pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi …/pengaruh...sosiologi pada siswa kelas x sman 4...

121
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DAN ANTUSIASME BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Sosiologi Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Oleh: Isni Dwi Rahma K8406027 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: haminh

Post on 02-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU

DAN ANTUSIASME BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Sosiologi Antropologi Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh:

Isni Dwi Rahma

K8406027

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

ABSTRAK

Isni Dwi Rahma. PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DAN

ANTUSIASME BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA

KELAS X SMAN 4 SURAKARTA, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli. 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara: (1) Persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap prestasi belajar sosiologi, (2) Antusiasme belajar terhadap prestasi belajar sosiologi, (3) Persepsi siswa tentang kompetensi guru dan antusiasme belajar terhadap prestasi belajar sosiologi.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasi. Populasi adalah seluruh siswa kelas X SMAN 4 Srakarta, sampel ini diambil dengan mempergunakan teknik random sampling. Sampel yang diambil adalah sebanyak 15 % dari jumlah populasi, yakni sebanyak 51 siswa dari 340 siswa kelas X SMAN 4 Surakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mempergunakan teknik angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dipergunakan adalah analisis statistik dengan regeresi ganda.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Persepsi siswa

tentang kompetensi guru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi

belajar sosiologi dengan sumbangan efektif sebesar 23,796 % atau 24 % sehingga

hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa

tentang kompetensi guru terhadap prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X

SMAN 4 Surakarta”, diterima, (2) Antusiasme belajar tidak berpengaruh terhadap

prestasi belajar sosiologi karena sumbangan efektif hanya sebesar 0,653 % atau 1

%, sehingga hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh yang signifikan antara

antusiasme belajar terhadap prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4

Surakarta”, ditolak, namun ada hubungan positif yang signifikan antara

antusiasme belajar dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4

Surakarta (3) Persepsi siswa tentang kompetensi guru dan antusiasme belajar

secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi

belajar sosiologi dengan sumbangan efektif sebesar 24,448% atau 24 %, sehingga

hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa

tentang kompetensi guru dan antusiasme belajar terhadap prestasi belajar

sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4 Surakarta”, diterima.

Page 3: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

MOTTO

“Succes is going from failure to failure without loss of enthusiasm”

(Keberhasilan berjalan dari kegagalan ke kegagalan tanpa kehilangan antusiasme)

(Winston Churcill)

“Keberhasilan bukanlah diukur dengan apa yang telah kita raih, melainkan dengan

kegagalan yang telah kita hadapi dan keberanian yang membuat kita tetap

bertahan dan berjuang melawan rintangan yang datang”

(Penulis)

Page 4: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT, maka

penulis mempersembahkan karya ini kepada:

1. Orang yang pertama kali bersedia menerima, mencintai, menyayangi, serta

mengasihi saya, yakni kedua orang tua saya; Bambang Ruseno dan Masni

Herawati.

2. Keluarga besar Sulaiman Roni atas semua bantuan dan bimbingannya.

3. Kak Havid, Abang Rory atas kasih sayang, semangat serta nasihatnya dan

Adinda Artha yang telah menjadi penyemangat hidup saya.

4. Angkatan 2006 Sosiologi Antropologi atas keceriaan dan dukungannya.

5. Teman kos Annisa 2 yang selalu memberi bantuan dan dukungan yang tak

terhingga; Vaulla, Frenty, Chucus, Mbak Na, Mbak Vita, Desi, dan Lia.

Page 5: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada peneliti sehingga dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa

Tentang Kompetensi Guru Dan Antusiasme Belajar Terhadap Prestasi

Belajar Sosiologi Pada Siswa Kelas X SMAN 4 Surakarta” ini dengan baik.

Banyak hambatan yang timbul dalam penulisan skripsi ini, namun berkat

bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripi ini dapat diselesaikan

dengan baik. Untuk itu, atas segala bantuan yang telah diberikan, peneliti

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan FKIP UNS yang telah

memberikan izin penulisan skripsi;

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, Ketua Jurusan P. IPS yang telah memberikan

persetujuan skripsi;

3. Drs. MH. Sukarno, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi

yang telah memberikan izin penulisan skripsi;

4. Dr. Zaini Rohmad, M.Pd, pembimbing I dan Drs. Tentrem Widodo, M.Pd,

pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dorongan kepada

peneliti sehingga skripi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Yosafat Hermawan Trinugraha, S.Sos, pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswi di Program

Pendidikan Sosiologi Atropologi FKIP UNS;

6. Drs. Edy Pudiyanto, M.Pd, Kepala Sekolah, dewan guru dan staf, serta siswa-

siswi SMAN 4 Surakarta.

7. Teman-teman seperjuangan dan seangkatan di Program Studi Sosiologi

Antropologi angkatan 2006;

8. Dan semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

Menyadari akan keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti maka semua kritik

dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan. Harapan peneliti,

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Surakarta, Juli 2010

Peneliti

Isni Dwi Rahma

Page 7: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………………………….. i

PENGAJUAN …………………………………………………... ii

PERSETUJUAN ………………………………………………… iii

PENGESAHAN …………………………………………………. iv

ABSTRAK ………………………………………………………. v

ABSTRACT ……………………………………………………... vi

MOTTO …………………………………………………………. vii

PERSEMBAHAN ………………………………………………... viii

KATA PENGANTAR …………………………………………… ix

DAFTAR ISI …………………………………………………….. xi

DAFTAR TABEL ……………………………………………….. xiii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………….. xiv

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………. 1

B. Perumusan Masalah ……………………………………… 7

C. Tujuan penelitian ………………………………………… 8

D. Manfaat Penelitian ………………………………………. 8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Prestasi Belajar Sosiologi ……………………………… 10

2. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru …………… 27

3. Antusiasme belajar ……………………………………. 51

B. Kerangka Berpikir ……………………………………….. 60

C. Hipotesis …………………………………………………. 61

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian …………………………. 63

B. Populasi Dan Sampel …………………………………… 64

Page 8: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

C. Teknik Pengumpulan Data …………………………….... 69

D. Rancangan Penelitian …………………………………… 73

E. Teknik Analisis Data ……………………………………. 78

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Lokasi Penelitian …………………………... 84

2. Deskripsi Data Penelitian …………………………….. 85

B. Pengujian Persyaratan Analisis ………………………….. 91

C. Pengujian Hipotesis ……………………………………… 93

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ………………………… 96

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan …………………………………………………. 103

B. Implikasi …………………………………………………. 104

C. Saran ……………………………………………………… 105

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………. 107

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………….. 110

Page 9: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian …………………………………. 63

Tabel 2. Deskripsi Data Variabel 1C .................................................. 86

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel 1C ......................................... 87

Tabel 4. Deskripsi Data Variabel 2C ................................................. 88

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel 2C ........................................ 88

Tabel 6. Deskripsi Data Variabel Y ................................................... 90

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Variabel Y ……………………………. 90

Page 10: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Terjadinya Persepsi ………………………….. 30

Gambar 2. Skema Proses Terjadinya Persepsi ………………….. 32

Gambar 3.Skema lanjutan Proses Terjadinya Persepsi …………. 33

Gambar 4. Skema Proses Terjadinya Persepsi II ……………….. 33

Gambar 5. Hukum Kesamaan …………………………………… 49

Gambar 6. Contoh Hukum Kontinuitas …………………………. 50

Gambar 7.Contuh Hukum Closure ………………………………. 50

Gambar 8. Keranngka Pemikiran ……………………………….. 61

Gambar 9. Grafik Histogram Variabel 1C ................................. 87

Gambar 10. Grafik Histogram Variabel 2C ............................... 89

Gambar 11. Grafik Histogram Variabel Y ……………………….. 91

Page 11: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu usaha pemerintah untuk membentuk sumber daya manusia

Indonesia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Seperti yang telah

diatur dalam UUD 1945 BAB XIII pasal 31 ayat (1) yang berbunyi : “Tiap-

tiap warga negara berhak mendapat pendidikan”, dan ayat (3) yang berbunyi

“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan

nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-

undang.”

Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala

bidang kehidupan dan perkembangan manusia dengan berbagai aspek

kepribadiannya. Pengaruh pendidikan dapat dilihat dan dirasakan secara

langsung dalam perkembangan serta kehidupan masyarakat, kehidupan

kelompok dan dalam kehidupan setiap individu. Pendidikan memberikan

kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa, terutama

dalam membangun watak bangsa. Masyarakat yang cerdas akan

memberikan nuansa kehidupan yang cerdas pula, dan secara progresif akan

membentuk kemandirian serta kreativitas yang tinggi.

Melalui pendidikan yang baik, maka bangsa Indonesia dapat

membebaskan diri dari krisis multidimensi yang berkepanjangan. Melalui

pendidikan pulalah bangsa ini dapat mengembangkan sumber daya manusia

yang memiliki rasa percaya diri untuk dapat bersanding dan bersaing

dengan bangsa-bangsa lain didunia. Tanpa adanya perbaikan didunia

pendidikan, dapat dipastikan bangsa Indonesia akan terus tenggelam dalam

keterpurukan dan keterbelakangan. Bangsa kita juga akan terus menerus

berada dalam kebodohan dan kemiskinan.

Untuk mengatasi hal tersebut maka bangsa indonesia harus

mempersiapkan sumber daya manusia yang bermutu melalui pendidikan

Page 12: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

2

yang berkualitas sehingga dapat melahirkan sumber daya manusia yang juga

berkualitas. Pendidikan yang baik bermula dari sebuah kegiatan yang terlihat

sederhana namun merupakan kunci dari sebuah pendidikan, yakni kegiatan

belajar mengajar.

Kegiatan Belajar mengajar merupakan suatu proses perubahan di

dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam

bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya

pikir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah

laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan

kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang.

Perlu kita pahami bahwasanya belajar tidak hanya meliputi mata

pelajaran, tetapi juga penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat,

penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan, dan cita-cita. Belajar

mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku,

misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lengkap.

Tidak semua perubahan perilaku berarti belajar. Seperti yang dicontohkan

oleh Oemar Hamalik, orang yang tangannya patah karena kecelakaan

mengubah tingkah lakunya, tetapi kehilangan tangan itu sendiri bukanlah

belajar. Mungkin orang itu melakukan perbuatan belajar untuk mengimbangi

tangannya yang hilang itu dengan mempelajari keterampilan-keterampilan

baru (2009: 45).

Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu

peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut

sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia

mengalami kegagalan didalam proses belajar. Pada dasarnya perubahan

tidak selalu harus menghasilkan perbaikan ditinjau dari nilai-nilai sosial.

Seorang penjahat mungkin sekali menjadi seorang yang sangat ahli, tetapi

dari segi pandangan sosial hal itu bukanlah berarti perbaikan.

Page 13: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

3

Didalam proses belajar mengajar pada dunia pendidikan, prestasi

belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan

belajar seseorang. Prestasi belajar menentukan apakah seorang siswa dapat

dinyatakan berhasil atau tidak dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar. Seperti misalnya standar kelulusan ujian nasional, menurut Wakil

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Kamaluddin, kelulusan setiap tahun

mengalami kenaikan. Tahun ajaran 2006/2007 standarnya 4.25, tahun ajaran

2007/2008 standarnya 5.00, tahun ajaran 2008/2009 standarnya 5.25, dan

tahun ini standarnya 5.50. Khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran

kompetensi keahlian kejuruan dipatok minimal 7.00

(http://www.diknas.go.id/headline.php?id=191). Hal ini menandakan

bahwasanya capaian prestasi belajar seorang siswa menjadi penentu apakah

seorang siswa dapat dinyatakan lulus atau tidak.

Pada tahun ajaran 2008/2009 persentase kelulusan Ujian Nasional

(UN) untuk jenjang SMA secara nasional mengalami kenaikan. Persentase

kelulusan jenjang sekolah menengah atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

pada tahun 2009 ini mencapai 93,74 persen, naik sebanyak 2,42 persen dari

sebelumnya pada tahun 2008 yakni 91,32 persen. Rerata nilai UN SMA/MA

naik sebanyak 0,04 dari 7,21 pada tahun 2008 menjadi 7,25 pada tahun

2009. Untuk jenjang SMA negeri tingkat kelulusannya 91,36 persen,

sedangkan untuk swasta 95,14 persen (http://oke.or.id/2009/06/persentase-

kelulusan-un-20082009-naik/).

Seorang siswa yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah

berhasil dalam belajar. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat

dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses,

sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar yang

dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal

dari diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa (faktor eksternal).

Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat, motivasi, tingkat

intelegensi, sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor metode

pembelajaran dan lingkungan.

Page 14: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

4

Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil

tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar.

Menurut asal katanya, motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti

menggerakkan. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan

daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,

yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar. Motivasi belajar

merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seorang siswa yang

mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya

motivasi dalam belajarnya. Motivasi mempunyai peranan penting dalam

proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi seorang guru

mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara

dan meningkatkan semangat belajar siswa, sementara bagi siswa motivasi

belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong

untuk melakukan perbuatan belajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Selain motivasi yang ada di dalam diri seorang pelajar, untuk

mencapai prestasi belajar yang baik di dalam kegiatan belajar mengajar

haruslah didukung oleh adanya antusiasme atau semangat. Kata antusias

yang selama ini kita dengar pada dasarnya berasal dari kata (enthusiast) atau

antusiasme (enthusiasm) berasal dari bahasa Yunani kuno “entheos” yang

berarti “Tuhan di dalam” dan antusias berarti “diilhami dari Tuhan”.

Sedangkan menurut kamus Webster, antusiasme berarti “kegairahan yang

kuat terhadap salah satu sebab atau subyek; semangat atau minat yang

berapi-api; kegairahan.” Antusiasme adalah gairah dalam diri kita yang

diikuti dengan perasaan terinspirasi sesuatu, termotivasi untuk mewujudkan

sesuatu disertai daya optimis dan kreativitas.

(http://suciptoajisaka.com/2008/05/16/antusiasme----rahasia---keberhasilan-

---yang-jarang-dikenal/).

Antusias atau antusiasme dapat juga diartikan sebagai sikap, yakni

sikap untuk melakukan sesuatu tanpa paksaan bahkan selalu ingin

melakukannya. Sikap antusias akan membawa pada pikiran, perasaan dan

tindakan yang positif. Positif dalam hal umum, berarti sikap antusias

Page 15: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

5

menimbulkan gairah positif yang meningkatkan kualitas hubungan dengan

orang lain, membuat lebih terbuka terhadap ide-ide atau peluang baru dan

bahkan meningkatkan kualitas kesehatan. (http://pengendara.word

press.com/2009/06/18/antusias/). Antusiasme siswa dalam mengikuti

pelajaran juga akan mendukung prestasi belajar mereka. Adanya dorongan

atau antusiasme yang tinggi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar

akan memberikan motivasi tersendiri bagi siswa untuk dapat meningkatkan

prestasi belajarnya.

Selain adanya rasa antusiasme yang ada di dalam diri seorang siswa,

prestasi belajar seorang siswa tidak akan terlepas dari peranan tenaga

pendidik, yakni guru. Seperti yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik

(2009: 27) bahwasanya guru adalah key person didalam kelas. Guru lah yang

memimpin dan mengarahkan kegiatan belajar para siswanya. Guru pulalah

yang paling banyak berhubungan dengan para siswa dibandingkan personel

sekolah lainnya. Di mata anak-anak, guru adalah seorang yang memiliki

otoritas, bukan saja otoritas dalam bidang akademis, melainkan juga dalam

bidang nonakademis. Di dalam masyarakat kita pun juga terdapat pandangan

demikian. Dalam pandangan masyarakat umum, seorang guru merupakan

sosok yang harus dapat digugu dan ditiru (dituruti dan ditiru).

Terkait dengan pandangan masyarakat dan siswa bahwa seorang guru

haruslah dapat dituruti dan ditiru inilah, kemudian seorang guru diharapkan

mempunyai kompetensi yang professional berkaitan dengan perannya

sebagai tenaga pendidik. Kompetensi itu sendiri menurut Littrell dalam

Hamzah Uno adalah kekuatan mental dan fisik untuk melakukan tugas atau

keterampilan yang dipelajari melalui latihan dan praktik (2007: 62).

Kompetensi seorang guru tentunya mempunyai arti yang berbeda-beda

sesuai dengan apa yang ada di dalam benak anak didik itu masing-masing

atau sesuai dengan persepsi siswa masing-masing tersebut.

Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru berdasarkan

PP No 19 tahun 2005, BAB VI tentang standar pendidik dan tenaga

kependidikan pasal 28 adalah:

Page 16: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

6

(1) Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai

agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

(2) Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik

yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang

relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:

a. Kompetensi paedagogik;

b. Kompetensi kepribadian;

c. Kompetensi profesional; dan

d. Kompetensi sosial.

(4) Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tetapi memiliki keahlian khusus

yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah

melewati uji kelayakan dan kesetaraan.

(5) Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan (4) dikembangkan

oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Pengaruh peran guru didalam proses pembelajaran juga akan

memberikan sumbangsih terhadap pencapaian hasil belajar anak didik. Peran

guru dapat dilihat di dalam kegiatan belajar mengajar maupun di luar

kegiatan belajar mengajar, dan faktor-faktor seperti faktor imitasi, sugesti,

identifikasi, dan simpati, memegang peran penting dalam interaksi sosial.

Sebagai contoh faktor identifikasi dan imitasi tersebut adalah interaksi

antara siswa dan guru. Menurut Cronbach dalam bukunya Educational

Psychology dalam Oemar Hamalik (2009: 28), kalau kita mengagumi salah

satu sifat seseorang, maka kita cenderung untuk mengagumi orang tersebut

secara keseluruhan. Demikian juga halnya dengan persepsi siswa tentang

kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru.

Page 17: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

7

Menurut Bimo Walgito (2004: 87), persepsi itu sendiri merupakan

suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan

proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga

disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja,

melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan

proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses

penginderaan, dan proses penginderan merupakan proses pendahulu dari

proses persepsi.

Persepsi siswa terhadap kompetensi guru dalam kegiatan belajar

mengajar ada yang positif dan ada yang negatif. Siswa yang memiliki

persepsi positif terhadap gurunya, biasanya akan menyenangi pelajaran yang

diberikan dan akan rajin untuk mempelajarinya. Dalam kegiatan belajar

biasanya ditunjukkan dalam perilaku belajar, misalnya memperhatikan

materi yang diberikan oleh guru, ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan

belajar mengajar, mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan

lain sebagainya. Sebalikya, siswa yang memiliki persepsi negatif terhadap

gurunya dalam kegiatan belajar mengajar akan menunjukkan perilaku yang

acuh, sibuk sendiri, mengganggu teman-temannya, malas mengerjakan

tugas, tidak jarang juga bahkan menghina gurunya.

Berdasarkan pada pemikiran tersebut di atas, maka peneliti tertarik

untuk mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Persepsi Siswa

Tentang Kompetensi Guru Dan Antusiasme Belajar Terhadap Prestasi

Belajar Sosiologi Pada Siswa Kelas X SMAN 4 Surakarta.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan,

maka dapatlah dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yakni sebagai

berikut:

1. Apakah persepsi siswa tentang kompetensi guru berpengaruh terhadap

prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4 Surakarta?

Page 18: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

8

2. Apakah antusiasme belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar

sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4 Surakarta?

3. Apakah persepsi siswa tentang kompetensi guru dan antusiasme belajar

berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X

SMAN 4 Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap

prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4 Surakarta.

2. Mengetahui pengaruh antusiasme belajar terhadap prestasi belajar

sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4 Surakarta.

3. Mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru dan

antusiasme belajar terhadap prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X

SMAN 4 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi

Guru Dan Antusiasme Belajar Terhadap Prestasi Belajar Sosiologi Pada

Siswa Kelas X SMAN 4 Surakarta” ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

· Mengembangkan wawasan ilmu pendidikan dan mendukung teori-

teori yang sudah ada yang berkaitan dengan bidang kependidikan,

terutama tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan prestasi

belajar.

· Menambah bahan pustaka Program Pendidikan Sosiologi-

Antropologi, Jurusan P.IPS, FKIP Universitas Sebelas Maret.

2. Manfaat Praktis

· Memberi masukan kepada kepala sekolah sebagai upaya

meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan kompetensi

Page 19: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

9

yang diimiliki oleh tenaga pendidik serta faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

· Memberikan masukan bagi tenaga kependidikan untuk melakukan

pengembangan kompetensi profesionalnya guna meningkatkan

prestasi capaian belajar anak didiknya.

· Memberi masukan kepada para siswa untuk dapat meningkatkan

potensi yang ada pada dirinya, misalnya dengan meningkatkan rasa

antusiasme dalam belajar.

· Memberi masukan kepada Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,

terutama Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi UNS

untuk dapat terus meningkatkan kualitas lulusannya, sebagai calon

tenaga pendidik yang profesional dan berkompeten dibidangnya.

· Memberi masukan kepada para peneliti untuk terus melakukan

penelitian-penelitian terutama dibidang pendidikan, sehingga dapat

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi dunia pendidikan

bangsa Indonesia.

Page 20: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang akan dilaksanakan ini dimaksudkan untuk menjelaskan

adanya pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru dan antusiasme

belajar terhadap prestasi belajar pada siswa kelas X SMAN 4 Surakarta.

Untuk memperkuat penelitian ini, maka diperlukan adanya tinjauan pustaka

serta teori-teori guna memberikan landasan penjelasan atas penelitian yang

akan diadakan tersebut. Adapun teori-teori yang relevan dengan penelitian

ini antara lain, yaitu:

1. Prestasi Belajar Sosiologi

a. Pengertian Prestasi Belajar Sosiologi

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan

prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Menurut Syaiful Bahri

Djamarah (1994: 19), prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari

dua kata yaitu “prestasi” dan “belajar”. Antara kata “prestasi” dan “belajar”

mempunyai arti yang berbeda. Memahami pengertian prestasi belajar secara

garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri,

sementara itu pengertian prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan

sebagainya). Ini berarti bahwasanya prestasi itu adalah sebuah capaian atas

apa yang telah kita kerjakan.

Syaiful Bahri Djamarah (1994: 19) mendefinisikan kata “prestasi”

sebagai hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik

secara individual maupun kelompok. Prestasi itu mengandung makna bahwa

capaian tersebut tidak akan pernah dapat diperoleh apabila seseorang

samasekali tidak melakukan kegiatan. Nasrun Harahap dalam Syaiful Bahri

Djamarah (1994: 21) menyebutkan bahwa prestasi adalah penilaian

Page 21: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

11

pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan

dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta

nilai-nilai yang terdapat di dalam kurikulum. Prestasi belajar pada dasarnya

merupakan sebuah capaian hasil yang dikaitkan dengan kegiatan belajar itu

sendiri. Oleh karena itu kita juga harus menilik lebih jauh apakah yang

dimaksud dengan kegiatan belajar tersebut.

Seperti yang dikemukakan oleh Abu Muhammad Ibnu Abdullah dalam

artikelnya yang berjudul Prestasi Belajar (2009), istilah hasil belajar berasal

dari bahasa Belanda “prestatie,” dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi

yang berarti hasil usaha. Dalam literature, prestasi selalu dihubungkan

dengan aktivitas tertentu, seperti dikemukakan oleh Robert M. Gagne dalam

Abu Muhammad Ibnu Abdullah bahwa dalam setiap proses akan selalu

terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar

(achievement) seseorang.

W.J.S Purwadarrninto dalam Syaiful Bahri Djamarah (1994: 20)

menyebutkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dilakukan,

dikerjakan dan sebagainya. Prestasi belajar yang dimaksud merupakan hal

yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu

terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. Jadi prestasi belajar adalah

hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan

ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri

seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi

belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.

Dari beberapa pendapat di atas, prestasi belajar dapat diartikan sebagai

hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan

kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Dalam

proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar

mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah

laku yang dapat diukur dengan tes tertentu. Hasil belajar sering juga

dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam

aturan terhadap apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian,

Page 22: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

12

tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran

berlangsung, tes akhir catur wulan dan sebagainya.

Ketika kita ditanya, apakah belajar itu? Maka jawaban yang akan kita

dapatkan bermacam-macam. Hal yang demikian itu berakar pada kenyataan

bahwa apa yang disebut perbuatan belajar itu adalah bermacam-macam.

Banyak aktivitas-aktivitas yang oleh hampir setiap orang dapat disetujui

sebagai perbuatan belajar, seperti misalnya mendapatkan perbendaharaan

kata-kata baru, menghafal syair, menghafal nyanyian, dan sebagainya. Ada

juga beberapa aktivitas yang tidak begitu jelas apakah termasuk perbuatan

belajar atau bukan, seperti misalnya mendapatkan bermacam-macam sikap

sosial (misalnya prasangka), kegemaran, pilihan, dan lain-lain.

Belajar merupakan sebuah istilah yang tidak asing lagi dalam

kehidupan manusia sehari-hari. Ada banyak para ahli yang mendefinisikan

tentang belajar ini, diantaranya yaitu Skinner dalam Bimo Walgito (2004:

166) mendefinisikan belajar “Learning is a process of progressive

behaviour adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa

belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif.

Ini berarti bahwa sebagai akibat dari belajar adalah adanya sifat

progresivitas, adanya tendensi ke arah yang lebih baik dari keadaan

sebelumnya.

Cronbach dalam Sumadi Suryabrata (2004: 231) menyatakan bahwa

“learning is shown by a change in behavior as a result of experience”. Jadi

menurut Cronbach belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami,

dan dalam mengalami itu si pelajar menggunakan panca inderanya. Artinya

bahwa belajar adalah apa yang dialami oleh panca indera dan hal yang

dialami tersebut dapat menyebabkan terjadinya perubahan sikap seseorang.

Sesuai dengan pendapat ini adalah pendapat Harold Spears dan McGeoh

dalam Sumadi Suryabrata (2004: 231). Harold Spears menyatakan bahwa “

learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to

listen, to follow direction”. Berdasarkan pengertian belajar menurut Harold

Spears tersebut, maka belajar dapat diartikan sebagai kegiatan mengamati,

Page 23: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

13

membaca, mengimitasi, mencoba sesuatu, mendengarkan, dan mengikuti

petunjuk-petunjuk atau arahan.

McGeoh mengungkapkan bahwa “learning is a change in performance

as a result of practice. Belajar merupakan perubahan dalam tingkah laku

sebagai hasil dari adanya praktik. Hal ini berarti adanya proses

mempraktikkan apa yang telah dipelajari dan terus mengalami perubahan-

perubahan didalam tingkah laku. Morgan, dkk dalam Bimo Walgito (2004:

167) memberikan definisi mengenai belajar ”learning can be defined as any

relatively permanent change in behaviour which occurs as a result of

practice or experience”. Hal yang muncul dalam definisi ini ialah bahwa

perubahan perilaku atau performance itu relatif permanen. Disamping itu

juga dikemukakan bahwa perubahan perilaku itu sebagai akibat belajar

karena latihan (practice) atau karena pengalaman (experience). Pada

pengertian latihan dibutuhkan usaha dari individu yang bersangkutan,

sedangkan pada pengertian pengalaman usaha tersebut tentu tidak terlalu

diperlukan. Ini mengandung arti bahwa dengan pengalaman, seseorang atau

individu dapat berubah perilakunya. Di samping itu, perubahan dapat juga

disebabkan oleh karena latihan.

Sardiman AM dalam Syaiful Bahri Djamarah (1994:21) menyebutkan

bahwa belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa-raga, psikofisik menuju

perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta,

rasa dan karsa, ranah koginif, afektif dan psikomotorik. Dari pendapat

tersebut, dapat kita lihat bahwa berdasarkan hasil belajar ini kita akan

melihat adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

Pengalaman inilah yang nantinya akan membentuk pribadi individu kearah

kedewasaan.

Good dan Brophy dalam Ngalim Purwanto (2007: 85) menjelaskan

secara singkat tentang pengertian belajar. Menurut mereka bedua, “learning

is the development of new associations as a result of experience.”

Berdasarkan definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa belajar adalah hasil

dari pengalaman yang dialami. Belajar adalah suatu proses yang benar-benar

Page 24: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

14

bersifat internal yang tidak dapat dilihat dengan nyata, karena belajar adalah

suatu proses yang terjadi di dalam diri seseorang. Menurut Good dan

Brophy, belajar bukanlah tingkah laku yang tampak, akan tetapi lebih

kepada prosesnya yang terjadi secara internal di dalam diri individu dalam

usahanya memperoleh hubungan-hubungan yang baru (new associations).

Hubungan-hubungan tersebut dapat berupa hubungan antara perangsang

dengan perangsang, hubungan antara reaksi-reaksi, atau hubungan antara

peransang dan reaksi.

Wittig dalam Muhibbin Syah (2008: 90) menyebutkan bahwa belajar

adalah “any reatively permanent change in an organism’s behavioral

repertoire that occurs as a result of experience.” Pengertian belajar

menurut Wittig ini mengandung makna bahwa belajar adalah sebuah

perubahan yang bersifat relatif menetap yang terjadi dalam segala macam

atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.

Disini Wittig tidak menekankan pada perubahan yang disebut behavioral

change tetapi behavioral repertoire change, yakni perubahan yang

menyangkut aspek psiko-fisik organisme. Penekanan yang berbeda ini

didasarkan kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriah organisme itu sendiri

bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses belajar tidak dapat

diobservasi secara langsung.

Berdasarkan pada definisi-definisi menurut para ahli di atas dan dari

definisi-definisi yang lainnya, Sumadi Suryabrata (2004: 232) kemudian

mengemukakan beberapa hal pokok mengenai belajar, yaitu:

1) Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes,

aktual maupun potensial)

2) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan

baru

3) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja)

Bimo Walgito (2004: 167-168) juga mengemukakan pendapatnya

tentang beberapa hal mengenai belajar sebagai berikut:

Page 25: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

15

1) Belajar merupakan suatu proses, yang mengakibatkan adanya perubahan

perilaku (change in behaviour or performance). Ini berarti setelah

belajar individu mengalami perubahan dalam perilakunya. Perilaku

dalam arti yang luas dapat overt behaviour atau inert behaviour. Karena

itu perubahan dapat dalam segi kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2) Perubahan perilaku itu dapat aktual, yaitu yang tampak, tetapi juga dapat

bersifat potensial, yang tidak tampak pada saat itu, tetapi akan tampak di

lain kesempatan.

3) Perubahan yang disebabkan karena belajar itu bersifat relatif permanent,

yang berarti perubahan itu tidak akan menetap terus menerus, sehingga

pada suatu waktu hal tersebut dapat berubah lagi sebagai akibat belajar.

4) Perubahan perilaku baik yang aktual maupun yang potensial yang

merupakan hasil belajar, merupakan perubahan yang melalui

pengalaman atau latihan. Ini berarti bahwa perubahan ini bukan tejadi

karena faktor kematangan yang ada pada diri individu, bukan karena

faktor kelelahan dan bukan juga faktor temporer individu seperti

keadaan sakit serta pengaruh obat-obatan. Sebab faktor kematangan,

kelelahan, keadaan sakit dan obat-obatan dapat menyebabkan perubahan

perilaku individu, tetapi perubahan itu bukan karena faktor belajar.

Misalnya anak yang belum dapat tengkurap lalu dapat tengkurap.

Perubahan ini karena faktor kematangan, walaupun dalam

perkembangan selanjutnya faktor belajar berperan. Orang yang sakit

sering marah-marah yang dalam keadaan biasa yang bersangkutan tidak

marah-marah. Perubahan perilaku itu karena yang bersangkutan sedang

sakit. Orang yang minum minuman keras berubah dalam perilakunya,

perubahan ini bukan karena belajar, tetapi karena yang bersangkutan

minum minuman keras dan sebagai akibatnya perilakunya berubah.

Proses belajar itu sendiri menurut Muhibbin Syah (2008:122) terdiri

dari beberapa jenis. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia

pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga

Page 26: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

16

bermacam-macam. Muhibbin Syah membagi jenis-jenis belajar tersebut

sebagai berikut:

1) Belajar Abstrak

Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir

abstrak, yang tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan

pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Dalam mempelajari hal-

hal yang abstrak diperlukan peranan akal yang kuat disamping

penguasaan atas prinsip, konsep, dan generalisasi. Termasuk dalam jenis

ini misalnya belajar matematika, kimia, kosmografi, astronomi, dan juga

sebagian materi bidang studi agama seperti tauhid.

2) Belajar Keterampilan

Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-

gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan

otot-otot/ neuromuscular. Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai

keterampilan jasmaniah tertentu. Dalam belajar jenis ini latihan-latihan

intensif dan teratur amat diperlukan. Termasuk belajar dalam jenis

misalnya belajar olahraga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-

benda elektronik, dan juga sebagian materi pelajaran agama, seperti

ibadah salat dan haji.

3) Belajar Sosial

Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah

dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya

adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan

masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga, masalah persahabatan,

masalah kelompok, dan masalah-masalah lain yang bersifat

kemasyarakatan. Selain itu, belajar sosial juga bertujuan untuk mengatur

dorongan nafsu pribadi demi kepentingan bersama dan memberi peluang

kepada orang lain atau kelompok lain untuk memenuhi kebutuhannya

secara berimbang dan proporsional. Bidang-bidang studi yang termasuk

bahan pelajaran sosial antara lain pelajaran agama dan PPKn.

Page 27: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

17

4) Belajar Pemecahan Masalah

Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan

metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur dan

teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan

kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.

Untuk itu, kemampuan siswa dalam menguasai konsep-konsep, prinsip-

prinsip, dan generalisasi serta insight (tilikan akal) amat diperlukan.

Dalam hal ini, hampir semua bidang studi dapat dijadikan sarana belajar

pemecahan masalah. Untuk keperluan ini, guru (khususnya yang

mengajar eksakta, seperti matematika dan IPA) sangat dianjurkan

menggunakan model dan strategi mengajar yang berorientasi pada cara

pemecahan masalah.

5) Belajar Rasional

Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan

berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya

ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsisp-

prinsip dan konsep-konsep. Jenis belajar ini sangat erat kaitannya dengan

belajar pemecahan masalah. Dengan belajar rasional, siswa diharapkan

memiliki kemamuan rational problem solving, yaitu kemampuan

memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi

akal sehat, logis, dan sistematis. Bidang-bidang studi yang dapat

digunakan sebagai sarana belajar rasional sama dengan bidang-bidang

studi untuk belajar pemecahan masalah. Perbedaannya, belajar rasional

tidak memberi tekanan khusus pada penggunaan bidang studi eksakta.

Artinya, bidang-bidang studi noneksakta pun dapat memberi efek yang

sama dengan bidang studi eksakta dalam belajar rasional.

6) Belajar Kebiasaan

Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru

atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan,

selain menggunakan perintah, suri tauladan dan pengalaman khusus,

juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar siswa

Page 28: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

18

memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan perbuatan yang baru yang lebih

tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu

(kontekstual). Selain itu, arti tepat dan positif diatas adalah selaras

dengan norma dan UU Sisdiknas/ 1989 Bab IV pasal 10 (4). Namun

demikian, tentu tidak tertutup kemungkinan penggunaan pelajaran

agama sebagai sarana belajar kebiasaan bagi siswa.

7) Belajar Apresiasi

Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan (judgement) arti

penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh

dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skill) yang dalam

hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu

misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dan sebagainya. Bidang-

bidang studi yang dapat menunjang tercapainya tujuan belajar apresiasi

antara lain adalah bahasa dan sastra, kerajinan tangan (prakarya),

kesenian, dan menggambar. Selain bidang-bidang studi ini, bidang studi

agama juga memungkinkan untuk digunakan sebagai alat pengembangan

apresiasi siswa, misalnya dalam hal seni baca tulis Al-qur’an.

8) Belajar Pengetahuan

Belajar pengetahuan (studi) ialah belajar dengan cara melakukan

penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Studi ini

juga dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk

menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan investigasi dan

eksperimen. Tujuan belajar adalah agar siswa memperoleh atau

menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu

yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam

mempelajarinya, misalnya dengan menggunakan alat-alat laboratorium

dan penelitian lapangan.

Didalam proses pembelajaran, menurut Jerome S. Bruner dalam

Muhibbin Syah (2008: 113) menyebutkan bahwa seorang siswa menempuh

tiga episode atau fase, yaitu:

Page 29: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

19

1. Fase informasi (tahap penerimaan materi).

Dalam fase informasi ini, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh

sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Diantara

informasi yang diperoleh itu ada yang samasekali baru dan berdiri

sendiri, dan ada pula yang berfungsi menambah, memperhalus, dan

memperdalam pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki.

2. Fase transformasi (tahap pengubahan materi).

Dalam fase transformasi, informasi yang telah diperoleh dianalisis,

diubah, atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau

konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal

yang lebih luas. Bagi siswa pemula, fase ini akan berlangsung lebih

mudah apabila disertai dengan bimbingan tenaga pendidik, yang

diharapkan berkompeten dalam mentransfer strategi kognitif yang tepat

untuk melakukan pembelajaran materi pelajaran tertentu.

3. Fase evaluasi (tahap penilaian materi).

Dalam fase evaluasi ini, seorang siswa akan menilai sendiri sampai

sejauh manakah pengetahuan (informasi yang telah ditransformasikan

tadi) dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain atau

memecahkan masalah yang dihadapi.

Ciri khas perilaku belajar itu sendiri menurut Muhibbin Syah (2008:

116) antara lain adalah:

1. Perubahan itu intensional.

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman

atau praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan

kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa

siswa menyadari akan adanya perubahan dalam dirinya, seperti

penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan pandangan terhadap

sesuatu, keterampilan dan seterusnya.

2. Perubahan itu positif dan aktif.

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif.

Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga

Page 30: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

20

bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan,

yakni diperolehnya sesuatu yang baru (seperti pemahaman dan

keterampilan baru) yang lebih baik daripada apa yang telah ada

sebelumnya. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan

sendirinya seperti karena proses kematangan (misalnya, bayi yang bisa

merangkak setelah bisa duduk), tetapi karena usaha siswa itu sendiri.

3. Perubahan itu efektif dan fungsional.

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat efektif, yakni

berhasil guna. Artinya, perubahan tersebut membawa pengaruh, makna

dan manfaat tertentu bagi siswa. Selain itu, perubahan dalam proses

belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap

saat dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan

dimanfaatkan. Perubahan fungsional dapat diharapkan memberikan

manfaat yang luas, misalnya ketika siswa menempuh ujian dan

menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan sehari-hari dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Berdasarkan bermacam-macam definisi mengenai belajar tersebut,

pada umumnya para ahli melihat belajar itu sebagai suatu proses. Prosesnya

sendiri tidak tampak, yang tampak adalah hasil dari proses. Karena belajar

merupakan suatu proses, maka dalam belajar adanya masukan, yaitu yang

akan diproses dan adanya hasil dari proses tersebut. Belajar merupakan

sesuatu yang terjadi dalam diri individu yang disebabkan karena latihan atau

pengalaman, dalam hal ini menimbulkan perubahan dalam perilaku. Ini

berarti bahwa proses belajar merupakan intervening variable yang

merupakan penghubung atau pengait antara independent variable dengan

dependent variable.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa secara global

menurut Muhibbin Syah (2008: 132) antara lain adalah:

1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/ kondisi jasmani

dan rohani siswa.

Page 31: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

21

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di

sekitar siswa.

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Sedangkan sosiologi sendiri mempunyai banyak definisi. Para sosiolog

mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda dalam melihat suatu

fenomena atau realitas sosial itu. Demikian juga didalam memberikan

definisi mengenai sosiologi. Sosiolog Alvin Bertrand dalam Bahrein T.

Sugihen (1995: 4) mengemukakan bahwa sosiologi itu merupakan suatu

ilmu yang mempelajari dan menjelaskan tentang hubungan antar manusia

(human relationship) Jadi sosiologi tersebut diartikan sebagai ilmu yang

mempelajari bagaimanakah hubungan antara manusia yang satu dengan

manusia yang lainnya.

Kendati tidak dijelaskan oleh Alvin Bertrand, dalam pengertian yang

lebih luas, ilmu ini mempelajari hubungan manusia dengan lingkungannya

yang mencakup lingkungan transidental, alam, biologis, dan sosial.

Hubungan-hubungan yang terjadi dengan lingkungan itu melahirkan pola

perilaku tertentu. Oleh karena itu Alvin Bertrand melihat bahwa hubungan-

hubungan itu umumnya terjalin melalui seperangkat perilaku tertentu.

Perilaku tersebut bukanlah suatu perilaku perseorangan, melainkan perilaku

bersama (group behaviour).

Pitirim Sorokin mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang

mempelajari tentang hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka

macam gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan

agama; keluarga dengan moral; hukum dengan ekonomi; gerak masyarakat

dengan politik dan lain sebagainya); hubungan dan pengaruh timbal balik

antara gejala sosial dengan gejala-gejala non-sosial (misalnya gejala

geografis, biologis,dan sebagainya); serta ciri-ciri umum semua jenis gejala

sosial lainnya (http://dianherlinawati.com/2010/01/31/definisi-sosiologi-menurut-

beberapa-ahli/). Dalam pengertian ini kita dapat melihat bahwa pada

Page 32: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

22

dasarnya sosiologi merupakan ilmu yang menitikberatkan pada gejala-gejala

sosial yang ada didalam masyarakat.

Rogers, et al dalam Bahrein T. Sugihen (1995: 5), pada dasarnya juga

meberikan pemahaman yang sama sebagaimana dengan definisi yang

dikemukakan Alvin Bertrand di atas. Ia menjelaskan bahwa pola atau bentuk

hubungan-hubungan yang terjadi didalam kelompok itulah (group relation)

yang menjadi kerangka dasar sosiologi itu. Hal ini mengandung arti bahwa

sosiologi itu tercipta atas kerangka dasar yang berupa hubungan-hubungan

antara manusia yang satu dengan manusia lain di dalam suatu kelompok

kehidupan yang dikenal dengan istilah masyarakat.

Johnson, masih dalam Bahrein T. Sugihen (1995: 5) menyebutkan

bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku

sosial, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana

sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat

didalamnya mempengaruhi sistem tersebut. Perilaku-perilaku manusia yang

berkaitan dengan hubungan yang saling mempengaruhi antar individu

didalam suatu sistem kemasyarakatan inilah yang dipelajari dalam ilmu

sosiologi.

Berdasarkan definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan oleh para

ahli tersebut di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa sosiologi itu sendiri

merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan timbal balik

antara manusia dengan manusia serta hubungan manusia dengan sistem

sosial.

Berdasarkan pemaparan mengenai prestasi, belajar, dan sosiologi di

atas, maka prestasi belajar sosiologi di bidang pendidikan itu sendiri adalah

hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif,

afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur

dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan dengan

pengetahuan siswa mengenai pengetahuan sosiologi yang berkaitan dengan

hubungan kemasyarakatan dan sistem sosial. Jadi prestasi belajar sosiologi

adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam

Page 33: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

23

bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah

dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu khususnya pada mata

pelajaran sosiologi.

b. Teori Prestasi Belajar

Berkaitan dengan variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru dan

antusiasme belajar, maka peneliti mempergunakan teori belajar Humanistik.

Seperti yang dikemukakan oleh Asri Budiningsih dalam bukunya “Belajar

Dan Pembelajaran” (2008: 68), teori Humanistik ini beranggapan bahwa

proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan

memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik

sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori

kepribadian, dan psikoterapi, daripada bidang kajian psikologi belajar. Teori

belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk

membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam

bentuk yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada

pengertian belajar dalam bentuknya yang paling ideal daripada pemahaman

tentang proses belajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini

dikaji oleh teori-teori belajar lainnya.

Menurut Asri Budiningsih (2008: 69), pemahaman terhadap belajar

menjadikan teori humanistik dapat memanfaatkan teori belajar apapun asal

tujuannya untuk memanusiakan manusia. Hal ini menjadikan teori

humanistik bersifat sangat eklektik. Tidak dapat disangkal lagi bahwa setiap

pendirian atau pendekatan belajar tertentu, akan ada kebaikan dan ada pula

kelemahannya. Dalam arti ini eklektisisme bukanlah suatu sistem dengan

membiarkan unsur-unsur tersebut dalam keadaan sebagaimana adanya atau

aslinya. Teori humanistik akan memanfaatkan teori-teori apapun, asal

tujuannya tercapai, yaitu memanusiakan manusia.

Menurut Gino, dkk (1993: 14), ciri-ciri utama dari aliran humanistik

ini adalah:

1) Mementingkan manusia sebagai pribadi yang bulat

Page 34: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

24

2) Mementingkan peranan kognitif dan afektif

3) Mengutamakan terjadinya akualisasi diri dan self konsep

4) Mengutamakan persepsi subjektif yang dimiliki tiap individu

5) Mengutamakan kemampuan menentukan tingkah laku sendiri

6) Mengutamakan insight (pengertian)

Gino, dkk (1993: 14) juga menyebutkan apa saja yang menjadi prinsip-

prinsip belajar aliran psikologi humanistik didalam proses instruksional/

pendidikan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah:

1) Manusia mempunyai kemampuan untuk belajar secara alami.

2) Belajar yang efektif terjadi bila bahan pelajaran dirasakan oleh siswa

(pelajar) sesuai dengan maksud dirinya.

3) Belajar yang mendorong perubahan dalam persepsi mengenai dirinya

cenderung ditolaknya.

4) Apabila ancaman terhadap dirinya rendah, pengalaman dapat diperoleh

dengan berbagai cara dan muncullah proses belajar.

5) Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan cara melakukannya

6) Belajar akan berjalan lancar apabila siswa terlibat dan ikut bertanggung

jawab terhadap proses belajar itu sendiri.

7) Belajar atas inisiatif sendiri yang melibatkan pribadinya secara utuh,

baik perasaan maupun intelektualnya dapat memberikan hasil yang

intensif dan lestari.

8) Kepercayaan diri, kemerdekaan, kreativitas akan lebih mudah

dimunculkan melalui kegiatan mawas diri, mengkritik diri dan kemudian

menggunakan penilaian diri dari orang lain.

Salah satu ahli yang merupakan penganut aliran humanistik,

diantaranya yaitu Benjamin Bloom yang terkenal dengan teori yang ia

kemukakan, yaitu “taksonomi Bloom”. Dalam teori ini dikemukakan

bahwasanya prestasi belajar yang diperoleh siswa harus mencakup tiga

ranah, yakni kognitif, afektif, dan juga psikomotorik. Teori tersebut dapat

dijabarkan sebagai berikut:

Page 35: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

25

a) Domain Kognitif

Domain kognitif mencakup kemampuan intelektual mengenal

lingkungan yang terdiri atas enam macam kemampuan intelektual

mengenal lingkungan yang tediri atas enam macam kemampuan yang

disusun secara hierarkis dari yang paling sederhana sampai yang paling

paling kompleks, yaitu:

a. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan kemampuan mengingat kembali hal-hal

yang telah dipelajari.

b. Pemahaman

Pemahaman merupakan kemampuan menangkap makna atau arti

sesuatu hal.

c. Penerapan

Penerapan merupakan kemampuan mempergunakan hal-hal yang

telah dipelajari untuk menghadapi situasi-situasi baru dan nyata.

d. Analisis

Analisis merupakan kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi

bagian-bagian sehingga struktur organisasinya dapat dipahami.

e. Sintesis

Sintesis merupakan kemampuan memadukan bagian-bagian menjadi

satu keseluruhan yang berarti.

f. Penilaian

Penilaian merupakan kemampuan memberikan harga sesuatu hal

berdasarkan kriteria intern, kelompok, ekstern, atau yang telah

ditetapkan terlebih dahulu.

b) Domain Afektif

Domain afektif merupakan kawasan yang mencakup kemampuan-

kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal

yang meliputi lima macam kemampuan emosional disusun secara

hierarkis, yaitu:

Page 36: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

26

a. Kesadaran

Kesadaran merupakan kemampuan untuk ingin memperhatikan

sesuatu hal.

b. Partisipasi

Partisipasi adalah kemampuan untuk turut serta atau terlibat dalam

sesuatu hal.

c. Penghayatan nilai

Penghayatan nilai merupakan kemampuan menerima nilai dan terikat

kepadanya

d. Pengorganisasian nilai

Pengorganisasian nilai merupakan kemampuan untuk memiliki

ssitem nilai didalam dirinya

e. Karakterisasi diri

Karakterisasi diri merupakan kemampuan untuk memiliki pola hidup

dimana sistem nilai yang terbentuk dalam dirinya mampu mengawasi

tingkah lakunya.

c) Domain Psikomotor

Domain psikomotor merupakan kemampuan motorik menggiatkan dan

mengkoordinasikan gerakan yang terdiri dari:

a. Gerakan refleks

Gerakan refleks merupakan kemampuan melakukan tindakan-

tindakan yang terjadi secara tidak disengaja dalam menjawab suatu

perangsang.

b. Gerakan dasar

Gerakan dasar merupakan kemampuan melakukan pola-pola gerakan

yang bersifat pembawaan dan terbentuk dari kombinasi gerakan-

gerakan refleks.

Page 37: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

27

c. Kemampuan perseptual

Kemampuan perseptual merupakan kemampuan menterjemahkan

perangsang yang diterima melalui alat indera menjadi gerakan-

gerakan yang tepat.

d. Kemampuan jasmani

Kemampuan jasmani merupakan kemampuan dan gerakan-gerakan

dasar merupakan inti untuk memperkembangkan gerakan-gerakan

yang tepat.

e. Gerakan-gerakan terlatih

Gerakan terlatih merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan-

gerakan canggih dan rumit dengan tingkat efisiensi tertentu.

f. Komunikasi nondiskursif

Komunikasi nondiskursif merupakan kemampuan melakukan

komunikasi dengan isyarat gerakan badan.

(Benjamin Bloom dalam Syaiful Sagala, 2003:34)

Peneliti menggunakan teori taksonomi Bloom ini di dalam

memperkuat penjelasan tentang variabel prestasi belajar karena berdasarkan

teori yang dikemukakan oleh Bloom tersebut dinyatakan bahwasanya

prestasi belajar yang merupakan salah satu tujuan atau tolak ukur utama

dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya meliputi hasil-hasil tertentu

semata melainkan meliputi perubahan kualitas pada semua kawasan

kemampuan, yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan juga psikomotorik.

2. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru

a. Pengertian Persepsi

Persepsi atau tanggapan adalah proses mental yang terjadi pada diri

manusia yang akan menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar,

merasakan, memberi serta meraba (kerja indera) di sekitar kita. William

James sebagaimana yang dikutip oleh Tri Rusmi Widayatun mengatakan

persepsi adalah suatu pengalaman yang terbentuk berupa data-data yang

didapat melalui indra, hasil pengolahan otak dan ingatan (1999: 110). Hal ini

Page 38: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

28

berarti bahwa persepsi merupakan sesuatu hal yang dipahami melalui

adanya penerimaan data-data yang ada melalui indera dan diolah oleh otak.

Persepsi itu sendiri dihayati melalui ilusi atau mispersepsi, atau trik atau

tipuan dan juga bukan salah tanggapan. Di dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari

suatu serapan. Tanggapan yang dimaksudkan adalah bagaimana interpretasi

indidividu atas sesuatu ransangan yang diterima melalui panca indera.

Sabri dalam (http://teori-psikologi.blogspot.com/2008/05/pengertian-

persepsi.html) mendefinisikan persepsi sebagai aktivitas yang memungkinkan

manusia untuk dapat mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai

kepadanya melalui alat inderanya, menjadikannya kemampuan itulah

dimungkinkan individu mengenali lingkungan pergaulan hidupnya Sabri

juga mengemukakan bahwa proses persepsi itu sendiri terdiri dari tiga tahap

yaitu tahapan pertama terjadi pada pengideraan diorganisir berdasarkan

prinsip-prinsip tertentu, tahapan kedua yaitu stimulasi pada penginderaan

diinterprestasikan dan tahap ketiga adalah dievaluasi. Definisi persepsi

menurut Sabri ini mengandung arti bahwa persepsi dilakukan manusia

dalam rangka untuk mengenali lingkungan tempat ia tinggal, dimana ia

bergaul dengan sesama manusia lainnya.

Menurut Bimo Walgito (2004: 87), persepsi merupakan suatu proses

yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses

diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut

proses sensoris. Proses penginderaan ini tidak berhenti begitu saja,

melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan

proses persepsi. Proses persepsi yang dimaksudkan adalah proses bagaimana

otak menerjemahkan apa yang ditangkap oleh alat indera. Oleh karena itu

proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan. Hal ini

dikarenakan bahwa proses penginderan itu sendiri merupakan proses

pendahulu dari proses persepsi.

Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu

individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu mata sebagai alat

Page 39: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

29

penglihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat pembauan,

lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak tangan sebagai alat

perabaan; yang kesemuanya merupakan alat indera yang digunakan untuk

menerima stimulus dari luar individu. Stimulus yang diindera itu kemudian

oleh individu diorganisasikan dan diinterpretasikan, sehingga individu

menyadari, mengerti tentang apa yang diinderai itu, dan proses ini disebut

persepsi.

Persepsi merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap

stimulus yang diinderainya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan

merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Karena itu dalam

penginderaan orang akan mengaitkan dengan stimulus, sedangkan dalam

persepsi individu akan mengaitkan dengan objek (Branca, dalam Bimo

Walgito, 2004; 88). Pengorganisasian dalam terjadinya proses persepsi ini

berarti bahwa stimulus yang diterima oleh panca indera terebut akan

direspon oleh individu setelah melalui proses interpretasi oleh otak. Respon

yang diberikan oleh individu merupakan satu kesatuan atau merupakan

bagian yang menyatu dengan individu yang memberikan respon.

Proses pembentukan persepsi menurut Feigi (http://definisi-

pengertian.blogspot.com/2009/11/pengertian-persepsidefinisi-persepsi.html)

diartikan sebagai pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya

stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi

yang berinteraksi dengan "interpretation", begitu juga berinteraksi dengan

"closure". Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi,

maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang

dianggap penting dan tidak penting. Proses “closure” terjadi ketika hasil

seleksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan

bermakna, sedangkan interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan

memberi tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut secara

menyeluruh. Proses yang terjadi dalam persepsi merupakan proses dimana

seorang manusia melakukan pemaknaan terhadap ransangan yang ada

dihadapannya.

Page 40: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

30

Sedangkan menurut Tri Rusmi Widayatun (1999: 111), terjadinya

persepsi dikarenakan adanya obyek/ stimulus yang merangsang untuk

ditangkap oleh panca indera (obyek tersebut menjadi perhatian panca

indera), kemudian stimulus/ obyek perhatian tadi dibawa ke otak. Dari otak

terjadi adanya “kesan” atau jawaban (response) adanya stimulus, berupa

kesan atau respons dibalikkan ke indera kembali berupa “tanggapan” atau

persepsi atau hasil kerja indera berupa pengalaman hasil pengolahan otak.

Tri Rusmi Widayatun menggambarkan jalannya proses persepsi sebagai

berikut:

Obyek/ Sensoris Diproses Output Indra di otak Berupa Stimulasi Indra (input) Persepsi Ransangan Pengalaman/ Response

Gambar 1. proses terjadinya persepsi

Sumber : Tri Rusmi Widayatun (1999: 111)

Dari gambar yang dikemukakan oleh Tri Rusmi Widayatun tersebut,

kita dapat melihat bahwa adanya objek atau stimulus yang datang dari luar

individu pertama-tama akan dirasakan oleh sensoris. Sensoris yang

dimaksudkan adalah kesemua alat indera manusia yang dapat merasakan

adanya stimulus. Setelah diproses oleh panca indera yang bersangkutan,

maka stimulus tersebut diteruskan menuju otak (pusat syaraf). Di otak inilah

kemudian stimulus yang datang diinterpretasikan atau dimaknai oleh otak,

dan kemudian dikembalikan ke indera untuk memberikan respon atas

stimulus yang ada.

Kemudian Tri Rusmi Widayatun (1999: 111) menyatakan bahwa

proses terjadinya persepsi ini perlu fenomena, dan yang terpenting fenomena

dari persepsi ini adalah “perhatian” atau “attention”. Pengertian perhatian

itu sendiri adalah suatu konsep yang diberikan pada proses persepsi yang

Page 41: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

31

menyeleksi input-input tertentu untuk diikutsertakan dalam suatu

pengalaman yang kita sadari/ kenal dalam suatu waktu tertentu. Perhatian

sendiri mempunyai ciri khusus yaitu terfokus dan margin serta berubah-

ubah. Perhatian tersebut memberikan pengaruh terhadap apa yang

dipersepsikan oleh otak atas stimulus atau ransangan.

Bimo Walgito dalam bukunya Pengantar Psikologi Umum (2004: 90)

menyebutkan bahwa proses terjadinya persepsi dimulai dengan objek

menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor.

Perlu dikemukakan bahwa antara objek dan stimulus itu berbeda, tetapi ada

kalanya bahwa objek dan stimulus itu menjadi satu, misalnya dalam hal

tekanan. Benda sebagai objek langsung mengenai kulit, sehingga akan terasa

tekanan tersebut. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses

kealaman atau proses fisik.

Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris

ke otak. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran

sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau

apa yang diraba. Proses yang terjadi di dalam otak atau dalam pusat

kesadaran inilah yang disebut dengan proses psikologis. Dengan demikian

dapat dikemukakan bahwa taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu

menyadari tentang misalnya apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau

apa yang diraba, yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera. Proses ini

merupakan proses terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi

sebenarnya. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu

dalam berbagai macam bentuk.

Bimo Walgito (2004: 90) juga menyebutkan bahwa di dalam proses

persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi

itu. Hal tersebut karena keadaan menunjukkan bahwa individu tidak hanya

dikenai oleh satu stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai macam

stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya. Namun demikian tidak

semua stimulus mendapatkan respon dari individu, tergantung pada

Page 42: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

32

penelitian individu yang bersangkutan. Secara skematis hal tersebut dapat

dikemukakan sebagai berikut:

St St St St

Respon

Fi Fi

Fi Fi

Gambar 2. Skema Proses Terjadinya Persepsi

Sumber : Bimo Walgito (2004: 91)

Keterangan:

St = Stimulus (faktor luar)

Fi = Faktor intern (faktor dalam, termasuk perhatian)

Sp = Struktur pribadi individu

Skema tersebut memberikan gambaran bahwa individu menerima

bemacam-macam stimulus yang datang dari lingkungan. Tetapi tidak semua

stimulus akan diperhatikan atau akan diberikan respon. Individu

mengadakan seleksi terhadap stimulus yang mengenainya, dan disinilah

kemudian berperannya perhatian. Sebagai akibat dari stimulus yang

dipilihnya dan diterima oleh individu, individu menyadari dan memberikan

respon sebagai reaksi terhadap stimulus tersebut. Skema tersebut diatas

dapat dilanjutkan sebagai berikut:

Page 43: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

33

L S O R L

Gambar 3. Skema Lanjutan Proses Terjadinya Persepsi

Sumber : Bimo Walgito (2004: 91)

Ket:

L = Lingkungan

S = Stimulus

O = Organisme atau individu

R = Respon atau reaksi

Selain pendapat tersebut diatas, masih ada pendapat atau teori lain

yang melihat kaitan antara lingkungan atau stimulus dengan respon individu.

Skema tidak seperti yang dikemukakan diatas, akan tetapi berbentuk lain,

yaitu:

L S R L

Gambar 4. Skema Proses Terjadinya Persepsi II

Sumber : Bimo Walgito (2004: 91)

Ket:

L = Lingkungan

S = Stimulus

R = Respon atau reaksi

Dalam skema tersebut terlihat bahwa organisme atau individu tidak

berperan dalam memberikan respon terhadap stimulus yang mengenainya.

Hubungan antara stimulus dengan respon bersifat mekanistis, stimulus atau

Page 44: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

34

lingkungan akan sangat berperan dalam menentukan respon atau perilaku

organisme. Pandangan yang demikian merupakan pandangan yang bersifat

behavioristik. Pandangan ini berbeda dengan pandangan yang bersifat

kognitif, yang memandang berperannya organisme dalam menentukan

perilaku atau responnya sebagaimana yang diungkapkan oleh Weiner pada

tahun 1972. Pandangan behavioristik yang dikemukakan oleh Weiner

tersebut menekankan pada adanya pengaruh stimulus dari lingkungan,

sementara individu sebagai organisme yang memberikan respon dianggap

tidak memberikan pengaruh terhadap proses persepsi.

Tidak semua stimulus akan direspon oleh organisme atau individu.

Respon diberikan oleh individu terhadap stimulus yang ada persesuaian atau

yang menarik perhatian individu. Dengan demikian dapat dikemukakan

bahwa yang dipersepsi oleh individu selain tergantung kepada stimulusnya

juga tergantung kepada keadaan individu yang bersangkutan. Stimulus yang

mendapatkan pemilihan dari individu tergantung kepada bermacam-macam

faktor, salah satu faktornya adalah perhatian individu yang merupakan aspek

psikologis individu dalam mengadakan persepsi. Stimulus merupakan salah

satu faktor yang berperan dalam persepsi. Selain stimulus, menurut Bimo

Walgito (2004: 89), ada beberapa faktor lainnya yang sangat berpengaruh

didalam persepsi, diantaranya adalah:

1). Objek Persepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.

Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga

dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung

mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun

sebagian besar stimulus datang dari luar individu.

2). Alat Indera, Syaraf, dan Pusat Susunan Syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.

Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk

meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf,

Page 45: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

35

yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan

respon diperlukan syaraf motoris.

3). Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya

perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan

dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan

atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada

sesuatu atau sekumpulan objek.

Selain itu, juga terdapat teori-teori mengenai persepsi. Diantaranya

teori-teori persepsi menurut Tri Rusmi Widayatun (1999: 112), antara lain

yaitu:

1. Persepsi itu dalam stabilitasnya berbeda dalam ukuran, kecemerlangan

warna, stabilitas gerak.

2. Persepsi bisa terjadi dengan sendirinya

3. Setiap manusia/ individu dalam persepsi selalu berbeda

4. Ada 4 hal yang sangat berpengaruh terhadap persepsi:

a. Persepsi dalam belajar yang berbeda

b. Kesiapan mental

c. Kebutuhan dan motivasi (need & motivasi)

d. Persepsi gaya berpikir yang berbeda (Cognitive Style)

5. Persepsi/ tanggapan didalam bentuk data aktualnya disebut informasi

6. Hukum-hukum persepsi

a. Prinsip kedekatan

b. Prinsip kesamaan

c. Prinsip sendiri/ tertutup

d. Prinsip kontinu

e. Hukum gerak bersama

Sedangkan bentuk-bentuk persepsi menurut Tri Rusmi Widayatun

antara lain:

1. Persepsi bentuk, yang dipersepsi bentuk obyek

Page 46: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

36

2. Persepsi kedalaman

Ada Mono dan Bi atau disebut dengan Monocular Cues dan Binocular

Cues

3. Persepsi gerak

Persepsi gerak ini terdiri dari gerak nyata dan gerak maya

4. Persepsi terhadap diri sendiri (intropeksi dan persepsi terhadap orang

lain (ekstropeksi)

5. Persepsi dengan berbagai jenis yang berhubungan dengan sensoris dan

motoris

a. Persepsi auditif/ suara

b. Persepsi vision / penglihatan

c. Persepsi bau/ penciuman

d. Persepsi motoris/ gerak

e. Persepsi pengecap/ lidah/ rasa

f. Persepsi peraba/ kulit

6. Persepsi yang dilihat dari konstansinya

a. Persepsi warna

b. Persepsi bentuk

c. Persepsi beasar/ kecil (persepsi ukuran)

d. Persepsi tempat

e. Persepsi jauh/ dekat obyek

Dalam penelitian ini persepsi akan peneliti batasi pada bagaimana

siswa menanggapi respon yang berasal dari tenaga pendidik atau guru.

Persepsi siswa akan dikaitkan dengan bagaimana para siswa menanggapi,

merespon, menafsirkan serta menginterpretasikan kompetensi yang dimiliki

oleh tenaga pengajarnya, khususnya adalah tenaga pengajar mata pelajaran

sosiologi. Adapun penjabaran tentang kompetensi guru akan diuraikan

sebagai berikut:

Page 47: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

37

a. Pengertian Kompetensi Guru

Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh

sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar

ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka.

Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar

yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya,

sehingga kondisi belajar para siswa berada pada tingkat optimal. Dalam

interaksi belajar mengajar, guru adalah seseorang yang memberikan

pelajaran dan siswa adalah orang yang menerima pelajaran. Di dalam

mentransfer pengetahuan kepada siswa diperlukan pengetahuan atau

kecakapan serta keterampilan sebagai guru. Tanpa kesemua hal tersebut,

tidak mungkin proses interaksi belajar mengajar dapat berjalan secara

kondusif. Di sinilah kompetensi dalam arti kemampuan, mutlak diperlukan

guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

Kompetensi menurut Syaiful Bahri Djamarah (1994: 33) berasal dari

bahasa inggris “competence”, yang mempunyai arti kecakapan, kemampuan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompetensi adalah kewenangan

(kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan) sesuatu. Berdasarkan asal

kata serta arti menurut kamus di atas, maka kompetensi itu sebenarnya

merupakan hal yang berkaitan erat dengan kepemilikan pengetahuan,

kecakapan atau keterampilan.

Menurut Munandar dalam Hamzah B. Uno (2007: 61) kompetensi

merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari

pembawaan dan latihan. Littrell dalam Hamzah B. Uno mengemukakan

bahwasanya kompetensi adalah kekuatan mental dan fisik untuk melakukan

tugas atau keterampilan yan dipelajari melalui latihan dan praktik. (2007:

62). Kompetensi menurut definisi Mendiknas (SK. 04/U/2002) adalah

seperangkat tindakan cerdas yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk

dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di

bidang tertentu.

Page 48: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

38

Mc. Ashan dalam Bermawi Munthe (2009: 28) mengungkapkan bahwa

kompetensi adalah:

“knowledge, skills, and abilities or capacities that a person achieves,

which particular became part of his or her begin to extent he or she

can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and

psychomotor behaviour.”

Pengertian kompetensi menurut Mc. Ashan tersebut mengandung

makna bahwa kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan

kemampuan yang diperoleh seseorang untuk dapat melakukan sesuatu

dengan baik, termasuk perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Hal tersebut menekankan bahwasanya kompetensi yang dimiliki oleh

seseorang tersebut harus melingkupi kemampuan dan keterampilan kognitif,

afektif, dan juga psikomotorik.

Pada dasarnya pengertian kompetensi adalah kemampuan dan

kecakapan. Seseorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah

seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan

tuntutan bidang kerja yang bersangkutan. Spenser dan Spenser dalam

Hamzah B. Uno (2007; 62) mendefinisikan kemampuan sebagai

karakteristik yang menonjol dari seorang individu yang berhubungan dengan

kinerja efektif dan/ atau superior dalam suatu pekerjaan atau situasi.

Selanjutnya Spenser dan Spenser dalam Hamzah B. Uno (2007: 63)

membagi lima karakteristik kompetensi yakni sebagai berikut:

1. Motif

Motif adalah sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan yang

menyebabkan sesuatu. Contohnya orang yang termotivasi dengan

prestasi akan mengatasi segala hambatan untuk mencapai tujuan, dan

bertanggung jawab melaksanakannya.

Page 49: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

39

2. Sifat

Sifat adalah karakteristik tanggapan konsisten terhadap situasi atau

informasi. Contohnya penglihatan yang baik adalah kompetensi sifat

fisik bagi seorang pilot. Begitu halnya dengan kontrol diri emosional dan

inisiatif adalah lebih kompleks dalam merespon situasi secara konsisten.

Kompetensi sifat ini pun sangat dibutuhkan dalam memecahkan masalah

dan melaksanakan panggilan tugas.

3. Konsep Diri

Sikap adalah sikap, nilai, dan image diri seseorang. Contohnya

kepercayaan diri. Kepercayaan atau keyakinan seseorang agar dia

menjadi efektif dalam semua situasi adalah bagian dari konsep diri.

4. Pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang

tertentu. Contohnya, pengetahuan ahli bedah terhadap urat syaraf dalam

tubuh manusia.

5. Keterampilan,

Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang

berkaitan dengan fisik dan mental. Contoh kemampuan fisik adalah

keterampilan programmer komputer untuk menyusun data secara

beraturan. Sedangkan kemampuan berpikir analitis dan konseptual

adalah berkaitan dengan kemampuan mental atau kognitif seseorang.

Stephen P. Becker dan Jack gordon dalam Bermawi Munthe (2009:29)

mengemukakan beberapa unsur atau elemen yang terkandung dalam konsep

kompetensi, yaitu:

1. Pengetahuan (knowledge).

Pengetahuan adalah kesadaran dibidang kognitif, misalnya, seorang guru

mengetahui cara melaksanakan kegiatan identifikasi, penyuluhan, dan

proses pembelajaran terhadap warga belajar.

2. Pengertian (understading).

Pengertian adalah kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki siswa,

misalnya seorang guru yang akan melaksanakan kegiatan tentang

Page 50: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

40

keadaan dan kondisi warga belajar di lapangan, sehingga dapat

melaksanakan program kegiatan secara baik dan efektif.

3. Keterampilan (skill)

Keterampilan adalah kemampuan individu untuk melakukan suatu tugas

atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya, misalnya kemampuan yang

dimiliki oleh guru untuk menyusun alat peraga pendidikan secara

sederhana.

4. Nilai (value).

Nilai adalah suatu norma yang telah diyakini atau secara psikologis telah

menyatu dalam diri individu.

5. Minat (interest)

Minat adalah keadaan yang mendasari motivasi, keinginan yang

berkelanjutan, dan orientasi psikologis. Misalnya, guru yang baik selalu

tertarik kepada warga belajar dalam hal membina dan memotivasi

mereka supaya dapat belajar sebagaimana yang diharapkan.

Pengertian guru itu sendiri menurut N.A. Ametembun dalam Syaiful

Bahri Djamarah (1994: 33) adalah semua orang berwenang dan bertanggung

jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual ataupun

klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Hal ini berarti bahwa

seorang guru minimal memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang

dan kemampuan dalam menjalankan tugas. Untuk itu, seorang guru perlu

memiliki kepribadian, menguasai bahan pelajaran dan menguasai cara-cara

mengajar sebagai dasar kompetensi. Bila guru tidak memiliki kepribadian,

tidak menguasai bahan pelajaran dan cara-cara mengajar, maka guru gagal

menunaikan tugasnya. Oleh karena itu, kompetensi mutlak dimiliki oleh

seorang guru sebagai kemampuan, kecakapan atau keterampilan dalam

mengelola kegiatan pendidikan. Dengan demikian, kompetensi guru berarti

pemilikan pengetahuan keguruan, dan pemilikan keterampilan serta

kemampuan sebagai guru dalam melaksanakan tugasnya.

Berdasarkan pengertian tentang kompetensi dan guru, banyak ahli

yang memberikan definisi tentang kompetensi guru. Kompetensi

Page 51: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

41

professional guru menurut Hamzah Uno adalah seperangkat kemampuan

yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas

mengajarnya dengan berhasil. (2007: 18). Adapun kompetensi yang harus

dimiliki oleh seorang guru terdiri dari empat kompetensi, yaitu kompetensi

paedagogik, kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional. Keberhasilan seorang guru dalam menjalankan profesinya

sangat ditentukan oleh keempatnya dengan penekanan pada kemampuan

mengajar.

Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen

pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi paedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional

yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Jika dijabarkan, kompetensi guru

menurut UU No. 14 tahun 2005 tersebut yaitu:

1. Kompetensi Paedagogik

Kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan

merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan

interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan

melakukan penilaian. Kompetensi pedagogik ini merupakan kemampuan

dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi pemahaman wawasan

atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik,

pengembangan kurikulum/ silabus, perancangan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, evaluasi hasil

belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya.

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kepribadian yang mantap, berakhlak

mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi para peserta didik.

Setiap guru memiliki pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang

mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dari guru

Page 52: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

42

lainnya. Seorang guru harus menampilkan kepribadiannya yang baik,

tidak saja ketika melaksanakan tugasnya di sekolah, tetapi di luar sekolah

pun guru harus menampilkan kepribadian yang baik. Hal ini untuk

menjaga wibawa dan citra guru sebagai pendidik yang selalu digugu dan

ditiru oleh siswa atau masyarakat. Kompetensi kepribadian ini antara lain

meliputi sikap mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa,

berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat,

mengevaluasi kinerja sendiri, serta mengembangkan diri secara

berkelanjutan.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi social adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,

orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Guru juga

merupakan seorang manusia yang dikodratkan sebagai makhluk sosial

dan juga makhluk etis. Seorang guru harus dapat memperlakukan peserta

didiknya secara wajar dan bertujuan agar tercapai optimalisasi potensi

pada diri masing-masing peserta didik. Guru harus memahami dan

menerapkan prinsip belajar humanistik yang beranggapan bahwa

keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan yang ada pada diri

peserta didik tersebut. Guru juga harus mampu membangun komunikasi

yang baik dengan lingkungan, seperti misalnya komunikasi terhadap

orang tua siswa, tetangga, atau anggota masyarakat lainnya. Kompetensi

sosial ini antara lain meliputi kemampuan berkomunikasi lisan dan

tulisan, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara

fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan bergaul secara

santun dengan masyarakat sekitar.

Page 53: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

43

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran

secara luas dan mendalam. Kompetensi professional adalah berbagai

kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai

guru profesional. Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau

keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus

diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan

rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya. Kompetensi profesional

antara lain meliputi konsep, struktur, dan metoda keilmuan/ teknologi/

seni yang menaungi/ koheren dengan materi ajar, materi ajar yang ada

dalam kurikulum sekolah, hubungan konsep antar mata pelajaran terkait,

penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari, dan

kompetisi secara professional dalam konteks global dengan tetap

melestarikan nilai dan budaya nasional

Sedangkan menurut Hamzah Uno macam-macam kompetensi yang

harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain:

1. Kompetensi Profesional.

Kompetensi profesional berarti bahwa guru harus memiliki pengetahuan

yang luas dari subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta

penguasaan metodologi dalam arti memiliki konsep teoritis mampu

memilih metode dalam proses belajar mengajar.

2. Kompetensi Personal.

Kompetensi personal adalah sikap kepribadian yang mantap sehingga

mampu menjadi sumber intensifikasi bagi subjek. Dalam hal ini berarti

memiliki kepribadian yang pantas diteladani, mampu melaksanakan

kepemimpinan seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu

“Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri

Handayani”.

Page 54: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

44

3. Kompetensi Sosial.

Kompetensi sosial memiliki arti bahwa seorang guru harus menunjukkan

atau mampu berinteraksi sosial, baik dengan murid-muridnya maupun

dengan sesama guru dan kepala sekolah, bahkan dengan masyarakat luas.

4. Kompetensi Untuk Melakukan Pelajaran.

Kompetensi ini maksudnya adalah kemampuan untuk melaksanakan

pelajaran yang sebaik-baiknya yang berarti mengutamakan nilai-nilai

sosial dari nilai material. Berdasarkan peran guru sebagai pengelola

proses pembelajaran, harus memiliki kemampuan:

a. Merencanakan sistem pembelajaran:

1. Merumuskan tujuan

2. Memilih prioritas materi yang akan diajarkan

3. Memilih dan menggunakan metode

4. Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada

5. Memilih dan menggunakan media pembelajaran

b. Melaksanakan sistem pembelajaran:

1. Memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat

2. Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat

c. Mengevaluasi sistem pembelajaran:

1. memilih dan menyusun jenis evaluasi

2. Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses

3. Mengadministrasi hasil evaluasi

d. Mengembangkan sistem pembelajaran:

1. Mengoptimalisasi potensi peserta didik

2. Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri

3. Mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut

Sedangkan kompetensi guru yang telah dibakukan oleh Dirjen

Dikdasmen Depdiknas (1999) seperti yang dikutip oleh Hamzah Uno adalah

sebagai berikut:

1. Mengembangkan kepribadian

2. Menguasai landasan pendidikan

Page 55: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

45

3. Menguasai bahan pelajaran

4. Menyusun program pengajaran

5. Melaksanakan program pengajaran

6. Menilai hasil dalam PBM yang telah dilaksanakan

7. Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran

8. Menyelenggarakan program bimbingan

9. Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat

10. Menyelenggarakan administrasi sekolah.

Guru yang dinilai berkompeten secara profesional menurut Oemar

Hamalik (2002: 38), adalah apabila:

1. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-

baiknya.

2. Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara

berhasil.

3. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan

(tujuan instruksional) sekolah.

4. Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses

mengajar dan belajar dalam kelas.

Menurut Abdul Majid (2006: 6), ruang lingkup standar kompetensi

guru meliputi tiga komponen kompetensi, yaitu:

1. Komponen pengelolaan pembelajaran

Komponen pengelolaan pembelajaran tersebut mencakup penyusunan

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar mengajar,

penilain prestasi belajar peserta didik, dan pelaksanaan tindak lanjut

hasil penilaian.

2. Komponen potensi pengembangan potensi yang diorientasikan pada

pengembangan profesi.

3. Komponen kompetensi penguasaan akademik.

Komponen kompetensi penguasaan akademik mencakup pemahaman

pemahaman wawasan pendidikan dan penguasaan bahan kajian

akademik.

Page 56: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

46

Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung

jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga

menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan

penyesuaian penguasaan kompetensinya. Guru harus lebih dinamis dan

kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa. Guru dimasa

mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling “well

informed” terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang

berkembang dan berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Dimasa

depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai ditengah-tengah

siswanya. Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran

informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau

hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik dari siswa, orang tua

maupun masyarakat. Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut,

guru perlu berpikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus

melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus

menerus.

Guru sebagai salah satu bagian yang urgen dari proses pendidikan

juga harus mengadakan pembaharuan-pembaharuan. Seorang guru tidak

boleh stagnan karena akan membuatnya tertinggal dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semakin hari semakin berkembang pesat.

Sebagai pengajar sekaligus pendidik, guru dituntut harus memiliki

kecakapan dibidangnya. Profesionalisme harus dimiliki setiap guru demi

mendongkrak keterpurukan dan ketertinggalan bangsanya dalam dunia

pendidikan. Guru yang berkompeten akan memberikan pengaruh baik pada

anak didiknya. Anak didik akan termotivasi dan lebih giat lagi dalam

menggali ilmu pengetahuan yang belum diketahuinya.Kecerdasan

intelektual dan perilakunya sehari-hari merupakan sosok yang menjadi

contoh bagi setiap anak didiknya.

Oleh karena itu kompetensi dan profesionalitas guru sebaiknya sudah

benar-benar direncanakan, diaplikasikan dan dikembangkan dalam kegiatan

proses belajar mengajar. Disamping itu, guru masa depan harus paham

Page 57: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

47

penelitian guna mendukung terhadap efektivitas pembelajaran yang

dilaksanakannya, sehingga dengan dukungan hasil penelitian guru tidak

terjebak pada praktek pembelajaran yang menurut asumsi mereka sudah

efektif, namum kenyataannya justru mematikan kreativitas para siswanya.

Begitu juga, dengan dukungan hasil penelitian yang mutakhir

memungkinkan guru untuk melakukan pembelajaran yang bervariasi dari

tahun ketahun, disesuaikan dengan konteks perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung.

c. Teori Persepsi

Teori persepsi yang akan peneliti gunakan dalam penelitian yang

berjudul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Dan

Antusiasme Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas X SMAN 4

Surakarta” ini nantinya adalah teori Gestalt yang dikemukakan oleh

Wertheimer. Menurut Bimo Walgito (2004: 93), teori Gestalt ini mula-mula

dikemukakan oleh Wertheimer atas kejadian yang dialaminya pada waktu ia

berada di stasiun kereta api yang dinamakan phi-phenomena, yaitu bahwa

dalam seseorang mempersepsi sesuatu tidak hanya semata-mata tergantung

pada stimulus objektif, tetapi individu yang mempersepsi juga berperan

dalam persepsi tersebut.

Didalam contoh yang dialami oleh Wertheimer, stimulusnya adalah

sinar yang tidak bergerak, tetapi dipersepsi sebagai sesuatu yang bergerak.

Selanjutnya Wertheimer dalam Bimo Walgito (2004:94) mengemukakan

tentang hukum-hukum persepsi, yakni sebagai berikut:

1) Hukum Pragnanz

Pragnanz berarti penting, meaningsfull, penuh arti atau berarti. Jadi apa

yang dipersepsi itu menurut hukum ini adalah penuh arti, suatu

kebulatan yang mempunyai arti penuh. Hukum ini oleh kaum Gestalt

dipandang sebagai hukum yang pokok.

Page 58: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

48

2) Hukum Figure – Ground

Dalam persepsi dikemukakan adanya dua bagian dalam perceptual field,

yaitu figure yang merupakan bagian yang dominan dan merupakan fokus

perhatian, dan ground yang melatarbelakangi atau melengkapi. Jika

individu mengadakan persepsi sesuatu, apa yang tidak menjadi fokus

dalam persepsi itu akan menjadi fokus dalam persepsi itu akan menjadi

latar belakang atau ground-nya. Antara figure dan gruond dapat pindah

atau bertukar peran satu dengan yang lain, yaitu yang semua ground

dapat menjadi figure, misalnya pada vas Rubin. Hal ini akan bergantung

pada perhatian seseorang dalam mengadakan persepsi itu.

3) Hukum Kedekatan

Hukum ini menyatakan bahwa apabila stimulus itu saling berdekatan

satu dengan yang lain, akan adanya kecenderungan untuk dipersepsi

sebagai suatu keseluruhan atau suatu Gestalt.

Contoh : xx xx xx

Dalam gambar di atas orang akan mempersepsi silang pertama dan

kedua, ketiga dan keempat, kelima dan keenam masing-masing

merupakan suatu gestalt daripada silang kedua dengan silang ketiga,

silang keempat dengan silang kelima. Inilah yang dimaksud dengan

hukum kedekatan.

4) Hukum Kesamaan (similary)

Hukum ini menyatakan bahwa stimulus atau objek yang sama,

mempunyai kecenderungan untuk dipersepsi sebagai suatu kesatuan atau

sebagai suatu gestalt.

Page 59: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

49

Contoh:

x x x x x x x x

• • • • • • • •

x x x x x x x x

• • • • • • • •

x x x x x x x x

• • • • • • • •

Gambar 5. hukum kesamaan

Bimo Walgito (2004:95)

Dalam seseorang mempersepsi gambar tersebut, orang akan

mempersepsi sebagai suatu deretan silang (x), satu deretan titik, satu

deretan silang lagi, satu deretan titik lagi, dan seterusnya. Inilah yang

dimaksud dengan hukum kesamaan.

5) Hukum Kontinuitas

Hukum ini menyatakan bahwa stimulus yang mempunyai kontinuitas

satu dengan yang lain, akan terlihat dari ground dan akan dipersepsi

sebagai suatu kesatuan atau keseluruhan.

Contoh:

(a)

Page 60: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

50

(b)

(c)

Gambar 6. Contoh Hukum Kontinuitas

Bimo Walgito (2004:95)

Gambar tersebut diatas akan dipersepsi bahwa garis (a) merupakan garis

yang kontinu, bukan merupakan garis yang terpotong-potong sekalipun

garis (a) tersebut dipotong-potong oleh garis-garis yang lain.

6) Hukum Kelengkapan atau Ketertutupan (closure)

Hukum ini menyatakan bahwa dalam persepsi adanya kecenderungan

orang mempersepsi sesuatu yang kurang lengkap menjadi lengkap,

sehingga menjadi sesuatu yang penuh arti atau berarti.

Contoh:

Gambar 7. Contoh Hukum Closure

Bimo Walgito (2004: 96)

Dalam contoh ini gambar tersebut dipersepsi sebagai suatu lingkaran

sekalipun secara objektif gambar tersebut belum merupakan lingkaran

Page 61: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

51

karena ujung pangkalnya belum bertemu. Sekalipun demikian gambar

tersebut dipersepsi sebagai sebuah lingkaran, karena gambar tersebut

mempunyai arti penuh. Jadi dalam seseorang mempersepsi sesuatu yang

sebenarnya masih kurang, kekurangan tersebut ditutup atau dilengkapi

sehingga apa yang dipersepsi sebagai sesuatu yang mempunyai arti.

Terkait dengan penelitian ini nantinya, maka persepsi ynag

dimaksudkan akan dibatasi pada persepsi siswa tentang kompetensi yang

dimiliki oleh seorang guru. Baik buruknya atau positif dan negatuf persepsi

yang diberikan siswa tentang kompetensi guru inilah yang menurut peneliti

memungkinkan adanya pengaruh terhadap hasil capaian prestasi belajar

siswa.

3. Antusiasme dalam Belajar

a. Pengertian Antusiasme Belajar

Kata antusias (enthusiast) atau antusiasme (enthusiasm) berasal dari

bahasa Yunani kuno “entheos” yang berarti “Tuhan di dalam” dan antusias

berarti “diilhami dari Tuhan”. Sedangkan menurut kamus Webster,

antusiasme berarti “kegairahan yang kuat terhadap salah satu sebab atau

subyek; semangat atau minat yang berapi-api; kegairahan.” Antusiasme

adalah gairah dalam diri kita yang diikuti dengan perasaan terinspirasi

sesuatu, termotivasi untuk mewujudkan sesuatu disertai daya optimis dan

kreativitas. (http://suciptoajisaka.com/2008/05/16/antusiasme-rahasia-

keberhasilan-yang-jarang-dikenal/Antusiasme, Rahasia Keberhasilan Yang

Jarang Dikenal ).

Antusias antusiasme adalah sikap, yakni sikap untuk melakukan

sesuatu tanpa paksaan bahkan selalu ingin melakukannya. Sikap antusias

akan membawa pada pikiran, perasaan dan tindakan yang positif. Positif

dalam hal umum. Sikap antusias menimbulkan gairah positif yang

meningkatkan kualitas hubungan dengan orang lain, membuat lebih terbuka

Page 62: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

52

terhadap ide-ide atau peluang baru dan bahkan meningkatkan kualitas

kesehatan.

Antusiasme adalah semangat yang tinggi seperti apa yang disampaikan

Nelson Mandela:

“Saya mengalami sendiri bahwa kita mampu menanggung hal-hal yang sebenarnya tak tertanggungkan jika kita dapat menjaga semangat hidup tetap tinggi meski tubuh kita disiksa. Keyakinan yang kuat adalah rahasia kesanggupan menanggung segala kekurangan. Semangatmu bisa penuh meskipun perutmu kosong”. (http://mymindmydestiny.blogspot.com/2009/04/antusiasme-seni-

mendengarkan-dan-humor.html)

Albert Carr dalam bukunya How to Attract Good Luck tidak menyebut

kata antusiasme, tetapi sebagai gantinya ia menyebut kata “semangat”

(”zest”) - yang kurang lebih sama artinya dengan antusias - sebagai jalan

pintas menuju keberuntungan (the shortcut to luck).

(http://pengendara.wordpress.com/2009/06/18/antusias/), Ada alasan yang

mendasar mengapa Carr mengambil kesimpulan begitu. Alasannya adalah

bahwa “semangat” yang kita pancarkan kepada orang lain akan

melemparkan ‘kabel’ kemujuran sehingga mengalirlah “arus kemujuran”

dengan cepat kepada kita. Seringkali semangat juga memperlihatkan

pengaruhnya atas keberuntungan secara lebih halus dan dalam periode

waktu yang lebih lama.

Albert Carr kemudian memberi contoh bagaimana Winston Churchill

menuai keberuntungan yang besar karena antusiasme atau semangatnya

yang begitu tinggi. Kualitas semangat Winston Churchill sudah berkobar-

kobar semenjak ia masih muda, sebelum terjun ke dunia politik. Ketika ia

menjadi wartawan muda, rekan-rekannya sesama jurnalis (yang kebanyakan

lebih senior) sering menjulukinya Winston Churchill dengan sinis sebagai

“si setan mujur Churchill”, karena ia berhasil memperoleh beberapa berita

penting dari nara sumber yang berpangkat jenderal (pada masa Perang

Page 63: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

53

Boer), sementara wartawan yang lain kesulitan mendapatkannya. Hal itu

ternyata disebabkan oleh semangat Churchill yang berhasil ‘mencuri hati’

sang jenderal. Ia memang beruntung, tetapi yang tidak mereka lihat adalah

sejauh mana keberuntungan itu “diundang” Churchill dengan kesiapan

bersemangat dalam setiap petualangannya. Dalam sejarah, ia diakui oleh

dunia sebagai orang yang paling bersemangat di zamannya.

Antusiasme atau semangat merupakan kekuatan diri yang sangat kuat,

karena telah menimbulkan kesan yang mendalam bagi orang lain yang kita

ajak berbicara. Pengaruhnya akan lebih kuat lagi jika ditambahi dengan

keramahtamahan, apalagi dengan orang asing atau orang yang baru kita

kenal. Hal ini akan melipatgandakan manfaat dari networking yang kita

lakukan. Bila dengan networking kita bisa memperbesar kemungkinan

mendapatkan peluang, maka dengan tambahan antusiasme dan keramahan,

peluang itu akan lebih cepat ditemukan. Itulah kekuatan dari antusiasme atau

semangat. Jadi tidak salah apabila Bertrand Russell menyebut semangat

sebagai “tanda paling khusus dan universal dari orang-orang bahagia.”

Hal yang pertama yang harus dimiliki seseorang untuk menggapai

kesuksesannya adalah visi dan tujuan yang jelas, namun sebaik apapun

visi, tujuan ataupun rencana yang sudah terjadwal sangat rapi jika

tidak diiringi dengan tindakan semuanya terasa mustahil. tindakan akan

mengubah sesuatu yang hanya sekedar coretan diatas kertas menjadi

kenyataan. Akan tetapi hal ini juga harus disertai dengan antusias, sebab

antusias adalah bahan bakar dari tindakan itu sendiri. Tingkat motivasi

yang kita miliki berbanding lurus dengan jumlah antusiasme yang kita

miliki.

Berdasarkan pada pengertian antusiasme tersebut, penulis mengartikan

semangat belajar sebagai sikap semangat atau gairah untuk melakukan

kegiatan belajar tanpa adanya rasa keterpaksaan. Dalam hal ini, siswa yang

mempunyai rasa antusiasme belajar yang tinggi maka siswa tersebut

mempunyai rasa semangat belajar yang tinggi, bergairah dalam belajar dan

Page 64: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

54

tidak pernah merasa terpaksa dalam melakukan maupun mengikuti kegiatan

belajar mengajar. Antusiasme tinggi yang dimiliki oleh seorang siswa

dimungkinkan akan memberikan pengaruh terhadap prestasi atau hasil

belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Seorang siswa yang selalu

antusias, bersemangat, serta tidak pernah merasa terpaksa dalam melakukan

atau mengikuti kegiatan belajar akan membuat siswa merasa senang dan

menikmati keseluruhan proses belajar mengajar.

Pengajar adalah pemberi contoh utama bagi seorang siswa yang baru

mulai belajar. Ia akan digugu dan ditiru oleh anak muridnya. Untuk itu

seorang pengajar harus sangat berhati-hati dalam bersikap karena sikap

itulah yang akan ditularkan kepada anak muridnya. Beberapa hal yang harus

ditularkan oleh seorang pengajar kepada para siswanya yakni :

1). Antusiasme

Antusiasme dalam belajar adalah hal pertama yang bisa ditularkan guru

kepada muridnya. Seorang guru harus mempunyai minat kepada apa

yang ia ajarkan. Tanpa mempunyai minat terhadap apa yang ia ajarkan, ia

hanya akan menularkan ketidakminatannya kepada murid-muridnya, dan

ini adalah pintu yang pasti untuk mematikan proses pendidikan. Seorang

yang penuh minat akan menularkan antusiasme kepada orang di

sekitarnya. Ia akan berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan bahwa

“barang” yang dibawanya adalah sebuah barang yang bagus

2). Cara belajar

Seorang guru, selain pengajar, tentunya juga seorang pembelajar juga. Ia

adalah seorang yang tidak pernah berhenti belajar. Hanya dengan cara

demikian ia bisa menjadi pembimbing para pelajar, karena ia

mengajarkan dari pengalamannya sendiri. Apa yang harus dilakukan

seorang pengajar di kelas. Kelas adalah ibarat sebuah panggung bagi

seorang pengajar. Di sana ia harus berusaha semaksimal mungkin

menarik perhatian siswa, supaya mereka tertarik pada apa yang diajarkan.

Kedua hal tersebut diatas, yakni persepsi siswa tentang kompetensi

guru dan antusiasme belajar siswa akan dikaitkan dengan prestasi belajar

Page 65: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

55

siswa sebagai salah satu tolak ukur utama keberhasilan siswa dalam dunia

pendidikan. Persepsi positif maupun negatif yang diberikan oleh siswa

terhadap guru serta adanya rasa antusiasme siswa baik itu antusiasme yang

tinggi dan juga rendah, dimungkinkan akan memberikan pengaruh terhadap

tinggi rendahnya prestasi atau hasil capaian belajar yang diperoleh oleh

siswa.

b. Teori tentang Antusiasme Belajar

Dalam membahas tentang antusiasme atau semangat belajar pada

penelitian ini, peneliti kemudian membatasi pada pengertian antusiasme

yang dikemukakan oleh Sucipto Ajisaka. Antusiasme itu adalah gairah

dalam diri kita yang diikuti dengan perasaan terinspirasi sesuatu, termotivasi

untuk mewujudkan sesuatu disertai daya optimis dan kreativitas.

(http://suciptoajisaka.com/2008/05/16/antusiasme--rahasia--keberhasilan--

yang--jarang--dikenal/Antusiasme, Rahasia Keberhasilan Yang Jarang

Dikenal ). Teori yang akan dipergunakan oleh peneliti adalah Teori

Kebutuhan yang dikemukakan oleh Murray dalam Bimo Walgito (2004:

230).

Dalam teori kebutuhan ini, Murray mengemukakan suatu daftar dari

dua puluh kebutuhan yang berlawanan satu sama lain, misalnya kebutuhan

akan nurturance, yaitu kebutuhan untuk menerima asuhan, dan kebutuhan

untuk memberikan care, untuk memberikan asuhan, dan kebutuhan

soccorance (n- soccorance), yaitu kebutuhan untuk menerima asuhan.

Kebutuhan-kebutuhan yang dikemukakan oleh Murray atau juga motif-motif

seperti yang dikutip oleh Bimo Walgito (2004: 230) adalah sebagai berikut:

1) Merendah atau merendakan diri (abasement)

Page 66: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

56

Merendah atau merendahkan diri adalah menerima celaan atau cercaan

orang lain. Merendahkan diri dalam menghadapi orang lain, menerima

hukuman bila melakukan kesalahan.

2) Berprestasi (achievement)

Berprestasi adalah motif yang berkaitan dengan untuk memperoleh

prestasi yang baik, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi,

mengerjakan tugas-tugas secepat mungkin dan sebaik-baiknya.

3) Afiliasi (Affiliation)

Afiliasi adalah motif atau kebutuhan yang berkaitan dengan berteman,

untuk mengadakan hubungan dengan orang lain.

4) Agresi (Aggression)

Agresi adalah motif yang berkaitan dengan sikap agresivitas, melukai

orang lain, berkelahi, menyerang orang lain.

5) Otonomi (Autonomy)

Otonomi adalah motif atau kebutuhan yang berkaitan dengan

kebebasan, bebas dalam menyatakan pendapat, ataupun berbuat, tidak

menggantungkan kepada orang lain, mencari kemandirian.

6) Counteraction

Counteraction adalah motif yang berkaitan dengan usaha untuk

mengatasi kegagalan-kegagalan, mengadakan tindakan sebagai

counternya.

7) Pertahanan (dependence)

Pertahanan adalah motif yang berkaitan dengan pertahanan diri

8) Hormat (deference)

Hormat adalah motif yang berhubungan dengan rasa hormat, berbuat

seperti apa yang diharapkan oleh orang lain.

9) Dominasi (dominance)

Page 67: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

57

Dominasi adalah motif yang berhubungan dengan sikap menguasai

orang lain, menjadi pemimpin, membantah pendapat orang lain, ingin

mendominasi orang lain.

10) Ekshibisi atau pamer (exhibition)

Ekshibisi adalah motif yang berkaitan dengan ekshibisi atau pamer,

menonjolkan diri supaya dilihat orang lain, ingin menjadi pusat

perhatian.

11) Penolakan Kerusakan (harmavoidance)

Penolakan kerusakan adalah motif yang berusaha menolak hal-hal

yang merugikan, yang menyakitkan badan, menolak rasa sakit,

menolak hal-hal yang merugikan dalam kejasmanian, menghindari hal-

hal yang membahayakan.

12) Infavoidance

Infavoidance adalah motif yang berkaitan dengan usaha menghindari

hal-hal yang memalukan, hal-hal yang membawa kegagalan.

13) Memberi bantuan (nurturance)

Memberi bantuan adalah motif yang berkaitan dengan memberi

bantuan atau menolong kawan atau orang lain, memperlakukan orang

lain dengan baik, kasih sayang kepada orang lain.

14) Teratur (order)

Teratur adalah motif untuk keteraturan, kerapihan, menunjukkan

keteraturan dalam segala hal.

15) Bermain (play)

Bermain adalah motif yang berkaitan dengan bermain, relaks,

kesenangan, melawak, menghindari hal-hal yang menegangkan.

16) Menolak (rejection)

Menolak adalah motif untuk menolak pihak lain, orang lain,

menganggap sepi orang lain.

17) Sentience

Page 68: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

58

Sentiene adalah motif yang mencari kesenangan terhadap impresi yang

melalui alat indera (sensuous impression).

18) Seks (sex)

Seks adalah motif yang berkaitan dengan kegiatan seksual.

19) Bantuan atau pertolongan (succorance)

Bantuan adalah motif yang berkaitan untuk memperoleh simpati atau

bantuan orang lain, untuk bergantung pada pihak lain.

20) Mengerti (understanding)

Mengerti adalah motif untuk menganalisis pengalaman, untuk memilah

konsep-konsep, mensintesiskan ide-ide, menemukan hubungan satu

dengan yang lain.

Teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Murray ini peneliti

pergunakan dengan menghubungkan antara adanya antusiasme belajar

terhadap prestasi belajar siswa. Adanya antusiasme dalam belajar menurut

peneliti, dimungkinkan karena adanya kebutuhan akan prestasi seperti yang

diungkapkan oleh Muray dalam dua puluh kebutuhan (pada point dua).

Adanya kebutuhan untuk memperoleh prestasi yang baik, memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi, mengerjakan tugas-tugas secepat mungkin

dan sebaik-baiknya memungkinkan timbulnya antusiasme belajar pada diri

siswa.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Ada beberapa hasil penelitian yang menurut peneliti relevan dengan

penelitian mengenai “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru

Dan Antusiasme Belajar Terhadap Prestasi Belajar Sosiologi Pada Siswa

Kelas X SMAN 4 Surakarta” ini, diantaranya adalah:

1. Penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa Pada Kompetensi

Guru, Sikap Siswa Pada Matematika Dan Motivasi Belajar Siswa

Terhadap Prestasi Belajar Matematika”.

Page 69: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

59

Penelitian tersebut dilakukan oleh Henny Kusumaningrum pada tahun

2006, dengan hasil penelitian sebagai berikut:

a) Prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai persepsi positif

pada kompetensi guru lebih baik dibandingkan dengan siswa yang

mempunyai persepsi negatif pada kompetensi guru.

b) Siswa yang memiliki sikap positif pada matematika dan siswa yang

memiliki sikap negatif pada matematika mempunyai prestasi belajar

yang sama.

c) Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang

memiliki motivasi belajar rendah mempunyai prestasi belajar

matematika yang sama.

d) Persepsi siswa pada kompetensi guru matematika tidak

mempengaruhi sikap siswa pada matematika, artinya siswa yang

memiliki persepsi positif maupun negatif pada kompetensi guru

mempunyai prestasi belajar yang sama dengan siswa yan memiliki

sikap positif maupun negatif pada matematika

e) Persepsi siswa pada kompetensi guru matematika tidak

mempengaruhi motivasi belajar siswa, artinya siswa yang memiliki

persepsi positif maupun negatif pada kompetensi guru mempunyai

prestasi belajar yang sama dengan siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi maupun rendah.

f) Sikap siswa pada matematika tidak mempengaruhi motivasi belajar

siswa, artinya siswa yang memiliki sikap pada matematika positif

maupun negatif mempunyai prestasi belajar yang sama dengan siswa

yang memiliki motivasi belajar tinggi maupun rendah.

g) Tidak terdapat interaksi antara persepsi siswa pada kompetensi guru,

sikap siswa pada matematika dan motivasi belajar siswa terhadap

prestasi belajar matematika.

Page 70: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

60

2. Penelitian dengan judul “Korelasi Persepsi Siswa Terhadap Guru Dan

Interaksi Edukatif Dengan Pencapaian Kognitif Biologi Siswa Kelas II

SMP Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2005/2006.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Marianingsih pada tahun 2006 dengan

mempergunakan metode deskriptif kuantitatif yang bersifat ex pos facto.

Populasi penelitian yang dijadikan objek penelitian adalah siswa kelas II

SMP Negeri 6 Surakarta tahun pelajaran 2005/ 2006 Teknik

pengambilan sampel yang dipergunakan adalah teknik random sampling.

Jumlah sampel yang diambil adalah 41 siswa. Teknik analisis yang

diambil adalah teknik analisis Regresi Linier Multivariat. Adapun hasil

penelitian yang didapat adalah:

a) Ada Korelasi positif yang signifikan antara persepsi siswa terhadap

guru dengan pencapaian kognitif biologi siswa kelas II SMP Negeri

6 Surakarta tahun pelajaran 2005/2006

b) Ada Korelasi positif yang signifikan antara interaksi edukatif dengan

pencapaian kognitif biologi siswa kelas II SMP Negeri 6 Surakarta

tahun pelajaran 2005/2006.

c) Ada Korelasi positif yang signifikan antara persepsi siswa terhadap

guru dan interaksi edukatif dengan pencapaian kognitif biologi siswa

kelas II SMP Negeri 6 Surakarta tahun pelajaran 2005/2006

d) Kontribusi variabel bebas yang dominan dalam memprediksi

pencapaian kognitif biologi adalah interaksi edukatif dengan

sumbangan relatif sebesar 53,99%.

C. Kerangka Berpikir

Dalam kerangka pemikiran penelitian dijelaskan bahwa persepsi atau

tanggapan siswa terhadap stimulus, yang dalam hal ini adalah kompetensi

yang dimiliki oleh guru, mempunyai pengaruh terhadap prestasi yang

diperoleh oleh siswa nantinya. Adapun kompetensi yang dimaksudkan

tersebut adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu

Page 71: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

61

terdiri dari empat kompetensi, antara lain kompetensi pribadi, kompetensi

paedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keberhasilan

seorang guru dalam menjalankan profesinya sangat ditentukan oleh

keempatnya dengan penekanan pada kemampuan mengajar.

Demikian pula halnya dengan antusiasme. Antusiasme, sebagaimana

yang kita ketahui adalah sikap, yakni sikap untuk melakukan sesuatu tanpa

paksaan bahkan selalu ingin melakukannya. Sikap antusias akan membawa

pada pikiran, perasaan dan tindakan yang positif. Positif dalam hal umum.

Sikap antusias menimbulkan gairah positif yang meningkatkan kualitas

hubungan dengan orang lain, membuat lebih terbuka terhadap ide-ide atau

peluang baru dan bahkan meningkatkan kualitas kesehatan. Dalam kegiatan

belajar, antusiasme belajar diartikan sebagai sikap atau semangat untuk

belajar tanpa adanya unsur paksaan. Baik persepsi siswa tentang kompetensi

yang dimiliki oleh para guru dan antusiasme siswa dalam kegiatan belajar,

keduanya akan mempunyai keterkaitan dengan capaian prestasi belajar

sosiologi yang akan diperoleh oleh siswa nantinya. Secara skematis

kerangka pemikiran tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

Prestasi Belajar Sosiologi (Y)

Antusiasme Belajar

(X 2 )

Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru

(X1)

Page 72: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

62

Gambar 8. Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Sebagaimana yang dituliskan oleh Sutrisno Hadi (2004; 210),istilah

hipotesis sebenarnya adalah kata majemuk yang terdiri dari kata hipo dan

tesa. Hipo berasal dari kata Yunani hupo, yang berarti di bawah, kurang atau

lemah, sedang tesa kita artikan teori, proposisi, atau pernyataan. Jadi

hipotesiss adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih

perlu dibuktikan kenyatannya. Hipotesis adalah jawaban sementara yang

masih harus diuji kebenarannya melalui kegiatan penelitian. Menurut p. 476

dalam Tentrem Widodo (2008 : 31):

“Hypothesis is a tentative, reasonable, testable assertion regarding the accurance of certain behaviors, phenomena, or events, apredictin of study out come. Hypothesis is conjectural statement of the relation between two or more variable”. Sedangkan menurut Sukardi (2002; 32), hipotesis adalah perumusan

sementara tentang sesuatu atau kebenaran sementara yang masih harus diuji

kebenarannya.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan di atas,

maka peneliti mengajukan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Ada pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi

guru terhadap prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4

Surakarta.

2. Ada pengaruh yang signifikan antara antusiasme belajar terhadap

prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4 Surakarta.

3. Ada pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi

guru dan antusiasme belajar terhadap prestasi belajar sosiologi pada

siswa kelas X SMAN 4 Surakarta.

Page 73: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

63

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam metodologi penelitian ini, selanjutnya secara berturut-turut akan

diuraikan mengenai beberapa hal yang berkaitan langsung dengan penelitian

yang akan dilaksanakan, yaitu meliputi tempat penelitian, waktu penelitian,

metode penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data,

rancangan penelitian dan teknik analisis data.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian mengenai “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi

Guru Dan Antusiasme Belajar Terhadap Prestasi Belajar Sosiologi Pada

Siswa Kelas X SMAN 4 Surakarta ini akan dilaksanakan di SMAN 4

Surakarta yang beralamat di Jl. L.U Adisucipto No. 1 Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini direncanakan selama

enam bulan yaitu dari penyusunan usulan proposal sampai penulisan

laporan. Penelitian ini dimulai sejak bulan Januari 2010 sampai bulan Juni

2010.

Adapun jadwal kegiatan penelitian tersebut dapat dijabarkan sebagai

berikut:

No. Kegiatan Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni

1. Pengajuan

Judul

Proposal

Page 74: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

64

2. Penyusunan

Proposal dan

Seminar

Proposal

3. Penyusunan

Instrumen

4. Pengumpulan

Data

5. Analisis Data

6. Penulisan

Laporan

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Sutrisno Hadi (2004: 182) adalah seluruh penduduk

yang dimaksudkan untuk diselidiki. Menurut Pangestu Subagyo dan

Djarwanto, populasi atau universe adalah jumah dari keseluruhan objek

(satuan-satuan/ individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga.

(2005: 93). Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang

paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Populasi merupakan

keseluruhan subjek (orang, binatang, atau apa saja) dengan karakteristik

yang sama, dimana penelitian dilakukan.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130), populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua

elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Populasi juga dapat diartikan sebagai totalitas semua

nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif

maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota

kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

(Sudjana, 1996: 5).

Page 75: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

65

Tentrem Widodo (2008: 47) menyebutkan bahwa populasi adalah

keseluruhan individu atau satuan-satuan tertentu sebagai anggota atau

himpunan dalam suatu kelas/ golongan tertentu. Tentrem widodo juga

mengatakan bahwa populasi bisa berupa apa saja sepanjang berada dalam

dunia empiri seperti benda mati, hewan, tumbuhan, dan manusia, atau

peristiwa-peristiwa lainnya. Karena populasi dipandang sebagai kelompok

(bukan individu), maka apapun jenis populasinya bisa ditemukan kesamaan

karakteristiknya diantara individu atau bagian-bagiannya, yang dalam hal ini

disebut homogenitas.

Homogenitas mendeskripsikan karakteristik suatu populasi, bukan

individu, sehingga sampel dapat ditarik atau diambil dari populasi untuk

mewakili karakteristik populasi, harapannya karakteristik sampel dapat

digeneralisasikan pada populasi secara sah menurut kaidah ilmiah. Hal ini

berkaitan dengan tingkat keluasan generalisasi pada populasi (ecological

generalizability). Keabsahan generalisasi selalu tidak bisa dilepaskan dengan

konteks populasi.

Suharsimi Arikunto dalam bukunya “Prosedur Penelitian, Suatu

Pendekatan Praktek”(2006: mengemukakan beberapa contoh populasi,

diantaranya adalah:

a. Semua orang yang terdaftar dalam angkatan laut pada hari tertentu.

b. Semua televisi dari tipe yang sama yang diproduksi oleh suatu pabrik

dalam satu tahun tertentu.

c. Semua mahasiswa yang terdaftar mengambil suatu mata kuliah tertentu.

d. Semua jenis senjata uyang diperbolehkan oleh undang-undang.

Suharsismi Arikunto (2006: 130) menyebutkan, jika dilihat dari

jumlahnya populasi dapat dibedakan menjadi:

a. Jumlah terhingga (terdiri dari elemen dengan jumlah tertentu) seperti

contoh nomor 1, 2, dan 3 diatas.

b. Jumlah tak hingga (terdiri dari elemen yang sukar sekali dicari

batasannya). Mungkin senjata itu kini sudah jadi, sudah diproduksi,

Page 76: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

66

tetapi mungkin juga belum diproduksi oleh pabrik, atau bahkan sudah

rusak dan dimusnahkan.

Syaifuddin Azwar (1997: 77) menyebutkan bahwa populasi adalah

kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sebagai

suatu populasi, kelompok ini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik-

karkteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain.

Ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi dapat

terdiri dari karakteristik-karakeristik individu (Syaifuddin Azwar: 77).

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah siswa kelas sepuluh

(X) SMAN 4 Surakarta tahun ajaran 2009-2010, yakni sebanyak 340 siswa.

2. Sampel

Sampel menurut Sutrisno Hadi (2004; 182) adalah sebagian dari

populasi. Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari

jumlah populasi. Sampel harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang

sama, baik kodrat maupun sifat pengkhususan. Menurut Pangestu Subagyo

dan Djarwanto(2005: 93), sampel adalah sebagian dari populasi yang

karakteristiknya hendak diselidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan

populasi (jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah populasinya). Sedangkan

menurut Suharsimi Arikunto (2006; 131), sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti.

Syaifuddin Azwar menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari

populasi. Hal ini berarti bahwa sampel harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki

oleh populasinya. Apakah sampel merupakan representasi yang baik bagi

populasinya sangat bergantung pada sejauhmana karakteristik sampel itu

sama dengan karakteristik populasinya (2009: 79).

Penelitian tentang “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi

Guru Dan Antusiasme Belajar Terhadap Prestasi Belajar Sosiologi Pada

Siswa Kelas X SMAN 4 Surakarta” ini nantinya merupakan penelitian yang

dilakukan dengan menggunakan sampel. Hal ini dikarenakan populasi dari

penelitian berjumlah 340 siswa (termasuk dalam populasi besar).

Page 77: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

67

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 134), apabila subjeknya kurang

dari 100, lebih baik ambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil

antara 10%- 15%, atau 20%- 25% atau lebih, tergantung setidaknya dari:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini

banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian

yang resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar, hasilnya akan

lebih baik..

Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau

semakin besar presentase sampel dari populasi, hasil penelitian akan

semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu demikian. Hal ini

tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subjek

penelitian dalam populasi. Selanjutnya sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut

bertalian erat dengan homogenitas subjek dalam penelitian.

Dalam penelitian ini nantinya, sampel yang akan diambil adalah

sebanyak 15% dari populasi yakni sebanyak 51 siswa. Teknik pengambilan

sampel yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik

proporsional random sampling. Sampel yang diambil adalah sebanyak 15%

persen dari siswa kelas satu yakni 51 siswa dari 340 siswa tersebut dipilih

secara acak (random). Proses randomisasi tersebut menurut Suharsimi

Arikunto (2006: 136-137) ada tiga cara. Sebelumnya untuk mempermudah,

maka dimisalkan kita mempunyai 1000 orang dan sampelnya kita tentukan

sebanyak 200 orang. Kemudian semua sampel ini diberi nomor urut 1-200,

lalu di ambil secara random dengan menggunakan salah satu dari ketiga

cara dibawah ini, yaitu:

a. Undian (untung-untungan)

Pada kertas-kertas kecil kita tuliskan nomor subjek, satu nomor untuk

setiap kertas. Kemudian kertas ini digulung. Dengan tanpa prasangka,

kita mengambil 200 gulungan kertas, sehingga nomor-nomor yang

Page 78: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

68

tertera pada gulungan kertas yang terambil itulah yang merupakan

nomor subjek sampel penelitian kita.

b. Ordinal (tingkatan sama)

Setelah 1000 orang subjek kita beri nomor, kita membuat 5 gulungan

kertas dengan nomor 1, 2, 3, 4, 5. Kita ambil satu, misalnya setelah

dibuka tertera angka 3. Oleh karena sampel kita 200 padahal populasinya

1000 maka besarnya sampel seperlima populasi. Demikianlah maka kita

ambil nomor dengan melompat setiap 5 subjek, mulai dari nomor 3, lau

8, 13, 18, 23, dan seterusnya, dan kalau sudah sampai nomor terbawah

padahal belum diperoleh 200 subjek, kita kembali keatas lagi. Nomor-

nomor yang terambil itulah nomor subjek sampel penelitian kita.

c. Menggunakan tabel bilangan random

Didalam buku-buku statistik bagian belakang, biasanya terdapat halaman

yang memuat angka-angka yang disusun secara acak. Angka-angka

tersebut dapat dicari letaknya menurut baris dan kolom. Agar

pengambilan sampel terlepas dari perasaan subjektif, maka sebaiknya

peneliti menuliskan langkah-langkah yang akan diambil, misalnya:

1) Menjatuhkan ujung pensil, menemukan nomor baris;

2) Menjatuhkan ujung pensil kedua, menemukan nomor kolom.

Pertemuan antara baris dan kolom inilah nomor subjek ke-1;

3) Bergerak dari nomor tersebut 2 langkah ke kanan, menemukan

nomor subjek ke-2;

4) Bergerak ke bawah 5 langkah menemukan nomor subjek ke-3;

5) Bergerak ke kiri 2 langkah menemukan nomor subjek ke-4.

Demikian seterusnya sampai diperoleh jumlah subjek yang

dikehendaki.

Perlu ditambahkan disini bahwa apabila jumlah subjeknya tidak terlalu

banyak, maka semua langkah dapat ditulis. Tetapi jika jumlah subjeknya

banyak, kita dapat mengulang langkah yang sudah kita lalui. Apabila suatu

ketika kita menemukan angka nomor subjek yang sudah terambil, maka kita

melewati langkah tersebut dan meneruskan ke langkah berikutnya.

Page 79: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

69

Pengambilan nomor tentu saja tidak selalu harus satu angka.Untuk

memperoleh subjek dengan nomor lebih besar dari 9, kita gunakan 2 atau 3

angka, kekanan, ke kiri, ke bawah atau ke atas.

Terkait dengan penelitian tentang Pengaruh Persepsi Siswa Tentang

Kompetensi Guru Dan Antusiasme Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Sosiologi Pada Siswa Kelas X SMAN 4 Surakarta ini, peneliti akan

mempergunakan cara random undian (untung-untungan).

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Suharsimi Arikunto (2006: 129) menyebutkan bahwa sumber data

adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Data yang dikumpulkan

tersebut menurut Syaifuddin Azwar (2009: 36) ada dua, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama melalui

prosedur dan tekhnik pengambilan data yang dapat berupa interview,

observasi, maupun penggunaan instrumen pengukuran yang khusus

dirancang sesuai dengan ukurannya. Dalam penelitian ini, yang menjadi

subyeknya adalah siswa kelas X SMAN 4 Surakarta yang terpilih

menjadi responden

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung

yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. Dalam

penelitian ini, peneliti mempergunakan nilai raport sebagai data

sekunder.

2. Variabel Penelitian

Istilah variabel itu sendiri pada dasarnya merupakan istilah yang tidak

pernah ketinggalan dalam setiap penelitian. F. N. Kerlinger dalam Suharsimi

Arikunto (2006: 116) menyebut variabel sebagai sebuah konsep seperti

halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.

Page 80: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

70

Sutrisno Hadi, juga dalam Suharsimi Arikunto (2006: 116) mendefinisikan

variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis

kelamin mempunyai variasi: laki-laki-perempuan; berat badan, karena ada

berat badan 40 kg, dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian, sehingga

variabel adalah objek penelitian yang bervariasi.

Didalam penelitian ini, peneliti akan meneliti tiga variabel yang terdiri

atas dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

a. Variabel bebas : Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru ( 1X )

Antusiasme Belajar ( 2X )

b. Variabel terikat : Prestasi Belajar Sosiologi (Y)

3. Penyusunan Instrumen

Teknik penyusunan instrumen untuk memperoleh data didalam

penelitian ”Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Dan

Antusiasme Belajar Terhadap Prestasi Belajar Sosiologi Pada Siswa Kelas X

SMAN 4 Surakarta” ini dilakukan dengan:

a. Angket atau kuesioner

Menurut Sudirman (1987: 276), angket atau kuesioner merupakan alat

untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi , sikap, dan faham

dalam hubungan kausal. Angket Kuesioner juga dapat diartikan sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

ketahui. Angket mempunyai kesamaan dengan wawancara kecuali dalam

implementasinya angket dilaksanakan secara tertulis. Angket atau kuesioner

dipakai untuk menyebut metode maupun instrument. Jadi dalam

menggunakan metode angket atau kuesioner, instrument yang dipakai adalah

angket atau kuesioner.

Didalam penggunaan angket ini terdapat beberapa keuntungan. Seperti

yang disebutkan oleh Sudirman (1987: 276), keuntungan penggunaan angket

antara lain:

Page 81: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

71

1. Responden dapat menjawab dengan bebas, tanpa dipengaruhi hubungan

dengan peneliti atau penilai, dan waktu relatif lama sehingga objektivitas

dapat terjamin.

2. Informasi atau data terkumpul lebih mudah karena itemnya homogen.

3. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari jumlah responden yang

besar yang dijadikan sampel.

Sedangkan kerugian dari penggunaan angket tersebut antara lain:

1. Ada kemungkinan angket diisi oleh orang lain.

2. Hanya diperuntukkan bagi yang dapat melihat saja.

3. Responden hanya dapat menjawab berdasarkan jawaban yang ada.

Terdapat bermacam-macam bentuk angket, antara lain:

1. Bentuk angket berstruktur, yaitu angket yang menyediakan

kemungkinan jawaban. Bentuk angket berstruktur dibagi lagi sebagai

berikut:

a. Bentuk jawaban tertutup, yaitu angket yang pada setiap

pertanyaannya sudah tersedia berbagai alternatif jawaban.

b. Bentuk jawaban tertutup tapi pada alternatif terakhir diberikan

jawaban terbuka.

c. Bentuk jawaban bergambar, yaitu angket yang memberikan jawaban

dalam bentuk gambar.

2. Bentuk angket tak berstruktur, yaitu bentuk angket yang mencakup

pertanyaan terbuka dan responden secara bebas menjawab pertanyaan

tersebut. Hal ini memang memberi faham yang lebih mendalam tentang

situasi, tetapi kurang dapat dinilai secara objektif. Jawabannya tidak

dapat dianalisis secara statistik sehingga kesimpulannya hanya

merupakan pandangan yang bersifat umum.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan angket adalah sebagai

berikut:

1. Menyusun layout, yaitu merinci hal-halyang berkenaan dengan masalah

pokok sehingga nampak urutannya.

Page 82: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

72

2. Menyusun pertanyaan-pertanyaan dan bentuk jawaban yang diinginkan,

berstruktur, atau tak berstruktur. Yang jelas, setiap pertanyaan dan

jawaban harus mengagambarkan dan atau mencerminkan data yang

diperlukan. Pertanyaan harus diurutkan sehingga antara pertanyaan yang

satu dengan yang lainnya ada kesinambungan.

3. Membuat pedoman atau petunjuk cara menjawab pertanyaan sehingga

memudahkan responden menjawab pertanyaannya.

4. Jika angket sudah tersusun dengan baik, maka perlu dilaksanakan uji

coba di lapangan sehingga dapat diketahui kelemahan-kelemahan.

5. Revisi: angket yang sudah diujicobakan, dan terdapat kelemahan, perlu

direvisi, baik dilihat dari pertanyaannya maupun dari jawabannya.

6. Menggandakan angket sesuai dengan banyaknya anggota sampel.

Teknik pengumpulan data dengan mempergunakan angket ini

dimaksudkan peneliti untuk menggali data berkaitan dengan variabel bebas

dalam penelitian yakni variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru dan

variabel antusiasme belajar.

b. Dokumentasi

Tidak kalah pentingnya dari metode-metode lainnya, yaitu metode

dokumentasi. Metode dokumentasi menurut Suharsimi Arikunto (2006:

231), adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,

agenda dan sebagainya. Dokumentasi sendiri berasal dari kata dokumen

yang berarti barang-barang tertulis.

Sedangkan menurut Tentrem Widodo (2008; 54), teknik dokumentasi

merupakan caa mengumpulkan data responden atau populasi penelitian

dengan mengambil data tertulis (dokumen) yang telah tersimpan secara baik.

Misalnya data usia, pekerjaan, tempat tinggal, status kekeluargaan. Pada

umunya dokumentasi digunakan untuk memperoleh informasi karakteristik

populasi penelitian. Keabsahan data terletak pada sumber data dokumentasi.

Page 83: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

73

Dibandingkan dengan metode lainnya, metode dokumentasi agak tidak

begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap,

belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda

hidup tetapi benda mati. Dalam menggunakan metode dokumentasi ini

peneliti memegang check-list untuk mencatat variabel yang sudah

ditentukan. Apabila terdapat/ muncul variabel yang dicari, maka peneliti

tinggal membubuhkan tanda check atau tally ditempat yang sesuai. Untuk

mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar

peneliti dapat menggunakan kalimat bebas. Metode dokumentasi ini peneliti

gunakan untuk memperoleh data berkaitan dengan prestasi belajar siswa

yang menjadi responden.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian tentang “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi

Guru Dan Antusiasme Belajar Terhadap Prestasi Belajar Sosiologi Pada

Siswa Kelas X SMAN 4 Surakarta” ini menggunakan metode penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif sendiri menurut Purwanto, merupakan

sebuah paradigma dalam penelitian yang memandang kebenaran sebagai

sesuatu yang tunggal, objektif, universal, dan dapat diverifikasi.

Adapun metode penelitian kuantitatif yang dipilih oleh peneliti adalah

metode penelitian korelasi, yaitu penelitian yang bertujuan untuk

menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya

hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut (Suharsimi

Arikunto, 1998: 251). Penelitian korelasi ini juga bertujuan untuk

mengetahui bagaimanakah pengaruh atau hubungan antara variabel bebas

dan variabel terikat.

Penelitian jenis korelasi digunakan untuk menemukan kemungkinan

ada-tidaknya hubungan antar dua atau lebih variabel bebas dengan variabel

bergantung (Tentrem Widodo,2008 : 41). Variabel-variabel itu terjadi secara

bersamaan dan bersifat konstruk. Apapun variabel konstruk bisa dicari

hubungannya dalam penelitian sepanjang didukung teori. Berdasarkan arah

Page 84: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

74

hubungan dibedakan menjadi hubungan positif dan negatif. Berdasarkan

banyaknya variabel dibedakan menjadi hubungan tunggal, hubungan ganda,

hubungan multi, hubungan siklus, dan hubungan rumit (path correlation).

Kaitannya dengan penelitian ini, banyaknya variabel menunjukkan

hubungan ganda.

Pola hubungan ganda dalam penelitian ini menggambarkan adanya

hubungan antara ketiga variabel, baik itu variabel bebas dan variabel

terikatnya. Persepsi siswa tentang kompetensi guru dan antusiasme belajar

siswa memungkinkan adanya pengaruh terhadap capaian prestasi belajar

siswa, dimana hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dalam

penelitian ini bersifat satu arah, bukan hubungan yang bersifat timbal balik.

1. Validitas Instrumen

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan

fungsi ukurnya (Saifudin Anwar, 1997: 5). Sedangkan menurut Suharsimi

Arikunto (2006: 168), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu tes atau

instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi

apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil

ukur, yang sesuai dengan maksud yang dilakukannya pengukuran tersebut.

Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran

dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.

Bukti empiris validitas konstruk ditunjukkan dengan koefisien korelasi

antara skor per item (X) dengan skor total (Y).

Dalam penelitian ini, jenis validitas yang digunakan adalah validitas

konstruk (construct validity). Menurut Tentrem Widodo (2008: 77) validitas

konstruk dibatasi ketepatan item instrumen pengukuran dengan bangunan

variabel (batasan variabel) yang bersifat abstrak. Sejauh mana item-item ini

mengukur indikator-indikator yang dihipotesiskan dalam batasan variabel

Page 85: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

75

yang diukur.Untuk menguji uji validitas angket digunakan rumus korelasi

product moment sebagai berikut:

r xy { }{ }å åå åå åå

--

-=

2222 )()(

))((

YYNXXN

YXXYN

Keterangan:

r xy = Koefisien antara variabel X dan variabel Y

X = Skor subjek pada item tertentu

Y = Skor total subjek

N = Jumlah subjek

Jika r xy hitung ³ r xy tabel maka instrumen dikatakan valid

Jika r xy hitung £ r xy tabel maka instrumen dikatakan tidak valid

Menurut Saifuddin Azwar (1997: 10), validitas pada umumnya

dinyatakan secara empirik oleh suatu koefisien, yaitu koefisien validitas.

Validitas dinyatakan oleh korelasi antara distribusi skor tes yang

bersangkutan dengan distribusi skor suatu kriteria yang relevan. Kriteria ini

dapat berupa skor tes lain yang mempunyai fungsi ukur yang sama dengan

tes yang bersangkutan dan dapat pula berupa ukuran-ukuran lain yang

relevan, misalnya performansi pada suatu pekerjaan, hasil rating oleh pihak

ketiga dan semacamnya.

Saifuddin Azwar (1997: 10) menyatakan apabila skor pada tes diberi

lambang X dan skor pada kriterianya mempunyai lambang Y, maka

koefisien korelasi antara tes antar kriteria itu adalah xyr . Simbol xyr inilah

yang digunakan untuk menyatakan tinggi rendahnya validitas suatu alat

ukur. Koefisien validitas hanya mempunyai makna jika mempunyai harga

yang positif. Walaupun semakin tinggi mendekati angka 1,0 berarti suatu tes

Page 86: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

76

semakin valid hasil ukurnya, namun dalam kenyataannya suatu koefisien

validitas tidak akan pernah mencapai angka maksimal atau medekati angka

1,0.

2. Reliabilitas Instrumen

Menurut Saifudin Azwar (1997: 4), reliabilitas merupakan

penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan

ability. Meskipun realiabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti

keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan

sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas

adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Reliabilitas dibatasi seberapa keajegan atau kekonstanan hasil

pengukuran suatu variabel. Bedanya, validitas yang diuji adalah item

instrumennya, sedang reliabilitas yang diuji hasil pengukurannya. Adapun

uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan reliabilitas

konsistensi internal. Reliabilitas konsistensi internal merupakan keajegan

hasil pengukuran suatu variabel antara kelompok item tertentu dengan

kelompok item lainnya dalam satu perangkat pengukuran yng diberikan

dalam satu kali pengukuran (Tentrem Widodo, 2008; 78)

Untuk melakukan uji reliabilitas digunakan rumus alpha (Suharsimi

Arikunto, 2006: 196), sebagai berikut:

r 11 = ( ) úúû

ù

êêë

é-ú

û

ùêë

é-

å2

2

11 t

b

kk

ss

Keterangan:

11r = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

å 2bs = Jumlah varians butir

2ts = Varians total

Page 87: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

77

Jika r hitung ³ r tabel maka instrumen dikatakan reliabel

Jika r hitung £ r tabel maka instrumen dikatakan tidak reliabel

Menurut Saifuddin Azwar (1997: 8) secara empirik, tinggi rendahnya

reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas.

Pada awalnya, tinggi rendahnya reliabilitas tes dicerminkan oleh koefisien

korelasi antara skor pada dua tes yang pararel, yang dikenakan pada

sekelompok individu yang sama. Semakin tinggi koefisien korelasi

termaksud berarti konsistensi antara hasil pengenaan dua tes tersebut

semakin baik dan hasil ukur kedua tes itu dikatakan semakin reliabel.

Sebaliknya, apabila dua tes yang dianggap pararel ternyata menghasilkan

skor yang satu sama lain berkorelasi rendah maka dapat dikatakan bahwa

reliabilitas hasil ukur tes tersebut tidak tinggi.

Saifuddin Azwar (1997: 9) juga menyebutkan walaupun secara teoritik

besarnya koefisien reliabilitas berkisar mulai dari 0,0 sampai dengan 1,0

tetapi pada kenyataannya koefisien sebesar 1,0 dan sekecil 0,0 tidak pernah

dijumpai. Disamping itu, walaupun koefisien korelasi dapat saja bertanda

negatif (-), koefisien reliabilitas selalu mengacu pada angka positif (+)

dikarenakan angka yang negatif tidak ada artinya bagi interpretasi

reliabilitas yang diukur. Koefisien reliabilitas 2xxr = 1,0 berarti adanya

konsistensi yang sempurna pada hasil ukur yang bersangkutan. Konsistensi

yang sempurna seperti itu tidak dapat terjadi dalam pengukuran aspek-aspek

psikologis dan sosial yang menggunakan manusia sebagai subjeknya

dikarenakan terdapatnya berbagai sunber error dalam diri manusia dan

dalam pelaksanaan pengukuran yang sangat mudah mempengaruhi

kecermatan hasil pengukuran.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dengan lengkap dan benar, maka langkah

selanjutnya adalah menganalisis data dengan cara menyederhanakan data ke

Page 88: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

78

dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca agar dapat menjawab hipotesis

penelitian yang diajukan oleh peneliti. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis regresi ganda. Teknik analisis regresi

ganda adalah analisis tentang hubungan antara satu dependent variabel

dengan dua atau lebih independent variabel. (Suharsimi Arikunto, 2006:

296)

Adapun langkah-langkah analisis yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Menyusun Tabulasi data

Menyusun tabulasi data maksudnya adalah data-data yang telah

diperoleh kemudian disusun kedalam tabel-tabel untuk memudahkan

dalam proses penghitungan. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 236),

yang termasuk dalam kegiatan tabulasi ini adalah:

a) Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi

skor. Misalnya tes, angket bentuk pilihan ganda rating scale dan

sebagainya.

b) Memberikan kode-kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.

Contoh:

1) Jenis kelamin : laki-laki diberi kode 1

Perempuan diberi kode 0

2) Tingkat pendidikan :

Sekolah Dasar diberi kode 1

Sekolah Menengah Pertama diberi kode 2

Sekolah Menengah Atas diberi kode 3

Perguruan Tinggi diberi kode 4

3) Banyaknya penataran yang pernah diikuti dikelompokkan dan

diberi kode atas :

Mengikuti lebih dari 10 kali diberi kode 3

Mengikuti antara 1 s/d 9 kali diberi kode 2

Tidak pernah mengikuti diberi kode 1

Page 89: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

79

c) Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan

teknik analisis yang akan digunakan.

d) Memberikan kode (coding) dalam hubungan dengan pengolahan data

jika akan menggunakan komputer. Dalam hal ini pengolah data

memberikan kode pada semua variabl, kemudian mencoba

menentukan tempatnya didalam coding sheet (coding form), dalam

kolom beberapa baris ke berapa. Apabila akan dilanjutkan, sampai

kepada petunjuk penempatan setiap variabel pada kartu kolom (punc

card).

2. Uji Persyaratan Analisis

Uji persyaratan analisis yang akan dipergunakan dalam penelitian yang

berjudul ”Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Dan

Antusiasme Belajar Terhadap Prestasi Belajar Sosiologi Pada Siswa

Kelas X SMAN 4 Surakarta” ini adalah uji normalitas dan uji linieritas.

Uji persyaratan analisis tersebut dapat dijabarkan sebabgai berikut:

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang

didapat berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas data digunakan

uji Chi Kuadrat (Chi-Square) dalam Sukardi (2002 : 54-55), yaitu

sebagai berikut :

X 2 = åfh

fhfo 2)( -

Keterangan :

X 2 = koefisien chi kuadrat

Fo = jumlah frekuensi yang telah diperoleh

Fh = jumlah frekuensi yang diharapkan

( ) ( )jumlah

gorijumlahkatenganjumlahgolofh

´=

Page 90: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

80

b) Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui hubungan yang linier

antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat yaitu antara

X1 dengan Y dan antara X2 dengan Y. Uji linieritas dilakukan dengan

mengunakan rumus dari Sudjana (2002: 332) sebagai berikut :

1. JK (G) = å 1X( )

úúû

ù

êêë

é- åå N

YY

2

2

2. JK (TC) = JK (S) – JK (G)

3. Dk(G) = N – K

4. Dk (TC) = k – 2

5. RJK (TC) = )(

)(

T Cd f

T CJ K

6. RJK (G) = )(

)(

Gd f

GJ K

7. F hitung = )(

)(

GR J K

T CR J K

Keterangan :

JK (G) = Jumlah Kuadrat Galat

JK (TC) = Jumlah Kuadrat Tuna Cocok

Dk (G) = Derajat Kebebasan Galat

Dk (TC) = Derajat Kebebasan Tuna Cocok

RJK (G) = Kuadrat Tengah Galad

RJK (TC) = Kuadrat Tengah Tuna Cocok

Page 91: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

81

Atau dapat menggunakan rumus lain dari Ronald E. Walpole (1995: 342) :

2

11

1 11

2 ÷ø

öçè

æ-

÷ø

öçè

æ÷ø

öçè

æ-

=

-=

åå

å åå

==

= ==

n

ii

n

ii

n

i

n

ii

n

iiii

xxn

yxyxn

b

xbya

persamaan garis regresinya menjadi :

bxay +=ˆ

3. Uji Hipotesis

a. Mencari korelasi antara kriterium dan redictor

1) Menghitung korelasi sederhana antara 1X dengan Y, digunakan rumus

( )( )

( ) ( )ïþ

ïýü

ïî

ïíì

-ïþ

ïýü

ïî

ïíì

-

-=

å åå å

å åå

N

YY

N

XX

N

YXYX

r yx2

2

2

121

11

1

2) Menghitung korelasi sederhana antara 2X dengan Y, digunakan

rumus:

( )( )

( ) ( )ïþ

ïýü

ïî

ïíì

-ïþ

ïýü

ïî

ïíì

-

-=

å åå å

å åå

N

YY

N

XX

N

YXYX

r yx2

2

2

222

22

2

Page 92: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

82

3) Menentukan koefisien korelasi antara 1X , 2X , dengan Y, yaitu

dengan rumus :

( )å

å å+=

2

22112,1y

yxayxaRY

Keterangan :

ry(1,2) = Koefisien korelasi antara Y dengan X1 dan X2

a1 = Koefisien prediktor X 1

a2 = Koefisien prediktor X 2

X1Y = Jumlah produk antara X1 dan Y

X2Y = Jumlah produk antara X2 dan Y

å Y2 = Jumlah kuadrat kriterium Y (dalam Sukardi, 2002: 65)

b. Sumbangan Relatif

Mencari sumbangan relatif 1X dan 2X terhadap Y, dengan rumus:

Untuk 1X terhadap Y :

( )

%100

%100

2211

11

11

1

1

´+

=

´=

å åå

å

YXaYXa

YXaSR

regJK

YXaSR

X

X

\untuk 2X terhadap Y :

( )

%100

%100

2211

22

22

2

2

´+

=

´=

å åå

å

YXaYXa

YXaSR

regJK

YXaSR

X

X

(Sukardi, 2002; 66-67)

Page 93: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

83

c. Sumbangan Efektif

Untuk mencari sumbangan ini, dihitung dulu efektivitas garis regresi,

yaitu :

( )( )

( ) ( )

{ } ( )( ){ }åååå å

å å

-++

+=

+

+=

=

222211

22112

22112

2

1 YRYXaYXa

YXaYXaR

resJKregJK

YXaYXaR

TOTJKregJK

R

1) mencari sumbangan efektif 1X terhadap Y, yaitu :

SE% X1 = SR% X2

1 xR

2) mencari sumbangan efektif 2X terhadap Y, yaitu :

SE% X 222 % xRXSR=

Keterangan :

SR : Sumbangan Relatif masing-masing prediktor.

SE : Sumbangan Efektif masing-masing prediktor.

R² : Koefisien antara X1 dan X2.

Dimana R 2 = SE adalah efektifitas garis regresi (Sukardi, 2002: 66-67)

Page 94: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

84

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi

Guru Dan Antusiasme Belajar Terhadap Prestasi Belajar Sosiologi ini

dilaksanakan pada SMAN 4 Surakarta. SMAN 4 Surakarta bukanlah sekolah

yang terbentuk secara langsung menjadi SMA Negeri, akan tetapi diawali

dengan sekolah swasta yang bernama SMA Bagian C. Didirikan oleh Drs.

GPH.H. Mulardi Prawironegoro pada tahun 1946. berdasarkan SK Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan No. 7371/13/1950 tanggal 2 September 1950,

SMA Bagian C resmi menjadi SMA Negeri 3 Bagian C dengan kepala

sekolah GPH. H. Mulardi Prawironegoro dan dibantu wakil kepala sekolah

Drs. Kabul Dwijolaksono.

SMA Negeri 3 Bagian C menempati gedung SD Kesatriyan

Baluwarti pada tahun 1950 sampai dengan tahun 1951, selanjutnya dari

tahun 1951 sampai 1958 menempati dua lokasi, yaitu gedung SMP Kristen

Banjarsari dan Gedung SMP Negeri 4 Surakarta. SMA Negeri Bagian C dari

tahun ke tahun mulai menampakkan peningkatan baik dari segi kualitas

maupun kuantitas. Terbukti dari daya tampung SMA ini yang semakin

meningkat, maka Menteri P dan K mengeluarkan SK No. 4083/B III tanggal

5 Agustus 1955 yang berisikan bahwa SMA Negeri 3 Bagian C dipecah.

Sejak saat itu nama SMA Negeri 3 Bagian C tidak digunakan lagi. SMA

Negeri 3 Bagian C dipecah menjadi dua bagian yaitu:

a. SMA Negeri 4 Bagian C dengan Kepala Sekolah Drs. GPH. H. Mulardi

Prawironegoro yang menempati gedung SMP Kristen Banjarsari

Surakarta.

b. SMA Negeri 5 Bagian C dengan Kepala Sekolah Drs, Kabul

Dwijolaksono yang menempati gedung SMP Negeri 4 Surakarta.

Page 95: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

85

Kedua SMA tersebut pada bulan Agustus 1958 pindah ke gedung

baru di Jl. LU Adisucipto No.1 Surakarta, sedangkan kegiatan akademik

atau proses belajar mengajar dilaksanakan pada waktu:

a. SMA Negeri 4 Bagian C pada pagi hari jam 07.00 – 12.00 WIB

b. SMA Negeri 5 Bagian C pada siang hari jam 13.00 – 18.00 WIB

Sejak bulan September 1974 untuk SMA Negeri 5 Bagian C

menempati gedung baru di daerah Bibis, Cengklik Surakarta. Sedangkan

lokasi yang berada di Jalan LU. Adisucipto No.1 digunakan seluruhnya oleh

SMA Negeri 4 Bagian C yang telah diubah namanya menjadi SMA Negeri 4

Surakarta. Sampai saat ini, SMA Negeri 4 Surakarta telah mengalami

beberapa kali pergantian kepemimpinan, yakni:

1. Drs. GPH. H. Mulardi Prawironegoro (1950 – 1960)

2. K RMT. Tondanagoro (1960 – 1972)

3. Drs. RM. Gunawan Prawiroatmodjo (1972 – 1978)

4. Drs. Winoto Sugeng, B.Sc(1978 – 1986)

5. Ny. Sutami (1986 – 1993)

6. H. Akhmad Sukri, SH (1993 – 1994)

7. Drs. H. Sadiyat (1994-1999)

8. Dra. Hj. Tatik Sutarti, MM (1999 – 2002)

9. KRT. Drs. Soedjinto Notodipuro, MM (2002-2007)

10. Drs. Edy Pudiyanto (2007 – Sampai sekarang)

2. Deskripsi Data Penelitian

Didalam deskripsi data ini akan dikemukakan hasil pengumpulan data

tiap-tiap varibel yang diteliti secara deskriptif. Dalam pembahasan yang

terkait dengan masalah yang dikaji dalam penelitian yang berjudul

“Pengaruh Persepsi Tentang Kompetensi Guru Dan Antusiasme Belajar

Terhadap Prestasi Belajar Sosiologi Pada Siswa Kelas X SMAN 4

Surakarta” ini, dibutuhkan tiga macam data yaitu:

Page 96: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

86

1. Data persepsi tentang kompetensi guru, sebagai variabel bebas pertama

( )1C .

2. Data antusiasme belajar, sebagai variabel bebas kedua ( )2C .

3. Data prestasi belajar sosiologi ( )U

Data tersebut diperoleh melalui teknik pengumpulan data dengan

menggunakan instrumen penelitian berupa angket dan melalui teknik

dokumentasi dengan mempergunakan nilai rapor siswa. Data untuk variabel

persepsi siswa tentang kompetensi guru dan variabel antusiasme belajar

diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian berupa angket,

sedangkan data untuk variabel prestasi belajar sosiologi diperoleh melalui

dokumentasi nilai rapor siswa untuk mata pelajaran sosiologi. Jika data yang

diperoleh melalui instrumen penelitian berupa angket telah terkumpul,

kemudian instrumen di uji coba kelayakannya untuk kemudian dipergunakan

dalam penelitian.

a. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru ( 1C )

Data dari variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru diperoleh

dari skor hasil pengisian angket persepsi siswa tentang kompetensi guru.

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa skor angket yang tertinggi adalah

92,00 dan nilai terendah adalah 44,00, sedangkan nilai rata-ratanya (mean)

adalah 69,61. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik

deskriptif sebagaimana yang terdapat dalam lampiran 13. Berdasarkan

lampiran 13 diperoleh deskripsi data dari variabel persepsi siswa tentang

kompetensi guru yang dapat disajikan dalam tabel berikut ini:

Variab

el

M

a

x

Mi

n

M

e

a

n

Me

d

i

a

n

Mo

d

u

s

SB S

persep 92 44 69, 69,3 68, 10 7,

Page 97: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

87

si

sis

wa

ten

tan

g

ko

mp

ete

nsi

gur

u

.

0

0

,

0

0

6

1

3 5

0

,

6

0

Tabel 2. Deskripsi Data Variabel 1C

Distribusi frekuensi dari data variabel persepsi siswa tentang

kompetensi guru dapat dilihat pada tabel berikut:

Variat f Fx Fx 2 f % Fk % -

naik

83,5-

93

,5

4 361,00 32.589,00 7,84

%

100,00

73,5-

83

,5

14 1.093,00 85.421,00 27,45

%

92,16

63,5-

73

,5

18 1.238,00 85.250,00 35,29

%

64,71

53,5-

63

,5

11 659,00 39.517,00 21,57

%

29,41

43,5- 4 199,00 9.949,00 7,84 7,84

Page 98: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

88

53

,5

%

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel 1C

Dari tabel distribusi frekuensi variabel 1C di atas dapat diketahui

bahwa skor angket yang memiliki frekuensi tertinggi adalah skor antara

63,5-73,5, sedangkan skor angket yang memiliki skor terendah adalah skor

antara 43,5-53,5 dan 83,5-93,5. Distribusi variabel 1C dapat digambarkan

dalam bentuk grafik sebagai berikut:

0

5

10

15

20

43,5-53,5 53,5-63,5 63,5-73,5 73,5-83,5 83,5-93,5

Interval Kelas

Fre

kuen

si

Gambar 9. Grafik Histogram Variabel 1C

Dari gambar grafik histogram diatas, dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden mempunyai skor persepsi siswa tentang

kompetensi guru pada kisaran 63,5-73,5. Skor ini termasuk dalam kategori

sedang. Hanya sebagian kecil saja siswa yang memiliki persepsi tentang

kompetensi guru sangat tinggi dan sangat rendah. Hanya ada 4 siswa yang

memiliki persepsi tentang kompetensi guru yang sangat kecil, yakni pada

skor antara 43,5-53,5. Begitu juga dengan siswa yang memiliki persepsi

tentang kompetensi guru dengan skor yang sangat tinggi, yakni hanya 4

siswa yan memiliki skor diantara 83,5-93,5.

b. Antusiasme Belajar ( 2C )

Page 99: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

89

Data dari variabel antusiasme belajar diperoleh dari skor hasil

pengisian angket antusiasme belajar. Data yang diperoleh menunjukkan

bahwa skor angket yang tertinggi adalah 97,00 dan nilai terendah adalah

55,00, sedangkan nilai rata-ratnya (mean) adalah 71,82. Data tersebut

dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif sebagaimana yang

terdapat dalam lampiran 13. Berdasarkan lampiran 13 diperoleh deskripsi

data dari variabel antusiasme belajar yang dapat disajikan dalam tabel

berikut ini:

Variab

el

M

a

x

Mi

n

M

e

a

n

Med

i

a

n

Mo

d

u

s

S S

Antusi

as

me

Bel

ajar

97,

0

0

55,

0

0

71,

8

2

70,7

4

68,

0

0

8, 6,

Tabel 4. Deskripsi Data Variabel 2C

Distribusi frekuensi dari data variabel antusiasme belajar dapat dilihat

pada tabel berikut:

Variat f fx Fx 2 f % Fk % -

nai

k

90,5-

99

,5

1 97,00 9.409,00 1,96

%

100,00

81,5-

90

5 426,00 36.334,00 9,80

%

98,04

Page 100: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

90

,5

72,5-

81

,5

15 1.162,00 90.108,00 29,41

%

88,24

63,5-

72

,5

23 1.564,00 106.518,00 45,10

%

58,82

54,5-

63

,5

7 414,00 24.526,00 13,73

%

13,73

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel 2C

Dari tabel distribusi frekuensi variabel 2C di atas dapat diketahui

bahwa skor angket yang memiliki frekuensi tertinggi adalah skor antara

63,5-72,5, sedangkan skor angket yang memiliki skor terendah adalah skor

antara 90,5-99,5. Distribusi variabel 2C dapat digambarkan dalam bentuk

grafik sebagai berikut:

0

5

10

15

20

25

54,5-63,5 63,5-72,5 72,5-81,5 81,5-90,5 90,5-99,5

Interval Kelas

Fre

kuen

si

Gambar 10. Grafik Histogram Variabel 2C

Dari gambar grafik histogram di atas, dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden mempunyai skor antusiasme belajar pada kisaran

63,5-72,5. Skor ini termasuk dalam kategori cukup rendah. Hanya sebagian

Page 101: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

91

kecil saja siswa yang memiliki antusiasme belajar yang tinggi, yakni hanya

satu orang siswa yang memiliki skor antara 90,5-99,5. Siswa yang memiliki

antusiasme belajar yang sangat rendah adalah sebanyak 7 orang siswa.

c. Prestasi Belajar Sosiologi (Y)

Data dari variabel prestasi belajar sosiologi siswa diperoleh dari nilai

rapor siswa khusus untuk mata pelajaran sosiologi semester gasal 2009-

2010. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rapor yang tertinggi

adalah 88,00 dan nilai terendah adalah 65,00, sedangkan nilai rata-ratanya

(mean) adalah 74,43. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik

deskriptif sebagaimana yang terdapat dalam lampiran 13. Berdasarkan

lampiran 13 diperoleh deskripsi data dari variabel persepsi siswa tentang

kompetensi guru yang dapat disajikan dalam tabel berikut ini:

Varia

be

l

Ma

x

Mi

n

Me

a

n

Med

i

a

n

Mo

d

u

s

S S

Presta

si

B

el

aj

ar

S

os

io

lo

gi

88,

0

0

65,

0

0

74,

4

3

73,8

8

67,

0

0

5, 4,

Tabel 6. Deskripsi Data Variabel Y

Page 102: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

92

Distribusi frekuensi dari data variabel persepsi siswa tentang

kompetensi guru dapat dilihat pada tabel berikut:

Variat f Fx Fx 2 f % fk % -

naik

84,5-

89

,5

1 88,00 7.744,00 1,96

%

100,00

79,5-

84

,5

10 815,00 66.439,00 19,61

%

98,04

74,5-

79

,5

13 1.007,00 78.027,00 25,49

%

78,43

69,5-

74

,5

12 860,00 61.654,00 23,53

%

52,94

64,5-

69

,5

15 1.026,00 70.202,00 29,41

%

29,41

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Variabel Y

Dari tabel distribusi frekuensi variabel 3C diatas dapat diketahui

bahwa skor angket yang memiliki frekuensi tertinggi adalah skor antara

64,5-69,5, sedangkan skor angket yang memiliki skor terendah adalah skor

antara 84,5-89,5. Distribusi variabel 3C dapat digambarkan dalam bentuk

grafik sebagai berikut:

Page 103: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

93

02468

10121416

64,5-69,5 69,5-74,5 74,5-79,5 79,5-84,5 84,5-89,5

Interval Kelas

Fre

kuen

si

Gambar 11. Grafik Histogram Variabel Y

Dari gambar grafik histogram diatas, dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden mempunyai prestasi belajar sosiologi yang

termasuk dalam kategori sangat rendah, yaitu pada kisaran 64,5-69,5, yakni

sebanyak 15 siswa. Siswa yang memiliki prestasi belajar yang sangat tinggi,

yakni berkisar antara 84,5-89,5 adalah sebanyak satu siswa.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian persyaratan analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah uji normalitas dan uji linieritas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

dianalisis mempunyai sebaran yang normal atau tidak. Perhitungan uji

normalitas yang didapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru ( 1C )

Langkah pertama yang dilakukan untuk menguji normalitas variabel 1C

adalah membuat tabel rangkuman variabel 1C (lampiran 14), kemudian

dilakukan perhitungan dengan mempergunakan rumus chi-kuadrat. Dari

perhitungan diperoleh hasil 2c = 8,713, dan p = 0,464. Hasil

Page 104: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

94

perhitungan tersebut menunjukkan p > 0,05, maka maka sesuai dengan

kaidah p > 0,050 sebarannya normal dapat dinyatakan bahwa data

variabel 1C berdistribusi normal.

b. Data Antusiasme Belajar Siswa ( 2C )

Langkah pertama yang dilakukan untuk menguji normalitas variabel

2C adalah membuat tabel rangkuman variabel 2C (lampiran 14),

kemudian dilakukan perhitungan dengan mempergunakan rumus chi-

kuadrat. Dari perhitungan diperoleh hasil 2c = 2,105, dan p = 0,990.

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan p > 0,050, maka sesuai dengan

kaidah p > 0,050 sebarannya normal, dapat dinyatakan bahwa data

variabel 2C berdistribusi normal.

c. Data Prestasi Belajar Sosiologi Siswa (Y)

Langkah pertama yang dilakukan untuk menguji normalitas variabel Y

adalah membuat tabel rangkuman variabel Y (lampiran 14), kemudian

dilakukan perhitungan dengan mempergunakan rumus chi-kuadrat. Dari

perhitungan diperoleh hasil 2c = 2,12,720 dan p = 0,079. Hasil

perhitungan tersebut menunjukkan p > 0,050, maka sesuai dengan

kaidah p > 0,050 sebarannya normal, dapat dinyatakan bahwa data

variabel Y berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

a. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru ( 1C )

Terhadap Prestasi Belajar Sosiologi (Y)

Hasil perhitungan uji linieritas antara 1C terhadap Y sebagaimana terdapat

dalam lampiran 15 diperoleh harga F sebesar 0,011 dan p = 0,915.

Didalam lampiran 15 disebutkan bahwa hasil korelasi antara 1C

terhadap Y adalah korelasi kuadratik. Korelasi kuadratik berarti bahwa

Page 105: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

95

setiap penambahan satu variabel 1C akan mengakibatkan penambahan

secara kuadratik pada variabel Y.

b. Pengaruh Antusiasme Belajar ( 2C )Terhadap Prestasi Belajar

Sosiologi (Y)

Hasil perhitungan uji linieritas antara 2C terhadap Y sebagaimana terdapat

dalam lampiran 15 diperoleh harga F sebesar 0,919 dan p = 0,656.00,

maka hubungan 2C terhadap Y berbentuk linier.

C. Pengujian Hipotesis

Setelah syarat-syarat terpenuhi, selanjutnya dapat dilakukan analisis

data untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya

diterima atau ditolak. Hipotesis nihil yang akan diajukan untuk diuji adalah

hipotesis nihil, karena pengujian hipotesis dilakukan secara statistik. Adapun

hipotesis nihil yang akan diajukan antara lain adalah:

4. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa tentang

kompetensi guru terhadap prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X

SMAN 4 Surakarta.

5. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara antusiasme belajar terhadap

prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4 Surakarta.

6. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa tentang

kompetensi guru dan antusiasme belajar terhadap prestasi belajar

sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4 Surakarta.

Adapun analisa data yang dilakukan menghasilkan data sebagai

berikut:

a. Tabulasi Data

Tabulasi data merupakan langkah awal dari analisis data yang hasilnya

disajikan dalam tabel skor angket persepsi siswa tentang kompetensi

guru dan antusiasme belajar (lampiran 10) Hasil perhitungan antara lain

menunjukkan:

Page 106: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

96

N = 51 22SC =266895

1SC = 3550 2SU =284006

2SC = 3663 USC1 = 264420

SU = 3796 USC2 = 273313

21SC = 252726 21CSC = 257114

b. Menghitung persamaan Garis Regresi Linier Ganda

Persamaan garis regresi linier ganda adalah ^

Y = 0b + 11Cb + 22Cb ,

berdasarkan hasil perhitungan sebagaimana yang terdapat dalam

lampiran 16, maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah ^

Y =

54,053 + 0234 ( )1C + 0,056 ( )2C . Persamaan garis regresi tersebut

berarti bahwa prestasi belajar sosiologi (Y) akan meningkat sebesar 0234

yang disebabkan adanya pengaruh peningkatan skor dan juga akan

mengalami peningkatan sebesar 0,056 untuk setiap peningkatan skor

variabel antusiasme belajar ( )2C .

c. Hasil Pengujian Hipotesis

Dalam pengujian penelitian yang berjudul “Pengaruh Persepsi Siswa

Tentang Kompetensi Guru Dan Antusiasme Belajar Terhadap Prestasi

Belajar Pada Siswa Kelas X SMAN 4 Surakarta” ini diperoleh hasil:

1. Perhitungan koefisien regresi variabel persepsi siswa tentang

kompetensi guru ( )1C terhadap prestasi belajar sosiologi (Y), diperoleh

nilai t hitung sebesar 3,590 dan p = 0,001, dengan nilai N = 51. Nilai t tabel

yang diperoleh adalah sebesar 3,505. Berdasarkan hasil tersebut maka

t hitung > t tabel , maka hipotesis nihil yang berbunyi “tidak ada pengaruh

yang signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap

prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4 Surakarta” ditolak

dan hipotesis alternatif yang berbunyi “ada pengaruh yang signifikan

Page 107: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

97

antara persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap prestasi belajar

sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4 Surakarta” diterima.

2. Perhitungan koefisien regresi variabel antusiasme belajar ( )2C terhadap

prestasi belajar sosiologi (Y), diperoleh nilai t hitung sebesar 0,710 dan p =

0,512, dengan nilai N = 51. Nilai t tabel yang diperoleh adalah sebesar

2,010. Berdasarkan hasil tersebut maka t hitung < t tabel , maka hipotesis

yang nihil yang berbunyi “ tidak ada pengaruh yang signifikan antara

antusiasme belajar terhadap prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X

SMAN 4 Surakarta” diterima, dan hipotesis alternatif yang berbunyi “

ada pengaruh yang signifikan antara antusiasme belajar terhadap prestasi

belajar sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4 Surakarta” ditolak.

d. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif

Besarnya kontribusi atau sumbangan perubahan variabel X terhadap

perubahan pada variabel Y ditunjukkan dengan sumbangan relatif (SR) dan

sumbangan efektif (SE). SR menunjukkan berapa persen perubahan variabel

Y yang dipengaruhi perubahan variabel 1C dan 2C , sedangkan SE

menunjukkan berapa persen perubahan variabel Y yang dipengaruhi

perubahan variabel 1C dan 2C secara parsial.

1) r UC1 = 0,488, maka SE 1C terhadap Y = 23,796 %, diinterpretasikan

bahwa variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru memberikan

pengaruh pada variabel prestasi belajar sebesar 23,796 %.

2) r yx2 = 0,279, maka SE 2C terhadap Y = 0,653 %. Jika besar SE kurang

dari 4 %, maka dapat dikatakan bahwa variabel antusiasme belajar tidak

memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar (Bunderson Reigeluth:

1997).

3) r yxx 21 = 0,494, maka SE 1C dan terhadap Y = 24,448%,

diinterpretasikan bahwa variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru

Page 108: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

98

dan antusiasme belajar secara bersama-sama memberikan pengaruh

pada variabel prestasi belajar sebesar 24,448 %.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Setelah dilakukan analisis data untuk pengujian hipotesis kemudian

dilakukan pembahasan hasil analisis data sebagai berikut:

1. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru ( )1C Terhadap

Prestasi Belajar Sosiologi

Hasil analisis data untuk mencari pengaruh antara variabel 1C

terhadap Y diperoleh harga t hitung sebesar 3,590 dan p = 0,001, dengan nilai

N = 51. Nilai t tabel yang diperoleh adalah sebesar 3,505. Berdasarkan hasil

tersebut maka t hitung > t tabel , maka hipotesis yang berbunyi “ada pengaruh

yang signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap

prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4 Surakarta” diterima.

Hal ini berarti bahwa bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap prestasi belajar sosiologi.

Besar pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap prestasi

belajar sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4 Surakarta menunjukkan hasil

sebesar 23,796 %. Hal ini dapat dilihat dari nilai SE 1C terhadap Y yakni

sebesar 23,796 %.

Hasil tersebut dapat diinterpretasikan bahwa variabel persepsi siswa

terhadap kompetensi guru hanya memberikan pengaruh pada variabel

prestasi belajar sebesar 23,796 %. Hasil analisis data ini menunjukkan

bahwasanya prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4

Surakarta dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang kompetensi guru sebesar

23,796.

Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teori Gestalt yang

dikemukakan oleh Wertheimer. Menurut Bimo Walgito (2004: 93), teori

Gestalt ini mula-mula dikemukakan oleh Wertheimer atas kejadian yang

Page 109: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

99

dialaminya pada waktu ia berada di stasiun kereta api yang dinamakan phi-

phenomena, yaitu bahwa dalam seseorang mempersepsi sesuatu tidak hanya

semata-mata tergantung pada stimulus objektif, tetapi individu yang

mempersepsi juga berperan dalam persepsi tersebut. Dalam kaitannya

dengan persepsi siswa tentang kompetensi guru, kita dapat melihat

bahwasanya siswalah yang mempersepsi stimulus dari tenaga pengajar.

Dalam teori tentang persepsi juga disebutkan beberapa hukum tentang

persepsi, diantaranya yaitu:

7) Hukum Pragnanz

Pragnanz berarti penting, meaningsfull, penuh arti atau berarti. Jadi apa

yang dipersepsi itu menurut hukum ini adalah penuh arti, suatu

kebulatan yang mempunyai arti penuh. Hukum ini oleh kaum Gestalt

dipandang sebagai hukum yang pokok.

8) Hukum Figure – Ground

Dalam persepsi dikemukakan adanya dua bagian dalam perceptual field,

yaitu figure yang merupakan bagian yang dominan dan merupakan fokus

perhatian, dan ground yang melatarbelakangi atau melengkapi. Jika

individu mengadakan persepsi sesuatu, apa yang tidak menjadi fokus

dalam persepsi itu akan menjadi fokus dalam persepsi itu akan menjadi

latar belakang atau ground-nya. Antara figure dan gruond dapat pindah

atau bertukar peran satu dengan yang lain, yaitu yang semua ground

dapat menjadi figure, misalnya pada vas Rubin. Hal ini akan bergantung

pada perhatian seseorang dalam mengadakan persepsi itu.

9) Hukum Kedekatan

Hukum ini menyatakan bahwa apabila stimulus itu saling berdekatan

satu dengan yang lain, akan adanya kecenderungan untuk dipersepsi

sebagai suatu keseluruhan atau suatu Gestalt.

Page 110: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

100

10) Hukum Kesamaan (similary)

Hukum ini menyatakan bahwa stimulus atau objek yang sama,

mempunyai kecenderungan untuk dipersepsi sebagai suatu kesatuan atau

sebagai suatu gestalt.

11) Hukum Kontinuitas

Hukum ini menyatakan bahwa stimulus yang mempunyai kontinuitas

satu dengan yang lain, akan terlihat dari ground dan akan dipersepsi

sebagai suatu kesatuan atau keseluruhan.

12) Hukum Kelengkapan atau Ketertutupan (closure)

Hukum ini menyatakan bahwa dalam persepsi adanya kecenderungan

orang mempersepsi sesuatu yang kurang lengkap menjadi lengkap,

sehingga menjadi sesuatu yang penuh arti atau berarti.

Kesemua hukum persepsi di atas menggambarkan bagaimana

seseorang menginterpretasikan stimulus yang ada. Demikian hallnya dengan

seorang siswa yang selalu berinteraksi dengan guru dalam kegiatan belajar

mengajar. Setiap siswa tentunya mempunyai interpretasi atau persepsi

sendiri terhadap semua tingkah laku ataupun kemampuan guru baik didalam

kegiatan belajar mengajar maupun diluar kegiatan belajar mengajar

tentunya. Persepsi siswa ini akan berpengaruh terhadap prestasi belajar

siswa.

Siswa yang mempunyai persepsi negatif tentu akan memiliki respon

yang berbeda dengan siswa yang memiliki persepsi yang positif terhadap

guru-gurunya. Positif dan negatifnya persepsi ini akan berdampak pada

tinggi rendahnya capaian hasil belajar sosiologi siswa. Semakin positif

persepsi siswa tentang kompetensi guru, maka semakin tinggi pula capaian

prestasi belajar sosiologi mereka. Persepsi siswa tentang kompetensi guru

memberikan andil yang cukup besar terhadap tinggi rendahnya capaian

Page 111: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

101

prestasi belajar sosiologi siswa. Positif dan negatifnya atau baik dan

buruknya persepsi siswa akan kompetensi yang dimiliki oleh guru akan

mempengaruhi pikiran siswa terhadap mata pelajaran sosiologi yang

nantinya akan berpengaruh pula pada capaian prestasi belajar sosiologi

siswa.

2. Pengaruh Antusiasme Belajar ( 2C ) Terhadap Prestasi Belajar

Sosiologi

Hasil analisis data untuk mencari pengaruh antara variabel 2C

terhadap Y diperoleh diperoleh nilai t hitung sebesar 0,710 dan p = 0,512,

dengan nilai N = 51. Nilai t tabel yang diperoleh adalah sebesar 2,010.

Berdasarkan hasil tersebut maka t hitung < t tabel , sehingga hipotesis yang

berbunyi “ada pengaruh yang signifikan antara antusiasme belajar terhadap

prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4 Surakarta” ditolak.

Jika dilihat dari hasil matriks interkorelasi, variabel antusiasme belajar

memiliki korelasi dengan variabel prestasi belajar sosiologi. Hal ini dapat

dilihat dari nilai r yx2 sebesar 0,279, akan tetapi jika dilihat dari pengaruh

antara variabel antusiasme belajar terhadap variabel prestasi belajar

sosiologi pengaruhnya tidak begitu terasa karena besar pengaruhnya masih

kurang dari 4 %.

Besar pengaruh antara antusiasme belajar terhadap prestasi belajar

sosiologi dapat dilihat dari nilai SE 2C terhadap Y yang diperoleh yakni

sebesar 0,653 %. Hasil tersebut diatas dapat diinterpretasikan bahwa

variabel antusiasme belajar tidak memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap variabel prestasi belajar. Tinggi rendahnya antusiasme belajar pada

siswa kelas X SMAN 4 Surakarta pada kenyataannya tidak memberian

pengaruh terhadap capaian prestasi belajar sosiologi mereka.

Didalam kegiatan belajar mengajar, prestasi belajar merupakan tolak

ukur berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar. Sebagaimana yang disebutkan oleh Murray pada teori

Page 112: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

102

kebutuhannya dalam Bimo Walgito (2004: 230) bahwasanya prestasi adalah

sebuah motif yang berkaitan dengan memperoleh prestasi yang baik,

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, serta mengerjakan tugas-

tugas secepat mungkin dan sebaik-baiknya. Motif berprestasi inilah yang

seharusnya menimbulkan antusiasme belajar yang tinggi dalam diri siswa

sehingga dapat mencapai prestasi belajar sosiologi yang tinggi pula, namun

dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa antusiasme yang timbul dalam

diri siswa tidak memberikan pengaruh pada prestasi belajar sosiologi siswa.

Dalam penelitian ini, dimungkinkan bahwasanya antusiasme belajar

yang terdapat dalam diri siswa tidak dapat terukur secara jelas. Antusiasme

belajar yang ada didalam diri siswa bisa jadi tercampur dengan faktor lain,

seperti misalnya motivasi belajar atau motivasi untuk berprestasi.

Antusiasme belajar siswa yang terlalu tinggi juga bisa menyebabkan logika

berfikir siswa menjadi berkurang. Hal ini tentunya akan beakibat pada

kurangnya penalaran siswa dalam menjawab soal-soal dari guru, yang

merupakan tolak ukur dari penilaian kognitif siswa.

3. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru ( )1C dan

Antusiasme Belajar ( 2C ) Terhadap Prestasi Belajar Sosiologi

Hasil analisis data untuk mencari pengaruh antara variabel 1C dan 2C

terhadap Y diperoleh SE 1C dan SE 2C secara bersama-sama terhadap Y

yakni sebesar 24,448 %. Hasil ini diinterpretasikan bahwa variabel persepsi

siswa tentang kompetensi guru dan variabel antusiasme belajar memberikan

pengaruh pada variabel prestasi belajar sebesar 24,448 %. Hasil analisis data

ini menunjukkan bahwasanya prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X

SMAN 4 Surakarta dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang kompetensi

guru dan antusiasme belajar siswa sebesar 24,448 %. Dalam hal ini, variabel

persepsi siswa tentang kompetensi guru memiliki pengaruh yang lebih besar

jika dibandingkan dengan variabel antusiasme belajar.

Page 113: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

103

Hasil sumbangan efektif tersebut menunjukkan bahwa persepsi siswa

tentang kompetensi guru disertai dengan antusiasme belajar yang tinggi

memberikan pengaruh besar terhadap capaian hasil prestasi belajar sosiologi

siswa. Semakin baik persepsi siswa tentang kompetensi guru belajar akan

membuat siswa semakin menyukai mata pelajaran yang diajarkan oleh

gurunya sehingga prestasi belajar sosiologi siswa akan semakin baik pula.

Terkait dengan antusiasme belajar, dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa

pengaruh antara antusiasme belajar siswa terhadap capaian prestasi belajar

sosiologi tidak begitu terasa. Idealnya bahwa antusiasme belajar atau

semangat belajar yang tinggi akan berpengaruh terhadap prestasi belajar

sosiologi, namun dalam penelitian ini tidak dapat dirasakan adanya pengaruh

yang berarti.

Berkaitan dengan variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru dan

antusiasme belajar, peneliti mempergunakan teori belajar Humanistik.

Seperti yang dikemukakan oleh Asri Budiningsih dalam bukunya “Belajar

Dan Pembelajaran” (2008: 68), teori Humanistik ini beranggapan bahwa

proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan

memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik

sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori

kepribadian, dan psikoterapi, daripada bidang kajian psikologi belajar. Teori

belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk

membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam

bentuk yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada

pengertian belajar dalam bentuknya yang paling ideal daripada pemahaman

tentang proses belajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini

dikaji oleh teori-teori belajar lainnya.

Dalam kaitannya dengan prestasi belajar tidak hanya dilihat capaian

hasil belajar secara kognitif semata, melainkan juga melihat kondisi pribadi

siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar. Seperti misalnya

memperhatikan bagaimana rasa semangat siswa atau antusiasme belajar

siswa serta persepsi siswa tentang kompetensi yang dimiliki oleh guru itu

Page 114: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

104

sendiri, karena pada dasarnya aliran humanistik ini mementingkan manusia

sebagai pribadi yang bulat; mementingkan peranan kognitif dan afektif;

mengutamakan terjadinya akualisasi diri dan self konsep; mengutamakan

persepsi subjektif yang dimiliki tiap individu; mengutamakan kemampuan

menentukan tingkah laku sendiri; serta mengutamakan insight (pengertian).

Dari kedua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sosiologi yang

diteliti oleh peneliti, dapat dilihat bahwa faktor persepsi siswa tentang

kompetensi guru memiliki pengaruh yang lebih besar jika dibandingkan

dengan antusiasme belajar. Tingginya persepsi siswa tentang kompetensi

guru akan menyebabkan tingginya capaian prestasi belajar sosiologi siswa.

Disamping itu, persepsi siswa relatif lebih susah untuk diubah dibandingkan

dengan antusiasme belajar yang cenderung susah untuk dipertahankan.

Siswa dapat saja memiliki antusiasme belajar yang tinggi, namun dapat saja

berubah menjadi rendah. Faktor inilah yang mungkin menyebabkan faktor

persepsi siswa tentang kompetensi guru memiliki pengaruh yang lebih besar

jika dibandingkan dengan antusiasme belajar.

Selain variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru dan antusiasme

belajar diteliti, tentunya masih ada banyak faktor lain yang dapat

mempengaruhi tinggi rendahnya capaian prestasi belajar sosiologi siswa.

Hal ini ditunjukkan oleh besarnya sumbangan efektif variabel persepsi siswa

tentang kompetensi guru bersama-sama dengan variabel antusiasme belajar

yakni hanya sebesar 24,448 %. Ini berarti bahwa masih terdapat 76,204 %

lagi faktor lain yang mempengaruhi capaian hasil prestasi belajar sosiologi

siswa. Faktor-faktor lain tersebut merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar sosiologi siswa yang tidak diteliti oleh

peneliti.

Page 115: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

105

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipótesis yang telah dilakukan, maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Persepsi siswa tentang kompetensi guru ( 1C ) mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap prestasi belajar sosiologi (Y), maka semakin

tinggi persepsi siswa tentang kompetensi guru, semakin tinggi pula

prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4 Surakarta.

Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh yang

signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap

prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4 Surakarta”,

diterima.

2. Antusiasme belajar ( 2C ) kurang berpengaruh terhadap prestasi belajar

sosiologi (Y), namun terdapat hubungan positif yang signifikan antara

antusiasme belajar dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X

SMAN 4 Surakarta.

3. Persepsi siswa tentang kompetensi guru ( 1C ) dan antusiasme belajar

( 2C )secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap prestasi belajar sosiologi (Y), sehingga hipotesis yang berbunyi

“Ada pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi

guru dan antusiasme belajar terhadap prestasi belajar sosiologi pada

siswa kelas X SMAN 4 Surakarta”, diterima.

4. SE 1C terhadap Y = 23,796 %, diinterpretasikan bahwa variabel

persepsi siswa tentang kompetensi guru ( 1C ) memberikan pengaruh

pada variabel prestasi belajar sosiologi (Y) sebesar 23,796 % (24 %).

5. SE 2C terhadap Y = 0,653 %, diinterpretasikan bahwa variabel

antusiasme belajar ( 2C ) memberikan pengaruh pada variabel prestasi

Page 116: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

106

belajar sosiologi (Y) sebesar 0,653 %. Pengaruh sebesar 0,653 % (1 %)

dinilai memberikan pengaruh yang tidak begitu terasa atau sangat kecil.

6. SE 1C dan 2C terhadap Y = 24,448%, diinterpretasikan bahwa variabel

persepsi siswa tentang kompetensi guru ( 1C ) dan antusiasme belajar

( 2C ) memberikan pengaruh pada variabel prestasi belajar sebesar

24,448 % (24 %). Masih terdapat 76,204 % atau sebesar 76 % yang

berasal dari faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar sosiologi siswa

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan kesimpulan hasil penelitian tersebut di atas,

maka selanjutnya dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai

berikut:

1. Dengan adanya pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang

kompetensi guru terhadap prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X

SMAN 4 Surakarta, maka dapat memberikan gambaran pada pihak-

pihak terkait, terutama para guru sosiologi untuk senantiasa

meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. Perubahan yang dilakukan

diantaranya adalah perubahan sikap atau perilaku melalui kinerja yang

lebih profesional sehingga para siswa dapat memiliki persepsi yang baik

tentang kompetensi yang dimiliki oleh guru-gurunya. Positif atau

negatifnya persepsi yang diberikan oleh siswa terhadap guru mata

pelajaran sosiologi akan berpengaruh besar terhadap capaian prestasi

belajar sosiologi siswa. Persepsi yang positif dari siswa tentang

kompetensi yang dimiliki oleh gurunya akan membuat siswa

menyenangi pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Sikap menyukai dan

rasa senang terhadap guru dan terhadap mata pelajaran yang diberikan

oleh guru dapat menghasilkan prestasi belajar sosiologi yang baik pula.

Persepsi siswa pun seharusnya tidak bersifat permanen, melainkan

Page 117: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

107

bersifat lebih dinamis sehingga jika siswa memiliki persepsi yang negatif

tentang kompetensi gurunya masih dapat berubah menjadi postif.

2. Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara antusiasme belajar

terhadap prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4

Surakarta, bukan berarti bahwa seorang siswa tidak perlu memiliki

semangat belajar atau antusiasme belajar yangt tinggi. Bagi pihak-pihak

terkait, terutama bagi siswa tentunya harus tetap memiliki antusiasme

belajar yang tinggi dalam belajar sehingga dapat memperoleh hasil

maksimal dalam belajar. Dewan guru pun juga harus mampu

membangkitkan semangat atau antusiasme belajar yang tinggi pada diri

siswanya sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang penuh

antusias dan menyenangkan.

3. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas X SMAN 4 Surakarta sepeti

adanya faktor persepsi siswa tentang kompetensi guru dan antusiasme

belajar serta faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti, diharapkan

semua pihak dapat lebih mudah dalam meningkatkan prestasi belajar

sosiologi siswa.

C. Saran

1. Bagi Kepala Sekolah SMAN 4 Surakarta

Kepala sekolah hendaknya dapat bekerja sama dengan dewan guru,

khususnya guru mata pelajaran sosiologi untuk dapat menimbulkan

persepsi positif siswa tentang kompetensi yang dimiliki oleh guru serta

berusaha membangkitan antusiasme belajar yang tinggi didalam diri

siswa. Kepala sekolah juga harus selalu berusaha memantau dan

meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh para guru. Persepsi positif

siswa terhadap kompetensi guru serta rasa antusiasme belajar yang tinggi

akan membuat siswa merasa nyaman dan senang dalam mengikuti

pelajaran sehingga dapat memperoleh prestasi belajar sosiologi yang

baik.

Page 118: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

108

2. Bagi Guru SMAN 4 Surakarta

Bagi para guru, khususnya guru mata pelajaran sosiologi hendaknya selalu

meningkatkan kualitas diri baik itu kompetensi paedagogik, kompetensi

pribadi, kompetensi sosial, maupun kompetensi profesional termasuk

diantaranya kemampuan untuk meningkatkan antusiasme belajar siswa

sehingga siswa dapat memiliki persepsi positif terhadap kompetensi

yang dimiliki oleh guru.

3. Bagi Siswa SMAN 4 Surakarta

Para siswa hendaknya menyadari bahwa di dalam kegiatan belajar mengajar

tetap diperlukan rasa antusiasme belajar yang tinggi walaupun tidak

begitu berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi. Seorang siswa

juga harus senantiasa mempunyai pikiran yang positif terhadap para guru

serta memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap kompetensi guru

sehingga dapat meningkatkan hasil capaian prestasi belajar mereka,

terutama mata pelajaran sosiologi.

4. Bagi Prodi Pendidikan Sosiologi-Antropologi Universitas Sebelas Maret

Bagi Prodi Sosiologi-Antropologi hendaknya dapat terus menghasilkan

lulusan yang berkualitas, sehingga dapat menciptakan calon guru yang

handal dan berkompeten di bidangnya.

5. Bagi Peneliti Dan Peneliti Lainnya

Penelitian ini hendaknya dijadikan pelajaran, sehingga dapat

menyempurnakan penelitian yang selanjutnya.Diharapkan juga kepada

peneliti lain agar dapat melakukan penelitian serupa dengan pendekatan

yang lain atau dengan mempergunakan pendekatan kualitatif.

Page 119: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

107

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Asri Budiningsih. 2008. Belajar Dan Pemelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bimo Walgito. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset

Bermawi Munthe. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Bahrein T. Sugihen, MA. 1995. Sosiologi Pedesaan (Suatu Pengantar).

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Departemen Pendidikan & Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Gino, dkk. 1993. Belajar Pembelajaran I. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Hamzah B. Uno. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. 2006. Panduan

Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. Sekretariat Jendral MPR RI

Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Ngalim Purwanto. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik. 2009. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Pangestu Subagyo dan Djarwanto. 2005. Statistik Induktif Edisi Ke Lima.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Purwanto. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi Dan Pendidikan.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Robertus Angkowo & A. Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta:

PT. Grasindo.

Saifuddin Azwar. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Offset.

Saiful Sagala. 2003. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Page 120: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

108

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Sudirman. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung : Remaja Karya CV

Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Sukardi. 2002. Statistika. Surakarta : UNS Press.

Sumadi Suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Sutrisno Hadi. 2004. Statistika, Jilid II. Yogyakarta: Penerbit Andi

Syaiful Bahri Damarah. 1994. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya:

Usaha Nasional.

Tentrem Widodo. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Surakarta: UPT Penerbitan

dan Pencetakan UNS.

Tri Rusmi Widayatun. 1999. Ilmu Perilaku Buku Pegangan Mahasiswa AKPER.

Jakarta: CV. INFOMEDIKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru

dan Dosen

Walpole, Ronald E. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama

http://mymindmydestiny.blogspot.com/2009/04/antusiasme-seni-mendengarkan-

dan-humor.html diakses pada tanggal 3 januari pk. 12.32 WIB

http://rasto.wordpress.com/2008/01/31/kompetensi-guru/ diakses pada tanggal

11 januari 2010 Pk. 18.25 WIB

http://suciptoajisaka.com/2008/05/16/antusiasme-rahasia-keberhasilan-yang-

jarang-dikenal/ diakses pada tanggal 3 januari pk 12.40 WIB

http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/

diakses pada tanggal 11 januari 2010 Pk. 18.19 WIB

http://www.google.co.id/search?hl=id&rlz=1G1GGLQ_IDID338&q=antusiasme+sis

wa+dalam+belajar+adalah&start=40&sa=N diakses pada tanggal 3 januari

pk 12.36\

http://dianherlinawati.com/2010/01/31/definisi-sosiologi-menurut-beberapa-

ahli/, diakses pada tanggal 27 Juni 2010 pk. 17.05

Page 121: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI …/Pengaruh...SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 4 SURAKARTA Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

109

http://definisi-pengertian.blogspot.com/2009/11/pengertian-persepsidefinisi-

persepsi.html diakses pada tanggal 27 Juni 2010 pk. 17.10