pengaruh perubahan bentuk dethridge wheel terhadap
TRANSCRIPT
LAPORAN PENELITIAN
PENELITIAN DASAR KEILMUAN (PDK)
PENGARUH PERUBAHAN BENTUK DETHRIDGE WHEEL
TERHADAP PENINGKATAN UNJUK KERJANYA
TIM PENGUSUL
Oktarina Heriyani S.Si, MT (0305067702)
Drs. M. Yusuf. D, MT (0330016001)
Nomor Surat Kontrak Penelitian : 360/F.03.07/2017
Nilai Kontrak : Rp.14.989.000,00
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
TAHUN 2018
LAPORAN PENELITIAN
PENELITIAN DASAR KEILMUAN (PDK)
PENGARUH PERUBAHAN BENTUK DETHRIDGE WHEEL
TERHADAP PENINGKATAN UNJUK KERJANYA
TIM PENGUSUL
Oktarina Heriyani S.Si, MT (0305067702)
Drs. M. Yusuf. D, MT (0330016001)
Nomor Surat Kontrak Penelitian : 360/F.03.07/2017
Nilai Kontrak : Rp.14.989.000,00
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
TAHUN 2018
i
ii
ABSTRAK
Pemanfaatan energi air menjadi energi listrik telah banyak dilakukan. Gerakan aliran air
sangat berpengaruh terhadap energi yang dihasilkan. Besarnya energi yang dihasilkan dipengaruhi
oleh tekanan, aliran air, dan gerakkan kincir yang digunakan. Gerakkan kincir dipengaruhi bentuk
blade kincir air untuk merubah aliran air menjadi putaran dan pada akhirnya menjadi energi listrik.
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini melihat unjuk kerja dethridge wheel yang dapat dihasilkan.
Target khusus yang akan dicapai membuat bentuk dethridge wheel yang dapat menghasilkan kinerja
kincir terbaik. Metode yang digunakan dalam mencapai tujuan adalah metode perbandingan. Hasil
putaran dan torsi dethridge wheel akan digunakan untuk menghitung daya dan efesiensinya. Untuk
eksperimen pengambilan datanya dibuat sebuah kanal skala kecil untuk pengoperasian dethridge
wheel yang dilengkapi dengan flowmeter, pompa yang memiliki debit hingga 4,7 m3/jam, torsimeter
untuk pengukur torsi, dan inverter untuk mengatur laju aliran dengan cara merubah putaran pompa.
Dethridge wheel dibuat dengan menggunakan almunium dan multipleks yang dilapisi aquaproof
dan mani. Berdasakan hasil pengujian didapat efesiensi tertinggi adalah 43,314 % dengan variasi
debit pertama sebesar 0,006 m3 s⁄ . Hasil akhir penelitian ini dengan luaran yang ditargetkan adalah
publikasi pada seminar internasional untuk prosiding terindeks scopus dan prototype dethridge
wheel.
Kata kunci: dethridge, wheel, energi, kinerja, daya
iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Halaman Pengesahan
Kontrak Penelitian
Abstrak
Daftar Isi i
Daftar Tabel ii
Daftar Gambar iii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA 3
BAB 3. METODE PENELITIAN 8
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 13
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 18
BAB 6 HASIL YANG DICAPAI 19
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN – LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Data variasi debit 15
Tabel 4. 2 Hasil pengukuran kecepatan aliran air 15
Tabel 4. 3 Hasil pengukuran ketinggian air 15
Tabel 4. 4 Perbandingan kinerja variasi debit 16
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Jenis-jenis kincir air 3
Gambar 2.2 Skema sketsa fasilitas uji 5
Gambar 2.3 Skema sketsa fasilitas uji 5
Gambar 2.4 Dethridge Wheel 5
Gambar 2.5 Peta Jalan Penelitian Peneliti dan Tim 6
Gambar 2.6 Skema Uji 7
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian 8
Gambar 3.2 Ukuran Kanal/Bak 9
Gambar 3.3 Dimensi Dethridge Wheel 10
Gambar 3. 4 Sudu tampak depan 10
Gambar 3. 5 Sudu tampak bawah 10
Gambar 3. 6 Sudu tampak samping 11
Gambar 3. 7 Sudu tampak atas 11
Gambar 4.1 Geometri Dethridge Wheel 13
Gambar 4.2 Geometri Kanal 14
Gambar 4. 3 Rangkaian sistem pengujian 14
Gambar 4. 4 Grafik perbandingan debit terhadap efisiensi 16
Gambar 4. 5 Grafik perbandingan daya air, daya kincir dan debit 16
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Abstrak Confast 2019
Full paper seminar TEKNOKA 2018
vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Listrik bukan lagi suatu kemewahan bagi manusia tetapi lebih menjadi
kebutuhan primer bagi penduduk kota. Namun, itu menjadi cerita yang berbeda
bagi penduduk desa yang jauh dan jauh dari pasokan listrik yang disediakan
oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Karenanya, berbagai upaya
menghasilkan listrik secara mandiri dengan menggunakan energi yang tersedia
di lingkungan terus dilakukan. Salah satu sumber energi yang sering digunakan
adalah tenaga air. Pemanfaatan energi hidro untuk menghasilkan energi listrik
mendorong berbagai negara untuk mengevaluasi sumber energi yang tersedia
(Laws et al, 2016). Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk memanfaatkan
aliran air yang mengalir. Peralatan mekanis tertua yang digunakan untuk
mengubah energi aliran air ke dalam pekerjaan adalah kincir air. Kincir air yang
telah digunakan sejak abad ketiga SM, mengubah fungsinya dari alat memanen
menjadi penggerak generator untuk menghasilkan listrik. Dengan
perkembangan teknologi, kincir air yang menghasilkan listrik head rendah
mulai ditinggalkan dan digantikan oleh mesin hidrolik yang memanfaatkan
head tinggi untuk menghasilkan listrik. Namun, karena lokasi air head tinggi
terbatas, pemanfaatan aliran air dengan head rendah kembali menjadi perhatian
dan dethridge wheel Zuppinger sangat cocok untuk menghasilkan listrik dengan
memanfaatkan aliran air dengan head kurang dari 5 m (Paudel et al, 2017).
Aliran air dengan head kurang dari 5 m dapat ditemukan di saluran irigasi.
Aliran air di saluran irigasi yang memiliki head rendah dapat dimanfaatkan
untuk menghasilkan listrik (Antonio, 2017). Untuk memanfaatkan aliran air
dengan head rendah, seperti aliran irigasi, dethridge wheel, yang awalnya
digunakan sebagai pengukuran aliran, saat ini digunakan untuk pembangkitan
listrik dengan efisiensi 60% (Paudel, 2016) dan kinerjanya meningkat di saluran
tersebut dengan lebar yang dua hingga tiga kali lebih besar dari lebar wheel
(Paudel et al , 2017). Dalam penelitian ini, dethridge wheel digunakan sebagai
penggerak generator listrik. Air yang mengalir akan dibedakan oleh dua
kondisi, undershot dan overshot dengan ketinggian 537 cm. Torsi, rotasi, dan
1
efisiensi dethridge wheel akan diukur dan dianalisis untuk kerugian yang terjadi
dalam sistem.
1.2 Rumusan Masalah
Penjabaran latar belakang di atas yang mendasari diperlukannya penelitian ini
untuk mengungkap berapa besar daya dan efesiensi yang akan dihasilkan
dengan dilakukannya modifikasi bentuk dethridge wheel dan bagaimana
pengaruh modifikasi tersebut terhadap unjuk kerja dethridge wheel.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan besarnya daya dan efisiensi
dethridge wheel dengan melakukan modifikasi bentuknya dan mengetahui
pengaruh bentuk dethridge wheel terhadap peningkatkan unjuk kerjanya.
1.4 Urgensi (Keutamaan Penelitian)
Energi merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam melakukan aktifitas sehari
– hari. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan akan energi
juga semakin bertambah. Hal ini, tidak sebanding dengan persediaan energi
yang ada, terutama energi fosil. Maka dari itu, perlu dikembangkan energi –
energi terbarukan untuk mencegah agar tidak sampai krisis energi di masa akan
datang. Salah satunya dengan memanfaatkan energi air. Selama ini, aliran air
dengan head tinggi yang lebih sering dimanfaatkan dibandingkan head rendah.
Akan tetapi, dengan keterbatasan aliran air head tinggi yang didapat pada
daerah – daerah perkotaan maka pemanfaatan aliran air head rendah menjadi
solusinya. Untuk pemanfaatan aliran air dengan head rendah, bentuk dethridge
wheel memiliki pengaruh dalam menghasilkan daya dan efesiensi sehingga
berpengaruh terhadap kinerja. Jika kinerjanya meningkat maka dapat
digunakan sebagai pembangkit listrik dan saluran irigasi.
2
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA/KAJIAN TEORI
Air merupakan sumber energi listrik terbarukan yang paling banyak ditemui
dan yang paling murah saat ini. Energi air yang digunakan untuk produksi listrik
bentuknya bermacam-macam, seperti bentuk energi pasang surut air laut,
gelombang laut, arus samudra, turbin air, dan kincir air (Tomo, 2017).
Kincir air merupakan media untuk merubah energi air menjadi energi
mekanik yang berupa putaran pada poros kincir (Henry et al., 2013). Kincir air
memanfaatkan tinggi jatuh air h dan kapasitas Q. Akan tetapi, air yang masuk ke
dalam dan keluar kincir tidak mempunyai tekanan lebih (over pressure), hanya
tekanan atmosfer saja.
Kincir air berdasarkan aksi dan reaksinya terbagi dua, yaitu, impuls (aksi) dan
reaksi (Himran, 2017). Kincir air aksi akan mengubah head efektif menjadi energi
kinetik sebelum masuk sudu gerak. Daya yang diekstraksi aliran oleh sudu akan
turbin berada pada tekanan atmosfer. Sedangkan, kincir air reaksi akan mengurangi
tekanan dan kecepatan air mulai gerak sudu masuk sampai keluar.
Dikenal ada tiga jenis kincir air berdasarkan sistem aliran airnya (Henry et al.,
2013), yaitu overshot, breast-shot, dan under-shot, seperti pada gambar 2.1.
Gambar 2.2. Jenis-jenis kincir air. (a) Undershot Water wheel, (b) Breastshot Waterwheel dan
(c) Overshot Waterwheel (“Water Wheel,” n.d.)
3
Pada kincir overshot, air melalui atas kincir dan kincir berada di bawah
aliran air. Air memutar kincir dan air jatuh ke permukaan lebih rendah. Kincir
bergerak searah jarum jam. Untuk kincir breast-shot, kincir diletakkan sejajar
dengan aliran air sehingga air mengalir melalui tengah-tengah kincir. Air memutar
kincir berlawanan dengan arah jarum jam. Pada kincir under-shot, posisi kincir air
diletakkan agak ke atas dan sedikit menyentuh air. Aliran air yang menyentuh kincir
menggerakkan kincir sehingga berlawanan arah dengan jarum jam.
Salah satu cara dalam memanfaatkan energi air, yakni dengan
menggunakan kincir air. Menurut Muh Ridwan dan Santika Tito, 2013, output yang
dihasilkan pembangkit listrik tenaga air dapat dibedakan atas large hydro (lebih
dari 100 MW), medium hydro (antara 15 MW-100 MW), small hydro (1 MW-15
MW) mini hydro (daya di atas 100 kW, tetapi di bawah 1 MW), micro hydro (output
yang dihasilkan berkisar 5 kW sampai 100 Kw), dan pico hydro (daya yang
dihasilkan ratusan watt sampai 5 Kw).
Menurut Muh Ridwan dan Santika Tito, 2013, pico hydro adalah istilah yang
digunakan pembangkit listrik dengan memanfaatkan energi air. Dethridge wheel
merupakan salah satu jenis kincir air yang digunakan pada skala pico. Kondisi air
yang dimanfaatkan sebagai sumber daya penghasil listrik memiliki kapasitas dan
ketinggian tertentu dari instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun
ketinggiannya dari instalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan
untuk bisa menghasilkan energi listrik. Shakun Paudel dan Nicole Shaenger, 2016
mengatakan bahwa dethridge wheel telah digunakan sejak awal abad 20 untuk
mengukur arus di saluran irigasi dengan prinsip kerja sama dengan kincir air
konvensional. Kondisi ini bisa menjadi pilihan pembangkit listrik yang layak untuk
aplikasi terdesentralisasi di daerah terpencil.
Dethridge wheel merupakan jenis kincir air yang memanfaatkan head
rendah yang ditemukan untuk mengukur arus disaluran irigasi (Shakun Paudel,
2016). Jon Dethridge memperkenalkannya di Australia pada tahun 1910. Menurut
Shakun Paudel, 2013 dengan head rendah dapat memanfaatkan tekanan hidrostatik
yang diciptakan oleh perbedaan antara hulu dan hilir air. Menurut Habil Boris
Lehmann, 2015 bahwa ada tiga desain yang berbeda dari dethridge wheel dalam
4
aplikasinya, yaitu dethridge meter kecil (SDM), large (standar) dethridge meter
(LDM), dan dethridge long meter (DLM).
Gambar 2.2 Skema sketsa fasilitas uji (Shakun Paudel, 2016)
Gambar 2.3 Skema sketsa fasilitas uji (Shakun Paudel , 2016)
Gambar 2.4 Dethridge Wheel (Shakun Paudel, 2016)
5
Untuk memanfaatkan tenaga air dengan head rendah, berbagai penelitian
telah dilakukan oleh peneliti, seperti tergambar pada peta jalan penelitian berikut
ini.
Gambar 2.5 Peta Jalan Penelitian Peneliti dan Tim
Peneliti bersama tim, pada tahun 2016 telah melakukan penelitian
pendahuluan untuk mengetahui efesiensi kincir air sudu datar. Hasil penelitian
didapat bahwa semakin besar ukuran nozzle maka daya yang dihasilkan oleh kincir
semakin kecil. Daya menurun disebabkan energi kinetik yang dihasilkan oleh air
semakin menurun. Nilai persentase efisiensi menurun karena jumlah energi yang
terpakai untuk memutar kincir pun semakin kecil. Semakin besar persentase energi
yang hilang maka akan menurunkan daya yang dihasilkan, sebaliknya jika
persentase energi yang hilang itu kecil maka energi yang dipakai pun semakin besar
(Hangga, Dan Mugisidi, Oktarina & rekan, 2016).
Tahun 2016
•Efesiensikincir air sududatar(Hangga, DanMugisidi,Oktarina, &rekan)
Tahun 2017
•Pengaruhbentuk bladeterhadapkinerja kincir(DanMugisidi,Oktarina H, &rekan)
Utilization ofthe dethridgewheel as alow headpowergeneratorand lossanalysis (DanMugisidi,Oktarina H &rekan)
Tahun 2018•Pengaruhperubahanbentukdethridgewheelterhadappeningkatanunjukkerjanya(Oktarina,Dan Mugisidi,M. Yusuf, &rekan)
Tahun 2019 - 2021•pembuatankanal
•pengujianlapangan
•mengaplikasikannya padadaerahpelosok.
6
Selanjutnya, pada tahun 2017, peneliti bersama tim melakukan penelitian
untuk mengetahui pengaruh bentuk blade terhadap kinerja kincir air. Hasil yang
didapat bentuk blade kincir dethridge modifikasi menghasilkan putaran, torsi, dan
daya yang lebih besar dibandingkan kincir dethridge konvensional baik pada head
nol maupun head 537 cm. Daya yang dihasilkan kincir dethridge modifikasi pada
head 537 cm lebih besar 82,3% dibanding dethridge modifikasi pada head nol.
Efisiensi dethridge wheel sebagai pembangkit listrik sebesar 55%.
Pada penelitian ini yang merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya,
peneliti bersama tim akan meneliti pengaruh perubahan bentuk dethridge wheel
terhadap peningkatan unjuk kerjanya. Proses penelitian ini mengikuti proses yang
telah dilakukan Paudel & rekan, tetapi menggunakan bahan yang berbeda. Dalam
percobaan ini, blade dan side hub menggunakan kayu yang dilapisi dengan bahan
tahan air. Kanal berisi saluran buatan, pompa dengan kapasitas 25 l/s, flow meter,
rotasi meter, torsi meter dan tangki air seperti yang dapat dilihat pada Gambar
berikut ini.
Gambar 2.6 Skema Uji
Akhir dari peta jalan (roadmap) peneliti dan tim adalah memanfaatkan air
sebagai sumber energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan pada daerah – daerah
pelosok untuk pembangkit tenaga listrik. Untuk itu, peneliti bersama tim akan
melakukan beberapa penelitian setelah penelitian ini dalam mencapai tujuan akhir
dari peta jalan peneliti dan tim.
6
7
BAB 3. METODE PENELITIAN
Alur penelitian ini terbagi beberapa tahap seperti tergambar pada diagram berikut
ini.
Mulai
Persiapan
Mendesign bentuk dethridge wheel
Pembuatan
Pengujian
Menganalisa data
Membuat laporan
Seminar internasional
Prototipe dethridge wheel
Mendesign kanal
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian
Alur penelitian ini dimulai dengan tahap pertama, yaitu melakukan studi literature berupa
jurnal – jurnal sebagai referensi untuk melihat perkembangan penelitian terhadap topik
8
penelitian ini. Lebih khusus lagi, pada tahap ini mencari artikel – artikel berupa jurnal
tentang pengaruh bentuk dethridge wheel terhadap kinerjanya.
Selanjutnya, pada tahap kedua melakukan persiapan material – material yang
digunakan, yaitu kayu sebagai bahan kanal yang akan dilapisi bahan tahan air berupa aqua
proof. Untuk bahan dethridge wheel menggunakan plat baja tebal 1,8 mm dan multiplex
dengan tebal 15 mm sebagai bahan yang dipakai sebagai penutup samping turbin
yang dilapisi aqua proof. Dempul sebagai penutup celah dari sambungan antara plat
besi dan multiplex. Meni kayu dan meni besi masing untuk melapisi plat baja dan
melapisi multiplex. Bearing duduk sebagai bantalan poros pada bak. Untuk poros
dipakai batang besi.
Tahap ketiga, mendesign kanal dan dethridge wheel. Ukuran dimensi kanal
terlihat pada gambar 3.2 berikut ini.
Gambar 3.2 Ukuran Kanal/Bak
Untuk ukuran dethridge wheel terurai pada gambar 3.3 di bawah ini.
9
Gambar 3.3 Dimensi Dethridge Wheel
Dimensi sudu dethridge wheel dapat dilihat pada gambar –gambar di bawah
ini.
Gambar 3. 4 Sudu tampak depan
Gambar 3. 5 Sudu tampak bawah
10
Gambar 3. 6 Sudu tampak samping
Gambar 3. 7 Sudu tampak atas
Setelah mendesign, tahap keempat adalah pembuatan kanal dan dethridge
wheel sesuai dengan design dan bahan yang telah ditentukan. Pengerjaan kanal
dilakukan di pelataran halaman Fakultas Teknik UHAMKA dan laboratorium
Teknik Mesin Fakultas Teknik UHAMKA. Untuk pembuatan sudu dethridge
wheel, melakukan pemesanan di bengkel Pusat Industri Kecil Cikarang. Untuk
perakitan dethridge wheel dilakukan di laboratorium Teknik Mesin, Fakultas
Teknik UHAMKA.
11
Tahap kelima adalah pengujian. Variabel data yang akan diambil adalah
torsi dengan menggunakan torsimeter dan putaran (rpm) dengan menggunakan
tachometer. Selanjutnya, menghitung daya dan efesiensi menggunakan formula
sebagai berikut.
Daya masuk dan daya keluar:
𝑃𝑖𝑛 = 𝑄 ∙ 𝜌 ∙ 𝑔 ∙ 𝐻 dan 𝑃𝑜𝑢𝑡 =2∙𝜋∙𝑁∙𝜏
60
Efesiensi:
𝜂 =𝑃𝑜𝑢𝑡
𝑃𝑖𝑛
Selanjutnya, penulisan laporan penelitian dan melakukan publiksai dengan luaran
yang ditargetkan adalah prosiding terindeks scopus pada seminar internasional
dan prototype dari dethridge wheel dengan unjuk kerja yang terbaik.
12
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian didapat data dengan pembahasan sebagai berikut.
4.1. Desain dethridge wheel dan kanal
a. Dethridge Wheel
Ukuran dethridge wheel yang akan dibuat sama dengan ukuran dethridge
wheel pada simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD) yang dilakukan oleh
(Paudel & Saenger, 2016).
Gambar 4.1 Geometri Dethridge Wheel
(Irfan Hilmi, 2018)
13
Dethridge wheel pada penelitian ini terbuat dari plat baja dengan ketebalan 1,8 mm.
Runner menggunakan multiplek 15 mm dengan bantalan poros kincir menggunakan
bearing duduk ∅ 25 mm.
b. Desain Kanal
Gambar 4.2 Geometri Kanal
Bahan pembuat kanal adalah multiplek 15 mm dengn dilapisi serat optik dan aqua
proof.
Gambar 4. 3 Rangkaian sistem pengujian
14
Setelah pembuatan dethridge wheel dan kanal, dilakukan pengujian dengan
menggunakan enam variasi debit. Air dipompa dari tangki penampung melewati
flowmeter menuju bangunan air dan keluar melewati pintu bawah langsung
mendorong sudu kincir. Setelah melewati kincir, air mengalir kembali menuju
tangki penampung.
Tabel 4. 4 Data variasi debit
No. Debit (m3 s⁄ ) Debit (liter s⁄ )
1. 0,006 6,360
2. 0,008 8,360
3. 0,010 10,360
4. 0,012 12,360
5. 0,014 14,360
6. 0,016 16,360
Selanjtnya, pengukuran kecepatan aliran air dilakukan dengan menghitung
debit yang mengalir pada luas penampang aliran air.
Tabel 4. 5 Hasil pengukuran kecepatan aliran air
Debit (m3 s⁄ )
Luas
Penampang
(m2)
Kecepatan Aliran Air
(m s⁄ )
0,006 0,015 0,407
0,008 0,019 0,410
0,010 0,022 0,452
0,012 0,027 0,457
0,014 0,031 0,463
0,016 0,033 0,484
Setelah itu mengukur ketinggian air setelah kincir (Z2) diukur menggunakan
meteran, hasil pengukuran ketinggian air dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4. 6 Hasil pengukuran ketinggian air
Debit (liter s⁄ ) Ketinggian (m)
Z1 Z2
6,360 0,060 0,030
8,360 0,075 0,035
10,360 0,085 0,040
12,360 0,105 0,045
14,360 0,120 0,050
16,360 0,130 0,055
15
Untuk menghitung kinerja detridge wheel dengan variasi 6 (enam) variasi debit,
dilakukan pegukuran kecepatan air, putaran, torsi, daya air dan kincir, serta
efesiensi.
Tabel 4. 4 Perbandingan kinerja variasi debit
Debit
(𝐥𝐢𝐭𝐞𝐫 𝐬⁄ )
Head
(m)
Kecepatan
Alir (𝐦 𝐬⁄ )
Putaran
(rpm)
Torsi
(N.m)
Daya Air
(watt)
Daya Kincir
(watt)
Efisiensi
(%)
6,360 0,030 0,407 6,908 1,115 1,862 0,806 43,314
8,360 0,040 0,410 10,496 1,144 3,263 1,257 38,516
10,360 0,045 0,452 13,387 1,146 4,549 1,606 35,300
12,360 0,060 0,457 16,361 1,225 7,236 2,099 29,001
14,360 0,070 0,463 18,792 1,189 9,809 2,339 23,845
16,360 0,075 0,484 21,576 1,023 11,973 2,310 19,291
Pada Gambar 4.4 tampak bahwa efisiensi berkurang dengan adanya kenaikan
debit, disebabkan karena banyak energi air yang hilang.
Gambar 4. 4 Grafik perbandingan debit terhadap efisiensi
Perbandingan daya air dan daya kincir dapat dilihat pada Gambar 4.5. Daya
kincir dipengaruhi oleh putaran (rpm) dan torsi (N.m).
0.000
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
45.000
50.000
0.006 0.008 0.010 0.012 0.014 0.016
Efi
sien
si (
%)
Debit (m3/s)
Efisiensi
16
Gambar 4. 5 Grafik perbandingan daya air, daya kincir dan debit
Secara teori, daya air naik berbanding lurus dengan kenaikan debit dan head.
Kenaikan daya kincir yang tidak sebanding dengan daya air, dapat ditinjau dari
putaran dan torsi. Pada pengukuran putaran yang dilakukan menghasilkan kenaikan
seiring dengan kenaikan debit, secara teoritis dapat dijelaskan bahwa kenaikan debit
berdampak pada kecepatan aliran air.
0.000
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
0.006 0.008 0.010 0.012 0.014 0.016
Daya A
ir (
watt
) d
an
Daya K
inci
r
(watt
)
Debit (m^3/s)
Daya Air
Daya Kincir
17
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasakan hasil pengujian dan pengambilan data maka dapat disimpulkan.
tertinggi adalah 43,314 % dengan variasi debit pertama sebesar 0,006 m3 s⁄ .
Kenaikan debit menyebabkan efisiensi menurun, karena banyak daya air yang tidak
terpakai maksimal akibat kerugian hidrolis. Penyebab efisiensi mengalami
penurunan karena terjadi beberapa kerugian hidrolis. Kerugian yang disebabkan
adanya gaya hambat pada variasi debit 0,014 m3 s⁄ dan 0,016 m3 s⁄ yang
menyebabkan penurunan torsi pada variasi debit 0,014 m3 s⁄ dan 0,016 m3 s⁄ .
5.2 Saran
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan untuk memperbaiki
bentuk dan ukuran kincir air detridge wheel atau bangunan air, untuk
mengurangi kerugian-kerugian pada sistem. Perbaikan dan pengembangan
diharapkan karena tipe kincir ini memiliki potensi yang baik, untuk kondisi di
Indonesia banyak sungai-sungai kecil yang memiliki tenaga air head sangat
rendah.
18
BAB 6. LUARAN YANG DICAPAI
Pemakalah di seminar
IDENTITAS SEMINAR
1 Nama Jurnal AIP Conference Proceeding* (abstracted and indexed by Scopus)
2 Website Jurnal Environment, Energy, and Earth Science Web of Conference
3 Status Makalah submit
4 Jenis Prosiding Prosiding International
4 Tanggal Submit 23 Desember 2018
5 Bukti Screen shot
submit
Terlampir
19
Pemakalah di seminar
IDENTITAS SEMINAR
1 Nama Jurnal Teknoka
2 Website Jurnal https://journal.uhamka.ac.id/index.php/teknoka
3 Status Makalah Sudah dipresentasikan tanggal 22 November 2018
4 Jenis Prosiding Prosiding Nasional
4 Tanggal Submit 20 oktober 2018
5 Bukti Screen shot
submit
Terlampir
20
DAFTAR PUSTAKA
A. Botto, P. Claps, D. Ganora, F. Laio, Regional-scale assessment of energy
potential from hydrokinetic turbines used in irrigation channels, in: SEEP2010
Conf. Proc., 2010: pp. 1–7.
https://www.researchgate.net/publication/267245438 (accessed June 3, 2018).
Buna, A., Siregar, S., Daulay, S. B., & Panggabean, S. (2016). ( Test of Blade
Number of Irrigation Water Power Plant Equipment ), 4(1), 78–82.
D. Antonio Zema, A. Nicotra, V. Tamburino, S. Marcello Zimbone, A simple
method to evaluate the technical and economic feasibility of micro hydro
power plants in existing irrigation systems, (2016).
doi:10.1016/j.renene.2015.06.066.
E. Quaranta, R. Revelli, Performance characteristics, power losses and mechanical
power estimation for a breastshot water wheel, Energy. 87 (2015) 315–325.
doi:10.1016/j.energy.2015.04.079.
Henry, O. S., Daud, A., & Hakki, H. (2013). Analisis Perubahan Dimensi Kincir
Air Terhadap Kecepatan Aliran Air (Studi Kasus Desa Pandan Enim). Jurnal
Teknik Sipil Dan Lingkungan, 1(1), 3–6.
Himran, S. (2017). Turbin Air (Teori dan Dasar Perencanaan) (1st ed.).
Yogyakarta: ANDI.
N.D. Laws, B.P. Epps, Hydrokinetic energy conversion: Technology, research, and
outlook, Renew. Sustain. Energy Rev. 57 (2016) 1245–1259.
doi:10.1016/j.rser.2015.12.189.
Muliawan, A., & Yani, A. (2016). Analisis Daya Dan Efisiensi Turbin Air Kinetis
Akibat. Journal of Sainstek, 8(1), 1–9.
Pudjanarsa, A., & Nursuhud, D. (2013). Mesin Konversi Energi. (F. S. Suyantoro,
Ed.) (3rd ed.). Yogyakarta.
Sule, L. (2015). Kinerja Yang Dihasilkan Oleh Kincir Air Arus Bawah Dengan
Sudu Berbentuk Mangkok * Luther Sule. Proceeding Seminar Nasional
Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV), (Snttm Xiv), 7–8.
S. Paudel, M. Weber, D. Geyer, N. Saenger, Zuppinger Water Wheel for Very Low-
Head Hydropower Application, in: Mar. Hydro Power, 2017: pp. 25–34.
doi:10.18690/978-961-286-055-4.3.
S. Paudel, N. Saenger, Dethridge wheel for pico-scale hydropower generation: An
21
experimental and numerical study, Earth Environ. Sci. 49 (2016).
doi:10.1088/1755-1315/49/10/102007.
S. Paudel, N. Saenger, Effect of channel geometry on the performance of the
Dethridge water wheel, Renew. Energy. (2017).
doi:10.1016/j.renene.2017.08.043.
Tomo, R. C. (2017). Renewable Energy Resources (1st ed.). Jakarta Timur:
PERTAMINA.
Tumanggor, R. F. (2015). Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH) Di Sungai Purworejo Pekon Tambak Jaya Kecamatan Way Tenong
Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung.
Wolter, C. (2016). The breastshot waterwheel: Design and model tests, (January
2004). https://doi.org/10.1680/ensu.157.4.203.56897
Yani, A., & Erianto, R. (2016). Pengaruh Variasi Bentuk Sudu Terhadap Kinerja
Turbin Air Kinetik (Sebagai Alternatif Pembangkit Listrik Daerah Pedesaan),
5(1), 1–6.
Zainuddin, H., Yahaya, M. S., Lazi, J. M., Basar, M. F. M., & Ibrahim, Z. (2009).
Design and Development of Pico-hydro Generation System for Energy
Storage Using Consuming Water Distributed to Houses. Water, 3(11), 154–
159.
22
Lampiran Abstrak Submit The 2019 Confast
Lampiran Full Paper Seminar Nasional TEKNOKA