................................................................. 76
1. Hasil Statistik Deskriptif ........................................................................ 76
2. Hasil Uji Kualitas Data ........................................................................... 78
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 83
4. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 87
5. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ..................................................... 91
6. Pembahasan ............................................................................................ 92
xii
BAB V .................................................................................................................. 105
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 105
A. Kesimpulan ............................................................................................... 105
B. Implikasi .................................................................................................... 106
C. Keterbatasan .............................................................................................. 109
D. Saran .......................................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 111
LAMPIRAN ......................................................................................................... 115
xiii
DAFTAR TABEL
2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu …………………………….………... 37
3.1 Operasional Variabel Penelitian …………………………………….… 54
4.1 Data Sampel Penelitian …………………………………………………69
4.2 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasrkan Jenis Kelamin …………… 70
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasrkan Usia ….………………….. 71
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir …….72
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Masa Kerja ……….73
4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Profesi Akuntan ……….. 74
4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lokasi Pengisian ……… 75
4.8 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan …..…………….. 76
4.9 Hasil Uji Statistik Deskriptif …………………………..……………... 77
4.10 Hasil Uji Validitas Pressure (Tekanan) …………………………….. 79
4.11 Hasil Uji Validitas Opportunity (Peluang) …………………………... 79
4.12 Hasil Uji Validitas Rationalization (Sikap Rasionalisasi) …………… 80
4.13 Hasil Uji Validitas Niat Melakukan Fraud …………………………... 81
4.14 Hasil Uji Validitas Law Enforcement ………………………………... 81
4.15 Hasil Uji Reliabilitas …………………………. ……………………... 82
4.16 Hasil Uji Multikolonieritas …………………………………... ………84
4.17 Hasil Uji Normalitas …………………………………………. ……... 85
4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi ……………………………... ………88
4.19 Hasil Uji Statistik F …………………………………………... ………89
xiv
4.20 Hasil Uji Statistik t …………………………………………… ……... 90
4.21 Hasil Uji MRA ……………………………………………….. ………91
xv
DAFTAR GAMBAR
1.1 Frekuensi fraud berdasarkan kategori …………………………… 5
1.2 Fraud yang paling banyak di Indonesia ………………………… 6
1.3 Latar belakang pelaku fraud ……………………………………. 8
1.4 Hukuman terhadap pelaku fraud ………………………………… 9
2.1 Fraud Triangle ………………………………………………….. 17
2.2 Theory of Reasoned Action …………………………………… 22
2.3 Theory of Planned Behaviour ………………………………… 25
2.4 Skema Kerangka Pemikiran …………………………………. 48
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ……… 86
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ………….. 86
4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Scatterplot ………………………. 87
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Surat Keterangan …………………………………………………. 116
Lampiran II Kuisioner ………………………………………………………… 121
Lampiran III Identitas dan Jawaban Responden ……………………………… 130
Lampiran IV Hasil Uji ………………………………………………………... 159
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecurangan merupakan suatu hal yang sejak dahulu hingga saat ini masih
menjadi pembicaraan yang sangat penting, karena memiliki dampak yang
sangat berpengaruh terhadap lingkungan di sekitarnya. Kecurangan itu sendiri
banyak didominasi karena semakin berkembangnya sistem, teknologi dan
lainnya yang menyebabkan semakin meningkatnya volume individu untuk
melakukan fraud tersebut dan semakin berkembangnya tindakan fraud yang
semakin beraneka ragam (Mackevičius & Giriūnas, 2013). Istilah fraud itu
sendiri didefinisikan sebagai tindakan apapun yang bersifat ilegal yang
dicirikan seperti hal-hal yang bersifat penipuan, penyalahgunaan,
penyembunyian, serta suatu tindakan yang melanggar kepercayaan
(Association of Certified Fraud Examiners, 2014). Kecurangan itu sendiri bisa
dilakukan oleh individu ataupun kelompok untuk mendapatkan suatu
keuntungan yang berupa uang, fasilitas maupun bentuk lainnya dan juga
kecurangan ini dapat dijadikan suatu alat untuk menutupi dan juga
mengamankan aset pribadi miliknya.
Selain itu, menurut American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA) dalam (Kingsley, 2015) kecurangan merupakan suatu bentuk
tindakan baik yang disengaja maupun tidak disengaja yang didasari oleh
adanya kecerdikan dari individu itu sendiri yang berorientasi untuk
mendapatkan keuntungan dengan tindakan yang salah dan juga tanpa
2
mementingkan pihak lain dan lingkungan disekitarnya. Kecurangan itu sendiri
tidak dapat digeneralisir secara umum karena tindakan ini merupakan suatu
bentuk yang bisa dilakukan tanpa adanya unsur ketidaksengajaan. Tindakan
fraud itu sendiri semakin dikenal karena munculnya faktor-faktor yang
mengakibatkan individu melakukan kecurangan tersebut yang dibuat dalam
bentuk diagram segitiga kecurangan atau yang biasa dikenal dengan Triangle
of Fraud yang terdiri dari Pressure, Opportunity dan Rationalization. Tiga
indikator tersebut memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap fraud,
Pertama dikarenakan adanya tekanan, baik dari pihak internal maupun
eksternal. Tekanan itu tidak dapat diamati tetapi dapat dirasakan. Tekanan yang
besar itu yang akan membuat seseorang tersebut akan dengan mudah
melakukan kecurangan, dan tekanan yang banyak dialami itu biasanya datang
dari pihak yang sangat dekat dari individu tersebut, yaitu keluarga. Selain dari
pihak internal, tekanan itu juga terjadi karena faktor eksternal yang
mengakibatkan individu tersebut melakukan fraud untuk mencapai suatu target
dengan cara yang salah (Hasnan, Rahman, & Mahenthiran, 2008). Indikator
selanjutnya individu melakukan fraud yaitu karena adanya peluang. Peluang
untuk melakukan fraud terjadi karena lemahnya atau bahkan tidak adanya
pengawasan ataupun pengendalian dari pihak internal yang membuat individu
tersebut bisa melakukan kecurangan.
Menurut beberapa ahli (Albrecht et al., 2010; Murdock, 2008; Lister,
2007; Kassem et al., 2012; Manurung & Hadian, 2013; Dellaportas, 2013)
dalam Said, Alam, Ramli, & Rafidi (2017) peluang merupakan salah satu
3
indikator yang signifikan untuk seseorang melakukan tindakan fraud. Dengan
adanya peluang tersebut maka dengan mudah niat untuk melakukan
kecurangan dapat dilakukan.
Contoh lain di lingkungan pemerintah, berdasarkan siaran pers dari
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Desember 2018, semakin
banyaknya kasus fraud yang salah satunya adalah kasus korupsi yang
dilakukan oleh BUMN yang salah satunya adalah kasus pembangunan proyek
infrastruktur pemerintah untuk pembangunan jalan tol di wilayah Sumatera
sampai Papua yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya dan ternyata uangnya
disalahgunakan untuk kepentingan kelompok dengan cara membuat proyek
fiktif yang ternyata berdampak pada kerugian negara sekitar 186 milyar rupiah.
Atas kasus korupsi tersebut, Kementerian BUMN menyatakan bahwa
pengawasan yang dilakukan belum optimal, padahal pihak kementerian itu
sendiri sudah berupaya untuk mengawasi operasional perusahaan terutama di
BUMN itu sendiri dengan mekanisme yang cukup ketat dan setiap proyek yang
telah selesai dilakukan agar diaudit oleh BPK untuk menghindari adanya kasus
fraud yang sering terjadi, dan karena masih belum optimalnya pengawasan
yang dilakukan tersebut dapat memicu peluang seseorang untuk melakukan
tindakan fraud tersebut, salah satunya adalah korupsi.
https://www.kpk.go.id/id/berita/siaran-pers/711-proyek-fiktif-kpk-tetapkan-2-
pejabat-pt-wk-sebagai-tersangka (diakses pada Selasa, 12 Februari 2019).
Ketiga, sikap rasionalisasi menjadi faktor utama yang sangat
berpengaruh terhadap tindakan kecurangan, misal korupsi, penipuan dan
4
lainnya (Kula et al., 2011) karena rasionalisasi ini dapat didefinisikan sebagai
suatu sikap untuk melakukan pembenaran terhadap suatu sikap dengan alasan
untuk kebaikan suatu organisasi ataupun perusahaan tersebut (Cromwell &
Thurman, 2003).
Association of Certified Fraud Examiners (2014) juga menjelaskan
dalam artikelnya bahwa kecurangan tersebut dibagi kedalam tiga bentuk
kecurangan yang biasa dikenal dengan istilah “fraud tree” diantaranya adalah
korupsi, penyalahgunaan aset, dan kecurangan pada laporan keuangan.
Beberapa jenis kecurangan tersebut yang paling dikenal dan marak saat ini
adalah korupsi yang merupakan suatu perilaku yang didasari etika, moral,
hukum, dan kebijakan. Definisi korupsi itu sendiri tidak dijelaskan secara
nyata, karena pada dasarnya korupsi tersebut merupakan suatu tindakan yang
bersifat multidimensional yang mengakibatkan tidak adanya definisi yang pasti
terkait korupsi tersebut. Korupsi tersebut merupakan suatu tindakan
penyalahgunaan kekuasaan/jabatan yang orientasinya untuk kepentingan
individu itu sendiri, tetapi memiliki dampak yang sangat besar bagi lingkungan
sekitar (Klein, 2009) dalam (Skalak, et al., 2006). Korupsi juga merupakan
salah satu penghambat terbesar pembangunan ekonomi suatu negara, karena
praktik-praktik korupsi tersebut dapat dilakukan dengan banyak cara seperti
penipuan, pemerasan, adanya konflik kepentingan, gratifikasi, penyalahgunaan
aset, money politic, penyalahgunaan kekuasaan dan lainnya (Onakuse, 2004;
Habtermicheal, 2009; Dada, 2014) dalam (Kingsley, 2015).
5
Selain korupsi, jenis fraud yang paling sering dilakukan di Indonesia
adalah penyalahgunaan asset (asset misappropriation) yang berdasarkan data
ACFE menduduki peringkat pertama yang memiliki frekuensi sekitar lebih dari
85% diantara jenis kecurangan lainnya.
Sumber: Association of Certified Faud Examiners (2016)
Gambar 1.1
Frekuensi fraud berdasarkan kategori
Kategori kecurangan lainnya adalah kecurangan terhadap laporan
keuangan, yang merupakan tindakan kelalaian yang disengaja yang dilakukan
suatu individu dalam menyajikan laporan keuangan yang bersifat material yang
sangat berdampak pada hasil penyajian laporan keuangan sehingga meyajikan
secara tidak wajar.
Berdasarkan kategori kecurangan dan data yang disajikan oleh ACFE di
tahun 2014, kasus fraud yang paling banyak dilakukan adalah penyalahgunaan
asset, korupsi, kemudian kesalahan laporan keuangan. Tetapi, di Indonesia
menurut survei yang dilakukan oleh ACFE Indonesia kasus fraud yang lebih
seing dilakukan adalah korupsi. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas
6
sedikit terkait kecurangan yang sedang marak terjadi salah satunya adalah
kasus korupsi dan kesalahan atas laporan keuangan.
Korupsi bahkan sudah menjadi kasus yang mendunia, tidak dapat
dipungkiri hampir disetiap negara kasus korupsi ini terjadi dan menyebabkan
lambatnya pembangunan ekonomi di negara tersebut. Kasus korupsi
khususnya di Indonesia ini nyatanya sudah menjadi suatu hal yang tidak asing,
dan bisa dianggap wajar bagi orang-orang yang melakukannya.
Sumber: Survei ACFE Indonesia (2016)
Gambar 1.2
Fraud yang paling banyak di Indonesia
Korupsi dapat dilakukan oleh siapa saja, mulai dari kalangan bawah
hingga kalangan atas seperti pejabat pemerintah. Bukti nyatanya yang dapat
kita lihat yaitu semakin maraknya kasus-kasus korupsi terutama di lingkungan
pemerintahan, mulai dari pejabat di daerah hingga pemerintah pusat. Kita
berpikir bahwa korupsi tersebut tidak mungkin dilakukan oleh orang yang
berpendidikan seperti pejabat pemerintah, tetapi nyatanya yang terjadi di
Indonesia saat ini justru di kalangan pejabat pemerintah yang melakukan
korupsi tersebut bahkan hingga merugikan Negara. Seperti contohnya kasus
7
korupsi e-KTP yang menjadi sorotan banyak pihak dan pastinya sangat
merugikan negara dengan jumlah yang sangat besar. Kasus lainnya yang
menyita perhatian publik yaitu terbuktinya adanya korupsi di lingkungan
Kementerian yang didasari niat untuk mendapatkan opini wajar tanpa
pengecualian pada laporan keuangan yang mengakibatkan adanya suap yang
dilakukan pihak kementerian kepada auditor BPK yang notabanenya adalah
suatu lembaga pemerintah yang memiliki peranan penting dalam keuangan
negara. Adapun kasus lain yang masih berada di lingkungan pemerintahan
yaitu korupsi yang dilakukan oleh Kementerian PUPR terkait proyek air
minum yang merugikan negara milyaran rupiah.
Dengan semakin maraknya kasus-kasus fraud di Indonesia, salah satu
upaya yang dapat membatasi dan mengatasi tindakan tersebut adalah dengan
adanya aparat penegak hukum (law enforcement) yang berfungsi untuk
merealisasikannya dengan produk hukum sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku (Raharjo, 2004). Penegakan hukum (law enforcement) itu sendiri
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau tindakan hukum yang dilakukan
untuk mengatasi segala bentuk pelanggaran ataupun penyimpangan yang
dilakukan oleh subjek hukum, baik melalui peradilan, arbitrase ataupun
penyelesaian sengketa lainnya. Definisi lainnya dari penegakan hukum itu juga
adalah suatu kegiatan yang didasarkan atas kaidah normatif yang berfungsi
untuk mengatur dan mengikat subjek hukum agar selalu mentaati segala
aturan-aturan yang sudah dibuat dan dijalankan sebagaimana mestinya. Upaya
8
penegakan hukum ini dilakukan disemua aspek seperti, ekonomi, politik,
sosial, dan budaya.
Tetapi, nyatanya ditemukan adanya gap (kesenjangan) dari definisi
terkait dengan praktik yang dilakukan. Definisi dengan praktik yang terjadi
sangat tidak sesuai karena definisi penegakan hukum yang sesunguuhnya dan
dalam upaya penegakan hukum di Indonesia untuk mengatasi tindak pidana
kecurangan. Seperti yang dapat kita lihat semakin maraknya kasus fraud yang
terjadi, tetapi tidak ada perubahan besar yang terjadi dari aspek penegakan
hukumnya seperti survei yang dilakukan oleh ACFE Indonesia pada tahun
2016 dapat dikatakan penegakan hukum yang masih kurang optimal, karena
masih banyak para pelaku fraud yang tidak menerima hukuman yang setimpal
dengan apa yang telah dilakukannya yang menyebabkan pelaku fraud tidak
merasa jera atas tindakannya tersebut.
Sumber: Survei ACFE Indonesia (2016)
Gambar 1.3
Latar Belakang Pelaku Fraud
9
Sumber: Survei ACFE Indonesia tahun (2016)
Gambar 1.4
Hukuman Terhadap Pelaku Fraud
Penegakan hukum di Indonesia sendiri mengenai tindakan fraud tersebut
tidak semuanya diatur dalam Undang-Undang secara utuh, hukuman tersebut
dijelaskan dalam beberapa Undang-Undang dan KUHP tersendiri berdasarkan
kasus kecurangan apa yang dilakukan. Misal, dalam Undang-Undang Tindak
Pidana Korupsi (TIPIKOR) seseorang yang terbukti melakukan korupsi harus
dijatuhkan hukuman sesuai dengan yang tercantum dalam UU No 31 Tahun
1999 yang telah dirubah menjadi UU No 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana
Korupsi. Hukuman atas kasus kesalahan terkait laporan keuangan biasanya
diberikan sanksi administratif sesuai kebijakan instansi/perusahaan, tetapi
dalam UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara juga sedikit dijelaskan
terkait sanksi apa yang diberikan atas kesalahan atas penyusunan laporan
keuangan di sektor pemerintahan. Untuk kasus pnyalahgunaan asset itu sendiri
ada beberapa yang termasuk dalam UU TIPIKOR dan selain itu juga dijelaskan
dalam KUHP Pasal 372-378. Selain kasus kecurangan yang dilakukan oleh
pejabat tinggi lainnya, peran profesi akuntan juga sangat berpengaruh terlebih
dengan makin maraknya kasus kecurangan seperti korupsi, suap,
10
penyalahgunaan asset dan tindakan kecurangan lainnya yang melibatkan
profesi akuntan maupun seseorang yang berada di lingkungan terkait dengan
dunia akuntansi dan keuangan.
Dalam penelitian yang berjudul “Can The Fraud Triangle Predict
Accounting Fraud? Evidence: From Japan” Mashumi Nakashima (2017) yang
menguji bahwa pressure, opportunity, dan rationalization sebagai variabel
independen dan fraud sebagai variabel dependen. Hasil penelitian tersebut
membuktikan bahwa, pressure, opportunity, dan rationalization memiliki
pengaruh yang signifikan dalam memprediksi kecurangan terutama di dunia
Akuntansi. Pressure, opportunity, dan rationalization tersebut diukur dengan
menggunakan proxy pada masing-masing variabelnya, dan rata-rata
membuktikan bahwa ketiga nya tersebut memiliki pengaruh yang signifikan
dalam memprediksi adanya fraud (Nakashima, 2017).
Berdasarkan kesimpulan atas penjelasan di atas, peneliti termotivasi
untuk melakukan penelitian ini karena sebagian besar peneliti sebelumnya
hanya membahas mengenai pengaruh pressure, oppportunity, dan
rationalization dan hanya mendeteksi bagaimana pengaruh triangle fraud
tersebut dalam mendeteksi adanya kecurangan secara umum, tidak difokuskan
pada salah satu jenis kecurangan yang ada. Pada penelitian sebelumnya juga
tidak dipengaruhi oleh variabel lain yang memoderasi antara triangle fraud
tersebut dengan niat untuk melakukan tindakan korupsi yang menjadi
perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan posisi penelitian yang
11
signifikan itu dikarenakan adanya law enforcement sebagai variabel
moderating yang akan memperkuat atau memperlemah penelitian ini.
Penelitian ini didukung karena semakin maraknya kasus kecurangan
terutama di lingkungan profesi akuntan, oleh karena itu peneliti melakukan
penelitian ini agar dapat mengetahui seberapa besar pengaruh dari pressure,
opportunity, dan rationalization terhadap niat akuntan tersebut untuk
melakukan kecurangan serta bagaimana upaya penegakan hukum dalam
mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu, dikarenakan semakin cepat
pertumbuhan ekonomi di dunia yang mengakibatkan makin banyaknya
kebutuhan yang harus dipenuhi yang dampaknya sangat besar terhadap
perubahan pola kehidupan individu.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian (Nakashima,
2017) yang diterapkan pada objek yang berbeda yaitu profesi akuntan di
Indonesia, serta untuk menguji pengaruh pressure, opportunity, dan
rationalization terhadap niat melakukan fraud dengan law enforcement sebagai
variabel moderating.
Peneliti menggunakan variabel yang sama yaitu pressure, opportunity,
dan rationalization sebagai variabel independen. Selain objek penelitian yang
berbeda, perbedaan lain dalam penelitian ini adalah responden. Pada penelitian
ini bertujuan untuk menguji pengaruh pressure, opportunity, dan
rationalization terhadap niat untuk melakukan kecsurangan dengan law
enforcement sebagai variabel moderating dengan responden yang berbeda.
Pada penelitian (Nakashima, 2017), respondennya adalah individu di
12
lingkungan perusaahan yang berada di Jepang, sedangkan responden pada
penelitian ini adalah seluruh profesi akuntan dan orang-orang yang berada di
lingkungan yang berhubungan dengan dunia akuntansi dan keuangan, kecuali
akuntan pendidik yang berada di Indonesia.
Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini seluruh profesi akuntan,
kecuali akuntan pendidik dapat menjalankan tugas mereka secara profesional
dan selalu mematuhi regulasi hukum yang ada agar terhindar dari faktor-faktor
yang akan mengakibatkan akuntan tersebut memiliki niat untuk melakukan
kecurangan di lingkungannya, sehingga penulis memberikan judul skripsi ini
sebagai “Pengaruh Pressure, Opportunity, Dan Rationalization Terhadap
Niat Melakukan Fraud Dengan Law Enforcement Sebagai Variabel
Moderating: Survei Pada Profesi Akuntan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka identifikasi
masalah yang hendak diteliti pada penelitian ini yaitu terkait permasalahan
yang terjadi pada seluruh profesi akuntan, kecuali akuntan pendidik dalam
mengatasi niat untuk melakukan kecurangan seperti korupsi dan bagaimana
upaya penegakan hukum untuk mengatasi permasalahan tersebut, diantaranya:
1. Adanya akuntan yang melakukan kasus fraud.
2. Adanya pressure yang dirasakan akuntan sehingga berpotensi melakukan
fraud.
3. Adanya opportunity yang dimiliki akuntan tersebut untuk melakukan
fraud.
13
4. Adanya rationalization yang membuat akuntan tersebut tidak merasa
bersalah sudah melakukan fraud.
5. Law enforcement yang kurang optimal.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka pembatasan masalah
yang hendak diteliti dalam penelitian ini diantaranya:
1. Menguji Pressure, Opportunity¸dan Rationalization terhadap niat untuk
melakukan kecurangan dengan Law Enforcement sebagai variabel
moderating.
Dari sekian banyak permasalahan yang dihadapi oleh profesi
akuntan, kecuali akuntan pendidik. Penelitian ini hanya fokus membahas
tentang bagaimana pengaruh Pressure, Opportunity, dan Rationalization
terhadap niat untuk melakukan kecurangan dengan diperkuat/diperlemah
adanya aparat penegak hukum sebagai upaya penegakan hukum untuk
menindaklanjuti kasus kecurangan tersebut. Pressure itu sendiri
merupakan suatu bentuk tekanan yang dirasakan oleh seseorang untuk
mencapai segala sesuatu yang diinginkan dengan cara apapun.
Opportunity yang dijelaskan disini adalah suatu bentuk
peluang/kesempatan yang timbul karena kurangnya pengawasan di
lingkungan tersebut, serta sikap rasionalisasi merupakan suatu tindakan
pembenaran yang dilakukan pelaku kecurangan/korupsi untuk
melindungi dirinya atas tindakan yang sudah dilakukan tersebut.
Penegakan hukum (law enforcement) adalah suatu tindakan hukum yang
14
dilakukan terhadap kasus pelanggaran yang dilakukan oleh subjek
hukum yang nantinya akan ditindak lanjuti oleh pihak yang berwenang.
2. Responden hanya pada profesi akuntan, terkecuali akuntan pendidik di
Indonesia
Dari sekian banyak profesi yang ada, penelitian ini hanya berfokus
pada profesi akuntan saja kecuali akuntan pendidik. Dan penelitian ini
hanya berfokus pada akuntan yang berlokasi di Indonesia, tetapi hanya
didominasi oleh pulau Jawa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka dapat dibuat
rumusan masalah untuk penelitian ini, diantaranya:
1. Apakah Pressure berpengaruh signifikan terhadap niat melakukan fraud
oleh Akuntan?
2. Apakah Opportunity berpengaruh signifikan terhadap niat melakukan
fraud oleh Akuntan?
3. Apakah Rationalization berpengaruh signifikan terhadap niat melakukan
fraud oleh Akuntan?
4. Apakah Pressure, Opportunity, dan Rationalization berpengaruh secara
simultan terhadap niat melakukan fraud oleh Akuntan?
5. Apakah Law Enforcement dapat memoderasi pengaruh Pressure,
Opportunity, dan Rationalization terhadap niat melakukan fraud oleh
Akuntan?
15
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang sudah dibuat, penelitian ini
bertujuan untuk menghasilkan bukti empiris terkait hal sebagai berikut:
1. Pengaruh Pressure terhadap niat melakukan fraud.
2. Pengaruh Opportunity terhadap niat melakukan fraud.
3. Pengaruh Rationalization terhadap niat melakukan fraud.
4. Pengaruh Pressure, Opportunity, dan Rationalization secara simultan
terhadap niat melakukan fraud
5. Pengaruh Law Enforcement dalam memoderasi pengaruh Pressure,
Opportunity, dan Rationalization terhadap niat melakukan fraud.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat, penelitian ini
bertujuan untuk menghasilkan bukti empiris atas hal-hal yang diantaranya:
1. Kontribusi Teoritis
a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, sebagai bahan referensi untuk
menambah pengetahuan yang berkaitan dengan triangle fraud yang
diantaranya Pressure, Opportunity, dan Rationalization serta
mengetahui bagaimana penegakan hukum yang dilakukan untuk
mengatasi kasus kecurangan.
b. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi untuk peneliti
berikutnya yang akan membahas mengenai topik terkait masalah
fraud.
16
c. Penulis, sebagai bahan untuk menambah pengetahuan penulis terkait
pengaruh dari Pressure, Opportunity, dan Rationalization serta
upaya penegakan hukum terhadap kasus kecurangan tersebut.
2. Kontribusi Praktis
a. Bagi Akuntan, sebagai bahan untuk evaluasi dan informasi untuk
mencegah terjadinya fraud di lingkungan akuntan tersebut dan untuk
mengatasi suatu keadaan/permasalahan yang akan terjadi di
lingkungan tersebut yang disebabkan oleh adanya Pressure,
Opportunity, dan Rationalization yang berkaitan dengan niat untuk
melakukan suatu tindakan kecurangan seperti korupsi serta selalu
mentaati regulasi hukum yang ada.
b. Bagi Pemerintah dan Lembaga Penegak Hukum, sebagai informasi,
serta bahan untuk melakukan evaluasi atas tindakan fraud yang
terjadi di Indonesia dan upaya agar diberlakukannya sanksi yang
tegas atas pelaku tindakan fraud tersebut.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Fraud Theory
Adanya teori yang membahas tentang fraud muncul ketika seorang
kriminolog yang bernama Donald R. Cressey melakukan sebuah penelitian
terhadap 200 responden untuk meneliti tentang studinya yang membahas
terkait penipuan yang menurutnya tindakan penipuan tersebut dilakukan
karena adanya faktor-faktor yang membuat seorang individu melakukan
tindakan tersebut. Setelah mendapatkan hasil yang diinginkan, kemudian
Donald R.Cressey menyimpulkan adanya tiga faktor yang ditulis dalam suatu
rangkaian kata, yaitu :
“Trust violators, when they conceive of themselves as having a
financial problem which is nonshareable, and have knowledge or awareness
that this problem can be secretly resolved by violation of the position of
financial trust. Also they are able to apply to their own conduct in that
situation verbalizations which enable them to adjust their conceptions of
themselves as trusted persons with their conceptions of themselves as users
of the entrusted funds or property” (Cressey, 1953:742)
Berdasarkan pernyataan yang dibuat oleh Crassey, ketiga faktor
tersebut dibuat menjadi sebuah segitiga yang terdiri dari pressure pada bagian
atas serta opportunity dan rationalization di bagian bawah segitiga tersebut.
18
Sumber: Cressey (1953)
Gambar 2.1
Fraud Triangle
Setelah adanya fraud triangle tersebut, pada tahun 1953 Crassey
menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Other’s People Money”. Menurut
Rosefield (1988) dalam Okezie (2012) dalam Abdullahi & Mansor (2015)
menjelaskan bahwa adanya karyawan yang melakukan penipuan tersebut
biasanya didasari karena adanya tekanan dari pihak internal yang biasanya
berhubungan dengan keuangan, peluang untuk melakukan kecurangan dan
rasionalisasi.
a. Pressure (Tekanan)
Tekanan merupakan salah satu motivasi yang akan berdampak
kepada individu untuk melakukan perilaku yang tidak etis. Segala
bentuk tekanan yang dirasakan oleh individu pasti akan mengakibatkan
individu tersebut melakukan berbagai tindakan kecurangan. Tekanan
itu sendiri bersifat tidak nyata, karena tekanan itu hanya bisa dirasakan
oleh individu tersebut dan jika individu tersebut sudah memiliki
keyakinan untuk melakukan tindak kecurangan maka bagaimanapun
caranya individu tersebut pasti akan melakukannya tanpa melihat
kepentingan dan dampaknya bagi lingkungan sekitar (Albrecht et al,
2008).
19
Tekanan yang dirasakan tersebut biasanya dipicu oleh keadaan
yang mendukung, salah satunya yaitu keadaan dimana individu tersebut
membutuhkan uang karena jika individu tersebut memiliki tekanan
untuk memenuhi kebutuhan tersebut secara tidak langsung individu
tersebut akan melakukan fraud.
b. Opportunity (Peluang)
Adanya peluang menjadi hal penting mengapa seorang individu
dapat melakukan kecurangan. Dalam bidang akuntansi, biasanya
peluang terjadi karena tidak efektifnya sistem internal control atau tata
kelola dalam suatu organisasi/perusahaan tersebut yang dapat
menyebabkan individu melakukan kecurangan. Individu dapat
melakukan kecurangan karena sudah memikirkan resiko yang akan
terjadi jika melakukan hal tersebut, karena jika semakin rendah resiko
yang ada otomatis peluang untuk melakukan kecurangan tersebut
semakin besar dan semakin mudah (Cressey, 1953).
Selain karena lemahnya pengendalian internal dan rendahnya
resiko yang dihadapi, peluang juga bisa terjadi karena sikap kurang
disiplinnya individu dalam suatu organisasi terhadap kebijakan yang
sudah dibuat yang membuat individu tersebut melanggarnya dan
selanjutnya akan berpotensi untuk melakukan fraud. Karena jika
individu sudah melakukan pelanggaran atas kebijakan yang dibuat,
pasti ada hal lain yang akan dilakukan individu tersebut yang salah
satunya adalah untuk melakukan kecurangan (Sauser, 2007) dalam
20
(Abdullahi dan Mansor, 2015). Bahkan segala tindakan ekstrem
kecurangan tersebut tidak akan terjadi jika memang tidak adanya
kesempatan untuk melakukan hal tersebut (Albrecht et al., 2008)
(Srivastava, Mock and Turner 2005 and Hooper et, al. 2010) dalam
Abdullahi Saifullahi Mazadu; Shehu Usman Hassan (2017) peluang itu
sendiri memiliki aspek yang menyebabkan keterjadian tersebut,
diantaranya adanya kejadian bawaan yang sudah terjadi yang
menyebabkan kecurangan itu terjadi lagi, dan kondisi suatu
organisasi/perusahaan yang melemah.
c. Rationalization (Rasionalisasi)
Sikap rasionalisasi ini merupakan elemen terakhir dalam fraud
triangle theory yang mendefinisikan bahwa sikap melakukan
pembenaran terhadap perilaku yang tidak etis merupakan hal yang
wajar dilakukan, karena dengan adanya sikap pembenaran dari individu
yang tidak jujur ini yang akan mendukung individu tersebut bahwa
tidak adanya tindakan kecurangan. Individu yang melakukan
kecurangan tersebut sudah memikirkan apa yang akan mereka lakukan
jika terbukti melakukan fraud dan dengan sikap rasionalisasi ini
individu tersebut melakukan pembenaran atas sikap nya dan dengan
mudah memaafkan kecurangan tersebut karena itu merupakan suatu
konsep pemikiran yang sudah dibuatnya sebelum melakukan fraud
tersebut (Michele J.Hooper, 2010). Individu yang cenderung
melakukan kecurangan tersebut dikarenakan kurangnya nilai-nilai etika
21
yang ditanamkan pada individu (Kenyon dan Tilton, 2006) dan juga
karena masih lemahnya penegakan hukum dengan masih rendahnya
sanksi yang diberikan sehingga terbentuk budaya untuk melakukan
fraud semakin tinggi sehingga bersikap seolah olah tindakan yang
dilakukan tersebut benar dan bebas untuk dilakukan. Dari ketiga elemen
terkait seorang individu melakukan kecurangan tersebut dapat
disimpulkan oleh (Howe dan Malgwi ,2006) bahwa jika seorang
individu ingin melakukan kecurangan karena adanya tekanan yang
dirasakan dan didukung oleh peluang yang besar untuk melakukan hal
tersebut karena didalam dirinya sudah ditanamkan sikap rasionalisasi
yang tinggi, karena tidak mungkin individu tersebut melakukan fraud
jika tidak memiliki pembenaran akan dirinya bahwa melakukan
kecurangan tersebut dibenarkan.
Pada tahun 2004, Wolfe and Hermanson dalam (Inayanti &
Sukirman, 2016) mengembangkan fraud triangle theory menjadi
diamond theory dengan menambahkan capability dalam teori fraud
tersebut yang sebelumnya hanya ada pressure, opportunity, dan
rationalization kemudian dikembangkan menjadi diamond theory yang
terdiri dari: pressure, opportunity, rationalization dan capability.
Penelitian dengan menggunakan diamond theory ini memang masih
jarang digunakan, tetapi dengan adanya penambahan elemen dalam
fraud theory tersebut membuktikan bahwa kemampuan juga menjadi
salah satu faktor seseorang dalam melakukan tindak kecurangan.
22
Semakin berkembangnya penelitian, fraud theory juga
berkembang, dari yang sebelumnya hanya terdiri dari empat elemen
kini menjadi lima elemen yang dinamakan pentagon fraud theory.
Berdasarkan Crowe’s fraud pentagon theory yang dijelaskan oleh
(Marks, 2012) dalam (Apriliana & Agustina, 2017) menjelaskan bahwa
adanya penambahan elemen dalam teori fraud, yaitu arrogance untuk
menilai sikap/perilaku dari pemimpin di dalam sebuah perusahaan.
Akhirnya terbentuklah fraud pentagon theory yang terdiri dari
pressure, opportunity, rationalization, capability, dan arrogance.
Untuk saat ini, penelitian masih didominasi oleh penggunaan fraud
triangle theory.
2. Theory of Reasoned Action
Perilaku manusia yang biasa dilakukan secara sadar tentunya harus
selalu mempertimbangkan informasi yang tersedia dan didukung dengan ide
yang menyatakan bahwa
“…humans are reasonable animals who, in deciding what action to
make, system atically process and utilize the information available to
them…”(Ajzen,1980).
Pada teori tindakan beralasan (theory of reasoned action) ini
menggambarkan bahwa adanya manfaat potensial untuk memprediksi niat
individu untuk melakukan suatu perilaku berdasarkan keyakinan sikap dan
norma individu (Ajzen & Fishbein, 1969, 1980).
Ajzen juga menjelaskan bahwa niat seseorang untuk bertindak atau
melakukan sesuatu itulah yang dapat menentukan akan dilakukannya atau
tidak tindakan tersebut. Pada dasarnya niat melakukan atau tidak melakukan
23
suatu tindakan tersebut dipengaruhi oleh dua faktor penentu diantaranya sikap
dan norma subjektif. Sikap tersebut mencerminkan perasaan seseorang
apakah sikap yang dilakukan individu tersebut berdasarkan kepercayaan dan
mendukung untuk melakukan hal tersebut, sementara norma subjektif itu
mengacu pada tindakan yang dilakukan individu tersebut apakah dapat
memberikan pengaruh terhadap pihak tertentu (keluarga, teman, dan mereka
yang dekat dengan individu) yang dapat mengubah perilaku individu tersebut
dari banyaknya tekanan sosial untuk melakukan suatu tindakan sehingga
dapat diterima di lingkungan sekitar (Carpenter & Reimers, 2005; Francis et
al., 2004).
Sumber : Ajzen & Fishbein, 1969, 1980
Gambar 2.2
Theory of Reasoned Action
Theory of Reasoned Action dari Ajzen dan Fishbelin ini masih jarang
digunakan. Teori ini merupakan teori perilaku manusia secara umum yang
aslinya dipergunakan khususnya untuk masalah socio-psikologis yang
Beliefs
Behavior
Evaluation
Motivation to
Comply
Subjective
Norm
Normative
Beliefs
Intention
Attitude
24
kemudian ditambahkan dengan faktor-faktor lainnya. Teori ini
menghubungkan antara keyakinan (beliefs), sikap (attitude), niat/kehendak
(intention), dan perilaku (behaviour) (Southey, 2011). Jika kita ingin
mengetahui apa yang akan dilakukan oleh orang tersebut, cara terbaik untuk
mengetahui nya adalah dengan mengetahui niat/kehendak individu tersebut.
Karena secara praktiknya Theory of Reasoned Action ini dipengaruhi oleh
niat/kehendak yang pada awalnya niat tersebut juga dipengaruhi oleh sikap
dan norma subjektif, karena pada dasarnya individu akan melakukan suatu
tindakan yang memiliki nilai positif dan sudah berdasarkan pengalaman yang
ada dan pastinya tindakan tersebut dapat didukung dan diterima oleh
lingkungan. Terbukti dengan banyaknya penelitian yang menggunakan teori
ini untuk memprediksi tingkah laku individu. Namun, setelah beberapa tahun
seiring dengan berkembangnya zaman, Ajzen melakukan analisis yang
menyatakan bahwa Theory of Reasoned Action ini hanya berlaku bagi tingkah
laku yang berada dibawah kontrol penuh individu yang dapat menghambat
maupun memfasilitasi niat untuk melakukan tindakan tersebut. Berdasarkan
analisis tersebut, Ajzen menambahkan satu faktor yang berkaitan dengan
control individu, yaitu perceived behaviour control yang kemudian
mengubah Theory of Reasoned Action ini menjadi Theory of Planned
Behaviour.
3. Theory of Planned Behavior
Theory of Planned Behavior merupakan pengembangan dari Theory of
Reasoned Action yang merupakan teori untuk meramalkan perilaku karena
25
sikap/perilaku tersebut dapat dipertimbangkan dan direncanakan. Sama
seperti Theory of Reasoned Action, teori ini juga didasarkan pada asumsi
bahwa manusia merupakan makhluk yang rasional dalam berperilaku, jadi
setiap individu pasti memikirkan terlebih dahulu implikasi apa yang akan
mereka terima jika mereka melakukan atau tidak melakukan tindakan
tersebut. Kelebihan Theory of Planned Behavior ini dibandingkan teori
sebelumnya yaitu dapat mengidentifikasi keyakinan seseorang terhadap
pengendalian atas sesuatu yang akan terjadi sesuai dengan perilaku yang telah
kita lakukan. Pada awalnya dalam Theory of Reasoned Action hanya ada dua
faktor yang mempengaruhi intention seseorang untuk berperilaku, tetapi
dalam teori ini adanya penambahan prediktor lain yang bisa mempengaruhi
intention seseorang dalam berperilaku, yaitu perceived behavior control.
Sehingga teori ini dapat disempurnakan dengan adanya tiga prediktor utama
yang dapat mempengaruhi niat/kehendak individu untuk berperilaku,
diantaranya sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior), norma
subjektif tentang suatu perilaku (subjective norm), dan persepsi tentang
kontrol perilaku (perceived behavior control) (Ajzen,2005). Berdasarkan
pengembangan teori tersebut,adapun kerangka model dari Theory of Planned
Behavior tersebut
26
Sumber: Ajzen (1991)
Gambar 2.3
Theory of Planned Behavior
Teori Planned of Behavior ini memiliki tiga konsep independen dalam
kerangka konseptualnya, dan gambar tersebut menjelaskan model dalam
Theory of Planned Behavior yang dijelaskan dalam Ajzen (1991)
diantaranya:
1. Sikap (Attitude)
Sikap terhadap suatu perilaku merupakan salah satu prediktor
utama dari niat untuk melakukan suatu tindakan. Pada Theory of
Reasoned Action sikap mengacu pada suatu perilaku seseorang itu sendiri
yang merupakan evaluasi positif maupun negatif terhadap tindakan yang
sudah dilakukan (Ajzen, 2002; 2005). Menurut teori, evaluasi positif atau
negatif dari hasil yang dilakukan dapat berubah karena adanya peristiwa
yang baru terjadi dan informasi baru yang tersedia yang membuat
keyakinan individu berubah. Perubahan keyakinan tersebut didukung
dengan adanya informasi baru yang relevan dan persuasif sehingga
dengan mudah keyakinan individu tersebut dapat berubah, oleh karena
itu individu perlu diingatkan terkait konsekuensi dari segala tindakan
Attitude (Sikap)
Perceived
Behavior Control
(Kontrol Perilaku)
Subjective Norm
(Norma Subjektif) Intention
(Norma Subjektif) Behavior
(Perilaku)
27
yang dilakukan dan efeknya yang akan dirasakan oleh individu itu
sendiri. Jadi, evaluasi individu dari hasil melakukan suatu tindakan yang
menarik tersebut harus berdasarkan pada keyakinan individu tersebut
yang diperoleh melalui pembelajaran, pengalaman, dan sosialisasi
dengan orang lain agar tidak berubah-ubah. Berdasarkan teori
(Ajzen,1988) ketika individu melakukan tindakan yang positif sesuai
keyakinan yang dimilikinya dan bermanfaat bagi individu tersebut maka
seseorang tersebut akan memberikan respon positif, begitupun
sebaliknya jika individu memiliki keyakinan untuk melakukan tindakan
negatif dan tidak bermanfaat otomatis juga akan memberikan respon
negatif terhadap dirinya.
2. Norma Subjektif (Subjective Norm)
Norma subjektif merupakan prediktor penting lainnya dalam teori
ini, dimana adanya persepsi seseorang tentang pengaruh sosial atau
tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan.
Keyakinan normatif mendasari norma subjektif, karena perubahan dalam
keyakinan normatif itu bisa menyebabkan perubahan pada persepsi
individu yang dipengaruhi adanya tekanan sosial. Norma subjektif ini
mengacu pada tekanan sosial yang dirasakan oleh individu untuk
melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku/tindakan. Hal lain yang
mempengaruhi yaitu terkait keyakinan bahwa orang lain dapat
mendorong atau menghambat untuk melakukan suatu tindakan, oleh
karena itu individu akan melakukan suatu perilaku jika perilaku tersebut
28
termotivasi oleh orang lain dan orang lain menyetujuinya untuk individu
tersebut melakukan perilaku tersebut.
3. Kontrol Perilaku (Perceived Behaviour Control)
Variabel terakhir yang mempengaruhi teori ini adalah kontrol
perilaku, dimana adanya pengalaman masa lalu tersebut bisa menjadi
cerminan seseorang dapat dengan mudah ataupun kesulitan dalam
melakukan suatu perilaku. Tetapi dengan adanya pengalaman masa lalu
yang mencerminkan perilaku seseorang untuk melakukan suatu perilaku
tersebut dapat digunakan untuk mengantisipasi hambatan maupun
rintangan yang akan dihadapi. Jadi, kontrol perilaku tersebut merupakan
suatu persepsi terhadap perilaku seseorang dimana akan adanya
kemudahan maupun kesulitan berdasarkan pengalaman masa lalu untuk
mengantisipasi hambatan/rintangan yang akan terjadi.
Kontrol perilaku ini merupakan prediktor penting dalam teori ini,
karena kontrol perilaku (perceived behaviour control) merupakan
prediktor tambahan yang membedakan theory of planned behaviour
dengan teori sebelumnya yaitu Theory of Reasoned Action.
Kedua teori ini digunakan untuk menjelaskan bahwa perilaku atau
tindakan dari individu yang berniat untuk melakukan kecurangan
tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adanya
pressure, opportunity, dan rationalization. Niat melakukan
kecurangan/korupsi tersebut dapat berubah karena adanya faktor lain
29
yang dapat memperkuat ataupun memperlemah suatu tindakan yaitu
dengan adanya law enforcement (upaya penegakan hukum).
B. Tinjauan Literatur
1. Pressure (Tekanan)
Pressure atau tekanan memiliki arti dimana suatu keadaan yang
dirasakan oleh seseorang untuk melakukan suatu tindakan yang biasanya
berindikasi pada tindak kejahatan, seperti melakukan kecurangan. Menurut
(Rae&Subramaniam, 2008) dalam (Abdullahi&Mansor, 2015) tekanan yang
cukup besar juga dapat memotivasi karyawan untuk melakukan kecurangan.
Oleh karena itu, tekanan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
seseorang untuk melakukan kecurangan, karena dengan adanya tekanan yang
tinggi dari pihak lain, yang menyebabkan banyak terjadinya kecurangan baik
di organisasi maupun perusahaan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Vona (2008) yang dikutip dari (Kassem & Higson, 2017) yang
menjelaskan bahwa niat untuk melakukan kecurangan biasanya dikaitkan
dengan tekanan pribadi ataupun organisasi yang cukup besar.
Dan menurut Lister (2007) tekanan tersebut merupakan faktor yang
paling mempengaruhi seseorang untuk melakukan kecurangan seperti
penipuan, korupsi dan kecurangan lainnya tetapi di satu sisi Lister juga
berpendapat bahwa keberadaan dari tekanan ini di kehidupan seseorang itu
tidak berarti bahwa individu tersebut pasti akan melakukan kecurangan
(penipuan, korupsi,dan kesalahan laporan keuangan) karena dilihat kembali
adanya faktor-faktor lain yang akan mempengaruhi individu tersebut
30
melakukan kecurangan seperti penipuan, korupsi, dan kesalahan terhadap
laporan keuanganTekanan itu sendiri bisa dikaitkan dengan keuangan, non-
keuangan, politik, maupun sosial. Tekanan non-keuangan itu biasanya
disebabkan oleh individu itu sendiri karena memiliki kebiasaan yang buruk
yang menyebabkan individu tersebut berbuat fraud sedangkan konteks
tekanan dilihat dari sisi politik dan sosial itu bisa terjadi karena adanya
kegagalan di pihak individu dalam meraih reputasi.
2. Opportunity (Peluang)
Menurut Rae dan Subramanian (2008) dalam (Abdullahi dan Mansor,
2015) dijelaskan bahwa peluang terjadi karena lemahnya pengawasan yang
membuat seseorang memiliki kemampuan untuk mengekploitasi suasana
sehingga dengan mudah untuk melakukan fraud. Hooper et al juga
menjelaskan bahwa apabila tekanan yang dimiliki tinggi, kecurangan
financial mungkin tidak akan terjadi jika tidak diiringi dengan hadirnya
peluang. Peluang itu sendiri memiliki dua aspek, yaitu kerentanan yang ada
dalam organisasi untuk melakukan fraud dan kondisi dalam organisasi yang
memungkinan untuk melakukan fraud.
Peluang merupakan keadaan dimana adanya kesempatan untuk
seseorang melakukan suatu tindak kejahatan, seperti kecurangan. Peluang ini
biasanya terjadi karena lemahnya pengendalian internal, kurang efektifnya
manajemen, dan penyalahgunaan wewenang dalam suatu
organisasi/perusahaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Association of Certified Fraud Examiners dijelaskan bahwa karyawan yang
31
sudah memiliki masa kerja yang cukup lama yang cenderung melakukan
fraud karena mereka sudah dapat mengekploitasi keadaan di lingkungan
organisasi ataupun lingkungan perusahaan tersebut. Peluang adanya tindakan
kecurangan biasanya dikaitkan dengan lemahnya pengendalian internal
ataupun kurangnya pengawasan yang menjadikan seseorang melakukan
tindakan kecurangan tersebut, proksi lain yang dapat digunakan untuk
mengukur variabel ini yaitu dengan adanya ketegasan dalam upaya
penegakan hukum. Dengan adanya upaya penegakan hukum yang baik,
otomatis peluang seseorang untuk melakukan kecurangan akan berkurang
karena efek jera atas sanksi yang diterima jika melakukan tindakan
kecurangan tersebut.
3. Rationalization (Rasionalisasi)
Pada artikel yang berjudul “How Good Intentions Can Mask
Rationalization-Fraud” dijelaskan bahwa adanya prasyarat seseorang
melakukan kecurangan dijelaskan dalam segitiga kecurangan (triangle fraud)
yang terdiri dari pressure, opportunity, dan rationalization. Rasionalisasi ini
merupakan salah satu elemen dari fraud triangle yang paling sulit untuk
diukur (Christhoper J. Skousen, 2008). Rasionalisasi itu sendiri merupakan
sikap dimana seseorang merasa benar telah melakukan tindakan kecurangan
dan mencari berbagai cara ataupun alasan untuk mendukung pernyataan agar
dirinya tersebut merasa telah benar melakukan hal tersebut. Apabila
seseorang bertindak rasionalisasi berarti orang tersebut juga harus sudah
32
memiliki alasan yang kredibel untuk mendukung bahwa tindakan yang
mereka lakukan itu benar, atau setidaknya dapat dibenarkan.
Di suatu kondisi, kecurangan dalam manipulasi laporan keuangan
dengan merubah angka-angka dapat dibenarkan dengan alasan dan bukti yang
mendukung. Oleh karena itu, sikap rasionalisasi ini sangat sulit untuk diukur,
karena seseoarang yang telah melakukan kecurangan bisa saja membenarkan
tindakan yang telah dilakukannya dengan alasan dan bukti yang mendukung
sehingga tidak ada tindak lanjut yang membenarkan seseorang tersebut
bersalah (melakukan tindakan kecurangan).
Tekanan dan peluang dapat dikendalikan oleh organisasi, sedangkan
rasionalisasi merupakan perilaku ataupun sifat yang ada dalam diri manusia
yang sepenuhnya tidak dapat dihindari baik dengan adanya pengendalian
internal sekalipun. Dalam artikel ini telah dijelaskan rasionalisasi tidak dapat
dihilangkan sepenuhnya, tetapi dengan adanya pelatihan secara konsisten
untuk menanamkan budaya kejujuran dan keterbukaan dari lingkup atas
hingga bawah akan terlatih dengan sendirinya.
4. Niat Melakukan Fraud
Dalam Theory of Reasoned Action dan Theory of Planned Behaviour
telah dijelaskan bahwa tindakan yang akan dilakukan seseorang tersebut
biasanya terjadi karena adanya niat ataupun kehendak atas dasar apa orang
melakukan hal tersebut. Pada penelitian Banda (2012) dalam (Iskandar&
Saragih,2018) yang menguji theory of planned behaiour terhadap niat
whistleblowing pada internal auditor BPK menemukan bahwa penalaran
33
moral dan persepsi kendali atas perilaku tidak signifikan berpengaruh
terhadap intensi untuk melakukan pengungkapkan kecurangan, sedangkan
sikap ke arah perilaku dan norma subjektif berpengaruh terhadap niat
whistleblowing. Seperti namanya, teori tindakan beralasan ini merupakan
teori socio-psikologis yang menyatakan bahwa dalam melakukan tindakan,
seperti kecurangan pasti seseorang memiliki alasan kenapa seseorang
melakukan hal tersebut. Alasan tersebut yang merupakan faktor-faktor dalam
teori ini yang salah satunya adalah dengan adanya niat/kehendak.
Dalam “Journal of Accountancy” yang berjudul “Why employees
commit fraud” dijelaskan bahwa niat seseorang untuk melakukan kecurangan
biasanya dikaitkan dengan adanya tekanan dan peluang atas lemahnya
pengawasan internal. Untuk kasus kecurangan yang akan dilakukan ini juga
dikarenakan lemahnya pengawasan internal yang menyebabkan akuntan
tersebut dapat melakukan tindakan kecurangan tersebut. Sebenarnya dalam
Theory of Reasoned Action juga telah dijelaskan bahwa seseorang melakukan
suatu tindakan karena memiliki alasan, diantaranya adanya tekanan, peluang,
dan karena sikap rasionalisasi yang dimiliki membuat orang tersebut
membenarkan apa saja tindakan yang dilakukan, sekalipun tindakan tersebut
merupakan sesuatu yang dilarang.
5. Law Enforcement
Menurut Black’s Law Dictionary dalam buku Criminal Law For The
Criminal Justice Professionals, hukum merupakan segala sesuatu yang bisa
ditetapkan, hukum tersebut terdiri dari kode moral budaya, aturan dalam
34
agama dan segala peraturan yang diberlakukan oleh lembaga yang berwenang
dengan tujuan untuk mengatur anggotanya sehingga tercapainya lingkungan
yang damai dan tujuan yang diinginkan.
Hukum tersebut dikategorikan menjadi hukum pidana (criminal law)
dan hukum perdata (civil law). Hukum pidana itu sendiri merupakan jenis
hukum yang berbeda dikarenakan hukum ini melibatkan hak dan kewajiban
masyarakat luas yang akan berpengaruh terhadap ancaman sosial yang akan
dihadapi (M.Garland, 2003). Sedangkan, hukum perdata merupakan hukum
yang berhubungan dengan masalah antara individu dengan individu yang
terkait dengan hukum administrasi, kontrak dan sebagainya.
Hukum itu tidak dapat berdiri sendiri, karena tanpa adanya lembaga
hukum yang mengatur dan menjalankan itu semua upaya penegakan hukum
(law enforcement) tidak berjalan dengan optimal. Law enforcement adalah
cabang dari sistem peradilan pidana yang langsung bertanggung jawab atas
kejahatan yang dilaporkan (Kappeler, 2006; Sullivan, 1977; and Turvey
and Petherick, 2010) dalam (Turvey, 2013). Selain itu, penegakan hukum juga
dapat dideskripsikan sebagai suatu lembaga yang bertanggung jawab untuk
menegakkan hukum, melindungi masyarakat dan bertanggung jawab atas
individu yang melanggar peraturan. Penegakan hukum itu sendiri didasarkan
atas dasar adanya pelanggaran yang dilakukan individu atas sikapnya yang
tidak etis. Penegakan hukum ini juga bertujuan untuk menjaga ketertiban
umum dan melindungan keselamatan publik dari ancaman maupun bahaya
yang akan terjadi.
35
Tindakan penegakan hukum ini terdiri dari pencegahan, pendeteksian,
investigasi tindak kejahatan, penangkapan serta penahanan kepada individu
yang terbukti melakukan pelanggaran. Tetapi, dalam buku Criminal Law For
The Criminal Justice Professionals hanya ada dua fungsi dari penegak
hukum, diantaranya tindakan pencegahan (preventive), dan pendeteksian
(detection). Tindakan pencegahan biasanya dilakukan dengan melakukan
pengawasan terkait aktivitas yang bersifat kriminal, jika ada pelaku yang
terbukti bersalah kemudian akan ditindaklanjuti sesuai dengan regulasi yang
berlaku. Selain itu adapula tindakan pendeteksian yang biasanya dilakukan
oleh individu/lembaga yang lebih berpengalaman. Adanya penegakan hukum
ini dituntut untuk dapat mengawasi serta melindungi publik dari ancaman
yang ada. Lembaga penegak hukum ini juga dituntut untuk memberikan bukti
kepada pengadilan terkait kasus kriminal yang terjadi, bukti tersebut harus
dipertahankan sebagai bahan pertimbangan tuntutan pengadilan.
Konsep keadilan dalam law enforcement itu sendiri yang dapat
menjadikan suatu penegakan hukum menjadi optimal, karena didasarkan atas
adanya konsep alternatif lainnya yang menjadikan keadilan sebagai
persamaan atas dasar hukum yang berlaku. Jadi, dengan adanya konsep
keadilan ini segala aspek yang ada diberlakukan sama dan oleh karena itu
aparat penegak hukum juga bisa menjalankan tugasnya dengan tegas dan adil
sesuai dengan konsep yang sudah direncanakan agar terciptanya penegakan
hukum yang optimal.
36
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Turvey, 2013), dijelaskan bahwa
dalam budaya penegakan hukum itu sendiri memiliki beberapa elemen dalam
menindaklanjuti kasus fraud yang terjadi, dalam kasus ini korupsi.
Sebenarnya tindakan upaya penegak hukum dalam mengatasi masalah fraud
baik di Indonesia maupun di luar masih terbilang lemah, karena pada
penelitian yang dilakukan ini dijelaskan bahwa dalam budaya aparat penegak
hukum nya saja masih terdapat kecurangan. Oleh karena itu, dalam penelitian
yang berjudul “Fraud in Law Enforcement Culture” menyimpulkan bahwa
dalam upaya penegakan hukum, aparat penegak hukum harus memberikan
pelatihan kepada karyawan dalam suatu organisasi terkait elemen-elemen
yang berdampak terhadap tindakan fraud tersebut. Di saat yang bersamaan
juga, budaya penegakan hukum juga harus meningkatkan keterampilan para
aparat penegak hukum terkait pressure, opportunity, dan rationalization
untuk dapat mengatasi dan melindungi niat individu untuk melakukan fraud.
37
C. Penelitian Terdahulu
Sebelum penelitian ini, berikut merupakan penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan bagi peneliti yang
berkaitan dengan topik yang sedang diteliti:
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No
Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Kurrohman,
Lailiyah, &
Wahyuni
(2017)
Determinant of Fraudulent in
Government: An Empirical Analysis in
Situbondo Regency, East Java,
Indonesia
Variabel fraud,
law enforcement
dan Multiple
Regression
Analysis
Responden dan
Lokasi Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa procedural keadilan, etika
budaya organisasi, dan komitmen
organisasi mempengaruhi persepsi
penipuan di pemerintahan.
Sedangkan penegakan hukum,
efektivitas internal control tidak
mempengaruhi persepsi penipuan
di lingkungan pemerintahan.
2. Said,
Mahmudul,
Ramli, & Rafidi
(2017)
Integratin Ethical Values Into Fraud
Triangle Theory in Assesing Employee
Fraud: Evidence from the Malaysian
Banking Industry
Menggunakan
fraud triangle
theory
Responden dan
lokasi penelitian,
serta adanya
variabel ethical
values
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel dalam fraud
triangle theory memiliki pengaruh
terhadap adanya kecurangan pada
karyawan di industri perbankan di
Malaysia
Bersambung ke halaman selanjutnya
38
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
3. Ami Zahara
(2017)
Pengaruh Tekanan, Kesempatan Dan
Rasionalisasi
Terhadap Tindakan Kecurangan (fraud)
(Survei pada Narapidana Tipikor di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A
Kota Pekanbaru)
Variabel
Tekanan,
Kesempatan,
Rasionalisasi
dan fraud
Responden, Lokasi
Penelitian, Variabel
law enforcement
sebagai moderating
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tekanan, kesempatan, dan
rasionalisasi memiliki pengaruh
yang cukup signifikan terhadap
fraud. Tetapi secara parsial hanya
kesempatan dan rasionalisasi saja
yang memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap
kecurangan.
4. Masumi
Nakashima
(2017)
Can The Fraud Triangle
PredictAccounting Fraud?
: Evidence from Japan
Variabel
pressure,
opportunity,
rationalization
Terdapat proxy
didalam variabel-
variabelnya
tersebut,
responden, dan
lokasi penelitian
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa fraud triangle dapat
memprediksi kecurangan dalam
laporan keuangan di lingkungan
perusahaan di Jepang
Bersambung ke halaman selanjutnya
39
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
5. Diyah Fitri
Yulianti (2016)
Pengaruh Moralitas Individu,
Penegakan Hukum, Keadilan
Distributif, Keadilan Prosedural
Terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi Dengan
Perilaku Tidak Etis Sebagai
Variabel Intervening (Studi pada
satuan kerja perangkat daerah
Kabupaten Kampar)
Variabel
penegakan hukum,
dan adanya
kecurangan
Menggunakan
variabel intervening,
responden, dan lokasi
penelitian
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penegakan hukum belum
dapat mengatasi adanya
kecurangan, karena masih banyak
pegawai yang dengan leluasa
melakukan berbagai kecurangan
6. Shabhnam Fazli
Aghghaleh,
Takiah Mohd.
Iskandar, Zakiah
Muhammaddun
Mohamed
(2014)
Fraud Risk Factors of Fraud
Triangle and the Likelihood of
Fraud Occurrence: Evidence from
Malaysia
Variabel pressure
dan opportunity
Responden dan jenis
lokasi penelitian yang
dikategorikan
menjadi perusahaan
fraud dan non-fraud
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa adanya dua proxy untuk
memeriksa factor yang
memungkinkan untuk dilakukan
kecurangan yaitu pressure dan
opportunity. Sedangkan proxy
untuk menghitung rasionalisasi
tidak memungkinkan untuk
diidentifikasi.
Bersambung ke halaman selanjutnya
40
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
7. Maryanto
(2012)
Pemberantasan Korupsi Sebagai
Upaya Penegakan Hukum
Menggunakan
variabel upaya
penegakan hukum
Responden yang
dikaitkan adalah KPK
dan penelitian bersifat
deskriptif
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa upaya pemberantasan
kejahatan korupsi melalui
penegakan hukum yang
berkeadilan saat ini tampak masih
memerlukan perjuangan berat.
Karena kejahatan korupsi
merupakain kejahatan luar biasa
(extra ordinary crime) yang
berbeda dari kejahatan pidana
biasa, maka upaya yang harus
dilakukan memerlukan sistem yang
terpadu dan luar biasa pula.
8.
Siti Noor Hayati
Mohamed
Zawawi, Kamil
Md.Idris,
Rashidah Abdul
Rahman (2011)
Determinants Of Behavioral
Intention Of Fraudulent Financial
Reporting : Using The Theory Of
Reasoned Action
Menggunakan
theory of reasoned
action, dan
variabel fraud
Menggunakan
Structural Equation
Moderling (SEM),
responden, dan lokasi
penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa teori of reasoned action
sangat tepat untuk menjelaskan
niat untuk melakukan kecurangan
dalam laporan keuangan.
41
D. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Pressure Terhadap Niat Melakukan Fraud
Chen dan Elder (2007) dalam Shabhnam Fazli Aghghaleh et al, 2014
menjelaskan pada penelitiannya yang berjudul “Fraud Risk Factors of Fraud
Triangle and the Likelihood of Fraud Occurance: Evidence from Malaysia”
bahwa pressure atau tekanan yang dirasakan itu dikategorikan menjadi dasar
individu mendapatkan tekanan karena adanya masalah individu itu sendiri,
adanya intervensi dari organisasi/perusahaan, adanya target yang harus
dicapai, adanya pelanggaran yang atas kewajiban yang harus dilakukan,
hubungan karyawan yang tidak baik yang menyebabkan tekanan didalam
organisasi atau perusahaan itu sendiri yang berdampak pada melakukan
tindakan kecurangan. Tekanan yang dirasakan oleh individu itu sendiri yang
menyebabkan melakukan kecurangan karena adanya target yang akan dicapai
dan keinginan individu itu sendiri untuk kepuasan pribadi yang tidak
didukung oleh kebutuhan finansial yang mencukupi sehingga timbulah
kecurangan tersebut.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Shabhnam Fazli
Aghghaleh et al (2014) menjelaskan bahwa pressure memiliki pengaruh
positif terhadap kecurangan. Tetapi, menurut hasil penelitian dari Ami Zahara
(2017) menyatakan bahwa pressure tidak memiliki pengaruh signifikan
positif terhadap niat untuk melakukan kecurangan.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis alternatif penelitian ini
sebagai berikut :
42
H1 = Tekanan (pressure) memiliki pengaruh signifikan terhadap niat
melakukan fraud.
2. Pengaruh Opportunity Terhadap Niat Melakukan Fraud
Wilson (2007) dalam penelitian (Kurrohman et al., 2017) menjelaskan
bahwa peluang menjadi salah satu elemen yang memungkinkan individu
melakukan kecurangan dan berhubungan dengan pengendalian yang tidak
efektif. Semakin tidak efektifnya pengendalian internal dalam suatu
organisasi/perusahaan tersebut memungkinkan individu dalam lingkungan
tersebut berpotensi untuk melakukan kecurangan karena sudah mengetahui
kondisi di lingkungan tersebut. Pernyataan tersebut juga didukung oleh
Kenyuon dan Titlon (2006) dalam penelitian (Elif Yucel, 2013) yang sama,
bahwa peluang tersebut muncul karena lemahnya pengendalian internal, serta
tidak disiplin dalam menjalankan prosedur yang ada.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Kurrohman et al.,
2017) menjelaskan bahwa opportunity memiliki pengaruh terhadap niat
melakukan kecurangan. Dan penelitian (Aghghaleh et al, 2014) juga
mendukung pernyataan bahwa peluang memiliki hubungan yang positif
terhadap tindakan kecurangan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, hipotesis alternatif yang dibuat adalah
sebagai berikut :
H2 = Peluang (opportunity) memiliki pengaruh signifikan terhadap niat
melakukan fraud.
43
3. Pengaruh Rationalization Terhadap Niat Melakukan Fraud
Kristin Rivera (2017) dalam artikelnya yang berjudul “How Good
Intentions Can Mask Rationalizations- And Fraud” menjelaskan bahwa
sebenarnya rasionalisasi merupakan hal yang paling dominan untuk
melakukan tindakan kecurangan karena rasionalisasi merupakan sikap dari
diri individu itu sendiri tanpa adanya faktor eksternal lain diluarnya (Rivera,
2017). Hooper dan Pornelli (2010) dalam penelitian Abdullahi & Mansor
(2015) menjelaskan bahwa seorang individu yang melakukan kecurangan
tersebut sudah memiliki pola pikir yang berbeda yang menjelaskan bahwa
segala perilaku kecurangan yang dilakukan tersebut merupakan tindakan
yang benar dan dengan rasionalnya mereka memaafkan diri mereka atas
tindakan curang tersebut.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Zahara, 2017) menjelaskan
bahwa sikap rasionalisasi memiliki pengaruh signifikan positif terhadap niat
untuk melakukan kecurangan, karena menurut Dellaportas (2013) dalam
penelitian Ami Zahara (2017) juga menjelaskan bahwa pelaku kecurangan
kerah putih tersebut melakukan tindakannya tersebut atas dasar sikap
rasionalisasi yang dimilikinya yaitu dengan ketidapeduliannya dan juga rasa
kebenaran yang tinggi atas tindakan kecurangan tersebut. Oleh karena itu
sikap rasionalisasi sangat dominan dimiliki oleh pelaku fraud karena dengan
adanya sikap ini pelaku kecurangan tersebut seolah olah melakukan hal yang
benar atas tindakannya tersebut.
44
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dibuat hipotesis alternatif sebagai
berikut :
H3 = Sikap rasionalisasi (rationalization) memiliki pengaruh signifikan
terhadap niat melakukan fraud.
4. Pengaruh Pressure, Opportunity, dan Rationalization Secara Simultan
Terhadap Niat Melakukan Fraud
Pada penjelasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa pressure,
opportunity, dan rationalization secara parsial memiliki pengaruh terhadap
niat untuk melakukan kecurangan. Sebenarnya ketiga variabel tersebut
memiliki keterkaitan satu sama lain secara simultan, karena dengan adanya
pressure yang tinggi dan adanya opportunity (peluang) yang dapat
memudahkan seseorang serta didukung oleh sikap rasionalisasi yang tinggi
dapat dengan mudah membuat seseorang melakukan kecurangan. Pernyataan
tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Said, et al, 2017)
pada karyawan di industri perbankan di Malaysia yang menjelaskan bahwa
pressure, opportunity,dan rationalization memiliki pengaruh terhadap niat
seseorang untuk melakukan kecurangan. Selain itu, pada penelitian yang
dilakukan oleh Aprillia (2015) menjelaskan bahwa pressure, opportunity, dan
rationalization secara simultan yang di proxy kan dengan stabilitas keuangan,
target keuangan, efektifitas pengawasan, dan total akrual memiliki pengaruh
terhadap kecurangan laporan keuangan pada perusahaan infrastruktur,
utilitas, dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun
2012-2014.
45
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dibuat hipotesis alternatif sebagai
berikut :
H4 = Pressure, Opportunity, dan Rationalization secara simultan
berpengaruh terhadap niat melakukan fraud.
5. Pengaruh Law Enforcement dalam Memoderasi Pengaruh Pressure,
Opportunity, dan Rationalization Terhadap Niat Melakukan Fraud
Dalam artikel cifas.org.uk dijelaskan bahwa fraud atau kecurangan
merupakan suatu kejahatan yang dapat terlihat kecil tetapi sangat berdampak
bagi banyak orang. Upaya penegakan hukum dalam mengatasi niat untuk
melakukan kecurangan itu salah satunya dipengaruhi oleh adanya tekanan
(pressure). Karena dengan dipengaruhi oleh tekanan tersebut biasanya
mempermudah individu dalam melakukan aksi kecurangannya.
Pada paper dengan judul ”The Growing Global Threat of Economic and
Cyber Crime” dijelaskan mengenai penilaian terkait kasus kasus ekonomi
yang marak terjadi khususnya di Amerika Serikat. Adanya peluang yang
besar tersebut membuat individu dengan mudah dapat melakukan
kecurangan. Peluang itu sendiri timbul karena tidak berjalannya sistem
pengendalian dalam suatu organisasi. Sehingga dengan mudah tindakan fraud
tersebut dapat dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Selain pressure dan opportunity sikap rasionalisasi juga menjadi salah
satu faktor dalam melakukan tindakan kecurangan. Sikap rasionalisasi ini
yang menjadi faktor penting individu melakukan tindakan fraud tersebut.
Karena dengan memiliki sikap rasionalisasi, individu tersebut merasa selalu
benar akan hal yang dilakukan baik itu tindakan negatif seperti fraud tersebut.
46
(Turvey, 2013) dan (Edozien, 2014) menjelaskan bahwa budaya di
lingkungan organisasi yang dapat membentuk seseorang memiliki sikap
rasionalisasi, dan pada penelitian yang telah dilakukan oleh (Kurrohman et
al, 2017) terkait upaya penegakan hukum dalam mengatasi kecurangan
tersebut memiliki pengaruh negatif, yang artinya upaya penegakan hukum
(law enforcement) masih belum dapat meminimalisir bahkan mengatasi
tindakan kecurangan yang terjadi.
Dalam mengatasi masalah ini, perlu adanya penegakan hukum yang
tegas dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Karena semakin banyak
peluang yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tindak kecurangan,
otomatis fungsi law enforcement tersebut menjadi bias karena sudah tidak
efektif lagi pelaksanaannya. Tidak hanya karena ketiga faktor tersebut
penegakan hukum tidak berjalan efektif lagi, karena semakin banyak tekanan,
peluang dan bahkan sikap rasionalisasi seseorang untuk melakukan
kecurangan justru akan membuat aparat penegak hukum semakin tidak peduli
akan tindakan tersebut dan menjadi lupa akan fungsi penegakan hukum
tersebut untuk apa dilakukan.
Penegakan hukum (law enforcement) itu seharusnya merupakan suatu
lembaga hukum yang dibuat untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap
tindakan fraud, tetapi realitanya penegakan hukum di hampir setiap negara
tidak berperan sesuai dengan fungsinya. Bahkan pada beberapa kasus,
penegakan hukum ini terbilang rendah dalam mengatasi tindakan kecurangan
yang salah satu faktornya berasal dari tekanan yang dirasakan. Seharusnya
47
penegakan hukum (law enforcement) ini menjadi alternatif untuk mencegah
niat individu tersebut melakukan kecurangan, mungkin dengan adanya law
enforcement ini bisa menjadi salah satu alat untuk meminimalisir hal tersebut.
Tetapi, nyatanya penegakan hukum ini dinilai masih kurang efektif dalam
mengatasi tindak kecurangan.
Dikarenakan semakin maraknya kasus kecurangan yang terjadi,
penegakan hukum (law enforcement) itu sendiri semakin tidak berjalan
sebagaimana fungsinya dan malah menjadikan budaya untuk melanggar
hukum tersebut. Berdasarkan uraian diatas, dapat dibuat hipotesis alternatif
sebagai berikut:
H5 = Law enforcement memoderasi pressure (tekanan) terhadap niat
melakukan fraud.
H6 = Law enforcement memoderasi opportunity (peluang) terhadap niat
melakukan fraud.
H7 = Law enforcement memoderasi rationalization (rasionalisasi)
terhadap niat melakukan fraud.
48
E. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.4
Skema Kerangka Pemikiran
Profesi akuntan memiliki
tanggung jawab besar atas
setiap kejadian yang
berhubungan dengan
keuangan yang berdampak
akan terjadinya fraud.
Law enforcement yang
mengatur tindakan fraud yang
terjadi masih belum dapat
mengatasi fraud yang terjadi
karena kurangnya sikap tegas
dari aparat penegak hukum.
GAP
Pengaruh Pressure, Opportunity, dan Rationalization
Terhadap Niat Melakukan Fraud dengan Law
Enforcement sebagai Variabel Moderating
Basis Teori : Theory of Reasoned Action dan Theory
of Planned Behavior
Pressure (X1)
Opportunity (X2)
Rationalization
(X3)
Niat Melakukan
Fraud (Y)
Law Enforcement (Z)
Metode Analisis : Moderated Regression Analysis
(MRA)
Hasil yang diharapkan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, Saran
Niat untuk melakukan
fraud yang dilakukan
akuntan didasari atas
beberapa faktor,
diantaranya adanya
pressure, opportunity,
dan sikap rasionalisasi
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisa pengaruh fraud triangle sebagai variabel independen yang
terdiri dari pressure, opportunity, dan rationalization terhadap variabel
dependen yaitu niat melakukan kecurangan akuntan dengan adanya law
enforcement sebagai variabel moderating. Untuk mendapatkan hasil yang
signifikan, maka penelitian ini mengambil ruang lingkup seluruh akuntan di
Indonesia.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi dan Sampel
Setelah menentukan adanya ruang lingkup penelitian, peneliti juga
menentukan populasi dan sampel untuk penelitaian tersebut. Polit dan
Hungler (1999:37) mendefinisikan populasi adalah mencakup secara
menyeluruh objek maupun subjek yang sesuai dengan spesifikasi yang akan
diteliti. Jadi populasi itu mencakup seluruh aspek yang akan dijadikan untuk
penelitian. Sedangkan, sampel itu sendiri merupakan sebagian kecil yang
diambil dari populasi yang lingkupnya lebih luas yang bertujuan untuk
mewakili populasi tersebut. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh profesi
akuntan kecuali akuntan pendidik di
50
Indonesia, sedangkan untuk sampel nya yaitu seluruh akuntan kecuali
akuntan pendidik yang hanya berada di pulau Jawa dan Sumatera.
2. Metode Pengambilan Sampel
Metode pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan
convenience sampling. Convenience sampling merupakan jenis sampel non-
probabilitas yang menurut Dörnyei (2007) adalah suatu pemilihan metode
sampel yang dipilih sesuai dengan keadaan yang ada saat itu, seperti
kedekatan geografis, ketersediaan di waktu tertentu, aksesibilitas yang mudah
serta kesediaan secara sukarela saat diperlukan untuk penelitian. Selain itu,
metode ini juga sangat fleksibel karena responden tersebut berada di sekitar
kita dan mudah untuk dijangkau untuk kebutuhan data penelitian kita. Tetapi,
dengan adanya kemudahan menggunakan metode ini, convenience sampling
memiliki kelemahan yaitu data dari sampling ini cenderung biaskarena
kemudahan yang didapatkan tadi sehingga keamanan data masih perlu
diperhatikan (Mackey and Gass , 2005).
Metode pengambilan sampel yang dilakukan ini bertujuan untuk
memudahkan peneliti dalam memperoleh data serta untuk mengantisipasi jika
tidak diperolehnya data dari para responden yaitu seluruh profesi akuntan
kecuali akuntan pendidik; akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan
pemerintah di Indonesia sehingga digunakan metode ini juga untuk
mempermudah kriteria untuk pengolahan data yang akan dilakukan.
51
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu menggunakan data
primer. Data ini diperoleh dengan dua cara, yaitu penelitian pustaka (Library
Research) dan penelitian lapangan (Field Research).
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Penelitian dengan cara ini yaitu dengan memperoleh data dari
berbagai buku, jurnal,artikel,berita, skripsi, tesis, internet dan bahan
pustaka lainnya untuk memperoleh data yang terkait dengan judul pada
penelitian ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk
memperoleh data tersebut. Data ini juga diperoleh dari pihak pertama,
dengan mengirimkan kuisioner baik secara langsung maupun adanya
perantara pihak lain. Data primer yang berisikan pertanyaan-pertanyaan
ini mencakup seluruh pertanyaan yang sesuai dengan indikator variabel
penelitian dan akan dijawab oleh pihak yang termasuk dalam responden
penelitian. Subyek pada penelitian ini yaitu seluruh profesi akuntan
kecuali akuntan pendidik.
Pengumpulan data ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
terkait dengan kebutuhan peneliti dalam melakukan penelitian ini. Hasil
yang akan diperoleh itu didapatkan melalui skor yang sudah dibuat dan
dikategorikan dalam variabel penelitian yang akan diisi oleh profesi
akuntan kecuali akuntan pendidik sebagai responden dalam penelitian ini.
52
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Operasionalisasi variabel penelitian ini akan menjelaskan definisi
terkait variabel penelitian apa saja yang digunakan serta pengukuran apa yang
digunakan pada variabel penelitian.
1. Pressure (X1)
Tekanan adalah suatu elemen yang tidak dapat diamati tetapi dapat
dirasakan. Tekanan juga merupakan suatu hasrat yang dihasilkan individu
untuk mencapai suatu target atau tujuan tertentu. Dalam penelitian ini
pressure atau tekanan diukur dengan menggunakan kuisioner yang
dikembangkan oleh (Said et al, 2017) dan diukur menggunakan skala likert
ordinal 1-5 dengan skor antara lain : Sangat Tidak Setuju (1), Tidak Setuju
(2), Cukup Setuju (3), Setuju (4), Sangat Setuju (5).
2. Opportunity (X2)
Kesempatan atau peluang ada ketika tidak adanya pengawasan
dalam melakukan suatu tindakan. Secara umum, menurut Raedan
Subramaniam (2008) mendefinisikan bahwa peluang tersebut dikarenakan
karena lemahnya sistem pengendalian internal dala suatu
organisasi/perusahaan. Variabel ini menggunakan kuisioner untuk hasil
penelitiannya dengan mengacu pada penelitian (Said et al., 2017) yang
menggunakan skala ordinal 1-5 diantaranya: Sangat Tidak Setuju (1),
Tidak Setuju (2), Cukup Setuju (3), Setuju (4), Sangat Setuju (5)
53
3. Rationalization (X3)
Sikap rasionalisasi merupakan sikap untuk melegitimasi ataupun
sikap membenarkan segala cara atau konsep yang tidak sesuai dengan
ketentuan dan keyakinan orang lain (Slezak,2013). Pada variabel ini
menggunakan kuisioner dengan mengacu pada penelitian (Zahara, 2017)
yang menggunakan skala likert 1-5 yang diberi skor sebagai berikut:
Sangat Tidak Setuju (1), Tidak Setuju (2), Cukup Setuju (3), Setuju (4),
Sangat Setuju (5).
4. Niat Melakukan Fraud (Y)
Niat merupakan suatu aspek kognitif dan afektif dalam melakukan
suattu tindakan. Niat melakukan fraud ini merupakan aspek kognitif,
sedangkan aspek afektif (mampu menutupi kecurangan) pelaku fraud
dalam menutupi tindakan yang memicu untuk melakukan fraud tersebut.
Variabel ini menggunakan instrumen pengukuran penelitian (Paulus Th
Basuki Hadiprajitno dan Zulaikha, 2016) dengan menggunakan skala
ordinal 1-5 yang diberi skor sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju (1),
Tidak Setuju (2), Cukup Setuju (3), Setuju (4), Sangat Setuju (5).
5. Law Enforcement (Z)
Penegakan hukum (law enforcement) merupakan kegiatan
melakukan serta menerapkan hukum atas segala tindakan hukum yang
terjadi karena adanya pelanggaran atau penyimpangan oleh subjek hukum
(Jimly,2006) dalam (Rofika, 2017). Selain itu untuk instrumen pertanyaan
mengikuti dari Community Survey On Public Safety And Law Enforcement
54
dengan menggunakan instrumen pengukuran likert ordinal 1-5, tetapi
dengan penamaan skor yang berbeda. Untuk pertanyaan no 1-6 diberi skor
sebagai berikut: Tidak Pernah (1), Pernah (2), Kadang-Kadang (3), Sering
(4), Selalu (5). Selanjutnya, untuk pertanyaan no 7 diberi skor sebagai
berikut: Sangat Tidak Percaya(1), Tidak Percaya (2), Sedikit Percaya (3),
Percaya (4), Sangat Percaya (5). Pertanyaan no 8 diberi skor Sangat Tidak
Efektif (1), Tidak Efektif (2), Sedikit Efektif (3), Efektif (4), Sangat Efektif
(5). Untuk pertanyaan no 9 diberi skor antara lain: Sangat Tidak Serius (1),
Tidak Serius (2), Agak Serius (3), Serius (4), Sangat Serius (5).
Selanjutnya untuk pertanyaan no 10 diberikan skor sebagai berikut: Sangat
Tidak Puas (1), Tidak Puas (2), Agak Puas (3), Puas (4), Sangat Puas (5).
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Jurnal Acuan Indikator No Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Tekanan/Pressure
(Said et al,2017a)
1. Tekanan pekerjaan saya cukup
tinggi
1 Ordinal
2. Pekerjaan saya mengharuskan
tercapainya Key Performance
Indicator (KPI) yang
ditetapkan oleh perusahaan
2 Ordinal
3. Dalam suatu waktu saya
memiliki beberapa pekerjaan
yang dilakukan secara
simultan
3 Ordinal
4. Saya menghadapi tekanan
pekerjaan yang terus-menerus
4 Ordinal
5. Saya merasa terbebani oleh
besarnya kebutuhan keuangan
keluarga
5 Ordinal
Bersambung ke halaman selanjutnya
55
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Operasional Variabel Penelitian
Jurnal Acuan Indikator No Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
6. Saya sering menunda
pembayaran utang karena
tidak memiliki cukup uang
6 Ordinal
Tekanan/Pressure
(Dahlia, 2013)
7. Dalam kondisi tertentu, saya
terpaksa harus melakukan
pekerjaan yang bertentangan
dengan hati nurani
7 Ordinal
8. Saya dipaksa menyusun
laporan keuangan yang tidak
sesuai dengan kondisi
sebenarnya
9. Perusahaan akan memberikan
sanksi kepada pegawai yang
memiliki kinerja buruk
8
9
Ordinal
Ordinal
Peluang /
Opportunity
(Said et al., 2017)
1. Transaksi dalam jumlah
tertentu harus mendapat
persetujuan pejabat yang
berwenang dan
terdokumentasi dengan baik.
10 Ordinal
2. Setiap transaksi harus dicatat
dengan tepat waktu.
11 Ordinal
Peluang /
Opportunity
(Dahlia, 2013)
3. Dilakukannya pemeriksaan
internal secara rutin
12 Ordinal
Peluang /
Opportunity
(Said et al., 2017)
4. Pemisahan peran dan
tanggung jawab setiap divisi
harus jelas.
13 Ordinal
5. Kegiatan pengawasan,
pemantauan, dan peninjauan
kerja harus dilakukan secara
berkala.
14 Ordinal
6. Kebijakan, prosedur, dan SOP
harus terdokumentasi dengan
baik.
15 Ordinal
7. Brangkas tempat penyimpanan
uang harus diletakkan di
tempat yang aman.
16 Ordinal
Bersambung ke halaman selanjutnya
56
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Operasional Variabel Penelitian
Jurnal Acuan Indikator No Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Peluang /
Opportunity
(Said et al., 2017)
8. CCTV yang digunakan harus
berfungsi dengan baik dan
dapat merekam setiap aktivitas
dalam lingkungan pekerjaan.
17 Ordinal
Peluang /
Opportunity
(Dahlia, 2013)
9. Ketika atasan melakukan
tindakan yang keliru, saya
merasa takut untuk
mengingatkannya.
18 Ordinal
Peluang /
Opportunity
(Dahlia, 2013)
10. Saya merasa nyaman untuk
merekrut pegawai yang
memiliki hubungan
kekerabatan dengan saya.
19 Ordinal
11. Untuk meminimalisir peluang
terjadinya fraud, perlu
dilakukan pemeriksaan
eksternal oleh KAP.
20 Ordinal
Peluang /
Opportunity
(Dahlia, 2013)
12. Rotasi jabatan harus dilakukan
secara berkala.
21 Ordinal
13. Pekerjaan harus dilakukan
berdasarkan SOP.
22 Ordinal
14. Pemberian sanksi harus
setimpal dengan tingkat
pelanggaran yang dilakukan.
23 Ordinal
Rasionalisasi /
Rationalization
(Said et al., 2017)
1. Saya dibayar rendah dengan
tanggung jawab besar.
24 Ordinal
2. Tidak ada orang yang merasa
dirugikan ketika saya
menggunakan fasilitas kantor
untuk keperluan pribadi.
25 Ordinal
3. Menggunakan uang kas tanpa
seizin kantor dan
mengembalikannya tepat
waktu bukan perbuatan
tercela.
26 Ordinal
4. Saya percaya bahwa hadiah
dari pelanggan, vendor atau
kolega merupakan hasil dari
pelayanan yang saya berikan.
27 Ordinal
Bersambung ke halaman selanjutnya
57
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Operasional Variabel Penelitian Jurnal Acuan Indikator No Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Rasionalisasi /
Rationalization
(Said et al., 2017)
5. Adanya kebebasan dalam
bertindak terhadap kebijakan
dan prosedur terkadang harus
ditoleransi untuk membantu
rekan kerja.
28 Ordinal
6. Kecurangan yang saya
lakukan karena saya berhak
untuk mendapatkan sesuatu
yang lebih dari seharusnya.
29 Ordinal
7. Saya melakukan kecurangan
karena saya tidak
diperlakukan secara wajar
oleh perusahaan.
30 Ordinal
Rasionalisasi /
Rationalization
(Dahlia, 2013)
8. Saya rela melakukan
kecurangan, jika untuk
kepentingan bersama.
31 Ordinal
9. Saya berbuat curang, karena
atasan juga melakukannya.
32 Ordinal
10. Untuk mencapai tujuan, saya
lebih memilih jalan pintas
walaupun melanggar aturan.
33 Ordinal
Niat Melakukan
Fraud
(Zulaikha &
Hadiprajitno,
2017)
1. Memperkecil biaya yang
dicatat agar laba perusahaan
terlihat tinggi, merupakan
perbuatan yang etis.
34 Ordinal
2. Memperbesar catatan piutang
agar kinerja perusahaan dinilai
baik merupakan tindakan etis.
35 Ordinal
3. Ada indikasi bahwa perilaku
fraud dilakukan dengan niat
untuk menguntungkan diri
sendiri ataupun pihak lain.
36 Ordinal
Bersambung ke halaman selanjutnya
58
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Operasional Variabel Penelitian Jurnal Acuan Indikator No Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Niat Melakukan
Fraud
(Zulaikha &
Hadiprajitno,
2017)
4. Ada indikasi bahwa pelaku
fraud berusaha untuk
menutupi kecurangan dengan
cara mencari celah dan
kelemahan dari peraturan.
37 Ordinal
Law Enforcement
(Community
Oriented Policing
Services- U.S.
Department of
Justice)
1. Sejauh mana lembaga penegak
hukum bekerja sama dengan
masyarakat dalam
memecahkan masalah
setempat?
49 Ordinal
2. Sejauh mana lembaga penegak
hukum melakukan praktik
penegakan hukum dalam
upaya untuk mengurangi
masalah kecurangan?
50 Ordinal
3. Sejauh mana lembaga penegak
hukum memperlakukan orang
dengan adil?
51 Ordinal
4. Sejauh mana petugas lembaga
penegak hukum menunjukkan
kepedulian terhadap
masyarakat?
52 Ordinal
5. Sejauh mana petugas lembaga
penegak hukum menghargai
hak-hak masyarakat?
53 Ordinal
6. Sejauh mana lembaga penegak
hukum responsif terhadap
masalah korupsi yang ada?
54 Ordinal
7. Sejauh mana Anda
mempercayai lembaga
penegak hukum dalam
mengatasi kasus kecurangan
yang terjadi?
55 Ordinal
Bersambung ke halaman selanjutnya
59
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Operasional Variabel Penelitian Jurnal Acuan Indikator No Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Law Enforcement
(Community
Oriented Policing
Services- U.S.
Department of
Justice)
8. Sejauh mana lembaga penegak
hukum efektif dalam
mencegah kejahatan?
56 Ordinal
9. Sejauh mana lembaga penegak
hukum serius menangani
masalah korupsi?
57 Ordinal
10. Sejauh mana Anda puas
dengan kinerja keseluruhan
lembaga penegak hukum di
Indonesia
58 Ordinal
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data ini menggunakan metode analisis statistik
deskriptif, uji kualitas, dan uji hipotesis.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dapat dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varians,
minimum, maksimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan
distribusi) (Ghozali,2018:19). Penelitian ini hanya menggambarkan rata-rata
(mean), standar deviasi, minimum, maksimum, dan sum untuk analisis
statistik deskriptif ini.
60
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuisioner penelitian. Suatu kuisioner penelitian dapat dikatakan valid jika
pertanyaan dalam kuisioner tersebut mampu menggambarkan dan
mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuisioner tersebut. Jadi, dapat
disimpulkan uji validitas tersebut yaitu pengujian untuk mengukur apakah
pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner kita sudah benar menunjukkan yang
akan kita ukur (Ghozali, 2018:51). Uji validitas pada penelitian ini
menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan menghitung nilai korelasi
yang diperoleh dari nilai dari pertanyaan-pertanyaan yang dibuat. Apabila
hasil Pearson Correlation memiliki nilai dibawah 0,05 maka data yang
dihasilkan valid (Ghozali, 2018:54).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur kuisioner yang
indikator dari variabelnya tersebut bersifat konstruk. Kuisioner dapat
diakatakan reliabel dan andal jika jawaban dari individu tersebut bersifat
konsisten dan stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2018). Pengukuran
reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Repeated Measure (pengukuran ulang): Pada kondisi ini seseorang akan
diberikan pertanyaan yang sama dengan kondisi yang berbeda, apakah
orang tersebut akan konsisten dengan jawaban tersebut.
61
2. One Shot (pengukuran sekali saja): pengukuran hanya dilakukan sekali
saja dan kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan pertanyaan lain
atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan
fasilitas untuk mengukur reliabilitas tersebut dengan menggunakan uji
Cronbach Alpha (α). Suatu variabel yang bersifat konstruk dapat
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0.70
(Nunnaly,1994).
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik ini bertujuan untuk menguji kelayakan model
penelitian dan melihat apakah adanya pelanggaran uji asumsi klasik terhadap
model penelitian regresi berganda. Karena model penelitian yang baik adalah
model yang lulus pengujian asumsi klasik. Dalam uji asumsi klasik ada tiga
asumsi dasar yang menjadi dasar pengukuran agar tidak dianggap bias,
diantaranya:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi
tersebut memiliki distribusi dan penyebaran data yang normal atau tidak..
Uji normalitas tersebut diukur dengan menggunakan One Sample
Kolmogorof Smirnof dengan taraf signifikansi yaitu 0,05 (Santoso,2010).
Berdasarkan taraf tersebut dapat disimpulkan bahwa :
a. Jika nilai Sig >0,05, maka distribusi bersifat normal
b. Jika nilai Sig <0,05, maka distribusi bersifat tidak normal
62
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi tersebut ditemukan adanya hubungan korelasi atau keterkaitan
antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya
menunjukkan tidak adanya hubungan korelasi antara variabel
independen.
Pengujian ini salah satunya dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independent manakah yang dijelaskan oleh
variabel lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
yang tinggi (karena VIF=1/Tolerance).
Jika nilai tolerance value dibawah 0,10 atau nilai VIF diatas 10,
maka terjadi multikolinearitas. Karena tolerance value tersebut memiliki
limit atau batasan nilai >0,10 dan nilai VIF <10.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heteokedastisitas merupakan pengujian untuk menguji apakah
dalam model regresi tersebut adanya ketidaksamaan antara nilai residual
dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya (nilai error). Jika adanya
kesamaan antara pengamatan satu ke pengamatan lainnya maka disebut
homokedastisitas, sedangkan jika adanya perbedaan dinamakan
heterokedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya
hetereokedastisitas yaitu:
63
• Melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Cara melihat ada
tidaknya heterokedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu
Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang
telah di-studentized.
Jika ada pola tertentu seperti titik- titik yang membentuk pola
teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka terindikasi
adanya heterokedastisitas. Sedangkan, jika tidak ada pola yang jelas serta
titik-titik menyebar di atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heterokedastisitas.
d. Uji Hipotesis
1. Analisis Regresi Berganda
Uji analisis berganda yaitu untuk menguji adanya pengaruh beberapa
variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi
untuk menguji hipotesis tersebut sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan :
Y = Niat melakukan kecurangan (fraud)
a = konstanta
b1,2,3 = koefisien regresi dari variabel independen
X1 = Pressure
X2 = Opportunity
X3 = Rationalization
e = error
64
2. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian ini yaitu untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel independennya. Nilai
koefesien determinasi itu antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
menjelaskan bahwa kemampuan variabel bebas (independen) dalam
menjelaskan variabel terikatnya (dependen) cukup terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
independen.
Dalam kenyataan nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun
yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati (2003) jika
dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted
R2 dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R2=1, maka
adjusted R2=R2 =1 sedangkan jika nilai R2 = 0, maka adjusted R2 = (1-
k)/(n-k). Jika k > 1 maka adjusted R2 akan bernilai negative, sehingga
jika ditemukan hasil negatif berarti model penelitian yang dilakukan
kurang baik sehingga R square nya kecil, memiliki variabel yang terlalu
banyak tetapi data yang digunakan untuk observasi terlalu sedikit
sehingga konsekuensi yang akan diterima yaitu hasil yang tidak baik dan
disarankan untuk menambah data responden pada penelitian tersebut.
3. Uji F
Uji F dilakukan untuk menguji hipotesis bahwa b1, b2, dan b3
secara bersama-sama sama dengan nol. Uji hipotesis ini dinamakan uji
65
signifikansi secara keseluruhan terhadap garis regresi yang diobservasi
maupun estimasi, apakah Y berhubungan linier terhadap X1,X2, dan X3.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut (Ghozali,2018:98):
• Quick look: bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat
ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain menerima
hipotesis alternative, yang menyatakan bahwa semua variabel
independent secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel
terikatnya (dependen)
• Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut
tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F table, maka
Ho ditolak dan menerima HA.
4. Uji t
Uji T digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh satu
variabel penjelas/independent secara individual dalam menjelaskan
variabel dependen. Hipotesis nol (Ho) yang akan diuji adalah apakah
suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau:
Ho : bi = 0
Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependennya. Hipotesis
alternative (HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:
HA : bi ≠ 0
66
Artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
5. Pengujian dengan Analisis Regresi Moderate (Moderate
Regression Analysis-MRA)
Untuk mengidentifikasi ada tidaknya variabel moderasi, terdapat
dua metode yang dapat digunakan, yaitu analisis sub-groups (sub
kelompok) dan moderated regression analysis (MRA). Pengujian
Moderate Regression Analysis (MRA) dapat dilihat dengan persamaan
berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4Z + b5 (X1Z) + b6 (X2Z) + b7 (X3Z)
+e
Keterangan :
Y = Niat melakukan kecurangan (fraud)
a = konstanta
b = koefisien regresi
X1 = Pressure
X2 = Opportunity
X3 = Rationalization
Z = Law Enforcement
X1Z = variabel interaksi antara pressure dan law enforcement yang
menggambarkan pengaruh variabel moderating, law enforcement
terhadap hubungan pressure dengan niat melakukan kecurangan
X2Z = variabel interaksi antara opportunity dan law enforcement yang
menggambarkan pengaruh variabel moderating, law enforcement
terhadap hubungan opportunity dengan niat melakukan
67
kecurangan
X3Z = variabel interaksi antara rationalization dan law enforcement
yang menggambarkan pengaruh variabel moderating, law
enforcement terhadap hubungan rationalization dengan niat
melakukan kecurangan.
68
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh profesi akuntan di Indonesia
dengan penyebaran wilayah di pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Bali.
Profesi akuntan dari beberapa responden kami terdiri dari Akuntan
Pemerintah, Staff Keuangan di beberapa perusahaan dan lain lain. Pada
penelitian ini, Akuntan Publik dan Akuntan Pendidik tidak termasuk dalam
responden kami dikarenakan indikator-indikator pertanyaan pada kuesioner
kami tidak berhubungan dengan Akuntan Publik dan Pendidik.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa
cara, diantaranya dengan penyebaran kuesioner secara langsung ke beberapa
Lembaga Pemerintahan, mengirimkan kuesioner dengan melalui e-mail, dan
yang terakhir pengiriman kuesioner dilakukan melalui google form. Proses
penyebaran dan pengembalian kuesioner tersebut dimulai dari tanggal 09
Januari 2019 sampai dengan 17 Maret 2019, sedangkan untuk responden yang
diluar Jakarta kuesioner dilakukan secara online melalui e-mail dan google
form. Kuesioner yang disebar oleh peneliti sebanyak 147 buah dan jumlah
kuesioner yang kembali sebanyak 119 buah atau sekitar 80,95% dari total
kuesioner. Sedangkan kuesioner yang tidak kembali sebanyak 26 kuesioner
atau sekitar 17,69% yang dikarenakan
69
sulitnya instansi tersebut untuk menemukan responden yang sesuai dengan
penelitian ini.. Kuesioner yang dapat diolah sebanyak 119 buah atau sekitar
80,95% dengan proporsi 38 kuesioner disebar manual, 8 kuesioner disebar
melalui e-mail, dan 74 kuesioner melalui googleform. Sedangkan kuesioner
yang tidak dapat diolah sebanyak 2 buah atau 1,36% yang dikarenakan
adanya responden yang tidak sesuai dan responden yang tidak objektif dalam
menjawab pertanyaan yang telah diberikan. Gambaran mengenai data sampel
penelitian disajikan dalam tabal 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
2. Deskripsi Profil Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan skala nominal yang menunjukkan besarnya frekuensi absolut
dari presentase jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama masa kerja,
profesi akuntan, lokasi pengisian, dan jabatan. Responden dalam penelitian
ini adalah seluruh profesi akuntan kecuali akuntan publik dan akuntan
pendidik yang tersebar di beberapa pulau di Indonesia. Kuesioner ini disebar
dengan harapan responden dapat memberikan jawaban yang objektif atas
No Keterangan Jumlah Presentase
1 Jumlah kuesioner yang disebar 147 100%
2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 26 17,69%
3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat
diolah
2 1,36%
4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 119 80,95%
70
pertanyaan yang telah dibuat peneliti dan dapat mengahasilkan penelitian
yang baik.
Data mengenai karakteristik responden disajikan dalam tabel berikut:
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Pada tabel 4.2 akan menggambarkan deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.2
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sebanyak 43 orang atau
sekitar 36,1% responden berjenis kelamin laki-laki dan untuk
responden perempuan berjumlah 76 orang atau sekitar 63,9%.
Penelitian ini didominasi oleh responden yang berjenis kelamin
perempuan.
b. Deskripsi responden berdasarkan usia
Pada tabel 4.3 ini akan menjelaskan deskripsi responden
berdasarkan usia.
Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulativ
e Percent
Valid Laki-Laki 43 36,1 36,1 36,1
Perempuan 76 63,9 63,9 100,0
Total 119 100,0 100,0
71
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Usia
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulativ
e Percent
Valid 20-25 tahun 41 34,5 34,5 34,5
26-30 tahun 26 21,8 21,8 56,3
31-35 tahun 26 21,8 21,8 78,2
36-40 tahun 9 7,6 7,6 85,7
>40 tahun 17 14,3 14,3 100,0
Total 119 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sekitar 41 orang atau
sekitar 34,5% responden berusia 20 sampai dengan 25 tahun, untuk usia
26 sampai dengan 30 tahun terdapat 26 orang atau 21,8%, usia 31
sampai 35 tahun ada sekitar 26 orang atau setara dengan 21,8% serta
untuk usia 36 sampai 40 tahun berjumlah 9 orang, dan untuk responden
yang berusia >40 tahun ada sekitar 17 orang atau 14,3%. Penelitian ini
didominasi oleh responden yang berusia 21 sampai dengan 25 tahun.
Responden penelitian kami mayoritas alumni yang baru saja lulus dari
perguruan tinggi (fresh graduate).
c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Pada tabel 4.4 ini akan menjelaskan deskripsi responden
berdasarkan pendidikan terakhir
72
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa ada 17 responden atau
sekitar 14,3% yang berasal dari Diploma, untuk responden yang
memiliki pendidikan terakhir S1 berjumlah 84 orang atau sekitar
70,6%, dan untuk responden yang S2 berjumlah 18 orang atau sekitar
15,1%. Penelitian ini didominasi oleh responden yang memiliki
pendidikan terakhir S1 dikarenakan responden banyaknya responden
pada penelitian kami yang akan melanjutkan studi untuk jenjang
selanjutnya.
d. Deskripsi responden berdasarkan lama masa kerja
Pada tabel 4.5 ini akan menjelaskan deskripsi responden
berdasarkan lama masa kerja.
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Diploma 17 14,3 14,3 14,3
S1 84 70,6 70,6 84,9
S2 18 15,1 15,1 100,0
Total 119 100,0 100,0
73
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Masa Kerja
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa lama masa kerja
responden mayoritas baru sekitar 0 sampai 5 tahun kerja, karena ada 68
orang atau sekitar 57,1%. Untuk responden yang sudah bekerja sekitar
6 sampai 10 tahun ada 39 orang atau 32,8%, dan untuk responden yang
sudah bekerja 11 sampai 15 tahun dan juga lebih dari 20 tahun
berjumlah 12 orang atau 10%.
e. Deskripsi responden berdasarkan profesi akuntan
Pada tabel 4.6 ini akan menjelaskan deskripsi responden
berdasarkan profesi akuntan yang dijalankan.
Lama Masa Kerja
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 0-5 tahun 68 57,1 57,1 57,1
6-10 tahun 39 32,8 32,8 89,9
11-15 tahun 6 5,0 5,0 95,0
>20 tahun 6 5,0 5,0 100,0
Total 119 100,0 100,0
74
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Profesi Akuntan
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa profesi akuntan responden
didominasi oleh akuntan manajemen yang berjumlah 91 orang atau
sekitar 76,5%, untuk selanjutnya ada sekitar 26 orang atau 21,8%
responden yang merupakan akuntan pemerintah, dan untuk sisanya
sebanyak 2 orang atau 1,7% merupakan akuntan lainnya. Penelitian ini
didominasi oleh akuntan manajemen, karena target responden kami
merupakan akuntan yang bekerja di perusahaan yang sesuai dengan
indikator pertanyaan kami terkait masalah kecurangan, karena rata-rata
di perusahaan kasus kecurangan masih banyak terjadi dan dilakukan.
Oleh karena ini, penelitian ini lebih difokuskan untuk memilih
responden akuntan manajemen dalam suatu perusahaan, agar sesuai
dengan hasil penelitian yang diinginkan.
Profesi Akuntan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Akuntan
Lainnya 2 1,7 1,7 1,7
Akuntan
Manajemen 91 76,5 76,5 78,2
Akuntan
Pemerintah 26 21,8 21,8 100,0
Total 119 100,0 100,0
75
f. Deskripsi responden berdasarkan lokasi pengisian
Pada tabel 4.7 ini akan menjelaskan deskripsi responden
berdasarkan lokasi pengisian kuesioner.
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lokasi Pengisian
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa lokasi pengisian tersebar
di beberapa pulau di Indonesia, walaupun mayoritas lokasi pengisian
berada di pulau Jawa yang berjumlah 113 orang atau sekitar 95% dari
total responden. Untuk pulau Sumatera dan Sulawesi terdapat masing-
masing 2 orang atau 1,7% dan untuk pulau Bali dan Kalimantan
terdapat masing-masing hanya 1 orang responden. Penelitian ini
didominasi oleh responden di pulau Jawa dikarenakan daerah peneliti
sendiri terdapat di pulau Jawa.
Lokasi Pengisian
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Pulau Bali 1 ,8 ,8 ,8
Pulau Jawa 113 95,0 95,0 95,8
Pulau
Kalimantan 1 ,8 ,8 96,6
Pulau
Sulawesi 2 1,7 1,7 98,3
Pulau
Sumatera 2 1,7 1,7 100,0
Total 119 100,0 100,0
76
g. Deskripsi responden berdasarkan jabatan
Pada tabel 4.8 ini akan menjelaskan deskripsi responden
berdasarkan jabatan yang dimiliki saat ini.
Tabel 4.8
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa jabatan yang dimiliki oleh
responden penelitian ini masih berada di level staff keuangan yang ada
di beberapa perusahaan, yaitu 93 orang atau sekitar 78,2%, dan untuk
kepala bidang ada 7 orang atau 5,9%, serta kepala bagian ada sekitar 19
orang atau sekitar 16% responden pada penelitian ini.
B. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Statistik Deskriptif
Variabel dalam penelitian ini yang menguji tentang pengaruh pressure,
opportunity, dan rationalization terhadap niat melakukan kecurangan
akuntan dengan law enforcement sebagai variabel moderating yang diuji
dengan menggunakan statistik deskriptif, dan mendapatkan hasil seperti pada
tabel 4.9 sebagai berikut.
Jabatan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Kepala
Bagian 19 16,0 16,0 16,0
Kepala
Bidang 7 5,9 5,9 21,8
Staf
keuangan 93 78,2 78,2 100,0
Total 119 100,0 100,0
77
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Pada tabel 4.9 menjelaskan bahwa variabel pressure (tekanan) jawaban
terkecil (minimum) responden sebesar 9, jawaban terbesar (maximum)
responden sebesar 42 dengan rata-rata keseluruhan jawaban responden yaitu
25,46 dan untuk standar deviasi sebesar 5,689. Variabel opportunity
(peluang) memiliki jawaban terkecil (minimum) sebesar 44, dan untuk
jawaban terbesarnya (maximum) sebesar 70 dari rata-rata jawaban 59,34 serta
untuk standar deviasi dari opportunity ini sebesar 5,807. Variabel
rationalization (sikap rasionalisasi) dijelaskan pada tabel tersebut memiliki
jawaban terkecil sebesar 25, dan untuk jawaban terbesar (maximum) 50 dari
rata-rata jawaban sebesar 40,41 serta 4,207 untuk standar deviasinya. Pada
variabel niat melakukan fraud nilai minimum sebesar 8 dan maksimum
sebesar 20 dari total rata-rata jawaban sebesar15,08 dan 2,998 untuk standar
deviasi. Selanjutnya, untuk variabel law enforcement memiliki nilai terkecil
sebesar 17 dan terbesar sebesar 48 dengan rata-rata 31,51 serta standar deviasi
sebesar 6,410.
Descriptive Statistics
N Min Max Mean Std. Deviation
TP 119 9 42 25,46 5,689
TO 119 44 70 59,34 5,807
TR 119 25 50 40,41 4,207
TNMF 119 8 20 15,08 2,998
TLE 119 17 48 31,51 6,410
Valid N
(listwise) 119
78
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif yang telah dijelaskan bahwa
semakin besar nilai standar deviasi suatu data maka semakin besar jarak
setiap titik data dengan nilai rata-rata (Ghozali, 2018). Maka dapat
disimpulkan bahwa semakin kecil standar deviasi, maka data yang dihasilkan
semakin bagus karena berarti data tersebut mendekati nilai rata-rata
hitungnya. Apabila nilai standar deviasi lebih besar daripada nilai rata-rata
(mean) maka nilai rata-rata tersebut akan menjelaskan keberadaan data yang
buruk. Sedangkan jika nilai standar deviasi jauh lebih kecil dibandingkan
nilai mean, maka nilai rata-rata (mean) tersebut dapat digunakan untuk
merepresentasikan keseluruhan data dari penelitian ini.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
indikator pertanyaan pada kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk menjelaskan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam menentukan valid atau tidaknya suatu
kuesioner dapat dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation, dan
hasil dari uji signifikansi koefisien korelasi tersebut memiliki nilai taraf
signifikansi 0,05 yang berarti item tersebut dianggap valid (Ghozali, 2018).
Pada tabel berikut akan menggambarkan nilai validitas dari semua butir
pertanyaan yang ada pada variabel Pressure (P), Opportunity (O),
Rationalization (R), Niat Melakukan Fraud (NMF), dan Law Enforcement
(LE) dengan 119 responden pada penelitian ini.
79
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Pressure (Tekanan)
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa indikator pertanyaan pada variabel
Pressure dinyatakan valid untuk semua pertanyaan, karena memiliki kriteria
nilai sig <0,05.
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Opportunity (Peluang)
No Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Sig. 2
(Tailed) Keterangan
O1 0,601** 0,000 Valid
O2 0,695** 0,000 Valid
O3 0,739** 0,000 Valid
O4 0,642** 0,000 Valid
O5 0,744** 0,000 Valid
O6 0,666** 0,000 Valid
O7 0,456** 0,000 Valid
O8 0,563** 0,000 Valid
O9 0,379** 0,000 Valid
O10 0,507** 0,000 Valid
Bersambung ke halaman selanjutnya
No Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Sig. 2
(Tailed) Keterangan
P1 0,695** 0,000 Valid
P2 0,559** 0,000 Valid
P3 0,735** 0,000 Valid
P4 0,735** 0,000 Valid
P5 0,688** 0,000 Valid
P6 0,605** 0,000 Valid
P7 0,505** 0,000 Valid
P8 0,484** 0,000 Valid
P9 0,617** 0,000 Valid
80
No Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Sig. 2
(Tailed)
Keterangan
O11 0,510** 0,000 Valid
O12 0,454** 0,000 Valid
O13 0,596** 0,000 Valid
O14 0,633** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa indikator pertanyaan pada variabel
Opportunity dinyatakan valid untuk semua pertanyaan, karena memiliki
kriteria nilai sig <0,05.
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Rationalization (Sikap Rasionalisasi)
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa indikator pertanyaan pada variabel
Rationalization dinyatakan valid untuk semua pertanyaan, karena memiliki
kriteria nilai sig <0,05.
No Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Sig. 2
(Tailed) Keterangan
R1 0,447** 0,000 Valid
R2 0,502** 0,000 Valid
R3 0,536** 0,000 Valid
R4 0,613** 0,000 Valid
R5 0,462** 0,000 Valid
R6 0,666** 0,000 Valid
R7 0,580** 0,000 Valid
R8 0,670** 0,000 Valid
R9 0,643** 0,000 Valid
R10 0,637** 0,000 Valid
81
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Niat Melakukan Fraud
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa indikator pertanyaan pada variabel
Niat Melakukan Fraud dinyatakan valid untuk semua pertanyaan, karena
memiliki kriteria nilai sig <0,05.
Tabel 4.14
Hasil Uji Validitas Law Enforcement
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa indikator pertanyaan pada variabel
Law enforcement dinyatakan valid untuk semua pertanyaan, karena memiliki
kriteria nilai sig <0,05.
No Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Sig. 2
(Tailed) Keterangan
NMF1 0,585** 0,000 Valid
NMF2 0,611** 0,000 Valid
NMF3 0,846** 0,000 Valid
NMF4 0,884** 0,000 Valid
No Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Sig. 2
(Tailed) Keterangan
LE1 0,523** 0,000 Valid
LE2 0,746** 0,000 Valid
LE3 0,776** 0,000 Valid
LE4 0,744** 0,000 Valid
LE5 0,746** 0,000 Valid
LE6 0,742** 0,000 Valid
LE7 0,719** 0,000 Valid
LE8 0,773** 0,000 Valid
LE9 0,666** 0,000 Valid
LE10 0,668** 0,000 Valid
82
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ada uji yang dilakukan untuk mengukur suatu kuesioner
apakah kuesioner tersebut reliable atau tidak. Reliabilitas itu sendiri
merupakan kekonsistenan atas jawaban responden terhadap pertanyaan yang
diberikan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau tidak jika hasil dari uji
reliabilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha (α) bernilai >0,70
(Ghozali, 2018). Pada tabel 4.15 dibawah ini merupakan hasil dari uji
reliabilitas terhadap 5 variabel yang digunakan pada penelitian ini,
diantaranya Pressure, Opportunity, Rationalization, Niat Melakukan Fraud,
dan Law Enforcement.
Tabel 4.15
Hasil Uji Reliabilitas
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Tabel 4.15 diatas menjelaskan bahwa hasil dari uji reliabilitas dilihat
dari nilai Cronbach’s Alpha atas variabel Pressure bernilai 0,808, variabel
Opportunity 0,830, variabel Rationalization sebesar 0,737, variabel Niat
Melakukan Fraud 0,724, dan variabel Law Enforcement sebesar 0,885. Dari
hasil uji reliabilitas terhadap 5 variabel tersebut menunjukkan bahwa
pertanyaan dalam kuesioner penelitian ini reliabel karena memiliki nilai
Cronbach’s Alpha >0,70. Hasil ini menunjukkan bahwa setiap pertanyaan
dari masing-masing variabel yang diberikan kepada responden memiliki hasil
No Variabel Cronbach's Alpha Keterangan
1 Pressure 0,808 Reliabel
2 Opportunity 0,830 Reliabel
3 Rationalization 0,737 Reliabel
4 Niat Melakukan Fraud 0,724 Reliabel
5 Law Enforcement 0,885 Reliabel
83
yang konsisten, yang berarti jika responden diberikan pertanyaan yang sama
akan memperolah jawaban yang sama pula.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas adalah pengujian yang dilakukan untuk
menentukan apakah model dari regresi tersebut memiliki adanya korelasi
antar variabel independent. Model regresi yang baik yaitu tidak terjadinya
korelasi antara variabel independen nya.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolonieritas dalam suatu
model regresi biasanya dengan melihat nilai tolerance dan lawannya, yaitu
variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini dapat menunjukkan setiap
variabel manakah yang dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Nilai
tolerance itu sendiri untuk mengukur variabilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dijelaskn oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena
VIF=1/Tolerance). Nilai umum yang biasa digunakan untuk menunjukkan
adanya multikolonieritas yaitu jika nilai Tolerance <0,10 atau sama dengan
nilai VIF >10 (Ghozali, 2018).
84
Tabel 4.16
Hasil Uji Multikolonieritas
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.16 diatas menunjukkan bahwa nilai tolerance dari
masing-masing variabel bernilai lebih dari 0,10 dan begitupun dengan nilai
VIF yang kurang dari 10. Tabel tersebut menjelaskan bahwa nilai tolerance
atas variabel pressure sebesar 0,820, opportunity 0,708, rationalization
0,673, dan law enforcement 0,850 serta nilai VIF atas masing-masing variabel
berturut-turut menunjukkan nilai sebesar 1,220, 1,412, 1,485, dan 1,176. Dari
penjelasan hasil pengujian multikolonieritas diatas dapat disimpulkan bahwa
data dalam penelitian ini tidak memiliki masalah dalam multikolonieritas
yang berarti bahwa data dalam penelitian ini tidak terjadi adanya korelasi di
antara variabel independen nya yang berarti data dalam penelitian ini
merupakan data yang baik dan layak untuk digunakan.
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
TP 0,820 1,220
TO 0,708 1,412
TR 0,673 1,485
TLE 0,850 1,176
a. Dependent Variable: TNMF
85
b. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi yang normal. Secara
sederhana uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah data yang
digunakan dalam penelitian ini terdistribusi secara normal (Ghozali, 2018).
Tabel 4.17
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 119
Normal
Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 2,55592544
Most Extreme
Differences
Absolute ,067
Positive ,067
Negative -,047
Test Statistic ,067
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Monte Carlo
Sig. (2-tailed)
Sig. ,637e
99% Confidence
Interval
Lower
Bound
,624
Upper
Bound
,649
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
e. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.
86
Berdasarkan tabel 4.17, diketahui bahwa nilai uji signifikansi data
sebesar 0,200 yang menunjukkan bahwa angka tersebut lebih besar dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini terdistribusi
secara normal.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Pada gambar 4.1 dan 4.2 diatas telah menggambarkan bahwa data
dalam penelitian ini sudah terdistribusi secara normal, karena dilihat dari
87
gambar 4.1 kurva lonceng tersebut tersebar secara normal mengikuti arah
garis diagonal nya, dan gambar 4.2 tersebut juga memperlihatkan penyebaran
data yang normal karena titik-titik tersebut mendekati garis sumbu nya.
c. Hasil Uji Heterokedastisitas
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah ada ketidaksamaan
varian residual dalam suatu pengamatan.
Gambar 4.3
Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Scatterplot
Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak dan merata, yaitu terdapat di atas ataupun dibawah angka 0 pada sumbu
Y. kesimpulannya pada model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi
heterokedastisitas sehingga model regresi ini layak digunakan.
4. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis
yang menyatakan bahwa pressure, opportunity, dan rationalization memiliki
pengaruh terhadap niat melakukan fraud dengan law enforcement sebagai
variabel moderating. Hasil uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan
88
dua tahap, pertama dengan analisis regresi berganda yang berguna
mengetahui pengaruh variabel independent dan variabel dependen secara
parsial, kedua dilanjutkan dengan analisis hasil uji (MRA) untuk mengetahui
apakah variabel moderasi dalam penelitian ini dapat memperkuat atau
memperlemah hubungan antara variabel independen dan dependen.
a. Hasil Uji Regresi Berganda
1. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted- R Square)
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
variabel independent dalam menjelaskan variabel dependen. Pada tabel 4.18
akan disajikan hasil uji koefisien determinasi (Adjusted- R Square) pada
penelitian ini.
Tabel 4.18
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted- R Square)
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Tabel 4.18 diatas menjelaskan bahwa variabel Niat Melakukan Fraud
dapat dijelaskan oleh variabel lainnya, seperti Pressure, Opportunity,
Rationalization, dan Law Enforcement sebesar 0,247 atau sekitar 24,7%.
Sedangkan sisanya sebesar 75,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
dijelaskan dalam penelitian ini, seperti sikap dan perilaku, kesesuaian
kompensasi, norma subjektif, dan kontrol perilaku.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,522a ,273 ,247 2,600
a. Predictors: (Constant), TLE, TR, TP, TO
89
2. Uji Statistik F
Uji statistik F dilakukan untuk menguji apakah model yang digunakan
pada penelitian ini sudah signifikan. Apabila nilai signifikansi <0,05, maka
model ini dapat dinyatakan signifikan. Tabel 4.19 ini menyajikan hasil uji
statistik F pada penelitian ini.
Tabel 4.19
Hasil Uji Statistik F
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.19 diatas menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar
10,702 dengan probabilitas 0,000. Karena nilai probabilitas lebih kecil dari
0,05, maka model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi TNMF (Niat
Melakukan Fraud) atau dapat dikatakan bahwa Pressure, Opportunity,
Rationalization, dan Law Enforcement secara simultan berpengaruh terhadap
Niat Melakukan Fraud.
3. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen/penjelas yang secara individu dalam menjelaskan
variasi variabel dependen. Apabila nilai signifikansi <0,05 maka dapat
dikatakan bahwa variabel independen secara individual berpengaruh terhadap
ANOVAa
Model Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 289,454 4 72,364 10,702 ,000b
Residual 770,865 114 6,762
Total 1060,319 118
a. Dependent Variable: TNMF
b. Predictors: (Constant), TLE, TR, TP, TO
90
variabel dependen nya (Ghozali, 2019). Berikut hasil uji statistik t yang
disajikan pada tabel 4.20.
Tabel 4.20
Hasil Uji Statistik t
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.20 diatas dapat diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut:
Y= 6,390-0,126X1+0,022X2+0,198X3+0,083X4+3,421
Keterangan:
Y = Niat Melakukan Fraud
X1 = Pressure
X2 = Opportunity
X3 = Rationalization
X4 = Law Enforcement
E = Error Term (tingkat kesalahan penduga dalam penelitian)
b. Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA)
Moderated Regression Analysis berbeda dengan analisis sub-
kelompok, karena menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Beta
t Sig.
B Std. Error
1 (Constant) 6,390 3,421 1,868 ,064
TP -,126 ,046 -,239 -2,711 ,008
TO ,022 ,049 ,042 ,445 ,657
TR ,198 ,069 ,278 2,854 ,005
TLE ,083 ,041 ,176 2,038 ,044
a. Dependent Variable: TNMF
91
integritas sampel dan memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel
moderasi.
Tabel 4.21
Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA)
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Pada tabel 4.21 telah digambarkan hasil uji MRA terhadap variabel law
enforcement yang menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,810, 0,159, dan
0,367. Hal ini menunjukkan bahwa variabel moderasi law enforcement
pada penelitian ini tidak mendukung hipotesis kelima, keenam, dan
ketujuh (H5, H6, H7) karena tingkat signifikansi yang dihasilkan >0,05.
5. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
a. Pengaruh pressure terhadap niat melakukan fraud
Hasil uji hipotesis berdasarkan tabel 4.20 menunjukkan bahwa
variabel pressure memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,008. Hal ini berarti
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficient
s
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 16,443 17,904 ,918 ,360
TP -,056 ,216 -,106 -,258 ,797
TO -,411 ,306 -,796 -1,345 ,181
TR ,545 ,386 ,765 1,411 ,161
TLE -,242 ,592 -,517 -,408 ,684
TP*TLE -,002 ,006 -,112 -,241 ,810
TO*TLE ,014 ,010 2,195 1,418 ,159
TR*TLE -,011 ,013 -1,237 -,905 ,367
a. Dependent Variable: TNMF
92
bahwa penelitian ini mendukung hipotesis pertama (H1), karena tingkat
signifikansi yang dihasilkan <0,05.
b. Pengaruh opportunity terhadap niat melakukan fraud
Hasil uji hipotesis berdasarkan tabel 4.20 menunjukkan bahwa
variabel opportunity memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,657. Hal ini
berarti bahwa penelitian ini tidak mendukung hipotesis kedua (H2),
karena tingkat signifikansi yang dihasilkan <0,05.
c. Pengaruh rationalization terhadap niat melakukan fraud
Hasil uji hipotesis berdasarkan tabel 4.20 menunjukkan bahwa
variabel opportunity memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,005. Hal ini
berarti bahwa penelitian ini mendukung hipotesis ketiga (H3), karena
tingkat signifikansi yang dihasilkan <0,05.
d. Pengaruh pressure, opportunity, dan rationalization secara simultan
terhadap niat melakukan fraud
Hasil uji hipotesis berdasarkan tabel 4.19 menunjukkan bahwa
variabel pressure, opportunity, dan rationalization secara simultan memiliki
tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti bahwa penelitian ini
mendukung hipotesis keempat (H4), karena tingkat signifikansi yang
dihasilkan <0,05.
6. Pembahasan
1. Pengaruh Pressure Terhadap Niat Melakukan Fraud
Hasil uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
pressure terhadap niat melakukan fraud. Uji regresi menunjukkan bahwa
93
pressure memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,008 yang berarti lebih kecil
dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mendukung
hipotesis pertama (H1).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cressey
(1953) dalam (Marks, 2012) (Aghghaleh et al, 2014) dan juga penelitian
Lister (2007) dalam (Abdullahi Saifullahi et al, 2017) yang menyatakan
bahwa pressure merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi niat
melakukan fraud. Ada tiga jenis tekanan yang termasuk didalamnya, yaitu
tekanan dari diri sendiri, stress kerja, dan tekanan dari luar. Tekanan dari
diri sendiri biasanya dikarenakan masalah keuangan yang dialami yang
menyebabkan tekanan pada dirinya sendiri, faktor lain atas tekanan tersebut
dikarenakan stress kerja atau terlalu banyak beban pekerjaan yang dialami
yang tidak dapat dibagi maupun dikomunikasikan kepada orang lain,
sehingga berdampak tingginya tekanan yang diterima dan mengakibatkan
munculnya niat untuk melakukan kecurangan tersebut. Pernyataan tersebut
didukung juga dalam penelitian (Widarti, 2015) dalam penelitiannya
dijelaskan bahwa pressure dapat mempengaruhi seseorang untuk
melakukan kecurangan yang berarti penelitian ini berkaitan dengan fraud
triangle theory yang menjelaskan bahwa salah satu motivasi seseorang
untuk melakukan perilaku tidak etis seperti kecurangan tersebut adalah
adanya pressure. Tekanan juga dapat dikaitkan dengan keuangan, non-
keuangan, politik, dan sosial. Politik dan tekanan terjadi dimana adanya
kondisi seseorang yang merasa mampu dan tidak akan gagal untuk
94
mendapatkan reputasi yang baik, tetapi dibalik itu seseorang juga akan
mengalami tekanan yang tinggi (Murdock,2008) dalam (Abdullahi
Saifullahi Mazadu et al, 2017). Dalam penelitian ini, pressure dapat
mempengaruhi niat seseorang untuk melakukan fraud sejalan dengan theory
of reasoned action yang setiap individu yang melakukan suatu tindakan
pasti didasari oleh alasan mengapa melakukan hal tersebut dan tentunya
sebelum tindakan tersebut dilakukan pasti secara tidak langsung ada niat
terlebih dahulu untuk melakukan tindakan tersebut karena dalam penelitian
yang dilakukan oleh (Kassem & Higson,2017) menjelaskan bahwa tekanan
dari pribadi dan perusahaan adalah motif utama untuk melakukan fraud,
sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Rae&Subramaniam,2008) yang menjelaskan bahwa motivasi karyawan
untuk melakukan fraud karena adanya keserakahan pada individu yang
diiringi oleh tekanan keuangan yang dimiliki.
Tetapi, penelitian yang lain yang dilakukan oleh (Zahara, 2017)
menyatakan bahwa jika secara parsial pressure tidak memiliki pengaruh
terhadap tindakan kecurangan itu sendiri, karena pada penelitian ini
beranggap seseorang yang berniat untuk melakukan kecurangan atau sudah
melakukan tindakan kecurangan itu bukan didasari atas tekanan ekonomi
melainkan kecurangan tersebut merupakan hal yang umum dilakukan dan
tidak melanggar hukum. (Dellaportas, 2013) juga menjelaskan bahwa faktor
yang sangat kuat untuk melakukan fraud ataupun seseorang berniat untuk
melakukan fraud karena besarnya peluang bukan karena dari adanya
95
tekanan. Perbedaan hasil penelitian – penelitian sebelumnya kemungkinan
besar karena adanya perbedaan responden penelitian. Pada penelitian ini
mayoritas responden adalah profesi akuntan di perusahaan yang rata-rata
memiliki tekanan baik internal maupun eksternal.
2. Pengaruh Opportunity Terhadap Niat Melakukan Fraud
Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
antara opportunity terhadap niat melakukan fraud. Uji regresi menunjukkan
bahwa variabel opportunity memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,657
yang berarti bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini tidak mendukung hipotesis kedua (H2).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Apriani
et al.,2017) bahwa opportunity secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap perilaku kecurangan. Dalam penelitian tersebut dijelaskan
perumpamaan, bahwa kecurangan tersebut diibaratkan api. Pada api, jika
bahan bakar mudah terbakar, semakin sedikit oksigen dan panas yang
dibutuhkan untuk menyalakan api. Sama halnya, semakin murni oksigen
maka semakin sulit untuk membakar bahan bakar untuk menyalakan api
tersebut. Dalam kecurangan, semakin besar peluang dan tekanan yang
dimiliki maka semakin sedikit rasionalisasi yang akan memotivasi orang
tersebut untuk melakukan kecurangan. Demikian juga, semakin tidak jujur
pelaku maka semakin sedikit peluang dan tekanan yang diperlukan untuk
melakukan kecurangan. Apabila seseorang memiliki sikap rasionalisasi
yang tinggi, untuk melakukan kecurangan, maka ada atau tidaknya peluang
96
untuk melakukan kecurangan orang tersebut akan tetap berniat dan
melakukan kecurangan tersebut. Peluang itu akan muncul karena lemahnya
control dan kurang tegasnya sanksi untuk menyikapi kecurangan tersebut,
tetapi sebaliknya apabila sudah terdapat suatu sistem pengendalian yang
baik dan sanksi yang tegas diberlakukan otomatis peluang seseorang untuk
melakukan kecurangan pun tidak ada, dan juga pada penelitian ini
dikarenakan penelitian dilakukan pada profesi akuntan yang paling berisiko
untuk terjadinya fraud tetapi dalam kasus ini peluang tidak berpengaruh
mungkin karena pengendalian internal di beberapa perusahaan sudah efektif
sehingga membuat individu enggan untuk melakukan fraud tersebut.
Tetapi, penelitian lain yang dilakukan oleh (Kurrohman et al., 2017)
menjelaskan bahwa opportunity merupakan salah satu faktor penting yang
dibutuhkan untuk memperhitungkan suatu tindakan awal atau niat seseorang
untuk melakukan fraud tersebut. Karena hanya dengan melihat adanya
peluang seseorang dapat dengan mudah melakukan kecurangan tersebut,
oleh karena itu opportunity menjadi salah satau pendeteksian yang sangat
mudah untuk seseorang melakukan kecurangan. Peluang itu sendiri juga
merupakan salah satu elemen yang mudah dikontrol dalam suatu organisasi
ataupun manajemen untuk tindakan pencegahan dalam melakukan
penempatan pekerja dalam penelitian ini profesi akuntan yang sangat
dengan mudah dapat melakukan kecurangan, seperti kecurangan pada
laporan keuangan, penyalahgunaan asset, korupsi, dan lainnya.
97
3. Pengaruh Rationalization Terhadap Niat Melakukan Fraud
Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
antara rationalization terhadap niat melakukan fraud. Uji regresi
menunjukkan bahwa variabel rationalization memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,005 yang berarti bahwa nilai tersebut lebih kecil dari 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mendukung hipotesis
ketiga (H3).
Penelitian ini sejalan dengan artikel yang dibuat oleh Kristin Rivera
(2017) yang berjudul “How Good Intentions Can Mask Rationalizations-
And Fraud”. Dalam artikel tersebut dijleaskan, sikap rasionalisasi itu seperti
teka-teki, karena seseorang yang berniat akan melakukan kecurangan
dengan sikap rasionalisasi nya yang tinggi orang tersebut harus memikirkan
alasan yang kredibel untuk mendukung tindakannya tersebut. Karena, orang
yang memiliki sikap rasionalisasi sekalipun dia melakukan kecurangan,
akan mencoba membenarkan tindakan tersebut dengan alasan apapun. Pada
teori triangle fraud telah dijelaskan bahwa tiga elemen atau faktor penyebab
seseorang melakukan kecurangan adalah pressure, opportunity, dan
rationalization. Tetapi, untuk elemen pressure dan opportunity itu dapat
dikendalikan oleh suatu organisasi atau perusahaan berbeda dengan
rationalization yang merupakan sikap yang tumbuh atau ada pada diri
manusia yang dapat dikendalikan oleh manusia itu sendiri yang
menyebabkan rationalization ini menjadi salah satu yang sangat
mempengaruhi seseorang untuk melakukan kecurangan. Pada artikel yang
98
ditulis oleh Kristin ini dijelaskan bahwa berdasarkan pengalaman, ada
beberapa cara untuk mengatasi seseorang terhadap sikap rasionalisasi nya
dengan melakukan pelatihan yang konsisten, latihan kognisi berulang, serta
budaya organisasi yang dapat membentuk pribadi seseorang menjadi lebih
baik.
Sejalan dengan artikel tersebut, penelitian ini juga mendukung
penelitian yang dilakukan oleh (Nakashima, 2017) yang dalam
penelitiannya dijelaskan bahwa rationalization memiliki pengaruh terhadap
niat untuk melakukan fraud terhadap laporan keuangan dikarenakan sikap
rasionalisasi atas keputusan yang dilakukan oleh manajerial terkait adanya
modifikasi atas pelaporan keuangan yang menurutnya benar untuk
melakukan tindakan tersebut. Penelitian tersebut juga berkaitan dengan teori
yang digunakan, karena berdasarkan theory of planned behavior jika
individu tersebut telah memiliki sikap rasionalisasi yang tinggi tanpa adanya
peluang juga individu tersebut akan tetap melakukan kecurangan tersebut,
dan juga didasarkan atas kurangnya nilai-nilai etika yang baik, seperti
kejujuran yang ada pada individu tersebut. Sikap rasionalisasi itu juga
disebabkan karena adanya pandangan yang masih lemah terhadap
penegakan hukum yang ada, sehingga seseorang dapat dengan mudah
melakukan tindakan fraud tersebut. Seseorang yang memiliki sikap
rasionalisasi tersebut biasanya juga masih belum memiliki batasan terhadap
dirinya sendiri, belum mampu mengkontrol apa yang akan dilakukannya
oleh karena itu nilai-nilai etika sangat perlu ditanamkan seperti kejujuran
99
agar dapat meminimalisir untuk melakukan tindakan yang tidak
diperbolehkan tersebut karena mereka selalu beranggapan tindakan apapun
yang dilakukan selalu benar.
Tetapi, penelitian yang dilakukan oleh (Susandra dan Hartina, 2017)
menjelaskan bahwa rationalization tersebut tidak berpengaruh terhadap
kecenderungan seseorang melakukan fraud. Pada penelitian ini dijelaskan
bahwa semakin tinggi sikap rasionalisasi maka semakin tinggi
kecenderungan untuk melakukan fraud. Tetapi hasilnya tidak demikian,
pada instansi yang dijadikan responden sikap rasionalisasi tersebut tidak
berpengaruh terhadap kecenderungan melakukan fraud yang berarti bahwa
moralitas dan integritas individu masih sangat baik serta perilaku etis
individu yang sangat baik. Hasil penelitian juga bertolak belakang dengan
fraud triangle theory, karena kemungkinan lingkungan kerja responden
pada penelitian yang dilakukan oleh (Susandra dan Hartina, 2017) cukup
baik dan masih menjunjung tinggi etika yang baik sehingga dapat
mengurangi sikap pembenaran atas suatu tindakan kecurangan yang kerap
terjadi.
4. Pengaruh Pressure, Opportunity, dan Rationalization Secara Simultan
Terhadap Niat Melakukan Fraud
Hasil uji hipotesis keempat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
secara simultan antara pressure, opportunity, dan rationalization terhadap
niat melakukan fraud. Uji regresi menunjukkan bahwa variabel pressure,
opportunity, dan rationalization secara simultan memiliki tingkat
100
signifikansi sebesar 0,000 yang berarti bahwa nilai tersebut lebih kecil dari
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mendukung hipotesis
keempat (H4).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Said et
al., 2017) yang menjelaskan bahwa pressure, opportunity, dan
rationalization secara simultan memiliki pengaruh terhadai niat melakukan
fraud karena dengan adanya keterkaitan antara elemen satu dan lainnya
yang dapat meningkatkan kecenderungan seseorang untuk melakukan
kecurangan. Dalam fraud triangle theory juga telah dijelaskan antara
elemen satu dan lainnya memiliki hubungan masing-masing yang dapat
memperkuat niat seseorang untuk melakukan tindakan fraud tersebut.
Karena adanya pressure yang tinggi didukung oleh besarnya peluang
(opportunity) serta sikap rasionalisasi yang tinggi yang menyebabkan ketiga
elemen tersebut memiliki pengaruh secara simultan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh (Aprillia et al., 2015) mengenai
pressure, opportunity, dan rationalization yang di proxy kan dengan
stabilitas keungan, target keuangan, efektifitas pegawasan, dan total akrual
juga memiliki hasil yang signifikan terhadap kecurangan pada laporan
keuangan.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Apriani et al., 2017) yang menjelaskan bahwa pressure, opportunity, dan
rationalization secara simultan berpengaruh terhadap niat untuk melakukan
fraud karena tiga elemen tersebut merupakan hal umum yang dimiliki oleh
101
seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan fraud. Dalam buku
Akuntansi Forensik Edisi 4 yang ditulis oleh (Zimbelman,2012:355)
dijelaskan bahwa fraud itu diibaratkan seperti api, agar api dapat menyala
maka dibutuhkan tiga elemen; oksigen, bahan bakar, dan panas sehingga
jika ketiga elemen tersebut dinyalakan secara bersamaan maka api tersebut
akan menyala.
Perumpamaan tersebut sama hal nya dengan fraud triangle theory,
jika semakin besar peluang yang dimiliki maka tekanan yang dirasakan juga
semakin tinggi sehingga semakin sedikit rasionalisasi untuk memotivasi
orang melakukan fraud. Demikian juga, semakin tidak jujur seseorang maka
semakin kecil peluang yang ada dan tekanan yang dirasakan. Tetapi jika
seseorang memiliki pressure, opportunity, dan rationalization secara
bersama-sama maka kecenderungan niat untuk melakukan fraud nya semakin
tinggi, serta ditambah dengan kesadaran hukum yang masih rendah yang
meyebabkan semakin maraknya seseorang untuk melakukan fraud. Pada
kasus penelitian ini kemungkinan profesi akuntan memiliki pressure,
opportunity, dan rationalization secara bersamaan itu sangat besar sehingga
variabel pressure, opportunity, dan rationalization secara simultan memiliki
pengaruh terhadap niat untuk melakukan fraud. Dengan adanya beberapa
penelitian, dapat disimpulkan bahwa pressure, opportunity, dan
rationalization secara simultan berpengaruh terhadap niat melakukan fraud
dan sejalan dengan adanya fraud triangle theory yang telah dikenal.
102
5. Pengaruh Law Enforcement dalam Memoderasi Pengaruh Pressure,
Opportunity, dan Rationalization Terhadap Niat Melakukan Fraud
Hasil uji hipotesis kelima, keenam, dan ketujuh menunjukkan bahwa
law enforcement tidak memiliki pengaruh dalam memoderasi pressure,
opportunity, dan rationalization terhadap niat melakukan fraud. Uji regresi
menunjukkan bahwa variabel law enforcement memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,810, 0,159, dan 0,367 yang berarti bahwa nilai tersebut lebih kecil
dari 0,05 yang berarti variabel law enforcement tidak dapat memoderasi
sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak mendukung hipotesis
kelima, keenam, dan ketujuh (H5, H6, H7).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Kurrohman et al., 2017) pada penelitian tersebut diasumsikan bahwa
semakin tinggi adanya upaya penegakan hukum (law enforcement) maka
kemungkinan tindakan untuk melakukan fraud semakin rendah. Seperti
pada penelitian yang dilakukan oleh (Maryanto,2012) yang menjelaskan
bahwa law enforcement yang tidak berjalan dengan baik untuk mengatasi
tindakan kecurangan, karena aparat penegak hukum di Indonesia masih
banyak melakukan “KKN” sehingga masyarakat umum berasumsi bahwa
jika aparat penegak hukum nya saja masih melakukan fraud berarti
masyarakat lain juga dapat dengan mudah melakukan kecurangan tersebut,
karena masih belum maksimal sanksi yang diberikan yang akan
menyebabkan pelaku tindakan fraud merasa jera.
103
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Maryanto (2012) telah
dijelaskan bahwa makin maraknya kasus kecurangan salah satunya yang
paling sering dibicarakan yaitu korupsi tidak terlepas dari adanya tanggung
jawab aparat penegak hukum untuk mengatasinya. Tetapi faktanya untuk
penegakan hukum di Indonesia masih jauh dari kata sempurna, karena masih
lemahnya tindakan dari aparat penegak hukum untuk mengatasi masalah
kecurangan. Indonesia sendiri merupakan negara hukum, karena dalam
UUD 1945 pasal 27 telah dijelaskan “Indonesia ialah Negara Hukum.
Sebagaimana layaknya suatu negara hukum, maka kepentingan masyarakat
banyak harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah.” Dalam
penelitian Maryanto juga dijelaskan bahwa masih lemahnya upaya
penegakan hukum itu sendiri dikarenakan sikap tebang pilih dan perlakuan
yang tidak sama dari aparat penegak hukum yang menyebabkan kasus
kecurangan masih marak terjadi.
Berdasarkan theory of reasoned action dan theory of planned behavior
juga telah dijelaskan beberapa faktor mengapa individu melakukan tindakan
tidak terpuji tersebut dikarenakan masih rendahnya nilai-nilai etika yang
yang ada pada individu tersebut seperti nilai kejujuran yang perlu
ditanamkan, dan masih rendahnya pemahaman akan hukum yang berada di
Indonesia, yang mengakibatkan semakin banyak orang memiliki sikap
rasionalisasi atas apa yang dilakukannya.
Adapun beberapa kasus fakta adanya ketidak adilan dari aparat
penegak hukum, yaitu: aparat penegak hukum tidak memberikan sanksi
104
yang jera terhadap pelaku kecurangan, malah masih banyak pelaku
kecurangan yang masih berkeliaran bahkan menduduki jabatan di
pemerintahan, sehingga dengan begitu mereka juga beranggapan bahwa
dengan tidak adanya perlakukan hukum yang tegas dari aparat mereka
dengan leluasa dapat melakukan tindakan kecurangan yang dapat
merugikan banyak orang dan negara sekalipun (Yulianti, 2016).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Turvey, (2013) menjelaskan
bahwa budaya penegakan hukum sendiri masih rendah terhadap kasus
fraud, bahkan aparat penegak hukum yang seharusnya bertindak untuk
mengatasi tindak kejahatan berupa kecurangan malah ikut serta melakukan
tindakan fraud tersebut karena dalam penelitian tersebut dijelaskan budaya
dari aparat penegak hukum yang melakukan noble corruption, oleh karena
itu tidak dapat dipungkiri bahwa law enforcement masih belum dapat
mendukung ataupun mengatasi niat untuk melakukan fraud yang
disebabkan adanya pressure, opportunity, dan rationalization.
Lemahnya upaya penegakan hukum di Indonesia dikarenakan oleh
beberapa faktor, diantaranya masih rendahnya kesadaran masyarakat
Indonesia akan pentingnya hukum, kepercayaan masyarakat akan aparat
penegak hukum di Indonesia juga masih diragukan, dan kurang tegasnya
aparat penegak hukum dalam mengatasi kasus-kasus yang ada di Indonesia
sehingga masih banyak ditemukan para pelaku fraud ataupun koruptor
berkeliaran.
105
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti – bukti yang kuat
mengenai pengaruh pressure, opportunity, dan rationalization terhadap niat
melakukan fraud dengan law enforcement sebagai variabel moderating.
Responden pada penelitian ini berjumlah 119 profesi akuntan yang tersebar di
Indonesia. Berdasarkan pola data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian
yang telah dilakukan menggunakan SPSS 24, maka dapat dihasilkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pressure yang dimiliki oleh seseorang, khususnya profesi akuntan dapat
mempengaruhi niat untuk melakukan fraud. Hasil ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh (Aghghaleh et al., 2014)) dan juga
penelitian Lister (2007) dalam (Abdullahi Saifullahi et al, 2017) . Tetapi,
hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh
(Zahara, 2017) dan (Dellaportas, 2013).
2. Opportunity yang terdapat di dalam lingkungan kerja profesi akuntan
tidak berpengaruh terhadap niat untuk melakukan fraud. Hasil ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Apriani et al., 2017). Tetapi,
hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Kurrohman et al., 2017).
3. Rationalization yang terdapat dalam diri seseorang dan khususnya pada
profesi akuntan dapat mempengaruhi niat seseorang untuk melakukan
106
fraud. Hasil ini mendukung artikel yang ditulis oleh (Rivera, 2017) yang
berjudul “How Good Intentions Can Mask Rationalizations- And
Fraud”. Tetapi, hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang
dilakukan oleh (Susandra & Hartina, 2017).
4. Pressure, Opportunity, dan Rationalization Secara Simultan mendukung
seseorang untuk dapat melakukan fraud. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh (Said et al., 2017). Tetapi, untuk
penelitian yang dilakukan oleh (Aprillia et al., 2015) penelitian ini tidak
dapat mendukung penelitian tersebut.
5. Law enforcement yang ada saat ini tidak dapat memoderasi pengaruh
pressure, opportunity dan rationalization seseorang terhadap niat
melakukan fraud. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh (Kurrohman et al., 2017). Sebelumnya belum ada
penelitian yang menjelaskan bahwa law enforcement ini dapat
mendukung atau berpengaruh terhadap pressure¸ opportunity, dan
rationalization karena untuk di Indonesia sendiri upaya penegakan
hukum yang dilakukan oleh aparat penegak hukum masih sangat lemah
dan belum ad acara untuk mengatasi hal tersebut.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, implikasi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pressure yang dimiliki seorang akuntan dapat mempengaruhi niat untuk
melakukan fraud. Hal tersebut dikarenakan tanggung jawab yang cukup
107
besar yang serta tugas dan wewenang yang cukup berisiko yang dimiliki
akuntan yang menyebabkan akuntan tersebut memiliki pressure yang
cukup tinggi sehingga memiliki niat untuk melakukan fraud. Hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi di lingkungan akuntan untuk
dapat lebih mengetahui permasalahan dan kondisi yang terjadi pada
akuntan sehingga dapat mengurangi resiko akuntan untuk melakukan
fraud tersebut.
2. Opportunity yang berada dalam lingkungan akuntan tidak dapat
mempengaruhi niat untuk melakukan fraud. Hal tersebut dikarenakan
pengendalian internal di lingkungan akuntan sudah efektif, sehingga
peluang untuk akuntan melakukan fraud itu sangat kecil. Hasil penelitian
ini dapat menjadi bahan untuk terus meningkatkan aktifitas pengendalian
internal di lingkungan akuntan agar kasus fraud di lingkungan akuntan
semakin berkurang.
3. Rationalization yang terdapat dalam diri seseorang, khususnya pada
profesi akuntan dapat mempengaruhi niat untuk melakukan fraud. Hal ini
dikarenakan profesi akuntan itu sendiri melakukan tugas yang
memperlukan bukti dan alasan yang cukup kuat yang menyebabkan sikap
rasionalisasi seorang akuntan cukup tinggi sehingga dalam melakukan
fraud tersebut seorang akuntan merasa percaya diri dan merasa benar telah
melakukan hal tersebut. Hasil penelitian ini dapat menjadi evaluasi untuk
dapat menanamkan nilai-nilai kejujuran atas tugas dan wewenang yang
telah diberikan.
108
4. Pressure, Opportuntiy, dan Rationalization secara simultan dapat
mempengaruhi niat seorang akuntan untuk melakukan fraud. Hal ini sesuai
dengan fraud triangle theory yang menyatakan antara pressure,
opportunity, dan rationalization memiliki keterkaitan satu sama lain dan
tidak dapat terpisahkan karena diibaratkan seperti api, jika api tersebut
akan menyala maka dibutuhkan tiga elemen; oksigen, bahan bakar, dan
panas sama seperti fraud triangle theory jika semakin besar peluang yang
dimiliki dan tekanan yang dimiliki cukup tinggi, maka sikap rasionalisasi
yang seseorang untuk melakukan fraud juga semakin besar. Hasil
penelitian ini dapat menjadi evaluasi di lingkungan akuntan untuk dapat
meningkatkan nilai-nilai kejujuran, dan lebih sering untuk melakukan
diskusi terkait permasalahan dan kondisi-kondisi yang sedang dialami
sehingga tidak timbul niat untuk melakukan fraud tersebut.
5. Law enforcement yang berlaku di Indonesia saat ini masih belum dapat
memberikan pengaruh yang signifikan antara pengaruh pressure,
opportunity, dan rationalization terhadap niat untuk melakukan fraud. Hal
tersebut dikarenakan masih lemahnya sanksi yang diberikan dan juga sikap
tegas dari aparat penegak hukum terhadap pelaku fraud tersebut, sehingga
masih banyaknya kasus fraud yang marak terjadi seperti korupsi,
kecurangan terhadap laporan keuangan yang dilakukan oleh akuntan. Hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk pemerintah terutama
aparat penegak hukum untuk lebih memperhatikan dan memberlakukan
sanksi yang tegas atas tindakan fraud tersebut agar para pelaku fraud
109
tersebut merasa jera, terlebih pada profesi akuntan sendiri harus menjadi
bahan evaluasi untuk lebih menanamkan sikap kejujuran, tanggung jawab,
dan profesionalisme yang tinggi sehingga tidak ada niat untuk melakukan
fraud di lingkungan akuntan tersebut.
C. Keterbatasan
Dalam melaksanakan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang
dialami oleh peneliti, diantaranya:
1. Variabel dan teori yang digunakan masih terbatas dan belum
diperbaharui dengan perkembangan masa kini.
2. Jumlah data yang dikumpulkan belum maksimal terutama untuk yang di
luar pulau Jawa, karena sulitnya mendapatkan responden yang memiliki
profesi akuntan di luar pulau Jawa.
3. Data primer yang dilakukan terbatas karena hanya melalui pertanyaan
dalam kuisioner yang dijawab oleh responden tanpa adanya wawancara
langsung untuk mendapatkan tambahan informasi yang diinginkan.
4. Sulitnya menemukan variabel law enforcement dalam penelitian, karena
masih jarang penelitian yang telah dilakukan menggunakan variabel law
enforcement.
5. Variabel yang digunakan masih sangat terbatas, belum dijelaskan secara
jelas faktor-faktor lain yang juga memiliki pengaruh terhadap niat
melakukan fraud seperti attitude, norm subjective, dan behavior.
110
D. Saran
Penulis menyadari bahwa pengetahuan dan pengalaman penulis baik
secara teoritis maupun praktisi masih terbatas. Penulis berharap untuk
penelitian di masa mendatang agar dapat menyajikan hasil penelitian yang
lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan, diantaranya:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan agar mengembangkan variabel fraud
theory seiring dengan perkembangan teori yang telah dilakukan, misal
menggunakan diamond atau pentagon fraud theory.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan lebih memperluas wilayah penelitian,
tidak hanya dominan di pulau Jawa agar mendapatkan hasil penelitian
yang lebih luas dan general.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambahkan data berupa hasil
wawancara dengan responden agar mendapatkan hasil yang lebih
relevan.
4. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengganti variabel law
enforcement atau menambahkan variabel tentang hukum lainnya
sehingga lebih mendukung penelitian ini.
5. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambahkan faktor-faktor atas
variabel tersebut agar menghasilkan penelitian yang lebih baik dan
terperinci.
111
DAFTAR PUSTAKA
Abdullahi, R. ’U, & Mansor, N. (2015). Fraud Triangle Theory And Fraud
Diamond Theory. Understanding The Convergent And Divergent For Future
Research. International Journal Of Academic Research In Accounting
Finance And Management Sciences, 5(4), 38–45.
Https://Doi.Org/10.6007/IJARAFMS/V5-3/1823
Abdullahi Saifullahi Mazadu; Shehu Usman Hassan. (2017). Forensic Accounting :
A Moderator To Fraud Risk Factors In The Nigerian Deposit Money Banks.
International Journal Of Business & Cyber Security (IJBCS), 1(2), 37–51.
Aghghaleh, S. F., Iskandar, T. M., & Mohamed, Z. M. (2014). Fraud Risk Factors
Of Fraud Triangle And The Likelihood Of Fraud Occurrence : Evidence From
Malaysia. Information Management And Business Review, 6(1), 1–7.
Https://Doi.Org/Http://Dx.Doi.Org/10.1108/17506200710779521
Ajzen, I. (1991). The Theory Of Planned Behavior. Orgnizational Behavior And
Human Decision Processes, 50, 179–211. Https://Doi.Org/10.1016/0749-
5978(91)90020-T
Albrecht, W. S., Albrecht, C., & Albrecht, C. C. (2008). Current Trends In Fraud
And Its Detection. Information Security Journal: A Global Perspective, 17(1),
2–12. Https://Doi.Org/10.1080/19393550801934331
Apriani, N., Sujana, E., & Sulindawati, I. G. E. (2017). Pengaruh Pressure,
Opportunity, Dan Rationalization Terhadap Perilaku Kecurnagan Akademik
(Studi Empiris : Mahasiswa Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan
Ganesha). E-Journal S1 Ak, 7(1), 121–133.
Apriliana, S., & Agustina, L. (2017). The Analysis Of Fraudulent Financial
Reporting Determinant Through Fraud Pentagon Approach. Jurnal Dinamika
Akuntansi, 9(2), 154–165. Https://Doi.Org/10.15294/Jda.V7i1.4036
Aprillia, A., Cicilia, O., & Pertiwi Sergius, R. (2015). The Effectiveness Of Fraud
Triangle On Detecting Fraudulent Financial Statement: Using Beneish Model
And The Case Of Special Companies. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan,
3(3), 786. Https://Doi.Org/10.17509/Jrak.V3i3.6621
Assessment, M., Employee, O. F., Risk, F., Relating, F., Of, A. S., & Companies,
I. S. E. (2011). Managerial Assessment Of Employee Fraud Risk Factors
Relating To Misstatements Arising From Misappropriation Of Assets : Dr .
Veysel Kula Professor Of Accounting And Finance Faculty Of Economics
And Administrative Sciences Afyon Kocatepe University Assist, 2(23), 171–
180
112
Association Of Certified Faud Examiners. (2014). Report To The Nations On
Occupational Fraud And Abuse. Global Fraud Study, 15(2), 20.
Https://Doi.Org/Http://Dx.Doi.Org/10.2139/Ssrn.2222608
Christhoper J. Skousen, K. R. S. (2008). Detecting And Predicting Financial
Statement Fraud: The Effectiveness Of The Fraud Triangle And SAS No. 99.
Https://Doi.Org/10.1007/S11839-012-0373-3
Cressey, D. R. (1953). Other People’s Money. Reprinted With A New Introduction
By The Author, Publication No.202: Patterson Smith Series In Criminology,
Law Enforcement & Social Problems.
Cromwell, P., & Thurman, Q. (2003). The Devil Made Me Do It: Use Of
Neutralizations By Shoplifters. Deviant Behavior, 24(6), 535–550.
Https://Doi.Org/10.1080/713840271
Dahlia, D. (2013). Analisis Pengaruh Faktor - Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Tindak Pidana Korupsi. Proceedings Of Population And Human Resources
Development, 2.
Dellaportas, S. (2013). Conversations With Inmate Accountants: Motivation,
Opportunity And The Fraud Triangle. Accounting Forum, 37(1), 29–39.
Https://Doi.Org/10.1016/J.Accfor.2012.09.003
Edozien, G. Y. (2014). Forensic Fraud: Evaluating Law Enforcement And Forensic
Science Cultures In The Context Of Examiner Misconduct. Journal Of
Forensic And Legal Medicine, 21(September), 71–72.
Https://Doi.Org/10.1016/J.Jflm.2013.11.005
Elif YÜCEL. (2013). Effectiveness Of Red Flags In Detecting Fraudulent Financial
Reporting: An Application In Turkey. Muhasebe Ve Finansman Dergisi, (60),
139–158.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25
(9th Ed.).
Hasnan, S., Rahman, A. R., & Mahenthiran, S. (2008). Management Predisposition,
Motive, Opportunity, And Earnings Management For Fraudulent Financial
Reporting In Malaysia. SSRN Electronic Journal, 1–49.
Https://Doi.Org/10.2139/Ssrn.1321455
Inayanti, S. N., & Sukirman, S. (2016). The Effect Of Factors In Fraud Diamond
Perspective On Fraudulent Financial Reporting. Accounting Analysis Journal,
5(3), 155–162. Retrieved From Http://Journal.Unnes.Ac.Id/Sju/Index.Php/Aaj
Iskandar, A., & Saragih, R. (2018). The Influence Of Attitude Toward The Behavior
, Subjective Norms , And Perceived Behavioral Control On Whistle- Blowing
Intention And. Jurnal Tata Kelola & Akuntabilitas Keuangan Negara, 63–84.
Kassem, R., & Higson, A. (2017). British University In Egypt Corresponding
Author : Rasha Kassem, Vol. 3(No. 3), 191–195.
113
Kingsley, K. M. (2015). Fraud And Corruption Practices In Public Sector : The
Cameroon Experience, 6(4), 203–210.
Klein, R. L. (2009). A Guide To Forensic Accounting Investigation, First Edition.
Issues In Accounting Education (Vol. 24).
Https://Doi.Org/10.5860/CHOICE.43-6636
Kurrohman, T., Lailiyah, A., & Wahyuni, N. I. (2017). Determinant Of Fraudulent
In Government: An Empirical Analysis In Situbondo Regency, East Java,
Indonesia. International Journal Of Economics And Management,
11(Specialissue1), 133–140.
Lister, L. M. (2007). A Practical Approach To Fraud Risk: Internal Auditors.
M.Garland, N. (2003). Criminal Law For The Criminal Justice Professional.
Mackevičius, J., & Giriūnas, L. (2013). Of The Fraud Triangle, 92(4), 150–163.
Marks, J. (2012). The Mind Behind The Fraudsters Crime : Key Behavioral And
Environmental Elements. Crowe Horwath LLP, 62. Retrieved From
Http://Www.Fraudconference.Com/Uploadedfiles/Fraud_Conference/
Content/Course-Materials/Presentations/23rd/Ppt/10C-Jonathan-Marks.Pdf
Maryanto. (2012). Pemberantasan Korupsi Sebagai Upaya Penegakan Hukum.
Jurnal Ilmiah CIVIS, II(2), 3. Retrieved From
Http://Download.Portalgaruda.Org/Article.Php?Article=127938&Val=538&
Title=Pemberantasan Korupsi Sebagai Upaya Penegakan Hukum
Michele J.Hooper, C. M. P. (2010). Financial Reporting Fraud, (October).
Nakashima, M. (2017). Can The Fraud Triangle Predict Accounting Fraud ? :
Evidence From Japan. Chiba University Of Commerce, 1–37.
Rae, K., & Subramaniam, N. (2008). Quality Of Internal Control Procedures:
Antecedents And Moderating Effect On Organisational Justice And Employee
Fraud. Managerial Auditing Journal, 23(2), 104–124.
Https://Doi.Org/10.1108/02686900810839820
Rivera, K. (2017). The White Collar Crime Committee Newsletter , Summer/Fall
2017 (Aba Criminal Justice Section), 2017.
Rofika, M. (2017). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Dan Sosialisasi Direktorat
Jenderal Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Pelaksanaan Law
Enforcement Sebagai Variabel Moderating (Survei Pada Plaza Harco Mangga
Dua), 2(1), 27–34.
Said, J., Alam, M.M., Ramli, M., & Rafidi, M. U. T. (2017). Integrating Ethical
Values Into Fraud Triangle Theory In Assessing Employee Fraud : Evidence
From The Malaysian Banking Industry, 10, 170–184.
Https://Doi.Org/10.14254/2071-8330.2017/10-2/13
114
Said, J., Alam, M. M., Ramli, M., & Rafidi, M. (2017). Integrating Ethical Values
Into Fraud Triangle Theory In Assessing Employee Fraud: Evidence From The
Malaysian Banking Industry. Journal Of International Studies, 10(2), 170–
184. Https://Doi.Org/10.14254/2071-8330.2017/10-2/13
Southey, G. (2011). The Theories Of Reasoned Action And Planned Behaviour
Applied To Business Decisions: A Selective Annotated Bibliography. Journal
Of New Business Ideas & Trends, 9(1), 8.
Susandra, F., & Hartina, S. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kecenderungan Fraud Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (Skpd) Di Kota
Bogor. Jurnal Akunida, 3(2), 35. Https://Doi.Org/10.30997/Jakd.V3i2.987
Thomas W. Golden, Steven L. Skalak, A. M. M. C. (N.D.). A Guide To Forensic
Accounting Investigation.
Turvey, B. E. (2013). Fraud In Law Enforcement Culture. Forensic Fraud, 45–66.
Https://Doi.Org/10.1016/B978-0-12-408073-7.00004-5
Widarti. (2015). Pengaruh Fraud Triangle Terhadap Deteksi Kecurangan Laporan
Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efekindonesia (Bei) Widarti 1, 13(2).
Yulianti, D. F. (2016). Pengaruh Moralitas Individu, Penegakan Hukum, Keadilan
Distributif, Keadilan Prosedural Terhadap Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi Dengan Perilaku Tidak Etis Sebagai Variabel Intervening (Studi
Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kampar ).
Zahara, A. (2017). Pengaruh Tekanan , Kesempatan Dan Rasionalisasi Terhadap
Tindakan Kecurangan ( Fraud) (Survei Pada Narapidana Tipikor Di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas Ii A Kota Pekanbaru) Artikel.
Zulaikha, Z., & Hadiprajitno, P. T. B. (2017). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Procurement Fraud: Sebuah Kajian Dari Perspektif Persepsian Auditor
Eksternal. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 13(2), 194–220.
Https://Doi.Org/10.21002/Jaki.2016.11
115
LAMPIRAN
116
LAMPIRAN I
SURAT KETERANGAN
117
118
119
120
121
LAMPIRAN II
KUISIONER
122
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, Januari 2019
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/I Responden
di Tempat
Dengan hormat,
Kami Farhani Fajria Safitri, Lidya Puspita Lestari, dan Umayah Achmad,
mahasiswi Akuntansi semester 8 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang saat ini sedang melakukan penelitian
dalam rangka untuk menyusun skripsi dengan Judul “Peran Jabatan, Law
Enforcement, dan Islamic Work Ethic Dalam Memoderasi Pengaruh
Pressure, Opportunity, dan Rationalization Terhadap Niat Melakukan Fraud
: Survei pada Profesi Akuntan ”.
Berkenaan dengan hal tersebut, kami mengharapkan Bapak/Ibu/Sdr/I agar
berkenan menjadi partisipan dengan mengisi kuesioner penelitian dibawah ini
sampai selesai dan menjawab pertanyaan secara objektif. Sebelum memberikan
tanggapan, mohon agar Bapak/Ibu/Sdr/I membaca terlebih dahulu instruksi
pengerjaan dengan saksama. Tidak ada jawaban benar atau salah sehingga
Bapak/Ibu/Sdr/I dapat memberikan tanggapan yang paling menggambarkan
kondisi sebenarnya.
Data yang diperoleh akan dirahasiakan sesuai etika penelitian dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian semata sehingga tidak digunakan sebagai
penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/I bekerja.
Terima kasih atas kesediaan dan kerja sama Bapak/Ibu/Sdr/I. Apabila
memiliki pertanyaan, kritik, atau saran terkait penelitian ini, dapat langsung
menghubungi peneliti melalui email yang sudah tertera dibawah ini.
Salam,
Peneliti 1 Peneliti 2 Peneliti 3
Farhani Fajria S Umayah Achmad Lidya Puspita L
(11150820000057) (11150820000061) (11150820000062)
Nomor : ...... (diisi oleh peneliti)
123
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : …………………..........…….. (optional)
2. Lokasi Pengisian Kuesioner :..…………………………………..……..
(Nama Kota/Kabupaten/Provinsi)
3. Nama Perusahaan / Institusi : ………………………………………….
4. Jenis Perusahaan / Instansi : Perusahaan Penghasil Bahan Baku /
Pengelola SDA
Perusahaan Manufaktur
Perusahaan Jasa
Perusahaan Perdagangan dan
Keuangan
Instansi Pemerintahan
Perusahaan/Instansi Lainnya,
Sebutkan: …………………….
5. Usia : 20 - 25 Tahun 36 - 40 Tahun
26 - 30 Tahun > 40 Tahun
31- 35 Tahun
6. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
7. Pendidikan Formal Terakhir : Diploma Strata 2 (S2)
Strata 1 (S1) Strata 3 (S3)
8. Lama Masa Kerja sebagai
Akuntan : 0 – 5 Tahun 11 – 15 Tahun
6 – 10 Tahun > 20 Tahun
9. Profesi Akuntan yang sedang
dilakukan : Akuntan Manajemen (Perusahaan)
Akuntan Pemerintah
Staf Keuangan
Akuntan Lainnya,
Sebutkan: …………………….
124
1. Pressure (Tekanan)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
Anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Cukup Setuju (CS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S) 5 = Sangat Setuju (SS)
No. Pernyataan STS TS CS S SS
1. Tekanan pekerjaan saya cukup tinggi.
2. Pekerjaan saya mengharuskan tercapainya
Key Performance Indicator (KPI) yang
ditetapkan oleh perusahaan.
3. Dalam suatu waktu saya memiliki beberapa
pekerjaan yang harus dilakukan secara
simultan.
4. Saya menghadapi tekanan pekerjaan yang
terus – menerus.
5. Saya merasa terbebani oleh besarnya
kebutuhan keuangan keluarga.
6. Saya sering menunda pembayaran utang
karena tidak memiliki cukup uang.
7. Dalam kondisi tertentu, saya terpaksa harus
melakukan pekerjaan yang bertentangan
dengan hati nurani.
8. Saya dipaksa menyusun laporan keuangan
yang tidak sesuai dengan kondisi
sebenarnya.
9. Perusahaan akan memberikan sanksi kepada
pegawai yang memiliki kinerja buruk.
125
2. Opportunity (Peluang)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
Anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) , 3 = Cukup Setuju (CS)
2 = Tidak Setuju (TS), 4 = Setuju (S), 5 = Sangat Setuju (SS)
No. Pernyataan STS TS CS S SS
1. Transaksi dalam jumlah tertentu harus
mendapat persetujuan pejabat yang
berwenang dan terdokumentasi dengan baik.
2. Setiap transaksi harus dicatat dengan tepat
waktu.
3. Dilakukannya pemeriksaan internal secara
rutin
4. Pemisahan peran dan tanggung jawab setiap
divisi harus jelas.
5. Kegiatan pengawasan, pemantauan, dan
peninjauan kerja harus dilakukan secara
berkala.
6. Kebijakan, prosedur, dan SOP harus
terdokumentasi dengan baik.
7. Brangkas tempat penyimpanan uang harus
diletakkan di tempat yang aman.
8. CCTV yang digunakan harus berfungsi
dengan baik dan dapat merekam setiap
aktivitas dalam lingkungan pekerjaan.
9. Ketika atasan melakukan tindakan yang
keliru, saya merasa takut untuk
mengingatkannya.
10. Saya merasa nyaman untuk merekrut
pegawai yang memiliki hubungan
kekerabatan dengan saya.
126
No. Pernyataan STS TS CS S SS
11. Untuk meminimalisir peluang terjadinya
fraud, perlu dilakukan pemeriksaan eksternal
oleh KAP.
12. Rotasi jabatan harus dilakukan secara
berkala.
13. Pekerjaan harus dilakukan berdasarkan SOP.
14. Pemberian sanksi harus setimpal dengan
tingkat pelanggaran yang dilakukan.
3. Rationalization (Rasionalisasi)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
Anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Cukup Setuju (CS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S) 5 = Sangat Setuju (SS)
No. Pernyataan STS TS CS S SS
1. Saya dibayar rendah dengan tanggung jawab
besar.
2. Tidak ada orang yang merasa dirugikan
ketika saya menggunakan fasilitas kantor
untuk keperluan pribadi.
3. Menggunakan uang kas tanpa seizin kantor
dan mengembalikannya tepat waktu bukan
perbuatan tercela.
4. Saya percaya bahwa hadiah dari pelanggan,
vendor atau kolega merupakan hasil dari
pelayanan yang saya berikan.
5. Adanya kebebasan dalam bertindak terhadap
kebijakan dan prosedur terkadang harus
ditoleransi untuk membantu rekan kerja.
6. Kecurangan yang saya lakukan karena saya
berhak untuk mendapatkan sesuatu yang
lebih dari seharusnya.
127
No. Pernyataan STS TS CS S SS
7. Saya melakukan kecurangan karena saya
tidak diperlakukan secara wajar oleh
perusahaan.
8. Saya rela melakukan kecurangan, jika untuk
kepentingan bersama.
9. Saya berbuat curang, karena atasan juga
melakukannya.
10. Untuk mencapai tujuan, saya lebih memilih
jalan pintas walaupun melanggar aturan.
4. Niat Melakukan Fraud (Kecurangan)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
Anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Cukup Setuju (CS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S) 5 = Sangat Setuju (SS)
No. Pernyataan STS TS CS S SS
1. Memperkecil biaya yang dicatat agar laba
perusahaan terlihat tinggi, merupakan
perbuatan yang etis.
2. Memperbesar catatan piutang agar kinerja
perusahaan dinilai baik merupakan tindakan
etis.
3. Ada indikasi perilaku fraud dilakukan
dengan niat untuk menguntungkan diri
sendiri ataupun pihak lain.
4. Ada indikasi pelaku fraud berusaha untuk
menutupi kecurangan dengan cara mencari
celah dan kelemahan dari peraturan.
5. Law Enforcement
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
Anda, dimana:
1 = Tidak Pernah (TP) 3 = Kadang-Kadang (KK) 5 = Selalu (S)
2 = Pernah (P) 4 = Sering (SR
128
No. Pernyataan TP P KK SR S
1. Sejauh mana lembaga penegak hukum
bekerja sama dengan anggota masyarakat
dalam memecahkan masalah setempat?
2. Sejauh mana lembaga penegak hukum
melakukan praktik penegakan hukum dalam
upaya untuk mengurangi masalah
kecurangan?
3. Sejauh mana lembaga penegak hukum
memperlakukan orang dengan adil?
4. Sejauh mana petugas lembaga penegak
hukum menunjukkan kepedulian terhadap
masyarakat?
5. Sejauh mana petugas lembaga penegak
hukum menghargai hak-hak masyarakat?
6. Sejauh mana lembaga penegak hukum
responsif terhadap masalah korupsi yang
ada?
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
Anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Percaya (STP) 3 = Sedikit Percaya (SDP)
2 = Tidak Percaya (TP) 4 = Percaya (P) 5 = Sangat Percaya
(SP)
No. Pernyataan STP TP SDP P SP
7. Sejauh mana Anda mempercayai lembaga
penegak hukum dalam mengatasi kasus
kecurangan yang terjadi?
129
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
Anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Efektif (STP) 3 = Sedikit Efektif (SDE)
2 = Tidak Efektif (TE) 4 = Efektif (E) 5 = Sangat Efektif (SE)
No. Pernyataan STE TE SDE E SE
8. Sejauh mana lembaga penegak hukum
efektif dalam mencegah kejahatan?
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
Anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Serius (STS) 3 = Agak Serius (AS)
2 = Tidak Serius (TS) 4 = Serius (S) 5 = Sangat Serius
(SS)
No. Pernyataan STS TS AS S SS
9. Sejauh mana lembaga penegak hukum
serius menangani masalah korupsi?
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian
Anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Puas (STP) 3 = Agak Puas (AP)
2 = Tidak Puas (TP) 4 = Puas (P) 5 = Sangat Puas (SP)
No. Pernyataan STP TP AP P SP
10. Sejauh mana Anda puas dengan kinerja
keseluruhan lembaga penegak hukum di
Indonesia?
130
LAMPIRAN III
IDENTITAS DAN
JAWABAN RESPONDEN
131
IDENTITAS RESPONDEN
No Jenis
Kelamin Usia
Pendidikan
Terakhir
Lama
Masa
Kerja
Profesi
Akuntan
Lokasi
Pengisian Jabatan
1 2 1 1 1 1 1 1
2 1 1 2 1 1 1 1
3 1 3 2 2 1 1 2
4 1 2 3 1 2 1 1
5 1 2 2 2 1 1 2
6 1 3 2 1 1 1 1
7 1 2 3 2 2 1 2
8 1 2 2 1 1 1 1
9 2 1 2 1 1 1 1
10 2 3 2 1 1 1 1
11 2 1 1 1 1 1 1
12 2 1 2 1 1 1 1
13 2 1 2 1 2 1 1
14 1 5 3 2 1 3 3
15 2 1 2 1 1 1 1
16 2 1 2 2 1 1 1
17 2 1 1 1 2 1 1
18 2 3 2 2 1 1 2
19 2 1 1 1 1 1 1
20 2 1 2 1 2 1 1
21 2 1 2 1 2 1 1
22 1 4 2 1 1 1 1
23 2 3 2 2 2 1 1
24 1 3 2 2 1 1 1
25 2 4 3 3 1 1 3
26 2 1 2 1 1 1 1
27 2 3 3 2 1 1 1
28 1 3 3 2 1 1 2
29 1 3 3 2 1 1 2
30 2 2 3 1 1 1 1
31 2 1 1 1 1 1 1
32 2 1 2 1 1 1 1
33 2 1 1 1 1 1 1
34 2 2 2 3 1 1 1
132
No Jenis
Kelamin Usia
Pendidikan
Terakhir
Lama
Masa
Kerja
Profesi
Akuntan
Lokasi
Pengisian Jabatan
35 1 1 2 1 1 1 1
36 1 2 3 2 1 1 2
37 2 1 2 1 1 1 1
38 2 1 1 1 1 1 1
39 2 5 1 4 1 1 3
40 2 1 2 1 1 1 1
41 2 2 2 1 1 1 1
42 2 1 1 1 1 1 1
43 1 1 2 1 1 1 1
44 2 1 2 1 2 1 1
45 1 5 3 3 1 2 2
46 2 1 2 1 1 4 1
47 2 2 2 1 1 1 1
48 2 2 1 1 1 1 1
49 2 1 1 1 1 1 1
50 2 2 1 1 2 1 1
51 2 2 2 2 1 1 1
52 2 1 2 1 1 1 1
53 2 1 2 1 1 1 1
54 2 1 2 1 1 1 1
55 2 1 2 1 1 1 1
56 2 1 2 1 1 1 1
57 2 1 2 1 1 1 1
58 1 4 2 2 2 3 2
59 1 3 2 2 1 1 1
60 2 3 2 2 1 1 1
61 2 3 2 2 1 1 1
62 2 3 3 2 1 1 2
63 2 5 2 2 1 1 1
64 1 5 3 2 1 1 2
65 1 5 2 4 1 1 3
66 1 2 2 1 1 1 1
67 2 3 2 2 1 1 1
68 1 5 3 4 1 1 3
69 1 3 2 2 1 1 1
133
No Jenis
Kelamin Usia
Pendidikan
Terakhir
Lama
Masa
Kerja
Profesi
Akuntan
Lokasi
Pengisian Jabatan
70 2 5 2 2 1 1 1
71 1 4 2 2 1 1 1
72 2 5 2 2 1 1 1
73 2 4 3 2 1 1 1
74 1 2 2 2 1 1 1
75 1 3 2 2 1 1 1
76 2 5 3 3 1 1 3
77 2 3 2 2 1 1 1
78 2 5 2 3 1 1 2
79 2 3 2 2 1 1 2
80 2 3 2 2 1 1 1
81 1 5 2 4 1 1 2
82 1 5 2 4 1 1 2
83 2 5 2 3 2 1 3
84 2 2 2 2 2 1 1
85 2 2 2 2 2 1 1
86 2 4 2 2 2 1 1
87 2 3 2 2 2 1 1
88 2 5 2 4 2 1 2
89 1 3 1 1 2 1 1
90 1 5 1 1 2 1 1
91 1 4 2 2 2 1 1
92 1 2 2 2 2 1 1
93 1 1 1 1 2 1 1
94 1 2 2 1 2 1 1
95 1 3 2 2 2 1 1
96 2 3 2 1 1 1 1
97 2 3 2 1 1 1 1
98 1 2 2 1 1 1 1
99 1 2 2 1 1 1 1
100 2 4 3 1 1 1 1
101 1 3 1 1 1 1 1
102 2 5 3 2 1 1 2
103 2 4 2 1 2 1 1
104 1 1 2 1 1 1 1
134
No Jenis
Kelamin Usia
Pendidikan
Terakhir
Lama
Masa
Kerja
Profesi
Akuntan
Lokasi
Pengisian Jabatan
105 2 2 2 1 1 1 1
106 2 1 2 1 1 1 1
107 2 2 2 1 3 1 2
108 2 1 1 1 1 1 1
109 2 1 2 1 1 1 1
110 1 3 3 1 2 1 1
111 2 2 2 1 3 1 2
112 2 1 2 1 1 1 1
113 2 1 2 1 1 1 1
114 1 2 2 1 1 1 1
115 2 1 2 1 2 2 1
116 1 2 2 1 1 1 1
117 2 1 2 1 1 1 1
118 1 1 2 1 1 5 1
119 2 2 2 1 1 1 1
Keterangan:
Jenis Kelamin = (1) Laki – Laki, (2) Perempuan
Usia = (1) 20-25 tahun, (2) 26-30 tahun, (3) 31-35 tahun,
(4) 36-40 tahun, (5) >40 tahun.
Pendidikan Terakhir = (1) Diploma, (2) S1, (3) S2, (4) S3.
Lama Masa Kerja = (1) 0-5 tahun, (2) 6-10 tahun, (3) 11-15 tahun, (4) >20
Profesi Akuntan = (1) Akuntan Manajemen, (2) Akuntan Pemerintah
Lokasi Pengisian = (1) Jawa, (2) Kalimantan, (3) Sulawesi, (4) Sumatra.
Jabatan = (1) Staf Keuangan, (2) Kepala Bagian, (3) Kepala Bidang
(4) Manajer Puncak
135
JAWABAN RESPONDEN
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9
1 2 4 3 2 2 1 3 1 4
2 2 4 4 2 2 2 2 2 4
3 4 4 5 2 4 4 4 2 4
4 4 5 4 2 1 1 4 1 3
5 5 5 5 5 1 1 1 1 5
6 4 1 1 3 2 2 2 2 4
7 4 5 4 3 3 3 3 2 4
8 2 4 3 4 2 2 2 2 3
9 2 4 4 2 2 2 2 2 3
10 3 4 4 2 4 4 2 2 4
11 3 4 4 2 3 3 2 2 4
12 2 4 3 2 2 2 2 2 3
13 2 3 4 1 1 1 2 2 4
14 3 3 3 3 2 3 2 1 4
15 3 3 4 3 2 2 3 3 4
16 4 5 4 4 3 3 2 1 4
17 4 5 5 4 3 3 2 4 5
18 4 5 4 4 2 2 2 2 5
19 2 5 5 4 2 2 2 2 5
20 3 4 4 3 2 2 4 3 3
21 2 1 2 1 2 2 2 1 4
22 2 4 3 2 2 2 2 2 3
23 4 5 5 4 2 2 3 2 5
24 3 4 3 3 3 3 1 1 4
25 5 4 5 5 5 5 4 3 4
26 2 4 4 3 1 1 2 2 4
27 3 4 4 2 2 2 2 2 3
28 3 5 5 2 2 2 1 1 4
29 2 4 4 2 2 2 2 2 4
30 4 5 4 4 4 4 2 2 3
31 4 4 4 4 4 4 2 2 5
32 2 3 4 2 2 2 4 2 3
33 2 3 3 2 3 3 2 2 4
34 4 4 4 3 1 1 1 1 5
35 2 2 3 2 1 1 1 2 3
36 4 2 4 2 2 2 2 1 4
37 2 4 4 2 2 2 2 2 4
38 3 5 5 3 2 1 3 2 4
136
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9
39 4 4 4 2 2 2 2 2 4
40 4 4 5 3 4 3 2 2 4
41 3 3 3 4 3 1 1 1 5
42 4 4 4 2 2 2 2 2 3
43 3 3 3 3 2 2 3 2 3
44 2 4 3 2 2 1 2 1 5
45 3 4 4 3 2 2 3 2 4
46 4 4 4 3 2 1 2 1 3
47 4 4 4 4 2 1 1 1 4
48 3 5 5 4 3 4 4 2 2
49 3 3 3 2 3 1 3 2 4
50 3 4 4 2 2 2 3 3 4
51 3 4 3 4 2 2 2 2 5
52 2 4 4 2 2 2 2 3 3
53 3 3 3 2 4 4 4 2 2
54 3 2 4 2 2 2 2 2 2
55 3 4 4 4 2 2 2 2 4
56 4 5 4 4 2 2 2 2 4
57 4 5 4 4 2 2 2 1 5
58 2 4 3 2 1 2 1 1 4
59 5 4 5 5 5 5 5 3 5
60 3 3 4 3 2 2 2 2 3
61 3 2 4 4 2 2 3 1 1
62 2 3 4 2 1 1 1 1 3
63 3 4 4 2 2 2 2 2 4
64 4 5 4 4 2 1 2 1 2
65 2 4 4 2 2 3 1 1 4
66 2 4 4 3 3 1 2 2 5
67 2 3 4 2 1 1 1 1 3
68 3 4 4 3 1 2 1 1 5
69 5 4 4 5 5 5 1 2 4
70 2 5 5 5 4 4 1 1 4
71 4 3 2 2 1 2 1 1 4
72 4 4 4 2 2 2 2 2 4
73 5 4 4 3 2 2 2 3 4
74 2 4 3 5 5 1 4 4 5
75 2 3 3 2 2 4 3 3 4
76 1 3 3 2 2 2 2 2 2
77 4 2 2 2 2 2 2 2 2
78 1 4 5 5 4 4 1 1 4
137
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9
79 3 4 4 1 1 1 3 2 3
80 2 5 5 2 2 1 1 1 5
81 3 1 2 3 2 2 2 2 2
82 4 2 4 2 2 2 2 1 2
83 5 5 5 4 2 2 3 4 5
84 4 5 5 4 1 1 4 3 5
85 4 4 5 3 2 1 2 1 4
86 5 4 4 5 2 1 1 2 4
87 4 4 4 3 3 2 1 1 4
88 4 4 4 3 3 2 1 1 4
89 4 3 2 2 2 3 2 2 5
90 4 4 4 3 3 3 4 2 4
91 3 4 4 3 4 4 2 2 4
92 3 3 4 2 3 2 3 2 4
93 4 3 4 2 3 2 3 2 4
94 4 3 4 4 3 3 4 2 4
95 2 5 3 2 2 1 3 1 3
96 2 2 2 2 2 2 2 2 5
97 1 4 2 2 2 1 2 1 1
98 1 4 1 1 1 1 1 1 1
99 1 4 2 1 1 1 1 1 2
100 1 1 1 1 1 1 1 1 1
101 1 1 1 1 1 1 1 1 1
102 1 1 1 1 1 1 1 1 1
103 1 3 1 1 1 1 1 1 2
104 3 5 4 3 2 2 2 2 3
105 4 4 5 4 2 1 2 2 4
106 4 5 5 4 4 1 1 1 5
107 5 3 4 5 5 4 2 1 4
108 4 4 3 2 3 3 3 2 2
109 2 5 3 2 2 2 2 2 3
110 4 4 4 3 2 2 3 2 3
111 5 3 4 5 5 4 2 1 4
112 4 3 4 4 2 2 5 3 5
113 3 4 3 2 3 3 3 3 4
138
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9
114 2 2 4 2 2 2 2 2 4
115 3 4 4 2 3 2 3 2 5
116 3 4 4 2 2 2 2 3 4
117 3 4 4 2 2 3 3 4 3
118 4 4 4 4 3 2 4 2 4
119 4 4 4 3 2 4 4 3 4
139
No O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 O9 O10 O11 O12 O13 O14
1 5 4 5 5 4 4 5 5 3 4 5 3 5 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4
3 5 5 5 5 5 5 5 4 1 3 5 5 5 5
4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 2 5 3 4 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6 3 5 5 5 4 5 5 3 5 4 4 2 5 4
7 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
8 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 3 4 4
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
10 5 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 3 4 4
11 5 4 3 3 3 3 5 5 4 3 4 2 4 3
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
13 4 5 4 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4
14 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 4 4 4 4 3 4 5 3 2 3 4 3 4 3
16 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5
17 5 4 4 5 4 4 3 4 2 1 4 2 2 5
18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
19 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 3 4 3 4
20 5 4 4 4 4 5 5 3 3 3 5 4 5 4
21 3 2 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 3 3
22 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
140
No O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 O9 O10 O11 O12 O13 O14
23 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5
24 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5
25 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 3 4 5 5
26 5 4 5 5 5 5 5 5 4 3 3 3 5 4
27 4 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5
28 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 3 3 4
29 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 5
30 5 5 5 5 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4
31 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 5 4
32 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
33 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4
34 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4
35 3 3 4 4 3 5 5 4 5 3 3 2 3 3
36 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4
37 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4
38 5 3 3 4 4 4 5 5 3 4 3 3 4 4
39 3 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
40 5 4 5 5 5 5 4 4 3 5 5 4 5 4
41 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 3 4 5 5
42 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3
43 5 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3
44 5 4 5 5 4 4 5 5 3 2 5 4 4 4
45 5 4 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 5 4
46 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4
141
No O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 O9 O10 O11 O12 O13 O14
47 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4
48 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 4
49 4 5 5 4 5 5 5 5 2 2 3 4 4 4
50 5 5 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 5 3
51 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5
52 4 4 3 5 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4
53 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 5 3 5 4
54 5 4 3 5 4 4 5 4 3 2 4 2 4 4
55 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4
56 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
57 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 3
58 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 5 4
59 5 3 5 3 3 5 5 2 1 5 5 5 3 5
60 5 4 4 5 5 5 5 5 1 5 2 4 5 4
61 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
63 5 5 5 4 5 5 5 4 2 4 5 4 5 4
64 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
65 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4
66 5 5 5 4 5 5 5 5 3 2 4 2 5 5
67 4 4 4 5 5 5 5 4 2 1 5 4 4 5
68 5 5 5 5 5 5 5 5 1 3 4 5 5 5
69 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5
70 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5
142
No O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 O9 O10 O11 O12 O13 O14
71 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4
72 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 3 5 5 5
73 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3
74 5 5 5 4 4 5 5 4 4 3 4 2 5 4
75 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5
76 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
77 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4
78 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
79 3 5 4 4 3 3 3 3 5 1 3 3 5 4
80 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 4 4
81 5 5 5 5 4 4 4 4 2 2 4 5 5 4
82 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3
83 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 4
84 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5
85 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 5 5 5
86 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
87 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5
88 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5
89 4 4 4 4 4 4 1 3 5 5 4 4 4 5
90 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
91 4 4 4 4 4 4 5 5 2 2 4 4 4 4
92 3 4 4 4 4 4 5 3 3 4 3 4 4 3
93 3 4 4 4 4 4 5 3 3 2 3 4 4 3
94 3 4 4 4 4 3 3 5 2 2 4 3 4 4
143
No O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 O9 O10 O11 O12 O13 O14
95 4 5 4 4 4 4 5 5 2 2 4 4 5 5
96 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5
97 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5
98 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
99 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5
100 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
101 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5
102 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
103 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5
104 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5
105 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4
106 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 2 5 5
107 5 4 4 3 3 3 4 3 1 5 3 5 5 4
108 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 2 5 4
109 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 3 5 4
110 5 5 4 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4
111 5 4 4 3 3 3 4 3 1 5 3 5 5 4
112 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 2 4 5
113 5 5 4 4 4 3 5 5 4 4 5 3 5 3
114 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 2 4 4
144
No O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 O9 O10 O11 O12 O13 O14
115 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5
116 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 3
117 5 5 4 4 3 3 5 3 4 4 4 2 3 5
118 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 3 5 5 5
119 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
145
No R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10
1 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4
2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4
4 3 4 5 5 2 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5
6 4 3 5 3 1 5 5 5 5 5
7 4 4 4 3 2 5 5 4 5 5
8 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4
9 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
10 4 3 5 3 3 5 5 5 4 4
11 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4
12 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4
13 4 3 5 4 3 5 5 5 5 4
14 3 4 5 4 4 4 4 5 5 5
15 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4
16 4 3 4 3 3 4 5 5 5 5
17 2 2 5 4 4 5 5 4 5 5
18 4 4 5 5 2 5 5 5 5 5
19 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4
20 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
21 2 3 5 4 2 5 5 5 5 5
22 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
23 4 4 5 3 4 5 5 5 5 5
24 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5
25 1 4 5 3 4 4 4 5 5 5
26 3 4 4 4 4 5 4 5 5 5
27 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
28 3 4 5 3 3 5 4 4 4 4
29 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5
30 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4
31 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
32 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4
146
No R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10
33 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4
34 4 4 4 4 3 5 4 5 5 5
35 5 3 5 3 3 5 5 5 5 5
36 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5
37 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
38 3 4 3 3 4 4 4 4 4 5
39 2 4 4 4 4 5 5 5 5 5
40 3 2 5 5 5 5 5 5 4 5
41 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5
42 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4
43 3 3 2 3 3 4 4 5 5 5
44 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5
45 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
46 4 5 5 5 3 5 4 5 4 5
47 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4
48 2 4 5 4 4 5 5 5 5 5
49 4 3 5 4 3 4 4 4 4 5
50 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4
51 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5
52 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4
53 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4
54 3 2 4 3 2 5 5 5 5 3
55 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4
56 3 3 4 3 3 4 4 4 5 4
57 4 3 4 3 3 4 4 5 4 4
58 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
59 2 5 5 4 5 1 5 3 3 3
60 3 4 5 4 4 5 5 5 5 5
61 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4
62 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5
63 4 2 5 4 5 4 4 5 4 4
64 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5
147
No R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10
65 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4
66 3 4 4 5 1 5 5 5 5 5
67 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4
68 1 4 4 4 4 5 5 5 5 5
69 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4
70 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
71 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
72 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4
73 3 4 3 4 3 5 5 5 5 5
74 1 3 5 3 3 4 5 4 4 4
75 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4
76 4 4 3 5 4 4 5 5 5 5
77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
78 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
79 3 4 5 5 3 4 4 5 5 5
80 3 2 4 3 2 4 4 4 4 5
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
82 4 4 4 4 3 4 3 4 4 5
83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
84 1 4 5 3 2 5 5 5 5 5
85 3 1 5 3 2 5 5 5 5 5
86 1 4 5 4 4 5 5 5 5 5
87 2 3 4 3 4 4 4 4 5 5
88 3 4 4 3 4 4 4 5 5 5
89 5 4 4 4 3 3 5 5 5 5
90 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4
91 2 2 4 3 3 5 5 5 5 5
92 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4
93 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4
94 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2
95 2 2 5 3 2 3 4 2 5 5
96 4 2 1 5 1 4 4 5 5 5
148
No R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10
97 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
98 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
99 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4
100 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
101 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
102 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
103 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5
104 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4
105 5 4 5 2 2 4 4 4 4 4
106 5 4 5 1 1 2 5 5 5 5
107 1 5 4 3 4 4 4 4 4 4
108 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4
109 5 3 5 3 5 5 5 5 5 5
110 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4
111 1 5 4 3 4 4 4 4 4 4
112 1 4 4 3 2 4 4 5 4 4
113 3 4 5 5 4 5 5 5 5 5
114 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4
115 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4
116 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4
117 4 4 4 3 3 5 4 4 5 4
118 4 4 5 5 4 4 2 4 5 4
119 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
149
No NMF1 NMF2 NMF3 NMF4
1 5 5 4 4
2 4 4 4 4
3 4 4 4 2
4 4 4 4 2
5 5 5 5 5
6 5 5 4 4
7 4 4 4 4
8 4 4 4 2
9 4 4 4 2
10 5 5 5 5
11 5 4 4 4
12 4 4 2 2
13 4 4 3 3
14 3 4 4 4
15 3 3 3 3
16 4 4 4 3
17 4 4 4 4
18 5 5 1 1
19 3 3 4 4
20 3 3 3 2
21 5 5 5 5
22 4 4 4 4
23 5 4 1 1
24 5 5 2 2
25 5 5 1 1
26 5 4 3 3
27 4 4 2 2
28 4 3 4 4
29 4 4 3 1
30 4 4 3 2
31 4 4 4 4
32 3 3 4 3
33 4 4 4 4
34 5 5 4 5
35 4 4 3 3
150
No NMF1 NMF2 NMF3 NMF4
36 4 4 4 4
37 4 4 4 2
38 4 4 3 2
39 3 4 4 4
40 5 5 5 5
41 5 5 5 5
42 5 5 5 5
43 4 4 2 2
44 5 5 4 4
45 4 4 2 2
46 4 5 5 5
47 4 4 4 4
48 5 5 2 2
49 4 4 4 3
50 3 3 3 3
51 5 5 5 5
52 4 4 4 4
53 4 4 2 2
54 5 5 2 2
55 5 5 3 2
56 5 4 1 2
57 4 4 1 1
58 4 5 4 4
59 5 4 1 1
60 5 5 4 3
61 5 4 4 5
62 5 5 3 3
63 5 5 5 5
64 5 5 3 5
65 4 4 4 4
66 4 4 2 3
67 4 4 4 4
68 5 4 4 5
69 4 4 2 2
70 5 5 1 1
151
No NMF1 NMF2 NMF3 NMF4
71 4 4 4 4
72 4 4 2 4
73 5 5 2 2
74 2 3 2 2
75 4 4 2 2
76 5 5 5 5
77 4 4 2 3
78 5 5 1 1
79 4 4 4 3
80 4 4 3 2
81 5 4 5 5
82 4 4 4 3
83 4 4 4 4
84 5 5 5 5
85 3 3 4 5
86 5 5 5 5
87 5 5 3 2
88 5 5 2 2
89 4 4 3 2
90 4 4 4 4
91 5 5 2 2
92 4 4 3 3
93 4 4 3 3
94 3 2 3 3
95 2 2 3 2
96 5 5 5 5
97 4 4 4 4
98 4 4 4 4
99 4 4 4 4
100 5 5 5 5
101 5 5 5 5
102 5 5 5 5
103 5 5 5 5
104 5 5 5 5
105 4 4 2 4
152
No NMF1 NMF2 NMF3 NMF4
106 2 4 1 1
107 5 4 2 2
108 4 4 2 2
109 5 5 3 4
110 3 3 2 1
111 5 4 2 1
112 4 4 4 4
113 5 4 3 4
114 4 4 2 3
115 4 4 2 2
116 3 4 2 3
117 4 4 3 3
118 5 5 5 5
119 4 4 4 4
153
No LE1 LE2 LE3 LE4 LE5 LE6 LE7 LE8 LE9 LE10
1 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4
2 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1
6 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4
7 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
8 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3
9 2 4 3 3 3 4 4 4 3 3
10 2 2 4 4 4 4 4 3 4 3
11 1 1 3 3 2 2 4 3 5 4
12 4 3 2 2 2 2 3 3 3 4
13 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3
14 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
15 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
16 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4
17 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3
18 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4
19 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3
20 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
154
No LE1 LE2 LE3 LE4 LE5 LE6 LE7 LE8 LE9 LE10
24 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2
25 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2
26 5 1 3 4 5 3 3 2 2 2
27 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2
28 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2
29 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
30 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2
31 3 3 2 3 2 4 4 4 4 3
32 2 2 4 4 2 2 4 4 5 3
33 1 1 1 3 3 3 3 2 1 2
34 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
35 4 4 2 2 2 2 2 3 5 3
36 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3
37 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3
38 3 1 3 3 3 2 3 2 1 2
39 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4
40 2 2 3 2 2 1 2 2 4 3
41 1 3 3 3 3 5 3 4 4 3
42 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2
43 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3
44 2 2 4 3 3 4 4 4 4 4
45 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
46 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3
155
No LE1 LE2 LE3 LE4 LE5 LE6 LE7 LE8 LE9 LE10
47 5 5 4 4 3 3 3 3 1 2
48 5 2 3 3 4 1 4 2 1 1
49 2 2 3 3 2 3 4 4 3 3
50 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4
51 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
52 3 1 3 3 3 3 4 3 4 3
53 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2
54 2 1 4 4 4 5 3 3 3 3
55 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4
56 4 5 3 4 3 4 4 4 4 3
57 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3
58 3 3 3 3 3 5 3 3 2 2
59 1 2 2 2 2 2 3 3 2 3
60 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3
61 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
62 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
63 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4
64 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5
65 3 2 3 3 2 5 4 4 2 2
66 4 4 3 3 3 5 3 4 4 2
67 3 2 3 3 2 5 4 4 2 4
68 5 4 4 4 3 5 3 4 5 3
69 2 2 3 3 4 3 3 4 4 1
156
No LE1 LE2 LE3 LE4 LE5 LE6 LE7 LE8 LE9 LE10
70 1 1 3 3 3 3 3 4 4 1
71 2 5 5 5 5 5 4 4 4 4
72 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
73 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2
74 3 3 3 3 4 3 4 3 5 3
75 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2
76 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3
77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
78 1 1 3 3 3 3 3 4 4 1
79 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3
80 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
81 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
82 3 1 3 3 1 3 3 3 3 2
83 4 4 4 4 4 4 5 5 3 2
84 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
85 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3
86 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
87 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
88 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
89 2 3 1 3 3 3 1 2 1 2
90 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
91 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4
92 5 2 2 3 4 4 3 2 3 2
157
No LE1 LE2 LE3 LE4 LE5 LE6 LE7 LE8 LE9 LE10
93 5 2 2 3 4 4 3 2 3 2
94 2 2 3 3 2 2 4 3 3 3
95 4 2 3 4 2 3 4 3 2 2
96 5 5 4 5 5 5 4 5 5 3
97 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
98 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
99 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
100 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4
101 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4
102 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4
103 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4
104 4 2 4 4 4 3 4 3 3 3
105 2 2 2 2 2 2 4 4 3 3
106 5 3 3 5 4 3 3 3 3 2
107 3 5 5 4 5 5 3 4 5 5
108 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2
109 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
110 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3
111 3 4 5 4 5 5 5 4 5 5
112 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3
113 3 2 3 3 3 1 1 1 1 2
114 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1
115 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
158
No LE1 LE2 LE3 LE4 LE5 LE6 LE7 LE8 LE9 LE10
116 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3
117 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2
118 4 3 3 3 4 4 3 4 3 2
119 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4
159
LAMPIRAN IV
HASIL UJI
160
STATISTIK DESKRIPTIF RESPONDEN
1. Jenis Kelamin
Statistics
Jenis Kelamin
N Valid 119
Missing 0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 43 36,1 36,1 36,1
2 76 63,9 63,9 100,0
Total 119 100,0 100,0
2. Usia
Statistics
Usia
N Valid 119
Missin
g
0
Usia
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 41 34,5 34,5 34,5
2 26 21,8 21,8 56,3
3 26 21,8 21,8 78,2
4 9 7,6 7,6 85,7
5 17 14,3 14,3 100,0
Total 119 100,0 100,0
161
3. Pendidikan Terakhir
Statistics
Pendidikan Terakhir
N Valid 119
Missing 0
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 17 14,3 14,3 14,3
2 84 70,6 70,6 84,9
3 18 15,1 15,1 100,0
Total 119 100,0 100,0
4. Lama Masa Kerja
Statistics
Lama Masa Kerja
N Valid 119
Missing 0
Lama Masa Kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 68 57,1 57,1 57,1
2 39 32,8 32,8 89,9
3 6 5,0 5,0 95,0
4 6 5,0 5,0 100,0
Total 119 100,0 100,0
162
5. Profesi Akuntan
Statistics
Profesi Akuntan
N Valid 119
Missing 0
Profesi Akuntan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 91 76,5 76,5 76,5
2 26 21,8 21,8 98,3
3 2 1,7 1,7 100,0
Total 119 100,0 100,0
6. Lokasi Pengisian
Statistics
Lokasi Pengisian
N Valid 119
Missing 0
Lokasi Pengisian
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 113 95,0 95,0 95,0
2 2 1,7 1,7 96,6
3 2 1,7 1,7 98,3
4 1 ,8 ,8 99,2
5 1 ,8 ,8 100,0
Total 119 100,0 100,0
163
7. Jabatan
Statistics
Jabatan
N Valid 119
Missing 0
Jabatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 93 78,2 78,2 78,2
2 19 16,0 16,0 94,1
3 7 5,9 5,9 100,0
Total 119 100,0 100,0
164
STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TP 119 9 42 25,46 5,689
TO 119 44 70 59,34 5,807
TR 119 25 50 40,41 4,207
TNMF 119 8 20 15,08 2,998
TLE 119 17 48 31,51 6,410
Valid N (listwise) 119
165
UJI VALIDITAS
1. Pressure/ Tekanan ( X1)
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 TP
P1 Pearson Correlation 1 ,249** ,470** ,559** ,370** ,323** ,271** ,191* ,392** ,695**
Sig. (2-tailed) ,006 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,037 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
P2 Pearson Correlation ,249** 1 ,609** ,376** ,166 ,088 ,106 ,136 ,384** ,559**
Sig. (2-tailed) ,006 ,000 ,000 ,071 ,341 ,251 ,140 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
P3 Pearson Correlation ,470** ,609** 1 ,506** ,324** ,244** ,247** ,225* ,485** ,735**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,007 ,007 ,014 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
P4 Pearson Correlation ,559** ,376** ,506** 1 ,521** ,338** ,151 ,142 ,428** ,735**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,102 ,123 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
P5 Pearson Correlation ,370** ,166 ,324** ,521** 1 ,714** ,271** ,196* ,272** ,688**
Sig. (2-tailed) ,000 ,071 ,000 ,000 ,000 ,003 ,033 ,003 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
P6 Pearson Correlation ,323** ,088 ,244** ,338** ,714** 1 ,281** ,273** ,147 ,605**
Sig. (2-tailed) ,000 ,341 ,007 ,000 ,000 ,002 ,003 ,111 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
166
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 TP
P7 Pearson Correlation ,271** ,106 ,247** ,151 ,271** ,281** 1 ,571** ,089 ,505**
Sig. (2-tailed) ,003 ,251 ,007 ,102 ,003 ,002 ,000 ,337 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
P8 Pearson Correlation ,191* ,136 ,225* ,142 ,196* ,273** ,571** 1 ,228* ,484**
Sig. (2-tailed) ,037 ,140 ,014 ,123 ,033 ,003 ,000 ,013 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
P9 Pearson Correlation ,392** ,384** ,485** ,428** ,272** ,147 ,089 ,228* 1 ,617**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,111 ,337 ,013 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
TP Pearson Correlation ,695** ,559** ,735** ,735** ,688** ,605** ,505** ,484** ,617** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
2. Opportunity/ Peluang ( X2)
Correlations
O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 O9 O10 O11 O12 O13 O14 TO
O1
Pearson Correlation 1 ,431** ,414** ,383** ,365** ,327** ,304** ,320** -,022 ,236** ,305** ,258** ,342** ,414** ,601**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,812 ,010 ,001 ,005 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
167
O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 O9 O10 O11 O12 O13 O14 TO
O2
Pearson Correlation ,431** 1 ,565** ,417** ,491** ,370** ,322** ,361** ,295** ,161 ,319** ,242** ,447** ,422** ,695**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,081 ,000 ,008 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
O3
Pearson Correlation ,414** ,565** 1 ,527** ,593** ,693** ,353** ,398** ,119 ,222* ,280** ,273** ,397** ,485** ,739**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,197 ,015 ,002 ,003 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
O4
Pearson Correlation ,383** ,417** ,527** 1 ,735** ,567** ,278** ,441** ,172 ,052 ,255** ,144 ,220* ,369** ,642**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,061 ,578 ,005 ,119 ,016 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
O5
Pearson Correlation ,365** ,491** ,593** ,735** 1 ,676** ,338** ,505** ,167 ,191* ,273** ,235* ,339** ,427** ,744**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,070 ,037 ,003 ,010 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
O6
Pearson Correlation ,327** ,370** ,693** ,567** ,676** 1 ,390** ,312** ,135 ,143 ,211* ,204* ,275** ,437** ,666**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,143 ,121 ,021 ,026 ,002 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
O7
Pearson Correlation ,304** ,322** ,353** ,278** ,338** ,390** 1 ,408** ,025 ,079 ,110 ,019 ,259** ,109 ,456**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,785 ,396 ,232 ,841 ,004 ,240 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
O8
Pearson Correlation ,320** ,361** ,398** ,441** ,505** ,312** ,408** 1 ,146 ,076 ,192* ,032 ,280** ,245** ,563**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,114 ,409 ,036 ,731 ,002 ,007 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
168
O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 O9 O10 O11 O12 O13 O14 TO
O9
Pearson Correlation -,022 ,295** ,119 ,172 ,167 ,135 ,025 ,146 1 ,310** ,185* -,094 ,121 ,124 ,379**
Sig. (2-tailed) ,812 ,001 ,197 ,061 ,070 ,143 ,785 ,114 ,001 ,044 ,309 ,189 ,180 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
O10
Pearson Correlation ,236** ,161 ,222* ,052 ,191* ,143 ,079 ,076 ,310** 1 ,226* ,377** ,329** ,217* ,507**
Sig. (2-tailed) ,010 ,081 ,015 ,578 ,037 ,121 ,396 ,409 ,001 ,014 ,000 ,000 ,018 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
O11
Pearson Correlation ,305** ,319** ,280** ,255** ,273** ,211* ,110 ,192* ,185* ,226* 1 ,156 ,253** ,370** ,510**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,002 ,005 ,003 ,021 ,232 ,036 ,044 ,014 ,091 ,005 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
O12
Pearson Correlation ,258** ,242** ,273** ,144 ,235* ,204* ,019 ,032 -,094 ,377** ,156 1 ,310** ,333** ,454**
Sig. (2-tailed) ,005 ,008 ,003 ,119 ,010 ,026 ,841 ,731 ,309 ,000 ,091 ,001 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
O13
Pearson Correlation ,342** ,447** ,397** ,220* ,339** ,275** ,259** ,280** ,121 ,329** ,253** ,310** 1 ,320** ,596**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,016 ,000 ,002 ,004 ,002 ,189 ,000 ,005 ,001 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
O14
Pearson Correlation ,414** ,422** ,485** ,369** ,427** ,437** ,109 ,245** ,124 ,217* ,370** ,333** ,320** 1 ,633**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,240 ,007 ,180 ,018 ,000 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
TO
Pearson Correlation ,601** ,695** ,739** ,642** ,744** ,666** ,456** ,563** ,379** ,507** ,510** ,454** ,596** ,633** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
169
3. Rationalization/ Sikap Rasionalisasi ( X3)
Correlations
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 TR
R1 Pearson Correlation 1 ,210* ,149 ,179 ,090 ,085 ,056 ,120 ,076 ,083 ,447**
Sig. (2-tailed) ,022 ,106 ,051 ,328 ,358 ,545 ,192 ,410 ,371 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
R2 Pearson Correlation ,210* 1 ,222* ,323** ,293** ,152 ,079 ,133 ,063 ,103 ,502**
Sig. (2-tailed) ,022 ,015 ,000 ,001 ,098 ,395 ,148 ,497 ,265 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
R3 Pearson Correlation ,149 ,222* 1 ,168 ,245** ,286** ,342** ,179 ,261** ,234* ,536**
Sig. (2-tailed) ,106 ,015 ,068 ,007 ,002 ,000 ,052 ,004 ,010 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
R4 Pearson Correlation ,179 ,323** ,168 1 ,278** ,379** ,222* ,313** ,263** ,286** ,613**
Sig. (2-tailed) ,051 ,000 ,068 ,002 ,000 ,015 ,001 ,004 ,002 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
R5 Pearson Correlation ,090 ,293** ,245** ,278** 1 ,120 ,053 ,059 ,032 ,057 ,462**
Sig. (2-tailed) ,328 ,001 ,007 ,002 ,193 ,564 ,520 ,731 ,539 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
R6 Pearson Correlation ,085 ,152 ,286** ,379** ,120 1 ,437** ,605** ,562** ,496** ,666**
Sig. (2-tailed) ,358 ,098 ,002 ,000 ,193 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
170
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 TR
R7 Pearson Correlation ,056 ,079 ,342** ,222* ,053 ,437** 1 ,578** ,537** ,502** ,580**
Sig. (2-tailed) ,545 ,395 ,000 ,015 ,564 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
R8 Pearson Correlation ,120 ,133 ,179 ,313** ,059 ,605** ,578** 1 ,688** ,651** ,670**
Sig. (2-tailed) ,192 ,148 ,052 ,001 ,520 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
R9 Pearson Correlation ,076 ,063 ,261** ,263** ,032 ,562** ,537** ,688** 1 ,758** ,643**
Sig. (2-tailed) ,410 ,497 ,004 ,004 ,731 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
R10 Pearson Correlation ,083 ,103 ,234* ,286** ,057 ,496** ,502** ,651** ,758** 1 ,637**
Sig. (2-tailed) ,371 ,265 ,010 ,002 ,539 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
TR Pearson Correlation ,447** ,502** ,536** ,613** ,462** ,666** ,580** ,670** ,643** ,637** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
171
4. Niat Melakukan Fraud (Y)
Correlations
NMF1 NMF2 NMF3 NMF4 TNMF
NMF1 Pearson Correlation 1 ,805** ,156 ,233* ,585**
Sig. (2-tailed) ,000 ,090 ,011 ,000
N 119 119 119 119 119
NMF2 Pearson Correlation ,805** 1 ,203* ,262** ,611**
Sig. (2-tailed) ,000 ,027 ,004 ,000
N 119 119 119 119 119
NMF3 Pearson Correlation ,156 ,203* 1 ,835** ,846**
Sig. (2-tailed) ,090 ,027 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119
NMF4 Pearson Correlation ,233* ,262** ,835** 1 ,884**
Sig. (2-tailed) ,011 ,004 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119
TNMF Pearson Correlation ,585** ,611** ,846** ,884** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
5. Law Enforcement (Z)
Correlations
LE1 LE2 LE3 LE4 LE5 LE6 LE7 LE8 LE9 LE10 TLE
LE1 Pearson
Correlation
1 ,497** ,309** ,422** ,437** ,263** ,265** ,185* ,079 ,139 ,523**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000 ,004 ,004 ,043 ,392 ,131 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
LE2 Pearson
Correlation
,497** 1 ,502** ,504** ,529** ,500** ,346** ,507** ,363** ,433** ,746**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
172
LE1 LE2 LE3 LE4 LE5 LE6 LE7 LE8 LE9 LE10 TLE
LE3 Pearson
Correlation
,309** ,502** 1 ,688** ,640** ,558** ,517** ,513** ,433** ,462** ,776**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
LE4 Pearson
Correlation
,422** ,504** ,688** 1 ,750** ,581** ,440** ,408** ,309** ,288** ,744**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,001 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
LE5 Pearson
Correlation
,437** ,529** ,640** ,750** 1 ,576** ,396** ,358** ,347** ,305** ,746**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
LE6 Pearson
Correlation
,263** ,500** ,558** ,581** ,576** 1 ,432** ,580** ,398** ,372** ,742**
Sig. (2-tailed) ,004 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
LE7 Pearson
Correlation
,265** ,346** ,517** ,440** ,396** ,432** 1 ,719** ,499** ,578** ,719**
Sig. (2-tailed) ,004 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
LE8 Pearson
Correlation
,185* ,507** ,513** ,408** ,358** ,580** ,719** 1 ,680** ,569** ,773**
Sig. (2-tailed) ,043 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
LE9 Pearson
Correlation
,079 ,363** ,433** ,309** ,347** ,398** ,499** ,680** 1 ,602** ,666**
Sig. (2-tailed) ,392 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
173
LE1 LE2 LE3 LE4 LE5 LE6 LE7 LE8 LE9 LE10 TLE
LE10 Pearson
Correlation
,139 ,433** ,462** ,288** ,305** ,372** ,578** ,569** ,602** 1 ,668**
Sig. (2-
tailed)
,131 ,000 ,000 ,001 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
TLE Pearson
Correlation
,523** ,746** ,776** ,744** ,746** ,742** ,719** ,773** ,666** ,668** 1
Sig. (2-
tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
174
UJI RELIABILITAS
1. Pressure/ Tekanan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
,808 ,805 9
2. Opportunity/ Peluang
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
,830 ,854 14
3. Rationalization/ Rasionalisasi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
,737 ,784 10
175
4. Niat Melakukan Fraud
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Items
,724 ,740 4
5. Law Enforcement
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
,885 ,891 10
176
UJI ASUMSI KLASIK
1. Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6,390 3,421 1,868 ,064
TP -,126 ,046 -,239 -2,711 ,008 ,820 1,220
TO ,022 ,049 ,042 ,445 ,657 ,708 1,412
TR ,198 ,069 ,278 2,854 ,005 ,673 1,485
TLE ,083 ,041 ,176 2,038 ,044 ,850 1,176
a. Dependent Variable: TNMF
2. Uji Normalitas
177
3. Uji Heterokedastisitas
178
UJI HIPOTESIS
1. Regresi Linier Berganda
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 TLE, TR, TP,
TOb
. Enter
a. Dependent Variable: TNMF
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,522a ,273 ,247 2,600
a. Predictors: (Constant), TLE, TR, TP, TO
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 289,454 4 72,364 10,702 ,000b
Residual 770,865 114 6,762
Total 1060,319 118
a. Dependent Variable: TNMF
b. Predictors: (Constant), TLE, TR, TP, TO
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6,390 3,421 1,868 ,064
TP -,126 ,046 -,239 -2,711 ,008
TO ,022 ,049 ,042 ,445 ,657
TR ,198 ,069 ,278 2,854 ,005
TLE ,083 ,041 ,176 2,038 ,044
a. Dependent Variable: TNMF
179
2. Regresi Moderat
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 TR*TLE,
TP*TLE, TO,
TR, TP, TLE,
TO*TLEb
. Enter
a. Dependent Variable: TNMF
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,536a ,287 ,242 2,610
a. Predictors: (Constant), TR*TLE, TP*TLE, TO, TR, TP, TLE, TO*TLE
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 304,252 7 43,465 6,381 ,000b
Residual 756,068 111 6,811
Total 1060,319 118
a. Dependent Variable: TNMF
b. Predictors: (Constant), TR*TLE, TP*TLE, TO, TR, TP, TLE, TO*TLE
180
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 16,443 17,904 ,918 ,360
TP -,056 ,216 -,106 -,258 ,797
TO -,411 ,306 -,796 -1,345 ,181
TR ,545 ,386 ,765 1,411 ,161
TLE -,242 ,592 -,517 -,408 ,684
TP*TLE -,002 ,006 -,112 -,241 ,810
TO*TLE ,014 ,010 2,195 1,418 ,159
TR*TLE -,011 ,013 -1,237 -,905 ,367
a. Dependent Variable: TNMF